STRATEGI NAFKAH RUMAHTANGGA PETANI TEMBAKAU DI LERENG GUNUNG SUMBING (Studi Kasus di Desa Wonotirto dan Campursari Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung)
WIDIYANTO
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis “Strategi Nafkah Rumahtangga Petani Tembakau di Lereng Gunung Sumbing (Studi Kasus di Desa Wonotirto dan Campursari Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung)” adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber Informasi yang berasal atau kutipan dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Bogor,
Agustus 2009
WIDIYANTO NRP. I 353070021
ABSTRACT WIDIYANTO. Livelihood Strategy of the Tobacco Peasant’s Family on the slope of Sumbing Mountain (A Case Study in Wonotirto and Campursari Village, the sub-District of Bulu, Temanggung District). 2009. Supervised by ARYA HADI DHARMAWAN and NURAINI WAHYUNING PRASODJO. The background of this research is the historical fact which says that tobacco has been withdrawing a very significant attention as a potential high value commodity since the East Indies regime. The dependence of the peasant’s family to the market system causes the effect of capitalism penetrates into the village. Thus the livelihood strategy discourse becomes significant as an effort to dismantle the efforts of tobacco peasant’s family in responding into this conditions. The objectives of this research are: first, to identify and analyze which ethics of moral economy that bases peasants on constructing their livelihood system. Second, to analyze how is the forms of peasant livelihood strategy. Third, to analyze which institutional system built by peasants as the implementation of their livelihood system. Fourth, to analyze how far the implementation of their livelihood strategy can built the sustainable livelihood system. In this research, the researcher uses the constructivism paradigm. Meanwhile the strategy that going to be used is a case study. The data collection technique that used are: Inclusive observation, in-depth interview, and document analysis. To analyze the collected data, this research uses a qualitative data analysis method. This research will be conducted in two villages, they are Wonotirto and Campursari Village, Temanggung District. The fieldwork for data collection was carried out during Maret-Juni 2009. The Study found that the standard morality of livelihood strategy that the tobacco peasant families build, occured in two different form of economical ethic. Each of them is placed in totally in opposition to the other. These are ”socialcollectivism” ethic and ”individual-material acquisition” ethic. Each individual economic ethic build specific livelihood strategy that fit into the existing situation as faced by the peasant family. There are five different types of capitals are the tobacco peasant families as disposal, namely: natural capital, phsycal capital, financial capital, human capital, dan social capital. In majority the peasant families of the research areas build common strategies of livelihood, namely: vertical solidarity, horizontal solidarity, debt, patronase, production strategy, srabutan, accumulation, and manipulation of commodity. The institutional system built by peasants as the implementation of their livelihood, namely: sistem nitip, royongan, gabung hasil panen, maro. These strategies are basically using social capital as a main capital to form livelihood strategies. In case of difficulties (in time of crisis), the tobacco peasant families build somewhat different strategies, namely: temporary migration. All These strategies (in normal and in crisis situation) showed that peasant of this area very flexible mechanism to survive. But, the most sustainable way to survive that the peasant family build is the strategy of using collectivity ties as a instrumental way to support their livelihood. Keyword: livelihood strategy, asset, economic ethic, tobacco peasant families
RINGKASAN WIDIYANTO. Strategi Nafkah Rumahtangga Petani Tembakau di Lereng Gunung Sumbing (Studi Kasus di Desa Wonotirto dan Campursari Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung)”.2009. Dibimbing oleh ARYA HADI DHARMAWAN dan NURAINI WAHYUNING PRASODJO. Penelitian ini dilatarbelakangi adalah fakta historis bahwa komoditi tembakau sudah memperoleh perhatian yang besar sebagai komoditi komersial (high value commodity) sejak pemerintah Hindia Belanda. Keterhubungan rumahtangga petani langsung kepada pasar menyebabkan merembesnya kapitalisme di pedesaan. Hal ini menyebabkan petani tembakau mengalami mixed ethic, pada satu sisi berorientasi kepada etika sosial-kolektif dan pada sisi yang lain harus berorientasi kepada keuntungan yang maksimal.Oleh karena itu, kajian strategi nafkah menjadi penting dilakukan sebagai upaya mengungkap (dismantle) bagaimana upaya rumahtangga petani tembakau dalam merespon berbagai kondisi dan implikasinya terhadap sistem nafkah yang berkelanjutan baik secara ekonomi, ekologi, dan sosial. Tujuan dari penelitian ini adalah; pertama, mengidentifikasi dan menganalisis etika moral ekonomi apa yang melandasi petani dalam membangun sistem nafkahnya. Kedua, menganalisis bagaimana bentuk strategi nafkah rumahtangga petani. Ketiga, menganalisis kelembagaan apa saja yang dibangun sebagai implementasi dari sistem nafkah rumahtangga petani. Keempat, menganalisis sejauh mana strategi nafkah yang diterapkan dapat membangun sistem nafkah yang berkelanjutan (sustainable livelihood). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan paradigm konstruktivisme. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif (qualitative approach), dengan informasi yang bersifat subyektif dan historis. Strategi yang digunakan adalah studi kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: (1) pengamatan berperan serta, (2) wawancara mendalam, dan (3) analisis dokumen. Untuk menganalisis data yang telah terkumpul, dalam penelitian ini digunakan metode analisis data kualitatif (Sitorus, 1998). Unit analisa dalam penelitian ini adalah individu dan rumahtangga. Penelitian ini dilaksanakan di dua desa yaitu Desa Wonotirto dan Desa Campursari Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung. Pengumpulan data lapang dilakukan pada bulan Maret-Juni 2009. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi nafkah rumahtangga petani tembakau dibangun diatas dua etika moral ekonomi yang berlawanan. Pada satu sisi berlandaskan pada etika sosial-kolektif dan pada sisi yang lain berpijak kepada etika individual-material. Kedua etika tersebut “dimainkan” oleh petani sebagai upaya untuk bertahan dan memperbaiki sistem penghidupannya. Dalam membangun strategi nafkah, rumahtangga petani tembakau mengkombinasikan aset-aset (modal) yang dimiliki, yaitu: modal alami, modal fisik, modal finansial, modal sumberdaya manusia, dan modal sosial. Secara umum rumahtangga petani di daerah penelitian membangun beberapa strategi nafkah, yaitu: strategi produksi, solidaritas vertikal, solidaritas horizontal, berhutang, patronase, srabutan, akumulasi, dan manipulasi komoditas. Sedangkan
kelembagaan yang dibangun oleh petani sebagai implementasi dari strategi nafkah adalah sistem nitip, royongan, gabung hasil panen, dan maro. Berbagai strategi nafkah tersebut lebih banyak “memainkan” modal sosial sebagai asset penting dalam membangun sistem penghidupan yang berkelanjutan. Sedangkan pada situasi krisis, petani membangun sistem nafkah yang agak berbeda yaitu dengan melakukan migrasi temporer. Strategi ini dilakukan pada saat gagal panen berturut-turut sehingga tidak memiliki modal finansial untuk berusaha tani. Setelah kondisi pertembakaun membaik, maka petani yang melakukan migrasi akan kembali dan bergelut kembali dengan tembakau. Melihat berbagai strategi yang diterapkan baik pada situasi normal maupun krisis menunjukkan bahwa petani memiliki mekanisme yang dinamis dan fleksibel dalam merespon setiap perubahan kondisi. Sistem yang berperan penting dalam membangun keberlanjutan penghidupan petani adalah etika sosial-kolektif yang berasaskan pada resiprositas. Melalui asuransi sosial kolektif, rumahtangga petani mampu bertahan dan memperbaiki standar hidupnya.
@ Hak Cipta milik IPB, tahun 2009 Hak Cipta dilindungi Undang-Undang Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah, dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpa seizin IPB.
STRATEGI NAFKAH RUMAHTANGGA PETANI TEMBAKAU DI LERENG GUNUNG SUMBING (Studi Kasus di Desa Wonotirto dan Campursari Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung)
WIDIYANTO
Tesis Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Mayor Sosiologi Pedesaan
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009
Judul Tesis
: Strategi Nafkah Rumahtangga Petani Tembakau di Lereng Gunung Sindoro Sumbing (Studi Kasus di Desa Wonotirto dan Campursari Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung)
Nama
: Widiyanto
NRP
: I 353070021
Disetujui, Komisi Pembimbing
Dr. Ir. Arya Hadi Dharmawan, MSc.Agr Ketua
Ir. Nuraini Wahyuning Prasodjo, MS Anggota
Diketahui,
Ketua Program Mayor Sosiologi Pedesaan
Dekan Sekolah Pascasarjana IPB
Dr. Nurmala K. Pandjaitan, MS, DEA
Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodipuro, MS
Tanggal Ujian : 20 Agustus 2009
Tanggal Lulus :
Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis: Dr. Ir. Titik Sumarti, MS
PRAKATA Ucapan syukur yang mendalam ke hadirat Ilahi Robbi atas segala kemurahan dan karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Berawal dari keingingan untuk mengetahui dinamika kehidupan petani tembakau “membawa” penulis pada judul penelitian: “Strategi Nafkah Rumahtangga Petani Tembakau di Lereng Gunung Sumbing (Studi Kasus di Desa Wonotirto dan Campursari Kec. Bulu Kabupaten Temanggung). Selama kurang lebih tiga bulan penulis bercengkerama dengan komunitas petani tembakau untuk menggali berbagai informasi tentang sistem nafkah yang dibangun dalam upaya bertahan dan memperbaiki standar hidupnya. Sehingga pada akhirnya, dengan segenap keterbatan karya ini dapat disajikan. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada komisi pembimbing, yaitu Dr. Ir. Arya Hadi Dharmawan, MSc.Agr dan Ir. Nuraini Wahyuning Prasodjo, MS. Mereka tidak hanya sekedar guru tetapi juga sahabat yang selalu mendorong penulis untuk senantiasa bersemangat ketika rasa malas sedang menghantui, memberikan pencerahan ketika penulis mengalami jalan buntu. Terima kasih atas berbagai referensi yang diberikan sehingga mempermudah penulis dalam mendalami topik penelitian. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Dr. Ir. Titik Sumarti, MS yang telah membaca dengan teliti, memberikan kritikan dan masukan sebagai penguji luar komisi. Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada pimpinan program studi Sosiologi Pedesaan (SPD) IPB dan seluruh staff pengajar yang telah mendidik dan mengajarkan banyak hal tentang dinamika masyarakat pedesaan. Selanjutnya penghargaan dan terima kasih penulis ucapkan kepada Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS), Dekan Fakultas Pertanian, Ketua Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian UNS Solo atas izin yang diberikan. Kepada Dirjen Dikti Depdiknas yang telah memberikan beasiswa (BPPS), terima kasih atas dukungan dananya. Seluruh tineliti, petani tembakau di Lereng Sumbing, terima kasih atas segala keramahan dan keterbukaannya dalam memberikan data kepada peneliti. Akhirnya, terima kasih tiada tara atas perhatian dan dukungan ayahanda, ibunda, beserta seluruh keluarga. Merujuk pada ungkapan Socrates yang dikutip Wiradi (2009): “makin banyak yang aku ketahui, aku tahu bahwa makin banyak yang aku tidak ketahui, akhirnya aku tahu bahwa hanya satu yang aku tahu, yaitu bahwa aku tidak tahu apa-apa!”, maka penulis dengan segenap kerendahan hati menyadari masih banyak kekurangan dalam karya ini. Oleh karena itu, saran dan kritik sangat diharapkan demi kesempurnaan tesis ini. Akhirnya semoga kajian ini mampu memberikan khasanah tersendiri dalam ranah penelitian pedesaan. Amin.
Bogor, Agustus 2009 Penulis,
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Desa Gebangharjo, Kecamatan Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri, Propinsi Jawa Tengah pada tanggal 21 Pebruari 1981. Penulis merupakan putra pertama dari dua bersaudara pasangan Kirno Narnorejo dan Pariyem. Pendidikan Sarjana ditempuh pada tahun 1999 hingga tahun 2004 pada Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta. Kesempatan melanjutkan pendidikan program Magister Sains pada SPs IPB diperoleh pada tahun 2007 pada Mayor Sosiologi Pedesaan melalui Beasiswa Pendidikan Pascasarjana (BPPS), Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional RI. Semenjak tahun 2005, penulis bekerja sebagai staf pengajar pada Fakultas Pertanian UNS Solo.
DAFTAR ISI
Hal DAFTAR TABEL ………………………………………………………… xiv DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………… xv DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………… xvi I.
II.
PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ………………………………………………….. 1.1.1. Tembakau sebagai Komoditas berorientasi Ekspor……… 1.1.2. Usahatani Tembakau sebagai Sumber Penghidupan……... 1.1.3. Implikasi terhadap Strategi Nafkah Pedesaan……………. 1.2. Perumusan Masalah ……………………………………………... 1.3. Tujuan Penelitian ………………………………………………... 1.4. Manfaat Penelitian……………………………………………….. PENDEKATAN TEORITIS 2.1. Tinjauan Pustaka ………………………………………………… 2.1.1. Teori Tindakan Ekonomi………………………………… 2.1.2. Konsep Petani ……………………………………………. 2.1.2.1. Tinjauan Petani: Sebuah Perspektif ……………... 2.1.2.2. Rumahtangga sebagai basis ekonomi petani ……. 2.1.3. Strategi Nafkah Rumahtangga Petani: Sebuah Tinjauan Konseptual ……………………………………………….. 2.1.4. Basis Strategi Nafkah Rumahtangga Petani ……………… 2.1.5. Beberapa Studi tentang Strategi Nafkah dan Posisi Penelitian dalam Konteks Kekinian ……………………… 2.2. Kerangka Pemikiran ……………………………………………..
III. METODE PENELITIAN 3.1. Batasan Analisis ……………………………………….……….. 3.2. Pilihan Paradigma Penelitian …………………………………… 3.3. Pendekatan dan Tahap-tahap Penelitian ………………………… 3.4. Teknik Pengumpulan Data ………………………………….…... 3.5. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ………………………….. 3.6. Pemilihan Daerah Penelitian ……………………………….…… 3.7. Unit Analisis …………………………………………………..... 3.8. Definisi Operasional ………………………………………….....
1 1 2 3 5 8 9
9 9 11 11 12 14 18 23 26
29 29 30 31 32 33 34 34
IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Sekilas tentang Temanggung…………………………...……… 4.2. Kondisi Umum Desa Campursari dan Wonotirto……………… 4.3. Perkembangan Pertembakauan di Temanggung ………………. 4.4. Ikhtisar ………………………………………………………… V.
PROFIL AGRO-EKOLOGI DAN SOSIO-BUDAYA KOMUNITAS PETANI TEMBAKAU 5.1. Lahan sebagai Modal Penghidupan Utama…..…………...…… 5.2. Kondisi Agro-ekologi……………………….…………………. 5.2.1. Desa Campursari: pengairan cukup, terbukanya peluang komoditas……………………………………………….. 5.2.2. Desa Wonotirto: pada saat musim kemarau, hanya tembakau yang bisa hidup………………………………. 5.3. Tanaman Sela dan Pemanfaatan Limbah Tanaman……………. 5.4. Kendaraan Bermotor: Sarana Transportasi Penting…………… 5.5. Bangunan Rumah, Peninggalan Masa Lalu……………………. 5.6. Teknologi: dari cacak dan gobang ke mesin…………………... 5.7. Hewan Ternak dan Pupuk Sebagai Tabungan…………............. 5.8. Kemampuan Mengelola Tembakau, Warisan Orang Tua……... 5.9. Pertanian Tembakau dan Daya Serap Tenaga Pedesaan………. 5.10. Perilaku Konsumtif………………………………………….. 5.11. Ikhtisar………………………………………………………. 5.11.1. Pertanian sebagai basis penghidupan utama petani tembakau……………………………………………
37 39 48 51
54 56 56 57 62 63 64 65 67 68 70 71 73
5.11.2. Tembakau sebagai produk budaya……………….…
73 74
VI. STRATEGI NAFKAH RUMAHTANGGA PETANI TEMBAKAU 6.1. Strategi Nafkah Rumahtangga Petani ………….……………… 6.1.1. Domain “base livelihood”……..………………………. 6.1.1.1. Strategi Produksi………………….…………… 6.1.1.2. Strategi Patronase……………………………… 6.1.1.3. Strategi Solidaritas Vertikal…………………… 6.1.1.4. Strategi Solidaritas Horizontal………………… 6.1.1.5. Strategi Berhutang……………………………... 6.1.2. Domain “livelihood diversification”……………………… 6.1.2.1. Strategi Srabutan……………………………… 6.1.2.2. Strategi Akumulasi……………………………
77 82 82 88 91 97 102 106 106 110
6.1.2.3. Strategi Manipulasi Komoditas……………….. 6.1.3. Domain “Strategi Migrasi Temporer”…………………. 6.2. Dinamika Sosiologis Strategi Nafkah Rumahtangga Petani Tembakau pada berbagai Lapisan…………………………….. 6.2.1. Petani Lahan Luas………………………………………. 6.2.1.1. Rumahtangga Petani Tembakau berbasis Lahan Sawah…………………………………………. 6.2.1.2. Rumahtangga Petani Tembakau berbasis Lahan Tegal (pegunungan)…………………………… 6.2.2. Petani Lahan Sempit…………………………………… 6.2.2.1. Rumahtangga Petani Tembakau berbasis Lahan Sawah………………………………………….. 6.2.2.2. Rumahtangga Petani Tembakau berbasis Lahan tegal (pegunungan)…………………………….. 6.3. Ikhtisar………………………………………………………… 6.3.1. Etika Moral, Strategi Nafkah, dan Kelembagaan……… 6.3.2. Modal Sosial sebagai faktor penting dalam sistem penghidupan rumahtangga Petani Tembakau………….. VII. KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan…………………………………………………….. 7.2. Saran ………………………………………………………….. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
111 115 116 117 117 118 119 119 120 121 121 126
129 130
DAFTAR TABEL
Hal Tabel 2.1.
Dimensi Konseptual untuk Memahami Petani (Peasant) ………
12
Tabel 3.1.
Data yang akan dikumpulkan dan Teknik yang dipergunakan…
32
Table 4.1.
Luas Penggunaan Lahan Menurut Jenisnya Tahun 2007…..….
39
Table 4.2.
Ketinggian desa dari permukaan laut dan jaraknya ke pusat pemerintahan dirinci per desa di kecamatan Bulu tahun 2007….
40
Table 4.3.
Luas Lahan Sawah berdasarkan Pengairan Tahun 2007 ……….
41
Table 4.4.
Banyaknya Dusun, RW, RT di Kecamatan Bulu, Desa Wonotirto dan desa Campursari Tahun 2007 …………………
42
Kepadatan geografis dan Agraris, Sex ratio, dan Angka Beban Tanggungan (ABT) di Desa Campursari, Wonotirto, dan Kec. Bulu Tahun 2007.................................................................
43
Table 4.6.
Mata Pencaharian Penduduk 10 tahun ke atas Tahun 2007…….
44
Table 4.7.
Luas dan Panen komoditas pertanian di desa Wonotirto, Campursari, dan Kecamatan Bulu Tahun 2007…………………
44
Ternak besar, kecil, unggas desa Wonotirto, Campursari, dan Kecamatan Bulu Tahun 2007………………………………......
45
Tingkat Pendidikan Penduduk desa Wonotirto, Campursari, dan Kecamatan Bulu Tahun 2007 ………………………………….
46
Sarana Air Bersih desa Wonotirto, Campursari, dan Kecamatan Bulu Tahun 2007………………………………………….........
47
Tabel 4.11.
Kondisi Umum Daerah Penelitian………………………………
53
Tabel 6.1.
Kerangka tipe aktifitas diversifikasi nafkah ……………............
80
Tabel 6.2.
Kerangka tipe aktifitas diversifikasi nafkah rumahtangga petani tembakau………………………………………………………..
81
Tabel 6.3.
Rumah Tangga Menurut Golongan Luas Lahan ……………......
89
Tabel 6.4.
Strategi nafkah, etika moral, dan kelembagaan………………..
Table 4.5.
Table 4.8. Table 4.9. Table 4.10.
124
DAFTAR GAMBAR
Hal Gambar 2.1.
Komponen dan Bagan Alir Nafkah Rumahtangga…………..
21
Gambar 2.2.
Framework Strategi Nafkah ………………………………...
22
Gambar 2.3
Asset, Livelihood, dan Kemiskinan …………………………
23
Gambar 2.4.
Pola Distribusi Penghasilan Rumahtangga Petani di Jawa …
25
Gambar 2.5.
Kerangka Pemikiran Penelitian …………………………….
28
Gambar 4.1.
Peta Kabupaten Temanggung……………………………….
38
Gambar 4.2.
Luas Tanam Tembakau di Kabupaten Temanggung ……….
49
Gambar 4.3.
Produksi Tembakau di Kabupaten Temanggung……………
50
Gambar 4.4.
Perkembangan Luas Tanam (ha) dan produksi (ton) Tembakau Tahun 2003-2007………………………………..
51
Gambar 6.1.
Rumah Tangga Menurut Golongan Luas Lahan ……………
89
Gambar 6.2.
Strategi Solidaritas Vertikal yang berbasis pada KinshipGenealogis…………………………………………………..
92
Gambar 6.3.
Kelembagaan royongan sebagai Strategi Solidaritas Horizontal…………………………………………………..
98
Gambar 6.4.
Kelembagaan “menggabungkan hasil panen” sebagai Strategi Solidaritas Horizontal……………………………….
Gambar 6.5.
Strategi Berhutang Petani kepada Pedagang/Tengkulak……..
101 103
Gambar 6.6.
Keterkaitan antara Migrasi dan Peningkatan Penghidupan…
116
Gambar 6.7.
Strategi Nafkah Rumahtangga Petani Tembakau lahan Luas yang berbasis Tanah Sawah pada berbagai Situasi……………
117
Strategi Nafkah Rumahtangga Petani Tembakau lahan Luas yang berbasis Tanah Tegal (Pegunungan) pada berbagai Situasi ……………………………………………………….
118
Strategi Nafkah Rumahtangga Petani Tembakau lahan Sempit yang berbasis Tanah Sawah pada berbagai Situasi …………...
119
Gambar 6.8.
Gambar 6.9.
Gambar 6.10. Strategi Nafkah Rumahtangga Petani Tembakau lahan Sempit yang berbasis Tanah Tegal (Pegunungan) pada berbagai Situasi ………………………………………………………. Gambar 6.11. Peran Modal Sosial dalam Mereproduksi Aset dan Membangun Kapabilitas…………………………………….
121 127
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Penelitian terdahulu mengenai strategi nafkah pada berbagai setting lokasi yang berbeda Lampiran 2. Pedoman Wawancara Lampiran 3. Peta Lokasi penelitian