HUBUNGAN STIMULASI DINI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA TODDLER DI TEMAN SEJATI SARIHUSADA KOTABARU YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Sebagaian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan Pada Program Pendidikan Ners-Program Studi Ilmu Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah Yogyakarta
Disusun Oleh : FEBRIANA DIAH PERMATASARI 070201136
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH YOGYAKARTA 2011
1
LEMBAR PENGESAHAN
HUBUNGAN STIMULASI DINI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA TODDLER DI TEMAN SEJATI SARIHUSADA KOTABARU YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Sebagaian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan Pada Program Pendidikan Ners-Program Studi Ilmu Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah Yogyakarta
Disusun Oleh : FEBRIANA DIAH PERMATASARI 070201136
Telah Disetujui: Pembimbing : Yuni Purwati, S.Kep., Ners Tanggal
: 18 Juli 2011
Tanda Tangan :..........................................
2
HUBUNGAN STIMULASI DINI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA TODLLER DI TEMAN SEJATI SARIHUSADA KOTABARU YOGYAKARTA1 Febriana Diah Permatasari2, Yuni Purwati3 INTISARI Latar belakang : Perkembangan motorik kasar merupakan proses tumbuh kembang kemampuan gerak anak. Dampak yang dapat ditimbulkan apabila perkembangan motorik kasar tidak sesuai yaitu gangguan kemandirian aktivitas, gangguan aktivitas sosial dan gangguan kemampuan konsentrasi dan motor planning. Kebutuhan penting tumbuh kembang anak adalah stimulasi dini. Stimulasi dini adalah rangsangan yang diberikan dengan penuh kasih sayang untuk merangsang perkembangan anak. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan stimulasi dini dengan perkembangan motorik kasar pada anak usia toddler. Metode penelitian :Penelitian ini merupakan deskriptif korelasi. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 180 ibu yang mempunyai anak toddler yang datang ke Teman Sejati Sarihusada Kotabaru Yogyakarta. Pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling diperoleh sampel sebanyak 46 responden. Analisa data dilakukan dengan rumus Chi Square. Hasil penelitian : Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar anak usia toddler mendapatkan stimulasi dini yang baik yaitu 28 anak (60,8%) sedangkan anak usia toddler yang paling sedikit mendapatkan stimulasi dini kurang yaitu1 anak (2,1% ). Sebagian besar perkembangan motorik kasar dengan kategori sesuai perkembangan sebanyak 30 anak (65,2%) sedangkan sebagian kecil perkembangan anak dengan kategori tidak sesuai sebanyak 16 anak (34,7%). Hasil uji statistik didapatkan nilai p=0,027 dengan signifikan 0,05. Kesimpulan :Ada hubungan yang bermakna antara stimulasi dini dengan perkembangan motorik kasar pada anak usia toddler di Teman Sejati Sarihusada Kotabaru Yogyakarta. Saran :Saran bagi orang tua untuk memperhatikan perkembangan motorik kasar anak dengan menyesuaikan perkembangan anak. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan stimulasi dini kepada anak. Kata kunci : stimulasi dini, perkembangan motorik kasar, usia toddler Kepustakaan : 20 buku (2002-2009), 8 internet Jumlah Halaman :i-xiv, 72 halaman, 10 tabel, 2 gambar, 18 lampiran 1
Judul Skripsi Mahasiswa STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta 3 Dosen STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta 2
3
LATAR BELAKANG Anak adalah individu yang unik
meliputi
berdiri,
menaiki
dan
dan bukan miniatur orang dewasa
menuruni tangga dengan kaki pada
sehingga tidak dapat diperlakukan
anak
seperti orang dewasa, selain itu anak
bantuan berpegangan pada pegangan
memerlukan perhatian dan perawatan
tangga, berlari, melompat, menendang
yang tepat agar dapat berkembang
bola,
secara optimal. Periode penting dalam
melambung dengan mendekapnya ke
tumbuh kembang anak adalah pada
dada,
masa balita, karena pada masa ini
mengendarai
pertumbuhan
sepeda roda tiga (Potter & Perry,
dasar
yang
akan
mempengaruhi
dan
menentukan
perkembangan
anak
selanjutnya
tangga
yang
sama
menangkap
dengan
bola
mendorong,
yang
menarik
dan
beroda
atau
mainan
2009). Keterampilan motorik kasar anak
(Papalia, 2009).
kurang baik dapat
Menurut SUPAS (2005) Jumlah
pemenuhan
mempengaruhi
kemandirian
balita dan anak prasekolah di provinsi
yang
Daerah Istimewa Yogyakarta tahun
berdampak
2004 adalah 212.334 anak dengan
anak yang lain seperti aktivitas sosial,
distribusi di kota Yogyakarta 25.812
kemampuan
anak.
kemampuan motor planning akan
Kulonprogo
27.262
anak,
Gunung Kidul 37.412 anak, Bantul
Perkembangan
Hal
kepada
itu
juga
perkembangan
konsentrasi,
dan
kurang baik (Irwan, 2008).
55.686 anak, Sleman 66.162 anak. Tahap
terlambat.
aktivitas
Stimulasi
Motorik
penting
Kasar anak usia toddler secara umum
dalam
membesarkan 4
adalah
komponen
mengasuh anak.
dan
Stimulasi
bertujuan
untuk
dan
orangtua merangsang motorik kasar
memberikan kesempatan anak agar
anak. Orangtua selalu khawatir anak
dapat mencapai potensi intelektual
jatuh
(Hardjadinata,
Stimulasi
menggendongnya, hal ini juga akan
merupakan kebutuhan yang sangat
membuat anak terlambat berjalan.
penting
dan
Sebab otot-otot kaki anak tidak pernah
yang
mendapatkan stimulasi untuk bergerak
banyak mendapatkan stimulasi yang
atau motorik kasar (Harian Joglo
terarah
Semar, 2010).
2009).
untuk
perkembangan
pertumbuhan anak.
akan
daripada
membantu
cepat
anak
Anak
berkembang
yang
kurang
sehingga
sering
Berdasarkan fenomena di atas
mendapatkan
stimulasi.
Pemberian
peneliti
stimulasi
untuk
kebutuhan
penelitian tentang hubungan stimulasi
psikososial
dini dengan perkembangan motorik
perkembangan
mental
anak yang dapat dilakukan
dengan
tertarik
Sejati
2003).
Yogyakarta. yang
ada
melakukan
kasar pada anak usia toddler di Teman
pendidikan dan pelatihan (Nursalam,
Kenyataan
untuk
di
Sarihusada
Kotabaru
METODE PENELITIAN
masyarakat tidak semua anak balita
Jenis penelitian yang digunakan
dapat berkembang secara normal.
dalam penelitian ini adalah deskriptif
Idealnya ketika anak sudah berumur
korelasi.
satu tahun, anak sudah bisa berjalan.
eksperimental..
Namun terdapat anak yang mengalami
menggunakan
terlambat berjalan, meski usianya
sectional (Sugiyono, 2006).
sudah lebih dari setahun. Salah satu penyebabnya
adalah
Dengan
rancangan Penelitian
pendekatan
non ini cross
Populasi dalam penelitian ini
kurangnya
adalah
iii
semua
ibu
yang
yang
mempunyai anak usia toddler yang
Jumlah sampel pada penelitian ini
datang ke Teman Sejati Sarihusada
adalah 46 orang. Alat yang digunakan
Kotabaru
Jumlah
untuk pengumpulan data adalah check
populasi dalam penelitian ini adalah
list dengan 2 alternatif jawaban ya
180
atau tidak terdiri dari 6 item untuk
Yogyakarta.
anak.
sampling
Teknik dalam
menggunakan
pengambilan
penelitian
purposive
ini
stimulasi dini dan 3 item untuk
sampling.
perkembangan motorik kasar.
HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di Teman Sejati Sarihusada Kotabaru Yogyakarta Tahun 2011 No Jenis Kelamin Frekuensi Prosentase 1. Laki-laki 24 52,7% 2. Perempuan 22 47,8% Jumlah 46 Sumber: Data Primer,2011 Tabel
4.1
100%
menunjukkan
kelamin anak laki-laki yaitu sebanyak
responden berdasarkan jenis kelamin
24 anak (52,7%) dan anak perempuan
anak. Berdasarkan tabel di atas dapat
sebanyak 21 anak (47,8%).
diketahui bahwa sebagian besar jenis Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Anak di Temen Sejati Sarihusada Kotabaru Yogyakarta Tahun 2011 No Usia Frekuensi Prosentase 1. 15 bulan 1 2,1% 2. 18 bulan 2 4,3% 3. 21 bulan 2 4,3% 4. 24 bulan 9 19,5% 5. 30 bulan 12 26% 6. 36 bulan 20 43,4% Jumlah 46 100% iv
Sumber: Data Primer 2011 Berdasarkan tabel 4.2 dapat
(43,4%) dan responden yang paling
diketahui bahwa sebagian besar anak
sedikit berumur 15 bulan sebanyak 1
berumur 36 bulan sebanyak 20 anak
anak (2,1%).
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Ibu di Teman Sejati Sarihusada Kotabaru Yogyakarta Tahun 2011 No Pendidikan Frekuensi Prosentase 1. SD 0 0% 2. SMP 4 8,6% 3. SMA 12 26% 4. PT 30 65,2% Jumlah 46 Sumber: Data primer, 2011 Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui responden
bahwa
sebagian
mempunyai
perguruan tinggi
100%
(65,2%) dan responden yang paling
besar
sedikit adalah berpendidikan SMP
pedidikan
sebanyak 4 orang (8,6%).
yaitu 30 orang
Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Ibu di Teman Sejati Sarihusada Kotabaru Yogyakarta Tahun 2011 No Usia Frekuensi Prosentase 1. < 30 tahun 20 43,4% 2. 30-40 tahun 24 52,1% 3. >40 tahun 2 4,3% Jumlah Sumber: Data Primer, 2011
46
100%
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui
responden yang paling sedikit adalah
bahwa
usia sebanyak > 40 tahun sebanyak 1
sebagian
besar
responden
mempunyai usia yaitu 30-40 tahun
orang (4,3%).
sebanyak 24 orang (53,3%) dan
iii
Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjan Ibu di Teman Sejati Sarihusada Kotabaru Yogyakarta Tahun 2011 No 1. 2. 3. 4.
Pekerjaan PNS Wiraswasta Pegawai Swasta IRT
Frekuensi 2 9 12 22
Jumlah 46 Sumber: Data primer, 2011 Berdasarkan diketahui
bahwa
responden sebagai
tabel
100%
5
dapat
sebanyak 22 orang (47,8%) dan
sebagian
besar
responden yang paling sedikit adalah
pekerjaan
sebagai PNS sebanyak 2 orang (6,5%).
mempunyai
ibu
Prosentase 6,5% 9,5% 26% 47,8%
rumah
tangga
yaitu
Tabel 4.6 Distribusi frekuensi berdasarkan stimulasi dini pada anak di Teman Sejati Sarihusada Kotabaru Yogyakarta 2011 No Stimulasi Dini Frekuensi Prosentase 1. Baik 28 60,8% 2. Cukup 17 36,9% 3. Kurang 1 2,1% Jumlah 46 Sumber: Data primer, 2011 Berdasarkan
6
dapat
stimulasi dini dalam kategori cukup
sebagian
besar
sebanyak 17 orang (36,9%) dan
dalam
responden yang memberikan stimulasi
kategori baik yaitu sebanyak 27 orang
dini dalam kategori kurang sebanyak 1
(60,8%), responden yang memberikan
orang (2,1%).
diketahui pemberian
bahwa
tabel
100%
stimulasi
dini
iii
Tabel 4.7 Distribusi frekuensi berdasarkan Perkembangan Motorik Kasar pada anak usia toddler di Teman Sejati Sarihusada Kotabaru Yogyakarta 2011 No
Perkembangan Frekuensi Motorik kasar 1. Sesuai 30 2. Tidak Sesuai 16 Jumlah 46 Sumber: Data Primer, 2011
Prosentase 65,2% 34,7% 100%
Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa sebagian besar perkembangan motorik kasar dalam kategori sesuai yaitu sebanyak 29 orang (64,4%) sedangkan responden perkembangan motorik kasar tidak sesuai sebanyak 16 orang (35,5%). Tabel 4.8 Hubungan Stimulasi Dini Dengan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Usia Toddler di Teman Sejati Sarihusada Kotabaru Yogyakarta tahun 2011 Stimulasi Dini
Perkembangan Motor Kasar Anak Usia Todller Sesuai Umur
Total
Tidak Sesuai Umur
Baik Cukup Kurang
N 26 4 0
% 56,5% 8,6% 0%
N 5 10 1
% 10,6% 21,7% 2,1%
N 31 14 1
% 67,39% 30,4% 2,1%
Total
30
64,3%
16
34,7%
46
100%
Sumber: Data Primer, 2011 Berdasarkan dari tabel 4.8 didapatkan
bahwa
kurang dengan perkembangan motorik
responden
kasar tidak sesuai yaitu 1 responden
mempunyai stimulasi dini baik dengan
(2,1%%).
perkembangan motorik kasar anak yang
sesuai
sebanyak
26
Dari hasil penelitian ini didapat
orang
nilai
P=0,027<
0,05.
Untuk
(56,5%) dari keseluruhan responden.
menentukan hipotesis apabila nilai p<
Sedangkan
yang
0,05 dengan besarnya nilai taraf
tingkat stimulasi dini
kesalahan 5% (0,05), maka hipotesis
mempunyai
responden
iii
diterima
karena
nilai
p<
0,05.
pada anak usia todller di Teman Sejati
Sehingga dapat disimpulkan bahwa
Sarihusada
ada hubungan antara stimulasi dini
tahun 2011.
Kotabaru
Yogyakarta
dengan perkembangan motorik kasar mengajari anak berjalan naik dan
PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis data
melangkah turun tangga, menunjukkan
primer pada tabel 4.6 diketahuinya
kepada anak cara melompat dengan
stimulasi dini yang dilakukan dalam
kedua kaki secara bersamaan dan
kategori baik yaitu sebanyak 28 orang
menunjukkan
(60,8%) sedangkan
berjalan sambil jinjit.
dalam
kategori
responden
stimulasi
kurang
(2,1%).
dini
sebanyak Data
kepada
anak
cara
Hal ini sesuai dengan tabel 4.3
ini
dapat diketahui bahwa pada penelitian
menunjukkan bahwa stimulasi dini
ini
karakteristik
yang dilakukan pada anak usia toddler
berdasarkan pendidikan yang paling
di Teman Sejati Sarihusada Kotabaru
banyak
Yogyakarta sebagian besar adalah
perguruan tinggi sebanyak 30 orang
baik.
(65,2%). Dari hasil tersebut dapat
adalah
responden
berpendidikan
Stimulasi dini dalam kategori
diketahui pendidikan orang tua ini
yang baik apabila ibu melakukan
dapat mempengaruhi stimulasi dini
semua stimulasi dini yang ada pada
terhadap anak usia toddler, hal ini
check list sesuai dengan usia anak.
disebabkan semakin tinggi pendidikan
Stimulasi dini yang kurang dari hasil
seseorang akan semakin mudah untuk
penelitian diketahui bahwa ibu tidak
menyerap berbagai sumber informasi
melakukan
dan mempunyai pola pikir yang lebih
mengajari
stimulasi anak
dini
berjalan
yaitu: mundur,
iii
maju
dibanding
dengan
tingkat
memperbaiki
pendidikan yang rendah. Stimulasi
struktur
dan
fungsi
kepekaannya.
tumbuh
kembang
Anak yang diasuh langsung
anak dilakukan oleh ibu atau orang
oleh orang tuanya tidak sedikit yang
terdekat agar anak dapat tumbuh dan
kurang mendapatkan stimulasi yang
berkembang
dibutuhkannya.
secara
Pemberian
stimulasi
membantu
dan
optimal. dini
untuk
Sehingga
perkembangan otak anak tidak optimal
memberikan
dan
anak
kehilangan
masa-masa
kesempatan kepada anak agar dapat
berharga bagi perkembangan otak dan
mencapai
kecerdasannya. Sebaliknya, banyak
potensi
intelektualnya
(Hardjadinata, 2009).
pula
Stimulasi merupakan hal yang
orangtua
memaksakan
yang
stimulasi
dini
terlalu pada
penting dalam tumbuh kembang anak.
anaknya. Anak diajarkan berbagai hal
Anak yang mendapat stimulasi yang
yang sudah tidak sesuai dengan usia
terarah dan teratur akan lebih cepat
dan perkembangannya sehingga justru
berkembang
dengan
berdampak buruk pada perkembangan
anak yang kurang atau tidak mendapat
psikologisnya. Walaupun anak tetap
stimulasi.
dapat belajar di usia yang lebih tinggi,
dibandingkan
Menurut Hardjadinata (2009)
namun kerugian akibat kurangnya
stimulasi diberikan semenjak bayi
stimulasi di usia dini sangat besar
baru lahir bahkan semenjak dalam
seperti
kandungan. Pemberian stimulasi dini
telah terpangkas, sel-sel otaknya tidak
apat
dapat berkembang dengan optimal,
susunan
meningkatkan saraf
kematangan
pusatnya
serta
potensi kecerdasan otaknya
sehingga tidak dapat mencapai tingkat kecerdasan yang seharusnya dapat
2
dicapai dan kesempatan anak untuk sukses
telah
berkurang
Ibu
(Zafrana,
adalah
tempat
memberikan pendidikan pertama bagi
2011).
anak-anak.
Anak
akan
tumbuh
Kualitas interaksi antara anak
kembang dengan baik dan memiliki
dan orang tua merupakan hubungan
kepribadian yang matang apabila ia
timbal
diasuh
balik
keakraban
yang
menimbulkan
dalam
dan
dibesarkan
dalam
memberikan
lingkungan keluarga yang sehat dan
stimulasi dini kepada anak. Anak akan
bahagia. Dengan demikian, kehadiran
ikut berpartisipasi dalam komunikasi
orang
dua
dapat
perkembangan anak sangat penting.
adanya
Bila anak kehilangan peran dan fungsi
keterdekatan dan kepercayaan antara
ibunya, maka anak akan kehilangan
orang
haknya untuk dibina, dibimbing dan di
arah
dipahami
dan
segala
bersama
tua
ditentukan
dan
hal
karena
anak.
ibu
dalam
berikan kasih sayang dan perhatian.
kebutuhan
Hal ini dapat membentuk anak-anak
masing-masing dan upaya optimal
yang tidak berkualitas di masyarakat
untuk memenuhi kebutuhan tersebut
(http://indomedia.com).
yang
kualitas
khususnya
dari
pemahaman
oleh
Interaksi
tua
terhadap
dilandasi
saling
Faktor pendukung lain adalah
menyayangi. Peran seorang ibu dalam
pekerjaan ibu yang sebagian besar
pengasuhan
dapat
adalah ibu rumah tangga sebanyak 22
memberikan motivasi pada anaknya
responden (48,8%) menjadi faktor
yang
itu
pendukung perkembangan anak. Ibu
diperlukan pemberian stimulasi dini
rumah tangga memiliki banyak waktu
terhadap perkembangan anak.
untuk berinteraksi dengan anaknya,
sangat
oleh
anak
besar.
rasa
juga
Karena
sehingga perhatian kepada anaknya
3
menjadi lebih baik. Interaksi dan
perkembangan motorik kasar yang
perhatian yang tinggi dengan anaknya
baik. Dengan status gizi, genetik dan
akan
perlindungan
berpengaruh
terhadap
perkembangan motorik kasar anak.
berpengaruh
sesuai
akan
tercapai suatu kesehatan yang optimal.
Faktor lingkungan yang baik juga
yang
Kondisi
kesehatan
yang
baik
terhadap
merupakan syarat penting tercapainya
perkembangan motorik anak. Orang
perkembangan dan kebahagiaan anak
tua yang tidak memahami usia anak
apabila kesehatan anak baik, maka
toddler,
anak
anak
yang
sedang
aktif
mempunyai
kesempatan,
bergerak akan sering melarangnya.
kemauan dan kemampuan untuk selalu
Orang
aktif dan bergerak menggunakan otot-
tua
yang
memberikan
kesempatan anak untuk aktif dalam
ototnya.
melakukan berbagai gerakan adalah dorongan
untuk
koordinasi
Orang
menyempurnakan
hendaknya
menyadari pentingnya memperhatikan
dan
perkembangan motorik kasar anak,
perkembangan motorik kasar. Bila
karena apabila perkembangan anak
anak
terlambat terutama motorik kasar anak
untuk
tidak
otot-otot
tua
mendapat
melatih
kesempatan
koordinasi
karena
akan
batasan orang tua atau lingkungan, anak
akan
berkembang
terganggu
kemandiriannya
(Handayani, 2005).
dengan
Menurut Jean Piaget, pakar
kemampuan motorik yang kurang
psikologi asal Prancis, kecerdasan
optimal (Gunawan, 2011).
anak diperlihatkan melalui aktivitas
Status gizi, genetik dan budaya
motoriknya
untuk
yang ada merupakan faktor yang
hubungan
menentukan
lingkungannya.
terbentuknya
4
antara Anak
menemukan tubuh
dan
yang
telah
berkembang akan belajar mengenal
dalam
lingkungan
melalui
melihat,
sebaiknya memiliki pengetahuan yang
menyentuh,
mendengar
dan
baik untuk memperhatikan tumbuh
menghisap.
Jadi
manifestasi
kembang anak.Pemberian stumulasi
kecerdasan persepsi
awal sensorik
diketahui dan
tergolong
kecerdasan
stimulasi
akan lebih efektif jika diperhatikan
aktivitas
kebutuhan anak sesuai dengan tahap perkembangannya.
menyebutkan bahwa ada rentang usia tahun
pemberian
dari
motoriknya. Oleh karena itu Piaget
0-2
hal
pada
Tiga tahun pertama tumbuh
tahap
kembang
sensorimotor
anak,
otak
menerima
stimulasi dari dunia luarnya melalui
(Hardjadinata, 2009).
panca
Pada tabel 4.8 diperoleh hasil
indera:
pendengaran,
penglihatan,
penciuman,
diketahuinya bahwa dari 46 responden
dan
stimulasi dini pada anak usia toddler
stimulasi diberikan melalui permainan.
dalam
Kurangnya stimulasi yang diberikan
kategori
baik
dengan
pengecapan.
sentuhan
perkembangan motorik kasar anak
dapat
sesuai umur yaitu sebanyak 26 anak
perilaku
(57,7%) sedangkan stimulasi dini pada
motorik.
Sentuhan
menyebabkan sosial,
atau
penyimpangan
emosional
dan
anak usia toddler dalam kategori
Perhatian dan kasih sayang
kurang dengan perkembangan anak
merupakan salah satu stimulasi yang
tidak sesuai sebanyak 1 responden
diperlukan anak.Stimulasi semacam
(2,1%).
ini menimbulkan rasa aman dan rasa Ibu
sebagai
orang
yang
percaya diri pada anak, sehingga anak
memiliki peranan penting dalam masa
lebih responsive terhadap lingkungan
awal perkembangan anak, terutama
5
dan lebih berkembang (Soetijiningsih,
Semakin
2004).
banyak
anak
menerima stimulasi dan diperbolehkan Stimulasi dini penting untuk
mengeksplorasi
stimulasi
dilakukan pada anak. Anak yang
maka
dibesarkan
dini
perkembangan motorik kasar anak
mempunyai resiko tinggi menderita
karena pada usia toddler anak banyak
gangguan perkembangan kepribadian
merekam stimulasi yang diperoleh
yaitu
sehingga
tanpa
stimulasi
perkembangan
mental
semakin
tersebut
baik
anak
akan
pula
mampu
intelektual, mental emosional dan
mempelajari dan memahami berbagai
perkembangan
respon
psikososial
serta
spiritual. Tidak jarang dari mereka kelak
jika
yang
diperolehnya
(Gandasetiawan, 2009).
dewasa
akan
Memahami betapa pentingnya
berbagai
perilaku
tahapan perkembangan motorik kasar
menyimpang seperti anti sosial atau
dengan mengetahui sejumlah bukti
tindakan
kriminal.
bahwa
dilakukan
orang
memperlihatkan
Upaya
pemberian
stimulasi
dini
dengan
berperan penting dalam perkembangan
memberikan stimulasi dini kepada
maka sebaiknya sejak anak masih bayi
anknya yaitu sejak dalam kandungan
para orang tua sudah memberikan
secara
berbagai
konsisten
memberikan
kasih
tua
yang
dan
kontinue,
sayang
dan
anak
atau
kebutuhan anak.
anak. Apabila ada ketidaknormalan perkembangan
rangsangan
stimulasi untuk perkembangan dan
perhatian serta memenuhi kebutuhan
pada
macam
Perkembangan yang optimal
segera
sangat
merujuk ke tenaga kesehatan.
dipengaruhi
oleh
peranan
lingkungan, stimulasi dan interaksi antara anak dan orang tua serta orang
6
dewasa lainnya. Stimulasi mental dini
satu kalimat terlalu panjang isinya.
merupakan landasan dalam proses
Para
belajar, pendidikan dan pelatihan yang
menjawab
diberikan secara dini. Kebutuhan ini
sehingga peneliti harus membantu
diperlukan pada usia lima tahun
untuk membacakannya. Selain iti pada
pertama kehidupan sehingga akan
saat melakukan penelitian, peneliti
tercapai kepribadian dan etika yang
mengalami
baik serta kecerdasan, ketrampilan,
mengobservasi
kemandirian dan produktivitas yang
karena
baik.
sehingga membutuhkan waktu yang Hasil
penelitian
ini
sesuai
lama
ibu
lebih
menyukai
langsung
untuk
pertanyaan,
kesulitan anak
belum
untuk
usia
saling
beradaptasi
saat toddler mengenal
dengan
dengan hipotesis yang disusun dalam
responden.
penelitian ini yaitu ada hubungan
KESIMPULAN DAN SARAN
antara
KESIMPULAN
stimulasi
dini
dengan
perkembangan motorik kasar anak usia
toddler
di
Teman
1. Stimulasi dini pada anak usia
Sejati
toddler di Teman Sejati Sarihusada
Sarihusada Kotabaru Yogyakarta.
Kotabaru
Suatu penelitian tidak lepas
Yogyakarta
sebagian
besar mempunyai kategori baik
dari keterbatasan atau kekurangan.
yaitu sebanyak 26 orang (56,5%).
Beberapa keterbatasan peneliti saat
2. Perkembangan motorik kasar pada
melakukan penelitian di lapangan
anak di teman Sejati Sarihusada
adalah ada beberapa ibu yang tidak
Kotabaru
berkenan mengisi kuesioner sendiri
Yogyakarta
sebagian
besar adalah sesuai dengan usia
karena merasa malas membaca isi
perkembangan anak sebanyak 30
check list yang beranggapan dalam
anak (65,2%). 7
3. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa
nilai
P=0,027<
perkembangan anak salah satunya
0,05
perkembangan motorik kasar seperti:
dengan taraf kesalahan 5% (taraf
mengajari
kepercayan
menunjukkan
95%)
dan
dapat
anak
berjalan
kepada
mundur,
anak
cara
disimpulkan ada hubungan antara
melompat, cara menendang bola besar,
stimulasi
dengan
cara melempar dan menangkap bola
perkembangan motorik kasar pada
besar dan menunjukkan kepada anak
anak usia toddler di Teman Sejati
cara berjalan jinjit.
dini
Sarihusada Kotabaru Yogyakarta.
3. Bagi perawat Bagi perawat khususnya keperawatan
Saran
anak agar memberikan motivasi dan 1. Bagi orang tua Hendaknya bahwa
meningkatkan
orang
tua
pentingnya
menyadari memberikan
dini dan mampu mengubah anggapan masyarakat bahwa stimulasi dini dapat
perkembangan motorik kasar yang serta
dapat
tumbuh
diberikan setelah anak lahir namun
dan
sebaiknya
berkembang secara optimal. Selain itu diharapkan
mampu
untuk
mengetahui
adanya
Peneliti menggunakan
dini
untuk
selanjutnya hasil
dapat
penelitian
ini
sebagai informasi tentang stimulasi
2. Bagi pembimbing TSS
stimulasi
dapat
4. Bagi peneliti selanjutnya
perkembangan anak.
meningkatkan
dini
kandungan.
keterlambatan atau gangguan pada
Lebih
stimulasi
diberikan sejak anak masih dalam
mengevaluasi
setiap tingkat perkembangan anak
kepada
masyarakat akan pentingnya stimulasi
stimulasi dini agar anak terbentuk
sesuai
pengertian
dini dengan perkembangan motorik program
kasar pada anak usia toddler dengan
medukung 8
meneliti lebih lanjut faktor-faktor lain
Papalia, D. E., Old, W. S., Fieldmen, R. D. 2009. Human Development. Salemba Humanika, Jakarta
yang lebih mempengaruhi terhadap perkembangan pada anak.
Potter, P. A., Perry, A. G. 2009. Fundamental Keperawatan. Salemba Medika, Jakarta
DAFTAR PUSTAKA
Soedjatmiko. 2009. Cara Praktis Membentuk Anak Sehat, Tumbuh Kembang Optimal, Kreatif dan Cerdas Multipel. Kompas Media Nusantara, Jakarta
Gandasetiawan, R. Z. 2009. Mengoptimalkan IQ dan EQ Anak Melalui Metode Sensorik. Libri, Jakarta
Sugiyono. 2006. Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta, Bandung
Hardjadinata, Y. E. 2009. Keajaiban Kemampuan Sensori Bayi dan Cara Stimulasi. Dian Rakyat, Jakarta
Zafrana, M. 2011. Optimis Your Babys Brain. http://alitmahardhika.com di akses pada tanggal 19 juli 2011
Handayani, E. 2005. Perkembangan Motorik Halus dan Kasar. http://www.balita anda.indoglobal.co diakses pada tanggal 9 Juli 2011 Irawan, I. D. 2010. Kebiasaan Menggendong Picu Anak Terlambat Berjalan. http://www.harian joglo semar.com. diakses tanggal 2 Februari 2011 Maulaay. Pengaruh Wanita Karir Terhadap Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak http://indomedia.com di akses pada tanggal 21 juli 2011 Notoatmojo, S. 2002. Metodologi Pnelitian Kesehatan. Rineka Pustaka, Jakarta Nursalam. 2003. Asuahan Keperawatan Bayi dan Anak (untuk Perawat dan Bidan). Salemba Medika, Jakarta
9