Jurnal Ilmiah Mahasiswa Prodi PGSD FKIP Unsyiah Volume 1 Nomor 1, 11-20 Agustus 2016
PELAKSANAAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH UNTUK PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DI SD NEGERI 10 BANDA ACEH Ayu 1) Nurhaidah 2), Mahmud HR 3) Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Unsyiah Banda Aceh
[email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “Pelaksanaan Supervisi Kepala Sekolah Untuk Pengembangan Kompetensi Guru di SD Negeri 10 Banda Aceh”. penelitian ini mengangkat masalah tentang bagaimana bentuk pelaksanaan supervisi kepala sekolah untuk pengembangan kompetensi guru di SD Negeri 10 Banda Aceh?. Adapun tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk pelaksanaan supervisi kepala sekolah terhadap kompetensi guru di SD Negeri 10 Banda Aceh. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan jenis penelitiannya yaitu deskriptif. Subjek dari penelitian ini adalah guru SD Negeri 10 Banda Aceh berjumlah 10 orang yang diambil berdasarkan Purposive Sampling. Pengumpulan data diperoleh dari hasil pemberian angket dan wawancara. Data yang diperoleh melalui pemberian angket diolah dengan menggunakan rumus persentase untuk melihat persentase jawaban responden. Selanjutnya seluruh data diolah dengan tahapan analisis data kualitatif yaitu reduksi data, display data, dan verifikasi data. Hasilnya menunjukkan bahwa Kepala sekolah melakukan kunjungan kelas ketika guru mengajar untuk melihat kegiatan proses belajar mengajar, kepala sekolah melakukan pertemuan dengan guru untuk melakukan evaluasi membahas segala kekurangan dan kelebihan yang dihadapi selama proses belajar mengajar, kondisi guru mengalami peningkatan baik dari proses belajar mengajar dan administrasi mengajardan supervisi memiliki dampak yang besar yaitu pengembangan kompetensi guru. Supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru dan guru sudah terlihat dapat menguasai karakteristik siswa, menguasai teori belajar dan melakukan evaluasi pada proses belajar dan mengajar serta guru telah bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial dan kebudayaan nasional Kata Kunci: Supervisi, Kompetensi Guru
PENDAHULUAN Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Seperti yang dikatakan Supriadi dalam Mulyasa (2006:24) “Erat hubungannya antar mutu kepala sekolah dengan berbagai aspek kehidupan sekolah seperti disiplin sekolah, iklim budaya sekolah, dan menurunnya perilaku nakal peserta didik”. Dalam meningkatkan proses belajar mengajar guru harus saling memberi dan menerima informasi dengan kepala sekolah, sehingga seluruh tugas-tugasnya berjalan lancar selain itu diperlukan bentuk hubungan dan kerjasama berdasarkan kedudukan sejajar, kepala sekolah, komite sekolah dan semua warga sekolah perlu menjunjung tinggi hubungan kerja sama demi mewujudkan tujuan pendidikan, ini berarti bahwa kepala sekolah maupun komite sekolah dalam menjalankan tugasnya tidak saling mendominasi satu sama lain, tidak saling melanggar wewenang masing-masing tapi saling bahu membahu berdasarkan aturan yang ditetapkan. Kenyataan yang di paparkan di atas saat penulis melakukan observasi untuk kepala sekolah di SD Negeri 10 Banda Aceh kurang memperhatikan dan melaksanakan supervisi untuk guru di sekolah yang dipimpinnya, kompetensi guru yang rendah meliputi guru tidak mampu menguasai karakteristik siswa, menguasai teori belajar dan melakukan evaluasi pada proses belajar dan mengajar padahal menguasai peserta didik adalah salah satu yang dapat membuat guru dan siswa menjadi dekat karna tidak semua siswa memiliki karakteristik yang sama. guru telah bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial dan kebudayaan nasional, namun kurang memiliki sikap Sosial, inklusif, bertindak obyektif, serta tidak diskriminatif,
tidak menguasai seluruh
materi,
struktur,konsep dan pola pikir keilmuan yang yang mendukung mata pelajaran yang diampu. Hal tersebut dapat pula menyebabkan mundurnya mutu pendidikan pada sekolah yang bersangkutan. Sifat-sifat kelalaian dan ketidak mampuan kepala sekolah tidak dapat dibiarkan terus menerus begitu saja, karena hal itu dapat mempengaruhi kelancaran kegiatan belajar mengajar di sekolah. Berdasarkan uraian di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah, Bagaimana kegiatan supervisi kepala sekolah untuk pengembangan kompetensi guru di SD Negeri 10 Banda Aceh? Berdasarkan permasalahan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kegiatan pelaksanaan supervisi kepala sekolah untuk pengembangan kompetensi guru di SD Negeri 10 Banda Aceh.
12
Supervisi merupakan usaha dari tugas sekolah dalam memimpin guru-guru dan petugas lainnya dalam memperbaiki pengajaran, termasuk menstimulasi, menyeleksi pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru serta revisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan pengajaran dan metode serta evaluasi pengajaran. Menurut pendapat Purwanto dalam bukunya administrasi dan supervisi pendidikan (2005:76) “Supervisi adalah segala bantuan dari para pemimpin sekolah, yang bertujuan kepada perkembangan kepemimpinan guru-guru dan porsonil sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan”. Disamping itu, supervisi seharusnya merupakan program yang didesain oleh sekolah maupun organisasi pembantu dan penyelenggaraan pendidikan serta didukung oleh kegiatan yang diadakan oleh pihak guru. Menurut Suhardan (2010:53) supervisi merupakan proses yang didesain oleh sekolah untuk memajukan kualitas serta kuantitas anggota staf yang diperlukan untuk memecahkan masalah, demi tercapainya tujuan sekolah. Supervisi hendaknya dilaksanakan melalui beberapa langkah, terus-menerus, berkesinambungan, dan pihak pembina tanpa mengenal bosan. Kepala sekolah tidak boleh bekerja hanya untuk membuat nama dirinya baik dengan cara membina guru-guru agar rajin dan tepat waktu, agar roda perjalanan organisasi sekolah berjalan dengan lancar tanpa memikirkan masa depan guru. Purwanto (2005:28) menyatakan bahwa sebagai aktivitas yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya, kegiatan atau usaha-usaha yang dapat dilakukan dalam rangka pelaksanaan supervisi adalah sebagai berikut: a. Membangkitkan dan merangsang semangat guru-guru dan pegawai sekolah lainnya dalam menjalankan tugasnya masing-masing dengan sebaik-baiknya. b. Berusaha mengadakan dan melengkapi alat-alat perlengkapan termasuk macam-macam media instruksional yang diperlukan bagi kelancaran jalannya proses belajar mengajar yang baik c. Bersama guru-guru berusaha mengembangkan, mencari dan menggunakan metode-metode baru dalam proses belajar mengajar yang lebih baik d. Membina kerjasama yang baik dan harmonis antara guru, murid, dan pegawai sekolah lainnya Supervisi dapat dilakukan dengan berbagai cara dengan tujuan agar yang diharapkan bersama dapat menjadi kenyataan. Secara garis besar, cara atau teknik supervisi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu teknik perorangan dan teknik kelompok. a. Teknik Perseorangan Menurut Purwanto (2005:120) ”Teknik perorangan ialah supervisi yang dilakukan secara perseorangan. Beberapa kegiatan dapat dilakukan antara lain adalah: a. Mengadakan kunjungan kelas (classrom visitation). Yang dimaksud dengan kunjungan kelas ialah kunjungan sewaktu-waktu yang dilakukan oleh seorang supervisor (kepala sekolah dan pengawas) untuk melihat atau mengamati seorang guru yang sedang mengajar.
13
b. Mengadakan kunjungan observasi (observation visits) Guru dari suatu sekolah sengaja ditugaskan untuk melihat atau mengamati seorang guru yang sedang mendemostrasikan cara-cara mengajar suatu mata pelajaran tertentu. c. Membimbing guru-guru tentang cara-cara mempelajari pribadi siswa dan atau mengatasi problema yang dialami siswa Banyak masalah yang dialami guru dalam mengatasi kualitas belajar siswa, minsalnya siswa yang lambat dalam belajar, tidak dapat memusatkan perhatian, siswa yang “nakal”, siswa yang mengalami perasaan rendah diri dan kurang dapat bergaul dengan teman-temannya d. Membimbing guru-guru dalam hal yang berhubungan dengan pelaksanaan kurikulum sekolah. Antara lain: 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Menyusun program catur wulan atau program semerter Menyusun atau membuat program satuan pembelajaran Mengorganisasikan kegiatan pengelolaan kelas Melaksanakan teknik evaluasi pengajaran Menggunakan media dan sumber dalam proses belajar mengajar Mengorganisasikan kegiatan siswa dalam bidang ekstrakulikuler dan sebagainya.
Berbagai kegiatan supervisi tersebut di atas, di samping dapat dilakukan dengan teknik perseorangan, dapat juga dengan teknik kelompok, tergantung pada tujuan dan situasinya.
b. Teknik kelompok Ada beberapa kegiatan supervisi yang dapat dilakukan secara kelompok. Menurut Purwanto (2005:122) ”Teknik kelompok ialah supervisi yang dilakukan secara berkelompok ”. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan antara lain: a. Mengadakan pertemuan atau rapat Seorang kepala sekolah yang baik umumnya menjalankan tugas-tugasnya berdasarkan rencana yang telah disusun. Termasuk didalam perencanaan yang telah disusunnya. b. Mengadakan diskusi kelompok Diskusi kelompok dapat diadakan dengan membentuk kelompok guru yang berminat pada mata pelajaran tertentu. c. Mengadakan penataran Teknik supervisi kelompok yang dilakukan melalui penataran-penataran sudah banyak dilakukan. Teknik kelompok dilakukan bersama guru-guru selain untuk meningkatkan kompetensi juga kebersamaan dan menjaga kekompakan antar sesama guru dan kepala sekolah untuk meningkatkan kinerja guru yang semakin baik. Supervisor dan guru bekerjasama untuk membawa perubahan-perubahan dalam diri anak didik. Lebih dari pada itu semua yang harus dipertimbangkan sebagai ruang lingkup supervisi pendidikan adalah meliputi rencana perbaikan, organisasi perencanaan,
14
tujuan yang akan dicapai, teknik-teknik pencapaian tujuan, dan perubahan-perubahan yang dilakukan di bidang kurikulurn dan bimbingan.
METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 10 Banda Aceh yang terletak di jalan komplek Cinta kasih Kecamatan Lueng Bata. Subjek penelitian ini adalah guru di SD Negeri 10 Banda Aceh yang berjumlah 10 orang dan 1 orang kepala sekolah. Teknik pengumpulan data adalah angket ndan wawancra dengan menggunakan observasi dan wawancara. Data dianalisis dengan menggunakan rumus persentase untuk melihat persentase jawaban responden. Selanjutnya seluruh data diolah dengan tahapan analisis data kualitatif yaitu reduksi data, display data, dan verifikasi data.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian melalui pemberian angket kepada para guru di SD Negeri 10
Banda Aceh diketahui bahwa guru-guru di SD Negeri 10 Banda Aceh
menjawab sering melihat kepala sekolah selalu menyusun jadwal supervisi pembelajaran (50%), sering melihat (40%). Penyusunan jadwal supervisi dilakukan untuk memudahkan kepala sekolah dalam melihat proses pembelajaran yang terjadi disekolah, sehingga guruguru berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan proses belajar yang terbaik disekolah. Kepala sekolah selalu melakukan supervisi sesuai jadwal (70%), sering melakukan supervisi sesuai jadwal (20%), tidak pernah melakukan supervisi sesuai jadwal (10%). Dengan demikian dapat dimengerti bahwa sebagian besar dari jumlah guru menyatakan kepala sekolah melakukan supervisi sesuai jadwal(70%). Jadwal yang dibuat bertujuan untuk memudahkan kepala sekolah melakukan supervisi dan guru-guru melihat kepala sekolah melakukan supervisi sesuai jadwal yang telah dibuatnya dan supervisi yang dilakukan bertujuan untuk melihat segala kinerja yang dilakukan guru disekolah. Kepala sekolah mengadakan kunjungan kelas untuk melakukan pengamatan terhadap guru dalam aktivitas mengajar (50%), sering melihat (30%), kadang-kadang melihat (20%). Dengan demikian dapat dimengerti bahwa sebagian besar dari jumlah guru menyatakan selalu melihat kepala sekolah mengadakan kunjungan kelas untuk melakukan pengamatan terhadap guru dalam aktivitas mengajar (50%). Kepala sekolah mengadakan kunjungan kelas untuk melakukan pengamatan terhadap guru dalam
15
aktivitas mengajar, pengamatan dilakukan meliputi proses pembelajaran, kelengkapan media pembelajaran, administrasi pembelajaran, semua kegiatan yang dilakukan kepala sekolah untuk selalu meningkatkan kinerja yang dilakukan oleh guru. Kepala sekolah memperhatikan cara guru membuka dan menutup proses pembelajaran (60%), selalu melihat
(20%), kadang-kadang melihat (20%). Kepala
sekolah memperhatikan cara guru membuka dan menutup proses pembelajaran, karena proses membuka dan menutup proses pembelajaran mendukung suasana pembelajaran. Jika proses membuka dan menutup dilakukan dengan semangat maka suasana proses pembelajaran akan berlangsung dengan semangat. Kepala sekolah mencatat hal-hal khusus yang berkaitan dengan administrasi maupun pembelajaran guru (50%), selalu melihat (50%). Kepala sekolah mencatat halhal khusus yang berkaitan dengan administrasi maupun pembelajaran guru, mencatat kekurangan yang dimiliki untuk dilakukan segala perbaikan sehingga berdampak semakin baik pada proses pembelajaran dan kelengkapan administrasi pembelajaran. Kepala sekolah selalu mempelajari rencana/ administrasi pembelajaran yang dibuat oleh guru (50%), sering mempelajari rencana/ administrasi pembelajaran yang dibuat oleh guru (30%), kadang-kadang mempelajari rencana/ administrasi pembelajaran yang dibuat oleh guru (20%). Kepala sekolah selalu mempelajari rencana/ administrasi pembelajaran yang dibuat oleh guru sebelum memberikan penilaian sehingga administrasi pembelajaran dapat diperbaiki dan memberikan hasil yang baik. Kepala sekolah melakukan supervisi secara berkesinambungan (40%),
selalu
melakukan supervisi secara berkesinambungan (30%), kadang-kadang melakukan supervisi secara berkesinambungan (30%). Kepala sekolah melakukan supervisi secara berkesinambungan untuk melihat perkembangan guru secara keseluruhan, tidak hanya sekali-kali tapi berkesinambungan dalam melakukan supervisi. Kepala sekolah mengadakan pertemuan atau rapat bersama guru-guru (40%), sering mengadakan pertemuan atau rapat bersama guru-guru (30%), kadang-kadang mengadakan pertemuan atau rapat bersama guru-guru (30%). Kepala sekolah mengadakan pertemuan atau rapat bersama guru-guru dalam jangka waktu sebulan sekali untuk membahas permasalahan yang terjadi dan mencari solusi dari permasalahan serta untuk mengambil kesimpulan. Kepala sekolah tidak pernah mengadakan rapat bersama guru-guru dengan membentuk kelompok guru yang berminat pada mata pelajaran tertentu (50%), selalu mengadakan rapat bersama guru-guru dengan membentuk kelompok guru yang berminat pada mata pelajaran tertentu (30%), sering mengadakan rapat bersama guru-guru dengan
16
membentuk kelompok guru yang berminat pada mata pelajaran tertentu (10%), Dengan demikian dapat dimengerti bahwa sebagian besar
dari jumlah guru melihat kepala
sekolah mengadakan rapat bersama guru-guru dengan membentuk kelompok guru yang berminat pada mata pelajaran tertentu (50%) Kepala sekolah tidak melakukan pembentukan kelompok guru yang berminat pada mata pelajaran tertentu disebabkan waktu yang terbatas dan minat pada pembelajaran tertentu relatif sedikit. Guru -guru di SD Negeri 10 Banda Aceh menjawab selalu menguasai karakteristik siswa (60%), sering menguasai karakteristik siswa (20%), kadang-kadang menguasai karakteristik siswa (20%), dan tidak ada yang tidak pernah menguasai karakteristik siswa (6,66%). Guru harus mengenali karakteristik siswa agar dapat mengetahui setiap kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh siswa sehingga setiap kelebihan yang dimiliki dapat dijadikan potensi. Guru-guru di SD Negeri 10 Banda Aceh menjawab selalu menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik (70%), sering menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik (20%), kadang-kadang menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik (10%). Penguasan teori belajar sangat dianjurkan untuk semua guru agar ketika proses pembelajaran terjadi lebih mudah untuk menyalurkan pesan kepada seluruh siswa tanpa menghadapi hambatan yang begitu berarti. Guru-guru di SD Negeri 10 Banda Aceh menjawab kadang-kadang melakukan pengembangan kurikulum (50%), selalu melakukan pengembangan kurikulum (30%), sering melakukan pengembangan kurikulum (20%). Pengembangan kurikulum dilakukan dengan cara melihat kemampuan yang dimiliki oleh siswa sehingga ketika siswa tidak mencapai tahap yang diharapkan, guru melakukan pengembangan dengan membuat indikator yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh siswa. Guru-guru di SD Negeri 10 Banda Aceh menjawab selalu memberikan kegiatan pembelajaran yang mendidik (80%), sering memberikan kegiatan pembelajaran yang mendidik (20%), dan tidak ada yang menjawab tidak pernah (0%). Guru memberikan kegiatan pembelajaran yang mendidik bertujuan untuk menciptakan generasi yang pintar dan memiliki tujuan kehidupan yang baik serta mampu membanggakan nusa,bangsa dan agama dimasa depan. Guru memiliki peranan yang sangat tepat dalam kemajuan siswa sehingga guru harus memberikan kegiatan pembelajan dengan baik. Guru -guru di SD Negeri 10 Banda Aceh menjawab selalu mengembangkan potensi siswa (50%), kadang-kadang mengembangkan potensi siswa (30%),
17
sering
mengembangkan potensi siswa (20%), dan tidak ada yang menjawab tidak pernah (0%). Mengembangkan potensi siswa merupakan kegiatan yang selalu dilakukan oleh guru. Guru-guru di SD Negeri 10 Banda Aceh menjawab selalu berkomunikasi dengan siswa (90%), sering berkomunikasi dengan siswa (10 %), tidak ada yang menjawab kadang-kadang (0%), dan tidak ada yang menjawab tidak pernah (0%). Kegiatan komunikasi terus dilakukan oleh guru kepada siswa baik pada proses pembelajaran maupun diluar kelas. Ketika proses komunikasi dapat berjalan dengan baik maka siswa akan leluasa untuk menjelaskan kekurangan dalam proses belajar sehingga bisa terus diperbaiki sebaik mungkin. Guru-guru di SD Negeri 10 Banda Aceh menjawab selalu memberikan penilaian dan evaluasi (70%), kadang-kadang memberikan penilaian dan evaluasi (20%), sering memberikan penilaian dan evaluasi (10%). Guru selalu memberikan penilaian dan evaluasi. Penilaian dilakukan ke seluruh siswa dalam segala jenis proses penilaian meliputi penilaian sikap, nilai dan keterampilan dan evaluasi dilakukan untuk meihat sejauh mana siswa telah menguasai pembelajaran. Guru-guru di SD Negeri 10 Banda Aceh menjawab selalu bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial dan kebudayaan nasional (80%), kadang-kadang bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial dan kebudayaan nasional (10%), sering bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial dan kebudayaan nasional (10%). Guru adalah suri tauladan bagi siswa, setiap tindakan menjadi contoh bagi siswa, siswa melihat sehingga guru harus berupaya untuk memiliki sikap yang baik, selalu bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial dan kebudayaan nasional dan selalu berusaha untuk menjaga sikap baik kepada sesama guru, kepada siswa, kepada orang tua wali murid karna guru adalah pekerjaan yang sangat mulia dan sebagai guru harus baggga dengan pekerjaan yang dimilikinya. Guru-guru di SD Negeri 10 Banda Aceh menjawab selalu melakukan komunikasi dengan sesama guru, tenaga kependidikan,orang tua,siswa, dan masyarakat secara profesional (90%), sering melihat melakukan komunikasi dengan sesama guru, tenaga kependidikan,orang tua,siswa, dan masyarakat secara profesional (10%). Guru melakukan komunikasi dengan sesama guru, tenaga kependidikan,orang tua, siswa, dan masyarakat secara professional. Guru-guru di SD Negeri 10 Banda Aceh menjawab sering menguasai materi struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu (80%), sering menguasai materi struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang yang mendukung mata pelajaran yang diampu (20%), guru menguasai materi struktur, konsep
18
dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu sehingga menghasilkan proses pembelajaran yang baik dengan guru yang menguasai materi pembelajaran. Guru-guru di SD Negeri 10 Banda Aceh menjawab selalu mengembangkan keprofesionalan melalui tindakan yang relatif (90%), sering mengembangkan keprofesionalan
melalui
tindakan
yang
relatif
(10%),
guru
mengembangkan
keprofesionalan melalui tindakan yang relatif yaitu degan berbagai cara dan kegiatan yang meningkatkan profesionalisme guru. Pada kegiatan wawancara terhadap kepala sekolah di SD Negeri 10 Banda Aceh kepala sekolah di SD Negeri 10 Banda Aceh dalam melakukan supervisi kepala sekolah dilakukan seminggu sekali dan supervisi memiliki dampak yang besar yaitu peningkatan mutu kinerja guru. Supervisi dilakukan dengan melihat secara langsung proses belajar mengajar dikelas dan memeriksa kelengkapan administrasi guru. Kepala sekolah melakukan kunjungan kelas ketika guru mengajar untuk melihat kegiatan proses belajar mengajar, kepala sekolah melakukan pertemuan dengan guru untuk melakukan evaluasi membahas segala kekurangan dan kelebihan yang dihadapi selama proses belajar mengajar, kondisi guru mengalami peningkatan baik dari proses belajar mengajar dan administrasi mengajar. kendala yang dialami pada saat proses supervisi adalah waktu yang sangat sedikit dan solusi yang dilakukan adalah dengan mengganti hari serta menambah jadwal supervisi.
KESIMPULAN Pelaksanaan supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah yaitu melakukan kunjungan kelas ketika guru mengajar untuk melihat kegiatan proses belajar mengajar, kepala sekolah melakukan pertemuan dengan guru untuk melakukan evaluasi membahas segala kekurangan dan kelebihan yang dihadapi selama proses belajar mengajar, kemampuan guru mengalami peningkatan baik dari proses belajar mengajar dan administrasi mengajar. Supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru yaitu peadagogik, kepribadian, sosial dan profesional. Diantaranya guru sudah terlihat dapat menguasai karakteristik siswa, menguasai teori belajar dan melakukan evaluasi
pada proses belajar dan mengajar serta guru telah
bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial dan kebudayaan nasional, memiliki sikap Sosial, inklusif, bertindak obyektif, serta tidak diskriminatif, meningkatkan kompetensi profesional dilakukan dengan memiliki sikap menguasai materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang yang mendukung mata pelajaran yang diampu.
19
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta
Jakarta:
Arikunto, Suharmisi. 2004. Dasar-dasar supervisi. Jakarta: PT Rineka Cipta. Danim, Sudarwan. 2010. Metedo Penelitian untuk Ilmu-Ilmu Prilaku. Jakarta: PT Bumi Aksara; Gunawan, Ary H. 2002. Administrasi sekolah, Administrasi Pendidikan Micro. Jakarta:Rineka Cipta. Mulyasa .E. 2006.Menjadi Kepxala Sekolah Profesional. Bandung: PT Rosdakarya.
Remaja
Purwanto, Ngalim. M. 2005. Administrasi dan supervisi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.2014. Sudijono, Anas.2010. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Suhardan Dadang.2010.Supervisi Profesional (Layanan dalam meningkatkan mutu pengajaran di Era Otonomi Daerah. Bandung: CV Alfabeta. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV Alfabeta. Syaefudin Saud Udin.2013. Pengembangan Pofesi Guru. Bandung: CV Alfabeta. Wahjosumidjo. 2005. Kepemimpinan Kepala Sekolah, Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Tim FKIP. 2016. Pedoman Penulisan Skripsi. Banda Aceh: FKIP UNSYIAH.
20