STIKES NGUDI WALUYO
JURNAL SKRIPSI
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA PADA WANITA USIA SUBUR (WUS) DI KELURAHAN CANDIREJO TAHUN 2013
Disusun Oleh: ARI SUSANTI NIM : 030111b006
PROGAM STUDI D IV KEBIDANAN STIKES NGUDI WALUYO UNGARAN 2013
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo Ungaran Program Studi D IV Kebidanan Skripsi, Juni 2013 Ari Susanti (030111b006) Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Terhadap Pengetahuan dan Sikap Deteksi Dini Kanker Payudara Pada Wanita Usia Subur (WUS) Di Kelurahan Candirejo Tahun 2013 (xvi + 86 Halaman + 14 Tabel + 5 Gambar + 2 Bagan + 16 Lampiran) ABSTRAK Kanker payudara merupakan salah satu penyebab utama kematian kaum wanita. Kebanyakan pasien datang berobat pada saat kanker pada stadium lanjut, padahal keberadaan kanker ini bisa dideteksi secara dini, salah satunya adalah dengan SADARI. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang SADARI terhadap pengetahuan dan sikap deteksi dini kanker payudara pada WUS di Kelurahan Candirejo. Penelitian ini menggunakan quasy eksperimen design dengan rancangan nonequivalent control group. Sampel pada penelitian ini adalah 36 WUS, yang dibagi menjadi kelompok intervensi dan kontrol dengan teknik cluster sampling dan menggunakan uji t-test dependen dan independen. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebelum diberikan pendidikan kesehatan pengetahuan WUS dalam kategori kurang yaitu (66,7%) dan sikap WUS dalam kategori kurang baik yaitu (66,7%). Sesudah diberikan pendidikan kesehatan, pengetahuan WUS dalam kategori baik yaitu (77,8%) dan sikap WUS dalam kategori baik yaitu (94,5%). Ada pengaruh pendidikan kesehatan dengan pengetahuan responden dengan p value = 0,000 < α (0,05) dan ada pengaruh pendidikan kesehatan dengan sikap responden dengan p value = 0,000 < α (0,05). Saran yang bisa disampaikan peneliti yaitu diharapkan WUS dapat menerapkan SADARI secara mandiri, tenaga kesehatan bekerja sama dengan pelayanan kesehatan untuk memberikan penyuluhan kesehatan dengan strategi yang lebih menarik masyarakat.
Kata Kunci
: Pendidikan Kesehatan, SADARI, Pengetahuan, Sikap, Deteksi Dini, Kanker Payudara, WUS Kepustakaan : 39 (2001-2012)
PENDAHULUAN Latar Belakang Penyakit tidak menular mengalami peningkatan karena perubahan gaya hidup masyarakat seperti pola konsumsi yang lebih mementingkan makanan berlemak, kurang serat, maupun yang diproses (seperti diawetkan, diasinkan dan diasap). Kanker adalah salah satu penyakit tidak menular yang bisa menyerang jaringan dalam berbagai organ tubuh, termasuk organ reproduksi wanita yang terdiri dari payudara, rahim, indung telur dan vagina (Mardiana, 2004). Setiap 2 dari 10.000 perempuan di dunia diperkirakan akan mengalami kanker payudara setiap tahunnya. Kanker payudara merupakan salah satu penyebab utama kematian yang diakibatkan oleh kanker pada perempuan di seluruh dunia (Depkes RI, 2009). Diantara seluruh kanker yang ada, kanker payudara adalah salah satu kanker yang paling sering ditemukan. Menurut Dr Dradjat, di Indonesia sendiri kasus kanker payudara terus meningkat. Pada tahun 2004, tercatat ada 15,1 persen kasus kanker payudara dari semua kasus kanker yang ada. Di tahun 2008, jumlahnya meningkat menjadi 18,5 persen (Wahyuningsih, 2012). Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang pada tahun 2011, lima urutan besar kanker yang diderita pada tahun 2011 adalah kanker payudara sebanyak 274 kasus, kanker serviks sebanyak 77 kasus, kanker hati sebanyak 25 kasus dan kanker bronkus sebanyak 23 kasus. Dengan demikian kanker payudara merupakan kanker yang paling banyak penderitanya. Sedangkan untuk kasus kanker payudara yang ditemukan di Rumah Sakit di Kabupaten Semarang antara lain di RSU Ambarawa 146 kasus, RSU Ken Saras 14 kasus, RSU Ungaran 5 kasus, RSU Bina Kasih 1 kasus. Sedangkan kasus yang ditemukan di puskesmas wilayah Kabupaten Semarang antara lain Puskesmas Ungaran sebanyak
23 kasus, Puskesmas Leyangan sebanyak 22 kasus, Puskesmas Sumowono sebanyak 11 kasus, Puskesmas Getasan sebanyak 11 kasus, Puskesmas Tuntang sebanyak 9 kasus, Puskesmas Tenggaran sebanyak 6 kasus, Puskesmas Suruh sebanyak 6 kasus, Puskesmas Jambu sebanyak 5 kasus, Puskesmas Bergas sebanyak 4 kasus, Puskesmas Lerep sebanyak 3 kasus, Puskesmas Bancak sebanyak 3 kasus, Puskesmas Gedangan sebanyak 2 kasus, Puskesmas Pabelan sebanyak 1 kasus, dan Puskesmas Banyubiru sebanyak 1 kasus (Dinkes Semarang, 2011). Kegagalan penemuan secara dini kanker payudara dapat terjadi karena kurangnya pengetahuan atau informasi yang didapatkan oleh masyarakat. Hal ini berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di kelurahan Candirejo yang didapatkan bahwa pengetahuan Wanita Usia Subur tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) sebagai salah satu deteksi dini kanker payudara masih sangat kurang sehingga minat masyarakat untuk melakukan pemeriksaan SADARI masih sangat rendah, sedangkan pengetahuan masih dipengaruhi oleh pendidikan maupun ekonomi. Selain masih banyaknya anggapan bahwa penyakit kanker tidak bisa disembuhkan sehingga ada rasa takut untuk melakukan SADARI. Sebagian dari mereka ada yang baru pertama kali mendengar tentang istilah SADARI. Mereka tidak tahu bahwa kanker payudara dapat dicegah salah satunya dengan metode pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). Minimnya pengetahuan masyarakat tentang kanker payudara membuat pencegahan dan penanganan dini pun sulit dilakukan. Karena pada umumnya gejalagejala kanker tersebut terlihat dari beberapa kasus kecil yang seringkali dirasa tidak penting dan tidak berbahaya. Namun pada kenyataannya, pengenalan terhadap gejala-gejala awal kanker payudara dapat memaksimalkan penanganan sebelum kanker bertumbuh dan menjadi fatal (Siregar, 2012).
Pengetahuan atau informasi yang benar tentang suatu objek adalah hal paling utama untuk membentuk suatu konsep yang benar terhadap sesuatu sehingga proses perubahan perilaku secara berurutan dapat terbentuk secara optimal (Depkes RI, 2008). Perubahan perilaku tersebut dapat dilakukan melalui pemberian pendidikan kesehatan. Dimana tujuan pendidikan kesehatan itu sendiri adalah menanamkan pengetahuan, dengan harapan agar pengetahuan tersebut dapat membentuk sikap yang pada gilirannya akan mempengaruhi perilaku (Pickett & George, 2008). Menurut Wawan dan Dewi dalam Notoatmodjo (2011), sikap merupakan pandangan-pandangan atau perasaan yang disertai kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan sikap objek. Melalui sikap, kita memahami proses kesadaran yang menentukan tindakan nyata dan tindakan yang mungkin dilakukan individu dalam kehidupan sosialnya. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di kelurahan Candirejo, Wanita Usia Subur di kelurahan tersebut banyak yang tidak tahu dan tidak pernah mendapatkan penyuluhan atau tentang bagaimana pemeriksaan payudara sendiri itu. Sehingga mereka acuh dan merasa tabu untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri. Mereka menganggap bahwa deteksi dini kanker payudara harus berobat ke rumah sakit dan mengeluarkan biaya yang cukup mahal, sehingga mereka enggan untuk melakukan deteksi dini kanker payudara. Selain itu mereka menganggap bahwa kanker payudara tidak dapat disembuhkan sama sekali. Untuk dapat mengubah perilaku masyarakat dapat diberikan penyuluhanpenyuluhan yang disesuaikan dengan tingkat pendidikan dan budaya yang terdapat di daerah tersebut. Penyuluhan ini dapat dilakukan oleh petugas kesehatan atau anggota masyarakat yang sebelumnya telah ditatar terlebih dahulu. Selain itu keterlibatan pejabat yang berwenang atau pemerintah daerah setempat untuk ikut memantau setiap penyuluhan yang
dilakukan secara kesinambungan sangat diperlukan (Herijulianti, 2001). Sedangkan informasi yang disampaikan bidan di kelurahan Candirejo, belum pernah ada penelitian maupun penyuluhan tentang SADARI dalam upaya deteksi dini kanker payudara di desa tersebut. Dan masyarakat merasa antusias jika ada kegiatan promosi kesehatan di desanya. Berdasarkan fenomena di atas maka penulis tertarik untuk meneliti “Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang SADARI Terhadap Pengetahuan dan Sikap Deteksi Dini Kanker Payudara pada WUS di Kelurahan Candirejo Tahun 2013”. Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut : “Apakah ada Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang SADARI Terhadap Pengetahuan dan Sikap Deteksi Dini Kanker Payudara pada WUS di kelurahan Candirejo Tahun 2013”. Tujuan Umum Mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan tentang SADARI terhadap pengetahuan dan sikap deteksi dini kanker payudara pada WUS di kelurahan Candirejo Tahun 2013. Tujuan Khusus 1. Mengetahui pengetahuan WUS tentang deteksi dini kanker payudara sebelum diberikan pendidikan kesehatan. 2. Mengetahui sikap WUS tentang deteksi dini kanker payudara sebelum diberikan pendidikan kesehatan. 3. Mengetahui pengetahuan WUS tentang deteksi dini kanker payudara sesudah diberikan pendidikan kesehatan. 4. Mengetahui sikap WUS tentang deteksi dini kanker payudara sesudah diberikan pendidikan kesehatan. 5. Mengetahui perbedaan pengetahuan WUS tentang deteksi dini kanker payudara sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan.
6. Mengetahui perbedaan sikap WUS tentang deteksi dini kanker payudara sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan. 7. Mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan tentang SADARI terhadap pengetahuan dan sikap deteksi dini kanker payudara pada WUS di kelurahan Candirejo Tahun 2013.
Manfaat Penelitian 1. Bagi Responden : Dapat menambah pengetahuan WUS tentang deteksi dini kanker payudara dengan SADARI. 2. Bagi Institusi : Diharapkan dapat menjadi bahan bacaan di perpustakaan dan untuk perkembangan penelitian selanjutnya. 3. Bagi Pembaca : Diharapkan dapat menggali informasi tentang pentingnya pendidikan kesehatan terhadap perubahan perilaku kesehatan masyarakat.
KERANGKA KERJA PENELITIAN Kerangka Teori Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan: 1. Internal: a. Pendidikan b. Minatpengalama c. Usia 2. Eksternal: a. Ekonomi
Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap: 1. Pengalaman Pribadi 2. Pengaruh orang lain yang dianggap penting 3. Pengaruh kebudayaan 4. Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama 5. Faktor emosional
b. Informasi c. kebudayaan/ling kungan
6. Media
Pendidikan Kesehatan tentang SADARI
Pengetahuan dan Sikap Deteksi Dini Kanker Payudara Bagan 3.1 Kerangka Teori
Kerangka Konsep Variabel Independen
Variabel Dependen Pengetahuan deteksi dini kanker payudara
Pendidikan Kesehatan tentang SADARI
Sikap deteksi dini kanker payudara Bagan 3.2 Kerangka Konsep
Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan suatu pernyataan yang penting kedudukannya dalam penelitian. Peneliti dituntut kemampuannya untuk dapat merumuskan hipotesis ini dengan jelas (Arikunto, 2006). Hipotesis dalam penelitian ini adalah: 1. Ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang SADARI terhadap pengetahuan deteksi dini kanker payudara pada WUS di kelurahan Candirejo Tahun 2013. 2. Ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang SADARI terhadap sikap
deteksi dini kanker payudara pada WUS di kelurahan Candirejo Tahun 2013. METODE PENELITIAN Desain Penelitian Desain penelitian adalah keseluruhan dari perencanaan untuk menjawab penelitian dan mengantisipasi beberapa kesulitan yang mungkin akan timbul selama penelitian (Notoatmodjo, 2005).
Bentuk rancangan ini adalah sebagai berikut: Subjek Pretest Perlakuan Kel. Eksperimen 01 X Kel. Kontrol 02 -
Posttest 03 04
Tabel 4.1 Rancangan Penelitian Non-Equivalent Control Group Keterangan: X = pemberian pendidikan kesehatan tentang pemeriksaan payudara sendiri 01 = pretest pengetahuan dan sikap sebelum diberi pendidikan kesehatan tentang SADARI 03 = posttest pengetahuan dan sikap sesudah diberi pendidikan kesehatan tentang SADARI 02 = pretest pengetahuan dan sikap yang tidak diberi pendidikan kesehatan tentang SADARI = posttest pengetahuan dan sikap yang tidak diberi pendidikan kesehatan tentang SADARI = tidak memberikan pendidikan kesehatan tentang SADARI
Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah Wanita Usia Subur yang berusia 20-45 di kelurahan Candirejo pada tahun 2012 sebanyak 800 orang. Sampel Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan cluster sampling yaitu pengambilan sampel yang dilakukan secara kelompok atau gugus dan bila objek yang diteliti atau sumber data yang sangat luas dan besar seperti satu kelurahan yang terdiri dari beberapa dusun dan dusun yang terdiri dari beberapa RW, RT dan seterusnya (Riyanto, 2011). Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Candirejo yang terdiri dari 3 dusun, 6 RW dan 27 RT. Peneliti menentukan sebagai clusternya adalah RT. Peneliti menentukan sampel 2 RT dari 27 RT tersebut. Peneliti mengambil pertimbangan untuk menentukan 2 RT sebagai sampel karena jumlah WUS di Kelurahan tersebut sama dan memenuhi sampel yang diambil. Langkah terakhir meneliti atau mengobservasi beberapa WUS di 2 RT yang terpilih menjadi sampel berdasarkan besar sampel yang ditetapkan oleh peneliti yaitu sebanyak 18 orang. Besar sampel ditentukan dengan rumus sebagai berikut:
(
)
N1 = N2 = Keterangan: Zα = kesalahan tipe I = 5%, hipotesis satu arah, Zα = 1,96 Zβ = kesalahan tipe II = 10 %, maka Zβ = 1,28 S = Simpang baku gabungan = 2,5 Selisih minimal yang diangap bermakna (X1 – X2) = (8,74-6,87)=1,87 Parameter yang berasal dari kepustakaan adalah simpang baku (S), yang didapatkan dari peneliti sebelumnya yaitu Taufikjuddin (2012). berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh
pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan dan sikap. Maka besar sampel untuk penelitian ini adalah sebagai berikut: n1 = n2 =
=
(1,96 + 1,28). 2,5 1,87
3,24 . 2,5 1,87
= (4,33)2 = 18,7 = 18 responden Berdasarkan penghitungan diatas, maka didapatkan jumlah sampel untuk kelompok kontrol dan intervensi sebanyak 18 responden, sehingga total seluruh sampel adalah 36 responden. Adapun kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Kriteria inklusi a. WUS yang bisa membaca dan menulis b. WUS yang dapat berkomunikasi dengan baik 2. Kriteria Eksklusi a. WUS yang tidak bersedia menjadi responden b. WUS yang tidak ada pada saat penelitian Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Candirejo Kecamatan Ungaran Barat pada tanggal 14 April 2013. Pengambilan data dilakukan selama 1 hari pada 2 RT. Alat pengumpulan data Alat pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuisioner. Kuisioner adalah sejenis pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui. Alasan peneliti menggunakn kuisioner karena kuisioner bersifat objektif dan representatif, bisa
mengukur dalm jumlah responden yang pengaruh pendidikan kesehatan tentang banyak, waktu singkat, hemat tenaga dan SADARI terhadap perilaku yang meliputi bisa menggali data yang berhubungan pengetahuan dan sikap deteksi dini kanker dengan topik penelitian (Arikunto, 2006). payudara pada WUS di Kelurahan Kuisioner penelitian ini untuk mengetahui Candirejo Ungaran. Tabel 4.2 KISI – KISI KUESIONER Sub Variabel Pengetahuan WUS tentang Deteksi dini kanker payudara dengan SADARI
Indikator 1. Pengertian SADARI 2. Manfaat SADARI 3. Waktu pemeriksaan SADARI 4. Wanita yang dianjurkan melakukan SADARI 5. Langkah-langkah SADARI. 1. Aspek Kognisi 2. Aspek Afeksi
Sikap WUS tentang Deteksi dini kanker 3. Aspek Konasi payudara dengan SADARI Uji Validitas Validitas yang digunakan adalah validitas internal, yaitu instrumen yang dicapai jika kriteria yang ada dalam instrumen secara rasional (teoritis) telah mencerminkan apa yang diukur. Sehingga rumus yang digunakan untuk menguji validitas instrumen ini digunakan teknik korelasi product moment, yaitu sebagai berikut:
∑ rxy =
( ∑
(∑ )(∑ ) ∑
)( ∑
∑
)
keterangan: rxy = koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y x = skor item pernyataan y = skor total pernyataan N = jumlah sampel Menurut Widoyoko (2012) Uji validitas dilakukan agar diperoleh distribusi nilai hasil pengukuran mendekati normal, maka sebaiknya jumlah responden untuk uji coba minimal 30 orang.
No Item Pernyataan Positif Negatif 13 1 pertanyaan 2, 3, 4,5 positif 6, 7
Jumlah Pertanyaan
8, 9
10, 11, 12, 13 1, 2, 3, 4 15 (13 pernyataan 6, 8, 13, positif dan 14 2 9, 10, 11, pernyataan 12, 15 negatif)
5, 7
Penafsiran koefisien korelasi dilakukan dengan membandingkan nilai rxy dengan nilai tabel. Adapun nilai tabel untuk validitas item instrumen adalah 0,3. Artinya, apabila rxy ≥ 0,3 maka nomor item tersebut dapat dikatakan valid. Sebaliknya apabila rxy ≤ 0,3 nomor item tersebut dapat dikatakan tidak valid. Berdasarkan hasil uji validitas yang dilakukan di Desa Nyatnyono pada tanggal 02 Maret 2013 dengan responden berjumlah 30 orang, didapatkan hasil untuk variabel pengetahuan dari 15 item soal diperoleh 2 item soal yang tidak valid dan 13 item soal yang valid dengan nilainilai r hitung terletak antara 0,399-0,562. Tampak bahwa semua nilai-nilai r hitung ini lebih besar dari r tabel 0,362, sehingga item-item tersebut dinyatakan valid. Untuk 2 item soal yang tidak valid dihilangkan karena sudah terwakili oleh item soal yang lain. Untuk variabel sikap diperoleh semua item valid dengan nilai r hitung dari item no. 1 sampai 15 terletak antara 0,490-
0,819, nilai-nilai ini lebih besar dari r tabel 0,362 sehingga semua item dinyatakan valid. Uji Reliabilitas Menurut Notoatmodjo (2005) reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan ukuran yang sama. Uji reliabilitas dalam penelitian ini dengan internal concitency yaitu melakukan uji coba instrumen satu kali saja kemudian hasil yang diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan metode koefisien Alfa Cronbach yaitu: r ii=
. 1−
∑
Keterangan : rii = koefisien reliabilitas instrumen k = cacah butir = varians skor butir = varians skor total Kuisioner dikatakan reliabel jika mempunyai nilai Alpha Cronbach ≥ 0,6. Jika nilai Alpha Cronbach < 0,6 maka kuisioner dikatakan tidak reliabel (Riyanto, 2011). Berdasarkan hasil uji reliabilitas diperoleh nilai koefisien alfa Cronbach untuk instrumen pengetahuan dan sikap masing-masing sebesar 0,742 dan 0,899, oleh karena kedua nilai tersebut lebih besar dari 0,6, maka kedua instrumen tersebut dapat dinyatakan reliabel. Prosedur Pengumpulan Data Untuk memperoleh data dari responden dalam penelitian yang dilakukan di Kelurahan Candirejo, penelitian menggunakan prosedur sebagai berikut:
Peneliti melaksanakan hal-hal dibawah ini dalam proses pengumpulan data: 1. Peneliti mengurus surat izin studi pendahuluan dan penelitian dari kampus STIKES Ngudi Waluyo Ungaran, kantor Kesbanglinmas, Kepala Dinas kesehatan Kabupaten Semarang, Kepala Puskesmas Lerep Kabupaten Semarang dan Kelurahan Candirejo. 2. Setelah mendapatkan data, peneliti menentukan jumlah sampel dengan teknik cluster sampling pada 27 RT sehingga didapatkan 2 RT yang dipilih sebagai kelompok intervensi dan kelompok kontrol dengan pertimbangan jumlah WUS pada RT yang sesuai dengan besar sampel. 3. Responden pada kelompok intervensi: a. Menjelaskan maksud, tujuan, dan manfaat penelitian yang akan dilakukan dengan cara mengisi kuisioner. b. Setelah responden memahami tujuan penelitian, responden diminta untuk menandatangani lembar persetujuan untuk menjadi responden. c. Membagikan kuisioner kepada responden dan menjelaskan bagaiman cara pengisian kuisioner dengan benar. d. Melakukan pre test kepada responden pada saat pengisian kuisioner, peneliti mendampingi responden sehingga apabila ada pertanyaan langsung dari responden, peneliti bisa menjelaskan dan mengingatkan responden agar mengisi semua pertanyaan. e. Setelah semua pertanyaan kuisioner dijawab dengan lengkap, responden diminta untuk mengembalikan kepada peneliti. f. Peneliti memberikan pendidikan kesehatan tentang SADARI selama 15 menit dengan metode ceramah dan menggunakan media lefleat dan power point.
g. Setelah selesai memberikan pendidikan kesehatan tentang SADARI, peneliti melakukan post test kepada responden dengan mengisi kuisioner yang sama. h. Setelah selesai mengisi kuisioner, responden menyerahkan kuisioner kepada peneliti i. Setelah semua data terkumpul kemudian dilakukan pengolahan data 4. Responden pada kelompok kontrol a. Menjelaskan maksud, tujuan, dan manfaat penelitian yang akan dilakukan dengan cara mengisi kuisioner. b. Setelah responden memahami tujuan penelitian, responden diminta untuk menandatangani lembar persetujuan untuk menjadi responden. c. Membagikan kuisioner kepada responden dan menjelaskan bagaiman cara pengisian kuisioner dengan benar. d. Melakukan pre test kepada responden pada saat pengisian kuisioner, peneliti mendampingi responden sehingga apabila ada pertanyaan langsung dari responden, peneliti bisa menjelaskan dan mengingatkan responden agar mengisi semua pertanyaan. e. Setelah semua pertanyaan kuisioner dijawab dengan lengkap, responden diminta untuk mengembalikan kepada peneliti. f. Memberikan pelayanan kesehatan secara gratis, dalam hal ini peneliti akan melakukan pengecekan gula darah secara gratis agar responden tidak merasa bosan g. Peneliti melakukan post test kepada responden dengan mengisi kuisioner yang sama. h. Setelah selesai mengisi kuisioner, responden menyerahkan kuisioner kepada peneliti
i.
j.
Peneliti memberikan pendidikan kesehatan tentang SADARI selama 15 menit dengan metode ceramah dan menggunakan media lefleat dan power point. Setelah semua data terkumpul kemudian dilakukan pengolahan data.
Pengolahan Data Setelah semua data terkumpul, data tersebut diolah dan disajikan dalam bentuk tabel dan persen dengan langkah-langkah sebagai berikut menurut Saryono (2008) : 1. Editing 2. Coding 3. Scoring 4. Data entry Analisis Univariat Analisis univariat adalah analisis yang dilakukan pada tiap variabel dari hasil penelitian. Dalam analisis ini menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2005). Adapun variabel yang dianalisis adalah pengetahuan dan sikap deteksi dini kanker payudara pada WUS sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan tentang SADARI serta perbedaan pengetahuan dan sikap deteksi dini kanker payudara pada WUS kelompok intervensi dan kelompok kontrol di Kelurahan Candirejo. Analisis Bivariat Analisis bivariat adalah analisis yang dilakukan terhadap kedua variabel yang diduga berhubungan atau berkolerasi (Notoatmodjo, 2005). Yaitu untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan tentang SADARI terhadap pengetahuan dan sikap Deteksi Dini Kanker Payudara pada WUS. Uji kenormalan distribusi yang digunakan adalah uji Shapiro Wilk karena sampel < 50. Berdasarkan uji normalitas Saphiro Wilk, didapatkan p-value untuk pengetahuan dan sikap responden pretest
pada kelompok intervensi dan kontrol masing-masing sebesar 0,691, 0,112, 0,066, dan 0,079. Sedangkan untuk pengetahuan dan sikap posttest pada kelompok kontrol dan intervensi masing-
masing berturut-turut sebesar 0,184, 0,191, 0,058, dan 0,164. Oleh karena semua pvalue tersebut lebih besar dari (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa data-data tersebut dinyatakan berdistribusi normal.
Tabel 4.3 Uji Normalitas Data Variabel
Kelompok
Statistik
p-value
Pengetahuan pretest
Intervensi 0,965 0,691 Kontrol 0,917 0,112 Sikap pretest Intervensi 0,903 0,066 Kontrol 0,908 0,079 Pengetahuan posttest Intervensi 0,929 0,184 Kontrol 0,930 0,191 Sikap postest Intervensi 0,900 0,058 Kontrol 0,926 0,164 Pengujian hipotesis untuk berarti ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang SADARI terhadap pengetahuan mengetahui perbedaan mean dua dan sikap deteksi dini kanker payudara kelompok data yang dependen (nilai prepada WUS di Kelurahan Candirejo tahun test dan post-test untuk masing-masing 2013. kelompok intervensi dan kontrol) akan Berdasarkan uji kesetaraan digunakan uji hpotesis uji paired t test /homogen dilakukan dengan menguji karena data berdistribusi normal/simetris, pengetahuan dan sikap deteksi dini kanker dan kedua kelompok data dependen. payudara sebelum diberikan pendidikan Selanjutnya pengujian hipotesis kesehatan tentang SADARI antara untuk mengetahui perbedaan mean antara kelompok intervensi dan kontrol. Hasil dua kelompok data yang independent (nilai penelitian dikatakan homogen apabila kelompok intervensi dengan kelompok tidak ada perbedaan secara bermakna kontrol) akan menggunakan pengujian antara pengetahuan dan sikap responden hipotesis menggunakan uji t independent kelompok intervensi dan kontrol sebelum karena data berdistribusi normal/simetris, diberikan pendidikan kesehatan tentang kedua kelompok data independent dan data SADARI dengan nilai p > 0,05 dengan berbentuk numerik atau kategorik kata lain kedua kelompok sebanding atau Kesimpulan dari uji statistik dapat sama/homogen. dilihat dari nilai p, jika didapatkan nilai p < 0,05, maka Ha diterima dan Ho di tolak Tabel 4.4 Uji Kesetaraan Pengetahuan dan Sikap WUS tentang Deteksi Dini Kanker Payudara Sebelum Diberikan Pendidikan Kesehatan tentang SADARI antara Kelompok Intervensi dan Kontrol di Kel. Candirejo Tahun 2013 Variabel Pengetahuan Sikap
Kelompok Intervensi Kontrol Intervensi Kontrol
n 18 18 18 18
Mean 6,72 6,78 29,94 29,61
SD 1,904 2,777 6,338 4,948
T p-value -0,070 0,945 0,176
0,861
Berdasarkan tabel 5.5, dapat diketahui bahwa p-value 0,945 > α (0,05), maka disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan pengetahuan WUS tentang deteksi dini kanker payudara antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol sebelum diberikan pendidikan kesehatan. Ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan kedua kelompok sebelum diberikan pendidikan kesehatan dinyatakan setara atau homogen. Sedangkan untuk variabel sikap, diperoleh bahwa p-value 0,861 > α (0,05), maka disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan sikap WUS tentang deteksi dini kanker payudara antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol sebelum diberikan pendidikan kesehatan. Ini menunjukkan bahwa sikap kedua kelompok sebelum diberikan pendidikan kesehatan dinyatakan setara atau homogen. Kesimpulan 1) Pengetahuan WUS sebelum diberikan pendidikan kesehatan dalam kategori kurang, yaitu pada kelompok intervensi (66,7%) dan kelompok kontrol (61,1%). 2) Sikap WUS sebelum diberikan pendidikan kesehatan dalam kategori kurang baik, yaitu pada kelompok intervensi (66,7%) dan kelompok kontrol (72,2%). 3) Pengetahuan WUS sesudah diberikan pendidikan kesehatan dalam kategori baik, yaitu pada kelompok intervensi (77,8%) dan kelompok kontrol (55,6%). 4) Sikap WUS sesudah diberikan pendidikan kesehatan dalam kategori baik, yaitu pada kelompok intervensi (94,5%) dan kelompok kontrol (61,1%). 5) Ada perbedaan yang signifikan pengetahuan WUS sebelum dan sesudah diberikan pendidikan pada kelompok intervensi dengan nilai p = 0,000 < α (0,05). Sedangkan pada kelompok kontrol tidak ada perbedaan yang signifikan dengan nilai p = 0,083 > α (0,05). 6) Ada perbedaan yang signifikan sikap WUS sebelum dan sesudah diberikan pendidikan pada kelompok intervensi dengan nilai p =
0,000 < α (0,05). Sedangkan pada kelompok kontrol tidak ada perbedaan yang signifikan dengan nilai p = 0,058 > α (0,05). 7) Ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang SADARI terhadap pengetahuan deteksi dini kanker payudara pada WUS dengan nilai p = 0,000 < α (0,05) dan ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang SADARI terhadap sikap deteksi dini kanker payudara WUS dengan nilai p = 0,000 < α (0,05). Saran 1) Bagi Responden : Hendaknya WUS dapat menerapkan SADARI secara mandiri. 2) Bagi Institusi Pendidikan : Hendaknya memperbanyak sumber informasi tentang deteksi dini maupun pengobatan kanker payudara dan bekerja sama dengan pelayanan kesehatan untuk mengadakan bakti sosial di masyarakat dengan mengirimkan mahasiswa untuk melakukan penyuluhan kesehatan dengan didampingi dosen maupun tenaga kesehatan. 3) Bagi Tenaga Kesehatan : Hendaknya tenaga kesehatan seperti bidan atau perawat setempat bekerja sama dengan puskesmas untuk mengadakan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat pada saat acara PKK maupun pengajian dengan strategi yang lebih menarik masyarakat misalnya dengan memberikan pengobatan gratis sesudah melakukan penyuluhan. 4) Bagi Peneliti Selanjutnya : Hendaknya melakukan penelitian dengan metode pendidikan kesehatan yang lebih menarik masyarakat seperti dengan menampilkan video cara-cara melakukan SADARI.
DAFTAR PUSTAKA
Mardiana,L.2004.Kanker Pada Wanita;Pencegahan dan Pengobatan dengan Tanaman Obat.Jakarta:Penebar Swadaya. Departeman Kesehatan RI.2008.Asuhan Persalinan Normal.Jakarta:JNPK-KR Departemen Kesehatan RI. 2009.Buku Saku Pencegahan Kanker Leher Rahim & Kanker Payudara. Jakarta : Depkes RI. Wahyuningsih, M.2012. Jumlah Penderita Kanker di Dunia Naik 300 Persen Pada Tahun 2030.Terdapat pada:http://health.detik.com/rea d/2012/ 08/30/165020/ 2003530/763/ jumlah-penderitakanker-di-dunia-naik-300persen-pada-tahun-2030. Diakses pada 21 Desember 2012. Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang. 2011. Profil Kesehatan Kabupaten Semarang Tahun 2011. Semarang. Siregar,R.2012.Kenali dan pahami gejala kanker payudara. Terdapat pada:http://perpustakaan.untirta. ac.id/berita-151-kenali-danpahami-gejala-kankerpayudara.html.Diakses pada 05 Desember 2012. Pickett&George.2008.Kesehatan Masyarakat:administrasi dan praktik.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Herijulianti,E., Indriani,TS., & Artini,s.2001.Pendidikan Kesehatan Gigi.Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC. Notoatmojo.2007.Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.Jakarta:Rineka Cipta. Riyanto, A.2011.Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan.Yogyakarta:Nuha Medika.