STRATEGI PEMERINTAH KABUPATEN BINTAN DALAM MERAIH PENGHARGAAN PIALA ADIPURA TAHUN 2015
NASKAH PUBLIKASI
Oleh
SAMSURIYADI NIM. 120565201129
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2017
STRATEGI PEMERINTAH KABUPATEN BINTAN DALAM MERAIH PENGHARGAAN PIALA ADIPURA TAHUN 2015
ABSTRAK
Meraih penghargaan Piala Adipura merupakan suatu prestasi yang sangat membanggakan, terlebih lagi Piala Adipura ini merupakan piala bergengsi bagi kabupaten/kota yang bersih dan hijau yang ada di Indonesia, tidak hanya itu mendapatkan piala adipura ini tentunya juga mencerminkan keberhasilan masyarakat kabupaten atau kota tersebut. Kabupaten Bintan yang di wakili Kecamatan Bintan Timur dapat meraih penghargaan piala adipura tersebut pada tahun 2015 untuk yang pertama kalinya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Strategi Pemerintah Kabupaten Bintan Dalam Meraih Penghargaan Piala Adipura Tahun 2015 serta untuk mengetahui faktor penghambat dan faktor pendukung Kabupaten Bintan Dalam Meraih Penghargaan tersebut. Penelitian ini dilaksanakan di kabupaten Bintan tepatnya di kecamatan Bintan Timur yang menjadi lokasi penilaian program adipura. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara langsung dan dokumentasi yang berkaitan dengan penelitian. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Kemudian analisa data menggunakan teknik Triangulasi yaitu mengecek keabsahan data dari hasil wawancara dengan informan. Hasil penelitian menunjukan Strategi Pemerintah Kabupaten Bintan Dalam Meraih Penghargaan Piala Adipura Tahun 2015 sudah berjalan dengan baik, walaupun masih ada sedikit kendala yang di temukan dilapangan. Ini terlihat dari pemerintah telah cukup baik dalam menjalankan strategi organisasi, strategi program, strategi pendukung sumber daya dan strategi kelembagan. Pemerintah kabupaten Bintan telah melakukan berbagai upaya untuk bisa meraih piala adipura salah satunya dengan memaksimalkan kinerja dari DKPP dan BLH tersebut. Kemudian untuk memenuhi indikator penilaian Adipura, Pemerintah kabupaten Bintan telah bekerjasama dengan semua stakeholder dalam mewujudkan penataan kota yang bersih, hijau, teduh, aman dan nyaman. Secara garis besar Pemerintah kabupaten Bintan sudah berhasil meraih penghargaan Adipura pada tahun 2015 dan memenuhi standar penilaian yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 06 tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Adipura.
Kata Kunci : Strategi, Pemerintah Kabupaten Bintan, Penghargaan Piala Adipura i
STRATEGI PEMERINTAH KABUPATEN BINTAN DALAM MERAIH PENGHARGAAN PIALA ADIPURA TAHUN 2015
ABSTRACT Awarded Adipura is a prestige achievement, especially as Adipura is a prestigious award for the clean and green regency / city in Indonesia, not only in receiving the trophy, Adipura also reflects the success of the community in particular regency or city in keeping the environment clean and green. Bintan regency represented by the sub district of East Bintan adipura was awarded the Adipura in 2015 for the first time. The purpose of this research was to determine Bintan regency Government Strategy in Achieving Adipura in the Year 2015 as well as to identify the obstructing and constructing factors to Bintan regency in Achieving the award. This research was conducted in Bintan Regency precisely in the sub district of East Bintan, which was the location of the Adipura Assessment Area. The data collection was done through observation, interviews and documentation related to the research. The method used is a qualitative descriptive study. Then data was analyzed by triangulation techniques which validate data from interviews with the informants. Based on the results of research shown, Bintan regency Government Strategy In Achieving Adipura in the Year 2015 has already well carried on, although there is still a little problem being found in the field. This is seen through the government's effort in running the corporate strategy, program strategy, the strategy in supporting resources and institutional strategy. Bintan regency government has made every effort to win the Adipura trophy to maximize the performance of the DKPP and BLH. Then to meet the Adipura assessment indicators , Bintan regency government has been working with all stakeholders in realizing a city that is clean, green, quiet, safe and comfortable. Broadly speaking Bintan regency government has already won Adipura in 2015 and met the assessment standards set out by the Minister of Environment Regulation No. 06 of 2014 on Guidelines for clean city.
Keywords: Strategy, Government of Bintan regency, Adipura Award
ii
Lingkungan Hidup melakukan penilaian terhadap kebersihan Kota dan keasriannya. Program Adipura telah dilaksanakan setiap tahun sejak 1986, kemudian terhenti pada tahun 1998. Dalam lima tahun pertama, program Adipura difokuskan untuk mendorong kota-kota di Indonesia menjadi Kota Bersih dan Teduh. Di tahun 2015 ini indonesia kembali menyelenggarakan penghargaan Adipura itu. Setelah sempat beberapa kali diundur, kota dan kabupaten peraih Adipura 2015 akhirnya diumumkan dalam sebuah acara Malam Anugerah Lingkungan 2015. (Sumber: Siaran Pers Anugerah Adipura Dan Proper 2015 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor S. 761/PHM1/2015). Setelah melalui pemantauan, penilaian, verifikasi lapangan dan pengkajian akhir dari hasil penilaian serta pertimbangan dari Dewan Pertimbangan Adipura maka diputuskan Peraih Anugerah Adipura tahun 2015 terbagi dalam empat kategori, yaitu: Kota Peraih Anugerah Adipura Kencana, Kota Peraih Anugerah Adipura, Kota Peraih Sertifikat Adipura dan Kota Peraih Plakat Adipura. Kemudian tahapan mekanisme penilaian tahun ini juga agak berbeda. Pasalnya, Penilaian dalam Adipura tahun ini bertambah menjadi 3 tahapan yang dilaksanakan secara bertahap. Pertama, pada penilaian pantau I, kemudian dilanjutkan penilaian Pantau II oleh tim yang sama dari kementrian, setelah itu baru dilakukan verifikasi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lingkungan yang bersih merupakan awal hidup sehat. Walaupun demikian kesadaran untuk menjaga kebersihan lingkungan pada masyarakat kita sangat kurang. Kebiasaan-kebiasaan serba asal masih terlalu melekat dalam kehidupan. Selain untuk mendapatkan derajat kesehatan yang lebih baik, lingkungan sehat juga bisa melahirkan kreatifitas lebih. Di indonesia sendiri untuk menciptakan kondisi lingkungan yang bersih pemerintah indonesia membuat berbagai macam kegiatan serta melakukan berbagai macam upaya dan program kebersihan yang tujuanya adalah menciptakan indonesia yang bersih dan hijau. Masalah lingkungan merupakan persoalan bersama, tak hanya menjadi konsen pemerintah pusat namun juga pemerintah daerah. Akan tetapi, Sebenarnya faktor kesadaran dan kepedulian masyarakat untuk merawat, memelihara dan menjaga lingkungan bersih lah yang menjadi faktor dominan yang sangat penting serta ciptakan pola hidup bersih dan sehat di kehidupan seharihari. Kesadaran untuk berbudaya bersih , gotong royong dan peduli akan lingkungan yang harus terus di buat di tengah-tengah masyarakat agar kelestarian daratan dan lautan tetap terjaga. Piala Adipura merupakan penghargaan terhadap Kota terbersih dan asri. Dengan kriteria tertentu, sebuah tim yang dibentuk Kementerian 1
oleh tim independen langsung dari Kementrian bersama lembaga lainnya. Setelah melewati proses tahapan mekanisme penilaian adipura tersebut, dan ternyata salah satu kabupaten/kota yang mendapat pernghargaan piala adipura itu adalah kabupaten Bintan. Penghargaan Adipura tersebut yang diperoleh Kabupaten Bintan untuk kategori kota kecil yang diwakili oleh Kecamatan Bintan Timur. Setelah melakukan berbagai proses penilaian dari tiga indikator penilaian yaitu pengelolaan ruang terbuka hijau, pengendalian pencemaran air dan pengelolaan sampah. Hal ini mengindikasikan bahwa pemerintah kabupaten bintan sangat baik dalam melakukan pengelolaan ruang terbuka hijau, pengendalian pencemaran air dan pengelolaan sampah/kebersihan. Untuk itu, ini merupakan tahun pertama bagi kabupaten Bintan dalam mendapatkan piala Adipura dan Piala Adipura tahun 2015 ini menjadi piala Adipura satu-satunya di Kepulauan Riau dari 7 kabupaten/kota yang ada. sehingga ini merupakan suatu prestasi yang sangat membanggakan, prestasi tersebut tentu diperoleh melalui perencanaan yang matang yaitu dengan melakukan strategi yang baik sehingga dapat menghasilkan hasil yang baik pula yaitu berupa meraih piala adipura tahun 2015 ini. Keberhasilan mendapatkan Piala Adipura merupakan bentuk apresiasi atas upaya perbaikan serta strategi yang telah dilakukan pihak
pemerintah kabupaten bintan dalam mengupayakan agar Piala Adipura berhasil diraih. Berdasarkan latar belakang kesuksesan dan keberhasilan dari kabupaten Bintan dalam program adipura tahun 2015, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Strategi Pemerintah Kabupaten Bintan Dalam Meraih Penghargaan Piala Adipura Tahun 2015”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan penjelasan dan fenomena yang ada, maka dalam penelitian ini yang menjadi rumusan masalah yang akan diteliti adalah: Bagaimana Strategi Pemerintah Kabupaten Bintan Dalam Meraih Penghargaan Piala Adipura Tahun 2015 ? C. Tujuan dan Kegunaan Adapun tujuan dan kegunaan dari penelitian ini adalah 1. Tujuan Penelitian Adapun Tujuan dari penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui strategi yang telah dilakukan oleh pemerintah daerah kabupaten bintan sehingga bisa meraih penghargaan piala adipura tahun 2015. 2. Kegunaan Penelitian 1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap perkembangan dan pendalaman studi ilmu pemerintahan. 2. Secara Praktis, dari hasil penelitian ini kemudian dapat menjadi masukan dan bahan
2
evaluasi yang bermanfaat bagi Pemerintah Kabupaten Bintan agar tetap mampu mempertahankan dan selalu mendapatkan penghargaan piala adipura. 3. Kegunaan Metodologi, hasil dalam penelitian ini kemudian dapat menjadikan sebuah dorongan moral dalam penelitian selanjutnya mengenai pembahasan yang sama tentunya. D. Konsep Teoritis
strategi berdasarkan tipenya sebanyak 4 tipe. Adapun tipe-tipenya adalah Strategi Organisasi (Corporate Strategy), Strategi Program (Program Strategy), Strategi Pendukung Sumber Daya (Resource Support Strategy) dan Strategi Kelembagaan (Institutional Strategy). Empat tipe strategi menurut Kotten yang dijabarkan tersebut merupakan beberapa bentuk dari aktivitas strategi yang dapat dilakukan. Maka dalam penelitian ini peneliti akan melihat kecendrungan pada strategi tipe yang mana dilakukan oleh pemerintah kabupaten bintan ini dalam meraih penghargaan piala adipura tahun 2015 ini. E. Konsep Operasional Strategi pemerintah kabupaten Bintan dalam meraih penghargaan piala Adipura, maka Konsep Operasional peneliti gunakan dari teori yang ada adalah Tipe-tipe strategi yang dikemukakan oleh Kotten (dalam salusu 2005:105). Kotten membagi strategi berdasarkan tipenya sebanyak 4 tipe. Adapun tipe-tipenya adalah sebagai berikut : 1. Strategi Organisasi (Corporate Strategy) Dalam strategi organisasi, sebuah strategi dirumuskan melalui visi dan misi suatu pemerintah daerah atau instansi yang dituangkan ke dalam suatu program atau kegiatankegiatan. Adapun aspek-aspek yang dapat dilihat dari strategi organisasi ini adalah Visi dan misi.
Strategi Menurut Hamel dan Prahalad dalam Rangkuti (2006:4) strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan demikian strategi dapat terjadi bukan dimulai dari apa yang telah terjadi. Menurut Salusu dan Raymond young (2015:71), menawarkan satu definisi yang lebih sedehana, yaitu: “strategi ialah suatu seni menggunakan kecakapan dan sumber daya suatu organisasi untuk mencapai sasarannya melalui hubungannya yang efektif dengan lingkungan dalam kondisi yang paling mengguntungkan,” Tipe strategi Tipe-tipe strategi yang dikemukakan oleh Kotten (dalam salusu :2005:105). Kotten membagi
3
2. Strategi Program (Program Strategy) Strategi program ini lebih memberikan perhatian kepada implikasi-implikasi statejik dari suatu program. Adapun aspek-aspek yang dapat dilihat dari strategi program ini adalah Apakah strategi yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah atau instansi akan memberikan dampak positif baik terhadap instansi maupun masyarakat, atau malah sebaliknya.
c. Sumber daya finansial Keuangan merupakan salah satu faktor yang sangat urgen dari setiap kegiatan yang dilaksanakan dari sebuah instansi. Suatu kegiatan tidak akan dapat berjalan baik jika tidak didukung oleh ketersediaan finansial dalam sebuah instansi. 4. Strategi Kelembagaan (Institutional Strategy) Dalam strategi kelembagaan ini, kekuatan strategi dari suatu instansi terhadap suatu masalah terletak pada bagaimana instansi tersebut dapat memanfaatkan semaksimal mungkin unsur-unsur kelembagaan (aturan, SOP, tanggung jawab serta kewenangan) yang dimilikinya untuk dapat mendukung pelaksanaan dari suatu kegiatan. F. Metode penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini bersifat deskriftif kualitatif, dalam penelitian deskriftif kualitatif ini peneliti akan memberikan gambaran sistematis, faktual dan akurat mengenai faktafakta sesuai ruang lingkup penelitian. Menurut Sugiyono (2014:11) Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel ataupun lebih tanpa membuat suatu perbandingan atau menghubungkan satu variabel dengan variabel lain. 2. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di wilayah kabupaten Bintan. Adapun alasan pemilihan lokasi dikabupaten Bintan ini adalah Kabupaten Bintan baru pertama kali meraih piala adipura
3. Strategi Pendukung Sumber Daya (Resource Support Strategy) Strategi pendukung sumber daya merupakan suatu strategi yang memanfaatkan segala sumber daya yang ada dalam sebuah pemerintah daerah atau instansi. Adapun aspekaspek yang dapat dilihat dari strategi sumber daya ini adalah a. Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana atau lebih dikenal dengan peralatan adalah setiap benda atau alat yang dipergunakan untuk memperlancar atau mempermudah pekerjaan atau gerak aktivitas dari instansi daerah maupun Pemerintahan Daerah. b. Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia merupakan suatu aset atau modal nonmaterial yang harus tersedia dengan baik bagi terwujudnya tujuan dari suatu instansi yang merupakan motor penggerak bagi pelaksanaan segala program dan kegiatan dari sebuah instansi tersebut.
4
di tahun 2015 ini dan Kabupaten Bintan merupakan daerah satu-satunya yang mendapatkan piala adipura pada tahun 2015 ini, diantara 7 kota /kabupaten diprovinsi kepulauan Riau. 3. Informan Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah Wakil Bupati Bintan Priode (20102015), Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman Kabupaten Bintan, Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Bintan, kecamatan Bintan Timur dan Masyarakat.
5. Teknik Pengumpulan Data Adapun beberapa teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu Observasi, Wawancara, Studi kepustakaan (library research), dan Penelusuran data online. G. Teknik Analisa Dan Keabsahan Data Sebagai teknik analisa data, maka penulis mengambil metode deskriptif kualitatif dan kemudian dalam penelitian ini peneliti menggunakan konsep Triangulasi sebagai teknik analisa data untuk mengecek validitas data. II. LANDASAN TEORI A. Strategi
4. Jenis dan Sumber Data Secara umum jenis dan sumber data terdiri dari dua yaitu: a. Data Primer Menurut Arikunto (2013:22), Data Primer adalah data dalam bentuk verbal atau kata-kata yang diucapkan secara lisan, gerak-gerik, atau perilaku yang dilakukan oleh subjek yang dapat dipercaya, dalam hal ini adalah subjek penelitian (informan) yang berkenaan dengan variabel yang diteliti. Jadi dalam data primer sumber datanya diperoleh melalui Wawancara responden dan Obsevasi langsung b. Data Sekunder Menurut Arikunto (2013:22), Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen-dokumen grafis (tabel, catatan, notulen rapat, SMS, dan lain-lain), foto-foto, film, rekaman video, benda-benda, dan lainlain yang dapat memperkaya data primer. Jadi dalam data skunder Sumber datanya diperoleh melalui yaitu dengan dokumentasi.
Pemerintah sebagai pihak yang bertanggung jawab dalam menjalankan roda pemerintahan tentunya tidak terlepas dengan strategi. Dengan kata lain strategi merupakan cara yang dilakukan seseorang untuk mencapai suatu tujuan demi tercapainya kesejahteraan masa depan. Istilah strategi berasal dari kata Yunani strategos atau strategus dengan kata jamak strategi. Strategos berarti jendral tetapi dalam yunani kuno sering berarti perwira negara (state officer) dengan fungsi yang luas. Pada abad ke-5 SM sudah dikenal adanya Broadof ten Strategy di Athena, mewakili 10 suku di Yunani hingga abad ke-5, kekuasaan politik terutama politik luar negeri dari kelompok strategi itu semakin meluas (momigliano, 1967). Lama-kelamaan strategi memperoleh pengertian baru.
5
Menurut Salusu dan Raymond young (2015:71), menawarkan satu definisi yang lebih sedehana, yaitu: “strategi ialah suatu seni menggunakan kecakapan dan sumber daya suatu organisasi untuk mencapai sasarannya melalui hubungannya yang efektif dengan lingkungan dalam kondisi yang paling mengguntungkan,” Tipe strategi Tipe-tipe strategi yang dikemukakan oleh Kotten (dalam salusu :2005:105). Kotten membagi strategi berdasarkan tipenya sebanyak 4 tipe. Adapun tipe-tipenya adalah sebagai berikut : 1. Strategi Organisasi (Corporate Strategy) Strategi organisasi berkaitan dengan perumusan misi, tujuan, nilainilai dan inisiatif-inisiatif strategik yang baru. Dalam tipe corporate strategi ini, strategi yang dihasilkan tidak terlepas dari visi, misi suatu daerah atau organisasi. 2. Strategi Program (Program Strategy) Strategi ini berbicara tentang implikasi atau dampak. Strategi ini lebih memberi perhatian kepada implikasi-implikasi stratejik dari suatu program tertentu. Apa kira-kira dampaknya apabila suatu program tertentu dilancarkan atau diperkenalkan dan apa dampaknya bagi organisasi, masyarakat serta bagi pemerintah kabupaten tentunya.
3. Strategi Pendukung Sumber Daya (Resource Support Strategy) Strategi sumber daya ini memusatkan perhatian pada memaksimalkan pemanfaatan sumber daya esensial yang tersedia guna meningkatkan kualitas kinerja organisasi. Adapun aspek-aspek yang dapat dilihat dari strategi sumber daya ini adalah Sarana dan Prasarana, Sumber Daya Manusia dan Sumber daya finansial. 4. Strategi Kelembagaan (Institutional Strategy) Fokus dari strategi institutional ialah mengembangkan kemampuan organisasi untuk melaksanakan inisiatif-inisiatif strategik. Strategi kelembagaan merupakan suatu strategi yang menyangkut masalah aturan, Standar Operasional Prosedur (SOP), tanggung jawab serta kewenangan yang dimiliki oleh suatu organisasi. B. Pemerintah Daerah Menurut UU no 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom. Berdasarkan UU Nomor 23 tahun 2014 klasifikasi urusan pemerintahan terdiri dari 3 urusan yakni urusan pemerintahan absolut, urusan pemerintahan konkuren, dan urusan pemerintahan umum.
6
yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Kebersihan lingkungan adalah kebersihan tempat tinggal, tempat bekerja, dan berbagai sarana umum. Kebersihan tempat tinggal dilakukan dengan banyak cara seperti menyediakan tempat pembuangan sampah di banyak tempat untuk meminimalisir pembuangan sampah yang sembarangan, menyapu, mengepel, mencuci pakaian dan masih banyak yang lain lagi. Kemudian menurut Hendrick L Blum ada 4 faktor yang mempengaruhi status derajat kesehatan lingkungan, yaitu: Lingkungan, Perilaku, Pelayanan kesehatan dan Keturunan. III. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
C. Adipura a. Pengertian Adipura adalah sebuah penghargaan bagi Kabupaten atau Kota di Indonesia yang berhasil dalam hal kebersihan dan keteduhan serta pengelolaan lingkungan perkotaan. Adipura ini diselenggarakan oleh Kementrian Negara Lingkungan Hidup. Program Adipura ini dilaksanakan berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 6 Tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adipura. b. Kategori Adipura Peserta program adipura ini dapat dibagi kedalam 4 kategori yang berdasar jumlah penduduknya, yaitu : 1. kategori kota Metropolitan, yang penduduknya berjumlah lebih besar dari 1.000.000 (satu juta) jiwa. 2. Kategori kota Besar, yang jumlah penduduknya 500.001 – 1.000.000 jiwa. 3. Kategori kota Sedang, yang jumlah penduduknya 100.001 500.000 jiwa. 4. Kategori kota Kecil, yang jumlah penduduknya 20.000 100.000 jiwa. D. Kebersihan Lingkungan Menurut Undang - Undang RI nomor 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup pasal 1 ayat 1 menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya,
A. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Bintan Kabupaten Bintan yang sebelumnya dikenal dengan nama Kabupaten Kepulauan Riau, mengalami perubahan nama sejak keluarnya Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2006 Tentang Perubahan nama Kabupaten Kepulauan Riau menjadi Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau. Selain itu juga dilakukan Pemekaran Kecamatan melalui Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kecamatan Toapaya, Kecamatan Mantang, kecamatan Bintan Pesisir, dan kecamatan Seri Kuala Lobam. Dengan terjadinya pemekaran wilayah maka
7
jumlah kecamatan yang terdapat di wilayah Kabupaten Bintan bertambah dari 6 (enam) kecamatan menjadi 10 (sepuluh) kecamatan, yaitu Kecamatan Teluk Bintan, Sri Kuala Lobam, Bintan Utara, Teluk Sebong, Bintan Timur, Bintan Pesisir, Mantang, Gunung Kijang, Tuapaya dan Tambelan. B. Mekanisme Penetapan wilayah di kabupaten Bintan dalam Mengikuti Program Adipura Semua kota/kabupaten di indonesia berhak berpartisipasi dalam mengikuti Program Adipura. Salah satu yang mengikuti program adipura tersebut adalah kabupaten Bintan yang di wakili oleh Kecamatan Bintan Timur. Adapun alasan pemilihan lokasi kecamatan Bintan Timur ini untuk mewakili Kabupaten Bintan dalam Program Adipura ini karena menurut peraturan mentri lingkungan hidup republik indonesia nomor 6 tahun 2014 tentang pedoman pelaksanaan program adipura, disebutkan pada pasal 5 ayat 2 bahwasannya Bupati/walikota menyampaikan usulan kota peserta program adipura yang telah memenuhi kriteria sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 kepada menteri melalui gubernur. Dan pada pasal 5 ayat 3 disebutkan bahwa menteri menyampaikan penetapan kota peserta program adipura sebagaimana dimaksud pada ayat 1 kepada bupati/walikota. Sementara itu dalam peraturan menteri lingkungan hidup republik indonesia nomor 6 tahun 2014 ini yang dipilih itu kota, kalau dari kabupaten
maka ibu kota dari kabupaten, sedangkan dari kota maka seluruhnya diikutkan. Karena di bintan itu ibu kotanya belum berbentuk kota, walaupun sudah diperuntukan sebagai wilayah urban tetapi secara fisik belum berbentuk kota, sedangkan yang dibintan itu yang sudah berbentuk kota adalah kota kijang dan uban. Sementara itu pada Pasal 4 ayat 1 menyebutkan bahwa program adipura diberlakukan bagi kota atau ibukota kabupaten dengan jumlah penduduk lebih besar dari atau sama dengan 20.000 (dua puluh ribu) jiwa. Sedangkan yang sudah memenuhi kriteria wilayah urban dan kriteria dari jumlah penduduknya adalah kecamatan Bintan Timur. Itulah alasannya Kabupaten Bintan memilih kecamatan Bintan Timur untuk mewakili Bintan dalam mengikuti Adipura untuk Kategori kota kecil tersebut. IV. PEMBAHASAN A. Strategi Pemerintah Kabupaten Bintan Dalam Meraih Penghargaan Piala Adipura Tahun 2015 Dalam meraih piala adipura pemerintah Kabupaten Bintan telah melakukan berbagai macam strategi, yakni pemerintah kabupaten bintan telah melakukan kerja sama dengan Badan Lingkungan Hidup (BLH) dan Dinas Kebersihan, Pertamanan, dan Pemakaman (DKPP) dalam mengupayakan menang dan mendapatkan penghargaan piala adipura tahun 2015. Kemudian untuk mengetahui strategi yang telah digunakan pemerintah kabupaten bintan melalui 8
BLH dan DKPP dalam meraih penghargaan Adipura, maka penulis menggunakan konsep operasional yang mengacu pada pendapat Kotten (dalam salusu 2005:105). Kotten membagi strategi berdasarkan tipenya sebanyak 4 tipe. 1. Strategi Organisasi ( Corporate Strategy ) Pemerintah kabupaten bintan mempunyai visi sebagai pandangan jauh kedepan, kemana dan bagaimana kabupaten bintan harus dibawa dan berkarya agar konsisten dan tetap eksis, antisipatif, inovatif serta produktif. Visi tidak lain adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan oleh suatu pemerintahan. Sejalan dengan itu visi dari kabupaten bintan priode 20102015 adalah : “Menuju Bintan Yang Maju, Sejahtera dan Berbudaya.” Visi ini diharapkan dapat mewujudkan, keinginan, dan amanat masyarakat Kabupaten Bintan dengan tetap mengacu pada pencapaian tujuan nasional seperti yang diamanatkan dalam pembukaan UUD 1945. Untuk mewujudkan visi pemerintah kabupaten bintan tersebut, maka ditetapkan misi yang merupakan pernyataan dan usaha serta upaya pencapaian visi. Untuk itu pemerintah kabupaten bintan menetapkan misi sebagai berikut :
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. 2. Mewujudkan pembangunan perekonomian daerah yang berbasis pada pengembangan sumberdaya kelautan dan perikanan. 3. Melanjutkan pengembangan potensi pariwisata dan agribisnis. 4. Melanjutkan upaya penyelenggaraan tata kepemerintahan yang baik (good governance), demokratis dan bertanggung jawab didukung dengan kepastian hukum dan penegakan HAM. 5. Melanjutkan pembangunan yang adil dan merata melalui peningkatan kualitas dan kuantitas prasarana dan sarana yang menunjang perkembangan di seluruh wilayah Kabupaten Bintan. 6. Melanjutkan upaya pengembangan dan pemberdayaan masyarakat dengan mengedepankan kearifan lokal dan pengarusutamaan gender. 7. Mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan (Sustainable Development). Untuk itu dalam mengikuti program adipura ini pemerintah kabupaten bintan ternyata sudah mempunyai visi dan misi yang sejalan dengan program adipura tersebut sebagai program yang berkelanjutan. Untuk mewujudkan pembangunan lingkungan yang berkelanjutan itu,
1. Melanjutkan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia yang cerdas, sehat, berdaya saing, berbudaya serta beriman dan 9
maka sangat diperlukan pengelolaan lingkungan hidup yang benar-benar efektif dari pemerintah itu sendiri. Disini dapat dilihat dari strategi rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) kabupaten bintan yang berwawasan lingkungan yang terdapat pada misi point yang ketujuh yaitu Mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan (Sustainable Development). Seperti yang dikemukakan mahsun (3:2006) strategi merupakan serangkaian petunjuk yang menjelaskan bagaimana oraganisasi akan mencapai misi dan mengarahkan pada misinya. Oleh karena itu untuk dapat mencapai visi dan misi dari kabupaten bintan itu sendiri dilakukan berbagai cara untuk pencapainya. Dalam rangka mengikuti program adipura, sehingga adipura pada tahun 2015 lalu dapat diraih kabupaten bintan adalah dengan: 1. Melakukan Pengelolaan pengelolaan ruang terbuka hijau ( RTH ) 2. Melakukan pengelolaan kebersihan/sampah 3. Melakukan pengendalian pencemaran air Sementara itu kabupaten bintan yang diwakili kecamatan bintan timur atau kota kijang termasuk kriteria kota kecil. Untuk kota kecil itu sendiri penilaiannya terdiri dari pengelolaan ruang terbuka hijau (RTH), pengelolaan sampah/kebersihan dan pengendalian pencemaran air. Kemudian untuk RTH itu bentuknya seperti kondisi taman terkait kondisi
penghijauan, kalau sampah itu seperti pengelolaan sampah, pengolahan dan pemilahan sampah, itu termasuk bagian dari sampah. sedangkan kalau untuk pengendalian pencemaran air ini lebih kemenejemennya, jadi apa bentuk kebijakan atau kegiatan yang ada di kabupaten Bintan yang bisa memenuhi kriteria pencemaran air itu. Maka dari data diatas dapat disimpulkan bahwa strategi organisasi (corporate strategy) sudah diterapkan pemerintah kabupaten bintan badan lingkungan hidup (BLH) dan dinas kebersihan pertamanan dan pemakaman kabupaten bintan (DKPP). Pelaksanaan visi dan misi terus berjalan melalui berbagai program dan kegiatan tentang lingkungan yang telah dibuat ataupun telah dilakukan terutama untuk menunjang program adipura. Hal ini memang diisyaratkan oleh Kotten (dalam salusu:105) yang mengatakan bahwa strategi yang dihasilkan tidak lepas dari visi dan misi organisasi dengan melakukan upaya-upaya. Dimana visi dan misi tersebut diturunkan kedalam program dan kegiatan. 2. Strategi Program ( Program Strategy ) Strategi program ini lebih memberikan perhatian kepada implikasi-implikasi / dampak dari suatu program. Adapun aspek-aspek yang dapat dilihat dari strategi program ini adalah apakah strategi yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah atau instansi terkait akan memberikan dampak positif atau sebaliknya, baik itu bagi pemerintah atau instansi itu sendiri, masyarakat 10
maupun terhadap lingkungannya. Dalam hal ini dampak program adipura itu bagi pemerintah Kabupaten Bintan guna meraih penghargaan piala adipura tahun 2015, bagi lingkungan dan bagi kenyamanan masyarakat terhadap lingkungan yang berkelanjutan. Dampak strategi ini menurut Kotten dapat diukur dari seberapa jauh program adipura tersebut dapat memenuhi tujuan dari organisasi itu sendiri. Seperti uraian data penelitian pada poin pertama tentang strategi organisasi pemerintah kabupaten bintan dalam meraih penghargaan piala adipura tahun 2015 lalu, terkait dengan program adipura ini adalah dengan melakukan pengelolaan ruang terbuka hijau, pengelolaan sampah/kebersihan, dan pengendalian pencemaran air. Maka dampak dari kegiatan ini adalah dengan pengelolaan yang baik diharapkan Kabupaten Bintan khususnya Kecamatan Bintan Timur meraih penghargaan adipura atas kerja nya selama ini dalam mengikuti program adipura tersebut dan mendapatkan lingkungan yang hijau dan bersih. Maka dapat disimpulkan bahwa strategi program adalah dengan mengupayakan terwujudnya program dan kegiatan yang dibuat. 3. Strategi Pendukung Sumber Daya ( Resource Strategy ) Strategi pendukung sumber daya merupakan suatu strategi yang memanfaatkan segala sumber daya yang ada dalam sebuah pemerintah daerah. Sumber daya tersebut termasuk didalamnya yaitu :
a. Sarana dan Prasarana Moenir (1992:119) mengemukakan bahwa sarana adalah segala jenis peralatan atau perlengkapan kerja dan fasilitas yang berfungsi sebagai alat utama / pembantu dalam pelaksanaan pekerjaan dan juga dalam rangka kepentingan yang sedang berhubungan dengan organisasi kerja. Adapun sarana dan prasarana yang diberikan terhadap program adipura ini dimana dalam pengelolaan kebersihan/sampah, dan pengelolaan ruang terbuka hijau. 1. Pengelolaan kebersihan/sampah Di dalam melakukan pengelolaan sampah pemerintah kabupaten bintan baik melalui Dinas Kebersihan, Pertamanan, dan Pemakaman (DKPP) maupun Badan Lingkungan Hidup (BLH) telah menyediakan sarana dan prasarana dalam menunjang kegiatan pengelolaan sampah. Kemudian dalam mewujudkan lingkungan yang bersih pemerintah kabupaten bintan telah menyiapkan kendaraan pengangkutan sampah yang dikelola oleh Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman Kabupaten Bintan Selain dalam menyediakan Kendaraan dan Alat Berat Pengolah Sampah pemerintah kabupaten bintan juga telah berupaya menyediakan sarana prasarana lainnya, seperti tong sampah, TPS (tempat penampungan sampah sementara), TPA (tempat pembuangan akhir), dan juga Bank Sampah. 11
2. Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Didalam melakukan pengelolaan ruang terbuka hijau pihak pemerintah kabupaten berserta Dinas Kebersihan, Pertamanan dan pemakaman ( DKPP ) kabupaten Bintan telah memberikan sarana dan prasarana sebagaimana yang disampaikan oleh salah satu pegawai DKPP kasubbag penyusunan program yakni Ibu Rina menurutnya untuk sarana dan prasarana dalam pengelolaan RTH ini, dari pihak DKPP telah memberikan dan telah menyiapkan kebun bibit tanaman hias (KBTH) yang letaknya dibatu 18, kemudian disitu juga tersedia bibit tanaman, pupuk, tanah hitam yang fungsi nya adalah untuk kebutuhan tanaman-tanaman di wilayah kabupaten Bintan. Selain itu dikecamatan bintan timur ini sudah mempunyai taman-taman seperti taman kota kijang, kijang city walk, dan mini zoo, maupun taman-taman yang berada dipersimpangan jalan. b. Sumber Daya Manusia (SDM) Dalam melaksanakan suatu program dan kegiatan tiap pegawai dikabupaten bintan sudah diberikan pendidikan dan pelatihan. Dengan memberikan kesempatan pendidikan dan pelatihan tersebut dapat lebih mengembangkan skill dan kemampuannya sehingga dapat meningkatkan semangat kerjanya. c. Sumber Daya Finansial Dalam mengikuti program adipura tahun 2015 lalu, ternyata tidak
ada dana khusus yang diberikan oleh pemerintah kabupaten bintan untuk mengikuti program adipura ini, hanya saja dalam pelaksanaannya itu lebih agak diintensifkan saja kepada kecamatan bintan timur atau kota kijang, karena kecamatan bintan timur ini merupakan lokasi dari penilaian program adipura tersebut. 4. Strategi Kelembagaan ( Institutional Strategy ). Jadi jika dalam teori Kotten mengatakan bahwa strategi kelembagaaan adalah strategi dengan memksimalkan lembaga lewat aturanaturan, SOP, tanggungjawab dan wewenang memang sudah ada namun untuk SOP belum maksimal. Untuk itu dapat disimpulkan bahwa secara kelembagaan Pemerintah Kabupaten Bintan sudah cukup baik dalam melakukan pengelolaan lingkungan guna mengikuti Program Adipura, serta dengan adanya partisipasi dari masyarakat yang saling bekerja sama sehingga Piala Adipura berhasil diraih. B. Faktor Penghambat Dan Faktor Pendukung Kabupaten Bintan Dalam Meraih Penghargaan Piala Adipura Tahun 2015 Dalam meraih penghargaan Piala Adipura tahun 2015 lalu untuk pertama kalinya, strategi yang telah dilakukan oleh pemerintah kabupaten bintan bersama Badan Lingkungan Hidup (BLH) dan Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman (DKPP) tidak lepas dari faktor pengahambat dan faktor pendukung dalam meraih Adipura tersebut.
12
1. Faktor Penghambat Meskipun Kabupaten Bintan atau yang di wakili oleh Kecamatan Bintan Timur mendapatkan penghargaan adipura pada tahun 2015, semua itu di dapat tidak serta merta berjalan mulus dalam melaksanakan program adipura ini, karena dalam melaksanakan program adipura ini dilapangan masih saja ditemui hambatan bagi pemerintah kabupaten bintan untuk mendapatkan Piala Adipura. Hambatanya yaitu rendahnya Kesadaran Masyarakat dan masih kurangnya dana atau anggaran. Maka dari itu, meskipun terdapat terdapat hambatan dalam melaksanakan program adipura ini namun pemerintah kabupaten bintan tetap melakukan usaha yang tebaik dalam melakukan pengelolaan lingkungan hidup. Hal ini terbukti bahwa Kabupaten Bintan mampu memperoleh nilai yang tinggi didalam penilaian program adipura dan Kabupaten Bintan yang di wakili Kecamatan Bintan Timur berhasil meraih penghargaan Piala Adipura untuk yang pertama kalinya ditahun 2015 lalu. 2. Faktor Pendukung Berdasarkan hasil pengamatan faktor yang mempengaruhi atau faktor yang menjadi pendukung sehingga Kabupaten Bintan bisa meraih penghargaan Piala adipura tahun 2015 itu adalah telah terpenuhinya kriteria yamg menjadi penilaian adipura, yang mana dalam pelaksanaan penyelenggaraan program adipura ini meliputi penilaian non fisik dan penilaian fisik.
V. PENUTUP A. Kesimpulan Dari data penelitian akhirnya peneliti mengambil kesimpulan terkait Strategi Pemerintah Kabupaten Bintan Dalam Meraih Penghargaan Piala Adipura Tahun 2015 sudah cukup maksimal ini bisa terlihat dari strategi yang telah dilakukan Kabupaten Bintan dalam melaksanakan atau mengikuti program adipura. Strategi organisasi telah di lakukan dengan adanya relevansi antara program adipura dengan visi, misi, dan kegiatan yang dilakukan pemerintah kabupaten bintan bersama BLH dan DKPP. Dimana pengelolaan lingkungan ini merupakan strategi yang telah di agendakan. Sementara itu strategi program belum maksimal karena dampak yang diharapkan dari program tersebut belum tercapai secara keseluruhan. Begitu juga dengan strategi pendukung sumber daya yang dinilai cukup baik meskipun masih memerlukan jumlah tenaga yang bekerja di lapangan baik itu satgas taman maupun satgas kebersihan, serta msaih kurangnya fasilitas pendukung. Begitupun strategi kelembagaan sudah cukup baik dilakukan pemerintah baik itu BLH maupun DKPP. Selain itu faktor yang mempengaruhi kabupaten meraih penghargaan Piala Adipura tahun 2015 lalu, karena kabupaten Bintan telah memenuhi semua kriteria penilaian yang diinginkan oleh program Adipura. Adapun yang menjadi penghambat pemerintah bekerja di lapangan adalah karena masih kurangnya kesadaran masyarakat tantang menjaga lingkungan dan juga 13
masih kurangnya anggaran dari pemerintah. B. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis menyampaikan beberapa saran sebagai berikut: 1. Pemerintah kabupaten bintan perlu melakukan sosialisasi tentang arti penting lingkungan hidup hal ini dapat dilakukan melalui media sosial, poster, baliho bahkan dengan melakukan sebuah aksi peduli terhadap lingkungan agar sosialisasi yang dilakukan dapat dilihat orang banyak dan mempercepat informasi yang akan disampaikan. 2. kepada Dinas Kebersihan Dan Pertamanan Kabupaten untuk lebih meningkatkan kinerjanya hal ini dapat dilakukan dengan menambah jumlah satgas taman dan satgas kebersihan dalam bekerja dan memberikan insentif bagi pekerjanya agar mereka lebih semangat lagi dalam bekerja sehingga Piala Adipura berikutnya dapat diperoleh. 3. Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bintan dapat memanfaatkan Bank Sampah sebagai produk unggulan Kabupaten Bintan, dengan cara lebih mengoptimalkan lagi pemanfaatan sampah dalam hal memilah dan mengolah sampah untuk menjadikan masyarakat lebih kreatif dan inovatif dalam mengelola bank sampah.
4. Diharapkan kepada masyarakat Kabupaten Bintan untuk mau berpartisipasi aktif untuk menjaga kebersihan lingkungan dan melakukan penghijauan dan ini bisa dimulai dari membersihkan lingkungan daerah tempat tinggalnya sendiri serta menanam pepohonan disekitar perkarangan rumah. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendeketan Praktik (cetakan ke-14). Jakarta: Rineka Cipta. A.S, Moenir., 1992. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta:Bumi Aksara. Dan Schendel dan Charles Hofer, Higgins. 1985. Pengambilan Keputusan Stratejik Untuk organisasi public dan Organisasi Non Profit. Jakarta:Grasindo. Effendi.2004.Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya Hari Setiawan Purnomo & Zulkieflimansyah, 2007, Manajemen Strategi. Jakarta: Lembaga Penerbit. Mahsun, Mohamad. 2006. Pengukuran Kinerja sektor publik. Yogyakarta:BPFE Meleong, Lexy J. 2007.Metedologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya
14
Rangkuti, Freddy. 2006, Analisis SWOT Teknik Membelah Kasus Bisnis. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama Salusu, J. 2005. Pengambilan keputusan Stratejik untuk organisasi publik dan organisasi non profit.Jakarta:PT Gramedia Widiasarana Indonesia Salusu, J. 2015. Pengambilan keputusan Stratejik untuk organisasi publik dan organisasi non profit.Jakarta:PT Gramedia Widiasarana Indonesia Sugiyono.2014.Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:Alfabeta Sutarno. 1990. Biologi SMP1. Surakarta: Wudya duta Suyanto M. 2007, Strategi Manajement Global Most Admired Companies. Yogyakarta: Andi Syafiie, Inu Kencana. 2009. Kepemimpinan Pemerintahan Indonesia. Bandung. Refika Aditama.
PT Tanjungpinang Makmur Bersama dalam mengelola Pasar Tanjungpinang sebagai upaya peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD).Jurnal.Tanjungpinang: Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik Universitas Maritim Raja Ali Haji Dokumentasi: Undang-undang No. 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah Undang-undang No.32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 6 Tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adipura Peraturan Daerah kabupaten Bintan No 2 tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bintan Internet : http://www.tanjungpinangpos.co.id
Jurnal: Mardihiyah Yunus. 2015.Pelaksanaan Koordinasi Dalam Rangka Meraih Penghargaan Adipura Di Kabupaten Pasaman.Jurnal. Riau.Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Riau Rudi Arvan Nando (100565201355).2010.Strategi BUMD
http://Pemerintah.net Sumber: Siaran Pers Anugerah Adipura Dan Proper 2015 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor S. 761/PHM1/2015
15