TUGAS AKHIR LINGKUNGAN BISNIS MEMBUAT PARUTAN KELAPA DENGAN POHON MLINJO
Disusun oleh : Nama
: Agung Muhammad Sholih
NIM
: 11.01.2939
Program Studi
: Lingkungan Bisnis
Jurusan
: D-3 Tehnik Informatika
STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2012
PENDAHULUAN a. Latar Belakang Pohon mlinjo ternyata dapat dimanfaatkan untuk menjadi peluang usaha bagi warga Dusun Pojok, Sendangagung, Minggir, Sleman. Mereka menggunakan kayu pohon mlinjo untuk membuat parutan kelapa atau yang sering dipanggil matik. Matik adalah pekerjaan sehari-hari warga desa pojok dan sekitarnya. Mereka membuat parut untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka. Mereka yang melakukan pekerjaan ini kebanyakan dari kaum wanita dari usia 15 tahun hingga lanjut usia atau sekitar 70 tahun. Tidak kalah juga dari orang laki-laki juga banyak yang membuat parut kelapa dengan cara matik, Di sini saya akan membahas tentang bagaimana cara membuat parutan kelapa di desa Pojok, Sendangagung, Minggir, Sleman. b. Rumusan Masalah 1. Apakah yang dinamakan parut itu? 2. Cara Pembuatan Parut c. Tujuan Di dalam makalah ini saya akan membahas tentang kegunaan pohon mlinjo untuk membuat parutan kelapa. Salah satu peluang usaha yang sudah ada sejak lama yaitu dengan cara matik atau membuat parutan kelapa dengan kayu mlinjo. Peluang ini juga digunakan oleh mereka yang membeli parut. Mereka membeli parut dengan harga murah dan dijual lagi dengan harga yang lebih tinggi.
ABSTRAK Parutan kelapa mempunyai nilai bisnis yang lumayan menguntungkan. Kini usaha membuat parutan kelapa dengan menggunakan pohon mlinjo sudah mencapai luar kota Yogyakarta. Akan tetapi para pembuat parutan kini merasa kesulitan mencari kawat baja, namun dengan begitu mereka tetap mengerjakan walaupun hanya bisa membuat 3 sampai 5 parutan perharinya. Biasanya mereka dapat mengerjakan 5-10 parutan perharinya. Selain itu, harga papan yang mahal dan biaya untuk membuat papan juga mahal. Sudah sekitar 100 tahun pekerjaan ini ada di Desa Pojok, Sendangagung, Minggir, Sleman. Selain para pembuat parut ada juga persaingan antar pengepul parut. Mereka berlomba mendapatkan parut yang banyak. Karena permintaan juga semakin banyak. Para pengepul ini berbeda jenis. Ada yang memberi harga tinggi dan juga harga yang pas. Tetapi jika sudah langganan berapapun harganya harus diterima. Kini parutan kelapa bukan lagi sebagai pekerjaan, tetapi menjadi kebiasaan warga Dusun Pojok.
PEMBAHASAN 1.
MEMBUAT PARUTAN KELAPA (MATIK)
Parut adalah salah satu alat untuk menghaluskan kelapa, ubi, wortel, dan lain sebagainya. Parutan kelapa kini sudah banyak menggunakan bahan dari seng bahkan juga menggunakan mesin. Akan tetapi di desa sendangagung, minggir, sleman masih menggunakan parutan kelapa yang terbuat dari kayu mlinjo atau nama lainnya adalah matik. Para pembuat parut ini rata-rata dari kaum wanita, mereka membuat parut ini untuk menambah penghasilan dan meringankan beban suami mereka. Mereka membuat parutan kelapa dengan bahan kayu mlinjo dan kawat baja yang dipotong pendek-pendek kemudian dipukul pada bagian kawat yang sudah dipotong tersebut. Rata-rata mereka dapat menghasilkan 5-6 buah parutan kelapa per hari. Satu buah parutan kelapa dihargai Rp. 3500 - Rp. 5000. Kayu mlinjo per kotak Rp.500 dan kawat baja per rol Rp. 2000. Para pengrajin parut tidak ada batasan usia, mulai dari usia 15 tahun hingga lanjut usia juga masih setia membuat parut. Cara pembuatan parutan ini memang agak susah, karena harus memotong kawat baja dengan alat pemotong yang biasa dipanggil jumput, potongan kawat ini panjangnya sekitar 0.5 cm. Kemudian kawat yang sudah dipotong ukurang 0.5 cm ditaruh diatas kayu mlinjo yang sudah dibuat seperti papan dan dipukul 2 atau 3 kali dengan alat yang diberi nama ganden.
Hampir seluruh warga desa tersebut membuat parutan kelapa dengan tradisional. Itu sudah menjadi kebiasaan dan cara mereka mencari nafkah karena tidak adanya pekerjaan lain. Parut atau matik itu sudah ada sejak lama ada di dusun pojok. Menurut salah seorang pembuat parut, “parut ini sebenarnya tidak sulit dikerjakan, tetapi karena kebiasaan dan memang pekerjaannya seperti ini jadinya kan sudah terbiasa. Saya membuat parut ini untuk menambah penghasilan dan meringankan beban suami.” Parut ini dibuat menggunakan kayu mlinjo atau kayu so, karena kayu ini mengandung minyak yang sangat enak terutama untuk membuat santan. Untuk membuat papan parut harus mencari orang yang ingin menjual kayu mlinjo. Apabila di dalam desa tidak ada yang ingin menjual pohon so, mereka mecari di desa lain bahkan mereka mencari hingga di pegunungan. Hampir setiap hari para pembeli papan ini rela mengantri dari pagi hingga siang untuk mendapatkan papan parut atau blabak.
2.
Cara membuat parutan kelapa 1. Bahan dasar a. Kawat baja b. Jumput (sejenis catut untuk memotong kawat baja) c. Ganden (sejenis palu berukuran kecil) d. Blabak atau papan e. Dingklik f. Tali
2. Cara pembuatan a. Pilih papan b. Taruh papan di atas kursi kecil dari kayu c. Tali papan dengan kursi kecil dari kayu d. Potong kawat baja dengan jumput/sejenis catut e. Tempelkan kawat di atas papan f. Pukul kawat sampai menancap pada papan
DAFTAR PUSTAKA
http://www.youtube.com/watch?v=1-iRlv53fQ8 wawancara oleh Bapak Soekardjo dan Ibu Wagirah