Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016
STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI PARIWISATA BERBASIS KEPULAUAN MENGGUNAKAN SISTEM DINAMIK DENGAN MEMPERTIMBANGKAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI Agung K. Henaulu1), Bambang Syairudin 2), dan I K Gunarta3) 1) Program Studi Magister Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Sukolilo, Surabaya, 60117, Indonesia e-mail:
[email protected] 2) dan 3) Jurusan Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
ABSTRAK Dalam menghadapi krisis global saat ini, Indonesia telah mempersiapkan solusi terbaik untuk memperkuat perekonomian Negara. Salah satunya dengan peningkatan pelayanan sektor industri pariwisata. Maluku sebagai salah satu provinsi kepulauan di Indonesia, merupakan daerah yang saat ini terus berupaya mempromosikan indsutri pariwisata yang dimiliki. Melalui kegiatan promosi Sail Banda 2010, Pesta Teluk Ambon 2013 dan Mangente Ambon 2015 pemerintah Maluku mencoba menarik para investor dan wisatawan agar datang ke Maluku. Untuk menunjang kelancaran industri pariwisata, maka diperlukan sinergitas yang baik antara pemerintah, stakeholder, dan masyarakat setempat (lokasi wisata) dalam memenuhi 5 (lima) pilar pariwisata, 5 (lima) pilar tersebut diantaranya: daya tarik (attraction), kemudahan akses (accessibility), infrastruktur (amenity), dan faktor pendukung lainnya (ancillary), serta diperlukan keterlibatan masyarakat dan pihak keamanan dalam menjaga stabilitas guna pengembangan pariwisata berkelanjutan (sustainable tourism development). Salah satu cara untuk bisa menjawab tantangan ini adalah membuat kebijakan yang sesuai dengan kebutuhan pariwisata di Maluku sebagai provinsi kepulauan. Dari hasil simulasi berdasarkan skenario, maka diperoleh tingkat kunjungan wisatawan akan meningkat dengan rata-rata kedatangan 31,358 jiwa per tahun dengan meningkatkan persentase ketersediaan jalan dan angkutan darat, serta peningkatan persentase 2.5% personil keamanan akan mengkondusifkan koflik yang ada di Maluku pada tahun ke 9 dari skenario yang dibuat. Kata Kunci: Pariwisata, Sustainable Tourism Development, Sistem Dinamik.
PENDAHULUAN Dalam menghadapi krisis global saat ini, Indonesia telah mempersiapkan solusi terbaik untuk memperkuat perekonomian Negara. Salah satunya dengan peningkatan pelayanan sektor industri pariwisata. Bahkan diharapkan sektor ini akan menjadi penghasil devisa nomor satu (Suwantoro, 2010 dalam Prima, dkk 2012). Muljadi (2009) juga menyatakan bahwa pariwisata berperan penting sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan yang merupakan prioritas dalam pembangunan. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS, yang dirilis 2015-04-01) menunjukan bahwa, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia pada Februari 2015 mencapai 786,7 ribu kunjungan atau naik 11,95 persen dibandingkan jumlah kunjungan wisman Februari 2014, yang tercatat sebanyak 702,7 ribu kunjungan. Demikian pula jika dibandingkan dengan Januari 2015, jumlah kunjungan wisman Februari 2015 naik sebesar 8,80 persen. Tentunya, keadaan seperti ini diupayakan agar terus mengalami peningkatan dari ISBN: 978-602-70604-2-5 A-31-1
Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016
waktu ke waktu secara signifikan. Olehnya itu, adanya penemuan objek wisata yang baru, perbaikan infrastruktur penunjang, kemudahan akses ke destiansi wisata dan lain sebainya terus dibenahi secara berkala. Selain itu, penyedian infrastruktur dasar merupakan kegiatan penting dalam memperkuat pengembangan pariwisata. Faktor penting lainnya adalah kemudahan akses ke daerah wisata serta peran masyarakat. Oleh sebab itu, kelayakan pengembangan sebuah daerah wisata harus tercermin pada 5 pilar pariwisata, yakni attraction, accessbility, amenity, ancillary, dan community involvement, Faktor pelengkap berikutnya adalah keamanan. Maluku sebagai salah satu provinsi kepulauan di Indonesia, merupakan daerah yang saat ini terus berupaya mempromosikan indsutri pariwisata yang dimiliki, melalui Sail Banda 2010, Pesta Teluk Ambon 2013 dan Mangente Ambon 2015 pemerintah Maluku mencoba menarik para investor dan wisatawan untuk datang berkunjung ke Maluku. Namun, trend positifnya masih bersifat sementara, hal inilah yang membuat pemerintah setempat terus berbenah. Padahal keberadaan sumberdaya pariwisata (tourism resource) yang begitu melimpah seperti wisata bahari, wisata budaya, wisata pendidikan, wisata religi, wisata kuliner, dan wisata urban hingga wisata sejarah, tidak serta merta membuat peringkat Provinsi Maluku sebagai provinsi termiskin di Indonesia ini berubah. Keberadaan pariwisata Maluku, sering dikatakan sebagai destinasi wisata yang menarik dan sangat unik, ini disebabkan karena daya tarik yang dimiliki (attraction) dan letak geografisnya yang dihuni pulau-pulau kecil serta belum banyak terjamah dan terkontaminasi dengan budaya modern. Tentunya, pariwisata di negeri raja-raja ini sedikit banyak terkendala oleh kondisi alam tersebut (accessibility). Hal ini secara langsung akan mempengaruhi penentuan pilihan dari seseorang yang ingin berwisata ke Maluku. Belum lagi infrastuktur (amenity) dan berbagai proses penunjang (ancillary) lainnya guna memperlancar proses pariwisata yang belum begitu memadai. Inilah yang patut diperhatikan oleh pemerintah setempat jika menginginkan industri pariwisata daerah berkembang secara berkelanjutan. Pembangunan pariwisata yang akan dan telah berjalan, tentunya diharapkan bisa berkelanjutan pengembangannya secara berkesinambungan. Fakta bahwa pengembangan pariwisata yang berkelanjutan (sustainable tourism development) didasarkan pada pembangunan berkelanjutan, penilaian terhadap STD adalah pengembangan evaluasi pembangunan berkelanjutan pada daerah, yang berarti pengembangan pariwisata berkelanjutan dalam memenuhi kebutuhan wisatawan saat ini dan daerah tuan rumah sekaligus melindungi dan meningkatkan peluang untuk masa depan. Salah satu cara untuk bisa menjawab tantangan ini adalah membuat kebijakan dengan berbagai alaternatif yang ditawarkan dengan memprtimbangkan kondisi daerah. Melalui pengembangan model sistem dinamik yang akan dibangun, ekspektasi yang diharapkan adalah mampu memberi sebuah pandangan kebijakan yang sesuai dalam membuat keputusan perihal STD sesuai 5 (lima) pilar pariwisata dengan mempertimbangkan dampak sosial ekonomi, yang selanjutnya diharapkan bisa menarik kunjungan wisatawan untuk datang ke Maluku sesuai target yang diharapkan pemerintah serta meningkatkan pendapat daerah (PAD) METODE PENELITIAN Pada bab ini akan menjelaskan langkah-langkah dalam melakukan penelitian. Langkah-langkah ini digunakan sebagai acuan agar penelitian dapat berjalan selaras dengan tujuan penelitian. Adapun langkah-langkah yang dimaksud adalah sebagai berikut : 1. Tahap Pengumpulan Data dan Penentuan Variabel a. Studi Literatur Pada tahap ini, penulis mereview beberapa literatur yang relevan, yang akan dijadikan acuan pembanding dengan penelitian yang akan dilakukan. b. Identifikasi parameter variabel ISBN: 978-602-70604-2-5 A-31-2
Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016
Identifikasi variabel memaparkan beberapa variabel yang digunakan dalam model simulasi. Variabel ini akan menggambarkan hubungan antara variabel yang dapat memberikan keluaran (output) untuk mencapai tujuan penelitian ini. Variabel diperoleh melalui studi lapangan dan didukung oleh studi literatur yang telah dilakukan sebelumnya. 2. Tahap Perancangan Model a. Tahap Perancangan dan Formulasi Model Perancangan dan formulasi model dibantu dengan perangkat lunak (software) Stella versi 9.1.3. Pada tahap ini, konsep sistem nyata akan diubah ke dalam bahasa komputer melalui causal loop diagram, sub-system diagram, dan stock flow diagram. b. Tahap Verifikasi dan Validasi Pada tahap ini, model akan diverifikasi melalui check unit dan check error. Selanjutnya akan dilakukan beberapa pengujian validasi, seperti: uji kecukupan batasan (boundary adequacy test), pengujian penilaian struktur (structure assessment test), pengujian penilaian parameter (parameter assessment test), penujian penilaian parameter (parameter assessment test), dan pengujian nilai batasan dan nilai ekstrim. 3. Tahap Akhir a. Tahap Perancangan Kebijakan dan Simulasi Pada tahap ini kebijakan dirancang berdasarkan jumlah kedatangan wisatawan dan peningkatan PAD yang direncanakan selama N tahun. Terdapat 6 skenario yang akan dianalisis pada penelitian ini, yaitu (1) skenario yang dilakukan berdasarkan kondisi normal, (2) skenario dilakukan dengan meningkatkan 30% ketersediaan jalan dan angkutan darat (3) skenario dilakukan dengan meningkatkan 10% alokasi anggaran event attraction, (4). skenario dilakukan dengan meningkatkan 2,5% pengadaan personil keamanan b. Tahap Analsis dan Interpretasi Tahapan ini dilakukan untuk menganalisis hasil simulasi kondisi eksis dan dan skenario yang telah dilakukan. Hasil dari setiap simulasi akan dibandingkan yang selanjutnya akan dipilih suatu kebijakan yang dapat memberikan profit bagi daerah. c. Tahap Penarikan Kesimpulan dan Saran Pada tahap ini akan diberikan kesimpulan terkait kebijakan jumlah dan ratarata kedatangan wisatawan, jumlah dan rata-rata PAD yang diperoleh dan kondisi kondusif yaang dicapai ketika tidak ada konflik yang terjadi. Sedangkan saran yang akan diberikan berupa masukkan yang dapat mendukung penelitian ke depan nantinya. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN Identifikasi model Pada tahap ini, dilakukan identifikasi semua variabel yang memberi pengaruh pada pengembangan industri pariwisata berbasis kepulauan di Provinsi Maluku. Dalam melakukan pendekatan pengembangan model terhadap penelitian ini, terlebih dahulu ditetapkan parameter, variabel input, dan variabel output yang memiliki hubungan keterkaitan. Variabelvariabel yang digunakan dalam model berasal dari data kondisi sebenarnya (existing) dan rencana strategis pemerintah provinsi melalui dinas pariwisata provinsi Maluku. Identifikasi variabel kunci untuk membangun model dapat dilihat pada tabel berikut :
No
Parameter Variabel kunci
Variabel Input
ISBN: 978-602-70604-2-5 A-31-3
Variabel Output
Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016
(1) 1.
Attracion
(2)
(3) Persentase peningkatan ketersediaan jalan dan angkutan darat Peningkatan alokasi anggaran APBN melalui dana desa kepada event attracrion Persentase peningkatan personil keamanan
2.
Accessibility
3.
Amenity
4. 5.
Ancillary Community Involvement
(4) Jumlah kedatangan wisatawan
Peningkatan PAD
Kondisi konflik yang kondusif dari peningkatan aparatur keamanan
Causal Loop Diagram CAUSAL LOOP DIAGRAM
TRANSPORTASI WISATA'
APARATUR KEAMANAN BANDAR UDARA
ANGKUTAN UDARA KONFLIK +
ANGKUTAN DARAT AKSES UDARA +
INFRASTRUKTUR UMUM
KETERSEDIAAN JALAN
COMMUNITY INVOLVEMENT +
AKSES DARAT INVESTAI PUBLIK
INFRASTRUKTUR PENUNJANG
LUAS DARATAN
ANGKUTAN LAUT AMENITY
ACCESSIBILITY
JUMLAH + WISATWAN + +
TRANSPORTASI WISATA
+
AKSES LAUT PULAU WISATA
BIRO TRAVEL LUAS LAUTAN ANCILLARY
ATTRACTION +
+ PAD'' +
EVENT ATTRACTION
JUMLAH HOTEL SITE ATTRACTION
APBN + PENDAPATAN DARI WISATAWAN
DESA WISATA
-
Gambar 1. Causal loop diagram Daya tarik yang dimaksud berupa keunikan yang dimiliki dari wisata Maluku bukan hanya pada wisata lautnya saja, sebab kebudayaan (event attraction) yang dimiliki pun berperan aktif dalam menarik kunjungan wisatawan, dengan jumlah desa wisata yang telah dikembangkan adalah sebanyak 52 desa. Jika dilihat pada gambar 2 bahwa stock flow diagram sub sistem attraction yang dipengaruhi oleh sub-sub sistem variabel berupa event attraction dan site attraction serta anggaran pengembangan desa dari APBN. Formulasi untuk stock flow diagram attraction dapat adalah sebagai berikut :
STOCK FLOW DIAGRAM ATTRACTION
EVENT ATTRACTION
ISBN: 978-602-70604-2-5 PERSEN ALOKASI DANA EVENT ATTRACTION Persen
JUMLAH DESA WISATA Unit Desa
Perubaan Ev ent Attraction PENINGKATAN ALOKASI DANA EVENT ATTRACTION Juta Rp
DANA PENGEMBANGAN DESA DARI APBN
STOCK FLOW DIAGARAM ACCESSIBILITY
A-31-4 PENINGKATAN ATTRACTION
SITE ATTRACTION
AKSES DARAT
PENINGKATAN ACCESSIBILITY
PERSENTASE PENINGKATAN ACCESSIBILITY
AKSES LAUT ACCESSIBILITY
~ ATTRACTION
Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016
STOCK FLOW DIAGRAM ACCSESIBILITY DARAT
STOK FLOW DIAGRAM ACCSESIBILITY LAUT PERSENTASE PENINGKATAN KETERSEDIAAN JALAN
PERSENTASE PENINGKATAN PELABUHAN
KETERSEDIAAN JALAN Km
PELABUHAN
Peningkatan Pelabuhan
Perubahan Ketersediaan
PELABUHAN PADA
Jalan
KETERSEDIAAN JALAN TAHUN AWAL
TAHUN AWAL PULAU
Km per Tahun
AKSES DARAT
Km
WISATA
PERIODE PERENC KEBIJAKAN
LUAS DARATAN Km persegi
AKSES LAUT
KETERSEDIAAN JALAN PERIODE PERENC KEBIJAKAN
ANGKUTAN DARAT
LUAS LAUTAN PERSENTASE PENINGKATAN ANGKUTAN LAUT
Km persegi
PELABUHAN
ANGKUTAN LAUT
Km
PERSENTASE PENINGKATAN ANGKUTAN DARAT
ANGKUTAN LAUT
ANGKUTAN DARAT
Peningkatan
Peningkatan
Angkutan Laut
angkutan darat ANGKUTAN DARAT PADA
ANGKUTAN LAUT
TAHUN AWAL'
PADA TAHUN AWAL PERIODE PERENC KEBIJAKAN
PERIODE PERENC KEBIJAKAN
STOCK FLOW DIAGRAM AMENITY
STOK FLOW DIAGRAM ACCSESIBILITY UDARA
KONFLIK SOSIAL Kali
PERSENTASE PENINGKATAN BANDARA
INVESTASI Persen
INFRASTRUKTUR PENUNJANG Unit
BANDAR UDARA
BANDAR UDARA
PERSETASE PENINGKATAN AMENITY Persen
PENINGKATAN INFRASTRUKTUR
WISATAWAN
AMENITY
INFRASTRUKTUR UMUM Unit KETERSEDIAAN JALAN Km
Penngkatan Bandara
PELABUHAN
Perubahan Inf rastuktur
AKSES UDARA BANDAR UDARA PADA TAHUN AWAL ANGKUTAN UDARA
PULAU WISATA
PERIODE PERENC KEBIJAKAN STOCK FLOW DIAGRAM AMENITY
BANDAR UDARA PERSENTASE PENINGKATAN ANGKUTAN UDARA
KONFLIK SOSIAL Kali
INVESTASI Persen BANDAR UDARA
ANGKUTAN UDARA
INFRASTRUKTUR PENUNJANG Unit
PERSETASE PENINGKATAN AMENITY Persen
PENINGKATAN INFRASTRUKTUR
WISATAWAN
AMENITY
INFRASTRUKTUR UMUM Unit
Peningkatan Angkutan Udara
KETERSEDIAAN JALAN Km
ANGKUTAN UDARA PADA TAHUN AWAL
PELABUHAN
Perubahan Inf rastuktur
PERIODE PERENC KEBIJAKAN
Provinsi Maluku yang berpulau-pulau membuat tingkat aksesibilitas bagi para pengunjung (wisatawan) untuk mengakses objek wisata yang ingin dinikmati menjadi ISBN: 978-602-70604-2-5 A-31-5
Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016
terpecah. Sarana atau moda transportasi yang ditawarkan menuju daerah yang memiliki tempat wisata bisa melalui akses darat, laut dan udara. Jika dilihat pada gambar 2 bahwa stock flow diagram sub sistem accesibility dipengaruhi oleh sub-sub sistem variabel berupa peningkatan aksesibilitas dari akses darat dan, akses laut dan akses udara serta persentase peningkatan aksesibilitas. Sedangkan untuk formula yang sesuia dengan stock flow diagram accsessibility adalah sebagai berikut :
Jika dilihat pada gambar 2 bahwa stock amenity (fasilitas infrastruktur) dipengaruhi dan mempengaruhi sub-sub sistem lain. Infrastriktur disini dibagi dalam 2 (dua) jenis yaitu infrastuktur umum dan pendukung. Dimana infrastruktur pendukung ini dipengaruhi oleh investasi swasta, namun faktor konflik bisa memicu penurunan minat investor untuk berinvestasi. Sedangkan untuk model matematis untuk stock flow diagram amenity adalah sebagai berikut :
Sedangakan untuk sub sistem yang pelengkap dan pendukung (ancillary) kelancaran kegiatan pariwisata, peran aktif pilar ini sangat dibutuhkan dalam membantu para wisatawan menikmati perjalanannya. Ancillary disini diwakili oleh biro perjalanan (travel). Untuk formulasinya adalah sebagai berikut :
Sejauh ini pemicu konflik di Maluku bukan atas dasar kecemburuan dalam industri pariwisata. Namun, lebih mengarah kepada tindakan yang diangap berlebihan dari salah satu ISBN: 978-602-70604-2-5 A-31-6
Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016
pihak. Misalnya kesalahpahaman tentang batas wilayah. Tentunya hal ini akan berimbas pada daerah wisata yang kebetulan aksesnya harus melewati daerah konflik. Kenyamanan dan keamanan wisatawan dalam menikmati layanan pariwisata adalah nomor satu. Karena akan berdampak pada intensitas kedatangan wisatawan ke daerah Maluku, apalagi persepsi masyarakat luar yang masih menganggap Maluku masih merupakan daerah yang rawan akan konflik sosial (pergesekan masyarakat) terjadi.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan guna strategi pengembangan industri pariwisata sesuai tujuan penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa Kebijakan skenario dari hasil simulasi guna peningkatan jumlah kedatangan wisatawan dan pendapatan asli daerah (PAD), maka skenario yang harus dipilih adalah : 1. Skenario kedua yang merupakan kebijakan dengan mempertimbangkan akses darat khususnya pada ketersediaan jalan dan angkutan darat. Hasil simulasi dari skenario ini menunjukan trend positif dengan mampu meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan sebanyak 344,942 jiwa (0,7%) dengan rata-rata kunjungan per tahun 31,358 jiwa. Sedangkan PAD yang dihasilkan dari kunjungan wisatawan adalah 8,937 juta rupiah dan rata-rata per tahun adalah 812.42 juta rupiah. 2. Dengan meningkatkan persentase personi keamanan sebesar 2.5% maka pada tahun ke-9, skenario menunjukan bahwa konflik sosial berjumlah 0. Ini berarti keadaan kondusif yang diinginkan pemerintah provinsi akan tercapai ditahun ke 9. Saran 1. Dibutuhkan dukungan pemerintah pusat dalam meningkatkan APBN guna pengembangan daerah wisata (desa wisata) ke depan 2. Sinergitas pada pemangku kepentingan harus tetap terjaga. Melalui pemerintah sebagai pengambil keputusan, investor, pihak keamanan dan masyarakat setempat dalam menjaga stabilitas daerah 3. Pengembangan sumbedaya manusia (SDM) pada sektor pariwisata perlu untuk ditingkatkan, karena dengan memiliki SDM yang memadai, maka kebijakan terkait pariwisata akan mampu mereduksi masalah-masalah yang ada pada indusri pariwisata.
DAFTAR PUSTAKA
ISBN: 978-602-70604-2-5 A-31-7
Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016
Blancas, F.J., Lozano-Oyola, M., González, M., Guerrero, F.M., Caballero, R., 2011.Howto use sustainability indicators for tourism planning: the case of rural tourismin Andalusia (Spain). Sci. Total Environ. 412, 28–45. BPS TIM, 2015, Badan Pusat Statistik Republik Indonesia, Indonesia BPS TIM 2014, Maluku dalamAngkaBadanPusatStatistik 2014. Propinsi Maluku. Chan. W. 2013.Fine tuned version Tourims and Hospitality Studies_Introduction to Tourism. Hongkong Eriyatno. 1998. IlmuSistem, Meningkatkan Mutu dan Efektifitas Manajemen. IPB Press, Bogor. Forrester.J.W. 1965.A New Corporite Design. Industrial Management Review 7 (1) 5 – 17. Collected Paper ojJay W. Forrester Fretes, R. A. De, Purnomo, B., Soenoko, R., &Astuti, M. (2013). Strategi Perencanaan dan Pengembangan Industri Pariwisata dengan Menggunakan Metode Swot dan Qspm (Studi Kasus Kecamatan Leitimur Selatan Kota Ambon ), 4(2), 109–118. Hartrisari2007.SistemDinamik. KonsepSistemdanPemodelanuntukIndustri&Lingkungan.IPB. Bogor. Ilyas, Muhammad. 2009. Strategi Pengembangan Pariwisata Kepulauan Togean di Kabupaten Tojo Una-Una. Tesis. Makassar: Program Studi Perencanaan Pengembangan Wilayah. Program Pascasarjana Universitas Hasanuddin. Mccombes, L., Vanclay, F., & Evers, Y. (2015).Putting social impact assessment to the test as a method for implementing responsible tourism practice. Environmental Impact Assessment Review, 55, 156–168. doi:10.1016/j.eiar.2015.07.002 Pertiwi Putu R. 2011 Perencanaan dan Pengembangan Kawasan Pariwisata (NegeriKhayal). Thesis. Universitas Udayana Prima, R., Rosyid, D. M., &Ikhwani, H. (n.d.). Analisa Kebijakan Pengembangan Potensi Pariwisata Kawasan Pesisir Kabupaten Bengkalis dengan Model DinamikaSistem, 1–13. Richardson, G.P. and A.L. Pugh. 1986. Introduction to System Dynamics Modelling with Dynamo. The MIT Press, Cambridge, Massachussete, and London, England Sharpley, R., 2009. Tourism Development and the Environment: Beyond Sustaina-bility? Earthscan, New York Zhang, J., Ji, M., & Zhang, Y. (2015).Tourism sustainability in Tibet – Forward planning using a systems approach.Ecological Indicators, 56, 218–228. Doi:10.1016/j.ecolind.2015.04.006.
ISBN: 978-602-70604-2-5 A-31-8