STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
(SOP)
PEPAYA CALLINA KOTA BANJAR
PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN Jalan Surapati 71 Tlp. (022) 2503884 Fax. (022) 2500713
BANDUNG 2014
KATA PENGANTAR Tanaman pepaya merupakan salah satu tanaman buah yang memiliki jangkauan pasar luas dan beragam, mulai dari pasar tradisional hingga ke pasar modern. Saat ini, trend pasar pepaya untuk tujuan ekspor juga mulai beralih dari jenis pepaya berukuran besar ke pepaya ukuran medium dan ukuran kecil. Pepaya berukuran medium dinilai memiliki keunggulan diantarnya kulit buah lebih memiliki ketahan terhadap goresan serta memiliki nilai jual yang relatif lebih tinggi dibanding pepaya berukuran besar. Buku SOP Pepaya Callina Kota Banjar ini memuat alur proses budidaya sampai penanganan pascapanen. Buku ini disusun berdasarkan pengalaman petani dan informasi dari berbagai sumber serta berdasarkan diskusi yang melibatkan , pelaku usaha, petani dan petugas lapang yang terlibat dalam pengembangan pepaya Callina di Kota Banjar. Dengan penerapan SOP Pepaya Callina spesifik lokasi ini, diharapkan dapat dihasilkan pepaya mini yang berkualitas, produktivitasnya tinggi dan dapat diproduksi secara efisien serta dapat mendukung pemenuhan permintaan pasar ekspor. Kami menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah berpartisipasi dan berkontribusi dalam penyusunan buku ini. Sumbang saran dari berbagai pihak demi perbaikan dan penyempurnaan buku ini sangat diharapkan. Semoga buku SOP ini bermanfaat. Kepala Bidang Produksi Tanaman Hortikultura
Ir. OBAS FIRMANSYAH, MP Pembina Tk. I NIP. 19641010 199301 1 001
i
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ................................................... .... i DAFTAR ISI ...................................................................... . ii DAFTAR GAMBAR ......................................................... . iii DAFTAR TABEL .............................................................. . iv PENDAHULUAN.............................................................. . 1 TARGET ............................................................................ . 5 STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) I. Persiapan Lahan .................................................... . I-1 II. Pemilihan Varietas...................................................... II-1 III. Pemilihan Buah untuk Benih .................................. . III-1 IV. Penyemaian Benih ................................................ . IV-1 V. Penanaman ............................................................. . V-1 VI. Pemupukan ............................................................ . VI-1 VII. Pengguludan dan Penyiangan .................................. . VII-1 VIII. Pengendalian Hama dan Penyakit Terpadu.................VIII-1 IX. Pemanenan ............................................................ . IX-1 X. Pengumpulan Buah Hasil Panen ........................... . X-1 XI. Pengkelasan Buah....................................................... XI1 XII. Pengemasan ........................................................... . XII-1 XIII. Penyimpanan ......................................................... . XIII-1 XIV. Transportasi ........................................................... . XIV-1
ii
DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Cara Pembuatan Lubang Tanam pada Budidaya Pepaya Callina .............................
I-3
Gambar 2. Bagian Pepaya untuk Benih ..........................
III-2
Gambar 3. Kegiatan Penyemaian Benih .........................
IV-3
iii
DAFTAR TABEL Tabel 1. Kandungan gizi buah pepaya segar (100 gram bahan)………………………………………....
3
Tabel 2. Target Standar Mutu yang Akan Dicapai dengan Penerapan SOP Pepaya Callina Kabupaten Tasikmalaya………………………………………….
5
iv
PENDAHULUAN
Pepaya (Carica papaya) merupakan tanaman tropis berasal dari Asia Tenggara; buah berupa herba dari famili Caricaceae yang berasal dari Amerika Tengah dan Hindia Barat bahkan kawasan sekitar Meksiko dan Costa Rica. Tanaman pepaya banyak ditanam orang, baik di daerah tropis maupun sub tropis, di daerah-daerah basah dan kering atau di daerah-daerah dataran dan pegunungan (sampai 1000 m dpl). Jenis pepaya adalah sbb: a. Pepaya Jantan Pohon pepaya ini memiliki bunga majemuk yang bertangkai panjang dan bercabang-cabang. Bunga pertama terdapat pada pangkal tangkai. Ciri-ciri bunga jantan ialah putih/bakal buah yang rundimeter yang tidak berkepala, benang sari tersusun dengan sempurna. b. Pepaya Betina Pepaya ini memiliki bunga majemuk artinya pada satu tangkai bunga terdapat beberapa bunga. Tangkai bunganya sangat pendek dan terdapat bunga betina kecil dan besar. Bunga yang besar akan menjadi buah. Memiliki bakal buah yang sempurna, tetapi tidak mempunyai benang sari, biasanya terus berbunga sepanjang tahun. c. Pepaya Sempurna Memiliki bunga yang sempurna susunannya, bakal buah dan benang sari dapat melakukan penyerbukan sendiri maka dapat ditanam sendirian. Terdapat 3 jenis pepaya sempurna, yaitu:
1
1. Berbenang sari 5 dan bakal buah bulat. 2. Berbenang sari 10 dan bakal buah lonjong. 3. Berbenang sari 2 - 10 dan bakal buah mengkerut. Pepaya sempurna mempunyai 2 golongan: 1. Berbunga dan berbuah sepanjang tahun. 2. Berbuah musiman. Jenis pepaya yang banyak dikenal orang di Indonesia, yaitu: 1. Pepaya semangka, memiliki daging buah berwarna merah semangka, rasanya manis. 2. Pepaya burung, warna daging buah kuning, harum baunya dan rasanya manis asam. Dalam kehidupan sehari-hari, pepaya memiliki banyak manfaat, antara lain : 1. Buah masak yang populer sebagai “buah meja”, selain untuk pencuci mulut juga sebagai pensuplai nutrisi/gizi terutama vitamin A dan C. Buah pepaya masak yang mudah rusak perlu diolah dijadikan makanan seperti sari pepaya, dodol pepaya. Selain itu, dalam industri makanan, buah pepaya sering dijadikan bahan baku pembuatan (pencampur) saus tomat yakni untuk penambah cita rasa, warna dan kadar vitamin. 2. Dalam industri obat-obatan, akarnya dapat digunakan sebagai obat penyembuh sakit ginjal dan kandung kencing. 3. Daun pepaya dapat dimanfaatkan sebagai obat penyembuh penyakit malaria, kejang perut dan sakit panas. Bahkan daun mudanya enak dilalap dan untuk menambah nafsu makan, serta dapat menyembuhkan penyakit beri-beri dan untuk menyusun ransum ayam.
2
4. Batang buah muda dan daunnya mengandung getah putih yang berisikan enzim pemecah protein yang disebut “papaine” sehingga dapat melunakan daging untuk bahan kosmetik dan digunakan pada industri minuman (penjernih), industri farmasi dan textil. 5. Bunga pepaya yang berwarna putih dapat dirangkai dan digunakan sebagai “bunga kalung” pengganti bunga melati atau sering dibuat urap. Batangnya dapat dijadikan pencampur makanan ternak melalui proses pengirisan dan pengeringan. Kandungan Gizi buah pepaya adalah sebagai berikut : Tabel 1. Kandungan gizi buah pepaya segar (100 gram bahan) Kandungan gizi (nutrisi)
Jumlah
Kalori
46,00
Protein
0,50
g
Lemak
-
g
Karbohidrat
12,20
g
Fosfor
12,00
mg
1,70
mg
365,00
S.I
Vitamin B1
0,04
mg
Vitamin C
78,00
Mg
Air
86,70
G
Calsium
23,00
Mg
Zat Besi Vitamin A
(Direktorat Bina Gizi, Kemenkes R.I.,2012)
3
Kal.
Kota Banjar mempunyai potensi pengembangan komoditas papaya yang dapat memasok ke kota besar khususnya Kota Jakarta. Dengan letak geografis yang dekat dengan Kota Jakarta, produksi pepaya dari Kota Banjar memiliki daya saing dibandingkan produk sejenis dari daerah lain. Sentra utama pengembangan pepaya Callina di Kota Banjar terletak di Kecamatan Langensari. Dengan lokasi yang terletak di dataran medium, produk pepaya dari Kecamatan Langensari memiliki kualitas yang lebih baik dengan rasa yang manis dan daging yang kenyal. Keberadaan pepaya mini di Kota Banjar memiliki arti tersendiri karena pepaya Callina mempunyai peluang untuk dikembangkan dalam rangka meningkatkan penadapatan petani di perdesaan. Dalam pengembangan pepaya Callina, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Banjar akan mendukung penuh dengan memberikan pembinaan/ pendampingan kepada petani pepaya untuk melaksanakan budidaya yang baik dan benar mengacu pada pedoman cara budidaya yang baik dan benar.
4
TARGET STANDAR MUTU YANG AKAN DICAPAI DENGAN PENERAPAN SOP PEPAYA CALLINA KOTA BANJAR Target standar mutu yang akan dicapai dengan penerapan SOP Pepaya Mini di Kota Banjar dan telah disepakati oleh petani dan petugas adalah : Tabel 2. Target/Sasaran Yang Ingin Dicapai Dari Penerapan SOP Pepaya Callina Kota Banjar Sebagai Berikut: NO
STANDAR
KRITERIA
A
B
0,9 – 1,8 0,5 - 0,80
C
1.
Berat buah (kg)
2.
Tingkat kematangan buah (%)
3.
Kebenaran kultivar (%)
4.
Keseragaman ukuran buah (%)
97
95
90
5.
Keseragaman bentuk Buah (%)
97
95
90
6.
Buah cacat dan busuk (%)
0
0
0
7.
Kadar kotoran (%)
0
0
0
8.
Serangga hidup dan atau mati (%)
0
0
0
9.
Tingkat kesegaran
Segar
Segar
Segar
70
80-90
>2,00 >90
Benar 97 Benar 95 Benar 90
Dengan SOP , target produksi yang diharapkan dapat dicapai adalah minimal 130 ton/ha/tahun dan saat ini baru dicapai tingkat produksi 120 ton/ha/tahun dengan standar mutu yang semakin meningkat dengan rincian : Jumlah Kelas A minimal 40 % Jumlah Kelas B 30 % Jumlah Kelas C 20 % Lainnya 10 %.
5
SOP PEPAYA CALLINA KOTA BANJAR Standard Operating Procedure Persiapan Lahan
Nomor PCKB I Halaman 1/3
Tanggal 22 April 2014 Revisi …
I. PERSIAPAN LAHAN A. Definisi Mempersiapkan lahan agar pertumbuhan tanaman Pepaya
kondisinya
sesuai
bagi
B. Tujuan Memperoleh kondisi lahan yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman sesuai dengan syarat tumbuh Pepaya. C. Validasi 1. Hasil Penelitian Pusat Kajian Hortikultura Tropika (PKHT) IPB. 2. BPTP Jawa Barat 3. Pengalaman Kelompok Tani Sukamaju, Desa Langensari, Kecamatan Langanesari, Kota Banjar. D. Alat dan Bahan 1. Cangkul; 2. Sabit; 3. Pupuk kandang
I-1
Standard Operating Procedure Persiapan Lahan
Nomor PCKB I Halaman 2/ 3
Tanggal 22 April 2014 Revisi …
E. Fungsi 1. Cangkul digunakan untuk mengolah tanah dan membersihkan tanah dari sisa tanaman serta untuk mengolah tanah; 2. Sabit digunakan untuk memotong rumput, semak, sisa tanaman yang tidak diinginkan. F. Prosedur Pelaksanaan 1. Potong semak atau pohon kecil sampai pangkal batang dan khusus tanaman yang cukup besar dan tidak dikehendaki tebang dan bongkar perakarannya. 2. Cangkul tanah sampai gembur sedalam 30 cm dan balik tanah agar humus yang berada di lapisan bawah terangkat ke atas. 3. Bersihkan sisa-sisa tanaman dengan cangkul . 4. Buat lubang dengan ukuran : 40 x 40 x 40 cm dengan jarak antar bedengan 60 cm. Panjang bedengan sesuai kondisi lahan dengan ketinggian 30 – 40 cm. Buat parit diantara bedengan untuk drainase sedalam 50 – 75 cm. Jarak antar lubang 2 x 2 m. Dalam pembuatan lubang, letakkan tanah bagian atas di sisi kanan dan tanah bagian bawah di sisi kiri. I-2
Nomor PCKB I Halaman 3/3
Standard Operating Procedure Persiapan Lahan
Tanggal 22 April 2014 Revisi …
5. Tambahkan pupuk kandang 10 – 15 kg/ lubang sebagai pupuk dasar, angin-anginkan 1 – 2 minggu. 6. Lubang tanam siap untuk ditanami. G. Sasaran Lahan siap ditanami pepaya. 1 - 1,5 m
1 - 1,5 m
0,5 m
1m 0,5 m
0,5 m
1 – 1,5 m
X
X
X
X
X
X
2,5 m
1m Gambar 1 : Cara Pembuatan Lubang Tanam pada Budidaya Pepaya Callina I-3
Standard Operating Procedure Pemilihan Varietas
Nomor PCKB II Halaman 1/ 2
Tanggal 22 April 2014 Revisi …
II. PEMILIHAN VARIETAS A. Definisi Memilih dan menentukan varietas yang akan dibudidayakan disesuaikan dengan kondisi agroklimat serta permintaan pasar. B. Tujuan Memperoleh varietas budidaya yang sesuai dengan agroklimat dan permintaan pasar. C. Validasi 1. Data Permintaan Pasar. 2. BPTP Jawa Barat 3. Pengalaman Kelompok Tani Sukamaju, Desa Langensari, Kecamatan Langanesari, Kota Banjar. D. Alat dan Bahan a. Data tentang varietas yang sesuai dengan agroklimat dan diminati pasar; b. Data perkembangan harga dan jumlah permintaan; c. Diskripsi varietas.
II-1
Standard Operating Procedure Pemilihan Varietas
Nomor PCKB II Halaman 2/2
Tanggal 22 April 2014 Revisi …
E. Fungsi 1. Data varietas yang sesuai dengan agroklimat dan diminati pasar digunakan untuk bahan pertimbangan menentukan varietas yang dipilih; 2. Data perkembangan harga dan jumlah permintaan digunakan sebagai bahan pertimbangan penentuan varietas; 3. Diskripsi varietas digunakan sebagai bahan pertimbangan penentuan varietas. F. Prosedur Pelaksanaan 1. Cari dan kumpulkan data mengenai varietas pepaya yang sesuai agroklimat, diminati pasar dan tingkat permintaan serta kumpulkan data diskripsi varietas dengan cara menghubungi Penyluluh Pertanian atau Dinas Pertanian; 2. Kumpulkan informasi permintaan buah dari pedagang pengumpul atau pasar terdekat. 3. Analisis data dimaksud dan tentukan varietas yang dibudidayakan. 4. Prosedur ini dapat diabaikan dengan secara langsung menentukan pepaya CiaTas sebagai varietas yang dibudidayakan. G. Sasaran Diperoleh varietas yang sesuai dan menguntungkan. II-2
Standard Operating Procedure Pemilihan Buah Untuk Benih
Nomor PCKB III Halaman 1/3
Tanggal 22 April 2014 Revisi …
III. PEMILIHAN BUAH UNTUK BENIH A. Definisi Memilih dan menentukan buah yang digunakan sebagai sumber benih. B. Tujuan Memperoleh benih unggul bermutu. C. Validasi 1. Hasil Penelitian Pusat Kajian Hortikultura Tropika (PKHT) IPB 2. BPTP Jawa Barat 3. Pengalaman Kelompok Tani Sukamaju, Desa Langensari, Kecamatan Langanesari, Kota Banjar. D. Alat dan Bahan 1. Buah pepaya masak pohon; 2. Pisau steril; 3. Wadah/ember; 4. Abu dapur/abu gosok; 5. Nampan.
III-1
Standard Operating Procedure Pemilihan Buah Untuk Benih
Nomor PCKB III Halaman 2/3
Tanggal 22 April 2014 Revisi …
E. Fungsi 1. Buah pepaya masak pohon sebagai sumber benih; 2. Pisau digunakan untuk memotong buah; 3. Ember digunakan untuk membersihkan benih dan menyeleksi benih. 4. Abu dapur digunakan untuk membantu pengelupasan kulit biji; 5. Nampan untuk mengeringanginkan benih. F. Prosedur Pelaksanaan 1. Pilih buah dari tanaman sempurna, tentukan buah yang masak pohon, tidak cacat dan bebas serangan hama penyakit. 2. Potong buah kira-kira 2/3 dari buah (lihat gambar) dan kumpulkan biji.
Untuk benih
3. Masukkan biji dalam ember berisi air, pilih benih yang tenggelam. III-2
Standard Operating Procedure Pemilihan Buah Untuk Benih
Nomor PCKB III Halaman 3/3
Tanggal 22 April 2014 Revisi …
4. Tambahkan abu dapur pada benih terpilih dan gosokkan pada nampan hingga lapisan lendir terkelupas. 5. Kering anginkan benih hingga kadar air sekitar 10%. 6. Simpan benih dalam kantong plastik, tutup rapat dan tempatkan pada tempat kering juga terhindar dari sinar matahari. 7. Benih siap ditanam. G. Sasaran Diperoleh benih yang memenuhi syarat.
III-3
Standard Operating Procedure Penyemaian Benih
Nomor PCKB IV Halaman 1/3
Tanggal 22 April 2014 Revisi …
IV. PENYEMAIAN BENIH A. Definisi Mempersipakan benih pada media tanam terkontrol untuk menjamin pertumbuhan benih yang baik. B. Tujuan Memperoleh bibit pepaya siap tanam. C. Validasi 1. Hasil Penelitian Pusat Kajian Hortikultura Tropika (PKHT) IPB 2. BPTP Jawa Barat 3. Pengalaman Kelompok Tani Sukamaju, Desa Langensari, Kecamatan Langanesari, Kota Banjar. D. Alat dan Bahan 1. Polibag/kantong plastik; 2. Tanah campuran tanah kebun dan pupuk kandang (1:1); 3. Bambu; 4. Naungan plastik. 5. Alat penyiram.
IV-1
Standard Operating Procedure Penyemaian Benih
Nomor PCKB IV Halaman 2/2
Tanggal 22 April 2014 Revisi …
E. Fungsi 1. Polibag digunakan sebagai wadah media tanam. 2. Tanah digunakan sebagai media tanam/media semai; 3. Bambu digunakan untuk memperkuat pinggir bedengan semai; 4. Naungan digunakan untuk melindungi benih pada awal pertumbuhan; 5. Alat penyiram digunakan untuk menyiram media tanam. F. Prosedur Pelaksanaan 1. Benih sebelum disemai dilakukan perendaman selama 1 x 24 jam, setelah itu ditiriskan dan dilakukan pemeraman sampai benih berkecambah dengan menggunakan bahan yang mudah meresapkan air. 2. Masukkan campuran tanah kebun, pupuk kandang dan pasir dalam polibag dengan perbandingan 1 : 1 :1; 3. Basahi media tanam; 4. Masukkan/tanam 1 benih per polibag; 5. Atur polibag dalam bedengan dengan lebar 1 m dan jarak antar bedengan 0,5 m dan perkuat tepi dengan bambu; 6. Pasang naungan dari plastik jika diperkirakan kondisi lingkungan terlalu panas; 7. Lakukan penyiraman secara teratur setiap hari (penyiraman dilakukan pada sore hari); IV-2
Standard Operating Procedure Penyemaian Benih
Nomor PCKB IV Halaman 3/3
Tanggal 22 April 2014 Revisi …
8. Benih siap tanam harus dipilih yang baik dan sehat yaitu setelah berumur sekitar 1 bulan atau jumlah daun mencapai 5 – 7 tangkai. G. Sasaran Diperoleh benih pertumbuhannya .
tanaman
yang
baik
dan
Gambar 3 : Kegiatan Penyemaian Benih
IV-3
sehat
Standard Operating Procedure Penanaman
Nomor PCKB V Halaman 1/2
Tanggal 22 April 2014 Revisi …
V. PENANAMAN A. Definisi Menanam benih di lahan dengan jarak tanam tertentu. B. Tujuan Memperoleh pertumbuhan tanaman yang baik. C. Validasi 1. Hasil Penelitian Pusat Kajian Hortikultura Tropika (PKHT) IPB 2. BPTP Jawa Barat 3. Pengalaman Kelompok Tani Sukamaju, Desa Langensari, Kecamatan Langanesari, Kota Banjar. D. Alat dan Bahan 1. Cangkul 2. Benih pepaya 3. Pelindung/srumbung (misalnya terbuat dari pelepah pohon pisang)
V-1
Nomor PCKB V Halaman 2/2
Standard Operating Procedure Penanaman
Tanggal 22 April 2014 Revisi …
E. Fungsi 1. Cangkul untuk membuka dan menutup lubang tanam. 2. Benih merpakan bahan perbanyakan untuk menghasilkan tanaman yang produktif. 3. Pelindung/srumbung digunakan untuk melindungi benih yang baru ditanam dari gangguan hama dan cuaca. F. Prosedur Pelaksanaan 1. Buka lubang tanam yang telah dipersiapkan dengan cangkul; 2. Tanam benih berupa semai yang telah dipersiapkan dengan jumlah 1 (satu) semai per lubang tanam. 3. Tutup kembali lubang tanam sampai pangkal batang semai. 4. Siram dengan air secukupnya. 5. Diatas benih yang sudah ditanam diberi pelindung yang terbuat dari pelepah pohon pisang. G. Sasaran Diperoleh pertumbuhan tanaman yang baik dan seragam.
V-2
Standard Operating Procedure Pemupukan
Nomor PCKB VI Halaman 1/ 3
Tanggal 22 April 2014 Revisi …
VI. PEMUPUKAN A. Definisi Memberikan pupuk sebagi sumber unsur hara bagi pertumbuhan tanaman. B. Tujuan 1. Menjaga tingkat kesuburan tanah; 2. Mencukupi kebutuhan unsur hara bagi tanaman; C. Validasi 1. Hasil Penelitian Pusat Kajian Hortikultura Tropika (PKHT) IPB 2. BPTP Jawa Barat 3. Pengalaman Kelompok Tani Sukamaju, Desa Langensari, Kecamatan Langanesari, Kota Banjar. D. Alat dan Bahan 1. Cangkul; 2. Pupuk organik 3. Pupuk anorganik
VI-1
Standard Operating Procedure Pemupukan
Nomor PCKB VI Halaman 2/3
Tanggal 22 April 2014 Revisi …
E. Fungsi Alat dan Bahan 1. Cangkul digunakan untuk membuat lubang pupuk mencampur tanah dengan pupuk. 2. Pupuk digunakan sebagai sumber unsur hara bagi tanaman. F. Prosedur Pelaksanaan 1. Pemupukan Dasar (Sebelum Tanam) 1.1. Dalam lubang tanam yang sudah disiapkan diberikan perlakukan pemberian pupuk organic dengan dosis 20 – 30 kg per lubang tanam dicampur dengan tanah galian bagian atas. 1.2. Pada tanah galian bagian bawah dicampur dengan pupuk anorganik yaitu NPK 100 – 150 gr per lubang tanam. 1.3. Waktu pemupukan dilaksanakan 7 – 14 hari sebelum tanam. 2. Pemupukan Sesudah Tanam 2.1. Pemupukan susulan diberikan dengan pupuk anorganik (NPK) dan pupuk organik diberikan pada interval waktu 3 bulan setelah tanam 2.2. Dosis pupuk anorganik (NPK) sebesar 100 gr/tanaman dan organiknya 3 kg/tanaman. 2.3. Tutup lubang pupuk dengan tanah.
VI-2
Standard Operating Procedure Pemupukan
Nomor PCKB VI Halaman 3/3
Tanggal 22 April 2014 Revisi …
G. Sasaran Terpenuhinya kebutuhan unsur hara bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
VI-3
Standard Operating Procedure Pengguludan dan Penyiangan VII.
Nomor PCKB VII Halaman 1/ 2
Tanggal 22 April 2014 Revisi …
PENGGULUDAN DAN PENYIANGAN
A. Definisi 1. Pengguludan adalah pengaturan media tanam dengan cara menaikkan tanah di sekitar tanaman. 2. Penyiangan adalah usaha membersihkan gulma di sekitar tanaman. B. Tujuan 1. Menjaga kondisi struktur tanah di sekitar tanaman sekaligus memperbaiki drainase kebun; 2. Menekan kompetisi antara tanaman pokok dengan gulma; C. Validasi 1. Hasil Penelitian Pusat Kajian Hortikultura Tropika (PKHT) IPB 2. BPTP Jawa Barat 3. Pengalaman Kelompok Tani Sukamaju, Desa Langensari, Kecamatan Langanesari, Kota Banjar. D. Alat dan Bahan 1. Cangkul;
VII-1
Standard Operating Procedure Pengguludan dan Penyiangan
Nomor PCKB VII Halaman 2/2
Tanggal 22 April 2014 Revisi …
E. Fungsi 1. Cangkul digunakan untuk membuat guludan dan membersihkan gulma di sekitar tanaman. F. Prosedur Pelaksanaan 1. Lakukan penyiangan, terutama pada musim penghujan, secara hati-hati agar tidak merusak perakaran tanaman. 2. Sambil melakukan penyiangan, buat guludan di sekitar batang tanaman. 3. Kumpulkan gulma pada suatu lubang/tempat dan tutup dengan tanah. G. Sasaran Terwujudnya lingkungan yang optimal bagi pertumbuhan tanaman.
VII-2
Standard Operating Procedure Pengendalian Hama Penyakit Terpadu
Nomor PCKB VIII Halaman 1 / 11
Tanggal 22 April 2014 Revisi …
VIII. PENGENDALIAN HAMA PENYAKIT TERPADU A. Definisi Serangkaian tindakan dalam mengendalikan hama penyakit tanaman dengan satu atau lebih teknik pengendalian agar tingkat kerugian akibat serangan OPT dapat ditekan. B. Tujuan 1. Menjaga keseimbangan ekologi; 2. Mengendalikan OPT hingga di bawah ambang batas untuk menghindari terjadinya kerugian ekonomis akibat penurunan produksi maupun kualitas hasil. C. Validasi 1. Hasil Penelitian Pusat Kajian Hortikultura Tropika (PKHT) IPB 2. BPTP Jawa Barat 3. Pengalaman Kelompok Tani Sukamaju, Desa Langensari, Kecamatan Langanesari, Kota Banjar. D. Alat dan Bahan 1. Pestisida; 2. Musuh alami/Agensia Hayati; 3. Air; 4. Deterjen;
VIII-1
Standard Operating Procedure Pengendalian Hama Penyakit Terpadu
Nomor PCKB VIII Halaman 2 / 11
Tanggal 22 April 2014 Revisi …
5.
alat pengendalian hama penyakit (ember, kuas, hand sprayer); 6. Alat pelindung (masker, sarung tangan, sepatu); 7. Takaran; 8. Data serangan OPT; 9. Pisau, gunting pangkas atau sabit; 10. Bahan pensuci hama (alkohol, kloroks, lysol) E. Fungsi Alat dan Bahan 1. Pestisida digunakan untuk menekan populasi OPT hingga di bawah ambang batas; 2. Musuh alami dimanfaatkan untuk mengendalikan OPT, menjaga keseimbangan ekologis agar populasi OPT berada di bawah ambang batas; 3. Air dgunakan sebagai pelarut maupun untuk mencuci/membersihkan; 4. Deterjen untuk mencuci peralatan maupun tangan serta untuk meratakan jamur jika melakukan pengendalian dengan agensia hayati; 5. Peralatan digunakan untuk mencampur, mengoles maupun menyemprotkan pestisida; 6. Alat pelindung digunakan untuk melindungi diri dari efek negatif pestisida; 7. Takaran untuk menakar pestisida maupun air;
VIII-2
Standard Operating Procedure Pengendalian Hama Penyakit Terpadu
Nomor PCKB VIII Halaman 3 / 11
Tanggal 22 April 2014 Revisi …
8. Data serangan hama penyakit digunakan untuk mengatur budidaya maupun untuk mengatur rencana pengendalian OPT; 9. Pisau, gunting pangkas atau sabit digunakan untuk memotong bagian tanaman yang terserang hama penyakit dan diperkirakan tidak dapat pulih kembali; 10. Bahan pensucihama digunakan untuk mensucihamakan peralatan. F. Prosedur Pelaksanaan 1. Lakukan pengamatan gejala maupun adanya OPT secara rutin, minimal seminggu sekali; 2. Kenali dan identifikasi serangan OPT, baik gejala, jenis OPT penyebab, musuh alami dan factor lingkungan yang mempengaruhinya sehingga dapat dilakukan tindakan pengendalian dengan tepat; 3. Segera lakukan pengendalian sesuai hasil pengamatan dan diagnosa dengan menerapkan konsep PHT. 4. Jika menemukan gejala serangan hama penyakit yang belum dikenal, segera konsultasikan dengan petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) setempat atau Petugas Penyuluh Pertanian (PPL)
VIII-3
Standard Operating Procedure Pengendalian Hama Penyakit Terpadu
Nomor PCKB VIII Halaman 4 / 11
Tanggal 22 April 2014 Revisi …
Berikut ini daftar OPT utama pada tanaman pepaya di Kota Banjar. Hama a. Tungau merah (Tetranychus sp) Gejala: Timbulnya bintik putih pada daun dan pada serangan berat seluruh daun diselaputi bintik putih. Pengendalian: Pengendalian tungau merah dilakukan dengan cara sanitasi tanaman terserang. Aplikasi pestisida (akarisida) yang efektif dan diizinkan Mentri Pertanian yang berbahan aktif propargit, sipermetrin, metomil,karbosulfan, belerang, belerang, permetrin, firictaben, espenvalerat apabila tingkat serangan telah melebihi ambang ekonomiambang pengendalian. Gunakan dosis dan konsentrasi larutan sesuai tercantum pada label di kemasan. Pakai alat pelindung dalam melakukan penyemprotan.
VIII-4
Standard Operating Procedure Pengendalian Hama Penyakit Terpadu
Nomor PCKB VIII Halaman 5 / 11
Tanggal 22 April 2014 Revisi …
b. Kutu daun (Myzus persicae) Kutu daun bersimbiose dengan semut dan menyebabkan kerusakan pada daun dengan cara mengisap sel jaringan daun. Gejala: Serangan kutu daun ditandai dengan timbulnya bercakbercak pada daun dan daun menjadi keriput. Selain berperan sebagai hama juga berperan sebagai perantara penyakit virus mozaik papaya Pengendalian: Lakukan tindakan pengendalian melalui satu atau kombinasi metode berikut : 1. Manfaatkan musuh alami monochilus sp, symnus sp, dan Aphystis sp. 2. Kimiawi Gunakan pestisida yang terdaftar, efektif dan diizinkan Mentri Pertanian yang berbahan aktif Alfametrin/Ala Sipermetrin, dimethoate, teta sipermetrin, sipermetrin, apabila tingkat serangan telah melebihi ambang ekonomi/ambang pengendalian. Gunakan dosis dan konsentrasi larutan sesuai tercantum pada label di kemasan. Lakukan pengendalian terutama pada saat tanaman sedang bertunas, berbunga dan pembentukan buah. VIII-5
Standard Operating Procedure Pengendalian Hama Penyakit Terpadu
Nomor PCKB VIII Halaman 6 / 11
Pakai alat pelindung penyemprotan.
Tanggal 22 April 2014 Revisi … dalam
melakukan
c. Kutu Aphis gossypii Glover Gejala Serangan Tanaman terserang menjadi tersendat pertumbuhannya dan daun-daun mengkerut kearah dalam Pengendalian: Lakukan tindakan pengendalian melalui satu atau kombinasi metode berikut : 1. Manfaatkan musuh alami Harmonia octomaculata, Syrpidae,Myridae,pentatomidae dll. 2. Kimiawi Gunakan pestisida yang terdaftar, efektif dan diizinkan Mentri Pertanian yang berbahan aktif profenofos, karbosulfan, dimetoat, permetrin, imidakloprid, Sipermetrin, sipermetrin, apabila tingkat serangan telah melebihi ambang ekonomi/ambang pengendalian. Gunakan dosis dan konsentrasi larutan sesuai tercantum pada label di kemasan. Lakukan pengendalian terutama pada saat tanaman sedang bertunas, berbunga dan pembentukan buah. Pakai alat pelindung dalam melakukan penyemprotan. VIII-6
Standard Operating Procedure Pengendalian Hama Penyakit Terpadu
Nomor PCKB VIII Halaman 7 / 11
Tanggal 22 April 2014 Revisi …
d. Lalat Dacus dorsalis dan Dacus cucurbite Kedua jenis lalat tersebut menyerang buah papaya yang matang di pohon, buah-buah yang mentah tidak akan diserang oleh hama ini karena buah pada buah mentah diperkirakan menjadi penyebab lalat takut bertelur. Gejala: Serangan lalat Dacus dorsalis dan Dacus cucurbite buah menjadi bintik-bintik dan busuk Pengendalian: Lakukan tindakan pengendalian melalui satu atau kombinasi metode berikut : 1. Untuk menghindari serangan lalat ini buah sebaiknya dipetik saaat tingkat kematangan menjelang buah masak mengkal. 2. Sanitasi buah terserang lalat buah e. Kutu Jonjot Putih/kutu dompolan (Planococcus sp) Gejala: Pertumbuhan tanaman terganggu karena kutu mengisap cairan buah, daun atau bagian lainnya. Pada bagian tanaman yang terserang tampak dipenuhi oleh massa putih seperti lilin yang bertepung. Kutu ini memproduksi embun madu yang disukai oleh semut. Bila produksi embun madu berlebihan akan timbul cendawan embun jelaga pada daun, tangkai atau buah VIII-7
Standard Operating Procedure Pengendalian Hama Penyakit Terpadu
Nomor PCKB VIII Halaman 8 / 11
Tanggal 22 April 2014 Revisi …
sehingga pertumbuhan bagian-bagian tersebut tidak normal. Pengendalian : Lakukan tindakan pengendalian melalui satu atau kombinasi metode berikut : 1. Sanitasi lingkungan dari gulma dan inang alternative. 2. Manfaatkan musuh alami predator coccinellidae, cecidomidae, Encyrtidae. 3. Mengendalikan semut gramang yang sering memindahkan kutu 4. Pengendalian dengan insektisida apabila populasi telah mencapai ambang pengendali/ekonomi Gunakan pestisida yang terdaftar, efektif dan diizinkan Mentri Pertanian yang berbahan aktif metidation. Gunakan dosis dan konsentrasi larutan sesuai tercantum pada label di kemasan. Pakai alat pelindung dalam melakukan penyemprotan. Penyakit: a. Penyakit Busuk Batang Phytophthora parasitica, P. Palmivora VIII-8
Standard Operating Procedure Pengendalian Hama Penyakit Terpadu
Nomor PCKB VIII Halaman 9 / 11
Tanggal 22 April 2014 Revisi …
Gejala Serangan Tanaman yang terserang akan menunjukkan gejala seperti tersiram air panas yang ditandai layunya tanaman. Umumnya cendawan ini menyerang pada tanaman yang masih muda dengan kondisi drainase yang kurang baik. Selain menyerang tanaman, cendawan dapat menyerang buah pepaya dengan gejala timbulnya bintik-bintik warna putih, yang selanjutnya buah akan menjadi kisut, mengeras, warna buah menjadi hitam dan akhirnya buah gugur. Pengendalian Pengendalian dapat dilakukan dengan cara memilih bibit tanaman yang sehat, sanitasi kebun yang baik, pengendalian dengan agensia hayati menggunakan Trichoderma sp., pada tanah yang agak masam ditambahkan dolomite atau garam grosok untuk menetralkan Ph tanah dan jika cara tersebut belum mampu mengendalikan penyakit maka dapat dilakukan alternatif lain yaitu penyemprotan dengan fungisida berbahan aktif mankozeb. Tanaman pepaya terserang penyakit ini sebaiknya dilakukan eradikasi dengan cara mencabut dan membakar tanaman yang terserang agar tidak menular. b. Penyakit Layu Penyakit ini sering disebabkan oleh nematoda Melidogyne incognita yang menyerang perakaran. Gejala yang timbul adalah daun menguning, layu dan gugur.
VIII-9
Standard Operating Procedure Pengendalian Hama Penyakit Terpadu
Nomor PCKB VIII Halaman 10 / 11
Tanggal 22 April 2014 Revisi …
Meskipun tidak semua daun mengalami layu dan gugur, serangan nematoda menyebabkan penurunan hasil dan kualitas buah. Disarankan jika terjadi serangan nematoda dilakukan pergiliran tanaman dan tidak menanam pepaya secara terus menerus atau alternatif terakhir dilakukan pengendalian dengan menggunakan nematisida biologi atau kimia. c. Penyakit Anthracnose Penyakit ini disebabkan oleh jamur Colletotrichum gloeosporides. Gejala: Pada buah muda terbentuk luka yang ditandai dengan keluarnya getah dan mengental dan pada buah menjelang masak timbul gejala bintik-bintik kecil berwarna gelap. Pada buah yang masak, bulatan semakin membesar dan menimbulkan busuk cekung ke arah dalam buah. Pengendalian: Pengendalian utama antraknosa adalah dengan sanitasi kebun dan menghindari penanaman cabai sebagai tanaman sela, pengendalian dengan agensia hayati menggunakan Trichoderma sp., selain itu dapat dilakukan penyemprotan fungisida berbahan aktif manzeb dengan dosis 0,2 %. VIII-10
Standard Operating Procedure Pengendalian Hama Penyakit Terpadu
Nomor PCKB VIII Halaman 11 / 11
Tanggal 22 April 2014 Revisi …
d. Busuk Erwinia papaya Penyebab penyakit Bacterium papayae, gejala serangan daun papaya menjadi terkulai dan gugur, meskipun dibagian lain terdapat daun-daun yang sehat. Selanjutnya pucuk tanaman akan membusuk. Pembusukan menjalar ke bawah sehingga seluruh tanaman menjadi busuk. Pengendalian dilakukan dengan cara membongkar tanaman yang sakit, kemudian dibakar atau dikubur dalam tanah di lokasi yang jauh dari areal pertanaman papaya serta dengan memperbaiki saluran irigasi bedengan.
VIII-11
Standard Operating Procedure Pemanenan
Nomor PCKB IX Halaman 1/2
Tanggal 22 April 2014 Revisi …
IX. PEMANENAN A. Definisi Memetik buah sesuai dengan kriteria masak. B. Tujuan Memperoleh buah sesuai dengan tingkat kematangan sesuai kriteria mutu yang telah ditetapkan. C. Validasi 1. Hasil Penelitian Pusat Kajian Hortikultura Tropika (PKHT) IPB 2. BPTP Jawa Barat 3. Pengalaman Kelompok Tani Sukamaju, Desa Langensari, Kecamatan Langanesari, Kota Banjar. D. Alat dan Bahan 1. Pisau; 2. Tangga; 3. Keranjang E. Fungsi 1. Pisau digunakan untuk memotong tangkai buah yang sulit dipotong dengan tangan; 2. Tangga digunakan untuk mempermudah pelaksanan panen dengan mendekatkan jangkauan tangan. IX-1
Standard Operating Procedure Pemanenan
Nomor PCKB IX Halaman 2/2
Tanggal 22 April 2014 Revisi …
F. Prosedur Pelaksanaan 1. Lakukan pengamatan tingkat kematangan buah berdasarkan ada tidaknya strip merah pada buah dan atau tingkat kekerasan buah. 2. Sesuaikan kondisi kematangan buah dengan tujuan pengiriman buah (untuk buah yang akan dikirim jarak jauh dipetik pada saat warna buah hijau kekuningan). 3. Potong tangkai buah dengan jalan memilin buah dan jika tidak memungkinkan potong dengan pisau. 4. Letakkan buah hasil panen secara hati-hati pada keranjang yang telah disiapkan. G. Sasaran Memperoleh hasil panen dengan kondisi kematangan buah sesuai kebutuhan dan tujuan panen.
IX-2
Standard Operating Procedure Pengumpulan Buah Hasil Panen
Nomor PCKB X Halaman 1/ 2
Tanggal 22 April 2014 Revisi …
X. PENGUMPULAN BUAH HASIL PANEN A. Definisi Mengumpulkan buah hasil kemasakan dan bentuk buah. B. Tujuan Mempermudah proses pengklasifikasian buah.
panen
sesuai
pengangkutan
buah
kriteria
dan
C. Validasi 1. Hasil Penelitian Pusat Kajian Hortikultura Tropika (PKHT) IPB 2. BPTP Jawa Barat 3. Pengalaman Kelompok Tani Sukamaju, Desa Langensari, Kecamatan Langanesari, Kota Banjar. D. Alat dan Bahan 1. Wadah pengumpulan/keranjang; 2. Kertas koran. E. Fungsi 1. Wadah/keranjang digunakan untuk menampung buah. 2. Kertas koran digunakan untuk penyekat dan pembungkus sementara. X-1
Standard Operating Procedure Pengumpulan Buah Hasil Panen
Nomor PCKB X Halaman 2/ 2
Tanggal 22 April 2014 Revisi …
F. Prosedur Pelaksanaan 1. Bungkus buah dengan koran sambil dipilah menurut bentuk dan perkiraan bobot. 2. Masukkan buah ke dalam keranjang yang telah diberi alas dari daun kering/koran dengan posisi buah berdiri dengan tangkai menghadap ke bawah, terutama yang diletakan di lapisan bawah keranjang. 3. Isi rongga antar buah dengan daun kering/kertas koran. 4. Susun buah berlapis dengan tinggi maksimum 3 lapisan. 5. Angkat keranjang dengan hati-hati . G. Sasaran Kondisi fisik buah utuh dan tidak cacat.
X-2
Standard Operating Procedure Pengkelasan Buah
Nomor PCKB XI Halaman 1/ 2
Tanggal 22 April 2014 Revisi …
XI. PENGKELASAN BUAH A. Definisi Memilah buah berdasarkan Kelas Mutu yang telah ditetapkan. B. Tujuan Memperoleh buah dengan kelas mutu tertentu. C. Validasi 1. Hasil Penelitian Pusat Kajian Hortikultura Tropika (PKHT) IPB 2. BPTP Jawa Barat 3. Pengalaman Kelompok Tani Sukamaju, Desa Langensari, Kecamatan Langanesari, Kota Banjar. D. Alat dan Bahan 1. Timbangan E. Fungsi Timbangan digunakan untuk mengukur berat buah pepaya.
XI-1
Standard Operating Procedure Pengkelasan Buah F.
Nomor PCKB XI Halaman 2/2
Tanggal 22 April 2014 Revisi …
Prosedur Pelaksanaan 1. Pisahkan buah pepaya antara yang baik dengan yang cacat/rusak dan atau busuk; 2. Timbang buah dan kelompokkan menurut kategori bobot buah; 3. Dari masing-masing kelompok bobot buah, pilah menurut tingkat kematangan dengan mengamati jumlah strip warna merah pada buah. 4. Kelompokkan buah menurut kategori mutu.
G. Sasaran Buah terpilah menurut klasifikasi mutu yang telah ditetapkan.
XI-2
Standard Operating Procedure Pengemasan
Nomor PCKB XII Halaman 1/2
Tanggal 22 April 2014 Revisi …
XII.PENGEMASAN A. Definisi Menempatkan buah pada wadah/kemasan yang telah disediakan. B. Tujuan Memudahkan proses penyimpanan dan pengangkutan buah. C. Validasi 1. Hasil Penelitian Pusat Kajian Hortikultura Tropika (PKHT) IPB 2. BPTP Jawa Barat 3. Pengalaman Kelompok Tani Sukamaju, Desa Langensari, Kecamatan Langanesari, Kota Banjar. D. Alat dan Bahan 1. Air 2. Ember 3. Antiseptik/Kapur 4. Kain Lap 5. Kemasan berupa kotak kayu / karton / keranjang 41oran41o; 6. Styrofoam/koran.
XII-1
Standard Operating Procedure Pengemasan
Nomor PCKB XII Halaman 2/2
Tanggal 22 April 2014 Revisi …
E. Fungsi 1. Air , ember , antiseptic/kapur dan kain lap digunakan untuk membersihkan buah serta melindungi buah dari bakteri/jamur yang merugikan. 2. Kemasan digunakan untuk menempatkan buah; 3. Styrofoam/kertas koran berfungsi untuk membungkus buah maupun sekat antar buah agar tidak terjadi gesekan/benturan yang menyebabkan buah cacat. F. Prosedur Pelaksanaan 1. Mencuci buah dengan peralatan yang telah ditentukan kemudian bersihkan buah dengan kain lap yang lunak dan tidak menyebabkan goresan pada buah. 2. Bungkus buah dengan kertas koran/ styrofoam satu demi satu. 3. Masukkan buah dalam kemasan dan atur dengan baik. Usahakan tangkai buah mengarah ke bawah dan antar tumpukan diberi lapisan peredam/kertas koran/ styrofoam. 4. Buat lubang/celah pada kemasan agar terjadi sirkulasi udara yang baik. 5. Tempatkan kemasan pada ruang penyimpanan. G. Sasaran Mempermudah pengangkutan buah dengan tetap menjga mutu buah. XII-2
Standard Operating Procedure Penyimpanan
Nomor PCKB XIII Halaman 1/ 2
Tanggal 22 April 2014 Revisi …
XIII. PENYIMPANAN A. Definisi Meletakkan buah dalam kemasan pada penampungan/gudang yang telah ditentukan.
tempat
B. Tujuan Menjaga buah agar memiliki kesegaran yang lebih lama sebelum sampai ke tangan konsumen. C. Validasi 1. Hasil Penelitian Pusat Kajian Hortikultura Tropika (PKHT) IPB 2. BPTP Jawa Barat 3. Pengalaman Kelompok Tani Sukamaju, Desa Langensari, Kecamatan Langanesari, Kota Banjar. D. Alat dan Bahan Ruang penyimpanan E. Fungsi Ruang penyimpanan berfungsi sebagai tempat penampungan sementara sebelum buah dikirim ke pasar/konsumen.
XIII-1
Standard Operating Procedure Penyimpanan
Nomor PCKB XIII Halaman 2/2
Tanggal 22 April 2014 Revisi …
F. Prosedur Pelaksanaan 1. Bersihkan ruang penyimpanan dari debu/kotoran. 2. Letakkan buah yang telah dikemas dalam ruang penyimpanan dengan menyusun kemasan secara bertingkat maksimum 4 tumpukan agar buah tidak mengalami kerusakan. 3. Usahakan buah yang masuk ke dalam ruang penyimpanan terdahulu mudah dikeluarkan. 4. Atur sirkulasi udara pada ruang penyimpanan dan secara berkala dilakukan pengamatan buah yang disimpan. G. Sasaran Buah terjaga kesegarannya dan tidak mengalami penurunan mutu sebelum sampai ke konsumen.
XIII-2
Standard Operating Procedure Transportasi
Nomor PCKB XIV Halaman 1/2
Tanggal 22 April 2014 Revisi …
XIV. TRANSPORTASI A. Definisi Proses pemindahan/pengangkutan buah dari produsen ke konsumen/pasar. B. Tujuan Mengangkut buah ke pasar/konsumen dalam keadaan baik dan segar. C. Validasi 1. Hasil Penelitian Pusat Kajian Hortikultura Tropika (PKHT) IPB 2. BPTP Jawa Barat 3. Pengalaman Kelompok Tani Sukamaju, Desa Langensari, Kecamatan Langanesari, Kota Banjar. D. Alat dan Bahan Alat transportasi E. Fungsi Alat transportasi berfungsi sebagai pengangkut buah ke pasar/konsumen
XIV-1
Standard Operating Procedure Transportasi F.
Nomor PCKB XIV Halaman 2/2
Tanggal 22 April 2014 Revisi …
Prosedur Pelaksanaan 1. Masukkan buah pepaya yang telah dikemas ke dalam alat transportasi; 2. Atur dengan baik dan tinggi tumpukan kemasan diperkirakan tidak menyebabkan kerusakan buah; 3. Diantara kotak/box letakkan peredam goncangan berupa styrofoam atau kertas koran; 4. Pengaturan tumpukan dilakukan dengan tetap memperhatikan sirkulasi udara dan tutup tumpukan dengan alat penutup yang kedap air.
G. Sasaran Buah tersedia pada tempat yang membutuhkan/konsumen.
CONTOH FORM CATATAN KEGIATAN SOP PEPAYA CALLINA KOTA BANJAR
Salah satu prinsip dari diterapkannya GAP dan SOP adalah kemampuan untuk dilakukan pelacakan dan konfirmasi kegiatan. Berdasarkan hal tersebut, maka diupayakan seluruh kegiatan penting harus dicatat dan untuk memudahkan pencatatan sebaiknya dilakukan berdasarkan blok. Bentuk form/47oran isian catatan kegiatan dapat dirubah dan disesuaikan dengan kondisi serta informasi yang dibutuhkan. Lebar dan jumlah 47oran isian dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan di lapang.
I. Persiapan Lahan Nama Pemilik : .......................... Alamat Kebun : .......................... Catatan Kegiatan Persiapan Lahan Tgl
Blok
Luas (Ha)
Kondisi lahan*)
Riwayat penggunaan **)
Cara Persiapan Lahan
Nama Petugas
Keterangan : *) Catat informasi mengenai tinggi tempat, kesuburan tanah, Ph tanah, kelembaban, suhu udara, curah hujan, komposisi bulan basah-kering, intensitas penyinaran, tekstur tanah, dll. **)
Catat informasi mengenai jenis tanaman yang pernah ditanam, kapan terakhir lahan dimanfaatkan, dll. Rencana penanaman tidak bertentangan dengan Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) dan Rencana Detail Tata Ruang Daerah (RDTRD).
II. Pemilihan Buah Untuk Benih Nama Pemilik : .......................... Alamat Kebun : .......................... Catatan Kegiatan Pemilihan Buah untuk Benih Tanggal
Sumber Buah untuk Benih *)
Jumlah Benih
Kendala di lahan**)
Cara
Nama Petugas
Keterangan : *) Buah 49oran49 yang digunakan untuk benih berasal dari pohon sudah berumur 1 tahun berupa tanaman berbunga sempurna di bagian tengah kebun yang pertumbuhannya baik, dan sehat, pilih buah yang masak pohon, tidak cacat dan bebas serangan hama penyakit. **) Kendala di lahan dijelaskan jenis-jenis gangguan yang ditemui, cara mengatasi gangguan dan hasil akhir dari penerapan cara penanggulangan.
III. Penyemaian Benih Nama Pemilik : .......................... Alamat Kebun : .......................... Catatan Kegiatan Penyemaian Benih Tgl
Kondisi Awal Benih*)
Jumlah Benih
Sumber Benih **)
Kondisi Benih Setelah Ditanam
Cara
Nama Petugas
Keterangan : *) Benih yang digunakan harus sehat, memiliki vigour yang baik, tidak membawa dan/atau menularkan OPT. Apabila diperlukan, sebelum ditanam, lakukan perlakuan terhadap benih (seed treatment). **) Catat asal benih. Bila benih dari pihak luar, pilih benih berlabel yang berasal dari perusahaan atau penangkar yang terdaftar.
IV. Penanaman Nama Pemilik : ............................. Alamat Kebun : ............................. Catatan Kegiatan Penanaman Tgl
Blok
Luas (Ha)
Kendala di lahan*)
Cara **)
Kondisi benih setelah ditanam ***)
Nama Petugas
Keterangan : *) Kendala dilahan dijelaskan jenis-jenis gangguan yang ditemui, cara mengatasi gangguan dan hasil akhir dari penerapan cara penanggulangan. **) Tanam benih sesuai dengan anjuran dan jarak tanamnya. ***) Hindari benih dari cekaman seperti banjir, kekeringan, tergenang atau cekaman abiotik lainnya.
V. Pemupukan Nama Pemilik : ............................. Alamat Kebun : ............................. Catatan Kegiatan Pemupukan Tanggal
Blok
Umur Tanaman *)
Luas (Ha)
Jenis Pupuk **)
Cara ***)
Nama Petugas
Keterangan : *) Fase pertumbuhan mencakup umur dari tumbuhan. **) Pilih pupuk 52oran52o yang baik, seperti pupuk kandang yang telah matang, kompos, bokashi, pupuk hijau, pupuk 52oran52o cair, dan lain sebagainya. ***) Catat semua pemakaian pupuk dan cara aplikasinya. Berikan pupuk secara bertahap, sesuai dengan tahapan pertumbuhan dan umur tanaman. Lakukan pembumbunan setelah memupuk.
VI.
Pengguludan dan Penyiangan
Nama Pemilik : ............................. Alamat Kebun : ............................. Catatan Kegiatan Pembumbunan dan Penyiangan Tanggal
Blok
Luas (Ha)
Kendala di lahan *)
Cara **)
Kondisi Lahan setelah disiangi
Nama Petugas
Keterangan *) Kendala dilahan dijelaskan jenis-jenis gangguan yang ditemui, cara mengatasi gangguan dan hasil akhir dari penerapan cara penanggulangan. **) Sambil melakukan penyiangan, buat guludan di sekitar batang tanaman.
VII. Pengendalian Hama Penyakit Terpadu Nama Pemilik : ............................. Alamat Kebun : ............................. Catatan Kegiatan Pengendalian Hama Penyakit Terpadu Tgl
Blok
Umur tanaman
Luas (Ha)
Jenis OPT
Nama Bahan Pengendali OPT*)
Dosis **)
Cara Aplikasi
Keterangan : *) Gunakan pestisida yang terdaftar. **) Berikan pestisida sesuai dengan dosis anjuran.
Cuaca
Nama Petugas
VIII. Pemanenan Nama Pemilik : ............................. Alamat Kebun : ............................. Catatan Kegiatan Pemanenan Tgl
Blok
Luas (Ha)
Cara Panen*)
Jumlah Hasil Panen (kg/buah)
Nama Petugas
Keterangan : *) Gunakan pisau yang bersih dan tajam. Hindari buah luka atau bonyok, usahakan buah tersebut tidak sampai jatuh. Setelah dipanen, buah diletakkan pada wadah yang bersih dan aman, untuk menghindari terjadinya kontaminasi.
IX. Pengumpulan Buah Hasil Panen Nama Pemilik : ............................. Alamat Kebun : ............................. Catatan Kegiatan Pengumpulan Buah Hasil Panen Tanggal
Jumlah buah (kg)
Lokasi
Cara
% Rusak
Nama Petugas
X. Pengkelasan Buah Nama Pemilik : ............................. Alamat Kebun : ............................. Catatan Kegiatan Pengkelasan Buah Tgl
Jumlah buah (kg/buah)
Lokasi
Jumlah dalam Kelas Mutu*) A B C
% Rusak
Nama Petugas
Keterangan *) a. Jumlah kelas A dengan bobot per buah antara 800 – 2000 gram sebanyak 40%. b. Jumlah kelas B dengan bobot per buah 400 – 790 gram sebanyak 30%. c. Jumlah kelas C dengan bobot per buah > 2000 gram sebanyak 20%. d. Lainnya 10 %.
XI. Pengemasan Nama Pemilik : ............................. Alamat Kebun : ............................. Catatan Kegiatan Pengemasan Tanggal
Jumlah buah yang dikemas (kg/buah)
Cara Pengemasan *)
Lokasi Pengemasan **)
Nama Petugas
Keterangan : *) Lakukan pengemasan dengan baik, agar buah tidak rusak. Gunakan wadah pengemas yang bersih sera memiliki ventilasi untuk pertukaran udara. **) Lokasi pengemasan hendaknya terlindung, bersih dari hama dan pengganggu lainnya serta terpisah dari tempat penyimpanan pupuk dan pestisida.
XII. Penyimpanan Nama Pemilik : ............................. Alamat Kebun : ............................. Catatan Kegiatan Penyimpanan Tanggal
Jumlah buah yang disimpan (kg/buah)
Cara Penyimpanan *)
Lokasi Penyimpanan **)
Nama Petugas
Keterangan : *) Lakukan penyimpanan dengan baik agar buah tidak rusak. **) Lokasi pengemasan hendaknya terlindung, bersih dari hama dan pengganggu lainnya serta terpisah dari tempat penyimpanan pupuk dan pestisida. Atur sirkulasi udara pada ruang penyimpanan dan secara berkala dilakukan pengamatan buah yang disimpan.
XIII. Transportasi Nama Pemilik : ............................. Alamat Kebun : ............................. Catatan Kegiatan Transportasi Tgl
Jumlah buah yang akan diangkut (kg/buah)
Cara Pengangkutan*)
Alat transportasi
Lokasi Tujuan
Nama Petugas
Keterangan : *) Atur dengan baik dan tinggi tumpukan kemasan diperkirakan tidak menyebabkan kerusakan buah. Diantara kotak/box letakkan peredam goncangan berupa 60oran60oam atau kertas 60oran.
TIM PENYUSUN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEPAYA CALLINA KOTA BANJAR I.
PENANGGUNG JAWAB
II. KETUA PELAKSANA
: Ir. Obas Firmansyah, MP Kepala Bidang Produksi Tanaman Hortikultura : Adang, SP.MP Kepala Seksi Buah-buahan dan Tanaman Hias
III. TIM PENYUSUN/NARASUMBER
:
NO
JABATAN
NAMA
1
Adang, SP. MP
2
Prof. Dr. Ir. Sobir, Msi
3
Ir. Sukarman
4
Bubun Sugandi, SP. MP
5
Dede Kuswandi, SP,.MP
6
Enok Maemunah
7
Tambihun
8
Hudori
Kepala Seksi Buah-buahan dan Tanaman Hias, Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat Pusat Kajian Hortikultura Tropika, IPB Bogor Kepala Sub Direktorat Budidaya Tanaman Terna dan Tanaman Merambat Balai Proteksi Tanaman Hortikultura Jawa Barat Kepala Seksi Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Banjar THL POPT Kecamatan Langensari, Kota Banjar Kelompok Tani Sukamaju, Desa Langensari, Kecamatan Langensari, Kota Banjar Kelompok Tani Sukamaju, Desa Langensari, Kecamatan Langensari, Kota Banjar
NO
NAMA
9
Misbah
10
Muslihun
11
Ashar
12
Muhdri
13
Dahrun
14
Ngalim
15
Samsul
16
Mukti Ali
17
Mahrur Rohyan
20
Mustolih
21
Siti Fatimah, SP
JABATAN Kelompok Tani Sukamaju, Desa Langensari, Kecamatan Langensari, Kota Banjar Kelompok Tani Sukamaju, Desa Langensari, Kecamatan Langensari, Kota Banjar Kelompok Tani Sukamaju, Desa Langensari, Kecamatan Langensari, Kota Banjar Kelompok Tani Sukamaju, Desa Langensari, Kecamatan Langensari, Kota Banjar Kelompok Tani Sukamaju, Desa Langensari, Kecamatan Langensari, Kota Banjar Kelompok Tani Sukamaju, Desa Langensari, Kecamatan Langensari, Kota Banjar Kelompok Tani Sukamaju, Desa Langensari, Kecamatan Langensari, Kota Banjar Kelompok Tani Sukamaju, Desa Langensari, Kecamatan Langensari, Kota Banjar Kelompok Tani Sukamaju, Desa Langensari, Kecamatan Langensari, Kota Banjar Kelompok Tani Sukamaju, Desa Langensari, Kecamatan Langensari, Kota Banjar Pelaksana pada Bidang Produksi Tanaman Hias, Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat
NO
NAMA
22
Doddy Muchlis, SP
23
Gian Lukisandy K, SP., MP
JABATAN Pelaksana pada Bidang Produksi Tanaman Hias, Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat Pelaksana pada Bidang Produksi Tanaman Hias, Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat
EDITOR : 1.
Andi Supandi Pelaksana Pada Bidang Produksi Tanaman Hortikultura, Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat
2.
Harry Yudhitama, ST Pelaksana Pada Bidang Produksi Tanaman Hortikultura, Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat