STRATEGI SOSIALISASI CIPI CORE VALUES SEBAGAI UPAYA MEMBENTUK BUDAYA ORGANISASI PT MONICA HIJAU LESTARI
QUEEN SILLA JUSTICIA Jurusan Marketing Communication, School of Communication, Bina Nusantara University. Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27 Jakarta Barat 11530 TELP: 021- 53696969 Email penulis:
[email protected] Nama mahasiswa: Queen Silla Justicia Nama Dosen Pembimbing: Ferane Aristrivani Sofian, S.I.Kom., M.I.Kom.
ABSTRAK Tujuan Penelitian, yaitu untuk mengetahui bagaimana strategi sosialisasi CIPI core values dalam membentuk budaya organisasi PT Monica Hijau Lestari (The Body Shop Indonesia), dan mengetahui hambatan dalam strategi sosialisasi CIPI core values sebagai upaya membentuk budaya organisasi beserta solusinya. Metode Penelitian, yang digunakan penulis adalah metode kualitatif dimana penulis melakukan observasi partisipatif pada periode Februari– Mei 2013 di divisi Corporate Communication. Selain itu, pengumpulan data juga dilakukan melalui in-depth-interview, studi literatur, serta dokumentasi. Analisis, dalam menganalisis data penulis menggunakan metode Miles and Huberman yang terdiri atas: reduksi data, penyajian data, serta penarikan simpulan dan verifikasi data. Hasil, Budaya Perusahaan yang di anut The Body Shop Indonesia adalah CIPI. CIPI merupakan gabungan kata yang mempunyai makna didalamnya yakni Courage, Innovation, Passion dan Integrity. Simpulan, strategi dari The Body Shop Indonesia dalam proses sosialisasi budaya organisasi kepada karyawannya adalah dengan adanya proses awareness, understanding, kemudian baru akan terbentuk sebuah budaya organisasi yang hidup. Hal ini diwujudkan melalui pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan, serta pemanfaatkan media-media internal sebagai wadah komunikasi perusahaan.(QSJ) Kata Kunci: Strategi, Sosialisasi, Core Values, Budaya Organisasi.
ABSTRACT Research Purpose, to have well understand on how the socialization strategy of CIPI core values as an effort to establish the corporate culture of PT Monica Hijau Lestari and to understand the obstacles in socialization strategies of CIPI core values as a form of corporate culture and its solution. Research Method, this research was conducted with qualitative methods where researcher was allowed to do field observation as public relations intern in PT Monica Hijau Lestari (The Body Shop Indonesia) during February-May 2014. Primary and 1
2
secondary data were collected through in-depth interview, literature study and documentation. Analysis, for data analysis is completed using Miles and Huberman methods where there are four steps to process the raw information such as: data reduction, data display, data conclusion/ withdrawal, and data verification. Result, Corporate cultures that embrace The Body Shop Indonesia is CIPI. CIPI is combination of words that have meanings in each of it, specifically are Courage, Innovation, Passion and Integrity. Conclusion, strategy of The Body Shop Indonesia in order to socialize the corporate culture to their employees is by the process of awareness, understanding, and will form a new organizational culture that is alive. This is realized through organized training, and utilization of internal media as a communication medium enterprise (QSJ). Keywords: Strategy, Socialization, Core Values, Corporate Culture, Organization.
PENDAHULUAN Dewasa ini budaya organisasi atau biasa disebut dengan budaya perusahaan merupakan isu penting dalam suatu organisasi. Seperti yang dikatakan oleh Aprianto & Jacob (2013) bahwa budaya organisasi merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan atau kegagalan organisasi yang dimana dengan melalui komitmen bersama karyawan untuk memenuhi nilai-nilai yang telah disepakati. Karena budaya bersifat stragetis yang menentukan bagaimana nilai-nilai, sikap dan perilaku untuk mencapai sasaran perusahaan sehingga berdampak signifikan terhadap kinerja ekonomis perusahaan atau organisasi dalam jangka panjang. (Brian Aprianto & Jacob, 2013, p. 96) Sebuah budaya organisasi memang sulit untuk didefinisikan secara tegas serta sulit diukur, akan tetapi hal tersebut dapat diukur melalui sumber daya manusia yang ada di perusahaan. Suatu organisasi terbentuk dari individu yang berbeda-beda baik secara latar belakang, sifat, karakter maupun keahlianya. Maka dibutuhkan pengakuan pandangan guna berjalannya visi dan tujuan organisasi secara beriringan. Untuk menghasilkan suatu kerjasama di perlukan suatu keyakinan, sikap, norma, nilai dan pola perilaku yang disepakati dan dianut bersama yang disebut budaya perusahaan atau budaya organisasi. Budaya organisasi merupakan perekat antar karyawan, oleh sebab itu perusahaan harus memiliki budaya yang kuat, sehingga perusahaan dan karyawannya akan memiliki yang perilaku yang sejalan serta memiliki keyakinan kolektif yang dapat meningkatkan kemampuan mereka bersaing di pasar (market place). Budaya organisasi membentuk perilaku organisasi anggotanya, bahkan tidak jarang perilaku anggota organisasi sebagai individu. Budaya dapat mendorong terciptanya perilaku etis atau sebaliknya dapat mendorong terciptanya perilaku tidak etis. Budaya perusahaan atau budaya organisasi mampu memberi arah bagi kelangsungan hidup perusahaan atau organisasi dan memberi suatu identitas khas baginya. Agar hal itu betul-betul dapat terjadi, perlu strategi sosialisasi yang terkoordinasi agar budaya organisasi dapat dipahami seluruh anggota organisasi. Public Relations mempunyai hubungan yang erat dengan strategi soasialisasi budaya organisasi, karena Public Relations merupakan semua bentuk komunikasi yang terselenggara antara organisasi yang bersangkutan, baik internal maupun eksternal. Public Relations atau pada peneliltian kali ini lebih dikenal dengan Corporate Communication mempunyai tanggung jawab untuk mengkomunikasikan, membuat strategi, serta mengevaluasi budaya organisasi yang terjadi dalam suatu organisasi. Oleh karena itu selain pemimpin perusahaan, Public Relations juga memainkan perananan penting, baik dalam menanamkan pemahaman dan persepsi yang sama tentang budaya organisasi terhadap setiap anggotanya. Hal yang diharapkan pada akhirnya adalah agar setiap individu dalam organisasi dapat memahami dengan baik budaya organisasi tersebut yang merupakan identitas khas mereka sebagai anggota dari suatu kelompok. Pada proses sosialisasi upaya, tujuan pembentukan budaya organisasi akan terhambat bilamana tidak ada perencanaan yang terstruktur dengan baik, sistem dan aktivitas sosialisasi budaya organisasi yang memadai atau tidak adanya orang yang bertanggung jawab untuk memegang hal tersebut. Hal ini akan berdampak pada minimnya pengetahuan karyawan mengenai budaya perusahaan sampai perilaku karyawan itu sendiri. Umumnya perusahaan
3
memiliki upaya strategi dalam mensosialisasikan budaya melalui transfer informasi nilai-nilai budaya. Setiap perusahaan memiliki strategi-strategi berbeda guna membentuk nilai-nilai budaya perusahannya. Dampak dari core values yang membudaya di lingkungan organisasi akan memotivasi karyawan serta menjadikan nilai-nilai budaya tersebut menjadi pedoman dan panduan dalam berperilaku. Setiap organisasi memiliki nilai-nilai perusahaan yang membudaya, yang berfungsi untuk membentuk aturan atau pedoman dalam berfikir dan bertindak dalam mencapai tujuan yang ditetapkan. Dan setiap organisasipun meiliki strategi tersediri dalam membentuk nilai-nilai budaya organisasinya. Nilai-nilai perusahaan yang dapat terbentuk dan terpelihara dengan baik akan mampu memacu organisasi ke arah perkembangan yang lebih baik. PT Monika Hijau Lestari merupakan salah satu contoh perusahaan yang mulai berusaha menjujung tinggi corporate value. Hal ini tergambar melalui upaya perusahaan untuk menjadikan budaya perusahaan sebagai pedoman dan menjadi pendukung terbentuknya perilaku. PT Monika Hijau Lestari merupakan pemegang franchisee The Body Shop Indonesia dibawah naungan lisensi The Body Shop International. The Body Shop merupakan perusahaan terbesar kedua di dunia yang bergerak di bidang kosmetika. PT Monica Hijau Lestari (The Body Shop Indonesia) juga turut berpartisipasi dalam pembangunan budaya organisasi, yakni dengan mengkomunikasikan atau mensosialisasikan nilai-nilai perusahaan guna membentuk budaya perusahaan dalam aktivitas internal maupun eksternalnya. Nilai-nilai inti (core values) yang dijunjung tinggi oleh The Body Shop Indonesia dan diupayakan untuk dihayati oleh karyawannya adalah CIPI. CIPI merupakan pedoman perusahaan dalam berperilaku karyawan di perusahaan. CIPI merupakan gabungan kata yang memiliki makna di dalamnya. Nilai-nilai CIPI tersebutlah yang menjadi jati diri The Body Shop Indonesia yang memiliki karakteristik tersendiri dalam makna dari setiap nilai-nilainya. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. C = Courage 2. I = Innovation 3. P= Passion 4. I = Integrity Sebagai perusahaan yang bergerak dalam bisnis besar, tentu ada hal-hal yang menjadi pegangan bagi perusahaan dalam mengoperasionalisasikan aktivitas kerja di perusahaan, terutama pada kinerja dan pelayanan kepada konsumen. Dan nilai-nilai inti tersebutlah yang menjadi acuan bagi perusahaan dan para anggotanya untuk berpegang teguh dalam mencapai tujuan-tujuan perusahaan. Adanya sosialisasi tentang CIPI Core Values yang dilakukan oleh divisi Corporate Communication memberikan pemahaman bagi karyawan The Body Shop Indonesia mengenai nilai-nilai inti perusahaan yang menjadi landasan atau pedoman perilaku di lingkungan kerja. Namun hal tersebut tidaklah mudah untuk dilakukan tanpa adanya strategi yang dibuat untuk menyampaikan nilai-nilai CIPI kepada karyawan. Sebuah budaya perusahaan akan dihayati anggotanya bergantung dari bagaimana cara perusahaan mengkomunikasikan nilai-nilai dan tujuan perusahaan tersebut. Nilai-nilai inti dan tujuan perusahaan yang dapat diterima dan diketahui dengan baik oleh karyawannya akan dapat memberikan pemahaman dan kesadaran bagi karyawan untuk ikut pula membudayakan nilainilai yang telah diterapkan tersebut melalui perilaku kerja yang ditunjukan. Namun jika nilainilai tidak dapat diterima dengan baik oleh karyawan, maka tujuan perusahaan tidak dapat tercapai sesuai dengan apa yang diharapkan. Menurut sumber yang diperoleh dari PT. Monika Hijau Lestari, CIPI merupakan Dominant Culture atau Core Values yang ada diperusahaan, tapi pada kenyataannya di lapangan, banyak karyawan yang dirasa tidak familiar dengan CIPI Sebuah nilai-nilai inti (core values) dan tujuan perusahaan harus dapat disampaikan dengan baik dan membentuk perilaku para anggotanya Sehubungan adanya proses sosialisasi CIPI Core Values tersebut di kalangan karyawan Home Office The Body Shop Indonesia, maka penulis tertarik untuk lebih lanjut meneliti dan melihat mengenai bagaimana Strategi Sosialisasi CIPI Core Values Sebagai Upaya Membentuk Budaya Organisasi PT Monica Hijau Lestari (The Body Shop Indonesia)? Tujuan Tujuan diadakannya penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui bagaimana strategi sosialisasi CIPI Core Values sebagai upaya membentuk budaya organisasi PT Monica Hijau Lestari (The Body Shop Indonesia).
4
2.
Untuk mengetahui apa saja hambatan yang ditemui dalam melakukan strategi sosialisasi CIPI Core Values sebagai upaya membentuk budaya organisasi PT Monica Hijau Lestari (The Body Shop Indonesia) dan bagaimana solusi dalam menghadapi hambatan tersebut. Manfaat Manfaat dari penelitian ini dilihat dari akademis dan praktisnya adalah sebagai berikut : 1. Manfaat Akademis Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai bagaimana pentingnya suatu sistem budaya perusahaan dalam suatu perusahaan dan mengetahui bagaimana strategi sosialisasi CIPI Core Values sebagai upaya membentuk budaya organisasi The Body Shop Indonesia. Serta turut pula menjadi tambahan referensi, sumbangan ilmiah, ide segar dan sarana untuk memahami ilmu komunikasi dan komunikasi organisasi 2. Manfaat Praktis Penelitian ini juga diharapkan dapat memberi motivasi serta masukan kepada perusahaan The Body Shop Indonesia untuk dapat mengetahui manfaat serta kekurangan dari strategi sosialisasi budaya perusahaan yang telah diterapkan di dalam perusahaan The Body Shop Indonesia 3. Manfaat Umum Penelitian ini diharapkan dapat memberikan ilmu serta pengetahuan mengenai pentingnya budaya organisasi suatu perusahaan Kerangka Pemikiran
METODE PENELITIAN Pada penelitian ini penulis akan menggunakan metodologi penelitian kualitatif deskriptif. Bogdan and Taylor mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Jadi, pendekatan diarahkan pada latar dan individu secara holistik (utuh). Metode kualitatif tidak boleh
5
mengisolasikan individu atau organisasi ke dalam variabel atau hipotesis, tetapi memandangnya sebagai bagian dari seluruh keutuhan. Selanjutnya, analisis data pada penelitian kualitatif Untuk mencari data penelitian, akan digunakan data sekunder dan primer dengan cara: observasi partisipasi, dimana peneliti terlibat secara langsung dalam kegiatan keseharian responden. Dengan metode ini, peneliti lebih memungkinkan mengamati kehidupan individu dan kelompok dalam situasi yang riil, dimana keadaan yang ada tidak dapat dikontrol atau diatur secara sistematis. Selain itu, akan digunakan juga wawancara mendalam (in depth interview) yang dilakukan kepada responden yang dianggap cakap dan menguasai masalah penelitian. Untuk mendukung data primer, penulis juga mencari data sekunder menggunakan metode dokumentasi, salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan dalam metodologi peneliti sosial untuk menelusuri data historis.Sebagian besar data tersedia dalam bentuk catatan harian, kenang kenangan, dan laporan, dan foto (Ardianto, 2010, p. 185); serta Studi Kepustakaan menggunakan bukubuku, serta jurnal komunikasi yang berhubungan dengan pembahasan penelitian. Validitas data akan diuji dengan Triangulasi. Teknik Triangulasi adalah suatu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan pengecekan sumber lain sebagai pembanding (Ardianto, 2010, pp. 219-220). Teknik Triangulasi digunakan sebagai upaya untuk menghilangkan perbedaan dari berbagai sudut pandang sehingga penulis melakukan pengecekan terhadap data yang ditemukan penulis di lapangan. Cara yang dipilih penulis untuk melakukan Teknik Triangulasi dalam penelitian ini adalah Triangulasi Sumber. Teknik analisis data menggunakan model Miles dan Huberman (Ardianto, 2010, p. 223) yang membagi analisis data menjadi tiga jenis kegiatan: 1. Mereduksi data. Dimana data yang diperoleh di lapangan dipilih, dipertajam, dipersingkat, difokuskan, dan disusun agar tidak menimbulkan kesulitan. Data yang sudah direduksi akan memberikan gambaran atau kesimpulan sehingga mempermudah penulis melakukan pengamatan. 2. Model data (data display) Kumpulan informasi atau data yang tersusun sehingga dapat melihat gambaran kesimpulan secara keseluruhan.Bentuk paling umum dari model data kualitatif selama ini adalah teks naratif. 3. Penarikan kesimpulan dan verifikasi Penulis mencari makna, hubungan, persamaan, hipotesis, dan lain sebagainya dari data yang telah dikumpulkan.
HASIL DAN BAHASAN Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi dapat diketahui bahwa, The Body Shop Indonesia memiliki Budaya Perusahaan yakni CIPI yaitu gabungan kata yang memiliki makna didalamnya yakni; Courage, Intergrity, Passion, dan Innovation. CIPI merupakan Core Values, yang artinya merupakan kepribadian organisasi secara keseluruhan yang membedakan dengan organisasi lain. Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi dapat diketahui bahwa Strategi Sosialisasi CIPI Core Values Sebagai upaya membentuk budaya organisasi The Body Shop Indonesia adalah dengan adanya proses awareness, understanding/attention, kemudian baru akan terbentuk budaya alive. Dalam rangka mewujudkannya selain membuat program dan strategi sosialisasi, The Body Shop menggunakan beberapa media untuk mensosialisasikan nilai-nilai budaya organisasinya. Pertama, The Body Shop menggunakan proses Induction, yakni training wajib yang ditujukan oleh karyawan baru yang di selenggarakan divisi HR Training & Development. Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi dapat diketahui bahwa hambatan-hambatan dalam menjalankan proses sosialisasi CIPI Core Values adalah masalah Inkonsistensi dan role model. Inkonsistensi yang dimaksud adalah tidak adanya orang yang bertanggung jawab penuh dalam mensosialisasikan CIPI Core Values sehingga hal ini membuat proses sosialisasi terhambat
SIMPULAN DAN SARAN
6
1.
Budaya Perusahaan yang di anut The Body Shop Indonesia adalah CIPI. CIPI merupakan gabungan kata yang mempunyai makna didalamnya yakni Courage, Innovation, Passion dan Integrity. CIPI diyakini dapat mempermudah dari sisi bisnis dan mencapai tujuan
2.
Strategi sosialisasi dari The Body Shop Indonesia sebagai upaya membangun budaya organisasi adalah dengan adanya proses awareness, understanding atau attention, kemudian baru akan terbentuk budaya alive atau budaya yang sudah terinternalisasi oleh karyawannya. Hal ini diwujudkan melalui pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan oleh perusahaan, serta pemanfaatkan media-media internal sebagai wadah komunikasi perusahaan.
3.
Hambatan-hambatan dalam proses strategi sosialisasi CIPI Core Values adalah masalah inkonsistensi dan role model. Inkonsistensi yang dimaksud adalah tidak adanya orang yang bertanggung jawab penuh dalam mensosialisasikan CIPI Core Values sehingga hal ini membuat proses penginternalisasiannya terhambat.
Saran Saran Akademis Pada penelitian selanjutnya diharapakan dapat menggali lebih dalam lagi mnengenai pentingnya budaya organisasi dalam suatu perusahaan serta untuk meningkatkan strategi sosialisasi budaya perusahaan dengan bauran strategi yang lebih variatif. Saran Praktis 1. Untuk lebih meningkatkan kesadaran karyawan terhadap budaya perusahaan The Body Shop Indonesia yakni CIPI, maka diharapkan divisi corporate communication dapat membuat sebuah strategi sosialisasi yang lebih terorganisir dan lebih terarah. 2. Budaya Organisasi dapat lebih dihayati oleh karyawannya apabila divisi Corporate Communications bisa lebih memaksimalkan perannya sebagai fasilitator dalam strategi sosialisasi CIPI core values dalam upaya membangun budaya organisasi dengan cara membuat acara-acara internal yang lebih menekankan CIPI sebagai budaya dominan dalam organisasi. 3. Perlu adanya peredefinisian ulang atau lebih tepatnya penggabungan makna dari brand values, budaya service dan budaya organisasi agar fungsinya berjalan beriringan dan tidak tumpang tindih.
REFERENSI Buku: Brian Aprianto, S., & Jacob, F. A. (2013). Pedoman Lengkap Profesional SDM Indonesia. Jakarta: PPM Manajemen. Chatab, N., 2007. Diagnostic Management. Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta. Cutlip, S.M., Center, A. H., & Broom, G. M. (2006). Effective Public Relations. Jakarta: Kencana Prenada Media Group Depdiknas. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga. Jakarta: Balai Pustaka Elvinaro Ardianto , (2011). Metodologi Penelitian untuk Public Relation. Cetakan kedua. Bandung : Remaja Rosdakarya. Jefkins, F. (2004). Public Relations. Jakarta: Penerbit Erlangga.
7
Gea, A. A. & Wulandari, A. P. Y., 2005. Character Building IV: Relasi dengan. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Hikmat, D. M. (2011). Metode Penelitian. Yogyakarta: Graha Ilmu. Koentjaraningrat. (1996). Kebudayaan Mentalis dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Kriyantono, R. (2006). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana. Moleong, L. J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatiaf. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Ndraha, T., 2005. Teori Budaya Organisasi. Jakarta: Rineka Cipta. Pace, R. W. & Faules, D. F., 2010. KOMUNIKASI ORGANISASI: Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan (Terjemahan). Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset. Purwanto, D., 2006. Komunikasi Bisinis. 3rd ed. Jakarta: Penerbit Erlangga. Rahardjo, Susilo & Gudnanto. (2011). Pemahaman Individu Teknik Non Tes. Kudus: Nora Media Enterprise Ratna, N. K. (2010). Metodologi Penelitian: Kajian Budaya dan Ilmu-Ilmu Sosial Humaniora Pada Umumnya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.Rindjin, K., 2004. Etika Bisnis dan Implementasinya. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Robbins, S. P. & Judge, T. A., 2008. Perilaku Organisasi Edisi 12, Buku 2. Jakarta: Salemba Empat. Ruslan, R. (2001). Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi. Jakarta: Rajawali Pers. Slocum, J. W. & Hellriegel, D., 2011. Princeples of Organizational Behaviour. South-Western: Cengage Learning. Susanto, A. et al., 2008. an CORPORATE CULTURE & Organization Culture. Jakarta: The Jakarta Consulting Group. Susanto, D. A. B., 2009. SUPERLEADERSHIP: Leading Others to Lead. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Tohirin. (2012). Metode Penelitian Kualitatif Dalam Pendidikan dan Bimbingan Konseling. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Walgito, Bimo. (2010). Bimbingan & Konseling Studi & Karir. Yogyakarta: Andi. Wibowo, (2011). Budaya Organisasi. Jakarta: Rajawali Pers. Wiranto, (2004). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Jurnal: Astuti, W. F & Sulistyaningtyas, I. D. (2013). Strategi Sosialisasi Budaya Organisasi Kepada Karyawan PT Astra International-Tbk Honda Sales Office Region Yogyakarta. Jurnal Universitas Atmajaya Yogyakarta. 1-15 (diakses via Google Scholar) Ekwutosi, O.C & Moses ,O. S. (2013). Internalization of Organizational Culture: A Theoretical Perspective. International Journal of Business Tourism and Applied Science. 1(2). 77-96 (diakses via Google Scholar)
8
Luthfia, A. Wasita, A & Syaukat, R. (2013). Kajian Budaya Organisasi Bina Nusantara University Menuju A World Class University. Humaniora. 4(2). 1247-1259. (diakses via Library Binus) Ojo, U. (2013). Organisational Culture and Corporate Performance: Empirical Evidence from Nigeria. Journal of Business System, Goverment and Ethics. 5(2). 1-15. (diakses via Google Scholar) Noor, N. K & Trisyulianti, E (2011). Model Internalisasi Budaya Organisasi di Institut Pertanian Bogor. Jurnal Manajemen dan Organisasi. 2 (1). 70-82 Website: The Body Shop Intenational. (2014).Timeline. Retrieved May 23, 2014, from www.thebodyshop.co.uk
RIWAYAT PENULIS Queen Silla Justicia, atau lebih akrab di panggil Queensi lahir di Jakarta, tanggal 11 Maret 1992. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara Jurusan Marketing Communication dengan peminatan Public Relations.