STUDI DAMPAK SOSIAL REVITALISASI PASAR TELO TERHADAP LINGKUNGAN SEKITAR DI PASAR TELO KARANGKAJEN YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Sosial (S.Sos)
Disusun Oleh :
Sani Puspitasari NIM.12720034
PROGAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2016
1
2
3
KEMENTERIAN AGAMA TINIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA Jl. Marsda Adisucipto Telp. (0214) 585300 Fax. (0274) 519571Yogyakarta 55281
PENGESAHAN TUGAS AKHIR Nomor : B-386/Un.02/DSH/PP.00.9 /1212016
Tugas Akhir dengan judul
:STUDI DAMPAK SOSIAL REVITALISASI PASAR TELO
TERHADAP
LINGKUNGAN SEKITAR DI PASARTELO KARANGKAJEN YOGYAKARTA yang dipersiapkan dan disusun oleh:
Nama
: SANI PUSPITASARI
Nomor Induk Mahasiswa : 12720034 : Selasa, 29 November 2016 Telah diujikan : B+ Nilai ujian Tugas
pada Akhir
dinyatakan telah diterima oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
TIM UJIAN TUGAS AKHIR Ketua Sidang
Drs. Musa, M.Si NIP. 19620912 199203
1 001
Penguji
Dr. Yayan Suryana, M.Ag NIP. 19701013 199803 1 008
M.A Dr. Achmad Zainal Ar NrP. 19751118 200801 1 013
Yogyakarta, 29 November 2016 Sunan Kalijaga
EKAN
Sodik, S.Sos., M.Si. 16 199503 1 004
06/142U6
II
MOTTO
"Keuntungan hakiki adalah keuntungan yang tidak hanya menguntungkan diri pribadi, tapi juga menguntungkan sebanyak mungkin hamba-hamba Allah lainnya. Usahakanlah apa yang menjadi nikmat tidak menjadi musibah bagi orang lain."
4
HALAMAN PERSEMBAHAN
Atas rahmat dan ridho Allah SWT, saya persembahkan skripsi ini untuk : 1. Almamater saya, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2. Ayah dan Ibu saya, yang telah memberikan dukungan moril maupun materi serta do‟a yang tiada henti untuk kesuksesan saya. 3. Bapak Dosen pembimbing, dan dosen-dosen pengajar, yang selama ini telah tulus dan ikhlas meluangkan waktunya untuk menuntun dan mengarahkan saya, memberikan bimbingan dan pelajaran yang tiada ternilai harganya, agar saya menjadi lebih baik.
5
KATA PENGANTAR Alhamdulillahi robbil‟alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang berjudul “STUDI DAMPAK SOSIAL REVITALISASI PASAR TELO
TERHADAP
LINGKUNGAN
SEKITAR DI PASAR TELO KARANGKAJEN YOGYAKARTA”. Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar sarjana strata satu sosial (S.Sos). Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis berharap adanya kritik dan saran yang bersifat membangun dan dapat melengkapi penyempurnaan penyusunan skripsi ini. Terselesaikan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, baik bantuan moril maupun material dan yang sudah memberikan bimbingan perhatian dan dorongan. Dalam kesempatan yang berharga ini penulis dengan segenap kerendahan hati penulis mengucapkan banyak terimakasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Dr.Mochamad Sodik, SH,S.Sos,M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. 2. Bapak Achmad Zainal Arifin, Ph.D selaku ketua Prodi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
6
3. Bapak Dr. Yayan Suryana, S.Ag., M.Ag selaku Dosen Penasehat Akademik. 4. Bapak Drs. Musa, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Skripsi. Terimakasih atas arahan, bimbingan, koreksi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 5. Segenap Dosen Prodi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat selama perkuliahan ini. 6. Segenap karyawan Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. 7. Orang tua tercinta, Bapak Koestanto dan Ibu SitiArifah, terimakasih yang sebesar-besarnya yang telah mendidik, membesarkanku dan do‟a yang senantiasa dilantunkan. 8. Bapak Harno dan Bapak Prapto sebagai petugas Dinas Pengelolaan Pasar Kota Yogyakarta yang sudah memberikan izinnya dan memberikan informasi menegenai Pasar Telo sehingga dapat melakukan penelitian ini. 9. BapakTukijanselakuLurahPasarTeloKarangkajendanIbuTatikselakuk etuaPaguyubanPasarTelo yang memberikanarahan di lapangan. 10. Segenap teman-teman Prodi Sosiologi angkatan 2012 yang sudah bertukar pikiran dan diskusi. 11. Seluruh pihak yang telah ikut berjasa dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
7
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi akademik dan masyarakat. Penulis menyadari tidak ada yang sempurna di dunia ini. Penulis berharap adanya kritik dan saran yang membangun dapat melengkapi penyempurnaan penyusunan skripsi ini.
Yogyakarta, 18 November 2016.
Sani Puspitasari NIM: 12720034
8
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i SURAT PERNYATAAN KEASLIAN .................................................... ii NOTA DINAS PEMBIMBING................................................................ iii HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iv MOTTO ..................................................................................................... v HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................... vi KATA PENGANTAR ............................................................................... vii DAFTAR ISI .............................................................................................. x DAFTAR TABEL ..................................................................................... xiii DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xiv ABSTRAK ................................................................................................. xv BAB I. PENDAHULUAN A. B. C. D. E. F. G. H.
Latar Belakang ................................................................................... 1 Rumusan Masalah .............................................................................. 7 Tujuan Penelitian................................................................................ 7 Manfaat Penelitian.............................................................................. 8 Tinjauan Pustaka ................................................................................ 8 Landasan Teori ................................................................................. 13 Metode Penelitian ............................................................................. 19 Sistematika Pembahasan .................................................................. 25
BAB II. GAMBARAN UMUM PASAR TELO KARANGKAJEN YOGYAKARTA A. Kondisi Masyarakat Karangkajen Yogyakarta 1. Letak Geografis ........................................................................... 26 9
B.
C. D. E.
2. Kondisi Sosial Budaya ................................................................ 27 3. Kondisi Ekonomi ......................................................................... 28 Profil Pasar Telo Karangkajen 1. Sejarah Pasar Telo Karangkajen ................................................ 29 2. Aktifitas Perdagangan ................................................................ 30 3. Profil Banguan ........................................................................... 33 Pasar Telo Karangkajen Sebelum Revitalisasi ................................ 34 Pasar Telo Karangkajen Pasca Revitalisasi..................................... 36 Informan Penelitian .......................................................................... 39
BAB III. DINAMIKA KEGIATAN KELOMPOK PEDAGANG PASAR TELO KARANGKAJEN A. Dampak Perubahan Sosial Pasar Telo Karangkajen Setelah Dilakukan Revitalisasi ........................................................ 45 a. Meningkatkan Mata Pencaharian Warga Sekitar ...................... 48 b. Nilai Sosial Sebagai Upaya Pengembangan Pasar .................... 51 c. Interaksi Antar Pedagang .......................................................... 52 d. Penurunan Minat Pedagang Ketela ........................................... 54 B. Perubahan Aktifitas Pasar Telo Karagkajen Setelah Dilakukan Revitalisasi ........................................................ 57 a. Kelompok Sosial Pendukung Aktifitas Pasar ........................... 57 b. Partisipasi Pelaku Pasar dengan Warga Sekitar ........................ 59 c. Bentuk Sosialisasi dan Kegiatan yang Dilakukan Dinas Pengelolaan Pasar ........................................................... 60 d. Kegiatan Aktifitas Sebagai Pendorong Kemandirian Pedagang ............................................................. 62 BAB IV. PENGARUH DAMPAK REVITALISASI TERHADAP LINGKUNGAN PASAR TELO KARANGKAJEN A. Dampak Sosial Pasar Telo Karangkajen a. Dampak Positif .......................................................................... 65 1. Partisipasi Pasar Telo Karangkajen ...................................... 66 2. Tanggung Jawab Sosial ......................................................... 66 b. Dampak Negatif ........................................................................ 67 B. Peran Modal SosialSetelahRevitalisasi PasarTeloKarangkajen ..................................................................... 68 1. Unsur-unsurPokok Modal Sosial ................................................. 68 a. KonsepKepercayaan ............................................................... 69 b. KonsepJaringan ....................................................................... 72 10
c. Konsep Norma ........................................................................ 74 2. PenerapanTeori Modal Sosial...................................................... 76 3. Tipologi Modal Sosial ................................................................. 77
BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan....................................................................................... 79 B. Saran ................................................................................................. 81 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 82 LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................ 86
11
DAFTAR TABEL
Tabel 1: Data-data subyek penelitian .......................................................... 40 Tabel 2: Data Revitalisasi Pasar di Yogyakarta Tahun 2012-2016 ............ 46 Tabel 3: Data Pedagang Ketela Sebelum Revitalisasi ................................ 54 Tabel 4: Data Pedagang Ketela Pasca Revitalisasi ..................................... 55
12
DAFTAR GAMABAR
Gambar1 :Jaringan Distribusi Ketela di Pasar Telo Karangkajen .............. 32 Gambar 2: Tata letak Kios Pasca Revitalisasi............................................. 50 Gambar 3: Konsep Modal Sosial dengan kegiatan pedagang dan masyarakat ........................................................ 76
13
ABSTRAK
Pembangunan nasional bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil makmur yang merata material dan spiritual. Untuk mencapai tujuan pembangunan nasional maka pemerintah membangun berbagai sarana dan prasarana. Salah satunya adalah pelaksanaan revitalisasi Pasar Telo Karangkajen Yogyakarta yang membawa dampak sosial bagi para pedagang dan lingkungan sekitar di Pasar Telo Karangkajen. Pelaksanaan revitalisasi pasar tradisional merupakan usaha pemerintah agar pasar tradisional mampu bersaing dengan pasar modern. Pembangunan suatu pasar perlu memperhatikan kesejahteraan pedagang maupun pembeli di pasar tersebut. Lewat penataan kembali pasar tradisional yang memperhatikan aspek kenyamanan, pelayanan dan keamanan, maka potensi yang dimiliki pasar tradisional akan dapat meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak sosial dalam Pasar Telo Karangkajen. Teori yang digunakan dalam penelitian ini ialah menerapkan 3 konsep modal sosial yang dipelopori oleh Putnam. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan analisis deskriptif. Sumber data primer diperoleh dari hasil wawancara dengan pengurus Pasar Telo Karangkajen, pengurus paguyuban, pedagang, dan pembeli. Sumber data sekunder diperoleh dokumentasi, internet, dan laporan hasil penelitian yang terkait. Adapun pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan terlibat, wawancara langsung dan penelusuran beberapa dokumen. Hasil pengamatan, wawancara dan penelusuran dokumen yang telah terkumpul kemudian dianalisis dan ditarik kesimpulan. Berdasarkan analisis data diperoleh hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukan bahwa dampak sosial revitalisasi Pasar Telo terhadap lingkungan sekitar adalah mengenai dampak perubahan aktifitas ataupun perubahan sosial dengan masyrakatnya yang terjadi pasar telo mengalami peningkatan. Pelaksanaan revitalisasi Pasar Telo Karangkajen memberikan dampak yang bersifat positif dan negatif. Hal ini dipengaruhi oleh 3 unsur modal sosial yakni kepercayaan, jariangan, dan norma. Adanya ketiga unsur dalam Pasar Telo Karangkajen ini membentuk kerjasama antar pedagang dengan masyrakat maupun pedagang dengan kelompok pedagang lainnya dan mempertankan Pasar Telo Karangkajen hingga saat ini.
Kata Kunci: Revitalisasi,dampak sosial,modal sosial
14
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Dalam pandangan ekonomi, pasar merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk menentukan kesepakatan harga dalam rangka pertukaran barang atau jasa. Pasar juga merupakan sebuah kontribusi sosial karena sumber daya ekonomi, yaitu barang dan jasa tersebut dialokasikan disana.
1
Aktifitas pertukaran dan perdagangan yang
menkontruksi pasar. Dengan kata lain, tidak aka nada perdagangangan tanpa pasar, dan pasar tidak akan terbentuk jika tidak ada perdagangan. Perkataan pasar pertama kali digunakan untuk menunjukkan suatu tempat dimana barang diperjualbelikan. Pada saat ini pasar dengan memuaskan dapat dijelaskan sebagai suatu tempat dimana pembeli dan penjual bertransaksi mengenai pertukaran suatu komoditi yang dijelaskan secara transparan.2 Perekonomian pasar adalah suatu alokasi sumber daya ditentukan oleh produksi, penjualan, dan keputusan pembelian yang dibuat oleh Badan Usaha dan rumah tangga yang bertindak sebagai reaksi atas informasi pasar berupa harga dan laba. Ahli ekonomi membedakan dua jenis pasar; dimana perusahaan menjual menjual barang dan jasanya, dan
1
Heru Nugroho, Uang, Rentenir, dan Hutang Pihutang di Jawa. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2001). Hlm.30. 2 Richard G. Lipsey dan Peter O. Steiner, Pengantar Ilmu Ekonomi (Jakarta: PT. Rineka Cipta,1991), hal. 100.
15
faktor produksi bahwa rumah tangga menjual faktor produksi yang dimilikinya. Pasar selama ini sudah menyatu dan memiliiki tempat paling penting dalam kehidupan masyrakat sehari-hari, bagi msyarakat pasar bukan hanya tempat bertemunya antara penjual dan pembeli tetapi juga sebagai wadah untuk berinteraksi sosial. Disamping itu, pasar juga secara tidak langsung mengatur kehidupan sosial, termasuk ekonomi secara otomatis. Oleh karena ini suatu tindakan sosial ekonomi dipasar dapat dicapai dengan hasil yang baik, tidak hanya mereka sebagai pribadi tetapi juga kepada masyarakat secara keseluruhan.
3
Para ahli ekonomi
mendeskripsikan sebuah pasar sebagai kumpulan penjual dan pembeli yang melakukan transaksi atas suatu produk tertentu atau kelompok prodik tertentu.4 Pasar Ketela atau yang sering disebut dengan Pasar Telo, merupakan pasar tradisional yang hanya menyediakan dagangan khusus yaitu ketela saja dengan berbagai jenis ketela. Pasar tersebut terletak di daerah Karangkajen Yogyakarta dan memiliki lokasi yang strategis di tengah kota Yogyakarta, tidak jauh dari Jalan Sisingamangaraja dan Jalan Imogiri Barat, Jalan Menukan, Jalan Jogokaryan dan Jalan Parangtritis. Jalan - jalan tersebut adalah jalan utama yang sering dilalui oleh warga luar maupun lokal. Pasar Telo juga menjadi icon kota Yogyakarta dimana banyak para wisatawan yang tertarik untuk melihat aneka jenis ketela 3
Damsar, Sosiologi Ekonomi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002), hal. 85. Muhammad Aziz Hakim, Menguasai Pasar Mengeruk Untung, (Jakarta: Renaisan) PT. Krisna Persada, 2005. 4
16
datang ke tempat ini. Hal ini karena ketela dan variannya mudah ditemukan di tempat ini, jenis ketela yang ada antara lain singkong, ubi madu, ubi ungu, kaspo, ubi remis, ubi jegros, ubi kimpul, ubi tempel, dan lain-lain. Sedang yang menjadi primadona adalah singkong, ubi ungu dan ubi madu. Sementara ini ketela jenis kaspo dengan kualitas baik menjadi produk yang nilai jualnya paling tinggi. Di sekitar lokasi Pasar Telo menjadi target atau surga bagi para pemilik kuliner yang berbahan dasar ketela. Pasar Telo tidak terlalu terpengaruh dengan adanya mall besar di Yogyakarta. Karena pasar tersebut memiliki relasi para pedagang yang akan kembali menjual ketela yang telah dibeli kepada konsumen lainnya. Ketela sulit ditemukan di supermarket yang telah dikemas, seperti mentimun. Mungkin karena ketela yang masih tertempel tanah membuat supermarket tidak tertarik untuk menjualnya. Yang paling menarik dari pasar telo adalah pasar khusus yang hanya menjual ketela dan dari segi tempat dari sejak berdirinya tahun 1957 sampai sekarang ini tidak lah berpindah tempat. Masih saja di Karangkajen Yogyakarta. Sehingga kebanyakan orang jika mendengar daerah Karangkajen akan mengarah pada Pasar Telo.5 Pembangunan sebagai usaha memanusiakan manusia pada hakekatnya juga merupakan usaha yang mempunyai makna etik, baik
5
Wawancara dengan Pak Hadi Harjono pada tanggal 3 mei 2016
17
dalam tujuan yang ingin dicapai maupun dalam cara pelaksanaan usaha mencapai tujuan pembangunan itu sendiri.6 Nilai-nilai luhur keagamaan dalam Islam dapat memberikan kontribusinya yang besar dalam pengembangunan bangsa, dalam bentuk motovasi
pemberian
makna
dan
sekaligus
mereduksi
timbulnya
penyimpangan pembangunan.7 Dalam program revitalisasi pasar tradisional yang dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta, juga merupakan salah satu kegiatan tahunan yang tidak sekedar membangun ulang sarana dari segi fisik, melainkan harus ikut menyentuh aspek non fisik. Revitalisasi non fisik yang tak penting menyangkut penataan pedagang. Terutama dalam segi manajeman display pedagangan. Yang mana dapat mempengaruhi dalam membagi zona dagangan basah dan kering. Supaya limbah mampu terkelola dengan baik dan tidak menimbulkan kekumuhan.8 Program revitalisasi pasar tradisional digagas dengan maksud menjawab semua permasalahan yang melekat pada pasar tradisonal. Penyebabnya, pasar tradisional dikelola tanpa inovasi yang berarti yang mengakibatkan pasar menjadi tidak nyaman dan kompetitif. 9 Dalam menjalankan aktivitas ekonomi di pasar tradisional, kondisi fisik
6
Machnun Husein, Etika Pembangunan dalam Pemikiran Islam di Indonesia, (Jakarta: Rajawali, 1986),hlm.1. 7 Muhammad Tholhah Hasan, Islam dan Etika Pembangunan, Tinjauan dari aspek Ihsan, dalam M. Mansyhur Amin (ed), Moralitas Pembangunan: Perspektif Agama-Agama di Indonesia, (Yogyakarta: LKPSMNU DIY,1989),hlm.28. 8 Ketua Komisi B DPRD Kota Yogyakarta, Nasrul Khairi (Kedaulatan Rakyat: 2015) 9 Kasali, Renald 2007. Manajemen Perilklanan : Konsep dan Aplikasinya. Jakarta: Pusaka Utama Grafiti.
18
memegang peranan
yang penting. Rancangan fisik pasar harus
mempertimbangkan fungsi pasar sebagai tempat aktivitas ekonomi sosial komunitas penggunanya. Program revitalisasi pasar tradisional juga menyentuh tata kelola (kelembagaan) pasar. Mewujudkan pasar yang profesional haruslah dikelola dengan manajemen yang terpadu dimana seluruh manajemen pasar terintegrasi menjadi satu. Proses revitalisasi pada pasar mencakup perbaikan aspek fisik dan aspek ekonomi dari bangunan maupun ruang kota. Revitalisasi fisik merupakan strategi jangka pendek yang dimaksudkan untuk mendorong terjadinya peningkatan kegiatan ekonomi jangka panjang. Revitalisasi fisik diyakini dapat meningkatkan kondisi fisik kota, namun tidak untuk jangka panjang. Untuk itu, tetap diperlukan perbaikan dan peningkatan aktivitas ekonomi yang merujuk kepada aspek sosial serta aspek lingkungan. Hal tersebut mutlak diperlukan karena melalui pemanfaatan yang produktif. Keberhasilan revitalisasi sebuah kawasan akan terukur bila mampu menciptakan lingkungan yang menarik (interesting), jadi bukan sekedar membuat beautiful place. Maksudnya, kegiatan tersebut harus berdampak positif serta dapat meningkatkan dinamika dan kehidupan sosial masyarakat/warga (public realms). Sudah menjadi sebuah tuntutan yang logis, bahwa kegiatan perancangan dan pembangunan pasar untuk menciptakan lingkungan sosial yang berjati diri (place making) dan hal ini pun selanjutnya perlu didukung oleh suatu pengembangan institusi yang baik.
19
Begitu pula dengan perilaku pedagang dan masyarakat sekitar, karena perilaku merupakan fungsi dari interaksi antara individu dengan lingkungannya.
10
Dan perilaku juga merupakan respon atau reaksi
seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar seperti yang dikatakan oleh Skiner. 11 Maka perilaku akan dibentuk ketika individu tersebut
mengadakan
interaksi
dengan
individu
lain
beserta
lingkungannya. Selain itu perilaku juga bisa terjadi karena adanya faktor keinginan yang ada dalam dirinya sendiri untuk mencapai sebuah tujuan.12 Kondisi Pasar Telo saat ini jauh lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya yang dulunya ketela ditimbun sampai memenuhi jalan, tetapi saat ini Pasar Telo lebih tertata rapi dan bersih. Dengan adanya revitalisasi yang mulai dilaksanakan pada bulan Agustus tahun 2014 dan selesai pada awal tahun 2015. Saat ini Pasar telo menjadi lebih menarik dengan bangunan yang lebih bagus dan tertata rapi dan bersih. Tetapi dengan adanya revitalisasi membuat sistem pembagian kios pedagang ketela dirasa kurang adil antara para pedagang yang menjual telo dan pedagang dari masyarakat sekitar. Kemudian tanggapan mengenai bangunan baru terhadap lingkungan sekitarnya memberikan banyak dampak yang terjadi. Sehingga mempengaruhi juga dampak aktifitas yang terjadi pada Pasar Telo yang baru ini. Karena dengan kondisi pasar tradisional yang unik ini, pedagang pasar dan penduduk warga sekitar yang berada di daerah Pasar 10
Miftah Toha, Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010). Hlm.33 11 Soekidjo Notoatmodjo, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2003), hlm.114. 12 Miftah Toha,op,cit,. hlm.33.
20
Telo Karangkajen ini juga berperan aktif terhadap perkembangan pasar dan memberikan pengaruh yang terjadi terhadap dampak pasca revitalisasi. Sehingga disinilah yang menjadi ketertarikan sendiri dengan permasalahan tersebut untuk dibahas. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka timbul beberapa pokok permasalahan yang hendak dibahas dalam penelitian ini, antara lain: 1. Bagaimana dampak revitalisasi pasar terhadap perubahan sosial di Pasar Telo Karangkajen? 2. Bagaimana perubahan aktifitas kelompok pedagang pasar pasca revitalisasi di Pasar Telo Karangkajen? C. Tujuan Penelitian Sedangkan mengenai tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian dapat di uraikan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui efektivitas dan dampak revitalisasi pasar terhadap kondisi fisik, dan tata kelola pasar di Pasar Telo Karangkajen. 2. Untuk mendeskripsikan tanggapan pedagang mengenai revitalisasi di di Pasar Telo Karangkajen 3. Untuk mendeskripsikan dampak sosial bagi pedagang Pasar Telo Karangkajen pasca revitalisasi. 4. Untuk
mendapatkan
informasi
mengenai
kondisi
sosial
dari
stakeholder yang ada di sekitar Pasar Telo Karangkajen.
21
D. Manfaat Penelitian Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peneliti dan perkembangan ilmu pengetahuan. 1. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dalam bidang sosial. 2. Secara akademis penelitian ini diharapkan mampu menambah khasanah ilmu pengetahuan an menyumbangkan manfaatnya tentang suatu proses sosial masyarakat yang terjadi di Paar Telo Karangkajen dan masyarakat sekitarnya. 3. Penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan rujukan untuk melakukan penelitian-penelitian selanjutnya dan dapat juga dijadikan sebagai referensi ataupun komparasi bagi para peneliti lain yang akan melakukan penelitian yang serupa. 4. Bagi penulis sendiri adalah menambah wawasan dan pengetahuan tentang dampak sosial terhadap revitalisasi pasar telo terhadap lingkungan sekitar di Pasar Telo Karangkajen Yogyakarta. E. Tinjauan Pustaka Penelitian yang membahas tentang dampak sosial belum begitu banyak dilakukan, begitu juga dengan penelitian yang berkaitan dengan revitalisasi pasar. Hal tersebut cukup menarik perhatian untuk diteliti. Dalam hal ini penulis menemukan beberapa karya yang terkait dengan hal tersebut, antara lain:
22
Pertama, jurnal karya Martinus Legowo, FX Sri Sadewo & M. Jacky Program Studi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Surabaya yang berjudul “Pedagang dan Revitalisasi Pasar Tradisional di Surabaya: Studi Kasus pada Pasar Wonokromo dan Pasar Tambah Rejo, Surabaya”. Jurnal ini menjelaskan tentang ketika terjadinya revitalisasi pasar, pedagang tradisional Pasar Wonokromo dan Tambah Rejo menghadapi tiga masalah besar yakni, akses politik yang lemah, rentan stress dan kesulitan modal. Secara umum pedagang tradisional baik di Pasar Wonokromo dan Tambah Rejo memiliki akses politik yang minimalis. Di ke dua pasar tersebut, pedagang tradisional hanya ditopang satu organisasi berupa Himpunan Pedagang Pasar (HPP) atau Kumpulan Pedagang Pasar (KPP). Mayoritas pedagang mengalami kondisi stres karena mahalnya stand/kios, iuran sampah, listrik, keamanan. Di Pasar Wonokromo pembeli lebih memilih belanja ke mal di atas kios pedagang tradisional. Sementara di Pasar Tambah Rejo, pembeli beralih ke PKL dan pedagang tradisional di luar Pasar Tambah Rejo yang baru.13 Kedua, jurnal karya ilmiah yang ditulis oleh Trisni Utami Universitas Sebelas Maret Surakarta, Tahun 2010 dengan judul ”Revitalisasi Pasar Tradisional Berbasis Pemberdayaan Komunitas, Suatu Alternatif
Penanggulangan Kemiskinan (Studi Pemberdayaan
Pedagang Pasar Klithikan Notoharjo Surakarta).” Pada penelitian yang
13
Martinus Legowo, FX Sri Sadewo & M. Jacky, Pedagang dan Revitalisasi Pasar Tradisional di Surabaya: Studi Kasus pada Pasar Wonokromo dan Pasar Tambah Rejo, Surabaya, jurnal Program Studi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, UNESA.
23
dilakuakan Utami bahwa, penataan PKL di kawasan tersebut salah satunya dengan cara merelokasi PKL Banjarsari menjadi pedagang pasar di Pasar Klitihikan Notoharjo. Hal ini merupakan salah satu penangan PKL yang sekaligus bertujuan meningkatkan tarap hidup PKL. Penelitian yang dillakuakn Utami bertujuan untuk menyusun model pemberdayaan komunitas PKL melalui revitalisasi pasar tradisional sebagai alternatif penanggulangan kemiskinan. Pada revitalisasi ini memang menjadi kebutuhan sebagian besar pasar tradisional di berbagai kota. Sebagai upaya untuk melindungi bangunan, ruang sosial yang ada dengan mengatur dan menata kembali agar lebih bermanfaat bagi kehidupan masyarakat.14 Ketiga, penelitian yang juga berhubungan dengan dampak revitalisasi pasar adalah jurnal karya ilmiah yang di tulis oleh A.A Mirah Pradnya Paramitan & A.A Ketut Ayuningsasi dengan judul “Efektivitas Dan Dampak Program Revitalisasi Pasar Tradisional Di Pasar Agung Peninjoan” Fakultas Ilmu Sosial Universitas Udayana dalam jurnal ini menjelaskan tentang Pola konsumsi masyarakat pada satu dasa warsa yang lalu hanya mengenal pasar tradisional sebagai salah satu tempat perbelanjaan guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Adanya ancaman terhadap eksistensi dan keberadaan pasar tradisional dikarenakan legalitas kepemilikan asing terhadap perusahaan ritel serta belum terakomodirnya
14
Trisni Utami, Revitalisasi Pasar Tradisional Berbasis Pemberdayaan Komunitas, Suatu Alternatif Penanggulangan Kemiskinan (Studi Pemberdayaan Pedagang Pasar Klithikan Notoharjo Surakarta), Surakarta, Jurnal Ilmu Sosial, Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2010.
24
kepentingan pasar tradisional. dari penelitian tersebut dapat disimpulkan Efektivitas program revitalisasi pasar tradisional ini akan tercapai apabila adanya dukungan dari semua pihak terutama pengelola pasar dan pedagang selaku pemeran didalam
aktivitas
ekonomi
di
pasar.
Mengembalikan kejayaan pasar tradisional seperti dahulu kala memanglah tidak mudah meskipun demikian tidak bijak untuk membiarkan pasar modern mati tergerus persaingan akibat perkembangan pasar modern yang kian menjamur hingga ke pelosok desa. Program revitalisasi pasar tradisional merupakan salah satu upaya yang tepat untuk mengantisipasi hal tersebut. 15 Keempat, Penelitian oleh Ayuningsasi (2010), dengan judul “Analisis Persepsi Pedagang dan Pembeli Sebelum dan Sesudah Program Revitalisasi Pasar Tradisional di Kota Denpasar‟. Penelitian ini ingin mengetahui bagaimana persepsi pedagang dan pembeli di Pasar Sudha Merta Desa Sidakarya Denpasar sebelum dan sesudah program revitalisasi pasar. Berdasarkan hasil analisis, simpulan secara umum bahwa program revitalisasi pasar mendapat respon yang positif dari masyarakat, baik pedagang maupun pembeli berkaitan dengan keindahan, kebersihan dan kenyamanan sebelum dan sesudah program revitalisasi berbeda secara signifikan. Penilaian yang diberikan oleh pedagang dan pembeli untuk ketiga aspek meningkat dari sebelum dilakukan program revitalisasi pasar.
15
A.A Mirah Pradnya Paramitan & A.A Ketut Ayuningsasi, Efektivitas Dan Dampak Program Revitalisasi Pasar Tradisional Di Pasar Agung Peninjoan, E-Jurnal Social, Universitas Udayana Vol. 2, No. 5, Mei 2013.
25
Dari hasi analisis juga dapat diketahui bahwa persepsi pedagang tidak berbeda secara signifikan dengan persepsi pembeli berkaitan dengan keindahan dan kebersihan, namun pedagang dan pembeli memiliki persepsi yang berbeda berkaitan dengan kenyamanan di Pasar Sudha Merta.16 Kelima, Jurnal ilmiah yang di tulis oleh Ella Alfianita, Andy Fefta Wijaya, Siswidiyanto dengan judul “Revitalisasi Pasar Tradisional dalam Perspektif Good Governance (Studi Di Pasar Tumpang Kabupaten Malang)”. Pada penelitian ini menjelaskan bahwa, Kebijakan revitalisasi pasar tradisional penting diimplementasikan, karena seperti yang telah diketahui bahwa terjadi persaingan yang tidak sehat antara pasar tradisional dan pasar modern. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui, menganalisis dan menggambarkan pola kerjasama antar aktor dalam revitalisasi pasar tradisional di Pasar Tumpang Kabupaten Malang dalam perspektif good governance dan upaya apasaja yang diambil dalam revitalisasi pasar tradisional di Pasar Tumpang Kabupaten Malang. Kerjasama yang telah dilakukan dapat dikatakan berjalan dengan baik yang dapat diukur dari empat prinsip good governance, antara lain accountability,
partisipation,
predictibility
(rule
of
law),
dan
transparancy. Upaya yang telah diambil terdiri dari aspek fisik
16
Ayuningsasi, Anak Agung Ketut. 2010. Analisis Persepsi Pedagang dan Pembeli Sebelum dan Sesudah Program Revitalisasi Pasar Tradisional di Kota Denpasar. Buletin Studi Sosial. Volume 16. Nomor 2. Agustus. 2011.
26
(pembangunan dan perbaikan fasilitas pasar) dan aspek nonfisik (pembinaan dan pemberdayaan sumber daya manusia).17 Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada dampak atau akibat yang terjadi pada pasca revitalisasi yang terjadi pada masyrakat lingkungan sekitar pasar dan kegiatan perilaku sosial yang terjadi pada para pedagang di Pasar Telo Karangkajen. Penelitian ingin mengambarkan studi dampak sosial yang terjadi pada revitalisasi yang berada di Pasar Telo Karangkajen, serta ingin mengetahui bagaimana perbedaan pasar telo yang sebelumnya adanya revitalisasi dan pasca revitalisasi. F. LANDASAN TEORI 1. Teori Modal Sosial Modal sosial atau social capital merupakan satu terminologi baru yang dikembangkan oleh ahli-ahli sosial untuk memperkaya pemahaman kita tentang masyarakat dan komunitas. Modal sosial menjadi khasanah perdebatan yang menarik bagi ahli-ahli sosial dan pembangunan khususnya awal tahun 1990-an. Teori tentang modal sosial ini pada awalnya dikembangkan oleh seorang sosiolog Perancis bernama Pierre Bourdieu, dan oleh seorang sosiolog Amerika Serikat bernama James Coleman. Bourdieu menyatakan ada tiga macam modal, yaitu modal uang, modal sosial, dan modal budaya, dan akan lebih efektif digunakan 17
Ella Alfianita, dkk. Revitalisasi Pasar Tradisional dalam Perspektif Good Governance (Studi Di Pasar Tumpang Kabupaten Malang), Jurnal Sosiologi Ekonomi Vol. 3, No. 5, Hal. 758762.
27
jika diantara ketiganya ada interaksi sosial atau hubungan sosial.18 Modal sosial dapat digunakan untuk segala kepentingan, namun tanpa ada sumber daya fisik dan pengetahuan budaya yang dimiliki, maka akan sulit bagi individu-individu untuk membangun sebuah hubungan sosial. Hubungan sosial hanya akan kuat jika ketiga unsur diatas eksis.19 Pierre Bourdieu menjelaskan bahwa pusat perhatian utamanya dalam modal sosial adalah tentang pengertian “tataran sosial”. Menurutnya bahwa modal sosial berhubungan dengan modal-modal lainnya, seperti modal ekonomi dan modal budaya. Ketiga modal tersebut akan berfungsi efektif jika kesemuanya memiliki hubungan. Modal sosial dapat digunakan untuk segala kepentingan dengan dukungan sumberdaya fisik
dan
pengetahuan
budaya
yang
dimiliki,
begitu
pula
sebaliknya.dalam konteks huibungan sosial, eksistensi dari ketiga modal (modal sosial, modal ekonomi dan budaya) tersebut merupakan garansi dari kuatnya suatu ikatan hubungan sosial.20 Beberapa ahli telah mengemukakan pendapatnya mengenai modal sosial, diantaranya adalah Pierre Bourdieu, James Coleman dan Robert D Putnam.
Bourdieu
mendefinisikan
modal
sosial
adalah
jumlah
sumberdaya, aktual atau maya, yang berkumpul pada seorang individu atau kelompok karena memiliki jaringan tahan lama berupa hubungan
18
Hasbullah, Jousari. 2006. Social Capital:Menuju Kerunggulan Budaya Manusia Indonesia, Jakarta : MR-United Press.hlm.13. 19 Hasbullah, Jousari. 2004. Social Capital:Menuju Kerunggulan Budaya Manusia Indonesia, Jakarta : MR-United Press.hlm.9. 20 Field, Jhon. 2005. Modal Sosial. Medan : Media Perintis.hlm.16.
28
timbal
balik
perkenalan
dan
pengakuan
yang
sedikit
banyak
terinstitusionalisasikan.21 Beberapa defenisi yang diberikan para ahli tentang modal sosial yang secara garis besar menunjukkan bahwa modal sosial merupakan unsur pelumas yang sangat menentukan bagi terbangunnya kerjasama antar individu atau kelompok atau terbangunnya suatu perilaku kerjasama kolektif. Dalam modal sosial selalu tidak terlepas pada tiga elemen pokok yang ada pada modal sosial yang mencakup: a. Kepercayaan/Trust (kejujuran, kewajaran, sikap egaliter, toleransi, dan kemurahan hati); Kepercayaan(trust)
adalah
suatu
bentuk
keinginan
untuk
mengambil resiko dalam hubungan sosialnya yang didasari oleh perasaan yakin bahwa yang lain akan melakukan sesuatu seperti yang diharapkan dan akan senantiasa bertindak dalam suatu pola tindakan yang saling mendukung, paling tidak yang lain tidak akan bertindak merugikan diri dan kelompoknya.22 Beberapa peneliti mengungkapkan bahwa trust itu berasal dari sebuah jaringan sebagai sumber penting tumbuh dan hilangnya trust. Dalam pandangan Francis Fukuyama, trust adalah sikap saling mempercayai di masyarakat yang memungkinkan masyarakat tersebut saling bersatu dengan yang lain dan memberikan kontribusi pada peningkatan modal sosial. Fukuyama berpendapat bahwa kepercayaan 21
Op.cit, hlmn 23 Putnam, R.D. 1995. Turning In, Turning Out: The Strange Disappearance of Sosial Capital in America. Political Science and Politics 28. 22
29
adalah pengharapan yang muncul dalam sebuah komunitas yang berperilaku normal, jujur dan kooperatif berdasarkan norma-norma yang dimiliki bersama. Adanya jaminan tentang kejujuran dalam komunitas dapat memperkuat rasa solidaritas dan sifat kooperatif dalam komunitas. b. Jaringan Sosial/Social Networks (parisipasi, resiprositas, solidaritas, kerjasama); Jaringan Sosial (social networks) Hubungan manusia sangat berarti baginya sebagai individu. Dapat dikatakan bahwa kita, setidaknya sebagian, diartikan melalui siapa yang kita kenal. Secara lebih luas, ikatan-ikatan di antara manusia juga berperan sebagai dinding pembatas bagi struktur-struktur sosial yang lebih luas. Ide sentral dari modal sosial adalah bahwa jaringan-jaringan sosial merupakan suatu aset yang bernilai jaringan-jaringan menyediakan suatu basis bagi kohesi sosial karena menyanggupkan orang untuk bekerjasama satu sama lain dan bukan hanya dengan orang yang mereka kenal secara langsung agar saling menguntungkan.23 c. Norma/norms (nilai-nilai bersama, norma dan sanksi, aturan-aturan). Norma adalah sekumpulan aturan yang diharapkan dipatuhi dan diikuti oleh anggota masyarakat pada suatu entitas sosial tertentu. Menurut Hasbullah aturan-aturan kolektif tersebut biasanya tidak tertulis tapi dipahami oleh setiap anggota masyarakat dan menentukan pola tingkah laku yang diharapkan dalam konteks hubungan sosial. Menurut
23
Field, Jhon. 2005. Modal Sosial. Medan : Media Perintis,hlm.16.
30
Fukuyama,
norma
merupakan
bagian
dari
modal
sosial
yang
terbentuknya tidak diciptakan oleh birokrat atau pemerintah. Norma terbentuk melalui tradisi, sejarah, tokoh kharismatik yang membangun sesuatu tata cara perilaku seseorang atau sesuatu kelompok masyarakat, didalamnya kemudian akan timbul modal sosial secara spontan dalam kerangka menentukan tata aturan yang dapat mengatur kepentingan pribadi dan kepentingan kelompok.24 Menurutnya ketiga elemen modal sosial di atas berikut aspekaspeknya pada hakikatnya adalah elemen-elemen yang ada atau seharusnya ada dalam kehidupan sebuah kelompok sosial, apakah kelompok itu bernama komunitas, masyarakat, suku bangsa, atau kategori lainnya atau dengan kata lain elemen-elemen modal sosial tersebut merupakan pelumas yang melicinkan berputarnya mesin struktur sosial.25 2. Cara kerja Modal Sosial Menurut Fukuyama, kerjasama yang ada dalam modal sosial membentuk suatu organisasi dimana para anggotanya secara sukarela menyerahkan sebagian hak-hak individunya untuk bekerja bersama-sama mencapai suatu tujuan, berdasarkan aturanaturan yang disepakati. 26 Kesepakatan
tersebut
menyebabkan
setiap
orang
melaksanakan
kewajibannya masing-masing secara bebas tanpa perlu diawasi, karena 24
Fukuyama, F. 2001. Sosial Capital, Civil Society, and development. Third Word Quarterly, 22(1):7-200. 25 Hasbullah, op.cit.hlm.9. 26 Fukuyama, Francis. 1996. Trust: The Sosial Virtues and the Creation of Prosperity. London: Penguin Books.
31
satu sama lain menaruh kepercayaan bahwa setiap orang akan melaksanakan kewajibannya. Itulah yang disebut saling percaya (mutual trust), karena setiap orang berusaha untuk mengemban amanah. Apabila anggota kelompok mengharapkan anggota-anggotanya berperilaku jujur dan terpercaya, mereka akan saling mempercayai. Kepercayaan ibarat pelumas yang membuat jalannya organisasi menjadi lebih efisien dan efektif. Jaringan komunitas yang dikembangkan kelompok-kelompok perantau
di
berbagai
daerah
lazimnya
dibuat
eksklusif,
yang
keanggotaannya didasari relasi kekerabatan dan kesamaan daerah, bahasa, etnis, dan agama. 3. Dampak positif dan negatif Modal Sosial Dampak positif dari penerapan dan pengembangan modal sosial menurut Putnam adalah : a. semangat charity (amal) b. volunteerism (kesukarelawanan) c. civil involvement (keaktifan warga). Sedangkan dampak negatifnya menurut Putnam dan Sciarrone adalah berkembangnya praktik mafia. Jaringan internal yang kuat dan kemampuan dalam menjual security (perlindugan) adalah resep dasar suksesnya kejahatan terorganisasi ini.27
27
Field, Jhon. 2005. Modal Sosial. Medan : Media Perintis.hlm,23-25.
32
4. Dampak Sosial Dampak atau effect (dalam bahasa inggris) berarti pengaruh yang ditimbulkan oleh sesuatu. 28 Sementara kata social atau social ( Bahasa Inggris) berarti “kemasyarakatan” 29 atau sesuatu yang berkaitan dengan peristiwa empiris yang terjadi dalam system kehidupan bermasyarakat manusia. 30 Sosial yang menurut Kamus Bahasa Indonesia Kotemporer memiliki arti berkenaan dengan masyrakat dan aksi sosial. 31 Dampak sosial merupakan pengaruh positif yang ditimbulkan sehingga dapat meningkatkan peran dan partisipassi sosial masyatrakat sekitar Pasar Telo yang merupakan bagian dari aksi sosial.
G. METODE PENELITIAN 1. Jenis dan Sifat Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan data deskriptif. Menurut Taylor dan Bogdan dalam Bagong Suyanto dan Sutinah Pengertian penelitian kualitatif dapat diartikan sebagai “penelitian yang menghasilkan data deskriptif mengenai kata-kata lisan maupun tertulis, dan tingkah laku yang dapat diamati dari orang-orang yang diteliti”.32 28
R. Batara dan Wiyanti, Sri.2000. “Hukum dan Seksualitas”. Dalam Suara Apik Untuk Kebebasan dan Keadilan, edisi 12 hlm.207. Jakarta: LBH Apik. 29 Ibid, hlm. 538 30 Mestika Zed, Pengantar dalam Peter Burke, Sejarah dan Teori Sosial, diterjemahkan oleh Yayasan Obor Indonesia, ed.1 (Jakarta: yayasan obor Indonesia,2001),hlm. X. 31 Peter Salim dan Yenny Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kotemporer, (Jakarta : Modern English Press,1991), hlm,1454. 32 Bagong Suyanto, Sutinah, Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif Pendekatan, (Jakarta: Kencana, 2007), hlm. 166.
33
2. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Pasar Telo Karangkajen Yogyakarta. Karangkajen juga terkenal dengan "Pasar Telo"-nya. Pasar Telo yang sebuah pasar yang menjual singkong, ubi dan ketela langsung dari
petani.
Tempat
penelitian
ini
di
tidak
jauh
dari
Jalan
Sisingamangaraja dan Jalan Imogiri Barat, Jalan Menukan, Jalan Jogokaryan dan Jalan Parangtritis. Jalan - jalan tersebut adalah jalan utama yang sering dilalui oleh warga luar maupun lokal. Secara khusus, pengkajian mengenai fokus penelitian ini dilakukan terhadap lingkunagan warga masyarakat daerah Pasar Telo baik yang di luar dan di dalam. Selain karena alasan efisiensi penelitian, lokasi ini dipilih karena Pasar Telo yang merupakan Pasar Khusus yang pertama kalinya mengalami revitalisasi yang masyarakat sekitar ikut serta dalam berpartisipasi untuk memgembangkan pasar tersebut. Lokasi ini juga menarik untuk diteliti karena hasil wawancara pra penelitian yang dilakukan oleh peneliti menunjukan bahwa revitalisasi ini memberikan dampak yang diakibatkannya pasar telo terhadap kehidupan warga sekitar lingkungan yaitu RW 15 Karangkajen Yogyakarta yang turut berpartisipasi pada kegiatan aktifitas pasar. 3. Subyek penelitian Dalam Praktek
Penelitian Sosial
terhadap
dampak sosial
revitalisasi di Pasar Telo Karangkajen ini yang menjadi subyek penelitian adalah para pedagang yang berada di Pasar Telo Karangkajen yang
34
berjumlah 37 pedagang yang berbeda-beda dalam dagangannya terdiri dari 18 pedagang ketela, 19 pedagang lain-lain dan warga sekitar pasar telo ataupun para pembeli. 4. Teknik Pengumpulan Data Peneliti menggunakan beberapa metode pengumpulan data untuk saling mendukung data-data yang telah dikumpulkan dilapangan, diantaranya : a. Observasi Metode observasi merupakan suatu pengamatan yang khusus dan pencatatan yang sistematis ditunjukan pada satu atau beberapa fase masalh di dalam rangka penelitian dengan maksud untuk mendapatkan data yang diperlukan untuk pemecahan persoalan yang dihadapi.33 Observasi ini dilakukan untuk mengamati semua kegiatan yang terkait dengan dampak sosial revitalisasi yang terjadi dan berkaitan dengan kegiatan aktifitas pasar di Pasar Telo Karangkajen sehingga dapat diperoleh data yang akurat. Yang mana dalam metode ini juga melakukan tindakan
pengamatan
terhadap
tindakan
dan
perilaku
para
pedagang,pembeli, dan warga sekitar Pasar Telo Karangkajen serta kontak sosial yang dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung di lapangan.
33
Sapri Imam Asyari, Suatu Petunjuk Praktis Metodologi Penelitian Sosial, (Surabaya: Usaha Nasional, 1981), hlm.82.
35
b. Wawancara Metode Wawancara yaitu teknik pengumpulan data yang digunakan peneliiti untuk mendapatkan keterangan-keterangan lisan melalui bercakap-cakap dan berhadapan muka dengan orang yang dapat memberikan keterangan kepada si peneliti.
34
Wawancara ini lebih
diutamakan dengan pola terstruktur, yaitu peneliti telah membuat pedoman wawancara terlebih dahulu yang disusun secara rapi dan terstruktur, yang memudahkan peneliti dalam melakukan wawancara dilapangan. Dalam penelitian ini penulis akan melakukan wawancara dengan menggunakan pendekatan wawancara pembicaraan infomasi. Penjelasannya adalah sebagai berikut: Pada jenis wawancara ini pertanyaan yang diajukan sangat bergantung pada wawancara itu sendiri, jadi bergantung pada spotanitasnya dalam mengajukan pertanyaan kepada yang diwawancarai. Hubungan wawancara dengan yang diwawancarai
adalah
dalam
suasana
biasa,
wajar,
sedangkan
pertanyaannya dan jawabannya berjalan seperti pembicaraan biasa dalam kehidupan informasi saja. c. Dokumentasi Pelaksanaan kegiatan dokumentasi ialah dengan membaca dan melihat buku, majalah, dokumen tertulis, peraturan dan catatan natulen.35 Dokumentasi adalah suatu teknik pengumpulan data yang diperoleh dari dokumen-dokumen yang ada pada benda-benda tertulis seperti buku34
Ibid, hlm.64. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: PT Bina Aksara, 1983), h.114. 35
36
buku, notulensi, makalah, peraturan-peraturan, bulletin, catatan harian, dan sebagainya.36 Dalam penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data-data dari lurah pasar, pengumpulan foto-foto kegiatan, lingkungan sekitar, buku dan dokumen yang diperoleh dari Pasa Telo Karangkajen. Kemudian dengan cara studi kepustakaan, peneliti mendapat suatu landasan teori yang kuat untuk mendukung penulisan ini dari berbagai literatur seperti buku-buku serta dokumen-dokumen yang berhubungan dengan penelitian ini. 5. Teknik Analisis Data Analisis data merupakan bagian yang amat penting dalam metode ilmiah karena dengan analisis, data mentah yang dikumpulkan oleh peneliti dapat diberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian, sehingga akan didapat suatu kesimpulan yang benar. Analisis
dan interpretasi data merupakan proses yang harus dilalui oleh peneliti dalam penulisan dan penyajian hasil penelitian.
37
Analisis berarti
mengolah data, mengorganisir data, memecahkan dalam unit-unit yang lebih kecil, mencari pola dan tema-tema yang sama. Analisis dan penafsiran selalu berjalan bebarengan. 38 Analisis data dalam hal ini mengatur,
mengurutkan,
mengelompokkan,
memberikan
kode
dan
mengkategorikannya Analisis data pada umumnya mengandung tiga kegiatan yang saling berkaitan :
36
Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991) hlm.231. 37 Suprapto, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2011), h.7.13. 38 Ibid, h.122.
37
a) Mereduksi data
Merupakan proses selektif yang dilakukan peneliti dalam penyederhanaan data yang terdapat dalam catatan penelitian. Proses ini berlangsung sebelum pelaksanaan penelitian hingga akhir penelitian. Data reduksi adalah bagian dari analisis, suatu bentuk analisis yang mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang hal yang tidak penting dan mengatur data sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat dilakukan.39 b) Menampilkan data
Penyajian data, peneliti
harus mengembangkan deskripsi
informasi yang sudah ada dan tersusun untuk
dapat menarik
kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data yang biasa digunakan pada tahapan ini adalah bentuk teks naratif, karena hasil data yang diperoleh dari penelitian kualitatif umumnya melalui hasil wawancara.40 c) Melakukan verifikasi untuk membuat kesimpulan. Proses analisis dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dengan
berbagai
sumber
yaitu
wawancara,
observasi
dan
dokumentasi. 41 Bagian ini dilakukan penarikan kesimpulan dan
melakukan verifikasi dengan mencari makna setiap gejala yang diperoleh dari lapangan, mencatat keteraturan dan konfigurasi yang 39
Sutopo dalam Argyo Demartoto, Pelayanan Sosial Non Panti Bagi Lansia: Suatu Kajian Sosiologis, (Surakarta: Sebelas Maret University Press, 2006), h.52. 40 Tohirin, Metode Penelitian Kualitatif Dalam Pendidikan Dan Bimbingan Konseling, (Jakarta, Rajawali Press, 2012). hlm. 132. 41 Agus Salim, Teori dan Paradigma Penelitian Sosial, (Yogyakarta: Tiara Wacana 2006) hlm, 22-23.
38
mungkin ada, alur kausalitas dari fenomena, dan proposisi. Kesimpulan analisis data sifatnya masih sementara dan masih dapat berubah-ubah.
H. Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan dibutuhkan untuk membatasi dan mengarahkan penelitian pada hasil yang jelas, akurat dan holistik. Peneliti membagi pembahasan ke dalam beberapa bab pokok yang saling berkaitan dalam satu penelitian yang terarah. Tiap bab terdapat sub-sub bab yang menjelaskan pokok bahasan yang bersangkutan. Adapun pembagian bab sub-sub tersebut sebagai berikut: Bab Pertama, berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, landasan teori, metedologi penelitian dan sistematika pembahasan Bab Kedua, berisi mengenai gambaran umum dan membahas tentang lokasi penelitian Pasar Telo Karangkajen Yogyakarta. Bab Ketiga, memaparkan hasil penelitian dari lapangan yang terkait dengan rumusan masalah. Bab Keempat, yang berisi tentang konsep-konsep berjalannnya penelitian dengan metode dan teori yang digunakan. Bab Kelima, berisi kesimpulan, saran-saran dan kata penutup, daftar pustaka dan lampiran-lampiran yang terkait dengan penelitian ini.
39
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Pelaksanaan revitalisasi Pasar Telo Karangkajen Yogyakarta yang membawa dampak sosial bagi para pedagang dan lingkungan sekitar di Pasar Telo Karangkajen. Pelaksanaan revitalisasi pasar tradisional merupakan usaha pemerintah agar pasar tradisional mampu bersaing dengan pasar modern. Pembangunan suatu pasar perlu memperhatikan kesejahteraan pedagang maupun pembeli di pasar tersebut. Lewat penataan kembali pasar tradisional yang memperhatikan aspek kenyamanan, pelayanan dan keamanan, maka potensi yang dimiliki pasar tradisional akan dapat meningkat. Salah satu pasar tradisonal yang masih eksis di Yogyakarta yaitu Pasar Telo Karangkajen. Modal sosial yang ada di Pasar Telo Karangkajen terdiri dari jaringan, norma sosial, dan kepercayaan dari pelaku pasar. Pasar yang merupakan ruang dalam interaksi perdagangan selalu tumbuh jaringan-jaringan antara pelaku pasar. Melalui jaringan orang akan saling memberi informasi, saling mengingatkan, dan saling membantu. Jaringan sosial yang terbentuk di Pasar Telo Karangkajen antara lain jaringan sesama pedagang, jaringan paguyuban di Pasar Telo Karangkajen, jaringan pedagang dengan pengelola Pasar Telo Karangkajen, jaringan pedagang dengan agen, dan jaringan dengan langganannya. Ada dua bentuk jaringan
92
yang terbentuk dari interaksi sosial para pelaku yang ada di Pasar Telo Karangkajen yaitu jaringan ikatan kuat dan lemah. Jaringan social berfungsi sebagai berikut mengakses informasi membantu mendapatkan tempat berjualan, membentuk paguyuban, membantu mendapatkan dan bekerjasama dengan rekan bisnis, dan membantu mendapatkan sumber daya dan keringanan biaya. Norma-norma yang tercipta di pasar Telo Karangkajen ini ada yang bersifat formal dan informal. Norma yang bersifat formal ini dibentuk oleh pihak dinas pasar selaku pengola Pasar Telo Karangkajen. Sedangkan norma informal terjadi dalam kegiatan perdagangan yang dilakukan antar pedagang dan pembeli. Norma-norma yang bersifat formal tercantum dalam surat kontrak antara pihak dinas pasar. Bentukbentuk norma informal dalam perdagangan di Pasar Telo Karangkajen yaitu kesepakatan, kesepakatan pembayaran, dan disiplin pembayaran. Norma-norma sosial di Pasar Telo Karangkajen memiliki beberapa fungsi antara lain Sebagai alat untuk meminimalkan kemungkinan adanya penyimpangan perilaku dalam perdagangan, untuk mengatur transaksi perdagangan, membantu pelaku perdagangan mendapatkan kepercayaan dari pihak lain, menjaga kebersamaan dan menjaga hubungan baik antar individu di Pasar Telo Karangkajen. Kepercayaan tidak dapat muncul dengan seketika, melainkan membutuhkan proses dari hubungan antara pelaku-pelaku yang sudah lama terlibat dalam perilaku ekonomi secara bersama. Kepercayaan muncul karena adanya
93
sikap jujur dan disiplin terhadap norma dari para pelaku di Pasar Telo Karangkajen. kepercayaan memiliki beberapa fungsi yaitu mendorong pedagang dalam mengambil keputusan, dapat memunculkan kerjasama dalam Pasar Telo Karangkajen, menyederhanakan pekerjaan dengan mengurangi biaya-biaya transaksi, menjaga ketertiban Pasar Telo Karangkajen, mempererat hubungan antar pelaku pasar, dan merupakan aset penting menciptakan modal sosial. Revitalisasi Pasar Tradisional ini, kunci keberhasilannya adalah terletak pada cakupan program revitalisasi ini. Apabila hanya sebatas merenovasi bangunan phisik pasar, maka sudah dipastikan setelah beberapa tahun keadaan pasar tradisional tersebut menjadi tidak jauh berbeda dengan keadaan sebelum program revitalisasi. Penyiapan pengelolaan pasar justru harus sudah dilakukan sedini mungkin yaitu bersamaan dengan proses renovasi bangunan fisik pasar. Hal inilah seringkali tidak pernah dipikirkan dan dilakukan oleh banyak Pemerintah Kabupaten/Kota
yang
melaksanakan
Program
Revitalisasi
Pasar
Tradisional yang justru pihak pengelola swasta selalu dengan serius mempersiapkannya sejak awal.
94
B. Saran 1.
Partisipasi masyarakat diwujudkan dalam perencanaan misalnya dalam merencanakan konsep pembangunan pasar tradisional itu sendiri dan sarana prasarana pendukungnya. Pelaksanaan juga penting, masyarakat sebaiknya menjaga dan melakukan pemeliharaan baik dari kebersihan, kerapian, dan ketertiban di pasar Telo Karangkajen.
2.
Mengupayakan terwujudnya basis data pasar yang simpel, akurat, realis dan terpercaya dengan mengoptimalkan pelayanan secara prima kepada semua pengguna pasar serta penyediaan sarana dan prasarana pasar menuju pasar yang bersih, sehat dan nyaman.
3.
Bagi kelompok kegiatan paguyuban Pasar Telo Karangkajen diharapkan dapat mempertahankannya. Mengembangkan kegiatan para pedagang untuk mendapatkan kesempatan yang lebih luas dalam peningkatan kesejahteraan hidupnya dengan merangkul lebih banyak anggota yang aktif dalam kegiatan paguyuban Passar Telo Kaarangkajen.
95
DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku Asyari , Sapri Imam. 1981. Suatu Petunjuk Praktis Metodologi Penelitian Sosial. Surabaya: Usaha Nasional Badaruddin. 2005. “Modal Sosial (Social Capital) dan Pemberdayaan Komunitas Nelayan”, dalam M. Arief Nasution, Badaruddin, Subhilhar, (Editor). Isuisu Kelautan : Dari Kemiskinan Hingga Bajak Laut. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Damsar. 2002. Sosiologi Ekonomi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Demartoto, Sutopo dalam Argyo. 2006.
Pelayanan Sosial Non Panti Bagi
Lansia: Suatu Kajian Sosiologis. Surakarta: Sebelas Maret University Press. Departemen Perdagangan, Pengaturan, Pengolahan, dan Pengembangan Citra Pasar Tradisional Di Wilayah Perkotaan dan Perdesaan. 2007 Dinas Pengelolaan Pasar Kota Yogyakarta, Profil Pasar Kelas IV dan V Kota Yogyakarta,2015. Dr. Husaini Usman dan Purnomo Setia Hadi. Field, Jhon. 2005. Modal Sosial. Medan : Media Perintis. Fukuyama, F. 2001. Sosial Capital, Civil Society, and development. Third Word Quarterly. Fukuyama, Francis. 1996. Trust: The Sosial Virtues and the Creation of Prosperity. London: Penguin Books. Hakim, Muhammad Aziz. 2005. Menguasai Pasar Mengeruk Untung. Jakarta: Renaisan PT. Krisna Persada. Hasbullah, Jousari. 2006. Social Capital:Menuju Kerunggulan Budaya Manusia Indonesia, Jakarta : MR-United Press. Hasil interview dengan pedagang Pasar Telo Karangkajen pada hari kamis, 3 Juni 2016, 16:00. 96
Heru Nugroho, 2001. Uang, Rentenir, dan Hutang Pihutang di Jawa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Kartodirjo, Sartono. 1969. Struktur Soal Dari Masyarakat Tradisional dan Kolonial. Lembaran Sejarah Nomor 04. Yogyakarta: Seksi Penelitian Jurusan Sejarah, UGM.
Kasali, Renald 2007. Manajemen Perilklanan : Konsep dan Aplikasinya. Jakarta: Pusaka Utama Grafiti. Lipsey, Richard G. dan Peter O. Steiner. 1991. Pengantar Ilmu Ekonomi. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Machnun Husein. 1986.
Etika Pembangunan dalam Pemikiran Islam di
Indonesia. Jakarta: Rajawali. Mestika Zed, 2001. Pengantar dalam Peter Burke, Sejarah dan Teori Sosial, diterjemahkan oleh Yayasan Obor Indonesia, ed.1. Jakarta: yayasan obor Indonesia. Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. 2002. Bandung: Remaja Rosdakarya. Muhammad Tholhah Hasan. 1989. Islam dan Etika Pembangunan, Tinjauan dari aspek Ihsan, dalam M. Mansyhur Amin (ed), Moralitas Pembangunan: Perspektif Agama-Agama di Indonesia. Yogyakarta: LKPSMNU DIY. Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Peter Salim dan Yenny Salim, 1991.Kamus Bahasa Indonesia Kotemporer, Jakarta : Modern English Press. Putnam, R.D. 1995. Turning In, Turning Out: The Strange Disappearance of Sosial Capital in America. Political Science and Politics 28.
97
R. Batara dan Wiyanti, Sri. 2000. “Hukum dan Seksualitas”. Dalam Suara Apik Untuk Kebebasan dan Keadilan, edisi 12. Jakarta: LBH Apik. Salim, Agus. 2006. Teori dan Paradigma Penelitian Sosial. Yogyakarta: Tiara Wacana. Suharsimi Arikunto,1991.Prosedur Jakarta:Rineka Cipta.
Penelitian:Suatu
Pendekatan
Praktik.
Suharsimi Arikunto,1983. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik Jakarta: PT Bina Aksara. Sumarto. 2009. Inovasi, Partisipasi, dan Good Governance: 20 Prakasa Inovatif dan Partisipatif di Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Sumber dari Data Monografi Bulan Desember 2011 Semester II, Kelurahan Brontokusuman Kecamatan Mergangsan Yogyakarta. Suprapto.2011. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Universitas Terbuka. Suyanto, Bagong
dan Sutinah. 2007. Metode Penelitian Sosial: Berbagai
Alternatif Pendekatan. Jakarta: Kencana. Toha, M. 2010. Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Tohirin. 2012. Metode Penelitian Kualitatif Dalam Pendidikan Dan Bimbingan Konseling. Jakarta: Rajawali Press.
Sumber Jurnal A.A Mirah Pradnya Paramitan & A.A Ketut Ayuningsasi, Efektivitas Dan Dampak Program Revitalisasi Pasar Tradisional Di Pasar Agung Peninjoan, E-Jurnal Social, Universitas Udayana Vol. 2, No. 5, Mei 2013. Ayuningsasi, Anak Agung Ketut. 2010. Analisis Persepsi Pedagang dan Pembeli Sebelum dan Sesudah Program Revitalisasi Pasar Tradisional di Kota Denpasar. Buletin Studi Sosial. Volume 16. Nomor 2. Agustus. 2011.
98
Ella Alfianita, dkk. Revitalisasi Pasar Tradisional dalam Perspektif Good Governance (Studi Di Pasar Tumpang Kabupaten Malang), Jurnal Sosiologi Ekonomi Vol. 3, No. 5, Hal. 758-762. Ketua Komisi B DPRD Kota Yogyakarta, Nasrul Khairi (Kedaulatan Rakyat: 2015) Martinus Legowo, FX Sri Sadewo & M. Jacky, Pedagang dan Revitalisasi Pasar Tradisional di Surabaya: Studi Kasus pada Pasar Wonokromo dan Pasar Tambah Rejo, Surabaya, jurnal Program Studi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, UNESA. Muhammad Fuad Riyadi, Kampung Santri,…, hlm 155. Selain Karanglajen sebut saja disini antara lain Kotagede, kauman, Wonokromo, Mlangi, Dongkelan, Plosokuning, Babadan, Wotgaleh dan nitikan. Trisni Utami, Revitalisasi Pasar Tradisional Berbasis Pemberdayaan Komunitas, Suatu Alternatif Penanggulangan Kemiskinan (Studi Pemberdayaan Pedagang Pasar Klithikan Notoharjo Surakarta), Surakarta, Jurnal Ilmu Sosial, Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2010
99
LAMPIRAN- LAMPIRAN
100
Lampiran 1
101
Lampiran 2
Data-data pedagang kios Pasar Telo Karangkajen
NO
Nama
No reg
Jendag
Gol
Luas
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33.
WAHYU RATNA NINGTYAS SUMARYATI BUDI WARSITO SHOLEH KADARYATI SISWO UTOMO KASIDO NY. WARSO SUMARTO TAUFIK ABDUL A. NY. KAWIT HADI S. KAWIT HADI SUMARTO SITI FATIMAH SUMARSIYAH HADI SUMARTO KAWIT HADI SUMARTO SUNARTI HI.A.A. EPPIYANTI RASIDI SUDIYONO SARJIYONO HADI SULASNO HADI SAPUTRO ANITA EKASARI NORMAYATI JATINING SUKIJAN SUTI KARTIYEM SUNARTI HI.A.A. MUGIYATI SEMI ISTIANTI JOHAN WIWIT WIYATMI ZAENURI NY. WAGIRAH JUMINEM SRIYANTI
0001/KRKJ 0002/KRKJ 0003/KRKJ 0004/KRKJ 0005/KRKJ 0006/KRKJ 0007/KRKJ 0008/KRKJ 0009/KRKJ 0010/KRKJ 0011/KRKJ 0012/KRKJ 0013/KRKJ 0014/KRKJ 0015/KRKJ 0016/KRKJ 0017/KRKJ 0018/KRKJ 0019/KRKJ 0020/KRKJ 0021/KRKJ 0022/KRKJ 0023/KRKJ 0024/KRKJ 0025/KRKJ 0026/KRKJ 0027/KRKJ 0028/KRKJ 0029/KRKJ 0030/KRKJ 0031/KRKJ 0032/KRKJ 0033/KRKJ
Hasil bumi Kelonthong Kelonthong Kelonthong Berbagai mknn Hasil bumi Hasil bumi Hasil bumi Hasil bumi Hasil bumi Hasil bumi Hasil bumi Hasil bumi Hasil bumi Hasil bumi Hasil bumi Hasil bumi Hasil bumi Kelonthong Warung makan Hasil bumi Kelonthong Kelonthong Warung makan Warung makan Berbagai mknn Hasil bumi Bumbon Sayur mayur Hasil bumi Hasil bumi Grabatan Hasil bumi
C B B B B C C C C C C C C C C C C C C C C B B C C C C C C C C C C
15 15 15 15 15 21 21 21 21 21 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
102
34. 35. 36. 37.
NGATIJEM SUMARHENDRA SARMINI ZAENAB
0034/KRKJ 0035/KRKJ 0036/KRKJ 0037/KRKJ
Arang Hasil bumi Berbagai mknn Sayuran
C C C C
18 15 15 4
Lampiran 3
103
Lampiran 4
Kegiatan aktifitas dari Dinas Pengelolaan Pasar Kota Yogyakarta
Kondisi Fisik Pasar Telo Karangkajen Pasca Revitalisasi
104
CATATAN LAPANGAN HASIL OBSERVASI
Observasi 1 Hari
: Senin
Tanggal
: 25 April 2016
Pagi sekitar pukul 09.00 WIB saya berkunjung ke Pasar Telo Karangkajen disambut dengan suasana Pasar yang tidak terlalu ramai dengan aktifitas kegiatan pasar. Suasana Pasar Telo Karangkajen yang tidak terlalu ramai tersebut didukung pula dengan kondisi dagangan yang tertata rapi dan dilengkapi dengan berbagai barang dagangan yang berbagai macam kios. Pagi itu saya datang ke Pasar Telo Karangkajen dengan maksud ingin menyampaikan proposal penelitian dan sekaligus memohon ijin kepada lurah Pasar Telo Karangkajen untuk segera memulai penelitian dan memohon bantuan dari lurah Pasar Telo Karangkajen agar bisa bekerjasama dalam proses penelitian tersebut. Selain itu, saya bermaksud untuk membuat janji untuk melakukan wawancara ketika lurah Pasar Telo Karangkajen mempunyai waktu luang. Setelah saya menyampaikan maksud kedatangan dan tujuan saya, Bapak lurah Pasar Telo Karangkajen menyambut dengan senang hati dan segera memberi jadwal hari agar saya bisa melakukan wawancara dengan beliau, beliau memberi waktu pada hari rabu sebelum jam 09.00WIB atau via sms terlebih dahulu. Setelah itu saya mohon ijin untuk pulang dan mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan pada waktu wawancara.
105
Observasi 2 Hari
: Rabu
Tanggal
: 11 Mei 2016
Siang pukul 12.10 WIB saya tiba di Pasar Telo Karangkajen untuk bertemu dengan lurah Pasar Telo Karangkajen. Karena beliau pagi sedang ada rapat, oleh karena itu saya diberitahu untuk menemuinya siang hari dan saya langsung menuju ke kantor lurah Pasar Telo Karangkajen. Sebelum saya menuju kantor lurah saya bertemu dengan Bapak Hadi penjual kelontong dan makanan memberitahu saya bahwa bapak lurah tadi buru-buru pergi meningalkan pasar. Tak lama saya mendapat sms dari lurah pasar bahwa saya disuruh menemuinya di Pasar Tanjungsari. Kemudian saya langsung menuju Pasar Tanjuangsari yang kebetulan lokasinya tidak jauh dari Pasar Telo Karangkajen . Sesampainya saya disana saya langsung menuju kantor pasar tersebut untuk bertemu dengan Bapak Tukijan Lurah Pasar Telo Karangkajen. Setelah itu saya melakukan wawancara terkait dengan judul selama kurang lebih satu setengah jam. Bapak Tukijan menyambut saya dengan sangat hangat dan ramah sehingga saya dapat melakukan wawancara dengan lancar dan nyaman. Dari pertemuan ini saya mendapat banyak informasi mengenai kegiatan dan aktifitas maupun proses sebelum terjadinya revitalisasi di Pasar Telo Karangkajen. Selain itu beliau juga menceritakan mengapa beliau ada di pasar Tanjungsari, dikarenakan beliau mengampu tiga pasar salah satunya pasar Tanjungsari dan Pasar Telo Karangkajen. Karena Pasar Telo Karangkajen termasuk masih baru 106
selesai revitalisasi kantornyapun masih belum banyak data atau pun arsip-arsip yang disimpan disana. Rata-rata data terkumpul dan berada di pasar Tanjungsari. Namun setelah saya Tanya-tanya memang tidak banyak yang beliau ketahui mengenai Pasar Telo Karangkajen dikarenakan beliau baru saja menjabat sebagai lurah Pasar Telo Karangkajen dan sebeleumnya memang tidak ada data maupun arsip mengenai Pasar Telo Karangkajen.
107
Observasi 3 Hari
: Jum‟at
Tanggal
: 20 Mei 2016
Siang itu ba‟da jum‟at saya berkunjung ke Pasar Telo Karangkajen untuk melakukan wawancara kepada beberapa pedagang yang ada di Pasar Telo Karangkajen. Pada waktu itu saya mendatangi salah satu pedagang ketela yang bernama Ibu Tatik atau biasa disebut oleh para pedagang lainnya yaitu ketua paguyuban Pasar Telo Karangkajen. Ketika saya akan melakukan wawancara kebetulan Ibu Tatik sedang melayani pembeli ketela, sehingga saya harus menunggu Ibu Tatik selesai melayani pelanggan tersebut. Ternyata pembeli ketela tersebut membeli ketela untuk pakan ternak sapi. Setelah selesai melayani pembeli kemudian saya berbincang-bincang dahulu sebelum massuk pada sesi pertanyaan wawwancara. Tidak hanya itu, Ibu Tatik juga bercerita dan mengajak saya mengikuti kegiatan pasar. Salah satunya kegiatan sosialisasi yang dilaksanakan pada hari selasa 23 agustus 2016 yang diselenggarakan oleh dinas pengelolaan pasar. Setelah itu saya pamit untuk melakukan wawncara dengan pedagang lainnya. Kemudian saya melihat ibu-ibu pedagang ketela yang sedang bersantai ditempat duduk. Saya mendatanginya dan mengobrol untuk menyampaikan maksud tujuan saya. Ibu tersebut memiliki dua kios yang isinya ketela semua. Informan selanjutnya pedagang sayur yang berada disudut pasar telo ternyata yang dijual tidak hanya sayuran mealinkan jajanan pasar. Penjual sayur tersebut
108
ditemani oleh suaaminya, merka bedagang sudah pulihan tahun di pasar telo . Pada waktu itu banyak pembeli yang berdatangan untuk mencari sayuran, tidak memungkinkan untuk melakukan wawancara sehinga saya berpindah kepedagang lainnya dan mengganti waktu di kemudian harinya.
109
Observasi 4 Hari
: Selasa
Tanggal
: 23 Agustus 2016
Pagi itu saya menghadiri kegiatan dalam rangka sosialisasi yang diselenggarakan oleh pihak dinas pengelolaan pasar kota Yogyakarta dengan tema “Ayo belonjo menyang pasar”. Acara tersebut diikuti oleh pedagang pasar telo, angota dinas pasar kota Yogyakarta, dan bebrapa warga sekitar. Kegiatan tersebut berlangsung jam 10.00 WIB-selesai. Tidak hanya mengenai belanja promo, namun juga memperkenalan beberapa dagangan unggulan hasil bumi yaitu salah satunya ketela atau umbi-umbian. Acara berjalan dengan lancar kata sambutan dari beberapa pihak terkait missal ketua penyelenggara dari dinas pengelolaan pasar dan ketua paguyuban Pasar Telo Karangkajen Ibu Tatik. Pada kegiatan inti saya melakukan eksplorassi menegenai sosialisasi yang disampaikan oleh pihak dinass pengelolaan dan pengembangan pasar. Kegiatan tersebut dilaksanakan di depan halaman parkir pasar telo dengan tenda dan kursi untuk para tamu tak lupa hidangan yang di sugguhkan adalah tumpeng hasil bumi seperti pisang, kacangkacangan dan umbi-umbian. Sebagai hiburan penutup acara tersebut dengan beberapa music danngdutan jawa. Pada berlangsungnya kegiatan tersebut saya mencatat dan mengikuti acara tersebut untuk mengamati sembari mengumpulkan data yang ada salah satunya mengambil gambar kegiatan tersebut, dan bertanyanya-tanya dengan beberapa tamu. Seusai acara selesai, saya bermapitan dengan lurah pasar dan ibu tatik.
110
Observasi 5 Hari
: Kamis
Tanggal
:16 Juni 2016
Sesuai yang disarankan ibu Taatik sebelumnya untuk mengikuti kumpulan rutin tiap bulannya yaitu paguyuban pasar taelo karangkajen yang dilaksanakan di ruang aula lantai dua pasar telo. Kumpulan tersebut membahas tentang arisan dan inovasi yang dikembangkan oleh mahasiswa UGM. Acara berlangsung dari jam 09-11. Tidak hanya anggota paguyuban namun juga dihadiri lurah pasar dan mahasisawa ugm. Kegiatan tersebut tidak menggangu kegiatan aktifitas jual beli karena sudah ada yang mengantikan untuk menunggu dagangan. Pada acara kegiatan berlangsung para pedagang ikut aktif berpartisipasi untuk bertanya jawab dengan mahasisawa tentang inovasi cara pembuatan nasi dari ketela. Seusai acara selesai para pedagang keluar dari aula dengan tertib. Saya tidak langsung pulang melainkan saya memiliki agenda untuk bertemu dengan bapak lurah pasar telo untuk bertanya lebih lanjut mengenai pertanyaan tambahan yang sebenarnya ingin saya tanyakan kembali mengenai pasar telo. Seperti biasanya bapak lurah sangat ramah dan dengan suka rela mendampingi dalam penelitian saya dan berkeliling di Pasar Telo Karangkajen. Tidak cukup lama perbincangan kami , saya pun pamit untuk pulang dan melihat keadaan sekeliling pasar dengan beberapa truk yang datang membawa ketelanya.
111
Panduan Wawancara A. Profil Informan Nama
:
Usia
:
Alamat
:
Jenis Dagangan
:
Sejak Tahun
:
B. Daftar Pertanyaan a) Informan Pedagang 1.
Apa yang anda ketahui tentang Pasar Telo Karangkajen?
2.
Sudah berapa lama anda berdagang di Pasar Telo Karangkajen?
3.
Bagaimana menurut anda kondisi Pasar Telo setelah dilakukan revitalisasi?
4.
Menurut anda apakah Pasar Telo Karangkajen sudah memenuhi standar sebagai pasar?
5.
Adakah peraturan tertulis yang harus dijalankan atau dilaksanakan oleh setiap pedagang di Pasar Telo Karangkajen?
6.
Siapakah yang bertanggung jawab dengan aktivitas pasar? Apakah warga sekitar terlibat dalam aktifitas pasar?
7.
Kegiatan apasajakah yang ada di Pasar Telo Karangkajen? Apakah kegiatan tersebut berjalan dengan baik?
112
8. Baggaimana cara mengajak warga/pedagang untuk ikut serta berpartisipasi? Mudah atau sulit? 9. Bagaimana menurut anda mengenai pasar telo yang baru ini? Apakah ada perbedaan yang menonjol dengen pasar telo yang dulu? Mengapa demikian? 10. Bagaimana menurut anda hubungan pedagang dengan warga masyarakat lingkungan sekitar? 11. Apakah interaksi antara pelaku pasar dan warga sekitar karangakajen menjalin hubungan dengan baik? Seperti apakah kegiatan ataupun yang saling berkaitan antara satu sama lain? 12. Apakah ada aktifitas pasaratu warga yang mengganggu atau kurang berkenan?seperti apakah? 13. Bagaimana kepercayaan warga dan pelaku pasar dapat terjalin? Seperti apakah contoh suatu kepercayaan toleransi antaranya? 14. Bagaiman dengan bangunan pasar telo yang sekarang? Apakah fasilitas sudah cukup memadahi ? 15. apkaah para pedagang menggunakan mitra jasa simpan pinjam sebagai mitra pengembangan usahanya? 16. Apakah diantara para pedagang saling bertukar informasi satu sama lain tentang cara-cara meningkatkan usaha? 17. Forum atau saluran apa yang digunakan paguyuban untuk berkomunikasi? 18. Apakah paguyuban selalu menyampaikan aspirasi kepada
113
pemerintah bila terjadi persoalan, missal seperti banyaknya took modern dan supermarket atau pedagang liar di sekitar pasar? 19. Bagaiman harapan paguyuban terhadap pemerintah dan pihak lain terkait dengan keberadaan usaha ritel modern? 20. Adakah tradisi/budaya yang menginspirasi para pedagang untuk melakukan kegiatan-kegiatan bersama?
114
BIODATA PENULIS
Nama
: Sani Puspitasari
Tempat, Tanggal Lahir
: Yogyakarta, 13 Maret 1993
Alamat Asal
: Karangkajen MG III / 1012C Yogyakarta
Riwayat Pendidikan
E-mail
:
[email protected]
Nama Ayah
: Engkoes Kustanto
Nama Ibu
: Siti Arifah
:
1. TK ABA Karangkajen Yogyakarta 2. SD Muhammadiyah Karangkajen II Yogyakarta 3. SMP Negeri 2 Sewon Bantul Yogyakarta 4. SMK Muhammadiyah 1 Yogyakarta 5. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
115