[99] Muak Dengan Demokrasi Wednesday, 06 March 2013 02:00
So’ib Mansyur
Mantan Wakil Ketua KPUD Pangkalpinang
Betapa kagetnya So’ib Mansyur ketika melihat praktek suap di Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kota Pangkalpinang. Kejadian yang biasanya hanya mendengar dari mulut ke telingga, saat itu benar-benar disaksikannya dengan mata kepala sendiri. “Sewaktu di KPUD hampir semua partai politik sering menawari duit. Biasanya pada saat proses verifikasi agar bisa mudah lolos ikut pemilu, bahasa mereka uang lelah,” akunya.
Untung saja, keimanan anggota KPUD periode 2003-2008 itu tidak luntur. Ia pun menolak. Namun dirinya hanya bisa mengelus dada ketika teman-temannya dengan riang gembira menerima uang haram itu.
Namun siapa yang tahan, bila godaan itu terus menerus menghujaninya. “Kalau ada pendaftaran calon legislatif, pilkada dan jelang pilpres itu luar biasa tawaran duit, terutama partai-partai besar!” ungkapnya.
Ia merasa resah setelah melihat kelakukan parpol dan juga anggota KPUD lainnya. Maka tidak aneh, lima tahun menjadi anggota Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kota Pangkalpinang bahkan sempat menjadi wakil ketua, ternyata membuat pertentangan batin terus membuncah. Semakin dalam terlibat, semakin membuatnya gelisah.
“Selama lima tahun menjadi anggota KPUD saya tahu betul bagaimana “jeroan” nya partai politik yang ada. Intinya parpol yang ada tidak akan bisa mengubah masyarakat, baik itu menjadi adil, sejahtera maupun perbaikan secara mental spiritual,” ungkapnya.
1/5
[99] Muak Dengan Demokrasi Wednesday, 06 March 2013 02:00
So’ib punya alasan. Ia menilai orientasi partai adalah bagaimana agar bisa meraih jabatan atau kekuasaan dan mendapat keuntungan kapital atau uang. “Jadi kalau ada yang mengatakan partai atau orang partai ingin membantu masyarakat atau mengubah masyarakat menjadi lebih baik itu saya pikir hampir tidak sesuai dengan kenyataan atau bahkan imposible (mustahil)!” vonisnya.
Namun ia pun tidak memiliki gambaran yang jelas tentang solusi atas masalah yang dihadapinya. Bagaimana pula agar terbebas dari masalah yang melanda negeri ini. Tapi yang pasti, ketika ada pendaftaran lagi untuk periode 2008-2013 tidak terbersit sama sekali dalam hatinya untuk mendaftar. Ia pun lebih memilih meneruskan kuliah S2 Sospol di Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
Ketika cuti, ia pun pulang ke kampung halamannya. Saat itulah pertama kali ia bertemu dengan ide dan aktivis Hizbut Tahrir. “Saat itu saya lagi cuti di UGM, pas mudik ke Pangkalpinang secara kebetulan bertemu dengan aktivis HTI Bangka Belitung Ustadz Firman Saladin. Ia memberikan masukan dan mengajak ikut pengajian. Saya juga penasaran seperti apa pengajian itu?” kenangnya.
Setelah datang ke pengajian Firman Saladin dan ia bandingkan dengan pengajian yang pernah diikuti sebelumnya ternyata berbeda baik dari sisi materi-materi atau pemikiran yang disampaikan. “Sangat jauh dari apa yang saya pahami selama ini soal Islam,” katanya.
Setelah itu, ia melakukan evaluasi dengan dibimbing dalam pengajian-pengajian di HTI. Ia melihat Hizbut Tahrir memiliki daya tarik tersendiri. Soalnya, mengaku partai politik tetapi tidak pernah mendaftarkan diri ke KPU untuk pemilu. Ustadz-ustadznya, setiap kali menjelaskan masalah politik selalu merujuk kepada akidah dan syariah Islam.
So’ib pun jadi berpikir dan mengamati apa yang terjadi di Indonesia apalagi di dunia dari tahun ke tahun ya tidak ada perubahan yang berarti dengan sistem yang berlaku saat ini. Yang ada hanyalah senda gurau saja. Senda gurau demokrasi, pesta demokrasi, pemilu, pilkada, pilpres dan lainnya. Dan berulang-ulang dilakukan seperti itu, meskipun sesuatu yang memang sudah tidak ada manfaatnya bagi masyarakat.
“Kecuali Hizbut Tahrir, kenapa tidak ada Parpol yang mencoba sistem yang baru? Sistem
2/5
[99] Muak Dengan Demokrasi Wednesday, 06 March 2013 02:00
alternatif?” tanyanya.
Hizbut Tahrir, dinilainya, selalu berupaya mengubah masyarakat dengan cara yang islami agar masyarakat turut sadar mengamalkan Islam. “Sehingga masyarakat dibentuk berdasarkan ideologi yang diemban yang bersumber dari Alquran dan Assunah,” ungkapnya.
Sedangkan parpol dan ormas yang dikenal So’ib sebelumnya tidak segigih HTI dalam memegang Islam. Kalaupun dikatakan Alquran dasarnya ataupun ideologinya Islam, tapi justru mengikuti realitas atau permintaan masyarakat.
“Saya juga berpikir, lho kenapa Alquran sebagai pedoman, sebagai petunjuk kok harus mengikuti selera masyarakat? Berarti fungsi sebagai pedoman dan petunjuk di mana, kalau logika yang dipakai seperti itu?” paparnya.
Sewaktu masih kuliah di UGM, ia pernah ikut sejumlah pengajian. Waktu itu saya menganggap solusi terhadap berbagai masalah umat itu sebatas keshalihan individu. “Jadi, jika kita sudah shalat, sudah puasa, sudah haji, berkelakuan baik secara pribadi itu sudah cukup,” akunya.
Nah setelah ia mengaji di Hizbut Tahrir ternyata solusi masalah umat tidak cukup hanya keshalihan individu. Karena umat Islam juga dituntut bagaimana agar keshalihan individu bisa ditransformasikan atau disebarkan kepada orang lain. “Artinya gak bisa sebatas yang penting kita selamat, sementara anak cucu kita bisa menjadi mangsa sistem sekarang,” ungkapnya.
Maka ketika ditawari menjadi anggota Hizbut Tahrir pada 2012 lalu ia tidak ragu, bahkan tawaran itu semakin memantapkannya agar istiqamah di jalan dakwah. “Karena Hizbut Tahrir berjuang bukan untuk kekuasan, jabatan atau duit tetapi hanya untuk mendapatkan ridha Allah,” simpulnya.[]fakhruddin halim/joy
BOKS
3/5
[99] Muak Dengan Demokrasi Wednesday, 06 March 2013 02:00
So’ib Mansyur Kelahiran Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 24 September 1970, menempuh jenjang pendidikan formal strata satu (S-1) dan S-2 (belum selesai) di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada, jurusan Sosiologi.
Menulis berbagai artikel OPINI baik di Harian Bangka Pos, Babel Pos dengan tema Kebijakan, perubahan dan pemberdayaan UKM dan Koperasi, Selain itu juga So’ib demikian panggilan akrabnya, mengsisi acara tentang UKM dan Koperasi di Radio Sanora Pangkalpinang dan RRI.
Sejak tahun 2004-2008, setiap Ahad, mengasuh Rubrik Konsultasi Bisnis UKM dan Koperasi di Harian pagi Bangka Pos, sehingga semakin meneguhkan positioning dan branding So’ib sebagai trainer dan pegiat pemberdayaan UKM dan Koperasi.
Mula-mula ia memberi training dibidang pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah bekerja sama dengan rekan-rekan yang ada di Yogyakarta, setelah itu bergabung dengan Pusat Pelayanan Usaha Kecil dan Menengah (PPUKM) DI Yogyakarta pada hingga awal tahun 2001.
Pada akhir tahun 2001 terpanggil pulang kampung dan mendirikan Pusat Pelayanan Usaha Kecil dan Menengah (PPUKM) di Provinsi Bangka Belitung sampai dengan tahun 2007. Sebelumnya Pada tahun 2001-2002 diangkat menjadi Direktur Koperasi Rumah Sakit Bakti Timah.
Pada 2003, terpilih menjadi anggota KPU Kota Pangkalpinang untuk masa bakti 2003-2008. Selain sibuk di KPUD ia pun sibuk di PPUKM. Di PPUKM ia sering mengisi kegiatan Pelatihan dengan sasaran pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah. Materi pelatihan berkisar pada motivasi, sikap mental, penjualan dan pemasaran. Hingga pada tahun 2007 bergabung dengan Pusat Inkubasi Bisnis dan Usaha Kecil (PINBUK) membuka kantor perwakilan PINBUK Bangka Belitung.
Fokus minat dan kompetensi training akhirnya bermuara pada tema-tema motivasi, inspirasi, perubahan mindset, dan Change untuk pelaku Usaha Kecil Menengah dan Koperasi yang ada di Provinsi Bangka Belitung, baik yang berasal dari binaan BUMN, seperti PT Timah Tbk, PT Telkom, PT Jamsostek, PT Jasa Raharja (Persero), PT PLN mapun dari Dinas atau Instansi terkait seperti Dinas Koperasi dan UKM, Dinas Sosial, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Bappeda, Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Pendidikan, dan di kalangan mahasiswa yang
4/5
[99] Muak Dengan Demokrasi Wednesday, 06 March 2013 02:00
ada di Bangka Belitung.
Keinginan untuk mengembangkan potensi terbaik masyarakat melalui aktivitas pemberdayaan masyarakat diwujudkan dengan memberikan pembekalan kepada para fakir miskin yang mendapat bantuan dari LAZIS (Lembaga Amil Zakat dan Sedekah) dan juga melakukan pendampingan pendirian BMT (Baitu Mal Wat Tamwil) atau Balai Usaha Mandiri Terpadu di Daerah Transmigrasi Bangka Selatan.
Hingga saat ini selain aktif berdakwah bersama Hizbut tahrir, dia masih aktif menulis artikel, statemen, pendapat ataupun dialog baik di media massa maupun elektronik masih dilakukan, disamping menahkodai Pusat Inkubasi Bisnis dan Usaha Kecil (PINBUK) perwakilan Provinsi Bangka Belitung yang kental dengan aktivitas pemberdayaan masyarakat.[]fh/joy
5/5