STRES AKADEMIK PADA MAHASISWA JURUSAN SENI MUSIK DI INSTITUT KESENIAN JAKARTA DITINJAU DARI TIPE KEPRIBADIAN B (Academic Stress on Students of The Department of Music Arts In Jakarta Arts Institute) Desti Apryanggun Fakultas Psikologi Universitas Semarang Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tipe kepribadian B dengan stres akademik pada mahasiswa Jurusan Seni Musik di Institut Kesenian Jakarta. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan negatif antara tipe kepribadian B dengan stres akademik pada mahasiswa Jurusan Seni Musik di Institut Kesenian Jakarta. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 33 orang mahasiswa. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan 2 skala yaitu skala stres akademik dengan skala tipe kepribadian B. Analisa data dilakukan dengan menggunakan Teknik Analisis Korelasi Product Moment. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara stress akademik dengan tipe kepribadian B. Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh diketahui bahwa rxy = -0,256 dan p = 0,151 (p > 0,05). Hal ini menunjukan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara stress akademik dengan tipe kepribadian B, sehingga hipotesis ini ditolak. Kata Kunci: Stres Akademik, Tipe Kepribadian B.
Abstract This study aims to determine the correlation of type B personality with academic stress on students of the Department of Music Arts in Jakarta Arts Institute . The hypothesis of this study was that there is a negative relationship between type B personality with academic stress on students of the Department of Music Arts in Jakarta Arts Institute . Subjects in this study is 33 students . Research data was collected using 2 scales that academic stress scale with the scale of type B personality. Analysis of data using Product Moment Correlation Analysis Technique . These results indicate that there is no significant relationship between academic stress with type B personality. Based on the analysis of data obtained rxy = -0.256 known that and p = 0.151 ( p > 0.05 ) . This shows that there is no significant relationship between academic stress with type B personality , so this hypothesis is rejected . Keywords : Academic Stress , Type B Personality.
102
dalam memberikan respons bila usaha untuk
Pendahuluan Musik
merupakan
seni
yang
mencapai tujuan terhambat. Dalam berbagai
melukiskan pemikiran dan perasaan manusia
hal,
lewat keindahan suara. Selain menjadi
menimbulkan
penikmat musik ada juga beberapa yang
keadekuatan
memilih menjadi pelaku seni musik, yang
kehidupan. Dikarenakan kehidupan sehari-
sering
hari
disebut
Banyak
sebagai
dijumpai
pemusik/musisi.
sekolah
musik
yang
melahirkan pemusik/musisi di Indonesia,
terhadap stres
erat
sehingga
situasi
akan
penyesuaian
mahasiswa
akademik
yang
menentukan diri
terhadap
kaitannya
dengan
mahasiswa
rentan
mengalami stres akademik.
salah satunya adalah Institut Kesenian Jakarta.
respons
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 1-2 Juni
Stres merupakan hal abstrak, karena
2013 kepada 4 mahasiswa Jurusan Seni
tidak ada seorang pun yang dapat melihat
Musik
wujud stres tersebut. Stres sebenarnya lebih
mahasiswa mengalami stres karena tuntutan
pada
tugas dan latihan dengan intensitas waktu
adanya
tekanan
yang
dirasakan
di
Institut
seseorang, karena tuntutan yang ada atau
yang
yang
berulang-ulang.
dialami
tidak
sesuai
dengan
dibutuhkan
Kesenian
cukup
Jakarta,
banyak
Mahasiswa
dan
menjelaskan
kemampuan individu, tidak sesuai dengan
bahwa tuntutan menjadi seorang pelaku seni
kondisi kepribadian individu, atau tidak
musik tidaklah mudah karena seseorang
sesuai dengan kapasitas individu, sehingga
harus ulet dan tekun untuk mendalaminya.
seseorang menjadi merasa terbebani dengan
Tidak sedikit dari mereka yang mengalami
adanya tekanan tersebut (Widhiastuti, 2010:
stres akademik dikarenakan latihan rutinnya
1). Pendapat lain pun diungkapkan oleh
tersebut.
Atkinson
bagaimanapun
Jurusan Seni Musik di IKJ yang dituntut
hebatnya kecakapan seseorang mengatasi
untuk melakukan latihan karena diberikan
masalah,
bahan untuk „diulik‟ oleh para dosen setiap
(1999:
situasi
199)
hidup
akan
selalu
menimbulkan stres. Motif tidak selalu dapat dipuaskan dengan mudah karena hambatan harus
ditanggulangi,
pilihan
Seperti
contohnya
mahasiswa
minggunya. Menurut Yosep (2009: 45) stres
harus
diawali dengan adanya ketidak seimbangan
ditentukan, dan penundaan harus disepakati.
antara tuntutan dan sumber daya yang
Individu mengembangkan cara yang khas
dimiliki
individu,
semakin
tinggi 103
kesenjangan terjadi semakin tinggi pula
dari waktu ke waktu pada orang yang sama.
tingkat stres yang dialami individu, dan akan
Perbedaan ini sering disebabkan oleh faktor
merasa terancam. Tuntutan terhadap latihan
psikologis dan sosial yang tampaknya dapat
rutin
mahasiswa
merubah dampak stressor bagi individu, dan
efektifnya minimal berlatih selama 8 jam
salah satu faktor yang menyebabkan stres
dalam sehari adalah salah satu penyebab
yaitu karakteristik kepribadian.
yang
dilakukan
oleh
mahasiswa seni musik mengalami stres
Menurut Maddy atau Burt (dalam
akademik. Bagi mahasiswa seni musik
Alwisol,
latihan merupakan hal utama yang harus
seperangkat karakteristik dan kecenderungan
dilakukan
karena
yang stabil, yang menentukan keumuman
didapatkan
dan perbedaan tingkah laku psikologik
rutin
keberhasilan
setiap
bermusik
harinya, bisa
2007:
9)
(berfikir,
bahwa 24 jam dalam sehari masih kurang
seseorang dalam waktu yang panjang dan
untuk
tersebut
tidak dapat dipahami secara sederhana
membuat mahasiswa menjadi susah tidur,
sebagai hasil dari tekanan sosial dan tekanan
kesehatannya menurun, dan pola makan
biologik saat itu. Kepribadian seseorang
tidak teratur. Gejala tersebut sejalan dengan
mempengaruhi
yang diungkapkan oleh Widhiastuti (2010:
dialaminya. Menurut Widhiastuti (2010: 17-
40-41) bahwa stres yang dialami seseorang
18) seseorang dengan kepribadian tipe A
dapat dilihat dari sisi mental dan fisik,
cenderung
seperti: adanya kelelahan, rasa kehilangan
kepribadian tipe B. Beberapa ciri kepribadian
atau meningkatnya napsu makan, sakit
tipe A ini adalah sering merasa diburu-buru
kepala, sulit tidur atau tidur berlebihan,
dalam
perasaan was-was, dan lain-lain.
sabar, konsentrasi pada lebih dan satu
pemusik.
Hal
Kaddapati dan Vijayalaxmi (2012:
dan
tingkat
mengalami
menjalankan
gerakan)
adalah
melalui berlatih. Mahasiswa beranggapan
seorang
merasa,
kepribadian
stres
stres
dari
yang
dibanding
pekerjaannya,
tidak
pekerjaan pada waktu yang sama, cenderung
171) mengungkapkan stres akademik adalah
tidak puas terhadap hidup (apa
hasil dari kombinasi tuntutan akademis
diraihnya), cenderung berkompetisi dengan
terkait yang melebihi sumber daya adaptif
orang lain meskipun dalam situasi atau
yang tersedia bagi seorang individu. Menurut
peristiwa yang non kompetitif. Sedangkan
Smet (2011: 130-131) reaksi terhadap stres
menurut
bervariasi antara orang satu dengan yang lain
dengan tipe kepribadian B didefinisikan
Triani
(2009: 118)
yang
seseorang
104
mampu bekerja keras dan memiliki dorongan
Koping Perawat Kepribadian Tipe A dan
yang kuat, tetapi individu tersebut tidak
Kepribadian Tipe B di Ruang Rawat Inap
merasa tertekan oleh konflik dengan orang
RSU Dr. Pirngadi Medan” mengungkapkan
lain atau waktu. Oleh sebab itu, dapat ditarik
bahwa tidak ada perbedaan stres dan koping
kesimpulan bahwa tingkatan stres seseorang
perawat kepribadian tipe A dan kepribadian
dapat dipengaruhi oleh tipe kepribadian.
tipe B. Pada kenyataannya seseorang yang
Menurut
117),
memiliki tipe kepribadian B bisa juga
memiliki
mengalami stres seperti seseorang yang
karakteristik yang berbeda, masing-masing
memiliki tipe kepribaidian A, hanya saja
merupakan kombinasi dari perilaku-perilaku
kadarnya yang berbeda. Dengan demikian
dan kecenderungan-kecenderungan tertentu.
dapat disimpulkan bahwa kepribadian tipe A
Hal
dan kepribadian tipe B tidak berbeda dalam
kepribadian
Triani
tipe
tersebut
A
(2009:
dan
sejalan
B
dengan
yang
diungkapkan oleh Robbins (2006: 142)
tingkat stres dan koping yang digunakannya.
bahwa tipe kepribadian A terlibat secara
Hampir setiap manusia mengalami
agresif dalam perjuangan terus-menerus
apa yang disebut dengan stres. Tua, muda,
untuk mencapai lebih banyak dalam waktu
bahkan anak-anak balita pun mengalaminya.
yang
harus
Itu merupakan hal yang wajar, hal yang
melakukannya, melawan upaya-upaya yang
manusiawi karena tidak ada keistimewaan
menentang dari individu atau hal lain. Tipe B
apabila stres dialami manusia. Begitu juga
cenderung tidak memiliki sifat yang ada pada
yang dialami oleh mahasiswa Jurusan Seni
tipe A karena tipe tersebut benar-benar
Musik di Institut Kesenian Jakarta, dengan
berlawanan. Tipe B jarang tergoda oleh
adanya tuntutan akademik membuat mereka
keinginan untuk mendapatkan sejumlah hal
merasa tertekan dengan tugas-tugas maupun
yang terus meningkat atau berpartisipasi
materi kuliah yang diajarkan. Stres tersebut
dalam serangkaian peristiwa yang terus
dianggap menghambat bagi para mahasiswa,
berkembang dengan jumlah waktu yang
karena ketika mahasiswa tersebut stres maka
selalu berkurang karena individu dengan tipe
belajarnya pun menjadi terganggu dan
B tidak pernah mengalami keterdesakan
mereka tidak bisa merasakan feel ketika
waktu.
latihan
lebih
sedikit,
dan
bila
rutin.
Padahal
orang-orang
Menurut Sari (2006: 14) dalam
memandang bahwa musik adalah sesuatu
penelitiannya yang berjudul “Stres dan
yang menyenangkan dan menggairahkan, 105
tetapi mahasiswa seni musik masih merasa
situasi yang mereka anggap luar biasa dan
stres dengan rutinitasnya.
tidak bisa diatasi. Stres dapat terjadi di
Menurut Phares (dalam Alwisol,
segala aspek kegiatan seperti pada bidang
2004: 9) kepribadian adalah pola khas dari
industri, organisasi, dan sosial. Selain itu di
fikiran, perasaan, dan tingkah laku yang
dalam bidang akademik seseorang juga tidak
membedakan orang satu dengan yang lain
terlepas dari stres, yang dikenal dengan stres
dan tidak berubah lintas waktu dan situasi.
akademik.
Menurut
sebagai
Alwisol
(2004:
59),
Jung
Menurut Hasan (2012: 136)
mahasiswa
yang
hidup
dalam
mengungkapkan bahwa ada dua aspek
lingkungan akademik, stres utama yang
kepribadian yang beroprasi di tingkat sadar
dihadapi disebut stres akademik. Secara
dan tak sadar, yakni attitude (introversion-
objektif, stres akademik dapat dilihat sebagai
ekstraversion)
tekanan
dan
function
(thinking,
yang
didapatkan
dalam
feeling, sensing, dan intuiting). Sedangkan
menyelesaikan
Frieldman dan Ray Rosenman pertama kali
mendapatkan
memperkenalkan
kepribadian
subjektif, tekanan ini menghasilkan respon
dibedakan menjadi dua macam tipe, yaitu
yang bersifat pribadi, untuk menghadapi
tipe keribadian A dan tipe kepribadian B
tekanan yang mereka hadapi.
yang
bahwa
mempengaruhi
seseorang
pendidikan gelar
untuk
kesarjanaan.
Secara
dalam
Rumiani (2006: 41) menambahkan
bersikap dan bertingkah laku. Safaria (2004:
stres akademik adalah keadaan tegang baik
109) menyebutkan bahwa Frieldman & De
fisik
Ulmer menjelaskan dari hasil penelitiannya
ketidakmampuan
bahwa ada dua tipe kepribadian yang
memberikan tanggapan atas tuntutan atau
mempengaruhi seseorang dalam menghadapi
kebutuhan yang ada dan ditangkap sebagai
stres.
sresor
Stres Akademik
kemampuan seseorang dalam menghadapi
maupun
psikologis
sehingga
akibat
seseorang
dapat
dari untuk
mengancam
Menurut Campbell (dalam Bataineh,
situasi tertentu. Apabila stres akademik
2013: 82) stres sebagai suatu reaksi yang
dibiarkan berkepanjangan maka mahasiswa
merugikan seseorang dikarenakan tekanan
akan merasa terpuruk dan menghambat
yang
prestasinya.
berlebihan
atau
jenis
tuntutan
Stres
akademik
memiliki
ditempatkan pada mereka . Stres terjadi
dampak negatif, karena mahasiswa akan
ketika seorang individu berhadapan dengan
merasa
kehilangan
kemampuan
dalam 106
menyelesaikan setiap tugas yang menjadi tanggung jawabnya
(2011:
71)
menjelaskan
mahasiswa.
bahwa stres memiliki dua gejala, yaitu gejala
Menurut Gupta dan Khan (dalam Kadapatti
fisik dan psikis, seperti: a) Gejala stres secara
dan Vijayalaxmi, 2012: 171) stres akademik
fisik dapat berupa jantung berdebar, nafas
adalah tekanan mental yang berhubungan
cepat dan memburu, mulut kering, lutut
dengan beberapa frustrasi yang memiliki
gemetar, suara menjadi serak, perut melilit,
keterkaitan dengan kegagalan akademis,
nyeri kepala seperti diikat, berkeringat
sehingga ketakutan akan kegagalan tersebut
banyak, tangan lembab, letih yang tak
atau
yang
beralasan, merasa gerah, panas, otot tegang;
memungkinan terjadinya kegagalan tersebut.
b) Keadaan stres dapat membuat orang-orang
Pendapat lain dikemukakan oleh Shah
yang mengalaminya merasa gejala-gejala
(dalam Kadapatti dan Vijayalaxmi, 2012:
psikoneurosa, seperti cemas, resah, gelisah,
171) yang menyebutkan dalam konteks
sedih, depresi, curiga, fobia, bingung, salah
sekolah, stres akademik berarti rasa meresap
faham, agresi, labil, jengkel, marah, lekas
urgensi untuk mempelajari semua hal yang
panik, cermat secara berlebihan.
bahkan
hal
sebagai
Lukluk
itu
sendiri
terkait dengan atau yang ditentukan oleh
Menurut Campbell (dalam Bataineh,
sekolah. Stres akademik adalah hasil dari
2013: 82) stres akademik di kalangan siswa
kombinasi tuntutan akademis terkait yang
telah lama
melebihi sumber daya adaptif yang tersedia
mengidentifikasi
bagi individu itu sendiri.
dipengaruhi oleh bebrapa faktor, yaitu:
diteliti,
dan
bahwa
peneliti stres
telah
akademik
Menurut Wilks (2008: 107) gejala-
terlalu banyak tugas, persaingan dengan
gejala stres akademik dipengaruhi oleh
siswa lainnya, kegagalan, kekurangan uang
kesehatan
psiko-sosial - emosional yang
saku, kurangnya hubungan dengan siswa lain
serius dan mengakibatkan gejala fisik yang
atau dosen , keluarga/masalah di rumah,
meningkat, mahasiswa yang mengalami
ruang kuliah yang penuh dan sesak, sistem
masalah kesehatan mental dan fisik yang
semester, dan sumber daya yang tidak
kemudian
memadai
berisiko
lebih
besar
untuk
untuk
performa akademis yang buruk, sehingga
akademis.
meningkatkan
stres
Tipe Kepribadian B
mengabadikan
siklus
akademik stres
,
dan koping
maladaptif , dan dikompromikan kesehatan.
melakukan
pekerjaan
Menurut Smet (1994: 196) pengertian kepribadian tipe A dan B pertama kali 107
diperkenalkan oleh Frieldman dan Ray
mencapai
Rosenman. Seseorang yang mempunyai tipe
kepribadiannya
kepribadian A disebut sebagai pola perilaku
berambisi,
tipe A (Type A Behavior Pattern) yang lebih
lingkungan yang aman untuk dirinya, lebih
rentan (vulnerable) terkena stres, sedangkan
dapat menginterfeksi diri sendiri.
orang dengan tipe kepribadian B (B type
prestasi, tipe
lebih
orang B
yang
tidak
cenderung
terlalu mencari
Triani (2009: 118) mendefinisikan
personality or Type B Behavior Pattern)
tipe
lebih
stres.
karakteristik yang ada pada tipe A dan
Kepribadian tipe A cenderung memaksakan
cenderung tidak akan mengalami masalah-
diri, selalu mau bersaing, dan tidak sabaran.
masalah yang berkaitan dengan jantung
Sedangkan tipe B cenderung tidak memiliki
koroner. Individu dengan tipe B mampu
sifat yang ada pada tipe A yaitu seperti lebih
bekerja keras dan memiliki dorongan yang
santai,
dan
kuat, tetapi individu tersebut tidak merasa
berusaha menikmati pekerjaannya (Safaria,
tertekan oleh konflik dengan orang lain atau
2004: 109-110).
waktu.
kebal
(immune)
bekerja
tidak
terhadap
diburu-buru
Tipe kepribadian B meliputi orang
B
tidak
Menurut
mengungkapkan
memiliki
karakteristik-
Safaria bahwa
(2004:
110)
individu
yang
yang mempunyai perilaku yang bervariasi
termasuk ke dalam tipe kepribadian B boleh
dari tipe kepribadian A. Tipe kepribadian B
merasa lega karena tidak terlalu rentan
menurut Smet (1994: 48) lebih berhubungan
terhadap stres, tetapi harus melihat kapan
dengan keragu-raguan, reflektif, defensif,
bekerja dengan santai dan kapan bekerja
menarik
senang
dengan kompetitif. Kecenderungan individu
bersembunyi dari rasa ketidak percayaan.
dengan tipe B adalah terkadang terlalu santai
Diperjelas oleh Smet (1994: 196) yang
dalam
menyatakan bahwa kepribadian tipe B
standar yang rendah, sehingga terlihat kurang
meliputi orang-orang yang mempunyai gaya
berprestasi
perilaku yang berlawanan, rileks, tidak
maksimal.
diri
dari
objek
dan
terburu-buru, sedikit mudah terpancing untuk
mengejar
dan
tujuannya,
kurang
menetapkan
berusaha
lebih
Tipe kepribadian B menurut Smet
marah, berbicara dan bersikap dengan lebih
(1994:
196)
memiliki
ciri-ciri
sebagai
tenang, dan lebih terbuka untuk memperluas
berikut: rileks, tidak terburu-buru, sedikit
pengalaman hidup. Hal ini bukan berarti
mudah terpancing untuk marah, berbicara
kepribadian tipe B tidak pandai tetapi dalam
dan bersikap dengan lebih tenang, dan lebih 108
terbuka
untuk
memperluas
hidup. Sedangkan menurut
pengalaman
Safaria (2004:
gejala
psikologis,
Sedangkan
Skala
dan
gejala
kognitif.
Tipe
Kepribadian
B
109-110) menyebutkan ciri-ciri orang dengan
disusun berdasarkan ciri-cirinya, yaitu santai
tipe kepribadian B, yaitu seperti: santai
terhadap deadline, berbicara dan bersikap
terhadap deadline, lebih memperhatikan
lebih
kualitas daripada kuantitas kerja, lebih
memperluas
lambat dalam berbicara maupun bergerak,
memperhatikan kualitas daripada kuantitas
bekerja
kerja, bekerja tidak diburu-buru waktu,
tidak
diburu-buru
waktu,
dan
tenang,
lebih
terbuka
pengalaman
hidup,
lebih
berusaha menikmati pekerjaannya.
berusaha
Metode Penelitian
ambisinya wajar, emosi terkendali, kontrol
Subjek dalam penelitian ini adalah
menikmati
untuk
pekerjaannya,
diri dan percaya diri tidak berlebihan, dalam
mahasiswa Jurusan Seni Musik di Institut
memimpin
bersikap
akomodatif
dan
Kesenian Jakarta. Karakteristik
subjek
manusiawi, mudah bergaul, lebih suka
dalam penelitian ini adalah terdaftar sebagai
bekerja sama dan tidak memaksakan diri bila
mahasiswa aktif di Institut Kesenian Jakarta
menghadapi tantangan.
Jurusan Seni Musik semester V (angkatan
Pembahasan
2011). Jumlah populasi sama dengan sampel,
Menurut Sumiati, (2010: 76) stres
dikarenakan penelitian ini menggunakan
adalah reaksi tubuh terhadap situasi yang
studi populasi dengan jumlah 33 orang
menimbulkan
mahasiswa.
bisa
ketegangan
emosi,
dipersepsi secara sama dan bisa pula
dipengaruhi
oleh
berbeda, tergantung pada dari mana persepsi
penampilan individu di dalam lingkungan
itu dibangun. Baik populasi maupun sampel,
tersebut. Menurut Smet (2010: 130-131)
dua-duanya adalah objek penelitian, dimana
reaksi terhadap stres bervariasi antara orang
jumlah
satu dengan yang lain dan dari waktu ke
Populasi
populasi
dan
sama
sampel
dengan
sampel
tekanan, dan
perubahan, lain-lain
lingkungan
yang
maupun
(Danim, 2007: 87).
waktu pada orang yang sama. Perbedaan ini
Alat yang digunakan untuk mengumpulkan
sering disebabkan oleh faktor psikologis dan
data penelitian berupa pernyataan subjek
sosial
dalam bentuk skala. Skala Stres Akademik
dampak stressor bagi
disusun
stres.
karakteristik kepribadian, yaitu: introvert-
Gejala-gejala tersebut meliputi gejala fisik,
ekstrovet, stabilitas emosi secara umum, tipe
berdasarkan
gejala-gejala
yang tampaknya dapat merubah individu, seperti
109
A, kepribadian „ketabahan‟
(hardiness),
locus of control, kekebalan, ketahanan. Menurut
Smet
kepribadian tipe A dan kepribadian tipe B.
pengertian
Hipotesis dalam penelitian ini yang
kepribadian tipe A dan B pertama kali
menyebutkan ada hubungan negatif antara
diperkenalkan oleh Frieldman dan Ray
tipe kepribadian B dengan stres akademik
Rosenman. Seseorang yang mempunyai tipe
pada mahasiswa Jurusan Seni Musik di
kepribadian A disebut sebagai pola perilaku
Institut Kesenian Jakarta, ditolak. Ada
tipe A (Type A Behavior Pattern) yang lebih
kemungkinan
rentan (vulnerable) terkena stres, sedangkan
dikarenakan ada beberapa aspek pada alat
orang dengan tipe kepribadian B (B type
ukur skala tipe kepribadian B yang gugur,
personality or Type B Behavior Pattern)
yaitu: dalam memimpin bersikap akomodatif
lebih kebal (immune) terhadap stres.
dan manusiawi, lebih suka bekerja sama, dan
Banyak
(2010: 196)
yang signifikan stres dan koping perawat
penelitian
yang
ditolaknya
hipotesis
telah
tidak memaksakan diri bila menghadapi
dilakukan berkaitan dengan stres akademik
tantangan. Selain itu akibat keterbatasan
dan tipe kepribadian, salah satunya yang
jumlah subjek dan menggunakan try out
diungkap oleh Sari (2006: 14) dalam
terpakai sehingga alat ukur tidak dapat
penelitiannya yang berjudul “Stres dan
diperbaiki.
Koping Perawat Kepribadian Tipe A dan
Berdasarkan
hasil
analisis
Kepribadian Tipe B di Ruang Rawat Inap
perhitungan SPSS (Statistical Packages for
RSU
yang
Social Science) for Windows versi 16.0
menyebutkan bahwa seseorang dengan tipe
diketahui bahwa pengujian hipotesis ditolak
kepribadian A memiliki stres yang tinggi.
karena tidak ada korelasi antara stres
Disisi lain, bukan berarti seseorang dengan
akademik dan tipe kepribadian B pada
tipe kepribadian B tidak mengalami stres,
mahasiswa Jurusan Seni Musik di Institut
mereka juga mengalami stres tetapi hanya
Kesenian Jakarta. Sehingga dapat ditarik
saja kadarnya yang berbeda. Sari (2006: 14)
kesimpulan bahwa stres akademik tidak
juga
penelitiannya
memiliki hubungan dengan tipe kepribadian
bahwa hipotesisnya ditolak dikarenakan
B, maka kemungkinan stres akademik pada
kepribadian tipe A dan kepribadian tipe B
mahasiswa dipengaruhi oleh beberapa faktor
tidak berbeda dalam tingkat stres dan koping
yang lain selain tipe kepribadian B. Selain
yang digunakannya, tidak ada perbedaan
tipe kepribadian B banyak juga yang
Dr.
Pirngadi
menyebutkan
Medan”
dalam
110
mempengaruhi stres akademik seperti yang dibahas pada faktor-faktor stres akademik, misalnya
seperti:
faktor
keluarga,
llingkungan, pengalaman, tuntutan, pengaruh interpersonal,
dukungan
masyarakat,
karakteristik kepribadian dan strategi koping. Penutup Berdasarkan
hasil
penelitian
Sosial Tidak Membantu Stres Akademik. Jurnal Al-Azhar Indonesia Seri Humaniora. 1 (3) : 136-144. Kadapatti, M & Vijayalaxmi, A.H.M. 2012. Stressors of Academic Stress – A Study on Pre- University Students. Indian J.Sci.Res. 3 (1) : 171-175. Lukluk, Z. 2011. Psikologi Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika. Robbins, S P dan Judge, T A. 2008. Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat.
menunjukan bahwa stres akademik pada mahasiswa Jurusan Seni Musik di Institut Kesenian Jakarta tidak dipengaruhi oleh tipe kepribadian
B,
namun
kemungkinan
Rumiani. 2006. Prokrastinasi Akademik ditinjau dari Motivasi Berprestasi dan Stres Mahasiswa. Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro. Vol.3/no.2/hal.37.
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, seperti: faktor keluarga, llingkungan, pengalaman,
Safaria. 2004. Tes Kepribadian untuk Seleksi Pekerjaan. Yogyakarta: Amara Books.
tuntutan, pengaruh interpersonal, dukungan masyarakat, karakteristik kepribadian dan strategi koping. Daftar Pustaka Alwisol. 2007. Psikologi Malang: UMM Press.
Sari, D R. 2006. Stres dan Koping Perawat Kepribadian Tipe A dan Kepribadian Tipe B di Ruang Rawat Inap RSU Dr. Piringadi Medan. Jurnal Keperawatan Rufaidah Sumatra Utara. 2 (1) : 9-17.
Kepribadian.
Atkinson, R L & Atkinson, R C. 1999. Pengantar Psikologi. Alih Bahasa: Agus Dharma. Jakarta: Erlangga. Bataineh, M.Z. 2013. Academic Stress Among Undergraduate Students: The Case Of Education Faculty At King Saud University. International Interdisciplinary Journal of Education. 2 (1) : 82-89. Danim, S. 2007. Metode Penelitian untuk Ilmu-ilmu Perilaku. Jakarta: PT Bumi Aksara. Hasan, A.B.P. 2012. Disiplin Beribadah: Alat Penenang Ketika Dukungan
Smet, B. 1994. Psikologi Kesehatan. Jakarta: PT Grasindo. Sumiati. 2010. Penanganan Stres pada Penyakit Jantung Koroner. Jakarta: CV. Trans Info Media. Triani, R. 2009. Kepribadian Tipe A dan Kaitannya dengan Komitmen Karyawan terhadap Organisasi. Manasa. Vol.3/no.2/hal.115. Widhiastuti, H. 2010. Mengelola Stres Menjadi Suatu Kekuatan. Semarang: Semarang University Press.
111