PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
STUDI DESKRIPTIF STRATEGI COPING MAHASISWA MANTAN PECANDU MINUMAN BERALKOHOL DALAM MENGHADAPI MASALAH SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Psikologi
Disusun Oleh: Nama
:
VINCENTIUS AWAN HANANTO
NIM
:
019114005
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2009
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
STUDI DESKRIPTIF STRATEGI COPING MAHASISWA MANTAN PECANDU MINUMAN BERALKOHOL DALAM MENGHADAPI MASALAH SKRIPSI
Dipersiapkan dan disusun oleh Nama
: Vincentius Awan Hananto
NIM
: 019114005
Telah dipertahankan didepan dosen penguji pada tanggal 12 Februari 2009 dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Nama Lengkap
Tanda Tangan
Penguji I
A.Tanti Arini, S.Psi., M.Si.
Penguji II
Dr. Ch. Siwi Handayani, S.Psi., M.Si.
Penguji III
MM. Nimas Eki Suprawati, S.Psi., M.Si.
Yogyakarta, 22 April 2009 Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Dekan,
P. Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tetapkanlah satu pilihan terbaik dari sekian banyak alternatif pilihan dan bertanggung jawablah atas pilihan mu itu.
When money is lost, nothing is lost When health is lost, something is lost When character is lost, everything is lost ….…..
KUPERSEMBAHKAN KARYA SEDERHANAKU INI UNTUK : Kemuliaan-Nya, Semua yang kucinta dan mencintaiku, Bapak, Ibu, yang kusayangi, semua sahabat-sahabat terkasihku, dan kau yang begitu sempurna di hatiku. Terima kasih untuk semua yang indah ini.
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa, skripsi yang telah saya susun ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 20 Februari 2009 Penulis
Vincentius Awan Hananto
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama
: Vincentius Awan Hananto
Nomor Mahasiswa
: 019114005
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
STUDI DESKRIPTIF STRATEGI COPING MAHASISWA MANTAN PECANDU MINUMAN BERALKOHOL DALAM MENGHADAPI MASALAH beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 22 April 2009 Yang menyatakan,
( Vincentius Awan Hananto )
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A DESCRIPTIVE STUDY OF COPING STRATEGY STUDENT FORMER LIQUOR IN FACING PROBLEM GENERATING STRESS Vincentius Awan Hananto University Sanata Dharma Yogyakarta 2008
This research done based on phenomenon that student former liquor has strong desire to take to alcohol when facing problem generating stress, and the situation will make former the liquor does various business to master, assuages, or eliminates various pressures experienced by its the which in this research conceived of coping strategy. Basically coping strategy is behaviour or effort for individual to face problem and is specific response to situation that full of pressure. This research applies qualitative research with study diskriptif. Purpose of this research is to know strategy coping applied by student former liquor, and how coping strategy process. Responder in this research is 4 ( four) student former liquor which has experienced minimum dependency during 3 year and having age between 24-27 years. To explain behavior and identifies subject problem, this research applies interview method. Data analysis done with (1) Does interview transcript, (2) Does coding data, that is by using tables to facilitate comprehends data. (3) Makes conclusion from data which has collected. From data analysed obtained result that, strategy coping experienced by by student former liquor can emerge in the form of strategy coping without consuming alcohol, that is PFC (Problem Focused Coping) : actif coping, planning, seeking social support instrumental for of reasons, suppresion of competing, restraint coping and EFC (Emotion Focused Coping): positive reinterpretation and growth, acceptance, bounces disengagement, alcohol drug disengagement, seeking social support for emotional reasons and turning to religion That student former liquor is not annoyed with problem generating stres especially faces desire to return to beverage alcohol, hence student former liquor need support from area, good of family and public Keywords : alcoholic addict, strategy coping
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
STUDI DESKRIPTIF STRATEGI COPING MAHASISWA MANTAN PECANDU MINUMAN BERALKOHOL DALAM MENGHADAPI MASALAH
Vincentius Awan Hananto Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2008
Penelitian ini dilakukan berdasarkan fenomena bahwa mahasiswa mantan pecandu minuman beralkohol mempunyai keinginan yang kuat untuk lari ke alkohol ketika menghadapi masalah, dan keadaan tersebut akan membuat mantan pecandu minuman beralkohol tersebut melakukan berbagai usaha untuk menghadapi masalah yang dialaminya yang dalam penelitian ini disebut sebagai strategi coping. Pada dasarnya strategi coping adalah tingkah laku atau usaha individu untuk menghadapi masalah merupakan respon yang spesifik terhadap situasi yang penuh tekanan. Skripsi ini menggunakan penelitian kualitatif dengan studi diskriptif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi coping yang digunakan oleh mahasiswa mantan pecandu minuman beralkohol. Subjek dalam studi diskriptif ini adalah 4 (empat) mahasiswa mantan pecandu minuman beralkohol yang telah mengalami ketergantungan minimal selama 3 tahun dan berusia antara 24-27 tahun. Untuk menjelaskan perilaku dan mengidentifikasikan masalah subjek, penelitian ini menggunakan metode wawancara. Analisis data dilakukan dengan (1) Melakukan transkrip wawancara, (2) Melakukan coding data, yaitu dengan menggunakan tabel untuk memudahkan memahami data. (3) Membuat kesimpulan dari data yang sudah terkumpul. Dari data yang dianalisis diperoleh hasil bahwa, strategi coping mahasiswa mantan pecandu minuman beralkohol bisa muncul dalam bentuk PFC (Problem Focused Coping) actif coping, planning, seeking social support for instrumental reasons, suppresion of competing, restraint coping dan EFC (Emotion Focused Coping) positive reinterpretation and growth, acceptance, mental disengagement, alcohol drug disengagement, seeking social support for emotional reasons dan turning to religion. Agar mahasiswa mantan pecandu minuman beralkohol tidak terganggu dengan masalah yang menimbulkan stres terutama menghadapi keinginan untuk kembali ke minuman beralkohol, maka mahasiswa mantan pecandu minuman beralkohol membutuhkan dukungan dari lingkungan, baik keluarga dan masyarakat. Kata kunci : alkoholik, strategi coping
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kuucapkan pada Jesus Kristus, atas berkat, perlindungan,
dan
bimbinganNya yang telah diberikan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Banyak halangan dan hambatan untuk menyelesaikan skripsi ini, sehingga dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih yang sebesarbesarnya kepada semua yang sangat berarti dalam penyelesaian skripsi ini. Ucap syukur dan terima kasih kepada : 1. Ibu Tanti Arini, S.Psi., M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberi bimbingan, petunjuk, dan saran-saran hingga penulisan skripsi ini selesai. Terima kasih juga karena waktunya yang begitu sibuk. 2. Ibu dan Bapakku tercinta yang telah dengan tulus dan sabar mendoakan, menjadi sarana dan memberi kesempatan untukku ada di dunia ini. 3. Mas Rendra, mba Lusy, mas Yo dan keluarga besar yang telah banyak memberikan dukungan serta doa. 4. myEve yang telah banyak memberikan dukungan berupa waktu, tenaga, dan pikiran dalam proses penyelesaian skripsi ini. Terimakasih atas kepercayaan serta kesabaran yang telah diberikan kepadaku. 5. Management, staff, dan crew serta para mitra usaha Chicken and Shake. Let’s Shake Totally. 6. Poncowati Group yang selalu member motivasi dalam penyelesaian skripsi ini. Finnaly I’m done brother. 7. Prof. Sugeng yang telah banyak member input materi dalam skripsi ini 8. Mas Gandung, Mbak Nanik, Pak Gik, Mas Muji dan semua Sadhar crews, Thanks
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
for the support!! 9. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis, Vincentius Awan Hananto
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………..…………………………………………..................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ………………………...................
ii
HALAMAN PENGESAHAN……………………...…….………………..................
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………………................... iv HALAMAN MOTTO…………………………...…………………………................
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA…………...………………………................
vi
ABSTRAK...........………………………………………………………….................. viii ABSTRACT…………………………..…………………………………......................
ix
KATA PENGANTAR……………………................................................................... ix DAFTAR ISI…………………………………………………………..........................
x
DAFTAR TABEL…………...……………………………………………................... xv DAFTAR GAMBAR………..……...………………………………............................. xvi DAFTAR LAMPIRAN……………...……………………………............................... xvii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah…………………………………………….................
1
B. Rumusan Masalah……….........…………………………………….................
9
C. Tujuan Penelitian…...........…………………………………………................
9
D. Manfaat Penelitian.........……………………………………………................
9
BAB II LANDASAN TEORI A. Minuman Beralkohol..........………………………………………….............
10
1. Pengertian Minuman Beralkohol..............................................................
10
2. Jenis-Jenis Minuman Beralkohol..............................................................
11
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Efek Minuman Beralkohol........................................................................
12
4. Pecandu Alkohol.......................................................................................
12
5. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Seseorang Menjadi Pecandu Minuman Beralkohol..................................................................................................
14
6. Mantan Pecandu Alkohol...........................................................................
16
7. Organisasi-Organisasi yang Peduli Terhadap Alkohol..............................
16
B. Stress dan Coping……….........……………………………………................
18
1. Stress..........................................................................................................
18
a. Pengertian Stress.................................................................................. 18 b. Sumber Stress....................................................................................... 18 c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Stress........................................... 20 d. Pendekatan-Pendekatan Stress............................................................. 21 e. Gejala Stress......................................................................................... 22 2. Coping.…………………………………………………………………. . 24 a. Pengertian Coping................................................................................ 24 b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Coping........................................ 32 C. Mahasiswa........................................................................................................ 33 D. Masalah-Masalah yang Dihadapi Mahasiswa Mantan Pecandu Alkohol.............................................................................................................
35
E. Strategi Coping Mantan Pecandu Alkohol Dalam Menghadapi Masaslah…..
35
F. Pertanyaan Penelitian..................................................................................
37
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian...........................................................................................
38
B. Subjek Penelitian…...................................................................................
39
C. Metode Pengumpulan Data........................................................................
40
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
D. Keabsahan Data Penelitian.........................................................................
42
1. Kredibilitas..........................................................................................
42
2. Konfirmabilitas...................................................................................
44
E. Metode Analisis Data................................................................................
45
BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN, HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian..............................................................................
47
1. Persiapan Penelitian............................................................................
47
2. Tempat dan Waktu Penelitian.............................................................
47
3. Proses Penelitian..................................................................................
48
B. Hasil Penelitian...........................................................................................
51
1. Data Demografi Subjek…...................................................................
51
2. Hasil Analisis Per Subjek…..………………......................................
52
a. Subjek 1………………………………………………………….
52
1. Awal Konsumsi Sampai Berhenti Konsumsi……………….. .
52
2. Masalah-masalah yang Menimbulkan Stres pada Subjek 1 dan Strategi Copingnya…………………………….………… b. Subjek 2…………………………………………………………. 1. Awal Konsumsi Sampai Berhenti Konsumsi……………….. .
56 59 59
2. Masalah-masalah yang Menimbulkan Stres pada Subjek 2 dan Strategi Copingnya……………………………………………
62
c. Subjek 3………………………………………………………….
67
1. Awal Konsumsi Sampai Berhenti Konsumsi……………….. .
67
2. Masalah-masalah yang Menimbulkan Stres pada Subjek 3 dan Strategi Copingnya……………………………………… d. Subjek 4………………………………………………………….
xiii
69 72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Awal Konsumsi Sampai Berhenti Konsumsi……………….. .
72
2. Masalah-masalah yang Menimbulkan Stres pada Subjek 4 dan Strategi Copingnya…………………….…………………
74
3. Hasil Analisis 4 Subjek………………………………………………….
78
C. Pembahasan…………………………………………………………………
83
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan..................................................................................................
96
B. Saran.............................................................................................................
97
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
100
LAMPIRAN..............................................................................................................
103
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 1.
Data Demografi Responden...............................................................
51
Tabel 2.
Penyebab Subjek 1 Mengkonsumsi Alcohol, Menjadi Pecandu dan Berhenti Mengkonsumsi Alkohol ……..........................................................
55
Tabel 3.
Masalah yang Dihadapi Subjek 1 dan Strategi Copingnya………...
58
Tabel 4.
Penyebab Subjek 2 Mengkonsumsi Alcohol, Menjadi Pecandu dan Berhenti Mengkonsumsi Alkohol ……..........................................................
62
Tabel 5.
Masalah yang Dihadapi Subjek 2 dan Strategi Copingnya………...
64
Tabel 6.
Penyebab Subjek 3 Mengkonsumsi Alcohol, Menjadi Pecandu dan Berhenti Mengkonsumsi Alkohol ……..........................................................
69
Tabel 7.
Masalah yang Dihadapi Subjek 2 dan Strategi Copingnya………...
70
Tabel 8.
Penyebab Subjek 4 Mengkonsumsi Alcohol, Menjadi Pecandu dan Berhenti
Tabel 9. Tabel 10.
Mengkonsumsi Alkohol ……..........................................................
74
Masalah yang Dihadapi Subjek 4 dan Strategi Copingnya………...
76
Kategorisasi Penyebab Subjek Mengkonsumsi Alkohol, Menjadi Pecandu, dan Berhenti Mengkonsumsi Alkohol…………………………………..
Tabel 11.
Kategorisasi Bentuk EFC Pada Subjek Awal Memutuskan Berhenti- Setelah Menjadi Mantan Pecandu……… …………………………………..
Tabel 12.
78
80
Kategorisasi Bentuk PFC Pada Subjek Awal Memutuskan Berhenti- Setelah Menjadi Mantan Pecandu……… …………………………………..
xv
81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Skema I. Kerangka Konseptual Penelitian Strategi Coping Pecandu Alkohol Sampai Menjadi Mantan Pecandu Alkohol................................................................................
xvi
36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN Lembar Persetujuan Subjek………………………………………………………. 103 Verbatim dan Koding.............................................................................................. 107
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Minuman keras telah menjadi masalah dunia. Negara Afrika, Amerika Latin, Amerika Utara, Eropa, Asia, Australia maupun di mana saja manusia hidup, bahkan di antara suku-suku bangsa primitif di pulau-pulau terpencil di Indonesia kecanduan alkohol telah menjadi salah satu persoalan hidup manusia yang utama. Kecanduan alkohol menghancurkan kehidupan keluarga, pekerjaan, merusak tubuh, dan menjadi sebab utama dari segala macam perbuatan kriminal. Sedikit sekali tempat di bumi ini yang terbebas dari pengaruh yang merusak ini (Garry, 2000). Terjadinya perubahan hidup di Indonesia, globalisasi, industrialisasi disertai cepatnya arus informasi berpengaruh terhadap perubahan drastis meningkatnya pemakaian minuman beralkohol tinggi atau sering disebut minuman keras (miras) di kalangan anak muda. Peningkatan penyalahgunaan NAPZA dapat dilihat dalam tabel 1. Tabel 1. Data Penyalahgunaan NAPZA Indonesia
Narkotika
2001 2002 2003 2004 2005 2006 Total 1.907 2.040 9.929 3 .874 8 .171 9 .422 29.343
Psikotropika
1.648 1.632 2 .590 3 .887
Bahan Adiktif Jumlah Total Kenaikan (%)
62
79
6 21
6 48
6 .733 5 .658 22.148 1 .348 2 .275
5.033
3.617 3.751 7.140 8.409 16.252 17.355 56.524 -
3,7
90,3
Sumber: Dit IV/Narkoba, Desember 2006
1
17,8
93,3
6,8
205
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Masalah kenakalan remaja seputar pecandu alkohol yang terjadi di kota-kota besar dinilai banyak pihak sudah sampai pada tataran yang memprihatinkan, karena gaya hidup seperti itu cenderung diimitasi kalangan generasi muda di segala lapisan masyarakat bahkan sampai di pelosok-pelosok desa. Jumlah pengkonsumsi alkohol belakangan ini menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan, di tempat-tempat tontonan dan tempat-tempat kongkow di pinggir jalan pasti dijumpai orang-orang berbau ”naga”, istilah bagi orang yang menengak miras. Bahkan yang lebih mengkhawatirkan, perbuatan menenggak miras belakangan ini sudah dianggap hal biasa yang dapat dilakukan secara bebas oleh para peminum alkohol. Peminum alkohol adalah orang yang mengkonsumsi minuman keras, yaitu minuman beralkohol yang mengandung zat ethanol. Warna dan rasanya bermacam-macam tergantung bahan-bahan yang digunakan untuk membuatnya. Hampir setiap orang dapat menjadi orang yang hidupnya bergantung (dependent) kepada obat-obatan, khususnya alkohol. Kecanduan biasanya terjadi jikalau orang yang bersangkutan terus-menerus membiasakan minum minuman keras dalam takaran yang makin tinggi. Mulai dari pemakaian coba-coba, penyalahgunaan berkala, kebiasaan, pergaulan, sampai pemakaian rutin dan kecanduan. Joewana (1989) menjelaskan bahwa perilaku minum minuman keras atau alkohol memiliki beberapa tahap yaitu : tahap coba-coba, merupakan tahap awal pengenalan terhadap obat-obatan dan alkohol, tahap ini dapat menyebabkan seseorang menjadi pemakai secara kadang-kadang atau justru berhenti sama sekali setelah merasakan bahan bahan tersebut. Tahap ketergantungan, seseorang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
telah menjadi pemakai tetap obat-obatan dan alkohol, pada tahap ini telah ada gangguan fisik, sosial pada pemakai. Subandi (1995) menyebutkan bahwa tahapan/tingkatan penyalahgunaan NAPZA sebagai berikut : (1) Tahap coba-coba atau perkenalan, di mana orang sekedar ingin tahu dan merasakan barang tersebut tetapi juga ada yang terpaksa menggunakan karena mendapat tekanan teman-temannya. (2) Tahap rekreasional atau setelah seseorang mencoba sekali atau dua kali, mungkin dia akan berhenti atau semakin sering memakai karena merasakan adanya kenikmatan. (3) Tahap reguler, seseorang menggunakan secara tetap, meskipun tidak ada acara yang khusus. Tahap ini sudah ada perubahan fisik dan perilaku, gejala ketagihan mulai muncul, sehingga tindak kriminalpun sering terjadi. (4) Tahap kompulsif, seseorang sudah sangat tergantung, perubahan fisik dan perilaku semakin menonjol, biasanya darahnyapun sudah mengandung narkotik, kalau dalam waktu tertentu tidak mendapat narkoba akan timbul gejala ketagihan dan yang paling parah bisa mengalami psikosa bahkan ada yang meninggal dunia. Seorang peminum alkohol yang telah sampai pada tahap kompulsif akan sulit sekali menghentikan kebiasaan minum alkohol. Masyarakat awam menyebut seseorang yang telah sampai pada tahap kompulsif ini dengan sebutan pecandu alkohol. Menurut Hawari (2003) ada tiga kelompok penyalahgunaan NAPZA yaitu kelompok ketergantungan pertama yang dapat ditandai dengan kepribadian yang tidak stabil, cemas, depresi. Kelompok ketergantungan kedua yang ditandai dengan kepribadian anti sosial. Kelompok ketergantungan ketiga terutama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
kelompok ini terdapat pada remaja karena dorongan ingin tahu, pengaruh lingkungan dan tekanan kelompok sebaya. Menurut DepKes RI (2000) bahwa penyalahgunaan NAPZA mempunyai dimensi yang luas dan kompleks, baik dari sudut medis, psikiatrik, kesehatan jiwa, maupun psikososial. Penyalahgunaan NAPZA adalah penyakit kronik yang berulangkali
kambuh,
yang
hingga
sekarang
belum
ditemukan
upaya
penanggulangan secara universal baik dari sudut prevensi, terapi, maupun rehabilitasi. Efek penggunaan NAPZA berbeda pada setiap orang tergantung berapa banyak digunakan, cara pemakaian, seberapa sering digunakan, dan bagaimana kondisi badan yang bersangkutan. Pengaruh yang bisa ditimbulkan menurut panduan NAPZA DinKes DIY (2002) sebagai berikut: 1. Jangka pendek : Kenikmatan sesaat: menghilangkan stress, perasaan gembira dan bebas yang terus menerus, menghilangkan rasa sakit-lapar serta menimbulkan gairah bercinta. Penurunan fungsi tubuh: sulit bernafas, tekanan darah dan jantung melemah, pupil mata mengecil, mengantuk, pemakai merasa hangat, berat. Dosis yang tinggi menyebabkan mabuk dan muntah. Dosis yang berlebihan menyebabkan pernafasan menjadi lemah, suhu tubuh menurun dan denyut jantung menjadi tidak teratur. Ketika napas
menjadi
menghentikan fungsi alat tubuh sehingga kematianpun terjadi.
lemah akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
2. Jangka panjang Dapat menyebabkan impotensi, kekebalan tubuh menurun, masa bodoh, lamban, gangguan haid, dan mengganggu janin jika hamil. Alkohol menyebabkan gangguan lambung, kanker, saluran pencernaan, gangguan syaraf tepi. Efek lain dari pecandu alkohol adalah pecandu akan tergantung secara fisik dan psikologis (kejiwaan) karena alkohol merupakan anti depresan yang memperlambat kegiatan-kegiatan bagian otak dan sistem syaraf. Hal ini tidak saja mengganggu pecandu sendiri, tetapi juga orang-orang di sekitarnya, khususnya keluarga dekat ( Joyce, 1999). Pestonjee (1992) menyatakan bahwa para pecandu alkohol sering tidak kuasa menghadapi efek ketergantungan dari alkohol dan mereka merasa kesulitan untuk berhenti mengkonsumsi alkohol. Hal ini menjadi masalah bagi mereka, karena efek ketergantungan terhadap alkohol tersebut sangat menganggu aktivitas sehari-hari. Tidak jarang pecandu alkohol merasa tertekan, mengalami konflik internal maupun eksternal, bahkan menjadi frustasi akibat dari ketergantungan terhadap alkohol. Para pecandu mempunyai harapan untuk dapat mengendalikan emosi yang bergejolak dalam dirinya ketika menghadapi ketergantungannya terhadap alkohol. Keadaan tersebut akan membuat seseorang melakukan berbagai usaha untuk menguasai,
meredakan,
atau
menghilangkan
berbagai tekanan
yang
dialaminya. Individu yang menghadapi masalah akan berusaha untuk merespon agar dampak yang ditimbulkan berkurang atau hilang. Tingkah laku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
atau usaha individu untuk menghadapi masalah merupakan respon yang spesifik terhadap situasi yang penuh tekanan. Menurut Parry (1992) berbagai usaha yang dilakukan tersebut dikenal dengan strategi mengatasi masalah. Mengenai proses kesembuhan dari ketergantungan alkohol, para ahli percaya bahwa perkembangan yang dicapai dalam proses penyembuhan ketergantungan biasanya lambat sampai peminum itu sendiri benar-benar mengambil keputusan untuk berhenti minum. Terkadang keluarganya mengambil keputusan untuk tidak lagi melindungi peminum itu sampai orang itu sendiri melihat akibat-akibat yang parah dari tingkah lakunya. Perubahan tidak pernah benar-benar terjadi sebelum peminum membentur garis yang terbawah, mengalami akibat yang begitu menyedihkan dari perbuatannya, dan mengakui bahwa dirinya tak dapat dikendalikan lagi. Apabila seseorang telah memutuskan untuk benar-benar tidak mengkonsumsi alkohol maka orang tersebut disebut mantan pecandu alkohol (Garry, 2000 ). Mantan pecandu alkohol
adalah orang yang merasakan alkohol
sebagai masalah besar dalam hidupnya. Setelah mengakui begitu, mereka memutuskan untuk bertindak. Mereka, dengan bukti hidup diri mereka sendiri, membuat keputusan bahwa alkohol adalah racun, dan secara jujur berusaha membentuk gaya hidup bermutu tanpa alkohol dalam bentuk apapun.
Mereka
menjalankan
hidup
bersih
dari
alkohol
(Joyce,1999). Apabila individu menghadapi suatu tekanan atau stres, maka akan terjadi suatu proses penyesuaian terhadap situasi tersebut yang lazim disebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
sebagai coping mechanism atau strategi mengatasi masalah, yang mana individu dalam menghadapi tekanan-tekanan atau stress akan memberikan reaksi yang berbeda dalam menghadapinya. Lazarus (dalam Stone & Neale, 1984) mengemukakan pendapat bahwa strategi coping adalah tingkah laku yang mengarah pada pemecahan masalah untuk membebaskan diri dari bahaya yang nyata atau tidak nyata. Tingkah laku tersebut melibatkan pikiran yang secara sadar digunakan untuk mengatasi dan mengontrol perasaan dan pengalaman seseorang yang ditimbulkan oleh situasi yang menekan. Permasalahan yang sering dihadapi para mantan pecandu alkohol adalah jika mereka mengalami stres atau tekanan maka ada keinginan untuk lari ke alkohol. Menurut Heriadyi Willy (2005) salah satu problema terberat bagi mantan pecandu adalah mendapatkan kepercayaan dari orang lain, sehingga mereka merasa diasingkan. Sering ketika seorang pecandu yang telah berhenti, kemudian tidak dipercayai, maka ia merasa tidak kuat dan akhirnya kembali lagi menggunakan alkohol. Dari latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melihat lebih jauh lagi bagaimana strategi coping para mantan pecandu alkohol dalam menghadapi masalah. Strategi coping yang digunakan berfungsi untuk mengurangi masalah dengan mempelajari cara-cara keterampilan yang baru. Penggunaan strategi tersebut lebih memiliki kecenderungan untuk individu yang mengalami stress dan mengalami keyakinan dapat mengubah situasi. Fungsi strategi coping yang lain adalah mengatur respon emosional terhadap stress. Pengaturan ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
dilakukan melalui perilaku individu seperti penggunaan alkohol, bagaimana meniadakan fakta-fakta yang tidak menyenangkan melalui strategi kognitif. Individu bila dihadapkan dengan kondisi ketidakmampuan untuk mengubah kondisi yang penuh dengan stress maka individu yang bersangkutan akan cenderung untuk mengakui emosinya. Subjek pada penelitian ini adalah mahasiswa. Secara sosiologis mahasiswa merupakan kelas lanjutan dari kelompok masyarakat yang merupakan generasi penerus bangsa. Disamping sarat dengan prestise dan kebanggan, mahasiswa juga penuh dengan beban moral dan tanggung jawab sosial (Bactiar, 2002 : 16). Adanya beban moral dan tanggung jawab sosial ini menjadikan tekanan psikologis bagi mahasiswa, yang merupakan sumber stress. Adanya berbagai permasalahan yang dihadapi oleh mahasiswa menyebabkan beberapa mahasiswa lari ke alkohol untuk sekedar melupakan permasalahan yang mereka hadapi. Menurut Heriadi Willy (2005 : 48), yang merangkum opini yang dimuat di Kedaulatan Rakyat 2 September 2003, di daerah Sleman banyak terjadi penyalahgunaan narkoba, banyak sekolah dan kampus, banyak pelajar dan mahasiswa sehingga menjadi “pasar” peredaran gelap dan penyalahgunaan alkohol. Selama ini yang menjadi sasaran para pengedar dan bandar adalah pelajar dan mahasiswa. Jika hal ini tidak mendapatkan perhatian serius maka dimungkinkan beberapa tahun kedepan akan lahir ratusan bahkan ribuan peminum alkohol baru dari kalangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
mahasiswa, yang tentu saja akan membawa dampak dengan masa depan bangsa ini (Murdoko, 2005). Dari latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melihat lebih jauh lagi bagaimana strategi coping para mantan pecandu alkohol dalam menghadapi masalah. B. Rumusan Masalah Apa strategi coping yang digunakan mantan pecandu alkohol? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui strategi coping mantan pecandu minuman beralkohol dalam menghadapi masalah. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan wawasan bagi perkembangan ilmu psikologi klinis, khususnya mengenai strategi coping pecandu alkohol dalam menghadapi masalah. 2. Manfaat praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman mengenai adanya strategi dalam menyelesaikan masalah bagi pecandu alkohol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI
A. Minuman Beralkohol 1. Pengertian Minuman Beralkohol Minuman beralkohol mengandung zat ethanol. Warna dan rasanya bermacam-macam
tergantung
bahan-bahan
yang
digunakan
untuk
membuatnya. Beragam jenis minuman beralkohol: bir, anggur, brandy, arak, whisky, berem, tuak, dan lain-lain (Joyce,1999). Hawari (2003) menyatakan minuman beralkohol adalah jenis minuman keras yang mengandung alkohol dan termasuk zat adiktif. Minuman beralkohol (miras) menurut Ferko (1990) adalah obat tertua yang digunakan oleh manusia dimasa lalu untuk pengobatan dan untuk kepentingan sosial, namun minuman keras biasanya digunakan sebagai obat-obatan yang disalahgunakan karena pemberian minuman keras secara berulang-ulang selama
periode
tertentu
akan
berakibat
terjadinya
toleransi
dan
ketergantungan fisik terhadap minuman keras meningkat. Dollery (1991) menyatakan bahwa minuman keras dalam pengertian umum adalah etanol, etil alkohol atau hidroksi etana, terdapat didalam sejumlah minuman dan sediaan obat; alkohol adalah cairan tidak berwarna dengan bau harum, rasanya pahit dan membakar; alkohol diperoleh melalui fermentasi pati atau gula pada minuman keras, sedang alkohol untuk industri dan pengobatan diperoleh melalui sintesis dari etilen dan asam sulfat atau
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
hidroksi etilen pada temperatur tinggi, membentuk azeotrop dengan air selama proses destilasi,sehingga konsentrasi maksimal alkohol yang terdestilasi adalah 94,9%. 2. Jenis-Jenis Minuman Beralkohol : Menurut Permenkes RI no.86/Men.Kes/IV/97 minuman keras adalah semua jenis minuman beralkohol, tetapi bukan obat, yang meliputi : minuman keras golongan A, golongan B dan golongan C. a. Golongan A adalah minuman keras dengan kadar etanol (C1H5OH) dari 1–5 persen, yang antara lain : Bintang Baru Bir, Champindo Anggur Buas, San Miquel, Jinro (Korean Gingseng Wine), Tigerlarger Beer, Anker Bir, Bali Hai Bir, dan Baby Breem. b. Golongan B adalah minuman keras etanol 5-20 persen, yang antara lain : Anggur Malaga, Anggur Kolesom cap 39, Whisky, Anggur Beras Kencur, Mc.Donald (arak kolesom), dan Anggur Orang Tua. c. Golongan C adalah minuman keras dengan kadar etanol lebih dari 20 persen hingga 55 persen, yang antara lain meliputi : Kuda Mas Brendi, Mansion House, Mc. Donald Brandy, Orang Tua Arak, dan Kuda Pacu Ronodikoro dan Prakosa (1992) menyatakan bahwa pemakaian zat-zat berbahaya ini telah mempunyai sejarah yang panjang; Anggur, bir dan liqua telah mulai dikonsumsi oleh manusia sejak tahun 8000 sebelum masehi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
3. Efek Minuman Beralkohol Menurut Joyce (1999) Efek minuman beralkohol adalah sebagai berikut : a. Mengkonsumsi minunam beralkohol secara terus menerus dalam jangka panjang dapat merusak sistem di tubuh. b. Alkohol akan merusak fungsi otak dan sistem saraf secara permanen. Hati merupakan organ yang berfungsi memecahkan dan mengeluarkan alkohol dari darah. Organ vital ini akan mengalami radang hati (hepatitis), sirosis dan kanker hati. c. Konsumsi alkohol secara terus menerus dapat menyebabkan penyakit jantung, tekanan darah tinggi, gagal jantung dan stroke. d. Jumlah alkohol yang berlebihan akan mengiritasi lambung sehingga timbul gastritis. e. Alkohol mengandung efek diuretik (meningkatkan jumlah urin), sehingga jika berlebihan akan menimbulkan kerusakan ginjal. f. Alkohol dapat meningkatkan gairah seksual, namun, bila berlebihan malah dapat menimbulkan impotensi. 4. Pecandu Alkohol Bila seseorang mengkonsumsi minuman yang mengandung alkohol, zat tersebut diserap oleh lambung, masuk ke aliran darah dan tersebar ke seluruh jaringan tubuh, yang mengakibatkan terganggunya semua sistem yang ada di dalam tubuh. Akibat alkohol tergantung pada berbagai faktor, antara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
lain berat tubuh, usia, gender, dan sudah tentu frekuensi dan jumlah alkohol yang dikonsumsi. (Joyce,1999) Sebenarnya, hampir setiap orang dapat menjadi orang yang hidupnya bergantung kepada obat-obatan, khususnya alkohol. Kecanduan biasanya terjadi jikalau orang yang bersangkutan terus-menerus membiasakan minumminuman keras dalam takaran yang tinggi (Garry, 2000 : 177). Alkoholisme adalah penyakit menahun yang ditandai dengan kecenderungan untuk meminum lebih daripada yang direncanakan, kegagalan usaha untuk menghentikan minum minuman keras dan terus meminum minuman keras walaupun dengan konsekuensi sosial dan pekerjaan yang merugikan Semua orang dari semua kelompok umur bisa terkena. Makin banyak anak-anak dan orang dewasa memiliki masalah alkohol dengan konsekuensi yang
mengerikan.
kemampuan seseorang untuk
Alkoholisme bersosialisasi
biasanya
mempengaruhi
dan untuk bekerja dan
menyebabkan banyak kerusakan perilaku lain ( Garry,2000). Kalau seseorang membiasakan diri dengan minum-minuman keras, dengan sendirinya tubuh menjadi terbiasa dengan rangsangan-rangsangan alkohol tersebut. Untuk mencapai perasaan puas seringkali dosis minuman keras itu harus ditambah, sampai suatu saat tubuh menjadi begitu bergantung kepada minuman keras tersebut supaya dapat memberi reaksi yang menyenangkan perasaan. Kemudian, si peminum itu menjadi kecanduan secara jasmani ataupun kimiawi, sehingga sulit sekali untuk dapat diubah kembali.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
5. Faktor-Faktor
yang
Menyebabkan
Seseorang
Menjadi
Pecandu
Minuman Beralkohol Penyebab seseorang menjadi pecandu alkohol belum diketahui secara pasti, namun penggunaan alkohol bukan satu satunya faktor penyebab. Dari orang-orang yang meminum alkohol, sekitar 10% menjadi pecandu. Pengkonsumsi alkohol
memiliki angka kejadian
yang
lebih tinggi
dibandingkan pecandu zat lainnya. Hal ini dikarenakan minuman keras sangat mudah didapatkan dan mempunyai sifat adiktif (Putu.B,2002). Alkoholisme lebih sering diderita para anak-anak pecandu dari pada anak-anak yang diadopsi, melibatkan
kelainan
yang
genetik
memperlihatkan bahwa alkoholisme
atau
biokimia.
Beberapa
penelitian
memperlihatkan bahwa orang yang beresiko menjadi alkoholik tidak mudah mengalami keracunan, karena itu otak mereka kurang sensitif terhadap efek yang ditimbulkan oleh alkohol. Selain kemungkinan kelainan genetik, latar belakang dan kepribadian tertentu dapat menjadi faktor pendukung seseorang menjadi pecandu. Pecandu sering berasal dari keluarga yang pecah dan dari mereka yang hubungan dengan orang tuanya kurang harmonis. Pecandu alkohol cenderung merasa terisolasi, sendiri, malu, depresi atau bermusuhan. Mereka biasa memamerkan perilaku perusakan diri, dan mungkin secara seksual
tidak
dewasa.
Meskipun
demikian,
penyalahgunaan
dan
ketergantungan alkohol sangat umum sehingga mudah dikenali di antara orang-orang dengan berbagai kepribadian (Joyce,1999).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Menurut WHO (1996) faktor penyebab penyalahgunaan NAPZA pada remaja ada beberapa, antara lain sebagai berikut : a. Faktor Individu/Perorangan 1) Adanya kepercayaan bahwa obat dapat mengatasi semua persoalan. 2) Harapan untuk dapat memperoleh kenikmatan dari efek obat yang ada. 3) Untuk dapat menghilangkan rasa sakit atau ketidaknyamanan yang didirasakan. 4) Bagi generasi muda adanya tekanan kelompok sebaya untuk dapat diterima/diakui dalam kelompoknya. 5) Sebagai pernyataan tidak puas terhadap sistem atau nilai sosial yang berlaku. 6) Sebagai pernyataan sudah dewasa atau ikut zaman (mode). 7) Ingin coba-coba. 8) Kurang pengawasan dari orangtua. b. Faktor lingkungan 1) Tempat tinggal berada di lingkungan peredaran atau pemakaian narkotika, psikotropika atau zat Adiktif lainnya. 2) Bersekolah di tempat atau di lingkungan yang rawan terhadap obat yang sering digunakan. 3) Bergaul dengan para pengedar dan para pemakai. Siswanto (1993) menambahkan lagi dua faktor yang saling berkaitan yang menyebabkan seseorang menyalahgunakan NAPZA yaitu : a) faktor kemudahan mendapatkan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
b) faktor khasiat narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya, di mana orang menyalahgunakan NAPZA tentu mengharap suatu khasiat dari zat tersebut.
6. Mantan Pecandu Alkohol Mantan pecandu alkohol adalah orang yang merasakan alkohol sebagai masalah besar dalam hidupnya. Setelah mengakui begitu, mereka memutuskan untuk bertindak. Mereka, dengan bukti hidup diri mereka sendiri, membuat keputusan bahwa alkohol adalah racun, dan secara jujur berusaha membentuk gaya hidup bermutu tanpa alkohol dalam bentuk apapun, mereka menjalankan hidup bersih dari alkohol (Joyce,1999). Mengacu pada Mediacastore tersebut, mantan pecandu alkohol adalah seseorang yang pernah mengalami kecanduan alkohol (dalam kehidupannya sehari-hari tidak bisa melepaskan diri dari alkohol), kemudian karena adanya suatu sebab sehingga dalam kehidupannya sehari-hari bisa lepas dari alkohol. Dengan demikian, mantan pecandu alkohol adalah seseorang yang penah kecanduan, namun sekarang sudah tidak lagi mengkonsumsi alkohol.
7. Organisasi-Organisasi yang Peduli Terhadap Alkohol Saat ini banyak sekali LSM yang bergerak di bidang narkoba, mulai dari LSM yang didirikan oleh organisasi-organisasi keagamaan sampai LSM yang berasal dari masyarakat umum. Bidang kegiatan LSM pun bermacammacam, mulai dari yang mengadakan konseling, rehabilitasi pecandu, pembinaan mantan pecandu, dan sebagainya. Selain LSM yang berasal dari orang-orang yang belum pernah terlibat dalam penggunaan narkoba namun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
peduli terhadap korban narkoba, ada juga organisasi yang berasal dari mantan pecandu sendiri. Setelah bisa terlepas dari pengaruh alkohol, ada beberapa orang mantan pecandu yang mengorganisasikan diri dan peduli terhadap pecandu alkohol yang lain agar bisa lepas dari alkohol. Organisasi mantan pecandu alkohol yang telah sadar dan peduli terhadap para mantan pecandu yang lain adalah
Alcoholics Anonymous. Menurut Gordon (1999) Alcoholics
Anonymous (Pecandu Alkohol Anonim) yang dikenal sebagai AA, dibentuk pada tahun 1937, dengan pesat berkembang. AA dijalankan oleh orang yang merasakan alkohol sebagai masalah besar dalam hidupnya. Setelah mengakui begitu, mereka memutuskan untuk bertindak. Mereka, dengan bukti hidup diri mereka sendiri, membuat keputusan bahwa alkohol adalah racun, dan secara jujur berusaha membentuk gaya hidup bermutu tanpa alkohol dalam bentuk apapun. Setelah menjalankan hidup bersih dari alkohol melalui program bantu diri gratis ini, mereka berusaha membantu orang lain yang masih berjuang melawan ketergantungannya terhadap alkohol. AA kini memiliki ribuan anggota (pria dan wanita) di berbagai penjuru dunia. Dua pertiga dari anggota AA telah membentuk landasan tetap gaya hidup tanpa alkohol, dan lebih dari separo anggota tidak pernah minum lagi, meski banyak orang mengatakan pecandu alkohol tidak akan pernah sembuh. Dari program AA telah meluncur program lain seperti Narcotics Anonymous (NA--Pecandu Narkotik Anonim), Coke Anonymous (untuk pecandu kokain),
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Ala-Teen (untuk pecandu alkohol remaja), program untuk keluarga pecandu...dan ratusan program lainnya (Gordon,1999) B. Stress dan Coping 1. Stress a. Pengertian Stress Menurut Cranwell-Ward (1990) stress dapat diartikan sebagai reaksi fisiologis dan psikologis yang terjadi jika seseorang merasakan tidak seimbang antara tuntutan yang dihadapi dengan kemampuan untuk mengatasinya. Sarafino (1990) mengemukakan bahwa stress adalah suatu kondisi yang disebabkan oleh transaksi antara individu dengan hubungan lingkungan yang menimbulkan persepsi jarak antara tuntutan-tuntutan yang berasal dari situasi dengan sumber-sumber yang akan mempengaruhi sistem biologis, psikologis, dan sosial dari seseorang. Atkinson (1990) mengatakan bahwa stress adalah suatu kondisi yang terjadi apabila individu dihadapkan dengan kejadian yang mereka rasakan sebagai ancaman terhadap kesejahteraan fisik maupun ketidakpastian akan kemampuan untuk menghadapi kejadian tersebut. b. Sumber Stress Sarafino (1990) mengungkapkan bahwa sumber stress terdiri atas: 1) Sumber stress dalam keluarga yaitu sumber stress yang berasal dari keluarga, menyangkut berbagai aktivitas kehidupan yang terjadi dalam sebuah keluarga, sumber stress yang muncul bisa diakibatkan oleh adanya interaksi di antara anggota keluarga yang bisa menimbulkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
perselisihan, contoh sumber stress yang berasal dari keluarga misalnya kelahiran anggota keluarga baru, masalah keuangan, adanya perbedaan tujuan dari masing-masing anggota keluarga, kematian pasangan hidup dan anggota keluarga yang lain. 2) Sumber stress dari lingkungan yaitu lingkungan sebagai sumber stress di dalamnya mencakup atas interaksi yang terjadi di antara individuindividu dalam lingkungan, lingkungan sebagai sumber stress sangat tergantung dari tingkatan perkembangan individu yang bersangkutan, bagi anak lingkungan sekolah atau bermain bisa merupakan sumber stress, lingkungan sekolah sebagai sumber stress dapat berupa hal-hal berkaitan dengan tugas-tugas sekolah, hubungan dengan guru serta tentang aktivitas yang secara rutin diterapkan di sekolah. Menurut Sarafino (1990) sumber stress berasal dari : 1) Lingkungan teman (teman sekolah, teman bermain, teman sekerja, teman senasib). 2) Lingkungan masyarakat di mana individu dipengaruhi oleh aktivitas sehari-hari yang berada disekitarnya. 3) Lingkungan keluarga di mana individu sangat dipengaruhi oleh orang tua dan sanak keluarganya. Stress lingkungan keluarga bersumber dari interaksi di antara para anggota keluarga seperti perselisihan, perasaan acuh tak acuh, beda tujuan, beda keinginan, tinggal di lingkungan yang terlalu sesak, kehadiran anggota keluarga baru, kematian keluarga yang disayangi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Stress Menurut Hardjana (1994) faktor-faktor yang mempengaruhi stress ada dua yaitu : 1) Faktor pribadi meliputi unsur intelektual, motivasi dan kepribadian. Unsur intelektual berkaitan dengan sistem berpikir, sedangkan motivasi dalam hal cita-cita hidup dan kepribadian menyangkut harga diri. 2) Faktor situasi yaitu bila peristiwa, keadaan mengandung tuntutan berat,
mendesak dan
berhubungan dengan
perubahan
hidup,
lingkungan atau situasi, orang yang berada di daerah asing (lebih mudah mengalami stress), dan semua keadaan perubahan (baik pada fisik, mental maupun sosial individu). Soewadi (1996) menyatakan bahwa orang dengan kelelahan fisik yang sangat, mudah mengalami stress dan juga orang yang berkepribadian tipe A lebih mudah mengalami gangguan akibat adanya stress dari pada orang yang berkepribadian tipe B, umur yang lebih muda akan lebih mudah pula menderita stress dari pada orang tua. Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa faktor- faktor yang mempengaruhi stress adalah: (1) faktor pribadi yang mencakup intelektual, motivasi, kepribadian, (2) faktor situasi yaitu keadaan mengandung tuntutan berat, mendesak dan berhubungan dengan perubahan hidup; lingkungan atau situasi yaitu berada di daerah asing, dan semua keadaan perubahan baik pada fisik, mental maupun sosial individu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Selain kedua faktor di atas faktor kelelahan fisik yang sangat, kepribadian tipe A, umur muda akan lebih mudah mengalami stress. d. Pendekatan-Pendekatan Stress Ada tiga model pendekatan untuk menganalisis stress sebagai suatu konsep yaitu (Smet, 1994): 1) Stress sebagai suatu stimulus, pada dasarnya lebih memfokuskan pada aspek lingkungan, di mana stress itu sendiri dipandang sebagai stimulus atau variabel bebas. Stress sebagai suatu stimulus disebabkan oleh kondisi lingkungan yang menekan. seperti lingkungan kerja yang tidak mengenakan, penempatan yang padat atau kondisi lingkungan yang bising dan sebagainya. Stress yang muncul sebagai akibat tekanan dari lingkungan seringkali dialami oleh masyarakat umum. Sumber-sumber masalah potensial yang terdapat pada lingkungan walaupun
proporsionalnya
tidak
dominan,
kadangkala
dapat
mengakibatkan ketidakseimbangan pada individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Ketidakseimbangan ini sering kali sangat sulit untuk dilihat karena berada pada batas antara coping dengan keseluruhan perilaku coping yang muncul pada individu yang mengalami stress. 2) Stress sebagai suatu respon, pendekatan stress sebagai suatu respon lebih memfokuskan pada reaksi seseorang terhadap stress, di mana stress dipandang sebagai suatu respon atau variabel terikat. Stress suatu respon akan muncul dalam dua bentuk yaitu: stress yang berupa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
respon-respon psikologis dan fisiologis. Secara psikologis respon stress yang muncul dapat berupa perilaku, pola pikir, emosi, perasaan stress. Wujud respon fisiologis dapat berupa jantung berdebar-debar, perut mules, badan berkeringat dan sebagainya, respon psikologis ini dinamakan dengan ketegangan. 3) Stress
sebagai
memfokuskan
interaksi pada
antara
masalah
individu
dan
strain
dengan
lingkungan,
(ketegangan),
yang
menitikberatkan pada aspek interaksi yang terjadi antara individu dengan lingkungannya. Stress tidak hanya dipandang sebagai masalah atau respon saja, tetapi juga adanya pengaruh yang berupaya untuk mempengaruhi masalah baik melalui strategi perilaku, kognitif dan emosional. Stress yang terjadi menurut pandangan pendekatan ini adalah merupakan suatu proses yang melibatkan individu yang berada dalam lingkungan tertentu. Reaksi stress dalam pendekatan ini dapat muncul walaupun masalahnya sejenis, dengan demikian dapat dikatakan bahwa tumbuhnya kesadaran terhadap stress merupakan proses yang kompleks dan dinamis.
e. Gejala Stress Gejala stress ini dapat terlihat melalui reaksi terhadap stress dan berdasarkan pengamatan seperti yang diungkapkan para pakar berikut ini : Menurut Mahfud (1999) bahwa gejala stress ditemukan dalam segala segi baik fisik, emosi, intelektual maupun interpersonal. Gejala stress berbeda-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
beda pada setiap orang karena stress sifatnya sangat subyektif dan merupakan pengalaman pribadi, namun setidak-tidaknya dapat ditemukan gejala-gejala tertentu yang menunjukkan bahwa seseorang mengalami stress. 1) Gejala fisikal dapat dilihat pada orang yang terkena stress antara lain adalah sakit kepala, pusing, pening, tidak tidur teratur, susah tidur, bangun terlalu awal, sakit punggung, susah buang air besar, sembelit, gatal-gatal pada kulit, tegang, pencernaan terganggu, tekanan darah naik atau serangan jantung, keringat berlebihan, selera makan berubah, lelah atau kehilangan daya energi, kesalahan atau kekeliruan dalam kerja, gugup, mudah luka, gangguan pernafasan, migrain, dan ketegangan otot. 2) Gejala emosional antara lain sedih, depresi, mudah menangis,hati merana, mudah marah, dan panas, gelisah, cemas, rasa harga diri menurun, merasa tidak aman, terlalu peka, mudah tersinggung, marahmarah, mudah menyerang, bermusuhan dengan orang lain, tegang, bingung, meredam perasaan, komunikasi tidak efektif, mengur ung diri, mengasingkan diri, kebosanan, ketidakpuasan kerja, lemah mental, kehilangan spontanitas dan kreativitas, serta kehilangan semangat hidup. 3) Gejala intelektual antara lain sulit berkonsentrasi, sulit membuat keputusan, mudah lupa, pikiran kacau, daya ingat melemah, melamun secara berlebihan, kehilangan rasa humor yang sehat, produktivitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
atau prestasi menurun dan dalam bekerja banyak melakukan kesalahan. 4) Gejala hubungan antar personal yaitu kehilangan kepercayaan kepada orang lain, mudah mempersalahkan orang lain, mudah membatalkan janji atau tidak memenuhi janji, suka mencari kesalahan orang lain atau menyerang orang lain, terlalu membentengi atau mempertahankan diri, meningkatnya penggunaan psikotropika dan minuman keras, sabotase, meningkatnya agresitas dan kriminalitas, dan usaha bunuh diri. 2. Coping a. Pengertian Coping Manusia dalam rentang perkembangannya akan dihadapkan dengan berbagai hambatan yang bisa dikategorikan sebagai suatu tahapan krisis (Smet, 1994). Kondisi fisik suatu lingkungan mempunyai andil cukup besar dalam memunculkan masalah pada individu, sehingga reaksi individu dalam menghadapi kondisi lingkungan yang penuh masalah berupaya untuk menyeimbangkan dirinya dengan lingkungannya (Smet, 1994). Reaksi ini akan diikuti dengan berbagai tindakan sebagai upaya untuk mengatasi dan mencari pemecahan masalah sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu agar tercipta keseimbangan ini disebut coping yang pada hakekatnya merupakan hubungan yang terjadi antar individu dengan lingkungan dan prosesnya bersifat dinamis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Smet juga menggambarkan coping sebagai suatu proses individu untuk mengatur jarak yang ada antara tuntutan-tuntutan, baik yang berasal dari individu maupun daya yang digunakan individu dalam menghadapi masalah, disamping itu ia mengemukakan bahwa coping dipandang sebagai suatu proses akan didahului oleh peristiwa yang penuh dengan masalah yang dihadapi oleh individu. Penafsiran dan penilaian terhadap masalah selanjutnya akan diikuti oleh respon coping dan strateginya yaitu faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi dalam pembentukan coping dan strateginya. Proses selanjutnya adalah tahapan mengurangi bahaya, toleransi dan penyesuaian terhadap peristiwa-peristiwa negatif sebagai realisasi dari fungsi tugas coping. Tahapan selanjutnya dari proses coping adalah hasil akhir coping yang diwujudkan dalam bentuk perilaku. Pengertian Coping menurut Baron & Byrne (1991) adalah respon individu untuk mengatasi masalah, respon tersebut sesuai dengan apa yang dirasakan dan dipikirkan untuk mengontrol, mentolerir dan mengurangi efek negatif dari situasi yang dihadapi, sedangkan Taylor (1991) mengemukakan bahwa coping terdiri dari usaha-usaha yang berorientasi kepada tindakan atau perilaku maupun pikiran untuk mengatasi berbagai permasalahan. Apabila individu menghadapi suatu tekanan atau stres, maka akan terjadi suatu proses penyesuaian terhadap situasi tersebut yang lazim disebut sebagai coping mechanism atau strategi mengatasi masalah, yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
mana individu dalam menghadapi tekanan-tekanan atau stress akan memberikan reaksi yang berbeda dalam menghadapinya. Flokman & Lazarus (dalam Smet,
1994) secara
umum
membedakan bentuk dan fungsi coping dalam dua klasifikasi yaitu : 1) Problem Focused Coping (PFC) adalah merupakan bentuk coping yang lebih diarahkan kepada upaya untuk mengurangi masalah, artinya coping yang muncul terfokus pada masalah individu yang akan mengatasi stress dengan mempelajari cara-cara keterampilan yang baru. Penggunaan strategi PFC lebih memiliki kecenderungan untuk individu yang mengalami stress dan mengalami keyakinan dapat mengubah situasi. 2) Emotion Focused Coping (EFC) merupakan bentuk coping yang diarahkan untuk mengatur respon emosional terhadap stress. Pengaturan ini dilakukan melalui perilaku individu seperti penggunaan alkohol, bagaimana meniadakan fakta-fakta yang tidak menyenangkan melalui strategi kognitif. Individu bila dihadapkan dengan kondisi ketidakmampuan untuk mengubah kondisi yang penuh dengan stress maka individu yang bersangkutan akan cenderung untuk mengakui emosinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Aldwin&Revenson
(1987)
mengemukakan
pengklasifikasian
bentuk coping sebagai berikut : 1) Perilaku coping yang berorientasi pada masalah (PFC): a) Kehati-hatian (cautiouness). Pengertian dari kehati-hatian adalah ketika individu mengalami masalah, maka individu memikirkan dan mempertimbangkan secara
matang
beberapa alternatif
pemecahan masalah yang mungkin dilakukan, meminta pendapat dan pandangan dari orang lain tentang masalah yang dihadapi, bersikap hati-hati sebelum memutuskan sesuatu dan mengevaluasi strategi yang pernah dilakukan. b) Tindakan instrumental (instrumental action). Individu mengambil tindakan yang ditujukan untuk menyelesaikan masalah secara langsung serta menyusun rencana serta langkah apapun yang diperlukan. Meliputi usaha-usaha langsung individu menemukan solusi masalahnya, misal dengan menyusun suatu rencana dan kemudian melaksanakan langkah-langkah yang telah direncanakan itu. c) Negosiasi (Negotiation). Individu melakukan usaha-usaha yang ditujukan kepada orang lain yang terlibat atau yang menjadi penyebab masalah yang sedang dihadapinya untuk ikut serta memikirkan atau menyelesaikan masalah. Negosiasi merupakan salah satu taktik yang diarahkan langsung pada orang lain yang menjadi penyebab masalah. Individu mencoba mengadakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
kompromi/mengubah pikiran orang lain demi mendapatkan hal yang positif dari situasi problematik tersebut. Carver & Scheier (1989) mengemukakan bentuk-bentuk PFC sebagai berikut: a) Menghadapi masalah secara aktif (active coping), merupakan proses pengambilan langkah langkah aktif untuk mencoba menghilangkan / menghindari tekanan dengan memulai tindakan langsung pada pangkal permasalahan, meningkatkan usaha, dan menghadapi masalah dengan cara-cara yang bijaksana. b) Perencanaan (planning), adalah memikirkan bagaimana mengatasi tekanan.
Perencanaan
melibatkan
strategi-strategi
tindakan,
memikirkan tindakan yang diambil dan menentukan cara penanganan terbaik untuk memecahkan masalah. c) Fokus pada satu bidang, mengurangi aktifitas yang lain (Suppresion of competing). Individu dapat menahan diri untuk tidak terlibat dalam aktivitas -aktivitas kompetetif atau menahan alur informasi yang bersifat kompetetitif agar bisa berkonsentrasi penuh pada satu tantangan/ancaman yang dihadapi. d) Pengendalian diri (restraint coping), merupakan suatu respon yang bersifat menahan diri yang dianggap bermanfaat dan diperlukan untuk mengatasi tekanan. e) Mencari dukungan sosial karena alasan instrumental (seeking social support for instrumental reasons), adalah upaya untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
mencari dukungan sosial, berupa bantuan langsung maupun informatif seperti mencari nasihat, informasi, dan bimbingan.
2) Perilaku coping yang berorientasi pada emosi (EFC) Aldwin&Revenson (1987) mengemukakan pengklasifikasian bentuk EFC sebagai berikut : a) Pelarian diri dari masalah (Escapism). Individu berusaha menghindari masalah dengan makan, tidur, merokok berlebihan, atau mengandaikan dirinya berada pada situasi lain yang menyenangkan. b) Pengurangan beban masalah (Minimization), meliputi usaha yang disadari untuk tidak memikirkan masalah/bersikap seolah-olah tidak ada sesuatu yang terjadi. c) Menyalahkan diri (self blame), merupakan bentuk coping yang lebih diarahkan kedalam daripada berusaha untuk keluar dari masalah. Misal : individu menyesali apa yang pernah terjadi. d) Pencarian makna (seeking meaning), merupakan usaha pencarian makna kegagalan yang dialami dan mencoba untuk menemukan jawaban dari masalah dengan melihat segi-segi penting dalam kehidupan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Carver & Scheier (1989) aspek yang termasuk dalam EFC adalah sebagai berikut: a)
Reinterpretasi
dan
perkembangan
yang
positif
(positive
reinterpretation and growth), yaitu mengatur emosi yang berkaitan dengan distress, bukan menghadapi stressor itu sendiri. b)
Mencari dukungan sosial karena alasan emosional (seeking social support for emotional reasons), merupakan upaya untuk mencari dukungan
sosial
seperti,
mendapat
dukungan
moral,
simpati/pengertian. c)
Penerimaan (acceptance), yaitu individu menerima kenyataan akan situasi yang penuh stres, menerima bahwa kenyataan tersebut pasti terjadi. Penerimaan dapat memiliki dua makna, yaitu sebagai sikap menerima tekanan sebagai suatu kenyataan dan sikap menerima karena belum adanya strategi menghadapi masalah secara aktif yang dapat dilakukan.
d) Mengalihkan pada agama (turning to religion), merupakan upaya yang dilakukan individu untuk kembali pada agama, ketika berada pada tekanan untuk berbagai macam alasan: agama dapat berperan sebagai sumber dukungan moral. e) Pelepasan emosi (focus on and venting emotion), merupakan upaya yang dilakukan individu dengan cara mengekspresikan perasaannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
f)
Penolakan (denial), yaitu menolak untuk percaya bahwa suatu stressor itu ada, atau mencoba bertindak seolah-olah stressor tersebut tidak nyata.
g) Tindakan
pelarian
(behavioral
disengagement),
adalah
kecenderungan untuk menurunkan upaya dalam mengatasi tekanan, bahkan menyerah/menghentikan upaya untuk mencapai tujuan. Penyimpangan perilaku disebut juga ketidakberdayaan (helplessness). Paling banyak terjadi pada saat individu tidak mengharapkan hasil yang tidak terlalu baik. h) Pelarian secara mental (mental disengagement), Merupakan variasi dari tindakan pelarian, terjadi ketika kondisi pada saat itu menghambat
munculnya
tindakan
pelarian.
Strategi
yang
menggambarkan pelarian secara mental ini adalah melakukan tindakan tindakan alternatif untuk melupakan masalah, melamun, melarikan diri dengan tidur, membenamkan diri nonton televisi. i)
Penyimpangan
dalam
penggunaan
alkohol
(alcohol-drug
disengagement), merupakan upaya yang dilakukan seseorang untuk menghilangkan tekanan melalui pemakaian obat- obatan/ minum-minuman keras.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Coping Perilaku coping dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal antara lain jenis kelamin, sedangkan eksternal antara lain dukungan sosial (dalam Yesamine, 2000). Dilihat dari faktor internal, hasil penelitian Pearlin dan Scooler (dalam Sadiyati, 1995) menyimpulkan bahwa perbedaan sifat, minat dan orientasi antara laki-laki dan perempuan dalam membawakan peran jenisnya mempengarhhuhi strategi coping yang digunakan dalam menghadapi masalah. Laki-laki cenderung mengarahkan usaha untuk menghadapi dan mengatasi masalah secara langsung (PFC), sedangkan perempuan lebih tertuju pada usaha untuk mengurangi atau menghilangkan tekanan emosi yang dirasakan dan untuk mempertahankan keseimbangan afeksinya (EFC). Baron dan Bayrne (1991) menyimpulkan dari beberapa penelitian sebelumnya bahwa jenis kelamin tidak berpengaruh terhadap coping individu. Menurut Baron dan Bayrne, perbedaan sifat, minat dan orientasi seperti yang diungkapkan Pearlin dan Scooler lebih dimungkinkan karena adanya perbedaan isi problem yang direspon. Maksudnya adalah perbedaan sifat, minat dan orientasi antara laki-laki dan perempuan disebabkan masalah yang dihadapi laki-laki dan perempuan berbeda. Dengan demikian, perbedaan strategi coping yang dilakukan seseorang tidak didasarkan pada jenis kelaminnya namun didasarkan pada masalah-masalah yang dihadapi seseorang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Tingkat pendidikan yang relatif cukup tinggi (SMA - S1) membuat pengalaman bertambah sehingga mendukung pemilihan strategi mengatasi masalah. Semakin baik tingkat pendidikannya, individu semakin cenderung dapat menemukan strategi dalam menyelesaikan masalahnya.
Sementara
individu yang tingkat pendidikannya kurang baik, maka individu tersebut cenderung mengalami hambatan dalam menyelesaikan masalahnya (Baron & Bayrne. 1991). C. Mahasiswa Mahasiswa dilihat dari aspek jalur pendidikan formal merupakan fase terakhir bagi individu dalam mengikuti aktivitas dan proses pembelajaran. Mahasiswa adalah lulusan SMU/sederajad SMU yang kuliah di kampus perguruan tinggi. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (1989) mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi, mahasiswa adalah siswa yang maha. Menurut Direktorat Kemahasiswaan Ditjen Perguruan Tinggi dan Departemen P dan K (dalam Sarwono dkk, 1979) mahasiswa didefinisikan sebagai golongan pemuda (umur 18 – 30 tahun) yang secara resmi terdaftar dalam salah satu perguruan tinggi dan aktif dalam perguruan tinggi yang bersangkutan (Puspitasari, 2001 : 16). Oleh menteri P dan K, dalam Mohammad Ali, Minan Sukarnan dan Cece Rakmat, 1984 (Puspitasari, 2001 : 16-17) mahasiswa adalah kelompok manusia penganalisa yang mempunyai tanggung jawab untuk mengembangkan kemampuan penalaran individual. Secara sosiologis mahasiswa merupakan kelas lanjutan dari kelompok masyarakat yang tersekolahkan dari alumni SMU, SMK, atau MA. Disamping
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
sarat dengan prestise dan kebanggan, mahasiswa juga penuh dengan beban moral dan tanggung jawab sosial (Bactiar, 2002 : 16). Adanya beban moral dan tanggung jawab sosial ini menjadikan tekanan psikologis bagi mahasiswa, yang merupakan sumber stress. Adanya berbagai permasalahan yang dihadapi oleh mahasiswa menyebabkan beberapa mahasiswa lari ke narkoba untuk sekedar melupakan permasalahan yang mereka hadapi. Menurut Heriadi Willy (2005 : 48), yang merangkum opini yang dimuat di Kedaulatan Rakyat 2 September 2003, di daerah Sleman banyak terjadi penyalahgunaan narkoba, banyak sekolah dan kampus, banyak pelajar dan mahasiswa sehingga menjadi “pasar” peredaran gelap dan penyalahgunaan narkoba. Selama ini yang menjadi sasaran para pengedar dan bandar adalah pelajar dan mahasiswa. Winarto (2003) menyatakan perkembangan psikologis remaja sedang dalam tahap pencarian identitas diri sehingga membuat mereka memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar dan mudah dipengaruhi oleh lingkungan. Dapat disimpulkan bahwa remaja adalah individu yang sedang berkembang dalam fase transisi (peralihan antara masa anak-anak dan masa dewasa) dengan rentang usia masa remaja untuk masyarakat Indonesia adalah usia 11 tahun sampai dengan 24 tahun dan pada masa remaja ini terjadi kegoncangan sehingga dapat menimbulkan munculnya penyesuaian negatif didalam diri remaja tersebut (Monks dkk, 1988).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
D.
Masalah-Masalah yang Dihadapi Mahasiswa Mantan Pecandu Alkohol Mengacu pada pendapat Sarafino (1990), sumber stress mahasiswa adalah (1) dari dalam keluarga, misalnya: masalah keuangan, konflik dengan orang tua atau saudara, kematian anggota keluarga, dan sebagainya; (2) dari lingkungan, misalnya berkaitan dengan tugas-tugas kampus, hubungan dengan dosen, interaksi dengan teman mahasiswa, hubungan dengan pacar, dan aktivitas-aktivitas yang diterapkan di kampus. Selain itu, jika mengacu Soewadi (1996) yang menyatakan bahwa orang dengan kelelahan fisik yang sangat dan umur yang lebih muda akan lebih mudah pula menderita stress, maka mahasiswa termasuk seseorang yang rentan terhadap stress. Masalah penting yang juga harus dihadapi seorang mantan pecandu alkohol adalah cara mengatasi kekambuhan. Karakter pribadi penyalahguna minuman beralkohol yang sangat rentan terhadap stresor dapat menjadi faktor terjadinya kekambuhan (Purwanto, 2002)
E.
Strategi Coping Mantan Pecandu Alkohol Dalam Menghadapi Masalah Beberapa jenis kejadian oleh seseorang dapat dipersepsi sebagai tekanan dibandingkan dengan yang lain. Berbagai macam kejadian yang membuat seseorang diharuskan untuk mengupayakan suatu penyelesaian, membuat perubahan, atau mempergunakan sumber daya yang ada, dapat berpotensi menjadi stress (Purwanto, 2002)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Apabila individu menghadapi suatu tekanan atau stres, maka akan terjadi suatu proses penyesuaian terhadap situasi tersebut yang lazim disebut sebagai coping strategy atau strategi mengatasi masalah. Gambar 1:
Kerangka Konseptual Penelitian Strategi Coping Pecandu Alkohol Sampai Menjadi Mantan Pecandu Alkohol.
Konsumsi Alkohol
Pecandu Alkohol
Konsumsi Alkohol
Masalahmasalah
Masalahmasalah
Stress
Coping
Stress
Coping
EFC
PFC EFC
Secara garis besar, terdapat dua strategi coping yang dapat dilakukan yaitu Problem-focused coping dan Emotion-focused coping. Ketika masih menjadi pecandu alkohol, subjek didominasi oleh coping EFC. Hal ini dikarenakan karakteristik dari EFC adalah menghindari sumber masalah dengan tujuan untuk mengurangi atau menghindari perasaan atau emosi yang tidak menyenangkan yang diakibatkan oleh sumber masalah yang dihadapi tersebut. Salah satu bentuk dari EFC tersebut adalah penyimpangan dalam penggunaan
alkohol (Carver & Scheier, 1989) merupakan upaya yang dilakukan seseorang
PFC
Mantan Pecandu Alkohol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
untuk menghilangkan tekanan melalui pemakaian obat- obatan/ minumminuman keras. Setelah menjadi mantan pengkonsumsi alkohol coping yang dilakukan subjek tidak selalu didominasi dengan EFC. Kecenderungan para subjek menggunakan coping PFC maupun EFC secara seimbang dan kontekstual. Keefektifan dari kedua strategi ini tergantung pada sumber masalah yang dihadapi. Strategi coping tersebut di atas tidak bersifat statis, karena kedua strategi dapat saling bergantian dalam penggunaannya. Suatu saat individu menggunakan strategi problem focused coping, namun saat yang lain individu tersebut menggunakan strategi emotional focused coping. Hal ini tergantung pada kondisi yang dihadapi karena karakteristik dari Problemfocused coping adalah mencari dan menghadapi hal-hal yang dianggap sebagai sumber masalah dengan cara mempelajari strategi atau
keterampilan-
keterampilan baru dengan tujuan mengurangi tingkat masalah yang dihadapi atau dirasakan (Lazarus, 1993).
F.
Pertanyaan Penelitian 1 Apa penyebab subjek mengkonsumsi alkohol? 2 Faktor apa yang menyebabkan subjek berhenti mengkonsumsi alkohol? 3 Masalah apa yang dihadapi para mantan pecandu alcohol? 4 Bagaimanakah strategi coping yang dilakukan seorang mantan pecandu alkohol ketika menghadapi masalah? 5 Apa yang dilakukan para mantan pecandu alkohol jika keinginan untuk mengkonsumsi alkohol muncul?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif, karena bersifat menggambarkan atau melukiskan peristiwa dan mendeskripsikan sesuai keadaan objek penelitian. Hal ini sesuai dengan pendapat Faisal (2000 : 20) yang menjelaskan bahwa penelitian deskriptif (descriptive research) dimaksudkan untuk eksplorasi dan klasifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial, dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti. Menurut Issac & Michael (dalam Rakhmat, 1984: 34), metode deskriptif bertujuan melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat. Sedangkan menurut Singarimbun (1982: 4) penelitian deskriptif biasanya mempunyai dua tujuan: Pertama, untuk mengetahui perkembangan sarana fisik tertentu atau frekuensi terjadinya suatu aspek fenomena sosial tertentu. Kedua, untuk mendeskripsikan secara terperinci fenomena sosial tertentu. Penelitian deskriptif biasanya dilakukan tanpa hipotesa yang telah dirumuskan secara ketat. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Moleong (2007 : 3) menekankan kriteria pendekatan kualitatif pada temuan data/informasi yang bersifat deskriptif dalam bentuk data-data berupa keterangan subjek, uraian kata-kata atau kalimat dan bukan pada data-data yang
38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
terbatas pada angka-angka. Dengan demikian penelitian kualitatif dapat dipahami sebagai penelitian yang dilaksanakan secara intensif, terperinci dan mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga atau gejala tertentu melalui metode kualitatif. Melalui penelitian ini penulis berusaha mengamati fenomena, menggambarkan serta menganalisis strategi coping mantan pengkonsumsi minuman beralkohol dalam menghadapi situasi yang penuh tekanan.
B. Subjek Penelitian Penentuan subjek penelitian ini menggunakan teknik purposive. Teknik purposive yaitu pemilihan subjek penelitian secara sengaja oleh peneliti berdasarkan tujuan dan kriteria atau pertimbangan tertentu (Faisal, 2000 : 67). Dalam penelitian ini subjek penelitian/subjek/informan yang digunakan didasarkan pada keterlibatan subjek penelitian yang terlibat langsung dengan permasalahan yang diteliti, sehingga dapat memberikan data dan informasi yang diperlukan. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa mantan pecandu alkohol, yaitu mahasiswa yang pernah kecanduan alkohol dan setelah mengalami masalah besar dalam hidupnya kemudian membuat keputusan untuk hidup tanpa alkohol dalam bentuk apapun. Adapun ciri-ciri atau kriteria subjek penelitian yang dipilih adalah sebagai berikut: 1. Subjek statusnya adalah mahasiswa. 2. Mahasiswa tersebut pernah kecanduan alkohol.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
3. Saat ini mahasiswa tersebut telah terbebas dari kecanduannya terhadap alkohol dan tidak mengkonsumsi alkohol sama sekali selama satu sampai dua tahun.
C. Metode Pengumpulan Data Ada beberapa macam teknik pengumpulan data yang digunakan dalam suatu penelitian, teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik wawancara. Menurut Bungin (2001 : 208) wawancara digunakan untuk mewawancarai informan guna memperoleh data dan informasi mengenai masalah penelitian. Dalam penelitian ini penelitian mewawancarai subjek penelitian yang telah ditetapkan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan yaitu mahasiswa mantan pecandu alkohol. Dalam penelitian ini pihak yang diwawancarai terdiri dari empat orang. Tujuan diadakannya wawancara dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh keterangan informasi atau penjelasan dari subjek penelitian tentang strategi coping yang digunakan subjek dalam menghadapi situasi yang penuh tekanan. Wawancara dilakukan dengan menggunakan panduan atau petunjuk wawancara, berisi tentang pokok-pokok yang akan ditanyakan dalam proses wawancara, dengan maksud agar pokok-pokok yang direncanakan tersebut tercakup seluruhnya (Moleong, 2007 : 159). Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan pedoman wawancara, sehingga dalam wawancara ini peneliti membuat kerangka dan garis besar hal-hal yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
ditanyakan dalam proses wawancara. Penyusunan pedoman wawancara ini dilakukan sebelum melakukan wawancara. Pedoman wawancara ini dibutuhkan untuk membantu penelitian agar tetap fokus tentang persoalan yang akan ditanyakan. Tabel 2. Pedoman wawancara dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Hal yang ingin diungkap 1. Fase mengkonsumsi minuman beralkohol
2. Fase kecanduan minuman beralkohol
3. Usaha yang dilakukan untuk melepaskan ketergantungan terhadap minuman beralkohol
Model pertanyaan Kapan mulai mengkonsumsi alkohol? Apa yang menyebabkan harus mengkonsumsi alkohol? Apakah ada masalah yang cukup berat saat itu? Bagaimana kamu menyikapi masalahmu saat itu? Adakah tekanan kelompok saat itu?bagaimana? Kapan mulai kecanduan alkohol? Masalah apa yang menyebabkan pemakaian alkohol? Bagaimana cara menyikapi masalah ketika itu? Darimanakah keinginan untuk lepas dari alkohol? Apa yang menyebabkan hal itu? Usaha yang dilakukan apa saja? Bagaimanakah proses yamg terjadi saat itu? Adakah tekanan teman-teman untuk tetap mengkonsumsi alkohol? Adakah gangguan fisik yang terjadi saat itu? Apa saja?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
4. Keinginan untuk kembali mengkonsumsi alkohol
5. Strategi yang digunakan dalam menghadapi tekanan sehari –hari
Adakah keinginan untuk kembali mengkonsumsi alkohol? Usaha apa yang dilakukan supaya tidak relaps? Apakah yang terjadi ketika keinginan tersebut muncul lagi? Bagaimanakah strategi yang digunakan saat ini ketika menghadapi tekanan? Bagaimana tekanan kelompok saat ini? Bagaimana anda menyikapi suatu tekanan dalam hidup?
D. Keabsahan Data Penelitian 1. Kredibilitas Kredibilitas dalam penelitian kualitatif digunakan untuk mengganti konsep validitas. Kredibilitas dimaksudkan untuk merangkum bahasan menyangkut kualitas penelitian kualitatif. Kredibilitas dalam penelitian kualitatif terletak pada keberhasilannya mencapai maksud mengeksplorasi masalah atau mendiskripsikan setting, proses, kelompok sosial atau pola interaksi yang komplek. Deskripsi mendalam yang menjelaskan kemajemukan atau kompleksitas aspek-aspek yang terkait dan interaksi dari berbagai aspek menjadi salah satu ukuran kredibilitas penelitian kualitatif (Poerwandari, 2001: 102). Dalam penelitian kualitatif validitas dicapai melalui orientasinya dan upayanya mendalami dunia empiris dengan menggunakan metode yang paling
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
cocok untuk pengambilan dan analisis data. Konsep yang dipakai antara lain (Poerwandari, 2001): a. Validitas komunikatif Validitas komunikatif dilakukan melalui dikonfirmasikannya kembali data dan analisisnya pada subjek penelitian. Untuk mengkonfirmasikan data kepada subjek, apakah data yang diperoleh peneliti benar-benar sesuai dengan keadaan subjek, dan mendapatkan data yang lengkap maka proses pengambilan data dengan wawancara dilakukan beberapa tahap. b. Validitas ekologis Validitas ekologis menunjukkan sejauh mana studi dilakukan pada kondisi alamiah dari subjek yang diteliti, sehingga justru kondisi 'apa adanya' dan kehidupan sehari-hari menjadi konteks penting dalam penelitian. Untuk mencapai validitas ekologi, pengambilan data dengan wawancara dilakukan sealami mungkin, peneliti tidak menciptakan kondisi atau mengkondisikan suasana penelitian sesuai dengan yang diharapkan peneliti, tetapi peneliti membiarkan suasana penelitian itu agar berjalan apa adanya. c. Validitas Argumentatif Untuk mencapai validitas argumentatif, peneliti melakukan konfirmasi terkait dengan penelitian ini dengan beberapa orang yang peneliti anggap berkompetensi untuk memberikan penilaian terhadap penelitian ini. Validitas argumentatif dilakukan dengan cross-check data dengan sumber lain yakni wawancara dengan keluarga atau teman mahasiswa mantan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
pecandu alkohol, yang pada intinya termasuk orang-orang terdekat mantan pecandu alkohol tersebut. Untuk memenuhi unsur kredibilitas, ketiga konsep ini akan digunakan dalam analisis data. Data-data yang dianalisis akan dikonfirmasikan kembali kepada subjek apakah data-data tersebut benar-benar telah sesuai dengan kenyataannya atau dalam kehidupan sehari-hari. Untuk lebih menguatkan hasil analisis, data-data tersebut akan di cross-chech dengan sumber lain, misalnya keluarga, teman, pacar, dan sebagainya. Kode cross-check : CC 2 : Cross -Check untuk Subjek 1 CC 2 1 : Cross -Check untuk Subjek 2 W : Wawancara
2. Konfirmabilitas Konfirmabilitas
atau
conformability
menggantikan
konsep
objektivitas. Dalam hal ini menekankan bahwa temuan penelitian dapat dikonfirmasikan. Poerwandari (2001: 105) menjelaskan bahwa dalam penelitian kualitatif yang lebih penting adalah objektivitas dalam pengertian transparansi, yaitu kesediaan peneliti mengungkapkan secara terbuka proses dan elemen-elemen penelitiannya, sehingga memungkinkan pihak lain melakukan penelitian serupa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
b. Metode Analisis Data Penelitian ini menggunakan analasis kualitatif, yaitu suatu metode analisis data yang digunakan untuk menarik kesimpulan dari beberapa peristiwa yang sifatnya sulit diukur dengan angka (secara kuantitatif). Oleh karena sifat penelitian kualitatif maka analisis penelitian ini akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian. Pertanyaan “mengapa, alasan apa, dan bagaimana”, akan senantiasa dimanfaatkan oleh peneliti untuk mendapatkan datadata tersebut (Moleong, 1990: 5). Metode yang digunakan untuk analisis data hasil wawancara dalam penelitian ini adalah analisis isi atau content analysis, karena penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan data deskriptif (Suryabrata, 2002). Dalam melakukan analisa terhadap data yang diperoleh melalui wawancara,
maka
peneliti
melakukan
langkah-langkah
sebagai
berikut
(Poerwandari, 2001) : 1. Organisasi data, memindahkan hasil wawancara dari tape recorder ke buku kosong. Saat melakukan proses pemindahan hasil rekaman, peneliti mendengar dengan seksama dan mencatatnya di buku yang telah disediakan. Semua hasil wawancara dalam bentuk kata-kata apapun atau kalimat apapun disalin kembali ke dalam buku. 2. Pengkodean, setelah itu peneliti melakukan koding, artinya, dari transkip yang telah dilakukan pada tahap pertama dibuat secara lebih terperinci lagi sehingga jelas akan tampak masalah yang akan diteliti. Koding dilakukan pada setiap pertanyaan dan ditulis atau diletakkan di belakang pertanyaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
yang diajukan. Koding yang dilakukan juga harus benar-benar memberi makna yang dalam untuk permasalahan yang dicari. 3. Interpretasi, setelah data tersebut siap, maka langkah selanjutnya adalah melakukan analisis tematik. Analisis ini digunakan untuk mencari pola dari data yang ada. Poerwandari (2001) mengatakan bahwa analisis tematik merupakan proses mengkode informasi atau data yang dapat menghasilkan daftar tema, model tema atau indikator yang kompleks, kualifikasi yang biasanya terlihat dengan itu, atau hal-hal di antara atau gabungan dari yang telah disebutkan. Tema ini diharapkan akan dapat mendeskripsikan fenomena dari data hasil penelitian ini maupun digunakan untuk menginterpretasikan data hasil penelitian ini. 4. Pada tahap terakhir, peneliti memperhatikan catatan lapangan selama berada di lokasi penelitian, kemudian diolah bersama hasil wawancara dalam sebuah dinamika psikologis pada masing-masing subjek. Setelah itu, peneliti membuat hasil penelitian dan pembahasan secara menyeluruh dan akhirnya menarik kesimpulan akhir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN, HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian Prosedur atau langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Persiapan Penelitian Sebelum proses penelitian dimulai, maka tahap awal yang dilakukan adalah menentukan tema dan sekaligus merumuskan tujuan penelitian. Setelah itu dicari referensi atau dasar teori yang sesuai dengan aspek-aspek yang akan diungkap dalam penelitian ini. Setelah dasar teori terbentuk, maka selanjutnya disiapkan panduan wawancara yang disesuaikan dengan aspek-aspek yang akan diungkap dalam penelitian ini, dengan tujuan agar apa yang dihasilkan dari penelitian ini sesuai dengan apa yang ingin diungkapkan atau sesuai dengan tujuan dari penelitian ini.
2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Yogyakarta dengan mendatangi subjek di rumahnya (tempat kost). Peneliti memilih Yogyakarta sebagai tempat penelitian karena Yogyakarta sebagai kota pelajar, banyak berkumpul mahasiswa dari berbagai daerah yang beberapa di antaranya terdapat subjek yang memenuhi kriteria dari penelitian ini. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 20 Juni – 8 Juli 2008.
47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
3. Proses Penelitian Sebelum melakukan pengambilan data, maka peneliti terlebih dahulu melakukan pendekatan dengan subjek. Pendekatan ini dilakukan agar subjek merasa lebih nyaman dan aman ketika dilakukan proses wawancara sehingga akan diperoleh data yang alami yang sesuai dengan kondisi masing-masing subjek. Proses pendekatan ini dilakukan dengan cara memperkenalkan diri dan berbincang-bincang terlebih dahulu dengan calon subjek. Setelah peneliti cukup dekat dengan calon subjek maka barulah peneliti melakukan proses wawancara dengan disesuaikan jadwal subjek. Adapun proses penelitian adalah sebagai berikut : a) Survei Pendahuluan : Peneliti menggunakan survei pendahuluan untuk memastikan lokasi yang akan digunakan untuk penelitian, dan siapa saja yang akan diambil sebagai subjek penelitian untuk memastikan subjek yang akan digunakan untuk penelitian . Survei pendahuluan dilakukan dalam pada bulan April 2008 b) Wawancara Pendahuluan : untuk melakukan pendekatan kepada subjek yang akan digunakan untuk penelitian. c) Proses Rapport : Sebelum melakukan rapport dengan informan, peneliti terlebih dahulu melakukan wawancara pendahuluan dan pendekatan dengan orang-orang yang dekat dengan subjek, seperti teman seprofesi dan keluarga subjek. Hal ini untuk mempermudah peneliti saat melakukan rapport dengan subjek nantinya. Setelah peneliti cukup mendapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
informasi tentang subjek, barulah peneliti melakukan rapport dengan subjek secara langsung. d) Proses Wawancara (Pengambilan Data )
Subjek 1 Tanggal Wawancara I : Jumat, 20 Juni 2008
Waktu
:19.00 – 21.00 WIB
Wawancara II
: Minggu, 22 Juni 2008
Waktu
:15.00 – 16.30 WIB
Subjek 2 Tanggal Wawancara I : Selasa, 24 Juni 2008
Waktu
:10.00 – 12.30 WIB
Wawancara II
: Rabu, 25 Juni 2008
Waktu
:19.00 – 21.00 WIB
Subjek 3 Tanggal Wawancara I : Sabtu, 28 Juni 2008 Waktu
: 15.00-17.00 WIB
Wawancara II
: Senin, 30 Juni 2008
Waktu
: 19.30-21.00 WIB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Subjek 4 Tanggal Wawancara I : Kamis, 3 Juli 2008
Waktu
: 10.30-12.30 WIB
Wawancara II
: Minggu, 6 Juli 2008
Waktu
:19.00 – 21.00 WIB
CC 1
: Wawancara dengan ayah responden
Tanggal Wawancara : Minggu, 22 Juni 2008
Waktu
: 11.00-12.00 WIB
Tempat
: Solo ( rumah responden )
CC 2
: Wawancara dengan teman responden
Tanggal Wawancara : Kamis, 26 Juni 2008
Waktu
: 16.00-17.00 WIB
Tempat
: Tempat kos
CC 3
: Wawancara dengan tetangga responden
Tanggal Wawancara : Rabu, 2 Juli 2008
Waktu
: 16.00-17.00 WIB
Tempat
: Tempat kos
CC 4
: Wawancara dengan teman responden
Tanggal Wawancara : Selasa, 8 Juli 2008 Waktu
: 13.00-14.00 WIB
Tempat
: Tempat kos
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
B. Hasil Penelitian 1. Data Demografi Subjek Penelitian ini dilaksanakan dengan mengambil sampel sebanyak empat subjek mahasiswa mantan pecandu alkohol. Subjek dipilih berdasarkan survei pendahuluan yang memperlihatkan bahwa para subjek merupakan mahasiswa mantan pecandu yang telah berhenti mengkonsumsi alkohol lebih dari satu tahun. Selain mengadakan wawancara dengan subjek, penelitian juga dilakukan dengan wawancara terhadap keluarga dan atau teman-teman dekat subjek. Adapun data demografi subjek dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1 Data Demografi Subjek Uraian Usia Kota asal Tempat tinggal Awal mengkonsumsi alcohol Berhenti mengkonsumsi alcohol Status
Subjek 1 26 th Solo
Subjek 2 25 th Solo
Subjek 3 27 th Yogyakarta
Subjek 4 24 th Yogyakarta
Kost
Kost
Rumah sendiri
Rumah sendiri
Kelas 2 SMP
Kelas 3 SMP
Kelas 1 SMA
Kelas 2 SMA
2005
2006
2006
2005
Semester 14 PTS
Semester 12 PTS
Semester 16 PTN
Semester 12 PTS
Berdasarkan tabel I tampak bahwa rentang usia subjek adalah 24 – 27 tahun dan berhenti mengkonsumsi alkohol pada tahun 2005 – 2006. Rata-rata subjek dalam penelitian ini telah menempuh kuliah selama lebih dari enam tahun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
2. Hasil Analisis Per-subjek Data hasil wawancara dengan subjek telah disusun dalam Verbatim dan telah dikoding, hasilnya adalah sebagai berikut: a. Subjek 1 1) Awal Konsumsi Sampai Berhenti Konsumsi Subjek 1 mulai mengkonsumsi alkohol sejak kelas 2 SMP. Penyebab Subjek mengkonsumsi alkohol adalah rasa ingin tahu tentang alkohol. Rasa ingin tahu ini akhirnya dapat terwujud ketika subjek sering diajak teman-teman dan kakak kelasnya untuk menkonsumsi alkohol. Ia minum alkohol selain didasari rasa ingin tahu, juga ingin mendapat pengakuan dari teman-temannya. Ia merasa bangga karena berani minum. Subjek 1 bisa mengkonsumsi alkohol tanpa halangan karena kurangnya pengawasan dari orang tua dan guru. Mula-mula ia hanya minum sesekali dengan teman-temannya, namun lama kelamaan, terutama setelah SMA dan mahasiswa semester awal makin kecanduan. Jika ada masalah ia minum, akhirnya ada atau tidak ada masalah ia tetap minum. Permasalahan yang dihadapi subjek pada saat itu adalah masalah belajar, tugas, dan prestasi yang tidak memuaskan. Dilihat dari hubungannya dengan orang tua, ia merasa bahwa orang tuanya terlalu sibuk sehingga kurang memperhatikan dirinya. Dilihat dari lingkungan tempat tinggalnya, ia merasa tidak nyaman dengan lingkungan karena tidak banyak mempunyai teman sebaya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Ketika ia mengkonsumsi alkohol ia merasa bahwa orang tuanya terlalu sibuk kurang perhatian, sehingga ia beranggapan bahwa temantemannya merupakan pelindungnya. Ia merasa bahwa jika ada masalah maka teman-teman merupakan tempat mencurahkan isi hati sambil minum dan teman-teman selalu saling membantu permasalahan mereka. Ia jarang komunikasi dengan orang tua karena ada jarak, sehingga ia tidak ambil peduli terhadap orang tuanya. Ia tidak mempunyai harapan tertentu terhadap orang tuanya, masalah-masalah dengan orang tuanya tidak “dipikirin”. Orang tua akhirnya tahu bahwa ia mengkonsumsi alkohol, kadang-kadang ditegur kadang-kadang tidak. Jika ia ditegur ketika baru minum, ia tidak mau mengalah, jika orang tua bicara banyak maka ditinggal pergi. Setelah mengkonsumsi alkohol ada perubahan emosi, susah konsentrasi, malas berpikir, ia menjalani hidup tanpa motivasi. Titik balik ia menghentikan kebiasaan minum adalah ketika semester IV ada pengumuman DO (Drop out) dari kampus. Ia diharuskan membuat pernyataan, bahwa jika ia tidak bisa memenuhi syarat yang ditentukan kampus ia akan kena DO. Dari masalah itu ia sharing dengan orang tuanya. Ternyata orang tuanya dengan bijak memberi kebebasan kepada dirinya, karena dirinya dianggap telah dewasa bisa menentukan jalan hidupnya sendiri. Dia diajak berargumen dan ia mulai belajar berfikir sendiri. Orang tua jika ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
masalah juga mulai diskusi dengan anak-anaknya, sehingga ia akhirnya mulai belajar menghadapi masalah. Intensitas berkumpul dengan
keluarga
semakin
sering
dan
ada
keinginan
untuk
meninggalkan minuman keras. Setelah merasa nyaman dengan keluarganya ia mulai sadar bahwa sebenarnya selama ini orang tuanya telah memperhatikannya. Dahulu orang tuanya sibuk karena memang banyak urusan di kantornya. Setelah ia menyadarinya, ia merasa bersalah bahwa selama ini justru ia yang kurang memperhatikan keluarganya sehingga ia mulai jarang keluar menjumpai teman-teman kelompoknya. Setelah sekitar tiga bulan lepas dari alkohol ia merasa lebih enak, tetapi belum lepas sama sekali dengan alkohol. Kadang-kadang untuk solidaritas dengan teman-temannya, ia sesekali minum. Ia tidak mau secara drastis lepas dari teman-temannya, karena selama ini ia telah dibantu teman-temannya. Kadang-kadang karena rasa solidaritas terhadap teman, ada keinginan untuk minum, namun keinginan itu sering ia redam. Adanya perhatian orang tua dan pacar menjadikan konflik yang ada di hatinya berkurang. Ia mulai membatasi diri secara pelan-pelan, jika ada konflik dengan teman atau pacar sering ada keinginan lari dan minum bersama teman-teman kelompoknya, namun kesadaran selalu timbul bahwa ia harus mengatasi masalah tanpa alkohol. Jika ada keinginan minum, ia berusaha menyibukkan diri kuliah karena ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
peringatan DO. Saat ini ia telah merasa nyaman terhadap dirinya sendiri sehingga keinginan minum sudah tidak ada sama sekali. Faktor penyebab subjek 1 mengkonsumsi alkohol, menjadi pecandu alkohol dan berhenti mengkonsumsi alkohol dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Penyebab Subjek 1 Mengkonsumsi Alkohol, Menjadi Pecandu dan Berhenti Mengkonsumsi Alkohol Fase mengkonsumsi alkohol Awal Konsumsi Minuman Beralkohol
Pecandu Minuman Beralkohol
Berhenti Menkonsumsi Alkohol
Penyebab Internal
Eksternal
Keinginan untuk menge tahui seperti apa rasa minuman beralkohol/cobacoba (W1S1 : 75, 83) Ingin mendapatkan pengakuan dari orang lain / ingin diterima dalam kelompok (W1S1 : 89).
Ajakan teman dan kakak kelas (W1S1 : 74) Kurang pengawasan dari orangtua dan guru (W1S1 : 111). Teman-teman pergaulan adalah pengguna alkohol (W1S1 : 142; CC1 W : ayahnya)
Persepsi dari subjek : kurang adanya perhatian dari orangtua (W1S1 : 190, 215,). Penyebab biologis: merasa kurang setiap kali minum. (W1S1 : 164) dan perasaan enjoy setelah minum (W1S1 : 258) Jenuh dg tugas sekolah dan prestasi tidak sesuai keinginan (W1S1 : 180)
Konflik dengan teman, pacar (W1S1 : 185) Lingkungan tidak nyaman (W1S1 : 192) Kurang adanya pengawasan dari orangtua : orangtua sibuk dan jarang menegur subjek. (W1S1 : 215)
Subjek menerima peringatan DO dari pihak fakultas (W2S1 : 380, CC1 W : ayahnya) Perasaan bersalah terhadap keluarga (W2S1 : 360) Merasa nyaman di rumah (W2S1 : 405)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
2) Masalah-masalah yang Menimbulkan Stres pada Subjek 1 dan Strategi Copingnya Subjek 1 pada awal mengkonsumsi alkohol, selain disebabkan oleh rasa ingin tahu dan ajakan teman juga karena ada beberapa masalah yang menimbulkan stress. Masalah-masalah tersebut antara lain: kejenuhan dalam belajar, prestasi tidak sesuai keinginan, tugastugas sekolah, konflik dengan teman, hubungan dengan orang tua yang kurang erat, merasa tidak diperhatikan orang tua, tidak nyaman dengan lingkungan, dan sebagainya. Strategi coping yang dilakukan untuk menghindari masalah-masalah tersebut antara lain dengan EFC : behavioral disengagement yaitu : menarik diri dari lingkungan, mental disengagement yaitu : mendengarkan musik atau baca-baca, dan alcohol-drug disengagement yaitu minum alkohol untuk melupakan masalah. Setelah mengkonsumsi alkohol, masalah tidak hilang tetapi selalu timbul. Setelah terjadi titik balik adanya peringatan DO, Subjek menyadari kesalahannya selama ini sehingga akhirnya memutuskan untuk
berhenti
mengkonsumsi
alkohol.
Setelah
berhenti
mengkonsumsi alkohol ternyata masalah masih juga sering muncul, namun jika ada masalah subjek mulai belajar mengatasinya, ia tidak lari ke alkohol. Sebenarnya permasalahan-permasalahan yang dihadapi sekarang lebih kompleks. Subjek I sekarang selain kuliah juga mempunyai sambilan kerja di perusahaan periklanan. Saat ini tekanan-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
tekanan yang ada jauh lebih berat, namun ia masih bisa mengatasinya tanpa alkohol. Berdasarkan pengalaman hidupnya, ia telah menyadari bahwa jika lari ke alkohol tidak akan menyelesaikan masalah, namun malah akan menambah masalah. Permasalahan-permasalahan yang dihadapi Subjek 1 saat ini antara lain: penyusunan proposal skripsi : susah membagi waktu kuliah dan kerja, susah nyari referensi, tidak punya waktu banyak untuk melakukan revisi. Masalah keuangan: kadang-kadang uang habis untuk memnuhi berbagai kebutuhan, namun sungkan minta tambahan ke orang tua. Masalah pekerjaan : beban kerja banyak, capek dan merasa bersalah jika jadi penyebab target kerja tidak tercapai. Coping yang dilakukan subjek 1 untuk mengatasi masalahmasalah adalah, jika ada masalah ia mencari jalan keluar dengan mengurai akar permasalahan. Pola pikir ia ubah agar masalah segera selesai. Untuk mengatasi masalah ia terbiasa sharing dengan orang lain, seperti orang tua, pacar, dan teman-teman yang non peminum. Subjek 1 juga tidak melupakan Tuhan, untuk mengatasi masalah, ia juga memohon kepada Tuhan melalui doa dan aktif di kegiatankegiatan keagamaan. Masalah yang dihadapi oleh subjek 1 dan strategi copingnya dapat dilihat pada tabel 3.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Tabel 3. Masalah yang Dihadapi Subjek 1 dan Strategi Copingnya Fase Awal berhenti konsumsi
Berhenti Mengkon sumsi Alkohol selama12 tahun.
Masalah Internal
Masalah Eksternal
Coping
Subjek bingung menghadapi DO
EFC alcohol-drug disengagement (W1S1 : 320) PFC Seeking social support for instrumental reasons : meminta pendapat orangtua (W1S1 :345) PFC Planning : Merencakan menemui dekan untuk membicarakan masalah DO (W1S1 : 365).
Keinginan dan godaan untuk minum lagi kuat karena mempunyai masalah : konflik dengan pacar dan teman.
PFC Suppresion of competing : jarang keluar rumah, dan mulai membatasi frekuensi pertemuan dengan teman peminum (W1S1 : 351). PFC active coping : aktif kuliah (W2S1 : 366).
Keinginan untuk minum lagi karena dorongan biologis.
EFC positive reinterpretation and growth : berpikir bahwa alkohol merugikan. EFC mental disengagement : menyibukkan diri dengan bekerja sehingga mengurangi keinginan untuk minum lagi (W2S1:506).
Keinginan untuk minum lagi
Adaya perasaan bersalah jika tidak mengikuti ajakan teman untuk minum
PFC restraint coping : keinginan minum bisa saya redam pelanpelan (W1S2 : 449)
EFC seeking social
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Revisi skripsi tidak mendapatkan Acc dari dosen.
Teman seangkatan sudah banyak yang lulus
Perasaan malu meminta uang ke orang tua untuk mencukupi kebutuhan
support for emotional reasons: Sharing meminta pengertian dan perhatian dari orang lain (W1S2 :451) . EFC turning to religion : doa, misa, mengikuti rekoleksi (W2S1:511). EFC Seeking social support for emotional reasons: Sharing meminta pengertian dari orang lain. (W2S1:738) EFC Acceptance : masalah harus dihadapi dan diselesaikan (W2S1 :734). EFC turning to religion : mendekatkan diri pada Tuhan (W2S1 :740) PFC seeking social support for instrumental reasons : meminjam uang kepada teman (W2S1 :682).
b. Subjek 2 1) Awal Konsumsi Sampai Berhenti Konsumsi Subjek 2 mulai mengkonsumsi alkohol sejak kelas 3 SMP. Ia mulai mengkonsumsi alkohol karena ingin coba-coba bersama temantemannya. Subjek 2 ketika di Sekolah Dasar prestasinya sangat baik, ia selalu juara 1 di kelas. Setelah SMP prestasinya mulai menurun, akhirnya ia merasa kurang percaya diri. Ia kurang “PD” di hadapan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
teman-temannya, maka supaya mempunyai banyak teman dan diterima teman-temannya ia ingin dianggap nakal. Ia mulai merokok dan lamalama coba-coba minum alkohol. Ketika kelas 3 SMP ia minum seminggu sekali, yaitu tiap malam Minggu sewaktu kumpul dengan teman-temannya. Kebiasaan minum menjadi rutin setelah ia SMA dan kuliah semester IV. Sebenarnya ia tidak mempunyai masalah pribadi, ia minum karena pengaruh lingkungan. Penyebab utamanya minum adalah ia merasa kurang percaya diri karena prestasinya menurun. Setelah lulus SMA ia ingin masuk ke Fakultas Kedokteran, namun akhirnya ia diterima di Fakultas Psikologi. Kuliah yang tidak sesuai dengan keinginan yang dicita-citakan ini menyebabkan ia merasa kurang memiliki visi dan misi dalam hidupnya. Selama ini ia bisa menutupi sehingga orang tua dan keluarganya tidak tahu kalau ia menjadi pecandu alkohol. Jika ia pulang ke rumah, ia bisa menahan diri tidak minum alkohol. Ia tidak bergaul erat dengan teman-teman di lingkungan rumahnya sehingga teman-teman di lingkungan rumahnya tidak tahu jika ia menjadi pecandu. Ia minum alkohol jika berada di Yogya di rumah kontrakan maupun di tempat-tempat ia biasa kumpul dengan teman-teman sesama peminum. Ia mulai mengurangi konsumsi alkohol sekitar tahun 2005 – 2006. Ia mulai meninggalkan alkohol karena mulai menyadari akan masa depannya, banyak teman-teman kuliahnya telah lulus dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
wisuda, sementara ia masih mengambil beberapa mata kuliah. Sejak 2006 ia sudah jarang sekali minum alkohol, namun belum berhenti sama sekali, sesekali masih minum, terutama jika keadaan memaksa untuk solidaritas dengan teman. Ia minum paling hanya sedikit untuk menyenangkan teman saja dan karena ia risih dengan ejekan dan olokan dari teman-temannya. Selama minum, ia merasa tidak mempunyai gangguan fisik, paling-paling hanya gangguan psikis, misalnya menjadi sukar berkonsentrasi dalam belajar. Paling sulit menghindari alkohol adalah pada fase-fase awal, terutama jika kumpul dengan teman-temannya. Keinginan minum sampai sekarang sering muncul, yaitu secara tidak langsung pada situasi-situasi tertentu. Kadang-kadang perasaan ingin minum itu kuat, namun pelan-pelan ia redam sehingga ia tidak minum lagi, khususnya jika ia menyadari bahwa ia telah merasa tua dan kuliah sudah lama, sedangkan teman-teman sebayanya sudah banyak yang berhasil. Setelah ia berhenti minum ia sadar bahwa lepas 100 % dari alkohol sulit, namun ia selalu memotivasi diri untuk tidak lagi mengkonsumsi alkohol. Faktor penyebab subjek 2 mengkonsumsi alkohol, menjadi pecandu alkohol dan berhenti mengkonsumsi alkohol dapat dilihat pada tabel 4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Tabel 4. Penyebab Subjek 2 Mengkonsumsi Alkohol, Menjadi Pecandu dan Berhenti Mengkonsumsi Alkohol Fase mengkonsumsi alkohol Awal Konsumsi Minuman Ber Alkohol
Penyebab Internal
Pecandu Minuman Beralkohol
Berhenti Mengkonsumsi Alkohol
Eksternal
Ingin coba-coba (W1S2 : 35) Kurang percaya diri akibat prestasi belajar menurun (W1S2 : 48) Ingin diterima oleh kelompok (teman): Ingin mendapatkan pengakuan / disegani oleh teman, dianggap “berani” (W1S2 : 57)
Ada perasaan kurang puas jika tidak minum (W1S2 : 82) Perasaan kecewa tidak diterima di fakultas kedokteran (W1S2 : 107) Kesulitan mengerjakan tugas kuliah (W1S2 : 130) Merasa jengkel dengan orang tua.
Teman-teman dekat subjek adalah peminum (W1S2 : 110).
Tidak adanya pengakuan dan penghargaan dari teman
Konflik dengan sesama teman peminum (W1S2 : 257)
Minder melihat kesuksesan teman (W1S2 : 180) Merasa malu kuliah tidak selesai (W1S2 : 245)
Ajakan teman (W1S2 : 35) Nglegani teman , karena teman pergaulan adalah peminum (W1S2 : 68)
2) Masalah-masalah yang Menimbulkan Stres pada Subjek 2 dan Strategi Copingnya Setelah memutuskan untuk tidak mengkonsumsi alkohol, subjek 2 mulai menekuni kuliah lagi dan mempunyai beberapa teman dekat, adik-adik kelas yang mulai ia kenal ketika mendapat tugas kelompok. Ia mulai akrab dengan teman-teman barunya dan saling
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
membantu dalam mengerjakan tugas kuliah. Ia juga sering “curhat” (sharing) dengan teman-teman akrabnya. Meskipun ia telah memutuskan berhenti minum, kadangkadang timbul keinginan untuk minum lagi. Keinginan tersebut dapat ia tekan dengan memikirkan bahwa alkohol lebih banyak merugikan. Ia dapat menahan diri untuk tidak minum lagi karena frekuensi bergaul dengan teman-temannya minum sudah berkurang dan ada motivasi yang kuat untuk menyelesaikan kuliah. Agar tidak relaps, ia berusaha terbuka pada diri sendiri dan menerima diri apa adanya. Namun, setelah ia berhenti mengkonsumsi alkohol, ternyata masalah juga masih selalu ada. Masalah yang mengganggu pikirannya adalah mayoritas teman-teman seangkatannya telah lulus, sedangkan ia masih ambil teori. Ia merasa malu dengan teman-teman dan tetangganya. Ia merasa sangat tertekan sehingga pernah terlintas untuk berhenti kuliah. Namun, ia menyadari jika ia berhenti kuliah ia merasa berdosa terhadap orang tuanya. Subjek 2 juga tertekan karena pacarnya telah lulus S1, sehingga ia menjadi minder dan malu ketemu keluarga pacarnya. Masalah kuliah yang belum selesai ini kadang-kadang juga memicu konflik dengan pacarnya, yang kalau marahan sering mengungkitungkit hal ini. Dengan demikian, sebenarnya kuliah yang belum selesai ini secara psikis sangat membebaninya. Jika ada masalah ia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
sering ingin minum lagi, namun ia juga sering membayangkan bahwa jika ia minum lagi akan semakin kacau. Untuk mengurangi bebannya, ia sering curhat dengan pacar atau teman-temannya. Jika terlalu sumpek ia menyerahkan dirinya kepada Tuhan melalui doa. Dulu untuk bisa diterima teman ia menjaga penampilan fisik dengan ikut dalam kelompoknya, namun sekarang ia merasa sudah diterima teman-teman dan masyarakat sekitarnya. Dulu ada perasaan disepelekan, namun sekarang ia lebih percaya diri karena telah menyadari bahwa setiap orang tentu mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Saat ini ia telah menyadari bahwa dalam menjalani hidup ia harus berani terbuka pada dirinya sendiri, berani menerima apa adanya. Saat ini ia telah sadar akan tujuan hidupnya dan merubah diri. Jika sedang sumpek sering timbul keinginan minum, namun selalu diredamnya. Saat ini ia lebih banyak berdoa dan sharing dengan orang lain. Masalah yang dihadapi oleh subjek 2 dan strategi copingnya dapat dilihat pada tabel 5. Tabel 5. Masalah yang Dihadapi Subjek 2 dan Strategi Copingnya Awal Berhenti konsumsi
Internal Merasa tertekan melihat kesuksesan teman lain (W1S2 : 200).
Eksternal
Coping PFC Planning : Memikirkan bagaimana cara mencapai masa depan yang lebih baik dan membenahi diri, memotivasi diri untuk menyelesaikan perkuliahan (W1S2 : 207).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Keinginan dan godaan untuk minum lagi kuat karena mempunyai masalah kuliah. (W2S2 : 200)
PFC Active Coping : aktif dan rajin kuliah PFC planning : membenahi diri dengan cara mulai memilih mata kuliah yang akan diambil dan mengulang mata kuliah yang nilainya buruk.
Subjek merasa tertekan dan malu dengan teman-teman karena perkuliahan yang tidak segera selesai (W2S2 : 245)
Ajakan teman untuk minum lagi
Keinginan minum alkohol
Konflik dengan sesama peminum(W2S2 :257).
EFC Suppresion of Competing : menghindar dari teman-teman peminum.
Sindiran dari teman sesama peminum (W2S2 :276).
EFC positive reinterpretation and growth : terbuka pada diri sendiri bahwa alkohol banyak merugikan (W2S2 :299 ). EFC acceptance : menerima apa adanya bahwa memang sangat sulit menghadapi keinginan badan untuk minum lagi (W2S2 : 307).
PFC Suppresion of Competing: Pilih teman yang bukan peminum. EFC alcohol-drug disengagement: Minum alkohol. EFC positive reinterpretation and growth : Menyadari bahwa kuliah tidak akan selesai jika minum terus (W1S2:255)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
PFC Active coping : aktif mengikuti perkuliahan. Mantan Pecandu Alkohol
Merasa tertekan karena teman-teman sudah banyak yang selesai kuliah dan kerja (W2S2 :331). Merasa malu dengan teman dan tetangga karena belum selesai kuliah (W2S2 :334)
PFC Planning: berkomitmen untuk menghindari alkohol dan menyelesaikan kuliah (W2S2 : 351). PFC Aktif Coping : Aktif mengikuti per kuliahan (W2S2 : EFC turning to religion : berdoa, ziarah ke Ganjuran. (W2S2 :475
Merasa tidak nyaman saat berada di kampus (W2S2 : 337). Merasa minder dengan orangtua pacar karena pacar sudah lulus kuliah (W2S2 : 357) Malu dengan orang tua karena belum lulus (W2S2: 371).
PFC seeking social support for instrumental reasons : meminta pendapat kepada orang lain dan meminta nasehat dengan teman (W2S2 :422). EFC seeking social support for emotional reasons: Sharing meminta pengertian dan perhatian dari pacar. (W2S2: 435).
Adanya keinginan untuk minum kembali (W2S2 :412)
EFC Positive reinterpretation and growth : subjek menyadari alkohol akan mengacaukan hidupnya, mengingat hal-hal yang negatif tentang alkohol.(W2S2 : 415) EFC Mental disengagement : membaca buku, menonton televisi (W2S2 :426). EFC turning to religion : berdoa, ziarah ke Ganjuran. (W2S2 :477)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
c. Subjek 3 1) Awal Konsumsi Sampai Berhenti Konsumsi Subjek 3 mulai mengkonsumsi aklohol sejak kelas 1 SMA. Ia mulai mengkonsumsi alkohol ketika ia merasa sumpek di rumah. Ayahnya telah bercerai dengan ibunya sejak ia masih kecil. Saat ini ibu kandungnya berada di Palu, Sulawesi. Ia tinggal bersama ayahnya yang telah beristri dan mempunyai dua orang anak dari istri barunya. Ia sebenarnya mempunyai dua saudara kandung, namun kakak pertama telah berumah tangga dan tinggal di Bantul sedangkan kakak nomor dua ikut ibunya di Palu. Ayahnya seorang PNS, namun di lingkungan rumahnya ayahnya suka berjudi. Jika ada “jagongan” atau ronda ayahnya pasti pulang pagi karena berjudi kartu. Bahkan tak jarang ia berjudi sampai dua hari atau lebih tidak pulang. Ia merasa malu dengan teman-teman dan tetangganya akan kelakuan ayahnya. Ia kecewa terhadap ayahnya dan merasa hidupnya tidak seperti anakanak yang lain. Mula-mula ketika kelas satu SMA sepulang sekolah, ia nongkrong di Terminal Jombor. Di sana ia bertemu dengan tetangga kampungnya yang preman, ia diajak minum. Lama-lama ia menjadi terbiasa minum, bahkan ia bersama teman sekolah dan teman-teman di lingkungan rumah (tetangga) sering minum. Ia ingin membuat marah ayahnya dengan mengajak teman-temannya minum di rumahnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Akhirnya ia menjadi pecandu dan di lingkungan kampungnya, meskipun ia mahasiswa ia ditakuti karena sering berantem. Ia menjadi semacam “preman” di kampungnya, dan ia terkenal di kalangan remaja dan anak-anak muda di kampung-kampung sekitarnya. Ia juga dikenal di daerah lain karena sering diajak pemuda daerah lain jika ada perkelahian. Pada setiap acara ia tidak bisa lepas dari minuman. Jika ada masalah (konflik), ia sering diminta membantu teman-temannya tapi ia minta upah minum. Subjek 3 mulai berhenti minum setelah orang tuanya pensiun dan mulai sakit-sakitan. Ia mulai menyadari bahwa ia harus segera menyelesaikan kuliah karena ia harus ikut menanggung beban keluarga. Ia sadar bahwa jika ia tidak berubah, maka keadaan akan menjadi semakin buruk. Orang tuanya sakit-sakitan mungkin disebabkan karena kurang menjaga diri dan memikirkan dirinya yang “nakal”. Ia pernah terkena kasus kriminal, penganiayaan dan diadukan ke polisi, untuk berdamai ia membayar sejumlah uang. Ia juga pernah melakukan tindak pidana pencurian, namun tidak dilanjutkan ke pengadilan karena “ditebus” dengan sejumlah uang. Faktor yang menjadi penyebab subjek 3 mengkonsumsi alkohol, menjadi pecandu alkohol dan berhenti mengkonsumsi alkohol dapat dilihat dalam tabel 6.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Tabel 6. Penyebab Subjek 3 Mengkonsumsi Alkohol, Menjadi Pecandu dan Berhenti Mengkonsumsi Alkohol Awal Konsumsi Minuman Beralkohol
Penyebab Internal Kecewa dengan orang tua : ayah subjek hoby berjudi dan keluarga berantakan (W1S3 : 43, 50, 59, 110)
Mengingat dan merasa sedih keluarga berantakan dan lingkungan yang tidak menerima (W1S3 : 110)
Pecandu Minuman Beralkohol
Kesadaran subjek telah banyak merugikan keluarga, tetangga, dan orang lain (W2S3 : 166, 175,)
Berhenti Menkonsumsi Alkohol
Eksternal Ayah dan ibu subjek bercerai (W1S3 : 37) Adanya pandangan rendah dari tetangga karena keluarga subjek berantakan (W1S3 : 60) Keluarga berantakan (W1S3 : 110) Subjek dan keluarga tidak diterima di lingkungan (W1S3 : 112) Bapak pensiun dan sakitsakitan (W2S3 : 153, CC3 W : tetangga) Ada urusan polisi (W2S3 : 191, CC3 W : tetangga)
2) Masalah-masalah yang Menimbulkan Stres pada Subjek 3 dan Strategi Copingnya. Subjek 3 mengkonsumsi alkohol karena sebagai pernyataan kecewa terhadap orang tuanya. Perasaan kecewa terhadap orang tuanya juga diungkapkan dengan sikap yang suka berbuat onar. Menurut pengakuan tetangganya, subjek 3 suka bikin onar, bahkan kampungnya pernah didrop dari daerah lain karena subjek 3 menghajar seorang satpam. Subjek 3 merasa sedih karena orang tua subjek bercerai dan secara eksternal: subjek kurang diterima di masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Menurut salah seorang tetangganya, resonden 3 sebenarnya tidak ada masalah dengan teman di kampungnya, hanya beberapa orang tua merasa was-was jika anaknya bergaul dengan subjek 3. Menurut tetangganya hubungannya dengan orang tuanya kurang baik, dulu pernah berantem dengan ayahnya sendiri. Saat ini ia telah menyadari bahwa selama ini ia telah banyak merugikan orang lain dan keluarganya. Ia ingin menyelesaikan kuliah dan bisa membantu keluarganya yang telah banyak berkorban untuknya. Meskipun sekarang ia telah berubah namun masih ada beberapa teman yang sering mengajaknya minum atau mengajak menyerang kelompok lain. Ajakan ini sering ditolak dengan alasan ia ada keperluan lain, namun sesekali ia masih minum meskipun frekuensinya sudah jarang sekali, bisa sebulan atau lebih baru minum sekali, misalnya pas ada acara yang tidak bisa ia hindari. Keinginan minum memang masih sering muncul, namun penderitaan keluarganya saat ini telah menyadarkannya bahwa ia harus benar-benar lepas dari ketergantungan minuman keras. Masalah yang dihadapi oleh subjek 3 dan strategi copingnya dapat dilihat pada tabel 7. Tabel 7. Masalah yang Dihadapi Subjek 3 dan Strategi Copingnya Awal berhenti berkonsumsi
Internal Tidak adanya kepedulian dari keluarga terhadap subjek, keluarga subjek berantakan
Eksternal Lingkungan tidak menerima subjek
Coping EFC alcohol-drug disengagement: minum alkohol.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Mantan Pecandu
Adanya permasalahan keluarga : ayah subjek sakit-sakitan menyebabkan subjek tertekan (W1S3 :187)
EFC positive reinterpretation and growth : menyadari telah merugikan orang tua.
Godaan memperoleh minuman gratis
EFC positive reinterpretation and growth : memikirkan penderitaan keluarga, dan menyadari telah membuat kerugian bagi orang lain.
Tidak bisa membagi waktu antara kuliah, pekerjaan dan keluarga. Kuliah tidak segera selesai (W2S3 : 259).
EFC positive reinterpretation and growth : membuang jauh-jauh keinginan untuk minum alkohol yang dapat merusak hidup.
Merasa merugikan orang lain.
EFC positive reinterpretation and growth: belajar berpikir positif, alkohol telah merusakkan hidup, menyadari tugastugas sebagai kepala keluarga serta tanggungjawab kepada orangtua, mengevaluasi diri bahwa sebagai manusia subjek banyak berbuat salah dan dosa.(W2S3 : 295; 322)
Godaan untuk mengkonsumsi alkohol (W2S3 :285)
Beban menyelesaikan perkuliahan yang tidak selesai-selesai.
PFC Planning : Mengatur langkahlangkah agar hidup lebih baik dengan cara melanjutkan kuliah lebih rajin.
PFC Planning : merencanakan untuk menyelesaikan kuliah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
EFC Turn to religion : memohon kepada Allah, sholat lima waktu, sholat tahajud, dan sholat berjemaah.(W2S3 :310). Kondisi keuangan keluarga yang buruk (W2S3 : 264). Pekerjaan mengurus anak yang menyita tenaga (W2S3 : 275). Pekerjaan rumah dan kantor menumpuk(W2S 3: 276).
PFC Seeking social support for instrumental reasons : meminjam uang ke kakak (W2S3 :269) PFC Planning : menata hidup dengan cara berusaha segera menyelesaikan kuliah, sehingga setelah selesai kuliah bisa fokus mendidik anak dan fokos di pekerjaan. (W2S3:330).
d. Subjek 4 1) Awal Konsumsi Sampai Berhenti Konsumsi Subjek 4 mulai mengkonsumsi alkohol sejak kelas 2 SMA. Ia mulai mengkonsumsi alkohol karena merasa diperlakukan tidak adil di rumah dan tidak mempunyai banyak teman di lingkungannya. Ia tiga bersaudara, dua orang kakaknya telah bekerja. Ketika ia SMA kakak nomor dua kuliah di PTN. Ia merasa kakaknya minta apa-apa selalu dituruti sedangkan ia tidak dituruti karena ia merasa lebih bodoh. Ia tidak diterima di PTN, dan saat ini kuliah di PTS kecil yang kurang ternama. Ia jarang bergaul dengan teman di lingkungannya karena merasa bahwa mereka kurang suka terhadapnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Ia mulai minum alkohol ketika ia curhat dengan temannya. Oleh temannya ia dikenalkan dengan beberapa teman yang suka minum alkohol, akhirnya ia ikut minum. Ia merasa senang karena mulai banyak teman dan ia ingin membalas ketidakadilan orang tuanya dengan menghindari mereka dan lebih banyak bergaul dengan temantemannya. Ketika kelas 3 SMA ia lebih banyak tidur di rumah teman dengan alasan belajar bersama dan setelah kuliah pada awal-awal tahun ia jarang sekali di rumah. Ia berkomunikasi dengan orang tuanya hanya jika ia merasa memerlukan uang atau kebutuhan lain. Sebenarnya orang tuanya mulai curiga dan ia sering diperingatkan untuk tidak banyak keluar rumah, namun ia tidak menghiraukannya. Prestasi akademiknya rendah sehingga tahun 2005 atau pada semester 6 ia masih sangat jauh ketinggalan dibandingkan dengan teman-teman seangkatannya. Akhirnya kemarahan orang tuanya memuncak, ia diberi pilihan mau menyelesaiakan kuliah atau berhenti. Orang tuanya tidak akan membiayai lagi jika tidak serius kuliah, hal ini menyebabkan subjek mulai menyadari bahwa alkohol merugikan. Akhirnya, ia diajak berdiskusi dengan orang tua dan kakak-kakaknya. Ia diberi pilihan jika ia ingin melanjutkan kuliah, ia harus serius dan kakak-kakaknya akan membantu, padahal sebenarnya selama ini biaya kuliahnya telah dibantu kakak-kakaknya melalui kedua orang tuanya. Akhirnya ia menyadari bahwa selama ini sebenarnya orang tuanya telah bertindak adil, bahkan kakak-kakaknya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
telah membantu biaya kuliahnya, namun ia tidak menyadarinya. Setelah sadar ia dicintai seluruh keluarga ia mulai tahun 2005 mengurangi konsumsi alkohol, dan berhenti sama sekali tidak mengkonsumsi alkohol sekitar tahun 2006. Faktor yang menjadi penyebab subjek 4 mengkonsumsi alkohol, menjadi pecandu alkohol dan berhenti mengkonsumsi alkohol dapat dilihat dalam tabel 8. Tabel 8. Penyebab Subjek 4 Mengkonsumsi Alkohol, Menjadi Pecandu dan Berhenti Mengkonsumsi Alkohol
Awal Konsumsi Minuman Beralkohol
Pecandu Minuman Beralkohol Berhenti Menkonsumsi Alkohol
Penyebab Internal Ingin menentang orang tua karena perlakuan tidak adil (W1S4 : 31) Persepsi orangtua tidak memperhatikan subjek, karena subjek merasa bodoh di dalam keluarga (W1S4 : 41) Persepsi bahwa orang tua tidak adil dan tidak memperhatikan subjek (W1S4 : 127) Subjek merasa telah menjadi beban bagi orang lain (W2S4 : 182)
Eksternal Ajakan teman (W1S4 : 80) Tidak punya teman di kampung (W1S4 : 43)
Tidak disukai tetangga (W1S4 : 70)
Orang tua memarahi subjek dan mengancam akan membiayai kuliahan (W2S4 : 167)
2) Masalah-masalah yang Menimbulkan Stres pada Subjek 4 dan Strategi Copingnya Setelah memutuskan berhenti mengkonsumsi alkohol, Subjek 4 masih juga dihadapkan pada berbagai permasalahan. Permasalahan utama adalah sering timbul keinginan untuk mengkonsumsi alkohol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
lagi. Ia juga merasa minder, merasa bodoh dan malu sama tetangga karena ia belum menyelesaikan kuliah. Di bidang keuangan, ia merasa kesulitan karena sekarang orang tuanya membatasi keuangannya bahkan ia masih selalu dicurigai oleh orang tuanya, ia merasa tidak dipercaya lagi. Meskipun banyak masalah yang dihadapi, Subjek 4 mulai bisa menahan diri untuk tidak mengkonsumsi alkohol lagi. Ia menahan keinginan untuk minum dengan memikirkan efek-efek dan kerugian mengkonsumsi alkohol. Jika ada masalah, ia membicarakan dan minta bantuan kepada orang tua, kakak, atau teman-temannya. Saat ini ia telah terbebas sama sekali dari alkohol karena waktunya digunakan untuk hal-hal yang positif, seperti membaca buku, kuliah, dan sebagainya. Ia juga telah menyadari bahwa setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Ia telah belajar menentukan tujuan hidup dan berusaha mencapai tujuan tersebut. Ia mempunyai target awal untuk menyelesaikan kuliah. Masalah yang dihadapi oleh subjek 4 dan strategi copingnya dapat dilihat pada tabel 9.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Tabel 9. Masalah yang Dihadapi Subjek 4 dan Strategi Copingnya Internal Awal Berhenti konsumsi
Eksternal Ajakan teman untuk minum lagi (W1S4 : 229)
Keinginan dan godaan untuk minum lagi kuat karena mempunyai masalah (W1S4 : 243).
Mantan Pecandu
PFC Suppresion of Competing : mengarahkan kegiatan bagaimana menghindar dari keinginan minum lagi dengan cara berkonsentrasi pada kuliah , tidak memikirkan masalahmasalah yang lain (W1S4 : 251) PFC Seeking social support for emotional reasons: menjalin hubungan baik dengan orang tua, kakak-kakak dan tetangga. (W1S4: 254) EFC Mental Disengagement : Memendam keinginan untuk minum dan mengalihkannya ke kegiatan tidur dan main game (W1S4 : 261). EFC Acceptance : menerima kondisi dengan tegar.
Merasa bodoh dan malu dengan tetangga
Subjek merasa ada ketidakpercayaan dari orangtua bahwa subjek telah benar-benar lepas
Coping PFC restraint coping: secara perlahan-lahan dan halus menolak ajakan untuk minum.(W1S4 : 232)
Keuangan dibatasi dan dicurigai orang tua (W2S4 : 274)
PFC seeking social support for instrumental reasons: pinjam uang ke kakak EFC seeking social support for emotional reasons: curhat ke teman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
dari alkohol.(W2S4 : 284).
(W2S4 :294). EFC positive reinterpretation and Growth : mengubah pola pikir bahwa alkohol akan menambah kacau dan banyak membawa efek negatif , membuat semakin tidak dipercayaorang. (W2S4: 303, 309). PFC Active Coping : mencari informasi seputar efek negatif alcohol (W2S4: 347) PFC seeking social support for instrumental reasons: mencari informasi bagaimana menghadap keinginan untuk minum dengan membicarakannya kepada orangtua, kakak dan teman yang tidak kecanduan (W2S4: 315). EFC seeking social support for emotional reasons: menjalin hubungan yang baik dengan orangtua dan kakak. (W2S4: 251).
Keinginan untuk mengkonsumsi alkohol kembali (W2S4:300)
Kuliah yang tidak segera selesai (W2S4: 334).
PFC Active Coping : Segera menyelesaikan kuliah dengan cara rajin kuliah (W2S4: 339).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
3. Hasil Analisis Empat Subjek Kategorisasi penyebab subjek mengkonsumsi alkohol, menjadi pecandu dan berhenti mengkonsumsi alkohol dapat dilihat pada tabel 10.
Tabel 10. Kategorisasi Penyebab Subjek Mengkonsumsi Alkohol, Menjadi Pecandu dan Berhenti Mengkonsumsi Alkohol Fase
Kategori
Sub Kategori S1
Awal Konsumsi
Peyebab Eksternal
Penyebab Internal
Pecandu Minuman Beralkohol
Penyebab Eksternal
Lingkungan Masyarakat
Individu /Peorangan
Ingin mendapatkan pengakuan kelompok. Ingin tahu rasa/cobaCoba Kurang percaya diri Kecewa dengan orangtua. Persepsi kurang adanya perhatian dari orangtua.
Konflik dengan orang lain. Lingkungan tidak Nyaman Teman pergaulan pengguna alkohol Tidak adaya pengakuan dan penghargaan dari teman /lingkungan Keluarga berantakan Kurang adanya pengawasan dari orangtua.
Individu /Peorangan
Perasaan Kecewa Persepsi kurang adanya perhatian dari orangtua.
Keluarga berantakan Kurang adanya pengawasan dari orangtua.
Lingkungan Masyarakat
S4
Lingkungan Keluarga
Lingkungan Keluarga
Penyebab Internal
Ajakan Teman Teman pergaulan pengguna alkohol Pandangan redah dari tetangga. Tidak punya teman di lingkungan.
Subjek S2 S3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Fase
Kategori
Sub Kategori
Subjek Penyebab biologis : Merasa kurang tiap kali minum. Prestasi buruk Jengkel dengan Keluarga
Berhenti Megkonsumsi Alkohol
Penyebab Eksternal
Lingkungan Masyarakat
Lingkugan Keluarga
Penyebab Internal
Individu /Perorangan
S1
S2
S3
Konflik dengan sesama teman peminum Berurusan dengan Polisi. Dianggap beban dengan sesama teman.
Bapak pensiun dan sakit-sakitan. Orangtua sering marah. Masalah kuliah Perasaan bersalah terhadap keluarga. Merasa nyaman di rumah. Minder melihat kesuksesan teman.
S4
Strategi coping yang dilakukan oleh subjek, ketika pertama kali mengkonsumsi alkohol, kecanduan, awal berhenti, dan ketika sudah menjadi mantan pecandu dapat dilihat pada tabel 6-9. Dari tabel di atas terlihat bahwa pada mulanya alkohol digunakan subjek sebagai coping dari segala masalah yang dihadapinya. Pada saat pertama mengkonsumsi dan pada fase kecanduan alkohol, kecenderungan subjek melakukan coping atas segala masalah yang dihadapi diawali dengan strategi EFC dengan tujuan mengatur respon emosional dengan meniadakan fakta-fakta yang tidak menyenangkan. Setelah subjek memutuskan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
berhenti mengkonsumsi alkohol, coping yang dilakukan subjek tidak selalu diawali dengan EFC. Kategorisasi bentuk EFC pada subjek dari awal memutuskan berhenti sampai menjadi mantan pecandu alkohol dapat dilihat pada tabel 11.
Tabel 11. Kategorisasi Bentuk EFC Pada Subjek Awal Memutuskan Berhenti-Setelah Menjadi Mantan Pecandu Alkohol Fase Awal berhenti
Bentuk EFC Kategori -EFC alcohol-drug disengagement
Sub Ktegori
-EFC positive reinterpretation and growth
-Berpikir alkohol merugikan -Menyadari bahwa kuliah tidak akan selesai jika minum terus -Menyadari telah merugikan orangtua / keluarga / orang lain
-EFC acceptance
-EFC mental disengagement
Berhenti 1-2 Tahun
S1 √
Subjek S2 S3 √ √
√
√
S4
√ √
√
-Menerima apa adanya bahwa sangat sulit untuk melepaskan dari keinginan untuk minum
√
-Mengalihkan kegiatan ke tidur dan main game.
-EFC Seeking social support for emotional reasons
Menjalin hubungan baik dengan orangtua, kakak, dan tetangga
-EFC mental disengagement
-Menyibukkan diri dengan aktivitas lain.
√
√
-EFC turning to religion
-Doa, Ziarah, shollat
√
√
√
-EFC Seeking social support for emotional reasons
-Sharing meminta pengertian dan perhatian dari orang lain
√
√
√
√
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
-EFC Acceptance
-EFC positive reinterpretation and growth
√
-Masalah harus dihadapi dan diselesaikan -Menerima dengan tegar
√ √
-Menyadari alkohol akan mengacaukan hidupnya, mengingat hal-hal negatif dari alkohol. -Membuang jauh-jauh keinginan alkohol yang dapatmerusak hidup. -Menyadari tugas-tugas sebagai kepala keluarga -Menyadari bahw a sebagai manusia subjek banyak berbuat salah
√
√ √ √
Kategorisasi bentuk PFC pada subjek dari awal memutuskan berhenti sampai menjadi mantan pecandu alkohol dapat dilihat pada tabel 11. Tabel 12 Kategorisasi Bentuk PFC Pada Subjek Awal Memutuskan Berhenti-Setelah Menjadi Mantan Pecandu Alkohol Fase Awal berhenti
Bentuk PFC Kategori Sub Ktegori -PFC Seeking social -meminta pendapat support for instrumental orang tua reasons -PFC Planning
-PFC Suppresion of competing
S1
S2
S3
√
-Merencanaka menemui dekan untuk membicarakan masalah DO. -Memikirkan bagaimana cara mencapai masa depan yang lebih baik -Membenahi diri dengan cara memilih mata kuliah yang akan diambil, mengulang mata kuliah yang nilainya buruk. -Mengatur langkahlangkah agar hidup lebih baik
√
-Jarang keluar rumah -Membatasi frekuensi pertemuan dengan teman
√ √
√ √
√
√ √
S4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
peminum -Pilih teman yang bukan peminum -Konsentrasi pada kuliah, tidak memikirkan masalah lain
Berhenti 1-2 Tahun
-PFC active coping
Aktif kuliah
-PFC restraint coping
Menolak secara halus ajakan minum -Keingian minum bisa diredam
-PFC restraint coping :
-PFC seeking social support for instrumental reasons
-PFC Planning
-PFC active coping
-Meminjam uang pada orang Lain
√ √
√
√ √
√ √
√
-Bertanya pendapat/ jalan keluar ke orang lain
√
-Berkomitmen untuk menghidari alkohol -Merencanakan untuk menyelesaikan kuliah
√
-Aktif mengikuti perkuliahan -Mencari informasi seputar efek negatif dari alkohol
√
√
√ √ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
C. Pembahasan I. Penyebab Mengkonsumsi Alkohol dan Masalah yang Muncul Pada Subjek Dari hasil data wawancara dan koding dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa subjek dapat dipengaruhi untuk mengkonsumsi alkohol dari tahap coba-coba sampai kecanduan alkohol. Sebagian besar dari subjek pertama kali mengkonsumsi alkohol karena faktor eksternal yaitu ajakan teman dan teman pergaulan subjek adalah para pecandu alkohol. Hal ini dialami pada subjek 1, 2 dan 4. Hawari (1996) menyatakan bahwa sebagian besar remaja 80 % pemakai obat-obatan dan alkohol pada awalnya memperoleh zat tersebut dari temannya, hal tersebut menunjukkan bahwa teman sebaya memberikan konstribusi yang besar dalam merubah remaja dari seseorang yang bukan pecandu menjadi pecandu alkohol. Hal ini sependapat dengan Brook, dkk (1983) yang menyatakan bahwa tekanan kelompok sebaya merupakan faktor yang besar pengaruhnya terhadap penggunaan alkohol dikalangan remaja. Penyebab ekternal yang lain adalah keluarga berantakan, tidak ada pengawasan dari orangtua dan pandangan yang rendah dari lingkungan sekitar. Selain penyebab eksternal tersebut subjek mengkonsumsi alkohol adalah karena faktor internal yaitu keinginan untuk mencoba, ingin mendapatkan pengakuan dari kelompok, kurang percaya diri dan persepsi kurang adanya perhatian dari orangtua. Seperti yang ditegaskan oleh Afiatin (2003) bahwa faktor yang mempengaruhi penggunaan alkohol pada remaja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
adalah faktor internal yaitu kondisi psikologis (kepribadian individu, usia, ketaatan beribadah, harga diri rendah/kurang percaya diri, kecewa, perkembangan, depresif, kurang dapat menerima kritik, dan mudah tersinggung) dan faktor eksternal (keluarga yang kurang harmonis, kesulitan yang dialami sehari-hari, kurang kasih sayang, teman, sosial, masyarakat dan faktor kemudahan mendapatkan serta faktor khasiat). Subjek pada awalnya mengkonsumsi alkohol pada usia SMP kelas 2 dan usia SMA kelas 1. Usia subjek tersebut adalah usia para remaja, dimana subjek memasuki tahap perkembangan mencari identitas baru, memiliki rasa ingin tahu yang besar, mudah dipengaruhi oleh lingkungan dan anggapan yang salah mengenai efek dari penggunaan alkohol. Hal ini sependapat dengan Winarto (2003) yang menyatakan perkembangan psikologis remaja adalah sedang dalam tahap pencarian identitas diri sehingga membuat mereka memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar dan mudah dipengaruhi oleh lingkungan. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa subjek adalah individu yang sedang berkembang dalam fase transisi (peralihan antara masa anak-anak dan masa dewasa) dengan rentang usia masa remaja untuk masyarakat Indonesia adalah usia 11 tahun sampai dengan 24 tahun dan pada masa remaja ini terjadi kegoncangan sehingga dapat menimbulkan munculnya penyesuaian negatif didalam diri subjek tersebut (Monks dkk, 1988). Hal ini sependapat dengan Monks (1988) yang menyatakan bahwa ada dua macam gerak perkembangan remaja yaitu memisahkan diri dari orangtua dan yang lain menuju kearah teman sebaya, remaja saling mencari teman sebaya karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
mereka mengetahui bahwa mereka ada dalam nasib yang sama dan sama-sama berusaha untuk mencari kebebasan serta kecenderungan yang sama untuk menghayati kebebasan tersebut. Pada tahap awal subjek mengkonsumsi alkohol karena ingin mendapatkan pengakuan dari kelompok. Tahap ini oleh Fuhrmann (1990) disebut tahap perilaku minum alkohol sebagai penggunaan yang bersifat eksperimen, dimana seseorang akan menggunakan minuman keras atau alkohol pada saat tertentu dan bila berada ditengah-tengah kelompok sebaya agar mendapat penerimaan dan pengakuan dari mereka dan pada tahap ini toleransi terhadap alkohol sangat rendah. Mula-mulanya subjek minum sesekali dengan teman-temannya, namun lama kelamaan menjadi kebiasaan. Tahap ini oleh Fuhrmann (1990) disebut tahap perilaku minum alkohol sebagai penggunaan yang bersifat kebiasaan, dimana akan muncul gejala seperti peningkatan toleransi untuk mendapatkan efek yang lebih besar sehingga subjek pengguna alkohol, mulai berbohong, memiliki perasaan bersalah, menyembunyikan keterlibatan mereka dengan alkohol. Ketika subjek mempunyai masalah subjek cenderung untuk mengkonsumsi alkohol bersama-sama dengan teman pecandu yang lain. Sampai
akhirnya
subjek
teratur
menggunakan
dan
selalu
menginginkan efek yang lebih dari penggunaan sebelumnya. Pada fase ini subjek mengkonsumsi alkohol karena faktor biologis yaitu keinginan untuk mendapatkan efek yang lebih lagi dari minuman tersebut. Subjek Oleh Fuhrmann (1990) tahap tersebut dinamakan tahap perilaku minum alkohol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
sebagai penggunaan yang bersifat ketergantungan, pada tahap ini subjek mulai menunjukkan gangguan yang berupa fisik dan psikologis seperti badan terasa loyo, kehilangan kesadaran, susah tidur, tak mampu berkonsentrasi dengan baik, di DO dari Universitas, kehilangan teman-teman, selalu membuat alasan dan memanfaatkan keadaan ketergantungannya. Subjek yang mengkonsumsi alkohol erat kaitannya dengan stres. Stres muncul diakibatkan adanya stresor. Menurut Landau (1994) remaja sering dicirikan dengan konflik dan stres, karena remaja mengalami peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa muda, dalam masa peralihan ini remaja perlu
banyak belajar
berbagai keterampilan intelektual dan
keterampilan sosial. Perjuangan remaja untuk dapat berfungsi dengan tepat dalam peran-peran baru mereka sering menimbulkan situasi yang penuh stres dan untuk mengatasi hal tersebut banyak remaja
yang “lari” atau
mengkonsumsi alkohol. Menurut Shultz dan Shultz, (1994) stres merupakan tanggapan yang ada pada seseorang ketika berhadapan dengan lingkungan dan bila tidak dapat mengatasi berakibat penyimpangan perilaku berupa merokok berlebihan, dan minum minuman keras berlebihan. Para mantan pecandu alkohol jika mengalami stress atau tekanan maka dalam dirinya akan memberikan reaksi yang berbeda-beda untuk menghadapi stress tersebut. Hal ini mendukung pendapat Rutter (dalam Folkman, 1984) yang mengatakan bahwa individu memberikan reaksi yang berbeda-beda untuk mengatasi tekanan/stres (Rutter, dalam Folkman, 1984).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Masalah-masalah yang menimbulkan tekanan/stress pada subjek ketika awal berhenti mengkonsumsi alkohol adalah permasalahan dalam perkuliahan, kebingungan menghadapi DO, perasaan tertekan melihat kesuksesan temanteman lain yang sudah lulus serta keinginan dan godaan yang kuat untuk mengkonsumsi alkohol lagi, karena kemudahan mencari minuman beralkohol di lingkungan subjek tinggal. Permasalahan lain yang dialami subjek adalah tidak adanya dukungan dari lingkungan, baik lingkungan masyarakat tempat tinggal subjek, maupun lingkungan yang terdekat dengan subjek yaitu keluarga. Hal ini dialami oleh subjek 3, dimana subjek tersebut tidak mendapatkan penerimaan dari lingkungan dan keluarga yang sama sekali tidak mempunyai kepedulian dengan subjek. Pada saat subjek benar-benar lepas dari alkohol selama 1-2 tahun, subjek menghadapi berbagai permasalahan antara lain subjek yang diliputi oleh perasaan bersalah jika tidak mengikuti ajakan untuk minum, sementara teman masih banyak yang mengajak minum, konflik dengan pacar, masalah kuliah, dimana subjek tidak mendapatkan acc revisi skripsi dari dosen pembimbing, perasaan malu karena kuliah tidak segera selesai, serta perasaan telah menyusahkan orangtua, subjek selalu meminta uang untuk mencukupi kebutuhan. Subjek merasa tertekan dengan lingkungan tempat tinggal subjek dimana muncul perasaan bodoh dan malu ketika berinteraksi dengan lingkungan tersebut. Di lingkungan pergaulan, subjek mengalami tekanan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
karena teman-teman yang lain sudah selesai kuliah, sehingga merasa minder jika berangkat ke kampus. Kondisi subjek yang tidak segera menyelesaikan perkuliahan menyebabkan subjek mengalami kesulitan dalam membagi waktu antara kuliah, kerja dan mengurus keluarga, seperti yang dialami oleh subjek 1 dan subjek 3. Hal ini menambah tekanan dan memperparah kondisi keuangan subjek tersebut, dimana subjek sudah berkeluarga dan yang sudah tidak menjadi tanggungjawab orangtua. Orangtua pada subjek 4 cenderung sudah tidak mempercayai bahwa subjek benar-benar lepas dari pengaruh minuman beralkohol, sehingga tidak memberikan kepercayaan lagi pada subjek. Orangtua membatasi keuangan subjek, dan selalu mencurigai gerak langkah subjek. Hal ini membuat subjek 4 merasa tertekan. Sementara keinginan untuk mengkonsumsi kembali minuman beralkohol masih ada pada semua subjek. II.
Coping Pada Mantan Pecandu Alkohol Apabila individu menghadapi suatu tekanan atau stres, maka akan terjadi suatu proses penyesuaian terhadap situasi tersebut yang lazim disebut sebagai coping strategy atau strategi mengatasi masalah. Pada saat pertama mengkonsumsi dan pada fase kecanduan alkohol, kecenderungan subjek melakukan coping lebih banyak mengunakan strategi EFC yaitu dengan mengkonsumsi alkohol, lari dari masalah, mengasingkan diri. Hal itu dengan tujuan mengatur respon emosional dengan meniadakan fakta-fakta yang tidak menyenangkan. Setelah subjek memutuskan untuk berhenti mengkonsumsi alkohol, kecenderungan para subjek menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
coping PFC maupun EFC secara seimbang dan kontekstual. Keefektifan dari kedua strategi ini tergantung pada sumber masalah yang dihadapi. Strategi coping tersebut di atas tidak bersifat statis, karena kedua strategi dapat saling bergantian dalam penggunaannya. Suatu saat individu menggunakan strategi problem focused coping, namun saat yang lain individu tersebut menggunakan strategi emotional focused coping. Hal ini tergantung pada kondisi yang dihadapi (Lazarus, 1993) Berdasarkan Carver & Scheier (1989), strategi yang dilakukan ada dua cara. Pertama : Strategi Problem Focused Coping atau PFC yang dapat dilakukan mantan pecandu alkohol adalah : Menghadapi masalah secara aktif (active coping), perencanaan (planning), Mengurangi aktifitas-aktifitas persaingan (Suppresion of competing), pengendalian (restraint coping), mencari dukungan sosial karena alasan instrumental (seeking social support for instrumental reasons). Kedua : Strategi Emotional Focused Coping atau EFC yang dapat dilakukan mantan pecandu alkohol meliputi: mencari dukungan sosial karena alasan emosional ((seeking social support for emotional reasons), reintepretasi dan perkembangan yang positif (positive reinterpretation and growth), penerimaan (acceptance), mengalihkan pada agama (turning to religion), pelepasan emosi (focus on and venting emotion), penolakan (denial), tindakan pelarian (behavioral disengagement), pelarian secara mental (mental disengagement), Penyimpangan dalam penggunaan alkohol (alcohol-drug disengagement),
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Pada awal berhenti minum, beberapa dari mantan pecandu masih ada keinginan untuk lari ke alkohol dalam menghadapi masalah. Hal ini terkait dengan kebiasaan yang sering dilakukan ketika dulu mengkonsumsi alkohol sebagai salah satu bentuk coping yang sudah melekat dalam dirinya. Namun subjek sadar bahwa ternyata alkohol tidak dapat menyelesaikan masalah, justru menjadi permasalahan baru atau tekanan baru. Subjek sudah merasakan bahwa alkohol sebenarnya merupakan hal yang negatif. Ini terlihat ketika subjek merasa bahwa alkohol merugikan bagi dirinya, dan merugikan orang terdekatnya. Tetapi keinginan untuk minum lagi masih sering muncul dalam diri subjek. Pada fase ini kebanyakan dari subjek (Subjek 1, 2 dan 3) menggunakan
EFC
alcohol-drug
disengagement
dan
EFC
positive
reinterpretation and growth (pada S1, S2, dan S3). Subjek dalam penelitian ini pada fase awal berhenti mengkonsumsi alcohol subjek masih belum dapat menghindar dari keinginannya untuk menggunakan alkohol, karena efek zat dari alkohol yang membuat ketergantungan. PFC yang digunakan pada saat fase ini adalah PFC Planning (S1, S2, dan S3) dan PFC Suppresion of Competing (S1, S2, dan S4). Setelah subjek benar-benar lepas dari alkohol (Mantan Pecandu Alkohol) subjek menggunakan serta EFC seeking social support for emotional reason (S1, S2, S3 dan S4), EFC positive reinterpretation and growth (S2,S3, dan S4), dan EFC turning to religion (S1, S2, dan S3), EFC mental disengagment
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Subjek melakukan EFC reintepretasi and positif growth dengan cara menyadari bahwa alkohol akan mengacaukan hidup subjek, mengingat hal-hal negatif dari alkohol, membuang jauh-jauh keinginan untuk mengkonsumsi alkohol yang dapat merusak hidup. Hal tersebut di atas dilakukan oleh subjek subjek 2, subjek 3, dan subjek 4. Subjek juga melakukan coping planning, dimana subjek berkomitmen untuk menghindari alkohol dengan cara menyelesaikan kuliah, mencari informasi seputar efek negatif dari alkohol, dan meredam keinginan untuk minum alkohol.
Karakter dan pemikiran
subjek menjadi berkembang ke arah yang lebih positif. Muncul adanya kesadaran pemikiran dalam diri subjek bahwa alkohol memberikan dampak buruk bagi subjek antara lain perkuliahan yang tidak selesai-selesai. Selain itu dalam diri subjek juga muncul adanya perasaan bersalah sudah banyak merugikan orang lain baik keluarga, teman, dan lingkungan. Coping yang digunakan oleh subjek (pada subjek 1, 2, 3 dan 4) adalah EFC seeking social support for emotional reason, yang dilakukan dengan cara meminta pendapat / nasehat serta perhatian dan pengertian dari orang lain dan keluarga. EFC seeking social support for emosional reason dilakukan dengan menjalin hubungan yang baik dengan orangtua, kakak dan keluarga. EFC mental disengagment yang dilakukan subjek adalah dengan mengalihkannya ke kegiatan tidur dan main game. Selain itu subjek juga melakukan PFC suppresion of competing, dimana subjek menghindar dari kegiatan mengonsumsi alkohol dengan cara membatasi frekuensi dengan teman peminum, kalaupun ada ajakan minum,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
cenderung ditolak secara halus oleh subjek. Subjek juga mulai selektif dengan cara tidak berinteraksi dengan teman-teman peminum. Hal ini mendukung pendapat Reinhold Niebuhr (dalam Narcotics Anonymous) yang mengatakan bahwa seorang alkoholik dapat mempengaruhi alkoholik lainnya jauh lebih efektif dibandingkan dengan apa yang dilakukan seorang non-alkoholik. Selain itu subjek berkonsentrasi hanya pada satu kegiatan saja, yaitu kuliah, dengan mengesampingkan masalah-masalah lain selain kuliah. PFC Planning ada pada hampir semua subjek. Subjek yang pada awalnya mempunyai kepercayaan diri yang rendah, dan tidak berani menerima kenyataan bergeser menjadi seorang yang mempunyai kepercayaan diri, sudah mulai berpikir realistis dan mempunyai komitmen untuk mengatur langkah hidup dan mengatasi segala permasalahan yang ada. Hal ini terlihat dari perencanaan-perencanaan yang dilakukan subjek untuk mengatasi permasalahan yang ada, dan menghindari alkohol, antara lain
subjek
membenahi diri dan merencanakan untuk menyelesaikan kuliah dengan cara memilih mata kuliah yang akan diambil, dan mengulang mata kuliah yang nilainya buruk. Hal ini mendukung pendapat Gunarsa & Gunarsa (1991), Mappiare (2000) dan Soesilowindradini (2000) yang menyatakan bahwa pada masa remaja akhir, perkembangan seseorang ditandai dengan ciri-ciri: (1) aspek-aspek psikis dan fisiknya mulai stabil, (2) meningkatnya berpikir realistis, memiliki sikap pandang yang sudah baik, (3) lebih matang dalam cara menghadapi masalah, (4) ketenangan emosional bertambah, lebih mampu menguasai perasaan (5) sudah terbentuk identitas seksual yang tidak akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
berubah lagi, (6) lebih banyak perhatian terhadap lambang-lambang kematangan. III. . Kebutuhan Akan Dukungan Sosial Pada Subjek Berdasarkan hasil analisis situasi-situasi yang menyebabkan subjek mengkonsumsi alcohol, berhenti mengkonsumsi alcohol, dan coping yang dilakukan saat subjek sudah menjadi mantan pecandu tampak bahwa ada kebutuhan akan perhatian dari lingkungan social. Penyebab eksternal subjek mengkonsumsi alkohol, adalah lingkungan keluarga yang berantakan (S3), dimana tidak adanya pengawasan dari orangtua terhadap subjek (S1). Hal ini menyebabkan subjek merasa tidak mendapatkan perhatian dari keluarganya. Persepsi dari subjek tersebut membuat subjek menjadi kecewa dengan orangtua (S3,S4). Subjek berusaha mendapatkan perhatian dari tempat lain. Hal ini merupakan penyebab internal subjek yang pada akhirnya mencari perhatian ke lingkungan pertemanannya. Faktor eksternal yaitu teman pergaulan subjek yang adalah para pecandu alkohol menjadi awal subjek mengkonsumsi alkohol (S1,S2,S4). Hal ini memungkinkan subjek mencari perhatian di kelompok tersebut sebagai pengganti perhatian dari orangtua, karena dalam kelompok tersebut subjek merasakan mendapatkan perhatian. Subjek mengkonsumsi minuman keras atau alkohol pada saat tertentu dan bila berada ditengah-tengah kelompok sebaya tersebut agar mendapat penerimaan serta pengakuan dari kelompok tersebut. Dari faktor ekternal maupun internal tersebut membuat subjek menjadi pecandu alkohol. Pada saat menjadi pecandu subjek merasa tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
mendapatkan respon yang baik dari teman dan lingkungan. Teman-teman dan lingkungan subjek tidak mengakui keberadaan subjek. Terlebih perasaan jengkel dan kecewa dengan keluarga yang selalu tidak memberikan perhatian kepada subjek. Subjek merasa tidak nyaman, dan mengalihkan perasaan tersebut dengan mengkonsumsi minuman beralkohol. Perasaan tersebut sering kali muncul, ditambah perasaan subjek (S1,S2,S3,S4) yang merasa kurang tiap kali minum menjadi penyebabkan frekuensi subjek minum semakin meningkat. Dari banyaknya permasalahan yang dialami akibat dari pemakaian alcohol, membuat subjek menginginkan untuk berhenti mengkonsumsi alcohol. Pada fase berhenti mengkonsumsi alcohol, subjek (S1,S4) masih mengalami masalah dan terbelenggu dari dunia alcohol, namun keluarga subjek mulai member perhatian ke subjek. Pada subjek 4, orangtua mulai sering marah-marah ke subjek, yang sebenarnya merupakan satu bentuk perhatian terhadap perilaku subjek. Di dalam perjalanannya dengan lingkungan pertemanan, subjek sering kali mengalami konflik dengan temannya peminum (S2,S4) yang sebenarnya dulu teman-teman peminum adalah orang yang menerima subjek. Ketika terjadi konflik dalam pertemanan dengan sesama peminum alcohol, subjek tidak mendapatkan dukungan dari kelompoknya tersebut. Dalam hal ini subjek mencari dukungan di tempat lain. Keluarga pada akhirnya dapat memberi perhatian ke subjek. Indikasi adanya kebutuhan akan dukungan social juga tampak kuat ketika subjek benar-benar lepas dari alcohol, keempat subjek menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
EFC seeking social support for emotional reason yang dilakukan dengan cara meminta pendapat / nasehat serta perhatian dan pengertian dari orang lain dan keluarga. EFC seeking social support for emotional reason dilakukan dengan menjalin hubungan yang baik dengan orangtua, kakak dan keluarga. Hal ini merupakan indikasi bahwa adanya kebutuhan yang tinggi akan dukungan dan perhatian dari orang lain baik keluarga maupun lingkungan. Hasil penelitian ini mendukung pendapat Prasetyo (2006) yang menyatakan bahwa kekhasan pemikiran pecandu alcohol yang selalu diliputi oleh rasa kekosongan dan kesepian yang mendalam bahwa orang lain tidak dapat menerimanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Hasil penelitian ini mengungkap bahwa masalah internal yang dihadapi
oleh mantan pecandu alkohol pada awal berhenti mengkonsumsi antara lain masalah perkuliahan yang tidak segera selesai, keinginan untuk mengkonsumsi alkohol lagi, serta masalah keluarga. Sementara masalah eksternal antara lain ajakan teman untuk mengkonsumsi alkohol kembali, adanya konflik dengan sesama teman peminum, serta tekanan lingkungan yang memberikan penilaian negatif terhadap mantan pecandu. Masalah internal yang dihadapi subjek pada saat benar-benar berhenti dari alkohol antara lain keinginan untuk kembali mengkonsumsi alkohol. Tetapi pada fase ini keinginan tersebut benar-benar bisa diredam oleh subjek. Masalah lain adalah adanya perasaan bersalah jika tidak mengikuti ajakan teman untuk minum, tidak adanya kepercayaan dari lingkungan dan juga keluarga, masalah perkuliahan dimana muncul rasa tidak percaya diri karena teman-teman sebaya subjek sudah banyak yang lulus,
kurang percaya diri di lingkungan tempat
tinggal dengan statusnya sebagai mahasiswa, serta masalah keuangan dimana subjek mulai kesulitan untuk mengatur keuangannya, Sementara masalah eksternal antara lain permasalahan perkuliahan dimana teman seangkatan subjek sudah banyak yang lulus, masalah keluarga terkait
96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
dengan tekanan orangtua yang menghendaki subjek cepat lulus, serta masalah pekerjaan rumah dan kantor yang menumpuk. Pada awal berhenti mengkonsumsi alkohol subjek menggunakan strategi coping PFC, yaitu dengan PFC actif coping, planning, suppresion of competing, restraint coping dan seeking social support for instrumental reasons dan EFC positive reinterpretation and growth, acceptance, alcohol-drug disengagement. Setelah terbebas dari alkohol, subjek menggunakan strategi coping tanpa mengkonsumsi alkohol, meskipun keinginan mengkonsumsi masih ada. Coping yang digunakan yaitu PFC actif coping, planning, seeking social support for instrumental reason dan EFC positive reinterpretation and growth, acceptance, mental disengagement, dan turning to religion. Subjek mempunyai penyesuaian yang baik dengan mengacu pada strategi PFC (Problem Focused Coping) dan EFC (Emotion Focused Coping). Peneliti menyadari masih ada keterbatasan dalam penelitian ini. Mengungkap
kecenderungan coping pada mantan pecandu alkohol melalui perspektif orangtua dan teman subjek sangat sulit dilakukan, hal itu dikarenakan perwujudan coping sangat kompleks, serta para orangtua dan teman yang tidak selalu mendampingi subjek secara penuh. B. Saran 1. Kepada Mahasiswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman mengenai adanya strategi-strategi dalam menyelesaikan masalah. Strategi coping yang berorientasi pada masalah (PFC) bisa berupa: memecahkan masalah secara terencana, cermat, aktif meminta pendapat atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
pandangan orang lain, mencari informasi dari orang lain dan saling mempercayai dengan pihak lain. Strategy coping yang berorientasi pada emosi (EFC) bisa berupa: mengurangi beban yang dihadapi, menciptakan rasa humor, menerima apa adanya, menghapuskan perasaan yang negatif. Mencari dukungan keluarga melalui cara: menanamkan kepercayaan pada keluarga dan saudara, memohon bimbingan, nasehat dari pihak-pihak yang terpercaya. 2. Bagi pihak civitas akademis, diharapkan aktif mengadakan kegiatan seputar strategi menghadapi masalah melalui penyebaran informasi lewat kegiatan di universitas dengan menghadirkan para pakar psikologi dan kesehatan, misalnya dengan mengadakan pelatihan strategi menyelesaikan masalah, serta pelatihan kemandirian emosional. 3. Mengingat pentingnya dukungan keluarga, kepada orangtua diharapkan mampu lebih memahami anak-anaknya, maka sebisa mungkin selalu diadakan pertemuan yang bisa dimanfaatkan sebagai ruang sharing dan diskusi bersama untuk mencari cara bagaimana menyelesaikan masalah, untuk mendukung anak agar bisa benar-benar lepas dari minuman beralkohol, termasuk misalnya tekanan seperti bagaimana menghadapi teman yang masih mengajak minum. Orangtua bergerak untuk melakukan stimulus-stimulus yang menolong anaknya untuk mengembangkan strategi menghadapi masalah yang efektif dalam penyelesaian masalah-masalahnya. 4. Bagi peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian ulang namun dengan subjek yang berbeda yaitu subjek berjenis kelamin perempuan dengan tingkat pendidikan yang berbeda pula. Selain itu karena adanya indikasi tentang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
social support yang cukup tinggi pada mantan pecandu untuk itu diperlukan penelitian lebih lanjut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
DAFTAR PUSTAKA
Adger, H. Jr., 1992, “Alcohol and Other Drug Use and Abuse in Adolescents”. Dalam Rogers, D.E dan Ginzberg, E. Adolescents at Risk: Medical and SocialPerspectives. Oxford: Westview Press. Aldwin,C.M., & Revenson,T. A., 1987, Does Coping Help Are Examination Between Coping and Mental Health. Journal of Personality and Social Psychology, 53 Afiatin, T. 2001. Persepsi terhadap Diri dan Lingkungan pada Remaja Penyalagunaan Napza. Psikologika. No 12 Vol VI, Pg 11-28. Atkitson, J.M., 1990, Mengatasi Stres. Jakarta: Bina Rupa Aksara. Bactiar, A.P. 2002. Menjadi Mahasiswa Indonesia. Kedaulatan Rakyat, 14 September 2002. no 340. Baron, R.A., & Byrne,D., 1991, Social Psychology Understanding Human Interaction. 6 th Ed. Boston: Allyn and Bacon Bell, C.S., & Battjes, R.J., 2001, Overview of Drug Abuse Prevention Research. dalam Monograph Series 63 National Institute on Drug Abuse. http///www. Nida.nih.gov. Carver, C.S.; Scheler, F.M.,& Weintraub, K.J., 1989, Assesing Coping Strategies: A Theorytically Based Approach. Journal of Personality dan Social Psychology, 56(2), 267-283. Cooper, M.L., & Wilson, T., 1992, Stress and Alcohol Use: Moderating Effectsor Gender Coping and Alcohol Expectancies. Journal of Abnormal Psychology, 101(1), 139-152. DepKes RI Dirjen Pelayanan Medik., 2000, Pedoman Terapi Pasien Ketergantungan Narkotika dan Zat Adiktif lainnya. Jakarta. Ferko, A.P., 1990, Ethanol and Related Alcohols, Basic Farmakology in Medicine. Thirded, International Edition, Singapore: Mc.Graw-Hill, PP.232-239. Gerhana Media., 2003, Penyalahgunaan Narkoba. Yogyakarta: No.3, thn 1.
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Garry, D.R., 2000. Konseling Kristen yang efektif. Seminari Alkitab Asia Tenggara, 177-181. Malang. Goldman, A.M., & Brown, A.S., 1989, Expectation of Reinforcement From Alcohol: Gunarsa, S.D. 1991. Psikologi Perkembangan. Jakarta : BPK Gunung Mulia Hardjana, A.M., 1994, Stres Tanpa Distres. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Hardjana, A.M., 1997, 35 Cara Mengurangi Stres. Yogyakarta: Kanisius. Haryanto, S., 2000, Penyalahgunaan NAPZA: Tantangan Psikologi Menghadapi Millenium Baru. Yogyakarta: Yayasan Pembina Fak.Psikologi Universitas Gadjah Mada. Hawari, D. (2003). Penyalahgunaan & Ketergantungan NAZA. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Joyce,
D.G. 1999. Apa Itu (www.ycab.org/id/druginfo.asp )
Alcoholics
Anonymous?
Joewana, S., 1989, Gangguan penggunaan Zat Narkotika, Alkohol dan Zat Adiktif lain. Jakarta: PT. Gramedia. Kamus Besar Bahasa Indonesia . 1989. Jakarta : Balai Pustaka. Landau, E. (1994). Teenage Drinking. Hillside : New Jersey Enslow Publisher Inc. Lazarus, S.R. 1976. Pattern Of Adjustment. Tokyo; McGraw-Hill Kogakusha Ltd Moleong. J. L., 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Mönks, F.J., Knoers, A. M. P., dan Haditono, S. R. (2001). Psikologi Perkembangan: Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Murdoko. 2005. Miras Mudah Didapat, Menuai Maksiat. Kedaulatan Rakyat, 15 Agustus 2005. no 456.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Poerwandari, Kristi (2001). Pendekatan Kualitatif Untuk Penelitian Perilaku Manusia. Jakarta : Lembaga Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi Facultas Psikologi Universitas Indonesia. Purwanto, Y. (2002). Bahaya Penyalahgunaan NAPZA dalam Perspektif Psikologi. Laporan Pelaksanaan Program Studi Piloting Crisis Unit di SMU. Proyek pengembangan Kegiatan Kesiswaan dan Pemberian Beasiswa Bakat dan Prestasi Direktorat Pendidikan Menengah Umum Departemen Pendidikan Nasional. Putu,
B.
2002.
Minum
alkohol
tak
terkendali,
bersiaplah
buta.
www.balipost.co.id/BALIPOSTCETAK/2002/5/20/f3.htm
Ronodikoro. S., Pudjono. M., dan Rustamto. (1992). Studi Kasus Daerah Rawan Penyalahgunaan Narotika. Laporan Penelitian. Yogyakarta : UGM Yogyakarta dan Kanwil Depsos RI Propinsi DIY.
Sadayanti 1995. Hubungan antara efikasi diri dengan strategi coping dalam menghadapi stres kerja. Skripsi ( tidak diterbitkan ). Yogyakarta Fak. UGM Sarafino. E. P. (1990). Health Psychology. New York: John Wiley & Sons
Singarimbun, M. & Effendi, S. 1982. Metode Penelitian Survai. LP3ES: Jakarta. Siswanto. (2002). Pengaruh Pengalaman Menulis Emosional Terhadap Simtom-simtom Depresi pada Mahasiswa. Tesis (tidak diterbitkan). Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada Smet, B., 1994, Psikologi Kesehatan. Jakarta: Grasindo. Suryabrata, Sumadi (2002). Metodologi Penelitian. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada Their Domain and Relation to Drinking Patterns. Journal of Consulting and Clinical Psychology, 4(5), 419-426. Taylor, S., 1991, Health Psychology. New York: Mc.Graw-Hill, Inc. Yesamine, 0. 2000. Hubungan menggunakan PFC Dengan Tingkat Depresan Pada Mahasiswa Tingkat Akhir. Skripsi ( tidak diterbitkan ) Yogyakarta Fak. UGM
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
LEMBAR PERSETUJUAN SUBJEK
Saya yang bertandatangan di bawah ini : Nama (Inisial)
: …………………………………………………………….
Usia
: …………………………………………………………….
Alamat
: ….…………………………………………………………
Jenis kelamin
: ...…………………………………………………………..
Universitas
: …………………………………………………………….
Semester
: …………………………………………………………….
Dengan ini menyatakan bahwa saya bersedia menjadi responden dalam penelitian yang bertemakan “Studi Deskriptif Strategi Coping Mahasiswa Mantan Pecandu Minuman Beralkohol Dalam Menghadapi Masalah” dan berjanji untuk memberikan informasi secara sesuai dengan keadaan sebenar-benarnya yang saya alami. Pernyataan ini saya buat dengan kesadaran penuh dan tidak ada paksaan dari dari pihak manapun.
Mengetahui, Yogyakarta,……….2008 Yang menyatakan
_______________________
103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
LEMBAR PERSETUJUAN SUBJEK
Saya yang bertandatangan di bawah ini : Nama (Inisial)
: …………………………………………………………….
Usia
: …………………………………………………………….
Alamat
: ….…………………………………………………………
Jenis kelamin
: ...…………………………………………………………..
Universitas
: …………………………………………………………….
Semester
: …………………………………………………………….
Dengan ini menyatakan bahwa saya bersedia menjadi responden dalam penelitian yang bertemakan “Studi Deskriptif Strategi Coping Mahasiswa Mantan Pecandu Minuman Beralkohol Dalam Menghadapi Masalah” dan berjanji untuk memberikan informasi secara sesuai dengan keadaan sebenar-benarnya yang saya alami. Pernyataan ini saya buat dengan kesadaran penuh dan tidak ada paksaan dari dari pihak manapun.
Mengetahui, Yogyakarta,……….2008 Yang menyatakan
_______________________
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
LEMBAR PERSETUJUAN SUBJEK
Saya yang bertandatangan di bawah ini : Nama (Inisial)
: …………………………………………………………….
Usia
: …………………………………………………………….
Alamat
: ….…………………………………………………………
Jenis kelamin
: ...…………………………………………………………..
Universitas
: …………………………………………………………….
Semester
: …………………………………………………………….
Dengan ini menyatakan bahwa saya bersedia menjadi responden dalam penelitian yang bertemakan “Studi Deskriptif Strategi Coping Mahasiswa Mantan Pecandu Minuman Beralkohol Dalam Menghadapi Masalah” dan berjanji untuk memberikan informasi secara sesuai dengan keadaan sebenar-benarnya yang saya alami. Pernyataan ini saya buat dengan kesadaran penuh dan tidak ada paksaan dari dari pihak manapun.
Mengetahui, Yogyakarta,……….2008 Yang menyatakan
_______________________
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
LEMBAR PERSETUJUAN SUBJEK
Saya yang bertandatangan di bawah ini : Nama (Inisial)
: …………………………………………………………….
Usia
: …………………………………………………………….
Alamat
: ….…………………………………………………………
Jenis kelamin
: ...…………………………………………………………..
Universitas
: …………………………………………………………….
Semester
: …………………………………………………………….
Dengan ini menyatakan bahwa saya bersedia menjadi responden dalam penelitian yang bertemakan “Studi Deskriptif Strategi Coping Mahasiswa Mantan Pecandu Minuman Beralkohol Dalam Menghadapi Masalah” dan berjanji untuk memberikan informasi secara sesuai dengan keadaan sebenar-benarnya yang saya alami. Pernyataan ini saya buat dengan kesadaran penuh dan tidak ada paksaan dari dari pihak manapun.
Mengetahui, Yogyakarta,……….2008 Yang menyatakan
_______________________
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
VERBATIM DAN KODING Catatan Lapangan
No brs 1
Subjek ternyata orang yang tepat waktu 5 dan janji: Peneliti janji mau interview 10 jam 18.00, dia sudah nunggu. Peneliti terlambat, 15 Interview dimulai jam 19.00. Subjek takut identitasnya 20 diketahui karena Subjek adalah sudah kenal 25 dengan peneliti dan temanteman 30 peneliti
35
Pertanyaan dan Wawancara Subjek 1 T : Nggak ada acara kan?! J : Enggak, kan kita sudah janjian ... dari tadi aku sudah nunggu lo! T : Maaf ... kalau lama nunggunya ... biasa, ngecek tempat usaha dulu. J : Nggak pa-pa ... masih laris kan, ayamnya? T : Lumayanlah .... bisa kita mulai sekarang?! J : Boleh ... tapi identitasku dirahasiakan kan?! T : Iya dong ... aku cuma pengin datanya aja, soal identitasmu ... nggak ditulis di skripsi ... J : Iya deh, kalau gitu ... tapi bener loh, jaga rahasia ... T : Iya ... ya ... aku mulai nih.... dahulu kamu pernah sampe kecanduan kan? Boleh nggak kalau aku mengetahui lebih jauh? J : Boleh ... asal aku masih ingat dan bisa menjawabnya. T : Apakah saat ini kamu juga masih sering minum alkohol? J : Kalau saat ini, saya sudah sama sekali tidak minum. Saya sudah berhenti .... . T : Tapi dulu kamu sudah sampai kecanduan ya? J : Kalau kecanduan sih saya kurang tahu, yang jelas hampir setiap hari saya minum alkohol. Mula-mula memang cuma sedikit dan hanya sesekali saja, namun lama-lama
41 107
Coding
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Mula-mula Subjek kurang lancar menjawab karena kelihatanny a sedikit bimbang, lama-lama interview semakin lancar.
45
T: J:
50
T: 55 J:
60
Ketika ditanya tentang awal 65 mula minum Subjek kurang lancar, 70 karena sambil mengingatingat … peristiwa 75 tersebut sudah lama terjadi.
80
85
T: J:
T: J:
T: J:
menjadi kebiasaan. Tiada hari tanpa minum alkohol. Sejak kapan kamu mulai mengkonsumsi alkohol? Pertama kali saya minum alkohol sejak Kelas 2 SMP, namun masih sesekali saja. Itupun hanya sedikit, paling-paling sekali minum satu gelas, karena satu botol bisa diminum rame-rame sama teman. Jadi kamu minum bersama temanteman? Biasanya berapa orang? Tidak tentu. Tapi biasanya lebih dari empat orang. Biasanya kalau teman yang ngumpul banyak, beli minumannya juga banyak. Misalnya jika ada lebih sepuluh anak, minumannya bisa lebih dari tiga botol. Uang siapa yang sering dipakai untuk membeli minuman? Tidak tentu. Kadang-kadang ada teman lagi lagi punya uang, atau pas ulang tahun. Tapi kadang-kadang juga patungan. Apa yang menyebabkan kamu mengkonsumsi alkohol? Mula-mula dari ajakan teman dan kakak-kakak kelas. Selain itu secara pribadi juga ingin tahu, seperti apa rasanya? Saat pertama kali minum, apa yang kamu rasakan? Mula-mula takut juga. Takut ketahuan orang tua atau guru. Tapi karena ada beberapa teman yang minum dan saya ingin tahu rasanya, saya juga minum. Pertama kali minum ada rasa pahit dan bau
Awal Mengkonsumsi alkohol : kelas 2 SMP
Penyebab eksternal : ajakan teman Penyebab internal : Ingin tahu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
90 T: 95
J:
100 T:
105
J:
110
115 T: J: 120
125
T: J:
130
yang menyengat, namun karena ingin mendapat ”pengakuan” dari teman-teman... tetap saya minum. Sebenarnya ada sedikit rasa pusing, tapi lama-lama enak juga. Apa yang mendorong kamu berani mencoba minum? Selain ajakan teman, saya juga merasa bangga, karena berani minum. Saya menjadi mendapatkan semacam pengakuan dari temanteman yang sama-sama minum. Saya jadi punya teman ngumpul. Apakah ada masalah yang cukup berat saat itu? Sebenarnya kalau masalah berat saya kira tidak ada. Mungkin karena ingin diakui saja. Ingin pengakuan dari orang-orang sekitar. Saya pertama kali minum sebenarnya tidak ada masalah sama sekali. Hanya mungkin karena kurang pengawasan dari orang tua atau guru saja, saya bisa mempunyai kesempatan berkumpul dengan teman-teman dan minum bersama. Saat itu apakah kamu ingat masalah apa yang pernah kamu rasakan? Kalau masalah sih belum begitu ada, karena saya masih SMP, masih suka hura-hura. Masalah saya paling hanya merasa kurang mendapatkan perhatian saja... Bagaimana kamu menyikapi masalah kamu saat itu? Saya ingin adanya pengakuan saja dari orang-orang sekitar, dari teman-teman, apalagi saat itu saya masih SMP. Saya ingin diterima di
Penyebab internal : ingin mendapat pengakuan teman
Penyebab eksternal: kurang pengawasan orang tua dan guru
Penyebab internal :Persepsi subjek kurang mendapatkan perhatian Penyebab eksternal : ingin adanya pengakuan saja dari orang-orang sekitar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
T: Subjek cerita masa lalu secara datar, kadangkadang ada jeda berfikir mengingatingat peristiwa yang sudah lama terjadi.
135
J:
140
145
T: 150 J: Subjek cerita tentang kecanduan mulai ada ekspresi emosi … seperti menyesali peristiwa tersebut
155
160 T: J: 165
170
T: 175
J:
kelompok. Adakah ada tekanan kelompok saat itu? Tekanan dari kelompok tidak begitu kuat. Kelompok tersebut sebenarnya adalah kelompok bermain dari teman-teman sekolah. Secara langsung tekanan tidak ada. Namun saya merasa jika saya tidak bergabung dengan mereka saya takut dijauhi dan tidak punya teman. Jadi tekanannya hanya pada masalah interaksi saja. Saya bisa interaksi dengan mereka jika saya juga mau bergabung minum bersama mereka. Apakah setelah mulai minum, akhirnya frekuensi minum bertambah? Ya.... Dulu minum hanya sesekali, paling-paling seminggu sekali, pas hari libur, namun lama-lama menjadi lebih sering. Akhirnya hampir setiap hari minum. Minum menjadi kebiasaan. Setelah SMA dan awal-awal kuliah, saya menjadi sering sekali minum. Apalagi saat kuliah, saya kost sehingga lebih bebas untuk minum. Kapan mulai kecanduan alkohol? Paling parah SMA dan semestersemester awal kuliah. Tiap kali minum adanya selalu kurang. Kayaknya nambah-nambah dan akhirnya menjadi ketergantungan. Saat banyak pikiran rasanya ingin minum. Agar rasa pusing hilang. Tiap hari minum, kalau ada masalah nambah. Jika ada masalah rasanya ingin minum, akhirnya biarpun tidak ada masalah tetap minum. Masalah apa yang memicu pemakaian alkohol? Masalah berat tidak ada, tetapi
Masalah internal : takut dijauhi dan tidak punya teman
Frekuensi Mengkonsumsi Alkohol : Dulu seminggu sekali, lama-lama menjadi lebih sering
Fase Kecanduan: SMA dan semestersemester awal kuliah Penyebab Internal : Kebutuhan biologis: Tiap kali minum adanya selalu kurang EFC : Alcohol-drug disengagement : Jika ada masalah rasanya ingin minum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
180
185
190
195
200
205
210
215
220
masalah yang dihadapi mungkin masalah belajar saya merasa jenuh, prestasi tidak sesuai yang saya inginkan, juga masalahmasalah yang dihadapi anak sekolah pada umumnya, mungkin masalah tugas yang waktu itu saya anggap terlalu banyak dan susah, masalah konflik dengan teman, pacar. Paling juga masalah-masalah keluarga. Masalah berat ya paling hubungan dengan keluarga, orang tua, saya merasa kurang diperhatikan. Mungkin masalah yang berat adalah menghadapi lingkungan. Saat itu saya tidak nyaman di lingkungan. Saya banyak main di luar, jarang di rumah, karena di kampung tidak ada teman sebaya. Akhirnya menarik diri dari lingkungan. Saya kurang bergaul dengan masyarakat sekitar saya. Tidak pernah ikut kegiatan-kegiatan di lingkungan rumah, karena tidak ada teman sebaya. Teman yang sebaya dengan saya hanya sekitar 4 orang. Saya jadi terganggu, males bergaul dengan orang-orang yang usianya tidak sebaya. Jika pas di rumah, saya jarang keluar rumah, untuk mengurangi rasa tidak nyaman, saya paling dengerin musik, atau baca-baca …. Tapi kalau sudah bosan, paling secara sembunyi-sembunyi minum alkohol. Mengenai masalah keluarga, merasa tidak digagas di rumah. Orang tua sibuk, rumah selalu kosong. Rumah menjadi semacam open house bagi teman-teman yang ingin main. Orang yang paling dekat adalah teman-teman. Saya punya pikiran bahwa pelindung saya
Masalah Internal: masalah belajar prestasi masalah tugas sekolah Masalah Eksternal: - konflik dengan teman, pacar - tidak nyaman di lingkungan Masalah Eksternal: hubungan dengan keluarga, orang tua kurang baik EFC Behavioral disengagement : menarik diri dari lingkungan (kurang bergaul dg masyarakat)
EFC Mental disengagement : untuk mengurangi rasa tidak nyaman, saya paling dengerin musik, atau baca-baca …. EFC : Alcohol-drug disengagement : Tapi kalau sudah bosan, paling secara sembunyisembunyi minum alkohol.
Penyebab Internal: - merasa tidak digagas di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
225 Subjek mulai lancar bercerita … Kadangkadang kalau ia merasa mood dengan pertanyaan … ia menjawab secara panjang lebar
230
235
240
245
250
255
260
265
adalah teman-teman. Jika ada masalah atau cekcok dengan orang lain yang membantu adalah temanteman. Teman-teman juga rapi dan bisa menutupi perbuatan-perbuatan saya. Saya jarang membicarakan masalah dengan orang tua. Jika ada masalah yang selalu ada di dekatku adalah teman teman. Karena merasa ada jarak dengan orang tua maka saya jarang sharing dengan orang tua. Males merayu-rayu orang tua, males mencari perhatian orang tua. Saya waktu itu sibuk dengan dunia masing-masing. T : Bagaimana cara menyikapi masalah ketika itu? J: Jika merasa bosan atau pikiran pusing saya minum saja, agar pusing hilang. Saya sebenarnya terganggu dengan hubungan dengan orang tua, namun masalah tersebut tidak saya pikirkan. Saya lari dari masalah tersebut. Tapi jika pikiran tersebut muncul, saya minum agar pikiran jadi enak. Pada saat itu saya ada pikiran orang tua berubah, namun setelah mereka berubah pun aku tetap sudah terbiasa dengan kebiasaanku minum alkohol. Jika ada masalah, saya minum maka masalah tersebut hilang, lupa, namun besoknya muncul lagi. Jika masalah muncul lagi, saya minum lagi. Saya selalu minum biar nggak ada pikiran lagi. Setelah minum saya jadi lebih PD, enjoy. Saat itu masalah itu saya anggap menjengkelkan dan membuat saya stress, sehingga jika ada masalah saya selalu minum. Masalah itu selalu ada, merasa tidak adil. Kalau ada masalah di keluarga tidak ada yang bisa diajak ngomong. Maka
rumah - Orang tua sibuk, - rumah selalu kosong
EFC : Alcohol-drug disengagement : - Jika merasa bosan atau pikiran pusing, minum Masalah Internal : Terganggunya hubungan dengan orang tua,
EFC : Alcohol-drug disengagement : - minum agar pikiran jadi enak
EFC : Alcohol-drug disengagement : Jika ada masalah : minum. Jika masalah muncul lagi: minum lagi. Setelah minum jadi lebih PD, enjoy.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
270 Subjek terlihat menyesali peristiwa masa lalu.
275
280 T:
285
J:
290
T: 295 J: Cerita tentang DO Subjek terlihat agak tersipu … Subjek kenal peneliti dan temanteman peneliti, sehingga agak malu.
300
T: 305
J:
T:
310
J:
minum dulu baru curhat pada teman, tapi biasanya dimulai dengan minum dulu. Setelah minum, masalah itu tidak tambah baik, namun masalah timbul terus, maka minum saja. Kadang-kadang saya juga merasa bersalah terhadap orang tua. Beberapa kali kadang ditegor, tetapi kadang-kadang juga didiamkan saja. Jika ditegor dalam keadaan minum saya tidak mau mengalah. Kadang-kadang cek-cok. Jika ortu bicara banyak, saya tinggal pergi. Apakah kamu pernah merasa bahwa mengkonsumsi alkohol merugikan kamu? Ya. Kadang-kadang saya merasa bersalah. Banyak tugas kuliah yang keteteran karena saya lebih asyik minum. Apalagi prestasi akademik saya sangat menurun. Nilai-nilai kuliah saya tidak memuaskan saya. Namun jika memikirkan hal ini, saya kembali minum. Setelah ada perasaan bersalah apakah ada keinginan untuk berhenti minum? Saat itu perasaan susah dikendalikan. Pengin sih berhenti minum, namun tidak bisa. Jika saya pikir saya telah bersalah dan berdosa terhadap keluarga, saya merasa tertekan .... untuk melupakannya saya minum lagi. Jika demikian ..... kenapa kamu bisa berhenti minum? Saya bisa berhenti minum karena ada peristiwa yang memaksa saya berhenti minum. Bisakah kamu ceritakan peristiwa yang menyebabkan ada keinginan kamu untuk lepas dari alkohol? Titik baliknya adalah setelah saya
EFC : Alcohol-drug disengagement : Setelah minum, masalah tidak tambah baik, maka minum saja Penyebab eksternal : Beberapa kali ditegor, tetapi kadang-kadang juga didiamkan saja.
Masalah internal : Kadang-kadang merasa bersalah Penyebab internal mengkonsumsi alkohol : - prestasi menurun - Nilai tidak memuaskan
Penyebab internal subjek mengkonsumsi alkohol : perasaan susah dikendalikan EFC : Alcohol-drug disengagement : merasa tertekan .... untuk melupakannya minum.
Penyebab Internal Awal subjek mengkonsumsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Subjek terlihat membangga kan orang tuanya
315
320
325
330
335
Karena sudah jam 21.00 Subjek terlihat capek … siang kerja, interview dihentikan.
340
345
350
Minggu 22
355
kuliah semester 4. Peristiwa titik balik itu adalah adanya pengumumnan DO. Saya mendapat peringatan dari kampus bahwa saya akan di DO, karena nilai-nilai akademik saya tidak sesuai target yang ditentukan kampus. Menghadapi ini saya bingung ..... mula-mula saya minum, sampai mabuk. Hal ini saya lakukan di rumah. Kemudian saya ditanya oleh ayah saya ... kenapa minum berlebihan? Setelah saling berdebat akhirnya saya mengaku bahwa saya mendapat peringatan DO dari kampus. Orang tua saya tidak marah ..... tetapi malah memberi kebebasan, saya boleh berhenti kuliah atau meneruskan kuliah karena saya dianggap sudah dewasa. Orang tua saya memberikan beberapa gambaran pilihan yang dapat saya pilih. Setelah saya renungkan, saya mulai berfikir positif .... ternyata orang tua saya demikian bijak. Mereka bisa menerima saya apa adanya .... bahkan jika saya memilih akan terus minum, saya dipersilahkan asal saya bertanggungjawab atas pilihan saya .... asal saya mau menerima resiko dan tidak menyesali apa yang telah saya perbuat. Dari hasil sharing dengan norang tua tersebut, saya diberi kebebasan. Saya diajak berargumen, saya mulai belajar berfikir sendiri. Saya mulai merasa nyaman ada perhatian orang tua. T : Apa hasil dari peristiwa tersebut? J : Setelah saya merasa nyaman di rumah, mulai ada perubahan. Saya mulai jarang keluar rumah, saya mulai membatasi frekuensi pertemuan dengan teman-teman peminum. Setelah sadar saya baru
Alkohol: pengumumnan DO
EFC : Alcohol-drug disengagement : Menghadapi masalah DO bingung ..... minum, sampai mabuk
Hubungan keluarga: Orang tua tidak marah dan memberi kebebasan karena dianggap sudah dewasa EFC positive reinterpretation and growth : mulai berfikir positif .... ternyata orang tuanya bijak
PFC Seeking social support for instrumental reasons : meminta pendapat orangtua
PFC Suppresion of competing : - mulai jarang keluar rumah - membatasi frekuensi pertemuan dengan teman peminum Berfikir negatif tentang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Juni 2008 jam 15.00 merupakan wawancara lanjutan
360
365
370
T: J: T:
375
J: T:
380 Subjek mantap cerita tentang keadaan keluarga
J:
385
390
395
T: J:
400
menyadari bahwa dulu sebenarnya orang tua telah memperhatikan saya, namun karena kesibukannya sering saya anggap mereka kurang perhatian. Saya kemudian merasa bersalah. Ketika minum saya merasa tidak nyaman, karena merasa bersalah terhadap keluarga. Saya mulai merespon peringatan dari kampus. Saya merencanakan untuk menemui dekan dan membicarakan masalah DO. Sejak saat itu saya menyibukkan diri dengan kuliah. Bisa kita lanjutkan wawancara yang kemaren Jum’at? Bisa ... Kemarin Jumat kamu cerita mengenai peristiwa DO ya? Ya... bisa dilanjutkan kok ... mau nanya apa lagi? Saya teruskan ya .... setelah peristiwa pengumuman DO apakah usaha yang kamu lakukan? Saya mencoba berhenti minum. Namun mulanya sangat susah .... keinginan minum selalu menghantui ... terutama jika ada masalah ..... kadang tidak ada masalahpun jika di kamar sendiri pengin minum ..... lalu saya mencoba membatasi diri sendiri pelan-pelan. Kadang-kadang jika ada konflik dengan pacar atau teman bisa timbul keinginan minum lagi, namun saya belajar mengatasi masalah dengan menemukan akar masalah dan mencari solusi agar konflik tidak berkelanjutan. Bagaimanakah proses yang terjadi saat itu? Setelah peristiwa pengumumnan DO, saya jadi sering berkomunikasi dengan orang tua. Saya jadi sering kumpul dengan keluarga. Sewaktu
alkohol : - minum menjadi tidak nyaman, karena merasa bersalah terhadap keluarga
PFC planning : merencanakan untuk menemui dekan dan membicarakan masalah DO. PFC active coping : menyibukkan diri dengan kuliah
Usaha melakukan perubahan : mencoba berhenti minum, mulanya sangat susah
Stressor sosial: jika ada konflik dengan pacar atau teman bisa timbul keinginan minum lagi PFC : Planning : saya belajar mengatasi masalah dengan menemukan akar masalah agar konflik tidak berkelanjutan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Jika bicara tentang keinginan minum … terlihat Subjek seperti menahan rasa haus
405
410
415
420
425
Subjek cerita tentang solidaritas temantemannya seperti ada rasa rindu…
430
435
440
Sampai saat
445
sharing dengan orang tua, saya diberi kebebasan dan dianggap telah dewasa. Saya diajak berargumen, saya mulai belajar berfikir sendiri. Saya mulai merasa nyaman ada perhatian orang tua. Orang tua saya sendiri jika ada masalah juga mulai dibicarakan dengan anakanaknya. Saya mulai belajar menghadapi masalah. Setelah saya berhenti minum .... tiga bulan setelah lepas dari alkohol merasa enak .... namum belum sama sekali lepas ..... pelan-pelan. Waktu itu saya masih sesekali minum untuk sekedar mengurangi rasa tidak nyaman ... sebab jika keinginan minum belum dituruti .... perasaan merasa tidak enak, susah tidur ... kalau malam sering cuma ”klisak-klisik” ... untuk mengurangi hal ini saya minum sedikit ... hal itu berulangulang namun sedikit-demi sedikit bisa saya batasi ... akhirnya setelah sekitar setahun, saya bisa berhenti sama sekali minum ... namun kalau keinginan minum sampai sekarang masih sering muncul .... hanya saja saya bisa berpikir lebih baik dari pada dulu ... sekarang kalau saya pengin minum ... saya berpikir bahwa minum akan lebih banyak ruginya dari pada manfaat yang saya dapat .... lagi pula saya sekarang sudah kerja ... rasanya sayang jika uang yang saya peroleh dengan susah payah, hanya digunakan untuk beli minuman ... kalau ingat hal ini, keinginan minum saya bisa saya kendalikan ... T : Adakah tekanan teman-teman untuk tetap mengkonsumsi alkohol? J : Kadang-kadang mengingat solidaritas teman-teman ketika saya
PFC : seeking social support for emotional reasons : Saya mulai merasa nyaman ada perhatian orang tua. Orang tua saya sendiri jika ada masalah juga mulai dibicarakan dengan anak-anaknya. PFC active coping : - mulai belajar menghadapi masalah
EFC alcohol-drug disengagement : masih sesekali minum untuk sekedar mengurangi rasa tidak nyaman ... perasaan merasa tidak enak, susah tidur PFC Aktif Coping : sedikit-demi sedikit bisa membatasi minum ... setelah setahun bisa berhenti minum
EFC positive reinterpretation and growth: berpikir bahwa alkohol merugikan...
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
ini masih kelihatan bekas-bekas tanda kurang tidur pada Subjek… matanya cekung dan ada kerutkerut meskipun usianya belum tua.
450
455
460
465
470
475
480
485
490
menghadapi masalah saya merasa bersalah jika tidak mengikuti ajakan teman untuk minum, tetapi tekanan ini bisa saya redam pelan-pelan, biasanya saya sharing meminta pengertian dan perhatian dari orang lain. Selain itu karena ada keinginan yang lebih besar, yaitu menyelesaikan kuliah, memenuhi target pekerjaan, dan ingin memberikan rasa bangga kepada orang tua dan keluarga. T : Adakah gangguan fisik yang terjadi saat itu? Apa saja? J : Kalau gangguan fisik tidak ada. Paling-paling kalau terlalu banyak minum mabuk, kemudian badan terasa loyo, males mengerjakan apapun ....kalau siang lebih banyak tidur, dan malam susah tidur. Gangguan bersifat psikis adalah adanya ketergantungan terhadap alkohol, karena saat itu jika ada masalah inginnya lari ke minuman keras. Gangguan psikis juga peningkatan emosi dan kadang-kadang juga perasaan bersalah. T : Adakah keinginan untuk kembali mengkonsumsi alkohol? J : Keinginan minum itu kadangkadang muncul, namun setelah merasa nyaman dengan keluarga ... bekerja dan harus menyelesaikan kuliah, keinginan tersebut bisa ditahan. Keinginan minum kalah oleh tujuan hidup saya .... saya harus membenahi hidup saya, saya harus bekerja, saya harus menyelesaikan kuliah, saya harus membuat orang tua bangga. Saya mulai menata hidup dengan fokus pada kuliah dan kerja. Saya mulai melengkapi syarat-syarat yang diperlukan agar tidak DO, saya
PFC restraint coping : keinginan minum bisa saya redam pelan-pelan. EFC seeking social support for emotional reasons: Sharing meminta pengertian dan perhatian dari orang lain PFC planning : menyelesaikan kuliah, memenuhi target pekerjaan, dan ingin memberikan rasa bangga kepada orang tua dan keluarga
Penyebab Internal Biologis (Fase Kecanduan) : - Mabuk - badan terasa loyo - males mengerjakan apapun - siang lebih banyak tidur, malam susah tidur. Penyebab Internal Psikis (Fase Kecanduan) : - peningkatan emosi dan perasaan bersalah
Masalah Internal: Keinginan minum kadang-kadang muncul PFC restraint coping : keinginan tersebut bisa ditahan. PFC planning : Saya mulai menata hidup dengan fokus pada kuliah dan kerja. Saya mulai melengkapi syarat-syarat yang diperlukan agar tidak DO, saya mulai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
495
T: J:
500
T: 505 J:
510
T: 515 Jika membicarakan tentang kuliah, Subjek terasa kurang semangat
J:
520 T:
J: 525
T: 530 J:
mulai membenahi kekurangankekurangan kuliah saya selama ini. Saya ingin tujuan hidup saya tercapai. Usaha apa yang dilakukan supaya tidak relaps? Menyibukkan diri, sibuk kerja dan kuliah agar tidak DO. Meskipun saat ini masih sering ada keinginan minum .... keinginan tersebut dapat diatasi karena sekarang sudah merasa nyaman dengan diri sendiri. Apakah yang terjadi ketika keinginan tersebut muncul lagi? Saya alihkan dengan kesibukan kerja dan kuliah sehingga keinginan saya untuk minum bisa hilang, atau sharing dengan orang tua. Kadang-kadang juga lari ke kegiatan spiritual, saya lebih banyak berdoa ... ikut misa, atau rekoleksi yang diadakan mudika. Sekarang kamu benar-benar telah berhenti minum? Suerr... kalau minum saya sudah berhenti sama sekali .... sekarang saya kan sibuk sekali, kuliah sambil kerja ... kamu tahu sendiri kan? Kamu aja kuliah sambil buka usaha juga nggak bisa kelar-kelar kok ... Memang iya sih ... berarti sekarang kamu sudah enjoy ... nggak ada lagi masalah ya?!! Kalau masalah dari alkohol sih enggak ada lagi ... paling-paling rasa ingin minum lagi .... tapi masalah lain malah lebih banyak, mana ada sih manusia nggak punya masalah? Lalu masalah yang kamu rasakan sekarang apa? Waah ... banyak sekali, soal kuliah yang belum selesai ... ditambah kerjaan .... sekarang saya baru nyadari ... ternyata kuliah sambil
membenahi kekurangankekurangan kuliah saya selama ini. Saya ingin tujuan hidup saya tercapai.
EFC mental disengagement : menyibukkan diri dengan bekerja sehingga mengurangi keinginan untuk minum lagi: PFC active coping : kesibukan kerja dan kuliah PFC : seeking social support for emotional reasons : Sharing dengan orang tua EFC turning to religion: - berdoa, misa, kegiatan mudika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
535
540
545
Subjek terlihat mulai lelah.
550
555
560
565
Subjek terlihat menyesal
570
575
kerja susah ... T : Bisa kamu ceritakan masalahmasalah yang kamu hadapi sekarang ... setelah nggak minum lagi ... J : Masalah yang mana? Kuliah, kerja atau apa? T : Apa sajalah ... atau agar kamu bisa cerita enak sekarang cerita tentang kuliah kamu dulu ..... J : Iya deh ... kumulai dari kuliah dulu ya ... sebenarnya saya saat ini sudah merasa ada motivasi kuliah ... tapi kadang-kadang jenuh. T : Kenapa kok jenuh ... katanya kamu sudah mulai senang menyibukkan diri dengan kegiatan kuliah ... J : Kalau dikatakan sibuk kuliah sih enggak juga ... aku sudah enggak ambil mata kuliah kok ... aku sibuknya itu ... sibuk bikin proposal skripsi ... udah revisi berkali-kali nggak acc ... padahal kan aku harus kerja juga. T : Kesulitannya apa sih? J : Nggak tahulah ... aku sudah ngikutin prosedur ... nyari referensi-referensi yang disarankan dosen pembimbing ... setelah saya revisi ... sering dicoret-coret lagi .... hal-hal seperti inilah yang bisa mematahkan semangatku .... T : Berarti pembuatan proposal skripsi ini kamu anggap sebagai beban? J : Mungkin bisa dikatakan demikian ... habis, aku sudah berusaha maksimal namun ternyata susah juga .... mungkin karena aku sambil kerja ya?! T : Apakah susahnya proposalmu kelar ... karena kamu harus membagi waktu dengan kerja? J : Iya kali .... dengan susahnya membagi waktu antara kuliah dan kerja, aku sering ”nglokro” ... namun mengingat aku sudah
Masalah Internal (Fase Berhenti Mengonsumsi) : Revisi skripsi tidak mendapatkan Acc dari dosen:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
580
T: 585 J:
590 T:
600 Bicara mengenai skripsi, Subjek terlihat menyimpan kekecewaan seakan putus asa
J:
605
T: 610
615
J:
620
625
T: J:
menghabiskan waktu lama untuk kuliah ... sayang deh kalau nggak segera diselesaikan. Adanya beban berat antara kerja dan kuliah ini apakah kamu ada keinginan lari dari masalah?... misalnya terus minum alkohol lagi ... Keinginan itu memang selalu ada ... namun selalu saya tahan, aku tidak mau jatuh untuk kedua kalinya ... bagaimanapun aku harus tetap menyelesaikan studi. Katamu tadi kamu kesulitan membagi waktu antara kuliah dan kerja .... Iya sih ... namun dalam hati kecilku masih selalu ada keinginan untuk menjadi sarjana .... apalagi di lingkunganku ... sarjana dianggap sebagai suatu kebanggaan ... selain itu aku juga ingin memberikan kebanggan kepada orang tuaku ... selama ini aku belum bisa menyenangkan orang tuaku. Selain masalah kesulitan menyusun skripsi ... persoalan kuliah apalagi yang kamu anggap sebagai masalah berat? Misalnya hubungan dengan teman kampus ... atau dosen atau yang lain? Apa ya? .... kalau teman kampus sih enggak masalah ... soalnya teman seangkatanku tinggal sedikit ... paling kalau di kampus cuma ketemu adik-adik kelas yang aku banyak yang enggak kenal ... mungkin masalah yang bikin aku males ke kampus, karena aku enggak punya teman lagi ... mayoritas temanku seangkatan sudah lulus. Selain itu apa lagi? Apa ya? .... Oh, itu tuh ... aku paling keki kalau nyari referensi buat proposalku ... ke perpus aku males ... paling lewat internet atau ke toko
PFC restraint coping: namun selalu saya tahan, aku tidak mau jatuh untuk kedua kalinya ...
Masalah Internal (Fase Berhenti Mengonsumsi) : teman seangkatan tinggal sedikit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
630
635 T: J:
640
645 T: J: 650
T: 655 J: Subjek kalau bicara kerja lebih bersemangat 660
T: J:
665 T:
670
J:
buku... tapi kadang-kadang nyari buku juga sulit .... apalagi kalau aku capek habis kerja .... tambah pusing deh ... penginnya ngrevisi proposal, tapi mau nyari referensi udah capek ... Kalau dari segi keuangan gimana? Sebenarnya orang tuaku masih sering memberi berapapun aku minta .... tapi aku enggak enak sendiri .... maka aku nyambi kerja. Soal uang kuliah, ayahku baik loh ... aku sendiri yang sungkan kalau minta lagi ... aku kan kuliah sudah tujuh tahun ... jadi untuk beli buku, bensin, makan atau ke internet .... pake uangku sendiri .... Jadi mengenai keuangan .... kamu nggak pernah punya masalah? Enggak begitu bermasalah ... namun kadang-kadang juga bikin stress sih misalnya banyak kebutuhan ... sedangkan gajiku hampir habis ... mau minta orang tua malu.... Kalau boleh tahu, satu bulan kirakira berapa pengeluaranmu? Sekitar satu sampe satu setengah juta. Cukup besar ya? Memang kebutuhanmu banyak? Saya kira nggak begitu besar ... untuk bahan bakar saja sebulan sudah banyak, kan saya pake mobil.... Kebutuhan lain, seperti beli pulsa, langganan internet, makan, dsb ... kadang-kadang malah bisa lebih satu setengah juta .... Kamu bisa cerita tentang banyaknya kebutuhan yang bikin stress ..... contohnya apa? Pernah uangku habis banyak buat ”ngragati” motor ... ganti ban, variasi dan servis .... kebetulan aku juga baru beli buku referensi yang cukup mahal ... beli kado ultah temen ...
Masalah Internal (Fase Berhenti Mengonsumsi) : Perasaan malu meminta uang ke orang tua untuk mencukupi kebutuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
675
T: 680 J:
685 T: J: 690
T: 695 J:
700
T: 705
J:
710 T: J: 715
Subjek
wah uangku terkuras deh ... mau minta ortu kalau enggak ada hubungannya dengan SPP dan kuliah aku sungkan .... Terus untuk mengatasi masalah keuangan ini gimana? Jika ada kesulitan aku sering sharing dengan teman dan pinjam teman kantor ... tapi gantian, kalau aku ada uang ... dipinjem teman juga tak kasih. Hubungan dalam keluarga ada yang kamu rasakan berat enggak? Saat ini kondisi keluargaku cukup baik ... aku merasa betah di rumah, apalagi setelah aku sering sharing dengan ortu .... jika ada masalah dengan pekerjaan, aku juga sering minta saran ortu. Kalau situasi tempat kerja dan kondisi pekerjaan gimana? Ada yang bikin kamu tertekan enggak?! Sebenarnya tempat kerja dan hubungan dengan teman-teman cukup enak .... tapi yang sering bikin aku tertekan adalah rasa capek dan target atau pekerjaan yang belum beres .... Memang pekerjaanmu sering ditarget? Iya ... tapi sebenarnya kerjaku adalah kerja team ... jadi target kami penuhi dengan kerjasama dengan temanteman .... Aku paling nggak enak sama teman-teman ... kalau aku jadi penyebab pekerjaan nggak beres atau di bawah target. Kalau boleh tahu ... kerjamu apa? Aku kerja di perusahaan periklanan ... aku ada di team media luar ruang ruang ... aku ikut di lapangan, misalnya pasang spanduk, baliho, neon box, dan lain-lain. Pemasangan ini kami kerjakan bersama temanteman ....
PFC seeking social support for instrumental reasons: Jika ada kesulitan aku sering sharing dengan teman dan pinjam teman kantor
PFC seeking social support for emotional reasons: jika ada masalah, minta saran orang tua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
sudah terlihat lelah, peneliti pamit pulang
720
725
730
735
740
745
750
755
760
T : Dari kerjamu yang cukup menyita waktu ini ... bagaimana dengan urusan skripsimu? J : Itulah yang bikin aku sering tertekan ... aku sering enggak enak sama dosen pembimbing .... revisi proposal sering sebulan lebih baru saya kerjakan .... aku ngajukan proposal sudah dari semester kemarin loh, berarti sudah hampir dua semester ... belum acc. T : Bagaimanakah strategi yang kamu gunakan saat ini jika menghadapi tekanan-tekanan tersebut? J : Masalah harus dihadapi dan diselesaikan karena kalau lari maka masalah akan bertambah besar. Selain itu saat ini saya lebih banyak sharing dengan orang lain ... dan punya banyak kesibukan .... saya juga jadi lebih banyak berdoa dan mendekatkan diri dengan Tuhan. T : Bagaimana godaan dari keinginan minum alkohol untuk mengurangi tekanan tersebut? J : Jika ada keinginan tersebut ... saya alihkan ke kegiatan lain, misalnya baca-baca referensi untuk proposal atau nyelesaikan pekerjaan yang belum tuntas .... saya juga lebih banyak berdoa. T : Bagaimana kamu menyikapi suatu tekanan dalam hidup? J : Saat ini saya telah yakin tidak akan kembali ke minuman keras karena telah mempunyai arah dan tujuan yang jelas. Saya menyadari bahwa dalam melangkah, dampaknya juga kena orang lain, misalnya keluarga, pacar, dsb. Maka saya harus kuat menghadapi masalah. Saya juga lebih mendekatkan diri dengan Tuhan melalui doa dan kegiatan-kegiatan keagamaan.
EFC Acceptance :masalah harus dihadapi dan diselesaikan PFC seeking social support for instrumental reasons: - sharing dengan orang lain EFC turning to religion : - banyak berdoa - mendekatkan diri dengan Tuhan
EFC turning to religion : - banyak berdoa.
PFC planning coping : - mempunyai arah dan tujuan yang jelas. - sadar dampak negatif alkohol - kuat menghadapi masalah EFC turning to religion : - doa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
765
770
T : Terima kasih ya ... kamu telah membantuku mengumpulkan data. J : Sama-sama .... semoga aku juga cepet kelar ... aku sebenarnya ingin bisnis sendiri seperti kamu loh .... tapi kalau sudah selesai kuliahku saja. T : Saya doakan saja ... kamu cepet selesai dan sukses ... aku sekalian pamit ya ...
- kegiatan-kegiatan keagamaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125