STUDI INSTALASI PENERANGAN SWISS-BELHOTEL BORNEO SAMARINDA LANTAI 1 SAMPAI LANTAI 5
TUGAS AKHIR
Oleh :
DEDY JUNIANSYAH NIM 14612016
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK 2017
STUDI INSTALASI PENERANGAN SWISS-BELHOTEL BORNEO SAMARINDA LANTAI 1 SAMPAI LANTAI 5
Diajukan sebagai persyaratan untuk memenuhi derajat Ahli Madya (Amd) pada Program Studi Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Samarinda
Oleh :
DEDY JUNIANSYAH NIM 14612016
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK 2017
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: Dedy Juniansyah
NIM
: 14612016
Jurusan
: Teknik Elektro
Program Studi
: Teknik Listrik
Jenjang
: Diploma III
Judul Tugas Akhir
: Studi Instalasi Penerangan Swiss-Belhotel Borneo Samarinda Lantai 1 Sampai Lantai 5
Dengan ini menyatakan bahwa Laporan Tugas Akhir ini adalah hasil karya saya sendiri dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Jika dikemudian hari terbukti ditemukan unsur plagiarisme dalam Laporan Tugas Akhir ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Samarinda, 7 Juli 2017
Dedy Juniansyah NIM. 14612016
ii
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING STUDI INSTALASI PENERANGAN SWISS-BELHOTEL BORNEO SAMARINDA LANTAI 1 SAMPAI LANTAI 5 NAMA
: DEDY JUNIANSYAH
NIM
: 14 612 016
JURUSAN
: TEKNIK ELEKTRO
PROGRAM STUDI
: TEKNIK LISTRIK
JENJANG STUDI
: DIPLOMA III Laporan Tugas Akhir ini telah disahkan Pada tanggal 11 Juli 2017 Menyetujui:
Pembimbing I,
Pembimbing II,
Ir. H. Bahtiar, MT
Rusda, ST., MT
NIP. 19611223 199003 1 002
NIP. 19700527 199601 2 001
Mengesahkan, Direktur Politeknik Negeri Samarinda
Ir. H. Ibayasid, M.Sc NIP. 19590303 198903 1 002 Lulus Ujian Tanggal : 11 Juli 2017
iii
HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI STUDI INSTALASI PENERANGAN SWISS-BELHOTEL BORNEO SAMARINDA LANTAI 1 SAMPAI LANTAI 5 NAMA
: DEDY JUNIANSYAH
NIM
: 14612016
JURUSAN
: TEKNIK ELEKTRO
PROGRAM STUDI
: TEKNIK LISTRIK
JENJANG STUDI
: DIPLOMA III
Laporan Tugas Akhir ini telah diuji dan disetujui Pada tanggal, 11 Juli 2017 Dewan Penguji: Penguji I, Nama : L. Handri Gunanto, ST., MT NIP : 19630107 199103 1 001 Penguji II, Nama : Ir. H. Masing, MT NIP : 19681231 199403 1 014 Penguji III, Nama : Sunu Pradana, ST., M ENG NIP : 19780108 200604 1 002 Mengetahui: Ketua Jurusan Teknik Elektro
Ketua Program Studi D3 Teknik Listrik
Ir. Bustani, MT NIP. 19610712 199303 1 003
Rusdiansyah, ST., MT NIP.19600727 198903 1 002
iv
ABSTRAK
Dedy Juniansyah, Studi Instalasi Penerangan Swiss-Belhotel Borneo Samarinda Lantai 1 Sampai Lantai 5 (dibimbing oleh Bapak Ir. H. Bahtiar sebagai pembimbing I dan Ibu Rusda, sebagai pembimbing II). Instalasi Penerangan bertujuan untuk menghasilkan energi cahaya yang dapat memberikan sebanyak mungkin cahaya pada setiap watt energi yang dialirkan. Apabila dilihat dari lingkungan dan penggunaan penerangan listrik dibagi dua yaitu penerangan indoor dan penerangan outdoor. Dimana penerangan indoor lebih membutuhkan penyinaran atau pemancaran yang lebih optimal dibandingnkan dengan penerangan outdoor, karena penerangan indoor dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti warna langit-langit, warna dinding, warna bidang kerja, tinggi ruangan, bentuk ruangan dan lain-lain. Oleh karena itu terciptanya suatu sistem instalasi listrik yang baik dan sesuai standar penggunaan maka haruslah memenuhi ketentuan-ketentuan ataupun syarat-syarat yang sudah ditetapkan, yaitu pembagian beban yang harus seimbang, penentuan kuat penerangan di dalam ruangan harus sesuai. Penentuan kuat penerangan ini harus disesuaikan dengan objek yang akan diterangi. Penerangan yang digunakan diatas sangat diperlukan. Dengan demikian perlu diperhatikan kuat penerangannya, yaitu harus dapat mencapai nilai yang telah di tentukan agar hasilnya dapat memberikan suasana yang lebih menyenangkan. Penentuan intensitas penerangan suatu ruangan ditentukan berdasarkan fungsi dari ruanagan tersebut, sedangkan untuk menentukan jumlah lampu yang diperlukan, maka terlebih dahulu mengetahui panjang ruangan, lebar ruangan, tinggi ruangan dan tinggi bidang kerja bila ada, sehingga dapat menentukan dengan tepat kebutuhan lampunya. Kata kunci : Instalasi Penerangan, Jumlah Lampu
v
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat, Taufik serta Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaiakan tugas akhir ini. Adapun judul tugas akhir ini adalah “STUDI INSTALASI PENERANGAN SWISS-BELHOTEL BORNEO SAMARINDA LANTAI 1 SAMPAI LANTAI 5” Tujuan dari penyusunan tugas akhir ini adalah membandingkan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah dan mengaplikasikannya kelapangan serta sebagai persyaratan untuk menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Samarinda. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas akhir ini tidak lepas dari kekurangan dan kesalahan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik serta saran-saran yang membangun dari pembaca sekalian, sehingga tugas akhir ini menjadi berguna dan bermanfaat. Tugas akhir ini dapat terselesaikan tidak lepas dari bantuan, saran dan kritik dari berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung. Oleh sebab itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1. Bapak Ir.H.Ibayasid,M.Sc selaku direktur Politeknik Negeri Samarinda. 2. Bapak Ir.Bustani,MT. selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro. 3. Bapak Subir,ST.,MT. selaku Sekertaris Jurusan Teknik Elektro. 4. Bapak Rusdiansyah,ST.,MT. Selaku Ketua Prodi Diploma 3 Jurusan Teknik Elektro.
vi
5. Kepada kedua Orang Tua Bahar dan Sanawati beserta keluarga tercinta yang telah memberikan banyak dorongan, moral maupun materi, doa dan perhatian sehingga penulisan tugas akhir ini dapat terselesaikan. 6. Kepada Koordinator Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Samarinda. 7. Bapak Ir.H.Bahtiar,MT. selaku pembimbing I yang telah membimbing dan meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan pengarahan pada penulis. 8. Ibu Rusda,ST.,MT. selaku pembimbing II yang telah membimbing dan meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan pengarahan pada penulis. 9. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Teknik Elektro yang memberikan bimbingan dan nasehat yang bermanfaat dan mendukung dalam proses belajar mengajar dan administrasi selama perkuliahan. 10. Seluruh pegawai HOTEL SWISS-BELHOTEL BORNEO SAMARINDA khususnya bagian engenering yang telah banyak membantu menyelesaikan tugas akhir. 11. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Teknik Elektro yang memberikan bimbingan dan nasehat yang bermanfaat dan mendukung dalam proses belajar mengajar dan administrasi selama perkuliahan. 12. Teman – Teman sekelas yang selalu memberikan semangat dan waktu untuk sharing dan saling tukar pikiran. Harapan penulis Laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat sebagai referensi bagi mahasiswa dalam proses pembelajaran, bermanfaat pula bagi para pembaca lainnya. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan Laporan vii
Tugas Akhir ini, oleh karena itu penulis berharap adanya masukan-masukan serta saran dari berbagai pihak agar Laporan Tugas Akhir ini dapat lebih baik. Akhir kata semoga Laporan Tugas Akhir ini yang dibuat penulis dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua.
Samarinda, 7 Juli 2017
Penulis
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ....................................................... iii HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI ............................................................... iv ABSTRAK .............................................................................................................. v KATA PENGANTAR ............................................................................................. vi DAFTAR ISI ........................................................................................................... ix DAFTAR TABEL ................................................................................................... xiv DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. xvii BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1 1.2 Latar Belakang ................................................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 2 1.3 Tujuan Penulisan .............................................................................................. 2 1.4 Manfaat dan Kegunaan ..................................................................................... 3 1.5 Batasan Masalah ............................................................................................... 3 1.6 Sistematika Penulisan ....................................................................................... 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 5 2.1 Pengertian Instalasi Penerangan ....................................................................... 5 2.1.1 Prinsip Dasar Instalasi Listrik ................................................................ 5 2.1.2 Ketentuan Rancangan Instalasi Listrik ........................................,.......... 7 2.2 Instalasi Penerangan ......................................................................................... 9 2.2.1 Satuan-Satuan Dalam Instalasi Penerangan ........................................... 9 2.2.2 Intensitas Cahaya ................................................................................... 9
ix
2.2.3 Flux Cahaya ............................................................................................ 10 2.2.4 Intensitas Peneranagan ............................................................................ 11 2.2.5 Luminansi ................................................................................................ 12 2.3 Cara Menghitung Penerangan Dalam ................................................................ 13 2.3.1 Intensitas Penerangan .............................................................................. 14 2.3.2 Efisiensi Penerangan ............................................................................... 18 2.3.3 Efisiensi Armatur .................................................................................... 19 2.3.4 Faktor – Faktor Refleksi .......................................................................... 20 2.3.5 Indeks Ruangan atau Indeks Bentuk ....................................................... 21 2.3.6 Faktor Penyusutan dan Faktor Depresiasi ............................................... 21 2.4 Sistem Penerangan dan Armatur ............................................................ ........... 22 2.4.1 Armatur .................................................................................................... 23 2.4.2 Tipe -Tipe Penerangan ............................................................................ 24 2.4.3 Menentukan Jumlah Armatur .................................................................. 28 2.4.4 Menentukan Jumlah Lampu .................................................................... 28 2.5 Komponen Instalasi Penerangan ....................................................................... 29 2.5.1 Pengaman ................................................................................................. 30 2.5.1.1 MCB (Miniatur Circuit Breaker) ................................................ 31 2.5.1.2 MCCB (Moulded Case Circuit Breaker) .................................... 33 2.5.1.3 ACB (Air Circuit Breaker) ......................................................... 34 2.5.2 Penghantar ............................................................................................... 35 2.5.2.1 Kabel ........................................................................................... 36 2.5.2.2 Jenis – Jenis Kabel ...................................................................... 37 2.5.2.3 Luas Penampang Penghantar ...................................................... 38 2.5.2.4 Kemampuan Hantar Arus (KHA) ............................................... 39
x
2.5.3 Macam - Macam Lampu Listrik .............................................................. 40 2.5.3.1 Lampu Fluoresen / TL .................................................................. 41 2.5.3.2 Lampu LED .................................................................................. 42 2.5.4 Sakelar ...................................................................................................... 44 2.5.4.1 Sakelar Tunggal ............................................................................ 44 2.5.4.2 Sakelar Seri ................................................................................... 45 2.5.4.1 Saklar Tukar ................................................................................. 45 2.5.5 Kotak Kontak ............................................................................................ 46 2.5.6 Armatur ..................................................................................................... 47 2.5.7 Pipa Instalasi ............................................................................................. 47 2.5.7.1 Pipa Union .................................................................................... 48 2.5.7.2 Pipa Paralon atau PVC ................................................................. 48 2.5.7.3 Pipa Fleksibel ............................................................................... 49 2.5.8 Perlengkapan Hubung Bagi ...................................................................... 50 2.5.9 Pembagian Beban ...................................................................................... 51 BAB III METODELOGI PENELITIAN ................................................................. 54 3.1 Waktu dan Lokasi ............................................................................................. 54 3.2 Jenis dan Sumber Data ..................................................................................... 54 3.3 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................... 54 3.4 Desain Penelitian .............................................................................................. 64 3.5 Analisa Data ..................................................................................................... 65 3.6 Data - Data Lapangan ....................................................................................... 57 BAB IV PEMBAHASAN ....................................................................................... 66 4.1 Penetuan Jumlah Titik Lampu ......................................................................... 67 4.1.1 Ruangan Pada Lantai 1 ............................................................................ 67
xi
4.1.2 Ruangan Pada Lantai 2 ............................................................................ 70 4.1.3 Ruangan Pada Lantai 3 ............................................................................ 72 4.1.4 Ruangan Pada Lantai 4 dan Lantai 5 ....................................................... 74 4.2 Jumlah Beban dan Total Beban Setiap Ruangan .............................................. 95 4.2.1 Jumlah Beban dan Total Beban Lantai 1 ................................................. 95 4.2.2 Jumlah Beban dan Total Beban Lantai 2 ................................................. 95 4.2.3 Jumlah Beban dan Total Beban Lantai 3 ................................................. 95 4.2.4 Jumlah Beban dan Total Beban Lantai 4 dan Lantai 5 ............................ 96 4.3 Menentukan Pengaman dan Penghantar ........................................................... 118 4.3.1 Pengaman dan Penghantar Sirkit Akhir Pada Lantai 1 ............................ 118 4.3.2 Pengaman dan Penghantar Sirkit Akhir Pada Lantai 2 ............................ 119 4.3.3 Pengaman dan Penghantar Sirkit Akhir Pada Lantai 3 ............................ 121 4.3.4 Pengaman dan Penghantar Sirkit Akhir Pada Lantai 4 dan Lantai 5 ....... 122 4.4 Pengaman dan Penghantar Cabang ................................................................... 133 4.4.1 Pengaman dan Penghantar Cabang Pada Lantai 1 ................................... 133 4.4.2 Pengaman dan Penghantar Cabang Pada Lantai 2 ................................... 134 4.4.3 Pengaman dan Penghantar Cabang Pada Lantai 3 ................................... 135 4.4.4 Pengaman dan Penghantar Cabang Pada Lantai 4 dan Lantai 5 .............. 136 4.5 Pengaman dan Penghantar Group ..................................................................... 139 4.5.1 Pengaman dan Penghantar Group Pada Lantai 1 ..................................... 139 4.5.2 Pengaman dan Penghantar Group Pada Lantai 2 ..................................... 140 4.5.3 Pengaman dan Penghantar Group Pada Lantai 3 ..................................... 141 4.5.4 Pengaman dan Penghantar Group Pada Lantai 4 dan Lantai 5 ................ 142 BAB V PENUTUP ................................................................................................... 145 5.1 Simpulan ........................................................................................................... 145
xii
5.2 Saran-Saran ........................................................................................................ 146 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Standar Luminansi Pada Bidang Kerja Menurut IES .............................. 13 Tabel 2.2 Standar Penerangan dalam Ruangan ....................................................... 15 Tabel 2.3 Efisiensi Penerangan ............................................................................... 19 Tabel 2.4 Faktor-Faktor Refleksi ............................................................................ 20 Tabel 2.5 Sistem Penerangan .................................................................................. 23 Tabel 2.6 Arus Pengenal MCB ............................................................................... 33 Tabel 2.7 Arus Pengenal MCCB ............................................................................. 34 Tabel 2.8 Arus Pengenal ACB ................................................................................ 35 Tabel 2.9 KHA Kabel NYM ................................................................................... 39 Tabel 2.10 KHA Kabel NYY .................................................................................. 40 Tabel 2.11 Perbandingan Lumen dan Efisiensi Lampu ........................................... 43 Tabel 3.1 Data Ruangan Lantai 1 ............................................................................ 57 Tabel 3.2 Data Ruangan Lantai 2 ............................................................................ 59 Tabel 3.3 Data Ruangan Lantai 3 ............................................................................ 60 Tabel 3.4 Data Ruangan Lantai 4 ............................................................................ 62 Tabel 3.5 Data Ruangan Lantai 5 ............................................................................ 64 Tabel 4.1 Jumlah Armatur Pada Ruangan Lantai 1 .................................................. 78 Tabel 4.2 Jumlah Armatur Pada Ruangan Lantai 2 .................................................. 80 Tabel 4.3 Jumlah Armatur Pada Ruangan Lantai 3 .................................................. 81 Tabel 4.4 Jumlah Armatur Pada Ruangan Lantai 4 .................................................. 83 Tabel 4.5 Jumlah Armatur Pada Ruangan Lantai 5 .................................................. 85 Tabel 4.6 Perbandingan Jumlah Lampu / Armatur Hasil Penghitungan Dengan Data lapangan Pada Lantai 1 ............................................................................................. 87
xiv
Tabel 4.7 Perbandingan Jumlah Lampu / Armatur Hasil Penghitungan Dengan Data lapangan Pada Lantai 2 ............................................................................................. 88 Tabel 4.8 Perbandingan Jumlah Lampu / Armatur Hasil Penghitungan Dengan Data lapangan Pada Lantai 3 ............................................................................................. 89 Tabel 4.9 Perbandingan Jumlah Lampu / Armatur Hasil Penghitungan Dengan Data lapangan Pada Lantai 4 ............................................................................................. 91 Tabel 4.10 Perbandingan Jumlah Lampu / Armatur Hasil Penghitungan Dengan Data lapangan Pada Lantai 5 ............................................................................................. 93 Tabel 4.11 Jumlah Beban dan Total Beban Setiap Ruangan Lantai 1 ..................... 97 Tabel 4.12 Jumlah Beban dan Total Beban Setiap Ruangan Lantai 2 ..................... 99 Tabel 4.13 Jumlah Beban dan Total Beban Setiap Ruangan Lantai 3 ..................... 100 Tabel 4.14 Jumlah Beban dan Total Beban Setiap Ruangan Lantai 4 ..................... 102 Tabel 4.15 Jumlah Beban dan Total Beban Setiap Ruangan Lantai 5 ..................... 104 Tabel 4.16 Perbandingan Jumlah Beban dan Total Beban Hasil Penghitungan dan Data Lapangan Tiap Ruangan Lantai 1 ............................................................................ 106 Tabel 4.17 Perbandingan Jumlah Beban dan Total Beban Hasil Penghitungan dan Data Lapangan Tiap Ruangan Lantai 2 ............................................................................. 108 Tabel 4.18 Perbandingan Jumlah Beban dan Total Beban Hasil Penghitungan dan Data Lapangan Tiap Ruangan Lantai 3 ............................................................................. 109 Tabel 4.19 Perbandingan Jumlah Beban dan Total Beban Hasil Penghitungan dan Data Lapangan Tiap Ruangan Lantai 4 ............................................................................. 112 Tabel 4.20 Perbandingan Jumlah Beban dan Total Beban Hasil Penghitungan dan Data Lapangan Tiap Ruangan Lantai 5 ............................................................................. 115 Tabel 4.21 Pengaman dan Penghantar Sirkit Akhir Pada Lantai 1 ........................... 124 Tabel 4.22 Pengaman dan Penghantar Sirkit Akhir Pada Lantai 2 ........................... 126
xv
Tabel 4.23 Pengaman dan Penghantar Sirkit Akhir Pada Lantai 3 ........................... 127 Tabel 4.24 Pengaman dan Penghantar Sirkit Akhir Pada Lantai 4 ........................... 129 Tabel 4.25 Pengaman dan Penghantar Sirkit Akhir Pada Lantai 5 ........................... 131 Tabel 4.26 Pengaman dan Penghantar Cabang Pada Lantai 1 .................................. 137 Tabel 4.27 Pengaman dan Penghantar Cabang Pada Lantai 2 ................................. 137 Tabel 4.28 Pengaman dan Penghantar Cabang Pada Lantai 3 .................................. 137 Tabel 4.29 Pengaman dan Penghantar Cabang Pada Lantai 4 ................................. 138 Tabel 4.30 Pengaman dan Penghantar Cabang Pada Lantai 5 ................................. 138 Tabel 4.31 Pengaman dan Penghantar Group Pada Lantai 1 ................................... 143 Tabel 4.32 Pengaman dan Penghantar Group Pada Lantai 2 ................................... 143 Tabel 4.33 Pengaman dan Penghantar Group Pada Lantai 3 ................................... 143 Tabel 4.34 Pengaman dan Penghantar Group Pada Lantai 4 ................................... 144 Tabel 4.35 Pengaman dan Penghantar Group Pada Lantai 5 ................................... 144
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Intensitas Cahaya ................................................................................. 10 Gambar 2.2 Flux Cahaya ......................................................................................... 11 Gambar 2.3 Intensitas Penerangan .......................................................................... 12 Gambar 2.4 Armatur Pancaran Lebar ..................................................................... 25 Gambar 2.5 Armatur Pancaran Terbatas ................................................................. 25 Gambar 2.6 Armatur Palung ................................................................................... 25 Gambar 2.7 Armatur Rok ........................................................................................ 26 Gambar 2.8 Armatur Dinding ................................................................................. 27 Gambar 2.9 Armatur Gantung ................................................................................. 27 Gambar 2.10 MCB 1 Fasa (a) dan MCB 3 Fasa (b) ................................................ 32 Gambar 2.11 Moulded Case Circuit Breaker .......................................................... 33 Gambar 2.12 Air Circuit Breaker ............................................................................ 34 Gambar 2.13 Kabel NYM ....................................................................................... 37 Gambar 2.14 Kabel NYY ........................................................................................ 38 Gambar 2.15 Lampu Fluoresen / TL ....................................................................... 42 Gambar 2.16 Lampu LED ....................................................................................... 43 Gambar 2.17 Sakelar Tunggal ................................................................................. 44 Gambar 2.18 Sakelar Seri ........................................................................................ 45 Gambar 2.19 Sakelar Tukar ..................................................................................... 45 Gambar 2.20 Kotak Kontak ..................................................................................... 46 Gambar 2.21 Armatur .............................................................................................. 47 Gambar 2.22 Pipa Union ......................................................................................... 48 Gambar 2.23 Pipa Paralon/PVC .............................................................................. 49
xvii
Gambar 2.24 Pipa Fleksibel .................................................................................... 49 Gambar 2.25 Perlengkapan Hubung Bagi ............................................................... 50
xviii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Energi listrik mempunyai peranan yang sangat penting sebagai salah satu unsur
pembangunan. Hal ini dapat kita aplikasikan peranannya di kehidupan sehari-hari. Misalnya gedung-gedung bertingkat, sekolah, rumah penduduk, gedung pertemuan, perkantoran, tempat-tempat industri, dan lain-lain. Dimana pada tempat-tempat itu memerlukan atau membutuhkan instalasi listrik yang tidak hanya baik dan sesuai dengan bentuk, kegunaan dari suatu ruangan serta memberikan rasa aman dan nyaman bagi para pemakai juga untuk menunjang kelancaran suatu kegiatan yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Penerangan itu sendiri bertujuan untuk menghasilkan energi cahaya yang dapat memberikan sebanyak mungkin cahaya pada setiap watt energi yang dialirkan. Apabila dilihat dari lingkungan dan penggunaan penerangan listrik dibagi dua yaitu penerangan indoor dan outdoor. Dimana penerangan indoor lebih membutuhkan penyinaran atau pemancaran yang lebih optimal dibandingnkan dengan penerangan outdoor, karena penerangan indoor dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti warna langit-langit, warna dinding, warna bidang kerja, tinggi ruangan, bentuk ruangan dan lain-lain. Oleh karena itu terciptanya suatu sistem instalasi listrik yang baik dan sesuai standar penggunaan maka haruslah memenuhi ketentuan-ketentuan ataupun syarat-syarat yang sudah ditetapkan yaitu pembagian beban yang mana harus seimbang, penentuan kuat penerangan di dalam ruangan yang harus sesuai. Penentuan kuat penerangan ini harus disesuaikan dengan objek yang akan diterangi. Penerangan yang digunakan diatas sangat diperlukan. Dengan demikian perlu diperhatikan kuat penerangannya, yaitu harus
2
dapat mencapai nilai yang telah di tentukan agar hasilnya dapat memberikan suasana yang lebih menyenangkan. Berlatar belakang dari keadaan tersebut, maka timbul ide dari penulis dan bermaksud untuk belajar dan mengaplikasikan ilmu kelistrikan yang sudah penulis dapatkan, dengan cara melakukan studi instalasi penerangan pada suatu bangunan dengan judul “Studi Instalasi Penerangan Swiss-Belhotel Borneo Samarinda Lantai 1 Sampai Lantai 5”
1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka timbul rumusan masalah sebagai
berikut: 1. Bagaimana menentukan jumlah titik lampu pada masing-masing ruangan Swiss-Belhotel Berneo lantai 1 sampai lantai 5 ? 2. Bagaimana menentukan kapasitas pengaman dan luas penampang penghantar yang akan digunakan Swiss-Belhotel Berneo lantai 1 sampai lantai 5 ? 3. Bagaimana menentukan rekapitulasi daya pada instalasi Swiss-Belhotel Berneo lantai 1 sampai lantai 5 ?
1.3
Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari penulisan tugas akhir ini sebagai berikut : 1. Mampu menentukan jumlah lampu yang sesuai dengan fungsi ruangan SwissBelhotel Berneo lantai 1 sampai lantai 5. 2. Dapat menentukan kapasitas pengaman dan luas penampang penghantar pada Swiss-Belhotel Berneo lantai 1 sampai lantai 5.
3
3. Dapat menghitung rekapitulasi daya pada instalasi Swiss-Belhotel Berneo lantai 1 sampai lantai 5.
1.4
Manfaat dan Kegunaan Diharapkan nantinya hasil tugas akhir ini memiliki manfaat dan kegunaan sebagai
berikut : 1. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang instalasi penerangan yang diperoleh selama kuliah dan di lapangan. 2. Sebagai bahan perbandingan antara teori yang didapatkan selama di bangku perkulihan dengan penerapan langsung ke lapangan. 3. Memberikan sistem instalasi penerangan yang sesuai dengan standar. 4. Sebagai saran bagi pihak Swiss-Belhotel Berneo.
1.5
Batasan Masalah Untuk menghindari kemungkinan meluasnya permasalahan ini, maka dalam
penulisan tugas akhir ini hanya membahas : 1. Menentukan jumlah titik lampu sesuai kebutuhan. 2. Menentukan besar pengaman hanya untuk beban instalasi penerangan. 3. Menentukan jenis penghantar dan luas penghantar hanya untuk beban instalasi penerangan. 4. Menghitung rekapitulasi daya hanya untuk beban instalasi penerangan.
4
1.6
Sistematika Penulisan Sistematika penulisan yang digunakan dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah
sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Berisikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat dan kegunaan, batasan masalah dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Berisikan tentang pembahasan mengenai teori atau persyaratan umum mengenai instalasi listrik dan penerangan serta penggunaan rumus. BAB III METODELOGI PENELITIAN Berisikan tentang metode – metode yang dilakukan untuk melakukan penelitian seperti waktu dan lokasi, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, data-data lapangan, desain penelitian (flow chart) dan analisa data. BAB IV PEMBAHASAN Berisikan tentang pembahasan mengenai perhitungan jumlah titik lampu dan armatur untuk tiap ruangan, sistem pembagian beban, menentukan kapasitas pengaman yang digunakan dan menentukan luas penampang penghantar yang digunakan. BAB V PENUTUP Berisikan tentang simpulan, saran – saran
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengertian Instalasi Listrik Instalasi listrik adalah suatu kumpulan komponen yang membentuk suatu
rangkaian atau sistem dan mempunyai tujuan yaitu menyalurkan energi listrik dari pembangkit hingga dapat di manfaatkan oleh konsumen (Modul Instalasi listrik 1).
2.1.1
Prinsip Dasar Instalasi Listrik Beberapa prinsip instalasi listrik yang harus menjadi pertimbangan pada
pemasangan suatu instalasi listrik dimaksudkan agar instalasi yang dipasang dapat digunakan secara optimum, efektif dan efisien (Sumardjati dkk., 2008). Adapun prinsip dasar tersebut ialah sebagai berikut : a. Keamanan Instalasi harus dibuat sedemikian rupa, sehingga tidak menimbulkan kecelakaan. Aman dalam hal ini berarti tidak membahayakan jiwa manusia dan terjaminnya per-alatan listrik dan benda-benda disekitarnya dari suatu kerusakan akibat adanya gangguan-ganguan seperti hubung singkat, arus lebih, tegangan lebih dan sebagai-nya. Oleh karena itu pemilihan peralatan yang digunakan harus memenuhi standar dan teknik pemasangannya sesuai dengan peraturan yang berlaku. b. Keandalan Keandalan atau kelangsungan kerja dalam mensuplai arus listrik ke beban atau konsumen harus terjamin dengan baik. Untuk itu pemasangan instalasi listriknya harus dirancang sedemikian rupa, sehingga kemungkinan terputusnya
6 aliran listrik akibat gangguan ataupun karena untuk pemeliharaan dapat dilakukan sekecil mungkin. c. Ketersediaan Artinya kesiapan suatu instalasi dalam melayani kebutuhan pemakaian listrik lebih berupa daya, peralatan maupun kemungkinan pengembangan / perluasan instalasi, apabila konsumen melakukan perluasan instalasi, tidak mengganggu sistem instalasi yang sudah ada, dan mudah menghubungkannya dengan sistem instalasi yang baru (tidak banyak merubah dan mengganti peralatan yang ada). d. Ketercapaian Penempatan dalam pemasangan peralatan instalasi listrik relatif mudah dijangkau boleh pengguna, mudah mengoprasikannya dan tidak rumit. e. Keindahan Pemasangan komponen atau peralatan instalasi listrik dapat ditata sedemikian rupa, selagi dapat terlihat rapi dan indah dan tidak menyalahi aturan yang berlaku. f. Ekonomis Perencanaan instalasi listrik harus tepat sesuai dengan kebutuhan dengan menggunakan bahan dan peralatan seminim mungkin, mudah pemasangannya maupun pemeliharaannya, segi-segi daya listriknya juga harus diperhitungkan sekecil mungkin. Dengan demikian hanya keseluruhan instalasi listrik tersebut baik untuk biaya pemasangan dan biaya pemeliharaannya bisa dibuat semurah mungkin.
7
2.1.2
Ketentuan Desain Instalasi Listrik Desain instalasi listrik ialah berkas gambar rancangan dan uraian teknik, yang
digunakan sebagai pedoman untuk melaksanakan pemasangan suatu instalasi listrik. Desain instalasi listrik harus dibuat dengan jelas, serta mudah dibaca dan dipahami oleh para teknisi listrik. Untuk itu harus diikuti ketentuan dan standar yang berlaku (PUIL 2011). Desain instalasi listrik terdiri dari : a. Gambar situasi, yang menunjukkan dengan jelas letak gedung atau bangunan tempat instalasi tersebut akan dipasang dan rancangan penyambungannya dengan sumber tenaga listrik. b. Gambar instalasi yang meliputi : -
Desain tata letak yang menunjukkan dengan jelas letak perlengkapan listrik beserta sarana kendalinya ( pelayanannya ), seperti titik lampu, kotak kontak, sakelar, motor listrik, PHBK dan lain-lain.
-
Desain hubungan perlengkapan listrik dengan gawai pengendalinya seperti hubungan lampu dengan sakelarnya, motor dengan pengasutnya, dan dengan gawai pengatur kecepatannya, yang merupakan bagian dari sirkit akhir atau cabang sirkit akhir.
-
Gambar hubungan antara bagian sirkit akhir tersebut dalam butir b dan PHBK yang bersangkutan, ataupun pemberian tanda dan keterangan yang jelas mengenai hubungan tersebut.
-
Tanda atapun keterangan yang jelas mengenai setiap perlengkapan listrik.
c. Diagram garis tunggal, yang meliputi : -
Diagram PHBK lengkap dengan keterangan mengenai ukuran dan besaran pengenal komponennya.
8 -
Keterangan mengenai jenis dan besar beban yang terpasang dan pembagiannya.
-
Pembumian sistem
-
Ukuran dan jenis konduktor yang dipakai.
d. Gambar rinci yang meliputi : -
Perkiraan ukuran fisik PHBK
-
Cara pemasangan perlengkapan listrik
-
Cara pemasanga kabel
-
Cara kerja instalasi kendali
e. Perhitungan teknis bila dianggap perlu, yang meliputi antara : -
Drop voltase
-
Perbaikan faktor daya
-
Beban terpasang dan kebutuhan maksimum
-
Arus hubung pendek dan daya hubung pendek
-
Tingkat pencahayaan
-
Keseimbangan beban
f. Tabel bahan instalasi, yang meliputi : -
Jumlah dan jenis kabel, Konduktor dan perlengkapan
-
Jumlah dan jenis perlengkapan bantu
-
Jumlah dan jenis PHBK
-
Jumlah dan jenis luminer lampu
g. Uraian teknis, yang meliputi : -
Ketentuan tentang sistem proteksi
-
Ketentuan teknis perlengkapan listrik yang dipasang dan cara pemasangannya
-
Cara pengujian
9
-
Jadwal waktu pelaksanaan
h. Perhitungan biaya
2.2
Instalasi Penerangan Cahaya adalah suatu gejala fisis, suatu sumber cahaya memancarkan energi.
Sebagian dari energi ini diubah menjadi cahaya tampak. Perambatan cahaya di ruang bebas dilakukan oleh gelombang – gelombang elektromagnetik. Jadi cahaya itu suatu gejala getaran. Instalasi penerangan dalam suatu ruangan sangat dipengaruhi oleh intensitas cahaya, flux cahaya, intensitas penerangan, dan luminasi (Harten dkk., 1981).
2.2.1
Satuan – Satuan dalam Instalasi Listrik Penerangan Adapun satuan – satuan yang terpenting dan digunakan dalam teknik penerangan
ialah (Harten dkk., 1981) : a. Satuan untuk intensitas cahaya
: kandela (cd)
b. Satuan untuk flux cahaya
: lumen (lm)
c. Satuan untuk intensitas penerangan atau iluminasi
: lux (lx)
2.2.2 Intensitas Cahaya Kawat tahanan yang dialiri arus listrik akan berpijar dan memancarkan cahaya. Sumber cahaya demikian, misalnya lampu pijar, dinamakan pemancar suhu. Lampu pijar memancarkan energi cahaya ke semua jurusan. Tetapi energi radiasinya tidak merata. Jumlah energi radiasi yang dipancarkan sebagai cahaya ke suatu jurusan tertentu disebut intensitas cahaya dan dinyatakan dalam satuan kandela (cd), dengan lambang I. seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.1 :
10
(Sumber: Instalasi Listrik Arus Kuat 2 halaman 6)
Gambar 2.1 Intensitas Cahaya
Untuk menentukan satuan kandela ini, digunakan apa yang dinamakan badan hitam. Dalam alat ini terdapat suatu ruang kosong bersinar dari torlumoksida, dengan lubang yang kecil sekali. Ruang kosong ini berada dalam platina cair (Harten dkk., 1981). Rumus Intensitas Cahaya yaitu : φ
I = ω ............................................................................................................... (2.1) Keterangan : I = Intensitas cahaya (cd) 𝝋 = Flux cahaya (lm) 𝜔 = Sudut ruang (steradian)
2.2.3
Flux Cahaya Flux cahaya yang dipancarkan oleh suatu sumber cahaya ialah seluruh jumlah
cahaya yang dipancarkan dalam satu detik. Kalau sumber cahayanya, misalkan sebuah lampu pijar ditempatkan dalam reflektor, maka cahayanya akan diarahkan, tetapi jumlah atau flix cahayanya tetap (Harten dkk., 1981). Seperti sudah diketahui, satuan untuk flux cahaya adalah lumen dan ditunjukkan pada Gambar 2.2 :
11
(Sumber: Instalasi Listrik Arus Kuat 2 halaman 7)
Gambar 2.2 Flux Cahaya Untuk mencari flux cahaya yang dipancarkan oleh sumber cahaya yang ada di dalam suatu ruangan dapat dihitung dengan menggunakan rumus 2.2: φ=
ExA η
….......................................................................................................(2.2)
Keterangan : 𝝋 = Flux cahaya (lm) E = Intensitas penerangan yang diperlukan di bidang kerja (lux) A = Luas bidang kerja (m2 ) η = Efisiensi
2.2.4 Intensitas Penerangan Intensitas penerangan atau iluminasi di suatu bidang ialah flux cahaya yang jatuh pada 1 m2 dari bidang itu. Satuan untuk intensitas penerangan ialah lux (lx) dan lambangnya E. Pada Gambar 2.3 iluminasi di buku dan di meja sama kuatnya (Harten dkk., 1981).
12
(Sumber: Instalasi Listrik Arus Kuat 2 halaman 8)
Gambar 2.3 Intensitas penerangan di permukaan buku A dan meja B sama besarnya Jika suatu bidang yang luasnya A m2 , diterangi dengan lumen maka intensitas penerangan rata-rata di bidang itu dapat dihitung dengan menggunakan rumus 2.3: Erata−rata =
φ A
….............................................................................................(2.3)
Keterangan : Erata−rata = intensitas penerangan rata-rata (lux) φ
= flux cahaya (lm)
A
= luas bidang kerja (m2 )
2.2.5 Luminansi Luminansi ialah suatu ukuran untuk terang suatu benda. Luminansi yang terlalu besar akan menyilaukan mata, seperti misalnya sebuah lampu pijar tanpa armatur. Luminansi (L) suatu sumber cahaya atau suatu permukaan yang memantulkan cahaya ialah intensitas cahayanya dibagi dengan luas semu permukaan. Dalam bentuk rumus 2.4:
13 I
L = As ….........….............................................................................................(2.4) Keterangan : L = luminansi (cd/cm2 ) I = intensitas cahaya (cd) As = luas semu permukaan (cm2 ) Untuk menentukan standar luminansi pada bidang kerja menurut IES dapat dilihat pada tabel 2.1 sebagai berikut: Tabel 2.1 Standar Luminansi pada bidang kerja menurut IES Kategori A B C D E F
Rentang luminansi (lux) 20-30-50 50-75-100 100-150-200 200-300-500 500-750-1000 1000-1500-2000
G
2000-3000-5000
H
5000-7500-10000
I
10000-15000-20000
Jenis kegiatan Area publik berlingkungan gelap Tempat kunjungan singkat Ruang publik, tugas visual jarang Tugas visual berkontras tinggi Tugas visual berkontras sedang Tugas visual berkontras rendah Tugas visual berkontras rendah dalam waktu lama Tugas visual sangat teliti dalam waktu sangat lama Tugas visual khusus berkontras sangat rendah dan kecil
(Sumber: elib.unikom.ac.id)
Faktor refleksi suatu permukaan ikut menentukan luminansinya. Luas semu permukaan ialah luas proyeksi sumber cahaya pada suatu bidang rata yang tegak lurus pada arah pandang, jadi bukan luas permukaan seluruhnya (Harten dkk., 1981).
2.3
Cara Menghitung Penerangan Dalam Penerangan suatu ruangan kerja pertama – tama harus tidak melelahkan mata
tanpa guna. Karena itu perbedaan intensitas penerangan yang terlalu besar antara bidang kerja dan sekelilingnya harus dihindari, karna akan memerlukan daya penyesuaian mata yang terlalu besar sehingga melelahkan. Perbandingan antara intensitas penerangan
14
minimum dan maksimum di bidang kerja harus sekurang – kurangnya 0,7. Perbandingan dengan sekelilingnya harus sekurang – kurang nya 0,3 (Harten dkk., 1981). Dalam menghitung penerangan dalam terdiri dari: 1. Intensitas Penerangan 2. Efisiensi penerangan 3. Efisiensi armatur 4. Faktor refleksi 5. Indeks ruangan atau indeks bentuk 6. Faktor penyusutan atau faktor depresiasi
2.3.1
Intensitas Penerangan Intensitas penerangan harus ditentukan di tempat di mana pekerjaanya akan
dilakukan. Bidang kerja umumnya diambil 80 cm di atas lantai. Bidang kerja ini mungkin sebuah meja atau bangku kerja, atau juga suatu bidang horizontal khayalan, 80 cm di atas lantai. Intensitas penerangan yang diperlukan ikut ditentukan oleh sifat pekerjaan yang harus dilakukan. Suatu bagian mekanik halus misalnya, akan memerlukan intensitas penerangan yang jauh lebih besar daripada yang diperlukan suatu galangan kapal (Harten dkk., 1981). Untuk menentukan standar kuat penerangan dalam ruangan dapat dilihat pada tabel 2.2 sebagai berikut:
15
Tabel 2.2 Standar penerangan dalam ruangan No.
Jenis bangunan atau tempat
Lux
1
2
3
1
2
3
4
5
6
7
8
Industri pesawat terbang, pabrikasi bagian : Pengeboran, pengerasan sekrup, pengelingan Asembling akhir Hanggar untuk perbaikan pesawat Asembling : Kasar Sedang Halus Penjilidan buku : Pemotongan, penjahitan, pelubangan Embosing, pemeriksaan Industri Kimia : Area pabrik Ruang pencampuran Injeksi dan kalendering (industri plastik) Ruang pengendali Laboratorium Ruang pemeriksaan warna Pabrik keramik : Pencetakan, pengepresan, pembersihan, dan kelengkapan Pewarnaan Industri kelistrikan : Penggulungan (pembelitan) Pekerjaan asembling : Halus Sangat halus Garasi mobil : Tempat perbaikan (reparasi) Area untuk lalu lalang Tempat parkir : Jalan masuk Jalur lintasan Gudang Usaha pencucian dan penyeterikaan pakaian : Pencucian Penyeterikaan Mesin, penekanan akhir, sortir Pabrik kulit : Pembersihan, pementangan, penyamakan Pekerjaan akhir, scarfing
750 1000 1000 300 1000 2000 750 2000 200 300 500 500 750 1000 300 1000 500 1500 200 1000 200 500 100 50 300 500 750 300 1000
16
Lanjutan Tabel 2.2 No. 9
10
11
12
13
14
Jenis bangunan atau tempat Bengkel bermesin : Pengelasan Pekerjaan kasar Pekerjaan setengah halus Pekerjaan halus Bengkel pengecatan : Penyemprotan Pengecatan halus dengan tangan Poles dan pengeringan Industri percetakan : Pemeriksaan warna Komposisi Pengepresan Pembacaan/koreksi Pabrik kaca : Ruang pencampuran bahan Ruang pembentukan dan peniupan Ruang dekorasi Ruang Etsa Kantor dan Bank Lobi Tellers, penyimpanan Tempat Umum Koridor, tangga berjalan Ruang Direktur Ruang kerja Ruang komputer Ruang rapat Ruang gambar Ruang arsip aktif Gudang arsip Hotel dan Motel Kamar mandi (secara umum) Ruang bercermin pada kamar mandi Tempat tidur : tidur/membaca Lobi depan Ruang untuk umum Ruang pelayanan Dapur Tempat lain
Lux 300 500 1000 2000 500 1000 500 2000 1000 750 1600 200 300 500 750 500 1500 150 200 350 350 350 300 750 300 150 100 300 50/200 750 200-400 100-200 200-400 300
17 Lanjutan Tabel 2.2 No. 15
16
17
18
19
20
Jenis bangunan atau tempat Sekolah Tempat membaca : Buku cetakan Tulisan pensil Hasil fotocopy yang bagus Hasil fotocopy yang jelek Kelas : Papan Tulis Ruang Gambar Laboratorium Ruang Kuliah : Umum Kelas baca, peragaan, dan demonstrasi Bengkel Aula Koridor Perpustakaan Kantor pos : Lobi Ruang sortir surat Gudang Koridor Restoran : Ruang makan dan kasir Penerangan sekeliling ruang makan Ruang berpenerangan remang-remang Dapur Teater : Auditorium Selama waktu jedah (intermission) Foyer Lobi masuk Permukaan berwarna terang Permukaan berwarna agak gelap Permukaan berwarna gelap Bendera Toko dan tempat pamer : Toko Konvensional Swalayan Supermarket Ruang pamer Tempat Ibadah : Ruang untuk Jamaah Mimbar (untuk khotbah)
(Sumber: Teknologi Pencahayaan halaman 143-146)
Lux
300 750 300 1000 1600 1000 1000 750 1600 1000 750 200 750 300 1000 200 200 500 200 30 200-400 50 1 50 200 50-150 150-300 200-500 500 300 500 750 500 100 150
18
Intensitas penerangan E dinyatakan dalam satuan lux, sama dengan jumlah lm/𝑚2 . Jadi flux cahaya yang diperlukan untuk suatu bidang kerja seluas A 𝑚2 dengan rumus 2.5: E=
φ A
…...........................................................................................................(2.5)
Keterangan : Erata−rata = intensitas penerangan rata-rata (lux)
2.3.2
φ
= flux cahaya (lm)
A
= luas bidang kerja (m2 )
Efisiensi Penerangan Efisiensi atau rendemen penerangannya dapat ditentukan dengan persamaan
rumus dari flux cahaya yang berguna yang mencapai bidang kerja langsung atau tak langsung setelah dipantulkan oleh dinding dan langit-langit (Harten dkk., 1981). Rumus flux cahaya sebagai berikut : φg = E x A (lm) .............................................................................................. (2.6) Dan dari persamaan diatas maka didapat rumus flux cahaya yang dipancarkan lampu dalam suatu ruangan yang dinyatakan dengan persamaan rumus sebagai berikut: φ0 =
ExA η
(lm) ............................................................................................... (2.7)
Dan rumus efisiensi penerangan nya adalah sebagai berikut: φg η = φ ............................................................................................................. (2.8) 0
Keterangan: φg = flux cahaya yang berguna yang mencapai bidang kerja langsung atau tak langsung setelah dipantulkan oleh dinding dan langit-langit (lm)
19
φ0
= flux cahaya yang dipancarkan oleh semua sumber cahaya yang ada dalam ruangan (lm)
E
= intensitas penerangan yang diperlukan dibidang kerja (lux)
A
= luas bidang kerja (m2 )
η
= efisiensi
Untuk menentukan efisiensi penerangan dapat dilihat pada tabel 2.3 sebagai berikut : Tabel 2.3 Efisiensi Penerangan
(Sumber: Instalasi Listrik Arus Kuat 2 halaman 45)
2.3.3
Efisiensi Armatur Efisiensi armatur (v) dibagi atas bagian flux cahaya di atas dan di bawah bidang
horizontal. Efisiensi sebuah armatur ditentukan oleh konstruksinya dan bahan yang digunakan. Dalam efisiensi penerangan selalu sudah diperhitungkan efisiensi armaturnya (Harten dkk., 1981). Berikut adalah cara menentukan efisiensi armatur (v) seperti pada rumus 2.9 flux cahaya yang dipancarkan oleh armatur
𝑉 = flux cahaya yang dipancarkan oleh sumber cahaya ............................................(2.9)
20
2.3.4
Faktor-faktor Refleksi Faktor-faktor refleksi rw dan rp masing-masing menyatakan bagian yang
dipantulkan dari flux cahaya yang diterima oleh dinding dan langit-langit, dan kemudian mencapai bidang kerja. Faktor refleksi semu bidang pengukuran atau bidang kerja rm , ditentukan oleh refleksi lantai dan refleksi bagian dinding antara bidang kerja dan lantai. Umumnya untuk rm ini diambil 0,1. Langit-langit dan dinding berwarna terang memantulkan 50-70%, dan yang berwarna gelap 10-20%. Pengaruh dinding dan langit-langit pada sistem penerangan langsung jauh lebih kecil daripada pengaruhnya pada sistem-sistem penerangan lainnya. Sebab cahaya yang jatuh di langit-langit dan dinding hanya sebagian kecil saja dari flux cahaya (Harten dkk., 1981). Silau karena cahaya yang dipantulkan dapat dihindari dengan cara-cara berikut ini : a. Menggunakan bahan yang tidak mengkilat untuk bidang kerja. b. Menggunakan sumber-sumber cahaya yang permukaannya luas dan luminansinya rendah. c. Penempatan sumber cahaya yang tepat.
Tabel 2.4 Faktor-faktor refleksi Warna
Faktor refleksi
Putih
0,8
Sangat Muda
0,7
Muda
0,5
Sedang
0,3
Gelap
0,1
(Sumber : digilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-sripringat-5948-4-8.bab-i.pdf)
21
2.3.5
Indeks Ruangan atau Indeks Bentuk Indeks ruangan atau indeks bentuk (k) menyatakan perbandingan antara ukuran-
ukuran utama suatu ruangan berbentuk bujur sangkar. Besar indeks ruangan dinyatakan dengan persamaan rumus 2.10: p.l
k = h(p+l) …............................................................................................(2.10) Keterangan : k = indeks ruangan atau indeks bentuk p = panjang ruangan (m) l = lebar ruangan (m) h = tinggi sumber cahaya diatas bidang kerja (m) Bidang kerja adalah suatu bidang horizontal khayalan, umumnya 0,80 m di atas lantai. Jika nilai (k) yang diperoleh tidak terdapat dalam tabel, efisiensi penerangannya dapat ditentukan dengan interpolasi (Harten dkk., 1981).
2.3.6
Faktor Penyusutan atau Faktor Depresiasi Faktor penyusutan atau faktor depresiasi d ialah pada rumus 2.11: d=
𝐸 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑎𝑑𝑎𝑎𝑛 𝑑𝑖𝑝𝑎𝑘𝑎𝑖 E dalam keadaan baru
…...........................................................(2.11)
Intensitas penerangan E dalam keadaan dipakai ialah intensitas penerangan rata – rata suatu instalasi dengan lampu – lampu dan armatur – armatur, yang daya gunanya telah berkurang karena kotor, sudah lama dipakai atau karena sebab – sebab lain. Faktor depresiasi ini dibagi atas tiga golongan utama, yaitu untuk : 1. Pengotoran ringan, terjadi di toko – toko, kantor – kantor dan gedung – gedung sekolah yang berada di daerah – daerah yang hampir tidak berdebu. 2. Pengotoran biasa, terjadi di perusahaan – perusahaan lainnya.
22
3. Pengotoran berat, akan terjadi di ruangan – ruangan misalnya di perusahaan – perusahaan cor, pertamabangan dan sebagainya. Kalau tingkat pengotorannya tidak diketahui, digunakan faktor depresiasi 0,8. Di samping pengaruh pengotoran, dalam faktor depresiasi juga di perhitungkan pengaruh usia lampu – lampunya. Pengaruh ini tergantung pada jumlah jam nyalanya. Untuk lampu TL diperhitungkan 1500 jam nyala per tahun dan untuk lampu pijar 500 jam nyala per tahun (Harten dkk., 1981).
2.4
Sistem Penerangan dan Armatur Penyebaran cahaya dari suatu sumber cahaya tergantung pada kostruksi sumber
cahaya itu sendiri dan konstruksi armatur yang digunakan. Konstruksi armaturnya antara lain ditentukan oleh : 1. Cara pemasangannya pada dinding atau langi-langit. 2. Cara pemasangan fiting atau fiting – fiting dalam armatur 3. Perlindungan sumber cahayanya 4. Penyesuaian bentuknya dengan lingkungan 5. Penyebaran cahayanya. Sebagian besar cahaya yang ditangkap oleh mata,tidak datang langsung dari sumber cahaya, tetapi setelah dipantulkan oleh lingkungan. Karena besarnya luminansi sumber-sumber cahaya modern, cahaya langsung dari sumber cahaya biasanya akan menyilaukan mata. Oleh karena itu, bahan-bahan armatur harus dipilih sedemikian rupa sehingga sumber cahayanya terlindung dan cahayanya terbagi secara tepat (Harten dkk., 1981).
23
Berdasarkan pembagian flux cahayanya oleh sumber cahaya dan armatur yang digunakan, dapat dibedakan sistem – sistem penerangan berdasarkan tabel 2.5 di bawah ini: Tabel 2.5 Sistem Penerangan Sistem Penerangan
Langsung kebidang kerja
Penerangan langsung
90 – 100 %
Terutama penerangan langsung
60 – 90 %
Penerangan campuran atau baur (difus)
40 – 60 %
Terutama penerangan tak langsung
10 – 40 %
Penerangan tak langsung
0 – 10 %
(Sumber: Instalasi Listrik Arus Kuat 2 halaman 23)
2.4.1
Armatur Bentuk sumber cahaya dan armatur harus sedemikian rupa sehingga tidak
menyilaukan mata. Bayang-bayang harus ada, sebab bayang-bayang ini diperlukan untuk dapat melihat benda-benda sewajarnya. Akan tetapi, bayang-bayang itu tidak boleh terlalu tajam. Selain itu konstruksi armatur harus sedemikian rupa sehingga ada cukup sirkulasi udara untuk menyingkirkan panas yang ditimbulkan oleh sumber cahaya. Karena itu harus ada cukup banyak lubang di bagian bawah dan bagian atas armatur. Suhu armatur sekali-kali tidak boleh menjadi semakin tinggi hingga dapat menimbulkan kebakaran atau merusak isolasi (Harten dkk., 1981).
24
2.4.2
Tipe-tipe Penerangan Penyebaran cahaya dari sumber cahaya tergantung dari konstruksi sumber cahaya
itu sendiri dan pada konstruksi armatur yang digunakan. Sebagian besar cahaya yang ditangkap oleh mata tidak datang langsung dari sumber cahaya, tetapi setelah dipantulkan oleh dinding. Cahaya yang datang langsung dari sumber cahaya dapat menyilaukan mata, karena itu bahan-bahan armatur harus dipilih sedemikian rupa sehingga sumber cahayanya terlindung dan cahayanya terbagi secara tepat (Harten dkk., 1981). Adapun tipe-tipe penerangan nya sebagai berikut : a. Penerangan Langsung Efisiensi penerangan langsung sangat baik. Cahaya yang dipancarkan sumber cahaya seluruhnya diarahkan ke bidang yang harus diberi penerangan, langit – langit hampir tidak ikut berperan. Akan tetapi sistem penerangan ini menimbulkan bayang – bayang yang tajam. Keberatan ini dapat dikurangi dengan menggunakan sumber – sumber cahaya bentuk tabung (Lampu TL). Penerangan langsung terutama digunakan pada ruangan – ruangan yang tinggi, misalnya di pabrik, bengkel, dan penerangan luar. Armatur yang digunakan ialah armatur pancaran lebar (untuk penerangan umum dalam bengkel) dan armatur pancaran terbatas (untuk penerangan setempat, di atas mesin perkakas). Selain itu, ada juga armatur palung (untuk penerangan industri) dan armatur rok (untuk penerangan luar).
25
(Sumber: Instalasi Listrik Arus Kuat 2 halaman 30)
Gambar 2.4 Armatur Pancaran Lebar
(Sumber: Instalasi Listrik Arus Kuat 2 halaman 30)
Gambar 2.5 Armatur Pancaran Terbatas
(Sumber: Instalasi Listrik Arus Kuat 2 halaman 31)
Gambar 2.6 Armatur Palung
26
(Sumber: Instalasi Listrik Arus Kuat 2 halaman 45)
Gambar 2.7 Armatur Rok
b. Terutama Penerangan Langsung Efisiensi penerangan yang sebagian besar langsung ini cukup baik. Dibandingkan dengan penerangan langsung, pembentukan bayang – bayang dan kilaunya agak kurang. Sejumlah kecil cahaya dipancarkan keatas karena itu kesan mengenai ukuran ruangannya menjadi lebih baik. Sistem penerangan ini digunakan pada gedung – gedung ibadah, untuk tangga dalam rumah, gang dan sebagainya.
c. Penerangan Difus Efisiensi penerangan difus lebih rendah daripada efisiensi kedua sistem yang telah dibahas lebih dahulu. Sebagian dari sumber – sumber cahaya sekarang diarahkan ke dinding dan langit – langit. Pembentukan bayang – bayang dan kilaunya banyak berkurang. Penerangan difus digunakan pada ruangan – ruangan sekolah, kantor, dan tempat kerja. Adapun armaturnya menggunakan armatur gantung pakai pipa.
d. Terutama Penerangan Tak Langsung Bayang – bayang dan kilau yang timbul pada sistem penerangan ini hanya sedikit. Sebagian besar dari cahaya sumber –sumber cahaya sekarang diarahkan ke
27
atas. Penerangan ini digunakan pada rumah sakit, ruangan baca, toko, dan kamar tamu. Adapun armaturnya menggunakan armatur dinding, seperti pada Gambar 2.8 dan juga armatur gantung bentuk gelang pada Gambar 2.9:
(Sumber: http://architectaria.com/berkreasi-dengan-rumah-lampu-atau-armatur.html)
Gambar 2.8 Armatur Dinding
(Sumber: http://architectaria.com/berkreasi-dengan-rumah-lampu-atau-armatur.html)
Gambar 2.9 Armatur gantung
e. Penerangan Tak Langsung Pada sistem penerangan tak langsung cahayanya dipantulkan oeleh langit – langit dan dinding - dinding ini harus terang. Bayang – bayang hampir tidak ada lagi. Penerangan ini digunakan pada ruangan untuk membaca, menulis, dan untuk melakukan pekerjaan halus lainnya.
28
2.4.3
Menentukan Jumlah Armatur Untuk menentukan jumlah armatur yang digunakan, maka dapat menggunakan
persamaan berikut dengan rumus 2.12 (Harten dkk., 1981) :
narmatur =
φ0 φarmatur
=
ExA φarmatur x η x d
……………………………………. ( 2.12)
Keterangan: φarmatur = flux cahaya per armatur (lm)
2.4.4
d
= faktor depresiasi
E
= intensitas penerangan yang diperlukan dibidang kerja (lux)
A
= luas bidang kerja (m2 )
η
= efisiensi
Menentukan Jumlah Lampu Dalam menentukan banyak lampu digunakan metode interpolasi. Pada metode
interpolasi dapat diketahui efisiensi suatu penerangan melalai tabel, tetapi jika nilai indeks ruangan ( k ) yang kita peroleh tidak terdapat didalam tabel maka untuk mencari nilai efisiensinya diambil nlai tengah antara nilai-nilai untuk indeks ruangan satu tingkat diatasnya dan satu tingkat dibawahnya (Harten dkk., 1981). Jika telah diketahui efisiensi penerangan untuk nilai tertentu dari indeks ruangan maka dapat dihitung jumlah lampu yang diperlukan dengan menggunakan rumus 2.13 :
nlampu =
φ0 φlampu
=
ExA φlampu x η x d
............................................................... .(2.13)
Flux cahaya yang diperlukan jika dalam keadaan baru dengan menggunakan persamaan rumus sebagai berikut:
φ0 =
ExA η
. ................................................................................................... .(2.14)
29
Sedangkan pada keadaan terpakai dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
φ0 =
ExA ηxd
..................................................................................................... .(2.15)
Keterangan: φlampu = flux cahaya per lampu (lm)
2.5
d
= faktor depresiasi
E
= intensitas penerangan yang diperlukan dibidang kerja (lux)
A
= luas bidang kerja (m2 )
η
= efisiensi
Komponen Instalasi Penerangan Dalam suatu instalasi penerangan dibutuhkan suatu peralatan berstandar dimana
dapat menunjang proses kerja sistem penerangan tersebut. Oleh karena itu, semua peralatan pelengkap dari instalasi penerangan yang berfungsi melengkapi instalasi memiliki standarisasi, sehingga mampu melaksanakan fungsinya dengan baik. Adapun yang tergolong komponen instalasi penerangan adalah : a. Pengaman b. Penghantar c. Lampu d. Sakelar e. Kontak kontak f. Armatur g. Pipa instalasi h. PHB (Panel Hubung Bagi)
30
2.5.1 Pengaman Pengaman adalah suatu peralatan listrik yang digunakan untuk melindungi komponen listrik dari kerusakan yang diakibatkan oleh gangguan seperti arus beban lebih ataupun arus hubung singkat (Sumardjati dkk., 2008). Fungsi dari pengaman dalam instalasi listrik adalah: 1. Isolasi, yaitu untuk memisahkan instalasi atau bagiannya dari catu daya listrik untuk alasan keamanan. 2. Kontrol, yaitu untuk membuka atau menutup sirkit instalasi selama kondisi operasi normal untuk tujuan operasi dan perawatan. 3. Proteksi, yaitu untuk pengamanan kabel, peralatan listrik dan manusianya terhadap kondisi tidak normal seperti beban lebih, hubung singkat dengan memutuskan arus gangguan dan mengisolasi gangguan yang terjadi. Untuk mengetahui besar pengaman yang digunakan dapat menggunakan persamaan rumus: a. Untuk pengaman satu fasa menggunakan rumus 2.16: S
In = V …........................................................................................................(2.16) Keterangan : In = arus nominal (A) S = daya semu (VA) V = tegangan (line to netral) (V)
b. Untuk pengaman tiga fasa menggunakan rumur 2.17 In =
S √3 x V
….................................................................................................(2.17)
31
Keterangan : In = arus nominal (A) S = daya semu (VA) V = tegangan (line to line) (V)
2.5.1.1 MCB (Miniatur Circuit Breaker) MCB adalah suatu rangkaian pengaman yang dilengkapi dengan komponen thermis (bimetal) untuk pengaman beban lebih dan juga dilengkapi relay elektromagnetik untuk pengaman hubung singkat. MCB banyak digunakan untuk pengaman sirkit satu fasa dan tiga fasa. Keuntungan menggunakan MCB, yaitu: 1. Dapat memutuskan rangkaian tiga fasa walaupun terjadi hubung singkat pada salah satu fasanya. 2. Dapat digunakan kembali setelah rangkaian diperbaiki akibat hubung singkat atau beban lebih. 3. Mempunyai respon yang baik apabila terjadi terjadi hubung singkat atau beban lebih. Pada MCB terdapat dua jenis pengaman yaitu secara thermis dan elektromagnetis, pengaman termis berfungsi untuk mengamankan arus beban lebih sedangkan pengaman elektromagnetis berfungsi untuk mengamankan jika terjadi hubung singkat. Pengaman thermis pada MCB memiliki prinsip yang sama dengan thermal overload
yaitu
menggunakan dua buah logam yang digabungkan (bimetal), pengamanan secara thermis memiliki kelambatan, ini bergantung pada besarnya arus yang harus diamankan, sedangkan pengaman elektromagnetik menggunakan sebuah kumparan yang dapat menarik sebuah angker dari besi lunak.
32
MCB dibuat hanya memiliki satu kutub untuk pengaman satu fasa, sedangkan untuk pengaman tiga fasa biasanya memiliki tiga kutub dengan tuas yang disatukan, sehingga apabila terjadi gangguan pada salah satu kutub maka kutub yang lainnya juga akan ikut terputus (Sumardjati dkk., 2008). Berdasarkan penggunaan dan daerah kerjanya, MCB dapat digolongkan menjadi lima jenis ciri yaitu : a. Tipe Z (rating dan breaking capacity kecil) Digunakan untuk pengaman rangkaian semikonduktor dan trafo-trafo yang sensitif terhadap tegangan. b. Tipe K (rating dan breaking capacity kecil) Digunakan untuk mengamankan alat-alat rumah tangga. c. Tipe G (rating besar) untuk pengaman motor. d. Tipe L (rating besar) untuk pengaman kabel atau jaringan. e. Tipe H untuk pengaman instalasi penerangan bangunan. Konstruksi MCB dapat dilihat pada Gambar 2.10 dan arus pengenal MCB dapat dilihat pada Tabel 2.6 :
(a)
(b)
(Sumber: Teknik pemanfaatan tenaga listrik jilid 1 Halaman 46)
Gambar 2.10 MCB 1 fasa (a) dan MCB 3 fasa (b)
33
Tabel 2.6 Arus Pengenal MCB Pengaman 1 kutub (A) 2 4 6 10 16 20 25 32 40 50 63
Pengaman 2 kutub (A) 2 4 6 10 16 20 25 32 40 50 63
Pengaman 3 kutub (A) 6 10 16 20 25 32 40 50 63
(Sumber : Schneider Electric)
2.5.1.2 MCCB (Moulded Case Circuit Breaker) MCCB merupakan salah satu alat pengaman yang dalam proses operasinya mempunyai dua fungsi yaitu sebagai pengaman dan sebagai alat untuk penghubung. Jika dilihat dari segi pengaman, maka MCCB dapat berfungsi sebagai pengaman gangguan arus hubung singkat dan arus beban lebih. Pada jenis tertentu pengaman ini, mempunyai kemampuan pemutusan yang dapat diatur sesuai dengan yang diinginkan (Sumardjati dkk., 2008). Konstruksi MCCB dapat dilihat pada Gambar 2.11 dan arus pengenal MCCB dapat dilihat padaTabel 2.7 :
34
Keterangan : 1. 2. 3. UVT 4. 5. 6. 7.
Bahan BMC untuk bodi dan tutup Peredam busur api Blok sambungan untuk pemasangan ST dan Penggerak lepas-sambung Kontak bergerak Data kelistrikan dan pabrik pembuat Unit magnetik trip
(Sumber: Teknik pemanfaatan tenaga listrik jilid 1 Halaman 47)
Gambar 2.11 Moulded Case Circuit Breaker Tabel 2.7 Arus Pengenal MCCB (Compact NS100N – NS160N) Arus Pengenal MCCB (A) 13 16 20 25 32 40 50 63 80 100 125 160 (Sumber : Schneider Electric)
2.5.1.3 ACB (Air Circuit Breaker ) ACB (Air Circuit Breaker) merupakan jenis circuit breaker dengan sarana pemadam busur api berupa udara. ACB dapat digunakan pada tegangan rendah dan tegangan menengah. Udara pada tekanan ruang atmosfer digunakan sebagai peredam busur api yang timbul akibat proses switching maupun gangguan.
35
Konstruksi ACB dapat dilihat pada Gambar 2.12 dan arus pengenal ACB dapat dilihat padaTabel 2.8 :
(Sumber: Teknik pemanfaatan tenaga listrik jilid 1 Halaman 47)
Gambar 2.12 Air Circuit Breaker
Tabel 2.8 Arus Pengenal ACB (Masterpact NW tipe H1) Arus Pengenal ACB (A) 800 1000 1250 1600 2000 2500 3200 4000 5000 6300 (Sumber : Schneider Electric)
Air Circuit Breaker dapat digunakan pada tegangan rendah dan tegangan menengah. Rating standar Air Circuit Breaker (ACB) yang dapat dijumpai dipasaran seperti ditunjukkan pada data diatas. Pengoperasian pada bagian mekanik ACB dapat dilakukan dengan bantuan solenoid motor ataupun pneumatik (Sumardjati dkk., 2008).
36
Perlengkapan lain yang sering diintegrasikan dalam ACB adalah : a. Over Current Relay (OCR) b. Under Voltage Relay (UVR)
2.5.2
Penghantar Penghantar adalah suatu komponen utama yang penting dalam instalasi listrik,
yang berfungsi untuk menyalurkan energi listrik dari satu titik ke titik lain. Penghantar yg lazim digunakan antara lain aluminium dan tembaga. Kawat pejal yang digunakan dalam ukuran penghantaran sampai dengan 16 mm2 . Untuk penghantar yang mempunyai fleksibilitas yang tinggi maka dipergunakan kawat serabut, yakni suatu jumlah tertentu kawat-kawat pejal yang dipilin bersama-sama sehingga membentuk ukuran serabut yang besar (Modul Instalasi Listrik 1). Ada dua jenis penghantar listrik adalah sebagai berikut (Sumardjati dkk., 2008): a. Kawat : suatu penghantar tanpa isolasi yang terbuat dari tembaga dan aluminium misalnya : kawat BC, A2C, A3C, ACSR. b. Kabel : suatu penghantar berisolasi ada yang berinti tunggal atau banyak, ada yang pejal atau serabut, ada yang dipasang di saluran udara atau di dalam tanah tergantung kondisi pemasangannya. Jenis kabel yang banyak digunakan pada rumah tinggal yaitu NYA dan NYM. Sedangkan pada gedung perkantoran umumnya menggunakan kabel NYM. Dalam menggunakan kabel NYA sebaiknya dilapisi oleh pipa instalasi agar melindungi secara mekanis maupun dari kelembaban yang dapat mengurangi fungsi dari isolasi kabel tersebut.
37
2.5.2.1 Kabel Kabel adalah media untuk menghantarkan arus listrik. Bahan dari kabel ini beraneka ragam, khusus sebagai penghantar arus listrik, umumnya terbuat dari tembaga dan umumnya dilapisi dengan pelindung. Selain tembaga, ada juga kabel yang terbuat dari serat optik, yang disebut dengan fiber optic cable (Modul Instalasi Listrik 1). Penghantar atau kabel yang sering digunakan untuk instalasi listrik penerangan umumnya terbuat dari tembaga. Ada tiga hal pokok dari kabel adalah sebagai berikut : 1. Konduktor merupakan bahan untuk menghantarkan arus listrik. 2. Isolator merupakan bahan dielektrik untuk mengisolasi dari penghantar satu dengan yang lain dan juga terhadap lingkungannya. 3. Pelindung luar merupakan bahan pelindung kabel dari kerusakan mekanis, pengaruh bahan-bahan kimia, api atau pengaruh-pengaruh luar lainnya yang dapat merugikan.
2.5.2.2 Jenis – Jenis Kabel a. Kabel NYM Kabel NYM adalah kabel yang memiliki beberapa penghantar dan memiliki isolasi luar sebagai pelindung. Konstruksi dari kabel NYM terlihat pada gambar. Penghantar dalam pemasangan pada instalasi listrik, boleh tidak menggunakan pelindung pipa. Namun untuk memudahkan saat peggantian kabel / revisi, sebaliknya pada pemasangan dalam dinding / beton menggunakan selongsong pipa (Sumardjati dkk., 2008).
38
Konstruksi kabel NYM pada Gambar 2.13: Penghantar tembaga Isolasi PVC Lapisan pembungkus inti Selubung
(Sumber: Teknik pemanfaatan tenaga listrik jilid 1 Halaman 50)
Gambar 2.13 Kabel NYM
b. Kabel NYY Kabel tanah thermoplastik tanpa perisai seperti NYY, biasanya digunakan untuk kabel tenaga pada industri. Kabel ini juga dapat ditanam dalam tanah, dengan syarat diberikan perlindungan terhadap kemungkinan kerusakan mekanis. Perlindungannya bisa berupa pipa atau pasir dan diatasnya diberi batu (Sumardjati dkk., 2008). Konstruksi kabel NYY pada Gambar 2.14: Penghantar tembaga Isolasi PVC Lapisan pembungkus inti Selubung
(Sumber: Teknik pemanfaatan tenaga listrik jilid 1 Halaman 50)
Gambar 2.14 Kabel NYY
39
2.5.2.3 Luas penampang penghantar Luas penampang penghantar yang akan digunakan ditentukan oeh kemampuan hantar arus (KHA) yang diperlukan. Selain itu harus mempertimbangkan kemungkinan perluasan instalasi yang dikemudian hari serta kekuatan mekanis dari penghantar tersebut. Pada instalasi penerangan rumah tinggal biasanya menggunakan penghantar yang minimal 1,5 mm2 . Untuk saluran dua kawat, penghantar netralnya harus sama dengan luas penampang fasanya. Sedangkan untuk saluran fasa semua penghantar fasanya harus memiliki luas penampang yang sama (Modul Instalasi Listrik 1).
2.5.2.4 Kemampuan Hantar Arus (KHA) Kemampuan hantar arus adalah arus yang dihantarkan oleh setiap konduktor untuk periode berkesinambungan selama operasi normal harus sedemikian sehingga batas suhu insulasi tidak dilampaui (PUIL 2011). Berikut ini persamaan rumus kemampuan hantar arus: KHA = 125% x In ........................................................................................ .(2.18) Keterangan: In = arus nominal
40
Untuk menentukan KHA kabel NYM dapat dilihat pada tabel 2.9 sebagai berikut: Tabel 2.9 KHA Kabel NYM Jenis kabel 1
NYIF NYIFY NYPLYw NYM/NYM-0 NYRAMZ NHYRUZY NHYRUZYr NYBUY NYLRZY, dan Kabel Fleksibel Berisolasi PVC
Luas penampang mm2 2 1,5 2,5 4 6 10 16 25 35 50 70 95 120 150 185 240 300 400 500
(Sumber: PUIL 2011 halaman 523)
KHA terus menerus (A) 3 18 26 34 44 61 82 108 135 168 207 250 292 335 382 453 504 -
KHA pengenal (A) 4 10 20 25 35 50 63 80 100 125 160 200 250 250 315 400 400 -
41
Untuk menentukan KHA kabel NYY dapat dilihat pada tabel 2.10 sebagai berikut: Tabel 2.10 KHA kabel NYY Luas Penampang
KHA Terus Menerus Berinti Tunggal
Berinti Dua
Jenis Kabel
2
Di Tanah (A) 3
Di udara (A) 4
Di Tanah (A) 5
Di udara (A) 6
1,5 2,5 4 6 10 16 25 35 50 70 95 120 150 185 240 300 400 500
40 54 70 90 122 160 206 249 296 365 438 499 561 637 743 843 986 1125
26 35 46 58 79 105 140 174 212 269 331 386 442 511 612 707 859 1000
31 41 54 68 92 121 153 187 222 272 328 375 419 475 550 525 605 -
20 27 37 48 66 89 118 145 176 224 271 314 361 412 484 590 710 -
mm 1
NYY NYBY NYFGbY NYRGbY NYCY NYCVY NYSY NYKY NYKBY NYKFGBY NYKRGbY
2
Berinti Tiga dan Empat Di Di Tanah udara (A) (A) 7 8 26 34 44 56 75 98 128 157 185 228 279 313 353 399 464 524 600 -
18,5 25 34 43 60 80 106 131 159 202 244 282 324 371 436 481 560 -
(Sumber: PUIL 2011 halaman 524)
2.5.3
Macam-Macam Lampu Listrik Berdasarkan prinsip kerjanya, lampu listrik dibedakan menjadi dua macam, yaitu
lampu pijar dan lampu tabung / neon sign. Cahaya dari lampu pijar merupakan pemijaran dari filamen pada bohlam, sedangkan lampu tabung cahaya yang dihasilkan berbeda dengan filament lampu pijar, tetapi melalui proses eksitasi gas atau uap logam yang terkandung dalam tabung lampu yang terletak diantara 2 elektroda yang bertegangan cukup tinggi (Sumardjati dkk., 2008).
42
2.5.3.1 Lampu Fluoresen / TL Lampu fluoresen (TL = tubelair lamp) termasuk lampu merkuri tekanan rendah (0.4 Pa) yang dilengkapi dengan bahan fluoresen. Cahaya yang dipancarkan dari dalam lampu adalah ultraviolet (termasuk sinar tak tampak). Untuk itu bagian dalam lampu tabung dilapisi dengan bahan fluoresen yang fungsinya mengubah ultraviolet menjadi sinar tampak. Pada awal kerja, arus mengalir melalui dan memanaskan elektroda, arus juga melalui ballast dan starter. Kemampuan arus mengalir melalui tabung dikarenakan ballast menghasilkan tegangan induksi yang tinggi. Namun tegangan induksi yang tinggi ini akan kembali normal ketika arus sudah mengalir melalui tabung. Sesaat setelah waktu kerja awal starter (yang berupa bimetal) memutuskan rangkaian. Tegangan kembali normal dan lampu menyala normal. Fungsi balast ada 2 yaitu sebagai : a. Pembangkit tegangan induksi yang tinggi (dipengaruhi kerja stater) agar terjadi pelepasan elektron di dalam tabung. b. Membatasi arus yang melalui tabung setelah lampu bekerja normal. Balast Kapasitor disebut juga lampu stabilisasi karena bentuknya memang seperti lampu pijar. Balast ini hampir tanpa kerugian, balast kapasitor digunakan pada pemakaian frekuensi tinggi. Balast induktor paling sering digunakan untuk lampu tabung, kerugian daya yang ditimbulkan lebih kecil dari pada balast resistor. Balast ini dipadukan dengan starter dapat menimbulkan tegangan induksi yang tinggi. Balast elektronik tergolong lebih mahal dari balast lainnya, tetapi mempunyai beberapa keunggulan antara lain : memperbaiki sistem dan menaikkan efikasi, tidak ada ficker atau efek stroboskopis, tidak memerlukan starter, tidak menimbulkan interferensi radio, dan dapat digunakan ac sekaligus dc (Muhaimin, 2001).
43
Seperti pada Gambar 2.15:
(Sumber: Teknik penerangan listrik Halaman 17)
Gambar 2.15 Lampu Fluoresen / TL
2.5.3.2 Lampu LED LED adalah bahan semikonduktor yang mengeluarkan cahaya ketika arus listrik melaluinya. Sebagaimana dioda lainnya LED terdiri dari pasangan bahan semikonduktor P dan N. Bila sumber arus searah diberikan kepada LED (Kutub negatif dihubungkan dengan N dan kutub positif dengan P) maka lobang (hole) akan mengalir ke arah N dan elektron mengalir ke arah P. Cahaya yang dihasilkan LED bermacammacam tergantung bahan semikonduktor yang digunakan (Muhaimin, 2001). Lampu ini merupakan sirkuit semikonduktor yang memancarkan cahaya ketika dialiri listrik. Sifatnya bebeda dengan filamen yang harus dipijarkan (dibakar) atau lampu TL yang merupakan pijaran partikel. Lampu LED memancarkan cahaya lewat aliran listrik yang relatif tidak menghasilkan banyak panas. Karena itu lampu LED terasa dingin dipakai karena tidak menambah panas ruangan seperti lampu pijar. Lampu LED juga memiliki warna sinar yang beragam, yaitu putih, kuning, dan warna-warna lainnya. Satu varian bentuk lampu LED, dimana bentuk lampu LED yang menggantikan bohlam bisa bermacam-macam. Yang pasti lampu LED merupakan lampu berisi kumpulan LED kecil dengan warna putih atau kuning.
44
Lampu LED merupakan lampu yang paling hemat energi diantara jenis lampu lainnya, meskipun harganya relatif mahal. Lampu LED 4 watt kualitas bagus yang setara dengan lampu pijar 25 watt meski demikian, lampu LED disarankan memperhatikan energi (watt) yang dipakai sangat kecil sehingga menggunakan lampu LED sama dengan menghemat listrik hingga 1/5 dari biasanya. Lampu LED juga bisa bertahan sangat lama hingga 20an tahun. Bila dibandingkan dengan menggunakan lampu pijar, maka dalam 20 tahun harus membeli atau mengganti sekitar 60an lampu pijar (P4TK, 2014). Adapun bentuk fisik dari lampu LED seperti pada gambar 2.16 sebagai berikut:
(Sumber: https://www.tokopedia.com/mitraled/lampu-led-philips-125-watt)
Gambar 2.16 Lampu LED
Tabel 2.11 Perbandingan Lumen dan Efisiensi Lampu No
Lumen
Lampu Pijar
Lampu Neon
Lampu LED
1
450
40 watt
9 watt
8 watt
2
800
60 watt
14 watt
13 watt
3
1100
75 watt
19 watt
17 watt
4
1600
100 watt
23 watt
20 watt
5
Efisiensi
-
75%
80%
(Sumber: https://socialenemy.com/post/tabel-perbandingan-watt-antara-lampu-pijar-neon-dan-led)
45
2.5.4
Sakelar Sakelar harus memenuhi persyaratan antara lain sebagai berikut:
1. Jumlahnya sedemikian sehingga semua pekerjaan pelayanan, pemeliharaan dan perbaikan dapat dilakukan dengan aman. 2. Dalam keadaan terbuka, bagian sakelar yang bergerak harus tidak bertegangan. 3. Harus tidak dapat menghubungkan dengan sendirinya karena pengaruh gaya berat. 4. Kemampuan sakelar sekurang-kurangnya harus sesuai dengan daya alat yang dihubungkannya, tetapi tidak boleh kurang dari 5 A. 5. Harus dapat dilayani secara aman tanpa memerlukan alat bantu. Sakelar digunakan untuk memutuskan dan menghubungkan rangkaian listrik dalam keadaan berbeban. Sakelar ada kalanya juga disebut sakelar beban yang memiliki pemutusan sesaat, pada saat sakelar akan membuka untuk memutuskan rangkaian, sebuah pegas akan direnggangkan. Jadi kecepatan pemutusan ditentukan oleh pegas dan tidak tergantung pada pelayanan (gerak tangan) (Harten dkk., 1981).
2.5.4.1 Sakelar Tunggal Sesuai dengan namanya sakelar ini berfungsi tunggal artinya hanya dapat menyalakan dan memadamkan sebuah lampu (Rusmadi 2005). Adapun bentuk fisik sakelar tunggal seperti pada gambar 2.17 sebagai berikut:
(Sumber: https://www.tokopedia.com/butiklampu/saklar-tunggal-k-hotel-panasonic-style-silve)
Gambar 2.17 Sakelar tunggal
46
2.5.4.2 Sakelar Seri Saklar seri adalah sakelar yang dapat berfungsi ganda yaitu dapat memutuskan dan menghubungkan sebuah lampu atau lebih secara bergantian atau bersama-sama (Rusmadi 2005). Adapun bentuk fisik sakelar seri seperti pada gambar 2.18 sebagai berikut:
(Sumber : http://instalasilistrikshare.com/mengenal-jenis-jenis-saklar-listrik-2/)
Gambar 2.18 Bentuk Fisik Sakelar Seri
2.5.4.3 Sakelar Tukar Sakelar tukar biasanya disebut juga sakelar hotel, sakelar ini hanya dapat menghubungkan lampu atau kelompok lampu secara bergantian (Rusmadi 2005). Adapun bentuk fisik sakelar tukar seperti pada gambar 2.19 sebagai berikut:
(Sumber: schneider-electric.co.id/id/home/house-electrical-products/switches-and-sockets/)
Gambar 2.19 Sakelar Tukar
47
2.5.5
Kotak Kontak Kotak kontak digunakan untuk menghubungkan alat pemakai listrik yang dapat
dipindah-pindahkan dengan saluran yang dipasang tetap atau tidak tetap. Sebuah kotak kontak selalu terdiri dari bagian yang memberi aliran, dan bagian yang menerima aliran. Kotak kontak harus dibuat dari bahan yang tidak dapat terbakar dengan mudah dan tahan lembab, serta harus cukup kuat (Harten dkk., 1981). Mengenai penggunaan dan pemasangan kotak kontak masih ada beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan, antara lain sebagai berikut: 1. Kotak kontak dinding fasa satu harus dipasang sedemikian hingga kontak netralnya berada disebelah kanan. 2. Kotak kontak dinding yang dipasang kurang dari 1,25 meter diatas lantai, harus dilengkapi dengan penutup. 3. Kemampuan kotak kontak harus sekurang-kurangnya sesuai dengan daya alat yang dihubungkan padanya, tetapi tidak boleh kurang dari 5 A. Adapun bentuk fisik kotak kontak biasa dan kotak kontak khusus dapat dilihat pada gambar 2.20 sebagai berikut:
(Sumber : http://instalasilistrikshare.com/model-dan-fungsi-stop-kontak/)
Gambar 2.20 Kotak kontak
48
2.5.6 Armatur Armatur Lampu Downlight E27 adalah rumah lampu jenis down light fitting 1 x E27 model bulat pilihan ukuran 3 inch, 4 inch dan 5 inch untuk lampu hemat energi, downlight 1 x E27 untuk lampu hemat energy 13W - 23W Essensial Philips atau Osram, atau Led Bulb.Terbuat dari bahan berkualitas, pilihan ukuran diameter 4 inchi, reflektor kilap, biasa digunakan untuk desain interior lampu rumah, perkantoran, gedung dan hotel (http://sinarglodok.com/index.php/semua-produk/downlight-e27-mr16/armaturlampu-downlight-e27-detail). Bentuk Armatur E27 pada Gambar 2.21:
(Sumber : http://sinarglodok.com/index.php/semua-produk/downlight-e27-mr16/armatur-lampudownlight-e27-detail )
Gambar 2.21 Armatur
2.5.7 Pipa Instalasi Penggunaan pipa pada instalasi listrik dapat dipasang didalam tembok / beton maupun diluar dinding / pada permukaan papan kayu, sehingga terlihat rapi. Pemasangan didalam tembok sangat bermanfaat disamping sebagai pelindung penghantar juga saat dilakukan penggantian penghantar dikemudian hari akan mudah dan efisien. Pekerjaan pipa ini meliputi memotong, membengkok dan menyambung (Sumardjati dkk., 2008).
49
Adapun jenis pipa yang sering digunakan pada instalasi listrik ada tiga macam, yaitu : pipa paralon/PVC, dan pipa fleksibel.
2.5.7.1 Pipa Union Pipa union adalah pipa dari bahan plat besi yang diproduksi tanpa menggunakan las dan biasanya diberi cat meni berwarna merah. Pipa union dalam pengerjaannya mudah dibengkok dengan alat pembengkok dan mudah dipotong dengan gergaji besi. Jika lokasi pemasangannya mudah dijangkau tangan, maka harus dihubungkan dengan pentanahan, kecuali bila digunakan untuk menyelubungi kawat pentanahan (arde). Umumnya dipasang pada tempat yang kering, karena untuk menghindari terjadi korosi atau karat (Sumardjati dkk., 2008). Bentuk pipa union pada Gambar 2.22:
(Sumber: Teknik pemanfaatan tenaga listrik jilid 1 )
Gambar 2.22 Pipa Union
2.5.7.2 Pipa Paralon atau PVC Pipa ini dibuat dari bahan paralon / PVC. Jika dibandingkan dengan pipa union, keuntungan pipa PVC adalah lebih ring-an, lebih mudah pengerjaannya (dengan pemanasan) dan merupakan bahan isolasi, sehingga tidak akan mengakibatkan hubung singkat antar penghantar. Disamping itu penggunaannya sangat cocok untuk daerah lembab, karena tidak me-nimbulkan korosi. Namun demikian, pipa PVC memiliki
50
kelemahan yaitu tidak tahan digunakan pada temperatur kerja diatas 60 oC (Sumardjati dkk., 2008). Bentuk pipa paralon pada Gambar 2.23:
(Sumber: Teknik pemanfaatan tenaga listrik jilid 1 )
Gambar 2.23 Pipa Paralon/PVC
2.5.7.3 Pipa Fleksibel Pipa fleksibel dibuat dari potongan logam / PVC pendek yang disambung sedemikian rupa sehingga mudah diatur dan lentur. Pipa ini biasa digunakan sebagai pelindung kabel yang berasal dari dak standar ke APP, atau juga digunakan sebagai pelindung penghantar instalasi tenaga yang menggunakan motor listrik, misalnya mesin press, mesin bubut, mesin skraf, dan lain-lain (Sumardjati dkk., 2008). Bentuk pipa fleksibel pada Gambar 2.24:
(Sumber: Teknik pemanfaatan tenaga listrik jilid 1 )
Gambar 2.24 Pipa Fleksibel
51
2.5.8
Perlengkapan Hubung Bagi Perlengkapan hubung bagi harus dibuat dari bahan yang tidak dapat terbakar,
tahan lembab dan kukuh. Pada setiap hantaran fasa, suatu perlengkapan hubung bagi harus dipasang pengaman arus. Pada hantaran netral, tidak boleh dipasang pengaman arus. Pada bagian luar atau dibagian yang mudah dilihat dari suatu perlengkapan hubung bagi harus dipasang gambar bagan untuk memudahkan pelayanan dan pemeliharaan instalasinya. Hanya perlengkapan hubung bagi rumah yang sederhana saja yang dikecualikan dari ketentuan ini. Selain itu pada perlengkapan hubung bagi juga harus dipasang tanda-tanda yang jelas dan tidak mudah terhapus, sehingga dapat dilihat dengan rangkaian akhir mana setiap alat dihubungkan dan dengan terminal mana masing-masing fasa dan hantaran netralnya dihubungkan. Perlengkapan hubung bagi utama harus dipasang ditempat yang mudah dicapai dari jalan masuk bangunan. Untuk gedung-gedung bertingkat, perlengkapan hubung bagi utamanya harus dipasang dilantai jalan masuk gedung atau jika ini tidak memungkinkan, dilantai satu tingkat diatasnya atau satu tingkat dibawahnya (Harten dkk., 1981). Adapun bentuk fisik perlengkapan hubung bagi dapat dilihat pada gambar 2.25 sebagai berikut:
(Sumber : http://www.sinar-srikandi.com/panel-box-listrik)
Gambar 2.25 Perlengkapan Hubung Bagi
52
2.5.9
Pembagian Beban Untuk instalasi dihubungkan dengan tiga fasa, bebanya harus dibagi serata
mungkin atas masing-masing fasa. Instalasi di ruangan yang memerlukan aliran listrik dengan gangguan sekecil mungkin, harus dihubungkan dengan lebih dari satu rangkaian akhir dan sedapat mungkin dengan fasa yang berbeda. Ini terutama penting untuk gedung-gedung, dimana padamnya penerangan secara tiba-tiba dapat menimbulkan panik. Jumlah titik beban yang boleh dihubungkan dengan satu rangkaian akhir fasa satu dengan pengaman tenaga dan pengaman lebur (Harten dkk., 1981). Ketentuan – ketentuan jumlah titik beban pada rangkain akhir : a. Jika ada dua sampai dengan enam rangkaian akhir dengan NYA / NYM 2,5 mm2 dalam pipa, jumlah beban yang boleh dihubungkan dengan satu rangkaian akhir ialah: - Maksimum 15 titik beban, yang dapat berupa lampu, kotak-kontak dan beban lain, atau hanya beban kotak-kontak saja, asalkan kemampuan hantar arus tiap-tiap kotak-kontak tidak melebihi 16 A. - Maksimum hanya satu titik beban, kalau berupa kotak-kontak dinding dengan kemampuan hantar arus lebih dari 16 A. b. Jika ada dua sampai dengan enam rangkaian akhir dengan NYA / NYM 4 mm2 dalam pipa, jumlah beban yang boleh dihubungkan dengan satu rangkaian akhir ialah : - Maksimum 30 titik beban, yang dapat berupa lampu, kotak-kontak dan beban lain, atau hanya beban kotak-kontak saja, asalkan kemampuan hantar arus tiap-tiap kotak-kontak tidak melebihi 16 A. - Maksimum tiga titik beban, berupa kotak-kontak dinding dengan kemampuan hantar arus lebih dari 16 A.
53
c. Jika ada tujuh atau lebih banyak rangkaian akhir dengan NYA / NYM 2,5 mm2 dalam pipa, jumlah beban yang boleh dihubungkan dengan satu rangkaian akhir ialah: - Tidak terbatas, kalau hanya terdiri dari lampu saja dan jumlah beban maksimumnya tidak melebihi 16 A. - Maksimum 20 titik beban, yang dapat berupa lampu, kotak-kontak dan beban lain, atau hanya kotak-kontak saja, asalkan kemampuan hantar arus tiap-tiap kotakkontak tidak melebihi 16 A. - Maksimum hanya satu titik beban, kalau berupa kotak-kontak dengan kemampuan hantar arus lebih dari 16 A. d. Jika ada tujuh atau lebih banyak rangkaian akhir dengan NYA / NYM 4 mm2 dalam pipa, jumlah beban yang boleh dihubungkan dengan satu rangkaian akhir ialah: - Tidak terbatas, kalau hanya terdiri dari lampu saja dan jumlah beban maksimumnya tidak melebihi 20 A. - Maksimum 30 titik beban, yang dapat berupa lampu, kotak-kontak dan beban lain, atau hanya kotak-kontak saja, asalkan kemampuan hantar arus tiap-tiap kotakkontak tidak melebihi 16 A. - Maksimum tiga titik beban berupa kotak-kontak dengan kemampuan hantar arus lebih dari 16 A.
54
BAB III METODELOGI PENELITIAN
3.1
Waktu dan Lokasi Waktu pengambilan data dilaksanakan mulai bulan Januari – Mei 2017 dan
lokasi bertempat pada Swiss-Belhotel Borneo, Jalan Mulawarman No. 6, Kel.Pelabuhan, Kec.Samarinda Kota, Kota Samarinda, Kalimatan Timur 75112.
3.2
Jenis dan Sumber Data Jenis data yang dikumpulkan dalam proses studi ini adalah data hasil observasi
lapangan berupa gambar denah Swiss-Belhotel Borneo, data ruangan beserta ukurannya, fungsi ruangan, data peralatan listrik yang digunakan, jenis penghantar dan pengaman yang digunakan, serta sumber data melalui Website dan beberapa literature.
3.3
Teknik Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data pada Swiss-Belhotel Borneo penulis melakukan
interview kepada pihak yang berkompeten dibidangnya untuk mendapat data yang diperlukan dan menanyakan hal-hal yang perlu diketahui dengan melakukan pengukuran secara langsung ke lapangan untuk meninjau yang akan diteliti serta di dokumentasikan.
55
3.4
Desain Penelitian (flow chart)
Mulai
Pengambilan Data Lapangan - Data ruangan - Data komponen yang terpasang
Pengolahan Data lapangan - Perhitungan jumlah titik lampu di setiap ruangan - Perhitungan besar pengaman yang digunakan - Perhitungan jenis penghantar yang digunakan - Menentukan rekapitulasi daya pada lantai 1 sampai lantai 5 Swiss-Belhotel Borneo Samarinda
Hasil Perhitungan yang di dapatkan Tidak
Analisa Data hasil yang didapatkan
Ya
Pembuatan Laporan
Selesai
56
3.5
Analisa Data Analisa penelitian yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah sebagai
berikut : a. Perhitungan jumlah titik armatur dapat diketahui dengan menggunakan persamaan rumus 2.12 dengan terlebih dahulu mengetahui variabel seperti luas bidang kerja, intensitas penerangan, efisiensi penerangan, dan faktor depresiasi. b. Perhitungan besar pengaman dapat diketahui dengan mencari arus nominal dengan menggunakan persamaan rumus 2.16 untuk pengaman 1 fasa dan untuk persamaan rumus 2.17 untuk pengaman 3 fasa, dengan terlebih dahulu menghitung jumlah titik beban yang terpasang pada suatu ruangan. Kemudian menyesuaikan arus nominal pengaman yang diperoleh pada (Tabel 2.6 untuk pengaman 1 fasa, Tabel 2.7 dan 2.8 untuk pengaman 3 fasa). c. Perhitungan luas penampang pada penghantar atau kabel dapat diketahui dengan mencari nilai Kemampuan Hantar Arus pada kabel dengan menggunakan persamaan rumus 2.18, kemudian menyesuaikan besar KHA yang diperoleh terhadap luas penampang kabel pada tabel luas penampang kabel (kabel 2.9 dan 2.10).
57
3.6 Data – Data Lapangan Data Ruangan yang diperoleh dari Swiss-Belhotel Borneo berisikan tabel tentang ruangan – ruangan pada lantai 1 sampai lantai 5 yang di tampilkan pada Tabel 3.1 dan Tabel 3.5 berikut : Tabel 3.1 Data Ruangan Lantai 1
Jumlah Beban No
Ruang
Panjang (m)
Lebar (m)
Tinggi (m)
11
8
LED 12,5 W
TL 1x36 W
Kotak Kontak 200 VA
6
20
-
1
1
Teras Lobi
2
Lobi
14,17
8,30
10
30
-
6
3
Receptionis
11,60
7,15
10
23
-
2
4
Toilet Tamu Laki – Laki
3,60
3
3
2
-
-
5
Toilet Tamu Perempuan
3,60
3
3
2
-
-
6
Koridor Anggrek – Iris
27
3,40
3,5
21
-
2
7
Ruang Meeting ( Anggrek )
8
4,6
3
6
-
2
8
Ruang Meeting ( Tulip )
10,4
4,6
3
8
-
2
9
Ruang Meeting ( Iris )
11,2
7,3
3
16
-
2
10
Koridor Restoran
12,60
4,20
3,20
12
-
2
11
Restoran
17,60
10
3,20
22
-
9
12
Lobi Kolam Renang
10
6
4
12
-
2
13
Lobi Ruang SPA
5,40
4,20
3,20
5
-
1
14
Koridor Ruang Fitnes
6
4
3,20
4
-
1
15
Ruang Fitnes
11,70
5,90
3,50
-
10
4
16
Ruang SPA
4,80
2,40
3,20
2
-
1
58
Lanjutan Tabel 3.1
Jumlah Beban No
Ruang
Panjang Lebar (m) (m)
Tinggi (m)
LED TL Kotak 12,5 1x36 Kontak W W 200 VA
17
Ruang Ganti Laki – Laki
13,60
6
3
12
-
2
18
Ruang Bilas 1
2,50
1,50
3
1
-
-
19
Ruang Bilas 2
2,50
1,50
3
1
-
-
20
Ruang Bilas 3
2,50
1,50
3
1
-
-
21
Toilet Ruang Ganti 1
3
2
3
1
-
-
22
Toilet Ruang Ganti 2
3
2
3
1
-
-
23
Toilet Ruang Ganti 3
3
2
3
1
-
-
24
Ruang Ganti Perempuan
13,60
6
3
12
-
2
25
Ruang Bilas 1
2,50
1,50
3
1
-
-
26
Ruang Bilas 2
2,50
1,50
3
1
-
-
27
Ruang Bilas 3
2,50
1,50
3
1
-
-
28
Toilet Ruang Ganti 1
3
2
3
1
-
-
29
Toilet Ruang Ganti 2
3
2
3
1
-
-
30
Toilet Ruang Ganti 3
3
2
3
1
-
-
31
Ruang Dapur
7,10
3,48
3,10
-
4
4
32
Toilet Laki – Laki
3,40
3,20
3
2
-
1
33
Toilet Perempuan
3,40
3,20
3
2
-
1
34
Koridor Lily – Jasmine A
27
3,40
3,5
21
-
1
35
Koridor Lily – Jasmine B
27
3,40
3,5
21
-
1
36
Ruang Meeting ( Lily )
13
6
3
23
-
10
37
Ruang Meeting ( Jasmine )
18,4
5,3
3
29
-
6
59
Tabel 3.2 Data Ruangan Lantai 2
Jumlah Beban No
Ruang
Panjang (m)
Lebar (m)
Tinggi (m)
LED 12,5 W
TL Kotak 1x36 Kontak W 200 VA
1
Ruang Tamu
15
8
3
28
-
5
2
Toilet Laki – Laki
4
3
3
2
-
-
3
Toilet Perempuan
4
3
3
2
-
-
4
Ruang Peralatan
18
10
3
-
25
3
5
Ruang Meeting ( Lotus )
8
8
3
17
-
4
6
Koridor Balroom
14
5,5
3
21
-
2
7
Balroom
20
10
10
47
-
13
8
Ruang Cuci Piring
10
8
3
-
10
-
60
Tabel 3.3 Data Ruangan Lantai 3
Jumlah Beban No
Ruang
Panjang (m)
Lebar (m)
Tinggi (m)
LED 12,5 W
TL 1x36 W
Kotak Kontak 200 VA
1
Ruang Meeting ( Rose )
11
8,5
3
22
-
5
2
Koridor Wing A
21
2
3
8
-
1
3
Koridor Wing B
29
2
3
11
-
2
4
Kamar Swich
7
5
3
6
-
7
5
Toilet
4
2,5
3
-
1
1
6
Kamar 301
6,65
3,7
3
3
-
6
7
Toilet
3
2,5
3
1
-
1
8
Kamar 302
6,65
3,7
3
3
-
6
9
Toilet
3
2,5
3
1
-
1
10
Kamar 303
6,65
3,7
3
3
-
6
11
Toilet
3
2,5
3
1
-
1
12
Kamar 304
6,65
3,7
3
3
-
6
13
Toilet
3
2,5
3
1
-
1
14
Kamar 305
6,65
3,7
3
3
-
6
15
Toilet
3
2,5
3
1
-
1
16
Kamar 306
6,65
3,7
3
3
-
6
17
Toilet
3
2,5
3
1
-
1
18
Kamar 307
6,65
3,7
3
3
-
6
19
Toilet
3
2,5
3
1
-
1
20
Kamar 308
6,65
3,7
3
3
-
6
61
Lanjutan Tabel 3.3
Jumlah Beban No
Ruang
21
Toilet
22
Kamar 309
23
Toilet
24
Kamar 310
25
Toilet
26
Kamar 311
27
Toilet
28
Kamar 312
29
Toilet
30
Kamar 313
31
Toilet
32
Kamar 314
33
Toilet
34
Kamar 315
35
Toilet
36
Kamar 316
37
Toilet
38
Kamar 317
39
Toilet
40
Kamar 318
41
Toilet
Panjang Lebar Tinggi (m) (m) (m)
LED 12,5 W
TL 1x36 W
Kotak Kontak 200 VA
3
2,5
3
1
-
1
6,65
3,7
3
3
-
6
3
2,5
3
1
-
1
6,65
3,7
3
3
-
6
3
2,5
3
1
-
1
6,65
3,7
3
3
-
6
3
2,5
3
1
-
1
6,65
3,7
3
3
-
6
3
2,5
3
1
-
1
6,65
3,7
3
3
-
6
3
2,5
3
1
-
1
6,65
3,7
3
3
-
6
3
2,5
3
1
-
1
6,65
3,7
3
3
-
6
3
2,5
3
1
-
1
6,65
3,7
3
3
-
6
3
2,5
3
1
-
1
6,65
3,7
3
3
-
6
3
2,5
3
1
-
1
6,65
3,7
3
3
-
6
3
2,5
3
1
-
1
62
Tabel 3.4 Data Ruangan Lantai 4
Ruang
No
Panjang (m)
Lebar (m)
Tinggi (m)
Jumlah Beban LED TL 12,5 1x36 W W
Kotak Kontak 200 VA
1
Koridor Wing A
21
2
3
8
-
1
2
Koridor Wing B
29
2
3
11
-
2
3
Kamar Swich
7
5
3
6
-
7
4
Toilet
4
2,5
3
-
1
1
5
Kamar 319
6,65
3,7
3
-
6
6
Toilet
3
2,5
3
-
1
7
Kamar 320
6,65
3,7
3
-
6
8
Toilet
3
2,5
3
-
1
9
Kamar 321
6,65
3,7
3
-
6
10
Toilet
3
2,5
3
-
1
11
Kamar 322
6,65
3,7
3
-
6
12
Toilet
3
2,5
3
-
1
13
Kamar 323
6,65
3,7
3
-
6
14
Toilet
3
2,5
3
-
1
15
Kamar 324
6,65
3,7
3
-
6
16
Toilet
3
2,5
3
-
1
17
Kamar 325
6,65
3,7
3
-
6
18
Toilet
3
2,5
3
-
1
19
Kamar 326
6,65
3,7
3
-
6
20
Toilet
3
2,5
3
-
1
21
Kamar 327
6,65
3,7
3
-
6
3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3
63
Lanjutan Tabel 3.4
No
Ruang
22
Toilet
23
Kamar 328
24
Toilet
25
Kamar 329
26
Toilet
27
Kamar 330
28
Toilet
29
Kamar 331
30
Toilet
31
Kamar 332
32
Toilet
33
Kamar 333
34
Toilet
35
Kamar 334
36
Toilet
37
Kamar 335
38
Toilet
39
Kamar 336
40
Toilet
Jumlah Beban
Panjang Lebar Tinggi (m) (m) (m)
3
2,5
3
6,65
3,7
3
3
2,5
3
6,65
3,7
3
3
2,5
3
6,65
3,7
3
3
2,5
3
6,65
3,7
3
3
2,5
3
6,65
3,7
3
3
2,5
3
6,65
3,7
3
3
2,5
3
6,65
3,7
3
3
2,5
3
6,65
3,7
3
3
2,5
3
6,65
3,7
3
3
2,5
3
LED 12,5 W
TL 1x36 W
Kotak Kontak 200 VA
1
-
1
-
6
-
1
-
6
-
1
-
6
-
1
-
6
-
1
-
6
-
1
-
6
-
1
-
6
-
1
-
6
-
1
-
6
-
1
3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1
64
Tabel 3.5 Data Ruangan Lantai 5
No
Ruang
Panjang (m)
Lebar (m)
Jumlah Beban
Tinggi (m) LED 12,5 W
TL 1x36 W
Kotak Kontak 200 VA
1
Koridor Wing A
21
2
3
8
-
1
2
Koridor Wing B
29
2
3
11
-
2
3
Kamar Swich
7
5
3
6
-
7
4
Toilet
4
2,5
3
-
1
1
5
Kamar 337
6,65
3,7
3
3
-
6
6
Toilet
3
2,5
3
1
-
1
7
Kamar 338
6,65
3,7
3
3
-
6
8
Toilet
3
2,5
3
1
-
1
9
Kamar 339
6,65
3,7
3
3
-
6
10
Toilet
3
2,5
3
1
-
1
11
Kamar 340
6,65
3,7
3
3
-
6
12
Toilet
3
2,5
3
1
-
1
13
Kamar 341
6,65
3,7
3
3
-
6
14
Toilet
3
2,5
3
1
-
1
15
Kamar 342
6,65
3,7
3
3
-
6
16
Toilet
3
2,5
3
1
-
1
17
Kamar 343
6,65
3,7
3
3
-
6
18
Toilet
3
2,5
3
1
-
1
19
Kamar 344
6,65
3,7
3
3
-
6
20
Toilet
3
2,5
3
1
-
1
21
Kamar 345
6,65
3,7
3
3
-
6
65
Lanjutan Tabel 3.5
No
Ruang
22
Toilet
23
Kamar 346
24
Toilet
25
Kamar 347
26
Toilet
27
Kamar 348
28
Toilet
29
Kamar 349
30
Toilet
31
Kamar 350
32
Toilet
33
Kamar 351
34
Toilet
35
Kamar 352
36
Toilet
37
Kamar 353
38
Toilet
39
Kamar 354
40
Toilet
Jumlah Beban
Panjang Lebar Tinggi (m) (m) (m)
LED 12,5 W
TL 1x36 W
Kotak Kontak 200 VA
3
2,5
3
1
-
1
6,65
3,7
3
3
-
6
3
2,5
3
1
-
1
6,65
3,7
3
3
-
6
3
2,5
3
1
-
1
6,65
3,7
3
3
-
6
3
2,5
3
1
-
1
6,65
3,7
3
3
-
6
3
2,5
3
1
-
1
6,65
3,7
3
3
-
6
3
2,5
3
1
-
1
6,65
3,7
3
3
-
6
3
2,5
3
1
-
1
6,65
3,7
3
3
-
6
3
2,5
3
1
-
1
6,65
3,7
3
3
-
6
3
2,5
3
1
-
1
6,65
3,7
3
3
-
6
3
2,5
3
1
-
1
66
BAB IV PEMBAHASAN
4.1
Penentuan Jumlah Titik Lampu Penerangan yang digunakan pada Swiss-Belhotel Borneo Samarinda yaitu
menggunakan tipe penerangan langsung dengan warna langit-langit putih dan dinding bewarna putih. Penentuan intensitas penerangan suatu ruangan ditentukan berdasarkan fungsi dari ruanagan tersebut, sedangkan untuk menentukan jumlah lampu yang diperlukan, maka terlebih dahulu mengetahui panjang ruangan, lebar ruangan, tinggi ruangan dan tinggi bidang kerja bila ada sehingga dapat menentukan dengan tepat kebutuhan lampunya.
4.1.1
Ruangan Pada Lantai 1
1. Ruang Meeting ( Anggrek ) Pada Ruang Meeting Anggrek, memiliki intensitas penerangan ( E ) sebesar 200 Lux ( Tabel 2.2 ) untuk penerangan baik dengan data sebagai berikut : Panjang Ruangan
(p)=8m
Lebar Ruangan
( l ) = 4,6 m
Tinggi Ruangan
(t) =3m
Tinggi Bidang Kerja
( tb ) = 0,8 m
Luas Ruangan
(A)=pxl = 8 m x 4,6 m = 36,8 m2
67
Faktor refleksi : rp ( langit – langit putih )
= 0,7
rw ( warna dinding putih )
= 0,5
rm ( warna lantai putih )
= 0,1
Untuk menentukan tinggi sumber cahaya diatas bidang kerja ( h ) : h = t – tb = 3 – 0,8 = 2,2 Efisiensi penerangan Lampu Led = 0,8 sesuai (Tabel 2.11) Dan untuk menentukan jumlah armatur yang dibutuhkan dengan masa pemeliharaan per 2 tahun untuk pengotoran ringan 0,8 dan menggunakan lampu LED 12,5 watt dengan flux cahaya 1055 lumen per lampu atau lumen per armatur, maka dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut : n=
=
𝐸𝑋𝐴 Фarmatur X ɳ x d 200 𝑥 36,8 1055 𝑋 0,8 𝑋 0,8
= 10,90 ( digenapakan menjadi 11 ) Jadi dari hasil perhitungan, maka jumlah armatur yang digunakan pada Ruang Meeting Anggrek adalah 11 armatur, sedangakan yang terpasang dilapangan adalah 6 armatur dengan menggunakan masing – masing lampu LED 12,5 watt.
68
2. Ruang Fitnes Pada Ruang Fitnes , memiliki intensitas penerangan ( E ) sebesar 200 Lux (Tabel 2.2 ) untuk penerangan baik dengan data sebagai berikut : Panjang Ruangan
( p ) = 11,70 m
Lebar Ruangan
( l ) = 5,90 m
Tinggi Ruangan
( t ) = 3,50 m
Tinggi Bidang Kerja
( tb ) = 0,8 m
Luas Ruangan
(A)=pxl = 11,70 m x 5,90 m = 69,03 m2
Faktor refleksi : rp ( langit – langit putih )
= 0,7
rw ( warna dinding putih )
= 0,5
rm ( warna lantai putih )
= 0,1
Untuk menentukan tinggi sumber cahaya diatas bidang kerja ( h ) : h = t – tb = 3,50 – 0,8 = 2,7 Indeks ruangan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut : k=
=
𝑝𝑥𝑙 ℎ ( 𝑝+𝑙 ) 11,70𝑥 5,90 2,7 ( 17,70+5,90)
= 1,4
69
Karena pada (Tabel 2.3) untuk k = 1,4 tidak ada maka dapat kita lakukan dengan cara interpolasi, yaitu dengan cara : k = 1,4 untuk k = 1,2 efisiensi penerangannya yaitu ɳ = 0,47 untuk k = 1,5 efisiensi penerangannya yaitu ɳ = 0,51 Jadi ɳ = 0,47 + (
1,4−1,2
) x ( 0,51 – 0,47 )
1,5−1,2
= 0,49 Jadi efisiensinya adalah ( ɳ ) 0,49 Dan untuk menentukan jumlah armatur yang dibutuhkan dengan masa pemeliharaan per 2 tahun untuk pengotoran ringan 0,8 dan menggunakan lampu TL 1 X 36 watt dengan fluks cahaya 2600 lumen per lampu atau lumen per armatur maka dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut : n=
=
𝐸𝑋𝐴 Фarmatur X ɳ x d 200 𝑥 69,03 2600 𝑋 0,49 𝑋 0,8
= 13,54 ( digenapkan menjadi 14) Jadi dari hasil perhitungan, maka jumlah armatur yang digunakan pada Ruang Fitnes adalah 14 armatur, sedangkan yang terpasang dilapangan adalah 10 armatur dengan menggunakan masing – masing lampu TL 1 x 36 watt.
70
4.1.2
Ruangan Pada Lantai 2
1. Ruang Tamu Pada Ruang Tamu, memiliki intensitas penerangan ( E ) sebesar 200 Lux (Tabel 2.2 ) untuk penerangan baik dengan data sebagai berikut : Panjang Ruangan
( p ) = 15 m
Lebar Ruangan
(l) =8m
Tinggi Ruangan
(t) =3m
Tinggi Bidang Kerja
( tb ) = 0,8 m
Luas Ruangan
(A)=pxl = 15 m x 8 m = 120 m2
Faktor refleksi : rp ( langit – langit putih )
= 0,7
rw ( warna dinding putih )
= 0,5
rm ( warna lantai putih )
= 0,1
Untuk menentukan tinggi sumber cahaya diatas bidang kerja ( h ) : h = t – tb = 3 – 0,8 = 2,2 Efisiensi penerangan Lampu Led = 0,8 sesuai (Tabel 2.11) Dan untuk menentukan jumlah armatur yang dibutuhkan dengan masa pemeliharaan per 2 tahun untuk pengotoran ringan 0,8 dan menggunakan lampu LED 12,5 watt dengan flux cahaya 1055 lumen per lampu atau lumen per armatur, maka dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :
71
n=
=
𝐸𝑋𝐴 Фarmatur X ɳ x d 200 𝑥 120 1055 𝑋 0,8 𝑋 0,8
= 35,54 ( digenapkan menjadi 36 ) Jadi dari hasil perhitungan, maka jumlah armatur yang digunakan pada Ruang Tamu adalah 36 armatur, sedangkan yang terpasang dilapangan adalah 28 armatur dengan menggunakan masing – masing lampu LED 12,5 watt.
2. Ruang Cuci Piring Pada Ruang Cuci Piring, memiliki intensitas penerangan ( E ) sebesar 150 Lux (Tabel 2.2 ) untuk penerangan baik dengan data sebagai berikut : Panjang Ruangan
( p ) = 10 m
Lebar Ruangan
(l) =8m
Tinggi Ruangan
(t) =3m
Tinggi Bidang Kerja
( tb ) = 0,8 m
Luas Ruangan
(A)=pxl = 10 m x 8 m = 80 m2
Faktor refleksi : rp ( langit – langit putih )
= 0,7
rw ( warna dinding putih )
= 0,5
rm ( warna lantai putih )
= 0,1
Untuk menentukan tinggi sumber cahaya diatas bidang kerja ( h ) : h = t – tb = 3 – 0,8 = 2,2
72
Indeks ruangan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut : k=
=
𝑝𝑥𝑙 ℎ ( 𝑝+𝑙 ) 10 𝑥 8 2,2 ( 10+8 )
=2 Efisiensi penerangan untuk k = 2 adalah 0,56 (Tabel 2.3) Dan untuk menentukan jumlah armatur yang dibutuhkan dengan masa pemeliharaan per 2 tahun untuk pengotoran ringan 0,8 dan menggunakan lampu TL 1 X 36 watt dengan fluks cahaya 2600 lumen per lampu atau lumen per armatur maka dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut : n=
=
𝐸𝑋𝐴 Фarmatur X ɳ x d 150 𝑥 80 2600 𝑋 0,56 𝑋 0,8
= 10 Jadi dari hasil perhitungan, maka jumlah armatur yang digunakan pada Ruang Cuci Piring adalah 10 armatur, sedangkan yang terpasang dilapangan adalah 10 armatur dengan menggunakan masing – masing lampu TL 1 x 36 watt.
4.1.3
Ruangan Pada Lantai 3
1. Ruang Meeting ( Rose ) Pada Ruang Meeting ( Rose ), memiliki intensitas penerangan ( E ) sebesar 200 Lux (Tabel 2.2 ) untuk penerangan baik dengan data sebagai berikut : Panjang Ruangan
( p ) = 11 m
Lebar Ruangan
( l ) = 8,5 m
Tinggi Ruangan
(t) =3m
73
Tinggi Bidang Kerja
( tb ) = 0,8 m
Luas Ruangan
(A)=pxl = 11 m x 8,5 m = 93,5 m2
Faktor refleksi : rp ( langit – langit putih )
= 0,7
rw ( warna dinding putih )
= 0,5
rm ( warna lantai putih )
= 0,1
Untuk menentukan tinggi sumber cahaya diatas bidang kerja ( h ) : h = t – tb = 3 – 0,8 = 2,2 Efisiensi penerangan Lampu Led = 0,8 sesuai (Tabel 2.11) Dan untuk menentukan jumlah armatur yang dibutuhkan dengan masa pemeliharaan per 2 tahun untuk pengotoran ringan 0,8 dan menggunakan lampu LED 12,5 watt dengan flux cahaya 1055 lumen per lampu atau lumen per armatur, maka dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut : n=
=
𝐸𝑋𝐴 Фarmatur X ɳ x d 200 𝑥 93,5 1055 𝑋 0,8 𝑋 0,8
= 27,69 ( digenapkan menjadi 28 ) Jadi dari hasil perhitungan, maka jumlah armatur yang digunakan pada Ruang Meeting ( Rose ), adalah 28 armatur, sedangkan yang terpasang di lapangan adalah 22 armatur dengan menggunakan masing – masing lampu LED 12,5 watt.
74
4.1.4
Ruangan Pada Lantai 4 dan Lantai 5
1. Kamar Swich Pada Kamar Swich, memiliki intensitas penerangan ( E ) sebesar 100 Lux (Tabel 2.2 ) untuk penerangan baik dengan data sebagai berikut : Panjang Ruangan
(p)=7m
Lebar Ruangan
(l) =5m
Tinggi Ruangan
(t) =3m
Tinggi Bidang Kerja
( tb ) = 0,8 m
Luas Ruangan
(A)=pxl =7mx5m = 35 m2
Faktor refleksi : rp ( langit – langit putih )
= 0,7
rw ( warna dinding putih )
= 0,5
rm ( warna lantai putih )
= 0,1
Untuk menentukan tinggi sumber cahaya diatas bidang kerja ( h ) : h = t – tb = 3 – 0,8 = 2,2 Efisiensi penerangan Lampu Led = 0,8 sesuai (Tabel 2.11) Dan untuk menentukan jumlah armatur yang dibutuhkan dengan masa pemeliharaan per 2 tahun untuk pengotoran ringan 0,8 dan menggunakan lampu LED 12,5 watt dengan flux cahaya 1055 lumen per lampu atau lumen per armatur, maka dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :
75
n=
=
𝐸𝑋𝐴 Фarmatur X ɳ x d 100 𝑥 35 1055 𝑋 0,8 𝑋 0,8
= 5 Jadi dari hasil perhitungan, maka jumlah armatur yang digunakan pada Kamar Swich, adalah 5 armatur, sedangkan yang terpasang di lapangan adalah 6 armatur dengan menggunakan masing – masing lampu LED 12,5 watt.
2. Toilet Kamar Swich Pada Toilet Kamar Swich, memiliki intensitas penerangan ( E ) sebesar 100 Lux (Tabel 2.2 ) untuk penerangan baik dengan data sebagai berikut : Panjang Ruangan
(p)=4m
Lebar Ruangan
( l ) = 2,5 m
Tinggi Ruangan
(t) =3m
Tinggi Bidang Kerja
( tb ) = 0,8 m
Luas Ruangan
(A)=pxl = 4 m x 2,5 m = 10 m2
Faktor refleksi : rp ( langit – langit putih )
= 0,7
rw ( warna dinding putih )
= 0,5
rm ( warna lantai putih )
= 0,1
76
Untuk menentukan tinggi sumber cahaya diatas bidang kerja ( h ) : h = t – tb = 3 – 0,8 = 2,2 Indeks ruangan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut : k=
=
𝑝𝑥𝑙 ℎ ( 𝑝+𝑙 ) 4 𝑥 2,5 2,2 ( 4+2,5 )
= 0,69 Karena pada (Tabel 2.3) untuk k = 0,69 tidak ada maka dapat kita lakukan dengan cara interpolasi, yaitu dengan cara : k = 0,69 untuk k = 0,6 efisiensi penerangannya yaitu ɳ = 0,30 untuk k = 0,8 efisiensi penerangannya yaitu ɳ = 0,38 Jadi ɳ = 0,30 + (
0,69 3−2,5
) x ( 0,38 – 0,30 )
= 0,33 Jadi efisiensinya adalah ( ɳ ) 0,33 Dan untuk menentukan jumlah armatur yang dibutuhkan dengan masa pemeliharaan per 2 tahun untuk pengotoran ringan 0,8 dan menggunakan lampu TL 1 X 36 watt dengan fluks cahaya 2600 lumen per lampu atau lumen per armatur maka dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut : n=
=
𝐸𝑋𝐴 Фarmatur X ɳ x d 100 𝑥 10 2600 𝑋 0,33 𝑋 0,8
=1
77
Jadi dari hasil perhitungan, maka jumlah armatur yang digunakan pada Toilet Kamar Swich adalah 1 armatur, sedangkan yang terpasang dilapangan adalah 1 armatur dengan menggunakan lampu TL 1 x 36 watt. Berdasarkan dari hasil perhitungan maka diperoleh hasil jumlah titik lampu untuk ruangan pada lantai 1 Sampai Lantai 5 seperti pada Tabel 4.1 Sampai Tabel 4.5. Sedangkan untuk hasil perbandingan antara hasil perhitungan dengan data lapangan seperti pada Tabel 4.6 Sampai Tabel 2.10:
78
Tabel 4.1 Jumlah Armatur Pada Ruangan Lantai 1 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Ruangan Teras Lobi Lobi Receptionis Toilet Tamu Laki – Laki Toilet Tamu Perempuan Koridor Anggrek – Iris Ruang Meeting ( Anggrek ) Ruang Meeting ( Tulip ) Ruang Meeting ( Iris ) Koridor Restoran Restoran Lobi Kolam Renang Lobi Ruang SPA Koridor Ruang Fitnes Ruang Fitnes Ruang SPA Ruang Ganti Laki – Laki Ruang Bilas 1 Ruang Bilas 2 Ruang Bilas 3 Toilet Ruang Ganti 1 Toilet Ruang Ganti 2 Toilet Ruang Ganti 3
rp
rw
rm
p (m)
L (m)
t (m)
A (m2)
Tb
h
E
k
ɳ
d
0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7
0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5
0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1
11 14,17 11,60 3,60 3,60 27 8 10,4 11,2 12,60 17,60 10 5,40 6 11,70 4,80 13,60 2,50 2,50 2,50 3 3 3
8 8,30 7,15 3 3 3,40 4,6 4,6 7,3 4,20 10 6 4,20 4 5,90 2,40 6 1,50 1,50 1,50 2 2 2
6 10 10 3 3 3,5 3 3 3 3,20 3,20 4 3,20 3,20 3,50 3,20 3 3 3 3 3 3 3
88 117 82,94 10,8 10,8 91,8 36,8 47,84 81,76 52,92 176 60 22,68 24 69,03 11,52 81,6 3,75 3,75 3,75 3,75 3,75 3,75
0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8
5,2 9,2 9,2 2,2 2,2 2,7 2,2 2,2 2,2 2,4 2,4 3,2 2,4 2,4 2,7 2,4 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2
200 200 200 100 100 200 200 200 200 200 100 200 100 200 200 100 100 100 100 100 100 100 100
1,4 -
0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,49 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8
0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8
narmatur TL 1x36 W 14 -
narmatur LED 12,5 W 26 35 25 2 2 27 11 14 24 16 26 18 3 7 2 12 1 1 1 1 1 1
79
Lanjutan Tabel 4.1 No 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
Ruangan Ruang Ganti Perempuan Ruang Bilas 1 Ruang Bilas 2 Ruang Bilas 3 Toilet Ruang Ganti 1 Toilet Ruang Ganti 2 Toilet Ruang Ganti 3 Ruang Dapur Toilet Laki – Laki Toilet Perempuan Koridor Lily – Jasmine Koridor Lily – Jasmine Ruang Meeting ( Lily ) Ruang Meeting ( Jasmine )
rp
rw
rm
p (m)
l (m)
t (m)
A (m2)
tb
h
E
k
ɳ
d
0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7
0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5
0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1
13,60 2,50 2,50 2,50 3 3 3 7,10 3,40 3,40 27 27 13 18,4
6 1,50 1,50 1,50 2 2 2 3,48 3,20 3,20 3,40 3,40 6 5,3
3 3 3 3 3 3 3 3,10 3 3 3,5 3,5 3 3
81,6 3,75 3,75 3,75 3,75 3,75 3,75 24,708 10,88 10,88 91,8 91,8 78 97,52
0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8
2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,3 2,2 2,2 2,7 2,7 2,2 2,2
100 100 100 100 100 100 100 200 100 100 200 200 200 200
1 -
0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,43 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8
0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8
narmatur TL 1x36 W 6 -
narmatur LED 12,5 W 12 1 1 1 1 1 1 2 2 27 27 23 29
80
Tabel 4.2 Jumlah Titik Armatur Pada Ruangan Lantai 2 No 1 2 3 4 5 6 7 8
Ruangan Ruang Tamu Toilet Laki – Laki Toilet Perempuan Ruang Peralatan Ruang Meeting ( Lotus ) Koridor Balroom Balroom Ruang Cuci Piring
rp
rw
rm
p (m)
l (m)
t (m)
A (m2)
tb
h
E
k
ɳ
d
0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7
0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5
0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1
15 4 4 18 8 14 20 10
8 3 3 10 8 5,5 10 8
3 3 3 3 3 3 10 3
120 12 12 180 64 77 200 80
0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8
2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 9,2 2,2
200 100 100 150 200 200 200 150
2,9 2
0,8 0,8 0,8 0,60 0,8 0,8 0,8 0,56
0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8
narmatur TL 1x36 W 21 10
narmatur LED 12,5 W 36 2 2 18 22 59 -
81
Tabel 4.3 Jumlah Armatur Pada Ruangan Lantai 3 No
Ruangan
rp
rw
rm
p (m)
l (m)
T (m)
A (m2)
tb
h
E
K
ɳ
d
1 2 3 4 5 6
Ruang Meeting ( Rose ) Koridor Wing A Koridor Wing B Kamar Swich Toilet Kamar 301 Toilet Kamar 302 Toilet Kamar 303 Toilet Kamar 304 Toilet Kamar 305 Toilet Kamar 306 Toilet Kamar 307 Toilet Kamar 308 Toilet Kamar 309 Toilet Kamar 310
0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7
0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5
0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1
11 21 29 7 4 6,65 3 6,65 3 6,65 3 6,65 3 6,65 3 6,65 3 6,65 3 6,65 3 6,65 3 6,65
8,5 2 2 5 2,5 3,7 2,5 3,7 2,5 3,7 2,5 3,7 2,5 3,7 2,5 3,7 2,5 3,7 2,5 3,7 2,5 3,7 2,5 3,7
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
93,5 42 58 35 10 24,605 7,5 24,605 7,5 24,605 7,5 24,605 7,5 24,605 7,5 24,605 7,5 24,605 7,5 24,605 7,5 24,605 7,5 3,75
0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8
2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2
200 200 200 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
0,69 -
0,8 0,8 0,8 0,8 0,33 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8
0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8
7 8 9
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
narmatur TL 1x36 W 1 -
narmatur LED 12,5 W 28 12 17 5 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3
82
Lanjutan Tabel 4.3 No 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
Ruangan Toilet Kamar 311 Toilet Kamar 312 Toilet Kamar 313 Toilet Kamar 314 Toilet Kamar 315 Toilet Kamar 316 Toilet Kamar 317 Toilet Kamar 318 Toilet
Rp
rw
rm
p (m)
l (m)
T (m)
A (m2)
tb
h
E
k
ɳ
d
0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7
0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5
0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1
3 6,65 3 6,65 3 6,65 3 6,65 3 6,65 3 6,65 3 6,65 3 6,65 3
2,5 3,7 2,5 3,7 2,5 3,7 2,5 3,7 2,5 3,7 2,5 3,7 2,5 3,7 2,5 3,7 2,5
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
7,5 24,605 7,5 24,605 7,5 24,605 7,5 24,605 7,5 24,605 7,5 24,605 7,5 24,605 7,5 24,605 7,5
0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8
2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
-
0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8
0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8
narmatur TL 1x36 W -
narmatur LED 12,5 W 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1
83
Tabel 4.4 Jumlah Armatur Pada Ruangan Lantai 4 No
1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Ruangan Koridor Wing A Koridor Wing B Kamar Swich Toilet Kamar 319 Toilet Kamar 320 Toilet Kamar 321 Toilet Kamar 322 Toilet Kamar 323 Toilet Kamar 324 Toilet Kamar 325 Toilet Kamar 326 Toilet Kamar 327 Toilet Kamar 328
rp
rw
rm
p (m)
l (m)
T (m)
A (m2)
tb
h
E
k
ɳ
d
0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7
0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5
0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1
21 29 7 4 6,65 3 6,65 3 6,65 3 6,65 3 6,65 3 6,65 3 6,65 3 6,65 3 6,65 3 6,65
2 2 5 2,5 3,7 2,5 3,7 2,5 3,7 2,5 3,7 2,5 3,7 2,5 3,7 2,5 3,7 2,5 3,7 2,5 3,7 2,5 3,7
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
42 58 35 10 24,605 7,5 24,605 7,5 24,605 7,5 24,605 7,5 24,605 7,5 24,605 7,5 24,605 7,5 24,605 7,5 24,605 7,5 24,605
0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8
2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2
200 200 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
0,69 -
0,8 0,8 0,8 0,33 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8
0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8
narmatur TL 1x36 W 1 -
narmatur LED 12,5 W 12 17 5 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3
84
Lanjutan Tabel 4.4 No 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Ruangan Toilet Kamar 329 Toilet Kamar 330 Toilet Kamar 331 Toilet Kamar 332 Toilet Kamar 333 Toilet Kamar 334 Toilet Kamar 335 Toilet Kamar 336 Toilet
rp
rw
rm
p (m)
l (m)
T (m)
A (m2)
tb
h
E
k
ɳ
d
0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7
0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5
0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1
3 6,65 3 6,65 3 6,65 3 6,65 3 6,65 3 6,65 3 6,65 3 6,65 3
2,5 3,7 2,5 3,7 2,5 3,7 2,5 3,7 2,5 3,7 2,5 3,7 2,5 3,7 2,5 3,7 2,5
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
7,5 24,605 7,5 24,605 7,5 24,605 7,5 24,605 7,5 24,605 7,5 24,605 7,5 24,605 7,5 24,605 7,5
0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8
2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
-
0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8
0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8
narmatur TL 1x36 W -
narmatur LED 12,5 W 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1
85
Tabel 4.5 Jumlah Armatur Pada Ruangan Lantai 5 No
1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Ruangan Koridor Wing A Koridor Wing B Kamar Swich Toilet Kamar 337 Toilet Kamar 338 Toilet Kamar 339 Toilet Kamar 340 Toilet Kamar 341 Toilet Kamar 342 Toilet Kamar 343 Toilet Kamar 344 Toilet Kamar 345 Toilet Kamar 346
rp
rw
rm
p (m)
l (m)
t (m)
A (m2)
tb
h
E
k
ɳ
d
0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7
0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5
0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1
21 29 7 4 6,65 3 6,65 3 6,65 3 6,65 3 6,65 3 6,65 3 6,65 3 6,65 3 6,65 3 6,65
2 2 5 2,5 3,7 2,5 3,7 2,5 3,7 2,5 3,7 2,5 3,7 2,5 3,7 2,5 3,7 2,5 3,7 2,5 3,7 2,5 3,7
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
42 58 35 10 24,605 7,5 24,605 7,5 24,605 7,5 24,605 7,5 24,605 7,5 24,605 7,5 24,605 7,5 24,605 7,5 24,605 7,5 24,605
0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8
2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2
200 200 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
0,69 -
0,8 0,8 0,8 0,33 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8
0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8
narmatur TL 1x36 W 1 -
narmatur LED 12,5 W 12 17 5 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3
86
Lanjutan Tabel 4.5 No 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Ruangan Toilet Kamar 347 Toilet Kamar 348 Toilet Kamar 349 Toilet Kamar 350 Toilet Kamar 351 Toilet Kamar 352 Toilet Kamar 353 Toilet Kamar 354 Toilet
rp
rw
rm
p (m)
L (m)
T (m)
A (m2)
tb
h
E
k
ɳ
d
0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7
0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5
0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1
3 6,65 3 6,65 3 6,65 3 6,65 3 6,65 3 6,65 3 6,65 3 6,65 3
2,5 3,7 2,5 3,7 2,5 3,7 2,5 3,7 2,5 3,7 2,5 3,7 2,5 3,7 2,5 3,7 2,5
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
7,5 24,605 7,5 24,605 7,5 24,605 7,5 24,605 7,5 24,605 7,5 24,605 7,5 24,605 7,5 24,605 7,5
0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8
2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
-
0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8
0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8
narmatur TL 1x36 W -
narmatur LED 12,5 W 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1
87
Tabel 4.6 Perbandingan Jumlah Lampu/Armatur Hasil Penghitungan Dengan Data Lapangan Pada Lantai 1
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
Jumlah Lampu Hasil Data
Jumlah Titik Lampu Hasil
Lapangan
Penghitungan
Ruangan
Teras Lobi Lobi Receptionis Toilet Tamu Laki - Laki Toilet Tamu Perempuan Koridor Anggrek - Iris Ruang Meeting ( Anggrek ) Ruang Meeting ( Tulip ) Ruang Meeting ( Iris ) Koridor Restoran Restoran Lobi Kolam Renang Lobi Ruang SPA Koridor Ruang Fitnes Ruang Fitnes Ruang SPA Ruang Ganti Laki – Laki Ruang Bilas 1 Ruang Bilas 2 Ruang Bilas 3 Toilet Ruang Ganti 1 Toilet Ruang Ganti 2 Toilet Ruang Ganti 3 Ruang Ganti Perempuan Ruang Bilas 1 Ruang Bilas 2 Ruang Bilas 3 Toilet Ruang Ganti 1 Toilet Ruang Ganti 2 Toilet Ruang Ganti 3 Ruang Dapur Toilet Laki - Laki Toilet Perempuan Koridor Lily – Jasmine Koridor Lily – Jasmine Ruang Meeting ( Lily ) Ruang Meeting ( Jasmine )
LED 12,5 W
TL 1x36 W
LED 12,5 W
TL 1x36 W
20 30 23 2 2 21 6 8 16 12 22 12 5 4 2 12 1 1 1 1 1 1 12 1 1 1 1 1 1 2 2 21 21 23 29
10 4 -
26 35 25 2 2 27 11 14 24 16 26 18 3 7 2 12 1 1 1 1 1 1 12 1 1 1 1 1 1 2 2 27 27 23 29
14 6 -
88
Tabel 4.7 Perbandingan Jumlah Titik Lampu/Armatur Hasil Penghitungan Dengan Data Lapangan Pada Lantai 2
No
1 2 3 4 5 6 7 8
Jumlah Lampu Hasil Data
Jumlah Titik Lampu Hasil
Lapangan
Penghitungan
Ruangan
Ruang Tamu Toilet Laki – Laki Toilet Perempuan Ruang Peralatan Ruang Meeting ( Lotus ) Koridor Balroom Balroom Ruang Cuci Piring
LED 12,5 W
TL 1x36 W
LED 12,5 W
TL 1x36 W
28 2 2 17 21 47 -
25 10
36 2 2 18 22 59 -
21 10
89
Tabel 4.8 Perbandingan Jumlah Titik Lampu/Armatur Hasil Penghitungan Dengan Data Lapangan Pada Lantai 3
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Jumlah Lampu Hasil Data
Jumlah Titik Lampu Hasil
Lapangan
Penghitungan
Ruangan
Ruang Meeting ( Rose ) Koridor Wing A Koridor Wing B Kamar Swich Toilet Kamar 301 Toilet Kamar 302 Toilet Kamar 303 Toilet Kamar 304 Toilet Kamar 305 Toilet Kamar 306 Toilet Kamar 307 Toilet Kamar 308 Toilet Kamar 309 Toilet Kamar 310 Toilet
LED 12,5 W
TL 1x36 W
LED 12,5 W
TL 1x36 W
22 8 11 6 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1
1 -
28 12 17 5 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1
1 -
90
Lanjutan Tabel 4.8
No
26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
Jumlah Lampu Hasil Data
Jumlah Titik Lampu Hasil
Lapangan
Penghitungan
Ruangan
Kamar 311 Toilet Kamar 312 Toilet Kamar 313 Toilet Kamar 314 Toilet Kamar 315 Toilet Kamar 316 Toilet Kamar 317 Toilet Kamar 318 Toilet
LED 12,5 W
TL 1x36 W
LED 12,5 W
TL 1x36 W
3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1
-
3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1
-
91
Tabel 4.9 Perbandingan Jumlah Titik Lampu/Armatur Hasil Penghitungan Dengan Data Lapangan Pada Lantai 4
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Jumlah Lampu Hasil Data
Jumlah Titik Lampu Hasil
Lapangan
Penghitungan
Ruangan
Koridor Wing A Koridor Wing B Kamar Swich Toilet Kamar 319 Toilet Kamar 320 Toilet Kamar 321 Toilet Kamar 322 Toilet Kamar 323 Toilet Kamar 324 Toilet Kamar 325 Toilet Kamar 326 Toilet Kamar 327 Toilet Kamar 328 Toilet
LED 12,5 W
TL 1x36 W
LED 12,5 W
TL 1x36 W
8 11 6 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1
1 -
12 17 5 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1
1 -
92
Lanjutan Tabel 4.9
No
25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Jumlah Lampu Hasil Data
Jumlah Titik Lampu Hasil
Lapangan
Penghitungan
Ruangan
Kamar 329 Toilet Kamar 330 Toilet Kamar 331 Toilet Kamar 332 Toilet Kamar 333 Toilet Kamar 334 Toilet Kamar 335 Toilet Kamar 336 Toilet
LED 12,5 W
TL 1x36 W
LED 12,5 W
TL 1x36 W
3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1
-
3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1
-
93
Tabel 4.10 Perbandingan Jumlah Titik Lampu/Armatur Hasil Penghitungan Dengan Data Lapangan Pada Lantai 5
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Jumlah Lampu Hasil Data
Jumlah Titik Lampu Hasil
Lapangan
Penghitungan
Ruangan
Koridor Wing A Koridor Wing B Kamar Swich Toilet Kamar 337 Toilet Kamar 338 Toilet Kamar 339 Toilet Kamar 340 Toilet Kamar 341 Toilet Kamar 342 Toilet Kamar 343 Toilet Kamar 344 Toilet Kamar 345 Toilet Kamar 346 Toilet
LED 12,5 W
TL 1x36 W
LED 12,5 W
TL 1x36 W
8 11 6 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1
1 -
12 17 5 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1
1 -
94
Lanjutan Tabel 4.10
No
25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Jumlah Lampu Hasil Data
Jumlah Titik Lampu Hasil
Lapangan
Penghitungan
Ruangan
Kamar 347 Toilet Kamar 348 Toilet Kamar 349 Toilet Kamar 350 Toilet Kamar 351 Toilet Kamar 352 Toilet Kamar 353 Toilet Kamar 354 Toilet
LED 12,5 W
TL 1x36 W
LED 12,5 W
TL 1x36 W
3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1
-
3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1
-
95
4.2 Jumlah Beban dan Total Beban Setiap Ruangan Berikut adalah jumlah titik penerangan dan KKB, untuk setiap ruangan pada SwissBelhotel Borneo Lantai 1 Sampai Lantai 5 : 4.2.1
Jumlah Beban dan Total Beban Lantai 1 1. Jumlah beban dan total beban pada Ruang Meeting Anggrek adalah sebagai berikut :
Lampu LED x 12,5 watt dengan cos ⱷ 0,8 S=
𝑃 𝐶𝑜𝑠 ⱷ
=
11 𝑥 12,5 0,8
= 172 VA
Kotak kontak 2 @ 200 VA = 2 x 200 = 400 VA
4.2.2
Jumlah Beban dan Total Beban Lantai 2
1. Jumlah beban dan total beban pada Ruang Tamu adalah sebagai berikut :
Lampu LED x 12,5 watt dengan cos ⱷ 0,8 S=
𝑃 𝐶𝑜𝑠 ⱷ
=
36 𝑥 12,5 0,8
= 562 VA
Kotak kontak 5 @ 200 VA = 5 x 200 = 1000 VA
96
4.2.3
Jumlah Beban dan Total Beban Lantai 3
1. Jumlah beban dan total beban pada Ruang Meeting (Rose) adalah sebagai berikut :
Lampu LED x 12,5 watt dengan cos ⱷ 0,8 S=
𝑃 𝐶𝑜𝑠 ⱷ
=
28 𝑥 12,5 0,8
= 437 VA
Kotak kontak 5 @ 200 VA = 5 x 200 = 1000 VA
4.2.4
Jumlah Beban dan Total Beban Lantai 4 dan Lantai 5
1. Jumlah beban dan total beban pada Kamar Swich adalah sebagai berikut :
Lampu LED x 12,5 watt dengan cos ⱷ 0,8 S=
𝑃 𝐶𝑜𝑠 ⱷ
=
5 𝑥 12,5 0,8
= 78 VA
Kotak kontak 7 @ 200 VA = 7 x 200 = 1400 VA
Jadi dari hasil perhitungan, maka diperoleh hasil jumlah beban dan total beban untuk ruangan pada Lantai 1 Sampai Lantai 5 seperti pada Tabel 4.11 Sampai Tabel 4.15. Sedangkan untuk hasil perbandingan antara hasil perhitungan dengan data lapangan seperti pada Tabel 4.16 Sampai Tabel 4.20:
97
Tabel 4.11 Jumlah Beban dan Total Beban Setiap Ruangan Pada Lantai 1
Jumlah Lampu No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Ruangan
Ruang Meeting ( Anggrek ) Ruang Meeting ( Tulip ) Ruang Meeting ( Iris ) Koridor Lily – Jasmine B Ruang Meeting ( Lily ) Ruang Meeting ( Jasmine ) Teras Lobi Lobi Receptionis Restoran Ruang Dapur Lobi Kolam Renang Koridor Anggrek – Iris Toilet Tamu Laki – Laki Toilet Tamu Perempuan Ruang Fitnes Ruang Ganti Laki – Laki
Ruang Bilas 1,2,3 Toilet Ruang Ganti 1,2,3 Lobi Ruang SPA
Jumlah
Beban Lampu
Daya
Kotak
( VA )
Kotak
LED
TL
Kontak
LED
TL
Kontak
12,5 W
1 X 36 W
200 VA
12,5 W
1 X 36 W
200 VA
11 14 24 27 23 29 26 35 25 26 18 27 2 2 12 3 3 3
6 14 -
2 2 2 1 10 6 1 6 2 9 4 2 2 4 2 1
172 219 375 422 359 453 406 547 391 406 281 422 31 31 187 47 47 47
270 630 -
400 400 400 200 2000 1200 200 1200 400 1800 800 400 400 800 400 200
Jumlah Beban ( VA ) 572 619 775 622 2359 1653 606 1747 791 2206 1070 681 822 31 31 1430 587 47 47 247
98
Lanjutan Tabel 4.11 Jumlah Lampu No
21 22 23 24 25 26 27 28 29
Ruangan
Ruang SPA Koridor Ruang Fitnes Koridor Restoran Toilet Laki – Laki Toilet Perempuan Koridor Lily – Jasmine A Ruang Ganti Perempuan
Ruang Bilas 1,2,3 Toilet Ruang Ganti 1,2,3 Jumlah
LED
TL
12,5 W
1 X 36 W
2 7 16 2 2 27 12 3 3 384
20
Jumlah
Beban Lampu
Daya
Kotak
( VA )
Kotak
Kontak
LED
TL
Kontak
200 VA
12,5 W
1 X 36 W
200 VA
1 1 2 1 1 1 2 65
31 109 250 31 31 422 187 47 47 5998
900
200 200 400 200 200 200 400 13000
Jumlah Beban ( VA ) 231 309 650 231 231 622 587 47 47 19898
99
Tabel 4.12 Jumlah Beban dan Total Beban Setiap Ruangan Pada Lantai 2
Jumlah Lampu No
1 2 3 4 5 6 7 8
Ruangan
Koridor Balroom Balroom Ruang Meeting ( Lotus ) Ruang Tamu Ruang Peralatan Ruang Cuci Piring Toilet Laki – Laki Toilet Perempuan Jumlah
Jumlah
Beban Lampu
Daya
Kotak
( VA )
Kotak
LED
TL
Kontak
LED
TL
Kontak
12,5 W
1 X 36 W
200 VA
12,5 W
1 X 36 W
200 VA
22 59 18 36 2 2 139
21 10 31
2 13 4 5 3 27
344 922 281 562 31 31 2171
945 450 1395
400 2600 800 1000 600 5400
Jumlah Beban ( VA ) 744 3522 1081 1562 1545 450 31 31 8966
100
Tabel 4.13 Jumlah Beban dan Total Beban Setiap Ruangan Pada Lantai 3
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Ruangan
Kamar Swich Kamar 301 Toilet Kamar 301 Kamar 302 Toilet Kamar 301 Toilet Kamar Swich Koridor Wing A Koridor Wing B Kamar 303 Toilet Kamar 303 Kamar 304 Toilet Kamar 303 R. Meeting (Rose) Kamar 305 Toilet Kamar 305 Kamar 306 Toilet Kamar 306 Kamar 307 Toilet Kamar 307 Kamar 308 Toilet Kamar 308
Jumlah Lampu
Jumlah
Beban Lampu
Daya
Kotak
( VA )
Kotak
LED
TL
Kontak
LED
TL
Kontak
12,5 W
1 X 36 W
200 VA
12,5 W
1 X 36 W
200 VA
5 3 1 3 1 12 17 3 1 3 1 28 3 1 3 1 3 1 3 1
1 -
7 6 1 6 1 1 1 2 6 1 6 1 5 6 1 6 1 6 1 6 1
78 47 16 47 16 187 266 47 16 47 16 437 47 16 47 16 47 16 47 16
45 -
1400 1200 200 1200 200 200 200 400 1200 200 1200 200 1000 1200 200 1200 200 1200 200 1200 200
Jumlah Beban ( VA ) 1478 1247 216 1247 216 245 387 666 1247 216 1247 216 1437 1247 216 1247 216 1247 216 1247 216
101
Lanjutan Tabel 4.13
No
22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
Ruangan
Kamar 309 Toilet Kamar 309 Kamar 310 Toilet Kamar 310 Kamar 311 Toilet Kamar 311 Kamar 312 Toilet Kamar 312 Kamar 313 Toilet Kamar 313 Kamar 314 Toilet Kamar 314 Kamar 315 Toilet Kamar 315 Kamar 316 Toilet Kamar 316 Kamar 317 Toilet Kamar 317 Kamar 318 Toilet Kamar 318 Jumlah
Jumlah Lampu
Jumlah
Beban Lampu
Daya
Kotak
( VA )
Kotak
LED
TL
Kontak
LED
TL
Kontak
12,5 W
1 X 36 W
200 VA
12,5 W
1 X 36 W
200 VA
3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 134
1
6 1 6 1 6 1 6 1 6 1 6 1 6 1 6 1 6 1 6 1 142
47 16 47 16 47 16 47 16 47 16 47 16 47 16 47 16 47 16 47 16 2102
45
1200 200 1200 200 1200 200 1200 200 1200 200 1200 200 1200 200 1200 200 1200 200 1200 200 28400
Jumlah Beban ( VA ) 1247 216 1247 216 1247 216 1247 216 1247 216 1247 216 1247 216 1247 216 1247 216 1247 216 30547
102
Tabel 4.14 Jumlah Beban dan Total Beban Setiap Ruangan Pada Lantai 4
Jumlah Lampu No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Ruangan
Kamar Swich Kamar 319 Toilet Kamar 319 Kamar 320 Toilet Kamar 320 Toilet Kamar Swich Koridor Wing A Kamar 321 Toilet Kamar 321 Kamar 322 Toilet Kamar 322 Koridor Wing B Kamar 323 Toilet Kamar 323 Kamar 324 Toilet Kamar 324 Kamar 325 Toilet Kamar 325 Kamar 326 Toilet Kamar 326
LED
TL
12,5 W
1 X 36 W
Jumlah Kotak Kontak 200 VA
5 3 1 3 1 12 3 1 3 1 17 3 1 3 1 3 1 3 1
1 -
7 6 1 6 1 1 1 6 1 6 1 2 6 1 6 1 6 1 6 1
Beban Lampu ( VA ) 1 X 36 W
Daya Kotak Kontak 200VA
Jumlah Beban ( VA )
45 -
1400 1200 200 1200 200 200 200 1200 200 1200 200 400 1200 200 1200 200 1200 200 1200 200
1478 1247 216 1247 216 245 387 1247 216 1247 216 666 1247 216 1247 216 1247 216 1247 216
LED
TL
12,5 W
78 47 16 47 16 187 47 16 47 16 266 47 16 47 16 47 16 47 16
103
Lanjutan Tabel 4.14
No
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Ruangan
Kamar 327 Toilet Kamar 327 Kamar 328 Toilet Kamar 328 Kamar 329 Toilet Kamar 329 Kamar 330 Toilet Kamar 330 Kamar 331 Toilet Kamar 331 Kamar 332 Toilet Kamar 332 Kamar 333 Toilet Kamar 333 Kamar 334 Toilet Kamar 334 Kamar 335 Toilet Kamar 335 Kamar 336 Toilet Kamar 336 Jumlah
Jumlah Lampu
Jumlah
Beban Lampu
Daya
Kotak
( VA )
Kotak
LED
TL
Kontak
LED
TL
Kontak
12,5 W
1 X 36 W
200 VA
12,5 W
1 X 36 W
200 VA
3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 106
1
6 1 6 1 6 1 6 1 6 1 6 1 6 1 6 1 6 1 6 1 137
47 16 47 16 47 16 47 16 47 16 47 16 47 16 47 16 47 16 47 16 1665
45
1200 200 1200 200 1200 200 1200 200 1200 200 1200 200 1200 200 1200 200 1200 200 1200 200 27400
Jumlah Beban ( VA ) 1247 216 1247 216 1247 216 1247 216 1247 216 1247 216 1247 216 1247 216 1247 216 1247 216 29110
104
Tabel 4.15 Jumlah Beban dan Total Beban Setiap Ruangan Pada Lantai 5
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Ruangan
Kamar Swich Kamar 337 Toilet Kamar 337 Kamar 338 Toilet Kamar 338 Toilet Kamar Swich Koridor Wing A Kamar 339 Toilet Kamar 339 Kamar 340 Toilet Kamar 340 Koridor Wing B Kamar 341 Toilet Kamar 341 Kamar 342 Toilet Kamar 342 Kamar 343 Toilet Kamar 343 Kamar 344 Toilet Kamar 344
Jumlah Lampu
Jumlah
Beban Lampu
Daya
Kotak
( VA )
Kotak
LED
TL
Kontak
LED
TL
Kontak
12,5 W
1 X 36 W
200 VA
12,5 W
1 X 36 W
200 VA
5 3 1 3 1 12 3 1 3 1 17 3 1 3 1 3 1 3 1
1 -
7 6 1 6 1 1 1 6 1 6 1 2 6 1 6 1 6 1 6 1
78 47 16 47 16 187 47 16 47 16 266 47 16 47 16 47 16 47 16
45 -
1400 1200 200 1200 200 200 200 1200 200 1200 200 400 1200 200 1200 200 1200 200 1200 200
Jumlah Beban ( VA ) 1478 1247 216 1247 216 245 387 1247 216 1247 216 666 1247 216 1247 216 1247 216 1247 216
105
Lanjutan Tabel 4.15
No
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Ruangan
Kamar 345 Toilet Kamar 345 Kamar 346 Toilet Kamar 346 Kamar 347 Toilet Kamar 347 Kamar 348 Toilet Kamar 348 Kamar 349 Toilet Kamar 349 Kamar 350 Toilet Kamar 350 Kamar 351 Toilet Kamar 351 Kamar 352 Toilet Kamar 352 Kamar 353 Toilet Kamar 353 Kamar 354 Toilet Kamar 354 Jumlah
Jumlah Lampu
Jumlah
Beban Lampu
Daya
Kotak
( VA )
Kotak
LED
TL
Kontak
LED
TL
Kontak
12,5 W
1 X 36 W
200 VA
12,5 W
1 X 36 W
200 VA
3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 106
1
6 1 6 1 6 1 6 1 6 1 6 1 6 1 6 1 6 1 6 1 137
47 16 47 16 47 16 47 16 47 16 47 16 47 16 47 16 47 16 47 16 1665
45
1200 200 1200 200 1200 200 1200 200 1200 200 1200 200 1200 200 1200 200 1200 200 1200 200 27400
Jumlah Beban ( VA ) 1247 216 1247 216 1247 216 1247 216 1247 216 1247 216 1247 216 1247 216 1247 216 1247 216 29110
106
4.2.6
Perbandingan Jumlah Beban dan Total Beban Hasil Penghitungan dan Data Lapangan
Tabel 4.16 Perbandingan Jumlah Beban dan Total Beban Hasil Penghitungan dan Data Lapangan Tiap Ruangan Pada Lantai 1 Jumlah Beban dan Total Beban
Jumlah Beban dan Total Beban
Data Lapangan No
Ruangan
Jumlah
Total Daya ( VA )
LED
TL
Kotak
12,5 W
1 X 36 W
Kontak
6 8 16 21 23 29 20 30 23 22
-
2 2 2 1 10 6 1 6 2 9
12
4 -
4 2
21 2 2
-
2 -
-
10
4
Hasil Penghitungan Jumlah LED TL Kotak 12,5 W
1 X 36 W
11 14 24 27 23 29 26 35 25 26 18 27 2 2 -
6 14
200 VA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Ruang Meeting ( Anggrek ) Ruang Meeting ( Tulip ) Ruang Meeting ( Iris ) Koridor Lily – Jasmine B Ruang Meeting ( Lily ) Ruang Meeting ( Jasmine ) Teras Lobi Lobi Receptionis Restoran Ruang Dapur Lobi Kolam Renang Koridor Anggrek – Iris Toilet Tamu Laki – Laki Toilet Tamu Perempuan Ruang Fitnes
Total Daya ( VA )
Kontak 200 VA
494 525 650 528 2359 1653 512 1669 759 2144 980 587 728 31 31 1250
2 2 2 1 10 6 1 6 2 9 4 2 2 -
4
572 619 775 622 2359 1653 606 1747 791 2206 1070 681 822 31 31 1430
107
Lanjutan Tabel 4.16
No
Ruangan
Jumlah Beban dan Total Beban
Jumlah Beban dan Total Beban
Data Lapangan
Hasil Penghitungan Jumlah
Total Daya ( VA )
LED
TL
Kotak
12,5 W
1 X 36 W
Kontak
Ruang Ganti Laki – Laki Ruang Bilas 1,2,3 Toilet Ruang Ganti 1,2,3 Lobi Ruang SPA Ruang SPA Koridor Ruang Fitnes Koridor Restoran Toilet Laki - Laki Toilet Perempuan Koridor Lily – Jasmine A Ruang Ganti Perempuan Ruang Bilas 1,2,3 Toilet Ruang Ganti 1,2,3 Jumlah
12 3 3 5 2 4
-
2 1 1 1
12 2 2 21
-
2 1 1 1
12 3 3
-
2 -
319
14
65
Total Daya ( VA )
LED
TL
Kotak
12,5 W
1 X 36 W
Kontak
200 VA
17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
Jumlah
200 VA
587 47 47 278 231 262 587 231 231 528 587 47 47 18610
12 3 3 3 2 7 16 2 2 27 12 3 3 384
20
2 1 1 1 2 1 1 1
2 65
587 47 47 247 231 309 650 231 231 622 587 47 47 19898
108
Tabel 4.17 Perbandingan Jumlah Beban dan Total Beban Hasil Penghitungan dan Data Lapangan Tiap Ruangan Pada Lantai 2 Jumlah Beban dan Total Beban
Jumlah Beban dan Total Beban
Data Lapangan No
Ruangan
Hasil Penghitungan Jumlah
Total Daya ( VA )
LED
TL
Kotak
12,5 W
1 X 36 W
Kontak
Koridor Balroom Balroom Ruang Meeting ( Lotus ) Ruang Tamu ( Free Fungtion ) Ruang Peralatan Ruang Cuci Piring Toilet Laki – Laki Toilet Perempuan Jumlah
21 47 17 28 2 2 117
25 10 35
2 13 4 5 3 27
Total Daya ( VA )
LED
TL
Kotak
12,5 W
1 X 36 W
Kontak
22 59 18 36 2 2 139
21 10 31
200 VA
1 2 3 4 5 6 7 8
Jumlah
200 VA
728 3334 1066 1437 1725 450 31 31 8802
2 13 4 5 3 27
744 3522 1081 1562 1545 450 31 31 8966
109
Tabel 4.18 Perbandingan Jumlah Beban dan Total Beban Hasil Penghitungan dan Data Lapangan Tiap Ruangan Pada Lantai 3 Jumlah Beban dan Total Beban
Jumlah Beban dan Total Beban
Data Lapangan No
Ruangan
Hasil Penghitungan Jumlah
Total Daya ( VA )
LED
TL
Kotak
12,5 W
1 X 36 W
Kontak
Kamar Swich Kamar 301 Toilet Kamar 301 Kamar 302 Toilet Kamar 302 Toilet Kamar Swich Koridor Wing A Koridor Wing B Kamar 303 Toilet Kamar 303 Kamar 304 Toilet Kamar 304 Ruang Meeting ( Rose ) Kamar 305 Toilet Kamar 305 Kamar 306 Toilet Kamar 306
6 3 1 3 1 8 11 3 1 3 1 22 3 1 3 1
1 -
7 6 1 6 1 1 1 2 6 1 6 1 5 6 1 6 1
Total Daya ( VA )
LED
TL
Kotak
12,5 W
1 X 36 W
Kontak
5 3 1 3 1 12 17 3 1 3 1 28 3 1 3 1
1 -
200 VA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Jumlah
200 VA
1494 1247 216 1247 216 245 325 572 1247 216 1247 216 1344 1247 216 1247 216
7 6 1 6 1 1 1 2 6 1 6 1 5 6 1 6 1
1478 1247 216 1247 216 245 387 666 1247 216 1247 216 1437 1247 216 1247 216
110
Lanjutan Tabel 4.18
No
Ruangan
Jumlah Beban dan Total Beban
Jumlah Beban dan Total Beban
Data Lapangan
Hasil Penghitungan Jumlah
Total Daya ( VA )
LED
TL
Kotak
12,5 W
1 X 36 W
Kontak
Kamar 307 Toilet Kamar 307 Kamar 308 Toilet Kamar 308 Kamar 309 Toilet Kamar 309 Kamar 310 Toilet Kamar 310 Kamar 311 Toilet Kamar 311 Kamar 312 Toilet Kamar 312 Kamar 313 Toilet Kamar 313 Kamar 314 Toilet Kamar 314 Kamar 315 Toilet Kamar 315
3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1
-
6 1 6 1 6 1 6 1 6 1 6 1 6 1 6 1 6 1
Total Daya ( VA )
LED
TL
Kotak
12,5 W
1 X 36 W
Kontak
200 VA
18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
Jumlah
200 VA
1247 216 1247 216 1247 216 1247 216 1247 216 1247 216 1247 216 1247 216 1247 216
3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1
-
6 1 6 1 6 1 6 1 6 1 6 1 6 1 6 1 6 1
1247 216 1247 216 1247 216 1247 216 1247 216 1247 216 1247 216 1247 216 1247 216
111
Lanjutan Tabel 4.18
No
Ruangan
Jumlah Beban dan Total Beban
Jumlah Beban dan Total Beban
Data Lapangan
Hasil Penghitungan Jumlah
Total Daya ( VA )
LED
TL
Kotak
12,5 W
1 X 36 W
Kontak
Kamar 316 Toilet Kamar 316 Kamar 317 Toilet Kamar 317 Kamar 318 Toilet Kamar 318 Jumlah
3 1 3 1 3 3 119
1
6 1 6 1 6 6 142
Total Daya ( VA )
LED
TL
Kotak
12,5 W
1 X 36 W
Kontak
200 VA
36 37 38 39 40 41
Jumlah
200 VA
1247 216 1247 216 1247 1247 30314
3 1 3 1 3 1 134
1
6 1 6 1 6 6 142
1247 216 1247 216 1247 216 30547
112
Tabel 4.19 Perbandingan Jumlah Beban dan Total Beban Hasil Penghitungan dan Data Lapangan Tiap Ruangan Pada Lantai 4 Jumlah Beban dan Total Beban
Jumlah Beban dan Total Beban
Data Lapangan No
Ruangan
Hasil Penghitungan Jumlah
Total Daya ( VA )
LED
TL
Kotak
12,5 W
1 X 36 W
Kontak
Kamar Swich Kamar 319 Toilet Kamar 319 Kamar 320 Toilet Kamar 319 Toilet Kamar Swich Koridor Wing A Kamar 321 Toilet Kamar 321 Kamar 322 Toilet Kamar 322 Koridor Wing B Kamar 323 Toilet Kamar 323 Kamar 324 Toilet Kamar 324
6 3 1 3 1 8 3 1 3 1 11 3 1 3 1
1 -
7 6 1 6 1 1 1 6 1 6 1 2 6 1 6 1
Total Daya ( VA )
LED
TL
Kotak
12,5 W
1 X 36 W
Kontak
5 3 1 3 1 12 3 1 3 1 17 3 1 3 1
1 -
200 VA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Jumlah
200 VA
1494 1247 216 1247 216 245 325 1247 216 1247 216 572 1247 216 1247 216
7 6 1 6 1 1 1 6 1 6 1 2 6 1 6 1
1478 1247 216 1247 216 245 387 1247 216 1247 216 666 1247 216 1247 216
113
Lanjutan Tabel 4.19
No
Ruangan
Jumlah Beban dan Total Beban
Jumlah Beban dan Total Beban
Data Lapangan
Hasil Penghitungan Jumlah
Total Daya ( VA )
LED
TL
Kotak
12,5 W
1 X 36 W
Kontak
Kamar 325 Toilet Kamar 325 Kamar 326 Toilet Kamar 326 Kamar 327 Toilet Kamar 327 Kamar 328 Toilet Kamar 328 Kamar 329 Toilet Kamar 329 Kamar 330 Toilet Kamar 330 Kamar 331 Toilet Kamar 331 Kamar 332 Toilet Kamar 332 Kamar 333 Toilet Kamar 333
3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1
-
6 1 6 1 6 1 6 1 6 1 6 1 6 1 6 1 6 1
Total Daya ( VA )
LED
TL
Kotak
12,5 W
1 X 36 W
Kontak
200 VA
17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Jumlah
200 VA
1247 216 1247 216 1247 216 1247 216 1247 216 1247 216 1247 216 1247 216 1247 216
3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1
-
6 1 6 1 6 1 6 1 6 1 6 1 6 1 6 1 6 1
1247 216 1247 216 1247 216 1247 216 1247 216 1247 216 1247 216 1247 216 1247 216
114
Lanjutan Tabel 4.19
No
Ruangan
Jumlah Beban dan Total Beban
Jumlah Beban dan Total Beban
Data Lapangan
Hasil Penghitungan Jumlah
Total Daya ( VA )
LED
TL
Kotak
12,5 W
1 X 36 W
Kontak
Kamar 334 Toilet Kamar 334 Kamar 335 Toilet Kamar 335 Kamar 336 Toilet Kamar 336 Jumlah
3 1 3 1 3 1 97
1
6 1 6 1 6 1 137
Total Daya ( VA )
LED
TL
Kotak
12,5 W
1 X 36 W
Kontak
200 VA
35 36 37 38 39 40
Jumlah
200 VA
1247 216 1247 216 1247 216 28970
3 1 3 1 3 1 106
1
6 1 6 1 6 1 137
1247 216 1247 216 1247 216 29110
115
Tabel 4.20 Perbandingan Jumlah Beban dan Total Beban Hasil Penghitungan dan Data Lapangan Tiap Ruangan Pada Lantai 5 Jumlah Beban dan Total Beban
Jumlah Beban dan Total Beban
Data Lapangan No
Ruangan
Hasil Penghitungan Jumlah
Total Daya ( VA )
LED
TL
Kotak
12,5 W
1 X 36 W
Kontak
Kamar Swich Kamar 337 Toilet Kamar 337 Kamar 338 Toilet Kamar 338 Toilet Kamar Swich Koridor Wing A Kamar 339 Toilet Kamar 339 Kamar 340 Toilet Kamar 340 Koridor Wing B Kamar 341 Toilet Kamar 341 Kamar 342 Toilet Kamar 342
6 3 1 3 1 8 3 1 3 1 11 3 1 3 1
1 -
7 6 1 6 1 1 1 6 1 6 1 2 6 1 6 1
Total Daya ( VA )
LED
TL
Kotak
12,5 W
1 X 36 W
Kontak
5 3 1 3 1 12 3 1 3 1 17 3 1 3 1
1 -
200 VA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Jumlah
200 VA
1494 1247 216 1247 216 245 325 1247 216 1247 216 572 1247 216 1247 216
7 6 1 6 1 1 1 6 1 6 1 2 6 1 6 1
1478 1247 216 1247 216 245 387 1247 216 1247 216 666 1247 216 1247 216
116
Lanjutan Tabel 4.20
No
Ruangan
Jumlah Beban dan Total Beban
Jumlah Beban dan Total Beban
Data Lapangan
Hasil Penghitungan Jumlah
Total Daya ( VA )
LED
TL
Kotak
12,5 W
1 X 36 W
Kontak
Kamar 343 Toilet Kamar 343 Kamar 344 Toilet Kamar 344 Kamar 345 Toilet Kamar 345 Kamar 346 Toilet Kamar 346 Kamar 347 Toilet Kamar 347 Kamar 348 Toilet Kamar 348 Kamar 349 Toilet Kamar 349 Kamar 350 Toilet Kamar 350 Kamar 351 Toilet Kamar 351
3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1
-
6 1 6 1 6 1 6 1 6 1 6 1 6 1 6 1 6 1
Total Daya ( VA )
LED
TL
Kotak
12,5 W
1 X 36 W
Kontak
200 VA
17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Jumlah
200 VA
1247 216 1247 216 1247 216 1247 216 1247 216 1247 216 1247 216 1247 216 1247 216
3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1
-
6 1 6 1 6 1 6 1 6 1 6 1 6 1 6 1 6 1
1247 216 1247 216 1247 216 1247 216 1247 216 1247 216 1247 216 1247 216 1247 216
117
Lanjutan Tabel 4.20
No
Ruangan
Jumlah Beban dan Total Beban
Jumlah Beban dan Total Beban
Data Lapangan
Hasil Penghitungan Jumlah
Total Daya ( VA )
LED
TL
Kotak
12,5 W
1 X 36 W
Kontak
Kamar 352 Toilet Kamar 352 Kamar 353 Toilet Kamar 353 Kamar 354 Toilet Kamar 354 Jumlah
3 1 3 1 3 1 97
1
6 1 6 1 6 1 137
Total Daya ( VA )
LED
TL
Kotak
12,5 W
1 X 36 W
Kontak
200 VA
35 36 37 38 39 40
Jumlah
200 VA
1247 216 1247 216 1247 216 28970
3 1 3 1 3 1 106
1
6 1 6 1 6 1 137
1247 216 1247 216 1247 216 29110
118
4.3
Menentukan Pengaman dan Penghantar Untuk menentukan pengaman dan luas penampang pengahntar yang digunakan untuk
suatu beban, maka terlebih dahulu harus diketahui arus nominall beban yang dilayani. Selanjutnya untuk mengetahui luas penampang, menghitung KHA yaitu :
Arus Nominal untuk tegangan 1ɸ : In =
𝑆 𝑉 𝑙𝑖𝑛𝑒−𝑛𝑒𝑡𝑟𝑎𝑙
Arus Nominal untuk tegangan 3ɸ : In =
𝑆 √3 𝑥 𝑉 𝑙𝑖𝑛𝑒−𝑙𝑖𝑛𝑒
KHA : 125 % x In
Keterangan :
V line - netral = Tegangan 1∅ ( V ) V line – line = Tegangan 3∅ ( V ) S = Daya Semu ( VA ) In = Arus Nominal ( A )
Dengan mengetahui kemampuan hantar arus maka dengan melihat tabel KHA dapat ditentukan luas penampang penghantar yang akan digunakan.
4.3.1
Pengaman dan Penghantar Sirkit Akhir Pada Lantai 1 Pengaman dan pengahantar yang akan digunakan setiap sirkit akhir pada lantai 1
adalah:
Group 1 : Ruang Meeting ( Anggrek )
10 lampu LED dengan cos ⱷ 0,8 S=
𝑃 𝐶𝑜𝑠 ⱷ
=
11 𝑥 12,5 0,8
= 172 VA
119
2 Kotak Kontak ( 2 x 200 VA ) = 400 VA Jadi total daya pada group R adalah : S ( VA )
= 172 + 400 VA = 572 VA
Besar arus nominal dan KHA : In ( A )
=
=
𝑆 𝑉 𝑙𝑖𝑛𝑒−𝑛𝑒𝑡𝑟𝑎𝑙
572 220
= 2,6 A Dari hasil penghitungan arus nominal diperoleh In = 2,6 A berdasarkan Tabel 2.6 maka pengaman yang digunakan adalah MCB 1 fase 4 A sedangkan yang terpasang di lapangan adalah MCB 1 fase 6 A. KHA = 125 % x In = 125 % x 2,6 = 3,2 A Dari hasil penghitungan luas penampang penghantar yang diperoleh KHA = 3,2 A, berdasarkan Tabel 2.9 maka penghantar yang digunakan kabel NYM 1,5 mm2 sedangkan yang terpasang dilapangan adalah kabel NYM 2,5 mm2 .
120
4.3.2
Pengaman dan Penghantar Sirkit Akhir Pada Lantai 2 Pengaman dan pengahantar yang akan digunakan setiap sirkit akhir pada lantai 2
adalah:
Group 4 : Ruang Tamu
36 lampu LED dengan cos ⱷ 0,8 S=
𝑃 𝐶𝑜𝑠 ⱷ
=
36 𝑥 12,5 0,8
= 562 VA
5 Kotak Kontak ( 5 x 200 VA ) = 1000 VA Jadi total daya pada group S adalah : S ( VA )
= 562 + 1000 VA = 1562 VA
Besar arus nominal dan KHA : In ( A )
=
=
𝑆 𝑉 𝑙𝑖𝑛𝑒−𝑛𝑒𝑡𝑟𝑎𝑙
1562 220
= 7,1 A Dari hasil penghitungan arus nominal diperoleh In = 7,1 A berdasarkan Tabel 2.6 maka pengaman yang digunakan adalah MCB 1 fase 10 A sedangkan yang terpasang di lapangan adalah MCB 1 fase 10 A.
121
KHA = 125 % x In = 125 % x 7,1 = 8,8 A Dari hasil penghitungan luas penampang penghantar yang diperoleh KHA = 8,8 A, berdasarkan Tabel 2.9 maka penghantar yang digunakan kabel NYM 1,5 mm2 sedangkan yang terpasang dilapangan adalah kabel NYM 2,5 mm2 .
4.3.3
Pengaman dan Penghantar Sirkit Akhir Pada Lantai 3 Pengaman dan pengahantar yang akan digunakan setiap sirkit akhir pada lantai 3
adalah:
Group 13 : Ruang Meeting ( Rose )
28 lampu LED dengan cos ⱷ 0,8 S=
𝑃 𝐶𝑜𝑠 ⱷ
=
28 𝑥 12,5 0,8
= 437 VA
5 Kotak Kontak ( 5 x 200 VA ) = 1000 VA Jadi total daya pada group T adalah : S ( VA )
= 437 + 1000 VA = 1437 VA
122
Besar arus nominal dan KHA : In ( A )
=
=
𝑆 𝑉 𝑙𝑖𝑛𝑒−𝑛𝑒𝑡𝑟𝑎𝑙
1437 220
= 6,5 A Dari hasil penghitungan arus nominal diperoleh In = 6,5 A berdasarkan Tabel 2.6 maka pengaman yang digunakan adalah MCB 1 fase 10 A sedangkan yang terpasang di lapangan adalah MCB 1 fase 10 A. KHA = 125 % x In = 125 % x 6,5 = 8,1 A Dari hasil penghitungan luas penampang penghantar yang diperoleh KHA = 8,1 A, berdasarkan Tabel 2.9 maka penghantar yang digunakan kabel NYM 1,5 mm2 sedangkan yang terpasang dilapangan adalah kabel NYM 2,5 mm2 .
4.3.4
Pengaman dan Penghantar Sirkit Akhir Pada Lantai 4 dan Lantai 5 Pengaman dan pengahantar yang akan digunakan setiap sirkit akhir pada lantai 4 dan
lantai 5 adalah:
Group 1 : Kamar Swich
10 lampu LED dengan cos ⱷ 0,8 S=
𝑃 𝐶𝑜𝑠 ⱷ
=
5 𝑥 12,5 0,8
= 78 VA
123
7 Kotak Kontak ( 7 x 200 VA ) = 1400 VA Jadi total daya pada group R adalah : S ( VA )
= 78 + 1400 VA = 1478 VA
Besar arus nominal dan KHA : In ( A )
=
=
𝑆 𝑉 𝑙𝑖𝑛𝑒−𝑛𝑒𝑡𝑟𝑎𝑙
1478 220
= 6,7 A Dari hasil penghitungan arus nominal diperoleh In = 6,7 A berdasarkan Tabel 2.6 maka pengaman yang digunakan adalah MCB 1 fase 10 A sedangkan yang terpasang di lapangan adalah MCB 1 fase 10 A. KHA = 125 % x In = 125 % x 6,7 = 8,3 A Dari hasil penghitungan luas penampang penghantar yang diperoleh KHA = 8,3 A, berdasarkan Tabel 2.9 maka penghantar yang digunakan kabel NYM 1,5 mm2 sedangkan yang terpasang dilapangan adalah kabel NYM 2,5 mm2 . Adapun untuk hasil perbandingan antara penghitungan dengan data lapangan, pengaman dan penghantar sirkit akhir pada ruangan Lantai 1 Sampai Lantai 5 dapat dilihat pada Tabel 4.21 Sampai Tabel 4.25:
124
Tabel 4.21 Pengaman dan Penghantar Sirkit Akhir pada lantai 1 Jumlah Lampu dan Kotak Kontak
Total Seluruh Beban ( VA )
Total Daya ( VA )
In (A)
Gro Up
TL 1 x 36 W
LED 12,5 W
Jumlah Kotak Kontak
TL 1 x 36 W
LED 12,5 W
Daya Kotak Kontak
R
S
T
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
6 14 -
11 14 24 27 23 29 26 35 25 26 18 27 2 2 12 3 3
2 2 2 1 10 6 1 6 2 9 4 2 2 4 2 -
270 630 -
172 219 375 422 359 453 406 547 391 406 281 422 31 31 187 47 47
400 400 400 200 2000 1200 200 1200 400 1800 800 400 400 800 400 -
572 619 775 2206 1070 681 -
622 2359 1653 822 31 31 -
606 1747 791 1430 587 47 47
2,6 2,8 3,5 2,8 10,7 7,5 2,7 7,9 3,5 10 4,8 3 3,7 0,1 0,1 6,5 2,6 0,2 0,2
Pengaman ( MCB 1 ɸ A)
Penghantar (NYM mm2)
Data Lapangan
Hasil Penghitung an
Data Lapangan
Hasil Penghitung an
6 6 6 6 16 10 6 10 6 10 10 6 6 2 2 10 6 2 2
4 4 4 4 16 10 4 10 4 10 6 4 4 2 2 10 4 2 2
2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5
1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5
125
Lanjutan Tabel 4.21 Jumlah Lampu dan Kotak Kontak
Total Seluruh Beban ( VA )
Total Daya ( VA )
In (A)
Gro Up
TL 1 x 36 W
LED 12,5 W
Jumlah Kotak Kontak
TL 1 x 36 W
LED 12,5 W
Daya Kotak Kontak
R
S
T
20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 Total
-
3 2 7 16 2 2 27 12 3 3 384
1 1 1 2 1 1 1 2 65
900
47 31 109 250 31 31 422 187 47 47 5998
200 200 200 400 200 200 200 400 13000
247 231 309 6710
650 231 231 6630
622 587 47 47 6558
20
Pengaman ( MCB 1 ɸ A) Data Lapangan
1,1 1 1,4 2,9 1 1 2,8 2,6 0,2 0,2
6 6 6 6 4 4 6 6 2 2
Hasil Penghitung an
Penghantar (NYM mm2) Data Lapangan
2 2,5 2 2,5 2 2,5 4 2,5 2 2,5 2 2,5 4 2,5 4 2,5 2 2,5 2 2,5 ` Total Fasa R+S+T = 19898
Hasil Penghitung an 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5
126
Tabel 4.22 Pengaman dan Penghantar Sirkit Akhir pada lantai 2 Jumlah Lampu dan Kotak Kontak
Total Seluruh Beban ( VA )
Gro Up
TL 1 x 36 W
LED 12,5 W
Jumlah Kotak Kontak
TL 1 x 36 W
LED 12,5 W
1 2 3 4 5 6 7 8 Total
21 10 31
22 59 18 36 2 2 139
2 13 4 5 3 27
945 450 1395
344 922 281 562 31 31 2171
Daya Kotak Kontak 400 2600 800 1000 600 5400
Total Daya ( VA )
In (A)
R
S
T
744 3522 4266
1081 1562 2643
1545 450 31 31 2057
Pengaman ( MCB 1 ɸ A) Data Lapangan
3,3 16 4,9 7,1 7 2 0,1 0,1
6 20 10 10 10 6 6 6
Hasil Penghitung an
Penghantar (NYM mm2) Data Lapangan
4 2,5 16 4 6 2,5 10 2,5 10 2,5 2 2,5 2 2,5 2 2,5 Total Fasa R+S+T = 8966 19960 19960 19960
Hasil Penghitung an 1,5 2,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5
127
Tabel 4.23 Pengaman dan Penghantar Sirkit Akhir pada lantai 3 Jumlah Lampu dan Kotak Kontak
Total Seluruh Beban ( VA )
Total Daya ( VA )
In (A)
Gro Up
TL 1 x 36 W
LED 12,5 W
Jumlah Kotak Kontak
TL 1 x 36 W
LED 12,5 W
Daya Kotak Kontak
R
S
T
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 -
5 3 1 3 1 12 17 3 1 3 1 28 3 1 3 1 3 1 3 1
7 6 1 6 1 1 1 2 6 1 6 1 5 6 1 6 1 6 1 6 1
45 -
78 47 16 47 16 187 266 47 16 47 16 437 47 16 47 16 47 16 47 16
1400 1200 200 1200 200 200 200 400 1200 200 1200 200 1000 1200 200 1200 200 1200 200 1200 200
1478 1247 216 1247 216 1247 216 1247 216
245 387 666 1247 216 1247 216 -
1437 1247 216 1247 216 -
-
6,7 5,6 0,9 5,6 0,9 1,1 1,7 3 5,6 0,9 5,6 0,9 6,5 5,6 0,9 5,6 0,9 5,6 0,9 5,6 0,9
Pengaman ( MCB 1 ɸ A)
Penghantar (NYM mm2)
Data Lapangan
Hasil Penghitung an
Data Lapangan
Hasil Penghitung an
10 16 10 16 10 10 10 10 16 10 16 10 10 16 10 16 10 16 10 16 10
10 6 2 6 2 2 2 4 6 2 6 2 10 6 2 6 2 6 2 6 2
2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5
1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5
128
Lanjutan Tabel 4.23 Jumlah Lampu dan Kotak Kontak
Total Seluruh Beban ( VA )
Total Daya ( VA )
In (A)
Gro Up
TL 1 x 36 W
LED 12,5 W
Jumlah Kotak Kontak
TL 1 x 36 W
LED 12,5 W
Daya Kotak Kontak
R
S
T
22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 Total
-
3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 134
6 1 6 1 6 1 6 1 6 1 6 1 6 1 6 1 6 1 6 1 142
45
47 16 47 16 47 16 47 16 47 16 47 16 47 16 47 16 47 16 47 16 2102
1200 200 1200 200 1200 200 1200 200 1200 200 1200 200 1200 200 1200 200 1200 200 1200 200 28400
1247 216 1247 216 10256
1247 216 1247 216 1247 216 1247 216 10076
1247 216 1247 216 1247 216 1247 216 10215
1
Pengaman ( MCB 1 ɸ A) Data Lapangan
5,6 0,9 5,6 0,9 5,6 0,9 5,6 0,9 5,6 0,9 5,6 0,9 5,6 0,9 5,6 0,9 5,6 0,9 5,6 0,9
16 10 16 10 16 10 16 10 16 10 16 10 16 10 16 10 16 10 16 10
Hasil Penghitung an
Penghantar (NYM mm2) Data Lapangan
6 2,5 2 2,5 6 2,5 2 2,5 6 2,5 2 2,5 6 2,5 2 2,5 6 2,5 2 2,5 6 2,5 2 2,5 6 2,5 2 2,5 6 2,5 2 2,5 6 2,5 2 2,5 6 2,5 2 2,5 Total Fasa R+S+T = 30547 31741
Hasil Penghitung an 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5
129
Tabel 4.24 Pengaman dan Penghantar Sirkit Akhir Pada Lantai 4 Jumlah Lampu dan Kotak Kontak
Total Seluruh Beban ( VA )
Total Daya ( VA )
In (A)
Gro Up
TL 1 x 36 W
LED 12,5 W
Jumlah Kotak Kontak
TL 1 x 36 W
LED 12,5 W
Daya Kotak Kontak
R
S
T
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 -
5 3 1 3 1 12 3 1 3 1 17 3 1 3 1 3 1 3 1
7 6 1 6 1 1 1 6 1 6 1 2 6 1 6 1 6 1 6 1
45 -
78 47 16 47 16 187 47 16 47 16 266 47 16 47 16 47 16 47 16
1400 1200 200 1200 200 200 200 1200 200 1200 200 400 1200 200 1200 200 1200 200 1200 200
1478 1247 216 1247 216 1247 216 1247 216
245 387 1247 216 1247 216 -
666 1247 216 1247 216 -
6,7 5,6 0,9 5,6 0,9 1,1 1,7 5,6 0,9 5,6 0,9 3 5,6 0,9 5,6 0,9 5,6 0,9 5,6 0,9
Pengaman ( MCB 1 ɸ A)
Penghantar (NYM mm2)
Data Lapangan
Hasil Penghitung an
Data Lapangan
Hasil Penghitung an
10 16 10 16 10 10 10 16 10 16 10 10 16 10 16 10 16 10 16 10
10 6 2 6 2 2 2 6 2 6 2 4 6 2 6 2 6 2 6 2
2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5
1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5
130
Lanjutan Tabel 4.24 Jumlah Lampu dan Kotak Kontak Gro Up
TL 1 x 36 W
LED 12,5 W
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 Total
-
3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1
1
106
Total Seluruh Beban ( VA )
Total Daya ( VA )
In (A)
Jumlah Kotak Kontak
TL 1 x 36 W
LED 12,5 W
Daya Kotak Kontak
R
S
T
6 1 6 1 6 1 6 1 6 1 6 1 6 1 6 1 6 1 6 1 137
45
47 16 47 16 47 16 47 16 47 16 47 16 47 16 47 16 47 16 47 16 1665
1200 200 1200 200 1200 200 1200 200 1200 200 1200 200 1200 200 1200 200 1200 200 1200 200 27400
1247 216 1247 216 10256
1247 216 1247 216 1247 216 1247 216 9410
1247 216 1247 216 1247 216 1247 216 9444
Pengaman ( MCB 1 ɸ A) Data Lapangan
5,6 0,9 5,6 0,9 5,6 0,9 5,6 0,9 5,6 0,9 5,6 0,9 5,6 0,9 5,6 0,9 5,6 0,9 5,6 0,9
16 10 16 10 16 10 16 10 16 10 16 10 16 10 16 10 16 10 16 10
Hasil Penghitung an
Penghantar (NYM mm2) Data Lapangan
6 2,5 2 2,5 6 2,5 2 2,5 6 2,5 2 2,5 6 2,5 2 2,5 6 2,5 2 2,5 6 2,5 2 2,5 6 2,5 2 2,5 6 2,5 2 2,5 6 2,5 2 2,5 6 2,5 2 2,5 Total Fasa R+S+T = 30304
Hasil Penghitung an 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5
131
Tabel 4.25 Pengaman dan Penghantar Sirkit Akhir Pada Lantai 5 Jumlah Lampu dan Kotak Kontak
Total Seluruh Beban ( VA )
Total Daya ( VA )
In (A)
Gro Up
TL 1 x 36 W
LED 12,5 W
Jumlah Kotak Kontak
TL 1 x 36 W
LED 12,5 W
Daya Kotak Kontak
R
S
T
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 -
5 3 1 3 1 12 3 1 3 1 17 3 1 3 1 3 1 3 1
7 6 1 6 1 1 1 6 1 6 1 2 6 1 6 1 6 1 6 1
45 -
78 47 16 47 16 187 47 16 47 16 266 47 16 47 16 47 16 47 16
1400 1200 200 1200 200 200 200 1200 200 1200 200 400 1200 200 1200 200 1200 200 1200 200
1478 1247 216 1247 216 1247 216 1247 216
245 387 1247 216 1247 216 -
666 1247 216 1247 216 -
6,7 5,6 0,9 5,6 0,9 1,1 1,7 5,6 0,9 5,6 0,9 3 5,6 0,9 5,6 0,9 5,6 0,9 5,6 0,9
Pengaman ( MCB 1 ɸ A)
Penghantar (NYM mm2)
Data Lapangan
Hasil Penghitung an
Data Lapangan
Hasil Penghitung an
10 16 10 16 10 10 10 16 10 16 10 10 16 10 16 10 16 10 16 10
10 6 2 6 2 2 2 6 2 6 2 4 6 2 6 2 6 2 6 2
2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5
1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5
132
Lanjutan Tabel 4.25 Jumlah Lampu dan Kotak Kontak Gro Up
TL 1 x 36 W
LED 12,5 W
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 Total
-
3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1
1
106
Total Seluruh Beban ( VA )
Total Daya ( VA )
In (A)
Jumlah Kotak Kontak
TL 1 x 36 W
LED 12,5 W
Daya Kotak Kontak
R
S
T
6 1 6 1 6 1 6 1 6 1 6 1 6 1 6 1 6 1 6 1 137
45
47 16 47 16 47 16 47 16 47 16 47 16 47 16 47 16 47 16 47 16 1665
1200 200 1200 200 1200 200 1200 200 1200 200 1200 200 1200 200 1200 200 1200 200 1200 200 27400
1247 216 1247 216 10256
1247 216 1247 216 1247 216 1247 216 9410
1247 216 1247 216 1247 216 1247 216 9444
Pengaman ( MCB 1 ɸ A) Data Lapangan
5,6 0,9 5,6 0,9 5,6 0,9 5,6 0,9 5,6 0,9 5,6 0,9 5,6 0,9 5,6 0,9 5,6 0,9 5,6 0,9
16 10 16 10 16 10 16 10 16 10 16 10 16 10 16 10 16 10 16 10
Hasil Penghitung an
Penghantar (NYM mm2) Data Lapangan
6 2,5 2 2,5 6 2,5 2 2,5 6 2,5 2 2,5 6 2,5 2 2,5 6 2,5 2 2,5 6 2,5 2 2,5 6 2,5 2 2,5 6 2,5 2 2,5 6 2,5 2 2,5 6 2,5 2 2,5 Total Fasa R+S+T = 29110
Hasil Penghitung an 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5
151
4.4 Pengaman dan Penghantar Cabang 4.4.1 Pengaman dan Penghantar Cabang Pada Lantai 1 Dalam menentukan besar pengaman dan penghantar
cabang, maka harus
diketahui terlebih dahulu jumlah beban setiap fasa pada lantai 1. Fasa R1 In fasa R1 =
=
𝑆 𝑉 𝑙𝑖𝑛𝑒−𝑛𝑒𝑡𝑟𝑎𝑙 572+619+775 220
= 8,9 A Dari hasil penghitungan arus nominal maka diperoleh In = 8,9 A berdasarkan Tabel 2.6 maka pengaman yang digunakan adalah MCB 1 fase 10 A sedangkan yang terpasang di lapangan adalah MCB 1 fase 20 A. KHA = 125 % x In = 125 % x 8,9 = 11,1 A Dari hasil penghitungan luas penampang penghantar yang diperoleh KHA = 11,1 A, berdasarkan Tabel 2.9 maka penghantar yang digunakan kabel NYM 1,5 mm2 sedangkan yang terpasang dilapangan adalah kabel NYM 4 mm2 .
152
4.4.2 Pengaman dan Penghantar Cabang Pada Lantai 2 Dalam menentukan besar pengaman dan penghantar
cabang, maka harus
diketahui terlebih dahulu jumlah beban setiap fasa pada lantai 2. Fasa R In fasa R1 =
=
𝑆 𝑉 𝑙𝑖𝑛𝑒−𝑛𝑒𝑡𝑟𝑎𝑙 744+3522 220
= 19,3 A Dari hasil penghitungan arus nominal maka diperoleh In = 19,3 A berdasarkan Tabel 2.6 maka pengaman yang digunakan adalah MCB 1 fase 20 A sedangkan yang terpasang di lapangan adalah MCB 1 fase 20 A. KHA = 125 % x In = 125 % x 19,3 = 24,1 A Dari hasil penghitungan luas penampang penghantar yang diperoleh KHA = 24,1 A, berdasarkan Tabel 2.9 maka penghantar yang digunakan kabel NYM 2,5 mm2 sedangkan yang terpasang dilapangan adalah kabel NYM 4 mm2 .
153
4.4.3 Pengaman dan Penghantar Cabang Pada Lantai 3 Dalam menentukan besar pengaman dan penghantar
cabang, maka harus
diketahui terlebih dahulu jumlah beban setiap fasa pada lantai 3. Fasa R1 In fasa R1 =
=
𝑆 𝑉 𝑙𝑖𝑛𝑒−𝑛𝑒𝑡𝑟𝑎𝑙 1478+1247+216+1247+216 220
= 20 A Dari hasil penghitungan arus nominal maka diperoleh In = 20 A berdasarkan Tabel 2.6 maka pengaman yang digunakan adalah MCB 1 fase 20 A sedangkan yang terpasang di lapangan adalah MCB 1 fase 20 A. KHA = 125 % x In = 125 % x 20 = 25 A Dari hasil penghitungan luas penampang penghantar yang diperoleh KHA = 25 A, berdasarkan Tabel 2.9 maka penghantar yang digunakan kabel NYM 2,5 mm2 sedangkan yang terpasang dilapangan adalah kabel NYM 4 mm2 .
154
4.4.4 Pengaman dan Penghantar Cabang Pada Lantai 4 dan Lantai 5 Dalam menentukan besar pengaman dan penghantar
cabang, maka harus
diketahui terlebih dahulu jumlah beban setiap fasa pada lantai 4 dan lantai 5. Fasa R1 In fasa R1 =
=
𝑆 𝑉 𝑙𝑖𝑛𝑒−𝑛𝑒𝑡𝑟𝑎𝑙 1478+1247+216+1247+216 220
= 20 A Dari hasil penghitungan arus nominal maka diperoleh In = 20 A berdasarkan Tabel 2.6 maka pengaman yang digunakan adalah MCB 1 fase 20 A sedangkan yang terpasang di lapangan adalah MCB 1 fase 20 A. KHA = 125 % x In = 125 % x 20 = 25 A Dari hasil penghitungan luas penampang penghantar yang diperoleh KHA = 25 A, berdasarkan Tabel 2.9 maka penghantar yang digunakan kabel NYM 2,5 mm2 sedangkan yang terpasang dilapangan adalah kabel NYM 4 mm2 . Adapun untuk hasil perbandingan antara penghitungan dengan data lapangan, pengaman dan penghantar cabang dari Lantai 1 Sampai Lantai 5 dapat dilihat pada Tabel 4.26 Sampai Tabel 4.30:
155
Tabel 4.26 Pengaman dan Penghantar Cabang Pada lantai 1 Group
1
2
3
fasa
R S T R S T R S T
Total Beban ( VA )
In ( A)
1966 4634 3144 3957 884 2111 787 1112 1303
8,9 21 14,2 17,9 4 9,5 3,5 5 5,9
Pengaman MCB 1 ɸ ( A )
Penghantar ( NYM mm2 )
Data Lapangan
Hasil Penghitungan
Data Lapangan
Hasil Penghitungan
20 20 20 20 20 20 20 20 20
10 25 16 20 4 10 4 6 6
4 4 4 4 4 4 4 4 4
1,5 4 1,5 2,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5
Tabel 4.27 Pengaman dan Penghantar Cabang Pada lantai 2 Group
1
fasa
R S T
Total Beban ( VA )
In (A)
4266 2643 2057
19,3 12 9,3
Pengaman MCB 1 ɸ ( A ) Data Hasil Lapangan Penghitungan 20 20 20
20 16 10
Penghantar ( NYM mm2 ) Data Lapangan
Hasil Penghitungan
4 4 4
2,5 1,5 1,5
Tabel 4.28 Pengaman dan Penghantar Cabang Pada lantai 3 Group
1
2
3
fasa
R S T R S T R S T
Total Beban ( VA )
In (A)
4404 4224 4363 2926 2926 2926 2926 2926 2926
20 19,2 19,8 13,3 13,3 13,3 13,3 13,3 13,3
Pengaman MCB 1 ɸ ( A )
Penghantar ( NYM mm2 )
Data Lapangan
Hasil Penghitungan
Data Lapangan
Hasil Penghitungan
20 20 20 20 20 20 20 20 20
20 20 20 16 16 16 16 16 16
4 4 4 4 4 4 4 4 4
2,5 2,5 2,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5
156
Tabel 4.29 Pengaman dan Penghantar Cabang Pada lantai 4 Group
1
2
3
fasa
R S T R S T R S T
Total Beban ( VA )
In (A)
4404 3558 3592 2926 2926 2926 2926 2926 2926
20 16,1 16,3 13,3 13,3 13,3 13,3 13,3 13,3
Pengaman MCB 1 ɸ ( A )
Penghantar ( NYM mm2 )
Data Lapangan
Hasil Penghitungan
Data Lapangan
Hasil Penghitungan
20 20 20 20 20 20 20 20 20
20 20 20 16 16 16 16 16 16
4 4 4 4 4 4 4 4 4
2,5 2,5 2,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5
Tabel 4.30 Pengaman dan Penghantar Cabang Pada lantai 5 Group
1
2
3
fasa
R S T R S T R S T
Total Beban ( VA )
In (A)
4404 3558 3592 2926 2926 2926 2926 2926 2926
20 16,1 16,3 13,3 13,3 13,3 13,3 13,3 13,3
Pengaman MCB 1 ɸ ( A )
Penghantar ( NYM mm2 )
Data Lapangan
Hasil Penghitungan
Data Lapangan
Hasil Penghitungan
20 20 20 20 20 20 20 20 20
20 20 20 16 16 16 16 16 16
4 4 4 4 4 4 4 4 4
2,5 2,5 2,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5
157
4.5
Pengaman dan Penghantar Group
4.5.1 Pengaman dan Penghantar Group Pada Lantai 1 Dalam menentukan besar pengaman dan penghantar group, maka harus diketahui terlebih dahulu jumlah beban setiap cabang pada lantai 1. Group 1 In Group 1 =
=
=
𝑆 √3 𝑥 𝑉 𝑙𝑖𝑛𝑒−𝑙𝑖𝑛𝑒 𝑓𝑎𝑠𝑎 𝑅1+𝑓𝑎𝑠𝑎 𝑆1+𝑓𝑎𝑠𝑎 𝑇1 √3 𝑥 380 1966+4634+3144 √3 𝑥 380
= 14,8 A Dari hasil penghitungan arus nominal maka diperoleh In = 14,8 A berdasarkan Tabel 2.6 maka pengaman yang digunakan adalah MCB 3 fase 16 A sedangkan yang terpasang di lapangan adalah MCB 3 fase 32 A. KHA = 125 % x In = 125 % x 14,8 = 18,5 A Dari hasil penghitungan luas penampang penghantar yang diperoleh KHA = 18,5 A, berdasarkan Tabel 2.9 maka penghantar yang digunakan kabel NYM 2,5 mm2 sedangkan yang terpasang dilapangan adalah kabel NYM 6 mm2 . Untuk pengaman dan penghatar group data lapangan beban nya adalah Penerangan, lift dan AC, sedangakan untuk hasil perhitungan hanya menghitung pengaman dan penghantar untuk beban instalasi penerangan.
158
4.5.2 Pengaman dan Penghantar Group Pada Lantai 2 Dalam menentukan besar pengaman dan penghantar group, maka harus diketahui terlebih dahulu jumlah beban setiap cabang pada lantai 2. Group 1 In Group 1 =
=
=
𝑆 √3 𝑥 𝑉 𝑙𝑖𝑛𝑒−𝑙𝑖𝑛𝑒 𝑓𝑎𝑠𝑎 𝑅1+𝑓𝑎𝑠𝑎 𝑆1+𝑓𝑎𝑠𝑎 𝑇1 √3 𝑥 380 4266+2643+2057 √3 𝑥 380
= 13,6 A Dari hasil penghitungan arus nominal maka diperoleh In = 13,6 A berdasarkan Tabel 2.6 maka pengaman yang digunakan adalah MCB 3 fase 16 A sedangkan yang terpasang di lapangan adalah MCB 3 fase 32 A. KHA = 125 % x In = 125 % x 13,6 = 17 A Dari hasil penghitungan luas penampang penghantar yang diperoleh KHA = 17 A, berdasarkan Tabel 2.9 maka penghantar yang digunakan kabel NYM 1,5 mm2 sedangkan yang terpasang dilapangan adalah kabel NYM 6 mm2 . Untuk pengaman dan penghatar group data lapangan beban nya adalah Penerangan, lift dan AC, sedangakan untuk hasil perhitungan hanya menghitung pengaman dan penghantar untuk beban instalasi penerangan.
159
4.5.3 Pengaman dan Penghantar Group Pada Lantai 3 Dalam menentukan besar pengaman dan penghantar group, maka harus diketahui terlebih dahulu jumlah beban setiap cabang pada lantai 3. Group 1 In Group 1 =
=
=
𝑆 √3 𝑥 𝑉 𝑙𝑖𝑛𝑒−𝑙𝑖𝑛𝑒 𝑓𝑎𝑠𝑎 𝑅1+𝑓𝑎𝑠𝑎 𝑆1+𝑓𝑎𝑠𝑎 𝑇1 √3 𝑥 380 4404+4224+4363 √3 𝑥 380
= 19,7 A Dari hasil penghitungan arus nominal maka diperoleh In = 19,7 A berdasarkan Tabel 2.6 maka pengaman yang digunakan adalah MCB 3 fase 20 A sedangkan yang terpasang di lapangan adalah MCB 3 fase 32 A. KHA = 125 % x In = 125 % x 19,7 = 24,6 A Dari hasil penghitungan luas penampang penghantar yang didapat KHA = 24,6 A, berdasarkan Tabel 2.9 maka penghantar yang digunakan kabel NYM 2,5 mm2 sedangkan yang terpasang dilapangan adalah kabel NYM 6 mm2 . Untuk pengaman dan penghatar group data lapangan beban nya adalah Penerangan, lift dan AC, sedangakan untuk hasil perhitungan hanya menghitung pengaman dan penghantar untuk beban instalasi penerangan.
160
4.5.4 Pengaman dan Penghantar Group Pada Lantai 4 dan Lantai 5 Dalam menentukan besar pengaman dan penghantar group, maka harus diketahui terlebih dahulu jumlah beban setiap cabang pada lantai 4 dan lantai 5. Group 1 In Group 1 =
=
=
𝑆 √3 𝑥 𝑉 𝑙𝑖𝑛𝑒−𝑙𝑖𝑛𝑒 𝑓𝑎𝑠𝑎 𝑅1+𝑓𝑎𝑠𝑎 𝑆1+𝑓𝑎𝑠𝑎 𝑇1 √3 𝑥 380 4404+3558+3592 √3 𝑥 380
= 17,5 A Dari hasil penghitungan arus nominal maka diperoleh In = 17,5 A berdasarkan Tabel 2.6 maka pengaman yang digunakan adalah MCB 3 fase 20 A sedangkan yang terpasang di lapangan adalah MCB 3 fase 32 A. KHA = 125 % x In = 125 % x 17,5 = 21,8 A Dari hasil penghitungan luas penampang penghantar yang diperoleh KHA = 21,8 A, berdasarkan Tabel 2.9 maka penghantar yang digunakan kabel NYM 2,5 mm2 sedangkan yang terpasang dilapangan adalah kabel NYM 6 mm2 . Untuk pengaman dan penghatar group data lapangan beban nya adalah Penerangan, lift dan AC, sedangakan untuk hasil perhitungan hanya menghitung pengaman dan penghantar untuk beban instalasi penerangan. Adapun untuk hasil perbandingan antara penghitungan dengan data lapangan, pengaman dan penghantar group dari Lantai 1 Sampai Lantai 5 dapat dilihat pada Tabel 4.31 Sampai Tabel 4.35:
161
Tabel 4.31 Pengaman dan Penghantar Group Pada lantai 1
Group
1 2 3
Pengaman
Total Beban Group ( VA )
In ( A )
9744 6952 3202
14,8 10,5 4,8
MCB 3ɸ ( A ) Data Lapangan 32 32 32
Hasil Penghitungan 16 16 6
Penghantar ( NYM mm2 ) Data Lapangan 6 6 6
Hasil Penghitungan 2,5 1,5 1,5
Tabel 4.32 Pengaman dan Penghantar Group Pada lantai 2
Group
1
Pengaman
Total Beban Group ( VA )
In ( A )
8966
13,6
MCB 3ɸ ( A ) Data Lapangan 32
Hasil Penghitungan 16
Penghantar ( NYM mm2 ) Data Lapangan 6
Hasil Penghitungan 1,5
Tabel 4.33 Pengaman dan Penghantar Group Pada lantai 3
Group
1 2 3
Pengaman
Total Beban Group ( VA )
In ( A )
12991 8778 8778
19,7 13,3 13,3
MCB 3ɸ ( A ) Data Lapangan 32 32 32
Hasil Penghitungan 20 16 16
Penghantar ( NYM mm2 ) Data Lapangan 6 6 6
Hasil Penghitungan 2,5 1,5 1,5
162
Tabel 4.34 Pengaman dan Penghantar Group Pada lantai 4
Group
1 2 3
Pengaman
Total Beban Group ( VA )
In ( A )
11554 8778 8778
17,5 13,3 13,3
MCB 3ɸ ( A ) Data Lapangan 32 32 32
Hasil Penghitungan 20 16 16
Penghantar ( NYM mm2 ) Data Lapangan 6 6 6
Hasil Penghitungan 2,5 1,5 1,5
Tabel 4.35 Pengaman dan Penghantar Group Pada lantai 5
Group
1 2 3
Pengaman
Total Beban Group ( VA )
In ( A )
11554 8778 8778
17,5 13,3 13,3
MCB 3ɸ ( A ) Data Lapangan 32 32 32
Hasil Penghitungan 20 16 16
Penghantar ( NYM mm2 ) Data Lapangan 6 6 6
Hasil Penghitungan 2,5 1,5 1,5
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan Setelah melaksanakan Studi Instalasi Penerangan di Swiss-Belhotel Borneo Samarinda dari Lantai 1 Sampai Lantai 5, maka diambil simpulan sebagai berikut : 1. Hasil perhitungan jumlah titik lampu pada Swiss-Belhotel Borneo Samarinda dari Lantai 1 Sampai Lantai 5 adalah 867 titik lampu sedangakan yang terpasang dilapangan adalah 801 titik lampu. 2. Total daya yang terpasang pada Swiss-Belhotel Borneo Samarinda dari Lantai 1 Sampai Lantai 5 adalah 116634 VA sedangkan daya untuk data lapangan adalah 115666 VA. 3. Kapasitas pengaman group yang digunakan pada Swiss-Belhotel Borneo Samarinda dari Lantai 1 sampai lantai 5 hasil perhitungan menggunakan MCB 3ɸ ( A ) = 20 , 16 , 6 , sedangkan yang terpasang dilapangan adalah MCB 3ɸ ( A ) = 32. 4. Besar penghantar group yang digunakan pada Swiss-Belhotel Borneo Samarinda dari Lantai 1 Sampai Lantai 5 hasil perhitungan menggunakan ( NYM mm2) = 2,5 & 1,5 , sedangkan yang terpasang dilapangan adalah ( NYM mm2) = 6 . 5. Penggunaan pengaman dan penghantar untuk data lapangan dengan hasil perhitungan terlihat perbedaan, untuk data lapangan menggunakan pengaman dan penghantar tidak sesuai dengan bebanya, karena di lapangan mengantisipasi apabila ada penamabahan beban sehingga tidak terjadi pengantian pengaman dan penghantar, sedangkan untuk hasil perhitungan menggunakan pengaman dan penghantar sesuai dengan beban nya.
164
5.2 Saran-saran 1. Agar pencahayaan sesuai dengan peruntukan ruangan maka sebaiknya penggunaan lampu disesuaikan dengan hasil perhitungan sehingga setiap sudut ruangan mendapatkan cahaya secara merata. 2. Penggunaan pengaman dan penghantar agar di sesuaikan dengan kegunaan atau kebutuhan, seperti kebutuhan beban sehingga pemasangan pengaman tidak boleh disamakan pada beban yang berbeda. 3. Perawatan panel serta komponen didalamnya supaya dilakukan secara rutin dalam arti bahwa pada setiap bulan hendaknya dilakukan inspeksi sehingga pemeriksaan tidak hanya dilakukan pada keadaan terjadi gangguan.
DAFTAR PUSTAKA
Sumardjati, P., Yahya, S., Mashar, A., & Soleh, M. (2008). Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik Jilid 1. Jakarta: Macan Jaya Raya Cemerlang. Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2011, Badan Standarisasi Nasional, Jakarta, 2011. Harten, P.V., & Setiawan, E. (1981). Instalasi Listrik Arus Kuat 1. Bandung: Bina Cipta. Harten, P.V., & Setiawan, E. (1985). Instalasi Listrik Arus Kuat 2. Bandung: Bina Cipta. P4TK BMTI. (2014). Teknik Penerangan Listrik. Bandung. Rusmadi, D. (2005). Belajar Instalasi Listrik . Bandung: Pionir Jaya. Muhaimin, (2001). Teknologi Pencahayaan. Bandung: PT Refika Aditama.
LAMPIRAN