Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 14 Juli 2012
STRATEGI PENYEDIAAN SUKU CADANG DI UNIT PEMBANGKITAN PT. PJB (Studi Kasus : PT PJB ) R Bambang Anggono 1, *) dan I Nyoman Pujawan 2) 1) Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya e-mail:
[email protected] 2) Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya e-mail:
[email protected] ABSTRAK Ketersediaan suku cadang merupakan salah satu kunci kesuksesan suatu perusahaan pembangkitan untuk mencapai perusahaan kelas dunia. Salah satu indikator pembangkit kelas dunia adalah kesiapan pembangkit yang biasanya diukur dengan EAF atau Equivalen Availabilty Factor. Kesiapan pembangkit yang tinggi harus didukung oleh ketersedian suku cadang yang tinggi namun tetap efisien. Nilai rata-rata service level di PT PJB pada tahun 2011 adalah 83,33% dan nilai turnover ratio/perputaran material pada tahun 2011 adalah 1,73 kali. Nilai service level dan turnover ratio tersebut masih di bawah target, sedangkan target service level perusahaan pada tahun tahun 2016 adalah 97 %. Untuk mencapai target tersebut dibutuhkan strategi yang tepat. Penelitian ini telah merumuskan strategi persediaan melalui klasifikasi berdasarkan tingkat kekritisan, harga per unit serta atribut-atribut lainnya. Kelas material yang berbeda diusulkan untuk dikontrol dengan strategi yang berbeda. Ada tiga strategi yang dikaji penerapannya pada penelitian ini yaitu sentralisasi/desentralisasi, metode MTBF dan metode VMI. Beberapa uji coba menunjukan peningkatan service level dan penurunan nilai persediaan. Kata kunci : Service level, turn over ratio, Min Max, MTBF, VMI dan sentralisasi
PENDAHULUAN PT PJB mempuyai visi ”Menjadi perusahaan pembangkit tenaga listrik Indonesia yang terkemuka dengan berstandart kelas dunia“, salah satu indikatornya adalah nilai EAF. Target EAF PT.PJB untuk mencapai kelas dunia adalah pada tahun 2016 dengan nilai EAF 96,3 %. Untuk mendapatkan nilai EAF tersebut maka harus didukung sistem pengoperasian dan pemeliharaan yang baik dan benar Salah satu pendukung terciptanya sistem operasi dan sistem pemeliharaan yang baik harus didukung peran manajemen material suku cadang yang sangat baik. Salah satu indikatornya adalah service level yang maksimum dengan tetap mempertimbangkan efisiensi. Untuk mencapai hal tersebut diperlukan suatu penelitian yang dapat menghasilkan service level sesuai target dengan tetap efisien serta diperlukan ketersediaan material yang tepat kualitas, tepat kuantitas, dan tepat waktu dan tepat harga. Saat ini yang digunakan untuk hal di atas antara lain melakukan klasifikasi pola kebutuhan material pemeliharaan, melakukan analisis kategori material ABC, menghitung Service level saat ini, menghitung nilai-nilai ROQ dan ROP dan ISBN : 978-602-97491-5-1 A-47-1
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 14 Juli 2012
pengelolaan supplier. Sampai dengan sekarang setting ROQ dan ROP untuk beberapa jenis material belum memenuhi kaidah SCM atau tidak dilakukan perhitungan. Sehingga service level total tingkat corporate pada tahun 2011 sebesar 83,33 % dan turnover rate/perputaran material pada ahun 2011 adalah 1.73. Harapan yang diinginkan setelah menerapkan perhitungan ROP/ROQ secara ilmiah akan berdampat pada kenaikan nilai EAF mencapai target dan visi world class company akan tercapai. Tujuan Penelitian antara lain adalah menghasilkan klasifikasi suku cadang berdasarkan atribut-atribut tertentu, menghasilkan rumusan-rumusan strategi yang tepat untuk masing-masing kategori suku cadang, menghasilkan nilai-nilai parameter yang tepat untuk sejumlah sampel suku cadang dan menaksir dampak yang terjadi terhadap service level dan inventory level. Min Max level Jika VC < 0.25, maka dapat menggunakan EOQ dan jika VC ≥ 0.25, maka digunakan pendekatan heuristik atau dynamic programming. Sentralisasi Stock dan Desentralisasi Sentralisasi stock adalah penyimpanan suku cadang dari beberapa pembangkit disimpang dalam satu tempat dan dapat digunakan oleh beberapa pembangkit. Sifat suku cadang tersebut mempuyai spesifikasi yang sama atau ekivalen sehingga dapat digunakan oleh beberapa pembangkit. Menurut Al-Iryani dan Gassin (2005), hubungan antara service level dan inventory level pada sistem persediaan setralisasi dengan desentralisasi dapat dilihat pada gambar 1.
Gambar 1 Hubungan SL dengan penyimpanan sentralisasi dan desentralisasi.
Beberapa keuntungan penyimpana secara sentralisasi antara lain order material dapat dilakukan terpusat, penurunan nilai gudang secara total karena setiap gudang tidak melakukan penyimpanan (safety stock), penurunan variable cost, penurunan fixed costs, berkurangnya tenaga kerja dan penurunan nilai gudang, penyederhanaan informasi, sehingga mempermudah pemantauan, turnover meningkat, peningkatan service level, dengan nilai gudang yang sama. Keandalan dan MTBF MTBF sangat erat hubungannya dengan kapan suatu peralatan akan mengalami kerusakan, sehingga suatu peralatan harus dilakukan monitoring kapan nilai MTBF akan terpenuhi. Pada saat nilai MTBF terpenuhi harus segera dilakukan persiapan perbaikan atau penggantian suku cadang, hal tersebut bertujuan untuk menormalkan peralatan agar dapat beroperasi kembali. Selain itu dengan strategi MTBF akan mengurangi nilai inventory level karena penyimpanan menunggu suku cadang tersebut terjadi failure..
ISBN : 978-602-97491-5-1 A-47-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 14 Juli 2012
VMI (Vendor Managed Inventory). Vendor Managed Inventory (VMI) adalah salah satu dari bentuk partnering yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi inventory dalam supply chain. Model vendor manajement inventory merupakan salah satu strategy yang digunakan. Menurut Chopra dan Meindl (2004), dalam VMI bahwa munufacturer atau supplier bertanggung jawab untuk seluruh keputusan yang berkaitan dengan persediaan. Antara manufacturer dan supplier saling memberi informasi terkait kebutuhan persediaan. Menurut Heizer dan Render (2008), supplier mengatur pengiriman barang langsung kepada pembeli. Menurut Pujawan dan E.R (2010), pada model ini perusahaan pembeli tidak lagi memutuskan apa, kapan dan berapa yang akan dipesan. Melainkan kita memberikan informasi permintaan kepada vedor perihal persediaan yang tersisa serta informasi lainnya. Menurut Ruoxi dan Xiaobo (2010), VMI bertujuan untuk meningkatkan efisiensi inventory dalam supply chain. Sistem gudang pada VMI ini ada dua yaitu Vendor with ownership dan Retailer with ownership. Dalam VMI dibutuhkan suatu perangkat integrasi komputer yang digunakan bersama antara perusahaan dan supplier. METODE
Gambar 2. Metode Penelitian
Strategi metode persediaan yang akan digunakan adalah Sentralisasi, Desentralisasi, Min Max, VMI dan MTBF. Secara garis besar penggunaan strategistrategi tersebut terdapat pada tabel 1. Tabel 1. Batasan Strategi Persediaan Sentralisasi dan Desentralisasi. No. 1 2 3
Kriteria
Sentralisasi ≥ Rp 10 Jt B dan C ≥2
Harga Kekritisan Jumlah Unit Yang memakai
ISBN : 978-602-97491-5-1 A-47-3
Strategi Desentralisasi < Rp 10 jt A 1
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 14 Juli 2012
Selanjutnya untuk strategi sentralisasi masih dibagi lagi sesuai ciri-ciri material atau suku cadang seperti pada tabel 2. Tabel 2 Ciri-ciri Strategi Persediaan Min Max, VMI dan MTBF. No 1
Ciri-ciri Demand
Min Max Stabil berbasis historikal
2
Harga
Semua Harga
3
Kriteria ABC
Consumable Material
5 6 7
Hub. Dengan Vendor Jenis Suku Cadang VC Variability Coef.
LevelCollaboration rendah Consumable Material ≤ 0,25
VMI Stabil berbasis historikal, TOR > 4 ≥ 10 jt
MTBF Fluktuatif, sulit diprediksi
Kritikal A,B dan C Ketersediaan A,B,C LevelCollaboration tinggi Termasuk Hot Part Tidak tergantung VC
Kritikal A,B Ketersediaan A,B,C LevelCollaboration Rendah Suku Cadang ≥ 0,25
≥ 50 jt
Analisa ABC untuk kriteria/klasifikasi suku cadang atau material. Daftar suku cadang pembangkit listrik akan dikelompokan berdasarkan kriteria tingkat kekritisan (criticality), kriteria tingkat ketersediaan (availability) dan kriteria tingkat pemakaian (usage value). Metode yang digunakan salah satunya dengan melakukan expert panel terutama untuk kekritisan dan pemakaian. Tabel 3 Tabel Contoh Suku Cadang Dengan Algoritma 11 dan Pembagian Kriteria ABC. NO. STOCK ITEM_NAME DESC_LINEX1 UOI INVENT_COST_ CRIT AVAI CODE PR 1 644401 SEPARATOR WATER SEPARATOR; EA 3.597.000 1B 2B 2 697425 CONVERTER, ELECTRONIC CONVERTER EA FIELD; 509.595.000 1A 2C Creation ReqFREQUENCY, By Last Acq Terlam Ireq VERTION; Stock MEMORY MODUL Item Name 3 No. 931857Date CENTRAL PROCESSING UNIT 6ES5 102-8MA02; CPU 102; SET 70.950.000 1A 2B Date Date bat? Item Code 4 932251 ACTUATOR 0.56 HP/380 V/3 PHASE CODE P/2875 SETRPM 206.000.000 1A 2C 5 932830 MOTOR, ALTERNATING CURRENT 55 KW/50HZ/3 PHASE/ D 380 V/2945EARPMtingkat 97.900.000 1A 2A Hasil pengelompokan kriteria tingkat kekritisan(A), ketersediaan
1
20110104 20110104 20110106
N
1
4
20110104 20110104 20110106
N
1
922351 O-RING
ST
RAF
3B 11 3B Qty 11 3B Req 11 3B 11 3B dan 11 (B)
1
tingkat (B) terdapat mempuyai mempuyai algoritma 2 pemakaian 20110104 20110104 20110106 pada N tabel 2 diatas 632778dan BEARING, BALL 2 11 3 20110104 20110104 20110106 N 3 393009 BEARING, BALL yang menunjukan bahwa perhitungan setting ROP dan ROQ tidak secara ilmiah. 2 R880856 MOTOR, ALTERNATING CURRENT
1
5 20110104service 20110104 20110106 N 2 715748 HEATER, CABINET 2 Perhitungan level material. 6 Pada 20110106 20110111 20110110 N 1 901314 PIPE 12 perhitungan service level ini dihitung jumlah permintaan dalam satu tahun 20110106 20110111 20110110 N 2 926311 ADHESIVE 1 dan 7jumlah yang terlayani seperti terdapat pada tabel 4. Bila kita lihat pada tabel 4 8 20110106 20110111 20110110 N 3 802785 INSULATION TAPE, THERMAL 1 kolom ‘terlambat?’ terdapat hasil huruf ‘Y’ 9 kata 20110106 20110111 20110110 N 4 917815(terlayani) ELBOW, PIPE dan ‘N’ (tidak terlayani). 1 10 20110106 20110111 20110110 N 5 393769 INSPECTION PENETRANT REMOVER 2 Tabel 4 Contoh Perhitungan Service Level. 11 20110106 20110111 20110110 N 6 510578 WHEEL, ABRASIVE 10 12 20110106 20110111 20110110 N 7 510560 WHEEL, FLAP, ABRASIVE 10 Req By Last Acq Terlam Ireq Stock Qty 13 Creation 20110106 20110111 20110110 N 8 723205 BOLT, HEX HEADItem Name 4 No. Date Date Date bat? Item Code Req 14 20110106 20110106 20110107 N 1 713636 CIRCUIT BREAKER -1 15 20110106 20110110 20110110 N 1 785576 LUBRICATING OIL, GEAR 20 1 20110112 20110104 20110113 20110104 20110117 20110106 NY 922351 CONTACTOR, O-RING 16 1 783944 MAGNETIC 51 2 20110112 20110104 20110113 20110104 20110117 20110106 NY 632778 TRANSDUCER, BEARING, BALLELECTRICAL 17 2 818930 12 3 20110113 20110104 20110113 20110104 20110117 20110106 NY 393009 BEARING, BALL 2 18 13 24026 GLOVES 48 4 20110104 R880856 MOTOR, ALTERNATING 1 Tabel 5.20110104 Hasil SL20110106 MaterialNY Dari12Tahun 2007 Sampai DenganCURRENT Tahun 2011 15 19 20110113 20110113 20110117 398222 RAG, WIPING 5 20110104 20110104 20110106 N 2 715748 HEATER, CABINET 23 20 No. 20110118 20110125 20110124 2007 1 912600 SEAL ASSEMBLY, SHAFT, SPRING LOADED Tahun 2008 2009 2010 2011 6 20110106 20110111 20110110 N 1 901314 PIPE 12 1 Muarakarang 51,24% 47,48% 41,15% 84,54% 86,25% 21 20110120 20110120 20110124 Y 890459 CIRCUIT BREAKER 1 Muaratawar 73,20%ADHESIVE 65,24% 76,87%1 7 220110106 20110111 926311 22 20110120 20110120 20110110 20110124 NY67,80%21 913178 SWITCH58,65% 5 3 Cirata 72,00% 54,09% 79,26% 83,23% 75,16% 8 420110120 20110106 20110111 20110110 N67,39%13 802785 INSULATION TAPE, THERMAL 1 23 877340 ROLLER Gresik 20110124 20110124 71,28%BEARING, 85,43% 84,43% 88,55%2 9 520110120 20110106 20110111 20110124 20110110 N60,35%24 917815 ELBOW,58,42% PIPE Paiton 20110124 58,81%BEARING, 58,48% 78,85%1 24 812578 ROLLER Brantas 20110124 71,28%BAR, 94,20% 84,43% 10 620110120 20110106 20110111 20110124 20110110 N67,39%35 393769 INSPECTION PENETRANT REMOVER 88,55%12 25 882027 METAL 7 UPHB 16,69% 3,91% 23,93% 55,78% 78,77% 11 820110120 20110106 20110111 20110110 N17,72%46 510578 WHEEL,15,98% ABRASIVE 10 26 785576 OIL, GEAR83,08% 140 UPHT 20110124 20110124 17,31%LUBRICATING 80,14% 12 20110120 20110106 20110124 20110111 20110124 20110110 N52,57%57 510560 WHEEL,57,13% FLAP, ABRASIVE 49,67%SEAL 74,90% 81,64%10 27 805721 3 13 20110124 20110106 20110124 20110111 20110124 20110110 N 723205 PIPE BOLT, HEX HEAD 28 18 832824 34 14 20110124 20110106 20110124 20110106 20110124 20110107 N 713636 VALVE, CIRCUITCHECK BREAKER -1 29 21 933457 1 15 20110124 20110106 20110124 20110110 20110124 20110110 N 785576 ELBOW, LUBRICATING 20 30 31 933424 PIPE OIL, GEAR 10 16 20110112 20110113 20110117 Y 1 783944 CONTACTOR, MAGNETIC 5 ISBN17: 978-602-97491-5-1 20110112 20110113 20110117 Y 2 818930 TRANSDUCER, ELECTRICAL 1 18 20110113 20110113 20110117 Y 1 A-47-4 24026 GLOVES 48 19 20110113 20110113 20110117 Y 2 398222 RAG, WIPING 15 20 20110118 20110125 20110124 N 1 912600 SEAL ASSEMBLY, SHAFT, SPRING LOADED 3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 14 Juli 2012
Perhitungan inventory level. Hasil perhitungan inventory level tiap tahun dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 terdapat dapat tabel 6. Tabel 6. Inventory Level Tahun 2007 sd Tahun 2011 (Dalam Rupiah). NO
DISTRIK
1 2 3 4 5 6 7 8
UPHB UHAR UPMK UPMT UCRT SGRK UBRS SPTN TOTAL
TAHUN 2007 2008 2009 2010 2011 532.335.987 250.249.217 296.487.563 66.337.948 70.498.021 253.448.123 1.247.552.359 955.993.017 735.022.246 1.119.555.865 100.061.212.958 506.416.303.853 57.323.762.990 52.579.180.985 48.564.035.768 63.249.509.305 89.887.258.228 101.760.312.109 67.971.028.808 152.613.202.422 12.781.292.500 12.145.920.368 11.194.247.850 11.211.258.685 9.446.599.432 37.705.878.063 43.818.468.242 108.194.544.003 112.145.097.784 47.688.733.055 3.392.939.298 4.231.500.092 4.186.696.341 4.567.979.248 4.774.863.475 62.307.180.623 86.527.024.406 98.966.923.549 102.621.706.236 88.578.851.930 280.283.796.856 744.524.276.765 382.878.967.422 351.897.611.939 352.856.339.968
Perhitungan turn over material: Untuk menghitung nilai TOR diperlukan data antara lain realisasi biaya, pemakaian material dari proses pembelian yang langsung dipakai dalam satu tahun, realisasi biaya pemakaian material dari stock gudang, total biaya pemakaian material (proses pembelian ditambah dari stock gudang) dan realisasi saldo persediaan gudang rata-rata tiap bulan selama satu tahun. Table 7 Hasil Perhitungan TOR Setiap Unit No 1 2 3 4 5 6
UNIT SGRK SPTN UPMK UPMT UCRT UBRS PJB
2009 1,94 0,76 1,02 2,05 1,22 1,37 1,39
2010 3,25 0,60 0,80 3,21 2,00 1,15 1,83
2011 3,66 0,57 2,50 0,55 1,68 1,40 1,73
Pengolahan Data Sentralisasi. Daftar semua stock seluruh unit dikumpulkan dan dilakukan pengelompokan suku cadang yang sama. Selain itu dilakukan identifikasi suku cadang yang bisa dipakai bersama namun nomor stock code beda, hal ini disebabkan masih ada perbedaan dalam pembuatan stock code di beberapa unit. Tabel 8 Contoh Daftar Suku Cadang Strategi Persedian Sentralisasi Stock No ITEM_NAME CRIT AVAI A B C D E Code 1 918359 INVERTER, POWER, STATIC !B 2A 0 1 1 0 0 2 NA Partial Discharge Monitoring System 1C 2A 0 8 4 2 1 3 685669 PARTS KIT, COMPRESSOR 1B 2A 0 0 1 1 0 4 859819 SHAFT, STRAIGHT 1B 2A 0 0 0 1 1 5 859801 SHAFT, STRAIGHT 1B 2A 0 0 0 1 1 6 739094 SPECTROPHOTOMETER 1C 2A 0 0 1 0 0 7 553818 TRANSDUCER, ELECTRICAL 1C 2A 1 1 0 0 0 8 632661 RECORDER, TEMPERATURE 1C 2A 0 1 0 0 0 9 784983 OHMMETER 1C 2A 0 1 0 0 0 10 548511 MODULE, PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER 1C 2A 1 1 0 0 0 ∑∑ Suku Cadang ∑Peralat ∑ ∑ suku cadang ∑Suku Cadang Dlm 11 859843 SLEEVE, SHAFT 1B 2A 0 0 0 1 1 Dlm satu dalam Peralatan yg hrs 12 738823 CARD an CONTROL AND TRIGGER BOARD 1C 2A satu 0 Peralatan 0 1 0 (a)0 13 (a) 859850 SLEEVE, SHAFT 1B 2A 0 0 0 1 1 Peralatan Satu Unit Dalam disiapkan 14 859876 SLEEVE, SHAFT 1B 2A 0 0 0 1 1 (b) Satu Plant 15 659110 CIRCUIT CARD ASSEMBLY 1B 2A 0 1 1 0 0 16 659581 MODULE, PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER 1B 2A 0 1 0 0 0 Desentralisasi 17 738971 DRIVER BOARD; CAT: 91; REFF NO: 63820 1C 2A 0 0 1 0 0
F 1 2 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1
UNIT PEMAKAI 999.339.061 3 692.272.500 5 314.448.750 2 200.000.000 2 170.000.000 2 74.950.000 2 70.950.000 2 58.625.000 2 54.835.000 2 2 ∑ 47.850.000 Peralatan dalam 23.176.214 2 Satu Unit (b) 21.175.000 2 21.000.000 2 19.257.535 2 15.565.000 3 13.434.693 2 12.300.000 2 Harga (Rp)
Sebagai contoh Shaft straight upper untuk CWP Close Cooling Pump jika dipakai hanya satu unit dibanding 2 unit, seperti pada tabel 9. Tabel 9. Perhitungan jumlah suku cadang untuk satu unit.
2 ea Sentralisasi
1 ea
2 ea
=
2
√
ISBN : 978-602-97491-5-1 A-47-5
200 juta
400 juta
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 14 Juli 2012
2 ea
1 ea
4 ea
2,8 = 3
200 juta
600 juta
Dengan adanya strategi sentralisasi maka suku cadang yang digunakan sebagai cadangan akan berkurang sehingga dapat menghemat biaya persediaan (inventory level). Pengolahan Data Dengan Strategi Min Max. Perhitungan VC Variability Coefficient dengan memakai rumus nomor 11 yaitu: ∑ [ ( )] = −1 ∑ () Dalam penelitian ini dilakukan perhitungan dengan 2 contoh stock code sebagai berikut: a. Stock code 125104 dengan item name Sodium Nitrite. Hasil penggunaan material perbulan mulai tahun 2008 sd tahun 2011 maka: ∑
=
∑
[ ( )]
−1
( )
.
=
.
.
.
−1
=0.190
VC Sodium Nitrite < 0,25 maka dapat dihitung dengan metode min max b. Stock code 572370 dengan item name valve solenoid: ∑
=
∑
[ ( )] ( )
−1=
.
− 1 = 1,63
Setelah dilakukan perhitungan beberapa material seperti pada perhitungan diatas, menghasilkan VC seperti pada tabel 11 dimana semua material yang mempunyai nilai dibawah 0,25 (item nomor 1 sampai dengan 5) dilakukan strategi persedian dengan min max. Tabel 11 Contoh Hasil Perhitungan VC Beberapa Material. NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
Unit Avai Crit Of Issue 408674 FUEL OIL, BURNER L C C 2097 FERROUS SULFATE KG B C 9944 HYDRAZINE, REAGENT KG C C 125104 SODIUM NITRITE KG C C 125054 HYDROCHLORIC ACID, TECHNICAL KG B C 2147 CAUSTIC SODA KG C C 125112 POLYCRINE KG B C 589077 SODIUM PHOSPHATE KG C C 33969 MASK, AIR FILTERING EA C C 299669 SODIUM PHOSPHATE KG C C 634022 THINNER, PAINT PRODUCTS L C C 126748 DIESEL FUEL L C C 13151 LAMP, FLUORESCENT EA C C 664052 LUBRICATING OIL L C C ∑( ) (160 − 280) 696013 SCALE REMOVING−COMPOUND KG +(260 B − 280) C Deviasi Standar = = 24026 GLOVES PAIR C 48C 125062 TECHNICAL CHEMICAL KG C C 132928 SOKOLAN KG C C 126920 LUBRICATING OIL, ENGINE L C C 781716 CLEANING COMPOUND, HIGH PRESSURE L CLEANER C C 128256 RAG, WIPING KG B C 24059 BRUSH, PAINT EA B C 128793 RAG, WIPING KG B C 598128 FILTER, FLUID EA B C 125856 LAMP, FLUORESCENT EA C C 738757 PAINT, CORROSION INHIBITING PAIL B C 13193 IGNITER, LAMP EA C C 557207 SILICA GEL KG C C 128041 TAPE, INSULATION, ELECTRICAL ROLL C C 126904 GREASE KG C C 17798 LUBRICATING OIL L C C 572370 VALVE, SOLENOID EA A B 572198 FILTER ELEMENT, INTAKE AIR CLEANEREA B B 127654 GASKET, SPIRAL WOUND EA C C 238899 BEARING, BALL EA C C
Stock Code
Item Name
Abcd Level
Invent Cost Pr
A 7.187 A 3.760 B 34.540 B 53.900 C 2.700 B 2.800 C 84.700 B 52.800 C 1.980 C 38.000 C 32.000 A 8.106 C 13.033 B 29.468 + ⋯B+ (240 − 56.650 280) = C 2.200 B 115.500 B 45.000 A 28.985 B 205.000 C 7.500 C 5.500 C 21.000 B 3.089.669 C 13.750 B 5.120.000 C 3.500 C 34.000 C 35.000 C 60.000 C 16.400 C 5.700.000 A 345.400 C 54.760 C 71.390
VC 0,022 0,110 0,184 0,190 0,217 0,309 0,336 0,443 0,481 0,520 0,643 0,652 0,708 0,777 1230,815 0,843 0,912 0,917 0,971 1,027 1,031 1,073 1,120 1,291 1,351 1,364 1,395 1,512 1,527 1,565 1,588 1,631 1,667 1,698 1,719
Sebagai contoh untuk perhitungan Min Max pada stock code 2097 item name Sodium Nitrite adalah sebagai berikut: a. Minimum stock (batas bawah) = ROP = d x l + safety stock Dalam penelitian ini ditetapkan service level 97,5 % sehingga nilai safety stocknya adalah sebagai berikut: SS = 123 x 1,96 Kg = 242 Kg Maka untuk Sodium Nitrite harus disediakan safety stock sebesar 242 Kg, sedangkan perhitungan Min Maxnya adalah sebagai berikut: Min = ROP = d x l + SS d = Permintaan rata- rata per bulan=280 Kg / bulan dan l=27,38 hari= 0,91 bulan Min = ROP = (d x l) + SS = (280 x 0,91) + 242 = 497 Kg b. Maximum stock (batas atas) = Min + EOQ Maksimumnya = Min + EOQ dan nilai adalah
ISBN : 978-602-97491-5-1 A-47-6
=
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 14 Juli 2012
Dimana nilai Cb adalah biaya pemesanan tiap pemesanan, D adalah jumlah kebutuhan per tahun (unit/tahun) dan h adalah biaya penyimpanan tiap unit tiap tahun. Biaya Satu Kali Pemesanan. Biaya pesan merupakan biaya yang terdiri dari beberapa unsur biaya dan biaya ini dikeluarkan setiap kali selesai satu pemesanan sampai dengan kedatangan material. Perhitungan Biaya Penyimpanan Total biaya penyimpanan untuk 440 Kg adalah sebesar Rp 6.166.160 Sehingga biaya penyimpanan per unit per tahun adalah (h): h = Rp.6.166.160 /440 Kg = Rp 14.014 /Kg D = Jumlah kebutuhan unit per tahun = 3.360 Kg 2
=
2
=
613.501 3.360 = 542 14.014
ℎ Maka makmimum pemesanan = Maximum stock (batas atas) = Min + EOQ = 497 Kg +542 Kg = 1.040 Kg Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai Min adalah 497 Kg dan Maks adalah 1.040Kg Selain itu juga dihitung service level masing-masing item, untuk Sodium Nitrite mempuyai data seperti pada lampiran A maka service levelnya adalah: Jumlah total permintaan pada tahun 2011 = 77 kali permintaan Jumlah permintaan terlayani pada tahun 2011 = 69 kali permintaan 100 % = 89,6 % Tabel 12. Perbadingan Metode Baru dan Lama
Stock Code
Item Name
125104 SODIUM NITRITE
Invent Unt Of Abcd Avai Cri Cost Pr Issue Lvel (Rp) KG
C
C
B
53900
Safety Stock Lama 200
SL (%)
Min / ROP
Baru Lama Baru Lama 242 89,60% 97,5% 500
Baru 497
EOQ Lama
Maks Baru 542,39 1.039,69
Dari Tabel 12 dapat dilihat bahwa dengan metode Min Max terjadi kenaikan service level dari 89,6 % menjadi 97,5 %. Pengolahan Data Dengan Strategi VMI. Data nilai TOR setiap suku cadang dan nilai pemakaian suku cadang setiap tahun dilakukan pengurutan dari yang terbesar sampai terkecil. Selain nilai TOR dan nilai pemakaian suku cadang setiap tahun juga dilakukan pengolahan suku cadang tersebut terhadap kiteria ABC. Selanjutnya dilakukan pengolahan dan analisa untuk mendapatkan kriteria sebagai acuan kebutuhan strategi persedian VMI. Diharapkan suku cadang yang mempuyai kriteria lead time A dan B dengan diatas 1 bulan akan menjadi lead time menjadi lebih singkat dengan distributor atau agen dengan jaminan kepastian lead time atau ketersediaan material dan penekanan harga. Kriteria supplier yang dapat mengikuti VMI antara lain sebagai agen, distributor, manufacturer dan supplier menggunakan sistem Vendor with ownership. Tabel 13. Contoh Suku Cadang Dengan Strategi Persediaan VMI Unit Of Issue 12,3 FUEL OIL, BURNER L 12,3 FUEL OIL, BURNER L 18,3 DIESEL FUEL L 18,3 DIESEL FUEL L 18,3 DIESEL FUEL L 33,2 COAL KG 7,2 COAL KG 7,4 BLADE, TURBINE ROTOR, TURBINE ENGINE PCS 18,3 DIESEL FUEL L 10,8 VANE SEGMENT PCS 6,4 VANE SEGMENT PCS 6,0 TRANSITION PIECE EA 15,0 VANE SEGMENT EA 6,0 VALVE, GATE SET 6,4 VANE SEGMENT PCS 4,0 TECHNICAL CHEMICAL KG
No
Dstrct Code
Stock Turn Code over
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
SGRK UPMK UPMK SGRK UPMT SPTN SPTN SGRK SPTN SGRK SGRK SGRK SGRK SGRK SGRK SPTN
408674 408674 126748 126748 126748 550442 786780 125443 126748 125468 237438 237024 237446 1735 125484 32888
Item Name
Pengolahan Data Dengan Strategi MTBF. ISBN : 978-602-97491-5-1
Avai
Cri
C C C C C A A A A A A A A A A C
C A A C A A A A A A B A A C A B
A-47-7
Abcd Harga Satuan Level A A A A A A A A A A A A A A A A
7.187 7.635 8.339 8.106 7.749 663 653 103.028.544 7.205 156.863.341 384.560.682 286.905.739 478.919.572 722.700.000 384.560.682 3.520
Jumlah Pemakaian rata-rata /thn 729.392.444 559.495.917 306.249.019 301.769.401 201.485.154 2.087.986.718 1.027.468.776 173 2.346.758 103 34 36 13 4 5 473.373
Nilai pemakaian rata2/thn 5.242.075.293.241 4.271.685.919.314 2.553.829.368.961 2.446.090.107.772 1.561.346.031.453 1.384.405.350.553 671.340.803.210 17.849.695.267 16.909.520.491 16.196.139.942 13.075.063.200 10.328.606.599 6.106.224.544 2.710.125.000 1.922.803.412 1.666.272.960
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 14 Juli 2012
Contoh perhitunganya nilai MTBF untuk item dengan stock code 688119 Card Module Excitasi UNS3670a_Z Var.2. Suku cadang tersebut pernah mengalami kerusakan pada plant number tertentu selama lima kali sejak dioperasikan pembangkit listrik tersebut dan dilakukan penggantian suku cadang tersebut. Tabel 14. Contoh Perhitungan MTBF No W.O 9299 29712
Decription GT11:Tampilan MW Panel Excitasi Abn Perbaikan Eksitasi GT 11
Raise Date 10 Agt 2006 23 Jun 2010
Close Date 11 Agt 2006 24 Jun 2010
Nilai MTBF (hari) 3.477 4.890
7480
GT12: Excitasi alarm (CUA 20 fault)
13 Mrt 2006
14 Mrt 2006
3.327
30872 5557
GT13: Excitasi Trip Excitasi Staem Turbin Fault
23 Agt 2010 7 Sept 2005
24 Agt 2010 8 Sept 2005
4.951 3.140
Dari tabel 14 perhitungan untuk mencari nilai MTBF adalah sebagai berikut: . MTBF = = 3.957 hari = 10,84 tahun.
Sedangkan perhitungan jumlah suku cadang yang harus disimpan seperti tabel dibawah. Tabel 15. Kebutuhan Minimal Stock Suku Cadang. ∑Suku Cadang Dlm satu Peralatan (a)
∑ Peralatan dalam Satu Unit (b)
∑ Peralatan Dalam Satu Plant
Nilai Faktor x=1
1 ea
5 ea
1
3 ea
∑ suku cadang yang harus disiapkan =
√
3,87 ea
Perhitungan jumlah suku cadang yang harus disiapkan adalah dengan memakai rumus 18 dan dari tabel 4.9 maka jumlah suku cadang yang harus disiapkan bila nilai x adalah satu adalah sebagai berikut: = √ maka = 1 √3 1 5 = 3,87 = 4 Sistem ROPnya seperti pada gambar dibawah ini. Bila menggunakan metode lama nilai average inventory adalah: . (0) + (1) = 0,96 . . WO 23/8/2010
Kedatangan Material 26/1/2011
Safety Order 30 hari
Lead Time 106 Hari
WO 23/6/2021
Suku cadang di gudang 3.801 hari
Gambar 3 Gambar Tanpa Perhitungan MTBF
WO 23/6/ 2021
WO 23/8/2010
Safety Order 30 hari
Suku cadang belum berada di gudang selama 3.801 hari
Lead Time 106 Hari
Gambar 4 Gambar Dengan Perhitungan MTBF
Nilai average inventorynya menjadi: 3.801 ℎ 3.957 ℎ
( 0) +
136 ℎ
3.957 ℎ
(1) = 0,034
ISBN : 978-602-97491-5-1 A-47-8
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 14 Juli 2012
Tampak strategi pengadaan dengan metode MTBF akan menurunkan inventory level. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: 1. Pengendalian persediaan yang efektif dan efisien diperlukan pengelompokan material. 2. Material konsumable mempunyai pola kebutuhan yang rutin sehingga pengendalian persediaan bisa memakai metode Min Max. 3. Metode sentralisasi menghasilkan SL dan TOR yang lebih tinggi dan biaya lebih rendah. 4. Perhitungan perkiraan waktu suku cadang mengalami failure dapat dihitung dengan menggunakan MTBF sehingga dapat disiapkan persediaannya. Dengan sistem persediaan ini dapat meningkatkan service level dan menurunkan inventory leve. DAFTAR PUSTAKA Al-Iryani, Nouf., Gassin, Thomas, (2005), Deciding a Distribution Network Design: Varying from Centralized to Decentralized Pattern, Graduate Business School School of Economics and Commercial Law Göteborg University, Swedia. Chopra, Sunil., Meindl, Peter (2004), “Supply Chain Management, Strategy Planning and operations”, second edition, Prentice Hall, New Jersey. Heizer, Jay., Render, Barry (2008), “Operations Managements”, Ninth Edition. Pearson International Edition edition. Pujawan, I Nyoman., Mahendrawathi, ER, (2010). “Supply Chain Management”. Surabaya, Guna Widya. Guan, Ruoxi., Zhao, Xiaobo, (2010), On contracts for VMI program with continuous review (r,Q) policy, European Journal of Operational Research 207, 656–667. SARAN. Perlu dilakukan kajian nomor stock code di semua pembangkit yang mempuyai spesifikasi sama sedangkan perhitungan MTBF dapat dikembangkan untuk tingkat komponen.
ISBN : 978-602-97491-5-1 A-47-9