Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 3 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmais.untan.ac.id
STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM (KPU) KOTA PONTIANAK DALAM UPAYA MENINGKATKAN PARTISIPASI PEMILIH PADA PEMILIHAN PRESIDEN 2014 DI KOTA PONTIANAK Oleh: ARDIAN NIM.E02110028 Program Studi Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura Pontianak. Tahun 2016 Email:
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 untuk meningkatkan partisipasi pemilih. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teori yang digunakan dari Samuel P. Huntington dan Joan M tentang Konsep Partisipasi politik sebagai pedoman dalam mengkaji pelaksanaan fungsi partisipasi politik yang diberikan KPU Kota Pontianak. Hasil penelitian menunjukkan tentang Strategi KPU Kota Pontianak yaitu (1) peningkatan kemampuan individual dengan cara sosialisasi ke beberapa sekolah dengan fokus kepada pemilih pemula, (2) pemahaman kekuasaan mengarah kepada kaum marginal yakni warga binaan lembaga pemasyarakatan kelas II A Pontianak yang kurang akan informasi mengenai politik dan kekuasaan (3) memahami mekanisme yang diberikan melalui media televisi, sosialisasi langsung dan simulasi oleh KPU Kota Pontianak, (4) mengendalikan dan mengontrol kekuasaan dengan cara memberikan pendidikan politik kepada anggota kelompok penyelenggara pemungutan suara yang memiliki tugas mengendalikan dan mengontrol jalannya suatu pemilihan umum. Faktor-faktor yang mempengaruhi seperti ekonomi, sikap apatis masyarakat, dan kampanye hitam menjadi tantangan KPU Kota Pontianak agar masyarakat tidak ikut kedalam pengaruh faktor tersebut sehingga dalam pelaksanaan penyelenggaran pemilihan umum dan pemerintahan dapat berjalan dengan baik. Kata-kata Kunci : Pemilu Presiden, Strategi KPU, Partisipasi Pemilih
Abstract Research aims to understand Electoral Commission (KPU) strategy in presidential election 2014 to increase the participation of voters. This research uses the method descriptive with a qualitative approach. The theory used from Samuel P.Huntington and Joan M the concept of political participation as guidance in assessing the implementation of political participation given KPU Pontianak City. The research results show about strategy KPU Pontianak which are ( 1 ) increased capacity individual by means of socialization to several schools with a focus to voters novice, ( 2 ) understanding power leads to the people of marginal is residents under the jurisdiction of a correctional institution class II A Pontianak who lacking will information about politics and power ( 3 know the specified mechanism is through television, the socialization directly and simulation by KPU Pontianak City, ( 4 ) controlling and controlling authority by granting political education to members of the group a ballot has a duty control and control the running of a general election . The factors that affecting like economic , apathy the community , and black campaign is a challenge KPU Pontianak City that the public should not come into the influence of factors so the in the implementation of the elections and governance can run well . Keywords: presidential elections , KPU strategy, participation voters
1 ARDIAN, NIM.E02110028 Program Studi Ilmu Politik Fisip UNTAN
Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 3 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmais.untan.ac.id
kesadaran akan hak dan kewajiban yang
A. PENDAHULUAN
berkaitan dengan lingkungan masyarakat 1.
dan kegiatan politik menjadi ukuran dan
Latar Belakang Masalah Pemilihan umum (Pemilu) sebagai
sarana
demokrasi
kadar seseorang terlibat dalam proses
telah
digunakan
partisipasi politik. Pengalaman pemilihan
disebagian banyak negara
di dunia
umum yang berlangsung dalam beberapa
termasuk
Indonesia,
yang
notabene
memiliki
masyarakat
yang
heterogen.
pemilih yang tidak memberikan suaranya.
Melalui Pemilu memungkinkan semua
Sebagai fenomena penggambaran diatas
pihak
yang
apabila seseorang memiliki kesadaran
sehingga
politik dan kepercayaan kepada pemerintah
bisa
diinginkan
terakomodasi dan
apa
cita-citakan
terwujud kehidupan yang lebih baik.
dekade
menunjukkan
banyaknya
para
tinggi maka partisipasi politik cenderung
Pemilu merupakan salah satu aspek
aktif, sedangkan apabila kesadaran dan
penting dari demokrasi. Asumsi yang
kepercayaan sangat kecil maka partisipasi
mendasari
politik menjadi pasif dan apatis.
demokrasi
(partisipasi)
merupakan orang yang paling tahu tentang
Berdasarkan Undang-Undang No.
apa yang baik bagi dirinya adalah orang itu
10 Tahun 2008 Tentang Partai Politik
sendiri. Karena keputusan politik yang
pada Bab IV pasal 19 ayat 1 dan 2 serta
dibuat dan dilaksanakan oleh pemerintah
pasal 20 menyebutkan “Bahwa yang
menyangkut dan mempengaruhi kehidupan
dimaksud dengan pemilih adalah mereka
warga negara maka masyarakat berhak ikut
yang
serta menentukan isi keputusan yang
pemungutan suara adalah telah genap
mempengaruhi
dalam
berusia 17 tahun dan atau lebih atau
dalam
sudah/pernah kawin yang mempunyai hak
dan
pilih, dan sebelumnya belum termasuk
hidupnya
keikutsertaan
warga
negara
mempengaruhi
proses
pembuatan
pada
hari
pelaksanaan keputusan politik. Kegiatan
pemilih
karena
warga negara biasa dibagi menjadi dua,
Undang Pemilu”.
pemilihan
ketentuan
atau
Undang-
mempengaruhi isi kebijakan umum dan
Pemilih merupakan subjek dan
ikut menentukan pembuatan dan pelaksana
objek dalam kegiatan politik, dalam
keputusan politik.
kegiatan politik termasuk didalamnya
Kesadaran politik warga negara
adanya kegiatan Pemilu. Pemilih sebagai
menjadi faktor penting dalam partisipasi
objek
politik masyarakat, artinya sebagai hal
mereka
yang
pembinaan
berhubungan
pengetahuan
dan
dalam
kegiatan
yang
masih
dalam
politik,
yaitu
memerlukan
orientasi
kearah 2
ARDIAN, NIM.E02110028 Program Studi Ilmu Politik Fisip UNTAN
Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 3 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmais.untan.ac.id
pertumbuhan potensi dan kemampuannya
pendidikan politik bagi Pemilih pada
kedepan dapat berperan dalam bidang
Pilpres 2014 ?.
politik. Mereka sebagai penerus bangsa perlu memiliki wawasan dan pengetahuan
3.
Fokus Penelitian
dalam bidang politik termasuk kegiatan
Fokus penelitian ini berada di Kota
pemilihan umum agar mereka jangan
Pontianak mengingat kota ini merupakan
sampai tidak berpartisipasi politik atau
pusat pemerintahan di Pontianak, dimana
memilih golput pada pelaksanaan Pemilu.
kantor-kantor pemerintahan sebagian besar
Fenomena yang terjadi menjadi
berada di wilayah ini, Kota Pontianak juga
sebuah pertanyaan tentang apakah yang
merupakan
menyebabkan terjadinya ketidakpahaman
adanya sekolah-sekolah yang berdiri di
tingkat partisipasi politik pemilih dan
wilayahnya, selain itu merupakan pusat
bentuk-bentuk partisipasi politik tersebut.
perekonomian
Sebenarnya belum ada jawaban yang pasti
prasarana
terhadap
namun
dibandingkan kota lain, serta menurut
berdasarkan hasil wawancara dengan pihak
pendataan profil kota sebagian besar
KPU Kota Pontianak yang telah dilakukan
masyarakat di kota ini memiliki tingkat
tampak kecenderungan bahwa pengetahuan
pendidikan yang tinggi. Sehingga penulis
partisipasi politik para pemilih pemula
berpikir seharusnya pemilih
tersebut dipengaruhi oleh faktor utama
juga memiliki tingkat pengetahuan yang
yaitu tingkat pendidikan dan pengetahuan
tinggi pula, sehingga seharusnya pemilih
soal politik. Kebanyakan partisipasi yang
tidak memiliki hambatan untuk ikut pemilu
dilakukan pemilih tersebut hanya sebagai
dan cerdas sebagai pemilih. Namun pada
euphoria atau sebagai trend baru saja tanpa
kenyataannya masih ada para pemilih yang
mengetahui makna sebenarnya dari pemilu
memiliki tingkat pengetahuan politik yang
tersebut.
rendah.
pertanyaan
tersebut,
pusat
di
yang
Sehingga
pendidikan
dengan
Pontianak, sudah
akses
cukup
baik
di kota ini
penulis
menarik
kesimpulan bahwa perlu adanya sebuah 2.
penelitian dengan judul “Strategi Komisi
Rumusan Permasalahan Berdasarkan paparan latar belakang
Pemilihan Umum Kota Pontianak dalam
tersebut, maka didapat perumusan masalah
upaya meningkatkan partisipasi Pemilih
sebagai berikut, yaitu : Bagaimana Strategi
pada Pemilihan Presiden 2014”.
KPU
Kota
Pontianak
dalam
upaya
meningkatkan partisipasi dan memberikan 3 ARDIAN, NIM.E02110028 Program Studi Ilmu Politik Fisip UNTAN
Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 3 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmais.untan.ac.id
4.
-
Tujuan Penelitian Untuk mengetahui, mendeskripsikan
Peningkatan penyelenggara pemilu
dan menjelaskan Strategi KPU Kota
-
Lembaga penyelenggara pemilu
Pontianak dalam upaya meningkatkan
bekerja
partisipasi
eksternal.
pemilih
dan
kinerja
memberikan
sama
dengan
pihak
pendidikan politik pada Pilpres 2014. 2. 5.
Konsep Partisipasi Politik Partisipasi politik dalam negara
Manfaat Penelitian Dapat memberikan pemahaman dan
pengambilan
kebijakan
dalam
peningkatan
partisipasi
politik
demokrasi
merupakan
indikator
usaha
implementasi penyelenggaraan kekuasaaan
para
negara tertinggi yang absah oleh rakyat
Pemilih di Kota Pontianak, melalui proses
(kedaulatan rakyat), yang dimanifestasikan
perbaikan
keterlibatan mereka dalam pesta demokrasi
sosialisasi
politik
dan
pendidikan politik pada masyarakat.
(Pemilu). Makin tinggi tingkat partisipasi politik mengindikasikan bahwa rakyat mengikuti dan memahami serta melibatkan
B.
diri
TINJAUAN PUSTAKA
dalam
kegiatan
kenegaraan.
Sebaliknya tingkat partisipasi politik yang 1.
Strategi Partisipasi Politik
rendah pada umumnya mengindikasikan
Strategi meningkatkan Partisipasi
bahwa rakyat kurang menaruh apresiasi
masyarakat dalam Pilpres dapat ditempuh
atau minat terhadap masalah atau kegiatan
dengan
kenegaraan. Rendahnya tingkat partisipasi
berbagai
metode
menurut
Budiardjo, 2002, yaitu:
politik rakyat direfleksikan dalam sikap
a. Pendidikan politik rakyat
golongan putih (golput) dalam pemilu.
b. Fungsi partai politik
Dalam perspektif berdemokrasi, tentunya
-
Sarana komunikasi politik
sikap golput akan berimplikasi pada
-
Sosialisasi politik
pembangunan
-
Sarana rekrutmen
sehingga
-
Pengatur konflik
menghadapi pesta demokrasi pada tanggal
c. Sosialisasi oleh penyelenggara Pemilu
perlu
kualitas
demokrasi,
demokratisasi
dalam
9 April 2014.
-
Maksimalkan proses sosialisasi
-
Pendidikan bagi pemilih
demokrasi,
-
Survei atau jejak pendapat
menyelenggarakan sepuluh kali pemilihan
Sebagai
konsekuensi Indonesia
negara telah
umum (Pemilu) yaitu Tahun 1955, 1971, 4 ARDIAN, NIM.E02110028 Program Studi Ilmu Politik Fisip UNTAN
Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 3 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmais.untan.ac.id
1977, 1982, 1987, 1992, 1997, 1999, 2004,
menyalurkan
dan 2009 untuk pemilihan calon legislatif
partisipasi
(Pileg) dan pemilihan calon presiden dan
pertama,
wakil presiden (Pilpres).
setempat. Ini terkait dengan beberapa nilai
Miriam
Budhiardjo
pemerintah. politik
Biasanya
dipengaruhi
budaya
politik
oleh
masyarakat
(1982:12)
yang diyakini oleh masyarakat seperti nilai
mendefenisikan, bahwa partisipasi politik
adat dan nilai tradisi, agama, dll. Kedua,
adalah
atau
partisipasi dipengaruhi juga oleh status
sekelompok orang untuk ikut secara aktif
sosial.Status sosial meliputi pendidikan,
dalam kehidupan politik yaitu dengan cara
ekonomi, dan kelas sosial masyarakat.
kegiatan
seseorang
jalan memilih pimpinan negara secara langsung
atau
mempengaruhi
tidak
langsung,
kebijakan
pemerintah.
Masyarakat yang memiliki tingkat pendidikan
yang
berpendapatan
lebih
yang
tinggi
memadai
dan lebih
Kegiatan ini mencakup tindakan seperti
berpartisipasi dibandingkan orang yang
memberikan suara dalam pemilihan umum,
berpendidikan dan berpenghasilan rendah.
menghadiri rapat umum, ikut sosialisasi,
Ketiga, partisipasi dipengaruhi juga oleh
menjadi
atau
keterbukaan yang dilakukan pemerintah.Ini
mengadakan
berkaitan dengan political will pemerintah
hubungan dengan pejabat pemerintah atau
untuk membuka ruang publik yang seluas-
anggota parlemen.
luasnya. Model-model partisipasi politik
anggota
kelompok
suatu
kepentingan,
partai
Menurut Samuel P. Huntington dan Joan M (1977:3), partisipasi politik adalah
ada lima yaitu : a. Kegiatan pemilihan, berkaitan dengan
aktivitas warga negara secara pribadi yang
setiap
dimaksudkan
mempengaruhi hasil pemilihan.
pembuatan
untuk keputusan
mempengaruhi pemerintah.
tindakan
yang
bertujuan
b. Lobbying, yaitu upaya yang dilakukan
Partisipasi politik dapat bersifat individu
untuk
ataupun
kolektif,terorganisasi
dan pemimpin politik dengan tujuan
spontan,
mapan,
atau
ataupun
damai
atau
menghubungi
mempengaruhi
pejabat–pejabat
keputusan
mengenai
kekerasan, legal ataupun illegal, efektif
persoalan yang menyangkut sejumlah
atau tidak. Partisipasi politik juga bias
orang.
berarti
kegiatan
mempengaruhi
c. Kegiatan organisasi, tujuan utamanya
pemerintah, terlepas dari kegiatan secara
adalah
langsung atau tidak. Langsung berarti ia
keputusan pemerintah.
sendiri tanpa perantara dan tidak langsung melalui
orang-orang
yang
dapat
d. Mencari
mempengaruhi
koneksi,
pengambilan
biasanya
hanya
bermanfaat pada sedikit orang. 5
ARDIAN, NIM.E02110028 Program Studi Ilmu Politik Fisip UNTAN
Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 3 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmais.untan.ac.id
e. Tindakan kekerasan, hal ini dilakukan
Anggota pasif Parpol
sebagai upaya terakhir. Partisipasi
Anggota aktif organisasi quasi politik
Politik
Masyarakat
dalam Pemilu tahun 2014 salah satu bagian
Anggota aktif Parpol Mencari jabatan politik
dari UU No. 8 Tahun 2012 tentang Pemilu, maka
kegiatan
semakin
partisipasi
terlihat
politik
dalam
Menduduki Jabatan Politik
ini
kehidupan
3.
masyarakat. Karena Pemilu merupakan salah
satu
produk
demokrasi
Gaya Partisipasi Gaya mengacu kepada baik apa
dan
yang dilakukan maupun bagaimana ia
merupakan salah satu saran pendidikan
melakukan sesuatu kegiatan. Seperti gaya
politik, dimana semua masyarakat dapat
pembicaraan politik (antara singkat dan
memberikan
politiknya.
bertele-tele), gaya umum partisipasi pun
Sebagaimana dicatat oleh Profesor Miriam
bervariasi. Adapun yang termasuk dalam
Budihardjo dalam bukunya “Demokrasi di
gaya partisipasi sebagai berikut:
Indonesia”
a.
partisipasi
Selain
itu
dengan
Langsung/perwakilan,
dilaksanakannya pemilihan Presiden ini
Orang yang melibatkan diri sendiri
maka
(actual)
masyarakat
dapat
memberikan
dengan
hubungan
yang
partisipasi politiknya secara individual.
dilakukan terus-menerus dengan figur
Sebenarnya tidak hanya berkaitan dengan
politik
pemberian suara yang dapat dilakukan
mengirim surat, dan mengunjungi
masyarakat dalam Pemilu. Masyarakat
kantor
melakukan partisipasi politiknya antara
bertindak terhadap politikus, tetapi
lain dengan menjadi tim sukses calon
tidak
Anggota
mereka
Legislatif,
saksi
dalam
dengan
cara
pemerintah.
bersama
menelepon,
Yang
mereka,
memberikan
lain
misalnya
suara
untuk
pelaksanaan pemilihan, ikut dalam aktifitas
memilih pejabat pemerintah
kampanye pasangan calon.
belum pernah dilihat atau ditemuinya
Pemilu bukan satu satunya cara
b.
yang
Kentara/tak kentara,
partisipasi.Hirarki Partisipasi Politik:
Seseorang mengutarakan opini politik,
Apati politik
hal
Memberikan suara pada saat pemilu
kemungkinan
Aktif diskusi politik
keuntungan
Demonstrasi
mendukung seorang kandidat politik
Ikut rapat umum partai/kampanye
dengan
itu
bisa
meningkatkan diperolehnya
material
imbalan
(seperti
diangkat
jika
untuk
Anggota pasif organisasi quasi politik 6 ARDIAN, NIM.E02110028 Program Studi Ilmu Politik Fisip UNTAN
Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 3 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmais.untan.ac.id
menduduki
c.
jabatan
dalam
pemerintahan).
intensitas partisipasi politiknya. Orang
Individual/kolektif
yang
Bahwa tekanan dalam sosialisasi masa
kandidat, kebijakan, atau program
kanak-kanak, terutama dalam kelas-
bertindak
kelas pertama sekolah dasar, adalah
antusias; ciri yang tidak terdapat pada
pada
individual
orang yang memandang pemilihan
(memberikan suara, mengirim surat
umum hanya sebagai memilih satu
kepada pejabat, dsb). Bukan pada
orang dengan orang lain yang tidak
memasuki kelompok terorganisasi atau
ada bedanya.
gaya
partisipasi
pada demontrasi untuk memberikan
d.
Warga negara berbeda-beda dalam
g.
mendukung
dengan
tujuan,
semangat
dan
Derita/kesenangan
tekanan kolektif kepada pembuatan
Seseorang bisa menaruh perhatian
kebijakan.
politik
Sistematik/acak
karena kegiatan politik itu sendiri
Beberapa
individu
melibatkan
deritanya
kegiatan
dalam politik untuk mencapai tujuan
menyenangkan.
Yang
tertentu,
mencapai sesuatu yang lebih jauh dari
mereka
bertindak
dorongan
berdasarkan
berpartisipasi
dan
merupakan
karena
hati,
bukan
melainkan
perhitungan,
4.
Motif Partisipasi Berbagai faktor meningkatkan atau
menekan partisipasi politik. Salah satu
mereka kesinambungan dan teguh,
perangkat faktor itu menyangkut motif
bukan sewaktu-waktu atau dengan
orang yang membuatnya ambil bagian.
intensitas yang berubah-ubah.
Motif-motif ini, seperti gaya partisipasi
Terbuka/Tersembunyi
yang diberikannya berbeda-beda dalam
Orang yang mengungkapkan opini
beberapa hal sebagai berikut:
politik dengan terang-terangan dan
a.
ragu-ragu,
dan
ingin
tindakan
tanpa
berkontradisi,
lain
politik melalui partisipasi.
melakukan sesuatu bersifat konsisten, tidak
yang
pikiran,
perasaan, dan usul mereka utnuk
e.
sangat
dan
yang
Sengaja/tak sengaja Beberapa warga negara mencari
menggunakan berbagai alat yang dapat
informasi
diamati untuk melakukannya, bergaya
berpengetahuan,
partisipasi terbuka.
legislator,
f. Berkomitmen/ Tak berkomitmen
dan
berhasrat
menjadi
mempengaruhi atau
suara
mengarahkan
kebijaksanaan pejabat pemerintahan. 7
ARDIAN, NIM.E02110028 Program Studi Ilmu Politik Fisip UNTAN
Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 3 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmais.untan.ac.id
b.
Rasional/emosional
mulai herkembang dalam wacana publik.
Orang yang berhasrat mencapai tujuan
tertentu,
yang
dengan
teliti
Walaupun belum menjadi satu bidang kajian
akademik.
Publikasi
mempertimbangkan alat alternatif untuk
seminar
mencapai
kemudian
mengangkat tema tentang pendidikan dan
memilih yang paling menguntungkan di
politik masih kurang terdengar. Andaipun
pandang
ada, fokus bahasannya belum begitu
tujuan
dari
itu,
segi
dan
pengorbanan
dan
ataupun
berbagai
diskusi
hasilnya disebut bermotivasi rasional.
menyentuh
c.
hubungan politik dan pendidikan, hanya
Kebutuhan psikologis/sosial Bahwa
substantif
orang
masih di seputar aspek-aspek ideologis
psikologis
politik pendidikan. Walaupun demikian,
mereka pada objek-objek politik misalnya,
keyakinan akan adanya hubungan yang
dalam
tak
memproyeksikan
kadang-kadang
aspek-aspek
yang
kebutuhan
mendukung
pemimpin
politik
karena kebutuhan yang mendalam untuk tunduk kepada
terpisahkan
antara
politik
dan
pendidikan sudah mulai terbentuk.
autoritas, atau ketika
Mochtar
Buchori
(M.
Shirozi,
memproyeksikan ketidakcukupannya pada
2005:30) mengemukakan bahwa terdapat
berbagai kelas “musuh” politik yang
beberapa
dipersepsi-minoritas, negara asing, atau
mulai
politikus dari partai oposisi.
kesadaran masyarakat terhadap hubungan
d.
antara pendidikan dan politik yaitu:
Diarahkan dari dalam/dari luar Perbedaan partisipasi politik yang
pemikiran
yang
mendukung
berkembangnya
Pendidikan
Politik,
merupakan
dengan motivasi batiniah dan motivasi
salah satu fungsi input sistem politik yang
sosial untuk berpartisipasi politik.
berlaku di negara manapun juga baik yang
e.
menganut
sistem
politik
demokratis,
otoriter,
diktator
dan
sebagainya.
Berpikir/tanpa berpikir Setiap orang berbeda dalam tingkat
kesadarannya ketika menyusun tindakan
Pendidikan
politik,
politik. Perilaku yang dipikirkan meliputi
pembentukan sikap dan orientasi politik
interpretasi aktif dari tindakan seseorang
pada
dan perkiraaan konsekuensi tindakan itu
keterlaksanaannya sangat ditentukan oleh
terhadap dirinya dan orang lain.
lingkungan
warga
sosial,
merupakan
negara
ekonomi
proses
dimana
dan
kebudayaan di mana individu berada, 5.
Pendidikan Politik
selain itu, juga ditentukan oleh interaksi
Di Indonesia, kepedulian terhadap
pengalaman serta kepribadian seseorang.
hubungan pendidikan dan politik sudah
Disisi lain kegiatan ini juga dipandang 8
ARDIAN, NIM.E02110028 Program Studi Ilmu Politik Fisip UNTAN
Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 3 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmais.untan.ac.id
sebagai proses yang berlangsung lama dan
politik, dan mampu menjadi pelaku
rumit yang dihasilkan dari usaha saling
politik yang bertanggung jawab secara
mempengaruhi
etis atau moril dalam mencapai tujuan-
di
antara
kepribadian
individu dengan pengalaman politik yang relevan yang memberi bentuk terhadap
tujuan politik. c.
Sementara,
menurut
Kantaprawira
tingkah laku politiknya. Pengetahuan, nilai
(1998:54) pendidikan politik adalah
dan sikap yang diperoleh seseorang itu
suatu
membentuk satu layar persepsi, melalui
pengetahuan politik rakyat dan agar
mana
rangsangan
mereka dapat berpartisipasi secara
politik yang akan menentukan bentuk etika
maksimal dalam sistem politiknya,
politik
sesuai
individu
menerima
seseorang
yang
berkembang
berangsur-angsur.
mengenai pendidikan politik, antara lain : Menurut
Khoiron
dkk
paham
kedaulatan
harus
mampu
menjalankan
tugas
partisipasi.
(1999:4)
Sesungguhnya pendidikan politik
Pendidikan politik pada hakikatnya
adalah
adalah sebagai bagian dari pendidikan
individu dapat memperoleh pengetahuan,
orang
ini
nilai dan sikap terhadap sistem politik
menyangkut relasi antar individu, atau
masyarakat. Namun, peristiwa ini tidak
individu dengan masyarakat di tengah
menjamin bahwa masyarakat mengesahkan
medan sosial, dalam situasi-situasi
sistem
konflik
oleh
mungkin bisa terjadi, sebab bisa saja
dan
menyebabkan
dewasa,
yang
karena
hal
ditimbulkan
bermacam-macam
b.
dengan
meningkatkan
rakyat atau demokrasi bahwa rakyat
Ada berbagai pendapat para ahli
a.
upaya
perbedaan
sebuah
proses
politiknya,
dengan
sekalipun
mana
hal
pengingkaran
ini
terhadap
kemajemukan masyarakat.
legitimasi. Tetapi, apakah akan menuju
Begitu pula menurut Kartono (1996 :
kepada
64) Pendidikan politik adalah bentuk
yang menyebabkan pengingkaran. Apabila
pendidikan
dewasa
dengan
tidak ada legitimasi disertai dengan sikap
kader-kader
untuk
bermusuhan yang aktif terhadap sistem
pertarungan politik dan mendapatkan
politik, maka perubahan mungkin terjadi.
penyelesaian agar menadang dalam
Sebaliknya,
perjuangan politik Pendidikan politik
dengan
adalah
politik, bukan tak mungkin menghasilkan
menyiapkan
orang
perubahan, tergantung keadaan
upaya
edukatif
yang
internasional, di sengaja dan sistematis untuk
membentuk
inividu
jika
sikap
legitimasi
apatis
dibarengi
terhadap
sistem
perubahan.
sadar 9
ARDIAN, NIM.E02110028 Program Studi Ilmu Politik Fisip UNTAN
Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 3 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmais.untan.ac.id
Sesuai dengan yang dikemukakan
membangun
watak
bangsa
oleh Alfian (1986:235) dalam bukunya
character
Pemikiran dan Perubahan Politik Indonesia
dimaksud adalah nilai-nilai Pancasila, tiada
bahwa Pendidikan politik dapat diartikan
lain merupakan cerminan hati nurani dan
sebagai usaha yang sadar untuk mengubah
sifat khas karakteristik bangsa, bukanlah
proses
nilai-nilai yang secara hakiki lahir pada
sosialisasi
sehingga
politik
mereka
masyarakat
building).
(national
Nilai-nilai
yang
memahami
dan
saat kemerdekaan, melainkan telah tumbuh
nilai-nilai
yang
dan berkembang melalui proses sejarah
terkandung dalam suatu sistem politik yang
yang panjang. Nilai ini berasal dari kodrat
ideal yang hendak dibangun. Sedangkan
budaya dan menjadi milik seluruh rakyat.
yang dimaksud dengan pendidikan politik
Hal
menurut lnstruksi Presiden No. 12 tahun
kepribadian, sikap, dan tingkah laku
1982
bangsa.
menghayati
betul
tentang
Pola
Pengembangan Generasi
Pembinaan
dan
Pendidikan
Politik
adalah
sebagai
muda
berikut:Pendidikan
politik
ini
tercermin
Pendidikan suatu
sarana
dalam
politik untuk
watak,
merupakan meningkatkan
merupakan
kesadaran berbangsa dan bernegara yang
rangkaian usaha untuk meningkatkan dan
dilaksanakan secara berkesinambungan
memantapkan
dan
dan terencana. Pelaksanaan pendidikan
kenegaraan guna menunjang kelestarian
politik, harus berpegang teguh pada
Pancasila dan UUD 1945 sebagai budaya
filsafah
politik bangsa. Pendidikan politik juga
Indonesia.
harus merupakan bagian proses perubahan
pendidikan politik merupakan bagian
kehidupan politik bangsa Indonesia yang
integral dari keseluruhan pembangunan
sedang dilakukan dewasa ini dalam rangka
bangsa yang dilaksanakan sesuai dengan
usaha menciptakan suatu sistem politik
landasan yang telah mendasari kehidupan
yang
bangsa Indonesia.
kesadaran
benar-benar
politik
demokratis,
stabil,
efektif,dan efisien. Dengan
dan
kepribadian
Secara
tidak
bangsa langsung
Berdasarkan Inpres No. 12 tahun demikian
pendidikan
1982 tentang Pendidikan Politik bagi
politik adalah proses penanaman nilai-nilai
Generasi Muda (1982:13), maka yang
dan norma-norma dasar dari ideologi suatu
menjadi
negara yang dilakukan dengan sadar,
politik adalah sebagai berikut:
terorganisir, terencana dan berlangsung
landasan
hukum
pendidikan
Landasan pendidikan politik di
kontinyu
dari
satu
generasi
kepada
Indonesia terdiri dari:
generasi
berikutnya
dalam
rangka
a. landasan ideologis, yaitu Pancasila 10
ARDIAN, NIM.E02110028 Program Studi Ilmu Politik Fisip UNTAN
Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 3 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmais.untan.ac.id
b. landasan konstitusi, yaitu UUD 1945
masyarakat yang sesuai dengan tuntutan
c. landasan operasional, yaitu GBHN
politik yang ingin diterapkan.
d. landasan Pemuda
historis, 28
yaitu
Oktober
Sumpah
1928
dan
Proklamasi 17 Agustus 1945".
Inti dari pendidikan politik adalah mengenai bagaimana rakyat direkrut dan disosialisasikan.
Landasan yang tersebut di atas
pendidikan
Jadi,
politik
fungsi adalah
dari untuk
merupakan landasan pokok pendidikan
menjelaskan proses perekrutan dan upaya
politik
sosialisasi kepada rakyat untuk mengerti
yang
disertai
landasan
kesejarahan. Hal ini penting karena
mengenai
warga
politik serta agar dapat memiliki orientasi
negara terutama
siswa harus
mengetahui sejarah perjuangan bangsa
sebab
meningkatkan pemahaman
sistem
Fungsi yang disampaikan di atas lebih menonjolkan fungsi pendidikan
Fungsi pendidikan politik sangat penting
dalam
kepada sistem politik.
agar memiliki jiwa, semangat, dan nilainilai kejuangan 1945.
peranannya
pendidikan pengetahuan masyarakat
politik
dalam
mengubah
tatanan
politik
masyarakat yang ada menjadi lebih baik
dan
dan lebih mendukung tercapainya proses
tentang
demokrasi. Sedangkan fungsi pendidikan
kehidupan politik yang pada gilirannya
politik bagi individu antara lain adalah:
akan mendorong timbulnya kesadaran
1) peningkatan
kemampuan
individual
politik secara maksimal dalam suatu
supaya setiap orang mampu berpacu
sistem politik.
dalam lalu lintas kemasyarakatan yang
Merujuk
pada
beberapa
menjadi semakin padat penuh sesak dan
pengertian pendidikan politik yang telah
terpolusi
disebutkan sebelumnya, maka pendidikan
macam
politik mempunyai dua tujuan utama.
kedurjanaan.
Pertama, fungsi pendidikan politik adalah
2) di
oleh
dampak
penyakit
samping
untuk mengubah dan membentuk tata
memahami
perilaku seseorang agar sesuai dengan
mengendalikan
tujuan politih yang dapat menjadikan
pelaksanaan
setiap individu sebagai partisipan politik
masyarakat.
bermacam-
social
mengenai
kekuasaan,
mekanismenya, dan kekuasaan
dan
ikut
mengontrol di
tengah
yang bertanggung jawab. Kedua, fungsi
Fungsi pendidikan politik bagi
pendidikan politik dalam arti yang lebih
individu yang tertera di atas tidak hanya
luas untuk membentuk suatu tatanan
mengubah individu tapi juga membentuk individu yang baru. Dalam artian bahwa 11
ARDIAN, NIM.E02110028 Program Studi Ilmu Politik Fisip UNTAN
Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 3 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmais.untan.ac.id
seseorang
individu
dengan
melalui
sebelumnya, maka pendidikan politik
pendidikan politik tidak hanya memiliki
mempunyai dua tujuan utama. Pertama,
pengetahuan dan pemahaman tentang
fungsi pendidikan politik adalah untuk
politik tapi juga mempunyai kesadaran
mengubah dan membentuk tata perilaku
dan sensitifitas dalam berpolitik yang
seseorang agar sesuai dengan tujuan politik
direalisasikan dalam bentuk perbuatan
yang dapat menjadikan setiap individu
yaitu dengan ikut berpartisipasi atau
sebagai
ditunjukkan dengan sikap dan perilaku
bertanggung
politif yang lebih luas dalam usahanya
pendidikan politik dalam arti yang lebih
untuk mencapai tujuan politik.
luas untuk membentuk suatu tatanan
partisipan jawab.
politik
yang
Kedua,
fungsi
Sampai saat ini, realitas pendidikan
masyarakat yang sesuai dengan tuntutan
politik Indonesia masih belum sepenuhnya
politik yang ingin diterapkan. Dengan
merdeka.
dari
demikian dapat dipahami bahwa peran
komitmen pemerintah yang masih rendah
pendidikan politik sangat diharapkan untuk
dalam mewujudkan akses dan pemerataan
membentuk karakter dan mental generasi
pendidikan dasar yang bebas biaya, belum
muda untuk dapat melakukan transformasi
terpenuhinya anggaran pendidikan sebesar
budaya dalam upaya membina sistem dan
20%, kurangnya penghargaan terhadap
kondisi politik yang kondusif. Suatu
profesionalisme dan kesejahteraan guru,
tuntutan yang pada hakekatnya telah
rendahnya
saing
digariskan oleh para pendiri Republik
pendidikan, upaya otonomi pendidikan
Indonesia yaitu mencerdaskan kehidupan
yang masih setengah hati, dan sebagainya.
bangsa
Padahal
nasional, dengan mengedepankan budaya
Hal
ini
mutu
bisa
dilihat
dan
pemerintah
daya
sebetulnya
telah
menetapkan Renstra Pendidikan tahun 2010–2014
dengan
tiga
dan
memajukan
kebudayaan
dan etika politik yang patut dibanggakan.
sasaran
Pokok-pokok
materi
pembangunan pendidikan nasional yang
politik
akan
meningkatkan
muatan yang terkandung dalam kurikulum
perluasan dan pemerataan pendidikan,
pendidikan politik. Kurikulum pendidikan
meningkatkan
politik adalah jarak yang harus ditempuh
dicapai,
pendidikan
yaitu
mutu dan
dan
relevansi
meningkatkan
kepemerintahan
sepenuhnya
pendidikan
tertuang
sebagai
tata
oleh seorang siswa dalam mencapai target
(governance),
yaitu melek politik yang ditandai dengan
akuntabilitas, dan pencitraan publik. Merujuk pada beberapa pengertian pendidikan politik yang telah disebutkan
menguatnya daya nalar terhadap berbagai aktifitas
politik
dalam
infrastruktur
maupun suprastruktur politik 12
ARDIAN, NIM.E02110028 Program Studi Ilmu Politik Fisip UNTAN
Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 3 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmais.untan.ac.id
Kurikulum
pendidikan
politik
Berdasarkan penjelasan di atas,
yang dicanangkan oleh Robert Brownhill
dapat kita lihat bahwa terdapat satu
di atas telah cukup lengkap. Seperti kita
materi
lihat, Brownhill tidak hanya memasukkan
pendidikan politik menurut Brownhill
unsur materi politik namun juga terdapat
dengan bahan
unsur etika, ketaatan pada hukum dan
politik di Indonesia. Dalam kurikulum
kekuasaan,
terhadap
pendidikan politik di Indonesia, telah
jalannya pemerintahan dan pembuatan
memasukkan unsur materi agama yang
kebijakan, serta masalah ekonomi dan
merupakan ciri khas bangsa Indonesia
sejarah.
dalam bahan pendidikan politik.
pemahaman
Hal-hal yang mengenai kurikulum
yang membedakan kurikulum
Bahan
kurikulum
pendidikan
politik
Indonesia
Presiden No. 12 Tahun 1982 tentang
Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Pendidikan Politik bagi Generasi Muda
1945, dan berbagai makna yang dipetik
yang
dari perjuangan bangsa Indonesia. Semua
bahwa
bahan
bersumber
di
pendidikan politik diatur dalam Instruksi
menyebutkan
harus
pendidikan
pada
pendidikan politik antara lain:
bahan ajar pendidikan politik tersebut
a. penanaman kesadaran berideologi,
telah tercakup dalam mata pelajaran PKn.
berbangsa, dan bernegara, b. kehidupan
dan
kerukunan
hidup
beragama;
6.
Faktor – faktor yang menyebabkan keberhasilan Pendidikan Politik
c. motivasi berprestasi; d. pengamalan kewajiban,
Menurut Alfian (1986:82) ada dua
kesamaan keadilan
penghormatan
atas
hak
dan
faktor yang menyebabkan keberhasilan
sosial,
dan
pendidikan
harkat
dan
peningkatan kesadaran politik masyarakat,
martabat manusia; e. pengembangan dan
yaitu,
(1)
Faktor
khususnya pada generasi muda dan (2)
kemampuan
kemampuan
untuk mewujudkan
politik
politik
peningkatan
pribadi
merupakan hasil kesadaran politik yang
kebutuhan
dan
keinginan ikut serta dalam politik;
yang meningkat mempunyai aspek yang positif
g. kepercayaan pada pcmcrintah;
dukungan
h. kepercayaan
pemerintahan
pembangunan
yang berkesinambungan.
yang
tinggi dari masyarakat. Partisipasi politik
f. disiplin pribadi, sosial, dan nasional;
pada
partipasi politik,
berupa
semakin pada dalam
meningkatnya penyelenggara keberhasilan
pendidikan politik. 13
ARDIAN, NIM.E02110028 Program Studi Ilmu Politik Fisip UNTAN
Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 3 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmais.untan.ac.id
Begitu
pula
Rusadi
Salah satu dampak modernisasi adalah
bahwa
munculnya kelas pekerja baru dan
keberhasilan politik juga dapat dilihat
kelas menegah yang semakin meluas,
antara lain melalui:
sehingga
a. Bahan bacaan seperti surat kabar,
berkepentingan untuk berpartisipasi
Kantaprawira
menurut
(1998:56)
majalah, dan lain-lain bentuk publikasi massa
yang
biasa
membentuk
c.
Pengaruh
Kaum
Intelektual
dan
Komunikasi Massa Modern
b. Siaran radio dan televisi serta film
Kaum intelektual (sarjana, pengarang,
(audio visual media). atau
wartawan, dan sebagainya) melalui dalam
ide-idenya kepada masyarakat umum
masyarakat seperti masjid atau gereja
dapat membangkitkan tuntutan akan
tempat menyampaikan khotbah, dan
partisipasi masa dalam pembuatan
juga
keputusan
lembaga
asosiasi
pendidikan
formal
ataupun informan.
politik.
berkembangnya dan
7.
merasa
dalam pembuatan keputusan politik.
pendapat umum.
c. Lembaga
mereka
Demikian
sarana
komunikasi
juga
transportasi
modern
mampu
mempercepat penyebaran ide-ide baru.
Luas Partisipasi Politik Luas partisipasi politik dipengaruhi
d.
Konflik
di
antara
Kelompok-
oleh tingkat kemajuan bangsa, sistem
Kelompok Pemimpin Politik
politik yang dianut, masalah komunikasi,
Para
tingkat melek huruf ( literasi ). Menurut
memperebutkan
Myron Weiner (1980:27), paling tidak
Sesungguhnya
terdapat lima hal yang dapat menyebabkan
lakukan adalah dalam rangka mencari
timbulnya gerakan ke arah partisipasi yang
dukungan rakyat. Berbagai upaya yang
lebih luas dalam proses politik, yaitu:
mereka
a.
memperjuangkan ide-ide partisipasi
Modernisasi Sejalan
dengan
politik
bersaing kekuasaan.
apa
yang
mereka
lakukan
untuk
berkembangnya
massa dapat menimbulkan gerakan-
industrialisasi, perbaikan pendidikan
gerakan yang menuntut agar hak-hak
dan media komunikasi massa, maka
rakyat
pada
terpenuhi.
sebagian
penduduk
yang
merasakan terjadinya perubahan nasib
b.
pemimpin
e.
yang
berpartisipasi
itu
Keterlibatan Pemerintah yang Meluas
akan menuntut berperan dalam politik
dalam Urusan Sosial Ekonomi dan
Perubahan-Perubahan Struktur Kelas
Kebudayaan
Sosial 14 ARDIAN, NIM.E02110028 Program Studi Ilmu Politik Fisip UNTAN
Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 3 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmais.untan.ac.id
Perluasan dalam
kegiatan
berbagai
bidang
pemerintah menimbulkan
akibat adanya tindakan-tindakan semakin
menyusup
ke
segala
telah genap berusia 17 (tujuh belas) tahun atau lebih atau sudah/pernah kawin.
yang
Dari
pengertian
tersebut
dapat
segi
ditarik kesimpulan bahwa pemilih adalah
kehidupan rakyat. Ruang lingkup tindakan
warga negara yang telah didaftar oleh
atau kegiatan atau tindakan pemerintah
penyelenggara
yang semakin luas mendorong timbulnya
pemilih
tuntutan-tuntutan yang terorganisir untuk
(memberikan hak suara) pada pemilu yang
ikut serta dalam pembuatan keputusan
diselenggarakan
politik.
rentang usia 17-51 tahun.
pemilu
dan
dalam
mengikuti
di
daftar pemilu
Indonesia
dengan
Dari definisi yang telah dipaparkan 8.
dapat disimpulkan bahwa cirri-ciri pemilih
Kategori Pemilih Pemilih
di
Negara
Indonesia
pemula yaitu sebagai berikut:
terbagi menjadi 3 (tiga) kategori. Pertama,
a. Warga negara Indonesia dan pada hari
pemilih yang rasional, yaitu pemilih yang
pemungutan suara sudah berumur 17
memilih berdasarkan penilaian dan analisis
(tujuh belas) tahun atau lebih atau
mendalam. Yang kedua, pemilih kritis
sudah/pernah kawin.
emosional, yaitu pemilih yang idealis dan
b. Sudah
mengikuti
pemilu
tidak kenal kompromi. Dan ketiga, pemilih
(memberikan hak suara) pada pemilu
pemula, yaitu pemilih yang baru pertama
yang diselenggarakan di Indonesia
kali memilih karena usia mereka baru
dengan rentang usia 17-51 tahun.
memasuki
usia
pemilih
c. Mempunyai
(http://www.ressay_wordpress.com).
hak
memilih
dalam
penyelenggaraan pemilu.
Menurut pasal 1 ayat (22) UU No. 10 tahun 2008, pemilih
adalah warga
negara
telah
Indonesia
yang
genap
9.
Masalah
Dalam
Kegiatan
Partisipasi Politik Dalam
berumur 17 (tujuh belas) tahun atau lebih
pelaksanaan
kegiatan
atau sudah/pernah kawin. Kemudian pasal
partisipasi
politik,
tentunya
19 ayat (1 dan 2) UU No. 10 tahun 2008
selamanya
berjalan
dengan
menerangkan
Terdapat beberapa masalah yang sering
bahwa
pemilih
yang
terjadi
Indonesia
tersebut, diantaranya masyarakat yang
penyelenggara
didaftar
oleh
dalam
daftar
pemilu
pemilih dan pada hari pemungutan suara
enggan
pelaksanaan
lancar.
memunyai hak memilih adalah warga yang
dalam
tidak
menghadiri
kegiatan
kegiatan
politik
(kampanye), tidak hadir dalam kegiatan 15
ARDIAN, NIM.E02110028 Program Studi Ilmu Politik Fisip UNTAN
Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 3 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmais.untan.ac.id
pemilihan umum dan tidak menggunakan
dokumentasi
hak pilihnya (golput). Namun demikian,
instrumen penelitian yaitu peneliti sendiri
masalah yang sering terjadi dalam kegiatan
dibantu
pedoman
partisipasi
analisis
data
politik
dewasa
ini
adalah
dengan
menggunakan
wawancara.
yang
Teknik
digunakan
dalam
semakin menurunnya tingkat kesadaran
penelitian ini adalah analisis deskriftif
masyarakat
kualitatif. Teknik analisa data dimulai dari
untuk
menggunakan
hak
pilihnya (golput).
pengumpulan
data,
reduksi
data,
pengorganisasian data, dan interprestasi daya. Teknik
keabsahan data dalam
penelitian kualitatif yang peneliti gunakan
C. METODE PENELITIAN
adalah triangulasi data. Penelitian penelitian
ini
merupakan
deskriptif
penelitian kualitatif.
dengan
jenis metode
Sehingga dengan
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
metode ini dapat mendeskripsikan serta menganalisa Strategi Komisi Pemilihan Umum Kota Pontianak dalam upaya meningkatkan Partisipasi Pemilih pada
1.
Peningkatan kemampuan individual dengan cara sosialisasi ke beberapa sekolah dengan fokus kepada pemilih pemula.
Pemilihan Presiden 2014.
Pendidikan politik mengajarkan
Lokasi penelitian ini dilakukan di
masyarakat untuk lebih mengenal sistem
Kota Pontianak. Waktu penelitian ini
politik
dimulai dari bulan Oktober 2014 sampai
bahwa sosialisasi politik adalah proses
dengan
yang
pembentukan sikap dan orientasi politik
digunakan dalam penelitian ini adalah
para anggota masyarakat. Melalui proses
Komisi Pemilihan Umum Kota Pontianak
sosialisasi politik inilah para anggota
dan masyarakat pemilih. Sedangkan objek
masyarakat
penelitiannya
orientasi terhadap kehidupan politik yang
Maret
2015.
adalah
Subjek
Strategi
Komisi
Pemilihan Umum Kota Pontianak dalam
negaranya.
Dapat
memperoleh
dikatakan
sikap
dan
berlangsung dalam masyarakat.
upaya meningkatkan partisipasi pemilih
Sebagai bentuk tanggung jawab
pada pemilihan presiden 2014 di kota
KPU Kota Pontianak dalam mensukseskan
Pontianak.
Pemilu DPR, DPD, dan DPRD Tahun
Teknik pengumpulan data yang dilakukan menggunakan
oleh
peneliti wawancara,
dengan
2014 dalam bentuk sosialisasi sebagai berikut :
dan 16
ARDIAN, NIM.E02110028 Program Studi Ilmu Politik Fisip UNTAN
Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 3 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmais.untan.ac.id
KPU
Kota
Pontianak
telah
membentuk Relawan Demokrasi yang di
Tujuan sosialisasi yaitu : a. Meningkatkan
pemahaman
tuangkan dalam Keputusan KPU Kota
pengetahuan
Pontianak
20/Kpts/KPU-Kota-
pentingnya Pemilu Presiden dan Wakil
019.435761/TAHUN 2014 yang terbagi
Presiden, Kepala Daerah dan Wakil
dalam
Kepala Daerah dalam membangun
Nomor
lima
segmen,
masing-masing
segmen terdiri dari 5 orang :
warga
binaan
dan akan
kehidupan demokrasi di Indonesia;
Segmen Pemilih Pemula;
Segmen Agama
pengetahuan warga binaan tentang
Segmen Perempuan;
program, tahapan, jadwal, dan hasil
Segmen Disabilitas;
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden,
Segmen Marginal.
Kepala Daerah dan Wakil Kepala
b. Meningkatkan
sosialisasi
keliling
bentuk/macam
(mobile)
dan
Daerah;
Relawan Demokrasi yang dibentuk bertugas untuk melaksanakan kegiatan
pemahaman
c. Meningkatkan
pemahaman
dan
pengetahuan warga binaan tentang
berbagai
beberapa
dimasing-masing
hal
teknis
dalam
kelompok-kelompok baik itu disekolah-
menggunakan hak politik dan hak
sekolah, perguruan tinggi, perkumpulan
pilihnya dalam Pemilu Presiden dan
agama, Lapas dan lain-lain.
Wakil Presiden, Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah;
2.
Pemahaman kekuasaan mengarah kepada kaum marginal yakni Warga binaan Lembaga Pemasyarakatan kelas II A Pontianak
d. Meningkatkan kesadaran warga binaan untuk berperan serta dalam setiap tahapan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden, Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah;
Sosialisasi penyelenggaraan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden, Kepala
e. Meningkatkan
kesadaran
Daerah dan Wakil Kepala Daerah adalah
partisipasi
proses penyampaian informasi mengenai
menggunakan
sistem, tata cara teknis, tahapan, program,
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden,
dan jadwal, hasil pemilu, serta hal-hal lain
Kepala Daerah dan Wakil Kepala
yang berkaitan dengan penyelenggaraan
Daerah.
pemilih hak
pilihnya
dan dalam pada
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden, Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.
3.
Memahami mekanisme yang diberikan melalui media televisi, 17
ARDIAN, NIM.E02110028 Program Studi Ilmu Politik Fisip UNTAN
Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 3 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmais.untan.ac.id
sosialisasi langsung dan simulasi oleh KPU Kota Pontianak Pendidikan
politik
dapat
merupakan sarana yang tentu saja bukan hanya ditujukan untuk menghitung atau profit saja, namun lebih dari itu, ada proses
dikatakan sebagai media penyampaian
pendidikan
konsep politik yang memiliki tujuan
informasi terkait dengan penyelenggaraan
akhir untuk membuat warga negara
Pemilu.
bagi
para
pemilih
serta
menjadi lebih melek politik. Warga negara yang melek politik adalah warga negara
yang
sadar
akan
hak
dan
kewajiban sehingga dapat ikut serta dalam
kehidupan
hernegara
dalam
pembangunan. diperlukan
berbangsa
dan
setiap
proses
Pendidikan
politik
keberadaannya
4.
Mengendalikan dan mengontrol kekuasaan dengan cara memberikan pendidikan politik kepada anggota kelompok penyelenggara pemungutan suara. Lembaga
bekerjasama
penyelenggara
yang
pemilu
berkesinambungan
terutama
dengan lembaga pendidikan, Ormas, LSM
untuk mendidik generasi muda saat ini
untuk terus mengadakan sosialisasi dan
yang nantinya akan menjadi generasi
pendidikan politik kepada semua level
penerus bangsa.
masyarakat. Karena selama ini kerjasama
Survey atau jejak pendapat dan
tersebut bersifat momentum menjelang
penghitungan cepat yang kini banyak
pemilihan sehingga kerjasama tersebut
mendapatkan sorotan publik terkait dengan
hanya
integritas
menyentuh keakar rumput.
pelaksanaannya.
Banyak
bersifat
sosialisasi
yang
tidak
anggapan bahwa survei atau jajak pendapat dan penghitungan cepat dilakukan hanya untuk kepentingan profit saja. Namun, di satu
sisi,
perlu
diperhatikan
E. KESIMPULAN DAN SARAN
bahwa
keberadaan kegiatan survei atau jajak pendapat dan penghitungan cepat sangatlah
a) Kesimpulan Partisipasi Politik merupakan salah
bisa
satu kegiatan kenegaraan warga negara
untuk
dalam kegiatan politik. Partisipasi politik
menyebarluaskan informasi terkait dengan
tersebut juga merupakan hak warga negara,
penyelenggaraan
itu,
jadi sudah sewajarnya seorang warga
kegiatan survei atau jajak pendapat dan
negara menggunakan hak tersebut dengan
penghitungan cepat perlu mendapatkan
sebaik-baiknya. Partisipasi politik dalam
dukungan,
negara demokrasi merupakan indikator
penting. dijadikan
Kegiatan
tersebut
sebuah
sarana
Pemilu.
karena
juga
Untuk
kegiatan
tersebut
18 ARDIAN, NIM.E02110028 Program Studi Ilmu Politik Fisip UNTAN
Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 3 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmais.untan.ac.id
implementasi penyelenggaraan kekuasaaan
lain.
negara tertinggi yang absah oleh rakyat
Demokrasi,
(kedaulatan rakyat), yang dimanifestasikan
menyebarluaskan
keterlibatan mereka dalam pesta demokrasi
tatap muka, media surat kabar, radio,
(Pemilu). Strategi yang telah dilaksanakan
spanduk, lefleat, stiker, baliho yang
oleh KPU Kota Pontianak dalam upaya
tersebar di seluruh Kota Pontianak,
meningkatkan
agar
partisipasi
politik
Selain
membentuk KPU
seluruh
Kota
Pontianak
infomasi
lapisan
Relawan
melalui
masyarakat
masyarakat dalam pilpres tahun 2014
mengetahui pelaksanaan pemilu pada
adalah sebagai berikut:
tahun
Melakukan
Pendidikan
politik
untuk
2014
Pemilihan
Presiden,
anggota DPR,DPD, DPRD.
masyarakat seperti: 1. Sosialisasi tentang pilpres 2014 ke
b) SARAN
berbagai kalangan masyarakat
Adapun saran-saran yang dapat
Sosialisasi yang dilakukan oleh KPU
penulis berikan agar setidaknya dapat
Kota Pontianak tentang pilpres 2014
mengurangi hambatan-hambatan yang ada
dibuat secara luas ke berbagai tempat
yaitu:
berkumpulnya
1.
masyarakat,
seperti
KPU Kota Pontianak perlu membuat
dipusat keramaian, di car free day, di
penjelasan tentang pendidikan politik
sekolah-sekolah, di pasar, dsb.
yang lebih mudah dimengerti oleh
2. Membuat seminar tentang pentingnya
masyarakat awam, terutama kalangan
partisipasi politik kepada masyarakat Seminar yang dibuat oleh KPU Kota Pontianak
tentang
pentingnya
bawah. 2.
KPU Kota Pontianak juga perlu memberikan
pengetahuan
politik
memberikan hak suara dalam pilpres
kepada para pegawai dengan tujuan
2014
bisa menjadi salah satu agen KPU
di
sekolah-sekolah.
Seperti
seminar.
Kota Pontianak dalam menyampaikan
3. Membentuk relawan demokrasi
pengetahuan pendidikan politik bagi
Relawan Demokrasi yang dibentuk
masyarakat
bertugas untuk melaksanakan kegiatan
strategi dalam menigkatkan partisipasi
sosialisasi keliling (mobile) berbagai
politik masyarakat.
bentuk/macam
guna
menyukseskan
dimasing-masing
kelompok-kelompok
baik
itu
disekolah-sekolah, perguruan tinggi,
F. DAFTAR PUSTAKA
perkumpulan agama, Lapas dan lain19 ARDIAN, NIM.E02110028 Program Studi Ilmu Politik Fisip UNTAN
Aspirasi, Jurnal S-1 Ilmu Politik Volume 3 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmais.untan.ac.id
1.
Buku-Buku
Alfian, 1992. Pemikiran Dan Perubahan Politik Indonesia. Jakarta :GramediaPustakaUtama. Alfian, 1986. Pembangunan Politik Indonesia. Jakarta :Gramedia Pustaka Utama. Budiardjo, Miriam. 2008. Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Budiarjo, Miriam. 1982. Partisipasi dan Partai Politik, Jakarta: Gramedia. Dalton, Russel J. dan Martin P. Wattenberg. 1993. Political Science : The State of The Discipline. Washington: American Political Science Association. Iskandar, 2013. Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial. Jakarta :Referensi Jurnal Tata Loka. Semarang: Planologi UNDIP Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi kedua. 1996. Jakarta :Balai Pustaka 3685. Kantaprawira,Rusadi 1998, Sistem Politik Indonesia Suatu Model Pengantar, Bandung : CV Sinar Baru.
Samuel P. Huntington dan Joan M. Nelson. 1977. No Easy Choie: Political Participation in Developing Countries. Cambridge, Mass: Harvard University Press. Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D Cetakan ke-11. Bandung : ALFABETA Syarbaini,Syahrial,Dkk. 2002. Sosiologi dan Politik. Jakarta :Ghalia Indonesia. Weiner, Myron.1980. Modernisasi: Dinamika Pertumbuhan. Yogyakarta: GadjahMada University Press. 2.
Dokumen-Dokumen
Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 Undang-undang No. 8 tahun 2012 tentang pemilu anggota DPR, DPD, DPRD tahun 2014 Peraturan KPU No.21 tahun 2013 tentang Program dan jadwal penyelenggaraan pemilu anggota DPR, DPD, DPRD tahun 2014. Peraturan KPU No.23 tahun 2013 tentang Partisipasi Masyaraka tdalam Penyelenggaraan Pemilu
Kartono, Kartini 1996, Pendidikan Politik Sebagai Bagian Dari Pendidikan Orang Dewasa, Bandung :Mandar Maju. Khoiron, M. Nur. 1999. Pendidikan Politik Bagi Warga Negara (Tawaran Operasional dan Kerangka Kerja). IKIS: Yogyakarta. Moleong, Lexy, J. 2000. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Rajawali Rosda Karya. Robert P. Clark. 1989. Menguak Kekuasaan dan Politik di Dunia Ketiga. Jakarta: Erlangga. 20 ARDIAN, NIM.E02110028 Program Studi Ilmu Politik Fisip UNTAN
KEMENTERIAN
RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA . FAKUL TAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
\
TINGGI
PENGELOLA JURNAL MAHASISWA Jalan Prot Dr. B. Hadari Nawawi, Pontianak
Kotak Pos 78124
LEMBAR PERNY ATAAN PERSETUJUAN UNGGAH / PUBLIKASI KARY A ILMIAH UNTUK JURNAL ELEKTRONIK MAHASISWA Sebagai sivitas akademika Universitas Tanjungpura, yang bertanda tangan di bawah ini, saya: Nama Lengkap NlM I Periode lulus Tanggal Lulus . Fakultas/ Jumsan E-mail addres/ HP
: Ar.di~r.1
: Eg.?'J\o.Q1.~•....I.
. .
: !~..~.Mr.L20.J6. j . : ISIPJ .Ih~kll.;L.4\dminls~r.~L ..l.l~u ..\:bh tlk r
. ~cl\ay)_S.\d\Ke>.~~~}.:caY.Y.\/oti.'1!;qyP'"b5:F!
demi pengembangan ilmu pengetahuan dan pemenuhan syarat administratif.kelulusan mahasiswa (S 1), wenyetu~,\i._~tuk memberikan kepada Pengelola Jumal Mahasiswa ~~+~! *) pada Program Studi .\IY.\1U ~l<. Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura, Hak Bebas Royalti Non-eksklusif iNon-exclusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul**) :
. .~:~{t~ur"::~~'i£.r~&r:.t~t'f~t.:k~::::::::: ~=~ .. beserta perangkat yang diperlukan (hila ada). Dengan Hak Bebas Royalti Non-eksklusif ini, Pengelola Jurnal berhak menyimpan, mengalih-media/ format-kan, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya, dan menampilkanl mempublikasikannya di Internet atau media lain): !=t~ecarafulltex content artikel sesuai dengan standar penulis jurnal yang berlaku.
c;zf
untuk kepentingan akademis tanpa tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/ pencipta dan atau penerbit yang bersangkutan. Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak Pengelola Jurnal, segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran Hak Cipta dalam karya ilmiah saya ini, Demikian pemyataan ini yang saya buat dengan sebenamya. ': Pontianak.
: 2S..~
~
..2a...
nama jurnal sesuai prodi masing-masing (pub/ikalGovernance/Aspirasi/Soc1odev/Sosiologique) Setelah mendapat persetujuan dari pengelola Jurnal, berkas ini harus di scan dalam format PDF dan dilampirk"i~~ada step4 upload supplementary sesuai proses unggah penyerahan berkas (submission author) :iic:" ' ~