STRATEGI PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM MENGHADAPI ERA GLOBALISASI (Studi Kasus Koperasi BMT UGT Sidogiri Indonesia)
PROPOSAL DISERTASI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Doktor dalam Program Studi Ekonomi Syariah
Oleh Ilham Wahyudi
PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
2015
1
STRATEGI PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM MENGHADAPI ERA GLOBALISASI (Studi Kasus Koperasi BMT UGT Sidogiri Indonesia)
A. LATAR BELAKANG Sumber daya manusia adalah seluruh kemampuan atau potensi penduduk yang berada di dalam suatu wilayah tertentu beserta karakteristik atau ciri demografis, sosial maupun ekonominya yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembangunan. Jadi membahas sumber daya manusia berarti membahas penduduk dengan segala potensi atau kemampuannya. Potensi manusia menyangkut dua aspek yaitu aspek kuantitas dan kualitas1 Potensi manusia yang nantinya ditunjukkan dalam aspek yang salah satunya adalah kualitas, hanya dapat dicapai dengan adanya pengembangan sumber daya manusia. Hal tersebut diperlukan karena sumber daya manusia merupakan faktor yang paling mempengaruhi kehidupan. Kemampuan manusia untuk mempengaruhi alamnya menunjukkan bahwa posisi sumber daya manusia sangat sentral adanya. Pengembangan sumber daya manusia berkaitan dengan tersedianya kesempatan dan pengembangan belajar, membuat program-program training
1
M.M Papayungan, Pengembangan dan Peningkatan Mutu Sumber Daya Manusia Menuju Masyarakat Industrial Pancasila. (Bandung: Mizan,1995),110.
2
yang meliputi perencanaan, penyelenggaraan, dan evaluasi atas programprogram tersebut2 Pengembangan sumber daya manusia dapat didefinisikan sebagai seperangkat aktivitas yang sistematis dan terencana yang dirancang dalam memfasilitasi para pegawainya dengan kecakapan yang dibutuhkan untuk memenuhi tuntutan pekerjaan, baik pada saat ini maupun masa yang akan datang.3 Pengembangan sumber daya manusia adalah suatu usaha yang terencana dan berkelanjutan yang dilakukan oleh organisasi dalam meningkatkan kompetensi pegawai dan kinerja organisasi melalui programprogram pelatihan, pendidikan, dan pengembangan.4 Dari
beberapa
pengertian
di
atas,
dapat
dikatakan
bahwa
pengembangan sumber daya manusia adalah segala aktivitas yang dilakukan oleh organisasi dalam memfasilitasi pegawai agar memiliki pengetahuan, keahlian, dan/ atau sikap yang dibutuhkan dalam menangani pekerjaan saat ini atau yang akan datang. Aktivitas yang dimaksud, tidak hanya pada aspek pendidikan dan pelatihan saja, akan tetapi menyangkut aspek karier dan pengembangan organisasi. Dengan kata lain, pengembangan sumber daya manusia
2
3
berkaitan
erat
dengan
upaya
meningkatkan
pengetahuan,
Michael Armstrong, Seri Pedoman Manjemen, Manajemen Sumber Daya Alam. (Jakarta: Gramedia, 1994), 504. Desimone, R.L., Werner, J.M., & Harris, D.M., Human Resource Management. (Fort Worth: Harcourt College Published, 2001), 2. 4 Mondy dan Noe, Human Resource Management. (Massachusetts : Allyn & Bacon, 1991), 270.
3
kemampuan, dan/ atau sikap anggota organisasi serta penyediaan jalur karier yang didukung oleh fleksibilitas organisasi dalam mencapai tujuan organisasi. Pengembangan sumber daya manusia perlu dilakukan secara terencana dan berkesinambungan. Agar pengembangan dapat dilaksanakan dengan baik, harus lebih dahulu ditetapkan suatu program pengembangan sumber daya manusia. Progam pengembangan sumber daya manusia hendaknya disusun secara cermat dan didasarkan kepada metode-metode ilmiah serta berpedoman pada keterampilan yang dibituhkan perusahaan saat ini maupun masa depan. Pengembangan haruslah bertujuan untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, konseptual serta moral sumber daya manusia supaya prestasi kerjanya baik dan mencapai hasil yang optimal. Pengembangan sumber daya manusia dirasa semakin penting manfaatnya karena tuntutan jabatan atau pekerjaan, sebagai akibat kemajuan teknologi dan semakin ketatnya persaingan diantara perusahaan yang sejenis. Setiap sumber daya manusia yang ada di dalam suatu perusahaan (dunia kerja) dituntut agar bekerja efektif, efisien kualitas dan kuantitas pekerjaannya baik sehingga daya saing perusahaan semakin besar. Pengembangan ini dilakukan untuk tujuan nonkarier maupun karier bagi sumber daya manusia melalui latihan dan pendidikan. Pengembangan sumber daya manusia sendiri juga dapat dibedakan menjadi dua. Yakni pengembangan sumber daya manusia secara makro dan secara mikro. Pengembangan sumber daya secara makro penting sekali dalam
4
rangka mencapai tujuan pembangunan secara efektif. Pengembangan sumber daya secara makro ini bertumpu pada pengertian bahwa pengembangan sumber daya manusia yang terarah dan terencana disertai pengelolaan yang baik akan dapat menghemat sumber daya alam yang ada, atau setidaknya pengelolaan dan pemakaian sumber daya alam dapat secara tepat guna. Karena sumber daya manusia yang telah dikembangkan sedemikian rupa, akan memiliki skill yang cukup untuk memanfaatkan hasil alam secara berkelanjutan. Yang kedua adalah pengembangan sumber daya manusia secara mikro. Pengembangan sumber daya manusia secara mikro ini lebih menekankan pada pengoptimalan hasil kerja yang maksimal dalam suatu perusahaan. Baik secara makro maupun mikro, pengembangan sumber daya manusia jelaslah menuju pada sasaran yakni peningkatan kualitas sumber daya manusia yang nantinya akan bermuara pada pembangunan bangsa. Pentingnya pengembangan sumber daya manusia ini juga dapat diklasifikasikan menurut manfaatnya bagi masing-masing subjek yang ada, yakni bagi indivudu selaku tenaga kerja, perusahaan, dan untuk personal, hubungan manusia, dan pelaksanaan kebijakan. Sedangkan tujuan pengembangan sumber daya manusia adalah untuk memastikan bahwa organisasi mempunyai orang orang yang berkualitas untuk mencapai tujuan organisasi untuk meningkatkan kinerja dan
5
pertumbuhan.5 Tujuan tersebut di atas dapat dicapai dengan memastikan bahwa setiap orang dalam organisasi mempunyai pengetahuan dan keahlian dalam mencapai tingkat kemampuan yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaaan mereka secara efektif. Selain itu perlu pula diperhatikan bahwa dalam upaya pengembangan sumber daya manusia ini, kinerja individual dan kelompok adalah subyek untuk peningkatan yang berkelanjutan dan bahwa orang-orang dalam organisasi dikembangkan dalam cara yang sesuai untuk memaksimalkan potensi serta promosi mereka. BMT adalah lembaga keuangan mikro yang dioperasikan dengan prinsip bagi hasil (syari’ah), mengembangkan bisnis usaha mikro dan kecil dalam rangka mengangkat derajat dan martabat serta membela kepentingan kaum fakir miskin. BMT merupakan lembaga keungan miko yang terdiri atas dua kegiatan sekaligus, yaitu Baitul Maal dan Baitul Tamwil. Kegiatan Baitul Maal dalam BMT adalah lembaga keuangan yang kegiatannya mengelola dana bersifat nirlaba (sosial). Sumber dana diperoleh dari zakat, infaq dan sedekah, atau sumber lain yang halal. Dana tersebut kemudian disalurkan kepada mustahik, yang berhak, atau untuk kebaikan. Sedangkan kegiatan Baitul Tamwil adalah lembaga keuangan yang kegiatannya adalah menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat dan bersifat profit-oriented. Penghimpunan dana diperoleh melalui simpanan pihak ketiga dan
5
Michael Armstrong, Seri Pedoman Manjemen, Manajemen Sumber Daya Alam. (Jakarta: Gramedia, 1994), 507.
6
penyalurannya dilakukan dalam bentuk pembiayaan atau investasi, yang dijalankan berdasarkan prinsip syariah.6 Didirikannya BMT memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas usaha ekonomi untuk kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.Pengertian tersebut dapat dipahami bahwa BMT berorientasi pada upaya peningkatan kesejahteraan anggota dan masyarakat. Anggota harus diberdayakan supaya dapat mandiri. Dengan sendirinya, tidak dapat dibenarkan jika para anggota dan masyarakat menjadi sangat tergantung kepada
BMT.
Dengan
menjadi
anggota
BMT,
masyarakat
dapat
meningkatkan taraf hidup melalui peningkatan usahanya. Pemberian modal pinjaman sedapat mungkin dapat memandirikan ekonomi
para
peminjam.
pendampingan.Dalam
Oleh
pelemparan
sebab pembiayaan,
itu,
perlu
BMT
dilakukan
harus
dapat
menciptakan suasana keterbukaan, sehingga dapat mendeteksi berbagai kemungkinan yang timbul pada pembiayaan. Untuk mempermudah pendampingan, penddekatan pola kelompok menjadi sangat penting. Anggota dikelompokkan berdasarkan usaha sejenis atau kedekatan tempat tinggal, sehingga BMT dapat dengan mudah melakukan pendampingan. Koperasi BMT UGT Sidogiri adalah suatu badan usaha yang berbentuk Koperasi Simpan Pinjam Syariah yang berfungsi menghimpun dan menyalurkan dana anggota dan masyarakat.
6
Widodo, Hertanto, Panduan Praktis Operasional Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) (Bandung : Mizan, 1999), 81.
7
Koperasi ini didirikan oleh beberapa pengurus BMT MMU dan orangorang yang berada dalam kegiatan Urusan Guru Tugas Pondok Pesantren Sidogiri (UGT PPS) yang didalamnya terdapat Penanggung Jawab Guru Tugas (PJGT), Pimpinan Madrasah, Guru, Alumni dan partisipan Pondok Pesantren Sidogiri yang tersebar di wilayah Jawa Timur. Koperasi BMT UGT mulai beroperasi di Surabaya pada tanggal 05 Rabiul Awal 1421 H atau 06 Juni 2000 M. Sampai akhir 2014, Koperasi BMT UGT Sidogiri sudah memiliki 258 cabang dan capem yang tersebar di 10 provinsi, di pulau jawa, Sumatera, dan Kalimantan. Saat ini Koperasi BMT UGT Sidogiri telah mempekerjakan sebanyak 1.341 karyawan, memiliki total aset lebih dari 1.5 triliun, dan omzet diatas 16 triliun. Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor kunci dalam persaingan global, yakni bagaimana menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki keterampilan serta berdaya saing tinggi dalam persaingan global yang selama ini kita abaikan. Globalisasi yang sudah pasti menuntut adanya efisiensi dan daya saing dalam dunia usaha. Dalam globalisasi yang menyangkut hubungan intraregional dan internasional akan terjadi persaingan antarnegara. Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang harus terus dikembangkan oleh pihak manajemen Koperasi BMT UGT Sidogiri. banyaknya lembaga keuangan syariah baik bank maupun non bank
8
mengharuskan pentingnya strategi pengembangan sumber daya manusia dalam menghadapi era globalisasi.
B. IDENTIFIKASI DAN BATASAN MASALAH Dari pembahasan latar belakang di atas, dapat diidentifikasi masalah dan kemudian ditentukan batasannya sebagai berikut ini: 1. Identifikasi Masalah Permasalahan yang dapat diidentifikasi dalam uraian latar belakang di atas sebagai berikut: a. Sumber daya manusia adalah seluruh kemampuan atau potensi penduduk yang berada di dalam suatu wilayah tertentu beserta karakteristik atau ciri demografis, sosial maupun ekonominya yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembangunan. b. Tujuan utama pengembangan sumber daya manusia adalah untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, konseptual serta moral sumber daya manusia supaya prestasi kerjanya baik dan mencapai hasil yang optimal. c. BMT adalah lembaga keuangan mikro yang dioperasikan dengan prinsip bagi hasil (syari’ah), mengembangkan bisnis usaha mikro dan kecil dalam rangka mengangkat derajat dan martabat serta membela kepentingan kaum fakir miskin,
9
d. Koperasi BMT UGT Sidogiri adalah salah satu Lembaga Keuangan Mikro
Syariah
yang
dalam
perjalanannya
terus
mengalami
perkembangan yang sangat pesat, e. Banyaknya lembaga keuangan syariah baik bank maupun non bank mengharuskan pentingnya strategi pengembangan sumber daya manusia dalam menghadapi era globalisasi. 2. Batasan Masalah Dari beberapa masalah yang telah diidentifikasikan di atas, oleh karena keterbatasan waktu dan lain-lainnya, maka disini peneliti hanya akan membatasi penelitian kepada tiga hal saja, sebagaimana berikut ini: a. BMT adalah lembaga keuangan mikro yang dioperasikan dengan prinsip bagi hasil (syari’ah), mengembangkan bisnis usaha mikro dan kecil dalam rangka mengangkat derajat dan martabat serta membela kepentingan kaum fakir miskin, b. Koperasi BMT UGT Sidogiri adalah salah satu Lembaga Keuangan Mikro
Syariah
yang
dalam
perjalanannya
terus
mengalami
perkembangan yang pesat, a. Banyaknya lembaga keuangan syariah baik bank maupun non bank mengharuskan pentingnya strategi pengembangan sumber daya manusia dalam menghadapi era globalisasi.
10
C. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan yang akan diajukan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana Peran Koperasi BMT UGT Sidogiri rangka mengangkat derajat dan martabat serta membela kepentingan kaum fakir miskin? 2. Bagaimana strategi Koperasi BMT UGT Sidogiri sehingga dapat terus mengalami perkembangan yang pesat? 3. Bagaimana strategi pengembangan sumber daya manusia Koperasi BMT UGT Sidogiri Indonesia dalam menghadapi era globalisasi sehingga dapat terus bersaing secara kompeten?
D. TUJUAN PENELITIAN 1. Untuk mengetahui peran Koperasi BMT UGT Sidogiri rangka mengangkat derajat dan martabat serta membela kepentingan kaum fakir miskin, 2. Untuk mengetahui strategi Koperasi BMT UGT Sidogiri sehingga dapat terus mengalami perkembangan yang pesat, 3. Untuk mengetahui strategi pengembangan sumber daya manusia Koperasi BMT UGT Sidogiri Indonesia dalam menghadapi era globalisasi sehingga dapat terus bersaing secara kompeten.
11
E. KEGUNAAN PENELITIAN Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan manfaat dari segi teoritis ataupun segi praktis. Adapun manfaat yang penulis maksudkan yaitu: 1. Secara teoritis hasil penelitian ini memberikan sumbangan pemikiran pendalaman
materi
tentang
BMT,
peran
BMT,
serta
strategi
pengembangan sumber daya manusia BMT sehingga dapat terus bersaing secara kompeten, 2. Secara praktis hasil penelitian ini memberikan kontribusi dan masukan pada
manajemen
Koperasi
BMT
UGT
Sidogiri
dalam
rangka
pengembangan sumber daya manusia sehingga dapat terus bersaing secara kompeten.
F. KERANGKA TEORETIK 1. Definisi Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia adalah seluruh kemampuan atau potensi penduduk yang berada di dalam suatu wilayah tertentu beserta karakteristik atau ciri demografis, sosial maupun ekonominya yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembangunan. Jadi membahas sumber daya manusia berarti membahas penduduk dengan segala potensi atau
12
kemampuannya. Potensi manusia menyangkut dua aspek yaitu aspek kuantitas dan kualitas7 Potensi manusia yang nantinya ditunjukkan dalam aspek yang salah satunya
adalah
kualitas,
hanya
dapat
dicapai
dengan
adanya
pengembangan sumber daya manusia. Hal tersebut diperlukan karena sumber daya manusia merupakan faktor yang paling mempengaruhi kehidupan.
Kemampuan
manusia
untuk
mempengaruhi
alamnya
menunjukkan bahwa posisi sumber daya manusia sangat sentral adanya. 2. Pengembangan Sumber Daya Manusia Pengembangan sumber daya manusia berkaitan dengan tersedianya kesempatan dan pengembangan belajar, membuat program-program training yang meliputi perencanaan, penyelenggaraan, dan evaluasi atas program-program tersebut8 Pengembangan sumber daya manusia dapat didefinisikan sebagai seperangkat aktivitas yang sistematis dan terencana yang dirancang dalam memfasilitasi para pegawainya dengan kecakapan yang dibutuhkan untuk memenuhi tuntutan pekerjaan, baik pada saat ini maupun masa yang akan datang.9 Pengembangan sumber daya manusia adalah suatu usaha yang terencana dan berkelanjutan yang dilakukan oleh organisasi dalam
7
8
9
M.M Papayungan, Pengembangan dan Peningkatan Mutu Sumber Daya Manusia Menuju Masyarakat Industrial Pancasila. (Bandung: Mizan,1995),110. Michael Armstrong, Seri Pedoman Manjemen, Manajemen Sumber Daya Alam. (Jakarta: Gramedia, 1994), 504. Desimone, R.L., Werner, J.M., & Harris, D.M., Human Resource Management. (Fort Worth: Harcourt College Published, 2001), 2.
13
meningkatkan kompetensi pegawai dan kinerja organisasi melalui program-program pelatihan, pendidikan, dan pengembangan.10 Dari beberapa pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa pengembangan sumber daya manusia adalah segala aktivitas yang dilakukan oleh organisasi dalam memfasilitasi pegawai agar memiliki pengetahuan, keahlian, dan/ atau sikap yang dibutuhkan dalam menangani pekerjaan saat ini atau yang akan datang. Aktivitas yang dimaksud, tidak hanya pada aspek pendidikan dan pelatihan saja, akan tetapi menyangkut aspek
karier
dan
pengembangan
organisasi.
Dengan
kata
lain,
pengembangan sumber daya manusia berkaitan erat dengan upaya meningkatkan pengetahuan, kemampuan, dan/ atau sikap anggota organisasi serta penyediaan jalur karier yang didukung oleh fleksibilitas organisasi dalam mencapai tujuan organisasi. Pengembangan sumber daya manusia perlu dilakukan secara terencana dan berkesinambungan. Agar pengembangan dapat dilaksanakan dengan baik, harus lebih dahulu ditetapkan suatu program pengembangan sumber daya manusia. Progam pengembangan sumber daya manusia hendaknya disusun secara cermat dan didasarkan kepada metode-metode ilmiah serta berpedoman pada keterampilan yang dibituhkan perusahaan saat ini maupun
masa
depan.
Pengembangan
haruslah
bertujuan
untuk
meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, konseptual serta moral sumber 10
Mondy dan Noe, Human Resource Management. (Massachusetts : Allyn & Bacon, 1991), 270.
14
daya manusia supaya prestasi kerjanya baik dan mencapai hasil yang optimal. Pengembangan sumber daya manusia dirasa semakin penting manfaatnya karena tuntutan jabatan atau pekerjaan, sebagai akibat kemajuan teknologi dan semakin ketatnya persaingan diantara perusahaan yang sejenis. Setiap sumber daya manusia yang ada di dalam suatu perusahaan (dunia kerja) dituntut agar bekerja efektif, efisien kualitas dan kuantitas pekerjaannya baik sehingga daya saing perusahaan semakin besar. Pengembangan ini dilakukan untuk tujuan nonkarier maupun karier bagi sumber daya manusia melalui latihan dan pendidikan. Pengembangan sumber daya manusia sendiri juga dapat dibedakan menjadi dua. Yakni pengembangan sumber daya manusia secara makro dan secara mikro. Pengembangan sumber daya secara makro penting sekali dalam rangka mencapai tujuan pembangunan secara efektif. Pengembangan sumber daya secara makro ini bertumpu pada pengertian bahwa pengembangan sumber daya manusia yang terarah dan terencana disertai pengelolaan yang baik akan dapat menghemat sumber daya alam yang ada, atau setidaknya pengelolaan dan pemakaian sumber daya alam dapat secara tepat guna. Karena sumber daya manusia yang telah dikembangkan sedemikian rupa, akan memiliki skill yang cukup untuk memanfaatkan hasil alam secara berkelanjutan.
15
Yang kedua adalah pengembangan sumber daya manusia secara mikro. Pengembangan sumber daya manusia secara mikro ini lebih menekankan pada pengoptimalan hasil kerja yang maksimal dalam suatu perusahaan. Baik secara makro maupun mikro, pengembangan sumber daya manusia jelaslah menuju pada sasaran yakni peningkatan kualitas sumber daya manusia yang nantinya akan bermuara pada pembangunan bangsa. Pentingnya pengembangan sumber daya manusia ini juga dapat diklasifikasikan menurut manfaatnya bagi masing-masing subjek yang ada, yakni bagi indivudu selaku tenaga kerja, perusahaan, dan untuk personal, hubungan manusia, dan pelaksanaan kebijakan. 3. Tujuan Pengembangan Sumber Daya Manusia Sedangkan tujuan pengembangan sumber daya manusia adalah untuk memastikan bahwa organisasi mempunyai orang orang yang berkualitas untuk mencapai tujuan organisasi untuk meningkatkan kinerja dan pertumbuhan.11 Tujuan tersebut di atas dapat dicapai dengan memastikan bahwa setiap orang dalam organisasi mempunyai pengetahuan dan keahlian dalam mencapai tingkat kemampuan yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaaan mereka secara efektif. Selain itu perlu pula diperhatikan bahwa dalam upaya pengembangan sumber daya manusia ini, kinerja individual dan kelompok adalah subyek untuk peningkatan yang berkelanjutan dan bahwa orang-orang dalam organisasi dikembangkan 11
Michael Armstrong, Seri Pedoman Manjemen, Manajemen Sumber Daya Alam. (Jakarta: Gramedia, 1994), 507.
16
dalam cara yang sesuai untuk memaksimalkan potensi serta promosi mereka. 4. Sumber Daya Manusia Dalam Prespektif Islam Sumber daya manusia merupakan kekuatan terbesar dalam pengolahan seluruh resources yang ada dimuka bumi, karena pada dasarnya seluruh ciptaan Allah yang ada dimuka bumi ini sengaja diciptakan oleh Allah untuk kemaslahatan umat manusia. Hal ini sangat jelas telah ditegaskan oleh Allah dalam Al-Quran surah Al-Jatsiyah ayat 13: َت لِقَ ْو ٍم يَتَفَ َّكرُون ْ ت َو َما فِي َّ س َّخ َر لَ ُك ْم َما فِي ال َ َو ٍ ض َج ِمي ًعا ِم ْنهُ إِنَّ فِي َذلِكَ آليَا ِ س َما َوا ِ األر “Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berpikir”. Oleh karena itu sumber daya yang ada ini harus dikelola dengan benar
karena
itu
merupakan
amanah
yang
akan
dimintai
pertanggungjawabannya kelak. Untuk mendapatkan pengelolaan yang baik ilmu
sangatlah
diperlukan
untuk
menopang
pemberdayaan
dan
optimalisasi manfaat sunber daya yang ada. Di dalam surah Ar-Rohman ayat ke 33, Allah telah menganjurkan manusia untuk menuntut ilmu seluas-luasnya tanpa batas dalam rangka membuktikan kemahakuasaan Allah SWT.
17
Allah SWT mencerminkan keadaan manusia yang ideal dalam kitab-Nya yaitu dengan criteria sekurang-kurangnya adalaah sebagai berikut: 1. Segala
sesuatunya
harus
dikerjakan
dalam
rangka
untuk
mengesakan Allah ( QS Muhammad : 19) 2. Menganggap bahwa semuanya adalah saudara dan memiliki kedudukan yang sama meskipun berbeda suku bangsa ( QS AlHujurat : 13) 3. Saling tolong menolong dan berbuat baik sehingga akan tercipta masyarakat yang harmonis ( QS Al-Maidah : 2) 4. Berlomba-lomba dalam kebaikan ( QS Al-Baqoroh : 148) 5. Toleransi dan bebas menjalankan ajaran agama masing-masing (QS : Al-Kafirun : 1-6) 6. Selalu istiqomah dalam kebaikan/ teguh pendiriannya dan tidak melampaui batas ( QS Hud : 112) 7. Adil dan selalu memperjuangkan kebenaran ( QS An-Nisa : 58) 8. Mengembangkan pola pikir dengan mempertimbangkan kebaikan atau keburukan tentang suatu kal tertentu/ ijtihad ( Al-Baqoroh : 219). Jika manusia telah mampu untuk mengamalkan hal diatas tentulah sumber daya manusia dan alam akan teroptimalkan. Pengayaan kualitas SDM merupakan suatu keharusan dalam islam, sebagaimana yang telah disampailan oleh rosulullah SAW bahwa menuntut ilmu adalah wajib dari
18
mulai lahir hingga wafat. Oleh karena itu mempelajari semua ilmu, baik umum maupun keagamaan merupakan suatu keharusan. Yang harus digaris bawahi ialah kemana ilmu itu akan digunakan. Kalau kita menilik akar masalah yang timbul dalam kehidupan sehari-hari, maka jelaslah kebanyakan manusia tidak mengetahi eksistensi ia ada dimuka bumi ini atau dengan kata lain manusia hanya hidup hanya untk sekedar hidup tanpa memikirkan tentang hari kesudahan. Dengan demikian maka tatanan yang ada dalam masyarakat hanyalah berkutat pada masalah yang sifatnya pragmatis. 5. Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) BMT adalah Balai Usaha Mandiri Terpadu yang isinya berintikan konsep Baitul Maal Wa tamwil.12 Dalam definisi operasional, BMT adalah lembaga usaha ekonomi rakyat kecil yang beranggotakan orangseorang atau badan hukum berdasarkan prinsip syariah. Secara konsepsi BMT adalah suatu lembaga yang didalamnya mencakup dua jenis kegiatan sekaligus yaitu: 1. Kegiatan mengumpulkan dana dari berbagai sumber seperti: zakat, infaq dan shodaqoh serta lainya yang dibagikan/disalurkan kepada yang berhak.
12
PINBUK, Pedoman cara Pembentukan BMT Balai-Usaha Mandiri Terpadu (Jakarta: PINBUK, 2001), 1.
19
2. Kegiatan produktif dalam rangka nilai tambah baru dan mendorong
pertumbuhan
ekonomi
yang
bersumber
daya
manusia.13 BMT merupakan lembaga yang terdiri atas dua kegiatan sekaligus, yaitu Baitul Maal dan Baitul Tamwil. Kegiatan baitul Maal dalam BMT adalah lembaga keuangan yang kegiatannya mengelola dana yang bersifat nirlaba (sosial). Sumber dana diperoleh dari zakat, infaq dan sedekah, atau sumber lain yang halal. Kemudian, dana tersebut disalurkan kepada mustahik, yang berhak, atau untuk kebaikan. Sedangkan kegiatan Baitul Tamwil adalah lembaga keuangan yang kegiatannya adalah menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat dan bersifat profit oriented. Penghimpunan dana diperoleh melalui simpanan pihak ketiga dan penyalurannya dilakukan dalam bentuk pembiayaan atau investasi, yang dijalankan berdasarkan prinsip syari’at.14 BMT bersifat usaha bisnis mandiri yang ditumbuhkembangkan secara swadaya dan dikelolah secara profesional. Aspek Baitul Maal, dikembangkan
untuk
kesejahteraan
anggota
terutama
dengan
penggalangan dana ZISWAF (zakat, infaq, sedekah, waqaf dll) seiring dengan penguatan kelembagaan BMT. Sifat usaha BMT yang berorientasi pada bisnis dimaksudkan supaya pengelolaan BMT dapat dijalankan secara profesional, sehingga
13
Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Wa Tamwil ( BMT ) (Yogyakarta: UII Press Yogyakarta, 2005), 106. 14 Widodo, Hertanto, Panduan Praktis Operasional Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) (Bandung : Mizan, 1999), 81.
20
mencapai tingkat efisiensi tertinggi. Aspek bisnis BMT menjadi kunci sukses mengembangkan BMT. Dari sinilah BMT akan mampu memberikan bagi hasil yang kompetitif kepada deposannya serta mampu meningkatkan kesejahteraan para pengelolanya sejajar dengan lembaga lainnya. Sedangkan aspek sosial BMT berorientasi pada peningkatan kehidupan anggota dan masyarakat sekitar yang membutuhkan.15 6. Fungsi dan Tujuan Baitul Maal Wa Tamwil(BMT) Dalam rangka mencapai tujuannya, BMT berfungsi : a. Mengidentifikasi, memobilisasi, mengorganisasi, mendorong dan mengembangkan potensi ekonomi anggota, kelompok anggota dan daerah kerjanya. b. Meningkatkan kualitas SDM anggota menjadi lebih profesional dan islami sehingga semakin utuh dan tangguh dalam menghadapi persaingan global. c. Menggalang dan memobilisasi potensi masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan anggota. d. Menjadi perantara keuangan antara aghniya (orang-orang kaya) sebagai shohibul maal dengan du’afa sebagai mudhorib, terutama untuk dana-dana sosial seperti zakat, infaq, sedekah, wakaf, hibah dan lainnya.
15
Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Wa Tamwil ( BMT ) (Yogyakarta: UII Press Yogyakarta, 2005), 129.
21
e. Menjadi perantara keuangan, antara pemilik dana, baik sebagai pemodal maupun penyimpan dengan pengguna dana untuk pengembangan usaha produktif.16 BMT didirikan dengan tujuan meningkatkan kualitas usaha ekonomi untuk kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Tujuan ini dapat dipahami bahwa BMT berorientasi pada upaya peningkatan kesejahteraan anggota dan masyarakat. Anggota harus diberdayakan supaya dapat mandiri. Dengan sendirinya, tidak dapat dibenarkan jika para anggota dan masyarakat menjadi sangat tergantung kepada BMT. Dengan menjadi anggota BMT, masyarakat dapat meningkatkan taraf hidup melalui peningkatan usahanya. 7. Prinsip Baitul Maal wa Tamwil (BMT) Dalam melaksanakan fungsi usahanya, BMT berpegang teguh pada prinsip utama sebagai berikut : a. Keilmuan
dan
ketakwaan
kepada
Allah
SWT
dengan
mengimplementasikannya pada prinsip-prinsip syariah dan muamalah islam ke dalam kehidupan nyata, b. Keterpaduan, yakni nilai-nilai spiritual dan modal yang menggerakkan dan mengarahkan etika bisnis yang dinamis, proaktif, progresif, adil, dan berakhlak mulia, c. Kekeluargaan, yakni mengutamakan kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi. Semua pengelola pada setiap tingkatan, pengurus
16
Ibid, 131.
22
dengan semua lininya serta anggota, dibangun dengan rasa kekeluargaan, sehingga akan tumbuh rasa saling melindungi dan menanggung, d. Kebersamaan, yakni kesatuan pola pikir, sikap dan cita-cita antar elemen BMT. Antara pengelola dan pengurus harus memiliki satu visi dan bersama-sama anggota untuk memperbaiki kondisi ekonomi dan sosial, e. Kemandirian, yakni mandiri di atas semua golongan. Mandiri juga tidak tergantung dengan dana-dana pinjaman dan bantuan, tetapi senantiasa proaktif untuk menggalang dana masyarakat sebanyakbanyaknya f. Profesionalisme, yakni semangat kerja yang tinggi yang dilandasi dengan dasar keimanan. Kerja yang tidak hanya berorientasi pada kehidupan dunia saja, tetapi juga kenikmatan dan kepuasan ruhani dan akhirat. Kerja keras dan kerja cerdas yang dilandasi dengan bekal pengetahuan yang cukup, keterampilan yang terus ditingkatkan serta niat yang kuat. Semua itu dikenal dengan kecerdsan emosional, spiritual dan intelektual. Sikap profesionalisme dibangun dengan semangat untuk terus belajar demi mencapai tingkat standar kerja yang tinggi
23
g. Istiqomah; konsisten, konsekuen, berkelanjutan tanpa henti dan tanpa putus asa. Setelah itu mencapai suatu tahap, maka maju lagi ke tahap berikutnya dan hanya kepada Allah tempat berharap.17
8. Operasional Baitul Maal wa Tamwil (BMT) Menurut Wafa dan Nasrodin, kegiatan yang dikembangkan BMT adalah: a. Jasa Keuangan Kegiatan jasa keuangan yang dikembangkan oleh BMT berupa penghimpunan
dana
dan
menyalurkannya
melalui
kegiatan
pembiayaan dari dan untuk anggota atau non-anggota. BMT dapat disamakan
dengan
sistem
perbankan/lembaga
keuangan
yang
mendasarkan kegiatannya dengan syariah islam. Hal ini juga terlihat dari produk-produk jasanya yang kurang lebih sama dengan yang ada dalam perbankan islam. Sesuai dengan peraturan perundang-undangan koperasi, untuk jenis kegiatan simpan pinjam, aktivitasnya tidak boleh bercampur dengan aktivitas lain yang dilakukan oleh koperasi. Artinya, koperasi harus merupakan entitas tersendiri dan khusus untuk aktivitas simpan pinjam harus disediakan modal sendiri yang dipisahkan, jumlahnya sudah ditentukan dan tidak boleh berkurang. b. Sektor Riil
17
Ibid, 133.
24
Pada dasarnya, kegiatan sektor riil juga merupakan bentuk penyaluran dana BMT. Namun, berbeda dengan kegiatan sektor jasa keuangan yang penyalurannya berjangka waktu tertentu, penyaluran dana pada sektor riil bersifat permanen atau jangka panjang dan terdapat unsur kepemilikan di dalamnya. Penyaluran dana ini selanjutnya disebut investasi atau penyertaan. Investasi yang dilakukan BMT dapat dengan mendirikan usaha baru atau dengan masuk ke usaha yang sudah ada dengan cara membeli saham. c. Sosial (Zakat, Infak, Sedekah dan Wakaf) Kegiatan pada sektor ini adalah pengelolaan zakat, infaq, sedekah dan waqaf yang berhasil dihimpun oleh BMT. Sektor ini merupakan salah satu kekuatan BMT, karena juga berperan dalam pembinaan agama bagi para nasabah sektor jasa keuangan BMT. Dengan demikian, pemberdayaan yang dilakukan BMT tidak terbatas pada sisi ekonomi, tetapi juga dalam hal agama. Diharapkan pula para nasabah BMT tersebut akan turut memperkuat sektor sosial BMT ini dengan menyalurkan ZIS-nya kepada BMT.18
G. PENELITIAN TERDAHULU Penelitian Yayuk Hernanti, dengan judul Studi Analisis Penerapan Pembiayaan Murabahah pada Koperasi BMT UGT Sidogiri cabang Sidodadi Surabaya. Dan hasil penelitiannya adalah bahwa study analisis penerapan 18
Muhammad Agus Wafa dan Nasrodin. Baitul Maal wa Tamwil (BMT), tugas Mata Kuliah Lembaga dan Instrumen Keuangan Syariah, (Yogyakarta: Fakultas Agama Islam UII, 2008), 31
25
pembiayaan murabahah pada Koperasi BMT UGT Sidogiri cabang Sidodadi Surabaya telah sesuai dengan standart yang ada dalam teori, akan tetapi ada beberapa catatan diantaranya adalah sebagian menggunakan akad wakalah sebelum dilakukan akad murabahah, nasabah ada yang memberikan data yang tidak sesuai dengan kebenarannya, nasabah ada yang tidak konsiste dalam akad, serta ada beberapa nasabah yang kurang faham terhadap aplikasi akad muamalah.19 Penelitian Nur Syarifuddin, dengan judul Praktek Mudharabah di BMT UGT Sidogiri Pusat serta Relevansinya terhadap Teori Syariah. Dan hasil penelitiannya adalah bahwa praktek mudharabah di BMT UGT Sidogiri telah memenuhi syarat dan rukunnya, dan didukung oleh pengelola yang faham syariah yang notabene kaum santri.20 Penelitian M Mahbubi Ali, dengan judul Analisis Efisiensi BMT dengan Pendekatan Two Stage Data Envelopment Analysis, Studi Kasus Kantor Cabang BMT MMU dan BMT UGT Sidogiri. Dan hasil penelitiannya adalah tingkat efisiensi BMT MMU dan BMT UGT Sidogiri masih kurang optimal, terutama secara overall. Penyebab utama adalah penyaluran pembiayaan dan penghimpunan dana pihak ketiga yang kurang optimal.21
19
Yayuk Hernanti, Study Analisis Penerapan Pembiayaan Murabahah pada Koperasi BMT UGT Sidogiri Cabang Sidodadi Surabaya, Skripsi (Surabaya : STISE SBI, 2010), 1 20 Nur Syarifuddin, Praktek Mudharabah di BMT UGT Sidogiri serta Relevansinya terhadap Teori Syariah, Skripsi (Kediri: IAI Tribakti, 2011), 1 21 M Mahbubi Ali, Analisis Efisiensi BMT dengan Pendekatan Two Stage Data Envelopment Analysis, Studi Kasus Kantor Cabang BMT MMU dan BMT UGT Sidogiri, Skripsi (Bogor: STEI TAZKIA, 2009), 1
26
H. KERANGKA KONSEPTUAL Berdasarkan telaah pada pemikiran keilmuan yang terkait dan hasilhasil penelitian empiris terdahulu sebagaimana diuraikan sebelumnya, maka selanjutnya peneliti akan menyusun kerangka teori melalui diagram yang akan menggambarkan alur pemikiran.
REKRUTMEN STRATEGI PSDM
TRAINING
IMPLEMENTASI
KOMPETEN
UPGRADE SDM
Dari ilustrasi gambar tersebut menunjukkan bahwa strategi pengembangan Sumber Daya Manusia meliputi (1) Rekrutmen SDM, (2) Training, dalam arti memberikan pendidikan dan pelatihan, (3) dan terakhir adalah upgrade SDM dalam arti terus meningkatkan pengetahuan dan skil karyawan. Dengan mengimplementasikan tiga langkah tersebut, maka Koperasi BMT UGT Sidogiri akan siap menghadapi era globalisasi dan bersaing secara kompeten.
I.
METODE PENELITIAN 1. Setting Penelitian Penelitian ini dilakukan di Koperasi BMT UGT Sidogiri. Koperasi ini bergerak di Simpan Pinjam Syariah yang berfungsi menghimpun dan menyalurkan dana anggota dan masyarakat. Penelitian ini menggunakan
27
jenis penelitian kualitatif kasuistik. Strauss dan Corbin mengungkapkan bahwa penelitian kualitatif sebagai jenis penelitian yang temuantemuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnnya. Hasil penelitian ini diilustrasikan dengan model bagan, tabel dan gambar berdasarkan dukungan data yang faktual. Penyajian secara terperinci mengenai data, fenomena yang faktual merupakan karakteristik dari penelitian ini.22 2. Sampel dan Informan Dalam penelitian kualitatif ini, teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling, dan snowball sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambian sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, informan yang dianggap yang paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi objek/situasi sosial bisnis. Snowball sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data, yang pada awalnya jumlahnya sedikit, lama-lama menjadi besar yaitu dari informan yang satu kepada informan yang lain yang dapat memberikan data tentang objek/situasi-situasi sosial bisnis yang diteliti. Sedangkan informan kunci dalam penelitian ini adalah Direktur Utama, Direktur Bisnis, Direktur Kepatuhan, dan Direktur Keuangan Koperasi BMT UGT Sidogiri. 3. Teknik Pengumpulan Data 22
Anselm Strauss dan Yuliet Corbin, Qualitative Analysis for Social Sientist (Cambirdge: CamBirdge University Press, 2003), 3.
28
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan oleh peneliti dengan sumber data, yaitu: (1) mengkaji dokumentasi, dengan membuat catatan serta komentator terhadap data yang ada relevansinya dengan materi yang diteliti, (2) membuat memo atau rangkuman data dengan tahapan secara reflektif peneliti mengkomplikasikan temuan teori dari data penelitian, (3) memanfaatkan berbagai metafora, analogi dan konsep serta interpretasi data, terkait dengan model dan strategi bisnis, identifikasi usaha dan implementasi bisnis. Dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan mengutamakan prespektif emic (pandangan dari informan), dengan teknik yaitu: (1) melakukan wawancara dengan informan kunci dan (2) melakukan pengamatan dilapangan atau observasi peran serta yang mendalam secara aktif dilokasi penelitian, (3) studi dokumentasi yang berkaitan dengan fokus penelitian. 4. Tehnik Analisis Data Dalam teknik analisis data ini menggunakan teori dari Bogdan dan Biklen. Diungkapkan bahwa analisis data adalah proses mencari dan mengatur secara sistematik transkrip interview catatan lapangan dan bahan lain yang ditemukan ditempat penelitian. Sehubungan dengan analisis penelitian ini lebih menekankan kekuatan analisis datanya pada sumbersumber dokumentasi dan teoritis, atau hanya mengandalkan teori-teori saja, yang selanjutnya dianalisis dan diinterpretasikan secara luas, dalam
29
dan tajam.23 Rangkaian dalam analisis data ini dibangun dalam tiga ranah, yaitu: Tesa, Antitesa dan Sintesa, seperti terlihat pada gambar.
A
B
Tesa (Teori atau Data)
Antitesa (Teori atau Data)
C
Sintesa (Analisis)
Dari gambar tersebut dapat diihat posisi “Tesa” diisi dengan teori atau data, posisi sintesa juga diisi oleh hal yang sama yaitu teori dan data, tentunya dalam prespektif yang berbeda dengan yang digunakan pada teori dan data sebelumnya, sedangkan posisi Sintesa merupakan analisis teori dan data yang telah dibangun pada posisi Tesa dan Sintesa. Disamping analisis data tersebut, peneliti menggunakan analisis kualitatif seperti yang dikemukan oleh Miles dan Huberman, yaitu melalui proses tahapan pengumpulan data, penyajian data, reduksi data, dan kemudian penarikan data/verifikasi, dengan diilustrasikan dengan gambar dibawah ini.24
23
Bogdan dan Biklen, Qualitative Research For An Introduction The Teory And Method (London, 1982), 52. 24 Matthew Miles dan A. Michael Huberman , Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber Tantang Metode-Metode Baru (Jakarta:UI Press, 1992), 67.
30
J.
Pengumpulan Data
Penyajian
Reduksi
Kesimpulan Penarikan
SISTEMATIKA PEMBAHASAN Untuk lebih mudah memahami alur penelitian ini, maka sistematika penulisan disusun dari beberapa bab. Bab pertama berisi tentang latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian ini, pihak-pihak yang dapat mengambil manfaat dari penelitian ini, dan sistematika penulisan. Bab kedua menjelaskan tentang profil perusahaan yang menjadi objek penelitian, kondisi keuangan, manajemen, produk-produk layanan yang ditawarkan, dan hal-hal terkait lainnya. Bab ketiga menjelaskan tentang theoritrical background dan literature review yang melandasi penelitian ini, yaitu konsep dan teori tentang Sumber Daya Manusia dan BMT, penelitian terdahulu yang terkait dengan Sumber Daya Manusia dan BMT. Bab keempat penulis memaparkan mengenai jenis penelitian, sumber data, metode yang digunakan, teori-teori yang dipakai serta yang digunakan. Bab kelima menjadi inti dari penelitian. Dalam bab ini, dipaparkan temuan-temuan hasil pengolahan data dan analisa yang berhubungan dengan Sumber Daya Manusia dan BMT, dan pengambilan keputusan.
31
Bab kelima merupakan bab terakhir dalam penelitian ini, berisi mengenai
kesimpulan
yang bisa diambil
dari bab-bab sebelumnya,
keterbatasan penelitian, serta rekomendasi dari penulis kepada pengambil kebijakan, pihak internal BMT serta para peneliti lain. Sedangkan Daftar Pustaka berisi tentang sumber-sumber referensi yang digunakan oleh penulis sebagai panduan dalam melakukan penelitian ini, baik dari media cetak berupa buku-buku dan jurnal maupun elektronik.
K. AGENDA PENELITIAN Dalam pelaksanaan penelitian ini menggunakan agenda jadwal penelitian seperti yang tertera di bawah ini: Bulan Ke : No
KEGIATAN
1
Penyusunan Proposal
2
Penyusunan Instrumen
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Seminar Proposal dan 3
Instrumen Penelitian Pengujian Validitas dan
4
reliabilitas Instrumen Penentuan Sampel Sumber
5
Data
6
Pengumpulan Data
7
Analisis Data
32
12
8
Pembuatan draf laporan
9
Seminar Laporan
10
Penyempurnaan Laporan Penggandaan Laporan
11
Penelitian dan Publikasi
L. OUTLINE PENELITIAN DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ABSTRAK DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Identifikasi dan Batasan Masalah C. Rumusan Masalah D. Tujuan Penelitian E. Kegunaan Hasil Penelitian F. Sistematika Penulisan. BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG SUMBER DAYA MANUSIA DAN DAN BMT A. Definisi Sumber Daya Manusia B. Pengembangan Sumber Daya Manusia
33
C. Tujuan Pengembangan Sumber Daya Manusia D. Sumber Daya Manusia Dalam Prespektif Islam E. Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) F. Fungsi dan Tujuan Baitul Maal Wa Tamwil(BMT) G. Prinsip Baitul Maal wa Tamwil (BMT) H. Operasional Baitul Maal wa Tamwil (BMT) BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian B. Jenis dan Batasan Penelitian C. Sampel dan Informan Penelitian D. Teknik Pengumpulan Data E. Teknik Analisa Data F. Uji Validasi Data BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISA A. Gambaran Objek Penelitian B. Hasil Penelitian dan Analisa Data BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran-saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
34
DAFTAR KEPUSTAKAAN SEMENTARA Ali, M Mahbubi. Analisis Efisiensi BMT dengan Pendekatan Two Stage Data Envelopment Analysis, Studi Kasus Kantor Cabang BMT MMU dan BMT UGT Sidogiri, Skripsi, Bogor: STEI TAZKIA, 2009 A.A Anwar prabu Mangkunegara. Manajemen sumber Daya Manusia Perusahaan, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2001. Armstrong, Michael. Seri Pedoman Manjemen, Manajemen Sumber Daya Alam, Jakarta: Gramedia, 1994. Aziz, M. Amin. Tata Cara Pendirian BMT, Jakarta: PKES Publishing, 2006 Bogdan dan Biklen, Qualitative Research For An Introduction The Teory And Method, London, 1982. Desimone, R.L., Werner, J.M., & Harris, D.M., Human Resource Management (3 rd ed.), Fort Worth, Harcourt College Published, 2001. Griffin, R. W. dan Ronald J. Elbert. Business 8th Edition. New Jersey: Prentice Hall, 2006. Hernanti, Yayuk.Study Analisis Penerapan Pembiayaan Murabahah pada Koperasi BMT UGT Sidogiri Cabang Sidodadi Surabaya, Skripsi,Surabaya : STISE SBI, 2010 Koperasi BMT UGT Sidogiri. Profil Koperasi BMT UGT Sidogiri, Jalan Hijrah Menuju Ekonomi Syariah, Pasuruan: Koperasi BMT UGT Sidogiri, 2014 Koperasi BMT UGT Sidogiri. Rapat Angota Tahunan (RAT) Tahun Buku 2012, Pasuruan: Koperasi BMT UGT Sidogiri, 2014 Kumpulan Makalah. Pelatihan Baitul Maal wa Tamwil (BMT), Yogyakarta: Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI), 1997 Miles, Matthew dan Huberman, A. Michael. Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber Tantang Metode-Metode Baru, Jakarta:UI Press, 1992. M.M Papayungan. Pengembangan dan Peningkatan Mutu Sumber Daya Manusia Menuju Masyarakat Industrial Pancasila. Bandung: Mizan, 1995. Mondy dan Noe. Human Resource Management, Massachusetts : Allyn & Bacon, 1991.
35
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002 Nawawi, Ismail. Metode Penelitian Kualitatif, Jakarta: Dwiputra Pustaka Jaya, 2012 Ridwan, Muhammad. Manajemen Baitul Maal Yogyakarta: UII Press, 2005.
Wa Tamwil
(BMT),
Strauss, Anselm dan Yuliet Corbin.Qualitative Analysis for Social Sientist, Cambirdge: Cambirdge University Press, 2003 Syarifuddin, Nur. Praktek Mudharabah di BMT UGT Sidogiri serta Relevansinya terhadap Teori Syariah, Skripsi, Kediri: IAI Tribakti, 2011 Wafa, Muhammad Agus dan Nasrodin. Baitul Maal wa Tamwil (BMT), tugas Mata Kuliah Lembaga dan Instrumen Keuangan Syariah, Yogyakarta: Fakultas Agama Islam UII, 2008 Widodo, Hertanto. Panduan Praktis Operasional Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), Bandung: Mizan, 1999.
36