St $Hft $T
', l
*,t ;ffiN, ,ffiryUJ,itJ Itffi$l#&ffi&f $.,tffiffi*#tAN SAN Kffi
KEDAULATAN PANGAN D] ERA MEA
Prosiding Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan
KEBTJAKAN BTDANG pERIKANAN DAN KELAUTAN MENUJU KEDAULATAN PANGAN DI ERAMEA
3rruenems rEKNoLoGr, HUKUM, DAN
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang Copyright@zot6 ISBN : 978-6oz-439-085-3
Penyunting Dr. lr. Eddy Afrianto, M.Si lr. EviLiviawaty, M.Si Noir P. Purba, M.Si Yuki Saputra Nugraha, SE lbnu FiizalS.Kel. M.T Lantun P. Dewanti, S.Pi. M.Si
Diterbitkan oleh: UNPAD Press Ged. Rektorat Lt. 4 Jl.lr. Sukarno Km. zr, Bandung-Sumedang 4o66o JAWA BARAT
Cara mensltasi prosiding ini: Fakultas Perikanan dan llmu Kelautan Unpad. (zor5, November). Prosiding Seminar Nasional Perikanan dan Kelautanz SinergitasTeknologi, Hukum, dan Kebijdkdn Bidang Perikanan dan Kelautan Menuju Kedaulatan Pangan di Era MEA. Tim Mitra Bahari, (Ed.). Bandung, Indonesia: UNPAD Press.
NM UTTRAB STARI
Dr. EddyAfrkrnto Dr. Ayi Yrstiati Dr. Zahfilah Hasan Dr. ZuzyArna Dr. YuliArdrinni Dr. Aehmad'flizal
MegaLaksrffii, Ph.D
"
I it.
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayah yang telah
diberikan kepada kita semua, sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan dengan tema "Sinergitas Teknologi, Hukum, dan Kebijakan Bidang Perikanan dan Kelautan Menuju Kedaulatan Pangan di Era MEA" dapatterealisasi. Prosiding ini merupakan hasil dari seminar nasional yang diadakan pada tanggal 17 November di UTC (Unpad Training Centrel di Bandung dengan mengundang sejumlah pakar nasional dan juga sidang pleno hasil penelitian. Untuk itu, dalam kesempatan ini perkenankan kami mengucapkan terima kasih kepada: 1. Rektor Universitas Padjadjaran dan jajarannya yang telah memfasilitasi kegiatan
2.
3. 4.
nasionalini, Dekan Fakultas Perikanan dan llmu Kelautan beserta jajarannya yang telah memberikan arahan dan waktu selama kegiatan berlangsung Bapak/lbu segenap panitia seminar nasional serta mahasiswa yang telah membantu selama kegiatan berlangsung , Bapak/!bu dosen, peneliti, praktisi, dan mahasiswa penyumbang artikel hasil penelitian
Semoga buku prosiding ini dapat memberi kemanfaatan bagi kita semua, untuk kepentingan pengembangan ilmu khususnya dalam bidang perikanan dan kelautan. Di samping itu, semoga prosiding ini dapat membantu para stakeholder, masyarakat, dan insan akademisi untuk lebih berkembang dan memajukan bangsa melalui keilmuan di bidangnya. Terakhir, tiada gading yang tak retak. Mohon maaf jika ada hal-halyang kurang berkenan. Saran dan kritik yang membangun tetap kamitunggu demi kesempurnaan buku prosiding ini. Jatinangor, 3o November zo16 Ketua,
Dr. lr. Eddy Afrianto, M.Si
Prosiding Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan Bandung, 17 November 2015
DAFTARISI
PENGANTAR....... DAFTAR tS1............. MAKAT.AH KUNC|........
............i
KATA
................2 ............4
MEMBANGUN POROS MARITIM DUNIA DALAM PERSPEKTIF RENCANATATA RUANG IAUT.......5
MAI(ALAH
UTAMA......
..,.......L7
TINI(lNG THE INTEGRATED WATERSHED AND COASTAL MANAGEMENT..................................18 TRADEOFFS
ECOSYSTEM.
GIOBATPARADOKSKEBUAKAilPERIKANANTUNAINDONESIA............ MAKALAH PENDAMPING : BIDANG TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN
PER|KANAN.
...,...,.24 ................32
...............38
BAHAN TAMBAHAN PANGAN {BTP) DAR| PEKER A ............39 KA,llAN PENERAPAN GMP DAN SSOP PADA PRODUK IKAN TERI lStolephorus sp, REBUS ASIN KERING DALAM UPAYA PENINGKATAN KEAMANAN PANGAN DI HAJORAN, TAPANULI TENGAH . SUMATERA ..........49 PERSEPST
UTARA........
PENAPISAN Al(rlVlTASANTI BAKTERI
MANGROVETANCANG
...........65
PENGARUH I.AMA PEREBUSAN DAI{ BOBOT IKAN TERHADAP KARAKTERETIK CAMITAN NILEM
PENAMBAHAN KITOSAN TERHADAP MASA SIMPAN FITET PATIN PADA SUHU RENDAH
OR6ANOLEPTIK...... MAKATAH PENDAMPING : BIDANG AKU4KU1TUR................ BERDASARKAN KARAKTERISTIK
......90
.....103
KAJIAN KEONG MAS (Pomocea Canallculotol SESAGAI BAHAN BAKU tOKAt POTENSIAL DALAM PAKAN IKAN LELE lClarias :....................... 104 PEMANFAATAN lemno Sp.SEBAGAI SUMBER PUPUK DALAM BUDIDAYA Chlorella sp. .......... 115
Goriepinusl.
PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG SPIRULINA PADA PAKAT'I BUATAN TERHADAP KUATITAS
KOllCyprtnuscarpiol........
==}
WARNA IKAN MAS .........,...127 PENYIKIT EKTOPARASIT PADA IKAN ENDEMIK PETANGI SUI"AWESI IMarosotherlno hdlgesfl
DOMESTIKAS!.................
YANG Dr ...........135 TRANSFORMASI CITRA LANDSAT.s UNTUK PEMEIAAN LOXASI BUDIDAVA RUMPUT LAUT.... 148 BUDIDAYA IKAN NILEM lOsteochilushasselti) DlS|NGAPARNATAS|KMALAYA...................... 163
MAKAI-AH PENDAMPING : BIDANG MANAJEMEN SUMBER DAYA PERA|RAN.................173 PERTKANAN TANGKAP JARTNG HAMPAR {L|FT NET) Dt WADUK CIRATA, JAWA 8ARAT............ 174 KARAKTERISTIKALATTANGI(APJARING DINDING IGILLNETI DI WADUKCIRATA"JAWABARAT
......,185 srsTEM KESELAMATAN |GRJA NELAYAN PENGOPERASTAN SOMA PATEKO (MrNr PURSE SEINE) Dr
B|TUNG.......
.......196
SEBARAN INTENSITAS CAHAYA TAMPU UGHT EMlTflNG DIODE UNruKTUJUAN PENANGKAPAN
BERBEDA....
IKAN BERDASARIGN SUDUTKEMIRINGAN ..................215 STUDI KEBERLANJUTAN SUMBERDAYA PERIKANAN PELAGIS DI PERAIRAN TETUK TOMINI ....228 ANALISIS KONDISI SPASIAT DAERAH ALIRAN SUNGAI KOTA TARAKAN BAGI PENGEMBANGAN KEGIATAN PERIIGNAN .,.......257 EKSPLOITASI IKAN ll(AN TENGG|R| DAN TONGKOL Ot T(AWASAN |(ONSERVASI ITAMAN
wu
BUDIDAYAAIRTAWAR...
NASTONAT KARIMUNIAWAI
.................
....278
PENURUNAN LUASAN DAN TINGKAT KERUSAKAN HUTAN MANGROVE DI ZONA IIITERTIDAL KAB. .....292
PASURUAN,JAWATIMUR...........
.
PERUBAHAN MORFOTOGI LUAR DAN JARINGAN MATA, INSANG DAN HATI JUVENILE IKAN KERAPU BEBEK {Cromileptes altivalis} PASCA PEMAPARAN MINYAI( CENGKEH......................300 POTENSI PEMANFAATAN LOBSTER SCAMPI lMetanephrops ............319 PENATMN SERTIFIKAS! KOMPETENSI AWAK IGPAL PENANGKAP IKAN DI INDONESIA..........33O ANALISIS PENIIAIAN KINER'A GAT"ANGAN KAPAT KPNDP DKI JAKARTA DI MUARA ANGKE,....341
sibogae).....
MAKAIAH PENDAMPING : SOSIAI EK0NOMI
PERIKANAN
.........361
ANAUSTS PREFERENST KONSUMEN DAr-AM MEMBEU PRODUK OTAHAN PERTKANAN (STUD| .................. 362 KASUS PASAR TRAD|S|ONAL ANTRT BARU, KOTA
CtMAHt)................
PEMANFMTMN SUMBERDAYA IKAN TAYUR (Trichiurus Sp.| YANG BERKELANJUTAN MELALUI PENDEIGTAN FUNGSI PERMINTAAN, FUNGSI PENAWARAN, SURPLUS (ONSUMEN, SURPLUS
BARAT : BIDANG ltMU DAN TEKNOLOGI KETAUTAN
PRoDUSEN DAN PEMERINTAH DtTEtUt( PATABUHARATU, TAWA
MAKALAH PEIIIDAMPING
............381
.......397
KONDISI AWAL PERAIRAN PUIAU 6OSONG, INDRAMAVU-JAWA BARAT Progresr Report
Penelitian Kepulauan BiawakTahun
2011-2016
...........398
POLA PERUBAHAN GARIS PANTAI SETIAP PERIODE MUSIM DI PUI"AU I(AYAN6AN,
KODINGARENG KEKE, DAN IUMU-LUMU KEPUI.AUAN SPERMONDE MAKASSAR ...,.....,,........4T0 ..............421 AKTIVITAS ANTIBAI(TERI EKSTRAK KEONG LAUT {Itleverito HUBUNGAN PARAMETER OSEANOGRAFI TERHADAP PENDUGAAN DISTRIBUSI SPASIAL DAUR HIDUP RAIUNGAN UNTUK MENJAGA KETESTARIANNYA DI PERAIRAN TABUPATEN PANGXEP
dtfimal......
sulAwEsr
SELATAN
..............431
PENGELOIAAN PESISIR DESA LONTAR UNTUI( IGGIATAN BUDIDAYA RUMPUT I.AUT ............445 ANALISE NNGKAT PEMANFAATAN II(AN KARANG OLEH MASYARAXAT LOI(AT DI TAMAI{
wsATA
rAUTBANDA............ 8ARAT.........
PERATRAN {TWPI KONDISI MICROPTASTIC DI PERAIRAN INDRAMAYU,
'AU'A
,..........457 ............475
Prosiding Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan Bandung, 17 November 2015
PENYAKIT EKTOPARASIT PADA IKAN ENDEMIK PELANGI SULAWESI (Marosatherina ladigesil YANG Dl DOMESTIKASI Jayadir)", Amrah Husma4 dan Hasma Sukma') 'Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan llmu Kelautan Universitas Muslim lndonesia, Makassar, Jl. Urip Sumomiharjo Km o5, Makassar goz3r. 'Laboran Jurusan Teknologi Hasil Perikanan, Politeknik Pertanian Negeri Pangkep, Jl.Poros Makassar-Pare-Pare Km 83 Madalle, Pangkep 9o655 *Email korespondensi: jayadi-
[email protected]
Abstrak
Pelangi Sulawesi (Marosatherina ladigesr) dengan nama lokal ikan beseng-beseng merupakan ikan hias air tawar endemik di Sulawesi Selatan. Kelestarian ikan ini di habitat
aslinya sudah terancang punah dan terdaftar IUNC. Domestikasi induk sudah dapat dilakukan, namun timbul masalah yaitu serangan ektoparasit. Tujuan penelitian untuk mengetahui intesitas dan prevalensiektoparasit yang menyerang ikan beseng-beseng yang domestikasi. Sampel ikan yang diperika diambil dari induk yang dipelihara selama 5 bulan. Pakan alami yang diberikan berupa Dapnia sp, Chironomus sp dan Culex s. Frekwesi pemberian pakan dua kali sehari. Parameter yang diamati adalah intesitas dan prevalensi yang menyerang ikan beseng-beseng. Bagian tubuh yang diamati adalah bagian kepala, badan dan ekor. Jenis parasit yang didapat pada ikan beseng-beseng yang didbmestikasi yaitv Trichodina sp, Dactilogyrus, Gyrodactilus dan lchtypthirius multifilis. Tingkat prevalensi ektoparasit pada ikan beseng-beseng yang dipelihara dengan pemberian pakan larua Culex sp adalah 35,53 %, pemberian pakan Dapnia sp yaitu 28,89 96, dan pemberian pakan Chironomussp sebesar 24,44%. Bagian tubuh yang banyak diserang adalah bagian badan 04. lntensitas parasit 57,67 %, bagian ekor sebesar 48,89 % dan bagian kepala yaitu 35,55 yang menyerang bagian mulut = zz indlekor, mata = 4 ind/ekor, insang= rr indlekor, sirip punggung dan sirip data = I ind/ekor, kulit = 17 indlekor, dan sirip ekor = r9 ind/ekor. Kata kunci : intensitas, prevalensi, ektoparasit, endemik, Marosatherina ladigesi
136
Pendahuluan
lkan beseng-beseng disebut juga sebagai ikan pelangi Sulawesi (Marosatherina ladigesisinonim Telmatherina ladigesi) sebagai ikan hias air tawar yang hidup endemik di Sulawesi Selatan lndonesia. lkan ini sangat digemari oleh pencinta ikan hias karena mempunyai bentuk tubuh yang menarik pada ikan jantan. Sejak tahun r.99o ikan ini sudah termasuk ikan yang terancang punah dalam terdaftar dalam The lntemational lJnion for Conseruation of Nature (IUNC) (Kottelat, r9g6;lUNC, 1996). Penyelematan ikan ini dalam rangka menjaga kelestariannya sangat perlu dilakukan karena kondisi lingkungannya di alam sudah terdegradasi oleh limbah penggunaan pestisida di sungai, sudah over eksploitasi, dan hubungan kekerabatan antara populasi sudah sangat rendah (Jayadi et ol., zot4). Langkah yang perlu dilakukan untuk menjaga kelestarian dan memenuhi permintaan adalah domestikasi. Permintaan ikan beseng-beseng oleh penggemar ikan hias sampai saat ini masih ada (Wawancara dengan penangkap ikan hias di Kabupaten Maros, zor5), namun sudah tidak dapat dipenuhi permintaannya. karena sudah kurang populasidi alam sudah terbatas atau sudah langkah (Anonim, zorz) Domestikasi induk ikan beseng-beseng sudah dilakukan oleh Jayadi dan Husma (zor4) sebagai upaya untuk produksi benih, namum dalam proses pemeliharannya telah ditemukan induk ikan beseng-beseng yang mati. Kematian ikan dalam lingkungan budidaya disebabkan karena adanya interaksi dari menurunnya sistem pertahanan tubuh ikan, perubahan lingkungan yang tidak mengguntukan sebagai stressor, dan serangan patogen (Zonneveld et al., rggr; Austin dan Austin, 1gg9). lnteraksi yang tidak serasi menyebabkan ikan stress, sehingga mekanisme pertahanan diri yang dimilikinya menjadi lemah, akhirnya agen penyakit mudah masuk kedalam tubuh dan menimbulkan penyakit. Dalam lingkunngan pemeliharan ikan yang padat kualitas air yang tidak stabil seperti suhu tidak stabil, pH ekstrim (pH<6,5 atau pH>8,5), oksigen terlalu rendah atau tinggi, kadar ammonia tinggi, musim, air tercemar, nutrient tidak terpenuhi dapat menyebabkan kesehatan ikan terganggu (Dawes,rg86; lrianto, zoo5) dan karena intoksinasi nitrik dan amoniak, kekurangan vitamin C (Zonnveld, et al. 1991). Penyebab penyakit dapat disebabkan nonifeksi dan infeksi (Zonneveld et al.,tgg:.; lrianto, zoo4). Penyebab penyakit infeksi pada ikan dapat disebabkan oleh golongan bakteri, parasit, virus dan jamur. Penelitian penyakit ektoparasit yang menyerang ikan pelangi sulawesi di sungai telah dilaporkan oleh Amrullah et al (zoril, tetap penyakit ektoparasit yang menyerang ikan pelangi sulawesi kondisi pemeliharaan (domestikasi) belum pernah dilaporkan. Sedangkan penelitian ektoparasit yang menyerang ikan sudah dilaporkan seperti ikan maanvis (Noeraini, tgg4), ikan neon tetra (Silsilia, zooo), ikan manvis, mas koki, black gosh dan neon tetra (Martiadi, zooz), ikan gurami(Kriswinarto, zoo2), ikan cupang, ikan gapi dan ikan rainbow (Alifuddin et al., zoo3), ikan nila (Mulia, zoo3), ikan mas (Rustikawati et al., zoo4; ikan lele dumbo (Hadiroseyani et al., zoo6), ikan betok (Akbar, zrr), Purwaningsih, zor3), ikan koi (Prasetya etal., zot3), lkan bawal dan ikan patin (Salmijah, zoe4). lnfeksi parasit dapat berimplikasi penurunan kualitas penampilan tubuh ikan (Alifuddin et al, zoo3; lrianto, zoo4), ketahanan tubuh ikan menurun sehingga dapat dengan muda terinfeksi oleh bakteri atau jamur, pertumbuhan terlambat, bobot tubuh menurun (Piazza et al., zoo6). lnfeksi serangan penyakit yang tinggi akan menyebabkan nilaijual ikan menurun dan mengakibatkan kerugian ekonimi bagi pembudidaya. Namun perlu pula dilakukan monitorin gejala infeksisecara dinidalam manajemen kesehatan ikan dan lingkungan (Novriadi et al., zot4). Berdasarkan permasalah tersebut maka perlu
L37
Prosiding Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan Bandung, 17 November 2015
dilakukan penelitian dengan tujuan adalah untuk mengetahui intensitas dan prevalensi ektoparasit yang menyerang ikan beseng-beseng pada kondisi domestikasi sehingga dapat bermanfaat dalam peningkatan kualitas dan kuaitas produksi ikan beseng-beseng. Bahan dan Metode
lkan beseng-beseng ditangkap Sungai Bantimurung, Sungai Abalu, Sungai Asanae dan sungai Goa lorong iulawesi Selatan, kemudian di angkut dengan menggunakan kantong plastik ke tempat pemeliharan induk yang terbuat dari fiber glass (ukuran panjang ,3o .*i"lebar Bo cm x tinggi 6o cm) yang dilengkapi dengan system aerasi dan saring filter air. Air yang digunakan berasal dari sumur bor.Volume air dalam bak sebanyak z5o liter. Sebelum induk- ditebar pada bak pemeliharaan induk terlebih dahulu direndam dalam larutan methelen blue dengan dosis z ppm selama r-z menit. * ukuran induk betina 4,8 - 5,3 cm sedangkan ukuran induk jantah 5,o 6,4 cm. Jumlah induk yang digunakan per wadah pemeliharaan sebanyak 45 ekor. Selama pemeliharan digunakan tiga jenis pakan alami yang berbeda yaitu Dapnia sp, Chironomus sp dan Culex sp. ietiap jenis pakan alami diberikan pada induk yang berbeda. Pemberian pakan dilakukan z kali sehari secara adbilitum. Pergantian air dilakukan setiap minggu sebanyak 5o-7oVo -sampel
ikan yang diagnose parasit adalah ikan beseng-beseng yang dipelihara dalam uji coba domestikasi selama 5 bulan. Pemeriksaan ikan dan identifikasi parasit dilakukan di Laboratorium Biologi Terpadu Universitas Muslim lndonesia. Bagian tubuh yang diperiksa yaitu bagian eksternal meliputi bagian kepala (mata, mulut dan insang), bagian badan (kulit), bagian ekor (sirip ekor) Prosedur pemeriksaan parasit dilakukan mengikuti Fernando et al., {tgtz) dan Kabata (eg8S). Parasit yang ditemukan diidentifikasi berdasarkan Lucky (rg77) dan Kabata (rS8S). Pemeriksaan ektoparasit dilakukan pada bagian tubuh ikan( dan diletakkan dikaca objek ditetesi larutan garam fisiologis, selanjutnya dilihat di bawah lensa mikroskop kemudian ditentukan jenis Ian jumlah parasit yang menyerang ikan beseng-beseng dan selanjutnya ditentukan prevalensi dan i ntensitas parasit. Kualitas air yang diamati adalah kandungan oksigen terlarut, pH, suhu, dan amoniak dan nitrit. Prevalensi parasit dihitung dengan menggunakan rumus:
Jumlah ikan yang terserang parasit Prevalensi parasit =
-'--'-!----
---'-'- x r.oo otb
Jumlah ikan yang diPeriksa lntensitas parasit dihitung dengan menggunakan rumus
:
Jumlah parasit Yang ditemukan lntensitas = ---------r-Jumlah ikan Yang terinfeksi
Hasildan Pembahasan
Jumlah sampel ikan beseng-beseng yang diperiksa dengan pemberian pakan berbeda masing-masing 15 ekor. Bagian tubuh ikan pelangi sulawesi yang terinfeksi 138
ektoparasit (Gambar r). Jenis parasit yang ditemukan pada ikan beseng-beseng adalah Trichodina sp, Dactilogyrus, Gyrodactilus dan lchtypthirius multifilis (Tabel r). lntensitas parasit yang banyak menyerang adalah Trichodinasp 33 ind/ekor, lchttlpthiius multifilis zz ind/ekor, Dactilogyrus, ro indlekor dan Gyrodactilus 7 ind/ekor.Jenis ektoparasit yang menyerang ikan beseng-beseng yang telah dilaporkan oleh Amrullah et ol., (zor3) yaitu Myxobolus exiguus, Myxobolus mulleri,Trichodinasp, Dactilogyrus, gyrodactilus, acanthocephala, nematoda, larva kerang, larva Mutela bourguinata, Phyllodistomum megalorchis, Agamonemasp, Phyllodistomum megalarchis, kistalchtyopthkius multifilis dan Lernaea sp. Sedangkan ektoparasit yang menyerang ikan koi dalam kondisi pemeliharaan yaitu Trichodina sp., Chilodonella sp., Myxobollus sp., lchtyopthirius multifilis, Dactylogyrus sp, Gyrodactylus sp., dan Argulus japonicus (Prasetya et al, zor3). Jenis parasit yang ditemukan pada ikan cupang yaitu lrichodinid, Daclylogyrus sp. dan Gyrodactylus sp., Acanthocephala dan kiste, ikan gapi ditemukan Trichodinid, Gyrodactylus sp dan Lerneae sp, dan ikan rainbow ditemukan parasit Trichodinid., Dactylagyrus sp, Gyrodactylus sp, Acanthocephala, Lerneae sp dan kista (Alifuddin et al., zoo3).
Gambar r. Bagian tubuh ikan beseng-beseng yang terinfeksi ektoparasit
Ektoparasit Trichodina sp biasanya menyerang pada bagian sirip, kulit dan insang
inangnya (Safutra, zoo6). Ektoparasit
ini
termasuk
filum
Ciliophora,
kelas
Olygohymenophorea, subkelas Peritricha, sub ordo Mobilina, Famili Trichodinidae dan genus Trichodina (Lom, 1995). lkan yang terinfeksi Trichodina sp menimbulkan iritasi pada kulit, insang menjadi pucat, produksi lender berlebihan, nafsu ikan berkurang, gerakan ikan lemah, sirip ekor rusak (Pujiastuti, zoe5). Jenis parasit ini lebih banyak menyerang ikan beseng-beseng 33 ind/ekor, karena jenis parasit ini lebih cepat berkembangbiak dengan pembelahan biner dan pergerakannya aktif memungkinkan penularannya cepat (Cameron, :rg58 dalam Rustikawati et al., zoo4). lchtypthirius multifilis termasuk filum protozoa, subfilum Ciliophara, kelas Ciliata, kelas Holotrichia, ordo Hymenustomatida, famili Ophryoglenidae dan genus lchthyophthirius multifilis (Noga, 1996). Ukuran ektoparasit yang muda berdiamter antara 3o-5o lrm dan dewasa dapat mencapai ukuran diameter So-1.ooo pm (Lom, 1995). lchthyophthirius multifilis menyerang pada bagian kulit, sirip dan insang ikan hias air
139
Prosiding Seminar Nasiona! Perikanan dan Kelautan Bandung, 17 November 2015
tawar(Paperna, 1995). lkan yang terserang ektoparasit ini menimbulkan bintik putih pada permukaan tubuh, jika menyerang insang akan membengkat dan menjadi pucat sehingga difusi oksigen tergantung (Mulia, zoo3). Dactilog|rus, dan Gyradactilus termasuk filum Ptathetminthes, , kelas Trematoda, subkelas Polyori-choinea, ordo Monogenea (Cone 1g9S). Antara genus Dactilogyrus mempunyai perbedaan yaitu adanya dua pasang mata dan empat tonjolang pada bagian anterior (Safutra, zoo6) sedangkan genus Gyrodactilus yaitu pada bagian anteriorterdapat dua tonjolan yang menyerupai kuping (Noerraini, r9g4) tubuhnya kecil memanjang terdapat ophisthaptor dengan 16 kait marginal pada bagian posterior (Cone, 1995). Bagian tubuh ikan yang sering diserang oleh ektoparasit ini adalah insang (Levy, 1995; Gusrina, zooS; Kurnia, zoro). lkan yang terserang Gyrodactilus memiliki warna kulit yang pucat, timbuk bercak merat dan hitam (Prasetyo etal., zoe3).
Tabel
r.
Bagian dan target serangan, jenis parasit intensitas dan prevalensi pada pemeliharaan ikan beseng- beseng yang diberi pakan berbeda. lntensita
Jenis pakan
Bagian
pemeriksaan
s
Target organ
Jenis parasit
Mulut Mata
Trichodinaso
1
l. multifilis
1
!nsanq
Dadiloqyrus
2
(lndlekor
Prevalensi (%)
)
Bagian kepala
Dapniasp
sP
Trichodina sp
2
l. multifilis
1
z.6,67
Sirip ekor
l. multifilis
3
26,67
Mulut Mata
Trichadinasp
2
l. multifilis
1,
Bagian Badan
Sirip punggung dan
Baoian ekor Bagian kepala Chironomus
Kulit dada
lnsanq
Kulit Bagian Badan
Sirip punggung dan dada
Bagian ekor
Bagian kepala Larva Culex sp
Bagian Badan Bagian ekor
33,33
Sirip ekor
Dactiloqyrus Trichodinaso
l
Gvrodactilus
3
Trichodinaso
2
l.multifilis
1
?
Trichodina sp
5
l. multifilis
2
Trichodinasp
7
l. multifilis l. multifilis
3
lnsanq
Dactilaqyrus
5
Kulit
Tichodinasp Gvrodaailus
It
Trichodina sp
2
l. multifilis
2
Trichodina sp
4
Mulut Mata
Sirip punggung dan dada
Sirip ekor
2OrOO
2
5
20,OO
33,33
33,33
4oroo
33,33
140
lkan beseng-beseng yang dipelihara dengan pemberian pakan larva Culex sp lebih banyak terserang parasit adalah 35,53 %, pemberian pakan Dapnia sp yaitu 28,89 %, dan pemberian pakan Chironomus sp sebesar 24,t&%. Parasit yang menyerang ikan besengbeseng dapat berasal dari pakan alami yang diberikan, karena kemungkinan pada pakan alami tersebut mengandung ektoparasit. Pakan larva culex sp paling banyak menyerang karena larva culex sp diambil dari saluran air (sekolan). Pakan Dapnia sp juga demikian diambil dari selokan air. Pakan larva culex sp dan Dapnia sp kemungkinan sebagai inang ektoparsit yang menyerang ikan beseng-beseng yang dipelihara. Kondisi tingkat prevalensi yang menyerang ikan beseng-beseng rnasih rendah berkisar 24,44- 35,53 % karena telah dilakukan pergatian air dan pemberian metilen blue sebagai disinfektan sehingga kondisi pertahanan tubuh ikan baik. lkan dalam kondisi pemeliharaanditemukan ektoparasit yang intesitas dan prevalensinya berfluktuasi sesuia dengan manajemen kesehatan yang diterapkan (Alifuddin et al, zoo3). Bagian tubuh yang teserang lebih banyak adalah bagian badan sebesar Sl$7 V6, bagian ekor sebesar 48,89 % dan bagian kepala yait0 35,55 %. lntensitas parasit yang menyerang bagian mulut=zz indlekor, matd=4 indlekor, insang =rr ind/ekor, sirip punggung dan sirip dada=8 indlekor, kulit=r7 ind/ekor, dan sirip ekor=rg ind/ekor. Pada bagian mulut ditemukan jenis lrichodina sp, lchtypthirius multifilis, bagian mata adalah lchtypthirius multifilis, bagian insang adalah Dactilogyrus, bagian kulit adalah Trichadina sp, Gyrodactilus, bagian sirip punggung dan sirip dada yaitu Gyrodactilus, Trichodina sp, lchtypthirius multifilis, dan bagian ekor yaitu lchtypthirius multifilis, Trichodina sp. Berdasarkan tempat ditemukan ektoparasit pada ikan beseng-beseng memiliki target
organ terrtentu. Kejadian hal tersebut sama hasil penelitian Amrullah
et
al
(zor3).Kemampuan parasit dalam menginfeksi, menempati dan berkembangbiak pada bagian tertentu pada ikan sangat menentukan prevalensi dan intensitas parasir dalam hubungan spesifik antara inang dengan parasit (Olsen, agl4). Kisaran parameter kualitas air selama pemeliharaan ikan pelangi Sulawesi yang pakan diberi alami yang berbeda pada Tabel z.Kisaran parameter kualitas air tersebut sesuai dengan kondisi lingkungan ikan beseng-beseng di habitat aslinya (Andriani, zooz, Jayadi et al., zor3). Dalam penelitian ini dilakukan pula pergantian air 5o-7ooh setiap minggu, sehingga sisa pakan dan metabolisme ikan terbuang. Tabel z. Parameter kualitas air selama pemeliharaan ikan beseng-beseng yang diberi pakan alamiberbeda. Pakan alami
Temperature
("c) Chironomus sp Dapnia sp Larva
pH
-2819 1,2-1,8 28,8*3orr l,t-7,6
28,5
Culexsp 283-29,4
l,t-1,8
DO (ms/l)
NHr(mg/l)
7,45-7,88 o,oo8 -oror4 7,46*7,9o oroo3*oroo7
l,45-7,87
0,006
-o,or2
Nitrit (mg/l) or0o2
-
o,oo5
oroor.-o,oo3 o,oo2
-
o,oo4
Kesimpulan Jenis parasit yang ditemukan pada ikan beseng- beseng adalah Trichodina sp, Dactilogyrus, Gyrodactilus dan lchtypthirius multifilis. lkan beseng-beseng yang dipelihara dengan pemberian pakan larva Culex sp terserang ektoparasit adalah 35,53%, pemberian pakan Dapnia sp yaitu 28,89 V6, dan pemberian pakan Chironomus sp sebesar 24,44 oA. Bagian ikan yang terbesar diserang ektopasit adalah bagian badan sebesar 57,67 Va, kemudian bagian ekor sebesar 48,89 c% dan bagian kepala yaitu 35,55 %. lntensitas parasit
74L
Prosiding Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan Bandung, 17 November 2016
yang menyerang bagian mulut =zz indlekor, mata= 4 ind/ekor, insan =r1 ind/ekor, sirip punggung dan sirip data = 8 ind/ekor, kulit = 17 ind/ekor, dan sirip ekor = e9 indlekor. Ucapan Terima Kasih
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Direktorat Jendera! Penguatan Riset dan Pengembangan, Direktur Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat yang telah membiayai penelitian ini melalui kegiatan Riset Hibah bersaing Tahun zor5-zor5.
Daftar Pustaka Akbar, J. zou. ldentifikasi parasit pada ikan betok (Anabas testudieus). Jurnal Bioscientiae, VolS(z): j6-4S. Alifuddin, M., Hardiroseyani, Y., Ohoiulun, l- zoo3. Parasit pada ikan hias air tawar (lkan Cupang, Gapi dan Rainbow). Jurnal Akuakultur lndonesia z (z): g3-eoo. Amrullah, Arifuddin, Wahidah dan Saleh,L. 2013. lnfestasi parasit pada ikan endemik pelangi sulawesi (Telmatherina ladigesi) di perairan Mlros. Lutjanus :.8(r):37-43 Anonim, zorz. lkan air tawar langkah di lndonesia. Kementerian Kelautan dan Perikanan, Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil dan Direktorat Konservasi Kawasan dan Jenis lkan.75 hal. Austin, B and Austin, D.A. :'999. Bacterial fish pathogens, Diseases of Farmed and Wild Fish.3 nd (Revised) ed.Springer-Praxis, Gol daming Dawes, J.A. r985.The tropical freshwater aquarium. The Hamlyn Publishing Group Ltd.BridgeHouse, London Road, England. 16o p. Fernando, C.H., J,l.Furtado., A.V.Gussev & S.A.Kakonge. 1972. Methods for the study of freshwater fish parasites. Universitas of Waterloo, Canada. Biology Series, 2: 1-44pp.. Hadiroseyani, Y., P. Hariyadi dan 5. Nuryati. zoo6. lnventarisasi parasit lele dumbo Clarias sp. di daerah Bogor. Jurnal Akuakultur lndonesia. 5Q): :.67-r:. lrianto, A. zoo4. Patologi ikan teleostei. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. 255 hal.
IUCN. 1996. lnternational Union for Conservation of Nature (IUCN) red list of treatened animals. IUCN. Gland and Cambridge.
Jayadi., Tamsil A., Hadijah ST., zor3. Kajian keragaman genetik dan bioekologi ikan rainbow Sulawesi (Telmatherina ladigesil di Sulawesi Selatan. Laporan Penelitian Fundamental, tahun l. Lembaga Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya, Universitas Muslim lndoensia, Makassar. Jayadi., Tamsil, A dan Hadijah. S. T. zor5. Kajian variasi genetik ikan beseng-beseng (Telmatherina ladigesf) dengan metode ramdom amplified polymorphism DNA (RAPD). In : Hafsanl Nur, F; Muthiadin,C; Wahida, B.F; Aziz,l.R. (ed|. Prosiding Seminar Nasional MiuobiologiKesehatan d.an Lingkungan. Makassar z9 Januari 2015. pp za-27. Jayadi dan Husma.A. aor4. Upaya produksi benih ikan rainbow Sulawesi lTelmatherina Ladigesi) Dengan Domestikasi. Laporan Penelitian Hibah Bersaing. Lembaga Peneitian Universitas Muslim, lndonesia, Makassar. 5z hal. Kabata, Z. 1985. Parasites and diseases of fish cultured in tropics. Taylor and Francis, London and Phidelphia.3rB p. Kottelat M. 1996. Telmatherina ladigesi. The IUCN Red List of Threatened Species. Version 2014.3. <www.iucnredlist.org>. Diunduh pada zB Maret zor.5.
L42
Kriswinarto, F. zooz. lnventarisasi parasit pada ikan gurami (Osphronemus gouramy) di Stasiun Karantina lkan Bandar Udara Soekarno-Hatta, Jakarta. Skripsi. Fakultas Perikanan dan llmu Kelautan, lnstitut Pertanian Bogor, Bogor. Loorn, J. rggS.Trichonidae and ciliates .P.zz-zizin P.T.K.Woo(ed). Disease and disorder (r) Protozoan and metazoan infection. University Press, Cambridge. Lucky, 2.ryn. Methods forthe diagnose of fish diseases. American Publishing Co.Pvt.New Delhi.
Martiadi, R.zooz. lnventarisasi parasit pada ikan maavish,mas koki, black gosh, neon tetra di daerah Jakarta Selatan, DKI Jakarta. Skripsi.Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan llmu Keluatan, lPB, Bogor. Mulia, D.S. zoo3. Tingkat infeksi ektoparasit protozoa pada benih ikan nila (Oreochronius niloticus) di Balai Benih lkan (BBl) Pandak dan Sidabowo Kabupaten Banyumas. Skripsi. Fakultas Perikanan dan llmu Kelautan Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Noeraini, W. rgg4. lnventarisasi parasit pada ikan aanvis (Phetropylu^ tp) di Stasiun Karantina ikan Bandar Udara Soekarno-Hatta, Jakarta. "Skripsi. Fakultas Pertanian Bogor. Bogor. Novriadi, R., Agustati( S., Bahri,S., Sunantara, D., Wijayanti, E. zor4. Distribusi pathogen dan kualitas lingkungan pada budidaya perikanan laut di Provinsi Kepulauan Riau. Depik 3(r):83-9o. Olsen, O.W. 1974. Animal parasites. Their life cycles and ecology. Univ.Park Press, Baltimore, London, Tokyo. Piazza, R.S., Martins,M.K., Guiraldelli, I and Yamashita, M.M.zoo6. Parasitic diseases of freshwater ornamental fishes commercialized in Florianopolis, Santa Catarina, Brazil.B.lnst.Pesca, Sao Paulo, 3z(r):5r-57. Prasetya, N., Subekti, S., Kismiyati. zor3. Prevalensi ektoparasit yang menyerang benih ikan koi (Cyprinus carpio) bursa ikan hias Surabaya. Jurnal llmiah Perikanan&Kelautan 5(r):ee3-u6. Pujiastuti, N. zor5. ldentifikasi dan prevalensi ektoparsit pada ikan konsumsi di Balai Benih lkan Sirawak. Skripsi. Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan llmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang. Purwaningsih, l. zor3. ldentifikasiEktoparasit Protozoa Pada Benih lkan Mas (Cyprinus carpio Linnaeus, t758) Di Unit Kerja Budidaya Air Tawar (UKBAT) Cangkringan Sleman DlY. Skripsi, Universitas lslam Negeri Sunan Kalijaga. Yogyakarta. Rustikavrrti, 1., Rostika, R., lriana, D., Herlina, E. zoo4. lntensitas dan prevalensi ektoparasit pada benih ikan mas (Cyprinus carpio) yang berasal dari kolam tradisional dan longyam di Desa Sukamulya Kecamatan Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya. Jurnal
di
Akuakultur lndonesia 3G):33-39. Salm'rjah. 2cr1,4. ldentifikasi dan prevalensi ektoparasit pada ikan bawal air tawar (Collossoma sp) dan ikan Patin (Pangsius sp) pada kolam tanah di desa Nya Kecamatan Simpang Tiga Aceh Besar. Skripsi. Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Kelautan dan Perikanan, Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh. Silsilia, N. S. zooo. Parasit pada ikan neon tetra (Paracheirodon innesi Myers) yang Diekspor Metalui Badan Karantina lkan Bandara Soekarno-Hatta, takarta. Skripsi, lnstitut Pertanian Bogor. Bogor. Zonneveld, N., Huisman, E.A dan Boon, J.H. r99e. Prinsip-prinsip budidaya ikan. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Halr58-ur3.
143