Strategi Dinas Perindustrian... (Nur Istikhatu Fadlilah dan F. Winarni, M.Si) | 1
STRATEGI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN UMKM DALAM
PENGEMBANGAN
INDUSTRI
KREATIF
BATIK
DI
KOTA
PEKALONGAN STRATEGIES
OF
COOPERATIVES
TRADE
AND
INDUSTRIAL
OFFICE
(DISPERINDAGKOP) AND UMKM IN DEVELOPING OF BATIK CREATIVE INDUSTRY IN PEKALONGAN CITY. Oleh: Nur Istikhatu Fadlilah, FIS UNY,
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi (Disperindagkop) dan UMKM dalam pengembangan industri kreatif batik di Kota Pekalongan beserta hambatan-hambatan yang dihadapinya. Jenis penelitian adalah deskriptif kualitatif. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang didapatkan dari hasil wawancara dan observasi serta data sekunder yang berupa literatur dan dokumen-dokumen resmi. Instrumen penelitian adalah diri peneliti sendiri yang dalam pelaksanaannya menggunakan alat bantu berupa pedoman wawancara dan pedoman observasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan teknik triangulasi sumber, sedangkan teknik analisis data yang digunakan berupa analisis interaktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi Disperindagkop dan UMKM dalam pengembangan industri kreatif batik di Kota Pekalongan yaitu: (1) meningkatkan daya saing produk UMKM melalui peningkatan produktivitas yang berbasis produk unggulan daerah, berdaya saing global dan berorientasi ekspor, (2) menjadikan industri batik sebagai salah satu prioritas program pemerintah yang harus dikembangkan, (3) pengembangan jejaring (networking) kerja antara pemerintah, dunia usaha dan berbagai pemangku kepentingan, (4) meningkatkan mutu dan kualitas produk industri kreatif batik, (5) meningkatkan kredibilitas kelembagaan koperasi dan UMKM dalam mengakses peluang pendanaan pada lembaga perbankkan maupun non perbankkan, (6) meningkatkan penggunaan bahan baku lokal dan penggunaan produk dalam negeri untuk mendorong daya saing produk, dan (7) memanfaatkan teknologi modern dan kearifan lokal untuk meningkatkan daya saing produk unggulan daerah. Strategi tersebut telah dilaksanakan ke dalam beberapa program kegiatan dengan anggaran dan prosedur kerja yang telah ditentukan serta dengan memanfaatkan kolaborasi antara cendekiawan, pelaku bisnis dan pemerintah. Sedangkan hambatan dalam pelaksanaan strategi tersebut meliputi hasil pelatihan kurang tersampaikan dan tidak bisa diterima oleh banyak perajin batik, kurangnya perhatian generasi muda pada perbatikan, dan banyak pengrajin yang gagap teknologi. Kata kunci : Strategi, Pengembangan, Industri kreatif. Abstract This research aims to know Strategies of Cooperatives Trade and Industrial Office (Disperindagkop) and UMKM in developing of batik creative industry in Pekalongan City. Along with the barriers faced. Design of the research is descriptive qualitative Research. The kind of data that used in this research was primary data obtained from the results of interviews and observation guidelines. Meanwhile the secondary data came from literature review and official documents. The research instrument is researchers herself, the practice is helped by the guidance from the interview and observation results. The data collecting technique used are interview, observation and documentation. To check the validity of data, researcher uses the source triangulation. While data analysis techniques uses the interactive analysis. The research results show that strategies of Disperindagkop and UMKM in developing of batik creative industry in Pekalongan City consist of :
Strategi Dinas Perindustrian... (Nur Istikhatu Fadlilah dan F. Winarni, M.Si) | 2
(1)Increasing the competitiveness of products UMKM through increased productivity based superior products regions, defenseless competitiveness of global and Sports, (2)making batik industry as one of the priorities of government programs that must be developed, (3)networking employment between government, the business and various stakeholders, (4)Increasing the quality and product quality of batik creative industry, (5)Increasing cooperative institutional credibility and UMKM to access funding opportunities in the banking and non banking institutions, (6)Increasing use of local raw materials and the use of domestic product to push competitiveness Products, and (7)using modern technology and local wisdom to increase the competitiveness of regional top Products. The strategies have been implemented in some programs with budget and procedures work that have been determined and by using the collaboration of scholars, businesses and government. While the obstacles in the implementation of the strategies including the result of Training could not be delivered easily and could not be accepted by many batik artisans, the lack of attention to the younger generation on related items, and many craftsmen who stutter technology. Keywords: Strategy , Development , Creative Industries
Kesenian Rakyat. Seperti yang dilansir
A. PENDAHULUAN Batik
menjadi
perekonomian
tumpuan
masyarakat
Kota
dari
masih
(dalam
mahaprabu.com, 5/12/2015),
Pekalongan. Industri batik Pekalongan prospeknya
Indonesia.Travel
Dengan menjadi anggota baru
menjanjikan
Jaringan Kota Kreatif setiap tahunnya
dibandingkan industri batik daerah
wajib memberikan laporan tahunan
yang
kepada
lain.
berkembang
Kota
Pekalongan
menjadi
pusat
batik
UNESCO,
kemajuan
yang
terkait
dengan
dibuat
terkait
terbesar di Jawa. Dari data pemerintah
implementasi kebijakan dan kegiatan,
kota Pekalongan pada tahun 2014
baik
terdapat 861 jumlah industri batik yang
internasional dan kerja sama dengan
tersebar
dan
kota-kota lainnya. Jika sampai tidak
menampung 12.004 orang tenaga kerja.
memenuhi syarat atau dipandang tidak
Selain itu nilai produksi batik sebesar
memenuhi komitmen, maka status
279.787,526 (dalam jutaan rupiah) dan
keanggotaannya
jumlah
(Lutfi
di
14
kelurahan
Asset/investasi
sebesar
38.316,8555 (dalam jutaan rupiah) menjadikan
perekonomian
Kota
Pekalongan semakin baik.
Pekalongan
UNESCO
sebagai
dinobatkan oleh “Kota
Kreatif
Dunia” untuk kategori Kerajinan dan
lokal maupun
pun
dalam
bisa
dicabut
Teknopreneur.com,
15/12/2014. Mempertahankan predikat Kota Kreatif
Pada tanggal 1 Desember 2014 Kota
yang bersifat
tersebut
tidaklah
mudah,
terlebih banyak permasalahan yang dihadapi Pekalongan masuknya
oleh
industri
diantaranya batik
Cina
batik adalah
ke
pasar
Strategi Dinas Perindustrian... (Nur Istikhatu Fadlilah dan F. Winarni, M.Si) | 3
Indonesia khususnya Kota Pekalongan.
Pekalongan mampu mempertahankan
Persaingan yang ketat dan pemasaran
predikat Kota Kreatif Dunianya.
batik Cina yang lebih murah 50% dari
Pengembangan
industri
batik
harga pasar yang telah ada, menjadikan
merupakan bagian dari ekonomi bisnis
batik lokal kehilangan pangsa pasarnya
yang memerlukan strategi sangat baik.
karena lebih dibanjiri produk batik
Dalam pengembangan tersebut semua
Cina. Disamping itu, terdapat juga
pemilik industri batik tidak mampu
permasalahan mulai dari rendahnya
berjalan dan membangun industrinya
produktivitas
sendiri,
dan
keterampilan
Akan
tetapi
mereka
pekerja, tidak ada standarisasi harga
memerlukan peran berbagai elemen
pasar
untuk bisa mencapai tujuan yang
hasil
produksi,
kurangnya
inisiatif pengusaha untuk melakukan inovasi dan lain sebagainya.
diinginkan. Pengembangan
yang
akan
Permasalahan-permasalahan
dilakukan memerlukan strategi khusus
seperti inilah yang sampai sekarang
agar mampu mencapai hasil yang lebih
belum
mendapatkan
efektif,
di
solusi
yang
baik dari yang sebelumnya. Strategi
Pemerintah
Kota
tersebut harus melihat dari semua
Pekalongan pada umumnya dan Dinas
aspek dan lingkungan serta harus
Perindustrian, Perdagangan, Koperasi
belajar
dan UMKM Kota Pekalongan pada
permasalahan
khususnya memiliki peran penting
mencapai
dalam
rentetan
maksimal. Oleh karena itu penulis
Mengingat
tertarik pada permasalahan tentang
sini
penyelesaian
permasalahan
tersebut.
dengan
menganalisis yang
dari
ada
untuk
pengembangan
yang
industri kerajinan batik merupakan
strategi
penopang pertumbuhan perekonomian
Perdagangan, Koperasi, dan UMKM
Kota Pekalongan sekaligus aset budaya
dalam pengembangan industri kreatif
dan
mayoritas
batik di Kota Pekalongan beserta
masyarakat Pekalongan. Oleh karena
hambatan-hambatan yang dihadapinya.
itu
mata
sangat
pencaharian
diperlukan
adanya
pengembangan industri batik yang lebih kreatif dan efisien agar mampu bertahan dalam pasaran dan Kota
Dinas
Perindustrian,
B. METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif.
dengan
pendekatan
Strategi Dinas Perindustrian... (Nur Istikhatu Fadlilah dan F. Winarni, M.Si) | 4
menggunakan pedoman wawancara
Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Dinas
namun
pertanyaan
Perindustrian, Perdagangan, Koperasi
wawancara
dan
sesuai dengan alur kondisi yang
UMKM
Kota
Pekalongan.
Penelitian dilakukan pada bulan April 2016 sampai dengan bulan Juli 2016.
dapat
dalam
berkembang
ada. 2. Observasi Observasi
Subyek Penelitian
yang
digunakan
Subyek penelitian adalah Dinas
adalah observasi non-partisipan,
Perindustrian, Perdagangan, Koperasi
peneliti tidak terlibat langsung dan
dan UMKM Kota Pekalongan bagian
hanya sebagai pengamat.
fungsional
perencana,
ketua
3. Dokumentasi
Paguyuban Pecinta Batik Pekalongan,
Dokumentasi yang digunakan
ketua paguyuban pengrajin canting di
adalah data yang berasal dari
Kampung Canting Landungsari, dan
Kantor
Pengrajin
berupa Kota Pekalongan dalam
industri
kreatif
batik
BPS
Kota
Pekalongan
Pekalongan.
angka 2015 berisi tentang keadaan
Instrumen Penelitian
umum
Dalam penelitian ini peneliti sendiri
dan
keadaan
kondisi
ekonomi,
geografis, sosial
dan
yang menjadi instrumen utama, dan
potensi Kota Pekalongan. Dan data
dalam pelaksanaannya menggunakan
dari Kantor Disperindagkop dan
alat bantu berupa pedoman wawancara
UMKM Kota Pekalongan berisi
dan pedoman observasi.
tentang profil Disperindagkop dan
Sumber Data
UMKM Kota Pekalongan serta
Data primer diperoleh langsung dari wawancara
terhadap
informan
data-data terkait industri batik Kota Pekalongan.
penelitian dan observasi di tempat
Teknik
penelitian. Sedangkan data sekunder
Data
diperoleh
dari
dokumentasi
yang
Pemeriksaan
Keabsahan
Dalam penelitian ini digunakan
didapat di lokasi penelitian
teknik
Teknik Pengumpulan Data
dengan membandingkan dan mengecek
1. Wawancara
baik
Penelitian
ini
menggunakan
wawancara semi terstruktur dengan
triangulasi
derajat
informasi
yang
sumber.
kepercayaan diperoleh
Yaitu
suatu melalui
Strategi Dinas Perindustrian... (Nur Istikhatu Fadlilah dan F. Winarni, M.Si) | 5
waktu dan alat yang berbeda dalam
memperhatikan semua faktor baik
penelitian kualitatif.
internal maupun eksternal, sehingga
Teknik Analisis Data
dari analisis lingkungan tersebut
Proses
analisis
data
dalam
diperoleh strategi yang tepat.
penelitian ini menggunakan model
Strategi
yang
dihasilkan
Miles dan Huberman yaitu proses
tersebut adalah meningkatkan daya
analisis yang dilakukan bersamaan
saing
dengan proses
peningkatan
pengumpulan data.
produk
UMKM
melalui
produktivitas
yang
Proses analisis data ini menggunakan
berbasis produk unggulan daerah,
empat tahap yaitu pengumpulan data,
berdaya
reduksi data, penyajian data, dan
berorientasi
penarikan kesimpulan.
industri batik sebagai salah satu
C. HASIL
PENELITIAN
DAN
UMKM
global
ekspor;
Disperindagkop dalam
dan
pengembangan
dan
menjadikan
prioritas program pemerintah yang harus
PEMBAHASAN 1. Strategi
saing
dikembangkan,
pengembangan
jejaring
(networking)
kerja
industri kreatif batik di Kota
pemerintah,
Pekalongan
berbagai pemangku kepentingan;
Strategi pengembangan industri
dunia
antara
usaha
dan
meningkatkan mutu dan kualitas
kreatif batik oleh Disperindagkop
produk
dan UMKM diperoleh dari hasil
meningkatkan
analisis
kelembagaan koperasi dan UMKM
lingkungan
yang
industri
kreatif
batik;
kredibilitas
sebelumnya telah dilakukan survei
dalam
dan diskusi bersama dengan para
pendanaan
pemangku
kepentingan
yang
perbankkan dan non perbankkan;
kemudian
dilakukan
analisis
meningkatkan penggunaan bahan
SWOT. Dimana analisis dilakukan
baku lokal dan penggunaan produk
dengan memanfaatkan kelebihan
dalam negeri untuk mendorong
dan
daya
peluang
meminimalisasi
yang
ada
kelemahan
untuk dan
mengakses pada
saing
produk;
peluang lembaga
dan
memanfaatkan teknologi modern
ancaman yang dihadapi. Strategi
dan
yang dihasilkan dari analisis SWOT
meningkatkan daya saing produk
dinilai
unggulan daerah.
ideal
karena
telah
kearifan
lokal
untuk
Strategi Dinas Perindustrian... (Nur Istikhatu Fadlilah dan F. Winarni, M.Si) | 6
2. Pelaksanaan
strategi
Disperindagkop dalam
dan
pengembangan
UMKM
dibiayai
industri
Pekalongan dan pada pelaksanaan
kreatif batik di Kota Pekalongan Ukuran
Pelaksanaan strategi tersebut
keberhasilan
program
oleh
APBD
tertentu
Kota
ada
sedikit
dari
bantuan tambahan dana dari dana
strategi bukan dari suatu strategi
bagi hasil cukai hasil tembakau
yang telah dirumuskan, melainkan
(DBHCHT). Setiap anggaran yang
dari strategi itu dilaksanakan di
diajukan
sudah
melalui
tahap
lapangan. Untuk mengimplementasi
perincian
dan
pemikiran
yang
strategi,
memerlukan
matang, tujuannya adalah agar dana
perumusan program, anggaran yang
yang ada mampu mencakupi semua
akan
program.
organisasi
membiayai
program,
dan
memastikan
pelaksanaan
prosedur program
untuk berjalan
Akan
kenyataannya disediakan
tetapi
pada
anggaran
yang
masih
saja
terbatas
seperti yang diharapkan (Taufiq
sehingga masih perlu dilakukan
Amir, 2011:193)
efisiensi
Pelaksanaan
strategi
yang
pelaksanaan
berdampak
program
pada
kegiatan.
Disperindagkop dan UMKM Kota
Dampak tersebut yaitu kegiatan
Pekalongan dalam pengembangan
yang dilakukan tidak bisa mencakup
industri kreatif batik dijabarkan ke
semua UMKM karena jumlahnya
dalam
yang terlalu banyak.
berbagai
kegiatan.
program
Program
dan yang
Disperindagkop dan UMKM
dilaksanakan tersebut sudah bersifat
Kota
Action-oriented yaitu bahwa semua
melaksanakan
strategi
diorientasikan
pengembangan industri batik hanya
tindakan.
Dimana
membahas
soal
dirumuskan
tetapi
bukan
pada
Pekalongan
dalam program
lagi
mengacu
pada
strategi
yang
indikator
kinerja
lebih
pada
tercantum
prosedur
dan
yang
telah
dalam
Renstra
bagaimana eksekusinya di lapangan.
Disperindagkop dan UMKM kota
Program yang dilakukan juga sudah
Pekalongan tanpa adanya standar
disesuaikan dengan kebutuhan para
operasional prosedur (SOP) khusus.
pelaku usaha dalam pengembangan industri kreatifnya.
Pelaksanaan
dari
masing-
masing strategi sebagai berikut :
Strategi Dinas Perindustrian... (Nur Istikhatu Fadlilah dan F. Winarni, M.Si) | 7
a. Meningkatkan daya saing produk UMKM
melalui
produktivitas
peningkatan
yang
berbasis
luas, dalam negeri maupun luar negeri. c. Pengembangan
jejaring
produk unggulan daerah, berdaya
(networking)
saing global dan berorientasi
pemerintah dunia
ekspor.
berbagai pemangku kepentingan.
Strategi
ini
dilaksanakan
kerja
Program
antara
usaha
kegiatan
dan
yang
dalam program kegiatan berupa
melibatkan beberapa pemangku
pelatihan dan bimbingan regulasi
kepentingan ini adalah fasilitasi
bisnis internasional dan fasilitasi
penyelenggaraan curhat bisnis
pameran produk ekspor. Program
yaitu
bertujuan memberi pengetahuan
pihak pemerintah yaitu walikota
kepada pelaku industri batik
Pekalongan,
mengenai
batik,
mekanisme
internasional
dengan
bisnis sasaran
dengan
Kegiatan sistem
sejumlah
bersama.
orang
dengan
anggaran dari APBD. b. Menjadikan sebagai
industri
cendekiawan.
dilakukan diskusi
dengan
dan
curhat
d. Meningkatkan mutu dan kualitas
industri
salah
pelaku
dan
kegiatan pada pengusaha batik 30
mendatangkan
satu
batik prioritas
produk industri kreatif batik. Program
kegiatan
program pemerintah yang harus
dilakukan
dikembangkan.
strategi ini adalah sosialisasi HKI
Program
dari
strategi
dalam
yang
pelaksanaan
ini
dan pendaftaran merk batik label
berupa penyelenggaraan pekan
bagi peningkatan daya saing
batik yang terdiri dari beberapa
UKM
kegiatan yaitu pameran batik dan
Kegiatan ini memiliki hasil akhir
handycraft, fashionshow batik,
berupa
pesta kuliner, dialog batik, pentas
kepemilikan paten merk produk
seni dan budaya, serta karnaval
IKM.
dan parade batik. Tujuan dari program kegiatan memperkenalkan
ini
adalah batik
Pekalongan kepada masyarakat
di
era
pasar
meningkatnya
e. Meningkatkan kelembagaan UMKM
global.
kredibilitas koperasi
dalam
dan
mengakses
Strategi Dinas Perindustrian... (Nur Istikhatu Fadlilah dan F. Winarni, M.Si) | 8
peluang pendanaan pada lembaga
cukai
perbankkan dan non perbankkan.
(DBHCHT).
Program dalam strategi ini
hasil
tembakau
g. Memanfaatkan teknologi modern
berupa fasilitasi akses modal
dan
dengan kredit usaha produksi
meningkatkan daya saing produk
melalui
unggulan daerah.
Pekalongan
Mikro
Finance Expo yang bertujuan untuk
mendekatkan
kearifan
Strategi
lokal
ini
untuk
dilaksanakan
pelaku
dalam program berupa penguatan
lembaga
kelembagaan telecenter sebagai
keuangan dan kantor permodalan
pusat layanan bisnis sentra dan
resmi
program
UMKM
dengan
dalam
pengembangan
modal usaha.
pengetahuan dan keterampilan
f. Meningkatkan bahan
peningkatan
penggunaan
baku
dan
berupa sosialisasi E-Marketplace,
penggunaan produk dalam negeri
yaitu website resmi yang dibuat
untuk mendorong daya saing
dan
produk.
Disperindagkop
Program
lokal
bagi industri kecil menengah
strategi
dan
oleh UMKM
ini
Kota Pekalongan sebagai sarana
berupa pembinaan kemampuan
pemasaran online yang tepercaya
dan keterampilan kerja melalui
yaitu
pelatihan zat warna alam dan
www.pasarbatik.pekalongankota.
pembuatan
go.id.
Tujuannya
dari
dikelola
canting adalah
batik.
melalui
memberi
Berdasarkan hasil wawancara
fasilitas kepada pelaku UMKM
dan observasi yang telah dilakukan
dalam peningkatan produktivitas
strategi-strategi
dan pengembangan produk, yaitu
umumnya sudah tepat sasaran dan
dengan
sudah dilaksanakan dengan baik.
mengganti
bahan
saja
yang
program
ada
pada
pewarna ekspor dengan bahan
Hanya
kegiatan
pewarna alami. Dalam kegiatan
dilakukan hanya sekali dua kali saja
ini menggunakan dana APBD
tanpa adanya kegiatan. Sehingga
dan mendapat dan tambahan
banyak pelaku usaha yang gagap
bantuan dari dana bagi hasil
jika harus mempraktekkan ilmu yang diperolehnya secara sendiri.
Strategi Dinas Perindustrian... (Nur Istikhatu Fadlilah dan F. Winarni, M.Si) | 9
Selain
itu
strategi
Banyaknya
jumlah
pengembangan industri kreatif batik
pengusaha
Pekalongan
Pekalongan tidak memungkinkan
memanfaatkan
kolaborasi
diantara
tiga
aktor
bagi
batik
di
pemerintah
Kota
memberikan
industri kreatif seperti yang tertulis
fasilitas yang merata. Beberapa
dalam Rancangan Pengembangan
pelatihan hanya diberikan kepada
Industri Kreatif oleh Departemen
beberapa
pengusaha
Perdagangan RI (2008:54) yang
sedangkan
para
pengusaha
diharapkan
tersebut
tidak
mampu
mampu
saja
mengembangkan industri batik di
menyampaikan hasil pelatihan
kota Pekalongan melalui industri
tersebut
kreatif.
lainnya, sehingga pelatihan yang
Ketiga aktor tersebut adalah
kepada
pengusaha
diberikan tidak merata dan tidak
cendekiawan (intellectuals) dalam
dapat
hal
dengan
pengusaha. Terlebih pelatihan
lembaga perguruan tinggi yang ada
yang diberikan cenderung teoritis
di
dan kurang bisa diaplikasikan.
ini
berkolaborasi
Kota
Pekalongan,
bisnis
(business) yaitu melibatkan pelaku usaha batik dan komunitas batik
dinikmati
semua
2. Kurangnya perhatian generasi muda pada perbatikan.
serta kolaborasi dengan pemerintah
Banyak generasi muda yang
(government) yang menjadi syarat
tidak lagi peduli akan warisan
dasar bagi sebuah pengembangan
nenek
industri kreatif.
Sehingga dalam pengembangan
3. Hambatan pelaksanaan strategi Dinas
Perindustrian,
Perdagangan, UMKM
dalam
Koperasi
dan
pengembangan
industri kreatif batik di Kota
pelatihan
tersampaikan
dan
kurang tidak
bisa
tersebut.
industri kreatif batik didominasi oleh perajin tua yang cenderung monoton dan kurang inovasi. 3. Banyak pengrajin
yang gagap
teknologi Minimnya
Pekalongan 1. Hasil
moyangnya
keterampilan
pengrajin dalam menggunakan teknologi sangat
diterima oleh banyak pengrajin
pengembangan
batik.
terlebih
menghambat
industri
adanya
batik, tuntutan
Strategi Dinas Perindustrian... (Nur Istikhatu Fadlilah dan F. Winarni, M.Si) | 10
perkembangan teknologi yang
pendanaan
mengharuskan
pengrajin
perbankkan
mengakses teknologi untuk dapat
perbankkan;
bersaing
Namun
penggunaan bahan baku lokal dan
banyak pengrajin batik yang
penggunaan produk dalam negeri
gagap
untuk
di
para
pasaran.
teknologi
sehingga
dalam
persaingan
terhambat pasar.
pada
lembaga
maupun
meningkatkan
mendorong
produk;
non
dan
daya
saing
memanfaatkan
teknologi modern dan kearifan lokal untuk meningkatkan daya saing
D. KESIMPULAN DAN SARAN
produk unggulan daerah.
Kesimpulan 1. Strategi
Dinas
perindustrian,
2. Strategi
pengembangan
industri
perdagangan, koperasi dan UMKM
kreatif batik dilaksanakan ke dalam
dalam
industri
beberapa
kreatif batik di Kota Pekalongan
kegiatan
diperoleh dari hasil analisis SWOT
meliputi
menghasilkan tujuh strategi yaitu
batik,
meningkatkan daya saing produk
curhat bisnis, sosialisasi HKI dan
UMKM
peningkatan
pendaftaran merk dan batik label
produktivitas yang berbasis produk
bagi peningkatan daya saing UKM
unggulan daerah, berdaya saing
di era pasar global, fasilitasi akses
global dan
berorientasi ekspor;
modal dengan kredit usaha produksi
menjadikan industri batik sebagai
melalui Pekalongan Mikro Finance
salah
Expo, pembinaan kemampuan dan
pengembangan
melalui
satu
prioritas
pemerintah
program
yang
dikembangkan;
harus
pengembangan
program. dari
Program
semua
strategi
penyelenggaraan fasilitasi
keterampilan
penyelenggaraan
kerja
pelatihan zat
pekan
melalui
warna alam dan
jejaring (networking) kerja antara
pembuatan
pemerintah,
dan
penguatan kelembagaan telecenter
berbagai pemangku kepentingan;
sebagai pusat layanan bisnis sentra
meningkatkan mutu dan kualitas
serta peningkatan pengetahuan dan
produk
batik;
keterampilan bagi industri kecil
kredibilitas
menengah berupa sosialisasi E-
dunia
industri
usaha
kreatif
meningkatkan
canting
dan
kelembagaan koperasi dan UMKM
Marketplace.
dalam
kegiatan dibiayai dengan APBD dan
mengakses
peluang
Semua
batik,
program
Strategi Dinas Perindustrian... (Nur Istikhatu Fadlilah dan F. Winarni, M.Si) | 11
dalam pelaksanaan program tertentu
dengan praktek kerja secara
mendapat dana tambahan bantuan
langsung.
dari dana bagi hasil cukai hasil tembakau
(DBHCHT)
prosedur
kinerja
tercantum
dengan
yang
dalam
telah Renstra
Disperindagkop dan UMKM Kota Pekalongan. Selain itu, sebagai
b. Program
kegiatan
diselenggarakan bersifat
yang
seharusnya
kontinuitas
diselenggarakan
dan secara
bertahap. c. Perlu meningkatkan kerja sama
salah satu bagian dari ekonomi
dan
kreatif dalam pelaksanaan strategi
pemerintah, pelaku bisnis dan
juga menjalin kolaborasi dengan
cendekiawan
aktor
pengembangan industri kreatif
utama
pengembangan
ekonomi kreatif yaitu cendekiawan, bisnis, dan pemerintah. 3. Dalam
kolaborasi
antara
dalam
upaya
di Kota Pekalongan. 2. Pengusaha Batik
pelaksanaan
strategi
a. Hendaknya lebih aktif dalam
Disperindagkop dan UMKM Kota
mengikuti
Pekalongan
menghadapi
mampu menularkan ilmu dan
yaitu
pengetahuan
yang
pelatihan kurang tersampaikan dan
dari
kegiatan
tidak bisa diterima oleh banyak
diberikan pemerintah kepada
perajin batik, kurangnya perhatian
para
generasi muda pada perbatikan, dan
mengikuti kegiatan tersebut.
beberapa
masih hambatan
banyak pengrajin
hasil
yang gagap
teknologi.
hasil
pengrajin
dan
diperoleh
yang
yang
tidak
b. Perlu meningkatkan kualitas produk dengan memperkaya motif
Saran 1. Pihak
pelatihan
pemerintah
dan
warna
serta
khususnya
mendaftarkan merk produknya
Disperindagkop dan UMKM Kota
pada HKI untuk mendapatkan
Pekalongan
sertifikat dan hak paten atas
a. Dalam memberikan pelatihan
merk produk.
hendaknya lebih aplikatif dan merata, tidak hanya teori yang diberikan tetapi juga disertai
3. Masyarakat a. Perlu adanya penanaman nilai pada
generasi
mempertahankan
muda
untuk dan
Strategi Dinas Perindustrian... (Nur Istikhatu Fadlilah dan F. Winarni, M.Si) | 12
mengembangkan
budaya
membatik. b. Ikut aktif menjaga fasilitas yang
diberikan
pemerintah
dalam rangka pengembangan industri kreatif batik di sentrasentra
industri
batik
Kota
Pekalongan. DAFTAR PUSTAKA Abdullah Syukur. 1987. Studi Implementasi : Latar Belakang, Konsep, Pendekatan dan Relevansinya dalam Pembangunan. Ujung Pandang : Persuadi. Bryson, John M. 1999. Perencanaan Strategis bagi Organisasi Sosial. Edisi Terjemahan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. David, Fred R. 2006. Strategic Management : Manajemen Strategis Konsep. Jakarta : Salemba Empat. Deddy Mulyana. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif : Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial lainnya. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Departemen Perdagangan Republik Indonesia. 2008. Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2025: Rencana Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2009-2025. Jakarta : Departemen Perdagangan. Flavell, R.W.. & Joe Williams. 1996. Strategic Manajement : A Practical Approach. Sydney : Prentice-Hall.
Hadari Nawawi. 2000. Manajemen Strategis : Organisasi nonprofit Bidang Pemerintahan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. Perajin Batik Cemas Batik China. Diakses dari http://nasional.kompas.com/read/2008/ 10/01/00055036/perajin.batik.cemas.ba tik.cina pada tanggal 31 Desember 2015. Pekalongan Raih Predikat Kota Kreatif Dari Unesco. Diakses dari http://www.mahaprabu.com/pekalonga n-raih-predikat-kota-kreatif-dariunesco-2/ pada tanggal 31 Desember 2015. Lutfi. (2014). Pekalongan Jadi Anggota Kota Kreatif Dunia, Kenapa Ya?. Diakses dari http://teknopreneur.com/dinamika/tekn opreneur-pekalongan-jadi-anggotakota-kreatif-dunia-kenapa-ya pada tanggal 31 Desember 2015. Taufiq Amir. 2011. Manajemen Strategik Konsep dan Aplikasi. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada. Moleong, Lexy J. 2012. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Pearce & Robinson. 1997. Manajemen Strategi : Formulasi, Implementasi & Pengendalian. Jakarta : Binapura Aksara. Rangkuti, Freddy. 1998. Analisis SWOT : Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta : Gramedia Pustaka Sinar Utama. Siagian, Sondang P. 2005. Manajemen Stratejik. Jakarta : Bumi Aksara.