PENDIDIKAN PANCASILA TAHUN AJARAN 2011 / 2012
OLEH: NAMA
: CATUR RAGIL PRASETYO
JURUSAN
: D3-MI-01
NIM
: 11.02.7910
DOSEN
: Drs. KHALIS PURWANTO, MM
STIMIK AMIKOM YOGYAKARTA
ABSTRAK
Pancasila adalah sebagai lambang Indonesia dan lambang pancasila memiliki arti dan makna sendiri – sendiri. Dengan itu pancasila telah disyahkan oleh PPKI pada tanggal 18 agustus 1945 dan tercantum dalam UUD 1945, Maka itu bangsa Indonesia harus tahu akan undang – undang dari apa yang dilarang dan yang diperboleh didalamnya. Karena bangsa Indonesia masih belum tahu apa makna dan isi dari pancasila dan undang – maka dari itu dari apa yang ada isi dari pancasila yang dibuat ini bisa bermanfaat dan tahu akan makna dari sejarah pancasila dari awal sampe akhir. Karena perjuangan dari pancasila penuh dengan proses yang panjang dari antaranya, adanya ciri – ciri pancasila, adanya fungsi sendiri – sendiri dari keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang sistemmatis contohnya, susunan sila – sila pancasila yang bersifat organis,hierarkhis dan berbentuk piramidal, saling menghargai dan saling berkualifikasi.
A. LATAR BELAKANG MASALAH Pancasila adalah dasar filsafat Negara republik Indonesia yang secara resmi disahkan oleh PPKI
pada tanggal 18 agustius 1945 dan tercantum dalam pembukaaan UUD 1945,
diundangkan dalam berita republic Indonesia tahun 11 No.7 bersama – sama dengan batang tubuh UUD 1945.
Lima sendi utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dan tercantum pada paragraf ke-4 Preambule (Pembukaan) Undang-undang dasar 1945.
B. RUMUSAN MASALAH Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hakikatnya merupakan suatu sistem filsafat.Pengertian sistemadalah suatu kesatuan bagian – bagian yang saling berhububungan. Saling bekerja sama untuk suatu tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh. Sistem lazimnya memiliki ciri – ciri sebagai berikut: 1) Suatu kesatuan bagian – bagian 2) Bagian – bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri – sendiri 3) Saling berhubungan dan saling ketergantungan 4) Keseluruhannya dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu (tujuan sistem) 5) Terjadi dalam suatu lingkungangan yang kompleks (shore dan voich.1947) Pancasila yang terdiri atas bagian – bagian yaitu sila pertama pancasila setiap sila pada hakikatnya merupakan suatu asas sendiri. Fungsi sendiri – sendiri namun secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang sistematis.
1.Susunan Kesatuan Sila – Sila Pancasila Yang Bersifat Organis Isi sila – sila pancasila padea hakikatnya merupakan suatu kesatuan dasar filsafat negara Indonesia terdiri atas lima sila yang masing – masing merupakan suatu asas peradaban. Namun demikan sila – sila pancasila itu merupakan suatu kesatuan dan keutuhan yaitu setiap sila merupakan unsure (bagian yang mutlak) dari pancasila. Maka
pancasila merupakan suatu kesatuan yang majemuk tunggal.konsekuensinya setiap sila tidak dapat sendiri – sendiri terlepas dari sila – sila lainnya serta di antara sila satu dan lainnya tidak saling bertentangan. Kesatuan sila – sila pancasila yang bersifat organis tersebut pada hakikatnya secara filsofis bersumber pada hakikat dasar ontologis sebagai pendukung dari inti.isi dari sila –sila pancasila yaitu hakikat manusia monopluralis yang memiliki unsur – unsur. ‘susunan kodrat’ jasmani rohani. ‘sifat kodrat’ individu – makhuk social.Dan ‘kedudukan kodrat’ haikiakt manusia tersebut merupakan suatu kesatuan yang bersifat organis dan harmonis. Setiap unsur memiliki fungsi masing namun saling berhubungan.oleh karena itu sila – sila pancasila merupakan penjelmaan hakikat manusia monoplularis yang merupakan kesatuan organis maka sila – sila pancasila juga memiliki kesatuan yang bersifat organis pula.
2.Sususnan Pancasila Yang Bersifat Hierarkhis Dan Berbentuk piramidal Susunan pancasila adalah hierakhis dan berbentuk piramidal. Pengertian matematis piramidal digunakan untuk menggambarkan hubungan hierakhis sila – sila pancasila dalam urut – uruttan luas (kwantitas) dan juga dalam hal isi sifatnya (kwalitas). Kalau dilihat dari intinya urut – uruttan lima sila menunjukkan suatu rangkaian tingkat dalam luasnya da n isi sifatnya merupakkan pengkhusussan dari sila – sila mukanya. Jika urut – urutan lima sila dianggap mempunyai maksud demikian maka diantara lima sila ada hubungannya yang mengikat satu kepada yang lainnya sehingga pancasila merupakan suatu keseluruhan, yang bulat. Anda urut- urutkan ini dipandang sebagai tidak mutlak maka diantara satu sila dengan sila lainnya tidak ada sangkut pautnya.maka pancasila itu menjadi terpecah – pecah, olehkarena itu tidak dapat dipergunakan sebagai asas kerohanian Negara. Setiap sila dapat diartikan dalam bermacam – macam maksud. Sehingga sebenarnya sama saja dengan tidak ada pancasila . Kesatuan sila –sila pancasila yang memiliki susunan hierakhis piramidal ini maka sila ketuhanan yan maha esa menjadi basis dari sila kemanusiaan yang adil dan beradab. Persatuan Indonesia.kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dan kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan dan keadilan sosialbagi seluruh rakyat Indonesia.
Sebaliknya ketuhanan yang maha esa adalah ketuhananyang berkemanusiaan. Berpersatuan berkerakyatan serta keadilan social sehingga didalam setiap sila senantiasa terkandung sila – sila lainnya Secara ontologis hakikat sila – sila pancasila mandasarkan pada landasan sila – sila pancasila yaitu: tuhan,manusia, satu,rakyat,dan adil (notonagoro, 1975 : 49) Berdasarkan hakikat yang terkandung dalam sila – sila pancasila dan pancasila sebagai dasar filsafat Negara. Maka segala hal yang berkaitan dengan sifat dan hakikat Negara harus sesuai dengan landasan sila – sila pancasila. Hal itu berarti hakikat dan inti sila – sila pancasila sebagai berikut : sila pertama ketuhanan adalah sifat – sifat dan keaadaan Negara harus sesuai dengan hakikat tuhan. Sila kedua kemanusiaan adalah. Sila ketiga persatuan adalah sifat – sifat dan keadaan Negara harus sesuai dengan hakikat satu. Sila keempat kerakyatan sifat – sifat dan keadaan Negara yang harus sesuai dengan hakikat rakyat. Sila kelima keadilan adalah sifat – sifat dan keadaan Negara yang harus sesuai dengan hakikat adil. (Notonagoro, 1975 : 50). Kesesuaian yang dimaksud adalah kesesuaian antara hakikat nilai – nilai sila – sila pancasila dengan Negara, dalam pengertian kesesuaian sebab dan akibat. Makna kesesuaian tersebut adalah sebagai berikut, bahwa hakikat manusia sebagai makhluk tuhan yang maha esa (sebagai sebab) (hakikat sila 1 dan 11) yang membentuk persatuan mendirikan Negara dan persatuan manusia dalam suatu wilayah disebut rakyat (hakikat sila ke 111 dan 1V), yang ingin mewujudkan suatu tujuan bersama yaitu suatu keadilan dalam suatu persekutuan hidup masyarakat Negara (keadilan social) (hakikat sila V ) demikianlah maka secara konsisten Negara haruslah sesuai dengan hakikat pancasila.
O) RUMUSAN PANCASILA YANG BERSIFAT HIERAKHIS DAN BERBENTUK PIRAMIDAL 1. Sila pertama : ketuhanan yang maha esa adalah meliputi dan menjiwai sila – sila kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia.kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dan kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan serta keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.
2. Sila kedua : kemanusiaan yang adil dan beradab adalah diliputi dan dijiwai oleh sila ketuhanan yang maha esa, meliputi dan menjiwai sila persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan, serta keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
3. Sila ketiga : persatuan Indonesia adalah diliputi dan dijiwai sila ketuhanan yang maha esa,kemanusiaan yang adil dan beradab, meliputi dan menjiwai sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan serta keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
4. Sila keempat : kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dan kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan adalah diliputi dan dijiwai oleh sila – sila ketuhanan yang maha esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, serta meliputi dan menjiwai sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
5. Sila kelima keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia adalah diliputi dan dijiwai oleh sila – sila ketuhanan yang maha esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan serta keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.
3. Rumusan Hubungan Kesatuan Sila – Sila Pancasila Yang Saling Mengisi Dan Saling Mengkualifikasi Kesatuan sila – sila pancasila yang ‘majemuk tunggal’ ‘hierarkhis piramidal’ juga memiliki sifat saling mengisi dan saling mkengkualifikasi. Hal ini dimaksudkan bahwa setiap sila terkandung nilai keempat sila lainnya.atau dengan lain perkataan dalam setiap sila senantiasa dikualifikasi oleh keempat sila lainnya adapun rumusan kesatuan sila – sila pancasila yang saling mengisi dan saling mengkualifikasi tersebut adalah berikut : 1. Sila ketuhanan yang maha esa, adalah kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan dan berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 2. Sila kemanusiaan yang adil dan beradab, adalah berketuhan yang maha esa, persatuan Indonesia, berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaa dalam permusyawaratan / perwakilan dan berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
3. Sila
ketiga
persatuan
Indonesia,
adalah
berketuhanan
yang
maha
esa,
berkemanusiaan yang adil dan beradab,berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan dan berkeadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. 4. Sila keempat kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
/
perwakilan,
adalah
berketuhanan
yang
maha
esa,
berkemanusiaan yang adil dan beradab, berpersatuan Indonesia dan berkeadila bagi seluruh rakyat Indonesia. 5. Sila kelima berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indnonesia, adalah berketuhanan yang maha esa, berkemanusian yang adil dan beradab, berpersatuan Indonesia, dan bekerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan (Notonagoro 1975 : 43,44).
C. PENDEKATAN HISTORIS Proses perumusan pancasila diawali ketika dalam sidang BPUKI pertama dr.Radjiman Widyodiningrat, mengajukan suatu masalah ,khususnya akan dibahas pada sidang tersebut. Masalah tersebut adalah tentang suatu calon rumusan dasar Negara Indonesia yang akan dibentuk. Kemudian tampilah pada sidang tersebut tiga orang pembicara yaitu Mohammad Pada tanggal 1 juni 1945 didalam sidang tersebut Ir,Soekarno berpidato secara lisan (tanpa teks) mengenai calon rumusan dasar Negara Indonesia. Kemudian untuk member nama istilah dasar Negara tersebut Soekarno memberikan nama “pancasila” yang artinya lima dasar, hal ini menurut Soekarno atas saran dari salah seorang temannya yaitu seorang ahli bahasa yang tidak disebutkan namanya. Pada tanggal 17 agustus 1945 indonesia memproklamirkan kemerdekaannya, kemudian keesokan harinya tanggal 18 agustus 1945 disahkan undang – undang dasar 1945 termasuk pembukaan UUD 1945 dimana dalamnya termuat isi rumusan lima prinsip sebagai satu dasar Negara yang diberi nama pancasila. Sejak saat itulah perkataan pancasila telah menjadi bahasa Indonesia dan merupakan istilah umum. Walaupun dalam alinea IV pembukaan UUD 1945 tidak termuat “pancasila”, hal ini didasarkan atas imterprestasi historis terutama dalam rangka pembentukkan calon rumusan dasar Negara, yang kemudian secara spontan diterima oleh peserta sidang secara bulat. Demikianlah riwayat singkat pancasila baik dari segi istilahnya maupun proses perumusannya, sampai menjadi dasar Negara yang sah sebagaimana terdapat dalam pembukaan UUD 1945. Adapu secara terminology historis proses perumusan pancasila adalah sebagai berikut: <) Mr. Muhammad Yamin (29 Mei 1945) <) Ir. Soekarno (1 juni 1945) <) Piagam Jakarta (22 juni 1945)
o) PENGERTIAN PANCASILA SECARA TERMINOLOGIS Proklamasi kemerdekaan tanggal 17 agustus 1945 itu telah melahirkan Negara republik Indonesia. Untuk melengkapi alat – alat perlengkapan Negara sebagaimana lazimnya Negara – Negara yang merdeka, maka panitia persiapan kemerdekaan Indonesia (PPKI) segera mengadakan sidang. Dalam sidangnya tanggal 18 agustus 1945 telah berhasil mengesahkan UUD Negara republik Indonesia yang dikenal dengan UUD 1945 tersebut atas dua bagian yaitu pembukaan UUD 1945 dan pasal – pasal UUD 1945 yang berisi 37 pasal, 1 aturan peralihan yang terdiri atas 4 pasal, dan pasal 1 aturan tambahan terdiri atas 2 ayat. Dalam bagian pembukaan UUD 1945
yang terdiri atas empat alinea tersebut
tercantum rumusan pancasila sebagai berikut: 1.ketuhanan yang maha esa 2.kemanusiaan yang adil dan beradab 3.persatuan Indonesia 4.kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan 5.keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia Rumusan pancasila sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945 inilah yang secara konstitusional sah dan benar sebagai dasar Negara republik Indonesia, yang disahkan oleh PPKI yang mewakili seluruh rakyat Indonesia. Namun dalam sejarah ketatanegaraan Indonesia dalam upaya bangsa Indonesia mempertahankan proklamasi dan eksistensi Negara dan bangsa Indonesia maka terdapat pula rumusan – rumusan pancasila sebagai berikut;
a.Dalam Konstitusi RIS (Republik Indonesia Serikat) Tanggal 29 desember 1949 sampai dengan 17 agustus 1950. b.Dalam UUD (Undang –Undang Dasar Sementara !950) berlaku mulai tanggal 17 agustus 1950 samapai tanggal 5juli 1959 c. Rumusan Pancasila Dikalangan Masyarakat
o) PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH PERJUANGAN BANGSA Pancasila sebagai dasar Negara republik Indonesia sebelum disyahkan pada tanggal 18 agustus 1945 oleh PPKI, nilai – nilainya telah ada pada bangsa Indonesia sejak jaman dahulu kala sebelum bangsa Indonesia mendirikan Negara, yang berupa nilai – nilai adat istiadat, kebudayaan serta nilai – nilai religius.nilai – nilai tersebut telah ada dan melekat serta teramalkan dalam kehidupan sehari – hari sebagai pandangan hidup, sehingga materi pancasila yang berupa nilai – nilai tersebut tidak lain adalah dari bangsa Indonesia sendiri, sehingga bangsa Indonesia sebagai kausa materialis pancasila. Nilai – nilai tersebut kemudian diangkat dan dirumuskan secara format oleh para pendiri Negara untuk dijadikan sebagai dasar filsafat Negara Indonesia. Proses sidang BPUPKI pertama, sidang panitia “9”, sidang BPUPKI kedua, serta akhirnya disyahkan secara yuridis sebagai dasar filsafat Negara republik Indonesia. Nilai
–
nilai
essensial
yang
terkandung
dalam
pancasila
yaitu
ketuhan,kemanusiaan,persatuan, kerakyatan serta keadilan, dalam kenyataannya secara objectif telah dimiliki oleh bangsa Indonesia sejak zaman dahulu kala sebelum mendirikan Negara. Proses terbentuknya Negara dan bangsa Indonesia melalui suatu proses sejarah cukup panjang yaitu sejak zaman batu kemudian timbulnya kerajaan – kerajaan pada abad ke IV, ke V kemudian dasar – dasar kebangsaan Indonesia telah mulai Nampak pada abad ke VII, yaitu ketika timbulnya kerajaan sriwijaya dibawah wangsa syailendra dipalembang, kemudian kerajaan airlangga dan majapahit jawa timur serta kerajaan - kerajaan lainnya. Dasar – dasar pembentukkan nasionalisme modern dirintis oleh para pejuang kemerdekaan bangsa, antara lain rintisan yang dilakukan oleh para pejuang kemerdekaaan bangsa antara lain rintisan yang dilakukan oleh para tokoh pejuang kebangkitan nasional pada tahun 1908, kemudian dicetuskan pada sumpah pemuda pada tahun 1928, akhirnya titik Negara tercapai dengan diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 agustus 19445 o) Proses terbentuknya bangsa Indonesia antara lain: A). ZAMAN KUTAI Zaman sejarah pada tahun 400 M dengan ditemukannya prasasti yang berupa 7 yupa (tiang batu).
B). ZAMAN SRIWIJAYA Menurut Mr.Yamin bahwa berdirinya Negara kebangsaan Indonesia tidak dapat dipisahkandengan kerajaan lama yang merupakan warisan nenek moyang bangsa Indonesia. C).ZAMAN KERAJAAN – KERAJAAN SEBELUM MAJAPAHIT Sebelum kerajaan majapahit muncul sebagai suatu kerajaan yang memancangkan nilai – nilai nasionalisme, telah muncul kerajaan – kerajaan dijawa tengah dan jawa timur secara silih berganti. D).KERAJAAN MAJAPAHIT Pada tahun 1923 berdirilah kerajaan majapahit yang mencapai zaman keemasannya pada pemerintahan raja hayam wuruk dengan majapahit gajah mada yang dibantu oleh laksamana nala dalam memimpin armadanya untuk menguasai nusantara. E). ZAMAN PENJAJAHAN Setelah majapahit runtuh pada permulaan abad XVI maka berkembanglah agama islam dengan pesatnya diindonesia.bersamaan dengan itu berkembang pulalah kerajaan – kerajaan seperti kerajaan demak, dan mulailah berdatangan orang – orang eropa dinusantara. Mereka itu antara lain orang purtugis yang kemudian diikuti oleh orang- orang spanyol yang ingin mencari pusat tanaman rempah – rempah. F). KEBANGKITAN NASIONAL Pada abad XX dipanggung politik internasional terjadilah pergolakan kebangkitan dunia timur dengan suatu kesadaran akan kekuatan sendiri G). ZAMAN PENJAJAHAN JEPANG Setelah Nederland diserbu oleh tentara nazi jerman pada tanggal 5 mei 1940 dan jatuh pada tanggal 10 mei 1940, maka ratu wihelmina dengan segenap aparat pemerintahannya mengungsi ke inggris, sehingga pemerintahan belanda masih dapat berkomunikasi dengan pemerintah jajahan diindonesia.
H). SIDANG BPUPKI PERTAMA Sidang BPUPKI pertama dilaksanakan selama empat hari, berturut turut yang tampil berpidato menyampaikan usulannya adalah sebagai berikut : a). tanggal 29 mei 1945 Mr.Muh.Yamin b). tanggal 31 mei 1945 Prof. Soepono c). tanggal 1 juni 1945 Ir Soekarno
I). SIDANG BPUKI KEDUA (10-16 JULI 1945) Hari pertama sebelum sidang BPUPKI kedua dimulai, diumumkan oleh ketua penambahan 6 anggota baru badan penyelidik yaitu : 1. Abdul fatah hasan 2. Asikin natanegara 3. Soerjo hamidjojo 4. Muhammad noer 5. Besar 6. Abdul kafar Selain itu ada anggota panitia 9 yaitu diantaranya : 1. Ir. Soekarno 2. Wachid hasyim 3. Mr.muh.yamin 4. Mr.maramis 5. Drs. Moh.hatta 6. Mr. soebardjo 7. Kyai abdul kahar moezakir 8. Abikoesno tjokrosoejoso 9. Haji agus salim
I). PROKLAMASI KEMERDEKAAN DAN SIDANG PPKI kemenangan sekutu dalam perang dunia membawa hikmah bagi bangsa Indonesia. Menurut pengumuman nanpoo gun (pemerintahan tentara jepang untuk seluruh daerah selatan). Tanggal 7 agustus 1945 (kan poo no 72 / 2605 k.11). pada pertengahan bulan agustus 1945 akan dibentuk panitia persiapan kemerdekaan Indonesia atau „dokuritu zyunbi linkai‟.
J).MASA SETELAH PROKLAMASI KEMERDEKAAN Akibat penerapan sistem kabinet parlementer tersebut maka pemerintahan Negara Indonesia mengalami jatuh bangunnya kabinet sehingga membawa konsekuensi yang sangat serius terhadap kedaulatan Negara Indonesia saat ini. a). adanya pembentukkan Negara republik Indonesia serikat (RIS) b). adanya terbentuknya Negara kesatuan republik Indonesia tahun 1950 c). adanya dekrit presiden 5 juli 1959 d). adanya masa orde baru
D. PEMBAHASAN Pembahasan pancasila termasuk filsafat pancasila, sebagai suatu kajian ilmiah, harus memenuhi syarat – syarat ilmiah sebagai dikemukakan oleh J.R.Poedjowijatno dalam bukunya „tahu dan pengetahuan‟ yang merinci syarat – syarat ilmiah sebagai berikut : 1.berobjek 2.bermetode 3.bersistem 4. bersifat universal
1. BEROBJEK Syarat pertama bagi suatu pengetahuan yang syarat ilmiah adalah bahwa semua ilmu pengetahuan itu harus memiliki objek. Oleh karena itu pembahasan pancasila secara ilmiah harus memiliki objek,yang didalam filsafat ilmu pengetahuan dibedakan atas dua macam yaitu „objek formal‟ dan „objel material‟. „objek formal‟ pancasila adalah suatu sudut pandang tertentu dalam pembahasan pancasila, atau dari sudut pandang apa pancasila itu dibahas. Pada hakikatnya pancasila dapat dibahas dari berbagai macam sudut pandang, yaitu dari sudut pandang „moral‟ maka terdapat bidang pembahasan „ekonomi pancasila‟, dari sudut pandang ,‟pers‟ maka terdapat bidang pembahsan „pers pancasila‟,dari sudut pandang „hukum kenegaraan‟ maka terdapat bidang pembahsan „pancasila yuridis kenegaraan‟, dari sudut pandang „filsafat‟,maka terdapat bidang pembahsan „filsafat pancasila‟ dan lain sebagainya. „objek materia‟ pancasila adalah suatu objek yang merupakan sasaran pembahasan dan pengkajian pancasila baik yang bersifat empiris maupun nonempiris. Pancasila adalah merupakan hasil budaya bangsa Indonesia, bangsa Indonesia sebagai kausa materialis pancasila atau sebagai asal mula nilai – nilai pancasila. Oleh karena itu objek material pembahasan pancasila adalah bangsa Indonesia dengan segala aspek budayanya, dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.oleh karena itu objek material pembahasan pancasila adalah dapat berupa hasil budaya bangsa Indonesia yang berupa, lembaran sejarah,
bukti – bukti sejarah , benda – benda sejarah, benda – benda budaya, lembaran Negara, lembaran hokum maupun naskah – naskah kenegaraan lainnya, maupun adat istiadat bangsa Indonesia sendiri. Adapun objek yang bersifat nonempiris anatara lain meliputi nilai – nilai budaya, nilai moral, serta nilai nilai religius yang tercermin dalam kepribadian, sifat, karakter dan pola – pola budaya dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
2. BERMETODE Setiap pengetahuan ilmiah harus memiliki metode yaitu seperangkat cara atau system pendekatan dalam rangka pembahsan pancasila untuk mendapatkan suatu kebenaran yang objektif. Objek forma maupun objek material pancasila. Salah satu metode dalam pembahasan pancasila adalah metode „analitico syntetic‟ yaitu suatu perpaduan metode analisis dan sintedan objek sejarah oleh karena itu lazim digunakan metode „hermeneutika‟ yaitu suatu metode untuk menemukan makna dibalik objek, demikian juga metode „koherensi historis‟, dan metode- metode tersebut senantiasa didasarkan atas hokum – hokum logika suatu penarikan kesimpulan.
3. BERSISTEM Suatu pengetahuan ilmiah harus merupakan suatu yang bulat dan utuh. Bagian – bagian dari pengetahuan ilmiah yang harus merupakan suatu kesatuan, antara bagian – bagian itu saling berhubungan, baik berupa
hubungan interelasi (saling
berhubungan), maupun interpendansi (saling ketergantungan). Pembahsan pancasila secara ilmiah harus merupakan suatu kesatuan dan keutuhan, bahkan pancasila itu sendiri dalam dirinya sendiri adalah merupakan suatu keasatuan dan keutuhan „majemuk tunggal‟, yaitu kelima sila itu baik rumusannya, inti dan isi dari sila – sila pancasila itu adalah merupaka suatu kesatuan dan kebulatan. Pembahasan pancasila secara ilmiah dengan sendirinya sebagai suatu system dalam dirinya sendiri yaitu pada pancasila itu sendiri sebagai objekpembahasan ilmiah senantiasa bersifat koheren (tuntut), tanpa adanya suatu pertentangan didalamnya, sehingga sila – sila pancasila itu sendiri adalah merupakan suatu kesatuan yang sistematik.
4.BERSIFAT UNIVERSAL Kebenaran suatu pengetahuan ilmiah harus bersifat universal, artinya kebenrrannya tidak terbatas oleh waktu, ruang, keadan, situasi, kondisi maupun jumlah tertentu. Dalam kaitannya dengan kajian pancasila hakikat ontologism nilai – nilai pancasila adalah bersifat universal, atau degan lain perkataan inti sari, essensi atau makna yang terdalam dari sils – sila pancasila pada haikaktnya bersifat universal.
E. KESIMPULAN DAN SARAN O) KESIMPULAN 1. pancaslia adalah sebagai lambang Negara Indonesia 2. dari kelima pancasila tersebut memiliki ciri – ciri secara lazim 3. pancasila memiliki bagian – bagian atau fungsi – fungsi sendiri O) SARAN 1. bangsa indonesia harus mengkokohkan adanya pancasila 2. adanya UUD 1945 yang harus ditaati 3. menyimbolkan akan kesatuan bangsa Indonesia
F. REFERENSI 1. abdulghani ruslan. 1998, pancasila dan reformasi, makalah seminar nasional KAGAMA, 8 juli 1998 diyogyakarta.
2. bambang sumadio, dalam sartono kartodirdjo, 1977, sejarah nasional Indonesia 111 dan 1V, departemen pendidikan dan kebudayaan Jakarta..