ANALISA PERTUMBUHAN BISNIS BANK SYARIAH (Studi pada Bank DKI Syariah) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI)
Oleh : ABDUL FATTAH LUBIS NIM : 104046101601
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAH (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H/2008 M ii
ANALISA PERTUMBUHAN BISNIS BANK SYARIAH (Studi pada Bank DKI Syariah) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI) Oleh:
ABDUL FATTAH LUBIS NIM: 1040 4610 1601 Dibawah Bimbingan Pembimbing I
Pembimbing II
Prof.Dr.H.Fathurrahman Djamil,M.A.
Dwi Nur Aini Ihsan, SE, MM
NIP. 150 222 824
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAH (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H/ 2008 M
iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul ANALISA PERTUMBUHAN BISNIS BANK SYARIAH (STUDI PADA BANK DKI SYARIAH) telah diujikan dalam Sidang Munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidyatullah Jakarta pada 12 November 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam). Jakarta, 12 November 2008 Mengesahkan, Dekan Fakultas Syariah dan Hukum
Prof.Dr.H.Muhammad Amin Suma,SH,MA,MM NIP. 150 210 422
PANITIA UJIAN 1. Ketua
: Dr.Euis Amalia,M.Ag.
(..........................)
NIP. 150 289 264 2. Sekretaris
: Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag,M.H.
(..........................)
NIP. 150 318 308 3. Pembimbing I
: Prof. Dr. H. Fathurrahman Djamil,M.A
(..........................)
NIP. 150 222 824 4. Pembimbing II
: Dwi Nur Aini Ihsan, SE, MM
(..........................)
5. Penguji I
: Dr.A.Sudirman Abbas,MA
(..........................)
NIP. 150 294 051 6. Penguji
: H.M.Dawud Arif Khan,S.E.,M.Si,AK,CPA (..........................) NIP.
iv
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata I di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatukkah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 14 Dzulqa’idah 1429 H 13 November 2008 M
Abdul Fattah Lubis
v
ANALISA PERTUMBUHAN BISNIS BANK SYARIAH (Studi Pada Bank DKI Syariah) ABSTRAKS
ABDUL FATTAH LUBIS. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pertumbuhan bisnis Bank DKI Syariah. Penulis menjadikan rasio Return On Asset (ROA) sebagai indikator pertumbuhan Bank DKI syariah kemudian mengujinya dengan rasio rentabilitas yang dianggap mewakili pertumbuhan Bank DKI syariah, diantaranya adalah rasio Net Interest Margin (NIM) dan Rasio BOPO (Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional). Penelitian ini menggunakan 16 sampel yang terdiri atas data laporan keuangan triwulanan Bank DKI Syariah mulai Maret 2004 – Desember 2007. Dan metode yang di gunakan dalam penulisan skripsi ini yakni metode statistik dengan uji model regresi berganda untuk menguji pertumbuhan bank DKI Syariah, dengan variabel independennya adalah rasio Net Interest Margin (NIM) dan Rasio BOPO (Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional) sedangkan variabel dependennya adalah rasio Return On Asset (ROA) Berdasarkan hasil olah data yang dilakukan dengan menggunakan SPSS for Windows versi 12.00 menunjukkan bahwa tingkat pertumbuhan Bank DKI Syariah yang diindikatori oleh ROA sebesar 97% secara nyata dapat dijelaskan melalui rasio NIM dan BOPO sedangkan selebihnya (3%) dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Berdasarkan uji regresi berganda variabel NIM memberikan kontribusi positif dan signifikan terhadap pertumbuhan Bank Syariah,
vi
dan variabel BOPO memiliki pengaruh yang negatif terhadap pertumbuhan Bank DKI Syariah.
vii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………...vi DAFTAR ISI………………………………………………………………..viii DAFTAR TABEL…………………………………………………………..xii DAFTAR GAMBAR………………………………………………………..xii
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang………………….……………………………… 1 B. Batasan dan Rumusan Masalah………………………………... 7 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian…………………………….…... 8 D. Tinjauan Kajian Terdahulu……..…………………………...…. 8 E. Kerangka Teori ………………...……………………………… 9 F. Kerangka Konseptual ……………………………………....….. 11 G. Hipotesis ………………………………………………………. 13
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Indikator Pokok Pertumbuhan Bank Syariah............................... 14 1. Aset ...................................................................................
16
2. Penghimpunan Dana (Funding).........................................
17
3. Penyaluran Dana (financing) ............................................
21
4. Permodalan .......................................................................
23
viii
5. Laba ...................................................................................
27
B. Faktor penunjang yang mempengaruhi Perkembangan Bank Syariah ............................................................................... 28 C. Alat ukur pertumbuhan bank syariah berdasarkan rasio Rentabilitas...................................................................................30 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang lingkup Penelitian……….………………………………..34 B. Metode Penentuan Sampel……….………………………………35 C. Metode Pengumpulan Data……………………………………....35 D. Variabel Operasional………………………………….................36 E. Metode Analisis....………………....………………..…………...37
BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL ANALISIS PENELITIAN
A. Gambaran Umum Bank DKI syariah …………………………….39 B. Produk dan Jasa ..............................................................................39 1. Produk Dana ........................................................................39 2. Produk Pembiayaan .............................................................40 3. Jasa-Jasa Lainnya ................................................................40 C. Analisis Deskriptif Variabel ……………………………………...40 1. ROA (Return On Asset) ………………………………..…40 2. Rasio NIM (Net Interest Margin) ………………………...43 3. Rasio BOPO (Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional……………………………………………..….45
ix
D. Analisa Pertumbuhan Bisnis Bank DKI Syariah…………………48 1. Pengujian Hipotesis………………………………………48 a. Hasil Uji F……..…………………………………..48 b. Hasil Uji t (T-test)…………………………………50 2. Korelasi ……………………………………………..…….52 3. Pengujian Koefisien Regresi ………………………………53 4. Interpretasi Data ……………………………………..……54 5. Hasil Uji Asumsi Klasik Regresi Berganda …………....…55 a. Uji Multikolinieritas ………………………….……55 b. Uji Heteroskedastisitas……………………………..56 c. Uji Normalitas ……………..………………..……..57 d. Uji Autokorelasi …………..…………………..……58 e. Hasil Uji Koefisien Korelasi …..…………………...59 f. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) .........….…….60
BAB V
PENUTUP A.
Kesimpulan ………...…….…………………………….61
B.
Saran ………………………………………………...…62
DAFTAR PUSTAKA…………………….………………………………...…70 LAMPIRAN-LAMPIRAN……………….…………………………………...72
x
DAFTAR TABEL 1. Tabel 4.1 Ikhtisar ROA per Triwulan 2004-2007…………...
41
2. Tabel 4.2 Deskripsi ROA ………………………...………......
42
3. Tabel 4.3 Ikhtisar NIM per Triwulan 2004-2007…………...
43
4. Tabel 4.4 Deskripsi NIM…………………………….……….
45
5. Tabel 4.5 Ikhtisar BOPO per Triwulan 2004-2007……….
46
6. Tabel 4.6 Deskripsi Statistik BOPO……………. …………
47
7. Tabel 4.7 Hasil Uji F.…………………………………….….
48
8. Tabel 4.8 Hasil Uji T………….……………………………
50
9. Tabel 4.9 Korelasi ……………………….………. ………..
52
10. Tabel 4.10 Hasil Uji Multikolinieritas .……………………..
55
11. Tabel 4.11 Hasil Uji Autokorelasi……………………………
59
12. Tabel 4.12 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)..………….
60
xi
Daftar Gambar 1. Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran …………………………….. 12 2. Gambar 2.1 ……………………………………………………… 30 3. Gambar 4.1 Pertumbuhan ROA per Triwulan 2004-2007…… 41 4. Gambar 4.2 Pertumbuhan NIM per Triwulan 2004-2007……. 44 5. Gambar 4.3 Petumbuhan BOPO per Triwulan 2004-2007…… 46 6. Gambar 4.4 Daerah penerimaan Ho dan Penolakan Ho.….… 49 7. Gambar 4.5 Daerah penerimaan Ho dan Penolakan Ho.….… 51 8. Gambar 4.6 Daerah penerimaan Ho dan Penolakan Ho.….… 51 9. Gambar 4.7 Hasil Uji Heteroskedastisitas……………………... 57 10. Gambar 4.8 Hasil Uji Normalitas……………………………… 58
xii
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa: 4. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata I di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatukkah Jakarta. 5. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 6. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 03 November 2008
Abdul Fattah Lubis
xiii
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Alhamdulilahi rabbil ‘alamin. Luapan syukur selamanya hanya kepada-Mu Allah Al-Fattah, yang telah memberikan ni’mat serta kekuatan bagi hamba untuk membuka mata, hati dan merasakan nikmatnya menyelami ilmu-Mu sampai akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Hamba memohon kepada-Mu ya..robb bimbinglah hamba selalu untuk menjadi yang terbaik dengan menjadi manusia yang ta’at atas segela perintah-Mu dan menjauhi segala larangan-Mu. Sholawat dan salam senantiasa tercurah kepada Nabi akhir zaman Muhammad SAW, tauladan dan panutan bagi seluruh ummat manusia hingga akhir zaman. Perkenankan penulis mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang secara langsung telah membantu penulis dalam menyelesaikan karya tulis ini, diantaranya: 1. Bapak Prof.Dr.H.Muhammad Amin Suma, SH.,MM., selaku dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Ibu Euis Amalia,M.Ag., selaku Ketua Jurusan Muamalat (Ekonomi Islam) dan Bapak Ah.Azharuddin Lathif,M.Ag., selaku Sekretaris Jurusan Mumalat. 3. Bapak Prof.Dr.H.Fathurrahman Djamil,MA dan Ibu Dwi Nur Aini Ihsan SE,MM, selaku dosen pembimbing I dan II, yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, pengarahan dan pemikiran kepada penulis.
xiv
4. Bapak Rahmadi Pranawa dan seluruh karyawan Bank DKI Syariah yang dengan sangat bijak telah memudahkan penulis dalam menggali ilmu dan menggali informasi tentang Bank Syariah. 5. Pimpinan serta staff Perpustakaan Utama UIN dan Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 6. Seluruh Dosen serta segenap Civitas Akademik FSH UIN Syarif Hidyatullah Jakarta yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini. 7. Ayah dan mama tercinta yang telah memberikan dukungan moril, materil dan dukungan serta do’a yang tiada henti sehingga penulis dapat berdiri tegak untuk menyelesaikan skripsi ini. 8. Bang Khoir, Ka’ Ni’mah, Ali dan adikku Rahmah serta keluarga. 9. Sahabat terbaikku mas Ipoel dan Arief. Semoga ukhuwah ini terjaga selamanya. 10. Kawan-kawan PS B angkatan 2004, Dayat, Ozan, Luthfi, Gilang, Mahfud, Udin, Wira, Ipank, Sezar, Rahman, Hilman, Faiz, Zaenal, Nurul, Ajeng, Ida, Yeti, Seli, Itsna, Icha, Evi, Usy, dan semua pihak yang tidak termaktub. Terimakasih. 11. Bou Ipah, Nina, Akah, Ibrahim, Taufik, Ahyar, Misbah serta sahabat-sahabat Gontor semuanya. Jazakumulloh Khoiron Katsiron. 12. Dan semua pihak yang namanya tidak termaktub satu persatu, terimakasih atas segalanya. Jakarta, 31 September 2008
(Abdul Fattah Lubis) xv
PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul ANALISA PERTUMBUHAN BISNIS BANK SYARIAH (STUDI PADA BANK DKI SYARIAH) telah diujikan dalam Sidang Munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidyatullah Jakarta pada 12 November 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam). Jakarta, 12 November 2008 Mengesahkan, Dekan Fakultas Syariah dan Hukum
Prof.Dr.H.Muhammad Amin Suma,SH,MA,MM NIP. 150 210 422
PANITIA UJIAN 1. Ketua
: Dr.Euis Amalia,M.Ag.
(..........................)
NIP. 150 289 264 2. Sekretaris
: Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag,M.H.
(..........................)
NIP. 150 318 308 3. Pembimbing I
: Prof. Dr. H. Fathurrahman Djamil,M.A
(..........................)
NIP. 150 222 824 4. Pembimbing II
: Dwi Nur Aini Ihsan, SE, MM
(..........................)
5. Penguji I
: Dr.A.Sudirman Abbas,MA
(..........................)
NIP. 150 294 051 6. Penguji
: H.M.Dawud Arif Khan,S.E.,M.Si,AK,CPA (..........................) NIP. xvi
xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Akhir semester II 2007 lalu Bank Indonesia mencanangkan untuk meningkatkan akselerasi perbankan syariah di tahun 2008 sebesar 5%. Target pencapaian pangsa pasar perbankan syariah menjadi 5% membuat perbankan syariah harus bekerja keras untuk mencapai target tersebut. Kerja keras ini dilakukan tidak lain untuk meningkatkan market share perbankan syariah yang hanya mencapai 1,7% pada akhir semester tahun 2007.1 Karena pada kenyataannya konsep pengembangan perbankan syariah selama ini dengan sudut pandang tradisional yang hanya melihat pasar dari segi demografis berupa agama ternyata tidak memberikan dampak pertumbuhan yang cukup signifikan, karena pada dasarnya bank syariah adalah bisnis center (pusat bisnis) yang ruang lingkupnya muamalat, yang berarti semua bangsa Indonesia ini (tanpa memandang segi suku dan agama) boleh ikut andil untuk meramaikan bank yang mengedapankan prinsip adil ini (win-win solution). Menurut PBI Nomor: 9/19/PBI/2007 tentang pelaksanaan prinsip syariah dalam kegiatan penghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa bank syariah, Bank Syariah adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, termasuk unit usaha syariah dan kantor cabang bank asing yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, antara lain adalah: prinsip
1
“Pemerintah dan UU Perbankan Syariah”, Republika, 22 Agusutus 2007.
xviii
keadilan dan keseimbangan (‘adl wa tawazun), kemaslahatan (maslahah), dan universalisme (alamiyah) serta tidak mengandung gharar,maysir, riba, dzalim, riswah, dan objek haram. Dalam menjalankan usahanya bank syariah menggunakan pola bagi hasil yang merupakan landasan utama dalam segala operasinya, baik dalam produk pendanaan, pembiayaan maupun dalam produk lainnya dan menghindari unsur bunga di dalamnya. 2 Dengan kata lain, Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat Islam. Sebagaimana firman Allah SWT sebagai berikut:
Artinya: ”Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertaqwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan. (Ali Imran: 130) Di Indonesia sendiri berdirinya Bank Syariah didasari atas Undang-Undang No. 10 tahun 1998 amandemen atas Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan Syariah, serta dikeluarkannya fatwa bunga bank haram oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) tahun 2003. Kemudian dipertegas kembali pada tahun 2007 dengan dikeluarkannya PBI Nomor: 9/19/PBI/2007 bahwa perbankan syariah dalam 2
Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2007), h.11.
xix
pelaksanaannya harus menerapkan nilai-nilai Islam dan dalam kegiatan usahanya harus berdasarkan prinsip syariah. Pada dasarnya Bank Syariah memiliki perbedaan operasional yang cukup mendasar dengan bank konvensional dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga intermediasi. Hal yang cukup mendasar dalam membedakan antara Bank Syariah dan bank konvensional adalah pada aspek kepemilikan komoditi yang dibiayai dalam kerangka jual beli dan sewa. Begitu juga peranan Bank Syariah dalam proses investasi, ketika itu Bank Syariah dapat bertindak sebagai pemegang saham. Dari sisi penerimaan dana masyarakat, Bank Syariah dapat menerima dana titipan maupun dana invesatasi dan bertindak selaku manajer investasi yang berperan utnuk selalu meningkatkan net asset value (NAV) dari dana yang dikelolanya. Dan sisi penyaluran dana, Bank Syariah dapat pula melakukan jual beli komoditas, kegiatan sewa menyewa, dan kegiatan investasi. Selain itu, bank syariah dapat pula melakukan kegiatan dalam lalu lintas pembayaran sebagai wakil dalam melakukan transfer dan penarikan dana serta melakukan jaul beli valuta asing secara spot.3 Keberadaan perbankan syariah diharapkan dapat mendorong perkembangan perekonomian suatu negara. Tujuan dan fungsi perbankan syariah dalam perekonomian adalah 1) kemakmuran ekonomi yang meluas, tingkat kerja penuh dan tingkat pertumbuhan ekonomi yang optimum, 2) keadilan sosial-ekonomi dan distribusi pendapatan serta kekayaan yang merata, 3) stabilitas nilai uang, 4)
3
Ibid..h. 11
xx
mobilisasi dan investasi tabungan yang menjamin adanya pengembalian yang adil, dan 5) pelayanan yang efektif. (Setiawan, 2006): 1) Peningkatan kinerja bank syariah dapat dilihat dari sejumlah indikator kinerja yang menunjukkan peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Sepanjang 2007, akses masyarakat terhadap manfaat (value) yang ditawarkan produk dan atau layanan perbankan syariah juga terus meningkat seiring dengan peningkatan jaringan operasional. Di samping itu, kemanfaatan yang diberikan perbankan syariah semakin nyata dengan adanya kebijakan yang berorientasi kepada segmen ekonomi mayoritas di masyarakat. Hal ini diindikasikan oleh peningkatan pertumbuhan pembiayaan kepada sektor usaha kecil dan menengah. Perbankan syariah juga secara konsisten mampu memperlihatkan efektivitasnya dalam pelaksanaan fungsi intermediasi yang diindikasikan
melalui
pertumbuhan
pembiayaan
yang
relatif
lebih
tinggi
dibandingkan perbankan nasional, serta rasio pembiayaan terhadap dana pihak ketiga yang mencapai (FDR) 99,8%. Kinerja keuangan perbankan syariah juga menunjukkan peningkatan sejalan dengan membaiknya kondisi perekonomian, hal ini ditandai laju ekspansi volume usaha yang mencapai 36,7% (year on year), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada tahun 2006 (28,0%). Ada beberapa faktor yang dianggap dapat mempengaruhi perkembangan perbankan syariah di Indonesia, di antaranya yaitu terbitnya Undang-Undang perbankan syariah yang baru saja disahkan pada tanggal 18 Juni 20084, kemudian mulai banyaknya lembaga-lembaga edukasi yang mendukung terciptanya Sumber 4
“DPR Sahkan UU Perbankan Syariah’’, Republika, 18 Juni 2008, h. 1.
xxi
Daya Insani melalui beberapa program studi konsentrasi lembaga keuangan syariah, dan yang tak kalah pentingnya adalah dukungan dan pemahaman ummat Islam Indonesia yang mulai tumbuh dan dalam hal ini ditandai dengan penghimpunan dana pihak ketiga secara signifikan. Berdasarkan statistik perbankan syariah-Bank Indonesia dapat diketahui bahwa pertumbuhan aset bulan Desember 2001 dan 2007 masing-masing sebesar 58,8% dan 36,7%. Jumlah aset perbankan syariah pada bulan Maret 2007, yaitu Rp 36,5 triliun.5 Pada bulan Desember 2001 dan 2007 pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) masing-masing adalah sebesar 80,00% dan 35,3%. Nilai pertumbuhan aset, DPK dan pembiayaan perbankan syariah cenderung menurun. Akan tetapi, dilihat dari nilai nominalnya cenderung meningkat.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan bisnis bank, di antaranya dapat diformulasikan dengan rasio pertumbuhan yang menggambarkan persentasi pertumbuhan pos-pos perusahaan dari tahun ke tahun. Adapun faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bisnis bank di antaranya adalah membaiknya rasio pengembalian investasi atau yang dikenal dengan Return On Asset (ROA), Financing to Deposit Ratio (FDR) berada pada batas proporsional, Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat, Rasio Kecukupan Modal (CAR) menguat, Non Perfoming Financing
5
Bank Indonesia, “Laporan Perkembangan Bank Syariah di Indonesia”, 2007, diakses dari www.bi.go.id.
xxii
(NPF) <5% dan Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) <93,52% .6 Berdasarkan data diatas penulis tertarik untuk meneliti Bank DKI Syariah, yang mengalami pertumbuhan antara tahun 2006-2007 dengan total Asset hingga 288%, total pendanaan 384%, total pembiyaan 264%, DPK 384%, dan Capital Adequacy Ratio (CAR) 96%.7 Sampai dengan akhir tahun 2007 Bank DKI Syariah berhasil mencapai aset sebesar Rp.395,35 miliar dengan Dana Pihak Ketiga yang berhasil dihimpun sebesar Rp.155,62 miliar dan penyaluran pembiayaan sebesar Rp.301,39 miliar dan mampu menghasilkan laba sebesar Rp.4,22 miliar. Sedangkan modal kerja dari kantor pusat sampai dengan akhir tahun 2007 meningkat menjadi sebesar Rp.100 miliar. Sehingga pada tahun 2008 ini dari segi pembiayaan, Bank DKI Syariah akan meningkatkan porsi pembiayaan pada sektor prduktif dibandingkan pada tahun-tahun sebelumnya yang mana pemberian pembiayaan banyak disalurkan melalui pembiayaan multiguna. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk menyusun skripsi dengan judul: ″ANALISA PERTUMBUHAN BISNIS BANK SYARIAH″″ (Studi pada Bank DKI Syariah)
6
Sofyan Syafri Harahap, Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, (Jakarta, RajaGrafindo Persada, 2004), h.309. 7 Direktori Syariah, Republika, 16 Februarui 2008, hal. 18.
xxiii
B. BATASAN DAN RUMUSAN MASALAH Ada banyak faktor yang digunakan dalam mengukur pertumbuhan bisnis bank diantaranya dapat dilihat dari beberapa indikator seperti pertumbuhan asset, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK), jumlah nasabah, pembiayaan, dan kemampuan bank dalam menghasilkan laba. Adapun dalam hal ini penulis membatasi skripsi ini pada pertumbuhan laba yang diindikatori oleh Return On Assets (ROA) yang penulis jadikan indikator pertumbuhan Bank DKI Syariah dan mengujinya dengan beberapa rasio keuangan yang dianggap penting menjadi pokok bahasan. Di antara rasio tersebut adalah rasio rentabilitas yang diwakili oleh NIM (Net Interest Margin) dan BOPO (Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional), sehingga menghasilkan rumusan masalah: 1. Apakah terdapat pengaruh NIM dan BOPO secara simultan terhadap pertumbuhan profitabilitas Bank Syariah? 2. Seberapa besar pengaruh NIM dan BOPO secara parsial terhadap pertumbuhan profitabilitas Bank Syariah? 3. Variabel apa yang paling dominan berpengaruh terhadap pertumbuhan profitabilitas Bank Syariah?
C. TUJUAN PENELITIAN 1. Untuk menganalisa pengaruh signifikan NIM dan BOPO secara simultan terhadap pertumbuhan profitabilitas Bank DKI Syariah.
xxiv
2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh NIM dan BOPO
secara
parsial terhadap pertumbuhan profitabilitas Bank Syariah. 3. Untuk mengetahui variabel apakah yang paling dominan dalam mempengaruhi pertumbuhan profitabilitas Bank DKI Syariah.
D. MANFAAT PENELITIAN 1. Bagi Penulis; hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi penulis dalam menilai pertumbuhan bisnis bank berdasarkan profitabiltas Bank DKI Syariah. 2. Bagi akademisi; hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi pelajar, mahasiswa dan kalangan akademik lainnya. 3. Bagi perusahaan; hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi praktisi Bank Syariah, dalam menilai pertumbuhan maupun untuk memprediksi bisnis ditahun depan. 4. Bagi pihak lain; hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi pihak lain atau masyarakat luas khususnya mengenai perbankan syariah dan tren pertumbuhannya.
E. TINJAUAN KAJIAN TERDAHULU 1. Skripsi yang disusun oleh Kosirin tahun 2006 yang berjudul “Stimulator bagi pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia” (Studi kasus PT. Bank Muamalat Tbk). Skripsi ini menjelaskan faktor eksternal dan internal yang xxv
berpengaruh
terhadap
pertumbuhan
perbankan
syariah.
Dengan
menjadikan besarnya DPK yang terhimpun sebagai indikator pertumbuhan Perbankan Syariah. 2. Skripsi yang disusun oleh Dede Misliyah tahun 2006 yang berjudul ”Analisis CAR, NPL, BOPO, Cash Ratio dan LDR terhadap Profitabilitas Perbankan”. Skripsi ini menjelaskan beberapa rasio keuangan yang berpengaruh terhadap profitabilitas bank dengan menjadikan Return On Asset (ROA) sebagai indikator profitabilitas bank. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian dengan analisis regresi berganda.
F. KERANGKA TEORI Beberapa indikator pertumbuhan bisnis bank syariah diantarannya dapat dilihat dari pertumbuhan asset. Untuk mengetahui pertumbuhan asset bank ini dapat dilihat dari laporan keuangan bank yang dilaporkan secara periodik, dan menganalisanya dengan beberapa rasio keuangan bank yang dianggap penting. Diantara rasio keuangan bank tersebut adalah rasio rentabilitas. 8
1. Rasio Rentabilitas Rasio Rentabilitas sering disebut profitabilitas usaha. Usaha ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang
8
Kasmir, “Manajemen Perbankan”, (Jakarta, PT.RajaGrafindo Persada, 2007), h. 267.
xxvi
bersangkutan. Dalam hal ini penulis membatasinya pada rasio Return On Asset (ROA), Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) dan Net Interest Margin (NIM) a. Rasio Return On Asset (ROA)
ROA merupakan ukuran kemampuan bank dalam memperoleh dan meningkatkan pendapatan dan labanya, atau untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai. Bank dinyatakan sehat apabila rentabilitas bank terus menaik atau > 1,22%. Adapun formula untuk menghitung ROA adalah sebagai berikut: Rumus 1.2 ROA=
Laba Sebelum Pajak Total Aktiva
X 100%
Sumber: Kasmir,S.E.,MM, Manajemen Perbankan
b. Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) BOPO merupakan rasio untuk mengukur efisiensi kegiatan operasional bank syariah. Adapun rumus untuk menghitungnya adalah sebagai berikut: Rumus 1.3 BOPO=
Beban Operasional Pendapatan Operasional
X 100%
Sumber: Kasmir,S.E.,MM, Manajemen Perbankan
c. Net Interest Margin (NIM) NIM merupakan rasio untuk mengetahui kemampuan aktiva produktif dalam menghasilkan laba dan mengendalikan biaya-biaya. Rasio ini menunjukkan secara rata-rata selisih antara dana dengan pembiayaan bank. Adapun rumus untuk menghitungnya adalah sebagai berikut: Rumus 1.4 NIM=
Pendapatan Margin Bagi hasil-Distribusi Bagi Hasil X 100% xxvii Total Aktiva Produktif
Sumber: Kasmir,S.E.,MM, Manajemen Perbankan
Adapun perhitungan pertumbuhan indikator-indikator diatas tersebut dapat diformulasikan sebagai berikut: Rumusl 1..5
gt= git - git-1 git-1
X 100%
Sumber: Laporan Keuangan Bank DKI Syariah keterangan: g adalah growth (%) dan i = asset, penghimpunan dana, pembiayaan, permodalan dan laba.
G. KERANGKA KONSEPTUAL Penelitian ini didasarkan atas penelitian langsung pada Bank DKI Syariah guna mendapatkan data laporan keuangan dan informasi secara akurat. Adapun untuk mendapatkan data dengan cara observasi langsung di Kantor Bank DKI Syariah dan wawancara langsung dengan Pimpinan Departemen Umum Bank DKI Syariah.
xxviii
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran
Bank DKI Syariah Laporan Keuangan Triwulanan 2004-2007
Rasio Profitabilitas
NIM
BOPO
ROA
Pertumbuhan Laba
Hipotesis Penelitian
Analisis Regresi Berganda
Uji F
Normalitas
Uji T
Multikolinearitas
Koefisien Determinasi
Autokorelasi
Kesimpulan
xxix
Heteroskedastisitas
H. HIPOTESIS Hipotesis merupakan jawaban sementara (tentatif) terhadap permasalahan yang diteliti yang kebenarannya perlu diuji secara empiris. Pada penelitian ini hipotesis yang digunakan yaitu hipotesis komparatif. Hipotesis komparatif adalah hipotesis yang menyatakan perbandingan suatu variabel dengan variabel lain. Hipotesis yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah : Ho = Tidak terdapat pengaruh secara signifikan antara variabel independen NIM, FDR dan BOPO terhadap variabel dependen ROA. H1 = Terdapat pengaruh secara signifikan antara variabel independen NIM, FDR dan BOPO terhadap variabel dependen ROA. Dasar pengambilan keputusan adalah berdasarkan pada perbandingan F hitung dan T hitung dengan F tabel dan T tabel: - Jika Statistik Hitung (angka F output) > Statistik Tabel (tabel F), maka Ho ditolak. - Jika Statistik Hitung (angka F output) < Statistik Tabel (tabel F), maka Ho diterima. - Jika Statistik Hitung (angka T output) > Statistik Tabel (tabel T), maka Ho ditolak. - Jika Statistik Hitung (angka T output) < Statistik Tabel (tabel T), maka Ho diterima.
xxx
BAB II LANDASAN TEORI
Bank sebagai lembaga intermediasi (intermediary institution) antara pihak yang mengalami surplus of funds untuk di produktifkan pada sektor-sektor yang mengalami lack of funds merupakan salah satu komponen utama yang mendukung pertumbuhan ekonomi suatu negara. Fokus utama bisnis perbankan selain menjalankan fungsi intermediasi juga mengupayakan peningkatan nilai pemegang saham, dan nilai saham tergantung antara lain dari besaran earning per share dan laba.9 Dan untuk menghasilkan laba paling tidak ada tiga hal yang perlu menjadi fokus utama bank, yaitu: pertumbuhan usaha, peningkatan efisiensi operasional, dan pelaksanaan risk management sesuai best practices. Dalam melaksanakan aktivitas operasionalnya, bank memang selalu harus mengambil risiko, namun jenis risiko yang diambil adalah yang dapat dipahami dan dapat dikelola dengan baik. Selain bank, sektor riil khususnya yang menjadi nasabah bank juga perlu mendalami manajemen risiko antara lain agar terhindar dari kesulitan dalam membayar kewajibannya.
A. INDIKATOR POKOK PERTUMBUHAN BANK SYARIAH Dalam laporan keuangan perbankan, indikator perkembangannya dapat dilihat dari elemen-elemen laporan keuangan. Laporan keuangan menggambarkan kondisi 9
Masyhud Ali, Manajemen Risiko (Jakarta,RajaGrafindo Persada,2006), h.2.
xxxi
keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu.10 Dalam analisis pertumbuhan ini laporan keuangan merupakan media yang paling penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomis suatu perusahaan. Laporan keuangan menjadi bahan sarana informasi (screen) dalam menganalisis untuk proses pengambilan keputusan. Dan dalam laporan keuangan pula dapat menggambarkan posisi keuangan perusahaan, hasil usaha perusahaan dalam suatu periode, dan arus dana (kas) perusahaan dalam periode tertentu. Adapun indikator pertumbuhan perbankan syariah untuk mengukurnya dapat dilihat sebagaimana yang terdapat pada laporan perkembangan perbankan syariah yang diterbitkan oleh BI, yakni indikator pokok perbankan syariah terdiri dari total aset, penghimpunan dana, penyaluran dana, permodalan, dan kinerja dalam rasio keuangan.11 Secara teori akuntansi elemen-elemen pokok laporan keuangan terdiri dari aktiva, hutang, modal, pendapatan dan biaya. Adapun tugas akuntasi adalah untuk mengikuti, mengukur dan mengkomunikasikan perubahan-perubahan dan perkembangannnya. Elemen pokok ini telah berlaku umum di dunia usaha dan setiap elemen saling terkait dengan elemen.12
10
Harahap, Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, h.105. Biro Perbankan Syariah, “Indikator Perbankan Nasional”, Bank Indonesia, Jakarta, 2008. 12 Taswan, AKuntansi Perbankan Transaksi Dalam Valuta Rupiah (Yogyakarta,UPP AMP YKPN,2005), h. 9. 11
xxxii
1. ASET Sebagaimana telah di singgung diatas, untuk mengidentifikasi indikator perkembangan perbankan syariah kita dapat melihatnya dari indikator pokok yang terdiri atas aset, penghimpunan dana, penyaluran dana, permodalan, dan rasio keuangan. Aset adalah kekayaan atau harta yang dimiliki perusahaan, yang berperan dalam operasi perusahaan misalnya kas, persediaan, aktiva tetap, aktiva tak berwujud, dan lain-lain. Pengertian aset ini secara teoritis di kemukakan oleh berbagai pihak sebagai berikut:13 •
APB Statemen (1970) mendifinisikan sebagai berikut: “Kekayaan ekonomi perusahaan, termasuk didalamnya pembebanan yang ditunda, yang dinilai dan diakui sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku.”
•
Sedangkan FASB (1985) memberikan definisi sebagai berikut: “Aset adalah kemungkinan keuntungan ekonomi yang diperoleh atau dikuasai dimasa yang akan datang oleh lembaga tertentu sebagai akibat transaksi atau kejadian yang sudah berlalu.” Dari kedua definisi ini diketahui bahwa sesuatu dianggap sebagai aset jika di
masa yang akan datang dapat di harapkan memberi net cash inflow yang positif kepada perusahaan. Adapun dalam menganalisa pertumbuhan, suatu perusahaan akan di katakan mengalami pertumbuhan yang baik jika aset yang dimiliki cukup besar dan pertumbuhannya senantiasa bertambah dari waktu ke waktu secara signifikan. 13
Harahap, Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, h, 106.
xxxiii
Demikian juga halnya dengan bank syariah, semakin besar aset perusahaan dari satu periode ke periode berikutnya maka dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut semakin tinggi tingkat pertumbuhannya.
2. PENGHIMPUNAN DANA Penghimpunan dana merupakan aktivitas bank dalam mengumpulkan dana dari pemilik bank dan penyertaan masyarakat luas sebagai sumber dana bank dalam melakukan aktivitas usahanya. Sumber dana bank biasanya dalam bentuk tabungan (saving), deposito (time-deposit) dan giro (demand-deposit). Produk-produk pendanaan bank syariah ditujukan untuk mobilisasi dan investasi tabungan untuk pembangunan perekonomian dengan cara yang adil sehingga keuntungan yang adil dapat dijamin bagi semua pihak. Tujuan mobilisasi dana merupakan hal penting karena Islam secara tegas mengutuk penimbunan tabungan dan menuntut penggunaan sumber dana secara produktif dalam rangka mencapai tujuan seosialekonomi islam. Dalam hal ini menurut PBI Nomor: 9/19/PBI/2007, bank syariah melakukannya tidak dengan prinsip bunga (riba), melainkan dengan prinsip-prinsip yang sesuai dengan syariat islam, terutama wadi’ah (titipan), qardh(pinjaman), mudharabah (bagi hasil), dan ijarah. Dana adalah uang tunai yang dimiliki atau dikuasai oleh bank dalam bentuk tunai, atau aktiva lain yang dapat segera diubah menjadi uang tunai. Uang tunai yang di miliki atau di kuasai oleh bank tidak hanya berasal dari para pemilik bank itu sendiri, tetapi juga berasal dari titipan atau penyertaan dana orang lain atau pihak lain xxxiv
yang sewaktu-waktu atau pada suatu saat tertentu akan ditarik kembali, baik sekaligus ataupun secara berangsur-angsur. Pertumbuhan
setiap
bank
sangat
dipengaruhi
oleh
kemampuannya
menghimpun dana masyarakat, baik berskala kecil maupun besar dengan masa pengendapan yang memadai, sebagai lembaga keuangan, masalah bank yang paling utama adalah dana. Tanpa dana yang cukup, bank tidak dapat berbuat apa-apa atau dengan kata lain bank menjadi tidak berfungsi sama sekali. 14 Dana untuk membiayai operasi satu bank dapat diperoleh dari berbagai sumber. Perolehan dana ini dapat di peroleh dari pihak eksternal yang bersumber dari masyarakat atau lembaga lainnya ataupun internal yang bersumber dari modal sendiri, yaitu setoran modal dari para pemilik atau bank mengeluarkan atau menjual saham baru kepada pemilik baru. Sumber dana dapat disesuaikan dengan penggunaan dana. Sumber-sumber dana yang ada dapat di peroleh dari sumber modal sendiri atau modal yang di himpun dari masyarakat luas atau lembaga keuangan lainnya. Berdasarkan prinsip syariah jenis sumber-sumber dana bank tersebut berasal dalam bentuk:15 a. Titipan (wadi’ah),
yaitu
simpanan
yang
di
jamin
keamanan dan
pengembaliannya (gauranteed deposit) tetapi tanpa memperoleh imbalan atau keuntungan;
14
Drs.Zainul Arifin,MBA, Dasar-dasar Manajemeb Bank Syariah, (Jakarta, AlvaBEt, Cet.2, 2002) h. 50 15 Ibid
xxxv
b. Partisipasi modal berbagi hasil dan berbagi risiko (non guaranteed account) untuk investasi umum c. Investasi khusus (special investment account/ mudharabah muqayyadah) di mana bank bertindak sebagai manajer investasi untuk memperoleh fee. Dengan demikian sumber dana bank Syariah terdiri dari: a. Modal inti (core capital) adalah dana modal sendiri. Adalah dana yang berasal dari para pemegang saham bank, yakni pemilik bank. Pada umumnya dan modal inti terdiri dari: 1) Modal yang disetor oleh para pemegang saham. 2) Cadangan, yaitu sebagian laba bank yang tidak dibagi, yang di sisihkan untuk menutup timbulnya risiko kerugian di kemudian hari. 3) Laba ditahan, yaitu sebagian laba yang seharusnya di bagikan kepda para pemegang saham, tetapi oleh para pemegang saham sendiri (melalui Rapat Umum Pemegang Saham) di putuskan untuk ditanam kembali dalam bank. b. Kuasi ekuitas (mudharabah account). Yakni dalam hal ini bank menghimpun dana bagi hasil atas dasar prinsip mudharabah, yaitu akad kerja sama antara pemilik dana (shahibul mal) dengan pengusaha (mudharib) untuk melakukan suatu usaha bersama, dan pemilik dana tidak boleh mencampuri pengelolaan bisnis sehari-hari. Keuntungan yang diperoleh dibagi antara keduanya dengan perbandingan (nisbah) yang telah disepakati sebelumnya. Kerugian finansial menjadi beban pemilik dana, sedangkan pengelola tidak xxxvi
memperoleh imbalan atas usaha yang dilakukan. Berdasarkan prinsip ini, dalam kedudukannya sebagai mudharib, bank menyediakan jasa bagi para investor berupa: 1) Rekening investasi umum, dimana bank menerima simpanan dari nasabah yang mencari kesempatan investasi atas dana mereka dalam bentuk investasi berdasarkan prinsip mudharabah mutlaqah (unrestricted investment account). 2) Rekening investasi khusus, dimana bank bertindak sebagai manajer investasi bagi nasabah institusi (pemerintah atau lembaga keuangan lain) atau nasabah korposrasi untuk menginvestasikan dana mereka pada unitunit usaha atau proyek-proyek tertentu yang merekea setujui atau merkea kehendaki. 3) Rekening Tabungan Mudharabah; c. Dana Titipan (wadi’ah) atau simpanan tanpa imbalan (non remunerated deposit). Adalah dana pihak ketiga yang dititipkan pada bank, yang umumnya berupa giro atau tabungan, sebagaiman berikut: 1) Rekening giro wadi’ah, dalam hal ini bank sebagai custodian harus menjamin pembayaran kembali nominal simpanan wadi’ah. 2) Rekening Tabungan Wadi’ah, dalam hal ini bank menerima simpanan dari nasabah yang memerlukan jasa penitipan dana dengan tingkat keleluasaan tertentu untuk menariknya kembali dan bank memperoleh
xxxvii
izin dari nasabah untuk menggunakan dana tersebut selama mengendap di bank. d. Dana yang berasal dari lembaga lain, yang terdiri dari:16 1) Kredit Likuiditas dari Bank Indonesia. 2) Sumber dana ini berasal dari kredit yang diberikan BI untuk membiayai kredit-kredit program pemerintah yang disalurkan untuk membiayai proyek-proyek yang menyentuh langsung kepada usaha kecil dan masyarakat berpenghasilan rendah, seperti Kredit Usaha Tani (KUT), kredit pemilikan rumah sederhana/ sangat sederhana (KPRS/RSS), kredit kepada koperasi primer untuk anggotanya (KKPA), dan kredit kepada KUD. 3) Pinjaman antar Bank (interbank borrowing). 4) Surat Berharga Pasar Uang. 5) Dana ini bersumber dari hasil penerbitan surat utang yang merupakan investasi yang sangat likuid dan biasanya berjangka waktu kurang lebih satu tahun yang dapat diperjual belikan kembali.
3. PENYALURAN DANA (PEMBIAYAAN) Pembiayaan dalam dunia perbankan syariah yaitu penyediaan dana atau tagihan/piutang yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung
16
Kosirin, “Stimulator bagi Pertumbuhan Perbankan Syariah di Indonesia”, (Skripsi S1 fak.Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta,2005), h. 18.
xxxviii
investasi yang telah di rencanakan, baik di lakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah di rencanakan. (Muhammad: 2005) Dalam kaitannya dengan pembiayaan pada perbankan syariah istilah teknisnya disebut sebagai aktiva produktif. Menurut Ketentuan Bank Indonesia aktiva produktif adalah penanaman dana Bank Syariah baik dalam rupiah maupun valuta asing dalam bentuk pembiayaan, piutang, qardh, surat berharga syariah, penempatan, penyertaan modal, penyertaan modal sementara, komitmen dan kontinjensi pada rekening administratif serta Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (Peraturan Bank Indonesia No. 9/19/PBI/2007). Sesuai dengan karakterisitiknya maka jenis pembiayaan dalam perbankan syariah dapat di kelompokkan dalam beberapa aspek, diantaranya:17 a. Pembiayaan menurut tujuannya di bedakan menjadi: 1) Pembiayaan modal kerja, yaitu pembiayaan yang dimaksudkan untuk mendapatkan modal dalam rangka pengembangan usaha. 2) Pembiayaan investasi, yaitu pembiayaan yang dimaksudkan untuk melakukan investasi atau pengadaan barang konsumtif. b. Pembiayaan menurut jangka waktunya dibedakan menjadi: 1) Pembiayaan jangka waktu pendek, pembiayaan yang dilakukan dengan waktu 1 bulan sampai dengan 1 tahun.
17
Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, (Yogyakarta,Akademi Manajemen Perusahaan YKPN,2002), h.22.
xxxix
2) Pembiayaan jangka waktu menengah, pembiayaan yang di lakukan dengan waktu 1 thun sampai dengan 5 tahun. 3) Pembiayaan jangka waktu panjang, pembiayaan yang di lakukan dengan waktu lebih dari 5 tahun. c.
Jenis pembiayaan pada bank syariah menurut polanya akan di wujudkan dalam bentuk aktiva produktif (earning assets) dan aktiva tidak produktif (non earning assets), yaitu: • Pola bagi hasil, untuk investment financing: Musyarokah dan Mudharabah • Pola jual beli, untuk trade financing: Murobahah, Salam, Istishna • Pola sewa, untuk trade financing: Ijarah, Ijarah muntahiya bittamlik • Pola pinjaman, untuk dana talangan: Qardh Tingkat rasio pembiayaan bank dinyatakan dengan suatu rasio tertentu yang
disebut financing to deposit ratio (FDR), yakni rasio antara pembiayaan yang di berikan dan dana pihak ketiga di tambah modal sendiri. Oleh karena itu, manajemen bank perlu memelihara FDR yang dapat meningkatkan kesehatan bank. 18
4. PERMODALAN Menurut Kasmir (2000:137) “Modal merupakan merupakan hak pemilik bank kepada yang bersangkutan dimana modal bank ini juga merupakan hutang bank 18
Veithzal Rivai dkk, Credit Management Handbook, (Jakarta, RajaGrafindo Persada, 2006),
h. 281.
xl
kepada para pemiliknya, oleh sebab itu disajikan sebagai salah satu komponen passiva disebelah kanan neraca.” Menurut Johnson dan Johnson, 19 pertama sebagai penyagga untuk menyerap kerugian operasional dan kerugian lainnya. Kedua, sebagai dasar bagi penetapan batas maksimum pemberian kredit. Hal ini merupakan pertimbangan operasional bagi bank sentral, sebagai regulator, untuk membatasi jumlah pemberian kredit kepada setiap individu nasabah bank. Melalui pembatasan ini bank sentral memaksa bank untuk melakukan diversifikasi kredit mereka agar dapat melindungi diri terhadap kegagalan kredit dari satu individu debitur. Ketiga, modal juga menjadi dasar perhitungan bagi pada partisipan pasar untuk mengevaluasi tingkat kemampuan bank secara relatif dalam menghasilkan keuntungan. Sumber utama modal Bank Syariah adalah modal inti (core capital) dan kuasi ekuitas. Modal inti adalah modal yang berasal dari para pemilik bank, yang terdiri dari modal yang disetor oleh para pemegang saham, cadangan dan laba ditahan. Sedangkan kuasi ekuitas adalah dana-dana yang tercatat dalam rekening-rekening bagi hasil (mudharabah). Modal inti inilah yang berfungsi sebagai penyangga dan penyerap kegagalan atau kerugian bank dan melindungi kepentingan para pemegang rekening titipa (wadiah) atau pinjaman (qardh), terutama atas aktiva yang didanai oleh modal sendiri dan dana-dana wadiah atau qardh. Modal bank terdiri dari modal inti dan modal pelengkap:20 a. Modal inti (tier 1) yang terdiri dari:
19 20
Arifin, Dasar-dasar Manajemeb Bank Syariah, h.148. Ibid, hal. 152
xli
1) Modal disetor, yakni modal yang telah disetor secara efektif oleh pemiliknya. Bagi bank yang berbadan hukm seperti koperasi modal di setor terdiri atas simpanan pokok dan simpanan wajib para anggotanya. 2) Agio saham, adalah selisih setoran modal yang di terima oleh bank sebagai akibat dari harga saham yang melebihi nilai minimalnya. 3) Modal Sumbangan, yaitu modal yang di peroleh kembali dari sumbangan saham, termasuk selisih nilai yang tercatat dengan harga (apabila saham tersebut dijual). 4) Cadangan Umum, yaitu cadangan yang di bentuk dari penyisihan untuk tujuan tertentu atas persetujuan RUPS. 5) Cadangan Tujuan, yaitu bagian laba setelah pajak yang disihkan untuk tujuan tertentu atas persetujuan RUPS. 6) Laba di tahan, yaitu saldo laba bersih setelah pajak yang oleh RUPS di putuskan untuk tidak dibagikan. 7) Laba Tahun Lalu, yaitu laba bersih tahun lalu setelah pajak, yang belum di tetapkan penggunannya oleh RUPS; jumlah laba tahun lalu hanya di perhitungkan sebesar 50% sebagai modal inti. Bila tahun lalu rugi harus di kurangkan terhadap modal inti. 8) Laba Tahun Berjalan, yaitu laba sebelum pajak yang di peroleh dalam tahun berjalan. Laba ini di perhitungkan hanya 50% sebagai modal inti. Bila tahun berjalan rugi, harus dikurangkan terhadap modal inti.
xlii
9) Bagian kekayaan bersih anak perusahaan yang laporan keuangannya di konsolidasikan,
yaitu
modal
inti
anak
perushaan
setelah
di
kompensasikan dengan penyertaan bank pada perusahaan tersebut. b. Modal pelengkap (tier 2) Modal pelengkap terdiri atas cadangan-cadangan yang di bentuk bukan dari laba setelah pajak serta pinjaman yang sifatnya dipersamakan dengan modal. Modal pelengkap ini hanya dapat diperhitungkan sebagai modal seting-tingginya 100% dari jumlah modal inti. Secara terinci modal pelengkap dapat berupa: 1) Cadangan revaluasi aktiva tetap. 2) Cadangan penghapusan aktiva yang diklasifikasikan. 3) Modal pinjaman yang mempunyai ciri-ciri: • Tidak di jamin oleh bank yang bersangkutan dan di persamakan dengan modal dan telah dibayar penuh. • Tidak dapat di lunasi atas inisiatif pemilik, tanpa persetujuan BI. • Mempunyai kedudukan yang sama dengan modal dalam hal memikul kerugian bank. • Pembayaran bunga dapat di tangguhkan bila bank dalam keadaan rugi. 4) Pinjaman subordinasi yang memenuhi syarat-syarat berikut: • Ada perjanjian tertulis antara pemberi pinjaman dengan bank. • Mendapat persetujuan dari BI.
xliii
• Tidak di jamin oleh bank yang bersangkutan. • Minimal berjangka waktu 5 tahun. • Pelunasan pinjaman harus dengan persetujuan BI. • Hak tagih dalam hal terjadi likuidasi berlaku paling akhir (kedudukannya sama dengan modal). Tingkat kecukupan modal bank dinyatakan dengan suatu rasio tertentu yang disebut rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) atau capital adequacy ratio (CAR). Tingkat kecukupan modal ini dapat diukur dengan cara membandingkan modal dengan dana-dana pihak ketiga dan membandingkan modal dengan aktiva berisiko.
5. LABA Motif ekonomi yang paling mendasar dalam mendirikan sebuah perusahaan adalah laba. Semakin besar laba, semakin likuid dan bonafid nilai perusahaannya dan tidak menutup kemungkinan proyeksi pertumbuhan perusahaan akan terealisasi dengan tepat. Dalam usaha mencari keuntungan Bank Syariah memberikan pelayanan penghimpunan dana, penyaluran dan layanan jasa finansial yang lain. Dari perolehan dana tersebut di kurangi biaya operasional bank, serta beban-beban yang lain maka diperlehlah laba bank syariah. Semakin besar laba yang diperoleh Bank Syariah maka semakin tinggilah pertumbuhan Bank Syariah tersebut.
xliv
Laba dalam analisis pertumbuhan ini penulis membatasinya pada rasio profitabilbitas yang mana Rasio Return On Asset (ROA), Net Interest Margin (NIM) dan Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) menjadi indikator pertumbuhan laba Bank Syariah.
B. FAKTOR PENUNJANG YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN BANK SYARIAH Di Indonesia faktor-faktor yang dianggap dapat mempengaruhi prospek perkembangan Bank Syariah di Indonesia meliputi:21 a. Umat Islam di Indonesia +/- 80% dari jumlah penduduknya yang +/- 215 juta adalah Muslim. Hal ini merupakan pasar yang sangat potensial bagi perbankan syariah, karena masyarakat Indonesia yang sangat religius tersebut adalah modal dasar yang potensial karena mempunyai hubungan emosional yang baik dan pemahaman yang cepat tentang perbankan syariah dengan pendekatan ekonomi islam. b. Munculnya lembaga-lembaga Edukasi di bidang perbankan syariah (IBI, STIE TAZKIA, SEBI, UIN, Muamalat Institut, dll) akan merupakan distribusi
21
Edi Setiadi, Paper Seminar Prospek dan Kendala Bank Syariah, 14 juni 2005, UIN Jakarta,
h. 5.
xlv
sumber daya insani yang sangat potensial bagi prospek perkembanan bank syariah. c. Munculnya Organisasi-organisasi Ekonomi Syariah (MES, PKES, FOSSEI, Ikatan Ahli Ekonomi Islam, DSN, Asbisindo, dan sebagainya) merupakan suatu trigger tersendiri terhadap prospek perbankan syariah, karena dengan adanya wadah-wadah organisasi ekonomi syariah tersebut akan memudahkan bagi pelaku perbankan syariah untuk berinteraksi serta membuat business networking maupun konsultasi dan pembinaan terhadap praktisi perbankan syariah. d. Undang-undang Perbankan Syariah, yang diterbitkan pada tanggal 18 Juni 200822 akan memberikan dampak positif berupa kepastian hukum bagi pelaku dan investor agar lebih confidence dalam mengembangkan perbankan syariah kedepannya. e. Munculnya pendukung lembaga syariah lainnya, seperti Badan Arbitrase Syariah, Pasar Uang dan Modal Syariah, Asuransi Syariah, Hotel Syariah, IAI. f. Perkembangan Aset yang ditopang oleh penghimpunan Dana Pihak Ketiga. Hal ini akan berpengaruh terhadap perkembangan bank syariah sebagai efek dari kepercayaan masyarakat luas, karena pada intinya prinsip lembaga keuangan tidak lepas dari trust atau kepercayaan. g. Adanya dukungan pemerintah /Political Will. 22
″DPR Sahkan UU Perbankan Syariah″, Republika, 18 Juni 2008, h. 1.
xlvi
h. Perkembangan kelembagaan, untuk melakukan ekspansi bisnis yang riil maka perbankan syariah membutuhkan kantor-kantor yang dapat terjangkau oleh masyarakat luas. i.
Meningkatnya minat para pemilik perbankan konvensional untuk membuka divisi atau unit syariah. Secara ringkas, konsep pengembangan perbankan syariah dimasa depan dapat
dilihat pada skema berikut:23 Gambar 2.1
1. 2. 3. 4.
5.
Saat ini Produk syariah Pertimbangan sentimen emosional Pelanggan muslim Orientasi pengusaha besar Dana mahal, motivasi
Transformasi
3. 4. 5.
Faktor Dukungan Pemerintah dan DPR - Undang-Undang
1. 2.
Masa Depan Corporate syariah Pertimbangan rasional professional Pelanggan umum Orientasi keadilan Dana murah,
Penunjang
Produk Development
Dukungan Masyarakat - Program komunikasi
Sumber: Iman Hilman, Perbankan Syariah Masa Depan
C. ALAT UKUR PERTUMBUHAN BANK SYARIAH BERDASARKAN RASIO RENTABILITAS Suatu kegiatan bisnis bank syariah dikatakan mengalami pertumbuhan yang baik jika jumlah aset serta profitabilitasnya senantiasa meningkat dan kesehatannya 23
Iman Hilman dkk, Perbankan Syariah Masa Depan, Senayan Abadi Publishing, Jakarta,
2003, h.
xlvii
tetap terjaga sesuai dengan peraturan BI. Bank yang tidak sehat bukan hanya membahayakan dirinya sendiri, akan tetapi juga pihak lain. Bank yang tumbuh adalah bank yang mengalami perbandingan pertumbuhan dengan tahun sebelumnya meningkat. Bank yang tumbuh akan memberikan dampak positif bagi pihak eksternal dan pihak internal bank. Begitu pula sebaliknya bank yang tidak tumbuh akan memberikan kesan negatif bagi pihak eksternal dan pihak internal terhadap perkembangan bank tersebut. Disini permasalahannya adalah keefektifan manajemen dalam menggunakan aktiva seperti terekam pada neraca. Keefektifan dinilai dengan mengaitkan laba yang didefinisikan dalam berbagai cara-terhadap aktiva yang di gunakan untuk menghasilkan laba.24 Dan salah satu dimensi yang penting dari perencanaan keuangan adalah pengujian yang terus menerus atas pengaruh pertumbuhan terhadap investasi, operasi, dan pembiayaan. Tujuan dari perhitungan pertumbuhan tersebut adalah untuk melihat apakah kondisi keuangan bank semakin membaik atau sebaliknya. Ukuran baik atau buruknya dapat mengacu pada Surat Edaran Bank Indonesia No.9/24/DPbS perihal Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum berdasarkan prinsip syariah, sehingga manajemen dapat membuat perencanaan yang lebih matang untuk tahun depan.
24
Erich A.Helfert, Analisis Laporan Keuangan, Penerbit Erlangga, Jakarta, edisi ketujuh,
1991, h. 9
xlviii
Untuk mengukur penilaian laporan keuangan kita dapat menggunakan analisa rasio laporan keuangan. Dalam menganalisa kriteria pertumbuhan bisnis Bank Syariah ini penulis membatasinya pada rasio rentabilitas.
1. Rasio Rentabilitas25 Rasio Rentabilitas sering disebut profitabilabilas usaha. Usaha ini diguakan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan. Dalam hal ini penulis membatasinya pada rasio Return On Asset (ROA), Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) dan Net Interest Margin (NIM)
a. Return On Asset (ROA)
Merupakan ukuran kemampuan bank dalam memperoleh dan meningkatkan pendapatan dan labanya, atau untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai secara keseluruhan. Bank dinyatakan sehat apabila rentabilitas bank terus menaik atau >1,22%. Adapun formula untuk menghitung ROA adalah sebagai berikut: Rumus 2.2
ROA=
Laba Sebelum Pajak Total Assets
X 100%
Sumber: Credit Management Handbook
25
Kasmir, “Manajemen Perbankan”, h. 267.
xlix
b. Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) Merupakan rasio untuk mengukur efisiensi kegiatan operasional bank syariah. Rasio ini menunjukkan bahwa semakin rendah BOPO, maka semakin efisien bank dalam memperoleh pendapatannya. Bank dinyatakan sehat apabila memiliki rasio BOPO < 93,52%. Adapun rumus untuk menghitungnya adalah sebagai berikut: Rumus 2.3
Beban Operasional BOPO= Pendapatan Operasional
X 100%
Sumber: Credit Management Handbook
c. Net Interest Margin Merupakan rasio untuk mengukur kemampuan aktiva produktif dalam menghasilkan laba dan mengendalikan biaya-biaya. Rasio ini menunjukkan secara rata-rata selisih pricing antara dana dengan pembiayaan bank. Bank yang dinyatakan sehat memiliki rasio NIM >3%. Adapun rumus untuk menghitungnya adalah sebagai berikut: Rumus 2.4
NIM=
Margin Income – Margin Expense Aktiva Produktif
X 100%
Sumber: Credit Management Hand Book
l
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang lingkup Penelitian Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan pendekatan kuantitatif untuk pengujian kebenaran data dan menentukan hubungan satu atau lebih variable bebas terhadap variabel terikat yang dilakukan dengan menggunakan program SPSS for Windows versi 11.5. Selain itu, penulis melakukan pendekatan kualitatif, yakni suatu penelitian yang berusaha memamparkan hasil penelitian dalam bentuk data dan statistik dan mendeskripsikannya berupa kata-kata tertulis atau lisan dari fenomena yang diamati. Penelitian dilaksanakan pada Bank DKI Syariah Jl.Wahid Hasyim Jakarta Pusat, dengan menggunakan data laporan keuangan triwulanan yang terhitung mulai Maret 2004 sampai Desember 2007 yang telah di audit dan di publikasi. Lokasi penelitian ini di pilih karena di anggap sebagai tempat yang tepat bagi peneliti untuk memperoleh data yang diperlukan berupa data keuangan dan data lainnya yang berkaitan dengan pertumbuhan bisnis bank DKI syariah dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penelitian ini di dasarkan pada laporan keuangan triwulanan yang berjumlah 16 sampel. Ruang lingkup dari penelitian ini membahas variabel bebas (independent variable) yang terdiri dari rasio FDR (Financing to Deposit Ratio), NIM (Net Interest Margin) dan BOPO (Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional), sedangkan variabel terikat (dependent variable) adalah pendapatan yang diwakili oleh rasio ROA (Return On Asset). B. Metode Penentuan Sampel li
Dalam penelitian ini penentuan sampel menggunakan laporan keuangan yang telah di audit dan di publikasi. Adapun kriteria yang digunakan untuk memilih sampel adalah laporan keuangan triwulanan terhitung mulai Maret tahun 2004 sampai dengan Desember tahun 2007. Berdasarkan kriteria tersebut, sampel penelitian ini di dasarkan pada sampel berjumlah 16 data, dengan demikian di harapkan dapat di ketahui perkembangan laporan keuangan tiap triwulannya (laporan keuangan Bank DKI Syariah triwulanan periode 2004-2007 terlampir).
C. Metode Pengumpulan Data Metode yang penulis gunakan dalam mengumpulkan data yang dibutuhkan adalah sebagai berikut : 1. Studi Literatur Penelitian ini di lakukan dengan mengumpulkan literatur-literatur ilmiah, buku-buku, majalah, yang berhubungan dengan topik penulisan skripsi ini. Hal ini di lakukan untuk mendapatkan dasar-dasar teori yang berkaitan dengan rasio-rasio keuangan tepatnya rasio likuiditas dan rasio rentabilitas dalam menganalisa pertumbuhan bisnis Bank DKI Syariah. 2.
Penelitian Lapangan
Penelitian ini di dasarkan atas penelitian langsung pada Bank DKI Syariah yang terletak di Jl. Wahid Hasyim Jakarta Pusat guna mendapatkan data yang secara nyata. Dalam hal ini untuk mendapatkan data dalam penelitian lapangan digunakan cara sebagai berikut : a. Observasi langsung yang di lakukan dengan cara mendatangi langsung Kantor Bank DKI Syariah yang diteliti. b. Wawancara dengan melakukan pembicaraan atau dialog langsung dengan Pimpinan Departemen Umum Bank DKI Syariah.
lii
Berdasarkan dua metode penelitian yang dikemukakan diatas, jenis dan sumber data yang digunakan meliputi : a. Data primer, yaitu data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen dan laporan keuangan triwulan terhitung mulai Maret 2004 sampai Desember 2007. b. Data sekunder, yaitu data berupa landasan teori yang diperoleh melalui penelitian literatur kepustakaan.
D. Variabel Operasional Variabel operasional adalah sebuah konsep yang mempunyai variasi nilai yang ditetapkan dalam suatu penelitian. Variabel operasional yang akan diteliti adalah sebagai berikut : 1. Return On Asset (ROA) Adalah rasio untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh dan meningkatkan pendapatan dan labanya, atau untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai secara keseluruhan. 2. Net Interest Margin (NIM) Adalah rasio untuk mengukur kemampuan aktiva produktif dalam menghasilkan laba dan mengendalikan biaya-biaya. Rasio ini menunjukkan secara rata-rata selisih pricing antara dana dengan pembiayaan bank. 3. Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) Adalah rasio untuk mengukur efisiensi kegiatan operasional bank syariah. Rasio ini menunjukkan bahwa semakin rendah BOPO, maka semakin efisien bank dalam memperoleh pendapatan. E. Metode Analisis Metode analisis data yang di gunakan dalam penelitian ini Uji Regresi Berganda. Regresi berganda di gunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen. Regresi berganda bertujuan untuk liii
mengetahui kelinieran pengaruh NIM dan BOPO terhadap profitabilias Bank DKI Syariah. Untuk pengujian hipotesis model regresi berganda adalah sebagai berikut : Y = bο + b1X1 + b2 X2 Untuk pengujian hipotesis model regresi berganda adalah sebagai berikut : Y = bο + b1 X1+ b2X2 Keterangan : Y = ROA X1 = NIM X2 = BOPO b1 b2 = Koefisien regresi masing-masing variabel independen bο = Konstanta Pengujian Koefisien Regresi Untuk menguji tingkat signifikan koefisien regresi didasarkan atas nilai p – Show Desktop.scf
Value, sehingga pengujian hipotesis dapat dilakukan sebagai berikut:
Windows Media Player.lnk
1. Menentukan Hо dan H1.
Ho : β = 0, Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen NIM dan BOPO terhadap variabel dependen ROA. H1 : β ≠ 0, Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen NIM dan BOPO terhadap variabel dependen ROA. 2. Menentukan level of significance. Level of significance yang digunakan sebesar 5% atau α = 0,05. 3. Menentukan kriteria penerimaan dan penolakan Hо. Jika p – Value > 0,05 maka Hо diterima. Jika p – Value < 0,05 maka Hо ditolak.
liv
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Bank DKI syariah Bank DKI Syariah merupakan Unit Usaha Syariah dari PT. Bank DKI berdasarkan Surat Bank Indonesia No. 6/371/DPbS tanggal 8 Maret 2004, yang di resmikan pada tanggal 16 Maret 2004 oleh Gubernur DKI Jakarta Bpk. H. Sutiyoso. Bank DKI dimiliki oleh Pemda DKI Jakarta dengan kepemilikan saham 99.81% dan PD Pasar Jaya 0.19%. Bank DKI Syariah memang bukan merupakan Bank Syariah pertama akan tetapi Bank DKI Syariah siap memberikan pelayanan kepada semua kalangan masyarakat dengan berbagai mcam pelayanan dan jasa. Sampai dengan akhir tahun 2007 Bank DKI Syariah berhasil mencapai aset sebesar Rp.395,35 miliar dengan Dana Pihak Ketiga yang berhasil dihimpun sebesar Rp.155,62 miliar dan penyaluran pembiayaan sebesar Rp.301,39 miliar dan mampu menghasilkan laba sebesar Rp.4,22 miliar. Sedangkan modal kerja dari kantor pusat
lv
sampai dengan akhir tahun 2007 meningkat menjadi sebesar Rp.100 miliar. Hal ini tak terlepas dari pembenahan yang dilakukan manajemen dalam tiga tahun terakhir (2004-2007) pada segi teknologi, organisasi dan Sumber Daya Insani (SDI).
B. Produk dan Jasa 1. Produk Dana a. Giro Wadiah. b. Tabungan Wadiah. c. Tabungan Mudharabah, adalah sarana penyimpanan dana dengan prinsip bagi hasil antara Bank dan Nasabah dengan nisbah Bank DKI Syariah terdiri dari tabungan Simpanan Pembangunan Daerah (SIMPEDA) Syariah Mudharabah dan Tabungan Haji dan Umroh (TAHAROH). d. Deposito Mudaharabah Mutlaqoh. e. Deposito Mudharabah Muqayyadah 2. Produk Pembiayaan a. Pembiayaan Pemilikan Rumah (PPR) Syariah. b. Pembiayaan Konsumtif. c. Pembiayaan Modal Kerja (PMK). d. Pembiayaan Investasi. 3. Jasa-Jasa Lainnya Kiriman uang, Pembayaran Air Minum (PAM), RTGS, Kliring, Inkaso dsb.
lvi
C. Analisis Deskriptif Variabel 1. ROA (Return On Asset) Return On Asset (ROA) secara umum dari Maret 2004 sampai Desember 2007 mengalami fluktuasi. Dan ini dapat dilihat dari gambar grafik di bawah ini. Pada tahun 2004, rata-rata ROA sebesar -4,85%. Kemudian pada tahun 2005, ratarata ROA naik menjadi 2,08% yang menunjukkan bahwa pada tahun 2005 tingkat keuntungan yang di hasilkan lebih besar dibanding tahun 2004. Pada tahun 2006 ratarata ROA kembali naik menjadi 4,30%. Hal ini menunjukkan kinerja bank yang lebih baik di banding dua tahun sebelumnya. Kemudian pada tahun 2007 rata-rata ROA mengalami penurunan di banding tahun 2006 yaitu sebesar 1,95%. Hal ini menunjukkan bahwa pada tahun 2007 tingkat profitabilias dalam bank tersebut lebih kecil di bandingkan atahun 2006. Hal ini di sebabkan peningkatan aktiva produktif yang tidak di ikuti oleh peningkatan laba yang signifikan. Namun demikian rasio ROA tersebut masih di atas nilai minimum dari ketentuan Bank Indonesia yaitu > 1,22%. Hal ini dapat dilihat sebagaimana tercermin dalam tabel dan gambar grafik di bawah ini: Tabel 4.1 Return On Asset Bank DKI Syariah tahun 2004-2007 Ikhtisar ROA Per Triwulan 2004-2007 2004 2005 2006 Bulan Maret -2.84% 0.48% 2.35% Juni -7.02% 1.19% 3.65% September -4.73% 2.25% 4.47% Desember -4.82% 4.40% 6.74% Total -19.41% 8.33% 17.21% Rata-rata -4.85% 2.08% 4.30% Sumber: Hasil olah data
lvii
2007 1.11% 2.18% 2.49% 2.03% 7.80% 1.95%
Secara grafik Return On Asset (ROA) dari Maret 2004 sampai Desember 2007 mengalami fluktuasi. Dan ini dapat dilihat dari gambar grafik di bawah ini. Gambar 4.1 Pertumbuhan ROA per Triwulan 2004
8.00% 6.74%
6.00% 4.40%
4.00%
2.25% 1.19% 0.48%
2.00% 0.00% -2.00% -4.00%
4.47% 3.65% 2.35%
1
2
3
4
5
6
7
8
2.49% 2.18% 2.03% 1.11% Series1
9
10 11 12 13 14 15 16
-2.84% -4.73% -4.82%
-6.00% -7.02% -8.00%
Tampak pada gambar 4.1 diatas menunjukkan bahwa pertumbuhan ROA (Return On Asset) pertriwulan 2004-2007 selalu fluktuatif, hal ini dapat dilihat pada triwulan 2004 bahwa ROA masih dibawah batas ambang kewajaran dengan rata-rata ROA -4,85%. Dan pada triwulan 2005 rata-rata ROA naik menjadi 2,08%, hal ini menunjukkan bahwa manajemen bank mulai menghasilkan laba dengan baik. Periode triwulan 2006 rasio ROA kembali naik dari tahun sebelumnya dengan rata-rata ROA menjadi 4,30%, hal ini menunjukkan bahwa kinerja bank lebih baik di banding dengan dua tahun sebelumnya. Dan pada periode 2007 tampak bahwa rata-rata ROA mengalami pernurunan menjadi 1,95%, hal ini disebabkan karena peningkatan aktiva yang tidak diikuti oleh peningkatan laba yang signifikan.
Tabel 4.2 Deskripsi Return On Asset (ROA) Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
ROA 16 -7.02 Valid N (listwise) 16 Sumber: data olahan SPSS 11.5
6.74
lviii
Mean 0.87
Std.Deviation 3.07475
Tabel 4.2 menjelaskan bahwa variable Y (Return On Asset) sebagai variable dependen memiliki nilai rata-rata (mean) sebesar 0,87%, standar deviasi sebesar 6.07% menunjukkan adanya variasi/perbedaan yang sangat besar dari return on asset terendah dan tertinggi dengan jumlah data sebanyak 16 data.
lix
2. Rasio NIM (Net Interest Margin) NIM (Net Interest Margin) secara umum dari bulan Maret 2004 sampai Desember 2007 mengalami fluktuasi. Pada tahun 2004, rata-rata NIM sebesar 1,85%. Kemudian pada tahun 2005, rata-rata NIM naik menjadi 4,49% yang berarti pada tahun 2005 pengendalian biaya lebih baik di bandingkan pada tahun 2004. Hal ini juga memberikan gambaran bahwa pada tahun 2005, Bank DKI Syariah semakin besar menggunakan biaya untuk di pergunakan dalam kegiatan aktiva produktif. Pada tahun 2006 rata-rata NIM kembali naik menjadi 6,74%. Hal ini berarti bahwa pada tahun 2006 manajemen berhasil menggerakkan aktiva produktif, seiring dengan pertambahan modal yang diberikan oleh Kantor Pusat. Pada tahun 2007 rata-rata NIM menurun menjadi 5,10%, hal ini menunjukkan bahwa peningkatan aktiva produktif yang tidak diikuti oleh peningkatan laba yang signifikan. Sebagaimana tercermin dalam table di bawah ini:
Tabel 4.3 Net Interest Margin Bank DKI Syariah tahun 2004-2005-2006-2007 Ikhtisar NIM Per Triwulan 2004-2007 2004 2005 2006 Maret 0.00% 1.71% 2.92% Juni 1.75% 3.24% 4.96% September 2.54% 5.03% 7.33% Desember 3.10% 7.99% 11.76% Total 7.38% 17.97% 26.96% Rata-rata 1.85% 4.49% 6.74%
Sumber: Hasil olah data
lx
2007 2.95% 4.31% 5.56% 7.56% 20.39% 5.10%
Secara grafik rasio NIM dari bulan Maret - Desember periode 2004-2007 dapat dilihat dari gambar grafik di bawah ini: Gambar 4.2 Pertumbuhan NIM per Triwulan 2004-2007
14.00% 12.00%
11.76%
10.00% 8.00%
7.99% 5.03%
4.00%
4.96%
3.10% 3.24% 2.54% 1.75% 1.71%
2.00% 0.00% 1
0.00% 2 3
4
5
6
7
2.92%
8
9
7.56%
7.33%
6.00%
Series1
5.56% 4.31% 2.95%
10 11 12 13 14 15 16
Sumber: Hasil Olah Data
Tampak pada gambar 4.2 diatas menunjukkan bahwa pertumbuhan rasio NIM (Net Interest Margin) pertriwulan 2004-2007 fluktuatif, hal ini dapat dilihat pada triwulan 2004 bahwa rasio NIM dengan rata-rata NIM 1,85%. Dan pada triwulan 2005 rata-rata NIM naik menjadi 4,49%, hal ini menunjukkan bahwa manajemen bank mulai dapat mengendalikan biaya dengan baik. Periode triwulan 2006 rasio NIM kembali naik dari tahun sebelumnya dengan rata-rata NIM menjadi 6,74%, hal ini menunjukkan bahwa kinerja bank lebih baik di banding dengan dua tahun sebelumnya. Dan pada periode 2007 tampak bahwa rata-rata NIM mengalami pernurunan menjadi 5,10%, hal ini di sebabkan karena peningkatan aktiva produktif yang tidak diikuti oleh peningkatan laba yang signifikan.
lxi
Tabel 4.4 Deskripsi Net Interest Margin (NIM)
NIM Valid N (listwise)
N 16 16
descriptive Statistics Minimum Maximum 0 11.76
Mean 4.54
Std.Deviation 3.15701
Sumber: Hasil olah data Tabel 4.4 menunjukkan bahwa variabel independen (X1) yaitu NIM (Net Interest Margin) memiliki nilai rata-rata (mean) sebesar 4,54%, hal tersebut menunjukkan bahwa nilai rata-rata NIM perbulan adalah 4,54% dari total aktiva produktif, standar deviasi sebesar 3,15% yang menunjukkan adanya variasi/ perbedaan yang sangat besar dari NIM terendah dan tertinggi (standar deviasi yang sangat besar yaitu apabila standar deviasinya lebih dari 30% mean), serta jumlah data sebanyak 16 data.
3. Rasio BOPO (Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional) Rasio BOPO secara umum dari Maret 2004 sampai desember 2007 mengalami fluktuasi. Pada tahun 2004, rata-rata BOPO sebesar 227,68% yang berarti tingkat efisiensi pada tahun pertama berdiri bank lebih fokus untuk biaya operasional bank dan hal ini sangat wajar mengingat tahun 2004 adalah awal berdirinya bank DKI Syariah. Kemudian pada tahun 2005 rata-rata BOPO turun drastis menjadi 66,33%, yang berarti pada tahun 2006 tingkat efisiensi biaya lebih baik dibanding tahun 2004. Pada tahun 2006 rata-rata BOPO kembali turun menjadi 36,23%, yang berarti bahwa tingkat efisiensi biaya lebih jauh lebih baik di bandingkan tahun 2005. Hal ini juga memberikan gambaran bahwa pada tahun 2006, Bank DKI Syariah semakin efisien
lxii
dalam pengendalian biaya-biaya. Pada tahun 2007 rata-rata BOPO mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2006 yaitu sebesar 69,97%. Hal ini berarti bahwa pada tahun 2007 tingkat efisiensi biaya dalam Bank tersebut mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya, di mana Bank DKI Syariah kurang efisien dalam pengendalian biaya-biayanya, hal ini ternyata di akibatkan adanya penambahan tenaga kerja dan meningkatnya biaya administrasi dan umum. Walaupun demikian rasio tersebut masih berada dibawah nilai maksimum ketentuan Bank Indonesia yaitu sebesar 93,5%. Table BOPO dapat tercermin pada table 4.5 di bawah ini. Tabel 4.5 BOPO Bank DKI Syariah tahun 2004-2005-2006-2007 2004 0.00% 468.13% 257.43% 185.17% 910.73% 227.68%
Bulan Maret Juni September Desember Total Rata-rata
2005 75.24% 70.81% 62.50% 56.76% 265.30% 66.33%
2006 28.23% 38.04% 42.02% 48.62% 156.90% 39.23%
2007 64.62% 62.09% 68.00% 83.96% 278.68% 69.67%
Sumber: Hasil olah data
Secara grafik rasio BOPO dari bulan Maret - Desember periode 2004-2007 dapat dilihat dari gambar grafik di bawah ini: Gambar 4.3 BOPO per Triwulan 2004-2007 500.00% 468.13%
450.00% 400.00% 350.00% 300.00%
257.43%
250.00%
Series 1
200.00%
185.17%
150.00% 100.00%
83.96% 75.24% 70.81% 68.00% 64.62% 62.50% 62.09% 56.76% 48.62% 42.02% 38.04% 28.23%
50.00% 0.00%
0.00% 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10 11 12 13 14 15 16
lxiii
Tampak pada gambar 4.4 di atas menunjukkan bahwa pertumbuhan BOPO pertriwulan 2004-2007 selalu fluktuatif, hal ini dapat dilihat pada triwulan 2004 bahwa BOPO dengan rata-rata BOPO 227,68%. Dan pada triwulan 2005 rata-rata BOPO turun drastis menjadi 66,33%, hal ini menunjukkan bahwa manajemen bank mulai dapat mengendalikan biaya-biaya dengan baik. Periode triwulan 2006 rasio BOPO kembali lebih baik dari sebelumnya dengan rata-rata BOPO menjadi 39,23%, hal ini menunjukkan bahwa kinerja bank lebih baik di banding dengan dua tahun sebelumnya. Dan pada periode 2007 tampak bahwa rata-rata BOPO kembali naik menjadi 69,67%
Tabel 4.6
BOPO Valid N (listwise)
N 16 16
Descriptive Statistics BOPO Minimum Maximum Mean 0 468.13 100.73
Std.Deviation 115.83097
Sumber: Hasil olah data Tabel 4.6 menunjukkan bahwa variabel independen (X3) BOPO memiliki nilai rata-rata (mean) sebesar 100,73%, standar deviasi sebesar 115,83% menunjukkan terdapat kesenjangan yang sangat besar antara BOPO yang terendah dengan tertinggi, atau dengan kata lain adanya variasi/ perbedaan yang sangat besar dari BOPO terendah dan tertinggi serta jumlah data sebanyak 16 data.
lxiv
D. Analisa Pertumbuhan Bisnis Bank DKI Syariah 1. Pengujian Hipotesis Untuk menganalisa pertumbuhan Bank DKI Syariah maka harus dilakukan uji signifikan model dan interpretasi model regresi, untuk melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen baik secara simultan dan individual. Secara statistik hal ini dapat diukur dari nilai statistic uji F (ANOVA) dan uji t (T-Test).
a. Hasil Uji F. Tabel 4.7 Hasil Uji F ANOVAb Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 191,676 25,775 217,451
df 2 13 15
Mean Square 95,838 1,983
F 48,337
Sig. ,000a
a. Predictors: (Constant), Bopo, NIM b. Dependent Variable: ROA
Uji F digunakan untuk mengetahui hubungan variable independent secara bersama-sama (simultan) terhadap variable dependen. Dari hasil uji ANOVA atau F test, didapat F hitung atau model yang di pakai adalah 48,337 dengan tingkat signifikansi 0,000. Oleh karena probabilitas (0,000) jauh lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian, Ho ditolak atau koefisien regresi signifikan. Adapun F hitung > F table (48,337 > 3,49), maka koefisien korelasi ganda yang di temukan adalah signifikan. Artinya dapat di berlakukan untuk populasi lxv
di mana sample diambil, atau dengan kata lain model regresi bisa dipakai untuk memprediksi ROA. Atau bisa dikatakan, BOPO dan NIM secara bersama-sama berpengaruh terhadap ROA. Uji Hipotesa berdasarkan pada perbandingan F hitung dengan F table: •
Jika statistic Hitung (angka F output) > Statistic Tabel (Tabel f), Maka Ho ditolak.
•
Jika Statistik Hitung (angka F output) < Statistik Tabel (table f), maka Ho diterima.
F hitung dari output adalah 48,337 dan F tabel adalah 3,49, artinya 48,337 > 3,49. Ha : b1≠0, terdapat pengaruh antara NIM (X1), dan BOPO (X2) terhadap Return On Asset (Y). Lihat gambar 4.4 dibawah ini:
Menolak Ho (ada hubungan-)
Gambar 4.4 Daerah Penerimaan Ho dan Penolakan Ho Uji Dua Pihak Menerima Ho Menolak Ho (tidak ada hubungan) (ada hubungan +)
F table = -3,49
3,49
F table
lxvi
48,34
F hitung
F hitung > F table, maka menolak Ho (jadi koefisien korelasi ganda yang ditemukan adalah signifikan atau dengan kata lain dapat di berlakukan utnuk populasi di mana sample diambil).
b. Hasil Uji t (T-test) Tabel 4.8 Hasil Uji t Coefficientsa
Model 1
(Constant) LN_NIM LN_BOPO
Unstandardized Coefficients B Std. Error 3,026 ,505 1,129 ,071 -,989 ,120
Standardized Coefficients Beta ,846 -,437
t 5,990 16,002 -8,266
Sig. ,000 ,000 ,000
a. Dependent Variable: LN_roa
Uji t digunakan untuk mengetahui hubungan masing-masing variabel independen secara individual terhadap variable dependen. Uji Hipotesa berdasarkan pada perbandingan T hitung dengan T table: •
Jika statistik hitung (angka T output) > Statistic Tabel (Tabel t), Maka Ho ditolak.
•
Jika statistik hitung (angka T output) < Statistik Tabel (table T), maka Ho diterima. Berdasarkan uji di atas didapat bahwa:
lxvii
1) Terlihat bahwa t hitung NIM adalah 16,002 > t table (2,179) dengan tingkat signifikansi (0,000) jauh lebih kecil dari 0,05, mkaa model regresi bisa dipakai untuk memprediksi ROA. Sebagaimana Gambar 4.5 di bawah ini: Gambar 4.5 Daerah Penerimaan Ho dan Penolakan Ho Uji Dua Pihak
Ho ditolak
Ho diterima Ho ditolak
-2,179
+2,179
16,002
Oleh karena t hitung terletak pada daerah Ho ditolak, maka bisa di simpulkan bahwa variable NIM berpengaruh secara parsial terhadap ROA. Adapun probabilitas < 0,05 (0,000 < 0,05), maka Ho ditolak, yaitu koefisien regresi memiliki hubungan signifikan, hal ini berarti variabel NIM memberikan kontribus positif secara parsial terhadap Variabel ROA periode Maret 2004 – Desember 2007. Artinya NIM benar-benar berpengaruh secara signifikan terhadap ROA. 2) Terlihat bahwa t hitung BOPO adalah -8,266 > t table (2,179) dengan probabilitas 0,000, sebagaimana gambar 4.6 di bawah ini: Gambar 4.6 Daerah Penerimaan Ho dan Penolakan Ho Uji Dua Pihak
Ho ditolak -8,266
Ho diterima Ho ditolak
-2,179
+2,179 lxviii
Oleh karena t hitung terletak pada daerah Ho ditolak, maka bisa di simpulkan bahwa variabel BOPO berpengaruh negatif secara parsial terhadap ROA. Adapun probabilitas < 0,05 (0,00 < 0,05), maka Ho ditolak, yaitu koefisien regresi signifikan akan tetapi memiliki arah berlawanan (berhubungan negatif), hal ini berarti variable BOPO berpengaruh negatif secara parsial terhadap Variabel ROA periode Maret 2004 – Desember 2007 yang memiliki hubungan berlawanan arah (negatif). Artinya semakin besar nilai BOPO maka semakin kecil tingkat profitabilitas yang di hasilkan oleh Bank DKI Syariah.
2. Korelasi Berdasarkan table korelasi yang diolah menggunakan program SPSS 11.5 maka diperoleh korelasi sebagaimana berikut: Tabel 4.9 Correlations Pearson Correlation ROA NIM Bopo Sig. (1-tailed) ROA NIM Bopo N ROA NIM Bopo
ROA 1,000 ,753 -,759 . ,000 ,000 16 16 16
lxix
NIM ,753 1,000 -,297 ,000 . ,132 16 16 16
Bopo -,759 -,297 1,000 ,000 ,132 . 16 16 16
Ada dua hal dalam penafsiran korelasi, yakni berkenaan dengan besaran angka dan dengan rentang nilai koefisien korelasi. Pedoman sederhananya adalah apabila angka korelasi > 0,5 menunjukkan korelasi yang cukup kuat, dan apabila angka korelasi < 0,5 korelasi lemah. Dari analisa korelasi pada table 4.11 di atas terlihat bahwa besar hubungan antara NIM dengan return on asset (ROA) pada table sebesar 0,753 (> 0,5). Hal ini menunjukkan hubungan kedua variable tersebut yang cukup erat. Dan tanda ‘+’ menunjukkan semakin besar nilai Net Interest Margin (NIM) memliki akan memiliki kontribusi signifikan terhadap ROA. Korelasi kedua variabel bersifat signifikan karena angka probabilitas sebesar 0,000 (< 0,05). Kemudian pada table 4.11 korelasi antara BOPO dengan return on asset (ROA) sebesar -0.759. Angka tersebut menunjukkan adanya korelasi yang cukup erat antara BOPO dengan ROA, sedang tanda “ - “ menunjukkan hubungan yang negatif. Artinya semakin besar nilai BOPO akan mengurangi nilai profitabilitas (ROA). Dan sebaliknya, semakin rendah nilai BOPO akan meningkatkan profitabilitas. Korelasi kedua variabel bersifat signifikan karena angka probabilitas sebesar 0,000 (< 0,05).
3. Pengujian Koefisien Regresi Persamaan Regresi Persamaan ini bertujuan untuk memprediksi pengaruh yang terjadi antara variabel independen terhadap variable dependen. Pada table 4.10 didapat persamaan regresi : lxx
Y=3,026 + 1,129 X1 + -0,98 X2 Dimana: Y = ROA X1 = NIM X2 = BOPO Persamaan tersebut berarti: •
Konstanta sebesar 3,026 menyatakan bahwa jika nilai NIM dan BOPO adalah 0, ROA sebesar 3,03%
•
Koefisien regresi X1 sebesar 1,129 menyatakan bahwa peningkatan NIM sebesar 1 persen akan meningkatkan profitabilitas bank syariah sebesar 1.13%.
•
Koefisien regresi X2 sebesar 0,98 menyatakan bahwa setiap pengurangan (karena tanda -) 1 persen akan meningkatkan ROAsebesar 98%.
4. Interpretasi Data Nilai koefisien NIM yang bernilai positif dan BOPO yang bernilai negatif menunjukkan bahwa meningkatnya rasio NIM akan meningkatkan profitabilitas bank syariah, dan sebaliknya meningkatnya rasio BOPO akan menurunkan tingkat profitabilitas bank syariah. Hubungan ini sesuai dengan kerangka teori yang menyatakan jika perputaran aset dalam suatu bank syariah yang digunakan untuk berbagai jenis usaha terutama disalurkan untuk pembiayaan-pembiayaan yang
lxxi
berlandaskan syariah secara tidak langsung dapat meningkatkan keuntungan bank (profitabilitas bank syariah).
5. Hasil Uji Asumsi Klasik Regresi Berganda Pengujian
asumsi
klasik
meliputi
pengujian
Multikolinieritas,
Heterokedastisitas, Normalitas dan Autokorelasi.
a. Uji Multikolinieritas Uji ini bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi
antar
variabel
independen.
Jika
terjadi
korelasi,
maka
terdapat
multikolinieritas (multiko). Dimana model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variable independent. Untuk mengetahui adanya korelasi antar variabel independen atau tidak, maka dapat dilihat dalam table dibawah ini: Tabel 4.10 a Coefficients
Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model Std. Error B Beta t (Constant) 3,026 1 ,505 5,990 LN_NIM 1,129 ,071 ,846 16,002 LN_BOPO -,989 ,120 -,437 -8,266
95% Confidence Interval for B Collinearity Statistics Correlations Sig. Lower BoundUpper BoundZero-order Partial Part Tolerance VIF ,000 1,883 4,169 ,000 ,969 1,288 ,886 ,983 ,842 ,991 1,009 ,000 -1,259 -,718 -,515 -,940 -,435 ,991 1,009
a.Dependent Variable: LN_roa
1) Default bagi SPSS angka tolerance adalah 0,0001. Dan semua variabel yang akan dimasukkan dalam perhitungan model regresi harus mempunyai lxxii
toleransi di atas 0,0001. Terlihat bahwa semua variabel telah memenuhi persyaratan ambang toleransi. 2) Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa angka toleransi mendekati angka dan VIF berada disekitar angka 1 (pedoman regresi yang bebas multiko adalah nilai VIF disekitar angka 1 dan mempunyai angka TOLERANCE mendekati 1), maka Ho diterima yang berarti tidak terjadi problem multiko dan model regresi layak dipakai dalam pengujian.
b. Uji Heteroskedastisitas Uji ini untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka hal tersebut disebut Homoskedastisitas. Dan jika varians berbeda disebut sebagai heteroskedastisitas.
Dan
model
regresi
yang
baik
adalah
tidak
terjadi
heteroskedastisitas.26 Beradasarkan gambar 4.7 terlihat bahwa pola pada penyebaran titik-titik menyebar diatas dan dibawah anka 0 pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi ini layak dipakai untuk memprediksi ROA terhadap variable independent lainnya, hal ini terlihat jelas pada gambar dibawah ini: 26
Singgih santoso, Menguasai Statistik dengan SPSS 12,, (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2005), h.377
lxxiii
Gambar 4.7 Hasil Uji Heteroskedastisitas Scatterplot
Dependent Variable: LN_roa
Regression Studentized Residual
2
JUNI SEPTEMBE 1
SEPTEMBE
JUNI
DESEMBER
JUNI
MARET
0
DESEMBER -1
MARET
MARET
SEPTEMBE
DESEMBER
-2
-2
-1
0
1
2
Regression Standardized Predicted Value
c. Uji Normalitas Uji ini untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen, variable independent atau keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Dari hasil pengujian normalitas diperoleh suatu grafik, dimana pada grafik hasil uji Normalitas terlihat bahwa titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti atah garis diagonal. Maka model regresi layak dipakai
lxxiv
untuk prediksi ROA berdasar masukan variabel independennya. Hasil tersebut dapat terlihat pada grafik hasil pengolahan SPSS versi 11.5 di bawah ini: Gambar 4.8 Hasil Uji Normalitas Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: ROA 1.0
Juni 06
Maret 05
Expected Cum Prob
0.8
Maret 06 Maret 07 Juni 05 Sept 06 Sept 07
0.6
Sept 05 Des 05 0.4
Des 06
Sept 04 0.2
Des 07 Maret 04 Des 04
0.0 0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Observed Cum Prob
d. Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya), dan model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Dengan ketentuan sebagai berikut: -
Angka D-W diantara -2 sampai +2, maka tidak ada autokorelasi.
-
Angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif. lxxv
-
Angka pada D-W diatas +2 terjadi autokorelasi negative.
Hal ini dapat dilihat pada table 4.10 dibawah ini :
Tabel 4.11 Hasil Uji Autokorelasi Model Summaryb Model 1
R R Square ,987a ,975
Adjusted R Square ,970
Std. Error of the Estimate ,12539
DurbinWatson 1,817
a. Predictors: (Constant), LN_BOPO, LN_NIM b. Dependent Variable: LN_roa
Pada table 4.11 diatas, terlihat angka D-W sebesar +1.817 atau -2. hal ini berarti model regresi di atas tidak terdapat masalah autokorelasi dan model ini layak untuk digunakan. Hal ini mempengaruhi pada nilai F yang signifikan menunjukkan regresi ini layak namun sebaliknya jika pada Durbin-Watson terdapat autokorelais maka hasil uji F yang signifikan menjadi tidak layak untuk digunakan.
e. Hasil Uji Koefisien Korelasi Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui apakah antara varibel dependen dengan variable independent terdapat hubungan. Tabel 4.11 di atas juga menunjukkan nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,987 atau 98,7% yang berarti bahwa korelasi atau hubungan antara variabel independen yaitu NIM dan BOPO dengan variable dependen yaitu ROA adalah kuat.
lxxvi
f. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Untuk model regresi dengan lebih dari dua variable bebas maka dapat di identifikasi menggunakan Adjusted R2., sebagaimana dapat dilihat pada tabel 4.12. Tabel 4.12 Model Summaryb Model 1
R R Square ,987a ,975
Adjusted R Square ,970
Std. Error of the Estimate ,12539
DurbinWatson 1,817
a. Predictors: (Constant), LN_BOPO, LN_NIM b. Dependent Variable: LN_roa
Pada tabel diatas Adjusted R2 sebagai koefisien determinasi, adalah sebesar 0,97 atau 97%, disini berarti bahwa 97% tingkat pertumbuhan yang dindikatori oleh ROA Bank DKI Syariah dapat dijelaskan oleh variable NIM dan BOPO. Sedangkan sisanya (100%-97% = 3%) oleh faktor lain yang tidak di ketahui dan tidak termasuk dalam analisis ini. Hal tersebut juga menunjukkan kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variable dependen mempunyai korelasi cukup kuat. Juga terlihat dari table 4.11diatas, Standard Error of Estimate sebesar 1.4%. Selain itu, oleh karena lebih kecil dari standar deviasi ROA pada table 4.2 sebesar 3.07%, maka model regresi lebih bagus dalam bertindak sebagai predictor ROA daripada rata-rata ROA itu sendiri.
lxxvii
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Dalam laporan keuangan terlihat bahwa pertumbuhan Bank DKI Syariah sangat signifikan. Hal tersebut sesuai hasil riset kinerja Bank DKI Syarpiah memiliki level pertumbuhan bisnis sebesar 285,36% dengan total asset per Desember 2007 sebesar Rp.395.352.000.000,- dan earning asset memiliki level pertumbuhan 263,27% sebesar Rp.301.396.000.000,- Hasil penelitian dalam pengujian terhadap variable dependen yaitu Return On Asset (ROA), berdasarkan uji F diketahui bahwa F statistik sebesar 48,337 dengan tingkat signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya dapat diberlakukan untuk populasi dimana sample diambil, atau dengan kata lain model regresi bisa dipakai untuk memprediksi ROA atau bisa dikatakan, NIM dan BOPO secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap ROA. 2. Berdasarkan uji T dapat diketahui bahwa NIM secara parsial memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap profitabilitas Bank DKI Syariah dengan memberikan kontribusi terhadap ROA sebesar 1,13 %. Sedangkan variabel BOPO secara parsial memliki pengaruh negatif terhadap profitabilitas Bank DKI syariah, dimana setiap pengurangan (-) 1% akan meningkatkan pertumbuhan ROA sebesar 98%.
lxxviii
3. Dalam penelitian ini variabel NIM berpengaruh positif dan signifikan dalam mempengaruhi pertumbuhan Bank DKI Syariah. Dan berdasarkan uji koefisien korelasi dan regresi pada variabel NIM terdapat hubungan positif dengan tingkat profitabilitas bank syariah. Hubungan ini sesuai dengan kerangka teori dimana perputaran aktiva produktif dalam menghasilkan laba akan meningkatkan profitabilitas bank syariah. Sedangkan pada variabel BOPO,
terdapat
hubungan
yang
negatif
yang
berlawanan dengan
profitabilitas bank syariah. Artinya semakin tingginya beban biaya yang harus di keluarkan oleh bank syariah untuk kegiatan operasinya di bandingkan tingkat pendapatan yang diterima, maka akan menyebabkan tingkat profitabilitas bank syariah menjadi rendah. Dan berdasarkan pengujian determinasi pada table Adjusted R2 sebagai koefisien determinasi, adalah sebesar 0,97 atau 97%, disini berarti bahwa 97% tingkat pertumbuhan yang dindikatori oleh ROA Bank DKI Syariah dapat di jelaskan oleh variable NIM dan BOPO. Sedangkan sisanya (100%-97% = 3%) dijelaskan oleh variabel lain yang tidak di ketahui dan tidak termasuk dalam model.
B. Saran Berdasarkan analisa pertumbuhan Bank DKI Syariah dalam hal ini di indikatori oleh ROA, ada beberapa hal yang disarankan penulis: 1. Agar Bank DKI Syariah tetap menjaga likuiditasnya pada posisi yang aman.
lxxix
2. Agar Bank DKI Syariah dapat melakukan diversifikasi produk dengan mengembangkan bentuk pembiayaan yang lebih variatif, misalnya dengan pembiayaan untuk sarana ibadah. 3. Hendaknya Bank DKI Syariah lebih hati-hati dalam menyalurkan pembiayaan, khususnya untuk menjaga Financing to Deposit Ratio (FDR) agar berada pada tingkat yang proporsional. 4. Agar Bank DKI Syariah terus memberikan pembiayaan pada sektor produktif, sehingga diharapkan Bank DKI Syariah dapat terus tumbuh dan berkembang. 5. Agar Bank DKI Syariah dapat memberikan layanan prima dengan nasabah, sehingga mereka dapat terus mempercayakan dananya pada Bank DKI Syariah.
lxxx
DAFTAR PUSTAKA Ali, Masyhud, Manajemen Risiko, Jakarta: Rajawali Pers, cetakan pertama, 2006 Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2007 Arifin, Zainul, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, Jakarta: Pustaka Alvabet, cetakan keempat, 2006 Antonio, Muhammad Syafi’i, Bank Syariah Dari Teori ke Praktik, Jakarta: Gema Insani Press, Cetakan kedelapan, 2004 Dunil, Z, Kamus Istilah Perbankan Indonesia, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2004 Harahap, Sofyan Syafhi, Akuntansi Perbankan Syariah, Jakarta: LPFE Usakti, Cetakan kedua, 2006 Harahap, Sofyan Syafhi, Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, Jakarta: RajaGrafindo Persada, Cetakan keempat, 2004 Hilman, Iman dkk, Perbankan Syariah Masa Depan, Jakarta: Senayan Abadi Publishing, Cetakan pertama, 2003 Karim, Adiwarman, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, Cetakan kedua, 2004 Kasmir, Dasar-Dasar Perbankan, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, Cetakan kedua, 2003
lxxxi
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta:PT RajaGrafindo Persada, Cetakan keenam, 2002 Kasmir, Manajemen Perbankan, Jakarta:PT RajaGrafindo Persada, Cetakan ketujuh, 2007 Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, Gholia Indonesia, Jakarta, 2001 Noor, ZainulBahar, Bank Muamalat: Sebuah Mimpi, Harapan, dan Kenyataan, Jakarta:Bening Publishing, 2006 Penilaian tingkat kesehatan bank, Biro Syariah Bank Indonesia Rivai, Veithzal, dkk, Credit manajemen Hand Book, Jakarta:PT RajaGrafindo Persada, 2006 Santoso, Singgih, Menguasai Statistik di Era Informasi dengan SPSS 12, Jakarta: Elex Media Komputindo, 2005 Sumitro, Warkum, Asas –asas Perbankan Islam & Lembaga-lembaga Terkait, Jakarta: Rajawali Pers, 2004
lxxxii
Tabel 4.19 Maret (Dalam jutaan rupiah) Beban Operasional Pendapatan Operasional RASIO BOPO
Rasio BOPO 2004 59 0 0.00%
2005 477 634 75.24%
2006 588 2,083 28.23%
2007 2,484 3,844 64.62%
Tabel 4.20 Juni (Dalam jutaan rupiah) Beban Operasional Pendapatan Operasional RASIO BOPO
Rasio BOPO 2004 426 91 468.13%
2005 1,225 1,730 70.81%
2006 1,704 4,480 38.04%
2007 5,145 8,286 62.09%
2005 2,018 3,229 62.50%
2006 3,185 7,579 42.02%
2007 9,021 13,266 68.00%
Tabel 4.21 September (Dalam jutaan rupiah) Beban Operasional Pendapatan Operasional RASIO BOPO
Rasio BOPO 2004 762 296 257.43%
Tabel 4.22 Desember (Dalam jutaan rupiah) Rasio BOPO
lxxxiii
Beban Operasional Pendapatan Operasional RASIO BOPO
2004 1,261 681 185.17%
lxxxiv
2005 2,846 5,014 56.76%
2006 5,269 10,838 48.62%
2007 18,158 21,626 83.96%
Gambar 4.4
BOPO per Triwulan 2004-2007 500.00% 468.13%
450.00% 400.00% 350.00% 300.00%
257.43%
250.00%
Series1
200.00%
185.17%
150.00% 100.00%
83.96% 75.24% 70.81% 68.00% 64.62% 62.50% 62.09% 56.76% 48.62% 42.02% 38.04% 28.23%
50.00% 0.00%
0.00% 1
2
3
4
5
6
7
8
9
Sumber: Hasil olah data
lxxxv
10 11 12 13 14 15 16
Laporan Keuangan Maret No
Keterangan
(1)
(2)
A
Realisasi (Dalam jutaan rupiah) Mar-04 Mar-05 Mar-06 Mar-07 (3) (4) (5) (6)
PENDAPATAN OPERASIONAL
1
Margin Murabahah
-
485
1,803
2,153
2
Bagi Hasil Mudharabah
-
-
99
1,298
3
Bonus
-
120
-
76
4
Pendapatan Operasional Lainnya
-
153
355
936
JUMLAH PENDAPATAN OPERASIONAL Bagi Hasil untuk Investor Dana Inv tdk terikat
-
758
2,257
4,463
a. Bank
-
-
-
-
b. Bukan Bank c. Bank Indonesia (FPJPS)
-
(124) -
(174) -
(619) -
JUMLAH BAGI HASIL Pendapatan Operasional setelah distribusi bagi hasil untuk investor dana investasi tidak terikat BEBAN OPERASIONAL
-
(124)
(174)
(619)
-
634
2,083
3,844
1
Bonus Wadiah
-
-
30
69
2
Penyisihan Penghaspusan Aktiva Produktif
-
77
175
1,136
3
Beban Umum dan Administrasi
-
-
6
8
4
Beban Personalia
59
225
324
1,140
5
Penyisihan Piutang
6
Beban Lainnya
B C
D E F
124
-
-
51
53
131
59
477
588
2,484
(59)
157
1,495
1,360
G
JUMLAH BEBAN OPERASIONAL
H
PENDAPATAN (BEBAN) OPERASIONAL BERSIH
I
PENDAPATAN NON OPERASIONAL
-
27
-
-
J
BEBAN NON OPERASIONAL
-
-
(3)
-
K
LABA (RUGI) NON OPERASIONAL
-
-
(3)
-
Rasio Return On Asset (ROA) (59) LABA (RUGI) TAHUN BERJALAN 184 1,492 1,360 2004 2005 2006 2007 LABA SEBELUM PAJAK -59 184 1,492 1,360 TOTAL AKTIVA 2,079 38,509 63,374 123,024 lxxxvi RASIO RETURN ON ASSET (ROA) -2.84% 0.48% 2.35% 1.11%
L
Laporan Keuangan Juni No
Keterangan
(1) A
(2) PENDAPATAN OPERASIONAL
Realisasi (Dalam jutaan rupiah) Jun-04 Jun-05 Jun-06 Jun-07 (3)
(4)
(5)
(6)
1
Margin Murabahah
6
1,346
3,748
4,518
2
Bagi Hasil Mudharabah
-
-
259
3,148
3
Bonus
68
265
2
114
4
Pendapatan Operasional Lainnya
21
398
891
2,873
JUMLAH PENDAPATAN OPERASIONAL Bagi Hasil untuk Investor Dana Inv tdk terikat
95
2,009
4,900
10,653
-
-
-
(57)
b. Bukan Bank c. Bank Indonesia (FPJPS)
(4) -
(279) -
(420) -
(2,310) -
JUMLAH BAGI HASIL Pendapatan Operasional setelah distribusi bagi hasil untuk investor dana investasi tidak terikat BEBAN OPERASIONAL
(4)
(279)
(420)
(2,367)
91
1,730
4,480
8,286
5
2
78
141
145
282
481
1,958
-
-
103
150
245
523
920
2,628
122
-
B C
a. Bank
D E F 1
Bonus Wadiah
2
Penyisihan Penghaspusan Aktiva Produktif
3
Beban Umum dan Administrasi
4
Beban Personalia
5
Penyisihan Piutang
19
283
6
Beban Lainnya
12
135
426
1,225
1,704
5,145
(335)
505
2,776
3,141
268
G
JUMLAH BEBAN OPERASIONAL
H
PENDAPATAN (BEBAN) OPERASIONAL BERSIH
I
PENDAPATAN NON OPERASIONAL
2
35
-
-
J
BEBAN NON OPERASIONAL
-
-
-
-
K
LABA (RUGI) NON OPERASIONAL
-
-
-
-
L
LABA (RUGI) TAHUN BERJALAN
(333)
540
2,776
3,141
lxxxvii
Rasio Return On Asset (ROA) 2004 LABA SEBELUM PAJAK -333 TOTAL AKTIVA 4,744 RASIO RETURN ON ASSET (ROA) -7.02%
2005 540 45,218 1.19%
2006 2,776 76,121 3.65%
2007 3,141 144,134 2.18%
Laporan Keuangan September No
Keterangan
(1) A
(2) PENDAPATAN OPERASIONAL
1
Margin Murabahah
2
Bagi Hasil Mudharabah
3
Bonus
4
Pendapatan Operasional Lainnya
B C
91
2,608
5,911
7,160
-
-
822
5,292
152
425
17
123
74
639
1,549
4,913
317
3,672
8,299
17,488
-
-
-
(65)
b. Bukan Bank c. Bank Indonesia (FPJPS)
(21) -
(443) -
(720) -
(4,157) -
JUMLAH BAGI HASIL Pendapatan Operasional setelah distribusi bagi hasil untuk investor dana investasi tidak terikat BEBAN OPERASIONAL
(21)
(443)
(720)
(4,222)
296
3,229
7,579
13,266
-
12
137
213
203
385
892
3,650
-
-
107
184
468
891
1,863
4,417
JUMLAH PENDAPATAN OPERASIONAL Bagi Hasil untuk Investor Dana Inv tdk terikat a. Bank
D E F
Realisasi (Dalam jutaan rupiah) Sept-04 Sept-05 Sept-06 Sept-07 (3) (4) (5) (6)
1
Bonus Wadiah
2
Penyisihan Penghaspusan Aktiva Produktif
3
Beban Umum dan Administrasi
4
Beban Personalia
5
Penyisihan Piutang
62
488
-
-
6
Beban Lainnya
29
242
186
557
762
2,018
3,185
9,021
G
JUMLAH BEBAN OPERASIONAL
lxxxviii
H
PENDAPATAN (BEBAN) OPERASIONAL BERSIH
(466)
1,211
4,394
4,245
I
PENDAPATAN NON OPERASIONAL
11
34
-
4
J
BEBAN NON OPERASIONAL
-
-
-
(1)
K
LABA (RUGI) NON OPERASIONAL
-
-
-
3
L
LABA (RUGI) TAHUN BERJALAN
(455)
1,245
4,394
4,248
Rasio Return On Asset (ROA) 2004 LABA SEBELUM PAJAK -455 TOTAL AKTIVA 9,620 RASIO RETURN ON ASSET (ROA) -4.73%
3
Laporan Keuangan Desember
Beban Umum dan Administrasi
4 No
Beban Personalia
5 (1) A G 1 H 2 I 3 J 4 K B L C
Beban Lainnya (2) PENDAPATAN OPERASIONAL JUMLAH BEBAN OPERASIONAL Margin Murabahah PENDAPATAN (BEBAN) OPERASIONAL BERSIH Bagi Hasil Mudharabah PENDAPATAN NON OPERASIONAL Bonus BEBAN NON OPERASIONAL Pendapatan Operasional Lainnya LABA (RUGI) NON OPERASIONAL JUMLAH PENDAPATAN OPERASIONAL LABAHasil (RUGI) TAHUN BERJALAN Bagi untuk Investor Dana Inv tdk terikat a. Bank
D E F
2005 1,245 55,211 2.25%
Keterangan
2006 4,394 98,306 4.47%
124
2007 4,248 170,919 2.49%
180
379
1
Realisasi (Dalam2,926 jutaan rupiah)6 713 1,220 De Des-04 Des-05 Des-06 307 116 (6) (3)89 (4) (5)
18 11 3 8 1
1,261 335 (580) 16 (10) 446 6 781 (574)
2,846 4,199 2,168 31 48 1 (3) 1,470 45 5,701 2,213
5,269 8,072 5,569 1,702 172 87 (2) 2,109 170 11,970 5,739
-
-
-
b. Bukan Bank c. Bank Indonesia (FPJPS)
(100) -
(687) -
(1,132) -
(6,
JUMLAH BAGI HASIL Pendapatan Operasional setelah distribusi bagi hasil untuk investor dana investasi tidak terikat BEBAN OPERASIONAL
(100)
(687)
(1,132)
(6,
681
5,014
10,838
21
-
52
210
335
1,087
1,638
1
Bonus Wadiah
2
Penyisihan Penghaspusan Aktiva Produktif
lxxxix
( 8
28 4
9
LABA SEBELUM PAJAK RATA-RATA TOTAL AKTIVA (Maret-Desember) RASIO RETURN ON ASSET (ROA)
xc
2004 -574 11,900 -4.82%
2005 2,213 50,246 4.40%
2006 5,739 85,099 6.74%
2007 4,220 208,357 2.03%
Gambar 4.1 Pertumbuhan ROA per Triwulan 2004
8.00% 6.74%
6.00% 4.40%
4.47% 3.65% 2.49% 2.25% 2.35% 2.18% 2.03% 1.19% 1.11% 0.48%
4.00% 2.00% 0.00% -2.00% -4.00%
1
2
3
4
5
6
7
-2.84% -4.73% -4.82%
-6.00% -7.02% -8.00%
Sumber: Hasil olah data
xci
8
9
10 11 12 13 14 15 16
Series1
xcii
xciii
Laporan Keuangan Maret No
Keterangan
(1)
(2)
A
Realisasi (Dalam jutaan rupiah) Mar-04 Mar-05 Mar-06 Mar-07 (3) (4) (5) (6)
PENDAPATAN OPERASIONAL
1
Margin Murabahah
-
485
1,803
2,153
2
Bagi Hasil Mudharabah
-
-
99
1,298
3
Bonus
-
120
-
76
4
Pendapatan Operasional Lainnya
-
153
355
936
JUMLAH PENDAPATAN OPERASIONAL Bagi Hasil untuk Investor Dana Inv tdk terikat
-
758
2,257
4,463
a. Bank
-
-
-
-
b. Bukan Bank c. Bank Indonesia (FPJPS)
-
(124) -
(174) -
(619) -
JUMLAH BAGI HASIL Pendapatan Operasional setelah distribusi bagi hasil untuk investor dana investasi tidak terikat BEBAN OPERASIONAL
-
(124)
(174)
(619)
-
634
2,083
3,844
1
Bonus Wadiah
-
-
30
69
2
Penyisihan Penghaspusan Aktiva Produktif
-
77
175
1,136
3
Beban Umum dan Administrasi
-
-
6
8
4
Beban Personalia
59
225
324
1,140
5
Penyisihan Piutang
6
Beban Lainnya
B C
D E F
124
-
-
51
53
131
59
477
588
2,484
(59)
157
1,495
1,360
G
JUMLAH BEBAN OPERASIONAL
H
PENDAPATAN (BEBAN) OPERASIONAL BERSIH
I
PENDAPATAN NON OPERASIONAL
-
27
-
-
J
BEBAN NON OPERASIONAL
-
-
(3)
-
K
LABA (RUGI) NON OPERASIONAL
-
-
(3)
-
L
LABA (RUGI) TAHUN BERJALAN (59) 184 1,492 1,360 Rasio Return On Asset (ROA) 2004 2005 2006 2007 LABA SEBELUM PAJAK -59 184 1,492 1,360 TOTAL AKTIVA 2,079 38,509 63,374 123,024 xciv RASIO RETURN ON ASSET (ROA) -2.84% 0.48% 2.35% 1.11%
Laporan Keuangan Juni No
Keterangan
(1) A
(2) PENDAPATAN OPERASIONAL
Realisasi (Dalam jutaan rupiah) Jun-04 Jun-05 Jun-06 Jun-07 (3)
(4)
(5)
(6)
1
Margin Murabahah
6
1,346
3,748
4,518
2
Bagi Hasil Mudharabah
-
-
259
3,148
3
Bonus
68
265
2
114
4
Pendapatan Operasional Lainnya
21
398
891
2,873
JUMLAH PENDAPATAN OPERASIONAL Bagi Hasil untuk Investor Dana Inv tdk terikat
95
2,009
4,900
10,653
-
-
-
(57)
b. Bukan Bank c. Bank Indonesia (FPJPS)
(4) -
(279) -
(420) -
(2,310) -
JUMLAH BAGI HASIL Pendapatan Operasional setelah distribusi bagi hasil untuk investor dana investasi tidak terikat BEBAN OPERASIONAL
(4)
(279)
(420)
(2,367)
91
1,730
4,480
8,286
5
2
78
141
145
282
481
1,958
-
-
103
150
245
523
920
2,628
122
-
B C
a. Bank
D E F 1
Bonus Wadiah
2
Penyisihan Penghaspusan Aktiva Produktif
3
Beban Umum dan Administrasi
4
Beban Personalia
5
Penyisihan Piutang
19
283
6
Beban Lainnya
12
135
426
1,225
1,704
5,145
(335)
505
2,776
3,141
268
G
JUMLAH BEBAN OPERASIONAL
H
PENDAPATAN (BEBAN) OPERASIONAL BERSIH
I
PENDAPATAN NON OPERASIONAL
2
35
-
-
J
BEBAN NON OPERASIONAL
-
-
-
-
K
LABA (RUGI) NON OPERASIONAL
-
-
-
-
L
LABA (RUGI) TAHUN BERJALAN
(333)
540
2,776
3,141
xcv
Rasio Return On Asset (ROA) 2004 LABA SEBELUM PAJAK -333 TOTAL AKTIVA 4,744 RASIO RETURN ON ASSET (ROA) -7.02%
2005 540 45,218 1.19%
2006 2,776 76,121 3.65%
2007 3,141 144,134 2.18%
Laporan Keuangan September No
Keterangan
(1) A
(2) PENDAPATAN OPERASIONAL
1
Margin Murabahah
2
Bagi Hasil Mudharabah
3
Bonus
4
Pendapatan Operasional Lainnya
B C
91
2,608
5,911
7,160
-
-
822
5,292
152
425
17
123
74
639
1,549
4,913
317
3,672
8,299
17,488
-
-
-
(65)
b. Bukan Bank c. Bank Indonesia (FPJPS)
(21) -
(443) -
(720) -
(4,157) -
JUMLAH BAGI HASIL Pendapatan Operasional setelah distribusi bagi hasil untuk investor dana investasi tidak terikat BEBAN OPERASIONAL
(21)
(443)
(720)
(4,222)
296
3,229
7,579
13,266
-
12
137
213
203
385
892
3,650
-
-
107
184
468
891
1,863
4,417
JUMLAH PENDAPATAN OPERASIONAL Bagi Hasil untuk Investor Dana Inv tdk terikat a. Bank
D E F
Realisasi (Dalam jutaan rupiah) Sept-04 Sept-05 Sept-06 Sept-07 (3) (4) (5) (6)
1
Bonus Wadiah
2
Penyisihan Penghaspusan Aktiva Produktif
3
Beban Umum dan Administrasi
4
Beban Personalia
5
Penyisihan Piutang
62
488
-
-
6
Beban Lainnya
29
242
186
557
762
2,018
3,185
9,021
G
JUMLAH BEBAN OPERASIONAL
xcvi
H
PENDAPATAN (BEBAN) OPERASIONAL BERSIH
(466)
1,211
4,394
4,245
I
PENDAPATAN NON OPERASIONAL
11
34
-
4
J
BEBAN NON OPERASIONAL
-
-
-
(1)
K
LABA (RUGI) NON OPERASIONAL
-
-
-
3
L
LABA (RUGI) TAHUN BERJALAN
(455)
1,245
4,394
4,248
Rasio Return On Asset (ROA) 2004 LABA SEBELUM PAJAK -455 TOTAL AKTIVA 9,620 RASIO RETURN ON ASSET (ROA) -4.73%
3
Laporan Keuangan Desember
Beban Umum dan Administrasi
4 No
Beban Personalia
5 (1) A G 1 H 2 I 3 J 4 K B L C
Beban Lainnya (2) PENDAPATAN OPERASIONAL JUMLAH BEBAN OPERASIONAL Margin Murabahah PENDAPATAN (BEBAN) OPERASIONAL BERSIH Bagi Hasil Mudharabah PENDAPATAN NON OPERASIONAL Bonus BEBAN NON OPERASIONAL Pendapatan Operasional Lainnya LABA (RUGI) NON OPERASIONAL JUMLAH PENDAPATAN OPERASIONAL LABAHasil (RUGI) TAHUN BERJALAN Bagi untuk Investor Dana Inv tdk terikat a. Bank
D E F
2005 1,245 55,211 2.25%
Keterangan
2006 4,394 98,306 4.47%
124
2007 4,248 170,919 2.49%
180
379
1
Realisasi (Dalam2,926 jutaan rupiah)6 713 1,220 De Des-04 Des-05 Des-06 307 116 (6) (3)89 (4) (5)
18 11 3 8 1
1,261 335 (580) 16 (10) 446 6 781 (574)
2,846 4,199 2,168 31 48 1 (3) 1,470 45 5,701 2,213
5,269 8,072 5,569 1,702 172 87 (2) 2,109 170 11,970 5,739
-
-
-
b. Bukan Bank c. Bank Indonesia (FPJPS)
(100) -
(687) -
(1,132) -
(6,
JUMLAH BAGI HASIL Pendapatan Operasional setelah distribusi bagi hasil untuk investor dana investasi tidak terikat BEBAN OPERASIONAL
(100)
(687)
(1,132)
(6,
681
5,014
10,838
21
-
52
210
335
1,087
1,638
1
Bonus Wadiah
2
Penyisihan Penghaspusan Aktiva Produktif
xcvii
( 8
28 4
9
LABA SEBELUM PAJAK RATA-RATA TOTAL AKTIVA (Maret-Desember) RASIO RETURN ON ASSET (ROA)
xcviii
2004 -574 11,900 -4.82%
2005 2,213 50,246 4.40%
2006 5,739 85,099 6.74%
2007 4,220 208,357 2.03%
Gambar 4.1 Pertumbuhan ROA per Triwulan 2004
8.00% 6.74%
6.00% 4.40%
4.47% 3.65% 2.49% 2.25% 2.35% 2.18% 2.03% 1.19% 1.11% 0.48%
4.00% 2.00% 0.00% -2.00% -4.00%
1
2
3
4
5
6
7
-2.84% -4.73% -4.82%
-6.00% -7.02% -8.00%
Sumber: Hasil olah data
xcix
8
9
10 11 12 13 14 15 16
Series1
c
ci
cii
ciii
civ
cv
cvi
cvii
cviii
cix
cx
cxi
cxii
cxiii
cxiv
cxv
cxvi
cxvii
cxviii
cxix
cxx
cxxi
cxxii
cxxiii
cxxiv