TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA
STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
Oleh : Nama
: Sandy muttaqin
NIM
: 11.12.5463
Jurusan
: S1-Sistem informasi
Kelompok : G Dosen
: M. Ayub Pramana, SH
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penuis dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa kehendak-Nya makalah ini tidak akan terwujud. Selesainya makalah ini membawa kebahagiaan tersendiri bagi penulis. Diharapkan dengan makalah ini pembaca akan semakin memahami tentang pancasila. Penulis menyampaikan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung selesainya makalah ini. Terima kasih juga kepada kedua orang tua yang telah memberikan do’a nya. Tidak lupa rasa terimakasih kepada pembimbing dan juga dosen mata kuliah pendidikan pancasila. Penulis menyadari bahwa karya ini belum sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca agar karya berikutnya semakin baik.
Yogyakarta, oktober 2011 Penulis,
Sandy muttaqin
Tuhan itu ada Menurut isama, Beriman bahwa Tuhan itu ada adalah iman yang paling utama. Jika seseorang sudah tidak percaya bahwa Tuhan itu ada, maka sesungguhnya orang itu dalam kesesatan yang nyata. Benarkah Tuhan itu ada? Kita tidak pernah melihat Tuhan. Kita juga tidak pernah bercakap-cakap dengan Tuhan. Karena itu, tidak heran jika orang-orang atheist menganggap Tuhan itu tidak ada. Cuma khayalan orang belaka. Ada kisah zaman dulu tentang orang atheist yang tidak percaya dengan Tuhan. Dia mengajak berdebat seorang alim mengenai ada atau tidak adanya Tuhan. Di antara pertanyaannya adalah: “Benarkah Tuhan itu ada” dan “Jika ada, di manakah Tuhan itu?” Ketika orang atheist itu menunggu bersama para penduduk di kampung tersebut, orang alim itu belum juga datang. Ketika orang atheist dan para penduduk berpikir bahwa orang alim itu tidak akan datang, barulah muncul orang alim tersebut. “Maaf jika kalian menunggu lama. Karena hujan turun deras, maka sungai menjadi banjir, sehingga jembatannya hanyut dan saya tak bisa menyeberang. Alhamdulillah tiba-tiba ada sebatang pohon yang tumbang. Kemudian, pohon tersebut terpotongpotong ranting dan dahannya dengan sendirinya, sehingga jadi satu batang yang lurus, hingga akhirnya menjadi perahu. Setelah itu, baru saya bisa menyeberangi sungai dengan perahu tersebut.” Begitu orang alim itu berkata. Si Atheist dan juga para penduduk kampung tertawa terbahak-bahak. Dia berkata kepada orang banyak, “Orang alim ini sudah gila rupanya. Masak pohon bisa jadi perahu dengan sendirinya. Mana bisa perahu jadi dengan sendirinya tanpa ada yang membuatnya!” Orang banyak pun tertawa riuh. Setelah tawa agak reda, orang alim pun berkata, “Jika kalian percaya bahwa perahu tak mungkin ada tanpa ada pembuatnya, kenapa kalian percaya bahwa bumi, langit, dan seisinya bisa ada tanpa penciptanya? Mana yang lebih sulit, membuat perahu, atau menciptakan bumi, langit, dan seisinya ini?” Mendengar perkataan orang alim tersebut, akhirnya mereka sadar bahwa mereka telah terjebak oleh pernyataan mereka sendiri. “Kalau begitu, jawab pertanyaanku yang kedua,” kata si Atheist. “Jika Tuhan itu ada, mengapa dia tidak kelihatan. Di mana Tuhan itu berada?” Orang atheist itu berpendapat, karena dia tidak pernah melihat Tuhan, maka Tuhan itu tidak ada.
1
Orang alim itu kemudian menampar pipi si atheist dengan keras, sehingga si atheist merasa kesakitan. “Kenapa anda memukul saya? Sakit sekali.” Begitu si Atheist mengaduh. Si Alim bertanya, “Ah mana ada sakit. Saya tidak melihat sakit. Di mana sakitnya?” “Ini sakitnya di sini,” si Atheist menunjuk-nunjuk pipinya. “Tidak, saya tidak melihat sakit. Apakah para hadirin melihat sakitnya?” Si Alim bertanya ke orang banyak. Orang banyak berkata, “Tidak!” “Nah, meski kita tidak bisa melihat sakit, bukan berarti sakit itu tidak ada. Begitu juga Tuhan. Karena kita tidak bisa melihat Tuhan, bukan berarti Tuhan itu tidak ada. Tuhan ada. Meski kita tidak bisa melihatNya, tapi kita bisa merasakan ciptaannya.” Demikian si Alim berkata. Sederhana memang pembuktian orang alim tersebut. Tapi pernyataan bahwa Tuhan itu tidak ada hanya karena panca indera manusia tidak bisa mengetahui keberadaan Tuhan adalah pernyataan yang keliru. Memang sulit membuktikan bahwa Tuhan itu ada. Tapi jika kita melihat pesawat terbang, mobil, TV, dan lain-lain, sangat tidak masuk akal jika kita berkata semua itu terjadi dengan sendirinya. Pasti ada pembuatnya. Jika benda-benda yang sederhana seperti korek api saja ada pembuatnya, apalagi dunia yang jauh lebih kompleks. Dalam Al Qur’an, Allah menjelaskan bahwa Dialah yang menciptakan langit, bintang, matahari, bulan, dan lain-lain: “Maha Suci Allah yang menjadikan di langit gugusan-gugusan bintang dan Dia menjadikan juga padanya matahari dan bulan yang bercahaya.” [Al Furqoon:61] Di ayat lain, bahkan Allah menantang pihak lain untuk menciptakan lalat jika mereka mampu. Manusia mungkin bisa membuat robot dari bahan-bahan yang sudah diciptakan oleh Allah. Tapi untuk menciptakan seekor lalat dari tiada menjadi ada serta makhluk yang bisa bereproduksi (beranak-pinak), tak ada satu pun yang bisa menciptakannya kecuali Allah: “…Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalatpun, walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya 2
kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah.” [Al Hajj:73] Sesungguhnya, masih banyak ayat-ayat Al Qur’an lainnya yang menjelaskan bahwa sesungguhnya, Tuhan itu ada, dan Dia lah yang Maha Pencipta. Semoga dengan adanya artikel ini pembaca yang belum percaya atau memahami tuhan itu ada, menjadi tahu bahwa sesungguhnya tuhan itu memang benar-benar ada.
Sumber : http://syiarislam.wordpress.com/2007/09/13/bukti-tuhan-itu-ada/
3
Terorisme
Artikel ini akan membahas terorisme menurut sudut pandang agama islam. Karena banyak aksi terorisme mengatas namakan agama islam. Padahal sebenarnya dalam agama islam tidak ada ajaran yang mendukung terorisme.
Berawal dari maraknya aksi pengeboman di Indonesia. Baik dalam skala besar maupun kecil. Dan satu hal yang tidak dapat kita hindari adalah adanya opini yang mengaitkan peristiwa tersebut dengan islam dan aktifitasnya. Dari hasil penyelidikan dan pengembangan, adanya sekelompok orang yang terorganisir melakukan pengeboman dengan label islam. Apalagi sampai muncul istilah islam militan, islam garis keras bahkan yang lebih buruk lagi islam agama teroris.
Dan yang tak kalah penting bagi kita sebagai orang-orang yang mencintai kedamaian adalah tugas untuk menerangkan kepada seluruh dunia bahwa Islam sangat dan sangat mengutuk tindak terorisme. Karena Islam adalah agama perdamaian dan toleransi yang memerintahkan individu kepada rasa kasih sayang dan keadilan. Agama memerintahkan kasih sayang, kemurahan hati dan kedamaian. Teror, di sisi lain, adalah berlawanan dari agama; kejam, tanpa belas kasihan dan menumpahkan darah dan penderitaan. Ini yang menjadi perkara, asal mula dari tindakan terorisme.
Dengan demikian kata "Islam" dan "teror" tidak dapat berdiri berdampingan dan bahwa tidak ada agama yang mengizinkan kekerasan. Bahwa tidak ada ruang bagi terorisme dalam Islam. Ini diebutkan jelas dalam Al Qur'an, sumber utama Islam, dan dalam praktek yang memerintahkan semua kaum muslimin kepada kebenaran.
Berikutnya mari kita ungkapkan dengan terang ayat-ayat Al Qur'an dan dengan contoh-contoh dari sejarah, bahwa Islam melarang terorisme dan bertujuan untuk membawa perdamaian dan keamanan ke seluruh dunia. Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran. (QS. An Nahl : 90) Islam adalah Agama Damai, Teror, dalam arti luas, adalah kekerasan terhadap sasaran non-militer untuk tujuan politik. Untuk meletakkannya dengan cara lain, target dari teror adalah warganegara yang seluruhnya tidak bersalah kepada siapa yang hanya berbuat kriminal dimata teroris.
Al Quran adalah Kitab yang diturunkan kepada orang-orang sebagai panduan ke jalan yang benar dan dalam kitab ini, Tuhan memerintahkan manusia untuk mengadopsi 4
moral yang baik. Moralitas ini adalah berdasarkan konsep seperti cinta, rasa kasihan, toleransi dan kemurahan hati. Kata "Islam" berasal dari kata yang berarti "damai" dalam bahasa Arab. Islam adalah agama yang diturunkan kepada umat manusia dengan tujuan menghadirkan perdamaian melalui kehidupan yang tak terbatas rasa kasih dan rahmat nyata Allah di bumi. Allah memanggil ke semua moral orang Islam melalui rasa kasihan, rahmat, perdamaian dan toleransi yang dapat dialami seluruh dunia. Dalam
Surat
Al
Baqarah,
ayat
208,
Allah
berfirman
berikut:
Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. (QS Al Baqarah : 208)
Allah mengutuk kejahatan, Allah telah memerintahkan orang-orang untuk menghindari melakukan kejahatan: penindasan, kekejaman, dan pembunuhan besarbesaran adalah sepenuhnya dilarang.
Dengan demikian jelas sudah bahwa islam bukan agama teroris. Islam adalah agama yang damai dan menyuruh pada perbuatan kebaikan serta melarang pada perbuatan jahat. Dan apabila ada terorisme yang mengatas namakan islam, sesungguhnya mereka hanya ingin menghancurkan islam dan merusak nama baik islam.
Sumber : http://nadhirin.blogspot.com/2009/08/islam-mengutuk-terorisme.html
5
Separatisme
Separatisme tak pernah mati. Sejak republik ini berdiri, para pendiri bangsa ini berusaha menanamkan jiwa kesatuan dalam kemajemukan yang lama dihancurkan oleh kolonial Belanda dengan politik adu domba untuk memecah-belah kesatuan dan persatuan, atau yang lebih kita kenal dengan politik devide el impera. Untuk itu para pendiri bangsa menggagas semboyan Bhinneka Tunggal Ika sebagaijiwa NKRI yang bercorak kemajemukan dan multikultural. Dalam payung Bhinneka Tunggal Ika. NKRI pertama-tama dipahami sebagai satu kesatuan manusia, bukan sebcigai satu kesatuan wilayah. Sehingga inti sentral dari NKRI adalah tiap manusia dengan kemajemukannya atau masyarakat pluralis di negeri int Adanya kelompok-kelompok baik dari Aceh. Maluku, dan Papua yang ingin memisahkan diri menunjukkan bahwa sebenarnya NKRI dari Sabang sampai Merauke dan dari Miangas sampai ke Rote, dihuni oleh warga yang rawan terpecahbelah. Belum lagi kerawanan akibat konflik SARA bagai virus yang setiap saat bisa kambuh dan mengancam disintegrasi bangsa. Setiap orang di negeri ini selalu akan berusaha untuk bersatu sebagai saudara sebangsa
dan
seTanahAir.
membanggakan
semangat
nasionalisme
sebagai
masyarakat Indonesia yang menghargai pemimpinnya, bila haknya sebagai manusia yang hidup di Nusantara ini diperhatikan dan dipenuhi serta mendapat perlakuan yang adiL Hal ini sangat relevan jika dihadapkan pada kenyataan bahwa akar berbagai krisis dan konflik serta adar.ja separatisme di Indonesia terjadi karena ketidakadilan. Dalam konteks ini sebenarnya, ketidakadilan dalam berbagai bentuk yang merugikan rakyat banyak, justru ditimbulkan oleh kaum separatis itu sendiri Kaum separatis ini dengan berbagai cara melakukan KKN dengan melibatkan pejabat pusat maupun daerah. Kaum separatis tidak pernah, mengindahkan hukum dan moral bahkan keberadaannya selalu mengancam keselamatan warga sekitarnya. Mentalitas kaum separatis ini bila ditarik benang merah masih ada kaitannya dengan para wakil rakyat dan elit pemerintahan yang kebijakan politiknya amat kontroversial dan berpotensi memecah-belah akibat interes pribadi serta egoistik kelompok. Contohnya penerapan otonomi daerah yang tidak konsisten. Justru telah ikut andil dalam menghidupkan separatisme. Salah satu upaya urgen untuk segera dilakukan, selain percepatan pembangunan guna meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat, adalah melalui pendekatan keamanan, yaitu menciptakan kondisi aman dan menegakkan hukum. Saat ini pihak TNI
6
kabarnya sedang melakukan pengkajian terhadap rencana pembentukan Kodam baru di Papua. Berkaitan dengan rencana pembentukan Kodam baru di Provinsi Papua, menurut hemat saya merupakan kebutuhan yang mutlak dan mendesak. Mengapa demikian? Karena bila dihadapkan dengan bentuk dan luas geografi wilayah Papua (kurang lebih 3,5 kait Pulau Jawa), yang meliputi dua provinsi yaitu Papua dan Papua Barat, maka gelar kekuatan satuan TNI AD di wilayah tersebut saat int dirasakan belum memadai dan seimbang. Saat ini baru ada satu Kodam, yaitu Kodam XVJI/Cen-derawasih. Kondisi ini tentunya menyulitkan dari segi komando dan pengendalian, karena rentang kendalinya cukup jauh untuk menangani seluruh wilayah Papua.Belum lagi bila dihadapkan dengan potensi dan hakekat ancaman yang dihadapi, baik yang berasal dari luar maupun dari dalam negeri.
Sumber : - http://bataviase.co.id/content/separatisme-tak-pernah-mati - http://bataviase.co.id/node/91313
7
Pemberantasan korupsi
Di Indonesia praktek korupsi sudah semakin meluas dan bahkan sudah sampai disegala aspek kehidupan, baik itu ditingkat seluruh kelembagaan di pusat maupun di daerah, korupsi bak seperti pelaku kecanduan narkoba yang sulit diberantas karena sudah menjadi kebutuhan yang harus dipenuhi setiap saat dan serta manjadi jalan hidup oleh koruptor untuk memperoleh harta kekayaan sebanyak-banyaknya (way of life), tanpa mempedulikan lagi yang namanya hukum serta azas kemanusiaan. Perilaku korupsi di Indonesia dalam sejarahnya sudah menjadi kebiasaan (budaya) yang sulit
untuk diberantas, karena banyaknya permasalahan-permasalahan
diberbagai aspek yang mendukung terjadinya korupsi itu sendiri. Kompleksitas korupsi ini seolah-olah tidak menjadi permasalahan prioritas yang harus diselesaikan secara bersama-sama namun lebih kepada korupsi dijadikan alat bagi penguasa yang mempunyai wewenang dan otoritas untuk memberikan kesempatan serta peluang untuk dirinya sendiri dan kelompoknya (partai) agar korupsi itu ada dibawah tangannya.
Ini bisa dilihat dari berbagai indikator misalnya dimulainya dari Peraturan PerUndang-Undangan itu sendiri yang memberikan kelemahan-kelamahan terjadinya korupsi, itu baru dilihat dari segi peraturannya yang memberikan peluang atau celah serta kesempatan terjadinya korupsi, belum lagi dari simtem yang bobrok yang diperlakukakan oleh lembaga-lembaga negara pada umumnya yang tidak terkontrol dan anehnya orang yang berprilaku baik (sholeh) ketika sudah memasuki sisitem yang bobrok tersebut malah ikut-ikutan masuk ke dalam sistem yang tidak dikehendakinya, jadi orang yang baik, cerdas, profesional, dan mempunyai track record yang bagus tidak menjadi jaminan dia bisa terhindar dari kejahatan korupsi.
Korupsi bak seperti lingkaran setan yang sulit untuk keluar karena kerjanya dipengaruhi oleh sistem yang jelek yang dibangun oleh para penguasa yang mempaunyai otoritas dan wewenag. Dan yang tidak kalah pentingnya terjadinya korupsi itu disebabkan oleh penyalahgunaann kekuasaan tanpa adanya akuntabilitas dan transparansi kepada publik sehingga kekuasaan yang mereka miliki digunakan untuk kepentingan pribadi atau sekelompok golongan tanpa mempedulikan nasib kepentingan rakyat yang semestinya mereka perjuangkan sebagai wakil rakyat (DPR) ataupun para pejuang penegak hukum (Kejaksaan Agung, hakim dan Kepolisian), sebagai konsekuensi dari korupsi itu rakyatlah yang menaggung beban akibat dari para pelaku koruptor, rakyat menjadi miskin, pengangguran bertambah banyak, biaya ekonomi semakin mahal, yang kaya bertambah kaya dan yang miskin bertambah miskin, kesenjangan itu semakin terlihat akibat oleh para koruptor. Tidak salah kalau korupsi itu disebut sebagai kejahatan yang luar biasa (extra ordinary crime), bahkan
8
ia merupakan ancaman terhadap kemanusiaan (crime again himanity) dimanakah hati nurani
mereka
sesungguhnya?
Terjadinya korupsi itu sendiri tidak bisa lepas dari aspek ”hukum dan politik”, ketika hukum benar-banar ditegakkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dinegara ini, maka akan ada secercah harapan agar korupsi ini bisa dibasmi atau setidaknya dikurangi, ketika berbicara hukum tentunya tidak lepas dari kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah atau lemabaga yang berwenang untuk membuat Undang-undang seperti DPR. Jadi sejatinya kedua elemen pokok itu sangat menentukan upaya pemberantasan pelaku korupsi di Indonesia yang sudah semakin merajalela, contohnya adalah ketika Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dengan tujuan untuk mengatasi, menanggulangai dan memberantas korupsi yakni pembentukan lembaga KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) merupakan langkah positif yang dilakukan oleh pemerintah dan lemabga DPR sehingga kejahatan korupsi ini kembali ditakuti olek koruptor yang semenjak dekade silam penegakan hukum mengalami krisis.
Upaya ini semestinya kita dukung secara bersama-sama, bukan untuk dibikin isu agar lemabaga ini dibubarkan oleh DPR, kalau isu ini sampai terjadi kita bisa mengukur lembaga DPR bukan lagi sebagai Dewan Perwakilan Rakyat tetapi Dewan penyengsara rakyat. Tentunya kita masih berharap lembaga negara seperti DPR selalu memperjuangkan aspirasi rakyat, mendengarkan hati nurani, menjadi pengkriktik kebijakan pemerintah yang menyeleweng dan merugikan rakayat, serta menjadi teladan bagi politisi yang belum berkiprah secara nasional, mudah-mudahan ke depannya kesemua ini bisa terwujud. Selain Lemabaga DPR selaku pembetuk Undang-Undang yang disetujui oleh presiden, kita masih berharap kepada para penegak hukum seperti Kejaksaan Agung agar benar-benar menjalankan fungsinya secara penuh komitmen dan tanggung jawab, tertangkapnya Tri Urip Gunawan sebagai pelaku korupsi cukuplah menjadi pelajaran berharga bagi jaksa-jaksa lainnya, jaksa yang diharapkan menyapu bersih korupsi malah tertangkap tangan melakukan korupsi, semoga ini menjadi tolak ukur bagi Ketua Kejaksaan Agung sudah sampai sejauh
mana
kinerja
anggotanya.
Sumber : http://padang-today.com/?mod=artikel&today=detil&id=66
9