Strategi Pelayanan Kesehatan Reproduksi Dalam …… 19
STRATEGI PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI DALAM SITUASI DARURAT BENCANA DI DINAS KESEHATAN KABUPATEN PIDIE STRATEGY REPRODUCTIVE HEALTH SERVICE IN DISASTER EMERGENCY SITUATION AT PIDIE DISTRICT HEALTH OFFICE Siti Munauwarah* dan Indra** dan Hermasnyah *** Mahasiswa Magister Ilmu Kebencanaan PPS Unsyiah Abstrak : Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi pelayanan kesehatan reproduksi dalam situasi darurat bencana. Sampel penelitian adalah Wanita Usia Subur (WUS) serta pelaksana program, dan pengambil kebijakan di instansi yang berperan secara internal maupun eksternal dalam pelayanan kesehatan reproduksi. Teknik pengambilan sampel secara Accidental sampling technique dan secara purposive sampling. Hasil penelitian menggambarkan bahwa pelayanan kesehatan reproduksi tersedia pada saat bencana tersedia dengan kualitas pelayanan yang masih kurang. Ada pengaruh yang signifikan antara kapasitas SDM dan fasilitas terhadap pelayanan kesehatan reproduksi dengan konstribusi sebesar 46,8%. Sedangkan strategi untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan reproduksi dalam situasi darurat bencana adalah dengan mengintegrasikan program pelayanan kesehatan reproduksi bencana kedalam rencana strategi Dinas Kesehatan melalui rencana program kerja tahunan, Rencana Program Jangka Menengah (RPJM) atau Rencana Program Jangka Panjang (RPJP).
d i .
ac . Kata kunci: Pelayanan Kesehatan Reproduksi,h Situasi Darurat Bencana, Strategi. e c the strategy of reproductive health service Abstract : The aim of this research is to determine a in terms of disaster risk reduction. The samples es of the research are from fertile age women k and program implementer, and policy makers a in internal and external institution related with w reproductive health services. The sampling technique is using accidental sampling technique uillustrated s and purposive sampling. The result that reproductive health services available at the time of disaster with the lack na of service quality. There is a significant relationship between human resource capacity and facility to reproductive health services as 46.8 %. While the strategy for improving the reproductive health service in emergency situation is to integrate reproductive health service program plan strategy into disaster through the Health Department’s annual work plan, medium term development plan or long term development plan. Keywords:
Reproductive Health Service, Disaster Emergency Situation,Strategy.
PENDAHULUAN
umumnya
Departemen Kesehatan sebagai salah
reproduksi masyarakat pada khususnya.
satu instansi pemerintah yang berperan dalam
penanggulangan
bencana,
dan
Selama pelayanan
ini
status
banyak
kesehatan
dalam
situasi
bencana,
menghadapi dampak bencana terhadap
masih terbatas pada penanganan masalah
status
kesehatan
masyarakat
pada
19
secara
pelayanan
bantuan
diharapkan agar lebih bersiap diri dalam
kesehatan
namun
kesehatan
umum.
tersebut
Untuk
20 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.7 No.1, April 2014, 19 – 28
pelayanan kesehatan reproduksi dalam
pengungsi korban tsunami di Musa
kondisi darurat, sering kali tidak tersedia
Kabupaten Pidie, pada setiap barak
karena tidak dianggap sebagai kebutuhan
terdapat fasilitas pelayanan kesehatan
yang mendesak dan bukan merupakan
dasar, namun belum maksimal, seperti
prioritas. Padahal dalam kondisi darurat,
tidak adanya layanan untuk ibu hamil,
tetap saja ada ibu-ibu hamil yang
bersalin dan menyususi serta ruangan
membutuhkan pertolongan, tetap ada
khusus untuk pemeriksaan perempuan.4
proses kelahiran yang tidak bisa ditunda, kebutuhan
akan
layanan
keluarga
berencana
dan
kebutuhan
khusus
perempuan.1
Pada
tahun
2008,
Departemen
Kesehatan telah menerbitkan “Pedoman Praktis
Kesehatan
Reproduksi
Pada
Penanggulangan Bencana di Indonesia”.
Kesehatan
reproduksi
adalah
Tersusunnya Pedoman ini diharapkan
keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial
dapat meningkatkan respon bencana
yang menyeluruh dan tidak semata-mata
dengan cepat, tepat d dan efisien.5
terbebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal yang berhubungan dengan sistem reproduksi baik
i
Kabupaten c. Pidie merupakan salah
a
. satu hKabupaten di Propinsi Aceh yang
ce rawan a s
fungsi
terhadap
bencana,
seperti
e
tsunami, banjir bandang dan gempa
Kegiatan yang harus dilakukan u untuk
bumi. Banjir bandang adalah salah satu
serta prosesnya.2
pelayanan kesehatan
s reproduksi na
situasi
sesuai
k a w
dalam
bencana besar yang terjadi pada tahun
dengan
2011 di Kecamatan Tangse Kabupaten
Kepmenkes RI adalah: 1) Keluarga
Pidie, dan pada tahun 2012 bencana
Berencana. 2) Kesehatan ibu dan Anak,
tersebut kembali terjadi di daerah yang
antara lain: (a) Pelayanan kehamilan,
sama.
bencana
persalinan dan nifas. (b) Pelayanan pasca keguguran.
3)
penanggulangan
Deteksi
dini
Oleh
karena
itu
kesiapan
dari
dan
pemerintah daerah sangat di butuhkan,
IMS/HIV (AIDS). 4)
khususnya Dinas Kesehatan dalam upaya
Kesehatan
reproduksi
remaja.
5)
penanggulangan
Kesehatan
Reproduksi
Lansia.
6)
memberikan pelayanan kesehatan dasar
Pelayanan kekerasan berbasis gender.3 Berdasarkan komnas
pemantauan
perempuan
pada
oleh barak
dan pelayanan
bencana
untuk
kesehatan reproduksi
kepada korban bencana.6
Strategi Pelayanan Kesehatan Reproduksi Dalam …… 21
Tujuan penelitian adalah: 1) Untuk mengidentifikasi
pelayanan
berdasarkan Roscoe yang mengatakan
kesehatan
bahwa ukuran sampel yang layak dalam
reproduksi dalam situasi darurat bencana
sebuah penelitian adalah antara 30
di Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie. 2)
sampai dengan 500.7 Pengumpulan data
Untuk mengetahui faktor-faktor yang
dilakukan
mempengaruhi
kesehatan
terstruktur.
reproduksi dalam situasi darurat bencana
Untuk
pelayanan
dengan
cara
wawancara
mendapatkan
informasi
di Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie. 3)
tentang strategi pelayanan kesehatan
Untuk mengetahui strategi pelayanan
reproduksi dalam situasi darurat bencana,
kesehatan
sampelnya adalah pelaksana program,
reproduksi
dalam
situasi
darurat bencana di Dinas Kesehatan
dan pengambil
kebijakan di instansi
Kabupaten Pidie.
yang berperan secara internal maupun
METODE PENELITIAN
eksternal dalam pelayanan kesehatan
Penelitian ini menggunakan metode
reproduksi.
d i .
c .a
secara
Tekhnik
pengambilan
kombinasi dengan pendekatan deskriptif
sampel
purposive
sampling.
kuantitatif dan pendekatan kualitatif
Pengumpulan data dengan cara FGD h
ce Group Discussion (FGD), jumlah (Focus a s
(Sequential Explanatory Design). Tempat penelitian di Dinas Kesehatan Kabupaten ke
wa
Pidie, sebagai instansi yang uberperan
as BPBD ndan
secara internal,
Bapeda
peserta FGD sebanyak 13 orang. Analisis dengan
deskriptif
distribusi
kuantitatif,
frekuensi
sebagai instansi yang berperan secara
mengidentifikasi
eksternal
Tangse
reproduksi. Untuk mengetahui faktor-
Kabupaten Pidie. Dilaksanakan pada
faktor yang mempengaruhi pelayanan
bulan Desember
kesehatan reproduksi
serta
kecamatan
2013 sampai dengan
Januari 2014. Populasi
analisis dan
sampel
dalam
penelitian ini adalah Wanita Usia Subur (WUS) korban banjir bandang kecamatan
Linier
pelayanan
untuk
kesehatan
menggunakan
regresition.
Batas
kemaknaan (α= 0,05) atau Confident level (CL)= 95%. Untuk
melakukan
pengkajian
Tangse tahun 2011. Teknik pengambilan
terhadap strategi
sampel
reproduksi dalam situasi darurat bencana
dilakukan
sampling
technique.
sebanyak
30
secara
orang.
Accidental
Jumlah
sampel
Penentuan
ini
pelayanan kesehatan
di Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie, analisis data secara Deskriptif Kualitatif,
22 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.7 No.1, April 2014, 19 – 28
dengan
analisis
Internal,
analisis
eksternal dan analisis SWOT,
Kualitas
pelayanan
kesehatan
reproduksi berdasarkan nilai rata-rata yang diperoleh responden dapat dilihat
HASIL PEMBAHASAN Pelayanan Kesehatan Reproduksi Tabel 1
pada tabel 1.
Distribusi Frekuensi Kualitas Pelayanan Kesehatan Reproduksi dalam Situasi Darurat Bencana di Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie (n=30) No 1 2
Katagori Baik Kurang Jumlah
N 13 17 30
(%) 43 57 100
Sumber: Data Primer 2013
Berdasarkan tabel 1 terlihat bahwa
kepada petugas yang piket pada saat
pelayanan kesehatan reproduksi untuk
responden datang ke posko.
korban bencana sudah tersedia walaupun
Kapasitas d SDM dalam i Memberikan . Reproduksi Pelayanan c Kesehatan a
dengan kualitas pelayanan yang masih
. h e Kapasitas
kurang. Berdasarkan informasi responden, tidak
semua
pelayanan
SDM berdasarkan nilai
c a s rata-rata yang diperoleh responden dapat
kesehatan
e reproduksi tersedia. Jenis pelayanan yang diterima oleh satu reponden
k a wdengan
su
dilihat pada tabel 2.
responden lainnya berbeda,a tergantung
n
Tabel 2.
Distribusi Frekuensi Kapasitas SDM dalam Memberikan Pelayanan Kesehatan Reproduksi Pada saat Darurat Bencana di Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie (n=30) No
SDM
N
(%)
1 2
Baik Kurang Jumlah
15 15 30
50 50 100
Sumber: Data Primer 2013
Berdasarkan tabel 2 terlihat bahwa 50%
petugas yang bergantian dari setiap
responden mengatakan kapasitas petugas
puskesmas yang ada di Kabupaten Pidie
baik dan 50% responden mengatakan
dan masing-masing petugas memiliki
kapasitas petugas masih kurang. Hal ini
sikap, pengetahuan dan kompetensi yang
terjadi karena pada saat bencana petugas
berbeda, sehingga penilain kapasitas
yang
petugas oleh responden berbeda antara
memberikan
pelayanan
adalah
Strategi Pelayanan Kesehatan Reproduksi Dalam …… 23
satu responden dgn responden lainnya.
pelayanan kepada masyarakat korban
Agar kualitas pelayanan kesehatan
bencana.
reproduksi dalam situasi darurat bencana Fasilitas Pelayanan Kesehatan Reproduksi
berjalan dengan baik, tim siaga kesehatan reproduksi harus menyusun
rencana Keadaan
yang lebih spesifik pada setiap tahapan bencana supaya semua petugas yang memberikan
pelayanan,
mempunyai
kapasitas yang baik dalam memberikan Tabel 3
fasilitas
pelayanan
kesehatan reproduksi berdasarkan nilai rata-rata yang diperoleh responden dapat dilihat pada tabel 3.
Distribusi Frekuensi Fasilitas Pelayanan Kesehatan Reproduksi dalam Situasi Darurat Bencana di Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie (n=30) No 1 2
Fasilitas Baik Kurang Jumlah Sumber: Data Primer 2013
n 13 17 30
d i .
c
a . h
% 43 57 100
kesehatan reproduksi dibawa oleh bidan ce a sebagian responden (57%) mengatakans desa ketika piket di posko, namun ketika ke bidan desa tidak ada, fasilitas tersebut bahwa fasilitas untuk pelayanan a uw kesehatan reproduksi yang adas pada saat tidak tersedia. Sehingga persepsi na Berdasarkan tabel 3 terlihat bahwa
bencana masih kurang, baik dari segi
responden
tempat maupun peralatan yang ada,
tergantung waktu responden datang ke
dimana tempat untuk pelayanan tidak
posko untuk mendapatkan pelayanan.
dipisahkan dengan pelayanan kesehatan
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pelayanan Kesehatan Reproduksi dalam Penanggulangan Bencana di Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie
dasar lainnya, sehingga Wanita Usia Subur (WUS) yang ingin mendapatkan pelayanan kesehatan reproduksi merasa tidak terjaga privacinya.
Selain
itu
tentang
fasilitas
berbeda
Analisis Regresi Linier Berganda dan Uji Hipotesa secara Parsial
fasilitas yang dibutuhkan untuk pelayan Tabel 4 Tabel Regresi Linier Berganda Model
Unstandardized Coefficients B Std. Error
Standardized Coefficients Beta
T
Sig.
Collinearity Statistics Tole Rance
VIF
24 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.7 No.1, April 2014, 19 – 28
1(Constant)
0,687
1,749
Sdm
0,704
0,301
Fasilitas
0,579
0,151
0,393
0,698
0,332
2,336
0,027
0,973
1,028
0,546
3,840
0,001
0,973
1,028
Sumber: Data Primer SPSS,diolah 2014
Berdasarkan tabel 4 Persamaan regresi
reproduksi akan mengalami peningkatan
dapat dijabarkan sebagai berikut, PLKR
sebesar 0,579. Ada hubungan yang
=0,687+
positif antara fasilitas dengan pelayanan
0,704SDM
+
0,579FSL.
Konstanta sebesar 0,687 artinya jika
kesehatan
SDM dan Fasilitas
nilainya 0, maka
fasilitas maka semakin baik juga kualitas
pelayanan kesehatan reproduksi nilainya
pelayanan kesehatan reproduksi dalam
0,687. Koefisien regresi SDM 0,704
situasi darurat bencana.
artinya jika variabel independen lain nilainya
tetap
dan
kapasitas
reproduksi.
Semakin
baik
Pada kolom sig terdapat nilai
SDM
signifikan SDM 0,027 < 0,05 Ho ditolak
ditambah, maka pelayanan kesehatan
dan Ha diterima. d Artinya faktor SDM
i
reproduksi akan mengalami peningkatan
kesehatan
reproduksi.
Semakin
s
baik ke
wapula kapasitas SDM maka semakin u baik s pelayanan kesehatan reproduksi na dalam situasi darurat bencana.
kualitas
a reproduksi . kesehatan h e c adarurat bencana.
sebesar 0,704. Ada hubungan yang positif antara SDM dengan pelayanan
mempengaruhi c.
pelayanan
dalam
situasi
Pada kolom sig. terdapat nilai signifikan fasilitas 0,001 < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya faktor fasilitas memberi pengaruh secara
Koefisien regresi fasilitas 0,579
signifikan terhadap kualitas pelayanan
artinya jika variabel independen lain
kesehatan
reproduksi
nilainya tetap dan keterdiaan fasilitas
darurat bencana.
dalam
situasi
ditambah, maka pelayanan kesehatan Koefesien Determinasi (R2) Tabel 5 Hasil Analisis Koefesien Determinasi (R2) Model 1
R 0,684
R Square 0,468
Adjusted Rsquare 0,429
Std. Error of the Estimate 1,58097
Durbin- Watson 1,914
Sumber: Data Primer SPSS,di olah 2014
Berdasarkan tabel 5 diperoleh
= 0,468 x 100% = 46,8%.
angka R2 (R Square) sebesar 0,468
Hal ini menunjukkan bahwa SDM
maka koefisien determinasi adalah KD
dan fasilitas mempengaruhi pelayanan
Strategi Pelayanan Kesehatan Reproduksi Dalam …… 25
kesehatan reproduksi
dalam situasi
tidak diteliti dalam penelitian ini, dan
darurat bencana dengan konstribusi
model regresi yang digunakan cukup
sebesar 46,8%. Sedangkan 53,2% di
tingkat ketepatannya.
pengaruhi oleh faktor-faktor lain yang Uji Hipotesis Pengaruh Secara Simultan (Uji F) Tabel 6 Hasil Uji Regresi secara Simultan (Uji F) Model
Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Sig.
Regression
59,481
2
29,741
11, 899
,000
Residual
67,486
27
2,499
Total
126,967
29
Sumber: Data Primer SPSS,di olah 2014
Berdasarkan
tabel 6 diperoleh
kegiatan,
karena
manusia
dapat
nilai probabilitas (sig) hitung = 0,000 <
berperan sebagai pengelola, perencana,
0,05
yang
pelaku dan penentu agar tercapainya d
signifikan antara variabel SDM dan
tujuan dalam c suatu organisasi. Suatu
artinya
fasilitas
ada
secara
pengaruh
simultan
.i
terhadap
a . tujuan eh tidak akan terwujud tanpa peran c a aktif dari karyawan meskipun
pelayanan kesehatan reproduksi dalam
s
e ak
situasi darurat bencana.
organisasi tersebut memiliki fasilitas
w Sumber daya manusia dan u fasilitas
yang baik. Kualitas suatu pelayanan
darin komponen
sangat tergantung pada kapasitas dan
merupakan kesiapan
bagian
penanggulangan
Pelayanan
kesehatan
merupakan
salah
penanggulangan kesehatan.
bencana. reproduksi
yang
kualitas
tenaga
yang
memberikan
pelayanan. Optimalnya mutu pelayanan
satu
upaya
bencana
bidang
optimalnya kinerja SDM atau petugas
tersebut
yang memberikan pelayanan, baik itu
Upaya
membutuhkan pelayanan
as
persiapan,
agar
diberikan
kepada
kesehatan
sangat
ditentukan
oleh
dokter, perawat maupun bidan.8 ketersedian fasilitas juga sangat
korban bencana sesuai dengan standar.
mempengaruhi
Tanpa
dan
Suatu tujuan akan tercapai apabila
fasilitas yang baik maka suatu tujuan
fasilitas yang diperlukan selalu tersedia
tidak akan tercapai dengan baik.
setiap saat bila akan digunakan.9
SDM
yang
kompeten
SDM berperan aktif dalam setiap
kualitas
pelayanan.
26 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.7 No.1, April 2014, 19 – 28
Kenyamanan, kelengkapan
alat
kebersihan, periksa,
fasilitas
pelayanan dan ragam obat merupakan
struktur
tim
penanggulangan
bencana Dinas Kesehatan. 5) Menyusun tupoksi masing-masing
faktor penting untuk kelangsungan
bidang
suatu pelayanan.10 Oleh karena itu
penanggulangan bencana.
fasilitas atau ketersedian tempat, alat dan
bahan
untuk
memberikan
pelayanan kesehatan reproduksi sangat penting, dimana wanita khususnya ibu
dalam
struktur
6) Meningkatkan
kapasitas
melalui
tim
SDM
pelatihan-pelatihan
kegawatdaruratan bencana. 7) Melakukan
koordinasi
secara
hamil, ibu menyusui menyusui dan
berkesinambungan dengan BPBD
wanita bersalin membutuhkan tempat
maupun Bapeda.
yang aman dan nyaman serta terjaga
KESIMPULAN
privacinya dalam menerima pelayanan.
Dari
penelitian
ini
dapat
disimpulkan bahwa: d
i
Strategi Pelayanan Kesehatan Reproduksi dalam dalam Situasi Darurat Bencana
1) Pelayanan c.
kesehatan
.a
reproduksi
h ce
tersedia di posko kesehatan bencana
a Berdasarkan Analisis SWOT,es masih kurang. k a maka usulan untuk strategi pelayanan w 2) Ada pengaruh yang signikan antara u kesehatan reproduksi as dalam SDM dan fasilitas terhadap n
dengan kualitas pelayanan yang
penanggulan Kesehatan
bencana
di
Dinas
Kabupaten Pidie adalah
sebagai berikut:
kesehatan
reproduksi
dalam situasi darurat bencana di Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie,
1) Advokasi untuk pelantikan struktur baru.
baik secara parsial maupun secara simultan.
2) Menempatkan staf sesuai dengan kompetensi.
3) Strategi
pelayanan
kesehatan
reproduksi dalam penanggulangan
3) Revisi renstra dengan memasukkan program penanggulangan bencana sebagai salah satu program prioritas di Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie. 4) Membetuk
pelayanan
tim
penanggulangan
kesehatan reproduksi bencana dalam
bencana
di
Kabupaten memprioritas
Dinas Pidie
Kesehatan
dengan
program
cara
pelayanan
kesehatan reproduksi bencana dalam renstra RPJM atau Renja tahunan.
Strategi Pelayanan Kesehatan Reproduksi Dalam …… 27
tentang
Standar
Penanggulangan
SARAN Diharapkan
kepada
Minimal Masalah
pemegang
Kesehatan akibat Bencana dan
kebijakan dan pelaksana program di
Penananganan Pengungsi, Pusat
Dinas
Penanggulangan
Kesehatan
untuk
dapat
mempersiapkan pelayanan kesehatan
Masalah
Kesehatan 4
reproduksi yang komprehensif di posko
Komnas HAM Perempuan, 2007,
kesehatan, yang dimulai sejak masa pra
Perempuan Pengungsi: Bertahan
bencana melalui upaya mitigasi dan
dan Berjuang dalam Keterbatasan,
kesiapsiagaan.
Publikasi Komnas Perempuan, Jakarta 5
UCAPAN TERIMAKASIH
Direktur Jendral Bina Kesehatan
Ucapan terima kasih disampaikan kepada
Kepala
Dinas
Masyarakat, Kesehatan d
Kesehatan
.i
yang telah memberikan izin dan turut sehingga
terlaksananya
kegiatan penelitian ini.
k a w
1
Direktur Jendral Bina Kesehatan Masyarakat, Praktis
2
2008a,
Kesehatan
Pedoman
Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie, 2013,
Laporan
Kombinasi, Alfabeta, Bandung 8
Reproduksi
Keputusan Menteri Kesehatan R.I Nomor 1357/Menkes/SK/12/2001,
di Indonesia, UNFPA, Jakarta
Penanggulangan
2010,
Pelatihan Awal
Tim
Sugiyono, 2011, Metode Penelitian
tentang
Pelayanan
Standar
Minimal Masalah
Paket
Kesehatan akibat Bencana dan
Minimum
Penananganan Pengungsi, Pusat
(PPAM) untuk Kesehatan Seksual
Penanggulangan
dan Reproduksi dalam Krisis,
Kesehatan
UNFPA, Jakarta 3
a . Pelayanan Dasar, UNFPA, Jakarta h
dalam penanggulangan Bencana
AusAID,
dan
Penanggulangan Bencana, Sigli 7
DAFTAR PUSTAKAn
Reproduksi
e
c6 a s
e
u as
Program
Pelayanan Integratif di Tingkat c
Kabupaten Pidie beserta jajarannya
membantu
2008b,
Keputusan Menenteri Kesehatan R.I Nomor 1357/Menkes/SK/12/2001,
9
Masalah
Depdikbud, 1983, Pengelolaan Umum Pengelolaan Jakarta
Perlengkapan,
28 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.7 No.1, April 2014, 19 – 28
10
Wijono,
1999,
Pelayanan
Manajemen Kesehatan,
Mutu vol.
Surabaya, Airlangga University
1
press
c
d i .
e
a . h
e
c a s
s na
u
k a w