STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
(S OP) MANGGIS WANAYASA KABUPATEN PURWAKARTA
PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN Jalan Surapati 71 Tlp. (022) 2503884 Fax. (022) 2500713 BANDUNG 2008
KATA PENGANTAR
M
anggis (Garcinnia mangostana Linn.) merupakan salah satu komoditas buah eksotik mempunyai nilai ekonomis tinggi terutama untuk ekspor dan sangat potensial untuk
dikembangkan dalam skala perkebunan.
Meskipun manggis
sudah
didukung
dapat
di
ekspor,
tetapi
belum
dengan
ketersediaan buah dengan mutu yang baik. Keragaman mutu buah
manggis
di
sentra
produksi
utama,
dikarenakan
pengelolaan kebun manggis masih bersifat tradisional dan sistem produksinya masih tergantung pada alam. Untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas, maka diperlukan adanya pengelolaan kebun manggis secara baik melalui penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP). SOP ini merupakan acuan pedoman bagi petugas/petani di daerah khususnya Kabupaten Purwakarta dalam proses menghasilkan buah
manggis
merupakan
yang
contoh
berkualitas kasus
yang
baik.
SOP
terdapat
manggis di
ini
Kabupaten
Purwakarta sebagai penyempurnaan dari apa yang telah dilakukan oleh petani dalam proses sistem produksi buah manggis. SOP ini dapat digunakan sebagai acuan bagi daerah lain
untuk
menyusun
agroekosistem daerahnya.
SOP
yang
sesuai
dengan
kondisi
Tersusunnya SOP komoditas manggis ini, diharapkan dapat
menjadi
acuan
penerapan
di
lapangan,
sekaligus
merangsang minat petani untuk dapat mengatasi permasalahan mutu buah manggis yang selama ini terjadi di Kabupaten Purwakarta. Keberadaan SOP ini diharapkan dapat memacu daerah sentra produksi manggis lain untuk menyusun SOP komoditas manggis yang spesifik lokasi Semoga buku SOP manggis ini dapat dimanfaatkan oleh petugas dan petani manggis di sentra produksi utama untuk menghasilkan buah manggis yang bermutu.
Lembang, 26 Mei 2008 Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ...................................................................
i
DAFTAR ISI .............................................................................
ii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................
iii
PENDAHULUAN........................................................................
1
TARGET...................................................................................
2
DAFTAR PUSTAKA TIM PENYUSUN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) I.
Persiapan Lahan.............................................................. I-1
II.
Persiapan Benih............................................................... II-1
III.
Penanaman Tanaman Pelindung ...................................... III-1
IV.
Penanaman .................................................................... IV-1
V.
Pemangkasan ................................................................. V-1
VI.
Pemupukan .................................................................... VI-1
VII. Penyiangan ..................................................................... VII-1 VIII. Pengairan .......................................................................VIII-1 IX.
Pengendalian OPT ........................................................... IX-1
X.
Panen............................................................................ X-1
XI.
Pasca Panen ................................................................... XI-1
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Tumpangsari Manggis dengan Tanaman Pisang sebagai Tanaman Pelindung ...............
III-3
Gambar 2. Tanaman Manggis dengan Tanaman Pisang Sebagai Tanaman Naungan .........................
IV-4
Gambar 3. Alat Pemangkas Tanaman Manggis ................
V-3
‘Gambar 4. Penggorok Daun .........................................
IX-6
Gambar 5. Kanker Batang / Cabang (Botryosphaeria ribis) ...............................................
IX-20
Gambar 6. Tingkat Kematangan Buah Manggis Berdasarkan Indeks / Tahapan ........................................
iii
X-4
PENDAHULUAN Visi Kabupaten Purwakarta yaitu “Pembangunan Berkarakter”. Dengan jumlah penduduk pada tahun 2007 sebanyak 815.049 jiwa, dan kepadatan penduduk 838 jiwa/km² dengan luas wilayah 971,72 km². Sedangkan PDRB perkapita (berlaku) Rp. 12.284.456 peluang masuk investasi 3,87 %. Tanaman manggis merupakan komoditi buah-buahan yang banyak dibudidayakan oleh para petani di Kabupaten Purwakarta. Sentra produksi utama manggis di Purwakarta ada di 3 Kecamatan dengan luas potensi 924 ha yaitu di Kecamatan Wanayasa seluas 411 ha, Kecamatan Kiarapedes 326 ha, dan Kecamatan Bojong seluas 187 ha. Produksi yang sudah dicapai pada saat panen raya yaitu tahun 2007 di wilayah sentra sebanyak 35.076 ton dengan produktivitas 96 kg/pohon, dan sisanya produksi yang dihasilkan diluar wilayah sentra yaitu 1.865 ton. Manggis Purwakarta telah banyak diminta oleh konsumen luar negeri, yakni sejak tahun 2002 hingga sekarang permintaan ekspor terus meningkat dengan negara tujuan : Hongkong, Cina, Vietnam, Uni Emirat Arab dan Arab Saudi. Manggis yang ditanam di Purwakarta termasuk varietas Wanayasa yang sangat diminati pasar luar negeri dan memiliki kualitas buah terbaik di dunia menurut informasi para eksportir yang mengambil manggis daerah ini khususnya di Kecamatan Wanayasa. Sebagai gambaran umum karakteristik manggis di Kabupaten Purwakarta dapat di lihat pada Tabel 1. Manggis di Kabupaten Purwakarta pada umumnya ditanam pada ketinggian tempat 400-820 m diatas permukaan laut, curah hujan 1.500-2.500 mm/tahun, suhu udara 19-32 ºC, dan kelembaban udara 60-80%. Manggis ditanam pada jenis tanah .... tofografi bergelombang sampai berbukit sampai pegunungan. Manggis Purwakarta mempunyai warna buah merah/unggu, dan buah dapat mencapai 6-14 buah/kg, mempunyai aroma yang khas, rasa asam manis, manis, dan kulit buah mengkilat, tipis dan tidak banyak getah serta tahan terhadap penyakit busuk akar. 1
TARGET
Dengan tersusunnya buku pedoman Standar Operasional Prosedur (SOP) ini, diharapkan dapat mencapai target-target yang sudah direncanakan sebagai berikut : (a) Rata-rata produktivitasnya 98 kg/phn dengan populasi 102.661 pohon (b) Buah layak di ekspor (mutu baik) menjadi 8.100 ton (naik 10%), (c) Serangan penyakit getah kuning 20 % menjadi 10% (sebanyak 3.500 ton), (d) Serangan burik buah turun menjadi 10% (sebanyak 3.500 ton), dan kerontokan buah turun menjadi 10% (sebanyak 3.500 ton). Target Produksi Manggis di Kabupaten Purwakarta No
Umur Tanaman (tahun)
1 2 3 4 5 6
8 10 15 20 25 >30
Produksi saat ini (kg) 1-5 15-20 45-100 150-250 250 300
Target (kg) 5-10 20-30 65-125 175-275 300 350
KEGIATAN
Untuk mencapai target-target yang sudah ditetapkan di atas melalui penerapan SOP komoditas manggis di Kabupaten Purwakarta, maka diperlukan beberapa kegiatan yaitu persiapan lahan, persiapan benih, penanaman, pemangkasan, pemupukan, penyiangan, pengairan, pengendalian hama dan penyakit, panen dan pasca panen. Tabel 1. Karakteristik buah manggis asal Kabupaten Purwakarta. No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Uraian Asal Tanaman Bentuk buah Rasa Warna kulit Daging buah Bentuk biji Berat buah Produktifitas Jumlah Siung (cupat) Grade : Grade AAA Grade AA Grade A
Karakteristik Kec. Wanayasa, Kab. Purwakarta Bulat Segar asam manis Merah , ungu kecoklatan Putih susu Bulat pipih 90-110 gram 98 kg/pohon 5-7 siung (cupat) 110 gram/buah 100 gram/buah 90 grm/buah
2
Standar Oprerasional Prosedur Persiapan Lahan I.
Nomor I Halaman 1/ 4
Tanggal 12 Juni 2008 Revisi ………………
PENYIAPAN LAHAN
A. Definisi : Mempersiapkan lahan kebun manggis untuk penanaman agar sesuai dengan kondisi yang diinginkan tanaman manggis. B. Tujuan : Memperoleh lokasi lahan kebun manggis yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman manggis, sehingga tanaman tumbuh subur dan berproduksi tinggi baik kualitas maupun kuantitas. C. Validasi : a. Djaebudin, D. Marwan, H dan Subagyo, H. 2000. Kriteria Kesesuaian Lahan untuk Komoditas Pertanian. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat Departemen Pertanian. Bogor, halaman 156. b. Poerwanto, R. 2000. Peningkatan Produksi dan Mutu untuk mendukung Ekspor Manggis. Hotel Salak Bogor tanggal 15-16 November 2000, halaman 9 D. Alat dan bahan : Parang, cangkul, garpu, dan golok E. Fungsi : a. Parang digunakan untuk membabat rumput b. Cangkul digunakan untuk menggali tanah dan membuat lubang tanam c. Garpu digunakan untuk menggali lubang tanam d. Golok digunakan untuk membuat ajir I-1
Standar Operasional Prosedur
Nomor I Halaman 2/ 4
Persiapan Lahan
Tanggal 12 Juni 2008 Revisi ………………
F. Prosedur Pelaksanaan : a. Buat peta lokasi lahan kebun yang direncanakan secara matang untuk tanaman manggis. b. Lakukan pencatatan riwayat lokasi lahan kebun, untuk mengetahui ada tidaknya perlakuan kimia yang digunakan pada lokasi lahan tersebut sebelumnya. c. Lakukan pengukuran lokasi lahan kebun yang direncanakan secara cermat, melalui pemetaan dan pengukuran luas lahan. d. Lakukan survei hidrologi pada lokasi lahan kebun yang telah direncanakan, untuk mengetahui ketersediaan sumber air (sungai, danau, sumur) agar tidak terjadi kekurangan air pada saat musim kemarau e. Analisis tanah lengkap untuk mengetahui tingkat kesuburan tanah. f. Lakukan penelitian status hukum dan kelembagaan kawasan kebun yang direncanakan, apakah sudah mempunyai kepastian hukum seperti sertifikat/tanah garapan/ tanah warisan. g. Lokasi lahan kebun yang akan direncanakan sebaiknya mempunyai tingkat kemiringan lahan sampai 20 %. Apabila kemiringannya lebih dari 20%, maka dianjurkan untuk membuat terasering. I-2
Standar Operasional Prosedur Persiapan Lahan
Nomor I Halaman 3/ 4
Tanggal 12 Juni 2008 Revisi ………………
h. Menetapkan titik calon lubang tanam dengan jarak 10 x 10 meter dan dibuat lubang tanam berukuran, 75 x 75 x 75 cm, untuk jenis tanah gembur. Khusus jenis tanah berat (berliat) buat ukuran 100 x 100 x 100 cm. i. Tanah bagian atas (0-30 cm) dicampur pupuk kandang (sapi atau kambing) sebanyak 20-40 kg dan kebutuhan unsure N, P, K sesuai dengan hasil analisa tanah, dan kapur sebanyak 1 kg perlubang tanam diletakkan disebelah kanan lubang tanam. Tanah bagian bawah (30-70 cm) diletakkan disebelah kiri lubang tanam j. Lubang tanam dibiarkan terbuka selama 2 minggu untuk memberi kesempatan tanah menyerap oksigen dan sinar matahari untuk mematikan bakteri yang merugikan tanaman manggis. k. Tahap terakhir, lakukan pencatatan kegiatan penyiapan lahan pada kartu kendali untuk memudahkan pengontrolan kegiatan. Tabel 2. Klasifikasi Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Manggis. Karakteristik Temperatur C Curah hujan (mm) Drainase
S1 22-28 1.250-1.750 Baik ; agak baik
Kelas kesesuian lahan S2 S3 28-34 34-40 1.7502.000-2.500 2.000 Agak Terlambat : terlambat agak cepat
I-3
N >40 >2.500 Sangat terlambat; cepat
Standar Operasional Prosedur
Nomor I Halaman 4/ 4
Persiapan Lahan Karakteristik Media perakaran (rc) - Tekstur - Bahan dasar (%) - Kedalaman tanah (cm) Gambut - Ketebalan (cm) - + =sisipan Pengayaan - Kematangan
Kelas kesesuian lahan S3
Tanggal 12 Juni 2008 Revisi ………………
S1
S2
N
h ; ah
S
ak
K
<15
15-35
35-55
>55
>100
75-100
50-75
<50
<60 <140 Saprik +
60-140 140-200 Saprik Hemik +
140-200 200-400 Hemik Fibrik +
>200 >400 Fibrik
Alkalinitas/ESP (%) <15 15-20 20-25 >25 Kedalaman sulfidik (cm) >125 100-125 60-100 <60 Bahaya erosi(eh) - Lereng (%) <8 8-16 16-30 >30 - Bahaya erosi(eh) sr r-sd b sb Bahaya banjir(fh) Genangan FO F1 F2 >F3 Penyiapan lahan(lp) -Batuan dipermukaan <5 5-15 15-40 >40 -Singkapan batuan <5 5-15 15-40 >25 Sumber : Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian. Tahun .... Keterangan : Tekstur : h = halus ; ah = agak halus ; s = sedang ; ak = agak kasar. Kematangan : + = gambut dengan sisipan/pengkayaan bahan Mineral. Bahaya erosi : sr = sangat ringan ; r = ringan ; sd = sedang ; b = berat ; sb = sangat berat.
I-4
Standar Operasional Prosedur Persiapan Benih
II.
Nomor II Halaman 1/3
Tanggal 12 Juni 2008 Revisi ………………
PENYIAPAN BENIH A. Definisi : Mempersiapkan benih unggul bermutu dan berlabel yang berasal dari penangkar resmi atau sudah terdaftar di BPSBTPH. B. Tujuan : a. Menjamin benih bebas dari hama dan penyakit b. Agar pertumbuhan benih baik dan tanaman berproduksi optimal. C. Validasi : a. Rukmana, R. 1997. Bibit manggis. Penerbit Kanisius, halaman 32. b. Anwarudin, J. 2003. Pembibitan Manggis yang Efektif dan Efisien, halaman 5. c. Reza, M. Wijaya, E. Tuherkih. 2000. Pem-bibitan dan Pembudidayaan Manggis. Penerbit Penebar Swadaya, halaman 11. D. Alat dan bahan : Benih manggis, pisau, gunting, tali rapia, ajir E. Fungsi : a. Benih manggis digunakan untuk ditanam di lokasi kebun. b. Pisau dan gunting digunakan untuk memotong plastik polybag benih. c. Tali rapia digunakan untuk mengikat benih. d. Ajir digunakan untuk menyangga benih tanaman. II-1
Standar Operasional Prosedur Persiapan Benih
Nomor II Halaman 2/3
Tanggal 12 Juni 2008 Revisi ………………
F. Prosedur Pelaksanaan : a. Benih manggis yang digunakan harus unggul bermutu dan mempunyai label biru. b. Sumber benih harus jelas asal usul pohon induknya. Benih diperoleh dari penangkar yang telah mempunyai sertifikat dan sudah terdaftar di BPSBTPH. c. Benih manggis sebaiknya varietas unggul Wanayasa. d. Benih manggis yang ditanam sebaiknya berasal dari biji, karena mempunyai sistim perakaran yang kuat dan dalam, berpostur pohon tegak dan kekar. e. Benih manggis digunakan sebaiknya sudah mempunyai ketinggian 75-100 cm, batang berwarna hijau tua kecoklatan, dan daun hijau mengkilat. f. Benih manggis yang dipilih sebaiknya telah berumur lebih dari 2 tahun. g. Jumlah benih disesuaikan dengan luas kebun dan jarak tanam. Benih manggis ditambah sebanyak 10% dari jumlah benih yang akan ditanam dan digunakan untuk penyulaman tanaman yang mati. h. Dalam perawatan benih selama dipembibitan diperlukan tenaga kerja untuk merawat benih. i. Saat benih datang dari penangkar, lakukan penanganan perawatan benih secara baik, karena benih manggis mudah mengalami stress.
II-2
Standar Operasional Prosedur Persiapan Benih
Nomor II Halaman 3/3
Tanggal 12 Juni 2008 Revisi ………………
j. Tempatkan benih di lokasi lahan/areal yang teduh, agar benih dapat beradaptasi dengan lingkungan yang baru selama satu bulan, setelah itu benih siap ditanam pada lahan kebun manggis. k. Tahap terakhir, lakukan pencatatan kegiatan persiapan benih pada kartu kendali, untuk mengetahui perkembangan berikutnya.
II-3
Standar Operasional Prosedur Penanaman Tanaman Pelindung
III.
Nomor III Halaman 1/3
Tanggal 12 Juni 2008 Revisi ………………
PENANAMAN TANAMAN PISANG SEBAGAI TANAMAN PELINDUNG. A. Definisi : Menanam tanaman pisang dilahan kebun yang telah disiapkan. B. Tujuan : Memberikan perlindungan terhadap tanaman manggis. C. Validasi : a. Poerwanto, R. 2003. Manajemen Kebun Manggis. Pusat Kajian Buah-buahan Tropika. Institut Pertanian Bogor, halaman 17-18 D. Alat dan Bahan : a. Cangkul; b. Tanaman pisang. E. Fungsi : a. Tanaman pisang siap tanam sebagai pelindung tanaman manggis dan pelepah pisang dapat digunakan sebagai penutup tanah. b. Cangkul digunakan membuka dan menutup lubang tanam.
III-1
Standar Operasional Prosedur Penanaman
Nomor III Halaman 2/3
Tanggal 12 Juni 2008 Revisi ………………
F. Prosedur Pelaksanaan Penanaman Pisang: a. Sebelum penanaman dimulai siapkan dahulu lubang tanam untuk pisang dengan jarak tanam 2 x 2 m. b. Siapkan anakan pisang yang sudah berumur 2 bulan untuk ditanam. c. Penanaman anakan pisang dilakukan 6 bulan sebelum menanam benih manggis, karena tanaman tersebut untuk pelindung. d. Memupuk tanaman pisang dengan pupuk kandang 5 kg setiap lubang tanam. c. Atur jarak tanam pisang dengan manggis, lihat Tabel 1. d. Penyiraman dilakukan pada pagi dan sore hari, terutama jika tidak turun hujan. e. Lakukan pencatatan semua kegiatan penanaman pisang pada kartu kendali.
III-2
Standar Operasional Prosedur
Nomor III Halaman 3/3
Penanaman
Tanggal 12 Juni 2008 Revisi ………………
U T
Keterangan : ☻ = Manggis ☼ = Pisang
B S
2m 10 m
☻ ☼ ☼ ☼ ☻ ☼ ☼ ☼ ☻ ☼ ☼ ☼ ☻ ☼ ☼ ☼ ☻
☼ ☼ ☼ ☼ ☼ ☼ ☼ ☼ ☼ ☼ ☼ ☼ ☼ ☼ ☼ ☼ ☼
40 m
☻ ☼ ☼ ☼ ☻ ☼ ☼ ☼ ☻ ☼ ☼ ☼ ☻ ☼ ☼ ☼ ☻
☼ ☼ ☼ ☼ ☼ ☼ ☼ ☼ ☼ ☼ ☼ ☼ ☼ ☼ ☼ ☼ ☼
☻ ☼ ☼ ☼ ☻ ☼ ☼ ☼ ☻ ☼ ☼ ☼ ☻ ☼ ☼ ☼ ☻
☼ ☼ ☼ ☼ ☼ ☼ ☼ ☼ ☼ ☼ ☼ ☼ ☼ ☼ ☼ ☼ ☼
☻ ☼ ☼ ☼ ☻ ☼ ☼ ☼ ☻ ☼ ☼ ☼ ☻ ☼ ☼ ☼ ☻
☼ ☼ ☼ ☼ ☼ ☼ ☼ ☼ ☼ ☼ ☼ ☼ ☼ ☼ ☼ ☼ ☼
☻ ☼ ☼ ☼ ☻ ☼ ☼ ☼ ☻ ☼ ☼ ☼ ☻ ☼ ☼ ☼ ☻
10 m
40.m
2m
Sumber : Poerwanto, R. Pusat Kajian Buah-buahan tropika, IPB. Direvisi oleh Petani Manggis Kabupaten Purwakarta, 2008.
Gambar 1. Tumpangsari manggis dengan tanaman pisang sebagai tanaman pelindung
III-3
Standar Operasional Prosedur Penanaman
Nomor IV Halaman 1/4
Tanggal 12 Juni 2008 Revisi ………………
IV. PENANAMAN MANGGIS A. Definisi : Menanam benih manggis unggul bermutu secara benar dan baik, agar dapat tumbuh dan berproduksi dengan optimal. B. Tujuan : Menjamin tanaman manggis tumbuh secara baik dan berproduksi secara maksimal . C. Validasi : a. Poerwanto, R. 2000. Teknologi Budidaya Manggis. Diskusi Nasional Bisnis dan Teknologi Manggis. Bogor, tanggal 15-16 November 2000, halaman 5 b. Menet, E. 1993. Pengendalian untuk Pemasaran Kementrian Pertanian Malaysia. Penerbit Cawangan Pendidikan Pasaran FAMA, halaman 1. D. Alat dan bahan : Benih manggis, pupuk kandang (kambing/sapi), cangkul, pisau/gunting, tanaman pisang (sebagai tanaman pelindung), ajir, bambu, tali rafia dan carbofuran. E. Fungsi : a. Benih manggis digunakan untuk penanaman di lahan kebun. b. Tanaman pisang digunakan sebagai tanaman pelindung. IV-1
Standar Operasional Prosedur Penanaman
Nomor IV Halaman 2/4
Tanggal 12 Juni 2008 Revisi ………………
c. Cangkul digunakan untuk menggali lubang tanam dan menutup kembali tanah galian. d. Pupuk kandang digunakan untuk memperbaiki struktur tanah. e. Pisau/gunting digunakan untuk memotong/merobek plastik polybag benih. f. Bambu digunakan sebagai ajir supaya tumbuh tanaman manggis berdiri tegak lurus. g. Tali rafia digunakan untuk mengikat tanaman manggis pada ajir. h. Carbofuran digunakan untuk mengendalikan OPT (Organisme Pengganggu Tumbuhan). F. Prosedur pelaksanaan : a. Sebelum penanaman dimulai, terlebih dahulu siapkan lubang tanam. b. Setelah pembuatan lubang tanam selesai, lubang tanam dibiarkan terbuka selama 1-2 minggu. c. Tanah galian bagian bawah dikembalikan ke lubang tanam bagian bawah, setelah tanah dicampur dengan pupuk kandang (kambing/sapi) atau Bokasi sebanyak 20-30 kg/lubang. d. Lakukan penghitungan jumlah benih manggis yang akan ditanam disesuaikan dengan luas lahan kebun dan jarak tanam yang sudah direncanakan. e. Lakukan perkirakan jumlah tenaga kerja yang akan diperlukan dalam pekerjaan penanaman benih.
IV-2
Standar Operasional Prosedur Penanaman
Nomor IV Halaman 3/4
Tanggal 12 Juni 2008 Revisi ………………
f. Lakukan pengarahan kepada tenaga kerja tentang lokasi lahan kebun yang akan ditanam dan tata cara menanam benih yang baik dan benar. g. Penanaman benih sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari, agar benih manggis tidak cepat layu oleh sinar matahari langsung. h. Plastik polybag benih dibuka secara hati-hati menggunakan pisau/gunting, tanah dalam polybag usahakan terbawa bersama dengan benih manggis. i. Benih manggis ditanam pada lubang tanam dengan dalam 5 cm diatas leher akar, agar batang tanaman tidak mudah terkena serangan cendawan. j. Setelah itu, benih manggis diberi ajir agar benih tegak berdiri, lurus dan kokoh. k. Untuk menghindari serangan rayap, ulat, atau serangga tanah lainnya, dianjurkan menaburi pestisida berbahan aktif Carbofuran. l. Setelah penanaman selesai, dilakukan penyiraman. m. Lakukan pencatatan kegiatan penanaman pada kartu kendali, untuk mengetahui perlakuan yang sudah diberikan dan melihat perkembangan tanaman selanjutnya.
IV-3
Standar Operasional Prosedur Penanaman
Nomor IV Halaman 4 /4
Tanggal 12 Juni 2008 Revisi ………………
Gambar 2. Tanaman manggis dengan tanaman pisang sebagai tanaman naungan
IV-4
Standar Operasional Prosedur Pemangkasan V.
Nomor V Halaman 1/3
Tanggal 12 Juni 2008 Revisi ………………
PEMANGKASAN
A. Definisi : Memangkas cabang dan ranting yang tidak produktif, kering dan ranting yang mengarah kedalam, tunas air dan ranting yang terserang Organisme Penganggu Tumbuhan. B. Tujuan : a. Membentuk percabangan tanaman ideal. b. Merangsang pertumbuhan tunas-tunas produktif. c. Meningkatkan penetrasi cahaya matahari pada tajuk. d. Memudahkan dalam pemeliharaan tanaman. e. Mengurangi resiko serangan Organisme Penganggu Tumbuhan. C. Validasi : Poerwanto, R 2003. Bahan Ajar Budidaya Buah-buahan, Institut Pertanian Bogor, halaman 12 D. Alat dan bahan. Gunting pangkas, gergaji potong, karung / wadah lainnya, meni dan kuas yang halus, E. Fungsi : a. Gunting pangkas digunakan untuk memangkas ranting yang tidak produktif, tunas kering, tunas air dan ranting yang mengarah kedalam.
V-1
Standar Operasional Prosedur Pemangkasan
Nomor V Halaman 2/3
Tanggal 12 Juni 2008 Revisi ………………
b. Gergaji digunakan untuk memotong ranting besar yang saling berdempetan dan batang yang bercabang. c. Karung /wadah lainnya digunakan untuk mengangkut ranting-ranting hasil potongan pemangkasan. d. Cat meni digunakan sebagai penutup bagian tanaman yang dipangkas untuk menghindari serangan penyakit pada tanaman. F. Prosedur Pelaksanaan : a. Lakukan pengamatan tunas yang kering, tunas air, ranting yang mengarah kedalam. b. Hitung jumlah tenaga kerja yang akan dipekerjakan dalam pemangkasan. c. Peralatan pemangkasan yang akan dipergunakan harus steril, terutama pada gunting pangkas dan gergaji potong. d. Pemangkasan dilakukan setelah panen atau awal musim hujan dan dilakukan secara serentak. e. Pemangkasan dilakukan pada ranting-ranting yang ada didalam tajuk sampai pada ranting kesembilan. f. Pemangkasan dilaksanakan pada tanaman berumur > 5 tahun. g. Untuk mencegah terjadinya infeksi pada bekas pangkasan cabang, dapat dioleskan cat meni atau fungisida. h. Ranting atau cabang yang terserang penyakit dipotong, dikumpulkan dan dimusnahkan. i. Lakukan pencatatan kegiatan pemangkasan pada kartu kendali, untuk mengetahui perkembangan pemangkasan selanjutnya. V-2
Standar Operasional Prosedur Pemangkasan
Nomor V Halaman 3/3
Tanggal 12 Juni 2008 Revisi ………………
Foto : H.Iswanto.
Gambar 3. Alat pangkas tanaman manggis
V-3
Standar Operasional Prosedur Pemupukan VI.
Nomor VI Halaman 1/4
Tanggal 12 Juni 2008 Revisi ………………
PEMUPUKAN
A. Definisi : Menambah unsur hara mikro dan makro kedalam tanah, melalui pemberian pupuk organik (pupuk kandang) dan pupuk anorganik seperti Urea, SP-36 dan KCl. Pemupukan pada tanaman manggis dibagi menjadi 2 bagian yaitu : 1. Pemupukan untuk tanaman belum menghasilkan (fase juvenile). 2. Pemupukan tanaman yang sudah menghasilkan. B. Tujuan : a. Meningkatkan/mempertahankan unsur hara di dalam tanah. b. Mengoptimalkan pertumbuhan tanaman untuk berproduksi. c. Mempertahankan kondisi tanaman tetap stabil dalam memproduksi buah. d. Meningkatkan produksi dan mutu buah. C. Validasi : Dinas Pertanian Kabupaten Purwakarta. Pengalaman Petani manggis. Purwakarta.
2000.
D. Bahan dan alat : Cangkul, handsprayer, gayung, pupuk organik, dan pupuk anorganik VI-1
Standar Operasional Prosedur Pemupukan
Nomor VI Halaman 2/4
Tanggal 12 Juni 2008 Revisi ………………
E. Fungsi : a. Cangkul digunakan untuk membuat lubang pupuk. b. Handsprayer, mistblower digunakan untuk aplikasi pupuk mikro pada daun. c. Gayung digunakan tempat menaburkan pupuk pada lubang di tajuk tanaman d. Pupuk kandang (organik) digunakan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. e. Pupuk anorganik digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman dan pembentukan buah. F. Prosedur Pelaksanaan : a. Pertama, lakukan penghitungan jumlah tenaga kerja yang akan dipekerjakan pada kegiatan pemupukan. b. Lakukan pembuatan lubang pupuk dengan dalam 20 cm, dan lebar 30 cm melingkari tajuk tanaman. c. Lakukan penghitungan jumlah populasi tanaman yang akan diberikan pupuk. d. Setelah itu, lakukan penghitungan jumlah pupuk organik dan anorganik yang akan diberikan pada tanaman. e. Lakukan penghitungan secara cermat dan tepat pada jumlah dosis dan konsentrasi pupuk yang akan diberikan pada tanaman per pohon.
VI-2
Standar Operasional Prosedur Pemupukan
Nomor VI Halaman 3/4
Tanggal 12 Juni 2008 Revisi ………………
f. Pemupukan tanaman manggis diberikan 2 (dua) kali setahun yaitu saat setelah panen dan awal musim hujan. (1). Pemupukan setelah panen sebagai berikut : Nitrogen (Urea) sebanyak 2/3 bagian Kalium (KCl) sebanyak 1/3 bagian Pupuk kandang sebanyak 1 bagian. (2). Pemupukan awal musim hujan sbb : Nitrogen (Urea) sebanyak 1/3 bagian. Kalium (KCl) sebanyak 2/3 bagian. Fosfor (SP-36) sebanyak 1 bagian g. Pemupukan tanaman sebaiknya diberikan pada pagi hari atau sore hari. h. Setelah pemupukan, lakukan penimbunan dengan tanah secara tipis untuk menghindari penguapan terutama untuk pupuk Urea, lalu lakukan penyiraman air secukupnya agar pupuk dapat larut dalam tanah. i. Pedoman pemupukan tanaman manggis di Kabupaten Purwakarta disajikan pada Tabel 3. j. Lakukan pencatatan kegiatan pemupukan pada kartu kendali, untuk memudahkan pengontrolan.
VI-3
Standar Operasional Prosedur
Nomor VI Halaman 4/4
Pemupukan
Tanggal 12 Juni 2008 Revisi ………………
Tabel 3. Pedoman Pemupukan Tanaman Manggis Setelah Ditanam Di Lapangan
. Umur Tanaman (Tahun)
Urea (grm/phn)
SP- 36 (grm/phn)
KCl (grm/phn)
Pupuk kandang (kg/phn)
1-2 tahun 2-4 tahun 4-6 tahun
50 100 200
25 50 100
25 50 100
5 10 15
6-8 tahun 8-10 tahun > 10 tahun
400 600 1000
300 500 1500
300 500 1500
20 25 30
Sumber : Pengalaman Petani Manggis Kabupaten, Purwakarta, 2008.
VI-4
Standar Operasional Prosedur Penyiangan
Nomor VII Halaman 1/2
Tanggal 12 Juni 2008 Revisi ………………
VII. PENYIANGAN
A. Definisi : Membersihan kebun dari rumput-rumput atau gulma yang dapat menganggu pertumbuhan dan produksi tanaman. B. Tujuan : Menghindari persaingan penyerapan unsur hara oleh tanaman utama (manggis) dengan tanaman pengganggu (gulma). C. Validasi : Komisi Pestisida. 2000. Pestisida untuk Pertanian dan Kehutanan. Departemen Pertanian, halaman 111. D. Bahan dan Alat : Kored , parang, cangkul, handsprayer,dan herbisida. E. Fungsi : a. Kored, parang, dan cangkul digunakan untuk menyiang gulma yang berada disekitar tanaman. b. Handpsrayer digunakan untuk mengaplikasikan herbisida. c. Herbisida digunakan untuk mengendalikan gulma.
VII-1
Standar Operasional Prosedur Penyiangan
Nomor VII Halaman 2/2
Tanggal 12 Juni 2008 Revisi ………………
F. Prosedur Pelaksanaan : a. Perkirakan jumlah tenaga kerja yang akan dipekerjakan untuk penyiangan. b. Penyiangan sebaiknya dilakukan secara serentak. c. Apabila terdapat gulma disekitar tanaman manggis dan sudah dianggap menganggu pertumbuhan dan produksi tanaman, segera lakukan penyiangan dengan cara mencabut atau menggunakan alat-alat tersebut diatas. d. Apabila gulma lebih tinggi dari pada tanaman manggis (75 cm), maka harus dilakukan penyemprotan menggunakan herbisida. e. Lakukan pencatatan kegiatan penyiangan pada kartu kendali, untuk memudahkan pengontrolan perlakuan kimia.
VII-2
Standar Operasional Prosedur Pengairan
Nomor VIII Halaman 1/3
Tanggal 12 Juni 2008 Revisi ………………
VIII. PENGAIRAN
A. Definisi ; Menyiram/memberi air pada saat tanaman membutuhkan air agar kondisi pertumbuhan tanaman tetap stabil dalam berproduksi dan pengaturan pembungaan. B. Tujuan : a. Membantu penyerapan unsur hara oleh akar tanaman. b. Membantu agar kondisi tanaman tetap stabil selama pertumbuhan. c. Menghindari tanaman mengalami stress saat proses pembungaan dan pembuahan. C. Validasi : a. Kebun Buah Mekarsari. 2002. Pengalaman Pengairan Tanaman Manggis Jonggol, Bogor. b. Poerwanto, R, dkk. 2004. Pedoman Pengelolaan Kebun Buah Percontohan. Direktorat Tanaman Buah, halaman 43. D. Bahan dan Alat : Pompa air, pipa air (paralon), selang air, keran air, bak penampungan air, bambu, ember, embrat, jerigen, gayung. E. Fungsi : a. Pompa air digunakan untuk mengeluarkan air dari dalam tanah atau mengambil air permukaan. b. Pipa dan selang air digunakan untuk mengalirkan air dari penampungan air. VIII-1
Standar Operasional Prosedur Pengairan
Nomor VIII Halaman 2/3
Tanggal 12 Juni 2008 Revisi ………………
c. Keran air digunakan untuk menutup dan membuka air (mengatur posisi air dijalankan atau tidak). d. Bak penampung air digunakan untuk menampung air. e. Bambu digunakan sebagai penyimpan air (irigasi tetes). f. Ember dan jerigen digunakan untuk mengangkut air. g. Embrat dan gayung digunakan untuk membagi air (menyiram tanaman). F. Prosedur Pelaksanaan : a. Lakukan pengamatan lokasi lahan kebun yang akan diairi. b. Periksa fasilitas sarana pengairan disekitar kebun termasuk air tanah. c. Usahakan fasilitas pengairan dekat dengan lokasi kebun, untuk memudahkan ketersediaan air saat musim kemarau. d. Pengairan mutlak harus tersedia di lokasi kebun manggis. e. Pengairan sangat dibutuhkan dalam proses produksi tanaman terutama pada saat pembesaran buah. f. Pengairan disesuaikan dengan musim, umur tanaman (lebar tajuk) dan fase pertumbuhan tanaman. g. Pengairan dapat menggunakan springkle atau irigasi tetes. h. Pengairan diberikan sesuai dengan kebutuhan tanaman. i. Tanaman manggis membutuhkan 2-3 bulan kering untuk induksi pembungaan, setelah terinduksi perlu penyiraman sampai buah hampir dipanen. VIII-2
Standar Operasional Prosedur Pengairan
Nomor VIII Halaman 3/3
Tanggal 12 Juni 2008 Revisi ………………
j. Pemberian air pada tanaman manggis jangan sampai terlambat, karena akan dapat mengganggu pertumbuhan tanaman yaitu terjadinya pengecilan ukuran daun dan buah bahkan sampai mengakibatkan kematian tanaman. k. Lakukan pencatatan kegiatan pengairan pada kartu kendali, untuk memudahkan pengendalian pengairan tanaman manggis berikutnya.
VIII-3
Standar Operasional Prosedur Pengendalian OPT
Nomor IX Halaman 1 / 22
Tanggal 12 Juni 2008 Revisi ………………
IX.
PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT.
A.
Definisi : Tindakan pengendalian OPT (hama, penyakit, dan gulma) pada tanaman manggis agar tanaman dapat tumbuh dan berproduksi secara optimal.
B. Tujuan : a. Menekan kerugian ekonomi berupa kehilangan hasil (kuantitas) dan penurunan mutu (kualitas) produk. b. Menjaga kelestarian lingkungan hidup. C.
Validasi : a. Undang-Undang (UU) Nomor 12 tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman. b. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 6 Tahun 1995 tentang Perlindungan Tanaman. c. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 887/Kpts/OP.210/9/97 tentang Pedoman Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan. d. Direktorat Perlindungan Hortikultura. 2003. Pedoman Pengenalan Pengendalian OPT manggis. 2003, halaman 7- 41.
IX-1
Standar Operasional Prosedur Pengendalian OPT D.
Nomor IX Halaman 2 / 22
Tanggal 12 Juni 2008 Revisi ………………
Bahan dan Alat :
a. Bahan : Pestisida (insektisida, fungisida, herbisida, akarisida, bakterisida, nematisida), pestisida nabati, agens hayati, air, deterjen. b. Alat : Ember, pengaduk, takaran, pisau, gergaji, gunting pangkas, kuas, sarung tangan, masker, handsparyer/mistblower, sepatu boot, dan baju lengan panjang, kacamata. E.
Fungsi : a. Pestisida (pestisida kimiawi dan mengendalikan OPT (menurunkan intensitas serangan OPT);
nabati) untuk populasi dan
b. Agens hayati dimanfaatkan untuk pengendalian cara biologi, menekan perkembangan OPT dan menjaga keseimbangan ekosistem secara alami; c. Air sebagai bahan pencampur pestisida dan bahan pembersih; d. Handsprayer / mistblower mengaplikasikan pestisida;
digunakan
untuk
e. Ember digunakan untuk mencampur pestisida dan air; f. Pengaduk digunakan untuk mengaduk pestisida dan air; g. Takaran (gelas ukur) digunakan untuk menakar pestisida dan air (skala cc/ml, dan liter); IX-2
Standar Operasional Prosedur Pengendalian OPT
Nomor IX Halaman 3 / 22
Tanggal 12 Juni 2008 Revisi ………………
h. Kuas digunakan untuk mengoleskan bahan pengendalian (pestisida, kapur tohor, bubur kalifornia, bubur bordo) pada bagian tanaman yang terserang/terinfeksi; i. Deterjen digunakan untuk mencuci alat-alat pertanian; j. Pisau, gunting pangkas, gergaji digunakan untuk memotong bagian tanaman yang terserang OPT; k. Sarung tangan, masker, topi, sepatu boot, kacamata, dan baju lengan panjang digunakan untuk melindungi operator pengendali. l. Lakukan pencatatan pada kartu kendali kegiatan pengendalian hama dan penyakit, untuk memudahkan memonitor kegiatan berikutnya.
IX-3
Standar Operasional Prosedur Pengendalian OPT
Nomor IX Halaman 4 / 22
Tanggal 12 Juni 2008 Revisi ………………
F. PROSEDUR PELAKSANAAN :
a. Lakukan identifikasi gejala serangan, jenis organisme penganggu tumbuhan dan musuh alaminya. b. Apabila ragu konsultasi dengan petugas pengendali OPT (POPT), Instalasi PPOPT Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura. c. Pengendalian OPT dilaksanakan berdasarkan hasil pengamatan. d. Tindakan pengendalian OPT dilaksanakan sesuai dengan prinsip PHT. e. Pengendalian OPT dilaksanakan pada: Masa pratanam: sejak penyiapan lahan atau media tumbuh lainnya sampai dengan penanaman. Masa pertumbuhan tanaman: sejak penanaman sampai dengan panen; serta Masa pasca panen: sejak panen sampai dengan hasilnya siap dipasarkan. f. Pengunaan pestisida dalam rangka pengendalian OPT merupakan alternatif terakhir apabila cara-cara pengendalian lainnya tidak mampu menekan populasi atau intensitas serangan OPT. g. Lakukan pencatatan kegiatan pengendalian OPT pada kartu kendali, untuk merencanakan tindakan pengendalian berikutnya.
IX-4
Standar Operasional Prosedur Pengendalian OPT
Nomor IX Halaman 5 / 22
Tanggal 12 Juni 2008 Revisi ………………
HAMA 1. Pengorok Daun (Phyllocnistis citrella) Gejala : Hama ini menyerang daun muda yang helaiannya baru membuka, benih-benih di persemaian. Pada helaian daun muda yang terserang terdapat korokan kecil sebesar jarum dengan arah korokan berliku-liku. Bekas korokan berwarna putih kekuningan. Akibat korokan ini, pertumbuhan daun mengecil dan agak keriting. Serangan berat menyebabkan daun-daun muda yang baru tidak berkembang, sehingga tanaman tumbuh merana, karena daun tidak bisa menjalankan proses fotosintesis dengan sempurna. Pengendalian : Cara mekanis ; lakukan pemangkasan daun-daun yang terserang, dikumpulkan, dan dimusnahkan. Cara biologis ; gunakan musuh alami parasitoid Ageniaspis sp. Cara kimiawi : a. Penyemprotan insektisida dengan bahan aktif betasilfurin, imidakkloprid, metidation, disesuaikan dengan dosis yang telah direkomendasikan. b. Gunakan pakaian pelindung pada saat aplikasi pestisida. c. Pestisida dicampur dengan air didalam ember, lalu diaduk dan dituangkan kedalam handsprayer. d. Penyemprotan dilakukan dengan memperhatikan arah angin. IX-5
Standar Operasional Prosedur Pengendalian OPT
Nomor IX Halaman 6 / 22
Tanggal 12 Juni 2008 Revisi ………………
Sumber : Balitbu
Gambar 4. Pengorok Daun (Phyllocnistis citrella)
2. Penghisap daun dan buah muda (Helopeltis antonii) Gejala : Hama ini menghisap cairan daun, tunas muda, bunga dan pentil buah dengan cara memasukkan alat penghisap/stiletnya ke dalam jaringan tanaman. Akibatnya pertumbuhan daun, tunas muda, bunga dan pentil buah terhambat, sehingga dapat menurunkan produksi buah. Pada bagian tanaman yang terserang tampak adanya bekas tusukan berupa noda kering berwarna coklat kemerahan hingga hitam dan bagian tersebut sangat rapuh. Pengendalian : Cara kultur teknis ; a. Buat persemaian ditempat yang tidak terlindung atau mengurangi naungan. b. Lakukan pemangkasan agar lingkungan tajuk tidak terlalu rimbun. c. Jangan menanam manggis di daerah rawa (karena hama ini senang bersembunyi di daerah tersebut) IX-6
Standar Operasional Prosedur Pengendalian OPT
Nomor IX Halaman 7 / 22
Tanggal 12 Juni 2008 Revisi ………………
Cara mekanis : Lakukan pengamatan pada tanaman manggis (bila ditemukan hama ini; dalam bentuk nimfa atau imago) segera ditangkap dan dibunuh. Cara biologi : Gunakan agens hayati Beauveria bassiana. Gunakan musuh alami seperti belalang sembah (Mantis sp), laba-laba dan kepik dari famili Reduviidae. Gunakan semut hitam (Dolicchoderus thoracicus). Semut hitam aktif bergerak sehingga mengganggu proses peletakan telur oleh Helopeltis dan tidak sempat hinggap untuk menusuk buah manggis. Pestisida nabati : a. Gunakan pestisida nabati dari bahan tanaman (Tithonia sp) nama daerahnya kipait/paitan. b. Ambil daun kipait/paitan seperlunya ditumbuk, dan direndam dalam air dengan konsentrasi 25-50 gram/liter air selama 24 jam. c. Saring dengan alat saringan yang sudah disediakan. d. Aduk hingga merata dan masukkan dalam tangki penyemprot. e. Gunakan masker dan sarung tangan. f. Penyemprotan siap dilakukan.
IX-7
Standar Operasional Prosedur Pengendalian OPT
Nomor IX Halaman 8 / 22
Tanggal 12 Juni 2008 Revisi ………………
Cara kimiawi : 1. Pestisida sintetik a. Gunakan insektisida yang efektif sesuai dengan anjuran. b. Gunakan pakaian pelindung pada saat aplikasi pestisida. c. Pestisida dicampur dengan air didalam ember, lalu diaduk dan dituangkan kedalam handsprayer. d. Penyemprotan dilakukan dengan memperhatikan arah angin. 2. Ulat Pemakan Daun (Hyposidra talaca) Gejala : Hama ini memakan daun, terutama daun-daun muda dan meninggalkan tulang-tulang daunnya saja. Pengendalian : Cara kultur teknis ; Lakukan sanitasi kebun dari gulma dan ranting-ranting kering. Cara Mekanis ; Apabila ditemukan hama segera ambil dan dibunuh. Cara kimiawi : a. Ambil insektisida efektif dan sesuai anjuran. b. Gunakan pakaian pelindung pada saat aplikasi pestisida. c. Pestisida dicampur dengan air didalam ember, lalu diaduk dan dituangkan kedalam handsprayer. d. Penyemprotan dilakukan dengan memperhatikan arah angin IX-8
Standar Operasional Prosedur Pengendalian OPT
Nomor IX Halaman 9 / 22
Tanggal 12 Juni 2008 Revisi ………………
3. Kutu Putih (Pseudococcus spp.) Gejala : Kutu putih merusak penampilan buah manggis. Kutu muda hidup dan menghisap cairan kelopak bunga, tunas atau buah muda. Kutu dewasa mengeluarkan semacam tepung putih yang menyelimuti seluruh tubuhnya. Pengendalian : Cara kultur teknis : kurangi kepadatan tajuk agar tidak terlalu rapat dan saling menutupi. Cara kimiawi : a. Mencegah semut dengan kapur anti semut, b. Semprot dengan insektisida efektif dan sesuai anjuran. c. Gunakan pakaian pelindung pada saat aplikasi pestisida. d. Pestisida dicampur dengan air didalam ember, lalu diaduk dan dituangkan kedalam handsprayer. e. Penyemprotan dilakukan dengan memperhatikan arah angin 4. Thrips (Scirtothrips sp) Gejala : Serangan Thrips dimulai pada fase kuncup bunga mekar dan berlanjut selama fase perkembangan buah. Populasi hama ini akan meningkat pesat bila fase-fase tersebut disertai dengan kondisi lingkungan yang lembab dengan suhu tinggi. Serangan yang hebat dapat mengakibatkan menurunnya kualitas buah manggis dengan adanya spot-spot putih yang berpencar pada buah manggis. IX-9
Standar Operasional Prosedur Pengendalian OPT
Nomor IX Halaman 10 / 22
Tanggal 12 Juni 2008 Revisi ………………
Pengendalian : Cara Kultur Teknis: a. Kurangi kepadatan tajuk tanaman agar tidak terlalu rapat sehingga cahaya matahari sampai ke bagian dalam tajuk. b. Bersihkan daun-daun yang gugur di bawah pohon. Cara Kimia : a. Gunakan insektisida yang efektif dan sesuai anjuran pada saat bunga dan buah berukuran 2 cm. b. Gunakan pakaian pelindung pada saat aplikasi pestisida. c. Pestisida dicampur dengan air didalam ember, lalu diaduk dan dituangkan kedalam handsprayer. d. Penyemprotan dilakukan dengan memperhatikan arah angin e. Masukkan dalam tangki penyemprotan aduk hingga rata. f. Tambahkan air sesuai anjuran pada kemasan. g. Pergunakan masker dan sarung tangan h. Penyemprotan siap dilakukan 5. Tungau (Tetranychus spp) Gejala : Serangan tungau pada tangkai daun, bunga dan buah ditandai perubahan warna seperti perunggu serta permukaan atas daun terdapat bercak berwarna kekuningan. Serangan pada permukaan bawah daun akan menyebabkan kerusakan jaringan mesofil daun, pada permukaan buah terdapat bercakbercak kecil, kesegaran buah berkurang sehingga kering dan rusak. IX-10
Standar Operasional Prosedur
Nomor IX Halaman 11 / 22
Pengendalian OPT
Tanggal 12 Juni 2008 Revisi ………………
Pengendalian : Cara Kultur Teknis ; lakukan pembungkusan buah Cara Biologi ; gunakan musuh alami Predator dari famili Coccinellidae, dan Chrysophidae Cara kimiawi : a. Gunakan akarisida yang efektif sesuai b. Gunakan pakaian pelindung pada saat aplikasi pestisida. c. Pestisida dicampur dengan air didalam ember, lalu diaduk dan dituangkan kedalam handsprayer. d. Penyemprotan dilakukan dengan memperhatikan arah angin e. Masukkan dalam ember, aduk hingga rata f. Tambahkan air sesuai aturan g. Masukkan kedalam tangki penyemprotan h. Pergunakan masker dan sarung tangan i. Penyemprotan siap dilakukan. 6. Tupai (Callosciurus notatus) Gejala : Tupai memakan buah yang hampir masak. Setiap ekor tupai dapat menghabiskan 2-3 butir buah manggis per hari. Pengendalian : Cara Kultur Teknis ; a. Bersihkan pertanaman manggis dari sarang dan tempat pesembunyian tupai. b. Mengusir tupai dengan menangkap (gropyokan), perangkap, atau menembak dengan senapan angin. IX-11
Standar Operasional Prosedur Pengendalian OPT
Nomor IX Halaman 12 / 22
Tanggal 12 Juni 2008 Revisi ………………
Cara kimiawi ; gunakan perangkap dan umpan seperti buahbuahan yang sudah diberi racun brodifakum.
PENYAKIT 1. Penyakit Busuk akar merah (Ganoderma pseudoferreum) dan akar coklat (Fomes noxius) Gejala : Akar tanaman yang sakit berwarna coklat atau kemerahmerahan dan membusuk, sehingga tidak dapat menyerap air dan zat hara secara sempurna. Akibatnya pertumbuhan tanaman merana dan produksi buah sangat rendah. Pada tanaman dewasa apabila tidak diupayakan pengendalian dapat menyebabkan kematian tanaman. Pengendalian : Cara Kultur Teknis ; a. Pada saat penanaman, jarak tanam diatur secara baik untuk mengurangi kelembaban. b. Perbaikan drainase pada areal pertanaman. c. Penggunaan mulsa untuk meningkatkan suhu tanah Cara biologi ; gunakan agens hayati Trichoderma spp. Di persemaian dan pertanaman.
IX-12
Standar Operasional Prosedur Pengendalian OPT
Nomor IX Halaman 13 / 22
Tanggal 12 Juni 2008 Revisi ………………
Cara kimiawi : Gunakan Desinfektan : Ambil Desinfektan (misalnya Kaporit atau pemutih pakaian), siramkan ke lubang tanam yang sudah disediakan. 2. Rapuh coklat Rapuh coklat pada daun yang disebabkan oleh cendawan (Pellicularia koleroga) Gejala : Pada helaian daun terdapat bercak-bercak coklat atau pinggir daun berwarna coklat. Bila diremas, bagian yang berwarna coklat akan rapuh. Daun yang sakit biasanya terletak di tempat yang terlalu teduh. Pengendalian : Cara Kultur Teknis ; a. Bersihkan kebun dari gulma, daun dan ranting yang sudah tidak produktif yang dapat menjadi sumber penyakit. b. Kurangi/pangkas tanaman pelindung dan bagian tanaman yang sudah mati c. Lakukan pemangkasan daun yang sakit, lalu dimusnahkan. Cara kimiawi : a. Gunakan fungisida yang berbahan aktif Benomil sesuai anjuran. b. Gunakan pakaian pelindung pada saat aplikasi pestisida. c. Pestisida dicampur dengan air didalam ember, lalu diaduk dan dituangkan kedalam handsprayer. IX-13
Standar Operasional Prosedur Pengendalian OPT
Nomor IX Halaman 14 / 22
Tanggal 12 Juni 2008 Revisi ………………
d. Penyemprotan dilakukan dengan memperhatikan arah angin e. Aduk di ember secara rata dengan air sesuai petunjuk. f. Masukkan dalam tangki penyemprotan g. Pergunakan masker dan sarung tangan h. Penyemprotan siap dilakukan. 3. Bercak daun (Pestalotiopsis sp, Helminthosporium sp, Gloeosporium garciniae) Gejala : Adanya bercak tidak beraturan pada daun. Warna bercak tergantung dari jenis patogennya. Gejala serangan Helminthosporium sp, bercak berwarna coklat pada daun, Gloeosporium garciniae menimbulkan bercak berwarna hitam pada sisi atas daun, sedangkan Pestalotiopsis sp bercak berwarna kelabu pada bagian tengah daun. Pengendalain : Cara Kultur Teknis ; a. Kurangi/pangkas tanaman pelindung dan bagian tanaman yang sudah mati b. Bersihkan kebun dari gulma, daun dan ranting yang dapat menjadi sumber penyakit. c. Lakukan pemangkasan daun yang terserang, kemudian dimusnahkan. IX-14
Standar Operasional Prosedur Pengendalian OPT
Nomor IX Halaman 15 / 22
Tanggal 12 Juni 2008 Revisi ………………
Cara kimiawi ; a. Penyemprotan dengan menggunakan fungisida berbahan aktif bitertanol dan berbahan aktif triadimenol sesuai anjuran. b. Gunakan pakaian pelindung pada saat aplikasi pestisida. c. Pestisida dicampur dengan air didalam ember, lalu diaduk dan dituangkan kedalam handsprayer. d. Penyemprotan dilakukan dengan memperhatikan arah angin e. Aduk diember, tambahkan air sesuai aturan pada kemasan. f. Masukkan dalam tangki penyemprotan. g. Pergunakan masker dan sarung tangan h. Siap menyemprot 4. Jamur upas (Upasia salmonicolor) Gejala : Penyakit ini lebih banyak terjadi pada musim hujan. Cabang atau ranting mati akibat jaringan kulit yang mengering, sehingga sering disebut penyakit mati cabang atau ranting. Pada awalnya cabang atau ranting yang terinfeksi berwarna mengkilat seperti perak, kemudian berubah warna menjadi merah jambu (seperti kerak). Kerak tersebut merupakan massa miselium cendawan yang kemudian menyerang masuk ke dalam jaringan kulit. Pada saat itu cendawan telah masuk ke dalam jaringan kulit dan menyebabkan matinya cabang.
IX-15
Standar Operasional Prosedur Pengendalian OPT
Nomor IX Halaman 16 / 22
Tanggal 12 Juni 2008 Revisi ………………
Pengendalian : Cara Kultur Teknis : a. Mengurangi/memangkas tanaman pelindung atau bagian tanaman yang sudah mati agar tingkat kelembaban kebun berkurang. b. Gergaji/potong cabang sepanjang 30 cm di bawah dari bagian kulit yang sudah membusuk dan cabang tersebut dimusnahkan. Cara kimiawi ; Olesi Cabang yang terserang dengan Bubur Bordeaux, Carbolineum plantarum atau fungisida berbahan aktif tridemorf. 5. Hawar benang (Marasmius scandens) Gejala : Pada permukaan cabang atau ranting terdapat benang-benang putih. Benang-benang putih tersebut hidup sebagai saprofit fakultatif, yakni dapat hidup sebagai saprofit dan hidup sebagai parasit. Cendawan berupa benang-benang putih, kemudian meluas hingga di bawah permukaan bawah daun dan menutupi seluruh permukaan daun, sehingga lambat laun daun yang terserang akan mati. Pengendalian : Cara Kultur Teknis : lakukan sanitasi terhadap sisa-sisa tanaman (daun atau ranting), kemudian dimusnahkan. IX-16
Standar Operasional Prosedur Pengendalian OPT
Nomor IX Halaman 17 / 22
Tanggal 12 Juni 2008 Revisi ………………
Cara kimiawi : a. Ambil fungisida yang efektif sesuai anjuran. b. Gunakan pakaian pelindung pada saat aplikasi pestisida. c. Pestisida dicampur dengan air didalam ember, lalu diaduk dan dituangkan kedalam handsprayer. d. Penyemprotan dilakukan dengan memperhatikan arah angin e. Aduk diember dicampur dengan air sesuai anjuran. f. Masukkan dalam tangki penyemprotan g. Gunakan masker dan sarung tangan. h. Penyemprotan siap dilakukan. 6. Hawar rambut kuda (Marasmius equicrinis) Gejala : Penyakit ini menyebabkan kematian bagian yang terserang. Pada bagian tanaman yang sakit menunjukkan adanya benang-benang berwarna coklat tua kehitaman yang menutupi bagian yang terserang patogen. Selanjutnya bagian tanaman yang sakit akan mati. Pengendalian : Cara kultur teknis : a. Lakukan sanitasi terhadap sisa-sisa tanaman (daun dan ranting) dan memusnahkannya b. Lakukan pemangkasan cabang atau ranting yang tidak produktif untuk mengurangi kelembaban. IX-17
Standar Operasional Prosedur Pengendalian OPT
Nomor IX Halaman 18 / 22
Tanggal 12 Juni 2008 Revisi ………………
Cara kimiawi : a. Gunakan fungisida yang efektif sesuai anjuran. e. Gunakan pakaian pelindung pada saat aplikasi pestisida. f. Pestisida dicampur dengan air didalam ember, lalu diaduk dan dituangkan kedalam handsprayer. b. Penyemprotan dilakukan dengan memperhatikan arah angin c. Aduk dengan air sesuai anjuran dalam ember secara rata. d. Masukan kedalam tangki penyemprot e. Pergunakan masker dan sarung tangan f. Penyemprotan siap dilakukan. 7. Mati ujung (Diplodia sp.) Gejala : Gejala dimulai dengan mengeringnya ujung daun sampai ke tangkai daun, daun menjadi kering dan rontok. Penyakit selanjutnya berkembang hingga ke ranting, ranting berkerut seperti kekurangan air dan gejala lebih lanjut dapat merontokkan semua daun yang paling ujung dan akhirnya seluruh ujung daun pada cabang akan rontok dan cabang pun akan mengering dan mati. Pengendalian : Cara kultur teknis a. Lakukan sanitasi terhadap sisa-sisa tanaman (daun dan ranting) lalu dimusnahkan b. Lakukan pemangkasan cabang atau ranting tanaman manggis untuk mengurangi kelembaban IX-18
Standar Operasional Prosedur Pengendalian OPT
Nomor IX Halaman 19 / 22
Tanggal 12 Juni 2008 Revisi ………………
Cara kimiawi ; Gunakan fungisida seperti bubur Bordeaux dan Parafin/carbolineum oleskan pada luka di batang manggis. 8. Kanker batang/cabang (Botryosphaeria ribis) Gejala : Tanaman manggis yang sakit mengalami perubahan warna kulit batang atau cabang. Di samping itu, cabang atau batang yang terserang mengeluarkan getah. Getah kemudian menggumpal dan mendominasi di bawah kulit batang, kulit batang menjadi kering hingga menjalar ke jaringan xylem dan daun menjadi pucat dan lemas. Tanaman yang sakit biasanya akan cepat berbunga, tetapi bunga tidak normal dan akan menghasilkan buah yang tidak normal pula. Pengendalian : Cara kultur teknis : a. Bersihkan batang atau cabang yang sakit b. Lakukan pemangkasan cabang atau ranting tanaman manggis untuk mengurangi kelembaban. Cara kimiawi : Penyemprotan dengan fungisida seperti dengan bahan aktif benomil sesuai anjuran.
IX-19
Standar Operasional Prosedur Pengendalian OPT
Nomor IX Halaman 20 / 22
Tanggal 12 Juni 2008 Revisi ………………
Foto : Juadi
Gambar 5. Kanker batang/cabang (Botryosphaeria ribis)
9. Busuk Buah (Botryodiplodia theobromae) Gejala : Gejala di lapangan dimulai dengan adanya kerak atau burik pada buah muda, burik berwarna coklat, pecah-pecah dan sedikit mengeluarkan getah berwarna kuning. Burik biasanya mulai dari ujung buah, kemudian menjalar kearah sepal atau sebaliknya. Burik dapat juga terjadi pada sisi buah. Kulit buah berwarna kehitam-hitaman dan mengkilat selanjutnya warna berubah menjadi hitam suram. Perubahan warna kulit diawali di bagian dekat tangkai buah (pangkal buah), kemudian dengan cepat meluas ke seluruh bagian buah. Penampakan buah tidak menarik (burik) dan buah menjadi keras. Setelah dibuka daging buah berair, busuk dan lekat dengan kulit buah. Pengendalian : Cara kultur teknis a. Lakukan pengambilan buah yang sakit b. Buah yang sakit tersebut dimusnahkan IX-20
Standar Operasional Prosedur Pengendalian OPT
Nomor IX Halaman 21 / 22
Tanggal 12 Juni 2008 Revisi ………………
c. Lakukan penanganan panen dan pascapanen yang baik agar buah tidak memar karena buah yang memar sangat peka terhadap patogen ini. d. Celupkan buah yang sakit kedalam air panas yang diberi fungisida seperti Benomyl sesuai aturan yang tertera pada kemasan 10. Getah Kuning (Fisiologis dan Fusarium sp) Pada saat ini masih terdapat perbedaan pendapat tentang penyebab getah kuning. Selanjutnya gejala getah kuning ini dikelompokkan dalam penyakit manggis Gejala : Daging buah berwarna bening (transparan), lekat ke kulit dan rasanya pahit. Getah kuning dapat terjadi pada buah muda maupun yang sudah masak, dan hanya dapat diketahui jika buah dibuka. Buah manggis yang terkena getah kuning memiliki bobot lebih berat dari pada buah yang sehat. Salah satu cara seleksi adalah dengan merendam buah di dalam air. Buah yang sehat akan terapung, sedangkan buah yang terkena getah kuning akan melayang. Cara ini tidak disarankan karena perendaman buah dalam air akan menyebabkan kulit buah mengeras dan sulit dibuka.
IX-21
Standar Operasional Prosedur Pengendalian OPT
Nomor IX Halaman 22 / 22
Tanggal 12 Juni 2008 Revisi ………………
Pengendalian : Cara kultur teknis a. Penelitian Universitas Gadjah Mada menunjukkan bahwa dengan membiarkan rumput di sekitar tanaman manggis pada saat buah-buah masih muda (pentil) merupakan tindakan sederhana yang dapat mencegah infeksi getah kuning. Dengan demikian, serangga yang membawa patogen getah kuning (dengan cara menusuk buah) diduga tidak hinggap di atas tanah, tetapi hinggap pada rumput di sekitar tanaman manggis b. Lakukan pemeliharan tanaman dengan baik, antara lain melakukan pemangkasan cabang dan ranting yang mati/kering, pengaturan pengairan dan perbaikan drainase kebun. c. Lakukan penanganan panen dan pascapanen dengan hatihati agar tidak terjadi benturan pada buah.
IX-22
Standar Operasional Prosedur Panen X.
Nomor X Halaman 1/5
Tanggal 12 Juni 2008 Revisi ………………
PANEN
A. Definisi : Pemetikan buah yang siap panen atau sudah mencapai tingkat kematangan optimal sesuai persyaratan yang telah ditentukan. B. Tujuan : Memperoleh buah sesuai standar mutu yang diinginkan konsumen. C. Validasi : a. Budiastra, W. 1999. Penanganan Lepas Panen Manggis untuk Ekspor. Penebar Swadaya, halaman 10. b. Satuhu, S. 1999. Penanganan Manggis Segar untuk Ekspor. Penebar Swadaya, halaman 25. c. Paramawati, R. 2003. Dukungan Kebijakan dan Teknologi Lepas Panen untuk Pengembangan Agribisnis Manggis, halaman 5. d. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Purwakarta, 2002. Pengalaman Petani Manggis Purwakarta. D. Alat dan bahan : Alat panen (galah), kantong kain, daun talas, keranjang, tempat gerobak dorong dan timbangan.
X-1
Standar Operasional Prosedur Panen
Nomor X Halaman 2/5
Tanggal 12 Juni 2008 Revisi ………………
E. Fungsi : a. Alat panen (galah) digunakan untuk mengambil buah yang letaknya cukup jauh. b. Kantong kain digunakan untuk wadah tempat buah hasil panen saat dipanen dari pohon ke keranjang. c. Daun talas digunakan untuk alas menyimpan buah yang diangkut dari kebun ke pengumpul, yang fungsinya agar buah manggis mengkilap dan kuping buah tidak mudah rontok. d. Keranjang digunakan untuk dipakai sebagai wadah tempat buah hasil panen setelah diturunkan. e. Gerobak dorong digunakan untuk alat pengangkut hasil panen manggis. f. Timbangan digunakan untuk menimbang buah setelah di panen. F. Prosedur Pelaksanaan : a. Manggis panen setelah berumur 102-110 hari setelah berbunga b. Tentukan tingkat/indeks kematangan buah yang akan dipanen dan disesuaikan dengan keinginan konsumen. c. Pemanenan buah pada satu pohon dapat dilakukan beberapa kali sesuai dengan kematangan buah. d. Pemetikan dilakukan secara hati-hati, agar tingkat kerusakan buah dapat ditekan seminimal mungkin. e. Usahakan pemetikan buah pada tingkat/indeks kematangan 2 merah kecoklatan hingga 3 merah keunguan untuk tujuan ekspor. X-2
Standar Operasional Prosedur
Nomor X Halaman 3/5
Panen
Tanggal 12 Juni 2008 Revisi ………………
f. Pemetikan buah dapat menggunakan alat panen terutama kalau letak buah yang cukup jauh. Alat panen yang dilengkapi dengan jaring. Buah dipetik dengan cara buah ditarik dengan menggunakan jepitan, kemudian buah diturunkan kebawah lalu dimasukkan kedalam karung terigu /kain halus g. Buah hasil panen dimasukkan kedalam keranjang plastik diberi alas potongan kertas untuk dibawa kepada pengumpul/ pedagang buah secara hati-hati. h. Saat pemetikan buah sebaiknya diikuti dengan 2 helai daun untuk menghindari terjadinya gesekan antar buah serta agar buah tetap segar dalam waktu yang cukup lama. i. Pemetikan buah manggis secara manual, dengan cara buah dipetik satu persatu menggunakan tangan dari ujung cabang, pemetikan buah manggis diawali dari ujung cabang atau ranting. j. Buah hasil panen dimasukkan dalam karung, setelah itu dimasukkan dalam karung bila penuh lalu diturunkan kebawah secara hati-hati menggunakan tali. k. Pemetikan buah manggis secara visual dengan kriteria bila sudah banyak buah yang matang atau 3% dari tapsiran keseluruhan, selang waktu satu hari. Apabila kurang dari 3% kebawah lakukan panen 2-4 hari berikutnya. l. Pemetikan buah dilakukan 2 hari sekali atau selang waktu satu hari apabila 3% dari tapsiran dari keseluruhan sudah matang. X-3
Standar Operasional Prosedur Panen
Nomor X Halaman 4/5
Tanggal 12 Juni 2008 Revisi ………………
m. Lakukan pencatatan kegiatan panen pada kartu kendali, untuk mengetahui target panen yang akan datang. Gambar 6. Tingkat kematangan buah manggis berdasarkan
indek/tahapan Tahap 0
Ciri : Warna buah kuning kehijauan, kulit buah masih banyak mengandung getah dan buah belum siap dipetik.
Tahap 1
Ciri: Warna kulit buah hijau kekuningan, buah belum tua dan getah masih banyak. Isi buah masih sulit dipisahkan dari daging. Buah belum siap dipanen. Tahap 2
Ciri: Warna kulit buah kuning kemerahan dengan bercak merah hampir merata. Buah hampir tua dan getah mulai berkurang. Isi buah masih sulit dipisahkan dari daging.
X-4
Standar Operasional Prosedur Panen
Nomor X Halaman 5/5
Tanggal 12 Juni 2008 Revisi ………………
Tahap 3
Ciri :Warna kulit buah merah ke-coklatan. Kulit buah masih bergetah. Isi buah sudah dapat dipisahkan dari daging kulit. Buah disarankan dapat dipetik untuk tujuan ekspor. Tahap 4
Ciri :Warna kulit buah merah ke-unguan. Kulit buah masih sedikit bergetah. Isi buah sudah dapat dipisahkan dari daging kulit dan buah dapat dikon-sumsi. Buah dapat dipetik untuk tujuan ekspor. Tahap 5
Ciri :Warna kulit buah ungu ke-merahan. Buah mulai masak dan siap dikonsumsi. Getah telah hilang dan isi buah mudah dilepaskan. Buah lebih sesuai untuk pasar domestik Tahap 6
Ciri :Warna kulit buah unggu ke-hitaman. Buah sudah masak. Buah sesuai untuk pasar domestik dan siap saji.
X-5
Standar Operasional Prosedur Pasca Panen XI.
Nomor XI Halaman 1/8
Tanggal 12 Juni 2008 Revisi ………………
PASCA PANEN
A. Definisi : Kegiatan setelah panen untuk mendapatkan buah manggis sesuai standar mutu yang telah ditetapkan, sehingga hasil panen dapat maksimal digunakan. B. Tujuan :
Mendapatkan buah manggis yang bermutu baik, sesuai permintaan pasar. C. Validasi
:
a. Poerwanto, R. 2003. Manajemen Kebun Manggis. Pusat Kajian Buah-buahan Tropika. Institut Pertanian Bogor, halaman 14. b. Satuhu, S. 1999. Penanganan Manggis Segar untuk Ekspor. Penebar Swadaya, halaman 13-45. D.Alat dan Bahan : Gudang, gerobak dorong, timbangan, air bersih, busa dan kertas, mesin packing dan tali packing, keranjang plastik ukuran 8-10 kg. E. Fungsi : a. Gudang digunakan untuk menyimpan hasil panen dalam waktu tertentu. b. Gerobak dorong digunakan untuk memindahkan buah manggis dari kebun ke gudang penyimpanan. c. Timbangan digunakan untuk menentukan berat buah manggis sesuai kelasnya
XI-1
Standar Operasional Prosedur Pasca Panen
Nomor XI Halaman 2/8
Tanggal 12 Juni 2008 Revisi ………………
d. Gerobak dorong digunakan untuk memindahkan buah manggis dari kebun ke gudang penyimpanan. e. Timbangan digunakan untuk menentukan berat buah manggis sesuai kelasnya f. Busa digunakan menjaga kelembaban sehingga kualitas buah dapat dipertahankan g. Kertas sebagai alas agar tidak terjadi benturan h. Mesin packing dan tali packing digunakan untuk mengikat keranjang i. Keranjang pelastik digunakan untuk mengepak/ menyimpan buah manggis atau untuk distribusi. Pengumpulan Buah A. Definisi Rangkaian kegiatan setelah panen buah sebelum buah diproses lebih lanjut, dikumpulkan dan disimpan dalam suatu tempat/gudang. B. Tujuan : a. Agar buah terhindar dari pengaruh buruk fisik/ lingkungan (angin, panas, hujan dsb), b. Buah segera dapat diproses lebih lanjut
XI-2
Standar Operasional Prosedur Pasca Panen
C.
Nomor XI Halaman 3/8
Tanggal 12 Juni 2008 Revisi ………………
Prosedur Pelaksanaan : a. Gudang di bersihkan agar tidak terdapat bakteri yang merugikan b. Keranjang buah ditempatkan pada tempat yang sudah disediakan untuk diproses lebih lanjut. c. Keranjang ditumpuk secara hati-hati (maksimum 10 tumpuk). d. Keranjang buah yang masuk terlebih dahulu diberi tanda, agar terlebih dahulu keluar atau diproses. e. Lakukan pencatatan kegiatan pengumpulan buah pada kartu kendali.
Sortasi A. Definisi Kegiatan menyeleksi dan memisahkan buah manggis antara yang baik dan jelek/cacat/busuk. B. Tujuan Memisahkan antara buah yang baik dan tidak baik serta buah matang dan yang belum matang sesuai indek kematangan manggis yang telah ditentukan
XI-3
Standar Operasional Prosedur Pasca Panen
Nomor XI Halaman 4/8
Tanggal 12 Juni 2008 Revisi ………………
C. Prosedur pelaksanaan : a. Pilih kulit buah yang berwarna merah keunguan dan mulus. b. Pilih buah yang sepalnya masih lengkap dan berwarna hijau segar. c. Buah yang terseleksi diletakkan di keranjang yang beralas kertas d. Pilih tangkai buah yang masih berwarna hijau segar dan tidak keriput. e. Pilih tekstur buah yang tidak keras, disarankan buah yang berkulit agak lunak. f. Lakukan pencatatan kegiatan sortasi pada kartu kendali sortasi. Grading A. Definisi :
Kegiatan mengelompokkan buah berdasarkan kriteria/ kelas dan indek kematangan manggis. B. Tujuan : Untuk mendapatkan ukuran, warna buah dan tingkat kematangan yang seragam.
XI-4
Standar Operasional Prosedur Pasca Panen
Nomor XI Halaman 5/8
Tanggal 12 Juni 2008 Revisi ………………
C. Prosedur Pelaksanaan : a. Mengelompokkan buah manggis berdasarkan diameter, ukuran, bentuk buah dan tingkat kematangan manggis. b. Lakukan pengukuran buah manggis dengan cara melingkarkan buah dengan ibu jari telunjuk orang dewasa yang diletakkan pada buah manggis. Apabila terdapat selisih jarak 2-3 jari orang dewasa tersebut buah baik untuk ekspor. c. Buah ditimbang dan dipisahkan sesuai klasnya. Grade kualitas buah manggis berdasarkan beratnya adalah sebagai berikut : Super : 1. Grade AAA : berisi 6-9 buah per kg 2. Grade AA : berisi 10-13 buah per kg. 3. Grade A : berisi 14-15 buah per kg. Super burik: 1. Grade A6 2. Grade A5 3. Grade A4
: berisi 6-9 buah per kg : berisi 10-13 buah per kg. : berisi 14-15 buah per kg.
Falkon :
: berisi 16 buah per kg
XI-5
Standar Operasional Prosedur Pasca Panen
Nomor XI Halaman 6/8
Tanggal 12 Juni 2008 Revisi ………………
Pengepakan A. Definisi Kegiatan pengemasan/penyusunan buah dalam suatu wadah sesuai kelasnya untuk disimpan dan didistribusikan. B. Tujuan : Melindungi buah dari kerusakan fisik selama proses penyimpanan dan pengangkutan C. Prosedur Pelaksanaan : a. Sebelum buah dimasukkan ke dalam wadah/ kemasan, bawah kemasan diberi alas kertas agar kulit buah tidak rusak. b. Masukkan manggis ke dalam wadah/kemasan secara hatihati dengan posisi tangkai buah menghadap keatas. c. Setiap wadah/kemasan keranjang plastik berisi buah sebanyak 8 kg. d. Setiap wadah/kemasan diberi tanda sesuai kelasnya, setelah itu ditimbang ulang agar sesuai dengan permintaan. e. Tumpukan wadah/kemasan maksimal tidak lebih dari 10 tumpukan. f. Lakukan pencatatan kegiatan pengepakan pada kartu kendali.
XI-6
Standar Operasional Prosedur Pasca Panen
Nomor XI Halaman 7/8
Tanggal 12 Juni 2008 Revisi ………………
Penyimpanan A. Definisi Kegiatan meletakkan buah di dalam gudang untuk disimpan dalam waktu tertentu sebelum didistribusikan. B. Tujuan : Mengamankan distribusi.
produk
sebelum
proses
pengangkutan/
F. Prosedur Pelaksanaan : a. Penumpukan buah dalam wadah/kemasan ke-ranjang plastik maksimum 10 tumpukan. b. Penyimpanan wadah/kemasan buah dalam gudang maksimum selama 2 hari tanpa pendingin. c. Setiap wadah/kemasan yang masuk pertama, harus lebih dahulu yang keluar (first in first out). d. Gudang yang digunakan harus bersih dan steril dari bakteri. e. Gudang harus mempunyai fentilasi yang baik agar buah tetap segar selama di gudang. f. Lakukan pencatatan kegiatan penyimpanan pada kartu kendali.
XI-7
Standar Operasional Prosedur
Nomor XI
Pasca Panen
Halaman 8/8
Tanggal 12 Juni 2008 Revisi …………… …
Distribusi A. Definisi : Kegiatan memindahkan buah manggis dari gudang penyimpanan ke tempat tujuan yang diinginkan tepat pada waktunya. B. Tujuan : Untuk mengangkut buah manggis dengan tetap menjaga kondisi kesegaran buah sesuai jadwal yang telah ditentukan konsumen F. Prosedur Pelaksanaan : a. Periksa kesiapan kendaraan pengangkut b. Kendaraan pengangkut buah manggis harus dilengkapi terpal agar buah manggis terhindar dari kerusakan fisik (panas, hujan,angin). c. Perkirakan jarak dengan waktu yang telah disepakati konsumen, agar manggis tetap terjaga kesegarannya. d. Sesuaikan Deliveri Order (DO) dengan daya angkut/ kemampuan angkutan kendaraan. e. Lakukan pencatatan kegiatan pendistribusian buah manggis pada kartu kendali.
XI-8
LAMPIRAN A. Kartu kendali persiapan lahan. Tgl
Keterangan
Blok Luas A, B, C, lahan D
Jumlah pekerja
Jam kerja
Penanggung jawab
B. Kartu kendali penyiapan benih/bibit. Tgl
Jumlah Rusak Benih /bibit
Asal Benih/bibit
Perlakuan
Keterangan
Penanggung jawab
C. Kartu kendali penanaman naungan. Tgl
Jumlah Rusak Benih /bibit
Asal Benih/bibit
Jenis tanaman Pepaya/ Pisang
Keterangan
Penanggung jawab
D. Kartu kendali penanaman manggis . Tgl
Jumlah Rusak Benih /bibit
Tinggi benih/bibit
Asal Benih/ bibit
Keterangan
Penanggung jawab
Keterangan
Penanggung jawab
E. Kartu kendali pemangkasan . Tgl
Blok A,B,C,D,E,F
Jumlah Pohon
Jumlah pekerja
F. Kartu kendali pemupukan . Tgl
Blok A,B,C, D,E,F
Luas
Jumlah Umur pohon Pohon
Jenis pupuk (dosis)
Pada daun
Pada tanah
Penanggung jawab
G. Kartu kendali Penyiangan . Tgl
Blok A,B,C, D,E,F
Luas Jumlah Jam Lahan Pekerja kerja
Perlakuan penyiangan Manual
Penanggung jawab
Kimia Jenis/dosis
H. Kartu kendali Pengairan . Tgl
Blok A,B,C, D,E,F
Luas Lahan
Jumlah pohon
Waktu Penyiraman Pagi
Keterangan Penanggung jawab.
Sore
I. Data Penangkar Bibit Manggis di Kabupaten Purwakarta No 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Nama Ade Sugema H. Mahmud H. Adang Asep Iskandar Usman H. Abas
Alamat Desa Babakan Cibuntu Wanayasa Babakan Bojong Tmr Neglasari
Kecamatan Wanayasa Wanayasa Wanayasa Wanayasa Bojong Darangdan
Komoditi
Varietas
Manggis Manggis Manggis Manggis Manggis Manggis
Wanayasa Wanayasa Wanayasa Wanayasa Wanayasa Wanayasa
DAFTAR PUSAKA Badan
Pusat Statistik. Data Ekspor – Impor. 1996 s/d 1999. Badan Pusat Satistik (BPS). Jakarta.
Dinas
Pertanian Tanaman Pangan Propinsi Bengkulu. Proyek Peningkatan Produksi Tanaman Pangan. 1994. Penuntun Budidaya Hortikultura (Nenas). PT. Yaremco Pasific Jakarta. Jakarta.
Ditjen
Bina Produksi Hortikultura. 2001. Informasi Hortikultura dan Aneka Tanaman. Jakarta.
Ditjen
Bina Produksi Hortikultura. 2002. Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Tanaman Sayuran, Buah-buahan, dan Aneka Tanaman di Indonesia Tahun 2001 (Angka Tetap). Jakarta.
Ditjen Bina Produksi Hortikultura. 2003. Standar Prosedur Operasional (SPO) Pendekatan Sistem Jaminan Mutu Nenas. Jakarta. Dinas
Pertanian Tanaman Pangan Propinsi Bengkulu. Proyek Peningkatan Produksi Tanaman Pangan. 1994. Penuntun Budidaya Hortikultura (Nenas). PT. Yaremco Pasific Jakarta. Jakarta.
Pusat
Kajian Buah-Buahan Tropika (PKBT) Institut Pertanian Bogor (IPB). Pedoman Penerapan Jaminan Mutu Terpadu Nenas. LPPM Institut Pertanian Bogor. Bogor.
TIM PENYUSUN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR MANGGIS PURWAKARTA I.
PENANGGUNG JAWAB
II. III.
: Ir. Mia Resmiati Kepala Sub Dinas Hortikultura KETUA PELAKSANA : Ir. Hj. Poppy Farida A. Kepala Seksi Produksi Buahbuahan dan Aneka Tanaman TIM PENYUSUN/NARASUMBER :
1.
Ir. H. Slamet Martasasmita, MS
Penyuluh Pertanian Senior pada Sub Dinas Hortikultura, Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat
2.
Ir. Uneef Primadi
Seksi Pengembangan Benih Hortikultura pada UPTD BPBHAT
3.
Ir. Hj. Lilis Irianingsih, MP
Kepala Seksi Perlindungan Tanaman Hortikultura, Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat
4.
Adang, SP, MP
Pelaksana pada Sub Dinas Hortikultura, Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat
5.
Dewi Ramdiani, SP, MM
Pelaksana pada Sub Dinas Hortikultura, Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat
6.
Juju Rukman, SP, MP
Pelaksana pada Sub Dinas Hortikultura, Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat
7.
H. Halim Diria
Pelaksana pada Sub Dinas Hortikultura, Dinas Pertanian
Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat 8.
Ir. Zahmarni
POPT Madya, BPTPH Jawa Barat
9.
Sri Kristianingsih
POPT Madya, BPPTPH Jawa Barat
10.
Dr. Ir. Warid Ali Qosim, MS
Lektor Kepala / Ketua Program Studi Pemuliaan Tanaman, Fakultas Pertanian UNPAD
11.
Wahyono
Kasi Hortikultura, Kabupaten Purwakarta
12.
Sugianto
POPT-PHP, Kabupaten Puwakarta
13.
Lina Harlina, SP
Petugas Penyuluh Lapang, Kabupaten Purwakarta
14.
Neny Supriatni
UPTD Pengembangan Manggis, Kabupaten Purwakarta
15.
Asep Setia Misbah
Penyuluh, Kabupaten Purwakarta
16.
Kurnia Prawira Saputra, SP
Pelaksana, Kabupaten Purwakarta
17.
Ai Mahbubah
Pelaksana Subdin Bina Produksi Pangan dan hortikultura, Kabupaten Purwakarta
18.
Andri Ariyanto
Petani Kecamatan Bojong, Kabupaten Purwakarta
19.
Linda Martiana
Petani Kecamatan Bojong, Kabupaten Purwakarta
20.
Enjang. S
Petani Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Purwakarta
21.
Nanang. A
Petani Kecamatan Bojong, Kabupaten Purwakarta
22.
Muhayar
Petani Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Purwakarta
23.
H. Syahid
Petani Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Purwakarta
24.
Mamin Bunyamin
Petani Kecamatan Bojong, Kabupaten Purwakarta
25.
Tarmin
Petani Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Purwakarta
26.
Hasan
Petani Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Purwakarta
27.
H. Syaripudin
Petani Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Purwakarta
28.
Ade Sugema
Petani Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Purwakarta
29.
Atep Umar
Petani Kecamatan Bojong, Kabupaten Purwakarta
30.
Enjang. W
Petani Kecamatan Kiara Pedes, Kabupaten Purwakarta
31.
Yadi Hendrayadi
Petani Kecamatan Kiara Pedes, Kabupaten Purwakarta
32.
H. Mahmud
Petani Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Purwakarta
IV.
EDITOR
: Andi Supandi Pelaksana pada Sub Dinas Hortikultura, Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat