STRATEGI PELAYANAN SOSIAL ANAK JALANAN MELALUI PENDAMPINGAN LUAR LEMBAGA Di Social Development Center For Street Children, Bambu ApusJakarta Timur
SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh: Dysa Restiani NIM : 1110054100029
Program Studi Kesejahteraan Sosial Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta 1435 H/2014 M
ABSTRAK
DYSA RESTIANI STRATEGI PELAYANAN SOSIAL ANAK JALANAN MELALUI PENDAMPINGAN LUAR LEMBAGA DI SOCIAL DEVELOPMENT CENTER FOR STREET CHILDREN, BAMBU APUS-JAKARTA TIMUR
Anak adalah amanah sekaligus karunia Allah SWT, yang senantiasa dijaga karena dalam dirinya melekat harkat, martabat, dan hak-hak anak sebagai manusia yang dijunjung tinggi. Akibat krisisnya ekonomi banyak permasalahan pada anak, anak menjadi putus sekolah akibat orang tua yang tidak bisa membiayai kebutuhan pendidikannya. Anak yang putus sekolah karena akibat ekonomi yang lemah lebih memilih kejalanan untuk mencari uang agar bisa memenuhi kebutuhannya. Ternyata tidak hanya faktor krisisnya ekonomi yang menyebabkan anak turun kejalan, pergaulan dan keinginan sendiri bisa menjadi faktor anak turun kejalan. Masih banyak orang tua yang belum memahami kebutuhan dan hak-hak anak, maka dari itu Social Development Center For Street Children (SDC) membentuk program pendampingan luar lembaga untuk memenuhi kebutuhan dan hak-hak anak seperti pendidikan formal. Social Development Center For Street Children (SDC) memberikan bantuan motivasi, kesehatan, dan finansial, untuk kebutuhan pendidikan anak jalanan. Pendampingan ini dilakukan beberapa rumah singgah yang berada di luar kota. Penelitian ini merumuskan beberapa masalah yaitu bagaimanakah strategi pemberdayaan pendampingan luar lembaga? Bagaimanakah hasil dan manfaat yang dicapai oleh Social Development Center For Street Children (SDC) dalam pendampingan luar lembaga? Apa saja faktor pendukung dan faktor penghambat dalam pendampingan luar lembaga. Pada penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sumber data langsung dari informan seperti rehabilitas sosial, pendampingan sosial, staff kesehatan, psikologi, anak binaan 4 orang, dan orang tua binaan 3 orang. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa strategi pendampingan luar lembaga memberikan beberapa pelayanan yang pertama pelayanan pendidikan untuk anak yang putus sekolag, kedua pelayanan kesehatan untuk memeriksa fisik kesehatan anak, ketiga pelayanan psikologi untuk mengetahui mental anak, keempat pelayanan Family Development Sesion (FDS) untuk mengajarkan orang tua untuk mendidik anak yang benar dan baik. Dari beberapa pelayanan yang diberikan di program pendampingan luar lembaga anak binaan dan orang tua binaan sangat terbantu, seperti anak yang putus sekolah bisa kembali sekolah lagi, dan orang tua juga lebih paham cara mendidik anak yang benar. Progam pendampingan luar lembaga ini juga sangat membantu menanggulangi masalah anak, dan mengurangi jumlah anak jalanan di Indonesia.
i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada junjungan besar kita yakni Nabi Muhammad SAW, para keluarga yang suci, para sahabatnya yang mulia serta para umatnya yang isnya Allah hingga kini terus mencintainya. Adapun penyusunan skripsi ini telah penulis usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan skripsi. Untuk itu penulis tidak lupa menyampaikan bayak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini, khususnya kepada: 1. Bapak Dr. H. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Bapak Dr. Suparto, M.Ed Ps.D, MA selaku Wadek I, Bapak Dr. Jumroni, M.Si, MA selaku Wadek II, dan Bapak Dr. H. Sunandar, MA selaku Wadek III. Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. 2. Bapak Prof. Dr. H. Daud Effendi, AM selaku Dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk membimbing penulis sama akhir penyusunan skripsi ini. 3. Ibu Siti Napsiyah, MSW, selaku Ketua Program Studi Kesejahteraan Sosial sekaligus sebagai Dosen Kesejahteraan Sosial. 4. Bapak Ahmad Zaky, M. Si, selaku Sekretaris Program Studi Kesejahteraan Sosial dan juga selaku Pembimbing Akademik angkatan 2010 yang telah meluangkan dan mengorbankan waktunya untuk memberi perhatian, bimbingan, arahan, kritik dan saran yang bermanfaat serta motivasi yang sangat besar kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
ii
5. Para dosen Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya kepada Bapak/Ibu Dosen Program Studi Kesejahteraan Sosial yang telah memberikam sumbangan wawasan keilmuan dan membimbing penulis selama melaksanakan perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 6. Ibu Dra. Kokom Komalawati M.Si selaku ketua Social Development Center For Street Children yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian skripsi. 7. Ibu Vivi Marlina, Aks selaku kordinator Rehabilitas Sosial Social Development Center For Street Children, yang mendampingi penelitian sampai penulis mendapatkan informasi dan data-data yang dibutuhkan penulis. 8. Bapak Ahmad Suhada S.Sos selaku pendampingan sosial di Social Development Center For Street Children yang membantu memberikan informasi yang mengenai tentang program yang sesuai dengan judul penulis. 9. Staff-staff Social Development Center For Street Children yang membantu penulis dalam mencari informasi yang penulis butuhkan. 10. Kedua orang tua yang saya cintai dan sayangi, bapak dan ibu yang selalu mendoakan dan memberikan dorongan moral dan materil kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 11. Terimakasih kepada Herman Susanto orang yang selalu sabar menemani penulis dalam menyelesaikan skripsi, dan selalu memberikan semangat kepada penulis sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi. 12. Terimakasih kepada sahabatku seperjuangan dari SMA Bani Fauziyyah Jehan yang selalu bersama-sama menyusun skripsi sampai menyelesaikan skripsi, dan selalu setia menemani penulis menyelesaikan skripsi.
iii
13. Terimakasih kepada teman-teman praktikum 2 Prapty Anggorowati, Fifi Nurmagfiroh, Noviyani Muslikah, Lusi Melani, Ma’mur Rizky, Muhamad Fadli, M. Miftah Rizky, Fajarudien Zakiany, Syamsul Bahri, A. Kamal Firdaus yang selalu memberikan semangat, saran dan motivasi yang tak henti-hentinya kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi. 14. Terimakasih teman-teman FIDKOM Vivih Rahmawati, Ardiyati Ningrum, Damar Yudhistira, Isye Naisila Zulmi, Isyana Tungga Dewi, Fajria, Eva Fauziah, Amini Rachman, Rahmawati Agustini yang tak henti-hentinya memberikan semangat kepada penulis. 15. Terimakasih kepada teman-teman LSO SKETSA yamh tidak bisa disebutkan satu-satu, terimakasih selalu memberikan motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 16. Kepada teman-teman terbaikku Dinda Anggraini, Putri Puspitasari, Vinasti Septian, Isnaniyah, Lutfi Arna, Shabrina Dwi Pitarini, Ika nurjayanti, Putera Mahesa, ihsan heriyana terimakasih atas dukungan dam motivasi kalian yang ikhlas membantu penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 17. Teman-teman Kesejahteraan Sosial angkatan 2010 terimakasih atas dukungan dan semangat yang kalian berikan kepada penulis, kalian temanteman terhebat, teman-teman untuk bertukar ilmu. Terimakasih untuk angkatan 2010. Namun tidak lepas dari semua itu, penulis menyadar sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka penulis membuka selebarlebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada penulis sehingga penulis dapat memperbaiki skripsi ini.
iv
Akhirnya penulis mengharapkan semoga dari skripsi tentang strategi pemberdayaan anak jalanan melalui pendampingan luar lembaga ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca.
Jakarta, 02 November 2014 Penulis
Dysa Restiani
v
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK .................................................................................................
i
KATA PENGANTAR ...............................................................................
ii
DAFTAR ISI ..............................................................................................
vi
DAFTAR TABEL .....................................................................................
ix
DAFTAR GAMBAR .................................................................................
x
BAB I :
PENDAHULUAN
BAB II :
A. Latar Belakang Masalah .........................................................
1
B. Batasan masalah dan rumusan masalah .................................
8
C. Tujuan penelitian ....................................................................
9
D. Manfaat penelitian ..................................................................
9
E. Metodologi penelitian ............................................................
10
F. Tinjauan pustaka ....................................................................
16
G. Sistematika penulisan .............................................................
17
LANDASAN TEORI
A. Pengertian strategi..................................................................
19
B. Pelayanan sosial .....................................................................
20
1. Pengertian pelayanan sosial ..............................................
20
2. Jenis-jenis pelayanan sosial...............................................
20
3. Tahapan pelayanan sosial..................................................
22
C. Anak jalanan ..........................................................................
25
1. Pengertian anak jalanan.....................................................
25
2. Faktor penyebab anak jalanan ...........................................
27
3. Penanganan anak jalanan ..................................................
29
D. Pendampingan luar lembaga ..................................................
30
vi
1. Pengertian pendampingan luar lembaga ...........................
30
2. Jenis pendampingan luar lembaga ....................................
31
3. Sasaran pendampingan luar lembaga ................................
32
BAB III : PROFIL LEMBAGA A. Sejarah pendirian lembaga .....................................................
33
B. Landasan hukum ....................................................................
35
C. Visi dan misi ..........................................................................
35
D. Tujuan dan fungsi lembaga ....................................................
36
E. Kebijakan dan program lembaga ...........................................
37
F. Struktur dan organisasi lembaga ............................................
42
BAB IV : TEMUAN DAN ANALISIS STRATEGI PELAYANAN SOSIAL ANAK JALANAN MELALUI PENDAMPINGAN LUAR LEMBAGA A. Strategi Pelayanan sosial melalui pendampingan luar lembaga
45
B. Hasil dan Manfaat Pendampingan Luar Lembaga .................
58
C. Faktor pendukung dan faktor penghambat pada pendampingan Luar lembaga ......................................................................... BAB V :
65
PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................
69
B. Saran ......................................................................................
70
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………
72
LAMPIRAN-LAMPIRAN
vii
DAFTAR GAMBAR DAN TABEL
1. Tabel I .............................................................................................
48
2. Tabel 2 ............................................................................................
54
3. Tabel 3 ............................................................................................
56
4. Tabel 4 ...........................................................................................
58
viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Anak adalah amanah sekaligus karunia Allah SWT, yang senantiasa di jaga karena dalam dirinya melekat harkat, martabat, dan hakhak anak sebagai manusia yang dijunjung tinggi. Anak berhak untuk tumbuh berkembang secara wajar serta memperoleh perawatan, pelayanan, asuhan, pendidikan, dan perlindungan yang bertujuan untuk mewujudkan kesejahteraannya. Namun, tidak semua keluarga dapat memenuhi seluruh hak dan kebutuhan anak, semua itu disebabkan oleh krisis ekonomi, kemiskinan dan kemerosotan moral, maupun spiritual merupakan indikasi keputus asaan dan ketidak berdayaan anak-anak termasuk anak jalanan beserta keluarganya akibat tidak terpenuhinya kebutuhan pokok kehidupan mereka.1 Krisis ekonomi yang dialami bangsa Indonesia pada tahun 1997 berdampak terhadap meningkatnya permasalahan sosial di negeri ini, tidak terkecuali juga permasalahan anak. Akibat krisisnya ekonomi di Indonesia banyak permasalahan yang muncul dengan anak, dimana anak di perlakukan salah, anak selalu menjadi
imbasnya
permasalahan
akibat
terhadap
permasalahan
anak
seperti
ekonomi.
berikut:
Ada
beberapa
permasalahan
anak
dikategorikan menjadi tiga yaitu: perlakuan salah terhadap anak atau
1
Triyanti, Maria April Astuti Anny, pemberdayaan Jakarta(Universitas Indonesia Program Studi Sosiologi, 2002), h. 3.
1
anak
jalanan
di
DKI
2
PSTA (child abuse atau child maltreatment), penelantaran anak (child neglect), dan eksploitasi anak (child exploitation). Permasalahan anak yang sering ditemui di setiap negara adalah permasalahan anak jalanan. Tidak hanya negara-negara yang sedang berkembang seperti Indonesia hal tersebut juga terjadi pada negara-negara yang sangat maju seperti Amerika, Inggris, dan sebagainya.2 Banyak sekali orang tua yang mengalami pemutusan hubungan kerja sementara harga-harga kebutuhan pokok terus meningkat tinggi. Agar dapat mempertahnkan kehidupan ekonomi keluarga, sebagian orang tua memperbolehkan anak-anak mereka turun ke jalanan untuk mengamen, menyemir sepatu, atau mengemis. Bahkan orang tua memberhentikan anaknya dari sekolah karena ketiadaan biaya.3 Adapun dampak dari krisisnya ekonomi terhadap timbulnya permasalahan anak adalah: orang tua mendorong anaknya untuk turun ke jalan guna membantu ekonomi keluarga, kasus kekerasan dan perlakuan salah terhadap anak oleh orang tua yang semakin meningkat. Anak lari ke jalanan, kehilangan hak atas kelangsungan hidup yang layak, pendidikan, kebebasan berfikir, perlindungan dari perlakuan kejam dan eksploitasi, serta kebebasan berpendapat dan pengambilan keputusan untuk dirinya.4 Dalam
perjalanan
hidupnya
menuju
kedewasaan,
anak
mendapatkan banyak tantangan, baik dalam bentuk fisik, mental, maupun 2
T. Sumarnonugroho, Sistem Intervensi Kesejahteraan Sosial, (Jakarta: T.pn., 1991),
h.17. 3
Departemen Sosial RI Direktorat Jenderal Bina Kesejahteraan Sosial dan Direktorat Kesejahteraan Anak, Keluarga, dan Lanjut Usia, Tunjuk Pelaksanaan Pembinaan Kesejahteraan Sosial Anak Jalanan, 1999, h. 1. 4 Abu Tandeng K, Maryam. “Pelaksanaan Program Peningkatan Kesejahteraan Anak Jalanan” (Universitas Indonesia Program Studi Sosiologi, 2002), h. 146.
3
sosial, oleh karena itu, anak perlu mendapatkan perlindungan. Seperti tercantum dalam UU RI No. 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak BAB II pasal 3 sebagai berikut: perlindungan anak bertujuan untuk terjamin terpenuhinya
hak-hak anak agar dapat hidup,
tumbuh
berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi, demi terwujudnya anak Indonesia yang berkualitas, berakhlak mulia, dan sejahtera.5 Anak jalanan adalah anak yang kurang beruntung yang terpaksa berkerja di jalanan atau yang melarikan diri ke jalanan atas kemiskinan yang dialami keluarganya. Anak jalanan adalah anak yang waktunya sebagian besar dihabiskan di jalanan mencari uang, berkeliaran di jalanan dan tempat-tempat umum lainnya, usianya berkisar 7 sampai 15 tahun.6 Keterlibatan
anak
jalanan
dalam
kegiatan
ekonomi
akan
berdampak kurang baik bagi perkembangan dan masa depan anak, kondisi seperti ini jelas tidak menguntungkan, bahkan cenderung membutakan terhadap masa depan mereka, mengingat anak merupakan asset masa depan suatu bangsa. Maka dari itu anak jalanan harus di lindungi, jika orang tua tidak mampu mempu memenuhi kebutuhan anak, sebaiknya anak dititipkan kepada lembaga untuk mengasuhnya dengan baik, agar anak tidak turun
5
Undang-Undang Republik Indonesia Tentang Perlindungan Anak UU No. 23/2002 Utoyo dalam Munawir Yusuf. “Studi Tentang Profil Anak Jalanan dan Alternatif Pembinaannya” (FKIP UNS Surakarta, 1997) 6
4
kejalanan. Masih banyak anak jalanan yang belum di tangani, dan hanya beberapa anak jalanan yang di tangani. Pada tahun 2011, jumlah anak jalanan yang telah tertangani melalui Program Kesejahteraan Sosial Anak (PKSA) ada sebanyak 364 anak dari total 7.315 anak. Sedangkan tahun 2012, jumlah anjal yang tertangani dalam pembinaan dan program PKSA mencapai 927 anjal dari total 7.315 anak.7 Ternyata masih banyak anak yang berada di jalanan, banyak orang tua yang membiarkan anaknya hidup dijalanan, bahkan memang orang tuanya yang menyuruh anaknya turun kejalanan untuk menambahkan keuangan dikeluarganya. Tidak hanya faktor kemiskinan yang menyebabkan anak turun kejalanan, banyak faktor yang menyebabkan anak turun ke jalan, namun diantaranya sekian banyak penyebab tersebut, yang dipandang sebagai penyebab utama adalah faktor kemiskinan yang menyebabkan mengapa orang tua bersikap eksploitatif terhadap anak-anaknya. Tetapi kemiskinan bukanlah satu-satunya yang menyebabkan anak-anak hidup dan mencari nafkah di jalanan. Sebagaimana menurut Heru Prasadja, anak jalanan dilihat dari sebab dan intensitas mereka berada di jalanan memang tidak dapat disamaratakan. Dilihat dari sebab, sangat dimungkinkan tidak semua
7
Arie Basuki, “Tekan Jumlah Anak Jalanan, DKI Bakal Perbanyak Rumah Singgah”, artikel diakses pada 10 februari 2014 dari http://www.merdeka.com/jakarta/tekan-jumlah-anakjalanan-dki-bakal-perbanyak-rumah-singgah.html.
5
anak jalanan berada dijalan karena tekanan ekonomi, boleh jadi karena pergaulan, tekanan orang tua, atau atas dasar pilihannya sendiri.8 Seharusnya orang tua atau pengasuh anak, harus bisa memahami kebutuhan anak dan hak-hak anak. Banyak kebutuhan anak yang harus di perhatikan agar anak tidak turun kejalanan. Seperti di bawah ini ada beberapa macam tentang kebutuhan anak yang harus di perhatikan. Sebagaimana diatur dalam konvensi hak-hak anak, antara lain hak untuk tumbuh berkembang, berpendapat, mendapatkan pendidikan, memperoleh rasa aman, perlindungan dan eksploitasi, identitas dan kewarganegaraan. Dalam beberapa kasus faktor lain yang juga memicu anak untuk memilih dunia jalanan dibandingkan dengan keluarga sendiri adalah ketidak harmonisan keluarga, misalnya orang tua bercerai.9 Adapun hak-hak asasi anak terlantar dan anak jalanan, seperti halnya tercantum dalam UU No. 23 Tahun 2002 tentang Hak dan kewajiban anak, pasal 7 ayat 2 yang berbunyi: dalam hal karena suatu sebab orang tuanya tidak dapat menjamin tumbuh kembang anak, atau anak dalam keadaan terlantar maka anak tersebut berhak diasuh atau diangkat sebagai anak asuh atau anak angkat oleh orang lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.10
8
Heru Prasadja dan Murni Ati Agustian, Anak Jalanan dan Kekerasan (PKPM Unika Atma Jaya, Jakarta, 2000) 9 Anto Prabowo, Masalah Anak-Anak Jalanan, Masalah kita, Dokumenter YKAI, Suara Merdeka, Selasa 5 Mei 1998, h.6. 10 Undang-Undang Republik Indonesia Tentang Hak dan Kewajiban Anak UU No.23/2002
6
Mereka
perlu
mendapatkan
hak-haknya
secara
normal
sebagaimana layaknya anak, yaitu hak sipil dan kemerdekaan (civil righ and freedoms), lingkungan keluarga dan pilihan pemeliharaan (family environment and alternative care), kesehatan dasar dan kesejahteraan (basic health and welfare), pendidikan, rekreasi dan budaya (education, leisure and culture activites), dan perlindungan khusus (special protection). Dalam melakukan pembinaan, pengembangan, dan perlindungan anak, perlu peran masyarakat, baik melalui lembaga pelayanan dan perlindungan anak, lembaga keagamaan, lembaga swadaya masyarakat, organisasi kemasyarakatan, organisasi sosial, dunia usaha, media masa, dan lembaga pendidikan. Dari lembaga-lembaga yang bisa mendidik anak, maka dari itu setiap program-program yang mendukung dan sesuai kebutuhan anak, seperti memberikan beberapa pelayanan untuk memenuhi kebutuhan anak dan menyiapkan masa depannya sehingga menjadi masyarakat yang produktif melalui program rumah singgah yang dilakukan oleh pemerintah. Dimana bagi mereka disediakan rumah penampungan dan pendidikan. Pemerintah maupun masyarakat telah mengupayakan penanganan masalah sosial anak jalanan antara lain: rumah singgah, mobil sahabat anak, panti persinggahan, rumah perlindingan sosial anak, program menuju bandung raya, bebas anak jalanan, dan program-program lainnya. Tidak menutup mata terhadap keberhasilan-keberhasilan yang telah dicapai oleh program-program tersebut diatas tetapi dipandang masih perlu
7
lembaga
atau
institusi
yang
bisa
memberikan
pelayanan
yang
komprehensif dan berkelanjutan dalam mengatasi permasalahan anak. Kementrian sosial sebagai instansi pemerintah yang berkompeten terhadap penanganan permasalahan sosial anak jalanan mengembangkan suatu konsep yang kemprehensif dan berkelanjutan bagi anak jalanan. Perwujudan dari konsep tersebut iyalah Social Development Center For Street Children (SDC) yang memberikan pelayanan sosial khusus anak jalanan yang berperan sebagai “Boarding House” yang diresmikan oleh Hj. Ani Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 23 November 2006.11 Dengan adanya lembaga pemerintah yang khususnya menangani masalah sosial anak-anak jalanan, kita sangat mengharapkan adanya perubahan yang positif. Lembaga pemerintah atau panti sosial ini sebagai pusat kegiatan pelayanan sosial yang sangat ditunggu oleh masyarakat untuk mengurangi permasalahan anak jalanan yang membuat resah masyarakat di jalan. Program pelayanan yang akan diberikan oleh lembaga adalah pembinaan keagamaan, program pelatihan keterampilan, dan program pendampingan luar lembaga yang didalamnya berupa pelayanan kesehatan, pelayanan pendidikan, pelayanan mental,
dan pelayanan
motivasi. Pada penelitian kali ini penulis lebih memfokuskan pada program pendampingan luar lembaga untuk anak jalanan yang berada diluar kota. Dengan maksud agar anak jalanan di luar kota bisa mendapatkan pelayanan sosial untuk lebih baik lagi buat anak.
11
Brosur Pusat Pengembangan Pelayanan Sosial Anak “Social Development Center For Street Children” Cet Ke-1 2006.
8
Maka dari itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian di Social Development Center For Street Children yang memfokuskan di program pendampingan luar lembaga, dengan program ini anak jalanan yang putus sekolah bisa mendapatkan pelayanan pendidikan untuk bersekolah kembali. Program pendampingan luar lembaga ini juga membantu menanggulai permaslahan anak dan mengurangi jumlah anak jalanan di Negara kita. Oleh kerena itu penulis memberi judul skripsi ini yang berjudul “STRATEGI PELAYANAN SOSIAL ANAK JALANAN MELALUI PENDAMPINGAN LUAR LEMBAGA DI SOSIAL DEVELOPMEN CENTER FOR STREET CHILDREN, BAMBU APUS-JAKARTA TIMUR” B. Batasan Masalah dan Rumusan Masalah 1. Batasan Masalah Membicarakan masalah anak jalanan dapat dilihat dari berbagai faktornya akan tetapi dalam penulisan skripsi ini penulis melakukan pembatasan masalah pada strategi pemberdayaan anak jalanan melalui pendampingan luar lembaga di Social Development Center For Street Children. Adapun perumusan masalahnya adalah : a. Bagaimanakah strategi pelayanan sosial melalui pendampingan luar lembaga di Social Development Center for Street Children?
9
b. Bagaimana hasil
dan manfaat
yang dicapai
oleh
Social
Development Center For Street Children dalam pendampingan luar lembaga? c. Apa saja faktor pendukung dan faktor penghambat dalam pendampingan luar lembaga? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pelayanan apa saja yang diberika oleh Social Development Center For Street Chlidren, Bambu apus- Jakarta Timur. 2. Untuk mengetahui hasil dan manfaat dalam pelayanan sosial yang diberikan untuk anak jalanan. 3. Untuk mengetahui dalam membuat program tersebut ada faktor pendukung dan pengambatnya atau tidak. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Akademik a. Menambahkan informasi bagi pengembangan ilmu kesejahteraan sosial di bidang pemberdayaan anak. b. Menambahkan sumber pengetahuan bagi kompentesi pekerja sosial khususnya yang berkerja di bidang pemberdayaan anak jalanan. 2. Manfaat Praktis a. Memberikan masukan bagi Social Development Center For Street Children dalam melakukan pemberdayaan terhadap anak jalanan, agar program pemberdayaan dapat bermanfaat untuk kebutuhan anak.
10
b. Berbagi pemikiran dengan staf Social Development Center For Street Children yang menangani pemberdayaan, dalam pembuatan kebijakan kesejahteraan sosial khususnya berkaitan dengan pemberdayaan terhadap anak jalanan. E. Metodologi Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu dengan melakukan penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang atau perilaku yang diamati.12 Penulis menggunakan pendekatan kualitatif, karena pendekatan kaulitatif sangat menarik, sebab penulis langsung ikut serta di kegiatan yang sedang diteliti oleh penulis. Pendekatan kualitatif ini digunakan karena beberapa pertimbangan, yaitu bersifat luwes, tidak terlalu rinci, tidak
lazim
mendefinisikan
suatu
konsep,
serta
memberikan
kemungkinan bagi perubahan-perubahan manakala ditemukan fakta yang lebih mendasar, menarik, dan unik bermakna dilapangan. Penelitian kualitatif secara garis besar dibedakan menjadi penelitian kualitatif interaktif yaitu merupakan studi yang mendalam dengan mengunakan teknik pengumpulan data langsung dari subjek dalam lingkungan alamiahnya. Peneliti interaktif mendeskripsikan konteks dari studi, mengilustrasikan pandangan yang berbeda dari
12
Lexy J. Moleong, Rosdakarya,1998)
Metodologi Penelitian Kualitatif
(Bandung: PT
Remaja
11
fenomena, dan secara berkelanjutan merevisi pertanyaan berdasarkan pengalaman di lokasi penelitian. Dan penelitian non-interaktif disebut juga penelitian analitis, penelitian non-interaktif menganalisisi dokumen. Peneliti menghimpun, mengidentifikasi, menganalisis dan mengadakan sintesis data untuk kemudian memberikan interpretasi terhadap konsep, kebijakan dan peristiwa yang secara langsung ataupun tidak langsung dapat diamati.13 2. Tempat dan Waktu Penelitian Peneliti meneliti tentang Strategi Pemberdayaan Anak Jalanan Melalui Pendampingan Luar Lembaga, yang dilakukan di Social Development Center for Street Children Bambu Apus – Jakarta Timur. Dalam penelitian ini peneliti membutuhkan waktu selama 3 bulan yang di mulai dari bulan Maret sampai bulan Mei tahun 2014, untuk menghasilkan informasi yang relafan mengenai pemberdayaan anak jalanan. 3. Teknik Pengumpulan Data Adapun dalam penelitian ini ada beberapa teknik pengumpulan data sebagai berikut: a. Observasi Obeservasi atau pengamatan merupakan sebuah teknik pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan penginderaan terhadap apa yang dilakukan dan dikatakan atau diperbincangkan para 13
M. Djunaidi Ghony dan Fauzan Almansur, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), h. 65.
12
responden dalam aktivitas kehidupan sehari-hari.14 Dalam hal ini penulis mengadakan pengamatan langsung terhadap lembaga tersebut, penulis mendatangi Social Development Center For Street Children untuk melakukan pengamatan langsung. Disini penulis mengikuti pendampingan kepada anak jalanan terutama tentang strategi pelayanan sosial. b. Wawancara Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu untuk
memperoleh
keterangan
dengan
tujuan
penelitian.
Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan
pertanyaan
(interviewer)
dan
terwawancara
(interview) yang memberikan jawaban atas pertanyaan yang dilakukannya
sambil
bertatap
muka
dengan
atau
tanpa
menggunakan pedoman wawancara, dimana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama.15 Penulis melakukan tanya jawab kepada kepala lembaga, staf lembaga dan beberapa anak binaan Social Development Center For Street Children. Untuk lebih mengetahui tentang manfaat strategi pelayanan sosial kepada anak-anak. c. Dokumentasi Teknik dokumentasi adalah cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, terutama berupa arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku yang berkaitan mengenai pendapat, teori, 14 15
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 115. Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Cet.ke-23, h. 186.
13
maupun hukum dan lain-lain. Oleh sebab itu dalam setiap penelitian tidak dapat dilepaskan dari literatur-literatur ilmiah, sehingga kegiatan kepustakaan ini menjadi sangat penting.16 Penulis menggunakan metode ini untuk mengumpulkan data-data atau dokumen-dokumen yang menunjang terhadap penelitian. Dokumen yang penulis kumpulkan yaitu seperti arsip-arisp tentang anak-anak di Social Development Center For Street Children. 4. Sumber Data a. Data Primer Data primer yaitu data yang langsung di peroleh dari informan yang ada di lembaga pada waktu penelitian. Data ini di peroleh dari pengamatan dan wawancara. Informan dalam data ini adalah ketua lembaga, ketua rehabilitas sosial, staf lembaga, orang tua binaan, dan anak binaan. b. Data Skunder Data sekunder dalam penelitian ini adalah sumber-sumber pendukung yang berupa catatan atau dokumen yang diambil dari berbagai literatur, buku-buku, internet, tulisan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, seperti brosur, arsip, dan lain-lain. 5. Teknik Pencatatan Data Dalam teknik pencatatan data, peneliti menggunakan data lapangan. Data lapangan dicatat oleh peneliti saat mengadakan pengamatan, wawancara atau menyaksikan kejadian tertentu selama 16
h. 133.
Nawawi Hadari, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2007),
14
dilapangan dengan menggunakan bahasa objektif. Alat bantu yang peneliti gunakan dalam proses pencatatan data berupa alat tulis, perekam suara, dan kekuatan daya ingat. 6. Analisis Data Ada beberapa cara untuk menganalisa data, tetapi secara garis besarnya dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Reduksi data, yaitu dimana peneliti mencoba memilih data yang relevan dengan proses pendampingan bagi anak jalanan. b. Penyajian data, setelah data mengenai proses pelayanan sosial bagi anak jalanan dalam pendampingan luar lembaga, maka data tersebut disusun dan disajikan dalam bentuk narasi, visual gambar, matrik, bagan, table dan lain seabagainya. 7. Keabsahan Data Teknik keabsahan data dalam penelitian ini memiliki kriteria sebgai berikut: a. Kriteria Kredibilitas (derajat kepercayaan), yaitu kriterium ini dapat menggunakan teknik keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu yang lain. Diluar dari data tersebut untuk keperluan pengecekan
atau
sebagai
pembanding
terhadap
data
itu
(triangulasi). Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara staf rehabilitas sosial, anak binaan dan orang tua binaan, misalnya untuk mengetahui strategi pemberdayaan bagi anak jalanan dalam pendampingan luar lembaga di Social Development Center For Street Children.
15
b. Kriteria Kepastian , Lexy J. Moleong mengemukakan, menurut Scriven, yaitu masih ada unsur “kualitas” yang melekat pada objektivitas. Hal itu digali dari pengertian bahwa jika sesuatu itu objektif, berarti dapat di percaya, factual, dan dapat di pastik.17 Dalam penelitian ini, penulis dapat membuktikan data-data ini terpercaya yaitu dengan data-data yang di dapat dari hasil wawancara terhadap subjek peneliti. Adapun dari segi faktual adalah melihat dari strategi pemberdayaan anak jalan melalui pendampingan luar lembaga social development center for street children. Dalam hal ini peneliti dapat memastikan bahwa strategi pemberdayaan
pendampingan
luar
lembaga
melalui
hasil
wawancara terhadap subjek penelitiannya. c. Triangulasi sumber adalah data yang diperoleh dicek kembali pada sumber yang pertama dalam waktu yang berbeda, atau dicek dengan
menggunakan
sumber
yang
berbeda.
Sedangkan
triangulasi metode adalah bahwa data yang telah dikumpulkan dengan menggunakan metode tertentu nantinya dicek dengan metode
yang
lain.
Misalnya,
data
yang
dikumpulkan
menggunakan metode/teknik wawancara, nantinya dicek dengan menggunakan metode observasi atau menggunakan analisis dokumen.18
17 18
319.
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, h. 326. M. Djunaidi Ghony dan Fauzan Almansur, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 318-
16
F. Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka merupakan tinjauan atas kepustakaan yang berkaitan dengan topik pembahasaan penelitian yang dilakukan pada penulis skripsi ini. Tinjauan pustaka digunakan sebagai acuan untuk membantu dan mengetahui dengan jelas penelitian skripsi ini, penulis menggunakan kepustakaan berupa skripsi yang sesuai dengan judul skripsi penulis. Penulis menggunakan kepustakaan berupa beberapa skripsi yang pertama membahas tentang “Peran Yayasan Kumala Dalam Pemberdayaan Anak Jalanan Melalui Pendidikan Keterampilan Di Kelurahan Rawa Badak Utara Kecamatan Koja Jakarta Utara”. Nama peneliti : Ari Kurniawan (106054002032), Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam. Skripsi ini membahas tentang peran yayasan yang lebih memfokuskan tentang pendidikan keterampilan agar anak jalanan memiliki skill dalam bidangnya masing-masing. Dari skripsi diatas, penulis menemukan perbedaan cukup signifikan dengan penelitian yang penulis lakukan. perbedaan dengan skripsi diatas adalah lebih memfokuskan ke pendidikan keterampilan sedangkan penulis lebih memfokuskan kependidikan formal. Skripsi kedua membahas tentang “Pelayanan sosial anak jalanan berbasis panti sebagai wujud perlindungan hak anak”. Nama peneliti : Ipul Suharma (104054102115), Jurusan Kesejahteraan Sosial. Skripsi ini membahas tentang tahapan pelayanan dan jenis pelayanan di dalam panti. Dari skripsi diatas ada perbedaan dengan penelitian yang penulis lakukan
17
adapun perbedaannya adalah membahas tentang pelayanan sosial yang ada di dalam pendampingan luar lembaga. G. Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulisan penyajian dalam skripsi ini di jabarkan atas 1 bab yang terdiri dari sub-sub bab yang saling berkaitan, sebagai berikut: BAB I
: Pendahuluan, terdiri dari latar belakang masalah, batasan dan rumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode
penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan. BAB II
: Kerangka
teori,
paparan
tentang
pengertian
strategi,
pengertian pemberdayaan, pengertian anak dan anak jalanan , faktor penyebab anak turun ke jalan, dan penanganan anak jalanan. BAB III
: Membahas tentang gambaran umum lembaga, dalam bab ini dipaparkan tentang sejarah berdirinya lembaga, struktur organisasi, visi dan misi serta program kerja dan yang berkaitan dengan lembaga.
BAB IV
: Merupakan hasil penelitian dan analisa, pembahasan yang merupakan bagian terpenting dari penelitian yang berupaya membahas bagian-bagian yang terpenting yang di temukan di lapangan. Dalam bab ini di paparkan tentang strategi pemberdayaan anak jalanan di Social Development Center For Street Children.
18
BAB V
: Penutup a. Kesimpulan: pendukung
pernyataan mengenai
berisi
tanggapan
fakta,pendapat,alasan suatu
objek.
Bisa
dikatakan bahwa kesimpulan merupakan pendapat akhir dari suatu uraian berupa informasi. b. Saran: pendapat yang dikemukakan untuk dipertimbangkan.
BAB II KERANGKA TEORI A. Pengertian Strategi Kata strategi berasal dari bahasa Yunani "strategia" yang diartikan sebagai "the art of the general" atau seni seorang panglima yang biasanya digunakan dalam peperangan. Dalam pengertian umum, strategi adalah cara untuk mendapatkan kemenangan atau mecapai tujuan. Strategi pada dasarnya merupakan seni dan ilmu menggunakan dan mengembangkan kekuatan (ideologi, politik, ekonomi,sosial-budaya dan hankam) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu. Di dalam strategi yang baik terdapat koordinasi tim kerja, memiliki tema, mengidentifikasi faktor pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip
pelaksanaan
gagasan
secara
rasional,
efisien
dalam
pendanaan, dan memiliki taktik untuk mencapai tujuan secara efektif. William F. Glueck mengemukakan Strategi adalah rencana yang disatukan, menyeluruh dan terpadu yang mengaitkan keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan lingkungan dan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan.1
1
Lawrence R. Jauch dan Willian F. Glueck, Manajemen Strategis dan Kebijakan Perusahaan, (Jakarta: Erlangga, 1995), ed, ke 3, h.12
19
20
B. Pelayanan Sosial 1. Pengertian Pelayanan Sosial Siporin meyebutkan bahwa pada dasarnya pelayanan sosial dilakukan untuk merefleksikan kebutuhan-kebutuhan dalam kehidupan masyarakat.friedlander menggabungkan pelayanan sosial dan lembaga sosial. Menurutnya: kesejahteraan sosial adalah sistem yang terorganisasi dari pelayanan-pelayanan lembaga sosial untuk membantu perorangan, kelompok untuk mencapai standar kehidupan yang memuaskan.2 Romanyshyn memberikan arti pelayanan sosial sebagai usahausaha untuk mengembalikan, mempertahankan, dan meningkatkan keberfungsian sosial individu-individu dan keluarga-keluarga melalui sumber-sumber sosial pendukung dan proses-proses yang meningkatkan kemampuan individu-individu dan keluarga-keluarga untuk mengatasi stres dan tuntutan-tuntutan kehidupan sosial yang normal.3 2. Jenis-Jenis Pelayanan Sosial Secara empiris lembaga pelayanan sosial sebagai salah satu wujud organisasi pelayanan manusia (human service organization), mempunyai berbagai jenis pelayanan sosial yang diberikan kepada kliennya. Jenisjenis pelayanan sosial tersebut antara lain adalah:
2
Edi Suharto, Isu-Isu Tematik Pembangunan Sosial: Konsepsi dan Strategi, (Jakarta: Badan Pelatihan dan Pengembangan Sosial, 2004), h. 201. 3 Adi Fahrudin, Pengantar Kesejahteraan Sosial, (Jakarta: Rafika Aditama, 2012, h. 51.
21
a. Pelayanan Pengasramaan Yaitu pelayanan pemberi tempat tinggal sementara kepada klien. Dengan pelayanan ini klien dapat menginap, tidur dan menyimpan miliknya. b. Pelayanan permakanan Yaitu pelayanan pemberian makan dan minum berdasarkan menu yang telah ditetapkan agar tingkat gizi klien terjamin kualitasnya. c. Pelayanan Konsultasi Yaitu pelayanan bimbingan untuk meningkatkan kemauan dan kemampuan berinteraksi dengan orang lain, menjalnkan peranan sosial, memenuhi kebutuhan dan memecahkan masalah. d. Pelayanan Pemeriksaan Kesehatan Yaitu pelayanan pengontrolan dan pengecekan kesehatan klien oleh tenaga medis, agar diketahui tingkat kesehatan klien. e. Pelayanan Pendidikan Yaitu pelayanan pemberian kesempatan kepada klien untuk mengikuti pendidikan formal.
22
f. Pelayanan Keterampilan Yaitu pelayanan bimbingan keterampilan kerja, seperti : pertukangan, perbengkelan,
perkebunan,
salon,
menjahit,
kerajinan
tangan,
perbaikan jam tv, computer dan sebagainya. g. Pelayanan Keagamaan Yaitu pelayanan bimbingan mental spiritual dengan menjalankan aktifitas agama masing-masing klien dan mengikuti ceramah-ceramah keagamaan. h. Pelayanan Hiburan dan Rekreasi Yaitu pelayanan yang ditunjukan untuk memberikan rasa gembira dan senang melalui permainan, music media entertainment dan kunjungan ke suatu tempat. i. Pelayanan Transportasi Yaitu pelayanan untuk mempercepat daya jangkau klien, baik ke keluarga, pusat-pusat pelayanan atau lokasi rekreasi.4 3. Tahapan Pelayanan Sosial Pelayanan sosial memiliki beberapa tahapan, diantaranya: a. Tahapan Pendekatan awal
4
Dwi Heru Sukoco, Kemitraan dalam Pelayanan, (Jakarta: Badan Pelatihan dan Pengembangan Sosial, h. 106-107.
23
Yaitu suatu proses penjajagan awal, konsultasi dengan pihak-pihak terkait, sosialisasi program pelayanan, identifikasi calon penerima pelayanan, pemberian motivasi, seleksi, perumusan kesepakatan, penempatan calon penerima pelayanan, serta identifikasi sarana dan prasarana pelayanan. b. Pengungkapan dan Pemahaman Masalah (assessment) Adalah suatu proses kegiatan dan pengumpulan dan analisis data untuk mengungkapkan dan memahami masalaha, kebutuhan dan sistem sumber penerima klien. c. Perencanaan Pemecahan Masalah (planning) Adalah suatu proses perumusan tujuan dan kegiatan pemecahan masalah, serta penetapan berbagai sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut. d. Pelaksanaan Pemecahan Masalah (intervention) Yaitu suatu proses penerapan rencana pemecahan masalah yang telah dirumuskan.
Kegiatan
pelaksanaan
pemecahan
masalah
yang
dilaksanakan adalah melakukan pemeliharaan, pemberian motivasi, dan pendampingan kepada penerima pelayanan dalam bimbingan fisik, bimbingan keterampilan, bimbingan psikososial, bimbingan sosial, pengembangan masyarakat, resosialisasi dan advokasi.
24
e. Tahapan Bimbingan Tahapan pelayanan yang diberikan kepada klien untuk memenuhi kebutuhan mental, jiwa dan raga klien. Bimbingan ini terdiri dari fisik, keterampilan, psikososial, sosial, resosialisasi, dan advokasi. f. Tahapan Bimbingan dan Pembinaan Lanjut Adalah suatu proses pemberdayaan dan pengembangan agar penerima pelayanan dapat melaksanakan tugas-tugas kehidupan dan lingkungan sosialnya. g. Tahapan Evaluasi Yaitu proses kegiatan untuk mengetahui efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan pemecahan masalah atau indikator-indikator keberhasilan pemecahan masalah h. Tahapan Terminasi Adalah suatu proses kegiatan pemutusan hubungan pelayanan atau bantuan ataupertolongan antar lembaga dan penerima pelayanan (klien). i. Tahapan Rujukan Yaitu
kegiatan
merancang,
melaksanakan,
mensupervisi,
mengevaluasi, dan menyusun laporan kegiatan rujukan penerimaan program pelayanan kesejahteraan sosial.5
5
Buku Saku Pekerja Sosial, (Jakarta: Departemen Sosial, 2004), h. 3.
25
C. Anak Jalanan 1. Pengertian Anak Jalanan Menurut Ferry Johannes anak jalanan adalah anak yang menghabiskan sebagian waktunya di jalanan, baik untuk bekerja maupun tidak yang terdiri dari anak-anak yang mempunyai hubungan dengan keluarga dan anak yang hidup mandiri sejak masa kecil karena kehilangan orang tua atau keluarga.6 Menurut Soedijar, anak jalanan adalah anak usia tujuh samapai dengan tujuh belas tahun yang berkerja di jalan raya dan tempat umum lainnya yang dapat mengganggu ketentraman dan keselamatan orang lain dan membahayakan bagi dirinya sendiri.7 Tata Sudrajat mengemukakan, menurut Departemen Sosial dan United National Development Program (UNDP) telah membatasi anak jalanan sebagai berikut: anak jalanan sebagai anak-anak yang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mencari nafkah di jalanan dan tempat-tempat umum lainnya.8 Ada beberapa pengertian anak jalanan menurut beberapa ahli hukum, antara lain:
6
Ferry Johannes, “Melonjak Jumlah Anak Jalanan”, Pikiran Rakyat (Bandung), 10 Januari 1999, h. 6 7 A. Soedijar Z.A, Profil Anak Jalanan Di DKI, (Jakarta: Media Informatika, 1989), h.33. 8 Tata Sudrajat, Hasil Lokakarya Nasional Anak Jalanan, (Jakarta: YKAI, 1995), h. 34.
26
1. Sandyawan memberikan pengertian bahwa anak jalanan adalah anak-anak yang berusia maksimal 16 tahun, telah bekerja dan menghabiskan waktunya di jalanan. 2. Peter Davies memberikan pemahaman bahwa fenomena anak-anak jalanan sekarang ini merupakan suatu gejala global. Pertumbuhan urbanisasi dan membengkaknya daerah kumuh di kota-kota yang paling parah keadaannya adalah di negara berkembang, telah memaksa sejumlah anak yang semakin besar untuk pergi ke jalanan ikut mencari makan demi kelangsungan hidup keluarga dan bagi dirinya sendiri”.9 Pengertian diatas hanya gambaran tentang anak jalanan menurut para ahli hukum, dimana anak jalanan yang masih dibawah umur sudah mencari uang dijalanan. Tetapi pengertian anak jalanan masih simpang siur belum ada yang real untuk menjadi acuan. Tentang anak jalanan ini juga digambarkan oleh Bagong Suyanto, anak jalanan, anak gelandangan, atau kadang disebut juga secara eufemistis sebagai anak mandiri, sesungguhnya mereka adalah anak-anak yang tersisih, marginal, dan teralienasi dari perlakuan kasih sayang karena kebanyakkan dalam usia yang relatif dini sudah harus berhadapan dengan lingkungan kota yang keras, dan bahkan sangat tidak bersahabat.10 Terdapat juga tentang perbedaan-perbedaan anak jalanan sebagai berikut:11
9
Anis, “Faktor Apa Yang Menyebabkan Munculnya Anak Jalanan,” Bagong Suyanto, Masalah Sosial Anak, (Jakarta: kencana, 2010), ed, ke-1, h.185 11 Ibid. 187 10
27
1. Children on the street: anak anak yang mempunyai kegiatan ekonomi sebagai pekerja anak di jalanan, namun masih mempunyai hubungan yang kuat dengan orang tua mereka. 2. Children of the street: anak-anak yang berpartisipasi penuh di jalanan, baik secara sosial maupun ekonomi. 3. Children from families of the street: anak-anak yang berasal dari keluarga yang hidup di jalanan. 2. Faktor Penyebab Anak Jalanan Ada beberapa faktor penyebab anak turun kejalanan, tetapi yang sangat memicu adalah faktor kemiskinan, orang tua selalu mengeksploitasi anak untuk membantu ekonomi keluarga, da nada juga yang turun kejalan karena keinginannya sendiri. Bagong Suyanto mengemukakan sesungguhnya ada banyak faktor yang menyebabkan anak-anak terjerumus dalam kehidupan di jalanan, seperti: kesulitan keuangan keluarga atau tekanan kemiskinan, ketidak harmonisan rumah tangga orang tua, dan masalah khusus menyangkut hubungan anak dengan orang tua.12 Andriyani Mustika Nurwijayanti mengemukakan ada beberapa faktor yang menyebabkan seorang anak menjadi anak jalanan, baik pada tingkat mikro maupun makro, yaitu:
12
Suyanto, Masalah Sosial Anak, ed, ke-1, h.196
28
1. Tingkat mikro (immediate causes) yaitu faktor yang berhubungan dengan anak dan keluarganya, seperti lari dari keluarga, dipaksa bekerja, berpetualang, diajak teman, kemiskinan keluarga, ditolak/kekerasan/terpisah dari orang tua dan lain-lain. 2. Tingkat meso (underlying causes)yaitu faktor masyarakat yang mengajarkan anak untuk bekerja, sehingga suatu saat menjadi keharusan dan kemudian meninggalkan sekolah, kebiasaan pergi ke kota untuk mencari pekerjaan pada suatu masyarakat karena keterbatasan kemampuan di daerahnya, penolakan anak jalanan oleh masyarakat yang menyebabkan mereka makin lama dijalanan. 3. Tingkat makro (basic causes) yaitu faktor yang berhubungan dengan struktur makro, seperti peluang kerja pada sektor informal yang tidak terlalu membutuhkan modal dan keahlian yang besar, urbanisasi, biaya pendidikan yang tinggi dan perilaku guru yang diskriminatif,
belum
adanya
kesamaan
persepsi
instansi
pemerintah terhadap anak jalanan.13 Intinya penjelasan diatas dari beberapa para ahli tentang penyebab anak turun kejalanan adalah faktor kemiskinan yang memaksa anak turun kejalanan untuk membantu ekonomi keluarga, kekerasan yang dilakukan
13
Andriyani Mustika Nurwijayanti, “Eksploitasi Anak: Perlindungan Hukum Anak Jalanan dalam Perspektif Hukum Pidana di Daerah Yogyakarta”, artikel diakses pada 28 Desember 2014 dari http://jurisprudence-journal.org/2012/07/eksploitasi-anak-perlindunganhukum-anak-jalanan-dalam-perspektif-hukum-pidana-di-daerah-yogyakarta/
29
orang tua terhadap anak, dan anak putus sekolah akibat orang tua tidak mampu membiayakan kebutuhan anak. 3. Penanganan Anak Jalanan Selama ini, upaya yang telah dilakukan untuk menangani anakanak jalanan biasanya adalah dengan berusaha mengeluarkan mereka dari jalanan, memasukannya ke berbagai “Rumah Singgah”, tempat-tempat pelatihan, atau dengan cara menangkap mereka, memasukan ketempat anak-anak nakal, atau tindak kekerasan lain. Namun, banyak bukti menunjukan, model penanganan dan pelaksanaan berbagai program yang bersifat karitatif dan punitive seperti di atas tidak akan mampu menyelesaikan permasalahan anak jalanan secara tuntas. Ada berbagai pendekatan dalam penanganan anak jalanan yang dilakukan oleh LSM yaitu: 1. Pertama, street based, yakni model penanganan anak jalanan ini kita bisa mengikuti kegiatannya dan setelah itu memberikan pendidikan secara informal. 2. Kedua, centre based, yakni pendekatan dan penanganan anak jalanan di lembaga atau panti. Anak-anak yang masuk dalam program ini ditampung dan diberikan pelayanan di lembaga atau panti, agar anak merasa lebih nyaman. 3. Ketiga, community based, yakni model penanganan yang melibatkan seluruh potensi masyarakat, terutama keluarga atau orang tua anak
30
jalanan. Pendekatan ini bersifat preventif, yakni mencegah anak agar tidak masuk dan terjerumus dalam kehidupan di jalanan, dan memberikan anak pendidikan formal.14 D. Pendampingan Luar Lembaga 1. Pengertian Pendampingan Luar Lembaga Pendampingan luar lembaga di bagi menjadi 2 kata yaitu pendampingan dan luar lembaga. Pendampingan adalah menjaga atau memantau sesuatu, dan luar lembaga adalah sesuatu kegiatan yang berada diluar lembaga, yang melaksananan kegiatannya diluar, tidak lagi melaksanakan
didalam.
Jadi,
pendampingan
luar
lembaga
adalah
pendampingan yang dilakukan di luar lembaga dan tidak dilakukan didalam lembaga, dimana anak jalanan yang tidak ingin tinggal di lembaga dan masih ingin tinggal dengan orang tuanya, masih bisa mendapatkan pendampingan dari lembaga. Dimana lembaga mendatangkan tempat-tempat yang biasa anak-anak jalanan berkumpul dan pihak lembaga memberikan motivasi kepada anak jalanan agar ingin melanjutkan pendidikan formal atau non formal. Pendampingan luar lembaga ini sangat penting untuk anak yang dari keluarga ekonomi rendah. Lembaga membuat program pendampingan luar lembaga ini karena melihat dari kebutuhan anak, anak memiliki haknya untuk tinggal dengan orang tuanya dan tidak dipisahkan. Tujuannya adalah untuk membantu anak dan orang tuanya bisa saling menyayangi dan orang 14
Suyanto, Masalah Sosial Anak, ed, ke-1, h.200-201
31
tua bisa mengetahui keinginan anaknya, supaya tidak ada lagi eksploitasi kepada anak, dan tidak ada lagi anak menjadi gelandangan atau pengemis di jalanan. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa pendampingan luar lembaga adalah: memberikan anak-anak kesempatan untuk membentuk ikatan kasih sayang yang sehat membantu pemenuhan kebutuhan mereka untuk terikat ke seseorang, yang menganggap mereka istimewa dan memiliki komitmen untuk menyediakan keselamatan dan kesejahteraan mereka secara berkelanjutan.15 2. Jenis Pendampingan Luar Lembaga Jenis program pendampingan luar lembaga adalah memberikan bantuan kepada anak jalanan untuk bersekolah seperti membiayakan sekolah dan kebutuhan sehari-hari anak, supaya anak bisa bersekolah lagi dan tidak hidup di jalan lagi, selain untuk tidak hanya ke anak saja tetapi memberikan arahan untuk membimbing anak dengan benar. Dalam kehidupan dirumah jika tidak mendapatkan bimbingan yang benar dari orang tua anak bisa kembali lagi ke jalanan, maka dari itu manfaat untuk memberikan arahan kepada orang tua sangatlah penting untuk masa depan anak.
15
Modul Pekerjaan Sosial Berpusat Pada Anak dan Keluarga, perlindungan anak dan perencanaan permanensi,(Jakarta: Save The Children,2012), h.14
32
3. Sasaran Pendampingan Luar Lembaga Pendampingan yang bergerak di luar lembaga akan menghadapi hal-hal yang tidak dihadapi dengan pendampingan dalam lembaga, baik dalam perencanaan, perorganisasian atau pelaksanaan program. Dalam sasaran pendampingan luar lembaga dengan pendampingan dalam lembaga sangat berbeda, pada umumnya pendampingan dalam lembaga adalah anakanak yang sudah tidak ada orang tuanya baru di tempatkan di lembaga. Adapun sasaran untuk pendampingan luar lembaga adalah anak yang maksimal umur 18tahun dan orang tuanya. Adapun katagori sasaran untuk pendampingan luar lembaga sebagai berikut: 1)
Anak jalanan yang menjadi pengemis atau gelandangan
2)
Anak jalanan yang dieksploitasi secara ekonomi
3)
Orang tua atau keluarga anak.
BAB III PROFIL LEMBAGA GAMBARAN UMUM SOCIAL DEVELOPMENT CENTER (SDC) A. Sejarah Pendirian Lembaga Sebagai
Instansi
yang
bertanggung
jawab
terhadap
permasalahan anak jalanan, Kementerian Sosial dan pemerintah daerah telah berhasil memecahkan permasalahan anak jalanan, akan tetapi belum maksimal. Untuk meningkatkan keberhasilan dalam pemecahan masalah baik secara kulitas maupun kuantitas, maka disusunlah program baru dalam bentuk Pusat Pengembangan Pelayanan Sosial Anak atau Sosial Development Centre for Street Children (SDC). Departemen Sosial sebagai instansi pemerintah yang berkompeten terhadap
penanganan
permasalahan
sosial
anak
jalanan
mengembangkan suatu konsep pelayanan yang komprehensif dan berkelanjutan bagi jalanan. ”Perwujudan dari konsep tersebut adalah Sosial Development Center for Children atau Pusat Pengembangan Pelayanan Sosial Anak
yang diresmikan oleh Ibu Negara Hj. Ani
Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 23 Nopember 2006. SDC beralamatkan di Jl. Panti Sosial (PPA) Bambu Apus Jakarta Timur”.1 Pusat Pengembangan Pelayanan Sosial Anak didirikan untuk menjawab kebutuhan akan kesejahteraan anak-anak jalanan dengan
1
Wawancara Pribadi dengan Ibu Dra. Kokom Komalawati M,Si (Ketua lembaga), Jakarta Timur, 8 Juli 2014
33
34
segala permasalahanya. Adapun permasalahan yang dihadapi anak jalanan diantaranya kurangnya pemenuhan kebutuhan dasar seperti pendidikan,
perlindungan,
kasih
sayang,
kesehatan,
makanan,
minuman, dan pakaian. Akhir-akhir ini dijumpai masalah yang lebih serius seperti tracfiking, eksploitasi seks komersial dan berbagai tindak kekerasan. Jika ditelusuri secara mendalam, fenomena anak jalanan secara garis besar sebagai akibat dari dua hal mendasar ; problema sosial (sosiologis) karena orang tua yang kurang perhatian kepada anak-anaknya sehingga mereka para anak mencari perhatian di luar rumah yakni jalanan sebagai pelarian atau kompensasinya. Kedua, problema sosial ekonomi yang didominasi oleh masalah kemiskinan, sehingga benyak orang tua atau keluarga yang tidak mampu menyediakan kebutuhan dasar anak termasuk kebutuhan untuk mendapat pendidikan secara layak, kurang/tidak tersedianya fasilitas bermain bagi anak-anak di tempat tinggal yang padat dan kumuh.. Hal-hal yang dikemukakan diatas antara lain menyebabkan program pemberian pelayanan dan bimbingan bagi anak jalanan sangat penting untuk dilakukan sebab dipundak anak-anak itu juga masa depan bangsa akan dipikulkan. Kita harus mengantisipasi kehancuran masa depan mereka dan terjadinya lost generation karena kesalahan generasi sebelumnya.
35
B. Landasan Hukum Pusat Pengembangan Pelayanan Sosial Anak dalam pelaksanaan pelayanan sosial kepada anak jalanan memiliki beberapa landasan hukum yang digunakan yaitu : a.
Undang Undang Dasar 1945 Pasal 28B ayat (2) dan Pasal 34.
b.
Undang Undang RI No. 6 tahun 1974 tentang Ketentuan ketentuan Pokok Kesejahteraan Sosial.
c.
Undang Undang RI No. 4 tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak.
d.
Undang Undang RI No.1 tahun 2000 tentang Ratifikasi Konvensi ILO No.182 tentang Pelarangan Pengadilan Anak dan Tindakan Segera Penghapusan Bentuk Bentuk Pekerjaan Terburuk Untuk Anak.
e.
Undang Undang RI No.23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
C. Visi dan Misi Pusat Pengembangan Pelayanan Sosial Anak/ SDC Bambu Apus Jakarta memiliki Visi dan Misi sebagai berikut : Visi
: “Menjadikan anak Indonesia yang mandiri dan normatif secara
sosial dan ekonomi”
36
Misi : a.
Menyelenggarakan perlindungan untuk anak jalanan
b.
Menyelenggarakan bimbingan fisik, mental, sosial dan pelatihan keterampilan serta pendidikan
c.
Pembinaan keluarga, resosialisasi dan penyaluran dengan memakai sistem rujukan kelembaga lain.2
D. Tujuan dan Fungsi Lembaga 1. Tujuan a. Terciptanya kesamaan visi dan misi antara penyelenggara pelayanan sosial anak jalanan dalam panti b. Terselengaranya pelayanan sosial anak jalanan dalam panti secara professional. 2. Fungsi Lembaga Sebagai asrama (boarding house) bagi anak jalanan, sekaligus sebagai institusi yang menjalankan kelanjutan proses pelayanan yang telah diberikan oleh lembaga atau rumah singgahrumah singgah yang ada, sebagai asal perujuk penanganan anak jalanan.3
2 3
Brosur Social Development Center For Street Children Ibid
37
E. Kebijakan dan Program Lembaga 1. Kebijakan Pusat Pengembangan Pelayanan Sosial Anak dalam hal kebijakan yang ditempuh diarahkan pada upaya memberikan perlindungan untuk kepentingan terbaik bagi anak sesuai dengan Undang Undang RI Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan anak 2. Program Lembaga Dalam hal pelaksanaan program pelayanan yang dilakukan oleh Pusat Pengembangan Pelayanan Sosial Anak, selain program pemenuhan kebutuhan dasar yang meliputi pendampingan luar lembaga, kesehatan, perlengkapan, serta pendidikan ada beberapa program lain diantaranya adalah: a.
Pendekatan Awal Kegiatan yang mengawali keseluruhan proses pelayanan sosial yang dilaksanakan dengan penyampaian informasi program pelayanan sosial kepada masyarakat, instasnsi terkait, serta organisasi sosial/ LSM, terkait guna memperoleh dukungan dan data awal calon klien untuk dapat diseleksi dan ditetapkan secara definitif sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan melalui langka langkah sebagai berikut :
38
1) Penyampaian informasi kepada masyarakat, instansi terkait, organisasi sosial melalui pertemuan, konsultasi dan surat menyurat 2) Mengumpulkan,
menyususun,
mengelompokan
dan
menganalisa informasi/ data serta mendiskusikanya untuk menentukan langkah identifikasi 3) Memberikan motivasi dengan cara penyuluhan, bimbingan dan sebagainya 4) Mengadakan seleksi terhadap calon klien b.
Penerimaan 1) Dalam tahap ini dilakukan kegiatan administrasi untuk menetapkan calon klien yang memenuhi persayaratan sebagai berikut : 2) Mengisi formulir pendaftaran 3) Pencatatan dalam buku registrasi 4) Membuat kesepakatan pelayanan sosial antar petugas panti dengan calon klien
c.
Pengungkapan dan Pemahaman Masalah Proses ini dilakukan untuk menggali kebutuhan dan permasalahan anak secara mendalam melalui wawancara untuk:
39
1) Mengetahui potensi, kemampuan serta keterampilan anak 2) Merumuskan dan mendefinisikan kebutuhan dan masalah klien 3) Merumuskan rencana dan tujuan intervensi pelayanan yang akan diwujudkan 4) Selanjutnya membuat kontrak/ persetujuan atas pelayanan sosial yang diberikan meliputi : a)
Kesediaan orang tua dan klien untuk memenuhi persayaratan
d.
b)
Jangka waktu mengikuti program pelayanan sosial
c)
Jenis program yang disepakati
Resosialisasi Merupakan suatu proses yang bertujuan untuk menyiapkan kondisi psikis anak yang akan segera kembali kepada keluarga dan masyarakat, dalam tahapan ini meliputi : 1) Pembekalan klien yang kembali ke lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat tempat tinggal anak 2) Menghubungi keluarga klien serta lingkungan masyarakat tempat tinggalnya
40
e.
Reunifikasi Dengan Keluarga Upaya penyatuan kembali anak dengan keluarga atau pengasuhnya berupa menyiapkan anak agar bisa kembali kepada orang tua dan keluarganya
f.
Memberdayakan keluarga melalui UEP Agar keluarga dapat memenuhi kebutuhan hidup anak dan membekali anak yang telah selesai menjalani proses pelayanan dalam panti.
g.
Terminasi Tahapan
ini
merupakan
tahapan
penghentian
pelayanan setelah eks-klien dipandang mampu dan mandiri. Sebagai lembaga pelayanan sosial anak, Pusat Pengembangan Pelayanan Sosial Anak memiliki sasaran pelayanan yang ditujukan kepada seluruh anak jalanan. Secara khusus sasaran layanan lembaga tersebut adalah : 1) Sasaran : a) Anak jalanan b) Anak jalanan yang menjadi pengemis dan pemulung c) Anak jalanan yang dieksploitasi secara ekonomi d) Orang tua/ keluarga anak
41
2) Persyaratan : a) Laki laki dan perempuan yang berusia di bawah 18 tahun b) Rujukan dari rumah singgah, LSM, Kepolisian, Pekerja Sosial
Masyarakat,
keluarga
yang
berdasarkan
assessment awal dapat atau layak diterima sebagai klien panti c) Menyatakan kesanggupan mengikuti semua program yang diselenggarakan oleh panti d) Anak tidak lagi melakukan aktifitas di jalanan 3) Asal rujukan klien : a) Rumah Singgah yang berada sekitar Jabodetabek b) Lembaga Sosial Masyarakat c) POLRI d) Keluarga dan masyarakat miskin Adaupun dalam hal pendanaan, operasional lembaga, pendanaan bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/ APBN.4
4
Wawancara Pribadi dengan Ibu Vivi Marlina, AKS (Rehabilitas Sosial), 1 September 2014
42
F.
Struktur dan Organisasi Lembaga 1. Struktur Organisasi SDC Bambu Apus Jakarta.
KETUA TIM
TATA USAHA
PROGRAM DAN ADVOKASI SOSIAL
PELAYANAN DAN REHABILITASI SOSIAL
FUNGSIONAL
PENDAMPING
Sumber: Hasil Wawancara Pribadi 2. Tugas Pokok dan Fungsi a. Kepala Panti Bertugas melaksanakan tugas manajerial dan teknis operasional pelayanan dan rehabilitasi sosial sesuai dengan Peraturan Perundang undang undangan yang berlaku b. Kepala Sub Bagian Tata Usaha Dalam tugasnya melakukan urusan surat menyurat, kepegawaian, keuangan, perlengkapan, dan rumah tangga serta kehumasan
43
c. Kepala Seksi Program dan Advokasi Sosial Tugasnya melakukan penyusunan rencana dan program, pemberian informasi dan advokasi, pengkajian dan penyiapan standar pelayanan serta melakukan pemantauan, evaluasi dan penyusunan laporan pelayanan dan rehabilitasi sosial d. Kepala Seksi Rehabilitasi Sosial Melakukan registrasi, observasi, identifikasi, pemeliharaan jasmani dan penetapan diagnose, perawatan, bimbingan pengetahuan
dasar
pendidikan,
mental,
sosial,
phisik,
keterampilan, resosialisasi, penyaluran 3. Fungsi dan Peran Pekerja Sosial a. Pendamping (Fasilisator) Pekerja sosial membantu klien untuk mempermudah akses pelayanan dengan memberikan kesempatan dan fasilitas yang dibutuhkan oleh klein untuk mengatasi permasalahannya, dan mengembangkan potensi yang dimilikinya. b. Pelayanan Mediasi Sebagai mediator pekerja sosial berupaya membantu memfasilitasi
pihak-pihak
yang
mengalami
hambatan
komunikasi sehingga satu sama lain saling dukung dalam upaya pencapaian tujuan yang diingankan
44
c. Pelayanan Advokasi Layanan advokasi sosial perlu diberikan kepada klein yang mengalami konflik dengan pihak pihak baik individu atau institusi. Selain itu berupaya memberikan perlindungan dan pembelaan terhadap hak hak klein d. Pelayanan Konseling Berupaya
membantu
klein
untuk
memahami
dan
menyadari permasalahan yang dihadapi, memahami potensi dan kekuatan yang dimiliki,serta membimbing untuk membuka alternative pemecahan masalah. e. Peran sebagai Motivator Membantu klein memberikan dorongan dan semangat dalam melaksanakan kegiatan dan upaya pemecahan masalah.5
5
Wawancara Pribadi dengan Bapak Ahmad Suhada, S.Sos (pendamping sosial), Jakarta Timur, 1 September 2014
BAB IV HASIL TEMUAN DAN ANALISI STRATEGI PEMBERDAYAAN ANAK JALANAN MELALUI PENDAMPINGAN LUAR LEMBAGA Pada Bab ini peneliti akan membahas tiga hal pertama, temuan dan analisa mengenai strategi pelayanan sosial melalui pendampingan luar lembaga, kedua mengenai hasil dan manfaat pendampingan luar lembaga. Dan yang ketiga faktor pendukung dan penghambat pendampingan luar lembaga. A. Strategi Pelayanan Sosial Melalui Pendampingan Luar Lembaga di Social Development Center For Street Children. Bagian ini akan menjelaskan mengenai strategi yang dilakukan lembaga Social Development Center For Street Children dalam melaksanakan pelayanan
sosial
melalui
pendampingan
luar
lembaga.
Dengan
menggabungkan hasil wawancara, observasi dan studi dokumentasi dengan teori-teori yang dijelaskan pada BAB II. Strategi pendampingan luar lembaga merupakan suatu rencana untuk menjalankan kegiatan atau program. Strategi merupakan proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai. Lembaga menjalanin program pendampingan luar lembaga menggunakan strategi, dimana di dalam strategi tersebut memiliki beberapa tahap untuk menyelesaikan program tersebut. Dalam hal ini untuk
45
46
memperkuat data penulis melakukan wawancara kepada Ketua Rehabilitasi sosial terkait pelayanan yang dilakukan dalam proses pendampingan luar lembaga di Social Development Center For Street Children. Hasil wawancara sebagai berikut: “..Pelayanan yang diberikan kepada anak binaan, seperti pendampingan luar lembaga, dimana kita memberikan pelayanan melalui pendidikan, pelayanan kesehatan, pelayanan psikologi, pelayanan FDS untuk orang tua”.1 Dari hasil wawancara dengan Ketua Rehabilitasi Sosial dapat disimpulkan bahwa lembaga ini melakukan pelayanan sosial melalui pendampingan luar lembaga. Pelayanan yang di berikan oleh pihak lembaga seperti pendidikan untuk anak binaan. Untuk memperkuat data penulis juga melakukan wawancara dengan Anak binaan yakni “F” ia mengatakan: “..Aku tadinya gak sekolah lagi karena bapak aku gak bisa bayar sekolah aku. Setelah gak sekolah lagi aku mengamen di jalanan buat bantu ibu sama bapak. Terus aku di panggil sama rumah singgah, disuruh dating terus dari sana aku dapet biaya buat sekolah, terus aku bisa sekolah lagi”.2 Dari hasil wawancara dengan ketua Rehabilitas Sosial Ibu Vivi Marlina, AKS dan anak binaan ”F” disimpulkan bahwa pelayanan pendidikan yang diberikan lembaga sangat bermanfaat untuk anak binaan yang putus sekolah atau tidak sekolah karena faktor ekonomi. Pendampingan luar lembaga membangun anak-anak yang hidup di jalanan bisa berdaya kembali dalam pendidikannya. Untuk memperkuat data peneliti juga mewawancarai orang tua “D” dari Anak binaan di Social Development Center For street Children:
1
Wawancara Pribadi dengan Ibu Vivi Marlina, AKS (Ketua Rehabilitas Sosial), Jakarta Timur, 1 september 2014. 2 Wawancara Pribadi dengan F (Anak Binaan), Serang, 11 September 2014.
47
“..Saya senang mendapatkan bantuan pendidikan buat anak saya, dulu anak saya sempat gak sekolah ya mba, gara-gara gak punya duit. Tapi gara-gara bantuan ini anak saya bisa kembali sekolah”.3 Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan penulis kepada pemimpin rehabilitas sosial, beberapa pengurus dan staf lembaga, anak binaan dan orang tua anak, dalam pelaksanaan
program pendampingan luar lembaga yang
diberikan oleh Social Development Center for Street Children. Penulis meneliti program pendampingan luar lembaga, program pendampingan luar lembaga merupakan program yang membantu anak jalanan untuk tetap bisa melanjutkan pendidikan, dan memberikan motivasi orang tuanya untuk melarang anaknya turun kejalan lagi, program ini di lakukan di beberapa daerah seperti Bandung, Cimahi, Sukabumi, Serang, Tanjung Priuk, Manggarai, dan Penjaringan. Dalam
tahap strategi, Social Development
Center for Street Children ini melakukan perencanaan strategi, merencanakan program apa saja yang mau dilaksanankan, setelah itu melakukan pelaksananannya, sesudah dilaksanankan, selalu diadakannya evaluasi untuk program. Dalam penangan untuk melakukan strategi pelayanan sosial anak jalanan di Social Development Center For Street Children (SDC) memiliki beberapa staf ahli, yang menangani anak binaan dan orang tua binaan yang berada di rumah singgah LKSA Wanita Bahagia, adapun staf-staf yang terlibat diantarnya ialah sebagai berikut:
3
Wawancara Pribadi dengan D (Orang Tua Binaan), Serang, 11 September 2014
48
Tabel 1 Nama
Jabatan
Tugas Yang mengasesment anak binaan, dan yang
Ibu Vivi Marlina, Aks
Rehabilitasi sosial
mengatur program pendampingan luar lembaga. Yang memberikan
Bapak Ahmad Suhada Pendamping sosial
motivasi kepada orang
S.Sos tua anak binaan. Yang meyelesaikan Ibu Susi Nugroho
masalah kejiwaan, Psikolog
Widyati, S.Psi
mental, dan memberikan test IQ.
Ibu Suci Utami Rahayu,
Yang megatur obat, dan Staff kesehatan
AMK
menjadi asisten dokter. Sumber : Hasil Wawancara pribadi
Adapun tahap-tahap yang lembaga gunakan untuk melaksanakan program seperti berikut: 1. Memilih rumah singgah Dalam melaksanakan program pendampingan luar lembaga, pihak lembaga melakukan kerjasama dengan pihak rumah singgah daerah yang menaungi anak jalanan. Proses lembaga untuk mencari rumah singgah
49
adalah, lembaga mencari rumah singgah yang menaungi anak jalanan, dimana lembaga memilihi empat rumah singgah di luar kota dan empat rumah singgah yang di dalam kota. Setelah menemukan rumah singgah yang menaungi anak jalanan, pihak lembaga mendatangi rumah singgah untuk melakukan kerja sama dalam membangun atau memotifasi diri anak jalanan agar bisa bersekolah lagi. Kemudian setelah rumah singgah setuju untuk berkerja sama, maka pihak lembaga membuat jadwal dengan rumah singgah agar dapat membantu mengumpulkan anak jalanan dan orang tua dengan melakukan wawancara, setelah pihak lembaga melakukan wawancara dengan anak binaan dan orang tua binaan, pihak lembaga menindak lanjuti dengan melaksanankan program motivasi kepada anak binaan dan orang tua binaan. Adapun ungkapan dari ketua Rehabilitas sosial Ibu Vivi Marlina, AKS yaitu: “..Dalam kegiatan ini kita melakukan kerja sama dengan beberapa rumah singgah, dalam permulaan kami melakukan pemilihan beberapa rumah singgah yang pernah kami ajak kerjasama, kami memilih rumah singga yang menaungi anak-anak jalanan yang tidak bersekolah. Adapun yang sudah kita patokan di luar kota 4 rumah singgah dan di dalam kota ada 4 rumah singgah juga”.4
2. Assessment klien Dalam pemberdayaan pendampingan luar lembaga di Social Development Center For Street Children terdapat pula proses assessment yang ditujukan guna proses penseleksian kepada anak-anak jalanan yang memang kurang mampu dan memenuhi syarat lemabag Social
4
Wawancara Pribadi dengan Ibu Vivi Marlina, AKS
50
Development Center For Street Children untuk dijadikan sasaran pemberdayaa. Dalam melakukan assessment staff rehabilitasi sosial di Social Development Center for Street Children (SDC) medatangi rumah singgah yang menaungi anak jalanan. Di rumah singgah tersebut sudah menyediakan anak-anak jalanan yang akan diberikan bantuan oleh lembaga, staf lembaga mengadakan perkenalan tentang lembaga Social Development Center for Street Children (SDC) kepada orang tua dan anak-anak, setelah memperkenalkan tentang lembaga, setiap orang tua dan anak diwawancarai untuk mengetahui keadaan ekonomi keluarga dan perkembangan pendidikan anak jalanan tersebut. Sebagaimana dikatakan oleh ibu Vivi Marlina, AKS sebagai berikut: “..iya, dalam memberikan bantuan kepada anak jalanan di daerah kita harus melakukan assesment. Kita harus wawancarai pihak keluarga anak jalanan tersebut, apakah anak tersebut masuk dalam kriteria kita atau tidak. Cara kita mewawancarai anak dan keluarganya, dengan mendatangi rumah singgah tersebut. Dimana rumah singgah sudah mengumpulkan anak-anak dan keluarganya, jadi kita tinggal datang ke rumah singgah, tidak perlu mencaricari anak dan keluarga, Tahun sekarang agak lebih gampang ngurusinnya, tidak kaya tahun lalu yang butuh waktu lama untuk bisa menjalanin program ini”.5 Dari hasil wawancara diatas disimpulkan bahwa assessment yang dilakukan lembaga Social Development Center For Street Children memang benar-benar dituju untuk anak-anak yang kurang mampu sehingga assessment dilakukan secara selektif guna tetap sasaran. Hal itu juga diperkuat oleh ungkapan Ibu Hj. Ijah Faizah selaku staf ketua rumah singgah LKSA Wanita Bahagia yang mengatakan:
5
Wawancara Pribadi dengan Ibu Vivi Marlina, AKS
51
“..Dalam membantu anak jalanan, pihak SDC melakukan assessment terlebih dahulu dengan cara selektif untuk memilih anak jalanan yang di bantu, SDC juga mewawancarai anak dan orang tuanya untuk melihat kondisi ekonominya. Setelah itu lembaga memilih anak binaan yang masuk kriterianya, setalah memilih lembang kembali datang ke rumah singgah untuk memberikan dampingan atau bantuan kepada anak binaan dan orang tua anak binaan”.6 3. Mendatangi kembali rumah singgah Setelah dua minggu dari melakukan assement klien, lembaga mendatangi kembali rumah singgah, dimana lembaga melakukan beberapa pelayanan sosial saat mendatangi rumah singgah, menurut Dwi Heru Sukoco ada 9 pelayanan sosial yang di bahas di BAB II halaman 21, sedangkan ditemuan penelitian lembaga ini hanyak melakukan 4 pelayanan sosial saja. Sebagaimana dikatakan oleh Ibu Vivi Marlina, AKS sebagai berikut : “..Setelah kita melakukan assesment, kita datangi kembali rumah singgah tersebut, disana kita membuat pelayanan untuk memberikan motivasi ke orang tua, biar orang tua bisa mengerti cara mendidik anak yang benar, dan tidak mengizinkan kembali anak untuk turun kejalanan. Pas ditempat kita juga ada pelayanan kesehatan, cek psikologi untuk anak, dan terakhir itu kita memberikan uang transport untuk anak sekolah atau disebut pelayanan pendidikan”.7 Wawancara diatas bisa disimpulkan bahwa program pendampingan luar lembaga memiliki beberapa pelayanan sosial yang bermanfaat untuk anak dan orang tua, tidak hanya bantuan saja yang diberi oleh Social Development Center For Street Children ada juga kegiatan kesehatan dan psikologi untuk anak dan untuk orang tua diadakannya penyuluhan untuk tujuan memotivasi diri orang tua. 6
Selain penulis mewawancara staf
Wawancara Pribadi dengan Ibu Hj. Ijah Faijah (Ketua Rumah Singgah LKSA Wanita Bahagia), Serang, 11 September 2014. 7 Wawancara Pribadi dengan Ibu Vivi Marlina. AKS
52
rehabilitasi sosial Social Development Center for Street Children diatas. Untuk memperkuat data penulis melakukan wawancara dengan anak binaan Social Development Center for Street Children yakni “M”. hasil wawancara tersebut sebagai berikut: “..Iya dua minggu yang lalu pihak lembaga mendatangi rumah singgah untuk menanya-nanyakan ekonomi keluarga, setalah dua minggu pihak lembaga datang lagi, kita diperiksa kesehatannya, terus kita juga di suruh test IQ, abis itu kita dikasih uang kebutuhan sekolah deh”.8 Hasil wawancara tersebut juga diperkuat dengan hasil observasi, setelah dua minggu kami kembali mendatangi rumah singgah LKSA Wanita Bahagia yang terletak di Serang. Sesampainya disana orang tua binaan dan anak binan sudah berkumpul dirumah singgah, kami langsung menyiapkan keperluan untuk memberikan pelayanan ada didalam pendampingan luar lembaga. Penulis mengabsen anak binaan dan orang tua binaan untuk mengetahui sudah hadir semua atau belum. Setelah diabsen acara dimulai. Di dalam pendampingan luar lembaga ini ada beberapa pelayanan yang diberika oleh anak binaan dan orang tua binaan, pelayanan tersebut adalah: a. Pelayanan kesehatan Di lembaga Social Development Center For Street Children juga terdapat program kesehatan yang berfungsi untuk memantau kesehatan para anak jalan yang di bina di SDC. Program kesehatan ini sangat bermanfaat untuk menjaga kesehatan para anak jalan. Pada program kesehatan ini di lakukan oleh staff kesehatan yang sudah berkompeten dalam bidangnya. Dalam hal ini staff kesehatan 8
Wawancara Pribadi dengan “M” (Anak Binaan), Serang, 11 September 2014
53
melakukan pemeriksaan kepada anak binaan, dimana anak-anak di periksa fisiknya oleh dokter dari lembaga, dan setelah diperiksa anakanak diberikan vitamin C dan vitamin B-Complex. Sebagaimana dikatakan oleh ibu Suci utami Rahayu, AMK sebagai berikut; “..Tahun ini kita melakukan periksa kesehatan untuk anak. Kita memeriksa fisik anak ada yang sakit atau tidak, kalau ada yang sakit kita berikan obat gratis, jika dia sehat-sehat aja kita cuma memberikan vitamin untuk nafsu makan dan vitamin C”.9 Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulksn bahwa program kesehatan memang sangat membantu para anak jalanan terutama yang menderita penyakit. Disamping ungkapan dokter juga diperkuat oleh ungkapan “K” anak binaan yang mengatakan: “..Aku diperiksa kesehatannya, aku disuruh tiduran, terus perut aku di teken-teken, terus aku disuruh melet, kebetulan aku juga lagi sakit ka. Karena aku lagi sakit aku dikasih obat dari dokter, sama vitaminnya itu semua gak bayar”.10 Disamping melakukan wawancara dengan Staf dan Anak binaan. Penulis juga melakukan observasi yang dapat dilihat pada lampiran 2. Selain itu penulis juga
melakukan studi dokumentasi
terkait program kesehatan yang dilakukan SDC.
9
Wawancara Pribadi dengan Ibu Suci Utami Rahayu, AMK (Staf Kesehatan), Serang, 11 September 2014 10 Wawancara Pribadi dengan K (Anak Binaan), Serang, 11 September 2014
54
55
jika ada anak yang menanganinya”.11
mengalami
depresi
kita
langsung
Hasil wawancara diatas disimpulkan bahwa test psikologi ini sangat bermanfaat untuk mengetahui pemikiran dan mental anak binaan, sangat bermanfaat juga untuk anak yang pemikiran dan mentalnya bermasalah. Adapun pendapat dari anak binaan tentang test psikologi yang dilakukan oleh pihak lembaga. Untuk memperkuat data penulis juga mewawancarai anak binaan Social Development Center for Street Children yaitu “N”, hasil wawancara sebagai berikut: “..Aku disuruh nyari gambar yang cocok ka, terus aku di test kecepatan berpikir gitu ka, lumayan banyak deh ka gambarnya. Aku suka ka kalau di test IQ, soalnya banyak gambar-gambar yang harus aku cocokin ka, terus aku disuruh ngelengkapin gambarnya tapi aku dikasih waktu untuk ngelengkapinnya”.12 Tidak hanya hasil wawancara saja yang penulis dapatkan. Dalam memperkuat data penulis juga melakukan dokumentasi terkait progam psikolog untuk mengetahui kecepatan anak dalam berpikir dan membangun mentalnya untuk bisa menjadi seseorang yang berguna.
11
Wawancara Pribadi dengan Ibu Susi Nugroho Widyati, S.Psi (staf Psikologi), Serang, 11 September 2014 12 Wawancara Pribadi dengan N (Anak Binaan), Serang, 11 September 2014
56
Hasil dokumentasi terkait program psikolog di Social Development Center For Street Children Tabel 3 Gambar Kegiatan
Keterangan Dari
gambar
disamping
adalah
kegiatan psikologi, dimana staf psikologi
menerangkan
cara
mengerjakan soal yang ada dibuku untuk test IQ. Dan gambar yang dibawah, anakanak
binaan
sudah
mulai
mengerjakan soal test IQ. Anakanak
disuruh
menggambar
dan
melengkapi
gambar
untuk
mengetahui
penangkap
berpikir
cepat.
c. Pelayanan FDS (family development session) FDS di lakukan untuk orang tua anak, dimana orang tua diberikan motivasi atau arahan untuk mendidik anak yang benar, dan pihak lembaga motivasi untuk orang tuanya agar tidak menyuruh atau membiarkan lagi anak turun kejalanan. Di dalam FDS pihak lembaga menyampaikan materi atau penyuluhan tentang mendidik anak dan menjadi orang tua yang lebih baik. “..FDS ini program yang ada di pendampingan luar lembaga, untuk memberikan motivasi kepada orang tua, agar tidak mengizinkan anaknya turun kejalan lagi, dan memberikan cara mendidik anak yang baik dan benar, dengan cara staff pendamping
57
memberikan penyuluhan dengan materi cara yang benar mendidik anak”.13 Orang tua banyak yang mendengarkan materi yang disampaikan oleh
staff
pendampingan
sosial.
Beberapa
orang tua
sudah
melaksanakan cara untuk mendidik anak dan melarang anak turun kejalan lagi. Untuk memperkuat data penulis juga mewawancarai orang tua binaan Social Developement Center For Street Children yaitu “E”, hasil wawancaranya sebagai berikut: “..kami dikasih tahu bagaimana cara mendidik anak yang benar, terus kita juga dikasih materi tentang anak turun kejalanan, kami disuruh melarang anak kalau pergi kejalan untuk mencari duit, pokoknya anak kerjanya harus sekolah tidak boleh nyari duit. Setelah mengikuti materi ini saya juga sudah melakukan cara yang diberikan oleh pihak lembaga, saya juga sudah agak melarang anak untuk sering ada dijalanan”.14 Setelah beberapa program sudah dilaksanankan semua orang tua dan anak berkumpul untuk diberikan bantuan (finansial) untuk keperluan anak, seperti pendidikan sekolah, kebutuhan alat-alat sekolah, dan kebutuhan makanan sehari-hari. “..Saya dikasih uang buat sekolah, buat beli peralatan sekolah, dan buat tabungan juga, tapi uangnya di pegang sama ibu, saya gak boleh megang”.15 Selain mewawancarai anak binaan, penulis juga mewawancarai orang tua binaan yaitu “S”, hasil wawancara sebagai berikut; “..Anak saya diberikan uang untuk keperluan sekolahnya, untuk membeli alat-alat menulis juga diberikan oleh SDC, pokoknya untuk keperluan anak bersekolah semua dibiayain oleh SDC, tapi setiap anak berbeda-beda dapetnya, tergantung
13
Wawancara Pribadi dengan Bapak Ahmad Suhada S.Sos (Staf Pendamping Sosial), Jakarta Timur, 1 September 2014 14 Wawancara Pribadi dengan E (Orang Tua Binaan), Serang, 11 September 2014 15 Wawancara Pribadi dengan S (Anak Binaan), Serang, 11 September 2014
58
kebutuhannya juga. nanti kita disuruh nulis apa aja kebutuhan anak buat pendidikan”.16 Dari hasil wawancara penulis dengan pihak SDC dan Anak Binaan terkait program FDS, penulis juga melakukan observasi yang terdapat pada lampiran 14. Disamping itu penulis juga melakukan studi dokumentasi terkait pelaksanaan program FDS di Social Development Center For Street Children. Hasil studi dokumentasi terkait program FDS (Family Development Sassion) Tabel 4 Gambar Kegiatan
Keterangan Pada gambar di samping bagian atas orang tua anak binaan sedang memperhatikan
pemateri
yang
sedang menjelaskan cara mendidik anak dengan benar. Dan untuk gambar yang bawah pemateri
memberikan
materi
tentang mendidik anak yang benar, dan
selesai
memberikan
materi, motivasi
pemateri kepada
orang tua agar tidak lagi menyuruh anak nya hidup dijalanan.
B. Hasil dan Manfaat Pendampingan Luar Lembaga Hasil dan manfaat dalam pemberdayaan pendampingan luar lembaga adalah membantu klien untuk memperoleh daya untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan yang akan dilakukan terkait dengan diri mereka 16
Wawancara Pribadi dengan S (Orang Tua Binaan), Serang, 11 September 2014
59
termasuk
mengurangi
hambatan
pribadi
dan
sosial,
dan
merubah
kehidupannya menjadi lebih sejahtera. Maka dari itu pihak lembaga mengadakan pendampingan luar lembaga untuk membantu anak jalanan agar bisa bersekolah kembali, mendapatkan pendidikan yang layak, agar kedepannya bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Bisa membantu orang tua untuk merubah kehidupan keluarga. Untuk memperkuat data penulis mewawancarai anak binaan yaitu “M” untuk mengetahui sejauh mana hasil manfaat dari pendampingan luar lembaga ini, hasil wawancaranya sebagai berikut: “..dulu aku gak sekolah ka, aku lebih sering ada dijalanan buat nyari duit buat bantu mama papa aku, buat aku jajan juga. Tapi pas ada bantuan dari SDC aku jadi sekolah lagi ka,soalnya biaya sekolah aku dibayari sama SDC makanya aku jadi bisa sekolah lagi. Aku senang bisa bersekolah. Tapi kadang aku pulang sekolah suka mampir kejalan juga bareng teman-teman”. 17 Bantuan yang diberikan oleh pihak lembaga sangat bermanfaat untuk anak binaan, dan membantu untuk mengurangi jumlah anak jalanan yang ada di Indonesia. Penulis juga mewawancarai orang tua binaan yaitu “E” untuk menanyakan manfaat dengan adanya bantuan ini, hasil wawancaranya sebagai berikut: “..Manfaatnya sangat banyak, anak saya jadi bisa bersekolah lagi, jadi tidak usah nyari-nyari duit lagi kejalan. Saya seneng banget anak saya bisa sekolah. Biar masa depannya lebih bagus dari orang tuanya”.18 Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa manfaat yang dirasakan dari pendampingan luar lembaga yakni banyak Anak binaan
17 18
Wawancara Pribadi dengan M Wawancara Pribadi dengan E (orang tua binaan)
60
yang dapat bersekolah kembali tidak terjun kejalanan, sehingga mereka memiliki masa depan yang lebih baik dengan adanya pendidikan. Peneliti melakukan beberapa contoh hasil dan manfaatnya program pendampingan luar lembaga,sebagai berikut: Identitas Anak Nama
:M
J/K
: Perempuan
Umur
: 15 tahun
Alamat
: Pekarungan
Jenis Pelayanan
: Sekolah SMP kalas IX
Identitas Orang tua Nama Ayah/Ibu
:E
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Alamat
: Pekarungan
Pada saat petugas berkunjung kerumah anak penerima manfaat petugas dapat bertemu dengan oarang tua dan anak penerima manfaat sendiri. Adapun hasil pendampingan adalah sebagai berikut : 1. Anak penerima manfaat sudah mengundurkan diri dari sekolah karena keluraga anak penerima manfaat sudah menerima lamaran dan anak penerima manfaat tidak dapat berbuat apa-apa. 2. Ibu anak penerima manfaat dan anak penerima manfaat sendiri sebenarnya menyesal atas kejadian tersebut, karena ingin anak penerima manfaat masih meneruskan sekolah dan menyiapkan masa depannya.
61
3. Namun demikian sampai bulan Desember hak anak penerima manfaat masih di berikan 4. Anak penerima manfaat tidak dapat mengikuti kegiatan yang akan di laksanakan pada akhir bulan Desember. 5. Orang tua anak penerima manfaat memeinta maaf atas keputusan keluarga, karena memang tidak ada pilihan lain untuk mmebayar hutang keluarga yang banyak. 6. Petugas menyerahkan buku Tabungan dan meminta agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Kesimpulan dari hasil manfaat pendampingan luar lembaga yang diberikan kepada anak adalah pelayanan kepada anak penerima manfaat di hentikan karena anak mengundurkan diri dari sekolah dan Social Development Center for Street Children, karena akan segera menikah. Identitas Anak Nama
:F
J/K
: Perempuan
Umur
: 14 tahun
Alamat
: Pekarungan, Serang
Jenis Pelayanan
: Sekolah SMP kalas IX
Identitas Orang tua Nama Ayah/Ibu
:D
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Alamat
: Pekarungan, Serang
Adapun hasil pendampingan adalah sebagai berikut :
62
1. Aktivitas Sekolah anak penerima manfaat berjalan normal, orang tua selalu mendorong anak penerima manfaat Agar Fokus kesekolah, namun demikian anak penerima manfaat kadang masih turun kejalan. 2. Semenjak mendapatkan pelayanan dari Social Development Center for Street Children anak penerima manfaat dan Orang tuanya tumbuh komitmen agar anak penerima manfaat meninggalkan aktivitas di jalan dan fokus ke sekolah. 3. Orang tua mengijinkan dan anak penerima manfaat akan menghadiri kegiatan Pengembangan wawasan lingkungan dan terapi psikososial di alam terbuka, jika tidak ada masalah dengan sekolah. 4. Anak penerima manfaat dan orang tua menerima penyerahan Buku tabungan, dan memahami penggunaan bantuan tersebut. 5. Pelayanan yang sudah di berikan sudah dirasa cukup, hanya untuk pendampingan lebih jangan cuma satu bulan sekali, karena pengaruh jalan dalam diri anak penerima manfaat sudah cukup mendalam. 6. Ada kegiatan yang bersifat pengembangan ketrampilan praktis untuk mengisi waktu luang anak penerimaan manfaat di rumah. 7. Jika di mungkinkan ada pemberdayaan ekonomi untuk keluarga, baik dalam wujud bantuan modal maupun dalam bentuk pembinaaan kewirausahaan. 8. Orang tua berharap anak penerima manfaat mendapatkan pelayanan lagi tahun depan. Kesimpulan dari hasil dan manfaat pendampingan luar lembaga yang diberikan oleh anak penerima manfaat adalah. Dalam kurun waktu 6 bulan
63
terakhir perkembangan anak penerima manfaat sudah menunjukkan grafik yang baik, aktivitas di jalan sudah banyak berkurang, proses belajar sekolah anak penerima manfaat lebih fokus dan orang tua sudah menunjukkan pemahaman mengenai pola kepengasuhan yang baik serta jalan bukan tempat yang baik,bagi anak untuk tumbuh dan kembang, adanya pengembangan program untuk pemberdayaan ekonomi keluarga. Identitas Anak Nama
:S
J/K
: Laki-laki
Umur
: 15 tahun
Alamat
: Sentul, Serang
Jenis Pelayanan
: Sekolah SD Kelas IV
Identitas Orang tua Nama Ayah/Ibu
:R
Pekerjaan
: Jual Buah/ Ibu Rumah Tangga
Alamat
: Sentul, Serang
Adapun hasil pendampingan adalah sebagai berikut : 1. Aktivitas Sekolah PM berjalan normal, oarang tua selalu mengingatkan aktivitas sekolah PM 2. PM kadang juga masih turun kejalan waktu hari libur sekolah, sebagai pemulung atau ojek payung, orang tua menyadari jika hal tersebut tidak baik untuk anak namun karena desakn ekonomi maka terpaksa ornag tua
64
tidak dapat memncegah kemauan anak untuk membantu mencari tambahan uang, karena hasil dari dagang buah tidak cukup. 3. Orang tua masih berharap agar P3SA/SDC dapat membantu mencari solusi mengenai dokumen kependudukan Keluarga PM. 4. Orang tua mengijinkan dan PM akan menghadiri kegiatan Pengembangan wawasan lingkungan dan terapi psikososial di alam terbuka, jika tidak ada masalah dengan sekolah. 5. PM dan orang tua menerima pemyerahan Buku tabungan, dan memahami penggunaan bantuan tersebut. 6. Pelayanan yang sudah di berikan sudah dirasa cukup, hanya untuk pendampingan jangan cuma satu bulan sekali. 7. Jika di mungkinkan ada pemberdayaan ekonomi untuk keluarga, baik dalam wujud bantuan modal maupun dalam bentuk pembinaaan kewira usahaan. Kesimpulan yang hasil dan manfaat yang telah diberikan oleh Social Development Center for Street Children adalah dalam kurun waktu 6 bulan terakhir perkembangan PM sudah menunjukkan grafik yang baik, aktivitas di jalan sudah banyak berkurang, proses belajar sekolah PM lebih fokus dan orang tua sudah menunjukkan pemahaman mengenai pola kepengasuhan yang baik serta, jalan bukan tempat yang baik,bagi anak untuk tumbuh dan kembang, adanya pengembangan program untuk pemberdayaan ekonomi keluarga.
65
C. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Pada Pendampingan Luar Lembaga Dibawah ini peneliti menjelaskan mengenai faktor pendukung dan penghambat bagi pendamping luar lembaga yakni: 1. Faktor Pendukung Beberapa faktor pendukung itu adalah tersedianya motifasi, dan terjalinnya kemitraan yang luas. Hal tersebut terlihat dari ungkapan hasil wawancara dengan Ibu Vivi Marlina, AKS selaku Ketua Rehabilitasi Sosial Social Development Center For Street Children dimana hasil wawancara sebagai berikut: “..Dalam setiap kegiatan selalu ada faktor pendukung dan penghambat nya, faktor pendukung untuk kegiatan ini adalah ada beberapa mitra yang bisa berkerjasama dengan lembaga, untuk membantu menyelesaikan kegiatan ini”.19 a. Motivasi Tidak semuanya anak jalanan mempunyai motivasi untuk sekolah karena faktor keterbatasan ekonomi, keadaan lingkungan, sudah bekerja dari kecil. Social Development Center for Street Children membentuk program pendampingan luar lembaga, untuk memberikan motivasi kepada anak dan orang tua. Dalam motivasi yang diberikan, pihak lembaga menyarankan untuk melarang anakanak putus sekolah dan memilih berkerja di jalanan. Pihak lembaga menginginkan anak-anak menjadi maju dan sukses, dan untuk kedepannya bisa mendapatkan pekerjaan yang layak untuk membantu 19
Wawancara Pribadi dengan Ibu Vivi Marlina, AKS
66
orang tua. Tidak hanya memberikan motivasi saja yang diberikan oleh lembaga. Lembaga juga memberikan beberapa dana untuk membantu memenuhi kebutuhan sekolah anak seperti, bayaran sekolah dan memberikan dana untuk membelikan peralatan sekolah. Seperti yang di tuturkan oleh M salah satu anak binaan : “tadinya saya gak sekolah ka, pas saya di bantu sama SDC saya jadi sekolah lagi, saya juga udah jarang kejalanan. Sekarang orang tau saya juga udah agak melarang saya kalau sering dijalanan. Jadi saya agak males kejalanan lagi”.20 Tidak hanya “M” saja yang merasakan bantuan dari Social Development Center For Street Children, adapun anak binaan yang lain merasa senang dengan adanya bantuan pendidikan. Peneliti mewawancarai anak binaan yaitu “K” yang beersependapat dengan “M”, hasil wawancara sebagai berikut: “..aku setiap hari dari pagi sampe sore dijalanan, dan pas SDC dateng kerumah singgah, aku dikasih bantuan sama SDC buat sekolah, terus mama aku udah sering ngelarang aku nyari duit dijalanan, karena kebutuhan pendidikan aku sudah di bayarin sama SDC, saya juga senang ka bisa merasakan sekolah sama seperti anak-anak yang lain”.21 Dalam hal ini untuk memperkuat data penulis juga mewawancarai Ibu dari Anak binaan “M” yakni Ibu “E”. wawancara tersebut terdapat dibawah ini: “..Saat ada ini saya jadi tahu kalau anak yang berada di jalan itu tidak baik, saya juga gak pernah ngelarang anak untuk ada di jalan, tapi pas dia sudah sekolah lagi dan saya juga mendapatkan pelajaran tentang mendidik anak, jadi saya sering melarang anak saya pergi ke jalan”.22
20
Wawancara Pribadi dengan M. Wawancara Pribadi dengan K. 22 Wawancara Pribadi dengan E 21
67
Untuk memperkuat data disamping penulis mewawancarai Anak binaan beserta orang tuanya. Penulis juga mewawancarai Bapak Ahmad Suhada, S.Sos selaku staf yang melakukan pendampingan sosial. Hasil wawancara sebagai berikut: “..Dalam program pendampingan luar lembaga, kita memberikan motivasi kepada orang tua agar bisa membujuk anak bisa bersekolah lagi, dan kami juga memberikan materi tentang mendidik anak yang benar. Kami memberikan motivasi kepada anak binaan agar bisa semangat lagi bersekolah dan tidak lagi turun kejalan”.23 b. Kemitraan Penyelenggaraan program pendampingan luar lembaga yang di berikan oleh pihak lembaga memiliki kerjasama dengan pihak lembaga lain seperti salah satu rumah singgah diluar kota LKSA Wanita Bahagia yang menyediakan anak-anak jalanan berserta orang tuanya dan dokter dari Cimahi untuk mengecek kesehatan fisik anak binaan. Seperti yang dituturkan oleh divisi Resos Ibu Vivi Marlina, AKS “Pihak lembaga melakukan program pendampingan luar lembaga meminta bantuan kepada setiap rumah singgah daerah yang menaungi anak jalanan untuk memngumpulkan anak-anak dan keluarganya. Dan selain kerjasama dengan pihak rumah singgah, lembaga juga berkerjasama dengan pihak kesehatan yaitu meminta dokter dari cimahi untuk memeriksa kesehatan fisik anak”.24 Selain
mewawancarai
staf
rehabilitas
sosial
Social
Development Center for Street Children penulis juga mewawancarai ketua rumah singgah, dan dokter. Hasil wawancaranya sebagai berikut: “..Pihak SDC sudah dua kali berkerja sama rumah singgah ini, kita berkerjasama, pihak SDC membutuhkan anak jalan untuk bisa 23
Wawancara Pribadi dengan Bapak Ahmad Suhada (Pendampingan sosial), Jakarta Timur, 1 September 2014. 24 Wawancara Pribadi dengan Ibu Vivi Marlina, AKS.
68
melanjutkan sekolah, dan kami dari rumah singgah mencarikan anak jalanan untuk dibantu oleh SDC’. 25 Selain rumah singgah, penulis mewawancara pihak dokter yaitu Iren, hasil wawancaranya sebagai berikut: “..selama setahun ini saya berkerjasama dengan pihak SDC untuk memeriksa anak binaannya, yang ada diluar kota”.26 2. Faktor Penghambat Dalam suatu kegiatan pastinya tidak akan terhindar dari yang namanya hambatan atau kendala. Begitu juga pada pelaksanaan program pendampingan luar lembaga yang dilakukan oleh Social Development Center for Street Children ini bukanlah suatu yang mudah. Ibu Vivi Marlina, AKS mengatakan “kebetulan untuk program pendampingan luar lembaga ini saya yang bertanggung jawab. Setiap program yang di jalanin pasti ada aja hambatannya, untuk pendampingan luar lembaga ini yang menghambat jalannya program ini adalah dana yang dari pusat (kementrian sosial) itu selalu tidak jelas turunnya kapan, kadang suka mendadak, dan saat mendadak kita harus buru buru menjalankan program ini dan hasil yang kita kerjakan dengan hasil buru-buru itu tidak memuaskan. Dan selain dana yang membuat pengambat, sumber daya manusia nya juga bisa menjadi penghambat dalam menjalani progam ini, kadang kita menjalanin program ini hanya 3 atau 4 orang, dengan waktu sebulan sekali, menurut saya kekurangan pegawai juga penjadi penghambat”.27 Hambatan saat pelaksanaannya adalah anak dengan anak suka bercanda saat menjalani test psikologi, terkadang anak suka malas mendengarkan apa yang disampaikan oleh psikolog, dan anak-anak sangat cuek. Kebanyakan anak menyontek saat di test menyesuaikan gambar dan kurangnya waktu dalam melakukan pendekatan kepada anak.
25
Wawancara Pribadi dengan Ibu Hj. Ijah Faijah Wawancara Pribadi dengan Iren (Dokter), Serang, 11 September 2014 27 Wawancara Pribadi dengan Ibu Vivi Marlina, AKS. 26
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Bedasarkan asil penelitian yang telah peneliti lakukan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Gambaran tentang strategi pelayanan sosial melalui pendampingan luar lembaga di social development center for street children. Program pendampingan luar lembaga di bentuk untuk membantu anak jalanan daerah agar bisa bersekolah kembali dan tidak kembali turun kejalanan. Di dalam pendampingan luar lembaga pihak dari lembaga memberikan beberapa pelayanan seperti kesehatan, test psikologi, FDS, dan memberikan uang pendidikan untuk anak. Program pendampingan luar lembaga mengajarkan orang tua bagaimana cara mengasuh anak yang benar, dan memberikan arahan kepada orang tua agar tidak membiarkan anaknya turun kejalanan lagi. 2. Gambaran tentang hasil dan manfaat dari pendampingan luar lembaga Manfaat yang diberikan dari pendampingan luar lembaga ini membuat anak yang putus sekolah karena ekonomi dan memutuskan untuk mencari uang di jalanan dan diadakannya pendampingan luar lembaga ini membantu anak yang tadinya putus sekolah sekarang bisa bersekolah kembali, dan lembaga berharap anak tersebut tidak turun kejalan lagi
69
70
untuk mencari uang, dan manfaat yang lebih besar untuk masa depannya bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dari pada berkerja di jalanan. 3. Gambaran
tentang
faktor
pendukung
dan
penghambat
dalam
melaksanankan pendampingan luar lembaga. Faktor pendukung untuk melakukan program ini seperti motivasi dan kemitraan yang membantu jalannya program tersebut. Tetapi tidak hanya pendukung saja, faktor penghambat pun pasti ada di dalam menjalankannya tersebut. Faktor yang membuat terhambatnya program tersebut, ada nya penurunan dana dari pusat (Kementrian Sosial) yang tidak pasti kapan turunnya, jadi jika anggaran belum jelas program tersebut belum bisa direncanakan, dan tidak hanya anggaran saja yang membuat program tersebut terhambat, saat pelaksanaannya pun ada saja yang membuat terhambatnya program seperti, saat test psikologi kebanyakan anak-anak yang bercanda yang tidak mau serius, jadi saat test psiikologi waktunya dihabiskan dengan bercanda, dan saat FDS untuk orang tua, banyak orang tua yang tidak hadir. B.
Saran Setelah peneliti meneliti program pendampingan luar lembaga, penulis memberikan beberapa saran untuk program pendampingan luar lembaga untuk kedepannya agar bisa lebih baik lagi. Saran yang penulis berikan adalah untuk tahun depan sebelum melakukan pemberian pelayanan, sebaikanya melakukan pendekatan lebih awal kepada anakanak, agar anak-anak bisa lebih nyaman saat diberikan test psikologi dan
71
test kesehatan. Dan tidak cukup waktu sehari untuk memberikan empat pelayanan sekaligus, lebih baik lakukan dalam dua hari agar hasilnya lebih maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku-buku
A.Soedijar Z.A, Profil Anak Jalanan Di DKI, (Jakarta: Media Informatika, 1989), h.33. Basuki, Arie. “Tekan Jumlah Anak Jalanan, DKI Bakal Perbanyak Rumah Singgah”, artikel diakses pada 10 februari 2014 dari http://www.merdeka.com/jakarta/tekan-jumlah-anak-jalanan-dkibakal-perbanyak-rumah-singgah.html Buku Saku Pekerja Sosial, (Jakarta: Departemen Sosial, 2004), h. 3. Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 115. Departemen Sosial RI Direktorat Jenderal Bina Kesejahteraan Sosial dan Direktorat Kesejahteraan Anak, Keluarga, dan Lanjut Usia, Tunjuk Pelaksanaan Pembinaan Kesejahteraan Sosial Anak Jalanan, 1999, h. 1. Fahrudin, Adi.Pengantar Kesejahteraan Sosial, (Jakarta: Rafika Aditama, 2012) Ferry Johannes, “Melonjak Jumlah Anak Jalanan”, Pikiran Rakyat (Bandung), 10 Januari 1999, h. 6 Ghony, M. Djunaidi dan Almansur, Fauzan . Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012) Hadari, Nawawi. Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2007) Jauch, Lawrence R. dan Glueck, Willian F. Manajemen Strategis dan Kebijakan Perusahaan, (Jakarta: Erlangga, 1995) Maryam, Abu Tandeng K, “Pelaksanaan Program Peningkatan Kesejahteraan Anak Jalanan” (Universitas Indonesia Program Studi Sosiologi, 2002)
72
73
Modul Pekerjaan Sosial Berpusat Pada Anak dan Keluarga, perlindungan anak dan perencanaan permanensi,(Jakarta: Save The Children,2012), h.14 Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,1998) Nurwijayanti, Andriyani Mustika, “Eksploitasi Anak: Perlindungan Hukum Anak Jalanan dalam Perspektif Hukum Pidana di Daerah Yogyakarta”, artikel diakses pada 28 Desember 2014 dari http://jurisprudence-journal.org/2012/07/eksploitasi-anakperlindungan-hukum-anak-jalanan-dalam-perspektif-hukumpidana-di-daerah-yogyakarta/ Prabowo, Anto. Masalah Anak-Anak Jalanan, Masalah kita, Dokumenter YKAI, Suara Merdeka, Selasa 5 Mei 1998, h.6. Prasadja, Heru dan Agustian, Murni Ati. Anak Jalanan dan Kekerasan (PKPM Unika Atma Jaya, Jakarta, 2000) Sudrajat, Tata. Hasil Lokakarya Nasional Anak Jalanan, (Jakarta: YKAI, 1995) Suharto, Edi. Isu-Isu Tematik Pembangunan Sosial: Konsepsi dan Strategi, (Jakarta: Badan Pelatihan dan Pengembangan Sosial, 2004) Sukoco, Dwi Heru. Kemitraan dalam Pelayanan, (Jakarta: Badan Pelatihan dan Pengembangan Sosial, h. 106-107. Sumarnonugroho, T, Sistem Intervensi Kesejahteraan Sosial, (Jakarta: T.pn., 1991) Suyanto, Bagong. Masalah Sosial Anak, (Jakarta: kencana, 2010), ed, ke-1, Triyanti dan Anny, Maria April Astuti, pemberdayaan anak jalanan di DKI Jakarta(Universitas Indonesia Program Studi Sosiologi, 2002). Utoyo dan Yusuf, Munawir, “Studi Tentang Profil Anak Jalanan dan Alternatif Pembinaannya” (FKIP UNS Surakarta, 1997)
LAMPIRAN 1 TRANSKIP WAWANCARA Strategi Pelayanan Sosial Anak Jalanan Melalui Pendampingan Luar Lembaga di Social Development Center For Street Childre,Bambu Apus Jakarta Timur
Nama
: Dra. Kokom Komalawati M,Si
Jabatan
: Ketua Lembaga
Jenis Kelamin
: Perempuan
Tanggal Wawancara : 8 Juli 2014 Tempat Wawancara : Ruang Kerja Pukul
: 09.00 WIB
No 1.
Pertanyaan Selamat pagi bu?
Jawaban
2.
Saya ingin mengobrolngbrol dengan ibu tentang lembaga ini, bolehkah saya meminta waktunya sebentar?
Iya, boleh kok. Mau ngobrol apa nih hehe
3.
Sudah berapa lama ibu menjadi ketua di lembaga ini?
Saya baru setahun menjabat menjadi ketua di SDC ini.
4.
Sudah berapa lama kah Lembaga ini sudah berdiri kurang lebih 8 tahun lembaga ini berdiri?
5.
Bagaimana sejarah berdirinya lembaga ini?
Iya selamat pagi
Dulu banyak sekali permasalah tentang anak jalanan. pemerintah dan kemensos ingin menyelesaikan masalah anak jalanan. akhirnya mereka membentuk lah lembaga ini yang focus
untuk anak jalanan saja. Lembaga ini diresmikan oleh ibu Negara Hj. Ani Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 23 november 2006. 6.
Lembaga ini lebih SDC lebih memfokuskan ke anak jalanan yang memfokuskan kearah dari keluarga ekonomi lemah, dan anak yang mana? putus sekolah, dan akhirnya turun ke jalan.
7.
Program apa saja yang diberikan oleh lembaga ini untuk anak jalanan?
Untuk program disini kebetulan tahun ini kita ingin fokus di luar. Kita memberikan biaya pendidikan kepada anak jalanan yang berada di luar kota ataupun dalam kota.
8.
Kenapa melakukanya di luar kota, kenapa tidak hanya di dalam kota saja?
Iya, kita ingin membantu anak jalanan agar bersekolah, mendapatkan pendidikan yang layak, kita juga ingin mengurangi jumlah anak jalanan di Indonesia, maka dari itu SDC melakukan program tersebut di beberapa luar kota agar disetiap kota bisa mengurangi jumlah anak jalanan yang ada.
9.
Hanya bantuan pendidikan sajakah yang diberikan oleh SDC?
SDC memang memfokuskan kependidikan anak, tetapi dalam memberikan bantuan pendidikan, ada beberapa pelayanan pendukung seperti pelayanan kesehatan, pelayanan Psikologi, dan pelayanan Family Development Sasion (FDS).
10.
Apakah semua Tidak semua kita berikan ke anak, ada juga yang pelayanan tersebut untuk ke orang tua yaitu pelayanan FDS. diberikan untuk anak semua?
11.
Pelayanan FDS yang diberikan untuk orang tua itu seperti apa penyampaiannya?
12.
Terimakasih bu, atas Iya sama-sama ya nak. waktu yang sudah di berikan kepada saya untuk mengobrol tentang lembaga ini.
Iya, pelayanan FDS itu kita memeberikan motivasi kepada orang tua, dan kita juga mengajarakan cara mendidik anak dengan benar. Penyampainnya berbentuk seperti penyuluhan.
LAMPIRAN 2 TRANSKIP WAWANCARA Strategi Pelayanan Sosial Anak Jalanan Melalui Pendampingan Luar Lembaga di Social Development Center For Street Childre, Bambu Apus Jakarta Timur
Nama
: Vivi Marlina, AKS
Jabatan
: Ketua Rehabilitas Sosial
Jenis Kelamin
: Perempuan
Tanggal Wawancara : 1 September 2014 Tempat Wawancara : Ruang Kerja Pukul
: 08.00 WIB
No Pertanyaan 1. Selamat pagi bu, maaf menggangu waktu ibu.
Jawaban Iya selamat pagi, iya tidak apa apa. Kebetulan saya juga lagi tidak terlalu sibuk.
2.
Bolehkah saya meminta Silahkan waktu ibu untuk mengobrol tentang program di SDC ini?
3.
Untuk tahun ini program apa yang diberikan kepada anak jalanan?
Program yang kita berikan itu program pendampingan luar lembaga. Kebetulan ditahun ini program pendampingan luar lembaga akan di lakukan di beberapa luar kota dan didalam kota.
4.
Di kota mana saja kah yang diberikan pendampingan luar lembaga?
Untuk diluar kota ada bandung, cimahi, sukabumi, dan serang. Kalau di dalam kota ada penjaringan, tanjung priuk, dan manggarai
5.
6.
Dimanakah letak Pelayanan yang kita beri kepada anak jalanan pelayanan untuk anak yaitu dengan cara memberikan pendampingan luar jalanan? lembaga, dalam pendampingan luar lembaga kita melakukan test kesehatan, test psikologi dan memeberikan motivasi kepada orang tua dalam mendidik anak yang benar, setelah itu kita juga memberikan uang untuk kebutuhan pendidikan si anak, agar anak bisa bersekolah kembali, mendapatkan masa depan yang lebih layak. Apa saja kriteria untuk Kriteria untuk anak yang penting, anak jalan, anak menjadi binaan dari keluarga ekonomi lemah, anak yang tidak lembaga? bersekolah atau putus sekolah, dan umur dari balita sampai kelas 3 SMA. Itu kriteria anak binaan kita.
7.
Bagaimana assement yang dilakukan lembaga untuk memilih anak binaannya?
iya, dalam memberikan bantuan kepada anak jalanan di daerah kita harus melakukan assesment. Kita berkerjasama dengan rumah singgah untuk mengumpulkan anak jalanan. Kita harus wawancarai pihak keluarga anak jalanan tersebut, apakah anak tersebut masuk dalam kriteria kita atau tidak. Cara kita mewawancarai anak dan keluarganya, dengan mendatangi rumah singgah tersebut. Dimana rumah singgah sudah mengumpulkan anak-anak dan keluarganya, jadi kita tinggal datang ke rumah singgah, tidak perlu mencari-cari anak dan keluarga, Tahun sekarang agak lebih gampang ngurusinnya, tidak kaya tahun lalu yang butuh waktu lama untuk bisa menjalanin program ini
8.
Setelah asessment Setelah kita melakukan assesment, kita datangi apakah yang dilakukan kembali rumah singgah tersebut, disana kita lembaga? membuat program untuk memberikan motivasi ke orang tua, biar orang tua bisa mengerti cara mendidik anak yang benar, dan tidak mengizinkan kembali anak untuk turun kejalanan. Pas ditempat kita juga ada program kesehatan, cek psikologi untuk anak, dan terakhir itu kita memberikan uang transport untuk anak sekolah
9.
10.
Adakah faktor Dalam setiap kegiatan selalu ada faktor pendukung dan pendukung dan penghambat nya, faktor penghambat dalam pendukung untuk kegiatan ini adalah ada melakukan program beberapa mitra yang bisa berkerjasama dengan pendampingan luar lembaga, untuk membantu menyelesaikan lembaga? kegiatan ini seperti rumah singgah dan dokter untuk memeriksa kesehatan anak. kebetulan untuk program pendampingan luar lembaga ini saya yang bertanggung jawab. Setiap program yang di jalanin pasti ada aja hambatannya, untuk pendampingan luar lembaga ini yang menghambat jalannya program ini adalah dana yang dari pusat (kementrian sosial) itu selalu tidak jelas turunnya kapan, kadang suka mendadak, dan saat mendadak kita harus buru buru menjalankan program ini dan hasil yang kita kerjakan dengan hasil buru-buru itu tidak memuaskan. Dan selain dana yang membuat pengambat, sumber daya manusia nya juga bisa menjadi penghambat dalam menjalani progam ini, kadang kita menjalanin program ini hanya 3 atau 4 orang, dengan waktu sebulan sekali, menurut saya kekurangan pegawai juga penjadi penghambat Terimakasih atas waktu Iya sama-sama yang diberikan kepada saya.
LAMPIRAN 3 TRANSKIP WAWANCARA Strategi Pelayanan Sosial Anak Jalanan Melalui Pendampingan Luar Lembaga di Social Development Center For Street Children, Bambu Apus Jakarta Timur
Nama
:F
Jabatan
: Anak Binaan
Jenis Kelamin
: laki-laki
Tanggal Wawancara : 11 September 2014 Tempat Wawancara : Rumah Singgah LKSA Bahagia, Serang Pukul
: 09.00 WIB
No Pertanyaan 1. Apa kabar dek?
Jawaban Baik kak
2.
Kamu udah lama ikut Dari aku kecil kak dirumah singgah?
3.
Kamu tinggal dimana?
4.
Orang tua kamu kerja Gak kerja kak apa?
5.
Acara ini tentang apa Acara ini buat bantuan sekolah kak ya?
6.
Oh bantuan sekolah, Iya ka aku dapet bantuan juga. Aku tadinya gak kamu dapet bantuan sekolah lagi karena bapak aku gak bisa bayar juga? sekolah aku.
Deket dari sini kok
7.
Terus waktu kamu Setelah gak sekolah lagi aku mengamen di jalanan tidak sekolah itu kamu buat bantu ibu sama bapak. Abis kalau aku gak ngapain aja? ngamen aku gak dapet uang jajan ka.
8.
Orang tua kamu Ngizinin kak, abis kalau gak ngamen aku minta mengizinkan kamu uang jajan sama mama, mama gak punya uang. untuk mengamen? Terus pas mama tau aku ngamen, mama gak pernah ngelarang aku.
9.
Terus pas kamu bisa Terus aku di panggil sama rumah singgah, disuruh sekolah lagi gimana datang terus dari sana aku dapet biaya buat cara nya? sekolah, terus aku bisa sekolah lagi
10.
Setelah kamu sekolah Udah jarang kak, soalnya aku juga udah dilarang lagi, kamu sering sama mama aku. Kata mama aku, aku disuruh kejalan lagi atau tidak? sekolah aja biar bener, biar bisa ngerubah nasib, biar nanti aku bisa dapet kerja yang baik, biar bisa bantu keluarga, begitu kata mama. Tapi kadang aku suka dateng kejalanan tanpa sepengetahuan mama. Kalau mama tau aku di marahin.
LAMPIRAN 4 TRANSKIP WAWANCARA Strategi Pelayanan Sosial Anak Jalanan Melalui Pendampingan Luar Lembaga di Social Development Center For Street Childre, Bambu Apus Jakarta Timur
Nama
:D
Jabatan
: Orang Tua Binaan
Jenis Kelamin
: Perempuan
Tanggal Wawancara : 11 September 2014 Tempat Wawancara : Rumah Singgah LKSA Bahagia, Serang Pukul
: 10.00 WIB
No Pertanyaan 1. Apa kabar bu?
Jawaban baik mba
2.
Ibu udah berapa lama Udah 2 tahun mba ikut program ini ?
3.
Apa si manfaat ibu ikut Sangat manfaat banget mba buat keluarga saya, program ini? Saya senang mendapatkan bantuan pendidikan buat anak saya, dulu anak saya sempat gak sekolah ya mba, gara-gara gak punya duit. Tapi gara-gara bantuan ini anak saya bisa kembali sekolah
4.
Selain bantuan pendidikan apa saja yang diberikan sama lembaga bu?
5.
Bermanfaat tidak bu, Waah, manfaat banget mba. Anak saya dikasih adanya pelayanan vitamin buat kekebalan tubuh sama napsu makan, kesehatan dan itu dikasih secara gratis. Kalau untuk pelayanan
Banyak mba disini ada pelayanan kesehatan, sama anak saya di test psikologi dan untuk orang tua, saya diajarkan cara mendidik anak yang benar agar tidak turun kejalan lagi mba.
pelayanan psikologi psikologi juga sangat bermanfaat, saya jadi tau buat anak ibu? kemampuan berpikir anak saya. 6.
Apa saja harapan ibu Harapan saya si, biar anak saya bisa sekolah untuk kedepannya? minimal sampe SMA saja juga gak apa-apa, biar dia bisa mendapatkan pekerjaan jadi dia tidak kembali kejalanan lagi. Bisa bantu keluarga juga.
LAMPIRAN 5 TRANSKIP WAWANCARA Strategi Pelayanan Sosial Anak Jalanan Melalui Pendampingan Luar Lembaga di Social Development Center For Street Childre, Bambu Apus Jakarta Timur
Nama
:M
Jabatan
: Anak Binaan
Jenis Kelamin
: laki-laki
Tanggal Wawancara : 11 September 2014 Tempat Wawancara : Rumah Singgah LKSA Bahagia, Serang Pukul
: 11.00 WIB
No Pertanyaan 1. Apa kabar dek?
Baik kak
Jawaban
2.
Kamu udah berapa lama ikut di rumah singgah ini?
Lupa kak, pokok nya udah lama dah
3.
Orang tua kamu Sangat mendukung kak, mama aku seneng kalau mendukung kalau kamu aku ikut di rumah singgah. ikut di rumah singgah ini?
4.
Apa saja manfaat kamu ikut dengan rumah singgah?
Banyak kan manfaat nya, saya dapet bantuan pendidikan juga, makanya saya sekolah.
5.
Bantuan ini di berikan oleh rumah singgah atau lembaga lain?
Bantuan ini tuh dari lembaga lain.
6.
Bagaimana cara kamu Waktu itu saya di panggil sama rumah singgah
bisa mendapatkan terus anak-anak dikumpulin semuanya. Ada orang bantuan tersebut? dari lembaga SDC mewawancarai saya dan orang tua saya. Setelah dua minggu yang lalu pihak lembaga mendatangi rumah singgah untuk menanya-nanyakan ekonomi keluarga, setalah dua minggu pihak lembaga datang lagi, kita diperiksa kesehatannya, terus kita juga di suruh test IQ, abis itu kita dikasih uang kebutuhan sekolah deh 7.
Seneng tidak kamu Seneng dong ka, saya jadi bisa sekolah lagi kan mendapatkan bantuan ini?
8.
Apa si manfaat adanya Manfaatnya banyak banget kak, saya jadi bisa bantuan ini untuk sekolah lagi, saya juga jarang main di jalanan kamu? karena saya sekarang aktif disekolahan. Lagian juga mama aku udah agak sedikit melarang aku kejalanan lagi kak.
LAMPIRAN 6 TRANSKIP WAWANCARA Strategi Pelayanan Sosial Anak Jalanan Melalui Pendampingan Luar Lembaga di Social Development Center For Street Childre, Bambu Apus Jakarta Timur
Nama
:K
Jabatan
: Anak Binaan
Jenis Kelamin
: laki-laki
Tanggal Wawancara : 11 September 2014 Tempat Wawancara : Rumah Singgah LKSA Bahagia, Serang Pukul
: 12.00 WIB
No Pertanyaan 1. Apa kabar dek?
Jawaban Baik kak
2.
Kamu kelas sekarang?
3.
Ini kamu lagi nunggu Lagi nunggu di data buat di periksa sama dokter apa?
4.
Memang sakit?
5.
Nanti untuk obatnya Gratis lah kak. diberikan secara gratis atau bagaimana?
6.
Seneng tidak ada Seneng kok, kan aku jadi sehat. Nanti nih aku pelayanan kesehatan diperiksa, aku pasti disuruh tiduran buat di periksa ini? sama dokter, nanti perut aku diteken-teken.
7.
Selain obat apa saja aku dikasih vitamin juga, katanya vitamin c sama
nya
berapa Kelas 3 SMP
kamu Iya ka aku lagi sakit, nanti aku di periksa sama dokter terus nanti aku di kasih obat
yang dikasih?
nafsu makan.
8.
Selain pelayanan Ada palayan psikologi ka kesehatan, pelayanan apa saja yang kamu ikuti?
9.
Seperti pelayanan itu?
apakah Itu kita di kasih buku ka, nah isi nya macempsikologi macem, nanti kita disuruh menghitung, sama menggambar terus sama mencocokan gambar, tapi ada waktunya, katanya buat melihat kecepatan kita berpikir ka.
LAMPIRAN 7 TRANSKIP WAWANCARA Strategi Pelayanan Sosial Anak Jalanan Melalui Pendampingan Luar Lembaga di Social Development Center For Street Childre, Bambu Apus Jakarta Timur
Nama
:N
Jabatan
: Anak Binaan
Jenis Kelamin
: Perempuan
Tanggal Wawancara : 11 September 2014 Tempat Wawancara : Rumah Singgah LKSA Bahagia, Serang Pukul
: 13.00 WIB
No Pertanyaan 1. Apa kabar ade?
Jawaban Baik ka
2.
Sekarang kamu kelas Kelas 1 SMA berapa?
3.
Kamu udah berapa Gak tau, 2 tahunan kali kak lama ikut di rumah singgah ini?
4.
Orang tua kamu kerja Gak kerja kak apa?
5.
Terus untuk biaya Aku ngamen kak di lampu merah, buat bantukehidupan sehari-hari bantu gimana?
6.
Orang tua kamu Orang tua aku gak marah ka. Tadinya aku gak mengizinkan kamu sekolah, tapi sekarang udah sekolah karena dapet untuk ngamen, terus bantuan dari SDC. kamu tidak sekolah?
7.
Bantuan apa saja yang Bantuan pendidikan, terus kita juga disuruh test diberikan oleh SDC ? psikolog, sama kesehatan ka
8.
Test psikologinya itu Aku disuruh nyari gambar yang cocok ka, terus seperti apa? aku di test kecepatan berpikir gitu ka, lumayan banyak deh ka gambarnya. Aku suka ka kalau di test IQ, soalnya banyak gambar-gambar yang harus aku cocokin ka, terus aku disuruh ngelengkapin gambarnya tapi aku dikasih waktu untuk ngelengkapinnya
9.
Kamu senang dengan Seneng ka bisa gambar pelayanan psikologi yang diberikan oleh SDC
LAMPIRAN 8 TRANSKIP WAWANCARA Strategi Pelayanan Sosial Anak Jalanan Melalui Pendampingan Luar Lembaga di Social Development Center For Street Children, Bambu Apus Jakarta Timur
Nama
:E
Jabatan
: Orang Tua Binaan
Jenis Kelamin
: Perempuan
Tanggal Wawancara : 11 September 2014 Tempat Wawancara : Rumah Singgah LKSA Bahagia, Serang Pukul
: 14.00 WIB
No Pertanyaan 1. Apa kabar bu?
Jawaban Alhamdulilah baik mba
2.
Sudah berapa lama ikut dirumah singgah ini?
Kurang lebih 2 tahun mba
3.
Mendapatkan apa selama ikut dirumah singgah ini?
Dapet bantuan mba
4.
Bantuan yang diberikan seperti apa bu?
Bantuan pendidikan untuk anak, terus ada pelayanan kesehatan, pelayanan psikologi, sama pelayanan FDS, tapi saya Cuma mengikuti pelayanan FDS
5.
Kenapa ibu mengikuti pelayanan FDS saja?
Iya karena yang buat orang tua hanya pelayanan FDS saja mba
6.
Menurut ibu acara FDS Manfaat banget dong mba ini sangat manfaat atau tidak?
7.
Apa saja yang di kami dikasih tahu bagaimana cara mendidik anak lakukan dalam acara yang benar, terus kita juga dikasih materi tentang FDS ini? anak turun kejalanan, kami disuruh melarang anak kalau pergi kejalan untuk mencari duit, pokoknya anak kerjanya harus sekolah tidak boleh nyari duit. Setelah mengikuti materi ini saya juga sudah melakukan cara yang diberikan oleh pihak lembaga, saya juga sudah agak melarang anak untuk sering ada dijalanan.
8.
Apakah sekarang ibu Ya sedikit-sedikit saya sudah bisa melarang anak sudah melakukan apa saya pergi kejalanan. yang telah disampaikan oleh pihak lembaga?
9.
Apa saja hasil manfaat Manfaatnya sangat banyak, anak saya jadi dari acara FDS ini? bersekolah lagi, jadi tidak usah nyari-nyari lagi kejalan. Saya seneng banget anak saya sekolah. Biar masa depannya lebih bagus orang tuanya
10.
Apakah ibu selama Sangat termotivasi banget untuk mendidik anak. mengikuti acara FDS Saat ada ini saya jadi tahu kalau anak yang berada ini bisa termotivasi? di jalan itu tidak baik, saya juga gak pernah ngelarang anak untuk ada di jalan, tapi pas dia sudah sekolah lagi dan saya juga mendapatkan pelajaran tentang mendidik anak, jadi saya sering melarang anak saya pergi ke jalan
bisa duit bisa dari
LAMPIRAN 9 TRANSKIP WAWANCARA Strategi Pelayanan Sosial Anak Jalanan Melalui Pendampingan Luar Lembaga di Social Development Center For Street Childre, Bambu Apus Jakarta Timur
Nama
:S
Jabatan
: Anak Binaan
Jenis Kelamin
: Perempuan
Tanggal Wawancara : 11 September 2014 Tempat Wawancara : Rumah Singgah LKSA Bahagia, Serang Pukul
: 15.00 WIB
No Pertanyaan Jawaban 1. Sudah berapa lama 3 tahunan kayanya dah kak kamu mengikuti di rumah singgah ini? 2.
Ada program apa saja Ada kesehatan, test psikologi kak yang kamu ikutin di rumah singgah ini?
3.
Apakah kamu senang Seneng banget kak, soalnya kan aku dikasih mengikuti acara di bantuan rumah singgah?
4.
Bantuan seperti apa Bantuan sekolah kak. yang kamu dapat kan?
5.
Bantuan sekolah Saya dikasih uang buat sekolah, buat beli peralatan seperti biaya atau sekolah, dan buat tabungan juga, tapi uangnya di keperluan sekolah? pegang sama ibu, saya gak boleh megang
6.
Menurut kamu, Sangat Manfaat banget kak, aku jadi bisa sekolah lagi. bermanfaat atau tidak adanya bantuan ini?
LAMPIRAN 10 TRANSKIP WAWANCARA Strategi Pelayanan Sosial Anak Jalanan Melalui Pendampingan Luar Lembaga di Social Development Center For Street Childre, Bambu Apus Jakarta Timur
Nama
:S
Jabatan
: Orang Tua Binaan
Jenis Kelamin
: Perempuan
Tanggal Wawancara : 11 September 2014 Tempat Wawancara : Rumah Singgah LKSA Bahagia, Serang Pukul
: 15.30 WIB
No Pertanyaan 1. Apa kabar bu?
Baik mba
Jawaban
2.
Sudah berapa lama ibu ikut di rumah singgah ini?
Sudah 1,5 tahun mba
3.
Menurut ibu adanya Manfaat banget dong mba, kehidupan saya jadi di acara seperti ini sangat bantu bermanfaat banget atau tidak?
4.
Dibantu seperti apa bu?
5.
Sudah berapa lama ibu Udah hampir 3 tahunan dibantu seperti ini?
Seperti memberikan uang untuk sekolah anak dan kebutuhan sekolah anak, seperti sepatu, tas, dan alat tulis.
6.
Coba ibu jelasakan seperti apa SDC memberikan bantuan kepada anak binaannya?
Anak saya diberikan uang untuk keperluan sekolahnya, untuk membeli alat-alat menulis juga diberikan oleh SDC, pokoknya untuk keperluan anak bersekolah semua dibiayain oleh SDC, tapi setiap anak berbeda-beda dapetnya, tergantung kebutuhannya juga. nanti kita disuruh nulis apa aja kebutuhan anak buat pendidikan
LAMPIRAN 11 TRANSKIP WAWANCARA Strategi Pelayanan sosial Anak Jalanan Melalui Pendampingan Luar Lembaga di Social Development Center For Street Childre, Bambu Apus Jakarta Timur
Nama
: Susi Nugroho Widyati, S. Psi
Jabatan
: Psikologi
Jenis Kelamin
: Perempuan
Tanggal Wawancara : 11 September 2014 Tempat Wawancara : Rumah Singgah LKSA Bahagia, Serang Pukul
: 16.00 WIB
No Pertanyaan 1. Selamat sore bu susi?
Jawaban Selamat sore juga mba
2.
Boleh kah saya meminta waktunya sebentar untuk mengobrol mengenai pelayanan psikologi di SDC?
Iya silahkan mba dengan senang hati
3.
Pelayanan psikologi ini fungsinya untuk apa ya bu?
Pelayanan psikologi ini untuk mengetahui kecepatan anak dalam berpikir, dan kita juga tahu IQ anak tersebut seperti apa.
4.
Bagaimana mengetahui IQ binaan SDC?
cara Dengan cara memberi test seperti kita berikan anak buku yang berisi beberapa gambar untuk mereka lengkapi, seperti test-test IQ yang lain.
5.
6.
Apa fungsi dari test IQ Setiap program luar lembaga kita selalu ini? mengadakan test psikologi dan test IQ untuk mengetahui sejauh mana anak ini bisa berpikir cepat, dengan cara kita memberikan beberapa buku yang berisi gambar-gambar, untuk dilengkapi dengan anak. Terkadang jika ada anak yang mengalami depresi kita langsung menanganinya Apa saja si hambatan Hambtannya, kepada anak-anaknya sendiri ya. dalam melaksanankan Kalau anak-anak nya gampang di atur kita tidak program test IQ ini? ada hambatan. Untuk disini hambatannya di waktu ya, soalnya anak-anak disini susah diatur, sampai kita melakukan 2 bagian , anak kecil dan anak yang sudah besar. Sebab kalau di satuan bakal ribut, yang ada pada males untuk mengerjakan test ini. Dan waktu juga ya, waktu yang sangat minim buat test ini itu sangat tidak efisien. Karena test ini sangat membutuhkan waktu yang cukup lama.
LAMPIRAN 12 TRANSKIP WAWANCARA Strategi Pemberdayaan Anak Jalanan Melalui Pendampingan Luar Lembaga di Social Development Center For Street Children
Nama
: Suci Utami Rahayu, AMK
Jabatan
: Staf Kesehatan
Jenis Kelamin
: Perempuan
Tanggal Wawancara : 11 September 2014 Tempat Wawancara : Rumah Singgah LKSA Bahagia, Serang Pukul
: 16.30 WIB
No Pertanyaan 1. Selamat sore ibu ucy?
Jawaban Iya selamat sore dek
2.
Bolehkah saya meminta Iya silahkan dek. waktu sebentar untuk mempertanyakan tentang pelayanan kesehatan ini?
3.
Setiap melakukan Iya setiap pendampingan luar lembaga kita selalu pendampingan luar melaksanakan pemeriksaan kesehatan untuk anak lembaga ini, apakah binaan. pemeriksaan kesehatan selalu di berikan oleh pihak lembaga?
4.
Apa saja yang di berikan oleh staf kesehatan untuk anak binaan?
5.
Periksa kesehatan ini Untuk test kesehatan ini kita lakukan untuk anak
Kita memeriksa fisik anak ada yang sakit atau tidak, kalau ada yang sakit kita berikan obat gratis, jika dia sehat-sehat aja kita cuma memberikan vitamin untuk nafsu makan dan vitamin C
hanya kepada anak saja saja, tidak ke orang tua. Karena kita lebih fokus atau orang tua nya ke anak. juga? 6.
Apa saja manfaat ada Manfaatnya kita bisa mengobati anak yang sedang nya pemeriksa sakit biar cepat sembuh. Dan memberikan vitamin kesehatan ini? untuk daya tahan tubuh si anak. Sebab kalau kita tidak memberikan seperti ini. Yang ada anak sering kena penyakit. Kita juga membantu anak yang sedang sakit, jadi bisa periksa dengan gratis dan mendapatkan obat sesuai penyakitnya.
LAMPIRAN 13 TRANSKIP WAWANCARA Strategi Pemberdayaan Anak Jalanan Melalui Pendampingan Luar Lembaga di Social Development Center For Street Children
Nama
: Ahmad Suhada, S.Sos
Jabatan
: Pendamping Sosial
Jenis Kelamin
: Laki-Laki
Tanggal Wawancara : 1 September 2014 Tempat Wawancara : Rumah Singgah LKSA Bahagia, Serang Pukul
: 11.00 WIB
No Pertanyaan 1. Selamat pagi pak?
Jawaban Iya selamat pagi juga
2.
Apa saja manfaat dari Manfaat nya sangat banyak ya, kita fokus pendampingan luar membantu anak jalanan dalam pendidikan, dan lembaga ini? kita juga fokus untuk mengurangi anak yang hidup di jalanan.
3.
Bagaimana cara untuk Dengan cara memberikan motivasi kepada orang memberikan bantuan tuanya dan mengurangi anak yang hidup dijalanan?
4.
Seperti apa motivasi Dengan cara mengadakan yang diberikan oleh Development Session) pihak lembaga?
5.
Seperti apa FDS itu?
FDS
(Family
FDS ini program yang ada di pendampingan luar lembaga, untuk memberikan motivasi kepada orang tua, agar tidak mengizinkan anaknya turun kejalan lagi, dan memberikan cara mendidik anak yang baik dan benar, dengan cara staff pendamping memberikan penyuluhan dengan
materi cara yang benar mendidik anak 6.
Bagaimana respon Kebanyakan orang tua yang berdiem dan orang tua saat di mendengarkan pemateri berbicara, tidak ada yang berikan motivasi? menolak dengan program FDS ini.
Anak-anak binaan sedang mengerjakan soal test IQ yang diberikan oleh staf Psikologi
Staf Kesehatan sedang mengukur tinggi badan anak binaan
Dokter sedang memeriksa fisik anak binaan
Orang tua binaan sedang mendengarkan pemateri berbicara tentang mendidik anak dengan baik
Program Family Development Session(FDS) ini di laksanakan di rumah singgah LKSA Wanita Bahagia Serang
Ibu Vivi Marlina memberika uang transport untuk pendidikan anak binaan
Staf Psikologi sedang memberitahu tentang cara mengikuti test IQ kepada anak binaan
Anak-anak binaan sedang mengerjakan soal test IQ