“ STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN KORAN TEMPO DALAM MEMASARKAN RUANG IKLAN “ (Studi Kasus Sisipan Tempo Gading November 2008-Januari 2009)
Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 ( S1 ) Ilmu Komunikasi
Disusun Oleh :
Nama
: Tri Handiyatno
Nim
: 04302 – 046
Jurusan
: Ilmu Marcomm & Advertising
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2009
UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI PROGRAM STUDI MARCOMM & ADVERTISING Tri Handiyatno (04302-046) Strategi Komunikasi Pemasaran Koran Tempo Dalam Memasarkan Ruang Iklan (Studi Kasus Tempo Gading Periode November 2008 – Januari 2009) (iv-80 Halaman; 23 Referensi 1981-2008; 4 Bagan; 2 Tabel; Lampiran; Biografi) ABSTRAKSI Pengiklan merupakan jantung dalam mempertahankan eksistensi pada suatu media massa. Salah satu media massa adalah Koran Tempo, dimana ruang iklan menjadi sarana bagi Koran Tempo untuk memperoleh pemasukan dan keuntungan yang sebesar-besarnya yang bertujuan untuk mendukung dari sirkulasi. Maka setiap Surat kabar harus mempunyai strategi komunikasi pemasaran yang tepat dalam mempromosikan atau dalam menjual ruang iklan, dimana nantinya strategi komunikasi pemasaran yang telah ditetapkan oleh suatu Surat Kabar, bertujuan untuk mengatasi para pesaingnya dalam mempromosikan ruang iklan. Penulis memilih Koran Tempo sebagai objek penelitian karena Surat Kabar Koran Tempo merupakan surat kabar yang memiliki format lebih kecil yang tetap eksis. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan Surat Koran Tempo dalam mempromosikan Ruang Iklan, tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan atau menggambarkan strategi komunikasi pemasaran yang digunakan oleh Koran Tempo dalam mempromosikan Ruang Iklan. Dalam penelitian ini penulis mengacu kepada A System of Marketing Communication dari Chris Fill yang menggambarkan tentang kerangka kerja dalam Komunikasi Pemasaran yang antara lain meliputi; Analisa SWOT, Promotion Objective, Positioning, Communication Budget, dan Research and Evaluation. Dalam sistem tersebut juga dijelaskan pula alat – alat komunikasi pemasaran yang terdiri dari periklanan, promosi penjualan, penjualan tatap muka, humas dan publisitas serta direct respons media. Sifat penelitian ini menggunakan penelitian dekriptif kualitatif, metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus, teknik pengumpulan data dengan indepth interview. Hasil penelitian yang didapat oleh peneliti menunjukkan bahwa strategi komunikasi pemasaran Koran Tempo dalam mempromosikan ruang iklan dengan melakukan pendekatan – pendekatan langsung atau relationship kepada klien pengiklan atau dapat dikatakan bahwa strategi yang digunakan oleh Koran Tempo dalam mempromosikan ruang iklan adalah melalui penjualan langsung secara tatap muka yaitu dengan menggunakan alat komunikasi pemasaran berupa Direct Selling.
KATA PENGANTAR
Pertama-tama penulis mengucapkan “Alhamdulillah” atas nikmat syukur yang diberikan Allah SWT, karena atas rahmat dan karunianya telah memberikan tuntunan, akal, pikiran dan kesehatan serta kemauan untuk bekerja keras, merupakan sebuah kebanggan bagi penulis saat dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini, sehingga tercapailah satu tahapan pembelajaran tentang ilmu pengetahuan dan salah satu dari tahapan itu adalah skripsi. Mengingat bahwa manusia tidak luput dari suatu kesalahan, maka penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, namun setidaknya penulis telah berusaha untuk melewati segala rintangan, hambatan serta cobaan yang ada selama penulis mengerjakan skripsi ini, maka inilah hasil dari sebuah proses untuk menuju masa depan yang dinginkan. Seperti yang telah diketahui bersama, bahwa penyusunan skripsi ini adalah demi memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Jenjang Pendidikan Strata Satu (S1) pada Fakultas Ilmu Komunikasi Program Studi Marketing Communication & Advertising Universitas Mercu Buana, Jakarta. Selain itu penyusunan skripsi ini tidak terlepas bantuan dari berbagai pihak yang sangat berarti, baik secara moril maupun materil dan penghargaan, juga bantuan untuk memberikan materi penulisan disertai data – data yang berkaitan dengan judul skripsi ini. Karena itu pada kesempatan ini, saya ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada : 1.
Ibu Dra. Tri Diah Cahyowati M.Si, selaku Dosen Pembimbing pertama, terima kasih atas kebaikannya karena telah meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk memberikan bimbingan kepada penulis dalam penyusunan skripsi dan mengajari penulis hingga selesai dengan baik.
2.
Mas Windalaksana, selaku GM Sales & Marketing Koran Tempo Terima kasih banyak atas izin dan waktu yang telah diluangkan dalam melakukan wawancara mendalam dan data - datanya.
3.
Mas Iyong, selaku Marketing Communication Koran Tempo. Terima kasih banyak atas izin dan waktu yang telah diluangkan dalam melakukan wawancara mendalam serta suatu kehormatan diberi kepercayaan kepada saya untuk dapat melakukan penelitian di bagian Promosi Koran Tempo.
4.
Mas Tito, selaku Group Head Iklan Koran Tempo Terima kasih banyak atas izin dan waktu yang telah diluangkan dalam melakukan wawancara mendalam dan data - datanya.
5.
Ibu Dra. Diah Wardhani M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana.
6.
Para dosen jurusan Advertising Universitas Mercu Buana seperti Ibu Tri Diah, Bpk. Hardiyanto, Ibu Nurprapti, Ibu Niken, Bpk. Sugihantoro, Bp. Rahman, dll. Terima kasih telah mengajar dan memberikan pengalaman yang bermanfaat selama penulis mengikuti perkuliahan di Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana Jakarta.
7.
Para Staf TU Fikom Pak Sam, Mas Mawi, Mas Erfan, Mba Lila, Mba Hesti, Mayfi, Yuni dan Nita terima kasih atas bantuannya mengenai surat-surat permohonan dan perizinan.
8.
Bapak, Emaku Tercinta, E’i dan Bambang , Terima kasih atas segala dukungan baik secara material maupun spiritual serta doannya yang telah diberikan kepada anakmu. I Love U Forever Your Spirit...
9.
Para rekan – rekan Koran Tempo Desk Fotografer ucap Banyak Terima Kasih Mas Arbas, Pa. Dodo, Akang Rully, Mas Tirta, Mas Wahyu Setiawan, Bang Budi, Mba Ayu, Mas Zulkarnain, Mas Amston, Mas Gunawan, Mas Tommy, Dimas, Yosep, Tony, Arnold, Panca, Dinul, Anto. terima kasih atas segala saran dan motivasi yang telah diberikan kepada penulis.
10. Kepada rekan-rekan Pewarta Foto Indonesia (PFI) Bang Astra Bonardo (SINDO), Bang Boim (AP), Bang Irwin (AP), Bang Bay Ismoyo (AFP), Arie Yudistrira (SINDO), Mas Boy T. Harjanto (IndoPos), Bang Hendri (WartaKota), Mas Safir Makki (The Jakarta Globe), Bang Jefri Aries (PortalTiga), Ruthe (Suara Pembaharuan), Bang Ali (JawaPos) selaku ketua Pewarta Foto Jakarta, Puspa Purwitasari (ANTARA), Mas Totok (KOMPAS), Eka, Bang Andre Bei (Suara Karya), Fransciscus (SINDO), Selo, Alan (SINDO), Ferry (IndoPos), Raka (JawaPos), Bang Lamhot (BeritaKota), Pa Ikhsan (WartaKota), dan semuanyaa yang memberikan dorongan penuh...SEMANGAT!!! 11. Kepada temen-temen club fotografi FPC (Fikom Photography Club) Bang Ai, Mas Zulkarnen, Mas Wahyu Setiawan, Bang Dul, Bang Demonk, Bang Boye&Genk, Achat, Fariz, Yoga, Rocky, Widay, Sumanjaya, Uthe, Manto, Lelo (semua Angkatan 1998-2000). Angkatan 3 FPC Hendra (montok), Dido, Abel, Mail, Widia, Manay, Agung, Afif, Koding, Zibrut. Dan semua anggota FPC Angkatan 5 hingga seterusnya. Thank Alot sukses selalu kawan!!! Kepengurusannya dijaga yaaa FPC...TAKE PICTURE EVERY DAY 12. Teman – teman angkatan 2002 khususnya jurusan Periklanan, Sapta, Ayu, Uuz, Iyang, Pay, Roni, Raymon, Wiwith, Vivi, Bimo, Yereza,
Tege, Letoy, Enda Montok, Renata, Abi, Praja. Thanks alot and Be Creative For the Future... 13. 3 teman sahabat saya Hendrik, Yudi, dan Ade Irfan. yang terus memberikan semangat dalam meraih masa depan. Thanks for dukungan yang tiada henti...dan para tetangga rumah saya yang terus mengingatkan dan mendorong, memberi masukan dalam penyelesaian tugas Skripsi ini. 14. Spesial thank to My Girlfriends Iin Irmawati “ Akhirnya Aku Lulus , dan Berjuang Tanpa Henti dalam membentuk Lingkaran untuk menjaga Hubungan Kita... Aku Sangat Sayang Kamu “ 15. Semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam pencarian data skripsi yang tidak mungkin dapat disebutkan satu persatu.
Jakarta, 9 September 2009
Tri Handiyatno
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian Memasuki dasarwarsa pada awal abad 21 perkembangan media massa baik elektronik ataupun media cetak khususnya, kini memiliki persaingan yang semakin tajam untuk menarik minat pembaca, dalam mengemas sebuah informasi, desain layout, peletakan iklan ataupun penambahan dari sebuah rublik yang tidak dimiliki oleh media lainnya atau pesaing khususnya. Hal ini dilakukan sebagai pemisah atau pembeda dari media satu dengan lainnya atau pesaing khususnya, sehingga calon konsumen atau konsumen memiliki daya tarik tersendiri untuk membelinya. Media cetak merupakan suatu media yang statis dan mengutamakan pesan – pesan visual. Media ini terdiri dari lembaran dengan sejumlah kata, gambar, atau foto, dalam tata warna dan halaman putih. Media Cetak adalah “ suatu dokumen atas segala hal yang dikatakan orang lain dan rekaman peristiwa yang ditangkap oleh sang jurnalis dan diubah dalam bentuk kata – kata, gambar, foto, dan lain sebagainya.“1) Dalam hal ini media cetak yang digunakan sebagai media untuk periklanan dibatasi surat kabar dan majalah. Surat kabar mingguan akan efektif bila memiliki peredaran yang pasti di tingkat langganan. Sebab, pada hari libur umumnya pedagang eceran memilih libur atau mengurangi jasa kerjanya. Serta cocok untuk iklan – iklan yang tidak merangsang orang berpikir berat. Karena pembaca berada pada suasana santai, dipenuhi rasa kekeluargaan dan ingin bebas dari rutinitas kerja. 1)
Rhenald Kasali, Manajemen Periklanan Konsep dan Aplikasinya di Inonesia. ( Jakarta ; Pustaka Utama Grafiti, 2007 ), hal. 100
Ada beragam jenis dan bentuk media massa yang digunakan manusia sebagai sumber informasi, dan juga berkaitan erat dengan hadirnya teknologi. Teknologi tinggi menghadirkan media cetak dan elektronik dan sebagai wujud percepatan perkembangan media Era informasi dan komunkasi yang semakin meningkat frekuensinya menyebabkan seseorang tidak bisa mengelak dari sentuhan media.2) Dewasa ini telah menjadi barang yang sangat penting bagi masyarakat di kota – kota besar, baik masyarakat golongan menengah ke atas maupun rakyat jelata. Surat kabar tidak hanya dibeli oleh pribadi dan rumah tangga, tetapi juga oleh perusahaan ( disediakan ruang tunggu ), di lobi hotel dan berbagai perpustakaan. Para pembaca pun di tengah kesibukan mereka bekerja masih meluangkan waktu untuk membaca. Tentu saja setiap pembaca mempunyai kesetiaan yang berbeda dengan kata lainnya terhadap rubrik – rubrik yang disajikan.3) Iklan dan periklanan dalam media cetak menjadi hal yang penting juga, periklanan mengisi bagian pendapatan yang harus dipunyai oleh media untuk menghidupi dirinya sendiri. Media cetak menjual tempat untuk dipergunakan penawaran barang atau jasa. Dari situlah pendapatan di peroleh. Keluasan dan kejelasan sirkulasi menjadi lebih penting juga karena penyebaran dan pengiriman menjadi indikator dan penanda keberhasilan dalam berpenetrasi kepada masyarakat.4) Data Asosiasi Industri Periklanan Indonesia menunjukkan tingkat pertumbuhan belanja iklan di Indonesia mengalami kenaikan sebesar 20 % per 2)
www.google.com/artikel : Metode Penelitian Komunikasi. Rhenal Kasali, Manajemen Periklanan Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. ( Jakarta ; Pustaka Utama Grafiti, 2007 ), hal. 105 4) www.google.com/artikel : Kelangsungan Hidup Media Cetak Terhadap Pengiklan. 3)
tahun. Pada 2006 lalu tingkat pertumbuhan belanja iklan di Indonesia mencapai Rp. 25 triliun. Angkanya membengkak di tahun berikutnya hingga menembus Rp. 28 triliun.5) Target konsumsi iklan sudah mengarah pada personal media. “ kami menyakini kekuatan Word of Mounth atau promosi yang dilakukan melalui media personal. Pembisnis periklanan harus selalu menggempur pasar dengan konten iklan yang tidak membuat pasar menjadi jengah atau merasa terganggu “ tungkas Indra yang dipercaya menjadi Presiden Asosiasi Industri Periklanan International ( IAA ) dengan masa jabatan 2008- 2010.6) Oleh karenanya dalam perkembangan media saat ini terasa memiliki karakterisik masing – masing yang mensegmentasikan diri media kepada pembaca dan pengiklan, sehingga pengiklan pun harus jeli dalam memilih atau mengkotak – kotakan media yang akan digunakan agar mengenai target tepat sasaran yang diinginkan. Dalam kelangsungan hidup sebuah media tergantung oleh dua hal yaitu Bagaimana menarik perhatian pembaca atau pelanggan dan untuk menarik pengiklan ditentukan oleh banyaknya pembaca, oleh karenanya dalam menarik perhatian pembaca dan menarik pengiklan yang di tentukan besar – kecilnya prosentasi pembaca media tersebut dengan melakukan langkah – langkah penting dalam mengkomunikasikan dari sebuah perencanaan awal hingga mencapai tujuan yang diinginkan sehingga menimbulkan timbal balik dari produsen dan pemakai. Oleh karenanya komunikasi merupakan nafas kehidupan dalam aktivitas manusia baik bekerja ataupun tidak bekerja melalui perbincanngan yang memiliki persamaan dalam menyambungkan berbagai hal untuk mencapai tujuan, tak jauh seperti media massa dalam mengkomunikasikan sebuah informasi yang dijadikan 5) 6)
www.google.com/artikel : Ceruk Media Massa www.inilah.com/berita/ekonomi/2008/ceruk-baru -industri-periklanan
sebagai bahan perbincangan ataupun menjadikan persepsi dan penilaian terhadap sesuatu. Bahwa dalam keseharian manusia tidak lepas dari kebutuhan untuk mendapat ataupun mencari informasi dari berbagai bidang kesehatan, olahraga, politik, kuliner, hiburan serta hobi dan lain sebagainya. Komunikasi adalah proses dimana pemikiran dalam pemahaman disampaikan antar individu atau antara organisasi dengan individu. Pemasaran adalah sekumpulan kegiatan di mana perusahaan dan organisasi lainnya mentrasfer nilai – nilai ( pertukaran ) antara mereka ( media ) dengan pelanggannya ( pengiklan ). Jika digabungkan, Komunikasi Pemasaran merepresentasikan gabungan semua unsur dalam bauran pemasaran merek, yang memfasilitasi terjadinya pertukaran dengan menciptakan suatu arti yang disebarluaskan kepada pelanggan atau kliennya.7) Bahwa didalam bauran pemasaran meliputi 4P ( Product, Price, Place dan Promotion ) didalam promosi umum digunakan dalam mendeskripsikan komunikasi dengan pelanggan atau calon pelanggan. Oleh karena itu di dalam sebuah kelangsungan hidup produk, media atau perusahaan tertentu di butuhkan suatu strategi komunikasi pemasaran atau promosi. Kegiatan pemasaran pun dalam mendongkrak dan membuat melek para calon konsumen, pelanggan ataupun pengiklan untuk mencoba dan membelinya hingga menjadi pelanggan setia atau yang tidak tahu menjadi tahu atas keberadaan media tersebut. Oleh karenanya kegiatan pemasaran merupakan ujung tombak dalam penjualan media tersebut, agar dapat mencapai tujuan yang diinginkannya. Selain itu pula kegiatan pemasaran merupakan penentu dalam kelangsungan hidup
7)
Teence A. Shimp, Periklanan Promosi dan Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu. ( Jakarta ; PT Erlangga,2003 ), hal. 4
sebuah media yang memiliki umur pendek atau panjang agar terjaga eksistensi dalam keberadan media tersebut yang tidak ada akhirnya. Hal ini sebagai pondasi dalam setiap marketer yang diperlukan untuk mengambil sebuah keputusan ataupun tindakan strategi atau menyusun kegiatan pemasaran yang efektif dan efesien agar memperoleh hasil yang sesuai dengan keinginan dan memuaskan semuanya baik untuk media itu sendiri ataupun para pembaca dan pengiklan khususnya. Dari sebatas uraian diatas bahwasanya sebuah ruang perkembangan media massa serta bentuk sistemmatis dari komunikasi pemasaran hingga mencapai tujuannya. Agar dapat mengenai khalayak tepat sasaran dengan berbagai macam strategi promosi atau komunikasi pemasaran, akan tetapi didalam sebuah media cetak iklan merupakan kelangsungan hidup surat kabar tersebut hingga dapat meningkatkan ekuitas media tersebut, serta memberikan pengaruh yang efektif bagi iklan yang ditayangkan dalam media cetak hingga mengenai target khalayak tepat sasaran. Berbagai macam media cetak bermunculan dengan berbagai cara untuk menarik minat pembaca yang mampu bersaing dari kompetitornya, seperti tabloid mingguan Tempo Gading yang merupakan sisipan dari Koran Tempo, hal ini bentuk strategi promosi dari Koran Tempo itu sendiri agar memperluas pembaca serta merebut pembaca media lainnya agar beralih ke Koran Tempo adapun para kompetitor pesaing Koran Tempo yaitu Kompas, Seputar Indonesia, Media Indonesia, Suara Pembaharuan, Republika dan lain sebagainya. Koran Tempo pertama kali terbit pada tanggal 2 April 2001, nama koran Tempo mempunyai kemiripan dengan majalah berita mingguan Tempo. Kemiripan ini bukanlah suatu kebetulan . Koran Tempo berdiri dibawah naungan
PT. Tempo Inti Media Harian yang merupakan anak perusahaan PT Tempo Inti Media Tbk selaku perusahaan yang menyongsong eksistensi Tempo. Perlahan tapi pasti, Koran Tempo menapaki tahun dengan tampilan desain baru yang mengikuti tren koran dunia. Yakni dengan terbit delapan kolom (semula sembilan kolom). Perubahan ini berpengaruh pada tampilan Koran Tempo yang menjadi lebih dinamis. Usaha-usaha penyempurnaan desain diikuti pula dengan penyempurnaan organisasi kerekdasian demi menjamin mutu produk yang unggul. Selain itu Koran Tempo juga secara rutin mengadakan evaluasi mutu kertas untuk mendapatkan hasil cetakan yang terbaik. Hasil kerja keras ini tercermin pada tampilan desain yang prima dan terus menerus meningkat. Infografi yang ditampilkan Koran Tempo telah menjadi trendseter dan ditiru oleh banyak media lain. Koran Tempo membidik pangsa pasar kelas menengah atas, untuk mecapai target ini, Koran Tempo melakukan penetrasi produk melalui program micro marketing. Dalam program ini penggarapan difokuskan pada target pasar melalui pendekatan wilayah baik pemukiman maupun perkantoran. Disamping itu, kebijakan harga yang ditetapkan Koran Tempo merangsang agen untuk mendorong penjualan dan mulai Agustus 2002, Koran Tempo mulai memberlakukan kebijakan jual putus kepada agen koran. Untuk menguatkan brand awarness terhadap Koran Tempo sejak 9 tahun berjalan, serta memberikan eksistensi Koran Tempo terhadap pembaca ataupun pengiklan. Koran Tempo memberikan sebuah sisipan media kawasan dengan terbitan seminggu sekali setiap hari sabtu yakni Tempo Gading. Tidak menutup kemungkinan para pengiklan / klien memasang iklan di Koran Tempo dengan Placementnya bersifat Nasional, sehingga hal ini memberikan peluang dengan menguatkan brand awarness Koran Tempo terhadap para pesaingnya. Tempo Gading dengan memiliki sebuah Logo Dragon ini mengartikan pemukim di kawasan Kelapa Gading Jakarta Utara sebagian besar pemukim keturunan chines, media cetak kawasan seputar informasi kelapa gading. Pemilihan dalam kawasan tersebut yaitu Kelapa Gading Jakarta Utara merupakan target pasar sasaran yang kelas ekonomi menengah ke atas, serta dunia
perbisnisan yang melimpah sehingga menimbulkan ketertarikan tersendiri. Tempo Gading terbit pada bulan November tahun 2008 dengan 8 halaman, berwarna, informatif, serta pembentukan layout yang menarik perhatian khalayak, dan dibagikan secara gratis selamannya kepada sebagian pemukim yang berada di kawasan Kelapa Gading Jakarta Utara. Cara ini merupakan bentuk strategi promosi dalam menggaet calon pengiklan di kawasan kelapa gading yang menjadi sisipan Koran Tempo serta menguatkan brand aquity dan awarnessnya. Sehingga Tempo Gading ini dapat menarik perhatian kepada khalayak untuk menimbulkan rasa penasaran, mencoba, dan membeli sehingga menjadi pelanggan yang baik ( pembaca atau pengiklan ). Dalam kelangsungan hidup sebuah produk sangatlah penting dalam menunjukkan
eksistensi
keberadaan
media
atau
produk
tertentu
serta
menunjukkan kemampuan media yang satu dengan yang lainnya sangat berkompetisi dalam meraih target sasaran pembaca hingga mendapatkan brand equity dan brand awarness yang baik di mata pembaca atau khalayak. Kelangsungan hidup media terus berkembang agar tetap bertahan pada posisinya jangan produk atau media tersebut menurun, apabila produk atau media menurun maka dilakukan sebuah pengalihan dengan berganti nama produk atau media untuk melakukan dengan memberikan variatif pilihan dari produk tersebut. Proses sebuah kelangsungan hidup produk atau media sejauh mana strategi pemasaran ini mempertahankan agar khalayak - khalayak tidak bosan dan jenuh terhadap produk atau media yang ditawarkan kepada khalayak calon pembeli atau pembaca. Langkah – langkah yang harus dilakukan oleh marketer untuk mendapatkan pengiklan khususnya terhadap Tempo Gading yang diberikan secara gratis kepada sejumlah pemukim yang berada di Kelapa Gading ini mampu
bertahan dan bersaing dengan media lainnya, tak luput marketer sebagai ujung tombak dalam mempertahankan keberadaan media Tempo Gading ini. Dilatar belakangi hal tersebutlah, maka penulis ingin mengkaji lebih lanjut melalui penelitian mengenai bagaimana proses Strategi Komunikasi Pemasaran Koran Tempo Dalam Memasarkan Ruang Iklan studi kasus Tempo Gading Periode November 2008 – Januari 2009.
1.2. Pokok Permasalahan Bahwa dari latar belakang tersebut media cetak Koran Tempo yang memiliki tampilan desain baru yang mengikuti tren koran dunia dan dinamis serta bentuk pemasaran denagan menambahkan rublik sebuah tabloid kawasan yakni Tempo Gading, hal ini meramaikan atmosfir media cetak dalam proses pemasaran yang menjadi spesialis pasar untuk mendapatkan minat pembaca dan menggaet sejumlah pebisnis iklan yang ditayangkan. Maka penulis dapat merumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Strategi Koran Tempo Dalam Memasarkan Ruang Iklan (Studi Kasus Sisipan Tempo Gading Periode November 2008 – Januari 2009 )?
1.3. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian Strategi Komunikasi Pemasaran Koran Tempo dalam memasarkan ruang iklan terhadap Sisipan Tempo Gading Periode November 2008 – Januari 2009 adalah untuk mengetahui strategi dan upaya – upaya yang dilakukan oleh Koran Tempo dalam menyusun
serta
implementasikan
strategi
komunikasi
pemasaran
untuk
memperoleh pengiklan Koran Tempo selama bulan November 2008 – Januari 2009.
1.4. Signifikansi Penelitian Signifikansi penelitian adalah : 1. Secara Akademis, dapat memberikan suatu pengetahuan penting berguna dan bermanfaat agar nantinya dapat memiliki wawasan lebih luas dan mendalam yang bersifat spesifikasi terhadap bidang Ilmu Komunikasi pada umumnya serta strategi komunikasi pemasaran dalam menunjang kelangsungan hidup produk secara khususnya. 2. Bahwa secara praktis, penelitian ini mampu memberikan masukan – masukan yang bernilai, bermanfaat dan dapat meningkatkan pengupayaan dalam bidang perencanaan pemasaran bagi perusahaan untuk mengetahui hal – hal sebagai langkah atau dasar dalam pembentukan perencanaan pemasaran serta pengeksekusian terhadap strategi komunikasi pemasaran untuk memperoleh pengiklan dalam kelangsungan hidup produk.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sinergi Komunikasi dan Pemasaran Dalam bukunya Sinergi Komunikasi Pemasaran Drs. Hifni Alifahmi, menjelaskan bahwa ada 2 bidang yang sering berdampingan, baik dari segi keilmuan maupun percakapannya. Dua bidang itu kerap beriringan dan pada situasi tertentu sulit dipilah / dibedakan. Dua bidang itu adalah pemasaran dan komunikasi. Dua bidang tersebut dapat dilihat pada bagan di bawah ini :8)
Strategi / Corporate
Strategi Marketing
Corporate Coomm. PR Strategi Corporate Marcom
Marketing
Marketing Comm
Communication
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa terdapat titik persinggungan antara komunikasi dan pemasaran serta aspek strategi. Di mana perpaduan antara aspek strategi dengan pemasaran menghasilkan pemasaran strategi, sedangkan penyatuan aspek strategi dengan komunikasi menghasilkan bidang komunikasi korporat. Sementara itu gabungan dari pemasaran dan komunikasi memunculkan komunikasi pemasaran pada jenjang operasional dengan beragam teknik dan 8)
Drs. Hifni Alifahmi, Sinergi Komunikasi Pemasaran. ( Jakarta ; Quantum Bisnis dan Manajemen, 2005 ), hal.
taktiknya. Namun pada jenjang strategi perpaduan komunikasi dan pemasaran menghasilkan komunikasi korporat yang langsung bersinggungan dengan tugas – tugas pimpinan puncak dalam mengelola berbagai unit usaha dalam satu payung organisasi.
2.2. Komunikasi Sebagai Salah Satu Unsur Pendukung Pemasaran Mengenai strategi komunikasi pemasaran alangkah baiknya peneliti menjabarkan dalam pengertian komunikasi terlebih dahulu. Ilmu komunikasi sangat penting didalam dunia media, apapun segala bentuk dari media tersebut bersangkutan tak disangkal lagi pastinya berhubungan dengan Komunikasi, ada pun pandangan dalam pengertian atau istilah komunikasi atau dalam bahasa inggris communication berasal dari kata latin communicatio dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama di sini maksudnya adalah sama makna.9) Jadi kalau dua orang terlibat dalam komunikasi misalnya dalam bentuk percakapan, maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang akan dipercakapkan atau disampaikan. Kesamaan bahasa dalam percakapan itu belum tentu menimbulkan kesamaan makna. Dengan perkataan lain mengerti bahasanya saja belum tentu mengerti makna yang dibawakan oleh bahasa itu. Jelas bahwa percakapan kedua orang dapat di katakan komunikatif apabila kedua – duanya, selain mengerti bahasa yang digunakan juga mengerti makna dari bahan yang dipercakapkan. Menurut para ahli yang menaruh minat pada perkembangan komunikasi adalah Carl I. Hovland mengartikan Ilmu Komunikasi adalah “ Upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegar asaz – asaz penyampaian informasi 9)
Prof. Drs. Onong Uchjana Effendy, M.A, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. ( Bandung ; PT Remaja Rosdakarya, 2006 ), hal. 9
serta pembentukan pendapat dan sikap.“10) Definisi ini menunjukkan bahwa yang dijadikan objek studi ilmu komunikasi bukan saja penyampaian informasi, melainkan juga pembentukan pendapat umum ( public opinion ) dan sikap publik ( public attitude ) yang dalam kehidupan sosial dan kehidupan politik memainkan peranan yang amat penting. Komunikasi adalah prasyarat kehidupan manusia. Kehidupan manusia akan tampak “ hampa “ atau tiada kehidupan sama sekali apabila tidak ada komunikasi. Karena tanpa komunikasi, interaksi antar manusia, baik secara perorangan, kelompok ataupun organisasi tidak mungkin dapat terjadi. Dua orang dikatakan melakukan interaksi apabila masing – masing melakukan aksi dan reaksi. Aksi dan reaksi yang dilakukan manusia ini ( baik secara perorangan, kelompok, ataupun organisasi ), dalam ilmu komunikasi disebut sebagai tindakan komunikasi.11) Dari penjelasan atau definisi komunikasi diatas dapat dikatakan bahwa komunikasi sebagai suatu proses yang sangat mendasar didalam kehidupan manusia, terutama dalam melakukan suatu kegiatan untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidup manusia. Salah satu kegiatan yang dilakukan oleh manusia adalah kegiatan pemasaran. Inti dari proses pemasaran adalah adanya pertukaran dari satu pihak dengan pihak lain, baik pertukaran yang sifatnya terbatas maupun yang sifatnya luas dan kompleks.12)
10)
11)
12)
Prof. Drs. Onong Uchjana Effendy, M.A, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. ( Bandung ; PT Remaja Rosdakarya, 2006 ), hal. 10 Sasa Djuarsa Sendjaja, Ph.D.,dkk, Pengantar Komunikasi. ( Jakarta ; Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, 2000 ), hal. 2 Sutisna, S.E., M.E., Perilaku Konsumen & Komunikasi Pemasaran. ( Bandung ; PT Remaja Rosdikarya, 2002 ), hal. 264
Adanya suatu proses pertukaran dalam suatu kegiatan pemasaran disebabkan oleh adanya dua konsep yang sangat mendasar, diantaranya, sebagai berikut13) : A. Kebutuhan Kebutuhan adalah hal – hal yang mendasar yang dibutuhkan makhluk hidup untuk melangsungakan kehidupannya. Sebagai contoh manusia tidak hanya membutuhkan makanan dan minuman, tetapi juga cinta, penghargaan, persaudaraan, pengetahuan, dan sebagainya. B. Keinginan Keinginan
adalah
pernyataan
manusia
terhadap
kebutuhan
–
kebutuhannya yang dipertajam oleh budaya dan kepribadiannya. Perbedaan dengan kebutuhan adalah terletak pada barang – barang yang dipilih seseorang untuk melangsungkan kehidupannya. Sebagai contoh, Makan adalah kebutuhan, sedangkan nasi adalah keinginan. American Marketing Association mendefinisikan pemasaran sebagai : “ suatu proses perencanaan dan eksekusi, mulai dari tahap konsepsi, penetapan harga, promosi, hingga distribusi barang – barang, ide – ide, dan jasa – jasa, untuk melakukan pertukaran yang memuaskan individu dan lembaga – lembaganya. “ 14)
13)
14)
Rhenal Kasali, Membidik Pasar Indonesia ( Segmentasi, Targetting, dan Positioning ). ( Jakarta ; PT Gramedia, 2001 ), hal. 60 Ibid, hal. 53
Hal – hal pokok dalam definisi tersebut adalah 15) : 1. Ada perencanaan dan eksekusi di lapangan. Hal ini menunjukkan bahwa pemasaran membutuhkan strategi ( diungkapkan dalam rencana – rencana yang realitas yang dihubungkan dengan kemungkinan memperoleh keuntungan, kelancaran penerimaan pembayaran, investasi yang dibutuhkan, produk yang ingin dibuat, dan sebagainya ) dan eksekusi dilapangan ( pengiriman barang, penagihan, penempatan pramuniaga, manuver – manuver penetapan harga, dan sebagainya ). 2. Ada tahap – tahapan yang dirumuskan. Hal ini menunjukkan pemasaran bukanlah kegiatan “ supply push “ tetapi merumuskan dari awal, yaitu pada saat konsepsi. Dengan kata lain, seluruh bagian harus
duduk
bersama
–
sama
merumuskan
produk
dan
memasarkannya. 3. Melibatkan produk, harga, promosi dan distribusi. Keempat variabel ini dalam pemasaran disebut bauran pemasaran ( marketing mix ), keempat variabel ini merupakan alat pemasaran yang dapat dikendalikan ( controllable ) oleh marketer. 4. Barang yang dipertukarkan. Yang di pertukarkan tidaklah selalu berupa barang terwujud yang dapat dipegang ( tangible goods ), tetapi juga benda – benda tidak terwujud, seperti ide – ide ( jasa konsultasi, proposal, disain ), tempat, jasa – jasa dan sebagainya. 5. Pertukaran. Hal yang lazim berlaku adalah Saudara menyerahkan sesuatu ( barang, ide, atau jasa ) dan menerima pembayaran ( uang ). 15)
Rhenal Kasali, Membidik Pasar Indonesia ( Segmentasi, Targetting dan Positioning ). (Jakarta ; PT Gramedia, 2001 ), hal. 54
Komunikasi memegang peran yang penting dalam proses pertukaran. Pada tingkat dasar, komunikasi dapat menginformasikan dan membuat konsumen potensial menyadari atas keberadaan produk yang ditawarkan. Komunikasi juga dapat dijadikan sebagai pengingat bagi konsumen mengenai keberadaan produk, yang pada massa lalu pernah dilakukan transaksi pertukaran pada produk itu. Proses komunikasi yang bersifat mengingatkan ini sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup perusahaan. Perusahaan dapat bertahan karena adanya konsumen dan mencari atau memperoleh konsuman merupakan suatu hal yang sulit. Peran yang penting dari komunikasi juga berkaitan dengan membujuk konsumen yang saat ini dimiliki dan juga konsumen pontensial untuk melakukan pembelian. Pesan yang disampaikan dalam komunikasi sifatnya persuasif, yaitu bagaimana membujuk konsumen agar mau melakukan tindakan pembelian. Peran lain dari komunikasi adalah untuk membedakan ( differentiating ) produk yang ditawarkan oleh satu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Upaya membedakan produk ini dilakukan dengan mengkomunikasikan kepada konsumen bahwa produk yang ditawarkan berbeda dengan produk lainnya yang sejenis.16)
2.3. Strategi Komunikasi Pemasaran Seperti yang sudah kita ketahui bahwa dalam menentukan keberhasilan pemasaran suatu perusahaan sangat bergantung kepada peranan komunikasi. Dimana komunikasi merupakan proses pemikiran dan dimana pemikiran dan
16)
Sutisna, S.E., M.E., Prilaku Konsumen & Komunikasi Pemasaran. ( Bandung ; PT Remaja Rosdakarya, 2002 ), hal. 266
pemahaman yang disampaikan antar individu, atau antara organisasi dan individu.17) Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.18) Selain komunikasi yang mempunyai peranan mendasar dalam proses pemasaran, diperlukan suatu strategi, dimana dengan adanya stategi suatu perusahaan dapat membuat suatu komunikasi pemasaran yang baik dalam mendistribusikan produk atau jasa. Strategi pada hakekatnya adalah perencanaan ( planning ) dan manajemen ( management ) untuk mencapai suatu tujuan. Akan tetapi,untuk mencapai tujuan tersebut, stategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja, melainkan harus mampu menunjukkan bagaimana taktik dan operasionalnya.19) Stategi menurut Lawrence R. Jauch & William F. Gueeck juga dapat didefinisikan sebagai rencana yang disatukan, menyeluruh dan terpadu yang mengaitkan keunggulan stategi perusahaan dengan lingkungan yang ada yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan.20)
17)
18)
19)
20)
Terence A. Shimp, Periklanan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu Jilid I. ( Jakarta ; Erlangga, 2003 ), hal. 4 Philip Kotler dan Gary Amstrong, Dasar – dasar Pemasaran Jilid I. ( Jakarta ; Prenhallindo, 1997 ), hal. 6 Onong Ucjana, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek. ( Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 1994 ), hal. 32 Lawrence R. Jaunch & William F. Gueeck, Manajemen Strategi & Kebijakan Perusahaan, Edisi ketiga ( Jakarta ; PT Erlangga, 1996 ), hal. 12
Adapun pengertian strategi PR. Smith dalam bukunya Marketing Communication and Integrated Approach, menjelaskan stategi sebagai berikut : “ Stetegy summarizes ‘ how we get three ‘ how the objectives will be achieved Strategy drives the tactics in the same direction. Strategy summarizes tactics. Communication Stategy help to harmonize and intergrate all of the tactical communication tools. Communication stategy can include selection of target markets, positioning, selection of communication tools,
sequences of
communication tools, time scale and more “.21) Dari definisi di atas mempunyai arti bahwa strategi meringkaskan atau menyimpulkan ‘ bagaimana kita dapat memperolehnya’ bagaimana agar tujuan dapat dicapai. Strategi mengendalikan taktik untuk tujuan yang sama. Strategi meringkaskan taktik. Stategi komunikasi membantu untuk menyeimbangkan dan memadukan seluruh alat – alat komunikasi. Stategi komunikasi termasuk juga dapat menyeleksi target market, positioning, seleksi alat – alat komunikasi, rangkaian alat – alat komunikasi, skala waktu dan yang lainnya. Dari beberapa penjelasan stategi diatas dapat dikatakan bahwa strategi berkaitan dengan perencanaan dan manajemen untuk mencapai tujuan, strategi juga merupakan taktik yang menentukan bagaimana agar tujuan dapat dicapai dengan memandukan dan menyeimbangkan seluruh alat – alat komunikasi yang digunakan agar tercapai suatu tujuan. Definisi komunikasi pemasaran yang dikemukakan oleh Chris Fill dalam Marketing Communications: framework, theories and application sebagai berikut :
21)
PR. Smith, Marketing Communication and Integrated Approach, Second Edition. ( Kogan Page Limited, 1998 ), hal. 44
“ The Process of an integrated set of stimuli to a market with the intend evoking a desired of responses within the market set and setting up the purposes of the modifying present company message and identifying new communication opportunities “.22) Dari definisi tersebut mempunyai arti bahwa komunikasi pemasaran merupakan suatu proses dimana pihak perusahaan harus mempunyai suatu rencana pemasaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga pencapaian dalam kontribusi pada strategi korporasi dan dapat dilaksanakan melalui penggunaan sumber daya perusahaan efektif. Inti dari komunikasi pemasaran merupakan usaha untuk menyampaikan pesan kepada publik terutama konsumen sasaran mengenai keberadaan produk di pasar.23) Komunikasi pemasaran merepresentasikan gabungan semua unsur dalam bauran pemasaran merek, yang memfasilitasi terjadinya pertukaran dengan menciptakan suatu arti yang disebarluaskan kepada pelanggan atau kliennya.24) Komunikasi pemasaran memegang peranan yang sangat penting bagi pemasar. Tanpa komunikasi konsumen maupun masyarakat secara keseluruhan tidak akan mengetahui keberadaan produk di pasar. Komunikasi pemasaran juga menyedot anggaran yang sangat besar, oleh karenanya pemasar harus secara hati – hati dan penuh perhitungan dalam menyusun rencana komunikasi pemasaran
22)
23) 24)
Chris Fill, Marketing Communication: framework, theories and application. ( Prentice Hall, 1995 ), hal. 5 Ibid, hal. 267 Terence A. Shimp, Periklanan Promosi aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu Jilid I ( Jakarta ; PT Erlangga, 2000 ), hal. 4
dimana sangat menentukan keberhasilan komunikasi. Dengan penentuan sasaran yang tepat, proses komunikasi akan berjalan efektif dan efesien.25) Dengan kata lain efektif atau tidaknya suatu komunikasi pemasaran sangat tergantung kepada strategi komunikasi pemasaran yang digunakan oleh suatu perusahaan. Dimana didalam suatu strategi komunikasi pemasaran akan ditentukan dan direncanakan baik itu dari segi anggaran, siapa saja yang menjadi target atau sasaran komunikasi dan lain sebagainya. Dalam bukunya Marketing Communications: framework , theories and applications, Chris Fill menjelaskan Kerangka Kerja dalam Komunikasi Pemasaran Terpadu bahwa Organisasi dapat dipandang sebagai system sosial yang terbuka dan semua komponen-komponen yang ada dalam system secara interaktif saling bergantung satu dengan yang lainnya. Modifikasi salah satu bagian dari suatu system dan melakukan suatu penyesuaian, dibuat oleh semua komponen lain agar dapat mengakomodasi perubahan tersebut. Efek ini dapat dilihat dari tingkat makro dan mikro. Di tingkat makro saling ketergantungan antara organisasi telah dicatat oleh sejumlah riset. menggambarkan bahwa saluran distribusi sebagai suatu jaringan dari system, dengan demikian dapat mengenali organisasi sebagai suatu unit yang saling tergantung. Di tingkat mikro, secara individual bagian-bagian dari suatu organisasi mengakomodasi satu sama lain sebagai suatu organisasi yang melakukan penyesuaian untuk merubah lingkungannya. Dengan pengumpulan keputusan yang dihubungkan dengan pengembangan dan penyerahan dari suatu strategi komunikasi pemasaran, gambar
25)
Sutisna, S.E., M.E., Perilaku Konsumen & Komunikasi Pemasaran. ( Bandung ; PT Remaja Rosdakarya, 2002 ), hal. 268
pada halam berikut menjadi mungkin untuk dilihat kompleksitas dan kepekaan dari setiap komponen dalam pengambilan keputusan.26
Bagan 2.2. A System Of Marketing Communications
Dari bagan 2.2 tersebut Sistem komunikasi pemasaran, dapat dijelaskan sebagai berikut :
26
Chris Fill, Marketing Communications: framework , theories and applications, Pretince Hall 1995, Hal. 18
2.3.1. Analisa Situasi Lingkungan ( Key Factor Analysis ) Analisis Faktor Kunci adalah sesuatu yang berguna untuk melakukan penekanan dan mengeluarkan hal – hal yang penting yang bersangkutan kepada komunikasi efektif.27) Key Factor analysis adalah merupakan bagian penting dalam membuat strategi komunikasi pemasaran bagi sebuah perusahaan. Agar komunikasi pemasaran sukses, perlu dilakukan pengawasan yang terus menerus kepada kompetitor, peristiwa sosial, perkembangan ekonomi, aktivitas perundang – undangan, dan bahkan situasi internal perusahaan. Pengawasan Lingkungan ( environmental monitoring ), atau yang disebut sebagai analisis situasi ( situasion analysis ), melibatkan dua kegiatan umum. Pertama, analisis internal ( internal analysis ) yang dilakukan terhadap kekuatan ( strenght ) dan kelemahan ( weakness ) organisasi. Pertimbangan keuangan dan masalah ketenagakerjaan adalah topik – topik utama dalam analisis internal.28) Perusahaan dengan cadangan keuangan yang kuat serta tim ahli komunikasi yang berbakat, mempunyai peluang yang lebih besar untuk mengembangkan program kreatif yang berhasil, sementara perusahaan yang “ terbelakang “ mempunyai kemampuan yang terbatas. Dalam analisis eksternal ( external analysis), komponen kedua dari pengawasan lingkungan, faktor – faktor yang mempengaruhi efektivitas komunikasi dan kesuksesan produk yang ditinjau secara mendalam. Situasi ekonomi, aktivitas kompetisi, perkembangan sosial – budaya, iklim perundang – undangan, dan pertimbangan jalur distribusi, peluang ( opportunity ) dan ancaman ( threat ) yang dihadapi merek pada suatu waktu 27)
28)
Chris Fill, Marketing Communication: framework, theories and application. ( Prentice Hall International Limited ), hal.66 Terence A. Shimp, Periklanan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu Jilid I ( Jakarta ; PT Erlangga, 2003 ),hal. 44
merupakan faktor – faktornya, yang umumnya terlihat dalam suatu analisis situasi eksternal. Aspek penting dari pengawasan lingkungan dapat diingat dengan menggunakan singkatan SWOT yang terkenal atas analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman ( strength, weaknesses, opportunities, and threats ).29) 2.3.2. Tujuan Promosi (Promotion Objectives ) Menganalisis tujuan dari komunikasi pemasaran terhadap produk atau jasa yang akan ditawarkan, dengan berdasarkan atas pengidentifikasian peluangpeluang tersebut dan menetapkan sasaran yang menjadi target marketnya. Proses dalam mengatasi banyaknya permintaaan yang berbeda ini dirasakan ketika organisasi telah membuat atau menetapkan sasaran promosi yang sangat sulit dan kompleks. Klompleksitas yang dirasakan ini telah dirasakan oleh sejumlah besar para manajer gagal dalam menetapkan sasaran promosi. Banyak dari mereka meletakkan sasaran promosi sedemikian rupa sehingga sasaran promosi yang telah di letakkan tidak tetap atau tidak sesuai dengan tujuan dari pemasaran yang mereka inginkan. Tujuan promosi merupakan hasil dari analisa situasi lingkungan pada sebuah strategi pemasaran. Pada umumnya sasaran promosi ditetapkan oleh para manager yang berkaitan dengan penjualan.30) Yang antara lain meliputi dalam penguasaan pasar, rasio laba, modal, peningkatan volume.31) Volume penjualan berubah – ubah atau bervariasi, disebabkan oleh : 1. Pesaing merubah harga, 2. Pembelian membutuhkan perubahan
29)
30)
31)
Terence A. Shimp, Periklanan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu Jilid I. ( Jakarta ; PT Erlangga, 2003 ), hal. 45 Chriss Fill, Marketing Communication: framework, theories andapplications. ( Prentice hall International Limited ), hal. 227 Ibid, hal. 228
3. Kemajuan teknologi yang memudahkan proses produksi menjadi meningkat, skala ekonomi, pengaruh pengalaman dan untuk beberapa organisasi, kesempatan untuk mengurangi biaya 4. masuk dan keluarnya pesaing yang berbeda. Pengaturan dari sasaran promosi adalah penting, hal tersebut disebabkan karena adanya tiga pertimbangan utama32) 1. Sasaran promosi memberi makna dari komunikasi dan mengkoordinasi antara dua kelompok ( klien dan perusahaan ), ketika melakukan suatu kampanye. 2. Sasaran promosi bertindak sebagai pemandu dalam pengambilan keputusan dan memberikan suatu fokus untuk keputusan yang diikuti dalam proses pengembangan rencana promosi. 3. Bahwa sasaran promosi sebagai suatu tanda, sehingga suatu kegagalan atau keberhasilan dari suatu program dapat diketahui. 2.3.3. Positioning “ Positioning is not what you do a product. Is what you do to the mind of the prosfect “ ( Ries & Trout, 1986 ). Artinya positioning bukan sesuatu yang anda lakukan terhadap produk, tetapi sesuatu yang anda lakukan terhadap otak calon pelanggan. Positioning bukanlah strategi produk, tetapi strategi komunikasi ia berhubungan dengan bagaimana konsumen menempatkan sebuah produk di dalam otaknya, di dalam khayalnya, sehingga calon konsumen memiliki penilaian tertentu dan mengidentifikasikan dirinya dengan produk itu.33) Pada saat suatu perusahaan memutuskan segmen mana yang akan dimasuki, perusahaan tersebut 32)
33)
Chiss Fill, Marketing Communication: framework, theories and applications. ( Prentice Hall International Limited ), hal. 229 Rhenal Kasali, Membidik Pasar Indonesia,Segmentasi, Targetting, dan Positioning. ( Jakarta ; PT Gramedia Pustaka Umum, 1998 ), hal. 506
harus memutuskan “ posisi ” mana yang ingin dikuasainya pada segmen tersebut. Seperti dituliskan sebelumnya bahwa posisi suatu produk adalah bagaimana suatu produk didefinisikan oleh konsumen melalui sifat – sifat pentingnya – posisi di benak konsumen
yang ditempati oleh suatu produk relatif terhadap produk
pesaingnya. Konsumen saat ini dipenuhi oleh informasi tentang produk dan jasa. Mereka tidak dapat mengevaluasi ulang produk pada saat mereka membuat keputusan pembelian. Untuk menyederhanakan proses pembelian, konsumen mengorganisasi produk, jasa dan perusahaan di dalam benak mereka. Posisi suatu produk adalah suatu perangkat rumit dari persepsi, kesan dan perasaan yang dipegang konsumen dengan mengacu pada produk pesaing. Konsumen memposisikan produk dengan atau tanpa bantuan pemasar. Oleh karenanya, fungsi pemasar adalah tidak membiarkan posisi produknya berubah. Apabila berbicara mengenai positioning maka tidak terlepas kaitannya dari istilah PDB ( Positioning, Differensiation, dan Brand ) karena satu sama lain saling berkaitan. Diferensiasi yang dimaksud ialah bagaimana usaha pemasar untuk membedakan antara produk yang dimiliki dengan produk pesaing. Sehingga dapat terlihat keunggulan kompetitif antara produk yang satu dengan produk yang ditawarkan oleh pesaingnya. Tugas positioning terdiri dari tiga langkah : 1. Mengidentifikasi suatu perangkat keunggulan bersaing yang mungkin dibuat dimana positioning akan dibangun. 2. Memilih keunggulan bersaing yang tepat 3. Dengan efektif mengkomunikasikan dan menyampaikan posisi yang dipilih ke pasar.
Selain mengidentifikasian khalayak, sasaran, penentuan tujuan usaha yang realistis sesuai dengan situasi & kondisi perusahaan pun menjadi penting agar diharapkan
lebih
mudah
tercapai.
Oleh
karenanya
perusahaan
dapat
mempergunakan tekhnik analisa SWOT yang terdiri dari kekuatan ( strengths), kelemahan ( weakness ), kesempatan ( opportunities ) dan ancaman ( threaths ). Dari teknik ini, perusahaan dapat dengan mudah menentukan tujuan apa yang ingin dicapai berdasarkan peluang dan kekuatan yang dimiliki. Positioning dilakukan agar konsumen mengingat merek / produk / jasa tertentu dalam benaknya, sehingga menjadikan produk itu mempunyai citra yang kuat di mata konsumen.34) 2.3.4. Anggaran Komunikasi ( Communication Budget ) Sumber keuangan suatu organisasi dianggarkan untuk membiayai komunikasi pemasaran yang spesifik dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan bagi merek yang dimilikinya. Besarnya sumber daya yang dialokasikan umumnya ditentukan melalui keterlibatan sebuah proses yang dimiliki oleh kebanyakan korporasi yang canggih. Tiap perusahaan menggunakan prosedur anggaran yang berbeda – beda dalam mengalokasikan dana kepada para manajer komunikasi pemasaran dan unit organisasi lainnya. Beberapa perusahaan menggunakan top – down budgeting ( TD ), di mana manajemen seniorlah yang menentukan jumlah dana yang diterima tiap sub – unit. Beberapa perusahaan lain menggunakan bottom – up budgeting ( BU ), di mana para manajer sub – unitlah ( misalnya manajer kategori produk ) menentukan jumlah yang dibutuhkan untuk mencapai
34)
Rhenal kasali, Membidik Pasar Indonesia, Segmentasi, Targetting dan Positioning. ( Jakarta ; PT Gramedia Pustaka Utama, 1998 ), hal. 259
tujuan mereka : jumlah – jumlah tersebut kemudian dikombinasikan untuk menentukan anggaran total pemasaran.35) Praktek pemasaran pada umumnya mengkombinasikan anggaran top – down dengan bottom – up. Sebagai contoh, dalam proses bottom – up / top – down ( BUTD ), manajer sub – unit menyerahkan permintaan anggaran kepada bagian pemasaran, yang kemudian mengkoordinasikan berbagai macam permintaan dan menyerahkan anggaran keseluruhan kepada manajemen di tingkat atas untuk mendapat persetujuan. Proses top – down / bottom – up ( TDBU ), merupakan kebalikan dari jalur diatas, manajemen di tingkat atas menentukan jumlah total anggaran, dan kemudian membagi – bagikan ke dalam berbagai sub – unit.36) 2.3.5. Riset dan Evaluasi (Research and Evaluation ) Terlepas dari situasi yang dihadapi adalah penting untuk melakukan evaluasi hasil dari upaya komunikasi pemasaran. Di seluruh dunia bisnis, tuntutan terhadap masalah akuntabilitas ( accountability ) semakin meningkat, yang membuat pelaksanaan riset dan pengumpulan data menjadi penting untuk menentukan apakah upaya komunikasi pemasaran telah mencapai tujuan yang diharapkan atau belum. Hasil – hasil kemudian dapat diukur dengan melihat volume penjualan.37) Kegagalan dalam mencapai target mengindikasikan diperlukannya tindakan korektif. Tindakan korektif mungkin akan memerlukan investasi yang lebih besar, kombinasi elemen – elemen komunikasi yang berbeda, strategi kreatif
35)
36)
37)
Terence A. Shimp, Periklanan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu Jilid I. ( Jakarta ; PT Erlangga, 2003 ), hal. 51 Terence A. Shimp, Periklanan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu Jilid I.( Jakarta ; PT Erlangga, 2003 ), hal. 53 Ibid, hal. 52
yang perlu di revisi, alokasi media yang berbeda atau berbagai kemungkinan lain. Hanya dengan penetapan tujuan dan pengukuran hasil yang sistematis, kemudian dapat diketahui apakah program komunikasi pemasaran telah berjalan seperti yang diharapkan.38)
2.4. Alat – alat Komunikasi Pemasaran Chriss Fill dalam bukunya Marketing Communication: framework, theories and applications, membuat summary of yhe key characteristics of tool marketing communication, membagi beberapa alat – alat komunikasi pemasaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga proses komunikasi dapat berjalan efektif hingga sampai pada target market atau masyarakat39), yaitu : a. Periklanan ( Advertising ) Periklanan adalah bagian dari kehidupan industri modern, yang bisa ditemukan di negara – negara maju, dan yang tengah mengalami perkembangan ekonomi. Kebutuhan akan adanya periklanan, akan terus tumbuh sejalan dengan pertumbuhan suatu masyarakat atau Negara. Menurut AMA ( American Marketing Association ) iklan didefinisikan sebagai berikut : “ Any paid form of non presentation and promotion of ideas, good or service by an identifies sponsor “.40) Iklan adalah semua bentuk kegiatan presentasi dan promosi pada khalayak mengenai gagasan, produk dan jasa yang dibiayai oleh
38) 39)
40)
Ibid, hal. 60 Chriss Fill, Marketing Communicatin: framework, threories, and applications. ( Prentice Hall International Limited ), hal. 12 Rhenal Kasali, Manajemen Periklanan : Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. ( Jakarta ; Grafiti, 1995 ), hal. 12
pemrakarsa yang sudah dikenal oleh umum. Institusi Praktisi Periklanan Inggris mendefinisikan periklanan merupakan pesan – pesan penjualan yang paling persuasif yang diarahkan kepada para calon pembeli yang paling potensial atas produk barang atau jasa tertentu dengan biaya yang semurah – murahnya.41) Untuk dapat terus bersaing di industri media massa cetak khususnya surat kabar, strategi periklanan ( advertising ) juga diterapkan oleh surat kabar mingguan Tempo Gading, hal ini dilakukan untuk tetap menjaga agar surat kabar ini tidak kalah tersaingi dengan para pesaingnya walaupun khalayak pembaca sudah mengetahui surat kabar ini. Kegiatan periklanan yang dilakukan tidak selalu beriklan di berbagai media. b. Penjualan Tatap Muka ( Personal Selling ) Personal
Selling
adalah
bentuk
komunikasi
antar
individudual dimana tenaga penjual / wiraniaga menginformasikan, membidik dan melakukan persuasi kepada calon pembeli untuk membeli produk atau jasa perusahaan.42) Personal
Selling
mempunyai
peranan
penting
dalam
pemasaran jasa, karena : 1. Interaksi secara personal antara penyedia jasa dan konsumen sangat penting. 2. Jasa tersebut disediakan oleh orang bukan mesin. 3. Orang merupakan bagian dari produk jasa.
41) 42)
Frank Jefkins, Periklanan. ( Jakarta ; PT Erlangga, 1996 ), hal. 5 Terence A. Shimp, Periklanan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu Jilid I. ( Jakarta ; PT Erlangga, 2003 ), hal. 5
Strategi personal selling juga dilakukan oleh Tempo Gading untuk mengajak atau mempersuasi calon konsumen yang dilakukan melalui peran para Account Executive dimana tugas para Account Executive ialah mempresentasikan ataupun bernegosiasi dengan para calon konsumen yang menjadi sasarannya. Sifat personal selling dapat dikatakan lebih luwes karena tenaga penjual dapat secara langsung menyesuaikan penawaran penjualan dengan kebutuhan dan perilaku masing – masing calon pembeli. Selain itu, tenaga penjual juga dapat segera mengetahui reaksi calon pembeli terhadap penawaran penjualan, sehingga dapat mengadakan penyesuaian – penyesuaian di tempat pada saat itu juga.43) c. Promosi Penjualan ( sales Promotion ) Promosi penjualan ( sales promotion ) terdiri dari semua kegiatan pemasaran yang mencoba merangsang terjadinya pembelian dalam waktu yang singkat. Promosi penjualan diarahkan baik untuk perdagangan ( kepada pedagang besar dan pengecer ) maupun kepada
konsumen.
Promosi
penjualan
yang
berorientasi
perdagangan memberikan berbagai jenis bonus untuk meningkatkan respon dari pedagang besar dan pengecer. Promosi penjualan berorientasi konsumen menggunakan kupon, premium, contoh gratis, kontes/undian, potongan harga setelah pembelian dan lain – lain.44)
43)
44)
Rambat Lupiyoadi, Manajemen Pemasaran Jasa Teori dan Praktik. ( Jakarta ; Salemba Empat, 2001 ), hal. 109 Terence A. Shimp, Periklanan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Jilid I. ( Jakarta ; Erlangga, 2003 ), hal. 6
d. Public Relations Public Relations merupakan upaya komunikasi meyeluruh dari suatu perusahaan untuk mempengaruhi persepsi, opini, kenyakinan dan sikap berbagai kelompok terhadap perusahaan tersebut. Yang dimaksud dengan kelompok – kelompok itu adalah mereka
yang
terlibat,
mempunyai
kepentingan
dan
dapat
mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam mencapai tujuannya. Kelompok – kelompok tersebut bisa terdiri dari atas karyawan dan keluarganya, pemegang saham, pelanggan, khalayak / orang – orang yang tinggal di sekitar organisasi, pemasok, perantara, pemerintah, serta media massa. Dalam pelaksanaan public relation dapat dilakukan oleh individu kunci dari suatu perusahaan dan dapat pula dilakukan oleh suatu lembaga formal dalam bentuk biro, departemen, maupun seksi public relations dalam struktur organisasi.45) e. Penjualan Pos Langsung ( Direct Response ) Direct response merupakan suatu bentuk distribusi artinya kegiatan – kegaiatan perdagangan melalui pos, terlepas dari medium yang digunakan untuk penawaran produknya. Konsekuensinya direct respose tidak terbatas untuk pemasaran secara langsung saja ( tanpa toko atau penjualan secara fisik ). Pedagang eceren juga dapat memanfaatkan untuk menarik para pembeli.46) Maka didalam strategi Direct Respose, Koran Tempo sendiri mendapatkan laporan secara berkala dalam setiap bulan dimana 45) 46)
Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran Edisi 2. ( Yogyakarta ; ANDI, 1997 ), hal. 230 Frank Jefkins, Periklanan. ( Jakarta ; Erlangga, 1996 ), hal. 190
laporan ini diperoleh dari konsumen yang berisikan mengenai tanggapan atau respon terhadap Koran Tempo secara langsung. Yang nantinya dapat dilihat sampai sejauh mana keefektifan Koran Tempo dalam menjangkau khalayak sasarannya. Kemudian setelah itu dapat dievaluasi kekurangan apa yang perlu segera dibenahi di masa yang akan mendatang. Chriss Fill dalam bukunya Marketing Communication: framework, theories, and application juga menggambarkan efektifitas dari alat – alat promosi bahwa setiap alat – alat promosi memiliki kapasitas dan efektifitas dalam mengkomunikasikan serta mencapai tujuan yang berbeda dalam menjangkau khalayak sasarannya yang dilihat dari segi komunikasi, biaya, dan pengendalian, dari bagan di bawah juga dapat dilihat bahwa periklanan ( advertising ) sangat baik untuk membuat kesadaran ( awareness ) dan personal selling sangat efektif sebagai tindakan promosi dan kebiasaan membeli. Untuk lebih jelasnya, hal ini dapat dilihat dari bagan pada halaman berikut :
Bagan 2 : A Summary of the key characteristics of the tools of marketing communications Komunikasi
Adv
- Kemampuan untuk Mengirim pesan Low secara individu
Sales Promo
Public Relation
Personal selling
Direct response
Low
Low
High
High
High
Medium
Medium
Low
Medium
- Tingkat Interaksi
Low
Low
Low
High
High
- Kredibilitas yang diberikan oleh khalayak
Low
Medium
High
Medium
Medium
- Kemampuan untuk meraih audience dalam jumlah besar
Biaya
Adv
Sales Promo
Public Relation
Personal selling
Direct response
- Pengeluaran yang pasti
High
Medium
Low
High
Medium
- Biaya per kontak
Low
Medium
Low
High
High
- Biaya yang dihabiskan
High
Medium
High
Low
Low
- Ukuran atau Biaya Investasi
High
Medium
Low
High
Medium
High
Low
Medium
High
High
Low
Medium
High
Pengendalian - Kemampuan untuk mendapat khalayak yang beragam
Medium
- Kemapuan pengelolaan untuk mengatur dalam Medium menyebarkan alat sebagai perubahan keadaan
2.5. Jenis- jenis Iklan Surat kabar Jenis – jenis iklan yang disajikan dalam surat kabar secara umum adalah sebagai berikut : 1. Iklan Baris Adalah iklan yang pertama kali dikenal masyarakat. Umumnya hanya terdiri dari pesan – pesan komersial yang berhubungan dengan kebutuhan pengiklan, misalnya seperti iklan lowongan pekerjaan, kehilangan ( benda atau sanak keluarga, pindah alamat, jual – beli kendaraan bekas, jual perabotan rumah tangga, menawarkan barang – jasa tertentu dan lain – lain. Meski ukurannya kecil dan banyak
mengandung singkatan yang seakan – akan menunjukkan kesan tidak bonafid, iklan mini ini ternyata merupakan satu – satunya jenis iklan yang dibaca secara khusus oleh sejumlah khalayak sasaran.47) Iklan ini memang disediakan oleh pihak media sebagai pelayanan istimewa bagi pembacanya. Di indonesia iklan jenis ini masih dianggap sebagao pemasukan potensial ( sekitar 25 – 30 % dari pendapatan total iklan ).48) 2. Iklan Display Iklan jenis ini merupakan iklan yang paling dominan pada surat kabar. Ukurannya sangat bervariasi, teetapi biasanya minimal 2 kolom mulai dari 2 kolom kali 5 sentimeter hingga 1/4, 1/2, dan 1 halaman penuh berwarna. Iklan – iklan ini akan dimuat oleh penerbit sesuai dengan kebijakan redaksi sepanjang tidak mengganggu halaman isi redaksi. Ada kalanya pengiklan dapat memilih halaman sesuai dengan keinginannya ( misalnya iklan yang akan dimuat scara serial ). Untuk itu penerbit biasanya memungut biaya tambahan yang besarnya berkisar antara 200 % hingga 400 % dari tarif standar ( tergantung lokasinya ).49) Iklan display biasanya juga dibedakan atas : a. Iklan Display Lokal Yakni iklan yang dipesan oleh pengiklan lokal berbagai organisasi atau pribadi tertentu yang memilih tarif yang paling rendah.
47)
48) 49)
Rhenal Kasali, Manajemen Periklanan : Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. ( Jakarta ; PT Pustaka Utama Graffiti, 1995 ), hal. 106 Ibid, hal. 75 Rhenal Kasali, Manajemen Periklanan : Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. ( Jakarta ; PT Pustaka Utama Grafiti, 1995 ), hal. 75
b. Iklan Display Nasional Dipesan oleh perusahaan – perusahaan multinasional, nasional, organisasi dan kelompok usaha tertentu, untuk menekankan kekuatan produknya di pasar atau guna mendukung kampanye pemasaran di daerah tertentu. Pengiklan pada jenis ini berani membayar tarif yang tinggi ( misal tarif iklan berwarna ).50) 3. Suplemen Bentuk suplemen lebih banyak digarap oleh majalah dari pada surat kabar. Di Indonesia bentuk suplemen sebagai lembaran iklan belum terlalu dikenal. Di Amerika Serikat dikenal ada 2 jenis suplemen, yakni51) :
1. Suplemen Sindikat Dipublikasikan oleh penerbit independent dan didistribusikan sebagai suplemen atau sisipan pada seluruh surat kabar yang terbit di negara tersebut.52)
2. Suplemen Lokal Dibuat oleh suatu penerbit surat kabar atau kelompok penerbit surat kabar yang akan disebarkan melalui medianya.
50) 51)
52)
Ibid, hal. 89 Rhenal Kasali, Manajemen Periklanan : Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. ( Jakarta ; PT Pustaka Utama Gafiti, 1995 ), hal. 89 Ny. Roesilah Kasijanio, Pimpinan Perusahaan Harian Kompas, pada seminar yang diselenggarakan oleh LM-FEUI dan PT Djarum Kudus, 25 – 26 Januari 1989
Bentuk lain yang sudah banyak dilakukan di Indonesia adalah Free – Standing Insert Advertisement ( FSIA ) atau Loose Insert. Bedanya, di Indonesia pengiklan biasanya kerja sama dengan para penyalur surat kabar untuk memasukkan brosur iklan atau poster. Kemudian pihak penyalur akan mengenakan tarif sesuai dengan jumlah eksemplar koran yang disisipkan lembaran tersebut.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Sifat Penelitian Dalam kamus bahasa Indonesia kata penelitian diartikan sebagai pemeriksaan yang diteliti atau penyelidikan ( pemeriksaan atau pengusutan ) sedangkan kata menyelidiki berarti memeriksa dengan teliti, mengusut dengan cermat atau menelaah ( mempelajari ) dengan sungguh – sungguh, maka kata penelitian dan penyidikan dianggap bersinonim. Sehingga, penelitian adalah penyaluran rasa ingin tahu terhadap sesuatu / masalah dengan perlakuan tertentu sehingga diperoleh sesuatu, seperti mencapai kebenaran, memperoleh jawaban, pengembangan ilmu pengetahuan dan lain – lain. Kegiatan penelitian ini banyak dipergunakan dalam kehidupan sehari – hari, baik di kalangan akademi maupun non akademi missal : perusahaan – perusahaan, atas dasar tersebut diperlukan adanya suatu metode terhadap penelitian sehingga dapat cepat, tepat dan akurat.53) Sifat Penelitian Deskriptif adalah suatu penelitian yang hanya memaparkan situasi dan peristiwa. Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi, melainkan hanya melukiskan variabel demi variable.54) Oleh
karenanya
peneliti
dalam
melakukan
penelitian
Strategi
Komunikasi Pemasaran Koran Tempo Dalam Memasarkan Ruang Iklan stadi Kasus Tempo Gading Periode November 2008 – Januari 2009 bersifat deskriptif.
53) 54)
www.google.com/artikel : Sifat Penelitian Secara Deskriptif. Jalaluddin Rahmat, Metode Penelitian komunikasi. ( Bandung ; PT Remaja Rosdakarya, 1998 ), hal. 24 – 25 www.google.com/artikel : Sifat Penelitian Secara Deskriptif.
Tipe penelitian deskriptif menurut Koentjaraningrat bertujuan untuk menggambarkan secara tepat sifat individu, keadaan, gejala, atau kelompok tertentu atau menentukan frekuensi atau penjabaran suatu gejala, adanya hubungan tertentu antara gejala dengan gejala lainnya dalam masyarakat.55) Maka dari definisi di atas, penelitian yang digunakan bertujuan untuk menggambarkan atau mendeskriptifkan dalam proses Strategi Komunikasi Pemasaran Koran Tempo Dalam Memasarkan Ruang Iklan Studi Kasus Tempo Gading Periode November 2008 – Januari 2009.
3.2. Metode Penelitian Menurut Vrendenbregt tahun ( 1987 : 38 ), mengatakan studi kasus ialah suatu pendekatan yang bertujuan untuk mempertahankan keutuhan ( wholeness ) dari objek, artinya data yang dikumpulkan dalam rangka studi kasus dipelajari sebagai suatu keseluruhan yang terintegrasi, dimana tujuannya adalah untuk memperkembangkan pengetahuan yang mendalam mengenai objek yang bersangkutan yang berarti bahwa studi kasus harus disifatkan sebagai penelitian yang eksploratif dan deskriptif.56) Oleh karenanya metode yang akan digunakan oleh peneliti ialah meneliti seluruh kegiatan komunikasi pemasaran Koran Tempo dengan menggunakan pendekatan Studi Kasus ( case study ). Secara umum studi kasus merupakan strategi yang lebih cocok bila pokok pernyataan suatu penelitian berkenaan dengan How dan Why.57)
55) 56) 57)
Koentjaraningrat, Metode Penelitian Masyarakat. ( Jakarta ; LP3ES, 1981 ), hal. 42 www.google.com/artikel : Metode Penelitian Studi Kasus. Dr.Robert K. Yin, Studi Kasus Desain dan Metode, cetakan ketiga. PT Raja Grafindo, hal. 1
Hal ini dimaksudkan dalam memberikan gambaran atau melukiskan secara sistematis, aktual, dan akurat tentang mengenai fakta – fakta, sifat – sifat, serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. Oleh karenanya peneliti melakukan penelitian fakta – fakta
dari perusahaan dan juga mengadakan
evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh Koran Tempo dengan mengacu teori – teori, khususnya mengenai suatu kegiatan menyusun atau melakukan tindakan dalam strategi pemasaran.
3.3. Nara Sumber Penentuan nara sumber dilakukan dengan teknik purposif, yaitu memilih orang – orang tertentu karena dianggap berdasarkan penilaian tertentu mewakili tingkat signifikasi.58) Maka nara sumber pada penelitian ini adalah : 1. Mas Iyong, Sebagai Marketing Komunikasi Koran Tempo 2. Mas Windalaksana, Selaku Marketing Komunikasi Tempo Gading 3. Mas Tito, selaku Group Head Iklan Koran Tempo
3.4. Teknik Pengumpulan Data Dalam mendukung keperluan analisis penelitian ini melakukan dua macam data, adapun jenis – jenis data yang akan dianalisis, yaitu : 3.4.1. Data Primer Yaitu data pokok yang didapat dari hasil survey atau wawancara langsung kepada objek yang akan diteliti. Data ini yang akan dikumpulkan dan diolah penulis untuk pembahasan pokok permasalahan.59) 58)
Bambang Setiawan, Metode Penelitian Komunikasi. ( Universitas Terbuka, 1995 ), hal. 181
Oleh karenanya penulis data ini menjadi data primer yang berasal dari Koran Tempo. 3.4.2. Data Sekunder Yaitu data yang diperoleh dari berbagai pustaka atau pendapat para ahli yang dijadikan sebagai penunjang data primer.60) Data sekunder ini diperoleh dengan melakukan berbagai tinjauan dan observasi melalui perpustakaan. Ataupun melalui media – media online terhadap situs – situs yang berkaitan dengan penelitian ini, seperti halnya media online Tempo Group khusunya yaitu iTempo ( www.tempointeraktif.com ) yang dapat dikunjungi. Data yang diperoleh akan diolah langsung oleh penulis dengan cara membandingkan referensi yang didapat. Setelah itu data tersebut akan ditarik kesimpulan lalu ditulis ke dalam bab pembahasan.
3.5. Definisi Konsep Strategi pada hakekatnya adalah perencanaan ( planning ) dan manajemen ( management ) untuk mencapai suatu tujuan. Akan tetapi,untuk mencapai tujuan tersebut, stategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja, melainkan harus mampu menunjukkan bagaimana taktik dan operasionalnya. Komunikasi pemasaran juga merepresentasikan gabungan semua unsur dalam bauran pemasaran merek, yang memfasilitasi terjadinya pertukaran dengan menciptakan suatu arti yang disebarluaskan kepada pelanggan atau kliennya.
59)
60)
Prof. Dr. Robert K. Yin, Studi Kasus Desain dan Metode, cetakan ketiga. PT Raja Grafindo Persada, hal. 108 Robert K. yin, op.cit, hal. 109
Strategi Komunikasi pemasaran adalah suatu proses perencanaan dan manajemen sebuah perusahaan dalam merepresentasikan gabungan semua unsur mengenai kegiatan komunikasi pemasaran untuk menyampaikan pesan kepada publik terutama target pasar sasaran mengenai keberadaan produk hingga tercapainya tujuan yang diinginkan perusahaan. 3.6. Fokus Penelitian Dalam fokus penelitian ini adalah peneliti melakukan penelitian mengenai hal – hal dengan menitikberatkan terhadap strategi komunikasi pemasaran dalam mendapatkan klien untuk memasang iklan di Koran Tempo diantaranya peneliti membahas tujuan – tujuan dari penelitian itu sendiri dengan menjabarkan secara terperinci dan terarah yang sesuai dengan situasi sebenarnnya. Oleh karenanya
peneliti ingin mendeskripsikan dan menggambarkan bentuk
strategi komunikasi pemasaran yang digunakan oleh Koran Tempo dalam mempromosikan produk pengiklan kepada konsumen sasaran. Selain hal tersebut penelitian ini peneliti ingin mengetahui perkembangan langkah – langkah baru dalam strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan Koran Tempo. Strategi Komunikasi pemasaran adalah suatu proses perencanaan dan manajemen sebuah perusahaan dalam merepresentasikan gabungan semua unsur mengenai kegiatan komunikasi pemasaran untuk menyampaikan pesan kepada publik terutama target pasar sasaran mengenai keberadaan produk hingga tercapainya tujuan yang diinginkan perusahaan. Adapun fokus penelitian yang menyangkut penjabaran dari sistem komunikasi pemasaran, yaitu sebagai berikut :
1. Analisa Situasi Lingkungan Menganalisa terhadap faktor lingkungan internal dan ekternal yang meliputi Strength ( kekuatan ), Weakness ( kelemahan ), Opportunity ( peluang ), dan threat ( ancaman ) di Koran Tempo 2. Tujuan Promosi Menganalisa tujuan promosi dalam mempromosikan terhadap Koran Tempo dalam memperoleh klien / pengiklan. 3. Positioning Menganalisa positioning Koran Tempo dalam benak calon konsumen atau konsumen. 4. Anggaran Komunikasi Menganalisa anggaran komunikasi pemasaran yang dilakukan Koran Tempo dalam memperoleh pengiklan. 5. Pelaksanaan Menganalisa tentang pelaksanaan strategi komunikasi pemasaran Koran Tempo dalam memperoleh pengiklan. 6. Alat – alat Komunikasi Pemasaran Menganalisa alat – alat komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh Koran Tempo dalam memperoleh pengiklan.
3.7. Teknik Analisa Data Tujuan analisis dalam penelitian ini adalah peruncingan, penyempitan serta membatasi penemuan – penemuan hingga menjadi suatu data yang teratur, serta tersusun dan lebih berarti. Proses analisa merupakan usaha untuk
menemukan jawaban atas pertanyaan – pertanyaan yang ditujukan kepada objek penelitian. Teknik analisa data pada penelitian ini adalah dengan memperoleh data serta fakta – fakta yang dikumpulkan dengan cara wawancara secara mendalam ( indepth interview ). Menurut Prof. Drs. Robert K. Yin mengatakan penelitian studi kasus , wawancara memang merupakan sumber informasi yang essensial bagi studi kasus. Maka penelitian ini akan dideskriptifkan dan dijabarkan secara kualitatif yang sesuai dengan tujuan penelitian yakni Strategi Komunikasi Pemasaran Koran Tempo Dalam Memasarkan Ruang Iklan (Sisipan Tempo Gading November 2008 – Januari 2009 ).
BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan Surat Kabar Koran Tempo Terhadap Sisipan Tempo Gading Untuk Memperoleh Pengiklan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap nara sumber dengan melakukan wawancara mendalam atau indepth interview dan mengumpulkan data-data tertulis dari Koran Tempo maka dapat disimpulkan: Strategi komunikasi pemasaran yang digunakan oleh Koran Tempo dalam mempromosikan ruang iklan yaitu melalui pendekatan – pendekatan atau relationship secara langsung kepada kilen pengiklan yaitu berupa melakukan kunjungan – kunjungan kepada perusahaan – perusahaan yang telah menjadi segmen dari Koran Tempo. Strategi komunikasi pemasaran Koran Tempo lebih bersifat kepada interaksi secara langsung dan personal kepada klien pengiklan, dimana dalam pelaksanaan strategi komunikasi pemasaran Koran Tempo melibatkan para divisi Marketing Communication. Alat komunikasi pemasaran yang diandalkan oleh Koran Tempo adalah berupa Direct Selling yang termasuk dalam bentuk Personal Selling. Alat komunikasi pemasaran berupa Direct Selling digunakan oleh Koran Tempo dalam mempromosikan ruang iklan, karena dengan menggunakan Direct Selling dapat menjelaskan mengenai ruang iklan yang ditawarkan Koran Tempo secara lebih lengkap atau detail kepada klien pengiklan.
5.2. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dirangkum peneliti, maka peneliti dapat memberikan saran yang mungkin dapat berguna bagi strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh Koran Tempo dalam mempromosikan ruang iklan, antara lain : Adanya jumlah Account Executive Koran Tempo yang terbatas dalam melaksanakan suatu kegiatan promosi ruang iklan. Suatu penjualan ruang iklan pada Koran Tempo akan lebih maksimal jika Koran Tempo berani merekrut atau menambah jumlah Account Executive menjadi 7 atau sampai 10 orang. Dengan bertambahnya jumlah Account Executive di Koran Tempo, maka Koran Tempo dapat menerapkan strategi komunikasi pemasarannya secara lebih efektif yaitu dengan adanya jumlah Account Executive yang banyak, Koran Tempo dapat melakukan pendekatan – pendekatan langsung yaitu berupa kunjungan langsung kepada perusahaan – perusahaan yang telah tersegmen dalam jumlah yang banyak.
DAFTAR PUSTAKA
Referensi :
Kasali, Rhenald, 2007, Manajemen Periklanan Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, Pustaka Utama Grafiti Shimp, Terence.A, 2003, Periklanan Promosi dan Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu, Jakarta, PT Erlangga Alifahmi, Hifni, 2005, Sinergi Komunikasi Pemasaran, Jakarta, Quantum Bisnis dan Manajemen Uchjana Effendy, Onong, 2006, IlmuKomunikasi Teori dan Praktek, Bandung, PT Remaja Rosdakarya Djuarsa Sendjaja, Sasa, 2000, Pengantar komunikasi, Jakarta, Pusat Penerbitan Universitas Terbuka Kasali, Rhenal, 2001, Membidik Pasar Indonesia ( Segmentasi, Targetting, dan Positioning), Jakarta, PT Gramedia Sutisna, 2002, Perilaku Konsumen & Komunikasi Pemasaran, Bandung, PT Remaja Rosdakarya Shimp, Terence A, 2003, Periklanan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu Jilid I, Jakarta, Erlangga Kotler, Philip, 1997, Dasar-dasar Pemasaran Jilid I, Jakarta, Prenhallindo R.Jaunch, Lawrence,1996, Manajemen Strategi & Kebijakan Perusahaan Edisi Ketiga, Jakarta, PT Erlangga Smith, PR, 1998, Marketing Communication and Integrated Approach Second Edition, Kogan Page Limited Fill, Chriss, 1995, Marketing Communications: framework, theories and applications, prentice hall Jefkins, Frank, 2006, Periklanan, Jakarta, PT Erlangga Lupiyoadi, Rambat, 2001, Manajemen Pemasaran Jasa Teori da Praktik, Jakarta, Salemba Emapat Tjiptono, Fandy, 1997, Strategi Pemasaran Edisi 2, Yogyakata; ANDI
Rahmat, Jalaludin, 1998, Metode Penelitian Komunikasi, Bandung, PT Remaja Rosdikarya Koerntjaraningrat, 1981, Metode Penelitian Masyarakat, Jakarta ; LP3ES Setiawan, Bambang, 1995, Metode Penelitian Komunikasi, Universitas Terbuka
Sumber lain: www.google.com/artikel
; Metode Penelitian Komunikasi
www. Google.com/artikel ; Kelangsungan Hidup Media Cetak Terhadap Pengiklan www.google .com/artikel ; Ceruk Media Massa www.inilah.com/berita/ekonomi/2008/cerul-baru-industri-periklanan Media Kit Koran Tempo 2009, Jakarta, PT. Tempo Inti Media Tbk
SKRIP WAWANCARA GM. Marketing (Mas Iyong) Tanggal : 28 – September – 2009 Tri
: Untuk pertanyaan pertama, siapa saja yang menjadi pesaing utama Koran Tempo?
Mas Iyong
: Siapa saja pesaingnya ya, em… sekarang ini secara nasional Kompas, Seputar Indonesia, Suara Pembaharuan, Media Indonesia dan Republika.
Tri
: Lalu bagaimana strategi untuk mengatasi pesaing tersebut?
Mas Iyong
: Strateginya…, ya, kita membuat sebuah Koran Tempo menjadi Eyecatching dibanding dengan koran lainnya. Seperti layout Koran Agak kecil dibandingkan koran pesaing ini memudahkan untuk dibaca seperti di Bus, Kereta dan tempat umum lainnya. Serta bentuk pemberitaan yang sekali dibaca tidak bersambung.
Tri
: Untuk rubriknya ada yang berubah?
Mas Iyong
: Rubriknya pasti di hari Minggu lebih banyakan feature, bukan news lagi, jd memang pada dasarnya kan koran-koran dimanapun lebih banyak featurenya, gitu deh…..
Tri
: Ok, lalu bagaimana dengan sirkulasi Koran Tempo?
Mas Iyong
: Areanya maksudnya, kita nasional, Jakarta, Bali, Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat pastinya, Karena kita harian nasional…
Tri
: Em… lalu, bagaimana dengan format isi atau rubrik Koran Tempo itu sendiri?
Mas Iyong
: Formatnya ya, kita bagi ya…., ada beberapa ya, berita nasional, berita luar negeri, opini, olah raga, em… bisnis, kemudian em… kita punya juga berita-berita daerah, lalu ada beberapa feature dan setiap hari dan setiap hari ada rubrik-rubrik khusus, Secara umum sich tidak ada bedanya dengan koran-koran nasional yang lain gitu ya…hanya saja ditambahkan dengan beberapa em…. isinya punya pendalaman yang tidak bersambung dalam terbitan Koran saat itu..
Tri
: Em…. sedangkan untuk kelas sosial pembacanya surat kabar The Jakarta Post itu siapa saja sich pak? : Kalo kelas sosial Koran Tempo Kelas A lah…
Tri Handi
: Em….. lalu apa Visi dan Misi Koran Tempo?
Mas Iyong
: Emm klo Visi Koran Tempo Menjadi acuan dalam proses meningkatkan kebebasan rakyat untuk berfikir dan mengutarakan pendapat serta membangun suatu masyarakat yang menghargai kecerdasan dan perbedaan pendapat…dan Misi yaaa ada beberapa poin Menyumbangkan kepada masyarakat suatu produk multimedia yang menampung dan menyalurkan secara adil suara yang berbedabeda, Sebuah produk multimedia yang mandiri, bebas dari tekanan kekuasaan modal dan politik, Terus menerus meningkatkan apresiasi terhadap ide-ide baru, bahasa dan etik, Sebuah karya yang bermutu tinggi, berpegang teguh, dan beragam sesuai kemajuan zaman, Sebuah proses kerja yang menghargai kemitraan dari semua sektor, Menjadi lahan subur bagi kegiatan-kegiatan untuk memperkaya khasanah artistik dan intelektual. Yaaa seperti itu lah…
Tri
: Oh…. lalu dalam merumuskan visi dan misi Koran Tempo itu siapa saja yang merumuskan?
Mas Iyong
: Goenawan Mohammad, Fikri Jufri, Bur Rusuanto, Christianto Wibisono, Yusril Djalinus, dan Putu Wijaya
Tri
: Oh…... lalu bagaimana dengan SWOT dari surat kabar The Jakarta Post, yaitu kekuatannya itu sendiri?
Mas Iyong
: Strength yaa yaitu ; memiliki tampilan desain baru yang mengikuti tren koran dunia, dengan tampilan kecil dan dinamis. Weakness ; emmm,,Klo dilihat dari kompetitor yaaa sebuah Koran Umum yang dibandingkan dengan koran lainnya seperti Busnes Weeks, Jakarta Post, segmentasinya seperti Kompas, Seputar Indonesia dan lainya, Price itu sangat berpengaruh berbeda dengan Kompas yang sudah menjadi Leader dibandingkan Koran Tempo yang cakupannya masih luas...
Kalo Opportunity yaaa ; Koran Tempo referensi berita Politik dan Ekonomi. Bahwa semua orang membutuhkan informasi mengenai berita Politik dan Ekonomi... Terus terakhir Threat ; ancamannya lebih ke On-Line dan hampir semua media cetak. Media online sudah berkembang seperti di Amerika ada beberapa Meda cetak Tutup. Sama seperti ketika Media Televisi Muncul Maka Media Radio banyak yang akan Tutup...yaa seperti itulah... Tri
: bagaimana dengan em…. stategi komunikasi pemasaran
Mas Iyong
: Wah Strategi komunikasi bagaimana nih, Maksudya apa?
Tri
: Maksudnya yang digunakan Koran Tempo dalam mempromosikan ruang iklan itu, bagaimana mas? : Untuk menjual iklannya….. oh ya itu lebih ke relation ship dengan em….apa namanya….. para pengiklannya itu sendiri, jadi em….. Tim AE secara aktif melakukan approach kepada biro iklan atau kepada kliennya langsung, dan juga kita juga membuat tulisan yang mendukung iklan-iklan itu sendiri. gitu mas tri…. strateginya seperti itu lah…
Tri
: Em….untuk promosi ya menggunakan apa mas? : Em…. untuk ruang iklan ya…. ini kan langsung, yaitu dari AE kita, ya…., langsung, yaitu personal relation, lebih ke direct selling lah….
Tri
: Lalu, apa tujuannya dilakukan komunikasi pemasaran?
Mas Iyong
: Apa tujuannya?
Tri
: Ya… dalam mempromosikan ruang iklannya itu?
Mas Iyong
: Ya pastilah….kalau tujuannya, anda sudah pasti tahu kan, kalau tujuannya adalah untuk mendapatkan klien simple aja….
Tri
: Bagaimana untuk mempertahankan klien mas?
Mas Iyong
: Ya pastilah….. untuk mendapatkan dan mempertahankan klien, ya…. kan? :
Tri
: Em….
terus lalu bagaimana dengan kendala-kendala
atau
bagaimana? Mas Iyong
: Kendala,,,,emm,,,klo kendala selama ini tidak ada yaaaa...
Tri
: Kalau anggaran tidak boleh ya Pak?
Mas Iyong
: Rahasia perusahaan...itu mas tri,,,
Tri
: Ya….ya… ini ada pertanyaan, setiap melakukan kegiatan komunikasi pemasaran, pasti kan melakukan riset dan evaluasi, apakah Koran Tempo melakukan riset dan evaluasi? : Pasti…..pasti…. riset dan evaluasi itu pasti harus selalu dilakukan, karena dengan itulah kita bisa mempelajari em….em….. apa..?? keadaan yang sebenarnya, sebab kita ngakkk bisa menggariskan saat tahun depan seperti ini…., itu harus dipantau setiap bulan atau setiap satu minggu jadi ada.. lah.. pergerakkan-pergerakan yang dievaluasi….
Tri
: Lalu em…. bagaimana dengan hasilnya, dari riset dan evaluasi tersebut, apakah sesuai?
Mas Iyong
: Hasilnya bukan cuma sesuai atau tidak sesuai, tetapi memantau dinamika pasar gitu lho…
Tri
: bagaimana dengan positioning dari Koran Tempo yang biasanya itu kan berupa slogan…, slogannya itu apa?
Mas Iyong
: Padat, Lengkap Dan Memikat…emmm Padat dilihat dari isi berita Kora Tempo itu sendiri lah…, yaa harus Padat gitu,,, Dan Lengkap dengan analisa data,,,terus dapat Memikat pembaca dalam bentukLayout, Grafis, Gambar lah…
Tri
: Ok...Mas Iyong saya kira cukup, dan saya ucapkan banyak Terima Kasih.
Mas Iyong
: Oke deh...sama-sama. :
:
: : :
: : : : : : :
SKRIP WAWANCARA Group Head Iklan Koran Tempo (Mas Tito) Tanggal : 31 – Agustus – 2009 Tri
: Untuk iklan apa saja yang ditawarkan atau terdapat Koran tempo (umumnya kan ada 3 yang antara lain ; iklan display, iklan baris, dan suplemen)?
Mas Tito
: Em…em…jenis-jenis iklan yang ditawarkan Pada Koran Tempo selain iklan display hitam putih dan berwarna, iklan baris, dan Advertorial, ada iklan kolom BW dan colour.
Tri
: Em…seperti apa sich iklan Advertorial itu?
Mas Tito
: Iklan Advertorial adalah iklan yang bentuknya berupa gambar disertai dengan tulisan, yang isinya banyak tulisan seperti editor. Yang pada akhirnya menjadi peliputan juga bagi reporter.
Tri
: Oh ….Begitu…, tapi apa bedanya dengan iklan display?
Mas Tito
: Em…kalau iklan display berupa gambar, tetapi tulisannya sedikit, tetapi kalau Advertorial, berupa gambar yang disertai dengan berita tulisan yang banyak.
Tri
: Oh ……ya.., terus bagaimana dengan iklan berupa suplemen, apakah di surat Koran Tempo menyediakan iklan berupa suplemen?
Mas Tito
: Em…ya…ada, suplemen merupakan salah satu produk yang ditawarkan pihak Koran Tempo kepada klien pemasang iklan, suplemen-suplemen yang ada di Koran Tempo kebanyakan sudah terjadwal.
Tri
: Oh. Ya..ya.. saya ingin menanyakan siapa saja yang terlibat dalam penentuan jenis dan ruang iklan pada Koran Tempo?
Mas Tito
: Em…em… penentuan jenis dan ruang iklan pada Koran Tempo ditentukan bersama-sama dalam suatu diskusi oleh General Manager Marketing, Manager Iklan, para koordinator dan para AE.
Tri
: Ok. Bagaimana dengan tatacara atau proses pemasangan ruang iklan pada Koran Tempo?
Mas Tito
: Em….jadi begini, pertama pemasang iklan melakukan booking order, em…setelah itu klien melakukan pemesanan halaman, posisi, serta judul atau jenis iklan dengan pihak Koran Tempo, kemudian pemasang iklan juga akan diberitahukan mengenai tariff dan jumlah biaya yang harus dibayarkan, trus… setelah itu pemasang iklan melakukan pembayaran ke rekening Koran Tempo, lalu bukti pembayaran diserahkan ke bagian iklan Koran Tempo melalui fax atau e-mail, em…setelah bukti pembayaran diterima maka iklan pun terpasang.
Tri
: Oh….begitu.., kalau ada klien pengiklan sudah memesan dan membayar iklan, tiba-tiba dibatalkan, apakah uangnya akan dikembalikan atau….apa???
Mas Tito
: Em…em..untuk pembatalan iklan akan dikenakan denda. Besarnya denda atas pembatalan iklan ditentukan berdasarkan jenis iklan dan jangka waktu pembatalannya.,…..biasanya sich akan dikenakan denda sebesar 20% sampai 50% tergantung pada jam berapa pengiklan melakukan pembatalan, ada juga yang didenda sampai 100%, apabila iklan yang sudah dipesan telah dimuat.
Tri
: Oh.. jadi denda atas pembatalan pemasangan iklan tergantung pada jenis iklan dan waktu pembatalannya….
Mas Tito
: Iya….,
Tri
: Ok.em… saya ingin menanyakan berapakah tarif iklan display di surat kabar Koran Tempo? Apakah disesuaikan dengan ukuran perkolom dan penempatan posisi iklan tersebut (pada halaman)?
Mas Tito
: Oh …tarif iklan display? Tarif iklan display dihitung per millimeter per kolom, tarifnya adalah Rp. 39.500 mmk untuk BW dan Rp. 69.600 mmk untuk berwarna. Untuk penempatan posisi iklan pada halaman dikenakan surcharge atau biaya penempatan posisi halaman sebesar 10% dari tarif iklan, tergantung dari posisi atau halaman. Dan minimum ukuran pemasangan iklan display 20 milimeter per kolom.
Tri
: Oh…berarti tarif iklan display tergantung pada ukuran dan penempatan posisi atau halaman…..
Tri
: Ok. Itu kan tadi tarif dari iklan display, bagaimana dengan tariff iklan baris dan iklan berupa suplemen?
Mas Tito
: Em…em…Iklan Baris, min. 3 baris, maks. 10 baris, @34 karakter sebesar 27.500 rupiah, dengan diskon 10%
Tri
: Ok diantara beberapa jenis iklan yang ditawarkan Koran Tempo, iklan manakah yang lebih banyak diminati oleh klien pengiklan?
Mas Tito
: Em….em…. iklan yang paling diminati oleh klien adalah iklan display
Tri
: Oh…. Iklan display…. Terus saya ingin menanyakan siapa saja klien pengiklan di Koran tempo?
Mas Tito
: Emmm,,,banyak lah mas,,saya tidak hafal satu persatu..yaa sepeti perbankan yaitu Bank BCA
Tri
: Em…em…diantara kategori-kategori iklan – iklan dalam kategori apa yang paling banyak diminati atau dimuat oleh pengiklan di Koran Tempo?
Mas Tito
: Yang paling banyak ya?mmm… ya hampir semua kategori iklan mas tri,,, semua yaaa rata lah…
Tri
: Ya…ya..ya, lalu berapakah pendapatan yang diperoleh dari penjualan ruang iklan di surat Koran Tempo?
Mas Tito
: Em…em…pendapatan rata-rata iklan perhari waduh mas,,,kalau untuk masalah ini saya tidak dapat menjelaskan…
Tri
: Ok. Lalu apakah pernah terjadi, iklan yang telah dipesan oleh klien tidak terbit, atau terjadi kesalahan pada penempatan posisi iklan pada halaman, atau juga terjadi kesalahan dalam penentuan ukuran iklan?
Mas Tito
: Kalau ada pernah ada masalah atau tidak sepertiyaa belum pernah mas,,, tapi jangan sampai ada keselahan seperti itu lah...
Tri
: Saya rasa sudah cukup informasi yang saya dapatkan dari Mas Tito Terima kasih.
Mas Tito
: Sama-sama mas tri... :
BIOGRAFI Nama
: Tri Handiyatno
Tempat & Tanggal Lahir
: Jakarta, 01 Agustus 1981
Jenis Kelamin
: Laki - laki
Agama
: Islam
Status
: Single
Alamat
: Jl. Malabar 2 No. 82 Rt. 002/020 Perumnas I Tangerang
No. Telp/Hp
: 021 (5520948/9929324
PENDIDIKAN SDN Karawaci 7 Perumnas, 1989-1996
SMP Nusa Putra Tangerang, 1996-1998
SMUN I Cikupa Tangerang, 1998-2001
KETERAMPILAN
Operating System
: Windows (Microsoft Office, Macintosh)
Design
: Adobe Photoshop, Macromedia Free Hand, Flash
MAGANG
Magang di La-Piazza sebagai Marketing Komunikasi selama 2 Bulan.