STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI TINGKAT PETANI MELALUI PENGEMBANGAN KOMODITAS PERKEBUNAN DI KABUPATEN MUNA
WA ODE ZARMIN HIDAYAD
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009
PERNYATAAN MENGENAI TUGAS AKHIR DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa tugas akhir Strategi Pengentasan Kemiskinan di Tingkat Petani melalui Pengembangan Komoditas Perkebunan di Kabupaten Muna adalah karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tugas ini.
Bogor,
Januari 2009
Wa Ode Zarmin Hidayad NRP H251064115
2
ABSTRACT WA ODE ZARMNI HIDAYAD. Strategies in Alleviating Poverty among Farmers by Developing Plantation Commodities in Muna Regency. Under the Supervision of RINA OKTAVIANI as the head of the Supervising Commission, and A.FAROBY FALATEHAN as its member. Muna Regency is one of the very potential regencies for the development of plantation subsector. Most people (74.20 % of the population) of Muna Regency work in the sector, but the poverty level in the region is also high. For this reason this study takes the following objectives: 1) to identify the condition of the poor farmers in the Muna Regency; 2) to identify the excellent commodities of each districts which have the role in the economy of Mina Regency; 3) to formulate a plan of poverty alleviation program at the farmer level by developing plantation commodities in Muna Regency. For the purpose of identifying the plantation commodities of each district in Muna Regency, a further analysis is needed on the local commodities that are potential to develop into the poverty alleviation program that can be expected to reduce the poverty rate. The number of poor households in Muna Regency is still high; in 2006 it accounted for 37.569 or 54.24 per cent. The poverty among the farmers in Muna Regency is caused by the weak control of production factors, low educational level, and high dependency on farming activities or businesses. Muna Regency is one of the main producers in plantation commodities in the Southeast Sulawesi. The plantation commodities include coconuts, coffee, cashew nuts, candlenut, and chocolate/cocoa. The commodities of each district differ in both kinds and quantity. There are some poverty alleviation programs that can be implemented in Muna Regency by developing plantation commodities. Such programs are: 1) partnership program in product marketing; 2) program in human resource development; 3) program in the supply of production input (seeds/seedling). The product marketing program can be made in partnership with the processing industries under mutually beneficial principles. Human resource development program can be conducted by offering training and extension in farming
3
businesses. The production input program by providing excellent seeds/seedlings should benefit all related parties.
4
RINGKASAN WA ODE ZARMIN HIDAYAD. Strategi Penanggulangan Kemiskinan di Tingkat Petani melalui Pengembangan Komoditas Perkebunan di Kabupaten Muna. Dibimbing oleh RINA OKTAVIANI sebagai ketua, A.FAROBY FALATEHAN sebagai anggota komisi pembimbing. Kabupaten Muna merupakan salah satu kabupaten tertinggal yang terletak di Provinsi Sulawesi Tenggara, dengan tingkat pertumbuhan ekonomi relatif rendah (0,1%) termasuk tingkat potensi pengembangannya, dengan jumlah penduduk miskin yang tertinggi dibandingkan dengan 12 Kabupaten lainnya yang ada di Sulawesi Tenggara. Jumlah kemiskinan di Kabupaten Muna tahun 2006 sebanyak 168.431 jiwa atau 55,27 persen dari total penduduk sebanyak 304.753 jiwa yang tersebar di 29 kecamatan, 254 desa, 39 kelurahan dan satu unit permukinan transmigrasi. Pada tahun 2005 jumlah penduduk miskin sebanyak 159.289 jiwa atau 53,01 persen dari jumlah penduduk sebanyak 300.498 jiwa. Pada tahun 2004, jumlah penduduk miskin mencapai 157.639 jiwa atau 52,97 persen. Dengan demikian jumlah kemiskinan di Kabupaten Muna mengalami peningkatan sebesar 1,74 persen dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2006. Berdasakan hasil pemetaan tahun 2006 yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Muna, sebanyak 74,20 persen dari jumlah keluarga miskin Kabupaten Muna memiliki mata pencaharian sebagian besar sebagai petani. Secara umum, kemiskinan lebih banyak dialami oleh rumahtangga tani yang bertempat tinggal di perdesaan. Kabupaten Muna merupakan salah satu daerah penghasil berbagai produk perkebunan di Sulawesi Tenggara yang seluruhnya merupakan usaha pertanian rakyat dengan jenis tanaman yang beraneka ragam. Kabupaten Muna merupakan penghasil komoditi jambu mete terbesar di Provinsi Sulawesi Tenggara mencapai 12.426,1 ton pada tahun 2006 dan produksi coklat/kakao 3.010,3 ton. Tanaman perkebunan yang cukup menonjol selain jambu mete dan coklat/kakao adalah komoditi kelapa, kopi dan kemiri. Produksi komoditi kelapa sebanyak 6.398,3 ton dan produksi kopi sebanyak 317,9 ton serta komoditi kemiri sebanyak 310,4 ton. Melihat begitu besarnya potensi subsektor perkebunan di Kabupaten Muna, maka produk-produk tanaman perkebunan dapat menjadi andalan besar untuk dikembangkan guna meningkatkan kesejateraan masyarakat setempat. Produkpoduk tanaman perkebunan petani perdesaan di Kabupaten Muna selain merupakan mata pencaharian utama masyarakat, juga sebagai penyediaan lapangan kerja serta sumber peningkatan pendapatan. Tiap kecamatan memiliki komoditi unggulan yang berperan dalam meningkatkan perekonomian di Kabupaten Muna. Kecamatan Tongkuno dapat dikembangkan komoditas jambu mete (komoditas basis) dan kemiri, demikian pula di Kecamatan Parigi dapat dikembangkan komoditi kopi, kelapa dan kemiri, Kecamatan Bone dan Kabawo komoditi kemiri, kopi dan jambu mete, Kecamatan Kabangka dikembangkan komoditas kopi (komoditas basis), kemiri dan coklat/kakao, Kecamatan Tikep dapat dikembangkan komoditas kemiri, kelapa, coklat/kakao dan kopi, Kecamatan Maginti dapat dikembangkan Coklat/kakao (komoditas basis), Kecamatan Tiworo Tengah dapat dikembangkan komoditas kelapa dan jambu mete, Kecamatan Lawa dapat dikembangkan komoditas kopi, jambu mete dan kemiri, Kecamatan Sawerigadi dapat dikembangkan komoditas
5
kemiri dan coklat/kakao, Kecamatan Barangka dapat dikembangkan komoditas coklat/kakao dan kemiri, Kecamatan Kusambi, Kontunaga dan Watopute dapat dikembangkan komoditas kemiri dan jambu mete. Kecamatan Katobu dapat dikembangkan satu komoditas kelapa, Kecamatan Lohia, Duruka, Batalaiworu, Napabalano dan Lasalepa hanya dapat dikembangkan satu jenis komoditas jambu mete, Kecamatan Wakorsel dan Pasir Putih dapat dikembangkan komoditas coklat/kakao dan kelapa, Kecamatan Bonegunu dan Kambowa hanya dapat dikembangkan satu jenis komoditas kelapa, Kecamatan Wakorumba dan Maligano dapat dikembangkan komoditas kopi, coklat/kakao dan jambu mete, Kecamatan Kulisusu dapat dikembangkan komoditas jambu mete, Kecamatan Kulisusu Barat dan Kulisusu Utara dapat dikembangkan komoditas kelapa (komoditas basis) dan coklat/kakao. Komoditas kelapa, kopi, jambu mete, kemiri dan coklat/kakao memiliki kinerja finansial yang masih layak untuk dikembangkan kerana memiliki NPV yang positif, Nilai BC Ratio masih memberikan keuntungan dan nilai IRR yang lebih tinggi dari suku bunga tabungan di bank. Namun kelayakan usahatani kelapa, kopi, jambu mete, kemiri dan coklat/kakao sangat sensitif terhadap perubahan suku bunga bank, karena nilai NPV yang diperoleh relatif kecil dan nilai IRRnya hanya selisih sedikit dengan tingkat suku bunga tabungan di Kabupaten Muna. Pengembangan potensi perkebunan di Kabupaten Muna berpusat pada upaya mendorong percepatan perubahan struktur pemberdayaan masyarakat sehingga memperkuat kedudukan dan peran ekonomi petani, dan harus mendapatkan dukungan langsung dari pemerintah. Oleh karena itu rancangan program strategi penanggulangan kemiskinan di tingkat petani melalui pengembangan komoditas perkebunan di Kabupaten Muna adalah program kemitraan pemasaran produk. Dengan program ini pihak industri pengolahan kelapa, kopi, jambu mete, kemiri dan coklat/kakao dengan prinsip saling menguntungkan. Program selanjutnya adalah peningkatan SDM petani. Program ini untuk meningkatkan SDM petani dalam mewujudkan petani handal yang mandiri dalam mengelola usaha perkebunan. Program peningkatan usaha perkebunan dilakukan dengan kegiatan penyuluhan pengelolaan komoditas pertanian dan pelatihan pada masyarakat petani bersama aparat pemda tentang pemanfaatan lahan serta tetap melakukan pendampingan petani dalam mengolah usaha perkebunan dari instansi yang terkait. Hal ini bertujuan untuk memberikan wawasan dan keterampilan petani dalam meningkatkan usaha produk sampingan, seperti menggunakan lahan pekarangan yang tidak tergarap menjadi lahan yang produktif, serta melakukan diversifikasi produk yang berkualitas dan berorientasi pasar. Program lainnya adalah program Input produksi (bibit/benih). Program pemberian input produksi (bibit/benih) tanaman perkebunan kelapa, kopi, jambu mete, kemiri dan coklat/kakao perlu dilakukan untuk meningkatkan produktivitas tanaman perkebunan. Program ini dilakukan dengan memberikan bantuan bibit/benih unggul dari instansi terkait. Kondisi ini memerlukan kerjasama dari pemerintah pengusaha (pedagang) dan petani perkebunan itu sendiri untuk meningkatkan hasil perkebunan yang baik sehingga keuntungan dapat dicapai oleh semua pihak.
6
@ Hak cipta milik IPB milik IPB, tahun 2009 Hak Cipta dilindungi Undang-Undang 1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah. b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB. 2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh Karya tulis dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB.
7
STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI TINGKAT PETANI MELALUI PENGEMBANGAN KOMODITAS PERKEBUNAN DI KABUPATEN MUNA
WA ODE ZARMIN HIDAYAD
Tugas Akhir Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Profesional pada Program Studi Manajemen Pembangunan Daerah
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008
8
Penguji Luar Komisi pada Ujian Tugas Akhir : Dr. Ir. Yusman Syaukat, M.Ec
9
Judul Tugas Akhir : Strategi Penanggulangan Kemiskinan di Tingkat Petani melalui Pengembangan Komoditas Perkebunan di Kabupaten Muna Nama
: Wa Ode Zarmin Hidayad
NRP
: H251064115
DISETUJUI KOMISI PEMBIMBING
Dr.Ir. Rina Oktaviani, MS Ketua
Ketua Program Studi
Ir. A. Faroby Falatehan, ME Anggota
Dekan Sekolah Pascasarjana
Manajemen Pembangunan Daerah
Dr. Ir. Yusman Syaukat, M.Ec Tanggal Ujian :
Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, M.S Tanggal Lulus
:
10