PENERAPAN SILA KE-1 DALAM LINGKUNGAN YANG BERBEDA AGAMA
Disusun Oleh:SUSI WIJAYANTI EKA PUTRI NIM:11.11.4979 S1-TI-05 Kelompok D (11.11.4893-11.11.5031) Untuk memenuhi syarat mata kuliah Pendidikan Pancasila Dosen:TAHAJUDIN S, Drs
STIMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011
ABSTRAK
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, sila ini menghendaki setiap warga Negara untuk menjunjung tinggi agama dan kepercayaan terhadaap Tuhan Yang Maha Esa.Setiap warga Negara diharapkan mempunyai keyakinanakan Tuhan yang menciptakan manusia dan dunia serta isinya. Keyakinan akan Tuhan diwujudkan dengan memeluk agama serta keppercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sejak dulu orang Indonesia mengetahui dan percaya tentang ada yang mutlak sebagai maha pencipta, yang disebut Tuhan. Agama mengajarkan bahwa semua manusia adalah makhluk Tuhan dan harus salig menghargai yang membawa ketentraman dalam hubungan antar agama di Indonesia. Namun, dari awal masa colonial, sampai akhir masa orde baru banyak penyebaranpenyebaran agama dan terjadi persaingan ketat antar lembaga agama dan pihak pemerintahpun telah berusaha melakukan penjagaan agar tidak terjadi bentrok antar agama. Dari tahun 70’an sampai akhir tahun 90’an antar agama bukan hanya sekedar saling bertoleransi dan menghormati. Tetapi juga menjalin kerjasama dengan tujuan mencegah konflik
dan menuju Negara yang
modernisasi, dan pemerintah juga ikut masuk dalam kerjasama tersebut.Tetapi pada awal tahun 90’an, keharmonisan antar pemeluk beragama semakin berkurang dan samppai saat ini masih banyak terjadi konflik antar agama. Pancasila sebagai dasar Negara Indonesia juga mempunyai fungsi sebagai pengatur dalam kehidupan beragama, sesuai dengan sila pertama ketuhanan Yang Maha Esa. Walaupun di Indonesia ada beberapa agama, tetapi setiap
pemeluk
harus
bisa
bekerja
sama
dalam
bidang
sosial
dan
kemasyarakatan sehingga tercipta kerukunan antar umat beragama, dan tidak aka nada lagi konlik-konflik yang terjadi diantara pemeluk agama.
Kata pengantar
Assalamualaikum Wr. Wb. Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. Karena berkat rahmat dan karuniaNya saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul “PENERAPAN SILA KE-1 DALAM LINGKUNGAN YANG BERBEDA AGAMA” .
Saya harap, kaya tulis ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Dan mohon
maaf apabila dalam karya tulis ini masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu Saya mengharppkan kritik dan saran yang dapat membangun agar lebih baik kedepannya.
Wassalam
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah di Indonesia saat ini yang berhubungan denngan pancasila sila pertama adalah banyak terjadinya kericuhan antar agama. Hal itu terjadi karena adanya rasa keegoisan antar umat beragama. Sehingga mereka tidak mengenal lagi kata perdamaian dan hanya mengangap bahwa agamanyalah yang palingan benar, agamanyalah yang paling selamat, dan agamanyalah yang nomor satu. Sehingga kekersan dan pertikaian terjadi dimana-mana, bahkan pembunuhan. Padahal Negara kita adalah Negara yang menganut demokrasi pancasila yang didalamnya mengandung makna bahwa kita harus saling meenghormati antar penganut agama.
RUMUSAN MASALAH Bagimana kehidupan masyarakat Indonesia dengan adanya perbedaan antar agama? Masalah apa saja yang muncul akibat dari perbedaan agama? Bagaimana
penerapan
pancasila
sila
keberagaman pemeluk agama di Indonesia?
BAB II
pertama
terhadap
Pendekatan Historis Hubungan antar agama di Negara Indonesia banyak mengalami pasang surut. Dari awal masa colonial, sampai akhir masa orde baru banyak penyebaran-penyebaran agama dan terjadi persaingan ketat antar lembaga agama dan pihak pemerintahpun telah berusaha melakukan penjagaan agar tidak terjadi bentrok antar agama. Dari tahun 70’an sampai akhir tahun 90’an antar agama bukan hanya sekedar saling beertoleransi dan menghormati. Tetapi juga menjalin kerjasama dengan tujuan mencegah konflik dan menuju Negara yang modernisasi, dan pemerintah juga ikut masuk dalam kerjasama tersebut. Tetapi pada awal tahun 90’an, keharmonisan antar pemeluk beragama semakin berkurang. Mengingat bahwa system orde baru yang menekankan stabilitas dan merupakan puncak perdamaian dan toleransi, agama sangat berlawanan dengan semangat reformasi yang mengedepankan kebebasan individu. Sehingga munculah konflik-konflik agama yang hanya karena masalah sepele. Pertikaian antar agama, suku, budaya terjadi dimana-mana.
Pembahasan Perbedaan agama dalam sebuah lingkungan bukanlah hal yang asing lagi bagi masyarakat Indonesia yang memang penduduknya menganut agama yang berbeda-beda. Harusnya kita sebagai bangsa yang mempunyai banyak perbedaan dijadikan suatu kelebihan atau anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa. Disamping itu menurut UU no. 16/1969, Negara Indonesia mengakui multiagama yang dianut oleh bangsanya, seperti Islam, Khatolik, Kristen, Hindu, Budha dan Khong Hu Cu. Untuk itu menurut Magnis Suseno “ salah satu jalan untuk mengurangi resiko konflik antar agama perlu diciptakan tradisi saling menghormati antar umat agama yang lain. Menghormati berarti mengakui secara positif dalam agama dan kepercayaan orang lain juga mampu belajar satu sama lain”.1 Harus kita pahami bahwa semua agama mengajarkan kepada prinsipprinsip keadilan, menghormati sesama, peduli terhadap sesame, dan mengajak pemeluknya untuk mencapai derajat yang lebih tinggi dalam hal spiritual. Tapi pada kenyataannya saat ini malaah semakin parah terjadi bentrok antar pemeluk agama, seperti saling menghancurkan tempat ibadah dan sikap dari FPI(Front Pembela Islam) yang anarkis. Padahal pada islam Allah SWT sendiri tidak pernah memperbedakan perbedaan agama. Seperti yang tertulis dalam AL-Qur’an Surat All Hajj ayat 10, “…dan sekirannya Allah tidak menolak sebagian manusia dengan sebagian manusia yang lain, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah- rumah ibadat umat Yahudi dan massjid-massjid yang di dalamnya banyak disebut nama Allah, sesunggunya Allah menolong orang-orang yang menolongnya, sesungguhnya Allah benarbenar Maha kuat lagi Maha perkasa”.2 Negara Indonesia didirikan atas landasan moral luhur, yaitu berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa yang sebagai konsekuensinya, Negara menjamin 1 2
Magnis suseno,”Etika Berwarganegara, hal:47” Al-Qur’an Surat All Hajj ayat 10
kepada warganya dan penduduk untuk memeluk dan beribadah sesuai agama dan kepercayaanya. “prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa. Dalam islam sebagai agama tauhid yang mengEsakan Allah jeelas sesuai dangan prinsip ini. Atau jika dibalik, pada dasarnya prinsip yang sangat sesuai dengan ajaran Islam sendiri. Hal ini langsung atau tidak bahwa Allah merupakan Tuhan Yang Maha Esa.”3 Keberagaman pemeluk agama di Indonesia menuntut adanya kesadaran dari setiap pemeluk untuk menjaga keharmonisan hubungan diantara umat beragama.
3
Ahmad Sumiyanto (Pancasila Soekarno). Hal:133
BAB III
Kesimpulan Keberadaan Pancasila sebagi dasar Negara Indonesia yang menganut multi agama adalah sebagai pengatur dalam kehidupan beragama. Walaupun Pancasila bukan agama tetapi pancasila mengharuskan manusia khususnya warga Negara Indonesia untuk beragama. Pancasila memandang agama itu baik Pancasila mengakomodir agama dan mengatur hubungan antar umat beragama. Hukum, Penyelenggara, dan warga Negara Indonesia, harus dijiwai oleh nilainilai sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa, dalam bernegara, dan dalam bermasyarakat. Dalam urusan agama, tidak boleh ada interfensi dalam arti bagiku agamamku, bagimu agamamu; Tetapi dalam urusan dunia, kita menghormati ppemeluk agama yang lain, tidak memaksakan memeluk agama, dan bekerja sama dengan pemeluk yang berbeda-beda, dan tentu saja tidak boleh saling meenghancurkan satu sama lain.
Referensi
Qodir, Yuli. 2006. “Syariah Islam dan Kehbinekaan di Indonesia”. Yogyakarta: Bumi Aksara. 2 September. Sumiynto, Ahmad. 2006. “Pancasila dan Penerappan Syariat Islam”. Diskusi Bulanan Pusat Studi Pancasila-UGM. Yamin, Muhammad. 1978. “Sistem Filsafat Pancasila”. Jakarta: Kementrian Penerangan. Saksono, Gatot. 2007. “Pancasila Soekarno”. Yogyakarta: Rumah Belajar Yabinkas. Srijanti. Dkk. 2006. “Etika Berwarga Negara”. Jakarta: Salemba Empat.