SSpS Information Service –Special Beatification Issue
For Internal use only
1
Edisi KhususKhusus- Juni 2008
BBeeaattiiffiikkaassii IIbbuu JJoosseepphhaa SStteennm maannnnss ((2299 JJuunnii,, 220 00 088)) P Peerrssiiaappaann--P Peerrssiiaappaann:: Perhitungan detik-detik terakhir dimulai pada tanggal 28 Juni 2008 Saat Steyl mempersiapkan untuk beatifikasi, para Suster dari seluruh dunia, mitra kerja dan relawan pembantu, memastikan bahwa rangkaian doa sehari sebelum beatifikasi menjadi suatu perayaan yang sungguhsungguh khidmat. Hiasan bendera-bendera dalam suasana pesta Dari Hari Pertama, para tamu mulai berkeliling di seputar kota kecil Steyl. Suara-suara dalam berbagai bahasa terdengar setiap jam makan, di ruang makan, yang beberapa hari yang lalu digunakan sebagai Aula Kapitel Umum. Apakah mereka itu dari Taiwan, Brazil atau Angola, apakah mereka itu Bruder atau Suster awam, mereka hadir karena seorang perempuan bernama Ibu Josepha. Pengaruh dari seorang perempuan dari Lower Rhineland, tak pernah lebih nyata selain hari-hari ini. Beliau tidak hanya dibicarakan tetapi wajahnya dicetak pada kaus, bros dan lain-lain. Bendera-bendera menghiasi jalan menuju pintu gerbang Biara Hati Kudus. Para anggota “Stijlvol Steyl” membuat Logo Beatfikasi mulai dari jalan menuju pintu gerbang biara dengan serbuk gergaji berwarna-warni. Kamar-kamar tidur dan akomodasi untuk menginap diubah pada harihari terakhir karena banyak tamu yang harus diakomodasi. Hampir sama seperti zaman Ibu Josepha, ketika banyak orang/peserta retret datang ke biara. Oleh karena Rumah Induk tidak dapat menampung semua tamu, rumah-rumah tetangga dan Rumah untuk lansia membukakan pintu-pintu mereka bagi para peziarah yang datang untuk peristiwa ini. Saudara kita SVD meniadakan beberapa kamar untuk para tamu. Para Suster dari negara - negara Eropa mendapatkan akomodasi di pelbagai biara dan hostel di kota-kota dekat. Di dalam Doolhof, tempat beatifikasi akan berlangsung esok, relawan dan para Suster dari Indonesia dan India membersihkan 3,000 tempat duduk. Sementara itu, para anggota “Stijlvol Steyl” dengan penuh semangat menghiasi tempat beatifikasi dengan bunga-bunga. Di tengah-tengah pelbagai kegiatan, kami masih dapat menemukan waktu untuk beristirahat dan merasa lega didepan sarkopagus dimana relikui Ibu Josepha dan Ibu Maria disimpan. Para peziarah dan tamu menempatkan diri untuk berdoa. Inilah relevansi seorang perempuan yang telah meninggal dunia lebih dari seratus tahun yang lalu.
Sr. Michaela Leifgen, SSpS
SSpS Information Service –Special Beatification Issue
For Internal use only
2
Sepanjang hari Sabtu (21 Juni) laki-laki dewasa dari Steyl dan Tegelen menghiasi depan rumah kita dengan bendera negara-negara dimana para suster kita tinggal dan berkarya; dari pintu gerbang sampai pintu depan utama mereka menaruh bendera Vatikan atau bendera Gereja berwarna emas dan putih dan di ujung jalan menuju pintu mereka membuat sebuah lengkungan dengan ranting-ranting evergreen. (pohon yang selalu berdaun hijau). Kemudian lengkungan tersebut dihiasi dengan bunga mawar. Sungguh mengagumkan karena orang-orang ini menggunakan hari bebas mereka untuk menghiasi rumah kita. Dua hari yang lalu, spanduk besar dipasang didepan rumah menghadap pintu gerbang dan di pintu masuk jalan samping. Mereka ditugaskan oleh "Steyler Bank, St. Augustin". Di bagian atas spanduk diletakkan potret beatifikasi Ibu Maria dan dibawah adalah-potret Ibu Josepha Dalam spanduk tersebut tertulis dalam bahasa Jerman: Demi pelayanan hidup. Untungnya bahwa matahari bersinar sehingga mereka dapat bekerja tanpa merasa dingin atau menjadi basah. Penduduk Steyl dan Tegelen telah berbuat banyak bagi kita. Hendaknya kita bertanya diri…apa yang telah kita buat bagi mereka!
Sr. Jacqueline Mulberge, SSpS 2288 JJuunnii 22000088 :: R Raannggkkaaiiaann D Dooaa sseebbeelluum mU Uppaaccaarraa B Beeaattiiffiikkaassii Tema: Veni Sancte Spiritus (Datanglah Roh Kudus) Vigili yang diadakan di Gereja Paroki St. Roch dimulai tepat pada pukul 17.00 sore. Sekitar pukul 16.00 orang-orang mulai berjalan menuju Gereja Paroki dimana para SSpS menyambut mereka di pintu masuk dan memberikan kepada masing-masing booklet doa vigili menurut bahasa pilihan mereka. Booklet doa dicetak dalam tiga bahasa yakni Jerman, Inggris dan Spanyol. Diperkirakan bahwa 700 peziarah akan hadir tetapi yang datang melebihi perkiraan. Para Suster dari komunitas-komunitas di seluruh dunia hadir – yang datang dari Asia, Afrika, Oceania dan PANAM diakomodasi di Rumah Induk. Para suster dari Eropa datang dengan bis dan mendapatkan akomodasi di tempat lain. Bersama dengan mereka adalah rekan misi dari pelbagai tempat misi kita. Beberapa datang dengan pakaian nasional mereka. Adapun peziarah dari Issum dan desa-desa sekitar paroki Steyl/Tegelen yang datang dengan jumlah besar. Para SVD datang pula antara lain Pater Antonio Pernia, SVD dan beberapa anggota Administrasi Umum serta anggota lain dari Roma, anggota komunitas lokal SVD dan anggota dari provinsiprovinsi lain. Msg. Bukowski, SVD dan Msgr. Mazur, SVD menyemarakkan peristiwa dengan kehadiran mereka. Empat SSpSAP hadir juga, di antara mereka ialah Sr. Maria Devota, Helga Goetze, Wakil Superior General dari SSpSAP.Orang-orang pers hadir pula. Tema Vigili selama satu jam adalah “Datanglah Roh Kudus”, menyoroti doa yang seringkali dan dengan khidmat didoakan oleh Ibu Josepha dengan setiap hembusan nafasnya. Sr. Maria Theresia Hörnemann, Sr. Lucia Mercedes Keiner dan Sr. Eden Panganiban memberikan penjelasan singkat tentang rangkaian doa dalam tiga bahasa. Bahasa Jerman dan bahasa Inggris digunakan untuk kata pengantar. Lagu pembuka dengan judul “Praise to the Lord” serentak.dinyanyikan dalam tiga bahasa Setelahnya, Sr. Agada Brand, SSpS menyambut semua ke dalam perayaan. Lalu, beliau meminta semua
SSpS Information Service –Special Beatification Issue
For Internal use only
3
yang hadir untuk menyambut satu sama lain, dengan berkata: “dalam semangat Ibu Josepha, marilah menghadap kita satu sama lain, mengakui kehadiran satu sama lain. Dan oleh karena kita datang dari pelbagai budaya dan bahasa, marilah kita saling menyambut dengan cara yang paling akrab bagi kita masing-masing.” Lagu “Pronto esta mi Corazon”, yang digubah oleh Sr. Catalina B. Gimenez dari Argentina Misiones dinyanyikan pada saat Kitab Suci ditahtakan oleh tiga SSpS perwakilan dari Panam. Sr. Regina Rupprecht membacakan dalam bahasa Jerman teks Kitab Suci dari Roma 8:14-17, 26-27. Refleksi dalam keheningan diiringi oleh musik organ halus oleh Sr. Danielle Weber. Anjuran Ibu Josepha agar seruan “Veni Sancte Spiritus” dijadikan nafas seorang Abdi Roh Kudus dikenang kembali dengan mendoakan empat baris pertama dalam bahasa Spanyol dan Jerman. Sepanjang vigili, ayat-ayat tersebut didoakan bergantian dalam tiga bahasa dan di sela-sela bagian lain dari rangkaian doa bersama ini. Dengan latar belakang presentasi power point tentang gambaran-gambaran Roh Kudus, umat yang hadir diundang untuk secara spontan berdoa ‘datanglah Roh Kudus” dalam ibu bahasa masing-masing. Sr. Laura Vlcáková dari Slovakia melukiskan pencurahan karunia Roh Kudus dalam sebuah pantomin, sambil membagikan potongan-potongan kain berwarna merah dan kuning kepada beberapa peserta. Perwakilan SSpS dari setiap kontinen, mempersembahkan lilin yang bernyala didepan gambar Ibu Josepha sebagai ungkapan keinginan kongregasi untuk melanjutkan mimpi Ibu Josepha supaya terang Kabar Baik terus menerangi dunia. Sebuah presentasi power point tentang situasi dunia digunakan sebagai latar belakang untuk mengundang semua untuk berdoa. Seorang imam SVD memainkan seruling selama power point dipertunjukkan. Sebuah doa khusus dipanjatkan untuk benua Afrika. Perbedaan situasi-situasi di Afrika ditunjukkan dengan presentasi power point, diikuti dengan sebuah tarian pujian dan permohonan dengan perantaraan Ibu Josepha dari Afrika. Sr. Bernadette Dere, SSpS memimpin ketiga suster dari Ghana dalam tarian tersebut. . Setelah tarian, lagu “Das Veni Sancte Spiritus”, yang digubah oleh Sr. Theresilde Pils, dinyannyikan. Diikuti dengan doa kepada Roh kudus yang ditulis untuk Tahun Ibu Josepha. Magnificat diungkapkan dalam tarian oleh Sr. Preethi Thomas, SSpS dari India. Secara simbolik, tuguran berakhir dengan mengikatkan pita berwarna warni. Sementara pita-pita diikat satu dengan yang lain, sebuah pita panjang warni-warni mengikatkan masing-masing dan semua yang hadir. Gerakkan simbolik ini terungkap dengan jelas dalam lagu penutup “Bind us together, Lord, with cords that cannot be broken” (Tuhan, Ikatlah kami satu sama lain dengan tali yang tak dapat terputuskan). Sebuah luapan sukacita berupa tepuk tangan, secara spontan terdengar sementara para hadirin bercampur untuk saling memberi berkat damai. Rangkaian doa terfokus pada harmoni yang datang dari keragaman dan persatuan yang timbul karena termasuk dalam sebuah keluarga. Hal ini nampak dalam doa-doa, entah didoakan bersama atau bergantian dalam tiga bahasa, lagu-lagu berbagai dalam bahasa pula namun dengan nada yang sama dan dalam doa tubuh serta tari-tarian dari budaya yang berbeda (Afrika, Slovakia, India) tetapi semuanya menyampaikan pujian dan syukur yang sama kepada Allah Tritunggal karena seorang pribadi yaitu Ibu Josepha. Pertemuan ini merupakan juga sebuah pesta warna karena beberapa orang datang dengan pakaian tradisional negara masing-masing mis. Jepang, tiga suster SSpS muda dari Slovakia dan seorang suster dari Ghana. Rangkaian doa ini ditenun dengan ikatan sutera Ibu Josepha dalam warna merah (cinta), hijau (harapan, biru ( iman) dan kuning (sukacita). Roh Kudus sungguh-sungguh, menghembuskan hidup dan persatuan serta sukacita di antara orang-orang yang berkumpul dalam perayaan hidup misioner yang mekar, menjadi dewasa dan menghasilkan buah sepanjang Sungai Maas.
SSpS Information Service –Special Beatification Issue
For Internal use only
4
Santapan di St. Mikael setelah vigili, merupakan pengalaman sebuah “agape global” seraya para tamu bercampur satu dengan yang lain – berjumpa dengan teman-teman dan menjalin relasi baru. Orang-orang bertebaran di taman yang menghadap Sungai Maas.
Sr. Maria Elizabeth T. Ello, SSpS B Beeaattiiffiikkaassii IIbbuu JJoosseepphhaa,, H Heennddrriinnaa S Stteennm maannnnss 2299 JJuunnii 22000088 PPaaddaa hhaarrii bbeeaattiiffiikkaassii IIbbuu JJoosseepphhaa,, m maattaahhaarrii tteerrbbiitt ddeennggaann iinnddaahh w waallaauuppuunn ccuukkuupp ddiinnggiinn bbaaggii m e r e k a y a n g b e r j a l a n l e b i h d u l u k e t e a t e r t e r b mereka yang berjalan lebih dulu ke teater terbuukkaa “de Doolhof”, setelah doa pagi pukul 07.00. Sudah ada orang yang berkumpul dekat pintu masuk teater pada pukul 8.30. Tidak lama kemudian, orang banyak datang dengan bis, kelompok-kelompok yang dikenal oleh bendera-bendera yang mereka bawa. Tetapi ada dua barang yang dapat dilihat dari semua orang yang datang yaitu - syal “beatifikasi” dan tas putih dengan isi booklet liturgi, foto Ibu Josepha sebesar postcard, pensil, tiket masuk dan kupon untuk makan. Musik mengalun dari orkes musik tiup ‘Sempre Avanti’ dari Tegelen seraya para peziarah memasuki jalan-jalan melewati pohon-pohon menuju lapangan dimana theatre terbuka terletak. Tempat beatifikasi berdaya tampung 3,500 tetapi sekitar 5000 orang peziarah datang. Para petinggi Gereja dan pemerintah hadir pula antara lain walikota Venlo dan isterinya.Seorang keluarga Ibu Josepha, Mathilde Verheyen, cucu keponakan dari ipar, keluarga Bender – Tuan Valdir Bender, isterinya Lara dan dua anak Jonas dan Kelen. Perwakilan dari ketiga kongregasi yang didirikan oleh St.Arnold Janssen dengan rekan pendiri Beata Maria Helena Stollenwerk dan Ibu Josepha Stenmanns datang dalam jumlah besar (SVD, SSpS, SSpSAp). Hadir pula anggota-anggota kongregasi lain. Kaum awam mitra kerja dalam misi, alumni sekolah-sekolah SSpS, umat paroki Issum dan Steyl/Tegelen datang untuk merayakan peristiwa penting bersama kita. Didepan lapangan ada kolam kecil dengan globe yang bagian-bagian tertentu ditumbuhi rumput hijau dan bunga-bunga merah, lambang Roh Kudus yang mengobarkan dunia. Bunga mawar dan daun bunga mengapung di permukaan kolam. Di sebelah kolam sebuah kanopi berbentuk empat segi melindungi meja altar dari teriknya matahari. Di tempat yang lebih tinggi daripada altar adalah sebuah bangunan kecil, putih dan agung, dengan tiang-tiang bertepi emas dan korden biru yang menutupi semacam panggung. Dibalik korden tersebut tergantung foto Ibu Josepha yang sangat besar.
Acara Sebelum Perayaan Ekaristi Sekitar jam sepuluh pagi, pastor paroki Tegelen, Pater John Dautzenberg menyambut semua yang hadir. Beliau adalah pengatur acara/emcee selama acara pendahulu dan komentator selama Misa Kudus. Dia mengajak semua untuk memberi salam bagi orang disamping masing-masing dalam bahasa ibu mereka. Setelahnya, lima Suster SSpS dari Slovakia menyan-
SSpS Information Service –Special Beatification Issue
For Internal use only
5
yikan sebuah lagu diiringi oleh gitar yang dimainkan oleh seorang SSpS, dan seorang imam SVD. Empat suster SSpS membacakan beberapa kata-kata mutiara Ibu Josepha sebagai puisi penghormatan bagi beliau, teks Kitab Suci yang mencerminkan hidupnya serta doa kepada Roh Kudus yang dikarang untuk Tahun Ibu Josepha. Di sela-sela bacaan-bacaan sepasang suami isteri dari Mönchengladbach memainkan gitar dan akordeon. .
Perayaan Ekaristi Perayaan Ekaristi dimulai sekitar 10.30. Beberapa orang laki-laki berseragam, anggota serikat St.Katarina dan St. Nikolas yang didirikan sejak abad XV, dari Kolping dan Freihusaren von Glasenap, meminpin prosesi. Mereka diikuti oleh para Seminaris dari Rolduc, para puteraputeri altar dari Steyl/Tegelen dan paroki Issum, beberapa anggota TPK, TPP dari Provinsi Jerman, imam yang membawa Kitab Suci, para Uskup dan delegatus Bapa Suci Yang terhormat Kardinal José Saraiva Martins. Selebran utama adalah Msgr.Frans Wiertz (Uskup Roermond). Pater Antonio Pernia (SVD Superior general) para Uskup dan imam-imam ikut konselebrasi. Setelah salam pembuka, Kyrie dinyanyikan oleh koor gabungan dari Tegelen dan Venlo di bawah pimpinan Gerard Sars. Antara kyrie dan Gloria adalah proklamasi beatifikasi Ibu Josepha.
Proklamasi Beatifikasi: Sr. Ortrud Stegmaier, postulator membacakan biografi singkat Abdi Allah, Ibu Josepha, Hendrina Stenmanns. Msgr. Frans Wiertz mempersilahkan Kardinal José Saraiva Martins, sebagai delegatus Bapa Suci untuk membacakan dekrit mengenai Ibu Josepha. Kardinal membacakan Surat Apostolik yang menegaskan bahwa nama yang mulia Abdi Allah, Ibu Josepha, Hendrina Stenmanns sudah termasuk dalam Buku para Beata
Sebagai jawaban atas permohonan saudara kita Franz Wiertz, Uskupf Roermond, maupun saudara-saudara lainnya di Keuskupan serta banyak orang beriman, dan dengan persetujuan Kongregasi untuk Penggelaran Orang Kudus, dan berkat wewenang apostolik, dengan ini, kami memberikan kepada yang terhormat Abdi Allah, Ibu Josepha, Hendrina Stenmanns, Rekan-pendiri Kongregasi Misi Abdi Roh Kudus, yang telah membaktikan hidupnya untuk pelayanan kepada orang miskin dan sakit serta pembinaan banyak suster-suster misionaris, dari saat ini dan seterusnya diberi gelar Beata, dan pestanya dapat dirayakan setiap tahun pada tanggal 20 Mei di tempat-tempat dan dengan cara yang ditetapkan oleh hukum kanonik. Dalam nama Bapa, Putera dan Roh Kudus.” Diberikan di Roma, bulan Juni 2008 dalam tahun keempat jabatan saya Paus Benedicktus XVI. Para hadirin menjawab penuh sukacita dengan menyanyikan “Amen”, melambaikan syal-syal mereka dan bertepuk tangan. Pada saat itu, selubung gambar besar dari Ibu Josepha dibuka. Prosesi dengan relikui menyusul di tengah-tengah nyanyian pujian oleh para SSpS dan SVD dari Indonesia, dipimpin oleh Pater Klemens. Sr. Maria Gabriella Nahak, SSpS, Sr. Marita Benggok, Sr. Lusia Maria Uskono, Sr. Korilifa Siki and Mrs Jeni Huub (semua orang Indonesia) menari di depan relikuari yang dibawa oleh Sr. Miriam Altenhofen dan Sr. Maria Theresia Hörnemann.
SSpS Information Service –Special Beatification Issue
For Internal use only
6
Suster-suster lain yang mewakili lima kontinen mengikuti dengan membawa bunga-bunga dan lilin-lilin. Relikuari ditahtakan didepan meja altar dikelilingi oleh bunga-bunga dan lililin-lilin. Relikui diberkati oleh Bapa Uskup. Setelah pemberkatan, Msgr. Wiertz berterima kasih kepada yang terhormat Bapa Kardinal. Sr. Ortrud berterima kasih pula kepada Bapa Kardinal dalam tiga bahasa – Itali, Jerman dan Inggris. . Lalu Gloria dinyannyikan. Gloria ini adalah lagu pujian pertama bagi Ibu kita yang baru saja dinyatakan Beata Josepha. Setelah Upacara Beatifikasi, Misa Kudus dilanjutkan seperti biasa. Kedua bacaan dibawakan oleh dua Suster SSpS, yang pertama dalam bahasa Jerman dan yang kedua dalam bahasa Inggris. Pewartaan Injil (Mat.16:13-19) dibuat secara unik. Ketika teks dibacakan, di bagian dimana Yesus bertanya kepada Petrus: Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?” jawaban Petrus: “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup.” digemakan dalam delapan bahasa oleh 8 suster SSpS (Spanyol, Inggris, Jepang, Indonesia, Korea, Portugis, Jerman, Belanda) Dalam homilinya, Msgr. Wiertz menghubungkan hidup dan pribadi Ibu Josepha dengan Santo Petrus dan St. Paulus yang pesta mereka dirayakan pada hari yang sama. Beliau mengatakan bahwa seperti Petrus, Ibu Josepha adalah manusia yang terdiri dari darah dan daging. Seperti Paulus, satu-satunya tujuan hidupnya adalah memperkenalkan cinta Allah kepada umat manusia. Dia menambahkan bahwa jawaban Ibu Josepha terhadap pertanyaan Yesus: Apa katamu, siapakah Aku ini?” adalah hidup yang dihayatinya, bersaksi akan Kristus. . Doa Aku Percaya dinyannyikan. Doa permohonan digabungkan dengan persembahan: • Asia - Pacifik: Padi yang sedang tumbuh Rice Africa: genderang • PanAm: Kitab Suci • Eropa: Roti dari Ukraine • Issum: Bir (Bir adalah lambang kesederhanaan penduduk Issum yang mendapatkan nafkah penghidupan dengan memproduksi bir hitam sudah pada zaman Ibu Josepha) • Tegelen: genteng atap/bata (Tegelen berarti genteng ) • Roti dan anggur dipersembahakan oleh Sr. Maria Cecilia Hocbo, SSpSAP Superior Jenderal dan Sr. Agada Brand, SSpS Pemimpin Kongregasi. Salah satu acara yang disoroti adalah tarian Indian Arati pada waktu Doksologi. Setelah komuni, relikui diserahkan kepada kota Issum. Bapa Uskup menyerahkannya kepada Cornelia Grasshoff, Ketua panitia Gereja di Issum. Sekali lagi diiringi oleh beberapa orang laki-laki berseragam, bersama para suster wakil kontinen yang membawa lilin dan bunga, Cornelia Grasshoff mentahtakan relikuari di depan gambar Ibu Josepha. Relikuari tersebut tetap di tempat untuk beberapa waktu. Atas nama para Suster SSpS, Sr. Agada Brand menyampaikan terima kasih kepada semua orang yang telah menjadi bagian dari seluruh perayaan. Dia memulai pidatonya dengan mengatakan: “Ibu Josepha telah dibeatifikasi.” Dia melanjutkan dengan menyebut semua orang yang terlibat dalam persiapan dan perayaan penting ini. Sebelum berkat terakhir, Bapa Kardinal mengungkapkan pula kata-kata penghormatan kepada Ibu Josepha. Dia mengungkapkan rasa bahagianya pada kehormatan memimpin acara meriah beatifikasi Ibu Josepha dan sebagai delegatus Paus
SSpS Information Service –Special Beatification Issue
For Internal use only
7
Benediktus XVI untuk menyampaikan Berkat Apostolik dari beliau atas mereka semua yang hadir. Umat bersorak-sorai atas pernyataan tersebut. Dia menggambarkan Ibu Josepha sebagai warisan yang real dari hidup rohani yang kaya dari gereja lokal yang dapat diteruskan kepada generasi berikutnya. Beliau mengakhiri penghormatannya dengan berkata: “Dalam diri beliau, Gereja memperoleh suatu teladan cinta akan Kristus dan seorang pendidik jiwa-jiwa dan yang menunjukkan jalan kepada kita cara memenuhi komitmen manusiawi dan kristiani kita”. Perayaan Ekaristi berakhir pada pukul 1.30 sore hari. Para peziarah naik gunung kecil untuk menghormati relikui Ibu Josepha. Dari jam 15.00-17.30, para peziarah diundang untuk mengunjungi kapela dan makam Ibu Josepha dan Ibu Maria di Rumah Induk di Steyl. Lebih dari 100 orang datang berkelompok: orang sakit, lansia, orang muda. Mereka berjumpa dan bercakap-cakap dengan para SSpS dari seluruh dunia, menonton pameran dan informasi tentang hidup dan misi para SSpS yang disiapkan oleh para suster yang sedang mengikuti tersiat di Steyl maupun para suster kita di Steyl. Dua ruangan disediakan untuk presentasi power point tentang Ibu Josepha. Dihidangkan pula kopi, teh dan kue.
Sr. Maria Elizabeth T. Ello, SSpS 3300 JJuunnii 22000088 :: P Peerraayyaaaann S Syyuukkuurr ddii IIssssuum m Beatifikasi Ibu Josepha dirayakan pula di Issum sebagai ungkapan rasa syukur pada tanggal 30 Juni. Hati para peserta yang mengikuti beatifikasi masih diliputi rasa terharu oleh peristiwa yang telah dialami. Oleh karena itu, acara syukuran atas beatifikasi Ibu Josepha di kota asalnya Issum, merupakan cara yang sangat baik untuk mengakhiri hari-hari suasana pesta. Segera setelah makan siang, bis pertama berangkat dari Rumah Induk menuju Issum. Beberapa SVD bergabung dengan kami di St. Mikael. Kami melewati kota Kapellen dalam perjalanan dengan bis melalui Lower Rhineland. Bibi dari Ibu Josepha, adalah biarawati Fransiskan di kota tersebut dan cara hidup yang dipilihnya mendorong Hendrina untuk masuk hidup religius.Di Issum kami berhenti pertama kali di “Nordring”, di depan rumah orang tua Ibu Josepha. Para peziarah sangat terharu menemukan diri mereka sangat dekat dengan akar-akar manusiawi Ibu Josepha. Banyak foto diambil guna mengabadikan saat tersebut. Oleh karena kelompok kami sangat besar, kami tidak dapat masuk ke dalam rumah Nyonya Mathilde Verheyen, cucu keponakan Ibu Josepha dari ipar yang mendiami rumah tersebut. Beliau sudah lebih dari 80 tahun dan fisiknya sudah agak lemah. Ketika kelompok Tersiat berkunjung di tempat, beliau selalu mengundang para suster ke dalam kamar tamu dimana kopi sudah tersedia bagi mereka. Dari rumah orang tua Ibu Josepha kita melanjutkan perjalanan ke pusat kota. Di patung St. Nikolas dimana Hendrina mungkin saja berhenti untuk berdoa dalam perjalanannya ke sekolah setiap pagi, sudah tersedia pemandu-pemandu fasih berbicara beberapa bahasa yang siap membawa kelompok-kelompok di sepanjang “jalan ke sekolah Hendrina Stenmanns’ melalui jalanjalan kota. Perjalanan ini membawa kami ke Gereja Issum yang direnovasi pada tahun 1886 tetapi tempat pembaptisan asli masih tetap ditempat. Tidak jauh dari Gereja adalah “His-Törchen”, lengkungan bersejarah dimana pameran tentang Ibu Josepha baru saja dibuka. Termasuk dalam pameran adalah buku-buku, jubah pertama kita, kegiatan-kegiatan di negara-negara misi dan barang-barang lain dari Steyl, benda-benda dari zaman Ibu Josepha seperti buku-buku doa, salib-salib, kitab Suci, dan sulaman. Ayunan tempat tidur Hendrina sebagai bayi diletakkan di tengah-tengah barang-barang yang dipamerkan. Dari situ kami melanjutkan perjalanan ke alun-alun Issum dimana 1000 peziarah sedang bersantai. Sebuah film tentang Ibu Josepha
SSpS Information Service –Special Beatification Issue
For Internal use only
8
sedang dipertunjukkan di sebuah layar besar. Sebuah panggung didirikan untuk pertunjukkan budaya: Brigade/pasukan bersejarah Jerman mempertunjukkan upacara bendera rutin, ada pula pertunjukkan musik dan sebagainya. Beberapa Suster SSpS dari Polandia dengan memakai baju tradisional, menggembirakan hati semua yang hadir dengan sebuah polonaise. Nampak bahwa penduduk Issum dengan penuh kesungguhan telah lama mempersiapkan hari ini. Dengan bangga dan penuh sukacita, mereka merayakan pesta Beata baru kota kecil mereka dan Beata dunia yang lebih luas. Peristiwa sentral dari semua acara adalah Ekaristi yang dirayakan di alun-alun. Diiringi oleh dentangan lonceng Gereja dan orkes alat musik tiup ekumenis serta koor gabungan paroki St. Antonius dan St.Nikolas, sebuah prosesi masuk alun-alun yang terdiri dari berbagai kelompok, perkumpulan, brigade, perkumpulan persaudaraan dengan memembawa bendera masing-masing, lima orang suster sebagai perwakilan benua-benua, Sr. Agada Brand dan Sr. Maria Theresai Hörnemann yang membawa relikuari, anak-anak yang akan menerima komuni pertama, para putera altar, para imam dan para uskup. Selebran utama adalah Uskup Emeritus Dr. Reinhard Lettmann (Münster), Bishop Frans Wiertz (Roermond), Dean Theodor Priessen (Aldekerk, Nieukerk, Stenden), P. P. Ludger Schepers, Auxiliary Bishop of Essen, P. P. Stefan Keller (Issum), P. P. Emeritus Heinrich Geurtz, P. P. John Dautzenberg (Tegelen), Superior General Antonio Pernia SVD, Bernd Werle SVD, Provinsial Provinsi Jerman, Fr. Manfred Krause SVD, Rector Rumah Misi St. Michael. Misa bernuansa internasional dengan lagu-lagu dan bacaan-bacaan dalam pelbagai bahasa, maupun aspekaspek regional. Semangat Komunitas Iman yang berkumpul, sangat jelas berkat sumbangan berbagai kelompok.Tidak ketinggalan adalah keikutsertaan anakanak yang di mata Ibu Josepha adalah mulia. Mereka membawa bendera-bendera dengan gambar Ibu Josepha dan menyerahkannya kepada para Uskup Dr. Reinhard Lettmann dan Frans Wiertz, kepada Fr. Antonio Pernia SVD serta Sr. Maria Theresia Hörnemann SSpS, dan kepada P. P. Stefan Keller. Selain bendera Ibu Josepha, setiap anak meletakkan bendera dari berbagai bangsa didepan altar dalam bentuk sebuah buket besar. Kemudian mereka mempersembahkan sebuah lagu syukur kepada Ibu Josepha karena seperti mereka Ibu Josepha berasal dari Issum dan beliau memperhatikan anak-anak dan mendoakan mereka. Dalam homilinya, Bishop Lettmann menyebut arti seorang pribadi yang kita sebut Ibu Josepha bagi daerah asalnya. “Beliau adalah hadiah bagi kita semua, sebuah tanda yang bersinar dari surga untuk dioses Münster. Ibu Josepha adalah teladan bagi hidup kita semua, karena perhatiannya terhadap Allah dan caranya berelasi dengan sesama manusia. Bishop Lettmann mengatakan bahwa para beata dan santo-santa membantu kita sebagai pengantara bagi kita kepada Allah, berdoa agar kaum muda mendengar panggilan Allah untuk hidup religius dan imamat. Ibu Josepha dapat menjadi pelindung kerasulan panggilan” Selain itu, dia dapat membantu kita agar orang-orang memperoleh keberanian untuk mewartakan sabda Tuhan sebagai misionaris. Homili diakhirinya dengan kata-kata: “Kita merayakan Ekaristi ini dalam persatuan dengan para kudus dan untuk pertama kalinya kita menyebut di Issum nama Ibu Josepha dalam peringatan para kudus. Kita menyerahkan kepada beliau perjalanan hidup kita masing-masing, perjalanan kongregasi Steyl, perjalanan penduduk Issum rumah asalnya, perjalanan dioses kita dan perjalanan kita masing-masing. Beata Ibu Josepha doakanlah kami. Sebelum Misa selesai, relikui dihormati dan diarak ke Gereja paroki dan diletakkan dekat tempat pembaptisan. Di
SSpS Information Service –Special Beatification Issue
For Internal use only
9
tempat inilah awal dari panggilan dan perjanjian Ibu Josepha dengan Allah Setelah Ekaristi yang sangat meriah, yang merupakan sebuah tanda bagaimana Ibu Josepha tetap hidup dalam hati umat di tempat asalnya, mereka melanjutkan malam hari dengan pertemuan sosial di alun-alun dengan makan, minum dan musik. Bis-bis membawa kami kembali ke Steyl sekitar pukul 20.30, sementara penduduk Issum melanjutkan perayaan pesta syukur atas beatifikasi Ibu Josepha, Hendrina Stenmanns.
Sr. Michaela Leifgen, SSpS (Silahkan melihat foto-foto di SSpS website: www.worldssps.org dan dalam bahasa Jerman di SSpS German Province website: http://www.steylermissionarinnen.de/svd/dcms/sites/ssps/index.html ) Foto-foto disumbangkan oleh Sr. Michaela Leifgen, SSpS, Sr. Neumarie da Silva, SSpS, Andreas Jütten and Brother Heinz Helf, SVD.)
Editor: Sr. Maria Elizabeth T. Ello, SSpS
Closing Date: June 30 2008
Translation into Indonesian: Sr. Delia Abear, SSpS