Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
13 Pages
ISSN 2302-0156 pp. 120- 132
STRATEGI KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN DAN MOTIVASI KERJA GURU SD NEGERI 36 LAKSANA BANDA ACEH Heri Fajri1, Murniati AR2, Bahrun3 1)
Magister Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2,3) Prodi Magister Administrasi Pendidikan Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh 23111, Indonesia Email:
[email protected],
[email protected],
[email protected].
Abstract: Principal as a top manager has a strategic role in improving the discipline and work motivation of teachers. This study aimed to describe the programs, the policy, and the obstacles of principal in improving the discipline and work motivation of teachers in State Elementary School 36 Laksana of Banda Aceh. This study used qualitative descriptive approach. Techniques of data collection used were interview, observation, and documentation study. Subjects of this study were principal and teachers. The results of the study showed that the program of improving the discipline and work motivation of teachers aimed to achieve an optimal teaching-learning process, so that the quality of school can be improved. Each program plan was purposed to make the teaching-learning process become effective, fun, and school-goals oriented. The policy of principal in improving the commitment of teachers was the implementation of situational leadership for low-commitment teachers, and the implementation of consultative and participative leadership for high-commitment teachers. The principal always discussed the policies with the teachers. The obstacles in improving the discipline and work motivation of teachers were the condition of few teachers that came late to school, some teachers did not prepare the teaching materials well, and some of them did not use media in teaching process. Keywords: Strategies of Principal, Discipline and Motivation of Teachers. Abstrak: Kepala sekolah sebagai top manager memiliki peran yang strategis dalam meningkatkan disiplin dan motivasi kerja guru. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan program kepala sekolah, kebijakan kepala sekolah untuk meningkatkan komitmen dan motivasi kerja guru, serta kendala kepala sekolah dalam meningkatkan disiplin dan motivasi kerja pada guru SD Negeri 36 Laksana Banda Aceh. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Subjek penelitian kepala sekolah dan guru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program peningkatan disiplin dan motivasi kerja guru bersasaran untuk tercapainya proses pembelajaran dengan optimal, sehingga pada akhirnya mutu sekolah dapat diitingkatkan. Setiap penyusunan program diarahkan agar proses pembelajaran berjalan dengan baik, efektif, dan menyenangkan, dan berorientasi kepada pencapaian tujuan sekolah. Kebijakan kepala sekolah untuk meningkatkan komitmen guru dengan menerapkan kepemimpinan yang bersifat situasional bagi guru-guru yang komitmen kerjanya biasa, tetapi sikap mereka lebih patuh dalam melaksanakan tugasnya, kepala sekolah menerapkan kepemimpinan konsultatif dan partisipatif. Kepala sekolah banyak berdiskusi untuk mendapatkan cara yang disetujui oleh guru-guru. Kendala dalam meningkatkan disiplin dan motivasi kerja guru antara lain masih ada sebagian kecil guru yang datang terlambat ke sekolah, masih ada guru yang tidak menyiapkan perangkat pembelajaran dengan lengkap, tidak pernah menggunakan media dalam melaksanakan pembelajaran. Kata Kunci: Strategi Kepala Sekolah, disiplin dan motivasi guru.
Volume 4, No. 2, November 2014 - 120
Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala tersebut sangat dipengaruhi oleh kemampuan
PENDAHULUAN Mengajar bukanlah suatu hal yang mudah,
kepala
sekolah
dalam
mengelola
setiap
karena merupakan proses kegiatan yang sangat
komponen sekolah, terutama berkaitan dengan
kompleks. Mengajar perlu direncanakan dengan
pengetahuan dan pemahaman mereka terhadap
baik agar mencapai tujuan yang ditetapkan,
manajemen dan kepemimpinan, serta tugas
pelaksanaannya
yang
harus
ditunjang
oleh
dibebankan
kepadanya.
Wahyudi
kemampuan guru dalam menetapkan strategi
(2009:63) menyatakan bahwa: “Kepala Sekolah
yang efektif, hasilnya perlu dievaluasi secara
yang efektif mempunyai karakreristik sebagai
obyektif. Di samping mengajar, salah satu
berikut: (1) mempunyai jiwa kepemimpinan
masalah yang menuntut perhatian guru di
dan mampu memimpin sekolah, (2) memiliki
sekolah adalah masalah disiplin kerja. Oleh
kemampuan untuk memecahkan masalah, (3)
karena itu, kemampuan profesional dan disiplin
mempunyai keterampilan sosial, (4) profesional
kerja seorang guru mempengaruhi pencapaian
dan kompeten dalam bidang tugasnya.”
tujuan pendidikan. Disiplin dan motivasi kerja
Kepala Sekolah sebagai superleader harus
seorang guru mempunyai pengaruh besar
bisa menjadi teman bagi peserta didiknya, rekan
terhadap pencapaian tujuan pendidikan pada
kerja yang menyenangkan bagi para guru,
suatu lembaga atau organisasi sekolah.
sejawat yang akrab bagi alumni, serta kompeten
Di samping disiplin, motivasi juga sangat
dalam manajemen dan kepemimpinan. Bahkan
penting dan dibutuhkan setiap orang dalam
harus menjadi orator dan negosiator yang
melaksanakan pekerjaannya, karena motivasi
tangguh untuk menawarkan serta meyakinkan
adalah kondisi yang dapat menggerakkan guru
masyarakat dan orang tua mengenai program-
agar mampu mencapai tujuan dari motivasinya.
program sekolah agar mendapat dukungan
Motivasi kerja seseorang merupakan hal yang
penuh dalam implementasinya, hal tersebut
abstrak, tidak dapat dilihat tetapi dapat diamati
sejalan dengan pendapat Mulyasa (2011:7)
dari perilaku orangnya. Oleh karena itu, kepala
bahwa “Kepala sekolah adalah orang yang
sekolah harus memiliki pengetahuan tentang
paling utama dalam memberikan motivasi kerja
motivasi. Wibowo (2011:379) menyatakan
kepada guru, pegawai dan seluruh warga
bahwa: “motivasi adalah dorongan terhadap
sekolah dalam mewujudkan tujuan pendidikan
serangkaian proses perilaku manusia pada
Nasional.”
pencapaian tujuan, sedangkan elemen yang
Berdasarkan pengamatan yang penulis
terkandung dalam motivasi meliputi unsur
lakukan secara terbatas pada SD Negeri 36
membangkitkan,
menjaga,
Laksana
Banda
menunjukkan intensitas, bersifat terus menerus
sebagian
guru
dan ada tujuan”.
tanggung jawab dalam melaksanakan tugas
mengarahkan,
Untuk mewujudkan disiplin dan motivasi 121 -
Volume 4, No. 2, November 2014
Aceh, memiliki
ditemukan komitmen
bahwa dan
pokok dan fungsinya, namun masih ada juga
Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala sebagian kecil guru yang kurang disiplin dan
fisibilitas dalam praktik. Dengan demikian,
rendahnya motivasi dalam melakukan aktivitas.
kebijakan mengandung unsur fisibilitas teknis,
Realitas ini akan memberikan dampak terhadap
sosial, dan politik.
tugas guru-guru terutama menyangkut disiplin dalam mengemban tugas.
Kebijakan juga sering dipahami sebagai pedoman untuk bertindak untuk melakukan
Berdasarkan latar belakang di atas, maka
suatu aktivitas atau kegiatan. Pedoman tersebut
penulis ingin melakukan kajian lebih lanjut
bisa
berwujud
sederhana
atau
kompleks,
melalui penelitian dengan judul: “Strategi
bersifat umum ataupun khusus, luas ataupun
Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Disiplin
sempit, kabur atau jelas, longgar atau terperinci,
dan Motivasi Kerja Guru SD Negeri 36
kualitatif atau kuantitatif, publik atau privat.
Laksana Banda Aceh.”
Kebijakan dalam maknanya seperti ini mungkin berupa suatu deklarasi mengenai suatu dasar
KAJIAN KEPUSTAKAAN
pedoman bertindak, suatu arah tindakan tertentu,
Kebijakan Pendidikan
suatu program mengenai aktivitas-aktivitas atau
Landasan utama yang mendasari suatu kebijakan adalah pertimbangan akal. Menurut
suatu rencana yang telah diprogramkan. Para
ahli
mengemukakan
berbagai
Sudiyono (2007:3) bahwa: “Kebijakan (policy)
pendapat tentang kebijakan pendidikan. Tilaar
seringkali
dicampuradukkan
(2009:7)
kebijaksanaan
(wisdom).”
dengan
bahwa:
“kebijakan
suatu
pendidikan merupakan rumusan dari berbagai
kebijakan bukan semata-mata merupakan hasil
cara untuk mewujudkan tujuan pendidikan
pertimbangan akal manusia. Namun, akal
nasional. Pencapaian kedua pesan konstitusi
manusia merupakan unsur yang dominan di
untuk pendidikan nasional dijabarkan di dalam
dalam mengambil keputusan dari berbagai
berbagai
pilihan
keputusan
demikian, kebijakan pendidikan harus sebangun
kebijakan. Sudiyono (2007:4) menyebutkan
dengan kebijakan publik di mana konteks
bahwa: “kebijakan adalah serangkaian tindakan
kebijakan publik secara umum, yaitu kebijakan
yang
pembangunan, maka kebijakan merupakan
dalam
memiliki
Tentunya
menyatakan
pengambilan
tujuan yang diikuti
oleh
kebijakan
dari
pendidikan.”
kebijakan
publik.
Dengan
seseorang atau sekelompok pelaku terkait
bagian
Kebijakan
dengan suatu permasalahan tertentu.”
pendidikan dipahami sebagai kebijakan di
Berdasarkan pengertian di atas, memberi
bidang pendidikan, untuk mencapai tujuan
pemaknaan bahwa kebijakan merupakan sebuah
pembangunan negara dan bangsa di bidang
program yang diarahkan pada tujuan, nilai, dan
pendidikan, sebagai salah satu bagian dari
praktik. Artinya kebijakan merupakan sebuah
tujuan pembangunan secara keseluruhan.
program yang disusun berdasarkan tujuan,
Di samping itu, Rohman (2009:108)
termasuk nilai-nilai pembuat kebijakan dan
menyatakan bahwa: “kebijakan pendidikan Volume 4, No. 2, November 2014 - 122
Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala merupakan kebijakan publik yang mengatur
Merujuk kepada berbagai pendapat di atas,
khusus regulasi berkaitan dengan penyerapan
kebijakan pendidikan merupakan hasil dari
sumber, alokasi dan distribusi sumber, serta
keputusan
pengaturan
pendidikan.”
mempertimbangkan kaitan pendidikan dengan
Kebijakan pendidikan adalah keseluruhan dari
komponen sosial yang lain. Oleh karena itu,
proses dan hasil perumusan langkah-langkah
seperti halnya analisis kebijakan dalam bidang
strategis pendidikan yang dijabarkan dari visi,
lain, sifat kontekstual dan interdisipliner ini
misi
merupakan ciri analisis kebijakan pendidikan.
perilaku
pendidikan
dalam
dalam
rangka
untuk
yang
diambil
dengan
mewujudkan tercapainya tujuan pendidikan dalam suatu masyarakat untuk kurun waktu tertentu.
Kepemimpinan Pendidikan Kepemimpinan
Rumusan
apabila
dan keterampilan yang memadai agar sasaran,
mempertimbangkan beberapa kriteria, seperti
tujuan, maupun target pendidikan di suatu
adanya tujuan yang ingin dicapai serta adanya
sekolah
program yang jelas. Hal ini, sebagaimana
(2008:125) menyatakan bahwa: ”Kompleksnya
dijelaskan oleh Rohman (2009:119) antara lain:
penguasaan keterampilan yang harus dimiliki
suatu
dengan
baik,
jenjang
pendidikan formal, memerlukan pengalaman
1)
pendidikan
semua
dapat
dihasilkan
kebijakan
pada
kebijakan
pendidikan
yang
seorang
tercapai
dengan
pemimpin
baik.
Murniati
menunjukkan
bahwa
hendak diwujudkan harus memiliki tujuan
pekerjaan memimpin bukanlah suatu pekerjaan
(goal) yang jelas sebagaimana diinginkan.
yang mudah.”
2) tujuan yang diinginkan itu harus pula
Sebelum
direncanakan (plans)
atau harus
ada
diuraikan
secara
mendalam
tentang kepemimpinan lembaga pendidikan
proposal secara matang, yakni pengertian
sekolah
yang spesifik dan
untuk
fungsinya, terlebih dahulu perlu dijelaskan
mencapai tujuan. 3) harus ada (program),
makna kepemimpinan dari konsep manajemen
yaitu upaya dan cara-cara dari yang
pendidikan. Hal ini perlu diketengahkan karena
berwenang untuk mencapai tujuan. 4)
tidak terdapat perbedaan secara essensial
adalah (decision), yaitu segenap tindakan
tentang rumusan pengertian yang dikemukakan
untuk
oleh para teoretisi.
menentukan
operasional
tujuan,
membuat
rencana, melaksanakan dan mengevaluasi
dalam
melaksanakan
Kepemimpinan
menurut
tugas
para
dan
pakar
program. 5) adalah (efect), yaitu akibat-
muncul ketika manusia mulai membentuk
akibat dari program yang akan dijalankan
organisasi atau kelompok-kelompok sebagai
baik yang diinginkan atau disengaja
kebutuhan dasarnya untuk bekerjasama dalam
maupun tidak disengaja, baik yang primer
mencapai tujuan. Ketika manusia membentuk
maupun sekunder.
kelompok atau organisasi, maka harus ada salah
123 -
Volume 4, No. 2, November 2014
Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala seorang yang ditunjuk atau dipilih sebagai
kepemimpinan adalah ketika masyarakat mulai
pemimpin yang akan mewakili kelompok dalam
menjalin kerjasama antara dua orang atau lebih
penyelesaian
memahami
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
khususnya
Kepemimpinan berperan dalam melindungi dan
kepemimpinan pendidikan perlu dikaji secara
mengatur semua kegiatan dalam organisasi;
lebih mendalam.
seperti menyusun struktur, merancang program,
konsep
masalah.
Untuk
kepemimpinan,
Kepemimpinan mempengaruhi
artinya
orang-orang
kemampuan agar
mereka
dan merealisasikan program dalam suatu organisasi baik dalam skala kecil maupun besar.
bersedia bekerja sesuai dengan keinginan pemimpin. Hal ini dapat dikatakan sebagai suatu kekuatan untuk mengatur dan mengelola
Gaya Kepemimpinan Pendidikan
suatu organisasi baik organisasi atau kelompok
Sebagaimana telah ditegaskan bahwa di
dalam masyarakat. Kepemimpinan merupakan
mana ada kelompok manusia atau organisasi,
salah satu fungsi manajemen yang merupakan
maka harus ada seseorang yang dipercaya
hal penting untuk mencapai tujuan dalam suatu
sebagai pemimpin. Pemimpin sebagai manusia
organisasi. Muhaimin, Suti’ah dan Prabowo
tentu mempunyai sifat, kebiasaan, temperamen,
(2010:29) menguraikan, sebagai berikut:
watak dan kepribadian yang unik dan khas,
Kepemimpinan faktor
yang
merupakan sangat
salah
berperan
satu
sehingga tingkah laku dan gaya yang dimiliki
dalam
inilah yang membedakannya dengan orang lain.
organisasi, baik buruknya organisasi sering
Sudah
tentu
gaya
hidupnya
yang
kali sebagian besar tergantung pada faktor
dipancarkan dari komponen kepribadiannya,
pemimpin.
telah
selalu mewarnai perilaku dan pola bertindak
membuktikan bahwa faktor pemimpin
dalam mengambil keputusan dan inilah yang
memegang
dalam
disebut dengan tipe kepemimpinannya. Jadi
Faktor
gaya kepemimpinan seorang pimpinan lembaga
pemimpin yang sangat penting adalah
tidak lepas dari tipe kepribadiannya dan hal ini
karakter
menjadi
dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari
pemimpin tersebut. Bahwa 90 persen dari
baik dalam organisasi atau /lembaga pendidikan
semua kegagalan kepemimpinan adalah
formal maupun informal.
Berbagai
peranan
pengembangan
dari
riset
penting
organisasi.
orang
yang
kegagalan pada karakter.
Gaya kepemimpinan yang ditampilkan
Berdasarkan kutipan di atas, memberi
oleh seseorang adalah cerminan dari sifat dan
kejelasan bahwa kepemimpinan juga dapat
kepribadian seorang pemimpin. Istilah gaya
dijadikan alat untuk menyelesaikan masalah-
(style)
masalah yang terjadi dalam suatu organisasi.
perilaku yang digunakan oleh seseorang pada
Secara jelas dapat dikatakan bahwa munculnya
saat ia mempengaruhi perilaku orang lain.
kepemimpinan
merupakan
norma
Volume 4, No. 2, November 2014 - 124
Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Thoha (2008:257) menyatakan bahwa: ”Di satu
menegakkan disiplin, cara mengawasi
pihak manusia terbatas kemampuannya untuk
pekerjaan bawahan, cara meminta laporan
mempimpin, di pihak lain ada orang yang
dari bawahan, cara memimpin rapat, cara
mempunyai
untuk
menegur kesalahan bawahan, dan lain-lain.
memimpin. Di sinilah timbulmnya kebutuhan
Kepemimpinan pendidikan adalah posisi
kelebihan
kemampuan
akan pemimpin dan kepemimpinan.”
yang sangat menuntut kemampuan membaca
Gaya kepemimpinan seseorang tidak sama
dan
memahami
karakter,
sifat-sifat
dan
antara satu dengan lainnya. Semua ini dilatar
kepribadian pegawai yang menjadi bawahannya.
belakangi oleh berbagai faktor, baik pendidikan,
Karena pegawai yang akan dipimpin oleh
pengalaman, lingkungan, maupun karakter dari
pimpinan lembaga tentu mempunyai perilaku
pemimpin itu sendiri. Gaya kepemimpinan
dan kepribadian yang berbeda-beda, maka
adalah cara pemimpin dalam menghadapi dan
untuk dapat membina mereka, pimpinan harus
melayani staf atau bawahan yang biasanya
dapat menyesuaikan gaya kepemimpinan yang
berbeda
akan digunakan dengan kondisi dan situasi
pada setiap individu dan dapat
berubah-ubah. Thoha (2008:303) menyatakan
bawahannya.
bahwa: ”Istilah gaya secara kasar adalah sama
Gaya kepemimpinan pendidikan adalah
dengan cara yang dipergunakan pemimpin di
cara seseorang pimpinan lembaga pendidikan
dalam
dalam
mempengaruhi
para
pengikutnya.”
mengatur,
mengarahkan,
Artinya seseorang yang menduduki jabatan
membimbing
pimpinan
bekerjasama untuk mencapai tujuan pendidikan
hendaknya
mempunyai
kearifan
agar
dengan
secara
gaya
kepemimpinan, Fattah (2009:93) mengatakan
kepemimpinan yang akan digunakan dengan
bahwa: “berbagai gaya atau perilaku pemimpin
tuntutan situasi, meskipun penyesuaian ini
berfokus pada dua gaya dasar yaitu gaya yang
hanya bersifat sementara.
berorientasi pada tugas atau “concern for job
dan
menyesuaikan
Berkenaan
dengan
mereka
dalam “membaca” situasi yang dihadapinya tepat
efektif.
bawahan
dan
gaya
Gaya bersikap dan bertindak seseorang
description” dan gaya yang berorientasi pada
pemimpin akan tampak dari cara ia memberi
hubungan dengan bawahan atau “concern for
perintah,
people.”
berkomunikasi,
dan
memotivasi
bawahannya. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Sutrisno (2011:222) sebagai berikut:
Jadi pada setiap lembaga/organisasi, pada umumnya gaya kepemimpinan yang digunakan
Gaya bersikap dan bertindak akan tampak
atau dimunculkan oleh pemimpin berbeda
dari: cara memberi perintah, cara memberi
karena orientasi gaya itu sendiri berbeda.
tugas, cara berkomunikasi, cara membuat
Seseorang menjadi pemimpin bukan hanya
keputusan,
karena faktor kepribadian yang dimilikinya,
cara
mendorong
semangat
bawahan, cara memberi bimbingan, cara 125 -
Volume 4, No. 2, November 2014
akan
tetapi
faktor
situasipun
ikut
Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala mempengaruhi. Antara pemimpin dan situasi
pendidikan di sekolahnya. Dampak tersebut
terdapat hubungan yang erat karena pemimpin
antara lain terhadap efektivitas pendidikan,
dikatakan berhasil bila ia dapat menerapkan
kepemimpinan sekolah yang kuat, pengelolaan
gaya kepemimpinan yang tepat pada situasi
tenaga kependidikan yang efektif, budaya mutu,
yang tepat pula.
team work yang kompak, cerdas dan dinamis, kemandirian, partisipasi warga sekolah dan masyarakat,
Peran Kepala Sekolah
keterbukaan,
(transparansi)
Kepala sekolah sebenarnya adalah tenaga
kemauan untuk berubah (psikologis dan fisik),
fungsional sekolah yang diberi tugas untuk
evaluasi dan perbaikan berkelanjutan (kontinu),
memimpin
responsif dan antisipatif terhadap kebutuhan
penyelenggaran
sekolah.
Oleh
karena itu komposisinya dititikberatkan pada
dan akuntabilitas.
tugas-tugas kepala sekolah bukan pada posisi proses belajar mengajar. Kemampuan
Kualitas kepala sekolah yang dimaksud adalah
kepala
sekolah
untuk
memiliki
kepala latar
sekolah
yang
belakang
benarbenar
pendidikan
dan
menganalisis persoalan, memberikan berbagai
pengalaman yang cukup mengenai masalah-
pertimbangan,
berorganisasi,
masalah yang dihadapi oleh pendidikan di
secara
lisan
sekolah tersebut. Pengalaman dan manajerial
keinginan
untuk
kepemimpinan sangat penting dimiliki, karena
dalam
indikator tersebut ikut mempengaruhi lembaga
mendiskusikan hal-hal yang aktual, motivasi
yang dipimpinnya. Kemudian kepala sekolah
memahami bawahan. Latar belakang filosofis
yang dapat mengelola sumber daya pendidikan
pendidikan kepala sekolah menurut Arifin
yang ada dilembaga pendidikan tersebut agar
(2007: 89) adalah:
benar-benar berfungsi sebagai peningkatan
1.
mutu pendidikan yang dikelolanya.
kemampuan maupun
kecakapan berkomunikasi
secara
berpartisipasi
2.
tertulis, dan
kecakapan
Kepala sekolah adalah pemimpin yang mempunyai peranan yang sangat penting
Kualitas kepala sekolah yang diharapkan
dalam meningkatkan mutu pendidikan
oleh para bawahan, paling tidak ada lima
sekolah.
karakteristik yang harus dipenuhi, menurut
Kepala
sekolah
harus
senantiasa
meningkatkan kemampuan pengabdian dan
Danim (2007:6) di antaranya: 1.
Bawahan
menginginkan
agar
kepala
kreativitas agar dapat melaksanakan tugas-
sekolah mempunyai tujuan yang jelas dan
tugas secara profesional.
konsisten, dengan harapan tidak mudah
Kepala
sekolah
paradigma
terbawa kepada arus angin, melainkan
manajemen pendidikan baru akan memberikan
melaksanakan tugas sesuai dengan harapan
dampak positif dan perubahan yang cukup
pemerintah dan kebutuhan sekolah baik
mendasar
kualitas maupun kuantitas.
dalam
dalam
pembaharuan
sistem
Volume 4, No. 2, November 2014 - 126
Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 2.
3.
Bawahan menginginkan kepala sekolah
kepada pencapaian tujuan sekolah. Hal ini dapat
membuat rencana yang baik dan dapat
dilakukan dengan mendorong guru-guru untuk
dijangkau oleh para guru dan anak didik.
menerapkan strategi pembelajaran yang sesuai
Bawahan menginginkan kepala sekolah
dan
yang
ditingkatkan.
secara
terus
menginformasikan
menerus
kemajuan
kepada
bawahan.
baik
sehingga
mutu
Sanjaya
sekolah
dapat
(2009:196-197)
menguraikan sebagai berikut: Mengapa pembelajaran dikatakan sebagai
Keberhasilan
atau
kegagalan
seorang
suatu sistem? Karena pembelajaran adalah
kepala sekolah tidak hanya ditentukan oleh
kegiatan
yang
bertujuan,
dirinya sendiri, akan tetapi juga ditentukan oleh
membelajarkan siswa. Proses pembelajaran
akumulasi subsistem yang terlibat, yaitu kepala
itu merupakan rangkaian kegiatan yang
sekolah sendiri dengan seperangkat potensinya,
melibatkan berbagai komponen. Itulah
karakteristik bawahan, karakteristik situasi,
pentingnya setiap guru memahami sistem
kondisi, organisasi di luar manusianya, dan
pembelajaran. Melalui pemahaman sistem,
karakteristik situasi dan kondisi di luar sekolah.
minimal setiap guru akan memahami
Keberhasilan
sekolah
mengandung
arti
tentang tujuan pembelajaran atau hasil
keberhasilan
pemimpin
sekolah.
Untuk
yang diharapkan, proses pembelajaran
menunjang kemampuan kepala sekolah di
yang harus dilakukan, pemanfaatan setiap
samping kemampuan akademik juga perlu
komponen dalam proses kegiatan untuk
adanya penambahan yang berasal dari luar
mencapai
akademik seperti pelatihan, workshop, dan
mengetahui
seminar.
tersebut.
tujuan
yaitu
serta
bagaimana
keberhasilan
pencapaian
Proses pembelajaran merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan program sekolah
HASIL PEMBAHASAN dalam
dan kurikulum itu sendiri. Disadari bahwa
Meningkatkan Disiplin dan Motivasi Kerja
pembelajaran yang baik, juga akan menentukan
Guru
keberhasilan implementasi program pada suatu
Program
Kepala
Hasil
penelitian
Sekolah
menunjukkan
bahwa
lembaga pendidikan. Pelaksanaan kurikulum di
program peningkatan disiplin dan motivasi
sekolah melalui empat tahap, yaitu: (1)
kerja guru bersasaran untuk tercapainya proses
perencanaan,
pembelajaran dengan optimal, sehingga pada
koordinasi,
akhirnya mutu sekolah dapat ditingkatkan.
pengendalian.
Setiap penyusunan program diarahkan agar
Tahap
(2) (3)
pengorganisasian pelakasanaan,
perencanaan,
pada
dan
dan
(4)
tahap
ini
proses pembelajaran berjalan dengan baik,
kurikulum dijabarkan sampai menjadi rencana
efektif, dan menyenangkan, dan berorientasi
pengajaran, maka untuk itu guru pengajaran
127 -
Volume 4, No. 2, November 2014
Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala melakukan
beberapa
kegiatan,
seperti
yang diperhatikan oleh kepala sekolah, anatar
menjabarkan program pembelajaran, menelaah
lain: (a) jenis evaluasi dikaitkan dengan
berdasarkan kalender pendidikan, menyusun
tujuannya, dan (b) pemanfaatan hasil evaluasi.
program satuan pelajaran, menyusun rencana pengajaran.
Berdasarkan
menunujukkan
bahwa
hasil
penelitian
penyusunan
mata
Pada
bagian
ini
kepala
sekolah
mengingatkan guru-gurunya bahwa evaluasi memiliki tujuan ganda, yaitu untuk mengetahui
pelajaran sampai dengan rencana pembelajaran
ketercapaian
tujuan
pembelajaran
dan
tidak dikerjakan seorang diri oleh guru.
mengetahui kesulitan siswa. Untuk mengetahui
Tahap pengorganisasian, pada tahap ini,
ketercapaian tujuan pembelajaran guru dapat
kepala sekolah bersama pengajaran mengatur
menggunakan berbagai alat penilaian yang
pembagian tugas mengajar dan tugas-tugas lain
sesuai, sedangkan untuk mengetahui kesulitan
dilakukan oleh kepala sekolah secara merata,
siswa menggunakan tes diagnostik, semua
sesuai dengan bidang keahlian dan permintaan
proses
guru, penyusunan jadwal pelajaran, penyusunan
implementasi kurikulum dengan optimal.
ini
bersasaran
untuk
tercapainya
jadwal kegiatan perbaikan dan pengayaan, penyusunan jadwal penyegaran guru dengan
Kebijakan
sasaran
Meningkatkan Komitmen Terhadap Disiplin
agar
guru-guru
mendapatkan
secara
periodik
penyegaran
tentang
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
Kepala
Sekolah
dalam
dan Motivasi Kerja Guru Berdasarkan
hasil
gaya
sekolah
dalam
strategi pembelajaran, dan metode mengajar.
kepemimpinan
Berkenaan
guru-guru
meningkatkan komitmen guru adalah dengan
memahami strategi pembelajaran, dijelaskan
menerapkan gaya kepemimpinan demokratis
oleh Gulo (2008:3-4) sebagai berikut:
dengan bersikap adil terhadap seluruh stafnya,
tentang
pentingnya
kepala
penelitian,
dan memperhatikan stafnya dengan sama rata Strategi
belajar
mengajar
merupakan
dan bersikap adil dalam pembagian tugas
rancangan dasar bagi seorang guru tentang
maupun dalam pembagian kesejahteraan yang
cara ia membawakan pengajarannya di
berpedoman pada beban tugas yang dialami.
kelas secara bertanggung jawab. Strategi
Kepala
Sekolah
sebagai
pimpinan
instruksional tidak sama dengan desain
sekaligus manajer di sekolah harus bersikap
instruksional.
instruksional
adil kepada stafnya, menaruh perhatian yang
merupakan blue print suatu pengajaran.
sama kepada stafnya, bersikap ramah, dan
Blue print itu baru dapat disusun setelah
memberikan tugas kepada guru serta harus
ditetapkan model dan bentuk pengajaran
memperhatikan kemampuan individual guru
yang dikehendaki.
dalam penelitian. Hasil penelitian diketahui
Tahap pengendalian, pada tahap ini aspek
bahwa kepala sekolah memberikan bimbingan
Desain
Volume 4, No. 2, November 2014 - 128
Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala dan
teguran
kepada
guru
yang
belum
Allah Swt.
menjalankan tugasnya dengan baik. Di samping
Salah satu faktor lain yang mempengaruhi
itu, memberikan penghargaan dan apresiasi
komitmen kerja guru adalah faktor kenyamanan
kepada
dan keamanan (security) dalam bekerja. Hasil
guru
yang
berdisiplin,
memiliki
motivasi tinggi, dan berprestasi baik. Berkenaan
penelitian
dengan indikator karakteristik penghargaan
kepemimpinan kepala sekolah dalam upaya
terhadap
meningkatkan komitmen kerja guru adalah
guru,
dijelaskan
oleh
Mulyasa
(2011:78) sebagai berikut:
menunjukkan
bahwa
gaya
dengan gaya kepemimpinan partisipatif dan
Terdapat prosedur pemberian penghargaan
konsultatif untuk mengupayakan tersedianya
dan insentifg terhadap guru, staf, dan peserta
semua sarana dan media yang dibutuhkan oleh
didik yang berprestasi, sehingga prestasi yang
guru.
tinggi dari peserta didik dan guru mendapatkan
mendiskusikan
penghargaan dari sekolah. Dinas Pendidikan
melaksanakan proses pembelajaran terutama
Kabupaten/Kota mengambil peran nyata dalam
buku paket dan media lainnya.
pemberian penghargaan atas prestasi peserta didik yang hebat.
Artinya,
kepala
sekolah
selalu
guru
dalam
kebutuhan
Berdasarkan uraian hasil penelitian dan dikaitkan dengan pendapat para ahli dapat
Hasil penelitian bahwa apabila kepala
disebutkan
bahwa
kepala
sekolah
telah
kepemimpinan
dengan
pola
sekolah menginstruksikan kepada guru untuk
menerapkan
hadir pada pukul 7 pagi setiap hari Senin,
keteladanan untuk meningkatkan disiplin kerja
mereka menjalankannya sesuai dengan instruksi
guru.
kepala sekolah, karena kepala sekolah dalam memimpin SD Negeri 36 Laksana Banda Aceh
Kendala Kepala Sekolah dalam Meningkatkan
selalu bersikap adil baik dalam pemberian tugas
Disiplin dan Motivasi Kerja Guru
maupun dalam pembagian kesejahteraan yang
Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa
berpedoman kepada beban tugas yang diemban
dalam menjalankan lembaga pendidikan, kepala
guru. Kepala sekolah menganggap guru sebagai
sekolah dituntut untuk memiliki berbagai
mitra kerja yang selalu dapat diajak bertukar
macam
pikiran dan dapat berkomunikasi di manapun
mencapai keberhasilan. Gaya yang digunakan
berada tidak harus di ruang kepala sekolah. Hal
oleh kepala sekolah dalam meningkatkan
ini mencerminkan bahwa kepala sekolah yang
motivasi
berjiwa
menganggap
besar
dan
rendah
hati
tidak
teknik
dan
kerja guru
strategi
guru,
untuk
kepala
sebagai
mitra
dapat
sekolah dalam
menganggap jabatan sebagai sesuatu yang dapat
mensukseskan program sekolah. Dalam hal ini
dibanggakan melainkan sebagai amanah yang
kepala sekolah berusaha untuk memotivasi guru
harus diemban, dikelola dan dipertanggung
dengan menetapkan standar kerja yang tinggi
jawabkan baik kepada manusia maupun kepada
yang berbasis pada peningkatan mutu.
129 -
Volume 4, No. 2, November 2014
Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Dalam upaya mewujudkan terciptanya
Tuhan yang memberinya tanggung jawab
kedisiplinan dan motivasi kerja yang tinggi
yang telah dan terus-menerus dikuasainya
masih ditemui beberapa kendala. Khusus dalam
beserta dengan seluruh pengalamannya
hal kunjungan ke sekolah lain Khusus dalam
mengantarkan
hal kunjungan ke sekolah lain (studi banding),
pengenalan akan ciptaan Tuhan dengan
kendalanya sulit menentukan jadwal kunjungan.
segala hukum-hukum-Nya.
Sehingga kadang-kadang kegiatan yang telah
Berdasarkan kutipan di atas, memberi
diprogramkan tidak bisa dilaksanakan secara
kejelasan pentingnya kedisplinan dan motivasi
optimal oleh guru-guru dengan tepat waktu.
guru dalam melaksanakan tugas, karena hal
peserta
didik
ke
arah
Hasil penelitian terungkap bahwa kepala
tersebut ikut mempengaruhi keberhasilan anak
sekolah dalam menjalankan tugasnya sangat
didiknya dalam kegiatan pembelajaran. Begitu
menentukan
tersebut
juga halnya kasih sayang dan perhatian guru
dalam melahirkan out-put yang berkompeten
terhadap siswanya ikut mempengaruhi aktivitas
dengan bentuk kepemimpinan yang dapat
pembelajaran yang dikutinya.
keberhasilan
sekolah
memacu motivasi dalam bekerja. Untuk seorang pemimpinm motivasi
perlu bawahan.
selalu
meningkatkan
Fachrudi
(2007:17)
Kendala lain yang masih ditemui kepala sekolah dalam meningkatkan disiplin dan motivasi kerja guru adalah masih ada guru yang
menyatakan: “Kemampuan terpimpin berunsur
tidak
pada kemampuan pengetahuan dan kemampuan
dengan lengkap, tidak pernah menggunakan
keterampilan
media
dalam
memberikan
motivasi
terhadap bawahannya.”
menyiapkan
dalam
perangkat
melaksanakan
pembelajaran
pembelajaran.
Begitu juga halnya dengan kegiatan evaluasi,
Kendala yang ditemui bahwa masih ada
masih ada guru tidak melakukan secara kontinu,
sebagian kecil guru yang datang terlambat,
sehingga apa yang tertulis dalam perangkat
sehingga ketika proses pembelajaran sudah
pembelajaran (RPP) tidak dijabarkan dan
berjalan lebih kurang 10 menit, mereka baru
dilaksanakan dengan baik.
datang.
Kondisi
ini
dapat
menyebabkan
rendahnya motivasi guru lain untuk hadir ke
KESIMPULAN DAN SARAN
sekolah tepat waktu. Kurang motivasinya dalam
Kesimpulan
belajar. Realitas ini sebagaimana diungkapkan
1.
oleh Gulo (2008:22) bahwa:
Program peningkatan disiplin dan motivasi kerja guru bersasaran untuk tercapainya
Guru sebagai penolong berusaha memberi
proses
bantuan
pembelajaran
dengan
optimal,
kepada
peserta
didik
untuk
sehingga pada akhirnya mutu sekolah
mengembangkan
dirinya
secara
utuh
dapat ditingkatkan. Setiap penyusunan
berdasarkan kasih sayang yang membarui.
program
diarahkan
agar
proses
Guru berdiri di anatara peserta didik dan
pembelajaran berjalan dengan baik, efektif, Volume 4, No. 2, November 2014 - 130
Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala dan
menyenangkan,
dan
berorientasi
kepada pencapaian tujuan sekolah. 2.
Kebijakan
kepala
sekolah
Saran untuk
Kepada kepala sekolah SD Negeri 36
meningkatkan komitmen guru terhadap
Laksana
disiplin dan motivasi kerja guru dengan
mempertahankan program yang menjadi
menerapkan gaya kepemimpinan yang
unggulan selama ini, khususnya dalam
bersifat situasional bagi guru-guru yang
meningkatkan disiplin dan motivasi kerja
komitmen kerjanya biasa, tetapi sikap
guru demi peningkatan mutu sekolah.
mereka lebih patuh dalam melaksanakan tugasnya,
kepala
sekolah
2.
menerapkan
Banda
Aceh
agar
dapat
Kepala sekolah sebaiknya jangan terlalu sering
menggunakan
kepemimpinan konsultatif dan partisipatif.
otoriter,
karena
Dalam meningkatkan komitmen guru,
berdampak: (1) guru akan semakin malas
kepala sekolah banyak berdiskusi untuk
dalam melaksanakan tugas, (2) munculnya
mendapatkan cara yang disetujui oleh
perasaan kurang senang guru terhadap
guru-guru. Sebaliknya terhadap guru-guru
kepala sekolah, (3) tanggung jawab guru
yang berkomitmen rendah dan berwatak
akan terabaikan dan (3) wibawa kepala
sukar diperintah, kepala sekolah menganut
sekolah bisa hilang.
kepemimpinan instruktif atau otoriter. 3.
1.
Kendala
sekolah
dikhawatirkan
dapat
Kepala sekolah harus memperhitungkan
dalam
secara akurat guru-guru yang dibina
meningkatkan disiplin dan motivasi kerja
dengan gaya demokratis dan otokratis
guru antara lain masih ada sebagian kecil
sehingga sistem pembinaan yang dilakukan
guru yang datang terlambat, sehingga
dapat disesuaikan dengan hasil pembinaan
ketika proses pembelajaran sudah berjalan
sebelumnya.
lebih kurang 10 menit, mereka baru
menunjukkan perubahan atau kemajuan
datang. Masih ada guru yang tidak
dalam disiplin dan motivasi kerja harus
menyiapkan
diberikan apresiasi dan reward agar guru-
dengan
kepala
3.
kepemimpinan
perangkat lengkap,
pembelajaran tidak
pernah
Guru-guru
yang
sudah
guru meningkatkan kinerjanya.
menggunakan media dalam melaksanakan pembelajaran. Begitu juga halnya dengan
DAFTAR KEPUSTAKAAN
kegiatan evaluasi, masih ada guru tidak
Arifin, R., 2007. Peran Kepemimpinan Sekolah yang Efektif. Jakarta: Jurnal Manajemen Pendidikan. Danim, S., 2007. Motivasi, Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok. Jakarta: Rineka Cipta. Fattah, N., 2009. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Gulo, W., 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Grasindo. Indrafachrudi, 2007. Mengantar Bagaimana
melakukan secara kontinu, sehingga apa yang
tertulis
dalam
perangkat
pembelajaran (RPP) tidak dijabarkan dan dilaksanakan dengan baik.
131 -
Volume 4, No. 2, November 2014
Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Memimpin Sekolah yang Baik. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Mulyasa, E., 2007. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mulyasa, E., 2011. Manajemen Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara. Murniati, A.R. 2008. Manajemen Stratejik Peran Kepala Sekolah dalam Pemberdayaan. Bandung: Cita Pustaka Media Perintis. Sanjaya, W., 2009. Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tigkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana. Sugiyono, 2011. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Thoha, M., 2008. Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Tilaar, H.A.R. 2009. Kekuasaan dan Pendidikan, Manajemen Pendidikan Nasional dalam Pusaran Kekuasaan. Jakarta: Rineka Cipta. Wahyudi, 2009. Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Organisasi Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Volume 4, No. 2, November 2014 - 132