Kemandirian Pengkonsumsi Minuman… (Fala Akbar Basudewo) 1
KEMANDIRIAN PENGKONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL
JURNAL SKRIPSI
Oleh Fala Akbar Basudewo NIM 07104244046
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015
Kemandirian Pengkonsumsi Minuman… (Fala Akbar Basudewo) 1
KEMANDIRIAN PENGKONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL INDEPENDENCE CONSUMING ALCOHOLIC BEVERAGES Oleh: Fala Akbar Basudewo, Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta. Dewo_90yahoo.co.id
Abstrak Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kemandirian pengkonsumsi minuman beralkohol dilihat dari aspek kognitif, emosi, sosial dan psikomotor.Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif deskriptif dengan metode penelitian studi kasus. Subyek dalam penelitian ini adalah 3 orang pengkonsumsi minuman beralkohol, dengan kriteria seseorang usia 18 – 24 tahun yang mengkonsumsi minuman beralkohol dan berdomisili di Yogyakarta. Setting penelitian ini dilakukan di Depok Kabupaten Sleman. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan wawancara dan observasi, Instrumen yang digunakan adalah pedoman wawancara dan pedoman observasi. Uji keabsahan data dilakukan dengan triangulasi metode dan triangulasi sumber. Teknik analisis data yang digunakan yaitu model interaktif yang terdiri dari reduksi data, penyajian data(display data), dan penarikan kesimpulan.Hasil penelitian terhadap 3 pengkonsumsi minuman beralkohol ini menunjukkan bahwa kemandirian seorang seseorang yang mengkonsumsi minuman beralkohol dapat dilihat dari beberapa aspek, yaitu; (1) Aspek kemandirian Kognitif, kurang dapat mengambil keputusan dan memiliha hal yang penting dengan yang tidak, (2) aspek kemandirian emosi yang dimiliki kurang, hal ini dikarenakan kurangnya hubungan yang harmonis dengan orang tuanya, (3) Aspek kemandirian sosial yang dimiliki tergolong kurang, hal ini dikarenakan kurangnya komunikasi dengan orang-orang disekitarnya, (4) aspek kemandirian psikomotor yang dimiliki tergolong kurang, hal ini dikarenakan seseorang yang mengonsusmsi alkohol kurang dapat berinisiatif, cenderung menunggu instruksi dari orang lain dan kurang dapat memecahkan permasalhan sendiri. Kata kunci : kemandirian, pengkonsumsi, alkohol Abstract This study was conducted to determine the independence of a teenager consuming alcoholic beverages from the aspects of cognitive, emotional, social and psychomotor. This study uses descriptive qualitative research approach with case study method. Subjects in this study were 3 people consuming alcoholic beverages, with the criteria of adolescents aged 18-24 years who consume alcoholic beverages and live in Yogyakarta. Setting this study conducted in Depok Sleman. Methods of data collection in this study using interviews and observations, the instrument used is the interview guidelines and observation guidelines. Test the validity of the data is done by triangulation methods and triangulation. The data analysis technique used is an interactive model that consists of data reduction, data presentation (display data), and conclusion. The study of 3consuming alcoholic beverages shows that: the independence of a teenager who consume alcoholic beverages can be seen from several aspects, namely; (1) Aspects of Cognitive, Intellectual and Emotional, namely a teenager who consume alcohol tend to be less able to regulate and control his own emotions, will ask for help from others to help find a way out of the problems that are being experienced, and tend to avoid or try to forget about the problems that are being experienced; (2) Economic and Social Aspects, namely the independence of a teenager who consume alcohol be quite good because they feel do not want to be a burden to others, they strive to be independent and responsible for themselves, because they are not allowed if only rely on other people to consume alcohol . In addition, they tend to have the independence to have the responsibility and the risk is high enough. Keywords: independence, consuming, alcohol
remaja akan menemukan jati dirinya serta
PENDAHULUAN seseorang
menjadi remaja yang mandiri. Sebaliknya,
dihadapkan dengan sebuah krisis yaitu krisis
apabila seorang remaja tidak berhasil melewati
identitas atau kurangnya kemandirian. Apabila
krisis identitas maka yang terjadi adalah
remaja dapat melewati krisis tersebut maka
kebingungan identitas. Hal ini selaras dengan
Pada
perkembangan
sosial
2 Jurnal Bimbingan dan Konseling Edisi 4 Tahun ke-4 2015
pendapat Agoes Dariyo (2004: 80), keberhasilan
berlebihan bisa meracuni syaraf dan data
menghadapi krisis akan meningkatkan dan
penelitian tersebut mendukung bahwa kebiasaan
mengembangkan
berarti
tersebut berakibat pada meningkatnya risiko
mampu mewujudkan jati dirinya (self-identity)
serangan jantung pada golongan remaja dewasa.
sehingga ia merasa siap untuk menghadapi
Menurut Hartadi (Rahayu Sumarlin, 2012: 4)
tugas perkembangan selanjutnya, sedangkan
ternyata obat terlarang bukan hanya narkotik
individu yang gagal dalam menghadapi krisis
saja, ternyata yang sedang populer sekarang
cenderung
NAZA (Narkotika, Alkohol, dan Zat Adiktif
kepercayaan
akan
memiliki
diri,
kebingungan
indentitas (identity diffusion). Idealnya,
mampu
Maka obat terlarang juga mencakup alkohol,
menyesuaikan diri dengan lingkungannya dalam
psikotropika, tembakau dan zat adiktif lainnya.
rangka membentuk identitas. Selain itu, remaja
Alkohol merupakan zat psikoaktif yang bersifat
dapat menggunakan waktunya untuk kegiatan-
adiksi atau adiktif. Zat psikoaktif adalah
kegiatan positif guna membina hubungan sosial
golongan zat yang bekerja secara selektif,
yang baik dengan keluarga dan masyarakat guna
terutama
menuju masa dewasa. Dengan demikian remaja
menimbulkan perubahan pada perilaku, emosi,
dapat menemukan jati diri, mandiri, serta
kognitif, persepsi dan kesadaran seseorang dan
berkembang optimal. Di sisi lain, tidak semua
lain-lain. Sedangkan adiksi atau adiktif adalah
remaja dapat menemukan jati dirinya dan
suatu bahan atau zat yang apabila digunakan
menggunakan waktu untuk kegiatan-kegiatan
dapat
yang
ketergantungan.
positif.
menggunakan kegiatan
seorang
lainnya) juga termasuk dalam obat terlarang.
Tidak
remaja
sedikit
waktunya
negatif,
remaja
untuk
salah
satunya
yang
kegiatanadalah
mengkonsumsi alkohol.
18-25
tahun
otak,
menimbulkan
Akibat
yang
sehingga
dapat
kecanduan
atau
dirasakan
dari
penyalahgunaan alkohol oleh remaja dapat dilihat dalam bentuk kenakalan, perkelahian,
Survey memperlihatkan bahwa mahasiswa berumur
pada
mempunyai
tingkat
munculnya asusila,
dan
geng-geng maraknya
remaja,
perbuatan
premanisme
pada
tertinggi dalam binge drinking. Binge drinking
kalangan remaja. Berdasarkan data dari Dinas
atau konsumsi alkohol berlebihan didefinisikan
Kesehatan Propinsi Jawa Tengah diperkirakan
sebagai konsumsi minuman alkohol lebih dari 5
sekitar
gelas dalam waktu dua jam untuk pria dan lebih
minuman keras (Dinkes, 2010). Kebiasaan
dari empat gelas dalam rentang waktu dua jam
minum-minuman keras ini terjadi pada remaja
untuk wanita. Dalam hasil penemuan yang
yang berusia sekitar 15-25 tahun, dengan
dipublikasikan di Journal of the American
berbagai macam faktor pendorongnya dimulai
College of Cardiolog menyebutkan rata-rata
dari coba – coba, karena solidaritas terhadap
remaja melakukan binge drinking enam kali
teman, sebagai pencarian identitas diri, ataupun
sebulan selama 4 tahun. Meneguk alkohol
25%
remaja
telah
menggunakan
Kemandirian Pengkonsumsi Minuman… (Fala Akbar Basudewo) 3
sebagai bentuk pelarian diri dari masalah yang
sedang asyik pesta minuman keras di salah satu
dihadapi.
rumah kost. Dari dalam rumah itu warga
Beberapa media juga kerap memberitakan tentang dampak negatif akibat mengonsumsi
menemukan
enam
botol
minuman
keras
(Kompas, 2008).
minum-minuman keras pada remaja. Dampak
Alasan pengkonsumsian alkohol terdiri
negatif tersebut adalah para remaja menjadi
dari barbagai macam faktor dan saling berkaitan
lebih agresif dan mudah tersinggung. Sejumlah
satu dengan yang lainnya. Penelitian yang
kasus pemukulan dan tawuran yang melibatkan
dilakukan oleh Harjanti Setyo Rini (2010: 1)
remaja, ketika diteliti ternyata berawal dari
menjelaskan
pengaruh minuman keras (Suara Merdeka,
mengkonsumsi alkohol adalah karena pengaruh
2005). Diberitakan bahwa kasus perkosaan yang
teman, lingkungan, iseng atau coba-coba,
dilakukan sekelompok pelajar SLTP dan SLTA
senang-senang, dan juga ketagihan alkohol
di wilayah Jawa Timur akibat pengaruh
menyebabkan subjek sering mengkonsumsi
minuman keras (Kompas, 2004). Akibat lain
alkohol.. Kemudian dari kurangnya hal-hal yang
dari
diberikan keluarga ini juga memungkinkan anak
pengaruh
minuman
keras
adalah
faktor-faktor
melemahnya fisik, daya fikir dan merosotnya
dari
moral yang cenderung melakukan perbuatan
pengaruh-pengaruh budaya dari luar, khususnya
penyimpangan sosial dalam masyarakat. Selain
dalam pengkonsumsian minuman beralkohol
itu, dampak-dampak yang dapat ditimbulkan
untuk ditiru tanpa mengetahui efek negatif dari
akibat meminum alkohol antara lain penurunan
perilaku modellingnya tersebut. Kurangnya
daya
kesulitan
kontrol keluarga juga memungkinkan teman-
pemecahan masalah, stroke, impotent, mandul,
teman dan media massa baik elektronik maupun
penyakit hati (liver), kecanduan, free sex, drugs,
cetak mudah masuk dalam kehidupan anak dan
kehabisan uang, bahkan bisa menyebabkan
kemudian
kematian (Rahayu Sumarlin, 2012: 16-17).
khususnya dalam pengkonsumsian minuman
ingat,
perasaan
was-was,
keluarga
tersebut
memberikan
untuk
subjek
mengambil
pengaruh
negatif,
Beberapa tindakan yang menunjukkan
beralkohol secara berlebihan. Pengkonsumsian
perilaku minum-minuman keras dilakukan oleh
alkohol dengan berlebihan berdampak pada
para remaja. Diberitakan bahwa sepuluh pelajar
kerusakan jaringan otak menyebabkan individu
Sekolah
di
tidak dapat berfikir jernih sehingga individu
Poltabes
tidak dapat memutuskan pilihan hidup sendiri,
Menengah
Yogyakarta,
Kejuruan
digrebek
(SMK)
petugas
Yogyakarta ketika sedang pesta minuman keras. Barang bukti minuman keras berupa Topi miring,
Vodka,
remaja tentunya berbeda dari individu satu dan
(www.kr.co.id, 2007). Fakta lain menunjukkan
lainnya. Banyak kemandirian remaja yang
bahwa
Kota
terbentuk dari model orang tuanya, terbentuk
Pasuruan, menggerebek tujuh remaja yang
dari dalam diri remaja itu sendiri, dan
Kelurahan
Anggur
Kemandirian yang terbentuk dalam diri
merah
warga
dan
dan kurang memifikirkan masa depan.
Purutrejo,
4 Jurnal Bimbingan dan Konseling Edisi 4 Tahun ke-4 2015
lingkungan yang mempengaruhinya. Remaja
Taylor
yang masih rentan dalam menentukan sikap
mendefinisikan bahwa metodologi kualitatif
sangat mudah untuk terpengaruh berbagai hal
sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan
dalam lingkungan, baik lingkungan keluarga
data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau
maupun lingkungan masyarakat. Lingkungan-
lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat
lingkungan
mempengaruhi
diamati. Kirk dan Miller (Lexy J. Moleong,
perilaku remaja, baik perilaku positif maupun
2010: 4), mendefinisikan metode kualitatif
negatif.
sebagai suatu tradisi dalam ilmu pengetahuan
tersebut
Memperoleh
sangat
kebebasan
(mandiri)
(Lexy
J.
Moleong,2005:
4),
yang bergantung pada pengamatan seseorang.
merupakan suatu tugas perkembangan bagi
Pengamatan
tersebut
berhubungan
dengan
remaja. karena dengan kemandirian tersebut
orang-orang tersebut dalam bahasanya dan
berarti remaja harus belajar dan berlatih dalam
peristilahannya.
membuat rencana, memilih alternatif, membuat keputusan,
bertindak
sesuai
dengan
kepuatusannya sendiri serta bertanggung jawab atas
segala
sesuatu
yang
dilakukannya
Subjek Penelitian Subhyek penelitian dalam penelitian ini adalah
3
orang
pengkonsumi
minuman
(Mappiare, 1987:107). Dengan demikian remaja
beralkohol yang berinisial Dm, Hd dan Dk. Dm
akan berangsur-angsur melepaskan diri dari
adalah seorang laki-laki yang berusia 24 tahun
ketergantungannya pada orang tua atau orang
dan kuliah di salah satu Perguruan Tinggi
dewasa lainnya dalam banyak hal. Kemandirian
Negeri
yang dimiliki remaja berperan aktif di dalam
merupakan laki-laki yang berusia 22 tahun yang
pembentukan
fase
merupakan mahasiswa yang bekerja di salah
kehidupanya di masa yang akan datang tidak
satu Toko di Yogyakarta. Dk adalah seorang
terkecuali bagi remaja pengkonsumsi alkohol,
laki-laki berusia 17 tahun yang merupakan
dari pengertian diatas dapat dilihat bahwa
pelajar di salah satu Sekolah Menengah
kemandirian remaja pengkonsumsi minuman
Kejuruan di Yogyakarta. Penentuan informan
beralkohol berbeda dengan kemandirian remaja
dalam penelitian ini menggunakan teknik
pada
snowball.
karakter
umumnya,
mengetahui pengkonsumsi
remaja
dalam
maka
peneliti
tertarik
kemandirian
seorang
remaja
minuman
beralkohol
yang
memiliki latar belakang yang berbeda.
di
Yogyakarta,
sedangkan
Hd
Instrumen Penelitian Sesuai teknik yang digunakan dalam pengumpulan
data,
dalam
penelitian
ini
METODE PENELITIAN
instrumen pengumpulan data yang digunakan
Pendekatan Penelitian
adalah pedoman observasi
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif (qualitative research). Bogdan dan
wawancara tentang kemandirian.
dan pedoman
Kemandirian Pengkonsumsi Minuman… (Fala Akbar Basudewo) 5
wawancara informan dengan data wawancara
Teknik Analis Data Teknik analisis data yang digunakan
teman dekat informan (key informan).
dalam penelitian ini adalah dengan mengacu pada konsep Milles & Huberman (2007: 16-20)
PEMBAHASAN
yaitu interactive model (model interaktif) yang
Dalam penelitian ini peneliti membahas
mengklasifikasikan analisis data dalam tiga
tentang
langkah, yaitu:(1) reduksi data (data reduction)
minuman
merupakan
dilihat dari berbagai aspek yaitu aspek kognitif,
proses
pemilahan,
pemusatan
kemandirian
remaja
beralkohol,
dan transformasi data kasar yang muncul dari
psikomotor. Adapun hasil penelitian sebagai
catatan-catatan
berikut:
lapangan.
Pada
sosial
dan
tersebut
aspek
di
aspek
kemandirian
perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan,
tertulis
emosi,
pengkonsumsi
penelitian ini proses reduksi data dilakukan
Dapat
dengan menyederhanakan dan memilah hasil
kemandirian
penelitian
sesuai
pengkonsumsi minuman beralkohol itu berbeda
(2)penyajian
data
dengan
seorang
remaja
dengan kemandirian remaja pada umumnya,
sekumpulan informasi tersusun yang memberi
seperti penjelasan Dm bahwa ketertarikan Dm
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan
mengkonsumsi alkohol itu pada saat Dm duduk
pengambilan tindakan. Penyajian data yang
di bangku SMP dan mulai berani mencoba
digunakan pada penelitian ini adalah dalam
ketika Dm duduk di bangku SMA ketertarikan
bentuk teks naratif, (3)penarikan kesimpulan
Dm awalnya hanya untuk bersenang-senang
(verifikasi), dalam penelitian ini dimulai dari
dengan teman-temanya, akan tetapi setiap Dm
pengumpulan
penganalisis
mendapatkan suatu permasalahan Dm selalu
kualitatif mulai mencari arti benda-benda
melamipaskan perasaan yang sedang dialaminya
mencatat keteraturan, pola-pola, penjelasan,
dengan mengkonsumsi allkohol, dari penjelasan
konfigurasi-konfigurasi, alur sebab akibat, dan
tersebut menunjukan bahwa Dm mengkonsumsi
proposisi. Penarikan kesimpulan yang dilakukan
alkohol tidak hanya pada saat Dm sedang
peneliti dalam penelitian ini dilakukan dengan
bersama teman-temanya. Dm mengkonsumsi
membandingkan
alkohol untuk membuat dirinya merasa terlepas
seorang
hasil
data)
kognitif
bahwa
sebagai
data,
(display
kebutuhan,
disimpulkan
aspek
penelitian
dengan
literatur kajian teori yang ada.
dari beban yang sedang dirasakanya dan Dm merasa
mendapatkan
suatu
ketenangan,
sehingga Dm dapat berfikir untuk mencari
Uji Keabsahan Data Uji keabsahan data dalam penelitian ini
solusi permasalahan yang sedang dialaminya
menggunakan teknik triangulasi metode dan
sehingga
sumber, triangulasi metode dan sumber yang
keputusan, begitu pula dengan Hd yang mulai
dicapai
tertarik mengkonsumsi minuman beralkohol
dengan
membandingkan
data
Dm
dapat
mengambil
sebuah
pada waktu duduk di bangku SMA, pada saat itu
6 Jurnal Bimbingan dan Konseling Edisi 4 Tahun ke-4 2015
Hd sedang berkumpul dengan teman-temanya
mengkonsumsi
yang sedang minum-minuman dan Hd tidak
memopang rasa percaya diri ketika diatas
menolak ketika Hd ditawarin untuk mencoba
panggung, ketika sudah merasa rasa percaya diri
dengan alasan Hd ingin bergaya didepan
Dk berhenti untuk mengkonsumsi, dan tidak
temanya. Setelah Hd merasakan mengkonsumsi
seperti temanya yang mengkonsumsi hingga
alkohol tidak lama Hd mulai kecanduan
“fly”.
mengkonsumsi alkohol karena Hd merasa ketika sedang
mengkonsumsi
mengambil
sebuah
alkohol
untuk
Aspek yang kedua adalah aspek emosi. Kemandirian
emosi
seorang
remaja
pengkonsumsi minuman beralkohol cenderung
Hd
kurang mengatur dan mengontrol emosinya
beranggapan bahwa semua permasalahan dapat
sendiri, karena remaja yang mengkonsumsi
diselesaikan dengan minum, hal tersebut sejalan
alkohol kurang dapat berfikir secara sehat dan
dengan yang diungapkan Rahmawati (2005:82)
mereka cenderung idealis. Hal ini ditunjukkan
bahwa salah satu ciri orang yang mandiri adalah
dari
mampu
ketika
menunjukan bahwa Dm memiliki idealis yang
dihadapkan pada berbagai pilihan, dan dapat
tinggi, akan tetapi Dm juga tetap menghormati
mnentukan pilihan yang sesuai bagi dirinya
orang tuanya, walaupun perselisihan tidak dapat
sendiri tanpa tergantung pada orang lain.
dihindari. Perselisihan yang dialami Dm dengan
Berbeda dengan Dm dan Hd, bahwa Dk mulai
orang tua nya hanya sepele terkait Dm ingin
tertarik mengkonsumsi minuman beralkkohol
ngekos karena mencoba untuk tidak tergantung
pada saat Dk menghadiri sebuah acara ulang
dengan orang tuanya karena Dm merasa sudah
tahun temanya, pada saat itu Dk ditawari
dapat bertanggung awab atas dirinya sendiri,
segelas minuman dan Dk merasa sungkan jika
akan tetapi keinginan Dm tersebut tidak sejalan
menolak
yang
dengan pemikiran orang tuanya. Dari penjelasan
menawarkan adalah temanya yang sedang
diatas menujukkan kemandirian emosi yang
berulang tahun. Akan tetapi Dk mimiliki prinsip
cukup baik, hanya saja Dm kurang bisa
bahwa Dk hanya mengkonsumsi alkohol disaat
mengontrol
sedang bersama temanya dan disaat ada sebuah
perbedaan pendapat. Dari perselisihan tersebut
acara yang mengharuskan Dk berhadapan
Dm merasa tidak mampu menghadapinya jika
dengan orang banyak atau manggung karena Dk
tidak dengan mengkonsumsi alkohol, karena
bersama teman-temanya sesama pemain musik
ketika
memiliki jadwal regular disalah satu café di
mendapatkan
Yogyakarta, dan Dk termasuk orang yang
kesenangan yang mungkin tidak dirasakan oleh
kurang percaya diri. Di sisi lain Dk merupakan
orang lain, selain itu Dm juga merasakan tidak
orang yang mengetahui batas dan kemapuan
ada masalah dan Dm juga berkomunikasi secara
dirinya sendiri, seperti contoh bahwa Dk
baik dengan orang-orang disekitar. Kemudian
masalah,
mengambil
tawaran
dan
bisa
hanya
dapat
menyelesaikan
keputusan
Hd
minuman
sehingga
keputusan
tersebut
karena
hasil
wawancara
emosinya
setelah
dengan
ketika
mengkonsumi sebuah
Dm
yang
mengalami
alkohol
ketenangan
Dm dan
Kemandirian Pengkonsumsi Minuman… (Fala Akbar Basudewo) 7
kemandirian emosi Hd yang menunjukkan
berkeluh kesah dengan orang tuanya tentang
bahwa Hd memiliki idealis yang tinggi dan
permasalahan yang sedang diahadapi dan lebih
kurang memiliki yang harmonis dengan orang
memilih bercerita dengan temanya. Dk kurang
tuanya
suatu
bisa menganggap orang tua nya sebagai teman
kebebasan yang tidak terikat dan Hd juga
bercerita ataupun berkeluh kesah dan lebih
kurang memahami apa yang diinginkan orang
terbuka
tuanya. Hd termasuk orang yang pemalas karena
permasalahan yang sedang Dk hadapi.
karena
Hd
menginginkan
dengan
teman-temanya
tentang
bisa dilihat dari pola keseharianya yang hanya
Aspek yang ketiga adalah aspek sosial.
menggunakan waktu siangnya untuk tidur-
Kemandirian sosial merupakan kemampuan
tiduran tanpa aktifitas yang bermanfaat dan
remaja untuk menjalin hubungan dengan orang-
kamar Hd terlihat kumuh karena tidak pernah
orang di sekitar yang menyangkut hubungan
dibersihkan, kamar Hd bisa bersih karena
dengan orang lain dan tidak tergantung atau
tergantung dengan pacarnya membersihkan
menunggu aksi dari orang lain, Havighurst
kamarnya. Selain kebersihan Hd juga pemalas
(Mu’tadin, 2002:2). kemandirian sosial remaja
dalam hal bekerja, seperti contoh bahwa Hd
yang mengkonsumsi alkohol tergolong baik
pernah
dia
karena sikap dan perilaku mereka dengan orang
dikeluarkan karena kurangnya memiliki rasa
lain. Hal ini ditunjukkan oleh Dm, dari hasil
tanggung jawab terhadap pekerjaanya. Hal
wawancara
tersebut
kemandirian
mengatakan bahwa Dm mempunyai hubungan
informan secara emosi kurang bagus, karena
baik dengan teman kos dan komunitasnya,
ciri-ciri individu yang mandiri menurut Laman,
bahkan jika sedang mengkonsumsi pun Dm
Avery & Frank (Ani Budinurani, 2012: 5-6),
tidak pernah mengganggu orang lain bahkan
adalah individu yang memiliki kemampuan
komunikasi Dm semakin lancar, namun ada
untuk bertindak sesuai dengan apa yang
beberapa
diyakini, memiliki kemampuan untuk mencari
menganggap itu hal yang wajar dan merasa
dan mendapatkan kebutuhanya tanpa bantuan
bahw
orang lain dapat memilih apa yang seharusnya
mengganggu mereka. Hal lain pun ditunjukkan
dilakukan dan apa yang seharusnya tidak
oleh Hd yang tidak pernah mebeda-bedakan
dilakukan, kreatif dan berani dalam mencari dan
dalam pertemanan, melainkan orang lain yang
menyampaikan ide-idenya,, memiliki kebebasan
selalu membeda-bedakkan Hd dengan orang
pribadi
hidupnya,
lain, selain itu Hd pun selalu menjadi bahan
berusaha untuk mengembangkan dirinya, dapat
perbincangan orang lain karena dia seorang
menerima kritikan untuk mengevaluasi diri.
pengkonsumsi alkohol. Di kampus pun Hd
Berbeda dengan Dm dan Hd, kemandirian
termasuk orang yang mudah bergaul, dan
emosi Dk cenderung lebih tertutup dan diam
banyak
jika sedang memiliki masalah, Dk jarang
termasuk orang yang ramah dengan orang-orang
bekerja
namun
menunjukkan
untuk
tidak
bahwa
mencapai
lama
tujuan
dengan
yang
yang
key
tidak
penting
wanita
yang
informan
suka,
Dm
yang
namun
tidak
Dm
pernah
mendekatinya.
Hd
8 Jurnal Bimbingan dan Konseling Edisi 4 Tahun ke-4 2015
disekitarnya hanya saja kadang Hd mendapat
bergantung dengan orang lain dan memilih
umpan
dengan
untuk bekerja, namun jika sedang ada masalah
keramahanya. Namun Dk memiliki sosialisasi
Dm sering meminta bantuan kepada temanya
yang
untuk menyelesaikanya, jika merasa kurang
balik
yang
berbeda,
tidak
dari
sesuai
hasil
wawancara
menunjukkan bahwa Dk orang yang kurang
sesuai
percaya diri, Dk jarang berkomunikasi dengan
membantah dan lebih memilih mengkonsumsi
tetangga di rumahnya, itu dikarenakan Dk
alkohol agar pikiranya tenang, karena Dm
sering
mengalami
pulang
malam
dan
lebih
sering
dengan
keinginanya
kesulitan
Dm
untuk
selalu
mengambil
menghabiskan waktu di luar rumah bersama
keputusan akan tetapi Dm memiliki keyakinan
teman-temanya.
yang lebih dengan keputusan yang dia ambil,
Namun
sesekali
Dk
menyempatkan waktu untuk berkumpul dengan
walaupun
Dm
warga dikampungnya jika sedang mengadakan
menyertai
keputusan
suatu
selalu
wawancara yang menujukkan tentang Hd
mengandalkan dengan mengkonsumsi alkohol
menujukkan bahwa Hd termasuk orang yang
jika ingin berhadapan dengan orang lain atau
pemalas karena selalu meminjam uang untuk
berhadapan dengan orang banyak, seperti disaat
membeli alkohol ketika Hd telah diberhentikan
dia sedang manggung karena Dk adalah seorang
dari pekerjaanya. Hd juga termasuk orang yang
pemain musik.
konsumtif karena sering membeli baju, jam
acara
Aspek
di
kampungnya.
diambil.
Hasil
psikomotor (perilaku). Dari hasil wawancara
Namun semua itu didapatkan dari teman
menunjukkan
bahwa
remaja
yang
wanitanya, karena Hd terkenal sering berganti-
mengkonsumsi
alkohol
cenderung
akan
ganti teman wanita, dan selalu memilih wanita
ikut
yang kaya dan bisa mencukupi kebutuhanya.
membantu cari alan keluar permasalahan yang
Hasil wawancara tentang Dk menunjukkan
sedang dialami. Mereka merasa kebingungan
bahwa Dk termasuk orang yang mandiri. Dk
untuk mengambil keputusan, dan meminta
mempunyai
bantuan dari orang-orang disekitar. Perwujudan
merepotkan orang lain, selain sekolah Dk
kemandirian seseorang dapat dilihat di dalam
mempunyai kerja sambilan bersama teman-
kemampuan seseorang untuk menemukan akar
temanya menjadi band regular di sebuah café,
permasalahan,
namun Dk tidak lupa dengan kewajibanya
orang
adalah
yang
tangan, bahkan sering berganti ganti HP.
bantuan
terakhir
telah
resiko
aspek
meminta
yang
Dk
mengetahui
lain
mengevaluasi
untuk
segala
prinsip sebisa mungkin
seorang
tidak
kemungkinan di dalam mengatasi masalah dan
sebagai
berbagai tantangan serta kesulitan lainya tanpa
mengerjakan
harus mendapat bantuan atau bimbingan dari
sesekali ijin jika ada tawaran mengisi di sebuah
orang yang lebih dewasa, (Ani Budinurani,
acara.
2012:4). Dm termasuk orang yang mandiri dari
berpegang terhadap omongan dari orang tua nya
segi ekonomi karena Dm memilih untuk tidak
yang memberikan kebebasan namun tidak
Dk
tugas
pelajar
yang
sekolah
walaupun
melakukan
semua
ini
selalu dia
karena
Kemandirian Pengkonsumsi Minuman… (Fala Akbar Basudewo) 9
meninggalkan kewajibanya sebagai seorang pelajar.
4. Kemandirian
pengkonsumsi
beralkohol
dilihat
dari
minuman kemandirian
psikomotor tergolong kurang. Hal yang menyebabkan
KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan pemaparan sebelumnya, maka
beralkohol kurang
pengkonsumsi memiliki
dilihat
dari
minuman
kemandirian aspek
yang
kemandirian
kognitif, pengkonsumsi minuman beralkohol kurang memiliki kemandirian kognitif yang baik. Hal ini dikarenakan pengkonsumsi minuman
beralkohol
kurang
dapat
memecahkan permasalahan yang sedang dihadapinya
jika
tanpa
mengkonsumsi
pengkonsumsi
minuman
orang lain untuk membantu pemecahan permasalahan
yangsedang
Selain
pengkonsumsi
itu
beralkohol
juga
kurang
dihadapinya. minuman
mampu
untuk
berinisiatif, dengan kata lain pengkonsumsi minuman beralkohol cenderung menunggu instruksi dari orang lain untuk melakukan sesuatu. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, maka
alkohol. 2. Kemandirian
pengkonsumsi
minuman
beralkohol dilihat dari kemandirian emosi tergolong kurang. Hal ini ditunjukkan dari kurangnya hubungan yang harmonis antara pengkonsumsi minuman beralkohol dengan orang tuanya, selain itu pengkonsumsi minuman beralkohol cenderung menutup dirinya dan menginginkan kebebasan dari
3. Kemandirian
pengkonsumsi
minuman
beralkohol dilihat dari kemandirian sosisal tergolong kurang. Kemandirian sosial ini ditunjukkan
dari
kurangnya
komunikasi
antara pengkonsumsi minuman beralkohol orang-orang
disekitar
mereka.
Kurangnya komunikasi ini dikarenakan sikap idealis dan umpan balik yang diberikan orang-orang
terdapat beberapa saran sebagai berikut : 1. Pengkonsumsi minuman beralkohol Alkohol merupakan minuman yang memiliki dampak negatif bagi peminumnya. Remaja yang
mengomsumsi
alkohol
dengan
berlebihan dapat merusak jaringan otak secara permanen. Untuk itu, bagi alkoholik harus memiliki keyakinan bahwa segala sesuatu pasti ada jalan keluar. Jadi bagi
orang tuanya.
dengan
kemandirian
beralkohol adalah ketergantungan dengan
dapat diambil kesimpulan bahwa :
1. kemandirian
psikomotor
kurangnya
disekitarnya
pengkonsumsi minuman beralkohol.
kepada
alkoholik diharapkan dapat mebatasi diri untuk
dapat
mengurangi
mengonsumsi
alkohol. 2. Orang tua Bagi orang tua diharapkan dapat lebih membuka diri untuk dapat menerima segala keluh kesah dari seorang anak, dengan demikian anak mendapatkan perhatian dari orang tua.
10 Jurnal Bimbingan dan Konseling Edisi 4 Tahun ke-4 2015
3. Bagi Konselor Bagi konselor diharapkan mampu untuk mengarahkan untuk menjauhi segala jenis minuman keras dan konselor hendaknya mampu untuk memberi pelayanan bagi yang terlanjur menjadi pengkonsumsi alkohol, karena masa muda merupakan masa yang rentan. DAFTAR PUSTAKA Alwisol. 2004. Psikologi Kepribadian. Malang: Penerbit Universitas Muhamadiyah Malang. Harjanti Setyo Rini. 2010. Perilaku Kriminal pada Pecandu Alkohol. Jakarta: Universitas Gunadarma. Hasan Basri. 2000. Remaja Berkualitas: Problematika Remaja dan Solusinya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Mu’tadin, Z. 2002. Pengantar Pendidikan dan Ilmu Perilaku Kesehatan. Yogyakarta: Andi Offset. Rahayu Sumarlin. 2012. Perilaku Konformitas pada Remaja yang berada di Lingkungan Peminum Alkohol. Jakarta: Universitas Gunadarma. Simandjuntak. 1984. Pengantar Kriminologi dan Sosiologi. Jakarta: Aksara Baru. Papalia, Diane, Old, S.W., Feldman, R. D. (2008). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup. Monks, F. J. dkk. (2006). Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Lexy J. Moleong. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Lexy J. Moleong. (2005). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Agoes Dariyo. (2004). Psikologi Perkembangan Remaja. Bogor: Ghalia Indonesia. Andi Mappiare. (1987). Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional Milles B. Matthew dan Huberman. (2007). Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber Metode-Metode Baru. Jakarta: Universitas Indonesia Press. Mu’tadin, Z. (2002). Pengantar Pendidikan dan Ilmu Perilaku Kesehatan. Yogyakarta: Andi Offset. Ani Budinurani. (2005). Matematika untuk Anak Berkebutuhan Khusus. Bandung: Pustaka Bani. Rachmawati, Yeni. 2005. Musik Sebagai Pembentuk Budi Pekerti. Yogyakarta: Percetakan Jala Sutra.