STIMULASI ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 2-3 TAHUN DI PUSKESMAS SUNGAI BESAR BANJARBARU Humaira Ahda1, Neka Erlyana2, Devi Rahmayanti3 1
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas lambung Mangkurat 2 Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat 3 Bagian Keperawatan Maternitas dan Anak Program Studi ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat ABSTRACT Gross motor was an activity used large muscle, include the basic motion locomotor, non locomotor, and manipulative. One of the skills which needs to be controlled by child is physical skill (hand and foot skill). Stimulastion is parents’ effort to stimulate child development which is done from congenital fase to play with child cheerfully. This study determine the role of the parent stimulation to the gross motor development in children 2-3 years old. This study was a quantitative research with cross-sectional approach. Data was collected by using parents stimulation questionnaire and questionnaire of gross motor development in children aged 2-3 years, then the tabulation and data analysis were done . Analysis by simple linear regression R Square 0.171, it showed that parents stimulation had a role in the gross motor development in children aged 2-3 was 17.1 % with a significance 0.023 (p < 0.05) . It can be concluded that there was significant role between parents stimulation to the gross motor development in children aged 2-3 years old. Keywords : Stimulation parents , gross motor skil, child development
1
PENDAHULUAN
Motorik kasar adalah aktivitas dengan menggunakan otot-otot besar yang meliputi gerak dasar lokomotor, non lokomotor, dan manipulatif. Salah satu keterampilan yang perlu untuk dikuasai anak adalah keterampilan fisik yaitu keterampilan tangan dan kaki. Anak sudah harus dapat melakukan aktivitas seperti makan dan minum sendiri, mandi dan berpakaian sendiri, menyisir rambut, berjalan, berlari, dan mengambil benda yang diperlukannya dengan sendiri (4,5,6). Perkembangan motorik kasar anak yang tidak optimal dapat menyebabkan menurunnya kreatifitas anak dalam beradaptasi. Faktor keluarga juga mempengaruhi perkembangan motorik kasar seperti anak yang sering digendong atau diletakkan di baby walker. Hal ini sesuai dengan pernyataan Hawadi (2001) yang mengatakan jika anak kurang mendapat stimulasi maka naka akan menjadi pasif dan tidak kreatif sehingga perkembangannnya tidak optimal (7). Dampak negatif keterlambatan perkembangan dapat dikendalikan dengan stimulasi dari orang tua yang baik. Stimulasi yang diberikan orang tua sebaiknya didasari dengan rasa kasih sayang, karena dengan kasih sayang akan menciptakan ikatan yang erat antara anak dan orang tua. Sehingga anak yang mendapat stimulasi terarah dan teratur dari orang tua akan lebih cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang mendapat stimulasi Stimulasi merupakan hal yang penting dalam tumbuh kembang anak. Anak yang mendapat
stimulasi yang terarah dan teratur akan lebih cepat berkembang terutama dalam perkembangan motorik kasar seperti berjalan, berlari, melompat dan naik turun tangga. (2, 3, 9) Stimulasi merupakan suatu upaya orang tua untuk merangsang perkembangan anak yang dilakukan sejak lahir dengan mengajak anak bermain dalam suasana penuh gembira dan kasih sayang. Stimulasi motorik kasar sendiri merupakan upaya orang tua untuk merangsang perkembangan motorik kasar menemani serta melatih anak menyusun balok, melatih anak berjalan, berdiri dengan satu kaki, mengenal bentuk dan warna benda, melatih anak tentang kebersihan diri seperti mencuci kaki, mencuci tangan (5). Penelitian tentang hubungan antara stimulasi orang tua dengan perkembangan motorik sudah pernah dilakukan Iwan Fachrudin (2012) menunjukkan hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara stimulasi orang tua dengan perkembangan motorik kasar anak usia 1-2 tahun. Akbar (2001) membuktikan bahwa kurangnya stimulasi dapat menyebabkan penyimpangan tumbuh kembang anak bahkan gangguan yang menetap. Anak yang mendapat stimulasi yang terarah akan lebih cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang atau bahkan tidak mendapat stimulasi (Meta,2009). Studi pendahuluan pada bulan Maret di wilayah Komplek Beringin Kecamatan Sei. Besar Banjarbaru, dilakukan dengan mewawancarai 10 orang tua secara acak didapatkan hasil 2 orang tua anak balitanya mengalami keterlambatan perkembangan
2
motorik kasar. Pada balita pertama, pemberian stimulus yang kurang karena orang tua bekerja menyebabkan anak belum dapat berjalan stabil pada balita kedua, pengetahuan ibu tentang pemberian stimulasi motorik kasar terbatas hanya pada melatih berdiri dan berjalan saja sehingga saat ini anak belum dapat berdiri dengan satu kaki. Studi pendahulan yang dilakukan pada bulan April didapatkan hasil bahwa kebanyakan dari orang tua memberikan srimulasi pada anaknya untuk berdiri dan berjalan pada anak umur 1-2 tahun, sedangkan untuk melompat, menendang dan melempar bola belum terlalu banyak orang tua yang memberikan stimulasi. Berdasarkan penjelasan sebelumnya, peneliti tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang “Peranan Stimulasi Orang Tua terhadap Perkembangan Motorik Kasar anak usia 2-3 tahun di wilayah Puskesmas Sungai Besar Banjarbaru”. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan pendekatan Cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua orang tua dari anak-anak di wilayah Puskesmas Sei Besar yang kemudian dipilih tiga posyandu yaitu posyandu Merah jingga, Matahari dan Anggrek. Dengan jumlah balita 30 orang. Teknik pengambilan sampel dengan metode purposive sampling, dengan sampel yang digunakan minimal 30 orang dengan Kriteria inklusi sampel penelitian ini adalah ibu yang hadir saat kegiatan posyandu, bersedia menjadi subjek, berpendidikan minimal SMP, ibu memiliki anak usia 2-3 tahun
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner stimulasi orang tua dan kuesioner perkembangan motoric kasar anak usia 2-3 tahun. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah stimulasi orang tua. Varibel terikat dalam penelitian ini adalah perkembangan motorik kasar anak usia 2-3 tahun. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan kuesioner stimulasi orang tua dan kuesioner perkembangan motorik kasar anak usia 2-3 tahun. Data yang diperoleh yaitu berasal dari orang tua anak yang berusia 2-3 tahun di tiga posyandu di wilayah puskesmas sei Besar. Selanjutnya dilakukan tabulasi dan analisis data. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier sederhana yang sebelumnya data telah diasumsikan berdistribusi normal dan linier. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian mengenai peranan stimulasi orang tua terhadap perkembangan motorik kasar anak usia 2-3 tahun di tiga posyandu wilayah Puskesmas Sungai Besar banjarbaru, dan didapatkan sampel penelitian sebanyak 30 sampel. Sampel tersebut merupakan sampel yang dipilih dengan teknik porpusive sampling berdasarkankriteria inklusi dan eksklusi.
3
Deskripsi Data Penelitian Tabel 1 Data Hipotetik Stimulasi Orang Tua dan Perkembangan Motorik Kasar di Wilayah Puskesmas Sei Besar Banjarbaru Variabel
N Ratarata
Stimulasi orang tua Perkembangan motorik kasar
3 0 3 0
Data Hipotetik Skor SD Min Max
21,5
0
43
7,16
21
0
42
7
Tabel 2 Data Empirik Stimulasi Orang Tua dan Perkembangan Motorik Kasar di Wilayah Puskesmas Sei Besar Banjarbaru Variabel
N Ratarata
Stimulasi orang tua Perkembangan motorik kasar
3 0 3 0
Data Empirik Skor Min Max
SD
28,1
20
35
3,95
33
23
33
4,33
Berdasarkan tabel 1 dan 2 pada variabel stimulasi orang tua rata-rata empirik (28,10 dan SD 3,95) lebih besar dibandingkan rata-rata hipotetik ( 21,5 dan SD 7,16). Hal ini berarti bahwa secara umum subjek penelitian memiliki skor stimulasi orang tua yang lebih tinggi dibandingkan dengan skor stimulasi orang tua secara teoritis. Pada variabel Perkembangan Motorik kasar Anak rata-rata empirik (33,00 dan SD 4,33) lebih besar dibandingkan rata-raeta hipotetik ( mean21,5
dan SD 7,16). hal ini berarti bahwa secara umum subjek penelitian memiliki skor perkembangan motorik anak yang lebih tinggi dibandingkan dengan skor stimulasi orang tua secara teoritis. A. Tingkat Stimulasi Orang Tua di Wilayah Puskesmas Sei besar Banjarbaru Dari perhitungan data diperoleh tingkat stimulasi responden di wilayah Puskesmas Sei Besar Banjarbaru seperti pada tabel 5.2 Tabel 5.3 Kategorisasi stimulasi orang tua di wilayah puskesmas sei besar Banjarbaru Kategori Stimulasi Orang Tua Tinggi
Frekuensi
Persentase
14
46,67 %
Sedang
16
53,33 %
Rendah
0
0%
Total
30
100 %
Berdasarkan hasil kategori yang telah dilakukan, dapat diketahui terdapat 14 orang (46,67%) memiliki skor stimulasi orang tua di wilayah Komplek Beringin Banjarbaru tergolong tinggi, 16 orang (53,33%) termasuk dalam stimulasi orang tua di wilayah komplek beringin dalam kriteria sedang. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar orang tua memberikan stimulasi kepada anaknya dalam rentang sedang. Hasil jawaban dari kuesioner orang tua kebanyakan orang tua belum memberikan.
4
Tingkat Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia 2-3 Tahun di Wilayah Puskesmas Sei Besar Banjarbaru
Variabel Stimulasi orang tua Perkembangan motorik kasar anak
Tabel 3 Kategorisasi perkembangan motorik kasar anak usia 2-3 tahun di wilayah Puskesmas Sei Besar Banjarbaru
Kategori Tinggi
Frekuensi 28
Sedang
2
Rendah Total
0 35
Persentase 93,33% 6,67% 0% 100%
Berdasarkan hasil kategori yang telah dilakukan, dapat diketahui terdapat 28 orang (93,3%) anak usia 2-3 tahun dikomplek beringin yang perkembangan motorik kasarnya tergolong tinggi, 2 orang (6,67%) anak usia 2-3 tahun dikomplek beringin yang perkembangan motorik kasarnya tergolong sedang. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar anak usia 2-3 tahun dikomplek beringin yang perkembangan motorik kasarnya tergolong tingkat tinggi. Persentase Peranan Stimulasi Orang Tua Terhadap Perkembangan Motorik kasar Anak Usia 2-3 Tahun di Wilayah Komplek Beringin Banjarbaru 1. Uji Normalitas Tabel 4 Hasil uji normalitas Stimulasi orang Tua dan Perkembangan Motorik Kasar Anak di Wilayah Puskesmas Sei Besar
Shapiro-Wilk Statistik Df Taraf signifikansi 0.151 30 0.25 0.156
30
0.12
Data dikatakan normal apabila nilai signifikansi ≥ 0.05 dari data diatas nilai taraf signifikansi .stimulasi 0.25 > dari 0.05 dan nilai sig. untuk motorik 0.12 > dari 0.05 jadi dapat disimpulkan data berdistribusi normal. 2. Uji Linieritas Tabel 5 Hasil uji linieritas Stimulasi orang tua terhadap perkembangan motorik kasar anak usia 2-3 tahun di Wilayah puskesmas Sei Besar banjarbaru Varibel
F
Taraf signifikansi
Stimulasi orang tua terhadap perkembangan motorik kasar
4.603
0.04
Pada Tabel dilihat hasil uji linieritas F= 4.603 dengan P=0.04 (p<0.05), analisis tersebut menunjukkan ada hubungan yang linier antara stimulasi orang tua dan perkembangan motorik kasar anak. 3.
Uji Hipotesis Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan analisis regresi linier
5
sederhana. Analisis regresi linier sederhana dilakukan setelah terpenuhinya uji asumsi regresi linier yang meliputi uji normalitas, linieritas. Hasil tersebut diatas menunjukkan data memenuhi distribusi normalitas, dan asumsi linier. Berdasarkan hasil analisis regresi didapatkan hasil P=0.023 (P<0.05) ini berarti dapat disimpulkan kalau terdapat hubungan yang bermakna antara stimulasi orang tua dengan perkembangan motorik kasar anak usia 2-3 tahun diwilayah Komplek Beringin Banjarbaru maka diperoleh persamaan linier sebagai berikut : Y=20,27+0,45X Persamaan regresi tersebut menunjukkan jika stimulasi orangtua (X) nilainya 0, maka perkembangan motorik kasar anak usia 2-3 tahun (Y) nilainya 20.27. Jika stimulasi orang tua mengalami peningkatan sebesar 1, maka perkembangan motorik kasar anak usia 2-3 tahun akan mengalami kenaikan sebesar 0,45. Dengan demikian, terdapat peranan positif antara stimulasi orangtua terhadap perkembangan motorik kasar anak usia 2-3 tahun, semakin tinggi pemberian stimulasi yang dilakukan oleh orangtua maka semakin besar keberhasilan perkembangan motorik kasar anak usia 2-3 tahun. Hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis yang diajukan. Tabel 5.7 Hasil uji analisa regresi linier Korelasi (r)
Koefisien Determinasi (R2)
0.413
0.171
Berdasarkan analisis statistik dengan regresi linier sederhana, diperoleh nilai koefisien determinansi regresi (R-Square)
sebesar 0,171 yang menunjukkan bahwa stimulasi orangtua memiliki peranan terhadap perkembangan motorik kasar anak usia 2-3 tahun sebesar 17,1 % dengan signifikansi 0,023 (p < 0,05).Hal ini dapat diartikan bahwa terdapat peranan yang signifikan antara stimulasi orangtua terhadap perkembangan motorik kasar anak usia 2-3 tahun.Selebihnya sebesar 82,9% nya dipengaruhi oleh faktor lain. Pengaruh stimulasi orang tua terhadap perkembangan motorik kasar anak dihitung dengan menggunakan Regresi Linier Sederhana. Hasil dari analisa data menyatakan bahwa partisipasi stimulasi orang tua dalam perkembangan motorik kasar anak berpengaruh rendah terhadap perkembangan motorik anak dengan hubungan antar variabel menunjukkan arah yang positif. Selain stimulasi tentunya banyak faktor lain yang berperan dalam perkembangan motorik kasar anak Menurut Soetjatiningsih (1998) faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik kasar pada balita yaitu gizi ibu waktu hamil, status gizi dan pengetahuan ibu (3). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Halimah (2009) yang hasilnya penelitian menunjukkan terdapat peningkatan perkembangan motorik kasar bayi setelah pemberian perlakuan dengan rata-rata peningkatan sebesar 0,60, dan nilai p = 0,008 < 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang bermakna setelah pemberian stimulasi bayi berupa pijat bayi, senam bayi dan permainan (27).
6
Penelitian tentang hubungan antara stimulasi orang tua dengan perkembangan motorik sudah pernah dilakukan Fachrudin (2012) menunjukkan hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara stimulasi orang tua dengan perkembangan motorik kasar anak usia 1-2 tahun. Akbar (2001) membuktikan bahwa kurangnya stimulasi dapat menyebabkan penyimpangan tumbuh kembang anak bahkan gangguan yang menetap. Anak yang mendapat stimulasi yang terarah akan lebih cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang atau bahkan tidak mendapat stimulasi. Kelemahan dari penelitian ini adalah penelitian dilakukan dengan menggunakan kuesioner jadi data yang didapat kurang mendalam karena keterbatasan waktu penelitian sehingga peneliti tidak dapat mengobservasi semua sampel penelitian. PENUTUP Simpulan Simpulan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Hasil kategorisasi untuk stimulasi orang tua di dapatkan hasil orang tua yang memberikan stimulasi tinggi 14 orang (46,67%), orang tua yang memberikan stimulasi sedang 16 orang (53,33%) dan tidak ada orang tua yang memberikan stimulasi rendah 0% 2. Hasil kategori yang telah dilakukan, dapat diketahui terdapat 28 orang (93,3%) anak usia 2-3 tahun dikomplek beringin yang perkembangan motorik kasarnya tergolong tinggi, 2 orang (6,67%) anak usia 2-3 tahun dikomplek beringin yang
perkembangan motorik kasarnya tergolong sedang dan tidak ada anak yang perkembangan motorik kasarnya rendah. 3. Stimulasi orang tua memiliki hubungan yang bermakna terhadap perkembangan motorik kasar anak usia 2-3 tahun (p=0,023) 4. Berdasarkan analisis statistik dengan regresi linier sederhana, diperoleh nilai koefisien determinansi regresi (R-Square) sebesar 0,171 yang menunjukkan bahwa stimulasi orangtua memiliki peranan terhadap perkembangan motorik kasar anak usia 2-3 tahun sebesar 17,1 % dan 82,9% dipengaruhi oleh faktor lain dengan signifikansi 0,023 (p < 0,05). Saran Orang tua hendaknya memberikan stimulasi untuk perkembangan motorik anak khususnya motorik kasar seperti mengajak anak bermain di taman, mengajarkan anak menaiki tangga dan hal lain yang bisa menstimulasi perkembangan motorik anak khususnya motorik kasar karena stimulasi juga berperan dalam perkembangan motorik kasar anak, selain itu stimulasi juga mudah untuk dilaukan oleh orang tua. Perawat hendaknya memberikan penyuluhan atau pendidikan kesehatan kepada orang tua tentang pentingya stimulasi bagi perkembangan anak khususnya perkembangan motorik kasar. Untuk penelitian selanjutnya direkomendasikan untuk melakukan penelitian tentang peranan stimulasi orang tua terhadap perkembangan motorik halus anak dan sebaiknya dilakukan dengan
7
metode eksperimen sehingga data yang diperoleh lebih mendalam. REFERENSI 1. Depkes RI. Pedoman Umum Pengelolalan Posyandu. Jakarta: Depkes RI, 2006; (online) (http://Agus34drajat.files.wordpress.co m/2010/10/buku_pedoman_umum_pe ngelolaan_posyandu.pdf) , diakses pada 9 Maret 2013. 2. Soetjiningsih. Tumbuh Kembang anak. Jakarta : EGC, 1998. 3. BKKBN 2012. Evaluasi Program Kependudukan dan KB. Semarang: BKKBN. 2012; (online) (http://jateng.bkkbn.go.id/lists/berita/di spform.aspx), diakses pada 9 Maret 2013. 4. Hurlock, Elizabeth.Perkembangan Anak Jilid 1. Jakarta : FK UI, 1997. 5. Judarwanto widodo. Stimulasi dan Intervensi Motorik Kasar dan Motorik Halus Pada Bayi 2012 ; (online) (http://childrengrowup.wordpress.com. ), diakses pada 9 Maret 2013. 6. Gustiana AD. Pengaruh Peymainan Modifikasi Terhadap Kemampuan Motorik Kasar dan Kognitif Anak usia Dini. 2011 ; ISSN 1412-565X (online) (http://jurnal.upi.edu/file/19_Asep_De ni_Gustiana_edit.pdf), di akses pada 11 Maret 2013. 7. Adriana, Dian. Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain Pada Anak, Jakarta: Salemba Medika, 2011. 8. Bebgei, Laily. Tumbuh Kembang Bayi Kurang Bulan Pada Usia 2-6 bulan. Semarang:FK.UNDIP,2000;(online)
(http://eprint.undip.ac.id/12208/1/2000 fk67.pdf), diakses pada 15 Maret 2013 9. Nursalam, Dkk. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak, Jakarta: Salemba Medika, 2005. 10. Puspa U.K, meningkatkan kemampuan Motorik Kasar Anak Usia Dini, Jakarta :UI,2013;(online) (http://Respiratory.up.edu/operator/upl oad/s_paud_1007584_ chapter1.pdf), diakses pada 15 Maret 2013 11. Williams, Monsma. Assesment of Gross motor Development. 2006; (online) (http://www.ed.sc.edu/personec/mosm a) diakses pada 14 Maret 2013 12. Nikmawati Elis E. The Growth and Development Stimulation on Early Childhood, diakses pada 10 Maret 2013;(online) (http://file.upi.edu/directori/ftpk), di akses pada 14 Maret 2013. 13. Srijatun. Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Petspektif Islam. Jurnal AtTaqadum, 2012;4(2):31-46. 14. Hastuti. stimulasi psikososial pada anak kelompok bermain dan pengaruhnya pada perkembangan motorik, kognitif, sosial emosi, dan moral/karakter anak. Jurnal Ilmu Keluarga dan Konseling, 2009;2(1):41-56; (online) (http://journal.ipb.ac.id/index.php/jikk/ article/view), diakses pada 11 Maret 2013. 15. Susanty NM, Margawati A. Hubungan Derajat Stunting, Asupan Zat Gizi dan Sosial Ekonomi Rumah Tangga Dengan Perkembangan Motorik Anak
8
Usia 24-36 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Bugangan Semarang. Journal of Nutrition Collage. 2012;1(1):683-699; (online) (http://ejournal-s1.undip.ac.id), diakses pada 12 Maret 2013. 16. Syamsianah A, Rosidi A. Optimalisasi Perkembangan Motorik Kasar dan Ukuran Antropometri Anak Balita di Posyandu “ Balitaku Sayang” kelurahan Jangli Kecamatan Tembalang Kota Semarang. 2012: ISBN 978-602-18809-0-6; (online) (http://jurnal.unimus.ac.id), diakses pada tanggal 20 Maret 2013. 17. Kartika V, latinu S. Faktor yang mempengaruhi kemampuan motorik anak usia 12-18 bulan di keluarga miskin dan tidak miskin. Jurnal Penelitian Makanan, 2001;25:38-48; (online) (http://ejournal.litbang.depkes.go.id), diakses pada 1 April 2013. 18. Mariana E.R. Peran Orang Tua Pada Periode Emas (Golden Age) Pada Anak Usia 0-3 Tahun; (online) (http://Alulum.Baak.web.id/files/6.evi. risa. April 2011.pdf), diakses pada tanggal 11 Maret 2013. 19. Manocha Anju. Maternal Stimulation Level and Intervention. 2008;2(2):8792;(online) (http://www.krepublisher.com), diakses pada 11 Maret 2013. 20. Ariyana Desi, Rini SN. Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Perkembangan motorik Kasar Dan Motorik Halus Anak Usia 4-5 tahun di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 7
Semarang. Jurnal Keperawatan. 2009;2(2):11-20; (online) (http://Jurnal.unimus.ac.id/index.php), diakses pada 11 maret 2013. 21. Herawati T, Briawan D. Peran Stimulasi Orang Tua Terhadap Perkembangan Anak Balita Keluarga Miskin. 2008; 1(1); (online) (http://respository.ipb.ac.id/handle/123 45678/36057), diakses pada tanggal 21 April 2013 22. Departemen kesehatan republik Indonesia. Pedoman pelaksanaan stimulasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang anak di tingkat pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2006; (online) (http://www.depkes.go.id), diakses pada 20 April 2013. 23. Nursalam. Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan Edisi 2 Pedoman skripsi, tesis dan instrumen penelitian keperawatan. Jakarta: Salemba Medika, 2009 24. Moch.Nazir. Metode Penelitian. Jakarta :Salemba Empat, 2003. 25. Azwar, saifuddin. Reabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2012. 26. Riyanto, Agus. Statistik Inferensial Yogyakarta: Medical Book, 2013. 27. Halimah. Pengaruh stimulasi bayi terhadap perkembangan motorik kasar pada bayi usia 3-8 bulan. Jurnal Politeknik Kesehatan Makassar 2012; (online), Volume 5 No, 1,
9
(http://www.poltekkes-mks.ac.id, diakses pada 13 November 2013)
10