ANALISIS KOMPONEN UTAMA DARI SISTEM DISTRIBUSI KOMODITI HORTIKULTURA DI PASAR INDUK KRAMAT JATI- JAKARTA BESERTA PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PEMASARAN
Jakarta dewasa ini masih dianggap daerah yang potensial bagi pemasaran komoditi hortikultura, Jakarta dengan geografis dan segala fasilitas yang tersedia, serta terdapatnya pasar induk yang cukup memadai memungkinkan sebagai pusat distribusi komoditi hortikultura. Pedagang grosir merupakan individu atau lembaga yang aktivitasnya nemperoleh barang dari pihak tertentu yang kemudian mendistribusikannya kepada pedagangpedagang eceran maupun kepada konsumen industri, oleh karenanya keberadaan mereka sangat tergatung pada suplier dan konsumen serta sarana distribusi yang diperlukan. Penelitian ini merupakan penelitian penjajagan dan bermaksud untuk mengidentifikasikan variabel-variabel yang dominan terhadap perilaku pembelian pedagang grosir dalam mendistribusikan komoditi, dengan didapatkannya variabelvariabel yang dominan tersebut dijadikan landasan dalam upaya menyusun program-program kebijaksanaan pengembangan pemasaran komoditi hortikultura, dan untuk dasar pengambilan keputusan dalam menata kembali fungsi & peranan pasar induk sebagaimana mestinya serta sebagai bahan masukaan dalam mendisain sistim informasi pemasaran (5.I.P) komoditi hortikultura. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan ditujukan pada pedagang grosir yang berskala besar (berdasarkan omzet penjualan) dipasar induk Kramatiati Jakarta. Populasi pedagang grosir yang berskala besar sebanyak 62 pedagang, diambil sampel 45 pedagang dan yang memenuhi syarat sejumlah 41 pedagang. Data yang diperoleh dari responder., semula variabel berukuran ordinal yang kemudian ditransformasi dalam variabel berukuran interval, data tersebut dioleh dengan menggunakan AnaLisis Komponen Utama untuk mendapatkan suatu set kombinasi linier dari variabel penelitian dan kemudian diinterpretasikan untuk memperoleh variabel yang dominan. Untuk menginterpretasi kan suatu komponen utama merupakan problema seandainya variabel penelitian sudah dalam skala yang cukup besar, untuk maksud tersebut diusulkan menggunakan cara'pengelompokan Loading' dengan menetapkan Loading lebih besar 0,50 , dan EigenvaLue yang diambil lebih besar satu (minimum 1,04289), sedangkan jumlah komponen utama yang diambil sebanyak 13 komponen utama yang dianggap mewakili variabel observasi dengan informasi yang dikandungnya sebesar 84,9 %.
Kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini dapat dikemukakan bahwa 'aspek dtstribvsi fisik' dengan komponen utamanya "Fasiitas Transportast" merupakan variabel yang terbanyak dalam mendominasi komponen utama. Adapun variabel-variabel yang mendominasi komponen utama dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Waktu yang dibutuhkan untuk pemesanan komoditi. 2. Persaingan terhadap jenis komoditi yang sama. 3. Biaya pengangkutan yang harus ditanggung oleh grosir. 4. Biaya tak langsung untuk memperoleh komoditi. 5. Tingkat harga yang berlaku dipasar. 6. Kualitas komoditi dari daerah produksi. 7. Banyaknya calon pembeli. 8. Peranan pengelola pasar. 9. Fasilitas bongkar muat. 10. Peranan tenaga kerja bongkar muat. 11. Alat komunikasi yang dibutuhkan. 12. Keamanan dan ketertiban lingkungan. 13. Hubungan kepercayaan dengan supplier. 14. Sistim pembayaran mengenai pengambilan barang. 15. Harga jual komoditi per-unit. Berangkat dari 13 komponen utama ini yang selanjutnya dijadikan bahan masukan dalam perancangan sistim informasi pemasaran dengan tujuan sebagai dukungan dalam pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang terkait seperti pihak pengelola pasar, supplier serta para pedagang lainnya: Dengan pendekatan "Business System Planning" (B.S.P), terhadap perancangan sistem informasi semakin jelas keterkaitan komponen utama dengan rancangan sistem informasi, hal ini terlihat dari keterlibatan variabel-varabel pada komponen utama dalam analisis penggunaan data dan business proses dengan organisasi serta keterlibatan entity-entity dalam rancangan arsitektur informasi, seperti whole saler, product, suplier, retailer, fasilitas, pengelolaan pasar.