STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN MIE AYAM BANGKA BINTARO CABANG BINTARO V, KABUPATEN TANGERANG
Oleh : Lika Fransiska A14104058
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANAN BOGOR 2008
Judul Nama NRP
: Strategi Pengembangan Usaha Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V, Kabupaten Tangerang. : Lika Fransiska : A14104058
Menyetujui, Dosen Pembimbing
Dra. Yusalina, M.Si NIP. 131 914 532
Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr NIP. 131 124 019
Tanggal Kelulusan:
PERNYATAAN
DENGAN
INI
SAYA
MENYATAKAN
BAHWA
SKRIPSI
YANG
BERJUDUL ”STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN MIE AYAM BANGKA BINTARO CABANG BINTARO V, KABUPATEN TANGERANG” ADALAH BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN PADA PERGURUAN TINGGI LAIN ATAU LEMBAGA LAIN MANAPUN UNTUK TUJUAN MEMPEROLEH GELAR AKADEMIK TERTENTU.
Bogor, Juni 2008
Lika Fransiska A14104058
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 23 Mei 1986 sebagai anak pertama dari pasangan Ronald Mulia Lubis dan Sonja Nancy Angela. Penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar (SD) RICCI II Tangerang pada tahun 1998. Tahun 1998, penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) RICCI II Tangerang dan lulus pada tahun 2001. Penulis kemudian melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Umum Negeri (SMUN) 90 Jakarta dan lulus pada tahun 2004. Penulis diterima menjadi mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) pada tahun 2004 melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) pada program studi Manajemen Agribisnis (AGB), Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi, Fakultas Pertanian. Selama menempuh pendidikan di IPB, penulis pernah mendapatkan beasiswa Bantuan Belajar Mahasiswa (BBM) selama periode 2006/2007.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan kasihNya sehingga penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul ”Strategi Pengembangan Usaha Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V, Kabupaten Tangerang” ini diajukan untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan pendidikan Program Sarjana Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB). Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis lingkungan internal dan eksternal yang dihadapi Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V, Kabupaten Tangerang, serta merumuskan alternatif strategi pengembangan usaha yang terbaik sesuai dengan lingkungan yang dihadapi. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam penyusunan skripsi ini, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dalam penyempurnaan skripsi ini. Besar harapan penulis, kiranya skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang memerlukan.
Bogor, Juni 2008
Lika Fransiska A14104058
UCAPAN TERIMAKASIH
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada semua pihak yang telah membantu dalam persiapan, pelaksanaan, dan penyusunan skripsi ini, terutama kepada : 1. Dra. Yusalina, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi, atas semua dorongan, bimbingan, saran, dan perhatiannya. 2. Ir. Narni Farmayanti, M.Sc selaku dosen penguji utama, atas kesediaannya menguji serta saran dan kritik dalam penyempurnaan skripsi ini. 3. Ir. Juniar Atmakusuma, MS selaku dosen penguji komisi pendidikan, atas saran dan perbaikan dalam penyempurnaan skripsi ini. 4. Dr. Ir. Heny K.S. Daryanto, M.Ec selaku dosen pembimbing akademik atas dukungan dan bimbingannya selama penulis menjalani pendidikan. 5. Papa dan Mama, Ronald Mulia Lubis dan Sonja Nancy Angela, atas segenap kasih sayang, dorongan, kesabaran, dan doa yang tidak pernah berhenti untuk keberhasilan penulis. Adik saya Lisa Amanda, semoga Tuhan Yesus selalu menyertai setiap langkahmu dalam meraih cita-cita dan impian. 6. Om Taufik Lubis, Abang Alfi, Mba Feby, Bapak Benyamin dan keluarga, serta seluruh keluarga besar Lubis dan Lambey yang selalu memberikan perhatian, nasehat, dukungan doa, dan semangat bagi penulis. 7. Bapak Darmawan dan keluarga, serta Persekutan Doa (PD) Bintaro Utama, terima kasih untuk dukungan doa bagi penulis.
8. Bapak Hianto Ngadinata dan Ibu Tjin Mie Lian, atas kesediaannya menerima penulis untuk melakukan penelitian. Kak Morin Megawati, terima kasih untuk bantuan dan masukannya dalam penyusunan skripsi. 9. Kevin Hansen, thank you for being a part of my life and all the best days you’ve given to me. Everything we’ve done and passed through all along is a beautiful time. 10. Reni dwi Aryanti, Bertha Elizabeth, Yessica Wisandhini, Mansyur Supriadi Sitorus, dan Sri Rezeki Sianturi, terima kasih untuk semangat, kenangan, dan kegembiraan bersama kalian. Semoga persahabatan ini dapat selalu kita jaga . 11. Juventy, Agus, Mela, Sri W. L, Pretty, terima kasih untuk semua bantuan dan semangat yang kalian berikan. Semoga ini menjadi awal yang baik untuk keberhasilan kita dimasa depan. 12. Ibu Us dan Bapak Joko, terima kasih atas kenyamanan dan keramahan selama penulis berada di Tri Dara. 13. Teman-teman AGB angkatan 41. 14. Alfi, Shelly, Windy, Aryo, Renita, Dimi dan semua teman-teman alumni SMU 90 Jakarta. 15. Teman-teman lainnya di IPB yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR...................................................................................... v DAFTAR ISI .................................................................................................... viii DAFTAR TABEL ............................................................................................ x DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii I.
PENDAHULUAN................................................................................. 1 1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1 1.2 Perumusan Masalah.......................................................................... 8 1.3 Tujuan Penelitian.............................................................................. 12 1.4 Kegunaan Penelitian......................................................................... 13 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ................................................................ 13
II.
TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 2.1 Gambaran Umum Produk Mie ......................................................... 2.1.1 Sejarah Mie ............................................................................. 2.1.2 Jenis, Bahan Baku, dan Proses Pembuatan Mie ..................... 2.2 Restoran............................................................................................ 2.3 Penelitian Terdahulu ........................................................................ 2.4 Perbedaan dengan Penelitian Terdahulu ..........................................
14 14 14 15 18 23 26
III.
KERANGKA PEMIKIRAN ............................................................... 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ........................................................... 3.1.1 Konsep Manajemen ................................................................ 3.1.2 Konsep Strategi....................................................................... 3.1.3 Konsep Manajemen Strategis ................................................. 3.1.4 Proses Manajemen Strategis ................................................... 3.1.5 Formulasi Strategi................................................................... 3.2 Kerangka Pemikiran Operasional......................................................
27 27 27 27 28 31 35 44
IV.
METODE PENELITIAN .................................................................... 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian............................................................ 4.2 Jenis dan Sumber Data ..................................................................... 4.3 Metode Pengolahan dan Analisis Data............................................. 4.3.1 Analisis Deskriptif ................................................................. 4.3.2 Analisis Tiga Tahap Perumusan Strategi................................ 4.3.3 Matriks IE ............................................................................... 4.3.4 Matrik SWOT ......................................................................... 4.3.5 QSPM......................................................................................
48 48 48 49 49 49 56 58 60
V.
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ............................................ 63 5.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan ........................................... 63
VI.
5.2 Visi dan Misi Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro......................... 5.3 Lokasi dan Denah Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V ............................................................... 5.4 Struktur Organisasi Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro .............. 5.5 Budaya Kerja Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro .......................
65
ANALISIS LINGKUNGAN USAHA ................................................ 6.1 Analisis Lingkungan ........................................................................ 6.2 Analisis Lingkungan Internal ........................................................... 6.2.1 Manajemen Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V, Kabupaten Tangerang........................................... 6.2.2 Sumberdaya Manusia dan Karyawan...................................... 6.2.3 Keuangan dan Akuntansi ........................................................ 6.2.4 Produksi dan Operasi ............................................................. 6.2.5 Pemasaran dan Penjualan........................................................ 6.3 Analisis Lingkungan Eksternal ........................................................ 6.3.1 Ekonomi.................................................................................. 6.3.2 Sosial, Budaya, Demografi, dan Lingkungan ......................... 6.3.3 Politik, Pemerintah, dan Hukum............................................. 6.3.4 Teknologi ................................................................................ 6.3.5 Analisis Lingkungan Kompetisi (Model Lima Kekuatan Porter)...............................................
72 72 72
67 68 70
73 73 77 79 81 86 87 89 92 93 94
VII. FORMULASI DAN PERUMUSAN STRATEGI.............................. 102 7.1 Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal ........................................ 102 7.1.1 Identifikasi Faktor Internal ..................................................... 102 7.1.2 Identifikasi Faktor Eksternal................................................... 107 7.2 Analisis Faktor Internal dan Eksternal Berdasarkan Matriks IFE dan EFE........................................................................ 112 7.2.1 Analisis Matriks IFE............................................................... 113 7.2.2 Analisis Matriks EFE.............................................................. 115 7.3 Matriks IE......................................................................................... 117 7.4 Alternatif Strategi Menggunakan Matriks SWOT ........................... 119 7.5 Pemilihan Alternatif Strategi Terbaik Berdasarkan QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) ........................................ 126 VIII. KESIMPULAN DAN SARAN............................................................. 133 8.1 Kesimpulan....................................................................................... 133 8.2 Saran................................................................................................. 135 DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 138 LAMPIRAN ..................................................................................................... 141
DAFTAR TABEL
Nomor Teks Halaman 1 Populasi Pekerja Menurut Lapangan Usaha Tahun 20052007 (Orang) ........................................................................................ 2 2
3
4
5
Produk Domestik Bruto Perdagangan, Hotel, dan Restoran Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2002-2007.............................
3
Konsumsi Penduduk Indonesia dan Selisih Aktual Terhadap Kelompok Padi- Padian Tahun 2005-2006 (kg/kapita/tahun) ..................................................................................
5
Konsumsi dan Pengeluaran Rata-Rata Per Kapita Seminggu Berbagai Produk Mie Tahun 2002-2005 ..............................................
6
Komposisi Gizi Berdasarkan Bahan Baku Utama Pembuat Mie .....................................................................................................
7
6
Jumlah Restoran Kabupaten Tangerang Tahun 2004-2006 (Unit) .................................................................................................... 10
7
Nilai Omset Per Bulan Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V, Kabupaten Tangerang Tahun 2005 (Rupiah)................................................................................................ 11
8
Matriks IFE (Internal Factor Evaluation)............................................ 51
9
Matriks EFE (External Factor Evaluation).......................................... 51
10 Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal Perusahaan ........................ 52 11 Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal Perusahaan ...................... 53 12 QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) ............................... 61 13 Karakteristik Karyawan Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V, Kabupaten Tangerang Tahun 2008 ..................................................................................................... 74
14 Jumlah Aset Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V, Kabupaten Tangerang Tahun 2008 .................................... 79 15 Perbandingan Harga Mie Ayam Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V, Bakmie Japos, dan Bakmie Gang Kelinci Tahun 2008 ....................................................... 84 16 Laporan Inflasi per Bulan di Indonesia Tahun 2007-2008................... 87 17 Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Indonesia Tahun 20012010 (Orang) ....................................................................................... 90 18 Jumlah Penduduk Tangerang Tahun 2002-2006 dan 2008 (Orang) ................................................................................................. 91 19 Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V, Kabupaten Tangerang ................ 103 20 Identifikasi Peluang dan Ancaman Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V, Kabupaten Tangerang ................. 108 21 Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V, Kabupaten Tangerang ............................................................................................. 113 22 Matriks EFE (External Factor Evaluation) Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V, Kabupaten Tangerang ............................................................................................. 115 23 Peringkat Alternatif Strategi Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V, Kabupaten Tangerang .............................. 127
DAFTAR GAMBAR
Nomor 1
Teks Halaman Model Komprehensif Manajemen Strategis................................... 30
2
Model Lima Kekuatan Porter ......................................................... 42
3
Kerangka Pemikiran Operasional Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V, Kabupaten Tangerang ....................................................................................... 47
4
Matriks Internal Eksternal .............................................................. 57
5
Matriks SWOT ............................................................................... 59
6
Struktur Organisasi Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro ............. 69
7
Matriks Internal Eksternal Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V, Kabupaten Tangerang Tahun 2008 ................................................................................................ 118
8
Matriks SWOT Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V, Kabupaten Tangerang Tahun 2008 ................. 120
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor 1
Halaman Denah Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V, Kabupaten Tangerang................................................... 142
2
Gambar Lokasi, Ruangan, dan Menu Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V, Kabupaten Tangerang ........... 143
3
Daftar Menu Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V, Kabupaten Tangerang................................................... 144
4
Hasil Pengisian Kuisioner Pembobotan Faktor Internal dan Eksternal Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V, Kabupaten Tangerang (Pakar 1)...................... 145
5
Hasil Pengisian Kuisioner Pembobotan Faktor Internal dan Eksternal Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V, Kabupaten Tangerang (Pakar 2)...................... 146
6
Hasil Pengisian Kuisioner Pembobotan Faktor Internal dan Eksternal Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V, Kabupaten Tangerang (Pakar 3)...................... 147
7
Nilai Rata-Rata Pembobotan Faktor Internal dan Eksternal Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V, Kabupaten Tangerang................................................... 148
8
Nilai Rata-Rata Rating Faktor Internal dan Eksternal Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V, Kabupaten Tangerang..................................................................... 149
9
Hasil Pengisian Matriks QSP (Pakar 1) ......................................... 150
10
Hasil Pengisian Matriks QSP (Pakar 2) ......................................... 151
11
Hasil Pengisian Matriks QSP (Pakar 3) ......................................... 152
I. PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Perkembangan yang terjadi dalam industri jasa memberikan dampak yang
positif dan kontribusi yang cukup besar bagi pertumbuhan perekonomian Indonesia. Salah satu sub sektor industri jasa yang sangat pesat perkembangannya adalah industri restoran. Industri restoran memberikan kontribusi yang besar bagi pertumbuhan ekonomi terutama dalam penerimaan pajak pemerintah dan penyerapan tenaga kerja. Pembebanan tarif pajak untuk industri restoran didasarkan pada UndangUndang No. 18 tahun 1997 tentang Pajak dan Retribusi Daerah serta Peraturan Pemerintah No. 65 tahun 2001 tentang Pajak Daerah. Tarif pajak yang dibebankan kepada industri restoran mencapai 10 persen. Pendapatan pemerintah yang berasal dari pembebanan pajak industri hotel dan restoran mencapai 50 triliun rupiah per tahun1. Kondisi tersebut menjadikan industri hotel dan restoran menduduki peringkat ketiga sebagai penyumbang pajak terbesar. Industri restoran juga memiliki peran yang cukup besar dalam menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Peran industri restoran dalam penyediaan lapangan pekerjaan akan berdampak terhadap penyerapan tenaga kerja. Hal tersebut akan berpengaruh terhadap pengurangan jumlah pengangguran yang pada akhirnya akan berkontribusi positif bagi pertumbuhan ekonomi. Penyerapan tenaga kerja beberapa lapangan usaha dapat dilihat pada Tabel 1.
1
http://www.hariansib.com/artikel.htm. “Pajak Industri Hotel dan Restoran ke Negara dapat mencapai Rp. 50 Triliun per Tahun”. (Akses 15 Maret 2008/16.32.28 WIB).
Tabel 1. Populasi Pekerja Menurut Lapangan Usaha Tahun 2005-2007 (Orang) No.
Lapangan Usaha 2005 Pertanian, Peternakan, 1. 41 309 776 Kehutanan, dan Perikanan Pertambangan dan 2. 904 194 Penggalian 3. Industri Pengolahan 11 952 985 4. Listrik, Gas, dan Air 194 642 5. Konstruksi 4 565 454 Perdagangan, Hotel, 6. 17 909 147 dan Restoran Pengangkutan dan 7. 5 652 841 Komunikasi Keuangan, Real Estate, dan Jasa 8. 1 141 852 Perusahaan Jasa Pemerintah 9. 10 327 496 Umum, dan Swasta Sumber : Badan Pusat Stastistik (2007)
%
2006
%
2007
%
44,04
40 136 242
44,47
0,85
923 591
1,00
12,27 0,20 4,65
11 890 170 228 018 4 697 354
12,16 0,22 4,60
12 094 067 12,39 247 059 0,25 4 397 132 4,51
19,90
19 215 660
19,50
19 425 270 19,91
5,85
5 663 956
5,74
5 575 499
5,71
1,10
1 346 044
1,21
1 252 195
1,28
11,14
11 355 900
11,11
42 608 760 43,66
1 020 807
1,05
10 962 352 11,23
Tabel 1 menunjukkan bahwa sub sektor perdagangan, hotel dan restoran merupakan sektor yang menyerap tenaga kerja cukup besar. Sub sektor perdagangan, hotel dan restoran merupakan sektor terbesar kedua dalam penyerapan tenaga kerja setelah sub sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan. Pertumbuhan penyerapan tenaga kerja untuk sub sektor perdagangan, hotel, dan restoran sempat mengalami penurunan sebesar 0,40 persen pada tahun 2006. Namun pada tahun 2007 pertumbuhan penyerapan tenaga kerja pada sub sektor tersebut kembali meningkat sebesar 0,41 persen pada tahun 2007. Sub sektor perdagangan, hotel, dan restoran tetap menjadi sektor terbesar kedua dalam penyerapan tenaga kerja walaupun terjadi fluktuasi dalam penyerapan tenaga kerja pada sub sektor ini. Data tersebut menunjukkan bahwa sub sektor restoran memang memiliki peran yang cukup besar dalam penyediaan lapangan pekerjaan dan penyerapan tenaga kerja.
Peran penting industri restoran bagi perekonomian negara juga dapat dilihat dari sumbangan yang diberikan industri ini bagi produk domestik bruto negara. Produk domestik bruto yang dihasilkan industri restoran dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2.
Produk Domestik Bruto Perdagangan, Hotel, dan Restoran Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2002-2007 Periode Nilai Nilai Pertumbuhan (miliar rupiah) (%) (%) 2002 62 272,50 14,08 2003 64 618,11 14,61 0,53 2004 70 613,40 15,97 1,36 2005 74 752,20 16,90 0,94 2006 80 017,60 18,09 1,19 2007 89 994,90 20,35 2,26 Sumber : Bank Indonesia (2007)
Rata-rata pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) per tahun sub sektor perdagangan, hotel, dan restoran dari tahun 2003 sampai 2007 sebesar 1,26 persen. Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa PDB yang dihasilkan oleh industri perdagangan, hotel, dan restoran meningkat setiap tahunnya. Menurut Badan Pusat Statistik (2007), sub sektor perdagangan, hotel, dan restoran memberikan sumbangan terbesar terhadap pertumbuhan PDB yaitu sebesar 1,43 persen dari total pertumbuhan PDB sebesar 6,32 persen. Sub sektor yang menempati urutan kedua dan ketiga dalam sumbangan terhadap pertumbuhan PDB adalah sub sektor industri pengolahan sebesar 1,30 persen serta sub sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 0,97 persen. Industri restoran memiliki karakteristik yang berbeda dengan industri lainnya. Industri ini memiliki kegiatan pokok dalam mengolah dan menjual makanan dan minuman yang telah siap untuk dikonsumsi. Restoran sendiri
merupakan suatu tempat atau bangunan yang diorganisir secara komersial untuk memberikan jasa pelayanan berupa makanan atau minuman, tidak termasuk usaha jasa boga atau katering. Banyak faktor yang menyebabkan industri restoran berkembang dengan sangat pesat. Salah satunya disebabkan oleh perubahan sosial dan ekonomi. Perubahan sosial dan ekonomi menjadi salah satu faktor pemicu perkembangan usaha restoran, seperti banyaknya wanita yang bekerja dan perubahan gaya hidup Meningkatnya jumlah wanita yang bekerja di luar rumah dan semakin tinggi mobilitas masyarakat di luar rumah menyebabkan tidak sempat makan di rumah. Hal tersebut mengharuskan masyarakat untuk mengkonsumsi makanan jadi yang bersifat cepat saji. Hal tersebut mendorong para pengusaha untuk memberikan kemudahan dan memenuhi keinginan konsumen melalui jasa penyediaan makanan dan minuman yaitu restoran. Berkembangnya
pengetahuan
konsumen
mengakibatkan
konsumen
menginginkan tidak hanya sekedar makanan namun juga pelayanan yang baik, menu makanan yang beragam, harga yang bersaing, tempat yang nyaman serta kepuasan lain yang dapat ditawarkan oleh produsen. Permintaan masyarakat akan menu makanan yang beragam ditanggapi oleh pengusaha restoran dengan menyediakan berbagai macam menu makanan. Nasi merupakan makanan pokok sebagian besar masyarakat Indonesia. Nasi dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia untuk memenuhi sumber karbohidrat dan energi. Nasi menjadi sumber karbohidrat karena kandungan pati yang tinggi (Winarno, 1993). Menu nasi memang menjadi menu yang wajib dalam pola makan
sebagian
besar
masyarakat
Indonesia.
Namun
seiring
dengan
berkembangnya permintaan konsumen akan menu yang lebih beragam maka banyak restoran yang menawarkan berbagai macam menu pengganti nasi sebagai sumber karbohidrat. Salah satu menu yang ditawarkan oleh para pengusaha restoran sebagai pengganti nasi adalah mie. Mie merupakan produk turunan tepung terigu yang sangat populer dalam masyarakat Indonesia. Diantara berbagai jenis pangan sumber karbohidrat barangkali hanya terigu yang mampu menjadi pesaing beras. Diantara berbagai produk turunan terigu peranan mie dalam pola konsumsi pangan masyarakat Indonesia nampak cukup menonjol (Khomsan, dkk, 2003). Gandum atau terigu dan produk olahannya seperti mie mempunyai tingkat partisipasi konsumsi yang terus meningkat, bahkan lebih besar daripada partisipasi konsumsi jagung dan ubi kayu (Khomsan, dkk, 2003). Konsumsi penduduk Indonesia terhadap komoditi padi-padian dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Konsumsi Penduduk Indonesia dan Selisih Aktual Terhadap Kelompok Padi-Padian Tahun 2005-2006 (kg/kapita/tahun) Jenis padi2005 2006 Selisih (%) padian Beras 105,2 104,0 -1,14 Jagung 3.3 3,0 -9,09 Terigu 8.4 8,2 -2,38 Sumber : Susenas 2005 dan 2006, BPS (diolah BKP)
Berdasarkan Tabel 3, konsumsi karbohidrat terbesar tetap pada konsumsi beras. Namun dapat dilihat juga bahwa konsumsi terigu masih lebih besar dibandingkan konsumsi jagung. Tahun 2006 konsumsi jagung mengalami penurunan yang cukup banyak dibandingkan tahun 2005 yaitu sebesar 9,09 persen. Konsumsi terigu juga mengalami penurunan namun penurunan konsumsi
terigu lebih kecil dibanding jagung yaitu 2,38 persen. Data tersebut menunjukan bahwa terigu merupakan sumber alternatif karbohidrat yang dapat menjadi pesaing beras. Mie memiliki fungsi yang sama dengan nasi yaitu sebagai sumber karbohidrat dan energi. Walaupun banyak masyarakat yang masih memegang alternatif gaplek singkong dan beras jagung atau yang lebih sedikit lagi sagu dan ubi jalar, tetapi kenyataannya dimasa depan tepung terigu untuk membuat mie dan roti kue lebih adaptif dan adoptif daripada pangan lokal tersebut (Sadjad, 2007). Beras memang masih menjadi makanan pokok tetapi mie juga sudah banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Tabel 4 menunjukan tingkat konsumsi dan pengeluaran masyarakat unutk berbagai jenis produk mie.
Tabel 4. Konsumsi dan Pengeluaran Rata-Rata Per Kapita Seminggu Berbagai Produk Mie Tahun 2002- 2005 Tahun Komoditi
Satuan 2002
Mie (bakso, Porsi 0,369 rebus, goreng) Mie Basah Kg 0,004 Mie Instant Porsi 0,024 Sumber : Badan Pusat Statistik (2005)
2003
2004
2005
0,380
0,382
0,417
0,003 0,017
0,003 0,021
0,004 0026
Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat bahwa setiap tahun terjadi peningkatan dalam pengeluaran masyarakat untuk konsumsi berbagai jenis mie. Hal tersebut mengindikasikan bahwa permintaan masyarakat akan berbagai jenis produk mie terus mengalami peningkatan tiap tahunnya termasuk produk olahan mie berupa mie bakso, mie rebus atau mie goreng.
Banyak faktor yang menyebabkan masyarakat senang mengkonsumsi mie. Mie memiliki rasa yang gurih dan tekstur yang halus sehingga mudah dalam mengkonsumsinya. Rasa mie juga sangat sesuai dengan selera masyarakat Indonesia. Mie juga merupakan makanan yang mudah dalam pembuatannya dan cepat dalam penyediaannya. Kemudahan dan kecepatan dalam penyajian mie, merupakan salah satu keunggulan dari produk mie ini. Semakin meningkatnya mobilitas dan kesibukan masyarakat sehingga masyarakat lebih memilih makanan yang dapat cepat dalam penyajiannya. Selain memiliki keunggulan kemudahan dan kecepatan dalam penyajian, mie juga merupakan bahan makanan yang memiliki kandungan gizi yang cukup baik. Komposisi gizi yang terkandung dalam mie dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Komposisi Gizi Berdasarkan Bahan Baku Utama Pembuat Mie Tepung Tepung Telur Zat Gizi Terigu Tapioka Singkong Beras Ayam Energi (kal) 365,0 362,00 363,0 364,00 162,00 Protein (g) 8,90 0,50 1,10 7,00 12,80 Lemak (g) 1,30 0,30 0,50 0,50 11,50 Karbohidrat (g) 77,30 86,90 88,20 80,00 0,70 Kalsium (mg) 16,00 0 84,00 5,00 54,00 Fosfor (mg) 106,00 0 125,00 140,00 180,00 Besi (mg) 1,20 0 1,00 0,80 2,70 Vitamin B1 (mg) 0,12 0,12 0,04 0,12 0,10 Air (g) 12,00 12,00 9,10 12,00 74,00 Sumber : Direktorat Gizi, Depkes dalam Astawan (2002)
Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat bahwa mie memiliki kandungan gizi yang cukup baik. Selain itu mie memiliki kandungan kalori yang cukup rendah
yaitu 338 kalori2. Dengan kandungan kalori yang rendah maka mie juga cocok dikonsumsi bagi orang yang menjalani diet. Konsumsi mie tidak hanya pada golongan menengah atas namun juga golongan bawah. Segmentasi pasar produk mie sangat luas mulai dari kalangan anak-anak sampai orang dewasa. Peluang bisnis yang besar dalam produk mie ini dimanfaatkan oleh para pebisnis restoran. Para pengusaha restoran yang menjadikan mie sebagai salah satu menu utama yang disajikan. Banyaknya restoran mie yang ada mengakibatkan persaingan dalam bisnis ini semakin ketat. Karena itu, penting bagi para pebisnis restoran mie untuk dapat memberikan kepuasan bagi konsumen melalui mutu produk maupun layanan agar dapat bersaing dalam bisnis restoran mie. Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V merupakan salah satu restoran yang menyajikan mie sebagai menu utamanya. Persaingan yang semakin ketat dalam industri restoran yang menyajikan mie sebagai salah satu menu utama mengharuskan Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V untuk terus memberikan kepuasan dalam produk dan pelayanan. Agar dapat mencapai hal tersebut Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V harus dapat menetapkan strategi yang tepat dalam menghadapi persaingan.
1.2
Perumusan Masalah Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V merupakan salah
satu restoran yang menyajikan mie sebagai menu utamanya. Restoran ini berdiri sejak tahun 2004 dan mengalami perpindahan lokasi pada tahun 2006. 2
Budi Sutomo, Spd, “Mie, Alternatif Lain http://www.budiboga.blogspot.com/2006/05/sejarah-dan-aneka-jenis-mie.html. 2008/14.45.19 WIB).
Sumber (Akses
Karbohidrat”, 28 Februari
Pengelolaan dan manajemen restoran ini masih dilakukan langsung oleh pihak pemilik dan keluarga. Restoran ini memiliki peluang yang cukup besar untuk dapat mengembangkan usahanya. Permintaan dari konsumen dari berbagai daerah menunjukkan bahwa Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V memiliki peluang untuk memeprluas pasar dan mengembangkan usahanya. Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V pernah menerima pesanan dari wilayah yang cukup jauh. Namun karena kenaikan harga BBM (Bahan Bakar Minyak) yang mengakibatkan tingginya biaya transportasi, maka restoran ini tidak dapat memenuhi pesanan dari wilayah tersebut. Manajemen dalam Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V belum diterapkan dengan baik. Dalam hal pembagian pekerjaan belum dilakukan spesialisasi dalam pekerjaan dengan baik sehingga terjadi rangkap jabatan. Pengelolaan untuk seluruh cabang Mie Ayam Bangka Bintaro dilakukan oleh satu orang manajer. Manajer tersebut juga melakukan pekerjaan sebagai kasir apabila disebuah cabang belum terdapat karyawan yang mampu bekerja sebagai kasir. Kelemahan lain dalam manajemen restoran ini yaitu seluruh keputusan baik dalam operasi maupun pengadaan persediaan terpusat pada pemilik restoran. Pembelian persediaan produksi untuk seluruh cabang Mie Ayam Bangka Bintaro dilakukan secara kolektif dan bukan oleh masing-masing cabang. Tingginya tingkat persaingan dalam industri restoran menyebabkan Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V mengalami kesulitan untuk berkembang. Sejak krisis ekonomi tahun 1997 banyak masyarakat yang menjadi korban PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) beralih usaha pada bisnis
restoran. Jumlah restoran di Kabupaten Tangerang dari tahun 2004 hingga tahun 2006 dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Jumlah Restoran Kabupaten Tangerang Tahun 2004-2006 (Unit) Tahun Jumlah 2004 106 2005 221 2006 221 Sumber : Badan Pusat Stastistik Kabupaten Tangerang (2006)
Tabel 6 menunjukkan peningkatan jumlah restoran di Kabupaten Tangerang yang cukup besar. Jumlah restoran mengalami pertumbuhan yang pesat pada tahun 2005 yaitu meningkat sebesar 115 unit restoran. Peningkatan jumlah restoran tersebut termasuk pertumbuhan jumlah restoran mie, antara lain Bakmie Japos, Bakmie Vilani, Bakmie Gang Kelinci, dan Es Teler 77. Dampak dari meningkatnya jumlah restoran mengakibatkan salah satu cabang Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang ITC Mangga Dua mengalami perkembangan yang menurun. Omset Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang ITC Mangga Dua mengalami penurunan hingga 30 sampai 40 persen3. Akibat lain dari peningkatan jumlah restoran tersebut adalah fluktuasi yang terjadi pada omset yang diperoleh Restoran Mie Ayam Bangka Cabang Bintaro V. Tabel 7 menunjukkan fluktuasi omset per bulan yang diperoleh Restoran Mie Ayam Bangka Cabang Bintaro V.
3
Hasil wawancara dengan manajer Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V. (Tanggal 20 Maret 2008)
Tabel 7. Nilai Omset Per Bulan Restoran Mie Ayam Bangka Cabang Bintaro V, Kabupaten Tangerang Tahun 2005 (Rupiah) Bulan Omset Januari 31.635.300 Febuari 26.668.500 Maret 26.995.800 April 28.022.200 Mei 27.825.500 Juni 31.765.500 Juli 36.050.400 Agustus 30.952.000 September 27.987.400 Oktober 34.489.400 November 29.639.200 Desember 45.783.400 Sumber : Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V (2005)
Berdasarkan Tabel 7 dapat dilihat bahwa omset yang diterima oleh Restoran Mie Ayam Bangka Cabang Bintaro V mengalami fluktuasi setiap bulannya. Fluktuasi omset yang didapat oleh Mie Ayam Bangka Cabang Bintaro V dipengaruhi oleh semakin tingginya persaingan yang terjadi pada industri restoran. Restoran Mie Ayam Bangka Cabang Bintaro V memiliki target omset sebesar 60 juta rupiah per bulan. Namun berdasarkan data omset yang diterima oleh Restoran Mie Ayam Bangka Cabang Bintaro V, target omset tersebut belum dapat dicapai. Strategi yang tepat diperlukan untuk mengatasi kelemahan dan ancaman agar Restoran Mie Ayam Bangka Cabang Bintaro V dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi. Karena itu, diperlukan analisis internal dan eksternal untuk melakukan perencanaan jangka panjang dalam melakukan pengembangan usaha Restoran Mie Ayam Bangka Cabang Bintaro V.
Untuk melakukan pengembangan usaha dalam mencapai target perusahaan dan menghadapi persaingan restoran, maka pelaksanaan penelitian akan diperinci dengan beberapa pertanyaan berikut : 1. Apa saja faktor-faktor internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan yang dihadapi oleh Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V? 2. Apa saja faktor-faktor eksternal yang menjadi peluang dan ancaman yang dihadapi oleh Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V? 3. Bagaimanakah alternatif strategi yang dapat dilakukan untuk mencapai target yang ditetapkan dan menghadapi persaingan untuk mengembangkan usaha Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V?
1.3
Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka dapat dirumuskan tujuan
dari penelitian ini adalah : 1. Mengidentifikasi faktor-faktor internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V. 2. Mengidentifikasi faktor-faktor eksternal yang menjadi peluang dan ancaman yang dihadapi Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V. 3. Merumuskan alternatif strategi bagi Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V untuk mencapai target yang ditetapkan dan menghadapi persaingan dalam pengembangan usaha.
1.4
Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk : 1. Bagi penulis, sebagai sarana untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai manajemen strategis serta menerapkan ilmu dan teori yang telah didapat. 2. Bagi restoran, memberikan informasi ilmiah sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan pengembangan usaha. 3. Bagi pembaca, penelitian ini dapat menjadi masukan dan pertimbangan dalam pembuatan karya ilmiah serta sebagai bahan rujukan bagi penelitian selanjutnya.
1.5
Ruang Lingkup Penelitian Analisis dan pembahasan penelitian ini meliputi gambaran umum, analisis
faktor-faktor internal dan eksternal, perumusan dan penentuan strategi yang dapat diterapkan oleh Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V, Kabupaten Tangerang dalam pengembangan usahanya.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Gambaran Umum Produk
2.1.1
Sejarah Mie Mie merupakan makanan yang populer di kalangan penduduk Asia
khususnya Asia Timur dan Asia Tenggara. Penemuan bersejarah oleh Dr. Houyuan Lu dan timnya dari lembaga geologi dan geofisika Chinesse Academy of Science, membuktikan bahwa mie berasal dari daratan Cina4. Mie pertama kali dibuat pada masa Dinasti Han pada 1900 tahun yang lalu. Bahan baku yang digunakan untuk membuat mie pada masa itu terdiri dari dua jenis padi-padian asli Cina yang telah dibudidayakan sekitar 7000 tahun yang lalu5. Bahan pembuat mie pada masa Dinasti Han tersebut yang membedakan dengan mie yang dibuat pada masa sekarang. Mie yang dibuat pada masa sekarang menggunakan bahan baku utama gandum. Pembuatan mie pada 1900 tahun yang lalu tersebut menunjukkan kecanggihan kuliner dan teknologi pengolahan makanan dari masyarakat yang membuatnya. Pembuatan mie saat itu dilakukan secara manual. Sejak tahun 700an dibuat mesin pembuat mie berukuran kecil dengan menggunakan alat mekanik. Tahun 1854 ditemukan mesin pembuat mie secara masal oleh T. Masaki6. Sejak saat itu pembuatan mie mengalami perkembangan yang pesat. Cina mulai memproduksi mie instant yang dikenal dengan nama Chicken Ramen dan Jepang memproduksi Saporo Ramen (1962). 4
http://www. republika.co.id/artikel.htm. “Semangkuk Mie Redakan Perang”.(Akses 28 Februari 2008/15.05.11 WIB) 5 Loc.cit. 6
Budi Sutomo, Spd, op.cit., hal. 7.
Selain di daratan Cina, mie juga meluas sampai ke Jepang, Korea, Taiwan, Negara-negara Asia Tenggara bahkan Eropa. Kunjungan Marcopolo ke Cina juga bertujuan mempelajari kebudayaan termasuk pembuatan makanan khas Cina yaitu mie. Namun dalam perkembangannya di Eropa, mie yang dibuat bentuknya berbeda dengan mie yang dibuat di daratan Cina. Mie yang dibuat di Eropa berubah menjadi pasta atau spaghetti yang lebih dikenal sekarang. Di Indonesia mie merupakan jenis makanan yang dibawa oleh pedagang Tionghoa ke Indonesia. Dalam perkembangannya, mie yang ada di Indonesia sudah mengalami penyesuaian bumbu sesuai bahan-bahan yang ada di Indonesia. Di Indonesia mie juga mengalami berbagai variasi diantaranya mie ayam, mie bakso, mie kocok medan, mie jawa dan lainnya.
2.1.2
Jenis, Bahan Baku, dan Proses Pembuat Mie Berdasarkan kandungan airnya, mie dapat dikelompokkan menjadi dua
jenis yaitu mie basah dan mie kering. Mie basah memiliki kandungan air yang cukup tinggi sehingga mie jenis ini cepat rusak dan biasanya hanya bertahan sampai satu hari. Jenis yang kedua adalah mie kering. Mie kering memiliki kandungan air yang rendah sehingga daya simpannya relatif lebih panjang dan mudah dalam penanganannya. Beberapa contoh jenis mie kering diantaranya adalah ramen, soba dan beragam mie instan. Pembuatan mie dapat menggunakan berbagai macam tepung yaitu tepung terigu, tepung tang mien, tepung beras, tepung kanji atau tepung kacang hijau. Namun mie yang banyak dijumpai di Indonesia menggunakan bahan baku tepung terigu yang berasal dari gandum. bahan baku yang digunakan dalam proses
pembuatan mie adalah tepung terigu, air, telur, garam dapur, dan air abu atau air ki untuk pengenyal. Mutu produk mie dapat ditentukan berdasarkan warna dan kualitas masaknya. Mie yang disukai masyarakat Indonesia adalah mie dengan warna kuning, bentuk khas mie yaitu berupa pilinan panjang yang dapat mengembang sampai batas tertentu dan lenting serta kalau direbus tidak banyak padatan yang hilang (Setyaningrum dan Marsono, 2003). Semua ini termasuk dalam sifat fisik mie yang sangat menentukan terhadap preferensi konsumen. Proses pembuatan mie terdiri dari beberapa tahapan yaitu7 : 1. Tahap pencampuran Pada tahap ini semua bahan baku pembuatan mie dicampur menjadi satu sampai membentuk adonan. 2. Tahap pengulian Pada tahap ini adonan diuleni sampai terbentuk adonan yang kalis, licin dan transparan. 3. Tahap Pembentukan Adonan Pada tahap ini adonan yang telah diuleni, dibentuk dan dipotong sesuai dengan jenis mie yang akan dibuat. Berikut ini adalah beberapa jenis mie yang dapat dijumpai di pasaran (Astawan, 2002) :
7
Budi Sutomo, Spd, op.cit., hal. 7
1. Mie segar (Raw Chinesse Noodle) Mie jenis ini tidak mengalami proses tambahan setelah pemotongan dan mengandung air sekitar 35 persen. Kandungan air yang cukup tinggi menyebabkan mie jenis ini mudah rusak. Penyimpanan dalam lemari es dapat mempertahankan kesegaran mie sampai 50-60 jam. Mie segar umumnya dibuat dari terigu yang keras agar mudah penanganannya. Mie segar umumnya digunakan sebagai bahan baku mie ayam. 2. Mie Basah Mie basah mengalami proses perebusan setelah tahap pemotongan dan sebelum dipasarkan. Kadar air dalam mie basah mencapai 52 persen. Kadar air yang sangat tingggi mnegakibatkan daya simpannya relatif singkat (40 jam pada suhu kamar). Di Indonesia mie basah dikenal sebagai mie kuning atau mie bakso. 3. Mie Kering Mie kering adalah mie yang telah mengalami proses pengeringan sehingga kadar airnya mencapai 8-10 persen. Pengeringan dilakukan dengan penjemuran di bawah sinar matahari atau dengan oven. Kandungan air yang rendah membuat mie jenis ini mempunyai daya simpan yang relatif panjang dan mudah dalam penanganannya. 4. Mie Instan Standar Nasional Indonesia (SNI) nomor 3551-1994 mendefinisikan mie instan sebagai produk makanan kering yang dibuat dari tepung terigu dengan tambahan bahan makanan lain dan tambahan makanan
yang diizinkan, berbentuk khas mie dan siap dihidangkan setelah dimasak atau diseduh dengan air mendidih paling lama empat menit. Kadar air mie instant umumnya mencapi lima sampai delapan persen.
2.2
Restoran Restoran adalah industri yang melayani makanan dan minuman kepada
semua orang yang jauh dari rumahnya maupun yang dekat dari rumahnya. Berdasarkan
keputusan
Menteri
Pariwisata,
Pos,
dan
Telekomonikasi
No.KM.95/KH.103/MPPT/1987, restoran adalah salah satu jenis usaha jasa pangan yang bertempat disebagian atau seluruh bangunan yang permanent, dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses pembuatan, penyimpanan, penyajian, dan penjualan makanan dan minuman bagi umum di tempat usahanya. Pengertian tersebut mengandung lima unsur (Mangkuwerdoyo, 1999) yaitu: 1. Bangunan dan tempat usaha Bangunan permanen untuk kepentingan usaha baik itu bangunan sendiri atau terpisah atau bangunan yang termasuk dalam bagian dari suatu bangunan induk tertentu. 2. Usaha Usaha komersial untuk mendapatkan keuntungan tertentu yakni dari penjualan makanan dan minuman.
3. Makanan Hasil produk dari suatu proses pengolahan makanan dari bahan pangan mentah menjadi bahan siap untuk dikonsumsi di tempat tersebut atau dibawa keluar dari tempat tersebut. 4. Minuman Adalah proses pembuatan minuman campuran atau minuman yang sudah jadi, baik yang beralkohol maupun yang tidak beralkohol untuk siap dikonsumsi di tempat atau dibawa keluar tempat tersebut. 5. Peralatan atau perlengkapan Berbagai jenis peralatan atau perlengkapan yang digunakan sebagai alat bantu dalam proses pengolahan, penyimpanan, dan penyediaan makanan atau minuman. Industri penyajian makanan dan minuman (food and beverage service) atau industri restoran merupakan industri yang tertua di dunia. Industri ini ada sejak manusia mulai menhidangkan makanan kepada orang lain. Richard Ireland, dalam Arief (2005), menyatakan bahwa industri makanan dan minuman merupakan industri people to people. Industri ini berhubungan dengan manusia untuk melayani kebutuhan makanan dan minuman untuk orang yang jauh dari rumah. Industri ini selalu berubah mengikuti perubahan selera dan pola hidup masyarakat yang terus berkembang. Restoran termasuk ke dalam industri jasa campuran (Kotler, 2005). Restoran menawarkan jasa dan barang dengan bagian yang sama sehingga restoran disebut dengan jasa campuran. Selain menawarkan produk berupa makanan dan minuman, jasa pelayanan yang memuaskan merupakan kompenen
yang penting dalam restoran. Petugas yang melayani konsumen harus memiliki kompetensi, sikap kepedulian, sikap tanggap, inisiatif, kemampuan memecahkan masalah dan niat yang baik (Kotler, 2005). Hal tersebut diperlukan karena memiliki dampak yang besar bagi kepuasan pelanggan. Menurut Arief (2005) terdapat 20 jenis restoran yaitu : 1. Automat restaurant atau venditarian yaitu restoran dengan menggunakan sistem otomatis dan seseoarang dapat mengambil makanan atau minuman sendiri dengan memasukkan koin ke dalam lubang etalase yang tersedia pada restoran tersebut. 2. Bistro Bistro merupakan restoran kecil ala Perancis (small fench restaurant). 3. Canteen Jenis restoran ini menyediakan makanan kecil. Awalnya restoran ini berada di dalam kamp militer. Sekarang istilah ini banyak digunakan sebagai restoran untuk karyawan pada perusahaan atau gedung perkantoran. 4. Café. Café memiliki fungsi yang sama dengan restoran yaitu sebagai tempat makan dan minum untuk umum atau pulic dinning place. 5. Kabaret atau night club Yaitu suatu restoran yang mengadakan pertunjukan hiburan malam disamping menjual makanan dan minuman. 6. Kafetaria yaitu restoran dimana tamunya mengambil makanan dan minuman sendiri (self service restaurant). Makanan yang disajikan diatur diatas meja. Harga
makanan yang dikenakan pada para tamu sesuai dengan jenis hidangan yang mereka ambil. 7. Chop steak atau steak house yaitu restoran yang khusus menjual special steak atau chop. 8. Coffee pot yaitu restoran kecil yang pelayanannya tidak terlalu formal. Harga yang ditawarkan cukup murah. Lokasinya berada di tepi jalan (model warung kopi ala Tegal). 9. Coffee shop yaitu restoran yang menyediakan dan menghidangkan makanan dan minuman dengan pelayanan yang informal. Lebih cepat dalam pelayananannya karena umumnya makanan yang ditawarkan sudah siap disajikan (ready to serve). Coffee shop juga tidak menghidangkan full course dinner atau jamuan makan. 10. Delicatessent yaitu restoran yang menjual delicates foods seperti sausage, bacon dan ham dan sebagainya. 11. Rail road catering atau kereta makan Yaitu jenis restoran yang berada diatas kereta api yang berbentuk lokomotif. Restoran jenis ini menyediakan makanan dan minuman dengan pelayanan yang informal. 12. Drive inn Restoran yang berada dalam linkungan drive inn teathre atau teater mobil. Restoran jenis ini menghidangkan makanan dan minuman yang diantar ke
mobil penonton teater. Terkadang restoran jenis ini hanya menjual makanan kecil seperti hot dog, sandwich, ice cream dan sebagainya. 13. Grill restaurant yaitu restoran khusus yang hanya menjual steak atau chops dimana hidangan tersebut dibakar menurut selera tamu. 14. Inn yaitu suatu hotel atau motel yang menjual atau menyewakan kamar. Harga kamar sudah termasuk harga hidangan yang disajikan dan diantar ke kamar tamu yang bersangkutan. 15. Lunch wagon atau wagon restoran yaitu restoran dorong yang menggunakan kereta dorong atau mobil. Restoran jenis ini biasanya digelar di tempat-tempat keramaian dan menghidangkan makanan kecil seperti bakso, sate, soto, mie ayam, atau mie goreng. 16. Rathskller yaitu restoran ala Jerman yang yang berada atau dibangun tangga jalan atau jembatan dibawah jalan. 17. Rotiseri yaitu restoran dimana tempat pembakaran daging dapat dilihat oleh tamu yang memesan. 18. Tafern yaitu restoran kecil yang menjual bir dan wine.
19. Common yaitu restoran yang menghidangkan makanan untuk orang banyak dalam suatu meja panjang. Common biasanya terdapat pada suatu institusi atau kamp-kamp militer. 20. Specialities restaurant Restoran yang menghidangkan makanan dan minuman istimewa. Restoran ini menghidangkan makanan khas seperti seafood, masakan padang, masakan khas jawa timur, chinesse food, japanesse food. Terdapat beberapa cara pelayanan yang dilakukan dalam restoran (Arief, 2005) yaitu : 1. Table service Pelayanan restoran yang menggunakan meja makan. 2. Counter service Pelayanan restoran yang menggunakan meja tinggi. 3. Tray service Pelayanan makanan dan minuman yang menggunakan nampan atau baki. 4. Self service Pelayanan restoran dimana tamu mengambil makanan sendiri yang sudah disediakan diatas meja etalase.
2.3
Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Fitria (2007) yang berjudul “Analisis
Strategi Bisnis Kecap pada PT Korma Jaya Utama” , menyatakan bertambahnya permintaan terhadap kecap maka meningkat pula jumlah perusahaan yang
bergerak di bidang produsen kecap. Usaha kecap PT Korma Jaya Utama masih berskala rumah tangga sehingga ancaman dari pesaing yang kuat dan berpengalaman juga mengakibatkan penurunan penjualan perusahaan. Maka untuk menghadapi persaingan tersebut perlu dilakukan langkah strategis untuk dapat memanfaatkan peluang dan mengatasi ancaman. Penelitian yang dilakukan Firbani (2006) bertujuan untuk mengkaji strategi bauran pemasaran yang telah diterapkan dalam upaya pengembangan usaha Restoran Ayam Bakar wong Solo Bogor, menganalisis persepsi konsumen terhadap strategi bauran pemasaran yang telah diterapkan, dan menyusun alternatif strategi pemasaran Restoran Ayam Bakar Wong Solo Cabang Bogor. Strategi yang didapatkan harus sesuai dengan kondisi internal dan eksternal yang dihadapi perusahaan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan didapatkan strategi yang sesuai adalah strategi pengembangan promosi agar dapat meningkatkan penjualannya. Penelitian Fahrani (2004) berjudul “Analisis Strategi Pemasaran Salam Mie”, menyatakan perkembangan bisnis mie instan mengakibatkan tingkat persaingan yang semakin tinggi. Untuk dapat mempertahankan dan meningkatkan pangsa pasar maka perlu dilakukan analisis persaingan industri serta lingkungan yang mempengaruhi industri sehingga mampu memanfaatkan seluruh kekuatan dan peluang yang ada serta menghindari ancaman. Berdasarkan hasil Matriks SWOT beberapa alternatif strategi yang didapat yaitu mengadopsi teknologi, mengoptimalkan jaringan distribusi, meningkatkan kualitas produk untuk menghadapi ancaman pesaing dan mempertahankan pelanggan dan integrasi ke depan dengan distributor yang juga sister company PT Sentra Food Indonusa.
Penelitian Nugraha (2004) yang berjudul “Analisis Strategi Pemasaran pada Restoran Waralaba Bakmi Japos” menyatakan bahwa kegemaran masyarakat Indonesia mengkonsumsi mie dikarenakan beberapa faktor yaitu tekstur mie yang halus dan mudah dimakan, rasanya yang bersahabat dengan lidah orang melayu, rasanya yang gurih, penampakannya yang menarik serta kepraktisan dalam penyajiannya. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan alternatif strategi pemasaran yang tepat untuk Bakmi Japos Cabang Bogor. Berdasarkan hasil analisis SWOT yang dilakukan, didapatkan bahwa alternatif strategi yang dapat diambil terbagi menjadi strategi jangka pendek dan strategi jangka panjang. Strategi jangka pendek diantaranya pembuatan iklan mini pada surat kabar lokal dan membuat iklan pendek di radio lokal Bogor. Alternatif strategi jangka panjang yang dapat dilakukan adalah mencari alternatif pemasok bahan baku yang relatif murah, membuat divisi penelitian dan pengambangan, membuat situs internet dan mendaftarkan diri dalam PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia dan AFI (Asosiasi Franchise Indonesia). Surahmad (2003) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Strategi Pemasaran Restoran Sunda Saung Mirah Bogor”, menyatakan munculnya restoran baik yang berciri lokal atau tradisional maupun asing merupakan reaksi atas permintaan konsumen yang semakin beragam dan dampak dari globalisasi. Hal ini dipengaruhi informasi, gaya hidup, kesadaran gizi, persepsi, pendidikan, dan waktu yang semakin sempit untuk menyediakan makanan. Pertumbuhan restoran di Kota Bogor yang semakin pesat menuntut Restoran Sunda Saung Mirah untuk memperbaiki strategi pemasarannya yang belum sistematis dan masih tradisional. Berdasarkan penelitian yang dilakukan didapatkan hasil menggunakan alat
analisis QSPM bahwa strategi yang paling tepat adalah penetrasi pasar dengan nilai TAS sebesar 5,434. Restoran Saung Mirah harus menjalankan aktivitas pemasaran yang lebih gencar seperti meningkatkan pangsa pasar, meningkatkan jumlah wiraniaga, meningkatkan belanja iklan agar restoran semakin dikenal. Penelitian Rizaly (2003) yang berjudul “Analisis Strategi Manajemen Toserba Selamat dalam Menghadapi Persaingan Bisnis Ritel di Kabupaten Cianjur” mengungkapkan bahwa untuk menghadapi perubahan eksternal dan internal perusahaan maka perlu menetapkan strategi untuk mencapai tujuan. Karena itu perlu disusun faktor kunci sukses internal dan eksternal. Faktor kunci internal dan eksternal tersebut dimasukkan ke dalam matriks IFE dan EFE agar diperoleh ukuran kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Setelah itu mengembangkan alternatif strategi yang dapat dilakukan dan memilih strategi yang paling tepat dengan QSPM.
2.4
Perbedaan dengan Penelitian Terdahulu Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu terletak pada fokus
strategi dan lokasi penelitian. Penelitian terdahulu tentang manajemen strategi restoran lebih banyak terfokus pada strategi pemasaran restoran, sedangkan pada penelitian ini lebih difokuskan pada strategi pengembangan restoran. Selain itu, belum pernah dilakukan penelitian pada Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V, Kabupaten Tangerang. Penelitian ini menjadi penelitian pertama di Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V, Kabupaten Tangerang.
III. KERANGKA PEMIKIRAN
3.1
Kerangka Pemikiran Teoritis
3.1.1
Konsep Manajemen Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pemimpinan,
dan pengendalian upaya anggota organisasi dan proses penggunaan semua lainlain sumberdaya organisasi untuk tercapainya tujuan organisasi yang telah ditetapkan (Stoner, 1992). Manajemen merupakan seni dalam mengelola sumberdaya manusia untuk mencapai tujuan organisasi. Manajemen mengacu pada lima fungsi dasar yaitu perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),
penyusunan
staf
(staffing),
kepemimpinan
(leading),
dan
pengendalian (controlling).
3.1.2
Konsep Strategi Strategi adalah rencana yang disatukan, luas, dan terintegrasi yang
menghubungkan keunggulan strategis perusahaan dengan tantangan lingkungan dan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama dari perusahaan itu dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi (Jauch dan Glueck, 1988). Strategi merupakan rencana yang menyatukan, luas, dan terpadu. Rencana yang menyatukan artinya strategi menjadi alat yang menyatukan dan mengikat keseluruhan organisasi menjadi satu. Strategi bersifat luas artinya strategi meliputi seluruh aspek penting dalam organisasi. Strategi merupakan rencana yang saling berkaitan satu dengan yang lain berarti strategi memiliki sifat terpadu.
Strategi merupakan tindakan potensial yang membutuhkan keputusan manajemen tingkat atas dan sumberdaya perusahaan dalam jumlah yang besar (David, 2006). Strategi merupakan suatu alat untuk mencapai sasaran atau tujuan yang bersifat jangka panjang. Sasaran merupakan hal yang ingin dicapai oleh organisasi dan strategi merupakan rencana organisasi dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Strategi yang dilakukan dalam organisasi dapat berupa ekspansi geografis, diversifikasi, pengembangan produk, divestasi, likuidasi, akuisisi, dan joint venture. Strategi sangat menentukan bagaimana perkembangan dan kemajuan organisasi dalam jangka panjang. Karena itu, para penyusun strategi merupakan individu yang paling menentukan kemajuan dalam sebuah organisasi.
3.1.3
Konsep Manajemen Strategis Manajemen strategis merupakan suatu tindakan yang direncanakan dan
dilakukan untuk menghasilkan strategi yang efektif agar tujuan perusahaan dapat tercapai. Manajemen strategis (strategic management) dapat didefinisikan sebagai seni dan ilmu untuk memformulasi, mengimplementasi, dan mengevaluasi keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuannya (David, 2006). Menurut Crown Dirgantoro (2004), manajemen strategis adalah suatu proses berkesinambungan yang membuat organisasi secara keseluruhan dapat match dengan lingkungannya atau dengan kata lain organisasi secara keseluruhan dapat selalu responsif terhadap perubahan-perubahan di dalam lingkungan baik yang bersifat internal maupun eksternal.
Proses manajemen strategis adalah jalan yang dilalui oleh para pengambil keputusan strategi untuk menentukan sasaran organisasi dan membuat kesimpulan strategis yang berkesinambungan. Manajemen strategi merupakan serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang menetukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang (Hunger dan Wheelen, 2003). Fokus
dalam
manajemen
strategi
mengintegrasikan
manajemen,
pemasaran, keuangan/akuntansi, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan, dan sistem informasi untuk mencapai keberhasilan dalam organisasi. Manajemen strategi dibutuhkan oleh organisasi agar dapat menang dalam kompetisi. Manajemen strategi menghasilkan rencana dari pilihan berbagai alternatif yang baik. Tujuan dari manajemen strategi adalah untuk mengeksploitasi dan menciptakan peluang baru yang berbeda untuk masa mendatang (perencanaan jangka panjang) dan mencoba mengoptimalkan tren sekarang untuk masa datang (David, 2006). Manajemen strategi merupakan hal yang dinamis dan berkelanjutan. Perubahan
komponen
utama
dalam
model
manajemen
strategi
dapat
mengakibatkan perubahan dalam semua komponen lain dalam model manajemen strategi. Aplikasi manajemen strategis berbeda untuk setiap organisasi. Langkah formal dalam manajemen strategis biasanya diterapkan dalam organisasi yang besar, memiliki banyak divisi, pasar maupun produk. Berikut ini model komprehensif manajemen strategi menurut David (2006).
Menjalankan Audit Eksternal
Mengemba ngkan Pernyataan Visi dan Misi
Menetap kan Tujuan Jangka Panjang
Merumuskan Mengevaluasi dan Memilih Strategi
Implementasi Strategi- isu manajemen
Implementasi Strategi- isu-isu pemasaran, keuangan, akuntansi, penelitian dan pengembangan,si stem informasi manajemen
Menguk ur dan Mengeva luasi Kinerja
Menjalankan Audit Internal
Gambar 1. Model Komprehensif Manajemen Strategis. Sumber : David (2006)
Model komprehensif tersebut merupakan model manajemen strategis yang telah diterima secara luas. Namun dalam penerapannya model tersebut tidak menjamin keberhasilan dalam menerapkan manajemen strategis. Model tersebut membantu dalam menjelaskan proses menajemen strategis untuk memformulasi, mengimplementasi, dan mengevaluasi strategi. Bisnis yang menerapkan manajemen strategis akan mendapatkan manfaat bagi organisasinya baik secara finansial maupun non finansial. Bisnis yang menerapkan manajemen strategis akan berdampak positif dalam penigkatan profitabilitas, penjualan, dan produktivitas. Manfaat non finansial yang bisa didapat adalah meningkatnya kesadaran atas ancaman eksternal, pemahaman yang lebih baik atas strategi pesaing, meningkatnya produktivitas karyawan,
mengurangi keengganan untuk berubah, dan pengertian yang lebih baik atas hubungan antara kinerja dan penghargaan (David, 2006).
3.1.4
Proses Manajemen Strategis Proses dalam manajemen strategis terdiri dari tiga tahapan (David, 2006)
yaitu formulasi strategi, implementasi strategi, dan evaluasi strategi. 1.
Formulasi strategi Dalam formulasi strategi dilakukan pengembangan visi dan misi, mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal, mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan tujuan jangka panjang, merumuskan alternatif strategi, dan memilih strategi tertentu yang akan dijalankan. Formulasi strategi didasarkan pada analisis yang menyeluruh terhadap pengaruh faktor lingkungan eksternal dan internal perusahaan (Rangkuti, 2001). Tahap formulasi strategi pengambil keputusan akan menentukan bisnis apa yang akan dimasuki, bisnis yang harus ditinggalkan, cara mengalokasikan sumberdaya organisasi, apakah akan melakukan ekspansi atau diversifikasi bisnis, dan bagaimana mencegah pengambil alihan secara paksa. Pengambil keputusan harus menentukan alternatif strategi yang akan menguntungkan organisasi dengan mempertimbangkan keterbatasan sumberdaya yang dimiliki oleh organisasi.
2.
Implementasi Strategi Implementasi strategi yaitu tahapan dimana alternatif pilihan strategi dijalankan dengan memanfaatkan sumberdaya yang dimiliki untuk mencapai tujuan organisasi, disebut juga sebagai tahap pelaksanaan alternatif strategi pilihan. Alternatif strategi yang dapat dijalankan oleh sebuah organisasi dapat dikategorikan menjadi 4 jenis dengan 12 tindakan (David, 2006) yaitu : 1. Strategi Integrasi Strategi ini melibatkan akuisisi kepemilikan atau meningkatkan kontrol terhadap distributor, pemasok atau pesaing. Tipe strategi integrasi terdiri dari : a. Integrasi ke depan, yaitu peningkatan kontrol terhadap distributor atau pengecer. b. Integrasi ke belakang, yaitu strategi mencari kepemilikan atau meningkatkan kontrol atas pemasok perusahaan. c. Integrasi
horizontal,
yaitu
mencari
kepemilikan
atau
meningkatkan kontrol atas pesaing perusahaan. 2. Strategi Intensif Strategi intensif membutuhkan usaha yang intensif agar posisi kompetitif perusahaan dengan produk yang ada saat ini membaik. Tipe strategi intensif terdiri dari : a. Penetrasi pasar, yaitu meningkatkan pangsa pasar untuk produk dengan upaya pemasaran yang lebih besar.
b. Pengembangan pasar, yaitu mengembangkan pasar dengan cara memperkenalkan produk yang sudah ada pada wilayah geografi yang baru. c. Pengembangan produk, yaitu strategi meningkatkan penjualan dengan memperbaiki produk yang ada atau melakukan modifikasi produk. 3. Strategi Diversifikasi Strategi ini dilakukan dengan cara mendiversifikasi aktivitas bisnis. Tipe strategi diversifikasi terdiri dari : a. Diversifikasi konsentrik, yaitu menambah produk yang berhubungan secara umum. b. Diversifikasi horizontal, yaitu menambah produk baru yang tidak berkaitan untuk pelanggan yang ada saat ini. c. Diversifikasi konglomerat, yaitu menambah produk baru yang tidak berkaitan. 4. Strategi Defensif Tipe strategi defensif terdiri dari : a. Retrencment, yaitu pengelompokkan ulang melalui penjualan aset dan biaya untuk membalikkan penjualan dan laba yang menurun. b. Divestasi, yaitu menjual satu divisi atau bagian suatu organisasi. c. Likuidasi, yaitu menjual seluruh aset perusahaan, secara terpisah-pisah atau sepotong-sepotong,untuk nilai riilnya.
Tahap implementasi strategi pengambil keputusan menetapkan tujuan
tahunan,
membuat
kebijakan,
memotivasi
karyawan,
dan
mengalokasikan sumberdaya sehingga strategi yang telah diformulasikan dapat dijalankan. Tahapan implementasi merupakan tahap yang paling sulit karena dalam implementasi strategi melibatkan banyak individu. Tahap ini membutuhkan disiplin, komitmen, dan pengorbanan setiap individu yang terlibat. Strategi dapat dijalankan dengan baik apabila setiap indvidu yang terlibat memiliki motivasi dalam menjalankan strategi yang telah dipilih. Karena itu, kemampuan interpersonal sangat dibutuhkan dalam tahap implementasi strategi ini. 3.
Evaluasi Strategi Tahapan evaluasi strategi merupakan tahap final dalam manajemen strategi. Evaluasi strategi dilakukan untuk dapat mengetahui apakah strategi berjalan dengan baik sesuai dengan harapan. Tahap evaluasi strategi berarti mengevaluasi hasil implementasi dan memastikan bahwa strategi yang telah disesuaikan dapat mencapai tujuan perusahaan (Jauch dan Glueck, 1988). Terdapat tiga aktivitas dasar dalam evaluasi strategi yaitu (1) meninjau ulang faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi saat ini, (2) mengukur kinerja, dan (3) mengambil tindakan korektif. Evaluasi dibutuhkan karena faktor eksternal dan internal dalam organisasi selalu berubah sehingga selalu membutuhkan penyesuaian dalam menghadapi perubahan tersebut.
3.1.5
Formulasi Strategi Tahap formulasi strategi terdiri dari beberapa tahapan yaitu (1)
menentukan visi dan misi, (2) analisis lingkungan internal, (3) analisis lingkungan eksternal, dan (4) menetapkan tujuan jangka panjang. 1) Menentukan Visi, Misi dan Tujuan Pernyataan visi dan misi memegang peranan yang penting dalam memformulasi, implementasi, dan evaluasi strategi. Pernyataan visi dan misi yang jelas akan menghindarkan perusahaan dari tindakan jangka pendek yang dapat membahayakan kepentingan jangka panjang. Pernyataan visi menggambarkan apa yang ingin dicapai oleh suatu organisasi. Pernyataan visi sebaiknya dibuat terlebih dahulu karena pernyataan visi yang jelas berdampak dalam perumusan visi yang komprehensif. Pernyataan visi seharusnya dibuat dalam kalimat yang singkat. Masukan dari semua manajer sangat diperlukan dalam mengembangkan pernyataan visi. Pernyataan misi merupakan hasil dari pengembangan pernyataan misi yang telah dibuat. Pernyataan misi merupakan pernyataan tujuan jangka panjang yang akan membedakan organisasi dengan organisasi yang serupa. Pernyataan misi menjelaskan tujuan, filosofi, kepercayaan, dan prinsip-prinsip dalam organisasi. Misi mengungkapkan apa yang ingin dicapai oleh perusahaan. Pernyataan misi dirancang untuk memberikan tuntunan yang teguh dalam pengambilan keputusan manajemen yang penting. Pernyataan misi yang baik harus menjelaskan tujuan dasar dari organisasi, pelanggan, produk atau jasa, pasar, filosofi, dan dasar teknologi.
Pernyataan visi dan misi memberikan dampak yang positif bagi kinerja dalam organisasi. pernyataan visi dan misi secara tidak langsung berdampak positif pada kinerja keuangan organisasi. Tingkat keterlibatan manajer dan karyawan dalam mengembangkan pernyataan visi dan misi sangat berpengaruh terhadap keberhasilan organisasi. Tujuan merupakan hasil yang diinginkan oleh organisasi dalam menjalankan misinya. Tujuan akan membantu organisasi dalam melakukan evaluasi, menunjukkan prioritas, menekankan koordinasi, dan memberi dasar untuk aktivitas perencanaan yang efektif, pengorganisasian, alat motivasi dan pengendalian. Tujuan yang ditetapkan dalam organisasi harus disusun secara hierarkis mulai dari yang paling penting sampai yang kurang penting, dapat diukur, dapat dicapai, konsisten, dan menantang untuk dicapai. 2) Analisis Lingkungan Internal Analisis lingkungan internal merupakan suatu proses untuk mengkaji faktor keunggulan strategis yang didiagnosa dan dianalisis dalam menetukan kekuatan dan kelemahan internal dengan mana mereka harus menghadapi peluang di dalam dan ancaman dari lingkungan (Jauch dan Glueck, 1988). Lingkungan internal terdiri dari variabel-variabel (kekuatan dan kelemahan) yang ada di dalam organisasi tetapi biasanya tidak dalam pengendalian jangka pendek dari manajemen puncak (Hunger dan Wheelen, 2003). Kekuatan merupakan faktor– faktor yang merupakan keunggulan bersaing yang dimiliki oleh organisasi di pasar sasaran. Kelemahan merupakan faktor-faktor yang menjadi kelemahan organisasi dibanding dengan pesaingnya dalam pasar.
Setiap organisasi memiliki kekuatan dan kelemahan yang berbeda-beda karena itu penting bagi sebuah organisasi untuk mengetahui dengan jelas apa kekuatan dan kelemahan yang ada dalam organisasi agar dapat memanfaatkan peluang dan menghindari ancaman yang ada di luar organisasi. Selain mengetahui peluang yang menarik di lingkungannya, organisasi perlu juga memiliki keahlian tertentu supaya berhasil memanfaatkan peluang tersebut (Kotler, 2005). Menjalankan analisis lingkungan internal membutuhkan pengumpulan, asimilasi, dan evaluasi mengenai operasi dalam organisasi. Analisis lingkungan internal sangat bermanfaat bagi seluruh individu dalam organisasi karena mereka akan bekerja lebih baik saat mengetahui bahwa pekerjaan mereka mempengaruhi seluruh aspek dalam organisasi. Hasil dari analisis lingkungan internal ini sering disebut sebagai profil perusahaan. Aspek-aspek lingkungan internal dapat dilihat melalui pendekatan secara fungsional. Pendekatan fungsional dalam mengkaji aspek lingkungan internal membutuhkan pengumpulan dan pengasimilasian informasi tentang operasi manajemen, pemasaran, keuangan, produksi dan operasi, dan sumberdaya manusia. 1. Manajemen Terdapat lima aktivitas dasar dalam menjalankan fungsi manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian, pemberian motivasi, pengelolaan staf, dan pengendalian. Perencanaan merupakan aktivitas yang merupakan persiapan masa depan. Pengorganisasian adalah seluruh aktivitas yang menghasilkan struktur pekerjaan dan hubungan otoritas. Pemberian motivasi terkait dengan pembentukan perilaku sumber daya manusia dalam organisasi. Pengelolaan staf dipusatkan pada
manajemen staf dan sumberdaya manusia. Aktivitas pengendalian diarahkan agar seluruh aktivitas berjalan sesuai dengan rencana dan mendapatkan hasil yang diharapkan. 2. Pemasaran Pemasaran adalah proses sosial yang dengan proses tersebut individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain (Kotler, 2005). Terdapat tujuh fungsi dasar dalam pemasaran yaitu (1) analisis pelanggan, (2) penjualan produk atau jasa (3) perencanaan produk dan jasa, (4) penetapan harga, (5) distribusi, (6) riset pemasaran, dan (7) analisis peluang. Pemasaran merupakan suatu proses dimana organisasi mengenali, menciptakan serta memenuhi kebutuhan pelanggan atas barang atau jasa. Mengelola kekuatan pemasaran yang relatif dalam persaingan dapat menunjukkan indikasi kekuatan dan kelemahan yang dimiliki organisasi. 3. Keuangan Analisis keuangan bermanfaat dalam menunjukkan dengan tepat kekuatan atau kelemahan perspektif operasi dan strategi dalam lapangan fungsionalnya. Terdapat tiga keputusan dalam fungsi keuangan yaitu keputusan investasi, keputusan pendanaan (pembiayaan), dan keputusan deviden (Horne dalam David, 2006). Faktor-faktor keunggulan strategis keuangan dalam organisasi yaitu (1) total sumber dana keuangan dan kekuatannya, (2) biaya modal yang rendah, (3) struktur modal yang efektif, (4) hubungan baik dengan pemilik dan pemegang saham, (5) kondisi pajak yang menguntungkan, (6) perencanaan keuangan dan
modal kerja yang efektif, (7) sistem akuntansi yang efisien dan efektif, dan (8) kebijakan penilaian persediaan. 4. Produksi dan operasi Kegiatan produksi dapat dilihat dari prinsip efisiensi, efektivitas, dan produktivitas. Manajemen produksi terkait dengan aktivitas yang bervariasi antara industri dan pasar dalam mentransformasi input menjadi output. Fungsi manajemen produksi atau operasi terdiri dari proses, kapasitas, persediaan, tenaga kerja, dan kualitas. Seringkali biaya produksi merupakan biaya terbesar dalam operasi sehingga dapat menjadi nilai besar sebagai alat keunggulan kompetitif. 5. Manajemen Sumberdaya Manusia Sumberdaya
manusia
merupakan
sumberdaya
yang
penting
dalam
perusahaan. Kualitas sumberdaya manusia dalam organisasi akan menentukan keberhasilan dalam organisasi tersebut. Terdapat beberapa faktor keunggulan strategis sumberdaya manusia yang dapat menjadi keunggulan kompetitif bagi perusahaan yaitu (1) citra dan prestise perusahaan, (2) struktur organisasi dan suasana yang efektif, (3) besarnya perusahaan dalam industri, (4) sistem manajemen strategis, (5) sejarah perusahaan, (6) pengaruh terhadap badan pemerintah, (7) sistem dukungan staf yang efektif, (8) informasi manajemen dan sistem komputer yang efektif, (9) karyawan yang berkualitas, (10) pengalaman kerja dan prestasi manajemen puncak, (11) hubungan kerja yang efektif dengan serikat pekerja, (12) kebijaksanaan hubungan kerja yang efisien dan efektif, dan (13) biaya buruh yang rendah.
3) Analisis Lingkungan Eksternal Analisis
lingkungan
eksternal
dibutuhkan
agar
organisasi
dapat
mengungkapkan peluang dan ancaman utama yang dihadapi agar dapat diformulasikan strategi agar dapat memanfaatkan peluang secara maksimal dan menghindari ancaman. Lingkungan eksternal terdiri dari variabel-variabel (kesempatan dan ancaman) yang berada di luar organisasi dan tidak secara khusus ada dalam pengendalian jangka pendek dari manajemen puncak (Hunger dan Wheelen, 2003). Tujuan yang ingin dicapai dari analisis lingkungan eksternal adalah untuk agar organisasi dapat mengetahui peluang yang dapat memberikan manfaat dan ancaman yang harus dihindari. Kekuatan eksternal kunci dapat dibagi menjadi lima kategori besar (David, 2006) yaitu (1) kekuatan ekonomi; (2) kekuatan sosial, budaya, demografi, dan lingkungan; (3) kekuatan politik, pemerintah, dan hukum; (4) kekuatan teknologi; dan (5) kekuatan kompetitif. 1. Kekuatan Ekonomi Menarik atau tidaknya suatu strategi sangat dipengaruhi oleh faktor ekonomi yang terjadi dalam masyarakat. Faktor-faktor ekonomi yang penting untuk dianalisis antara lain: (1) tahapan siklus bisnis yang terjadi, (2) gejala deflasi dan inflasi yang terjadi, (3) kebijakan keuangan, suku bunga, dan devaluasi atau revaluasi uang dalam hubungannya dengan uang asing, (4) kebijakan fiskal, dan (5) neraca perdagangan, surplus atau defisit dalam hubungannya dengan perdagangan luar negeri.
2. Kekuatan Sosial, Budaya, Demografi, dan Lingkungan Analisis terhadap kekuatan sosial, budaya, demografi dan lingkungan menjadi penting karena perubahan dalam hal-hal tersebut akan memberikan dampak yang besar terhadap hampir semua produk, jasa, pasar, dan pelanggan serta mempengaruhi permintaan terhadap produk dan jasa ataupun cara perusahaan berhubungan dengan karyawannya. Strategi yang berbeda dibutuhkan saat organisasi mengahadapi tren baru dalam masyarakat. Tren baru dalam masyarakat akan menciptakan tipe konsumen yang berbeda sehingga kebutuhan akan barang dan jasa pun berbeda. 3. Kekuatan Politik, Pemerintah, dan Hukum Lingkungan politik, hukum, dan pemerintahan dibentuk oleh hukum, badan pemerintah, dan kelompok penekan yang mempengaruhi dan membatasi beragam organisasi dan individu. Faktor politik, pemerintah, dan hukum dapat memperbesar atau memperkecil peluang dan ancaman utama bagi organisasi. Keterkaitan antara ekonomi, pasar, pemerintah, dan organisasi mengharuskan untuk menaruh perhatian terhadap pengaruh variabel politik terhadap formulasi dan implementasi strategi yang kompetitif. 4. Kekuatan Teknologi Organisasi harus terus mengikuti perubahan teknologi yang mempengaruhi industrinya agar dapat terus mendorong inovasi sehingga memberikan keunggulan kompetitif bagi organisasi. Teknologi dapat menciptakan peluang bagi organisasi agar dapat berproduksi dengan lebih efisien dan efektif. Kemajuan dalam teknologi berdampak pada produk, jasa, pasar, pemasok, distributor, pesaing, pelanggan, proses produksi, praktik pemasaran, dan posisi kompetitif perusahaan.
Kemajuan teknologi mampu menciptakan pasar baru dengan penciptaan produk baru dan produk yang disempurnakan serta merubah posisi biaya kompetitif dalam suatu industri. 5. Kekuatan Kompetitif Keberhasilan dalam formulasi strategi dipengaruhi oleh keberhasilan dalam mengumpulkan dan mengevaluasi informasi tentang pesaing. Michael Porter (1997) menyatakan bahwa hakikat persaingan dalam industri dapat dilihat sebagai kombinasi atas lima kekuatan (Gambar 2).
Potensi Pengembangan Produk Substitusi
Kekuatan Tawar Menawar Penjual/Pemasok
Kekuatan Tawar Menawar Pembeli/Konsumen
Persaingan Antar Perusahaan Sejenis
Kemungkinan Masuk Pesaing Baru
Gambar 2. Model Lima Kekuatan Porter. Sumber : Porter (1997)
1. Persaingan Antar Perusahaan Sejenis Persaingan antar perusahaan sejenis menjadi
kekuatan terbesar dalam
kekuatan kompetitif. Keunggulan kompetitif dibanding pesaing merupakan sarana agar strategi organisasi dapat dijalankan dengan berhasil. Jika jumlah pesaing sejenis semakin banyak maka intensitas persaingan akan semakin tinggi.
2. Kemungkinan Masuknya Pesaing Baru Jika pesaing baru memiliki kemudahan untuk masuk dalam pasar maka intensitas persaingan akan semakin tinggi. Tugas para penyusun strategi untuk mengidentifikasi pesaing yang berpeluang masuk pasar dan memonitor strategi pesaing baru tersebut. Untuk dapat mempertahankan posisi maka dapat dilakukan dengan persaingan harga, iklan, inovasi produk, peningkatan dalam pelayanan dan jaminan purna jual. 3. Potensi Pengembangan Produk Substitusi Produk substitusi merupakan produk yangn memiliki tujuan dan fungsi yang sama dalam segmen pasar tertentu. Keberadaan produk substitusi dapat menurunkan volume permintaan akan produk. Cara untuk mengukur kekuatan kompetitif produk substitusi adalah dengan memantau pangsa pasar produk tersebut juga memantau rencana perusahaan untuk meningkatkan kapasitas dan penetrasi pasar. 4. Kekuatan Tawar Menawar Pemasok Kekuatan tawar menawar pemasok ditentukan oleh banyaknya pemasok, banyak barang substitusi, dan biaya untuk mengganti bahan baku. Jika pemasok memiliki kekuatan yang besar maka akan mempengaruhi biaya dan investasi yang akhirnya berdampak pada berkurangnya potensi laba dalam industri tersebut. 5. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli Kekuatan
tawar
menawar
berada
pada
konsumen
jika
konsumen
terkonsentrasi atau membeli dalam jumlah besar. Posisi tawar menawar yang kuat pada pembeli akan menekan harga jual, cara pembayaran, cara
pengiriman dan lainnya yang akan mengurangi kemampuan dalam menghasilkan laba.
3.2
Kerangka Pemikiran Operasional Penelitian ini dimulai dengan melakukan observasi dan pembelajaran
mengenai sejarah, perkembangan, dan keadaan Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V. Pertama yang dilakukan adalah menentukan visi, misi, maupun tujuan yang ingin dicapai. Selanjutnya dilakukan adalah wawancara dengan pihak restoran untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi akibat perubahan lingkungan internal dan eksternal yang dihadapi. Kemudian memilih alat analisis yang sesuai untuk memformulasikan strategi yang paling tepat dalam menyelesaikan permasalahan. Tahapan kerangka pemikiran operasional penelitian ini diawali dengan melakukan identifikasi mengenai kondisi keseluruhan restoran. Identifikasi ini dimulai dengan mempelajari visi dan misi restoran. Setelah itu dilakukan identifikasi masalah yang terjadi dalam restoran. Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V memiliki masalah mengenai tingginya tingkat persaingan restoran, fluktuasi omset, dan target omset yang belum tercapai. Setelah mengetahui permasalahan yang terjadi, maka perlu dilakukan analisis lingkungan yang meliputi analisis lingkungan internal dan eksternal. Analisis lingkungan internal mencakup bidang-bidang fungsional seperti (1) manajemen, (2) produksi dan operasi, (3) keuangan, (4) pemasaran, dan (5) sumberdaya manusia. Analisis lingkungan eksternal mencakup (1) ekonomi; (2)
politik, hukum, pemerintah; (3) sosial, demografi, lingkungan; (4) teknologi; dan (5) lingkungan kompetitif. Analisis lingkungan internal yang dihadapi restoran bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan restoran. Faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan akan dirangkum dan dievaluasi dalam menggunakan Matriks IFE (Internal Factor Evaluation). Analisis lingkungan eksternal restoran bertujuan untuk mengidentifikasi faktorfaktor yang menjadi peluang dan ancaman yang dihadapi oleh restoran. Kemudian faktor-faktor yang menjadi peluang dan ancaman akan dirangkum dan dievaluasi dengan menggunakan Matriks EFE (External Factor Evaluation). Tahap selanjutnya adalah merangkum seluruh faktor internal dan eksternal yang telah diidentifikasi menggunakan alat analisis Matriks IE (InternalExternal). Tujuan dari Matriks IE adalah posisi bisnis sehingga dapat dikembangkan alternatif strategi yang sesuai dengan posisi bisnis restoran. Matriks IE terbagi menjadi tiga daerah utama dengan implikasi strategi yang berbeda yaitu (1) tumbuh dan kembangkan, (2) jaga dan pertahankan, dan (3) tuai dan divestasi. Alat analisis yang juga digunakan untuk mendapatkan alternatif strategi yang layak yaitu Matriks SWOT (Streghts, Weaknesses, Oppprtunities, and Threats). Matriks SWOT akan menghasilkan alternatif strategi yang layak dengan mencocokan faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan dengan faktorfaktor yang menjadi peluang dan ancaman. Matriks SWOT akan menghasilkan empat alternatif strategi yaitu (1) strategi SO (Streghts-Opportunities), (2) strategi
WO (Weaknesses-Opportunities), (3) strategi ST (Streghts-Threats), dan (4) strategi WT (Weaknesses-Threats). Setelah mencocokan Matriks IE dan SWOT maka diperoleh beberapa alternatif strategi yang layak. Tahap terakhir adalah menentukan alternatif strategi yang terbaik yang dapat diterapkan dalam restoran. Alat analisis yang digunakan untuk menentukan alternatif strategi terbaik adalah Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif (QSPM). Matriks QSP mengevaluasi alternatif strategi secara objektif sesuai dengan daya tarik relatif setiap alternatif strategi yang diperoleh. Input QSPM diperoleh dari Matriks IFE, EFE, IE dan SWOT. Berdasarkan uraian di atas maka alur pemikiran operasional dalam penelitian ini dapat dilihat dalam Gambar 3.
Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V, Kabupaten Tangerang
Visi dan Misi Masalah yang dihadapi : 1. Tingkat persaingan yang tinggi 2. Omset yang berfluktuasi 3. Target omset yang belum tercapai
Analisis Lingkungan
Analisis Lingkungan Internal - Manajemen - Produksi dan Operasi - Keuangan - Pemasaran - Sumberdaya Manusia
Matriks IFE
-
Analisis Lingkungan Eksternal Ekonomi Politik, hukum, pemerintah Sosial, demografi, lingkungan Teknologi Kompetitif
Matriks EFE
Alternatif Strategi yang Layak (Matriks IE dan Matriks SWOT)
Penentuan Alternatif Strategi Terbaik (Matriks QSP)
Rekomendasi Alternatif Strategi Pengembangan Usaha Terbaik
Gambar 3. Kerangka Pemikiran Operasional Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V, Kabupaten Tangerang .
IV. METODE PENELITIAN
4.1
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang
Bintaro V yang terletak di jalan Bintaro Utama V, Blok EA 1/No. 9, Sektor V, Bintaro Jaya, Pondok Aren, Kabupaten Tangerang. Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V ini didirikan pada tahun 1994 dan mengalami pemindahan lokasi pada tahun 2006. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive), dengan pertimbangan bahwa restoran ini merupakan restoran mie pertama di daerah Bintaro yang menyediakan menu mie ayam khas Bangka. Pengumpulan data dilakukan mulai dari bulan Maret sampai April 2008.
4.2
Jenis dan Sumber Data Data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder yang
didapatkan dari dalam maupun luar restoran. Data primer diperoleh dengan beberapa cara yaitu, (1) melalui observasi dan pengamatan lingkungan dan seluruh aspek dalam restoran baik manajemen, sumberdaya manusia, produksi maupun pemasaran, (2) wawancara mendalam dengan pihak manajer restoran untuk menganalisis secara mendalam mengenai lingkungan internal dan eksternal yang dihadapi oleh restoran, (3) wawancara dengan konsumen, dan (4) hasil pengisian kuisioner. Responden yang dipilih dalam pengisian kuisioner adalah responden yang benar-benar mengerti akan bisnis restoran yang dijalani oleh restoran.
Data sekunder merupakan data yang didapatkan melalui studi literatur maupun studi pustaka. Data sekunder dapat bersumber dari restoran, surat kabar, situs internet, jurnal yang terkait, buku teks manajemen strategis, Badan Pusat Statistik Tangerang, dan Badan Pusat Statistik Jakarta.
4.3
Metode Pengolahan dan Analisis Data Data yang didapat akan diolah dan dianalisis berdasarkan konsep-konsep
manajemen strategis berdasarkan David (2006). Analisis terhadap data akan dilakukan melalui analisis deskriptif dan kuantitatif. Analisis deskriptif dilakukan dengan mengumpulkan data untuk memberikan solusi terhadap permasalahan. Sedangkan analisis kuantitatif dilakukan dengan alat bantu berupa Matriks IFE (Internal Factor Evaluation), EFE (External Factor Evaluation), IE (InternalExternal), SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats), dan QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix).
4.3.1
Analisis Deskriptif Analisis deskriptif dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran
mengenai visi, misi dan tujuan perusahaan. Dengan analisis deskriptif juga akan didapatkan kondisi yang nyata dihadapi.
4.3.2
Analisis Tiga Tahap Perumusan Strategi Perumusan strategi dilakukan melalui tiga tahapan yaitu tahap input (input
stage), tahap pencocokan (matching stage), dan tahap pengambilan keputusan (decision stage).
1.
Tahap Input (Input Stage)
a)
Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal Tahap pengumpulan informasi untuk merumuskan strategi. Tahap ini
dilakukan identifikasi terhadap faktor internal dan eksternal yang menjadi kekuatan dan kelemahan dalam restoran. Penulisan dalam Matriks IFE, faktor internal yang menjadi kekuatan ditulis lebih dahulu dibanding faktor internal yang menjadi kelemahan. Begitu pula dalam Matriks EFE, faktor eksternal yang menjadi peluang ditulis terlebih dahulu daripada faktor eksternal yang menjadi ancaman. Matriks IFE merupakan alat formulasi strategi untuk meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama dalam area fungsional bisnis dan juga memberikan dasar untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi hubungan antara area-area tersebut (David, 2006). Dengan Matriks IFE dapat diketahui kemampuan
organisasi
dalam
menghadapi
lingkungan
internalnya
dan
mengetahui faktor-faktor internal yang penting. Menurut Umar (2003), data dan aspek penting yang dapat digali dari beberapa fungsional perusahaan adalah dari aspek manajemen, keuangan, sumberdaya manusia, pemasaran, dan produksi atau operasi. Bentuk Matriks IFE menurut David (2006) dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Matriks IFE ( Internal Factor Evaluation) Faktor- Faktor Bobot Peringkat Internal Kunci
Rata-Rata Tertimbang (Bobot X Peringkat)
Kekuatan : 1. …….. 10. Kelemahan : 1. …….. 10. Total Sumber : David (2006)
Matriks EFE memungkinkan para penyusun strategi untuk merangkum dan mengevaluasi informasi ekonomi; sosial, budaya, demografi dan lingkungan; politik, pemerintah dan hukum; teknologi; dan persaingan. Matriks EFE digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghadapi lingkungan eksternal. Matriks EFE terdiri dari kolom faktor internal utama, bobot, peringkat, dan rata-rata tertimbang. Bentuk Matriks EFE menurut David (2006), dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Matriks EFE (External Factor Evaluation) Faktor- Faktor Bobot Peringkat Eksternal Kunci Peluang : 1. …….. 10. Ancaman : 1. …….. 10. Total Sumber : David (2006)
Rata-Rata Tertimbang (Bobot X Peringkat)
b)
Pemberian Bobot Setiap Faktor Faktor-faktor internal dan eksternal strategis akan diberi bobot sesuai
dengan tingkat kepentingannya masing-masing. Penetuan bobot untuk setiap faktor-faktor internal dan eksternal strategis akan dilakukan oleh pakar atau pihak internal perusahaan yaitu pengambil keputusan, dalam hal ini manajer restoran. Teknik yang dapat dilakukan untuk memberikan bobot adalah metode Paired Comparison. Menurut Kinnear dan Taylor (1991), metode Paired Comparison merupakan metode yang dipakai untuk membandingkan setiap variabel pada baris (horizontal) dengan variabel pada kolom (vertikal). Penentuan bobot pada tiap faktor strategis internal maupun eksternal menggunakan skala 1, 2, dan 3. penilaian untuk setiap skala dapat dijelaskan sebagai berikut : 1 = jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal 2 = jika indikator horizontal sama penting dengan indikator vertikal 3 = jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal Bentuk tabel penilaian bobot faktor strategis internal dan eksternal dapat dilihat pada Tabel 10 dan Tabel 11.
Tabel 10. Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal Perusahaan B C D … Total Faktor Strategis Internal A A B C D … Total Sumber : Kinnear dan Taylor (2001)
Bobot
Tabel 11. Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal Perusahaan Faktor Strategis Eksternal A B C D … Total A B C D … Total Sumber : Kinnear dan Taylor (2001)
Bobot
Bobot untuk setiap variabel atau faktor strategis didapat dengan menentukan total nilai setiap faktor strategis terhadap jumlah nilai keseluruhan faktor strategis. Rumus dalam menentukan bobot setiap faktor strategis internal dan eksternal adalah sebagai berikut :
ai =
Xi n
∑
Xi
i=1
Dimana :
ai Xi i n
= bobot variabel ke-i = nilai variabel ke-i = 1,2,3,…,n = jumlah variabel
Bobot yang akan didapat berkisar antar 0,0 (tidak penting) hingga 1,0 (sangat penting) untuk setiap faktor strategis. Jumlah seluruh bobot harus sama dengan 1,0. Bobot yang diberikan mencerminkan tingkat kepentingan relatif dari suatu faktor strategis terhadap keberhasilan perusahaan dalam industri. Faktor strategis kekuatan dan kelemahan serta ancaman dan peluang akan mendapat bobot paling tinggi apabila memilki pengaruh paling besar dalam kinerja perusahaan. c)
Pemberian Peringkat atau Rating Pemberian peringkat dilakukan oleh manajemen dalam perusahaan
terhadap seluruh faktor strategis yang telah diidentifikasi. Pemberian peringkat
faktor eksternal strategis dilakukan dengan menilai seberapa efektif strategi perusahaan dalam menanggapi kondisi eksternal. Pemberian peringkat faktor internal strategis dilakukan untuk menentukan faktor internal strategis yang menjadi kekuatan utama, kekuatan minor, kelemahan utama, maupun kelemahan minor. Mengukur pengaruh masing-masing faktor eksternal strategis digunakan nilai peringkat dengan skala 1, 2, 3, dan 4 untuk mengukur keefektifan strategi perusahaan saat ini. Skala nilai peringkat yang digunakan untuk Matriks EFE adalah sebagai berikut : 1 = rendah, respon perusahaan jelek 2 = rendah, respon perusahaan rata-rata 3 = tinggi, respon perusahaan diatas rata-rata 4 = sangat tinggi, respon perusahaan superior Total rata-rata tertimbang tertinggi adalah 4,0 dan terendah adalah 1,0 dengan nilai rata-rata 2,5. Nilai bobot yang didapat kemudian dikalikan dengan peringkat sehingga didapat rata-rata tertimbang untuk setiap faktor internal strategis. Penjumlahan seluruh rata-rata tertimbang untuk setiap faktor internal strategis akan dihasilkan total rata-rata tertimbang. Total rata-rata tertimbang sebesar 4,0 menunjukkan bahwa perusahaan dapat merespon dengan baik peluang dan ancaman yang terjadi pada lingkungan eksternalnya, sedangkan jika total rata-rata tertimbang sebesar 1,0 menunujukkan bahwa strategi dalam perusahaan tidak dapat memanfaatkan peluang dan menghindari ancaman.
Total rata-rata tertimbang EFE dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu 3,0 sampai 4,0 (kuat) berarti respon perusahaan kuat terhadap peluang dan ancaman. Total rata-rata tertimbang 2,0 sampai 2,99 (rata-rata) berarti respon perusahaan sedang terhadap peluang dan ancaman. Total rata-rata tertimbang 1,0 sampai 1,99 (lemah) berarti respon perusahaan lemah terhadap peluang dan ancaman. Skala nilai peringkat yang digunakan untuk Matriks IFE adalah sebagai berikut : 1 = sangat lemah (kelemahan utama) 2 = lemah (kelemahan minor) 3 = kuat (kekuatan minor) 4 = sangat kuat (kekuatan utama) Nilai bobot yang didapat kemudian dikalikan dengan peringkat sehingga didapat rata-rata tertimbang untuk setiap faktor eksternal strategis. Penjumlahan seluruh rata-rata tertimbang untuk setiap faktor eksternal strategis akan dihasilkan total rata-rata tertimbang. Total rata-rata tertimbang IFE terkecil 1,0 dan tertinggi 4,0 dengan ratarata 2,5. Total rata-rata tertimbang IFE 3,0 sampai 4,0 mengindikasikan bahwa kondisi internal perusahaan kuat atau tinggi. Total rata-rata tertimbang IFE 2,0 sampai 2,99 mengindikasikan kondisi internal perusahaan sedang atau menengah. Jika total rata-rata tertimbang IFE 1,0 sampai 1,99 menunjukkan bahwa kondisi internal perusahaan lemah atau rendah. 2.
Tahap Pencocokan (Matching Stage) Setelah tahapan input maka tahap selanjutnya adalah tahap pencocokan.
Tahapan ini dilakukan dengan mencocokan kekuatan dan kelemahan internal
dengan peluang dan ancaman eksternal. Tahap pencocokan merupakan tahapan untuk dapat mengetahui posisi perusahaan agar dapat dihasilkan alternatif strategi yang layak bukan untuk memilih strategi yang terbaik. Pada tahap pencocokan alat analisis yang dapat digunakan adalah Matriks IE dan Matriks SWOT. 3.
Tahap Pengambilan Keputusan (Decision Stage) Tahap pengambilan keputusan dilakukan untuk memilih strategi terbaik
berdasarkan alternatif strategi yang telah didapatkan berdasarkan Matriks SWOT dan IE. Alat analisis yang digunakan dalam tahap pengambilan keputusan adalah QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix).
4.3.3
Matriks IE (Internal-External)
Matriks IE menampilkan posisi organisasi dalam diagram skematis yang dapat disebut sebagai matriks portofolio. Matriks IE terdiri dari sembilan sel dimana alternatif strategi dapat dihasilkan sesuai dengan posisi perusahaan dalam sembilan sel tersebut. Matriks IE memiliki dua dimensi kunci yaitu total rata-rata tertimbang IFE pada sumbu x dan total rata-rata tertimbang EFE pada sumbu y. Dengan mengetahui posisi organisasi dalam industri maka para penyusun strategi dapat memilih alternatif strategi yang layak. Bentuk dari Matriks IE dapat dilihat pada Gambar 4.
Internal Factor Evaluation
4,0 Tinggi External Factor Evaluation
Kuat
3,0 Rata-rata
2,0
Lemah
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
1,0
3,0 Menengah 2,0 Rendah 1,0
Gambar 4. Matriks Internal Eksternal. Sumber : David (2006)
Total rata-rata tertimbang IFE pada Matriks IE terbagi menjadi rendah (1,0-1,99), menengah (2,0-2,99), dan tinggi (3,0-4,0). Total rata-rata tertimbang EFE terbagi menjadi kuat (3,0-4,0), rata-rata (2,0-2,99), dan lemah (1,0-1,99) (David, 2006). Matriks IE terbagi menjadi sembilan sel dengan tiga daerah utama yang memiliki implikasi dari strategi yang berbeda yaitu : 1) Tumbuh dan kembangkan (grow and build) yang termasuk dalam sel I, II, atau IV. Strategi yang sesuai adalah strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk) atau strategi integrasi (integrasi ke belakang, integrasi ke depan, dan integrasi horizontal). 2) Jaga dan pertahankan (hold and maintain) yang termasuk dalam sel III, V, atau VII. Strategi yang sesuai adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk. 3) Tuai atau divestasi (harvest or divest) yang termasuk dalam sel VI, VIII,
dan IX. Strategi yang paling sering digunakan adalah strategi divestasi, likuidasi, atau diversifikasi konglomerat.
4.3.4
Matriks SWOT (Streghts, Weaknesses, Opportunities, and Threats) Matriks
SWOT digunakan untuk
merumuskan alternatif
strategi
perusahaan. Matriks SWOT akan menghasilkan alternatif strategi dengan mencocokan faktor eksternal kunci berupa peluang dan ancaman dengan faktor internal kunci yaitu kekuatan dan kelemahan. Matriks SWOT merupakan alat untuk
mencocokan
yang
penting
untuk
membantu
manajer
dalam
mengembangkan strategi. Hal yang paling sulit dalam mengembangkan Matriks SWOT ini adalah mencocokan faktor internal dan eksternal kunci. Tahap pencocokan faktor internal dan eksternal dalam Matriks SWOT membutuhkan penilaian yang baik Matriks SWOT merupakan alat yang sangat penting untuk membantu manajer dalam mengembangkan empat tipe strategi yaitu (1) strategi SO (Streghts-Opportunities) yaitu strategi untuk menggunakan kekuatan internal untuk memanfaatkan peluang eksternal, (2) strategi WO (WeaknessesOpportunities)
yaitu
strategi
mengurangi
kelemahan
internal
dengan
memanfaatkan peluang eksternal, (3) strategi ST (Streghts-Threats) yaitu strategi menggunakan kekuatan internal untuk mengatasi ancaman eksternal, dan (4) strategi WT (Weaknesses-Threats) yaitu strategi mengurangi kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal. Bentuk Matriks SWOT dapat dilihat pada Gambar 5.
IFE EFE Opportunities – O Daftar Peluang Eksternal
Threats – T Daftar Ancaman Eksternal
Strenghts – S Daftar Kekuatan Internal Strategi S-O
Weaknesses – W Daftar Kelemahan Internal Strategi W-O
Gunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang Strategi S-T
Minimalkan kelemahan dengan manfaatkan peluang Strategi W-T
Gunakan kekuatan untuk menghindari ancaman
Minimalkan kelemahan dan hindari ancaman
Gambar 5. Matriks SWOT. Sumber : David (2006)
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menyusun Matriks SWOT adalah : 1. Menuliskan peluang eksternal kunci perusahaan. 2. Menuliskan ancaman eksternal kunci perusahaan. 3. Menuliskan kekuatan internal kunci perusahaan. 4. Menuliskan kelemahan internal kunci perusahaan. 5. Mencocokan kekuatan internal dengan peluang eksternal, dan menuliskan hasil strategi SO dalam sel yang ditentukan. 6. Mencocokan kelemahan internal dengan peluang eksternal, dan menuliskan hasil strategi WO dalam sel yang ditentukan. 7. Mencocokan
kekuatan
internal
dengan
ancaman
eksternal,
dan
menuliskan hasil strategi ST dalam sel yang ditentukan. 8. Mencocokan kelemahan internal dengan ancaman eksternal, dan menuliskan hasil strategi WT dalam sel yang ditentukan.
4.3.5
QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) Setelah menentukan alternatif strategi yang layak, maka tahap terakhir
adalah menentukan strategi yang terbaik. Teknik yang digunakan untuk menentukan strategi yang terbaik adalah Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif (QSPM). QSPM bertujuan untuk menentukan daya tarik relatif strategi berdasarkan kemampuan strategi tersebut dalam memanfaatkan atau memperbaiki faktor kunci internal dan eksternal. Teknik QSPM dirancang untuk menentukan daya tarik relatif dari tiap alternatif strategi yang layak. Teknik QSPM akan menghasilkan strategi terbaik secara objektif. QSPM menggunakan input yang berasal dari dari tahap satu atau tahap input (Matriks IFE dan EFE) serta tahap dua atau tahap pencocokan (Matriks IE dan SWOT). Komponen yang terdapat dalam QSPM adalah alternatif strategi, faktor kunci internal dan eksternal, bobot, nilai daya tarik (attractiveness scores – AS), total nilai daya tarik (total attractiveness scores – TAS), dan penjumlahan total nilai daya tarik (sum total attractiveness scores – STAS). Dapat dilihat dari Tabel 12 bahwa kolom kiri QSPM terdiri dari faktor internal dan eksternal kunci (didapat dari Matriks IFE dan EFE), sedangkan baris atas terdiri dari alternatif strategi yang layak (didapat dari Matriks IE dan SWOT). Bentuk Matriks QSP dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) Faktor Alternatif Strategi Kunci Bobot Strategi 1 Strategi 2 Peluang Ancaman Kekuatan Kelemahan Total Sumber : David, 2006
Startegi 3
Terdapat enam langkah yang dibutuhkan untuk mengembangkan QSPM sebagai berikut (David, 2006): Langkah 1
Membuat daftar peluang/ancaman eksternal dan kekuatan/kelemahan internal kunci pada kolom kiri dalam QSPM. Informasi ini diambil secara langsung dari Matriks IFE dan EFE.
Langkah 2
Memberi bobot untuk masing-masing faktor internal dan eksternal kunci dan ditulis tepat di samping kanan faktor internal dan eksternal. Bobot yang diberikan identik dengan bobot pada Matriks IFE dan EFE.
Langkah 3
Mengevaluasi matriks tahap 2 (pencocokan), dan identifikasi alternatif strategi yang harus dipertimbangkan organisasi untuk diimplementasikan. Kemudian dicatat pada baris atas QSPM.
Langkah 4
Menentukan Nilai Daya Tarik (Attractiveness Scores – AS). Nilai ini mengindikasikan daya tarik relatif dari masing-masing strategi. Nilai daya tarik yang diberikan yaitu 1 = tidak menarik, 2 = agak menarik, 3 = cukup menarik, dan 4 = sangat menarik.
Langkah 5
Menghitung Total Nilai Daya Tarik (Total Attractiveness Scores – TAS). Nilai ini didapatkan berdasarkan hasil perkalian bobot (langkah 2) dengan nilai daya tarik (langkah 4) dalam tiap baris. Total Nilai Daya Tarik menunjukkan daya tarik relatif masingmasing alternatif strategi. Semakin besar nilainya, maka semakin menarik alternatif strategi tersebut.
Langkah 6
Menghitung Penjumlahan Total Nilai Daya Tarik (STAS). Hasil ini didapat dengan menjumlahkan total nilai daya tarik dari masingmasing kolom strategi QSPM. Nilai Penjumlahan Total Nilai Daya Tarik tertinggi menunjukan strategi tersebut yang paling menarik sehingga strategi dengan nilai STAS tertinggi merupakan alternatif strategi terbaik yang dapat dijalankan.
V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
5.1
Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro merupakan salah satu restoran yang
menjadikan mie sebagai menu utama. Mie ayam yang disajikan pada restoran ini merupakan mie ayam khas daerah Bangka. Restoran ini menggunakan bumbubumbu yang khusus dikirim dari Bangka dalam pembuatan mie ayamnya. Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro menjadi restoran mie ayam pertama di daerah Bintaro yang menyajikan menu mie ayam khas Bangka. Usaha ini dimulai pada tahun 1988 oleh Bapak Hianto Ngadinata dan Ibu Tjin Mie Lian. Awalnya berdagang mie ayam dilakukan hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup. Resep mie ayam merupakan resep yang dibuat sendiri oleh Ibu Tjin Mie Lian. Saat itu Bapak Hianto Ngadinata masih berjualan mie ayam dengan menggunakan mobil di wilayah Bintaro. Setelah berjalan selama dua tahun usaha ini mulai menempati lokasi permanen di sektor II, Bintaro Jaya, Pondok Aren, Kabupaten Tangerang. Usaha Mie Ayam Bangka Bintaro terus berkembang sehingga pada tahun 1992 dibuka cabang pertama Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro di Hero, Jalan Veteran, Bintaro. Namun pada tahun 2006 pengelolaan cabang pertama ini diserahkan kepada salah satu anggota keluarga Bapak Hianto Ngadinata. Sejak saat itu Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Hero Veteran memiliki manajemen yang terpisah dengan Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro lainnya. Cabang kedua berdiri tahun 1993 di daerah Bintaro sektor V. Cabang kedua inilah yang menjadi Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro
V. Tahun 1995 dibuka kembali cabang dari Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro di Lantai 2 ITC Mangga Dua, Jakarta Utara. Cabang di ITC Mangga Dua berdiri sejak awal pembukaan ITC Mangga Dua tersebut. Perkembangan Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro cukup baik, maka pada tahun 2003 pihak ITC Mangga Dua menawarkan pemilik restoran untuk membuka gerai di Lantai 5, ITC Mangga Dua. Cabang restoran Mie Ayam Bangka Bintaro selanjutnya dibuka di daerah ITC Permata Hijau pada tahun 2004. Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V mengalami perpindahan lokasi pada tahun 1996. Perpindahan lokasi tersebut dilakukan karena akan dilakukan renovasi pada tempat usaha di Jalan Bintaro Utama V, Blok EB 1 / No. 67, Sektor V, Bintaro Jaya. Perpindahan lokasi memang tidak terlalu jauh dari lokasi awal yaitu di Jalan Bintaro Utama V, Blok EB 1/ No. 9, Sektor V, Bintaro Jaya. Bangunan yang telah mengalami renovasi tersebut kemudian dimanfaatkan oleh pemilik restoran untuk mengelola unit bisnis lain. Dibuka unit bisnis lain dimaksudkan agar kedua restoran tersebut tidak saling bersaing. Tempat usaha tersebut dimanfaatkan oleh pemilik untuk membuka restoran yang diberi nama Happy Sandwich yang menyajikan menu utama berbagai macam sandwich atau roti isi. Pemilihan menu sandwich sebagai menu utama untuk unit bisnis baru dilakukan atas keinginan pemilik restoran. Walaupun Restoran Happy Sandwich menyajikan menu yang berbeda dibandingkan Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro yang lain, namun menu Mie Ayam Bangka tetap disediakan pada Restoran Happy Sandwich ini.
Perkembangan Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro berjalan cukup baik dari tahun ke tahun. Namun persaingan yang ketat dalam usaha restoran juga berdampak pada perkembangan Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro. Usaha yang telah berjalan selama 20 tahun ini masih dapat bertahan dan terus berkembang ditengah persaingan yang sangat tinggi. Restoran ini juga mampu memperluas pasar dan konsumennya dengan membuka enam cabang diberbagai daerah. Pengalaman yang dimiliki menjadi salah satu kekuatan restoran ini karena pemilik mampu menganalisis kondisi internal dan eksternal restoran berdasarkan pengalaman yang dimilikinya. Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V merupakan salah satu cabang yang sangat baik perkembangannya. Melihat permintaan konsumen Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro yang masih cukup baik, maka restoran ini memiliki potensi yang besar untuk terus mengembangkan usahanya. Permintaan konsumen dari wilayah yang cukup jauh lewat fasilitas pesan antar (delivery service) terkadang tidak mampu dipenuhi oleh restoran. Namun hal tersebut menjadi peluang yang besar bagi restoran untuk dapat memperluas cabangnya agar dapat memenuhi permintaan konsumen di wilayah yang lebih luas.
5.2
Visi dan Misi Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Visi dan misi dalam organisasi sangat penting untuk mengarahkan tujuan
organisasi serta langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Visi dan misi harus dapat dikomunikasikan dengan baik kepada seluruh pihak yang terlibat dalam menjalankan visi dan misi tersebut. Bila dirumuskan
dan dijalankan dengan baik pernyataan visi dan misi akan memiliki dampak yang positif dalam pencapaian target dan tujuan organisasi. Awalnya pemilik restoran menjalankan usaha ini dengan tujuan dapat memenuhi kebutuhan hidup. Karena itu pemilik Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro tidak membuat pernyataan visi dan misi yang formal dan tertulis. Namun pernyataan visi dan misi tersebut dapat dilihat secara tersirat melalui wawancara yang dilakukan dengan pihak manajer restoran. Pernyataan visi dan misi yang formal dan tertulis sangat penting bagi restoran untuk dapat mencapai tujuannya, maka diharapkan Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro dapat menyusun pernyataan misi dan visi secara tertulis. Pernyataan visi dan misi tersebut juga harus dapat dikomunikasikan dengan baik kepada seluruh karyawan agar target dan tujuan restoran dapat tercapai. Berdasarkan wawancara dengan manajer restoran maka dapat disimpulkan visi dan misi Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro. Visi Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro yaitu agar restoran dapat terus berkembang dengan memberikan produk dan pelayanan yang terbaik serta meningkatkan kesejahteraan karyawan. Pemilik restoran juga menginginkan agar karyawan. Berdasarkan visi yang dimiliki oleh Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro, maka misi yang dijalankan untuk mencapai visi tersebut antara lain : 1. Memberikan pelayanan yang terbaik bagi konsumen. 2. Menanggapi dengan serius segala keluhan dari konsumen. 3. Mempertahankan kualitas rasa mie ayam dengan harga yang bersaing. 4. Meningkatkan kualitas produk dengan bahan yang berkualitas dan penyajian yang baik.
5. Melakukan perbaikan dalam konsep ruangan demi kenyamanan konsumen.
5.3
Lokasi dan Denah Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V, Kabupaten Tangerang Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V terletak di Jalan
Bintaro Utama V, Blok EA 1/ No.9, Sektor V, Bintaro Jaya, Pondok Aren, Kabupaten Tangerang. Lokasi yang ditempati restoran ini sangat strategis karena tepat di pinggir Jalan Bintaro Utama yang ramai dilalui oleh kendaraan. Hal tersebut memudahkan konsumen untuk menemukan dan menjangkau restoran. Desain ruangan Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V sangat memperhatikan aspek keindahan, kebersihan, dan kenyaman konsumen. Penggunaan cat berwarna putih dan krem menampilkan kesan yang bersih dan rapih. Dinding restoran dipasang bingkai berwarna merah untuk meletakan bunga agar ruangan menjadi lebih indah. Bingkai tersebut juga digunakan untuk memasang gambar-gambar menu makanan dan minuman yang disajikan. Daftar menu yang diberikan kepada konsumen juga disertai dengan gambar sehingga konsumen dapat melihat contoh makanan dan minuman yang akan mereka pesan. Gambar
menu
ditampilkan
dengan
sangat
menarik
sehingga
dapat
membangkitkan selera konsumen. Di setiap meja konsumen disediakan kecap manis, kecap asin, sambal, merica, sendok, garpu, tusuk gigi dan tissue. Penataan ruangan dilakukan agar konsumen merasa nyaman berada di dalam restoran. Tata letak ruangan dapat dilihat pada Lampiran 1. Ruangan dilengkapi dengan AC (Air Conditioner), toilet, dan wastafel. Kursi dan meja disusun tidak terlalu berdekatan sehingga konsumen dapat bergerak dengan leluasa. Jumlah meja dan kursi yang ada yaitu :
1. Meja yang dapat menampung empat orang sebanyak sembilan buah. 2. Meja yang dapat menampung delapan orang sebanyak dua buah. 3. Kursi sebanyak 52 buah. Penataan dapur dilakukan dengan perencanaan yang matang agar penempatannya tidak mengganggu kenyamanan konsumen. Dapur restoran dipisah menjadi dua bagian yaitu dapur basah dan dapur kering. Dapur kering digunakan untuk memasak mie ayam dan tempat makan karyawan. Dapur basah digunakan untuk mencuci peralatan, mempersiapkan bahan-bahan untuk memasak, dan memasak makanan yang lebih sulit pengolahannya. Dapur untuk membuat nasi tim, siomay, pempek dan otak-otak diletakkan diluar ruangan restoran. Hal itu dilakukan karena pembuatan makanan tersebut menghasilkan cukup banyak asap sehingga penempatan dapur diluar restoran dilakukan agar konsumen tidak terganggu dengan asap hasil memasak makanan tersebut.
5.4
Struktur Organisasi Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Struktur organisasi yang diterapkan pada Restoran Mie Ayam Bangka
Bintaro masih sangat sederhana. Restoran ini merupakan restoran yang pengelolaannya dilakukan oleh keluarga. Manajer di setiap cabang Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro masih memiliki hubungan keluarga dengan pemilik restoran. Fungsi manajemen belum diterapkan secara menyeluruh karena masih terjadi rangkap dalam jabatan dan pekerjaan. Secara umum struktur organisasi Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro dapat dilihat Gambar 6.
Pemilik
Manajer Cabang Sektor 2 Bintaro
Karyawan
Manajer Cabang Sektor 5 Bintaro
Manajer Cabang ITC Mangga Dua Lantai 2
Manajer Cabang ITC Mangga Dua Lantai 5
Manajer Cabang ITC Permata Hijau
Karyawan
Karyawan
Karyawan
Karyawan
Manajer Happy Sandwich Bintaro
Karyawan
Gambar 6. Struktur Organisasi Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Tahun 2008.
Struktur organisasi yang dijalankan oleh Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro belum menetapkan pembagian tugas manajemen. Kegiatan pemasaran, pengelolaan keuangan, dan promosi masih dilakukan oleh satu orang manajer yaitu manajer Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V. Manajer cabang Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro juga merangkap sebagai orang yang bertugas untuk melakukan kegiatan pemasaran, keuangan, dan promosi untuk keseluruhan cabang. Selain menjadi manajer Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V, beliau juga menjadi manajer untuk Restoran Happy Sandwich. Manajer cabang lain memiliki tugas sebagai berikut : 1. Mengawasi pekerjaan karyawan di restoran. 2. Melakukan pembayaran listrik, service charge, dan iuran parkir. 3. Memberitahukan kepada pemilik restoran jika ada sosialisasi peraturan atau keputusan pihak pengelola pusat perbelanjaan (mal) yang berkaitan dengan restoran.
4. Memberitahukan kepada pemilik restoran mengenai keputusan atau kebijakan dari asosiasi pedagang di pusat perbelanjaan (mal). 5. Menghitung keuangan restoran pada masing-masing cabang. 6. Melaporkan mengenai keadaan restoran pada pemilik restoran. Keputusan yang berkaitan dengan perkembangan restoran sebagian besar merupakan kebijakan dari pemilik restoran. Penggantian peralatan-peralatan dalam restoran dilakukan oleh pemilik restoran atas pemberitahuan dari para manajer cabang. Keputusan dalam menentukan lokasi pembukaan cabang baru dan menetapkan unit bisnis baru merupakan keputusan pemilik restoran sendiri. Pemilik restoran memang masih banyak terlibat dalam mengawasi perkembangan restoran. Para karyawan bertanggung jawab mengerjakan tugasnya masing-masing. Manajer cabang bertugas untuk mengawasi pekerjaan para karyawan sehingga para karyawan bertanggung jawab langsung kepada para manajer cabang. Sedangkan para manajer cabang bertanggung jawab langsung kepada pemilik restoran.
5.5
Budaya Kerja Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Budaya kerja pada Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro didasarkan pada
budaya kekeluargaan. Kepribadian yang harus dibangun oleh karyawan restoran adalah kejujuran, bertanggung jawab, kerja keras dan kemauan untuk terus belajar. Para karyawan harus bertanggung jawab pada pekerjaannya dan mau untuk bekerja keras. Kejujuran menjadi hal yang penting karena dengan kejujuran, maka seorang karyawan dapat dipercaya untuk melakukan pekerjaannya.
Kemauan belajar yang tinggi, maka seorang karyawan akan mudah untuk beradaptasi dan menguasai hal baru. Penerimaan karyawan di Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro tidak mensyaratkan tingkat pendidikan tertentu. Umumnya jenjang pendidikan para karyawan yang ada di Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro mulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai Sekolah Menengah Atas (SMA), bahkan ada karyawan yang tidak mengenyam pendidikan. Hal yang paling diperhatikan oleh pemilik restoran saat menerima karyawan bukan dilihat dari segi tingkat pendidikan tetapi dari kemauan karyawan tersebut untuk terus belajar. Pemilik restoran sangat menginginkan agar dengan bekerja di restoran para karyawan bisa memiliki ketrampilan lebih dibandingkan sebelum bekerja di restoran. Karena itulah, pemilik restoran ingin menanamkan kemauan untuk terus belajar pada setiap karyawannya. Dengan kemauan untuk terus belajar maka karyawan dapat terus meningkatkan ketrampilan dan kemampuannya. Seorang karyawan akan diberikan gaji lebih seiring dengan meningkatnya ketrampilan dan kemampuannya. Pemilik juga sangat memperhatikan kesejahteraan karyawannya. Selain memberikan gaji kepada karyawannya, pemilik restoran juga menyediakan tempat tinggal untuk para karyawannya. Saat ini pemilik restoran memang belum dapat menaikan gaji para karyawannya. Namun seiring dengan perkembangan dan pertumbuhan restoran pemilik restoran berharap dapat memberikan gaji dan kesejahteraan yang lebih bagi para karyawannya.
VI. ANALISIS LINGKUNGAN USAHA
6.1
Analisis Lingkungan Analisis lingkungan merupakan proses awal dalam perumusan strategi
dimana suatu perusahaan melakukan mengidentifikasi, mengevaluasi, dan menganalisis lingkungan yang dihadapi oleh perusahaan. Tahap analisis lingkungan sangat penting bagi Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V karena lingkungan yang dihadapi oleh restoran terus berubah dengan cepat. Agar dapat bertahan dan terus berkembang restoran harus mampu untuk terus beradaptasi dengan lingkungan yang terus berubah. Mengidentifikasi faktorfaktor lingkungan dengan tepat sangat berpengaruh terhadap penentuan strategi yang tepat bagi restoran. Analisis lingkungan dapat dibagi menjadi dua, yaitu analisis lingkungan internal dan analisis lingkungan eksternal.
6.2
Analisis Lingkungan Internal Analisis lingkungan internal dilakukan dengan mengidentifikasi dan
mengevaluasi kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan dalam area fungsional bisnis. Tujuan dari identifikasi dan evaluasi kekuatan dan kelemahan perusahaan adalah menghasilkan strategi yang dapat memanfaatkan kekuatan dan mengatasi kelemahan internal perusahaan. Kekuatan dan kelemahan tersebut ditentukan secara relatif terhadap pesaing dan tujuan perusahaan. Identifikasi dan evaluasi lingkungan internal perusahaan mencakup manajemen, sumberdaya manusia dan karyawan, keuangan dan akuntansi, produksi dan operasi, dan pemasaran.
6.2.1
Manajemen Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V, Kabupaten Tangerang Sistem manajemen yang dilakukan oleh restoran masih sangat sederhana.
Pemilik restoran belum menerapkan fungsi-fungsi manajemen secara menyeluruh. Pembagian pekerjaan dan tugas dalam restoran belum terstruktur dengan jelas dan terdapat rangkap jabatan dan pekerjaan pada satu orang. Kurangnya sumberdaya manusia yang dimiliki oleh restoran merupakan faktor yang menyebabkan terjadinya rangkap jabatan dan pekerjaan. Hal tersebut dapat dilihat dari pekerjaan pengelolaan keuangan, pemasaran, dan promosi dilakukan oleh satu orang manajer restoran. Keputusan mengenai operasional dan perkembangan restoran dimasa depan sebagian besar berada di tangan pemilik restoran. Manajer dan karyawan restoran hanya berperan sebagai pelaksana dari sebagian besar keputusan yang dibuat oleh pemilik restoran. Kebijakan-kebijakan mengenai restoran harus melalui persetujuan dengan pihak pemilik. Keterlibatan pemilik restoran dalam operasi dan produksi juga masih sangat tinggi. Hal itu dapat dilihat dari pengelolaan aset dan pembayaran gaji karyawan untuk karyawan di seluruh cabang restoran sepenuhnya dilakukan oleh pemilik restoran. Pemilik restoran juga terlibat dalam proses perekrutan karyawan cabang Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro.
6.2.2
Sumberdaya Manusia dan Karyawan Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro merupakan restoran yang dikelola
oleh keluarga. Manajemen yang dijalankan masih sederhana dan belum sepenuhnya menjalankan fungsi manajemen yang baik. Karyawan yang dimiliki
oleh Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro seluruhnya merupakan karyawan pelaksana seperti tukang masak, pelayan, kasir, dan supir. Manajemen dalam restoran dilakukan oleh pemilik restoran dan anggota keluarga. Manajer di setiap cabang Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro masih memiliki hubungan keluarga dengan pemilik restoran. Karakteristik karyawan Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Karakteristik Karyawan Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V, Kabupaten Tangerang Tahun 2008 Tingkat Lama Bekerja Jumlah No Jenis Pekerjaan Pendidikan (tahun) (orang) 1. Manajer cabang Perguruan Tinggi 5 1 2. Kasir SMP 3 1 3. Tukang masak SD dan SMP 2–6 5 4. Tukang minuman SMP 1 2 dan pelayan 5. Tukang antar SMP 2 2 Sumber : Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V (2008)
Berdasarkan Tabel 13 dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan yang dimiliki oleh karyawan pelaksana dimiliki oleh Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V mulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai Sekolah Menengah Atas (SMA). Manajer cabang yang merupakan anggota keluarga pemilik restoran merupakan lulusan Diploma Tiga (D3) Jurusan Perhotelan. Karyawan restoran umumnya sudah bekerja antara satu sampai enam tahun. Menurut manajer restoran, tingkat pertukaran karyawan tidak terlalu sering terjadi. Biasanya pertukaran karyawan yang masuk maupun keluar terjadi pada saat Hari Raya Lebaran. Restoran tidak mengalami kesulitan dalam mencari karyawan baru karena setelah Hari Raya Lebaran banyak orang yang mencari pekerjaan.
Perekrutan karyawan dilakukan dengan dua cara, yaitu (1) pertukaran karyawan antar cabang, dan (2) perekrutan karyawan yang berasal dari luar restoran. Pertukaran karyawan antar cabang biasanya dilakukan untuk karyawan yang bertugas memasak mie. Hal tersebut dilakukan jika ada cabang restoran yang belum memiliki karyawan yang dapat memasak mie. Perekrutan karyawan yang berasal dari luar dilakukan dengan prosedur dan syarat yang telah ditetapkan oleh pemilik restoran. Syarat dalam perekrutan karyawan adalah orang yang mau bekerja keras, jujur, dan mau terus belajar. Syarat pengalaman hanya diberlakukan untuk tukang masak. Tukang masak diharuskan memiliki pengalaman dalam memasak. Secara umum pelatihan dilakukan untuk semua karyawan yang baru bekerja di restoran. Pelatihan
dilakukan
agar
karyawan
mengerti
dan
terbiasa
melakukan
pekerjaannya. Syarat dan pelatihan yang diberikan untuk setiap pekerjaan adalah sebagai berikut : 1. Tukang Masak Karyawan yang akan menjadi tukang masak mie dilatih sendiri oleh Ibu Tjin Mie Lian. Tukang masak mie di setiap cabang restoran Mie Ayam Bangka Bintaro harus bisa memasak mie dengan standar rasa yang telah dibuat oleh Ibu Tjin Mie Lian. Pemilik restoran menetapkan standar rasa untuk mie agar konsumen dapat menikmati mie ayam bangka dengan rasa yang sama disemua cabang restoran. Biasanya pelatihan dilakukan selama empat sampai lima bulan. Rasa dan kebersihan merupakan hal yang sangat penting dalam menilai karyawan yang bekerja sebagai tukang masak.
2. Kasir Karyawan yang menjadi kasir harus dapat menggunakan mesin kasir. Karyawan yang belum terampil menggunakan mesin kasir akan dilatih terlebih dahulu. Pekerjaan kasir akan dilakukan oleh manajer cabang sampai karyawan siap untuk menjadi kasir. 3. Pelayan Restoran Pelayan restoran juga bertugas sebagai pembuat minuman. Pelayan restoran dilatih untuk melayani konsumen dengan baik. Karyawan diharuskan mengerti tentang menu yang disajikan oleh restoran. pelayan restoran harus dapat menjelaskan dengan baik kepada konsumen yang bertanya tentang menu yang disajikan oleh restoran. 4. Tukang Antar Tidak ada pelatihan khusus bagi tukang antar pesanan. Tukang antar hanya harus bisa mengendarai kendaraan dan dapat menghafal rute yang harus dilalui. Karyawan yang dimiliki oleh Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V tidak terlalu banyak. Karena itu, pihak manajemen restoran tidak dapat melakukan pembagian shift waktu kerja. Seluruh karyawan bekerja mulai dari jam 10.00 WIB sampai 22.00 WIB. Setiap karyawan diberikan jatah untuk libur sebanyak dua kali dalam sebulan. Jadwal libur karyawan diatur oleh manajemen restoran untuk menghindari jadwal libur yang bersamaan antar karyawan. Insentif yang diberikan oleh pemilik restoran kepada karyawan berupa gaji bulanan, bonus, hadiah, dan THR (Tunjangan Hari Raya). Gaji yang diberikan untuk karyawan restoran yaitu :
1. Tukang Masak
: Rp 800.000 sampai Rp 1.000.000
2. Tukang Antar
: Rp 400.000 sampai Rp 450.000
3. Pelayan Restoran
: Rp 300.000 sampai Rp 350.000
4. Kasir
: Rp 500.000
Tunjangan Hari Raya (THR) diberikan pada saat Hari Raya Lebaran dan diberikan sebanyak satu kali gaji karyawan. Selain THR pemilik restoran juga memberikan hadiah dan bonus pada karyawan saat Hari Raya Lebaran. Karyawan juga diberikan uang untuk biaya makan dan transportasi. Tempat tinggal untuk karyawan juga disediakan secara gratis. Gedung tempat usaha juga digunakan untuk tempat tinggal karyawan. Sebagian karyawan juga diperbolehkan untuk tinggal di rumah pemilik restoran. Pemilik restoran mengijinkan seluruh karyawannya untuk libur selama satu minggu saat Hari Raya Lebaran. Kebijakan pemilik restoran tersebut mengharuskannya untuk menutup seluruh cabang restoran. Pemilik restoran hanya membuka satu cabang restoran yang dikelola sendiri oleh seluruh anggota keluarga.
6.2.3
Keuangan dan Akuntansi Kondisi keuangan restoran dapat dikatakan masih stabil. Omset yang
diterima oleh restoran masih mengalami peningkatan tiap bulannya. Walaupun peningkatan yang biasanya mencapai Rp 2.000.000 sampai Rp 3.000.000 per bulan mengalami penurunan menjadi Rp 1.500.000 per bulan. Salah satu faktor yang mengakibatkan hal tersebut adalah tingginya tingkat persaingan dalam industri restoran.
Pemilik restoran menggunakan modal sendiri dalam menjalankan usahanya. Pemilik restoran menginvestasikan modal Rp 10.000.000 pada awal menjalankan usaha ini. Sampai saat ini semua modal yang digunakan dalam menjalankan usaha restorannya merupakan modal dari pemilik sendiri. Pemilik restoran tidak ingin meminjam modal dengan alasan tidak ingin menambah resiko usaha apabila tidak dapat mengembalikan pinjaman tersebut. Pemilik restoran pernah meminjam uang dari bank yang digunakan untuk berjaga-jaga tetapi tidak dipakai untuk menjalankan usaha. Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V sudah melakukan pencatatan akuntansi dalam mengelola keuangan dan modalnya. Pencatatan akuntansi mulai dilakukan dengan menggunakan komputer sejak tahun 2003. Pencatatan akuntansi pada Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V dilakukan oleh satu orang manajer yang bertugas melakukan pembukuan untuk semua cabang restoran. Setiap hari manajer cabang bertugas untuk melakukan pembukuan manual dan penghitungan omset yang diterima oleh cabang restoran. Pembukuan dan omset yang diterima oleh setiap cabang kemudian diserahkan langsung oleh karyawan restoran kepada pemilik restoran. Biaya yang dikeluarkan oleh restoran terdiri dari biaya investasi serta biaya produksi dan operasi. Nilai aset dalam bangunan Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V kurang lebih mencapai 200 juta rupiah. Jumlah aset yang dimiliki oleh Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V dapat dilihat pada Tabel 14 berikut.
Tabel 14. Jumlah Aset Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V, Kabupaten Tangerang Tahun 2008 No. Komponen Aset Jumlah 1. Tanah dan bangunan 2 lantai 9 x 12 m2 2. Televisi 1 buah 3. Air Conditioner (AC) 4 buah 4. Lemari es 4 buah 5. Mesin pembuat jus 1 buah 6. Dispenser 1 buah 7. Kompor 6 buah • Kompor gas 1 buah • Kompor minyak tanah 8. Penggorengan 3 buah 9. Dandang 3 buah 10. Panci 3 buah • Panci kecil 1 buah • Panci untuk memasak nasi 4 buah • Panci lainnya Sumber : Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V (2008)
6.2.4
Produksi dan Operasi Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V beroperasi selama
12 jam sehari. Restoran ini mulai buka pada jam 10.00 WIB dan tutup pada jam 22.00. Restoran ini buka setiap hari Senin sampai hari Minggu. Pada hari libur nasional Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V tetap beroperasi. Pada Hari Raya Lebaran hanya satu restoran yang beroperasi karena pemilik restoran mengizinkan seluruh karyawan untuk libur. Aktivitas produksi dan operasi yang dilakukan oleh Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V adalam mengolah bahan baku menjadi produk jadi siap dikonsumsi oleh konsumen. Dalam menjalankan produksi dan operasi tersebut restoran membutuhkan bahan baku yang diambil langsung dari pemasok. Bahan baku yang diperlukan oleh restoran antara lain mie, sea food (ikan, udang,
cumi), sayur, daging, dan bumbu-bumbu. Bahan baku yang diperlukan untuk membuat menu mie ayam Bangka antara lain : •
Mie
•
Kecap manis
•
Kecap asin
•
Penyedap rasa
•
Minyak hasil menggoreng kulit ayam sehingga menghasilkan rasa yang gurih
•
Kaldu ayam
•
Sayur (sawi, tauge) Bahan baku yang disiapkan kemudian diolah langsung di restoran oleh
tukang masak. Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V memiliki lima orang tukang masak dengan pembagian pekerjaan masing-masing. Pembagian pekerjaan dilakukan agar pekerjaan lebih terspesialisasi sehingga diharapkan pekerjaan dapat dilakukan dengan efektif dan efisien. Pembagian pekerjaan tukang masak terdiri dari : 1. Tukang masak mie satu orang 2. Tukang potong satu orang 3. Tukang masak Tom Yam satu orang 4. Tukang masak Chinesse Food lainnya dua orang Bahan baku mie untuk membuat mie ayam dipesan setiap hari dari pemasok. Pemesanan mie dilakukan pada pagi hari dan kemudian diambil saat sore hari. Pemesanan hari ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan beberapa hari. Jika bahan baku mie tidak habis terpakai, maka akan dijadikan sebagai
persediaan. Bahan baku daging, sea food, serta sayur dibeli untuk persediaan selama dua sampai tiga hari. Manajemen restoran mengharuskan agar pembelian bahan baku tidak berlebihan untuk menjaga kesegaran bahan baku yang dipakai, terutama untuk daging dan sea food. Pembelian bahan baku untuk semua cabang dilakukan secara kolektif. Pembelian secara kolektif dilakukan untuk menghemat biaya transportasi yang dikeluarkan. Setiap cabang memiliki daftar pembelian bahan baku yang diperlukan. Tukang masak bertugas untuk mengontrol persediaan bahan baku yang diperlukan untuk mengisi daftar pembelian bahan baku. Daftar pembelian bahan baku tersebut akan dikumpulkan oleh semua cabang. Kemudian daftar pembelian bahan baku tersebut diserahkan kepada dua orang karyawan yang bertugas melakukan pembelian.
6.2.5
Pemasaran dan Penjualan Dalam menganalisis pemasaran dan penjualan yang dilakukan oleh
Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V dapat dilihat dari bauran pemasaran restoran. Analisis bauran pemasaran restoran meliputi produk, harga, distribusi, dan promosi yang dilakukan oleh manajemen Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V. 1) Produk Produk mie sebagai menu andalan Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro merupakan produk yang sudah sangat dikenal oleh masyarakat Indonesia. Penerimaan masyarakat Indonesia terhadap produk mie juga sangat baik. Sebagian besar masyarakat Indonesia sudah terbiasa mengkonsumsi mie. Mie juga
merupakan salah satu makanan pengganti nasi yang disukai oleh sebagian besar masyarakat. Hal tersebut merupakan salah satu faktor yang menjadi peluang bagi restoran ini. Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V sangat memperhatikan kualitas dan kebersihan produk yang dihasilkan. Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi merupakan bahan-bahan yang berkualitas baik. Demi menjaga keaslian rasa mie ayam khas Bangka, maka bumbu-bumbu dalam membuat mie ayam didatangkan khusus dari daerah Bangka. Mie yang digunakan sebagai bahan baku pun merupakan mie dengan kualitas yang baik. Pemilik restoran melakukan pencarian terhadap pemasok bahan baku mie yang memiliki kualitas dan cita rasa yang terbaik. Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi sangat diperhatikan faktor kesegarannya. Kesegaran bahan baku sangat diperhatikan karena faktor tersebut sangat berpengaruh terhadap kualitas rasa produk yang dihasilkan. Karena itu, pembelian bahan baku hanya untuk memenuhi persediaan restoran selama dua sampai tiga hari. Bakso yang dipakai sebagai bahan baku produk merupakan hasil produksi sendiri. Memproduksi sendiri bakso yang dipakai sebagai bahan baku dilakukan oleh pemilik restoran sejak beredar kabar tentang bakso yang mengandung boraks dan formalin. Pemilik restoran memutuskan untuk memproduksi sendiri bakso untuk menjamin bakso yang digunakan berkualitas baik dan tidak mengandung boraks maupun formalin. Keunggulan dalam kualitas dan rasa yang dimiliki restoran merupakan salah satu keunggulan restoran yang sulit disaingi oleh kompetitor restoran.
2) Harga Penetapan harga untuk produk yang dihasilkan oleh restoran dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain rata-rata harga produk sejenis di pasaran dan biaya yang dikeluarkan dalam melakukan produksi. Pemilik serta manajer restoran melakukan pemantauan terhadap harga produk sejenis yang dihasilkan oleh kompetitor restoran. Pemantauan harga produk sejenis di pasar dimaksudkan agar restoran dapat mempertahankan harga produk yang bersaing. Harga produk juga ditentukan dari biaya produksi yang dikeluarkan ditambah dengan persentase keuntungan yang ditetapkan oleh pemilik. Keputusan penetapan harga dan persentase keuntungan sepenuhnya dilakukan oleh pemilik restoran. Harga bersaing dengan kualitas produk yang unggul merupakan kekuatan yang dimiliki oleh restoran. Pemilik restoran menetapkan tidak akan langsung menaikan harga produk jika terjadi kenaikan harga bahan baku di pasar. Kenaikan harga produk akan dihindari selama kenaikan harga bahan baku tidak terlalu besar dan restoran masih mendapatkan keuntungan dari harga yang telah ditetapkan. Harga produk yang ditetapkan oleh pemilik restoran memang mengalami peningkatan pada perkembangannya. Kenaikan harga produk juga disesuaikan dengan peningkatan kualitas produk dan pelayanan. Harga bahan baku produksi yang terus meningkat tiap tahunnya juga merupakan salah satu faktor yang mengharuskan pemilik restoran untuk menaikan harga produk. Bulan Maret 2008 pemilik restoran memutuskan untuk menaikkan harga mie ayam dari Rp 11.500 menjadi Rp 12.000. Namun kenaikan harga produk yang diputuskan tetap memperhatikan agar harga tetap bersaing dengan kompetitor. Perbandingan harga
mie Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro dengan pesaing terdekatnya dapat dilihat pada Tabel 15.
Tabel 15.
Perbadingan Harga Mie Ayam Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V, Bakmie Japos, dan Bakmie Gang Kelinci Tahun 2008 Nama Restoran Jenis Menu Harga (Rupiah) No. Mie Ayam Bangka Bintaro Mie Ayam 12.000 1. Cabang Bintaro V Mie Ayam Bakso 14.000 Mie Ayam 12.000 2. Bakmie Japos Mie Ayam Bakso 15.000 Mie Ayam 14.300 3. Bakmie Gang Kelinci Mie Ayam Bakso 18.150 Sumber : Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V (2008)
Berdasarkan Tabel 15, dapat dilihat bahwa harga yang ditawarkan oleh Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V sangat bersaing dengan para pesaing terdekatnya. Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V menetapkan harga yang lebih murah dibandingkan pesaing terdekatnya untuk menu mie ayam bakso. Penetapan Restoran Bakmie Japos dan Bakmie Gang Kelinci sebagai pesaing terdekat Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V dilihat dari kesamaan jenis menu yang ditawarkan, segmentasi pasar, serta kedekatan lokasi.
3) Distribusi Kemudahan akses menuju restoran merupakan faktor yang penting bagi restoran dalam mendistribusikan produknya. Distribusi produk yang dilakukan oleh Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V merupakan distribusi langsung kepada konsumen yang mendatangi restoran. Akses yang mudah bagi konsumen menuju restoran merupakan keunggulan tersendiri bagi restoran dalam
distribusi produknya. Aksesibilitas yang baik memudahkan konsumen untuk mencari dan menjangkau restoran sehingga distribusi produk kepada konsumen dapat berjalan dengan lancar. Restoran juga melakukan distribusi produk dengan menyediakan fasilitas pesan antar (delivery service) bagi konsumen. Fasilitas pesan antar memudahkan bagi konsumen karena tidak perlu meninggalkan rumah. Konsumen hanya perlu menghubungi restoran lewat telepon serta memberitahukan pesanannya. Fasilitas pesan antar yang diberikan oleh restoran tidak membebankan biaya transportasi kepada konsumen. Namun restoran menetapkan jumlah pesanan minimal jika lokasi konsumen cukup jauh. Wilayah fasilitas layan antar Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V meliputi Bintaro Jaya sektor tiga sampai sektor sembilan. Keterbatasan wilayah jangkauan fasilitas pesan antar merupakan kelemahan yang dimiliki oleh Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V. Tingginya biaya transportasi dan jumlah karyawan tukang antar yang terbatas (dua orang tukang antar) menyebabkan restoran tidak dapat memenuhi pesanan yang berasal dari wilayah yang cukup jauh.
4) Promosi Promosi yang dilakukan oleh Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V masih belum berjalan dengan efektif. Promosi yang dilakukan oleh restoran antara lain dengan menggunakan leaflet, brosur, dan daftar menu. Restoran juga melakukan promosi dengan memberikan diskon 20 persen dalam jangka waktu satu bulan. Pemberian diskon tersebut dilakukan pada cabang restoran yang baru dibuka. Pihak restoran mengharapkan dengan pemberian
diskon dapat menarik konsumen baru untuk mencoba. Jenis promosi lain yang pernah dilakukan adalah membuat label yang bergambar logo restoran pada kemasan produk. Namun pembuatan label tersebut dihentikan karena biaya dalam pembuatan dan pemesanan yang cukup besar. Pihak manajemen restoran mengatakan bahwa informasi tentang restoran sering didapatkan oleh konsumen melalui promosi dari mulut ke mulut. Konsumen yang pernah datang dan puas terhadap produk dan pelayanan restoran kemudian menyampaikan informasi tersebut kepada orang lain. Promosi melalui mulut ke mulut tidak dapat menjangkau wilayah yang luas dan tidak terlalu efektif. Hal tersebut menunjukkan bahwa promosi restoran melalui leaflet dan brosur yang dilakukan oleh restoran belum berjalan dengan efektif.
6.3
Analisis Lingkungan Eksternal Analisis lingkungan eksternal dilakukan dengan mengidentifikasi dan
menganalisis kejadian dan perubahan lingkungan yang berada di luar kendali perusahaan tetapi berdampak terhadap perkembangan perusahaan. Analisis dilakukan untuk mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor kunci yang menjadi peluang serta ancaman bagi perusahaan. Dengan mengetahui faktorfaktor kunci yang menjadi peluang serta ancaman maka perusahaan dapat memformulasikan strategi yang dapat memanfaatkan peluang yang dimiliki serta menghindari ancaman yang dihadapi. Analisis faktor-faktor eksternal kunci dapat dibagi menjadi lima bagian yaitu (1) kekuatan ekonomi, (2) kekuatan sosial, budaya, demografi, dan lingkungan, (3) kekuatan politik, pemerintah, dan hukum, (4) kekuatan teknologi, dan (5) kekuatan kompetitif.
6.3.1
Ekonomi Kondisi ekonomi yang terjadi di suatu negara sangat berpengaruh terhadap
perkembangan usaha dan bisnis negara tersebut. Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997 memberikan dampak yang sangat signifikan dalam perkembangan bisnis di Indonesia termasuk industri restoran pada umumnya dan Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V. Krisis ekonomi berdampak pada meningkatnya jumlah pengangguran mengakibatkan banyak masyarakat yang beralih menjadi pengusaha restoran. Semakin banyaknya restoran yang berdiri mengakibatkan semakin ketatnya persaingan dalam industri restoran. Krisis ekonomi juga menyebabkan terjadinya fluktuasi pada tingkat inflasi yang cenderung meningkat hingga sekarang. Kenaikan harga minyak mentah dunia mengharuskan pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan untuk menaikkan harga BBM (Bahan Bakar Minyak) dalam negeri pada bulan Desember 2007. Kenaikan harga BBM mengakibatkan terjadi peningkatan pada tingkat inflasi dalam negeri. Fluktuasi tingkat inflasi dapat dilihat pada Tabel 16.
Tabel 16. Laporan Inflasi per Bulan di Indonesia Tahun 2007-2008 Tingkat Inflasi Bulan Tahun No. (%) 1. Juli 2007 6,06 2. Agustus 2007 6,51 3. September 2007 6,95 4. Oktober 2007 6,88 5. November 2007 6,71 6. Desember 2007 6,59 7. Januari 2008 7,36 8. Februari 2008 7,40 9. Maret 2008 8,17 10. April 2008 8,96 Sumber : Bank Indonesia (2008)
Berdasarkan Tabel 16 diatas dapat dilihat bahwa tingkat inflasi yang terjadi di Indonesia mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada bulan April 2008 tingkat inflasi meningkat sebesar 0,79 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Kenaikan tingkat inflasi akan berdampak pada meningkatnya hargaharga barang kebutuhan dalam negeri. Rencana pemerintah untuk menaikan harga BBM pada bulan Juni 2008 dan rencana menaikan TDL (Tarif Dasar Listrik) diperkirakan akan menyebabkan tingkat inflasi akan meningkat kembali. Kenaikkan harga juga terjadi pada beberapa komoditi seperti tepung terigu, gas, dan minyak goreng. Kenaikkan harga tepung terigu disebabkan karena peningkatan harga gandum dunia. Bulan Desember 2007 harga tepung terigu meningkat hingga 30 persen8. Kenaikan harga tepung terigu tersebut mengakibatkan kenaikan harga bahan baku mie dari Rp 10.000 per kg menjadi Rp 15.000 per kg. Meningkatnya harga CPO (Crude Palm Oil) dunia berdampak pada kenaikan harga minyak goreng di Indonesia. Sejak Januari 2008, harga minyak goreng curah dan kemasan mengalami peningkatan cukup besar dan sempat mencapai harga Rp 12.000 per kg9. Ayam sebagai bahan baku produksi juga mengalami kenaikan harga yang cukup signifikan. Harga ayam per ekor meningkat dari Rp 17.000 per kg menjadi Rp 20.000 per kg. Peningkatan harga BBM dan harga bahan baku produksi menjadi ancaman yang cukup besar bagi restoran. Kenaikan harga tersebut akan menyebabkan meningkatnya biaya produksi, sedangkan daya beli konsumen menjadi menurun. 8
http//www.kompascetak.com. “Giliran Harga Terigu yang Naik “. (Akses 28 Feb 2008/07:53:56 WIB). 9 http//www.suarapembaruan.com. “Harga Minyak Goreng Akan Dipatok, Diusulkan, Kuota Ekspor CPO”. (Akses 15 Mar 2008/12:24:23 WIB).
Peningkatan harga beberapa komoditi mengharuskan pemilik restoran untuk menaikan harga produk agar dapat menutupi biaya produksi.
6.3.2
Sosial, Budaya, Demografi, dan Lingkungan Perubahan dalam lingkungan sosial dan budaya masyarakat sangat
berpengaruh bagi restoran dalam memanfaatkan peluang akibat perubahan tersebut. Perubahan sosial dan budaya dimana lebih banyak lebih banyak wanita yang bekerja di luar rumah serta tingginya mobilitas masyarakat yang sibuk bekerja merupakan peluang tersendiri bagi restoran. Banyaknya wanita yang juga sibuk bekerja di luar rumah sehingga tidak sempat untuk memasak atau makan di rumah. Tingginya mobilitas masyarakat di luar rumah mengharuskan untuk makan di luar rumah. Salah satu alternatif masyarakat yang mencari makanan di luar rumah adalah mendatangi restoran. Hal tersebut juga diakui oleh pihak manajer restoran. Menurut pihak manajer restoran, sebagian besar konsumen yang memesan makanan dengan memanfaatkan fasilitas pesan antar adalah ibu rumah tangga. Selain itu, restoran juga sering menerima tamu para pekerja dari kantor yang berada di sekitar restoran untuk makan siang. Perubahan dalam budaya masyarakat mengakibatkan restoran harus selalu mengikuti perkembangan yang terjadi di masyarakat untuk dapat memenuhi keinginan konsumen. Konsumen yang datang ke restoran selain untuk menikmati hidangan yang lezat, juga untuk mendapatkan suasana yang nyaman dan pelayanan yang baik. Karena itu, pemilik restoran sangat memperhatikan konsep dan desain ruangan restoran agar konsumen merasa nyaman berada di restoran.
Pelayanan yang terbaik bagi konsumen juga sangat diperhatikan demi kenyamanan dan kepuasan konsumen. Faktor demografi yang menjadi peluang bagi restoran adalah pertumbuhan jumlah penduduk. Jumlah penduduk Indonesia yang terus meningkat merupakan peluang bagi perkembangan restoran. Proyeksi pertumbuhan penduduk Indonesia dapat dilihat pada Tabel 17.
Tabel 17.
Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Indonesia Tahun 2001-2010 (Orang) Tahun Jumlah Penduduk No. 1. 2001 207.927.500 2. 2002 210.736.300 3. 2003 213.550.500 4. 2004 216.381.600 5. 2005 219.204.700 6. 2006 222.051.300 7. 2007 224.904.900 8. 2008 227.779.100 9. 2009 230.632.700 10. 2010 233.477.400 Sumber : Data Statistik Indonesia (2008)
Tabel 17 menunjukkan setiap tahun jumlah penduduk Indonesia terus mengalami peningkatan dengan laju pertumbuhan yang cukup tinggi. Jumlah penduduk yang terus meningkat merupakan konsumen yang potensial bagi Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V. Meningkatnya jumlah penduduk, maka akan semakin banyak penduduk yang memerlukan pangan. Jika Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V dapat memanfaatkan peluang tersebut dengan baik, maka akan menjadi keuntungan yang besar bagi restoran.
Pertumbuhan penduduk di wilayah Kabupaten Tangerang juga mengalami peningkatan yang cukup besar tiap tahunnya. Menurut BPS Tangerang, pertumbuhan penduduk tidak hanya disebabkan oleh pertumbuhan alamiah (kelahiran) tetapi juga oleh faktor migrasi penduduk dari luar daerah. Jumlah penduduk Kabupaten Tangerang dapat dilihat pada Tabel 18.
Tabel 18. Jumlah Penduduk Kabupaten Tangerang Tahun 2002-2006 dan 2008 (Orang) No. Tahun Jumlah Penduduk 1. 2002 2.983.384 1. 2003 3.195.737 2. 2004 3.204.291 3. 2005 3.317.331 4. 2006 3.435.205 5. 2008 3.501.499 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Tangerang (2008)
Berdasarkan Tabel 18 dapat dilihat jumlah penduduk Kabupaten Tangerang terus mengalami peningkatan tiap tahunnya. Data BPS Kabupaten Tangerang menunjukkan bahwa Kecamatan Pondok Aren, lokasi dimana Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V berada, memiliki jumlah penduduk terbesar kedua setelah Kecamatan Pamulang. Pada tahun 2008 jumlah penduduk Kecamatan Pondok Aren mencapai 248.201 orang, sedangkan Kecamatan Pamulang mencapai 248.870 orang. Pertumbuhan penduduk menjadi peluang bagi Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V untuk dapat memenuhi kebutuhan penduduk akan pangan.
6.3.3
Politik, Pemerintah, dan Hukum Kebijakan politik dan hukum yang berlaku baik dari pemerintah maupun
kebijakan daerah berperan dalam menciptakan situasi dalam berbisnis. Kebijakan yang dikeluarkan pemerintah pusat maupun daerah dapat memberikan peluang bagi restoran namun bisa juga menjadi ancaman bagi perkembangan restoran. Secara umum kondisi keamanan wilayah tempat Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V cukup mendukung kegiatan usaha. Lingkungan masyarakat disekitar restoran juga cukup mendukung beroperasinya restoran. Pihak restoran sangat memperhatikan kebersihan lingkungan restoran demi menjaga kebersihan dan kenyamanan bagi konsumen maupun warga masyarakat. Hal tersebut dilakukan agar warga masyarakat tidak merasa terganggu dengan keberadaan restoran. Peraturan yang menjadi ancaman bagi Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V adalah peraturan yang dikeluarkan oleh PT Jaya Real Property. PT Jaya Real Property merupakan pihak pengembang kawasan Bintaro Jaya. Walaupun restoran sudah memiliki izin beroperasi dari pihak kelurahan dan kecamatan namun PT Jaya Real Property sebagai pengembang kawasan Bintaro Jaya kurang menyetujui dengan dijadikannya tempat tinggal menjadi tempat usaha. Konsekuensi yang harus diterima oleh pihak restoran adalah meningkatnya biaya yang harus dikeluarkan untuk membayar iuran sampah dan air. Tiap bulan pihak restoran mengeluarkan biaya sebesar Rp 500.000 untuk membayar iuran sampah dan air. Selain itu, restoran juga harus membayar service charge sebesar Rp 300.000 per bulan.
PT Jaya Real Property memang tidak mengharuskan restoran untuk berhenti beroperasi tetapi penetapan iuran yang lebih tinggi memang cukup memberatkan pihak restoran. Sampai sekarang pihak restoran masih melakukan pendekatan kepada pihak PT Jaya Real Property untuk mendapatkan izin. Pihak restoran tetap mempertahankan lokasi restoran dengan alasan lokasi tersebut sangat strategi dan restoran tersebut sudah memiliki cukup banyak pelanggan. Manajemen restoran juga mengatakan bahwa peningkatan iuran tersebut masih dapat ditanggung oleh pihak restoran.
6.3.4
Teknologi Perkembangan
teknologi
memberikan
peluang
yang
besar
bagi
perkembangan Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V. Perkembangan teknologi dapat memberikan kemudahan bagi restoran dalam beroperasi. Perkembangan teknologi juga memberikan keuntungan efiensi dan efektifitas dalam melakukan pengelolaan sumberdaya dan operasional restoran. Teknologi yang telah dimanfaatkan oleh manajemen Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V adalah penggunaan sistem komputer. Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V melakukan pengelolaan keuangan dan pencatatan keuangan dengan memanfaatkan sistem komputer. Penggunaan komputer dalam melakukan pengelolaan keuangan dan pencatatan akuntansi dilakukan mulai tahun 2003. Pencatatan dan pengelolaan keuangan dengan sistem komputer memberikan banyak kemudahan. Dengan menggunakan sistem komputer pekerjaan dalam melakukan pencatatan dan pengelolaan keuangan dapat dilakukan lebih mudah dan lebih cepat. Biaya yang dikeluarkan oleh
restoran untuk memanfaatkan teknologi ini tidak terlalu besar karena pekerjaan dapat berjalan lebih efektif dan efisien. Komputer juga dimanfaatkan dalam pembuatan logo restoran. Restoran juga pernah membuat label kemasan produk dengan menggunakan bantuan komputer. Banyak hal yang dapat dilakukan dengan lebih mudah jika menggunakan komputer. Perkembangan teknologi yang belum dimanfaatkan dengan maksimal oleh pihak restoran adalah fasilitas internet. Perkembangan internet yang sangat pesat dalam beberapa tahun belakangan ini dapat menjadi peluang yang besar bagi restoran. Jangkauan internet yang sangat luas dapat dimanfaatkan oleh restoran untuk melakukan promosi. Selain itu, melalui internet juga bisa didapatkan banyak informasi yang berguna untuk perkembangan restoran. Restoran dapat memantau perkembangan lingkungan maupun teknologi yang bermanfaat bagi restoran. Perkembangan sarana transportasi juga memberikan kemudahan bagi restoran dalam mendapatkan bahan baku dan pendistribusian produknya.
6.3.5
Analisis Lingkungan Kompetisi (Model Lima Kekuatan Porter)
a. Pemasok Pemasok bahan baku mie untuk membuat mie ayam berasal daerah Jakarta Kota. Pemilihan pemasok didasarkan karena pemasok tersebut memiliki produk mie dengan kualitas yang sangat baik. Pemesanan mie dilakukan secara kolektif untuk seluruh cabang restoran. Pihak restoran sudah melakukan kerjasama dengan pemasok mie selama empat tahun. Pihak restoran dan pemasok memang tidak membuat kontrak kerja khusus dalam melakukan pesanan. Pemesanan mie dilakukan setiap hari untuk persediaan esok hari. Pesanan dilakukan pada pagi
hari kemudian mie dapat diambil pada sore hari. Jika terjadi kenaikan pada harga mie, pemasok langsung memberitahukan kepada pihak restoran secara langsung pada saat pihak restoran melakukan pesanan. Jumlah pemasok bahan baku mie yang ada cukup banyak sehingga Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro memiliki kemudahan dalam mencari dan memilih pemasok bahan baku mie. Banyaknya jumlah pemasok bahan baku mie mengakibatkan kekuatan tawar menawar pemasok mie menjadi lemah. Hal tersebut menjadi peluang bagi Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro karena restoran mudah dalam memilih pemasok dengan harga dan kualitas produk yang diinginkan. Bahan baku berupa bumbu-bumbu (seperti lada, kecap, terasi, dan tauco) untuk membuat mie ayam didatangkan langsung dari daerah Bangka. Pemilik restoran melakukan pesanan bumbu-bumbu kepada salah satu anggota keluarga yang bertempat tinggal di Bangka. Pesanan bumbu-bumbu tersebut kemudian dikirimkan melalui paket. Bahan bumbu diperoleh dari pasar tradisional dan tidak melalui pemasok khusus. Manajemen restoran mengatakan bahwa pasokan mie dan bumbu tidak pernah mengalami gangguan. Pemasok bahan baku mie dan bumbu selalu dapat memenuhi kebutuhan restoran. Pasokan bahan baku yang pernah mengalami gangguan adalah sayuran dan sea food (udang, cumi, dan ikan). Sayuran yang didatangkan dari luar kota pernah mengalami hambatan pasokan karena terjadi masalah dalam transportasi, sedangkan untuk bahan baku sea food pernah mengalami gangguan akibat kondisi cuaca di laut yang tidak menentu. Jika cuaca
di laut sedang tidak baik, maka para nelayan tidak dapat melaut sehingga pasokan sea food bagi restoran akan terhambat. b. Ancaman Pendatang Baru Masuknya pendatang baru ke dalam industri menjadi ancaman tersendiri bagi restoran. Semakin banyak pendatang baru yang masuk ke dalam industri maka tingkat persaingan dalam industri akan semakin ketat. Banyaknya perusahaan dalam industri yang sejenis akan mengakibatkan perebutan pangsa pasar dalam industri tersebut. Hal tersebut akan menjadi ancaman bagi perkembangan restoran. Menurut Porter (1997), faktor-faktor yang mempengaruhi masuknya perusahaan dalam industri antara lain skala ekonomis, modal, biaya pengalihan, akses ke pemasok, akses distribusi, diferensiasi produk, dan kebijakan pemerintah. 1. Skala Ekonomis Pendatang baru dalam industri restoran masuk dengan skala ekonomis yang beragam. Pendatang baru datang dengan skala ekonomis yang lebih besar, lebih kecil, bahkan yang sama dengan pesaing. Pesaing yang memasuki industri dengan skala ekonomis yang lebih kecil mungkin akan mengalami beban biaya yang tidak efisien, sedangkan pesaing dengan skala ekonomis lebih besar memiliki resiko yang lebih besar. Ancaman akan datang lebih besar dari pesaing yang masuk industri dengan skala ekonomis yang sama. 2. Permodalan Permodalan yang dibutuhkan dalam memasuki industri restoran tidak terlalu besar. Pesaing baru dapat memasuki industri dengan modal kecil terlebih dahulu. Kebutuhan modal yang relatif kecil tersebut menjadi pendorong bagi
pendatang baru untuk memasuki industri restoran. Pemilik Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro pun memasuki industri restoran dengan menggunakan modal yang sepenuhnya milik sendiri. Hal ini menegaskan bahwa modal yang terbatas tidak menjadi penghalang dalam memasuki industri restoran. 3. Biaya Pengalihan Konsumen yang ingin berpindah dari Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V ke restoran pesaing tidak memiliki hambatan yang besar. Tidak terdapat biaya pengalihan yang besar bagi konsumen yang berpindah kepada pesaing. Kemudahan konsumen untuk berpindah kepada pesaing menjadi ancaman yang cukup besar bagi restoran. Untuk mengatasi hal tersebut pihak manajemen restoran harus membangun dan menanamkan loyalitas pada konsumen. 4. Akses ke Pemasok Akses ke pemasok tidak menjadi hambatan bagi pendatang baru. Tidak ada hambatan bagi pendatang baru untuk mencari dan mendapatkan pemasok bahan baku untuk memasuki industri restoran. Jumlah pemasok bahan baku yang ada cukup banyak sehingga pendatang baru memiliki pilihan untuk mencari pemasok. Selain itu, kemudahan dalam mendapatkan informasi mengenai pemasok menjadi peluang bagi pendatang baru. 5. Akses Distribusi Distribusi produk dalam industri restoran merupakan distribusi langsung kepada konsumen dimana konsumen mendatangi restoran untuk mendapatkan produk. Faktor yang penting dalam distribusi langsung seperti ini adalah lokasi restoran yang strategis. Lokasi strategis merupakan faktor kekuatan bagi restoran
karena
konsumen
memiliki
kemudahan
untuk
menjangkau
restoran.
Perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi juga memudahkan restoran untuk mendistribusikan produk kepada konsumen, sebagai contoh fasilitas pesan antar. Kemudahan dalam mendapatkan informasi dan sarana transportasi menjadi pendukung bagi pesaing baru memasuki industri restoran. 6. Diferensiasi Produk Diferensiasi produk yang dapat dilakukan oleh restoran dalam menghadapi restoran yang sejenis adalah melalui kualitas produk, rasa, harga, dan pelayanan. Restoran dapat memberikan diferensiasi pada produknya dibandingkan pesaing dengan memberikan produk dengan kualitas dan rasa yang lebih baik. Faktor harga yang bersaing juga dapat menjadi keunggulan bagi restoran dibandingkan dengan pesaingnya. Pelayanan yang lebih baik juga dapat menjadi diferensiasi bagi produk restoran karena dalam industri restoran pelayanan yang prima merupakan bagian dalam menghasilkan produk. c. Konsumen Target konsumen yang ingin diraih oleh Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V adalah konsumen menengah ke atas. Daerah Bintaro Jaya merupakan wilayah dengan sebagian besar masyarakatnya adalah konsumen menengah ke atas. Konsumen kelas menengah ke atas tidak hanya memberikan produk yang berkualitas tetapi mereka juga menginginkan pelayanan yang lebih baik, karena itu Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V harus dapat memberikan produk yang berkualitas dan pelayanan yang prima kepada konsumennya.
Faktor utama yang mempengaruhi konsumen dalam memilih restoran adalah produk yang berkualitas, pelayanan, dan tingkat harga yang bersaing. Umumnya konsumen yang datang ke Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V karena merasa cocok dengan rasa mie ayam serta harga yang diberikan restoran sangat bersaing. Tingkat persaingan yang tinggi memang menjadi ancaman bagi restoran karena terjadi perebutan pasar dan konsumen. Namun menurut manajer restoran konsumen yang dimiliki oleh Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V memiliki loyalitas yang cukup baik. Munculnya restoran baru memang menarik konsumen restoran untuk mencoba tetapi pelanggan konsumen lebih banyak yang kembali lagi ke Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V. Konsumen memang memiliki kemudahan dalam melakukan peralihan ke restoran lain tetapi karena banyak konsumen yang merasa cocok dengan produk dan harga yang ditawarkan restoran sehingga lebih banyak konsumen yang loyal. Kekuatan tawar menawar yang dimiliki konsumen dapat dikatakan sedang karena konsumen memiliki kemudahan memilih namun faktor loyalitas yang dimiliki konsumen menjadi peluang bagi restoran. d. Persaingan dalam Industri Restoran Pertumbuhan jumlah restoran di Kabupaten Tangerang yang cukup pesat menjadi ancaman bagi Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V. Data yang dimiliki oleh BPS Kabupaten Tangerang menunjukkan pertumbuhan yang sangat pesat dalam industri restoran di Kabupaten Tangerang. Tahun 2005 jumlah restoran di Kabupaten Tangerang mengalami peningkatan yang sangat
signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Jumlah restoran di Kabupaten Tangerang bertambah sebanyak 115 restoran pada tahun 2005. Pesaing utama Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V adalah Restoran Bakmie Japos dan Bakmie Gang Kelinci. Restoran Bakmie Japos dan Bakmie Gang Kelinci menjadi pesaing utama Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V karena memiliki menu yang sejenis, segmentasi pasar yang sama, dan memiliki kedekatan lokasi. Hal tersebut mengakibatkan tingkat persaingan antar restoran menjadi semakin ketat. Jumlah perusahaan yang banyak dalam suatu industri mengakibatkan perebutan pangsa pasar dan konsumen antar pesaing. Kondisi tersebut mengharuskan restoran memberikan sesuatu yang berbeda dibandingkan dengan pesaing agar dapat memperkuat posisinya dibandingkan dengan pesaing. Diversifikasi dan pengembangan produk dapat dilakukan untuk menghindari kejenuhan konsumen akan produk yang sudah ada. Persaingan juga datang dari restoran yang memberikan produk yang sejenis dengan restoran. Agar dapat bertahan dalam persaingan restoran harus mampu menghasilkan produk yang berkualitas, harga bersaing, dan pelayanan yang lebih baik dibandingkan dengan pesaingnya. e. Ancaman Produk Substitusi Produk substitusi merupakan produk yang berbeda tetapi memiliki kesamaan dalam fungsi dan penggunaannya dengan produk yang ada. Keberadaan produk substitusi memberikan pilihan yang lebih banyak bagi konsumen. Ancaman produk substitusi akan lebih besar jika produk substitusi tersebut
memiliki tingkat harga lebih rendah dengan kualitas yang sama atau lebih baik dari produk yang ditawarkan oleh restoran. Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V merupakan restoran keluarga yang menyajikan mie sebagai menu andalannya. Mie dikonsumsi sebagian besar masyarakat sebagai makanan utama yang dapat menjadi pengganti nasi. Nasi merupakan produk yang saling bersubstitusi dengan mie. Karena itu, keberadaan restoran yang menyediakan nasi sebagai menu utama dapat menjadi ancaman bagi restoran. Produk yang dapat menjadi substitusi bagi Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V adalah restoran yang menyajikan nasi dalam menunya seperti Solaria, Hot Planet dan Ayam Bakar Wong Solo. Restoran-restoran tersebut memiliki lokasi yang berdekatan dengan Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V. Keberadaan restoran cepat saji (fast food) juga menjadi ancaman bagi restoran. restoran cepat saji tersebut menyajikan pilihan menu yang cukup beragam. Penyajian makanan dengan cepat merupakan salah satu keunggulan dari restoran cepat saji. Restoran cepat saji dapat menjadi ancaman karena masyarakat yang mengutamakan kepraktisan dan kecepatan penyajian akan lebih memilih untuk makan di restoran cepat saji. Banyaknya restoran yang menawarkan produk pengganti mengakibatkan konsumen mudah dalam mencari produk pengganti. Kemudahan konsumen untuk mendapatkan informasi serta mencari produk substitusi menjadi ancaman bagi Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V.
VII. FORMULASI DAN PERUMUSAN STRATEGI
7.1
Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal Identifikasi akan dilakukan terhadap faktor internal dan eksternal kunci
yang berpengaruh terhadap restoran. Faktor internal yang diidentifikasi mencakup kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses), sedangkan faktor eksternal yang diidentifikasi mencakup peluang (opportunities) dan ancaman (threats). Faktor eksternla dan internal yang didapat berdasarkan hasil observasi dan wawancara langsung dengan manajer restoran mengenai keadaan internal dan eksternal yang dihadapi. Hasil faktor-faktor yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman merupakan hasil diskusi dengan pihak manajer restoran.
7.1.1
Identifikasi Faktor Internal Identifikasi yang dilakukan pada faktor internal mencakup beberapa aspek
yaitu : manajemen, produksi dan operasi, keuangan, pemasaran, dan sumberdaya manusia. Hasil identifikasi terhadap faktor-faktor internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan restoran dapat dilihat pada Tabel 19.
Tabel 19.
Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V, Kabupaten Tangerang
Faktor Internal
Kekuatan
Manajemen
Produksi dan Operasi
Keuangan
Pemasaran
Sumberdaya Manusia
• Pengalaman selama 20 tahun menjalankan bisnis restoran • Produk yang berkualitas • Akuntansi keuangan dengan sistem komputer • Aksesibilitas yang baik menuju restoran. • Memiliki logo khusus • Harga yang bersaing
• Hubungan baik dengan karyawan
Kelemahan • Belum menjalankan fungsi manajemen secara menyeluruh
• Lahan parkir dan dan ruangan yang tidak terlalu luas • Belum melakukan promosi yang efektif • Wilayah jangkauan fasilitas pesan antar masih terbatas • Kurangnya SDM yang profesional
Kekuatan (Strengths) Kekuatan yang dapat diidentifikasi dari Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V adalah sebagai berikut : 1. Aksesibilitas yang baik menuju restoran. Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V terletak di jalan utama Bintaro Jaya yang banyak dilalui oleh kendaraan. Letak restoran yang berada di jalan utama Bintaro Jaya memudahkan konsumen untuk menemukan dan menjangkau restoran dari berbagai wilayah. Kemudahan akses konsumen menuju restoran merupakan keunggulan yang dimiliki restoran. 2. Memiliki logo khusus. Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V mendesain khusus logo restoran. Logo yang didesain khusus ini merupakan salah satu sarana promosi bagi restoran. Logo khusus yang dimiliki restoran memudahkan konsumen untuk mengenali restoran. Konsumen lebih mudah
mengenali restoran apabila konsumen berkunjung ke cabang restoran yang lain. 3. Pengalaman selama 20 tahun menjalankan bisnis restoran. Pengalaman dalam menjalankan restoran selama 20 tahun memberikan banyak pelajaran bagi pemilik restoran dalam menghadapi perubahan lingkungan. Pemilik Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V mampu terus menjalankan usahanya di tengah persaingan yang semakin ketat juga berdasarkan pengalaman yang dimilikinya. Pemilik restoran dapat melakukan analisis mengenai konsumen, pemasok, dan pasar yang dihadapi berdasarkan pengalamannya dalam menjalankan restoran. 4. Akuntansi keuangan menggunakan sistem komputer. Sejak tahun 2003, restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V melakukan pencatatan dan pengelolaan keuangan dengan menggunakan komputer. Penggunaan komputer sangat bermanfaat bagi restoran. Penggunaan komputer dapat memudahkan dan mempercepat pekerjaan pencatatan dan pengelolaan keuangan. Komputer menjadikan pengelolaan keuangan dapat berjalan dengan efisien dan efektif. 5. Produk yang berkualitas. Pemilik restoran sangat memperhatikan kualitas produk yang dihasilkan. Produk yang dihasilkan oleh restoran merupakan produk yang menggunakan bahan baku yang terbaik. Pemilik restoran melakukan sendiri pencarian terhadap pemasok yang dapat memberikan bahan baku dengan kualitas yang terbaik. Proses pembuatan produk dilakukan dengan mengutamakan kebersihan. Produk yang berkualitas menjadi keunggulan yang dimiliki oleh restoran dalam bersaing dengan restoran lain.
6. Hubungan baik dengan karyawan. Karyawan merupakan aset penting yang dimiliki oleh restoran. Restoran dapat beroperasi dan berjalan dengan baik jika karyawan mau bekerja dengan baik. Karyawan akan bekerja dengan lebih baik apabila berada pada lingkungan kerja yang nyaman dan mendukung. Pemilik restoran menyadari bahwa hubungan yang baik dengan karyawan juga menjadi faktor penentu perkembangan restoran. 7. Harga yang bersaing. Pemilik restoran sangat memperhatikan faktor harga yang diberikan kepada konsumen agar konsumen dapat menjangkau harga produk. Manajemen Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro menetapkan harga produknya dengan cermat agar bisa bersaing dengan restoran lainnya. Harga produk yang ditetapkan disesuaikan dengan kualitas produk yang dihasilkan. Walaupun terjadi kenaikan harga bahan baku, pemilik restoran tidak akan menaikan harga produk selama restoran masih dapat menanggung kenaikan harga bahan baku tersebut. Harga yang bersaing menjadi keunggulan restoran dibandingkan dengan restoran pesaing.
Kelemahan (Weaknesses) Faktor-faktor yang menjadi kelemahan Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V adalah sebagai berikut : 1. Lahan parkir dan ruangan yang tidak terlalu luas. Lahan parkir yang dimiliki oleh restoran memang tidak terlalu luas. Lahan parkir yang dimiliki oleh restoran hanya dapat menampung beberapa mobil. Hal ini dapat menggangu kenyamanan konsumen yang datang ke restoran. Selain lahan parkir, ruangan
restoran juga tidak dapat menampung jumlah orang yang terlalu banyak. Ruangan restoran hanya mampu menampung 52 orang. 2. Kurangnya sumberdaya manusia yang profesional. Jumlah sumberdaya manusia yang profesional di Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V sangat sedikit. Sebagian besar karyawan yang bekerja tidak memiliki ketrampilan atau kemampuan khusus. Kurangnya sumberdaya manusia yang profesional mengakibatkan dua cabang restoran (Bintaro V dan Happy Sandwich) harus dikelola oleh satu orang manajer. Hal tersebut dapat mengakibatkan kelebihan beban kerja bagi manajer tersebut dan pekerjaan menjadi tidak efektif. 3. Belum melakukan promosi yang efektif. Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro sudah melakukan promosi melalui pembuatan leaflet, brosur, dan daftar menu. Namun promosi tersebut belum berjalan dengan efektif. Hal tersebut dapat dilihat dari masih banyaknya konsumen yang mengetahui tentang restoran dari mulut ke mulut atau sekedar mencoba karena kebetulan melewati lokasi restoran. 4. Belum menjalankan fungsi manajemen secara menyeluruh. Fungsi manajemen dalam restoran belum dilaksanakan secara keseluruhan. Hal itu dapat dilihat dari sebagaian besar keputusan mengenai restoran masih terpusat sepenuhnya kepada pemilik. Pembagian pekerjaan dan tugas belum terstruktur dengan baik. Restoran sudah melakukan perencanaan, pengelolaan, pelaksanaan, dan pengawasan, namun pembagian pekerjaan dan tugas belum terstruktur dengan jelas. Masih terdapat rangkap dalam pekerjaan dan tugas. Manajer restoran sering merangkap sebagai kasir atau melakukan pembukuan akuntansi.
5. Wilayah jangkauan fasilitas pesan antar masih terbatas. Restoran memberikan fasilitas pesan antar kepada para pelanggannya. Namun jangkauan wilayah fasilitas pesan antar yang ditetapkan oleh restoran masih terbatas. Restoran tidak dapat memenuhi permintaan pesan antar dari konsumen jika lokasi tempat tinggal konsumen cukup jauh dari restoran. Hal ini dapat menyebabkan kekecewaan konsumen jika tidak mendapat pelayanan konsumen.
7.1.2
Identifikasi Faktor Eksternal Identifikasi yang dilakukan pada faktor eksternal mencakup beberapa
aspek yaitu : ekonomi; politik, hukum, dan pemerintah; sosial, demografi, dan lingkungan; teknologi; dan kompetitif (pesaing, ancaman pendatang baru, ancaman produk substitusi, konsumen, pemasok). Hasil identifikasi terhadap faktor-faktor eksternal yang menjadi peluang dan ancaman restoran dapat dilihat pada Tabel 20.
Tabel 20. Identifikasi Peluang dan Ancaman Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V, Kabupaten Tangerang Faktor Eksternal Ekonomi
Peluang
• Kenaikan harga BBM dan bahan baku mie • PT Jaya Real Property kurang menyetujui jika tempat tinggal dijadikan tempat usaha
Politik, Hukum, dan Pemerintah
Sosial, Demografi, dan Lingkungan
Teknologi
• Kecamatan Pondok Aren merupakan wilayah dengan jumlah penduduk terbesar kedua di Kabupaten Tangerang • Semakin banyak wanita bekerja dan semakin tingginya mobilitas masyarakat di luar rumah • Mie merupakan makanan yang disukai dan diterima secara luas oleh masyarakat Indonesia • Perkembangan teknologi komputer, internet, dan sarana transportasi
Ancaman Pendatang Baru
• Munculnya usaha yang sejenis sehingga tingkat persaingan semakin tinggi • Kemudahan konsumen mendapatkan produk pengganti
Ancaman Produk Substitusi Konsumen Pemasok
Ancaman
• Loyalitas konsumen yang tinggi • Kekuatan tawar menawar pemasok (bahan baku mie) lemah
• Hambatan dalam pasokan bahan baku (terutama sayuran dan sea food)
Peluang (Opportunities) Faktor-faktor yang menjadi peluang Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V adalah sebagai berikut : 1. Kekuatan tawar menawar pemasok (bahan baku mie) lemah. Banyaknya jumlah pemasok bahan baku mie mengakibatkan kekuatan tawar menawar pemasok menjadi lemah. Hal tersebut menjadi peluang bagi Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V karena restoran memiliki
kemudahan dalam mencari dan memilih pemasok bahan baku mie. Selain itu, Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V memiliki kemudahan dalam berpindah pemasok untuk mendapatkan pemasok dengan harga dan kualitas yang sesuai dengan keinginan restoran. 2. Mie merupakan makanan yang disukai dan diterima secara luas oleh masyarakat Indonesia. Mie merupakan salah satu makanan yang sudah dikenal sebagian masyarakat Indonesia. Bahkan mie sudah menjadi bagian dalam konsumsi pangan masyarakat Indonesia. Kondisi tersebut menjadi peluang bagi restoran karena akan lebih mudah bagi restoran untuk menawarkan produk yang sudah dikenal dan disukai sebagian besar masyarakat. 3. Perkembangan teknologi komputer, internet, dan sarana transportasi. Perkembangan teknologi komputer dan internet memberikan peluang bagi restoran untuk dapat mengembangkan produk serta beroperasi dengan lebih efisien dan efektif. Teknologi komputer memudahkan manajemen restoran dalam melakukan perencanaan dan pengelolaan aset dan keuangan. Perkembangan teknologi internet dapat menjadi peluang bagi restoran untuk dapat mempromosikan produknya melalui internet. Perkembangan sarana transportasi memudahkan restoran dalam melakukan pendistribusian produk (seperti fasilitas pesan antar) dan pendistribusian bahan baku dari pemasok. 4. Kecamatan Pondok Aren merupakan wilayah dengan jumlah penduduk terbesar kedua di Kabupaten Tangerang. Kecamatan Pondok Aren memiliki jumlah penduduk terbesar kedua setelah Kecamatan Pamulang. Jumlah penduduk yang besar merupakan pasar yang potensial bagi restoran. Lokasi restoran yang terletak di wilayah dengan jumlah penduduk yang besar
merupakan peluang bagi restoran untuk dapat memenuhi kebutuhan pangan masyarakat. 5. Semakin banyak wanita bekerja dan semakin tingginya mobilitas masyarakat di luar rumah. Semakin banyak wanita yang bekerja di luar rumah akan mengurangi kesempatan mereka untuk dapat memasak makanan sendiri di rumah. Hal tersebut menjadi peluang bagi usaha penyediaan makanan jadi seperti restoran. Selain itu semakin sibuk masyarakat bekerja dan mobilitas yang tinggi di luar rumah, maka semakin sedikit waktu untuk dapat makan di rumah. Restoran merupakan salah satu pilihan bagi sebagian besar masyarakat yang harus makan di luar rumah. 6. Loyalitas konsumen yang tinggi. Semakin banyak restoran baru yang bermunculan dapat menarik pelanggan Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V untuk mencoba restoran baru tersebut. Namun lebih banyak pelanggan yang pada akhirnya kembali ke Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V karena merasa cocok dengan rasa masakan serta harga yang ditawarkan restoran.
Ancaman (threats) Faktor-faktor yang menjadi ancaman Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V adalah sebagai berikut : 1. Munculnya usaha yang sejenis sehingga tingkat persaingan semakin tinggi. Kecilnya hambatan bagi pendatang baru untuk memasuki industri restoran menjadi faktor pendorong banyaknya pendatang baru dalam industri ini.
Semakin banyak pendatang baru yang bermunculan, maka persaingan dalam memperebutkan pangsa pasar dan konsumen akan semakin tinggi. 2. Kenaikan harga BBM dan harga bahan baku mie. Kenaikan harga BBM yang menyebabkan peningkatan laju inflasi mendorong peningkatan biaya operasional restoran. Rencana pemerintah menaikan harga BBM bulan Juni 2008 kemungkinan akan berdampak pada penigkatan kembali laju inflasi. Selain itu, peningkatan harga bahan baku terutama mie dan minyak goreng mengakibatkan kenaikan dalam biaya produksi. Meningkatnya biaya opersional
dan
produksi
membuat
restoran
semakin
sulit
dalam
mempertahankan kestabilan harga produk dan keuntungan yang diperoleh. 3. Kemudahan konsumen mendapatkan produk pengganti. Ancaman produk pengganti disebabkan banyak restoran yang menawarkan produk substitusi. Tidak adanya hambatan bagi konsumen untuk mencari dan mendapatkan produk substitusi menjadi ancaman bagi Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V. 4. PT Jaya Real Property kurang menyetujui jika tempat tinggal dijadikan tempat usaha. PT Jaya Real Property sebagai pengembang kawasan Bintaro Jaya kurang menyetujui bila tempat tinggal dijadikan tempat usaha berdampak pada meningkatnya iuran sampah dan air yang harus dibayar restoran. Kenaikan iuran sampah dan air yang harus dibayar oleh Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro berdampak pada meningkatnya biaya operasional restoran. 5. Hambatan pasokan bahan baku (terutama sayur dan sea food). Hambatan pasokan sayur disebabkan masalah dalam transpotasi mengakibatkan restoran kesulitasn mendapatkan pasokan sayuran. Kondisi iklim dan cuaca di laut
yang tidak menentu mengakibatkan restoran tidak mendapatkan pasokan sea food sehingga pada waktu tertentu restoran tidak dapat menyediakan hidangan tertentu dengan bahan baku sea food.
7.2
Analisis Faktor Internal dan Eksternal Berdasarkan Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) dan EFE (External Factor Evaluation) Hasil
identifikasi
faktor
internal
dan
eksternal
akan
dianalisis
menggunakan Matriks IFE dan EFE. Setelah dilakukan identifikasi terhadap faktor internal dan eksternal kemudian akan dilakukan pemberian bobot dan rating untuk masing-masing faktor kunci baik eksternal maupun internal. Pemberian bobot dan rating dilakukan berdasarkan pengisian kuisioner oleh tiga orang yang bertanggung jawab dalam pengelolaan dan pengambilan keputusan serta mengetahui dengan jelas kondisi internal dan eksternal restoran. Bobot setiap faktor strategis internal dan eksternal didapatkan dengan metode Paired Comparison (matriks banding berpasangan). Melalui metode Paired Comparison akan dinilai tingkat kepentingan antar masing-masing faktor internal dan eksternal. Setelah pemberian bobot kemudian dilanjutkan dengan pemberian rating untuk setiap faktor internal dan eksternal. Pemberian rating faktor internal didasarkan pada penilaian faktor apa saja yang menjadi kekuatan utama, kekuatan minor, kelemahan utama, dan kelemahan minor. Pemberian rating untuk faktor eksternal didasarkan pada penilaian terhadap seberapa besar respon yang dimiliki perusahaan dalam memanfaatkan peluang dan menghindari ancaman.
7.2.1
Analisis Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) Identifikasi faktor internal akan menghasilkan kekuatan dan kelemahan
yang berpengaruh terhadap perkembangan restoran. Hasil pembobotan dan pemberian rating untuk setiap faktor kunci internal dapat dilihat pada Tabel 21.
Tabel 21. Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V, Kabupaten Tangerang Faktor Kunci Internal Kekuatan (Streghts) A. Aksesibilitas yang baik menuju restoran B. Memiliki logo khusus C. Pengalaman selama 20 tahun menjalankan bisnis restoran. D. Akuntansi keuangan dengan sistem komputer E. Produk yang berkualitas F. Hubungan baik dengan karyawan G. Harga yang bersaing Kelemahan (Weakness) H. Lahan parkir dan dan ruangan yang tidak terlalu luas I. Kurangnya SDM yang profesional J. Belum melakukan promosi yang efektif K. Belum menjalankan fungsi manajemen secara menyeluruh L. Wilayah jangkauan fasilitas pesan antar masih terbatas Total
Bobot
Rating
Skor Terbobot
0,1149 0,0972
3,33 4,00
0,3826 0,3889
0,0732
3,33
0,2439
0,0543
3,00
0,1629
0,1212 0,0871 0,1048
4,00 3,67 4,00
0,4848 0,3197 0,4192
0,0732
1,67
0,1223
0,0713 0,0859
1,33 1,00
0,0940 0,0859
0,0732
1,00
0,0732
0,0442
2,00
0,0884
1,00
2,8658
Hasil analisis faktor internal pada Tabel 20 menunjukkan bahwa yang menjadi kekuatan utama Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V adalah produk yang berkualitas dengan skor terbobot 0,4848. Pemilik restoran sangat memperhatikan kualitas produk yang dihasilkan oleh restoran. Produk yang berkualitas menjadi faktor kekuatan utama yang membuat restoran dapat terus bertahan dalam persaingan yang sangat ketat. Pemberian bobot dan rating untuk
faktor kunci produk yang berkualitas memiliki nilai yang tertinggi yaitu 0,1212 untuk bobot dan 4 untuk rating. Kekuatan lain yang juga menjadi keunggulan restoran adalah harga yang bersaing dengan skor terbobot 0,4192 dan memiliki logo khusus dengan skor terbobot 0,3889. Faktor kekuatan yang paling lemah bagi restoran adalah akuntansi keuangan dengan sistem komputer dengan skor terbobot 0,1629. Identifikasi pada faktor kelemahan yang dimiliki restoran menunjukan bahwa faktor yang menjadi kelemahan utama Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V adalah belum menjalankan fungsi manajemen secara menyeluruh. Faktor kunci tersebut memiliki skor terboboti 0,0732 dengan nilai bobot 0,0732 dan rating 1. Pemberian rating dengan nilai satu untuk faktor kelemahan internal menunjukan bahwa pihak restoran menganggap bahwa faktor tersebut merupakan kelemahan terbesar yang dimiliki oleh restoran. Faktor internal lainnya yang menjadi kelemahan utama restoran adalah belum melakukan promosi yang efektif dengan skor terbobot 0,0859 dan wilayah jangkauan fasilitas pesan antar masih terbatas dengan skor terbobot 0,0884. Faktor kunci yang menjadi kelemahan terkecil restoran adalah lahan parkir dan ruangan yang tidak terlalu luas dengan skor terbobot 0,1223. Pihak manajemen restoran menganggap bahwa lahan parkir dan ruangan yang tidak terlalu luas tidak menjadi kelemahan utama karena selama ini faktor tersebut belum menggangu restoran dalam beroperasi.
7.2.2
Analisis Matriks EFE (External Factor Evaluation) Identifikasi faktor eksternal akan didapatkan peluang dan ancaman yang
berpengaruh terhadap perkembangan restoran. Hasil pembobotan dan pemberian rating untuk setiap faktor kunci eksternal dapat dilihat pada Tabel 22.
Tabel 22.
Matriks EFE (External Factor Evaluation) Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V, Kabupaten Tangerang Faktor Kunci Eksternal
Peluang (Opportunities) A. Kekuatan tawar menawar pemasok (bahan baku mie) lemah B. Mie merupakan makanan yang disukai dan diterima secara luas oleh masyarakat Indonesia C. Perkembangan teknologi komputer, internet, dan sarana transportasi D. Kecamatan Pondok Aren merupakan wilayah dengan jumlah penduduk terbesar kedua di Kabupaten Tangerang E. Semakin banyak wanita bekerja dan semakin tingginya mobilitas masyarakat di luar rumah F. Loyalitas konsumen yang tinggi Ancaman (Threats) G. Munculnya usaha sejenis sehingga tingkat persaingan semakin tinggi H. Kenaikan harga BBM dan bahan baku mie I. Kemudahan konsumen mendapatkan produk pengganti J. PT Jaya Real Property kurang menyetujui jika tempat tinggal dijadikan tempat usaha K. Hambatan dalam pasokan bahan baku (terutama sayuran dan sea food) Total
Bobot
Rating
Skor Terbobot
0,1061
3,67
0,3889
0,1015
3,00
0,3045
0,0833
2,00
0,1667
0,0909
2,67
0,2424
0,0818
3,67
0,3000
0,1121
3,00
0,3364
0,0758
3,33
0,2525
0,0970
3,67
0,3556
0,0818
3,33
0,2727
0,0697
1,33
0,0929
0,1000
1,67
0,1667
1,00
2,8793
Analisis faktor internal pada Tabel 22 menunjukkan bahwa peluang terbesar yang dimiliki oleh restoran adalah kekuatan tawar menawar pemasok (bahan baku mie) lemah. Faktor eksternal tersebut memiliki skor terbobot sebesar 0,3889. Kekuatan tawar menawar pemasok (bahan baku mie) yang lemah menjadi
peluang yang besar bagi Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro karena hal tersebut dapat menjamin kontinuitas produksi. Selain itu, restoran memiliki kemudahan dalam memilih pemasok yang sesuai baik dari segi harga maupun kualitas. Faktor lain yang menjadi peluang besar bagi restoran loyalitas konsumen yang tinggi dengan skor terbobot 0,3364 adalah mie merupakan makanan yang disukai dan diterima secara luas oleh masyarakat Indonesia dengan skor terbobot 0,3045. Faktor yang menjadi peluang paling kecil bagi restoran adalah perkembangan teknologi komputer, internet, dan sarana transportasi dengan skor terbobot sebesar 0,1667. Perkembangan teknologi komputer, internet dan sarana transportasi menjadi peluang terkecil bagi restoran karena restoran belum mampu memanfaatkan peluang tersebut dengan baik. Hal tersebut dapat dilihat dari pemberian rating terhadap faktor perkembangan teknologi komputer, internet, dan sarana transportasi hanya sebesar 2. Rating faktor tersebut merupakan nilai yang paling kecil dibandingkan dengan rating yang diberikan untuk faktor peluang lainnya. Faktor yang menjadi ancaman terbesar bagi restoran adalah PT Jaya Real Property kurang menyetujui jika tempat tinggal dijadikan tempat usaha dengan skor terbobot 0,0929. Faktor eksternal peraturan PT Jaya Real Property menjadi ancaman terbesar bagi restoran karena respon pihak restoran dalam menghindari ancaman tersebut sangat rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari rating yang diberikan untuk faktor peraturan PT Jaya Real Property hanya 1,33. Faktor lain yang menjadi ancaman besar bagi restoran adalah hambatan dalam pasokan bahan baku (terutama sayuran dan sea food) dengan skor terbobot 0,1667 dan
munculnya usaha yang sejenis sehingga tingkat persaingan semakin tinggi dengan skor terbobot 0,2525. Ancaman terkecil yang dihadapi restoran adalah kenaikan harga BBM dan bahan baku mie dengan skor terbobot 0,3556. Respon restoran dalam menghadapi ancaman kenaikan harga BBM dan bahan baku mie sangat baik. Hal itu ditunjukkan dengan pemberian rating untuk faktor tersebut sebesar 3,67.
7.3
Matriks IE (Internal-External) Hasil analisis Matriks IFE Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang
Bintaro V menghasilkan total skor terbobot faktor internal restoran sebesar 2,8658. Total skor terbobot tersebut menunjukan bahwa kemampuan restoran dalam menggunakan kekuatan untuk mengatasi kelemahan berada pada level ratarata. Agar restoran dapat lebih berkembang, maka restoran harus lebih mampu untuk memanfaatkan kekuatan yang dimiliki untuk mengurangi kelemahan internal restoran. Analisis Matriks EFE terhadap faktor kunci eksternal menghasilkan total skot terbobot sebesar 2,8793. Hal tersebut menunjukkan bahwa respon restoran dalam memanfaatkan peluang yang ada dan menghindari ancaman berada pada level menengah. Hasil analisis faktor internal dan eksternal Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V tersebut kemudian dipetakan ke dalam Matriks IE untuk mengetahui posisi restoran saat ini. Hasil yang didapatkan dari analisis faktor internal dan eksternal tersebut memposisikan restoran saat ini pada kuadran V dalam Matriks IE. Posisi pada kuadran V dalam Matriks IE adalah posisi “jaga
dan pertahankan” (hold and maintain). Hasil pemetaan total skor terbobot faktor internal dan eksternal dapat dilihat pada Gambar 7.
Internal Factor Evaluation
4,0 Kuat Tinggi External Factor Evaluation
2,0
3,0
I
1,0
Rata-Rata
Lemah
II
III
3,0 Menengah
IV
V
VI
2,0 Rendah
VII
VIII
IX
1,0 Gambar 7. Matriks Internal Eksternal Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V, Kabupaten Tangerang Tahun 2008.
Strategi yang paling tepat untuk diterapkan pada perusahaan pada posisi kuadran V adalah strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Strategi penetrasi pasar adalah strategi dalam meningkatkan pangsa pasar untuk produk yang ada di pasar melalui peningkatan usaha pemasaran. Strategi penetrasi pasar meliputi meningkatkan tenaga penjual, meningkatkan jumlah belanja iklan, menawarkan promosi penjualan ekstensif, dan meningkatkan usaha publisitas (David, 2006). Strategi penetrasi pasar yang dapat dilakukan oleh Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V adalah melalui upaya promosi yang lebih efektif seperti melakukan promosi melalui media cetak dan elektronik,
penggunaan kembali label kemasan, dan memperluas wilayah jangkauan fasilitas pesan antar. Strategi pengembangan produk yaitu strategi untuk memperbesar tingkat penjualan dengan melakukan perbaikan dan penyempurnaan terhadap produk yang ada saat ini (David, 2006). Strategi pengembangan produk yang dapat dilakukan restoran adalah dengan melakukan diversifikasi produk dan mempertahankan kualitas produk. Matriks IE hanya menghasilkan alternatif strategi saja. Namun implementasi dari strategi yang didapat dari Matriks IE akan dilengkapi dengan alternatif strategi yang dapat diterapkan berdasarkan Matriks SWOT.
7.4
Alternatif Strategi Menggunakan Matriks Weaknesses, Opportunies, and Threats )
SWOT
(Strengts,
Input yang digunakan dalam Matriks SWOT didapatkan dari hasil identifikasi kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman yang didapatkan dari Matriks IFE adan EFE. Hasil identifikasi faktor internal dan eksternal tersebut kemudian akan dianalisis menggunakan Matriks SWOT. Hasil analisis Matriks SWOT dapat dilihat pada Gambar 8.
IFE
EFE
Peluang (Opportunities-O) 1. Kekuatan tawar menawar pemasok (bahan baku mie) lemah 2. Mie merupakan makanan yang disukai dan diterima secara luas oleh masyarakat Indonesia 3. Perkembangan teknologi komputer, internet, dan sarana transportasi. 4. Kecamatan Pondok Aren merupakan wilayah dengan jumlah penduduk terbesar kedua di Kabupaten Tangerang 5. Semakin banyak wanita yang bekerja dan semakin tingginya mobilitas masyarakat di luar rumah 6. Loyalitas konsumen yang tinggi
Ancaman (Threats-T) 1. Munculnya usaha yang sejenis sehingga tingkat persaingan semakin tinggi 2. Kenaikan harga BBM dan bahan baku mie 3. Kemudahan konsumen mendapatkan produk pengganti 4. PT Jaya Real Property kurang menyetujui jika tempat tinggal dijadikan tempat usaha 5. Hambatan dalam pasokan bahan baku (terutama sayuran dan sea food)
Gambar 8.
Kekuatan (Streghts-S)
Kelemahan (Weaknesses-W)
1. Aksesibilitas yang baik menuju restoran 2. Memiliki logo khusus 3. Pengalaman selama 20 tahun menjalankan bisnis restoran 4. Akuntansi keuangan dengan sistem komputer 5. Produk yang berkualitas 6. Hubungan baik dengan karyawan 7. Harga yang bersaing
1. Lahan parkir dan ruangan yang tidak terlalu luas 2. Kurangnya SDM yang profesional 3. Belum melakukan promosi yang efektif 4. Belum menjalankan fungsi manajemen secara menyeluruh 5. Wilayah jangkauan fasilitas pesan antar masih terbatas
Strategi S-O
Strategi W-O
1. Mempertahankan kualitas produk serta membangun hubungan dengan pelanggan restoran untuk mempertahankan loyalitasnya. (S3,S5,S6,S7,O1,O2,O4, O5,O6) 2. Menggunakan kembali label kemasan produk untuk meningkatkan brand awareness (kesadaran merek) konsumen. (S2,S3,S4,O2,O3,O6) 3. Mempertahankan hubungan baik dengan karyawan agar tercipta lingkungan kerja yang kondusif (S3,S6,O6)
1. Melakukan promosi melalui media cetak dan elektronik. (W3,W5,O2,O3,O4,O6) 2. Meningkatkan kualitas dan kemampuan SDM (dengan pelatihan komputer dan manajerial) untuk meningkatkan produktivitas. (W2,W3,W4,O3)
Strategi S-T
Strategi W-T
1. Mencari alternatif pemasok bahan baku sayuran dan sea food untuk mengatasi hambatan pasokan bahan baku. (S1,S3,T1,T2,T3,T5) 2. Melakukan diversifikasi dan pengembangan produk untuk menghindari konsumen beralih pada produk substitusi. (S3,S5,S7,T1,T2,T3,T5)
1. Melakukan ekspansi dengan memperluas wilayah jangkauan fasilitas pesan antar untuk menghadapi tingkat persaingan yang semakin tinggi (W1,W3,W5,T1,T3) 2. Melakukan efisiensi dan efektifitas produksi untuk menghadapi kenaikan harga BBM dan bahan baku mie. (W3,W5,T2,T4)
Matriks SWOT Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V, Kabupaten Tangerang Tahun 2008.
Analisis Matriks SWOT akan menghasilkan beberapa alternatif strategi yaitu strategi SO, strategi WO, strategi ST, dan strategi WT. Alternatif strategi yang diperoleh dari Matriks SWOT adalah sebagai berikut :
STRATEGI S-O 1. Mempertahankan kualitas produk serta membangun hubungan dengan pelanggan restoran untuk mempertahankan loyalitasnya. Keunggulan dari Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V adalah produk yang berkualitas. Hal tersebut sangat mempengaruhi loyalitas konsumen. Agar Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V dapat mempertahankan loyalitas dan kepuasan konsumen, maka restoran harus dapat mempertahankan kualitas produk yang dihasilkan. Selain mempertahankan kualitas produk, mempertahankan loyalitas konsumen juga dapat dilakukan dengan membangun hubungan dengan pelanggan restoran. Membangun hubungan dengan pelanggan dapat dilakukan dengan membuat basis data yang berisi identitas pelanggan, membuat kotak saran dan kritik, dan memberikan kartu diskon bagi pelanggan restoran. 2. Menggunakan kembali label kemasan produk untuk meningkatkan brand awareness (kesadaran merek) konsumen. Menggunakan kembali label kemasan produk sangat penting bagi Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V. Label kemasan dapat dimanfaatkan sebagai sarana pengingat bagi konsumen untuk meningkatkan kesadaran merek konsumen terhadap Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V. Meningkatnya brand awareness konsumen terhadap
Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V akan berdampak pada loyalitas konsumen. Logo khusus yang sudah dimiliki oleh restoran dapat dimanfaatkan dalam pembuatan logo sehingga mempermudah konsumen untuk mengenali Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V. Perkembangan teknologi komputer juga dapat mempermudah dalam melakukan desain dan pembuatan label kemasan produk restoran. 3. Mempertahankan hubungan baik dengan karyawan agar tercipta lingkungan kerja yang kondusif. Karyawan merupakan aset yang dimiliki oleh restoran. Karyawan akan bekerja dengan baik apabila mereka merasa nyaman bekerja di suatu tempat Proses produksi dan operasi restoran dapat berjalan dengan lancar dan maksimal apabila seluruh karyawan bekerja dengan baik. Hubungan yang baik antara pemilik restoran dengan karyawan dapat meningkatkan motivasi kerja. Motivasi kerja yang tinggi akan berdampak pada hasil pekerjaan karyawan dalam menghasilkan produk yang berkualitas dan memberikan pelayanan yang terbaik bagi konsumen. Karena itu, membangun hubungan baik dengan karyawan akan berpengaruh terhadap perkembangan dan kelancaran usaha restoran.
STRATEGI W-O 1. Melakukan promosi dengan melalui media cetak dan elektronik. Tingginya tingkat persaingan yang dihadapi oleh Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V membuat restoran perlu mempromosikan produknya dengan lebih efektif dan efisien. Selain tetap menjalankan promosi yang sudah dijalankan, promosi lain yang dapat dilakukan oleh Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V adalah dengan memanfaatkan media cetak dan elektronik. Restoran dapat memanfaatkan media cetak seperti koran, memasang spanduk pada lokasi yang strategis, dan membuat stiker untuk dibagikan kepada konsumen. Restoran juga dapat memanfaatkan media elektronik
seperti
memasang
iklan
pada
internet.
Promosi
dengan
menggunakan fasilitas internet dapat menjangkau konsumen yang lebih luas. Tahun 2007 jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 25 juta orang dan ditargetkan menjadi 40 juta orang pada tahun 200810. Biaya yang dikeluarkan dalam memanfaatkan fasilitas internet relatif murah sehingga restoran dapat melakukan promosi dengan efisien. 2. Meningkatkan kualitas SDM (dengan pelatihan komputer dan manajerial) untuk meningkatkan produktivitas. Meningkatkan kualitas dan kemampuan sumberdaya manusia (SDM) penting bagi perkembangan restoran. Sumberdaya manusia yang berkualitas akan memberikan sumbangan yang besar bagi perkembangan dan kemajuan restoran, baik dari segi produk dan pelayanan. Meningkatnya kualitas dan kemampuan, maka akan meningkatkan produktivitas SDM tersebut. 10
Arif Pitoyo & Roni Yunianto. “Statistik dan Perkembangan Internet di Indonesia”. http://www.8juta.com/imam/id_internet_growth_imam.htm. (Akses 19 Mei 2008/14:11:26 WIB).
Meningkatkan kemampuan SDM dapat dilakukan dengan memberikan pelatihan dalam memanfaatkan peluang dalam perkembangan teknologi komputer. Bagi pihak manajemen restoran juga dapat memperluas pengetahuan dengan memanfaatkan teknologi internet dalam mendapatkan infomasi mengenai perkembangan industri restoran, manajemen restoran yang baik, inovasi produk, serta perkembangan pesaing restoran. Restoran dapat meningkatkan kualitas produk dan pelayanan dengan meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang dimiliki.
STRATEGI S-T 1. Mencari alternatif pemasok bahan baku sayuran dan sea food untuk mengatasi hambatan pasokan bahan baku. Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V pernah mengalami hambatan pasokan bahan baku yaitu sayuran dan sea food. Hambatan pasokan sayuran diakibatkan karena terjadi hambatan transportasi, sedangkan hambatan pasokan sea food terjadi karena kondisi laut yang tidak menentu. Akibat hambatan pasokan tersebut restoran tidak dapat menyajikan beberapa menu makanan yang menggunakan bahan baku sea food. Mencari alternatif bahan baku dilakukan agar restoran dapat terus menjaga kontinuitas produksi. Restoran juga dapat mencari alternatif pemasok yang lebih murah untuk mengurangi biaya produksi sehingga dapat tetap mempertahankan harga yang bersaing. 2. Melakukan diversifikasi dan pengembangan produk untuk menghindari konsumen beralih pada produk substitusi.
Persepsi dan permintaan konsumen terhadap suatu produk terus berubah seiring dengan waktu dan perkembangan zaman. Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro harus dapat mengikuti perkembangan permintaan kosumen agar dapat unggul dari para pesaingnya. Diversifikasi produk dapat mengatasi masalah kejenuhan konsumen pada produk restoran sehingga mencegah konsumen beralih pada produk substitusi pada restoran lain. Diversifikasi produk yang dapat dilakukan Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V antara lain dengan menyajikan menu bubur ayam dengan tetap mempertahankan cita rasa khas Bangka; menu makanan Indonesia (seperti ayam bakar, ikan bakar, ayam goreng presto, dan soto ayam); makanan ringan (seperti kentang goreng); serta menambah variasi dalam minuman (seperti kopi, teh susu, atau milk shake). Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro juga dapat menyajikan menu otak-otak bakar pada setiap meja konsumen sehingga dapat mendorong konsumen untuk mencoba menu tersebut.
STRATEGI W-T 1. Melakukan ekspansi dengan memperluas wilayah jangkauan fasilitas pesan antar untuk menghadapi tingkat persaingan yang semakin tinggi. Wilayah jangkauan fasilitas pesan antar yang masih terbatas mengakibatkan Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V tidak dapat memenuhi pesanan konsumen dari wilayah yang cukup jauh. Hal tersebut dapat mengakibatkan kekecewaan pada konsumen sehingga konsumen Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V beralih pada restoran lain. Dengan memperluas jangkauan wilayah fasilitas pesan antar maka Restoran Mie Ayam
Bangka Bintaro Cabang Bintaro V dapat menjangkau lebih banyak konsumen serta memenuhi pesanan konsumen sehingga restoran dapat menghadapi persaingan dengan restoran lain. 2. Melakukan efisiensi dan efektifitas produksi untuk untuk menghadapi kenaikan harga BBM dan bahan baku mie. Kenaikan harga BBM dan bahan baku berdampak pada meningkatnya biaya produksi restoran. Peraturan PT Jaya Real Property yang menaikan biaya iuran sampah dan air juga menyebabkan peningkatan dalam biaya operasi restoran. Agar restoran dapat tetap menghasilkan produk dengan harga yang bersaing, maka restoran harus sangat memperhatikan efisiensi dan efektivitas dalam setiap proses produksi dan operasi restoran. Karena itu, dalam produksi dan operasinya restoran harus melakukan penggunaan sumberdaya dengan efektif dan efisien sehingga tidak terjadi pemborosan sumberdaya yang dimiliki restoran. Efisiensi produksi dapat dilakukan dengan cara menghemat penggunaan listrik dan air serta melakukan kontrol terhadap persediaan bahan baku dengan cermat sehingga tidak terjadi pemborosan dalam penggunaan bahan baku. Efisiensi produksi juga memungkinkan restoran untuk dapat mengalihkan sebagian keuangan restoran untuk membiayai promosi serta memperluas wilayah jangkauan pesan antar.
7.5
Pemilihan Alternatif Strategi Terbaik (Quantitative Strategic Planning Matrix)
Berdasarkan
QSPM
Alternatif-alternatif strategi yang mungkin dilakukan telah dihasilkan dengan menggunakan Matriks SWOT. Alternatif-alternatif strategi tersebut kemudian akan dinilai paling menarik dan paling penting untuk dilakukan dengan
menggunakan analisis QSPM. Pemilihan strategi terbaik dengan menggunakan QSPM dilakukan oleh tiga orang yang dianggap bertanggung jawab dalam pengambilan keputusan strategis dan mengerti dengan baik kondisi internal dan eksternal restoran. Setiap responden akan memberikan penilaian terhadap alternatif strategi yang dianggap paling menarik dan mampu memanfaatkan kekuatan dan peluang serta mengurangi kelemahan dan ancaman yang dimiliki oleh restoran. Total skor kemenarikan setiap alternatif strategi dari tiap responden kemudian akan dirata-ratakan. Hasil rata-rata total skor kemenarikan akan menghasilkan prioritas strategi. Hasil rata-rata skor kemenarikan alternatif strategi tiap responden dapat dilihat pada Tabel 23.
Tabel 23. Peringkat Alternatif Strategi Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V, Kabupaten Tangerang Nilai TAS (Total Attractiveness Score) Alternatif Peringkat Strategi Pakar 1 Pakar 2 Pakar 3 Rata-rata 1 5,8552 5,7226 5,9019 5,8266 2 2 4,6409 5,6670 4,4110 4,9063 5 3 4,8104 4,6511 4,3370 4,5995 7 4 6,0775 6,0265 5,7472 5,9504 1 5 4,5961 4,5617 5,2867 4,8148 6 6 4,0788 4,5523 4,2326 4,2879 8 7 5,4893 5,5816 5,5183 5,5297 4 8 5,6524 5,7745 5,6911 5,7060 3 9 3,9726 4,4783 4,1127 4,1879 9 Keterangan : Strategi 1 = Mempertahankan kualitas produk serta membangun hubungan dengan pelanggan restoran untuk mempertahankan loyalitasnya. Strategi 2 = Menggunakan kembali label kemasan produk untuk meningkatkan brand awareness (kesadaran merek) konsumen.
Strategi 3 = Mempertahankan hubungan baik dengan karyawan agar tercipta lingkungan kerja yang kondusif. Strategi 4 = Melakukan promosi melalui media cetak dan elektronik. Strategi 5 = Meningkatkan kualitas dan kemampuan SDM (dengan pelatihan komputer dan manajerial) untuk meningkatkan produktivitas. Strategi 6 = Mencari alternatif pemasok bahan baku sayuran dan sea food untuk mengatasi hambatan pasokan bahan baku. Strategi 7 = Melakukan
diversifikasi
dan
pengembangan
produk
untuk
menghindari konsumen beralih pada produk substitusi. Strategi 8 = Melakukan ekspansi dengan memperluas wilayah jangkauan fasilitas pesan antar untuk menghadapi tingkat persaingan yang semakin tinggi. Strategi 9 = Melakukan efisiensi dan efektifitas produksi untuk untuk menghadapi kenaikan harga BBM dan bahan baku mie.
Berdasarkan Tabel 23 dapat disimpulkan bahwa alternatif strategi yang paling penting yang menjadi prioritas utama bagi restoran adalah alternatif strategi 4 yang memiliki total nilai daya tarik sebesar 5,9504. Alternatif strategi 4 adalah melakukan promosi melalui media cetak dan elektronik. Urutan prioritas alternatif strategi yang dapat dijalankan oleh Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V adalah sebagai berikut : 1. Melakukan promosi melalui media cetak dan elektronik. Nilai STAS = 5,9504 2. Mempertahankan kualitas produk serta membangun hubungan dengan pelanggan restoran untuk mempertahankan loyalitasnya. Nilai STAS = 5,8266
3. Melakukan ekspansi dengan memperluas wilayah jangkauan fasilitas pesan antar untuk menghadapi tingkat persaingan yang semakin tinggi. Nilai STAS = 5,7221 4. Melakukan diversifikasi dan pengembangan produk untuk menghindari konsumen beralih pada produk substitusi. Nilai STAS = 5,5297 5. Menggunakan kembali label kemasan produk untuk meningkatkan brand awareness (kesadaran merek) konsumen. Nilai STAS = 4,9063 6. Meningkatkan kualitas dan kemampuan SDM (dengan pelatihan komputer dan manajerial) untuk meningkatkan produktivitas. Nilai STAS = 4,8148 7. Mempertahankan hubungan baik dengan karyawan agar tercipta lingkungan kerja yang kondusif. Nilai STAS = 4,5995 8. Mencari alternatif pemasok bahan baku sayuran dan sea food untuk mengatasi hambatan pasokan bahan baku. Nilai STAS = 4,2879 9. Melakukan efisiensi dan efektifitas produksi untuk untuk menghadapi kenaikan harga BBM dan bahan baku mie. Nilai STAS = 4,1879 Berdasarkan urutan peringkat prioritas alternatif strategi tersebut dapat disimpulkan lima alternatif strategi yang menjadi prioritas utama bagi restoran yaitu : 1. Melakukan promosi melalui media cetak dan elektronik. Promosi Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V dapat dilakukan dengan menggunakan media cetak dan elektronik. Promosi melalui media cetak dapat dilakukan dengan memasang iklan melalui koran, memasang spanduk pada lokasi yang strategis, serta membuat stiker untuk dibagikan kepada konsumen. Karena membutuhkan biaya, maka pemasangan
iklan di koran cukup dengan ukuran iklan yang tidak terlalu besar dengan frekuensi satu atau dua kali sebulan, atau pemasangan iklan baris dengan frekuensi yang lebih sering. Pemasangan spanduk dapat dilakukan dengan menempatkan spanduk pada lokasi yang strategis dan mudah terlihat oleh calon konsumen restoran. Restoran juga dapat membuat stiker untuk dibagikan pada pengunjung restoran dan konsumen pengguna fasilitas pesan antar. Untuk pemanfaatan media elektronik dapat dilakukan dengan memasang iklan baris melalui internet. Pemasangan iklan baris melalui internet membutuhkan biaya yang relatif murah. Bahkan terdapat beberapa situs internet yang menawarkan pemasangan iklan baris gratis. Pemasangan iklan diinternet dapat menjangkau konsumen yang lebih luas. 2. Mempertahankan kualitas produk serta membangun hubungan dengan pelanggan restoran untuk mempertahankan loyalitasnya. Produk yang berkualitas merupakan keunggulan dari Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V. Agar restoran dapat terus memberikan kepuasan bagi konsumen, maka restoran harus tetap mempertahankan kualitas produknya. Selain mempertahankan kualitas produk, restoran juga harus membangun hubungan dengan konsumen untuk mempertahankan loyalitas konsumen. Membangun hubungan dengan konsumen dapat dilakukan dengan membuat basis data yang berisi identitas pelanggan, terutama bagi pelanggan restoran yang memanfaatkan fasilitas pesan antar. Melalui basis data pelanggan, restoran dapat mengirimkan kartu ucapan selamat ulang tahun, ucapan selamat hari raya, atau brosur mengenai menu baru restoran. Selain itu, Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V dapat memberikan
kartu diskon atau voucher bagi pelanggan yang sudah melakukan pembelian berulang kali, memesan menu restoran dengan jumlah nominal tertentu, atau mengajak orang lain untuk datang ke restoran. Restoran juga dapat memberikan kesempatan bagi pelanggan restoran untuk memberikan saran dan kritik melalui kuisioner atau kotak saran. Saran dan kritik dari pelanggan restoran dapat menjadi masukan untuk dapat memperbaiki kualitas produk dan pelayanan. Hal tersebut dapat membangun hubungan yang baik dengan pelanggan restoran sehingga dapat meningkatkan loyalitas pelanggan. 3. Melakukan ekspansi dengan memperluas wilayah jangkauan fasilitas pesan antar untuk menghadapi tingkat persaingan yang semakin tinggi. Dengan memperluas wilayah jangkauan fasilitas pesan antar, restoran dapat menjangkau lebih banyak konsumen yang potensial. Memperluas wilayah jangkauan fasilitas pesan antar juga memungkinkan restoran untuk memenuhi pesanan konsumen, baik dari wilayah yang dekat atau wilayah yang cukup jauh. Hal itu akan menghindarkan konsumen Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V untuk beralih pada restoran lain. 4. Melakukan diversifikasi dan pengembangan produk untuk menghindari konsumen beralih pada produk substitusi. Diversifikasi dan pengembangan produk dilakukan Agar konsumen tidak merasa jenuh dengan produk yang ditawarkan oleh restoran. Diversifikasi produk yang dapat dilakukan yaitu dengan menyajikan menu bubur ayam, masakan khas Indonesia (seperti ayam bakar, ikan bakar, ayam goreng presto, atau soto ayam), makanan ringan (seperti kentang goreng), serta menyajikan menu otak-otak bakar di setiap meja konsumen untuk mendorong konsumen
mencobanya. Restoran juga dapat menambahkan variasi minuman (seperti kopi, teh susu, atau milk shake) 5. Menggunakan kembali label kemasan produk untuk meningkatkan brand awareness (kesadaran merek) konsumen. Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V dapat memanfaatkan logo yang sudah dimiliki oleh restoran untuk membuat label kemasan produk. Perkembangan dalam teknologi komputer akan memudahkan dalam mendesain dan membuat label kemasan produk. Menggunakan kembali label kemasan produk sangat penting bagi Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V. Label kemasan dapat dimanfaatkan sebagai sarana pengingat bagi konsumen untuk meningkatkan kesadaran merek (brand awareness) konsumen terhadap Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V. Hal tersebut dapat meningkatkan loyalitas konsumen terhadap restoran.
VIII. KESIMPULAN DAN SARAN
8.1
Kesimpulan Berdasarkan identifikasi dan analisis faktor-faktor yang mempengaruhi
lingkungan usaha, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Faktor internal yang menjadi kekuatan Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V adalah aksesibilitas yang baik menuju restoran, memiliki logo khusus, pengalaman selama 20 tahun menjalankan bisnis restoran, akuntansi keuangan dengan sistem komputer, produk yang berkualitas, hubungan baik dengan karyawan, serta harga produk yang bersaing. Faktorfaktor yang menjadi kelemahan restoran yaitu lahan parkir dan dan ruangan yang tidak terlalu luas, kurangnya SDM yang profesional, belum melakukan promosi yang efektif, belum menjalankan fungsi manajemen secara menyeluruh, dan wilayah jangkauan fasilitas pesan antar masih terbatas. 2. Faktor eksternal yang menjadi peluang bagi Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V adalah kekuatan tawar menawar pemasok (bahan baku mie) lemah; mie merupakan makanan yang disukai dan diterima secara luas oleh masyarakat Indonesia; perkembangan teknologi komputer, internet dan sarana transportasi; Kecamatan Pondok Aren merupakan wilayah dengan jumlah penduduk terbesar kedua di Kabupaten Tangerang; semakin banyak wanita bekerja dan semakin tingginya mobilitas masyarakat di luar rumah; dan loyalitas konsumen yang tinggi. Faktor eksternal yang menjadi ancaman bagi restoran adalah munculnya usaha yang sejenis sehingga tingkat persaingan semakin tinggi, kenaikan harga BBM dan bahan baku mie, kemudahan
konsumen mendapatkan produk pengganti, PT Jaya Real Property kurang menyetujui jika tempat tinggal dijadikan tempat usaha, dan hambatan dalam pasokan bahan baku (terutama sayuran dan sea food). 3. Hasil yang didapatkan dari analisis faktor internal dan eksternal tersebut memposisikan restoran saat ini pada kuadran V dalam Matriks IE. Posisi pada kuadran V dalam Matriks IE adalah posisi “jaga dan pertahankan” (hold and maintain). Strategi yang paling tepat untuk diterapkan pada perusahaan pada posisi kuadran V adalah strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Kemudian analisis SWOT dilakukan untuk mendapatkan alternatif-alternatif strategi yang mungkin. Berdasarkan analisis SWOT didapatkan sembilan alternatif
strategi.
Kemudian
ditentukan
prioritas
alternatif
strategi
menggunakan QSPM. Strategi yang memiliki Penjumlahan Total Nilai Daya Tarik (STAS) terbesar adalah strategi 4 yaitu melakukan promosi melalui media cetak dan elektronik. Hasil penentuan prioritas alternatif strategi menggunakan Matriks QSP adalah sebagai berikut : 1. Melakukan promosi melalui media cetak dan elektronik. 2. Mempertahankan kualitas produk serta membangun hubungan dengan pelanggan untuk mempertahankan loyalitasnya. 3. Melakukan ekspansi dengan memperluas jangkauan fasilitas pesan antar untuk menghadapi tingkat persaingan yang semakin tinggi. 4. Melakukan diversifikasi dan pengembangan produk untuk menghindari konsumen beralih pada produk substitusi. 5. Menggunakan kembali label kemasan produk untuk meningkatkan brand awareness (kesadaran merek) konsumen.
6. Meningkatkan kualitas dan kemampuan SDM (dengan pelatihan komputer dan manajerial) untuk meningkatkan produktivitas. 7. Mempertahankan hubungan baik dengan karyawan agar tercipta lingkungan kerja yang kondusif. 8. Mencari alternatif pemasok bahan baku sayuran dan sea food untuk mengatasi hambatan pasokan bahan baku. 9. Melakukan efisiensi dan efektifitas produksi untuk untuk menghadapi kenaikan harga BBM dan bahan baku mie.
8.2
Saran
1. Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V diharapkan untuk mengimplementasikan rekomendasi strategi sesuai dengan prioritas strategi dan kondisi lingkungan yang dihadapi. Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V juga disarankan untuk membuat pernyataan visi, dan misi, restoran secara formal dan tertulis. Pernyataan visi, dan misi, akan membantu memberikan arah dan tujuan yang ingin dicapai oleh restoran serta menyusun langkah-langkah konkrit yang dapat dilakukan restoran dalam mencapai tujuan tersebut. Pernyataan visi dan misi yang tertulis juga membantu restoran untuk lebih fokus dalam mencapai tujuan restoran sehingga seluruh kegiatan yang dilakukan akan mengarah pada pencapaian tujuan. Pernyataan visi dan misi juga harus dikomunikasikan dengan baik kepada seluruh sumberdaya manusia yang terlibat dalam produksi dan operasi restoran. Hal tersebut bermanfaat untuk membangun komitmen seluruh anggota untuk bekerja demi kemajuan dan perkembangan restoran.
2. Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V sebaiknya meningkatkan upaya dalam pemasarannya dengan melakukan kegiatan promosi yang lebih efektif. Kegiatan promosi dapat dilakukan dengan memanfaatkan media cetak dan elektronik (membuat spanduk, stiker, dan memasang iklan diinternet atau koran) serta memberikan label pada kemasan produk untuk meningkatkan brand awareness konsumen. Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V juga harus mempertahankan kualitas produknya
serta
membangun
hubungan
dengan
pelanggan
untuk
mempertahankan loyalitasnya. Loyalitas konsumen yang tinggi merupakan peluang yang besar bagi restoran dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat. 3. Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V harus meningkatkan kerjasama dengan berbagai pihak yang terlibat dalam produksi dan operasi restoran. Salah satunya adalah dengan meningkatkan kerjasama dengan pihak pemasok restoran. Pemasok bahan baku merupakan pihak yang memiliki peran penting dalam kelancaran usaha restoran. Meningkatkan kualitas hubungan dan kerjasama dengan pemasok dapat dilakukan juga dengan membuat kontrak kerja dengan pemasok. Kontrak kerja dengan pemasok dapat mempererat hubungan pihak restoran dengan pemasok bahan baku. Selain itu, restoran juga perlu melakukan pendekatan yang lebih intensif kepada pihak PT Jaya Real Property agar keberadaan restoran tidak ditentang oleh pihak tersebut. Pendekatan intensif juga ditujukan untuk membangun hubungan yang lebih baik agar dapat saling mengerti dan menjalin kerjasama yang menguntungkan kedua pihak.
4.
Bagi penelitian selanjutnya dapat dilakukan analisis mengenai persepsi dan kepuasan konsumen terhadap produk dan pelayanan Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V. Keterbatasan yang dimiliki oleh penelitian ini adalah penelitian tidak menganalisis kinerja restoran yang berdasarkan persepsi konsumen. Analisis persepsi dan kepuasan konsumen terhadap produk dan pelayanan restoran dapat membantu pihak restoran dalam mengevaluasi kinerja yang telah dilakukan oleh restoran berdasarkan penilaian dari konsumen. Dengan analisis tersebut restoran dapat memperbaiki hal-hal yang dianggap belum memuaskan oleh konsumen sehingga restoran dapat memberikan kepuasan bagi konsumen.
DAFTAR PUSTAKA
Arief, Abdul Rachman. 2005. Pengantar Ilmu Perhotelan dan Restoran. Yogyakarta : Graha Ilmu. Astawan, Made. 2002. Membuat Mie dan Bihun. Cetakan Keempat. Jakarta : Penebar Swadaya. Atmodjo, Marsum Widjojo. 1995. Restoran dan Segala Permasalahannya. Yogyakarta : Andi. Badan Pusat Statistik. 2005. Statistik Pengeluaran untuk Konsumsi Penduduk Indonesia Tahun 2002-2005. Jakarta. Badan Pusat Statistik. 2006. Kabupaten Tangerang dalam Angka Tahun 20042006. Tangerang. David, Fred R. 2006. Manajemen Strategis Konsep, Kasus, dan Implementasi, Terjemahan. Jakarta : PT. Grasindo. Dirgantoro,
Crown.
2004.
Manajemen
Strategis
Konsep,
Kasus,
dan
Implementasi. Jakarta : PT. Grasindo.
Fahrani, Dina. 2004. Analisis Strtategi Pemasaran Salam Mie. Skripsi. Fakultas Pertanian-IPB. Bogor. Firbani, Rizki. 2006. Analisis Strategi Pemasaran Restoran Waralaba Lokal (Studi Kasus Restoran Ayam Bakar Wong Solo Cabang Bogor). Skripsi. Fakultas Pertanian-IPB. Bogor. Fitria, Loly. 2007. Analisis Strategi Bisnis Kecap pada PT. Korma Jaya Utama. Skripsi. Fakultas Pertanian-IPB. Bogor. Hunger, J.D, dan Wheelen, T.L. 2003. Manajemen Strategis, Terjemahan. Edisi Kedua. Yogyakarta : Andi. Jauch, Lawrence R, dan Glueck. 1988. Manajemen Strategis dan Kebijakan Perusahaan, Terjemahan. Edisi Kedua. Jakarta : Erlangga.
Khomsan, Ali, dkk. 2003. Rekayasa Sosial dan Pengembangan Teknik Edukasi Peningkatan Diversifikasi Konsumsi Pangan Pokok. Laporan Akhir. Fakultas Pertanian-IPB. Bogor. Kinnear, T.C, dan Taylor, J.R. 2001. Markerting Research : An Applied Approach. 4th Edition. USA : Mc Graw-Hill. Kotler, Philip. 2003. Manajemen Pemasaran, Terjemahan. Jilid 1. Jakarta : PT. Prehalindo. __________ . 2005. Manajemen Pemasaran, Terjemahan. Jilid 2. Jakarta : PT. Indeks. Mangkuwerdoyo, Widiarto. 1999. Perkembangan Pengelolaan Akomodasi dan Restoran. Jilid 2. Jakarta : Fakultas Ekonomi UI. Nugraha, Agung. 2004. Analisis Strategi Pemasaran pada Restoran Waralaba Bakmi Japos (Kasus di Bakmi Japos Cabang Bogor). Skripsi. Fakultas Pertanian-IPB. Bogor. Porter, M.E. 1997. Strategi Bersaing, Teknik Menganalisis Industri dan pesaing, Terjemahan. Jakarta : Erlangga. Rangkuti, Freddy. 2001. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis Reorientasi Konsep Perencanaan Strategis untuk Menghadapi Abad 21. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Rizaly, Ahmad. 2003. Analisis Strategi Manajemen Toserba Selamat dalam Menghadapi Persaingan Bisnis Ritel di Kabupaten Cianjur. Skripsi. Fakultas Pertanian-IPB. Bogor. Sadjad, Samsoe’oed. 2007. Kampanye Memberagamkan Pangan dalam Konteks Agropolitik Negeri Agraris Indonesia. Bogor : IPB Press. Hal 81. Setyaningrum, Aryani, dan Masono. 2003. Pengkayaan Vitamin A dan Vitamin E dalam Pembuatan Mie Instan Menggunakan Minyak Sawit Merah. Kumpulan Hasil Penelitian Terbaik Bogosari Nugraha (1998-2001). Jakarta : PR. And Communication Dept. ISM Bogasari Flour. Hal 133. Situs Bank Indonesia http://www.bi.go.id Situs Badan Pusat Statistik http://www.bps.go.id
Situs Data Statistik Indonesia http://www.datastatistik-indonesia.com Surahmad, Hariadi. 2003. Analisis Strategi Pemasaran Restoran Sunda Saung Mirah Bogor. Skripsi. Fakultas Pertanian. Bogor. Winarno, F.G. 1993. Pangan, Gizi, Teknologi dan Konsumen. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Denah Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V, Kabupaten Tangerang 1
3
2
a 4
6
7
5
5
5
5
5
5
5
6 8 9
10
11 b
Keterangan : 1. Tempat membuat siomay dan nasi tim 2. Tempat membuat pempek 3. Tempat membuat otak-otak bakar 4. Pintu masuk 5. Meja untuk empat orang 6. Meja untuk delapan orang 7. Tempat membuat minuman 8. Wastafel 9. WC
12
c
10. Meja kasir 11. Tempat memasak mie 12. Meja makan karyawan a. Tempat Parkir b. Dapur basah c. Dapur kering
Lampiran 2.
Gambar Lokasi, Ruangan dan Menu Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V, Kabupaten Tangerang
Lampiran 4. Pengisian Kuisioner Pembobotan Faktor Internal dan Eksternal Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V, Kabupaten Tangerang (Pakar 1) Pembobotan Faktor Internal Faktor Kunci A. Aksesibilitas yang baik menuju restoran B. Memiliki logo khusus C. Pengalaman selama 20 tahun menjalankan bisnis restoran. D. Akuntansi keuangan dengan sistem komputer E. Produk yang berkualitas F. Hubungan baik dengan karyawan G. Harga yang bersaing H. Lahan parkir dan dan ruangan yang tidak terlalu luas I. Kurangnya SDM yang profesional J. Belum melakukan promosi yang efektif K. Belum menjalankan fungsi manajemen secara menyeluruh L. Wilayah jangkauan fasilitas pesan antar masih terbatas
A 1 1 1 3 1 2 1 1 1 1 1
B 3 1 1 3 1 2 1 1 2 1 1
C 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2
D 3 3 2
E 1 1 1 1
3 3 3 3 3 3 2 2
F 3 3 1 1 3
1 2 1 1 1 1 1
G 2 2 1 1 3 1
3 2 3 3 1 1
1 1 2 1 1
H 3 3 1 1 2 2 3
I 3 3 1 1 3 1 3 3
1 3 1 1
J 3 2 1 1 3 1 2 1 1
3 2 1
K 3 3 1 2 3 3 3 3 2 3
1 1
L 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3
1
TOTAL
TOTAL 30 27 13 14 32 20 29 22 20 27 17 13
BOBOT 0,1136 0,1023 0,0492 0,0530 0,1212 0,0758 0,1098 0,0833 0,0758 0,1023 0,0644 0,0492
264
1,00
RATING 3 4 3 3 4 4 4 1 1 1 1 2
Pembobotan Faktor Eksternal Faktor Kunci A. Kekuatan tawar menawar pemasok (bahan baku mie) lemah B. Mie merupakan makanan yang disukai dan diterima secara luas oleh masyarakat Indonesia C. Perkembangan teknologi komputer, internet, dan sarana transportasi D. Kecamatan Pondok Aren merupakan wilayah dengan jumlah penduduk terbesar kedua di Kabupaten Tangerang E. Semakin banyak wanita bekerja dan semakin tingginya mobilitas masyarakat di luar rumah F. Loyalitas konsumen yang tinggi G. Munculnya usaha yang sejenis sehingga tingkat persaingan semakin tinggi H. Kenaikan harga BBM dan bahan baku mie I. Kemudahan konsumen mendapatkan produk pengganti J. PT Jaya Real Property kurang menyetujui jika tempat tinggal dijadikan tempat usaha K. Hambatan dalam pasokan bahan baku (terutama sayuran dan sea food) TOTAL
A
B 3
C 3 3
1 1
1
1
2
2
1 2 1 1 1 1 1
1 3 1 1 1 1 1
1 3 1 2 1 1 2
D 3 2 2
1 3 1 1 1 1 1
E 3 3 3
F 2 1 1
G 3 3 3
H 3 3 2
I 3 3 3
J 3 3 3
K 3 3 2
TOTAL 29 25 21
BOBOT 0,1318 0,1136 0,0955
RATING 4 3 2
3
1
3
3
3
3
3
24
0,1091
3
1
2 3
1 3 1
1 3 2 3
3 3 3 3 3
1 3 1 2 1 1
13 29 14 20 15 10 20
0,0591 0,1318 0,0636 0,0909 0,0682 0,0455 0,0909
3 3 3 4 4 2 2
220
1,00
3 2 3 3 1 3
1 1 1 1 1
3 2 1 3
1 1 2
1 3
3
Lampiran 5. Hasil Pengisian Kuisioner Pembobotan Faktor Internal dan Eksternal Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V, Kabupaten Tangerang (Pakar 2) Pembobotan Faktor Internal Faktor Kunci A. Aksesibilitas yang baik menuju restoran B. Memiliki logo khusus C. Pengalaman selama 20 tahun menjalankan bisnis restoran. D. Akuntansi keuangan dengan sistem komputer E. Produk yang berkualitas F. Hubungan baik dengan karyawan G. Harga yang bersaing H. Lahan parkir dan dan ruangan yang tidak terlalu luas I. Kurangnya SDM yang profesional J. Belum melakukan promosi yang efektif K. Belum menjalankan fungsi manajemen secara menyeluruh L. Wilayah jangkauan fasilitas pesan antar masih terbatas
A 2 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1
B 2 3 1 3 2 2 1 1 1 1 1
C 3 1 1 3 2 1 1 1 1 1 1
D 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 1
E 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
F 3 2 2 1 3
G 3 2 3 1 3 2
2 1 1 1 1 1
H 3 3 3 1 3 3 3
1 1 2 2 1
I 3 3 3 2 3 3 3 3
1 3 3 1
J 3 3 3 1 3 3 2 1 1
3 2 1
K 3 3 3 1 3 3 2 1 2 2
2 1
L 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
1
TOTAL
TOTAL 30 26 28 14 33 26 23 17 15 21 20 11
BOBOT 0,1136 0,0985 0,1061 0,0530 0,1250 0,0985 0,0871 0,0644 0,0568 0,0795 0,0758 0,0417
264
1,00
RATING 4 4 4 3 4 4 4 2 2 1 1 2
Pembobotan Faktor Eksternal Faktor Kunci A. Kekuatan tawar menawar pemasok (bahan baku mie) lemah B. Mie merupakan makanan yang disukai dan diterima secara luas oleh masyarakat Indonesia C. Perkembangan teknologi komputer, internet, dan sarana transportasi D. Kecamatan Pondok Aren merupakan wilayah dengan jumlah penduduk terbesar kedua di Kabupaten Tangerang E. Semakin banyak wanita bekerja dan semakin tingginya mobilitas masyarakat di luar rumah F. Loyalitas konsumen yang tinggi G. Munculnya usaha yang sejenis sehingga tingkat persaingan semakin tinggi H. Kenaikan harga BBM dan bahan baku mie I. Kemudahan konsumen mendapatkan produk pengganti J. PT Jaya Real Property kurang menyetujui jika tempat tinggal dijadikan tempat usaha K. Hambatan dalam pasokan bahan baku (terutama sayuran dan sea food) TOTAL
A
B 2
C 2 3
2 2
1
3
2
2
3 2 3 3 3 3 3
3 2 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3
D 1 2 2
3 2 2 3 3 2 3
E 1 1 1
F 2 2 1
G 1 1 1
H 1 1 1
I 1 1 1
J 1 1 1
K 1 1 1
TOTAL 13 15 12
BOBOT 0,0591 0,0682 0,0545
RATING 3 3 2
1
2
2
1
1
2
1
17
0,0773
3
3
3 2
2 1 1
2 1 2 2
2 1 2 3 3
3 1 1 3 2 1
27 16 20 28 26 21 25
0,1227 0,0727 0,0909 0,1273 0,1182 0,0955 0,1136
4 3 3 3 3 1 2
220
1,00
1 1 2 2 2 1
2 3 3 3 3
3 2 2 3
2 1 1
1 2
3
Lampiran 6. Pengisian Kuisioner Pembobotan Faktor Internal dan Eksternal Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V, Kabupaten Tangerang (Pakar 3) Pembobotan Faktor Internal Faktor Kunci A. Aksesibilitas yang baik menuju restoran B. Memiliki logo khusus C. Pengalaman selama 20 tahun menjalankan bisnis restoran D. Akuntansi keuangan dengan sistem komputer E. Produk yang berkualitas F. Hubungan baik dengan karyawan G. Harga yang bersaing H. Lahan parkir dan dan ruangan yang tidak terlalu luas I. Kurangnya SDM yang profesional J. Belum melakukan promosi yang efektif K. Belum menjalankan fungsi manajemen secara menyeluruh L. Wilayah jangkauan fasilitas pesan antar masih terbatas
A 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1
B 3 2 1 3 3 3 1 1 1 1 1
C 3 2 2 3 3 3 1 3 3 3 1
D 3 3 2
E 2 1 1 1
3 3 3 2 3 3 3 1
1 2 1 1 1 1 1
F 3 1 1 1 3
G 2 1 1 1 2 1
3 1 3 1 3 1
H 3 3 3 2 3 3 3
1 1 1 1 1
I 3 3 1 1 3 1 3 3
1 2 1 1
2 2 1
J 3 3 1 1 3 3 3 2 2
K 3 3 1 1 3 1 3 3 2 2
2 1
L 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
1
TOTAL
TOTAL 31 24 17 15 31 23 31 19 21 20 21 11
BOBOT 0,1174 0,0909 0,0644 0,0568 0,1174 0,0871 0,1174 0,0720 0,0795 0,0758 0,0795 0,0417
264
1,00
RATING 3 4 3 3 4 3 4 2 1 1 1 2
Pembobotan Faktor Eksternal Faktor Kunci A. Kekuatan tawar menawar pemasok (bahan baku mie) lemah B. Mie merupakan makanan yang disukai dan diterima secara luas oleh masyarakat Indonesia C. Perkembangan teknologi komputer, internet, dan sarana transportasi D. Kecamatan Pondok Aren merupakan wilayah dengan jumlah penduduk terbesar kedua di Kabupaten Tangerang E. Semakin banyak wanita bekerja dan semakin tingginya mobilitas masyarakat di luar rumah F. Loyalitas konsumen yang tinggi G. Munculnya usaha yang sejenis sehingga tingkat persaingan semakin tinggi H. Kenaikan harga BBM dan bahan baku mie I. Kemudahan konsumen mendapatkan produk pengganti J. PT Jaya Real Property kurang menyetujui jika tempat tinggal dijadikan tempat usaha K. Hambatan dalam pasokan bahan baku (terutama sayuran dan sea food) TOTAL
A
B 3
C 3 3
1 1
1
1
1
1
1 3 1 1 1 1 1
1 2 1 1 1 1 1
1 3 1 1 1 2 2
D 3 3 3
1 3 1 2 1 1 3
E 3 3 3
F 1 2 1
G 3 3 3
H 3 3 3
I 3 3 3
J 3 3 2
K 3 3 2
TOTAL 28 27 22
BOBOT 0,1273 0,1227 0,1000
RATING 4 3 2
3
1
3
2
3
3
1
19
0,0864
2
1
2 3
3 3 3
2 3 2 2
1 3 3 3 1
1 3 1 3 1 1
14 29 16 16 13 15 21
0,0636 0,1318 0,0727 0,0727 0,0591 0,0682 0,0955
4 3 4 4 3 1 1
220
1,00
3 2 1 2 3 3
1 1 1 1 1
1 2 1 3
2 1 1
3 3
3
Lampiran 7. Nilai Rata-Rata Pembobotan Faktor Internal dan Eksternal Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V, Kabupaten Tangerang Nilai Rata-Rata Pembobotan Faktor Internal Faktor Internal Kekuatan (Streghts) A. Aksesibilitas yang baik menuju restoran B. Memiliki logo khusus C. Pengalaman selama 20 tahun menjalankan bisnis restoran. D. Akuntansi keuangan dengan sistem komputer E. Produk yang berkualitas F. Hubungan baik dengan karyawan G. Harga yang bersaing Kelemahan (Weakness) H. Lahan parkir dan dan ruangan yang tidak terlalu luas I. Kurangnya SDM yang profesional J. Belum melakukan promosi yang efektif K. Belum menjalankan fungsi manajemen secara menyeluruh L. Wilayah jangkauan fasilitas pesan antar masih terbatas
Pakar 1
Pakar 2
Pakar 3
Rataan
0,1136 0,1023
0,1136 0,0985
0,1174 0,0909
0,1149 0,0972
0,0492
0,1061
0,0644
0,0732
0,0530 0,1212 0,0758 0,1098
0,0530 0,1250 0,0985 0,0871
0,0568 0,1174 0,0871 0,1174
0,0543 0,1212 0,0871 0,1048
0,0833
0,0644
0,0720
0,0732
0,0758 0,1023
0,0568 0,0795
0,0795 0,0758
0,0707 0,0859
0,0644
0,0758
0,0795
0,0732
0,0492
0,0417
0,0417
0,0442
Nilai Rata-Rata Pembobotan Faktor Eksternal Faktor Eksternal Peluang (Opportunities) A. Kekuatan tawar menawar pemasok (bahan baku mie) lemah B. Mie merupakan makanan yang disukai dan diterima secara luas oleh masyarakat Indonesia C. Perkembangan teknologi komputer, internet, dan sarana transportasi D. Kecamatan Pondok Aren merupakan wilayah dengan jumlah penduduk terbesar kedua di Kabupaten Tangerang E. Semakin banyak wanita bekerja dan semakin tingginya mobilitas masyarakat di luar rumah F. Loyalitas konsumen yang tinggi Ancaman (Threats) G. Munculnya usaha yang sejenis sehingga tingkat persaingan semakin tinggi H. Kenaikan harga BBM dan bahan baku mie I. Kemudahan konsumen mendapatkan produk pengganti J. PT Jaya Real Property kurang menyetujui jika tempat tinggal dijadikan tempat usaha K. Hambatan dalam pasokan bahan baku (terutama sayuran dan sea food)
Pakar 1
Pakar 2
Pakar 3
Rataan
0,1318
0,0591
0,1273
0,1061
0,1136
0,0682
0,1227
0,1015
0,0955
0,0545
0,1000
0,0833
0,1091
0,0773
0,0864
0,0909
0,0591
0,1227
0,0636
0,0818
0,1318
0,0727
0,1318
0,1121
0,0636
0,0909
0,0727
0,0758
0,0909
0,1273
0,0727
0,0970
0,0682
0,1182
0,0591
0,0818
0,0455
0,0955
0,0682
0,0697
0,0909
0,1136
0,0955
0,1000
Lampiran 8. Nilai Rata-Rata Rating Faktor Internal dan Eksternal Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V, Kabupaten Tangerang Nilai Rata-Rata Rating Faktor Internal Faktor Internal Kekuatan (Streghts) A. Aksesibilitas yang baik menuju restoran B. Memiliki logo khusus C. Pengalaman selama 20 tahun menjalankan bisnis restoran. D. Akuntansi keuangan dengan sistem komputer E. Produk yang berkualitas F. Hubungan baik dengan karyawan G. Harga yang bersaing Kelemahan (Weakness) H. Lahan parkir dan dan ruangan yang tidak terlalu luas I. Kurangnya SDM yang profesional J. Belum melakukan promosi yang efektif K. Belum menjalankan fungsi manajemen secara menyeluruh L. Wilayah jangkauan fasilitas pesan antar masih terbatas
Pakar 1
Pakar 2
Pakar 3
Rataan
3 4
4 4
3 4
3,33 4,00
3
4
3
3,33
3
3
3
3,00
4 4 4
4 4 4
4 3 4
4,00 3,67 4,00
1
2
2
1,67
1 1
2 1
1 1
1,33 1,00
1
1
1
1,00
2
2
2
2,00
Nilai Rata-Rata Rating Faktor Eksternal Faktor Eksternal Peluang (Opportunities) A. Kekuatan tawar menawar pemasok (bahan baku mie) lemah B. Mie merupakan makanan yang disukai dan diterima secara luas oleh masyarakat Indonesia C. Perkembangan teknologi komputer, internet, dan sarana transportasi D. Kecamatan Pondok Aren merupakan wilayah dengan jumlah penduduk terbesar kedua di Kabupaten Tangerang E. Semakin banyak wanita bekerja dan semakin tingginya mobilitas masyarakat di luar rumah F. Loyalitas konsumen yang tinggi Ancaman (Threats) G. Munculnya usaha yang sejenis sehingga tingkat persaingan semakin tinggi H. Kenaikan harga BBM dan bahan baku mie I. Kemudahan konsumen mendapatkan produk pengganti J. PT Jaya Real Property kurang menyetujui jika tempat tinggal dijadikan tempat usaha K. Hambatan dalam pasokan bahan baku (terutama sayuran dan sea food)
Pakar 1
Pakar 2
Pakar 3
Rataan
4
3
4
3,67
3
3
3
3,00
2
2
2
2,00
3
3
2
2,67
3
4
4
3,67
3
3
3
3,00
3
3
4
3,33
4
3
4
3,67
4
3
3
3,33
2
1
1
1,33
2
2
1
1,67
Lampiran 9. Hasil Pengisian Matriks QSP (Pakar 1)
TAS
Strategi 2 AS
TAS
Strategi 3 AS
TAS
Strategi 4 AS
TAS
Strategi 5 AS
TAS
Strategi 6 AS
TAS
Strategi 7 AS
TAS
Strategi 8 AS
TAS
Strategi 9 AS
1
0,1149
4
0,4595
1
0,1149
1
0,1149
3
0,3446
1
0,1149
1
0,1149
1
0,1149
2
0,2297
1
0,1149
2
0,0972
1
0,0972
4
0,3889
1
0,0972
3
0,2917
2
0,1945
1
0,0972
2
0,1945
2
0,1945
1
0,0972
3
0,0732
4
0,2929
3
0,2197
4
0,2929
3
0,2197
2
0,1465
4
0,2929
3
0,2197
3
0,2197
3
0,2197
4
0,0543
1
0,0543
4
0,2171
2
0,1085
3
0,1628
4
0,2171
1
0,0543
2
0,1085
2
0,1085
3
0,1628
5
0,1212
3
0,3636
2
0,2424
3
0,3636
4
0,4848
3
0,3636
3
0,3636
4
0,4848
3
0,3636
2
0,2424
6
0,0871
2
0,1743
1
0,0871
4
0,3485
1
0,0871
4
0,3485
1
0,0871
2
0,1743
1
0,0871
1
0,0871
7
0,1048
3
0,3143
2
0,2095
3
0,3143
4
0,4191
3
0,3143
2
0,2095
3
0,3143
4
0,4191
4
0,4191
1
0,0732
4
0,2929
1
0,0732
2
0,1464
2
0,1464
1
0,0732
1
0,0732
2
0,1464
4
0,2929
1
0,0732
2
0,0713
3
0,2139
2
0,1426
3
0,2139
3
0,2139
4
0,2852
1
0,0713
1
0,0713
2
0,1426
1
0,0713
3
0,0859
3
0,2576
3
0,2576
2
0,1717
4
0,3434
3
0,2576
2
0,1717
3
0,2576
4
0,3434
3
0,2576
4
0,0732
2
0,1464
2
0,1464
3
0,2197
2
0,1464
4
0,2929
1
0,0732
2
0,1464
1
0,0732
2
0,1464
5
0,0442
3
0,1325
3
0,1325
3
0,1325
4
0,1767
1
0,0442
1
0,0442
3
0,1325
4
0,1767
3
0,1325
Faktor Kunci
Bobot
Kekuatan
Strategi 1 AS
TAS
Kelemahan
Peluang 1
0,1061
4
0,4243
3
0,3182
3
0,3182
4
0,4243
3
0,3182
3
0,3182
4
0,4243
4
0,4243
3
0,3182
2
0,1015
4
0,4060
3
0,3045
1
0,1015
3
0,3045
2
0,2030
1
0,1015
3
0,3045
3
0,3045
1
0,1015
3
0,0833
1
0,0833
3
0,2500
4
0,3333
4
0,3333
3
0,2500
2
0,1667
3
0,2500
2
0,1667
1
0,0833
4
0,0909
3
0,2728
2
0,1819
2
0,1819
4
0,3637
1
0,0909
2
0,1819
3
0,2728
4
0,3637
1
0,0909
5
0,0818
4
0,3272
1
0,0818
3
0,2454
3
0,2454
1
0,0818
2
0,1636
3
0,2454
3
0,2454
1
0,0818
6
0,1121
4
0,4484
3
0,3363
4
0,4484
3
0,3363
3
0,3363
3
0,3363
3
0,3363
3
0,3363
1
0,1121
1
0,0757
4
0,3029
3
0,2272
3
0,2272
3
0,2272
2
0,1515
2
0,1515
4
0,3029
4
0,3029
3
0,2272
2
0,0970
2
0,1939
2
0,1939
1
0,0970
3
0,2909
1
0,0970
3
0,2909
3
0,2909
3
0,2909
3
0,2909
3
0,0818
4
0,3273
3
0,2455
2
0,1637
3
0,2455
3
0,2455
3
0,2455
4
0,3273
4
0,3273
2
0,1637
4
0,0697
1
0,0697
1
0,0697
1
0,0697
1
0,0697
1
0,0697
1
0,0697
1
0,0697
2
0,1394
4
0,2788
5
0,1000
2
0,2000
2
0,2000
1
0,1000
2
0,2000
1
0,1000
4
0,4000
3
0,3000
1
0,1000
2
0,2000
Ancaman
5,8552
4,6409
4,8104
6,0775
4,5961
4,0788
5,4893
5,6524
3,9726
Lampiran 10. Hasil Pengisian Matriks QSP (Pakar 2)
Faktor Kunci
Bobot
Kekuatan
Strategi 1 AS
TAS
Strategi 2 AS
TAS
Strategi 3 AS
TAS
Strategi 4 AS
TAS
Strategi 5 AS
TAS
Strategi 6 AS
TAS
Strategi 7 AS
TAS
Strategi 8 AS
TAS
Strategi 9 AS
0,3446
1
0,1149
4
0,4595
2
0,2297
2
0,2297
3
0,3446
1
0,1149
2
0,2297
1
0,1149
3
1
0,1149
2
0,0972
2
0,1945
4
0,3889
2
0,1945
4
0,3889
1
0,0972
1
0,0972
3
0,2917
3
0,2917
1
0,0972
0,2197
3
0,0732
4
0,2929
3
0,2197
3
0,2197
2
0,1465
3
0,2197
3
0,2197
4
0,2929
3
2
0,1465
4
0,0543
1
0,0543
3
0,1628
1
0,0543
3
0,1628
4
0,2171
1
0,0543
1
0,0543
3
0,1628
1
0,0543
5
0,1212
3
0,3636
3
0,3636
4
0,4848
3
0,3636
2
0,2424
3
0,3636
4
0,4848
3
0,3636
4
0,4848
0,0871
6
0,0871
1
0,0871
1
0,0871
4
0,3485
1
0,0871
4
0,3485
1
0,0871
2
0,1743
1
1
0,0871
7
0,1048
3
0,3143
3
0,3143
2
0,2095
4
0,4191
1
0,1048
3
0,3143
2
0,2095
3
0,3143
4
0,4191
1
0,0732
3
0,2197
2
0,1464
1
0,0732
3
0,2197
2
0,1464
1
0,0732
1
0,0732
4
0,2929
1
0,0732
2
0,0713
2
0,1426
2
0,1426
2
0,1426
2
0,1426
3
0,2139
1
0,0713
1
0,0713
1
0,0713
2
0,1426
3
0,0859
3
0,2576
4
0,3434
2
0,1717
4
0,3434
3
0,2576
1
0,0859
3
0,2576
4
0,3434
3
0,2576
4
0,0732
2
0,1464
2
0,1464
2
0,1464
3
0,2197
4
0,2929
2
0,1464
1
0,0732
1
0,0732
1
0,0732
0,1767
3
0,1325
Kelemahan
5
0,0442
4
0,1767
4
0,1767
2
0,0883
4
0,1767
2
0,0883
2
0,0883
3
0,1325
4
1
0,1061
3
0,3182
3
0,3182
3
0,3182
4
0,4243
3
0,3182
3
0,3182
4
0,4243
4
0,4243
4
0,4243
2
0,1015
4
0,4060
4
0,4060
1
0,1015
4
0,4060
2
0,2030
3
0,3045
3
0,3045
4
0,4060
2
0,2030
3
0,0833
1
0,0833
4
0,3333
1
0,0833
4
0,3333
4
0,3333
1
0,0833
3
0,2500
2
0,1667
1
0,0833
4
0,0909
4
0,3637
2
0,1819
3
0,2728
3
0,2728
1
0,0909
3
0,2728
4
0,3637
4
0,3637
1
0,0909
5
0,0818
3
0,2454
2
0,1636
2
0,1636
4
0,3272
1
0,0818
1
0,0818
3
0,2454
4
0,3272
1
0,0818
6
0,1121
3
0,3363
4
0,4484
3
0,3363
3
0,3363
3
0,3363
3
0,3363
4
0,4484
4
0,4484
2
0,2242
0,0757
4
0,3029
4
0,3029
4
0,3029
4
0,3029
3
0,2272
2
0,1515
3
0,2272
4
0,3029
3
0,2272
0,0970
4
0,3879
Peluang
Ancaman 1 2
0,0970
3
0,2909
2
0,1939
2
0,1939
2
0,1939
2
0,1939
4
0,3879
3
0,2909
1
3
0,0818
4
0,3273
4
0,3273
3
0,2455
3
0,2455
2
0,1637
3
0,2455
4
0,3273
4
0,3273
2
0,1637
4
0,0697
2
0,1394
1
0,0697
1
0,0697
1
0,0697
1
0,0697
2
0,1394
1
0,0697
1
0,0697
3
0,2091
5
0,1000
2
0,2000
2
0,2000
2
0,2000
1
0,1000
2
0,2000
4
0,4000
4
0,4000
1
0,1000
3
5,7226
5,6670
4,6511
6,0265
4,5617
4,5523
5,5816
5,7745
0,3000 4,4783
Lampiran 11. Hasil Pengisian Matriks QSP (Pakar 3)
TAS
Strategi 2 AS
TAS
Strategi 3 AS
TAS
Strategi 4 AS
TAS
Strategi 5 AS
TAS
Strategi 6 AS
TAS
Strategi 7 AS
TAS
Strategi 8 AS
TAS
Strategi 9 AS
1
0,1149
3
0,3446
1
0,1149
1
0,1149
4
0,4595
1
0,1149
1
0,1149
2
0,2297
4
0,4595
1
0,1149
2
0,0972
3
0,2917
3
0,2917
1
0,0972
4
0,3889
2
0,1945
1
0,0972
4
0,3889
3
0,2917
1
0,0972
3
0,0732
2
0,1465
4
0,2929
3
0,2197
2
0,1465
4
0,2929
3
0,2197
4
0,2929
3
0,2197
1
0,0732
4
0,0543
1
0,0543
3
0,1628
2
0,1085
3
0,1628
4
0,2171
1
0,0543
1
0,0543
3
0,1628
1
0,0543
5
0,1212
3
0,3636
4
0,4848
4
0,4848
4
0,4848
2
0,2424
3
0,3636
3
0,3636
2
0,2424
3
0,3636
6
0,0871
2
0,1743
1
0,0871
4
0,3485
1
0,0871
3
0,2614
1
0,0871
2
0,1743
1
0,0871
2
0,1743
7
0,1048
4
0,4191
2
0,2095
3
0,3143
4
0,4191
4
0,4191
3
0,3143
2
0,2095
4
0,4191
4
0,4191
1
0,0732
2
0,1464
1
0,0732
2
0,1464
1
0,0732
1
0,0732
1
0,0732
1
0,0732
4
0,2929
1
0,0732
2
0,0713
2
0,1426
1
0,0713
3
0,2139
1
0,0713
4
0,2852
2
0,1426
2
0,1426
1
0,0713
2
0,1426
3
0,0859
3
0,2576
3
0,2576
2
0,1717
4
0,3434
3
0,2576
1
0,0859
3
0,2576
4
0,3434
3
0,2576
4
0,0732
3
0,2197
2
0,1464
3
0,2197
2
0,1464
4
0,2929
2
0,1464
2
0,1464
1
0,0732
3
0,2197
5
0,0442
4
0,1767
3
0,1325
2
0,0883
3
0,1325
4
0,1767
1
0,0442
2
0,0883
4
0,1767
2
0,0883
1
0,1061
4
0,4243
2
0,2121
3
0,3182
4
0,4243
3
0,3182
2
0,2121
3
0,3182
2
0,2121
3
0,3182
2
0,1015
3
0,3045
4
0,4060
3
0,3045
3
0,3045
1
0,1015
2
0,2030
2
0,2030
4
0,4060
1
0,1015
3
0,0833
2
0,1667
3
0,2500
1
0,0833
4
0,3333
4
0,3333
3
0,2500
4
0,3333
2
0,1667
2
0,1667
4
0,0909
4
0,3637
1
0,0909
2
0,1819
3
0,2728
2
0,1819
1
0,0909
4
0,3637
3
0,2728
1
0,0909
5
0,0818
4
0,3272
1
0,0818
1
0,0818
2
0,1636
3
0,2454
1
0,0818
4
0,3272
4
0,3272
1
0,0818
6
0,1121
4
0,4484
2
0,2242
1
0,1121
2
0,2242
3
0,3363
3
0,3363
3
0,3363
4
0,4484
1
0,1121
1
0,0757
3
0,2272
3
0,2272
3
0,2272
4
0,3029
2
0,1515
3
0,2272
3
0,2272
3
0,2272
2
0,1515
2
0,0970
4
0,3879
1
0,0970
1
0,0970
3
0,2909
2
0,1939
3
0,2909
3
0,2909
2
0,1939
4
0,3879
3
0,0818
3
0,2455
4
0,3273
2
0,1637
3
0,2455
4
0,3273
4
0,3273
4
0,3273
4
0,3273
3
0,2455
4
0,0697
1
0,0697
1
0,0697
2
0,1394
1
0,0697
1
0,0697
1
0,0697
1
0,0697
1
0,0697
4
0,2788
5
0,1000
2
0,2000
1
0,1000
1
0,1000
2
0,2000
2
0,2000
4
0,4000
3
0,3000
2
0,2000
1
Faktor Kunci
Bobot
Kekuatan
Strategi 1 AS
Kelemahan
Peluang
Ancaman
5,9019
4,4110
4,3370
5,7472
5,2867
4,2326
5,5183
5,6911
0,1000 4,1127