BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan mulai bulan Agustus sampai Nopember 2008. Pengambilan sampel dilakukan di lima lokasi yang berbeda yaitu di Pasar Induk Kramat Jati, Kelurahan Tengah, Kecamatan Kramat Jati, dan Gudang Buah Tanjung Priok, Kelurahan Sunter Jaya, Kecamatan Tanjung Priok (Jakarta); Taman Hutan UI, Kelurahan Srengseng Sawah, Kecamatan Srengseng, dan lahan pertanaman belimbing Cimanggis, Kelurahan Beji, Kecamatan Beji (Depok); serta lahan pertanaman cabe di Desa Cihanyawar, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor (Bogor). Ketinggian dan ordinat tempat penelitian tercantum pada Tabel 2.
Lokasi penelitian dalam peta dapat dilihat pada Gambar 1.
Pengamatan lebih lanjut dilakukan di Laboratorium Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian, Rawamangun, Jakarta Timur. Tabel 2 Ketinggian tempat dan ordinat lokasi pengambilan sampel Ordinat
Ketinggian m dpl
LS
BT
Psr. Induk Kramat Jati
63
06°17 37.2
106°51 13.2
Gdg. Buah Tj. Priok
74
06°07 48.6
106°51 19.0
Hutan UI
97
06°21 33.4
106°49 37.8
Cimanggis
113
06°22 20.2
106°30 34.8
811
06°41 23.4
106°54 40.8
Lokasi Jakarta:
Depok:
Bogor: Cihanyawar
Keterangan: BT = Bujur Timur, LS = Lintang Selatan, dpl = di atas permukaan laut, Gdg = gudang, m = meter, Psr = pasar, Tj = tanjung
12
Keterangan: = Pasar Induk Kramat Jati
= Cimanggis
= Gudang Buah Tanjung Priok
= Cihanyawar
= Hutan UI
Gambar 1 Peta lokasi penelitian di Jakarta, Depok, dan Bogor Metode Penelitian Metode surveilens yang digunakan mengacu pada metode standar ISPM dan ACIAR (BKP 2007b; Hamzah 2004). Pembuatan dan Penempatan Perangkap Perangkap dibuat dari wadah plastik berbentuk silinder berdiameter 10 cm dan tinggi 15 cm (Gambar 2a). Pada bagian alas dan tutup dibuat lubang berdiameter 3 cm untuk lubang masuk lalat buah. Pada bagian atas wadah plastik diberi alat pengait dari besi untuk mengikatkan perangkap pada tali plastik atau kawat dan menggantungkannya pada cabang pohon. Pada bagian dalam dipasang alat pengait tempat menggantungkan bulatan kapas (Gambar 2b). Di bagian bawah wadah plastik dibuat lubang - lubang kecil sebagai tempat mengalirkan air bila air masuk ke dalam wadah. Perangkap diberi label identitas yang berisi jenis atraktan, nomor perangkap, lokasi penelitian, tanggal pemasangan perangkap, dan
13
tanda peringatan (awas beracun). Zat pemikat yang digunakan dalam penelitian adalah Methyl eugenol (ME) dan Cue lure (CUE).
Pada kapas di dalam
perangkap diteteskan salah satu zat pemikat sebanyak 3-5 cc dengan jarum suntik dan 3 tetes insektisida berbahan aktif malathion 1% dengan pipet tetes (Gambar 2c). Pemberian zat pemikat diulang setelah pengambilan hasil perangkap untuk pemasangan selanjutnya.
(a)
(b)
(c)
Gambar 2 Perangkap lalat buah: bagian luar (a), bagian dalam (b), pemberian bahan kimia (c) Di setiap lokasi penelitian perangkap lalat buah dipasang secara sistematik pada 4 titik pemasangan dengan jarak berkisar antara 4-250 m tergantung luasnya area pengamatan. Pada setiap lokasi pengambilan sampel dipasang 2 perangkap Methyl eugenol dan 2 perangkap Cue lure. Perangkap digantungkan pada cabang pohon yang ternaungi pada ketinggian tidak kurang dari 2 m dari permukaan tanah (Gambar 3).
Gambar 3 Penempatan perangkap lalat buah di lokasi penelitian
14
Pengumpulan Hasil Perangkap Pengambilan sampel dilakukan 8 kali dengan interval waktu satu minggu. Lalat buah yang terperangkap diambil dari dalam perangkap kemudian dibungkus dengan kertas tisu. Lalat buah dimasukkan ke dalam kotak karton berukuran 5,5 x 5,5 x 9 cm3 (Gambar 4 a, b, c). Ke dalam kotak karton juga dimasukkan serbuk thymol yang dibungkus dengan tisu. Pada sisi luar karton diberi identitas nomor sampel, lokasi, jenis atraktan, tanggal pemasangan, tanggal pengambilan, nama kolektor, dan ketinggian tempat. Sampel kemudian dibawa ke laboratorium untuk diidentifikasi.
(a)
(b)
(c)
Gambar 4 Pengumpulan hasil perangkap: sampel dalam perangkap (a), sampel dikumpulkan di atas kertas tisu (b), kotak karton wadah sampel (c) Penanganan Sampel Penanganan sampel dilakukan di Laboratorium Serangga Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian.
Penanganan sampel merupakan hal yang vital.
Pembusukan karena mikroba dapat merusak warna sampel dan mempengaruhi ketepatan identifikasi. Sampel dikering-anginkan di atas tisu sebelum dilakukan proses identifikasi. Sampel yang tidak langsung diidentifikasi disimpan di dalam kotak kecil yang diberi serbuk thymol. Identifikasi Lalat buah diidentifikasi dengan menggunakan kunci lucid (White & Hancock 1997; Lawson et al. 2003; CABI 2007). Selain itu identifikasi juga
15
dilakukan dengan menggunakan kunci dikotom manual (Drew 1989; Siwi et al. 2006; Suputa et al. 2006; AQIS 2008). Analisis Data Keanekaragaman jenis dianalisis dengan menggunakan indeks keragaman Shannon (Magurran 1988) sebagai berikut: H
= - pi.ln pi
H
= indeks keanekaragaman jenis
pi
= proporsi individu dalam jenis ke-i
ln
= logaritma natural
Sedangkan pi adalah perbandingan jumlah individu jenis ke-i dalam suatu lokasi dengan jumlah total individu dalam suatu lokasi. Kajian Analisis Risiko Hama Studi literatur dilakukan terhadap spesies B. carambolae yang dipilih sebagai model dalam bahan kajian penyusunan analisis risiko hama.