1
STRATEGI PROMOSI AGRO OUTLET PASAR INDUK KRAMAT JATI JAKARTA
Oleh ZAKEUS RUMPEDAI H24077038
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
2
STRATEGI PROMOSI AGRO OUTLET PASAR INDUK KRAMAT JATI JAKARTA
Oleh ZAKEUS RUMPEDAI H24077038
SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
3
Judul Skripsi Nama
: Strategi Promosi Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati Jakarta : Zakeus Rumpedai
NIM
: H24077038
Disetujui oleh Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
Ir. Mimin Aminah, MM NIP 19660907 199103 2 002
Deddy Cahyadi Sutarman, STP, MM NIP 1979100 720091 0 001
Diketahui oleh Ketua Departemen
Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc. NIP 1961012 319860 1 002
Tanggal Lulus :
4
ABSTRACT ZAKEUS RUMPEDAI H24077038. Promotion Strategies Agro Market Outlet Kramat Jati Jakarta. Guided by : MIMIN AMINAH and DEDDY CAHYADY SUTARMAN. Kramat Jati market is the largest market and the largest in Indonesia and Southeast Asia. Market occupies an area of 14.7 hectares located on Jalan Raya Bogor, East Jakarta. As fruit and vegetable wholesale market in order as the central fruit and vegetable market to other markets in Jakarta. To support the operation of PD Pasar Jaya would require building support facilities as well as facilities Agro Outlet as an information center devoted to the areas of food sources. The purpose of this study are; analyze forms of promotional activities undertaken by the Agro Outlet, analyze what factors are overlooked in promotional activities for Agro Outlet, formulate any alternative promotional strategies that should be applied to Agro Outlet. The primary data obtained through interviews, direct observation (Observation) and the distribution of questionnaires directly to the relevant parties. The questions posed to the relevant parties adapted to the scope and programs undertaken so far. Problems faced so complex that research requires the right decision. This study uses Analytical Hierarchy Process (AHP) as a method of decision-making by experts in question are those who are experts in their field. Preparation of promotional mix strategies structures obtained through input among others; Jakarta Provincial Secretary, Commission of the economy Regional Representatives Council (Parliament) of Jakarta Regional Development Planning Agency (BAPPEDA) Jakarta Agro Outlet business management, Management Specialist / Agribusiness. Secondary data from various sources according to the research topic. Secondary data furnished by literature from a variety of sources; books, seminar and workshop proceedings, Journals, Central Bureau of Statistics, the data related to agricultural services, as well as the results of previous studies. Tracing the various secondary data is intended for information and basic theory related to the study investigators research topics are discussed. The method of data analysis using the Analytic Hierarchy Process using Expert Choice relief version 10 and Microsoft Excel. Expert Choice is a Software that is used in determining the choices in decision making with multi-criteria decision-making methodology based on that developed by Saaty. PHA used alternative selection method to capture the rational perception because PHA is capable of converting intangible factors (not measured) into the ordinary rules so that can be compared. Manager form of promotion done Agro Outlet, namely product, price, place, promotion, human resources, process, physical evidence, productivity and quality. Promotional activities that have been carried out such as advertising, sales promotion, public relations, personal selling and direct marketing. Recommended alternative promotional strategies appropriate priorities include: 1). Took part in promotional activities at the national level in the form of agricultural fairs, seminars and talk shows with a weight (0.396). 2). Designing promotional programs that vary according to the excellence and value of utilizing Agro Outlet (.316). Keywords: promotion, Agro Outlet, PIKJ
5
RINGKASAN ZAKEUS RUMPEDAI H24077038. Strategi promosi Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati Jakarta. Dibimbing oleh MIMIN AMINAH dan DEDDY CAHYADY SUTARMAN. Pasar Induk Kramat Jati merupakan pasar terbesar dan terluas di Indonesia dan Asia Tenggara. Pasar yang menempati areal seluas 14,7 Ha terletak di Jalan Raya Bogor, Jakarta Timur. Sebagai pasar induk sayur dan buah dengan tujuan sebagai pusat pasar sayur dan buah bagi pasar-pasar lainnya di Jakarta. Untuk mendukung operasional PD Pasar Jaya maka diperlukan fasilitas pendukung bangunan serta fasilitas Agro Outlet sebagai pusat informasi yang dikhususkan bagi daerah-daerah sumber pangan. Tujuan penelitian ini antara lain ; menganalisis bentuk kegiatan promosi yang dijalankan oleh Agro Outlet, menganalisis faktor-faktor apa saja yang dipentingkan dalam kegiatan promosi bagi Agro Outlet, merumuskan alternatif strategi promosi apa yang sebaiknya diterapkan untuk Agro Outlet. Data primer diperoleh melalui wawancara, pengamatan langsung (Observasi) dan penyebaran kuisioner langsung dengan pihak terkait. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada pihak-pihak terkait disesuaikan dengan ruang lingkup dan program yang dikerjakan selama ini. Permasalahan yang dihadapi sangat kompleks sehingga penelitian ini membutuhkan keputusan yang tepat. Penelitian ini menggunakan metode Proses Hirarki Analitik (PHA) sebagai metode pengambilan keputusan oleh para ahli yang dimaksud adalah mereka yang pakar dibidangnya. Penyusunan struktur strategi bauran promosi diperoleh melalui masukan antara lain; Sekretaris Daerah DKI Jakarta, Komisi perekonomian DPRD DKI Jakarta, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) DKI Jakarta, Pengelola manajemen Agro Outlet, Pakar Manajemen/Agribisnis. Data sekunder diperoleh dari berbagai sumber sesuai dengan topik penelitian. Data-data sekunder dilengkapi dengan melakukan studi pustaka dari berbagai sumber ; buku-buku, prosiding hasil seminar dan lokakarya, Jurnal, data Badan Pusat Statistik, data dinas pertanian yang terkait, serta berbagai hasil penelitian terdahulu. Menelusuri berbagai data sekunder ini dimaksud untuk mendapatkan informasi serta landasan teori yang berhubungan dengan kajian topik penelitian yang dibahas peneliti. Metode analisis data menggunakan Proses Hierarki Analitik dengan menggunakan bantuan Expert Choice versi 10 dan Microsoft Excel. Expert Choice merupakan Sofware yang digunakan dalam menentukan pilihan-pilihan dalam pengambilan keputusan dengan multikriteria berdasarkan metodologi pengambilan keputusan yang dikembangkan oleh Saaty. Metode PHA digunakan pemilihan alternatif dengan menangkap secara rasional persepsi orang karena PHA mampu mengkonversi faktor-faktor intangible (yang tidak terukur) kedalam aturan yang biasa sehinga dapat dibandingkan. Bentuk promosi yang dilakukan pengelola Agro Outlet, yaitu produk, harga, tempat, promosi, sumber daya manusia, proses, bukti fisik, produktifitas dan kualitas. Kegiatan promosi yang telah dilakukan antara lain periklanan, promosi penjualan, hubungan masyarakat, penjualan perseorangan dan pemasaran langsung. Alternatif strategi promosi yang direkomendasikan sesuai skala prioritas antara lain ; 1). Ikut andil dalam kegiatan-kegiatan promosi pertanian tingkat nasional dalam bentuk pameran, seminar maupun talk show dengan bobot (0,396). 2). Merancang program-program promosi yang bervariasi sesuai dengan keunggulan dan nilai pemanfaatan Agro Outlet (0,316). Kata kunci : Promosi, Agro Outlet, PIKJ
6
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi Strategi promosi Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati Jakarta adalah karya saya sendiri dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi lain. Sumber informasi yang berasal dan dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka dibagian akhir penulisan skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Februari 2013.
Zakeus Rumpedai NIM H24077038
7
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Kampung Korombobi, wilayah terpencil diselatan Kepulauan Yapen Distrik Yapen Timur Kabupaten Kepulauan Yapen Tanah Papua, tepat pada tanggal 13 Juni 1981. Penulis merupakan anak keempat dari tujuh bersaudara pasangan Permenas Rumpedai dan Yuliana Woriassy. Penulis menyelesaikan pendidikan di SD Yayasan Pendidikan Kristen (YPK) Korombobi pada tahun 1994. Tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di SLTP Negeri 1 Dawai Distrik Yapen Timur dan lulus pada tahun 1997. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan ke SMK Negeri 1 Pertanian di Kabupaten Nabire Papua pada tahun 1997. Tahun 1999 saat dikelas dua penulis mendapatkan kesempatan magang dari Dikmenjur tingkat 1 Provinsi Papua ke Pusat Pengembangan Penataran Guru Pertanian (P3G) Cianjur Jawa Barat. Penulis melanjutkan pendidikan kelas tiga di SMK Negeri 3 Pertanian Cianjur dan di nyatakan lulus pada tahun 2000. Tahun 2000 penulis melanjutkan pendidikan Diploma III pada Bidang Studi Teknisi Usaha Ternak Unggas (TUTU) Program Studi Teknisi Peternakan Fakultas Peternakan melalui undangan seleksi masuk Institut Pertanian Bogor. Tahun 2007 penulis melanjutkan pendidikan ke Program Studi Sarjana Ahli Jenis Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. Selama mengikuti pendidikan, penulis aktif sebagai Sekretaris Eksekutif Yayasan Karya Kasih Darmaga dan bekerja sebagai tenaga Supervisi pada PT Nandhita Graha Tata. Penulis aktif dalam berbagai kegiatan organisasi sebagai Ketua umum Ikatan Mahasiswa Papua (IMAPA) wilayah Bogor periode 20072011. Penulis sebagai Koordinator umum Koalisi Mahasiswa Papua Bersatu (KMPB) untuk gerakan pemberantasan korupsi. Penulis aktif sebagai Pengurus Pusat pada Departemen Penataan Organisasi Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) periode 2008-2010. Sekretaris Eksekutif Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) Daerah Kabupaten dan Kota Bogor periode 2009-2013.
8
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah memberikan perlindungan dan menjadi sandaran motivasi penulis, sehingga proses pendidikan penulis telah berjalan dengan baik walaupun banyak tantangan dan cobaan yang datang silih berganti. Proses penulisan skrpisi yang berjudul “Strategi Promosi Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati Jakarta” adalah pertanda penulis telah melewati proses pendidikan. Penulisan skripsi sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. Dalam penyususnan skripsi ini, tercatat banyak pihak yang membantu secara moril dan materil. Karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada : 1. Kedua orang tua penulis yang telah banyak memberikan curahan kasih sayang, dukungan doa serta menunggu kabar kapan anaknya lulus kuliah dan semua keluarga di Tanah Papua Kel Bpk. Jepta R, Arthus R, Marthinus W, Ledrik R, Hanas R, Wempy R, Didimus R, S. Warmetan serta keponakankeponakan yang selalu menanyakan keberadaan penulis. 2. Ir. Mimin Aminah, MM sebagai dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, saran dan arahan kepada penulis. 3. Deddy Cahyadi Sutarman, STP, MM sebagai dosen pembimbing yang begitu banyak waktu yang tersedia bagi penulis untuk bimbingan, dan memberikan motivasi sehingga proses penulisan skripsi secara bertahap hingga selesai dan Lindawati Kartika, SE, M.Si atas kesediaan meluangkan waktu mengoreksi dan bersedia sebagai dosen penguji. 4. Bapak Wawan Ridwan beserta staf pegawai Dinas Kelautan dan Pertanian DKI Jakarta, Bapak Achmad Chudhori beserta staf pegawai SEKDA DKI Jakarta, Ibu Tezza Nur Gina Rashika staf BAPPEDA DKI Jakarta yang telah bersedia sebagai nara sumber dan memberikan informasi data-data yang diperlukan. 5. Bapak H.T. Suminto, Bapak Sugiono dan Bapak Trisuseno beserta seluruh staf karyawan Pasar Induk Kramat Jati yang telah meluangkan waktu dan
9
tenaga untuk memberikan data, informasi serta sebagai nara sumber pada penelitian ini. 6. Seluruh staf pengajar dan pegawai program Sarjana Ahli Jenis Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. 7. Seluruh sponsorship selama penulis mengikuti pendidikan terkhusus kepada Laksda (Purn) Freddy Numberi, Drs. SP. Morin, PT BP Indonesia, PT Freeport Indonesia, Yayasan Binterbusih, Pemda Kabupaten Keerom serta Pemda Kabupaten Kepulauan Yapen dan Pemda Provinsi Papua yang telah mensponsori kegiatan penelitian. 8. Sebagai sandaran motivasi penulis Bapak Drs. Theophilus Waimuri, Kel Prof. Dr. Ir. Bungaran Saragih, M.Ec, Kel. Ir. Frans BM. Dabukke, M.Si, Kel. Prof. Dr. Ir. Rudy C. Tarumingkeng, MF, Kel. dr. Bona Simanungkalit, Kel. Jonni Jonathan Numberi, ST, MT dan Kel. Bapak Musyadi. 9. Rekan-rekan
diskusi di IMAPA Bogor, Rekan-rekan Yayasan Kekal
Indonesia, KNPI Bogor, Rekan-rekan media, aktivis Sejabodetabek yang slalu sebagai teman diskusi dan telah membantu penulis dalam kegiatan-kegiatan advokasi. 10. Sahabat-sahabat diskusi Yusuf Machrum, Sabar P. Simbolon, Natalis Kolop dan kang Agung Nugraha yang telah bersama penulis sama-sama berjuang menyelesaikan penulisan skripsi, Achel dan Saida yang telah bersedia mengoreksi dan memberikan komentar terhadap draf skripsi serta tak lupa adik Himna tersayang yang telah mendukung semua tugas dan aktifitas penulis. Dalam penulisan skripsi ini, penulis yakin masih terdapat kesalahan dan kekurangan baik dalam pembahasan, interpretasi. Untuk itu, penulis mohon saran dan kritik sebagai perbaikan penyempurnaan. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat. Bogor, Februari 2013 Penulis
10
DAFTAR ISI Halaman LEMBAR PENGESAHAN ...........................................................................
i
RINGKASAN .................................................................................................
ii
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ iii PRAKATA ....................................................................................................
iv
DAFTAR ISI .................................................................................................
vi
DAFTAR TABEL ........................................................................................
ix
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................
ix
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................
ix
I.
II.
PENDAHULUAN ............................................................................
1
1.1. Latar Belakang ............................................................................. 1.2. Perumusan Masalah ..................................................................... 1.3. Tujuan Penelitian ......................................................................... 1.4. Manfaat Penelitian ....................................................................... 1.5. Batasan Penelitian ........................................................................
1 4 4 4 5
TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................
6
2.1.Definisi Agribisnis ......................................................................... 2.1.1 Sistem Agribisnis ……………………….............................. 2.1.2 Terminal Agribisnis ……………………………………........ 2.1.3 Gambaran Umum Terminal Agribisnis …………………….. 2.2. Pasar ............................................................................................. 2.2.1 Pasar Tradisional ……………….......................................... 2.2.2 Pasar Modern ………………………………………………. 2.2.3 Pasar Menurut Jenis barang ….............................................. 2.3. Operasional PD Pasar Jaya dan Pasar Induk Kramat Jati ............ 2.3.1 Operasional PD Pasar Jaya ................................................. 2.3.2 Operasional Pasar Induk Kramat Jati .................................. 2.4. Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati ........................................... 2.4.1 Sebagai Fungsi Informasi bagi Pemasok ………………..... 2.4.2 Sebagai Fungsi Informasi bagi Pedagang ………………….. 2.5. Definisi Pemasaran ...................................................................... 2.6. Manajemen Strategis …………………………………………..... 2.6.1 Perumusan Strategis ………………………………………. 2.6.2 Implementasi Strategis ……………………………………. 2.6.3 Evaluasi Strategis …………………………………………. 2.7. Konsep Bauran Pemasaran .......................................................... 2.7.1 Produk (Product) ............................................................... 2.7.2 Harga (Price) ……………………………………………….. 2.7.3 Tempat (Place) ................................................................... 2.7.4 Promosi (Promotion) .........................................................
6 6 7 8 10 12 12 12 12 13 14 14 15 15 16 17 18 19 19 20 20 20 21 21
11
2.7.5 Sumber daya manusia (People) ........................................... 2.7.6 Proses (Process) ................................................................. 2.7.7 Bukti fisik (Phisical Evidence) ........................................... 2.7.8 Produktivitas dan Kualitas (Productivity and Quality) ...... 2.8. Konsep Promosi ........................................................................... 2.8.1 Fungsi Promosi .................................................................. 2.8.2 Tujuan Promosi .................................................................. 2.8.3 Anggaran Promosi ............................................................. 2.9. Bauran Promosi ………………………………………………....... 2.9.1 Periklanan …………………………………………………. 2.9.2 Promosi penjualan …………………………………………. 2.9.3 Hubungan masyarakat ……………………………………... 2.9.4 Penjualan perseorangan …………………………………… 2.10. Konsep Segmentasi, Targeting dan Positioning ....................... 2.10.1 Segmentasi ....................................................................... 2.10.2 Targeting .......................................................................... 2.10.3 Positioning ....................................................................... 2.11. Metode Proses Hierarki Analitik (PHA) .................................... 2.12. Penelitian Terdahulu .................................................................. III.
IV.
21 22 22 22 23 23 24 25 26 26 26 27 27 28 28 30 31 32 33
METODE PENELITIAN ................................................................... 36 3.1. Kerangka Pemikiran .................................................................... 3.2. Waktu dan Lokasi Penelitian ....................................................... 3.3. Sumber dan Metode Pengambilan Data ...................................... 3.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data ........................................ 3.4.1 Prinsip kerja Proses Hierarki Analitik (PHA) .................... 3.4.2 Langkah-Langkah Proses Hierarki Analitik (PHA) ............ 3.4.3 Keuntungan Proses Hierarki Analitik (PHA) ......................
36 38 38 39 42 43 48
HASIL DAN PEMBAHASAN .........................................................
49
4.1. Gambaran Umum Agro Outlet PKJ ............................................. 4.1.1 Letak Lokasi Agro Outlet PKJ ........................................... 4.1.2 Visi Misi Agro Outlet PIKJ ............................................... 4.1.3 Struktur Organisasi Agro Outlet PIKJ ............................... 4.2. Analisis Strategi Bauran Pemasaran ............................................ 4.2.1 Produk (Product) ............................................................... 4.2.2 Harga (Price) ………………………………………………. 4.2.3 Tempat (Place) ................................................................... 4.2.4 Promosi (Promotion) ......................................................... 4.2.5 Sumber daya manusia (People) ......................................... 4.2.6 Proses (Process) ................................................................. 4.2.7 Bukti fisik (Phisical Evidence) ........................................... 4.2.8 Produktivitas dan Kualitas (Productivity and Quality) ...... 4.3. Analisis Kegiatan Promosi Agro Outlet PIKJ .............................. 4.3.1 Analisis Periklanan ............................................................ 4.3.2 Analisis Promosi Penjualan ............................................... 4.3.3 Analisis Hubungan Masyarakat ……………………………
49 50 51 52 52 53 56 57 57 58 59 59 60 60 61 61 62
12
4.3.4 Analisis Penjualan Pribadi .................................................. 4.3.5 Analisis Pemasan Langsung ............................................... 4.4. Analisis Segmentasi, Targeting dan Positioning .......................... 4.4.1 Segmentasi ......................................................................... 4.4.2 Targeting ............................................................................ 4.4.3 Positioning ......................................................................... 4.5. Analisis Pengambilan Keputusan Menggunakan PHA ................ 4.5.1 Faktor penyusun strategi promosi Agro Outlet PIKJ ......... 4.5.2 Aktor berpengaruh dalam pemilihan strategi promosi Agro Outlet PIKJ............................................................................. 4.5.3 Tujuan strategi promosi Agro Outlet PIKJ ………………... 4.5.4 Alternatif strategi promosi Agro Outlet PIKJ..................... 4.5.5 Analisis pemilihan strategi promosi Agro Outlet PIKJ……
62 62 63 63 64 64 64 65
4.5.6 Analisis Pemilihan Alternatif Strategi Promosi ................. 1. Analisis Hasil Pengolahan Horizontal ........................... 2. Analisis Hasil Pengolahan Vertikal .............................. 4.6. Implikasi Manajerial .....................................................................
72 72 83 89
KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................
91
1. Kesimpulan .................................................................................... 2. Saran .............................................................................................
91 92
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................
93
LAMPIRAN ......................................................................................
96
66 67 69 69
13
DAFTAR TABEL No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Halaman Estimasi pengunjung PIKJ…………………................................. Nilai skala banding berpasangan ................................................... Matriks pendapat individu ............................................................ Matriks pendapat gabungan .......................................................... Indeks Acak .................................................................................. Harga stand Agro Outlet PIKJ ……………................................. Ukuran Agro Outlet PIKJ …………………................................. Bobot dan prioritas faktor penyusun strategi promosi pengembangan Agro Outlet PIKJ …………................................. Unsur aktor dalam strategi promosi Agro Outlet PIKJ ……..…… Unsur tujuan dalam strategi promosi Agro Outlet PIKJ ............... Bobot dan prioritas (Unsur Alternatif strategi promosi Agro Outlet PIKJ …................................................................................. Susunan bobot dan prioritas aktor yang berkepentingan dalam strategi promosi Agro Outlet PIKJ ………………………………. Susunan bobot dan prioritas tujuan yang berkepentingan dalam strategi promosi Agro Outlet PIKJ ................................................. Bobot dan prioritas alternatif yang direkomendasikan dalam penentuan keputusan strategi promosi …………………………
2 44 45 45 49 57 57 74 76 80 82 84 85 87
. DAFTAR GAMBAR No 1 2 3 4 5
Halaman Alur kerangka pemikiran penelitian .............................................. Contoh model struktur Proses Hirarki Analitik ………………..... Letak lokasi Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati …………….... Struktur organisasi Agro Outlet Pasar Induk Kramat …………… Struktur hirarki pemilihan strategi promosi Agro Outlet ………...
37 41 51 52 70
DAFTAR LAMPIRAN No 1 2 3
Halaman Kuisioner penelitian PHA Pada Agro Outlet PIKJ …………….... Daftar pertanyaan wawancara mendalam ……………………...... Hasil pengolahan data dengan Expert Choice dan MS. Excell …..
96 109 110
14
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terluas dikawasan Asia Tenggara. Sebagai
negara
berpotensi,
Indonesia
memiliki
sumberdaya
alam
beranekaragam terbesar ketiga di dunia setelah negara Brasil dan Zaire (Behleer, B. 2006). Indonesia diramalkan mampu untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri. Sebagai faktor penentu kemajuan Indonesia dibandingkan negara-negara dikawasan Asia Tenggara. Faktor jumlah penduduk sebanyak 245 juta jiwa (BPS 2010), diproyeksikan Indonesia masuk lima besar perekonomian dunia dengan PDB sebesar U$$ 9,3 triliun pada tahun 2030. Pemicunya adalah perdagangan di pasar-pasar negara berkembang, industrialisasi yang pesat, suplai tenaga kerja murah, urbanisasi dan meningkatnya masyarakat kelas menengah, serta pertumbuhan ekonomi yang tinggi, rata-rata 5,2 persen di Asia dalam dua dekade mendatang. Ramalan ini berimplikasi pada permintaan domestik yang besar dan tersedianya
tenaga
kerja
dalam
jumlah
besar.
(Sumber:http://ngobrolpanas.blogspot.com/2012/12/inilah-5-negara-penguasaekonomi-dunia-tahun-2030.html.2012) Bidang pertanian merupakan sektor andalan dalam penerimaan Negara. Pertanian menjadi satu sektor yang dapat memberikan kontribusi sangat besar karena pertanian adalah sektor yang bersentuhan langsung dengan kehidupan mayoritas publik masyarakat Indonesia. Hal ini lazim bagi Negara berkembang yang memiliki potensi sumberdaya alam melimpah serta sumber daya tenaga kerja murah. Indonesia dengan potensi alam dan jumlah penduduk terbanyak ke 4 dunia patut diperhitungkan oleh negara-negara dikawasan Asia bahkan dunia karena secara langsung Indonesia mampu mempengaruhi pasar dunia. Peran semua pihak dalam menentukan keberhasilan pembangunan pertanian sangat penting karena melibatkan kerjasama berbagai pihak pada semua tahapan kegiatan bisnis. Pasar Induk Kramat Jati masih sebagai daerah tujuan pemasaran terbesar produk pertanian yang mencakup wilayah Jawa, Sumatera, Kalimantan, Bali, NTB dan produk import. Terlihat dari jenis komoditi sayur-sayuran dan buah-
15
buahan yang dipasok dari pulau Jawa, pulau Sumatera dan sebagian pulau Kalimantan serta impor dalam memenuhi permintaan yang tiap saat mengalami peningkatan. Data menunjukkan bahwa rata-rata permintaan tiap hari di PIKJ untuk sayur sebanyak 1.100 – 1.230 ton dan buah-buahan 550 – 700 ton. Estimasi pengunjung PIKJ tahun 2011 selama 24 jam yang terdiri dari pekerja formal dan informal dapat dilihat pada Tabel 1 dibawah ini (PD Pasar Jaya, 2012). Tabel 1. Estimasi pengunjung Pasar Induk Kramat Jati/hari dengan rincian No Uraian Jumlah Satuan 1 Karyawan Pasar Induk = 50 Orang 2 Pedagang* = 2,020 Orang 3 Pembantu Pedagang = 4,040 Orang 4 Pengunjung/Pembelanja = 10,347 Orang 5 Badan Pekerja Bongkar/Muat = 1,500 Orang 6 Koperasi Pedagang Pasar = 40 Orang 7 Koperasi Angkutan Barang dan Industri = 167 Orang 8 PT Saguaro (outsorsing) keamanan = 65 Orang 9 PT Puncak Galunggung = 94 Orang 10 PT CPL (outsorsing)** = 106 Orang 11 Anggota Polisi = 11 Orang 12 Karyawan Bank = 115 Orang 13 PT Kramat Jati Abadi = 68 Orang 14 Lain-lain*** = 164 Orang Jumlah = 18,785 Orang *) Jumlah pedagang sebanyak 2,020 berdasarkan kepemilikan tempat usaha. **) Jumlah personel kebersihan (PT CPL) berdasarkan data bulan Nop 2011 ***) Pekerja non formal yang beraktivitas di Pasar Induk secara tidak tetap
Sumber : PD Pasar Jaya, 2012. Harga bahan baku komoditas sayur dan buah di PIKJ, selama ini ditentukan bersama oleh pedagang dan pemasok. Walaupun dalam implementasinya dominan dipengaruhi oleh para pedagang di PIKJ, proses transaksi yang terjadi belum bisa diakses penuh dan dilakukan secara terbuka oleh petani produsen.
Hal ini disebabkan oleh minimnya transparansi
informasi harga pada tingkat pedagang dalam upaya monopoli untuk memperoleh keuntungan yang maksimal. Kecenderungan mafia perdagangan dapat mengakibatkan timbulnya resiko permintaan jenis komoditi sayur dan buah. Selain itu dapat menyulitkan petani produsen dalam mengakses harga.
16
Pengembangan agribisnis hulu dan hilir bertujuan untuk meningkatkan ketahanan pangan yang efektif, efisien, sinergi dan saling menguntungkan pihak-pihak yang berkepentingan terutama daerah dan pemerintah DKI Jakarta. Demi memperpendek mata rantai distribusi pangan, maka kehadiran agro outlet selain sebagai pusat informasi harga komoditas dan sistem perdagangan juga untuk keefektifan mata rantai perdagangan yang selama ini menjadi kendala bahkan sebagai masalah krusial ketika aktifitas permintaan meningkat terutama pada hari raya yang menuntut adanya kestabilan harga komoditas dipasar. Upaya yang dilakukan pemerintah DKI Jakata untuk mengatasi persoalan ketersediaan pangan yaitu menyikapi dengan adanya langkah startegis dalam mengoptimalkan pelayanan pemenuhan pangan. Dalam pelayanan tersebut, pemerintah DKI Jakarta membangun kerjasama dengan berbagai mitra yang diharapkan berdampak positif. Berbagai pihak yang dilibatkan untuk menjawab permintaan pangan diharapkan sebagai mitra strategis yang juga ikut mensukseskan permintaan kebutuhan pangan yang tersedia secara kontinyu. Dalam meningkatkan kerjasama bidang pertanian, pemerintah DKI Jakarta merumuskan langkah solusi dalam penanganan kebutuhan komoditas pertanian. Sehingga pada forum Mitra Praja Utama (MPU) yang dihadiri Gubernur Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Lampung dan Nusa Tenggara Barat. Hasil kesepakatan bahwa pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyediakan counter/stand sebagai tempat informasi produk komoditas unggulan daerah atau distribusi bahan pangan asal daerah yang selama ini sebagai sumber komoditas pangan (Sumber : Dinas Kelautan dan Pertanian Pemda DKI Jakarta, 2012). Hasil tersebut, kemudian ditindaklanjuti oleh Sekretaris Daerah DKI Jakarta yang bertindak sebagai Gubernur DKI Jakarta dengan mengirimkan surat kepada Direktur PD. Pasar Jaya dalam hal penyediaan counter/stand agro outlet di PIKJ. Pembangunan berhasil dilakukan sebanyak 29 counter agro outlet yang siap digunakan pada Desember 2004. Agro outlet di Pasar Induk
17
Kramat Jati diharapkan merupakan fasilitas strategis bagi semua pihak agar ikut terlibat terutama daerah-daerah penghasil sumber pangan. Agro outlet sebanyak 29 counter belum terlihat pemanfaatannya dalam menjawab persoalan ketersediaan pangan yang dirancang pemerintah DKI Jakarta. Melihat begitu penting dan strategisnya pemanfaatan agro outlet sebagai pusat informasi dan perdagangan, maka perlu dilakukan pengkajian mendalam terkait dengan upaya promosi agro outlet dan ketidakminat pemerintah daerah yang diharapkan sebagai pasar sasaran dari program pengembangan agro outlet. 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan permasalahan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Bagaimana bentuk kegiatan promosi yang dijalankan oleh Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati Jakarta ? 2) Faktor-faktor apa saja yang dipentingkan dalam kegiatan promosi Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati Jakarta ? 3) Alternatif strategi promosi apa yang sebaiknya diterapkan untuk pengembangan Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati Jakarta ? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang dirumuskan diatas, maka tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Menganalisis bentuk kegiatan promosi yang dijalankan oleh Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati Jakarta. 2) Menganalisis faktor-faktor apa saja yang dipentingkan dalam kegiatan promosi bagi Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati Jakarta. 3) Merumuskan alternatif strategi promosi apa yang sebaiknya diterapkan untuk pengembangan Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati Jakarta. 1.4. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1) Bagi Pengelola stand Agro Outlet,
18
Penelitian ini diharapkan sebagai sumbangan pemikiran kepada manajemen dalam rangka menata sistem tatalaksana pengelolaan yang efektif dalam menunjang promosi pemasaran Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati Jakarta. 2) Bagi Peneliti, Penelitian ini bermanfaat sebagai landasan pengembangan pemikiran dalam implementasi teori manajemen pemasaran dan untuk kelanjutan penelitian. 3) Bagi Pemerintah DKI Jakarta, Diharapakan memberikan pertimbangan untuk merumuskan kebijakan strategis pengembangan Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati Jakarta. 4) Bagi DPRD DKI Jakarta, Diharapkan hasil penelitian ini bermanfaat dalam merumuskan penganggaran yang menunjang promosi pengembangan Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati Jakarta. 5) Bagi pembaca, Diharapkan hasil penelitian dapat menjadi masukan sekaligus referensi bagi penelitian-penelitian selanjutnya yang memerlukan informasi tentang analisis strategi pengembangan Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati Jakarta. 1.5. Batasan Penelitian Penelitian ini difokuskan
untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang
menpengaruhi penyusunan strategi promosi dan merumuskan alternatif strategi promosi berdasarkan kendala yang dihadapi. Hasil akhir yang dapat direkomendasikan adalah sebatas prioritas alternatif strategi pengembangan berdasarkan pengolahan proses hirarki analitik dan tidak disertai dengan analisis mengenai perbandingan antara biaya dan manfaat. Batasan metode penelitian, pada aspek manajemen usaha yang difokuskan pada kegiatan promosi, gambaran umum agro outlet, struktur organisasi serta kegiatan strategi promosi. Diharapkan muncul suatu gambaran yang sesunguhnya sehingga dapat di tetapkan indikator yang tepat dalam melakukan suatu analisis strategi promosi agro outlet Pasar Induk Kramat Jati.
19
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Agribisnis Menurut John Davis and Ray Goldberg, 1957 dalam Setiawan (2012), bahwa “Agribusiness is the sum total of all operations involved in the manufacture; and storage, processing and distribution of farm commodities and items“ (Agribisnis adalah keseluruhan dari serangkaian operasi yang terlibat dalam produksi dan distribusi input pertanian, operasi produksi dilahan pertanian, penyimpanan, pengolahan dan distribusi komoditas pertanian dan item-itemnya). Dimensi agribinis adalah konsep pembangunan pertanian kedepan, dilihat sangat strategis untuk menjawab berbagai tantangan pengelolaan usaha-usaha bisnis dalam mendukung sistem pemasaran dan promosi komoditas pertanian. Fakta bahwa agribisnis merupakan sektor andalan yang sangat mendukung pembangunan Indonesia kedepan. Menurut Rachmat Pambudi dalam Widjaya dkk (2005) bahwa dengan membangun sistem agribisnis beserta usaha-usha agribisnis secara terencana, maka sebenarnya kita sedang membangun perekonomian bangsa. 2.1.1. Sistem Agribisnis Menurut Rachmat Pambudi dalam Widjaya dkk (2005), bahwa sistem agribisnis adalah bisnis pertanian secara komprehensif yang merupakan sinergi antara pertanian, agroindustri dan jasa-jasa yang menunjang pertanian. Pembangunan pertanian yang terencana secara baik dan efektif diyakini dapat memecahkan masalah tenaga kerja, kemiskinan dan stabilitas ekonomi nasional sebagai fokus pertanian sebagai salah satu sub-sistem agribisnis yaitu on-farm. Membangun sistem agribisnis dan usaha-usaha agribisnis yang kokoh berarti kita sedang membangun pertumbuhan sekaligus pemerataan yang berdampak pada keseimbangan pembangunan dari berbagai sektor. Membangun sistem agribisnis beserta usaha-usaha agribisnis merupakan pekerjaan besar sebab agribisnis merupakan sektor yang melibatkan banyak pihak dengan tingkat keterlibatannya dari hulu hingga pada hilir.
20
2.1.2. Terminal Agribisnis Menurut Badan Promosi dan Pengembangan Agribisnis Indonesia (1999), bahwa Terminal Agribisnis adalah suatu bentuk tempat transaksi jual beli antara produsen dengan pedagang hasil-hasil komoditas pertanian dalam skala bisnis dan harga bersaing. Terminal Agribisnis merupakan bentuk pasar induk yang modern. Pasar induk yang ada di Indonesia sekarang merupakan bentuk pasar besar yang melayani berbagai bentuk transaksi eceran hingga grosir. Terminal Agribisnis secara fisik merupakan suatu kawasan perdagangan modern produkproduk agribisnis atau agroindustri dengan berbagai fasilitas pendukung untuk menunjang transaksi pasar skala lokal maupun pasar ekspor. Terminal Agribisnis adalah suatu sistem yang terintegrasi dalam sistem agribisnis, dimana petani produsen dapat terlibat secara langsung pada proses transaksi di terminal agribisnis melalui koperasi petani. Fasilitas yang diperlukan oleh terminal agribisnis berdasarkan kajian MMA-IPB adalah : 1. Sub terminal agribisnis, sebagai fasilitas pemasok bagi terminal agribisnis melalui asosiasi/organisasi sub sistem budidya di lahan. 2. Lembaga keuangan, misal bank dan asuransi, bukan hanya dalam penyediaan keuangan dalam rangka produksi dan tidak kalah pentingnya dalam hal pemasaran. 3. Agroindustri, merupakan salah satu sasaran pasar dari terminal agribisnis untuk memberikan nilai tambah bagi produk-produk agribisnis. 4. Pasar lokal maupun ekspor, dalam kaitannya dengan pemasaran terminal agribisnis memiliki peranan yang sangat strategis terutama terkait dengan adanya ruang pamer bagi produk-produk agribisnis serta dukungan teknologi yang memungkinkan pembeli potensial melihat produk agribisnis dari sisi kualitas, kuantitas serta harga secara langsung maupun on-line system. 5. Lembaga pendidikan, merupakan lembaga penunjang bagi terminal agribisnis yang memiliki fungsi-fungsi seperti ;
21
a) Penelitian b) Sumber pemenuhan kebutuhan sumber daya manusia yang berkualitas c) Pelatihan fungsi-fungsi manajemen bagi terminal agribisnis dan pendukungnya. d) Sarana alih teknologi 6. Bursa komoditas, memiliki peranan yang sangat strategis terutama terkait dengan future market. Dukungan teknologi informasi merupakan sarana utama dalam kaitannya dengan bursa komoditas. 2.1.3. Gambaran Umum Terminal Agribisnis Fungsi utama perencanaan terminal agribisnis adalah untuk memaksimalkan volume perdagangan, memberikan akses dan sirkulasi yang efisien serta meminimalkan biaya operasional terminal agribisnis. Aspek-aspek yang wajib diperhatikan dalam penyediaan Terminal Agribisnis yaitu : a. Aspek manusia, bangunan harus menciptakan kondisi yang aman dan nyaman bagi pedagang maupun pembeli dengan tersedia fasilitas perdagangan utama dan pendukung lainya. b. Aspek lingkungan, rencana tapak atau lokasi harus sesuai dengan rencana tata ruang yang ada. c. Aspek bangunan, harus mempertimbangkan penyesuaian letak dan massa bangunan terhadap kondisi lingkungannya, jenis dan bahan struktur yang sesuai dengan kondisi lahan serta pengaturan sistem sirkulasi dan hubungan ruang atau pusat kegiatan agar tercipta pola sirkulasi yan baik dan nyaman. Faktor positif dari penyediaan terminal agribisnis yaitu adanya pengaruh positif terhadap sistem penjualan buah dan sayur yang dapat meningkatkan hasil produksi dan menstabilkan harga yang sangat berdampak pada pendapatan produsen dan konsumen. Sistem informasi harga pasar akan berpengaruh positif pada mekanisme
22
pembentukan harga yang lebih baik dan transparan untuk mendukung tumbuhnya pedagang pengecer dan grosir baru. Metode dan sistem operasi pasar pada Terminal Agribisnis yaitu : 1. Sistem penjualan a) Penjualan lelang, memerlukan tata cara lelang serta tempat areal lelang untuk pembeli dapat melihat dan mengikuti kegiatan lelang. Ruang lelang harus cukup besar dan dapat menampung seluruh calon pembeli dalam satu waktu serta tempat barang yang dilelang diperlihatkan kepada calon pembeli. Diperlukan juga ruang tempat mengumpulkan produk sebelum dilelang dan pemeriksaan terhadap kualitas produk karena diperlukan satu standar mutu untuk setiap barang yang akan dilelang. Komoditas yang telah dilelang dibawah keruang pengkemasan untuk diambil oleh pembeli yang akan langsung membawa produk yang dibelinya. Untuk menunjang prosedur, maka diperlukan tempat parkir yang lebih luas untuk dapat menampung kendaraan karena kendaraan penjual dan pembeli datang dalam waktu yang bersamaan. Keuntungannya, tidak diperlukan lagi kios untuk pedagang karena seluruh produk yang diperdagangkan
akan
langsung
dilelang
dan
transaksi
perdagangan berlangsung sangat cepat, hanya dalam beberapa jam seluruh proses transaksi selesai. b) Penjualan tawar menawar Penjualan tawar menawar pada Terminal Agribisnis dilakukan di kios tempat penjual antara calon pembeli dan penjual sehingga jumlah kios yang diperlukan sebanyak penjual yang ada. Penjual di Terminal Agribisnis menjual produknya secara grosir kepada pedagang pengecer, pemasok supermarket dll. 2. Produk yang dijual Produk-produk yang dijual pada Terminal Agribisnis bila telah memiliki standar ukuran dan mutu yang telah ditetapkan, maka langsung menggunakan kemasan dos, peti kayu dan peti plastik
23
sebagai kemasan. Tujuan pengkemasan untuk meningkatkan efisiensi, produk dengan kemasan ini memerlukan paralatan angkut khusus seperti troli. 3. Jenis kendaraan angkutan Pemilihan
penggunaan
angkutan
adalah
satu
faktor
yang
mempengaruhi bentuk kemasan, karena semakin besar jenis kendaraan angkutan maka luas lokasi untuk parkir dan sirkulasi akan bertambah. 4. Tempat penjualan Transaksi penjualan dilakukan langsung diatas truk angkutan yang berada dalam Terminal Agribisnis. Terminal Agribisnis di Thailand mengijinkan transaksi berlangsung diatas truk di areal parkir yang dilakukan oleh petani yang menjual produknya kepada pembeli. Transaksi dilokasi areal parkir memerlukan lahan yang lebih luas dari pada tempat parkir biasa. Melbourne Market menyediakan lokasi didalam bangunan bagi petani untuk menjual
langsung
produk dari atas truk yang disebut farmers market. 5. Bentuk bangunan Pasar Induk Kramat Jati adalah Terminal Agribisnis terbuka, dimana atap hanya ada untuk kios, hasil survei menujukkan bahwa hampir mayoritas pembeli berada disepanjang kios ditepi jalan tanpa penutup atap. Oleh karena itu, mutu produk yang dimasukkan ke PIKJ akan sangat dipengaruhi oleh cuaca, sebab kegiatan bongkar muat yang dilakukan bisa mengakibatkan pada kualitas produk akibat terkena panas maupun hujan. Pasar tertutup walaupun membutuhkan luas bangunan yang lebih besar untuk tempat berjalan dan bongkar muat, tetapi memberikan tingkat kenyamanan bagi pembeli. 2.2. Pasar Menurut kamus besar bahasa Indonesia edisi ketiga (2003), bahwa pasar adalah tempat orang berjual beli; tempat penjual yang ingin menukar barang atau jasa dengan uang dan pembeli yang ingin menukar uang dengan barang
24
atau jasa. Induk pasar utama yang merupakan pusat penyalur barang kebutuhan untuk pasar lain. Pasar an yang merupakan daerah (lingkungan) tempat suatu barang dagangan diperjualbelikan. Pasar adalah salah satu dari berbagai sistem, institusi, prosedur, hubungan sosial dan infrastruktur dimana usaha menjual barang, jasa dan tenaga kerja untuk orang-orang dengan imbalan uang. Barang dan jasa yang dijual menggunakan alat pembayaran yang sah seperti uang. Persaingan sangat penting dalam pasar, dan memisahkan pasar dari perdagangan. Dua orang mungkin melakukan perdagangan, tetapi dibutuhkan setidaknya tiga orang untuk memiliki pasar, sehingga ada persaingan diantara kedua belah pihak. Pasar bervariasi dalam ukuran, jangkauan, skala geografis, lokasi, jenis komoditas dan berbagai komunitas manusia, serta jenis barang dan jasa yang diperdagangkan. Dalam ilmu ekonomi mainstream, konsep pasar adalah setiap struktur yang memungkinkan pembeli dan penjual untuk menukar jenis barang, jasa dan informasi. Pertukaran barang /jasa uang adalah transaksi. Pasar peserta terdiri dari semua pembeli dan penjual yang baik yang memengaruhi harga-nya. Pengaruh ini merupakan studi utama ekonomi dan telah melahirkan beberapa teori dan model tentang kekuatan pasar dasar penawaran dan permintaan. Pasar memfasilitasi perdagangan dan memungkinkan distribusi dan alokasi sumber daya dalam masyarakat. Pasar mengizinkan semua item yang diperdagangkan untuk dievaluasi dan harga. Sebuah pasar muncul lebih atau kurang spontan atau sengaja dibangun oleh interaksi manusia untuk memungkinkan pertukaran hak (kepemilikan) jasa dan barang (Sumber; http://id.wikipedia.org/wiki/Pasar. Jumat, 10 Agusus 2012). 2.1.1. Pasar Tradisional Pasar tradisional adalah pasar yang bersifat tradisional dimana para penjual dan pembeli dapat mengadakan tawar menawar secara langsung. Barang-barang yang diperjual belikan adalah barang yang berupa barang kebutuhan pokok. Jenis pasar tradisional yang dimaksud ini, masih banyak ditemukan dihampir seluruh wilayah Indonesia. Pasar tradisional dicirikan dengan petani produsen, bertindak sebagai penjual langsung
25
kepada konsumen akhir. Mayoritas sumberdaya yang berkecimpung didalamnya masih sangat terbatas, bila dilihat dari sumberdaya manusia maupun fasilitas yang tersedia dalam mendukung aktifitas perdagangan yang terjadi. 2.1.2. Pasar Modern Pasar modern adalah pasar yang bersifat modern dimana barangbarang diperjual belikan dengan harga pas dan dengan layanan sendiri. Tempat berlangsungnya pasar ini adalah di mal, plaza, dan tempattempat modern lainnya. Kesan pasar modern yang menjadi trend sekarang adalah para pelaku pasar lebih didominasi sumberdaya yang sangat cukup dan kebanyakan profesional dalam pengelolaannya. 2.1.3. Pasar Menurut Jenis Barang Menurut Suyonto (2012) menyatakan bahwa pasar adalah suatu daerah yang didalamnya bertemu kekuatan-kekuatan permintaan dan penawaran untuk membentuk suatu harga. Selanjutnya Assauri (2007), menyatakan bahwa Besarnya pasar suatu produk ditentukan oleh permintaan dan penawaran produk tersebut. Karena besarnya permintaan dan penawaran atas suatu produk dipengaruhi oleh variabel sebagai contoh, besarnya pasar batu baterai. Untuk memilah pasar menurut jenis komoditasnya maka beberapa pasar hanya menjual satu jenis barang tertentu, misalnya pasar hewan, pasar sayur, pasar buah, pasar ikan serta pasar daging dll. Pasar yang dikategorikan khusus untuk menjual jenis barang maupun jasa, menjadi trend tersendiri bagi konsumen ketika ingin mencari kepasar dengan mudah disesuaikan dengan kebutuhannya. 2.3. Operasional PD Pasar Jaya dan Pasar Induk Kramat Jati Perusahaan daerah yang disingkat PD Pasar Jaya adalah perusahaan milik Pemerintah Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta yang bergerak dalam bidang pelayanan umum perpasaran, pengurusan serta pengelolaan pasar-pasar di wilayah DKI Jakarta. Maksud pendirian PD Pasar Jaya adalah dalam rangka peningkatan efisiensi umum dibidang perpasaran guna mendukung pergerakan perekonomian diwilayah DKI Jakarta karena merupakan satu-satunya unit pasar mandiri yang memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat
26
sekaligus mendorong peningkatan pendapatan asli daerah wilayah DKI Jakarta. Pasar Induk Kramat Jati Jakarta adalah salah satu pasar rakyat modern terbesar di kawasan Asia Tenggara. Faktor utama bahwa Pasar Induk Kramat Jati sebagai pasar rakyat modern adalah dengan luas areal 14,7 Ha serta dilengkapi dengan fasilitas pendukung lain seperti parkiran luas, bongkar muat praktis, pusat jajanan terlengkap, perbankan ternama, area pameran luas, sarana ibadah megah serta keamanan 24 jam dan tata letak pasar yang strategis diujung timur Ibu Kota DKI Jakarta sehingga mudah terjangkau dari berbagai wilayah. Selain itu, sebagai pusat transaksi perdagangan dengan tingkat jumlah komoditi hasil pertanian yang diterima khususnya komoditi sayursayuran dan buah-buahan yang masuk ke pedagang produsen dan pedagang konsumen yang meningkat dari daerah produsen pangan dan impor secara kontinyu. (Sumber : PD Pasar Jaya, 2012). 2.3.1. Operasional PD Pasar Jaya PD Pasar Jaya sebagai badan usaha milik pemerintah daerah (BUMD) Khusus Ibu Kota Jakarta dalam kewenangannya bertugas mengelola pasarpasar eceran yang berjumlah 152 buah pasar diseluruh wilayah DKI Jakarta. Dalam pengelolaannya, terdapat banyak masalah seiring dengan berkembang pembangunan diberbagai sektor yang butuh ekstra kebijakan penataan pembangunan. Khusus untuk penyediaan sarana dan prasarana pendukung penyediaan pasar sayur dan buah segar, maka pemerintah DKI Jakarta
sebagai
memprogramkan
pengelola berbagai
langsung solusi
dibawah
penyelesaian
PD
Pasar
Jaya,
penangganan
yang
membutuhkan kerjasama berbagai pihak. Jenis-jenis pasar yang dikelola, dapat diklasifikasikan yaitu ; a. Pasar eceran ; Merupakan pasar yang menjual produk eceran secara langsung kepada konsumen. b. Pasar grosir ; Pasar yang menjual produk secara grosir, dimana konsumen yang membeli adalah yang terkategorikan sebagai pedagang grosir yang akan menjual lagi ke konsumen akhir.
27
c. Pasar induk ; Pasar Induk yang dimaksud adalah pasar yang dikhususkan untuk menjual sayur dan buah bagi pasar-pasar lain di Jakarta. d. Pasar khusus ; Adalah jenis pasar yang dikhususkan untuk menjual komoditas tertentu seperti pasar ikan, pasar bunga dan pasar beras. 2.3.2. Operasional Pasar Induk Kramat Jati Pasar induk Kramat Jati terbagi dalam 4 bagian blok, dimana setiap blok terbagi menjadi stand yang merupakan gabungan kios-kios. Terdapat 3879 kios dengan jumlah pedagang 1908. Blok A dan D diperuntukkan untuk pedagang eceran dan Blok B dan C untuk pedagang grosir. Kenyataan dilapangan bahwa pedagang grosir dan eceran bercampur dalam penggunaan fasilitas pasar, terutama di blok A terdapat banyak pedagang grosir yang menempati beberapa kios. Kenyataan lain adalah terdapat begitu banyak pedagang kaki lima yang berjualan hampir disetiap areal kosong lokasi parkiran sehingga diasumsikan bisa dapat menyulitkan sirkulasi orang dan kegiatan bongkar muat barang. Faktor lain yang masih menjadi tantangan adalah kegiatan pembersihan dan sortasi yang masih dilakukan didalam areal pasar yaitu dikios masing-masing pedagang, yang diakibatkan oleh barang yang dikirim belum dilakukan pembersihan, sortasi maupun kegiatan grading. 2.4. Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati Agro Outlet merupakan salah satu program pemerintah DKI Jakarta dalam rangka pengembangan kegiatan agribisnis dalam menjawab masalah ketahanan pangan yang sering terjadi yaitu sebagai solusi informasi produksi komoditas sayur dan buah dari wilayah produksi dan yang terkategorikan sebagai daerah sumber pangan dalam memberikan informasi yang ter-update bagi permintaan dan penawaran serta memperpendek mata rantai distribusi komoditi-komoditi pertanian yang dibutuhkan pedagang produsen dan pedagang konsumen di Pasar Induk Kramat Jati Jakarta.
Langkah ini
dilakukan pemerintah DKI Jakarta dengan membangun fasilitas stand (counter) untuk mengajak pemerintah daerah sebagai mitra penyediaan produsen pangan dengan harapan agar efektif, efisien, saling bersinergi dan
28
menguntungkan pihak-pihak yang bekerjasama. (Sumber : PD Pasar Jaya, 2012). Mempertimbangkan berbagai faktor yang menjadi kendala selama ini, pemerintah DKI Jakarta sebagai inisiator awal mengembangkan sistem pelayanan terhadap informasi permintaan dan pemenuhan kebutuhan pangan dalam negeri maupun luar negeri. Untuk itu, dengan menyediakan fasilitas Agro Outlet di Pasar Induk Kramat Jati Jakarta sebagai sarana bagi daerah produsen pangan untuk memanfaatkan sebagai pusat informasi daerah terkait dalam
mengikuti
perkembangan
harga
komoditas
serta
mengetahui
permintaan pasar dalam jangka pendek, menengah maupun jangka panjang. Memasuki era globalisasi yang semakin kompetitif, para pelaku pasar dituntut untuk terus berkreasi dalam menyediakan informasi yang cepat, muda dan terpercaya dengan berbagai fasilitas media yang mampu menjangkau pelaku pasar melalui media cetak majalah, buletin, spanduk, reklame, koran dan lainnya serta media elektronik website, iklan TV maupun CD dan sejenisnya. Berdasarkan laporan akhir tim konsultan Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor 2011 bahwa tujuan Agro Outlet yang diharapkan : 2.4.1. Sebagai Fungsi Informasi Bagi Pemasok : a) Pusat informasi komoditas hasil pertanian (Buah, Sayur, Herbal) yang diperlukan DKI Jakarta dan pasar eksport. Meliputi informasi ; jenis komoditas harga harian, volume, kualitas, asal barang. b) Pusat informasi jalur distribusi dan pengangkutan ke PIKJ. c) Informasi prosedur perdagangan di Pasar Induk Kramat Jati. d) Informasi
sistem pemasaran (lelang spot, lelang forward,
konsinyasi) e) Informasi Jaminan keuangan dan transaksi, perbankan. f) Informasi pengelolaan bongkar-muat barang. 2.4.2. Sebagai Fungsi Informasi Bagi Pedagang : a) Daerah sebagai sumber informasi komoditas yang akan dipasok ke DKI
Jakarta
(jumlah,
jenis,
kemampuan
kontinuitas, harga, waktu, mutu, dll).
pasokan,
jaminan
29
b) Pusat informasi bagi pelaku usaha di PIKJ (profil pedagang). c) Daerah sebagai sumber informasi para pelaku usaha (pelaku usaha). d) Daerah sebagai sumber informasi tentang pengangkutan dan pengemasan komoditas. 2.5. Definisi Pemasaran. Menurut Koroh (2008), bahwa marketing adalah suatu proses perencanaan terhadap penentuan harga, distribusi ide, barang, maupun jasa dari seorang marketer untuk menciptakan dan memelihara hubungan yang akan memenuhi kebutuhan individu dan organisasi. Hanya saja dalam kehidupan keseharian, kita menemukan dua kata yang umum digunakan dan mengandung satu makna atau tujuan dari maksud yang diinginkan yaitu pemasaran dan penjualan. Pemasaran dan penjualan walaupun selalu didefinisikan dengan istilah yang hampir sama, namun sebenarnya ada perbedaan sehingga perlu penegasan perbedaan atau maksud agar lebih memaknai dalam tindakan aplikasi dan kegiatan perdagangan yang terjadi di masyarakat pada umumnya untuk memberikan penjelasan yang benar dan tepat. Istilah penjualan didefinisikan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh orang secara langsung kepada konsumen atau kelompok sasaran untuk mendapatkan kepuasaan sendiri. Kepuasaan dari usaha dan kerja yang dilakukan bersifat langsung dan bebas serta tidak terikat pada suatu perjanjian yang mengikat. Secara khusus ditegaskan dalam kamus istilah manajemen (2003) bahwa penjualan langsung dapat juga diartikan secara luas oleh produsen kepada konsumen. Untuk memudahkan kita dalam mendefinisikan dua kata tersebut, maka dalam Rangkuti (2005) mengatakan bahwa pemasaran didefinisikan sebagai suatu proses yang dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial, budaya, politik, ekonomi dan manajerial. Tingkat pengaruh berbagai faktor tadi, kemudian setiap orang maupun sekelompok orang akan berusaha untuk mendapatkan sesuatu yang dibutuhkan dengan menciptakan berbagai peluang, menawarkan serta menukarkan produk yang memiliki nilai komoditas yang berguna. Selain itu, menurut Kotler (2005) bahwa pemasaran adalah suatu proses sosial dari seorang individu dan sekelompok orang untuk mendapatkan sesuatu yang dibutuhkan dengan
30
menciptakan suatu peluang, menawarkan suatu produk, dan secara bebas mereka mempertukarkan produk dan nilai jasa yang terukur dengan pihak lain. Dalam the American Marketing Association (AMA) juga bahwa pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan rencana, penerapan harga, promosi dan distribusi dari ide, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan individu dan tujuan organisasi. 2.6. Manajemen Strategis Manajemen strategis dapat didefinisikan sebagai seni dan pengetahuan untuk merumuskan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi keputusan lintas fungsional yang membuat organisasi mampu mencapai obyeknya. Fokus manajemen strategis terletak pada memadukan manajemen, pemasaran, keuangan, produksi dan operasi, penelitian dan pengembangan, serta sistem informasi komputer untuk mencapai keberhasilan organisasi dalam David (1998). Manajemen strategis terdiri dari analisis, keputusan, dan tindakan organisasi dalam rangka menciptakan dan mempertahankan keunggulan kompetitif. Definisi ini menangkap dua elemen utama yaitu pertama, manajemen strategis merupakan suatu organisasi yang memerlukan tiga proses yang sedang berlangsung: analisis, keputusan, dan tindakan. Artinya, manajemen strategis berkaitan dengan analisis strategis tujuan (visi, misi, dan tujuan strategis) bersama dengan analisis internal dan lingkungan eksternal organisasi. Selanjutnya, pemimpin harus membuat keputusan strategis. Perusahaan harus mengambil tindakan untuk menerapkan keputusan strategi. Hal ini menuntut para pemimpin untuk mengalokasikan, diperlukan sumber daya dan untuk merancang organisasi membawa strategi yang dimaksudkan dengan realitas. Sebagaimana akan kita lihat pada bagian berikutnya, ini adalah proses, yang sedang berlangsung yang membutuhkan banyak interaksi antara ketiga proses. Kedua, inti dari manajemen strategis adalah studi tentang beberapa perusahaan mengungguli orang lain. Pearce dan Robinson, (1988) dalam Triton PB, 1997 berpendapat bahwa Manajemen strategis merupakan keputusan dan tindakan yang menghasilkan perumusan dan penerapan strategi yang didesain untuk mencapai sasaran
31
organisasi. Dengan demikian, manajer perlu menentukan strategi bersaing sehingga dapat memperoleh keuntungan yang berkelanjutan dalam jangka waktu yang panjang, artinya “bagaimana harus bersaing untuk menciptakan keunggulan kompetitif misalnya pasar” (DESS, Gregory G, dkk 2005). Menurut Lawrence R. Jauch dan William F. Glueck, (1997) dalam Triton PB, (1997) bahwa sejumlah keputusan dan tindakan yang mengarah pada penyusunan suatu strategi atau sejumlah strategi yang efektif untuk membantu mencapai sasaran perusahaan disebut sebagai manajemen strategis. KinkeadWinokur (1992), mendefinisikan manajemen strategis sebagai suatu proses yang memungkinkan setiap organisasi-perusahaan, asosiasi, lembaga non profit maupun pemerintah mengenal peluang dan ancaman jangka panjang, memobilisasi seluruh asset untuk menangkap peluang dan menghadapi tantangan, serta menerapkan satu strategi pelaksanaan yang berhasil. Berpikir strategis meliputi tindakan memperkirahkan atau membangun tujuan masa depan yang diinginkan, menentukan kekuatan-kekuatan yang akan membantu yang akan menghalangi tercapainya tujuan, merumuskan rencana untuk mencapai keadaan yang diinginkan. Menurut David (1998), mengatakan bahwa proses manajemen strategis terdiri dari tiga tahapan yaitu ; perumusan strategis, implementasi strategis dan evaluasi strategis. 2.6.1. Perumusan Strategis Perumusan strategis yang dilakukan termasuk mengembangkan misi, mengenali peluang dan ancaman eksternal perusahaan, menerapkan kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan obyek jangka panjang, menetapkan strategi alternatif dan memilih strategi tertentu untuk dilaksanakan. Mulyadi dkk (2001), menyatakan bahwa perumusan strategi merupakan serangkaian strategic decisions yang dilakukan oleh tim perumus strategi dalam memilih pola tindakan utama untuk mewujudkan visi organisasi. Untuk menghadapi lingkungan bisnis yang kompetitif, strategi sangat menentukan kemampuan suatu perusahaan dalam memenangkan persaingan untuk memperebutkan perhatian customer.
32
2.6.2. Implementasi Strategis Menuntut memperlengkapi
perusahaan dengan
untuk kebijakan,
menetapkan memotivasi
obyek
tahunan,
karyawan
dan
mengalokasikan sumber daya sehingga strategi yang dirumuskan dapat dilaksanakan; implementasi strategi termasuk mengembangkan budaya mendukung strategi, menciptakan struktur organisasi yang efektif, mengubah arah usaha pemasaran, menyiapkan anggaran, mengembangkan dan memanfaatkan sistem informasi, dan menghubungkan kompensasi pegawai dengan prestasi karyawan. Dalam tahapan implementasi strategis, pihak manajemen/karyawan harus menerjemahkan program yang tercantum dalam nilai anggaran kedalam kegiatan nyata. Untuk itu, perlu diwujudkan sasaran strategis, serta inisiatif strategis dipilih sebagai penerjemahan strategis yang dirumuskan maka dalam implementasi rencana, manajemen dan karyawan harus senatiasa menyadari keterkaitan erat diantara implementasi anggaran, program, inisiatif strategis, sasaran strategis dan strategis. 2.6.3. Evaluasi Strategis Evaluasi strategis merupakan tahapan terakhir yang dilakukan dalam manajemen strategis, terutama usaha untuk memperoleh informasi. Tiga macam aktivitas mendasar untuk mengevaluasi strategi adalah (1). Meninjau faktor-faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi sekarang. (2). Mengukur prestasi, (3). Mengambil tindakan kooparatif . Evaluasi strategis diperlukan karena kerberhasilan hari ini bukan merupakan jaminan keberhasilan dimasa depan. Peter Drucker mengatakan bahwa tugas utama manajemen strategis adalah memikirkan secara menyeluruh misi dari suatu bisnis. Artinya ; “Bagaimana kondisi Agro Outlet saat ini?” pertayaan ini menggiring pada penetapan obyektif, pengembangan strategi, dan membuat keputusan sekarang untuk hasil dimasa depan. Hal ini harus dilakukan dengan jelas oleh sebagian dari organisasi yang dapat melihat bisnis secara keseluruhan; yang dapat menyeimbangkan obyektif dan keperluan
33
sekarang dibandingkan keperluan dimasa depan; serta yang dapat mengalokasikan sumberdaya manusia dan uang untuk hasil akhir.” 2.7. Konsep Bauran Pemasaran Pemasaran yang terukur dan fokus pada pasar sasaran merupakan tugas seorang
pemasar
yang
merencanakan
aktifitas-aktifitasnya
dengan
memprogramkan semua kegiatan pemasaran yang telah ada kepada calon pelanggang. Aktifitas pemasaran perlu diklasifikasikan sebagai sarana bauran pemasaran dari empat (4) point mendasar dalam pemasaran yaitu ; produk, harga, tempat dan promosi. Empat komponen ini yang kemudian disebut sebagai bauran pemasaran. Menurut Kotler (2008), bahwa bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam pasar sasaran. Pada perkembangannya saat ini telah ditentukan delapan (8) bauran pemasaran sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan pasar yaitu ; 2.7.1. Produk (Product) Produk adalah hasil barang/jasa yang diharapkan oleh pelanggang sebagai konsumen pengguna. Bentuk wujud yang ingin dimiliki meliputi kualitas barang, bentuk, merek maupun kemasan dari barang/jasa yang ditawarkan pemasar. Selain bentuk wujud barang/jasa itu, konsumen juga membutuhkan tambahan informasi lain terkait nilai manfaat, maupun dampak ketika menggunakan produk yang akan menjadi miliknya. 2.7.2. Harga (Price) Syarat penentuan harga suatu barang/jasa oleh pemasar dipengaruhi oleh berbagai faktor. Satu faktor mendasar yang selalu menjadi pertimbangan adalah terkait kualitas produk yang menjadi nilai jual. Sehingga untuk menentukan harga dasar yang tepat bagi produk barang/jasa harus mengatur strategi potongan harga dengan menawarkan sejumlah
diskon/bonus
yang
tepat
memperhatikan semua variabel utama.
bagi
pelanggan
dengan
34
2.7.3. Tempat (Place) Pemilihan lokasi bagi produsen merupakan satu faktor penting dalam mengatur proses produksi maupun mengatur waktu pendistribusian suatu barang/jasa yang dipasarkan. Proses penentuan metode distribusi suatu barang/jasa kadang menjadi suatu faktor yang mudah namun tidak kemudian mempermudah semua kriteria dan syarat yang ditetapkan. Sehingga bagi seorang produsen/pemasar akan sangat berhati-hati untuk menentukan mitra/rekanan dalam pendistribusian produk karena ingin menjaga kualitas dan waktu serta dampak lain yang tidak diinginkan dari konsumen/pelanggang. 2.7.4. Promosi (Promotion) Agar suatu produk barang/jasa dikenal oleh konsumen sebagai sasaran pengguna produk yang ditawarkan, maka para pemasar perlu melakukan berbagai kiat-kiat maupun suatu strategi yang tepat dalam memperkenalkan
produk.
Suatu
unsur
yang
digunakan
untuk
memberitahukan dan membujuk pasar sasaran tentang produk barang/jasa yang baru melalui suatu iklan, (Kotler dan Keller, 2009). Menurut Umar (2003), bahwa untuk mengkomunikasikan produk perlu disusun suatu strategi yang sering disebut dengan strategi bauran promosi yang terdiri dari empat komponen utama, yaitu periklanan, promosi penjualan, hubungan masyarakat dan penjualan perorangan. 2.7.5. Sumber Daya Manusia (People) Mengorganisasikan kegiatan produksi produk barang/jasa agar sesuai dengan harapan dan kepuasaan konsumen dibutuhkan peran dan ketersediaan sumber daya manusia yang memiliki kualitas baik dan professional. Dalam kegiatan memproduksi produk barang dan jasa peran sumber daya manusia adalah salah satu faktor strategis. Untuk mengawali semua proses dengan baik, maka SDM perusahaan maupun suatu lembaga bisnis haruslah selalu menjaga kedisiplinan para karyawan sebagai satu-satunya ujung tombak dalam penyediaan pelayanan yang baik dan berkualitas.
35
2.7.6. Proses (Process) Menjaga agar produk barang/jasa yang diproduksi sesuai dengan harapan konsumen sasaran, maka selama pengerjaan/proses produksi berlangsung para produsen harus memperhatikan dan menjaga agar produk tersebut disiapkan sesuai dengan standar yang telah di buat. Dengan demikian harapan terhadap kualitas dan kenyamanan produk itu, akan sesuai dan ketika didistribusikan ke konsumen pun akan terjamin. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa banyak faktor yang bisa mempengaruhi ketika setelah produk tersebut didistribusikan, oleh karena itu diperlukan pengawasan yang ketat dari produsen maupun pihak lain yang bertindak sebagai distributor. 2.7.7. Bukti fisik (Phisical Evidence) Memberikan kesan bagi calon pembeli/konsumen sasaran adalah satu variabel yang sangat sederhana, namun selalu berdampak nyata bagi kelanjutan dari suatu proses permintaan/pemesanan produk barang/jasa yang ditawarkan. Untuk itu, diperlukan suatu pola bagi lembaga/produsen dalam membentuk budaya atau kebiasaan yang harus dipahami
dan
dipraktekan
selama
bekerja.
Penampilan
dapat
ditonjolkan dengan berbagai metode, yaitu penampilan staf, penataan ruangan, cara menyapa pelanggan maupun bentuk lain yang memberikan kesan pada produk yang ditawarkan. 2.7.8. Produktivitas dan Kualitas (Productivity and Quality) Untuk mengetahui produktifitas suatu produk diperlukan variabelvariabel yang menunjukkan nilai kepuasaan dari konsumen sasaran sebagai kelompok pelanggan yang memanfaatkan produk yang ditawarkan. Agar diketahui nilai efisiensi input terhadap output produk, maka produsen harus selalu melakukan penelitian secara berkala bagi produk-produk yang dipasarkan. Sedangkan untuk menjaga kualitas produk sangat penting diperhatikan karena dengan tingkat kedisiplinan itu, maka produsen dengan muda akan mengetahui sejauh mana suatu produk dapat memuaskan pelanggan dengan memenuhi kebutuhan, keinginan maupun harapan pelanggan yang dituju.
36
2.8. Konsep Promosi. Promosi merupakan suatu aktifitas atau kegiatan yang dilakukan untuk memperkenalkan, memberitahukan serta mengingatkan kembali manfaat suatu barang atau komoditas dengan harapan timbul suatu kemauan dari konsumen untuk membeli barang atau produk yang diinginkan agar menjadi miliknya. Sehingga bagi lembaga profit maupun non profit harus memiliki langkahlangkah yang tepat dalam memilih alat promosi yang akan digunakan sebagai fasilitas yang memudahkan dalam kegiatan promosi secara tepat dan efisien untuk mencapai keberhasilan yang didapat dalam penjualan. Kegiatan promosi selalu merujuk pada sasaran akhir dengan harapan adanya kemauan dari konsumen terhadap produk yang ditawarkan. Harapan itu terlihat dari produk yang dibeli oleh konsumen, dengan demikian dasar kegiatan promosi yang dilakukan dapat terukur dari komunikasi untuk mendorong terciptanya penjualan produk. 2.8. 1. Fungsi Promosi. Kegiatan promosi yang dilakukan oleh suatu lembaga memiliki target-target tertentu sesuai dengan sasaran konsumen yang telah ditetapkan. Pada fungsi promosi yang dilakukan juga harus terukur dengan mempertimbangkan berbagai faktor. Faktor utama yang harus diperhatikan adalah usaha dalam menarik perhatian calon pembeli. Ketika perhatian dan minat dari calon pembeli telah kita raih, maka titik awal proses pengambilan keputusan dari calon pembeli terhadap barang dan jasa yang ditawarkan menjadi mudah dan gampang terealisasi. Selanjutnya agar kegiatan penjualan dimininati calon pembeli terusmenerus maka usaha yang perlu dilakukan yaitu menciptakan dan menumbuhkan kepercayaan yang tinggi pada diri calon pembeli. Tahap selanjutnya yang perlu dijaga adalah para calon pembeli biasanya berusaha untuk rasa ingin mengetahui lebih jauh tentang barang/komoditi yang akan menjadi miliknya. Untuk itu, pada tahapan ini perlu kedisiplinan dari pemasar untuk mengawal proses komuniksi yang intens dan terukur dengan menawarkan jasa-jasa lain yang membangun rasa aman terhadap kepercayaan tahap awal tadi. Ketika
37
proses komunikasi terbangun, maka sebagai seorang pemasar harus memaksimalkan pelayanan yang prima dengan menjelaskan fungsi dan cara-cara pengoperasian jika itu sebuah alat. Tetapi jika itu sebuah produk konsumsi maka seorang pemasar pun perlu memberikan beberapa informasi yang seimbang kepada calon pembeli. 2.8. 2. Tujuan Promosi. Komunikasi yang dilakukan untuk mempromosikan suatu barang atau produk dan jasa harus memiliki tujuan penerima. Kelompok sasaran tujuan promosi
adalah konsumen pengguna yang membutuhkan
informasi yang lengkap tentang produk baru disertai dengan nilai pemanfaatannya. Ketika proses penyampaian tujuan memperkenalkan barang dan jasa yang ditawarkan, para pemasar harus taat dan disiplin dalam memperkenalkan semua yang ditawarkan secara baik dan lengkap. Selama proses komunikasi ini berlangsung, diharapkan pemasar memanfaatkan sebaik-baik mungkin kesempatan ini dengan menjelaskan manfaat produk/jasa, menginformasikan tentang perubahan harga, menjelaskan secara baik dan bertahap bagaimana sebuah produk bekerja/beroperasi, memberikan informasi gambaran tentang jasa yang dibutuhkan sewaktu-waktu produk tersebut dengan mempromosikan merek produk untuk menjaga citra perusahaan. Menarik
perhatian
calon
pembeli
tidak
hanya
dengan
memperkenalkan keunggulan dan pemanfaatan dari produk barang/jasa yang ditawarkan pemasar. Untuk itu, agar para calon pembeli merasa sangat membutuhkan perlu peran ekstra dari para pemasar untuk mengajak calon pembeli dengan harapan proses komunikasi yang telah dilakukan dapat mengubah persepsi tentang atribut produk barang/jasa bisa diterima oleh calon pembeli. Didalam proses komunikasi itupun bagi pemasar perlu menggunakan slogan dan merek produk sebagai metode komunikasi yang mudah diingat oleh calon pembeli sehingga ketika calon pembeli ditempat lain akan selalu mengingat dan dalam proses itu maka akan terbangun kepercayaan yang tinggi tehadap produk yang dikonsumsi.
38
2.8.3. Anggaran Promosi Anggaran promosi adalah sejumlah biaya yang dibutuhkan untuk mendanai kegiatan promosi suatu barang produk/jasa oleh pemasar kepada calon pembeli. Tjiptono (1997), menyatakan bahwa jika perusahaan memiliki dana promosi yang besar maka peluangnya untuk menggunakan bauran promosi yang bersifat nasional diperkirahkan juga besar. Sebaliknya bahwa jika dana yang terbatas maka perusahaan memilih penjualan personal, promosi penjualan maupun iklan dilakukan di tingkat wilayah lokal dan regional. Kegiatan promosi terhadap suatu barang produk/jasa membutuhkan sejumlah sumberdaya yang cukup dan terukur. Untuk mengamankan kegiatan promosi yang telah diatur agar terlaksana tepat waktu dan sasaran, maka sangat diperlukan anggaran promosi yang wajib disediakan perusahaan/lembaga dalam membiayai suatu momen kegiatan promosi. Keputusan dalam membiayai kegiatan promosi diperlukan kebijakan yang tegas dan cepat karena kegiatan promosi membutuhkan biaya yang cukup besar dan diprediksi melebihi biaya produksi suatu produk. Dengan mempertimbangkan berbagai faktor, maka pihak promosi dalam serangkaian kegiatan promosi perlu memanajemenkan semua kegiatan dengan baik dan efisien. Dalam memutuskan sejumlah biaya promosi yang diperlukan agar sesuai dengan harapan maka diperlukan metode penentuan anggaran promosi yang menjadi acuan adalah : a) Menurut kemampuan Dapat dilakukan dengan cara menetapkan besarnya anggaran promosi berdasarkan kemampuan keuangan perusahaan atau dengan besarnya dana yang dimiliki perusahaan. b) Menurut persentase Cara lain yang sering digunakan adalah dengan menetapkan sejumlah anggaran promosi berdasarkan persentasi tertentu dari besarnya penjualan baik yang terjadi sekarang maupun yang terjadi
39
kemudian atau akan datang berdasarkan persentasi dari harga penjualan. c) Proposional Para produsen/pemasar juga sering menetapkan anggaran promosi untuk mencapai paritas share-of-voice dengan para pesaing. Artinya bahwa besarnya pengeluaran biaya untuk kegiatan promosi harus sama atau proporsional dengan pengeluaran produsen/pesaing lain. d) Objektif Dalam penentuan besarnya anggaran promosi, para produsen juga perlu mempertimbangkan objektifitas dari kegiatan promosi itu sendiri. Sehingga dalam penentuan besarnya anggaran yang diperlukan
memerlukan
langkah-langkah
sistematis
untuk
menentukan tujuan yang spesifik dalam mengarahkan pada tugastugas yang segera dilakukan untuk mewujudkan tujuan promosi. 2.9. Bauran Promosi Menurut Kotler (2005), promosi bertujuan untuk membangun kesadaran konsumen tentang produk yang ditawarkan sehingga konsumen akan mengetahui keberadaan suatu produk. Preferensi yang dibangun melalui promosi meliputi mutu, nilai, kinerja dan keistimewaan mengenai produk yang ditawarkan. Untuk mengkomunikasikan produk perlu disusun suatu strategi yang sering disebut dengan strategi bauran Pemasaran yang terdiri atas 4 komponen utama, yaitu ; 2.9.1. Periklanan Bentuk penyajian dan promosi bukan pribadi yang dibayar, mengenai gagasan atau barang oleh sponsor yang teridentifikasi. Contoh dari periklanan seperti iklan pada televisi, radio, koran, film, brosur dan leaflet. Promosi seperti ini secara jelas menyampaikan pesan kepada konsumen agar mereka dapat tertarik pada isi pesan dan mengkonsumsi setiap produk yang ditawarkan pada promosi. 2.9.2. Promosi penjualan Insentif jangka pendek untuk meningkatkan pembelian atau penjualan suatu produk dimana pembelian diharapkan dilakukan
40
sekarang. Kegiatan promosi yang termasuk kedalam promosi penjualan adalah seperti pemberian kupon, obral, kontes, pameran dan lain-lain. 2.9.3. Hubungan masyarakat Bertujuan membangun hubungan yang baik dengan publik perusahaan dengan menghasilkan publisitas yang menyenangkan, menumbuhkembangkan suatu citra perusahaan yang baik, menanggani atau melenyapkan desas-desus, cerita dan peristiwa yang tidak menyenangkan. Humas merupakan suatu konsep yang menggunakan banyak sarana seperti siaran pers, publisitas produk, komunikasi perusahaan, lobbying atau penyuluhan. 2.9.4. Penjualan perseorangan Interaksi langsung dengan atau calon pembeli untuk melakukan presentasi, menjawab pertayaan atau menerima pesanan. Penjualan perorangan merupakan alat yang paling efektif dalam membangun preferensi, keyakinan dan tindakan pembeli. Dalam mengembangkan bauran promosi, terdapat tiga faktor yang harus dipertimbangkan oleh perusahaan, yakni; a) Jenis pasar produk Alokasi promosi berbeda-beda antara pasar konsumen dan bisnis. Walaupun iklan lebih sedikit digunakan dalam pasar konsumen dari pada kunjungan penjualan dalam pasar bisnis, namun dalam pasar konsumen iklan dapat menjadi sarana perkenalan tentang perusahaan dan produknya. Jika produknya memiliki ciri baru maka iklan dapat menjelaskannya. Iklan akan mengingatkan dengan lebih hemat daripada kunjungan penjualan. b) Kesiapan konsumen Alat-alat promosi memiliki efektivitas biaya yang berbeda-beda sesuai dengan tahap kesiapan pembeli yang juga berbeda. Iklan dan pemberitaan memegang peranan penting dalam tahap pembangunan kesadaran. Keyakinan pelanggang sangat dipengaruhi oleh penjualan perorangan. Sedangkan penutupan dipengaruhi oleh penjualan perorangan dan promosi penjualan.
41
c) Siklus hidup produk Alat-alat promosi memiliki efektivitas biaya yang berbeda-beda sesuai dengan tahap siklus hidup yang berbeda. Pada tahap pengenalan, iklan dan pemberitaan memiliki tingkat efektivitas biaya tertinggi
disusul
penjualan
perseorangan
untuk
memperoleh
jangkauan distribusi dan promosi penjualan untuk mencoba. Pada tahap pertumbuhan, permintaan mempunyai momentum sendiri dengan cara mouth to mouth. Pada tahap kematangan, secara berturutturut promosi penjualan, iklan dan penjualan perseorangan semuanya memiliki peranan penting. Pada tahap penurunan, promosi penjualan tetap berperan kuat, sedangkan iklan dan pemberitaan berkurang. 2.10. Konsep Segmentasi, Targeting dan Positioning Dalam situasi persaingan yang semakin ketat, para marketer dituntut untuk memahami kondisi rill yang menjadi keingginan dan kebutuhan yang diharapkan para konsumen. Kondisi persaingan ini, tak bisa ditutupi oleh para pelaku pasar karena hampir semua situasi pasar, dominan ditentukan oleh mekanisme pasar yang berlangsung. Untuk itu, para marketer tertuntut untuk memiliki kearifan dan kompetensi dalam mensiasati kondisi pasar itu. 2.10.1. Segmentasi Menentukan pasar sasaran yang diharapkan oleh seorang pemasar, tidak mudah dan cepat ketika keingginan calon pembeli belum diketahui apa yang menjadi kebutuhan, keinginan maupun gaya hidup. Untuk itu, seorang pemasar perlu mengetahui berbagai faktor untuk dijadikan dasar melakukan suatu kegiatan promosi. Dengan calon pembeli yang begitu banyak dan berbeda kebutuhan, maka para pemasar diharapkan lebih banyak memiliki kiat-kiat yang tepat dalam menentukan berbagai segmen karena tidak ada cara tunggal dalam menentukan segmen pasar. Seorang pemasar perlu melakukan identifikasi dan profil untuk membedakan kelompok-kelompok calon pembeli. Seorang
marketer
yang bertindak
sebagai
pemasar
perlu
memutuskan segmen pasar mana yang memberikan peluang bagi
42
produk barang maupun jasa. Menurut (Umar, 2003) bahwa dalam penentuan segmen pasar, dapat dilihat dari beberapa faktor adalah : a) Komponen Geografis Komponen-komponen yang termasuk adalah komponen bangsa, negara, provinsi, kabupaten/kota madya dan lain-lain. Contohnya adalah PT. PELNI yang memiliki segmen penumpang yang berlayar antara pulau di Indonesia dari pelabuhan laut Tanjung Priok Jakarta di Indonesia bagian barat sampai ke pelabuhan Jaya pura Papua Indonesia bagian timur. b) Komponen Demografis Ketika menentukan segmen mana yang menjadi kelompok sasaran, produsen juga harus mengetahui para pengguna dari fasilitas yang ditawarkan seperti pada PT PELNI yang berkomitmen melayani pelayaran antara pulau di Indonesia. Faktor yang perlu diketahui dari segmen komponen demografis adalah faktor usia, jenis kelamin maupun
kemampuan
penumpang
membayar
fasilitas
yang
ditawarkan pihak PELNI. Variabel ini perlu diketahui oleh pemasar karena dengan informasi tersebut maka para pemasar akan mensiasatinya dengan penyediaan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan penumpang. c) Komponen Psikografis Ketika ingin memastikan semua variabel yang menjadi kebutuhan, maka sangat perlu diketahui juga adalah kelas sosial, gaya hidup dan
kepribadian.
Pelayanan
yang
diberikan
kepada
konsumen/penumpang menjadi penting dipertimbangkan untuk semua status sosial penumpang. Pada umumnya Kapal Muatan Penumpang menyediakan fasilitas yang sangat memadai untuk semua penumpang. Fasilitas yang disiapkan adalah dengan adanya kelas penumpang umum, satu, dua, dan tiga. Selain itu, fasilitas penunjang lainnya adalah cafetaria, bioskop mini dan permainan games.
43
d) Komponen Perilaku Memberikan pelayanan terbaik bagi konsumen adalah harapan yang selalu ditunjukkan oleh manajemen pelayaran KM Penumpang. Sebagai satu-atunya moda transportasi laut yang mudah terjangkau oleh semua kelas sosial, maka penumpang yang sering berpergian selalu
memilih
sebagai
fasilitas
transportasi
utama
yang
memberikan banyak keuntungan dengan berbagai fasilitas dan kemudahan pengangkutan barang hingga sampai ke tempat tujuan penumpang/konsumen.
Faktor lain yang menjadi perekat nilai
kepercayaan bagi konsumen adalah para calon penumpang bebas memilih fasilitas apa saja yang menjadi kebutuhan ketika membutuhkan selama dalam pelayaran. Sehingga penumpang dengan kepercayaan tinggi selalu menaruh harapan yang besar bagi moda transportasi laut. 2.10.2. Targeting Setelah mengidentifikasi segmen pasar, selanjutnya pemasar harus melakukan kegiatan evaluasi sebagai acuan dalam memutuskan segmen-segmen pasar yang dijadikan pasar sasaran. Untuk mengetahui segmen mana saja yang dilayani menurut (Umar, 2000) ada tiga faktor yang perlu dipertimbangkan : a) Ukuran dan pertumbuhan segmen Setelah pemasar melewati proses pengidentifikasi, maka tahap selanjutnya adalah yang harus dilakukan yaitu menganalisis posisi terakhir penjualan, apakah terjadi sesuai dengan yang diharapkan ataukah ada terjadi perubahan yang merugikan. Menjadi fokus perhatian oleh seorang pemasar adalah mengetahui margin laba yang tepat sehingga dengan mudah ditentukan segmen pasar yang memberikan keuntungan. Sebagai contoh, minum pulp memiliki segmen pasar sendiri untuk mengikat konsumen generasi muda yaitu dengan menawarkan minumen berserat dari jenis buah-buahan. Sehingga minuman pulp memiliki pasar sasaran dari kelompok masyarakat menengah keatas.
44
b) Kemenarikan struktur segmen Pasar sasaran menjadi tujuan pemasar dalam menentukan kriteriakriteria yang harus dipenuhi. Walaupun ukuran dan pertumbuhan segmen terjadi normal dan sesuai dengan yang diharapkan namun tidak menjadi mutlak bagi pemasar untuk mengharapkan dalam jangka waktu panjang, karena struktur segmen bisa mengalami perubahan sesuai dengan kondisi dan situasi yang tidak bisa dikendalikan oleh seorang pemasar. Menjaga agar tersiasati, maka pemasar harus tetap mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi segmen dalam jangka waktu panjang. c) Sasaran dan sumber daya Pasar merupakan pintu bagi konsumen yang melakukan transaksi barang produk/jasa. Dalam menentukan pasar sasaran dan sumber daya yang tersedia, sangat penting dipertimbangkan peluang pasar yang baik untuk jangka waktu panjang dengan tetap memperhatikan berbagai sumber daya yang ada sebagai modal dan sekaligus potensi pemasar dalam mengatur perusahaan kedepan sebagai lembaga yang sehat serta mampu bersaing dengan perusahaan lain. 2.10.3. Positioning Menurut Tjiptono (2007) bahwa yang dimaksud dengan posisi/letak pasar dalam pandangan pemasaran adalah suatu cara produk/merek yang dipersepsikan secara relatif dibandingkan dengan pesaing pelanggang sekarang maupun bagi calon pelanggang kemudian. Memposisikan sebagai yang memberikan nilai kepada pasar sasaran maka dengan sendirinya pemasar memiliki keunggulan terbaik dibandingkan dengan pemasar lainnya. Untuk berada pada posisi positioning yang tepat, maka tiga langkah utama yang harus diperhatikan adalah : 1) Memilih konsep positioning yang tepat. 2) Merancang
dimensi/fitur
yang
paling
mengkomunikasikan posisi yang diharapkan.
efektif
dalam
45
3) Mengkoordinasikan
komponen
bauran
pemasaran
untuk
menyampaikan pesan yang konstan. 2.11. Metode Proses Hirarki Analitik Pada tahun 1970an
Dr. Thomas L. Saaty dari Wharton School of
Business mengembangkan teori Proses Hirarki Analitik. Proses Hirarki Analitik merupakan sistem pembuat keputusan dengan menggunakan model matematik. Model Proses Hirarki Analitik digunakan untuk memecahkan suatu persoalan yang dikategorikan dalam suatu kerangka berpikir terorganisir sehingga memungkinkan untuk mengambil suatu keputusan yang efektif atas persoalan tersebut. Model PHA memungkinkan pengguna untuk memberikan nilai bobot relatif dari suatu kriteria majemuk secara intuitif yaitu dengan melakukan perbandingan berpasangan (Marimin, 2004). Marimin (2008), mengatakan bahwa prinsip kerja Proses Hirarki Analitik adalah proses penyederhanaan suatu persoalan kompleks yang tidak terukur, strategik, dan dinamik menjadi bagian-bagiannya yang harus menatanya dalam suatu hierarki. Dalam menentukan kepentingan setiap variabel diberikan nilai numerik secara subjektif tentang arti penting variabel secara relatif
yang
dibandingkan
dengan
variabel
yang
lain.
Dengan
mempertimbangkan berbagai faktor, kemudian perlu dilakukan suatu percobaan untuk menetapkan variabel yang memiliki prioritas tinggi dan dapat berdampak nyata pada hasil dari sistem yang terjadi. Sebagai kerangka kerja yang komprehensif, logis dan terstruktur, memungkinkan dilakukan pemahaman akan keputusan yang kompleks dengan dekomposisi dari suatu masalah. Metode kerja Proses Hirarki Analitik dapat dimulai dengan menyatukan semua kesepakatan yang wajar dan dibuatkan proses pembobotan untuk memudahkan pengambilan keputusan dengan melihat kepentingan dari masing-masing kriteria obyektif. Model Proses Hirarki Analitik memiliki prinsip-prinsip dasar yang menjadi referensi yaitu ; pengdekomposisian masalah dari pengambilan keputusan, penilaian komparatif dari setiap unsur dan pensintesisan dari masing-masing prioritas.
46
Dalam Saaty (1993), menjelaskan penggunaan metode Proses Hirarki Analitik memberikan pertimbangan keuntungan yaitu ; 1) Memberi suatu model yang luwes terhadap segala permasalahan. 2) Mensintesis satu hasil representatif dari berbagai penilaian berbeda. 3) Mempertimbangkan prioritas-prioritas relatif dari berbagai faktor sistem dan memungkinkan alternatif terbaik. 4) Menuntun kearah suatu taksiran menyeluruh terhadap kebaikan setiap alternatif. 5) Melacak konsistensi logis dari berbagai pertimbangan yang digunakan dalam menetapkan berbagai prioritas. 6) Dapat menangani saling ketergantungan antar faktor dalam suatu sistem. 7) Memadukan ancangan deduktif dan ancangan sistem berdasarkan sistem kompleks. 2.12. Hasil Penelitian Terdahulu Febrianto (2009) melakukan penelitian dengan judul analisis strategi pengembangan promosi dengan menggunakan metode proses hirarki analitik Studi kasus; LPM CHIC’S MUSIC, Cabang Condet) yaitu; terdapat alternatif-alternatif strategi promosi yang direkomendasikan oleh LPM Chic’s Pusat berdasarkan prioritas adalah meningkatkan kegiatan sponsorship dengan menjalin kerjasama dengan lembaga-lembaga atau perusahaan lain untuk melakukan kegiatan promosi (0,267), mengembangkan kegiatan promosi baru yang lebih menarik dengan mendorong kreaktifitas komunitas siswa (0,218), mengembangkan kegiatan penjualan perorangan dengan program member get member (0,209), melaksanakan kegiatan promosi yang telah dilaksanakan perusahaan sebelumnya (0,135), lebih aktif berpromosi dengan menggunakan media periklan yang memiliki cakupan geogarfis sesuai dengan wilayah LPM Chic’s Cabang Condet (0,109) dan yang terakhir ikut serta untuk mendukung kegiatan masyarakat sekitar perusahaan atau mengadakan acara yang bertemakan kepeduliaan sebagai bentuk dari kegiatan publisitas dan humas (0,062). Sindi K. Sujendi (2012), penelitian dengan judul Analisis Strategi Promosi Pada Serambi Botani Bogor. Tujuan penelitian adalah (1) untuk
47
mengetahui bentuk program promosi yang dijalankan oleh Serambi Botani dalam mempromosikan produknya. (2) mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang berpengaruh dan menjadi unsur penyusun strategi promosi pada Serambi Botani. (3) menyusun alternatif strategi promosi yang sesuai bagi Serambi Botani. Berdasarkan hasil pengolahan PHA, terdapat enam alternatif strategi promosi yang dapat direkomendasikan yaitu melakukan promosi melalui pemasaran langsung seperti belanja elektronik, situs jejaring sosial seperti facebook, multiply, linkedink ataupun situs jual beli seperti kaskus dan toko bagus (0,2508), meningkatkan kegiatan promosi penjualan seperti cendera mata dan hadiah, contoh produk, pameran dagang dan potongan harga (0,2198), melakukan kegiatan promosi pada program periklanan iklan cetak dan siaran, brosur dan buklet, poster dan spanduk dan billboard (0,2036), melakukan kegiatan promosi melalui kegiatan humas seperti majalah perusahaan, seminar mengenai herbal dan lifestyle back to nature (0,1118) serta melakukan kegiatan khusus seperti mensponsori festival herbal dan wisata perusahaan (0,700). Salim N. (2001), Penelitian dengan judul Rancang Bangun Infrastruktur Terminal Agribisnis DKI Jakarta. Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan disain fisik terminal agribisnis dengan fasilitas pendukung minimal agar dapat beroperasi dengan baik dan memenuihi syarat pasar modern. Penelitian dilakukan pada disain hipotetik terminal agribsinis untuk DKI Jakarta dengan melakukan patok duga pada terminal agribisnis di negara lain. Penelitian mengkaji kebutuhan sarana dan prasarana pendukung terminal agribisnis dengan membandingkan antara Pasar Induk Kramat Jati dengan terminal agribisnis di Pasar Borong Malaysia, Pasir Panjang Wholesale Market Singapura, Talaad Thai Thailand, Melbourne Market, Sydney Market serta Adelaide Market di Australia, serta kebutuhan minimal sebuah terminal agribisnis yang cocok untuk DKI Jakarta. Analisis dilakukan dengan analisa deskriptif yang menitikberatkan pada disain infrastruktur fisik terminal agribisnis. Terminal agribisnis yang cocok untuk DKI Jakarta adalah terminal agribisnis dengan sistem transaksi tawar menawar, yang membutuhkan kios-kios untuk perdagangan produk
48
agribisnis. Produk yang diperdagangkan sudah menjalani proses pencucian, sortasi, pengkelasan dan dikemas dengan baik. Terminal agaribisnis menyediakan
tempat
untuk
pencucian,
sortasi,
pengkelasan
dan
pengkemasan. Termianal agaribisnis juga menyediakan gudang dan cold storage yang dapat disewa oleh pedagang untuk menyimpan produknya. Kesimpulan dari penelitian ini adalah, Infrastruktur yang direncanakan merupakan infrastruktur minimal untuk terminal agribisnis agar dapat beroperasi dengan baik, sesuai dengan perkembangannya dapat diperluas dan ditambahkan fasilitas lain yang dibutuhkan. Pembangunan dapat dibuat bertahap, untuk mengakomodasi kebutuhan lima tahun kedepan cukup dibangun satu blok grosir besar dan satu blok grosir kecil. Dengan luas tanah yang ada, terminal agribisnis dapat dikembangkan untuk sepuluh tahun kedepan. Disarankan organisasi manajemen pengelola dimulai dengan kebutuhan minimal dan akan berkembang sesuai perkembangan terminal agribisnis. Kegiatan pendukung operasional terminal agribisnis seperti pengelolaan parkir, kebersihan, gudang dan cold strorage serta angkutan dapat dikelola oleh pihak swasta. Perlu dilakukan pengkajian analisa mengenai dampak lingkungan yang teliti dan benar untuk menghindari dampak negatif dengan dibangunnya terminal agribisnis. Nuri Pranika Supriani (2010), melakukan penelitian dengan judul Analisis Strategi Promosi Produk Pembiayaan Talangan Haji pada PT Bank Syariah Mandiri Cabang Tasik Malaya. Tujuan penelitian yaitu mendapatkan alternatif strategi promosi yang paling tepat untuk dilaksanakan oleh PT Bank Syriah Mandiri Cabang Tasik Malaya. Instrumen yang digunakan untuk mencapai tujuan adalah menggunakan metode Proses Hirarki Analitik, Peneliti terlebih dahulu melakukan identifikasi kegiatan promosi yang selama dijalankan oleh BSM Cabang Tasik Malaya. Kegiatan mengidentifikasi promosi
diperoleh
faktor-faktor
penyusun
strategi
promosi.
Hasil
menggunakan metode Proses Hirarki Analitik memberikan rekomendasi strategi promosi produk pembiayaan talangan BSM Cabang Tasik Malaya.
49
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Agro outlet adalah salah satu objek bisnis yang bergerak dalam bidang promosi komoditas pertanian. Sebagai objek bisnis yang telah didirikan tahun 2004 dan sedang berjalan sampai saat ini belum dioptimalkan sesuai harapan. Oleh karenanya, agro outlet Pasar Induk Kramat Jati perlu dirumuskan strategi pengembangan dalam menghadapi semakin tingginya persaingan bisnis modern yang menyediakan kebutuhan-kebutuhan komoditas pertanian. Perumusan strategi pengembangan harus didasarkan pada visi, misi yang telah dicanangkan oleh pemerintah DKI Jakarta. Harapannya adalah bahwa visi dan misi tersebut menggambarkan tentang keberadaan, filosofi, tujuan dan manfaat bagi pemasok maupun pihak-pihak yang berkepentingan dalam jangka pendek maupun panjang. Agro outlet Pasar Induk Kramat Jati Jakarta dalam perkembangannya mengalami banyak tantangan diantaranya kurang diketahui oleh pemerintah daerah sebagai pihak yang ditargetkan sebagai pangsa pasar. Sehingga selama tujuh (7) tahun perjalanan tercatat bahwa stand/counter yang tersedia sebanyak 29 tersebut baru dipasarkan sebanyak delapan (8) outlet ke pemerintah daerah yang bergabung dalam Mitra Praja Utama (MPU). Untuk mengetahui persoalan sesunguhnya yang terjadi, maka penelitian ini ditujukkan untuk mengkaji dan menganalisis persoalan promosi yang sudah dijalankan dalam pemasaran Agro Outlet. Analisis strategi promosi yang dilakukan ini dengan tujuan
bahwa
promosi yang tepat dapat menimbulkan keputusan calon pembeli yang ditujuhnya. Tujuan dasar dilaksanakannya suatu kegiatan promosi adalah untuk mempengaruhi keputusan konsumen supaya membeli produk yang dihasilkan penjual. Suatu promosi yang dilaksanakan tanpa memiliki tujuan sama halnya dengan suatu program tanpa sasaran, oleh karena itu tindakan melakukan suatu kegiatan promosi perlu dilakukan tepat sasaran. Dalam kegiatan penelitian ini penentuan strategi promosi agro outlet PIKJ perlu diawali dengan diadakannya analisis strategi promosi yang telah dilakukan
50
manajemen PIKJ sebagai dasar yang kemudian dilanjutkan dengan pengidentifikasian faktor-faktor, aktor dan tujuan promosi yang dihubungkan dengan tujuan utama kehadiran agro outlet PIKJ, sehingga pada kesimpulan diketahui suatu alternatif strategi pengembangan yang akan dijalankan. Visi dan Misi Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati Potensi Pengembangan Agro Outlet PIKJ Upaya Pengembangan melalui Kegiatan Promosi Agro Outlet Faktor yang dipentingkan
Struktur Hirarki PHA
Aktor-aktor yang berkepentingan Tujuan yang ingin dicapai
Analisis dengan PHA
Alternatif yang disarankan Alternatif Prioritas Strategi Promosi Implikasi Managerial Rekomendasi
Gambar 1. Alur Kerangka Pemikiran Penelitian
Menjalankan kegiatan pengidentifikasian faktor-faktor yang berpengaruh, aktor-aktor yang terlibat dan tujuan promosi yang dijalankan pada penelitian ini menggunakan konsep pendekatan manajemen strategis. Penggunaan metode proses hirarki analitik sesunguhnya dijadikan sebagai landasan utama pengambilan keputusan yang bisa diterima secara logika. Penentuan metode
51
PHA pada penelitian ini, karena sederhana dan terorganisasi secara baik yang bermula dari inti fokus permasalahan yang diteliti hingga pada alternatif solusi yang ingin dihasilkan. Penggunaan metode PHA dirancang untuk menentukan strategi yang digunakan secara objektif dan tepat sasaran dengan menggunakan sumberdaya yang tersedia. Kerangka pemikiran penelitian ini diharapkan memberikan gambaran yang jelas terhadap alternatif strategi yang harus dilakukan oleh pemerintah DKI Jakarta guna meningkatkan manfaat fasilitas agro outlet Pasar Induk Kramat Jati sebagai langka awal dalam menjejaki peluang pangsa pasar nasional maupun Internasional di kawasan Asia maupun kawasan manca negara sebagai pangsa pasar yang saat ini masih membutuhkan stock/suplai bahan komoditi pertanian khususnya jenis-jenis komoditi unggulan daerah terutama di negara-negara berkembang seperti Indonesia. 3.2. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di agro outlet Pasar Induk Kramat Jati dengan pengambilan data sekunder di Unit Pasar Besar PIKJ. Waktu penelitian dimulai dengan pengambilan data dari bulan September sampai November 2012. 3.3. Sumber dan Metode Pengambilan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari pengisian pertayaan kuisioner, bentuk pertayaan dapat dilihat pada Lampiran 1.
Wawancara mendalam dapat
dilakukan langsung dengan aktor yang diminta kesediaan sebagai responden, bentuk panduan pertayaan dapat dilihat pada Lampiran 2, serta pengamatan langsung (Observasi). Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada pihakpihak terkait disesuaikan dengan ruang lingkup dan program yang dikerjakan selama ini. Permasalahan yang dihadapi manajemen agro outlet Pasar Induk Kramat Jati sangat kompleks sehingga dalam penelitian ini membutuhkan keputusan solusi yang tepat, diperlukan suatu kebijakan strategis dari semua pihak terkait, termasuk didalamnya pemerintah DKI Jakarta. Dalam menentukan strategi alokasi sumber daya untuk promosi agro outlet Pasar Induk Kramat Jati, diperlukan alat analisis yang tepat untuk
52
memecahkan permasalahan dimaksud, maka penelitian ini menggunakan metode proses hirarki analitik (PHA) sebagai metode pengambilan keputusan oleh para ahli yang dimaksud adalah mereka yang pakar dibidangnya. Pemilihan responden pada penelitian ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan mempertimbangkan responden tersebut paham mengenai strategik pemasaran dan besarnya peranan responden yang dipilih dalam melaksanakan kegiatan pemasaran tersebut. Responden yang dipilih secara sengaja adalah pihak-pihak yang dianggap ahli dan pakar dibidangnya. Responden dalam penelitian ini dipilih dari pihak internal agro outlet PIKJ dan pihak eksternal. Penentuan keterwakilan responden didasarkan pada pertimbangan bahwa pihak-pihak terkait berkompeten dalam mewakili keseluruhan populasi. Pengisian kuisioner untuk memberikan pembobotan dilakukan oleh responden dan dipandu oleh peneliti. Dalam penyusunan struktur strategi bauran pemasaran diperlukan pakar/ahli yang Pertama ; Sekretaris Daerah DKI Jakarta sebagai pihak pengambil kebijakan yang bertanggungjawab dalam memprogramkan penyediaan fasilitas agro outlet. Kedua ; Komisi perekonomian DPRD Provinsi DKI Jakarta, sebagai mitra pemerintah yang menyetujui penganggaran dalam rangka pembangunan fasilitas agro outlet. Ketiga ; Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) DKI Jakarta, sebagai pihak yang merencanakan program penyediaan fasilitas agro outlet. Keempat ; Pengelola manajemen agro outlet sebagai penanggungjawab teknis. Pihak pengelolah manajemen dipilih sebagai pihak yang dianggap mengetahui banyak hal terkait dengan teknis pengelolaan dan persoalan yang menjadi tantangan selama
ini.
Kelima
berasal
dari
akademik,
seorang
pakar
Manajemen/Agribisnis, pilihan kepada pihak akademik sengaja untuk memberikan masukan-masukan dalam memanajemenkan alur penanganan promosi agro outlet secara tepat. Data-data sekunder diperoleh dari berbagai sumber sesuai dengan topik penelitian yang kami ajukan. Data-data sekunder ini pun kami penuhi dengan melakukan studi pustaka, buku-buku, prosiding hasil seminar dan loka karya, jurnal, data badan pusat statistik, data dinas pertanian yang terkait, serta
53
berbagai hasil penelitian terdahulu. Menelusuri berbagai data sekunder ini dimaksud untuk mendapatkan informasi
serta
landasan teori
yang
berhubungan dengan kajian topik penelitian yang dibahas peneliti. 3.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data Data yang dikumpulkan dapat diolah agar data tersebut memberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah yang diteliti. Dalam pelaksanaan pengolahan data, diusahakan agar kesalahan yang terjadi dalam penelitian sekecil mungkin. Data yang tersedia perlu dipelajari untuk mengetahui sejauhmana keterkaitan antara strategi promosi agro outlet Pasar Induk Kramat Jati dan pemilihaan penggunaan metode proses hirarki analitik. Perlu dilakukan identifikasi bentuk-bentuk kegiatan promosi pemasaran yang telah dilakukan oleh pengelola agro outlet melalui wawancara mendalam dengan pihak internal yang memiliki wewenang dalam penyusunan kebijakan pemasaran. Dengan informasi terkait, maka dilakukan identifikasi terhadap faktor, aktor, tujuan dan alternatif-alternatif strategi promosi pengembangan untuk dilakukan wawancara mendalam dengan pihak-pihak penyusun strategi promosi. Hasil yang diperoleh dari wawancara itu, kemudian didiskusikan kembali dengan pakar strategi yaitu seorang akademik yang diyakini ahli untuk memperoleh struktur hirarki yang tepat untuk kemudian dijadikan sebagai acuan penyusunan kuisioner yang digunakan sebagai pakar dari pihakpihak yang ditentukan yaitu, Sekretaris Daerah DKI Jakarta, Komisi Perekonomian
DPRD
Provinsi
DKI
Jakarta,
Badan
Perencanaan
Pembangunan Daerah (BAPPEDA) DKI Jakarta, dan Pengelola Manajemen Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati. Metode analisis data menggunakan proses hierarki analitik dengan menggunakan bantuan Expert Choice versi 10 dan Microsof Excel. Expert Choice merupakan Sofware yang digunakan dalam menentukan pilihanpilihan dalam pengambilan keputusan dengan multi-kriteria berdasarkan metodologi pengambilan keputusan yang dikembangkan oleh Saaty. Metode PHA digunakan pemilihan alternatif dengan menangkap secara rasional
54
persepsi orang karena PHA mampu mengkonversi faktor-faktor intangible (yang tidak terukur) kedalam aturan yang biasa sehinga dapat dibandingkan. F
Fokus
F1
F2
F3
F4
Fn
Ak1
Ak 2
Ak3
Ak4
Ak nN
T1 1 Al 1
T2
Al 2
T3
Al 3
Faktor
Aktor
Tujuan
Tn
Al4
Al n
Alternati f
Gambar 2 : Contoh Model Struktur Proses Hirarki Analitik (Sumber: Saaty, 1991). Keterangan : Tingkat 1: Fokus Fokus adalah apa yang menjadi inti atau fokus permasalahan yang ingin dipecahkan dengan Proses Hirarki Analitik Tingkat 2 : Faktor (F1, F2, F3, F4, Fn) Pertimbangan lain yang menjadi faktor dari goal. Gambar diatas memunculkan 4 faktor utama. Tingkat 3 : Aktor (Ak1, Ak2, Ak3, Ak4, Akn) Orang-orang yang terlibat dalam hirarki untuk mencapai fokus perusahaan. Tingkat 4 : Tujuan (T1, T2, T3, Tn) Keinginan yang ingin dicapai oleh perusahaan dalam mencapai fokus. Tingkat 5 : Alternatif (Al1, Al2, Al3, Al4, An) Pertimbangan yang telah dirumuskan sebagai pilihan yang akan direkomendasikan sebagai hasil untuk mencapai tujuan penelitian.
55
3.4.1. Prinsip kerja Proses Hierarki Analitik (PHA) Menurut Saaty (1991), bahwa proses hierarki analytik dalam penerapannya diutamakan adalah kualitas data dari responden yang dilakukan, sehingga tidak tergantung pada jumlah responden. Dalam memecahkan persoalan dengan analisa logis dengan metode proses hirarki analitik ada tiga prinsip dasar, yaitu ; 1. Prinsip menyusun hirarki Agar mengetahui secara detail tentang persoalan yang dialami perusahaan/lembaga, maka metode analitik hirarki process berguna untuk menguraikan persoalan-persoalan yang dibedah hingga pada unsur-unsur yang paling sederhana. Pemecahan persoalan sampai pada tingkat yang paling sederhana, memberikan suatu gambaran yang jelas dan terukur terhadap persoalan dan mengetahui secara akurat tingkatan persoalan tersebut. 2. Prinsip menerapkan prioritas Keputusan
menerapkan
prioritas
terhadap
suatu
persoalan
memberikan suatu gambaran penilaian kepentingan reatif dua elemen pada suatu tingkat tertentu yang sangat erat kaitannya dengan tingkat diatasnya. Dalam konteks ini, elemen pada tingkat tertinggi berfungsi sebagai suatu kretieria dan disebut sebagai sifat. Hasil dari proses pembedaan ini adalah vektor prioritas, atau relatif pentingnya elemen terhadap setiap sifat. 3. Prinsip konsistensi logis Keputusan terhadap prinsip konsistensi logis merupakan upaya jaminan semua elemen yang dikelompokkan secara logis dan diperingkatkan secara konsistensi sesuai dengan kriteria yang logis. Sehingga untuk menghitung prioritas, kita memerlukan sutau metode praktis untuk menghasilkan skala bagi pengukuran.
56
3.4.2. Langkah-Langkah Proses Hierarki Analitik (PHA) Langkah-langkah penggunaan metode proses hierarki analitik dalam memecahkan persoalan menurut Saaty, (1999) sebagai berikut ; 1. Persoalan yang terjadi diuraikan secara detail agar diketahui tingkatan masalah yang terjadi. Pada proses pemecahan, upaya yang dilakukan adalah dengan menganalisis persoalan dengan tepat sehingga diketahui solusi pemecahannya. Pada saat melakukan pemecahan persoalan, harus diperhatikan tentang pemilihan tujuan, kriteria dan elemenelemen yang menyusun struktur hierarki yang ada. 2. Dalam menyusun metode proses hirarki analitik harus mengacu pada sistem manajemen secara keseluruhan. Metode hirarki merupakan suatu sistem yang mempelajari fungsi interaksi antar komponen dan dampaknya terhadap sistem. Sistem ini memiliki satu bentuk yang saling berkaitan, tersusun dari sasaran utama, sub-sub tujuan, faktorfaktor pendorong yang mempengaruhi sub-sub sistem tujuan, pelakupelaku yang memberi dorongan yang akhirnya ke alternatif strategis, pilihan-pilihan skenario. Dalam pengambilan keputusan mengacu pada metode hirarki yang disusun. Hirarki hanya terdiri dari satu elemen disebut fokus yaitu sasaran keseluruhan yang bersifat luas. Tahapan dari
elemen-elemen
dibagi
dalam
kelompok
sehingga
dapat
membandingkan dengan elemen-elemen yang berada pada tingkat sebelumnya. 3. Menyusun matriks banding berpasangan. Matriks banding berpasangan berfungsi untuk mengetahui kontribusi dan pengaruh setiap elemen yang relevan atas setiap kriteria yang berpengaruh dan berada setingkat diatasnya. Dalam kesepakatan untuk suatu elemen yang berada disebelah kiri diperiksa terlebih dulu atas dominasinya terhadap suatu elemen yang berada sebelah kanan diatas puncak matriks. 4. Dilakukan pembandingan berpasangan antar setiap elemen pada kolom ke-i dengan setiap elemen pada baris ke-j. Perbandingan berpasangan antar
elemen
tersebut
dilakukan
dengan
baris
ke-i
57
didominasi/dipengaruhi, dipenuhi, diuntungkan oleh fokus dipuncak hierarki dibandingkan dengan kolom ke-j”. Jika elemen-elemen yang diperbandingkan memberikan suatu peluang maka pertanyaan kita adalah seberapa sering suatu elemen baris ke-i dibandingkan dengan elemen ke-j sehubungan dengan elemen dipuncak hirarki. Angka-angka yang mengambarkan relatif pentingnya suatu elemen dibandingkan dengan elemen lainnya sehubungan dengan sifat dan kriteria tertentu. Pengisian matriks hanya dilakukan untuk bagian diatas diagonal dari kiri kekanan bawah. Tabel 2. Nilai skala banding berpasangan. Intensitas pentingnya 1
3
5
7
9
2,4,6,8
Kebalikan
Definisi Kedua elemen pentingnya
Penjelasan sama
Dua elemen menyumbang sama besar pada sifat itu Pengalaman dan Elemen yang satu sedikit pertimbangan sedikit lebih penting dari pada menyokong satu elemen atas elemen yang lainnya yang lainnya Pengalaman dan Elemen yang satu sangat pertimbangan dengan kuat penting daripada elemen menyokong satu elemen atas yang lainnya elemen yang lainnya Satu elemen jelas lebih Satu elemen dengan kuat penting daripada elemen disokong dan dominannya yang lainnya telah terlihat dalam praktik Bukti yang menyokong Satu elemen mutlak lebih elemen yang satu atas yang penting daripada lemen lainnya memiliki tingkat yang lainnya penegasan yang tertinggi yang mungkin menguatkan Nilai-nilai diantara dua Kompromi diperhatikan pertimbangan yang diantara dua pertimbangan berdekatan Jika untuk aktivitas i mendapat satu angka bila dibandingkan dengan aktifitas j, maka j memiliki nilai kebalikannya bila dibandingkan dengan i
Sumber : Saaty, (1991). 5. Memasukkan nilai-nilai kebalikannya beserta bilangan 1 sepanjang diagonal utama. Angka 1-9 digunakan bila f1 lebih mendominasi atau mempengaruhi sifat fokus puncak hirarki (x) dibandingkan dengan fj
58
namun bila fi kurang mendominasi atau kurang mempengaruhi sifat X dibandingkan fj maka digunakan angka kebalikannya. Contoh bila elemen matrik f24 memiliki nilai 7 maka nilai elemen matrik f42 adalah 1/7. 6. Perhatikan secara konsisten terhadap langkah 3, 4 dan 5 dalam keseluruhan tingkatan dan gugusan hirarki tersebut. Selanjutnya dilakukan pembandingan untuk semua elemen pada setiap elemen tingkat keputusan yang terdapat pada hirarki berkenan dengan kriteria elemen diatas. Dari penjelasan tersebut, matrik pembanding dari metode Proses Hirarki Analitik dapat dibedakan menjadi : (1).
Matriks
Pendapat
Individu
(MPI),
yaitu
matriks
hasil
pembandingan yang dilakukan individu dan memiliki elemen yang disimbolkan dengan aij yaitu elemen matriks pada baris ke-i dan kolom ke-j yang dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3. Matriks pendapat individu
(2).
X
A1
A2
A3
……
An
A1 A2 A3 …… An
a11 a22 a31 …… an1
a12 a22 a32 …… An2
a13 a23 a33 …… An3
…… …… …… …… ……
a1n a2n a3n …… ann
Matriks Pendapat Gabungan (MPG), adalah susunan matriks baru yang elemen (gij) berasal dari rata-rata geometrik pendapat-pendapat individu yang rasio inkonsistensinya lebih kecil atau sama dengan 10% dan setiap elemen pada baris dan kolom yang sama dari MPG yang satu dengan MPI yang lain tidak terjadi konflik. Nilai MPG dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Matriks pendapat gabungan X
A1
A2
A3
……
Gn
G1 G2 G3 …… Gn
g11 g22 g31 …… gn1
g12 g22 g32 …… gn2
g13 g23 g33 …… gn3
…… …… …… …… ……
g1n g2n g3n …… gnn
59
Rumus rataan geometrik adalah sebagai berikut : Gij = n n П aij (k) ……………………………………............... (1) K=1
Keterangan : n aij (k)
= Jumlah responden (Pakar) = Sel penilaian setiap pakar
7. Mensintesis prioritas untuk melakukan pembobotan vektor-vektor prioritas. Metode Proses Hirarki Analitik diposisikan secara hirarki untuk membobotkan vektor-vektor prioritas itu dengan bobot kriteriakriteria dan menjumlahkan semua nilai prioritas terbobot yang bersangkutan dengan nilai prioritas dari tingkat bawah berikutnya dan seterusnya. Vektor prioritas dapat dihitung dengan rumus : VE
VP (Vektor prioritas) = n n
∑ П i=1aij …………………....................... (2) Dimana VE : VP (Vektor prioritas) =
nn
П i=1aij …………………....................... (3) Keterangan : n = Jumlah elemen yang diperbandingkan aij (k) = Elemen MPI pada baris ke-i dan kolom ke-j 8. Mengevaluasi inkonsistensi untuk seluruh hirarki Kesahihan jawaban yang diperoleh merupakan hasil dari upaya pengukuran yang konsisten. Tahapan yang digunakan yaitu dengan mengalihkan setiap indeks konsistensi dengan prioritas kriteria yang bersangkutan. Hasil dibagi lagi dengan pernyataan sejenis yang menggunakan indeks konsistensi acak, yang sesuai dengan dimensi masing-masing matriks. Setiap indeks konsistensi acak dibobot berdasarkan prioritas kriteria yang bersangkutan dengan hasil yang telah dijumlahkan dengan rasio konsistensi hirarki 10%. Jika tidak, mutu informasi harus diperbaiki, antara lain dengan memperbaiki cara menggunakan pertayaan ketika melakukan pengisian ulang kuisioner dan untuk mengarahkan responden yang mengisi kuisioner.
60
Menurut
Fewidarto
(1996)
menjelaskan
bahwa
jika
tingkat
inkonsistensi sebesar 10% kebawah tidak dicapai maka dapat digunakan batas yang lebih besar atau bahkan rataan CR penilaian pakar, karena batasan diterima atau tidaknya konsistensi suatu matriks sebenarnya tidak ada yang baku. Rumus untuk perhitungan uji konsistensi adalah sebagai berikut : CI (Indeks Konsistensi) CI = λmax – n .............................................................................. (4) n-1 Keterangan : CI = Indeks Konsistensi λmax = eigen value maksimum n = Jumlah elemen yang diperbandingkan dimana : λmax = ∑VВ …………………………………………… (5) n VB (Nilai Eigen) = VA …………………………………………. (6) VP VA (Vektor antara) = aij x Vp ……………………………………. (7) Lebih lanjut ingin diketahui apakah CI dengan besaran cukup baik atau tidak, maka perlu diketahui rasio konsistensinya (CR) yaitu : CR (Rasio Konsistensi) CR =
CI RI
……………………………………………………….. (8)
Rasio konsistensi adalah acak yang dikeluarkan oleh Oak Ridge Laboratory dari matrik berorde 1 sampai 15 dengan menggunakan sampel berukuran 100. Tabel rasio konsistensi seperti pada Tabel. Tabel 5. Indeks Acak N 1 2 3 RI 0,00 0,00 0,58 N 9 10 11 RI 1,45 1,49 1,51 Sumber : Fewidarto, (1996).
4 0,90 12 1,48
5 1,12 13 1,56
6 1,24 14 1,57
7 1,32 15 1,59
8 1,41
61
3.4.3. Keuntungan Proses Hirarki Analitik Dalam Saaty (1991) bahwa keuntungan menggunakan metode Proses Hirarki Analitik adalah : 1. Kesatuan : proses hirarki analitik memberi satu model tunggal yang mudah dimengerti, luwes untuk aneka ragam persoalan tak terstruktur. 2. Kompleksitas : proses hirarki analitik memadukan rancangan deduktif dan rancangan berdasarkan sistem dalam memecahkan persoalan kompleks. 3. Saling ketergantungan : proses hirarki analitik dapat menangani saling ketergantungan elemen-elemen dalam suatu sistem dan tidak memaksakan pemikiran linear. 4. Penyusunan
hierarki
:
proses
hirarki
analitik
mencerminkan
kecenderungan alami pikiran untuk memilah elemen-elemen dalam suatu sistem dalam berbagai tingkat berlainan dan mengelompokkan unsur yang serupa dalam setiap tingkat. 5. Pengukuran : proses hirarki analitik memberi suatu skala untuk mengukur objek dalam wujud suatu metode untuk menetapkan prioritas. 6. Konsistensi : proses hirarki analitik melacak konsistensi logis dari pertimbangan-pertimbangan yang digunakan dalam menetapkan berbagai prioritas. 7. Sintesis : proses hirarki analitik menuntun pada suatu taksiran menyeluruh tentang kebaikan setiap alternatif. 8. Tawar-menawar : proses hirarki analitik mempertimbangkan prioritasprioritas relatif dari berbagai faktor sistem dan memungkinkan orang memilih alternatif terbaik berdasarkan tujuan-tujuan mereka. 9. Penilaian dan konsensus : proses hirarki analitik tidak memaksakan konsensus, tetapi mensintesis suatu hasil yang refresentatif dari berbagai penilaian yang berbeda-beda. 10. Pengulangan proses : proses hirarki analitik memungkinkan orang memperhalus definisi mereka pada suatu persoalan dan memperbaiki pertimbangan dan pengertian mereka melalui pengulangan.
62
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Tahun 2003 pemerintah DKI Jakarta bersama pemerintah daerah yang tergabung dalam Mitra Praja Utama (MPU) mengadakan pertemuan di Mataram Nusa Tenggara Barat. Persetujuan bersama bahwa daerah-daerah yang selama ini sebagai sumber pangan perlu meningkatkan informasi kepada semua pihak dalam rangka sistem pengembangan binis komoditas pertanian. Upaya pemerintah DKI Jakarta ditindaklanjutkan dengan melakukan pertemuan bersama pemerintah daerah, akhirnya memutuskan bahwa pemerintah DKI Jakarta perlu menyiapkan sarana dan prasarana pendukung sebagai pusat informasi (information center) dalam rangka peningkatan informasi hasil produksi komoditas pertanian dari daerah sumber produksi serta berfungsi bagi pihak-pihak lain yang memerlukan. Kesepakatan antara pemerintah daerah ini dikhususkan pada kerjasama bidang pertanian. Tindaklanjut dari kesepakatan Mataram Nusa Tenggara Barat (NTB) Tahun 2003 tersebut, maka melalui surat asisten tata praja dan aparatur SEKDA DKI Jakarta atas nama ketua sekretaris bersama Mitra Praja Utama (MPU) bernomor : No.05/077.71/MPU/III/2004 Tanggal 31 Maret 2004, ditujukan kepada Direktur PD. Pasar Jaya tentang pengadaan counter/stand agro outlet di lokasi Pasar Induk Kramat Jati. Sebagai harapan bahwa dengan kehadirana gro outlet dapat memberi manfaat yang lebih besar. Pengadaan fasilitas stand agro outlet sebagai sarana dan prasarana guna mempertemukan para petani produsen dan pedagang. Dari jumlah 29 counter/stand yang tersedia hingga Juni 2009 baru terjual 8 stand, itupun masih terbatas pada pemerintah daerah yang pada awalnya terlibat dalam kesepakatan bersama yaitu pemerintah DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatera Selatan, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Barat dan Kabupaten Lampung Selatan. Hasil survey menunjukkan bahwa dari jumlah keanggotaan MPU yang sudah memiliki stand pun sampai saat ini terlihat belum memanfaatkan maksimal dan sesuai harapan dari tujuan dan sasaran. (Sumber : Dinas Kelautan dan Pertanian Pemda DKI Jakarta, 2012).
63
Pada kegiatan promosi agro outlet terlihat banyak pihak yang terlibat, pihak-pihak tersebut berasal dari berbagai lembaga yang memiliki peran masing-masing sesuai misi setiap lembaga yang menjadi tanggungjawabnya. Agro outlet adalah jenis pasar lembaga yang dalam kegiatan promosi dipengaruhi oleh banyak pihak yang berkepentingan, sehingga dalam membangun komunikasi dengan pihak lain perlu adanya koordinasi dan komunikasi lintas pihak yang berwenang guna melahirkan suatu keputusan yang tepat dengan mengacu pada kesepahaman bersama. Oleh sebab itu, dalam pengambilan keputusan perlu diketahui pihak/aktor siapa yang akan memutuskan (decision maker), siapa yang bisa mempengaruhi kebutuhan pembelian (influencer), siapa yang akan membayar (payer) dan siapa yang akan menggunakannya (user). Terkait dengan tugas tersebut maka perlu dipahami suatu keputusan yang melahir solusi yang tepat. Agro outlet yang dibangun di pasar induk kramat jati terlihat dari fungsinya bagi pedagang dan petani produsen komoditas sayur dan buah, dapat dikategorikan sebagai pasar pasar bisnis (business market) dimana merupakan lembaga yang membeli barang dan jasa untuk dipergunakan dalam memproduksi produk, atau dengan tujuan dijual lagi atau disewakan kepada pihak lain dengan mengambil untung. Perilaku pembelian bisnis (business buying behaviour) mengacu pada perilaku pembelian organisasi yang membeli barang dan jasa untuk digunakan dalam produksi produk dan jasa lain yang dijual, disewakan atau dipasok kepada pihak lain, sedangkan proses pembelian bisnis adalah proses pengambilan keputusan dengan pembeli bisnis menetapkan
kebutuhan
akan
produk
dan
jasa
yang
dibeli
dan
mengidentifikasi, mengevaluasi, serta memilih diantara merek-merek dan pemasok-pemasok alternatif. Pengelola agro outlet yang bertindak sebagai pemasar saat ini yang fokus promosi kepada organisasi bisnis lain harus sebaik-baiknya memahami perilaku pasar bisnis dan pembelian bisnis. 4.1.1. Letak Lokasi Agro Outlet Agro outlet berada tepatya dilantai 1 bangunan Masjid PIKJ. Lokasi agro outlet terletak diantara grosir buah dan grosir sayur, menjadi strategis bagi pengelola dalam memantau langsung perkembangan dan
64
aktifitas bongkar muat kegiatan distribusi komoditi sayur-sayuran dan buah-buahan. Agro outlet PIKJ berada di jalan raya Bogor KM 22 Jakarta Timur. Agro outlet dibangun dengan kapasitas ruangan pameran seluas 691 M2 dan didukung dengan kapasitas areal PIKJ seluas 14,7 hektar dimana sebagai salah satu pasar sayur dan buah segar terluas dikawasan Asia Tenggara. Letak lokasi agro outlet Pasar Induk Kramat Jati dapat dilihat pada Gambar 3 dibawah ini.
Gambar : 3 Letak lokasi Agro Outlet (Sumber: Pengelola Agro Outlet PIKJ, 2012) 4.1.2. Visi Misi Agro Outlet Visi misi agro outlet yaitu terbangun suatu sistem informasi yang upto date guna mendukung jalur distribusi pangan berbasis agribisnis yang melibatkan berbagai pihak dari hulu sebagai produsen pangan maupun hilir sebagai penyalur dan konsumen akhir maupun faktor penunjang secara kontinyu dan saling menguntungkan berbagai pihak yang bekerjasama. Sistem berbasis agribisnis ini, diharapkan mendukung upaya peningkatan ketahanan pangan yang efektif, efisien, sinergi dan saling menguntungkan antara Provinsi DKI Jakarta dengan daerah produsen pangan, dengan cara memperpendek mata rantai distribusi. Adapun tujuan adanya agro outlet, diharapkan : (1) Sebagai pusat informasi harga dan kebutuhan sayuran/buah-buahan yang up to date di PIKJ.
65
(2) Sebagai mediator/penghubung antara petani dengan pedagang PIKJ dan antara pedagang dengan petani. (3) Sebagai etalase (promosi) produk unggulan sayuran/buah-buahan daerah masing-masing. (4) Sebagai tempat lelang sayuran dan buah-buahan, baik secara langsung maupun tidak langsung. 4.1.3. Struktur Organisasi Agro Outlet PIKJ Bentuk struktur agro outlet PIKJ dipimpin oleh seorang koordinator umum dan dibantu
empat orang anggota. Masing-masing orang
memiliki tugas dan tanggungjawab yang berbeda. Seorang koordinator bertugas mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan di agro outlet, anggota 1 bertugas untuk menyiapkan informasi harga pada papan nama, anggota 2 bertugas menyiapkan bahan-bahan/media yang berhubungan dengan promosi, anggota 3 bertugas untuk menyiapkan data-data dan entri data ke internet, dan anggota yang paling akhir yaitu yang ke 4 bertugas mengamankan dan menjaga kebersihan lingkungan agro outlet. Struktur organisasi pengelola agro outlet PIKJ dapat dilihat pada Gambar 4 dibawah ini.
KOORDINATOR
ANGGOTA 1
ANGGOTA 2
ANGGOTA 3
ANGGOTA 4
Gambar 4 : Struktur organisasi Agro Outlet (Sumber: Pengelola Agro Outlet PIKJ, 2012) Keterangan Tugas : Anggota 1 : Sarana dan Prasarana Informasi harga (Papan nama) 2 : Promosi dan Informasi 3 : Internet 4 : Keamanan dan Kebersihan
4.2. Analisis Strategi Bauran Pemasaran Agro Outlet PIKJ Menawarkan produk kepasar sasaran, harus memperhatikan berbagai faktor
yang
dapat
berpengaruh
nyata
terhadap
pemintaan
dan
keinginan/ketertarikan terhadap produk tersebut. Sehingga untuk mengukur
66
keberhasilan pemasaran suatu produk, kriteria yang menjadi penentu keberhasilan perlu ditegaskan seperti jenis produk, harga yang layak terhadap kualitas, strategi promosi yang tepat dan efektif dll, karena dalam bauran pemasaran seperti produk, harga, tempat serta kreaktivitas dalam promosi harus diperhatikan dan dijalankan
secara cermat oleh lembaga pemasar
seperti pada promosi agro outlet Pasar Induk Kramat Jati Chandler 1962, dalam Triton P.B 1997 bahwa strategi adalah penetapan tujuan dasar jangka panjang dan sasaran perusahaan, dan penerapan serangkaian tindakan, serta alokasi sumber daya yang penting untuk melaksanakan sasaran. Sehingga Triton P.B 1997 bahwa strategi didefinisikan sebagai sekumpulan pilihan kritis untuk perencanaan dan penerapan serangkaian rencana tindakan dan alokasi sumber daya yang penting dalam mencapai tujuan dasar dan sasaran, dengan memperhatikan keunggulan kompetitif, komparatif, dan sinergis yang ideal berkelanjutan, sebagai arah, cakupan dan perspektif jangka panjang keseluruhan yang ideal dari individu atau oraganisasi. 4.2.1. Produk (Product) Francese, (1998) dalam Rhenald Kasali (2007) bahwa untuk menentukan segmen pasar yang ditujuh dari suatu produk yang telah siap untuk dipasarkan, diperlukan analisis data demografi sebagai kategori penting dalam memudahkan segmen pasar : a. Manajemen pemasaran yaitu tindakan respon terhadap perubahanperubahan pasar, dimana seorang manager menilai potensi pasar dalam area geografi dan mengalokasikan wilayah-wilayah penjualan pada setiap pasar yang potensial. Segmentasi pasar berdasarkan data demografi dibutuhkan untuk mengambil keputusan managerial. b. Analisis produk yaitu Produk yang ditargetkan pada area tertentu, menentukan harga jual dan jumlah pangsa pasar yang ingin dicapai. c. Strategi periklanan; yaitu Strategi suatu produk dikomunikasikan kepada khalayak (public) sebagai pasar sasaran. Seorang marketing harus memahami media-media apa saja yang menjangkau segmen pasar yang ditujuh, yang menjadi pertimbangan seperti anggaran,
67
waktu yang tepat untuk dipublikasikan serta keterlibatan seorang tokoh/figur yang dapat berpengaruh terhadap setiap pasar sasaran. d. Perencanaan strategis yaitu sebagai produsen dari suatu produk, perlu mempelajari perubahan-perubahan yang terjadi dipasar yang dapat menganggu eksistensi perusahaan. Perubahan prioritas kebutuhan konsumen, perubahan peta persaingan, menentukan produk baru serta cara baru melayani konsumen adalah hal-hal baru yang perlu dilakukan. Melengkapi fasilitas agro outlet merupakan kebijakan tepat dan strategis dalam menunjang kegiatan yang efektif bagi pengembangan sistem agribisnis yang melibatkan berbagai pihak. Usaha agribisnis yang terukur dan tepat sasaran tidak akan mencapai efektif jika fasilitas utama bahkan penunjang yang dibutuhkan tidak dilengkapi dan dioperasikan secara maksimal. Untuk itu, upaya mendukung kegiatan sistem agribisnis pemasaran komoditi pertanian yang bersumber dari pengelolah agro outlet PIKJ antara lain ; 1) Sarana Informasi Sebagai pusat informasi dalam pergerakan hasil produk yang dipasarkan, maka PD Pasar Jaya sebagai pihak yang terlibat langsung dalam pemasaran agro outlet ikut menyiapkan sarana yang mempermudah komunikasi dan informasi berupa layanan line telpon. Sedangkan pemerintah DKI Jakarta sebagai pihak yang terlibat dalam program penyediaan fasilitas agro outlet khususnya Dinas Kelautan dan Pertanian DKI Jakarta merasa berkewajiban menyiapkan fasilitas website yang bisa di entri oleh pengelolah yang ada di agro outlet PIKJ. Direncanakan agro outlet PIKJ akan dijadikan sebagai pusat informasi dan juga sebagai sarana pelelangan, sarana promosi dan sebagai sarana pembinaan mutu pangan. Sehubungan dengan hal dimaksud maka pelayanan informasi yang akan disediakan meliputi; profil pelaku usaha yang memasok komoditas
ke
DKI
Jakarta
dari
daerah,
profil
68
pedagang/grosir/importir yang berada di PIKJ, harga harian seluruh jenis komoditas yang ada di PIKJ, ketersediaan / pasokan komoditas yang masuk ke PIKJ, data alamat/ contact person para pedagang /grosir/importir yang ada di PIKJ, data alamat/ Contact person pelaku usaha pemasok komoditas dari daerah, informasi kebutuhan komoditas, sarana perbankan / koperasi dilingkungan PIKJ, sarana penunjang perdagangan komoditas dilingkungan PIKJ. Seluruh informasi akan di input di website yang selalu dinamis / di up date setiap harinya yang akan dioperasikan oleh operator yang stand by setiap saat. Para pelaku usaha (baik yang berada di PIKJ maupun di daerah pemasok); masyarakat umum maupun para pelaku lainnya dapat mengakses data (informasi) tersebut. Setiap anggota MPU yang bertugas sebagai pengelola agro outlet yang ditunjuk akan disediakan khusus pada sistem website sehingga dapat melengkapi data (informasinya). 2) Sarana Lelang Fasilitas penunjang lain yang tersedia didalam ruang agro outlet adalah tersedianya ruangan serbaguna yang bisa digunakan untuk berbagai kegiatan rapat display, ruang pamer/promosi produk unggulan, temu bisnis, dll. Hasil diskusi dengan pengelolah agro outlet bahwa kedepan sarana-sarana pelelangan akan dilengkapi agar aktifitas promosi berjalan sesuai harapan dan memenuhi permintaan pasar. Spesifikasi teknis : - Lantai keramik baik di stand maupun di ruang pameran - Plafond gypsum - Partisi counter/stand gypsum - Kwh meter & stop kontak disetiap stand - AC sentral (di masing-masing stand/outlet)
69
3) Keamanan Keamanan diareal bisnis Pasar Induk Kramat Jati Jakarta menjadi tanggung jawab PD Pasar Jaya sebagai pihak yang berwenang mengurus semua tata kelolah, sehingga wajib memberikan jaminan pengawasan bagi semua pihak yang beraktifitas. PD Pasar Jaya selama ini bertindak dan mengatur langsung sistem keamanan terkontrol yang diberlakukan 1x24 jam. 4) Fasilitasi Papan Informasi Harga Fasilitas line telp dan website disiapkan untuk memudahkan komunikasi diantara berbagai pihak, diantaranya pemerintah DKI Jakarta khususnya Dinas Kelautan dan Perikanan serta PD Pasar Jaya yang bertindak sebagai pelaksana teknis pengelolaan dan pemasaran merasa perlu untuk melengkapi fasilitas lain yaitu dengan menyiapkan papan informasi elektrik yang bersifat dinamis karena dapat berhubungan langsung dengan komputer/operator website yang didalamnya berisi data-data harga komoditas yang dipasarkan di Pasar Induk Kramat Jati Jakarta. 4.2.2. Harga (Price) Penyediaan agro outlet merupakan bentuk kebijakan yang ingin dijaga pemerintah DKI Jakarta dengan pemerintah daerah yang tergabung dalam Mitra Praja Utama (MPU). Penyediaan fasilitas agro outlet diharapkan dapat menjadi solusi ditengah banyaknya masalah kerahasiaan informasi harga komoditas yang sering terjadi diantara para pedagang pasar. Sehingga harga komoditas sayur dan buah yang masuk ke pasar induk terkesan diatur bahkan ditentukan sepihak oleh pedagang kramat jati. Menurut Ujang Sumarwan (2002), bahwa harga adalah produk atau jasa yang paling sering digunakan oleh sebagian besar konsumen untuk mengevaluasi produk. Harga adalah faktor utama yang dipertimbangkan dalam memilih produk maupun jasa, hal ini disebabkan oleh konsumen yang sangat sensitif terhadap harga suatu produk. Fasilitas agro outlet
70
diareal pasar induk memiliki ukuran bangunan/luasan yang berbeda. Harga tiap stand agro outlet terlihat seperti daftar Tabel 6. Tabel 6. Harga Stand Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati. No. UKURAN JML UNIT 1. Biaya Pengadaan Sewa/Kontrak/M2/Thn Rp. 10.000.000,2. Biaya Pengelolaan Pasar/M2/Hari Rp. 3.024,3. Biaya sertifikat (SHPTU) * Rp. 1.000.000,4. Biaya perjanjian dan notaris* Rp. 150.000,5. Biaya PPn 10%* Rp. 6. Biaya Rekening Listrik/bulan** Rp. Sumber : Pengelola Agro Outlet PIKJ, 2012. Keterangan : - Sekali bayar/Pengadaan * - Sesuai tarif pemakaian ** 4.2.3. Tempat (Place) Guna mendukung sistem perdagangan dan pemasaran produk pertanian, maka agro outlet yang telah dibangun diharapkan menjadi sarana pendukung utama dalam pendistribusian informasi yang cepat, tepat sasaran dan mempermudah pihak-pihak yang berkepentingan langsung dalam pemenuhan permintaan dan penawaran produk sayur dan buah segar diareal pasar induk. Ukuran agro outlet Pasar Induk Kramat Jati dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Ukuran Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati. No. UKURAN JUMLAH UNIT 1. 2,4 x 4,0 M = 9,60 M2 21 2. 2,4 x 6,3 M = 15,12 M2 4 3. 2,4 x 4,2 M = 10,08 M2 4 JUMLAH 29 Sumber : Pengelola Agro Outlet PIKJ, 2012. 4.2.4. Promosi (Promotion) Permintaan suatu produk tidak terlepas dari upaya memperkenalkan produk tersebut ke pasar sasaran/konsumen akhir yang membutuhkan. Produk yang dihasilkan dengan kualitas baik, belum tentu mudah diterima pasar. Untuk itu, perlu dilakukan promosi karena promosi merupakan satu kegiatan yang sangat menentukan pilihan konsumen akan produk yang ditawarkan. Selain bertujuan untuk meyakinkan konsumen, promosi yang baik akan berdampak positif terhadap
71
peningkatan profit/keuntungan. Sehingga setiap produk yang ingin dipasarkan akan disesuaikan dengan keinginan dan kebutuhan calon konsumen. Dalam melakukan promosi, para marketer harus mengetahui kiat-kiat yang tepat dalam melakukan kegiatan promosi. Best, Roger J Best (2005) dalam Ujang Sumarwan dkk 2010 menyatakan
bahwa
komunikasi
pemasaran
merupakan
upaya
membangun kesadaran dan menginformasikan kepada konsumen tentang produk dan jasa yang ditawarkan. Selain itu, perlu melakukan penetrasi pesan secara berkelanjutan untuk memelihara kepedulian. Terakhir bahwa komunikasi pemasaran dilakukan untuk memotivasi target pasar agar melakukan tindakan. Terdapat tiga tujuan dari fokus komunikasi pemasaran yaitu : 1. Membangun kesadaran; membangun suatu tingkat kepedulian terhadap informasi penting yang disampaikan berkenan dengan produk/jasa. 2. Penetrasi pesan; mempertahankan tingkat keberadaan tertentu yang diharapkan dari citra, manfaat utama dan pengenalan dari waktu ke waktu dimemori konsumen. 3. Rangsangan melakukan tindakan; memotivasi konsumen yang menjadi sasaran agar segera mengambil tindakan tertentu karena penetrasi pesan dan tindakan hanya dapat terjadi setelah konsumen memiliki tingkat kepedulian tertentu. 4.2.5. Sumber daya manusia (People) Sondang P. Siagian (1995) menyatakan bahwa Sumber daya manusia dipandang sebagai salah satu faktor produksi dalam usaha menghasilkan barang atau jasa oleh satuan-satuan ekonomi. Berkembangnya kegiatan pengelolaan dan pemasaran agro outlet sangat ditentukan oleh kesiapan sumber daya manusia yang cukup dan kreaktif untuk merancang berbagai potensi yang ada. Berbagai strategi promosi yang berguna dan tepat sasaran serta promosi yang dilakukan secara kontinyu akan menjadi efektif jika dikelolah oleh sumber daya manusia yang siap dan tersistem baik.
72
Terbatasnya sumber daya manusia dalam pengelolaan Agro Outlet PIKJ saat ini berdampak nyata. Untuk itu, dibutuhkan sumberdaya manusia yang bisa bekerja secara total dalam upaya meningkatkan kegiatan promosi secara terukur dan tersistem secara tepat ke pasar sasaran. Persoalan permintaan pembelian maupun penyewaan menjadi suatu tantangan bagi pengelolaan agro outlet bahkan bagi pemerintah DKI Jakarta khususnya Dinas Kelautan dan Pertanian. Dinas Kelautan dan Pertanian yang secara ekplisit bertugas mengawasi jalannya pengelolaan pasar induk yang dikelolah secara langsung oleh PD Pasar Jaya. Untuk itu, perlu peningkatan koordinasi dan tindakan evaluasi menyeluruh untuk mengetahui secara tepat kendala-kendala pemasaran agar sesegera mungkin mendapat solusi penyelesaian. 4.2.6. Proses (Process) Kentucky dalam Gary Dessler (1997), menyatakan bahwa “Orang berada dibalik sukses adalah tidak terlepas dari sumber daya manusia, mesin tidak memiliki gagasan baru, memecahkan masalah, atau menangkap peluang. Hanya orang yang terlibat dan berpikir dapat melakukan perbedaan”. Ketika promosi yang dilakukan ke calon konsumen
akhir
sesuai
harapan,
maka
diharapkan
adanya
konsumen/peminat terhadap produk yang ditawarkan. Sesuai wawancara dengan pengelola agro outlet diketahui bahwa proses promosi yang dilakukan selama ini kepasar sasaran terkhusus pemerintah daerah belum diupayakan secara maksimal, terukur, efektif dan fokus sesuai dengan tupoksi. 4.2.7. Bukti fisik (Phisical Evidence) Fasilitas gedung merupakan investasi bernilai bagi usaha pemasaran produk-produk komoditas pertanian maupun kegiatan lainya yang menunjang bahkan memperlancar semua aktivitas bisnis yang dikelola PD Pasar Jaya. PD Pasar Jaya memiliki dua bangunan terbesar yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas penunjang yang sangat mendukung kegiatan-kegiatan perdagangan. Letak bangunan utama yang berfungsi sebagai kantor pusat yaitu berada di jalan Pramuka Jakarta Timur.
73
Sedangkan bangunan kedua yaitu bangunan Pasar Induk Kramat Jati terletak diwilayah yang sama dan memiliki luas areal 14.8 KM2. Pasar ini merupakan pasar sayur dan buah terluas dikawasan Asia Tenggara. Bangunan PIKJ inilah yang kemudian direnovasi dan selesai pada Tahun 2004, sebagai bukti fisik terhadap komitmen pemerintah daerah yang tergabung dalam Mitra Praja Utama. Dengan penyediaan stand sebanyak 29 loss, maka diharapkan pemerintah daerah tertarik untuk berinvestasi dengan menyewa/membeli. Stand agro outlet adalah aset daerah yang dapat dimasimalkan sebagai saluran informasi dalam sistem perdagangan produk-produk lokal daerah. 4.2.8. Produktivitas dan Kualitas (Productivity and Quality) Sistem pengelolaan sarana dan prasarana yang baik akan mendukung kelancaran dari suatu kegiatan bisnis. Hingga saat ini, fasilitas agro outlet yang terletak dibawah Masjid areal pasar induk, saat ini belum difungsikan sesuai harapan. Walaupun demikian, Fasilitas Pasar Induk Kramat Jati sangat mendukung kelancaran dari semua aktifitas bisnis setiap hari. Kegiatan bongkar muat hasil komoditas produk pertanian berupa sayur-sayuran , dan buah-buahan maupun tanaman palawija serta tanaman obat herbal sangat dominan dalam semua aktifitas pasar. Sehingga keberadaan pasar induk sangat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan. 4.3. Analisis Kegiatan Promosi Agro Outlet PIKJ Agro outlet merupakan sarana utama yang disediakan oleh PD Pasar Jaya. Agro outlet ini merupakan kebijakan program pemerintah DKI Jakarta untuk menopang berbagai kegiatan bisnis khususnya fokus pada bidang komoditas pertanian. Upaya menghadirkan fasilitas promosi di pasar induk, tidak bertujuan semata-mata untuk memberikan informasi sepihak bagi pemenuhan kebutuhan masyarakat kota, khususnya kebutuhan masyarakat di wilayah DKI Jakarta yang tiap hari kebutuhan konsumsinya meningkat. Karena tanpa fasilitas agro outlet pun daerah penghasil komoditas pertanian dan pedagang grosir mempunyai hubungan yang rutin dan langsung dengan petani produsen penghasil komoditas di daerah. Namun sebagai langkah
74
menata dan mencari solusi akan persoalan penentuan harga serta menghindari diskriminasi harga yang ditentukan sepihak oleh pedagang grosir, maka dengan kehadiran agro outlet diharapkan sebagai solusi. 4.3.1. Analisis Periklanan (Advertising) Periklanan merupakan kegiatan memperkenalkan produk melalui bentuk penyajian dan promosi non-personal atas ide, barang atau jasa yang dilakukan oleh perusahaan sponsor tertentu. Untuk agro outlet hal ini bisa dilakukan dengan cara presentasi langsung tentang kegunaan dan manfaat yang dapat diperoleh daerah seperti yang dilakukan Kabupaten Lampung. Dalam periklanan dikemas secara menarik suatu konsep mempromosikan produk yang dihasilkan agar produk itu dianggap menarik dan mencuri perhatian konsumen. Sampai saat ini kegiatan yang dilakukan pengelola dalam memperkenalkan stand agro outlet, dapat dilakukan tidak hanya oleh PD Pasar Jaya yang merupakan payung berlindung pasar induk, namun membutuhkan keterlibatan pemerintah daerah DKI Jakarta khususnya Dinas Kelautan dan Pertanian Pemda DKI Jakarta. Dari hasil survei terdapat pihak ketiga yang terlibat dalam pembangunan menyediakan fasilitas agro outlet yaitu PT Tritunggal Sentra Sejahtera yang lebih giat melakukan kegiatan promosi agro outlet. Upaya mempromosikan fasilitas agro outlet, terkesan belum ditugaskan/tegaskan ke satu pihak untuk memaksilmalkan promosi ke target pasar sasaran. 4.3.2. Analisis Promosi Penjualan (Sales Promotion) Kegiatan mempromosikan barang maupun produk bertujuan untuk meningkatkan pembelian. Sehingga dalam mempromosikan agro outlet sebagai suatu produk ke pasar sasaran selalu diperlukan strategi dan kiat-kiat kreaktif dari pengelola. Sejauh ini, agro outlet sebagai produk memiliki
nilai
jual.
Namun,
terkesan belum
dimaksilmalkan
promosinya bagi pasar sasaran diluar pemerintah daerah. Walaupun PT Tritunggal Sentra Sejahtera yang terlibat dalam pembangunan penyediaan agro outlet diketahui sedang berusaha untuk menawarkan kepasar sasaran lain. Faktor ketidaktegasan ini menjadi suatu
75
penghambat dalam menentukan variabel dan target yang ingin dicapai dalam jangkauan waktu tertentu. 4.3.3. Analisis Hubungan Masyarakat (Public Relation) Upaya kerja sama yang dilakukan pengelola agro outlet dengan pihak lain sebagai mitra mempromosikan keberadaan agro outlet sejauh ini belum ada yang terikat dalam suatu kesepakatan. Informasi ini diketahui, ketika wawancara mendalam dengan pihak-pihak terkait sebagai aktor pengambilan keputusan. Faktor ini terkesan dibiarkan, walaupun peluang kerjasama yang menguntungkan antara berbagai pihak sangat terbuka. Kegiatan promosi yang diharapkan kedepan bisa terbangun kerjasama dengan pemerintah daerah yang selama ini sebagai sumber penghasil pangan kepasar induk. 4.3.4. Analisis Penjualan Pribadi Promosi yang dilakukan secara pribadi merupakan tindakan efektif lain untuk memperkenal suatu produk ke pasar sasaran. Kegiatan mempromosikan agro outlet yang selama ini dilakukan melalui kegiatan-kegiatan seminar dan workshop kepada pasar sasaran khususnya pemerintah daerah sampai saat ini belum pernah dilakukan secara terbuka dan formal. Hal ini disebabkan oleh kurangnya informasi petugas/pegawai pada kegiatan-kegiatan yang melibatkan pemerintah DKI Jakarta dan pemerintah daerah yang dianggap sebagai sumber komoditas pangan khususnya sayur dan buah segar. 4.3.5. Analisis Pemasaran Langsung Kegiatan promosi dapat dilakukan dengan berbagai cara untuk memperkenalkan produk. Semakin banyak melakukan promosi, maka produk yang dipasarkan semakin berpeluang diminati oleh calon konsumen yang dituju. Kegiatan promosi yang rencana dilakukan petugas agro outlet yaitu penyediaan fasilitas website yang bertujuan lebih memperkenalkan secara detail keunggulan (keuntungan) ketika memanfaatkan
agro
outlet
dalam menjangkau pasar sasaran.
Keuntungan yang didapat yaitu pihak yang membutuhkan informasi
76
produk dapat mengakses website agro outlet dan memperoleh informasi yang dibutuhkan secara gratis. Hingga saat ini, website resmi agro outlet belum tersedia. Walaupun hampir semua kegiatan agro outlet di pasar dipublikasikan di internet. Dinas yang bertanggungjawab dalam penyediaan fasilitas website adalah Dinas Kelautan dan Pertanian pemerintah DKI Jakarta, sedangkan yang bertindak sebagai pengelola adalah masing-masing pegawai yang bertugas disetiap stand agro outlet. Setiap pegawai agro outlet yang bertugas diberikan pasword untuk mengakses/menginput data berupa informasi untuk dipublikasikan di website tersebut. Penggunaan surat, telepon, faksimili, e-mail, dan alat penghubung nonpersonal lain untuk berkomunikasi secara langsung dengan atau mendapatkan tanggapan langsung dari pelanggan dan calon pelanggan tertentu. 4.4. Analisis Segmentasi, Targeting dan Positioning Keberhasilan kegiatan promosi sangat ditentukan oleh elemen-elemen utama dari suatu produk. Merek (brand) dari produk yang dapat dipromosikan memiliki keunggulan bersaing yang baik, kalau kemudian aktivitas-aktifitas promosi yang dilakukan mampu membangun elemenelemen promosi secara baik. Harapannya bahwa grand design produk, merek dan manajemen pemasaran yang tepat, akan meningkatkan kegiatan promosi produk sehingga mendapat peluang peminat yang sesuai pasar yang ditarget. Sebab, pada dasarnya segmentasi merupakan suatu strategi untuk memahami struktur pasar. Tanpa pemahaman yang baik terhadap struktur pasar, maka upaya memilih, menyeleksi dan menjangkau pasar menjadi sulit karena sangat ditentukan oleh cara melihat pasar yang ada. 4.4.1. Segmentasi Dalam menentukan pasar sasaran perlu dilakukan pemilihan media sebagai upaya meningkatkan ketepatan penetapan pasar sasaran yang dituju. Agro outlet yang tersedia di lantai 1 gedung utama Pasar Induk Kramat Jati, dibangun dengan harapan adanya minat yang tinggi terhadap pemanfaatan agar dapat menunjang aktifitas bisnis dan dagang. Dalam
77
menentukan
tempat
pembangunan
agro
outlet
selayaknya
dipertimbangkan letak geografis yang mudah dijangkau oleh semua segmen sasaran. Penentuan segmentasi berdasarkan geografis areal pasar induk dimaksudkan agar agro outlet yang terletak dipasar induk mudah dikontrol. Segmentasi pasar dilakukan dengan tindakan mengidentifikasi serta memetakkan kelompok pasar sasaran. Tindakan ini sebagai keputusan tepat agar dalam melakukan promosi disesuaikan dengan kebutuhan calon konsumen. 4.4.2. Targeting Upaya mendapatkan pelanggan stand agro outlet Pasar Induk Kramat Jati dengan tepat waktu merupakan target yang diharapkan pengelola. Namun hasil survei stand agro outlet yang dibangun oleh PD Pasar Jaya saat ini baru terjual delapan (8) stand dari total 29 stand. Dengan demikian, target yang diharapkan oleh pihak-pihak yang terlibat dalam pembangunan agro outlet belum terpenuhi. 4.4.3. Positioning Positioning merupakan satu tahapan yang tidak kalah pentingnya dengan tahapan segmentasi dan targeting. Oleh karena itu, penyediaan agro outlet merupakan satu terobosan baru guna mendukung distribusi informasi yang tepat bagi petani sebagai penghasil utama pangan. Terobosan ini diharapkan dapat memberikan keuntungan semaksimal mungkin dan memperpendek mata rantai distribusi komoditas produk serta membatasi gerakan mafia pasar. PD Pasar Jaya telah memutuskan untuk memposisikan agro outlet sebagai produk jasa kepada pemerintah daerah dan mendukung pembangunan daerah guna mensejahterahkan petani penghasil pangan yang diharapkan dapat mengutamakan pelayanan jasa dan penawaran harga sesuai dengan fasilitas yang tersedia. 4.5. Analisis Pengambilan Keputusan Menggunakan PHA Dalam mendapatkan strategi yang tepat untuk pengambilan keputusan diperlukan identifikasi terhadap Faktor, Aktor, Tujuan dan Alternatif yang kemudian akan dijadikan kerangka pertimbangan dalam suatu analisis.
78
Pemilihan unsur–unsur tersebut dilakukan secara bertahap melalui proses observasi, wawancara, maupun studi literatur. Dalam identifikasi terdapat faktor-faktor yang berpengaruh langsung terhadap pengambilan keputusan yaitu ; Periklanan (PK), Promosi Penjualan (PP), Hubungan Masyarakat (HM), dan Penjualan Perseorangan (PO). 4.5.1. Faktor-faktor Penyusun Strategi Promosi Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati a. Periklanan Periklanan adalah pengiklan secara terencana melalui media barang atau jasa Informasi dalam rangka untuk mempromosikan penjualan sarana penting komunikasi massa. Bahasa adalah jiwa dari iklan, bahasa iklan adalah menggunakan bahasa untuk diiklankan
secara
luas,
bahasa
iklan
yang
bagus
untuk
memfasilitasi pemahaman dan pengakuan dari konsumen, sehingga keinginan untuk membeli. b. Promosi penjualan Pengelola agro outlet harus merencanakan tujuan, seluruh rencana atau tujuan harus konsisten dengan strategi bisnis secara keseluruhan. Suatu perencanaan promosi akan dapat membantu menentukan keputusan sejumlah hal yang berhubungan dengan pemilihan media, promosi, pembuatan iklan produk, ataupun anggaran. Promosi merupakan salah satu cakupan bauran pemasaran yang penting dalam memasarkan barang atau jasa yang dihasilkan dan juga sebagai suatu cara memberikan informasi kepada masyarakat tentang barang atau jasa yang dihasilkan. Promosi
juga
berarti
aktivitas
yang
mengkomunikasikan
keunggulan produk dan membujuk sasaran untuk membelinya. Oleh karena itu, pengelola agro outlet selalu membangun komunikasi sebaik mungkin kepada konsumennya dan calon konsumennya melalui promosi.
79
c. Hubungan masyarakat Dalam menyalurkan barang kepada kosumen tidak lepas dari promosi. Kegiatan promosi
dapat dilakukan dengan cara
periklanan, promosi penjualan, personal selling, dan hubungan masyarakat. Kegiatan promosi itu sendiri tidak lepas dari hubungan yang baik karena berhasil tidaknya memasarkan produk tergantung pada keahlian berpromosi. Agro outlet yang saat ini ada perlu dikomunikasikan
secara
tepat
kepasar
sasaran
dengn
mempertimbangkan target pasar secara tepat. d. Penjualan perseorangan Semakin ketat dan tajamnya persaingan, pengelola perlu berupaya supaya produk yang dihasilkannya dapat laku terjual atau dapat menguasai pasar serta mendapatkan keuntungan seoptimal mungkin. Oleh karena itu, pengelola harus mampu memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya semaksimal mungkin dan berusaha untuk mencari terobosan-terobosan baru terutama di bidang promosi yang mempunyai peranan yang sangat penting. Pengelola tidak hanya menawarkan produk yang baik dengan harga yang wajar, melainkan juga memberi informasi kepada calon pelanggan mengenai produk tersebut dan dimana mereka dapat membelinya, salah satunya dengan cara Personal Selling (Penjualan Perorangan) 4.5.2. Analisis Aktor Berpengaruh dalam Pemilihan Strategi Promosi Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati Jakarta Ketika proses pengusulan penelitian ini dilakukan, aktor-aktor yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan diharapkan dapat dilibatkan sehingga analisis terhadap strategi promosi agro outlet mendapat rekomendasi yang tepat. Namun aktor-aktor yang telah ditentukan sesuai perannya dalam strategi promosi agro outlet belum menunjukkan perhatian penuh terhadap kendala yang dihadapi. Proses wawancara melibatkan lima responden awal yang terdiri dari aktor yang telah ditentukan bertambah menjadi (7) orang yang terdiri dari ; Sekretaris Daerah (SEKDA) DKI diwakili oleh Biro
80
Ketahanan Pangan, Badan Perencanaan Pembangunan Derah (BAPPEDA) DKI diwakili oleh Biro Perekonomian, Pengelola Agro Outlet diwakili oleh 3 staf PD Pasar Jaya, 1 staf pengelola Agro Outlet Provinsi Jawa Barat, 1 orang Dinas Kelautan dan Perikanan DKI Jakarta yang diwakili oleh Kepala Seksi Distribusi Pangan. Pengelola Agro Outlet diwakili oleh 2 staf PD Pasar Jaya sehingga total responden yang terlibat sebagai aktor sebanyak 7 orang. Peran aktor-aktor yang dilibatkan yaitu : 1) Sekretaris Daerah DKI Jakarta (pengambil kebijakan) sebagai pihak
yang
bertanggungjawab
dalam
mengkoordinasikan
penyediaan fasilitas agro outlet. 2) Komisi Perekonomian DPRD Provinsi DKI Jakarta, sebagai pihak mitra pemerintah daerah yang menyetujui biaya dalam rangka pembangunan fasilitas Agro Outlet sebagai solusi masalah pangan. 3) Badan Perencanaan Daerah (BAPPEDA) DKI Jakarta, sebagai pihak yang merencanakan program penyediaan fasilitas agro outlet sebagai sarana utama penunjang kelancaran informasi dan distribusi komoditas pertanian. 4) Pengelola Agro Outlet (penanggung jawab teknis). Pihak pengelolah manajemen dipilih sebagai pihak yang dianggap mengetahui banyak hal terkait dengan teknis pengelolaan dan persoalan yang menjadi tantangan selama ini. 5) Akademik, (seorang pakar manajemen/agribisnis), pilihan kepada pihak akademik untuk memberikan masukan-masukan dalam tata pemasaran dan penegasan alur distribusi produk serta gambaran umum tentang promosi agro outlet. 4.5.3. Tujuan Strategi Promosi Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati Jakarta Dalam perumusan tujuan strategi promosi agro outlet, mutlak diperhatikan oleh semua pihak yang berkepentingan, dalam hal ini PD Pasar Jaya dan Dinas Kelautan dan Pertanian DKI Jaya sebagai aktor
81
yang terlibat dalam pengelolaan. Pada penelitian ini rumusan tujuan strategi promosi agro outlet Pasar Induk Kramat Jati adalah : 1. Menginformasikan manfaat kehadiran Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati. Sebagai upaya menarik perhatian calon konsumen utama yaitu pemerintah daerah yang diharapkan sebagai pasar sasaran, maka pengelola agro outlet khususnya PD Pasar Jaya bersama Dinas Kelautan dan Pertanian DKI Jakarta perlu menegaskan suatu konsep baru dalam menginformasikan manfaat dan fasilitas yang tersedia. Selain itu, diharapkan dapat menunjang aktifitas bisnis yang terjadi di stand tersebut. Kegiatan mempromosikan agro outlet kepada pemerintah daerah perlu dikembangkan dengan format penyampaian yang lebih meyakinkan secara formal maupun informal. Secara formal perlu ditegaskan dengan sistem surat menyurat yang lebih mempromosikan bahkan menarik sisi keuntungan dari calon konsumen. 2. Memperkuat brand dan keunggulan Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati. Salah satu tujuan yang menjadi perhatian pemerintah daerah dalam
menginvestasikan
modal
besar
yaitu
memperoleh
keuntungan yang sebanding. Oleh karena itu, sangat penting bagi agro outlet dalam mempertahankan keunggulan bahkan kelebihan dari keberadaan agro outlet. Sebab dengan nilai keunggulan tersebut dapat meyakinkan pemerintah daerah untuk ikut terlibat dalam share bisnis yang dapat menguntungkan kedua belah pihak. 3. Mendukung dan menarik calon peminat khusus pasar sasaran pemerintah daerah terhadap Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati. Hasil wawancara yang dilakukan dengan beberapa aktor memperlihatkan bahwa kegiatan promosi yang dilakukan pengelola belum menunjukkkan hasil yang maksimal meskipun terdapat duplikasi publikasi promosi yang dilakukan. Komunikasi formal yang dilakukan oleh Sekretaris Daerah maupun dinas Kelautan dan Pertanian ke semua pemerintah daerah melalui surat dinas, tidak
82
memberikan hasil yang maksimal dalam menarik calon konsumen. Untuk itu, perlu diuraikan peran dan batasan yang tegas antara aktor-aktor terkait sehingga menjadi fokus dari kegiatan promosi secara formal maupun informal melalui berbagai fasilitas media publikasi cetak dan elektronik yang tersedia. 4.5.4. Alternatif Strategi Promosi Agro Outlet PIKJ Selain merumuskan faktor, tujuan dan peran aktor dalam strategi promosi agro outlet diperlukan strategi alternatif sebagai rekomendasi yang dipertimbangkan nantinya dalam kegiatan promosi. Terdapat tiga (3) alternatif strategi promosi yang direkomendasikan untuk dilakukan pengkayaan argumentasi argumentasi ilmiah (pembobotan) yaitu : 1. Alternatif A : Melakukan kerjasama dengan lembaga-lembaga lain dalam bentuk sponsorship guna mendukung kegiatan promosi agro outlet Pasar Induk Kramat Jati. 2. Alternatif B : Merancang program-program promosi yang bervariasi sesuai dengan keunggulan dan nilai pemanfaatan agro outlet Pasar Induk Kramat Jati. 3. Alternatif C : Ikut andil dalam kegiatan-kegiatan promosi pertanian tingkat nasional dalam bentuk pameran, seminar maupun Talk Show. 4.5.5. Analisis Pemilihan Strategi Promosi Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati. Dalam proses penyusunan hirarki yaitu melakukan identifikasi terhadap lima tingkatan yang telah dirancang. Pada tingkatan tersebut, dilakukan pengkayaan argumentasi dengan para pakar sehingga dalam penyusunan hirarki dapat memberikan solusi penyelesaian yang tepat. Berdasarkan tahapan-tahapan yang telah disusun tersebut, tetap diberikan bobotan argmentasi yang cukup terhadap ultimate goal
83
(focus) antara tingkatan dalam hirarki. Struktur Hierarki dapat dilihat pada gambar 5.
Strategi Promosi Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati
Tingkat 1 : Fokus
Tingkt 2 : Faktor
PK (0,287)
PP (0,303)
DPRD (0,169)
BAPPEDA
Tingkt 4 : Tujuan
Tingkt 5 : Alternatif
Tingkt 3 : Aktor
SEKDA (0,279)
HB (0,125)
PO (0,285)
(0,198)
PAO (0,244)
PAM (0,111)
MMK (0,283)
MBK (0,253)
MMP (0,188)
A (0,288)
B (0,316)
C (0,396)
Gambar 5 : Struktur Hirarki Pemilihan Strategi Bauran Promosi Agro Outlet. (Sumber : Diolah dari Kuisioner penelitian, 2012)
Keterangan : 1. Tingkat 1, Fokus (Goal) : Ultimate Goal yang menjadi fokus dari permasalahan. 2. Tingkat 2, Kriteria (Faktor) : Unsur-unsur
yang
menjadi
pertimbangan
mendasar
dan
berpengaruh langsung terhadap penyusunan strategi promosi. Faktor yang mempengaruhi langsung terhadap promosi yaitu : a. (PK)
: Periklanan
b. (PP)
: Promosi penjualan
c. (HM)
: Hubungan masyarakat
d. (PO)
: Penjualan perseorangan
84
3. Tingkat 3, Kriteria (Aktor) : Pihak-pihak yang dianggap berkompeten dalam memberikan masukan dan mempertimbangkan strategi promosi yang akan dipilih. Pihak-pihak dimaksud dirumuskan yaitu : a. (SEKDA)
: Sekretaris Daerah DKI Jakarta
b. (KPDPRD) : Komisi Perekonomian DPRD Provinsi DKI Jakarta. c. (BAPPEDA) : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. d. (PAO)
: Pengelolah Agro Outlet.
e. (PAM)
: Pakar Agribisnis dan Manajemen
4. Tingkat 4, Kriteria (Tujuan) : Merupakan target sasaran yang ingin dicapai dalam strategi promosi agro outlet. a. (MMK) : Menginformasikan manfaat kehadiran agro outlet Pasar Induk Kramat Jati. b. (MBK) : Memperkuat brand dan keunggulan agro outlet Pasar Induk Kramat Jati. c. (MMP) : Mendukung dan menarik calon peminat khusus pasar sasaran pemerintah daerah terhadap agro outlet Pasar Induk Kramat Jati. 5. Tingkat 5, Kriteria (Alternatif) : Merupakan pilihan-pilihan strategi promosi yang bisa dilaksanakan untuk mencapai sasaran/target promosi. a. (A) : Melakukan kerjasama dengan lembaga-lembaga lain dalam bentuk sponsorship guna mendukung kegiatan promosi agro outlet Pasar Induk Kramat Jati. b. (B) : Merancang program-program promosi yang bervariasi sesuai dengan keunggulan dan nilai pemanfaatan agro outlet Pasar Induk Kramat Jati. c. (C) :
Ikut andil dalam kegiatan-kegiatan promosi pertanian
tingkat nasional dalam bentuk pameran, seminar maupun Talk Show.
85
4.5.6. Analisis Pemilihan Alternatif Strategi Promosi. Setelah melakukan proses pengolahan terhadap data yang terinput dari pendapat-pendapat para pakar, maka dirumuskan hasil dari gabungan pendapat untuk dilakukan pembobotan setiap kriteria pada masing-masing tingkatan. Hasil gabungan pendapat tersebut, dapat diolah kembali untuk mendapat model perhitungan dalam pemecahan persolan. Pemecahan masalah yaitu pengolahan secara horizontal dan pengolahan secara vertikal. Perhitungan horizontal dilakukan dengan memberikan bobot nilai antara unsur dalam satu tingkat terhadap satu tingkat diatasnya. Perhitungan dilakukan untuk penentuan vektor prioritas, uji konsistensi dan jika tingkat inkonsistensi tinggi dilakukan revisi pendapat. Skala prioritas yang terdapat dalam teknik pengolahan secara horizontal biasanya disebut sebagai skala prioritas lokal, karena skala prioritas lokal sebagai kriteria pembanding yang merupakan anggota unsur-unsur diatasnya. Teknik pengolahan data secara vertikal dilakukan dengan menghitung bobot setiap unsur pada level terakhir disetiap tingkatan hierarki terhadap sasaran utama yaitu pada ultimate goal. Pengolahan data yang dilakukan secara horizontal dan secara vertikal, menggunakan Software Expert Choice dan Microsoft Excel. 1. Analisis Hasil Pengolahan Horizontal. Pengolahan data secara horizontal, terdiri dari empat tingkatan unsur variabel yang akan dibahas sesuai dengan jumlah tingkatan yaitu ; analisis faktor yang berada pada tingkat dua, analisis aktor yang berada pada tingkat ketiga, analisis tujuan yang berada pada tingkat keempat dan analisis alternatif yang berada pada tingkat terakhir yaitu pada level kelima. Pada level faktor dimaksudkan untuk melihat sejauhmana tingkat pengaruh suatu unsur faktor pada tingkat kedua terhadap sasaran dari strategi promosi agro outlet Pasar Induk Kramat Jati Jakarta. Pernyataan diatas, berlaku pada unsur analisis aktor, tujuan, maupun analisis alternatif pada tingkat ketiga, dan keempat.
86
a). Analisis Unsur Faktor pada Level Kedua Pengolahan analisis horizontal terlihat pada Tabel 8. Tabel 8 menunjukkan bahwa setiap variabel faktor saling berhubungan. Faktor-faktor yang saling berhubungan terdiri dari Periklanan; Promosi
penjualan;
Hubungan
masyarakat;
Penjualan
perseorangan. Keterkaitan antar faktor sangat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan/kebijakan mengenai faktorfaktor penting dari analisis strategi promosi agro outlet. Pada Tabel 8 menunjukkan bahwa unsur yang sangat berpengaruh dan diprioritaskan dalam melakukan kegiatan promosi agro outlet adalah periklanan dengan bobot (0,303). Periklanan menjadi prioritas utama karena terdapat cara berpikir penjual dalam strategi pasar bahwa periklanan dilakukan dengan cara pemasaran massal, pemasaran produk dan pemasaran sasaran. Tingkat melakukan pemasaran sangat penting dalam mencapai target pasar sasaran, sehingga unsur-unsur lainnya menjadi efektif dan terukur. Unsur pada prioritas kedua adalah unsurp promosi penjualan (PP). Unsur tersebut menjadi skala prioritas atau faktor pilihan kedua dengan bobot (0,287). Marketer memiliki pengetahuan yang luas dan memadai sangat dibutuhkan dalam memasarkan produk yang dimiliki suatu perusahaan. Sebab pengetahuan yang luas mampu mengembangkan dan memacu peningkatan daya produktifitas promosi suatu produk barang maupun jasa. Suatu perusahaan
lembaga
pemasaran
mampu
survive
ditengah
tingginya persaingan apabila memiliki suatu trik yang jitu. Triktrik tersebut hanya dimiliki oleh perusahaan pemasaran yang memiliki sumber daya manusia yang berpengetahuan dan berwawasan luas. Prioritas selanjutnya yang tidak kalah penting adalah penjualan perseorangan. Faktor ini diprioritaskan pada skala ketiga sebagai faktor yang berpengaruh langsung terhadap strategi
87
promosi agro outlet dengan bobotan nilai (0,285). Sebagai faktor penentu dalam kegiatan promosi, maka anggaran yang disiapkan untuk kegiatan promosi sangat penting sebagai skala prioritas. Oleh karena itu, penyusunan anggaran untuk kegiatan promosi harus tersedia dalam menunjang semua proses yang sudah diprioritaskan.
Tanpa
memiliki
pengetahuan
penjualan
perseorangan yang cukup, dapat berakibat fatal bagi suatu
perencanaan bahkan menganggu tahapan promosi yang ditujukkan kepada pasar sasaran. Untuk mengetahui bobot dan prioritas dapat dilihat di Tabel 8. Tabel 8. Bobot dan prioritas faktor penyusun strategi promosi pengembangan Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati. Unsur Faktor Nilai bobot Skala prioritas PK 0,287 2 PP 0,303 1 HM 0,125 4 PO 0,285 3 (Sumber: Diolah dari Kuisioner Penelitian, 2012) Keterangan : (PK) : Periklanan (PP) : Promosi penjualan (HM) : Hubungan masyarakat (PO) : Penjualan perseorangan Hubungan Masyarakat merupakan salah satu faktor penting
yang menjadi pertimbangan mendasar dari pengelola maupun pemerintah DKI Jakarta dalam penyediaan fasilitas. Fasilitas diperuntukkan untuk kegiatan promosi komoditas sayur dan buahbuahan serta terbangunnya suatu sistem informasi manajemen yang efektif dan efisien. Hubungan Masyarakat merupakan tahapan keempat sebagai unsur faktor terakhir dari skala-skala yang dipertimbangkan dalam strategi promosi agro outlet. Unsur Hubungan Masyarakat dengan bobot nilai (0,125) memberikan
informasi bahwa faktor tersebut bukan faktor yang begitu penting. Namun, dengan bobot nilai tersebut dapat menunjukkkan bahwa unsur Hubungan Masyarakat harus memberikan kemudahan bagi
88
calon pasar sasaran untuk menjangkau dan menunjang aktifitas bisnis yang terjadi. b) Analisis Unsur Aktor pada Level Ketiga Aktor
merupakan
unsur
terpenting saat
pengambilan
kebijakan dalam penentuan strategi promosi agro outlet. Unsur aktor yang terlibat harus diindentifikasi terlebih dahulu terhadap sejauhmana seorang unsur aktor berperan dalam pengambilan keputusan yang tepat. Diharapkan unsur aktor yang terlibat memberikan
perhatian
dan
pertimbangan
yang
akurat.
Berdasarkan uraian diatas, maka aktor pertama yang dianggap sangat berperan dalam usaha mempromosikan agro outlet kepasar sasaran adalah pengelola agro oulet dengan bobot (0,289). Aktor pada prioritas kedua yaitu sekretaris daerah (SEKDA) dengan bobot angka (0,267). Posisi sekretaris daerah (SEKDA) sebagai salah satu aktor dengan jabatan tertinggi, diharapkan dapat mengambil keputusan yang tepat dalam menyiapkan sumberdaya
manusia
pengembangan
agro
yang outlet.
mendukung Prioritas
kegiatan
ketiga
promosi
yaitu
badan
perencanaan pembangunan daerah (BAPPEDA) dengan bobot sebesar (0,183). Serta prioritas yang keempat yaitu seorang aktor dengan berkategori kalangan akademik. Aktor ini diharapkan dapat memberikan penjelasan dan pertimbangan-pertimbangan mendasar yang terukur bagi pengembangan fasilitas agro outlet dengan bobot (0,131). Unsur aktor terakhir yang berpengaruh dalam penentuan skala prioritas sumberdaya manusia yaitu unsur Komisi Perekonomian DPRD DKI Jakarta yang membidangi kebijakan pertanian dengan bobot nilai (0,129). Strategi
menentukan
unsur
PP
secara
tepat
perlu
dipertimbangkan dan dirumuskan secara matang oleh para aktor yang dilibatkan secara khusus untuk memberikan penilaian sesuai kapasitasnya. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa dalam menentukan unsur PP, aktor yang sangat berpengaruh adalah
89
sekretaris daerah (SEKDA) dengan bobot angka sebesar (0,276). Bobot ini menginformasikan bahwa dalam menentukan unsur PP yang tepat, sangat tergantung pada aktor yang memiliki posisi dan pengaruh dalam pengambilan keputusan. Tabel 9. Unsur aktor dalam strategi promosi pengembangan Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati. Unsur Unsur Faktor Aktor PK PP HM PO SEKDA 0.267 0.251 0.276 0.305 KP DPRD 0.129 0.136 0.113 0.269 BAPPEDA 0.183 0.199 0.238 0.193 PAO 0.254 0.178 0.289 0.263 PAM 0.131 0.135 0.135 0.056 (Sumber: Diolah dari Kuisioner Penelitian, 2012) Keterangan : (SEKDA) : Sekretaris Daerah DKI Jakarta (KPDPRD) : Komisi Perekonomian DPRD DKI Jakarta (BAPPEDA) : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (PAO) : Pengelolah Agro Outlet (PAM) : Pakar Agribisnis dan Manajemen (PK) : Periklanan (PP) : Promosi penjualan (HM) : Hubungan masyarakat (PO) : Penjualan perseorangan Bobot dan prioritas kedua yang berpengaruh dalam menentukan unsur PP yaitu aktor pengelola agro outlet (PAO) dengan bobot sebesar (0,254). Nilai bobot ini menunjukkan bahwa aktor PAO memiliki pengaruh yang sangat dominan dalam pengambilan keputusan yang tepat. Pada kondisi lapangan saat ini, faktor PP memiliki posisi yang strategis dan tepat. Upaya untuk memberikan pengaruh dan brand yang menyentuh calon pembeli dari pasar sasaran, maka perlu dilakukan suatu tindakan penguatan kualitas terhadap stand/counter agro outlet yang lebih memasarkan kemudahan dan kualitas yang berorientasi pasar. Aktor yang menduduki skala prioritas ketiga dalam menentukan unsur PP ialah badan perencanaan pembangunan daerah (BAPPEDA) dengan bobot angka sebesar (0,199). Aktor
90
lainnya yang turut berperan yaitu komisi perekonomian DPRD dengan bobot sebesar (0,136) dan dari kalangan akademik dengan bobot sebesar (0,135). Bobot nilai dari kedua aktor terakhir dalam memberikan
pertimbangan
tidak
didasarkan
pada
sikap
mengucilkan bahkan menyederhanakan masalah promosi agro outlet Pasar Induk Kramat Jati. Sesunguhnya bobot nilai ini didasarkan pada kebijakan dan keterlibatan langsung para aktor. Selanjutnya untuk menentukan unsur lokasi agro outlet (LAO) merupakan salah satu unsur tidak terpisahkan dari unsurunsur lainnya. Pada penentuan unsur LAO, aktor yang sangat berpengaruh dalam menetapkan tata letak serta strategi promosi pengembangan yaitu aktor pengelola agro outlet (PAO) dengan bobot (0,263). Dalam menentukan kebijakan yang tepat terhadap kegiatan promosi dalam strategi agro outlet, diperlukan adanya tata letak lokasi yang strategis. Oleh karena itu peran seorang aktor sebagai pimpinan ataupun pengambil keputusan manajemen dapat menentukan alat promosi yang digunakan. Alat promosi sebaiknya dipertimbangkan sesuai wilayah dan target pasar sasaran. Terkait dengan kebijakan penentuan lokasi agro outlet (LAO) yang diharapkan mendukung usaha pengembangan kedepan, aktor yang sangat berpengaruh pada prioritas kedua yaitu sekretaris daerah (SEKDA) dengan bobot nilai sebesar (0,251). Sekretaris daerah adalah aktor terpenting yang memiliki pengaruh kebijakan yang signifikan terhadap semua perencanaan dan pelaksanaan program dilingkup pemerintah daerah DKI Jakarta. Selain itu, aktor
ini
bertanggungjawab
pembangunan
dan
langsung
terhadap
kebijakan
daerah
(SEKDA)
memiliki
sekretaris
kewenangan yang cukup luas untuk berkoordinasi dengan pemerintah daerah diprovinsi lain. Sebagai seorang aktor yang sangat berpengaruh pada penentuan tata letak agro outlet, aktor ketiga yaitu badan
91
perencanaan pembangunan daerah (BAPPEDA) dengan bobot nilai sebesar (0,238). Sebagaimana telah diketahui bahwa fungsi adan perencanaan pembangunan daerah (BAPPEDA) yaitu merencanakan, merumuskan dan melakukan koordinasi terhadap program pembangunan yang dijalankan dan memiliki kewenangan yang cukup besar untuk melakukan kajian-kajian pengembangan terhadap program-program yang mengalami hambatan. Aktor
berikut
yang
berperan
dalam
menentukan
pengembangan tata letak agro outlet yaitu analisis dan pertimbangkan akademik dengan bobot (0,135). Saran dan masukan yang disampaikan berguna sebagai referensi mendasar yang harus dipertimbangkan dengan seksama. Aktor lain yang merupakan
mitra
pemerintah
dalam
penentuan
kebijakan
pengembangan dipengaruhi oleh keputusan Komisi Perekonomian DPRD dengan bobot nilai sebesar (0,113). Komisi perekonomian DPRD merupakan aktor terakhir yang memberikan pertimbangan terhadap tata letak agro outllet. Oleh karena itu, diharapkan memberikan keputusan, dukungan dan solusi yang benar-benar berdampak pada upaya pengembangan. Berdasarkan Tabel 9 diatas, aktor-aktor yang berpengaruh terhadap faktor-faktor yang wajib dipertimbangkan dalam menentukan unsur anggaran promosi (AP) memiliki bobot nilai yang bervariasi. Bobot nilai tersebut menunjukkan besaran pengaruh dari aktor-aktor yang memiliki kapasitas. Aktor yang sangat berpengaruh dalam menentukan besaran anggaran promosi yaitu sekretaris daerah (SEKDA) dengan bobot sebesar (0,305). Bobot tertinggi dalam penentuan anggaran promosi merupakan suatu kewajaran. Sebab dalam pengelolaan anggaran untuk pembiayaan program, banyak ditentukan oleh pejabat birokrasi pemerintahan. Anggaran promosi adalah satu faktor yang wajib dianggarkan oleh perusahaan maupun lembaga pemasaran untuk kegiatan
92
promosi produk barang/jasa yang dipasarkan. Sebab tanpa anggaran promosi yang cukup tersedia dapat dipastikan akan berdampak negatif bagi kelancaran promosi. Aktor kedua dalam menentukan anggaran promosi yaitu komisi perekonomian DPRD dengan bobot sebesar (0,269). Prioritas kedua ini sesuai dengan kapasitas komisi perekonomian yang membidangi pertanian. Komisi pertanian turut berperan dalam menentukan sejumlah anggaran yang diajukan oleh pemerintah daerah. Aktor
pada
posisi
ketiga
yaitu
badan
perencanaan
pembangunan daerah (BAPPEDA) dengan bobot sebesar (0,193). Bobot tersebut menginformasikan bahwa penentuan besaran anggaran dalam kegiatan promosi perlu direncanakan secara matang, sehingga dalam pengunaan anggaran dapat tersedia dengan cukup. Aktor keempat dan kelima yang berpengaruhi dalam penentuan faktor anggaran promosi adalah pengelola agro outlet dengan bobot sebesar (0,178) dan Ahli pemasaran dengan bobot
sebesar
(0,056).
Angka
dari
kedua
aktor
diatas
menunjukkan bahwa bobot tersebut tidak membatasi pengaruh pada kapasitas memberikan pertimbangan dalam pemilihan media yang digunakan sesuai tujuan yang ingin dicapai. c) Analisis Unsur Tujuan pada Level Keempat Tujuan pengolahan pada level keempat adalah mengetahui sejauhmana unsur-unsur yang menjadi prioritas utama dapat meningkatkan keuntungan yang maksimal. Tujuan yang dicapai dari upaya promosi merupakan akumulasi perhitungan terhadap pembobotan. Pembobotan dilakukan berdasarkan aktor yang dilibatkan dalam memberikan penilaian. Kemudian dilakukan analisis PHA untuk mengetahui angka prioritas seperti yang ditunjukkan Tabel 10. Hasil pengolahan horizontal menunjukkan bahwa untuk meningkatkan target promosi
menginformasikan manfaat
kehadiran dan keunggulan agro outlet sebagai aktor utama yaitu
93
sekretaris daerah dengan bobot sebesar (0,448). Bobot tertinggi dengan aktor utama sekretaris daerah, dikarenakan fungsi jabatan struktural yang lebih dominan dalam menentukan prioritas program yang menjadi kepentingan publik. Prioritas kedua dengan bobot (0,399) dipegang oleh badan perencanaan pembangunan daerah, aktor ini banyak terlibat secara langsung dalam perencanaan program-program prioritas kebijakan daerah. Tabel10. Unsur Tujuan dalam strategi promosi pengembangan Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati. Unsur Unsur Tujuan Aktor MMK MBK MMP SEKDA 0.277 0.275 0.448 KP DPRD 0.382 0.224 0.394 BAPPEDA 0.336 0.265 0.399 PAO 0.331 0.285 0.383 AAI 0.345 0.271 0.385 (Sumber: Diolah dari Kuisioner Penelitian, 2012) Keterangan : (SEKDA) (KPDPRD) (BAPPEDA) (PAO) (PAM) (MMK) (MBK) (MMP)
: Sekretaris Daerah DKI Jakarta : Komisi Perekonomian DPRD DKI Jakarta : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah : Pengelolah Agro Outlet : Pakar Agribisnis dan Manajemen : Menginformasikan manfaat kehadiran agro outlet Pasar Induk Kramat Jati. : Memperkuat brand dan keunggulan agro outlet Pasar Induk Kramat Jati. : Mendukung dan menarik calon peminat khusus pasar sasaran pemerintah daerah terhadap agro outlet Pasar Induk Kramat Jati.
Pada tabel diatas, menginformasikan bahwa aktor dengan bobot tertinggi ketiga yaitu komisi perekonomian DPRD bidang pertanian dengan skor sebesar (0,382). Para aktor yang memegang jabatan publik memiliki pengaruh secara langsung dalam pengembangan fasilitas publik seperti agro outlet. Bobot nilai para aktor dari kalangan manajemen/agribisnis dalam pemberian pertimbangan yaitu sebesar (0,345) dan pengelola agro outlet sebesar (0,331).
94
Merek (brand) suatu produk adalah ciri khusus yang harus dijaga oleh para marketer. Brand yang dimiliki suatu produk dapat mendorong positioning produk terhadap konsumen yang menjadi target sasaran. Unsur tujuan memperkuat brand dan keunggulan agro outlet adalah syarat utama yang menjadi perhatian para aktor yang berkepentingan dalam pengelolaan dengan tujuan mendorong para calon konsumen yang telah dipetakan sebagai sasaran. Untuk menentukan unsur tujuan yang memperkuat brand dan keunggulan agro outlet terdapat skala kepentingan dengan skoor nilai yang bervariasi. Nilai tersebut diurutkan dari yang tertinggi sampai yang terendah, diantaranya : Komosi perekonomian DPRD dengan bobot (0,394), ahli manajemen dengan bobot (0,385), dan urutan ketiga jatuh kepada pengelola agro oulet dengan bobot (0,383). Badan perencanaan pembangunan daerah dengan bobot (0,336), dan sekretaris daerah dengan bobot terkecil (0,277). Ekonom Kelvin Lancaster (1966), dalam Renald Kasali 1998, bahwa suatu barang tidak dengan sendirinya memberikan utility. Barang itu memiliki karakteristik, dan karakteristik-karakteristik itulah yang membangkitkan utility. Oleh karena itu, dalam menentukan pasar sasaran para aktor harus memiliki konsep marketer, dan selalu berusaha mengetahui atribut-atribut yang memiliki arti dan penting bagi konsumen terutama pasar sasaran. Dengan demikian, para pengelola harus bekerja keras, bertindak kreaktif dan memanfaatkan anggaran promosi semaksimal mungkin. d) Analisis Unsur Alternatif pada Level Kelima Hasil
analisis
unsur
alternatif
bertujuan
untuk
melihat
sejauhmana tingkat pengaruh strategi pada level kelima terhadap tujuan-tujuan, sebagaimana telah ditetapkan pada level keempat. Pada Tabel 11 terlihat bahwa prioritas tertinggi adalah alternatif C dengan bobot (0,205). Alternatif C dengan kebijakan turut andil dalam kegiatan-kegiatan promosi pertanian tingkat nasional
95
dalam bentuk pameran, seminar maupun Talk Show. Munculnya kebijakan pada unsur alternatif ini, dianggap sebagai satu terobosan baru dalam membuka lembaran promosi yang tadinya oleh pemerintah daerah DKI Jakarta, fokus kepada pemerintah daerah yang dikategorikan sebagai daerah sumber pangan. Sehingga pemerintah daerah menjadi satu-satunya pasar sasaran yang selama ini harus dibidik. Bobot dan prioritas unsur dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Bobot dan prioritas (Unsur Alternatif strategi promosi pengembangan Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati. Unsur Unsur Alternatif A B C Tujuan MMK 0,162 0,152 0,205 MBK 0,129 0,164 0,233 MMP 0,120 0,133 0,248 (Sumber: Diolah dari Kuisioner Penelitian, 2012) Keterangan : (MMK) : Menginformasikan manfaat kehadiran agro outlet Pasar Induk Kramat Jati. (MBK) : Memperkuat brand dan keunggulan agro outlet Pasar Induk Kramat Jati. (MMP) : Mendukung dan menarik calon peminat khusus pasar sasaran pemerintah daerah terhadap agro outlet Pasar Induk Kramat Jati. (A) : Melakukan kerjasama dengan lembaga-lembaga lain dalam bentuk sponsorship guna mendukung kegiatan promosi agro outlet Pasar Induk Kramat Jati. (B) : Merancang program-program promosi yang bervariasi sesuai dengan keunggulan dan nilai pemanfaatan agro outlet Pasar Induk Kramat Jati. (C) : Ikut andil dalam kegiatan-kegiatan promosi pertanian tingkat nasional dalam bentuk pameran, seminar maupun Talk Show. Unsur tujuan memperkuat merek (brand) dan keunggulan agro outlet yang menjadi fokus pada penentuan kebijakan dalam mendukung kegiatan promosi masih pada unsur
alternatif C
dengan nilai bobot (0,233). Dalam alternatif tersebut, para pengelola disarankan ikut andil dan berperan dalam kegiatankegiatan promosi komoditas pertanian ditingkat nasional dalam
96
berbagai bentuk pameran, seminar maupun talk show. Alternatif ini
dianggap
sebagai
kesempatan
bagi
pengelola
dalam
memanfaatkan semaksimal mungkin kesempatan dan peluang untuk lebih banyak memperkenalkan agro outlet. Agro outlet diperkenalkan secara langsung dengan menonjolkan keunggulan dan kemudahan yang sangat dibutuhkan pasar sasaran. Sebagai salah satu unsur tujuan yang memiliki prospek terbaik dalam mendukung kegiatan promosi produk agro outlet yaitu pengelola yang berperan sebagai marketer diharapkan dapat mendukung dan menarik calon peminat. Selain itu, marketer diharapkan dapat mendorong pemerintah daerah agar tertarik akan produk jasa agro outlet. 2. Analisis Hasil Pengolahan Vertikal Pengolahan data vertikal pada metode proses hirarki analitik (PHA) dimaksudkan untuk mengetahui sejauhmana pengaruh setiap elemen pada tingkat hierarki terhadap sasaran utama (goal). Metode pengolahan vertikal tidak berbeda dengan metode pengolahan horizontal. sebab pada pengolahan vertikal dimulai dari tingkat ketiga, keempat dan kelima. Hasil pengolahan data secara vertikal dapat dilihat pada Lampiran 3. a). Analisis Unsur Aktor terhadap sasaran utama Hasil pengolahan vertikal menunjukkan bahwa dalam memutuskan kebijakan strategi promosi agro outlet sangat ditentukan oleh para aktor yang berkepentingan. Berdasarkan hasil pengolahan vertikal terhadap pendapat para aktor didapatkan bobot nilai tertinggi (0,279) oleh sekretaris daerah. Unsur aktor yang mempengaruhi kebijakan merupakan salah satu aktor yang sangat
berperan
besar
dalam
penentuan
langkah-langkah
kebijakan strategis. Bobot nilai ini disebabkan oleh sekretaris daerah yang memiliki tanggungjawab penuh terhadap seluruh program prioritas pembangunan diwilayah pemerintahan DKI
97
Jakarta. Untuk susunan bobot dan skala prioritas dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12 Susunan bobot dan prioritas aktor yang berkepentingan dalam strategi promosi agro outlet Pasar Induk Kramat Jati. Unsur aktor Nilai bobot Skala prioritas SEKDA 0,279 1 KP DPRD 0,169 4 BAPPEDA 0,198 3 PAO 0,244 2 PAM 0,111 5 (Sumber: Diolah dari Kuisioner Penelitian, 2012) Keterangan : (SEKDA) : Sekretaris Daerah DKI Jakarta (KPDPRD) : Komisi Perekonomian DPRD DKI Jakarta (BAPPEDA) : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (PAO) : Pengelolah Agro Outlet (PAM) : Pakar Agribisnis dan Manajemen Aktor kedua yang sangat mempengaruhi program agro outlet dijatuhkan kepada pengelola. Sebab aktor ini terlibat dari awal perencanaan,
pembangunan
dan
sampai
pada
tahapan
pemanfaatan serta pengembangan. Pengelola dianggap sebagai aktor yang memiliki banyak informasi terkait kendala-kendala dan dipercaya mampu merancang strategi jitu dalam pengembangan kedepan. Nilai bobot kedua dari unsur pengelola sebesar (0,244). Pengelola berperan sebagai pembuat konsep strategi pemasaran dan kiat-kiat yang tepat dalam promosi. Selain itu, pengelola berkesempatan terlibat langsung dalam kegiatan pemasaran kepasar sasaran. Aktor ketiga yang berpengaruh langsung adalah badan perencanaan pembangunan daerah dengan nilai sebesar (0,198). Sebagai aktor yang dipentingkan dalam penyusunan programprogram
pembangunan,
dalam
mendesain
ulang
strategi
pengembangan kedepan guna mendukung target pasar sasaran, maka aktor badan perencanaan pembangunan daerah tetap diminta pertimbangan analisis dan rekomendasi pemikiran. Rekomendasi
98
analisis persoalan pengelolaan agro outlet, diharapkan akan muncul pokok persoalan yang menjadi fokus penyelesaian. Aktor keempat yang berpengaruh langsung dalam kegiatan agro outlet adalah komisi perekonomian bidang pertanian DPRD DKI Jakarta dengan bobot nilai sebesar (0,169). Aktor ini dianggap sangat berpengaruh terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah yang terkait dengan kepentingan publik. Terkait hak interpelasi dewan dalam penyusun program, maka peran legislatif dalam kebijakan pembangunan selalu menjadi strategis. Aktor
terakhir
yang
masih
berpengaruh
ialah
ahli
manajemen/agribisnis dengan bobot sebesar (0,111). Seorang ahli manajemen
yang
pengembangan
dilibatkan
agro
outlet,
dalam
menganalisis
sangat
diprioritaskan
strategi untuk
memberikan masukan-masukan. Masukan tersebut menjadi kajian pengembangan
yang terukur
untuk
dipertimbangkan oleh
pengelola dalam menyusun strategi jitu yang tepat dan efektif. b). Analisis Unsur Tujuan terhadap Sasaran Utama Tujuan yang ingin dicapai dalam strategi promosi agro outlet adalah terjadinya peningkatan permintaan dan pemanfaatan fasilitas serta berjalannya sistem bisnis disemua level yang melibatkan berbagai pihak. Prioritas utama dari tujuan yang ingin dicapai adalah menginformasikan manfaat kehadiran agro outlet untuk pemilihan strategi promosi pengembangan. Tabel13 Susunan Bobot dan prioritas Tujuan yang berkepentingan dalam strategi promosi Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati. Unsur Tujuan Nilai bobot Skala prioritas 0,386 1 MMK 0,346 2 MBK 0,268 3 MMP (Sumber: Diolah dari Kuisioner Penelitian, 2012)
99
Keterangan : (MMK) : Menginformasikan manfaat kehadiran agro outlet Induk Kramat Jati. (MBK) : Memperkuat brand dan keunggulan agro outlet Induk Kramat Jati. (MMP) : Mendukung dan menarik calon peminat khusus sasaran pemerintah daerah terhadap agro outlet Induk Kramat Jati.
Pasar Pasar pasar Pasar
Hasil pengolahan vertikal pada level keempat bertujuan untuk mencapai target pasar sasaran dengan menginformasikan manfaat kehadiran agro outlet dengan bobot sebesar (0,386). Peningkatan informasi tentang manfaat agro outlet, diharapkan dapat memberikan informasi yang selengkap-lengkapnya kepada pihakpihak berkepentingan.
Peningkatan informasi bertujuan agar
terbangun suatu pemahaman yang lengkap sebelum para pihak dimaksud mengambil keputusan. Keunggulan penyampaian informasi yang lengkap, akan memudahkan para pihak-pihak sasaran pemasaran untuk berkomunikasi dengan pengelola sebagai ujung tombak yang berfungsi sebagai marketer dari promosi agro outlet. Unsur kedua merupakan salah satu faktor yang menarik minat pasar sasaran. Unsur tersebut bertujuan memperkuat merek (brand) dan keunggulan agro outlet dengan bobot sebesar (0,346) adalah unsur tujuan yang harus dipersiapkan bahkan didesain semaksimal mungkin agar terlihat lebih bernilai dan bermanfat bagi calon pasar sasaran. Ketika suatu produk barang maupun jasa yang diproduksi dapat memenuhi kebutuhan pasar, maka diharapkan dapat memberikan pertimbangan mendasar bagi para calon pembeli dalam menentukan minatnya. Tujuan terakhir yang menjadi fokus pertimbangan adalah mendukung dan menarik calon peminat khususnya pasar sasaran atau pemerintah daerah. Walaupun memiliki skala prioritas terakhir dengan bobot sebesar (0,188), unsur tujuan ini tetap menjadi fokus pasar sasaran. Unsur tujuan ini dirancang untuk
100
mendukung keberlanjutan program kerjasama antara pihak-pihak yang terlibat dan berkepentingan dalam pemasaran komoditas pertanian. c). Analisis Unsur Alternatif terhadap Sasaran Utama Berdasarkan hasil pengolahan data secara vertikal, diketahui alternatif promosi dengan skor tertinggi merupakan rekomendasi para aktor yang terlibat. Menurut hasil pengolahan data secara vertikal, diketahui bahwa nilai tertinggi dimiliki oleh alternatif C dengan skoor/bobot (0,396). Alternatif C yaitu Ikut andil dalam kegiatan-kegiatan promosi pertanian tingkat nasional dalam bentuk pameran,
seminar
maupun
Talk
Show.
Wawancara
dengan
stakeholder terkait program agro outlet yang tidak diminati pasar sasaran, diketahui bahwa belum ada upaya kegiatan promosi secara besar-besaran setelah dibangun fasilitas stand tersebut. Promosi tersebut dikhususkan untuk memperkenalkan manfaat, kegunaan dan tujuan serta target meningkatkan pangsa pasar. Untuk bobot dan skala prioritas alternative yang menjadi rekomendasi dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Bobot dan prioritas alternatif yang direkomendasikan dalam penentuan keputusan strategi promosi. Unsur Alternatif Bobot Prioritas A : Melakukan kerjasama dengan lembaga-lembaga lain dalam bentuk sponsorship guna mendukung 0,288 3 kegiatan promosi Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati. B : Merancang program-program promosi yang bervariasi sesuai dengan keunggulan dan nilai 0,316 2 pemanfaatan Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati. C : Ikut andil dalam kegiatan-kegiatan promosi pertanian tingkat nasional dalam bentuk pameran, seminar 0,396 1 maupun Talk Show. (Sumber: Diolah dari Kuisioner Penelitian, 2012)
101
Keterangan : (A) : Melakukan kerjasama dengan lembaga-lembaga lain dalam bentuk sponsorship guna mendukung kegiatan promosi agro outlet Pasar Induk Kramat Jati. (B) : Merancang program-program promosi yang bervariasi sesuai dengan keunggulan dan nilai pemanfaatan agro outlet Pasar Induk Kramat Jati. (C) : Ikut andil dalam kegiatan-kegiatan promosi pertanian tingkat nasional dalam bentuk pameran, seminar maupun Talk Show. Kunci keberhasilan memperluas program promosi sebagai target pasar sasaran, perlu diwujudkan dengan ide-ide kreaktif yang menjadi pertimbangan subyektif tentang nilai-nilai suatu manfaat akan produk yang ditawarkan. Musa Hubeis (2005), menyatakan bahwa Kreaktivitas bukanlah sesuatu yang hidup dalam individu-individu, melainkan sesuatu yang dinilai atas dasar perwujudan luar dari ide-ide yang dihasilkan atau prosesproses yang diketengahkan dan dapat diamati oleh publik. Keputusan prioritas tertinggi kedua jatuh pada alternatif B dengan merancang program-program promosi yang bervariasi sesuai dengan keunggulan dan nilai pemanfaatan agro outlet dengan memiliki bobot nilai sebesar (0,316). Dalam promosi produk barang maupun jasa, seorang marketing perlu memiliki suatu tindakan strategi yang jitu. Strategi jitu dari para marketer, tidak terlepas dari pribadinya dalam menangkap peluang. Sebab kunci kesuksesan ketrampilan berhubungan dengan pihak lain dimulai dari diri sendiri. Jika seorang marketer memiliki hubungan yang baik dengan dirinya sendiri, maka dipastikan marketer akan memiliki hubungan yang baik dengan pihak lain yang ditargetkan sebagai pasar sasaran. Menurut Les Giblin dalam J. Setyana (2010) bahwa begitu orang mulai menyukai dirinya sendiri, maka dia akan lebih siap untuk menyukai orang lain. Dalam Network marketing, kunci sukses adalah bukan pada jumlah produk yang dibeli konsumen, tetapi bagaimana mendapatkan sebanyak mungkin calon-calon
102
marketing yang terlibat dalam pemasaran guna mendokrak permintaan terhadap produk yang dipasarkan. Kasus yang diketahui dari para stakholder bahwa selama ini publikasi yang dilakukan masih bersifat non formal seperti penyampaian dari mulut ke mulut langsung kepada petugas yang hadir pada momen pameran. Bobot prioritas alternatif ketiga jatuh pada alternatif A yaitu melakukan kerjasama dengan lembaga-lembaga lain dalam bentuk sponsorship guna mendukung kegiatan promosi agro outlet dengan bobot nilai sebesar (0,288). Dilihat dari ruang lingkup pemanfaatan serta keterlibatan stakeholder maupun pihak lain guna mempromosikan fasilitas agro outlet, diketahui bahwa sampai saat ini belum ada keterlibatan pihak lain yang dijadikan sebagai mitra strategis yang saling menguntungkan. 4.6. Implikasi Manajerial Berdasarkan hasil penelitan yang diolah menggunakan metode proses hirarki analitik, diperoleh alternatif-alternatif strategi promosi agro outlet Pasar Induk Kramat Jati dengan nilai bobot yang bervariasi. Disebabkan oleh skala prioritas yang sesuai dengan sumberdaya dan pembacaan situasi dalam mengimplementasikan
alternatif.
Dalam
penerapan
alternatif,
perlu
mengalokasikan dan mempertimbangkan alternatif yang berpengaruh besar terlebih dahulu. Hal ini menginformasikan bahwa para pengelola atau aktor-aktor yang dipentingkan dalam promosi agro outlet diharapkan perlu meningkatkan komunikasi yang lebih baik lagi dengan berbagai pihak terutama pemerintah daerah sebagai pasar sasaran. Sebab jalan menuju keefektifan promosi ke target pasar sasaran, tidak tercipta sendirinya sebagai pintu masuk bagi kegiatan promosi. Untuk itu, perlu suatu upaya strategis dari pengelola dalam merancang alternatif strategi dan kiat-kiat baru yang mendukung program promosi agro outlet. Kegiatan alternatif pertama yaitu keterlibatan dalam kegiatan-kegiatan promosi pertanian tingkat nasional dalam bentuk pameran, seminar maupun
103
Talk Show perlu didukung dengan sumber pendanaan yang memadai. Artinya, upaya mempromosikan suatu produk sebagai tahapan perkenalan produk kecalon konsumen dapat disiapkan sesuai dengan suatu rencana pendanaan yang memadai. Pendanaan yang memadai, diharapkan mendukung para marketer untuk berkreaktif mengembangkan berbagai teknik yang mudah dilaksanakan. Anggaran promosi merupakan faktor utama kegiatan promosi. Tanpa anggaran promosi yang cukup diyakini akan mengganggu jadwal kegiatan promosi. Selain itu, tanpa anggaran promosi para marketer maupun para pengelola tidak bisa berbuat banyak dalam rangka memperkenalkan produk. Promosi alternatif kedua adalah merancang program promosi yang bervariasi sesuai keunggulan dan nilai pemanfaatan agro outlet. Penyediaan fasilitas agro outlet oleh pemerintah DKI Jakarta merupakan satu peluang terbaik bagi kepentingan berbagai pihak terutama pemerintah daerah. Fasilitas dengan kualitas terbaik yang memudahkan pihak lain akan menjadi suatu pertimbangan yang mendasar dalam pengambilan keputusan. Karena itu, momen terbaik dalam mempromosikan produk terutama fasilitas agro outlet dapat tercipta melalui komunikasi yang baik. Para pengelola dituntut untuk kreaktif dalam membangun komunikasi dengan pihak-pihak yang melakukan kegiatan-kegiatan promosi yang berskala nasional. Pihak-pihak tersebut diharapkan
sebagai mitra yang sama-sama mewujudkan banyak
kesempatan berpromosi terutama pemerintah daerah sebagai pasar sasaran. Guna mendukung kegiatan promosi agro outlet. Alternatif ini merupakan upaya yang harus dilakukan oleh para marketer terutama pengelola sebagai terobosan menembus batas-batas wilayah yang membatasi kegiatan promosi agro outlet kepasar sasaran. Media adalah sarana yang paling memudahkan semua pihak untuk menerima informasi secara lengkap sesuai kebutuhan. Agar informasi yang disampaikan tepat sasaran, maka para marketer diharapkan dapat mengemas bentuk promosi yang tepat untuk dipublikasikan khususnya kepada calon konsumen.
104
KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan a. Setelah dilakukan analisis terhadap bentuk kegiatan promosi yang dilakukan pengelola Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati Jakarta, terdapat delapan faktor yang mempengaruhi promosi yaitu produk, harga, tempat, promosi, orang, proses, bukti fisik, produktifitas dan kualitas. Kegiatan promosi yang telah dilakukan antara lain periklanan (PK), promosi penjualan (PP), hubungan masyarakat (HM), penjualan perseorangan (PO) dan pemasaran langsung (PL). Elemen-elemen diatas didukung oleh konsep segmentasi, targeting dan positioning. b. Bobot faktor dalam proses hierarki analitik (PHA) diketahui bahwa faktorfaktor yang dipentingkan dalam strategi promosi agro outlet yaitu; 1). Promosi Penjualan (PP), 2). Periklanan (PK), 3). Hubungan Masyarakat (HM). 4). Penjualan Perseorangan (PO). Aktor-aktor yang berkepentingan dalam penyusunan strategi promosi yaitu; 1). Sekretaris Daerah (SEKDA), 2). Pengelola Agro Outlet (PAO), dan 3). Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA). diharapkan
maka
dirumuskan
Dalam mencapai sasaran yang tujuan
yang
terdiri
dari
1).
Menginformasikan Manfaat Kehadiran Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati (MMK), 2). Memperkuat merek (brand) dan Keunggulan Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati (MBK). c. Alternatif strategi promosi yang direkomendasikan untuk Strategi Promosi Agro Outlet PIKJ sesuai yang dipentingkan yaitu : 1)
Ikut andil dalam kegiatan-kegiatan promosi pertanian tingkat nasional dalam bentuk pameran, seminar maupun talk show (C).
2)
Merancang program-program promosi yang bervariasi sesuai dengan keunggulan dan nilai pemanfaatan Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati. (B).
3)
Melakukan kerjasama dengan lembaga-lembaga lain dalam bentuk sponsorship guna mendukung kegiatan promosi Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati (A).
105
2. Saran Berdasarkan analisis proses hirarki analitik (PHA) maka direkomendasikan saran-saran, yaitu : a. Dalam rangka meningkatkan kegiatan promosi penjualan agro outlet pasar induk kramat jati Jakarta, perlu dirumuskan strategi kebijakan dan koordinasi yang
melibatkan
Sekretaris
Daerah
(SEKDA),
Badan
Perencanaan
Pembangunan Daerah (BAPPEDA), Pengelola Agro Outlet (PAO) dan pihakpihak lain yang berkepentingan. b. Pengelolaan agro outlet direkomendasikan untuk diserahkan ke pihak swasta diluar PD Pasar Jaya sebagai solusi terbaik dalam mengatur sistem yang berbasis pada bisnis. Alternatif strategi promosi yang direkomendasikan berdasarkan skala prioritas juga perlu dilaksanakan bersamaan untuk membentuk strategi promosi yang saling bersinergi. c. Diperlukan kebijakan terhadap perombakan struktur saat ini yang tidak efektif, guna mendukung kegiatan promosi yang sesuai kaidah bauran promosi. Struktur yang efektif adalah ketika memiliki sumber daya produkif yang bekerja dengan sistem pengawasan dan target kerja dalam batasan waktu. d. Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan judul yang sama, dengan fokus permasalahan pada anggaran promosi pada pemda-pemda yang telah memiliki stand agro outlet, guna mengetahui secara detail hubungan antara kegiatan promosi dan anggaran promosi.
106
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman Z, (2011). Strategi Genius Marketing ala Rasulullah” PT Diva Press Jogyakarta, 2011. Achmadi S.S dkk (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Edisi Ke-3. PT IPB Press, Bogor, 2012. Aliminsyah & Padji, 2003. Kamus Istilah Manajemen “Inggris-Indonesia dan Indonesia – Inggris. CV Yrama Widya, Bandung 2004. Alwi H dkk, 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta 2002. Ariefiansyah M, Strategi Gila! Menjadi Sales No.1. Laskar Aksara, Bekasi. Ardianto E, 2010. Metodologi Penelitian untuk Public Relations, Simbiosa Rekatama Media, Bandung 2010. Aminah A. dkk (2008). Laporan Akhir Kajian Pengembangan Agro Outlet PIKJ, Tim Departemen Manajemen, Institut Pertanian Bogor, 2008 (Tidak dipublikasikan). Assauri S, (2007). Manajemen Pemasaran (Dasar, konsep dan Strategi) PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007. Behleer, B. 2006. Ecology of Papua : The Socio-culture Plurarity of Papuan Society. Mc-Graw Hill. Whasington DC. USA. Dessler G, (1997). Manajemen Sumber Daya Manusia, PT Prenhallindo, Jakarta 1997. David F.R. (2004). Manajemen Strategis : Konsep. PT Indeks, Jakarta, 2004. Dzulfikar E, 2012. Kisah Inspiratif Marketing “Belajar Marketing pada yang telah Sukses Menjalaninya” Kreasi Wacana Bantul, 2012. Durianto D, dkk (2003). Invasi Pasar dengan Iklan Yang Efektif, (Strategi, Program dan Teknik Pengukuran) PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2003. Fewidarto, P.D. (1996). Proses Hirarki Analitik (Analytical Hierarchy Process). Materi kursus singkat pada Program Pascasarjana Teknologi Industri Pertanian, Institut Pertanian Bogor, 1996. Febrianto F, 2009. Strategi Pengembangan Promosi dengan Menggunakan Metode PHA di LPM Chics Music Cabang Condet Jakarta Timur. Skripsi pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor, 2009. Hubeis M, 2005. Manajemen Kreaktivitas & Inovasi dalam Bisnis PT Hecca Mitra Utama, 2005. In Charlie, 2004. Mengukir Strategi Pemasaran “Untuk Meningkatkan Bisnis dan Profit Anda. PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta, 2004.
107
Kasali R, 1998. Membidik Pasar Indonesia “Segmentasi, Targeting, Positioning. PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta, 2007. Kasali R, 2005. Manajemen Public Relations “Konsep dan Aplikasi di Indonesia. PT Pustaka Utama Grafiti Jakarta, 2005. Kartajaya H dkk, 2009. “Mark Plus Basics” PT Erlangga Surabaya, 2009. Kartajaya H, 2006. “Integrating Sales and Marketing” Jurus Ampuh Mendongkrak Penjualan Menggunakan Strategi Pemasaran, PT Mizan Pustaka, Bandung 2006. Kartajaya H dkk, 1996. “36 Kasus Pemasaran Asli Indonesia PT Elex Media Komputindo, Jakarta 1996. Kartajaya H dkk, (2005). “Positioning, Diferensiasi, dan Brand”, PT Gramedia, Pustaka Utama Jakarta, 2005. Krisnamurthi B dkk, 2010. Refleksi Agribisnis 65 Tahun Profesor Bungaran Saragih PT Penerbit IPB Press, Bogor 2010. Koroh N. J.J, 2008. Kamus Marketing “1500 Istilah Marketing. PT Talenta Mulia Aksara. Kotler P. 2005. Manajemen Pemasaran. Edisi Kesebelas Jilid 1. PT Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta 2005. Marimin, 2004. Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta 2004. Marimin & Nurul M, 2004. Aplikasi Teknik Pengambilan Keputusan dalam Manajemen Rantai Pasok. PT Penerbit IPB Press, Bogor 2008. Murtie A. Strategi Gila Menjadi Marketing No.1 PT Laskar Aksara, Bekasi Jawa Barat. Mussry J. dkk, 2010. Perjalanan Pemikiran Konsep Pemasaran “Hermawan Kartajaya”. PT Erlangga Surabaya, 2010. Mulyadi dkk, 2001. Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen. PT. Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2001. Morissan 2008. Manajemen Public Relation “Strategi Menjadi Humas Profesional PT Kencana Prenada Media Group, Jakarta 2010. Nainggolan K, 2008. Melawan Kelaparan dan Kemiskinan Abad Ke-21 Kekal Press, Bogor 2008. Rangkuti F. 1997. Analisis Swot Teknik Membedah Kasus Bisnis, PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta, 2005. Robbins Stephen P, 2003. Perilaku Organisasi PT Indeks Kelompok Gramedia Jakarta, 2006. Saaty Thomas L, 1986. Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin PT Pustaka Binaman Presindo. Jakarta 1991.
108
Salim N, (2001). Rancang Bangun Infrastruktur Terminal Agribisnis DKI Jakarta Tesis pada Magister Manajemen Agribisnis Institut Pertanian Bogor, 2001 (Tidak dipublikasikan). Setyana J, (2010). 21 Network Marketing Tips. PT Bhuana Ilmu Populer Kelompok Gramedia, Jakarta 2010. Setiawan I, (2012). Agribisnis Kreaktif (Pilar Wirausaha Masa Depan, Kekuatan Dunia Baru Menuju Kemakmuran Hijau), PT Penebar Swadaya, Depok 2012. Siagian S, 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. PT Bumi Aksara, Jakarta 2005. Suwatno & Rasto, 2003. Manajemen Perusahaan “Suatu Pendekatan Operatif dan Sistem Informasi. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Supranto J, 2008. Statistik Teori dan Aplikasi, PT Erlangga, Jakarta 2008. Sumarwan U, (2002). Perilaku Konsumen, Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran. PT Ghalia Indonesia, Bogor 2002. Sujendi S.K. (2012). Analisis Strategi Promosi pada Serambi Botani Bogor. Skripsi pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor, 2012 (Tidak dipublikasikan). Suyadi (2011). Libas Skripsi dalam 30 Hari. PT Diva Press, Jogjakarta, 2011). Sunyoto D, (2012). Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran, PT Buku Seru, Jakarta, 2012. Triton P.B, 2007. Manajemen Strategis “Terapan Perusahaan dan Bisnis” Tugu Publisher. Yogjakarta, 2007. Tjiptono, F, (2000). Manajemen Jasa. Penerbit Andi, Yogjakarta, 2004. Umar H. (1999). Studi Kelayakan Bisnis (Manajemen, Metode dan Kasus), PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 1997. Widjaya A.H. dkk, 2005. Membangun Indonesia, IPB Press Bogor. Simbiosa Rekatama Media, Bandung 2010. Wikipedia.2030.http://ngobrolpanas.blogspot.com/2012/12/inilah-5-negarapenguasa-ekonomi-dunia-tahun-2030.html. Downlod 10 Desember 2012). Wikipedia.pasar.http://id.wikipedia.org/wiki/Pasar. Jumat, 10 Agusus 2012.
109
LAMPIRAN
110
LAMPIRAN : 1
KUISIONER PENELITIAN STRATEGI PROMOSI AGRO OUTLET PASAR INDUK KRAMAT JATI JAKARTA (METODE PROSES HIRARKI ANALITIK)
Oleh : ZAKEUS RUMPEDAI H24077038
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012
111
LANJUTAN LAMPIRAN : 1 Kuisioner ini dibuat dalam rangka penyelesaian Program Sarjana. Maksud dari penyusunan kuisioner ini adalah : Untuk melihat dan mengetahui sejauhmana Strategi Promosi Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati Jakarta. Untuk itu kami mohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara untuk mengisi kuisioner ini dengan jujur, benar dan akurat agar informasi ilmiah yang disajikan nantinya dapat dipertanggungjawabkan. Jawaban yang Bapak/Ibu/Saudara berikan hanya untuk kepentingan akademis dalam rangka penyelesaian tugas akhir program sarjana ekonomi. Atas dukungan dan pengertian Bapak/Ibu/Saudara, kami sampaikan terima kasih. A. IDENTITAS RESPONDEN 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Nama lengkap Pendidikan terakhir Jabatan Tugas/Wewenang Lama bekerja Pekerjaan
: ………………………….. : A). SD B). SLTP C). SMU/SMK D). Diploma E). S1 F). S2 G). S3 : …………………………… : …………………………… : ……………. Tahun : A). PNS B). Wiraswasta C). Pegawai Swasta D). Lainnya sebutkan ………………………...
PETUNJUK PENGISIAN : 1. Pada bagian ini Anda diminta untuk membandingkan antara elemen A dan elemen B, lalu memberi tanda LINGKARI pada nilai perbandingannya. 2. Jawaban dari pertayaan tersebut, diberi nilai oleh responden berdasarkan tingkat kepentingan dari elemen-elemen yang dibandingkan secara bersamaan. 3. Nilai perbandingan yang diberikan mempunyai skala 1-9. Definisi skala yang digunakan untuk nilai komparasi ditentukan sebagai berikut : Nilai Komparasi Definisi (A dibandingkan B) 1 A dan B sama penting 3 A sedikit lebih penting dari B 5 A lebih penting dari B 7 A sangat jelas lebih penting dari B 9 A mutlak lebih penting dari B 2,4,6,8 Nilai-nilai diantara dua pertimbangan
112
LANJUTAN LAMPIRAN : 1 CONTOH : Anda dimintah untuk membandingkan tingkat kepentingan antara Hobi dan Kebutuhan. 1. Jika Anda menganggap hobi sama penting dengan kebutuhan, maka : A Hobi
Nilai perbandingan 98765432123456789
B Kebutuhan
2. Jika Anda menganggap hobi sedikit lebih penting dari kebutuhan, maka : A Hobi
Nilai perbandingan 987654 3 2123456789
B Kebutuhan
3. Tapi jika Anda menganggap hobi sangat jelas lebih penting dari kebutuhan, maka : A Hobi
Nilai perbandingan 98 7 65432123456789
B Kebutuhan
Pemilihan Strategi Promosi Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati Jakarta. Sebagai jasa fasilitas Agro Outlet PIKJ, manajemen Agro Outlet diperhadapkan dengan situasi persaingan bisnis yang ketat. Faktor-faktor yang mempengaruhi promosi pemasaran sangat bervariasi seperti, sumberdaya manusia, manajemen pengelolaan dan anggaran promosi. Strategi promosi memegang peranan sangat pentig dalam mendukung keberhasilan pemasaran Agro Outlet PIKJ. Peranan tersebut dijelaskan berikut : A. FAKTOR : Menurut Kotler (2005), promosi bertujuan untuk membangun kesadaran konsumen tentang produk yang ditawarkan sehingga konsumen akan mengetahui keberadaan suatu produk. Preferensi yang dibangun melalui promosi meliputi mutu, nilai, kinerja dan keistimewaan mengenai produk yang ditawarkan. Untuk mengkomunikasikan produk perlu disusun suatu strategi yang sering disebut dengan strategi bauran Pemasaran yang terdiri atas 4 komponen utama, yaitu ; 1. Periklanan Bentuk penyajian dan promosi bukan pribadi yang dibayar, mengenai gagasan atau barang oleh sponsor yang teridentifikasi. Contoh dari periklanan seperti iklan pada televisi, radio, koran, film, brosur dan leaflet. Promosi seperti ini secara jelas menyampaikan pesan kepada konsumen agar mereka dapat tertarik pada isi pesan dan mengkonsumsi setiap produk yang ditawarkan pada promosi. 2. Promosi penjualan Insentif jangka pendek untuk meningkatkan pembelian atau penjualan suatu produk dimana pembelian diharapkan dilakukan sekarang. Kegiatan
113
LANJUTAN LAMPIRAN : 1 promosi yang termasuk kedalam promosi penjualan adalah seperti pemberian kupon, obral, kontes, pameran dan lain-lain. 3. Hubungan masyarakat Bertujuan membangun hubungan yang baik dengan publik perusahaan dengan menghasilkan publisitas yang menyenangkan, menumbuhkembangkan suatu citra perusahaan yang baik, menanggani atau melenyapkan desas-desus, cerita dan peristiwa yang tidak menyenangkan. Humas merupakan suatu konsep yang menggunakan banyak sarana seperti siaran pers, publisitas produk, komunikasi perusahaan, lobbying atau penyuluhan. 4. Penjualan perseorangan; Interaksi langsung dengan atau calon pembeli untuk melakukan presentasi, menjawab pertayaan atau menerima pesanan. Penjualan perorangan merupakan alat yang paling efektif dalam membangun preferensi, keyakinan dan tindakan pembeli. B. AKTOR : 1) Sekretaris Daerah DKI Jakarta (Pengambil kebijakan) sebagai pihak yang bertanggungjawab dalam memprogramkan penyediaan fasilitas Agro Outlet (SDKI) 2). Komisi Perekonomian DPRD Provinsi DKI Jakarta, sebagai pihak mitra pemerintah yang menyetujui penganggaran dalam rangka pembangunan fasilitas Agro Outlet sebagai solusi penyediaan pangan (KPDP) 3). Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) DKI Jakarta, sebagai pihak yang merencanakan program penyediaan fasilitas Agro Outlet sebagai sarana penunjang kelancaran informasi dan distribusi komoditas pertanian (BPD) 4). Pengelola manajemen Agro Outlet (penanggungjawab teknis). Pihak pengelolah manajemen dipilih sebagai pihak yang dianggap mengetahui banyak hal terkait dengan teknis pengelolaan dan persoalan yang menjadi tantangan selama ini (PAU) 5). Akademik, seorang pakar Agribisnis/Manajemen Indonesia, pilihan kepada pihak akademik sengaja untuk memberikan masukan-masukan dalam memanajemenkan alur distribusi produk komoditas secara tepat (PAM). C. TUJUAN : 1) Menginformasikan manfaat kehadiran Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati (MMK). 2) Memperkuat brand dan keunggulan Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati (MBK). 3) Mendukung dan menarik calon peminat khusus pasar sasaran pemerintah daerah terhadap Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati (MMP).
114
LANJUTAN LAMPIRAN : 1
D. ALTERNATIF : 1) Melakukan kerjasama dengan lembaga-lembaga lain dalam bentuk sponsorship guna mendukung kegiatan promosi Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati (A). 2) Merancang program-program promosi yang bervariasi sesuai dengan keunggulan dan nilai pemanfaatan Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati (B). 3) Ikut andil dalam kegiatan-kegiatan promosi pertanian tingkat nasional dalam bentuk pameran, seminar maupun Talk Show dll (C). PENGISIAN KUISIONER : 1. Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara faktor dengan faktor lainnya dalam menentukan Strategi Promosi Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati Jakarta. Dalam menentukan bobot prioritas strategi promosi terdapat empat faktor yang menjadi pertimbangan yaitu; STP SDM LAO AP
= = = =
Segmentasi, Targeting dan Positioning Sumber Daya Manusia Lokasi Agro Outlet Anggaran Promosi
A
Nilai perbandingan
B
STP STP STP SDM SDM LAO
98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789
SDM LAO AP LAO AP AP
Keterangan : 1 = Sama penting 3 = Sedikit lebih penting;jelas penting 5 = Jelas lebih penting 7 = Sangat jelas lebih penting 9 = Mutlak lebih penting 2,4,6,8 = Nilai-nilai diantara nilai diatas
115
LANJUTAN LAMPIRAN : 1 2. Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara aktor terhadap kepentingan faktor Segmentasi, Targeting dan Positioning (STP) dalam menentukan Strategi Promosi Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati Jakarta. Aktor yang terlibat dalam menentukan bobot prioritas pemilihan alternatif strategi promosi ini adalah ; SDKI = Sekretaris Daerah DKI Jakarta KPDP = Komisi Pertanian DPRD Provinsi DKI Jakarta BPD = Badan Perencanaan Daerah DKI Jakarta PAU = Pengelolah manajemen Agro Outlet AAI = Akademik, AgribisniS Indonesia A
Nilai perbandingan
B
SDKI SDKI SDKI SDKI KPDP KPDP KPDP BPD BPD PAU
98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789
KPDP BPD PAU AAI BPD PAU AAI PAU AAI AAI
Keterangan : 1 = Sama penting 3 = Sedikit lebih penting;jelas penting 5 = Jelas lebih penting 7 = Sangat jelas lebih penting 9 = Mutlak lebih penting 2,4,6,8 = Nilai-nilai diantara nilai diatas 3. Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara aktor terhadap kepentingan faktor Sumber Daya Manusia (SDM) dalam menentukan Strategi Promosi Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati Jakarta. Aktor yang terlibat dalam menentukan bobot prioritas pemilihan alternatif strategi promosi ini adalah ; A
Nilai perbandingan
B
SDKI SDKI SDKI SDKI KPDP KPDP
98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789
KPDP BPD PAU AAI BPD PAU
116
LANJUTAN LAMPIRAN : 1 Keterangan : 1 = Sama penting 3 = Sedikit lebih penting;jelas penting 5 = Jelas lebih penting 7 = Sangat jelas lebih penting 9 = Mutlak lebih penting 2,4,6,8 = Nilai-nilai diantara nilai diatas 4. Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara aktor terhadap kepentingan faktor Letak Agro Outlet (LAO) dalam menentukan Strategi Promosi Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati Jakarta. Aktor yang terlibat dalam menentukan bobot prioritas pemilihan alternatif strategi promosi ini adalah ; SDKI KPDP BPD PAU AAI
= = = = =
Sekretaris Daerah DKI Jakarta Komisi Pertanian DPRD Provinsi DKI Jakarta Badan Perencanaan Pembangunan Daerah DKI Jakarta Pengelolah manajemen Agro Outlet Akademik, AgribisniS Indonesia
A SDKI SDKI SDKI SDKI KPDP KPDP KPDP BPD BPD PAU
Nilai perbandingan 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789
B KPDP BPD PAU AAI BPD PAU AAI PAU AAI AAI
Keterangan : 1 = Sama penting 3 = Sedikit lebih penting;jelas penting 5 = Jelas lebih penting 7 = Sangat jelas lebih penting 9 = Mutlak lebih penting 2,4,6,8 = Nilai-nilai diantara nilai diatas 5. Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara aktor terhadap kepentingan faktor Anggaran Promosi (AP) dalam menentukan Strategi Promosi Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati Jakarta. SDKI KPDP BPD PAU AAI
= = = = =
Sekretaris Daerah DKI Jakarta Komisi Pertanian DPRD Provinsi DKI Jakarta Badan Perencanaan Daerah DKI Jakarta Pengelolah manajemen Agro Outlet Akademik, AgribisniS Indonesia
117
LANJUTAN LAMPIRAN : 1
A SDKI SDKI SDKI SDKI KPDP KPDP KPDP BPD BPD PAU
Nilai perbandingan 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789
B KPDP BPD PAU AAI BPD PAU AAI PAU AAI AAI
Keterangan : 1 = Sama penting 3 = Sedikit lebih penting;jelas penting 5 = Jelas lebih penting 7 = Sangat jelas lebih penting 9 = Mutlak lebih penting 2,4,6,8 = Nilai-nilai diantara nilai diatas 6. Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara tujuan dengan tujuan lainnya dalam konteks terhadap kepentingan Sekretaris Daerah DKI Jakarta (SDKI), untuk pemilihan strategi promosi Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati Jakarta. Terdapat tujuan utama yang ingin dicapai melalui analisis strategi promosi untuk meningkatkan kinerja dari Agro Outlet, yaitu : MMK = Menginformasikan manfaat kehadiran Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati MBK = Memperkuat brand dan keunggulan Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati MMP = Mendukung dan menarik calon peminat khusus pasar sasaran pemerintah daerah terhadap Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati A Nilai perbandingan B MMK MMK MBK
98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789
Keterangan : 1 = Sama penting 3 = Sedikit lebih penting;jelas penting 5 = Jelas lebih penting 7 = Sangat jelas lebih penting 9 = Mutlak lebih penting 2,4,6,8 = Nilai-nilai diantara nilai diatas
MBK MMP MMP
118
LANJUTAN LAMPIRAN : 1 7. Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara tujuan dengan tujuan lainnya dalam konteks terhadap kepentingan Komisi Pertanian dan Tanaman Pangan DPRD Provinsi DKI Jakarta (KPDP) untuk pemilihan strategi promosi Pengembangan Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati Jakarta. Terdapat tujuan utama yang ingin dicapai melalui analisis strategi promosi untuk meningkatkan kinerja dari Agro Outlet, yaitu : MMK = Menginformasikan manfaat kehadiran Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati MBK = Memperkuat brand dan keunggulan Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati MMP = Mendukung dan menarik calon peminat khusus pasar sasaran pemerintah daerah terhadap Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati A
Nilai perbandingan
B
MMK MMK MBK
98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789
MBK MMP MMP
Keterangan : 1 = 3 = 5 = 7 = 9 = 2,4,6,8 =
Sama penting Sedikit lebih penting;jelas penting Jelas lebih penting Sangat jelas lebih penting Mutlak lebih penting Nilai-nilai diantara nilai diatas
8. Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara tujuan dengan tujuan lainnya dalam konteks terhadap kepentingan Badan Perencanaan Daerah DKI Jakarta (BPD) untuk pemilihan strategi promosi Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati Jakarta. Terdapat tujuan utama yang ingin dicapai melalui analisis strategi promosi pengembangan untuk meningkatkan kinerja dari Agro Outlet, yaitu : MMK = Menginformasikan manfaat kehadiran Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati MBK = Memperkuat brand dan keunggulan Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati MMP = Mendukung dan menarik calon peminat khusus pasar sasaran pemerintah daerah terhadap Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati A
Nilai perbandingan
B
MMK MMK MBK
98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789
MBK MMP MMP
119
LANJUTAN LAMPIRAN : 1 Keterangn : 1 = Sama penting 3 = Sedikit lebih penting;jelas penting 5 = Jelas lebih penting 7 = Sangat jelas lebih penting 9 = Mutlak lebih penting 2,4,6,8 = Nilai-nilai diantara nilai diatas 9. Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara tujuan dengan tujuan lainnya dalam konteks terhadap kepentingan Pengelola manajemen Agro Outlet (PAU) untuk pemilihan strategi promosi Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati Jakarta. Terdapat tujuan utama yang ingin dicapai melalui analisis strategi promosi pengembangan untuk meningkatkan kinerja dari Agro Outlet, yaitu : MMK = Menginformasikan manfaat kehadiran Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati MBK = Memperkuat brand dan keunggulan Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati MMP = Mendukung dan menarik calon peminat khusus pasar sasaran pemerintah daerah terhadap Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati A Nilai perbandingan B MMK MMK MBK
98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789
MBK MMP MMP
Keterangan : 1 = Sama penting 3 = Sedikit lebih penting;jelas penting 5 = Jelas lebih penting 7 = Sangat jelas lebih penting 9 = Mutlak lebih penting 2,4,6,8 = Nilai-nilai diantara nilai diatas 10. Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara tujuan dengan tujuan lainnya dalam konteks terhadap kepentingan Akademik, pilihan kepada pihak akademik sengaja untuk memberikan masukanmasukan dalam memanajemenkan alur distribusi produk komoditas secara tepat (AAI) untuk pemilihan strategi promosi Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati Jakarta.
120
LANJUTAN LAMPIRAN : 1 Terdapat tujuan utama yang ingin dicapai melalui analisis strategi promosi untuk meningkatkan kinerja dari Agro Outlet, yaitu : MMK = Menginformasikan manfaat kehadiran Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati MBK = Memperkuat brand dan keunggulan Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati MMP = Mendukung dan menarik calon peminat khusus pasar sasaran pemerintah daerah terhadap Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati A
Nilai perbandingan
B
MMK MMK MBK
98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789
MBK MMP MMP
Keterangan : 1 = Sama penting 3 = Sedikit lebih penting;jelas penting 5 = Jelas lebih penting 7 = Sangat jelas lebih penting 9 = Mutlak lebih penting 2,4,6,8 = Nilai-nilai diantara nilai diatas 11. Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara alternatif satu dengan alternatif lainnya dalam mencapai tujuan Menginformasikan manfaat kehadiran Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati (MMK) untuk pemilihan strategi promosi Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati Jakarta. Terdapat enam alternatif strategi promosi yang akan dinilai bobot prioritasnya yang akan dipilih, yaitu : A = Melakukan kerjasama dengan lembaga-lembaga lain dalam bentuk sponsorship guna mendukung kegiatan promosi Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati B = Merancang program-program promosi yang bervariasi sesuai dengan keunggulan dan nilai pemanfaatan Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati C = Ikut andil dalam kegiatan-kegiatan promosi pertanian tingkat nasional dalam bentuk pameran, seminar maupun Talk Show dll A A A B
Nilai perbandingan 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789
B B C C
121
LANJUTAN LAMPIRAN : 1 Keterangan : 1 = Sama penting 3 = Sedikit lebih penting;jelas penting 5 = Jelas lebih penting 7 = Sangat jelas lebih penting 9 = Mutlak lebih penting 2,4,6,8 = Nilai-nilai diantara nilai diatas 12. Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara alternatif satu dengan alternatif lainnya dalam mencapai tujuan Memperkuat brand dan keunggulan Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati (MBK) untuk pemilihan strategi promosi Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati Jakarta. Terdapat enam alternatif strategi promosi yang akan dinilai bobot prioritasnya yang akan dipilih, yaitu : A = Melakukan kerjasama dengan lembaga-lembaga lain dalam bentuk sponsorship guna mendukung kegiatan promosi Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati B = Merancang program-program promosi yang bervariasi sesuai dengan keunggulan dan nilai pemanfaatan Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati C = Ikut andil dalam kegiatan-kegiatan promosi pertanian tingkat nasional dalam bentuk pameran, seminar maupun Talk Show dll A
Nilai perbandingan
B
A A B
98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789
B C C
Keterangan : 1 = Sama penting 3 = Sedikit lebih penting;jelas penting 5 = Jelas lebih penting 7 = Sangat jelas lebih penting 9 = Mutlak lebih penting 2,4,6,8 = Nilai-nilai diantara nilai diatas 13. Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara alternatif satu dengan alternatif lainnya dalam mencapai tujuan Mendukung dan menarik calon peminat khusus pasar sasaran pemerintah daerah terhadap Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati (MMP) untuk pemilihan strategi promosi Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati Jakarta.
122
LANJUTAN LAMPIRAN : 1 Terdapat enam alternatif strategi promosi yang akan dinilai bobot prioritasnya yang akan dipilih, yaitu : A
B C
= Melakukan kerjasama dengan lembaga-lembaga lain dalam bentuk sponsorship guna mendukung kegiatan promosi Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati = Merancang program-program promosi yang bervariasi sesuai dengan keunggulan dan nilai pemanfaatan Agro Outlet Pasar Induk Kramat Jati = Ikut andil dalam kegiatan-kegiatan promosi pertanian tingkat nasional dalam bentuk pameran, seminar maupun Talk Show dll A A A B
Nilai perbandingan 98765432123456789 98765432123456789 98765432123456789
B B C C
Keterangan : 1 = Sama penting 3 = Sedikit lebih penting;jelas penting 5 = Jelas lebih penting 7 = Sangat jelas lebih penting 9 = Mutlak lebih penting 2,4,6,8 = Nilai-nilai diantara nilai diatas SARAN DAN KOMENTAR ANDA : Saran dan komentar Anda untuk meningkatkan strategi promosi Agro Outlet ........................................................................................................................................ …………………………………………………………………………………………
Terimakasih
123
LAMPIRAN : 2
DAFTAR PERTAYAAN WAWANCARA STRATEGI PROMOSI AGRO OUTLET PASAR INDUK KRAMAT JATI JAKARTA (METODE ANALYTICAL HIERARCY PROCESS)
Nama NIM Departemen Fakultas Perguruan Tinggi
: : : : :
Zakeus Rumpedai H24077038 Manajemen Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
Pertayaan : 1) Bagaimana sejarah dan perkembangan Pasar Induk Kramat Jati Jakarta? 2) Apa visi, misi dan tujuan kehadiran Agro outlet di PIKJ? 3) Bagaimana struktur organisasi Agro Outlet di PIKJ? 4) Apa saja gambaran produk yang dibutuhkan untuk dipasarkan di PIKJ? 5) Mengapa strategi bauran pemasaran sebagai acuan dasar dalam menerima produk? 6) Bagaimana gambaran tentang jumlah konsumen akhir-akhir ini di PIKJ? 7) Bagaimana promosi agro outlet PIKJ? 8) Bagaimana anggaraan promosi dan usaha kerjasama dengan pemda? 9) Berapakah target penerimaan produk dan besarnya biaya promosi di PIKJ? 10) Apa saja strategi bauran pemasaran (Periklanan, promosi, penjualaan, hubungan dengan penjualan, maupun dengan pemda) yang dilakukan oleh PIKJ? 11) Bagaimana intensitas pelaksanaan promosi ke pemda-pemda? 12) Bagaimana cara promosi yang dilakukan kepada pemda-pemda sebagai calon pembeli/sewa stand agro outlet PIKJ? 13) Bagaimana promosi yang dilakukan saat ini? 14) Promosi yang dilakukan saat ini, sudah kepada pihak mana saja? 15) Bagaimana respon dari pemda-pemda terhadap promosi yang telah dilakukan? 16) Apa yang bisa dilakukan saat ini agar promosi ke pemda tepat sasaran?
124
LAMPIRAN : 2 Hasil Pengolahan data dengan Expert Choice dan MS. Excell Koefisien Faktor
PK PP HM PO
Berdasarkan hasil di atas dari level Kriteria/Faktor, diperoleh bahwa Faktor STP memberikan pengaruh paling tinggi. Tingkat Inconsistency-nya = 0.05, menunjukkan bahwa hasil ini masih berada di dalam batas toleransi kekonsistenan. Koesien Aktor AKTOR SEKDA KP DPRD BAPPEDA PAO PAM Bobot
SDM 0.267 0.129 0.183 0.289 0.131 0.287
STP 0.276 0.136 0.199 0.254 0.135 0.303
LAO 0.251 0.113 0.238 0.263 0.135 0.125
AP 0.305 0.269 0.193 0.178 0.056 0.285
Priority 0.279 0.169 0.198 0.244 0.111 1.000
125
LANJUTAN LAMPIRAN : 4
Koefisien Tujuan SDM MMK MBK MMP Bobot
SEKDA KP DPRD BAPPEDA PA AAI Priority 0.448 0.382 0.399 0.331 0.345 0.386 0.277 0.394 0.336 0.383 0.385 0.346 0.275 0.224 0.265 0.285 0.271 0.268 0.276 0.136 0.199 0.254 0.135 1.000
Koefisien Alternative
A B C Berdasarkan hasil di atas dari level Alternatif/Strategi, diperoleh bahwa Alternative C memberikan pengaruh paling tinggi. Tingkat Inconsistency-nya = 0.05, menunjukkan bahwa hasil ini masih berada di dalam batas toleransi kekonsistenan.