STRATEGI PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA INDUSTRI SOFTWARE DI INDONESIA Anggara Hayun A.1 ABSTRACT The development of information and telecommunication (IT) industries is very fast in the world, and haves been effected by Indonesian software industry development. The Indonesian software industrial market shares a more growth every year. The growth market demands a readiness of human resource development (HRD). Then, a human resources strategic planning must be needed. Therefore, the human resources strategic planning are hoped to improve human resources development skill, thus software industries have a competitive, advantage not only in local but also in global. Area the result indicates that the strategy conducted to develop human resource in industrial industries are facilities supply and incentive by government in facilities, policy and regulation. Keywords: software industries, competitiveness, human resource development
ABSTRAK Perkembangan industri telekomunikasi dan informasi yang semakin cepat di dunia telah berpengaruh terhadap perkembangan industri software di Indonesia. Pertumbuhan pasar industri software di Indonesia mengalami pertumbuhan setiap tahun. Dengan adanya peningkatan pertumbuhan pasar menuntut kesiapan SDM di industri software. Oleh karena itu perlu direncanakan strategi ke depan untuk pengembangan SDM di industri software. Hal ini dapat memperbaiki kompetensi SDM di industri software agar memiliki daya saing yang tinggi tidak hanya di dalam negeri melainkan juga di mancanegara. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa strategi yang dapat dilakukan untuk pengembangan SDM di industri software dapat dilakukan melalui penyediaan fasilitas dan pemberian insentif oleh pemerintah dalam bentuk kemudahan, kebijakan, dan regulasi. Kata kunci: industri sofware, daya saing, sumber daya manusia
1
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Bina Nusantara Jl. K.H. Syahdan No. 9, Kemanggisan/Palmerah, Jakarta Barat 11480
[email protected]
Strategi Pengembangan… (Anggara Hayun A.)
153
PENDAHULUAN Teknologi telekomunikasi dan informasi merupakan kebutuhan masyarakat dari berbagai level, mulai dari level bisnis sampai dengan level pendidikan sekolah pun saat ini membutuhkan teknologi informasi. Kondisi tersebut menunjukan adanya globalisasi pada sektor teknologi telekomunikasi dan informasi. Namun, akibat globalisasi yang terjadi pada sektor teknologi telekomunikasi dan informasi, telah mengubah paradigma dalam bisnis jasa teknologi telekomunikasi dan informasi. Perubahan paradigma tersebut adalah perubahan pengembangan industri perangkat keras atau hardware menjadi industri perangkat lunak atau software. Saat ini, industri software dianggap sangat strategis peranannya karena terkait dengan sektor ekonomis. Peran strategis industri software akan memberikan dampak yang luas terhadap kesempatan kerja, pengembangan teknologi informasi, dan peluang investasi yang besar. Saat ini, kebutuhan dan volume pasar perangkat lunak di dunia naik dengan pertumbuhan yang mencapai hampir 30 persen pertahun (Spectrum, March 1994). Di Indonesia, dalam keadaan di mana proteksi hak cipta intelektual masih belum diterapkan dengan tegas, permintaan pasar untuk komoditi itu naik dengan 25 persen setiap tahun. Kebutuhan perangkat lunak domestik maupun dunia masih didominasi produk Amerika, Eropa Barat, dan Jepang. Besarnya pasar perangkat lunak itulah yang merupakan pendorong utama untuk industrialisasi perangkat lunak di berbagai negara Asia, salah satunya telah berhasil mengembangkan industri perangkat lunak adalah India (http://www.elektroindonesia.com/elektro/no7-1.gif). Adanya pertumbuhan permintaan pasar kebutuhan perangkat lunak di Indonesia yang meningkat tersebut menunjukan bahwa Indonesia memiliki potensi untuk mengembangkan industri perangkat lunak. Pengembangan industri software di Indonesia harus didukung oleh kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM). Kesiapan SDM itulah yang merupakan kunci keberhasilan pengembangan industri perangkat lunak. Namun, di Indonesia sumber daya manusia yang ahli di bidang software masih terbatas. Oleh karena itu, Indonesia harus mempersiapkan kebutuhan pemenuhan kebutuhan SDM yang ahli perangkat lunak. Apabila Indonesia tidak mempersiapkan pemenuhan kebutuhan SDM IT maka Indonesia hanya akan menjadi negara pengimpor atau konsumen. Pemasukan devisa negara juga tidak akan diperoleh, bahkan pengeluaran yang besar bagi Indonesia untuk memenuhi kebutuhan IT dalam negeri. Oleh karena itu, penting bagi Indonesia untuk merencanakan dan mempersiapkan kebutuhan SDM yang ahli dibidang software. Penelitian dilakukan untuk menyusun strategi pengembangan sumber daya manusia industri software di Indonesia.
154
INASEA, Vol. 8 No.2, Oktober 2007: 153-161
PEMBAHASAN Metode Penelitian Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan beberapa pihak yang ahli di industri software sedangkan data sekunder diperoleh melalui data perusahaan, internet, dan literatur lainnya yang terkait.
Tinjauan Pustaka Strategi merupakan tindakan yang bersifat inkremental atau selalu meningkat dan terus–menerus serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh pelanggan di masa depan (Hamel dan Prahalad, 1995). Seperti yang dikutip Husein Umar (2002), strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar yang baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti. Perusahaan perlu mencari kompetensi inti di dalam bisnis yang dilakukan. Definisi lain strategi adalah perpaduan antara sumber daya, keterampilan internal, peluang, dan risiko yang dibuat oleh suatu organisasi. Perumusan kerangka kerja strategi dapat dilakukan dengan matriks SWOT, matrik SPACE, matriks BCG, matriks IE, dan matriks grand strategy. Matriks SWOT merupakan alat yang penting bagi perusahaan untuk mencocokan empat tipe strategi. Keempat tipe strategi tersebut adalah strategi SO (StrengthsOppurtunities), strategi WO (Weakness-Oppurtunity), strategi ST (Strenghs-Threats), dan strategi WT (Weakness-Threts). Strategi SO menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal. Apabila memiliki kelemahan utama maka perusahaan akan berusaha keras mengatasinya dan membuatnya menjadi kekuatan. Apabila menghadapi ancaman besar maka perusahaan akan berusaha menghindarinya agar dapat memusatkan perhatian pada peluang. Strategi WO bertujuan untuk memperbaiki kelemahan dengan memanfatkan peluang eksternal. Sering dijumpai keadaan dimana perusahaan memiliki peluang, namun perusahaan memiliki kelemahan internal yan menghampat perusahaan menggunakan peluang tersebut. Strategi ST menggunakan kekuatan perusahaan untuk meghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal. Dengan strategi ST bukan berarti perusahaan yang kuat akan selalu menghadapi ancaman frontal dalam lingkungan ekternal. Strategi WT merupakan strategi yang diarahkan untuk mengurangi kelemahan internal dan menghadapi ancaman lingkungan. Pada kondisi itu, perusahaan dihadapkan pada berbagai ancaman ekternal dan kelemahan internal dalam posisi yang penuh risiko.
Strategi Pengembangan… (Anggara Hayun A.)
155
Tabel 1 Matriks SWOT STRENGHT(S) Kekuatan STRATEGI SO Strategi yang memanfaatkan Peluang dan Kekuatan
Matrik SWOT OPPORTUNITIES (O) Peluang
THREATHS (T) Ancaman
STRATEGI ST Strategi yang melihat ancaman dan memanfaatkan kekuatan
WEAKNESS (W) Kelemahan STRATEGI WO Strategi yang melihat kelemahan dan memanfaatkan peluang STRATEGI WT Strategi yang melihat ancaman dan kelemahan
Sumber: David (2007)
Perkembangan Pasar Industri Software di Indonesia Pada tahun 1995, perkembangan industri software di Indonesia menunjukan perkembangan yang cukup baik. Pertumbuhan industri software di Indonesia mencapai 22% dari total pasar teknologi informasi yang ada sebesar US$ 751 Juta. Pertumbuhan pasar sebesar 22% itu menunjukan bahwa pada tahun 1995, pasar industri software di Indonesia mencapai US$ 165 Juta. Sementara itu, pasar industri software domestik juga menagalami pertumbuhan pasar 10% pada tahun 1995. Pertumbuhan pasar industri software domestik dapat dilihat pada Tabel 2 berikut. Tabel 2 Pertumbuhan Pasar Industri Software Domestik Tahun
Pertumbuhan (Prosentase)
1994
18
1995
20
Volume (US $) 165 Juta 183 Juta
Jenis Software Perangkat lunak Paket Import dan Paket Integrasi
Sumber: Info, 1995
Dari volume pasar sebesar 165 juta pada tahun 1994, sebesar 63% dipenuhi oleh perangkat perangkat paket import dan 27% berupa pembuatan paket khusus atau integrasi. Beberapa segmen pasar yang mulai tumbuh dan dikategorikan sebagai pasar perangkat lunak, antara lain integrasi sistem, pengembangan aplikasi khusus, jasa pengolahan data, dan jasa konsultan manajemen. Meskipun jasa profesional masih menunjukan kontribusi yang kecil, sekitar 10% dari total pendapatan, namun pertumbuhan pasar jasa profesional mengalami pertumbuhan yang cukup cepat pada tahun 1995. Jasa profesional banyak digunakan untuk proyek, seperti komputerisasi perbankan, perhotelan, terminal pelabuhan. Bahkan, di instansi milik pemerintah telah ada beberapa yang menggunakan jasa profesional tersebut untuk memperlancar proyeknya.
156
INASEA, Vol. 8 No.2, Oktober 2007: 153-161
Permasalahan SDM Sofware di Indonesia Analisis sebelumnya menunjukan bahwa pada dasarnya pangsa pasar industri software di Indonesia cukup baik. Namun, untuk memenuhi permintaan pasar industri software tersebut, Indonesia masih mengalami permasalahan. Permasalahan tersebut diantaranya adalah kemampuan Indonesia dalam memproduksi SDM IT, distribusi SDM IT yang tidak merata, kurangnya dasar pengetahuan tentang IT, kurangnya penelitian dan pengembangan yang terkait dengan IT, kompetensi atau pendidikan SDM yang berpendidikan komputer atau informatika troughput-nya masih rendah. Dampak dari masih rendahnya kemampuan SDM yang bergerak dibidang IT menyebabkan banyaknya tenaga ahli yang tidak memiliki kemampuan untuk melakukan inovasi baru untuk membuat produk software. Distribusi SDM yang bergerak dibidang komputer dan informatika berfokus di pulau Jawa, padahal pusat bisnis tidak hanya terfokus pada pulau Jawa, melainkan di beberapa wilayah di Indonesia, seperti pulau Sumatera dan Kalimantan yang terdapat di pusat bisnis yang memerlukan software IT untuk memudahkan aktivitasnya.
Benchmark Negara Lain yang Mengembangkan Industri Software Negara India Selama lima tahun ini, negara India menghadapi kondisi kekurangan SDM yang memiliki kemampuan berbahasa Eropa atau non Inggris. Kondisi itu ditunjukan dengan dibukanya rekrutmen SDM asing sebesar 120.000 untuk menutupi kekurangan SDM. Sementara itu, di beberapa industri di India, jumlah SDM India yang memiliki kemampuan berbahasa Eropa atau non-Inggris tak lebih dari 40.000 orang. Untuk mengatasi kondisi tersebut, diperkirakan kalangan industri teknologi informasi dan Business Process Outsourcing (BPO) India harus merekrut SDM asing dari daratan Eropa untuk melakukan pekerjaan, seperti pengumpulan informasi, menangani dokumen berbahasa non-Inggris, layanan berbasis voice, dan proses transaksi. Menurut Evaluaserve, meningkatnya kebutuhan tenaga kerja dengan skill bahasa asing non-Inggris itu merupakan dampak dari upaya perusahaan offshoring India untuk menangkap peluang pasar outsourcing Eropa daratan. Selain itu, upaya tersebut ditempuh sekaligus untuk mengurangi risiko ketergantungan terhadap pasar Inggris dan Amerika Serikat. Seperti diketahui, lebih dari 80 persen order offshoring India berasal dari kedua negara itu. Untuk menarik minat para pekerja asing, kalangan perusahaan offshoring India menawarkan paket kompensasi untuk menarik para pekerja yang bergelar teknik maupun bisnis, serta memiliki skill bahasa Belanda, Perancis, Jerman, Italia, Spanyol, atau Rusia. Namun, bukan berarti tenaga kerja berbahasa Inggris tersedia secara melimpah, meski diakui bahasa Inggris sudah menjadi semacam bahasa kedua bagi warga India.
Strategi Pengembangan… (Anggara Hayun A.)
157
Negara Malaysia Pasar jasa teknologi informasi, meskipun menghadapi persaingan yang ketat, seperti perang harga dan semakin berkurangnya life-cycle teknologi terbaru, pasar jasa teknologi informasi Malaysia tetap menjanjikan pertumbuhan yang tinggi. Akibat stagnasi pasar, perusahaan jasa teknologi informasi di Malaysia mendapat tekanan untuk bergeser dari pola system integration yang mendapatkan pemasukan berbasis jumlah man-month ke model layanan yang mendapatkan kompensasi berbasis nilai (valuebased) dan memperluas marjin keuntungannya dalam lingkungan TI yang dinamis. Berdasarkan hasil riset pasar, pasar jasa teknologi informasi Malaysia tahun 2004 mencapai 801,81 juta dolar, atau tumbuh 29 persen dibanding tahun 2003. Dari jumlah sebesar itu, pasar konsultasi dan integrasi sistem teknologi informasi merupakan pangsa pasar jasa teknologi informasi tertinggi dengan pangsa 42 persen, diikuti pasar support dan training teknologi informasi sebesar 33 persen dan akuisisi 25 persen. Diperkirakan pada kurun waktu 2004-2009, permintaan jasa alih teknologi diperkirakan akan tumbuh 16,3 persen. Dalam jangka panjang, proyek alih teknologi informasi di Malaysia akan meningkat. Pada saat yang sama, perusahaan juga akan semakin banyak memanfaatkan alih teknologinya untuk merasionalisasikan investasi teknologi informasinya. Misalnya saja, dengan memanfaatkan sistem sharing, menggunakan jasa Application Service Provider (ASP), pengalihdayaan manajemen pengoperasian infrastruktur sistem, dan seterusnya. Di segmen teknologi informasi lain, seperti IT deployment and support, pertumbuhan perawatan perangkat keras dan perangkat lunak akan semakin berkurang. Perusahaan akan semakin banyak menuju ke value-added service provider. Kondisi itu karena tawaranya lebih dinamis dengan mengambil alih tanggung jawab maintenance menggunakan model managed service, tidak seperti pada pola tradisional, misalnya model annual maintenance service.
Positioning SDM Industri Software di Indonesia Pada dasarnya, pengembangan industri software di Indonesia sangat dipengaruhi oleh kesiapan SDM yang ada. Dari uraian sebelumnya menunjukan bahwa masih terdapatnya permasalahan dalam pengembangan industri software di Indonesia. Permasalahan tersebut salah satunya adalah masalah ketidaksiapan SDM. Oleh karena itu, perlu dilakukan positioning SDM industri software di Indonesia. Positioning SDM industri software dilakukan dengan analisis SWOT (Strengths-Weakness-OppurtunitiesThreats).
158
INASEA, Vol. 8 No.2, Oktober 2007: 153-161
Kekuatan pengembangan industri software di Indonesia tercermin dari kekuatan sumber daya manusianya, seperti jumlah penduduk yang besar, pribadi masyarakat Indonesia yang kreatif, banyaknya lulusan profesional Indonesia dari luar negeri, tenaga kerja yang cukup, dan upah buruh yang bersaing. Kelemahan dalam pengembangan software di Indonesia, antara lain karena beberapa faktor, yaitu budaya masyarakat Indonesia yang memiliki semangat kerja yang rendah, fasilitas pendidikan yang terbatas, kurangnya investasi di bidang software, dukungan pemerintah untuk pengembangan fasilitas IT, khususnya software yang ditujukan bagi dunia pendidikan yang masih lemah. Beberapa kesempatan yang masih dapat dijadikan peluang dalam pengembangan industri software di Indonesia, diantaranya adalah kebutuhan SDM industri software yang besar, baik untuk kebutuhan dalam maupun luar negeri, dan jenis produk software yang masih terbatas. Selain kekuatan, kelemahan, peluang, dalam pengembangan industri software di Indonesia terdapat ancaman. Ancaman tersebut berasal dari negara lain yang memproduksi software dan pada negara tersebut memiliki tenaga yang ahli dibidang pengembangan software. Matriks positioning SDM industri software di Indonesia dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Positioning SDM Industri Software di Indonesia
MATRIKS SWOT
OPPORTUNITIES (O) Kebutuhan SDM industri software yang besar baik untuk kebutuhan dalam maupun luar negeri Jenis produk software yang masih terbatas
STRENGHT(S) Jumlah penduduk yang besar Pribadi masyarakat yang kreatif Banyak lulusan profesional Indonesia diluar negeri Tenaga kerja dan upah buruh yang bersaing
STRATEGI SO 1. Menjadikan industri software sebagai industri unggulan 2. Melakukan standarisasi kompetensi SDM industri software 3. Pemberian insentif berupa keringanan pajak bagi perusahaan atau industri
Strategi Pengembangan… (Anggara Hayun A.)
WEAKNESS (W) Semangat kerja yang rendah Fasilitas pendidikan yang terbatas Kurangnya investasi dibidang software Dukungan pemerintah untuk pengembangan fasilitas IT pada dunia pendidikan yang masih lemah STRATEGI WO 1. Proyek lokal yang didukung oleh pemerintah dan upah pekerja yang dibayar dengan pantas 2. Penyediaan fasilitas dan insentif oleh pemerintah dalam bentuk kemudahan, kebijakan
159
yang menyekolahkan pegawainya baik melalui jalur pendidikan formal maupun jalur informasi
THREATHS (T) Negara lain yang memproduksi software. Negara tersebut memiliki tenaga ahli pengembangan software
STRATEGI ST 1. Mendorong penelitian dan pengembangan yang terkait dengan sofware 2. Membangun pusat pengembangan software dan pusat riset sebagai wahana untuk pembelajaran dan inovasi di industri software 3. Proses pembelajaran tersebut melibatkan tenaga ahli baik yang berasal dari dalam negeri dan luar negeri dan dari kalangan industri software tersebut.
dan regulasi seperti membuat koridor peraturan agar software memiliki benefit bisnis yang berkelanjutan. STRATEGI WT 1. Proyek lokal yang didukung oleh pemerintah dan upah pekerja yang dibayar dengan pantas 2. Memberi peluang pada SDM lokal dan menciptakan iklim industri software yang sehat
Dari kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman, dapat dibuat empat alternatif strategi, yaitu strategi SO (strategi yang memanfaatkan kekuatan dan peluang), strategi WO (strategi yang melihat kelemahan dan memanfaatkan peluang, strategi ST (strategi yang memanfaatkan kekuatan dan melihat ancaman), dan strategi WT (strategi yang melihat kelemahan dan ancaman). Pada strategi SO terdapat tiga alternatif strategi yang dapat diterapkan, yaitu menjadikan industri software sebagai industri unggulan, melakukan standardisasi kompetensi SDM industri software, dan pemberian insentif berupa keringanan pajak bagi perusahaan atau industri yang menyekolahkan pegawainya, baik melalui jalur pendidikan formal maupun jalur informasi. Untuk strategi WO, terdapat dua alternatif strategi, yaitu proyek lokal yang didukung oleh pemerintah dan upah pekerja yang dibayar dengan pantas dan penyediaan fasilitas dan insentif oleh pemerintah dalam bentuk kemudahan, kebijakan, dan regulasi, seperti membuat koridor peraturan agar software memiliki benefit bisnis yang berkelanjutan. Pada strategi ST terdapat empat alternatif strategi, yaitu mendorong penelitian dan pengembangan yang terkait dengan software, membangun pusat pengembangan software dan pusat riset sebagai wahana untuk pembelajaran dan inovasi di industri software, dan proses pembelajaran tersebut melibatkan tenaga ahli baik yang berasal dari dalam negeri dan luar negeri dan dari kalangan industri software tersebut.
160
INASEA, Vol. 8 No.2, Oktober 2007: 153-161
Untuk strategi WT, alternatif strategi yang dapat dilakukan adalah proyek lokal yang didukung oleh pemerintah dan upah pekerja yang dibayar dengan pantas dan memberi peluang pada SDM lokal dan menciptakan iklim industri software yang sehat. Untuk menerapkan strategi yang paling sesuai dalam pengembangan sumber daya manusia industri software di Indonesia, perlu dilihat kondisi yang terjadi di industri software Indonesia. Strategi yang dapat diterapkan adalah strategi yang paling sesuai dengan kondisi pada saat ini dan pada masa yang akan datang dari industri software di Indonesia.
PENUTUP Dari hasil benchmark di beberapa negara dan positioning yang dilakukan terhadap SDM Industri software, beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk pengembangan SDM industri software di Indonesia adalah sebagai berikut. Pertama, Pemerintah perlu mendukung terciptanya proyek lokal yang melibatkan lulusan IT yang berasal dari dalam dan luar negeri dan lulusan IT tersebut dibayar dengan upah yang pantas. Kedua, Strategi yang dapat dilakukan untuk menghadapi ancaman dan kelemahan yang terjadi, yaitu melalui penyediaan fasilitas dan pemberian insentif oleh pemerintah dalam bentuk kemudahan, kebijakan, dan regulasi.
DAFTAR PUSTAKA Baetz, Mark C. and Cristopher K. Bart. 1996. “Developing Mission Statements Which Work.” Long Range Planning 29 No. 4. David, Fred R. 2007. Strategic Management Concept and Cases. Pearson International Edition. _______. 2002. Konsep Manajemen Strategi. Pearson Education Asia. Gratton, Lynda. 1996. “Implementing a Strategic Vision – Key Factors for Success,” Long Range Planning 29 No. 4. Pearce, Robinson. 1996. Strategic Management. Richard D.Irwin, Inc. Tatang, A.Taufik. Indikator Teknologi Informasi dan Komunikasi. Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi-BPPT.
Strategi Pengembangan… (Anggara Hayun A.)
161