STRATEGI PEMANFAATAN LABORATORIUM IPA DI SEKOLAH
Oleh: Legiman Widyaiswara Muda LPMP D.I. Yogyakarta e-mail:
[email protected]
ABSTRAK : Laboratorium merupakan salah satu sarana prasarana yang yang disiapkan untuk membantu peningkatan mutu pembelajaran.
Pemanfaatan
laboratorium dapat meningkatkan mutu pembelajaran. Laboratorium dapat pula digunakan oleh berbagai pihak untuk melakukan penelitian maupun praktikum untuk pembuktian pengetahuan yang telah dimiliki. Laboratorium perlu dilengkapi dengan alat dan
bahan yang memadai serta sumber daya manusia yang
professional. Perlu strategi untuk memanfaatkan laboratorium sekolah berfungsi secara optimal.
PENDAHULUAN Pelaksanaan
pendidikan
di
sekolah
belum
mencapai
hasil
yang
diharapkan, sehingga masih harus ditingkatkan. Peningkatan mutu pendidikan penting untuk dilakukan, karena pendidikan sebagai suatu investasi yang berharga dalam bentuk peningkatan kualitas sumber daya manusia untuk pembangunan suatu bangsa. Mutu
pendidikan
dan
pembelajaran
dipengaruhi
oleh
aktivitas
pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa baik di dalam kelas, di laboratorium, dan di kancah belajar lainnya yang terwujud dalam bentuk hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) perlu diajarkan untuk tujuan yang lebih khusus yaitu membekali peserta didik pengetahuan, pemahaman dan sejumlah kemampuan yang dipersyaratkan untuk memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi
serta mengembangkan ilmu dan teknologi. Tujuan mata
pelajaran IPA dicapai oleh peserta didik melalui berbagai pendekatan, antara lain pendekatan induktif dalam bentuk proses inkuiri ilmiah pada tataran inkuiri terbuka.
Proses inkuiri ilmiah bertujuan menumbuhkan kemampuan berpikir, 1
bekerja dan bersikap ilmiah serta berkomunikasi sebagai salah satu aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. Saat ini pembelajaran IPA yang dilakukan oleh guru masih menekankan pada penguasaan materi dan transper ilmu. Siswa jarang diajak melakukan membelajaran melalui metode yang kontekstual. Sebagaian besar guru belum memanfaatkan sarana laboratorium dalam pembelajaran, sehingga terkesesan keberadaan laboratorium hanya sebagai pelengkap di sekolah, bukan sebagai sarana pembelajaran. Akibatnya pembelajaran yang seharusnya menghasilkan produk dan proses serta penanaman proses berfikir ilmiah kepada siswa belum tercapai. Banyak Sekolah yang sudah dilengkapi
dengan sarana prasarana
pembelajaran termasuk laboratorium sekolah, namun pemanfaatan laboratorium sebagai sarana pendukung peningkatan mutu pendidikan masih sangat jarang dilakukan guru. Disamping itu banyak guru yang belum memanfaatkan sarana laboratorium sebagai tempat untuk meningkatkan kompetensi siswa, seperti melaksanakan pengujian atau percobaan sederhana. Berbagai alasan mengapa guru belum memanfaatkan laboratorium secara optimal antara lain tidak ada waktu untuk mempersiapkan praktikum dan belum adanya tenaga laboratorium yang ada di sekolah. Dari latar belakang tersebut perlu dilakukan upaya untuk memanfaatkan laboratorium sehingga keberadaan laboratorium di sekolah benar-benar dapat menunjang peningkatan mutu pembelajaran.
PENGERTIAN LABORATORIUM Laboratorium merupakan tempat yang strategis dan kondusif untuk mengembangkan kemampuan berfikir kritis dan kreatif. Berfikir kritis dan kreatif dapat berkembang baik melalui kegiatan praktek-praktek pembelajaran di laboratorium. Semakin tinggi kemampuan berfikir kritis dan kreatif akan dapat menghasilkan proses kreasi siswa sehingga dapat menghasilkan daya inovasi siswa.
2
Secara umum laboratorium dapat dimaknai sebagai tempat atau wahana yang dilengkapi dengan peralatan atau sarana pendukung yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan eksperimen, penelitian, pembuktian (verifikasi), dan pembelajaran. Dalam kaitannya dengan laboratorium IPA di sekolah, laboratorium adalah suatu wahana yang dapat digunakan sebagai tempat belajar selain di kelas, yang dilengkapi dengan peralatan dan bahan-bahan yang diperlukan untuk pembelajaran IPA. Menurut Standar Sarana dan Prasarana dari BNSP (2008), laboratorium IPA di sekolah berfungsi sebagai tempat pembelajaran IPA secara praktek yang memerlukan peralatan khusus yang tidak mudah dihadirkan di kelas. Laboratorium sedikitnya mencakup empat kegiatan utama, yaitu (a) untuk melaksanakan eksperimen, (b). kerja laboratorium, (c). praktikum, dan (d) pelaksanaan didaktik pendidikan IPA. Eksperimen dilakukan di laboratorium guna menemukan bukti empirik untuk memverifikasi dan menguji hipotesis, melalui kegiatan pengukuran dan pengamatan. Kerja laboratorium merupakan aktifitas dengan
menggunakan
fasilitas
laboratorium
untuk
melakukan
kegiatan
berkesinambungan, melakukan kndali mutu, uji-coba, ekshibisi (pameran) proses IPA, dan kegiatan lain yang serupa. Praktikum umumnya digunakan untuk kegiatan belajar di laboratorium sekolah. Umumnya praktikum dilakukan sesuai dengan langkah-langkah atau penuntun praktikum yang telah disusun guru dan bersifat verifikatif. Praktikum di sekolah seharusnya dikembangkan lebih pada kegiatan inkuiri dan berkaitan erat erat dengan pelaksanaan didaktik pendidikan IPA yang lebih berkualitas. Pelaksanaan didaktik pembelajaran IPA di laboratorium bertujuan untuk: 1. Memperjelas suatu konsep IPA atau membuktikan kebenaran konsep IPA (verifikasi), 2. Melatih keterampilan proses sains siswa (keterampilan motorik, mental, berpikir) 3. Membina sikap ilmiah dan sikap positif siswa, 4. Melatih inkuiri siswa, dan 5. Melatih kerjasama tim (bila praktikum dilaksanakan dengan kerja kelompok)
Eksperimen
atau
latihan-latihan
yang
dilakukan
di
laboratorium
menunjukkan suatu metode pembelajaran yang mengaitkan sebab dan akibat. 3
Pembelajaran di laboratorium berkaitan dengan penemuan hakekat suatu obyek yang ditentukan oleh pengalaman atau pengetahuan seseorang. Salah satu metode yang dapat digunakan di laboratorium adalah metode demontrasi atau praktikum. Pemakaian metode demontrasi atau praktikum dalam pembelajaran di laboratorium dapat dilaksanakan secara kelompok atau individu. Berdasarkan dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan di labortorium, ada beberapa fungsi laboratorium yaitu: a. Tempat memberikan penguatan dan kepastian informasi yang telah diterima.
Pengetahuan dan informasi siswa akan dapat diterima dengan baik oleh siswa, bila siswa diberi pengalaman untuk mengidera fenomena alam dengan menggunakan indera yang dimilik (peraba, pengliat, pembau, pengecap, dan pendengar) b. Tempat untuk pembuktian hubungan sebab-akibat.
Dengan
melaksanakan
praktikum
di
laboratorium
seseorang
dapat
mengetahui hubungan sebab-akibat dari gejala alam, misalnya dengan membakar sampah akan diketahui dari mana timbulnya gas, asap, atau bau. c. Tempat untuk membuktikan benar-tidaknya fenomena-fenomena alam.
Melalui percobaan di laboratorium kita dapat membuktikan benar tidaknya fenomena alam yang kita amati. Misalnya apakah benar adanya pelangi berasal dari peristiwa pemghamburan cahaya, dll. d. Tempat untuk melakukan praktikum terhadap sesuatu yang diketahui.
Bila kita sudah mengetahui teori-teori melalui pemahaman literature, kita bisa membuat apa yang telah kita pahami tersebut dengan melakukan praktikum di laboratorium. Misalnya teori pembuatan sabun yang mengatakan dapat dibuat dengan reaksi minyak dengan soda api. e. Tempat untuk meningkatkan dan mengembangkan keterampilan.
Dengan
melakukan kegiatan
di
laboratorium
kita
dilatih untuk
bisa
menggunakan peralatan dan menggunakan bahan secara benar. Semakin sering melakukan kegiatan praktikum di laboratorium, maka keterampilan siswa akan semakin meningkat. f. Tempat untuk melatih dalam penerapan metode ilmiah dan pemecahan suatu
masalah g. Tempat untuk melaksanakan penelitian secara perorangan. 4
Dalam pembelajaran, kegiatan laboratorium atau praktikum merupakan bagian integral dari kegiatan belajar mengajar. Ini menunjukkan bahwa kegiatan praktikum dilaboratorium mempunyai peran yang sangat penting dalam pencapaian tujuan pembelajaran dan pendidikan di sekolah. Kegiatan praktikum di laboratorium sangat penting karena adanya berbagai alasan, antara lain: a. Dengan melakukan praktikum motivasi belajar siswa terhadap materi akan meningkat. Melalui kegiatan di laboratorium akan dapat meningkatkan rasa keingintahuan sehingga dapat meningkatkan pengetahuan melalui ekplorasi terhadap alam. b. Praktikum dapat mengembangkan kemampuan dasar dalam melakukan ekperimen, yaitu mengamati, mengestimasi, mengukur, dan memanipulasi peralatan laboratorium. c. Praktikum menjadi wahana belajar pendekatan ilmiah, yaitu memberikan kemampuan berfikir, bekerja, dan bersikap ilmiah. d. Praktikum menunjang penguasaan materi pembelajaran.
STRATEGI PEMANFAATAN LABORATORIUM Seperti yang diutarakan dalam tulisan di atas
bahwa pemanfaatan
laboratorium IPA di Sekolah belum optimal. Sekolah banyak yang mempunyai fasilitas laboratorium, namun penggunaannya masih sangat jarang. Para guru belum memanfaatkan laboratorium yang ada sebagai tempat untuk meningkatkan kompetensi baik pada guru sendiri maupun siswa. Mengingat peranan dan manfaat laboratorium yang sangat penting terutama dalam menunjang keberhasilan belajar dan pembentukan sikap siswa serta peningkatan kompetensi guru, maka perlu dilakukan berbagai upaya untuk mengoptimalkan dan meningkatkan kegiatan di laboratorium. Strategi yang dapat digunakan supaya laboratorium dapat digunakan secara optimal antara lain: a. Penambahan peralatan dan bahan laboratorium Salah satu alasan mengapa guru belum mau memayanfaatkan laboratorium sebagai sarana pembelajaran antara lain belum ada alat dan bahan yang digunakan untuk praktikum. Dengan penambahan dan pemenuhan peralatan dan bahan yang memadai minimal sesuai standar sarana dan sarana
5
laboratorium,
diharapkan
kegiatan
praktikum
dapat
dilaksanakan
di
laboratorium. b. Pemenuhan standar tenaga laboratorium Saat ini keberadaan laboratorium belum dilengkapi dengan tenaga yang memadai. Pengelolaan laboratorium masih diserahkan pada guru pengampu mata pelajaran kimia. Belum adanya tenaga laboratorium menjadai kendala guru dalam melaksanakan pembelajaran di laboratorium. Guru merasa kurang waktu bila harus mempersiapkan praktikum, dan mengelola laboratorium sendiri akibatnya guru enggan memanfaatkan laboratorium untuk media praktek pembelajaran. Sesuai standar tenaga laboratorium, minimal terdapat tiga personil laboratorium yaitu ketua, teknisi, dan laboran laboratorium. Dengan adanya tenaga laboratorium yang sudah sesuai dengan standar diharapkan
guru
mau
memanfaatkan
laboratorium
sebagai
sarana
pembelajaran dan peningkatan kompetensi guru, sehingga keberadaan laboratorium dapat berfungsi secara optimal.
c. Pengelolaan laboratorium secara professional. Sebagus atau semodern apapun suatu laboratorium, bila tidak didukung oleh tata kelola yang baik, maka tidak akan menghasilkan kegiatan sesuai dengan tujuan yang direncanakan. Oleh karena itu, agar tata kelola laboratorium berjalan sesuai dengan harapan, maka diperlukan seorang manager (dalam hal ini kepala laboratorium) yang memahami betul bagaimana pengelolaan laboratorium dilakukan. Sama halnya di laboratorium lainnya, tata kelola di laboratorium sekolah sangat erat kaitannya dengan tata kelola sarana dan prasarana (fasilitas), peralatan dan bahan, personil laboratorium, kegiatan laboratorium, dan dokumentasi/sistem pengarsipan/inventaris. Berbeda
dengan
laboratorium
lain
pada
umumnya
yang
hanya
bertanggung jawab terutama pada produk yang dihasilkan, laboratorium IPA sekolah bertanggung jawab baik terhadap proses maupun produk kegiatan laboratorium. Hal ini dapat dipahami karena laboratorium sekolah berperan sebagai pengganti pembelajaran di kelas, artinya laboratorium sekolah berperan juga sebagai wahana untuk proses pembelajaran. Oleh karena itu, Laboratorium IPA sekolah harus dikelola dengan sangat bersungguh-sungguh, 6
sistematik, dan tepat sasaran, sehingga tujuan pembelajaran yang berorientasi pada proses dan produk pembelajaran melalui praktikum tercapai. Agar tujuan kegiatan praktikum di laboratorium tercapai dengan baik, maka diperlukan suatu sistem tata kelola atau manajemen yang sangat kuat, yang mencerminkan kualitas atau mutu proses/kegiatan laboratorium, dengan senantiasa memperhatikan kepuasan pebelajar/siswa. Karena tata kelola laboratorium dirancang untuk kualitas atau mutu, maka seringkali istilah sistem tata kelola diartikan sebagai sistem manajemen mutu. Idealnya, laboratorium sekolah sebagai unit atau organisasi yang berorientasi pada
pencapaian
proses
dan
produk,
hendaknya
menganut
sistem
manajemen mutu yang telah terstandar secara nasional/internasional, yaitu sistem manajemen mutu ISO 9001:2008.
Meskipun demikian, karena
berbagai keterbatasan, paling tidak laboratorium sekolah, memiliki sistem manajemen
mutu
mendekati
sistem
mutu
tersebut
agar
dapat
mengorganisasikan kegiatan laboratorium secara menyeluruh, dan semua faktor yang mempengaruhi keberhasilan kegiatan praktikum terkendali. Yang penting, sistem manajemen mutu laboratorium harus mampu memenuhi kebutuhan laboratorium dan kebutuhan siswa. Kebutuhan laboratorium adalah menciptakan dan mempertahankan kegiatan praktikum yang berkualitas dengan penggunaan sumber daya (peralatan, bahan, dan manusia) yang efisien. Sementara itu, kegiatan laboratorium juga harus membuat siswa terpuaskan “scientific sense” nya, serta membangun rasa senang/cinta terhadap IPA.
Selain itu, sistem manajemen mutu di laboratorium dapat
menuntun tindakan personil laboratorium, peralatan, dan informasi menjadi lebih terkoordinasi. Jadi sistem manajemen mutu di laboratorium sekolah sangat bermanfaat dan sangat relevan dikembangkan, karena di dalam sistem tersebut semua kebijakan, sasaran serta cara/prosedur untuk mencapai sasaran tersebut ditetapkan. Dengan demikian sistem manajemen mutu merupakan sistem yang mengarahkan dan mengendalikan laboratorium sekolah untuk mencapai mutu yang ditetapkan. Pengelolaan
laboratorium
secara
professional
diharapkan
dapat
memberikan kenyamanan bagi pengguna laboratorium, sehingga pengguna laboratorium dapat senang menggunakan laboratorium. 7
d. Penerapan metode pembelajaran yang konstektual. Dengan kebijakan untuk menggunakan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran, diharapkan guru lebih banyak menggunakan laboratorium dalam pembelajaran.
PENUTUP Pemanfaatan laboratorium perlu dilakukan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. IPA mempelajari tentang alam beserta gejala-gejala yang yang menyertainya. Pembelajaran IPA tanpa melakukan kegiatan praktikum di laboratorium, sepertinya tidak memberi makna apapun tentang apa yang dipelajari . Dengan penggunaan laboratorium sebagai tempat melaksanakan praktikum pembelajaran diharapkan, fungsi laboratorium sebagai penunjang keberhasilan dan peningkatan mutu pendidikan dapat terealisasi secara optimal. Laboratorium mempunyai peranan yang sangat besar di dalam pendidikan dan pembelajaran, yaitu membantu siswa dalam peningkatan kompetensi pengetahuan dan pengembangkan sikap ilmiah. Sikap ilmiah ini perlu dimiliki oleh siswa agar mampu membentuk kepribadian yang baik. Untuk meningkatkan penggunaan laboratorium, perlu didukung oleh tenaga laboratorium yang professional kompetensi tenaga laboratorium.
minimal sesuai standar yang
kualifikasi dan
Disamping itu laboratorium perlu dilengkapi
dengan sarana prasarana dan alat atau bahan laboratorium yang memadai, serta dikelola secara profesional.
DAFTAR BACAAN Depdiknas. (2007). Standar Kompetensi, Kualifikasi, dan Sertifikasi Tenaga Laboratorium Sekolah. Jakarta: Depdiknas. Direktorat Tenaga Kependidikan. (2008). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 26 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Laboratorium Sekolah/Madrasah. Jakarta: Ditjen PMPTK Depdiknas. Direktorat Tenaga Kependidikan. (2010). Peningkatan Kompetensi Profesional bagi Kepala Laboratorium Sekolah. Jakarta: Dijen PMPTK Kemdiknas. Khamidinal, 2009. Teknik Laboratorium Kimia. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. 8