LAPORAN PENELITIAN
STRES DAN KOPING PERAWAT KEPRIBADIAN TIPE A DAN KEPRIBADIAN TIPE B DI RUANG RAWAT INAP RSU DR. PIRNGADI MEDAN Dwi Ratna Sari*, Diah Arruum**
ABSTRAK Stres merupakan gangguan pada tubuh dan pikiran yang disebabkan oleh perubahan dan tuntutan kehidupan. Sumber-sumber stres salah satunya adalah tipe kepribadian. Sedangkan koping merupakan cara yang dilakukan individu dalam menyelesaikan masalah, menyesuaikan diri dengan perubahan, respons terhadap situasi yang mengancam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan stres dan koping perawat kepribadian tipe A dan kepribadian tipe B di ruang rawat inap RSU Pringadi Medan. Berdasarkan Uji Independent Sample T-test didapat bahwa stres tipe A adalah stres sedang sebesar 59,1%, tipe B stres sedang sebesar 22,7% dan stres rendah untuk tipe A sebesar 40,9%, untuk tipe B sebesar 77,2%. Sedangkan koping yang digunakan tipe A adaptif sebesar 75%, tipe B sebesar 63,6%, dan untuk koping maladaptif untuk tipe A sebesar 25% sedangkan untuk tipe B sebesar 36,3%. Dari hasil penelitian ini untuk perbedaan stres dan koping perawat kepribadian tipe A dan kepribadian tipe B diperoleh nilai t = 0.73, t = 0,68, karena P> 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan stres dan koping perawat kepribadian tipe A dan kepribadian tipe B. Kata kunci: stres, koping, kepribadian tipe A, kepribadian tipe B PENDAHULUAN Latar Belakang Stres dapat menyerang siapa saja, stres merupakan bagian yang penting dan perlu dari kehidupan individu, dan sebagai akibat yang tidak terhindarkan dari interaksi antara individu dengan lingkungan. Stres merupakan realita kehidupan setiap hari. Individu tidak dapat menghindarinya. Stres adalah setiap perubahan yang memerlukan
penyesuaian sehingga dapat beradaptasi (Davis, et al., 1995). Kebanyakan stres timbul dalam kegiatan sehari-hari, di tempat kerja, di rumah, maupun di dalam perjalanan. Dalam jumlah yang kecil, stres dapat juga bermanfaat, di mana stres dapat membantu untuk memusatkan perhatian dan kinerja individu. Namun terlalu banyak stres akan menurunkan kinerja dan mengganggu
Penulis adalah * Mahasiswa Program S-1 Keperawatan PSIK FK USU ** Dosen Keperawatan Dasar PSIK FK USU
Jurnal Keperawatan Rufaidah Sumatera Utara, Volume 2 Nomor 1, Mei 2006
Universitas Sumatera Utara
9
kesehatan. Memahami stres merupakan salah satu gejala utama dari terjadinya stres yang kronis yaitu kemarahan, yang dapat meledak setiap saat. Konsekuensi sosial dan emosional yang muncul karena membiarkan stres berkembang (htpp//: www.binuscareer. com/article.asp). Kepribadian tipe A cenderung mengalami stres dibandingkan dengan tipe B. Beberapa ciri-ciri kepribadian tipe A adalah sering merasa terburu-buru dalam menjalankan pekerjaannya, tidak sabaran konsentrasi pada lebih dari satu pekerjaan pada waktu yang sama, cenderung tidak puas terhadap hidupnya (apa yang diraihnya), cenderung berkompetensi dengan orang lain meskipun dalam situasi atau peristiwa yang nonkompetetif, secara emosional tidak stabil dan peristiwa-peristiwa yang hanya ini saja dapat membangkitkan tingkat stres yang tinggi, sedangkan dengan tipe kepribadian B kebalikan dari tipe kepribadian A (http//:www.Sabda.org.publikasi/e/konsel/ 003.htm). Dalam penelitian Friedman menyatakan tipe A sangat agresif dibandingkan dengan tipe B. Dia juga menyatakan bahwa jumlah wanita dan pria yang masuk kategori tipe A mencapai 60% dari total responden yang mereka teliti. Orang kota diyakini memiliki peluang lebih besar menjadi tipe A, karena stres yang tinggi dan kesibukan yang terus meningkat. Wongso (1999) dalam penelitiannya melaporkan bahwa tingkat burnout (kelelahan emosional) tipe kepribadian A dan tipe B tidak berbeda secara signifikan. Huckabay (1997) dalam penelitiannya pada beberapa perawat, bahwa tingkat stres kerja perawat dengan kategori tinggi sebesar 4,7%. Dan stressor pada perawat cukup bervariasi, stressor lima besarnya adalah beban kerja berlebih sebesar 82,2%, pemberian upah yang tidak adil 57,3%, beban kerja kurang 48,6%, tidak diikutkan dalam pengambilan keputusan 44,9%. Dan manajemen stres yang dipakai perawat dalam menghadapi
10
stressor adalah menggunakan refreshing sebesar 95,3%, karena teknik tersebut mungkin lebih murah dan bisa dilakukan bersama keluarga. Untuk mencegah semua ini dibutuhkan koping. Setiap orang memiliki koping yang berbeda-beda. Koping itu sendiri adalah cara yang dilakukan individu dalam menyelesaikan masalahnya, menyesuaikan diri dengan perubahan, dan respons terhadap situasi yang mengancam (Keliat, 1998). Upaya individu dapat berupa perubahan cara berpikir, perubahan perilaku atau perubahan lingkungan yang bertujuan untuk menyelesaikan stres yang dihadapi. Koping yang efektif akan menghasilkan adaptasi (http//:www.search.yahoo.com/koping.html. Ada beberapa koping yang sering digunakan orang dengan kepribadian tipe B ini yaitu memanfaatkan waktu dengan cara membaca koran, buku, berdoa dan ada juga yang menanggapinya dengan melontarkan kata-kata makian tanpa sasaran yang jelas dan lain-lain (http//: www.cybermed.cbn. net.id/detil.asp). Adapula beberapa teknik yang digunakan untuk hidup bersama stres pada waktu bekerja yaitu penghindaran (avoidance), teknik ini digunakan untuk menghindarkan individu dari stressor, pemutusan hubungan, teknik ini didasarkan atas sebuah kebenaran yang sederhana bahwa sesuatu itu tidak akan menyebabkan individu stres, kecuali individu yang membiarkannya menjadi stres. Dengan teknik ini, sesuatu yang menjadi stressor diabaikan (Davis, 1995). Desiwaty (2000) dalam penelitiannya menyatakan bahwa ada perbedaan antara kepribadian tipe A dan kepribadian tipe B dalam cara mengatasi konflik. Di mana yang berkepribadian tipe A lebih banyak menggunakan kolaborasi dalam memecahkan masalah, yaitu 18,5% dari 46 orang sedangkan untuk kepribadian tipe B lebih banyak menggunakan cara penyesuaian yaitu 12,3% sebanyak 10 orang dari 35 orang.
Jurnal Keperawatan Rufaidah Sumatera Utara, Volume 2 Nomor 1, Mei 2006 Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan penjelasan di atas, maka peneliti ingin mengetahui stres dan koping antara perawat dengan kepribadian tipe A dan tipe B. Pertanyaan Penelitian Adakah perbedaan stres dan koping antara perawat kepribadian tipe A dan kepribadian tipe B? Tujuan Penelitian Tujuan umum Mengidentifikasi perbedaan stres dan koping perawat kepribadian tipe A dan kepribadian tipe B. Tujuan khusus 1. Mengidentifikasi perawat kepribadian tipe A dan kepribadian tipe B. 2. Mengidentifikasi stres perawat kepribadian tipe A dan tipe B. 3. Mengidentifikasi koping perawat kepribadian tipe A dan kepribadian tipe B. 4. Mengidentifikasi perbedaan stres dan koping perawat kepribadian tipe A dan kepribadian tipe B. METODE PENELITIAN Desain Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif komparatif, yang bertujuan untuk mengidentifikasi perbedaan stres dan koping perawat kepribadian tipe A dan kepribadian tipe B. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah perawat yang bekerja di Rumah Sakit Pirngadi Medan. Pengambilan sampel dilakukan secara convinence sampling. Power analysis digunakan untuk memperkirakan jumlah sampel, dengan tingkat kemaknaan (α) =.05, effect size (γ) =.60 dan power of the test (1-β) =.80 sehingga total sampel untuk satu kelompok variabel adalah 88
responden (Polit & Hungler, 1995) yang terdiri dari 44 orang responden kepribadian tipe A dan 44 orang kepribadian tipe B. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Pirngadi Medan yaitu di ruang Rawat Inap (Kelas VIP 1, VIP 11, Plus A, Plus B, Lantai V, VI, V11, V111, Ruang V111,(Anak), Ruang IX (Bedah), dan alasan peneliti memilih karena memiliki jumlah perawat yang relatif banyak dan merupakan rumah sakit pendidikan. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 23 Mei sampai 10 Juni 2006. Pertimbangan Etik Peneliti menyerahkan langsung lembar persetujuan penelitian kepada responden, agar responden mengetahui maksud dan tujuan penelitian. Jika responden bersedia diteliti maka terlebih dahulu harus menandatangani lembar persetujuan atau dapat disetujui secara lisan. Jika responden menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati haknya. Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak akan mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data (kuesioner) yang diisi oleh responden dan lembar tersebut hanya diberi nomor kode tertentu. Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh responden dijamin oleh peneliti. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dibuat dalam bentuk kuesioner yang dibagi menjadi empat bagian. Pada bagian awal instrumen penelitian ini berisi data demografi perawat yang meliputi inisial, jenis kelamin, usia, agama, suku, tingkat pendidikan, status perkawinan, dan penghasilan per bulan.
Jurnal Keperawatan Rufaidah Sumatera Utara, Volume 2 Nomor 1, Mei 2006
11
Universitas Sumatera Utara
Bagian instrumen kedua yaitu kuesioner untuk mengidentifikasi kepribadian perawat tipe A dan kepribadian tipe B, kuesioner yang digunakan diperoleh dengan mengadopsi model instrumen Looker, (2004) yang berisi 10 pernyataan, dengan menggunakan skala likert. Dengan pilihan jawaban tidak pernah (0), hampir tidak pernah (1), kadang-kadang (2), biasanya (3) hampir selalu (4), selalu (5) dengan skore yang tertinggi 5 dan terendah 0. Bagian instrumen ketiga yaitu kuesioner yang berisi pernyataan untuk mengidentifikasi stres perawat. Bagian ini terdiri dari 15 pernyataan dengan memodifikasi model instrumen stres kerja dari Davis (1995). Menggunakan skala likert dengan jawaban tidak pernah (1), kadangkadang (2), selalu (3), hampir selalu (4). Bagian instrumen yang keempat berisi pernyataan untuk mengidentifikasi koping yang digunakan dalam menangani tingkat stres. Dengan memodifikasi model instrumen dari Lazarus, (1998). Bagian ini terdiri dari 15 pernyataan dengan 11 pernyataan positif dan 4 penyataan negatif dengan menggunakan skala likert yang pilihan jawabannya tidak dilakukan (1), jarang dilakukan (2), selalu dilakukan (3), dilakukan (4) jika penyataan positif. Jika penyataan negatif maka tidak dilakukan (4), jarang dilakukan (3), selalu dilakukan (4), dan dilakukan (1). Uji Reabilitas Uji reliabilitas ini dilakukan pada 20 orang. Kuesioner kepribadian, stres dan koping menggunakan cronbach alpha. Hasil reliabilitas untuk kuesioner kepribadian didapat 0,823, untuk kuesioner stres didapat 0,864 dan untuk koping didapat 0,73. Proses Pengumpulan Data Adapun prosedur yang dilakukan dalam pengumpulan data, yaitu: mengajukan
12
permohonan izin kepada PSIK FK-USU kemudian mengajukan permohonan izin kepada Direktur RS. Pirngadi Medan, selanjutnya dilaksanakan pengumpulan data penelitian. Dalam pengumpulan data kuesioner diberikan kepada responden yang memenuhi kriteria yang sudah ditentukan di setiap ruangan yang diteliti. Setelah responden didapat, dilakukan penjelasan terlebih dahulu kepada calon responden tentang tujuan penelitian dan serta menanyakan kesediaan calon responden. Calon responden bersedia diminta untuk menandatangani surat persetujuan atau menyetujui secara lisan, Responden dipersilahkan untuk menjawab semua pernyataan yang diajukan peneliti dalam kuesioner dan diberikan kesempatan untuk mengisi kuesioner tersebut kurang lebih 15 menit, dan jika ada hal–hal yang kurang jelas dalam pengisian kuesioner responden diberikan kesempatan untuk bertanya dan jika responden tidak bisa mengisi kuesioner pada saat peneliti membagikan kuesionernya, responden diperbolehkan membawa pulang kuesioner dan diisi dengan jujur. Dan pengembalian kuesioner dikembalikan paling lama dua hari, Setelah responden mengisi semua kuesioner maka seluruh data yang telah terkumpul dikelompokkan kembali oleh peneliti untuk memilih kepribadian tipe A dan kepribadian tipe B, Setelah semua terkumpul dengan jelas baru peneliti melakukan pengolahan/ analisis data. Analisis dan Presentasi Data Data demografi responden dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif untuk mengetahui nilai frekuensi dan persentase. Analisis statistik yang dapat digunakan dalam mencari perbedaan stres dan koping antara perawat kepribadian tipe A dan kepribadian tipe B, dapat menggunakan Uji Independent Sample T-
Jurnal Keperawatan Rufaidah Sumatera Utara, Volume 2 Nomor 1, Mei 2006 Universitas Sumatera Utara
test. dengan tingkat kemaknaan 5% (α = 0,05). Bila p<0,05 maka ada perbedaan yang signifikan antara stres dan koping perawat kepribadian tipe A dan kepribadian tipe B yang dapat dilakukan dengan bantuan perangkat komputer melalui program SPSS for windows versi 10.0. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Berikut ini akan dijabarkan mengenai hasil penelitian tersebut, yaitu deskriptif karakteristik responden, deskriptif stres tipe A dan stres tipe B, dan koping kepribadian tipe A dan kepribadian tipe B dan perbedaan stres dan koping perawat kepribadian tipe A dan kepribadian tipe B. 1. Deskriptif Karakteristik Responden Responden dari penelitian ini terdiri dari dua kelompok yaitu kelompok kepribadian tipe A dan kepribadian tipe B. Jumlah seluruh responden adalah 88 orang, yang terdiri dari 44 orang responden tipe A dan 44 orang responden tipe B. Deskriptif kelompok kepribadian tipe A Dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa kelompok usia yang terbanyak menjadi responden yaitu kelompok usia 22–32 tahun yaitu sebanyak (72,7%). Berdasarkan jenis kelamin responden perempuan adalah yang terbanyak yaitu 40 orang (90,0%). Berdasarkan status perkawinan, responden yang terbanyak berstatus belum menikah yaitu sebanyak 23 orang (52,2%). Berdasarkan agama dari responden yang menganut agama Islam paling banyak yaitu 26 orang (59,0%). Suku yang terbanyak pada responden yaitu suku Batak 24 orang (54,5%), dan tingkat pendidikan responden yang terbanyak adalah D3 keperawatan yaitu sebanyak 35 orang (79,5%), tingkat penghasilan responden yang terbanyak yaitu terdiri dari >Rp 1000.000, sebanyak 17 orang (38,6%).
Tabel 1. Distribusi frekuensi dan persentase karakteristik responden kepribadian tipe A dan kepribadian tipe B Kepribadian Tipe A Fr (%) 32 (72,7) 9 (20,4) 3 (6,81)
Kepribadian Tipe B Fr (%) 36 (81,8) 6 (13,6) 2 (4,54)
Jenis Kelamin Laki- laki Perempuan
4 (9,09) 40 (90,0)
6 (13,6) 38 (86,3)
Status Menikah Tidak Menikah Janda / Duda
21 (47,7) 23 (52,2) 0
16 (36,3) 28 (63,6) 0
Agama Islam Protestan Katolik Budha Hindu
26 (59,0) 18 (40,9) 0 0 0
21 (47,7) 20 (45,4) 3 ( 6,8 ) 0 0
Suku Bangsa Batak Melayu Jawa Lain- lain
24 (54,5) 2 (4,54) 9 (20,4) 9 (20,4)
32 (72,7) 2 (4,54) 6 (13,6) 4 (9,09)
8 (18,1) 35 (79,5) 1 (2,27) 0
6 (13,6) 33 (75 ) 5 (11,36) 0
14 (31,8) 13 (29,5)
11 (11,36) 19 (43,1)
17 (38,6)
14 (31,8)
Karakteristik Usia 22 – 32 tahun 33 – 43 tahun 44 – 54 tahun
Pendidikan SPK D3 Keperawatan S1 S2 Penghasilan