SKRIPSI TINJAUAN EKONOMI ISLAM TERHADAP USAHA BISNIS BUSANA MUSLIM (Studi Pada CV. Azka Syahrani Collection)
Skripsi Ini Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (Se.Sy)
Oleh Ly Fairuzah Aisyah Nim: 106046101650
KONSENTRASI PERBANKAN SYARI’AH PROGRAM STUDY MUAMALAT ( EKONOMI ISLAM ) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 M/ 2011 H
TINJAUAN SISTEM EKONOMI ISLAM TERHADAP USAHA BISNIS BUSANA MUSLIM (Studi Pada CV. Azka Syahrani Collection)
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh : LY FAIRUZAH AISYAH NIM: 106046101650
Di Bawah Bimbingan: Pembimbing I
Pembimbing II
Dr. H. Zainul Arifin Yusuf, M.Pd NIP. 195607121981031003
Sri Hidayati, M. Ag NIP.197102151997032002
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT ( EKONOMI ISLAM ) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H / 2011 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul “TINJAUAN SISTEM EKONOMI ISLAM TERHADAP USAHA BISNIS BUSANA MUSLIM (STUDI PADA AZKASYAH COLLECTION)” telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 21 September 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam).
Jakarta, 21 September 2011 Dekan Fakultas Syariah dan Hukum,
Prof. Dr. H. M. Amin Suma, SH., MA., MM. NIP: 195505051982031012
Panitia Ujian Munaqasyah 1. Ketua
: Prof. Dr. H. M. Amin Suma, SH., MA., MM NIP. 197107011998032002
2. Sekretaris
: Mu’min Rauf, S.Ag., M.A. NIP. 150281979
3. Pembimbing I
: Dr. H. Zainul Arifin Yusuf, M.Pd NIP. 195607121981031003
4. Pembimbing II
: Sri Hidayati, M. Ag NIP: 197102151997032002
5. Penguji I
: Dr. Mamat S.Burhanuddin, MA. NIP: 197006051998031005
6. Penguji II
: Dr. Syahrul A’dam, M.Ag. NIP:
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, 23 Syawal 1432 H 21 September 2011 M
LY FAIRUZAH AISYAH
KATA PENGANTAR
Tak ada kata yang tepat yang dapat diuntaikan Penulis, selain mengucapkan “Alhamdulillah”, Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan cahaya ilmu-Nya. Atas berkat Rahmatnya pulalah, Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Dialah sang Motivator sejati yang selalu mendorong Penulis untuk terus berusaha menuntaskan kewajiban dan tanggung jawab mulia ini. Serta shalawat dan salam semoga selalu tercurah ke hadirat Rasul pembawa cahaya, Muhammad SAW. Di balik terselesaikannya skripsi dengan judul “Tinjauan Sistem Ekonomi Islam Terhadap Usaha Bisnis Busana Muslim (Studi Pada Azkasyah Collection)”, maka penulis ingin mengucapkan terima kasih terutama kepada : 1. Bapak Prof. Dr. H.M. Amin Suma, SH, MA, MM., Selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Ibu DR. Euis Amalia, M.Ag, dan Bapak H. Ah. Azharudin Lathif, M.Ag, MH, Ketua dan Sekretaris Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam) Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Bapak Dr. H. Zainul Arifin Yusuf, M.Pd dan Sri Hidayati, M. Ag, Dosen Pembimbing I dan II atas segenap waktu, dan pengarahan dalam membimbing penulis hingga akhir penulisan skripsi ini.
vi
4. Segenap dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah atas ilmu yang diberikan kepada penulis, semoga ilmu yang telah didapat oleh penulis dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. 5. Kepada Ibu Hj. Leony Anwar, Bpk. Hilman Istijadi dan segenap karyawan terima kasih atas jasa-jasa dan waktu luang yang telah diberikan kepada Penulis untuk dapat memperoleh data, semoga bisnis yang ibu jalankan dapat berkembang, success selalu dan mendapatkan barakah dari Allah swt. 6. Ayahanda tercinta Hasan Luthfy At-Tamimy, M. Ag, dan Ibunda tersayang Haimah Tus’Sadiah, karena doa, kesabaran, kasih sayang dan motivasi yang diberikan kepada penulis, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini hingga akhir. 7. Teruntuk kakakku yang sangat penulis cintai, yaitu K’ Abdi Al-Motivator, terima kasih atas dukungannya baik moril maupun materil. Adik-adikku yang mewarnai duniaku, Fanny Yati El-Mawaddah dan Tamim Falaky Dhuha, terima kasih atas dukungannya yang diberikan kepada penulis selama penyelesaian skripsi ini. 8. Sahabat-sahabatku di kampus UIN Juli, Neneng, Liana, Iim, Mimi, Mumu, Azhar, Uqoh, Inayah, Rizal, Irwan, Irfan, Lina, Nova, Nilna, Nadia, Nailus, Lia, Murni, Roni, Wiwi, Saman, Jazuli, Sukron, Lilis, Dini, Mujib, Defri, M. Ismail, Ismail yang selama 4 tahun bersama menjalani studi. 9. Seluruh sahabat-sahabat KKN ku, Ali, Ajid, Amri, Naldy, Iqbal, Zahrah, Jumi, Rian, Yoga, Salim dan Rosi, terima kasih banyak atas jasa kalian dalam
vii
menjalani segala aktivitas selama sebulan untuk sama-sama mendapatkan nilai. 10. Teman-teman di Program Studi Muamalat Perbankan Syariah angkatan 2006, yang telah menemani penulis selama menimba ilmu di perkuliahan. 11. Semua pihak yang telah memberikan kontribusi terhadap penyelesaian skripsi ini baik moril maupun materil yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Jazakumullahu Khairul Jaza. Ciputat, 23 Syawal 1432 H 21 September 2011 M LY FAIRUZAH AISYAH
viii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................
vi
DAFTAR ISI .....................................................................................................
ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .....................................................................
1
B. Batasan dan Rumusan Masalah ..........................................................
5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...........................................................
6
D. Review Studi Terdahulu .....................................................................
7
E. Metode Penelitian ...............................................................................
8
F. Subjek Penelitian ................................................................................
10
G. Sistematika Penelitian ........................................................................
11
BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Sistem, Nilai dan Tujuan Ekonomi Islam ..........................................
13
1. Pengertian antara Ilmu Ekonomi dengan Sistem Ekonomi ..........
13
2. Nilai-Nilai Dasar Ekonomi Islam ................................................
15
3. Nilai-Nilai Instrumen Ekonomi Islam .........................................
19
4. Tujuan Ekonomi Islam ................................................................
26
B. Bisnis Dalam Islam ............................................................................
27
1. Pengertian Bisnis Islami ..............................................................
27
2. Teori Produksi Dalam Islam .......................................................
29
3. Teori Distribusi Dalam perspektif Islam .....................................
32
4. Manajemen Keuangan Islam .......................................................
34
ix
BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Deskripsi Perusahaan CV. AzkaSyah (Azka Syahrani) Collection ..
38
B. Sejarah Pendirian dan Perkembangan ................................................
39
C. Visi, Misi dan Tujuan .........................................................................
41
D. Program-Program Perusahaan ............................................................
42
F. Jenis-Jenis Produk ...............................................................................
44
G. Pangsa Pasar .......................................................................................
45
H. Prestasi yang telah diraih ....................................................................
45
I. Pameran-Pameran yang diselenggarakan ............................................
46
J. Aspek Teknis Produksi ........................................................................
46
K. Sistem Distribusi ................................................................................
48
L. Aspek Keuangan .................................................................................
50
BAB IV ANALISA USAHA BISNIS BERDASARKAN TINJAUAN SISTEM EKONOMI ISLAM A. Analisis Mengenai Proses Produksi Berdasarkan Sistem Ekonomi Islam .................................................................................................................
53
B. Analisis Distribusi Berdasarkan Sistem Ekonomi Islam ........................
65
C. Analisis Manajemen Keuangan Berdasarkan Sistem Ekonomi Islam ....
69
BAB V PENUTUP Kesimpulan..............................................................................................
72
Saran-saran ..............................................................................................
73
DAFTAR PUSTAKA
75
LAMPIRAN-LAMPIRAN
x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Agama Islam merupakan agama yang diturunkan oleh Allah SWT kemuka bumi untuk menjadi rahmatan lil alamin (rahmat bagi seluruh alam), Islam tidak hanya sekedar mengatur masalah ibadah seseorang hamba kepada Tuhan-Nya, tetapi juga mampu menjawab berbagai macam bentuk tantangan pada setiap zaman, termasuk dalam persoalan ekonomi, yang dikenal pada saat ini dengan istilah Ekonomi Islam. Kemunculan ekonomi Islam dipandang sebagai sebuah gerakan baru yang disertai dengan misi dekonstrutif atas kegagalan sistem ekonomi dunia dominan selama ini.1 Ekonomi Islam diikat oleh seperangkat nilai iman, akhlak dan moral etik bagi setiap aktivitas ekonominya baik dalam posisinya sebagai konsumen, produsen, distributor dan lain-lain dalam melakukan usahanya serta menciptakan hartanya.2 Aktivitas perdagangan merupakan salah satu dari aspek kehidupan yang bersifat horizontal (hablum minannas), yang juga mendapatkan penekanan khusus dalam ekonomi Islam, karena keterkaitannya secara langsung dengan sektor rill, sistem ekonomi Islam memang lebih mengutamakan sektor riil
1 2
Muhammad, Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam, (yogyakarta: Graha Ilmu, 2007), h. 1 Ibid, h. 2
1
2
dibandingkan dengan sektor moneter, dan transaksi jual beli memastikan keterkaitan kedua sektor tersebut.3 Dalam sistem ekonomi Islam yang menekankan pada sektor riil seperti ini, pertumbuhan
bukanlah
merupakan
ukuran
utama
dalam
melihat
perkembangan ekonomi yang terjadi, tetapi lebih pada aspek pemerataan dan pengurangan jumlah kemiskinan, kondisi seperti ini lebih memungkinkan dengan pengembangan setor riil yang dapat menyerap tenaga kerja. Kemudian melalui pemerataan, kekayaan suatu negara tidak akan terkonsentrasi atau dikuasai oleh sekelompok orang tertentu, tetapi terdisribusikan secara lebih merata pada anggota masyarakat yang lebih luas.4 Dalam aktivitas perdagangan atau dikenal dalam istilah berbisnis pada era modern ini, mencari keuntungan merupakan tujuan utamanya, serta praktikpraktik haram, kerap kali dilakukan untuk mendapatkan tujuan tersebut, seperti mengurangi timbangan, penjualan dua kali lipat dari harga aslinya yang jatuhnya adalah riba. Tujuan dan semua praktik-praktik tersebut dalam ekonomi Islam adalah suatu hal yang dilarang. ekonomi Islam memandang mencari keuntungan adalah suatu hal yang fitrah, yang dapat menimbulkan semangat berinovasi, dan bersaing. Perhatian utama ekonomi Islam adalah upaya bagaimana manusia meningkatkan kesejahtraan materialnya yang sekaligus akan meningkatkan kesejahtraan spiritualnya, karena aspek spiritual harus hadir
3 4
Jusmaliani, Bisnis Berbasis Syariah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 8 Ibid, h. 9
3
bersamaan dengan target material, maka diperlukan sarana penopang utama, yaitu moralitas pelaku ekonomi. Perjanjian perdagangan pasar bebas antara enam negara anggota ASEAN (Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura, Filipina dan Brunei Darussalam) dengan Cina, yang disebut dengan ASEAN-China Free Trade Agreement (ACFTA) membawa pro dan kontra bagi pendapat kalangan pelaku bisnis. Bagi golongan pro, imbas perdagangan China ke Indonesia hanya sebesar 20% saja, sedangkan keuntungan yang diharapkan lebih dari itu, Indonesia dapat dengan leluasa memasuki perdagangan ke negara China. Namun untuk golongan yang kontra bahwa keberadaan perjanjian perdagangan pasar bebas dengan negara China dapat berdampak negative. Produksi China sebelum adanya perjanjian ini, mengalir seperti seperti air bah. Apalagi dengan keadaaan negara Indonesia yang dianggap sebagai negara berkembang, tidak seperti China yang perindustriannya sudah maju, maka Indonesia dianggap kalah bersaing.5 Salah satu pelaku bisnis baju busana muslim di Indonesia mengatakan, bahwa industri yang belum terlalu bersaingan dan pangsa pasarnya cukup dianggap baik dan maju di negara Indonesia adalah bisnis baju busana muslim, persaingan pasar global tidak terlalu berdampak besar terhadap bisnis ini.6 maka dari hal tersebutlah industri ini harus perlu diperhatikan.
5 Kompas, “Acfta – Pasar Bebas 2010: “Bunuh Diri Ekonomi Indonesia”, artikel diakses pada 12 Januari 2010 dari http://hizbut-tahrir.or.id/2010/01/12/acfta-pasar-bebas-2010-bunuh-diri-ekonomiIndonesia/. 6 Wawancara dengan BapakTeguh, (Salah satu pendistributor bisnis busana muslim), Jakarta, 25 Juli 2010.
4
Dan melihat kaum mayoritas di Indonesia yang sebagian besar beragama Islam, maka dipastikan pangsa pasar bisnis busana muslim akan semakin baik kedepannya. Namun apakah bisnis ini sesuai dengan anjuran Islam yaitu sebagai busana penutup aurat bagi umat Islam?, maka ekonomi yang dijalankannyapun tidak bertentangan dengan ekonomi Islam, seperti riba, mengambil hak orang lain, penipuan dan sebagainya. Karena banyak diera modern ini bisnis-bisnis yang dilakukan hanya sekedar memperkaya individualismenya sendiri, seperti aliran ekonomi yang dipergunakan oleh kaum kapitalisme, yang menganut asas laissez fair, hak kepemilikan perorangan adalah absolute tanpa batas, terjaminnya kebebasan memasuki segala macam kegiatan ekonomi dan transaksi menurut persaingan bebas dan norma-norma individual ditarik dari individulisme dan utilitarisme, dimana setiap komoditi itu dianggap baik secara moral dan ekonomi sepanjang itu dapat dijual.7 Begitu juga banyak diantaranya usaha bisnis yang tidak mengedepankan keadilan, yaitu aliran ekonomi sosialisme/marxisme, hak milik yang hanya untuk kaum proletar (kaum buruh) yang diwakili oleh kepemimpinan diktator, distribusi faktor-faktor produksi dan apa yang harus diproduksi ditetapkan oleh negara, bagaimana dan untuk siapa produksi yang diatur secara pusat pula, pendapat kolektif dan distribusi yang kolektif adalah norma
7 Ahmad M. Saefuddin, Studi Nilai-Nilai Sistem Ekonomi Islam, (Jakarta Pusat : Media Da’wah dan LIPPM), h. 42
5
utama, sedangkan hubungan-hubungan ekonomi dalam transaksi secara perorangan sangat dibatasi.8 CV. AzkaSyah Collection adalah salah satu usaha bisnis busana muslim, yang dijalankan oleh seorang eunterpreuner bernama Hj.Leony, mendapatkan penghargaan sebagai Young Entrepreneur Award 2009, versi harian bisnis Indonesia, karena pembinaan terhadap segmen tenaga kerja yang melibatkan ibu-ibu rumah tangga dan remaja putus sekolah, sebanyak 540 orang karyawan dan 91%nya adalah wanita.9 Selain membina secara teknik dan manajemen, inovasi melebar ke pembinaan sosial. dengan mengembangkan sisi bisnis, usaha inipun mengelola Corporate Social Responsibility (CSR). Programnya meliputi berbagai bantuan untuk lingkungan sekitar yaitu menyantuni dhuafa, yatim, jompo, perbaikan infrastruktur, membina UKM informal, dan mencarikan beasiswa. 10 Dari gambaran diatas, maka penulis berkeinginan melakukan penelitian yang berkaitan dengan bisnis busana muslim yang tidak terlalu besar pengaruhnya terhadap persaingan pasar global yang memungkinkan pertumbuhan dan pemasaran bisnis di Indonesia begitu banyak diminati. Apakah pengelolaan bisnis ini selaras dengan Ekonomi Islam? B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah 8
Ibid, h. 42 Rosita, “Leony Agus Setiawati dan Keluarga, Syiar Islam Lewat Sulam Tangan”, http://ummionline.com/artikel-46-leony-agus-setiawati-dan-keluarga-syiar-Islam-lewat-sulam-tangan.html 10 Rosita, “Leony Agus Setiawati dan Keluarga, Syiar Islam Lewat Sulam Tangan”, http://ummionline.com/artikel-46-leony-agus-setiawati-dan-keluarga-syiar-Islam-lewat-sulam-tangan.html 9
6
Untuk lebih memfokuskan dalam menyusun skripsi ini, Penulis membatasi persoalan masalah yang dimunculkan mencangkup : a. Aspek umum mengenai proses usaha produksi, distribusi serta manajemen keuangan di CV. Azkasyah Collection. b. Aplikasi atau pelaksanaan dilapangan yang digunakan CV. Azkasyah Collection dalam menjalankan usaha bisnisnya. c. Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Usaha Bisnis Busana Muslim pada CV. Azkasyah Collection 2. Perumusan Masalah . Adapun yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana konsep Ekonomi Islam terhadap proses produksi pada usaha bisnis busana muslim CV. AzkaSyah Collection? 2. Bagaimana konsep Ekonomi Islam terhadap sistem pendistribusian pada usaha bisnis busana muslim CV. AzkaSyah Collection? 3. Bagaimana mekanisme pengelolaan sistem manajemen keuangan di CV. AzkaSyah Collection ditinjau dari sistem Ekonomi Islam? C. Tujuan dan Manfaat 1. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui konsep Ekonomi Islam terhadap proses produksi di CV. AzkaSyah Collection?
7
b. Untuk mengetahui bagaimana konsep Ekonomi Islam terhadap sistem pendistribusian pada usaha bisnis busana muslim CV. AzkaSyah Collection? c. Untuk mengetahui bagaimana mekanisme pengelolaan sistem manajemen keuangan di CV. AzkaSyah Collection ditinjau dari Sistem Ekonomi Islam? 2. Manfaat Penelitian a. Bagi Peneliti untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai Tinjauan Sistem Ekonomi Islam dalam usaha bisnis busana muslim. b. Bagi
institusi
sebagai
bahan pertimbangan
dalam rangka
memperbaiki dan penyempurnaan sistem yang telah dilakukan. c. Bagi Perpustakaan diharapkan dipergunakakan untuk memperkaya koleksi dalam ruang lingkup karya-karya penulisan lapangan. d. Bagi masyarakat memberikan informasi tentang usaha bisnis busana muslim sebagai alternatif pilihan yang diharapkan dapat membantu perekonomian mereka. D. Review Studi Terdahulu 1. Siti Romlah, Sistem Penggajian Karyawan Pt. Hitachi Contruction Machinery Indonesia (Hcmi) Kota Bekasi Dalam Perspektif Ekonomi Islam, Mahasiswa Fakultas Syariah Dan Hukum, Tahun 2006
8
Membahas mengenai masalah sistem penggajian karyawan di PT. Hitachi Contruction Machinery Indonesia (Hcmi) Kota Bekasi dengan melihat dari sudut Ekonomi Syariah. 2. Muchamad Mujahidin, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Etika Bisnis Pada Home Industri Roti Goreng Medan di Karet Kuningan Jakarta Selatan, Fakultas Syariah dan Hukum, Tahun 2007. Skripsi ini lebih membahas masalah konsep etika bisnis dalam hukum syariah pada usaha roti goreng, 3. Eka Pratama, Strategi Pemasaran CV. Pasir Gumapak Raya Ditinjau Dari Perspektif Islam, Fakultas Syariah Dan Hukum, Tahun 2007. Skripsi ini membahas masalah analisis terhadap pelaksanaan pemasaran CV. Pasir gumapak raya ditinjau dari persfektif syariah. 4. Devi Puspa Pita Sari, Analisis Biaya Pada Penetapan Harga Produksi CV. Alike Dalam Perspektif Ekonomi Islam, Fakultas Syariah Dan Hukum, Tahun 2007, skripsi ini membahas masalah analisis biaya produksi yang ditinjau dalam perspektif ekonomi syariah. Perbedaan dengan masalah yang penulis angkat adalah bahwa penulis meneliti mengenai sistem produksi, distribusi dan manajemen keuangan dari usaha busana muslim CV. AzkaSyah Collection dengan melihat apakah penerapan sistem Ekonomi Islam terdapat pada usaha bisnis busana muslim di CV. AzkaSyah Collection tersebut. E. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian dan Pendekatan
9
Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif, yaitu penelitian
yang
menggambarkan
data
dan
informasi
dilapangan
berdasarkan fakta yang diperoleh dilapangan secara mendalam.11 Dalam metode ini penelitian yang dimaksudkan untuk membuat pencandraan (deskripsi) mengenai situasi-situasi/kejadian-kejadian.12 Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan empiris, yaitu subjek kajian dengan melakukan pengamatan langsung kelapangan.13 2. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu sebagai berikut: a. Wawancara, merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi. Tujuan wawancara adalah untuk memperoleh informasi data yang valid dan akurat dari pihak-pihak yang dijadikan sebagai informasi. Dalam wawancara ini menggunakan alat wawancara interview guide (panduan wawancara). b. Studi Kepustakaan Studi kepustakaan berarti melakukan penelusuran kepustakaan dan menelaahnya. Sumber berupa buku, majalah, Koran, internet, dan lain-lain, selain itu juga berupa dokumen dari CV. AzkaSyah Collection 3. Teknik Pengelolaan Data
11
Suharmi Arikunto, Managemen Penelitian, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1993), Cet Kedua, h. 309 Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT. RajaGrafindo, 2004), Cet Keenam Belas, h. 76 12
10
Dalam
pengolahan
data
yang
telah
diperoleh,
penulis
mengklasifikasikan data tersebut, kemudian melengkapinya dengan interpretasi-interpretasi, dengan menggunakan metode analisa data sebagai berikut. Metode induktif, yaitu suatu cara menganalisa data yang bertitik tolak dari data yang bersifat khusus, kemudian ditarik atau diambil kesimpulan yang bersifat umum. Metode deduktif, yaitu suatu logika yang beritik tolak dari pengetahuan yang bersifat umum, kemudian dijadikan titik tolak dalam menilai suatu fakta yang bersifat khusus. 4. Teknik Analisis Data Teknik analisis yang digunakan adalah deskriptif analitis yaitu sebuah studi untuk menemukan fakta dan interpretasi yang tepat dan menganalisis lebih dalam tentang hubungan-hubungannya. F. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini bersumber dari beberapa data, yaitu: data primer, wawancara langsung kepada pengelola operasional usaha bisnis busana muslim CV. AzkaSyah Collection dan beberapa pihak yang berkompeten dalam penelitian ini, data primer ini juga bersumber dari jurnal. Data sekunder, sumber data pendukung dan pelengkap data penelitian berupa buku, majalah, jurnal tentang hal-hal yang berkaitan dengan tema skripsi ini, dan lain-lain. Dalam penelitian ini Penulis berpedoman kepada buku “pedoman penulisan skripsi Universitas Syariah Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
11
Jakarta Fakultas Syariah Dan Hukum” Tahun 2007 yang diterbitkan oleh Jakarta Press. G. Sistematika Penulisan Penulis mengklasifikasikan skripsi ini kedalam beberapa bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I : Menyajikan Pendahuluan, yang memaparkan latar belakang, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, review studi terdahulu, metode penelitian dan sistematika penulisan. BAB II : Pengertian antara ilmu dan sistem ekonomi Islam, nilai-nilai dasar ekonomi Islam, nilai-nilai istrumental ekonomi Islam, tujuan ekonomi Islam, pengertian bisnis Islami, teori produksi dalam Islam, teori distribusi dalam persfektif Islam, manajemen keuangan Islam. BAB III : Gambaran umum, pada bab ini membahas tentang sejarah singkat usaha bisnis busana muslim CV. Azka Syahrani Collection, kegiatan dan jenis produk, visi, misi dan tujuan pendirian, struktur organisasi dan tata kerja, jumlah agen/network, prestasi serta analisa data tentang pemberian data dari perusahaan. BAB IV : Mengenai Tinjauan Sistem Ekonomi Islam Terhadap Usaha Bisnis Busana Muslim (Studi Kasus Pada CV. Azka Syahrani Collection), dilihat dari sistem produksi, sistem pendistribusian, dan sistem manajemen keuangan. pada usaha bisnis busana muslim yang dilakukan oleh CV. Azka Syahrani Collection
12
BAB V : Penutup, terdiri atas kesimpulan yang berisi jawaban dari perumusan masalah dan beberapa sasaran dari penulisan.
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A.
Sistem, Nilai dan Tujuan Ekonomi Islam 1.
Pengertian antara Ilmu Ekonomi dengan Sistem Ekonomi Islam Secara etimologi kata ekonomi berasal dari bahasa oikononemia (Greek
atau Yunani), terdiri dari dua kata : oicos yang berarti rumah dan nomos yang
berarti
aturan.
Jadi
ekonomi
ialah
aturan-aturan
untuk
menyelenggarakan kebutuhan hidup manusia dalam rumah tangga, baik rumah tangga rakyat (volkshuishouding), maupun rumah tangga negara (staathuishouding), yang dalam bahasa inggris disebutnya sebagai economics.1 Sedangkan pengertian ekonomi Islam menurut istilah (terminologi) terdapat pengertian menurut beberapa ahli ekonomi Islam sebagai berikut : a. Yusuf Qardhawi memberikan pengertian ekonomi Islam adalah ekonomi yang berdasarkan ketuhanan. Sistem ini bertitik tolak dari Allah, bertujuan akhir kepada Allah, dan menggunakan sarana yang tidak lepas dari syari’at Allah.2
1 Abdullah Zaky Al-Kaaf, Ekonomi dalam Perspektif Islam, (Bandung, PT. Pustaka Setia Pertama Maret 2002), Cet. Ke-1, h.18. 2 Surya Pos, “Pengertian Ekonomi Islam”, Artikel di akses pada tanggal 29 Mei 2011 dari http://www.suryapost.com/2010/12/pengertian-ekonomi-islam.html
13
14
b. M. Syauqi Al-Faujani memberikan pengertian ekonomi Islam dengan segala aktivitas perekonomian beserta aturan-aturannya yang didasarkan kepada pokok-pokok ajaran Islam tentang ekonomi.3 c. Monzer Kahf memberikan pengertian ekonomi Islam dengan kajian tentang proses dan penangguhan kegiatan manusia yang berkaitan dengan produksi, distribusi dan konsumsi dalam masyarakat muslim.4 Masih banyak lagi para ahli yang memberikan definisi tentang apa itu ekonomi Islam. Sehingga ekonomi Islam dapat didefinisikan sebagai suatu prilaku individu muslim dalam setiap aktivitas ekonomi syariahnya harus sesuai dengan tuntunan syariat Islam dalam rangka mewujudkan dan menjaga maqashid syariah (agama, jiwa, akal, nasab, dan harta).5 Islam membedakan antara ilmu ekonomi dan sistem ekonomi. Dalam definisi umum, sistem merupakan keseluruhan yang kompleks, yakni suatu susunan hal atau bagian yang saling berhubungan, sedangkan ilmu adalah pengetahuan yang dirumuskan secara sistematis. Jadi sistem dapat didefinisikan sebagai setiap peraturan yang lahir dari pandangan dunia atau akidah tertentu yang berfungsi untuk memecahkan dan mengatasi problema hidup manusia, menjelaskan bagaimana cara pemecahan, memelihara serta mengembangkannya.6
3 Ibid Ibid 5 Manajemen Dakwah, “Pengertian Ekonomi Islam” Artikel diakses pada tanggal 29 Mei 2011 dari http://md-uin.blogspot.com/2009/07/pengertian-ekonomi-islam.html 6 M. Ismail Yusanto Dan M. Arif Yunus, Pengantar Ekonomi Islam, (Bogor : Al-Azhar Press, 2009), Cet 1, hal 13. 4
15
Kesimpulan perbedaan antara ilmu ekonomi dan sistem ekonomi muncul karena ada dua fakta berbeda, yaitu : 1)
Dalam pemenuhan urusan masyarakat dari segi pemenuhan harta kekayaan (barang dan jasa) melalui teknik produksi.
2)
Dalam pengaturan urusan masyarakat dari segi cara memperoleh, memanfaatkan, dan mendistribusikan kekayaan.
Pembahasan pertama lebih banyak berkaitan dengan kegiatan teknik memperbanyak jumlah barang dan jasa serta bagaimana cara menjaga pengadaannya (produksi), pembahasan ini lebih tepat dikatagorikan dalam ilmu ekonomi. Pembahasan kedua sama sekali tidak dipengaruhi oleh banyak dan sedikitnya kekayaan, tetapi hanya berhubungan dengan tatakerja (mekanisme) pendistribusiannya. Dan ini lebih tepat dikatagorikan sistem ekonomi.7 Dengan demikian, sistem ekonomi merupakan bagian dari sistem penataan kehidupan masyarakat yang terkait dengan cara pandang atau ideologi tertentu. Berbeda dengan ilmu ekonomi bersifat universal, tidak terkait dengan ideology tertentu.8 2.
Nilai-Nilai Dasar Ekonomi Islam Nilai-nilai dasar ekonomi Islam adalah seperangkat nilai yang telah
diyakini dengan segenap keimanan, dimana ia akan menjadi landasan paradigma ekonomi Islam. Nilai-nilai dasar ini baik nilai filosofis, instrumental maupun institusional didasarkan atas Al-Qur’an dan Hadist 7 8
Ibid, h. 13-14 Ibid, h.14
16
yang merupakan dua sumber normative tertinggi dalam agama Islam. Inilah hal utama yang membedakan ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional, yaitu ditempatkannya sumber ajaran agama sebagai sumber utama ilmu ekonomi. Tentu saja, Al-Qur’an dan Hadist bukanlah merupakan suatu sumber yang secara instan menjadi ilmu pengetahuan. Untuk mengubah nilai dan etika Islam menjadi suatu peralatan operasional yang berupa analisis ilmiah, maka suatu filsafat etika harus disusutkan (diperas) menjadi sekumpulan aksioma yang kemudian dapat berlaku sebagai suatu titik mula pembuat kesimpulan logis mengenai kaidah-kaidah sosial dan perilaku ekonomi yang Islami, inilah yang dimaksud dengan nilai dasar ekonomi Islam dalam pembahasan ini, yang sesungguhnya merupakan derivatif dari ajaran Islam dalam bentuk yang lebih fokus. Menurut Ahmad Saefuddin, ada beberapa nilai yang menjadi sumber dari dasar sistem ekonomi Islam, antara lain: a.
Kepemilikan Nilai dasar pemilikan dalam sistem Ekonomi Islam 1.
Pemilikan terletak pada kepemilikan pemanfaatannya dan bukan menguasai secara mutlak terhadap sumber-sumber ekonomi.
2.
Pemilikan terbatas pada sepanjang umurnya selama hidup di dunia, dan bila orang itu mati, harus didistribusikan kepada ahli warisnya menurut ketentuan Islam.
17
3.
Pemilikan perorangan tidak dibolehkan terhadap sumber-sumber yang menyangkut kepentingan umum atau menjadi hajat hidup orang banyak.9
b.
Keseimbangan Merupakan nilai dasar yang pengaruhnya terlihat pada berbagai aspek
tingkah laku ekonomi muslim, misal kesederhanaan (moderation), berhemat (parsimony), dan menjauhi pemborosan (extravagance). Konsep nilai kesederhanaan berlaku dalam tingkah laku ekonomi, terutama dalam menjauhi konsumerisme, dan menjauhi pemborosan berlaku tidak hanya untuk pembelanjaan yang diharamkan saja, tetapi juga pembelanjaan dan sedekah yang berlebihan. QS. Al-Furqon: (25): 67 Artinya : “Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian” Nilai dasar keseimbangan ini selain mengutamakan kepentingan dunia dan kepentingan akhirat, juga mengutamakan kepentingan perorangan dan kepentingan umum, dengan dipeliharanya keseimbangan antara hak dan kewajiban.10 c.
Keadilan
9 Ahmad M. Saefuddin, Studi Nilai-Nilai Sistem Ekonomi Islam, (Jakarta Pusat : Media Da’wah dan LIPPM), h. 43-49 10 Zainuddin Ali, Hukum Ekonomi Syariah, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), Cet. 2, h. 5
18
Secara garis besar keadilan dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana terdapat kesamaan perlakuan di mata hukum, kesamaan hak kompensasi, hak hidup secara layak, dan hak menikmati pembangunan.11 Berdasarkan muatan kata adil yang ada dalam Al-Qur’an. 1.
Keadilan berarti kebebasan yang bersyarat akhlak Islam. QS Al-Hasyr (59) : 7 Artinya : “Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada RasulNya (dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota Maka adalah untuk Allah, untuk rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orangorang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang Kaya saja di antara kamu. apa yang diberikan Rasul kepadamu, Maka terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu, Maka tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya”
2.
Keadilan harus ditetapkan disemua fase kegiatan ekonomi, baik kaitannya dengan produksi maupun konsumsi, yaitu dengan aransemen efisiensi dan memberantas keborosan ke dalam keadilan distribusi ialah penilaian yang tepat terhadap faktorfaktor produksi dan kebijaksanaan harga hasilnya sesuai dengan takaran yang wajar dan ukuran yang tepat atau kadar sebenarnya.
11
P3EI, Ekonomi Islam, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008), h. 59
19
QS Ar-Rahman (55) : 9 Artinya : “Dan Tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu” 3.
Keadilan berarti kebijaksanaan mengalokasikan sejumlah hasil tertentu dari kegiatan ekonomi bagi mereka yang tidak mampu memasuki pasar atau tidak sanggup membelinya menurut kekuatan pasar, yaitu kebijaksanaan melalui zakat, infaq dan shodaqoh.12 QS Asy-Syu’araa (26) : 182-183 Artinya : “Dan timbanglah dengan timbangan yang lurus, dan janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya dan janganlah kamu merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan;
Dengan demikian yang dimaksud dengan adl‟ didefinisikan sebagai “tidak menzalimi dan tidak dizalimi” implikasi dari ekonomi dari nilai ini adalah bahwa pelaku ekonomi tidak dibolehkan untuk mengejar keuntungan pribadi bila hal itu merugikan orang lain atau merusak alam.13 1.
Nilai-Nilai Instrumental Ekonomi Islam
12
Saefuddin, Studi Nilai-Nilai Islami Sistem Ekonomi Islam, h. 59-65 Adiwarman A. Karim, Ekonomi Mikro Islami, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007), Ed. Ketiga, h, 35 13
20
Ada lima nilai instrumental yang sangat mempengaruhi pada tingkah laku ekonomi manusia dan masyarakat serta pembangunan ekonomi umumnya, sebagai berikut : a.
Zakat Zakat adalah kewajiban financial dari harta kekayaan menurut
ketentuan Islam, yang didistribusikan kepada delapan kelompok sasaran, yaitu : QS At-Taubah (9) : 60 Artinya: “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orangorang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana”
Menurut Qardhawi (1997: 416), zakat memainkan peranan penting dan signifikan dalam distribusi pendapatan dan kekayaan, dan berpengaruh besar pada konsumsi umat.14 Pengaruh dari zakat pada aspek sosial ekonomi memberikan dampak
14
terciptanya
keamanan
masyarakat
dan
menghilangan
Qardhawi sebagaimana dikutip oleh Muhammad, Ekonomi Mikro dalam Perspektif Islam, (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2004/2005), Cet. 1, h. 90-91
21
pertentangan kelas yang diakibatkan oleh ketajaman perbedaan pendapatan. Pelaksanaan zakat oleh Negara menunjang terbentuknya keadaan ekonomi, yakni peningkatan produktivitas yang dibarengi dengan pemerataan pendapatan serta peningkatan lapangan kerja bagi masyarakat serta dapat menciptakan redistribusi yang merata, disamping dapat pula membantu mengekang laju inflasi serta terciptanya keseimbangan tata ekonomi yang diinginkan.15 b. Pelarangan Riba Pelarangan riba dalam Islam pada hakikatnya berarti penolakan terhadap resiko financial tambahan yang ditetapkan dalam transaksi uang atau modal maupun jual beli yang dibebankan kepada satu pihak saja sedangkan pihak lainnya dijamin keuntungannya. Bunga pinjaman uang, modal dan barang dalam segala bentuk dan macamnya, baik untuk tujuan produktif atau konsumtif dengan tingkat bunga tinggi atau rendah, dan dalam jangka waktu panjang maupun pendek, adalah termasuk riba.16 QS Al-Baqarah (2): 275
15
Muhammad A. Mannan, Ekonomi Islam Ekonomi Teori dan Praktek, (Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Wakaf, 1995). 16 Saefuddin, Studi Nilai-Nilai Sistem Ekonomi Islam, h. 70
22
Artinya : “Orang-orang yang makan (mengambil) riba, tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka Berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah Telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang Telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), Maka baginya apa yang Telah diambilnya dahulu, (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah penghunipenghuni neraka; mereka kekal di dalamnya”. 1)
Jenis-Jenis Riba a)
Riba Qardh Suatu manfaat atau tingkat kelebihan tertentu yang disyaratkan terhadap yang berutang (muqtaridh).
b)
Riba Jahiliyyah Utang dibayar lebih dari pokoknya karena sipeminjam tidak mampu membayar utangnya pada waktu yang ditetapkan.
c)
Riba Fadhl Pertukaran antar barang sejenis dengan kadar atau takaran yang berbeda, sedangkan barang yang ditukarkannya itu termasuk jenis barang ribawi.
d)
Riba Nasi‟ah
23
Penangguhan penyerahan atau penerimaan jenis barang ribawi yang ditukarkan dengan jenis barang ribawi lainnya, riba ini muncul karena adanya perbedaan, perubahan, atau tambahan antara yang diserahkan saat ini dan diserahkan kemudian.17 2)
Dampak Negatif Riba Dampak riba di tengah-tengah masyarakat tidak saja berpengaruh
dalam kehidupan ekonomi, tetapi dalam seluruh aspek kehidupan manusia, yaitu dapat membuat proses kemiskinan struktural terjadi, contoh paling nyata adalah utang negara-negara berkembang kepada negara-negara maju yang terus-menerus terjadi, dengan rendahnya tingkat peminjaman dan tingginya biaya bunga, akan menjadikan peminjam tidak pernah keluar dari ketergantungan.18 maka hal ini menjadikan negara-negara peminjam akan terus menjadi miskin karena terlilitnya hutang yang tidak dapat dikembalikan. Selain itu rakyatpun menjadi korban dari tingginya tingkat kebutuhan hidup, dan ini dinamakan dampak inflantoir, yang diakibatkan oleh bunga sebagai biaya uang, ini terjadi karena salah satu elemen penentuan harga adalah suku bunga, semakin tinggi suku bunga maka, semakin tinggi harga yang ditetapkan.19 c.
17
Kerjasama Ekonomi
Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syari‟ah dari Teori ke Praktek, (Jakarta; Gema Insani Press, 2001), Cet. 1, hal. 41 18 Ibid, h. 67 19 Ibid, h. 67
24
Dalam rangka untuk mengganti transaksi bunga, ekonomi Islam memberikan insentif memobilisasi sumber daya kedalam usaha produktif yang diperbolehkan melalui partisipasi dan perluasan kerjasama antar agen dan proyek-proyek ekonomi, diversifikasi efektif produksi, investasi dan risiko yang dicapai. Dengan demikian harga resiko dalam makna tingkat suku bunga digantikan oleh expected rate of returns (tingkat pengembalian yang diharapkan). Pengembalian sektor riil dibagi oleh para peserta dalam korperasi. kompetisi Marginal antara sektor moneter dan sektor riil, antara pemilik modal dan tenaga kerja, serta antara orang kaya dan miskin yang disebabkan oleh prevalensi suku bunga, semuanya digantikan oleh usaha partisipatif. Dengan cara ini, mobilisasi sumber daya melalui profit sharing terkait langsung dengan komplementaritas antara kegiatan ekonomi dan pelaku ekonomi.20 Dengan demikian kerja sama (Cooperative) merupakan karakter dalam masyarakat Ekonomi Islam versus kompetisi bebas dari masyarakat kapitalis dan kediktatoran ekonomi marxisme.21 Dokrin kerja sama dalam Ekonomi Islam seperti diatas dapat menciptakan
kerja
produktif
sehari-hari
dari
masyarakat,
meningkatkan kesejahteraan dan mencegah kesengsaraan sosial, mencegah penindasan ekonomi dan distribusi kekayaan yang tidak merata, dan melindungi kepentingan ekonomi lemah.22 d. Jaminan Sosial
20 Ekonomi Islam Online, “Struktur Ekonomi Islam:Prespekif Komparasi Terhadap Pasar, Etika dan Ekonomi”, artikel diakses pada tanggal 10 Augustus 2010, dari http://www.ekisonline.com/index.php?option=com_content&view=article&id=59:strukturekonomi-islamprespekif-komparasi-terhadap-pasar-etika-dan-ekonomi&catid=34:ekonomimikro 21 Muhammad, Ekonomi Mikro dalam Perspektif Islam, Cet. 1. h. 92 22 Ibid, h. 92
25
Komponen-komponen
nilai
instrumental
jaminan
atau
pengeluaran sosial yang Islami ialah sebagai berikut : 1)
Keuntungan dan beban adalah sebanding dengan manfaat. Tidak ada kewajiban yang dibebankan tanpa diimbangi dengan pemberian hak yang sehubungan dengan kewajiban orang tersebut.
2)
Tidak ada saling membebankan kerusakan atau biaya-biaya eksternal.
3)
Manfaat dari sumber-sumber harus dinikmati oleh semua makhluk.
4)
Pemerintah harus menyediakan uang untuk menjamin kesejahteraan sosial dan pertumbuhan ekonomi.
5)
Pengeluaran adalah hak yang syah dari orang miskin dan malang.
6)
Kesearahan arus pengeluaran sosial dari pihak yang kaya kepada pihak yang miskin.
7)
Kesanggupan membayar sesuai kemampuan untuk tujuantujuan yang bermanfaat.
8)
Prioritas untuk memenuhi tujuan yang bermanfaat dan penting bagi masyarakat.
9)
Surplus
pendapatan
perhitungan
tagihan
pengeluaran pribadi.
dan untuk
kekayaan
sebagai
tujuan
bermanfaat
dasar dan
26
10)
Makin besar surplus makin tinggi angka pertambahan marginal dari pengeluaran sosial.
11)
Mengeluarkan
tenaga dan modal untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat adalah alasan hidup seorang muslim 12)
Mengorbankan jiwa dan tenaga untuk tujuan sosial sebagai pengganti pengorbanan uang.
Seperti yang disebutkan diatas bahwa nilai instrumental jaminan sosial dapat membuat manusia dekat kepada Allah dan karunia-Nya, dan dapat membuat mereka bersih dan berkembang, menghilangkan sifat tamak, sifat mementingkan diri sendiri dan hambatan-hambatan terhadap stabilitas dan pertumbuhan sosial ekonomi.23 2.
Tujuan Ekonomi Islam Menurut As-Shatibi tujuan utama syariat Islam adalah mencapai
kesejahteraan manusia yang terletak pada perlindungan terhadap lima kemashlahah-an, yaitu keimanan (ad-dien), ilmu (al-„ilm), kehidupan (annafs), harta (al-maal), dan kelangsungan keturunan (an-nasl).24 Mashlahah dicapai hanya jika kehidupan manusia hidup dalam keseimbangan, diantaranya mencakup keseimbangan antara moral dan spiritual sehingga terciptanya kesejahteraan yang hakiki. Tujuan ekonomi Islam lainnya menggunakan pendekatan antara lain : (a) konsumsi manusia dibatasi sampai pada tingkat yang dibutuhkan dan bermanfaat bagi kehidupan manusia, (b) alat pemuas kebutuhan manusia 23 24
Saefuddin, Studi Nilai-Nilai Sistem Ekonomi Islam, h.79-104 P3EI, Ekonomi Islam, h. 54
27
seimbang dengan tingkat kualitas manusia agar ia mampu meningkatkan kecerdasan dan kemampuan teknologinya guna menggali sumber-sumber yang masih terpendam, (c) dalam pengaturan distribusi dan sirkulasi barang dan jasa, nilai-nilai moral harus diterapkan, (d) pemerataan pendapatan dilakukan dengan mengingat sumber kekayaan seseorang yang diperoleh dari usaha halal, maka zakat sebagai sarana distribusi pendapatan merupakan sarana yang ampuh.25 Secara umum tujuan ekonomi dalam Islam adalah untuk menciptakan al-falah atau kemenangan, keselamatan dan kebahagian dunia dan akhirat. Untuk mencapai hal demikian maka manusia harus bekerja keras mencari rezeki dalam rangka memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya baik yang bersifat materi maupun non material (rohaniah), serta berbuat baik dengan harta yang dimilikinya dengan memperhatikan nilai-nilai dan norma-norma ajaran Islam, berupa pelaksanaan perintahnya dan menjauhkan larangannya agar tercipta kemashlahatan yang sesungguhnya baik untuk dirinya sendiri dan orang lain.26 B.
Bisnis Dalam Islam 1.
Pengertian Bisnis Islami Asal kata “bisnis” berasal dari bahasa Inggris “business” yang berarti
: perusahaan, urusan atau usaha. Bisnis dapat diartikan sebagai suatu kegiatan usaha individu yang terorganisir untuk menghasilkan dan menjual
25
Halide, Majalah, Mimbar Ummi, 1982, hlm 15 Anwar Abbas, Dasar-Dasar Sistem Ekonomi Islam, Jakarta: Fakultas Syariah Dan Hukum, Uin Syahid, 2009, h. 14 26
28
barang dan jasa guna mendapatkan keuntungan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Pendapat lain menyatakan bahwa bisnis adalah sejumlah total usaha yang meliputi pertanian, produksi, konstruksi, distribusi, transportasi, komunikasi, usaha jasa yang bergerak dalam bidang membuat dan memasarkan barang dan jasa konsumen.27 Dalam kaitannya dengan bisnis sebenarnya manusia telah banyak dianugrahi berbagai macam fasilitas untuk mendapatkan rezeki diantaranya yaitu bumi, dengan segala isinya, semua itu di instruksikan untuk dikelola dan dikembangkan dalam upaya peningkatan kehidupan manusia Namun semua itu harus melalui kode etik halalan-thayyiban mulai dari cara memperolehnya sampai kepada pendayagunaannya, sebagaimana diungkap oleh Allah dalam surat An-Nisa (4) : 29 Allah berfirman : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu, Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. Dengan demikian, maka bisnis menurut Islam dapat diartikan serangkaian aktivitas bisnis dalam berbagai bentuknya yang tidak dibatasi jumlah (kuantitas) kepemilikan hartanya (barang/jasa) termasuk profitnya,
27
Buchari Alma, Pengantar Bisnis, Bandung : Alfabeta, 1998, h.21
29
namun dibatasi dalam cara dan perolehan dan pendayagunaan hartanya (aturan halal dan haram). Dengan kendali syari’at, bisnis bertujuan untuk mencapai empat hal yakni target hasil (profit materi dan benerfit non materi), pertumbuhan artinya terus meningkat, keberlangsungan dalam kurun waktu selama mungkin dan keberkahan keridhaan Allah SWT28 2.
Teori Produksi Dalam Ekonomi Islami Menurut
para
ahli
ekonom,
produksi
didefinisikan
sebagai
“menciptakan kekayaan melalui eksploitasi manusia terhadap sumbersumber kekayaan”.29 Imam Al-Ghazali seperti di kutip oleh Adiwarman, menggunakan kata kasab dan islah dalam hal produksi, yang berarti usaha fisik yang dikerahkan manusia dan yang kedua adalah upaya manusia untuk mengelola dan mengubah sumber-sumber daya yang tersedia agar mempunyai manfaat yang lebih tinggi.30 Ada dua jenis sistem produksi menurut proses penghasilan outputnya, yaitu: a.
Proses produksi kontinyu (Continuous Process) Proses produksi yang dilakukan secara terus-menerus dengan tidak memerlukan waktu set up yang lama.
28
Ismail Yusanto Dan Karebet Widjajakusuma, Menggagas Bisnis Islam, (Jakarta, Gema Insane Press, 2002), H. 18) 29 Yusuf Qardhawi, Peran Nilai Dan Moral Dalam Perekonomian Islam, (Jakarta: Robbani Press, 1997), cet. 1, h. 138 30 Adiwarman A.Karim, Ekonomi Mikro Islam, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007), Ed. 3, h. 102.
30
b.
Proses produksi terputus (Intermittent Process/Discrete System) Proses memproduksi berbagai jenis spesifikasi barang yang sesuai dengan pesanan, dengan memerlukan waktu set up yang lebih lama.31
Dalam konteks manufaktur, proses produksi terputus disebut juga sistem job shop, yaitu merupakan bentuk proses konversi dimana unit-unit untuk pesanan yang berbeda akan mengikuti urutan yang berbeda pula dengan melalui pusat-pusat kerja yang dikelompokan berdasarkan fungsinya, volume produksi tiap jenis produksi sedikit, variasi produknya banyak, lama proses produksnya tiap jenis produk agak panjang dan tidak ada lintasan produksi khusus. Kebutuhan job shop memerlukan adanya sumber-sumber daya manusia yang terampil/keterampilannya tinggi, mesinmesin general purpose yang dikelompokan berdasarkan fungsi harus dapat menyesuaikan dengan kebutuhan khusus untuk pesanan yang berbeda.32 Berkenaan dengan teori produksi, tujuan prilaku produsen dalam pandangan ekonomi konvensional adalah memaksimalkan keuntungan serta bagaimana
mengoptimalkan
efesiensi
produksinya.
Berbeda
dalam
pandangan ekonomi Islam motivasi produsen selain mencari keuntungan serta efensiensi terhadap faktor produksinya, konsep meraih mashlahah juga harus terwujud agar tercapai falah (kedamaian dan kesejahteraan dunia dan akhirat).
31
Arman Hakim Nasution, Manajemen Indutri, (Yogyakarta: ANDI OFFSET, 2008), Ed. 1, h. 230-231 32 Ibid, h. 231-235
31
Konsep mashlahah terdiri dari dua komponen, yaitu manfaat (fisik dan nonfisik) berupa keuntungan material (maal) merupakan selisih antara pendapatan total/total revenue (TR) dengan biaya total/total cost (TC), (Π = TR – TC) .
dan berkah merupakan kompensasi yang secara tidak langsung
diterima oleh produsen atau berkah revenue (BR) dikurangi dengan biaya untuk mendapatkan berkah tersebut atau berkah cost (BC), B = BR – BC = -BC, maka konsep mashlahah dapat dirumuskan menjadi.33 M = TR – TC – BC Adanya biaya untuk mencari berkah (BC) tentu saja akan membawa implikasi terhadap harga barang dan jasa yang dihasilkan produsen. Harga jual produk adalah harga yang telah mengakomodasi pengeluarkan tersebut, yaitu : BP = P + BC, sehingga rumus mashlahah menjadi M = BTR – TCBC,
dan
rumus
mashlahah
yang
digunakan
produsen
untuk
memaksimumkan mashlahah atau Optimum Mashlahah Condition (OMC) B
yaitu:
P dQ = dTC + dBC, jadi Optimum Mashlahah Condition
menyatakan bahwanya Mashlahah akan maksimum jika dan hanya jika nilai dari unit terakhir yang diproduksi (BP dQ) masih lebih besar dari pengeluarannya, dTC + dBC, maka produsen akan mempunyai dorongan (Incentive) untuk menambah jumlah produksi lagi, hanya jika nilai unit terakhir hanya pas untuk membayar kompensasi yang dikeluarkan dalam rangka memproduksi unit tersebut, dTC + dBC, maka tidak akan ada lagi
33
P3EI, Ekonomi Islam, h. 243-244
32
dorongan bagi produsen untuk menambah unit lagi. Dalam kondisi tersebut produsen dikatakan mengalami kondisi seimbang.34 Dengan demikian teori produksi dalam pandangan ekonomi Islam adalah mashlahah maximize, mencari keuntungan melalui produksi dan kegiatan bisnis lain tidak dilarang sepanjang berada dalam bingkai dan tujuan hukum Islam. 3.
Teori Distribusi Dalam Perspektif Islam Dalam kamus bahasa Indonesia, distribusi menurut bahasa adalah :
pembagian, pengiriman barang-barang kepada orang-orang banyak atau ke beberapa tempat.35 Dalam dunia bisnis, kegiatan distribusi dapat diartikan sebagai usaha melancarkan penyebaran sumber daya sehingga kesejahteraan dapat dengan merata dirasakan. Artinya, distribusi terjadi karena aktivitas ekonomi, seperti kegiatan jual beli dan dunia kerja. Fungsi distribusi dalam aktivitas ekonomi pada hakekatnya mempertemukan kepentingan produsen dengan konsumen dengan tujuan kemashlatan umat.36 Ada 3 alternatif untuk ditempatkan sebagai perantara pada tingkat perdagangan besar atau pedagangan eceran, yaitu; distribusi intensif, distribusi selektif, dan distribusi eksklusif.
34
Ibid, h. 246 Muhammad Ali, Kamus Bahasa Indonesia Modern, (Jakarta : Pustaka Amani), h.84 36 Ali Sakti, Analisis Teoritis Ekonomi Islam, Jakarta: Paradigma Dan Aqsa Publishing, 2007, Cet. Ke-1, h.145 35
33
1.
Distribusi intensif, merupakan suatu strategi yang digunakan oleh produsen dengan menggunakan sebanyak mungkin penyaluran (terutama pengecer) untuk mencapai konsumen.
2.
Distribusi selektif, merupakan strategi yang digunakan oleh produsen dengan menggunakan sejumlah pedagang besar dan atau pengecer yang terbatas dalam daerah geografis tertentu. Dalam hal ini produsen berusaha memilih penyaluran yang betul-betul baik dan mampu melaksanakan fungsinya.
3.
Distribusi ekslusif, merupakan strategi yang digunakan oleh produsen dengan hanya menggunakan satu pedagang besar atau pengecer didaerah tertentu. Jadi, produsen hanya menjual barangnya kepada satu pedangan besar atau pengecer saja.37 Berkenaan dengan ditribusi dalam arti penyebaran dan penukaran
hasil produksi ini, Islam telah memberikan tuntutan yang wajib diikuti oleh para pelaku ekonomi, pemerintah maupun masyarakat luas. Tuntutan tersebut secara hukum normative tertuang dalam fiqh al-mu‟amalah. Menurut Penulis, dalam fiqh mu‟amalah ditetapkan kaidah hukum bahwa hukum asal dalam mu‟amalah, sebagai bentuk distribusi, itu boleh sebelum ada nash yang menyatakan keharamannya. Berbagai kegiatan ekonomi boleh dilakukan dalam upaya pendistribusian hasil produksi bila tidak ditemukan ketentuan nash yang melarangnya. Oleh karena itu,
37
VI, h. 208
Swastha Basu, Ibnu Sukotjo, Pengantar Bisnis Modern, Yogyakarta: Liberty, 1998, Cet. Ke
34
distribusi dalam perspektif Islam sangat luas, kegiatan distribusi apapun boleh dilakukan sepanjang tidak ada larangan dari nash. 4.
Manajemen Keuangan Islam Pengertian Manajemen Keusangan mengalami perkembangan mulai
dari
pengertian
manajemen
yang
hanya
mengutamakan
aktivitas
memperoleh dana saja sampai yang mengutamakan aktivitas memperoleh dan menggunakan dana serta pengelolaan terhadap aktiva. Beberapa definisi manajemen keuangan diberikan sebagai berikut: a.
Liefman: usaha untuk menyediakan uang dan menggunakan uang untuk mendapat atau memperoleh aktiva.
b.
James Van Horne: segala aktivitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan dan pengelolaan aktiva dengan tujuan menyeluruh.
c.
Bambang
Riyanto:
keseluruhan
aktivitas
perusahaan
yang
berhubungan dengan usaha mendapatkan dana yang diperlukan dengan biaya
yang
minimal
dan syarat-syarat
yang paling
menguntungkan beserta usaha untuk menggunakan dana tersebut seefisien mungkin.38 Pengertian
diatas
dapat
ditarik
beberapa
kesimpulan
bahwa
manajemen keuangan berhubungan dengan tiga aktivitas (fungsi) utama.
38
Bayutube86, “Makalah Manajemen Keuangan”, artikel diakses pada tanggal 2 Februari 2010 dari http://cafe-ekonomi.blogspot.com/search/label/Manajemen%20Keuangan%20Indonesia
35
1)
Allocation of funds (aktivitas penggunaan dana) yaitu aktivitas untuk menginvestasikan dana pada berbagai aktiva. Alokasi dana berbentuk:
Financial assets (aktiva finansial) yaitu selembar kertas berharga yang mempunyai nilai pasar karena mempunyai hak memperoleh penghasilan, misalnya: saham, sertif~kat deposito, atau obligasi.
Real assets (aktiva riil) yaitu aktiva nyata: tanah, bangunan, peralatan.
2)
Raising of funds (aktivitas perolehan dana) yaitu aktivitas untuk mendapatkan sumber dana baik dari sumber internal perusahaan maupun sumber eksternal perusahaan, termasuk juga politik dividen. Sumber dana pada perusahaan secara keseluruhan:
3)
Manajemen assets (aktivitas pengelolaan aktiva) yaitu setelah dana diperoleh dan dialokasikan dalam bentuk aktiva-aktiva harus dikelola seefisien mungkin.39
Analisis aspek keuangan suatu usaha perlu dilakukan untuk mengetahui gambaran umum mengenai pendapatan dan pengeluaran atau biaya, kemampuan melunasi kredit (jika usaha tersebut mendapatkan pendanaan secara kredit dari lembaga perbankan atau non bank), serta kelayakan usaha ditinjau dari beberapa kriteria kelayakan keuangan seperti 39 Bayutube86, “Makalah Manajemen Keuangan”, artikel diakses pada tanggal 2 Februari 2010 dari http://cafe-ekonomi.blogspot.com/search/label/Manajemen%20Keuangan%20Indonesia
36
Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Pay Back Period (PBP) dan Net Benefit/Cost Ratio (Net B/C). Analisis keuangan suatu usaha terdiri dari proyeksi penerimaan dan proyeksi pengeluaran selama periode proyek.40 Dalam hukum keuangan Islam dibahas bahwa dalam mengelola atau menajemen keuangan harus dilandasi dengan eksplorasi nilai-nilai Islam, yang berpijak pada tujuan maqhasid syariah dengan mewujudkannya nilai keadilan dan kebenaran. Point penting yang harus diingat, bahwa laba (keuntungan) dalam bisnis syariah tidak selalu identik dengan materil, pertumbuhan aset atau harta. Laba dalam Islam memiliki dua orientasi yaitu Materil dan Nonmateril. Aspek Materil dari laba dimaknai dengan penambahan harta yang halal dan bersih dari seorang pebisnis muslim. Sedang aspek Non-Materil, laba sangat erat kaitannya dengan : ketakwaan, kesabaran, bersyukur, mengikuti perintah Rasullullah SAW serta dipelihara dari kekikiran.41 Dampak dari implementasi konsep laba dalam Islam adalah semua pebisnis dalam menjalankan usaha akan selalu menjaga diri dari perbuatan tercela, tidak amanah, penipuan, peng-rusakan lingkungan, dan perbuatan tercela lainnya yang dilarang syariah. Keuntungan yang di dapat pun tidak akan ter-akumulasi pada diri mereka sendiri melainkan terdistribusi secara proporsional juga kepada masyarakat kurang mampu. Dalam jangka 40
Tim Penelitian Dan Pengembangan Perkreditan Dan UMKM, “Pola Pembiayaan Usaha Kecil (Industri Pakaian Jadi Muslim)”, Artikel diaskes pada tanggal 5 Februari 2010 Dari www.bi.go.Id 41 Irham Fahreza Anas, “Hakikat Laba Dalam Bisnis Syariah”, Artikel diakses pada tanggal 14 April 2011 http://Irham-anas.blogspot.com/2011/04/aslm.html
37
panjang, penerapan konsep laba ini akan mengarah pada terciptanya suatu tatanan kehidupan ekonomi yang sejahtera dan berkeadilan, tatanan kehidupan sosial yang saling menghargai, menghormati dan tolong menolong di antara seluruh masyarakat. Berikut terdapat kalimat yang banyak mengandung hikmah terkait dengan konsep laba dalam bisnis syariah : ”Waspadalah terhadap bisnis yang tidak menjadi amal, yang tidak menjadi nama baik, yang tidak menjadi ilmu, yang memutuskan silaturami dan yang mengecewakan orang lain. Karena semua itu bukan keuntungan, tetapi bencana”42
42
Irham Fahreza Anas, “Hakikat Laba Dalam Bisnis Syariah”, Artikel diakses pada tanggal 14 April 2011 http://Irham-anas.blogspot.com/2011/04/aslm.html
BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
A. Deskripsi Perusahaan CV. AzkaSyah (Azka Syahrani) Collection 1. Lokasi Usaha Usaha ini, terletak di perumahan daerah Bogor, dekat dengan pasar dan tidak jauh dari perkotaan, berkedudukan di Perum Ciomas Permai Blok C16/No 23, Bogor. Jawa Barat 16610. 2. Profil Usaha Industri pakaian jadi dalam penelitian ini, merupakan salah satu jenis industri yang berbentuk CV (Commanditaire Vennotschaap) atau persekutuan komanditer adalah suatu persekutuan yang didirikan oleh 2 kelompok atau lebih. Persekutuan komanditer mengenal 2 istilah yaitu : Sekutu aktif adalah kelompok yang memimpin/ menjalankan perusahaan dan bertanggung jawab penuh atas utang-utang perusahaan dan sekutu pasif / sekutu komanditer
adalah kelompok yang hanya menanamkan
modalnya kepada sekutu aktif dan tidak ikut campur dalam
urusan
operasional perusahaan. Sekutu pasif bertanggung jawab atas risiko yang terjadi sampai batas modal yang ditanam serta keuntungan yang diperoleh dari perusahaan dibagikan sesuai kesepakatan.1
1
Wikipedia Ensiklopedia Bebas, “Badan Usaha”, Atikel Ini diakses Pada Tanggal 25 Februari 2011 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Badan_Usaha
38
39
Mereka biasanya mengerjakan pesanan dengan melakukan proses produksi secara lengkap mulai dari merancang pakaian hingga menjualnya untuk dijual di dalam negeri atau diekspor ke negara Singapura. Adapun jenis pakaian jadi yang dipilih adalah pakaian jadi muslim untuk wanita dewasa, laki-laki dewasa dan pakaian jadi muslim anak-anak. Segmen pasar yang dituju oleh pengusaha adalah kalangan menengah ke bawah dan mencoba beranjak ke segmen menengah ke atas. motivasi pengusaha mendirikan usaha industri pakaian jadi adalah karena ingin memberdayakan ummat serta memberikan nilai-nilai spiritual sehingga dapat memberi keberkahan, baik bagi produsen, pemasar hingga pengguna akhir produk Azka Sulam Etnik.2 B. Sejarah dan Perkembangan CV. Azkasyah Collection Mulai Januari 2011 perusahaan ini berubah nama yang bermula dari Azka menjadi Azkasyah, karena perubahan ini mengikuti hasil final lembaga HAKI setelah sebelumnya proses pendaftaran nama dilakukan.3 CV. Azkasyah Collection merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang produksi fashion busana muslim dengan spesialisasi hasil rajutan sulaman tangan / handmade yang kombinasinya mengangkat khasanah etnik nusantara seperti batik lawas, lurik ATBM klaten, sasirangan, banjar masin, jumputan Palembang dll. dengan No. Surat Izin Usaha Kecil 1367/10-
2
Ketentuan Umum Keagenan CV. Azka Sulam Etnik, Bogor 2010 Butik Azka,” Dari Azka Sulam Etnik menjadi Azkasyah”, Artikel diakses Pada Tanggal 20 Maret 2011 dari http://butik-azka.blogspot.com/2011/03/dari-azka-sulam-etnik-menjadi-azkasyah.html 3
40
20/PK/XI/2006, No Tanda Daftar Perusahaan 10,20,5,52,10949, serta No. NPWP 01.300.992.3-051.000.4 Perjalanan usaha dimulai sejak tahun 2001 didirikan oleh Hj. Leony Agus Setiawati SP, seorang wanita muda S1 dari lulusan IPB jurusan Sosial Ekonomi Agrobisnis, yang lahir di Bandung, tanggal 6 Agustus 1976 dan mempunyai dua orang anak Azka Salsabila (11 th) & Aqila Syahrani (7 th), usaha ini juga dibantu beserta sang suami H. Anwar Sanusi, SE., yang awalnya sebatas pembukaan toko yang menjual pakaian busana muslim di daerah Tajur, Bogor. dengan hanya mempekerjakan 2 orang karyawan yang menggunakan sistem penjualan secara konvensional.5 Tak puas dengan membuka toko di Tajur. Hj. Leony, akhirnya membuka toko di rumahnya. Dari situlah ia mencoba untuk memproduksi sendiri barang dagangannya, namun sejak 2002-2003, Hj. Leony mengubahnya menjadi butik yang menyediakan jasa jahit dan bordir. Tak tanggung-tanggung tujuh karyawan sekaligus direkrut untuk membantu mengelola usahanya., selang setahun kemudian pada Tahun 2004 mulai transisi ke konveksi, hasil produksinya ditawarkan ke toko, namun usaha ini mengalami kebangkrutan yang disebabkan oleh minimnya modal yang dimiliki serta penerapan sistem manajemen yang kurang baik.6 Hingga pada tahun 2005, usaha ini, bangkit kembali dengan mencoba memanfaatkan fasilitas yang ada, Garasi rumah disulapnya menjadi ruang
4
Dokumen, CV. Azka Collection yang diberikan Ibu Hj. Leony Setiawati SP, pada tanggal 16 Februari 2011 5 Wawancara Pribadi dengan Hj. Leony Anwar. Bogor, 16 Februari 2011 6 www.Azkafashion.net
41
konveksi kecil-kecilan. Upaya bangkit untuk meraih sukses diperolehnya setelah giat mengikuti berbagai seminar dan pelatihan kewirausahaan dan dibantu oleh seorang penjahit dan tiga orang penyulam, sistem penjualan yang dilakukan adalah sistem konsinyasi (penitipan barang dagangan kepada orang untuk dijualkan dengan pembayaran kemudian).7 Tahun 2006 bisnis ini mulai mengembangkan sayapnya dengan merintis sistem penjualan keagenan (direct selling) dengan sistem pembayaran cash dan carry hingga sekarang bisnis usahanya berkembang dan berhasil meraih penghargaan dan pengakuan dari lembaga nasional seperti Komite Akreditasi Nasional (KAN), ISO 9001:2000, dan ISO 9001 No : BQSS-08-2007.8 Kini, di Tahun 2010, perusahaan yang berada didaerah perumahan Ciomas Permai, Bogor, mampu mempekerjakan karyawannya hingga sebanyak 638 pekerja, 91% adalah wanita, dan segmen tenaga kerja utamanya adalah tenaga kerja yang tidak terserap oleh perusahaan-perusahaan besar seperti ibu-ibu rumah tangga dan remaja putus sekolah.9 C. Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan Visi adalah Menjadi perusahaan multinasional di bidang produk tekstil dengan memberdayakan ummat. Misi adalah Menghasilkan & menjual produk tekstil dengan kualitas terbaik dan inovatif, dengan melibatkan umat sebanyak-banyaknya yang
7
Www.Azkafashion.Net Dokumen CV. Azka Collection yang diberikan Ibu Hj. Leony Setiawati SP pada tanggal 16 Februari 2011 9 Dokumen CV. Azka Collection yang diberikan Ibu Hj. Leony Setiawati SP pada tanggal 16 Februari 2011 8
42
didukung dengan sistem manajemen terpadu. Serta membuka jaringan pemasaran yang luas dengan sistem pemasaran yang tangguh. Adapun tujuan CV. Azka Syahrini mengeluti bidang fashion, sebagai antara lain sebagai berikut : 1. Membuat produk busana muslim dengan model unik, inovatif dan berkualitas. 2. Memberdayakan masyarakat sekitar yang sebelumnya tidak produktif menjadi produktif 3. Membangun sentra produk sulam di Ciomas, Bogor dan sekitarnya 4. Meningkatkan kesejahteraan bersama antara owner (pemilik usaha), pekerja, ummat sekitar dan mitra bisnis.10 D. Program-Program Perusahaan 1. Program yang Sudah Berjalan Selain pembinaan perusahaan secara teknik dan manajemen, inovasi usaha ini melebar ke pembinaan sosial Corporate Social Responsibility (CSR), Programnya yang telah terlaksana meliputi berbagai bantuan untuk lingkungan sekitar yaitu : a. Ketahanan Pangan yaitu program pemberian sembako gratis diperuntukan kepada jompo, janda miskin, yatim dan dhuafa, pemberian ini diberikan setiap 3 bulan sekali dalam setahun. b. Pinjaman Ghorimin (Untuk usaha Mikro & Keluarga) 10
Dokumen CV. Azka Collection yang diberikan Ibu Hj. Leony Setiawati SP pada tanggal 16 Februari 2011
43
Pemberian pinjaman ke segmen-segmen usaha informal seperti pedagang keliling, penjual jamu gendong, warung jajanan, dan usahausaha lain yang sebatas pada usaha kecil-kecilan. Serta pinjaman untuk keluarga. Pinjaman-pinjaman tersebut diberikan tanpa bunga dan tanpa agunan. karena melihat diwiliyah terdekat perusahaan mempunyai 4 perusahaan yang diduga adalah perusahaan renternir. c. Perbaikan Sarana Lingkungan dan Ibadah Program
yang
bertujuan
membantu
memperbaiki
sarana
lingkungan dan ibadah yang berada di desa-desa pelosok wilayah sekitar pedalaman Bogor, tidak jauh dari perkotaan, seperti perbaikan MCK atau Mandi Cuci Kakus, perbaikan jalan, jembatan, musholla, dan sarana fisik lainnya. d. Pemberian Bea Siswa Diberikan untuk siswa-siswa dhuafa berprestasi & Guru tahsin, serta ibu-ibu rumah tangga yang ingin belajar mengaji, pemberian ini dengan mendata orang-orang yang terkait dengan karyawan dan diluar lingkungan karyawan yang berprofesi sebagai guru tahsin serta masyarakat atau ibu-ibu yang mempunyai atau berkeinginan belajar tahsin bisa difasilitasi untuk berlajar tahsin e. Sunatan Massal (Untuk anak yatim/piatu & dhuafa) Program Kegiatan ini dilakukan setahun sekali dengan ketentuan batasan maksimal untuk 30 orang anak pertahun yang telah didaftar sebelum acara berlangsung, jika kuota daftar anak melebihi daftar yang
44
telah ditentukan, maka anak tersebut akan didaftarkan untuk tahun depan. f. Biaya Nikah Gratis Pemberian bantuan nikah gratis yang diperuntukan khusus untuk para karyawan CV. Azka Syahrani. dengan alasan agar menjaga para karyawan dari pergaulan bebas. Nikah gratis ini hanya sebatas pemberian kepada dana untuk penghulu dan untuk dana-dana operasional
lainnya
ditanggung
oleh
pihak
karyawan
yang
bersangkutan. 2. Rencana Program-Program Kedepan a.
Program Kesehatan Masyarakat Meliputi pembangunan politeknik untuk dhuafa serta pengobatan
gratis masuk desa, desa yang akan digarap antara lain adalah Desa Sukaharja, Ciapus, Sukamakmur, Pagelaran, Sukawening, Sukadamai, dan Ciherang. b. Pembinaan Usaha Mikro Meliputi pelatihan dan bimbingan kewirausahaan oleh CV. Azka Collection untuk para pengusaha-pengusaha mikro. E. Jenis-Jenis Produk Ciri khas dari produksi AzkaSyah Collection adalah tagline sulam etnik khas Bogor, yang dibuat dari sulaman tangan ibu-ibu rumah yang dilatih dan dibina keterampilan menyulam, Sulaman ini lantas diterapkan dalam berbagai busana diantaranya, yaitu :
45
1. Sarimbit atau busana untuk seluruh keluarga yakni terdiri dari : koko dewasa, blus dewasa, koko anak dan blus anak. 2. Baju Koko (Baju Takwa) 3. Blus Muslimah 4. Gamis Wanita 5. Sarimbit Pasangan 6. Baju Anak. 7. Jilbab F. Pangsa Pasar 1. Target Konsumen Adalah kalangan menengah kebawah atau position kelas C, namun saat ini brand positioning akan menuju ke kelas B atau golongan kelas menengah atas. 2. Brand Image Brand image yang akan dibangun adalah Spritual Company yang dicari bukan hanya uang, tetapi lebih kepada aturan-aturan atau nilai-nilai yang
diterapkan
kebersihan,
diwilayah
menjaga
kerja
pergaulan
perusahaan
antara
misalnya,
laki-laki
dan
menjaga
perempuan,
mewajibkan kerudung untuk pegawai wanita, dan yang sedang dicanangkan adalah area wilayah bebas merokok. G. Prestasi yang Diraih 1. Tahun 2008 : a. Penghargaan dari Bupati Bogor Sebagai UKM Berprestasi
46
b. Peringkat 4 Kontes Pemanfaatan TIK (Teknologi Ilmu Komputer) oleh UKM Kementrian Negara KUKM 2. Tahun 2009 : a. Peringkat I ”Young Entrepeneur Awards” Katagori Utama (Bisnis Indonesia). 3. Tahun 2010 : a. Peringkat II Tingkat Nasional Lomba Fashion Show Busana Muslim pada Festival Maulid Nusantara di Palu. H. Pameran-Pameran yang Telah Diselenggarakan 1. Dalam Negeri INACRAFT, ICRA, INDOCRAFT, TEXCRAFT YOGYA, PKBL, SMESCO dll 2. Luar Negeri 2006 Pameran MidValley, KualaLumpur Malaysia 2007 Pameran Enchanting Indonesia Orchard Road, Singapura 2008 Pameran SISMEF, Ghuangzhou Cina 2009 Pameran IndoAsia, Johor Malaysia I. Aspek Teknis Produksi Fasilitas Produksi dan Peralatan Tabel III.1 Beberapa Fasilitas Produksi dan Peralatan No
Nama Alat
Fungsi
Fasilitas Produksi 1
Bangunan
Tempat produksi
47
2
Sepeda Motor
Sarana transportasi
3
Mobil
Sarana transportasi
4
Computer dan Laptop
Tempat menyimpan file-file penting
5
Lemari panjang dan rak baju
Tempat menyimpan bahan penolong dan memanjang (display) pakaian jadi
6
Kursi
Tempat duduk tenaga pekerja
7
Meja tempat merancang Membuat pola dan memotong bahan
8
Kursi tamu
Tempat duduk konsumen/klien
Peralatan 1
Meja jahit
Untuk menjahit pakaian
2
Mesin obras
Untuk mengobras kain
3
Mesin pelubang kancing
Untuk melubangi tempat kancing Sebagai tempat menyimpan mesin jahit, mesin obras dan mesin pelubang kancing Untuk menandai kain yang akan dijahit
4
Meja untuk mesin
5
Lader
6
Gunting
Untuk menggunting pola pakaian
7
Penggaris
Untuk menggaris tepi jahitan
8
Meteran
Untuk mengukur ukuran pakaian
9
Wadah peralatan menjahit
10
Terminal dan scket listrik
Untuk menyimpan peralatan/bahan penolong yang sedang digunakan Peralatan listrik yang digunakan untuk mesin jahit, mesin obras, dan mesin pelubang kancing
1. Proses Produksi Proses Produksi Desain dan pembuatan Pola
48
Pemotongan Kain
Proses Penjahitan dan Pengobrasan
Quality Control Jahitan dan pengobrasan
Proses Sulaman
Quality Control Sulaman
Pengemasan
Gambar III.2 Diagram Alir Proses Produksi Pakaian Jadi Muslim
J. Sistem Distribusi Distribusi dapat diartikan sebagai pola penyaluran barang agar sampai kepada konsumen, disini perusahaan memutuskan pilihan jaringan disrtibusi yang dipandang efektif dan efisien untuk menghubungkan produsen dengan konsumen.11 Pola distribusi yang tergambar dalam bisnis ini menggunakan pedagang perantara atau middle man, yaitu agen adalah pihak yang memasarkan produk produsen untuk konsumen. CV. Azka Collection bertindak sebagai principal
11
Ismail Yusanto, Menggagas Bisni Islam, Hal
49
atau franchisor tidak berhubungan langsung dengan pembeli atau konsumen maka, tidak ada contractual liability antara produsen dan konsumen.12 Struktur pemasar CV. Azka Sulam Etnik terdiri atas Agen Manager dan Agen, Diluar struktur tersebut adalah membership yang menginduk kepada masing-masing Agen Manager atau Agen. Yang dimaksud Agen Manager adalah struktur pemasar tertinggi yang berkomitmen kepada CV Azka Syahrani untuk membangun jaringan pemasaran serta melayani agen-agen yang berada di bawahnya. Agen Manager dapat bertindak sebagai representasi CV Azka Syahrani dalam mengedukasi dan mempromosikan produk Azka Sulam Etnik kepada konsumen,
Agen
manager
bisa
berbentuk
badan
hukum
maupun
perseorangan. Sementara untuk sistem pemasaran yang berlaku adalah direct selling berjenjang, Dengan sistem ini tim pemasaran aktif mendatangi konsumen secara langsung, sehingga dapat menangkap informasi mengenai respon & masukan konsumen, dengan menggunakan sistem pembayaran pertama atau down paymen (DP) dalam istilahnya uang muka.
12
37
Suharnoko, Hukum Perjanjian (Teori dan Analisa Kasus), (Jakarta : Kencana, 2009), Cet. 6, hlm.
50
Gambar III.3 Stuktur Sistem Pemasaran
K. Aspek Keuangan 1. Sumber Perolehan Modal Usaha dan Peran Lembaga Keuangan Dari segi modal usaha yang dijalankan oleh perusahaan CV. AzkaSyah Collection, diperoleh dari berbagai ragam pemberian kredit usaha. Awal permodalan dari gaji suami yang bekerja di Scopindo, dan selanjutnya diperoleh dari lembaga-lembaga keuangan baik pemerintah maupun swasta. Dari wawancara yang dilakukan perusahaan memperoleh kemudahan pemberian pembiayaan dari pemerintah karena bunga yang diberikan cukup terjangkau yaitu sebesar 6% pertahun, pembiayaan tersebut diperoleh dari sisihan dana BUMN sebesar 2% yang dialokasikan untuk UKM dengan nama PKBL (Pembinaan Usaha Koperasi Dan Bina Lingkungan) atau istilah lain bagi perusahaan adalah dana CSR (
51
Corporate Social Responsibility), kemudian modal yang diperoleh dari pemberian kredit Lembaga Keuangan Syariah yaitu Bank Mandiri Syariah, banyak manfaat yang diperoleh yaitu mendapatkan pembinaan serta monitoring secara rutin bagi perkembangan bisnis perusahaan, dan juga di rasa nyaman oleh pemilik karena terbebas dari adanya unsur bunga, walaupun dirasa bahwa porsi pembagian hasil ini menurut perusahaan lebih besar dibandingkan bunga yang dikenakan oleh bank-bank konvensional pada umumnya dan BUMN.13 dan sekarang modal yang dijalankan sudah pure (murni) menggunakan modal sendiri.14 2. Realisasi Penjualan dan Dana CSR Tabel III.4 Realisasi Penjualan dan CSR BULAN
Penjualan
JANUARI
FEBRUARI
MARET
APRIL
MEI
Jumlah
CSR
Jumlah
CSR
Jumlah
CSR
Jumlah
CSR
Jumlah
CSR
685.832.830
6.158
233.453.904
2.180
858.317.058
7.221
480.479.840
4.273
933.200.997
8.347
C
Rp. 35.366.028,84
S R
13
Ketentuan Umum Keagenan CV. Azka Sulam Etnik, Bogor 2010 Hasil Wawancara dengan Ibu Leony Anwar, (Pemilik Perusahaan CV. Azka Collection), Bogor, Tanggal 16 Februari 2011. 14
52
3. Laba Perusahaan Tabel III.5 Omzet Penjualan Azka Bulan Januari 2011 Bulan
Januari 2011
Keterangan
Jumlah
Agen Manager 1
42.399.620
Agen Manager 2
61.245.200
Agen Manager 3
53.834.500
Agen Manager 4
6.033.500
Agen Manager 5
46.782.000
Agen Manager 6
59.629.000
Agen Manager 7
113.000.000
Agen Manager 8
28.851.202
Agen Manager 9
52.242.814
Omset Azka Per Januari 2011
464.017.836
BAB IV ANALISA USAHA BISNIS BERDASARKAN TINJAUAN SISTEM EKONOMI ISLAM
Bisnis atau berusaha sebagai bagian dari aktivitas ekonomi selalu memegang peranan vital di dalam kehidupan manusia sepanjang masa, sehingga kepentingan ekonomi akan mempengaruhi tingkah laku bagi semua tingkat individu, sosial, regional, nasional, dan internasional. Umat Islam telah lama terlibat dalam aktivitas ekonomi, yakni sejak lima belas abad yang silam. Fenomena tersebut bukanlah suatu hal yang aneh, karena Islam menganjurkan umatnya untuk melakukan kegiatan bisnis (berusaha) guna memenuhi kebutuhan sosial-ekonomi mereka. Rasulullah Shallullahu Alaihi wa Sallam sendiri terlibat di dalam kegiatan bisnis selaku pedagang bersama istrinya Khadijah. Disamping anjuran untuk bekerja atau berbisnis, Islam sangat menekankan (mewajibkan)
aspek
kehalalannya,
baik
dari
sisi
perolehan
maupun
pendayagunaannya (pengelolaan dan pembelanjaannya). Untuk itu dalam bab ini, akan dijelaskan tentang hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis terhadap mekanisme salah satu bisnis usaha busana muslim yang dijalankan oleh perusahaan CV. Azka Syahrani dalam kaitannya dengan keselarasan terhadap sistem ekonomi Islam, dan juga sebagai apresiasi pengembangan
sektor
bisnis
busana
muslim
yang
sedang
mengalami
perkembangan yang disignifikan dimulai pada awal tahun 1990-an. yang dulu 53
54
busana muslim ketika itu hanya dianggap mewakili kaum muslim konservatif sehingga penggunaannya dianggap “gagap mode”. untuk mengetahui hal tersebut penulis mengadakan observasi serta wawancara dengan pihak Direktur dan juga GM (General Manajer) perusahaan. Wawancara dilaksanakan pada tanggal 16 Februari 2011, pertanyaan yang diajukan mencangkup ruang lingkup secara umum tentang mekanisme usaha. A. Analisa Mengenai Proses Produksi Berdasarkan Sistem Ekonomi Islam Produksi berarti diciptakannya manfaat, produksi tidak diartikan sebagai menciptakan secara fisik sesuatu yang tidak ada, karena tidak seorang pun dapat menciptakan benda. Yang dapat dilakukan oleh manusia hanyalah membuat barang-barang
menjadi
berguna,
disebut
sebagai
“dihasilkan.”
Prinsip
fundamental yang harus diperhatikan dalam proses produksi adalah prinsip kesejahteraan ekonomi. Tidak ada perbedaan sudut pandang apa yang menjadi faktor-faktor produksi dalam pandangan ekonomi umum dengan ekonomi Islam yakni, tanah, tenaga kerja, modal dan organisasi dipandang sama sebagai faktorfaktor produksi. Perbedaan keduanya adalah dari sudut pandang perlakuan faktorfaktor produksi tersebut. Sudut pandang ekonomi Islam dianggap dapat mewujudkan kemakmuran dan keadilan. Sistem ekonomi Islam tidak terlepas dari seluruh sistem ajaran Islam secara integral dan komphensif. Sehingga prinsip-prinsip dasar ekonomi Islam mengacu pada saripati ajaran Islam. Kesesuaian sistem tersebut dengan fitrah manusia tidak ditinggalkan, keselarasan inilah yang menimbulkan keharmonisan tidak terjadi benturan-benturan dalam Implementasinya. berikut
55
beberapa faktor-faktor produksi yang dapat penulis lihat untuk menentukan keselarasan dengan ekonomi Islam. 1. Analisis Terhadap Faktor Tenaga Kerja Salah satu faktor produksi yang berperan sangat penting adalah unsur tenaga kerja, yang merupakan faktor produksi insani yang secara langsung maupun tidak langsung menjalankan suatu kegiatan produksi. Melalui tenaga kerja yang efektif mengharuskan CV. Azka Syahrani. untuk menemukan cara terbaik dalam mendayagunakan orang-orang yang ada dilingkungan perusahaannya agar tujuan-tujuan yang diinginkan dapat tercapai, berkaitan dengan hal tersebut,1 Firman Allah swt, Surah At-Taubah (9) ; (111) Artinya: “Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan Itulah kemenangan yang besar.” Ayat ini memerintahkan menggunakan seluruh sumber daya yang ada, agar mampu mencapai cita-cita organisasi sehingga keberhasilan yang diraih 1
Veithzal Rivai, Islamic Human Capital, (Jakarta : Rajawali Press, 2009), Ed. 1, hal. 8
56
akan membawa mereka kepada kebaikan tidak saja didunia tapi juga mencapai surga yang dijanjikan Allah SWT. Bila ditinjau mengenai aspek tenaga kerja sudah tercermin dari pada pemberdayaan serta luasnya peluang lapangan kerja bagi masyarakat sekitar, terlihat dari jumlah para tenaga kerja yang diperkerjakan, data yang didapat terakhir pada tahun 2010, dari jumlah 638 tenaga kerjanya, 91 % adalah wanita2, Dari yang penulis ketahui bahwa usaha fashion ini keunggulannya adalah dibidang sulam tangan (handmade), maka dari itu pusat perhatian utama adalah membangun komunitas para penyulam sebagai salah satu tujuan pemberdayaan masyarakat, dan kebanyakan dari jumlah tenaga kerja adalah bagian penyulam yang tersebar diberbagai lokasi didaerah bogor yang tidak jauh dari wilayah perusahaan.3 Alasannya rata-rata tenaga kerja dari kalangan ibu-ibu rumah tangga yang dipekerjakan merupakan tulang punggung bagi keluarganya, karena kebanyakan dari suami mereka tidak bekerja. Pemberdayaan terhadap tenaga kerja menjadi tujuan utama yang ditekankan oleh perusahaan, dan diangkat sebagai salah satu visi, misi dan tujuan pendirian perusahaan yaitu melibatkan dan memberdayakan ummat sebanyak-banyaknya, di tambah dengan kesadaran ibu leony sebagai pemilik perusahaan, dalam melihat kondisi masyarakat sekitarnya yang kerap kali mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidup mereka.
2
Rosita, “Leony Agus Setiawati dan Keluarga, Syiar Islam Lewat Sulam Tangan”, http://ummionline.com/artikel-46-leony-agus-setiawati-dan-keluarga-syiar-Islam-lewat-sulam-tangan.html 3 Hasil Wawancara dengan Ibu Leony Anwar, (Pemilik Perusahaan CV. Azka Collection), Bogor, Tanggal 16 Februari 2011
57
Begitu juga penerapan spiritual company, semangat yang diterapkan oleh perusahaan terhadap karyawannya dengan mengedepankan sikap dan prilaku yang baik, menjaga hubungan antara karyawan, berjilbab atau menutup aurat saat berada di lingkungan perusahaan serta menjaga pergaulan bebas antara karyawan laki-laki dan perempuan, hal ini merupakan semangat untuk menyebarkan kebaikan. Bisnis yang berlandaskan syariah adalah bisnis yang diisi oleh nilai-nilai spiritual dengan mengedepankan moral dan etika, disertai keikhlasan semata-mata hanya untuk mencari keridhaan Allah SWT dan juga bagaimana
suatu
bisnis
itu
dapat
meningkatkan
kesejahteraan
dan
pengembangan diri sendiri, dengan lingkungan sekitar (masyarakat dan bisnis). Namun implikasi usaha tersebut tidak saja hanya sebatas bagaimana pemberdayaan itu dilakukan, akan tetapi sisi sudut pandang ekonomi Islam yang mementingkan akan adanya tingkat kesejahteraan yang diberikan perusahaan terhadap para tenaga kerjanya dalam aspek keadilan akan hak-hak dan tanggung jawab serta jaminan sosial bagi tenaga kerja harus juga diperhatikan, dari wawancara yang telah penulis lakukan dengan pemilik perusahaan secara langsung, hal tersebut sudah disediakan dan dijamin oleh pihak perusahaan. yaitu dengan pemberian gaji yang dilihat berdasarkan standar kebutuhan dari para pekerja, disesuaikan menurut porsi jabatan atau posisi masing-masing pekerja, yaitu sistem kompensasi untuk penjahit dan penyulam diberikan dengan sistem borongan, sedangkan untuk para staff dan senior manajemen, ada tingkat level penggajian paling terendah sudah mendekati UMR, dan rata-rata sudah diatas UMR. untuk karyawan manajemen
58
dan finishing gaji tetap dan ada pemberian-pemberian berupa tunjangantunjangan, ada tahapan-tahapan jenjang karier, dimana ketika karyawan akan direkrut, ia terlebih dahulu ditempatkan diposisi finishing, karena dengan posisi tersebutlah karyawan dapat lebih peka terhadap pekerjaannya (manajemen turn over sangat tinggi karena stok posisi barang di finishing), Sebagaimana ketentuan yang dinyatakan Allah SWT, dalam firman-Nya dalam surat Al-Ahqaf (46) : 19
Artinya : “ Dan bagi masing-masing mereka derajat menurut apa yang telah mereka kerjakan dan agar Allah mencukupkan bagi mereka (balasan) pekerjaan-pekerjaan mereka sedang mereka tiada dirugikan”(Qs: Al-Ahqaf (46) : 19) Sesuai prinsip dasar yang digunakan Rasulullah SAW dan khulafaur Rasyidin adalah pertengahan, moderat dalam penentuan upah pegawai, tidak berlebih-lebihan dan juga tidak terlalu sedikit (proposional). 4 Menurut Ibn Khaldun yang dikutip oleh Adiwarman Karim tentang pemberian gaji atau upah, beliau berpendapat bahwa bila gaji terlalu rendah, pasar akan lesu dan produksi tidak mengalami peningkatan, dan jika gaji terlalu tinggi akan terjadi tekanan inflasi dan produsen kehilangan minat untuk bekerja.5
4
Ahmad Ibrahim, Manajemen Syariah (Sebuah Kajian Historis Dan Kontemporer), hal 116-117 Adiwarman Azwar Karim, “Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam”, (Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada, 2006), Ed.3, hal. 405 5
59
Selain gaji, sebagai implikasi dari adanya jaminan sosial perusahaan juga memberikan fasilitas- fasilitas lain diantaranya jaminan kesehatan dengan didaftarkannya karyawan pada pihak asuransi kesehatan (rawat inap dan rawat jalan) yang sudah didaftarkan di asuransi bumi putera untuk 78 karyawan, terdiri dari 20 karyawan manajemen dan sisanya penjahit dan beberapa staffstaff umum (ob, supir), imbalan yang didapat ketika terjadi kematian berupa uang senilai Rp. 50 juta rupiah, dan ketika sakit uang yang diperoleh untuk biaya kesehatan sebesar Rp. 825.000 (penjahit), untuk bagian staff manajemen senilai Rp. 1,2 juta, selain itu pemberian fasilitas koperasi, pemberian fasilitas lingkungan yang nyaman dengan dan kebijakan perusahaan yang sehat. seperti berupa kepedulian kepada keagamaan.6 Berangkat dari pemikiran semangat religiusitas dalam menjalankan kiprah perusahaan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan pemberdayaan masyarakat, yang disemangati oleh dua hal, pertama, antusiasme untuk memacu prestasi demi kejayaan perusahaan, kedua, pemberdayaan masyarakat sekitar sebagai tanggung jawab sosial perusahaan,7 maka CV. Azka Collection mengembangkan religiusitas dilingkungan perusahaan, mulai dari pengajian mingguan dan bulanan dengan mendatangkan penceramah dari berbagai tanah air. hal ini sudah merupakan suatu kewajiban rutin yang harus di ikuti oleh para tenaga kerja yang terlibat. pengadaan pelatihan dan pengembangan yang merupakan salah satu fasilitas yang diberikan perusahaan kepada karyawannya, sehingga perusahaan
6
Hasil Wawancara dengan Ibu Leony Anwar, (Pemilik Perusahaan CV. Azka Collection), Bogor, Tanggal 16 Februari 2011 7 Syahrin Harahap, Islam Konsep dan Implementasi Pemberdayaan, (Yogyakarta : PT. Tiara Wacana Yogya, 1999), Cet 1, hal 1
60
berharap tidak saja untuk tujuan dalam peningkatan keahlian bagi pekerja, juga bertujuan untuk memuaskan kualitas mutu bagi konsumen, hal tersebutlah yang menjadi tujuan bagi perusahaan dari pada kesungguhan dalam mengelola bisnisnya. Islam memandang bahwa ilmu merupakan dasar penentuan martabat dan derajat seseorang dalam kehidupan. Allah memerintahkan kepada RasulullahNya untuk senantiasa meminta tambahan ilmu. dengan bertambahnya ilmu, akan meningkatkan pengetahuan seorang muslim terhadap berbagai dimensi kehidupan, baik urusan dunia atau agama. Sehingga ia akan mendekatkan diri dan lebih mengenal Allah, serta meningkatkan kemampuan dan kopetensinya dalam menjalankan tugas pekerjaan yang dibebankan kepadanya.8 Pelatihan (training) dalam segala bidang pekerjaan merupakan bentuk ilmu untuk meningkatkan kinerja, di mana islam mendorong umatnya untuk bersungguh-sungguh dan memuliakan pekerjaan. Rasulullah bersabda :
حدثٌب إبزاُين بي هْسى أخبزًب عيسى عي ثْر عي خبلد بي هعداى عي الوقدام عي رسْل اهلل صلى اهلل عليَ ّ سلن قبل ( هب أكل أحد طعبهب قط: ٌَرضي اهلل ع ٍخيزا هي أى يأكل هي عول يدٍ ّإى ًبي اهلل داّد عليَ السالم كبى يأكل هي عول يد ) Diceritakan oleh Ibrahim ibn Musa kepada kami, diberitakan kepada kami oleh Isa dari Tsaur dari Khalid ibn Ma’dan dari Miqdan ra., dari Rasulullah SAW bersabda, “Tidak ada makanan yang lebih baik yang dimakan oleh seseorang dari pada apa yang ia makan dari pekerjaan tangannya, sesungguhnya Nabi Allah Dawud a.s memakan makanan dari hasil kerja tangannya”. (HR. Buchori)9 8
Ahmad Ibrahim Abu Sinn, Manajemen Syariah (Sebuah Kajian Historis Dan Kontemporer), (Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada, 2008). Hal 116-117 9 Muhammad ibn Ismail Abu Abdullah al-Buchari al-Ja’fi, Shahih Buchari al-Jami’ al-Shahih alMuchtasar, Bairut; Ibn Katsir al-Yamamah, 1987, jil. ke-2, hal. 730
61
Islam mendorong untuk melakukan pelatihan (training) terhadap para karyawan dengan tujuan mengembangkan kopetensi dan kemampuan teknis karyawan dalam menunaikan tanggung jawab pekerjaannya. Rasulullah memberikan pelatihan terhadap orang yang diangkat untuk mengurusi persoalan kaum muslimin, dan membekalinya dengan nasihat-nasihat dan beberapa petunjuk. Begitu juga dengan pemberian intensif berupa uang tunai pada mereka yang berprestasi. Islam membenarkan seseorang mendapatkan uang intensif dari yang lainnya disebabkan keberhasilannya dalam bekerja secara maksimal, memang patut di lakukan. Dan atas jerih payahnya itu ia berhak mendapat bonus dari perusahaan, karena ini selaras dengan sabda Rasulullah:”
صلى- َِ َل قَبلَ َرسُْلُ الل َ جزِي ٍز عَيْ أَبِي َِ قَب َ ي ِ ْي ا ْلوٌُْ ِذ ِر ب ِ َعوَ ْي ٍز ع ُ ي ُ ْك ب ِ حَدَثٌََب عَبْ ُد ا ْل َوِل ل َ ع ِو َ ي ْ َج ِز ه ْ َجزَُُب َّهِ ْثلُ أ ْ َل ِبَِب كَبىَ لََُ أ َ حسٌََ ًة َف ُع ِو َ « هَيْ سَيَ سٌَُ ًة-اهلل عليَ ّسلن ص هِيْ أُجُْرُِِنْ شَيْئًب ُ ُال يٌَْق َ ِبَِب Diceritakan oleh Abdul Malik Ibn Umar dari Munzir Ibn Jarir dari Bapaknya kepada kami berkata, Rasulullah SAW, bersabda “Barangsiapa di dalam Islam berbuat suatu kebajikan maka kepadanya diberi pahala, serta pahala dari orang yang mengikutinya tanpa dikurangi sedikitpun”(HR. Ibn Majah).10
2. Analisa Terhadap Bahan Baku Bahan baku yang diperlukan meliputi kain, benang, kancing, retsleting, bahan variasi/renda/pita, kain keras, dan elastik (karet), jarum untuk mesin jahit, jarum pentul, kapur jahit, pensil, dan karbon. Dari hasil wawancara yang 10
Abu Abdullah Muhammad ibn Yazid al-Qazwini, Sunan Ibn Majah, Mawqi Wizarah al-Auqaf alMisriyah, tpn., jil. ke-1, hal. 244
62
dilakukan bahan baku utama diperoleh perusahaan berasal dari Jakarta dan Bandung, dikarenakan kualitas dari dua kota tersebut terkenal bagus. CV. AzkaSyah Collection mementingkan kualitas mutu produk maka dari itu bahan baku utama perusahaan ini yaitu kain berasal dari kualitas yang baik, seratnya halus dan menyerap keringat, karena segmen perusahaan ini adalah menengah keatas sehingga pakaiannya kualitas nomor 1, dan berakibat wajarnya harga ratusan rupiah yang dijual. Ditambah kancing yang dipergunakan berasal dari perusahaan jepang yaitu YKK, kancing produksi jepang ini terkenal memiliki kualitas yang baik dari pada kancing-kancing yang dijual di pasaran, dan harga 1 kancing sebesar 5000 rupiah. Dengan meningkatnya harga bahan baku pakaian jadi berkisar antara 515%,11 maka dari itu pengusaha agar tetap survive, menaikan juga harga penjualan ke konsumen, namun tidak semua produk dinaikan harga jualnya, hanya produk-produk tertentu saja artinya produk yang memiliki kualitas paling unggul karena tingkat kualitas bahan baku yang baik. Penargetan produksi pakaian oleh perusahaan dengan
memproduksi
20.000/pcs setiap bulannya, dilakukan bertujuan agar pihak perusahaan tidak memproduksi tanpa batas kemampuan yang dimiliki oleh perusahaan.12
11
Direktorat kredit, BPR, dan UMKM, industri pakaian jadi, artikel diakses pada tanggal 9 2001,dari http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/BBEDDC1A-7C85-402F-AA66-039A70512B40/18000/ Pakaianjadimuslim 12 Dokumen, CV. Azka Collection yang diberikan Ibu Hj. Leony Setiawati SP, pada tanggal 16 Februari 2011 Februari
63
Dalam Islam berkah merupakan komponen penting dalam mashlahah. Oleh karena itu bagaimanapun dan seperti apapun pengklasifikasiannya, berkah harus dimasukan dalam input produksi, sebab berkah mempunyai andil (share) nyata dalam membentuk output. Berkah harus dimasukan dalam input produksi meliputi bahan baku yang dipergunakan untuk proses produksi harus memiliki kebaikan dan manfaat baik dimasa sekarang atau dimasa yang akan mendatang, penggunaan bahan baku yang tanpa batas penggunaannya akan mendapatkan masalah dan akan membawa mudharat.13 Bahan baku yang diperoleh perusahaan, adalah bahan baku yang memang diproduksi sesuai kebutuhan akan produksi perusahaan. 3. Analisa Terhadap Produk Pada dasarnya Islam, tidak melarang apapun produk dan jasa diciptakan dan dikembangkan, sejauh rekayasa manusia memungkinkan. Namun, syaratnya produk dan jasa tersebut tidak haram atau merusak, misalnya memproduksikan arak, babi, darah, berhala, dan benda-benda haram lainnya yang dijelaskan dalam Al-Qur’an.
13
Tjoet Nyak Nuroel Izzatie, “Teori Produksi Dalam Ekonomi Islam”, Senin, 03 Januari 2011, http://tjoetnyakkkkk.blogspot.com/2011/01/teori-produksi-dalam-ekonomi-islam.html
64
Artinya ; “Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. pada hari ini orang-orang kafir Telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. pada hari Ini Telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan Telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan Telah Kuridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa Karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.(Qs Al-Maidah (5) : 3) Produk yang diperjual-belikan oleh CV. Azka Collection berupa kebutuhan tersier yaitu pakaian. pakaian merupakan busana pelindung bagi manusia. Busana yang diproduksi oleh perusahaan merupakan busana yang disunahkan oleh Nabi. yaitu busana penutup aurat. Selain itu CV. Azka Syahrani memasarkan produk yang thayyib (berkualitas), dengan mengedepankan keunggulan mutu atau kualitas produk, ini terbukti dengan dapat diraihnya suatu penghargaan dari ISO, pengadaan audit intern serta untuk produk rijek / wanprestasi, tetap diselesaikan tetapi hanya dijual khusus untuk para karyawan, wanprestasi ini terjadi antara lain karena cuttingan yang kurang rapih, perbedaan warna yang ada kurang sepadan, serta ukuran yang kekecilan dari yang seharusnya.14
14
Hasil Wawancara dengan Ibu Leony Anwar, (Pemilik Perusahaan CV. Azka Collection), Bogor, Tanggal 16 Februari 2011
65
Semua hal pengendalian mutu dilakukan semata-mata agar konsumen tidak kecewa apabila membeli produk yang dihasilkan oleh perusahaan. perusahaan juga sangat terbuka apabila ternyata barang-barang atau produk yang didapat oleh konsumen tidak sesuai dengan apa yang mereka pesan, maka konsumen diberi kesempatan untuk menukarkan produk tersebut sesuai dengan apa yang mereka harapkan. B. Analisa Distribusi Berdasarkan Sistem Ekonomi Islam 1. Analisa Terhadap Pola Keagenan Islam memahami bahwa perkembangan budaya bisnis berjalan begitu cepat dan dinamis. Berdasarkan kaedah fikih bahwa hukum asal muamalah boleh dilakukan sepanjang tidak ada dalil yang melarangnya, maka terlihat bahwa Islam memberikan jalan bagi manusia untuk melakukan berbagai improvisasi dan inovasi melalui sistem, teknik dan mediasi dalam melakukan perdagangan. Namun, Islam mempunyai prinsip-prinsip tentang pengembangan sistem bisnis yaitu harus terbebas dari unsur dharar (bahaya), jahalah (ketidakjelasan) dan zhulm ( merugikan atau tidak adil terhadap salah satu pihak). Sistem pemberian bonus harus adil, tidak menzalimi dan tidak hanya menguntungkan orang yang di atas. Bisnis juga harus terbebas dari unsur MAGHRIB, singkatan dari lima unsure, Maysir (judi), Aniaya (zhulm), Gharar (penipuan), Haram, Riba (bunga), Iktinaz atau Ihtikar dan Bathil.
66
Dalam Mengembangkan bisnisnya, perusahaan ini menggunakan pola direct selling maka ia harus terbebas dari unsur-unsur di atas, hal ini terlihat dari adanya akad perjanjian antara agen ke pihak produsen, barang atau jasa yang dibisniskan serta tata cara penjualannya halal, tidak haram dan tidak syubhat serta tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syari’ah.di atas serta porsi pembagian keuntungan jelas. Selain dari pada itu, bentuk strategi pemasaran, mengandung unsur positif, diisi dengan nilai-nilai Islam seperti penjualan produk yang jelas dengan mencantumkan harga, jenis, warna dan ukuran, yang di cantumkan pada katalog bulanan ketika dikeluarkan. dan sistemnya disesuaikan dengan syari’ah Islam, terimplikasi dengan tidak adanya unsur kezhaliman antara produsen ke agen manager atau agen, seperti pemberian diskon, disesuaikan dengan kapasitas kemampuan pembelian dari distributor, semakin besar pembelian semakin besar diskon yang akan diperoleh. Bisnis yang dijalankan dengan sistem direct selling tidak hanya sekedar menjalankan penjualan produk barang, tetapi juga jasa, yaitu jasa marketing, dengan imbalan berupa marketing fee, bonus, hadiah dan sebagainya, tergantung prestasi seorang anggota. Jasa marketing yang bertindak sebagai perantara antara produsen dan agen. Kegiatan samsarah dalam bentuk distributor, agen, member atau mitra niaga dalam fikih Islam termasuk dalam akad ijarah, yaitu suatu transaksi memanfaatkan jasa orang lain dengan imbalan, insentif atau bonus (ujrah) semua ulama membolehkan akad seperti ini,
67
Sama halnya seperti cara berdagang yang lain, strategi penjualan dengan sistem direct selling juga memenuhi rukun jual beli serta akhlak (etika) yang baik. Di samping itu komoditas yang dijual harus halal (bukan haram maupun syubhat), memenuhi kualitas dan bermafaat. sistem keagenan tidak memperjualbelikan produk yang tidak jelas status halalnya. Atau menggunakan modus penawaran (iklan) produksi promosi tanpa mengindahkan norma-norma agama dan kesusilaan. Hal tersebut yang sudah dijelaskan dalam Islam, di penuhinya oleh pihak perusahaan yaitu, adanya program great meeting bagi para agen manajer yang membawa langsung nama perusahaan, program ini bertujuan untuk membina ukhuwah antara produsen dan pekerja untuk membahas masalah yang berkaitan dengan sirkulasi selama penjualan. dengan demikian bisnis ini dipandang memiliki unsur-unsur silaturrahmi, dakwah dan tarbiyah. 2. Promosi Penjualan Promosi merupakan salah satu variabel dari bauran pemasaran yang sangat penting, yang dilaksanakan oleh perusahaan, dalam memasarkan produk atau jasanya. Tanpa promosi keberadaan produk kurang mendapat perhatian dari konsumen atau bahkan konsumen tidak tahu sama sekali mengenai produk tersebut. Pada umumnya perusahaan akan selalu berusaha untuk tetap berkembang serta mampu bersaing untuk mencapai tujuan perusahaan. Agar tujuan perusahaan dapat tercapai diperlukan strategi promosi yang
68
efektif. Kegiatan promosi yang dilakukan oleh suatu perusahaan dilakukan melalui media elektronik seperti internet dan media cetak yaitu berupa majalah, ditampilkan di majalah Ummi, An-Nur dan Aliyah15 Perusahaan dalam mengiklankan produknya memberikan suatu gambaran secara detail mengenai produk yang akan dijual atau produk yang baru diterbitkan, disana dicantumkan oleh pihak produsen mengenai ukuran, warna, jenis bahan, kualitas serta harga perproduk sehingga memberikan informasi akan kejelasan barang yang akan dibelinya nanti. 3. Analisa Terhadap Harga Setiap perdagangan pasti berorientasi pada keuntungan. Namun Islam sangat menekankan kewajaran dalam memperoleh keuntungan tersebut. Artinya, harga produk harus wajar dan tidak dimark up sedemikian rupa dalam jumlah yang amat mahal, Sekalipun Al-Quran tidak menentukan secara fixed besaran nominal keuntungan yang wajar dalam perdagangan, namun dengan tegas Al-Quran berpesan, agar pengambilan keuntungan dilakukan secara fair, saling ridha dan menguntungkan. Firman Allah (4:29) Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara 15
http://www.pustakaskripsi.com/%E2%80%9Cpengaruh-biaya-promosi-terhadap-volumepenjualan-genteng-pada-pt-genteng-maher-perdana-jatiwangi-cirebon-cabangsukabumi%E2%80%9D-2-348.html
69
kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu, Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu”
Harga yang di pasarkan oleh perusahaan wajar sesuai dengan apa yang diberikan untuk konsumen, karena terlihat dari bahan baku yang berkualitas dan jaminan akan kenyamanan jahitan serta reslting YKK berasal dari produksi jepang. Harga yang diberikan juga sesuai dengan standar produksi-produksi lainnya sehingga tidak memberatkan konsumen untuk dapat membelinya. C. Analisa Terhadap Manajemen Keuangan Perusahaan 1. Sumber Perolehan Pinjaman Usaha Penyediaan bantuan modal, yang merupakan strategi prioritas pertama, untuk mendukung kelancaran sebuah bisnis. dan jika ditinjau dari perolehan dana yang didapat perusahaan, saat ini yakni dari modal sendiri, hal ini tidak ada masalah karena berasal dari perolehan keuntungan yang didapatkan perusahaan. ketika meminjam melalui lembaga keuangan yang berbasis syariah, dimana tidak terdapat unsyur bunga yang dapat dikatakan sebagai riba. dengan adanya sistem keuangan Islam yang memfasilitasi dan mewujudkan keuangan yang adil dan efisien, dengan hadirnya UU No. 10 tahun 1998, maka telah ditetapkan landasan hukum yang kuat serta menjamin adanya kepastian hukum bagi para pelaku ekonomi serta masyarakat luas untuk kelembagaan dalam kegiatan usaha bank syariah.16
16
Ibid, hal 35
70
Adapun penempatan lembaga keuangan diantara usaha besar dan BUMN/D serta industri kecil ini didasarkan pada kenyataan bahwa lembaga keuangan yang ada tidak cukup untuk mempercayai industri kecil yang mengajukan bantuan modal, antara lain karena tidak memiliki jaminan. Oleh karena itu, peran usaha besar dan BUMN/D sangatlah penting untuk menjamin industri kecil tersebut.17 Dalam transaksi keuangan, Islam melarang untuk mengenakan denda jika hutang telat dibayar karena prinsip hutang dalam hal ini adalah menolong orang lain (tabarru’) dan tidak dibolehkannya mengambil keuntungan dalam tabarru’. pengambilan riba merupakan salah satu sumber ketidakadilan dan mematikan sumber daya produktif, selain itu implementasi penggunaan riba, dapat berdampak buruk bagi perekonomian, diantaranya yaitu ketidakadilan distribusi pendapatan dan kekayaan, potensi eksploitasi terhadap pihak yang lemah (deficit spending units) dan keuntungan lebih berpihak pada orangorang kaya (surplus spending units), alokasi sumber daya ekonomi tidak efisien, 18 2. Sumber Pengeluaran Dana Perusahaan mengalokasikan dana CSR sebesar 3%, diambil dari perolehan penjualan siklus katalog salama 3 bulan sekali dari masa edar, komposisinya sebesar 60% untuk zakat konsumtif, dan 40% dananya digunakan untuk membantu lingkungan sekitar, seperti pemberian kredit
17
Murasa Sarkaniputra, “Ruqyah Syar’iyyah (Teori, Model Dan Sistem Ekonomi)”, (Jakarta : AlIshlah Press Dan STEI , 2009), Hal 379 18 Heri Sudarsono, “Bank dan Lembaga Keuangan Syariah”, (Yogyakarta : EKONISIA, 2007). hal 2
71
usaha informal, pembuatan MCK untuk masyarakat pedesaan, pembenahan jalan, dll. sedangkan menurut perusahaan. Pemberian pajak tidak seroyal, seperti apa yang dikeluarkan untuk zakat, komitmen pemberian zakat dijalankan
dengan
penuh
ke
konsistensian
untuk
memajukan
dan
memberdayakan masyarakat atau lingkungan sekitar. CSR merupakan tanggung jawab moral suatu perusahaan terhadap para strategik-stakeholdersnya, terutama komunitas atau masyarakat disekitar wilayah kerja dan operasinya. CSR memandang perusahaan sebagai agen moral. Dengan atau tanpa aturan hukum, sebuah perusahaan harus menjunjung tinggi moralitas. Parameter keberhasilan suatu perusahaan dalam sudut pandang CSR adalah mengedepankan prinsip moral dan etis, yakni menggapai suatu hasil terbaik, tanpa merugikan kelompok masyarakat lainnya. Salah satu prinsip moral yang sering digunakan adalah golden-rules, yang mengajarkan agar seseorang atau suatu pihak memperlakukan orang lain sama seperti apa yang mereka ingin diperlakukan. Dengan begitu, perusahaan yang bekerja dengan mengedepankan prinsip moral dan etis akan memberikan manfaat terbesar bagi masyarakat. Perusahaan dengan cermat memastikan, pola dan metode yang dilakukannya sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada. Terutama dalam konteks ini, Pemberian zakat yang merupakan suatu kewajiban bagi harta yang berkembang serta pembangunan sarana lingkungan sosial. Bila menyangkut hal yang berkaitan dengan pemberdayaan masyarakat. Sukses
72
tidaknya pengelolaan CSR juga tergantung pada bagaimana komunikasi dan pendekatan pihak perusahaan dengan masyarakat penerima manfaat CSR. Bila ditinjau, penggunaan dana CSR untuk zakat merupakan kewajiban bagi perusahaan. Selain kewajiban pada negara yang mengharuskan sebuah perusahaan wajib mengeluarkan dana CSR sebesar 1% dari keuntungannya yang diatur dalam UU pasal 74 Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UU PT) mengenai kewajiban Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) bagi perusahaan yang berkaitan dengan sumber daya alam, perusahaan juga memiliki kesadaran untuk berupaya mengeluarkan zakat, kewajiban yang dianjurkan oleh Allah SWT atas kelebihan harta yang dimilikinya.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Setelah melakukan penelitian, baik melalui hasil wawancara terhadap direktur dan general manager perusahaan, pengamatan langsung terhadap objek penelitian dan analisis dokumen laporan keuangan program, maka Penulis dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut : 1.
Pemberdayaan terhadap faktor-faktor tenaga kerja menjadi tujuan utama yang ditekankan oleh perusahaan, dan diangkat sebagai salah satu visi, misi dan tujuan pendirian perusahaan yaitu melibatkan dan memberdayakan ummat sebanyak-banyaknya dengan tujuan mendapatkan keberkahan dunia dan akhirat, melalui pendekatan
komunitas
lewat
pelibatan
masyarakat
sekitar
khususnya dari kalangan tenaga kerja yang tidak terserap oleh perusahaan-perusahaan besar seperti ibu-ibu rumah tangga dan remaja putus sekolah. 2.
Perusahaan menanamkan dan menerapkan nilai-nilai spiritual company kepada tenaga kerjanya dengan mengedepankan aspek moral dan etika dalam menjalankan setiap aktivitas kegiatan produksi. 73
74
3.
Perusahaan memberikan fasilitas-fasilitas akan kesejahteraan tenaga kerjanya diantaranya pemberian jaminan asuransi, gaji yang sesuai, pelatihan dan training untuk meningkatkan keahlian karyawan, sarana olahraga serta fasilitas keperdulian terhadap agama dengan diadakannya pengajian rutin.
4.
Penjualan harga produk yang wajar sesuai dengan pemberian bahan baku yang bermutu, serta penargetan produksi pakaian yang tidak melampaui kemampuan yang dimiliki oleh perusahaan.
5.
Produk yang diperjualbelikan, produk yang menjadi salah satu anjuran sunnah Nabi SAW, yaitu busana penutup aurat.
6.
Pemakaian sistem pola direct selling yang diberlakukan tidak terdapat unsyur gharar, dan dzolim karena tercatat secara jelas dalam surat ketentuan keagenan.
7.
Manajemen keuangan yang diatur sesuai dengan sistem keuangan islam
dengan
mengeluarkan
kewajiban
berzakat,
sehingga
masyarakat disekitar dapat terbantu dengan kehadiran dana zakat yang diberikan. 8.
Kegiatan usaha bisnis yang dijalankan oleh CV. Azka Syahrani telah sesuai dengan nilai-nilai dasar serta nilai instrumental ekonomi Islam, yaitu kepemilikan, kesederhanaan, pemberian zakat, tidak adanya unsure riba, adanya kerjasama yang baik, serta tersedianya jaminan sosial.
75
B. Saran 1. Sebaiknya CV. Azkasyah Collection berkembang menjadi perusahaan perseroan terbatas (PT), karena terlihat dari jumlah banyaknya tenaga kerja yang diberdayakan. 2. Untuk sistem yang dijalankan perusahaan sepertinya sudah dianggap cukup sebagai perusahaan yang berbasiskan akan nilai-nilai syariah, mengapa perusahaan tidak mengedepankan tittle “syariah” agar nilai dari perusahaan lebih dianggap menjadi salah satu percontohan dari perusahaan-perusahaan UKM yang ada di Indonesia dalam hal bisnis usaha fashion. 3. Diharapkan perusahaan lebih memperbaiki lagi sistem keuangan yang ada, agar apa yang dinamakan transparansi (keterbukaan) terhadap anggaran dapat digunakan dalam berbagai hal. 4. Produk yang dihasilkan sebaiknya diinovasi lagi, sebab persaingan usaha semakin ketat, dengan bertambahnya inovasi maka sebuah perusahaan dapat bertahan lebih lama.
DAFTAR PUSTAKA
Abbas, Anwar. Dasar-Dasar Sistem Ekonomi Islam, Jakarta: Fakultas Syariah Dan Hukum, Uin Syahid, 2009 Abu Sinn, Ahmad Ibrahim. Manajemen Syariah (Sebuah Kajian History dan Kontemporer), (Jakarta : Pt. Rajagrafindo Persada, 2008), Ed. 1 Al-Buchari Al-Ja’fi, Muhammad ibn Ismail Abu Abdullah Shahih Buchari alJami’ al-Shahih al-Muchtasar, Bairut; Ibn Katsir al-Yamamah, 1987, jil. ke-2. Ali, Muhammad. Kamus Bahasa Indonesia Modern, (Jakarta : Pustaka Amani) Ali, Zainuddin. Hukum Ekonomi Syariah, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), Cet. 2 Al-Kaaf, Abdullah Zaky. Ekonomi dalam Perspektif Islam, (Bandung, PT. Pustaka Setia Pertama Maret 2002), Cet. Ke-1 Alma, Buchari. Pengantar Bisnis, Bandung : Alfabeta, 1998 al-Qazwini, Abu Abdullah Muhammad ibn Yazid Sunan Ibn Majah, Mawqi Wizarah al-Auqaf al-Misriyah, tpn., jil. ke-1 Antonio, Muhammad Syafi’I. Bank Syari’ah dari Teori ke Praktek, (Jakarta; Gema Insani Press, 2001), Cet. 1 Arikunto, Suharmi. Managemen Penelitian, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1993), Cet Kedua’ Basu, Swastha dan Sukotjo, Ibnu. Pengantar Bisnis Modern, Yogyakarta: Liberty, 1998, Cet. Ke VI Dokumen, CV. Azka Collection yang diberikan Ibu Hj. Leony Setiawati SP, pada tanggal 16 Februari 2011 Halide, Majalah, Mimbar Ummi, 1982, hlm 15 Harahap, Syahrin. Islam Konsep dan Implementasi Pemberdayaan, (Yogyakarta : PT. Tiara Wacana Yogya, 1999), Cet 1
76
77
Heri Sudarsono, “Bank dan Lembaga Keuangan Syariah”, (Yogyakarta : EKONISIA, 2007). Jusmaliani, Bisnis Berbasis Syariah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008) Karim, Adiwarman A. Ekonomi Mikro Islami, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007), Ed. Ketiga Ketentuan Umum Keagenan CV. Azka Sulam Etnik, Bogor 2010 Mannan, Muhammad A. Ekonomi Islam Ekonomi Teori dan Praktek, (Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Wakaf, 1995). Muhammad, Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007) ----------------, Ekonomi Mikro dalam Perspektif Islam, (Yogyakarta: BPFEYogyakarta, 2004/2005), Cet. 1. Nasution, Arman Hakim. Manajemen Industri, (Yogyakarta: ANDI OFFSET, 2008), Ed. 1 P3EI, Ekonomi Islam, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008), Cet. 1 Qardhawi,Yusuf. Peran Nilai Dan Moral Dalam Perekonomian Islam, (Jakarta: Robbani Press, 1997), Cet. 1 Rivai,Veithzal. Islamic Human Capital, (Jakarta : Rajawali Press, 2009), Ed. 1. Saefuddin, Ahmad M. Studi Nilai-Nilai Sistem Ekonomi Islam, (Jakarta Pusat : Media Da’wah dan LIPPM) Sakti, Ali. Analisis Teoritis Ekonomi Islam, Jakarta: Paradigma Dan Aqsa Publishing, 2007, Cet. Ke-1 Sarkaniputra, Murasa. “Ruqyah Syar’iyyah (Teori, Model Dan Sistem Ekonomi)”, (Jakarta : Al-Ishlah Press Dan STEI , 2009). Suharnoko, Hukum Perjanjian (Teori dan Analisa Kasus), (Jakarta : Kencana, 2009), Cet. 6 Suryabrata, Sumadi. Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT. RajaGrafindo, 2004), Cet Keenam Belas Wawancara pribadi dengan Bpk. Teguh (salah satu pendistributor Bisnis Busana Muslim). Jakarta, 25 Juli 2010.
78
Wawancara Pribadi dengan Hj. Leony Anwar. Bogor, 16 Februari 2011 Yusanto, M. Ismail dan Widjajakusuma, Muhammad Karebet, Menggagas Bisnis Islam, (Jakarta : Gema Insan, 2002), Cet. 1 -------------------------- dan Yunus, M. Arif. Pengantar Ekonomi Islam, (Bogor : Al-Azhar Press, 2009), Cet 1
Media Elektronik : Kompas, “Acfta – Pasar Bebas 2010: “Bunuh Diri Ekonomi Indonesia”, artikel diakses pada 12 Januari 2010 dari http://hizbut-tahrir.or.id/2010/01/12/acftapasar-bebas-2010-bunuh-diri-ekonomi-Indonesia/. Rosita, “Leony Agus Setiawati dan Keluarga, Syiar Islam Lewat Sulam Tangan”, artikel diakses pada tanggal 1 Maret 2010 dari http://ummionline.com/artikel-46-leony-agus-setiawati-dan-keluarga-syiar-Islamlewat-sulam-tangan.html Surya Pos, “Pengertian Ekonomi Islam”, Artikel di akses pada tanggal 29 Mei 2011 dari http://www.suryapost.com/2010/12/pengertian-ekonomi-islam html Manajemen Dakwah, “Pengertian Ekonomi Islam” Artikel diakses pada tanggal 29 Mei 2011 dari http://md-uin.blogspot.com/2009/07/pengertian-ekonomi -islam.html. Ekonomi Islam Online, “Struktur Ekonomi Islam:Prespekif Komparasi Terhadap Pasar, Etika dan Ekonomi”, artikel diakses pada tanggal 10 Agustus 2010, dari http://www.ekisonline.com /index.php?option=com_content&view= article&id=59:strukturekonomi-islamprespekif-komparasi-terhadap-pasaretika-dan-ekonomi&catid=34:ekonomi-mikro. Bayutube86, “Makalah Manajemen Keuangan”, artikel diakses pada tanggal 2 Februari 2010 dari http://cafe-ekonomi.blogspot.com/search/label /Manajemen%20Keuangan%20Indonesia. Irham Fahreza Anas, “Hakikat Laba Dalam Bisnis Syariah”, Artikel diakses pada tanggal 14 April 2011 dari http://Irham-anas.blogspot.com/2011 /04/aslm.html. Wikipedia Ensiklopedia Bebas, “Badan Usaha”, Atikel Ini diakses Pada Tanggal 25 Februari 2011 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Badan_Usaha
79
Direktorat kredit, BPR, dan UMKM, “Industri Pakaian Jadi”, Artikel diakses pada tanggal 9 Februari 2001, dari http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/ BBEDDC1A-7C85-402F-AA66-039A70512B40/18000/Pakaianjadi muslim. Tjoet Nyak Nuroel Izzatie, “Teori Produksi Dalam Ekonomi Islam”, Senin, 03 Januari 2011, http://tjoetnyakkkkk.blogspot.com/2011/01/teori-produksidalam-ekonomi-islam.html http://www.pustakaskripsi.com/%E2%80%9Cpengaruh-biaya-promosi-terhadapvolume-penjualan-genteng-pada-pt-genteng-maher-perdana-jatiwangicirebon-cabang-sukabumi%E2%80%9D-2-348.html Tim Penelitian Dan Pengembangan Perkreditan Dan UMKM, “Pola Pembiayaan Usaha Kecil (Industri Pakaian Jadi Muslim)”, Artikel diaskes pada tanggal 5 Februari 2010 Dari www.bi.go.Id Butik Azka, “Dari Azka Sulam Etnik menjadi Azkasyah”, Artikel diakses Pada Tanggal 20 Maret 2011 dari http://butik-azka.blogspot.com/2011/03/dariazka-sulam-etnik-menjadi-azkasyah.html
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Company Profile Nama Perusahaan
:
CV. Azka Syahrani
Nama Merk
:
AZKA Busana Sulam Etnik
Alamat
:
Ciomas Permai C 16 No 22-23 Bogor Jawa Barat 16610
Nomor Telepon
:
(+62 251) 8632535
Nomor Fax
:
(+62 251) 8632535
Nomor Handphone
:
081381371292, 085925154226
E-mail
:
[email protected]
Website
:
www.azkafashion.net
No. SIUP Kecil
:
1367/10-20/PK/XI/2006
No TDP
:
10,20,5,52,10949
No. NPWP
:
01.300.992.3-051.000
No. ISO 9001:2000
:
BQSS-08-2007
Kategori Produk
:
Busana pria, wanita, dan anak berbahan katun dengan aplikasi sulam tangan (handmade) bercorak etnik nusantara seperti corak suku Biboki NTT, Toraja, Batak dll, dikombinasikan dengan kain nusantara antara lain batik lawas Solo, serat kayu, tenun lurik Klaten, sasirangan Banjarmasin,dll.
Kapasitas Produksi
:
sd 20.000 pcs / bln
Jumlah Karyawan
:
638 orang (pola inti plasma), 91 % perempuan
Daerah Pemasaran
:
+- 280 agen di Indonesia dan Singapura
Sistem Pemasaran
:
Direct Selling (Sistem Keagenan)
CEO
:
Leony Agus Setiawati, SP
Nama Suami
:
Anwar Sanusi, SE
Tempat /Tanggal Lahir
:
Bandung / 6 Agustus 1976
Anak
:
Azka Salsabila (11 th) & Aqila Syahrani (7 th)
Pendidikan Terakhir
:
S1 IPB jurusan Sosial Ekonomi Agribisnis
Hoby
:
Baca buku, menggambar, Travelling
Moto Hidup
:
Keep Dreaming !
MANAGING DIRECTOR
GENERAL MANAGER
BUSINESS DEVELOPMENT
MARKETING / PUBLIC RELATION
GENERAL AFFAIR / FINANCE
WAREHOUSE / PURCHASING
PRODUCTION
SALES & MARKETING
FINANCE
RAW MATERIALS
CUTTING
CUSTOMER CARE
ADM & HRD
READY STOCK
SEWING
QC
FINISHING
R&D
KEGIATAN SERTA FASILITAS YANG DIBERIKAN CV. AZKASYAH COLLECTION KEPADA TENAGA KERJA DAN MESYARAKAT
1. Fasilitas yang diberikan untuk Agen Manager Family Gathering dan Agen Meeting
2. Kegiatan Karyawan, Pengajian Rutin
3. Reward untuk Pegawai yang Berprestasi
4.
Kegiatan Pelatihan Menyulam, dari Program PNPM 2010
5.
Kegiatan Olah Raga Futsal, Voli dan Bola
6. Family Gathering untuk Karyawan Azka
CSR (COORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY)
1. PROGRAM-PROGRAM PERUSAHAAN A. Ketahanan Pangan
B. Pinjaman Tanpa Bunga dan Agunan Untuk Usaha Informil
C. Perbaikan Sarana Lingkungan, Contoh : MCK MCK sebelum di Bangun
MCK setelah di Bangun
D. Program Sunatan Massal
E. Program Nikah Gratis
LAMPIRAN PRODUK-PRODUK AZKASYAH COLLECTION
LAMPIRAN 2
PRODUK GAMIS PANJANG
PRODUK GAMIS PANJANG
PRODUK BLUS
PRODUK KOKO
LAMPIRAN-LAMPIRAN LAMPIRAN 1 PIAGAM DAN SERTIFIKAT PENGHARGAAN
Sertifikat BQSS, SNI 19-9001-2001/ISO 9001-2000
Sertifikat dari MUI Sebagai Pembicara pada Diskusi Ahli KPEU
Piagam Penghargaan dari Menteri Perindustrian
Piagam Penghargaan dari Bupati Sebagai UKM Berprestasi di Kabupaten Bogor
Piagam Penghargaan dalam Pemanfaatan TIK oleh UKM
Piala Pemenang Fashion Show Busana Muslim Putra, Tingkat Nasional
Piagam dan Sertifikat Penghargaan dari Harian Bisnis Indonesia sebagai Young Enterpreuner Awards Tahun 2009
Merancang desain busana dan sulam
START
Membuat Sample
buat pola dan gambar sulam
Adm & Keu
R&D
BISNIS MODEL AZKA
Kirim Invoice ke AM
Marketing Produksi
CD foto desain awal
Kirim CD ke AM
Beri tahu AM tentang ketersediaan Stok
KIRIM ke AM
Y SPK kepada Bagian Pemotongan
Pra Produksi
Cetak Katalog
Kirim Invoice ke AM
Terima PO dari AM
Buat PO BMO
Pemotretan
SPK kepada Bagian Jahit
QC
Y N
FINISH
Y Sulam
QC
Finishing
Modifikasi atau Simpan
Simpan Stok
N
Gudang/ Purchasing
Cek bahan
N Menerima permintaan bahan
Pengadaan BL & BBTL ke Vendor
Y Periksa
N REJECT KE VENDOR
Modifikasi atau Simpan
Azkasyah Production Process
Proses Penjahitan dan Pengobrasan
Proses Cutting / Pemotongan Proses Desain dan Pembuatan Pola
Proses Quality Control Dari Proses penjahitan dan Pengobrasan
PRODUK
Proses Penyulaman Proses Quality Control Sulam dan Finishing/Penyelesaian Proses Pengepakan
Ketentuan Umum Keagenan AzkA 2010
Ketentuan Umum Keagenan AzkA Sulam Etnik
Pendahuluan AzkA Sulam Etnik adalah merk dagang dari CV AzkA Syahrani, berkedudukan di Perum Ciomas Permai Blok C16/No 23, Ciomas Bogor, yang memiliki produk busana muslim dengan ciri khas aplikasi sulam tangan. Adapun produk dari AzkA Sulam Etnik terdiri atas kemeja koko, blus, gamis, rok, kerudung dan akesoris. Produk-produk AzkA Sulam Etnik dibuat dengan memperhatikan nilai-nilai syariah dengan proses produksi yang melibatkan masyarakat di sekitar CV AzkA Syahrani sebagai bentuk pembedayaan ummat. Hal tersebut merupakan motto perusahaan, yaitu “Membangun Diri dengan Membantu Ummat”. Diharapkan nilai-nilai spiritual tersebut memberi berkah, baik bagi produsen, pemasar hingga pengguna akhir produk AzkA Sulam Etnik. InsyaAllah. Sebagai produsen, AzkA melayani konsumen melalui saluran pemasaran yang dibangun melalui sistem direct selling (pemasaran langsung). Untuk menata jaringan pemasaran tersebut, maka CV AzkA Syahrani membuat ketentuan umum yang berfungsi sebagai acuan para pemasar produk AzkA Sulam Etnik. Dengan semangat “Tumbuh dan Berkembang Bersama”, diharapkan ketentuan ini dimaknai sebagai alat perekat para agen pemasar AzkA Sulam Etnik, karena usaha (bisnis) busana muslim lebih dari alat mencari nafkah, juga sarana dakwah yang memberi barokah. Amiin.
BAB I KETENTUAN UMUM 1. Ketentuan Umum Keagenan adalah acuan umum yang berlaku bagi seluruh struktur pemasar AzkA Sulam Etnik di seluruh Indonesia dan luar negeri. 2. CV AzkA Syahrani bertindak sebagai produsen produk-produk AzkA Sulam Etnik yang pemasarannya dilakukan oleh jaringan pemasar. 3. Sistem pemasaran yang berlaku adalah direct selling berjenjang,
1
Ketentuan Umum Keagenan AzkA 2010
BAB II STRUKTUR PEMASAR (1) Struktur pemasar AzkA Sulam Etnik terdiri atas Agen Manager dan Agen (2) Diluar struktur tersebut adalah membership yang menginduk kepada masing-masing Agen Manager atau Agen
BAB III AGEN MANAGER 1. Yang dimaksud Agen Manager adalah struktur pemasar tertinggi yang berkomitmen kepada CV AzkA Syahrani untuk membangun jaringan pemasaran serta melayani agenagen yang berada di bawahnya. 2. Agen Manager dapat bertindak sebagai representasi CV AzkA Syahrani dalam mengedukasi dan mempromosikan produk AzkA Sulam Etnik kepada konsumen. 3. Agen Manager bisa berbentuk badan hukum maupun perseorangan Syarat-Syarat (1) Untuk menjadi Agen Manager, badan hukum atau perorangan mengajukan lamaran kepada CV AzkA Syahrani. (2) Melakukan registrasi dengan dilengkapi KTP/SIM/Paspor, KK dan/atau SIUP bagi Agen Manager berbadan hukum (3) Melakukan biaya pendaftaran Rp 500.000, untuk Agen Manager dalam negeri. Untuk Agen Manager Luar Negeri biaya registrasi sebesar Rp 1.000.000 (satu juta rupiah) (4) Menandatangani nota kesepahaman (MOU) (5) Syarat-syarat di atas berlaku untuk Agen Manager baru, sedangkan bagi Agen Manager yang ada saat ini (existing), berlaku butir (4). (6) CV AzkA Syahrani berhak menentukan jumlah Agen Manager melalui proses verikasi dengan mempertimbangkan proporsi kapasitas produksi dan wilayah pemasaran. Hak (1) Agen Manager yang sudah disetujui berhak memasarkan produk AzkA ke seluruh wilayah Indonesia dan luar negeri. (2) Mendapatkan marketing kit berupa spanduk/X-banner dan catalog yang jumlah berdasarkan proporsi pembelanjaan.
2
Ketentuan Umum Keagenan AzkA 2010
(3) (4) (5) (6) (7)
Dicantumkan dalam iklan media massa, website dan media promosi lainnya. Mendapatkan diskon khusus yang besarnya ditentukan sesuai ketentuan yang berlaku. Merekrut agen-agen pemasar di bawahnya baik Agen maupun membership. Bersama tim desain CV AzkA Syahrani memilih desain produk yang akan dipasarkan. Menghadiri pertemuan tahunan Rapat Agen Manager yang biaya penyelenggaraannya ditangung oleh CV AzkA Syahrani. (8) Menggunakan merk AzkA Sulam Etnik dalam nota, kemasan dan materi cetakan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan promosi dan pemasaran. (9) Penggunaan logo dan merk AzkA Sulam Etnik mengacu pada ketetuan yang sudah distandarkan oleh CV AzkA Syahrani. (10) Mendapatkan penghargaan (reward) yang besarannya telah ditentukan oleh CV AzkA Syahrani. Kententuan (1) Melakukan pembelanjaan perdana minimal 250 pcs atau +/- senilai Rp 20.000.000 (sudah termasuk diskon/nett). Untuk bulan kedua, minimum pembelanjaan sebanyak 350 pcs +/- senilai Rp 30.000.000 (sudah termasuk diskon/nett). Bulan ketiga dan seterusnya pembelanjaan minimal 450 pcs atau +/- senilai Rp 40.000.000 (sudah termasuk diskon/nett ). Ketentuan ini berlaku bagi Agen Manager yang sudah ada (existing) (2) Merekrut minimal 10 Agen hingga bulan keempat sejak disetujui dan menandatangani nota kesepahaman (MoU). (3) Membina dan melayani Agen-agen yang berada di bawahnya dalam penyediaan produkproduk AzkA Sulam Etnik serta mewakili CV AzkA Syahrani dalam menjelaskan pengetahuan produk (product knowledge) AzkA Sulam Etnik. (4) Memiliki fasilitas penyimpanan (stockiest) serta infrastruktur komunikasi, seperti telepon rumah, selular, dan email. (5) Memiliki account bank (BCA, BNI, BRI, Mandiri dan Mandiri Syariah) untuk keperluan transfer antar rekening yang dilengkapi fasilitas mobile banking atau internet banking. Wilayah Pemasaran dan Keagenan (1) Agen Manager secara administratif tercatat satu nama di satu wilayah administrasi (Kota/Kabupaten) (2) Nama yang tercantum sebagai Agen Manager bertanggung jawab penuh atas administrasi dan operasional keagenan.
3
Ketentuan Umum Keagenan AzkA 2010
(3) Wilayah pemasaran Agen Manager adalah area bebas (free zone), tidak dibatasi/diproteksi berdasarkan wilayah administrative. (4) Agen Manager dapat merekrut agen-agen di bawahnya tanpa memperhatikan wilayah. (5) Untuk menghindari penumpukan keagenan di suatu wilayah yang dapat berpotensi persaingan tidak sehat, maka setiap Agen Manager diwajibkan memberikan daftar Agen serta alamat lengkap dan contact person yang berada dibawahnya kepada CV AzkA Syahrani. Purchase Order dan Sistem Pembayaran (1) Pemesanan atas produk-produk AzkA Sulam Etnik dilakukan melalui Purchase Order (PO) dari katalog sementara yang dikirimkan kepada Agen Manager melalui saluran komunikasi yang tersedia. (email, website atau pos). (2) PO merupakan komitmen Agen Manager atas pembelanjaan produk AzkA Sulam Etnik. (3) PO atas produk-produk AzkA Sulam Etnik berlaku size seri (S,M,L dan XL) yang proporsinya telah ditentukan berdasarkan kesepakatan. Untuk size khusus, XXL atau XXXL dapat disediakan dengan ketentuan harga dan jumlah yang ditentukan kemudian. (4) Kesepakatan serial size akan diatur melalui nota kesepahaman (5) Pengajuan PO disertai uang muka (DP) sebesar 20% dari total pembelanjaan yang dibayarkan pada saat pengajuan PO. (6) Pembayaran dilakukan melalui transfer antar rekening. (7) Pelunasan sisa pembayaran yang dilakukan setelah barang diterima ekspedisi yang dibuktikan dengan nomor resi jasa kurir. (8) Produk yang sudah dibeli tidak dapat ditukarkan dengan uang. Harga dan Diskon (1) Harga yang ditetapkan kepada Agen Manager adalah Harga Eceran Tertinggi (HET) seperti yang tercantum dalam katalog, dipotong diskon khusus Agen Manager. (2) Besaran diskon khusus Agen Manager maksimal adalah 46 %. (3) Besaran diskon khusus mengacu pada usia piutang Agen Manager terhitung sejak dikeluarkan Invoice oleh CV AzkA Syahrani. Nilai besaran diskon terlampir dalam lampiran Penilaian Kinerja. (4) Harga diskon khusus Agen Manager belum termasuk ongkos kirim yang besarannya ditentukan berdasarkan jarak dan jasa kurir yang digunakan. (5) Untuk produk-produk stok tertentu, CV AzkA Syahrani dapat memberikan diskon khusus hingga 50% sesuai ketersediaan barang.
4
Ketentuan Umum Keagenan AzkA 2010
Pengiriman dan Retur (1) Produk yang dipesan Agen Manager melalui PO akan dikirimkan sesuai jumlah pembayaran Agen Manager. (2) Biaya kirim akan dibebaskan untuk kondisi-kondisi tertentu sebagai bentuk penghargaan (Reward). (3) Agen Manager dibolehkan melakukan retur dengan alas an cacat produksi, kesalahan pengiriman, kesalahan atas PO. (4) Masa retur adalah 60 (enam puluh) hari sejak dikirimkannya PO. (5) Biaya pengiriman akibat retur yang disebabkan cacat produksi atau kesalahan yang disebabkan oleh CV AzkA Syahrani, ditanggung oleh CV AzkA Syahrani. Penghargaan dan Sanksi (1) CV AzkA Syahrani akan memberikan penghargaan (Reward) kepada Agen Manager yang berprestasi sesuai kriteria kinerja yang ditetapkan. (2) Kriteria kinerja diatur dalam lampiran khusus Penilaian Kinerja. (3) CV AzkA Syahrani juga dapat memberikan sanksi kepada Agen Manager yang tidak berprestasi atau melanggar kententuan umum keagenan. (4) Bentuk sanksi berupa pemotongan diskon hingga degradasi yang kriterianya diatur dalam lampiran khusus Penilaian Kinerja.
BAB IV AGEN 1. Yang dimaksud Agen adalah struktur pemasar yang berada di bawah pengelolaan Agen Manager. 2. Agen Manager bisa berbentuk badan hukum maupun perseorangan Syarat-syarat (1) Melakukan registrasi kepada Agen Manager yang dipilih sendiri oleh calon Agen bersangkutan dengan dilengkapi KTP/SIM/Paspor, KK dan/atau SIUP untuk Agen berbadan hukum (2) Biaya pendaftaran Rp 100.000. (3) Mengirimkan copy form registrasi yang sudah disetujui Agen Manager kepada CV AzkA Syahrani.
5
Ketentuan Umum Keagenan AzkA 2010
Hak (1) Mendapatkan marketing kit berupa spanduk dan katalog yang jumlahnya disesuaikan dengan proposi pembelanjaan. (2) Tercantum dalam iklan media massa, website dan media promosi lainnya yang dikeluarkan oleh CV AzkA Syahrani. (3) Mendapatkan diskon khusus Agen yang besaranya sudah ditentukan. (4) Merekrut membership dan menetapkan harga diskon khusus maksimal 20%. (5) Mendapatkan penghargaan (reward) yang besaranya ditentukan oleh CV AzkA Syahrani.
Kententuan (1) Melakukan pembelanjaan perdana minimal 20 pcs atau +/- senilai Rp 2000.000 (sudah termasuk diskon/nett). Untuk bulan kedua, minimum pembelanjaan sebanyak 30 pcs +/- senilai Rp 3.000.000 (sudah termasuk diskon/nett). (2) Melayani kebutuhan member dan konsumen dalam menyediakan produk AzkA Sulam Etnik. Wilayah Pemasaran dan Keagenan (1) Wilayah pemasaran Agen adalah area bebas (free zone), tidak dibatasi/diproteksi berdasarkan wilayah administratif. (2) Agen dapat merekrut member di bawahnya tanpa memperhatikan wilayah. Harga dan Diskon (1) Harga yang ditetapkan kepada Agen adalah Harga Eceran Tertinggi (HET) seperti yang tercantum dalam katalog, dipotong diskon khusus Agen (2) Besaran diskon khusus Agen paling tinggi 35% tergantung besaran pembelanjaan. (3) Besaran diskon ditentukan oleh Agen Manager mengacu pada tabel pembelanjaan yang dikeluarkan CV AzkA Syahrani. (4) Harga diskon khusus Agen belum termasuk ongkos kirim yang besarannya ditentukan berdasarkan jarak dan jasa kurir yang digunakan. (5) Barang yang sudah dibeli tidak dapat ditukarkan dengan uang. Pengiriman dan Retur (1) Agen akan mendapatkan produk AzkA Sulam Etnik melalui pemesanan terhadap Agen Manager.
6
Ketentuan Umum Keagenan AzkA 2010
(2) Agen dibolehkan melakukan retur yang besarnya tidak melibihi 10% dari jumlah pembelian. (3) Masa retur adalah 30 (tiga puluh) hari sejak pembelian. (4) Biaya pengiriman akibat retur yang disebabkan cacat produksi atau kesalahan yang disebabkan oleh CV AzkA Syahrani, ditanggung oleh CV AzkA Syahrani. Penghargaan dan Sanksi (1) CV AzkA Syahrani akan memberikan penghargaan (Reward) kepada Agen yang berprestasi sesuai kriteria kinerja yang ditetapkan. (2) Penilaian prestasi kerja Agen dilakukan oleh Agen Manager mengacu pada kriteria yang ditetapkan CV AzkA Syahrani. (3) Agen yang tidak aktif selama 3 (tiga) bulan berturut-turut akan digugurkan hak keagenannya. Jika Agen bersangkutan ingin mengaktifkan kembali keagenannya, maka diberlakukan syarat keagenan baru.
BAB V MEMBER (1) Member merupakan pemasar yang secara struktural dapat berada di bawah Agen Manager maupun Agen. (2) Member tidak memiliki kewajiban melakuan pembelian secara rutin. (3) Minimal pembelajaan member minimal sebesar Rp 500.000 (4) Diskon yang diberikan kepada member maksimal 20%.
BAB VI ETIKA DAN PENYELESAIAN PERSELISIHAN (1) Bahwa usaha (bisnis) busana muslim merupakan salah satu bentuk syiar dakwah yang dalam penerapannya diharapkan mengacu kepada etika bisnis yang dicontohkan Rosulullah SAW. (2) Dalam memasarkan produk AzkA Sulam Etnik, diharapkan setiap pemasar menghormati etika bisnis yang diwakilkan melalui ketentuan Harga Eceran Tertinggi (HET) dan diskon khusus bagi setiap jenjang pemasar. Diharapkan baik Agen Manager dan Agen AzkA Sulam Etnik dapat menerapkan prinsip-prinsip tersebut dan tidak terjebak dalam perang harga yang berpotensi menimbulkan perselisihan.
7
Ketentuan Umum Keagenan AzkA 2010
(3) Apabila terjadi perselisihan antar Agen Manager, Agen atau Member diharapkan dapat diselesaikan dengan mengutamakan musyawarah untuk mencapai mufakat oleh pihakpihak yang berselisih. (4) Jika perselisihan tidak dapat diselesaikan oleh pihak-pihak yang terkait, maka CV AzkA Syahrani dapat membuat keputusan akhir atas perselisihan tersebut.
BAB VII ATURAN TAMBAHAN DAN PERALIHAN (1) Ketentuan Umum Keagenan AzkA Sulam Etnik ini berlaku sejak ditetapkan. (2) Ketentuan atau peraturan yang dikeluarkan sebelumnya masih berlaku selama tidak bertentangan dengan ketentuan keaganenan ini. (3) Aturan lain yang belum diatur dalam ketentuan ini, akan diatur melalui nota kesepahaman (MoU) yang berlaku baik bagi Agen Manager maupun Agen. Ditetapkan di Bogor, Mei 2010
Anwar Sanusi, SE Direktur
8
NAMA-NAMA AGEN MANAGER CV. AZKASYAH COLLECTION (Perum Ciomas Permai Blok C16/No 22-23, Bogor Jawa Barat 6610)
NAMA AGEN MANAGER
NOMER TELEPHON
ALAMAT
AGUSTINA
08998844660 - 08128414148
JAKARTA
ERNA
021 98290614 - 08156124479
CIBUBUR
YAYUK
08128039750 - 0251 8386588
BOGOR
RITA
08123460080 - 021 5377869
TANGERANG
RATNA
031 8539771 - 031 70914525
SURABAYA
DHILA
081399038184
CIKARANG
AL GHANI
0813 1088 9707
BOGOR
SUMINI
08188 60552 - 0813 83402013
BEKASI BARAT
TITIS
0857 18588 538
CINERE
RUMAH SAKINAH
081355595676, 081241070961
MAKASSAR
FASYA
0254-8480312, 081314378966
SERANG
SOBIRIN
0858 79961470 - 0813 90457032
PEKALONGAN
BERITA WAWANCARA TINJAUAN EKONOMI ISLAM TERHADAP USAHA BISNIS BUSANA MUSLIM (Studi Pada CV. AzkaSyah Collection)
Data Responden Nama Tempat/Tanggal Lahir Jabatan Alamat
: : : :
Tempat Wawancara Tanggal Wawancara Jam
: : :
Ibu Hj. Leony Agus Setiawati, SP Bandung, 6 Agustus 1976 Owner (Pemilik) CV. AzkaSyah Collection Perum Ciomas Permai Blok C16/No 22-23, Bogor Jawa Barat 6610 CV. AzkaSyah Collection 16 Februari 2011 10.00 – Selesai
PEDOMAN DAN HASIL WAWANCARA A. Profil Perusahaan 1.
Pertanyaan Jawaban
: Apa landasan pendirian perusahaan? : Melihat kondisi sekitar wilayah terdekat memprihatinkan, dari aspek pendidikan yaitu remaja-remaja yang banyak putus sekolah dan ibuibu rumah tangga sebagai tulang punggung utama karena kebanyakan dari para pegawai dari suamisuami mereka tidak bekerja. maka dari itu saya berinisiatif untuk membuka lahan bisnis agar dapat membantu kesejahteraan mereka.
2.
Pertanyaan
: Bagaimanakah sejarah berdirinya CV. AzkaSyah Collection? : Sebenarnya awal saya mendirikan usaha ini, bermula hanya ingin mendapatkan pengakuan sebagai pengusaha setelah lulus sarjana, dengan membuka toko di daerah Tajur, Bogor. yang menjual pakaian
Jawaban
busana muslim, dengan hanya mempekerjakan 2 orang karyawan. setelah itu saya mengembangkan bisnis dengan memproduksi barang dagang sendiri. Kemudian pada tahun 2004 mulai transisi ke konveksi, hasil produksinya ditawarkan ke toko, namun usaha ini mengalami kebangkrutan disebabkan oleh minimnya modal yang dimiliki serta penerapan sistem manajemen SDM yang kurang baik. Tahun 2005, usaha ini, saya bangkitkan kembali, sistem penjualan yang dilakukan adalah sistem konsinyasi (jual beli titip). dan sekarang bisnis ini mulai berjalan dengan merintis sistem penjualan keagenan direct selling (penjualan langsung). 3.
Pertanyaan Jawaban
: Apa Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan? : Perusahaan mempunyai visi untuk menjadi perusahaan multinasional di bidang produk tekstil dengan memberdayakan ummat. dan mempunyai misi agar dapat menghasilkan & menjual produk tekstil dengan kualitas terbaik dan inovatif, dengan melibatkan umat sebanyak-banyaknya yang didukung dengan sistem manajemen terpadu. Serta membuka jaringan pemasaran yang luas dengan sistem pemasaran yang tangguh. Adapun tujuan CV. Azka Syahrini mengeluti bidang fashion, sebagai antara lain adalah membuat produk busana muslim dengan model unik, inovatif dan berkualitas, Memberdayakan masyarakat sekitar yang sebelumnya tidak produktif menjadi produktif, Membangun sentra produk sulam di Ciomas, Bogor dan sekitarnya, Meningkatkan kesejahteraan bersama antara owner (pemilik usaha), pekerja, ummat sekitar dan mitra bisnis.
4.
Pertanyaan
: Apa saja kegiatan yang telah dan akan dilakukan Perusahaan? : Perusahaan mempunyai program, program perusahaan yang sudah berjalan diantaranya ialah program dengan nama ketahanan pangan adalah
Jawaban
program pemberiaan sembako gratis bagi jompo, janda miskin, anak yatim dan dhuafa. program pinjaman ghorimin (untuk usaha mikro & keluarga), program perbaikan sarana lingkungan dan ibadah, pemberian bea siswa, sunatan massal untuk anak yatim dan dhuafa, pemberiaan biaya nikah gratis untuk para karyawan, rencana program perusahaan kedepan pemberiaan kesehatan gratis bagi warga miskin, dan pembinaan untuk usaha mikro. 5.
Pertanyaan Jawaban
6.
Pertanyaan Jawaban
7. Pertanyaan
Jawaban
: Brand image apa yang akan dibangun oleh pihak perusahaan ? : Brand image yang akan dibangun adalah Spritual Company yang dicari bukan hanya sekedar uang, tetapi lebih kepada aturan-aturan atau nilai-nilai yang diterapkan diwilayah kerja perusahaan misalnya, menjaga kebersihan, menjaga pergaulan antara laki-laki dan perempuan, mewajibkan kerudung untuk para pegawai wanita, dan yang sedang dicanangkan adalah area wilayah bebas merokok. serta pengembangan mengenai Service Quality. : Apa saja Jenis-Jenis Produk yang terdapat pada CV. Azkasyah Collection? : Sarimbit, (busana untuk seluruh keluarga, terdiri dari baju ayah, ibu dan untuk dua orang anak), baju koko, blus muslimah, gamis dewasa, sarimbit pasangan, baju anak, jilbab. : Dari manakah sumber bahan baku diperoleh? dan dari manakah sumber motif/desain yang digunakan oleh Azkasyah? : Bahan baku diperoleh dari Bandung dan Jakarta, desain awal konsep diperoleh dari ibu pemilik perusahaan dan sekarang sudah ada desainer yang khusus memegang. Pola desain mengusung kebudayaan sendiri serta mode etnik dan warna yang dibuat/dicelup sendiri sehingga warna yang didapat tidak diperoleh dipasaran, juga sulaman tangan yang menjadi khas dari azka dan model yang dibentuk sendiri
8. Pertanyaan Jawaban
: Bagaimana cara perusahaan terhadap hasil produksi yang gagal/rijek/wansprestasi? : Untuk produk rijek / wanprestasi tetap diselesaikan tetapi hanya dijual khusus untuk para karyawan, wanprestasi ini terjadi antara lain adalah cuttingan yang kurang rapih, perbedaan warna yang ada kurang sepadan, dan ukuran yang kekecilan dari yang seharusnya.
B. Aspek Teknis Produksi 9.
Pertanyaan Jawaban
: Bagaimana tingkat kesejahteraan yang diberikan pihak perusahaan terhadap tenaga kerjanya? : Dengan pemberian upah yang standar dengan kebutuhan mereka serta pemberian fasillitas untuk para tenaga kerja, antara lain adalah pemberian jaminan akan asuransi kesehatan dengan didaftarkan di Asuransi Bumi Putera dengan sistem asuransi kesehatan (asuransi rawat inap dan rawat jalan) dari 78 karyawan, terdiri dari 20 karyawan manajemen, sisanya penjahit dan beberapa staf umum (supir, ob), untuk setiap karyawan dengan imbalan yang didapat ketika terjadi kematian berupa uang senilai 50 juta rupiah, dan ketika sakit uang yang diperoleh untuk biaya kesehatan sebesar 825.000 (penjahit/ pertahn), untuk bagian staff manajemen senilai (1,2 juta). dan fasilitas koperasi (terlebih dahulu mereka harus jadi anggota, jumlah anggota koperasi ini sekitar 100 orang, ada biaya wajib 10.000 sekali bayar, iuran wajib bagi anggota adalah sebessar 5.000 perbulan), koperasi ini sementara hanya bisa konsumtif saja belum bisa simpan pinjam.fasilitas lain adalah pemberian biaya nikah gratis. tidak hanya kebutuhan akan jasmani bagi tenaga kerjanya. dipenuhinya kebutuhan akan aspek kerohanian karena timbul dari semangat religious bagi pemilik, perusahaan mengadakan kegiatan pengajian yang diadakan seminggu sekali atau sebulan sekali untuk para tenaga kerjanya, selain itu pemberian kesempatan bermain
futsal dan pengadaan jalan-jalan bersama karyawan telah disediakan oleh perusahaan, hal ini disadari benar bahwa kesehatan akan pemenuhan sisi kerohanian menunjangbagi terciptanya semangat bekerja bagi para tenaga kerjanya, 10. Pertanyaan Jawaban
11. Pertanyaan
Jawaban
: Bagaimanakah sistem kompensasi yang diterapkan perusahaan? : sistem kompensasi untuk penjahit dan penyulam diberikan dengan sistem borongan, sedangkan untuk para staff dan senior manajemen, ada tingkat level penggajian paling terendah sudah mendekati UMR, dan rata-rata sudah diatas UMR, untuk karyawan manajemen dan bagian finishing gaji tetap dan ada pemberian-pemberian berupa tunjangan-tunjangan, ada tahapan-tahapan jenjang karier, dimana ketika karyawan akan direkrut ia terlebih dahulu ditempatkan diposisi finising, karena dengan posisi tersebutlah karyawan dapat kerja dengan lebih peka terhadap pekerjaannya. (manajemen turn over sangat tinggi karena stok posisi barang di finishing), kuisi, ketika sudah mendapatkan target atau lebih akan mendapatkan intensif. sama dengan penyulam, sekarang lebih diuangkan. sekaran ada 24 kelompok penyulam, kemungkinan bertambah menjadi 30 kelompok perbulan.
: Adakah pelatihan-pelatihan khusus yang diberikan perusahaan kepada para tenaga kerjanya? serta adakah manfaat yang dirasakan oleh pihak perusahaan dengan adanya latihan yang diberikan. : Ada, diantaranya dari program PNPM Mandiri berupa pelatihan penyulaman untuk ibu-ibu penyulam, pemberian pelatihan dari astra untuk staff quality control, berupa bagaimana cara pembuatan facebook, bolg, email. (media internet), manfaat yang dirasakan dari adanya pelatihan bagi perusahaan adalah membentuk loyalitas atau karakter jujur dan setia
terhadap perusahaan bukan semata-mata memperoleh efesiensi terhadap harta perusahaan. C. Sistem Distribusi 12. Pertanyaan Jawaban
13. Pertanyaan Jawaban
14. Pertanyaan
Jawaban
15. Pertanyaan Jawaban
: Bagaimankah sistem pemasaran yang diterapkan oleh pihak perusahaan? : Dengan menggunakan sistem direct selling atau penjualan secara langsung melalui agen manager dan agen : Adakah network/kerjasama yang dilakukan pihak perusahaan? : Ada, Kerjasama dilakukan dengan ziper ykk, ziper ykk adalah perusahaan jepang yang memproduksi bahan baku pakaian berupa resleting, azka menggunakan zipper ykk ini bertujuan mengedepankan kualitas yang baik. : Media apa sajakah yang dipergunakan oleh perusahaan untuk mempromosikan produk Azkasyah? : Media yang dipergunakan untuk memasarkan produk adalah facebook, majalah Ummi (yang dipegang sendiri oleh pihak azka), majalah An-Nur dan majalah Aliyah (yang dipegang oleh pihak agen manajer), : Seperti apakah sistem pembayaran yang diterapkan oleh pihak perusahaan? : Sistem pembayaran pertama atau down paymen (DP) dalam istilahnya uang muka
D. Manajemen Keuangan 16. Pertanyaan Jawaban
: Dari manakah sumber modal diterima oleh perusahaan? : Modal awal diperoleh dari gaji suami yang bekerja di secopindo, selanjutnya diperoleh dari pihak pemerintah dengan mengandalkan dana perusahaan BUMN sebesar 2% yang dialokasikan untuk UKM dengan nama PKBL (pembinaan usaha koperasi dan bina lingkungan)
dengan bunga 6% pertahun untuk administrasi, dan saatt ini Pembiayaan diperoleh dari Bank Syariah Mandiri (memilih ini karena terletak dari kelebihan pembinaan yang maximal dan mendapat masukanmasukan yang berguna dan bermanfaat serta dirasa lebih syariat) walaupun dirasa bahwa porsi pembagian hasil ini lebih besar dibandingkan bunga yang dikenakan oleh bank-bank konvensional pada umumnya. Dan saat ini pure (murni) menggunakan modal sendiri. 17. Pertanyaan Jawaban
: Berapa persenkah perusahaan memberikan dana CSR, dan dialokasikan kemana dana tersebut? : Sebesar 3% diambil dari perolehan penjualan siklus catalog selama 3 bulan sekali dari masa edar. Komposisinya sebsesar 60% untuk zakat konsumtif dari jumlah total 3% dan 40% dananya digunakan untuk membantu lingkungan sekitar sedangkan menurut perusahaan pajak tidak seroyal seperti apa yang dikeluarkan untuk zakat. Komitmen pemberian zakat harus dijalankan. Disinilah sisi ekonomi islamnya
Terimakasih, kepada Ibu dan segenap karyawan Azka Sulam Etnik atas waktu luang yang diberikan untuk Penulis, semoga usaha yang dijalankan dapat berkembang dan barakah, Amin.
Ciomas, 16 Februari 2011 Yang Mewawancarai
Di Wawancarai
(Ly Fairuzah Aisyah)
(Hj. Leony Agus Setiawati, Sp)