GRADUASI Vol. 24 Edisi 2010
ISSN 1410 - 9913
URGENSI BUDAYA ORGANISASI DALAM MENINGKATKAN STRATEGI BISNIS Ida Ayu Kade Rachmawati Kusasih Abstract. Organisational culture is a system of shared meaning held by members that distinguishes the organization with another organization. The founding of the organization's culture is determined the individual in the organizational culture that can develop if every individual in the organization have a high commitment in executing the vision and mission of the organization. Application of work culture in organizations related to business strategies and achievements attained by the organization in a fairly long period of time. Organisational culture has an important role in building the strategy, performance and productivity of the employees work so steer the organization to success. Keyword : Organisational culture A. PENDAHULUAN Lain ladang lain belalang lain lubuk lain ikannya. Pepatah tersebut mungkin sudah tidak asing lagi bagi kita. Pepatah tersebut diartikan bahwa suatu daerah akan berbeda dengan daerah lain baik suku bangsa, bahasa, mayoritas agama yang dianut, serta adat kebiasaan masyarakatnya. Hal ini tentu merupakan sesuatu yang wajar di Indonesia karena masyarakatnya terdiri dari berbagai suku bangsa, ras, agama, serta adat-istiadat. Namun demikian ada suatu pemersatu yang menjadikan masyarakat tersebut tidak terpecah belah, yaitu Pancasila. Pancasila sebagai dasar Negara mengakui kebhinekaan yang ada dalam masyarakat tetapi tetap satu dalam naungan Negara Kesatuan Republik Indonesia sesuai dengan semboyan "Bhineka Tunggal Ika". Tidak jauh berbeda dengan suatu negara, organisasi/perusahaan juga mempunyai berbagai sumber daya manusia yang beragam latar belakangnya sebagai karyawannya. Akan sulit bagi organisasi untuk mengelola karyawan tersebut apabila organisasi tidak mempunyai pemersatu. D a l a m se t i ap o r g an i s a si t en t u mempunyai visi, misi, dan tujuan yang ingin dicapai. Untuk itu diperlukan suatu sistem kerja yang terintegrasi bagi seluruh jajaran karyawan dalam organisasi. Pengaplikasian sistem oleh karyawan dalam organisasi tersebut akan mendorong terbentuknya budaya organisasi. To n g g a k k e b e r h a s i l a n s u a t u organisasi/perusahaan didukung dari berbagai macam faktor, salah satunya adalah faktor lingkungan baik yang berasal
36
dari dalam (intern) organisasi maupun dari luar organisasi (extern). Adanya lingkungan yang kondusif memungkinkan organisasi dapat memperoleh keuntungan, berkembang dan tetap exist. Faktor budaya organisasi merupakan salah satu faktor lingkungan dari dalam organisasi yang turut menciptakan kondisi tersebut, artinya apabila budaya kerja di organisasi tersebut dapat diterapkan oleh seluruh manajemen maka visi dan misi organisasi yang telah ditetapkan dapat tercapai. Budaya organisasi, atau yang kerap juga disebut sebagai budaya kerja, merupakan kepribadian suatu organisasi yang umumnya dikaitkan dengan sistem nilai, norma, sikap dan etika kerja yang dipegang bersama oleh setiap personil organisasi. Banyak yang meyakini, selain bisa menjadi identitas, budaya organisasi yang sudah terbangun dengan baik di sebuah organisasi akan mampu membedakan satu organisasi dengan organisasi lainnya, yang pada gilirannya akan berdampak positif pada kinerja organisasi. Sebab, budaya organisasi pada dasarnya merupakan falsafah bagi cara pandang, cara bekerja, cara bersikap dan berperilaku personil dalam organisasi. Dengan adanya kesamaan cara pandang, cara bekerja, cara bersikap dan berperilaku personil dalam organisasi tentu akan semakin mudah bagi sebuah organisasi untuk mencapai tujuannya. Seiring dengan tingkat persaingan bisnis yang kian tajam di satu sisi serta semakin strategisnya peran people management disisi lain, membuat banyak organisasi terus memperkuat daya saing. Banyak
Urgensi Budaya Organisasi Dalam Meningkatkan Strategi Bisnis
GRADUASI Vol. 24 Edisi 2010
ISSN 1410 - 9913
organisasi yang memiliki budaya organisasi yang kuat sejalan dengan visi serta strategi usahanya, ternyata produktivitas dan kemampuan bertahan mereka lebih tinggi serta cenderung lebih cepat menyesuaikan diri dengan perubahan. Demikian juga sebaliknya apabila terdapat organisasi yang mengabaikan faktor budaya organisasi maka akan berakibat fatal bagi organisasi itu sendiri. Budaya organisasi merupakan suatu persepsi bersama yang dianut oleh anggota-anggota organisasi dalam suatu sistem dari makna bersama. Budaya organisasi merupakan serangkaian nilai atau keyakinan yang menghasilkan pola perilaku tertentu secara kolektif dalam korporasi. Secara eksplisit budaya organisasi merupakan sistem yang dianut bersama sehingga individu-individu dengan latar belakang yang berbeda cenderung mendeskripsikan budaya organisasi dalam istilah-istilah yang serupa. Oleh sebab itu maka apabila nilai-nilai atau visi organisasi yang sering tertempel dan dipajang di dinding-dinding kantor belum muncul dalam bentuk perilaku kolektif, nilai-nilai itu belum atau bahkan bukan merupakan budaya organisasi. B. PENTINGNYA BUDAYA ORGANISASI Budaya organisasi penting sekali dipahami karena dapat mempengaruhi bagaimana kinerja yang dicapai oleh organisasi. Budaya organisasi merupakan apa yang dirasakan, diyakini, dan dijalani oleh suatu organisasi. Apa yang dianut organisasi akan menentukan bagaimana kesuksesan dapat diraih. Budaya organisasi merupakan faktor yang akan menentukan bagaimana tujuan dapat dicapai secara efektif dan efisien. Budaya membawa suatu rasa identitas bagi anggota-anggota organisasi serta menciptakan perbedaan yang jelas antara satu organisasi dengan organisasi yang lain. Budaya organisasi juga mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang lebih luas daripada kepentingan diri pribadi seseorang serta sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu dan membentuk sikap serta perilaku para karyawan. Budaya organisasi berdampak pada kinerja dan kepuasan kerja. Budaya organisasi merupakan sistem nilai yang diyakini, dapat diterapkan dan
dikembangkan. Budaya organisasi berperan sebagai perekat, pemersatu, identitas, citra, dan motivator bagi seluruh staf dan orang-orang yang ada di dalamnya. Sistem nilai tersebut diwariskan kepada generasi berikutnya dan dapat dijadikan acuan perilaku manusia dalam organisasi yang berorientasi pada pencapaian tujuan atau target kinerja yang ditetapkan. Kepuasan kerja berhubungan dengan bagaimana perasaan karyawan merasa menyangkut harapan organisasi itu, praktek imbalan, dan yang serupa. Jika budaya organisasi ini kuat maka itu akan menjadi satu kesatuan yang utuh yang dapat membuat organisasi itu menjadi kuat dalam persaingan dan juga dapat menjadi strategi bagi organisasi dalam meraih kesuksesan. Budaya organisasi tidak hanya milik organisasi besar, justru sebaliknya budaya organisasi ini dimulai ketika organisasi tersebut masih menjadi organisasi kecil, sehingga ketika organisasi tersebut berkembang menjadi organisasi besar maka budaya tersebut berakar kuat yang membuat perusahan tersebut mampu mengahadapi persaingan dan perubahanperubahan yang terjadi. Banyak organisasi sukses di dunia adalah organisasi dengan budaya kerja yang kuat dimana seluruh komponen organisasi menjalankan dan mengamalkan semua nilai-nilai dan aturan-aturan yang ditanamkan bersama sebagai budaya pada organisasi tersebut dengan komitmen yang tinggi. C. BAGAIMANA BUDAYA ORGANISASI TERBENTUK Budaya organisasi dapat dimulai dari tindakan nyata dan nilai-nilai yang selalu ditanamkan dari sang pemimpin. Sang pemimpin bisa jadi merupakan pemimpin tertinggi dari organisasi tersebut, atau pemilik dan pendiri dari organisasi tersebut. Dengan berjalannya waktu nilai-nilai tersebut yang dicerminkan melalui tindakan nyata dari sang pemimpin itu akan membudaya dan menjadi nilai-nilai dan kebiasaan yang dianut oleh segenap karyawannya. Karyawan dapat menilai mana nilai-nilai atau tindakan-tindakan dari sang pemimpin yang memang menjadi tindakan nyata atau hanya sebatas slogan saja. Budaya dapat terbentuk dari mulai kebiasaan, tradisi, dan cara umum
Urgensi Budaya Organisasi Dalam Meningkatkan Strategi Bisnis
37
GRADUASI Vol. 24 Edisi 2010
ISSN 1410 - 9913
organisasi melakukan segala sesuatu, sebagian besar disebabkan oleh apa yang berasal dari apa yang telah dilakukan sebelumnya dan tingkat keberhasilan yang telah diperoleh melalui usaha keras tersebut. Budaya suatu organisasi dibangun dan dipertahankan, budaya asli diturunkan dari filsafat pendirinya. Selanjutnya budaya sangat mempengaruhi kriteria yang digunakan dalam mempekerjakan karyawan. Budaya organisasi bisa berawal dari seorang pendiri yang mempunyai ide organisasi baru, atau saat pendiri memasukkan satu atau lebih orang-orang kunci dan menciptakan kelompok inti. Kelompok inti mulai bertindak bersamasama untuk menciptakan organisasi dengan mengeluarkan dana, memperoleh paten, bekerja sama, menentukan lokasi tempat, dan bangunan. Orang-orang lain dimasukkan ke organisasi dan sejarah bersama mulai dibangun. Karyawan dapat mempelajari budaya organisasi melalui cerita, ritual, lambang materi, ataupun bahasa. Budaya organisasi ada sejak organisasi tersebut terbentuk, tumbuh dan berkembang. Faktor yang menentukan terbentuknya budaya organisasi adalah pengalaman yang dijalani oleh organisasi tersebut baik kesuksesan maupun kegagalan. D. PENGELOLAAN BUDAYA ORGANISASI Membangun budaya organisasi bukan pekerjaan yang mudah dan tidak dibangun dalam sehari atau dua hari. Banyak organisasi mengambil jalan pintas dengan membentuk tim untuk merumuskan budaya kerja yang ada dan menghimpunnya dalam sebuah buku atau memberikan training etos kerja dan budaya kerja yang diadakan bagi karyawannya. Tapi hal ini tidak dapat bertahan lama. Dengan berjalannya waktu semua hanya tinggal kenangan. Sebab itu diperlukan tindakan nyata yang konsisten dari sang pemimpin. Keterlibatan sang pe mi mpi n i n i sa ng at me ne nt u ka n keberlangsungan budaya organisasi tersebut. Organisasi harus memiliki kegigihan dan ketekunan serta konsistensi dalam menjalankannya. Sekali suatu budaya terbentuk, praktikpraktik di dalam organisasi bertindak untuk mempertahankannya dengan memberikan kepada para karyawannya seperangkat
38
pengalaman yang serupa. Ada 3 kekuatan yang memainkan peranan yang sangat penting dalam mempertahankan suatu budaya : 1. Praktik seleksi Seleksi bertujuan mengidentifikasikan dan mempekerjakan individuindividu yang mempunyai pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan untuk melakukan pekerjaan dengan sukses dalam organisasi. 2. Tindakan manajemen puncak Tind akan man ajemen puncak mempunyai dampak besar pada budaya organisasi melalui iklim umum dari perilaku yang dapat diterima dan yang tidak (apa yang mereka katakan dan ba g a im an a mer e ka b e rp e ri l ak u bagaimana menegakkan norma-norma akan merembes ke bawah sepanjang organisasi). 3. Metode sosialisasi Metode sosialisasi merupakan proses yang mengadaptasi para karyawan pada budaya organisasi, dianggap tahap yang paling kritis karena berupaya membentuk orang luar menjadi seorang karyawan dalam kedudukan yang baik. Proses seleksi, kriteria evaluasi kinerja, praktek pemberian imbalan, kegiatan pelatihan dan pengembangan karir, dan prosedur promosi memastikan bahwa mereka yang dipekerjakan cocok dalam budaya itu, menghargai mereka yang mendukungnya, dan menghukum (bahkan memecat) mereka yang menentangnya. Terdapat sejumlah langkah yang dapat d i t e m p u h d a l a m me m b e n t u k d a n memelihara budaya organisasi. Langkah awal adalah usaha mengenali, menemukan, menyadari dan menguraikan budaya organisasi yang ada di dalam organisasi. Hal-hal yang ditemukan pada usaha itu adalah norma-norma positif dan norma-norma negatif, atau hal-hal yang hendak dipertahankan atau diperkuat dan hal-hal yang merupakan perselisihan antara apa yang ditemukan dengan budaya organisasi yang dikehendaki. Langkah selanjutnya adalah menetapkan sasaran-sasaran yang jelas dan dapat diukur, mengenai bagaimanakah perselisihan dapat dikurangi dan normanorma positif dipertahankan. Sasaransasaran program, dan sasaran kultural yang
Urgensi Budaya Organisasi Dalam Meningkatkan Strategi Bisnis
GRADUASI Vol. 24 Edisi 2010
ISSN 1410 - 9913
dan bagaimana masing-masing orang di organisasi merasa nyaman, karena tercipta lingkungan yang budaya kerjanya baik serta bagaimana agar suatu budaya kerja organisasi yang baik, tetap dapat dikelola secara baik, dan tidak terjadi pergeseranpergeseran ke arah yang negatif. Budaya Indonesia sangat dipengaruhi oleh figur pimpinan, oleh karena itu pengelolaan budaya kerja di organisasi, harus dimulai dari budaya kerja di unit kerja terkecil di organisasi tersebut. Diperlukan adanya transparansi, dan rensponsibility yang tinggi dari pimpinan. Terkadang diperlukan sikap atau putusan yang memang bertujuan untuk kepentingan organisasi oleh seorang p i mp i n an . Di s i ni p i mp i n a n j u g a menjelaskan, bahwa tugas manajemen adalah mendorong dan memotivasi orang yang dipimpinnya untuk mencapai tujuan organisasi, yang kadang berbeda dengan tujuan seseorang. Dengan komunikasi yang baik, mampu menjelaskan, dan mampu berempati dengan keinginan karyawan, maka hasil-hasil yang negatif semakin berkurang. Hal ini disebabkan, pimpinan berusaha untuk mengkomunikasikan kepada segenap karyawannya, tentang rencana jangka pendek dan jangka panjang organisasi, yang apabila berhasil juga akan berakibat pada kesejahteraan karyawan.
berupa keyakinan, sikap maupun perilaku. Kegiatan itu disusul dengan perencanaan dan penerapan dari tindakan-tindakan yang secara ideal akan mewujudkan perubahan pada empat dimensi, yaitu pada setiap individu, pada anggota tim sekerja, pada pimpinan, dan pada organisasi secara proses, sistem, kebijakan dan struktur. Karena cara bekerja sebuah organisasi harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang terus berubah, maka usaha untuk membentuk budaya organisasi sebaiknya ditinjau sebagai suatu sistem. Timbal balik sebaiknya diperoleh secara berkala guna meninjau kembali kecocokan dari asumsi-asumsi semula dan menyesuaikan tindakan selanjutnya. Setiap manajer harus memikul beban untuk membentuk atau memelihara budaya organisasinya sesuai dengan otoritasnya. Manajer merupakan penerjemah dari budaya organisasi bagi bawahan di unit kerjanya. Manajer wajib memelihara, menguatkan dan mempertimbangkannya dalam setiap ketetapan dan kebijaksanaan organisasi yang berakibat pada empat dimensi, yaitu pada individu, kelompok, pimpinan dan organisasi. E. M A N A J E M E N B A G I B U D A Y A ORGANISASI Secara sederhana budaya organisasi kerap didefinisikan sebagai "Begitulah cara kami bekerja di sini". Secara akademis budaya organisasi bisa kita definisikan sebagai nilai-nilai pokok yang menjadi inti dari falsafah bekerja dalam organisasi, yang membimbing seluruh karyawan dalam bekerja, sehingga organisasi akan mencapai sukses dalam usahanya. Manajer harus memahami budaya organisasi yang dianut dan diyakini saat ini. Perlu keyakinan untuk mempertahankan atau mengubah budaya organisasi tersebut sesuai dengan tujuan organisasi yang ingin dicapai dalam jangka panjang. Manajer harus memahami budaya organisasi yang bisa dipertahankan dan mana yang harus diubah. Budaya organisasi / budaya kerja merupakan hal yang tak terlihat, tapi bisa ditunjukkan dari tata nilai, sikap dan perilaku yang berbeda antara karyawan di organisasi sat u den gan karyawan organisasi lainnya. Bagaimana mendorong agar budaya kerja organisasi ke arah positif,
F. MERUBAH BUDAYA ORGANISASI Budaya organisasi sulit dirubah karena hambatan-hambatan yang bisa diamati seperti : skill (ketrampilan), staff (pegawai), hubungan, peran dan struktur yang sudah berakar yang bekerja sama untuk memperkuat pola-pola budaya tradisional. Stakeholder yang kuat seperti serikat buruh, manajemen, bahkan para pelanggan mungkin mendukung budaya yang sudah eksis. Perubahan budaya organisasi dimungkinkan bila : 1. Budaya lemah - makin luas suatu budaya dianut dan makin tinggi kesepakatan di kalangan anggota mengenai nilainilainya akan semakin sulit mengubah budaya tersebut dan sebaliknya. 2. P e r g a n t i a n k e p e m i m p i n a n kepemimpinan yang baru diharapkan dapat memberikan suatu perangkat alternatif dari nilai-nilai kunci serta lebih mampu dalam menghadapi krisis.
Urgensi Budaya Organisasi Dalam Meningkatkan Strategi Bisnis
39
GRADUASI Vol. 24 Edisi 2010
ISSN 1410 - 9913
3. Organisasi yang muda dan kecil - makin muda dan kecil organisasi makin kurang akar budayanya sehingga lebih mudah untuk mengkomunikasikan nilai-nilainya yang baru. 4. Suatu krisis dramatis - sepert i kemunduran finansial, hilangnya pelanggan utama, terobosan teknologi yang dramatis oleh pesaing yang mampu merangsang perubahan budaya dalam organisasi. Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam mendukung perubahan budaya organisasi: 1. Ciptakan cerita, lambang, dan ritual untuk menggantikan yang sudah berlaku. 2. Pilih, promosikan, dan topang karyawan yang mendukung nilai-nilai baru yang dicari. 3. Buatlah orang-orang manajemen puncak menjadi model peran yang positif. 4. Ub a h l ah si st e m i mb a l an u nt u k mendorong penerimaan atas seperangkat nilai yang baru. 5. Rancang ulang proses sosialisasi untuk digandeng dengan nilai-nilai yang baru. 6. Manajer harus memahami budaya organisasi yang dianut dan diyakini saat ini, perlu keyakinan untuk mempertahankan atau mengubah budaya organisasi tersebut sesuai dengan tujuan organisasi yang ingin dicapai dalam jangka panjang. G. PERAN BUDAYA ORGANISASI BAGI TERBENTUKNYA STRATEGI BISNIS. Budaya organisasi mempunyai peran dan fungsi bagi terbentuknya stategi bisnis organisasi. Peran dan fungsi budaya organisasi dapat dijelaskan berikut di bawah ini . 1. Fungsi Budaya Organisasi : a. Membedakan organisasi yang satu dengan lainnya. b. Dapat menyampaikan identitas atau ciri sikap dan perilaku pegawai dari suatu organisasi. c. Membangkitkan komitmen bersama terhadap perkembangan organisasi. d. S e b a g a i p e r e k a t d a n r a s a kebersamaan antar pegawai. e. Mengembangkan sikap dan perilaku pegawai. 2. Peran Budaya Kerja :
40
a. Pedoman baku sikap dan perilaku pegawai. b. Pengikat keutuhan organisasi. c. Kebanggaan pegawai. d. Kesinambungan jiwa organisasi dalam alih organisasi. e. Konfidensi dalam pengambilan keputusan karena konsisten. f. Konsistensi dalam strategi. g. Penyempurnaan terus menerus. Menurut penelitian pakar Harvard Business School Prof. Dr. John Kottler dan Prof. Dr. James Heskett, ternyata terdapat korelasi positif antara penerapan budaya kerja di organisasi dengan strategi dan prestasi bisnis yang dicapai oleh organisasi dalam jangka waktu yang cukup panjang. Hal ini menunjukkan bahwa budaya organisasi memiliki peranan penting dalam membangun strategi, prestasi dan produktifitas kerja para pegawai sehingga mengarahkan organisasi kepada keberhasilan. Lebih lanjut menurut Djokosantoso, terdapat 4 aspek yang membentuk budaya korporat. Adapun keseluruhan aspek-aspek yang membentuk budaya korporat tersebut adalah sebagai berikut : a. Aspek Integritas yang mencakup perilaku-perilaku yang tercermin seperti bertakwa, penuh dedikasi, jujur, selalu menjaga kehormatan dan nama baik, serta taat pada Kode Etik dan Peraturan yang berlaku. Faktor ini lebih bersifat moral atau etika dibandingkan dengan faktor lain budaya korporat. b. Aspek Profesionalisme yang mencakup perilaku-perilaku yang tercermin seperti bertangung jawab, efektif, efesien, disiplin dan berorientasi ke masa depan dalam mengantisipasi perkembangan, tantangan dan kesempatan. c. Aspek Keteladanan, yang mencakup perilaku-perilaku yang tercermin seperti memberikan panutan yang konsisten, bertindak adil, bersikap tegas, dan berjiwa besar. d. Aspek Penghargaan Pada Sumber Daya Manusia, yang mencakup perilakuperilaku yang tercermin seperti me rekrut , me nge mbang kan da n memp ert a ha nka n Su mbe r Da ya Manusia (SDM) yang berkualitas, sekaligus memperlakukan pegawai berdasarkan kepercayaan,
Urgensi Budaya Organisasi Dalam Meningkatkan Strategi Bisnis
ISSN 1410 - 9913
GRADUASI Vol. 24 Edisi 2010
Selanjutnya, menurut McKinsey, ada tujuh variabel berpengaruh terhadap kesuksesan suatu organisasi yang terangkum dalam 7-S McKinsey seperti terlihat pada gambar berikut di bawah ini.
keterbukaan, keadilan dan saling menghargai, mengembangkan sikap kerja sama dan kemitraan, serta memberikan penghargaan berdasarkan hasil kerja yang dilakukan oleh individu maupun yang dilakukan oleh kelompok.
Gambar 1. Skema Hubungan Antara Budaya Organisasi Dengan Kinerja Organisasi
Dari gambar tersebut dijelaskan bahwa b u da ya o rg an i sas i (s ha re v al ue ) , kemampuan (skills), sistem (systems), gaya kepemimpinan (styles), pegawai (staffs) merupakan perangkat lunak organisasi (software of organization) sedangkan strategi (strategy) dan struktur (structure) merupakan perangkat keras organisasi (hardware organization). Dalam kaitannya dengan strategi, budaya organisasi adalah seperangkat nilai-nilai yang harus dijalani agar strategi organisasi dapat tercapai. Strategi yang akan dicapai ini menyangkut tentang rencana yang akan dilakukan dan melihat apa yang akan terjadi dalam dunia persaingan. Banyak strategi yang telah ditetapkan tidak dapat dicapai oleh karena organisasi tidak mempunyai budaya kerja yang baik. Budaya organisasi dibangun dari nilai dan keyakinan personal yang mempengaruhi perilaku pegawai. Pegawai yang sudah memahami keseluruhan nilainilai organisasi akan menjadikan nilai-nilai tersebut sebagai suatu perilaku untuk meningkatkan kinerja individual, serta
selanjutnya akan mempengaruhi perangkat keras organisasi. Pada akhirnya budaya organisasi yang kuat akan membantu kinerja organisasi karena memberikan struktur dan kontrol yang dibutuhkan tanpa harus bersandar pada birokrasi formal yang kaku dan yang dapat menekan tumbuhnya motivasi dan inovasi. KESIMPULAN Budaya organisasi yang tumbuh dan dikembangkan secara kuat akan memiliki dampak terhadap usaha-usaha meningkatkan produktivitas. Hal ini bisa terjadi karena anggota organisasi sendiri merasa terikat kedalam organisasi yang berusaha sekuatnya untuk menyelesaikan tugas yan dibebankan padanya sebagai akibat persepsinya yang berkaitan dengan tugas dan organisasi yang kuat dapat mempengaruhi persepsi seorang karyawan ke dalam tindakannya, ini berarti budaya organisasi dapat mengarahkan bagaimana tingkah laku karyawan dalam menjalankan tugasnya sehari-hari dan dapat menumbuhkan motivasi kreativitasnya.
Urgensi Budaya Organisasi Dalam Meningkatkan Strategi Bisnis
41
ISSN 1410 - 9913
GRADUASI Vol. 24 Edisi 2010
Budaya organisasi secara sistematis menuntun para karyawan untuk meningkatkan komitmen kerjanya bagi perusahaan. Dengan membakukan budaya organisasi sebagai suatu acuan bagi ketentuan/peraturan yang berlaku, maka para pemimpin dan karyawan secara tidak langsung akan terikat sehingga dapat membentuk sikap dan perilaku sesuai dengan visi dan misi serta strategi perusahaan.
Hanya perusahaan-perusahaan dengan budaya organisasi yang efektif yang dapat menciptakan peningkatan produktivitas, meningkatkan rasa ikut memiliki dari karyawan, dan pada akhirnya meningkatkan keuntungan perusahaan.
REFERENSI Dharmmesta, Basu Swastha dan Sukotjo, Ibnu, Pengantar Bisnis Modern, Yogyakarta : Liberty Yogyakarta, 1997. Gary Dessler, Manajemen Sumber Daya Manusia (Human Resources Manajement 7e), Edisi bahasa Indonesia, Jilid 1, PT. Prenhallindo, Jakarta, 1997. Handoko, T.Hani, Manajemen, Jogjakarta : BPFE, 1998 http://sdmatr.wordpress.com/2008/03/20/produktivitas-budaya-organisasi-dan-peran-ceo/ http://strategimanajemen.net/2010/02/08/melejitkan-kinerja-bisnis-dengan-formula-7s/ http://herrudamarjati.blogspot.com/2010/04/it-strategic-memahami-konsep-7-s.html surjadi.files.wordpress.com/2010/02/pola-pikir-pns-stlh-diperbaharui.docx repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16218/4/Chapter%20I.pdf Kaplan, David dan Manners, Albert A, Teori Budaya (the Theory of Culture), Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1999. Kottler, John P and Heskett,James L, Dampak Budaya Perusahaan Terhadap Kinerja (Corporate Culture and Performance), Jakarta : Prenhallindo, 1997. Moeljono Djokosantoso, Budaya Korporat dan Keunggulan Korporasi, Elex Media Komputindo, Jakarta, 2006 Patricia Buhler, Alpha Teach Yourself Management Skills Dalam 24 Jam, Terjemaham Bahasa Indonesia, Prenada Jakarta, 2004 Reksohadiprodjo, Sukanto dan Handoko, T.Hani, Organisasi Perusahaan, Yogyakarta : BPFE, 2000. Robert Kreitner dan Angelo Kinicki, Perilaku Organisasi (Organizational Behavior 5th Edition), Salemba Empat, 2005 Stephen P. Robbins, Perilaku Organisasi Konsep Kontroversi Aplikasi, Jilid 2, Edisi Bahasa Indonesia, Jakarta, PT Prenhallindo, 2002.
42
Urgensi Budaya Organisasi Dalam Meningkatkan Strategi Bisnis