STUDI GERAK DAN WAKTU DENGAN ANALISIS BIOMEKANIKA PADA PROSES PANEN TEBU DI PG. BUNGAMAYANG, LAMPUNG
OLEH: ABDUL MALIK HOSYIYAR ROHMAN F14104049
2008 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
STUDI GERAK DAN WAKTU DENGAN ANALISIS BIOMEKANIKA PADA PROSES PANEN TEBU DI PG. BUNGAMAYANG, LAMPUNG
SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN Pada Departemen Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor
OLEH: ABDUL MALIK HOSYIYAR ROHMAN F14104049
2008 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
STUDI GERAK DAN WAKTU DENGAN ANALISIS BIOMEKANIKA PADA PROSES PANEN TEBU DI PG. BUNGAMAYANG, LAMPUNG
SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN Pada Departemen Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor
OLEH: ABDUL MALIK HOSYIYAR ROHMAN F14104049 Dilahirkan pada tanggal 01 Juni 1986 di Banyuwangi Tanggal Lulus : Bogor, September 2008 Menyetujui, Dosen Pembimbing Akademik
Dr. Ir. Sam Herodian, MS NIP. 131 671 602 Mengetahui,
Dr. Ir. Wawan Hermawan, MS Ketua Departemen
Teknik Pertanian Abdul Malik Hosyiyar Rohman. F14104049. Studi Gerak dan Waktu dengan Analisis Biomekanika pada Proses Panen Tebu di PG. Bungamayang, Lampung. Di bawah bimbingan : Sam Herodian. 2008. RINGKASAN Salah satu hal yang diharapkan oleh perusahaan adalah optimasi produktivitas kerja, sehingga dapat dihasilkan produk yang optimum dan berkualitas yang akan meningkatkan profit perusahaan. Peningkatan produktivitas dapat terlihat dari meningkatnya output (hasil keluaran kerja) per jam ataupun waktu yang telah dihabiskan. Gula merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang semakin penting kedudukannya. Tetapi tingginya kebutuhan gula tersebut tidak diimbangi dengan produksi gula dalam negeri. Menristek mengungkapkan bahwa salah satu masalah adalah turunnya produktifitas tebu dan rendemen gula yang dihasilkan petani. Salah satu solusi dikemukakan adalah perbaikan teknik panen dan teknologi pasca panen tebu. Oleh karenanya usaha untuk peningkatan produktivitas gula ini sebaiknya juga diarahkan pada segi manusia dengan perbaikan standar kerja. Perbaikan pada setiap bagian proses pemanenan akan mempermudah pekerja dalam mengefisienkan gerakan agar kelelahan kerja dapat dikurangi sehingga waktu yang diperlukan untuk menghasilkan suatu produk semakin cepat dan kualitas kerja juga dapat terjamin, sedangkan penentuan waktu standar dari setiap bagian kerja akan mengasilkan suatu metode kerja yang lebih baik. Studi gerak dan waktu yang dilakukan pada proses pemanenan tebu di PG. Bungamayang ini bertujuan untuk menentukan waktu standar kerja pada sejumlah komponen kerja yang terlibat dalam proses pemanenan tebu dan membangun sistem dan metode yang lebih baik dengan indikasi beban kerja yang lebih ringan dan waktu yang lebih cepat. Agar lebih memusatkan perhatian pada pemecahan masalah maka perlu dilakukan pembatasan masalah, beberapa batasan-batasan terhadap masalah yang akan dibahas antara lain: 1. Proses pemanenan tebu yang dimaksud adalah proses penebangan sampai meletakkan hasilnya dalam tumpukan tebu yang telah ditebang; 2. Beban biomekanik dihitung dengan teknik Biostatic Mechanics dan hanya dilakukan analisis pada sistem gaya 2 dimensi; 3. Posisi tangan dilihat relatif terhadap posisi bahu dan pinggang; Fokus untuk melakukan perbandinganperbandingan waktu dan tenaga adalah variabel gender. Kegiatan penelitan ini dilaksanakan selama 4 bulan dari bulan Mei sampai Agustus 2008 bertempat di PG. Bungamayang Lampung dan Laboratorium Ergonomika dan Elektronika Pertanian Institut Pertanian Bogor. Peralatan yang digunakan meliputi lembaran pengamatan, stopwatch, anthropolometer, digital video camera dan kepingan mini-DVD, 4 in 1 environment meter, komputer dan alat tulis, meteran dan timbangan. Prosedur yang digunakan meliputi tahap pendahuluan, pengambilan data, pengolahan data, analisis data dan perbaikan
sistem kerja. Proses pemanenan tebu terdiri dari 6 segmen gerakan, yaitu menjangkau, menebang, menarik, membersihkan trash, mengarahkan dan menganggur. Tenaga tebang wanita memiliki waktu siklus rata-rata sebesar 10,01 detik dengan uraian waktu menjangkau (1,02 detik), menebang (1,18 detik), menarik (2,30 detik), membersihkan trash (2,17 detik), mengarahkan (0,93 detik) dan menganggur (2,41 detik). Sedangkan untuk tenaga tebang pria memiliki waktu siklus rata-rata sebesar 10,10 detik dengan uraian waktu menjangkau (0,94 detik), menebang (1,15 detik), menarik (2,19 detik), membersihkan trash (1,80 detik), mengarahkan (0,90 detik) dan menganggur (3,28 detik). Dari keenam segmen gerakan pemanenan tebu, hanya gerakan membersihkan trash yang dipengaruhi oleh faktor gender. Waktu baku proses pemanenan bagi tenaga tebang wanita adalah sebesar 14,88 detik,sedangkan bagi tenaga tebang pria adalah sebesar 14,49 detik. Pada gerakan menebang otot bahu kanan bekerja dengan karakteristik miografi dengan rentang kerja otot sebesar 12,679 N – 69,343 N. Sedangkan untuk tenaga tebang pria didapatkan karakteristik miografi dengan rentang kerja otot sebesar 0,515 N – 42,761 N. Dari hasil perhitungan didapatkan bahwa pada tenaga tebang wanita, otot bahu kiri ketika gerakan menebang memiliki karakteristik miografi dengan rentang kerja otot sebesar 18,222 N – 25,573 N, sedangkan tenaga tebang wanita memiliki karakteristik miografi dengan rentang kerja otot sebesar 23,078 N – 42,761 N. Pada gerakan membersihkan, otot bahu kanan dari tenaga tebang wanita memiliki karakteristik miografi dengan rentang kerja otot sebesar 106,41 – 118,98 N. Sedangkan untuk tenaga tebang pria memiliki karakteristik miografi dengan rentang kerja otot sebesar 144,66 N – 148,84 N. Untuk perhitungan bahu kiri ketika membersihkan, didapatkan bahwa tenaga tebang wanita memiliki karakteristik miografi dengan rentang kerja otot sebesar 126,60 N – 137,48 N, sedangkan tenaga tebang pria memiliki karakteristik miografi dengan rentang kerja otot sebesar 138,08 N – 153,58 N. Berdasarkan pengamatan rekaman proses tebang, didapatkan bahwa tenaga tebang wanita memiliki angka produktivitas sebesar 7,26 batang/menit atau 76 ikat/ hari kerja, dan meningkat menjadi 10,54 batang /menit atau 110 ikat setelah dilakukan perbaikan kerja. Sedangkan tenaga tebang pria memiliki angka produktivitas sebesar 8,37 batang/menit atau 88 ikat/ hari kerja dan meningkat menjadi 11,90 batang/menit atau 125 ikat setelah perbaikan kerja. Pekerjaan pada pemanenan ini dapat dimasukkan dalam klasifikasi highly repetitive task. Hal ini biasanya diikuti oleh gejala-gejala dari peradangan dan rasa sakit yang tergabung menjadi satu yang disebut repetitive-motion disorders. Selain itu hal inilah yang kemungkinan besar juga menyebabkan terjadinya muscular fatigue pada otot tenaga tebang.
RIWAYAT HIDUP Abdul Malik Hosyiyar Rohman, dilahirkan di Banyuwangi pada tanggal
01 Juni 1986. Anak kedua dari
dua bersaudara yang lahir dari pasangan Achmad Syafii (Alm) dan Ammy Tjahya Anggraini (Alm). Pada tahun 1998 penulis menyelesaikan pendidikan dasar
di
SD
Negeri
3
Kebaman,
Srono.
Penulis
menyelesaikan pendidikan menengah pertama di SLTP Negeri 1 Srono pada tahun 2001, kemudian penulis melanjutkan pendidikan di SMU Negeri 1 Genteng dan menyelesaikannya pada tahun 2004. Pada tahun 2004 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian. Penulis mengambil Bagian Ergonomika dan Elektronika Pertanian dengan dosen pembimbing akademik Dr. Ir. Sam Herodian, MS. Selama perkuliahan penulis Aktif dalam Organisasi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Teknologi Pertanian periode 2005-2006 sebagai staf Pengabdian Masyarakat. Penulis juga aktif dalam organisasi Himpunan Mahasiswa Teknik Pertanian IPB (HIMATETA IPB) periode 2006-2007 sebagai Ketua Departemen Humas. Selain itu penulis juga mengikuti Organisasi Mahasiswa Daerah (OMDA) Lare Belambangan (LB) dan Padepokan Seni Gerak Raga Rasa Seroja Putih. Penulis melakukan praktek lapang pada tahun 2007 di PT. Centralpertiwi Bahari, Lampung dengan judul “Aspek Ergonomika pada Proses Penanganan Udang di PT. Centralpertiwi Bahari, Lampung”. Pada tahun 2008 penulis menyelesaikan pendidikan di IPB dengan judul tugas akhir
“Studi Gerak dan
Waktu dengan Analisis Biomekanika pada Proses Panen Tebu di PG. Bungamayang,Lampung”.
KATA PENGANTAR Puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah pada baginda Nabi Muhammad SAW, keluarga serta sahabat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Studi Gerak dan Waktu dengan Analisis Biomekanika pada Proses Panen Tebu di PG. Bungamayang, Lampung”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan sarjana di Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Dr. Ir. Sam Herodian, MS., selaku dosen pembimbing akademik atas bimbingan, masukan, dan arahan dalam penyusunan skripsi ini. 2. Dr. Ir. M. Faiz Syuaib, M. Agr. dan Lamto Widodo ST. MT. selaku dosen penguji yang telah meluangkan waktunya menjadi penguji dan memberikan masukan untuk perbaikan skripsi ini. 3. Pak Masra, Pak Puji, Pak Malik, Pak Darman beserta seluruh jajaran pegawai PG. Bungamayang, yang telah membantu selama penelitian ini berlangsung. 4. Bapak, Ibu, Mbak Alif, Mas Handoko, keluarga besar Mbah Baderun, Keluarga Besar Tjokro Soegondo, Iyuk beserta keluarga, Keluarga besar bapak Darmaji, Keluarga besar bapak Yani, Keluarga besar Dr. Tri, Bu Kris, Bu Nanik beserta jajaran Dewan Guru SMA N I Genteng yang telah memberikan semangat dan do’a kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 5. Ketiga sahabatku (Viktor, Vivin dan Momo) dan keluarga besar Cemara (Nera, Emma, Rizka, Elvi, Eni) yang telah mengajarkan pentingnya arti persahabatan. Keluarga Tiara, keluarga besar Lare Belambangan, keluarga besar Seroja Putih yang telah banyak memberikan bantuan dan semangat kepada penulis. 6. Tim Penelitian (Pak Lamto, Pak Fahri, Bayu, Busan, Tania, Sukris, heru dan Ludi), Rekan-rekan Ergotron 41 dan teman-teman TEP 41 memberikan
dukungan,
semangat,
dan
yang telah do’a.
7. Semua pihak yang telah membantu sehingga terlaksananya penelitian dan penulisan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Akhir kata, penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan. Sudilah kiranya pembaca dapat memberikan saran dan kritik yang membangun untuk menyempurnakan skripsi ini. Bogor, September 2008
Penulis
DAFTAR ISI DAFTAR ISI ...............................................................................................
i
DAFTAR TABEL .......................................................................................
iii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................
iv
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................
vi
I. PENDAHULUAN ................................................................................
1
A. Latar Belakang ................................................................................
1
B. Tujuan .............................................................................................
2
C. Batasan Masalah .............................................................................
2
II. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................
4
A. Pemanenan Tebu .............................................................................
4
B. Teknik Tata Cara Kerja ...................................................................
6
C. Studi Gerak .....................................................................................
8
D. Studi Waktu ....................................................................................
14
E. Peta Kerja ........................................................................................
15
F. Biomekanika ...................................................................................
17
III. METODOLOGI ....................................................................................
18
A. Waktu dan Tempat Penelitian .........................................................
18
B. Peralatan ..........................................................................................
18
C. Subjek Penelitian.............................................................................
22
D. Prosedur Penelitian .........................................................................
23
1. Tahap Pendahuluan ...................................................................
23
2. Pengambilan Data .....................................................................
23
3. Pengolahan Data .......................................................................
25
4. Analisis Data .............................................................................
26
5. Perbaikan Sistem Kerja .............................................................
33
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................
36
A. Proses Pemanenan Tebu ..................................................................
36
B. Analisis Waktu Kerja ......................................................................
38
1. Definisi Pekerjaan .....................................................................
38
2. Pembagian Operasi Menjadi Elemen-Elemen Kerja ................
39
i
3. Waktu Siklus .............................................................................
42
4. Waktu Baku ...............................................................................
47
C. Analisis Biomekanika .....................................................................
50
1. Gerakan Menebang ...................................................................
50
2. Gerakan Membersihkan Trash ..................................................
54
D. Analisis Metode Kerja.....................................................................
58
1. Produktivitas .............................................................................
58
2. Rasa Sakit yang Terjadi akibat Pekerjaan .................................
60
3. Perbaikan Metode Kerja............................................................
62
V. KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................
73
A. Kesimpulan .....................................................................................
73
B. Saran................................................................................................
74
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................
75
LAMPIRAN ................................................................................................
77
ii
DAFTAR TABEL Tabel 1. Karakteristik subjek penelitian dan spesifikasi golok yang digunakan 22 Tabel 2. Perbandingan sudut tubuh antara pria dan wanita ketika menebang (kanan) ............................................................................... 51 Tabel 3. Perbandingan sudut tubuh antara pria dan wanita ketika menebang (kiri) ................................................................................... 53 Tabel 4. Perbandingan sudut tubuh antara pria dan wanita ketika membersihkan (kanan) ........................................................................ 55 Tabel 5. Perbandingan sudut tubuh antara pria dan wanita ketika membersihkan (kiri) ............................................................................ 57 Tabel 6. Gerakan tangan kiri dan tangan kanan untuk 1 batang/siklus (Pria)... 63 Tabel 7. Gerakan tangan kiri dan tangan kanan untuk 1 batang/siklus (Wanita)............................................................................................... 63 Tabel 8. Usulan gerakan tangan kiri dan tangan kanan (pria)........................... 71 Tabel 9. Usulan gerakan tangan kiri dan tangan kanan (Wanita) ..................... 71
iii
DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Bagan sistematis dari langkah-langkah penelitian kerja .................
7
Gambar 2. Stopwatch ........................................................................................ 19 Gambar 3. Antrhopolometer ............................................................................. 19 Gambar 4. Digital Video Camera ..................................................................... 20 Gambar 5. Jenis Kepingan mini-DVD yang digunakan ................................... 20 Gambar 6. Meteran............................................................................................ 21 Gambar 7. Dua jenis timbangan yang digunakan ............................................. 22 Gambar 8. Perekaman proses tebang ................................................................ 24 Gambar 9. Penimbangan golok tebang ............................................................. 24 Gambar 10. Penimbangan berat batang tebu..................................................... 25 Gambar 11. Pengukuran anthropometri ............................................................ 25 Gambar 12. Diagram alir pengukuran untuk mendapatkan waktu baku ........... 23 Gambar 13. a. Perkiraan model dari bahu dan lengan. b. Diagram benda bebas dari bahu dan lengan ..................................................................... 30 Gambar 14. Diagram alir dalam perbaikan sistem kerja ................................... 35 Gambar 15. Golok tebang yang digunakan oleh para tenaga tebang di PG. Bungamayang .................................................................... 38 Gambar 16. Grafik beban biomekanik pada bahu kanan ketika menebang (Pria)...........................................................................................
52
Gambar 17. Grafik beban biomekanik pada bahu kanan ketika menebang (Wanita) .....................................................................................
52
Gambar 18. Grafik beban biomekanik pada bahu kiri ketika menebang (Pria)............................................................................................
54
Gambar 19. Grafik beban biomekanik pada bahu kiri ketika menebang (Wanita) ......................................................................................
54
Gambar 20. Grafik beban biomekanik pada bahu kanan ketika membersihkan trash (Pria) ..........................................................
56
Gambar 21. Grafik beban biomekanik pada bahu kanan ketika membersihkan trash (Wanita) .....................................................
56
iv
Gambar 22. Grafik beban biomekanik pada bahu kiri ketika membersihkan trash (Pria) ..........................................................
57
Gambar 23. Grafik beban biomekanik pada bahu kiri ketika membersihkan trash (Wanita) .....................................................
57
Gambar 24. Gerakan tangan pada posisi adduksi dan abduksi .......................
60
Gambar 25. Tenaga tebang menebang 2 batang tebu sekaligus.....................
64
Gambar 26. Tenaga tebang menjangkau dengan menggunakan golok Tebang .........................................................................................
65
Gambar 27. Gerakan mengarahkan yang memerlukan waktu lama ...............
67
Gambar 28. Tenaga tebang menarik sambil membersihkan trash .................
67
Gambar 29. Gerakan tangan pada posisi supinasi dan pronasi .......................
68
Gambar 30. Gerakan memegang pada posisi pronasi .....................................
69
Gambar 31. Gerakan memegang pada posisi supinasi ....................................
69
Gambar 32. Gerakan melempar pada posisi pronasi.......................................
70
Gambar 33. Gerakan melempar pada posisi supinasi .....................................
70
Gambar 34. Postur tubuh manusia pada posisi relaksasi ................................
72
v
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Form pengamatan elemen kerja ..................................................
77
Lampiran 2. Form anthropometri ....................................................................
78
Lampiran 3. Form kuesioner Nordic Body Map dan Westinghouse ...............
79
Lampiran 4. Form pengukuran biomekanik pada siku dan lengan bawah ......
80
Lampiran 5. Form pengukuran biomekanik pada bahu ..................................
81
Lampiran 6. Form pengukuran biomekanik pada lumbar ...............................
82
Lampiran 7. Contoh perhitungan waktu siklus elemen gerak menjangkau ....
83
Lampiran 8. Contoh perhitungan waktu siklus elemen gerak menebang .......
85
Lampiran 9. Contoh perhitungan waktu siklus elemen gerak menarik ...........
87
Lampiran 10. Contoh perhitungan waktu siklus elemen gerak membersihkan trash .................................................................
89
Lampiran 11. Contoh perhitungan waktu siklus elemen gerak mengarahkan
91
Lampiran 12. Contoh perhitungan waktu siklus elemen gerak menganggur ..
93
Lampiran 13. Tabel waktu siklus( Ws) elemen-elemen gerak pada proses tebang oleh operator wanita .....................................................
95
Lampiran 14. Tabel waktu siklus( ws) elemen-elemen gerak pada proses tebang oleh operator pria..........................................................
96
Lampiran 15. Faktor penyesuaian menurut Westinghouse .............................
97
Lampiran 16. Besarnya kelonggaran berdasarkan faktor-faktor yang Berpengaruh .............................................................................
99
Lampiran 17. Tabel perhitungan waktu baku dengan aturan Westinghouse (Pria).......................................................................................... 102 Lampiran 18. Tabel perhitungan waktu baku dengan aturan Westinghouse (Wanita) .................................................................................... 103 Lampiran 19. Tabel perhitungan beban biomekanik pada bahu kiri ketika gerakan memegang untuk menebang (Wanita) ........................ 104 Lampiran 20. Tabel perhitungan beban biomekanik pada bahu kiri ketika gerakan memegang untuk menebang (pria) ............................. 106 Lampiran 21. Tabel perhitungan beban biomekanik pada bahu kanan ketika gerakan menebang (Wanita) ..................................................... 108
vi
Lampiran 22. Tabel perhitungan beban biomekanik pada bahu kanan ketika gerakan menebang (Pria)........................................................... 110 Lampiran 23. Tabel perhitungan beban biomekanik pada bahu kiri ketika gerakan membersihkan (Wanita) ............................................. 112 Lampiran 24. Tabel perhitungan beban biomekanik pada bahu kiri ketika gerakan membersihkan (Pria) .................................................. 114 Lampiran 25. Tabel perhitungan beban biomekanik pada bahu kanan ketika gerakan membersihkan (Wanita) .............................................. 116 Lampiran 26. Tabel perhitungan beban biomekanik pada bahu kanan ketika gerakan membersihkan (Pria) ................................................... 118 Lampiran 27. Perhitungan produktivitas tenaga tebang wanita dan pria berdasarkan pengamatan dari rekaman proses tebang. ............. 120 Lampiran 28. Hasil kuesioner Nordic Body Map tenaga tebang pria ............. 121 Lampiran 29. Hasil kuesioner Nordic Body Map tenaga tebang wanita ......... 122 Lampiran 30. Peta tangan kiri dan tangan kanan untuk 1 batang tebu tiap siklus (wanita) ..................................................................................... 123 Lampiran 31. Peta tangan kiri dan tangan kanan untuk 2 batang tebu tiap siklus (wanita) ..................................................................................... 124 Lampiran 32. .Usulan Peta tangan kiri dan tangan kanan (wanita) ................ 125 Lampiran 33. Peta tangan kiri dan tangan kanan untuk 1 batang tebu tiap siklus (pria) .......................................................................................... 126 Lampiran 34. Peta tangan kiri dan tangan kanan untuk 2 batang tebu tiap siklus (pria) .......................................................................................... 127 Lampiran 35. Usulan peta tangan kiri dan tangan kanan (pria) ...................... 128 Lampiran 36. Penguraian Gaya untuk Beban Biomekanik ............................. 129 Lampiran 37. Alur gerakan elemen menjangkau ............................................ 137 Lampiran 38. Alur gerakan elemen menebang ............................................... 138 Lampiran 39. Alur gerakan elemen menarik batang tebu ............................... 139 Lampiran 40. Alur gerakan elemen membersihkan trash ............................... 142 Lampiran 41. Alur gerakan elemen meletakkan hasil tebang ......................... 143 Lampiran 42. Perhitungan uji-t dari perbedaan waktu kerja antara pria dengan wanita ........................................................................................ 144
vii
I.
8
I.
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang Salah satu hal yang diharapkan oleh perusahaan adalah optimasi produktivitas kerja, sehingga dapat dihasilkan produk yang optimum dan berkualitas yang akan meningkatkan profit perusahaan. Produktivitas kerja menurut Wignjosoebroto (2006) adalah sebagai rasio jumlah keluaran yang dihasilkan per total tenaga kerja yang dipekerjakan. Peningkatan produktivitas dapat terlihat dari meningkatnya output (hasil keluaran kerja) per jam ataupun waktu yang telah dihabiskan. Dalam sistem kerja diperlukan pengukuran terhadap waktu untuk menentukan produktivitas. Dalam hal ini, unsur manusia, mesin dan peralatan, dan lingkungan fisik pekerjaan harus diperhatikan baik secara individual maupun dalam kaitannya satu sama lainnya. Metode kerja perlu dipelajari agar kelelahan kerja dapat dikurangi, menghindari masalah yang timbul pada sistem kerangka otot, dan mendapatkan hasil pekerjaan yang lebih baik. Gula merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang semakin penting kedudukannya. Konsumsi gula per tahun di Indonesia saat ini berkisar 120 juta ton dan terus bertambah pada laju sekitar 2 juta ton per tahun. Tetapi tingginya kebutuhan gula tersebut tidak diimbangi dengan produksi gula dalam negeri dimana produksi gula nasional hanya mencukupi kurang lebih 50-60% kebutuhan dalam negeri dan sisanya harus dipenuhi dengan impor. Menristek mengungkapkan bahwa salah satu masalah adalah turunnya produktifitas tebu dan rendemen gula yang dihasilkan petani, dimana tahun 1975 sebesar 92,9 ton/ha dan kini tinggal 70 ton/ha. Salah satu solusi dikemukakan adalah perbaikan teknik panen dan teknologi pasca panen tebu. Hal ini cukup masuk akal karena rendemen tebu sangat dipengaruhi oleh waktu penebangan dan waktu penggilingan. Salah satu penyebab lain, adalah teknik penebangan yang salah. Kebanyakan petani hanya membabat tebu bagian atas. Sehingga pangkal tidak diangkat, ini juga menyebabkan rendahnya rendemen.
1
Keterkaitan perkebunan tebu dan industri gula dengan man power amat tinggi. Bahkan, Zikri (Ka. Divisi HRD GMP) menganalisa bahwa mesin tidak akan sepenuhnya mampu menggantikan manusia dalam industri ini. “Terutama kultur tertentu yang dibutuhkan dalam proses panen, itu tidak akan tergantikan oleh teknologi mesin harvester”, ungkapnya. Oleh karena itulah, perkebunan tebu seluas GMP akan terus menerus membutuhkan tenaga manusia dalam jumlah yang besar. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor manusia dalam proses pemanenan merupakan salah satu komponen penting dalam usaha peningkatan produktivitas gula. Oleh karenanya usaha untuk peningkatan produktivitas gula ini sebaiknya juga diarahkan pada segi manusia dengan perbaikan standar kerja. Perbaikan pada setiap bagian proses pemanenan akan mempermudah pekerja dalam mengefisienkan gerakan agar kelelahan kerja dapat dikurangi sehingga waktu yang diperlukan untuk menghasilkan suatu produk semakin cepat dan kualitas kerja juga dapat terjamin, sedangkan penentuan waktu standar dari setiap bagian kerja akan mengasilkan suatu metode kerja yang lebih baik.
b. Tujuan Studi gerak dan waktu yang dilakukan pada proses pemanenan tebu di PG. Bungamayang ini bertujuan untuk: 1. Menentukan waktu standar kerja pada sejumlah komponen kerja yang terlibat dalam proses pemanenan tebu. 2. Membangun sistem dan metode yang lebih baik dengan indikasi beban kerja yang lebih ringan dan waktu yang lebih cepat.
c. Batasan Masalah Berdasarkan tujuan dari penelitian, dan agar lebih memusatkan perhatian pada pemecahan masalah maka perlu dilakukan pembatasan masalah, beberapa batasan-batasan terhadap masalah yang akan dibahas antara lain :
2
i. Proses pemanenan tebu yang dimaksud adalah proses penebangan sampai meletakkan hasilnya dalam tumpukan tebu yang telah ditebang pada sistem tebang manual. ii. Beban biomekanik dihitung dengan teknik Biostatic Mechanics dan hanya dilakukan analisis pada sistem gaya 2 dimensi. iii. Posisi tangan dilihat relatif terhadap posisi bahu dan pinggang. iv. Fokus untuk melakukan perbandingan-perbandingan waktu dan tenaga adalah variabel gender.
3
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pemanenan Tebu Pemanenan merupakan kegiatan akhir dari setiap siklus penanaman tebu. Pemanenan dapat didefinisikan sebagai keseluruhan kegiatan memungut hasil gula yang masih potensial berada pada bagian tanaman tebu di kebun untuk diolah menjadi butiran kristal gula di pabrik. Sedangkan menurut Notojoewono (1967) pemanenan adalah suatu penyiapan tebu untuk diangkut ke pabrik, dimana kegiatannya terdiri dari penebangan, pembersihan dari segala kotoran dan penyiapan tebu ke tempat pengangkutan. Kegiatan pemanenan ini dapat dikatakan berhasil apabila: 1. Kesegaran tebu (Cane Freshness), yaitu total jam mulai dari tebu dibakar sampai tebu tersebut digiling dapat terjaga 2. Kebersihan tebu dari kotoran, dimana kotoran disini adalah dapat berupa klaras, daun pucuk, sogolan, siwilan, batang mati, akar, dan tanah serta gulma 3. Tebu tertinggal (Cane wastage) berupa lonjoran, tunggul yang tertinggal di kebun, dan batang pucuk dapat seminimal mungkin. Tanaman tebu biasanya ditebang pada umur 12 sampai 14 bulan, yaitu pada saat tebu masak dan mempunyai rendemen tinggi. Selang waktu 12 sampai 14 bulan adalah saat yang terbaik untuk pemanenan, sehingga pelaksanaan pemanenan tebu mempunyai waktu yang relatif singkat dan terbatas, karena itu keterlambatan pemanenan berarti akan memperpanjang umur tebu dan akan menurunkan rendemen gula yang akan dihasilkan (Notojoewono, 1967). Kegiatan panen diawali dengan tahap persiapan yang sekurangkurangnya tiga bulan sebelum panen dimulai. Tahap persiapan meliputi kegiatan estimasi produksi tebu, pembuatan program tebangan, penentuan kemasakan tebu, dan persiapan sarana dan prasarana tebang. Selain itu juga perlu dilaksanakan analisa kemasakan tebu (Maturity Test) untuk mengetahui periode kemasakan optimal tebu dan untuk memperkirakan kapan tebu harus
4
ditebang. Dari hasil maturity test dapat diketahui kandungan pol, brix, serta purity (perbandingan pol dan brix) dari setiap petak. Kadar gula pada tebu akan naik sampai batas waktu tertentu, kemudian turun lagi (Rahmawati, 1994). Tebu yang berumur 10 bulan akan mengandung saccahrosa 10 %, kemudian menjadi optimum pada umur 12 bulan yaitu mengandung saccahrosa 13 %, namun sesudah itu sampai umur 16 bulan turun lagi menjadi 10 %. Penentuan waktu panen pada pabrik gula dilakukan dengan melihat faktor kemasakan tebu yang diperoleh berdasarkan hasil analisa pendahuluan, terutama pada permulaan giling. Menurut Soepardan dalam Rahmawati (1994) terdapat tiga sistem penebangan, yaitu: 1. Sistem tebang mekanis Sistem pemanenan dimana pelaksanaan seluruh kegiatan sejak tebang, muat, angkut dan bongkarnya di pabrik dilakukan secara mekanis. 2. Sistem tebang semi mekanis Sistem pemanenan dimana pelaksanaan seluruh kegiatan sejak tebang, muat, angkut dan bongkarnya di pabrik dilakukan secara mekanis sedangkan pembersihan klaras dan pengikatan batang-batang tebu tebangan dilakukan oleh tenaga manusia. 3. Sistem tebang manual Sistem pemanenan dimana pelaksanaan seluruh kegiatan sejak tebang, pembersihan klaras, pengikatan dan muat tebu hasil tebangan dilakukan seluruhnya oleh tenaga manusia. Sedangkan pengangkutan dilakukan menggunakan truk-truk kontraktor serta pembongkarannya dilakukan secara mekanis di pabrik. Pada penebangan secara manual, pekerjaan yang dilakukan oleh penebang adalah: 1. Batang tebu dipotong hingga pandes atau hingga tunggul (sisa batang di tanah) maksimal 2 cm dari tanah. 2. Batang tebu dibersihkan dari klaras, akar dan kotoran lain yang melekat pada batang tebu.
5
3. Pemotongan pucuk harus sesuai standar yaitu pada daun kelima (± 30 cm dari atas) dan menyisihkannya bersama klaras dan kotoran lain dalam satu lajur dan membuang sogolan (tebu muda). 4. Meletakkan tebu yang telah ditebang pada lajur yang bersih dari kotoran dan kemudian diikat dengan sayatan kulit tebu atau bambu dengan berat tebangan ±30 kg per ikatnya pada sistem bundle cane atau ditumpuk tanpa diikat pada sistem loose cane. Sistem pemanenan akan mempengaruhi besarnya susut yang terjadi. Pemanenan dengan tenaga manusia sebenarnya mempunyai kemungkinan untuk menebang batang tebu pada bagian yang tepat. Tetapi untuk mendapatkan hasil yang diinginkan memerlukan sistem pengawasan yang ketat. Sedangkan ketepatan pemotongan batang tebu dengan menggunakan mesin panen tebu mekanis banyak ditentukan oleh keadaan lahan serta keadaan tanaman tebu itu sendiri saat dipanen. Keadaan tanah yang relatif seragam dan sedikitnya jumlah tebu yang rebah akan banyak membantu dalam usaha pengurangan susut yang terjadi saat pemanenan (Pramudya, 1989).
B. Teknik Tata Cara Kerja Teknik tata cara kerja menurut Sutalaksana,dkk. (2004) adalah suatu ilmu yang terdiri dari prinsip-prinsip untuk mendapatkan rancangan (desain) terbaik dari sistem kerja. Wignjosoebroto (2003) juga menjelaskan bahwa prinsip-prinsip dan teknik kerja ini digunakan untuk mengatur komponenkomponen yang ada dalam sistem kerja yang terdiri dari manusia dengan sifat dan kemampuan-kemampuannya, bahan baku, mesin dan peralatan kerja lainnya, serta lingkungan kerja fisik yang ada sedemikian rupa sehingga dicapai tingkat efektifitas dan efisiensi kerja yang tinggi yang diukur dengan waktu yang dihabiskan, tenaga yang dipakai serta akibat psikologis atau sosiologis yang ditimbulkannya. Menurut Meyers (1992) teknik tata cara kerja merupakan suatu teknik yang digunakan untuk mendapatkan metode terbaik untuk melakukan suatu pekerjaan. Untuk mencapai tujuan tersebut maka ruang lingkup teknik tata cara kerja dapat dibagi ke dalam dua bagian besar, yaitu pengaturan kerja dan
6
pengukuran
kerja.
Pengaturan
kerja
berisi
prinsip-prinsip
mengatur
komponen-komponen sistem kerja untuk mendapatkan alternatif-alternatif sistem kerja terbaik. Pengetahuan yang diperlukan untuk melakukan pengaturan terhadap pekerja, bahan, peralatan dan perlengkapan serta lingkungan kerja adalah apa yang dipelajari melalui ergonomi, studi gerakan dan ekonomi gerakan. Setelah mendapatkan beberapa alternatif terbaik, langkah berikutnya adalah memilih satu diantara yang terbaik. Ada empat kriteria yang dipandang sebagai pengukur yang baik tentang kebaikan suatu sistem kerja yaitu waktu, tenaga, psikologis dan sosiologis. Berdasarkan keempat kriteria tersebut dipilih satu sistem kerja terbaik yang memiliki syarat memungkinkan waktu penyelesaian sangat singkat, tenaga yang diperlukan untuk penyelesaian kerja tersebut sedikit dan mudah, serta dampak-dampak psikologis dan sosiologis yang mungkin ditimbulkan sangat sedikit.
PRINSIP-PRINSIP PENGATURAN METODE KERJA • Ergonomi • Studi Gerakan • Ekonomi Gerakan PENELITIAN KERJA
TEKNIK-TEKNIK PENGUKURAN KERJA • Pengukuran Waktu • Pengukuran Tenaga • Pengukuran Dampak Psikologis & Sosiologis
Beberapa alternatif sistem kerja lebih baik
Alternatif sistem kerja terbaik
Produktivitas lebih tinggi Sumber : wignjosoebroto (2003)
Gambar 1. Bagan sistematis dari langkah-langkah penelitian kerja
7
Teknik tata cara kerja kerja terdiri dari dua elemen dasar pemikiran, yaitu pemikiran ke arah usaha pencapaian efisiensi kerja dan pemikiran untuk mempertimbangkan perilaku manusia sebagai unsur pokok suksesnya usaha kerja mereka. Pemikiran mengenai efisiensi akan menghasilkan langkahlangkah kerja secara lebih sistematis dengan urutan-urutan yang logis. Sedangkan pertimbangan mengenai perilaku manusia akan menuju pada faktor-faktor penyebab yang mempengaruhi perilaku manusia pekerja di dalam usaha memenuhi kepuasan kerja dan kebutuhannya. Bagian dari teknik tata cara kerja yang mempelajari cara-cara pengkuran sistem kerja disebut dengan pengukuran kerja (work measurement atau time study). Sedangkan bagian yang mengatur sistem dan metode kerja terdahulu dikenal dengan studi gerakan (motion atau method study).
C. Studi Gerak Metode kerja perlu untuk dipelajari agar kelelahan kerja dapat dikurangi, menghindari masalah yang timbul pada sistem kerangka otot, dan mendapatkan hasil pekerjaan yang lebih baik (Nurmianto, 2004). Hal tersebut perlu dilakukan karena semua jenis pekerjaan akan menghasilkan kelelahan kerja. Kelelahan kerja akan menurunkan kinerja dan menambah tingkat kesalahan kerja. Meningkatnya kesalahan kerja akan memberikan peluang terjadinya kecelakaan kerja dalam industri. Untuk itu, dalam rangka untuk meminimumkan kelelahan dan resiko terhadap rusaknya tulang dan otot dalam kondisi kerja yang repetitive, maka dalam penempatan dan pengoperasian posisi
pengendali
(Control)
harus
seergonomis
mungkin
sehingga
pengoperasiannya dalam keadaan paling efisien. Untuk itu, harus dilakukan analisa biomekanika secara global dengan mempertimbangkan kondisi masing – masing otot, penyederhanan model biomekanika untuk memprediksi beban kerja yang harus ditanggung, dan melakukan pengukuran langsung terhadap kekuatan (strength) otot. Santoso (2004) juga mengatakan bahwa optimasi metode kerja tidak hanya sekedar memilih metode (cara) dan mencari waktu kerja yang tersingkat, akan tetapi paling tidak mengikut sertakan adanya pengurangan terhadap kelelahan kerja, penghilangan masalah yang timbul
8
pada sistem kerangka otot dan rasa tanggung jawab untuk menjadikan pekerjaan tersebut menjadi lebih menarik. Pendekatan ergonomi dalam perancangan tempat kerja bertujuan untuk mendapatkan keserasian antara manusia dengan sistem kerja (man – machine system). Pengaturan tata letak dan fasilitas kerja penting dilakukan karena untuk mencari gerakan–gerakan kerja yang efisien. Gerakan–gerakan manusia dalam bekerja perlu dirancang secara ergonomis, agar tidak menimbulkan mudah lelah atau nyeri. Oleh karena itu, agar terjadi keseimbangan beban tubuh dengan beban kerja perlu adanya design, redesign, substitusi, atau modifikasi alat dan lingkungan kerja. Konsekuensi situasi kerja dengan lingkungan kerja yang kurang sesuai secara ergonomi adalah kondisi tubuh menjadi kurang optimal, tidak efisien, kualitas rendah dan seseorang bisa mengalami ganguan kesehatan
seperti nyeri, gangguan otot rangka, dan
penurunan daya dengar. Studi gerak adalah analisa yang dilakukan terhadap beberapa gerakan bagian badan pekerja dalam menyelesaikan pekerjaannya, sehingga gerakan yang kurang efektif dapat dikurangi atau bahkan dapat dihilangkan sehingga diperoleh penghematan dalam waktu kerja, yang selanjutnya dapat pula menghemat pemakaian fasilitas yang tersedia untuk pekerjaan tersebut (Sutalaksana, dkk., 2004). Studi gerak merupakan analisis dari gerakan pekerja dalam melaksanakan pekerjaannya. Tujuan dari studi gerak adalah untuk menghilangkan atau mengurangi gerakan yang kurang efektif untuk mendapatkan gerakan yang cepat dan efektif (Niebel, 1988). Guna untuk melaksanakan tujuan ini, maka Frank dan Lilian Gilberth telah berhasil menciptakan simbol/kode dari gerakan-gerakan dasar dasar kerja yang dikenal dengan nama THERBLIG (dieja dari nama Gilberth secara terbalik). Di sini mereka menguraikan gerakan-gerakan kerja ke dalam 17 gerakan dasar Therbligs. Secara garis besar masing-masing Therbligs tersebut dapat didefinisikan sebagai berikut : 1. Mencari (Search) Elemen gerakan mencari merupakan gerakan dasar dari pekerja untuk menemukan lokasi objek. Yang bekerja dalam hal ini adalah mata.
9
Gerakan ini dimulai pada saat mata bergerak mencari objek dan berakhir bila objek sudah ditemukan. 2. Memilih (Select) Memilih merupakan gerakan untuk menemukan suatu objek yang tercampur. Tangan dan mata adalah dua bagian badan yang digunakan untuk melakukan gerakan ini. Therblig ini dimulai pada saat tangan dan mata mulai memilih dan berakhir bila objek sudah ditemukan. 3. Memegang (Grasp) Memegang adalah elemen gerakan tangan yang dilakukan dengan menutup jari-jari tangan pada objek yang dikehendaki dalam suatu operasi kerja. Elemen Therblig ini biasanya didahului oleh gerakan menjangkau dan dilanjutkan dengan gerakan membawa. 4. Menjangkau (Reach) Pengertian menjangkau dalam Therblig adalah gerakan tangan berpindah tempat tanpa beban, baik gerakan mendekati maupun menjauhi objek. Gerakan ini biasanya didahului oleh gerakan melepas dan diikuti oleh gerakan memegang. 5. Membawa (Move) Elemen gerak membawa juga merupakan gerak perpindahan tangan, hanya dalam gerakan ini tangan dalam keadaan dibebani. Gerakan membawa biasanya didahului oleh gerakan memegang dan dilanjutkan dengan gerakan melepas. Therblig ini mulai dan berakhir pada saat yang sama dengan menjangkau, karena itu faktor-faktor yang mempengaruhi waktu geraknya pun hampir sama yaitu jarak pindah dan macamnya. 6. Memegang untuk Memakai (Hold) Pengertian memegang untuk memakai disini adalah memegang tanpa menggerakkan objek yang dipegang tersebut. Perbedaan dengan elemen gerak memegang, tangan memegang objek dan dilanjutkan dengan gerakan membawa, sedangkan elemen gerakan memegang untuk memakai ini terjadi dimana tangan yang satu melakukan gerak kerja memegang dan mengontrol objek sedangkan tangan yang lain melakukan kerja terhadap objek tersebut.
10
7. Melepas (Release) Elemen gerak melepas terjadi pada saat tangan operator melepaskan kembali objek yang dipegang sebelumnya. Dengan demikian elemen gerak ini diawali sesaat jari-jari tangan membuka lepas dari objek yang dibawa dan berkahir begitu semua jari jelas tidak menyentuh atau memegang objek lagi. 8. Mengarahkan (Position) Mengarahkan adalah elemen gerakan Therblig yang terdiri dari menempatkan objek pada lokasi yang dituju secara tepat. Gerakan ini biasanya didahului oleh gerakan membawa dan diikuti oleh gerakan merakit atau melepas. Gerakan dimulai sejak tangan memegang/ mengontrol objek tersebut ke arah lokasi yang dituju dan berakhir pada saat gerakan merakit atau melepas/memakai dimulai. 9. Mengarahkan Sementara (Pre position) Mengarahkan sementara merupakan elemen gerak mengarahkan objek pada suatu tempat sementara. Tujuan dari gerakan ini adalah untuk memudahkan pemegangan apabila objek tesebut akan dipakai kembali. 10. Pemeriksaan (Inspect) Therblig
ini
merupakan
pekerjaan
memeriksa
objek
untuk
mengetahui apakah objek telah memenuhi syarat-syarat tertentu atau belum. Elemen gerakan ini dapat berupa gerakan melihat seperti memeriksa warna, meraba seperti memeriksa kehalusan permukaan, mencium, mendengarkan dan kadang-kadang merasa dengan lidah. 11. Perakitan (Assemble) Perakitan adalah gerakan untuk menggabungkan satu objek dengan objek yang lain menjadi satu kesatuan. Gerakan ini biasanya didahului oleh gerakan membawa atau mengarahkan dan dilanjutkan oleh therblig melepas. 12. Lepas Rakit (Disassemble) Therblig ini merupakan kebalikan dari Therblig di atas, disini dua bagian objek dipisahkan dari satu kesatuan. Gerakan ini biasanya
11
didahului oleh gerakan memegang dan dilanjutkan oleh membawa atau bisa juga dilanjutkan oleh melepas. 13. Memakai (Use) Yang dimaksud dengan memakai disini adalah bila satu tangan atau kedua-duanya dipakai untuk menggunakan alat. 14. Kelambatan yang Tak Terhindarkan (Unavoidable delay) Kelambatan yang dimaksudkan disini adalah kelambatan yang diakibatkan oleh hal-hal yang terjadi di luar kemampuan mengendalikan pekerja. Hal ini timbul karena ketentuan cara kerja yang mengakibatkan satu tangan menganggur sedangkan tangan lainnya bekerja. 15. Kelambatan yang dapat Dihindarkan (Avoidable delay) Kelambatan ini disebabkan oleh hal yang ditimbulkan sepanjang waktu kerja oleh pekerjanya sendiri baik disengaja maupun tidak disengaja. 16. Merencana (Plan) Merencana merupakan proses mental, dimana operator berpikir untuk menentukan tindakan yang akan diambil selanjutnya. 17. Istirahat untuk Menghilangkan Fatigue (Rest to Overcome Fatigue) Hal ini tidak terjadi pada setiap siklus kerja, tetapi terjadi secara periodik. Waktu untuk memulihkan lagi kondisi badannya dari rasa fatigue sebagai akibat kerja berbeda-beda, tidak saja karena jenis pekerjaannya tetapi juga oleh individu pekerjanya. Berdasarkan uraian tersebut Gilberth membagi 17 gerakan Therbligs menjadi gerakan yang efektif dan tidak efektif. Gerakan yang termasuk ke dalam gerakan efektif adalah menjangkau (RE), membawa (M), memegang (G), melepaskan (RL), mengarahkan sementara (PP), menggunakan (U), merakit (A), dan lepas rakit (DA). Sedangkan gerakan yang termasuk dalam gerakan tidak efektif adalah mencari (S), memilih (SE), mengarahkan (P), memeriksa (I), merencanakan (PL), kelambatan yang tak terhindarkan (UD), kelambatan yang dapat dihindarkan (AD), istirahat (R), dan memegang untuk memakai (H) (Niebel,1999).
12
Prinsip – prinsip ekonomi gerakan digunakan untuk menganalisis dan memperbaiki gerakan. Prinsip ini dibagi atas tiga bagian yaitu : 1. Prinsip – prinsip ekonomi gerakan dihubungkan dengan tubuh manusia dan gerakan – gerakannya. a. kedua tangan sebaiknya memulai dan mengakhiri gerakan pada saat yang sama. b. Kedua tangan sebaiknya tidak menganggur pada saat yang sama kecuali pada waktu istirahat. c. Gerakan kedua tangan akan lebih mudah jika satu terhadap lainnya simetris dan berlawanan arah. d. Gerakan tangan, badan, dan mata diusahakan sesedikit mungkin e. Sebaiknya pekerja dapat memanfaatkan momentum untuk membantu pekerjaannya. Pemanfaatan ini timbul karena berkurangnya kerja otot dalam bekerja. f. Gerakan yang patah – patah dan banyak perubahan arah akan memperlambat gerakan itu. g. Gerakan balistik akan lebih cepat, menyenangkan dan lebih teliti daripada gerakan yang dikendalikan. h. Pekerjaan
sebaiknya
dirancang
semudah-mudahnya
dan
jika
memungkinkan irama kerja harus mengikuti irama alamiah bagi si pekerjanya. i. Usahakan sesedikit mungkin gerakan mata. 2. Prinsip – prinsip ekonomi gerakan dihubungkan dengan tata letak tempat kerja a. Bahan dan peralatan sebaiknya memiliki tempat yang tetap, diletakkan pada tempat yang mudah, enak dan cepat untuk dicapai b. Tempat penyiapan bahan sebaiknya memanfaatkan prinsip gaya berat. c. Sebaiknya dirancang mekanisme yang baik untuk menyalurkan obyek yang sudah dikerjakan. d. Tata letak peralatan dan pencahayaan diatur dengan baik.
13
e. Tipe, tinggi kursi dan tempat kerja diatur dengan baik sehingga pekerja memiliki postur yang baik dan bekerja dalam keadaan menyenangkan. 3. Prinsip – prinsip ekonomi gerakan dihubungkan dengan perancangan peralatan a. Sejauh mungkin digunakan alat yang dapat digerakkan dengan kaki. b. Peralatan sebaiknya dirancang supaya mempunyai lebih dari satu kegunaan, mudah dalam pemegangan dan penyimpanan c. Beban yang didistribusikan pada jari harus sesuai dengan kekuatan masing – masing jari.
D. Studi Waktu Studi waktu adalah bagian dari prosedur pengukuran kerja yang digunakan, dimana usaha manusia menjadi bagian dari aktivitas produktif dan beberapa prosedur yang digunakan untuk mengukur “human time” untuk beberapa konsep dari sebuah level standar dari suatu usaha (Mundel and Danner, 1994). Pengukuran kerja sendiri adalah sebuah ketentuan umum yang digunakan oleh banyak teknik sistematik dalam pengembangan koefisien numerik untuk mengubah pernyataan kuantitatif dari beban kerja menjadi sebuah pernyataan kuantitatif dari waktu yang dibutuhkan dalam penggunaan sumberdaya seperti mesin, manusia atau robot. Aspek studi waktu terdiri dari bermacam-macam prosedur untuk menentukan jumlah waktu yang diperlukan dan kondisi standar yang dapat diukur, yang meliputi tugas manusia, mesin atau kombinasi keduanya. Pengukuran waktu ditujukan juga untuk mendapatkan waktu baku penyelesaian pekerjaan, yaitu waktu yang dibutuhkan secara wajar oleh seorang pekerja normal untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang dijalankan dalam sistem kerja terbaik. Peranan penentuan waktu bagi suatu pekerjaan sangat besar di dalam sistem produksi seperti untuk sistem upah perangsang, penjadwalan kerja dan mesin, pengaturan tata letak pabrik, penganggaran dan sebagainya (Sutalaksana, dkk., 2004).
14
Studi terhadap waktu dapat menunjukkan ukuran kerja, yang melibatkan teknik dalam penetapan waktu baku yang diijinkan untuk melakukan tugas yang telah diberikan berdasarkan ukuran suatu metode kerja dengan memperhatikan faktor kelelahan, pekerja dan kelambatan yang tidak dapat dihindarkan. Analisa studi waktu dapat menggunakan beberapa teknik untuk menetapkan sebuah standar yaitu dengan cara studi waktu menggunakan stopwatch, pengolahan data dengan menggunakan komputerisasi, data standar, dasar mengenai data gerakan, pengambilan contoh kerja, dan perhitungan berdasarkan masa lalu. Setiap teknik mempunyai penerapan tersendiri pada setiap kondisi, studi analisis waktu harus dapat diketahui ketika hal ini harus menggunakan teknik tertentu dan kemudian menggunakan teknik tersebut secara benar (Anggraini, 2006). Standar waktu digunakan untuk menentukan tenaga kerja dan peralatan yang dibutuhkan; untuk membantu dalam pengembangan metode kerja yang efektif; untuk mengatur pekerja dalam melakukan pekerjaannya; untuk membantu dalam membandingkan performansi kerja dari suatu rencana yang sudah ditetapkan dengan beban kerja dan sumberdaya yang digunakan; dan untuk melaksanakan pengukuran produktivitas secara total (Mundel and Danner, 1994).
E. Peta Kerja Menurut Wignjosoebroto (2003) peta kerja atau sering disebut dengan peta proses adalah suatu alat komunikasi yang sistematis dan logis guna menganalisa proses kerja dari tahap awal sampai akhir. Sedangkan menurut Sutalaksana, dkk. (2004) peta kerja adalah suatu alat yang menggambarkan kegiatan secara sistematis dan jelas (biasanya kerja produksi). Tujuan dari teknik ini adalah untuk mengetahui operasi dari stasiunstasiun kerja dan bagaimana untuk memperbaikinya (Meyers, 1992). Peta kerja akan merupakan alat yang baik untuk dipakai menganalisa suatu operasi kerja dengan tujuan mempermudah atau menyederhanakan proses kerja yang ada. Jika dilakukan studi yang seksama terhadap suatu peta kerja, maka usaha
15
untuk memperbaiki metoda kerja dari suatu proses produksi akan lebih mudah dilaksanakan. Perbaikan-perbaikan yang mungkin dilakukan anatara lain : 1. Menghilangkan aktivitas handling yang tidak efisien. 2. Mengurangi jarak perpindahan operasi kerja dari suatu elemen ke elemen yang lain. 3. Mengurangi waktu-waktu yang tidak produktif seperti waktu menunggu (delay). 4. Mengatur operasi kerja menurut langkah-langkah kerja yang lebih efektif dan efisien. 5. Menggabungkan suatu operasi kerja dengan operasi kerja yang lain bilamana mungkin. 6. Menemukan
operasi
kerja
yang
lebih
efektif
dengan
maksud
mempermudah pelaksanaan. 7. Menemukan mesin atau fasilitas-fasilitas produksi lainnya yang mampu bekerja lebih produktif. 8. Menunjukkan aktivitas-aktivitas inspeksi yang berlebihan. Pada dasarnya peta-peta kerja yang ada sekarang bisa dibagi ke dalam dua kelompok besar berdasarkan kegiatannya, yaitu peta kerja keseluruhan dan peta kerja setempat. Suatu kegiatan disebut kegiatan kerja keseluruhan apabila kegiatan tersebut melibatkan sebagian besar atau semua fasilitas yang diperlukan untuk membuat produk yang bersangkutan. Sedangkan suatu kegiatan disebut kegiatan kerja setempat apabila kegiatan kerja tersebut terjadi dalam suatu stasiun kerja yang biasanya hanya melibatkan orang dan fasilitas dalam jumlah terbatas. Jenis-jenis peta yang termasuk kelompok kegiatan kerja keseluruhan antara lain: peta proses operasi, peta aliran proses, peta proses kelompok kerja dan diagram aliran. Sedangkan jenis-jenis peta yang termasuk ke dalam kelompok kegiatan kerja setempat adalah peta pekerja dan mesin, peta tangan kiri dan tangan kanan.
16
F. Biomekanika Philips (2000) mendefinisikan biomekanika sebagai suatu studi dari ilmu mekanika yang diaplikasikan pada sistem-sistem biologi. Philips menjelaskan lebih lanjut bahwa biomekanik dapat dibagi ke dalam tiga subsub disiplin, yaitu biostatik, biodinamik dan bioenergetik. Biostatik merupakan ilmu mengenai struktur dari mahluk hidup yang dihubungkan dengan gaya-gaya yang saling berinteraksi dengan struktur tersebut. Biodinamik mempelajari mengenai sifat dasar dan faktor-faktor yang menentukan gerakan dari suatu mahluk hidup. Sedangkan bioenegetik merupakan studi mengenai tranformasi energi yang terjadi pada mahluk hidup. Eastman (1986) juga menjelaskan bahwa biomekanik merupakan suatu interdisiplin ilmu yang menjelaskan faktor-faktor yang menyebabkan pergerakan manusia. Biomekanik sendiri merupakan syarat utama dalam mempelajari dan mengoptimalkan performansi pekerja dalam melaksanakan pekerjaannya. Analisis biomekanik dapat dilihat dalam dua perspektif, yaitu kinematik dan kinetik. Analisis kinematik menjelaskan gerakan yang menyebabkan seberapa cepat objek bergerak, berapa ketinggian atau berapa jauh objek menjangkau jarak. Sedangkan analisis kinetik menjelaskan tentang gaya yang bekerja pada suatu sistem, misalnya manusia (Hartanto, 2000).
17
III. METODOLOGI
A. Waktu dan Tempat Penelitian Kegiatan penelitan ini dilaksanakan selama 4 bulan dari bulan Mei sampai Agustus 2008 bertempat di PG. Bungamayang Lampung dan Laboratorium Ergonomika dan Elektronika Pertanian Institut Pertanian Bogor.
B. Peralatan Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Lembaran-lembaran pengamatan Lembaran-lembaran pengamatan digunakan sebagai tempat mencatat hasil-hasil pengukuran. Lembaran-lembaran penelitian yang digunakan meliputi form pengamatan pengukuran elemen untuk pengukuran kumulatif. Form ini digunakan untuk mencatat waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan satu elemen kerja. lembaran kedua adalah form untuk mencatat hasil pengukuran antrhopometri pekerja. Lembaran ketiga adalah form kuesioner Nordic dan Westinghouse. Form ini bertujuan untuk mencatat hasil wawancara dengan para pekerja mengenai keluhan sakit setelah bekerja dan juga nilai dari faktor-faktor penyesuain dan kelonggaran dalam aturan westinghouse. Lembaran terakhir adalah formform biomekanik yang digunakan untuk mencatat hasil pengukuran sudut dari segmen-segmen tubuh yang meliputi siku, bahu dan lumbar.
2. Stopwatch Stopwatch digunakan untuk melihat waktu kerja per siklus dan dicatat dalam lembaran time sheet. Waktu tersebut akan dibandingkan dengan hasil dari lembaran elemen kerja yang didapatkan dari digital video camera.
18
Gambar 2. Stopwatch
3. Anthropolometer Anthropolometer digunakan untuk mengukur data anthropometri dari pekerja. Data ini digunakan sebagai salah satu input untuk penghitungan beban biomekanik dari proses pemanenan.
Gambar 3. Anthropolometer
4. Digital Video Camera dan kepingan mini-DVD Digital Video Camera yang digunakan adalah jenis kamera mini DVD. Keunggulan kemera jenis ini adalah data dapat langsung tersimpan dalam kepingan mini-DVD dengan format VOB (format DVD) sehingga tidak perlu dilakukan proses capture terlebih dahulu. Peralatan ini digunakan untuk merekam semua proses tebang oleh pekerja. Data tersebut akan digunakan sebagai data utama dalam penelitian ini.
19
Gambar 4. Digital Video Camera
Gambar 5. Jenis Kepingan mini-DVD yang digunakan
5. Krisbow 4 in 1 Multi-Function Environment Meter Alat ini digunakan untuk mengukur parameter-parameter lingkungan kerja yang dibutuhkan dalam nilai faktor kelonggaran. Parameter-parameter tersebut meliputi tingkat kebisingan, suhu, tingkat kelembaban dan intensitas pencahayaan.
6. Seperangkat komputer dan alat tulis Komputer alat tulis ini digunakan untuk proses pengolahan data. Beberapa software utama yang digunakan antara lain Video Convert Master versi 7.9.0.6, Pinnacle Studio Plus versi 11, Autocad versi 2008 dan Ms. Office. Video Convert Master digunakan untuk merubah format .VOB menjadi .mpeg agar dapat dibaca di semua program multimedia. Pinnacle Studio Plus digunakan untuk mengolah data film hasil convert. Pengolahan yang dilakukan adalah membagi film siklus kerja ke dalam elemen-elemennya
20
sekaligus dilihat lama waktunya. Selain itu software ini juga digunakan untuk melihat proses kerja secara slow motion sampai dengan kecepatan 1/30 detik tiap frame. Autocad digunakan untuk mendapatkan data sudut dari setiap segmen tubuh yang dibutuhkan untuk menghitung beban biomekanik.
7. Meteran Meteran digunakan untuk mengukur tinggi tebang dan panjang golok yang digunakan oleh pekerja.
Gambar 6. Meteran
8. Timbangan Timbangan yang digunakan meliputi dua jenis timbangan yaitu timbangan yang memiliki ketelitian sampai 100g dan timbangan yang memiliki ketelitian sampai 10g. Timbangan yang pertama digunakan untuk mengukur berat badan pekerja. Sedangkan timbangan kedua digunakan untuk mengukur berat golok dan berat tebu per batangnya.
21
Gambar 7. Dua jenis timbangan yang digunakan
C. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini berjumlah 10 orang dengan rincian 5 orang tenaga tebang wanita dan 5 orang tenaga tebang pria. Spesifikasi subjek dari penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Karakteristik subjek penelitian dan spesifikasi golok yang digunakan No.
Subjek
L/P
A
E
Wb
H
Wp
P
1.
A
P
21
1
37,4
1,37
0,50
0,44
2.
B
P
25
2
45,4
1,49
0,48
0,48
3.
C
P
26
3
55
1,49
0,40
0,47
4.
D
P
30
5
55
1,46
0,40
0,52
5.
E
P
45
24
55,2
1,47
0,40
0,49
6.
F
L
33
15
57
1,61
0,50
0,48
7.
G
L
36
25
59
1,59
0,50
0,48
8.
H
L
40
24
47
1,65
0,50
0,52
9.
I
L
42
24
51,5
1,47
0,50
0,52
10.
J
L
44
1
50,9
1,58
0,60
0,50
Keterangan : L/P A E Wb H Wp P
= laki-laki/perempuan = umur (tahun) = lama kerja (tahun) = berat badan (kg) = tinggi badan (m) = berat golok yang digunakan(kg) = panjang golok yang digunakan (m)
22
D. Prosedur Penelitian 1. Tahap Pendahuluan Tahap pendahuluan dilakukan sebagai percobaan pengambilan data di lapangan. Tujuan dari dilakukannya tahap pendahuluan ini adalah untuk mengetahui kemungkinan permasalahan yang terjadi selama melakukan penelitian. Hal pertama yang dilakukan adalah melakukan survey ke lahan yang sedang dilakukan proses pemanenan. Hal kedua adalah dilakukannya simulasi pengambilan data yang dibutuhkan untuk selanjutnya dilakukan evaluasi terhadap metode yang telah direncanakan tersebut. Pada tahap ini juga
dilakukan
perekaman
proses
tebang
dengan
tujuan
untuk
mendapatkan perkiraan lama waktu pengambilan gambar untuk setiap sampel pekerja. Dalam proses evaluasi hal yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah pemilihan pekerjaan yang akan diukur, kemudian dilakukan penentuan terhadap elemen-elemen kerja dari setiap tahap pemanenan agar dapat ditentukan titik awal dan titik patah dari setiap elemen. Penguraian pekerjaan ke dalam elemen-elemennya penting untuk dilakukan karena beberapa alasan. Alasan yang pertama adalah untuk memperjelas catatan mengenai cara kerja yang dibakukan. Alasan kedua adalah untuk memungkinkan melakukan penyesuaian bagi setiap elemen karena keterampilan kerja operator belum tentu sama untuk semua bagian dari gerakan-gerakan kerjanya. Alasan ketiga adalah untuk memudahkan mengamati terjadinya elemen yang tidak baku yang mungkin saja dilakukan pekerja. Dan alasan keempat adalah untuk memungkinkan dikembangkannya data waktu standar di pabrik atau tempat kerja yang bersangkutan.
2. Pengambilan Data Data yang diperlukan adalah proses pemanenan, metode kerja, lama waktu penyelesaian setiap kegiatan, jumlah tenaga kerja, data anthropometri
pekerja,
umur,
pengalaman
bekerja,
berat
tebu
persatuannya, berat golok dan bagian tubuh yang sakit baik selama
23
ataupun sesudah bekerja. Pengambilan data dilakukan secara terpisah untuk tenaga tebang pria dan wanita. Pengambilan data dilakukan dengan cara merekam semua proses tebang, pengamatan langsung, pengukuran, pencatatan data dan wawancara. Pencatatan dilakukan terhadap waktu kegiatan baik secara kontinyu atau berulang. Kondisi kerja, lingkungan, dan tata letak tempat pekerjaan dicatat selama terjadi pengukuran kerja untuk keperluan menentukan waktu penyesuaian dan kelonggaran.
Gambar 8. Perekaman proses tebang
Gambar 9. Penimbangan golok tebang
24
Gambar 10. Penimbangan berat batang tebu
Gambar 11. Pengukuran anthropometri Dalam metode ini juga diamati mengenai tingkat kenyamanan untuk mengetahui keadaan pekerja yang dipengaruhi oleh lingkungan dan juga tingkat kelelahan serta faktor ergonomika lainnya.
3. Pengolahan Data Data-data hasil perekaman proses tebang dengan Digital Video Camera digunakan sebagai sumber data utama. Untuk keperluan analisis
25
studi gerak (motion study) maka film akan dibagi ke dalam elemen geraknya. Langkah pengolahan selanjutnya adalah mencatat lama waktu setiap elemen gerak untuk tujuan analisis studi waktu (time study).
Software yang digunakan untuk kedua proses pengolahan data tersebut adalah Pinnacle Studio Plus versi 11. Sedangkan untuk kebutuhan analisis biomekanika, diukur sudut siku, bahu dan lumbar dari setiap elemen gerak dengan menggunakan bantuan software Autocad versi 2008.
4. Analisis Data a. Analisis Elemen Gerak
Analisis dilakukan terhadap metode tebang yang telah ada. Metode kerja dilihat dalam serangkaian gerakan yang pada akhirnya akan membentuk satu siklus kerja. Siklus kerja tersebut akan diuraikan ke dalam elemen-elemen gerak berdasarkan 17 gerakan THERBLIGS. Penguraian siklus kerja tersebut merupakan langkah awal untuk mendapatkan rangkaian kerja yang lebih efisien.
b. Analisis Waktu baku
Analisis waktu baku (waktu standar) dengan data waktu yang didapatkan, menurut Sutalaksana, dkk. (2004) dapat diuji dengan beberapa uji statistik: b.1 Uji keseragaman data Data dikelompokkan ke dalam subgroup yang berisi empat buah datdan diuji dengan rumus: k
x=
∑x i =0
i
.................................................................. (1)
k 2
σ=
σ
x
=
σ
σ
x
=
⎛⎜ ∑k Xi − X ⎞⎟ ⎝ i =10 ⎠ N −1
..................................... (2)
σ N
..................................... (3)
N
26
Batas kontrol bawah = x − 3σ x Batas kontrol atas = x + 3σ x
Keterangan : x = H arg a rata − rata dari subgroup
x = H arg a rata − rata dari subgroup ke − i i
σ = Simpangan baku dari data waktu pendahuluan
σ
x
= Simpangan baku dari distribusi h arg a rata − rata subgruop
N = Jumlah pengukuran pendahuluan k = Banyaknya subgroup yang terbentuk b.2 Uji kecukupan data Jumlah pengamatan yang harus dilakukan agar mendapatkan ketelitian 5% dengan tingkat keyakinan 95% ditentukan dengan mengunakan rumus:
(
2 ⎡ 40 N − (∑ xi ) 2 ∑ x i ⎢ N′ = ⎢ ∑ xi ⎢⎣
)⎤⎥
2
⎥ .................................... (4) ⎥⎦
N ′ = Jumlah pengukuran pendahuluan xi = Waktu penyelesaian yang diamati
Keterangan :
b.3 Perhitungan waktu baku Perhitungan waktu siklus rata-rata (Ws), waktu normal (Wn), dan waktu baku (Wb) dihitung dengan rumus:
∑x
.................................................. (5)
W
s
=
W
n
=Ws x p
.................................................. (6)
W
b
=Wn + i
.................................................. (7)
Keterangan :
i
N
N = Jumlah data hasil pengukuran xi = Data hasil pengukuran ke − i
27
i = Besar kelonggaran p = Faktor penyesuaian Pedoman yang digunakan untuk menentukan faktor-faktor penyesuaian dan kelonggaran dapat dilihat pada Lampiran 15 dan Lampiran 16.
c. Pengujian Hipotesa
Untuk mengetahui perbedaan antara hasil pengukuran setiap subjek yang diukur, maka dilakukan uji statistik dengan metode uji nilai tengah (uji-t). Uji t dipilih karena data yang dibandingkan berjumlah kurang dari 30. Untuk melakukan uji-t tersebut dimulai dengan membuat hipotesa mengenai waktu kerja pada setiap elemen gerakan dari tenaga tebang pria dan wanita apakah berbeda nyata atau tidak. Setelah itu dilakukan penghitungan nilai tengah dengan rumus:
t=
x − μο
σ
.......................................................................................(8)
n Hasil perhitungan tersebut dibandingkan dengan nilai t yang tedapat pada tabel sebaran kritik. Jika nilai t-hitung memenuhi wilayah kritis pada tabel tersebut, maka hipotesis ditolak, begitu juga sebaliknya. Pada uji-t tersebut, selang kepercayaan yang digunakan adalah 95%, yang berarti bahwa nilai α yang digunakan adalah sebesar 0,05.
28
Mulai
Mempelajari perusahaan secara umum, proses pemanenan, sketsa tempat kerja
Mempelajari metode kerja dan memecahkan masalah operasi ke dalam elemen kerja
Memilih operator dan memberikan penjelasan
Menghitung waktu siklus dan pola kerja
Waktu normal
Kelonggaran
Pribadi
Hambatan yang tak terhindarkan
Waktu baku
Selesai
Gambar 12. Diagram alir pengukuran untuk mendapatkan waktu baku
29
d. Analisis Biomekanika
Analisis biomekanika hanya dilakukan pada wilayah lengan dan bahu. Analisis pada bagian ini dilakukan berdasarkan tujuan untuk melihat gaya yang terjadi pada bagian tangan tersebut selama bekerja. Analisis beban biomekanik yang dilakukan pada segmen ini meliputi gaya yang dialami oleh otot Deltoid pada bahu dan gaya reaksi pada sendi bahu baik secara vertikal maupun horizontal. Analisis gaya-gaya yang terlibat dilakukan berdasarkan diagram benda bebas dari bahu dan lengan berikut :
Sumber : Philips (2000)
Gambar 13. a. Perkiraan model dari bahu dan lengan. b. Diagram benda bebas dari bahu dan lengan. Perhitungan mekanika yang dipakai untuk mendapatkan gaya reaksi vertikal (Ry) pada sendi bahu adalah : ∑ Fy = 0 Fm sin α + R y − W − W L = 0 R y = W + W L − Fm sin α
.................................. (9) .................................. (10) .................................. (11)
30
Keterangan :
Fm = Gaya yang dialami otot Deltoid pada bahu (N). W = Berat keseluruhan tangan yang berada titik pusat massanya (0,05 W) (N). WL = Berat beban pada tangan (N). W
= Berat badan operator (N).
α
= Sudut antara otot Deltoid dengan tulang bahu (asumsi 30o).
Perhitungan gaya reaksi horizontal (Rx) pada sendi bahu dilakukan dengan menggunakan perhitungan mekanika : ∑ Fx = 0 R x − Fm cos α = 0
.......................................................……..(12) .................................................................(13)
R x = Fm cos α .........................................................(14)
Nilai Fm didapatkan dari analisis momen pada sendi bahu, dengan perhitungan : .............................................. (15) (W . AC ) + (W L . AD ) − (( Fm sin α ) . AB ) = 0 .............................................. (16) ( Fm sin α ) . AB = (W . AC ) + (W L . AD ) ................... (17) ∑MA= 0
Fm =
(W . AC ) + (W L . AD ) AB sin α
.................. (18)
Secara umum beban biomekanik pada otot deltoid dapat dihitung dengan persamaan (17). Berdasarkan analisis pada gerakan menebang dan membersihkan trash ditemukan postur-postur tubuh yang berbeda pada masing-masing segmen gerakan. Perbedaan postur tubuh ini mengakibatkan perbedaan cara penghitungan gaya yang terjadi. Postur-postur tubuh yang terjadi beserta penguraian gayanya dapat dilihat pada Lampiran 36.
31
d.1 Gerakan Menebang Gerakan menebang dibagi ke dalam 3 segmen gerakan yang dilihat berdasarkan gerakan efektif yang dilakukan, yaitu gerakan yang dilakukan oleh tangan kanan. Gerakan dimulai dari mulai diangkatnya golok tebang (segmen 1), gerakan tangan pada posisi tengah antara posisi awal dengan batang tebu (segmen 2) dan ketika golok tebang sudah kontak dengan batang tebu (segmen 3). Postur tubuh yang terjadi pada gerakan ini meliputi postur 4, postur 5, postur 6 dan postur 7. d.1.1 Tangan Kiri Postur-postur tubuh yang terjadi pada segmen 1 adalah postur 4, postur 5, postur 6 dan postur 7. Untuk segmen 2 posturpostur tubuh yang terjadi meliputi postur 4, postur 5, postur 6, dan postur 7. Sedangkan pada segmen ke-3 postur-postur tubuh yang terjadi meliputi postur 4, postur 5, postur 6 dan postur 7. d.1.2 Tangan Kanan Postur-postur tubuh yang terjadi pada segmen 1 adalah hanya postur 4. Untuk segmen 2 postur-postur tubuh yang terjadi meliputi postur 4, postur 5 dan postur 7. Sedangkan pada segmen ke-3 postur-postur tubuh yang terjadi meliputi postur 4 dan postur 5. d.2 Gerakan Membersihkan Trash Gerakan membersihkan trash hanya dibagi ke dalam 2 segmen gerakan yang dilihat berdasarkan gerakan efektif yang dilakukan, yaitu gerakan yang dilakukan oleh tangan kanan. Gerakan dimulai dari mulai diangkatnya golok tebang (segmen 1) dan ketika golok tebang sedah kontak dengan batang tebu (segmen 2). Postur tubuh yang terjadi pada gerakan ini meliputi postur 1, postur 2, postur 3 dan postur 8.
32
d.2.1 Tangan Kiri Postur-postur tubuh yang terjadi pada segmen 1 adalah hanya postur 1. Untuk segmen 2 postur-postur tubuh yang terjadi meliputi postur 1, postur 3 dan postur 8. d.2.2 Tangan Kanan Postur-postur tubuh yang terjadi pada segmen 1 adalah hanya postur 1 dan postur 2. Untuk segmen 2 postur-postur tubuh yang terjadi meliputi postur 1 dan postur 2.
e. Analisis Metode Kerja
Langkah pengolahan selanjutnya adalah menganalisa gerakangerakan
yang
dilakukan
oleh
pekerja
selama
melaksanakan
pekerjaannya. Analisis metode kerja dilakukan dengan membuat salah satu jenis peta kerja setempat, yaitu peta tangan kiri dan tangan kanan. Peta kerja tersebut merupakan suatu alat dari studi gerakan untuk menemukan gerakan-gerakan yang efisien, yaitu gerakan-gerakan yang memang diperlukan untuk melaksanakan suatu pekerjaan (Sutalaksana, dkk., 2004). Peta kerja ini dipilih karena sangat praktis untuk memperbaiki suatu pekerjaan manual dimana setiap siklus dari pekerjaan terjadi dengan cepat dan terus berulang.
5. Perbaikan Sistem Kerja
Setelah didapatkan pengukuran waktu baku, maka tahap yang selanjutnya dilakukan adalah menganalisa apakah sistem kerja yang sebelumnya sudah baik atau belum. Hal ini dilakukan dalam rangka meningkatkan produktivitas serta tujuan paling utama adalah kenyamanan kerja yang dapat meningkatkan motivasi dari pekerja. Perbaikan yang mungkin dilakukan adalah menghilangkan operasioperasi yang tidak perlu, menggabungkan suatu operasi dengan operasi lainnya, menemukan suatu urutan-urutan proses pemanenan yang lebih baik,
menentukan
mesin
atau
peralatan
yang
lebih
ekonomis,
menghilangkan waktu menunggu antara operasi, dan menemukan gerakan
33
dengan beban biomekanik yang lebih kecil. Dengan bantuan studi gerakan dan prinsip-prinsip ekonomi gerakan maka suatu pekerjaan dapat diuraikan menjadi elemen-elemen gerakan yang terperinci. Setiap elemen gerakan dari pekerjaan ini dibebankan ke setiap tangan sedemikian rupa sehingga seimbang dan memenuhi prinsip ekonomi gerakan. Dimana suatu pekerjaan yang sudah bisa memenuhi prinsip ekonomi gerakan, berarti akan mengurangi kelelahan. Perbaikan sistem kerja diharapkan dapat meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan karena kebersihan terjamin, pekerja bekerja secara teratur dan waktu menunggu berkurang. Dengan meningkatkan kualitas ini diharapkan produk dapat dipasarkan lebih luas sehingga meningkatkan keuntungan (Alwi dalam Anggraini, 2006). Berikut
ini adalah diagram alir dalam analisis dan perbaikan
sistem kerja:
34
Mulai
Analisis Sistem Kerja Keseluruhan Pengukuran waktu
Evaluasi Lingkungan Kerja Lingkungan fisik Peralatan dan perlengkapan kerja
Analisis Sistem Kerja Setempat Pengukuran langsung Pengukuran waktu metode
Sesuai
Y
N Perbaikan Sistem Kerja Peralatan dan perlengkapan kerja Tata letak dan tempat kerja Metode kerja Lingkungan kerja
Layak
N
Y Lingkungan Kerja yang sudah Diperbarui
Selesai
Gambar 14. Diagram alir dalam perbaikan sistem kerja
35
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada negara-negara berkembang pengertian mengenai produktivitas akan selalu dikaitkan dan diarahkan pada segala usaha yang dilakukan dengan menggunakan sumber daya manusia yang ada. Berbicara mengenai produktivitas akan selalu dikaitkan dengan efektifitas dan efisiensi kerja. Nilai efisiensi tersebut dapat diartikan suatu rasio antara keluaran (output) dengan masukan (input). Efisiensi atau produktivitas dari tenaga kerja ditunjukkan sebagai rasio dari jumlah keluaran yang dihasilkan per total tenaga kerja yang dipekerjakan. Total tenaga kerja ini direpresentasikan sebagai jam-manusia (man hours), yaitu jam kerja yang dipakai untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa ada 2 unsur yang membentuk produktivitas, yaitu besar kecilnya keluaran yang dihasilkan dan waktu kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Masukan berupa waktu ini dapat diteliti dan diperoleh dengan cara melakukan studi mengenai tata cara kerja dan pengukuran waktu kerja (motion & time study).
A. Proses Pemanenan Tebu
Tebu yang menjadi bahan baku PG. Bungamayang berasal dari tebu sendiri dan tebu rakyat. Tebu sendiri adalah tebu milik PTPN di areal PTPN. Tebu sendiri (TS) ini berdasarkan data tahun 2006 memiliki produktivitas sebesar 64,11 ton tebu/Ha dengan rendemen sebesar 8,21%. Tebu rakyat adalah tebu yang ditanam rakyat di lahan rakyat dan mendapat bantuan dari PTPN. Saat ini tebu rakyat menduduki porsi yang lebih besar dari 70% dari total produksi tebu PG. Bungamayang. Produktivitas dari tebu rakyat ini pada tahun 2007 (s/d 15 Juni 2007) adalah sebesar 76,4 ton tebu/Ha dengan nilai rendemennya mencapai 6,99 % (Unit Usaha Bungamayang, 2007). Pembentukan gula yang sebenarnya ada di lahan saat proses budidaya berlangsung. Hal tersebut karena proses terbentuknya sukrosa terjadi di lahan. Jadi kegiatan di pabrik hanya mengubah gula yang ada menjadi kristal gula sehingga lebih menarik dan dapat diperdagangkan di pasar internasional. Terbentuknya rendemen dalam tebu terjadi dari ruas ke ruas dan tingkat
36
kemasakan tergantung pada umur tiap ruasnya (ruas paling bawah biasanya memiliki rendemen paling tinggi). Proses tebang muat angkut (TMA) merupakan tahap akhir dari kegiatan budidaya budidaya tebu. Tebu yang layak giling adalah tebu bersih dan bebas dari kotoran (trash). Trash yang dimaksud meliputi : pucuk tebu, daduk, sogolan, tebu mati, akar, siwilan. Penentuan waktu tebang didasarkan pada umur tebu, kategori tanam, varietas dan keadaan fisik tanaman. Keadaan fisik tanaman tebu yang dapat dipakai kriteria tebang adalah bila daun tebu sudah kuning, warna batang seragam, pucuk mengeluarkan bunga dan ruas ujung memendek. PG. Bungamayang menetapkan syarat-syarat tebang yang bertujuan untuk mengontrol trash, yaitu : tebang mepet tanah < 3 cm, persen trash < 5%, sogolan yang kurang dari 10 ruas dibuang, tebu yang telah ditebang segera dimuat dan diangkut ke pabrik dengan batas waktu 18 jam untuk tebu bakar dan 24 jam untuk tebu hijau, dan yang terakhir adalah untuk sistem tebang dan pengaturan daduk 4-2 yaitu: 4 baris untuk tempat tebu dan 2 baris untuk tempat daduk. Tenaga tebang dilakukan oleh tenaga tebang manual. Satu orang tenaga tebang yang terampil dapat menebang 1 ton/hari. Hasil tebang diikat dengan berat minimal 35 kg tiap ikatan. Hal ini dilakukan untuk memudahkan pengangkutan ke truk. Pemberian insentif kepada tenaga tebang dihitung berdasarkan jumlah ikatan yang dihasilkan oleh pekerja selama satu hari kerja. Satu ikatan rata-rata dihargai sebesar Rp 400,- oleh petani. Dari hasil wawancara, setiap tenaga tebang rata-rata mampu menebang sebanyak 70 - 80 ikat untuk tenaga tebang pria dan 50 - 60 ikat untuk tenaga tebang wanita. Peralatan tebang yang digunakan adalah semacam golok tetapi bengkok di bagian ujungnya.
37
Gambar 15. Golok tebang yang digunakan oleh para tenaga tebang di PG. Bungamayang B. Analisis Waktu Kerja
Suatu pekerjaan akan dikatakan diselesaikan secara efisien apabila waktu penyelesaiannya berlangsung paling singkat. Untuk menghitung waktu baku penyelesaian suatu pekerjaan guna memilih alternatif metoda kerja yang terbaik, maka perlu diterapkan prinsip-prinsip dan teknik-teknik pengukuran kerja. Pengukuran waktu kerja ini akan berhubungan dengan usaha-usaha untuk menetapkan waktu baku yang dibutuhkan guna menyelesaikan suatu pekerjaan. 1. Definisi Pekerjaan
Pada penelitian ini, metode yang digunakan untuk pengukuran waktu kerja adalah dengan teknik micromotion study. Metode ini baik sekali diaplikasikan untuk meneliti siklus operasi kerja yang pendek, berlangsung secara berulang-ulang dan dilaksanakan secara manual. Menurut Wignjosoebroto (2003) aktivitas pengukuran kerja ini memiliki kriteria-kriteria pekerjaan yang harus dipenuhi, yaitu : a. Pekerjaan tersebut harus dilaksanakan secara repetitive dan uniform. b. Isi atau macam pekerjaan itu harus homogen. c. Hasil kerja (output) harus dapat dihitung secara nyata (kuantitatif) baik secara keseluruhan ataupun untuk tiap-tiap elemen kerja yang berlangsung. d. Pekerjaan tersebut cukup banyak dilaksanakan dan teratur sifatnya sehingga akan memadai untuk diukur dan dihitung waktu bakunya.
38
Sesuai dengan batasan masalah yang diuraikan di depan, bahwa proses pemanenan yang dimaksud adalah proses penyiapan tebu untuk diangkut ke pabrik, dimana kegiatannya dimulai dari proses penebangan sampai meletakkan hasilnya dalam tumpukan tebu yang telah ditebang. Dari hasil pengukuran pada tahap pendahuluan, didapatkan data bahwa proses
pemanenan
ini
memiliki
frekuensi
rata-rata
sebanyak
5
siklus/menit. Pekerjaan tersebut dilakukan oleh tenaga tebang pria dan wanita secara individu dan dengan karakteristik tuntutan tugas yang sama. Karakteristik tuntutan tugas tersebut telah ditentukan oleh pihak perusahaan seperti yang telah dijelaskan di depan. Output dari pekerjaan ini dihitung dengan sistem bundle cane, yaitu menghitung jumlah ikatan yang mampu dihasilkan oleh pekerja selama bekerja. Untuk kontinuitas, pekerjaan ini dilakukan setiap hari mulai dari pagi sampai menjelang sore. Hal ini bisa dilakukan karena pabrik sudah melakukan pengaturan jadwal tanam, sehingga proses pemanenan dapat dilakukan setiap hari. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pekerjaan ini memang layak untuk dilakukan aktivitas pengukuran kerja.
2. Pembagian Operasi Menjadi Elemen-Elemen Kerja
Mengukur waktu kerja sekaligus dari saat awal persiapan sampai akhir pekerjaan tersebut selesai dilakukan adalah satu hal yang tidak bisa dibenarkan (Wignjosoebroto, 2003). Dalam pelaksanaan pengukuran kerja, umumnya yang dilakukan terlebih dahulu adalah membagi operasi menjadi elemen-elemen kerja. Berdasarkan 17 gerakan dasar yang telah diuraikan oleh Gilbreth, maka satu operasi tebang dapat diuraikan menjadi 6 segmen gerakan yang diberi nama sesuai elemen gerak efektif yang terjadi. Segmen-segmen tersebut antara lain : a. Gerakan Menjangkau
Gerakan kerja diawali dengan dengan gabungan antara elemen gerak menjangkau (RE) dan memegang (G). Elemen gerak menjangkau didefinisikan sebagai gerakan tangan berpindah tempat
39
tanpa beban, baik gerakan mendekati maupun menjauhi objek. Sedangkan elemen gerak memegang sendiri didefinisikan sebagai elemen gerakan tangan yang dilakukan dengan menutup jari-jari tangan pada suatu objek yang dikehendaki dalam suatu operasi kerja. Berdasarkan definisi tersebut gerakan ini dimulai pada saat operator mulai menggerakkan tangannya menuju batang tebu yang akan dipotong, sampai menutupnya jari-jari tangan pada batang tebu. Kedua elemen gerak ini dominan dilakukan oleh tangan kiri. Tangan kanan sendiri pada bagian ini hanya memegang golok tebang tanpa melakukan gerak apapun. Gerakan tangan kiri ini termasuk dalam gerakan efektif, sedangkan gerakan yang dilakukan oleh tangan kanan merupakan gerakan tidak efektif. Alur gerakan lebih rinci dapat dilihat pada Lampiran 37.
b. Gerakan Menebang
Elemen gerakan ketiga adalah gerakan mengayunkan golok tebang untuk memotong batang tebu. Dalam 17 gerakan Therbligs, gerakan ini dapat dikategorikan dalam elemen gerakan memakai (U). Dalam Therbligs elemen gerakan memakai yang dimaksud adalah bila satu tangan atau keduanya dipakai untuk menggunakan alat. Gerakan ini dimulai dari diangkatnya tangan yang memegang golok tebang sampai terpotongnya batang tebu. Dari hasil pengamatan, gerakan ini biasanya tidak hanya dilakukan dalam sekali ayunan, tetapi berulangulang sampai batang tebu benar-benar terpotong. Elemen gerakan ini dilakukan oleh tangan kanan, sedangkan tangan kiri memegang batang tebu yang dapat dikategorikan sebagai elemen gerak memegang untuk memakai (H). Elemen gerak memegang untuk memakai ini terjadi dimana tangan yang satu melakukan gerak kerja memegang dan mengontrol objek, sedangkan tangan yang lain melakukan kerja terhadap objek tersebut. Gerakan yang dilakukan oleh tangan kanan merupakan gerakan efektif, sedangkan tangan kiri melakukan gerakan yang termasuk dalam
40
gerakan tidak efektif. Alur gerakan lebih rinci dapat dilihat pada Lampiran 38.
c. Gerakan Menarik Batang Tebu
Gerakan selanjutnya adalah gerakan menarik batang tebu yang telah terpotong sampai pada posisi yang sesuai untuk mulai dibersihkan. Dalam Therbligs gerakan ini dapat dikategorikan dalam elemen gerakan mengarahkan (P). Elemen gerakan ini dapat merupakan gerakan mengarahkan suatu objek pada suatu lokasi tertentu. Gerakan ini dimulai semenjak tangan mulai menarik batang tebu ke posisi yang diinginkan dan berakhir saat gerakan membersihkan trash dimulai. Gerakan mengarahkan merupakan gerakan tidak efektif dan pada pekerjaan ini lebih dominan dilakukan oleh tangan kiri. Pada gerakan ini tangan kanan hanya memegang golok yang dapat dikategorikan gerakan menganggur dan merupakan gerakan yang tidak efektif. Alur gerakan lebih rinci dapat dilihat pada Lampiran 39.
d. Gerakan Membersihkan Trash
Gerakan ini lebih dominan dilakukan oleh tangan kanan. Dalam Therbligs gerakan ini dikategorikan sebagai elemen gerakan memakai (U). Gerakan ini dimulai ketika tangan kanan mulai mengangkat golok tebang dan diakhiri dengan mulainya gerakan membawa oleh tangan kiri. Selama gerakan ini, tangan kiri hanya bertugas untuk memegang batang tebu, yang dapat dikategorikan sebagai gerakan memegang untuk memakai. Berdasarkan hasil pengamatan, gerakan ini dilakukan berulang-ulang sampai batang tebu bersih sesuai dengan batas maksimal trash yang diizinkan. Alur gerakan lebih rinci dapat dilihat pada Lampiran 40.
41
e. Gerakan Meletakkan Hasil Tebang
Dalam Therbligs, gerakan ini termasuk dalam gerakan membawa (M). Elemen ini juga merupakan gerak perpindahan tangan, tetapi di sini tangan bergerak dalam kondisi membawa beban (objek). Gerakan ini diawali ketika tangan kiri mulai menggerakkan objek pada tumpukan tebu hasil tebangan dan diakhiri dengan elemen gerakan melepas (RL). Elemen gerakan ini merupakan elemen gerakan yang efektif. Tangan kanan pada gerakan ini hanya memegang golok tebang yang merupakan gerakan tidak efektif. Alur gerakan lebih rinci dapat dilihat pada Lampiran 41.
f. Gerakan Menganggur
Gerakan menganggur yang dimaksud di sini adalah gerakan menganggur yang dilakukan setelah meletakkan hasil tebang. Gerakan ini termasuk ke dalam elemen-elemen kelambatan yang tidak dapat dihindarkan (UD), kelambatan yang dapat dihindarkan (AD) dan istirahat untuk menghilangkan lelah (R). Ada beberapa kegiatan yang sering dilakukan oleh para tenaga tebang pada gerakan ini, yaitu berdiri diam, membersihkan kotoran sisa pembersihan trash yang ada di tanah, membersihkan serasah pada tebu yang masih berdiri, memotong sogolan, bercanda dengan teman dan merokok.
3. Waktu Siklus
Waktu siklus di sini adalah waktu rata-rata yang dibutuhkan oleh tenaga tebang untuk melakukan setiap elemen gerakan. Pengukuran waktu siklus dilakukan pada tenaga tebang pria dan wanita secara terpisah. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kapasitas kerja dari tenaga tebang berdasarkan gender. Untuk membandingkan lama waktu kerja dari tenaga tebang pria dan wanita pada masing-masing elemen kerja, maka dilakukan uji-t. Perhitungan uji-t ini secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 42.
42
a. Gerakan Menjangkau
Elemen menjangkau merupakan elemen gerak yang seharusnya dapat dilakukan dengan waktu yang cepat. Hal ini terbukti dari hasil pengolahan data, didapatkan bahwa elemen ini dilakukan dalam waktu 1,02 detik untuk tenaga tebang wanita dan 0,94 detik untuk tenaga tebang pria. Ada beberapa gerakan dalam menjangkau yang membuat elemen gerak ini menjadi lebih lama. Pada lahan tebu yang sebagian besar batang tebunya rebah, maka gerakan menjangkau akan menjadi lebih lama karena jarak yang ditempuh oleh tangan menjadi lebih jauh. Selain itu ada beberapa tenaga tebang yang mempunyai kebiasaan menjangkau beberapa tebu secara bertahap. Karena bukan dipegang dalam sekali jangkauan maka hal ini akan membuat elemen gerak menjangkau menjadi lebih lama, yaitu sekitar 2,7 detik. Gerakan menjangkau yang lama tersebut juga diperparah jika pegangan dari tenaga tebang tidak stabil sehingga batang tebu sering lepas. Namun, ada juga gerakan yang membuat elemen ini menjadi lebih cepat, yaitu ketika tenaga tebang menggunakan goloknya untuk menjangkau. Gerakan ini dapat mempercepat waktu elemen gerak menjangkau sampai 0,57 detik. Berdasarkan uji-t yang dilakukan, didapatkan bahwa waktu menjangkau antara pria dan wanita tidak berbeda nyata, sehingga dapat disimpulkan bahwa lama waktu menjangkau tidak dipengaruhi oleh faktor gender. Hal ini terjadi karena kemungkinan besar gerakan ini tidak membutuhkan banyak tenaga.
b. Gerakan Menebang
Gerakan menebang rata-rata membutuhkan waktu 1,18 detik untuk tenaga tebang wanita dan 1,15 detik untuk tenaga tebang pria. Gerakan ini merupakan gerakan yang juga hanya membutuhkan sedikit tenaga. Selain karena golok yang digunakan tidak terlalu berat (400550 gram) jenis tebu yang ditanam di areal PG. Bungamayang rata-rata
43
merupakan jenis PS 851 dan PS 864 yang memiliki karakteristik batang cukup lunak, sehingga mudah untuk dipotong. Ada beberapa gerakan yang menyebabkan elemen gerak ini menjadi lebih lama. Gerakan pertama adalah jika tenaga tebang memotong tebu dalam beberapa kali ayunan golok. Hal tersebut dilakukan biasanya karena tenaga tebang tersebut menebang beberapa batang tebu sekaligus. Gerakan kedua adalah jika tenaga tebang tersebut menjangkau tebu lain sambil menebang. Tindakan ini tentu saja memperlama elemen gerak menebang, karena akan memecah konsentrasi dari operator. Selain itu dalam proses menebang, ada tenaga tebang yang memiliki kebiasaan membersihkan serasah terlebih dahulu sambil membetulkan peganggan pada batang tebu sehingga membuat elemen gerak menebang juga menjadi lebih lama. Selain gerakan yang membuat elemen gerak menebang menjadi lebih lama, ada juga gerakan yang membuat elemen gerak ini menjadi lebih cepat. Gerakan tersebut adalah ketika tenaga tebang langsung melakukan dua gerakan sekaligus, yaitu tenaga tebang menjangkau tebu dengan tangan kiri sambil memotong batang tebu tersebut dengan tangan kanan. Dari hasil pengukuran, gerakan ini dapat dilakukan hanya dalam 0,67 detik. Berdasarkan uji-t yang dilakukan, didapatkan bahwa waktu menebang antara pria dan wanita tidak berbeda nyata, sehingga dapat disimpulkan bahwa lama waktu menebang tidak dipengaruhi oleh faktor gender. Hal ini terjadi karena kemungkinan besar gerakan ini tidak membutuhkan banyak tenaga.
c. Gerakan Menarik Batang Tebu
Tenaga tebang pria dapat melakukan gerakan ini dalam waktu 2,02 detik. Sedangkan tenaga tebang wanita melakukan gerakan ini dalam waktu 2,30 detik atau 0,28 detik lebih lama dari pria. Gerakan-gerakan yang menyebabkan elemen ini menjadi lebih lama adalah ketika tenaga tebang menarik batang tebu lebih dari 1
44
batang tebu. Selain itu gerakan menarik ini juga akan menjadi lebih lama jika batang tebu yang ditebang bengkok, sehingga cukup menyusahkan ketika ditarik karena banyak yang tersangkut dengan batang tebu lain. Berdasarkan uji-t yang dilakukan, didapatkan bahwa waktu menarik antara pria dan wanita tidak berbeda nyata, sehingga dapat disimpulkan bahwa lama waktu menarik tidak dipengaruhi oleh faktor gender. Hal ini terjadi karena kemungkinan besar gerakan ini tidak membutuhkan banyak tenaga.
d. Gerakan Membersihkan Trash
Gerakan ini juga merupakan gerakan yang membutuhkan cukup banyak tenaga untuk melakukannya. Hal ini dikarenakan selain untuk mengayunkan golok pada posisi lebih tinggi, juga karena tangan kiri harus menahan batang tebu pada posisi yang tetap (kerja statis). Untuk melakukan gerakan ini, tenaga tebang pria memerlukan waktu 1,80 detik, sedangkan tenaga tebang wanita memerlukan waktu 2,17 detik. Kesimpulan tersebut didukung dengan hasil uji-t yang dilakukan. Berdasarkan
uji-t
yang
dilakukan,
didapatkan
bahwa
waktu
membersihkan antara pria dan wanita berbeda nyata, sehingga dapat disimpulkan bahwa lama waktu membersihkan dipengaruhi oleh faktor gender. Gerakan-gerakan yang memperlama gerakan ini adalah ketika bertemu dengan batang tebu yang sangat kotor, sehingga waktu membersihkannya menjadi lebih lama. Lalu ketika batang tebu yang sedang dibersihkan sering jatuh, karena pegangan operator yang tidak stabil karena terlalu berat atau karena jumlah tebu yang dipegang terlalu banyak. Gerakan yang mempercepat elemen gerak ini adalah ketika tenaga tebang melakukan dua gerakan sekaligus yaitu membersihkan trash sambil menarik batang tebu. Lalu ketika tenaga tersebut sudah membersihkan serasah dan pucuk daun ketika akan menebang.
45
e. Gerakan Meletakkan Hasil Tebang
Gerakan meletakkan tidak terlalu membutuhkan tenaga yang banyak, karena tenaga tebang hanya mengarahkan tebu yang telah bersih ke arah tumpukan tebu lalu melemparkannya. Tenaga tebang pria membutuhkan waktu 0,90 detik,sedangkan tenaga tebang wanita hanya membutuhkan waktu 0,93 detik. Tenaga tebang pria dapat melakukan gerakan ini lebih cepat 0,03 detik karena pada gerakan ini ada gerakan melempar yang cukup membutuhkan tenaga walaupun hanya untuk sesaat. Hal yang memperlama gerakan ini adalah ketika operator berjalan ke arah tumpukan tebu untuk meletakkan hasil tebangan. Selain itu jika operator sambil membersihkan sudah memutar tubuhnya ke arah tumpukan tebu, maka elemen gerakan meletakkan akan menjadi lebih cepat. Berdasarkan uji-t yang dilakukan, didapatkan bahwa waktu meletakkan antara pria dan wanita tidak berbeda nyata, sehingga dapat disimpulkan bahwa lama waktu meletakkan ini tidak dipengaruhi oleh faktor gender. Hal ini terjadi karena kemungkinan besar gerakan ini tidak membutuhkan banyak tenaga.
f. Gerakan Menganggur
Gerakan menganggur ini merupakan gerakan yang dipengaruhi oleh motivasi dari tenaga tebang dalam bekerja. Tenaga tebang pria rata-rata menghabiskan waktu untuk menganggur selama 3,28 detik, sedangkan tenaga tebang wanita lebih sedikit menganggur yaitu selama 2,41 detik. Berdasarkan hal tersebut dapat dilihat bahwa motivasi tenaga tebang wanita untuk bekerja dapat dikatakan lebih besar daripada pria. Hal tersebut terjadi karena hampir sebagian besar tenaga tebang pria hanya menganggap bahwa pekerjaan ini hanyalah pekerjaan sambilan. Hal ini didukung dengan hasil perhitungan uji-t yang dilakukan. Berdasarkan
uji-t
yang
dilakukan,
didapatkan
bahwa
waktu
46
menganggur antara pria dan wanita tidak berbeda nyata, sehingga dapat disimpulkan bahwa lama waktu menganggur tidak dipengaruhi oleh faktor gender. Banyak gerakan-gerakan kurang perlu yang dilakukan oleh para tenaga kerja selama bekerja, seperti mengobrol dengan teman, merokok, berjalan-jalan karena letak tumpukan terlalu jauh. Selain itu ada beberapa kegiatan yang memang terjadi karena tuntutan tugas, seperti membersihkan serasah yang ada di tanah atau ketika membersihkan serasah pada tebu yang masih berdiri, yang membutuhkan waktu selama 7,23 detik. Memotong sogolan juga merupakan keterlambatan yang tidak dapat dihindarkan. Kegiatan ini rata-rata memerlukan waktu selama 6 detik. Berdasarkan waktu siklus dari masing-masing segmen gerakan di atas, dapat diambil waktu siklus rata-rata. Tenaga tebang pria membutuhkan waktu 10,10 detik untuk menyelesaikan satu siklus pekerjaannya, sedangkan tenaga tebang wanita hanya membutuhkan waktu 10,01 detik untuk menyelesaikan satu siklus pekerjaannya.
4. Waktu Baku
Seorang operator dianggap bekerja secara wajar jika seorang operator yang dianggap berpengalaman bekerja tanpa usaha-usaha yang berlebihan sepanjang hari kerja, menguasai cara kerja yang ditetapkan dan menunjukkan dalam menjalankan pekerjaannya. Teknik yang dipakai dalam penelitian ini adalah dengan cara westinghouse. Waktu siklus ratarata yang telah didapatkan harus melewati 2 faktor pertimbangan terlebih dahulu, yaitu faktor penyesuaian dan faktor kelonggaran.
a. Faktor Penyesuaian
Faktor penyesuaian ini terdiri dari 4 faktor yang menyebabkan kewajaran atau ketidakwajaran dalam bekerja, yaitu keterampilan,
47
usaha, kondisi kerja dan konsistensi. Definisi dari masing-masing faktor ini dapat dilihat pada Lampiran 15. Keterampilan atau skill didefinisikan sebagai kemampuan mengikuti cara kerja yang ditetapkan. Berdasarkan ciri-ciri dari setiap kelas ketrampilan maka tenaga tebang pria memiliki ketrampilan mulai dari poor F2 (+0,11) sampai dengan excellent B1 (-0,22), sedangkan untuk tenaga tebang wanita bervariasi mulai dari fair E1 (-0,05) sampai excellent B1(+0,11). Tenaga tebang yang masuk dalam kategori poor memiliki karakter ragu-ragu dalam melakukan pekerjaanya, gerakannya kaku dan seperti yang tidak terlatih untuk pkerjaan tebang tebu. Sedangkan excellent dipilih karena tenaga tersebut memiliki karakter bekerja cepat tetapi halus, berirama dan terkoordinasi. Usaha yang dimaksud adalah kesungguhan yang ditunjukkan oleh operator ketika bekerja. Berdasarkan ciri-ciri dari setiap kelas, maka usaha tenaga tebang pria bervariasi dari poor F2 (-0,17) sampai Excellent B2 (+0,08), sedangkan tenaga tebang wanita bervariasi mulai dari fair E1 (-0,04) sampai Excellent B1 (+0,10). Tenaga tebang pria yang masuk dalam kategori poor karena banyak membuang waktu dan terlihat tidak adanya minat pada pekerjaannya. Sedangkan tenaga tebang yang masuk kategori Excellent karena bekerjanya sistematis dan gerakan-gerakannya lebih ekonomis daripada operator-operator yang lain. Kondisi kerja diberi nilai yang sama untuk semua tenaga tebang, karena memiliki karakteristik tempat kerja yang sama, yaitu fair (-0,03). Hal tersebut dipilih karena tenaga tebang bekerja pada tempat yang panas, berdebu dan silau. Untuk faktor konsistensi tersebar mulai dari poor (-0,04) sampai excellent (+0,03).
b. Faktor Kelonggaran
Kelonggaran diberikan untuk tiga hal, yaitu kebutuhan pribadi, menghilangkan rasa fatigue, dan hambatan-hambatan yang tidak dapat
48
dihindarkan. Definisi dari masing-masing faktor ini dapat dilihat pada Lampiran 16. Kelonggaran waktu untuk kebutuhan pribadi yang diberikan adalah sebesar 5% untuk wanita dan 2% untuk pria. Besarnya kelonggaran ini diberikan karena operator bekerja secara terusmenerus selama ± 8 jam tanpa istirahat resmi. Faktor kelonggaran untuk menghilangkan rasa fatigue dilihat dari beberapa faktor yang berpengaruh. Faktor yang pertama adalah tenaga yang dikeluarkan. Dari hasil perhitungan beban kerja dengan metode denyut jantung, didapatkan hasil bahwa pekerjaan tebang tebu ini termasuk ke dalam aktivitas kerja berat. Oleh karena itu nilai kelonggaran untuk faktor tenaga ini adalah sebesar 20% untuk pria dan 30% untuk wanita. Faktor kedua adalah sikap kerja. Nilai yang diberikan adalah sebesar 4% baik untuk pria maupun wanita. Angka diberikan karena sebagian besar sikap kerja dari pekerjaan ini adalah membungkuk dan bertumpu pada kedua kaki. Faktor ketiga adalah gerakan kerja. Pada faktor ini diberikan nilai 0% baik pada pria maupun wanita karena dianggap pekerjaan ini masih melakukan gerakan-gerakan kerja yang normal. Faktor keempat adalah kelelahan mata. Nilai yang diberikan sebesar 0% karena tenaga tebang tidak terus-terusan memadang objek. Faktor kelima adalah temperatur. Nilai yang diberikan adalah 8% karena rata-rata suhu pada tempat kerja adalah 31oC. Faktor keenam adalah keadaan atmosfer. Nilai yang diberikan adalah 5%, karena pada tempat kerja terdapat debu-debu, tetapi tidak beracun. Faktor yang ketujuh adalah keadaan lingkungan. Nilai yang diberikan adalah sebesar 1 %, karena pekerjaan ini memiliki siklus kerja yang berulang-ulang lebih dari 5 detik. Faktor kelonggaran waktu untuk hambatan-hambatan yang tak terhindarkan diberikan nilai sebesar 5 %. Dari perhitungan faktor penyesuaian dan faktor kelonggaran di atas, didapatkan bahwa waktu baku untuk menyelesaikan pekerjaan tebang
49
tebu bagi tenaga tebang pria adalah 14,49 detik, sedangkan untuk tenaga tebang wanita selama 14,88 detik. Perhitungan lengkap mengenai waktu baku ini dapat dilihat pada Lampiran 17 dan 18.
C. Analisis Biomekanika
Biomekanika didefinisikan sebagai bidang ilmu aplikasi mekanika pada sistem biologi (Arifin, 2008). Nilai dari analisa biomekanika adalah rentang postur atau posisi aktivitas kerja, ukuran beban dan ukuran manusia yang dievaluasi. Analisis biomekanika ini dilakukan untuk membuktikan bahwa gerakan membersihkan trash merupakan gerakan kerja yang banyak membutuhkan tenaga. Sebagai pembanding, perhitungan beban biomekanik juga dilakukan pada gerakan menebang sebagai gerakan yang dianggap tidak membutuhkan banyak tenaga. Selain itu analisis biomekanik ini juga dilakukan untuk mencari postur kerja terbaik, sehingga dapat mengurangi beban kerja yang ditanggung oleh penebang. Analisis ini hanya dilakukan pada otot bahu karena segmen bahu merupakan segmen yang paling aktif selama melakukan pekerjaan. Berdasarkan hal ini diperkirakan gaya yang terjadi pada otot tersebut dapat merepresentasikan beban kerja secara keseluruhan dari proses pemanenan. 1. Gerakan Menebang a. Tangan Kanan
Berdasarkan
Therbligs,
gerakan
menebang
dimulai
dari
diangkatnya golok sampai kontak dengan batang tebu. Berdasarkan perhitungan, didapatkan bahwa pada tenaga tebang wanita, otot bahu kanan memiliki karakteristik miografi dengan rentang kerja otot 12,679 N – 69,343 N. Sedangkan untuk tenaga tebang pria didapatkan karakteristik miografi dengan rentang kerja otot sebesar 0,515 N – 42,761 N. Dapat dilihat bahwa tenaga tebang pria mengeluarkan tenaga lebih kecil dari pada wanita. Hasil ini jika dijelaskan dari postur tubuh ketika bekerja maka akan terlihat bahwa tenaga tebang wanita memiliki sudut bahu dan siku lebih kecil dari pada pria. Selain itu
50
tenaga tebang wanita juga terlihat lebih membungkuk daripada pria. Postur tersebut menyebabkan besarnya momen yang terjadi akibat dari semakin besarnya jarak pusat gaya terhadap pusat momen pada sendi bahu (lengan momen), sehingga gaya yang terjadi pada otot pun akan menjadi lebih besar. Tabel 2.
Perbandingan sudut tubuh antara pria dan wanita ketika menebang (kanan) 1 b
Pria Wanita
67,94 65,13
2 b
s
3
s
p
p
b
s
p
105,38
76,44
67,69 128,94
77,25
54,88 142,63
77,94
99,13
74,63
69,81 131,06
85,38
41,00 121,06
80,88
Ket : b = sudut bahu; s = sudut siku; p = sudut pinggang
Dari Gambar 41 dan Gambar 42 dapat dilihat bahwa antara tenaga tebang pria dan wanita memiliki karakteristik yang sama. Mengalami penurunan gaya ketika mulai mengayun dan naik ketika mendekati objek. Karakteristik ini disebabkan karena pergerakan sendi dari posisi abduksi ke gerakan adduksi yang menyebabkan perubahan kontraksi otot bahu dari tension ke relaxation. Artinya terjadi pemanjangan otot bahu dari posisi abduksi sampai pada posisi akhir yang menyebabkan terjadinya perubahan arah gaya otot bahu. Hal ini dibuktikan dengan penurunan nilai pada gerakan kedua dan angka minus untuk gerakan ketiga. Hal yang sama juga terjadi pada gaya reaksi horizontal yang terjadi pada sendi bahu (Rx). Pada awal tebang gaya reaksi ini masih menuju ke badan sebagai akibat momen yang terjadi. Tetapi ketika mengayun, maka gaya reaksi tersebut akan berubah arah untuk mengimbangi momen yang cenderung mengarah ke dalam. Sedangkan untuk gaya reaksi vertikal (Ry) tidak mengalami perubahan arah gaya. Tetapi mengenai karakter gaya yang terjadi pada gerakan ketiga dapat dijelaskan dengan kebiasaan tenaga tebang wanita yang sedikit menarik golok tebang ke atas, sehingga sudut bahu yang terbentuk menjadi lebih kecil, tetapi hal ini tidak dilakukan oleh tenaga tebang
51
pria. Penurunan sudut ini akan mempengaruhi gaya reaksi vertikal pada sendi bahu untuk mengecil, karena gerakan menebang ini lebih banyak terjadi pada kasus 4. Sedangkan pada kasus 4 nilai Ry dipengaruhi oleh nilai cosinus dari sudut bahu.
160 140
Gaya (N)
120 100
Fm
80
Rx
60
Ry
40 20 0 0
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
0,6
0,7
Waktu (detik)
Gambar 16. Grafik beban biomekanik pada bahu kanan ketika menebang (Pria)
160 140
Gaya (N)
120 100
Fm
80
Rx
60
Ry
40 20 0 0
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
0,6
0,7
Waktu (detik)
Gambar 17. Grafik beban biomekanik pada bahu kanan ketika menebang (Wanita) b. Tangan Kiri
Gerakan memegang ini dimulai dengan selesainya gerakan memegang yang dilakukan sebelumnya. Dari hasil perhitungan didapatkan bahwa pada tenaga tebang
pria, otot bahu memiliki
karakteristik miografi dengan rentang kerja otot sebesar 23,078 N –
52
42,761 N, sedangkan tenaga tebang wanita memiliki karakteristik miografi dengan rentang kerja otot sebesar 18,222 N – 25,573 N. Berdasarkan hasil tersebut dapat dilihat bahwa tenaga tebang pria mengalami gaya yang lebih besar. Selain dilihat dari berat dan tinggi tubuh yang memang berbeda, dari analisis postur tubuh didapatkan bahwa tenaga tebang pria menjangkau batang tebu lebih jauh dari jangkauan tenaga tebang wanita. Hal ini menyebabkan lebih besarnya sudut siku dan bahu. Postur tenaga tebang pria ketika melakukan gerakan memegang ini lebih banyak masuk dalam kasus 7. Diagram benda bebas dari kasus 7 mununjukkan bahwa penambahan sudut bahu akan menambah jarak lengan momen yang berakibat pada besarnya momen yang terjadi. Tabel 3.
Perbandingan sudut tubuh antara pria dan wanita ketika menebang (kiri) 1
b Pria
91,50
Wanita
68,50
2
s
p
b
s
3
p
b
s
p
134,50 76,44 91,44 34,13
79,88
87,00
133,56
77,94
112,00 74,63 75,63 11,25
85,38
76,31
90,69
80,88
Ket : b = sudut bahu; s = sudut siku; p = sudut pinggang
Dari Gambar 43 dan Gambar 44 terlihat perbedaan bentuk grafik antara tenaga tebang pria dan wanita. Adanya kenaikan pada gerakan kedua dari tenaga tebang wanita disebabkan karena mereka mendorong batang tebu pada gerakan kedua dan baru menariknya ketika gerakan ketiga. Kegiatan mendorong dan menarik ini dapat dilihat dari naiknya sudut bahu pada gerakan kedua dan naiknya sudut pinggang pada gerakan ketiga. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya penurunan gaya sampai akhir gerakan ketiga. Sedangkan tenaga tebang pria langsung menarik batang tebu sambil menebang. Hal ini dapat dilihat dari terus menurunnya sudut bahu mulai gerakan pertama sampai gerakan ketiga. Kegiatan menarik ini dilakukan terus sampai pada gerakan ketiga. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya penurunan gaya.
53
160 140
Gaya (N)
120 100
Fm
80
Rx
60
ry
40 20 0 0
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
0,6
0,7
Waktu (detik)
Gambar 18. Grafik beban biomekanik pada bahu kiri ketika menebang (Pria)
160 140
Gaya (N)
120 100
Fm
80
Rx
60
Ry
40 20 0 0
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
0,6
0,7
Waktu (detik)
Gambar 19. Grafik beban biomekanik pada bahu kiri ketika menebang (Wanita) 2. Gerakan Membersihkan Trash a. Tangan Kanan
Gerakan membersihkan ini hanya dianalisis dalam satu kali gerakan membersihkan, yaitu dimulai dari diangkatnya golok sampai golok kontak dengan objek. Dari hasil perhitungan didapatkan bahwa tenaga tebang pria memiliki karakteristik miografi dengan rentang kerja otot sebesar 144,66 N – 148,84 N, sedangkan untuk tenaga tebang wanita memiliki karakteristik miografi dengan rentang kerja otot sebesar 106,41 – 118,98 N. Dapat dilihat bahwa tenaga yang
54
dikeluarkan oleh pria lebih besar daripada wanita. Hal ini terjadi karena selain berat badan dan tinggi pria lebih besar daripada wanita, juga karena berat golok yang dipakai oleh pria lebih berat daripada yang dipakai oleh tenaga tebang wanita. Pada gerakan membersihkan ini tidak ada perubahan arah gaya, karena tangan hanya mengalami gerakan abduksi yang ditandai dengan naiknya bahu. Tabel 4.
Perbandingan sudut tubuh antara pria dan wanita ketika membersihkan (kanan) 1 2 b
s
b
s
Pria
49,25
108,50
41,25
146,75
Wanita
40,38
89,94
44,13
146,81
Ket : b = sudut bahu; s = sudut siku
Pada Gambar 45 dan Gambar 46 terlihat lagi perbedaan dari grafik gaya yang terjadi. Kecuali Ry, gaya yang terjadi pada bahu cenderung untuk turun pada tenaga tebang pria, sedangkan cenderung untuk naik pada tenaga tebang perempuan. Hal ini dapat dianalisis dari gerakan membersihkan pada kedua tenaga tebang. Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa sudut bahu dari tenaga tebang pria menjadi lebih kecil pada gerakan kedua. Sedangkan pada tenaga tebang wanita sudut tersebut menjadi lebih besar. Hal ini menandakan adanya perbedaan teknik membersihkan trash pada kedua penebang. Pada penebang pria, gerakan membersihkan cenderung ke arah bawah, sedangkan pada tenaga tebang wanita arah gerakan cenderung untuk mendatar. Gerakan membersihkan ini terjadi pada kasus 1 dan 2. Dari analisis momen pada kedua kasus ini, dapat dilihat bahwa semakin besar sudut bahu yang terjadi, maka momen yang terjadi juga akan semakin besar, sehingga nilai gaya yang terjadi juga semakin besar. Hal ini juga berlaku sebaliknya.
55
160 140
Gaya (N)
120 100
Fm
80
Rx
60
Ry
40 20 0 0
0,05
0,1
0,15
0,2
0,25
0,3
0,35
Waktu (detik)
Gambar 20. Grafik beban biomekanik pada bahu kanan ketika membersihkan trash (Pria)
160 140
Gaya (N)
120 100
Fm
80
Rx
60
Ry
40 20 0 0
0,05
0,1
0,15
0,2
0,25
0,3
0,35
Waktu (detik)
Gambar 21. Grafik beban biomekanik pada bahu kanan ketika membersihkan trash (Wanita) b. Tangan Kiri
Pada segmen gerakan membersihkan trash ini, tangan kiri hanya berperan untuk memegang batang tebu ketika dibersihkan. Meskipun terkesan tidak begitu banyak gerakan yang terjadi, tetapi dari perhitungan tenaga yang terjadi pada gerakan ini cukup besar. Tenaga tebang pria memiliki karakteristik miografi dengan rentang kerja otot sebesar 138,08 N – 153,58 N, sedangkan tenaga tebang wanita memiliki karakteristik miografi dengan rentang kerja otot sebesar 126,60 N – 137,48 N. Berdasarkan Gambar 47 dan Gambar 48 dapat
56
ditarik kesimpulan bahwa gerakan ini memiliki karakteristik yang sama. Besarnya tenaga yang terjadi hanya tergantung pada berat dan tinggi badan, juga beban eksternal yang ada. Tabel 5.
Perbandingan sudut tubuh antara pria dan wanita ketika membersihkan (kiri) 1 2 b
s
b
s
Pria
57,5
81,875
86,0625
95,75
Wanita
54,88
115,81
69,19
110,13
Ket : b = sudut bahu; s = sudut siku
160 140
Gaya (N)
120 100
Fm
80
Rx
60
Ry
40 20 0 0
0,05
0,1
0,15
0,2
0,25
0,3
0,35
Waktu (detik)
Gambar 22.
Grafik beban biomekanik pada bahu kiri ketika membersihkan trash (pria)
160 140
Gaya (N)
120 100
Fm
80
Rx
60
Ry
40 20 0 0
0,05
0,1
0,15
0,2
0,25
0,3
0,35
Waktu (detik)
Gambar 23.
Grafik beban biomekanik pada bahu kiri ketika membersihkan trash (wanita)
57
D. Analisis Metode Kerja 1. Produktivitas
Secara umum ada dua kriteria yang dapat dimasukkan sebagai kriteria produktivitas, yaitu besar kecilnya keluaran yang dihasilkan dan waktu kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Waktu kerja disini adalah suatu ukuran umum dari nilai masukan yang harus diketahui guna melaksanakan penelitian dan penilaian dari produktivitas kerja manusia. Nilai produktivitas tenaga tebang tebu didapatkan melalui tiga cara, yaitu dari hasil perhitungan waktu siklus, hasil pengamatan rekaman tebang dan dari hasil wawancara yang dilakukan dengan para penebang. Dari hasil wawancara, didapatkan bahwa jumlah batang tebu dalam 1 ikatan rata-rata sebanyak 40 batang. Berdasarkan pengamatan, tenaga tebang di PG. Bungamayang rata-rata bekerja mulai jam 06.00 WIB sampai 14.00 WIB atau selama 7 jam kerja. Waktu ini adalah waktu kotor dari tenaga tebang untuk bekerja. a. Tenaga Tebang Wanita
Berdasarkan hasil pengukuran studi waktu didapatkan bahwa tenaga tebang wanita membutuhkan waktu selama 10,01 detik untuk menyelesaikan satu siklus kerja. Waktu ini dihitung ketika operator hanya menebang 1 batang tebu dalam satu siklus kerjanya. Hal ini berarti bahwa tenaga tebang wanita mendapatkan 1 batang tebu setiap 10,01 detik. Sehingga tenaga tebang wanita memiliki angka produktivitas sebesar 5,99 batang/menit. Sehingga dalam 1 hari kerja, tenaga tebang wanita mampu mendapatkan 63 ikatan tebu. Berdasarkan hasil pengamatan rekaman video didapatkan bahwa tenaga tebang wanita memiliki angka produktivitas sebesar 7,26 batang/menit atau sebanyak 76 ikat selama satu hari kerja. Sedangkan dari hasil wawancara yang dilakukan terhadap para penebang didapatkan hasil sebesar 50 – 60 ikat selama satu hari kerja. Hasil ini hampir sama dengan hasil perhitungan waktu siklus untuk jumlah tebang 1 batang per siklusnya. Tetapi berbeda dengan hasil yang
58
didapatkan dari rekaman video yang dianggap sebagai nilai produktivitas real. Perbedaan tersebut disebabkan karena tenaga tebang tersebut tidak hanya menebang 1 batang tebu dalam satu siklus kerjanya, tetapi terkadang bisa lebih dari 1 batang, seperti yang terlampir pada Lampiran 27. Dengan bertambahnya jumlah batang tebu yang dihasilkan dalam satu siklus kerja, dengan perbedaan lama waktu yang tidak terlalu besar, akan menambah angka produktivitas. Dari hasil perhitungan yang dilakukan, tenaga tebang wanita memerlukan waktu 14,30 detik untuk menebang 2 batang tebu atau sebesar 7,15 detik untuk setiap batangnya.
b. Tenaga Tebang Pria
Berdasarkan hasil pengukuran studi waktu bagi pria didapatkan hasil untuk menebang 1 batang tebu adalah selama 10,10 detik. Jika dibandingkan dengan wanita waktu siklus pria lebih lama 0,09 detik, sehingga dengan jam kerja yang sama maka tenaga tebang pria hanya mampu mendapatkan 62 ikat batang tebu. Berdasarkan pengamatan rekaman video didapatkan hasil bahwa tenaga tebang pria memiliki nilai produktivitas sebesar 8,37 batang/menit atau sebanyak 88 ikat dalam satu hari kerja. Hasil ini berbeda dengan hasil pengukuran studi waktu, perbedaan nilai ini disebabkan oleh besarnya frekuensi penebangan dengan jumlah lebih dari 1 batang tiap siklus. Hal ini berarti tenaga tebang pria lebih sering menebang lebih dari 1 batang tebu dalam sekali kerja dibandingkan wanita, sehingga produktivitasnya juga semakin meningkat, seperti yang terlihat pada Lampiran 27. Berdasarkan hasil wawancara didapatkan nilai produktivitas tenaga tebang pria sebesar 70 – 80 ikat dalam satu hari kerja. Nilai ini mendekati nilai produktivitas real.
59
2. Rasa Sakit yang Terjadi Akibat Pekerjaan
Easmant (1986) menyebutkan bahwa suatu pekerjaan termasuk ke dalam highly repetitive task jika memiliki siklus waktu 30 detik atau kurang. Berdasarkan hal tersebut, maka pekerjaan pada pemanenan ini dapat dimasukkan dalam klasifikasi highly repetitive task. Walaupun kebutuhan energi oleh kerja ini biasanya cukup rendah, kerja yang berulang-ulang ini biasanya menggunakan sekumpulan kecil dari otot dan berotasi di sekitar pergelangan tangan, siku dan sendi bahu. Hal ini biasanya diikuti oleh gejala-gejala dari peradangan dan rasa sakit yang tergabung menjadi satu yang disebut repetitive-motion disorders. Sekumpulan rasa sakit itu terjadi mulai dari peradangan sendi sampai menyebabkan rasa sakit pada otot akibat terjebaknya syaraf. Peradangan ini yang menyebabkan timbulnya rasa sakit pada sendi-sendi yang terlibat. Repetitive-motion disorders ini sering terjadi pada tubuh bagian atas dan wilayah sekitar leher. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan menggunakan Nordic Body Map yang mendapatkan hasil bahwa hampir semua pekerja mengalami rasa sakit pada wilayah bahu sampai tangan (Lampiran 28 dan 29).
Sumber: Kroemer (2001)
Gambar 24. Gerakan tangan pada posisi adduksi dan abduksi
60
Penyakit yang sering timbul pada siku dan bahu adalah bursitis. Penyakit ini ditimbulkan karena seringnya sendi mengalami abduksi dan rotasi selama bekerja. Selain itu permasalahan arthritis (radang sendi) juga sering muncul pada manusia jika melakukan pekerjaan yang termasuk highly repetitive task dan membutuhkan tenaga yang besar. Kecepatan dalam bekerja akan mempengaruhi gaya-gaya yang terjadi pada tendon dari otot tangan dan lengan, yang juga diikuti oleh meningkatnya bahaya akibat terjadinya repetitive-motion disorders. Pada kecepatan yang tinggi, puncak gaya yang terjadi juga akan meningkat dan pengulang-ulangan kerja pada level ini akan memperparah gejala sakitnya. Besarnya tenaga yang dibutuhkan dan banyaknya otot yang bekerja akan mempengaruhi terjadinya kelelahan dan peradangan yang terjadi pada otot dan sendi. Jika frekuensi dari pengulangan kerja tinggi, waktu istirahat yang tidak cukup akan meningkatkan potensi dari terjadinya penyakit. Jika pekerjaan tersebut terjadi dalam waktu yang lama dan waktu untuk istirahat tidak mencukupi, maka rasa sakit dari otot dan sendi akan terus meningkat sampai ke level severe cumulative trauma disorders, seperti tendonitis. Proses pemanenan tebu sendiri merupakan pekerjaan yang dikategorikan sebagai kerja berat (Irawan, 2008). Hal inilah yang juga kemungkinan besar menyebabkan terjadinya muscular fatigue pada otot tenaga tebang. Muscular fatigue menurut Grandjean (1993) adalah fenomena rasa sakit yang timbul akibat kerja berlebih pada otot. Akibat dari terjadinya muscular fatigue ini adalah berkurangnya daya angkat, kontraksi dan relaksasi dari otot menurun dan waktu latency menjadi lebih lama. Karakter dari muscular fatigue ini tidak hanya menurunkan tenaga tetapi juga membuat gerakan menjadi lambat, juga termasuk terganggunya koordinasi dan meningkatnya kecenderungan untuk melakukan kesalahan dan juga terjadinya kecelakaan kerja selama terjadinya kelelahan otot tersebut. Kekuatan dari otot ditentukan dari seberapa banyak kontraksi yang mampu dilakukan. Performansi dari otot
61
menurun seiring dengan naiknya tegangan sampai dengan adanya stimulus untuk tidak merespon lagi. Secara biokimia, rasa sakit yang terjadi pada otot ini diakibatkan oleh penumpukan asam laktat pada otot. Asam laktat terbentuk dari proses perubahan ATP menjadi ADP tanpa bantuan oksigen (anaerobik). Dalam proses ini asam laktat akan memberikan indikasi adanya kelelahan otot secara lokal, karena kurangnya jumlah oksigen yang disebabkan oleh kurangnya suplai darah yang dipompa dari jantung. Salah satu hal yang menyebabkan ini terjadi adalah karena tidak lancarnya aliran darah akibat stress tinggi yang terjadi pada otot. Untuk menjaga kesehatan dan efisiensi, proses penyembuhan (relaksasi) merupakan hal yang penting untuk mengurangi kelelahan. Proses penyembuhan terutama terjadi ketika tidur di waktu malam, tetapi hal ini juga dapat dilakukan dengan memberi waktu santai sejenak ketika bekerja.
3. Perbaikan Metode Kerja
Untuk mendapatkan hasil kerja yang baik, diperlukan perancangan sistem kerja yang baik pula. Suatu sistem kerja harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat memungkinkan dilakukannya gerakangerakan yang ekonomis. Prinsip dari ekonomi gerakan menurut Niebel (1999) adalah pengetahuan dasar mengenai fisiologi manusia dan menggunakannya sebagai pertimbangan utama dalam analisis aplikasi suatu metode kerja. Perbaikan kerja dilakukan dengan melakukan analisis pada peta tangan kiri dan tangan kanan yang telah dibuat. Analisa dilakukan pada keseimbangan kerja dari tangan kiri dan tangan kanan, juga untuk menemukan gerakan-gerakan yang efisien. Dari analisa yang dibuat maka pola gerakan tangan yang dianggap tidak efisien dan bertentangan dengan prinsip-prinsip ekonomi gerakan diusulkan untuk diperbaiki. Selain itu juga diharapkan terjadi keseimbangan gerakan yang dilakukan oleh tangan kiri dan tangan kanan, sehingga siklus kerja akan berlangsung dengan
62
lancar dalam ritme gerakan yang
lebih baik yang akhirnya mampu
memberikan delay maupun kelelahan yang minimum. Tabel 6. Gerakan tangan kiri dan tangan kanan untuk 1 batang/siklus (Pria) Tangan kiri Menjangkau batang tebu
Waktu (detik) 0,94
Simbol RE G
U
Waktu (detik) 0,94
Tangan kanan Menganggur (memegang golok tebang)
Memegang batang tebu untuk ditebang
1,15
H
U
1,15
Menebang
Mengarahkan
2,02
P
U
2,02
Menganggur (memegang golok tebang)
1,80
H
U
1,80
Membersihkan trash
0,90
M RL
U
4,18
Menganggur (memegang golok tebang)
Memegang tebu untuk dibersihkan Meletakkan hasil tebang Menganggur Total
Tabel 7.
3,28
D
10,10
10,10
Gerakan tangan kiri dan tangan kanan untuk 1 batang/siklus (Wanita)
Tangan kiri Menjangkau batang tebu
Waktu (detik) 1,02
Simbol RE G
U
Waktu (detik) 1,02
Tangan kanan Menganggur (memegang golok tebang)
Memegang batang tebu untuk ditebang
1,18
H
U
1,18
Menebang
Mengarahkan
2,30
P
U
2,30
Menganggur (memegang golok tebang)
2,17
H
U
2,17
Membersihkan trash
0,93
M RL
U
3,34
Menganggur (memegang golok tebang)
Memegang tebu untuk dibersihkan Meletakkan hasil tebang Menganggur Total
2,41 10,01
D 10,01
Berdasarkan Tabel 6 dan Tabel 7 dapat dilihat bahwa urutan kerja dimulai dari elemen gerak yang dilakukan oleh tangan kiri, sementara tangan kanan hanya menganggur. Analisis pertama dilakukan pada
63
gerakan menjangkau batang tebu. Ada dua pertanyaan yang relevan untuk proses pemanenan tebu, yaitu dapatkah beberapa objek dipegang sekaligus? dan dapatkah dipakai peralatan untuk membantu memegang objek?. Berdasarkan pengamatan di lapangan dan dari rekaman proses tebang, bahwa tenaga tebang mampu untuk menebang tebu lebih dari 1 batang dalam satu siklus kerjanya. Pertimbangan yang kedua adalah mengenai waktu kerja yang dibutuhkan untuk menebang lebih dari 1 batang. Dari hasil pengamatan didapatkan bahwa tenaga tebang pria hanya membutuhkan waktu 13,13 detik/2 batang tebu atau 6,56 detik/1 batangnya. Sedangkan tenaga tebang wanita hanya membutuhkan 14,30 detik/2 batang tebu atau 7,15 detik/1 batangnya. Dilihat dari capaian waktu tersebut, dapat disimpulkan bahwa lebih menguntungkan langsung menebang 2 batang sekaligus dalam satu siklus kerja, karena waktu ratarata yang dibutuhkan setiap batangnya akan menjadi lebih cepat.
Gambar 25. Tenaga tebang menebang 2 batang tebu sekaligus Dari pengamatan rekaman tebang didapatkan bahwa golok tebang dapat digunakan sebagai alat untuk menjangkau batang tebu yang telah ditebang terlebih dahulu. Golok tebang tersebut memiliki keuntungan tersendiri jika digunakan sebagai alat untuk menjangkau, yaitu dapat mengurangi postur tubuh membungkuk sehingga dapat mengurangi beban biomekanik pada otot dan rangka.
64
1
2
Gambar 26. Tenaga tebang menjangkau dengan menggunakan golok tebang Gerakan memegang yang dilakukan oleh tangan kiri pada gerakan kedua, merupakan gerakan tidak efektif yang sedapat mungkin harus dihilangkan. Berdasarkan pengamatan, terdapat beberapa tenaga tebang yang tidak memerlukan gerakan memegang ini ketika menebang. Hal ini dapat dilakukan oleh para tenaga tebang yang menjangkau dengan menggunakan golok tebang. Bahkan pada beberapa waktu mereka juga melakukan gerakan gabungan, yaitu menebang sambil menjangkau sehingga gerakan menjadi lebih efisien. Namun, jika gerkan ini masih tetap dilakukan, maka saran yang diberikan adalah dengan meniru cara kerja dari tenaga tebang pria ketika melakukan gerakan ini, yaitu langsung menarik batang tebu ketika menebang tanpa mendorongnya terlebih dahulu. Berdasarkan perhitungan beban biomekanika, gerakan ini lebih efektif karena menghasilkan penurunan gaya yang digunakan, daripada gerakan tenaga tebang wanita yang menyebabkan adanya kenaikan gaya pada beberapa waktu. Analisis gerakan menebang dilakukan dengan memperhatikan teknik dan peralatan yang digunakan. Teknik tebang yang baik adalah menebang dengan memperhatikan sudut tebangan, yaitu sudut yang terbentuk antara golok tebang dengan batang tebu. Untuk memudahkan penebangan, maka harus tercipta sudut < 90o diantara keduanya. Hal ini disarankan dengan mempertimbangkan arah serat tebu yang vertikal ke atas, sehingga jika memotong dengan sudut tertentu, maka tahanan dari kulit dan serat tebu
65
akan berkurang. Hal kedua adalah peralatan tebang. Peralatan yang digunakan harus dipertimbangkan sisi ergonomika. Hal-hal yang harus dipertimbangkan adalah berapa berat yang cocok untuk masing-masing pekerja, berapa besar diameter handle (pegangan) dari golok tebang yang akhirnya akan membuat gripping strength maksimum, dan juga bagaimana bentuk dan panjang yang ideal bagi para pekerja sehingga mampu untuk mengurangi postur jangggal yang terjadi. Selain itu ketajaman golok yang dipakai juga harus diperiksa. Hal ini perlu untuk dilakukan karena akan berpengaruh terhadap frekuensi mengayunkan golok tebang ketika menebang. Semakin tajam golok yang dipakai maka semakin sedikit jumlah ayunan yang diperlukan sehingga akan mengurangi waktu dan beban kerja. Gerakan ketiga merupakan gerakan yang keduanya masuk dalam kategori gerakan tidak efektif yang sedapat mungkin harus dihilangkan. Gerakan mengarahkan ini dilakukan oleh tenaga tebang karena mereka membutuhkan suatu posisi yang nyaman menurut mereka untuk melakukan gerakan membersihkan. Selain memperlama waktu kerja, grakan ini juga akan menambah beban otot ketika menarik dan mengarahkan tersebut. Tetapi jika dianalisis lebih lanjut, sebenarnya gerakan ini tidak terlalu dibutuhkan, karena dari hasil pengamatan didaaptkan bahwa terdapat beberapa penebang yang dapat melakukan gerakan menarik sambil membersihkan trash, sehingga gerakan manjadi lebih efisien.
66
2
1
3 Gambar 27. Gerakan mengarahkan yang memerlukan waktu lama
Gambar 28. Tenaga tebang menarik sambil membersihkan trash Analisis untuk gerakan keempat dimulai dari gerakan tangan kanan yang bertugas untuk membersihkan trash. Pada gerakan ini, teknik membersihkan trash diusulkan menggunakan teknik seperti yang dilakukan oleh tenaga tebang pria. Seperti telah dijelaskan di atas, bahwa tenaga tebang pria menebang dengan arah ayunan ke bawah. Arah gerak ini menyebabkan karakteristik gaya cenderung untuk menurun, karena
67
terjadinya pengurangan sudut bahu sehingga lengan momen berkurang. Sedangkan untuk gerakan tangan kiri, analisis dilakukan terhadap posisi tangan dalam memegang batang tebu. Nurmianto (2004) menyebutkan bahwa biceps cenderung untuk bergerak supinasi terhadap lengan bawah, karena biceps harus menekan jika lengan bawah tetap pada posisi pronasi. Dari pernyataan tersebut menunjukkan bahwa cara mengambil benda dengan tangan pada posisi pronasi adalah tidak diinginkan. Berdasarkan hal tersebut, maka diusulkan teknik memegang tebu dilakukan pada posisi supinasi. Selain itu posisi tangan juga diusahakan sedekat mungkin dengan tubuh. Menurut Nurmianto (2004) beban apa saja yang harus dibawa adalah lebih baik dengan posisi lengan atas (upperarm) posisi vertikal dan posisi siku 180o. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan mengurangi lengan momen antara beban eksternal dan internal yang ada dengan pusat momen yang dianalisa (sendi bahu).
Sumber: Kroemer (2001)
Gambar 29.Gerakan tangan pada posisi supinasi dan pronasi
68
Gambar 30. Gerakan memegang pada posisi pronasi
Gambar 31. Gerakan memegang pada posisi supinasi Analisis yang sama dilakukan untuk gerakan meletakkan hasil tebang. Sebaiknya gerakan ini juga dilakukan pada posisi supinasi daripada dengan posisi pronasi. Hal ini dilakukan untuk mengurangi beban biomekanik yang dialami oleh otot bahu dan lengan.
69
Gambar 32. Gerakan melempar pada posisi pronasi
Gambar 33. Gerakan melempar pada posisi supinasi Berdasarkan uraian di atas maka perbaikan dilakukan dengan mengurangi gerakan-gerakan menganggur dan memperbaiki posisi dari gerakan-gerakan tersebut. Tabel 7 dan Tabel 8 memperlihatkan perbaikan yang telah dilakukan. Usulan tersebut dilakukan dengan jumlah tebangan 2 batang setiap siklusnya. Sehingga jika dihitung nilai produktivitasnya, maka tenaga tebang pria akan memiliki nilai produktivitas sebesar 14,46 batang/menit atau 152 ikat dalam satu hari kerja. Jika dibandingkan dengan sebelum dilakukan perbaikan, maka terdapat kenaikan sebesar 54 ikat batang tebu. Untuk tenaga tebang wanita maka nilai produktivitas juga akan naik
70
menjadi 11,89 batang/menit atau 125 ikat dalam satu hari kerja. Jika dibandingkan dengan banyaknya ikatan sebelumnya maka terjadi kenaikan sebesar 64 ikat batang tebu. Tabel 8. Usulan gerakan tangan kiri dan tangan kanan (Pria) Tangan kiri Menganggur
Waktu (detik) 1,56
Menjangkau batang tebu
1,03
Mengarahkan sekaligus memegang tebu untuk dibersihkan Meletakkan hasil tebang
Total
D RE G
2,55
P H
1,03
M RL
3,92
Menganggur
U
Waktu (detik) 1,56
U
1,03
Menjangkau batang tebu dengan golok
U
2,55
Membersihkan trash
U
4,95
Menganggur (memegang golok tebang)
Simbol
D
10,08
Tangan kanan Menebang
10,08
Tabel 9. Usulan gerakan tangan kiri dan tangan kanan (Wanita) Tangan kiri Menganggur
Waktu (detik) 1,65
Menjangkau batang tebu
1,17
Mengarahkan sekaligus memegang tebu untuk dibersihkan Meletakkan hasil tebang
Total
D RE G
3,22
P H
1,06
M RL
4,28
Menganggur
U
Waktu (detik) 1,65
U
1,17
Menjangkau batang tebu dengan golok
U
3,22
Membersihkan trash
Simbol
5,34
U
D
11,38
Tangan kanan Menebang
Menganggur (memegang golok tebang)
11,38
Selain itu, perbaikan juga diusulkan pada postur tubuh. Perbaikan dilakukan
berdasarkan
pernyataan
dari
Niebel
(1999)
dengan
mengusahakan bahwa harus dikurangi postur membungkuk, sudut bahu diusahakan antara 17o – 55o dan sudut siku diusahakan antara 98o – 146o
71
Sumber: Niebel (1999)
Gambar 34. Postur tubuh manusia pada posisi relaksasi Penambahan
tingkat
produktivitas
haruslah
tetap
dengan
pengendalian kualitas dari keluaran yang dihasilkan. Hal ini penting untuk dicermati karena dalam beberapa operasi kerja tertentu yang menggunakan kecepatan tinggi sesungguhnya akan menghasilkan kesalahan-kesalahan pada
produk yang dihasilkan. Hal ini akan terjadi jika tidak
mempertimbangkan keterbatasan-keterbatasan manusia sebagai tenaga kerja. Untuk itu disarankan untuk dilakukan penelitian lanjutan mengenai perbaikan metode kerja yang telah dilakukan. Penelitian tersebut sebaiknya dilakukan dengan menerapkan kaidah-kaidah ergonomi agar benar-benar didapatkan metode kerja yang cocok dengan para operator.
72
V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
1. Proses pemanenan tebu terdiri dari 6 segmen gerakan, yaitu menjangkau, menebang,
menarik,
membersihkan
trash,
mengarahkan
dan
menganggur. 2. Tenaga tebang wanita memiliki waktu siklus rata-rata sebesar 10,01 detik dengan uraian waktu menjangkau (1,02 detik), menebang (1,18 detik), menarik (2,30 detik), membersihkan trash (2,17 detik), mengarahkan (0,93 detik) dan menganggur (2,41 detik). Sedangkan untuk tenaga tebang pria memiliki waktu siklus rata-rata sebesar 10,10 detik dengan uraian waktu menjangkau (0,94 detik), menebang (1,15 detik), menarik (2,19 detik), membersihkan trash (1,80 detik), mengarahkan (0,90 detik) dan menganggur (3,28 detik). 3. Berdasarkan pengamatan rekaman proses tebang, didapatkan bahwa tenaga tebang wanita memiliki angka produktivitas sebesar 7,26 batang/menit atau 76 ikat/ hari kerja, dan meningkat menjadi 10,54 batang /menit atau 110 ikat setelah dilakukan perbaikan kerja. Sedangkan tenaga tebang pria memiliki angka produktivitas sebesar 8,37 batang/menit atau 88 ikat/ hari kerja dan meningkat menjadi 11,90 batang/menit atau 125 ikat setelah perbaikan kerja. 4. Dari keenam segmen gerakan pemanenan tebu, hanya gerakan membersihkan trash yang dipengaruhi oleh faktor gender. 5. Waktu baku proses pemanenan bagi tenaga tebang wanita adalah sebesar 14,88 detik,sedangkan bagi tenaga tebang pria adalah sebesar 14,49 detik. 6. Berdasarkan perhitungan, didapatkan bahwa pada tenaga tebang wanita, otot bahu kanan memiliki karakteristik miografi dengan rentang kerja otot 12,679 N – 69,343 N. Sedangkan untuk tenaga tebang pria didapatkan karakteristik miografi dengan rentang kerja otot sebesar 0,515 N – 42,761 N. Sedangkan untuk bahu kiri pada tenaga tebang wanita memiliki karakteristik miografi dengan rentang kerja otot sebesar 18,222 N – 25,573 N dan untuk tenaga tebang
pria, otot bahu memiliki
73
karakteristik miografi dengan rentang kerja otot sebesar 23,078 N – 42,761 N. 7. Pada gerakan membersihkan, dari hasil perhitungan pada bahu kanan didapatkan bahwa tenaga tebang pria memiliki karakteristik miografi dengan rentang kerja otot sebesar 144,66 N – 148,84 N, sedangkan untuk tenaga tebang wanita memiliki karakteristik miografi dengan rentang kerja otot sebesar 106,41 – 118,98 N. Sedangkan untuk bahu kiri tenaga tebang pria memiliki karakteristik miografi dengan rentang kerja otot sebesar 138,08 N – 153,58 N, sedangkan tenaga tebang wanita memiliki karakteristik miografi dengan rentang kerja otot sebesar 126,60 N – 137,48 N. 8. Pekerjaan pada pemanenan ini dapat dimasukkan dalam klasifikasi highly repetitive task. Hal ini biasanya diikuti oleh gejala-gejala dari peradangan dan rasa sakit yang tergabung menjadi satu yang disebut repetitivemotion disorders. Selain itu hal inilah yang kemungkinan besar juga menyebabkan terjadinya muscular fatigue pada otot tenaga tebang.
B. Saran
Perbaikan kerja dilakukan dengan analisis peta tangan kiri dan tangan kanan. Gerakan-gerakan yang dianggap tidak efektif dikurangi, tetapi tetap dengan mempertimbangkan faktor ergonomi dan ekonomi gerakan. Perbaikan dilakukan dengan mengurangi waktu delay, hold dan position, sekaligus menggabungkan gerakan yang memiliki kemungkinan untuk dilakukan secara bersamaan. Berdasarkan analisis peta kerja yang telah dibuat, maka diusulkan alur gerakan kerja seperti yang tercantum dalam Tabel 8 dan Tabel 9. Selain itu, juga disarankan untuk dilakukan penelitian lanjutan mengenai perbaikan metode kerja yang telah dilakukan. Penelitian tersebut sebaiknya dilakukan dengan menerapkan kaidah-kaidah ergonomi agar benar-benar didapatkan metode kerja yang cocok dengan para operator
74
DAFTAR PUSTAKA Anggraini, D. 2005. Skripsi. Penentuan Waktu Standar Kerja dan Analisis Keseimbangan Lini Produksi pada Industri Pengolahan Udang Beku. Departemen Teknologi Industri Pertanian, IPB, Bogor. Anggraini, D. 2006. Skripsi. Studi Gerak dan Waktu pada Proses Sortasi Udang di PT. Kelola Mina Laut Gresik, Jawa Timur. Departemen Teknik Pertanian, IPB, Bogor. Anonim. 2008. Ergonomic Guidline for Manual Material www.cdc.gov/niosh/docs/97-141., 26 Agustus 2008
Handling.
Anonin. 2008. Shoulder Musculoskeletal Disorders: Evidence for WorkRelatedness . www.cdc.gov/niosh/doc., 26 Agustus 2008 Anonim. 2008. Penelitian Strategis Adaptif untuk Kebijakan Pembangunan. www.unila.ac.id., 02 Mei 2008 Arifin. 2008. Biomekanika.. www.geocities.com/arifin_sendai/teaching.html., 26 Agustus 2008 Easmant Co. 1986. Ergonomics Design for People At Work. Van Nostrand Reinhold Co., New York. Grandjean, E. 1993. Fitting The Task to the Man 4th Edition. Taylor & Francis Inc., London. Hartanto, D. 2000. Skripsi. Pengembangan Model Biomekanika Statis Tiga Dimensi dan Model Biomekanika Dinamik Tiga Dimensi serta Studi Penggunaan dalam Pekerjaan Pengangkutan/Penurunan Material Secara Manual. Jurusan Teknik Industri, ITB, Bandung. Irawan,L.C. 2008. Skripsi. Analisis Beban Kerja pada Kegiatan Tebang dan Muat Tebu Secara Manual di PG. Bungamayang. Departemen Teknik Pertanian, IPB, Bogor. Kroemer, K.H.E., H.B. Kroemer, K.E. Kroemer-Elbert. 2001. Ergonomics: How to Design for Ease and Efficiency. Prentice-Hall, Inc., New Jersey. Meriam, J.L. dan Kraige, L.G. 2004. Engineering Mechanics Statics 5th Edition. John Wiley & Sons, Inc., New York. Meyers, F.E. 1992. Motion & Time Study: Improving Work Methods & Management. Prentice-Hall, Inc., New Jersey.
75
Mundel, M. E., David L. Danner. 1994. Motion and Time Study Improving Productivity. Prentice-Hall International, Inc, New Jersey. Niebel, B.W., Andris F. 1999. Methods, Standardrs, and Work Design. McGrawHill Book Co., Singapore. Niebel B. W. 1988. Motion and Time Study. Irwin. Homewood, Illionis. Notojoewono. 1967. Berkebun Tebu Lengkap. Yogyakarta. Nurmianto, E. 2004. Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Prima Printing, Surabaya. Oborne, D.J.-. Ergonomics at Work 2ND Etition. John Wiley & Sons, Inc., New York. Phillips, C.A. 2000. Human Factors Engineering. John Wiley & Sons, Inc., New York. Pramudya, B. 1989. Disertasi. Permodelan Sistem pada Perencanaan Mekanisasi dalam Kegiatan Pemanenan Tebu untuk Industri Gula. Fakultas Pasca Sarjana, IPB, Bogor. Prawira, S. Y. 1998. Skripsi. Studi Gerak dan Waktu Pembuatan Kerupuk Putih dan Kerpuk Merah di Perusahaan Doa Ibu, Dramaga. Departemen Teknik Pertanian, IPB, Bogor. Rahmawati, G. 1994. Skripsi. Analisis Tebu Tertinggal di Kebun pada Pabrik Gula Subang, Jawa Barat. Departemen Teknik Pertanian, IPB, Bogor. Santoso, G. 2004. Ergonomi, Manusia, Peralatan dan Lingkungan. Prestasi Pustaka, Jakarta. Sutalaksana I. Z., Ruhana A., Jann H. T. 2004. Teknik Tata Cara Kerja. Departemen Teknik Industri, ITB, Bandung. (a) Wignjosoebroto, S. 2003. Ergonomi Studi Gerak dan Waktu: Teknik Analisis untuk Peningkatan Produktivitas Kerja. Guna Widya, Surabaya. (b) Wignjosoebroto, S. 2006. Pengantar Teknik & Manajemen Industri. Guna Widya, Surabaya. Woodson, W. E. 1992. Human Factors Design Handbook. Mc-Graw-Hill, Inc, USA.
76
Lampiran 1. Form pengamatan elemen kerja
LEMBARAN PENGAMATAN elemen kerja
dari Tanggal : Jam s/d Lama pengamatan : menit Nama pengukur :
Pekerjaan : No sampel : Nama Operator : Nama Bagian Kerja : Nama mandor :
1
2
hal
3
4
5
6
7
8
jam
9
10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
77
Lampiran 2. Form anthropometri Nama : No. Sampel : No. BAGIAN YANG DIUKUR PANJANG (cm) 1. Tinggi badan pada posisi berdiri 2. Jangkauan ke atas (tangan tergenggam) dalam posisi berdiri 3. Panjang bahu sampai siku 4. Panjang bahu sampai tangan dalam keadaan tergenggam 5. Panjang siku sampai tangan dalam keadaan tergenggam 6. Panjang pantat sampai lutut dalam posisi berdiri 7. Tinggi lutut dalam posisi berdiri 8. Panjang tengkuk sampai pinggang 9. Tinggi pantat dalam posisi berdiri
78
Lampiran 3. Form kuesioner Nordic Body Map dan Westinghouse
79
80
No.
Nama
No. Sampel
θ o ()
Jmax (m)
WD (kg)
(m)
h
Lampiran 4. Form pengukuran biomekanik pada siku dan lengan bawah
(m)
H
(kg)
W
(N)
FT
(N)
FB
(N)
Ry
No.
Nama
No. Sampel
()
o
α o
()
o
()
β
θ
Lampiran 5. Form pengukuran biomekanik pada bahu
W (kg)
H (m)
β
81
WL (kg)
Rx (N)
Ry (N)
Fm (N)
82
No.
Nama
No. Sampel
()
o
θ
WL (kg) o
()
β
Lampiran 6. Form pengukuran biomekanik pada lumbar
W (kg)
H (m)
Ra (kg)
Rx (N)
Ry (N)
Fe (N)
Lampiran 7. Contoh perhitungan waktu siklus elemen gerak menjangkau Nama No. Sampel N 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43
: Slamet : Co4 Waktu gerakan (xj) (detik) 1,20 0,84 0,77 1,20 1,20 0,93 0,73 1,20 0,87 0,77 0,80 0,87 0,67 0,77 0,85 0,70 0,83 0,73 0,87 0,77 0,84 0,77 1,20 0,83 1,20 0,84 0,70 1,12 1,20 0,97 1,20 0,73 0,63 1,20 0,87 1,20 0,77 0,87 1,13 0,83 0,77 1,20 0,85
Pekerjaan : Tebang Elemen gerak : Menjangkau xj2 1,44 0,71 0,59 1,44 1,44 0,86 0,53 1,44 0,76 0,59 0,64 0,76 0,45 0,59 0,72 0,49 0,69 0,53 0,76 0,59 0,71 0,59 1,44 0,69 1,44 0,71 0,49 1,25 1,44 0,94 1,44 0,53 0,40 1,44 0,76 1,44 0,59 0,76 1,28 0,69 0,59 1,44 0,72
x
1,00
1,02
0,83
0,75
0,80
0,91
0,97
1,03
0,98
0,90
(xj-xrata)2 0,084 0,005 0,020 0,084 0,084 0,000 0,032 0,084 0,002 0,020 0,012 0,002 0,058 0,020 0,004 0,044 0,006 0,032 0,002 0,020 0,005 0,020 0,084 0,006 0,084 0,005 0,044 0,044 0,084 0,004 0,084 0,032 0,078 0,084 0,002 0,084 0,020 0,002 0,048 0,006 0,020 0,084 0,004
83
Lampiran 7. (lanjutan) 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 jumlah rataan
1,12 0,67 1,20 0,73 0,67 0,87 1,20 1,20 0,80 0,68 1,20 0,70 1,03 0,87 0,67 1,00 0,67 0,87 0,83 0,67 0,83 0,73 0,93 1,14 0,87 1,14 1,20 1,13 0,75 65,86
1,25 0,45 1,44 0,53 0,45 0,76 1,44 1,44 0,64 0,46 1,44 0,49 1,06 0,76 0,45 1,00 0,45 0,76 0,69 0,45 0,69 0,53 0,86 1,30 0,76 1,30 1,44 1,28 0,56 62,93
0,99
0,82
1,02
0,90
0,80
0,80
0,92
1,06
0,044 0,058 0,084 0,032 0,058 0,002 0,084 0,084 0,012 0,053 0,084 0,044 0,014 0,002 0,058 0,008 0,058 0,002 0,006 0,058 0,006 0,032 0,000 0,053 0,002 0,053 0,084 0,048 0,026 2,690
0,91
x rata n stdv waktu siklus stdv subgrup BKA BKB N N' N > N’ Seragam
0,91 18 0,40 0,09 1,20 0,63 72 71,40
84
Lampiran 8. Contoh perhitungan waktu siklus elemen gerak menebang Nama No. Sampel N 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43
: Slamet : Co4 Waktu gerakan (xj) (detik) 1,23 0,87 0,96 1,33 1,47 1,27 1,37 1,47 0,97 0,97 1,07 1,43 0,96 1,00 0,87 0,90 0,97 0,97 1,41 0,87 1,47 0,96 1,07 1,43 1,30 1,37 1,43 1,37 1,45 1,50 1,41 1,23 1,43 1,07 1,37 0,88 1,23 1,33 0,98 1,27 0,87 0,87 1,45
Pekerjaan : Tebang Elemen gerak : Menebang xj2 1,51 0,76 0,92 1,77 2,16 1,61 1,88 2,16 0,94 0,94 1,14 2,04 0,92 1,00 0,76 0,81 0,94 0,94 1,99 0,76 2,16 0,92 1,14 2,04 1,69 1,88 2,04 1,88 2,10 2,25 1,99 1,51 2,04 1,14 1,88 0,77 1,51 1,77 0,96 1,61 0,76 0,76 2,10
x
1,10
1,40
1,11
0,93
1,06
1,23
1,37
1,40
1,19
1,20
(xj-xrata)2 0,006 0,078 0,036 0,032 0,102 0,014 0,048 0,102 0,032 0,032 0,006 0,078 0,036 0,023 0,078 0,062 0,032 0,032 0,068 0,078 0,102 0,036 0,006 0,078 0,023 0,048 0,078 0,048 0,090 0,123 0,068 0,006 0,078 0,006 0,048 0,073 0,006 0,032 0,029 0,014 0,078 0,078 0,090
85
Lampiran 8. (lanjutan) 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 jumlah rataan
1,33 0,87 1,13 0,87 0,95 1,23 0,87 1,27 1,43 0,97 1,47 0,86 1,37 1,38 1,37 0,90 0,89 0,87 0,87 1,27 1,37 0,98 0,89 0,85 0,97 78,33
1,77 0,76 1,28 0,76 0,90 1,51 0,76 1,61 2,04 0,94 2,16 0,74 1,88 1,90 1,88 0,81 0,79 0,76 0,76 1,61 1,88 0,96 0,79 0,72 0,94 93,80
1,13
0,032 0,078 0,000 0,078 0,040 0,006 0,078 0,014 0,078 0,032 0,102 0,084 0,048 0,053 0,048 0,062 0,068 0,078 0,078 0,014 0,048 0,029 0,068 0,090 0,032 3,568
0,96
1,20
1,17
1,14
1,10
0,92 1,15
x rata n stdv waktu siklus stdv subgrup BKA BKB N N' N > N’ Seragam
1,15 17 0,47 0,11 1,50 0,81 68 63,26
86
Lampiran 9. Contoh perhitungan waktu siklus elemen gerak menarik Nama No. Sampel N 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43
: Slamet : Co4 Waktu gerakan (xj) (detik) 1,43 1,47 1,43 1,53 2,20 1,63 2,43 2,44 1,43 1,43 2,40 1,67 2,17 2,44 1,50 1,57 1,47 1,53 2,43 1,43 1,40 1,43 1,93 2,39 2,44 1,77 2,07 1,80 1,77 1,77 1,40 2,37 2,00 2,27 2,37 1,77 1,83 1,40 2,44 1,43 2,44 2,33 1,78
Pekerjaan : Tebang Elemen gerak : Menarik xj2 2,04 2,16 2,04 2,34 4,84 2,66 5,90 5,95 2,04 2,04 5,76 2,79 4,71 5,95 2,25 2,46 2,16 2,34 5,90 2,04 1,96 2,04 3,72 5,71 5,95 3,13 4,28 3,24 3,13 3,13 1,96 5,62 4,00 5,15 5,62 3,13 3,35 1,96 5,95 2,04 5,95 5,43 3,17
x
1,47
2,18
1,73
1,92
1,72
1,79
2,02
1,83
2,10
1,78
(xj-xrata)2 0,194 0,160 0,194 0,116 0,109 0,058 0,314 0,325 0,194 0,194 0,281 0,040 0,090 0,325 0,137 0,090 0,160 0,116 0,314 0,194 0,221 0,194 0,004 0,270 0,325 0,010 0,040 0,005 0,010 0,010 0,221 0,250 0,017 0,160 0,250 0,010 0,002 0,221 0,325 0,194 0,325 0,212 0,008
87
Lampiran 9. (lanjutan) 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 jumlah rataan
1,47 1,43 1,80 1,53 1,77 2,23 2,27 1,60 1,43 1,40 2,20 1,63 2,25 1,67 2,44 1,57 1,47 1,42 1,77 1,57 2,44 2,37 1,84 1,70 2,00 1,43 2,40 2,27 2,47 134,47
2,16 2,04 3,24 2,34 3,13 4,97 5,15 2,56 2,04 1,96 4,84 2,66 5,06 2,79 5,95 2,46 2,16 2,02 3,13 2,46 5,95 5,62 3,39 2,89 4,00 2,04 5,76 5,15 6,10 262,13
2,01
1,63
1,88
1,87
1,79
1,80
1,98
2,14
0,160 0,194 0,005 0,116 0,010 0,130 0,160 0,073 0,194 0,221 0,109 0,058 0,144 0,040 0,325 0,090 0,160 0,203 0,010 0,090 0,325 0,250 0,001 0,029 0,017 0,194 0,281 0,160 0,360 10,988
1,87
x rata n stdv waktu siklus stdv subgrup BKA BKB N N' N > N' Seragam
1,87 18 0,80 0,19 2,44 1,30 72 70,00
88
Lampiran 10. Contoh perhitungan waktu siklus elemen gerak membersihkan trash Nama No. Sampel N 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43
: Slamet : Co4 Waktu gerakan (xj) (detik) 1,43 1,77 2,23 1,33 1,90 2,23 1,97 1,24 2,28 1,33 2,23 2,00 1,23 1,53 2,23 2,23 1,67 1,53 2,24 1,40 1,47 2,23 1,60 1,70 1,63 1,57 1,47 1,59 1,63 2,21 1,43 2,19 2,24 1,33 2,20 2,23 1,60 2,00 1,60 1,67 2,23 2,07 1,30
Pekerjaan : Tebang Elemen gerak : Membersihkan trash xj2 2,04 3,13 4,97 1,77 3,61 4,97 3,88 1,54 5,20 1,77 4,97 4,00 1,51 2,34 4,97 4,97 2,79 2,34 5,02 1,96 2,16 4,97 2,56 2,89 2,66 2,46 2,16 2,53 2,66 4,88 2,04 4,80 5,02 1,77 4,84 4,97 2,56 4,00 2,56 2,79 4,97 4,28 1,69
x
1,69
1,84
1,96
1,81
1,71
1,75
1,57
1,87
2,00
1,72
(xj-xrata)2 0,116 0,000 0,212 0,194 0,017 0,212 0,040 0,281 0,260 0,194 0,212 0,053 0,292 0,058 0,212 0,212 0,010 0,058 0,221 0,137 0,090 0,212 0,029 0,005 0,020 0,040 0,090 0,032 0,020 0,194 0,116 0,176 0,221 0,194 0,185 0,212 0,029 0,053 0,029 0,010 0,212 0,090 0,221
89
Lampiran 10. (lanjutan) 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 jumlah rataan
1,40 1,79 2,21 1,37 1,70 2,03 1,40 1,37 1,51 1,40 2,03 1,57 2,23 2,23 2,23 1,73 1,77 1,37 1,30 1,23 1,97 113,03
1,96 3,20 4,88 1,88 2,89 4,12 1,96 1,88 2,28 1,96 4,12 2,46 4,97 4,97 4,97 2,99 3,13 1,88 1,69 1,51 3,88 207,60
1,75
1,77
1,58
1,81
1,99
1,47
0,137 0,000 0,194 0,160 0,005 0,068 0,137 0,160 0,068 0,137 0,068 0,040 0,212 0,212 0,212 0,002 0,000 0,160 0,221 0,292 0,040 7,984
1,77
x rata n stdv waktu siklus stdv subgrup BKA BKB N N' N > N' Seragam
1,77 18 0,69 0,16 2,25 1,28 64 63,99
90
Lampiran 11. Contoh perhitungan waktu siklus elemen gerak mengarahkan Nama No. Sampel N 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43
: Slamet : Co4
Waktu gerakan (xj) (detik) 0,83 0,97 1,37 0,83 1,13 1,07 0,97 1,17 1,37 0,93 1,33 0,96 0,87 1,37 1,32 0,80 0,87 0,87 0,93 1,31 0,83 1,38 1,37 0,97 1,33 0,97 0,83 1,36 1,38 1,40 1,39 1,37 0,86 1,33 1,33 1,37 0,87 1,07 1,37 1,33 1,32 0,93 1,40
Pekerjaan : Tebang Elemen gerak : Mengarahkan xj2 0,69 0,94 1,88 0,69 1,28 1,14 0,94 1,37 1,88 0,86 1,77 0,92 0,76 1,88 1,74 0,64 0,76 0,76 0,86 1,72 0,69 1,90 1,88 0,94 1,77 0,94 0,69 1,85 1,90 1,96 1,93 1,88 0,74 1,77 1,77 1,88 0,76 1,14 1,88 1,77 1,74 0,86 1,96
x
1,00
1,09
1,15
1,09
1,00
1,14
1,12
1,39
1,22
1,16
(xj-xrata)2 0,063 0,012 0,084 0,063 0,002 0,000 0,012 0,008 0,084 0,023 0,063 0,014 0,044 0,084 0,058 0,078 0,044 0,044 0,023 0,053 0,063 0,090 0,084 0,012 0,063 0,012 0,063 0,078 0,090 0,102 0,096 0,084 0,048 0,063 0,063 0,084 0,044 0,000 0,084 0,063 0,058 0,023 0,102
91
Lampiran 11. (lanjutan) 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 jumlah rataan
0,83 0,96 0,90 0,96 0,93 1,33 1,31 0,83 0,93 1,33 0,84 0,97 0,97 1,33 1,40 0,86 0,87 0,97 0,87 0,97 0,87 1,25 0,93 0,87 0,90 0,83 0,96 0,93 0,86 77,79
0,69 0,92 0,81 0,92 0,86 1,77 1,72 0,69 0,86 1,77 0,71 0,94 0,94 1,77 1,96 0,74 0,76 0,94 0,76 0,94 0,76 1,56 0,86 0,76 0,81 0,69 0,92 0,86 0,74 87,50
1,12
0,94
1,10
1,03
1,12
0,92
0,99
0,90
0,063 0,014 0,032 0,014 0,023 0,063 0,053 0,063 0,023 0,063 0,058 0,012 0,012 0,063 0,102 0,048 0,044 0,012 0,044 0,012 0,044 0,029 0,023 0,044 0,032 0,063 0,014 0,023 0,048 3,459
1,08
x rata n stdv waktu siklus stdv subgrup BKA BKB N N' N > N' Seragam
1,08 18 0,45 0,11 1,40 0,76 72 65,86
92
Lampiran 12. Contoh perhitungan waktu siklus elemen gerak menganggur Nama No. Sampel N 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43
: Slamet : Co4
Waktu gerakan (xj) (detik) 2,60 2,94 3,86 3,67 2,85 3,78 3,28 2,47 2,82 2,50 3,56 2,63 2,77 3,74 3,00 2,99 3,14 2,97 2,82 2,87 3,20 2,86 2,90 2,71 2,50 3,83 3,23 3,26 4,16 3,90 3,00 4,16 3,70 4,10 4,04 3,34 4,19 2,44 3,93 2,77 3,60 2,96 3,79
Pekerjaan : Tebang Elemen gerak : Menganggur xj2 6,76 8,64 14,90 13,47 8,12 14,29 10,76 6,10 7,95 6,25 12,67 6,92 7,67 13,99 9,00 8,94 9,86 8,82 7,95 8,24 10,24 8,18 8,41 7,34 6,25 14,67 10,43 10,63 17,31 15,21 9,00 17,31 13,69 16,81 16,32 11,16 17,56 5,95 15,44 7,67 12,96 8,76 14,36
x
3,27
3,10
2,88
3,13
2,95
2,92
3,21
3,81
3,80
3,33
(xj-xrata)2 0,384 0,078 0,410 0,203 0,137 0,314 0,004 0,563 0,160 0,518 0,116 0,348 0,203 0,270 0,048 0,053 0,006 0,063 0,160 0,123 0,000 0,130 0,102 0,260 0,518 0,372 0,000 0,002 0,884 0,462 0,048 0,884 0,230 0,774 0,672 0,014 0,941 0,608 0,504 0,203 0,144 0,068 0,325
93
Lampiran 12. (lanjutan) 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 jumlah rataan
2,84 3,82 2,85 2,86 3,24 3,14 2,97 3,45 2,97 3,24 2,54 3,85 3,90 3,40 2,67 2,57 3,71 3,50 3,50 2,43 3,14 4,00 3,00 3,40 2,53 3,67 3,70 2,60 2,50 231,82
8,07 14,59 8,12 8,18 10,50 9,86 8,82 11,90 8,82 10,50 6,45 14,82 15,21 11,56 7,13 6,60 13,76 12,25 12,25 5,90 9,86 16,00 9,00 11,56 6,40 13,47 13,69 6,76 6,25 765,27
3,30
3,19
3,13
3,38
3,09
3,14
3,23
3,12
0,144 0,360 0,137 0,130 0,000 0,006 0,063 0,053 0,063 0,000 0,462 0,397 0,462 0,032 0,303 0,423 0,240 0,078 0,078 0,624 0,006 0,608 0,048 0,032 0,476 0,203 0,230 0,384 0,518 18,870
3,22 x rata n stdv waktu siklus stdv subgrup BKA BKB N N' N > N' Seragam
3,22 18 1,05 0,25 3,96 2,47 72 40,45
94
95
Nama
Mina Nunung Titi Samirah Sumarsih
No.
1. 2. 3. 4. 5.
Ce7 Ce8 Ce4 Ce1 Ce5 Rataan
No. Sampel
1 2 3 5 24
(tahun)
(tahun) 21 25 26 30 45
Lama kerja
Umur
1,25 0,93 1 0,78 1,16 1,02
1,29 1,06 1,05 1,01 1,5 1,18
Menjangka Menebang u
1,56 2,5 2,41 2,63 2,3
1,11 2,64 2,35 2,37 2,17
0,76 1,17 0,87 0,93 0,93
11,25
10,01
2,66
8,95
1,53
2,41
7,16 11,59
3,23
11,11
Waktu siklus tebang (detik)
1,74
Menarik Membersih Mengarahk Menganggu kan an r 2,87 2,39 2,38 0,93
Lama waktu elemen gerak (detik)
Lampiran 13. Tabel waktu siklus( Ws) elemen-elemen gerak pada proses tebang oleh operator wanita
96
Nama
Slamet Tukidi Mulyono Sumarya Karta
No.
1. 2. 3. 4. 5.
Co4 Co5 Co3 Co7 Co8 Rataan
Lama kerja
33 36 40 42 44
15 25 24 24 1
(tahun) (tahun)
No. Umur Sampel
0,91 0,90 1,10 1,05 0,76 0,94
1,15 1,09 1,37 1,06 1,09 1,15
1,87 1,97 2,47 2,22 1,57 2,19
1,77 1,27 2,27 2,05 1,66 1,80
1,08 0,63 0,95 0,93 0,90 0,90
10,00 8,85 13,01 10,60 8,02
10,10
2,99 4,85 3,29 2,04
3,28
Waktu siklus tebang (detik)
3,22
Menjangkau Menebang Menarik Membersihkan Mengarahkan Menganggur
Lama waktu elemen gerak (detik)
Lampiran 14. Tabel waktu siklus( Ws) elemen-elemen gerak pada proses tebang oleh operator pria
Lampiran 15. Faktor penyesuaian menurut Westinghouse FAKTOR KELAS LAMBANG PENYESUAIN A1 + 0.15 Superskill A2 + 0.13 B1 + 0.11 Excellent B2 + 0.08 C1 + 0.06 Good KETRAMPILAN C2 + 0.03 Average D 0.00 E1 - 0.05 Fair E2 - 0.10 F1 - 0.16 Poor F2 - 0.22 A1 + 0.13 Superskill A2 + 0.12 B1 + 0.10 Excellent B2 + 0.08 C1 + 0.05 Good USAHA C2 + 0.02 Average D 0.00 E1 - 0.04 Fair E2 - 0.08 F1 - 0.12 Poor F2 - 0.17 Ideal A + 0.06 Excellently B + 0.04 Good C + 0.02 KONDISI KERJA Average D 0.00 Fair E - 0.03 Poor F - 0.07 Perfect A + 0.04 Excellently B + 0.03 Good C + 0.01 KONSISTENSI Average D 0.00 Fair E - 0.02 Poor F - 0.04 P (faktor penyesuaian) = 1 – jumlah penyesuaian Sumber : Iftikar, 2004
97
Lampiran 15. (lanjutan)
98
99
Memanggul karung berat
Membungkuk
4.
5.
Pandangan yang terputus-putus
Pandangan yang hampir terus
Pandangan terus menerus dengan fokus berubah-ubah
2.
3.
D. KELELAHAN MATA*
Memeriksa cacat-cacat pada kain
Pekerjaan-pekerjaan yang teliti
Membaca alat ukur
Bekerja di lorong pertambangan yang sempit
Pada anggota-anggota badan terbatas Bekerja dengan tangan di atas kepala
Seluruh anggota badan
Ayunan bebas dari palu Ayunan terbatas dari palu Membawa beban berat dengan satu tangan
Badan dibungkukkan bertumpu pada kedua kaki
Pada bagian sisi, belakang atau depan badan
Satu kaki mengerjakan alat kontrol
Di atas 50 kg
27.00 – 50.00 kg
5.
1.
kg
kg
18.00 – 27.00 kg
9.00 – 18.00
2.25 – 9.00
4.
C. GERAKAN KERJA 1. Normal 2. Agak terbatas 3. Sulit
Berdiri di atas satu kaki
Berbaring
3.
Badan tegak, ditumpu dua kaki
7.
Memanggul beban
Mengayun palu berat
Bekerja duduk, ringan
Luar biasa berat
6.
Berdiri di atas dua kaki
Sangat berat
5.
Mencangkul
Menyekop, ringan
2.
Berat
4.
B. SIKAP KERJA 1. Duduk
Ringan
Sedang
3.
Bekerja di meja, berdiri
kg
Sangat ringan
2.
0.00 – 2.25
Tanpa beban
Dapat diabaikan
1.
Bekerja di meja duduk
Ekuivalen beban
CONTOH PEKERJAAN
A. TENAGA YANG DIKELUARKAN
FAKTOR
Lampiran 16. Besarnya kelonggaran berdasarkan faktor-faktor yang berpengaruh
0.0 – 1.0
10 – 15
5 – 10
0 0–5 0–5
4.0 – 10.0
2.5 – 4.0
2.5 – 4.0
1.0 – 2.5
2
2
0
Pencahayaan baik
30.0 – 50.0
19.0 – 30.0
12.0 – 19.0
7.5 – 12.0
6.0 – 7.5
0.0 – 6.0
Pria
5
2
1
buruk
16.0 – 30.0
7.5 – 16.0
6.0 – 7.5
0.0 – 6.0
Wanita
KELONGGARAN (%)
100
0 0-5
5 – 10
6. Terasa adanya getaran lantai
5 – 15
0–5 0–5
4. Sangat bising 5. Jika faktor-faktor yang berpengaruh dapat menurunkan kualitas
7. Keadaan-keadaan yang luar biasa (bunyi, kebersihan dll.)
0–1 1–3
3. Siklus kerja berulang-ulang antara 0– 5detik
12 – 5 8–0 0–8 8 – 100 Di atas 100
Di atas 12
8 Berlebihan
2. Siklus kerja berulang-ulang antara 5 – 10 detik
0
10 – 0 5–0 0–5 5 – 40 Di atas 40
4 Kelemahan normal Diatas 10
KELONGGARAN (%)
4. Buruk G. KEADAAN LINGKUNGAN YANG BAIK 1. Bersih, sehat, cerah dengan kebisingan rendah
F. KEADAAN ATMOSFER*** 1. Baik 2. Cukup 3. Kurang baik
Ruangan yang berventilasi baik; udara segar Ventilasi kurang baik, ada bau-bauan (tidak berbahaya) Ada debu beracun atau tidak beracun tetapi banyak Ada bau berbahaya yang mengharuskan menggunakan alatalat pernapasan
0 – 13 13 – 22 22 – 28 28 – 38 Di atas 38
2. 3. 4. 5. 6.
Rendah Sedang Normal Tinggi Sangat tinggi
Di bawah 0
Temperatur (o C)
Pemeriksaan yang sangat teliti
CONTOH PEKERJAAN
E. KEADAAN TEMPERATUR TEMPAT KERJA ** 1. Beku
4. Pandangan terus menerus dengan fokus tetap
FAKTOR
Lampiran 16. (lanjutan)
101
Kontras antar warna hendaknya diperhatikan
Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi bagi wanita = 2 – 5,0%
Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi bagi pria = 0 – 2,5%
Catatan pelengkap :
permukaan laut dan keadaan iklim
*** Dipengaruhi juga oleh ketinggian tempat kerja dari
** Tergantung juga pada keadaan ventilasi
*
Lampiran 16. (lanjutan)
Lampiran 17. Tabel perhitungan waktu baku dengan aturan Westinghouse (Pria) Penyesuaian Faktor Nilai Ketrampilan 0,03 Usaha 0,02 Kondisi kerja -0,03 Konsistensi 0,01 jumlah 0,03 p 1,03
10,3
8,85
Ketrampilan Usaha Kondisi kerja Konsistensi jumlah p
0,08 0,08 -0,03 0,01 0,14 1,14
10,09
13,01
Ketrampilan Usaha Kondisi kerja Konsistensi jumlah p
-0,1 -0,08 -0,03 -0,04 -0,25 0,75
9,76
10,6
Ketrampilan Usaha Kondisi kerja Konsistensi jumlah p
0 0 -0,03 0 -0,03 0,97
10,28
8,02
Ketrampilan Usaha Kondisi kerja Konsistensi jumlah p
0,11 0,08 -0,03 0,03 0,19 1,19
9,54
No.
Nama
Ws
1.
Slamet
10
2.
3.
4.
5.
Tukidi
Mulyono
Sumarya
Karta
Wn
Kelonggaran Faktor Nilai Tenaga 20 Sikap 4 Gerakan 0 Mata 0 Suhu 8 5 Atmosfer Lingkungan 1 Pribadi 2 Tak terhindarkan 5 jumlah/100 0,45 i 4,64 Tenaga 20 Sikap 4 Gerakan 0 Mata 0 Suhu 8 5 Atmosfer Lingkungan 1 Pribadi 2 Tak terhindarkan 5 jumlah/100 0,45 i 4,54 Tenaga 20 Sikap 4 Gerakan 0 Mata 0 Suhu 8 Atmosfer 5 Lingkungan 1 Pribadi 2 Tak terhindarkan 5 jumlah/100 0,45 i 4,39 Tenaga 20 Sikap 4 Gerakan 0 Mata 0 Suhu 8 Atmosfer 5 Lingkungan 1 Pribadi 2 Tak terhindarkan 5 jumlah/100 0,45 i 4,63 Tenaga 20 Sikap 4 Gerakan 0 Mata 0 Suhu 8 5 Atmosfer Lingkungan 1 Pribadi 2 Tak terhindarkan 5 jumlah/100 0,45 i 4,29
jumlah n rata-rata
Wb
14,94
14,63
14,15
14,91
13,84
72,47 5 14,49
102
Lampiran 18. Tabel perhitungan waktu baku dengan aturan Westinghouse (Wanita)
11,11
Penyesuaian Faktor Nilai Ketrampilan -0,05 Usaha -0,04 Kondisi kerja -0,03 Konsistensi -0,02 jumlah -0,14 p 0,86
9,55
7,16
Ketrampilan Usaha Kondisi kerja Konsistensi jumlah p
0,11 0,1 -0,03 0,03 0,21 1,21
8,66
11,59
Ketrampilan Usaha Kondisi kerja Konsistensi jumlah p
-0,05 -0,04 -0,03 -0,02 -0,14 0,86
9,97
8,95
Ketrampilan Usaha Kondisi kerja Konsistensi jumlah p
0,03 0,02 -0,03 0,01 0,03 1,03
9,22
11,25
Ketrampilan Usaha Kondisi kerja Konsistensi jumlah p
-0,05 -0,04 -0,03 -0,02 -0,14 0,86
9,68
No.
Nama
Ws
1.
Mina
2.
3.
4.
5.
Nunung
Titi
Samirah
Sumarsih
Wn
Kelonggaran Faktor Nilai Tenaga 30 Sikap 4 Gerakan 0 Mata 0 Suhu 8 5 Atmosfer Lingkungan 1 Pribadi 5 Tak terhindarkan 5 jumlah/100 0,58 i 5,54 Tenaga 30 Sikap 4 Gerakan 0 Mata 0 Suhu 8 5 Atmosfer Lingkungan 1 Pribadi 5 Tak terhindarkan 5 jumlah/100 0,58 i 5,02 Tenaga 30 Sikap 4 Gerakan 0 Mata 0 Suhu 8 Atmosfer 5 Lingkungan 1 Pribadi 5 Tak terhindarkan 5 jumlah/100 0,58 i 5,78 Tenaga 30 Sikap 4 Gerakan 0 Mata 0 Suhu 8 Atmosfer 5 Lingkungan 1 Pribadi 5 Tak terhindarkan 5 jumlah/100 0,58 i 5,35 Tenaga 30 Sikap 4 Gerakan 0 Mata 0 Suhu 8 Atmosfer 5 Lingkungan 1 Pribadi 5 Tak terhindarkan 5 jumlah/100 0,58 i 5,61
jumlah n rata-rata
Wb
15,1
13,69
15,75
14,57
15,29
74,4 5 14,88
103
104
Titi
Samirah
4
4
4
4
6
6
1
2
3
1
2
3
Nama Gerakan ke- Kasus ke-
γ ( o) 110 117 90 151 107 87 80 131 95 85 65 78 105 134 126 141 101 143 129 134 108 87 90 129
θ ( o) 45 67 86 111 53 61 82 97 62 118 72 74 68 39 51 90 77 46 100 97 96 54 106 73
( o) 102 107 102 99 85 98 99 87 111 102 87 87 116 100 95 123 120 81 92 111 120 93 88 135
ε ( o) 78 73 78 81 95 82 81 93 69 78 93 93 64 80 85 57 60 99 88 69 60 87 92 45
δ
82,25
80
62
81,5
73,25
77,25
(o)
θ rata
103,5
126,75
126,5
80,75
101,25
117
γ rata (o)
71
79
71,5
83,25
87,75
77,5
(o)
δ rata
30
30
30
30
30
30
(o)
α
18,1485
18,1485
18,1485
26,9775
26,9775
26,9775
(N)
W
0
0
0
0
0
0
(N)
Wl
1,4
0
0
0
1,4
1,4
0
1,46
0
0
1,46
1,46
(m)
P
(m)
H
19
11
18,5
6,75
2,25
12,5
(o)
p
78,75
89
9,5
1,75
14,5
0,25
(o)
β
11,25
1
9,5
1,75
14,5
0,25
(o)
i
24,75
37,75
46
-7,5
25,75
27,25
(o)
o
-17,703
-1,584
-14,977
-4,119
-33,773
-0,589
(N)
Fm
-16,763
-1,385
-9,526
-2,168
-23,672
-0,296
(N)
Rx
Lampiran19.Tabel perhitungan beban biomekanik pada bahu kiri ketika gerakan memegang untuk menebang (wanita)
12,458
17,381
29,705
30,48
51,066
27,486
(N)
Ry
105
Nunung
Mina
7
3
6
1
7
5
3
2
5
5
2
1
97
93
86
58 110
77 117 83
102
98
98
82
75
124
108
89
105
95
99
121
130
94
100
91
109
87
96
99
85
85
93
70
93 109
70
102
74
92 103
127
53
112
54
111
122
43 70
80
40
120
80
56
88
96
66
71
122
55
65 97
138
55
107
130
38
21
121
58
77
93 119
64
Lampiran 19. (lanjutan) 88
97
78
94
82
82
98
91
75
85
81
59
50
86
80
89
71
93
84
81
95
71
87
77
90,25
94,75
81
51,25
54,5
53,75
84
101
88,75
94,5
116
115,75
87,75
86,5
68,75
81,5
88,25
80,75
30
30
30
30
30
30
22,2687
22,2687
22,2687
18,3447
18,3447
18,3447
0
0
0
0
0
0
1,49
1,49
1,49
1,37
1,37
1,37
0
0
0
0
0
0
2,25
3,5
21,25
8,5
1,75
9,25
87,5
81,75
77,75
30,25
33,75
27
2,5
8,25
12,25
30,25
33,75
27
0
19,25
11
34,75
59,75
52,75
-4,857
-15,977
-23,625
-46,208
-50,959
-41,642
-4,308
-14,84
-22,5
-40,118
-45,704
-34,924
20,026
16,348
15,066
41,274
40,883
41,024
106
G
F
Nama
7
7
1
3
7
3
7
7
2
2
7
1
Gerakan ke- Postur ke-
130 168 114 141 91 156
120 95 94 74 121
124
94
87
116
90
112
124
97
84
114
128
102
151
109
79
117
102
98
91
173
109
105
149
116
100
99
93
119
100
101
93
97
99
100
127
98
121
95
136
87
61
109
61
70
96
147
92
131
105
95
140
84
106
104
110
( o) 111
72
116
66
ε
114
( o) 160
( o)
γ
θ
64
80
81
87
61
80
79
87
66
75
83
81
80
53
82
59
85
44
93
119
71
49
75
69
( o)
δ
96
100
93
85
88
88
(o)
θ rata
125,5
131,75
128,75
128
124,25
130
(o)
rata
γ
78
76,75
76,25
68,5
85,25
66
(o)
δ rata
30
30
30
30
30
30
(o)
α
28,94
28,94
28,94
27,959
27,959
27,959
(N)
W
0
0
0
0
0
0
(N)
Wl
1,59
1,59
1,59
1,61
1,61
1,61
(m)
H
0
0
0
0
0
0
(m)
P
12
13,25
13,75
21,5
4,75
24
(o)
p
72
66,75
73,25
73,5
87,25
68
(o)
β
18
23,25
16,75
16,5
2,75
22
(o)
i
107,5
108,5
112
111,5
121,5
62
(o)
o
-44,714
-57,118
-41,701
-39,703
-6,707
-52,367
(N)
Fm
Lampiran 20.Tabel perhitungan beban biomekanik pada bahu kiri ketika gerakan memegang untuk menebang (pria)
-43,737
-56,723
-40,591
-38,606
-5,963
-51,858
(N)
Rx
19,643
22,226
19,382
18,69
24,888
20,67
(N)
Ry
107
J
H
7
3
5
1
7
5
3
2
7
7
2
1
139 119 126 165 145 124 124 163 127 101 153 154 153 151 124 140 156 168 130 112 177 156 141 114
87 90 90 138 74 83 91 120 53 82 78 95 74 90 87 84 76 87 84 96 89 94 95 82
Lampiran 20. (lanjutan)
102
115
99
55
83
93
103
109
84
104
102
71
93
99
117
99
84
119
127
92
87
105
138
95
78
65
81
125
97
87
77
71
96
76
78
109
87
81
63
81
96
61
53
88
93
75
42
85
90
85,75
83,75
77
92
101,25
147
141,5
142
133,75
139
137,25
87,25
83
89,75
78
74,5
73,75
30
30
30
30
30
30
22,563
22,563
22,563
28,449
28,449
28,449
0
0
0
0
0
0
1,6
1,6
1,6
1,62
1,62
1,62
0
0
0
0
0
0
2,75
7
0,25
12
15,5
16,25
87,25
87,25
6
1
72,5
62,5
2,75
2,75
6
1
17,5
27,5
144,25
138,75
58
44,75
121,5
109,75
-5,413
-5,413
-11,792
-2,483
-42,774
-65,681
-4,812
-4,812
-6,931
-1,279
-41,76
-65,619
20,085
20,085
32,103
30,577
19,191
25,584
108
C
D
Nama
4
5
4
4
5
3
1
2
3
4
2
1
Gerakan ke- Postur ke-
γ ( o) 99 100 82 122 162 142 133 145 131 129 108 121 130 115 122 126 124 111 168 128 138 107 148 73
θ ( o) 60 65 55 85 68 85 69 105 35 20 30 56 53 50 83 60 60 44 94 68 34 38 79 48
135
88
93
120
111
92
81
120
123
95
100
116
87
87
102
111
87
99
98
85
99
102
107
102
( o)
ε
45
92
87
60
69
88
99
60
57
85
80
64
93
93
78
69
93
81
82
95
81
78
73
78
( o)
δ
49,75
66,5
61,5
35,25
81,75
66,25
(o)
θ rata
116,5
132,75
123,25
122,25
145,5
100,75
(o)
rata
γ
71
79
71,5
83,25
87,75
77,5
(o)
δ rata
30
30
30
30
30
30
(o)
α
18,1485
18,1485
18,1485
26,9775
26,9775
26,9775
(N)
W
3,92
3,92
3,92
3,92
3,92
3,92
(N)
Wl
1,4
1,4
1,4
1,46
1,46
1,46
(m)
H
0,49
0,49
0,49
0,52
0,52
0,52
(m)
P
19
11
18,5
6,75
2,25
12,5
(o)
p
21,25
12,5
10
48
6
11,25
(o)
β
Lampiran 21.Tabel perhitungan beban biomekanik pada bahu kanan ketika gerakan menebang (Wanita)
21,25
12,5
10
80,25
6
11,25
(o)
i
47,75
55,25
43,25
0
61,5
22
(o)
o
-11,369
-0,051
9,23
-108,54
3,131
4,783
(N)
Fm
-8,866
-0,035
5,933
-106,168
1,84
3,154
(N)
Rx
29,188
22,11
15,002
53,468
28,368
27,305
(N)
Ry
109
B
A
5
3
4
1
5
5
3
2
4
4
2
1 89 105 107 97 150 134 119 139 101 78 108 67 96 79 159 143 144 84 133 119 153
82 69 103 34 26 24 56 56 56 55 81 59 46 43 58 50 41 44 41
76
75 64
84
82 85
92
41
Lampiran 21. (lanjutan) 92
83
102
86
98
98
82
89
105
95
99
121
130
94
100
91
109
87
96
99
85
109
93
103
88
97
78
94
82
82
98
91
75
85
81
59
50
86
80
89
71
93
84
81
95
71
87
77
44
51,5
62
35
79,5
70,75
122,25
131,25
87,25
123,25
114,75
85,25
87,75
86,5
68,75
81,5
88,25
80,75
30
30
30
30
30
30
22,2687
22,2687
22,2687
18,3447
18,3447
18,3447
4,71
4,71
4,71
3,92
3,92
3,92
1,49
1,49
1,49
1,37
1,37
1,37
0,48
0,48
0,48
0,44
0,44
0,44
2,25
3,5
21,25
8,5
1,75
9,25
43,75
35
6,75
46,5
8,75
10
76
76,25
6,75
79,75
8,75
10
0
0
4
0
33,5
5,25
-82,993
-67,265
26,561
-74,471
13,469
15,919
-79,678
-60,963
15,892
-72,414
8,43
10,232
50,201
55,405
5,695
39,654
11,765
10,074
110
G
F
Nama
4
4
4
4
4
4
1
2
3
1
2
3
Gerakan ke- Postur ke-
γ ( o) 92 91 92 112 121 114 102 120 160 129 120 143 98 92 106 123 133 143 140 129 151 156 161 153
θ ( o) 85 60 38 54 48 78 39 58 43 51 39 44 42 44 74 72 43 66 68 72 34 56 60 50
116
100
99
93
119
100
101
93
114
105
97
99
100
127
98
121
95
136
87
103
109
131
105
111
( o)
ε
64
80
81
87
61
80
79
87
66
75
83
81
80
53
82
59
85
44
93
77
71
49
75
69
( o)
δ
50
62,25
58
44,25
55,75
59,25
(o)
θ rata
155,25
136,25
104,75
138
114,25
96,75
(o)
rata
γ
78
76,75
76,25
68,5
74,75
66
(o)
δ rata
30
30
30
30
30
30
(o)
α
28,9395
28,9395
28,9395
27,9585
27,9585
27,9585
(N)
W
4,91
4,91
4,91
4,91
4,91
4,91
(N)
Wl
1,59
1,59
1,59
1,61
1,61
1,61
(m)
H
0,48
0,48
0,48
0,48
0,48
0,48
(m)
P
12
13,25
13,75
21,5
15,25
24
(o)
p
28
14,5
18,25
24,25
19
6,75
(o)
β
Lampiran 22.Tabel perhitungan beban biomekanik pada bahu kanan ketika gerakan menebang (Pria)
28
14,5
18,25
24,25
19
6,75
(o)
i
93,25
60,75
33
72,25
43,25
13,5
(o)
o
-70,408
-16,668
-14,624
-45,302
-18,57
22,465
(N)
Fm
-59,709
-11,683
-10,911
-36,766
-14,015
13,442
(N)
Rx
71,155
45,733
43,583
59,331
45,047
14,863
(N)
Ry
111
J
H
4
4
4
4
7
4
1
2
3
1
2
3
99 150 102 91 141 156 111 116 156 116 130 137 97 85 140 116 121 173 125 118 146 138 150 136
80 56 57 92 79 49 56 88 63 41 70 76 80 71 94 88 80 83 76 100 80 44 59 68
Lampiran 22. (lanjutan) 95
102
115
99
55
83
93
103
109
84
104
102
71
93
99
117
99
84
119
127
92
87
105
138
85
78
65
81
125
97
87
77
71
96
76
78
109
87
81
63
81
96
61
53
88
93
75
42
62,75
84,75
83,25
62,5
68
71,25
142,5
134,25
109,5
134,75
131
110,5
87,25
83
89,75
78
74,5
73,75
30
30
30
30
30
30
22,563
22,563
22,563
28,449
28,449
28,449
4,91
4,91
4,91
4,91
4,91
4,91
1,6
1,6
1,6
1,62
1,62
1,62
0,48
0,48
0,48
0,52
0,52
0,52
2,75
7
0,25
12
15,5
16,25
24,5
88,25
6,5
15,5
6,5
2,5
24,5
1,75
6,5
15,5
6,5
2,5
77
132,5
26
60,25
47,5
23
-37,644
24,801
23,561
-17,692
12,495
33,58
-30,646
21,847
14,015
-12,619
7,432
18,043
49,328
39,207
8,528
45,754
23,31
5,033
112
D
C
A
Nama
3
1
1
2
1
1
1
2
1
1
2
1
Gerakan ke- Postur ke-
θ ( o) 36 94 24 31 61 59 90 73 52 54 43 27 90 62 70 30 57 104 80 66 99 86 90 90
γ ( o) 136 122 83 134 122 83 112 96 101 113 126 127 125 120 101 107 88 76 103 122 97 90 80 90 91,25
76,75
63
44
70,75
46,25
θ rataan (o)
89,25
97,25
113,25
116,75
103,25
118,75
γ rataan (o)
30
30
30
30
30
30
α (o)
26,9775
26,9775
18,1485
18,1485
18,3447
18,3447
W (N)
4,91
4,91
4,91
4,91
4,91
4,91
Wl (N)
1,46
1,46
1,4
1,4
1,37
1,37
H (m)
0
0
0
0
0
0
P (m)
1,25
13,25
27
46
19,25
43,75
β (o)
0,5
69,5
39,75
17,25
57,5
17,5
δ (o)
Lampiran 23.Tabel perhitungan beban biomekanik pada bahu kiri ketika gerakan membersihkan (Wanita)
159,59
163,76
121,56
103,49
122,93
107,36
Fm (N)
139,92
119,28
66,21
25,04
80,24
30,04
Rx (N)
-44,88
-80,32
-78,9
-77,37
-69,87
-79,82
Ry (N)
113
B
2
1
1
1
Lampiran 23. (lanjutan) 48 51 29 82 31 70 21 85
130 99 147 146 155 105 162 117 51,75
52,5
134,75
130,5
30
30
22,2687
22,2687
4,91
4,91
1,49
1,49
0
0
38,25
37,5
7
12
131,04
131,78
48,56
50,43
-94,54
-94,58
114
H
G
F
Nama
1
1
1
2
8
1
1
2
1
1
2
1
Gerakan ke- Postur ke-
θ ( o) 37 34 24 37 67 69 52 82 33 72 56 92 83 104 104 127 90 93 80 56 89 87 91 53
γ ( o) 92 163 68 57 115 159 96 105 69 81 88 99 65 55 104 105 90 87 58 67 126 71 62 106 80
79,75
104,5
63,25
91,25
75,5
30
30
30
30
84,25
82,25
30
30
α (o)
118,75
95
33
67,5
γ rataan (o)
θ rataan (o)
28,449
28,449
28,9395
28,9395
27,9585
27,9585
W (N)
4,91
4,91
4,91
4,91
4,91
4,91
Wl (N)
1,62
1,62
1,59
1,59
1,61
1,61
H (m)
0
0
0
0
0
0
P (m)
10
10,25
14,5
26,75
22,5
57
β (o)
Lampiran 24.Tabel perhitungan beban biomekanik pada bahu kiri ketika gerakan membersihkan (Pria)
78,75
94,25
-112,25
69
38,75
28
δ (o)
169,02
162,29
140,2
159,9
170,94
111,15
Fm (N)
129,48
123,87
100
87,67
104,06
5,82
Rx (N)
-75,29
-71,51
-64,42
-99,88
-102,75
-78,13
Ry (N)
115
J
2
1
8
1
Lampiran 24. (lanjutan) 82 77 47 10 86 86 81 116
70 59 86 76 87 84 119 73 92,25
54
90,75
72,75
30
30
22,563
22,563
4,91
4,91
1,6
1,6
0
0
2,25
36
-91,5
71,25
134,18
118,99
113,48
48,4
-44,13
-81,24
116
D
C
A
Nama
1
2
1
2
2
2
1
2
1
2
2
1
Gerakan ke- Postur ke-
113 111 108 81 170 177 138 130 98 99 72 70 128 111 129 123 102 101 133 100 160 149 159 159
25 41 27 38 26 52 44 35 54 70 61 44 52 84 55 64 35 30 30 40 70 22 20 31
o
o
35,75
33,75
63,75
57,25
39,25
32,75
()
θ rataan
γ ()
()
o
θ
156,75
109
122,75
84,75
153,75
103,25
o
()
γ rataan
30
30
30
30
30
30
o
()
α
26,9775
26,9775
18,1485
18,1485
18,3447
18,3447
W (N)
3,92
3,92
3,92
3,92
3,92
3,92
Wl (N)
1,46
1,46
1,4
1,4
1,37
1,37
H (m)
0,52
0,52
0,49
0,49
0,44
0,44
P (m)
54,25
56,25
26,25
32,75
50,75
57,25
o
()
β
31
14,75
31
62,5
24,5
19,5
o
()
n
Lampiran 25.Tabel perhitungan beban biomekanik pada bahu kanan ketika gerakan membersihkan (Wanita)
122,06
121,71
130,51
109,81
102,64
93,58
Fm (N)
12,23
7,96
72,51
50,28
16,5
4,49
Rx (N)
-90,55
-90,55
-86,45
-75,55
-79,03
-71,2
Ry (N)
117
B
2
1
1
2
Lampiran 25. (lanjutan)
47 48 25 31 41 51 27 32
65 54 66 66 120 154 173 169 37,75
37,75
154
62,75
30
30
22,2687
22,2687
4,71
4,71
1,49
1,49
0,48
0,48
52,25
52,25
26,25
65
120,7
100,54
16,28
13,56
-92,62
-72,65
118
H
G
F
Nama
1
1
1
2
1
2
1
2
1
2
2
1
Gerakan ke- Postur ke-
102 135 147 163 158 151 143 123 116 165 144 156 150
23 24 37 55 29 28 39 45 21 37 38 47
162
25
55
156
42
154
145
51
36
162
51
80
88
36
127
84
27
18
98
49
42
132
55
o
o
35,75
35,25
34,75
37,75
47,25
62
()
θ rataan
γ ()
()
o
θ
153,75
133,25
150,75
115,75
141,25
92,5
o
()
γ rataan
30
30
30
30
30
30
o
()
α
28,449
28,449
28,9395
28,9395
27,9585
27,9585
W (N)
4,91
4,91
4,91
4,91
4,91
4,91
Wl (N)
1,62
1,62
1,59
1,59
1,61
1,61
H (m)
0,52
0,52
0,48
0,48
0,48
0,48
P (m)
54,25
54,75
55,25
52,25
42,75
28
o
()
β
28
8
26
12
4
59,5
o
()
n
Lampiran 26.Tabel perhitungan beban biomekanik pada bahu kanan ketika gerakan membersihkan (Pria)
136,47
140,03
135,14
145,69
163,36
166,81
Fm (N)
13,67
12,81
11,19
19,65
48,44
88,4
Rx (N)
-102,43
-106,08
-100,83
-110,52
-123,15
-108,6
Ry (N)
119
J
2
1
1
2
Lampiran 26. (lanjutan) 90 72 113 95 126 133 156 150
62 60 49 77 46 61 60 22
47,25
62
141,25
92,5
30
30
22,563
22,563
4,91
4,91
1,6
1,6
0,48
0,48
42,75
28
4
59,5
143,67
143,05
42,6
75,8
-109,74
-93,84
120
Nama
Insiharno Jamsah Mulyono Slamet Tukidi Karta Sumarya
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Co1 Co2 Co3 Co4 Co5 Co8 Co7
No. Sampel
Nama No. Sampe Samirah Ce1 Seniwati Ce2 Marinten Ce3 Titi Ce4 Sumarsih Ce5 Siti Ce6 Mina Ce7 Nunung Ce8
No.
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Jumlah tebu yang ditebang (batang) 105 66 60 53 109 109 129 118
Jumlah tebu yang ditebang (batang) 99 96 66 126 128 92 160
Frekuensi penebangan dengan jumlah tebu yang ditebang 1 2 3 4 5 6 60 21 1 0 0 0 66 0 0 0 0 0 35 8 3 0 0 0 29 12 0 0 0 0 54 23 3 0 0 0 53 25 2 0 0 0 39 33 8 0 0 0 50 23 6 1 0 0 Rata-rata nilai produktivitas Frekuensi penebangan dengan jumlah tebu yang ditebang 1 2 3 4 5 6 64 16 1 0 0 0 58 19 0 0 0 0 32 8 6 0 0 0 48 17 8 5 0 0 50 31 4 1 0 0 69 10 1 0 0 0 41 17 15 3 2 3 Rata-rata nilai produktivitas
Waktu Produktivitas (menit) (batang/menit) 17,11 5,79 15,92 6,03 11,7 5,64 13,41 9,4 12,9 9,92 8,23 11,18 15,05 10,63 8,37
Waktu Produktivitas (menit) (batang/menit) 14,25 7,37 11,31 5,84 10,24 5,86 8,54 6,21 17,52 6,22 13,89 7,85 18,8 6,86 9,93 11,88 7,26
Lampiran 27.Perhitungan produktivitas tenaga tebang wanita dan pria berdasarkan pengamatan dari rekaman proses tebang.
Lampiran 28.Hasil kuesioner Nordic Body Map tenaga tebang pria NO.
JENIS KELUHAN A 1
0. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27.
Sakit/kaku di leher bagian atas Sakit/kaku di leher bagian bawah Sakit di bahu kiri Sakit di bahu kanan Sakit pada lengan atas kiri Sakit di punggung Sakit pada lengan atas kanan Sakit pada pinggang Sakit pada bokong Sakit pada pantat Sakit pada siku kiri Sakit pada siku kanan Sakit pada lengan bawah kiri Sakit pada lengan bawah kanan Sakit pada pergelangan tangan kiri Sakit pada pergelangan tangan kanan Sakit pada tangan kiri Sakit pada tangan kanan Sakit pada paha kiri Sakit pada paha kanan Sakit pada lutut kiri Sakit pada lutut kanan Sakit pada betis kiri Sakit pada betis kanan Sakit pada pergelangan kaki kiri Sakit pada pergelangan kaki kanan Sakit pada kaki kiri Sakit pada kaki kanan Jumlah
TINGKAT KELUHAN B C D 2 1 2 1 2 1 2 2 1 3
3 2 3
2
3 8
1 1 2
2 4 3
12
28
121
Lampiran 29.Hasil kuesioner Nordic Body Map tenaga tebang wanita NO.
JENIS KELUHAN A 1
0. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27.
Sakit/kaku di leher bagian atas Sakit/kaku di leher bagian bawah Sakit di bahu kiri Sakit di bahu kanan Sakit pada lengan atas kiri Sakit di punggung Sakit pada lengan atas kanan Sakit pada pinggang Sakit pada bokong Sakit pada pantat Sakit pada siku kiri Sakit pada siku kanan Sakit pada lengan bawah kiri Sakit pada lengan bawah kanan Sakit pada pergelangan tangan kiri Sakit pada pergelangan tangan kanan Sakit pada tangan kiri Sakit pada tangan kanan Sakit pada paha kiri Sakit pada paha kanan Sakit pada lutut kiri Sakit pada lutut kanan Sakit pada betis kiri Sakit pada betis kanan Sakit pada pergelangan kaki kiri Sakit pada pergelangan kaki kanan Sakit pada kaki kiri Sakit pada kaki kanan Jumlah
TINGKAT KELUHAN B C D 2 1 2 1 2 1 2 3 2 1 1
2
4 7 7 6 8 5
5 6 2 2 1
9
53
122
Lampiran 30. Peta tangan kiri dan tangan kanan untuk 1 batang tebu tiap siklus (wanita)
PETA TANGAN KIRI DAN TANGAN KANAN Tenaga Tebang Wanita
PEKERJAAN
: TEBANG TEBU
DEPARTEMEN
:
NOMOR PETA
:
SEKARANG / USULAN DIPETAKAN OLEH
: ABDUL MALIK HOSYIYAR ROHMAN
TANGGAL DIPETAKAN : 11 AGUSTUS 2008 Tangan kiri
Waktu (detik)
Menjangkau batang tebu
1,02
RE G
D
1,02
Memegang batang tebu untuk ditebang
1,18
H
U
1,18
Menebang
Mengarahkan
2,30
P
D
2,30
Menganggur (memegang golok tebang)
Memegang tebu untuk dibersihkan
2,17
H
U
2,17
Membersihkan trash
Meletakkan hasil tebang
0,93
M RL
D
3,34
Menganggur (memegang golok tebang)
Menganggur
Total
2,41
Simbol
Waktu (detik)
D
10,01
Tangan kanan Menganggur (memegang golok tebang)
10,01
RINGKASAN WAKTU TIAP SIKLUS
: 10,01 detik
JUMLAH BATANG TEBU TIAP SIKLUS
: 1 batang
WAKTU UNTUK MENDAPATKAN SATU BATANG TEBU
: 10,01 detik
123
Lampiran 31. Peta tangan kiri dan tangan kanan untuk 2 batang tebu tiap siklus (wanita)
PETA TANGAN KIRI DAN TANGAN KANAN Tenaga Tebang Wanita
PEKERJAAN
: TEBANG TEBU
DEPARTEMEN
:
NOMOR PETA
:
SEKARANG / USULAN DIPETAKAN OLEH
: ABDUL MALIK HOSYIYAR ROHMAN
TANGGAL DIPETAKAN : 11 AGUSTUS 2008 Tangan kiri
Waktu (detik)
Menjangkau batang tebu
1,17
RE G
D
1,17
Menganggur (memegang golok tebang)
Memegang batang tebu untuk ditebang
1,65
H
U
1,65
Menebang
Mengarahkan
2,92
P
D
2,92
Menganggur (memegang golok tebang)
Memegang tebu untuk dibersihkan
3,22
H
U
3,22
Membersihkan trash
Meletakkan hasil tebang
1,06
M RL
D
5, 34
Menganggur (memegang golok tebang)
Menganggur
Total
4,28
Simbol
Waktu (detik)
D
14,30
Tangan kanan
14,30
RINGKASAN WAKTU TIAP SIKLUS
: 14,30 detik
JUMLAH BATANG TEBU TIAP SIKLUS
: 2 batang
WAKTU UNTUK MENDAPATKAN DUA BATANG TEBU
: 14,30 detik
124
Lampiran 32.Usulan Peta tangan kiri dan tangan kanan (wanita)
PETA TANGAN KIRI DAN TANGAN KANAN Tenaga Tebang Wanita
PEKERJAAN
: TEBANG TEBU
DEPARTEMEN
:
NOMOR PETA
:
SEKARANG / USULAN DIPETAKAN OLEH
: ABDUL MALIK HOSYIYAR ROHMAN
TANGGAL DIPETAKAN : 11 AGUSTUS 2008 Tangan kiri
Waktu (detik)
Simbol
Menganggur
1,65
Menjangkau batang tebu
1,17
Mengarahkan sekaligus memegang tebu untuk dibersihkan
3,22
Meletakkan hasil tebang
1,06
M RL
Menganggur
4,28
D
Total
D RE G P H
11,38
Waktu (detik)
Tangan kanan
U
1,65
Menebang
U
1,17
Menjangkau batang tebu dengan golok
U
3,22
Membersihkan trash
D
5,34
Menganggur (memegang golok tebang)
11,38
RINGKASAN WAKTU TIAP SIKLUS
: 11,38 detik
JUMLAH BATANG TEBU TIAP SIKLUS
: 2 batang
WAKTU UNTUK MENDAPATKAN DUA BATANG TEBU
: 11,38 detik
125
Lampiran 33. Peta tangan kiri dan tangan kanan untuk 1 batang tebu tiap siklus (pria)
PETA TANGAN KIRI DAN TANGAN KANAN Tenaga Tebang Pria
PEKERJAAN
: TEBANG TEBU
DEPARTEMEN
:
NOMOR PETA
:
SEKARANG / USULAN DIPETAKAN OLEH
: ABDUL MALIK HOSYIYAR ROHMAN
TANGGAL DIPETAKAN : 11 AGUSTUS 2008 Tangan kiri
Waktu (detik)
Menjangkau batang tebu
0,94
RE G
U
0,94
Menganggur (memegang golok tebang)
Memegang batang tebu untuk ditebang
1,15
H
U
1,15
Menebang
Mengarahkan
2,02
P
U
2,02
Menganggur (memegang golok tebang)
Memegang tebu untuk dibersihkan
1,80
H
U
1,80
Membersihkan trash
Meletakkan hasil tebang
0,90
M RL
U
4,18
Menganggur (memegang golok tebang)
Menganggur
Total
3,28
Simbol
Waktu (detik)
D
10,10
Tangan kanan
10,10
RINGKASAN WAKTU TIAP SIKLUS
: 10,10 detik
JUMLAH BATANG TEBU TIAP SIKLUS
: 1 batang
WAKTU UNTUK MENDAPATKAN SATU BATANG TEBU
: 10,10 detik
126
Lampiran 34. Peta tangan kiri dan tangan kanan untuk 2 batang tebu tiap siklus (pria)
PETA TANGAN KIRI DAN TANGAN KANAN Tenaga Tebang Pria
PEKERJAAN
: TEBANG TEBU
DEPARTEMEN
:
NOMOR PETA
:
SEKARANG / USULAN DIPETAKAN OLEH
: ABDUL MALIK HOSYIYAR ROHMAN
TANGGAL DIPETAKAN : 11 AGUSTUS 2008 Tangan kiri
Waktu (detik)
Menjangkau batang tebu
1,03
RE G
U
1,03
Menganggur (memegang golok tebang)
Memegang batang tebu untuk ditebang
1,56
H
U
1,56
Menebang
Mengarahkan
3,05
P
U
3,05
Menganggur (memegang golok tebang)
Memegang tebu untuk dibersihkan
2,55
H
U
2,55
Membersihkan trash
Meletakkan hasil tebang
1,03
M RL
U
4,95
Menganggur (memegang golok tebang)
Menganggur
Total
3,92
Simbol
Waktu (detik)
D
13,13
Tangan kanan
13,13
RINGKASAN WAKTU TIAP SIKLUS
: 13,13 detik
JUMLAH BATANG TEBU TIAP SIKLUS
: 2 batang
WAKTU UNTUK MENDAPATKAN DUA BATANG TEBU
: 13,13 detik
127
Lampiran 35.Usulan peta tangan kiri dan tangan kanan (pria)
PETA TANGAN KIRI DAN TANGAN KANAN Tenaga Tebang Pria
PEKERJAAN
: TEBANG TEBU
DEPARTEMEN
:
NOMOR PETA
:
SEKARANG / USULAN DIPETAKAN OLEH
: ABDUL MALIK HOSYIYAR ROHMAN
TANGGAL DIPETAKAN : 11 AGUSTUS 2008 Tangan kiri
Waktu (detik)
Simbol
Menganggur
1,56
Menjangkau batang tebu
1,03
Mengarahkan sekaligus memegang tebu untuk dibersihkan
2,55
Meletakkan hasil tebang
1,03
M RL
Menganggur
3,92
D
Total
D RE G P H
10,08
Waktu (detik)
Tangan kanan
U
1,56
Menebang
U
1,03
Menjangkau batang tebu dengan golok
U
2,55
Membersihkan trash
U
4,95
Menganggur (memegang golok tebang)
10,08
RINGKASAN WAKTU TIAP SIKLUS
: 10,08 detik
JUMLAH BATANG TEBU TIAP SIKLUS
: 2 batang
WAKTU UNTUK MENDAPATKAN DUA BATANG TEBU
: 10,08 detik
128
Lampiran 36. Penguraian Gaya untuk Beban Biomekanik Postur 1:
Keterangan :
= badan = lengan atas = lengan bawah
θ i
β = 90 − θ i = 180 − γ n = 90 − (θ + i ) = 90 − (θ + (180 − γ )) ∑MA = 0
Fmy ( AB cos β ) + Fmx ( AB sin β ) + 0.05W * AC cos β + WL (((CD + p )cos n) + ( AC cos β )) = 0 1 2
Fm (sin(α + β ))AB cos β + Fm (cos(α + β ))AB sin β − 0.05W * AC cos β − WL (((CD + 12 p )cos n) + ( AC cos β )) = 0
Fm ((sin(α + β )AB cos β ) − (cos(α + β )sin β )) − 0.05W * AC cos β − WL (((CD + 12 p )cos n) + ( AC cos β )) = 0 Fm =
0.05W * AC cos β + WL (((CD + 12 p )cos n) + ( AC cos β )) (sin(α + β )AB cos β ) − (cos(α + β )sin β )
∑ Fy = 0 R y + Fm sin (α + β ) − 0 . 05 W − WL = R y = 0 . 05 W + WL − Fm sin (α + β )
∑ Fx = 0
R x − Fm cos (α + β ) = 0
R x = Fm cos (α + β )
129
Lampiran 36. (lanjutan) Keterangan :
Postur 2:
= badan = lengan atas = lengan bawah
β = 90 − θ n = 180 − (β + γ )
∑MA = 0
Fmy ( AB cos β ) + Fmx ( AB sin β ) + 0.05W * AC cos β + WL (((CD + 12 p )cos n) + ( AC cos β )) = 0
Fm (sin(α + β ))AB cos β + Fm (cos(α + β ))AB sin β − 0.05W * AC cos β − WL (((CD + 12 p )cos n) + ( AC cos β )) = 0
Fm ((sin(α + β )AB cos β ) − (cos(α + β )sin β )) − 0.05W * AC cos β − WL (((CD + 12 p )cos n) + ( AC cos β )) = 0 Fm =
0.05W * AC cos β + WL (((CD + 12 p )cos n) + ( AC cos β )) (sin(α + β )AB cos β ) − (cos(α + β )sin β )
∑ Fy = 0 R y + F m sin (α + β ) − 0 . 05W − WL = 0 R y = 0 . 05W + WL − F m sin (α + β )
∑ Fx = 0
R x − Fm cos (α + β ) = 0
R x = Fm cos (α + β )
130
Lampiran 36. (lanjutan) Postur 3:
O
β = θ − 90 O =α −β
Keterangan :
Fmy = Fm sin O Fmx = Fm cos O
= badan = lengan atas = lengan bawah
p = 90 − β i=γ − p = γ − (900 − β ) ∑M
A
=0
F my AB cos β + Fmx AB sin β − 0 .05W ( AC cos β ) − WL ( AC cos β + CD sin i ) = 0 F m (sin O * AB cos β ) + Fm (cos O * AB sin β ) − 0 .05W ( AC cos β ) − WL ( AC cos β + CD sin i ) = 0 Fm =
0 .05W ( AC cos β ) + WL ( AC cos β + CD sin i ) (sin O * AB cos β ) + (cos O * AB sin β )
∑ Fy = 0 R y + Fmy − 0.05W − WL = 0 R y = 0.05W + WL − Fm sin O
∑ Fx = 0 R x − Fmx = 0 R x = Fm cos O
131
Lampiran 36. (lanjutan) Postur 4:
∑ Fy = 0 − R y − Fmy + w + w L = 0 R y = W + W L − Fm cos( α + β )
∑ Fx = 0 − R x + Fmx = 0 R x = Fm sin( α + β ) Keterangan :
Keterangan :
β = 90 − ( ρ + θ ) ⇒ ρ = (90 − δ ) β = 90 − (( 90 − δ ) + θ )
= badan = lengan atas = lengan bawah
β = δ −θ o = γ − h ⇒ h = ( 90 − i ) o = γ − ( 90 − i ) o = γ − 90 + i
∑MA = 0 Fmy . AB sin β − Fmx . AB cos β − 0 ,05 .W .CF + W L .GJ = 0 Fmy . AB sin β − Fmx . AB cos β − 0 ,05 .W .( AC sin i ) + W L .EJ cos o = 0 Fm .(cos( α + β ). AB sin β ) − Fm (sin( α + β ). AB cos β ) − 0 ,05 .W .( AC sin i ) + W L .EJ cos( γ − 90 + i ) = 0 Fm =
0 , 05 .W .( AC sin i ) − W L . EJ cos( γ − 90 + i ) (cos( α + β ). AB sin β ) − (sin( α + β ). AB cos β )
Fm =
0 ,05 .W .( AC sin i ) − W L . EJ cos( γ − 90 + i ) [cos( α + (δ − θ )). AB sin( δ − θ )] − [sin( α + (δ − θ )). AB cos( δ − θ )]
132
Lampiran 36. (lanjutan) Postur 5:
ρ = (90 − δ ) i = γ − (θ + ρ ) i = γ − (θ + 90 − δ ) i = γ + δ − θ − 90
β = 90 − (θ + p )
∑ Fy = 0
Keterangan :
− R y − Fmy + w + wL = 0
= badan = lengan atas = lengan bawah
R y = W + WL − Fm cos(α + β )
∑ Fx = 0 − Rx + Fmx = 0 Rx = Fm sin(α + β )
∑MA = 0 Fmy . AB sin β − Fmx . AB cos β − 0,05.W . AC cos θ − WL .( AC cos θ − CJ cos i ) = 0 Fm .(cos(α + β ). AB sin β ) − Fm (sin(α + β ). AB cos β ) − 0,05.W . AC cos θ − WL .( AC cos θ − CJ cos i ) = 0 Fm =
0,05.W . AC cos θ + WL .( AC cos θ − CJ cos i ) (cos(α + β ). AB sin β ) − (sin(α + β ). AB cos β )
Fm =
0,05.W . AC cos θ + WL .[ AC cos θ − CJ cos(γ + δ − θ − 90)] [cos(α + (180 − γ − δ )). AB sin(180 − γ − δ )] − [sin(α + (180 − γ − δ )). AB cos(180 − γ − δ )]
Fm =
0,05.W . AC cos θ + WL .[ AC cos θ − CJ cos(γ + δ − θ − 90)] [cos(α + (180 − γ − δ )). AB sin(180 − γ − δ )] − [sin(α + (180 − γ − δ )). AB cos(180 − γ − δ )]
133
Lampiran 36. (lanjutan) Postur 6:
i = δ −θ O = 90 − (i + γ )
Fmy
Rx
A
β =i p =γ +O
βθ
δ
Fm
α
Fmy
B
ED = CD − CE CF = AC cos p CF CE = cos O AC cos p = cos O AC cos p ED = CD − cos O
Ry
i
C
Keterangan :
γ
ρ
D
ο
= badan = lengan atas = lengan bawah
∑M = 0 − Fmx AB cos β + Fmy AB sin β − 0.05W * AC sin i + WL * ED cos O = 0
− Fm (sin (α + β )AB cos β ) + Fm(cos(α + β )AB sin β ) − 0.05W * AC sin i + WL * ED cos O = 0 Fm =
(
)
0.05W * AC sin i + WL CD − ACcoscosO p cos O sin (α + β )AB cos β + cos(α + β )AB sin β
∑ Fy = 0 − R y − Fm + 0.05W + WL = 0
R y = 0.05W + WL − Fm cos(α + β )
∑ Fx = 0 − R x + Fmx = 0
R x = Fm sin (α + β )
134
Lampiran 36. (lanjutan)
Postur 7: Fmy
β = 90 − i
Fm
o=γ −i i =θ −δ
α
Fmx
A
B
δ
i
γ
β
Keterangan :
C
= badan = lengan atas = lengan bawah
W
ο
WL
∑MA = 0 − Fmy AB cos β + Fmx AB sin β + 0.05W * AC cos β + Wl (Cj cos o + AC cos β ) = 0 Fm (− sin (α + β )AB cos β ) + Fm (cos(α + β )AB sin β ) + 0.05W * AC cos β + Wl (Cj cos o + AC cos β ) = 0 Fm =
0.05W * AC cos β + Wl (Cj cos o + AC cos β ) sin (α + β )AB cos β − cos(α + β )AB sin β
∑ Fy = 0 R y + Fmy − 0.05W − Wl = 0 R y = 0.05W + Wl − Fm sin (α + β )
∑ Fx = 0 − R x − F mx = 0
R x = − Fm cos(α + β )
Lampiran 36. (lanjutan) D i F my
W
135
Postur 8: Keterangan :
β = θ − 90 i = 90 − (γ − β )
L
o = (α − β ) EC = CD sin i CF =
EC cos β
AF = AC − CF
∑ Fy = 0 − R y − Fmy + W + WL = 0 R y = W + WL − Fm sin(α − β )
Keterangan : ∑ Fx = 0 − Rx + Fmx = 0
= badan = lengan atas = lengan bawah
Rx = Fm cos(α + β )
∑MA = 0 − Fmy . AB cos β − Fmx . AB sin β + 0,05.W . AC cos β + WL . AF cos β = 0 − Fm .(sin(α − β ). AB cos β ) + Fm (cos(α − β ). AB sin β ) + 0,05.W . AC cos β + WL . AF cos β = 0 Fm =
0,05.W . AC cos β + WL . AF cos β sin(α − β ). AB cos β + cos(α − β ). AB sin β
4
136
4
8
137
Lampiran 37.Alur gerakan elemen menjangkau
138
Lampiran 38. Alur gerakan elemen menebang
139
10
6
5
9
2
1
Lampiran 39. Alur gerakan elemen menarik batang tebu
11
7
3
8
4
12
140
22
18
17
21
14
13
Lampiran 39. (lanjutan)
23
19
15
24
20
16
141
25
Lampiran 39. (lanjutan)
27
30
26
29
28
8
4
142
2
6
1
5
Lampiran 40. Alur gerakan elemen membersihkan trash
7
3
8
4
Lampiran 41. Alur gerakan elemen meletakkan hasil tebang Lampiran 42.Perhitungan uji-t dari perbedaan waktu kerja antara pria dengan wanita
143
1. Gerakan menjangkau Ho = waktu kerja tidak berbeda antara pria dan wanita α =0,05 n =5 derajat bebas v = 4 wilayah kritik t > 2.132 t < ‐2.132 pria
1,25 0,93 1 0,78 1,16
d2
d
0,91 0,9 1,1 1,05 0,76
0,34
0,1156
0,03
0,0009
‐0,1
0,01
‐0,27
0,0729
0,16 0,3594
0,4 0,4 0,08
Σ d =
wanita
sd2 = 0,08185 sd = 0,286094 t = 0,625267 kesimpulan : waktu kerja antara pria dan wanita tidak berbeda nyata jika masuk wilayah kritik tolak Ho jika tidak masuk wilayah kritik terima Ho
2. Gerakan Menebang Ho = waktu kerja tidak berbeda antara pria dan wanita α =0,05 n =5 derajat bebas v =4 wilayah kritik t > 2.132 t < ‐2.132 pria
1,29 1,06 1,05 1,01 1,5
wanita
0,14
0,0196
‐0,03
0,0009
‐0,32
0,1024
‐0,05
0,0025
0,41 0,15 0,03
0,1681 0,2935
0,07225
1,15 1,09 1,37 1,06 1,09
Σ d =
sd2 =
d2
d
Lampiran 42. (lanjutan)
sd =
0,268794
144
t = 0,249567 kesimpulan : waktu kerja antara pria dan wanita tidak berbeda nyata jika masuk wilayah kritik tolak Ho jika tidak masuk wilayah kritik terima Ho
3. Gerakan Menarik Ho = waktu kerja tidak berbeda antara pria dan wanita α =0,05 n =5 derajat bebas v =4 wilayah kritik t > 2.132 t < ‐2.132 pria
2,39 1,56 2,5 2,41 2,63
d2
d
1,87 1,97 2,47 2,22 1,57
0,52
0,2704
‐0,41
0,1681
0,03
0,0009
0,19
0,0361
1,1236 1,5991
1,06 1,39 0,278
Σ d =
wanita
sd2 = 0,30317 sd = 0,550609 t = 1,128981 kesimpulan : waktu kerja antara pria dan wanita tidak berbeda nyata jika masuk wilayah kritik tolak Ho jika tidak masuk wilayah kritik terima Ho
4. Gerakan Membersihkan Ho = waktu kerja tidak berbeda antara pria dan wanita α =0,05 n =5 derajat bebas v =4 wilayah kritik t > 2.132 t < ‐2.132 pria
wanita
d
2,38 1,77 0,61 Lampiran 42. (lanjutan) 1,11 1,27 ‐0,16 Lampiran 42. (lanjutan)
d2
0,3721
0,0256
145
2,64 2,35 2,37
2,27 2,05 1,66
0,1369
0,3
0,09
0,5041 1,1287
0,71 1,83 0,366
Σ d =
0,37
sd2 = 0,11473 sd = 0,338718 t = 2,416171 kesimpulan : waktu kerja antara pria dan wanita berbeda nyata jika masuk wilayah kritik tolak Ho jika tidak masuk wilayah kritik terima Ho
5. Gerakan Mengarahkan Ho = waktu kerja tidak berbeda antara pria dan wanita n =5 α =0,05 derajat bebas v =4 wilayah kritik t > 2.132 t < ‐2.132 pria
0,93 0,76 1,17 0,87 0,93
wanita
d2
d
1,08 0,63 0,95 0,93 0,9 Σ d =
‐0,15
0,0225
0,13
0,0169
0,22
0,0484
‐0,06
0,0036
0,03 0,17 0,034
0,0009 0,0923
sd2 = 0,02163 sd = 0,147071 t = 0,516935 kesimpulan : waktu kerja antara pria dan wanita tidak berbeda nyata jika masuk wilayah kritik tolak Ho jika tidak masuk wilayah kritik terima Ho
Lampiran 42. (lanjutan)
146
6. Gerakan Menganggur Ho = waktu kerja tidak berbeda antara pria dan wanita α =0,05 n =5 derajat bebas v =4 t < ‐ wilayah kritik t > 2.132 2.132 pria
wanita
d2
d
2,87
3,22
‐0,35
0,1225
1,74
2,99
‐1,25
1,5625
3,23
4,85
‐1,62
2,6244
1,53
3,29
‐1,76
3,0976
2,66
2,04
0,62 0,3844 ‐4,36 7,7914 ‐0,872
Σ d =
sd2 = 0,99737 sd = 0,998684 t = ‐1,95242 kesimpulan : waktu kerja antara pria dan wanita tidak berbeda nyata jika masuk wilayah kritik tolak Ho jika tidak masuk wilayah kritik terima Ho
147