Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2) Gambar simulasi rancangan 5.30 : Area makan lantai satu bangunan komersial di boulevard stasiun kereta api Bandung bagian Selatan
5.6.3 Jalur Pedestrian Jalur pedestrian yang bersebelahan dengan jalan kendaraan, bangunan eksisting, dan fasilitas komersial berfungsi mewadahi perilaku pengguna yaitu berjalan-jalan sambil mengamati aktivitas serta landscape atau bangunan sekitar. Penggunaan elemen desain berupa pohon selain berfungsi untuk peneduh, juga dimanfaatkan sebagai tempat duduk informal, beristirahat, dan mengamati aktivitas, landscape alami atau bangunan. Penggunaan elemen penutup jalan kendaraan yang sesuai bagi pejalan kaki berfungsi mengatur kecepatan kendaraan yang lewat. Hal ini bertujuan agar timbul perasaan aman serta nyaman bagi pengguna untuk beraktivitas.
134
Jalur Pedestrian (3)
Gambar simulasi rancangan 5.31 : Jalur pedestrian dan jalan kendaraan di boulevard stasiun kereta api Bandung bagian Selatan
Tempat makan dari fasilitas komersial yang berada di jalur pedestrian berfungsi mewadahi perilaku pengguna berupa duduk-duduk sambil beristirahat, makan dan minum, berinteraksi, serta mengamati baik aktivitas, landscape atau bangunan sekitar. Pohon dan bangunan berfungsi sebagai pelindung dari sinar matahari, membentuk kesan meruang, dan memberikan privasi bagi penggunanya. Penggunaan pagar hidup berupa tanaman berfungsi mencegah terjadinya hubungan fisik dengan jalan kendaraan, sehingga perilaku berjualan di pinggir jalan dapat dieliminasi. Jalur pedestrian yang tidak begitu lebar, penggunaan tanaman, perluasan area makan dari restoran,
135
serta
fasade
bangunan
yang
transparan
juga
berfungsi
untuk
menghilangkan perilaku tersebut. Jalur pedestrian yang dirancang bersebelahan dengan jalan kendaraan dan bangunan komersial bertujuan mewadahi perilaku berjalan-jalan sambil mengamati aktivitas, landscape atau bangunan sekitar. Agar kegiatan tersebut dapat tercapai maka fasade bangunan dibuat transparan (kaca), sehingga pejalan kaki dapat melakukan kegiatan window shopping atau mengamati aktivitas yang terjadi di dalamnya. Keleluasaan visual baik dari dalam maupun luar bangunan menimbulkan perasaan aman bagi pengguna kawasan untuk beraktivitas di tempat tersebut.
Jalur Pedestrian (3)
Gambar simulasi rancangan 5.32 : Jalur pedestrian dan jalan kendaraan di boulevard stasiun kereta api Bandung bagian Selatan
136
Jalur pedestrian yang berada di antara bangunan komersial dan tempat berjualan pedagang kaki lima berfungsi mewadahi perilaku berupa berjalan-jalan sambil melihat barang (window shopping), berkumpul, berinteraksi, membeli barang, dan mengamati aktivitas, bangunan atau landscape sekitar. Tempat berjualan pedagang kaki lima bersifat tidak permanen sehingga dapat dimanfaatkan untuk aktivitas lain (fleksibel). Tempat duduk formal yang berada di sebelah kiri berfungsi sebagai tampat berkumpul, beristirahat, berinteraksi, dan mengamati aktivitas, bangunan atau landscape sekitar. Sedangkan tempat duduk informal yang berada di bawah pohon berfungsi untuk mewadahi perilaku kelompok remaja berupa berkumpul, beristirahat, berintraksi, dan mengamati lingkungan sekitar. Bangunan
komersial
menggunakan
elemen
penutup
yang
transparan (kaca) sehingga pejalan kaki dapat mengamati aktivitas yang berlangsung di dalam bangunan atau sebaliknya. Hal ini dapat menimbulkan perasaan aman dan nyaman serta memancing beragam aktivitas untuk muncul di sekitarnya (interaksi).
137
Jalur Pedestrian (4)
Gambar simulasi rancangan 5.33 : Jalur pedestrian di boulevard stasiun kereta api Bandung bagian Selatan
Jalur pedestrian berfungsi untuk mewadahi perilaku berupa berkumpul, berinteraksi, berjalan-jalan sambil mengamati aktivitas, landscape, dan bangunan sekitar. Bangunan stasiun bagian Selatan dan fasilitas komersial yang berada di sekitar jalur pedestrian berfungsi sebagai obyek pengamatan pejalan kaki. Penggunaan elemen desain pagar bertujuan untuk mencegah terjadinya kontak fisik dengan jalan kendaraan, sehingga dapat mencegah perilaku pedagang kaki lima yang menggunakan jalan tersebut sebagai tempat berjualan. Selain itu, pagar juga berfungsi sebagai tempat duduk dan berkumpul informal terutama bagi kelompok remaja.
138
Jalur Pedestrian (10)
Gambar simulasi rancangan 5.34 : Jalur pedestrian yang berada di depan bangunan stasiun kereta api Bandung bagian Selatan
Jalur pedestrian dirancang untuk mewadahi perilaku bermain, mengasuh anak, dan berjalan-jalan atau duduk-duduk sambil beristirahat, berkumpul, berinteraksi, mengamati aktivitas, landscape, serta bangunan sekitar. Penggunaan elemen pembatas jalur pedestrian berupa pagar dan tanaman berfungsi mencegah terjadinya kontak fisik dengan jalan kendaraan, sehingga dapat mencegah munculnya perilaku menggunakan jalan sebagai tempat berjualan. Kehadiran pagar pemisah dengan jalan kendaraan dan kemudahan akses visual ke berbagai arah memberikan perasaan aman dan nyaman untuk beraktivitas di dalamnya.
139
Jalur Pedestrian (18) Gambar simulasi rancangan 5.35 : Jalur pedestrian yang bersebelahan dengan area pemukiman, perkantoran dan terminal di jalan Statsion Timur
5.6.4 Selasar Bangunan Area lantai satu bangunan restoran dirancang sebagai tempat makan dan selasar. Area makan berfungsi mewadahi mewadahi perilaku pengguna kawasan berupa duduk-duduk sambil makan, berkumpul, mengobrol, berinteraksi, dan mengamati aktivitas, landscape atau bangunan
sekitar.
Tempat
makan
yang
berada
di
lantai
dua
memungkinkan pengguna untuk mengamati tanpa terjadi kontak fisik dan visual dengan obyek yang diamati. Penggunaan pot tanaman yang memisahkan tempat makan dengan jalur pedestrian (selasar) berfungsi memberikan privasi kepada pengguna karena dapat mencegah kontak fisik atau visual dengan pejalan kaki.
140
Selasar Bangunan Komersial (3) Gambar simulasi rancangan 5.36 : Tempat makan di lantai satu dari bangunan restoran yang juga berfungsi sebagai selasar di boulevard stasiun kereta api Bandung bagian Selatan
Tempat makan yang berada di luar bangunan komersial berfungsi mewadahi
perilaku
pengguna
berupa
makan
sambil
beristirahat,
mengobrol, mengamati aktivitas, landscape, dan bangunan sekitar. Penggunaan
pagar
pembatas
berupa
tanaman
berfungsi
membatasi terjadinya kontak fisik sehingga privasi cukup terjaga, namun masih
memungkinkan
terjadinya
kontak
visual
dengan
obyek
pengamatan.
141
Selasar Bangunan Komersial (4) Gambar simulasi rancangan 5.37 : Tempat makan yang berada di samping bangunan restoran di boulevard kawasan stasiun kereta api Bandung bagian Selatan
Peninggian level lantai pada area selasar bangunan ruang serba guna berfungsi sebagai tempat duduk informal, beristirahat, menunggu, mengobrol,
berinteraksi,
dan
mengamati
pertunjukkan,
aktivitas,
landscape atau bangunan sekitar. Penggunaan pagar hidup berupa tanaman sebagai pembatas jalur pedestrian antara lain berfungsi untuk menghindari kontak fisik dengan jalan kendaraan, sehingga perilaku berjualan pedagang kaki lima yang sering menggunakan badan jalan tidak terjadi. Desain ini juga bermanfaat untuk menimbulkan perasaan aman dan nyaman ketika berjalan karena terpisah dari lalu lintas kendaraan.
142
Selasar Bangunan Serba Guna (7) Gambar simulasi rancangan 5.38 : Selasar yang bersebelahan dengan ruang serba guna pada bangunan komersial
Penggunaan pagar pembatas berupa tanaman berfungsi untuk memberikan perasaan aman serta nyaman karena terpisah dari kendaraan. Pagar tanaman juga berfungsi untuk mencegah terjadinya kontak fisik dengan jalan kendaraan dan area parkir, sehingga perilaku pedagang kaki lima yang biasa mengambil badan jalan dan area parkir sebagai tempat berjualan dapat dieliminasi.
143
Tempat duduk yang ditempatkan di samping dan berorientasi ke jalur pedestrian berfungsi untuk mewadahi perilaku duduk-duduk sambil beristirahat, berkumpul, menunggu, berinteraksi, dan mengamati aktivitas, landscape atau bangunan sekitar. Kemudahan akses visual dari jalan ke jalur pedestrian maupun sebaliknya, memberi kemudahan bagi orang yang lewat untuk dapat mengamati aktivitas yang terjadi. Hal ini memberikan perasaan aman dan nyaman bagi pejalan kaki ketika melaluinya.
Selasar Bangunan Komersial (8) Gambar simulasi rancangan 5.39 : Selasar yang bersebelahan dengan area parkir pada bangunan komersial
144
5.6.5 Plasa Area Komersial Jalur pedestrian dan plasa bangunan komersial memiliki akses baik fisik maupun visual dengan jalan kendaraan serta bangunan eksisting yang berada di sebelah Timur site. Kemudahan akses ini bertujuan mewadahi perilaku berjalan-jalan pada jalur pedestrian sambil mengamati aktivitas, landscape, dan bangunan yang berada di sepanjang jalan kendaraan. Area plasa bangunan komersial selain berfungsi sebagai area peralihan dari jalan kendaraan ke dalam site (boulevard), juga dapat mewadahi perilaku pengguna berupa menonton atau mengadakan pertunjukkan. Perilaku ini dapat muncul bila akses ke jalur pedestrian dan jalan kendaraan tempat manusia bergerak tersedia. Hubungan antara jalan kendaraan dengan area boulevard stasiun bagian Selatan memberi kesan bahwa tempat tersebut tidak bersifat privat. Hal ini mengakibatkan calon pengguna dari beragam kelompok merasa nyaman dan tertarik untuk masuk ke dalam site (adanya keterikatan aktivitas dengan kehidupan kota).
145
Plasa Area Komersial (4)
Gambar simulasi rancangan 5.40 : Plasa dan jalur pedestrian di boulevard stasiun kereta api Bandung bagian Selatan
Perubahan luasan akibat peralihan dari jalur pedestrian yang sempit menuju plasa yang luas memberikan pengalaman ruang yang berkesan bagi pengguna. Hal ini bertujuan agar pengguna merasakan perbedaan yang signifikan sehingga menjadi tertarik untuk beraktivitas di plasa utama. Plasa utama ini berfungsi mewadahi perilaku pengguna kawasan
berupa
berkumpul,
bermain,
beristirahat,
berinteraksi,
menunggu, serta mengamati aktivitas, landscape, dan bangunan sekitar. Kolam yang berada di pusat plasa selain berfungsi sebagai obyek konsumsi visual (elemen estetika), juga dirancang agar terjadi interaksi aktif di dalamnya. Perilaku yang dapat diwadahi berupa bermain,
146
berinteraksi,
menikmati
vista,
bersantai,
berkumpul,
menunggu,
mengobrol, dan mengamati lingkungan sekitar. Peninggian level lantai pada area sekitar kolam dimanfaatkan sebagai tempat duduk dan beristirahat informal. Sedangkan dinding pembatas yang memisahkan area basah dan kering dibuat tidak terlalu tinggi, sehingga memungkinkan orang terutama kelompok remaja dan anak-anak untuk berinteraksi dan bermain di dalamnya. Area hijau yang berada di tengah kolam berfungsi sebagai tempat bermain, beristirahat, dan mengamati atau berinteraksi dengan benda seni (patung) yang ada. Penempatan pepohonan di sekitar kolam berfungsi sebagai peneduh sehingga orang mau duduk, beristirahat, dan beraktivitas di sekitar kolam.
Plasa Area Komersial (5) Gambar simulasi rancangan 5.41 : Area pertemuan antara jalur pedestrian dengan plasa utama di boulevard stasiun kereta api Bandung bagian Selatan
147
Plasa yang berada di dalam bangunan komersial berfungsi sebagai wadah perilaku pengguna berupa berkumpul, berinteraksi, berjalan-jalan sambil melihat barang, berbelanja, mengadakan atau menonton pertunjukkan, serta mengamati aktivitas sekitar. Perilaku tersebut diwadahi dalam bentuk aktivitas bazar dan pertunjukkan yang berlangsung di dalam plasa. Plasa berada di dalam bangunan untuk mengantisipasi kondisi cuaca buruk yang menyebabkan pengguna tidak dapat beraktivitas di ruang terbuka. Karena letaknya yang bersebelahan dengan plasa utama dan jalur pedestrian tempat orang bergerak, maka plasa ini juga menjadi area penerima dari boulevard bagi warga pemukiman yang berada di sebelah Timur site. Posisinya yang dekat dengan arus pergerakan dapat memancing munculnya beragam aktivitas. Bangunan komersial di sekitar plasa didesain agar memiliki balkon yang besar dan menggunakan penutup dinding yang transparan. Hal ini bertujuan agar pengguna plasa dan jalur pedestrian dapat melihat berbagai aktivitas yang terjadi di dalam bangunan dan begitu pula sebaliknya. Kondisi ini dapat menimbulkan perasaan aman dan nyaman bagi pengguna untuk beraktivitas. Selain itu, penggunaan elemen pembatas yang transparan dapat menimbulkan interaksi antara aktivitas di dalam dengan di luar bangunan. Kemudahan akses visual ini juga bertujuan untuk memberikan tingkat kontrol tertentu terhadap ruang luar, sehingga tidak dimanfaatkan untuk perilaku yang tidak diinginkan.
148
Plasa Area Komersial (11) Gambar simulasi rancangan 5.42 : Plasa utama yang bersebalahan dengan bangunan komersial beserta plasa-nya di boulevard stasiun kerete api Bandung bagian Selatan
Perilaku berkumpul, bermain, berinteraksi, berjalan-jalan, dan beristirahat sambil menunggu, makan/minum, serta mengamati aktivitas, landscape, atau bangunan sekitar diwadahi oleh plasa utama. Plasa juga dapat dimanfaatkan sebagai tempat mengadakan pertunjukkan atau bazar, sehingga orang dapat berinteraksi dan menonton pertunjukkan di dalamnya. Kehadiran bangunan stasiun dan komersial yang dilengkapi fasilitas ruang serba guna dengan fasade mengadopsi bentuk desain bangunan kantor PT. KAI, menyebabkan plasa dapat dimanfaatkan sebagai tempat mengamati karya arsitektur berupa bangunan (wisata sejarah).
149
Plasa Area Komersial (5)
Gambar simulasi rancangan 5.43 : Plasa utama di boulevard stasiun kereta api Bandung bagian Selatan
Desain bangunan komersial dan ruang serba guna mengambil bentuk bangunan kantor PT. KAI yang berada di sampingnya. Pada area selasar dirancang tempat memajang benda-benda seni seperti patung sehingga menarik pejalan kaki yang melaluinya dan berinteraksi dengan benda tersebut. Selain mewadahi perilaku berjalan, berinteraksi, dan mengamati aktivitas atau benda-benda seni di sekitarnya, kehadiran ruang serba guna yang memiliki akses langsung ke jalur pedestrian (jendela dan pintu) juga
berfungsi
mewadahi
perilaku
mengadakan
atau
mengamati
pertunjukan, pameran produk, bazar dan lain-lain.
150
Plasa Area Komersial (7) Gambar simulasi rancangan 5.44 : Bangunan komersial yang dilengkapi fasilitas ruang serba guna di boulevard stasiun kereta api Bandung bagian Selatan
Plasa mesjid yang bersebelahan dengan fasilitas komersial dan memiliki akses fisik serta visual ke area parkir yang berdampingan dengan pemukiman penduduk, berfungsi mewadahi perilaku duduk, beristirahat, berkumpul, berinteraksi, mengamati kegiatan, landscape, dan bangunan sekitar baik bagi warga, pengunjung fasilitas komersial, maupun pejalan kaki yang melalui area tersebut. Plasa ini tidak berhubungan langsung dengan jalur pedestrian utama maupun jalan Statsion Barat. Kondisi ini mencegah terjadinya perilaku berjualan pedagang kaki lima yang biasa menggunakan area plasa sebagai tempat berjualan. Kemudahan akses visual ke berbagai area memberikan keleluasaan untuk melihat kegiatan yang berlangsung
151
di dalamnya sehingga menimbulkan rasa aman dan nyaman untuk beraktivitas di area tersebut.
Plasa Area Mesjid (6)
Gambar simulasi rancangan 5.45 : Plasa mesjid yang bersebelahan dengan fasilitas komersial dan area parkir
5.6.6 Taman dan Area Bermain Taman yang bersebelahan dengan area parkir dan pemukiman penduduk dirancang untuk mewadahi perilaku warga pemukiman berupa bermain, berinteraksi, berkumpul, beristirahat, makan dan minum, mengobrol, mengasuh anak, serta mengamati aktivitas, bangunan, maupun landscape sekitar. Penggunaan elemen pagar dan tanaman sebagai pembatas yang memisahkan taman menyebabkan tidak terjadinya kontak fisik dengan
152
area parkir. Hal ini bertujuan untuk mencegah perilaku pedagang kaki lima yang berjualan di area parkir. Kehadiran aktivitas warga dan kebebasan akses visual menimbulkan perasaan aman serta nyaman bagi warga maupun pejalan kaki untuk melalui atau beraktivitas di dalamnya.
Taman (9)
Gambar simulasi rancangan 5.46 : Taman yang bersebelahan dengan pemukiman penduduk dan area parkir
Taman yang berfungsi sebagai jalur pedestrian berfungsi untuk mewadahi perilaku pejalan kaki dan warga berupa bermain, berinteraksi, berkumpul, beristirahat, mengobrol, mengasuh anak, serta berjalan-jalan sambil mengamati aktivitas, bangunan, maupun landscape sekitar. Penggunaan elemen desain pagar dan tanaman hidup bertujuan untuk mencegah terjadinya kontak fisik, sehingga dapat mencegah
153
perilaku pedagang kaki lima yang menggunakan jalan kendaraan sebagai tempat berjualan. Selain itu, pagar dan gundukan tanah di bawah pohon juga berfungsi sebagai tempat duduk dan berkumpul informal terutama bagi
kelompok
remaja
dan
dewasa.
Kemudahan
akses
visual
memberikan keleluasaan bagi pejalan kaki maupun warga sekitar untuk melihat kegiatan yang berlangsung, sehingga memberikan perasaan aman dan nyaman untuk melalui dan beraktivitas di dalamnya.
Taman (12) Gambar simulasi rancangan 5.47 : Taman yang juga berfungsi sebagai jalur pedestrian di area pemukiman penduduk dan bersebelahan dengan jalan kendaraan
Rancangan jalur pedestrian dan taman ini berfungsi untuk mewadahi perilaku berinteraksi, berbelanja, melihat barang yang dijual,
154
serta duduk-duduk atau berjalan-jalan sambil beristirahat, mengobrol, mengamati aktivitas, landscape, maupun bangunan sekitar. Jalur pedestrian diletakkan di antara area duduk bawah pohon dan tenda tempat berjualan di satu sisi serta kios-kios kecil tempat berjualan dan tenda tempat makan pengunjung di sisi lainnya. Hal ini bertujuan agar terjadi beragam aktivitas di sekitar jalur pedestrian, sehingga pejalan kaki memiliki sesuatu untuk diamati serta merasa aman dan nyaman ketika bergerak melaluinya. Tempat duduk dirancang melingkari pohon agar memberikan keleluasaan secara psikologis bagi orang ketika memilih tempat duduk, karena dapat menghindari terjadinya interaksi serta kontak fisik dengan orang di sebelahnya. Sedangkan tempat makan dirancang memiliki dua orientasi yaitu ke arah jalur pedestrian dan jalan kendaraan, sehingga pengguna memiliki keleluasaan untuk mengamati aktivitas sekitar. Tempat makan juga dirancang agar tidak berhubungan langsung dengan jalur pedestrian utama serta menggunakan pagar hidup berupa tanaman sebagai pembatas dengan jalan kendaraan. Hal ini bertujuan memberikan perasaan aman karena terpisah dari pergerakan kendaraan dan menimbulkan perasaan nyaman/privasi ketika mengamati obyek (mengurangi terjadinya kontak fisik dan visual dengan obyek).
155
Taman (14)
Gambar simulasi rancangan 5.48 : Jalur pedestrian yang melalui taman tempat menjual makanan dan berbagai barang
Tempat makan pada area taman berada di antara tempat berjualan makanan dan berbagai barang serta jalur pedestrian. Hal ini bertujuan agar pengguna kawasan merasa tertarik untuk mengunjungi tempat makan karena dikelilingi oleh beragam aktivitas yang berbeda sebagai objek pengamatan. Kehadiran aktivitas makan dan berjualan di sekitar jalur pedestrian menimbulkan perasaan aman dan nyaman bagi pejalan kaki ketika melaluinya. Perasaan aman timbul karena area tersebut tidak sepi, sedangkan rasa nyaman muncul akibat perhatian pejalan kaki dapat teralihkan
oleh
aktivitas
yang
terjadi
di
sekitarnya
dibanding
memperhatikan jarak tempuh ke tempat tujuan.
156
Taman (14)
Gambar simulasi rancangan 5.49 : Taman tempat makan atau berjualan
Jalan kendaraan dan area parkir yang berada di kawasan pemukiman memiliki fungsi ganda yaitu sebagai tempat bermain anak dan bersosialisasi warga sekitar. Penggunaan elemen penutup jalan yang cocok bagi pejalan kaki bertujuan mengontrol kecepatan kendaraan sehingga menimbulkan perasaan aman dan nyaman untuk beraktivitas di dalamnya. Area ini berfungsi mewadahi perilaku bermain, berinteraksi, berkumpul, beristirahat, mengobrol, mengasuh anak, serta berjalan-jalan sambil mengamati aktivitas, bangunan, maupun landscape sekitar. Perbedaan ketinggian antara trotoar dengan jalan kendaraan dimanfaatkan sebagai tempat duduk informal, beristirahat, mengobrol, dan mengamati kegiatan, landscape maupun bangunan sekitar bagi
157
kelompok remaja dan dewasa. Penggunaan pohon dan kemudahan akses visual berfungsi untuk memberikan rasa aman serta nyaman bagi pengguna untuk beraktivitas di dalamnya.
Area Bermain (12) Gambar simulasi rancangan 5.50 : Area bermain yang bersebelahan dengan area pemukiman dan jalur pedestrian juga berfungsi sebagai jalan kendaraan serta area parkir
5.6.7 Pasar Pasar yang juga berfungsi sebagai jalur pedestrian diletakkan dekat dengan jalan kendaraan serta terminal. Fasilitas ini berfungsi mewadahi perilaku duduk-duduk, beristirahat, berkumpul, berinteraksi, mengamati barang yang dijual, berjualan, berbelanja, dan berjalan-jalan sambil mengamati aktivitas, landscape, maupun bangunan sekitar.
158
Tempat duduk yang berada di samping dan berorientasi ke jalur pedestrian berfungsi sebagai tempat beristirahat, berinteraksi, berkumpul, dan mengamati aktivitas maupun landscape sekitar. Sedangkan pagar dan tumpukan tanah di bawah pohon diperuntukkan sebagai tempat duduk informal bagi kelompok remaja serta dewasa. Penggunaan elemen pembatas berupa pagar tanaman bertujuan mencegah terjadinya kontak fisik dengan jalan kendaraan, karena dapat memancing munculnya perilaku berjualan di pinggir jalan dari pedagang kaki lima. Tempat berjualan pedagang dibuat temporal sehingga pengaturannya fleksibel dan taman dapat dimanfaatkan untuk beragam kegiatan.
Pasar (13) Gambar simulasi rancangan 5.51 : Pasar yang berdekatan dengan jalan kendaraan, terminal angkutan umum, dan bangunan stasiun bagian Selatan
159
Pasar (13) Gambar simulasi rancangan 5.52 : Pasar yang berdekatan dengan jalan kendaraan, terminal angkutan umum, dan bangunan stasiun bagian Selatan
Penggunaan elemen alam pada desain bertujuan agar pasar tidak hanya berfungsi sebagai area komersial, tetapi juga sebagai tempat rekreasi bagi pengguna kawasan. Tempat
duduk
tidak
hanya
bersifat
individual
melalui
penyusunannya yang memanjang mengikuti jalur pedestrian, namun juga bersifat berkelompok dengan penempatannya yang melingkar seperti pada area masuk pasar. Kehadiran elemen desain berupa pagar berfungsi simbolis, yaitu menjelaskan aktivitas yang diwadahi dan kelompok pengguna yang diterima di dalam area tersebut.
160
Pasar (13) Gambar simulasi rancangan 5.53 : Area masuk pasar yang berdekatan dengan jalan kendaraan, terminal angkutan umum, dan bangunan stasiun bagian Selatan
5.6.8 Halte dan Terminal Transit Dalam serta Antar Kota Area ini dirancang untuk mewadahi perilaku menunggu orang atau kendaraan umum, beristirahat, dan berjalan-jalan sambil mengamati barang yang dijual (window shopping) atau berbelanja. Hubungan
langsung
dengan
jalan
kendaraan
memberikan
kemudahan akses visual bagi dalam mengamati aktivitas di halte. Selain itu, area ini dirancang bersebelahan dengan fasilitas komersial (Bandung Textile Centre) dan jalur pedestrian. Kondisi tersebut dapat menimbulkan keramaian serta membuat pengguna kawasan merasa aman dan nyaman untuk beraktivitas atau melaluinya.
161
Hadirnya keramaian akibat jalur pedestrian dan halte kendaraan umum juga dapat membawa dampak positif berupa kembali hidupnya (ramai) fasilitas komersial Bandung Textile Centre.
Halte Bus dan Angkutan kota (15) Gambar simulasi rancangan 5.54 : Halte yang bersebelahan dengan jalur pedestrian dan fasilitas komersial (Bandung Textile Centre)
Pengaturan kecepatan kendaraan melalui penggunaan elemen penutup jalan yang cocok bagi pejalan kaki, memberikan rasa aman dan nyaman bagi pejalan kaki untuk beraktivitas di sekitar halte kendaraan umum. Hubungan langsung antara fasilitas terminal dengan jalan Statsion Barat memberikan kemudahan akses dan visual bagi pejalan kaki atau pengendara dalam mengamati aktivitas yang berlangsung di dalamnya.
162
Kondisi ini memberikan rasa aman dan nyaman bagi pengguna dalam beraktivitas. Rancangan tempat makan dan menunggu di lantai satu bangunan terminal berfungsi mewadahi perilaku pengguna kawasan berupa menunggu sambil bersantai, makan dan minum, serta mengamati aktivitas sekitar. Fasade bangunan yang transparan memberikan keleluasaan visual untuk mengamati keadaan sekitar tanpa terjadi kontak visual maupun fisik dengan objek pengamatan, sehingga privasi pengguna tetap terjaga.
Halte dan Terminal Transit Antar Kota (15 & 16) Gambar simulasi rancangan 5.55 : Halte kendaraan umum yang berdekatan dengan terminal dan fasilitas komersial (Bandung Textile Centre)
163
Terminal
berfungsi
mewadahi
perilaku
menunggu
sambil
beristirahat, makan dan minum, mengobrol, berinteraksi, serta berjalanjalan sambil mengamati aktivitas sekitar, melihat barang yang dijual di mini market sepanjang jalur pedestrian, dan berbelanja. Peletakan tempat duduk berorientasi baik ke arah jalur pedestrian maupun tempat pemberhentian kendaraan umum yang menjadi perhatian utama bagi orang yang duduk. Selain itu, peletakannya memberikan keleluasaan bagi pengguna karena dapat digunakan baik secara individual maupun secara berkelompok.
Terminal Transit Antar Kota (16) Gambar simulasi rancangan 5.56 : Jalur pedestrian dan area tunggu terminal angkutan antar kota di jalan Statsion Barat
164
Kehadiran beragam aktivitas di sekitar jalur pedestrian terminal memberikan perasaan aman bagi pengguna, sedangkan perasaan nyaman timbul karena adanya obyek yang dapat diamati (perhatian terhadap jarak tempuh teralihkan). Pada sisi yang berbatasan dengan jalur kereta api dirancang jalur pedestrian yang mempunyai akses visual ke arah perlintasan kereta api dan fasilitas mini market. Penggunaan elemen dinding pembatas transparan (kaca) menimbulkan perasaan aman dan nyaman ketika melaluinya serta dapat menarik orang untuk beraktivitas di area tersebut. Hal ini dapat mencegah terjadinya ‘area belakang’ (area terbengkalai) yang menimbulkan penurunan kualitas kawasan.
Terminal Transit Antar Kota (16) Gambar simulasi rancangan 5.57 : Plasa dan jalur pedestrian di dalam terminal antar kota
165
Penggunaan elemen desain berupa pagar yang membatasi area terminal berfungsi mencegah terjadinya perilaku menggunakan jalan kendaraan sebagai tempat berjualan. Selain itu, pagar juga mencegah perilaku menunggu penumpang di pinggir jalan yang dapat menimbulkan kemacetan. Kemudahan akses visual dan hubungan langsung terminal dengan jalan kendaraan memberikan keleluasaan bagi pengguna kawasan untuk mengamati kegiatan yang berlangsung. Kondisi ini menimbulkan perasaan aman dan nyaman untuk masuk atau beraktivitas di dalam terminal.
Terminal Transit Dalam Kota (19) Gambar simulasi rancangan 5.58 : Terminal angkutan dalam kota yang berada di jalan Statsion Timur
166