STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN SOSIAL ( Studi Kasus Kelompok Musik Gambang Kromong Mustika Forkabi)
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos.)
Oleh Rizkiyah Hasanah NIM: 106032201121
PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2012
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, 23 Mei 2012
Rizkiyah Hasanah
ABSTRAK Rizkiyah Hasanah Strategi Adaptasi Kelompok Musik Gambang Kromong Dalam Menghadapi Perubahan Sosial ( Studi Kasus Kelompok Musik Gambang Kromong Mustika Forkabi)
Seiring kemajuan zaman, beragam kesenian Betawi kini mulai tergeser karena keberadaan kesenian modern, sehingga kesenian-kesenian tradisional mulai punah dan kurang dilirik oleh generasi muda, yang seharusnya melestarikan kebudayaan nenek moyangnya. Dengan adanya berbagai macam pengaruh, termasuk seperti kemajuan teknologi, maka pelaku Gambang Kromong harus melakukan adaptasi untuk tetap bertahan. Maka, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan strategi adaptasi yang dilakukan kelompok musik Gambang Kromong dalam menghadapi perubahan. Teori menggunakan pemikiran August Comte dan Piritim Sorokin tentang perubahan sosial. Auguste Comte dan Piritim Sorokin tentang perubahan sosial. Dalam hal ini Comte lebih mengusulkan suatu model linear yang berkulminasi pada munculnya masyarakat positivis, sedangkan Sorokin mengembangkan model siklus perubahan sosial. Serta menggunakan teori pemikiran Talcott Parsons mengenai adaptasi. Model ini menjelaskan tentang tahapan-tahapan pembangunan dalam sebuah masyarakat, yaitu bermula dari masyarakat tradisional dan diakhiri dengan masyarakat yang memiliki konsumsi tinggi. Dan menggunakan teori Parsons tentang A-G-I-L, (Adaptation, Goal attainment, Integration, latent Pattern Maintenance and tension management. Model ini menjelaskan secara menyeluruh tentang masyarakat dan menjelaskan bagaimana masyarakat dapat bertahan dalam jangka waktu panjang, dalam hal ini adalah kelompok musik Gambang Kromong. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus, dengan metode kualitatif untuk menghasilkan data deskriptif. Metode kualitatif dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara pengamatan, wawancara, dan dokumentasi. Informan dalam peneltian ini sebanyak 15 orang, terdiri dari 11 orang pemain alat dan tiga penari dan penyayi, dan satu orang pimpinan kelompok musik. Dari hasil pengamatan dan penelitian di lapangan, maka dapat dinyatakan bahwa kelompok musik Gambang Kromong masih dapat bertahan hingga saat ini, dengan konsekuensi tawaran bermain tidak seramai di tahun 1970-an. Hal ini dikarenakan banyaknya keberadaan kesenian modern, sehingga kesenian tradisional mulai terlupakan dan juga mengalami perubahan. Maka, Kelompok Musik Gambang Kromong melakukan perubahan yang dapat dilihat dari, adanya penambahan alat-alat musik, adanya pengkombinasian lagu-lagu yang dinyanyikan, dan pemainnya yang terdiri dari anak-anak sampai orang tua.
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT., serta shalawat dan salam penulis sampaikan kepada Rasulullah saw., keluarga dan para sahabatnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul, “Strategi Adaptasi Kelompok Musik Gambang Kromong ( studi kasus kelompok musik Gambang Kromong Mustika Forkabi”. Skripsi ini ditulis, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana sosial dalam bidang ilmu sosiologi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, baik secara moril maupun materil. Oleh karena itu, seraya memanjatkan puji syukur ke hadiran Allah SWT., dengan penuh ketulusan penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan, kepada yang terhormat Bapak Prof. Dr. Bahtiar Efendi MA., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Jakarta. Bapak Dr. Hendro Prasetyo MA, selaku pembimbing akademik penulis. Bapak Prof. Dr. Yusron Razak MA., selaku dosen pembimbing penulis dan selaku Ketua Jurusan Sosiologi, dan Ibu Iim Halimatusyadiah M.Si., selaku Seketaris Jurusan Sosiologi. Selanjutnya, dalam kaitan tersebut, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua penulis yang telah mendidik dan membimbing penulis dari kecil hingga sekarang, dan tak lupa penulis ucapkan terima kasih banyak kepada segenap seluruh pemain kelompok musik Gambang Kromong di Daerah Kelapa Dua Wetan yang telah memberikan izin penelitian. Kemudian, ii
kepada kawan-kawan Sosiologi angkatan 2006. Segenap karyawan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan pelayanan dalam keperluan literatur untuk penelitian ini. Akhirnya, kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu, serta kepada Akbar Syari’ati yang banyak membantu dan turut berperan serta dalam penyelesaian studi ini. Semoga segala bantuan, dukungan, dan doa yang mereka sumbangkan untuk penulis memperolah ganjaran yang berlipat dari Allah SWT., dan semoga pula bantuan, dukungan, dan doa tersebut dapat bermanfaat bagi penulis. Amin. Ciputat, 23 Mei 2012
Rizkiyah Hasanah
iii
DAFTAR ISI ABSTRAK ................................................................................................................ i KATA PENGANTAR ............................................................................................. ii DAFTAR ISI ........................................................................................................... iii
BAB I
PENDAHULUAN ................................................................................... 1 A. Pernyataan Masalah ........................................................................... 1 B. Pertanyaan Penelitian ........................................................................ 7 C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 7 D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 8 E. Tinjauan Pustaka ............................................................................... 8 F. Kajian Teoritis ................................................................................. 11 G. Metodologi Penelitian ..................................................................... 23 H. Sistematika Penulisan ...................................................................... 25
BAB II
MUSIK GAMBANG KROMONG DALAM KONTEKS MASYARAKAT BETAWI .................................................................. 27 A. Sejarah Singkat Kota Jakarta ........................................................... 27 B. Musik-musik Khas Betawi .............................................................. 34 1.Tanjidor ........................................................................................ 34 2. Keroncong Tugu ......................................................................... 35 3. Musik Gambang Rancag ............................................................. 35 4. Musik Samrah ............................................................................. 36 5. Gamelan Ajeng ........................................................................... 36 6. Gamelan Topeng ......................................................................... 37 7. Musik Rebana ............................................................................. 37 a) Rebana Biang ......................................................................... 38 b) Rebana Ketimpring ................................................................ 38 c) Rebana Hadroh ....................................................................... 39 d) Rebana Ngarak ....................................................................... 39 C. Asal Mula dan Perkembangan Musik Gambang Kromong ............. 39
BAB III GAMBARAN UMUM MUSIK GAMBANG KROMONG DAN KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG MUSTIKA FORKABI ......................................................................... 43 A. Musik Gambang Kromong .............................................................. 43 1. Susunan Musik Gambang Kromong ............................................ 43 2. Rincian Alat Musik Gambang Kromong ...................................... 44 3. Sistem Nada dan Laras Musik Gambang Kromong ..................... 46 4. Cara Bermain ............................................................................... 47 5. Repertoar ...................................................................................... 48 6. Kelengkapan Penyajian Musik Gambang Kromong .................... 50 a) Aspek Magis ........................................................................... 50 b) Kostum .................................................................................... 51 B. Kelompok Musik Gambang Kromong ............................................ 52 1. Pemimpin Kelompok Musik Gambang Kromong ........................ 52 2. Pemain Musik Gambang Kromong .............................................. 54 3. Penonton Musik Gambang Kromong ........................................... 55 4. Perias dan Dekorator .................................................................... 56 5. Pembinaan Musik Gambang Kromong ........................................ 56 6. Penanggap Musik Gambang Kromong ........................................ 58 7. Profil Pemain Musik Gambang Kromong .................................... 59
BAB IV STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN .................. 65 A. Faktor-faktor Pendukung Kelompok Musik Gambang Kromong .... 66 1. Pembinaan Pemerintah terhadap Kesenian Betawi ..................... 66 2. Minat Keturunan .......................................................................... 67 B. Strategi Adaptasi Kelompok Musik Gambang Kromong ................ 68 1. Musik Ngamen ke Musik Hajatan ............................................... 70 2. Gambang Kromong Asli ke Gambang Kromong Kombinasi...... 71 3. Terbentuk Nilai Ekonomi dalam Musik Gambang Kromong ..... 74
BAB V
KESIMPULAN ..................................................................................... 80
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 82 LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR ISI ABSTRAK ................................................................................................................ i KATA PENGANTAR ............................................................................................. ii DAFTAR ISI ........................................................................................................... iv
BAB I
PENDAHULUAN ................................................................................... 1 A. Pernyataan Masalah ........................................................................... 1 B. Pertanyaan Penelitian ........................................................................ 7 C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 7 D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 8 E. Tinjauan Pustaka ............................................................................... 8 F. Kajian Teoritis ................................................................................. 11 G. Metodologi Penelitian ..................................................................... 23 H. Sistematika Penulisan ...................................................................... 25
BAB II
MUSIK GAMBANG KROMONG DALAM KONTEKS MASYARAKAT BETAWI .................................................................. 27 A. Sejarah Singkat Kota Jakarta ........................................................... 27 B. Musik-musik Khas Betawi .............................................................. 34 1.Tanjidor ........................................................................................ 34 2. Keroncong Tugu ......................................................................... 35 3. Musik Gambang Rancag ............................................................. 35 4. Musik Samrah ............................................................................. 36 5. Gamelan Ajeng ........................................................................... 36 6. Gamelan Topeng ......................................................................... 37 7. Musik Rebana ............................................................................. 37 a) Rebana Biang ......................................................................... 38 b) Rebana Ketimpring ................................................................ 38 c) Rebana Hadroh ....................................................................... 39 d) Rebana Ngarak ....................................................................... 39 C. Asal Mula dan Perkembangan Musik Gambang Kromong ............. 39
iv
BAB III GAMBARAN UMUM MUSIK GAMBANG KROMONG DAN KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG MUSTIKA FORKABI ......................................................................... 43 A. Musik Gambang Kromong .............................................................. 43 1. Susunan Musik Gambang Kromong ............................................ 43 2. Rincian Alat Musik Gambang Kromong ...................................... 44 3. Sistem Nada dan Laras Musik Gambang Kromong ..................... 46 4. Cara Bermain ............................................................................... 47 5. Repertoar ...................................................................................... 48 6. Kelengkapan Penyajian Musik Gambang Kromong .................... 50 a) Aspek Magis ........................................................................... 50 b) Kostum .................................................................................... 51 B. Kelompok Musik Gambang Kromong ............................................ 52 1. Pemimpin Kelompok Musik Gambang Kromong ........................ 52 2. Pemain Musik Gambang Kromong .............................................. 54 3. Penonton Musik Gambang Kromong ........................................... 55 4. Perias dan Dekorator .................................................................... 56 5. Pembinaan Musik Gambang Kromong ........................................ 56 6. Penanggap Musik Gambang Kromong ........................................ 58 7. Profil Pemain Musik Gambang Kromong .................................... 59
BAB IV STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN .................. 65 A. Faktor-faktor Pendukung Kelompok Musik Gambang Kromong .... 66 1. Pembinaan Pemerintah terhadap Kesenian Betawi ..................... 66 2. Minat Keturunan .......................................................................... 67 B. Strategi Adaptasi Kelompok Musik Gambang Kromong ................ 68 1. Musik Ngamen ke Musik Hajatan ............................................... 70 2. Gambang Kromong Asli ke Gambang Kromong Kombinasi...... 71 3. Terbentuk Nilai Ekonomi dalam Musik Gambang Kromong ..... 74
v
BAB V
KESIMPULAN ..................................................................................... 80
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 82 LAMPIRAN-LAMPIRAN
vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Pernyataan Masalah Siapa yang tidak senang musik? pada umumnya semua kalangan senang akan musik baik anak-anak, remaja, bahkan orang tua juga menyenangi musik. Musik juga tidak pernah membedakan ras, suku, dan agama. Setiap orang bebas tanpa terikat oleh jarak dan waktu untuk bisa menikmati musik. Musik itu sifatnya universal, dan pada dasarnya setiap orang menyukai suara yang indah, dalam hal ini nada-nada yang tersusun secara rapi sehingga menghasilkan musik yang enak didengar. Musik juga tidak memilih pendengarnya baik dari lapisan atas, menengah ataupun bawah dan tanpa mengenal strata dan golongan mana berasal, dan secara langsung musik dapat menyatukan dan menjangkau masyarakat.1 Pada dasarnya manusia juga menyukai keindahan, dan musik adalah bagian dari keindahan itu. Bahkan setiap negara, wilayah dan daerah memiliki lagu kebangsaannya sendiri, yang terdiri dari nada-nada yang indah. Melalui lagu dari
masing-masing negara, wilayah dan daerah
otomatis sebagai rakyatnya akan bangga bila lagu di negara, wilayah, dan daerahnya dikumandangkan di negara orang. Tak jarang pula melalui musik, berbagai penyuluhan dan informasi yang sifatnya persuasi atau ajakan kerap digunakan khususnya di masyarakat pedesaan. Jadi musik kini merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia, tanpa musik maka dunia 1
E. Nugroho, Ensiklopedia Nasional Indonesia ( Jakarta: PT.Delta Pamungkas, 2004), jilid 1 A-AMYO, h. 413.
1
2
akan hambar. Dengan musik, kita bisa mengekspresikan diri baik sedih dan senang. Musik milik setiap orang, dan musik berhak dinikmati semua orang.2 Keberadaan dan wujud musik Indonesia serta cara penilaian, dasar dan parameter estetik yang melandasinya, dengan demikian sangat dipengaruhi oleh unsur-unsur yang baru. Kedatangan orang atau elemen budaya dari “luar” atau asing, seperti India, Cina, Arab, Eropa, Jepang dan Amerika melalui hubungan dagang, agama, dan politik kebeberapa daerah wilayah budaya yang berbeda di Indonesia beserta perangkat nilai dan sistem kepercayaan, sosial, dan kebudayaannya. Selain itu tidak dapat dapat dipungkiri akan terjadinya pergeseran fungsi, dampak dan pengaruh yang cukup signifikan terhadap perkembangan kehidupan budaya kesenian (musik) di Indonesia.3 Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki cakupan wilayah geografi dan budaya (musik) yang sangat luas, kaya dan beragam. Bentuk dan karakter musik yang majemuk atau beragam itu tidak terlepas dari situasi dan kondisi geografis serta sejarah pertumbuhan dan perkembangan Indonesia yang panjang dan beragam. Musik cabang kesenian yang menggunakan media suara merupakan bentuk ungkapan perasaan dan nilai kejiwaan manusia yang dianggap paling tua. Musik (seni suara) mulai ada bersamaan dengan lahirnya (peradaban) manusia di bumi. Perkembangannya sangat tergantung dari sikap, pandangan, cara bekerja 2
Henna,” Mengapa musik adalah jalan yang terbaik untuk menjangkau masyarakat,” artikel diakses pada 2 Maret 2012 dari http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20071209191029AAlv6Dh. 3 Mukhlis Paeni, dkk., Sejarah Kebudayaan Seni Pertunjukkan dan Seni Media. Edisi 1 (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h. 3-4.
3
dan gaya
hidup
dari
para pelaku atau
pekerja musik, dengan
mempertimbangkan atau pengaruh dari lingkungan alam serta masyarakat pendukungnya dalam hidup beragam, berkeluarga, bermasyarakat dan berpemerintahan.4 Sama halnya pada Kesenian Betawi yang terlahir dari perpaduan berbagai unsur etnis suku bangsa yang ada di Betawi. Seni musik Betawi tidak terhindar dari proses perpaduan itu. Musik Betawi dipengaruhi dari Eropa, Tionghoa, Arab, Melayu, Sunda dan lain-lainnya.5 Kesenian-kesenian
Betawi
merupakan
perpaduan
dari
Eropa,
Tionghoa, Arab, Melayu, Sunda dan lain-lainnya. Pertama kesenian Gambang Rancag. Gambang Rancag sendiri terdiri dari dua unsur, yaitu Gambang dan Rancag. Gambang berarti musik pengiringnya dan Rancag adalah cerita yang dibawakannya dalam bentuk pantun berkait. Umumnya membawakan lakon-lakon jagoan, seperti Si Pitung, Si Jampang, dan Si Angkri. Pantun berkait ini dinyanyikan oleh dua orang bergantian, sama dengan berbalas pantun.6 Contoh: Ambil simpang asalnya kerang Pasang pelita terang digantung Pasang kuping yatalah biar terang Di gambang rancag buka rancag jago bang Pitung Pasang pelita terng digantung Pisang kapok yang mude-mude Buka rancag jago bang Pitung Segalenye Pitung ngerampog di wetan bagian Marunde”7 4
Mukhlis Paeni, Sejarah Kebudayaan Seni Pertunjukkan dan Seni Media. Edisi 1 (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h. 3-4. 5 Yahya dan Nurzain, Profil Seni Budaya Betawi (Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Propinsi DKI Jakarta, 2009), h. 5. 6 Yahya dan Nurzain, Profil Seni Budaya Betawi), h. 8-9. 7 Contoh bait Rancag bang Pitung, Yahya, Profil Seni Budaya Betawi (Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Propinsi DKI Jakarta, 2009), h. 14
4
Kedua Orkes Samrah yang berkembang sejak abad ke-17, Orkes ini berasal dari Melayu. Kata Samrah berasal dari bahasa arab “samarokh” yang berarti berkumpul atau berpesta dan santai. Kata “samarokh” oleh orang Betawi diucapkan menjadi “samrah” atau “sambrah”. Dalam kesenian Betawi, samrah menjadi orkes samrah dan tonil samrah serta tari samrah.8 Ketiga, Keroncong Tugu yang merupakan perpaduan dari PortugisArab. Keroncong Tugu dahulu sering disebut Cafrinho Tugu. Orang-orang keturunan Portugis (mestizo) telah memainkan musik ini sejak tahun 1661. Ketika itu masih disebut keroncong asli. Karena musik ini diperkenalkan oleh keturunan Portugis, jenis iramanya dipengaruhi unsur kesenian bangsa Portugis. Misalnya moresko, frounga, kafrinyo, dan nina bobo. Pada umumnya Keroncong Tugu tidak jauh beda, akan tetapi juga tidak sama persis. Keroncong Tugu berirama lebih cepat dikarenakan oleh suara ukulele yang cara memainkannya digaruk seluruh senarnya. Sementara Keroncong Solo dan Yogya berirama lebih lambat.9 Keempat Tanjidor berasal dari bangsa Portugis. Tanjidor adalah sebuah kesenian yang berbentuk orkes. Kesenian ini dimulai sejak abad ke19. Alat-alat musik yang digunakan biasanya terdiri dari penggabungan alatalat musik tiup, alat-alat musik gesek dan alat-alat musik perkusi. Biasanya kesenian ini digunakan untuk mengantar pengantin atau dalam acara pawai daerah. Tapi pada umumnya kesenian ini diadakan disuatu tempat yang akan dihadiri oleh masyarakat Betawi secara luas layaknya sebuah orkes. 8 9
Yahya, Profil Seni Budaya Betawi, h. 18. Yahya, Profil Seni Budaya Betawi, h. 14.
5
Kesenian tanjidor juga terdapat di Kalimantan Barat, sementara di Kalimantan Selatan sudah punah.10 Kelima, Gambang Kromong sendiri berasal dari seni musik Tiongkok. Gambang Kromong sendiri diambil dari nama alat musik yaitu gambang dan kromong. Gambang Kromong merupakan paduan yang serasi antara unsur pribumi dan Cina. Unsur Cina tampak pada instrumen seperti tehyan, kongahyan, dan sukong, sementara unsur pribumi berupa kehadiran instrumen seperti gendang, kempul, gong, gong enam, kecrek, dan ningnong.11 Seiring kemajuan zaman beragam kesenian Betawi diatas, kini mulai tergeser keberadaannya oleh kesenian-kesenian modern, kesenian-kesenian itu mulai punah dan kurang dilirik oleh para generasi muda yang seharusnya melestarikan
kebudayan
nenek
moyangnya
dikarenakan
mereka
beranggapan bahwa kesenian-kesenian itu ketinggalan zaman, sehingga mereka kurang tertarik untuk mempelajarinya. Seperti pada kesenian musik Gambang Kromong, karena banyaknya aliran-aliran musik yang baru dan lebih modern yang telah menghipnotis semua orang, sehingga banyak orang yang telah melupakan musik tradisional dan beralih pada musik modern, sehingga remaja-remaja sekarang kurang mengenal akan kesenian dari daerahnya sendiri. Anggapan-anggapan seperti ini jelas akan membuat kesenian-kesenian tradisional Betawi mengalami kepunahan, untuk itu kiranya perlu upaya-
10
Tabe Jali, “ Tanjidor,” Tabloid Suara Forkabi : Aspiratif, Interaktif, dan Kreatif. Edisi 23/TH.III, September 2010, h. 15. 11 Yahya dan Nurzain, Profil Seni Budaya Betawi (Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Propinsi DKI Jakarta, 2009), h. 6-7.
6
upaya pencegahan baik dari pemerintah maupun dari pelaku seni, mengingat kesenian-kesenian tradisional Betawi tersebut merupakan kesenian daerah yang diwariskan secara turun temurun sehingga perlu di jaga kelestriannya. Upaya pemerintah untuk menjaga dan melestarikan kesenian Betawi sebenarnya telah ada, seperti dibentuknya Lembaga Kebudayaan Betawi, sedangkan dari pelaku seni mereka mengadakan regenerasi pemain, keberadaan lembaga kebudayaan Betawi dan regenerasi di harapkan membawa sedikit angin segar utuk mencegah terjadinya kepunahan terhadap nasib seni tradisional Betawi. Salah satu kelompok musik yang ingin tetap mempertahankan kesenian tradisional daerahnya, seperti pada kelompok musik Gambang Kromong Mustika Forkabi. Kelompok musik ini terbentuk pada tanggal 1 oktober 2003, karena perihatin akan keadaan musik tradisional yang semakin terlupakan dan untuk mengenalkan kembali musik tradisional yang ada pada masyarakat Betawi, inilah yang menjadi alasan utama kelompok musik ini ada. Untuk mengetahui bagaimana upaya atau strategi adaptasi yang di lakukan oleh kelompok musik Forkabi dalam upaya melestarikan kesenian Betawi Gambang Kromong penulis tertarik melakukan penelitian mengenai strategi adaptasi kelompok musik Gambang Kromong dalam upaya melestarikan kesenian tradisional Betawi dengan judul “Strategi Adaptasi Kelompok Musik Gambang Kromong Dalam Menghadapi Perubahan Sosial (Studi Kasus Kelompok Musik Gambang Kromong Mustika Forkabi di Kelapa Dua Wetan)”.
7
B. Pertanyaan Penelitian Untuk lebih memahami strategi adaptasi kelompok musik Gambang Kromong dalam menghadapi perubahan sosial. Maka dibuatlah pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Strategi adaptasi apa yang digunakan kelompok Gambang Kromong dalam menghadapi perubahan? 2. Faktor apa yang mendukung kelompok musik Gambang Kromong tetap bertahan?
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan fokus penelitian di atas, maka tujuan utama dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana strategi adaptasi yang dilakukan kelompok musik Gambang Kromong dalam menghadapi arus Modernisasi. Sedangkan tujuan lainnya adalah: 1. Untuk menjelaskan faktor-faktor yang mendukung kelompok musik ini tetap bertahan 2. Untuk menjelaskan strategi yang dilakukan kelompok musik Gambang Kromong dalam menghadapi Perubahan.
8
D. Manfaat Penelitian Sedangkan manfaat dari hasil penelitian ini adalah: 1. Menambah khasanah ilmu pengetahuan tentang kebudayaan, dan kesenian Betawi, khususnya bagi mahasiswa Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dalam kajian sosial, dan kebudayaan sehingga hasil dari penelitian ini nantinya akan dapat dijadikan landasan untuk penelitian selanjutnya. 2. Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi pihak kelompok musik Gambang Kromong untuk meningkatkan strateginya dalam mempertahankan kesenian Betawi.
E. Tinjauan Pustaka Banyak penelitian yang mencoba mengambil mengenai Kesenian Tradisional Betawi sebagai tema utamanya. Seperti yang dilakukan oleh Murni Sylviana. Program studi : Ilmu Administrasi dan Kebijakan Publik Tahun : 1999. Dengan tesisnya yang berjudul: Strategi pengembangan pusat kesenian
Jakarta
taman
Ismail
Marzuki(suatu
analisis
kelembagaan).12Menurut hasil yang didapatkan dilapangan, bahwa lembagalembaga dalam PKJ
TIM tersebut dapat menjadi sinergi bila dilakukan
restrukturisasi organisasi untuk mewujudkan keunggulan kompetitif dari Pusat Kesenian lainnya, yang dalam proses perkembangan selanjutnya PKJ TIM dapat melakukan kerjasama kemitraan dengan pihak swasta dan aspek
12
Murni Sylviana, “Strategi pengembangan pusat kesenian Jakarta taman Ismail Marzuki (Suatu Analisis Kelembagaan),” ( Tesis Program studi : Ilmu Administrasi dan Kebijakan Publik, 1999), diakses pada 17 mei 2011 dari http://www.digilib.ui.ac.id/opac/themes/libri2.
9
kelembagaan. Dengan demikian akan mengurangi
intervensi
langsung
Pemda DKI Jakarta terhadap PKJ TIM. Sementara itu, bagi PKJ TIM sendiri kerjasama dengan pihak swasta selain sangat positif guna mendorong profesionalisme, juga ketergantungan dana (subsidi) dari Pemda DKI Jakarta akan berkurang, khususnya dengan akan dikembangkannya kebutuhan atas keterpaduan yang terdesentralisasi dalam manajemen PKJ TIM dan pengembangan berbagai kegiatan komersial dan non-komersial secara berkesinambungan dan saling menunjang atau sinergis. Demikian juga dengan
Ali Abdul Rodzik Fakultas Dakwah dan
Komunikasi UIN Jakarta Syarif Hidayatullah. Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Tahun 2008, ia juga mengambil tema tentang Kesenian Tradisional Betawi dengan judul “Akulturasi Budaya Betawi Dengan Tionghoa ( Studi komunikasi antarbudaya pada kesenian Gambang Kromong di Perkampungan Budaya Betawi, Kelurahan Srengseng Sawah).” Setelah melakukan penelitian, Ali Abdul Rodzik menyimpulkan beberapa hal yaitu, komunikasi personal dalam akulturasi yang terjadi pada kesenian Gambang Kromong yaitu pada saat orang Tionghoa mengadu nasib ke Batavia untuk berdagang. Dan dikarenakan meraka tinggal dalam jangka waktu yang lama mau tidak mau mereka mempelajari pola-pola relasi, aturan-aturan, dan sistem komunikasi orang-orang Betawi. Proses komunikasi antara orang Tionghoa dan orang Betawi ini menghasilkan suatu kesenian yang sekarang dikenal dengan kesenian Gambang Kromong. Lingkungan komunikasi merupakan faktor pendukung dalam proses akulturasi.
10
Penelitian tentang Kesenian Tradisional Betawi juga dilakukan oleh Rr. Yvonne Triyoga Hoesodoningsih Fakultas: Fisip UI, Program studi : Antropologi Tahun: 2006. Dengan tesis yang berjudul: Seni pertunjukan topeng Betawi kontinuitas dan perubahannya.13 Terungkap bahwa terdapat perubahan pada orang Betawi sebagai pelaku pertunjukan, perubahan penyelengara pertunjukan dan perubahan struktur pertunjukan. Penelitian-penelitian yang dipaparkan diatas, mengenai upaya mempertahankan Kesenian Tradisional Betawi. Penelitian-penelitian di atas memiliki kesamaan
dengan penelitian yang diteliti oleh peneliti, yaitu
sama-sama ingin mengetahui strategi dalam mempertahankan Kesenian Tradisional Betawi. Selain persamaan yang ada, peneliti juga ingin mengungkapkan perbedaan dalam penelitian mengenai kesenian tradisional Betawi terdahulu. Peneilitian yang mengangkat tema kesenian tradisonal Betawi belum ada yang membahas tentang kesenian musik Gambang Kromong secara mendalam, dilihat dari sisi musik Gambang Kromong dan kelompok musik Gambang Kromong, yang secara khusus membahas tentang apa faktor yang mendukung kelompok musik Gambang Kromong tetap bertahan, bagaimana gambaran umum kelompok musik Gambang Kromong, serta bagaimana strategi adaptasi kelompok musik Gambang Kromong dalam menghadapi perubahan sosial dalam masyarakat. Maka penelitian ini menjadi menarik untuk diteliti.
13
Rr. Yvonne Triyoga Hoesodoningsih,”Seni Pertunjukan Topeng Betawi Kontinuitas dan Perubahannya,” (Tesis Fakultas Fisip UI, Program studi : Antropologi, Universitas Indonesia, 2006), diakses pada 17 mei 2011 dari http://www.digilib.ui.ac.id/opac/themes/libri2.
11
F. Kajian Teoritis 1. Definisi tentang Strategi Adaptasi Musik a. Pengertian Strategi Dalam kamus besar bahasa Indonesia strategi merupakan seni atau ilmu yang menggunakan sumberdaya-sumberdaya manusia untuk melaksanakan kebijakan tertentu. Sedangkan secara umum strategi merupakan suatu garis besar haluan dalam bertindak untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan, penetapan dalam strategi harus dilalui oleh analisis kekuatan lawan yang meliputi jumlah personal, kekuatan dan persenjataan, kondisi lapangan, posisi musuh dan sebagainya. Pengertian strategi berbeda-beda, seperti menurut Fuad Amsyari dalam bukunya yang berjudul Strategi Perjuangan Umat Islam Indonesia mengatakan bahwa: strategi dan taktik adalah metode untuk memenangkan suatu persiangan. Persaingan ini berbentuk suatu percampuran fisik untuk merebut suatu wilayah dengan memakai senjata dan tenaga manusia, Sedangkan dalam bidang militer strategi dan taktik adalah suatu cara untuk memenangkan suatu persaingan antara kelompok-kelompok yang berbeda orientasi hidupnya.14 Menurut Stainer dan Minner, dalam bukunya yang berjudul Manajemen Strategik, menyatakan strategi adalah penempatan misi organisasi, penempatan misi organisasi, dengan mengingat 14
Arip Saripudin, “Strategi Pementasan Grup Musik Islami „ DEBU” Sebagai Media Da‟wah,” (Skripsi S1 Fakultas Da’wah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2009), h. 10
12
kekuatan eksternal dan internal, perumusan kebijakan dan strategi tertentu
untuk
memastikan
sasaran
dan
memastikan
implementasikannya secara tepat, sehingga tujuan dan sasaran utama organisasi akan tercapai.15 Sedangkan menurut Sondang Siagian dalam bukunya yang berjudul Analisis Serta Kebijakan dan Strategi Organisasi, menyatakan strategi adalah cara terbaik untuk menggunakan dana, daya, tenaga, yang tersedia sesuai dengan tuntunan perubahan lingkungan. Menurut Onong Uchjana dalam bukunya yang berjudul Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, menyebutkan strategi pada hakikatnya adalah perencanaan suatu tujuan dan manajemen untuk mencapai tujuan.16 b. Pengertian Adaptasi Adaptasi adalah kemampuan binatang, manusia, dan tumbuhtumbuhan untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan yang terjadi dalam lingkungan hidupnya. Dengan beradaptasi, makhluk hidup dapat berubah bersama dengan lingkungannya, sehingga dapat bertahan sebagai suatu kelompok. Makin besar kemampuan adaptasi suatu jenis, maka akan semakin terjamin kelangsungan hidupnya. Manusia merupakan contoh makhluk yang sangat besar
15
Arip Saripudin, “Strategi Pementasan Grup Musik Islami „ DEBU” Sebagai Media Da‟wah”, h. 10 16 Arip Saripudin, “Strategi Pementasan Grup Musik Islami „ DEBU” Sebagai Media Da‟wah,” (Skripsi S1 Fakultas Da’wah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2009), h. 10
13
daya adaptasinya. Ia mampu hidup diberbagai lingkungan yang berbeda.17 Sebagian besar makhluk hidup akan mati apabila tidak mampu menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan. Seperti halnya banyak tumbuhan dan binatang yang pernah hidup dibumi ini telah punah, semua itu disebabkan mereka tidak mampu bertahan terhadap perubahan ini sehingga punah. Adaptasi Budaya, merupakan cara beradaptasi manusia terhadap perubahan tatanan sosial budaya. Misalnya diseluruh dunia umumnya orang tidak boleh kawin dengan saudara kandungnya dikarenakan perkawinan demikian sering menurunkan sifat yang lemah atau cacat.dan Adaptasi
Sosial,
merupakan
penyesuain
individu
terhadap
lingkungan sosialnya. Adaptasi seperti ini dapat terjadi pada manusia dan hewan. Misalnya pejantan yang kuat akan menjadi pemimpin dalam kelompok.18 Suatu populasi (sekelompok jenis organisme yang sama) mungkin beradaptasi melalui evolusi (perkembangan bertahap), yang berlangsung selama beberapa generasi. Namun setiap organisme sendiri juga selalu melakukan adaptasi selama hidupnya.19 Jadi jika disimpulkan dari pengertian diatas, strategi adaptasi adalah suatu cara yang dilakukan suatu individu atau
17
E. Nugroho,“ Adaptasi,” dalam Ensiklopedia Nasional Indonesia ( Jakarta: PT.Delta Pamungkas, 2004), jilid 1 A-AMYO, h. 66-67. 18 E. Nugroho,“ Adaptasi,” dalam Ensiklopedia Nasional Indonesia ( Jakarta: PT.Delta Pamungkas, 2004), jilid 1 A-AMYO, h. 66-67. 19 E. Nugroho, “ Adaptasi,” dalam Ensiklopedia Nasional Indonesia, h. 66-67.
14
kelompok masyarakat untuk dapat menyesuaikan diri dari satu tempat ke tempat yang lain. c. Pengertian Musik Musik dapat didefinisikan sebagai sebuah cetusan ekspresi perasaan atau pikiran yang dikeluarkan secara teratur dalam bentuk bunyi. Musik berasal dari kata Yunani mousike yang diambil dari nama dewa mitologi Yunani kuno Mousa, yang memimpin seni dan ilmu. Musik merupakan salah satu seni tertua, bahkan tidak ada sejarah peradaban dunia atau masyarakat yang dilewati tanpa musik.20 Dalam bahasa yunani, musik bukan hanya sekedar seni akan tetapi memiliki beberapa cakupan yaitu, pendidikan, ilmu, tingkah laku yang baik, bahkan dipercayai sebagai sesuatu yang memiliki dimensi ritual, magis, dan etik. Seni musik merupakan bidang seni yang berhubungan dengan alat-alat musik dan irama yang yang keluar dari alat-alat musik tersebut. Selain itu, musik juga membahas cara membuat not dan bermacam-macam aliran musik, seperti musik vocal dan musik instrumentalia.21 Pengertian tentang musik memang bermacam-macam, akan tetapi dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan, bahwa musik itu merupakan bentuk induksi bunyi yang mempunyai susuanan suara atau nada yang indah, baik musik vocal (tanpa
20
E. Nugroho “Musik,” dalam Ensiklopedi Nasional Indonesia, jilid 10 M-MYRDA ( Jakarta: PT. Delta Pamungkas, 2004), h. 413. 21 E. Nugroho “Musik,” dalam Ensiklopedi Nasional Indonesia, jilid 10 M-MYRDA ( Jakarta: PT. Delta Pamungkas, 2004), h. 413.
15
iringan instrument musik, maupun musik instrumentalia (dengan instrument musik), dan bagi pendengarnya dapat menyentuh perasaan. Terkadang ada sebagian orang yang menganggap musik tidak berwujud sama sekali, artinya tidak dapat didefinisikan. Bangsa yunani menganggap bahwa musik adalah salah satu cabang seni yang sangat penting, sehingga mereka beranggapan bahwa orang-orang yang berpendidikan tinggi dan berbudi luhur disebut orang musikal, sedangkan orang-orang yang bodoh atau berbudi rendah disebutnya sebagai orang yang tidak memiliki musik.22 Secara ontologis, musik merupakan perpaduan antara unsur material dan immaterial. Ia tersusun dari elemen-elemen yang bersifat jasmaniah dan rohaniah. Oleh karena itu musik memiliki kekuatan menspritualkan hal yang materi dan sebaliknya.23 Dalam sejarah musik, kita dapat mengenal adanya tiga jenis musik yang ada dalam dunia musik. Pertama, musik vocal yaitu melagukan sebuah syair yang hanya dinyanyikan dengan dengan pelantaraan oral (suara saja) tanpa iringan instrument musik, seperti paduan suara dan acapela. Kedua, musik instrumentalia yaitu musik yang dihasikan oleh alat-alat musik itu sendiri sehingga terdengar harmonis dan teratur, seperti pertunjukan musik orkestra
22
Zaenal Abidin, Musik Dalam Tradisi Tasawuf: Studi Sama‟ Dalam Tarekat Mawlawiyah, Skripsi Jurusan Aqidah Filsafat Fakultas Ushulluddin dan Filafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008. h, 11-12. 23 Zaenal Abidin, Musik Dalam Tradisi Tasawuf: Studi Sama‟ Dalam Tarekat Mawlawiyah, h. 11-12.
16
dan musik klasik. Ketiga, musik campuran yaitu perpaduan antara musik vocal dan musik instrumentalia.24 2. Kajian Sosiologi Tentang Teori Adaptasi Pada umumnya teori adaptasi diilhami oleh pemikiran Talcott Parsons. Sebelum membahas tentang adaptasi, terlebih dahulu akan dijelaskan mengenai budaya dan masyarakat menurut Talcott Parsons. Budaya merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari suatu kelompok masyarakat, karena suatu budaya memiliki nilai-nilai penting yang tidak dapat digantikan.25 Kelompok masyarakat tidak dapat hidup dengan sempurna tanpa budaya, begitu juga sebaliknya, suatu budaya tidak akan berjalan tanpa suatu kelompok masyarakat sebagai wadah dan pendukungnya. Walaupun secara teoritis dan untuk kepentingan analitis, kedua persoalan tersebut dapat dibedakan dan dipelajari secara terpisah. Budaya terbentuk dari berbagai unsur, diantaranya dalam sistem kepercayaan dan politik, adat-istiadat, bahasa, teknologi, pakaian, bangunan, dan karya seni.26 Pemikiran Talcott Parsons, banyak berpengaruh dari teori fungsionalismenya. Baginya masyarakat manusia diumpamakan
24
E. Nugroho, Adaptasi, Ensiklopedia Nasional Indonesia ( Jakarta: PT.Delta Pamungkas, 2004), jilid 1 A-AMYO, h. 413. 25 Alo Leliweri, Makna Budaya Dalam Komunikasi Antarbudaya, ( Yogyakarta: Lkis, 2003), h. 10 26 Alo Leliweri, Makna Budaya Dalam Komunikasi Antarbudaya, ( Yogyakarta: Lkis, 2003), h. 10
17
sebagai organ tubuh manusia, oleh karena itulah masyarakat juga dapat dipelajari seperti tubuh manusia.27 Pertama, tubuh manusia memiliki berbagai bagian yang saling berhubungan. Begitu juga dengan masyarakat, menurut Parsons dalam suatu masyarakat terdapat berbagai kelembagaan yang saling terkait dan bergantung satu sama lain.28 Kedua, pada setiap bagian tubuh manusia memiliki fungsi yang jelas dan khas. Demikian pula dengan bentuk kelembagaan dalam masyarakat. Setiap lembaga masyarakat melaksanakan tugas tertentu untuk stabilitas dan pertumbuhan masyarakat tersebut. Parsons merumuskan istilah “ fungsi pokok”( fungsional imperative) untuk menggambarkan empat macam tugas yang harus dilakukan agar masyarakat tidak “mati,” yang dikenal dengan sebutan AGIL (adaptation, goal attainment, integration, and latency).29 Pertama, Adaptation adalah suatu tindakan yang ditentukan pada sub sistem sosial agar tercapai suatu tujuan.30 Dengan demikian, adaptasi fokus pada keharusan sistem sosial untuk menghadapi lingkungan dunia seni, yaitu penyesuaian terhadap kondisi perubahan diluar.
Oleh karena itu, sistem yang dimaksudkan harus mampu
melakukan inovasi dan transformasi aktif dengan menggunakan beberapa perkembangan teknologi dan sumber daya pada kelompok 27
Suwarsono, Perubahan Sosial dan Pembangunan, Teori Modernisasi, Dependensi, dan Sistem Dunia, (Jakarta: LP3ES, 1994), h. 10 28 Suwarsono, Perubahan Sosial dan Pembangunan, Teori Modernisasi, Dependensi, dan Sistem Dunia, (Jakarta: LP3ES, 1994), h. 11. 29 Suwarsono, Perubahan Sosial dan Pembangunan, Teori Modernisasi, Dependensi, dan Sistem Dunia, h.11. 30 Peter Hamilton, Talcott Parsons dan Pemikirannya Sebuah Pengantar, h. 193.
18
tertentu untuk dimanfaatkan sebagai alat dalam rangka mencapai tujuan yakni penyesuaian dengan perkembangan zaman. Dalam tataran praktis, adaptasi ini dapat dioperasionalkan sebagai suatu upaya yang dilakukan oleh suatu kelompok, semisal kelompok musik, dalam menyediakan sarana demi menunjang terealisasinya tujuan. Dalam konteks adaptasi musik tersebut, para actor mencoba mendesain ulang penampilannya dengan keadangan lingkungan. Kedua, Goal Attainment merupakan suatu pencapaian tujuan. Agenda keteraturan sistem sosial kedua Parson ini ditujukan pada keharusan bagi sistem untuk memiliki kemampuan bertindak, guna mencapai tujuan, terutama pada tujuan bersama pada anggota suatu sistem.31 Titik tekan pada tahapan ini, meliputi pengambilan keputusan dari tujuan utama yang mendasari motivasi untuk melakukan desain ulang terhadap alat-alat, lagu-lagu, kostum, dan regenerasi pemain. Pada tatanan praktis dilapangan, tahap ini diarahkan pada proses perumusan kebijakan oleh pimpinan kelompok musik. Ketiga, Integration sebagai mekanisme yang mengatur sesuatu agar tidak terjadi pertentangan diantara individu-individu, kelompok, atau subsistem yang ada sehingga terjadi keseimbangan dalam sistem secara
keseluruhan.32
Dalam
kelompok
masyarakat
terdapat
mekanisme-mekanisme pembagian kerjanya, sehingga tidak terjadi 31
Peter Hamilton, Talcott Parsons dan Pemikirannya Sebuah Pengantar, h. 193. Peter Hamilton, Talcott Parsons dan Pemikirannya Sebuah Pengantar ( Yogyakarta: PT. Tiara Wacanayogy, 1990), h. 192. 32
19
suatu pertentangan dari berbagai hal. Parsons menyatakan
bahwa
integrasi ini merupakan persyaratan yang berhubungan dengan internalisasi antara pemimpin dan anggota kelompok, sehingga sistem sosial itu berfungsi efektif sebagai satu kesatuan yang termanifestasi kedalam solidaritas kelompok. Artinya, solidaritas internal dalam kelompok
dapat
dibangun
melalui
ikatan
emosional
untuk
menghasilkan kerja sama. Keempat, Latent Pattern Maintenance and Tension Management merupakan suatu sistem nilai dan kepercayaan yang beroperasi sebagai rancangan yang melegitimasi dan berkelanjutan bagi institusi utama dan sebagai pola motivasional yang terstruktur bagi anggotaanggotanya.33 Dalam
lembaga
ekonomi
menjalankan
fungsi
adaptasi
lingkungan, pemerintah bertugas untuk pencapaian tujuan umum, lembaga hukum dan agama menjalankan fungsi integrasi, dan yang terakhir, keluarga, dan lembaga pendidikan berfungsi untuk usaha pemeliharaan.34 Analogi
dengan
tubuh
manusia
mengakibatkan
Parsons
merumuskan konsep “keseimbangan dinamis-stasioner” (homeostatic equilibrium). Apabila satu bagian tubuh manusia berubah, maka bagian yang lain akan mengikutinya. Hal ini bertujuan untuk mengurangi ketegangan intern dan mencapai keseimbangan.
33
Peter Hamilton, Talcott Parsons dan Pemikirannya Sebuah Pengantar ( Yogyakarta: PT. Tiara Wacanayogya), h. 194. 34 Suwarsono, Perubahan Sosial dan Pembangunan, Teori Modernisasi, Dependensi, dan Sistem Dunia, h. 11.
20
Demikian juga dengan suatu masyarakat. Masyarakat selalu mengalami perubahan, akan tetapi teratur. Perubahan sosial yang terjadi pada satu lembaga akan berakibat pada perubahan di lembaga lain untuk mencapai keseimbangan baru. Dengan demikian, masyarakat bukan sesuatu yang statis, tetapi dinamis, sekalipun perubahan itu amat teratur dan selalu menuju pada keseimbangan baru.35 3. kajian Sosiologi tentang Teori Perubahan Sosial Setiap saat masyarakat selalu mengalami perubahan. Jika dibandingkan apa yang tejadi saat ini dengan beberapa tahun yang lalu. Maka akan banyak ditemukan perubahan baik yang direncanakan atau tidak, kecil atau besar, serta cepat atau lambat. Perubahanperubahan tersebut dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lingkungan sosial yang ada. Dimana manusia selalu tidak puas dengan apa yang telah dicapainya. Oleh karena itu manusia selalu mencari sesuatu agar hidupnya lebih baik. Ada beberapa ahli sosiologi yang memberikan definisi tentang perubahan sosial, antara lain:36 Kingsley, seorang sosiolog dari Barat, sebagaimana yang dikutip oleh Soerjono Soekanto, mengartikan perubahab sosial sebagai perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat. Dan menurut Mac Lver, sebagaimana yang dikutip oleh Soerjono Soekanto menyatakan bahwa perubahan sosial adalah
35
Suwarsono, Perubahan Sosial dan Pembangunan, Teori Modernisasi, Dependensi, dan Sistem Dunia, (Jakarta: LP3ES, 1994), h. 11. 36 Soerjono Soekanto, Pengantar Sosiologi, ( Jakarta: Rajawali Press, 1994),
21
perubahan-perubahan dalam hubungan sosial atau sebagai perubahan terhadap keseimbangan hubungan sosial.37
Auguste Comte berpendapat bahwa perkembangan yang positivisme akan mengakibatkan kemajuan secara terus-menerus, itu adalah pasti. Teorinya mengandung implikasi bahwa sejarah bergerak ke tujuan akhir, dan bahwa tahap-tahap sejarah sebelumnya penting, terutama karena sumbangannya terhadap tujuan akhir ini. Tahap ini merupakan satu masyarakat dimana bimbingan intelektual dan moral yang diberikan oleh para sosiolog akan memungkinkan pemimpinpemimpin politik untuk mementukan suatu kebijaksanaan yang akan menjamin seseorang untuk hidup bersama secara harmonis. Comte sendiri memakai model kemajuan linier (garis bujur) inilah yang menuju ke satu tujuan.38 Ahli ilmu sosial tidak sependapat dengan Comte tentang masa yang akan datang menjamin kemajuan yang terus-menerus, dan mereka tidak melihat sejarah manusia memperlihatkan suatu pola gerak linier yang luas menuju suatu tahap akhir. Bidang-bidang tertentu dari kemajuan linier dapat dilihat dari kemajuan yang terjadi dalam teknologi.39 Model yang dipakai oleh Comte mengenai kemajuan linier, dapat dipertahankan dengan menggunakan model perubahan sosio37
Soerjono Soekanto, Pengantar Sosiologi, ( Jakarta: Rajawali Press, 1994), h. 187. Doyle Paul Johnson, Teori Sosiologi Klasik dan Modern ( Jakarta: PT. Gramedia, 1986), h. 94-95. 39 Doyle Paul Johnson, Teori Sosiologi Klasik dan Modern ( Jakarta: PT. Gramedia, 1986), h. 95. 38
22
budaya yang digunakan oleh Sorokin. Pandangan Sorokin mengenai hakekat sosial memiliki hubungan yang sangat erat dengan Comte. Dikarenakan keduanya lebih memusatkan perhatiannya pada tingkat analisa budaya, dan menekankan pentingnya gaya intelektual, dan cara memandang dunia atas bentuk-bentuk pengenalan pola-pola organisasi sosial serta perilaku manusia.40 Perubahan sosial budaya bersifat linier atau berkembang menuju titik tertentu, dapat direncanakan atau diarahkan. Teori Linier dibedakan menjadi dua yaitu: Pertama, Teori Evolusi yaitu, Perubahan sosial budaya berlangsung sangat lambat dalam jangka waktu lama. Perubahan sosial budaya dari masyarakat primitif, tradisional dan bersahaja menuju masyarakat modern yang kompleks dan maju secara bertahap. Comte mengemukakan perkembangan masyarakat mengikuti perkembangan cara berfikir masyarakat tersebut yaitu tahap teologi (khayalan), tahap metafisis (abstraksi) dan tahap ilmiah (positif). Dan kedua, Teori Revolusi yaitu, Perubahan sosial menurut teori revolusi adalah perubahan sosial budaya berlangsung secara drastis atau cepat yang mengarah pada sendi utama kehidupan masyarakat (termasuk lembaga kemasyarakatan).41
Comte juga menjelaskan kemajuan evolusioner umat manusia dari masa primitif sampai ke peradaban Prancis abad kesembilan belas yang sangat maju. Hukum ini menyatakan bahwa masyarakat40
Doyle Paul Johnson, Teori Sosiologi Klasik dan Modern ( Jakarta: PT. Gramedia, 1986), h.
41
Soerjono Soekanto, Pengantar Sosiologi, ( Jakarta: Rajawali Press, 1994), h. 398.
95.
23
masyarakat (umat manusia) berkembang melalui tiga tahap utama. Tahap-tahap ini ditentukan menurut cara berpikir yang dominan: teologis, metafisik dan positif.42
Berdasarkan pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan, bahwa Comte mengusulkan suatu model linear yang berkulminasi pada munculnya masyarakat positivis, Sorokin mengembangkan model siklus perubahan sosial. Artinya, dia yakin bahwa tahap-tahap sejarah cenderung berulang dalam kaitannya dengan mentalitas budaya yang dominan, tanpa membayangkan suatu tahap akhir yang final. Tetapi siklus-siklus ini tidak sekedar pelipat gandaan saja; sebaliknya ada banyak variasi dalam bentuk-bentuknya yang khusus, dimana tema-tema budaya yang luas dinyatakan.
G. Metodologi Penelitian 1. Metode Dalam pembahasan skripsi ini, metode yang digunakan untuk menganalisa, mengerjakan, dan mengatasi masalah yang dihadapi dalam penelitian adalah dengan melalukan penelitian jenis kualitatif dengan metode deskriptif. Kualitatif disini, merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa karta-kata yang tertulis dari si pelaku yang sedang diamati.43
42
Doyle Paul Johnson, Teori Sosiologi Klasik dan Modern ( Jakarta: PT. Gramedia, 1986), h.
43
Lexi J. Maleong, Metode Penelitian Kualitatif ( Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1997),
95. h. 3
24
2. Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik pengumpulan data yang akan dipakai dalam penelitian ini diantaranya: a. Wawancara ( interview), untuk mendukung analisa tersebut, penulis melakukan wawancara langsung kepada (1) orang pemimpin kelompok musik, sebelas ( 11) orang pemain musik, dan (3) tiga orang penyanyi sekaligus penari dalam kelompok musik Gambang Kromong Mustika Forkabi dengan pertanyaan yang telah disiapkan, kemudian setelah itu dijawab oleh pemberi data dengan bebas dan terbuka. Dalam pelaksanaan wawancara penulis menggunakan metode sebagai berikut:
Wawancara bebas ( inguided interview), dimana penulis bebas menanyakan apa saja yang berkaitan dengan apa yang diinginkan, tetapi ia juga harus mengingat akan data apa yang akan dikumpulkan. Dalam pelaksanaannya pewawancaratidak tidak membawa pedoman apa yang ditanyakan.
Wawancara
terpimpin
(guided
interview),
suatu
wawancara yang menggunakan sederetan pertanyaan lengkap dan terperinci.44 b. Observasi merupakan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang terjadi, dan mempertimbangkan hubungan 44
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan dan Praktek ( Jakarta: PT. Renika Cipta, 1998), h. 145-146.
25
antara
aspek
dalam
fenomena
tersebut.45
Peneliti
juga
melakukan observasi ini dengan ikut berpartisipasi dalam kegiatan kelompok musik. Yang menjadi pokok observasi penulis dalam hal ini mengenai apa saja yang dipersiapkan pada waktu latihan dan pada waktu pentas. c. Dokumentasi, teknik ini digunakan dalam penelitian yang akan diteliti untuk melengkapi data yang diperlukan, yaitu dengan cara melihat dan mengambil buku-buku, artikel, dokumen atau arsip-arsip pada kegiatan kelompok musik. 3. Pedoman penulisan Pedoman dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan buku pedoman penelitian karya ilmiah CeQDA, Cet-II, Jakarta: 2007 yang disusun oleh tim penulis Hamid Nasuhi, Ismatu Ropi, Oman Fathurrohman, M. Syairoji Dimyati, Netty Hartati, Syopiansyah Jaya Putra. H. Sistematika Penulisan Untuk mempermudah pemahaman dan penulisan dalam penyusunan skripsi ini, maka dalam penyajiannya penulis membagi secara sistematis ke dalam lima bab yang secara garis besarnya dapat dijelaskan sebagai berikut: Bab I: Merupakan pendahuluan yang berisi uraian mengenai Pernyataan Masalah, Pertanyaan Penelitian, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Tinjauan Pustaka, Kajian Teoritis, Metodologi Penelitian, Sistematika Penulisan. 45
E. Kristi Foerwandari, pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi ( Jakarta: Psikologi UI,1998), h. 62
26
Bab II: Mengenai musik Gambang Kromong dalam kaitannya dengan masyarakat Betawi, dalam bab ini diperoleh mengenai Sejarah Singkat Kota Jakarta, Musik-musik Khas Betawi, Asal Mula dan Perkembangan Musik Gambang Kromong. Bab III: Merupakan Gambaran Umum musik Gambang Kromong dan Kelompok Musik Gambang Kromong. Bab IV: Membahas tentang strategi adaptasi kelompok musik Gambang Kromong, yang membahas tentang faktor-faktor pendukung kelompok musik Gambang Kromong tetap bertahan, dan strategi apa saja yang dilakukan kelompok musik Gambang Kromong dalam menghadapi perubahan. Bab V: Kesimpulan dari semua hal yang bersangkutan dengan musik Gambang Kromong.
BAB II MUSIK GAMBANG KROMONG DALAM KONTEKS MASYARAKAT BETAWI DI JAKARTA
A. Sejarah Singkat Kota Jakarta Jakarta merupakan Ibukota Republik Indonesia yang memiliki sejarah yang unik dan mempesona. Berawal ketika ditemukannya pelabuhan kecil yang bernama Sunda Kelapa pada zaman kerajaan Hindu Pajajaran. Masyarakat yang bertempat tinggal di pelabuhan Sunda Kelapa itu terdiri dari berbagai suku bangsa dan berbeda etnik. Akan tetapi semua itu tidak menimbulkan gejolak sosial dan benturan persepsi. Oleh karena itulah keberadaan pelabuhan Sunda Kelapa dijadikan sebagai acuan asal mula Jakarta yang dapat dilihat dari budaya yang berbeda-beda. Para arkeolog memperkirakan
bahwa
Jakarta
sebagai
suatu
pemukiman
yang
beranggotakan permanen, artinya masyarakat itu tinggal dan berakumulasi budaya di tempat itu sudah bertahun-tahun lamanya, tepatnya sejak tahun 4.000 SM. Hal itu terbukti karena adanya penemuan bekas-bekas permukiman dipinggir sungai Ciliwung. Pada abad ke-12 portugis datang ke pelabuhan Sunda Kelapa karena pelabuhan itu bukan hanya menarik dari masyarakatnya. Akan
tetapi,
pelabuhan itu sudah menjadi
pusat
perdagangan yang penting di Nusantara dan Asia.1 Tahun 1522 Portugis dan raja Pajajaran mengadakan perjanjian kerja sama, yang isinya antara lain, Portugis diizinkan membangun Benteng di 1
Seni Budaya Betawi Menggiring Zaman, ( Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, 2004), h. 1-3.
27
28
Sunda Kelapa. Akan tetapi kerajaan Islam menolak perjanjian itu dikarenakan adanya perubahan yang terlihat dari wajah pelabuhan Sunda Kelapa yang menjadi kekotaan dengan menempatkan unsur keraton sebagai unsur penting dari perubahan itu. Pada tahun 1527 dibawah pimpinan Fatahillah kerajaan Islam menyerang dan menduduki pelabuhan Sunda Kelapa dan berganti nama menjadi Jayakarta, yang artinya kemenangan berjaya.2 Pada tahun 1619 terjadi pertempuran antara Belanda dan Inggris. Di bawah pimpinan J.P Coan, pertempuran itu pun dimenangkan oleh Belanda. Kemudian nama Jayakarta berubah menjadi Batavia. Pada abad 17 dan 18, Jakarta menjadi tempat imigrasi orang-orang yang datang dari berbagai daerah di Nusantara, Melayu, Ambon, Bugis, dan Bali. Kedatangan mereka pada umumnya hanya untuk berdagang akan tetapi lama-kelamaan mereka mendirikan pemukiman dengan latar belakang etnik mereka sendiri. Dan sekitar tahun 1840-an muncullah istilah kampung. Istilah kampung ini sendiri dipergunakan untuk mengidentifikasikan permukiman asli. Istilah kampung juga muncul dari istilah Compound. Dan sejak saat itulah banyak orang mengenal istilah kampung Melayu, kampung Bali dan lain sebagainya. Sejak abad 17, berkembangnya kampung-kampung ini bersamasama baik di daerah dalam maupun di daerah pantai yang kemudian kampung-kampung itu menjadi kampung Betawi seperti yang dikenal sekarang.3
2
Seni Budaya Betawi Menggiring Zaman (Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, 2004), h. 3-4. Seni Budaya Betawi Menggiring Zaman (Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, 2004) , h. 4-5.
3
29
Pada tahun 1942 Jepang masuk ke Indonesia dan merebut Batavia dari Belanda, dan mengubah kota Batavia menjadi Jakarta. Sejak saat itulah Jakarta dan kampung-kampung yang ada didalamnya berkembang dengan pesat. Perkembangan ini bukan hanya dengan kebetulan saja melainkan karena banyaknya orang-orang Belanda yang datang dan menguasai Jakarta. Banyak diantaranya yang mendirikan pemukiman, pemukiman ini terbentuk berdasarkan pengelompokan etnik yang terdapat di kampung kota dan kampung pinggiran. Sebaliknya kampung-kampung yang sudah masuk ke Jakarta jauh sebelum Belanda datang seperti kampung pedesaan yang keaslian Betawinya sangat tampak dominan dalam kehidupannya. Jakarta jika dilihat dari bangunan fisiknya dapat dibagi menjadi beberapa periode; Periode pertama yaitu tahun 1619-1830 terbentuknya molenvleit (sekarang ini lebih dikenal dengan sebutan jalan Gajah Mada dan jalan Hayam Wuruk). Periode Kedua tahun 1830-1905 pada masa Weltervreder (Lapangan Benteng) sebagai pusat kota, periode selanjutnya yaitu pada 1905-1920 sebagai penataan kota yang lebih teratur melalui kotapraja, yang terakhir periode 1920-1940 sebagai penataan perbaikan sarana kota, perehabilitasian kampung, serta pengembangan kawasan baru. 4 Dengan berjalannya waktu terjadinya pertambahan penduduk dan terjadi perluasan daerah Jakarta dalam rangka perluasan dan pembangunan kota. Kaum Betawi yang bersatu bukan hanya karena proses penyesuaian saja, tetapi juga karena bahasa Melayu, kebudayaan Cina, Eropa, dan keseniannya, disamping itu juga karena perkawinan antar golongan yang
4
Seni Budaya Betawi Menggiring Zaman (Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, 2004), h. 7.
30
mempercepat terjadinya masyarakat dan kebudayaan baru yang disebut kebudayaan Betawi. Sifat campur aduk yang terdapat dalam dialek orang Betawi merupakan salah satu cerminan kebudayaan Betawi, yang mana semua itu merupakan hasil perkawinan dari berbagai macam kebudayaan, baik yang berasal dari daerah-daerah lain di Nusantara maupun berasal dari kebudayaan asing. Suku bangsa yang mendiami daerah sekitar Batavia dapat dikelompokkan sebagai suku Betawi awal (Proto Betawi). Adapun bahasa yang digunakan yaitu bahasa Melayu yang sekarang ini dijadikan bahasa Nasional. Menurut sejarah, kerajaan Sriwijaya dari Sumatera dapat menaklukkan kerajaan Tarumanagara, yang berpusat di Sundapura dan Sunda Kalapa. Oleh karena itulah bahasa yang digunakan adalah bahasa Melayu dan tidak diherankan jauh sebelum sumpah pemuda etnis Sunda di pelabuhan Sunda Kalapa sudah menggunakan bahasa Melayu yang pada umumnya digunakan di Sumatera.5 Masyarakat Betawi sangat terbuka akan segala sesuatu yang masuk ketengah kehidupan budayanya, tanpa mempermasalahkan dari mana asalusul dan unsur-unsur yang telah membentuk kebudayaannya. Demikian pula dengan keseniannya yang merupakan salah satu unsur kebudayaan yang menggambarkan ke Betawi-annya, terutama pada seni pertunjukkannya.
5
Ridwan Saidi, Profil Orang Betawi: Asal Muasal, Kebudayaan, dan Adat Istiadatnya ( Jakarta: PT. Gunara Kata, 1997), h. 3-4.
31
Menurut garis besarnya, orang Betawi di bagi menjadi dua bagian, diantaranya6: 1. Betawi tengah atau Betawi-kota Kawasan wilayah Geemente Batavia (kawasan wilayah pada zaman akhir pemerintah jajahan Belanda). 2. Betawi Pinggiran atau Betawi Ora di luar kawasan Geemente Batavia. Dari pemakaian bahasa menurut Muhajir wilayah Betawi terbagi atas dua kelompok, yaitu Betawi Tengahan dan Betawi Pinggiran. Betawi Ora termasuk Betawi asli karena masih menjalankan adat-istiadat dari nenek moyangnya. Daerah Betawi tengahan memiliki ciri-ciri sebagai berikut7: 1. Banyak prasarana pendidikan formal 2. Daerah Betawi tengah meliputi: Gambir, Menteng, Senen, Kemayoran, Sawah Besar dan Taman Sari. 3. Menurut sejarahnya, Betawi tengah ini merupakan Batavia bagian dari afdeling stand en voorsteden, yang sekarang ini merupakan pusat kota Jakarta.
6
Raras Miranti, “ Strategi Adaptasi Kelompok Musik Tanjidor Dalam Menghadapi Perubahan,” ( Tesis Program Pasca Sarjana Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia, 2003), h. 20 7 Raras Miranti, “ Strategi Adaptasi Kelompok Musik Tanjidor Dalam Menghadapi Perubahan, h. 21.
32
Sedangkan yang menjadi ciri Betawi pinggiran adalah8: 1. Belum terdapat prasarana pendidikan formal 2. Lokasinya bertempat disekitar Pasar Rebo, Pasar Minggu, Pulo Gadung,
Jatinegara,
Kemayoran,
Mampang
Prapatan
dan
sekitarnya. 3. Betawi pinggiran lebih mementingkan pendidikan agama dari pada pendidikan umum. 4. Mata Pencaharian Betawi pinggiran pada umumnya pedagang buah-buahan, dan petani. Orang Betawi dianggap sebagai penduduk asli Jakarta dan sebagai pendukung kebudayaan Betawi yang saat ini dalam keadaan terdesak di Ibukota Jakarta. banyak diantara mereka yang tinggal diluar wilayah DKI Jakarta atau yang lebih dikenal dengan sebutan Jabotabek. Selain orang Jawa dan Betawi, orang Tionghoa yang telah hadir sejak abad ke-17, juga menjadi salah satu etnis besar di Jakarta. Mereka biasa tinggal mengelompok di daerah-daerah pemukiman mereka sendiri, yang biasa dikenal dengan istilah Pecinan. Pecinan atau kampung Cina dapat dijumpai di Glodok, Pinangsia, dan Jatinegara. Namun kini banyak perumahan-perumahan baru yang mayoritas dihuni oleh orang Tionghoa, seperti perumahan di wilayah Kelapa Gading, Pluit, dan Sunter. Orang Tionghoa umumnya berprofesi sebagai pengusaha. Banyak di antara mereka yang menjadi pengusaha terkemuka, menjadi pemilik perusahaan manufaktur, perbankan, dan perdagangan ekspor-impor. 8
Raras Miranti, “ Strategi Adaptasi Kelompok Musik Tanjidor Dalam Menghadapi Perubaha ,h. 22.
33
Disamping etnis Tionghoa, etnis Minangkabau juga banyak yang berprofesi sebagai pedagang. Di pasar-pasar tradisional kota Jakarta, perdagangan grosir dan eceran banyak dikuasai oleh orang Minang. Disamping itu pula, banyak orang Minang yang sukses sebagai profesional, dokter, wartawan, dosen, bankir, dan ahli hokum. Tabel Hasil Sensus Penduduk 2010 Provinsi DKI JAKARTA9. No
Kota/Kabupaten
Jumlah Penduduk
Jumlah/ Total
Perempuan
1
Kepulauan Seribu
10,711
10,371
21,082
2
Jakarta Selatan
1,043,675
1,018,557
2,062,232
3
Jakarta Timur
1,372,300
1,321,596
2,693,896
4
Jakarta Pusat
455,326
447,647
902,973
5
Jakarta Barat
1,164,446
1,117,499
2,281,945
6
Jakarta Utara
821,179
1,645,659
4,736,849
9,607,787
Jumlah/Total
9
Laki-laki
824,480 4,870,938
Data Penduduk 2010 Provinsi DKI JAKARTA, diakses dari http://dds.bps.go.id/eng/aboutus.php?sp=0&kota=31 pada 4 Juni 2012
34
B. Musik-musik Khas Betawi Beragam seni Betawi diantaranya gambang kromong, keroncong tugu, rebana qasidah, ondel-ondel, dan tanjidor. Musik Betawi lebih menunjukkan cikal-bakal masyarakatnya. Pada orkes samrah unsur melayu lebih dominan. Sedangkan unsur Cina lebih dominan terlihat pada orkes gambang kromong. Pengaruh Eropa pun tampak pada tanjidor baik peralatan maupun pada lagulagu yang dibawakan. Dan terdapat bermacam-macam rebana dengan lagulagu yang khas yaitu lagu-lagu yang bernafaskan Islam. Beberapa orkes Betawi juga biasa dijadikan musik penggiring teater tertentu Gambang Kromong sebagai pengiring lenong. Sedangkan tanjidor biasanya dijadikan pengiring teater jipeng, dan jinong. Dan rebana biang biasanya untuk mengiringi pertunjukan belantek. Dan termasuk topeng Betawi yang memiliki pengiring yang khas.10 1. Tanjidor Musik tanjidor diduga berasal dari bangsa Portugis yang datang ke Betawi pada abad ke-14 sampai ke-16. Seorang ahli musik dari Belanda bernama Ernest Heinz berpendapat bahwa tanjidor asalnya dari para budak yang ditugaskan main musik untuk tuannya. Alat musik yang mereka mainkan antara lain: klarinet, piston, trombon, tenor, bas trompet, bas drum, tambul, simbal, dan lain-lain. Sedangkan lagu-lagu yang dibawakan adalah Batalion, Kramton, Bananas, Delsi, Was Tak-tak, Welmes, dan Cakranegara. Judul lagu itu sendiri meski
10
Seni Budaya Betawi Menggiring Zaman (Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, 2004), h. 42.
35
diucapkan dengan ucapan Betawi tetapi tetap berbau Belanda. Lagulagu
tanjidor
juga
diperkaya
dengan
lagu-lagu
gambang
kromong,karena itu instrumennya bisa ditambah dengan tehyan, rebana, beduk, gendang, kecrek, kempul, dan gong.11 2. Keroncong Tugu Musik Betawi yang juga mendapat pengaruh dari Barat adalah Keroncong Tugu. Musik Keroncong Tugu ini konon berasal dari Eropa Selatan. Sejak abad ke-17 musik ini berkembang di masyarakat tugu, yaitu sekelompok masyarakat golongan keturunan yang disebut Mardijkers, bekas anggota tentara Portugis yang dibebaskan dari tawanan Belanda. Pada masa lalu keroncong sering dibawakan sambil berbiduk-biduk di sungai di bawah sinar bulan. Selain itu keroncong ini juga dipergunakan untuk mengiringi lagu-lagu gerejani. Alat-alat musiknya adalah, biola, ukulele, banyo, gitar, rebana, kempul dan selo.12 3.
Musik Gambang Rancag Gambang rancag bisa disebut juga sebagai pertunjukkan musik sekaligus teater, bahkan sastra. Gambang rancag terdiri dari dua unsur yaitu gambang dan rancag. Gambang berarti musik pengiringnya dan rancag adalah cerita yang dibawakannya dalam bentuk pantun berkait. Umumnya membawakan lakon-lakon jagoan, seperti si Pitung, si
11
Yahya Andi Saputra dan Nurzain, Profil Seni Budaya Betawi (Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Propinsi DKI Jakarta, 2004), h. 16. 12 Seni Budaya Betawi Menggiring Zaman (Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, 2004), h. 57.
36
Jampang, dan si Angkri. Pantun berkait ini dinyanyikan oleh dua orang bergantian. Sama dengan berbalas pantun.13 4. Orkes Samrah Orkes samrah adalah ansambel musik Betawi. Instrument musiknya antara lain harmoni, biola, gitar, string bas, tamburin, marakas, banyo dan bas betot. Musik samrah telah berkembang di Jakarta sejak abad ke-17. Asalnya dari Melayu karena cikal-bakal orang Betawi adalah Melayu. Samrah sendiri berasal dari kata bahasa Arab “samarokh” yang memiliki arti berkumpul atau pesta dan santai. Kata “samarokh” oleh orang Betawi diucapkan menjadi “samrah” atau “sambrah”.14 5. Gamelan Ajeng Gamelan ajeng merupakan musik folkloric Betawi yang mendapat pengaruh dari musik Sunda. Alat musik gamelan ajeng terdiri dari kromong sepuluh pencin, terompet, gendang (dua gendang besar, dua kulanter), dua saron, bende, cemes (semacam cecempres), kecrek dan terkadang ada juga yang menggunakan dua gong (gong laki dan gong perempuan). Gamelan ajeng biasanya digunakan untuk memeriahkan hajatan, seperti khitanan atau perkawinan.15
13
Yahya, Profil Seni Budaya Betawi ( Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Propinsi DKI Jakarta, 2004), h. 8. 14 Yahya, Profil Seni Budaya Betawi, h. 18. 15 Yahya, Profil Seni Budaya Betawi, h. 10.
37
6. Gamelan Topeng Gamelan topeng adalah seperangkat gamelan untuk mengiringi topeng Betawi, sama halnya dengan gambang kromong yang digunakan untuk pengiring lenong. Gamelan topeng merupakan penyederhanaan dari gamelan lengkap. Alatnya terdiri dari rebab, sepasang gendang (gendang besar dan kulanter), ancang kenong berpencong tiga, kecrek, kempul yang digantung dan sebuah gong yang tahang atau gong angkong. Terdapat dua repertoar yang biasa dibawakan gamelan topeng. Pertama, lagu-lagu “dalem” seperti Kang Aji, Gendol Ijo, Glenderani, dan sebagainya. Kedua, lagu-lagu “luar”, yaitu lagu-lagu yang biasa diperdengarkan berdasarkan permintaan penonton. Antara lain, Geseh dan Bongbang.16 7. Musik Rebana: Rebana terbilang kesenian yang cukup populer di Jakarta. Di daerah lain, terutama di Jawa, alat musik bermembran ini disebut “terbang”. Sebutan rebana sendiri diduga berasal dari kata Arab “robbana” (Tuhan kami). Sebutan ini muncul dikarenakan lagu-lagu yang dibawakan biasanya lagu-lagu yang bernafaskan Islam. Dan lama-kelamaan alat musiknya disebut “rebana” atau “robana”, sebagaimana di daerah Ciganjur, Pondok Pinang dan sekitarnya.17
16
Yahya, Profil Seni Budaya Betawi ( Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Propinsi DKI Jakarta, 2004), h. 12. 17 Yahya, Profil Seni Budaya Betawi, h. 20-24.
38
a)
Rebana Biang Di daerah lain rebana jenis ini disebut juga dengan Rebana Gede, Rebana Salun, Gembyung, dan Terbang Selamet. Dikatakan rebana biang karena salah satu rebananya berbentuk besar. Meski bentuknya sama, rebana biang terdiri dari empat jenis. Yang paling kecil berdiameter 20 cm biasa disebut Ketog; yang bergaris tengah 30 cm disebut gendung; yang sedang bergaris tengah 60 cm dinamai kotek; yang paling besar bergaris tengah 60-80 cm dinamai biang. Dikarenakan bentuknya yang besar cara memainkannya sambil duduk dengan cara menyanggahnya dengan telapak tangan.18
b)
Rebana Ketimpring Sebutan rebana ketimpring dikarenakan adanya tiga pasang “kerincingan” yang dipasang pada badan rebana, yang terbuat dari kayu yang menurut istilah setempat disebut “kelongkongan”. Tapi tidak semua rebana berkerincingan disebut rebana ketimpring, ada pula yang bernama rebana hadroh dan rebana burdah. Rebana ketimpring jenis rebana yang paling kecil, yang garis tengahnya hanya berukuran 20 sampai 25 cm.19
18
Yahya , Profil Seni Budaya Betawi ( Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Propinsi DKI Jakarta, 2004), h. 21. 19 Yahya , Profil Seni Budaya Betawi, h. 23.
39
c)
Rebana Hadroh Sama halnya dengan rebana ketimpring akan tetapi ukuran rebana hadroh lebih besar. Garis tengahnya rata-rata 30 cm. rebana hadroh terdiri dari tiga jenis. Pertama, disebut Bawa, irama pukulannya cepat, dan berfungsi sebagai komando. Kedua, disebut Ganjil atau Seling dan berfungsi saling mengisi dengan bawa. Ketiga, disebut Gedug yang berfungsi sebagai bas. Karena itu adapula yang menyebutnya “rebana gedug”.20
d)
Rebana Ngarak Sesuai dengan namanya, rebana ngarak berfungsi mengarak dalam suatu arak-arakan. Rebana ngarak biasanya mengarak mempelai pengantin laki-laki menuju kerumah mempelai pengantin perempuan. Syair lagu rebana ngarak biasanya shalawatan. Syair shalawat itu biasanya diambil dari kitab maulid Syarafal Anam, Addibai, atau Diwan Hadroh. Karena berfungsi mengarak, itulah rebana ngarak tidak statis di satu tempat saja.21
C. Asal Mula dan Perkembangan Musik Gambang Kromong Gambang Kromong tercipta ketika orang-orang Tionghoa peranakan sudah semakin banyak di kota ini. Di waktu senggang mereka memainkan lagu-lagu Tionghoa dari kampung halaman moyang mereka di Cina dengan instrumen gesek Tionghoa su-kong, the-hian, dan kong-a-hian, bangsing 20
Yahya , Profil Seni Budaya Betawi ( Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Propinsi DKI Jakarta, 2004), h. 26. 21 Yahya, Profil Seni Budaya Betawi, h. 24.
40
(suling), kecrèk, dan ningnong, dipadukan dengan gambang. Gambang diambil dari khazanah instrumen Indonesia digunakan menggantikan fungsi iang-khim, yakni semacam kecapi Tionghoa, tetapi dimainkan dengan semacam alat pengetuk yang dibuat dari bambu pipih. Orkestra Gambang sekitar tahun 1880-an mulai ditambah dengan kromong, kendang, kempul, gong, dan kecrek. Dari situlah terciptalah Gambang Kromong. Sebutan Gambang Kromong sendiri di ambil dari nama dua buah alat perkusi, yaitu gambang dan kromong. Bilahan Gambang yang berjumlah 18 buah, biasa terbuat dari kayu suangking, huru batu atau kayu jenis lain yang empuk bunyinya bila dipukul. Kromong biasanya dibuat dari perunggu atau besi, berjumlah 10 buah (sepuluh pencon). Perangkat musik ini merupakan sebuah produk hasil akulturasi dari budaya Tionghoa dengan pribumi.22 Gambang Kromong sendiri mulai tersebar dari pusat kota Batavia dan sejak saat itu musik Gambang Kromong mulai tersebar bukan hanya dikenal dipenjuru kota saja melainkan di Jakarta, di bagian Utara Bogor, Tangerang dan Bekasi (jabotabek). Oleh karena itu kawasan-kawasan tersebut sekarang merupakan area budaya.23 Lagu-lagu yang dibawakan Gambang Kromong Belakangan ini selalu lagu-lagu yang berjenis khasanah Cina dan Betawi. Seperti lagu-lagu instrumental (phobin) berjudul Ma Tsu Thay, Kong Ji Lok, Phe Pan Tauw, Ban Kie Hwa, Phe Boo Tan, Ban Liauw, dan “lagu sayur” berjudul, antara
22
Indrasadguna, “Sekilas Tentang Gambang Kromong”, artikel diakses pada 13 mei 2011 dari http://www.wikipedia.com. 23 Tabe Jali, “Gambang Kromong, “ Tabloid Suara Forkabi: Aspiratif, Interaktif, Kreatif. Edisi 23/TH.III/September 2010, h. 15.
41
lain, Cente Manis, Kramat Karem, Sirih Kuning, Glatik, Nguknguk, Surilang, Lenggang Kangkung, Kudebel, Stambul Jampang, Jali-jali dan Kembang Siantan. Gambang Kromong sangat terbuka akan menerima pengembangan. Itulah sebabnya sekarang ini banyak orang mengenal Gambang Kromong dengan sebutan Gambang Kromong kombinasi atau modern. Dikatakan kombinasi karena susunan alat musik asli ditambah dengan alat musik Barat, seperti gitar, gitar melodi, bass, organ, saksofon, drum, dan sebagainya. Gambang Kromong kombinasi inilah yang dapat memenuhi semua keinginan penonton karena dapat dibawakan jenis lagu dangdut, kroncong, pop, bahkan gambus. Seniman musik pop pun bisa mempopulerkan lagu-lagu Gambang Kromong, seperti Benyamin S., Ida Royani, Lilis Suryani, Herlina Effendi dan lain-lain. Sementara itu tokoh gambang kromong yang masih terkenal hingga saat ini adalah Liem Lian Pho (Pemimpin Rombongan “Selendang Delima)”, Suryahanda (Pemimpin Rombongan “Naga Mustika)”, Samen, Acep, Marta (Pemimpin Rombongan “Putra Cijantung)”, yang mana sebelumnya itu dipimpin oleh Nya’at), Amsar (Pemimpin Rombongan “Setia Hati” dari Bendungan Jago), Samad Modo ( Pemimpin Rombongan “Garuda Putih)”, L. Yu Hap, Tan Kui Hap, dan Jali Jalut.24 Kesenian tradisional Betawi tidak selamanya berada pada posisi yang aman dan tentram. Ada saatnya kesenian tradisional ini mengalami kejayaan dan ada saatnya mengalami kemunduran. Berbagai faktor yang mendorong 24
Yahya dan Nurzain, Profil Seni Budaya Betawi ( Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Propinsi DKI Jakarta, 2004), h. 6-7.
42
orang semakin melupakan akan kesenian tradisionalnya diantaranya, faktor kemajuan teknologi dan kemajuan zaman. Selain itu juga dikarenakan banyaknya kebudayaan yang masuk dari penjuru dunia yang menguasai sikap dan tingkah laku masyarakat setempat yang menyebabkan kehidupan kesenian tradisional yang dulu menjadi tuan rumah di Negeri sendiri sekarang semakin tersisih.25 Kesenian tradisional yang hanya memiliki sedikit ruang tidak begitu saja mengalah dengan perkembangan yang datang silih berganti. Dengan sedikitnya ruang untuk kesenian tradisional inilah mau tidak mau kita harus menerima sentuhan estetika dan artistik modern yang datang. Akan tetapi dengan menerima sentuhan artistik dan estetika modern sudah pasti jangan sampai menghilangkan keaslian budayanya melainkan bertujuan hanya untuk memperkokoh dan memperkaya kesenian dan kebudayaan tradisional Betawi.26
25 26
Seni Budaya Betawi Menggiring Zaman, ( Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, 2004), h. 32-34. Seni Budaya Betawi Menggiring Zaman, h . 19.
BAB III GAMBARAN UMUM MUSIK GAMBANG KROMONG DAN KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG
A. Musik Gambang Kromong Gambang Kromong adalah salah satu musik tradisional yang cukup populer ditengah maraknya blantika musik Indonesia. Jenis musik ini merupakan perbauran antara unsur Pribumi dengan unsur Cina. Perbauran itu tampak pada alat musiknya. Pertunjukan seni Gambang Kromong sering kita lihat dan dengar di radio, di layar kaca, bahkan di hotel berbintang. Grup seni musik Gambang Kromong juga tampil
dalam acara-acara budaya yang
bernuansa Betawi dan Festival-festival lainnya. Seperti yang dituturkan oleh salah satu informan: kite mah tampil dimane aje, di ulang tahun Jakarta, acara hajatan, dan salah satunye kite tampil secara rutin di Setu Babakan, disitukan tempat pelestarian kesenian Betawi, sekaligus buat menghibur pengunjung yang dateng ke Setu Babakan dan sekaligus juga buat melestarikan seni budaya Betawi.1
1. Susunan Musik Gambang Kromong Dalam musik Gambang Kromong secara orkestra Barat tidak ada aturan yang baku, karena alat yang dimainkanpun tidak selengkap pada orkestra Barat. Pada musik Gambang Kromong alat musik pokok yang dimainkan ada Sembilan yakni: Gambang, Kromong, Tehyan, Kongahyan, Shukong, Kemong, Kendang, Kecrek, dan Ningnong. 1
Wawancara Pribadi dengan Pemimpin Kelompok Musik Gambang Kromong Wiwi Sriwijaya, Jakarta Timur, pada 10 Desember 2011.
43
44
Musik Gambang Kromong untuk mengiringi arak-arakan, pada umumnya yang memainkan melodi berada di depan barisan, karena pemain melodi yang mengatur harmonisasi dari irama musik serta agar terliat elegan, sedangkan musik Gambang Kromong yang dimainkan dalam setiap hajatan tidak ada aturan dalam penempatan masing-masing alat musik, akan tetapi penempatannya terserah pada pemain saja dimana pun mereka mau selama masih dalam satu area, bahkan duduk dilantai pun tak mengapa. Sedangkan untuk urutan lagu yang dimainkan juga tidak ada ketentuan yang baku, bahkan terkadang lagu yang dibawakan itu di tentukan atas permintaan penanggap, dan penonton. seperti yang dituturkan oleh salah satu pemain: Pada awalnye, musik yang mau dimaenin itu sejalan ama ape yang udah disiapin sebelum tampil, tapi kadang-kadang pas kite tampil penonton atau penanggap minta kite maenin musik atau lagu yang mereka mau, nah otomatis kite sebagai pemain harus ikutin, soalnya kite kaga mau bikin penonton atau penanggap kaga senang atau kecewa.2
2. Rincian Alat Musik Gambang Kromong Dalam musik Betawi terjadi pembauran atau pencampuran antara unsur Cina, Arab dan Barat dengan pribumi. Pembauran itu tampak pada alat musik Gambang Kromong yaitu kemor, gendang, kecrek, kempul dan gong, rebab, gitar, misalnya perbaduan alat musik betawi dengan unsur dari alat musik Cina tampak pada alat-alat musik gesek yaitu sukong, tehyan, dan kongahyan, sedangkan perpaduan antara alat musik Betawi dengan Arab dan Barat dapat terlihat dari rebab dan gitar. Seperti yang di ungkapkan oleh pemain Gambang Kromong bapak Liman Sagita: 2
Wawancara Pribadi dengan Tinggal Malangga, Jakarta Timur, pada 25 Desember 2011.
45
Dulu mah alat musik Gambang Kromong cuma sedikit, sekarang mah banyak banget. Ya gara-gara perubahan zaman juga, sekarang mah alat musik Gambang Kromong ditambah ama gitar, gendang, kecrek, kemor, sama gong.3 Instumen alat musik Gambang Kromong secara keseluruhan ini terdiri dari4: a) Gambang, instrument pukul yang mempunyai sumber suara sebanyak 18 buah bilah dengan skala tangga nada khas Cina( terbuat dari kayu, berasal dari Jawa dan Sunda). b) Kromong, instrumen pukul dari logam, bentuknya mirip dengan boning Jawa yang terdiri dari 10 buah sumber suara yang berbentuk seperti mangkok. c) Tehyan, semacam biola berukuran kecil berasal dari Cina, cara memainkannya dengan cara menggesek pada posisi tegak dan pemain duduk bersila. d) Kongahyan, semacam rebab berukuran sedang dan berasal dari Cina, yang memiliki suara tinggi seperti suara biola, yang berfungsi sebagai berlagu senada dengan penyanyi. e) Shukong, semacam biola berukuran besar dan berasal dari Cina, cara memainkannya digesek dan berfungsi sebagai pemanis dikarenakan digesek sewaktu-waktu saja. f) Kemong, semacam gong kecil berasal dari gamelan Jawa dan Sunda.
3
Wawancara Pribadi dengan Liman Sagita, Jakarta Timur, pada 25 Desember 2011. Seni Budaya Betawi Menggiring Zaman,” ( Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, 2004), h. 42.
4
46
g) Kendang, semacam tambur dengan dua permukaan, juga merupakan perangkat gamelan Jawa, Sunda, dan Bali. Gunanya untuk memberi irama. h) Kecrek, beberapa bilah perunggu yang diberi landasan kayu untuk dipukul-pukul sehingga berbunyi crek-crek. Gunanya untuk memberi tanda akan dimulai atau diakhiri oleh seorang pemimpin musik. i) Ningnong, berupa dua buah piringan dari logam yang dikaitkan pada kerangka. Pemukul yang digunakan terbuat dari kayu yang berasal dari gamelan Jawa atau Sunda.5 3. Sistem Nada, dan Laras pada Musik Gambang Kromong Seperti halnya musik Tionghoa dan kebanyakan musik Timur lainnya, Gambang Kromong hanya memakai lima nada (pentatonis) yang semuanya mempunyai nama dalam bahasa Tionghoa: sol (liuh), la (U), do (siang), re (che) dan mi (kong). Tidak ada nada fa dan si seperti dalam musik diatonis, yakni musik Barat utamanya. emang sih zaman dulu mah nadanya cuma ada sol, la, do, re dan mi. trus kaga ada nada fa ama nada si. Tapi sekarang mah udah banyak perubahan nada, ya semuanye itu gara-gara zaman yang udah berubah, ya mau nggak mau kite harus ikutin. Itu juga supaya kesenian ini tetap ade.6 Larasnya adalah salèndro yang merupakan ciri khas Tionghoa sehingga disebut Salèndro Cina, atau ada pula yang menyebutnya Salèndro Mandalungan. Dengan demikian semua instrumen dalam orkestra
5
Seni Budaya Betawi Menggiring Zaman,” ( Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, 2004), h. 45. 6 Wawancara Pribadi dengan Wiwi Sriwijaya, Jakarta Timur, pada 10 Desember 2011.
47
Gambang Kromong dilaras sesuai dengan laras musik Tionghoa, mengikuti laras Salèndro Cina tadi.7
4. Cara Bermain
Dalam memainkan musik Gambang Kromong, pada umumnya tidak ada pengaturan yang baku, seperti pada penempatan alat, posisi pemain, bahkan posisi penyanyi dan pemainnya. Penempatan posisi ini tidak berlaku pada kelompok musik Gambang Kromong ini, karena posisi dari alat, pemain, penyanyi dan penari itu atas kehendak pemain itu sendiri selama masih berada di satu tempat.
Untuk memainkan lagu-lagu Gambang Kromong baik lagu phobin ataupun lagu layur, para pemusik (panjak) Gambang Kromong pada awalnya harus mampu membaca not-not yang ditulis dalam aksara penulisan bahasa Tionghoa tersebut, namun dengan kemahirannya dalam memainkannya, akhirnya banyak pemain yang dengan sendirinya mahir memainkan lagu-lagu tersebut tanpa melihat noot-nya lagi dikarenakan sudah hafal dan lamanya bermain kesenian musik Gambang Kromong. Seperti yang dituturkan oleh salah salah satu pemain:
Saya bermain musik Gambang Kromong sudah hampir tujuh tahun, makanya hampir semua lagu udah saya hafal, jadi kalo pentas udah nggak perlu lihat teks lagi, karena teks –nya udah ada didalam kepala semua alias udah hafal semua lagunye.8
7
Indrasadguna, “Sekilas Tentang Gambang Kromong,” artikel diakses pada 13 Mei 2011 dari http://www.wikipedia.com. 8 Wawancara Pribadi dengan Tinggal Malangga, Jakarta Timur, pada 25 Desember 2011.
48
5. Repertoar
Repertoar (lagu-lagu) Gambang Kromong terdiri dari dua kategori utama: lagu lama (lagu phobin) dan lagu sayur. Lagu lama mewariskan sebuah repertoar yang dekat dengan unsur Cina dan lokal. Lagu sayur memperlihatkan unsur Barat dan Nusantara dan terus berkembang musik di Indonesia.9
Lagu-lagu phobin merupakan lagu-lagu yang dinyanyikan oleh orkestra dahulu kala. Lagu-lagu phobin sendiri merupakan lagu-lagu tradisional yang berasal dari Tionghoa di bagian Barat propinsi Hokkian (Fujian), lebih tepatnya di Cina Selatan. Lagu-lagu phobin juga merupakan repertoar lagu yang tertua dalam Gambang Kromong. Walaupun lagu-lagu phobin merupakan repertoar yang tertua, akan tetapi sampai sekarangpun masih ada yang memainkannya meskipun tidak sebanyak dulu, seperti Phobin Khong Ji Liok, Peh Pan Thau, Cu Te Pan, Cia Cu Siu, Cai Cu Teng, Seng Kiok bahkan dalam upacara pernikahan dan kematian orangorang Tionghoa tradisional.10
Setelah
lagu
phobin
mulailah
diciptakan
lagu-lagu
yang
dinyanyikan, lagu-lagu ini dinamakan Lagu Dalem. Pada umumnya Lagu Dalem ini dinyanyikan dalam bentuk pantun-pantun dengan menggunakan bahasa Melayu Betawi. Sedangkan lagu Dalem yang masih dinyanyikan
9
Gambang Kromong, Betawi,” artikel di akses pada 6 Januari 2012 http://sosbud.kompasiana.com/2010/11/26/konser-karawitan-muda-indonesia-pada-festivalbudaya-jakarta-2010/ 10 Gambang Kromong,” artikel di akses pada 6 Januari 2012 http://betawidijakarta.blogspot.com/2010/05/gambang-kromong.html.
dari dari
49
sampai sekarang antara lain: Poa Si Li Tan, Pecah Piring, Semar Gunem, Mawar Tumpa, Mas Nona, Gula Ganting, Tanjung Burung, Nori Kocok (burung nori), dan Cente Manis Berdiri. Lagu Dalem dinyanyikan pada waktu perhelatan atau acara untuk menghibur tamu-tamu yang tengah menikmati hidangan. Lagu Dalem sendiri bukan untuk ngibing karena Lagu Dalem berirama tenang dan jernih. Selain Lagu Dalem ada juga Lagu Sayur, akan tetapi Lagu Sayur memang di ciptakan untuk ngibing.
Repertoar dalam musik Gambang Kromong yang sangat dikenal oleh masyarakat penontonnya, antara lain: Pecah Piring, Duri Rembang, Temenggung Menulis, Go Nio Rindu, Thio Kong len, Engko si Baba, dan lain-lain. Selain itu gambang kromong, biasanya disertai pula dengan lakon-lakon, seperti: Si Pitung, Pitung Rampok Betawi, Bonceng Kawan, Angkri Digantung, dan lain-lain.
Adapun lagu Gambang Kromong yang terkenal adalah Jali-Jali. Sedangkan lagu jenis Nina Bobok kebanggaan Gambang Kromong, berJudul indung-indung. Orkes ini memiliki repertoar asli dalam bahasa Cina, yang disebut sebagai lagu-lagu Phobin. Karena para penyanyinya kebanyakan terdiri dari wanita-wanita pribumi, maka repertoar Phobin tidak dinyanyikan, melainkan dimainkan sebagai "gending" (instrumental). Hal itu, bukan karena komposisi-komposisi tersebut memang bersifat gending, karena banyak di antaranya yang benar-benar merupakan "Lied" atau lagu untuk nyanyian vokal. Di antara lagu-lagu pobin ialah: Soe Say Hwee Bin (Joo Su Say sudah kembali), Kim Hoa Tjoen (Bunga Kim Hoa
50
Berkembang), Pek Bouw Tan (Bunga Bow Tan Nan Putih), Kong Djie Lok, Djien Kwie Hwee (Pulang Kembalinya Pahlawan bernama Siek Jin Kwie).11
Lagu-lagu yang biasanye kite nyanyiin itu, awalnya lagu tradisional dulu, boleh dibilang sebagai lagu wajib sebelum nyanyiin lagu-lagu yang laen. Itu kite lakuin supaya penonton tau lagu-lagu tradisional Betawi biarpun cuma sekilas nah kira-kira tiga lagu dah, abis itu baru lagu-lagu modernnya kita nyanyiin.12
6. Kelengkapan Penyajian Musik Gambang Kromong
a) Aspek Magis
Dahulu pada setiap akan melangsungkan pementasan musik Gambang Kromong dilakukan ritual khusus, yang diyakini jika tidak melakukan ritual tersebut akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan baik itu dari pemain dan penonton atau dari si penanggap. Ritual yang dilakukan berupa membakar kemenyan, setelah itu alat musik Gong dikepul-kepulkan asap kemenyan kemudian setelah dikepulkan asap, Gong dipukul sebanyak tiga kali dan setelah itu barulah musik Gambang Kromong dapat dimainkan. Akan tetapi dengan perkembangan zaman, sekarang ini tidak ada ritual khusus yang dilakukan pada saat akan pentas, seperti halnya pada zaman dulu.13 Karena zaman sekarang sudah tidak mempercayai hal-hal yang tidak masuk akal, selain itu ada 11
Gambang Kromong,” artikel diakses pada 6 januari 2012 http://www.jakarta.go.id/web/encyclopedia/detail/637/Gambang-Kromong. 12 Wawancara Pribadi dengan Wiwi Sriwijaya, Jakarta Timur, pada 10 Desember 2011. 13 Wawancara Pribadi dengan Wiwi Sriwijaya, Jakarta Timur, pada 10 Februari 2012.
dari
51
anggapan jika melakukan ritual semacam itu akan membuat seseorang musyrik karena mempercayai suatu hal yang ghai, dan mempercayai hal tersebut dan jika tidak dilakukan ritual itu maka para pemain, penonton dan penaggap akan terkena musibah.
b) Kostum
Kostum yang biasa digunakan pada setiap pementasan kelompok musik gambang kromong selalu mengenakan baju atau seragam, masing-masing kelompok mempunyai dua atau tiga jenis seragam, yaitu: 14
1. Kebaya Encim, yaitu kebaya dengan bordiran di kerah dan biasanya warna kebayanya tidak ditentukan, akan tetapi ditentukan menurut keinginan masing-masing. 2. Ujung Serong adalah pakaian untuk laki-laki yang digunakan oleh pemimpin kelompok musik yaitu pakaian serba hitam, peci, celana, baju, dan sandal yang digunakan seluruhnya berwarna hitam. 3. Sadariah, merupakan pakaian yang dipakai oleh pemain alat berupa, celana bahan atau celana dengan motif kotak-kotak, baju koko, sandal jepit, serta sebagai pelengkap meletakkan sarung yang dilipat diletakkan dileher.
14
Wawancara Pribadi dengan Wiwi Sriwijaya, Jakarta Timur, pada 10 Februari 2012.
52
B. Kelompok Musik Gambang Kromong Mustika Forkabi Kelompok musik Mustika Forkabi berawal dari sebuah organisasi masyarakat yang bernama Forum Komunikasi Anak Betawi ( FORKABI). Salah satu tujuan organisasi ini untuk melestarikan kebudayaan Betawi. Oleh karena ingin melestarikan kebudayaan Betawi, mereka terpikir akan membuat kelompok musik. Oleh karena tujuan mereka ingin melestarikan suatu kebudayaan dan karena adanya hubungan kekerabatan antara organisasi Forkabi dengan Masyarakat, maka terbentuklah suatu kelompok musik yang mereka beri nama Mustika Forkabi dan pada tanggal 1 Oktober 2003 kelompok musik ini diresmikan. Pada umumnya pemain dan pemimpin dalam kelompok musik ini tidak lain berasal dari keluarga atau kerabat dari organisasi Forkabi sendiri, akan tetapi tidak menutup kemungkinan untuk masyarakat lainnya15. 1. Pemimpin Kelompok Musik Gambang Kromong Didalam kelompok musik gambang kromong ada pembagian peranan yaitu pemain dan pemimpin. Kedua peranan ini sangat berkaitan erat. Selain itu pada setiap kelompok pasti ada pemimpinnya. Pemimpin yang ada pada kelompok gambang kromong memiliki dua pengertian, yakni;
pemimpin dalam
kelompok dan pemimpin dalam suatu
pertunjukkan musik Gambang Kromong. Pemimpin disini memiliki dua pengertian yaitu pemimpin dalam suatu permainan pada pementasan musik dan pemimpin dalam kelompok musik itu. Pemimpin kelompok musik Gambang Kromong adalah pemilik 15
Wawancara Pribadi dengan Wiwi Sriwijaya, Jakarta Timur, pada 26 Februari 2011.
53
alat-alat Gambang Kromong, karena biasanya mereka merupakan ahli waris dari generasi sebelumnya yang juga merupakan pemain Gambang Kromong. Disamping menjadi pemimpin ia juga merangkap sebagai pemainnya. Jadi ia sebagai pemimpin bukan karena faktor usia yang lebih tua ketimbang pemain yang lainnya, melainkan dikarenakan kepemilikan alat musik. Seperti yang dituturkan informan: Ane jadi pemimpin dalam kelompok musik ini bukannya gara-gara umur ane yang lebih tua dari pemaen yang laennya, tapi garagara ane yang punye alat-alat musik ini. Asal ente tau aje, umur ane itu lebih mude dari pemain yang laennya.16 Pemimpin dalam suatu permainan musik Gambang Kromong dipegang oleh pemain yang memainkan instrument kemor sekaligus pemain lenong dan bahkan instrument inipun belum tentu dapat dipegang oleh pemimpin kelompok. ane sebagai pemimpin dalam pementasan udah harus nyiapin semua yang dibutuhkan pada saat kite akan pentas. Tapi bukan berarti yang udah ane siapin itu tanpa persetujuan pemimpin kelompok, justru ane pernah ngubah semua yang ane udah siapin, kalo pemimpin kelompok ada yang kurang setuju ame yang ane siapin ya mau kaga mau ane harus ikutin apa kata pemimpin kelompok.17 Hubungan antara pemimpin dengan anak buahnya tidak ada perbedaan melainkan sangat kekeluargaan, bahkan dalam menentukan pembagian hasil mainpun tidak berdasarkan ia dekat atau tidaknya dengan pemimpin. Pada bab terdahulu telah dinyatakan bahwa umumnya anggota kelompok musik Gambang Kromong merupakan orang-orang yang memiliki pertalian darah dan dari keluarga yang bergabung dalam 16 17
Wawancara Pribadi dengan Wiwi Sriwijaya, Jakarta Timur, pada 26 Februari 2012. Wawancara Pribadi dengan Tinggal Malangga, Jakarta, pada 25 Desember 2011.
54
organisasi Forkabi. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan orang lainpun diperbolehkan masuk dan menjadi anggota kelompok Gambang Kromong. Dengan sendirinya untuk mengatur segala kegiatan dijalankan secara kekeluargaan. 2. Pemain kelompok Musik Gambang Kromong Pada umumnya pemain musik gambang kromong Mustika Forkabi ini adalah tidak lain anggota dan keluarga dari organisasi Forkabi itu sendiri. Akan tetapi dalam setiap pemain tidak terdapat kriteria yang khusus untuk menjadi pemain, yang dibutuhkan hanyalah kemauan yang teguh dan memang bertujuan untuk melestarikan kebudayaan. Setiap pemain dapat memainkan alat lebih dari satu, semua itu berguna jika terdapat pemain yang berhalangan untuk pentas dapat digantikan oleh pemain lainnya. Seperti yang dituturkan informan: Ane sih asli orang Betawi, jadi ane milih ikut maen musik ini ya gara-gara ane orang Betawi asli dan buat ngasah kemampuan ane dalam maen nih musik soalnye sebelum ane bergabung ama nih kelompok ane udah diajarin ama babeh ane. Disini ane bisa maenin alat musik lebih dari satu, selain ane maenin alat kemor tapi ane bisa maenin alat musik gendang ama gong.18 Alasan mereka ingin menjadi pemain Gambang Kromong sebagian besar dikarenakan sudah menjadi warisan turun temurun dari orang tua mereka, ada juga karena ingin mempertahankan seni kebudayaan mereka yang sudah ada sejak dulu agar tidak punah oleh perubahan zaman. keahlian dalam memainkan alat Gambang Kromong mereka dapatkan dari orang tua mereka, akan tetapi ada juga yang belajar sendiri seperti pemain kecrek dan gong. 18
Wawancara Pribadi dengan Nurdin, Jakarta, pada 25 Desember 2011.
55
Ane bisa maenin nih alat belajar dari H. Sanan, dia itu guru ane yang ngajarin ane maen nih alat, asal ente tau, ane belajar nih alat kaga bentar, tapi ane udah dua tahun belajarnya. Sekarang mah Alhamdulillah ane udah lancar.19 Penguasaan musiknya sendiri diwariskan secara turun temurun di kalangan seniman sehingga lagu-lagu yang dibawakan sudah semakin berkurang dalam perbendaharaannya. Bisa dibilang sudah tidak utuh lagi, karena lagu-lagu yang dimainkan hanya berdasarkan perasaan dan ingatan si pemainnya saja. 3. Penonton Musik Gambang Kromong
Penyajian Gambang Kromong pada awalnya hanya sebagai hiburan yang dimainkan oleh orang-orang Tionghoa yang dimainkan dikampung halaman nenek moyang mereka di Cina. Saat ini Gambang Kromong lebih ditekankan sebagai seni budaya yang perlu dilestarikan dan sebagai seni pertunjukkan, maka penontonnya bukan dari kalangan Betawi saja melainkan dari berbagai kalangan. Gambang Kromong sekarang ini juga sering disajikan pada pesta-pesta rakyat, perkawinan, pesta tahun baru Cina, serta pada acara Tapekong (tempat peribadatan Cina).
kite sebagai kelompok seni Betawi kadang-kadang salut juga ama penonton, soalnye yang nonton kite setiap pentas bukannya cuma orang Betawi aje melainkan dari orang ape aje, contohnya orang Jawa, Sunda, ama Cina, karena itu kite jadi tambah semangat buat nampilin kesenian ini.20 Gambang Kromong sebagai seni budaya dan sebagai seni pertunjukkan, maka antara penonton dengan pemain tidak menyatu, lain halnya jika mereka pentas dalam acara hajatan, mereka dapat menyatu 19 20
Wawancara Pribadi dengan Rifqi, Jakarta, pada 25 Desember 2011. Wawancara Pribadi dengan Lili, Jakarta Timur pada 25 Desember 2011.
56
semua itu dikarenakan penontonnya tidak lain merupakan bagian dari hajatan itu. Bahkan terkadang untuk memeriahkan hajatan itu mereka menarik penonton untuk menari bersama.
4. Perias dan Dekorator Pada
kelompok
musik
Gambang
kromong
mereka
tidak
bergantung pada perias dan dekorator, karena pada setiap akan pentas semua keperluan pemain musik, penari bahkan pemain lenong telah mereka kerjakan sendiri. Baik dari persiapan alat musik, kostum hingga tata riasnya. Sedangkan untuk dekorasi tempat terkadang sudah disiapkan oleh penyelenggara. Bagi mereka penampilan memang merupakan suatu hal yang sangat menentukan dalam segala hal, akan tetapi bagi pemain yang terpenting adalah bagaimana mereka dapat membuat penonton yang melihat mereka senang dan terpukau akan pementasan yang mereka suguhkan kepada penonton. seperti yang dituturkan informan: ane ngerias muka ane sendiri, kaga pake tukang rias. Emang sih dulu waktu pertama-tama mah ane diriasin, itu juga diriasin sesama pemain, nah dari situ ane mulai belajar ngerias sendiri kaga pake diriasin ama orang laen lagi sampe sekarang deh.21 5. Pembinaan Kelompok Musik Gambang Kromong Seperti halnya dengan propinsi lain di Indonesia yang memiliki kesenian khas. Jakarta sebagai Ibukota Negara yang memiliki sejarah kesenian hasil dari akulturasi dengan masyarakat pendatang zaman tempo dulu, adanya pengaruh dari Arab, Spayol, Portugal, Cina, budaya Jawa, Sumatera, dan Sunda yang lambat laun akan berkembang dikalangan
21
Wawancara Pribadi dengan Badrina, Jakarta, pada 25 Desember 2011.
57
masyarakat Betawi asli. Dan semua pengaruh itu diterima dengan tangan terbuka tanpa harus menghilangkan keasliannya.22 Umumnya pembinaan kelompok musik tradisional itu dipegang oleh Sub Dinas Kebudayaan, melalui perangkat Dinas Kebudayaan DKI Jakarta ini tersusunlah buku mengenai Pola Dasar Operasional Pembinaan Kesenian Daerah Khusus Ibukota Jakarta ( 1984). Kesenian yang tumbuh dan berkembang di Wilayah DKI Jakarta merupakan suatu sarana masyarakat untuk mengungkapkan rasa keindahan serta menyampaikan pesan dan amanat yang mengandung nilai-nilai kehidupan budayanya. Dalam buku pedoman disinggung mengenai pembinaan kesenian Betawi yang meliputi tiga kerangka yaitu, perkembangan kesenian Betawi, kedudukan kesenian Betawi, dan pembinaan Kesenian Betawi. Dalam pembinaan kesenian Betawi pemerintah daerah berfungsi sebagai pamong maka pembinaan kesenian Betawi perlu diselenggarakan dan terus ditingkatkan. Pembinaan kesenian Betawi meliputi empat pembinaan, yaitu seniman, kesenian, masyarakat, dan pembinaan sarana dan prasarana. Pada bagian kedudukan kesenian Betawi, sesuai Undang-Undang Dasar 1945 pasal 32 yang menyatakan bahwa puncak-puncak kebudayaan perlu terus dikembangkan menuju ke arah kebudayaan adab, budaya dan persatuan, dengan tidak menolak bahan-bahan baru dari kebudayaan asing yang dapat diperkembangkan atau diperkaya kebudayaan bangsa itu sendiri, serta mempertinggi derajat bangsa Indonesia, maka pembinaan
22
Seni Budaya Betawi Menggiring Zaman,” ( Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, 2004), 35-38.
58
terhadap kesenian Betawi telah menunjukkan potensi yang besar sebagai kesenian nasional perlu dilaksanakan.23 Dalam realisasi pembinaan kesenian Betawi dapat diamati dari berbagai program Dinas Kebudayaan DKI Jakarta melalui proyek pembinaan Organisasi Kesenian Dinas Kebudayaan DKI Jakarta seperti pekan
dan
diskusi
kesenian
(1993/1994).
Pekan-pekan
kesenian
dilaksanakan setiap tahun, berbagai lomba kesenian musik seperti Gambang Kromomg, lomba vocal group dan group keroncong, kesenian di Anjungan DKI di Taman Mini Indonesia Indah, festival Wayang Betawi, teater Tradisional di lima Gelanggang Remaja di DKI, dan festival musik Tanjidor dan Ondel-ondel.24 Program Dinas Kebudayaan DKI Jakarta selain mengadakan lomba-lomba tetapi juga menerbitkan bermacam-macam buku-buku tentang jenis kesenian melalui proyek pelestarian dan pengembangan kesenian tradisional Betawi Dinas Kebudayaan DKI Jakarta. seperti musik Samrah (1996), Topeng Gong ( 1992), Metode Penelitian Seni Budaya (1994), Tari Japin Betawi (1995/1996), Petunjuk Praktis Bermain Musik Gambang Kromong (1996), dan Rebana Burdah dan Biang (1992/1993). 6. Penanggap Kelompok Musik Gambang Kromong Dahulu Gambang Kromong merupakan musik yang dimainkan orang peranakan Cina pada waktu mereka beristirahat disela-sela kerjaannya. Dengan berjalannya waktu kesenian ini menjadi suatu kebudayaan yang harus dipertahankan oleh karena itu kesenian ini pun 23 24
Seni Budaya Betawi Menggiring Zaman, h. 35 Seni Budaya Betawi Menggiring Zaman, h. 38.
59
sudah berkembang dengan pesat, musik ini dimainkan pada setiap perayaan, seperti halnya perayaan Cap Gomeh, Hajatan, Ulang Tahun Jakarta dan lain sebagainya. yang nanggep kite mah Alhamdulillah banyak bener, salah satunye kita pernah dipanggil maen di Monas pada waktu ulang tahun Jakarta. Kite juga pernah disuruh dateng ke hotel berbintang lima buat ngisi acara pernikahan orang gedean alias orang kaya.25 7. Profil Pemain Musik Gambang Kromong Pemain, pemilik, dan pemimpin kelompok musik Gambang Kromong merupakan anggota keluarga dari organisasi Forkabi akan tetapi ada juga dari kalangan lain. Seperti halnya Pak Wiwi ( 48 tahun) ia juga merupakan pemimpin kelompok dan pemain dalam kelompok musik Gambang Kromong bahkan sebagai ketua DPD Forkabi, Ketika ditanya mengapa beliau lebih memilih musik Gambang Kromong ketimbang kesenian musik Betawi lainnya? beliau menjawab: emang sih ane bisa aje maenin kesenian musik lainnya, tapi ane cuma pengen lebih memfokuskan pada kesenian musik Gambang Kromong aje itu juga gara-gara yang ane punye cuman alat musik Gambang Kromong, lagian juga kalo kesenian yang laen kan udah ada yang maenin.26 Sedangkan yang menjadi pemimpin pementasan adalah pak Tinggal Malangga ( 48 tahun), beliau tinggal satu daerah dengan pak wiwi. Selain menjadi pemimpin dalam pementasan ia juga merangkap sebagai Mc, pelawak, dan Vocal. Ketika ditanyakan sudah berapa lama bapak bergabung dengan kelompok musik Gambang Kromong? Beliau menjawab:
25 26
Wawancara Pribadi dengan Beni, Jakarta, pada 25 Desember 2012. Wawancara Pribadi dengan Wiwi Sriwijaya, Jakarta Timur, pada 26 Februari 2012.
60
Ane bergabung dengan kelompok musik ini sudah tujuh tahun, saking lamanya ane bergabung dengan kelompok musik ini, ampeampe sekarang ane hafal semua lagu-lagu Betawi, boleh dibilang udah kaga liat teks lagi kalo mau tampil, soalnya udah biasa kite nyanyiin setiap kali pentas.27 Selain pak wiwi dan pak tinggal malangga ada juga pemain kemor yaitu bapak Nurdin( 47 tahun), beliau juga bisa memainkan alat musik selain kemor yaitu memainkan gong, keahlian beliau dalam memainkan alat ini beliau dapatkan dengan cara ortodidak yaitu dengan cara mendengar dan melihat serta mempraktekkan yang didapatkan dari kaset dan tv. Alat musik keybort dimainkan oleh pak Isun ( 43 tahun) selain keyboard beliau bisa memainkan alat musik tehyan. Keahlian yang beliau dapatkan bukan datang begitu saja tanpa dipelajari dan yang mengajari. Ketika ditanya siapakah yang mengari bapak dalam memainkan alat musik kemor dan tehyan? Beliau menjawab: yang ngajarin ane maen nih alat temen ane, asal ente tau nih, ane belajar nih alat kage bentar tapi udah lama juga, kira-kira 1 tahun ane baru bisa maenin nih alat musik. Tapi sekarang mah ane dah hafal soal gimana cara maeninnya ama kapan maeninnya.28 Alat musik kecrek dipegang oleh bapak Liman Sagita ( 46 tahun) selain alat ini beliau bisa memainkan kemor dan merangkap Mc dan pelawak juga. Beliau sangat menyenangi kesenian Betawi ini, oleh karena itu beliau masuk dalam kelompok musik ini. Ketika ditanyakan mengenai alasannya bermain musik Gambang Kromong beliau menjawab: yang jadi alasan ane maen musik Gambang Kromong banyak banget. Pertama, ane asli orang Betawi tulen. Kedua, ane pengen melestarikan seni budaya sendiri. Dan yang ketiga, ane pengen 27 28
Wawancara Pribadi dengan Tinggal Malangga, Jakarta, pada 25 Desember 2011. Wawancara Pribadi dengan Isun, Jakarta Timur, pada 25 Desember 2011.
61
kasih tau ama seluruh masyarakat bahwasanye kite punya kesenian musik yang harus kite pertahanin jangan sampe ilang begitu aje.29 Alat Bass Gitar dimainkan oleh bapak Lili ( 54 tahun), beliau sebenarnya sudah lama dapat memainkan alat musik ini sekitar 20 tahun, akan tetapi bergabung dengan kelompok musik ini sekitar 7 tahun. Kepandaiannya dalam memainkan alat musik tidak ia dapat begitu saja melainkan ada campur tangan dari orang tuanya yang juga sebagai pelaku seni. Tehyan dimainkan oleh bapak Komarudin ( 25 tahun), kepandaiannya dalam memainkan alat ini beliau dapatkan dari kakeknya, alat ini dipelajarinya sewaktu duduk dibangku SMP sampai sekarang. Ketika ditanyakan alat apa saja yang dikuasai selain alat ini beliau menjawab: ane emang maenin tehyan, tapi jangan salah semua alat musik gambang kromong ane bisa maenin, soalnya ane belajar kaga Cuma satu alat, tapi semuanya ane pelajarin. Semua itu berguna juga, kalo ada pemain yang berhalangan tampil kan bisa ane gantiin.30 Gambang dimainkan oleh bapak Beni ( 30 tahun), bergabung dengan kelompok musik ini sudah 5 tahun lebih. Keahliannya dalam memainkan alat musik ini ia dapatkan dari sesama pemain, selain dapat memainkan alat musik gambang beliau juga dapat memainkan alat musik tehyan. Ketika ditanyakan mengenai apa yang mendorongnya untuk ikut bermain musik Gambang Kromong? Beliau menjawab: alasan ane ikut gabung ama kelompok musik ini, ya gara-gara ane asli orang Betawi trus ane pengen melestarikan kesenian ini, ane pengen kesenian daerah ane berkembang dan terus ade sampe nanti.31
29
Wawancara Pribadi dengan Liman Sagita, Jakarta Timur, pada 25 Desember 2011. Wawancara Pribadi dengan Komarudin, Jakarta Timur, pada 25 Desember 2011. 31 Wawancara Pribadi dengan Beni, Jakarta Timur, pada 25 Desember 2011. 30
62
Alat musik gendang sendiri dimainkan oleh seorang pelajar yang bernama Milu Handoko ( 19 tahun). Ia bergabung dengan kelompok musik ini sudah 3 tahun, keahliannya dalam memainkan gendang ia dapatkan dari Bang Andi yang merupakan seorang pelaku seni Betawi. Ketika ditanyakan mengenai alasannya ikut dalam kelompok musik ini? Ia menjawab: ya karena ane mao melestarikan kebudayaan Betawi aje supaya kaga punah, kan dari pade ane kaga ngapa-ngapain mendingan ane ikut kan dapet duit juga.32 Kromong dimainkan oleh Fajar Maulana ( 14 tahun ). Ia bergabung dengan kelompok musik ini baru 1 tahun, keahlian dalam bermain musik ini ia dapatkan dari pemain yang lebih senior yaitu dari bang Beni yang tidak lain merupakan pemain gambang. Ketika diajukan pertanyaan yang sama dengan Handoko. Ia menjawab: ya ane mah Cuma pengen partisipasi aje dari pade ane dirumeh suntuk mendingan ane ikut deh lagian juga ane kurang suka sama yang namanye anak mude sekarang ane kaga demen yang bisanye buang buang duit doang.33 Sedangkan alat musik tehyan dimainkan oleh Rifqi ( 17 tahun). Ia bergabung dengan kelompok musik ini sudah 3 tahun, keahlian bermain alat ini ia dapatkan dari H. Sanan, bahkan karena kemauannya yang kuat untuk melestarikan kesenian Betawi ia dapat memainkan alat musik selain tehyan yakni gendang, kecrek, dan kromong. Ketika ditanyakan mengenai alasannya masuk dalam kelompok musik ini? ia menjawab: ane ikut kelompok musik ini karena ane demen banget maen musik dari pada ane ikutin anak band-band yang kaga ade manfaatnye mendingan ane ikut kelompok ini sekalian ane ngasah bakat ane kan lumayan juga hasilnya buat jajan.34 32
Wawancara Pribadi dengan Milu Handoko, Jakarta Timur, pada 25 Desember 2011. Wawancara Pribadi dengan Fajar, Jakarta Timur, 25 Desember 2011. 34 Wawancara Pribadi dengan Rifki, Jakarta Timur, 25 Desember 2011. 33
63
Dalam kelompok musik Gambang Kromong ini ada tiga penyanyi dan sekaligus sebagai penari, diantaranya: Ani ( 25 tahun). Dalam kesehariannya ia sebagai ibu rumah tangga akan tetapi tak jarang ia menyempat diri untuk pentas dikala ada panggilan untuk pentas, dengan pekerjaannya sebagai penyanyi dan penari tidak mengurangi kasih sayangnya pada keluarganya. Keahliannya dalam menyanyi dan menari ia peroleh sendiri dan didorong dengan hobinya yang menari dan menyanyi sehingga dengan mudahnya ia dapat menari dan menyanyi seperti sekarang ini. Ketika ditanyakan mengenai sudah berapa lama ia menjalani propesinya sebagai penyanyi dan penari? Dan keahlian apa saja yang dimilikinya selain menyanyi dan menari? Ia menjawab: ane nari ama nyanyi udah lama juga, lebih tepatnya udah 8 tahun lebih, ane bisa semuanya ini kaga ade yang ngajarin ane, ane belajar dari tv, radio, ama kaset deh. Selain ane bisa nari ama nyanyi, ane juga bisa maenin alat Gambang Kromong. Ane bisa maenin gong ama kecrek, itu juga gara-gara gong ama kecrek cara maeninnya gampang, bocah juga bisa maenin.35 Badrina ( 15 tahun), juga merupakan salah satu penyanyi dan penari dalam kelompok musik Gambang Kromong. Keseharian Badrina berbeda dengan Ani yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga, Badrina merupakan masih seorang pelajar, akan tetapi dengan profesinya sebagai penari tidak menghalangi konsentrasinya dalam belajar. Sehingga tidak ada yang disiasiakan. Bergabung dengan kelompok musik ini menurutnya hampir dua tahun, keahlian dalam menyanyi dan menari ia dapatkan dari cucu dari bu Hj. Nori. Ketika ditanyakan mengenai apakah anda menari dan menyanyi hanya pada kelompok musik ini saja? Ia menjawab: 35
Wawancara Pribadi dengan Ani, Jakarta Timur, pada 25 Desember 2011.
64
ane menari sama nyanyi bukan ikut sama kelompok ini aje tapi dimana ade panggilan nari dan nyanyi disitulah ane tampil, salah satunya ane ikut sanggar tari emak Hj. Nori dan udah hampir dua tahun lebih ane ikut sanggar tari ini.36 Penari dan penyanyi dalam kelompok ini bukan Ani dan Badrina saja melainkan ada Mila (23 tahun), yang memiliki profesi sama seperti mereka. Dalam kesehariannya sama halnya dengan Ani yaitu sebagai ibu rumah tangga akan tetapi tak jarang ia menyempat diri untuk pentas dikala ada panggilan untuk pentas, dengan pekerjaannya sebagai penyanyi dan penari tidak mengurangi kasih sayangnya pada keluarganya. Keahliannya dalam menyanyi dan menarinya pun ia peroleh sendiri dan dikarenakan keturunan dari pelaku seni itu sendiri.
36
Wawancara Pribadi dengan Badrina, Jakarta Timur, pada 25 Desember 2011.
BAB IV STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN
Pada bab sebelumnya telah diuraikan mengenai adaptasi yang merupakan kemampuan binatang, manusia, dan tumbuh-tumbuhan untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan yang terjadi dalam lingkungan hidupnya. Dalam melakukan suatu adaptasi sudah pasti diperlukan suatu strategi agar adaptasi yang dilakukan tidak sia-sia dan menghasilkan suatu tujuan yang diinginkan. Strategi sendiri diartikan sebagai seni atau ilmu yang menggunakan sumberdaya-sumberdaya manusia untuk melaksanakan kebijakan tertentu. Kelompok musik ini juga melakukan suatu adaptasi agar kesenian tradisional ini untuk tetap bertahan sampai sekarang. Adapun strategi yang dilakukan oleh kelompok musik ini adalah dengan cara melakukan suatu perubahan yaitu dari musik ngamen ke musik hajatan, Gambang Kromong asli ke Gambang Kromong kombinasi, serta menambahkan nilai ekonomi dalam musik tradisional ini. namun perubahan yang dilakukan tidak mengurangi akan keaslian kesenian tradisional musik Gambang Kromong ini. Adapun yang menjadi pertimbangan tetap bertahannya kelompok musik tradisional ini sampai sekarang adalah sebagai berikut:
65
66
A. Faktor-faktor Pendukung Kelompok Musik Gambang Kromong 1. Pembinaan Pemerintah terhadap Kesenian Betawi Jakarta sebagai ibu kota negara memiliki sejarah kesenian yang merupakan hasil akulturasi dengan masyarakat pendatang zaman tempo dulu, adanya pengaruh Arab, Portugis, dan Cina pada seni budaya Jawa, Sumatera, dan Sunda. Pengaruh dari masyarakat pendatang ini berkembang di kalangan masyarakat Betawi asli, dan semua pengaruh itu diterima dengan tangan terbuka, tanpa harus meninggalkan keasliannya.1 Sebagai kesenian Betawi yang menjadi tuan rumah di Ibu kota Jakarta, sudah sewajarnya pemerintah Daerah Khusus Ibukota ( DKI) melindungi, melestarikan dan membina kesenian Betawi agat tidak punah. Oleh karena itu, melalui perangkat Dinas Kebudayaan DKI Jakarta disusunlah suatu buku Pola Dasar Operasional Pembinaan kesenian Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Kesenian yang tumbuh dan berkembang di Wilayah DKI Jakarta merupakan sarana masyarakat untuk mengungkapkan keindahan serta menyampaikan pesan dan suatu amanat yang mengandung nilai-nilai kehidupan budayanya. Seperti yang dituturkan oleh pimpinan kelompok musik Gambang Kromong: Untung aja pemerintah masih kasih perhatiannya ama nasib kesenian tradisional yang makin dilupakan ama masyarakat, sehingga jalan kelompok musik ini buat tetep melestarikan kesenian Betawi jadi gampang karena udah dapat dukungan ama binaan yang khusus dari pemerintah.2 1 2
Seni Budaya Betawi Menggiring Zaman ( Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, 2004), h, 35. Wawancara Pribadi dengan Wiwih Sriwijaya, Jakarta Timur, 26 Februari 2012.
67
2. Minat Keturunan Untuk Belajar Gambang Kromong Gambang Kromong dahulu sering dinyanyikan oleh orang keturunan Tionghoa, yang mereka nyanyikan diwaktu senggang, namun lambat laun Gambang Kromong ini diadopsi oleh masyarakat Betawi. Pada awalnya kesenian ini sangat sangat digandrungi oleh anak-anak muda Betawi. Namun saat ini nasib kesenian ini berada diujung kepunahan karena kurangnya minat generasi muda untuk mempelajari musik Gambang Kromong karena generasi muda sekarang lebih cenderung menyenangi seni modern, walaupun demikian masih ada sekelompok anak muda yang masih melestarikan kesenian ini seperti yang dikatakan bapak Lili: Saya ikut gabung ama kelompok musik ini bukannya buat nyari duit tapi buat melestarikan kesenian Betawi aja supaya nggak ilang, dan sebagai keturunan asli orang Betawi masa saya diem aja melihat kesenian asli daerah saya ilang, makanya saya gabung ama kelompok musik ini biarpun bayak anak-anak muda sekarang lebih suka ama kesenian modern tapi saya gak tertarik.3
Selanjutnya dalam kesenian Gambang Kromong ini pemimpin, pemain, dan penyanyi merupakan keturunan asli orang Betawi. Oleh karena itulah kemauan dan kemampuan mereka untuk mempertahankan dan melestarikan kesenian Gambang Kromong sangat besar, karena masih ada pemain dari kalangan muda, itu artinya jalan untuk tetap mempertahankan dan melestarikan kesenian ini terbuka luas, hal ini dijadikan sebagai jembatan dan motivasi agar generasi mudanya ikut
3
Wawancara Pribadi dengan Lili, Jakarta Timur, 25 Desember 2011.
68
serta dalam mempertahankan dan melestarikan kesenian tradisional Betawi. B. Strategi Adaptasi Musik Gambang Kromong Menurut Talcott Parsons, masyarakat manusia diumpamakan sebagai organ tubuh manusia, oleh karena itulah masyarakat juga dapat dipelajari seperti tubuh manusia. Pertama, tubuh manusia memiliki berbagai bagian yang saling berhubungan.4 Begitu juga dengan kebudayaan dan masyarakat ( kelompok musik), dikarenakan keduanya saling terkait dan bergantung satu sama lain. Kedua, pada setiap bagian tubuh manusia memiliki fungsi yang jelas dan khas.5 Demikian pula dengan kelompok musik Gambang Kromong. Kelompok musik ini memiliki tugas masing-masing untuk mempertahankan kesenian tradisional Betawi. Parsons
merumuskan
istilah
“fungsi
pokok”(
fungsional
imperative) untuk menggambarkan empat macam tugas yang harus dilakukan agar kesenian tradisional Betawi ini tidak “punah,” atau yang dikenal dengan sebutan AGIL (adaptation, goal attainment, integration, and latency). Pertama, Adaptation adalah suatu tindakan yang ditentukan pada sub sistem sosial agar tercapai suatu tujuan.6 Begitu juga dengan tujuan terbentuknya kelompok musik Gambang Kromong Mustika Forkabi ini,
4
Suwarsono, Perubahan Sosial dan Pembangunan, Teori Modernisasi, Dependensi, dan Sistem Dunia, (Jakarta: LP3ES, 1994), h. 10 5 Suwarsono, Perubahan Sosial dan Pembangunan, Teori Modernisasi, Dependensi, dan Sistem Dunia, h. 10 6 Peter Hamilton, Talcott Parsons dan Pemikirannya Sebuah Pengantar, h. 193.
69
yaitu untuk mempertahankan dan melestarikan kesenian tradisional Betawi. Kedua, Goal Attainment merupakan suatu pencapaian tujuan.7 Begitu juga dengan kelompok musik ini, agar dapat mempertahankan dan melestarikan kesenian tradisional Betawi, mereka menyusun strategi untuk mencapai tujuan mereka. Seperti adanya penambahan alat-alat, regenerasi pemain, mengkombinasikan lagu-lagu dan lain sebagainya. Ketiga, Integration sebagai mekanisme yang mengatur sesuatu agar tidak terjadi pertentangan diantara individu-individu, kelompok, atau subsistem yang ada sehingga terjadi keseimbangan dalam sistem secara keseluruhan.8 Begitu juga dengan kelompok musik ini, kelompok musik ini berjumlah 15 orang, dan terbagi menjadi beberapa tugas diantaranya, 1 (satu) orang sebagai pemimpin, 11 (sebelas) orang sebagai pemain alat, dan 3 (tiga) orang sebagai penyanyi sekaligus sebagai penari dalam kelompok musik ini. Dan
keempat,
Latent
Pattern
Maintenance
and
Tension
Management merupakan suatu sistem nilai dan kepercayaan yang beroperasi sebagai rancangan yang melegitimasi dan berkelanjutan bagi institusi utama dan sebagai pola motivasional yang terstruktur bagi anggota-anggotanya.9 Begitu juga dengan kelompok musik ini, mereka mempersiapkan suatu strategi terakhir bilamana strategi-strategi yang
7
Peter Hamilton, Talcott Parsons dan Pemikirannya Sebuah Pengantar ( Yogyakarta: PT. Tiara Wacanayogya), h. 193. 8 Peter Hamilton, Talcott Parsons dan Pemikirannya Sebuah Pengantar, h. 193 9 Peter Hamilton, Talcott Parsons dan Pemikirannya Sebuah Pengantar, h. 194.
70
dilakukan sebelumnya belum juga mencapai suatu tujuan yang diinginkan. 1. Dari Musik Ngamen ke Musik Hajatan
Seperti yang telah disebutkan pada bab sebelumnya, bahwa Gambang Kromong tercipta ketika orang-orang peranakan Tionghoa semakin banyak dikota Jakarta. Kesenian Gambang Kromong ini mereka mainkan pada waktu senggang tepatnya disela-sela mereka bekerja, dengan gembira mereka memainkan musik ini untuk menghibur diri.
Zaman telah berubah sehingga Gambang Kromong inipun berkembang pada masyarakat Betawi. Sekarang ini Gambang Kromong telah menjadi suatu kebudayaan yang harus dilestarikan dan dipertahankan. Gambang Kromong menjadi suatu kesenian yang tampil pada setiap berbagai acara, diantaranya pada acara pernikahan, Ulang Tahun Jakarta, Cap Gomeh serta perayaan lainnya. Dan saat ini Gambang Kromong tampil secara Rutin di Taman Mini Indonesia Indah, dan Setu Babakan. Selain dimainkan sebagai musik yang mandiri atau biasa dikenal dengan sebutan Phobin, Gambang Kromong digunakan pula untuk mengiringi tari Cokek dan Teater Lenong serta mejadi pelengkap dalam musik Tanjidor, seni inipun berkembang ke daerah lain di sekitar daerah Jakarta seperti daerah Bekasi, Tangerang, dan sebagainya.
71
Seperti pada waktu acara pelantikan organisasi masyarakat yaitu Forum Komunikasi Anak Betawi ( FORKABI), pada tanggal 25 Desember, mereka memilih kesenian Gambang Kromong ini untuk tampil diawal, dan diakhir acara. Hal ini merupakan suatu yang tak ternilai karena selain untuk menghibur pengunjung yang datang, meraka juga dapat menampilkan kesenian ini sebagai suatu kebudayaan yang harus dipertahankan. Seperti yang dituturkan oleh pimpinan kelompok musik Gambang Kromong.
Saya seneng banget waktu pimpinan organisasi Forkabi telepon saya dan minta kelompok musik saya supaya tampil diacara pelantikan, abis ditelepon saya langsung telepon anak buah saya buat kasih tau kalo kita ada panggilan manggung, dan sorenya kita latihan buat persiapan nanti. Saya bersyukur banget kesenian ini masih bisa bersaing dengan kesenian lainnya, kalo bisa mah kesenian ini jangan cuma dikenal ama orang Betawi aja tapi juga harus bisa Go Internasional.10
2. Dari Gambang Kromong Asli ke Gambang Kromong Kombinasi Dahulu Gambang Kromong merupakan suatu kesenian yang amat kental dengan sesuatu yang tradisional, jika dilihat dari alat-alat, lagu-lagu, aransement musiknya, dan pemainnya pun masih tradisional. Misalnya dalam hal alat music hanya mengunakan ningnong, tehyan, kongahyan, sukong, bangsing (suling), kecrèk. Namun pada sekarang ini alat-alat musik kesenian gambang kromong di kombinasikan dengan alat-alat music modern. selain alat-alat music di atas alat music gambang kromong modern ditambah dengan
10
Wawancara Pribadi dengan Wiwih Sriwijaya, Jakarta Timur, 26 Februari 2012.
72
alat-alat music Barat seperti gitar, gitar melodi, bass, organ, saksofon, drum, dan sebagainya. Selain itu keadaan dari alat-alat musik Gambang Kromong juga diperhatikan secara teliti oleh kelompok musik ini, pada saat sebelum tampil alat-alat musik ini harus dalam keadaan bersih, dan lengkap, seperti yang di katakana Wiwih dan Nurdin : Kita sebagai pelaku seni berusaha buat tetap melestarikan kesenian ini supaya nggak punah, makanya banyak banget cara yang kita lakuin buat ngikutin zaman yang udah serba modern cuma buat mempertahankan kesenian ini misalnya memadukan/menambah alat alat music yang masih tradisional dengan alat-alat music mpdern selain itu harus menjaga kebersihan dari alat-alat tersebut agar menarik perhatian penonton hanya dengan melihatkebersihan dan kelengkapan alat yang kita miliki sehingga mereka berpikiran alat-alatnya saja rapih dan lengkap apalagi penampilan mereka pada saat tampil nanti”. 11 Bukan saja dari alat-alat yang mereka kombinasikan, akan tetapi lagu-lagu yang mereka bawakan juga merupakan kombinasi, Kelompok musik Gambang Kromong ini mengkombinasikan lagulagu tradisional dengan lagu-lagu modern yang mereka nyanyikan pada setiap tampil, yaitu diawal penampilan mereka selalu menampilkan lagu tradisional Betawi yang Pop dan Medleys dan itu merupakan lagu wajib yang harus dinyanyikan pada setiap tampil, setelah menyanyikan lagu tradisional Betawi, barulah setelah itu secara bergantian para penyanyi dan penari dalam kelompok musik ini menyanyikan lagu-lagu Gambang Kromong yang Modern salah satunya Kincir-kincir.
11
Wawancara Pribadi Nurdin dan Nurdin Jakarta Timur, 25 Desember 2011.
73
Dari perubahan-perubahan inilah sekarang banyak orang mengenal gambang kromong yang merupakan kombinasi antra unsur tradisional dan modern”. Gambang kromong kombinasi inilah yang dapat memenuhi semua keinginan penonton karena dapat membawakan jenis lagu dari berbagai nada yaitu dari Disco Dangdut, Keroncong, Pop, bahkan Gambus. Serta dari penampilan dan lagu-lagu yang mereka bawakan. Pemain dalam kelompok musik ini juga mengalami perubahan. Pemain dalam kelompok musik ini boleh dikatakan lengkap yaitu dari yang tua sampai yang paling muda ada dalam kelompok musik ini, dan secara tidak langsung pemain yang lebih tua menjadi guru bagi pemain mudanya untuk menurunkan bakat yang mereka miliki. Sehingga mereka tidak mengalami kesulitan dalam mencari pelatih. Oleh karena itu kemampuan pemain mudanya tidak perlu diragukan lagi karena pemain-pemain muda ini sudah terlatih sejak dulu sehingga kemampuan mereka dapat disamakan dengan pemain yang terdahulu. Dalam memilih pemain kelompok ini tidak begitu saja menerima pemain, akan tetapi dalam mencari pemain ada tipe-tipenya, diantaranya profesional, menguasai alat, dan nada. Hal ini juga merupakan salah satu cara agar penonton tidak bosan ketika melihat kelompok musik ini tampil. Strategi atau perubahan yang dilakukan kelompok musik ini bukan hanya dari alat-alat yang ditambah, lagu-lagu-lagu yang
74
dirubah, dan pemain yang berasal dari berbagai kalangan saja, akan tetapi dalam hal ini kostum juga merupakan salah satu strategi yang digunakan kelompok ini untuk menarik perhatian penonton, seperti yang dikatakan oleh Bapak Wiwih: Pakean merupakan hal yang penting dalam pertunjukan kesenian ini, dalam kesenian ini pemain laki-laki selalu menggunakan kostum sadariah ( baju koko, celana bahan, peci, sandal jepit, dan selendang atau sarung yang diletakkan dileher), sedangkan penyanyi sekaligus penarinya memakai kostum kebaya encim (kebaya, rok batik), dan kostum yang digunakan oleh pimpinan kelompok musik ini adalah selalu memakai kostum ujung serong (baju hitam-hitam dari atas kebawah), itulah yang menjadi ciri khas dari kelompok musik Mutika Forkabi dan menjadi sesuatu yang berbeda dengan kelompok musik lainnya, walaupun masalah alat, tempat dan waktu tampilnya sama. 12
3. Terbentuknya Nilai Ekonomi Dalam Gambang Kromong Gambang Kromong merupakan salah satu kesenian dari sekian banyak kesenian yang ada di Jakarta yang harus dipertahankan. Berbagai cara dilakukan agar kesenian Betawi ini tetap bertahan sampai sekarang, seperti menampilkan kesenian Betawi di berbagai acara, seperti mengadakan perlombaan, pekan teater tradisional, atau dengan cara menerbitkan berbagai buku tentang pelestarian dan pengembangan kesenian tradisional Betawi. Akan tetapi zaman berubah sangat pesat dan membuat semua orang berhaluan pada sesuatu yang modern, sehingga kehadiran sesuatu yang tradisional hanya dilihat dengan sebelah mata.
12
Wawancara pribadi dengan Wiwih Pada Tanggal 26 februari 2012.
75
Oleh karena hal tersebut, semakin sedikitlah orang yang berniat untuk melestarikan kebudayaan yang ada sejak dulu. Akan tetapi beruntung masih ada orang yang memperhatikan nasib kesenian yang ada walaupun hanya sedikit. Seperti pemain kelompok musik Gambang Kromong Mustika Forkabi, pada umumnya sebagian besar pemainnya adalah anak-anak muda. Anak-anak muda ini masih memiliki kemauan untuk mempertahankan kesenian yang ada di daerahnya khususnya pada kesenian Betawi. Ketika ditanyakan apakah mereka tidak ada pekerjaan selain main musik Gambang Kromong? pada umumnya mereka memiliki pekerjaan selain bermain musik Gambang Kromong. Seperti yang dikatakan oleh salah satu informan: Saya tidak sepenuhnya menggantungkan hidup saya untuk bermain musik Gambang Kromong, akan tetapi saya memiliki pekerjaan selain ini yaitu sebagai supir Blue Bird, karena jika saya menggantungkan hidup saya pada bermusik ini bagaimana saya bisa menafkahi anak istri saya, karena hasil dari bermain musik ini saja tidak seberapa. Saya bergabung dengan kelompok musik ini boleh dibilang hanya sebagai sambilan, karena tujuan utama saya itu hanya untuk melestarikan kesenian Betawi karena saya keturunan Betawi, masa saya diem aja kalo kesenian nenek moyang kita itu hilang.”13
Para pemain muda pun memiliki pekerjaan selain bermain musik Gambang Kromong, ada yang bekerja sebagai Satpam, Pelayan Café, bahkan ada juga yang masih sekolah. Ketika ditanyakan bagaimana mereka mengatur waktu antara pekerjaan dan sekolah dengan bermain
13
Wawancara Pribadi dengan Tinggal Malangga, Jakarta Timur, 25 Desember 2011.
76
musik? Salah satu informan yang masih duduk dibangku sekolah menjawab: ya kalau waktunya sekolah ya sekolah, makanya saya ikut bermain musik ini diwaktu libur aja, misalkan mainnya hari sabtu atau minggu aja tapi kalau emang penting banget baru saya ijin nggak sekolah, kan ada untungnya juga bisa dapet duit kalo abis pentas lumayan lah buat jajan.”14 Begitu juga dengan Badrina yang merupakan salah satu penyanyi sekaligus penari dalam kelompok musik Gambang Kromong, ketika ditanyakan hal yang sama mengenai pembagian waktu antara sekolah, dan bermain musik, ia menjawab: Saya ikut maen kelompok ini kalo hari libur sekolah aja, soalnya kalo saya maen pas hari sekolah saya nggak bakalan diijinin sama ibu dan bapak saya, lagian juga kan sayangsayang kalo sampe bolos sekolah cuma karena pengen manggung ntar yang ada malah ketinggalan pelajaran lagi.15
Pada zaman sekarang ini, tidak mudah untuk mencari pemain, apalagi pemain dari generasi muda, dikarenakan generasi muda sekarang kurang mengenal kesenian tradisional di daerah sendiri. Itulah sebabnya, ketika ditanyakan pada pemain generasi muda yang ada pada kelompok musik mengenai, mengapa mereka ikut bergabung dalam kelompok musik ini, jawaban mereka hampir serupa: yaa untuk melestarikan kesenian daerah ane lah, sekaligus buat mengasah kemampuan ane dalam bermain musik, karena ane kurang demen sama yang namanya musik-musik yang sekarang, dan mungkin karena darah ane keturunan Betawi juga kali yah ane jadi lebih suka sama musik daerah ane dan sekalian juga
14 15
Wawancara Pribadi dengan Milu Handoko, Jakarta Timur, 25 Desember 2011. Wawancara Pribadi dengan Badrina, Jakarta Timur, 25 Desember 2011.
77
kan ada bayarannya setiap abis maen, yaa biarpun kaga seberapa.”16 Begitu juga dengan Rifki, ketika ditanyakan mengapa ia ikut bergabung dalam kelompok musik ini, Rifki menjawab: Kalo saya mah gabung ama kelompok musik ini buat ngasah bakat saya, soalnya saya udah belajar main nih musik lumayan lama, diajarin juga ama H. Sanan. Kan sayang banget kalo bakat yang saya punya nggak dikeluarin dan nggak ada gunanya juga dong kalo saya punya bakat tapi nggak ditunjukin.17
Menurut pengakuan dari beberapa pemain sekali pentas perorang mendapatkan bayaran ± Rp. 100.000 s/d 150.000. Akan tetapi bayaran pada setiap tampil itu tergantung pada siapa yang nanggap atau yang menampilkan kelompok musik ini. Jika bayaran dalam menampilkan Gambang Kromong ini disamaratakan, maka dari mana kelompok musik ini mendapat tambahan untuk semua keperluan yang menyangkut musik Gambang Kromong, dan untuk menambah penghasilan bagi para pemain musik Gambang Kromong. Itulah sebabnya biaya dalam menanggap Gambang Kromong ini ditentukan pada siapakah yang menanggap. Seperti yang dituturkan oleh pemain kalangan senior ketika ditanyakan Komarudin: bayaran yang ane dapet tiap kali tampil kaga nentu, tergantung ama siapa yang nanggep kite, kalo yang nanggep orang sederhane paling gede Rp. 100.000 laen lagi kalo yang anggep orang kaye, bisa lebih dari segitu jadi kagak nentu dan terkadang tak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari mkanya aye bekerja lain selain main music aye kerja sebagai supir taxi
16
Wawancara Pribadi dengan Fajar Maulana, Jakarta Timur, 25 Desember 2011. Wawancara Pribadi dengan Rifqi, Jakarta Timur, 25 Desember 2011.
17
78
soalnye kalo ane mengandalkan main music aja entar anak bini aye mau diksih ape.18
Oleh karena penghasilan yang didapatkan oleh para pemain pada umumnya ditentukan oleh siapa, dimana dan pada waktu apa mereka dipanggil, akan tetapi jika yang menanggap mereka itu masih kerabat dari pemain atau tetangga, mereka tidak dapat menentukan harga dikarenakan tidak enak hati. Apabila yang menanggap mereka orang yang memiliki kelebihan dari berbagai hal atau orang kaya, mereka mematok harga atau menentukan harga yang harus dibayar bagi penanggap. Semuanya itu bukan untuk keuntungan pribadi pimpinan, akan tetapi untuk seluruh para pemain dalam kelompok musik ini. Hal ini menunjukkan bahwa kelompok musik Gambang Kromong ini memiliki “ Nilai Ekonomi” tertentu. Saat ini Gambang Kromong sering ada panggilan dari berbagai acara baik itu pada acara hajatan, ulang tahun Jakarta dan secara rutin tampil di Setu Babakan dan hal ini merupakan suatu nilai lebih bagi kesenian Betawi, karena dengan banyak panggilan dari berbagai tempat akan semakin mudahnya kelompok musik ini untuk tetap menampilkan, melestarikan dan mengenalkan kepada masyarakat tentang kesenian Betawi, serta untuk mempertahankan eksistensinya dan bersaing dengan kesenian yang lain. Sehingga masyarakat dapat mengenal dan menyenangi kesenian tradisional Betawi, dan berharap
18
Wawancara Pribadi dengan Qomarudin, Jakarta Timur, 25 Desember 2011.
79
kesenian ini bukan hanya disenangi oleh masyarakat dalam negeri saja melainkan dapat dikenal oleh masyarakat luar negeri. Berdasarkan uraian diatas maka dapat dikatakan bahwasanya Setiap
saat
masyarakat
selalu
mengalami
perubahan.
Jika
dibandingkan apa yang tejadi saat ini dengan beberapa tahun yang lalu. Begitu juga dengan suatu kebudayaan, Perubahan sosial yang terjadi pada budaya bersifat linier atau berkembang menuju titik tertentu, dapat direncanakan atau diarahkan. Sebagaimana yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa Teori Linier terbagi menjadi dua yaitu: Pertama, Teori Evolusi yaitu, Perubahan sosial budaya berlangsung sangat lambat dalam jangka waktu lama. Dan kedua, Teori Revolusi yaitu, Perubahan sosial menurut teori revolusi adalah perubahan sosial budaya berlangsung secara drastis atau cepat yang mengarah pada sendi utama kehidupan masyarakat (termasuk lembaga kemasyarakatan). Berdasarkan uraian diatas, perubahan yang terjadi pada kesenian tradisional Betawi ini, termasuk Perubahan sosial pada budaya yang bersifat linier, termasuk pada perubahan sosial budaya yang berlangsung sangat lambat dalam jangka waktu lama, yaitu perubahan sosial budaya dari masyarakat primitif, tradisional dan bersahaja menuju masyarakat modern yang kompleks dan maju secara bertahap.
BAB V KESIMPULAN
Masyarakat Betawi dengan seperangakat keseniannya senantiasa dihadapkan dengan perubahan sosial. Keberadaan musik dan alat musik modern dewasa ini merupakan perkembangan dari kemajuan kebudayaan umat manusia. Akan tetapi, disatu sisi perkembangan ini telah menyisihkan kesenian-kesenian tradisional. Hal ini terlihat mulai punah dan kurang diliriknya kesenian tradisional Betawi seperti Gambang Kromong oleh generasi muda. Padahal sebagai pewaris sejarah, generasi mudah seharusnya bertindak dan bersikap untuk melestarikan kebudayaan warisan leluhur mereka. Kesenian Gambang Kromong yang banyak mendapat pengaruh dari Tionghoa, Barat, Sunda, Jawa, Portugis, dan Arab. Hal semacam itu akan tetap eksis apabila masyarakat tetap menampilkan dan menyuguhkannya pada setiap perayaan. Sama halnya dengan seni musik Gambang Kromong. Faktor-faktor pendukung musik ini tetap bertahan sampai sekarang karena: 1. Adanya pembinaan dari Pemerintah DKI, dimana musik ini sudah tidak dianggap sebagai musik ngamen saja, melainkan sudah menjadi musik tradisional yang memiliki nilai budaya. 2. Adanya minat dari keturunan Betawi yang ingin tetap melestarikan kesenian tradisional Betawi.
80
81
Adapun strategi adaptasi yang dilakukan kelompok musik Gambang Kromong untuk tetap bertahan, diantaranya: 1. Adanya regenerasi pemain dalam kelompok musik Gambang Kromong yakni dari anak-anak, remaja, sampai yang tua. Walaupun kemampuan pemain dari anak-anak dan remajanya terbatas akan alat musik geseknya. 2. Adanya perubahan dalam musik Gambang Kromong dahulu hanya dianggap sebagai musik ngamen sekarang menjadi musik hajatan bahkan sudah menjadi suatu seni budaya musik yang harus dipertahankan. 3. Adanya pembaharuan dalam musik Gambang Kromong, seperti dalam penyajian lagu-lagu yang dinyanyikan pada saat tampil. Disamping lagu tradisional Betawi akan tetapi lagu Betawi yang modern pun dibawakan bahkan cenderung menyanyikan lagu-lagu dangdut, disco Betawi, serta Medleys. 4. Adanya penambahan dalam alat-alat musik Gambang Kromong, dahulu hanya menggunakan alat musik tehyan, kongahyan, sukong, ningnong. Saat ini ditambah dengan alat musik seperti, gitar, gendang, kecrek, bass, saksofon, dan drum. 5. Adanya peningkatan dalam nilai jual musik Gambang Komong, sebagai musik tradisional khas Betawi. Buktinya pada setiap ada tawaran main, mereka selalu bernegosiasi dengan harga yang ditawarkan di penanggap.
82
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan dan Praktek. Jakarta: PT. Renika Cipta, 1998. Abidin, Zaenal. Musik Dalam Tradisi Tasawuf: Studi Sama’ Dalam Tarekat Mawlawiyah, Skripsi Jurusan Aqidah Filsafat Fakultas Ushulluddin dan Filafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008. Goodmen, Ritzer. Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Prenada, 2005. Hamilton, Peter. Talcott Parsons dan Pemikirannya Sebuah Pengantar. Yogyakarta: PT. Tiara Wacanayogya, 1990. J. Lexi, Maleong. Metode Penelitian Kualitatif . Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1997. K, Robert, Yin. Studi Kasus Desain dan Metode. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004. Kristi, E, Foerwandari. pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi. Jakarta: Psikologi UI,1998. Leliweri, Alo. Makna Budaya dalam Komunikasi Antarbudaya. Yogjakarta: LkiS, 2003. Nugroho, E. Adaptasi. Ensiklopedia Nasional Indonesia. Jakarta: PT.Delta Pamungkas, 2004. jilid 1 A-AMYO. .Musik. Ensiklopedi Nasional Indonesia. Jilid 10 M-MYRDA. Jakarta: PT. Delta Pamungkas, 2004. Nasuhi, Hamid, dkk. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi, Tesis, dan Disertasi. Jakarta: CEQDA ( Center for Quality Development ann Assurance), 2007. Paeni, Mukhlis. dkk. Sejarah Kebudayaan Seni Pertunjukkan dan Seni Media. Jakarta: Rajawali Pers, 2009. Paul, Doyle, Johnson. Teori Sosiologi Klasik dan Modern. Jakarta: PT. Gramedia, 1986. Suwarsono. Perubahan Sosial dan Pembangunan, Teori Modernisasi, Dependensi, dan Sistem Dunia. Jakarta: LP3ES, 1994. Soekanto, Soerjono. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Rajawali Press, 1994.
83
Saputra, Andi, Yahya dan Nurzain. Profil Seni Budaya Betawi. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Propinsi DKI Jakarta, 2009. Sugiono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Saidi, Ridwan. Profil Orang Betawi: Asal Muasal, Kebudayaan, dan Adat Istiadatnya. Jakarta: PT. Gunara Kata, 1997. .Seni Budaya Betawi Menggiring Zaman. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Propinsi DKI Jakarta, 2004. Saripudin, Arip. “Strategi Pementasan Grup Musik Islami ‘ DEBU” Sebagai Media Da’wah”. Skripsi S1 Fakultas Da’wah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2009. Zuriah, Nurul. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan: TeoriAplikasi. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006.
Website Gambang Kromong, Betawi. Artikel diakses pada 6 Januari 2012 dari http://sosbud.kompasiana.com/2010/11/26/konser-karawitan-mudaindonesiapada-festival-budaya-jakarta-2010. Gambang Kromong. Artikel diakses pada 6 Januari 2012 dari http://betawidijakarta.blogspot.com/2010/05/gambang-kromong.html. Henna,” Mengapa musik adalah jalan yang terbaik untuk menjangkau masyarakat”. Artikel diakses pada 2 Maret 2012 dari http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20071209191029AA lv6Dh. Indrasadguna. “Sekilas Tentang Gambang Kromong”. Artikel diakses pada 13 Mei 2011 dari http://www.wikipedia.com. Jali, Tabe. “ Tanjidor”. Tabloid Suara Forkabi : Aspiratif, Interaktif, dan Kreatif. Edisi 23/TH.III/September 2010. Miranti, Raras. “Strategi Adaptasi Kelompok Musik Tanjidor dalam Menghadapi Perubahan. ” Tesis diakses pada 17 mei 2011 dari http://www.digilib.ui.ac.id/opac/themes/libri2. Sylviana, Murni. “Strategi Pengembangan Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki: Suatu Analisis Kelembagaan.” Tesis diakses pada 17 Mei 2011 dari http://www.digilib.ui.ac.id/opac/themes/libri2.
84
Paul, Doyle, Johnson. Teori Sosiologi Klasik dan Modern. Jakarta: PT. Gramedia, 1986. Yvonne, Rr, Triyoga, Hoesodoningsih. ”Seni Pertunjukan Topeng Betawi Kontinuitas dan Perubahannya. ” Tesis diakses pada 17 mei 2011 dari http://www.digilib.ui.ac.id/opac/themes/libri2.
Wawancara Wawancara pribadi dengan bpk Wiwih Sriwijaya, ketua kelompok musik Gambang Kromong pada tanggal 26 Februari 2012. Wawancara Pribadi dengan Fajar Maulana, Jakarta Timur, 25 Desember 2011. Wawancara Pribadi dengan Tinggal Malangga, Jakarta Timur, 25 Desember 2011. Wawancara Pribadi dengan Liman Sagita, Jakarta Timur, 25 Desember 2011. Wawancara Pribadi dengan Qomarudin, Jakarta Timur, 25 Desember 2011. Wawancara Pribadi dengan Lili, Jakarta Timur, 25 Desember 2011. Wawancara Pribadi dengan Milu Handoko, Jakarta Timur, 25 Desember 2011. Wawancara Pribadi dengan Nurdin, Jakarta Timur, 25 Desember 2011. Wawancara Pribadi dengan Badrina, Jakarta Timur, 25 Desember 2011. Wawancara Pribadi dengan Rifki, Jakarta Timur, 25 Desember 2011. Wawancara Pribadi dengan Isun, Jakarta Timur, 25 Desember 2011. Wawancara Pribadi dengan Beni, Jakarta Timur, 25 Desember 2011. Wawancara Pribadi dengan Udin, Jakarta Timur, 25 Desember 2011. Wawancara Pribadi dengan Mila, Jakarta Timur, 25 Desember 2011. Wawancara Pribadi dengan Ani, Jakarta Timur, 25 Desember 2011.
Pedoman Wawancara Untuk Pemimpin Aspek Latar Belakang 1. Nama Lengkap
:
2. Umur
:
3. Status
:
4. Pekerjaan
:
Aspek Musik Gambang Kromong 1. Bagaimana asal-usul kesenian Gambang Kromong? 2. Unsur apa saja yang ada dalam kesenian Gambang Kromong? 3. Bagaimana cara bermain kesenian Gambang Kromong? 4. Bagaimana nada dalam kesenian Gambang Kromong? 5. Berapa jumlah alat musik Gambang Kromong? Aspek Kelompok Musik Gambang Kromong 1. Bagaimana asal-usul terbentuknya kelompok musik Gambang Kromong? 2. Apakah ada kriteria khusus untuk bergabung dalam Kelompok musik gambang Kromong? 3. Berapa jumlah keseluruhan pemain musik Gambang Kromong? 4. Apakah alasan anda untuk tetap menampilkan musik gambang kromong? 5. Kapan kesenian gambang kromong tampil? 6. Lagu-lagu apa saja yang dinyanyikan pada setiap tampil? 7. Kostum seperti apa yang dipakai pada setiap tampil? 8. Apakah ada ritual khusus yang dilakukan pada setiap akan tampil? 9. Upaya seperti apa agar kesenian gambang kromong tetap bertahan? 10. Apa harapan anda kedepan untuk kesenian ini? Aspek Waktu 1. Kapan kesenian ini tampil? 2. Dalam setahun kesenian ini sudah berapa kali tampil? 3. Dimana saja kesenian ini tampil? 4. Berapa lama kesenian ini tampil?
Aspek Ekonomi 1. Berapakah dana untuk menanggap musik gambang kromong? 2. Apakah dana untuk menanggap musik Gambang Kromong ditentukan pada siapakah dan dari kalangan apa orang yang menanggap? 3. Berapakah penghasilan yang didapatkan perorang? 4. Kapankan pemain mendapat bayaran? Aspek Strategi Kelompok Musik Gambang Kromong 1. Apa yang anda lakukan agar kesenian ini tetap bertahan? 2. Strategi apa saja yang dilakukan agar kesenian Gambang Kromong tetap bertahan? 3. Apakah kostum merupakan salah satu strategi untuk mempertahankan kesenian Gambang Kromong? 4. Faktor apa yang menyebabkan kesenian ini tetap bertahan? 5. Adakah kendala yang dihadapi dalam mempertahan kesenian ini?apa kendalanya?
Pedoman Wawancara Untuk Pemain Aspek Latar Belakang 1. Nama Lengkap
:
2. Umur Anda Berapa
:
3. Status Anda
:
Aspek Musik Gambang Kromong 1. Alat musik apa yang anda mainkan dalam kesenian Gambang Kromong? 2. Alat musik apa lagi yang anda kuasai? 3. Sudah berapa lama anda bergabung dengan kelompok musik kesenian Gambang Kromong? 4. Mengapa anda lebih memilih bermain musik Gambang Kromong? 5. Apa tujuan anda masuk dalam kelompok kesenian Gambang Kromong? 6. Siapakah yang mengajarkan anda bermain alat musik Gambang Kromong? 7. Kostum seperti apa yang anda pakai tiap kali tampil? 8. Apakah ada perasaan gugup pada saat anda akan tampil? 9. Bagaimana cara anda agar rasa gugup itu hilang? Aspek Perekonomian 1. Berapa penghasilan anda setiap kali pentas/tampil? 2. Apakah hasil dari bermain musik ini dapat Mencukupi Kehidupan Anda? 3. Apa yang anda lakukan jika hasil dari bermain musik ini tidak mencukupi kebutuhan anda? 4. Apakah anda mempunyai pekerjaan lain selain bermain Musik? 5. Apa pekerjaan anda selain bermain musik? Aspek Strategi Kelompok Musik Gambang Kromong 1. Apa yang anda lakukan agar kesenian ini tetap bertahan? 2. Strategi apa saja yang dilakukan agar kesenian Gambang Kromong tetap bertahan? 3. Apakah kostum merupakan salah satu strategi untuk mempertahankan kesenian Gambang Kromong? 4. Faktor apa yang menyebabkan kesenian ini tetap bertahan? 5. Adakah kendala yang dihadapi dalam mempertahan kesenian ini?apa kendalanya?
Pertanyaan Untuk Pemain Aspek Latar Belakang 4. Nama Lengkap
: Liman Sagita
5. Umur Anda Berapa
: 46 Tahun
6. Alamat
: Kelapa Dua Wetan
7. Status Anda
: Menikah
Aspek Musik Gambang Kromong 10. Alat musik apa yang anda mainkan dalam kesenian Gambang Kromong? Jawab : alat yang ane maenin itu kecrek ama kemor. 11. Alat musik apa lagi yang anda kuasai? Jawab: selain kecrek ama kemor ane jadi pelawak ama Mc. 12. Sudah berapa lama anda bergabung dengan kelompok musik kesenian Gambang Kromong? Jawab: Ane gabung ama kelompok musik ini udah 7 tahun, saking lamanya ane bergabung, ane udah hafal ama semuanya seperti lagu-lagu yang dinyanyiin, nadanada yang ada dalam musik gambang kromong ane juga udah hafal. 13. Mengapa anda lebih memilih bermain musik Gambang Kromong? Jawab: soalnya ane lebih menguasai musik gambang kromong ketibang musik yang yang laennya. 14. Apa tujuan anda masuk dalam kelompok kesenian Gambang Kromong? Jawab: tujuan ane masuk kekelompok ini, supaya ane bisa melestarikan seni budaya didaerah sendiri, trus sekalian memperkenalkan kemasyarakat tentang kesenian gambang kromong asli dari Betawi. 15. Siapakah yang mengajarkan anda bermain alat musik Gambang Kromong? Jawab: ane belajar nih alat sendiri kaga ade yang ngajarin, ane bisa soalnya ane rajin baca buku, liat di tv abis itu ane praktekkin deh. 16. Kostum seperti apa yang anda pakai tiap kali tampil? Jawab: biasanya ane pake baju koko, celana bahan, peci, sandal jepit, terus sebagai pelengkapnya sarung yang dilipet-lipet ditaro dileher. 17. Apakah ada perasaan gugup pada saat anda akan tampil? Jawab: ada sih 18. Bagaimana cara anda agar rasa gugup itu hilang? Jawab: ya paling juga baca basmalah ama ngajak temen bercanda.
Aspek Perekonomian 6. Berapa penghasilan anda setiap kali pentas/tampil? Jawab: penghasilan ane tiap kali tampil itu kaga nentu, ya pokoknya kurang lebih dari Rp. 100.000- Rp. 150.000 7. Apakah hasil dari bermain musik ini dapat mencukupi kehidupan Anda? Jawab: ya kaga 8. Apa yang anda lakukan jika hasil dari bermain musik ini tidak mencukupi kebutuhan anda? Jawab: ya paling cari kerjaan yang laen 9. Apakah anda mempunyai pekerjaan lain selain bermain musik? Jawab: ada 10. Apa pekerjaan anda selain bermain musik? Jawab: wiraswasta Aspek Strategi Kelompok Musik Gambang Kromong 6. Apa yang anda lakukan agar kesenian ini tetap bertahan? Jawab: ya nampilin nih kesenian pada tiap efen 7. Strategi apa saja yang dilakukan agar kesenian Gambang Kromong tetap bertahan? Jawab: banyak banget, ya salah satunye dengan cara meningkatkan kualitas pemain. 8. Apakah kostum merupakan salah satu strategi untuk mempertahankan kesenian Gambang Kromong? Jawab: bener itu. 9. Faktor apa yang menyebabkan kesenian ini tetap bertahan? Jawab: faktor keprihatinan kite, soalnya anak muda sekarang udah hampir ngelupain kesenian-kesenian yang ada didaerahnya makanye kite maju buat mempertahankan kesenian yang ada. 10. Adakah kendala yang dihadapi dalam mempertahan kesenian ini?apa kendalanya? Jawab: ada, kendalanya banyak, ya salah satunya faktor dari dana.
Pertanyaan untuk pemain Aspek Latar Belakang 1. Nama Lengkap
: Fajar Maulana
2. Umur Anda Berapa
: 14 Tahun
3. Status Anda
: Pelajar
Aspek Musik Gambang Kromong 1. Alat musik apa yang anda mainkan dalam kesenian Gambang Kromong? Jawab : alat yang ane maenin kromong 2. Alat musik apa lagi yang anda kuasai? 3. Sudah berapa lama anda bergabung dengan kelompok musik kesenian Gambang Kromong? Jawab: ane gabung udeh 1 tahun 4. Mengapa anda lebih memilih bermain musik Gambang Kromong? Jawab: ane bisa ja sih maen musik yang laen tapi ane pengen focus ama gambang kromong aje biar kaga keteter nantinya. 5. Apa alasan dan tujuan anda masuk dalam kelompok kesenian Gambang Kromong? Jawab: ya pastinya untuk melestarikan kebudayaan Betawi dong 6. Siapakah yang mengajarkan anda bermain alat musik Gambang Kromong? Jawab: yang ngajarin ane bang komarudin yang maen alat tehyan 7. Kostum seperti apa yang anda pakai tiap kali tampil? Jawab: baju yang ane pake koko, celana bahan, peci, sandal kulit ama sarung yang dilipet-lipet abis itu ditaro dileher deh 8. Apakah ada perasaan gugup pada saat anda akan tampil? Jawab: ada tapi dikit sih 9. Bagaimana cara anda agar rasa gugup itu hilang? Jawab: paling ngobrol ama temen
Aspek Perekonomian 1. Berapa Penghasilan Anda Setiap Kali Pentas/Tampil? Jawab: Rp. 100.000-Rp. 150.000, lumayan lah buat jajan mah cukup 2. Apakah hasil dari Bermain Musik ini dapat Mencukupi Kehidupan Anda? Jawab: ya cukup lah, kana ne mah masih sekolah 3. Apa yang anda lakukan jika hasil dari bermain musik ini tidak mencukupi kebutuhan anda? Jawab; Ya paling ane minta ama nyak babeh dah 4. Apakah anda Mempunyai Pekerjaan Lain Selain bermain Musik? Jawab: ada dong, sekolah 5. Apa pekerjaan anda selain bermain musik? Jawab: ya kaga ngapa-ngapain Aspek Strategi Kelompok Musik Gambang Kromong 1. Apa yang anda lakukan agar kesenian ini tetap bertahan? Jawab: ya harus bisa tampil diberbagai acara dong, biar orang pada tau 2. Strategi apa saja yang dilakukan agar kesenian Gambang Kromong tetap bertahan? Jawab: banyak sih, salah satunya pemainnya harus dari kalangan yang mude biar orang yang liat juga kaga bosen. 3. Apakah Kostum merupakan salah satu strategi untuk mempertahankan kesenian Gambang Kromong? Jawab: yoi… 4. Faktor apa yang menyebabkan kesenian ini tetap bertahan? Jawab: ya faktor anak mude sekarang lebih seneng ama yang modern makannya kite pengen ngenalin ama anak mude sekarang bahwasanya kite juga punya kesenian tradisional yang keren 5. Adakah kendala yang dihadapi dalam mempertahan kesenian ini?apa kendalanya? Jawab: ada, susah nyari pemain dari kalangan mudanya
Pertanyaan untuk pemain Aspek Latar Belakang 1. Nama Lengkap
: Rifqi
2. Umur Anda Berapa
: 17 tahun
3. Status Anda
: Pelajar
Aspek Musik Gambang Kromong 1. Alat Musik Apa yang Anda mainkan dalam Kesenian Gambang Kromong? Jawab : tehyan 2. Alat musik apa lagi yang anda kuasai? Jawab: ane bisa maenin gendang ama kromong 3. Sudah Berapa Lama Anda Bergabung Dengan Kelompok Musik Kesenian Gambang Kromong? Jawab: tiga tahun 4. Mengapa anda lebih memilih bermain musik Gambang Kromong? Jawab: soalnya ane demen banget ama main musik gambang kromong 5. Apa alasan dan tujuan anda masuk Dalam Kelompok Kesenian Gambang Kromong? Jawab: ya pastinya buat melestarikan kesenian musik gambang kromong biar kaga ilang ditelan ama zaman 6. Siapakah yang Mengajarkan Anda Bermain Alat Musik Gambang Kromong? Jawab: yang ngajarin ane H. Sanan 7. Kostum seperti apa yang anda pakai tiap kali tampil? Jawab: ya pastinya baju yang ane pake sama ama pemain yang laennya. 8. Apakah ada perasaan gugup pada saat anda akan tampil? Jawab: ada 9. Bagaimana cara anda agar rasa gugup itu hilang? Jawab: ya paling dibawa santai aja sih, ama ngobrol aja ama sesama pemain
Aspek Perekonomian 1. Berapa Penghasilan Anda Setiap Kali Pentas/Tampil? Jawab: Rp. 100.000-Rp. 150.000, ya pengennya sih gede tapi kaga apa-apa lah lumayan lah buat jajan sehari-hari 2. Apakah hasil dari Bermain Musik ini dapat Mencukupi Kehidupan Anda? Jawab: ya cukup lah, kan ane belum berkeluarga 3. Apa yang anda lakukan jika hasil dari bermain musik ini tidak mencukupi kebutuhan anda? Jawab: kaga ada yang perlu dilakuin. 4. Apakah anda Mempunyai Pekerjaan Lain Selain bermain Musik? Jawab: ada dong 5. Apa pekerjaan anda selain bermain musik? Jawab: sekolah Aspek Strategi Kelompok Musik Gambang Kromong 1. Apa yang anda lakukan agar kesenian ini tetap bertahan? Jawab: ya ditampilin trus setiap ada acara yang bersangkutan dengan Betawi 2. Strategi apa saja yang dilakukan agar kesenian Gambang Kromong tetap bertahan? Jawab: kita harus nampilin yang terbaik buat penonton supaya penonton terkesan dan pengen trus nampilin kesenian ini 3. Apakah Kostum merupakan salah satu strategi untuk mempertahankan kesenian Gambang Kromong? Jawab: bener itu 4. Faktor apa yang menyebabkan kesenian ini tetap bertahan? Jawab: supaya kesenian ini kaga punah, kan tau sendiri anak muda sekarang mah jarang yang demennya ama yang modern istilahnya mah gaul gitu 5. Adakah kendala yang dihadapi dalam mempertahan kesenian ini?apa kendalanya? Jawab: ada pastinya, susah nyari pemain
Pertanyaan untuk pemain Aspek Latar Belakang 1. Nama Lengkap
: Milu Handoko
2. Umur Anda Berapa
: 19 Tahun
3. Status Anda
: Pelajar
Aspek Musik Gambang Kromong 1. Alat Musik Apa yang Anda Pegang dalam Kesenian Gambang Kromong? Jawab : Gendang 2. Alat musik apa lagi yang anda kuasai? Jawab: Insya Allah sih semua alat ane bisa maenin 3. Sudah Berapa Lama Anda Bergabung Dengan Kelompok Musik Kesenian Gambang Kromong? Jawab: Tiga Tahun 4. Mengapa anda lebih memilih bermain musik Gambang Kromong? Jawab: soalnya saudara ane juga ikut maen Gambang Kromong 5. Apa alasan dan tujuan anda masuk Dalam Kelompok Kesenian Gambang Kromong? Jawab: alasan ane buat melestarikan budaya Betawi 6. Siapakah yang Mengajarkan Anda Bermain Alat Musik Gambang Kromong? Jawab: Bang Andi 7. Kostum seperti apa yang anda pakai tiap kali tampil? Jawab: baju yang ane pake sederhana, koko, celana item, peci, sandal jepit, ama sarung deh ditaro di leher 8. Apakah ada perasaan gugup pada saat anda akan tampil? Jawab: ada 9. Bagaimana cara anda agar rasa gugup itu hilang? Jawab: paling ngobrol ama temen
Aspek Perekonomian 1. Berapa Penghasilan Anda Setiap Kali Pentas/Tampil? Jawab: lumayan lah buat jajan, kadang Rp. 100.000 sampe Rp. 150.000 2. Apakah hasil dari Bermain Musik ini dapat Mencukupi Kehidupan Anda? Jawab: pastinya cukup 3. Apa yang anda lakukan jika hasil dari bermain musik ini tidak mencukupi kebutuhan anda? Jawab: kaga ngapa-ngapain, soalnya kana ne masih pelajar 4. Apakah anda Mempunyai Pekerjaan Lain Selain bermain Musik? Jawab: ada dong 5. Apa pekerjaan anda selain bermain musik? Jawab: sekolah Aspek Strategi Kelompok Musik Gambang Kromong 1. Apa yang anda lakukan agar kesenian ini tetap bertahan? Jawab: pastinya kita harus tampilin kesenian ini dimana-dimana dan kapan aja 2. Strategi apa saja yang dilakukan agar kesenian Gambang Kromong tetap bertahan? Jawab: harus tambah pemain yang muda supaya yang nonton kaga bosen 3. Apakah Kostum merupakan salah satu strategi untuk mempertahankan kesenian Gambang Kromong? Jawab: bener banget itu 4. Faktor apa yang menyebabkan kesenian ini tetap bertahan? Jawab: soalnya semakin sedikit orang yang tau ama kesenian tradisional 5. Adakah kendala yang dihadapi dalam mempertahan kesenian ini?apa kendalanya? Jawab: ada, soal alat tama pemainnya
Pertanyaan untuk pemain Aspek Latar Belakang 1. Nama Lengkap
: Nurdin
2. Umur Anda Berapa
: 47 Tahun
3. Status Anda
: Menikah
Aspek Musik Gambang Kromong 1. Alat Musik Apa yang Anda Pegang dalam Kesenian Gambang Kromong? Jawab : kemor 2. Alat musik apa lagi yang anda kuasai? Jawab: ane juga bisa maen alat musik Gong 3. Sudah Berapa Lama Anda Bergabung Dengan Kelompok Musik Kesenian Gambang Kromong? Jawab: 4 tahun 4. Mengapa anda lebih memilih bermain musik Gambang Kromong? Jawab: soalnya alat musik Gambang Kromong lebih komplit dari yang laen 5. Apa alasan dan tujuan anda masuk Dalam Kelompok Kesenian Gambang Kromong? Jawab: seneng ama kesenian Betawi 6. Siapakah yang Mengajarkan Anda Bermain Alat Musik Gambang Kromong? Jawab: H. Hasan 7. Kostum seperti apa yang anda pakai tiap kali tampil? Jawab: paling yang ane pake, pastinya seragam ama pemain yang laen 8. Apakah ada perasaan gugup pada saat anda akan tampil? Jawab: enggak ada 9. Bagaimana cara anda agar rasa gugup itu hilang? Jawab: ngobrol aja ama pemain yang laen sambil ngopi
Aspek Perekonomian 1. Berapa Penghasilan Anda Setiap Kali Pentas/Tampil? Jawab: hasil yang ddidapat tergantung siapa yang nanggep, kadang Rp. 100.000 kadang Rp.150.000 bisa juga lebih. 2. Apakah hasil dari Bermain Musik ini dapat Mencukupi Kehidupan Anda? Jawab: ya kaga, kan ane punya anak, bini 3. Apa yang anda lakukan jika hasil dari bermain musik ini tidak mencukupi kebutuhan anda? Jawab: cari kerjaan laen 4. Apakah anda Mempunyai Pekerjaan Lain Selain bermain Musik? Jawab: ada 5. Apa pekerjaan anda selain bermain musik? Jawab: ya sebagai Wiraswasta Aspek Strategi Kelompok Musik Gambang Kromong 1. Apa yang anda lakukan agar kesenian ini tetap bertahan? Jawab: kita harus tetap tampilin kesenian ini 2. Strategi apa saja yang dilakukan agar kesenian Gambang Kromong tetap bertahan? Jawab: kita tambah semuanya dari pemain, lagu-lagu, alat-alat dan laen-laennya 3. Apakah Kostum merupakan salah satu strategi untuk mempertahankan kesenian Gambang Kromong? Jawab: iya, soalnya kan kita nggak mo kalo cuma penampilan kita ja yang diliat dari cara kita maenin musik tapi juga kita mau orang itu liat kita dari cara berpakaian kita yang rapih 4. Faktor apa yang menyebabkan kesenian ini tetap bertahan? Jawab: karena semakin tertinggalnya kesenian tradisional 5. Adakah kendala yang dihadapi dalam mempertahakan kesenian ini?apa kendalanya? Jawab: ada, dari pemainnya susah dicari
Pertanyaan untuk pemain Aspek Latar Belakang 1. Nama Lengkap
: Udin
2. Umur Anda Berapa
: 27 tahun
3. Status Anda
: Menikah
Aspek Musik Gambang Kromong 1. Alat Musik Apa yang Anda Pegang dalam Kesenian Gambang Kromong? Jawab : ane sebagai Mc, ama Pelawak 2. Alat musik apa lagi yang anda kuasai? Jawab: ane juga bisa maen kecrek 3. Sudah Berapa Lama Anda Bergabung Dengan Kelompok Musik Kesenian Gambang Kromong? Jawab: 3 tahun 4. Mengapa anda lebih memilih bermain musik Gambang Kromong? Jawab: soalnya ane lebih seneng ama kesenian ini 5. Apa alasan dan tujuan anda masuk Dalam Kelompok Kesenian Gambang Kromong? Jawab: buat melestarikan kebudayaan Betawi 6. Siapakah yang Mengajarkan Anda Bermain Alat Musik Gambang Kromong? Jawab: otodidak atau belajar sendiri 7. Kostum seperti apa yang anda pakai tiap kali tampil? Jawab: kadang pake baju item-item 8. Apakah ada perasaan gugup pada saat anda akan tampil? Jawab: ada 9. Bagaimana cara anda agar rasa gugup itu hilang? Jawab: kita ngobrol aja ama temen
Aspek Perekonomian 1. Berapa Penghasilan Anda Setiap Kali Pentas/Tampil? Jawab: bayaran yang didapat kurang lebih Rp. 100.000- Rp. 150.000 2. Apakah hasil dari Bermain Musik ini dapat Mencukupi Kehidupan Anda? Jawab: kaga cukup 3. Apa yang anda lakukan jika hasil dari bermain musik ini tidak mencukupi kebutuhan anda? Jawab: cari sambilan 4. Apakah anda Mempunyai Pekerjaan Lain Selain bermain Musik? Jawab: ada 5. Apa pekerjaan anda selain bermain musik? Jawab: Wiraswasta Aspek Strategi Kelompok Musik Gambang Kromong 1. Apa yang anda lakukan agar kesenian ini tetap bertahan? Jawab: kita harus tampil secara rutin supaya orang seneng ama kesenian ini 2. Strategi apa saja yang dilakukan agar kesenian Gambang Kromong tetap bertahan? Jawab: kita harus menampilkan kesenian ini dengan wajah yang berbeda 3. Apakah Kostum merupakan salah satu strategi untuk mempertahankan kesenian Gambang Kromong? Jawab: bener banger itu 4. Faktor apa yang menyebabkan kesenian ini tetap bertahan? Jawab: karena keprihatinan kita ama kondisi kesenian tradisional sekarang ini 5. Adakah kendala yang dihadapi dalam mempertahan kesenian ini?apa kendalanya? Jawab: ada, dari alatnya susah dicari
Pertanyaan untuk pemain Aspek Latar Belakang 1. Nama Lengkap
: Isun B
2. Umur Anda Berapa
: 43 tahun
3. Status Anda
: Menikah
Aspek Musik Gambang Kromong 1. Alat Musik Apa yang Anda Pegang dalam Kesenian Gambang Kromong? Jawab : keyboard 2. Alat musik apa lagi yang anda kuasai? Jawab: tehyan juga ane bisa 3. Sudah Berapa Lama Anda Bergabung Dengan Kelompok Musik Kesenian Gambang Kromong? Jawab: ane gabung dah dari pertama kelompok ini didirikan kurang lebih udah 10 tahun 4. Mengapa anda lebih memilih bermain musik Gambang Kromong? Jawab: lebih seneng ama kesenian ini 5. Apa alasan dan tujuan anda masuk Dalam Kelompok Kesenian Gambang Kromong? Jawab: pastinya buat melestarikan kesenian Betawi 6. Siapakah yang Mengajarkan Anda Bermain Alat Musik Gambang Kromong? Jawab: yang ngajarin ane temen 7. Kostum seperti apa yang anda pakai tiap kali tampil? Jawab: sama aja ama pemain yang pastinya 8. Apakah ada perasaan gugup pada saat anda akan tampil? Jawab: udah kaga ada 9. Bagaimana cara anda agar rasa gugup itu hilang? Jawab: berdoa aja
Aspek Perekonomian 1. Berapa Penghasilan Anda Setiap Kali Pentas/Tampil? Jawab: hasil yang didapat sih kaga seberapa paling Rp.100.000 bisa juga lebih 2. Apakah hasil dari Bermain Musik ini dapat Mencukupi Kehidupan Anda? Jawab: kaga 3. Apa yang anda lakukan jika hasil dari bermain musik ini tidak mencukupi kebutuhan anda? Jawab: cari kerjaan laen 4. Apakah anda Mempunyai Pekerjaan Lain Selain bermain Musik? Jawab: ada 5. Apa pekerjaan anda selain bermain musik? Jawab: pengemudi Aspek Strategi Kelompok Musik Gambang Kromong 1. Apa yang anda lakukan agar kesenian ini tetap bertahan? Jawab: kalo bisa mah setiap acara kita tampil 2. Strategi apa saja yang dilakukan agar kesenian Gambang Kromong tetap bertahan? Jawab: salah satu caranya dengan penampilan kita setiap kali pentas 3. Apakah Kostum merupakan salah satu strategi untuk mempertahankan kesenian Gambang Kromong? Jawab: iya 4. Faktor apa yang menyebabkan kesenian ini tetap bertahan? Jawab: semakin terlupakannya kesenian tradisional makannya kita pengen terus nampilin kesenian ini 5. Adakah kendala yang dihadapi dalam mempertahan kesenian ini?apa kendalanya? Jawab: ada, kendalanya dari penggapnya udah jarang
Pertanyaan untuk pemain Aspek Latar Belakang 1. Nama Lengkap
: Beni
2. Umur Anda Berapa
: 30 tahun
3. Status Anda
: Menikah
Aspek Musik Gambang Kromong 1. Alat Musik Apa yang Anda Pegang dalam Kesenian Gambang Kromong? Jawab : ane maen gendang 2. Alat musik apa lagi yang anda kuasai? Jawab: tehyan 3. Sudah Berapa Lama Anda Bergabung Dengan Kelompok Musik Kesenian Gambang Kromong? Jawab: udah 5 tahun 4. Mengapa anda lebih memilih bermain musik Gambang Kromong? Jawab: soalnya temen ane juga termasuk pemain kesenian ini jadi ane ikut dah 5. Apa alasan dan tujuan anda masuk Dalam Kelompok Kesenian Gambang Kromong? Jawab: buat melestarikan kesenian Betawi aja 6. Siapakah yang Mengajarkan Anda Bermain Alat Musik Gambang Kromong? Jawab: tidak ada yang ngajari 7. Kostum seperti apa yang anda pakai tiap kali tampil? Jawab: baju koko, celana batik, peci, sandal jepit ama sarung yang dilipet-lipet trus ditaro dileher deh 8. Apakah ada perasaan gugup pada saat anda akan tampil? Jawab: biasa aja 9. Bagaimana cara anda agar rasa gugup itu hilang? Jawab: ngobrol aja
Aspek Perekonomian 1. Berapa Penghasilan Anda Setiap Kali Pentas/Tampil? Jawab: pengennya sih gede pi kaga apa-apalah, Rp.100.000-Rp.150.000 2. Apakah hasil dari Bermain Musik ini dapat Mencukupi Kehidupan Anda? Jawab: kaga pastinya 3. Apa yang anda lakukan jika hasil dari bermain musik ini tidak mencukupi kebutuhan anda? Jawab: cari pekerjaan yang tetap 4. Apakah anda Mempunyai Pekerjaan Lain Selain bermain Musik? Jawab: ada 5. Apa pekerjaan anda selain bermain musik? Jawab: dagang Aspek Strategi Kelompok Musik Gambang Kromong 1. Apa yang anda lakukan agar kesenian ini tetap bertahan? Jawab: kita adain perlombaan 2. Strategi apa saja yang dilakukan agar kesenian Gambang Kromong tetap bertahan? Jawab: kita tampilin pemain yang muda-muda biar penonton terpesona 3. Apakah Kostum merupakan salah satu strategi untuk mempertahankan kesenian Gambang Kromong? Jawab: bener 4. Faktor apa yang menyebabkan kesenian ini tetap bertahan? Jawab: karna mirisnya liat keadaan kesenian Betawi sekarang ini yang semakin terlupakan 5. Adakah kendala yang dihadapi dalam mempertahan kesenian ini?apa kendalanya? Jawab: ada, paling banyak soal penanggapnya yang semakin kurang
Pertanyaan untuk pemain Aspek Latar Belakang 1. Nama Lengkap
: Lili
2. Umur Anda Berapa
: 54 tahun
3. Status Anda
: Menikah
Aspek Musik Gambang Kromong 1. Alat Musik Apa yang Anda Pegang dalam Kesenian Gambang Kromong? Jawab : Bass dan Gitar 2. Alat musik apa lagi yang anda kuasai? Jawab: hampi semuanya ane bisa 3. Sudah Berapa Lama Anda Bergabung Dengan Kelompok Musik Kesenian Gambang Kromong? Jawab: dari pertama kelompok ini dibangun pi kalo maen nih alat udah 20 tahun yang lalu 4. Mengapa anda lebih memilih bermain musik Gambang Kromong? Jawab: karena bakat maen musik ane cuma ama musik Gambang Kromong aja 5. Apa alasan dan tujuan anda masuk Dalam Kelompok Kesenian Gambang Kromong? Jawab: sama aja ama yang laennya pastinya buat melestarikan budaya Betawi supaya kaga punah 6. Siapakah yang Mengajarkan Anda Bermain Alat Musik Gambang Kromong? Jawab: ortodidak 7. Kostum seperti apa yang anda pakai tiap kali tampil? Jawab: kostum yang dipakai pastinya seragam yah ama pemain yang lain 8. Apakah ada perasaan gugup pada saat anda akan tampil? Jawab: tidak ada 9. Bagaimana cara anda agar rasa gugup itu hilang? Jawab: santai aja dan dengan rasa percaya diri
Aspek Perekonomian 1. Berapa Penghasilan Anda Setiap Kali Pentas/Tampil? Jawab: pastinya sama ama pemain yang laen kurang lebih Rp.100.000 2. Apakah hasil dari Bermain Musik ini dapat Mencukupi Kehidupan Anda? Jawab: pastinya kaga cukup 3. Apa yang anda lakukan jika hasil dari bermain musik ini tidak mencukupi kebutuhan anda? Jawab: ya cari kerjaan laen 4. Apakah anda Mempunyai Pekerjaan Lain Selain bermain Musik? Jawab: ada dong 5. Apa pekerjaan anda selain bermain musik? Jawab: Wiraswasta Aspek Strategi Kelompok Musik Gambang Kromong 1. Apa yang anda lakukan agar kesenian ini tetap bertahan? Jawab: kita tampilin yang berbeda dengan kesenian yang laennya 2. Strategi apa saja yang dilakukan agar kesenian Gambang Kromong tetap bertahan? Jawab: lagu yang kita bawain kita campur ama lagu modern biar penonton kaga bosen 3. Apakah Kostum merupakan salah satu strategi untuk mempertahankan kesenian Gambang Kromong? Jawab: iya 4. Faktor apa yang menyebabkan kesenian ini tetap bertahan? Jawab: faktor makin berkurangnya orang yang tau akan kesenian musik tradisional 5. Adakah kendala yang dihadapi dalam mempertahan kesenian ini?apa kendalanya? Jawab: ada, kendalanya dari pemain mudanya susah dicarinya soalnya anak muda sekarang mah lebih suka ama musik Band
Pertanyaan untuk pemain Aspek Latar Belakang 1. Nama Lengkap
: Qomarudin
2. Umur Anda Berapa
: 25 tahun
3. Status Anda
: Menikah
Aspek Musik Gambang Kromong 1. Alat Musik Apa yang Anda Pegang dalam Kesenian Gambang Kromong? Jawab : tehyan 2. Alat musik apa lagi yang anda kuasai? Jawab: semua alat musik Gambang Kromong insyaallah bisa ane maenin 3. Sudah Berapa Lama Anda Bergabung Dengan Kelompok Musik Kesenian Gambang Kromong? Jawab: udah 4 tahun 4. Mengapa anda lebih memilih bermain musik Gambang Kromong? Jawab: kalo ane maen musik yang laen ane takut kaga konsen kalo kebanyakan maen musik 5. Apa alasan dan tujuan anda masuk Dalam Kelompok Kesenian Gambang Kromong? Jawab: sama aja ama pemain yang laen pastinya buat ngelestariin kesenian Betawi 6. Siapakah yang Mengajarkan Anda Bermain Alat Musik Gambang Kromong? Jawab: yang ngajarin ane kebetulan kakek ane sendiri 7. Kostum seperti apa yang anda pakai tiap kali tampil? Jawab: pastinya seragam, kadang baju item-item, kadang baju koko ama celana batik 8. Apakah ada perasaan gugup pada saat anda akan tampil? Jawab: kadang-kadang ada 9. Bagaimana cara anda agar rasa gugup itu hilang? Jawab: ngobrol aja ama temen
Aspek Perekonomian 1. Berapa Penghasilan Anda Setiap Kali Pentas/Tampil? Jawab: bayaran yang ane dapet kadang Rp.100.000 kadang Rp.150.000 2. Apakah hasil dari Bermain Musik ini dapat Mencukupi Kehidupan Anda? Jawab: kaga lah, apalagi ane udah berkeluarga 3. Apa yang anda lakukan jika hasil dari bermain musik ini tidak mencukupi kebutuhan anda? Jawab: ya cari kerjaan lagi 4. Apakah anda Mempunyai Pekerjaan Lain Selain bermain Musik? Jawab: ada 5. Apa pekerjaan anda selain bermain musik? Jawab: pengrajin Aspek Strategi Kelompok Musik Gambang Kromong 1. Apa yang anda lakukan agar kesenian ini tetap bertahan? Jawab: ane pengen nampilin kesenian pada setiap acara bukan cuma acara Betawi aja 2. Strategi apa saja yang dilakukan agar kesenian Gambang Kromong tetap bertahan? Jawab: kita kombinasiin lagu-lagu yang kita nyanyiin tiap kali tampil 3. Apakah Kostum merupakan salah satu strategi untuk mempertahankan kesenian Gambang Kromong? Jawab: bener banget tuh 4. Faktor apa yang menyebabkan kesenian ini tetap bertahan? Jawab: faktor dari pemainnya yang semakin semangat buat terus nampilin kesenian ini 5. Adakah kendala yang dihadapi dalam mempertahan kesenian ini?apa kendalanya? Jawab: ada, soalnya kan segala sesuatu kaga selalu berjalan mulus, kendalanya dari penontonnya yang semakin berkurang tapi soal itu kaga ngurangin semangat kita dalam memainkan musik ini
Pertanyaan untuk pemain Aspek Latar Belakang 1. Nama Lengkap
: Tinggal Malangga
2. Umur Anda Berapa
: 48 tahun
3. Status Anda
: Menikah
Aspek Musik Gambang Kromong 1. Alat Musik Apa yang Anda Pegang dalam Kesenian Gambang Kromong? Jawab : ane kaga maenin alat tapi ane sebagai penyanyi, Mc, ama ngelawak 2. Alat musik apa lagi yang anda kuasai? Jawab: kaga ada alat musik yang ane bisa 3. Sudah Berapa Lama Anda Bergabung Dengan Kelompok Musik Kesenian Gambang Kromong? Jawab: udah 7 tahun 4. Mengapa anda lebih memilih bermain musik Gambang Kromong? Jawab: soalnya ane lebih seneng ama kesenian ini tapi kadang-kadang ane juga tampil kaga ama kelompok ini 5. Apa alasan dan tujuan anda masuk Dalam Kelompok Kesenian Gambang Kromong? Jawab: soalnya ane kan keturunan dari anak Betawi jadi ane harus ikut, sekaligus sebagai penerus budaya 6. Siapakah yang Mengajarkan Anda Bermain Alat Musik Gambang Kromong? Jawab: ortodidak atau belajar sendiri 7. Kostum seperti apa yang anda pakai tiap kali tampil? Jawab: pastinya seragam dong ama pemein yan laen kalo beda kan jadi kaga kompak 8. Apakah ada perasaan gugup pada saat anda akan tampil? Jawab: nggak ada 9. Bagaimana cara anda agar rasa gugup itu hilang? Jawab: berdoa aja sebelum tampil ama ngobrol aja ama sesame pemain
Aspek Perekonomian 1. Berapa Penghasilan Anda Setiap Kali Pentas/Tampil? Jawab: setiap ane tampil bayarannya kaga tentu kadang Rp.100.000 kadang juga lebih dari segitu 2. Apakah hasil dari Bermain Musik ini dapat Mencukupi Kehidupan Anda? Jawab: nggak cukup 3. Apa yang anda lakukan jika hasil dari bermain musik ini tidak mencukupi kebutuhan anda? Jawab: cari kerjaan laien makannya maen musik ini mah cuma buat sambilan aja bukan kerjaan tetap 4. Apakah anda Mempunyai Pekerjaan Lain Selain bermain Musik? Jawab: ada 5. Apa pekerjaan anda selain bermain musik? Jawab: supir Blue Bird Aspek Strategi Kelompok Musik Gambang Kromong 1. Apa yang anda lakukan agar kesenian ini tetap bertahan? Jawab: setahun sekali kita adain perlombaan yang bersangkutan ama kesenian Betawi 2. Strategi apa saja yang dilakukan agar kesenian Gambang Kromong tetap bertahan? Jawab: menambahkan alat-alat musiknya dengan alat modern 3. Apakah Kostum merupakan salah satu strategi untuk mempertahankan kesenian Gambang Kromong? Jawab: iya tuh 4. Faktor apa yang menyebabkan kesenian ini tetap bertahan? Jawab: sebagai keturunan Betawi pastinya kita harus melestarikan kesenian yang ada biar kaga ilang 5. Adakah kendala yang dihadapi dalam mempertahan kesenian ini?apa kendalanya? Jawab: ada, kurangnya dana yang kita perlukan kalo lagi mo pentas
Pertanyaan untuk pemain Aspek Latar Belakang 1. Nama Lengkap
: Ani
2. Umur Anda Berapa
: 25 tahun
3. Status Anda
: Menikah
Aspek Musik Gambang Kromong 1. Alat Musik Apa yang Anda Pegang dalam Kesenian Gambang Kromong? Jawab : say amah nggak maenin alat musik tapi saya sebagai penyanyi 2. Selain menyanyi dan menari apa lagi yang anda kuasai? Jawab: selain nyanyi ane sih bisa juga dikit-dikit mah maen Gong ama kecrek 3. Sudah Berapa Lama Anda Bergabung Dengan Kelompok Musik Kesenian Gambang Kromong? Jawab: udah 8 tahun 4. Mengapa anda lebih memilih menyanyi dan menari dalam Gambang Kromong? Jawab: sebenernya sih ane tampil bukan ama kelompok musik ini aja sih tapi kadang tampil sendiri 5. Apa alasan dan tujuan anda masuk Dalam Kelompok Kesenian Gambang Kromong? Jawab: mengembangkan bakat saya sekaligus melestarikan kebudayaan Betawi 6. Siapakah yang Mengajarkan anda menyanyi dan menari? Jawab: belajar sendiri 7. Kostum seperti apa yang anda pakai tiap kali tampil? Jawab: baju yang saya pake kebaya encim 8. Apakah ada perasaan gugup pada saat anda akan tampil? Jawab: ada 9. Bagaimana cara anda agar rasa gugup itu hilang? Jawab: dibawa asyik aja
Aspek Perekonomian 1. Berapa Penghasilan Anda Setiap Kali Pentas/Tampil? Jawab: sebagai penyanyi pastinya penghasilan yang didapet sama aja ama pemain musik yang laen 2. Apakah hasil dari menyanyi dan menari ini dapat Mencukupi Kehidupan Anda? Jawab: ya cukup deh buat anak jajan 3. Apa yang anda lakukan jika hasil dari menyanyi dan menari ini tidak mencukupi kebutuhan anda? Jawab: nggak ada yang perlu dilakuin sih soalnya selain nyanyi saya cuma sebagai ibu rumah tangga aja 4. Apakah anda Mempunyai Pekerjaan Lain Selain menyanyi dan menari? Jawab: ada 5. Apa pekerjaan anda selain menyanyi dan menari? Jawab: ngurus keluarga Aspek Strategi Kelompok Musik Gambang Kromong 1. Apa yang anda lakukan agar kesenian ini tetap bertahan? Jawab: kita harus tampil dimana aja biar semua orang tau 2. Strategi apa saja yang dilakukan agar kesenian Gambang Kromong tetap bertahan? Jawab: salah satu strateginya adalah dengan cara mengkombinasikan semua yang tradisional dengan yang modern 3. Apakah Kostum merupakan salah satu strategi untuk mempertahankan kesenian Gambang Kromong? Jawab: iya itu 4. Faktor apa yang menyebabkan kesenian ini tetap bertahan? Jawab: disebabkan karena orang jarang yang tau ama kesenian tradisional yang ada didaerahnya makannya kita tetep nampilin buat mengingatkan 5. Adakah kendala yang dihadapi dalam mempertahankan kesenian ini?apa kendalanya? Jawab: ada, kendalanya susah cari pemain buat pengganti kalo lagi berhalangan pentas
Pertanyaan untuk pemain Aspek Latar Belakang 1. Nama Lengkap
: Mila
2. Umur Anda Berapa
: 23 tahun
3. Status Anda
: Menikah
Aspek Musik Gambang Kromong 1. Alat Musik Apa yang Anda Pegang dalam Kesenian Gambang Kromong? Jawab : saya mah nyanyi 2. Selain menyanyi dan menari apa lagi yang anda kuasai? Jawab: alat yang gampang aja, kecrek ama gong 3. Sudah Berapa Lama Anda Bergabung Dengan Kelompok Musik Kesenian Gambang Kromong? Jawab: udah 8 tahun 4. Mengapa anda lebih memilih menyanyi dan menari dalam Gambang Kromong? Jawab: soalnya saudara saya ikut ama kelompok ini 5. Apa alasan dan tujuan anda masuk Dalam Kelompok Kesenian Gambang Kromong? Jawab: pastinya buat melestarikan kebudayaan Betawi dong 6. Siapakah yang Mengajarkan Anda menyanyi dan menari? Jawab: sendiri soalnya saya sendiri hobinya nyanyi ama nari sih 7. Kostum seperti apa yang anda pakai tiap kali tampil? Jawab: kalo penarinya mah pake bajunya kebaya 8. Apakah ada perasaan gugup pada saat anda akan tampil? Jawab: ada tapi waktu pertamanya aja 9. Bagaimana cara anda agar rasa gugup itu hilang? Jawab: bercanda aja ama dibawa semangat aja
Aspek Perekonomian 1. Berapa Penghasilan Anda Setiap Kali Pentas/Tampil? Jawab: bayaran tiap kali tampil Rp.100.000-Rp.150.000 2. Apakah hasil dari menyanyi dan menari ini dapat Mencukupi Kehidupan Anda? Jawab: ya nggak cukup sih 3. Apa yang anda lakukan jika hasil dari menyanyi dan menari ini tidak mencukupi kebutuhan anda? Jawab: ya nggak ada yang dilakuin soalnya kan yang cari nafkah mah laki saya, ini mah Cuma sambilan aja 4. Apakah anda Mempunyai Pekerjaan Lain Selain menyanyi dan menari? Jawab: tentunya ada 5. Apa pekerjaan anda selain menyanyi dan menari? Jawab: Ibu rumah tangga Aspek Strategi Kelompok Musik Gambang Kromong 1. Apa yang anda lakukan agar kesenian ini tetap bertahan? Jawab: tampilin kesenian ini kalo ada pameran-pameran apa aja yang ada sangkutannya ama kesenian Betawi 2. Strategi apa saja yang dilakukan agar kesenian Gambang Kromong tetap bertahan? Jawab: lagu-lagu yang dinyanyiin selang seling, yang tradisional ama yang modern 3. Apakah Kostum merupakan salah satu strategi untuk mempertahankan kesenian Gambang Kromong? Jawab: tentu itu 4. Faktor apa yang menyebabkan kesenian ini tetap bertahan? Jawab: kita pengen orang mengenal kesenian tradisional Betawi tapi yang udah dicampur ama yang modern 5. Adakah kendala yang dihadapi dalam mempertahan kesenian ini?apa kendalanya? Jawab: ada, repot banget kalo keparengan yang manggil itu jauh
Pertanyaan untuk pemain Aspek Latar Belakang 1. Nama Lengkap
: Badrina
2. Umur Anda Berapa
: 15 tahun
3. Status Anda
: Pelajar
Aspek Musik Gambang Kromong 1. Alat Musik Apa yang Anda Pegang dalam Kesenian Gambang Kromong? Jawab : saya mah nyanyi ama nari kak 2. Selain menyanyi dan menari apa lagi yang anda kuasai? Jawab: nggak ada lagi selain menyanyi ama nari 3. Sudah Berapa Lama Anda Bergabung Dengan Kelompok Musik Kesenian Gambang Kromong? Jawab: gabung ama kelompok ini baru 2 tahun 4. Mengapa anda lebih memilih menyanyi dan menari dalam musik Gambang Kromong? Jawab: saya sih nggak dikelompok ini aja tapi saya juga ikut ama sanggar tari yang dipimpin emak Hj. Nori 5. Apa alasan dan tujuan anda masuk Dalam Kelompok Kesenian Gambang Kromong? Jawab: buat melestarikan kebudayaan Betawi 6. Siapakah yang Mengajarkan anda menyanyi dan menari? Jawab: yang ngajarin saya cucunya emak Hj. Nori 7. Kostum seperti apa yang anda pakai tiap kali tampil? Jawab: kebaya 8. Apakah ada perasaan gugup pada saat anda akan tampil? Jawab: ada 9. Bagaimana cara anda agar rasa gugup itu hilang? Jawab: dibawa rilex aja sih
Aspek Perekonomian 1. Berapa Penghasilan Anda Setiap Kali Pentas/Tampil? Jawab: Rp. 100.000-Rp.150.000 2. Apakah hasil dari menyanyi dan menari ini dapat Mencukupi Kehidupan Anda? Jawab: cukup 3. Apa yang anda lakukan jika hasil dari menyanyi dan menari ini tidak mencukupi kebutuhan anda? Jawab: ga ada 4. Apakah anda Mempunyai Pekerjaan Lain Selain menyanyi dan menari? Jawab: ada dong kak 5. Apa pekerjaan anda selain menyanyi dan menari? Jawab: sekolah Aspek Strategi Kelompok Musik Gambang Kromong 1. Apa yang anda lakukan agar kesenian ini tetap bertahan? Jawab: kalo bisa tampilin pada setiap ada hajatan 2. Strategi apa saja yang dilakukan agar kesenian Gambang Kromong tetap bertahan? Jawab: mencari pemain mudanya, terus ama lagu-lagunya dah dicampur 3. Apakah Kostum merupakan salah satu strategi untuk mempertahankan kesenian Gambang Kromong? Jawab: bener tuh kak 4. Faktor apa yang menyebabkan kesenian ini tetap bertahan? Jawab: faktor dari nasib kesenian Betawi padahalkan udah kewajiban kita sebagai generasi penerus untuk tetap melestarikan kesenian leluhur kita supaya nggak ilang 5. Adakah kendala yang dihadapi dalam mempertahan kesenian ini?apa kendalanya? Jawab: ada dah, penanggapnya masih sedikit
Pertanyaan Untuk Pemimpin Aspek Latar Belakang 5. Nama Lengkap
: Wiwih Sriwijaya
6. Umur
: 48 tahun
7. Status
: menikah
8. Pekerjaan
: pegawai negeri sipil
Aspek Musik Gambang Kromong 6. Bagaimana Asal-Usul Kesenian Gambang Kromong? Jawab: gambang kromong mah kan dulu Cuma sebagai hibur semata yang dimaenin kalo lagi nggak ada kerjaan, lebih tepatnya orang keturunan Tionghoa, sekarang mah beda ama dulu gambang kromong udah jadi kesenian yang harus dipertahankan sampai nanti. 7. Unsur Apa Saja yang Ada Dalam Kesenian Gambang Kromong? Jawab: ya unsur pribumi ama unsur Tionghoa kan udah keliatan dari alat-alatnya 8. Bagaimana Cara Bermain Kesenian Gambang Kromong? Jawab: dalam maenin musik gambang kromong nggak ada 9. Bagaimana Nada dalam Kesenian Gambang Kromong? Jawab: nada yang dipake dalam musik gambang kromong 10. Berapa Jumlah Alat Musik Gambang Kromong? Jawab: 9 alat Aspek Kelompok Musik Gambang Kromong 11. Bagaimana asal-usul terbentuknya kelompok musik Gambang Kromong? Jawab: terbentuknya kelompok musik ini, berawal dari keprihatinan kita terhadap kesenian tradisional yang banyak ditinggalin orang, ya sebagai keturunan Betawi masa kita diam aja melihat kesenian tradisional kita udah mulai ilang makannya kita serempak buat ngebentuk kelompok musik ini, maka pada tanggal 1 Oktober 2003 kelompok musik ini diresmiin. 12. Apakah ada kriteria khusus untuk bergabung dalam Kelompok musik gambang Kromong? Jawab: pastinya ada yah, pemain harus professional dalam segala hal, pemain juga harus menguasai alat yang dimainkan, sama harus menguasai nadanya.
13. Berapa jumlah keseluruhan pemain musik Gambang Kromong? Jawab: jumlah keseluruhan pemain musik Gambang Kromong 15 orang, pemimpin 1(satu) orang, penyanyi sekaligus penari 3(tiga) orang, pemain alat 11(sebelas) orang. 14. Apakah alasan anda untuk tetap menampilkan musik gambang kromong? Jawab: ingin melestraikan kesenian kalau perlu harus sampai go internasional 15. Kapan kesenian gambang kromong tampil? Jawab: kalo sekarang mah tampil kapan aja, pada waktu ulang tahun Jakarta, Hajatan, dan secara rutin kita tampil di Setu Babakan. 16. Lagu-lagu apa saja yang dinyanyikan pada setiap tampil? Jawab: lagu yang biasa kita nyanyiin setiap tampil, awalnya lagu tradisional Betawi, abis itu baru lagu Betawi yang modern. Dan lagu Betawi tradisional ini bagi kita lagu wajib yang hrus kita nyanyiin pada awal penampilan kita. 17. Kostum seperti apa yang dipakai pada setiap tampil? Jawab: kostum yang biasa kita pake itu, kalo dari pemain musik biasanya pake baju koko, celana bahan, peci, sandal jepit ama sarung yang dilipet ditaro dileher. Kalo dari penyanyi sekaligus penari itu pake baju kebaya encim. Trus kalo dari ane sendiri biasanya ane pake baju ujung serong. Dan itu merupakan suatu perbedaan yang membedakan kelompok musik kita sama kelompok musik laennya. 18. Apakah ada ritual khusus yang dilakukan pada setiap akan tampil? Jawab: kalo ritual khusus sekarang mah dah kaga ada soalnya kan udah kemajuan zaman. Laen ama dulu, dulu mah ada ritual khusus yang dilakuin setiap kali pentas, yang mereka yakini kalo ritual ini kaga dilakuin akan terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan baik itu dari pemain, penonton bahkan penganggap dengan cara salah satu alat musik yaitu gong dikepul-kepulin asap kemenyan sebanyak 3 kali abis itu gong dipukul 3 kali, barulah setelah itu kesenian ini boleh dimainkan. 19. Upaya seperti apa agar kesenian gambang kromong tetap bertahan? Jawab: upaya yang kita lakuin itu banyak, terdiri dari alat-alat kita tambah ama yang modern, lagu kita kombinasikan, pemain dari anak-anak ampe yang tua ada, ama kostum yang kita pake itu merupakan cara kita buat tetap bertahan sampe sekarang. 20. Apa harapan anda kedepan untuk kesenian ini? Jawab: harapannya nggak banyak, yang penting asalkan kesenian ini tetap maju aja.
Aspek Waktu 5. Kapan kesenian ini tampil? Jawab: kita tampil nggak tentu, kalo da yang manggil kita buat tampil ya kita tampil. 6. Dalam setahun kesenian ini sudah berapa kali tampil? Jawab: nggak tau deh berapa kali soalnya kaa ngitungin 7. Dimana saja kesenian ini tampil? Jawab: kita tampil secara rutin di Taman mini Indonesia indah, Setu Babakan, hajatan, hari ulang tahun Jakarta dan lain sebagainya 8. Berapa lama kesenian ini tampil? Jawab: paling lama kita tampil itu 10 jam bisa juga lebih tapi kan kita kaga tampil mulu pastinya ada waktu istirahatnya Aspek Ekonomi 5. Berapakah dana untuk menanggap musik gambang kromong? Jawab: tergantung dari Rp.1.500.000 bisa juga lebih dari segitu 6. Apakah dana untuk menanggap musik Gambang Kromong ditentukan pada siapakah dan dari kalangan apa orang yang menanggap? Jawab: iya, kalo yang nanggep kita masih keluarga/kerabat ya bisa dinegolah soal harga tapi kalo yang nanggep orang kaya kita ngomong harganya segini dia mah langsung mau aja kaga nawar lagi, mungkin gara-orang kaya kali yah. 7. Berapakah penghasilan yang didapatkan perorang? Jawab: dalam pembagian hasil sih nggak dibeda-bedain, semuanya sama rata baik itu yang tua atau yang muda tapi buat pemimpin yang dibedain, kan buat servis alat-alat musiknya juga 8. Kapankan pemain mendapat bayaran? Jawab: pemain dapat bayaran ya nanti kalo udah balik dari acara, kan ribet banget kalo dibayarnya pas masih dilokasi lagian juga diliatnya kaga pantes banget
Aspek Strategi Kelompok Musik Gambang Kromong 6. Apa yang anda lakukan agar kesenian ini tetap bertahan? Jawab: Pengkaderan, memilih generasi dari yang tua sampe yang muda, dan dari penampilan juga ada cirri khas tersendiri dari kelompok kesenian yang yang lain 7. Strategi apa saja yang dilakukan agar kesenian Gambang Kromong tetap bertahan? Jawab: sama kaya upaya kita dalam mempertahankan kesenian ini yaitu dengan cara pengkaderan dalam pemain, penambahan alat-alat, pengkombinasian lagu-lagu, kostum yang kita pake harus menjadi cirri khas kita. 8. Apakah Kostum merupakan salah satu strategi untuk mempertahankan kesenian Gambang Kromong? Jawab: iya 9. Faktor apa yang menyebabkan kesenian ini tetap bertahan? Jawab: adanya pembinaan buat kesenian ini, dan adanya pemain dari generasi muda yang menjadi kekuatan kita untuk tetap mempertahankan dan melestarikan kesenian ini. 10. Adakah kendala yang dihadapi dalam mempertahan kesenian ini?apa kendalanya? Jawab: ada, dari pemain, ada beberapa alat musik yang sulit dimainkan karena berbeda dengan alat yang lainnya.