MAKALAH PANCASILA
Disusun Oleh : Nama
: DIMAS RIZA RAHMAN
NIM
: 11.11.5313
Kelompok
:E
Program Studi
: S1
Jurusan
: TEKNIK INFORMATIKA
Dosen Pembimbing : DR. Abidarin Rosyidin,MMa
STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011
ABSTRAKSI Pancasi la Sebagai Ideologi Bangsa Ind onesia
Masih ingat proses t erbent uknya negar a Indo nesia sebelu m proklamasi ? found ing fat her kit a mer encanakan konsep sebuah negara me lalui sidang BPUP KI pert ama t anggal 29 Mei – 1 Juni 1945. Pada saat inilah dibicaraka n konsep mengenai dasar negara. Hingga saat ini set iap t anggal 1 Juni diper ingat i sebagai Har i lahir nya P ancasila ( Walaupun sebenar nya nila i- nila i Pancasila sudah ada sejak zaman dahulu, ja di Soekar no hanya menggali saja ). Pada masa sidang it u ada beberapa usulan mengenai ko nsep dasar negara, diant aranya : Usulan Muh.Yamin, lisan t anggal 29 mei 1945 : 1. Per i Kebangsaan. 2. Per i Ke manusiaan. 3. Per i Ket uhanan. 4. Per i Ker akyat an. 5. Kesejaht eraan so sial ( Keadilan sos ial ) Usulan Muh Yamin (t ert ulis) t anggal 29 Mei 1945 : 1. Ket uhanan Yang Maha Esa . 2. Rasa Persat uan I ndones ia. 3. Rasa Kemanus iaan Yang Adil dan B eradab. 4. Kerakyat an
Yang
Dipimp in
Oleh
Hikmat
Kebijaksanaan
Dalam
Per musyawarat an at au Perwakilan. 5. Keadilan Sosia l Bagi Selur uh R ak yat Indonesia. Usulan Bung Kar no (1 Juni 194 5) : 1. Kebangsaan. 2. Int ernasio nalis me at au P er ikemanusiaan. 3. Mufakat at au Demokrasi. 4. Kesejaht eraan Sosial. 5. Ket uhanan Yang Maha Esa .
Pada t anggal 22 Juni 1945 BPUP KI menyet ujui naskah r ancangan pembukaan UUD 1945 yang disebut P iagam Jakart a (Jakart a Chart er). Nah
didalam rancangan pembukaan ini memuat rancangan dasar negara Pancasila yang isinya : 1. Ket uhanan dengan kewajiban menjalankan s yar iat Islam bagi peme luk pemeluknya. 2. Kemanusiaan yang adil dan beradab. 3. Persat uan Indonesia. 4. Kerakyat an
yang
dipimpin
o leh
hikmat
kebijaksaan
dalam
per musyawaran perwakilan . 5. Keadilan social bagi seluruh rak yat Indonesia . Karena sebelum sidang PP KI pert am a t anggal 18 Agust us PP KI mengadaka n rapat kecil yang mengubah rumusan pancasila versi P iagam Jakart a, maka rumusan Pancasila yang diset ujui adalah sebagai ber ikut : 1. Ket uhanan Yang Maha Esa. 2. Kemanusiaan yang adil dan beradab. 3. Persat uan Indonesia. 4. Kerakyat a n yang dipimp in o leh hikmat dalam per musyawarat an at au perwakilan. 5. Keadilan social bagi seluruh rak yat Indonesia .
Nah t ernyat a panjang juga ya proses t erbent uknya Pancasila sebagai dasar
negara.
Pada
hakikat nya
kelima
sila
dalam
pancasila
saling
berhubungan sat u sama lain. At au set iap sila dala m P ancasila dijiwai o leh sila- sila yang la in.
Nilai-nilai Pan casi la sebagai dasar dan i deologi negara : Nila i- nilai
P ancasila
t erkandung
dala m
buku
Negara
Kert agama
karangan Mpu Prapanca pada t ahun Saka 1478 at au 1365 Masehi. Buku ini mencer it akan t ent ang ke jayaan Majapahit d ibawak kepemimpinan Haya m Wuruk dengan pat ihnya yang t erkenal ya it u Gajah Mada.
Pancasi la sebagai ideologi terbu ka :
Pancasila
sebagai
ideo logi
t erbuka
berart i
ideo logi
yang
t idak
dipaksakan dar i luar t et api t erbent uk just ru at as kesepakat an mas yarakat , sehingga merupakan milik masyar akat .
Sikap positif terh adap Pan casi la : Dalam kehidupan po lit ik 1. Mengemukakan pendapat secara bebas dan bert anggungjawab. 2. Menye lenggarakan pemilu dengan ba ik dan penuh t anggung jawab . 3. Menja lankan kegiat an pemer int ahan dengan jujur dan ko nsekuen . Dalam kehidupan ekono mi 1. Memanfaat kan sumber daya ala m dengan sebaik - baiknya. 2. Menghilangkan gangguan dala m ekono mi (korupsi, ko lusi, mo nopoli, dll). 3. Membuat
perat uran
yang
memper kuat
perekono mian
Ant imo nopoli, dll). Dalam kehidupan sos ial 1. S ila pert ama : Menghargai dan menghor mat i ant ar pemeluk agama . 2. S ila kedua
: Membant u sesama.
3. S ila ket iga
: Mengut amakan persat uan/ kerukunan.
4. S ila keempat : Mengut amakan musyawarah. 5. S ila kelima
: Menjaga keseimbangan hak dan kewajiban .
( UU,
Latar Belakang
Sebagai dasar negara, Pancasila kembali diuji ketahanannya dalam era reformasi sekarang. Merekahnya matahari bulan Juni 1945, 63 tahun yang lalu disambut dengan lahirnya sebuah konsepsi kenegaraan yang sangat bersejarah bagi bangsa Indonesia, yaitu lahirnya Pancasila. Sebagai falsafah negara, tentu Pancasila ada yang merumuskannya. Pancasila memang merupakan karunia terbesar dari Allah SWT dan ternyata merupakan light-star bagi segenap bangsa Indonesia di masa-masa selanjutnya, baik sebagai pedoman dalam memperjuangkan kemerdekaan, juga sebagai alat pemersatu dalam hidup kerukunan berbangsa, serta sebagai pandangan hidup untuk kehidupan manusia Indonesia sehari-hari, dan yang jelas tadi telah diungkapkan sebagai dasar serta falsafah negara Republik Indonesia. Pancasila telah ada dalam segala bentuk kehidupan rakyat Indonesia, terkecuali bagi mereka yang tidak Pancasilais. Pancasila lahir 1 Juni 1945, ditetapkan pada 18 Agustus 1945 bersama-sama dengan UUD 1945. Bunyi dan ucapan Pancasila yang benar berdasarkan Inpres Nomor 12 tahun 1968 adalah satu, Ketuhanan Yang Maha Esa. Dua, Kemanusiaan yang adil dan beradab. Tiga, Persatuan Indonesia. Empat, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Dan kelima, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Sejarah Indonesia telah mencatat bahwa di antara tokoh perumus Pancasila itu ialah, Mr Mohammad Yamin, Prof Mr Soepomo, dan Ir Soekarno. Dapat dikemukakan mengapa Pancasila itu sakti dan selalu dapat bertahan dari guncangan kisruh politik di negara ini, yaitu IVpertama ialah karena secara intrinsik dalam Pancasila itu mengandung toleransi, dan siapa yang menantang Pancasila berarti dia menentang toleransi. Kedua, Pancasila merupakan wadah yang cukup fleksibel, yang dapat mencakup faham-faham positif yang dianut oleh bangsa Indonesia, dan faham lain yang positif tersebut mempunyai keleluasaan yang cukup untuk memperkembangkan diri. Yang ketiga, karena sila-sila dari Pancasila itu terdiri dari nilai-nilai dan norma-norma yang positif sesuai dengan pandangan hidup bangsa Indonesia, dan nilai serta norma yang bertentangan, pasti akan ditolak oleh Pancasila, misalnya Atheisme dan segala bentuk kekafiran tak beragama akan ditolak oleh bangsa Indonesia yang bertuhan dan ber-agama. Diktatorisme juga ditolak, karena bangsa Indonesia berprikemanusiaan dan berusaha untuk berbudi luhur. Kolonialisme juga ditolak oleh bangsa Indonesia yang cinta akan kemerdekaan. Sebab yang keempat adalah, karena bangsa Indonesia yang sejati sangat cinta
kepada Pancasila, yakin bahwa Pancasila itu benar dan tidak bertentangan dengan keyakinan serta agamanya. Dengan demikian bahwa falsafah Pancasila sebagai dasar falsafah negara Indonesia yang harus diketahui oleh seluruh warga negara Indonesia agar menghormati, menghargai, menjaga dan menjalankan apa-apa yang telah dilakukan oleh para pahlawan khususnya pahlawan proklamasi yang telah berjuang untuk kemerdekaan negara Indonesia ini. Sehingga baik golongan muda maupun tua tetap meyakini Pancasila sebagai dasar negara Indonesia tanpa adanya keraguan guna memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dan negara Indonesia.
Rumusan Masalah Dengan memperhatikan latar belakang tersebut, agar dalam penulisan ini penulis memperoleh hasil yang diinginkan, maka penulis mengemukakan bebe-rapa rumusan masalah. Rumusan masalah itu adalah: 1. Bagaimana sejarah terbentuknya Pancasila secara singkat? 2. Apa isi dari Pancasila?
Tinjauan Pancasila secara Historis
Pembahasan historis Pancasila dibatasi pada tinjauan terhadap perkembangan rumusan Pancasila sejak tanggal 29 Mei 1945 sampai dengan keluarnya Instruksi Presiden RI No.12 Tahun 1968. Pembatasan ini didasarkan pada dua pengandaian, yakni : 1. Telah tentang dasar negara Indonesia merdeka baru dimulai pada tanggal 29 Mei 1945,
saat
dilaksanakan
sidang
Badan Penyelidik
Usaha-usaha
Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI); 2. Sesudah Instruksi Presiden No.12 Tahun 1968 tersebut, kerancuan pendapat tentang rumusan Pancasila dapat dianggap tidak ada lagi. Permasalahan Pancasila yang masih terasa mengganjal adalah tentang penghayatan dan pengamalannya saja. Hal ini tampaknya belum terselesaikan oleh berbagai peraturan operasional tentangnya. Dalam hal ini, pencabutan Ketetapan MPR No.II/MPR/1978 (Ekaprasetia Pancakarsa) tampaknya juga belum diikuti upaya penghayatan dan pengamalan Pancasila secara lebih „alamiah‟. Tentu kita menyadari juga bahwa upaya pelestarian dan pewarisan Pancasila tidak serta merta mengikuti Hukum Mendel. Tinjauan historis Pancasila dalam kurun waktu tersebut kiranya cukup untuk memperoleh gambaran yang memadai tentang proses dan dinamika Pancasila hingga menjadi Pancasila otentik. Hal itu perlu dilakukan mengingat bahwa dalam membahas Pancasila, kita terikat pada rumusan Pancasila yang otentik dan pola hubungan sila-silanya yang selalu merupakan satu kebulatan yang utuh. Sidang BPUPKI – 29 Mei 1945 dan 1 Juni 1945 Dalam sidang BPUPKI tanggal 29 Mei 1945, Mr. Muhammad Yamin menyampaikan telaah pertama tentang dasar negara Indonesia merdeka sebagai berikut : 1. Peri Kebangsaan. 2. Peri Kemanusiaan. 3. Peri Ketuhanan. 4. Peri Kerakyatan. 5. Kesejahteraan Rakyat.
Ketika itu ia tidak memberikan nama terhadap lima (5) azas yang diusulkannya sebagai dasar negara. Pada tanggal 1 Juni 1945, dalam sidang yang sama, Ir. Soekarno juga mengusulkan lima (5) dasar negara sebagai berikut :
1. Kebangsaan Indonesia. 2. Internasionalisme. 3. Mufakat atau Demokrasi. 4. Kesejahteraan Sosial. 5. Ketuhanan Yang Berkebudayaan. Dan dalam pidato yang disambut gegap gempita itu, ia mengatakan: “… saja namakan ini dengan petundjuk seorang teman kita – ahli bahasa, namanja ialah Pantja Sila …” (Anjar Any,1982:26)
Piagam Jakarta 22 Juni 1945 Rumusan lima dasar negara (Pancasila) tersebut kemudian dikembangkan oleh “Panitia 9” yang lazim disebut demikian karena beranggotakan sembilan orang tokoh nasional, yakni para wakil dari golongan Islam dan Nasionalisme. Mereka adalah: Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta, Mr. A.A. Maramis, Abikusno Tjokrosoejoso, Abdulkahar Muzakir, H.A. Salim, Mr. Achmad Subardjo, K.H. Wachid Hasjim, Mr. Muhammad Yamin. Rumusan sistematis dasar negara oleh “Panitia 9” itu tercantum dalam suatu naskah Mukadimah yang kemudian dikenal sebagai “Piagam Jakarta”, yaitu : 1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemelukknya. 2. Menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. 3. Persatuan Indonesia. 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. 5. Mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dalam sidang BPUPKI tanggal 14 Juli 1945, “Piagam Jakarta” diterima sebagai rancangan Mukadimah hukum dasar (konstitusi) Negara Republik Indonesia. Rancangan tersebut – khususnya sistematika dasar negara (Pancasila) – pada tanggal 18 Agustus disempurnakan dan disahkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) menjadi : 1. Ketuhanan Yang Maha Esa. 2. Kemanusiaan yang adil dan beradab. 3. Persatuan Indonesia 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan. 5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Sebagaimana tercantum dalam alinea keempat Pembukaan UUD 1945.
Konstitusi RIS (1949) dan UUD Sementara (1950) Dalam kedua konstitusi yang pernah menggantikan UUD 1945 tersebut, Pancasila dirumuskan secara „lebih singkat‟ menjadi : 1. Pengakuan Ketuhanan Yang Maha Esa. 2. Perikemanusiaan. 3. Kebangsaan. 4. Kerakyatan. 5. Keadilan sosial. Sementara itu di kalangan masyarakat pun terjadi kecenderungan menyingkat rumusan Pancasila dengan alasan praktis/pragmatis atau untuk lebih mengingatnya dengan variasi sebagai berikut : 1. Ketuhanan 2. Kemanusiaan 3. Kebangsaan 4. Kerakyatan atau Kedaulatan Rakyat 5. Keadilan sosial. Keanekaragaman rumusan dan atau sistematika Pancasila itu bahkan tetap berlangsung sesudah Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang secara implisit tentu mengandung pula pengertian bahwa rumusan Pancasila harus sesuai dengan yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945.
Instruksi Presiden RI No.12 Tahun 1968 Rumusan yang beraneka ragam itu selain membuktikan bahwa jiwa Pancasila tetap terkandung dalam setiap konstitusi yang pernah berlaku di Indonesia, juga memungkinkan terjadinya penafsiran individual yang membahayakan kelestariannya sebagai dasar negara, ideologi, ajaran tentang nilai-nilai budaya dan pandangan hidup bangsa Indonesia. Menyadari bahaya tersebut, pada tanggal 13 April 1968, pemerintah mengeluarkan Instruksi Presiden RI No.12 Tahun 1968 yang menyeragamkan tata urutan Pancasila seperti yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945.
Pembahasan
Sebelum Pancasila dikenal,Pancasila masih bernama Lima Dasar dirumuskan oleh Mohammad Yamin pada tanggal 29 mei 1945,dengan isi 1. Peri Kebangsaan 2. Peri Kemanusiaan 3. Peri Ketuhanan 4. Peri Kerakyatan 5. Kesejahteraan Rakyat Beliau mengatakan bahwa kelima dasar berakar pada sejarah, peradaban, agama dan hidup ketata negaraan yang lama berkembang di Indonesia. Namun pidatonya diragukan oleh berbagai pihak. Pada tanggal 1 juni 1945 dalam pidato spontannya, Soekarno mengemukakan dasar sebagai berikut : kebangsaan, internasionalisme, mufakat, perwakilan dasar permusyawaratan, kesejahteraan, ketuhanan. Pada tanggal 1 Oktober ditetapkan sebagai Hari Kesaktian Pancasila, memperingati dasar Indonesia, Pancasila adalah bukti tak tergantikan. Dan terbentuklah “PANCASILA” : 1. Ketuhanan yang Maha Esa. 2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. 3. Persatuan Indonesia. 4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan atau Perwakilan. 5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Kesimpulan Setelah memperhatikan isi dalam pembahasan di atas, maka dapat penulis tarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Pancasila adalah hasil berpikir/pemikiran yang sedalam-dalamnya dari bangsa Indonesia yang dianggap, dipercaya dan diyakini sebagai sesuatu (kenyataan, norma-norma, nilainilai) yang paling benar, paling adil, paling bijaksana, paling baik dan paling sesuai bagi bangsa Indonesia. 2. Fungsi utama Pancasila bagi bangsa dan negara Indonesia yaitu: a. Filasafat Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia b. Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia c. Pancasila sebagai jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia 3. Pancasila sebagai dasar falsafah negara Indonesia, hal tersebut dapat dibuktikan dengan ditemukannya dalam beberapa dokumen historis dan di dalam perundang-undangan negara Indonesia seperti di bawah ini : a. Dalam Pidato Ir. Soekarno tanggal 1 Juni 1945. b. Dalam Naskah Politik yang bersejarah, tanggal 22 Juni 1945 alinea IV yang kemudian dijadikan naskah rancangan Pembukaan UUD 1945 (terkenal dengan sebutan Piagam Jakarta). c. Dalam naskah Pembukaan UUD Proklamasi 1945, alinea IV. d. Dalam Mukadimah Konstitusi Republik Indonesia Serikat (RIS) tanggal 27 Desember 1945, alinea IV. e. Dalam Mukadimah UUD Sementara Republik Indonesia (UUDS RI) tanggal 17 Agustus 1950. f. Dalam Pembukaan UUD 1945, alinea IV setelah Dekrit Presiden RI tanggal 5 Juli 1959.
Saran Warganegara Indonesia merupakan sekumpulan orang yang hidup dan tinggal di negara Indonesia Oleh karena itu sebaiknya warga negara Indonesia harus lebih meyakini atau mempercayai, menghormati, menghargai menjaga, memahami dan melaksanakan segala hal yang telah dilakukan oleh para pahlawan khususnya dalam pemahaman bahwa falsafah Pancasila adalah sebagai dasar falsafah negara Indonesia. Sehingga kekacauan yang sekarang terjadi ini dapat diatasi dan lebih memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dan negara Indonesia ini.
Daftar Pustaka http://sheduwi.multiply.com/journal/item/1 http://lasonearth.wordpress.com/makalah/falsafah-pancasila-sebagai-dasar-falsafahnegara-indonesia/ http://mlebu.blogdetik.com/2010/04/16/makalah-pancasila/