PERMAINAN TRADISIONAL SEBAGAI MEDIA STIMULASI ASPEK PERKEMBANGAN FISIK MOTORIK ANAK USIA DINI Oleh: Dwi Imam Efendi* Universitas Ronggolawe Tuban E-mail: Abstract This research is aimed at obtaining comprehensive information on how traditional game can stimulate the early children motoric development. This is an ethnographic study conducted at R.A Khoiriyatus Sibyan, Tuban, which was held from Agustus 2015 to Desember 2015. The study showed that traditional game can be means of the development of motoric. This can be seen that the game a the dominant stimulant for early children development of motoric. Keywords: Trasitional game, development of motoric.
PENDAHULUAN Carut-marut dunia pendidikan Indonesia, sungguhnya merupakan sebuah realitas yang sangat memprihatinkan. Mahalnya biaya pendidikan yang tidak serta merta dibarengi dengan peningkatan kualitas secara signifikan, tentu menimbulkan tanda tanya besar mengenai orientasi pendidikan yang sebenarnya sedang ingin dicapai. Ironisnya, disaat beberapa negara tetangga terus berupaya keras melakukan peningkatan kualitas pada sektor pendidikan, banyak pihak di negara ini justru menempatkan pendidikan sebagai suatu komoditas yang memiliki nilai jual yang tinggi. Tak mengherankan bahwa ketika banyak pihak mengejar pendidikan dari sisi kuantitas, tentu menimbulkan berbagai macam konsekuensi logis seperti terabaikannya faktor kualitas pendidikan. Pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Sejalan dengan itu, sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajamen pendidikan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional dan global sehinga perlu dilakukan pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah dan berkesinambungan. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
*Dwi Imam Efendi adalah Dosen PG-PAUD Universitas PGRI Ronggolawe Tuban
11
Didaktika, Vol. 13 No. 3 Desember 2015
11-18
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (pasal 3 UU Nomor 20 tahun 2003). Pada hakikatnya belajar harus berlangsung sepanjang hayat. Untuk menciptakan generasi yang berkualitas, pendidikan harus dilakukan sejak usia dini dalam hal ini melalui Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), yaitu pendidikan yang ditujukan bagi anak sejak lahir hingga usia 6 tahun. Perkembangan fisik motorik khususnya keseimbangan tubuh anak juga termasuk usaha dalam mengoptimalan pertumbuhan dan perkembangan tubuh anak melalui jenis-jenis aktivitas bermain yang mendukung. Pendidikan anak usia dini (PAUD) pertama kali dilaksanakan di dalam keluarga yaitu oleh orang tua, khususnya oleh ibu. Secara alami dan simultan orang tua melakukan proses pendidikan anak usia dini melalui berbagai aktifitas dan berbagai perlakuan melalui pembiasaan yang konstruktif yang diwujudkan dalam kegiatan sehari-hari seperti kegiatan makan, pembiasaan hidup bersih, cara berpakaian, pembiasaan bercakap-cakap, serta kegiatan bermain, dan lain sebagainya. Pada tahap selanjutnya anak akan meninggalkan rumah untuk masuk ke lembaga-lembaga yang melayani pendidikan anak usia dini, seperti taman kanak-kanak atau lembaga sejenis lainnya. Seringkali perkembangan motorik anak prasekolah diabaikan atau bahkan dilupakan oleh orang tua, pembimbing, atau guru sendiri. Hal ini dikarenakan belum pahamnya mereka bahwa perkembangan motorik menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan anak usia dini (Gustina, 2011). Nilai-nilai budaya lokal terdapat pada berbagai fenomena budaya masyarakat. 12
ISSN: 1858-0084
Salah satunya ada pada permainan tradisional anak. Permainan tradisional memiliki arti tersendiri dalam menanamkan sikap, perilaku, dan keterampilan pada anak. Ada makna yang luhur yang terkandung di dalamnya, seperti nilai agama, nilai edukatif, norma, dan etika yang kesemuannya itu akan bermanfaat dalam kehidupan bermasyarakat kelak. Beragam permainan tradisional mengarahkan anak menjadi kuat secara fisik maupun mental, sosial dan emosi, tak mudah menyerah, bereksplorasi, bereksperimen, dan menumbuhkan jiwa kepemimpinan. Di dalam permainan tradisional yang dilakukan oleh anak, semua kegiatan menjadi bagian penting dan strategis yang akan membangun seluruh potensi yang dimiliki anak secara menyeluruh (Khasanah, 2011). Seiring dengan berjalannya waktu dan perubahan jaman, kini permainan permainan yang dulu sering kita mainkan waktu kecil telah mulai terlupakan. Bisa dilihat secara nyata bahwa kenyataannya anak kecil jaman sekarang sudah mulai bermain dengan hal hal yang berbau teknologi, seperti internet, play station, game online, PC game bahkan jejaring sosial. Tak banyak orang yang tahu bahwa keberagaman budaya Indonesia itu seolah-olah menjadi saksi di mana pada zaman dahulu para leluhur yang telah mendahului kita menjadi pemeran atau pun ‘boga lakon’ dari semua kejadian sejarah Indonesia. Hasil penelitian Kurniati (2011:13) menunjukkan bahwa permainan anak tradisional dapat menstimulasi anak dalam mengembangkan kerjasama, membantu anak menyesuaikan diri, saling berinteraksi secara positif, dapat mengkondisikan anak dalam mengontrol diri, mengembangkan sikap empati terhadap teman, menaati aturan, serta menghargai orang lain. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa permainan tradisional dapat memberikan dampak yang sangat
Dwi Imam Efendi: Permainana Tradisional ...
baik dalam membantu mengembangkan keterampilan emosi dan sosial anak. Salah satu kemampuan anak yang sedang berkembang saat usia dini yaitu kemampuan motorik. Pada anak-anak tertentu, latihan tidak selalu dapat membantu memperbaiki kemampuan motoriknya. Sebab ada anak yang memiliki masalah pada susunan syarafnya sehingga menghambatnya keterampilan motorik tertentu. Ada beberapa penyebab yang mempengaruhi perkembangan motorik anak yaitu faktor genetik, kekurangan gizi, pengasuhan serta latar belakang budaya. Perkembangan motorik menjadi suatu hal yang sangat penting karena perkembangan motorik sangat berhubungan erat dan mempengaruhi kepada perkembangan yang lainnya. Perkembangan motorik dibagi menjadi dua yaitu perkembangan motorik halus dan motorik kasar. Motorik kasar adalah gerakan yang menggunakan otot – otot besar, sedangkan motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot – otot kecil. Sejatinya anak usia dini telah melakukan gerakkan sejak lahir. Dalam prosesnya pertumbuhan bayi menjadi dewasa tidak lepas dari seluruh gerakkan, gerak yang dilakukannya membutuhkan kekuatan otot – otot besar untuk menggerakkanya. Gerakan tersebut bisa disebut sebagai motorik kasar. Berdasarkan uraian di atas maka dilakukan penelitian tentang permainan tradisional sebagai stimulasi perkembangan fisik motorik anak usia dini. METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian kualitatif jenis etnografi. Hal ini dipilih berdasarkan pada ungkapan Spradley bahwa dalam menggali keseluruhan hubunganhubungan yang ada dalam situasi sosial
maka dilakukan dengan terinci, mendalam dan berurutan. Istilah etnografi menekankan pada proses penelitian maupun hasil dari proses tersebut. Hasilnya merupakan sebuah perkiraan, jadi etnografi adalah sebuah kajian. Peneliti mengamati kejadian-kejadian secara alami, tidak terdapat manipulasi variabel, simulasi ataupun pemaksaan secara eksternal, sebab etnografi dicirikan sebagai penelitian lapangan. Penelitian ini dilakukan dengan empat tahap penelitian. Adapun rincian setiap tahap adalah sebagai berikut : 1. Tahap I : Tahap pendahuluan/ awal dilakukan dengan observasi lapangan. 2. Tahap II : Pengembangan awal, rancangan untuk mengidentifikasi dan mengklasifikasi permainan tradisional yang ada di R.A Khoiriyatus Sibyan, Tuban. 3. Tahap III : Melakukan wawancara, pengisian kuisioner/angket tentang permainan tradisional sebagai aspek perkembangan motorik dan kognitif anak usia dini. 4. Tahap IV : Menganalisis permainan tradisional sebagai aspek perkembangan motorik dan kognitif anak usia dini di R.A Khoiriyatus Sibyan, Tuban. Subjek dalam penelitian ini adalah semua aktifitas permainan tradisional yang dilakukan oleh guru dan siswa R.A Khoiriyatus Sibyan, Tuban. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah berupa data kualitatif. Adapun yang menjadi sumber data adalah beberapa instrumen berupa angket untuk mengetahui tingkat pengetahuan awal objek penelitian dalam hal ini adalah guru dan siswa R.A Khoiriyatus Sibyan Tuban, antara lain pedoman wawancara untuk mengetahui pemahaman guru tentang permainan tradisional, kuisioner/angket 13
Didaktika, Vol. 13 No. 3 Desember 2015
11-18
untuk mengetahui pendapat tentang fungsi dan manfaat permainan tradisional sebagai media stimulan perkembangan motorik anak, serta beberapa catatan lapangan tentang pelaksanaan pengambilan data. Data-data tersebut direfleksi selanjutnya dianalisis. Sesuai dengan pendekatan penelitian yang dipilih, maka analisis yang digunakan adalah analisis research and development yang dimulai dari tahap observasi/ pengamatan awal terhadap kondisi tentang objek penelitian secara umum melalui temuan dan fakta-fakta yang dideskripsikan dengan bentuk sajian data, yang selanjutnya dianalisis (interpretasi) secara kualitatif. Dengan pendekatan ini maka analisis data yang dilakukan analisis deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui beberapa cara diantaranya observasi yaitu peneliti mendatangi lokasi untuk melakukan pengamatan dan observasi tentang objek penelitian, wawancara yaitu Peneliti melakukan wawancara secara langsung dengan beberapa Guru R.A Khoiriyatus Sibyan, Tuban berkaitan dengan permainan tradisional sebagai media yang digunakan untuk stimulan perkembangan motorik anak usia dini. dan pengisian angket yaitu peneliti memberikan angket yang harus diisi oleh beberapa Guru R.A Khoiriyatus Sibyan, Tuban sebagai salah satu media yang digunakan untuk mengetahui pemahaman Guru yang berkaitan dengan fungsi dan manfaat permainan tradisional.
ISSN: 1858-0084
dan mengikutsertakan bermacam-macam komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Bermain merupakan aktivitas stimulasi yang sangat penting dilakukan anak-anak (Satriana, 2011). Dalam bermain pada umumnya anak terlibat dalam suatu permainan. Misbach (2006: 5) menyimpulkan bahwa permainan adalah situasi bermain yang terkait dengan beberapa aturan atau tujuan tertentu, yang menghasilkan kegiatan dalam bentuk tindakan bertujuan. Bermain memberikan anak-anak kesempatan untuk mengembangkan kepercayaan diri dalam mengelola tantangan seperti gerakan penyeimbang, memanjat, merangkak, membungkuk atau peregangan. Anak-anak mengekplorasi cara-cara baru untuk bergerak dan belajar bagaimana mengontrol gerakan tersebut dengan aman diberbagai ruang disekitar meraka (Betancourt, 2012). Ada beberapa prinsip permainan berdasarkan perilaku anak, yaitu antara lain: permainan adalah sesuatu yang menyenangkan, di luar dari peristiwa seharihari, permainan adalah sarana bereksperimen dalam berbagai hal, terbuka tanpa batas, permainan adalah sesuatu yang aktif dan dinamis, tidak statis sehingga tidak terbatas ruang dan waktu. Permainan juga berlaku bagi setiap anak di sepanjang zaman, memiliki konteks hubungan sosial dan spontan, bermain juga sebagai sarana komunikasi dengan teman sebaya dan lingkungan. Permainan tradisional merupakan HASIL DAN PEMBAHASAN suatu konsep bermain dan dilakukan secara spontan dan ada kesepakatan bersama dalam Stimulasi merupakan suatu usaha aturan-aturannya dan merupakan warisan memberikan sesuatu agar dapat menghasilkan para leluhur yang mengandung nilai-nilai apa yang diinginkan terhadap apa yang telah social kemanusiaan, memupuk kerjasama, diberikan stimulasi tersebut. Pendidikan dan memberikan pengaruh pada aspek emosi, sebagai suatu proses, baik berupa pemindahan sosialisasi, akurasi, motorik, dan intelektual maupun penyempurnaan akan melibatkan (Yuliani, 2010). Permainan tradisional 14
Dwi Imam Efendi: Permainana Tradisional ...
memuat sejumlah aspek manfaat bagi perkembangan mental dan fisik seseorang. Aktivitas bermain mempunyai fungsi dalam aspek fisik, motorik kasar dan halus, perkembangan sosial, emosi dan kepribadian, kognisi, ketajaman penginderaan, mengasah keterampilan, dan lain-lainnya (Tedjasaputra, 2001). Karena berbagai manfaat itulah maka sebenarnya permainan tradisional sangat baik untuk diajarkan dan dimainkan oleh anak. Permainan tradisional tentu akan melatih anak untuk bersosialisasi, berbeda dengan permainan-permainan jaman sekarang yang membuat anak cenderung bersifat individualis. R.A Khoiriyatus Sibyan, Tuban banyak menggunakan permainan tradisional sebagai media stimulasi perkembangan anak. Permainan dilakukan dengan menyesuaikan dimana anak akan bermain. Misalnya anakanak dapat bermain menggunakan rumputrumputan untuk bermain disaat mereka sedang ada di kebun, bermain tanah liat atau pasir dan berbagai macam permainan yang dapat memanfaatkan bahan alam yang ada disekitar mereka. Permainan tradisional yang digunakan di R.A Khoiriyatus Sibyan, Tuban di antaranya bekel, benteng, engklek, lompat tali, petak umpet, congklak dakon, gobag sodor dan ular naga. Permainan tradisional tersebut membutuhkan aktivitas fisik. Pada permainan tradisional yang dilakukan sekolah R.A Khoiriyatus Sibyan yang dapat menstimulasi perkembangan anak usia dini yang diamati peneliti, terdapat beberapa hal unik diantaranya permainan tradisional dilakukan sesuai dengan urutan perkembangan indera anak dan proses tumbuh kembang anak serta permainan tradisional banyak yang melibatkan fisik motorik anak. Anak senantiasa melakukan aktivitas fisik, dimana mereka selalu mengendalikan gerakan kasar yaitu menggerakkan otot-otot
besar tubuh khususnya pada tangan dan kaki. Anak-anak belajar keseimbangan dan kestabilan, misalnya melalui lari, melompat, menendang, melempar dan menangkap. Anak pun mengendalikan gerakan halus yaitu menggunakan dan mengkoordinasikan otot-otot kecil ditangan. Disini anak belajar mengembangkan keterampilan menolong diri sendiri dan memanipulasi benda-benda kecil. Perkembangan fisik sangat berkaitan erat dengan perkembangan motorik anak. Motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir antara susunan saraf, otot, dan otak. Perkembangan motorik meliputi motorik kasar dan halus. Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Contohnya kemampuan duduk, menendang, berlari, naik-turun tangga dan sebagainya. Perkembangan motorik anak dibagi menjadi keterampilan atau gerakan kasar seperti berjalan, berlari, mmelompat, naik turun tangga. Keterampilan motorik halus atau keterampilan manipulasi seperti menulis, menggambar, memotong, melempar dan menangkap bola serta memainkan bendabenda atau alat-alat mainan. Perkembangan motorik berbeda dari setiap individu, ada orang yang perkembangan motoriknya sangat baik, seperti para atlit yang mempunyai kemampuan lebih dalam berolahraga, tetapi juga terdapat pelukis yang dapat memainkan kuas diatas kanvas karena kemampuan motorik halusnya yang demikian baik. Jensi kelamin juga pun memiliki pengaruh dalam hal ini, anak perempuan pada usia sekolah mempunyai kelenturan fisiknya sekitar 5%-10% lebih baik dari pada anak laki-laki, tapi kemampuan fisik atletis seperti lari, melompat dan melempar lebih tinggi 15
Didaktika, Vol. 13 No. 3 Desember 2015
11-18
pada anak laki-laki dari pada perempuan (Rismayanti, 2015). Perkembangan motorik tergantung pada kematangan otot dan syaraf. Perkembangan bentuk kegiatan motorik yang berbeda sejalan dengan perkembangan daerah system syaraf yang berbeda. Karena perkembangan pusat syaraf yang lebih rendah, yang bertempat dalam urat tulang syaraf yang lebih tinggi yang berada dalam otak, maka gerak reflek pada waktu lahir lebih baik dikembangkan dengan sengaja ketimbang dibiarkan berkembang sendiri (Meggytt, 2012). Menurut Arya, (2008) perkembangan motorik sangat dipengaruhi oleh organ dan fungsi sistem susunan saraf pusat atau otak. Sistem susunan saraf pusat yang sangat berperan dalam kemampuan motorik dan mengkoordinasi setiap gerakan yang dilakukan anak. Selain berkaitan erat dengan fisik dan intelektual anak, kemampuan motorik pun berhubungan dengan aspek psikologis anak dan diungkapkan oleh Petterson (1996: 65) bahwa, kemampuan fisik berkaitan erat dengan self-image anak. Anak yang memiliki kemampuan fisik yang lebih baik di bidang olah raga akan menyebabkan dia dihargai teman-temannya Semakin matangnya perkembangan sistem saraf otak yang mengatur otot memungkinkan berkembangnya kompetensi atau kemampuan motorik anak. Pembentukan kualitas SDM yang optimal, baik sehat secara fisik maupaun psikologis sangat bergantung dari proses tumbuh dan kembang pada usia dini. Fisik atau tubuh manusia merupakan sistem organ yang kompleks dan sangat mengagumkan. Semua organ ini terbentuk pada periode prenatal (dalam kandungan). Yusuf, (2002) mengemukakan bahwa perkembangan fisik individu meliputi empat aspek, yaitu (1) sistem syaraf yang sangat 16
ISSN: 1858-0084
mempengaruhi perkembangan kecerdasan dan emosi; (2) otot-otot yang mempengaruhi perkembangan kekuatan dan kemampuan motorik; (3) kelenjar endokrin, yang menyebabkan munculnya pola-pola tingkah laku baru, seperti pada remaja berkembang perasaan senang untuk aktif dalam suatu kegiatan yang sebagian anggotanya terdiri atas lawan jenis; dan (4) struktur fisik/tubuh yang meliputi tinggi, berat dan proposi. KESIMPULAN Berdasarkan analisis di atas menunjukkan bahwa permainan tradisional sebagai media stimulasi aspek perkembangan fisik motorik anak usia dini. Hal ini ditunjukkan dengan anak yang antusias dengan permainan yang dilakukan di R.A Khoiriyatus Sibyan. Anak senantiasa melakukan aktivitas fisik, dimana anak melakukan gerakan kasar yang merupakan fisik motorik anak. Sehingga permainan tradisional mampu menstimulasi perkembangan motorik anak. DAFTAR PUSTAKA Arya, P.K. (2008). Rahasia Mengasah Talenta Anak. Jogjakarta: Think. Betancourt, Jose E. (2012). The Effect Of Physical and Music Education Development of Motor Skills in Children Between Six and Eight YearOlds in an Inclusive Environment. University of Puerto Rico Depdikbud. (1998). Petunjuk Kegiatan Belajar Mengajar Taman Kanakkanak. Jakarta: Depdikbud. Depdiknas. (2003). Bahan Sosialisasi Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.
Dwi Imam Efendi: Permainana Tradisional ...
Gustina, Deni. (2011). Pengaruh Permainan Santrock, John. (2007). Child Development. Modifikasi Terhadap Kemampuan New York: McGrow diunduh pada Motorik Kasar dan Kognitif Anak tanggal 4 Juni 2014. usia Dini. ejournal.unp.ac.id/index. Supriadi, Eko. (2001). Program Pendidikan php/paud/article/download/1633/1407 Untuk Anak Usia Dini di Prasekolah Khasah, Ismatul. (2011). Permanan Islam. Jakarta: Grasindo. Tradisional sebagai Media Stimulasi Tedjasaputra, MS. (2001). Dolanan Bocah. Aspek Perkembangan Anak Usia Dini. http://jogjaicon.blogspot.com/2011/03/ Penelitian PAUDIA Vol 1 No 1 dolanan-bocah-ala-yogyakarta.html. Kurniati, E. (2011). Program Bimbingan diunduh pada tanggal 15 Juni 2014. untuk Mengembangkan Keterampilan Yuliani, (2010). Bermain Kreatif berbasis Sosial Anak Melalui Permainan Kecerdasan Jamak. Jakarta. Indeks Tradisional. Surakarta: Skripsi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Yusuf, Syamsu LN. (2002). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Tidak diterbitkan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Meggit, C. (2013). Memahami Perkembangan Anak. Jakarta: Indeks Misbach, I. (2006). ”Peran Permainan Tradisional yang Bermuatan Edukatif dalam Menyumbang Pembentukan Karakter dan Identitas Bangsa”. Laporan Penelitian. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Petterson, Candida. (1996). Looking Forward Through the Lifespan, Australia: Prentice Hall diunduh pada tanggal 8 Mei 2014. Rismayanti, Cerika. (2015). Pengembangan Keterampilan Gerak Dasar Sebagai Stimulasi Motorik Bagi Anak Tamn Kanak-Kanak Melalui Aktivitas Jasmani. staff.uny.ac.id/sites/...Or./ STIMULASI%20MOTORIK%20 ANAK.pdf Satriana, Malpaleni. (2011). Permainan Tradisional Berbasis Budaya Sunda Sebagai Sarana Stimulasi Perkembangan anak Usia Dini. Jurnal Pendidika Anak usia Dini Vol 7 Edisi 1 april 2013 17
Didaktika, Vol. 13 No. 3 Desember 2015
18
11-18
ISSN: 1858-0084