STRATEGI PROGRAM LAYANAN BIRO HUMAS SEKRETARIAT DAERAH PROPINSI RIAU (Studi pada Bagian Penerangan Biro Humas Sekretariat Daerah Provinsi Riau)
CHAIRUL RISKI
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011
PERNYATAAN MENGENAI TUGAS AKHIR DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa tugas akhir kajian Strategi Program Layanan Biro Humas Sekretariat Daerah Propinsi Riau (Studi pada Bagian Penerangan Biro Humas Sekretariat Daerah Provinsi Riau) adalah benar karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semuan sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir kajian ini.
Bogor, Mei 2011
Chairul Riski NRP. I. 354064105
ABSTRACT CHAIRUL RISKI. Strategic Program Secretariat Services Bureau Public Relations Riau Province (Section of Information Studies at the Bureau of Public Relations Secretariat Riau Province). Supervised by Setyawan Sunito and Sarwititi S. Agung. Act No. 14 of 2008 concerning freedom of public information into a new challenge for the government. The aforementioned act is an effort to bring transparency and accountability in the daily operation of government as a form of implementation of good governance which is characteristic of countries that uphold the values of democracy. According to the TOR of the Bureau of Public Relations Division Secretariat of Information Riau Province Riau Governor stipulated under Regulation No. 11 of 2009 the third part, the Bureau of Public Affairs section 47 explains that the head of the Bureau of Public Affairs is coordinating the tasks of public relations programs for information gathering, presentation of information, enlightenment and information. In relation to the new challenges in realizing transparency a good governance it is necessary to study the profile of Information Bureau Public Relations Division Secretariat of Riau Province, the form of program services in field of Public Relations Bureau of Information, the problems faced by the Bureau of Information and Public Relations to be able Division to formulate the draft strategy and action plan Bureau Public Relations Division of Information in order to develop its organization in accordance with main tasks and functions. The study take the form of qualitative assessment through observation participation interviews of some stakeholders (internal and external) to obtain primary data.. Information on past and present activities were obtained throught SWOT analysis. Currently, the implementation of the Bureau of Public Relations Information Division has begun to refer to the nine elements of good governance, although not entirely satisfaction. For the future Bureau Public Relations Division of Information will focused on community development aspects such as the development of advocacy, capacity building and development of communication, information and education, as a form implementation of good governance. The final result that is expected from this study is the acquisition of new strategies for improvement of the services of the bureau of Public Relation, that will support good governance of the Riau Provincial government. public relations firm that good governance Riau Provincial Government.
Keywords : Good Governance, Two-Way Communication, Information Services, Community Development Methodologies.
STRATEGI PROGRAM LAYANAN BIRO HUMAS SEKRETARIAT DAERAH PROPINSI RIAU (Studi pada Bagian Penerangan Biro Humas Sekretariat Daerah Provinsi Riau)
CHAIRUL RISKI
Tugas Akhir Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Profesional pada Program Studi Pengembangan Masyarakat
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011
Penguji Luar komisi pada Ujian Tugas Akhir : Dr. Ir. Ninuk Purnaningsih, MSi
Judul Tugas Akhir
: Strategi Program Layanan Biro Humas Sekretariat Daerah Propinsi Riau (Studi pada Bagian Penerangan Biro Humas Sekretariat Daerah Provinsi Riau)
Nama
:
Chairul Riski
NRP
:
I. 354064105
Disetujui Komisi Pembimbing :
Dr. Satyawan Sunito Ketua
Dr. Ir. Sarwititi S. Agung, MS Anggota
Mengetahui:
Ketua Program Studi Magister Profesional Pengembangan Masyarakat
Dr. Ir. Lala M. Kolopaking, MS
Tanggal Ujian :
Dekan Sekolah Pascasarjana
Dr.Ir. Dahrul Syah, MSc. Agr
Tanggal Lulus :
PRAKATA Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyusun penulisan kajian ini yang merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan program Pascasarjana di Program Studi Pengembangan Masyarakat Institut Pertanian Bogor. Kajian ini berjudul Strategi Program Layanan Biro Hubungan Masyarakat Sekretariat Daerah Provinsi Riau (Studi pada Bagian Penerangan Biro Hubungan Masyarakat Sekretariat Daerah Provinsi Riau).Di bawah bimbingan Dr. Setyawan Sunito, MS dan Dr. Sarwititi S. Agung, MS. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1. Bapak Dr. Setyawan Sunito, MS selaku Pembimbing I yang telah banyak memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis. 2. Ibu Dr. Sarwititi S. Agung, MS selaku Pembimbing II yang telah banyak memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis. 3. Bapak dan ibu Dosen Program Studi Pengembangan Masyarakat, sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. 4. Biro Humas Sekretariat Daerah Provinsi Riau yang telah memberikan banyak masukan dan kemudahan kepada penulis selama pelaksanaan kajian ini. 5. Rekan
–rekan
wartawan
media
cetak
dan
elektronik
yang
telah
menyumbangkan pemikiran dalam tesis ini 6. Rekan-rekan mahasiswa Program Profesional Pengembang Masyarakat, sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. 7. Istri dan anak-anak tercinta yang selalu memberikan semangat dan inspirasi kepada penulis. Penulis manyadari bahwa dalam penulisan tugas akhir ini masih terdapat berbagai kekurangan, nanum demikian penulis berharap bahwa hasil kajian ini akan tetap berguna terutama bagi para petugas pengambang masyarakat. Untuk itu penulis berharap adanya kritikan dan masukan guna kesempurnaan kajian ini.
Bogor , Mei 2011
Chairul Riski
I.354064105
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Pekanbaru, pada tanggal 16 desember 1965,sekolah Dasar diselesaikan di SD Teladan Pekanbaru pada tahun 1979, dan Sekolah Menegah Pertama Negeri IV Pekanbaru selesai pada tahun 1982, dan Sekolah Menegah Atas Negeri XXXIV Jakarta diselesaikan pada tahun 1985, dan penulis mendapat gelar Sarjana Sosial Politik Program Study Hubungan Internasional dari Universitas Nasional Jakarta pada Tahun 1990, Selanjutnya pada tahun 2006 Penulis diterima pada Program Studi Manajemen Pengembangan Masyarakat, Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Penulis saat ini bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil di Pemerintah Provinsi Riau dan ditempatkan di bagian Penerangan Biro Humas Sekretariat Daerah. Penulis merupakan suami dari Syuzaria Ningsih, dan dikarunia dua putri dan satu putra.
Bogor , Mei 2011
Chairul Riski I.354064105
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Pekanbaru, pada tanggal 16 desember 1965,sekolah Dasar diselesaikan di SD Teladan Pekanbaru pada tahun 1979, dan Sekolah Menegah Pertama Negeri IV Pekanbaru selesai pada tahun 1982, dan Sekolah Menegah Atas Negeri XXXIV Jakarta diselesaikan pada tahun 1985, dan penulis mendapat gelar Sarjana Sosial Politik Program Study Hubungan Internasional dari Universitas Nasional Jakarta pada Tahun 1990, Selanjutnya pada tahun 2006 Penulis diterima pada Program Studi Manajemen Pengembangan Masyarakat, Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Penulis saat ini bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil di Pemerintah Provinsi Riau dan ditempatkan di bagian Penerangan Biro Humas Sekretariat Daerah. Penulis merupakan suami dari Syuzaria Ningsih, dan dikarunia dua putri dan satu putra.
Bogor , Mei 2011
Chairul Riski I.354064105
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL ......................................................................... DAFTAR GAMBAR .................................................................... DAFTAR LAMPIRAN .................................................................
iii iv v
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ....................................................................................... 1.2. Perumusan Masalah ............................................................................. 1.3. Tujuan Kajian .......................................................................................... 1.4. Manfaat Kajian ……………………………………………………… .....
1 5 7 7
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Public Relations (Humas) ........................................................................ 2.2. Manajemen Public Relations (Humas) .................................................. 2.3. Good Governance …………….. .............................................................. 2.4. Keterbukaan Informasi Publik .................................................................. 2.5. Teori Pengembangan Masyarakat …………………………………… ... 2.6. Kode Etik Humas Pemerintah ................................................................... 2.7. Strategi Pengembangan Masyarakat ......................................................... 2.8. Analisis SWOT .........................................................................................
9 10 11 12 13 14 15 18
III. METODOLOGI KAJIAN 3.1. Kerangka Pemikiran ............................................................................... 3.2. Lokasi dan Waktu Kajian ...................................................................... 3.3. Metode Pengumpulan Data .................................................................... 3.4. Sumber Data…………………………….. ............................................... 3.5. Metode Analisis Data ............................................................................. 3.6. Rancangan Penyusunan Program ...........................................................
21 24 25 26 28 29
IV. GAMBARAN UMUM SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI RIAU 4.1. Kedudukan,Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi Humas Daerah ............ 4.2. Tugas Pokok dan Fungsi Bidang Hubungan Masyarakat ......................... 4.3. Tugas Pokok dan Fungsi Bidang Penerangan Biro Hubungan Masyarakat Sekretariat Daerah Provinsi Riau .......................................... 4.4. Tugas Pengelolaan Bagian Penerangan .................................................... 4.5. Peran Bagian Penerangan Humas ............................................................. 4.5.1. Hubungan dengan Pihak Lain ......................................................... 4.5.2. Peran sebagai Komunikator ............................................................ 4.5.3. Peran sebagai Pembangun Hubungan ............................................. 4.5.4. Peran sebagai Pendukung Manajemen ............................................ 4.5.5. Peran sebagai Pembentukan Citra Positif .......................................
1
31 32 33 35 35 36 37 37 38 39
ii
4.6. Implikasi Tugas Bidang Penerangan Humas Sekretariat Daerah Provinsi Riau .............................................................................................
40
V. ANALISIS PROGRAM LAYANAN BIRO HUMAS BIDANG PENERANGAN SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI RIAU 5.1. Keragaan Program Layanan Biro Humas Bidang Penerangan ................. 5.1.1. Program dan Kegiatan ..................................................................... 5.1.2. Program Pengembangan Masyarakat Melalui Biro Humas Bidang Penerangan......................................................................... 5.2. Persepsi Masyarakat terhadap Kinerja Biro Humas Bidang Penerangan dalam Citra Pemerintah Provinsi Riau ......................................................
53
VI. ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN MASYARAKAT BIRO HUMAS BIDANG PENERANGAN SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI RIAU 6.1. Strategi Pengembangan Masyarakat Biro Humas Bidang Penerangan.....
60
VII. PROGRAM LAYANAN BIRO HUMAS BIDANG PENERANGAN SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI RIAU 7.1. Penyusunan Program Layanan Biro Humas Bidang Penerangan Sekretariat Daerah Provinsi Riau .............................................................. 7.2. Rancangan Program .................................................................................. 7.2.1. Program Jangka Pendek ................................................................. 7.2.2. Program Jangka Panjang ................................................................
71 76 76 81
VIII. PENUTUP 8.1. Kesimpulan ............................................................................................... 8.2. Saran..........................................................................................................
87 88
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................
90
LAMPIRAN ....................................................................................................
92
1
41 41 46
DAFTAR TABEL
Halaman 1. Stakeholder dan Kepentingannya .................................................................
19
2. Interaksi SWOT ...........................................................................................
19
3. Jadwal Kajian ............................................................................................
25
4. Matrik kelengkapan metode pengumpulan data ..........................................
27
5. Program dan Kegiatan Biro Humas Bidang Penerangan Sekretariat Daerah Provinsi Riau ...................................................................................
44
6. Susunan organisasi Biro Humas Sekretariat Daerah Provinsi Riau berdasarkan pendidikan dan jabatan Tahun 2009........................................
45
7. Matrik SWOT Kegiatan Pegembangan Masyarakat Biro Humas Bidang Penerangan Sekretariat Daerah Provinsi Riau .............................................
65
8. Penilaian komponen-komponen SWOT pada kegiatan pengembangan masyarakat biro humas bidang penerangan .................................................
66
9. Analisa faktor-faktor strategi internal kegiatan pengembangan Masyarakat...................................................................................................
66
10. Analisa faktor-faktor eksternal kegiatan pengembangan masyarakat ........
67
11. Pemilihan Strategi pada kegiatan pengembangan masyarakat biro Humas bidang penerangan..........................................................................
67
12. Relevansi Tupoksi Biro Humas Bidang Penerangan untuk Mencapai Good Governance Pemerintah Provinsi Riau.............................................
75
13. Rancangan Program Pelayanan Biro Humas ...........................................
85
1
DAFTAR GAMBAR Halaman
1. Model fungsi humas dalam organisasi ....................................................
11
2. Model strategi pengembangan masyarakat ................................................
15
3. Kerangka Pemikiran Strategi Program Layanan Biro Humas Bidang Penerangan Sekretariat Daerah Provinsi Riau ...........................................
22
4. Struktur Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Riau .................................
32
5. Strategi Metodologi Program Layanan Biro Humas Sekretariat Daerah Provinsi Riau……………………………………………………………. ..
72
1
DAFTAR LAMPIRAN Halaman
1
1. Daftar Nama Informan Kajian ............................................................
92
2. Dokumentasi Kegiatan Biro Humas Bidang Penerangan Sekretariat Daerah Provinsi Riau .........................................................
93
1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Undang-undang Nomor 14 tahun 2008 tentang kebebasan informasi publik menjadi tantangan baru bagi pemerintah, karena secara nyata merupakan upaya mewujudkan transparansi dan akuntabilitas dalam penyelenggaraan pemerintah sehari-hari sebagai wujud dari pelaksanaan Good Governence atau tata kelola pemerintah baik dan merupakan ciri dari Negara yang menjunjung tinggi nilainilai demokrasi. Undang-undang Nomor 14 tahun 2008 menjadi tantangan bagi segenap jajaran pemerintah (birokrat) untuk mengukur sejauh mana mereka telah mengubah kultur birokrat
Indonesia yang masih dinilai negatif dari
masyarakatnya. Kondisi di lapangan menunjukkan, reformasi yang terjadi di Indonesia telah mendorong perubahan sosial dalam masyarakat Indonesia kearah penyelenggaraan birokrasi (pemerintah maupun swasta) yang transparan dan akuntabel serta public service yang prima, maka dorongan-dorongan tersebut memberi peluang kepada Humas atau public relations di Indonesia berkembang cepat, dengan memperbaiki paradigma lama serta mengembangkan bentuk arena kajian baru sehingga keterpakaiannya dirasakan oleh masyarakat (Morissan, 2008). Pengelolaan Informasi diwujudkan dalam bentuk pelembagaan humas (hubungan masyarakat), khususnya bidang penerangan. Perkembangan
dunia
kehumasan telah mengalami perkembangan yang cepat. Pada awalnya humas hanya berfungsi untuk memberikan informasi dari internal organisasi kepada masyarakat atau pihak umum, kemudian berubah menjadi bagian dari strategi organisasi untuk mengangkat citra atau nama baik (goodwill) dimata publik melalui pengelolaan informasi yang baik. Informasi merupakan sesuatu hal yang harus terkelola, ter- manage secara baik dan profesional. Informasi akan memberikan keuntungan apabila dikelola dengan baik, disisi lain akan merugikan apabila gagal dalam mengelola dan dimanfaatkan oleh pihak-pihak lain dengan tujuan yang negatif.
2 Pemerintah Provinsi Riau telah meletakkan institusi Biro Humas di bawah Sekretariat Daerah Provinsi Riau, untuk mengatur arus informasi pembangunan kepada masyarakat sebagai subjek pembangunan maupun kepada instansi internal (satuan kerja) sebagai unit pelayan masyarakat. Untuk itu Biro Humas dalam kegiatan tugas pokok dan fungsinya meletakkan bagian penerangan sebagai bidang pengelola informasi dan kegiatan kehumasan lainnya, dengan kata lain 80 persen pekerjaaan Biro Humas dikerjakan oleh bidang penerangan. (Biro Humas Setda Prov. Riau, 2009) Selain itu fungsi humas bidang penerangan juga bertujuan guna memperoleh kepercayaan (trust), saling pengertian (mutual understanding) dan citra yang baik (good image) dari masyarakat (public opinion). Sasaran humas bidang penerangan adalah menciptakan opini publik yang favorable dan menguntungkan semua pihak. Tugas itu tentu tidaklah mudah, upaya-upaya yang dilakukan humas, haruslah terarah pada penciptaan hubungan harmonis antara suatu badan organisasi dengan publik dan masyarakat luas melalui suatu proses komunikasi timbal balik atau dua arah. Kantor-kantor pemerintah seperti departemen atau instansi pemerintah lainnya, mulai menyadari bahwa untuk membangun pemerintahan yang sehat, bersih dan berwibawa diperlukan kritikan yang membangun dari pihak lain atau pendapat publik. Salah satu lembaga yang berada di kantor pemerintah yang mewujudkan bentuk keterbukaan dan mudah diakses adalah bidang hubungan masyarakat (humas), khusunya bidang penerangan. Biro Humas Bidang Penerangan Sekretariat Daerah
Provinsi Riau
ditetapkan berdasarkan Peraturan Gubernur Riau Nomor 11 tahun 2009 bagian ketiga, Biro Hubungan Masyarakat pasal 47 menerangkan bahwa kepala Biro Hubungan Masyarakat mempunyai tugas mengkoordinasikan penyelenggaraan tugas dari program kehumasan untuk pengumpulan informasi, penyajian informasi, penerangan dan informasi. Biro Hubungan Masyarakat Bidang Penerangan Sekretariat Daerah Provinsi Riau, sesuai dengan pasal 49 Pergub Riau Nomor 11 tahun 2009 ayat 1. terdiri dari ; (1) Bagian pengumpulan informasi; (2) Bagian penyajian informasi; (3) Bagian penerangan; (4) Bagian
3 publikasi. Dan ayat 2 menyatakan bahwa masing-masing bagian dipimpin oleh kepala bagian berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala biro. Penempatan biro hubungan masyarakat (humas) di dalam suatu struktur organisasi Pemerintah Provinsi Riau, pasti akan sangat berpengaruh pada pelayanan yang bisa diberikan pada masyarakat, sehingga sangat wajar apabila humas diberikan peran dan tempat tersendiri yang sifatnya mandiri. Hal ini dimaksudkan agar humas dapat langsung mengakses kepada semua komponen stakeholder di Kantor Pemerintah Provinsi Riau, sehingga diharapkan dimasa yang akan datang kinerja humas akan makin baik dan sesuai dengan tugas dan fingsinya. Sesuai dengan struktur organisasi di Pemerintah Provinsi Riau, Biro Humas Bidang Penerangan Sekretariat Daerah Provinsi Riau dituntut dan selalu berupaya untuk dapat terus menerus melakukan berbagai kegiatan yang mengacu kepada kepuasan publik penggunan (end-user) nya, baik untuk publik internal kantor Gubernur Riau, maupun publik eksternal (media dan masyarakat umum), serta dalam upaya menjalin hubungan baik dengan sesama instansi pemerintah yang lain. Berbagai kegiatan telah coba dimunculkan oleh bagian humas bidang penerangan, yang antara lain adalah kegiatan untuk menyiapkan bahan informasi bagi semua publik yang dilayaninya, serta kegiatan-kegiatan lainnya yang sifatnya memberikan bahan penerangan dan publikasi kepada masyarakat tentang kebijakan dan pelaksanaan kegiatan departemen. Saat ini Biro Humas Bidang Penerangan Sekretariat Daerah Provinsi Riau aktif melakukan beberapa layanan, diantaranya adalah layanan konferensi pers, pers release, dan kliping media. Kegiatan layanan konferensi pers, misalnya, hanya dilakukan apabila ada informasi dari pemerintah daerah yang perlu disampaikan kepada publik, sehingga frekuensi dan jumlah kegiatan konferensi pers, tidak dilakukan secara rutin, dan tidak bisa ditentukan dalam jangka waktu tertentu.
Kegiatan press release
merupakan kegiatan rutin dilakukan dengan media massa, baik media cetak atau media elektronik, yang berisi tentang berbagai informasi yang terjadi di Pemerintah Provinsi Riau, yang dianggap perlu untuk diketahui oleh publik. Selain itu, ada juga kegiatan pengklipingan media yang disampaikan namun hanya untuk konsumsi dan kepentingan publik internal departemen saja.
4 Humas yang biasanya lebih populer disebut dengan public relations tidak lain merupakan suatu upaya yang terencana dan berkesinambungan untuk menciptakan dan menjaga hubungan baik dan saling pengertian antara organisasi dan publik atau khalayak. Roeslan Rusady 1997, menyatakan bahwa dunia public relations mempunyai peran ganda, disatu pihak berupaya menjaga citra, baik terhadap lembaga atau organisasi yang diwakilinya, dan pihak lain ia harus berhadapan dengan berbagai situasi yang menguntungkan seperti opini publik yang negatif, controversial, bertentangan, hingga menghadapi saat yang paling genting (crucial point) dan krisis kepercayaan dan citra, kegiatan ini yang menjadi pekarjaan utama biro humas bidang penerangan. Berdasarkan uraian di atas diketahui bahwa tugas Biro Humas Bidang Penerangan adalah memberikan informasi tentang keadaan suatu lembaga atau organisasi tersebut kepada publiknya secara jujur, sehingga dapat membentuk saling pengertian atau pemahaman publik tentang lembaga dimana humas itu berada. Disinilah letak peran pentingnya humas, yakni dalam upaya pembentukan serta peningkatan citra suatu lembaga atau organisasi. Komunikasi interaktif, penerimaan umpan balik dan masukan, pembentukan atau peningkatan citra di hadapan publik merupakan alasan utama mengapa humas sangat diperlukan oleh setiap lembaga atau instansi pemerintah, khususnya Pemerintah Provinsi Riau. Selain itu fungsi layanan humas bidang penerangan sebagai aparatur pemerintah menjadi penting mengingat sebagai unit pelayanan publik biro humas harus mempunyai kemampuan dalam meningkatkan kapasitas masyarakat dalam mencerna setiap isu-isu perkembangan pembangunan dengan lebih baik dan meningkatkan
ketertarikan
masyarakat
untuk
ikut
berpartisipasi
dalam
pembangunan yang merupakan salah satu subjek penting dalam rangka pengembangan masyarakat.
Oleh karena itu, penulis sangat tertarik untuk
mengangkat permasalahan program-program layanan Biro Humas Bidang Penerangan Sekretariat Daerah Provinsi Riau, sebagai sebuah kajian bagi rekomendasi strategi Biro Humas Bidang Penerangan Sekretariat Daerah Provinsi Riau.
5 1.2. Perumusan Masalah Keberadaan humas pada instansi besar seperti pemerintah provinsi, kota atau kabupaten hingga negara, masih banyak dilatarbelakangi oleh kepentingan dari para pimpinan organisasi dimaksud, dalam hal ini gubernur, walikota/bupati, menteridan seterusnya. Mengingat para pimpinan tersebut mempunyai lingkup tugas yang sangat berat dalam membawa roda organisasi departemen atau instansi yang dipimpinnya, tentunya para pemimpin tersebut mempunyai visi dan misi agar organisasi yang dipimpinnya menjadi suatu organisasi atau departemen yang mempunyai konotasi atau nama baik yang melekat sesuai dengan harapan mereka selaku para pimpinan yang menjadi pimpinan tertinggi dari suatu instansi atau organisasi dimaksud. Selain itu untuk dalam melakukan tatakelola pemerintahan yang baik (good governance) pemerintah juga dituntut untuk solid dan bertanggungjawab sekaligus dapat menjalan pemerintahan secara efisien dan efektif, serta mampu menjaga kesinergian interaksi yang konstruktif diantara domain-domain negara, sektor swasta dan masyarakat/society . Bentuk tatakelola ini dituangkan dalam bentuk kebijakan dan pelaksaan pembangunan yang kemudian oleh Biro Humas bidang penerangan dikomunikasikan kepada masyarakat dalam bentuk informasi yang berimbang dan benar. Hal inilah yang mendorong mengapa keberadaan humas di dalam struktur organisasi pemerintah penting. Kepentingan tersebut tidak lain adalah menempatkan biro humas bidang penarangan sebagai corong atau jalur media komunikasi dari para pimpinan suatu lembaga, instansi atau departemen kepada publiknya, sebagai bentuk pelaksanaan good governance. Perkembangan demokrasi dan kebebasan mengeluarkan pendapat yang terjadi pada masyarakat akhir-akhir ini telah mendorong beberapa instansi pemerintah mulai menerapkan fungsi humas yang tidak hanya sekedar corong atau jalur media komunikasi para pimpinan lembaga, instansi atau pemerintah saja. Humas sekarang ini mulai diberikan porsi untuk mempunyai peran dan fungsi sebagai bagian yang dapat melakukan kegiatan-kegiatan baik yang ditujukan ke dalam (internal public relations) dan ataupun kegiatan-kegiatan yang ditujukan ke luar (external public relations). Humas mulai diberikan tempat
6 khusus untuk dapat memberikan masukan atau saran-saran yang diperlukan oleh pimpinan dalam menghadapi permasalahan yang terjadi. Kegiatan-kegiatan humas bidang penerangan diharapkan dapat menjadi indera penglihatan dan pendengaran atau sebagai mata dan telinga bagi organisasi atau instansi yang bersangkutan. Oleh karenanya, humas bidang penerangan kemudian berkembang ruang lingkup tugasnya, yang antara lain meliputi ; (1) Membina hubungan ke dalam (public internal), yaitu publik yang menjadi bagian dari unit/badan/organisasi itu sendiri, sehingga diharapkan mampu untuk mengidentifikasi atau mengenal hal-hal yang menimbulkan gambaran negatif di dalam organisasinya sendiri atau masyarakat internalnya, sebelum kebijaksanaan itu dijalankan oleh organisasi; (2) Membina hubungan ke luar (public external), yaitu publik umum (masyarakat) mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran yang positif publik terhadap lembaga yang diwakilinya. Bentuk kegiatan ini juga harus mencerminkan pelaksanaan good governance dengan muatan metodologi pengembangan masyarakat yang menempatkan masyarakat sebagai subjek dari pembangunan. Untuk lebih memahami identifikasi permasalahan tersebut di atas sehingga didapatkan hasil yang maksimal (positif) dalam rencana tindak lanjut kajian ini, secara lebih rinci permasalahan tersebut akan diarahkan untuk memahami dan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut : 1. Bagaimana profil Biro Humas Bidang Penerangan Sekretariat Daerah Provinsi Riau secara umum (SDM, anggota,organisasi, manajemen) dalam hubungannya terhadap pengembangan masyarakat? 2. Bagaimana program layanan Biro Humas Bidang Penerangan Sekretariat Daerah Provinsi Riau dalam kaitannya terhadap pengembangan masyarakat untuk melaksanakan good governance ? 3. Apa saja permasalahan yang dihadapi Biro Humas Bidang Penerangan Sekretariat Daerah fungsinya ?
Provinsi Riau dalam menjalankan tugas pokok dan
7 4. Bagaimana strategi Biro Humas Bidang Penerangan Sekretariat Daerah Provinsi Riau
dalam melaksanakan kegiatan
pengembangan masyarakat
untuk mencapai good governance? 1.3. Tujuan Kajian Tujuan yang ingin dicapai dari kajian ini adalah : 1. Mengetahui
profil Biro Humas Bidang Penerangan Sekretariat Daerah
Provinsi Riau secara umum (SDM, anggota, organisasi, manajemen), serta hubungannya terhadap kegiatan pengembangan masyarakat. 2. Mengetahui bentuk program layanan Biro Humas Bidang Penerangan Sekretariat Daerah Provinsi Riau, terutama keterkaitannya terhadap upaya pengembangan masyarakat dan pelaksanaan good governance. 3. Mengetahui permasalahan yang dihadapi Biro Humas Bidang Penerangan Sekretariat Daerah
Provinsi Riau
dalam menjalankan tugas pokok dan
fungsinya. 4. Merumuskan rancangan strategi dan rencana tindak lanjut dari Biro Humas Bidang Penerangan Sekretariat Daerah Provinsi Riau untuk mengembangkan organisasinya sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya , dengan muatan metodologi pengembangan masyarakat untuk good governance. 1.4. Manfaat Kajian Kajian tentang Strategi Program Layanan Biro Hubungan Masyarakat Bidang Penerangan Sekretariat Daerah
Provinsi Riau
ini diharapkan dapat
bermanfaat bagi semua pihak di dalam pelaksanaan kegiatan biro humas ke depan, diantaranya yaitu : 1. Kajian ini berguna untuk menambah wacana pemikiran bagi penulis dan pekerja komunitas dan praktisi humas. Bagi akademisi, kajian ini diharapkan dapat berguna sebagai perkembangan ilmu pengetahuan dibidang kehumasan. Dalam hasil kajian ini penulis berharap dapat menyumbangkan pemikiran pelaksanaan kegiatan pada biro hubungan pada kantor pemerintah khususnya
8 pada Kantor Sekretariat Daerah
Provinsi Riau, mengenai strategi
pemberdayaan komunitas untuk masa yang akan datang, yang dihubungkan dengan
proses
pengembangan
masyarakat
untuk
menciptakan
good
governance. 2. Diharapkan kajian ini dapat mengatasi dan memberikan rekomendasi penyelesaian permasalahan yang dihadapi oleh Biro Humas Bidang Penerangan Sekretariat Daerah Provinsi Riau dalam mengembangkan dan menjalankan tugas pokok dan fungsinya 3. Diharapkan kajian ini dapat menjadi masukan bagi pihak-pihak yang berwenang dalam merumuskan strategi baru dalam pengembangan kegiatan biro humas pemerintah.
9
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Public Relations (Humas) Aktivitas
public
relations
sehari-hari
adalah
menyelenggarakan
komunikasi timbal balik (two way communications) antara perusahaan atau suatu lembaga dengan pihak publik yang bertujuan untuk menciptakan saling pengertian dan dukungan bagi tercapainya suatu tujuan tertentu. Humas di satu pihak mempunyai persamaan memiliki kekuatan (power of opinion) dalam membentuk opini publik, dengan kata lain lebih menekankan fungsi untuk menggalang pengertian antar lembaga yang diwakilinya dengan publik yang menjadi target sasarannya (target audience). Berbeda dengan wartawan atau media pers adalah alat kontrol sosial Public Relations didefenisikan sebagai fungsi manajemen yang menilai sikap publik, mengidentifikasikan kebijaksanaan dan tata cara seseorang atau organisasi demi kepentingan public, serta merencanakan dan melakukan suatu program kegiatan untuk meraih pengertian, pemahaman dan dukungan dari publiknya. (Rosady Ruslan, 1997). Howard Stephenson (1971), menyatakan bahwa defenisi humas adalah “ The practice off skilled art of service based on training, a body of knowledge, adherence to agree on standard of ethics. Artinya, kegiatan humas atau public relations merupakan profesi secara praktis memiliki seni keterampilan atau pelayanan tertentu yang berlandaskan latihan, kemampuan dan pengetahuan serta diakui sesuai dengan standar etika. Peran humas atau kehumasan dalam pemerintahan ke depan semakin dibutuhkan, terutama pada era dimana transparansi dan akuntabilitas menjadi keharusan yang utama serta era kemajuan teknologi. Era transparansi dan perkembangan teknologi informasi telah menjadikan masyarakat lebih kritis dan cenderung terjadi perubahan yang cepat di masyarakat. Kondisi seperti ini menuntut instansi/organisasi untuk mengakomodir dan mengantisipasi keinginan masyarakat untuk memperoleh informasi. Perkembangan teknologi informasi
10 telah melahirkan perkembangan yang cukup pesat pada media cetak dan elektronik (Journal of Public Relations Research, 2007) Dengan kondisi tersebut diperlukan kelembagaan humas dalam setiap instansi pemerintah untuk mengimbangi arus informasi di masyarakat yang sewaktu-waktu dapat merugikan instansi pemerintah. Pembentukan humas instansi pemerintah berfungsi untuk menterjemahkan kebijakan kepada intern (pegawai) atau masyarakat (publik) dan untuk memonitor setiap tingkah laku publik untuk disampaikan kepada pimpinan instansi sebagai bahan pengambil keputusan. Humas pemerintah pada dasarnya tidak bersifat politis. Humas pemerintah dibentuk untuk mempublikasikan atau mempromosikan kebijakan-kebijakan pemerintah. Memberikan informasi secara teratur tentang kebijakan, rencanarencana tentang peraturaan dan perundang-undangan dan sebagainya. Semuanya itu berpengaruh kepada kehidupan masyarakat. Tugas humas pemerintah harus memberikan masukan serta saran bagi para pejabat pemerintah atau pejabat negara tentang segala informasi yang diperlukan dan reaksi atau kemungkinan reaksi masyarakat terhadap kebijakan lembaga, baik yang sedang dilaksanakan ataupun sedang diusulkan.( Journal of Public Relations Research, 2007) 2.2. Manajemen Public Relations (Humas) Manajemen humas dapat dikatakan sebagai penerapan fungsi-fungsi manajemen (perencanaan, pengorganisasian, penstaffan, pemimpinan dan evaluasi) dalam kegiatan-kegiatan kehumasan. McElreath, 1993, menyatakan bahwa
mengelola kehumasan berarti melakukan penelitian, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi terhadap berbagai kegiatan komunikasi yang disponsori oleh organisasi. Bentuk kegiatan komunikasi bisa berupa kegiatan sederhana seperti penerbitan brosur perusahaan, pertemuan-pertemuan kelompok kecil sampai pada kegiatan yang sangat komplek seperti konferensi pers dengan menggunakan satelit. Dengan demikian kegiatan kehumasan dalam hal ini harus dilihat sebagai kegiatan komunikasi antara organisasi dan para publiknya. Kegiatan kehumasan pada dasarnya dapat dipilah menjadi tiga yakni : (1) kegiatan yang disebut sebagai event(s); (2) campaign; dan (3) program. Event
11 adalah kegiatan humas yang terjadi dalam kerangka waktu terbatas dan jelas kapan dimulai dan berakhir. Event ditujukan untuk satu atau beberapa publik terpilih dengan satu tujuan. Campaign hampir sama dengan event, namun biasanya diadakan dalam waktu yang lebih panjang dan dapat terdiri dari berbagai event. Sedangkan program biasanya terdiri dari berbagai event yang biasanya tidak punya batas jelas kapan berakhirnya. (Hunt dan Grunig, 1984) Secara skematis, humas dalam organisasi dapat digambarkan seperti skema berikut: (I Gusta Ngurah Putra, 1999) Bagian Humas
Komunikasi
Komunikasi
Subsistem Manajemen
Publik-Publik Konsekuensi-konsekuensi
Gambar 1. Model fungsi humas dalam organisasi
Biro Humas Sekretariat Daerah
Provinsi Riau terdiri atas; (1) bagian
pengumpulan informasi; (2) bagian penyajian informasi; (3) bagian penerangan; (4) bagian publikasi. Setiap bagian dipimpin oleh satu orang kepala bagian dan bertanggung jawab kepada kepala biro. 2.3. Good Governance Definisi
good
governance
menurut
LAN
dan
BPKP
adalah
penyelenggaraan pemerintahan negara yang solid dan bertanggung jawab, serta efisien dan efektif, dengan menjaga kesinergian interaksi yang konstruktif diantara
domain-domain
negara,
(rokeu.depperin.go.id. 2005).
sektor
swasta
dan
masyarakat/society
12 Definisi umum governance adalah tradisi dan institusi yang menjalankan kekuasaan di dalam suatu negara, termasuk (1) proses pemerintah dipilih, dipantau, dan digantikan,(2) kapasitas pemerintah untuk memformulasikan dan melaksanakan kebijakan secara efektif, dan (3) pengakuan masyarakat dan negara terhadap
berbagai
institusi
yang
mengatur
interaksi
antara
mereka.
(padmaindo.org. 2008). Good Governance dalam pelaksanaannya mempunyai sembilan elemen yang merupakan idikator pelaksanaannya yaitu; (1) partisipasi; (2) penegakan hukum; (3) transparansi; (4) responsive; (5) efektifitas; (6) efisiensi; (7) Akuntabel; (8) keadilan dan (9) manajemen konflik (Biro Humas Provinsi Riau, 2009). 2.4. Keterbukaan Informasi Publik Kinerja Biro Humas Bidang Penerangan tidak terlepas dari pentingnya keterbukaan informasi publik yang dimanatkan oleh Undang – undang Nomor 14 tahun 2008 dimana pada Bab IV pasal 4 ayat satu menyatakan bahwa setiap orang berhak memperoleh informasi publik sesuai dengan ketentuan undang-undang. Pada pasal dua disebutkan bahwa setiap orang berhak melihat dan mengetahui informasi publik, menghadiri pertemuan publik yang terbuka untuk umum untuk memperoleh informasi publik, mendapatkan salinan informasi publik melalui permohonan sesuai dengan undang-undang, serta menyebarluaskan informasi publik sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Sedangkan tujuan dari Undang – undang Nomor 14 tahun 2008 pada pasal tiga adalah: (1) menjamin hak warga Negara untuk mengetahui rencana pembuatan kebijakan publik, program kebijakan publik, dan proses pengambilan keputusan publik, serta alas an pegambilan suatu keputusan publik; (2) mendorong partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan kebijakan publik; (3) meningkatkan peran aktif masyarakat dalam proses pengambilan kebijakan publik dan pengelolaan Badan Publik yang baik; (4) mewujudkan penyelenggaraan negara yang baik, yaitu transparan, efektif dan efisien, akuntabel serta dapat dipertanggungjawabkan.
13
2.5. Teori Pengembangan Masyarakat Paradigma
pengembangan
masyarakat
(community
development)
merupakan koreksi terhadap pembangunan yang selama ini top down yang berorientasi kepada produksi telah mengakibatkan terjadinya kesenjangan yang lebar antara program pembangunan yang dilaksanakan pemerintah dengan kebutuhan nyata masyarakat. Paradigma pembangunan yang dijalankan sekarang lebih
mengedepankan
proses
perencanaan
pembangunan
yang
berbasis
masyarakat “people centered development”. Melalui pendekatan pembangunan yang berbasis kepada masyarakat diharapkan masyarakat dapat secara aktif terlibat dalam proses pembangunan baik dalam perencanaan, pengawasan dan evaluasi serta menikmati manfaat hasil pembangunan. Pembangunan merupakan suatu kegiatan yang terkait dengan pemanfaatan sumber daya untuk suatu kemajuan. Tonny dan Dharmawan (2006), mengemukakan bahwa pembangunan adalah proses dimana anggota-anggota suatu masyarakat meningkatkan kapasitas perorangan dan institusional mereka untuk memobilisasi dan mengelola sumber daya untuk menghasilkan perbaikanperbaikan yang berkelanjutan dan merata dalam kualitas hidup sesuai aspirasi mereka sendiri. Pusat perhatian pembangunan dalam perkembangannya mengalami pergeseran, yang oleh Pranaka dan Vidhyandika dalam Hikmat Harry (2001), menyatakan bahwa dalam pergeseran aliran pembangunan pusat perhatian bertumpu pada manusia dan kebutuhannya menurut ukuran mereka sendiri, bukan sebagaimana yang diperkirakan para praktisi pembangunan pada masa lalu. Pengembangan masyarakat merupakan suatu aktivitas pembangunan yang berorientasi pada kerakyatan. Syarat pembangunan kerakyatan menurut Korten (1990) adalah tersentuhnya aspek-aspek keadilan, keseimbangan sumber daya alam dan adanya partisipasi masyarakat. Dalam konteks tersebut pembangunan merupakan proses dimana anggota-anggota suatu masyarakat meningkatkan kapasitas perorangan dan institusional mereka untuk memobilisasi dan mengelola sumber daya untuk menghasilkan perbaikan-perbaikan yang berkelanjutan dan
14 merata dalam kualitas hidup sesuai aspirasi mereka sendiri. Hal ini didukung oleh Hikmat (2001) yang mengemukakan bahwa model pembangunan yang berpusat pada rakyat merupakan alternatif baru untuk meningkatkan hasil produksi pembangunan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dengan asas-asas dasar partisipatif dan keadilan. Hasil-hasil akhirnya harus dapat dilestarikan untuk kelangsungan hidup manusia di dunia ini. 2.6. Kode Etik Humas Pemerintah Dalam konteks pemerintah, karena pelayanan pemerintah pada dasarnya merupakan monopoli yang bersifat alamiah, masyarakat tidak mempunyai pilihan lain selain mendapatkan pelayanan dari pemerintah walaupun dengan konsekuensi pelayanan tersebut tidak memuaskan bagi masyarakat yang membutuhkannya. Berbeda dengan organisasi bisnis yang apabila tidak mampu menjaga mutu pelayanannya terhadap konsumen dapat menurunkan loyalitas pelanggan. Dalam pemerintah hal ini adalah sesuatu yang tidak dapat diukur secara langsung. Apabila pelayanan pemerintah kepada masyarakat buruk maka konsekuensi yang diterima adalah menurunnya kredibilitas dari pemerintah itu sendiri. Selain itu dampak yang secara langsung dirasakan adalah kurang tertariknya investor untuk menanamkan investasinya, menurunnya daya saing produk nasional dan daerah akibat terlalu susahnya proses birokrasi. Tugas dari lembaga humas adalah menginformasikan segala hal mengenai kebijakan pemerintah. Informasi mengenai pelayan publik menempati porsi terbesar. Masyarakat di edukasi agar bagaimana pelayanan publik dapat diakses oleh masyarakat secara optimal. Hal-hal yang terkait dengan transparansi seperti prosedur pelayanan atau biaya yang harus dikeluarkan oleh masyarakat merupakan hal terpenting yang harus ada di dalam kegiatan humas pemerintah. (Biro Humas Provinsi Riau, 2009) Kegiatan
humas
pemerintah
diatur
melalui
Keputusan
Menteri
Komunikasi dan Informatika nomor 371/KEP/M.Kominfo/8/2007 tentang kode etik humas pemerintahan seperti yang tercantum dalam bab I mengenai ketentuan umum pasal 1 ayat dua yang berbunyi kode etik humas pemerintah adalah pedoman bersikap, berprilaku, bertindak dan berucap para praktisi humas
15 pemerintah. Kemudian pasal 6 menyebutkan bahwa humas pemerintah adalah segenap tindakan yang dilakukan oleh suatu instansi/perusahan dalam usaha membina hubungan yang harmonis dengan khalayak internal dan eksternal dan membina martabat instansi/perusahaan dalam pandangan khalayak internal dan eksternal guna memperoleh pengertian, kepercayaan, kerjasama, dukungan dari khalayak internal dan eksternal dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya. 2.7. Strategi Pengembangan Masyarakat Ada berbagai strategi yang dilakukan dalam kegiatan pengembangan masyarakat, antara lain : advokasi, pengorganisasian komunitas, pengembangan jaringan, pengembangan kapasitas dan komunikasi, informasi dan edukasi. Kelima strategi tersebut bersifat saling menguatkan satu sama lain. Bahkan dalam praktek implementasi program masyarakat, disadari atau tidak, kelima strategi tersebut dipraktekkan secara bergantian. (Djuara P. Lubis, 2007).
Advokasi
Komunikasi, Informasi dan Edukasi
Pengembangan Kapasitas
Gambar 2. Model strategi pengembangan masyarakat
Pengorganisasian Komunitas
Pengembangan Jaringan
16 1. Advokasi (Advocacy) Yaitu upaya untuk mengubah atau mempengaruhi perilaku penentu kebijakan agar berpihak pada kepentingan publik secara lebih bertanggung jawab. Strategi advokasi pada umumnya diterapkan dalam proses penyusunan rancangan peraturan pemerintah, atau perbaikan manajemen suatu organisasi dimana pihak luar tidak mengambil keputusan apapun dalam hal
yang menjadi perhatian
organisasi mitra kerjanya. Advokasi adalah suatu proses yang bersifat strategis dan mengarahkan berbagai kegiatan yang dirancang dengan cermat kepada berbagai pemangku kepentingan (stake holder) dan pembuat kebijakan. Perjuangan advokasi diarahkan untuk mempengaruhi keputusan-keputusan kebijakan, baik berupa undang-undang, peraturan, program, ataupun sistim anggaran yang merupakan wewenang di tingkat tertinggi berbagai institusi pemerintah, publik, maupun swasta. Makna yang pokok dari advokasi adalah “pembelaan” yang identik dengan “support”, lengkapnya adalah suatu bentuk pendukungan yang aktif, terutama berupa tindakan membela atau membantah terhadap sesuatu hal (biasanya kebijakan pemerintah), seperti suatu penyebab masalah, gagasan atau kebijakan (Syahyuti, 2006). 2. Pengorganisasian Komunitas (Community Organizing) Agar masyarakat mempunyai media untuk mendiskusikan dan mengambil keputusan atas masalah di sekitarnya. Pendekatan ini dipakai oleh hampir semua kegiatan pengembangan masyarakat dimana kelompok-kelompok sebagai wadah refleksi dan aksi bersama anggota komunitas. Pengorganisasian ini bisa dibentuk berjenjang: di tingkat komunitas, antar komunitas di tingkat desa, antar desa di tingkat kecamatan dan seterusnya sampai ke tingkat nasional bahkan regional (Djuara P. Lubis, 2007) 3. Pengembangan Jaringan (Networking Atau Alliance Building) Artinya menjalin kerjasama dengan pihak lain (individu, kelompok dan atau organisasi) agar bersama-sama saling mendukung untuk mencapai tujuan.
17 Unsur terpenting dalam jaringan sosial adalah saling percaya (trust) dalam usaha mencapai kepentingannya masing-masing. Pada umumnya pada komunitas yang mempunyai jaringan yang baik, sumber daya yang ada pada seluruh komponen komunitas dan komponen lain yang terbangun dalam jaringan akan dapat dimanfaatkan bersama-sama (Djuara P. Lubis, 2007) 4. Pengembangan Kapasitas (Capacity Building) Yaitu
meningkatkan
kemampuan
masyarakat
di
segala
bidang.
Pengembangan kapasitas mencakup tiga hal, yaitu : kapasitas individu, kapasitas institusi, dan kapasitas sumber daya (Djuara P. Lubis, 2007) Capacity building adalah upaya penguatan sebuah komunitas dengan bertolak dari kekayaan tata nilai dan juga prioritas kebutuhan mereka, dan mengorganisasikan mereka untuk melakukannya sendiri. Disamping itu capacity building adalah satu strategi yang dapat dipraktekkan dalam aktifitas pembangunan, terutama yang menyangkut aktifitas bersama dengan masyarakat (Syahyuti, 2006). 5.
Komunikasi, Informasi dan Edukasi Menyangkut proses pengelolaan informasi, pendidikan masyarakat, dan
penyebaran informasi untuk mendukung keempat komponen di atas. Pengelolaan informasi juga menyangkut mencari dan mendokumentasikan informasi agar informasi selalu tersedia bagi masyarakat yang memerlukannya. Kegiatan edukasi perlu dilakukan agar kemampuan masyarakat dalam segala hal meningkat, sehingga masyarakat mampu mengatasi masalahnya sendiri setiap saat. Untuk mendukung proses komunikasi, berbagai media komunikasi (modern – tradisional; massa – individual – kelompok) perlu dimanfaatkan dengan kreatif. Penggunaan komponen ini juga berusaha untuk meningkatkan kemampuan komunitas, melalui tahapan sadar, menaruh perhatian, mengambil keputusan dan melakukan tindakan (Djuara P. Lubis, 2007) Dari lima strategi pengembangan masyarakat tersebut di atas, Biro Humas bidang penerangan, sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya hanya
18 melaksanakan tiga strategi pengembangan masyarakat yaitu strategi Komunikasi, edukasi
dan informasi, strategi pengembangan
advokasi serta strategi
pengembangan kapasitas, sedangkan strategi lainnya dilaksanakan oleh satuan kerja lain yang mempunyai kompetensi dan tugas pokok dan fungsi menyangkut kelima strategi pengembanga masyarakat tersebut. 2.8. Analisis SWOT Dengan analisis SWOT dapat dilakukan identifikasi berbagai faktor internal maupun eksternal dalam merumuskan rancangan strategi program layanan biro humas,
Analisis ini dikembangkan berdasarkan sistematika logika yang
dapat mengoptimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunity), dan secara bersamaan meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threath). Menurut Soesilo (2002), proses untuk melakukan analisis SWOT dengan pendekatan kualitatif mencakup langkah-langkah berikut : 1.
Identifikasi stakeholder utama Sebelum menjabarkan analisis SWOT dengan langkah-langkahnya maka yang paling utama harus diputuskan adalah siapakah yang menjadi pemangku kepentingan utama (stakeholder). Penentuan ini sangat penting untuk mencegahnya adanya konflik kepentingan dari masing-masing stakeholder, karena terdapat lebih dari satu stakeholder. Dalam tabel 1 berikut ini disajikan identifikasi stakeholder dalam kepentingannya masing-masing.
19 Tabel 1. Stakeholder dan Kepentingannya Stakeholder
Kepentingan dan Pengaruhnya
Pemerintah Provinsi Terciptanya good governance Pemerintah Riau Provinsi Riau dengan indiktor Meningkatnya Partisipasi Masyarakat Pembangunan serta meningkatkan Citra Positif Pemerintah Biro Humas Bidang Menjalankan kegiatan kehumasan untuk Penerangan mendorong peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan sekaligus menjalankan usaha-usaha atau kegiatan yang mendorong peningkatan citra positif pemerintah Media Massa Menyebarkan informasi terkait perkembangan pembangunan, kontrol sosial masyarakat dan kontrol kebijakan publik Memberikan dukungan politik terhadap DPRD (Legislatif) terciptanya kebijakan-kebijakan publik yang sesuai dengan kebutuhan publik Mendapatkan pelayanan dari pemerintah, baik Publik/Masyarakat informasi serta sistem pelayanan pembangunan lainnya yang sesuai dengan kebutuhannya, serta memberikan dukungan partisipasi dalam pembengunan 2. Pemetaan interaksi SWOT Setelah analisis faktor internal dan eksternal, langkah selanjutnya adalah memetakan dengan cara memadukan elemen internal dengan eksternal sehingga didapatkan 4 alternatif strategi seperti ditampilkan tabel berikut: Tabel 2. Interaksi SWOT S
W
O
Strategi SO
Strategi WO
T
Strategi ST
Strategi WT
Internal Eksternal
a. Strategi SO Strategi ini adalah yang paling murah karena dengan bekal yang paling sedikit dapat didorong kekuatan yang sudah ada untuk maju
20 (mengadakan kekuatan komparatif). Pertimbangan yang dipakai pendekatan utilitarian yang beruapa memaksimalkan utility atau tingkat institusi dari kekuatan dan kesempatan yang telah ada untuk pertumbuhan. b. Strategi ST Strategi ini sedikit lebih mahal karena dengan bekal yang paling sedikit dapat diatasi ancaman yang ada untuk maju sehingga harus dilakukan mobilisasi. Mobilisasi issue menghadapi 2 pilihan yakni : 1. Melawan ancaman, memelihara status quo. 2. Merubah ancaman menjadi kesempatan atau merubah status quo. c. Strategi WO Adalah strategi investasi (pemerataan) atau divestasi (subsidi) yang lebih sulit karena orientasinya adalah memihak pada kondisi yang paling lemah tetapi dimanfaatkan untuk menangkap peluang. Pendekatan yang dipakai adalah pendekatan pertumbuhan tetapi dari yang terlemah. Dalam hal ini investasi/divestasi memiliki 3 pilihan yaitu : 1. Melakukan investasi di program yang menjadi titik lemah yaitu dengan cara merubahnya menjadi kuat sehingga memiliki keunggulan komparatif. 2. Divestasi (tidak melakukan investasi) sehingga kesempatan tersebut menjadi hilang. 3. Status quo, menunggu sampai situasi membaik. d. Strategi WT Adalah strategi yang paling sulit karena orientasinya adalah memihak pada kondisi yang paling lemah atau paling terancam sehingga yang dilakukan adalah mengontrol kerusakan agar tidak semakin parah. Pendekatan yang dipakai adalah pendekatan pertahanan (defensive) yaitu bahwa ada upaya institusi untuk meminimalkan sesuatu yang membawa kerugian akibat adanya kelemahan dan ancaman.
21
III. METODOLOGI KAJIAN 3.1. Kerangka Pemikiran . Peran humas dalam memberikan informasi kepada masyarakat tentunya memerlukan strategi yang mengacu kepada prinsip pengembangan masyarakat. Artinya respons masyarakat terhadap kegiatan pemerintah yang dinformasikan oleh biro humas harus dapat dilihat sebagai salah satu bentuk partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah, walaupun bentuknya adalah sebuah kritikan akan tetapi bila lebih dikaji secara mendalam dapat dijadikan sebagai sumber masukan yang membangun. Biro Humas Sekretariat Daerah Provinsi Riau dalam upayanya menjalankan tugas pokok dan fungsinya sesuai dengan peraturan gubernur nomor 11 tahun 2009 secara umum berfungsi sebagai perpanjangan tangan Pemerintah Propinsi Riau, dalam hal ini haruslah melaksanakan sebahagian tugas pokok yang ditugaskan oleh Pemerintah Provinsi Riau, yaitu dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), sebagaimana yang disebutkan pada pembukaan UUD 1945. Untuk itu kegiatankegiatan yang dilaksanakan oleh biro humas harus sejalan dengan upaya –upaya yang mendorong peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembengunan melalui kegiatan pengembangan masyarakat dengan tujuan utama menciptakan good governance Pemerintah Provinsi Riau. Untuk mencapai dan mewujudkan citacita tersebut, haruslah diterapkan suatu kinerja yang maksimal dengan mengoptimalkan sumber daya yang sudah tersedia. Kajian ini merupakan Upaya yang dilakukan dalam kajian ini diharapkan akan mampu meningkatkan kinerja Biro Humas Sekretariat Daerah Provinsi Riau dilihat dari tugas
pokok
dan
fungsinya
serta dapat pula dilihat sebagai pendekatan
pengembangan masyarakat. Kajian ini dilakukan dalam beberapa tahap kegiatan, yaitu (1) Gambaran umum kegiatan Biro Humas Sekretariat Daerah Provinsi Riau. (2) Analisis kegiatan Biro Humas Sekretariat Daerah Provinsi Riau (3) Strategi rancangan kegiatan lanjutan dan (4) Kondisi yang diharapkan. Dapat dilihat pada gambar kerangka pemikiran di bawah ini :
22
, Wawancara, Diskusi kelompok dan pengamatan berperanserta
Pengembangan SDM dan Organisasi Biro Humas
Eksternal Masyarakat, LSM, Media Masa
16
Analisis Kegiatan Permasalahan
BIRO HUMAS KANTOR GUBERNUR
Internal a. Lingkungan Manajemen Biro Humas - Aspek yang membuat persepsi negatif b. Kebijakan Gubernur (Pergub) 1. Bagian Pengumpulan Informasi 2. Bagian Penyajian Informasi 3. Bagian Penerangan 4. Bagian Publikasi
1. Persepsi masyarakat terhadap pemerintah masih negatif 2. Kinerja Biro Humas sangat minim dalam penggunaan prinsip pengembangan masyarakat dan penciptaan good governance 3. Arus informasi masih dominan satu arah (dari pemerintah ke masyarakat). 4. Belum ditemukan format yang tepat dalam pengelolaan humas yang berbasis pengembangan masyarakat dan penciptaan good governance
1. Performance kegiatan Biro Humas Bidang Penerangan: - Program Layanan (pengumpulan informasi, penyajian informasi, penerangan dan publikasi 2. Pengembangan program Biro Humas berbasis pengembangan masyarakat a. Komunikasi, edukasi dan informasi b. Pengembangan Advokasi c. Pengembangan Kapasitas 3. Persepsi Masyarakat pada program Biro Humas Bidang Penerangan
, Wawancara, Diskusi kelompok dan pengamatan berperanserta
STRATEGI DAN RANCANGAN PROGRAM
Analisis SWOT
a. Penerapan strategi pengembangan masyarakat dalam kinerja Biro Humas Bidang Penerangan Sekretariat Daerah Provinsi Riau b. Penyusunan program Biro Humas Bidang Penerangan basis pengembangan Masyarakat Komunikasi, edukasi dan informasi Pengembangan Advokasi Pengembangan Kapasitas c. Pelaksanaan 9 eleman good governance
KONDISI YANG DIHARAPKAN Terciptanya good governance Pemerintah Propinsi Riau melalui Kinerja Biro Humas Bidang Penerangan dengan prinsip pengembangan masyarakat
Dukungan Pemerintah dan Masyarakat
Gambar 3. Kerangka Pemikiran Strategi Program Layanan Biro Humas Bidang Penerangan Sekretariat Daerah Provinsi Riau
16
23 Kerangka fikir pada Gambar 3. menerangkan bahwa kegiatan Biro Humas Bidang Penerangan Sekretariat Daerah Provinsi Riau dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya dipengaruhi oleh faktor Eksternal yang berasal dari masyarakat, LSM serta media masa, selain itu juga dipengaruhi oleh faktor internal seperti lingkungan manajemen biro humas, kebijakan gubernur (pergub), serta bagian-bagian lain dalam internal struktur organisasi biro humas bidang penarangan. Berdasarkan faktor yang berpengaruh tersebut, kajian ini juga merumuskan bentuk permasalahan yang mungkin terjadi dalam kegiatan layanan biro humas, seperti persepsi masyarakat yang masih negative terhadap pemerintah, kinerja biro humas bidang penarangan yang masih minim dalam penggunaan prinsip mengembangan masyarakat dan good governance, Arus informasi masih dominan satu arah serta belum ditemukannya format yang tepat dalam pengelolaan humas yang berbasis pengembangan masyarakat dan penciptaan good governance. Melalui wawancara, diskusi kelompok dan pengamatan berperan serta, dikumpulkan data-data
yang kemudian dianalisis untuk melihat bagaimana
performance kegiatan biro humas bidang penerangan, pengembangan program biro humas berbasis pengembangan masyarakat seperti, komunikasi, edukasi dan informasi, pengembangan advokasi dan pengembangan kapasitas, serta persepsi mayarakat pada program Biro Humas Bidang Penerangan. Untuk merancang strategi program layanan Biro Humas di masa yang akan datang, dilakukan analisis SWOT dengan mengoptimalkan kekuatan dan kelemahan serta memanfaatkan peluang yang ada serta
meminimalisir ancaman yang ada.
Pembuatan strategi juga mempertimbangkan hal-hal yang terkait dengan pengembangan SDM dan organisasi Biro humas serta dukungan pemerintah dan masyarakat. Strategi yang dibuat meliputi penerapan strategi pengembangan masyarakat dalam kinerja Biro Humas Bidang Penerangan, penyusuna program Biro Humas bidang penerangan dengan tiga strategi pengembangan masyarakat, serta pelaksanaan Sembilan elemen good governance. Kondisi yang diharapkan
24 adalah Terciptanya good governance Pemerintah Propinsi Riau melalui Kinerja Biro Humas Bidang Penerangan dengan prinsip pengembangan masyarakat 3.2. Lokasi dan Waktu Kajian Kajian ini dilaksanakan di Biro Humas Sekretariat Daerah Provinsi Riau yang dilaksanakan pada tanggal 5 November 2009 sampai dengan 10 Maret 2010. Sasaran kajian adalah perkembangan kegiatan Biro Humas Sekretariat Daerah Provinsi Riau sejak Pergub Nomor Nomor 11 tahun 2009, baik mengenai tugas pokok dan fungsinya, serta bagaimana strategi pengembangan masyarakat diterapkan dalam kegiatan Biro Humas. Alasan pemilihan lokasi penelitian di Biro Humas Sekretariat Daerah Provinsi Riau dilakukan atas dasar pertimbangan bahwa kegiatan humas merupakan hal baru di kantor pemerintahan, kemudian penulis juga berkeinginan untuk melihat bagaimana program humas di laksanakan, serta bagaimana prinsipprinsip pengambangan masyarakat diterapkan dalam kegiatan kehumasan di Sekretariat Daerah Propinsi Riau. Jadwal kajian lapangan terdiri beberapa tahapan yaitu; tahapan pertama adalah melihat profil Biro Humas Bidang Penerangan Sekretariat Daerah Provinsi Riau
baik sumberdaya manusia anggota, organisasi, dan manajemen, Tahap
Kedua yaitu menganalisis kegiatan Biro Humas Sekretariat Daerah Provinsi Riau dan Tahap ketiga adalah merancang strategi dan rencana tindak lanjut kegiatan Biro Humas Sekretariat Daerah Provinsi Riau yang lebih baik dengan memasukkan
prinsip-prinsip
pengembangan
masyarakat
dalam
program
kegiatannya. Kajian akhir berupa studi kasus dengan judul “Strategi Program Layanan Biro Hubungan Masyarakat Sekretariat Daerah Provinsisi Riau (Studi pada Bagian Penerangan Biro Humas Sekretariat Daerah Provinsi Riau)” untuk penyusunan program rencana aksi ke depan. Adapun jadwalnya sebagai berikut :
25 Tabel 3. Jadwal Kajian NO JENIS KEGIATAN 1 1. 2. 2. 3. 5. 7.
2
3
4
2009 2010 2011 BULAN BULAN BULAN 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 1 2 3
Survey lokasi Penyusunan Proposal Kolokium Kajian Lapangan Penyusunan Tugas Akhir Seminar dan Ujian
3.3. Metode Pengumpulan Data Metode Pengumpulan data yang dipergunakan dalam kajian ini adalah berasal dari berbagai sumber, baik melalui pengumpulan data primer (diskusi/wawancara langsung dengan tokoh formal dan informal, baik di Sekretariat Daerah Provinsi Riau maupun masyarakat, dengan cara individual, diskusi kelompok terfokus maupun pengamatan lapangan), pengumpulan data skunder (data statistik, laporan tertulis dari berbagai sumber data, kajian pihak lain serta publikasi lainnya). Tahapan dan pendekatan yang akan dilakukan dalam pengumpulan data primer adalah : (1) diskusi dan wawancara mendalam yang dilakukan dengan kepala bagian atau staff Biro Humas Bidang Penerangan Sekretariat Daerah Provinsi Riau maupun staff-nya; (2) observasi lapangan, digunakan untuk mengumpulkan data yang berkenaan implementasi program Biro Humas Bidang Penerangan Sekretariat Daerah Provinsi Riau maupun strateginya,
data juga
digunakan untuk mencari potensi-potensi baru yang perlu dikembangkan serta diberdayakan. Pengumpulan data skunder dalam kajian ini bersumber dari Biro Humas Bagian Penerangan Sekretariat Daerah Provinsi Riau, seperti dokumentasi pelaksanaan program, laporan kegiatan dan surat-surat resmi yang mendukung kecukupan data meliputi; (2) strategi pelaksanaan kegiatan program biro humas; (3) perkembangan pelaksanaan program biro humas bidang penerangan; (3)
26 laporan kegiatan biro humas bidang penerangan tahun 2009; (4) struktur organisasi dan kelembagaan biro humas. 3.4. Sumber Data Metode pengumpulan data lapangan dalam kajian ini dilakukan berdasarkan tujuan yang telah dirancang. Konsentrasinya meliputi; penentuan sumber data yakni melalui pemilihan responden yang berasal dari Karyawan Biro Humas Sekretariat Daerah Provinsi Riau dan stafnya yang terdiri dari 3 orang yaitu 1 orang kepala bidang dan 2 orang staff. Untuk pihak ekesternal dipilih 4 orang yang berasal dari media masa lokal dan nasional yang berkedudukan di Kota Pekanbaru, tokoh masyarakat Riau 2 orang dan aktivis LSM 1 orang. data yang diambil berdasarkan kebutuhan setiap jenis data yang ingin dikumpulkan. Pengumpulan data baik berupa data primer maupun data sekunder dilakukan dari berbagai sumber. Pengumpulan data ini bertujuan untuk memperoleh gambaran umum kegiatan Biro Humas Bidang Penerangan Sekretariat Daerah Provinsi Riau organisasi, program layanan
seperti manajemen, sumberdaya manusia,
lainnya berasal dari kantor biro humas, serta
tanggapan maupun masukan dari masyarakat terhadap kinerja biro humas. Untuk proses pengklasifikasian pengumpulan data dapat dilihat pada tabel 4.
27 Tabel 4. Matrik Kelengkapan Metode Pengumpulan Data Tujuan Mengetahui profil Biro Humas Sekretariat Daerah Provinsi Riau secara umum (SDM, anggota, organisasi, manajemen)
1. 2. 3. 4. 5.
Mengetahui bentuk program layanan biro kehumasan (bagian penerangan) Sekretariat Daerah Provinsi Riau.
a. 1. 2. 3. 4. b.
c. d. 1. 2. 3.
Jenis Data Kedudukan, tugas pokok dan fungsi organisasi Setda dan biro humas Strategi pelaksanaan kegiatan program biro humas (bagian penerangan) Perkembangan pelaksanaan program biro humas (bagian penerangan) Laporan kegiatan biro humas (bagian penerangan) mulai dari tahun 2008 Struktur organisasi dan kelembagaan biro humas Program Layanan Layanan pengumpulan informasi Layanan penyajian informasi Layanan Penerangan Layanan Publikasi format pengelolaan humas bagian penerangan yang berbasis pengembangan masyarakat Bentuk Program pengembangan masyarakat biro humas Penerapan strategi pengembangan masyarakat : Komunikasi, informasi dan edukasi. Pengembangan Partisipasi masyarakat Persepsi masyarakat terhadap Pemerintah Propinsi Riau Permasalahan Internal Permasalahan Eksternal Kemanfaatan program biro humas dilihat dari : 1. Kinerja biro humas bagian penerangan dengan penggunaan prinsip pengembangan masyarakat. 2. Arus informasi yang diterima masyarakat dan pemerintah
Sumber Data Informan : Kepala Bagian Biro Humas bidang penerangan, staf Biro Humas bidang penerangan
Analisis Data Analisis data kualitatif
•
Responden : Wartawan media massa
Analisis data kualitatif
•
Informan : Kepala Bagian Biro Humas bidang penerangan, staf Biro Humas
•
Responden : Wartawan media massa, tokoh masyarakat dan aktivis LSM
•
Informan : kepala bagian biro humas bidang penerangan, staf biro humas Stakeholders : Kepala biro humas, Kepala bagian biro humas, staf biro humas Pekanbaru . Wartawan media massa
•
Mengetahui permasalahan yang dihadapi biro humas (bagian penerangan) Sekretariat Daerah Provinsi Riau dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya.
a. b. c.
Merumuskan rancangan strategi dan rencana tindak lanjut dari biro humas (bidang penerangan) Sekretariat Daerah Provinsi Riau untuk mengembangkan organisasinya sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya
1. Potensi SDM, sumber kebijakan dan • akses pengembangan lainnya. 2. Penerapan strategi pengembangan masyarakat dalam program kegiatan biro humas (bagian penerangan) 3. Penyusunan program tindak lanjut dengan memasukkan prinsip pengembangan masyarakat (Komunikasi, informasi dan edukasi serta pengembangan partisipasi)
Analisis data kualitatif
•
Analisis SWOT
•
FGD (Diskusi Kelompok)
•
Analisis data kualitatif
28 3.5. Metode Analisis Data Untuk menganalisis program Biro Humas Bidang Penerangan Sekretriat Daerah Provinsi digunakan analisis kualitatif. Metode analisis kualitatif akan menghasilkan data-data deskriptif berupa data-data tertulis atau lisan dari pimpinan maupun staff Biro Humas Bidang Penerangan Sekretariat Daerah Provinsi Riau yang diamati serta diwawancarai secara mendalam di lapangan. Analisis data dilakukan dengan tahapan sebagai berikut : 1. Reduksi data, yaitu melakukan pemilihan, pemilahan dan penyederhanaan data. Kegiatan dalam reduksi data ini adalah menyeleksi data, membuat ringkasan dan menggolongkan data. 2. Penyajian data, yaitu mengkonstruksikan data dalam bentuk narasi, matriks, grafik atau bagan, sehingga memudahkan dalam pengambilan kesimpulan. 3. Penarikan kesimpulan, yaitu menghubungkan antar data (fenomena) secara kualitatif dan berdasarkan landasan teoritis yang meliputi mencari arti tindakan masyarakat, mancari pola hubungan, penjelasan, alur sebab akibat dan proposisi. 4. Verifikasi kesimpulan, yaitu meninjau kembali kesimpulan yang telah dilakukan dengan meninjau catatan lapangan dan bertukar pikiran dengan pimpinan Biro Humas Bidang Penerangan Sekretariat Daerah Provinsi Riau serta stafnya. Dalam kajian ini juga dilakukan analisis SWOT. Analisis SWOT adalah suatu analisis kualitatif yang digunakan untuk mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk memformulasikan strategi dalam suatu kegiatan (Rangkuti, 2000). Analisis SWOT digunakan untuk menganalisis kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness) dari faktor-faktor internal, serta peluang (opportunities) dan ancaman (threats) dari faktor-faktor internal Biro Humas Bidang Penerangan Sekretariat Daerah Provinsi Riau.
29 3.6. Rancangan Penyusunan Program Penyusunan program untuk kegiatan aksi ke depan pada Biro Humas Bidang Penerangan Sekretariat Daerah Provinsi Riau
bidang penerangan
dilaksanakan setelah semua hasil riset dan analisis kajian diketahui maka untuk itu rancangan yang dirumuskan harus mempertimbangkan beberapa faktor : 1. Kondisi terkini dari kegiatan program pada Biro Humas Bidang Penerangan Sekretariat Daerah Provinsi Riau bidang penerangan sesuai dengan Peraturan Gubernur 2. Tugas pokok dan fungsi staff di Biro Humas Bidang Penerangan Sekretariat Daerah Provinsi Riau 3. Persepsi dan penilaian stakeholder terhadap kinerja program biro humas bidang penerangan 4. Program utama Pemerintah Propinsi Riau pada masa yang akan datang yang dihubungkan dengan kinerja biro humas dalam mendukung program tersebut. Semua unsur tersebut di atas akan dirancang dengan memanfaatkan partisipasi staff Biro Humas Bidang Penerangan Sekretariat Daerah Provinsi Riau dan stakeholders, dalam kajian ini dibatasi pada kalangan pers (wartawan). Penyusunan rancangan program Biro Humas Bidang Penerangan Sekretariat Daerah Provinsi Riau dilaksanakan secara terpadu antara fungsi peneliti sebagai fasilitator dalam pelaksanaan FGD yang menghadirkan responden dari internal biro humas bidang penerangan dan stakeholders yang disebutkan di atas. Agar rancangan program lebih fokus pada pengembangan program biro humas bidang penerangan dengan pendekatan pengembangan masyarakat, maka analisis SWOT akan lebih efektif apabila telah dilakukan terlebih dahulu analisis pada kegiatan program biro humas dari aspek kegiatan yang telah dilakukan oleh staff dan seberapa besar aspek pengembangan masyarakat telah dilakukan dalam menjalankan program di tingkat masyarakat, sehingga dapat diketahui dampak yang terjadi pada performance kinerja pemerintah Propinsi Riau yang dinilai oleh masyarakat atau stakeholder yang ada.
30 Rancangan program yang dihasilkan berdasarkan kesepakatan dari FGD (diskusi kelompok) dilakukan secara partisipatif yang dihadiri oleh staf Biro Humas Bidang Penerangan Sekretariat Daerah Provinsi Riau maupun stakeholder. Bentuk rancangan program pengembangan masyarakat tersebut merupakan wujud dari jawaban pertanyaan-pertanyaan dalam rumusan 5 W + 1 H. rumusan dimaksud merupakan jawaban terhadap isi rancangan program (What), terhadap kelompok siapa dilakukan program (Whom), siapa yang berperan melakukannya (Who), dimana rencana lokasi program dilaksanakan (Where) dan saat kapan mulai diselenggarakan (When) serta bagaimana teknis pelaksanaannya (How).
31
IV. GAMBARAN UMUM SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI RIAU
4.1. Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi Humas Kedudukan lembaga Sekretariat Daerah, berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Riau No. 07 Tahun 2008 tentang Sekretariat Provinsi Riau adalah sebagai sentral administrasi pemerintah daerah yang melaksanakan koordinasi penyusunan kebijakan pemerintah, pembangunan dan pelayanan masyarakat serta memberikan pelayanan administratif kepada seluruh perangkat daerah provinsi. Sekretariat Daerah dipimpin oleh seorang sekretaris daerah yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada gubernur. Untuk menjalankan tugas tersebut Sekretaris Daerah Provinsi Riau menyelenggarakan fungsi : 1.
Pengkoordinasian perumusan kebijakan pemerintah provinsi
2.
Penyelenggaraan administrasi pemerintahan
3.
Pengelolaan
sumberdaya
aparatur,
keuangan,
prasarana dan
sarana
pemerintahan provinsi 4.
Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan tugas dan fungsinya. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Sekretariat Daerah Provinsi
Riau didukung oleh unsur organisasi, seperti pada gambar 4.
32 SEKRETARIS DAERAH PROVINSI RIAU
Kelompok Tenaga Ahli/Jabatan Fungsional
Asisten Bidang Pemerintahan (Asisten I)
Biro Tata Pemerintahan
Asisten Bidang Administrasi Umum
Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan (Asisten II)
(Asisten III)
Biro Hubungan Masyarakat
Biro Hukum , dan ortal
Bagian Pengumpulan Informasi
Bagian Penyajian Informasi
Bagian Publikasi
Bagian Penerangan
Gambar 4. Struktur Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Riau 4.2. Tugas Pokok dan Fungsi Bidang Hubungan Masyarakat Biro Humas Sekretariat Daerah Provinsi Riau berada di bawah Asisten Bidang Pemerintahan (Asisten I) melaksanakan tugas menyelenggarakan pekerjaan dan kegiatan membantu sekretaris daerah mengkoordinasikan dan menyelenggarakan pekerjaan dan kegiatan dibidang tata pemerintahan, hukum, organisasi dan tatalaksana hubungan masyarakat . Untuk melaksanakan tugasnya Asisten I dibantu oleh : 1. Biro Hubungan Masyarakat Mempunyai
tugas
menyelenggarakan
pekerjaan
dan
kegiatan
perumusan dan penyusunan dan penyusunan kebijakan, rencana kerja,
33 pembinaan, pengawasan, koordinasi, sinkronisasi, pemberian dukungan/bantuan, monitoring dan evaluasi di bidang pengumpulan informasi, penyajian informasi, penerangan dan publikasi. Biro hubungan masyarakat terdiri dari bagian pengumpulan informasi, bagian penyajian informasi, bagian penerangan dan bagian publikasi. Masingmasing bagian dipimpin oleh kepala bagian berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Biro. Biro Hubungan masyarakat dipimpin oleh Kepala Biro Hubungan
Masyarakat
yang
mempunyai
tugas
mengkoordinasikan
penyelenggaraan tugas dan program kehumasan untuk pengumpulan informasi, penyajian informasi pererangan dan publikasi. Kepala Biro Hubungan Masyarakat mempunyai fungsi : 1.
Melaksanakan tugas sebagai juru bicara Gubernur dan Pemerintah Provinsi.
2.
Mengkoordinasikan penyelenggaraan tugas dan program pengumpulan informasi, penyajian informasi penerangan dan publikasi.
3.
Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dan program pengumpulan informasi, penyajian informasi, penerangan dan publikasi.
4.
Mengkoordinasikan pelaksanaan pemantauan dan evaluasi pengumpulan informasi, penyajian informasi, penerangan dan publikasi.
5.
Mengkoordinasikan pembuatan analisis dan pelaporan penyelenggaraan tugas dan program pengumpulan informasi, penyajian informasi, penerangan dan publikasi.
6.
Mengkoordinasikan pembinaan administrasi dan aparatur pemerintah untuk pengumpulan informasi, penyajian informasi, penerangan dan publikasi.
7.
Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan pimpinan.
4.3. Tugas Pokok dan Fungsi Bidang Penerangan Biro Hubungan Masyarakat Sekretariat Daerah Provinsi Riau Kajian ini dipersempit pada kegiatan penerangan yang dikerjakan oleh bagian penerangan, yang merupakan bagian dari Biro Humas. Bagian Penerangan Biro Hubungan Masyarakat Sekretariat Daerah Provinsi Riau mempunyai tugas
34 melaksanakan koordinasi penyelenggaraan tugas seperti program penyuluhan, pemberitaan dan penerbitan. Untuk melaksanakan tugas tersebut bagian penerangan mempunyai fungsi : 1.
Melaksanakan penerangan yang berkaitan dengan kebijakan Pemerintah Provinsi Riau.
2.
Melaksanakan koordinasi penyiapan materi untuk siaran pers dan media massa baik cetak, elektronik dan on line.
3.
Melaksanakan kerjasama dengan media massa baik cetak, elektronik dan on line.
4.
Melaksanakan koordinasi penyebarluasan informasi dan sosialisasi kebijakan Pemerintah Riau melalui media cetak, elektronik dan on line.
5.
Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Biro Humas. Bagian penerangan, terdiri atas sub bagian bina penyuluhan, sub bagian
bina pemberitaan dan sub bagian penerbitan. Masing-masing sub bagian dipimpin oleh kepala sub bagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala bagian. Sub bagian bina penyuluhan, mempunyai tugas : 1.
Menyiapkan petunjuk teknis penyuluhan di bidang kehumasan.
2.
Melaksanakan penyuluhan di bidang kehumasan.
3.
Melaksanakan koordinasi dalam pelaksanaan penyuluhan.
4.
Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala bagian. Sub bagian bina pemberitaan, mempunyai tugas :
1.
Melaksanakan analisis pemberitaan
2.
Melaksanakan bina pemberitaan dalam mendukung program dan kebijakan Pemerintah Provinsi Riau
3.
Menyiapkan konferensi pers dan press release.
4.
Memonitoring kegiatan Pemerintah Provinsi Riau
5.
Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala bagian.
35 Sub bagian bina penerbitan, mempunyai tugas : 1. Menyiapkan bahan pemberitaan 2. Melaksanakan kerjasama dengan media massa baik cetak maupun elektronik 3. Melaksanakan penyiapan materi pemberian ucapan selamat, duka cita dan iklan pembangunan di media massa baik cetak maupun elektronik. 4. Melaksanakan pembuatan agenda buku/buku kerja, kelender dan penerbitan lainnya yang dibutuhkan Pemerintah Provinsi Riau. 5. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala bagian. 4.4. Tugas Pengelolaan Bagian Penerangan Bagian Penerangan Humas Sekretariat Daerah Provinsi Riau bertugas sebagai juru bicara pemerintah, kegiatan yang dilakukan antara lain melalui konferensi pers, press rilis atau bisa juga dengan memberikan penghargaan kepada masyarakat, lembaga masyarakat, perusahaan yang mempunyai prestasi, kegiatan ini kemudian di blow up oleh pers. Tugas lainnya adalah mendengarkan pendapat masyarakat serta menjadi penghubung antara masyarakat dan pemerintah. Kegiatan yang dilakukan adalah dengan membuka kotak pengaduan, memanfaatkan kemajuan teknologi antara lain pemanfaatan SMS center, portal khusus dalam website pemerintah sebagai salah satu implementasi e-government. 4.5.
Peran Bagian Penerangan Humas Peran bagian penerangan Biro Humas Sekretariat Daerah Provinsi Riau
adalah mengkomunikasikan semua bentuk keadaan, tindakan maupun kata-kata yang bertujuan untuk mempengaruhi pihak lain. Komunikasi yang dilakukan adalah komunikasi dua arah (two-way). Menggunakan semua bentuk dan media komunikasi yang bertujuan untuk peningkatan image/ citra positif Pemerintah Provinsi Riau. Kegiatan tersebut dimaksudkan untuk memberikan informasi mengenai situasi tertentu kepada pubik. Publik / masyarakat membutuhkan
36 informasi mengenai suatu hal yang menyangkut tentang kebijakan, kinerja pemerintah 4.5.1. Hubungan dengan Pihak Lain Berhubungan dengan pihak lain merupakan peran bagian penerangan biro humas, hubungan ini dilakukan pada semua stakeholder pemerintah seperti kalangan pers dan media. Bagian penerangan biro humas mempunyai kewajiban untuk membina hubungan baik dengan pers atau media. Kewajiban ini timbul dikarenakan setiap kebijakan pemerintah berdampak luas meliputi aspek politik, ekonomi dan sosial bagi masyarakat umum termasuk kepada para pelaku bisnis. Hubungan yang baik dengan pers dapat menciptakan pemberitaan yang berimbang , sehingga tidak menimbulkan kesimpangsiuran informasi di masyarakat. Hal ini secara langsung dapat mendorong terciptanya stabilitas dan suasana kondusif di tengah-tengah masyarakat. Hubungan dengan pihak lain juga menyangkut pada hubungan dengan intern organisasi pemerintah, seperti antar badan serta dinas terkait, hubungan ini sangat bermanfaat bagi penguatan soliditas dan solidaritas antara sesama organisasi di dalam lingkup Pemerintahan Provinsi Riau, kekuatan ini juga dijadikan modal dasar dalam menghadapi isu-isu dan tanggapan negatif pihak lain. Hubungan dengan pihak eksternal memiliki dimensi yang luas meliputi hubungan dengan stakeholder seperti pelaku bisnis serta kelompok masyarakat, sedangkan konteks hubungan dengan pusat dan daerah, berarti hubungan antara pemerintah pusat dan daerah (provinsi dan kabupaten/kota). Bagian penerangan juga harus dapat menyajikan data yang akurat mengenai keadaan potensi wilayah Provinsi Riau, informasi yang tersaji dengan baik akan mendorong investor untuk menginvestasikan modalnya di daerah ini. Kegiatan yang dilakukan oleh Bagian penerangan adalah dengan melakukan pemberitaan yang rutin serta membuat event-event seperti promosi investasi. Peran Bagian penerangan Humas sangat strategis karena menyangkut kemampuan
dalam
mengkomunikasikan,
mengkoordinasikan
dan
menginformasikan peraturan, kebijakan, program dan informasi kepada
37 masyarakat. Peran Bagian Penerangan Humas Sekretariat Daerah Provinsi Riau adalah : 1. Memberikan informasi kepada masyarakat 2. Meyakinkan masyarakat secara langsung untuk mengubah sikap dan tindakan 3. Usaha untuk memadukan sikap dan tindakan dari suatu organisasi pemerintah dengan masyarakat sebaliknya Praktik kegiatan humas harus dapat menegakkan citra yang baik, didukung itikad baik, saling pengetian, saling menghargai, saling percaya dan teloransi. Untuk itu peran bagian penerangan adalah menyajikan setiap informasi dengan nilai dan kualitas yang baik, mudah diperoleh, cakupannya luas dan lengkap, memiliki ketelitian yang tinggi sesuai dengan kebutuhan pengguna, ketepatan waktu,
tingkat
kejelasan,
tingkat
fleksibilitas,
dapat
dibuktikan,
tidak
minimbulkan keraguan dan dapat diukur. 4.5.2. Peran sebagai Komunikator Peran komunikator disini adalah sebagai juru bicara lembaga, juru runding dalam negosiasi dan juru lobi. Peran Humas dapat juga sebagi mediasi atau menjadi penghubung antara pemerintah dengan publik. Peran yang lainnya adalah sebagai tempat konsultasi publik seperti melayani pengaduan masyarakat, menyediakan informasi tentang kebijakan pemerintah, serta kegitan dalam meningkatkan pengertian masyarakat. 4.5.3. Peran Sebagai Pembangun Hubungan Peran Bagian Penerangan Humas Sekretariat Daerah Provinsi Riau adalah: 1. Hubungan Kepegawaian yaitu menjalin hubungan baik dengan seluruh pegawai dengan memberikan informasi mengenai tatacara kepegawaian. 2. Hubungan multi-kultural yaitu menjalin hubungan baik dengan setiap kelompok dalam lembaga (suku, agama, ras dan hobi)
38 3. Hubungan media yaitu menyediakan informasi bagi media berupa visi misi, kebijakan dan posisi lembaga, mengatur wawancara dengan pers, mengadakan konferensi pers, backgrounder, advertorial, mengunjungi media dan mengatur kunjungan pers ke lembaga pemerintah. 4. Hubungan komunitas yaitu aktif dalam acara pemberian penghargaan, mendukung kegiatan masyarakat sekitar, mengkoordinasikan kunjungan masyarakat ke lembaga pemerintah, mengkoordinasikan kesempatan bekerja, magang/praktek dan kerja lapangan bagi masyarakat sekitar. 5. Hubungan pemerintah dan antar lembaga yaitu menjalin hubungan dengan birokrat dan politisi, melakukan funsi analisis pada kebijakan dan kegiatan pemerintah
dan
antar
lembaga
dan
menyiapkan
pernyataan
sikap
lembaga/pimpinan atas isu-isu penting. 4.5.4. Peran sebagai Pendukung Manajemen Peran pendukung manajemen dilakukan dengan mengikuti rapat-rapat penting pimpinan, mengikuti konferensi antar lembaga, membantu pembuatan iklan layanan masyarakat serta mengelola survey pendapat dan hasil penelitian lainnya. Kegiatan riset dan evaluasi yaitu dengan mengupulkan dan mengorganisir umpan balik dari berbagai sumber, menganalisis umpen balik dan berbagai laporan tentang hal tersebut. Menganalisis dan memonitor pemberitaan di media massa, memantau opini publik yang berkaitan dengan citra dan reputasi , kebijakan, produk/jasa serta personel lembaga. Membuat telaah atau kajian kehumasan,
menetapkan
sarana
operasional
humas.
Menganalisis
dan
mengevakuasi pelaksanaan kegiatan humas pemerintah. Kegiatan pemograman yaitu menetapkan skala prioritas pengandalian publik, pemilihan media yang digunakan, waktu dan isi pesan, mengoptimalkan penggunaan tenaga kerja dan sumber daya lainnya. Kegiatan lainnya dalah mengadakan sara kerja seperti kamera dan vareasi aksesoris pelengkap lainnya, tape recorder, note book dan LCD projector dan pemeliharaannya, mengelola sponsor dan sponsorship, mengadakan pelatihan bagi pimpinan dan staf humas serta stakeholder lainnya yang dianggap penting.
39 Bagian penerangan humas juga mmpunyai peran dalam penyiapan data dan informasi seperti menyusun daftar nama, alamat dan nomor telefon pimpinan, manajemen serta pegawai pemerintah. Menyiapkan data pendukung pengambilan keputusan oleh pemerintah berdasarkan hasil riset dan evaluasi, mengelola website dan internet lembaga pemerintah, melaksanakan penataan file dokumentasi video, membuat rekapitulasi data dokumentasi foto, video dan rekaman kegiatan pemerintah, membuat daftar isu potensial, membuat laporan kegiatan secara berkala serta membuat kliping pers. 4.5.5. Peran sebagai pembentukan citra positif Pembentukan citra positif pemerintah merupakan peran biro informasi humas, peran tersebut dilakukan dengan melakukan pulikasi khusus sehubungan dengan pemberitan media, mengatur acara-acara resmi (keprotokolan) serta mengatur acara kunjungan pejabat atau tamu kehormatan lainnya. Secara detail kegiatan pembentukan citra positif ini adalah memimpin dan mengatur
acara
pameran
dan
materinya,
membuat
rekapitulasi
dan
menginventarisir cendramata serta pendistribusiannya, mengelola kunjungan pihak luar ke lembaga pemerintah, membuat penulisan dan penyunting seperti memproduksi jurnal-jurnal eksternal, menulis dan mencetak profil lembaga dan laporan tahunan, menulis bahan pidato pimpinan. Menyusun dan mendistribusikan sajian berita, foto dan berbagai artikel untuk kalangan media. Melaksanakan proses editing dan menggandakan video, membuat konsep dan dan menyusun materi yang akan ditampilkan dalam website dan internet lembaga. Dalam proses produksi dan publikasi peran bagian penerangan adalah menciptakan dan memelihara identitas lembaga(warna, tipologi, logo, seragam dan sebagainya). Membuat sertifikat, piagam, plakat dan tanda-tanda jasa sebagai tanda penghargan dan ucapan terimakasih, mencari dan mengumpulkan bahanbahan untuk publikasi serta mengarahkan dan membuat materi cetakan seperti kartu nama, kalender agenda kerja.
40 4.6.
Implikasi Tugas Bidang Penerangan Humas Sekretariat Daerah Provinsi Riau Tugas
Bidang
Penerangan
Humas
ditekankan
pada
pemantapan
koordinasi, integrasi dan sinkronisasi dalam pelancaran arus informasi sesuai dengan tujuan dan kebijaksanaan lembaga instansi kepada masyarakat sebagai khalayak sarana yang mempunyai fungsi yaitu : 1. Mengamankan kebijaksanaan pemerintah 2. Memberikan pelayanan, dan menyebarluaskan pesan atau informasi mengenai kebijaksanaan dan program-program kerja secara lingkup Pemerintah Provinsi Riau kepada masyarakat. 3. Menjadi komunikator dan sekaligus sebagai mediator yang proaktif dalam menjebatani kepentingan instansi pemerintah disatu pihak dan menampung inspirasi serta memperhatikan keinginan-keinginan publiknya di pihak lain. 4. Berperan serta dalam menciptakan iklim yang kondusif dan dinamis demi mengamankan stabilitas dan keamanan politik pembangunan nasional, baik jangka pendek maupun jangka panjang. 5. Mengamati dan mempelajari hasrat, keinginan-keinginan dan aspirasi yang terdapat dalam masyarakat. 6. Memberikan advokasi, fasilitas atau sumbang saran untuk menanggapai apa yang sebaiknya dilakukan oleh instansi /lembaga pemerintah seperti yang dikehendaki oleh pihak publiknya. 7. Membangun dan mengusahakan terjadinya hubungan memuaskan yang diperolah antara hubungan publik dengan aparat pemerintahan. 8. Memberikan penerangan dan informasi tentang apa yang telah dilaksanakan oleh suatu lembaga/instansi Pemerintah Provinsi Riau
41
V. ANALISIS PROGRAM LAYANAN BIRO HUMAS BIDANG PENERANGAN SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI RIAU 5.1. Keragaan Program Layanan Biro Humas Bidang Penerangan. 5.1.1. Program dan Kegiatan Program layanan biro humas bidang penerangan ditetapkan dan dijalankan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi lembaga yang telah ditetapkan melalui Peraturan Gubernur Nomor. 11 Tahun 2009. Dari hasil studi lapangan dengan melakukan reduksi data yang di dapat dari kantor humas bidang penerangan diketahui
bahwa pada Tahun 2009 telah dilakukan beberapa kegiatan yang
difokuskan pada : 1. Program pelayanan administrasi perkantoran yaitu program yang berhubungan dengan kelancaran tugas pelaksanaan kegiatan humas seperti : a. Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan. Output dari kegiatan ini adalah tersedianya bahan bacaan berupa surat kabar dan dan majalah bagi karyawan/pegawai humas serta lingkup Sekretariat Daerah Provinsi Riau, sedangkan outcome dari kegiatan ini adalah kebutuhan bahan bacaan terpenuhi. b. Penyediaan jasa pendukung peningkatan jasa kehumasan seperti iklan, pembayaran iklan, pengambilan foto kegiatan dan pencetakan foto, pengeditan video dan lain-lain. Output dari kegiatan ini adalah tersedianya jasa pendukung kinerja kehumasan berupa panplet, pegawai kontrak, ATK dan lain-lain, sedangkan outcome dari kegiatan ini adalah terpenuhinya jasa pendukung kinerja kehumasan. c. Dukungan operasional biro humas. Output dari kegiatan ini adalah terpenuhinya kebutuhan rutinitas kehumasan, sedangkan outcome dari kegiatan ini adalah terciptanya efektifitas pelaksanaan tugas-tugas rutin humas.
42 2. Program pengembangan komunikasi, informasi dan media massa sebagai bentuk penerapan good governance yaitu program yang dibuat untuk mengkomunikasikan
dan
menginformasikan
kegiatan-kegiatan
yang
dilaksanakan di lingkup Pemerintah Provinsi Riau, baik dengan pembuatan majalah, buku, website pemerintah, poster dan lain-lain, seperti : a. Pembinaan dan pengembangan sumber daya komunikasi dan informasi dengan kegiatan penerbitan Majalah Riau Makmur. Output dari kegiatan ini adalah publikasi Majalah Riau Makmur sebanyak 12 edisi dalam satu tahun, sedangkan outcome dari kegiatan ini adalah tersedianya informasi pembangunan secara keseluruhan dalam bentuk publikasi cetak. b. Pembinaan dan pengembangan sumber daya komunikasi dan informasi dengan kegiatan penerbitan Majalah Puan. Output dari kegiatan ini adalah publikasi kegiatan pemberdayaan perempuan di Propinsi Riau melalui penerbitan Majalah Puan sebanyak 10 edisi dalam satu tahun, sedangkan outcome dari kegitan ini adalah tersedianya informasi pembangunan, khususnya pemberdayaan perempuan dalam bentuk publikasi cetak. c. Penyusunan, penjilidan dan pencetakan bahan-bahan presentasi gubernur Output dari kegiatan ini adalah penyusunan, penjilidan dan pencetakan bahan-bahan presentasi gubernur terlaksana, sedangkan outcome dari kegiatan ini adalah tersedianya informasi pembangunan dan terkelolanya dengan baik arsip-arsip hasil pembangunan. d. Peningkatan dan perawatan jaringan LAN. Output dari kegiatan ini adalah terjadinya peningkatan penggunaan jaringan LAN, sedangkan outcome dari kegiatan ini adalah tersedianya penggunaan jaringan LAN untuk mendukung kinerja aparatur humas. e. Pembinaan dan pengembangan sumber daya komunikasi dan informasi dalam bentuk penyediaan buku saku kehumasan. Output dari kegiatan ini adalah tersedianya buku saku informasi Riau, sedangkan outcome dari kegiatan
ini
adalah
tersedianya
informasi
pembangunan
secara
keseluruhan dalam bentuk buku saku. f. Pembinaan dan pengembangan sumber daya komunikasi dan informasi dalam bentuk bulletin, society dan poster. Output dari kegiatan ini adalah
43 tersedianya bulletin, society dan poster. sedangkan outcome dari kegiatan ini adalah tersedianya informasi pembangunan daerah dalam bentuk bulletin, society dan poster. g. Pembinaan dan pemgembangan sumber daya komunikasi dan informasi (study comparative). Output dari kegiatan ini adalah terlaksananya study compatarive, sedangkan outcome dari kegiatan ini adalah memberikan masukan dan pengalaman terhadap insan pers. h. Pengadaan peralatan audio visual. Output dari kegiatan ini adalah tersedianya peralatan audio visual, sedangkan outcome dari kegiatan ini adalah terjadinya peningkatan peralatan yang menunjang kegiatan komunikasi informasi dan media. i. Pembinaan dan pengembangan sumber daya komunikasi dan informasi (forum kehumassan). Output dari kegiatan ini adalah terlaksananya forum koordinasi dan workshop pejabat kehumasan, sedangkan outcome dari kegiatan ini adalah meningkatnya koordinasi antar pejabat kehumasan untuk mendukung kinerja kehumasan. 3. Program fasilitasi peningkatan sumber daya manusia bidang komunikasi dan informasi yaitu kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan sumber daya manusia bidang komunikasi dan informasi melalui kegiatan pelatihan, seperti: a. Pelatihan sumber daya manusia dalam bidang komunikasi dan informasi (pelatihan jurnalistik dan orientasi kehumasan). Output dari kegiatan ini adalah pelatihan jurnalistik dan orientasi kehumasan terlaksana, sedangkan outcome dari kegiatan ini adalah peningkatan intelektualitas pejabat humas dalam bidang jurnalistik. Program layanan dan kegiatan Biro Humas Bidang Penerangan Sekretariat Daerah Provinsi Riau dalam tahun tahun 2009 telah berjalan dengan cukup baik. Hampir semua kegiatan dapat terlaksana. Rata-rata relaisasi kegiatan biro humas bidang penerangan mencapai 84.87 persen dengan realisasi keuangan sebesar 77,65 persen. Kegiatan belum dapat tercapai secara keseluruhan disebabkan luasnya cakupan kegiatan biro humas bidang penerangan dengan sumber daya
44 manusia yang masih terbatas baik dalam bentuak kualitas maupun kuantitasnya. Program kegiatan Biro Humas Bidang Penerangan Sekretariat Daerah Provinsi Riau pada Tahun 2009 dapat dilihat pada tabel 5. Tabel 5. Program dan kegiatan Biro Humas Bidang Penerangan Sekretariat Daerah Provinsi Riau Tahun 2009 No 1
2
3
4
5
6
Penaggung jawab Kepala Biro Humas
Waktu Kegiatan Jan- Des setiap tahun
Kabag Penerangan
Kepala Biro Humas
Pelatihan SDM dalam bidang komunikasi dan informasi (Pelatihan Jurnalistik dan Orientasi Kehumasan) Pembinaan dan pengembangan sumber daya komunikasi dan informasi (Studi Komparatif)
Kabag Penerangan
Program
Kegiatan
Pelaksana
Terlaksananya bahan bacaan berupa surat kabar dan majalah Terlaksananya penyediaan jasa pendukung kinerja kehumasan Meningkatnya kualitas SDM aparat humas pendukung kinerja kehumasan
Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundangundangan Penyediaan jasa pendukung peningkatan jasa kehumasan
Kabag Penerangan
Terwujudnya koordinasi dalam publikasi pembangunan, dengan terlaksananya studi komperatif Terwujudnya kesamaan pandangan dan pemahaman dalam melaksanakan tugas-tugas kehumasan Tersedianya SDM yang terlatih dibidang penyusunan naskah pidato dan bahanbahan presentasi
Bahan
Keterangan
Surat Kabar dan majalah
Berlangganan setiap hari, minggu dan bulan
Jan- Des setiap tahun
Iklan, galeri/society dan advertorial
Kerjasama dengan media cetak online dan elektronik
Kepala Biro Humas
Agustus – sept setiap tahun
Bahan- bahan pelatihan
Kerjasama dengan jurnalis
Kabag Penerangan
Kepala Biro Humas
November, desember setiap tahun
Narasumber, Akomodasi dan konsumsi. dll
Wartawan peliput kegiatan pemprov.
Pembinaan dan pengembangan sumber daya komunikasi dan informasi (Studi Komparatif)
Kabag Penerangan
Kepala Biro Humas
Juni, juli
Narasumber, Akomodasi dan konsumsi. dll
Pejabat bagian humas di kabupaten dan kota
Penyusunan, penjilidan dan percetakan bahan-bahan presentasi gubernur
Kabag Penerangan
Kepala Biro Humas
Sept, oktober setiap tahun
Pejabat biro humas kabupaten/kota se-Provinsi Riau
Pejabat bagian humas di kabupaten dan kota
Untuk menjalankan kegiatan dan program layanannya dukungan pendanaan maupun peralatan pendukung merupakan salah satu pendukung tingkat
45 keberhasilan kinerja humas bidang penerangan, Pendanaan yang baik serta peralatan yang memadai tidak akan mampu memperoleh outcome yang baik dalam pelaksanaan program kegiatan, untuk itu diperlukan sumber daya manusia yang memadai dalam mensukseskan kegiatan humas bidang informasi. Dari hasil studi di kantor biro humas diketahui susunan organisasi yang menggambarkan keadaan sumber daya manusia di kantor biro humas bidang penerangan, dapat dilihat pada tabel 6. Tabel 6 . Susunan Organisasi Biro Humas Sekretariat Daerah Provinsi Riau Berdasarkan pendidikan dan jabatan Tahun 2009 No
Pendidikan
Jabatan
Jumlah (orang)
1.
S2
Kepala biro humas
1
2.
S3
Kepala bagian
1
3.
S2
Kepala bagian
2
4.
S1
Kepala bagian
1
5.
S2
Kepala sub bagian
5
6.
S1
Kepala sub bagian
3
7.
D3
Kepala sub bagian
1
8.
SMA
Kepala sub bagian
3
9.
S2
Staff biro humas
5
10.
S1
Staff biro humas
5
11.
D3
Staff biro humas
3
12.
SMA
Staff biro humas
18
Jumlah
48
Dari tabel 6 di atas dapat dilihat bahwa sumber daya manusian di kantor Biro Humas Sekretariat Daerah Provinsi Riau cukup tinggi, dengan sumber daya manusia yang cukup tinggi bisa dikatakan Biro Humas Sekretariat Daerah Provinsi Riau akan mampu melaksanakan kegiatan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Akan tetapi
kegiatan humas merupakan kegiatan yang spesifik
dengan keahlian khusus baik di bidang kehumasan maupun jurnalistik. Dari hasil wawancara dengan pegawai diketahui bahwa sumber daya manusia di kantor Biro
46 Humas sangat sedikit yang berlalatar belakang pendidikan komunikasi maupun kehumasan. Hasil wawancara dengan seorang Kasubbag. Bina Penerbitan, RHG sebagai berikut : “Sumber daya manusia pada Kantor Biro Humas Sekretariat Daerah Propinsi Riau dapat dikatakan cukup tinggi, namun demikian dari latar belakang pendidikannya perlu diketahui bahwa sangat sedikit yang berlatar belakang komunikasi maupun humas. Dengan keadaan demikian telah dibuat program penguatan kapasitas bagi pegawai humas dalam bentuk pelatihan yang berhubungan dengan sistem komunikasi, jurnalistik maupun prinsip-prinsip kehumasan, diharapkan dengan pelatihan ini dapat menunjang keberhasilan Humas Sekretariat Daerah Provinsi Riau pada masa yang akan datang. Dengan sumber daya manusia yang cukup tinggi diharapkan adopsi ilmu pengetahuan tersebut dapat cepat terserap oleh pegawai”.
5.1.2. Program Pengembangan Masyarakat Melalui Biro Humas Bidang Penerangan Biro Humas Bidang Penerangan Sekretariat Daerah Provinsi Riau dalam perannya sebagai juru bicara Pemerintah Provinsi Riau mempunyai kedudukan dan peran yang staregis dalam pengembangan masyarakat. Pengembangan masyarakat dalam hal ini adalah dengan melakukan komunikasi dua arah (two way). Komunikasi dua arah ini jika dilakukan dengan benar bukan saja dapat digunakan sebagai peningkatan image/citra Pemerintah Riau, akan tetapi juga dapat berguna bagi peningkatan partisipasi masyarakat dalam kegiatan pembangunan di Provinsi Riau dalam bentuk sumbang saran bagi kegiatan pembangunan, mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, sampai pada kegiatan monitoring dan evaluasinya. Partisipasi Masyarakat dalam pembangunan akan mendorong peningkatan pembangunan baik dalam bentuk kualitas maupun kuantitasnya. Analisis program pengembangan masyarakat melalui biro humas bidang penerangan ini dilakukan untuk dapat melihat sejauh mana Biro Humas Bidang Penerangan Sekretariat Daerah Provinsi Riau melakukan pengembangan masyarakat sesuai dengan prinsip-prinsip dan strategi pengembangan masyarakat
47 seperti
advokasi,
pengorganisasian
komunitas,
pengembangan
jaringan,
pengembangan kapasitas serta komunikasi, informasi dan edukasi. Analisis ini diperoleh dari hasil wawancara mendalam dengan pegawai biro humas bidang penerangan serta masyarakat dalam hal ini adalah wartawan media massa, sebagai berikut : 1. Advokasi Advokasi di sini diarahkan pada tindakan-tindakan untuk mempengaruhi keputusan-keputusan kebijakan, baik berupa undang-undang, peraturan, program ataupun sistem anggaran yang merupakan wewenang di tingkat tertinggi dalam hal ini adalah Pemerintah Provinsi Riau, publik maupun swasta. Kekuatan kelembagaan di tingkat komunitas sangat berpengaruh pada hasil advokasi. Advokasi yang dilakukan oleh biro humas bidang penerangan adalah melakukan proses pembelajaran dalam bentuk penyajian informasi yang berimbang di masyarakat tentang perkembangan kegiatan pembangunan dan kebijakan Pemerintah Provinsi Riau. Informasi yang diberikan dapat merupakan counter atau penjelasan terhadap isu – isu yang negatif
kepada pemerintah
maupun pimpinan pemerintahan. Kegiatan ini juga dapat berupa penjelasan secara langsung maupun melalui media massa terhadap statement – statemen
dari
pimpinan (Gubernur) yang mungkin kurang dapat dimengerti oleh masyarakat luas atau telah mendapat tanggapan yang salah dari masyarakat, dalam hal ini biro humas menjadi juru bicara pemerintah untuk meluruskan permasalahan tersebut. Hasil wawancara dengan pegawai Biro Humas diketahui bahwa strategi advokasi biro humas yang dilakukan pada masyarakat dilakukan melalui pemberitaan pada media massa cetak maupun elektronik. Wawancara dengan Kasubbag. Dokumentasi, AS sebagai berikut :sebagai berikut : “Dalam membuat kebijakan Pemerintah Provinsi Riau melalui Biro Humas Bidang Penerangan selalu melakukan sosialisasi di media massa maupun elektronik, kegiatan ini pada dasarnya untuk memperoleh masukan dari berbagai elemen masyarakat di Provinsi Riau sebelum dan sesuadah kebijakan di buat. Media massa maupun cetak dijadikan sebagai perpanjangan tangan Pemerintah Riau dalam hal ini
48 biro humas bidang penerangan, hal ini dibuat agar masyarakat lebih leluasa memberikan pandangan dan masukan yang bersifat membangun melalui media massa”
Sebagai perpanjangan tangan dari Pemerintah Provinsi Riau dalam hal ini biro humas bidang penerangan media massa, cetak maupun elektronik dapat memberikan advokasi pada masyarakat. Hasil wawancara dengan beberapa wartawan media cetak nasional maupun daerah umumnya mengatakan bahwa advokasi yang diberikan Pemerintah Provinsi Riau berjalan dengan cukup baik dan dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan, khususnya dalam
mempengaruhi
kebijakan
pemerintah
yang
lebih
terfokus
pada
pengembanngan ekonomi masyarakat. Wawancara dengan salah satu wartawan pimpinan redaksi Riau Pos, RI, sebagai berikut : “Sebagai upaya pemberian advokasi pada masyarakat melalui pemberitaan yang berimbang, media massa di Provinsi Riau bekerja sama dengan biro humas bidang penerangan telah melakukan pemberitaan yang berimbang dengan memberitakan kegiatan-kegiatan Pemerintah Provinsi Riau serta rencana kebijakan maupun pelaksanaannya. Tanggapan masyarakat di media massa di sepanjang tahun 2009 telah menunjukkan adanya peran pertisipatif positif masyarakat bagi pembangunan di Riau. Namun demikian media cetak sangat menyadari adanya keterbatasan dalam penyampaian informasi kepada masyarakat, seperti diketahui bersama bahwa konsumsi pada media cetak sebahagian besar ada pada masyarakat kelas menengah ke atas dan kurang pada masyarakat kelas menengah ke bawah, dengan demikan pemberian advokasi pada masyarakat melalui media cetak belum dapat menyentuh masyarakat luas. Agar advokasi dapat berjalan dengan baik staff/pegawai biro humas bidang penerangan juga harus mempunyai pengetahuan yang cukup aturan-aturan hukum, baik pada Kitab Undang – undang Acara Pidana maupun Kitab Undang – undang Hukum Perdata, Undang – undang Pemerintahan Daerah, Undang undang birokrasi kepemerintahan. Pengetahuan ini tentunya sangat membantu membuat jawaban – jawaban atas ekspektasi maupun pendapat dari masyarakat yang mungkin negatif terhadap kegiatan – kegiatan Pemerintah Riau. Untuk itu pada masa yang akan datang disarankan agar Pemerintah Provinsi Riau melalui biro humas bidang penerangan dapat membuat sebuah mekanisme yang baik dalam pelaksanaan
49 kegiatan pengembangan masyarakat (advokasi), sehingga terjadi komunikasi dua arah (pemerintah-masyarakat) yang lebih baik dan menyentuh semua lapisan masyarakat”. Dari hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa advokasi sebagai bentuk program pengembangan masyarakat belum dapat dilakukan secara baik oleh biro humas bidang penerangan, kegiatan advokasi melalui kegiatan komunikasi masih dilaksanakan oleh media cetak/elektronik sebagai perpanjangan tangan pemerintah dan belum menyentuh semua lapisan masyarakat. Kegiatan Advokasi lebih banyak dilakukan satu arah dan belum optimal pelaksanaannya dengan melakukan komunikasi dua arah, untuk itu diperlukan mekanisme dan staregi baru dalam kegiatan advokasi ini. 2. Pengorganisasian komunitas Pengorganisasian komunitas dibuat agar masyarakat mempunyai media untuk mendiskusikan dan mengambil keputusan atas masalah di sekitarnya. Biro humas Bidang Penerangan dalam menjalankan kegiatan programnya belum memakai strategi pengorganisasian komunitas. Saat ini biro humas belum melihat adanya peluang, bentuk program serta kepentingan untuk membentuk organisasi komunitas dalam memdukung kegiatan program biro humas khususnya bidang penerangan. Dari hasil wawancara baik dengan pegawai di biro humas bidang penerangan maupun dengan wartawan media cetak menunjukkan belum adanya kegiatan pengorganisasian komunitas dalam mendukung program kegiatan biro humas khususnya bidang penerangan. 3. Pengembangan jaringan Pengembangan jaringan dilakukan untuk
menjalin kerjasama dengan
pihak lain (individu, kelompok dan atau organisasi) agar bersama-sama saling mendukung untuk mencapai tujuan. Biro humas bidang penerangan dalam pelaksanann program pengembangan masyarakat belum melakukan kegiatan pengembangan
jaringan di aras komunitas. Pengembangan jaringan hanya
dilakukan pada kelembagaan biro humas sendiri yaitu melalui kerjaama dengan lembaga masyarakat seperti media massa baik cetak maupun elektronik pada aras nasional maupun daerah. Kerjasama ini diarahkan untuk memberikan informasi
50 tentang kegiatan Pemerintah Provinsi Riau maupun kebijakannya serta tanggapan masyarakat yang ditumbulkan atas kegiatan tersebut melalui media massa baik cetak maupun elektronik. Dengan kegiatan ini diharapkan terjadi peningkatan partisipasi masyarakat dan peningkatan image/citra Pemerintah Provinsi Riau di mata masyarakat. 4. Pengembangan kapasitas Pengembangan kapasitas merupakan suatu upaya peningkatan kemampuan masyarakat di segala bidang. Pengembangan kapasitas mencakup tiga hal, yaitu : kapasitas individu, kapasitas institusi, dan kapasitas sumber daya. Hasil wawancara dengan pegawai Biro Humas Bidang Penerangan Sekretariat Daerah Provinsi Riau, didapat bahwa biro humas melakukan pengembangan kapasitas masyarakat melalui kegiatan penyebaran informasi dan kebijakan Pemerintah Riau melalui pemberitaan di media massa baik cetak maupun elektronik, iklan, pamplet, selebaran, website, penerbitan ,majalah dan lain-lain. Hasil wawancara dengan staff biro humas bidang penerangan, BYT, yaitu : “Pengembangan kapasitas masyarakat yang dilakukan oleh biro humas bidang penerangan dilakukan dengan dua cara, yaitu langsung dilakukan oleh biro humas sendiri melalui kegiatan penerbitan majalah, buku saku, website, selebaran, panplet,. Cara yang lain adalah dengan menggunakan media massa baik cetak maupun elektronik untuk membuat pemberitaan mengenai kegiatan pemerintah maupun kebijakannya. Melalui kegiatan ini diharapkan masyarakat menjadi meningkat pengetahuan dan pemahamannya mengenai kegiatan-kegiatan pembangunan yang sedang dilaksanakan, serta kebijakan yang akan dibuat serta yang sedang dilaksanakan. Meningkatnya kapasitas masyarakat diharapkan akan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan” Wawancara dengan beberapa orang wartawan media cetak didapati bahwa pengembangan kapasitas masyarakat melalui kegiatan pemberitaan di korankoran terbukti sangat efektif dalam meningkatkan pengetahuan masyarakat terhadap proses pembangunan di Provinsi Riau, masyarakat menjadi lebih kritis dan mau memberikan masukan yang positif maupun negatif terhadap semua
51 bentuk kebijakan maupun kegiatan pembangunan. Kutipan wawancara wartawan harian Kompas, SR yaitu : “Masyarakat mempunyai hak dalam memperoleh pemberitaan yang berimbang mengenai kegiatan pembangunan daerah maupun segala bentuk kebijakan yang sedang dibuat maupun yang sedang dilaksanakan. Pemberitaan yang berimbang ini telah mampu meningkatkan kapasitas masyarakat di Provinsi Riau yang dibuktikan dengan semakin meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan, baik dengan memberikan sumbang saran maupun kritikan yang membangun terhadap kegiatan pembangunan maupun pelaksanaan kebijakan pemerintah. Namun demikian Pemerintah Riau melalui biro humas bidang penerangan juga harus mempunyai bentuk strategi baru yang lebih baik dalam peningkatan kapasitas masyarakat dengan menyentuh semua lapisan masyarakat”
Dari hasil wawancara di atas dapat dianalisis bahwa Pemerintah Provinsi Riau melalui biro humas bidang penerangan telah melakukan kegiatan pengembangan masyarakat yaitu pengembangan kapasitas. Pengembangan kapasitas masyarakat yang dilakukan oleh biro humas masih belum menyentuh semua lapisan masyarakat, untuk itu diperlukan upaya terobosan baru agar peningkatan kapasitas masyarakat dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat, sehingga terjadi peningkatan partisipasi masyarakat yang lebih luas terhadap kegiatan pembangunan daerah. 5. Komunikasi, informasi dan edukasi Komunikasi, informasi dan edukasi merupakan
proses pengelolaan
informasi, pendidikan masyarakat, dan penyebaran informasi untuk mendukung keempat komponen di atas. Hasil wawancara dengan pegawai Biro Humas Bidang Penerangan Sekretariat Daerah Provinsi Riau, didapat bahwa biro humas melakukan kegiatan komunikasi, informasi dan edukasi kepada masyarakat untuk mendukung kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan proses pengembangan masyarakat yang telah dipaparkan di atas. Biro humas bidang penerangan sangat menyadari pentingnya kegiatan komunikasi, penyebaran informasi dan pemberian edukasi kepada masyarakat untuk mendapatkan dukungan dan image/citra yang
52 baik dari masyarakat untuk setiap kegiatan Pembangunan maupun kebijakan yang dibuat oleh pemerintah. Komunikasi, informasi dan edukasi yang dijalankan dengan baik akan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Kutipan wawancara dengan seorang wartawan Koran Tempo yaitu JS. sebagai berikut : Program pengembangan masyarakat dalam bentuk komunikasi, informasi dan edukasi dalam pelaksanaannya memerlukan dukungan yang baik dari staff/pegawai biro humas bidang penerangan, dukungan ini berupa kemampuan staff/pegawai dalam berkomunikasi, seperti dalam berbahasa asing. Kemampuan ini juga harus didukung dengan kemampuan teknik informatika yang baik seperti keahlian komputer, penggunaan internet dan jejaring sosial. Agar masyarakat mendapatkan pelayanan komunikasi, informasi dan edukasi yang baik, staff/pegawai biro humas bidang penerangan harus terus menerus ditingkatkan kapasitasnya baik dalam bentuk pelatihan kehumasan pada aras nasional maupun internasional, sehingga dapat menambah wawasan dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi. Dalam kenyataan yang ada kegiatan ini belum dapat dilakukan secara baik oleh biro humas bidang penerangan, penyebaran informasi belum dapat dilakukan secara maksimal, hal ini disebabkan karena adanya keterbatasan dalam memperoleh data yang layak untuk diinformasikan, kemudian koordinasi dengan satuan kerja yang mempunyai data tersebut masih kurang baik, penyebab ini tak lain karena lemahnya kewenangan biro humas bidang penerangan terhadap kemampuan dalam memperoleh data dari satuan – satuan kerja. Hal lain yang menyebabkan kurang baiknya program komunikasi, informasi dan edukasi adalah masih lemahnya sumber daya manusia yang ada di biro humas bidang penerangan yang tidak produktif, hal ini tidak lain disebabkan adanya mutasi staff/pegawai yang tidak sesuai dengan kebutuhan dan keahliannya. Untuk perbaikan ke depan disarankan agar setiap dinas/badan, kantor dan biro di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau mempunyai petugas yang dapat menyiapkan segala kebutuhan data yang diinginkan yang kemudian diiput ke dalam database . Pengelolaan database ini juga harus dikelola oleh bagian khusus (semacam pusat data elektronik) yang online dan dapat diakses oleh setiap dinas/badan,kantor dan biro di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau”.
53 5.2. Persepsi Masyarakat terhadap Kinerja Biro Humas Bidang Penerangan dalam Citra Pemerintah Provinsi Riau Bidang penerangan pada Biro Humas Sekretariat Daerah Propinsi Riau, tugas pokoknya adalah membangun citra positif
Pemerintah Propinsi Riau
melalui kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan penerangan terhadap kebijakan Pemerintah Provinsi Riau, koordinasi, penyediaan materi untuk siaran pers, media massa (cetak, elektronik dan on line), kerjasama dengan media massa, koordinasi penyebarluasan informasi dan sosialisasi kebijakan Pemerintah Riau dengan media massa, serta tugas-tugas lain yang diberikan kepala biro. Kegiatan dalam paparan di atas pada dasarnya menyangkut aspek penyuluhan, pemberitaan dan pemberitaan. Ketiga Aspek ini merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan, saling mendukung dalam upaya pembangunan citra positif Pemerintah Propinsi Riau di mata seluruh stakeholder, sebagai beberapa upaya melaksanakan good governace Pemerintah Provinsi Riau. Implikasi tugas bidang penerangan humas Sekretariat Daerah Provinsi Riau dalam kerangka 9 elemen good governance seperti; (a) peningkatan partisipasi masyarakat dalam kegiatan pembangunan; (b) melakukan transparansi kebijakan dan dan pelaksanaan kegiatan pemerintahan; (c) responsif terhadap semua persoalan, aspirasi stakeholder
dan memberikan jawaban atas semua
permasalahan melalui tindakan yang cepat; (d) efektif dan efisien dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya terutama memberikan penerangan terhadap kegiatan pembangunan secara efektif dan efisien;(e) terukur dalam pelaksanaan kegiatan penerangan kepada stakeholder; serta (f) melakukan manajemen konflik terhadap setiap persoalan konflik yang terjadi antara pemerintah dengan stakeholder; (g) melaksanakan hak jawab jika terjadi kejadian pemberitaan yang tidak sesuai dengan fakta dilapangan sebagai bentuk pelaksanaan penegakan hukum, sebagai bentuk ketaatan terhadap hukum dan perundang-undangan; (h) berorientasi pada permufakatan terhadap persoalanpersoalan menyangkut pelayanan publik dan pembangunan; (i) bersikap adil dan inklusif terhadap semua stakeholder.
54 Dengan melakukan wawancara mendalam dengan beberapa skeholder humas bidang penerangan, dalam hal ini adalah 3 orang wartawan media cetak lokal dan nasional serta 3 orang pegawai biro humas, didapat informasi sebagai berikut: a. Penilaian terhadap kinerja biro humas Biro humas bidang penerangan sebagai jurubicara Pemerintah Provinsi Riau pada tahun 2009 telah menjalankan tugas pokok dan fungsinya dalam upayameningkatkan citra positifnya di masyarakat. Wawancara dengan beberapa wartawan media cetak didapati bahwa biro humas, khususnya bidang penerangan telah mampu memberikan informasi secara cepat dan akurat kepada masyarakat, baik melalui pemberitaan media massa baik cetak maupun elektronik. Kerjasama yang dijalis sangat baik dengan media massa tersebut telah memberikan kontribusi pemberitaan yang berimbang di masyarakat, sehingga membentuk opini yang baik di masyarakat. Petikan wawancara dengan seorang wartawan media detik com, CT, adalah sebagai berikut : “Kerjasama yang dilakukan oleh biro humas bidang penerangan dengan media massa selama ini dipandang sudah cukup baik meskipun masih terdapat beberapa informasi yang harus disampaikan kepada publik melalui media ataupun langsung belum sesuai dengan harapan.Dalam penyampaian pemberitaan memang masih ada informasi yang sifatnya rahasia dan ada pula yang layak untuk konsumsi publik, untuk hal ini biro humas bidang penerangan telah mampu melakukan penyaringan berita, sehingga masyarakat yang melihat, mendengar daan membaca informasi tentang pemerintahan mampu berfikiran positif mengenai maksud kegiatan pemerintah. Keberadaan biro humas dipandang sangat penting dalam pelayanan masyarakat, khususnya mengenai pemberitaan kegiatan pembangunan. Kerjasama ini telah mampu menghasilkan pemberitaan yang berimbang untuk disajikan kepada masyarakat umum, pemberitaan yang berimbang mengenai kegiatan pembangunan dan kebijakan pemerintah telah mampu mendorong peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan, opini publik terhadap kegiatan dan pembangunan dan kebijakan Pemerintah Perovinsi Riau selama ini menjadi lebih baik, hal ini dibuktikan dengan semakin kondusifnya keamanan, ketentraman dan dukungan masyarakat terhadap kegiatan pembangunan”
55
Sedangkan menurut beberapa pegawai di lingkungan biro humas bidang penerangan diketahui bahwa kinerja biro humas pada berapa tahun terakhir semakin baik, hal ini didorong dengan adanya peningkatan kapasitas pegawai melalui pelatihan yang berhubungan dengan tatacara kerja humas yang profesional, namun demikian dengan masih adanya kekurangan baik dalam jumlah tenaga kerja, sumber daya manusia serta peralatan, kinerja biro humas masih terasa belum optimal, terutama dalam bidang pelayanan informasi kepada masyarakat. Informasi yang diberikan kepada masyarakat belum dapat menyentuh semua lapisan masyarakat. Untuk itu pada masa yang akan datang diperlukan stretegi dan pelaksanaan kegiatan yang lebih baik dalam usaha pelayanan kepada masyarakat. Prinsip-prinsip dan strategi pengembangan masyarakat belum dapat dilaksanakan secara keseluruhan, hal ini disebabkan tidak semuanya prinsipprinsip pengembangan masyarakat dapat digunakan dalam kegiatan-kegiatan biro humas bidang penerangan. Hal lainya adalah masih kurangnya pengetahuan pegawai lingkup biro humas tentang prinsip-prinsip serta mekanisme pelaksanaan kegiatan pengembangan masyarakat. b. Persepsi masyarakat terhadap Pemerintah Propinsi Riau Kinerja Biro Humas Bidang Penerangan Sekretariat Daerah Provinsi Riau mempunyai dampak yang sangat nyata terhadap persepsi masyarakat terhadap kegiatan Pemerintah Provinsi Riau. Hasil wawancara dengan berapa wartawan menunjukkan hal yang seragam yaitu Informasi yang dikelola baik yang dilakukan sendiri maupun bekerja sama dengan media massa (cetak dan elektronik), baik dalam bentuk berita di media massa, website, panplet, buku, majalah dan lain-lain telah membawa image/citra yang positif bagi Pemerintah Propinsi Riau, hal ini dapat dilihat dengan semakin kondusifnya kegiatan pembangunan dan dukungan masyarakat terhadap pembangunan, politik di Provinsi Riau juga menunjukkan perkembangan yang baik, partisipasi masyarakat dalam pembangunan cukup baik yang dibuktikan dengan semakin menurunnya angka kemiskinan di Provinsi Riau, Kegiatan Pembangunan lainnya seperti industri kecil, menengah dan besar semakin berkembang dan mendapat dukungan
56 dari berbagai pihak terutama pengusaha yang terus menanamkan modalnya di Provinsi Riau. Hasil petikan wawancara dengan tokoh masyarakat, WTH mengenai persepsi masyarakat terhadap kinerja biro humas sebagai berikut: “Saat ini kegiatan penyebaran informasi dan kebutuhan masyarakat untuk mendapatkan informasi menjadi sebuah keharusan dan merupakan hak semua masyarakat untuk mendapatkannya. Peran Biro Humas selama ini sebagai juru bicara pemerintah dirasakan cukup baik dalam pelaksanaan kinerjanya. Hal ini dibuktikan semakin membaiknya citra Pemerintah Provinsi Riau di mata masyarakat. Namun demikian Biro Humas sebagai aparatur pemerintah yang berfungsi melayani masyarakat, harus mampu menyeimbangkan fungsi-fungsi tersebut, sehingga tidak terkesan menjadi unit pembela pemerintah. Biro Humas juga harus mampu menyiapkan masyarakat untuk berprilaku positif dalam mengkritisi kinerja pemerintah secara santun dan tersalurkan secara baik melalui media ataupun sistem yang lebih baik. Tidak tertutup kemungkinan bahwa masukan masyarakat terhadap bentuk kebijakan, pelaksanaan program pemerintah selama ini belum mendapatkan pengelolaan secara lebih baik oleh pemerintah, hal inilah yang selalu menimbulkan gejolak ketidakpuasan di dalam masyarakat. Masyarakat seringkali merasakan bahwa aspirasinya terputus akibat reaktifnya sikap pemerintah dalam menanggapi setiap persoalan yang timbul dan langsung membuat perlindungan yang kokoh dalam bentuk pernyataan-pernyataan yang sebenarnya tidak perlu, seharusnya setiap persoalan harus dibagi-bagi menurut tingkat kepentingan maupun isu potensial yang berkembang. Berdasarkan kepentingan dan isu inilah kemudian dibuat tim yang secara profesional langsung membuat perundingan – perundingan pada masyarakat secara partisipatif yang menempatkan masyarakat berperan aktif dalam pemecahan persoalan. Kegiatan seperti ini masih terasa kurang difasilitasi oleh Biro Humas” Berdasarkan wawancara di atas diketahui bahwa tidak menjadi suatu yang aneh apabila organisasi sektor publik seperti pemerintah menjadi bahan sorotan dan pengawasan utama media publik (media masa cetak maupun elektronik) Allison (2004) dalam Journal of Public Relations Research, berpendapat bahwa pengambilan keputusan pemerintah akan dibahas lebih sering di media dibandingkan tindakan atau keputusan yang dibuat perusahaan swasta. Media dapat mempengaruhi waktu keputusan pemerintah. Allison menggambarkan
57 hubungan antara pemerintah dan media sebagai "pelaporan publik", yang berarti bahwa tugas pokok pejabat pemerintah adalah untuk terus melaporkan keputusan dan tindakan melalui media, untuk menjaga informasi rakyat. Beberapa peneliti, bagaimanapun, tidak melihat hubungan antara pemerintah dan media sebagai pelengkap. Para peneliti mencatat bahwa pemerintah tidak pernah bebas dari siklus berita. Jadi, menghindari liputan media negatif, karyawan pemerintah cenderung mengikuti status quo dan kurang berimprovisasi Peran Biro humas sebagai juru bicara pemerintah juga berhubungan dengan kekuatan dan kepentingan politik pimpinan daerah, pengaruh politik juga bertujuan sebagai peningkatan citra pemerintah yang dipimpinnya, perbaikan pola hubungan dengan masyarakat maupun legislative untuk mendapat dukungan terhadap kebijakan yang sedang berjalan maupun yang akan dibuat. Berdasarkan hasil wawancara dengan tokoh masyarakat Riau yaitu Bapak AAS, yaitu “Kinerja biro humas pemerintah pada prinsipnya menyentuh kegiatan politik pemerintah, tujuannya adalah peningkatan citra pemerintah dan pimpinan daerah untuk mendapatkan dukungan politik, baik dari masyarakat maupun lembaga legislatif daerah terhadap semua kebijakan yang telah berjalan maupun rancangan kebijakan daerah. Untuk itu diperlukan kegiatan – kegiatan yang membangun komunikasi dua arah antara masyarakat dan pemerintah yang dikelola melalui kegiatan rutin baik secara langsung maupun menggunakan media cetak dan elektronik atau menggunakan teknologi website. Pokok bahasan dalam membangun komunikasi dua arah ini tentunya merupakan isu – isu sentral saat ini seperti perkembangan politik, hukum, lingkungan, peningkatan pelayanan publik untuk pengentasan kemiskinan dan kemudahan dalam memperoleh perizinan dan kesempatan kerja, keamanan, serta penjelasan mengenai pemberitaan yang bersifat negatif terhadap kinerja dan kebijakan pemerintah. Berdasarkan itu peran biro humas khusunya biro penerangan menjadi sangat strategis saat ini, untuk itu diperlukan penambahan kapasitas secara terus menerus bagi aparatur pemerintah yang bekerja pada biro humas. Penambahan kapasitas ini juga menyangkut kemampuan untuk menyusun strategi pelaksanaan kerja biro humas dan tatalaksana pencapaian strategi tersebut dengan melibatkan pertisipasi masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan penyebaran informasi publik yang seimbang”
58 Dari hasil wawancara di atas bahwa kinerja Biro Humas juga mencakup esensi sektor publik yang bermuatan politik . Appleby (1973) dalam Journal of Public Relations Research menyatakan bahwa , "institusi lain, diakui, tidak bebas dari politik, tetapi pemerintah adalah politik" organisasi pemerintah didefinisikan sebagai organisasi yang digerakkan oleh tindakan politik dan hubungan. Di sektor publik, politik dapat membatasi kreativitas dan inovasi dalam mengembangkan program komunikasi karena pejabat terpilih tidak ingin tampak terlalu jauh dari arus isu utama dalam politik (Horsley & Barker, 2002). Politik juga memperkenalkan keragaman yang lebih besar dalam pengaruh eksternal catatan kinerja pemerintah, seperti kelompok kepentingan umum, dan kebutuhan yang lebih besar untuk dukungan dari masyarakat Persepsi masyarakat tentang kinerja biro humas masih dirasakan belum optimal pelaksanaannya oleh praktisi lembaga swadaya masyarakat (LSM), hal ini disampaikan dalam petikan wawancara dengan aktivis LSM, KR sebagai berikut : “Dalam pelaksanaan kegiatannya sebagai juru bicara pemerintah dan aparatur pemerintah, biro humas bidang penerangan telah cukup baik melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, akan tetapi dalam bentuk kegiatan pengembangan masyarakat, khususnya peningkatan kapasitas masyarakat, advokasi serta peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi, peran biro humas dirasakan masih belum optimal. Biro Humas terkesan masih mengedepankan komunikasi satu arah, aparatur biro humas dalam pandangan masyarakat masih dirasakan kurang melakukan komunikasi dua arah dengan masyarakat, sehingga tidak mengherankan bila partisipasi masyarakat menjadi berkurang dalam menanggapi positif sisi pemberitaan yang dikeluarkan biro humas. Hal ini justru membuat tanggapan miring bagi pemberitaan yang dikeluarkan pemerintah, walaupun seringkali pemberitaan yang dikeluarkan pemerintah adalah sebuah kebenaran. Jika Biro humas belum mempunyai kapasitas dan peralatan yang memadai dalam membuat komunikasi dua arah tersebut, diharapkan biro humas dapat bekerjasama dengan instansi lain yang mempunyai kapasitas dan peralatan tersebut dalam mengkomunikasikan pemberitaan. Biro humas seharusnya mempunyai keunggulan yang lebih baik dalam bekerja sama dengan instansi pemerintah lainnya, mengingat pemberitaan yang dikeluarkan juga lebih sering berhubungan dengan program kerja instansi atau satuan kerja tersebut. Hendaknya kinerja biro humas lebih dari hanya sekedar penerbitan buku saku, penjilidan, penerbitan majalah dan seminar saja, akan
59 tetapi harus berkembang sesuai dengan kebutuhan lembaga public reations yang modern dan keluar dari sifat klasiknya. Saat ini fungsi kehumasan harus bekerja dari hulu (akomodasi aspirasi publik) hingga ke hilir (implementasi kebijakan melalui langkah-langkah konkrit) yang berarti ada komunikasi dua arah, setiap kebijakan yang di ambil mau tidak mau harus berhadapan dengan unsur – unsur pasar kebijakan, mulai dari publik atau pemilih, partai politik, dunia usaha, tokoh masyarakat, aktivis, civil society, kelompok kepentingan, hingga media” Berdasarkan hasil wawancara di atas diperlukan sebuah kelembagaan kehumasan yang baik dalam instansi pemerintahan untuk mengimbangi arus informasi di masyarakat yang sewaktu-waktu dapat merugikan pemerintah. Humas merupakan salah satu metode komunikasi untuk menciptakan citra positif lembaga atau pemerintah atas dasar menghormati kepentingan bersama, hal ini sesuai dengan pendapat Graber 2003 dan Garnet 1997 dalam Journal of Public Relations Research Persepsi publik juga dapat mengurangi nilai komunikasi pemerintah. Konotasi negatif dari istilah propaganda dan penggunaan pengalihan perhatian pada isu, sering membuat sinis publik tentang maksud komunikasi pemerintah, meskipun kenyataan bahwa mayoritas informasi pemerintah jujur Sekali Lagi, kendala lingkungan sektor publik dapat disalahkan. Pemerintah tradisional menggunakan model satu arah komunikasi, bukan model dua arah, seringkali membatasi dialog, sehingga mengurangi peran umpan balik publik (Garnett, 1997) Analisis layanan Biro Humas Bidang Penerangan Sekretariat daerah Provinsi Riau yang dipaparkan di atas menjadi dasar pengembangan strategi baru dalam kegiatan biro humas bidang penerangan yang berbasis pengembangan masyarakat. Untuk itu dibuatlah analisis SWOT secara bersama dengan wartawan yag dianggap dapat mewakili masyarakat dan pegawai pada biro humas yang dianggap mewakili pemerintah. Informasi yang didapat dari wawancara kemudian dijadikan sebagai sumber bahan informasi untuk menyusun strategi SWOT untuk pengembangan kegiatan biro humas bidang penerangan pada masa yang akan datang.
60
VI. ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN MASYARAKAT BIRO HUMAS BIDANG PENERANGAN SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI RIAU Program pengembangan masyarakat biro humas bidang penerangan dibuat bersasarkan hasil analisis wawancara dan diskusi kelompok yang dilaksanakan secara bersama antara peneliti dengan staff/pegawai biro humas bidang penerangan serta wartawan media massa (cetak dan elektronik) pada tanggal 5 Maret 2010. Dari diskusi kelompok tersebut dirancang program pelayanan biro humas bidang penerangan dengan kegiatan yang diarahkan pada pengembangan masyarakat untuk terciptanya good governace Pemerintah Provinsi Riau melalui kinerja biro humas bidang penerangan. Program tersebut juga dengan mempertimbangkan faktor kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancaman yang ada, sehingga diharapkan program tersebut dapat mencapai tujuan yang diharapkan yaitu pengembangan masyarakat. Berdasarkan hal tersebut di atas maka penerapan strategi pengembangan masyarakat dalam program layanan biro humas bidang penerangan disusun dan dilaksanakan secara partisipatif dengan difokuskan pada tiga kegiatan utama yang merupakan strategi pengembangan masyarakat
yaitu kegiatan advokasi,
pengembangan kapasitas dan Pengembangan komunikasi, informasi dan edukasi. Ketiga Kegiatan ini disusun secara bersama dengan responden yang merupakan wartawan media massa (cetak dan elektronik) serta beberapa pegawai biro humas, kemudian hasilnya dianalisis dengan menggunakan analisis SWOT. Analisis SWOT merupakan identifikasi berbagai faktor secara sistematis yang didasarkan atas logika untuk merumuskan strategi program. Analisis ini diperoleh dengan memaksimalkan faktor pendukung namun secara bersamaan dapat meminimalkan faktor penghambat. 6.1. Strategi Pengembangan Masyarakat Biro Humas Bidang Penerangan Kegiatan pengembangan masyarakat sebagai pengembangan program layanan
Biro Humas Bidang Penerangan Sekretariat Daerah Provinsi Riau
sebagai upaya penyajian informasi yang berimbang kepada masyarakat, sehingga
61 masyarakat menjadi terbela hak nya untuk memperoleh berita yang benar kegiatan ini termasuk sebagai salah satu fungsi advokasi yang akan dikembangkan, dengan diperolehnya pemberitaan yang berimbang masyarakat secara langsung akan mendapat pengembangan kapasitas. Pengembangan kapasitas akan membuat kemampuan masyarakat meningkat dalam menilai kinerja pemerintah secara benar dan proporsional, sehingga tujuan akhir berupa peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan dapat menjadi kenyataan, di sisi lain secara langsung dapat meningkatkan citra Pemerintah Provinsi Riau di mata masyarakat. Strategi pengembangan masyarakat dalam peningkatan layanan biro humas bidang informasi juga difokuskan pada pengembangan komunikasi, informasi dan edukasi, dimana strategi ini secara bersamaan akan mendukung kegiatan advokasi dan peningkatan kapasitas masyarakat. Kekuatan/Strength (S) S1 :
Sumber pendanaan yang jelas
S2 :
Sumber daya manusia yang telah ada dan cukup baik, dan dapat dikembangkan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
S3 :
Peralatan kerja yang mendukung
S4 :
Makanisme layanan yang telah ada masih dapat dirubah serta adanya keinginan dari biro humas untuk merubah sistem kerja ke arah yang lebih baik.
Kelemahan/ Weaknesses (W) W1 : Masih ada staff/pegawai yang tidak produktif, akibat dari sistem mutasi, yang menempatkan pegawai tidak sesuai dengan keahlian. W2 : Pengetahuan tentang konsep pengembangan masyarakat masih minim W3 : Dukungan dari dinas/badan,biro dalam lingkungan Pemerintahan Provinsi Riau masih sangat minim dalam penyediaan data dan informasi yang akan disampaikan pada publik oleh biro humas W4 : Belum ada bagian khusus yang menangani database yang melayani kebutuhan dan penyiapan data, serta menampung data informasi yang berasal dari dinas/badan dan biro (satuan kerja) yang ada.
62
Peluang / Opportunity (O) O1 :
Dukungan dan hubungan yang baik antara biro humas bidang penerangan dengan media massa (elektronik dan cetak)
O2 :
Respon masyarakat terhadap pemerintah melalui biro humas bidang penerangan masih baik
O3 :
Partisipasi masyarakat terhadap pembangunan melalui informasi yang ada cukup baik.
O4 :
Keinginan
mayarakat untuk mendapatkan peningkatan kapasitas,
informasi, komunikasi dan edukasi cukup baik dan terus bekembang kea rah yang lebih baik Ancaman /Threats (T) T1 :
Informasi belum menyentuh semua lapisan masyarakat. Informasi masih menjadi milik lapisan masyarakat kelas menengah ke atas
T2 :
Politik yang tidak stabil baik di daerah maupun nasional
T3 :
Kemampuan masyarakat dalam menterjemahkan dan menyaring informasi yang negatif terhadap kinerja pemerintah masih sangat lemah, dan cenderung mudah terprovokasi.
T4 :
Masih banyak masyarakat yang merasa aspirasinya belum tersampaikan kepada pemerintah Berdasarkan komponen-komponen/uraian unsur-unsur SWOT tersebut,
maka dapat ditentukan empat kelompok alternatif strategi yang merupakan kombinasi dari masing-masing unsur, yang dapat digunakan pada kegiatan peningkatan layanan program pengembangan masyarakat biro humas bidang penerangan adalah : Staregi SO Strategi harus dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya karena merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Strategi ini diperoleh dengan cara
63 membangun seluruh kekuatan yang berasal dari dalam kegiatan peningkatan layanan program pengembangan masyarakat biro humas bidang penerangan sehingga dapat dimanfaatkan peluang yang ada. Strateginya adalah : 1. Kerjasama kolaboratif antara biro humas dengan media massa untuk program pengembangan masyarakat 2. Peningkatan kapasitas staff/pegawai humas mengenai profesionalitas humas pemerintah 3. Pembuatan sistem informasi database yang menampung informasi dari setiap satuan kerja 4. Evaluasi kegiatan humas, baik dengan mekanisme birokrasi maupun melalui peranserta/partisipasi masyarakat Strategi ST Strategi diterapkan untuk menghadapi ancaman namun dapat memanfaatkan kekuatan internal dan meraaih peluang yang ada. Bentuk strateginya adalah : 1. Penguatan advokasi masyarakat melalui manajemen informasi yang baik 2. Penguatan dukungan politik bagi kinerja pemerintah 3. Penguatan arus informasi ke masyarakat melalui pemberitaan yang positif terhadap kinerja pemerintah. 4. Membuat sistem layanan informasi yang partisipatif Strategi WO Strategi ini dibuat dengan cara meminimalkan kelamahan yang ada dengan memanfaatkan sebaik mungkin peluang ada. Strategi yang dibuat adalah: 1. Merancang Poster, leflet, pengumuman sederhana yang dapat dimengerti masyarakat, berisi informasi kinerja pemerintah 2. Peningkatan
kapasitas
pengembangan masyarakat.
staff/pegawai
yang
berhubungan
dengan
64 3. Mendorong kebijakan baru yang mendukung pemberian kewenangan khusus bagi biro humas untuk mendapatkan dan mengelola data yang bersumber dari sertiap dinas/badan dan biro yang ada di pemerintah. 4. Membuat bagian khusus yang mengelola alur informasi dan database. Strategi WT Merupakan situasi yang tidak menguntungkan bagi pelaksanaan kegiatan pengembangan layanan biro humas melalui kegiatan pengembangan masyarakat. Strategi ini dibuat dengan mengoptimalkan peluang serta meminimalkan pengaruh ancaman. Strategi yang dibuat adalah : 1. Revitalisasi dan reposisi staff/pegawai sesuai dengan keahlian di bidang hubungan masyarakat serta peningkatan kapasitas yang berhubungan dengan pengembangan masyarakat dan kehumasan. 2. Membuat kebijakan yang mendorong terbentuknya komunikasi dua arah , langsung antara masyarakat dan pemerintah dan dapat diakses oleh semua lapisan masyarakat. 3. Perancangan sistem komunikasi, informasi, edukasi peningkatan advokasi dan
yang mendorong
kapasitas masyarakat yang dapat menampung
aspirasi masyarakat 4. Mendorong terciptanya dukungan politik bagi terbentuknya kebijakan daerah yang mengarah pada terbukanya akses informasi kepada semua lapisan masyarakat. Faktor internal dan eksternal serta alternatif dapat digunakan selanjutnya dipindahkan ke dalam matrik SWOT. Matriks ini dapat dilihat pada tabel 7.
65
1 Tabel 7. Matrik SWOT Kegiatan Pengembangan Masyarakat Biro Humas Bidang Penerangan Sekretariat Daerah Provinsi Riau (S):
INTERNAL
EKSTERNAL
1. 2.
3. 4.
(W):
Sumber pendanaan yang jelas Sumber daya manusia yang telah ada dan cukup baik, dan dapat dikembangkan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai Peralatan kerja yang mendukung Makanisme layanan yang telah ada masih dapat dirubah serta adanya keinginan dari biro humas untuk merubah sistem kerja ke arah yang lebih baik.
(O): 1. Dukungan dan hubungan yang baik antara biro humas bidang penerangan dengan media massa (elektronik dan cetak) 2. Respon masyarakat terhadap pemerintah melalui biro humas bidang penerangan masih baik 3. Partisipasi masyarakat terhadap pembangunan melalui informasi yang ada cukup baik. 4. Keinginan mayarakat untuk mendapatkan peningkatan kapasitas, informasi, komunikasi dan edukasi cukup baik dan terus bekembang kearah yang lebih baik
(SO) 1. Kerjasama kolaboratif antara biro humas dengan media massa untuk program pengembangan masyarakat 2. Peningkatan kapasitas staff/pegawai humas mengenai profesionalitas humas pemerintah 3. Pembuatan sistem informasi database yang menampung informasi dari setiap satuan kerja 4. Evaluasi kegiatan humas, baik dengan mekanisme birokrasi maupun melalui peranserta/partisipasi masyarakat
(T): 1. Informasi belum menyentuh semua lapisan masyarakat. Informasi masih menjadi milik lapisan masyarakat kelas menengah ke atas 2. Politik yang tidak stabil baik di daerah maupun nasional 3. Kemampuan masyarakat dalam menterjemahkan dan menyaring informasi yang negatif terhadap kinerja pemerintah masih sangat lemah, dan cenderung mudah terprovokasi. 4. Masih banyak masyarakat yang merasa aspirasinya belum tersampaikan kepada pemerintah
(ST) 1. Penguatan advokasi masyarakat melalui manajemen informasi yang baik 2. Penguatan dukungan politik bagi kinerja pemerintah 3. Penguatan arus informasi ke masyarakat melalui pemberitaan yang positif terhadap kinerja pemerintah. 4. Membuat sistem layanan informasi yang partisipatif
1. Masih ada staff/pegawai yang tidak produktif, akibat dari sistem mutasi, yang menempatkan pegawai tidak sesuai dengan keahlian. 2. Pengetahuan tentang konsep pengembangan masyarakat masih minim 3. Dukungan dari dinas/badan,biro dalam lingkungan Pemerintahan Provinsi Riau masih sangat minim dalam penyediaan data dan informasi yang akan disampaikan pada publik oleh biro humas 4. Belum ada bagian khusus yang menangani database yang melayani kebutuhan dan penyiapan data, serta menampung data informasi yang berasal dari dinas/badan dan biro (satuan kerja) yang ada.. (WO) 1. Merancang Poster, leflet, pengumuman sederhana yang dapat dimengerti masyarakat, berisi informasi kinerja pemerintah 2. Peningkatan kapasitas staff/pegawai yang berhubungan dengan pengembangan masyarakat. 3. Mendorong kebijakan baru yang mendukung pemberian kewenangan khusus bagi biro humas untuk mendapatkan dan mengelola data yang bersumber dari sertiap dinas/badan dan biro yang ada di pemerintah. 4. Membuat bagian khusus yang mengelola alur informasi dan database (WT) 1. Revitalisasi dan reposisi staff/pegawai sesuai dengan keahlian di bidang hubungan masyarakat serta peningkatan kapasitas yang berhubungan dengan pengembangan masyarakat dan kehumasan. 2. Membuat kebijakan yang mendorong terbentuknya komunikasi dua arah , langsung antara masyarakat dan pemerintah dan dapat diakses oleh semua lapisan masyarakat. 3. Perancangan sistem komunikasi, informasi, edukasi yang mendorong peningkatan advokasi dan kapasitas masyarakat yang dapat menampung aspirasi masyarakat 4. Mendorong terciptanya dukungan politik bagi terbentuknya kebijakan daerah yang mengarah pada terbukanya akses informasi kepada semua lapisan masyarakat.
51
66
Penilaian komponen SWOT didapatkan setelah setiap komponen SWOT dianalisis dengan memberikan skor (nilai 3 = penting, nilai 2 = cukup penting, dan nilai 1 = tidak penting). Nilai / rating untuk tiap-tiap alternatif strategi SWOT dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 8. Penilaian Komponen-komponen SWOT pada Kegiatan Pengembangan Masyarakat Biro Humas Bidang Penerangan Kekuatan (S) Kelemahan (W) Peluang (O) Ancaman (T) Komponen Nilai Komponen Nilai Komponen Nilai Komponen Nilai S1 3 W1 2 O1 2 T1 3 S2 3 W2 3 O2 2 T2 3 S3 2 W3 3 O3 3 T3 3 S4 2 W4 3 O4 3 T4 3
Untuk mengetahui faktor strategi internal yang menjadi prioritas dalam pengembangan masyarakat biro humas bidang penerangan, maka harus diketahui keterkaitan alternatif strategi yang ada pada komponen-komponen Strenghts (S) dan Weakness (W) baru kemudian diberi bobot berkisar antara 0,100 s/d 0,150, selanjutnya baru bisa ditentukan skor dari faktor-faktor strategi internal berdasarkan perkalian nilai bobot dengan rating, dapat dilihat pada tabel 9. Tabel 9.
NO A 1 2 3 4 B 1 2 3 4
Analisa Faktor-faktor Strategi Internal Kegiatan Pengembangan Masyarakat
Faktor Strategi Internal Strenghts S1 S2 S3 S4 TOTAL Weakneses W1 W2 W3 W4 TOTAL
Bobot
Rating
Skor
0,125 0,125 0,100 0,100 0.450
3 3 2 2
0,375 0,375 0,200 0,200 1,150
0,100 0,150 0,150 0,150 0,550
2 3 3 3
0,200 0,450 0,450 0,450 1,550
67
Sedangkan untuk mengetahui faktor strategi eksternal yang menjadi prioritas dalam kegiatan pengembangan masyarakat, maka harus diketahui ketertarikan alternatif strategi yang ada pada komponen-komponen Oppurtunity (O) dan Threats (T) baru kemudian diberi bobot berkisar antara 0,100 s/d 0,150, selanjutnya baru bisa ditentukan skor dari faktor-faktor strategi eksternal berdasarkan perkalian nilai bobot dengan rating, dapat dilihat pada tabel 10. Tabel 10. Analisa Faktor-faktor Eksternal Kegiatan Pengembangan Masyarakat NO A 1 2 3 4 B 1 2 3 4
Faktor Strategi Eksternal Opportunity O1 O2 O3 04 Total Threats T1 T2 T3 T4 Total
Bobot
Rating
Skor
0,100 0,100 0,125 0,125 0,450
2 2 3 3
0,200 0,200 0,375 0,375 1,150
0,125 0,125 0,125 0,125 0,550
3 3 3 3
0,375 0,375 0,375 0,375 1,500
Setelah ditentukan bobot, rating dan skor dari masing-masing faktor internal dan eksternal, maka ditentukan strategi yang terbaik bagi kegiatan pengembangan masyarakat Biro Humas Bidang Penerangan Sekretariat Daerah Provinsi Riau. Untuk mengetahui strategi mana yang terbaik dari 16 strategi yang digunakan dapat dilihat pada tabel 11. Tabel 11. Pemilihan Strategi pada Kegiatan Pengembangan Masyarakat Biro Humas Bidang Penerangan Strategi O (1,150) T (1,500)
S (1,150) S-O (2,300) S-T (2,650)
W (1,550) W-O (2,700) W-T (3,050)
68
Dari nilai pembobotan terhadap alternatif strategi yang ada pada tabel 9, maka dapat ditentukan
prioritas
strategi yang
terbaik
bagi kegiatan
pengembangan masyarakat biro humas bidang penerangan sebagai bentuk peningkatan layanan biro humas bidang penerangan kepada masyarakat. Proiritas strategi yang didapat adalah strategi W-T dengan bobot 3.050 Tindakan pertama yang dilakukan pada kegiatan pengembangan masyarakat biro humas bidang penerangan adalah revitalisasi dan reposisi staff/pegawai sesuai dengan keahlian di bidang hubungan masyarakat serta peningkatan kapasitas yang berhubungan dengan pengembangan masyarakat dan kehumasan. Strategi ini dipandang penting dalam peningkatan layanan humas di masa yang akan datang. Staff/pegawai humas harus diisi oleh orang – orang yang berlatar belakang komunikasi atau kehumasan. Cara lain yang dilakukan adalah dengan terus menerus melakukan peningkatan kapasitas staff/pegawai biro humas dengan pelatihan – pelatihan yang difokuskan pada kinerja humas profesional ataupun
yang berhubungan
dengan
peningkatan
pengetahuan
mengenai
pengembangan masyarakat. Bentuk-bentuk pelatihan dan pendidikan yang dilaksanakan kepada staff/pegawai biro humas dilaksanakan dengan bentuk participatory training, sehingga dapat dijadikan contoh pelaksanaan kegiatan biro humas secara partisipatif di masyarakat. Tindakan
Kedua
adalah
membuat
kebijakan
yang
mendorong
terbentuknya komunikasi dua arah , langsung antara masyarakat dan pemerintah dan dapat diakses oleh semua lapisan masyarakat. Tindakan ini dipandang penting karena komunikasi dua arah merupakan alat yang paling efektif dalam memecahkan persoalan. Komunikasi dua arah ini dapat dilakukan dengan membuat program khusus yang mempertemukan secara langsung masyarakat dengan pimpinan pemerintahan dengan waktu yang terjadwal serta dapat di akses oleh seluruh lapisan masyarakat, terutama masyarakat yang rentan terprovokasi isu yang negatif. Dengan kebijakan ini diharapkan masyarakat lebih paham arah kebijakan pemerintah, sedangkan di sisi pemerintah, pemeritah menjadi lebih paham tentang kebutuhan masyarakatnya.
69
Tindakan ketiga adalah perancangan sistem komunikasi, informasi, edukasi yang mendorong peningkatan advokasi dan kapasitas masyarakat yang dapat menampung aspirasi masyarakat. Tindakan ini dipandang penting sebagai bentuk upaya pemerintah mencerdaskan masyarakat serta memberikan advokasi pada masyarakat untuk perlindungan terhadap berita-berita yang menyesatkan yang mendorong pola pikir appriori masyarakat terhadap pemerintah. Disisi lain citra/image pemerintah menjadi lebih baik di mata masyarakat serta mendorong peningkatan dukungan serta peranserta masyarakat dalam proses pembangunan. Kegiatan yang dilakukan yaitu mengoptimalkan semua kekuatan fungsi kerja humas baik intern lembaga maupun ekstern lembaga, baik melalui kerjasama pemberitaan, liputan, talkshow, pers rilis, website dan lain-lain. Kegiatan ini diupayakan dapat menampung aspirasi masyarakat yang dapat direspon secara langsung oleh pemerintah, kegiatan ini dapat berupa talk show di televisi, radio dengan waktu yang terjadwal, sehingga masyarakat dapat menerima jawaban langsung dari pimpinannya terhadap permasalahan yang ada di masyarakat. Kegiatan ini secara nyata juga akan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan serta sekaligus memberikan advokasi, peningkatan kapasitas serta perbaikan cara berkomunikasi, peningkatan memperoleh informasi yang benar serta terbentuknya nuansa peningkatan pendidikan berdemokrasi di masyarakat. Tindakan Keempat adalah mendorong terciptanya dukungan politik bagi terbentuknya kebijakan daerah yang mengarah pada terbukanya akses informasi kepada semua lapisan masyarakat. Tindakan ini dipandang penting karena kebijakan daerah yang akan dibuat oleh pemerintah juga harus mendapat dukungan politik untuk pengesahannya. Kebijakan daerah disini adalah kebijakan yang mendorong pelaksanaan program pengembangan masyarakat biro humas bidang penerangan yang difokuskan pada program penambahan kapasitas, edukasi kemapuan mengkases informasi secara cepat melalui bantuan pengadaan internet masuk kampong, yang ditempatkan pada sekolah maupun kantor kepala desa, sehingga masyarakat dapat memperoleh semua bentuk informasi mengenai pembangunan secara cepat dan benar. Jika program ini dikelola dengan baik maka akan dapat digunakan pemerintah sebagai media untuk memperoleh data yang akurat bagi perencanaan pembangunan pada masa yang akan datang. Informasi
70
yang didapat mengenai kependudukan, sumberdaya lokal, tingkat perkembangan ekonomi, produksi pertanian, pasar dan lain-lain jika dapat diakses secara cepat dan akurat dapat membantu pemerintah dalam melakukan perencanaan pembangunan.
71
VII. PROGRAM LAYANAN BIRO HUMAS BIDANG PENERANGAN SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI RIAU 7.1. Penyusunan Program Layanan Biro Humas Bidang Penerangan Sekretariat Daerah Provinsi Riau. Program layanan biro humas bidang penerangan disusun berdasarkan hasil kinerja biro humas selama ini. Program layanan Biro Humas Bidang Penerangan walaupun telah menerapkan beberapa strategi pengembangan masyarakat, akan tepapi belum dapat mengiplementasikan sembilan eleman good governance secara utuh pada setiap kegiatan programnya. Pada penerapan good governace terdapat perbedaan yang khas antara humas pemerintah dan humas swasta. Sacara jelas dapat diketahui perbedaan tujuan dan pelaksanaan praktek kinerja humas di swasta dengan humas yang ada di pemerintahan. Humas swasta (perusahaaan) mempunyai tujuan antara lain; (1) untuk meningkatkan citra perusahaaan sehingga dipandang menjadi perusahaan yang mempunyai etika bisnis yang baik, dengan menginformasikan kegiatan-kegiatan yang peduli terhadap kelestarian lingkungan hidup, peningkatan kesejahteraan masyarakat disekitar wilayah operasional perusahaannya, serta perlakuan yang baik terhadap; (2) karyawannya. Kegiatan ini diharapkan mampu merubah paradigma masyarakat
terhadap prilaku negative perusahaan serta
mendorong pembeli (skala kecil dan besar) untuk tertarik membeli produk – produk bisnis utamanya, kegiatan ini juga dipakai sebagai alat promosi secara tidak langsung agar produk yang dihasilkannya dapat diterima oleh masyarakat dan pasar. Sedangkan humas pemerintah mempunyai tujuan; (1) untuk memberikan pesan-pesan pembangunan yang sedang direncanakan dan sedang dilaksanakan, dengan harapan pesan-pesan tersebut dapat diterima oleh stakeholder serta yang terpenting masyarakat dapat berpartisipasi terhadap kegiatan pembangunan tersebut; (2) untuk meneruskan berita-berita pembangunan kepada masyarakat agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam menterjemahkan pemberitaan; (3) untuk meningkatkan citra pemerintah di mata masyarakat dan ; (4) sebagai dasar pelaksanaan good governance pemerintah.
72
Untuk itu dalam penyusunan program untuk masa yang akan datang diperlukan upaya untuk menerapkan konsep-konsep pengembangan masyarakat dengan tujuan pencapaian good governance dalam kegiatan layanannya. Dari lima strategi pengembangan masyarakat, yaitu: (1) advokasi; (2)pengorganisasian komunitas; (3) pengembangan jaringan; (4) pengembangan kapasitas (5) komunikasi, informasi dan edukasi, berdasarkan hasil diskusi kelompok dengan beberapa orang responden yang berasal dari wartawan media cetak dan elekronik serta staf atau pegawai biro humas bidang penerangan disepakati bentuk program layanan biro humas bidang penerangan yang difokuskan pada strategi pengembangan
masyarakat dengan pilihan stretegi pengembangan advokasi,
pengembangan kaspasitas serta pengembangan komunikasi, informasi dan edukasi. Program pengembangan masyarakat untuk peningkatan layanan biro humas bidang penerangan
dibuat bersasarkan hasil wawancara dan diskusi
kelompok dalam pertemuan kelompok yang dilaksanakan secara bersama antara peneliti dengan wartawan media cetak dan elektronik serta staff/pegawai biro humas bidang penerangan pada tanggal 5 Maret 2010, berhasil merumuskan stretegi pengembangan layanan biro humas dengan fokus pada kegiatan pengembangan masyarakat seperti pada gambar 5.
73
61
GOOD GOVERNANCE PEMPROV. RIAU
KEBIJAKAN PUBLIK
PEMERINTAH (EKSEKUTIF) Peningkatan Partisipasi Masyarakat dan Citra Positif Pemerintah
BIRO HUMAS BIDANG PENERANGAN (TUPOKSI)
Komunikasi dua arah Pelaksanaan Kegiatan layanan melalui Pengembangan metodologi pemberdayaan masyarakat
DPR (LEGISLATIF)
Output berupa dukungan politik terhadap kebijakan pemerintah
Sistem komunikasi, informasi, edukasi yang mendorong peningkatan advokasi dan kapasitas masyarakat yang dapat menampung aspirasi masyarakat
Aspirasi terhadap kebijakan pembangunan
REPRESENTASI MASYARAKAT Komunitas jurnalis/war tawan
Komunitas Dunia Usaha
Komunitas public pemilih
Komunitas Tokoh, Aktivis, Civil Society, Kelompok Kepentingan
Gambar 5. Strategi Metodologi program layanan Biro Humas Sekretariat Daerah Provinsi Riau
74
Dari gambar 5 di atas menerangkan bahwa strategi program layanan Biro Humas Bidang Penerangan pada masa yang akan datang adalah mendukung good governace Pemerintah Provinsi Riau melalui kegiaatan layanan terhadap informasi melalui metodologi pengembangan masyarakat. Peran Pemerintah (eksekutif) dan Dewan Permusyawaratan Rakyat (DPR) adalah membuat dan mengesahkan kebijakan publik untuk kegiatan program pembangunan. Kebijakan Publik dibuat melalui komunikasi dua arah antara masyarakat dan pemerintah dengan mengutamakan partisipasi serta memberikan advokasi kepada masyarakat. Untuk itu diperlukan sebuah sistem yang mengatur tatalaksana kegiatan pengembangan advokasi, pengembangan kapasitas serta pengembangan komunikasi, informasi dan edukasi. Sistem layanan ini berupa lintas layanan informasi dari masyarakat kepada pemerintah atau sebaliknya dengan, sistem komunikasi ini dapat berupa layanan langsung berupa diskusi terbuka, seminar maupun layanan informasi berbasis informatika seperti website, blog, maupun layanan informasi komunitas. Kegiatan ini bertujuan menyamakan image maupun persepsi antara pemerintah dan masyarakat dalam setiap proses kegiatan pembangunan. Pada masa yang akan datang setiap kebijakan yang diambil harus melibatkan peran partisipasi masyarakat yang menjadi unsur-unsur penerima layanan kebijakan se, mulai dari publik atau pemilih, partai politik, dunia usaha, aktivis, civil society, kelompok kepentingan hingga media yang secara pasti menginginkan aspirasinya didengar oleh pemrintah. Pemerintah sendiri menginginkan agar mendapat dukungan politik terhadap kebjakan yang akan dikeluarkan atau sedang dijalankan. Keberhasilan pembangunan melalui dukungan terhadap pelaksanaan kebijakan secara pasti akan meningkat citra pemerintah di mata publik atau masyarakat. Untuk itu tugas pokok dan fungsi Biro Humas Bidang Penerangan harus mempunyai relevansi terhadap terciptanya good governace Pemerintah Provinsi Riau. Gambaran tupoksi Biro Humas Bidang Penerangan untuk mencapai good governance pada tabel 12
75
Tabel 12. Relevansi tupoksi Biro Humas Bidang Penerangan untuk mencapai Good Governance Pemerintah Provinsi Riau No 1
2
Uraian Tupoksi
Jenis Kegiatan
Melaksanakan 1. Dilakukannya penerangan berkaitan penerangan yang dengan kebijakan Pemprov. Riau. berkaitan dengan 2. Penyampaian pers rilis dan kebijakan Pemerintah pemberitaan (media cetak dan Provinsi Riau elektronik) terhadap perkembangan pembangunan Provinsi Riau. 3. Melakukan dan melaksanakan hak jawab jika terjadi kejadian pemberitaan yang tidak sesuai dengan fakta dilapangan sebagai bentuk pelaksanaan penegakan hukum. Melaksanakan 1. Penyusunan, penjilidan dan percetakan Koordinasi penyiapan bahan-bahan presentasi gubernur 2. Koordinasi jadwal dan kegiatan materi untuk siaran pers pembangunan dan media massa baik cetak, elektronik dan on line
3
Melaksanakan kerjasama dengan media massa baik cetak, elektronik dan on line
4
Melaksanakan koordinasi penyebarluasan informasi dan sosialisasi kebijakan Pemerintah Riau melalui media cetak, elektronik dan on line
5
Melaksanakan tugastugas lain yang diberikan Kepala Biro Humas
Bentuk Elemen good Governance yang dilaksanakan 1. Peningkatan partisipasi. 2. Transparansi 3. Akuntabel (terukur) 4. Resposif 5. Efektif dan efisien 6. Mengikuti peraturan Hukum dan perundang-undangan 7. Manajemen Konflik
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Peningkatan partisipasi. Transparansi Akuntabel (terukur) Resposif Efektif dan efisien Mengikuti peraturan Hukum dan perundang-undangan
1. Kerjasama pemberitaan dengan media cetak dan elektronik, nasional dan daerah 2. Penerbitan buletin dan majalah puan dan Riau Makmur 3. Pembinaan dan pengembangan sumber daya komunikasi dan informasi dalam bentuk bulletin, society dan poster 4. Pembinaan dan pemgembangan sumber daya komunikasi dan informasi (study comparative) 5. Pelatihan sumber daya manusia dalam bidang komunikasi dan informasi (pelatihan jurnalistik dan orientasi kehumasan) 1. Sosialisasi kebijakan pembangunan 2. Pengadaan peralatan audio visual. 3. Pembinaan dan pengembangan sumber daya komunikasi dan informasi (forum kehumassan).
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Peningkatan partisipasi. Transparansi Akuntabel (terukur) Resposif Efektif dan efisien Adil dan inklusif Manajemen Konflik
1. Melaksanakan perintah kepala biro humas, sesuai dengan tupuksi
1. 2. 3. 4.
1. 2. 3. 4. 5.
Transparansi Akuntabel (terukur) Resposif Efektif dan efisien Mengikuti peraturan Hukum dan perundang-undangan 6. Beroreintasi pada permufakatan 7. Manajemen Konflik Akuntabel (terukur) Resposif Efektif dan efisien Mengikuti peraturan Hukum dan perundang-undangan
76
Tabel 12 dapat dilihat bahwa tugas pokok dan fungsi biro humas bidang penerangan secara umum telah mempunyai relevansi terhadap sembilan elemen good governance. 7.2. Rancangan Program 7.2.1. Program Jangka Pendek 1. Program Peningkatan Fungsi dan Peran Biro Humas Bidang Penerangan Program peningkatan fungsi dan peran Biro Humas Bidang Penerangan terdiri dari atas 2 sub kegiatan yaitu : 1. Kegiatan revitalisasi dan reposisi staff/pegawai sesuai dengan keahlian di bidang hubungan masyarakat. 2. Kegiatan peningkatan kapasitas yang berhubungan dengan pengembangan masyarakat dan kehumasan seperti pelatihan jurnalistik dan pelatihan penyusunan naskah pidato serta bahan-bahan presentasi
Latar Belakang Kegiatan Biro Humas secara umum dikerjakan oleh bidang penerangan. Untuk itu diperlukan sumber daya manusia yang mampu secara akademis maupun teknis pengalaman dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi humas. Saat ini keterbatasan SDM staf Biro Humas Bidang Penerangan telah membuat beberapa bentuk pelayanan Biro Humas Bidang Penerangan kurang maksimal pelaksanaannya.Salah satu penyebab keadaan ini adalah masih kurang baiknya sistem mutasi pegawai, yang tidak melihat keahlian maupun pengalaman dalam penempatan pegawai di salah satu satuan kerja. Selain itu masih rendahnya secara umum kemampuan staf biro humas bidang penerangan di bidang jurnalistik maupun teknis penulisan laporan membuat kinerja biro humas tidak optimal dalam pelaksanannya.
Tujuan Kegiatan-kegiatan yang akan dijalankan diharapkan akan mampu memperoleh staf atau pegawai yang mempunyai kompetensi akademis maupun pengalaman yang baik di bidang komunikasi dan kehumasan. Selain itu bagi staf yang telah ada diperlukan peningkatan kapasitas yang berhungan dengan kemampuan jurnalistik maupun penulisan laporan dan bahan presentasi, sehingga kemampuan menyampaikan
77
informasi kepada publik menjadi lebih baik, memakai bahasa jurnalis yang mudah dimengerti oleh masyarakat.
Indikator Kinerja Indikator keberhasilan program ini dilihat dengan diperolehnya staf yang mempunyai kompetensi akademis maupun pengalaman di bidang kehumasan, sehingga terjadi peningkatan bentuk pelayanan serta terlaksananya peningkatan kapasitas staf melalui pendidikan dan pelatihan jurnalistik dan teknik pelatihan penulisan laporan dan bahan presentasi minimal satu kali dalam setahun.
Alat Verifikasi Indikator keberhasilan dinilai melalui monitoring dan evaluasi dan dibahas melalui FGD.
Sasaran Rancangan program dikhususkan kepada staf Biro Humas Bidang Penerangan
Pelaksana Program Pelaksana program diserahkan kepada Biro Humas, khususnya staf bidang penerangan
Pendukung Wartawan media cetak dan elektronik nasional dan derah
Metode Palaksanaan Metode pelaksanaan kegiatan berupa penilaian kinerja staf dan mutasi, serta pelatihan dengan menggunakan bentuk participatory training.
Waktu Pelaksanaan dimulai dari januari 2011 (untuk kegitan penilaian dan mutasi), training dilaksanakan pada bulan Agustus 2011
78
Sumber Dana Dana yang dipergunakan dalam pelaksanaan kegiatan bersumber dari APBD Provinsi Riau Tahun Anggaran 2011.
2. Program Peningkatan dan Penyebarluasan Informasi Pembangunan Provinsi. Program peningkatan dan penyebarluasan informasi pembangunan Provinsi terdiri dari atas 5 sub kegiatan yaitu : 1. Kegiatan penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan. 2. Kegiatan penyedia jasa pendukung peningkatan jasa kehumasan 3. Kegiatan penyediaan bulletin society dan poster 4. Kegiatan penerbitan majalah puan 5. Kegiatan pers tour
Latar Belakang Transparansi dan akuntabel sebagai bagian elemen dari pelaksanaan good governace dalam kegiatan biro humas dilakukan dengan memberikan informasi mengenai rencana dan perkembangan program pembangunan. Informasi yang baik dan terukur diharapkan dapat membangun kepercayaan stakeholder kepada pemerintah, sehingga dapat mendorong peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Informasi yang diberikan harus dilaksanakan secara berkelanjutan, berimbang dan jujur. Untuk itu kegiatan penyebaran informasi ini harus soptimal mungkin menyentuh semua lapisan masyarakat.
Tujuan Kegiatan-kegiatan yang akan dijalankan diharapkan akan mampu memberikan informasi mengenai rencana dan perkembangan pembangunan Provinsi Riau secara berkelanjutan dengan isi berita yang terbuka, jujur serta menyentuh semua lapisan masyarakat. Mendorong peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan, memberikan penguatan kapasitas kepada stakeholder pemerintah mengenai tata laksana pembangunan daerah.
79
Indikator Kinerja Indikator keberhasilan program ini dilihat dengan diterbitkannya satu buah buletin informasi pembangunan, tersedianya bahan bacaan bagi pimpinan dan staf Pemerintah Provinsi Riau (harian, mingguan, bulanan), dilaksanakannya konferensi pers
terhadap
kegiatan-kegiatan
pimpinan,
terutama
menyangkut
kegiatan
pembangunan, serta melakukan peningkatan kapasitas jurnalistik terhada wartawan melalui kegiatn pers taur minimal satu tahun sekali.
Alat Verifikasi Indikator keberhasilan dinilai melalui monitoring dan evaluasi dan dibahas melalui FGD.
Sasaran Rancangan program dikhususkan kepada staf Biro Humas Bidang Penerangan, serta para jurnalis.
Pelaksana Program Pelaksana program diserahkan kepada Biro Humas, khususnya staf bidang penerangan
Pendukung Pendukung program adalah wartawan, staf biro humas bidang penerangan dan staf satuan kerja yang berkompeten.
Metode Palaksanaan Metode pelaksanaan kegiatan berupa penerbitan buletindan studi tour.
Waktu Pelaksanaan dimulai dari April 2011 sampai dengan Desember 2011.
Sumber Dana Dana yang dipergunakan dalam pelaksanaan kegiatan bersumber dari APBD Provinsi Riau Tahun Anggaran 2011.
80
3. Program Sistem Komunikasi, Informasi, Edukasi dan Advokasi Program Sistem Komunikasi, Informasi, Edukasi yang mendorong peningkatan advokasi terdiri dari atas 2 sub kegiatan yaitu : 1. Kegiatan komunikasi dua arah melalui kunjungan kerja dan dialog interaktif 2. Kegiatan Studi Komparatif 3. Kegiatan testimoni Latar Belakang Sebagai upaya peningkatan partisipasi masyarakat, diperlukan upaya dalam membangun sistem komunikasi, informasi, edukasi dan advokasi. Kegiatan-kegiatan ini harus bersentuhan langsung dengan masyarakat sebagai subjek pembangunan. Selain itu dalam membuat kebijakan-kebijakan pablik diperlukan kegiatan studi komparatif yang secara langsung dapat melihat kebutuhan masyarakat untuk kemudian mendapatkan dukungan terhadap penetapan kebijakan. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan informasi secara langsung mengenai keadaan perkembangan sosial dan ekonomi masyarakat untuk kemudian diperoleh data pendukung dalam mengevaluasi kegiatan pembangunan, memecahkan persoalan – persoalan pembangunan, serta rancangan bentuk kebijakan pembangunan lainnya.
Tujuan Kegiatan-kegiatan yang akan dijalankan diharapkan akan mampu menjalankan komunikasi dua arah antara pemerintah dan masyarakat, diperolehnya informasi yang dapat dipercaya secara langsung, memberikan informasi, edukasi dan advokasi secara langsung kepada masyarakat, serta mendapatkan informasi secara akademis sebagai bentuk evaluasi pelaksanan program pembangunan dan rancangan kebijakan pembangunan. Indikator Kinerja Indikator keberhasilan program ini dilihat dengan dilakukannya kunjungan kerja lansung dan dialog interaktif melalui media cetak dan elekronik oleh Gubernur Riau kepada komunitas maupun masyarakat umum
secara periodik, serta dilakukannya
testimony serta studi-studi komparatif untuk mengevaluasi kebijakan pembanguan,
81
Alat Verifikasi Indikator keberhasilan dinilai melalui Studi komparatif, monitoring dan evaluasi dan dibahas melalui FGD. Sasaran Rancangan program dikhususkan kepada staf Biro Humas Bidang Penerangan, serta para jurnalis, dan stakeholder. Pelaksana Program Pelaksana program diserahkan kepada Biro Humas, khususnya staf bidang penerangan. Pendukung Pendukung program adalah wartawan, staf biro humas bidang penerangan, staf satuan kerja yang berkompeten dan stakeholder lainnya. Metode Palaksanaan Metode pelaksanaan kegiatan berupa kunjungan kerja, dialog interatif, testimoni dan kajian komparatif. Waktu Pelaksanaan dimulai dari Maret 2011 sampai dengan Desember 2011. Sumber Dana Dana yang dipergunakan dalam pelaksanaan kegiatan bersumber dari APBD Provinsi Riau Tahun Anggaran 2011. 7.2.2. Program Jangka Panjang 1. Program Pembangunan Pembangunan.
Infrastruktur
Data
Base
Informasi
Dan
Latar Belakang Hasil wawancara dengan kepala biro, staf humas, wartawan media cetak dan elektronik diketahui bahwa untuk memberikan layanan optimal kepada publik diperlukan sebuah sistem data base yang secara langsung dapat online kepada seluruh satker yang berada di Pemerintahan Daerah Provinsi Riau maupun Kabupaten seProvinsi Riau. Kebutuhan akan data pembangunan selama ini sangat sulit didapat
82
secara akurat. Informasi mengenai pembangunan juga diberikan tidak seragam kepada masyarakat oleh setiap satker di pemerintah provinsi maupun kabupaten. Selain itu informasi yang menyebar ini cenderung menimbulkan prasangka negative dari masyarakat kepada pemerintah. Dengan pembuatan dan pengadaan data base yang baik dan terukur, diharapkan informasi yang diberikan kepada masyarakat dapat dilaksanaka satu pintu dan terjamin kebenarannya. Pembangunan infrastruktur ini memerlukan waktu dan pendanaan yang panjang mengingat masih terdapatnya keterbatasan dari sisi pembiayaan maupun SDM operasinalnya. Untuk itu pembengunan ini harus dilaksanakan secara bertahap dan terencana. Tujuan Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai pembangunan secara berkelanjutan, informatif, benar dan dapat menjawab kebutuhan – kebutuhan mengenai kondisi kekinian pelaksanaan kegiatan program pembangunan di Provinsi Riau. Kegiatan ini juga bertujuan meningkatkan peran partisipasi masyarakat untuk memberikan data dan informasi mengenai pelaksanaan program pembangunan, serta memperkecil dampak isu negative yang tidak bertanggung jawab terhadap kinerja pemerintah. Indikator Kinerja Indikator keberhasilan program ini dilihat dengan mulai dibangunnya infrastruktur sistem data base serta mulai dilakukannya peningkatan kasitas kepada staf atau pegawai di lingkup pemerintah Provinsi Riau (kabupaten dan kota). Alat Verifikasi Indikator keberhasilan dinilai melalui Studi kelayakan, FGD. Sasaran Rancangan program dikhususkan kepada staf Biro Humas Bidang Penerangan, Provinsi, Kabupaten dan Kota serta seluruh satuan kerja lingkup Pemerintahan Provinsi Riau.
83
Pelaksana Program Pelaksana program diserahkan kepada Biro Humas, khususnya staf bidang penerangan. Pendukung Pendukung program adalah wartawan, Tim Ahli IT, staf biro humas bidang penerangan, staf satuan kerja yang berkompeten dan stakeholder lainnya. Metode Palaksanaan Metode pelaksanaan kegiatan berupa kajian, training, magang dan studi banding. Waktu Pelaksanaan dimulai dari Agustus 2011 sampai dengan Desember 2017. . Sumber Dana Dana yang dipergunakan dalam pelaksanaan kegiatan bersumber dari APBN, APBD Provinsi Riau dan Kabupaten/kota.. 2. Program Monitoring dan Evaluasi Latar Belakang Untuk mengetahui sejauh mana efektifitas dan efisiensi program yang akan dan sedang dijalankan, untuk itu perlu dibuat program monitoring dan evaluasi terhadap setiap bentuk proses kegiatan yang dilaksanakan Tujuan Kegiatan ini sangat berguna untuk mengetahui bagaimana rancangan program akan dijalankan, serta mengetahui dampak rancangan program terhadap efektifitas pelayanan Pemerintah Provinsi Riau kepada stakeholder melalui biro humas bidang penerangan . Kegiatan ini juga berguna untuk pelaksanaan good governance Pemerintah Provinsi Riau. Indikator Kinerja Indikator keberhasilan program monitoring dan evaluasi adalah rancangan program dijalankan sesuai dengan jadwal dan metode yang dilaksanakan. Indikator lain
84
adalah ditemukenalinya manfaat dan kekurangan dari program yang dijalankan, serta meningkatnya partisipasi masyarakat dalam setiap kegiatan pambangunan. Alat Verifikasi Indikator keberhasilan dinilai melalui Studi kelayakan, survey, diskusi, pengamatan berperanserta, FGD, studi banding. Objek Evaluasi Objek yang akan dievaluasi adalah program –program yang dirancang dalam kegiatan pelayanan Biro Humas Bidang Penerangan Sekretariat Daerah Provinnsi Riau, baik program jangka pendek dan panjang yang dulakukan secara FGD. Pelaksana Program Pelaksana program diserahkan kepada Biro Humas, khususnya staf bidang penerangan. Pendukung Pendukung program adalah wartawan, Tim Ahli IT, staf biro humas bidang penerangan, staf satuan kerja yang berkompeten dan stakeholder lainnya. Metode Palaksanaan Metode pelaksanaan kegiatan berupa kajian, training, magang, survei dan studi banding. Waktu Pelaksanaan dimulai dari Agustus 2011 sampai dengan Desember 2017 . Sumber Dana Dana yang dipergunakan dalam pelaksanaan kegiatan bersumber dari APBN, APBD Provinsi Riau dan Kabupaten/kota..
85
66
Tabel 13. Rancangan Program Pelayanan Biro Humas Alat Verifikasi (4)
Program
Tujuan
Indikator Kinerja
(1)
(2)
(3)
- Mendapatkan pegawai yang berkompetensi dan berpengalaman - Peningkatan kapasitas jurnalistik - Peningkatan kapasitas dalam penyuunan laporan dan presentasi - Informasi rencana dan perkembangan pembangunan - Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembagunan - Peguatan kapasitas stakeholder
- Didapatnypegawai yang berkompetensi dan berpengalaman - Meningkatnya kemapuan pegawai dalam jurnalistik dan penulisan presentasi
Monev, FGD
Biro Humas Bidang Penerangan
Penerbitan buletin informasi pembangunan Tersedianya bahan bacaan Terlaksananya kegatan konferensi pers Terjadi peningkatan kapasitas staf
Monev, FGD
Pelaksanaan kegiatan kunjungan kerja dan dialog interaktif Testimoni dan studi komparatifTerjadi peningkatan kapasitas staf
Studi komparatif, Monev, FGD
Durasi Waktu (9)
Sasaran
Pelaksanaan
Pendukung
Metoda
Sumber Dana
Ket
(5)
(6)
(7)
(8)
(10)
(11)
Staf Biro Humas Bidang Penerangan
Wartawan media cetak dan elektronik nasional dan derah
Penilaian kinerja, mutasi, participatory training
Januari s.d Agustus 2011
APBD Prov. Riau
Penilaian dan mutasi dilaksanakan Oleh BKD Prov. Riau
Biro Humas Bidang Penerangan
Staf Biro Humas Bidang Penerangan
wartawan, staf biro humas bidang penerangan dan staf satuan kerja yang berkompeten
Penerbitan buletin dan studi tour
April 2011 sampai dengan Desember 2011
APBD Prov. Riau
Bahan bacaan berupa Koran, majalah dan buletin,
Biro Humas Bidang Penerangan , jurnalis dan stakeholder
Staf Biro Humas Bidang Penerangan
wartawan, staf biro humas bidang penerangan , stakeholder
Kunjungan Kerja, dialog interaktif, testimony, kajian komparatif
Maret 2011 sampai dengan Desember 2011
APBD Prov. Riau
Komunikasi dua arah langsung
Program Jangka Pendek Program Peningkatan Fungsi dan Peran Biro Humas Bidang Penerangan • Revitalisasi dan Reposisi pegawai • Peningkatan kapasitas pegawai (SO dan WT) Program peningkatan dan penyebarluasan informasi pembangunan Provinsi • Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan • Penyediaan buletin society dan poster • Penerbitan majalah puan (WO dan WT) Program Sistem Komunikasi, Informasi, Edukasi yang mendorong peningkatan advokasi • Kegiatan Komunikasi Dua arah • Studi Kompatarif • Testimoni • (WO dan WT)
- Mendapatkan informasi secara langsung - Memberikan informasi, edukasi dan advokasi secara langsung
-
-
-
-
-
86
67
(1)
(2)
Program Jangka Panjang Program Pembangunan Infrastruktur data base informasi dan pembangunan (ST dan WT)
Program Monitoring dan evaluasi peningkatan layanan biro humas (SO)
(3)
Memberikan informasi pembangunan secara berkelanjutan Peningkatan peran partisipasi masyarakat dalam pembangunan - Memperkecil dampak isu negatif terhadap kinerja pemerintah
-
- Mengetahui bagaimana rancangan program dijalankan - Mengetahui dampak rancangan program\ - Sarana pembelajaran bagi pemerintah dan stakeholder
-
-
-
-
-
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
Dibangunnya ifrastruktur sistem data base Peningkatan SDM Pegawai dalam menjalankan infrastruktur database
Studi kelayakan FGD
staf Biro Humas Bidang Penerangan , Provinsi, Kabupaten dan Kota serta seluruh satuan kerja lingkup Pemerintah an Provinsi Riau.
Staf Biro Humas Bidang Penerangan
wartawan, Tim Ahli IT, staf biro humas bidang penerangan, staf satuan kerja yang berkompeten dan stakeholder
Kajian, training, magang, studi banding
Agustus 2011 sampai dengan Desember 2017
APBN, APBD Prov. Riau, APD kabupaten/ko ta
Dana Sharing
Rancangan program dijalan sesuai jadwal dan metoda. Mendapatkan manfaat dan kekurangan program Dibangunnya ifrastruktur sistem data base Peningkatan SDM Pegawai dalam menjalankan infrastruktur database
Studi kelayakan, survey, diskusi, pengamata n berperanser ta, FGD
Program yang dirancang dalam kegiatan pelayan biro humas melalui FGD dan merupakan objek evaluasi
Staf Biro Humas Bidang Penerangan
wartawan, Tim Ahli IT, staf biro humas bidang penerangan, staf satuan kerja yang berkompeten dan stakeholder
Kajian, training, magang, studi banding
Agustus 2011 sampai dengan Desember 2017
APBN, APBD Prov. Riau, APD kabupaten/ko ta
Dana Sharing
87
VIII. PENUTUP 8.1. Kesimpulan Berdasarkan kajian yang telah dilakukan pada program layanan Biro Humas Bidang Penerangan Sekretariat Daerah Provinsi Riau dengan pendekatan pengembangan masyarakat, maka diperoleh beberapa kesimpulan: 1. Biro Humas Sekretariat Daerah Propinsi Riau dalam
menjalankan tugas
pokok dan fungsinya dipimpin oleh seorang kepala biro yang membawahi bebarapa bagian yaitu : bagian pengumpulan informasi, bagian penyajian informasi, bagian penerangan dan bagian publikasi. Biro Humas merupakan salah satu bagian dari Sekretariat Daerah Provinsi Riau dan berada di bawah pengawasan Asisten I Bidang
Pemerintahan Hubungan Masyarakat dan
Hukum. 2. Bentuk layanan Biro Humas Bidang Penerangan Sekretariat daerah Provinsi Riau adalah sebagai juru bicara Pemerintah Provinsi Riau yang mempunyai melaksanakan penerangan yang berkaitan dengan kebijakan Pemerintah Provinsi Riau, melaksanakan koordinasi penyiapan materi untuk siaran pers, melaksanakan kerjasama dengan media massa, melaksanakan koordinasi penyebarluasan informasi dan sosialisasi kebijakan Pemerintah Provinsi Riau melalui media massa, serta tugas-tugas lain yang diberikan kepala biro, dalam rangka menciptakan good governace Pemerintah Provinsi Riau. 3. Permasalahan yang dihadapi biro humas dalam melaksanakan fungsi layanannya secara umum adalah
biro humas bidang penerangan telah
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dengan cukup baik, namun demikian dalam penyampaian informasi belum menerapkan prinsip-prinsip dan strategi pengembangan masyarakat, untuk itu dalam strategi program layanan biro humas di masa yang akan datang prinsip-prinsip dan strategi pengembangan masyarakat, menjadi bagian penting dalam kegiatan layanan biro humas. 4. Program layanan biro humas bidang penerangan pada masa yang akan datang difokuskan
kepada
tiga
stategi
pengembangan
masyarakat
yaitu
88
pengembangan advokasi, pengembangan kapasitas serta pengembangan komunikasi, informasi dan edukasi. Ke tiga staretgi ini dilaksanakan dengan seluas-luasnya mementingkan partisipasi atau keterlibatan masyarakat dalam proses penyusunan rencana, sampai pada proses pelaksanaannya, strategi ini dipakai karena dipandang sesuai dengan tugas pokok dan fungsi biro humas bidang
penerangan.
Peran
Pemerintah
(eksekutif)
dan
Dewan
Permusyawaratan Rakyat (DPR) adalah membuat dan mensyahkan kebijakan publik untuk kegiatan program pembangunan. Kebijakan Publik dibuat melalui komunikasi dua arah antara masyarakat dan pemerintah dengan mengutamakan partisipasi masyarakat. Untuk itu diperlukan sebuah sistem yang mengatur tatalaksana kegiatan pengembangan advokasi, pengembangan kapasitas serta pengembangan komunikasi, informasi dan edukasi. Sistem layanan ini berupa lintas layanan informasi dari masyarakat kepada pemerintah atau sebaliknya, sistem komunikasi ini dapat berupa layanan langsung berupa diskusi terbuka, seminar maupun layanan informasi berbasis informatika seperti website, blog, maupun layanan informasi komunita. Kondisi yang diharapkan dari peningkatan layanan biro humas bidang penerangan adalah terciptanya good governace dengan fokus kegiatan yang menerapkan prinsip – prinsip pengembangan masyarakat yang mendorong terjadinya penyelenggaraan pemerintahan yang efisien dan efektif dengan menjaga kesinergian interaksi antara pemerintah, masyarakat dan stakeholder lainnya.
8.2. Saran 1. Untuk mengoptimalkan fungsi layanan Biro Humas Sekretariat Daerah Propinsi Riau
dalam pelasanaan tugas pokok dan fungsinya biro humas
bidang penerangan harus lebih berimbang penyampaian informasinya kepada masyarakat, pembelaan kepada pemerintah hendaknya lebih profesional melalui penyajian data dan fakta dan bukan berdasarkan opini, sehingga terjadi
peningkatan
kapasitas
di
masyarakat
yang
disertai
dengan
pengembangan advokasi oleh biro humas kepada masyarakat, sehingga penerapan strategi pengembangan masyarakat untuk menciptakan good
89
governance Pemerintah Provinsi Riau dapat memberikan peningkatan partisipasi masyarakat terhadap pembangunan. 2. Dalam pelaksanaan mutasi staff/pegawai di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau hendaknya juga harus melihat keahlian dan disiplin ilmu staff/pegawai tersebut, sehingga staff/pegawai ditempatkan pada posisi yang sesuai dengan keahliannya. Mutasi sangat berpengaruh terhadap keberhasilan kinerja pada setiap dinas/badan dan biro di pemerintahan 3. Biro humas Sekretariat daerah Provinsi Riau hendaknya diberikan wewenang secara khusus untuk dapat mengumpulkan, mendapatkan, menganalisis serta menyebarkan informasi yang di dapat dari setiap dinas/badan/biro yang ada di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau, melalui pemberitaan satu pintu, sehingga setiap pemberitaan dapat dikontrol dan diketahui kebenarannya, sehingga tidak menimbulkan isu negatif serta
kesimpangsiuran berita di
tengah masyarakat. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan dalam kerangka good governance. Tugas pokok dan fungsi biro humas hendaknya dapat diperkaya dengan perannya sebagai aparatur pemerintah yang berfungsi melayani masyarakat, untuk itu disarankan mengubah beberapa poin mengenai tugas pokok dan fungsi biro humas.
90
DAFTAR PUSTAKA _______,2008. Undang-Undang Republik Indonesian Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, Departemen Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia. Biro Humas Provinsi Riau, 2009. Pedoman Umum Pelaksanaan Kegiatan Biro Humas Provinsi Riau. Grunig, J.E & Hunt, T. 1984. Managing Public Relations. Fort Worth: Holt, Rinehart & Winston Hikmat, Harry. 2001. Strategi Pemberdayaan Masyarakat. Humaniora Utama, Bandung. Horsley, J.S. and Barker, R.T. 2002. Toward a synthesis model for crisis communications in the public sector; an initial investigation. Journal of Bussiness and Technical Communications. I Gusta Ngurah Putra. 1999. Manajemen Hubungan Mansyarakat. Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Yogyakarta. Journal of Public Relations Research, The Government Communication Decision Wheel: Toward a Public Relations Model for the Public Sector, Brooke Fisher Liu and J. Suzane Horsley, Collage of Communications, DePaul University, Departeman of Communications, University of Utah, online Publications Date; 28 Agustus 2007 Korten. 1990. Pembangunan Yang Berpusat Pada Rakyat; Menuju Suatu Kerangka Kerja. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta. Lubis, Djuara P. 2007. Penilaian Kebutuhan Dan Disain Program Pengembangan Masyarakat Berbasis Ekologi Manusia Di Sekitar Kampus IPB. Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. McElreath, M.P. 1993. Managing Systematic and ethical Public Relations. Madison, Wisconsin : Brown & Benchmark. Peraturan Gubernur Riau Nomor 11 Tahun 2009, Uraian Tugas Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Propinsi Riau rokeu.depperin.go.id. 2005.Pemetaan Penerapan Good Governance, Pelayanan Publik dan Penanggulangan KKN. Rosady, Ruslan, M.M, 1997, Kiat dan Strategi Kampanye Public Relation. Edisi Revisi 5. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
91
Rosady, Ruslan, MM, 2001, Etika Kehumasan, Konsepsi dan Aplikasi. Edisi Revisi 5. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta Stephenson, Howard. 1971. Hand Book of Public Relations. Secon editions, New York: McGraw-Hill Book Company. Syahyuti. 2006. 30 Konsep Penting Dalam Pembangunan Pedesaan Dan Pertanian. Bina Rena Pariwara. Jakarta. Padmaindo.org. 2008. Good Governance / Penyelenggaraan Pemerintahan yang Baik. Monday, 11 August 2008 08:12. Tonny, Fredian Nasdian dan Dharmawan Arya Hadi, 2006. Sosiologi Untuk Pengembangan Masyarakat. Modul Kuliah Magister Profesional Pengembangan Masyarakat. Fakultas Ekologi Manusia IPB. Bogor
Lampiran 1. Daftar Nama Informan Kajian
No 1 2 3 4 5 6 7 8 10 11
Nama Jabatan/Pekerjaan Rudi Hendra Gunawan G. S.Kom, M Kasubbag. Bina Penerbitan Amran Suardi, M.Si Kasubbag Dokumentasi Biryanto, M.Si Staff Bidang Penerangan Raja Isyam Pimpinan Redaksi Riau Pos Syahnan Rangkuti Wartawan Jupernalis Samosir Wartawan Chaidir Tanjung Wartawan Wan Thamrin Hasyim Mantan Bupati Rokan Hilir Arwin AS Bupati Siak Kholis Romli Aktivis LSM
92
Institusi Biro Humas Biro Humas Biro Humas Koran Riau Pos Koran Kompas Koran Tempo Detik Com Tokoh Masyarakat Tokoh Masyarakat SECOM Institute
93
Lampiran 2. Dokumentasi Kegiatan Biro Humas Bidang Penerangan Sekretariat Daerah Provinsi Riau
Konferensi Pers pada Kegiatan Gubernur Riau
Memberikan Konferensi Pers Pada Wartawan Mengenai Perkembangan Pembangunan Riau
94
Mendampingi Gubernur Riau dalam Peresmian Stadion Olah Raga
Kegiatan Pertemuan Badan Koordinasi Kehumasan Daerah di Jakarta
95
Mendampingi Gubenur Riau dalam Kunjungan Kerja ke Giam Siak Kecil