SMA Taruna Nusantara Mengantar Lulusannya ke Jenjang Pendidikan Tinggi Terbaik di Tingkat Nasional dan Internasional
Martinus Siswanto Prajogo *)
I.
PENDAHULUAN.
I.1.
Latar Belakang. SMA Taruna Nusantara menerima lulusan SMP dari pelajar-pelajar terbaik
seluruh provinsi di Indonesia. Faktor budaya lokal dari masing-masing calon siswa yang sangat beragam, sangat berpengaruh pada kepribadian mereka. Sebagaimana kita ketahui bersama, pola pendidikan yang diterapkan oleh tiap-tiap sekolah berbeda antara yang satu dengan yang lain. Hal ini disebabkan oleh lingkungan yang mempengaruhi lokasi sekolah SMP dimana calon siswa berasal. Dilingkungan kota-kota metropolitan seperti Jakarta, Medan, Surabaya, Makasar, pola kehidupan yang keras memberikan dampak psychologis selama yang bersangkutan mengikuti proses pembelajaran dijenjang pendidikan SMP. Berbagai media masa sering memberitakan kasus-kasus tawuran masal yang dilakukan oleh para pelajar SMP dikota-kota metropolitan. Hal ini sangat dimungkinkan oleh kurangnya interaksi para pelajar dengan kedua orang tuanya, yang cenderung menyibukkan diri mencari nafkah untuk memenuhi tuntutan kehidupan keluarga. Sehingga sekolah akan manjadi pusat pendidikan bagi para pelajar. Dalam mana seharusnya pendidikan dimulai dari keluarga, namun karena keluarga menjadi lingkungan yang kurang kondusif, menyebabkan perilaku anak tidak menjadi seperti yang diharapkan oleh orang tua. Sementara sekolah dituntut untuk menerapkan kurikulum pendidikan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Hal inilah yang menyebabkan peran sekolah lebih dititik beratkan pada pembekalan ilmu pengetahuan. Ketimpangan proses pendidikan yang diterima oleh pelajar yang kurang menerima perhatian dari keluarga, sementara disekolah yang hanya menitik beratkan
1
pembekalan
ilmu
pengetahuan,
cenderung
terjadi
ketimpangan
perkembangan
kepribadian (pembentukan karakter) dari para pelajar. Bagaimana peran sekolah yang seharusnya dilakukan? Mengapa proses pembentukan karakter tidak berjalan sebagaimana mestinya? Pertanyaan-pertanyaan tersebut patut menjadi concern kita bersama untuk melakukan pembenahan dalam proses kegiatan pendidikan anak-anak kita. I.2.
Tujuan Pendidikan Nasional. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan dasar bagi setiap insan. Dengan
mengikuti pendidikan yang terpola dengan baik, setiap orang akan mampu mempersiapkan diri guna menyongsong masa depannya untuk memperoleh kehidupan yang layak. Hal ini telah disadari sepenuhnya oleh Pemerintah. Untuk itulah pemerintah menetapkan tujuan pendidikan nasional untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang baik dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Dengan adanya pendidikan, maka akan timbul dalam diri seseorang keinginan dan motivasi yang kuat untuk mempersiapkan diri dengan belajar secara optimal agar meraih sukses didalam segala aspek kehidupannya. Keberhasilan pendidikan merupakan salah satu jaminan bagi kemajuan suatu bangsa dan negara ditengah persaingan global. Oleh karena itulah pemerintah memfasilitasi penyelenggaraan pendidikan mulai dari tingkat Sekolah Dasar hingga pendidikan di tingkat Universitas. Tujuan Pendidikan Nasional menurut UUD 1945 (versi Amandemen) a. Pasal 31, ayat 3 disebutkan, Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan
2
keimanan dan ketakwaan serta ahlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang.1 b. Pasal 31, ayat 5 disebutkan, Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia.2 Dari kutipan dua ayat tersebut diatas, kita bisa menilai bahwa Pemerintah memberikan perhatian yang sangat besar terhadap proses penyiapan SDM Nasional yang paripurna. Tujuan Pendidikan Nasional menurut Undang-Undang No. 20, Tahun 2003 Jabaran UUD 1945 tentang pendidikan dituangkan dalam Undang-Undang RI No. 20, Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pada pasal 3 disebutkan, Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.3 Tujuan Pendidikan menurut UNESCO Dalam upaya meningkatkan kualitas suatu bangsa, tidak ada cara lain kecuali melalui peningkatan mutu pendidikan. Berangkat dari pemikiran itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui lembaga UNESCO (United Nations, Educational, Scientific and Cultural Organization) mencanangkan empat pilar pendidikan baik untuk masa sekarang maupun masa depan, yakni: (1) learning to know, (2) learning to do (3) learning to be, dan (4) learning to live together.4 Dimana keempat pilar pendidikan tersebut menggabungkan tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam pengembangan IQ (intelligence quotient), EQ (emotional quotient) dan SQ (spiritual quotient). SMA Taruna Nusantara terpanggil untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan antara lain mempersiapkan lulusan yang memiliki keunggulan komparatif, kompetitif, dan distingtif dalam aspek Akademik, Kepribadian dan 1
Situs Itjen Depkes., “Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pembukaan”, 16..
2 Ibid. 3 Situs Fakultas Hukum Universitas Sam Ratulangi, “UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional”. 4 Situs Haryanto., S.Pd., “Tujuan Pendidikan Nasional” , 2012. /
3
Kesamaptaan Jasmani serta kamampuan IPTEK sehingga mempunyai daya saing yang tinggi di tingkat Nasional dan Internasional.5 I.3.
Permasalahan. Dari latar belakang yang telah diuraikan, proses pendidikan adalah merupakan
proses yang dipengaruhi oleh beberapa lingkungan. Yang pertama adalah keluarga yang lebih banyak akan berpengaruh pada proses pembentukan kepribadian anak. Sayangnya saat ini lingkungan keluarga cenderung menjadi kurang kondusif karena pemahaman orang tua yang kurang terhadap aspek perkembangan kejiwaan anak. Kebanyakan orang tua kurang memberikan perhatian kepada anak karena tuntutan dalam memenuhi kebutuhan keluarga. Disatu sisi, orang tua cenderung menyerahkan pendidikan sepenuhnya kepihak sekolah untuk mendidik anak-anak mereka. Sementara itu, disisi lain Sekolah cenderung terjebak pada pola pendidikan berupa pemberian pembekalan ilmu pengetahuan. Bagaimana seharusnya sekolah memainkan perannya untuk menjembatani ketidak kondusifnya lingkungan keluarga dengan tugas pemberian pembekalan ilmu pengetahuan dihadapkan pada tujuan pendidikan nasional yang telah dicanangkan oleh Pemerintah? Dari pertanyaan mendasar tersebut diatas, timbul beberapa pertanyaan yang perlu dijawab. Adapun pertanyaan-pertanyaan dimaksud antara lain: (1) Siapa yang memiliki peran dominan bagi pendidikan anak, agar tujuan pendidikan nasional dapat diwujudkan? Bagaimana metoda pendidikan yang seharusnya diterapkan? I.4.
Hipotesis. Berdasarkan tinjauan pendidikan nasional dikaitkan dengan latar belakang dan
permasalahan maka dapat dirumuskan hipotesis, kurang optimalnya peran sekolah dalam mendidik siswa, sehingga tujuan pendidikan nasional belum tercapai seperti yang diharapkan.
5
Situs Resmi SMA Taruna Nusantara, “Visi dan Misi”
4
I.5.
Metoda. Metoda yang digunakan dalam penulisan ini adalah metoda kualitatif. Untuk itu
penulis melakukan pengamatan secara tidak langsung dengan membaca berbagai berita tentang terjadinya kenakalan para pelajar, serta mengumpulkan bahan-bahan penulisan dengan mengakses internet terkait materi penulisan ini. I.6.
Kerangka Penulisan.
Bagian I: Pendahuluan. Pada bagian ini disampaikan Latar belakang, Tujuan Pendidikan Nasional yang menjadi acuan pokok, Permasalahan, Hipotesis, Metodologi dan Kerangka Penulisan. Bagian II: Sejarah, Visi & Misi dan Peran Sekolah. Pada bagian ini dilakukan peninjauan tentang Sejarah Berdirinya dan Visi & Misi SMA Taruna Nusantara, dan Peran Sekolah dalam Mengantar Siswa Mencapai Tujuan Pendidikan Nasional. Bagian III: Program Jangka Pendek dan Jangka Menengah. Pada bagian ini dibahas tentang upaya-upaya sistematis guna mencapai tujuan pendidikan. Antara lain dibahas: Tugas dan Tanggung Jawab Pengurus Sekolah, Kegiatan Yang Perlu Dilaksanakan dalam Jangka Pendek dan Jangka Menengah. Bagian IV: Kesimpulan dan Saran. II.
Sejarah, Visi & Misi dan Peran Sekolah.
II.1.
Sejarah Berdirinya dan Visi & Misi SMA Taruna Nusantara, a.
Sejarah Singkat. 6 SMA Taruna Nusantara didirikan dengan tujuan untuk mendidik putra
dan putri terbaik lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dari seluruh Indonesia, guna meneruskan cita-cita para Proklamator. Sebagaimana kita ketahui
6
. Wikipedia Ensiklopedia Bebas., “SMA Taruna Nusantara Magelang”.
5
cita-cita dimaksud tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 khususnya pada alinea ke-4 yaitu: Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada : Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.7 Adapun Pendiri SMA Taruna Nusantara adalah Menteri Pertahanan dan Keamanan pada saat itu (1985), yang sekaligus merangkap sebagai Panglima ABRI (TNI) yaitu Jenderal TNI LB. Moerdani. SMA Taruna Nusantara didirikan pada 20 Mei 1985 dalam mana ABRI (TNI) bekerjasama dengan Taman Siswa yang ditandai dengan penandatangan MoU antara kedua belah pihak. Untuk itu dibentuk suatu lembaga bernama Lembaga Perguruan Taman Taruna Nusantara (LPTTN). LPTTN inilah yang bertanggung jawab mengoperasikan SMA Taruna Nusantara. b.
Visi dan Misi. 8 VISI •
7 8
Sekolah yang membentuk Kader pemimpin bangsa berkualitas dan berkarakter yang berwawasan Kebangsaan, Kejuangan, Kebudayaan, dengan bercirikan kenusantaraan serta memiliki daya saing Nasional maupun Internasional.
Situs Itjen Depkes., op.cit,. 1 Situs Resmi SMA Taruna Nusantara, op.cit.
6
MISI 1. 2. 3.
4.
5.
II.2.
Menyiapkan kader pemimpin bangsa yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME. Menyiapkan kader pemimpin bangsa yang berkualitas, berkarakter dan berbudaya. Menyiapkan lulusan yang memiliki kesetiaan terhadap Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Menyiapkan lulusan yang memiliki potensi kepemimpinan yang bewawasan Kebangsaan, Kejuangan, Kebudayaan, bercirikan kenusantaraan. Menyiapkan lulusan yang memiliki keunggulan komparatif, kompetitif, dan distingtif dalam aspek Akademik, Kepribadian dan Kesamaptaan Jasmani serta kamampuan IPTEK sehingga mempunyai daya saing yang tinggi di tingkat Nasional dan Internasional.
Peran Sekolah dalam Mengantar Siswa Mencapai Tujuan Pendidikan
Nasional. Tanggung jawab pendidikan anak pada dasarnya terletak pada 3 unsur utama (lingkungan), yaitu: a.
Komunitas pertama adalah keluarga yang merupakan komunitas terkecil
yang membentuk kepribadian seorang anak dalam proses memahami sesuatu dan kemudian melakukannya berdasarkan apa yang disampaikan/ diajarkan dan diteladankan oleh orang tuanya (learning to do); b.
Komunitas
kedua
adalah
Sekolah
yang
lebih
berperan
dalam
mengembangkan pemahaman anak didik terhadap tumbuh kembangnya ilmu pengetahuan dan penalaran (learning to know); c.
Komunitas ketiga adalah lingkungan masyarakat dimana anak tumbuh
dan berkembang serta berproses menjadi jati dirinya (learning to be) yang akhirnya akan memiliki keberanian untuk membuat keputusan yang rasional/ bijak (learning to do). Keputusan yang diambil akan didasarkan atas pertimbangan dari saran/ masukan dari pihak-pihak yang berkompeten, sehingga keputusan tersebut bersifat akomodatif untuk kepentingan bersama (learning to live together). 7
Dari tanggung jawab tersebut, pada dasarnya Sekolah hanya merupakan salah satu unsur utama bagi pendidikan anak, yaitu bagi tumbuh kembangnya penalaran siswa. Dalam hal ini, SMA Taruna Nusantara menerima tongkat estafet dari unsur pendidikan utama dalam hal ini keluarga dan dari lingkungan sekolah sebelumnya. Namun demikian, SMA Taruna Nusantara terpanggil untuk meneruskan tanggung-jawab 2 unsur utama sebelumnya, serta memberikan lingkungan pendidikan (unsur ke-3 – berupa kehidupan berasrama) yang sangat kondusif. Dalam mana, peserta didik juga diberikan pembinaan dalam pola kebersamaan sebagai team work dalam menghadapi berbagai permasalahan, disamping pengembangan diri secara individu. Dengan lingkungan yang kondusif inilah diharapkan para siswa memiliki kemampuan adaptasi maksimal dalam menyongsong masa depannya. Dalam mana kemampuan individu (learning/ how to be & learning/ how to do) yang handal akan dipadukan dengan kemampuan kerja sama team/ team work (learning/ how to live together) yang solid dalam mengatasi setiap permasalahan. Dengan lingkungan (berasrama) seperti ini diharapkan mereka akan menjadi pemimpin yang berkarakter kuat namun tetap akomodatif didasarkan pertimbangan yang rasional. Yang oleh Unesco, pendidikan yang didasarkan pada 4 pilar: learing to know (mengembangkan kemampuan penalaran); learning to do (kemampuan membuat keputusan); learning to be (kemampuan mengejar cita-cita/ jati diri); dan learning to live together (kemampuan beradaptasi dalam kebersamaan) akan menghasilkan pemimpin yang memiliki kemampuan memadukan unsur-unsur IQ, EQ dan SQ dalam memutuskan kebijakan yang terkait dengan kepentingan masyarakat/ nasional. Menyadari tanggung jawab ini, maka SMA Taruna Nusantara menerapkan pendidikan terintegrasi untuk menjamin bahwa para peserta didik akan tetap menerima proses pembentukan kepribadian (karakter) dan bahkan berupaya memperkuat pendidikan karakter tersebut. Berbagai pola pembinaan dan pengasuhan telah disiapkan agar siswa lulusan SMA Taruna Nusantara memenuhi kreteria yang ditetapkan. Oleh karena itulah, semua staf utama dioptimalkan sesuai peran dan fungsi masing-masing dibawah pimpinan Kepala Sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan yang dituangkan dalam Visi dan Misi SMA Taruna Nusantara.
8
III.
Program Jangka Pendek dan Jangka Menengah.
III.1. Tugas dan Tanggung Jawab Pengurus Sekolah. Sebelum pembahasan Program/ Kegiatan Jangka Pendek dan Jangka Menengah, maka akan didahului pembahasan tentang Tugas dan Tanggung Jawab Pengurus Sekolah. Pejabat dimaksud – khususnya bagi Kepala Sekolah – mempertangungjawabkan tugas yang diembannya kepada Kepala Lembaga Perguruan Taman Taruna Nusantara
(Ka
LPTTN).
Sementara
itu,
bagi
para
Wakil
Kepala
Sekolah
mempertanggung-jawabkan tugasnya kepada Kepala Sekolah SMA Taruna Nusantara. Untuk itu, secara periodik para pejabat (Pengurus Sekolah) yang bersangkutan menyelenggarakan evaluasi terhadap setiap tahap kelulusan peserta didik. Evaluasi ini dilaporkan kepada Pimpinan sesuai tingkatannya sebagai bentuk pertanggung jawaban atas tugasnya. Dalam setiap evaluasi akan ditinjau berbagai hal yang menjadi kekurangan/ kelemahan untuk dibenahi demi perbaikan hasil lulusan pada periode selanjutnya. Tugas Pokok Pengurus Sekolah adalah harus mampu memenuhi terselenggaranya proses pendidikan di SMA Taruna Nusantara sesuai Visi dan Misi yang telah ditetapkan. Untuk mencapai tugas dimaksud, selaku Pengurus di SMA Taruna Nusantara memiliki peran penting bagi keberhasilan Sekolah dalam mewujudkan Visi dan Misi dimaksud. Untuk itu, pejabat dimaksud harus memiliki kemampuan mengevaluasi dan menindaklanjuti terhadap setiap tahapan capaian tujuan pendidikan. Tahap-tahapan dimaksud adalah sebagai berikut: a.
Penentuan persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh calon-calon
siswa yang berprestasi. Guna memperoleh calon siswa dimaksud tentunya diperlukan kriteria yang ketat dalam penerimaan calon siswa. Salah satu indikator yang diperlukan adalah perlu adanya nilai rapor sekolah dari semenjak semester I hingga semester V.9 Dari perkembangan nilai rapor inilah SMA Taruna Nusantara dapat melihat rekam jejak prestasi calon siswa. Dengan demikian tujuan pendidikan yakni untuk mempersiapkan calon pemimpin bangsa yang 9
Situs Adnan Reza (Magelang Online)., “Kriteria Syarat Masuk SMA Taruna Nusantara”.
9
memiliki kemampuan dan daya saing tinggi baik ditingkat nasional maupun internasional dapat diwujudkan. b.
Kurikulum. Tentunya seorang Pengurus Sekolah perlu memahami
kurikulum yang akan diberikan kepada para siswa. Untuk itu, perlu koordinasi yang inten secara periodik ke Kementerian Pendidikian dan Kebudayaan. Sehingga setiap ada updating bahan-bahan pelajaran dapat dipantau dengan baik. Selanjutnya
dapat
dikomunikasikan
dengan
pendidik/
pengajar
untuk
menyesuaikan perkembangan materi pelajaran yang diajarkan kepada para siswa. c.
Pemenuhan Tenaga Pendidik yang memiliki kualifikasi dan kompetensi
tinggi dibidang studi yang akan diajarkan kepada para siswa. Dengan demikian, akan memberikan jaminan bahwa siswa yang diterima di SMA Taruna Nusantara akan menerima materi-materi yang berbobot sesuai tahapan-tahapan pendidikan yang dilalui. d.
Proses belajar mengajar/ pembelajaran peserta didik. Dengan tenaga
pendidik yang memiliki kualifikasi dan kompetensi tinggi dibidang masingmasing, diharapkan proses interaksi antara siswa dengan pendidik/ pengajar dalam proses transfer ilmu pengetahuan dan teknologi akan dapat berlangsung secara optimal. Seorang pendidik/ pengajar diharapkan memiliki kemampuan mengakomodasi siswa-siswa berprestasi yang ingin mendalami lebih lanjut topiktopik tertentu yang menjadi minatnya. Untuk itu, pengajar harus dapat mengarahkan agar siswa yang memiliki perhatian khusus pada suatu topik yang diajarkan dapat memberikan arahan untuk membaca referensi/ literatur lain yang terkait guna memperdalam pemahaman siswa terhadap topik yang diminati tersebut. Upayakan para pengajar lebih menekankan metoda belajar siswa aktif, antara lain para siswa diberikan tugas membaca bahan pelajaran yang akan diajarkan. Pada saat proses belajar mengajar, pengajar memberikan kesempatan adanya diskusi antar siswa. Selanjutnya pengajar memberikan penekanan/ pendalaman terhadap topik yang dibahas pada saat itu. Termasuk meluruskan permasalahan yang kurang tepat berdasarkan persepsi peserta didik. Namun pengajar juga harus 10
bersedia menerima pemahaman peserta didik, sejauh pemahaman tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan. e.
Penyediaan Sarana dan Prasarana Pendidikan yang memadai. Prasarana
dimaksud adalah berbagai fasilitas pendidikan yang berhubungan dengan fasilitas kelas, laboratorium dan gedung perpustakaan yang memadai. Adapun sarana yang dimaksud meliputi buku-buku yang sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Termasuk berbagai bahan acuan dalam melaksanakan kegiatan praktikum dilaboratoriun. Buku-buku referensi/ literatur pendukung lain, terkait dengan bahan-bahan yang diberikan, perlu disediakan di Perpustakaan. Hal ini untuk menjamin proses pengayaan materi yang siswa minati dapat berlangsung secara optimal. Sarana dan Prasarana pendukung untuk berbagai kegiatan ekstra kurikuler juga perlu disediakan sesuai peminatan siswa. Sarana dan Prasarana dimaksud, baik berupa fasilitas kegiatan maupun pelatih yang memiliki keterampilan yang sesuai dengan berbagai kegiatan ekstra kurikuler yang tersedia. Dengan langkah-langkah tersebut diatas, diharapkan tujuan pendidikan akan tercapai sesuai pentahapan yang telah ditetapkan. Dengan demikian, lulusan SMA Taruna Nusantara benar-benar memiliki kemampuan dan daya saing tinggi dalam meneruskan jenjang pendidikan tinggi baik di lingkup nasional maupun internasional. III.2. Kegiatan Yang Perlu Dilaksanakan dalam Jangka Pendek dan Jangka Menengah. a.
Program Kegiatan Jangka Pendek. SMA Taruna Nusantara dengan Visi dan Misi yang telah ditetapkan, perlu
melakukan berbagai kegiatan guna mendukung pencapaian tujuan pendidikan nasional. Kegiatan yang perlu dilakukan antara lain: 1)
Dalam hal mempersiapkan calon peserta didik. Perlu melakukan
koordinasi/ komunikasi dengan berbagai pihak terkait, seperti melakukan komunikasi dengan para Asisten Personil di setiap Kodam. Serta 11
mengkomunikasikannya kepada para Pejabat Kantor Perwakilan Kemhan di Daerah, guna membantu memfasilitasi kegiatan sosialisasi ke Dinasdinas Pendidikan setiap Propinsi. Sosialisasi dimaksud antara lain berupa penyampaian bahwa bagi setiap calon peserta yang berminat untuk menempuh pendidikan di SMA Taruna Nusantara, disamping Ijazah, rekam jejak prestasi calon juga akan dinilai dari buku rapornya. 2)
Dalam hal update kurikulum, akan dilakukan komunikasi secara
inten dengan Pejabat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang terkait dengan Pendidikan Menengah (Dirjen Pendidikan Menengah). 3)
Secara berkala dilakukan komunikasi ke berbagai Perguruan
Tinggi/ Universitas di Indonesia tentang jurusan yang menjadi andalan Universitas tersebut. Dengan demikian, kita akan mampu mengarahkan lulusan SMA Taruna Nusantara ke Universitas/ Perguruan Tinggi terbaik sesuai jurusan yang diminati. 4)
Secara berkala dan berkesinambungan dilakukan komunikasi
dengan Atase-atase Bidang Pendidikan Kedubes Negara-negara sahabat yang membuka kesempatan (memberikan bea siswa) untuk meneruskan pendidikan tinggi dinegara-negara sahabat tersebut. Beberapa negara sahabat yang memberikan bea siswa pendidikan tinggi kepada siswa internasional antara lain Australia, New Zealand, Singapore, Jepang, Tiongkok, Korsel, US, UK, Jerman dll. b.
Program Kegiatan Jangka Menengah. Program Jangka Menengah sebaiknya difokuskan pada kegiatan kaderisasi tenaga pendidik dan melengkapi sarana praktikum, khususnya alat-alat peraga pendidikan bidang Sains dan Teknologi, serta melengkapi perpustakaan dengan buku-buku literatur yang sejalan dengan penyediaan alat-alat peraga pendidikan/ peralatan praktikum bidang sains dan teknologi tesebut diatas.
12
1)
Peningkatan Kemampuan dan Kaderisasi Tenaga Pendidik. Secara
bertahap dan berkesinambungan dilakukan peningkatan kemampuan para pendidik/ pengajar dengan diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk mengikuti workshop/ seminar kependidikan sesuai bidang studi yang menjadi tugas mengajarnya. Termasuk mengirim tenaga-tenaga pendidik yang potensial untuk belajar ke luar negeri. Proses rekrutment tenagatenaga pendidik perlu dipersiapkan untuk mengisi kekosongan dari seniornya yang mengikuti pendidikan peningkatan kemampuan, baik didalam maupun diluar negeri. Bagi tenaga-tenaga pendidik yunior yang potensial, sebaiknya
diberikan kesempatan
mengikuti pendidikan
peningkatan kemampuan setelah mengabdi minimal selama 2 tahun. 2)
Peningkatan Sarana Pendidikan. Mengevaluasi secara berkala
sarana dan prasarana pendidikan, khususnya kelengkapan peralatan praktikum dan buku-buku yang tersedia diperpustakaan. Selanjutnya diupayakan penambahan/ penggantian peralatan praktikum yang telah out of date dengan peralatan baru yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan & teknologi terkini. Disamping itu, juga diadakan penambahan buku-buku di perpustakaan agar selalu tersedia literature yang up to date guna memenuhi kebutuhan peserta didik. IV.
Kesimpulan dan Saran.
IV.1. Kesimpulan. a.
Tugas dan Tanggung jawab yang diemban oleh Pengurus Sekolah sangat
berpengaruh terhadap keberhasilan Tujuan Pendidikan yang dilaksanakan oleh SMA Taruna Nusantara. Tugas dimaksud antara lain, dalam mengelola proses belajar-mengajar yang diarahkan pada tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dalam Visi dan Misi SMA Taruna Nusantara. b.
Dengan pola pendidikan terintegrasi yang memadukan 4 pilar pendidikan:
(1) learning to know, (2) learning to do (3) learning to be, dan (4) learning to live together, para lulusan disiapkan untuk mampu menghadapi permasalahan baik secara individu maupun secara team work. Dengan demikian, diharapkan 13
diperoleh penyelesaian yang komprehensif dan rasional terhadap setiap keputusan yang diambil (keputusan yang dihasilkan berdasarkan penggabungan dalam mengimplementasikan kecerdasan intelektual/ IQ, kecerdasan emosional/ EQ dan kecerdasan spiritual/ SQ). c.
Dengan demikian, akan dihasilkan lulusan SMA Taruna Nusantara yang
mampu bersaing dalam mengikuti jenjang pendidikan tinggi terbaik ditingkat nasional dan internasional. Pada saatnya akan bermunculan kader-kader pemimpin bangsa yang handal, yang memiliki integritas dan kemampuan tinggi yang berkarya demi kemajuan bangsa dan negara, untuk mengantarkan bangsa Indonesia menjadi negara besar sebagaimana yang di cita-citakan oleh para Proklamator. IV.2. Saran. Bagi Pengurus Sekolah agar melakukan upaya yang konsisten sesuai tahapan proses pendidikan. Komunikasi inten dengan pihak-pihak terkait perlu dilakukan secara berkala dan berkesinambungan untuk menjamin agar kegiatan proses belajar mengajar/ pembelajaran peserta didik dapat berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Lakukan evaluasi secara berkala pada setiap tahapan kelulusan, guna perbaikan kegiatan belajar mengajar bagi siswa baru. Jakarta,
Mei 2015
*) Bahan Paparan Fit and Proper Test Calon Pengurus SMA Taruna Nusantara di The Jakarta Consulting Group (JCG – Assessment Center), Jakarta. (Lulus dalam kegiatan Fit and Proper Test dan memenuhi kriteria untuk keperluan sebagaimana dimaksud).
14
Rujukan: (Publikasi Elektronik) Situs Itjen Depkes, “Undang Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 Pembukaan”., Situs Resmi SMA Taruna Nusantara, “Visi dan Misi” Situs Fakultas Hukum Universitas Sam Ratulangi, “UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional”. Situs Haryanto., S.Pd., “Tujuan Pendidikan Nasional” Situs Adnan Reza (Magelang Online)., “Kriteria Syarat Masuk SMA Taruna Nusantara”. Situs Wikipedia Ensiklopedia Bebas., “SMA Taruna Nusantara http://id.wikipedia.org/wiki/ SMA_Taruna_Nusantara_Magelang
15
Magelang”.