SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PESERTA ASURANSI RUMAHKOE SYARIAH MENGGUNAKAN FUZZY MADM MODEL YAGER (STUDI KASUS: AJB BUMIPUTERA 1912 CAB. DEPOK)
Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S.Kom)
Oleh: EKA JULIANTI 107093002956
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 M/ 1432 H
PENGESAHAN UJIAN Skripsi berjudul "Rancang Bangun Sistem Pendukung Keputusan Dalam Menentukan Peserta Asuransi Rumahkoe Syariah Menggunakan FuzzyMADM
Model Yager" telah diujikan dan dinyatakan lulus dalam sidang munaqosyah Fakultas Sains dan Teknologi Universiras Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada
tanggal 2 Agustus 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) program Studi Sistem Informasi.
Menyetujui, Penguji I
Penguji
II.
/
{"ailG,
NrP. 19730325 200901 2 001
150411252
Pembimbing I
,< funda Hesti Kusumaningtyas. MMSI NrP. 19810929 200912 2 002
NIP. 19750818 200501 2 008
Mengetahui, Dekan Fakul
UIN
S
ins dan Teknologi, idayatullah Jakarta
Program Studi Sistem Informasi
NrP 19680117 200112 1 001
NIP. 19750818 200501 2 008
IV
RANCANG BANGUN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM
MENENTUKAN PESERTA ASURANSI RUMAHKOE SYARIAH MENGGUNAKAN MODEL YAGER (STUDI KASUS : AJB BUMIPUTERA 1912 CAB. DEPOK) Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Komputer Pada Fakultas Sains dall Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh:
EKA JULIANTI 107093002956
Menyetujui, Pembimbing I,
/ W\_-,{-__
Pembimbing
II,
.<'1)'-)* '-"-'-(
4-_
ni Hidavah. MMsl NIP. 19750818 200s01 2 008
Rinda Hesti Kusumaninstvas. MMSI NIP. 19810929 200912 2 002 Mengetahui,
Ketua Program Studi Sistem Informasi
b avTh. MMSI NrP. 19750818 200s01 2 008
111
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENARBENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.
Jakarta, Juli 2011
Eka Julianti 107093002956
v
ABSTRAK
EKA JULIANTI (107093002956), Rancang Bangun Sistem Pendukung Keputusan dalam Menentukan Peserta Asuransi RumahKoe Syariah Menggunakan Fuzzy MADM Model Yager (Studi Kasus: AJB Bumiputera 1912 Cab. Depok) Di bawah bimbingan NUR AENI HIDAYAH dan RINDA HESTI KUSUMANINGTYAS. AJB Bumiputera 1912 adalah perusahaan asuransi yang bergerak pada proteksi jiwa. Meski merupakan perusahaan konvensional, perusahaan ini memiliki produk syariah yaitu RumahKoe Syariah yang memberikan proteksi terhadap rumah dan manusia yang ada dalam rumah peserta asuransinya. Saat ini belum ada sistem yang bisa mengatasi lamanya proses penerimaan peserta asuransi. Sistem yang digunakan dalam penerimaan calon peserta masih bersifat manual yaitu dengan menggunakan Microsoft Excel 2003 dan penilaian bersifat subjektif. Hal ini menyebabkan informasi mengalami kesulitan dalam penyajiannya dan banyak terjadi redudansi data. Hal ini memberikan inisiatif untuk membangun sistem pendukung keputusan dibanding aplikasi pengolahan angka semata. Tujuan dari penelitian ini adalah dalam rangka merancang sebuah sistem pendukung keputusan yang mampu mempermudah proses penilaian untuk penerimaan calon peserta asuransi. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, dibuatlah Rancang Bangun Sistem Pendukung Keputusan Dalam Penerimaan Calon Peserta Asuransi RumahKoe Syariah dengan menggunakan metode Object Oriented model Rational Unified Process (RUP) menggunakan Unified Modelling language (UML) dan Fuzzy MADM model Yager sebagai metode analisis Sistem Pendukung Keputusan (SPK). Dalam membangun sistem tersebut, teknologi yang dipakai yaitu PHP sebagai bahasa pemrograman, XAMPP sebagai web server dan MySQL sebagai database. Sistem pendukung keputusan dihasilkan dapat menentukan nilai bobot untuk setiap atribut kemudian dilanjutkan dengan proses perankingan yang akan menyeleksi alternatif yang sudah diberikan. SPK berbasis standalone dengan kapasitas user dua orang dan kapasitas data kurang lebih 500 record memudahkan Kepala Cabang dalam memilih calon peserta yang tepat berdasarkan kriteria dan kebutuhan instansi serta memudahkan dalam proses pemilihan dan penerimaan calon peserta yang berkualitas sesuai dengan standar instansi.
Kata Kunci : RumahKoe Syariah, Fuzzy MADM Model Yager, Decision Support System, Rational Unified Process (RUP), Unified Modelling Language (UML). V Bab + 152 Halaman + xlv Halaman + 1 Simbol + 40 Gambar + 33 Tabel + Pustaka + Lampiran Pustaka Acuan (12 jurnal + 20 buku, 2000-2010).
vi
KATA PENGANTAR
Assalaamu’alaikum wr. wb Alhamdulillaahirabbil’aalamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan Rahmat, Hidayah dan Taufiq-Nya sehingga dapat melaksanakan dan menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Rancang Bangun Sistem Pendukung Keputusan Dalam Menentukan Peserta Asuransi RumahKoe Syariah Menggunakan Fuzzy MADM Model Yager (Studi Kasus: AJB Bumiputera 1912 Cab. Depok)”. Tidak lupa shalawat beriringan salam semoga selalu tercurah kepada junjungan alam Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan kerabat serta muslimin dan muslimat, semoga kita semua mendapatkan syafa’at dari beliau di akhirat kelak. Amin. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu baik moril dan materil dalam menyelesaikan laporan ini, terutama kepada: 1. Bapak Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis, selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Ibu Nur Aeni Hidayah, MMSI, selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus sebagai Dosen Pembimbing 1 yang telah banyak memberikan ilmu, motivasi serta bimbingan selama proses penyusunan skripsi ini.
vii
3. Ibu Rinda Hesti Kusumaningtyas, MMSI selaku pembimbing 2 yang juga telah banyak memberikan ilmu, motivasi, arahan serta bimbingan dalam proses penyusunan skripsi ini. 4. Dosen-dosen Program Studi Sistem Informasi yang telah membagikan ilmu. 5. Bapak Budi Heriana, SH beserta staf karyawan dan agen AJB Bumiputera 1912 Cab. Depok. 6. Bapak Aziz Chan dan Ibu Ernita, orangtua yang sangat ananda cintai serta kakak dan adik. Terimakasih atas doa, dukungan dan semuanya. Kalian sangat berarti bagiku. 7. Noor Eka Rangga Putra, terimakasih motivasinya. I hope you are always be the pride. 8. Sahabat-sahabati PMII KOMFAST, BEMJ TI-SI Fakultas Sains dan Teknologi, SI C 2007 dan SIBIS 2007. Terimakasih doanya. 9. Dije, Hana, Bustomi, Ajoii dan Ono. Terimakasih bantuannya. Peneliti sadar bahwa penyususan laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dapat disampaikan melalui e-mail ke
[email protected]. Peneliti berharap skripsi ini bermanfaat bagi yang membacanya. Amin Wassalaamu’alaikum wr. wb Jakarta, Juli 2011
Eka Julianti 107093002956
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR SAMPUL ......................................................................................... i LEMBAR JUDUL ............................................................................................. ii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. iii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN ................................................................. iv LEMBAR PERNYATAAN .............................................................................. v ABSTRAK ......................................................................................................... vi KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi DAFTAR ISI...................................................................................................... ix DAFTAR TABEL ............................................................................................. xv DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvii DAFTAR SIMBOL .......................................................................................... xix
BAB I
PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2
Rumusan Masalah .................................................................... 5
1.3
Batasan Masalah ...................................................................... 6
1.4
Tujuan Penelitian ..................................................................... 7
1.5
Manfaat Penelitian ................................................................... 8
1.6
Metode Penelitian .................................................................... 8 1.6.1
Metode Pengumpulan Data .......................................... 8
1.6.2
Metode Pengembangan Sistem .................................... 9
1.6.3
Metode Pengembangan Model SPK ............................ 9
ix
1.7
BAB II
Sistematika Penulisan .............................................................. 9
LANDASAN TEORI 2.1
Konsep Dasar Rancang Bangun .............................................. 11
2.2
Konsep Dasar sistem Informasi ............................................... 11
2.3
2.4
2.5
2.6
2.2.1
Pengertian Sistem Informasi ........................................ 11
2.2.2
Komponen Sistem Informasi ....................................... 13
Konsep Decision Support System ............................................ 13 2.3.1
Pengambilan Keputusan ............................................... 14
2.3.2
Dalil Al-Quran Terkait Pengambilan Keputusan ......... 15
2.3.3
Pengertian Decision Support System (DSS)................. 17
2.3.4
Komponen DSS ........................................................... 18
2.3.5
Manfaat DSS ................................................................ 19
2.3.6
Karakteristik DSS ........................................................ 21
2.3.7
Tujuan DSS .................................................................. 22
2.3.8
Tahapan Pengambilan Keputusan Dalam DSS ............ 23
Konsep Dasar Fuzzy MADM ................................................... 23 2.4.1
Konsep Dasar Fuzzy MADM Model Yager ................ 25
2.4.2
Kelebihan dan Kekurangan Model Yager .................... 25
2.4.3
Perhitungan Model Yager ............................................ 27
Konsep Dasar Analisis dan perancangan Sistem Informasi..... 29 2.5.1
Pengertian Analisis dan Perancangan Sistem .............. 29
2.5.2
Pendekatan-pendekatan Analisis Sistem...................... 30
Object Oriented ........................................................................ 31
x
2.7
2.8
2.9
2.6.1
Pengertian Object Oriented .......................................... 31
2.6.2
Keuntungan/ Manfaat Object Oriented ........................ 33
2.6.3
Keterbatasan Object Oriented ...................................... 34
Metodologi Rational Unified Process (RUP) .......................... 34 2.7.1
Fase-Fase RUP ............................................................. 35
2.7.2
Struktur Dinamis RUP ................................................. 36
2.7.3
Struktur Statis RUP ..................................................... 38
Unified Modelling Language (UML)....................................... 42 2.8.1
Definisi UML ............................................................... 42
2.8.2
Tujuan UML ................................................................ 43
2.8.3
Model dan Diagram pada UML ................................... 43
2.8.4
Diagram-diagram pada UML ....................................... 44
Konsep Dasar Asuransi dan Asuransi Syariah ......................... 50
2.10 Konsep Dasar Asuransi RumahKoe Syariah ........................... 53 2.11 PHP (Pre Hypertext Processor) ............................................... 59 2.12 Database .................................................................................. 61 2.13 MySQL ..................................................................................... 62 2.14 XAMPP .................................................................................... 64 2.15 Macromedia Dreamweaver 8................................................... 65 2.16 Pengujian Perangkat Lunak ..................................................... 67 2.16.1 Black Box Testing ........................................................ 67 2.17 Studi Literatur Penelitian sejenis ............................................. 70
xi
BAB III
METODE PENELITIAN 3.1
3.2
BAB IV
Metode Pengumpulan Data ...................................................... 72 3.1.1
Observasi ...................................................................... 72
3.1.2
Wawancara ................................................................... 72
3.1.3
Studi Pustaka ................................................................ 73
3.1.4
Studi Literatur Penelitian Sejeinis ............................... 73
Metode Pengembangan Sistem ................................................ 76 3.2.1
Fase Permulaan (Inception Phase)............................... 76
3.2.2
Fase Pembangunan (Elaboration Phase) ..................... 77
3.2.3
Fase Konstruksi (Construction Phase) ........................ 78
3.2.4
Fase Transisi (Transition Phase) ................................. 79
3.3
Model Yager ............................................................................ 79
3.4
Kerangka Berpikir Penelitian ................................................... 80
HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1
Inception Phase (Fase Permulaan) ........................................... 82 4.1.1
Business Management Workflow ................................. 82
4.1.1.1
Profil AJB Bumiputera 1912 .............................. 83
4.1.1.2
Logo Perusahaan ................................................. 85
4.1.1.3
Struktur Organisasi Perusahaan .......................... 85
4.1.1.4
Visi, Misi dan Falsafah Perusahaan .................... 86
4.1.1.5
Identifikasi Masalah ............................................ 88
4.1.1.6
Identifikasi Sistem Berjalan ................................ 89
4.1.2
Requirement Workflow................................................. 91
xii
4.2
4.1.2.1
Alternatif Pemecahan Masalah ........................... 91
4.1.2.2
Identifikasi Ruang Lingkup Sistem..................... 93
4.1.2.3
Identifikasi Analisis Persyaratan Sistem ............. 94
4.1.2.4
Estimasi Risk (Resiko) ........................................ 98
4.1.2.5
Kelebihan dan Kekurangan Sistem ..................... 98
Elaboration Phase (Fase Pembangunan) ................................. 100 4.2.1
Analysis and Design Workflow .................................... 101
4.2.1.1
Model Yager ....................................................... 101
4.2.1.2
Membuat Design Model dengan Pemodelan
Object Oriented .................................................................. 108 4.2.1.2.1
Use Case Diagram ..................................... 108
4.2.1.2.2
Activity Diagram ........................................ 115
4.2.1.2.3
Class Diagram ........................................... 122
4.2.1.2.4
Sequence Diagram ..................................... 128
4.2.1.3
4.3
4.2.2
Implementation Workflow ............................................ 141
4.2.3
Test Workflow .............................................................. 142
Construction Phase (Fase Konstruksi) .................................... 143 4.3.1
Implementation Workflow ............................................ 144
4.3.2
Test Workflow .............................................................. 144
4.3.3
Deployment Workflow .................................................. 144
4.3.3.1 4.4
Membuat Graphic User Interface ....................... 135
Deployment Diagram .......................................... 144
Transition Phase (Fase Transisi) ............................................. 146 4.4.1
Deployment Workflow .................................................. 146
xiii
BAB V
PENUTUP 5.1
Kesimpulan .............................................................................. 147
5.2
Saran ........................................................................................ 148
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 149
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Analisis Skala Perbandingan .............................................................. 27 Tabel 2.2 Daftar Indeks Random Konsistensi .................................................... 28 Tabel 2.1 Komponen Dasar Use Case Diagram ................................................. 44 Tabel 2.4 Paket RumahKoe Lux ......................................................................... 54 Tabel 2.5 Paket RumahKoe Idaman dan Asri ..................................................... 56 Tabel 2.6 Penelitian Tentang Decision Support System ..................................... 71 Tabel 3.1 Penelitian Sejenis Tentang Decision Support System ......................... 74 Tabel 4.1 Estimasi Resiko sistem ....................................................................... 98 Tabel 4.2 Kelebihan dan Kekurangan Sistem Berjalan ...................................... 99 Tabel 4.3 Kelebihan dan Kekurangan Sistem Usulan ........................................ 99 Tabel 4.4 Perbedaan Sistem Secara Keseluruhan. .............................................. 100 Tabel 4.5 Matriks Perbandingan Berpasangan .................................................. 103 Tabel 4.6 Normalisasi ......................................................................................... 104 Tabel 4.7 Matriks Penjumlahan Tiap Baris ........................................................ 105 Tabel 4.8 Pembagian dengan Vektor Bobot ....................................................... 105 Tabel 4.9 Contoh Kasus ...................................................................................... 106 Tabel 4.10 Nilai Kualitas Kriteria ....................................................................... 107 Tabel 4.11 Konversi Nilai Crisp ......................................................................... 107 Tabel 4.12 Perhitungan Nilai C .......................................................................... 107 Tabel 4.13 Identifikasi Actor dan Use Case ........................................................ 108 Tabel 4.14 Daftar Diagram Use Case ................................................................. 109 Tabel 4.15 Skenario Use Case “Login” ............................................................. 111
xv
Tabel 4.16 Skenario Use Case “Manajemen Data Calon Peserta”..................... 111 Tabel 4.17 Skenario Use Case “Data Calon Peserta” ......................................... 112 Tabel 4.18 Skenario Use Case ”Vektor Bobot dan Konsistensi” ....................... 113 Tabel 4.19 Skenario Use Case ”Penghitungan Yager” ....................................... 114 Tabel 4.20 Skenario Use Case ”Laporan” .......................................................... 115 Tabel 4.21 Pengguna ........................................................................................... 125 Tabel 4.22 Calon Peserta .................................................................................... 126 Tabel 4.23 Daftar Agen ....................................................................................... 127 Tabel 4.24 Hasil Konsistensi .............................................................................. 127 Tabel 4.25 Vektor Bobot ..................................................................................... 127 Tabel 4.26 Hasil Yager ....................................................................................... 128
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Skematik DSS ............................................................................... 19 Gambar 2.2 Arsitektur Rational Unified Process............................................. 36 Gambar 2.3 Simbol-simbol yang Terdapat pada Sequence Diagram .............. 46 Gambar 2.4 Contoh Collaboration Diagram ................................................... 47 Gambar 2.5 Notasi class ................................................................................... 48 Gambar 2.6 Contoh Diagram Statechart .......................................................... 48 Gambar 2.7 Contoh Component Diagram........................................................ 49 Gambar 2.8 Struktural Pengambilan Keputusan .............................................. 59 Gambar 3.1 Kerangka Berpikir Penelitian ....................................................... 81 Gambar 4.1 Logo AJB Bumiputera 1912 ......................................................... 85 Gambar 4.2 Struktur Organisasi AJB Bumiputera 1912 .................................. 85 Gambar 4.3 Struktur Organisasi AJB Bumiputera 1912 Cab. Depok .............. 86 Gambar 4.4 Sistem yang Sedang Berjalan ....................................................... 90 Gambar 4.5 Sistem yang Diusulkan ................................................................. 93 Gambar 4.6 Use Case Diagram........................................................................ 110 Gambar 4.7 Activity Diagram Login ................................................................ 116 Gambar 4.8 Activity Diagram Manajemen Data Calon Peserta ....................... 117 Gambar 4.9 Activity Diagram Data Calon Peserta ........................................... 118 Gambar 4.10 Activity Diagram Vektor Bobot Dan Konsistensi ...................... 120 Gambar 4.11 Activity Diagram Perhitungan Yager ......................................... 121 Gambar 4.12 Activity Diagram Laporan .......................................................... 122
xvii
Gambar 4.13 Class Diagram ............................................................................ 123 Gambar 4.14 Sequence Diagram Login ........................................................... 129 Gambar 4.15 Sequence Diagram Manajemen Data Calon Peserta .................. 130 Gambar 4.16 Sequence Diagram Data Calon Peserta ...................................... 131 Gambar 4.17 Sequence Diagram Vektor Bobot Dan Konsistensi ................... 132 Gambar 4.18 Sequence Diagram Penghitungan Yager .................................... 133 Gambar 4.19 Sequence Diagram Laporan ....................................................... 134 Gambar 4.20 Halaman Login Sistem................................................................ 135 Gambar 4.21 Halaman Awal Untuk Eksekutif ................................................. 136 Gambar 4.22 Halaman Awal Untuk Admin ..................................................... 136 Gambar 4.23 Halaman Input Data Calon Peserta ............................................. 137 Gambar 4.24 Halaman Lihat Data “Admin” .................................................... 137 Gambar 4.25 Halaman Lihat Data “Eksekutif” ................................................ 138 Gambar 4.26 Halaman Matriks Perbandingan Kriteria .................................... 138 Gambar 4.27 Halaman Nilai Konsistensi ......................................................... 139 Gambar 4.28a Halaman Menu Hitung Yager ................................................... 139 Gambar 4.28b Halaman Menu Hitung Yager ................................................... 140 Gambar 4.29 Halaman Laporan ....................................................................... 140 Gambar 4.30 Halaman Bantuan ....................................................................... 141 Gambar 4.31 Deployment Diagram Sistem Pendukung Keputusan ................ 145
xviii
DAFTAR SIMBOL
Diagram UML (Unified Modelling Language) No
Nama Diagram
Simbol
Nama Actor
1
Use Case Diagram Use Case Participant Class
2
Datatype
Class Diagram
Interface Generalization
Participant
3
Sequence Diagram
Simpel Message
Synchronous
Asynchronous
4
Activity Diagram
Titik Awal Titik Akhir
xix
Activity Pilihan untuk mengambil keputusan Fork
<no send action>
Tanda Pengiriman
<no receive action>
Tanda Penerimaan
Interface
Sumber: Munawar, 2005
xx
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Bidang kajian keilmuan Sistem pendukung keputusan (SPK) telah banyak
dilakukan baik oleh peneliti lokal maupun peneliti internasional. Sistem pendukung keputusan menjadi suatu kebutuhan pada lembaga-lembaga keuangan baik pemerintah maupun swasta. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Jafari et al. (2008) dalam melakukan penyeleksian terhadap strategi yang dilakukan untuk memenuhi setiap tujuan dari pemeliharaan pada nomor fuzzy menggunakan model Yager. Pada tahun yang sama Engemann (2008), melakukan penelitian dalam memanajemen resiko dan bencana menggunakan metodologi kecerdasan komputasi dengan model fuzzy Yager dan fuzzy attitude. Masih pada tahun yang sama, Yager (2008) melakukan penelitian dalam memecahkan masalah dimana keputusan memiliki banyak objek namun keputusan-keputusan tersebut tidak jelas dan memiliki tingkat kepentingan yang berbeda. Yager menggunakan modelnya sendiri untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan mencari nilai vektor eigen dari nilai eigen maksimum serta nilai yang ada pada matriks perbandingan berpasangan. Penelitian dilanjutkan oleh Marbini et al. (2011) melakukan sebuah proses evaluasi interaktif untuk mengukur seberapa efisien kah nilai Fuzzy DEA (Data Envelopment Analysis) dalam menghitung nilai DMU (Decision Making Unit) dan DMs (Decision Makers). Dalam penelitian ini, model Yager dimodifikasi untuk pengembangan urutan peringkat dari DMU.
2
Tidak kalah dengan peneliti dari luar, ada beberapa peneliti lokal yang melakukan penelitian dengan model Yager. Kusnandar dan Marimin (2003), melakukan riset yang menghasilkan pengembangan produk agroindustri jamu menggunakan fuzzy non-numeric decision making technique model Yager dengan model analisis interpretative structural. Seorang peneliti dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Alkadri (2001) melakukan penelitian menggunakan model Yager dalam pengembangan wilayah atau kawasan dengan memadukan sumber daya alam, manusia dan teknologi dengan memperhatikan daya tampung lingkungan itu sendiri yang disebut dengan memberdayakan masyarakat. Peneliti ini melakukan empat tahapan umum Yager dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi yaitu menentukan negasi tingkat kepentingan kriteria, menghitung nilai alternatif pakar, menentukan bobot faktor nilai dan menentukan nilai gabungan dengan metode OWA (Ordered Weight Average). Selain itu, penelitian menggunakan model Yager ini juga pernah dilakukan oleh Permatasari dan Sri (2010) dalam pengambilan keputusan untuk kasus pembelian rumah. Sistem yang dibuat mampu menangani dan memudahkan konsumen unutk memilih jenis rumah sesuai dengan kebutuhan dan dana yang dimiliki. Masih
banyak
penelitian-penelitian
SPK
pada
perusahaan
yang
dikarenakan sistem pendukung keputusan memang penting bagi perusahaan tersebut. Dengan melihat kepada beberapa penelitian sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa suatu informasi yang akurat, tepat dan cepat sangat dibutuhkan oleh suatu perusahaan baik manajemen perusahaan maupun pihak luar. Informasi dari suatu perusahaan, diperlukan untuk mengetahui, mengawasi
3
dan mengambil keputusan yang menunjang kinerja perusahaan. Sistem pendukung keputusan lebih banyak memberikan dampak baik untuk instansi atau perusahaan yang menggunakannya. Perusahaan asuransi pun tidak mau ketinggalan dari manfaat yang diberikan DSS ini. Asuransi Syariah (Ta’min, Takaful atau Tadhamun) adalah usaha saling melindungi dan tolong menolong diantara sejumlah orang / pihak melalui investasi dalam bentuk aset dan/atau tabarru’ yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi resiko tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan syariah. Akad yang sesuai dengan syariah adalah yang tidak mengandung gharar (penipuan), maysir (perjudian), riba, dzulm (penganiayaan), risywah (suap), barang haram dan maksiat (Soemitra, 2009). Salah satu perusahaan asuransi terbesar di Indonesia adalah AJB Bumiputera 1912. Saat ini perusahaan AJB Bumiputera 1912 yang tersebar di seluruh Indonesia pada umumnya hanya bergerak pada asuransi jiwa sesuai dengan akronim pada AJB yaitu Asuransi Jiwa Bersama. Meskipun AJB Bumiputera 1912 adalah perusahaan konvensional tetapi memiliki produk syariah yaitu RumahKoe Syariah. RumahKoe Syariah Merupakan produk dan paket istimewa dari AJB Bumiputera 1912 yang melindungi rumah peserta dari risiko-risiko yang dilengkapi dengan perangkat perlindungan ekstra untuk peserta asuransi. Produk asuransi syariah RumahKoe terbagi dalam 3 klasifikasi, RumahKoe Idaman dengan premi mulai dari Rp. 105.000 per tahun, RumahKoe Asri dengan premi mulai dari Rp. 113.000 per tahun, dan RumahKoe Lux dengan
4
premi mulai dari Rp. 6.640.000 per tahun. Dengan asuransi syariah RumahKoe, rumah dan aset anda diproteksi dari kerugian sebagai akibat yang timbul karena kebakaran, kebanjiran, kecurian, bencana alam dan huru hara. Peserta asuransi yang berkualitas akan memberikan keuntungan juga bagi perusahaan asuransi. Oleh karena itu, perlu dilakukannya penyeleksian terhadap calon peserta yang ada. Mengingat pentingnya peran sistem pendukung keputusan dalam proses penerimaan calon peserta yang berkualitas, maka sistem tersebut
harus
dirancang
dengan
baik
guna
membantu
dalam
tahap
penerimaannya. Hal ini perlu didukung oleh sistem pendukung keputusan yang mampu menyediakan informasi secara tepat dan akurat. AJB Bumiputera 1912 Cab. Depok dalam menentukan calon peserta yang layak masih ditentukan manual dan masih memanfaatkan aplikasi Microsoft Excel 2003. Hal ini menyebabkan informasi mengalami kesulitan dalam penyajiannya dan banyak terjadi redudansi data. Belum adanya metode penilaian yang baku, menjadikan metode pengembangan model sistem pendukung keputusan (SPK) sangat dibutuhkan untuk memproses penilaian calon peserta asuransi. Model SPK yang dipilih harus memiliki bentuk matematis yang sederhana dan mudah dipahami oleh pengambil keputusan. Dan model SPK yang dipilih haruslah yang menilai bukan dari aspek obyektif namun dari aspek subyektif juga. Hal ini menjadikan sistem pendukung keputusan dibutuhkan dibanding aplikasi pengolahan angka semata. Salah satu model analisis SPK adalah Fuzzy MADM model Yager. Model Yager ini dapat menyelesaikan masalah-masalah pengambilan keputusan yang melibatkan data-data yang tidak tepat, tidak pasti dan tidak jelas (Zhang
5
dalam Kusumadewi, 2006). Selain itu, dibandingkan dengan model-model lain, model Yager mampu membuat rating pada setiap alternatif berdasarkan agregasi derajat kecocokan pada semua kriteria (Kusumadewi, 2006). Terakhir, Yager memberikan kemudahan dalam proses perangkingan yang didasarkan atas bilangan crisp. Bentuk matematis dari model Yager juga sederhana hingga mudah untuk dipahami selain itu mampu mengukur tingkat subyektifitas dari pengambilan keputusan. Dari beberapa alasana tersebut, maka diputuskan unutk memilih model Yager sebagai model analasis SPK yang dilakukan dalam penelitian. Keadaan yang disebutkan sebelumnya mendorong peneliti untuk merancang dan membangun Sistem Pendukung Keputusan dalam proses penerimaan peserta asuransi produk RumahKoe Syariah berdasarkan beberapa parameter atau kriteria yang ada menggunakan model Yager. Hal ini juga yang menjadi latar belakang peneliti dalam melakukan penelitian pada pembuatan skripsi yang berjudul “Rancang Bangun Sistem Pendukung Keputusan Dalam Menentukan Peserta Asuransi RumahKoe Syariah Menggunakan Fuzzy MADM Model Yager (Studi Kasus: AJB Bumiputera 1912 Cab. Depok)”.
1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, terdapat beberapa rumusan masalah
yang mencakup permasalahan umum yang terjadi pada topik penelitian, yaitu: 1.
Bagaimana membangun sistem pendukung keputusan penilaian calon peserta asuransi?
6
2.
Bagaimana merancang dan membangun sistem pendukung keputusan menggunakan model analisis Yager yang berfungsi sebagai tools analisis penilaian penerimaan calon peserta asuransi yang tidak memakan waktu banyak?
3.
Bagaimana menciptakan sistem pendukung keputusan yang memproses penilaian terhadap calon peserta yang telah tersedia pada database, sehingga tidak terjadi proses penilaian berulang dan redudansi data pada calon peserta yang sama?
1.3
Batasan Masalah Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan maka ruang lingkup masalah
dibatasi pada: 1.
Analisis dan perancangan sistem pendukung keputusan hanya dalam penerimaan calon peserta asuransi RumahKoe Syariah yang ada pada AJB Bumiputera 1912 Cab. Depok.
2.
Analisis metode pendukung keputusan dalam memberikan penilaian terhadap peserta asuransi pada AJB Bumiputera 1912 Cab. Depok menggunakan model Yager.
3.
Analisis dilakukan pada 4 (empat ) kriteria tetap yaitu status rumah, sifat rumah, luas rumah dan lingkungan rumah dengan harga jual bangunan sebagai kriteria tambahan.
4.
Pada penelitian ini, peneliti hanya membatasi metode pengembangan sistem sampai pada tahap implementasi.
7
5.
Diagram yang digunakan dalam perancangan sistem ada 5 (lima) yaitu use case diagram, activity diagram, class diagram, sequence diagram dan deployment diagram.
6.
Dalam perancangan sistem ini, akan menggunakan PHP sebagai bahasa pemrograman, MySQL sebagai database server dan XAMPP sebagai webserver. Rational Rose dan Dreamweaver 8 sebagai aplilkasi pendukung.
1.4
Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini tediri dari tujuan umum
dan tujuan khusus. Tujuan umumnya adalah menghasilkan sebuah sistem penunjang keputusan dalam pemberian asuransi kepada nasabah untuk membantu manajer dalam tugasnya sebagai pengambil keputusan. Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini adalah menghasilkan: 1.
Analisis proses bisnis untuk pemberian jasa asuransi RumahKoe Syariah.
2.
Perancangan sistem pendukung keputusan asuransi pada produk RumahKoe Syariah di AJB Bumiputera 1912 Cab. Margonda berorientasi objek dengan menggunakan UML.
3.
Perancangan database yang terintegrasi agar data dan informasi lebih terstruktur.
4.
Pemodelan sistem pendukung keputusan pemberian asuransi RumahKoe Syariah dengan menggunakan Fuzzy MADM model Yager.
8
1.5
Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan setelah penelitian ini adalah:
1.
Memperkaya khazanah keilmuan pada bidang sistem informasi khususnya bidang sistem informasi bisnis syariah.
2.
Agar dapat digunakan sebagai referensi berikutnya dengan penelitian sejenis yaitu pelaksanaan penerimaan peserta asuransi dengan metode Fuzzy MADM model Yager dalam bidang sistem informasi bisnis syariah.
3.
Memberikan rancangan umum sistem penunjang keputusan kepada AJB Bumiputera 1912 Cab. Margonda dalam kaitannya dengan pemberian jasa asuransi syariah kepada calon nasabah.
4.
Dengan menggunakan aplikasi DSS dapat memudahkan perusahaan dalam penentuan peserta yang berhak menggunakan jasa RumahKoe Syariah.
1.6
Metode Penelitian
1.6.1
Metode Pengumpulan data Metode ini dilakukan dengan dua cara yaitu studi pustaka (Lily, 2007)
dan studi lapangan. Untuk studi lapangan dilakukan dengan observasi dan interview atau wawancara di lapangan (Jogiyanto, 2008). Ada metode tambahan yang digunakan peneliti untuk mendukung penelitian yaitu studi literatur penelitian sejenis.
9
1.6.2
Metode Pengembangan Sistem Di samping metode pengumpulan data, metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode pengembangan sistem menggunakan Rational Unified Process (RUP). Terdapat 4 fase utama dalam metode ini yaitu inception, elaboration, construction dan transition (Kroll dan Kruchten, 2003). Metode pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini didukung dengan pemodelan yang berorientasi objek dengan UML (Unified Modelling Language) sebagai tools-nya (Whitten et al. (2004).
1.6.3
Metode Pengembangan Model SPK Dalam penelitian ini, untuk analisis dan penilaian mengggunakan model
Yager. Model Yager merupakan salah satu bentuk standar dari model Fuzzy MADM (Multi Attribute Decisiion Making). Tujuan Yager ini adalah menyeleksi alternatif dengan atribut (kriteria) dengan ciri-ciri terbaik dan mengklasifikasikan alternatif berdasarkan peran tertentu.
1.7
Sistematika Penulisan Agar lebih terarah dalam penulisan skripsi ini dan tercapai hal yang
diharapkan, maka disusun sistematika penulisan sebagai kerangka acuan dalam penulisan yaitu sebagai berikut: BAB I
PENDAHULUAN Pada bab ini berisikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan yang hendak dicapai,
10
manfaat yang diharapkan, metode penelitian yang digunakan serta sistematika penulisan sebagai acuan dalam penulisan. BAB II
LANDASAN TEORI Pada bab ini menguraikan teori-teori yang berhubungan dengan Sistem Informasi Pendukung Keputusan Pada Produk RumahKoe Syariah di sebuah instansi asuransi.
BAB III
METODE PENELITIAN Pada bab ini menguraikan serta menjelaskan tentang objek penelitian,
metode
yang
digunakan
khususnya
metode
pengumpulan data, waktu dan tempat penelitian, materi penelitian, alat-alat penelitian serta kerangka berpikir dalam penyusunan skripsi ini. BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini merupakan penjelasan analisis sistem yang sedang berjalan dan bagaimana membuat rancangan desain untuk sistem yang terotomatisasi
pada AJB Bumiputera 1912 Cab. Depok,
Margonda terkait dengan pengolahan data calon peserta asuransi RumahKoe Syariah. BAB V
PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan dari uraian yang sudah diterangkan pada bab-bab sebelumnya, dan juga berisi saran-saran perbaikan.
11
BAB II LANDASAN TEORI
2.1
Konsep Dasar Rancang Bangun Rancang atau merancang dapat diartikan sebagai mengatur atau
merencanakan segala sesuatu (sebelum bertindak, mengerjakan atau melakukan sesuatu), yang akan menghasilkan sebuah rancangan dalam bentuk apilkasi. Sedangkan bangun dapat diartikan sebagai cara dalam menyusun atau susunan yang merupakan suatu wujud, struktur dan sebagainya (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Jadi, rancang bangun merupakan pengaturan dan perencanaan segala sesuatu untuk membangun atau menyusun suatu struktur yang ada untuk menghasilkan rancangan yang baru.
2.2
Konsep Dasar Sistem Informasi
2.2.1
Pengertian Sistem Informasi Sistem informasi adalah kerangka kerja yang mengkoordinasikan sumber
daya (manusia, komputer) untuk mengubah masukan (input) menjadi keluaran (informasi) guna mencapai sasaran- sasaran perusahaan (Wilkinson dalam Kadir, 2003). Sistem informasi adalah pengaturan orang, data, proses dan teknologi informasi yang berinteraksi untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan dan
12
menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk mendukung sebuah organisasi (Whitten et al. 2004). Sistem informasi adalah sekumpulan elemen yang bekerja secara bersama-sama baik secara manual maupun berbasisi komputer dalam melaksanakan pengolahan data yang berupa pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan data untuk menghasilkan informasi yang bermakna bagi proses pengambilan keputusan (Mark dalam Daihani, 2001). Sistem informasi memuat berbagai informasi penting mengenai orang, tempat dan segala sesuatu yang ada di dalam atau di lingkungan sekitar organisasi. Sistem informasi mengandung tiga aktivitas dasar di dalamnya, yaitu aktivitas masukan (input), pemrosesan (processing) dan keluaran(output). Tiga aktivitas dasar ini menghasilkan informasi yang dibutuhkan organisasi untuk pengambilan keputusan, pengendalian operasi, analisis permasalahan, dan menciptakan produk atau jasa baru (Soetanto, 2002). Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan fungsi utama sistem informasi secara umum yaitu: 1.
Mengambil data (data capturing/ input).
2.
Mengolah, mentransformasi dan mengkonversi data menjadi informasi.
3.
Mendistribusikan informasikepada para pemakai.
13
2.2.2
Komponen Sistem Informasi Dalam suatu sistem informasi terdapat beberapa komponen yaitu
hardware, software, prosedur, orang, database, jaringan komputer dan komunikasi data (Kadir, 2003): 1.
Perangkat keras (hardware): mencakup piranti-piranti fisik seperti komputer dan printer.
2.
Perangkat lunak (software): sekumpulan instruksi yang memungkinkan perangkat keras dalam memproses data.
3.
Prosedur
(procedure):
sekumpulan
aturan
yang
dipakai
untuk
mewujudkan pemrosessan data dan pembangkitan keluaran yang dikehendaki. 4.
Orang (brainware): semua pihak yang bertanggung jawab dalam pengembangan sistem informasi, pemrosesan dan penggunaan keluaran sistem informasi.
5.
Basis data (database): sekumpulan tabel, hubungan dan lain-lain yang berkaitan dangan penyimpanan data.
6.
Jaringan komputer dan komunikasi data: sistem penghubung yang memungkinkan sumber dipakai secara bersama atau diakses oleh sejumlah pemakai.
2.3
Konsep Decision Support System (DSS) DSS pertama kali dikemukakan oleh Scott- morton pada tahun 1971 yang
digunakan sebagai alat bantu bagi para pengambil keputusan untuk memperluas
14
kapabilitas para pengambil keputusan. DSS atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan SPK ditujukan untuk keputusan- keputusan yang memerlukan penilaian atau untuk keputusan- keputusan yang sama sekali tidak dapat didukung oleh algoritma dan menunjang keputusan- keputusan yang relatif tidak terstruktur. SPK meluas dengan cepat, dari sekedar alat pendukung personal menjadi komoditas yang dipakai bersama (Turban et al. 2005).
2.3.1
Pengambilan Keputusan Pengambilan keputusan adalah sebuah proses memilih tindakan (di antara
berbagai alternatif) untuk mencapai suatu tujuan atau beberapa tujuan (Turban et al. 2005). Pengambilan keputusan terdiri atas (Kusrini, 2007) : 1.
Masalah Masalah merupakan suatu kondisi yang berpotensi menimbulkan kerugian-kerugian luar biasa atau menghasilkan keuntungan luar biasa. Tindakan memberi respons terhadap masalah untuk menekan akibat buruknya atau memanfaatkan peluang keuntungannya disebut pemecahan masalah. Pentingnya pemecahan masalah bukan didasarkan pada jumlah waktu yang dihabiskan, tetapi pada konsekuensinya, yaitu apakah pemecahan
masalah
tersebut
bisa
menekan
sebanyak
mungkin
kemungkinan kerugian atau memperoleh sebesar mungkin kemungkinan keuntungan.
15
2.
Keputusan Keputusan merupakan kegiatan memilih suatu strategi atau tindakan dalam pemecahan masalah tersebut. Tujuan dari keputusan adalah untuk mencapai target atau aksi tertentu yang harus dilakukan. Ciri-ciri keputusan adalah:
2.3.2
a.
Banyak pilihan/ alternatif
b.
Ada kendala atau syarat
c.
Mengikuti suatu pola atau model tingkah laku
d.
Banyak input/ variabel
e.
Ada faktor resiko
f.
Dibutuhkan kecepatan, ketepatan dan keakuratan
Dalil Al- Quran terkait pengambilan keputusan Dalam Al- Quran pun masalah pengambilan keputusan ini turut dibahas.
Kedua surat di bawah ini menjelaskan bahwa untuk membuat keputusan ada hal yang harus dipertimbangkan. Tidak serta merta mengambil keputusan hanya dengan tangan sendiri, perlu ada campur tangan. Jika dilihat ke dalam penelitian ini, sistem adalah hal yang ikut campur dalam pengambilan keputusan dengan memberikan analisis terhadap kriteria-kriteria yang ada pada objek rumah yang diasuransikan peserta asuransi. Berikut adalah dalil Al-Quran yang memuat tentang pengambilan keputusan :
16
1.
QS. An- naml (32-33)
Artinya: Berkata dia (Balqis): "Hai para pembesar berilah Aku pertimbangan dalam urusanku (ini) Aku tidak pernah memutuskan sesuatu persoalan sebelum kamu berada dalam majelis(ku)". Mereka menjawab: "Kita adalah orang-orang yang memiliki kekuatan dan (juga) memiliki keberanian yang sangat (dalam peperangan), dan keputusan berada ditanganmu: Maka pertimbangkanlah apa yang akan kamu perintahkan".
2.
QS. Al-baqarah (213)
Artinya : Manusia itu adalah umat yang satu. (Setelah timbul perselisihan), Maka Allah mengutus para nabi, sebagai pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab yang benar, untuk memberi Keputusan di antara manusia
17
tentang perkara yang mereka perselisihkan. tidaklah berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang Telah didatangkan kepada mereka kitab, yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, Karena dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkann itu dengan kehendak-Nya. dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.
2.3.3
Pengertian Decision Support System (DSS) Menurut Little (1970), Decision Support System adalah sekumpulan
prosedur berbasis model untuk data pemrosesan dan penilaian untuk membantu para manajer dalam mengambil keputusan (Turban et al. 2005). Maryan Alavi dan H. Albert Napier mendefinisikan DSS sebagai suatu kumpulan prosedur pemrosesan data dan informasi yang berorientasi pada penggunaan model untuk menghasilkan berbagai jawaban yang dapat membantu manajemen dalam pengambilan keputusan. Sistem ini harus sederhana, mudah dan adaptif (Daihani, 2001). DSS lebih ditujukan untuk mendukung manajemen dalam melakukan pekerjaan yang bersifat analitis dalam situasi yang kurang terstruktur dan dengan kriteria yang kurang jelas (Kusrini, 2007). DSS
tidak dimaksudkan untuk
mengotomatisasikan pengambilan
keputusan, tetapi memberikan perangkat interaktif yang memungkinkan
18
pengambil keputusan untuk melakukan berbagai analisis menggunakan modelmodel yang tersedia (Kusrini, 2007).
2.3.4
Komponen DSS Aplikasi DSS terdiri dari 4 (empat) komponen atau subsistem yaitu
(Turban et al. 2005): 1.
Data Management Subsistem manajemen data memasukkan satu database yang mengandung data yang relevan untuk suatu situasi dan diatur oleh software yang disebut Database Management System (DBMS). Elemen-elemen yang terdapat dalam data management adalah DSS database sistem pendukung keputusan, DBMS, direktori data dan query facility.
2.
Model Management Paket perangkat lunak yang memasukkan model financial, statistic, management science atau berbagai model kuantitatif lainnya yang memberikan kemampuan analitik dan manajemen perangkat lunak yang tepat. Perangkat lunak ini sering disebut Model Base Management System (MBMS). Elemen-elemen yang terdapat dalam susbsistem ini adalah model base, model base management system, bahasa pemodelan, direktori model dan eksekusi model.
3.
User interface
19
Subsistem ini memungkinkan user dapat berkomunikasi dan memberikan perintah pada DSS melalui subsistem ini. Subsistem ini dikelola oleh software yang disebut User Interface Management System (UIMS). 4.
Knowledge Management Subsistem ini dapat menyediakan keahlian yang diperlukan untuk memecahkan beberapa masalah dan memberikan pengetahuan yang dapat meningkatkan operasi komponen DSS yang lain. Sistem lainnya yang berbasis komputer
Internet, intranet, ekstranet
Data eksternal dan internal
Manajemen data
Manajemen model
Model eksternal
Subsistem berbasis pengetauan
Antarmuka pengguna
Basis pengetahuan organisasional
Manajer (Pengguna)
Gambar 2.1 Skematik DSS (Turban et al. 2007)
2.3.5
Manfaat DSS Ada beberapa alasan penting digunakannya DSS dalam sebuah organisasi
antara lain (Turban et al. 2005):
20
1.
Perusahaan berada pada keadaaan yang tidak menentu (tidak stabil).
2.
Kesulitan melacak operasi bisnis.
3.
Diperlukannya analisis khusus terhadap profitabilitas dan efisiensi.
4.
Sistem yang sudah ada tidak mendukung pengambilan keputusan.
5.
Diperlukannya informasi yang akurat.
6.
Adanya informasi yang umurnya dibatasi oleh waktu
Juga terdapat 6 (enam) alasan penting lainnya, yaitu: 1.
DSS memiliki kualitas keputusan yang lebih tinggi
2.
DSS merupakan organisasi yang unggul (organizational winner)
3.
Diperlukan informasi yang baru
4.
DSS mampu me-manage orang-waktu
5.
DSS dapat mengurangi biaya Dari alasan- alasan yang telah dikemukakan di atas, dapat ditarik
kesimpulan manfaat DSS secara umum yaitu: 1.
Memiliki kemampuan mendukung pemecahan masalah yang kompleks.
2.
Bereaksi cepat terhadap situasi yang tidak diharapkan pada kondisi yang berubah karena DSS melakukan analisis kuantitatif dengan sangat cepat dan menghemat waktu.
3.
Memiliki kemampuan dengan mencoba berbagai strategi dengan tepat dan cepat.
4.
Belajar dan mengembangkan program baru dengan menggunakan pola analisis “what if” (apabila), merupakan sarana dalam pelatihan manajer.
21
5.
Membangun jembatan komunikasi, sehingga pengumpulan data dan pemecahan masalah merupakan alat yang dapat meningkatkan kerjasama tim.
6.
Meningkatkan pengendalian pengukuran dan meningkatkan kinerja organisasi.
7.
Menghemat biaya pembuatan atau menghemat biaya akibat keputusan yang salah.
8.
Keputusan lebih objektif dan konsisten dibandingkan dengan mengambil keputusan hanya menggunakan intuisi.
9.
Meningkatkan efektivitas manajerial dengan menghemat waktu kerja pada bidang analisis, perencanaan dan pelaksanaan.
10.
Meningkatkan produktivitas dari analisis.
11.
DSS mampu menyajikan berbagai alternatif.
12.
DSS dapat menyediakan bukti tambahan untuk memberikan pembenaran sehingga memperkuat posisi pengambilan keputusan.
2.3.6
Karakteristik DSS Karakteristik dari DSS yang akan dipaparkan berikut ini memungkinkan
para pengambil keputusan untuk membuat keputusan yang lebih baik dan lebih konsisten dalam satu cara yang dibatasi oleh waktu. Berikut adalah karakteristik dan kemampuan yang diharapkan dari DSS (Turban et al. 2005): 1.
Dukungan untuk pengambilan keputusan semi terstruktur dan tidak terstruktur.
22
2.
Dukungan bagi manajer pada berbagai tingkat.
3.
Dukungan bagi kelompok atau perorangan.
4.
Dukungan untuk keputusan independen dan sekuensial.
5.
Dukungan pada semua fase proses pengambilan keputusan.
6.
Dukungan di berbagai proses dan gaya pengambilan keputusan.
7.
Adaptasi sepanjang waktu (DSS harus bersifat fleksibel).
8.
User mampu merasakan seperti berada di rumah.
9.
Efektifitas bukan efisiensi.
10.
Manusia mengendalikan mesin bukan menggantikan mesin.
11.
Penggunaan berkembang.
12.
Memungkinkan eksperimen dengan berbagai strategi yang berbeda.
13.
Akses disediakan untuk berbagai sumber data, format dan tipe.
14.
Dapat digunakan sebagai standaloneoleh seorang pengambil keputusan pada suatu lokasi.
2.3.7
Tujuan DSS Ada beberapa tujuan DSS yang dikemukakan oleh Turban (2005) :
1.
Membantu manajer dalam pengambilan keputusan atas masalah semi terstruktur.
2.
Memberikan dukungan atas pertimbangan manajer.
3.
Meningkatkan efektivitas keputusan yang diambil oleh manajer.
23
4.
Kecepatan komputasi karena komputer memungkinkan para pengambil keputusan untuk melakukan banyak komputasi secara cepat dengan biaya yang rendah.
5.
Peningkatan produktivitas dan mendukung serta meningkatkan kualitas keputusan yang dibuat.
6.
Teknologi pengambilan keputusan bisa menciptakan pemberdayaan yang signifikan.
7.
Mengatasi keterbatsan kognitif dalam pemrosesan dan penyimpanan.
2.3.8
Tahapan Pengambilan Keputusan Dalam DSS. Tahapan dalam proses pengambilan keputusan mencakup berbagai hal
sebagai berikut (Kusrini, 2007): 1.
Identifikasi masalah atau faktor-faktor yang berpengaruh.
2.
Pemilihan metode pemecahan masalah.
3.
Pengumpulan data yang dibutuhkan untuk melaksanakan model keputusan tersebut.
4.
Mengimplementasikan model.
5.
Mengevaluasi sisi positif dari setiap alternatif yang ada.
6.
Terapkan model terpilih.
2.4
Konsep Dasar Fuzzy MADM Fuzzy Multiple Attribute Decision Making (FMADM) adalah suatu
metode yang digunakan untuk mencari alternatif optimal dari sejumlah alternatif
24
dengan kriteria tertentu. Inti dari FMADM adalah menentukan nilai bobot untuk setiap atribut, kemudian dilanjutkan dengan proses perankingan yang akan menyeleksi alternatif yang sudah diberikan. Pada dasarnya, ada 3 pendekatan untuk mencari nilai bobot atribut, yaitu pendekatan subjektif, pendekatan objektif dan pendekatan integrasi antara subjektif & objektif. Masing-masing pendekatan memiliki kelebihan dan kelemahan. Pada pendekatan subjektif, nilai bobot ditentukan berdasarkan subjektifitas dari para pengambil keputusan, sehingga beberapa faktor dalam proses perankingan alternatif bisa ditentukan secara bebas. Sedangkan pada pendekatan objektif, nilai bobot dihitung secara matematis sehingga mengabaikan subjektifitas dari pengambil keputusan (Wibowo et al. 2009). Secara umum, FMADM memiliki suatu tujuan tertentu yang dapat diklasifikasikan dalam 2 (dua) tipe yaitu menyeleksi alternatif dengan atribut (kriteria) dengan ciri-ciri yang terbaik dan mengklasifikasikan alternatif berdasarkan peran tertentu. Untuk menyelesaikan masalah FMADM, dibutuhkan 2 (dua) tahap, yaitu: 1.
Membuat rating pada setiap alternatif berdasarkan derajat kecocokan pada semua kriteria.
2.
Merangking semua alternatif untuk mendapatkan alternatif terbaik. Cara yang dapat digunakan dalam perangkingan ini adalah dengan defuzzy atau dengan relasi preferensi fuzzy.
25
2.4.1
Konsep Dasar Fuzzy MADM Model Yager Fuzzy ini merupakan bentuk standar dari fuzzy MADM. Misalkan A = {a1,
…, an} adalah himpunan alternatif, dan atribut dipresentasikan dengan himpunan fuzzy Ĉj , j= 1,…, m. Bobot yang menunjukkan tingkat kepentingan atribut ke- j dinotasikan dengan wj. Nilai capaian alternatif ai terhadapa atribut Ĉj diekspresikan dengan derajat keanggotaan mC(xi). Keputusan akhir diambil berdasarkan interseksi dari semua atribut fuzzy. Alternatif optimal didefinisikan sedemikian rupa sehingga alternatif tersebut memberikan kontribusi derajat keanggotaan tertinggi pada Ď.
2.4.2
Kelebihan dan Kekurangan Model Yager Dipilihnya Fuzzy MADM model Yager sebagai model analisis dalam
penelitian ini dikarenakan metode-metode MADM klasik seperti AHP, SAW, Electre, TOPSIS dan Weight Product memiliki beberapa kelemahan, yaitu (Kusumadewi, 2006): 1.
Tidak cukup efisien untuk menyelesaikan masalah-masalah pengambilan keputusan yang melibatkan data-data yang tidak tepat, tidak jelas dan tidak pasti .
2.
Biasanya diasumsikan bahwa keputusan akhir terhadap alternatifalternatif
diekspresikan
dengan
bilangan
riil,
sehingga
tahap
perangkingan menjadi kurang mewakili beberapa permasalahan tertentu, dan penyelesaian masalahhanya terpusat pada tahap agregasi.
26
Tidak hanya melihat kekurangan yang ada pada model analisis lain. Pada model Yager pun terdapat beberapa kelemahan di samping kelebihan yang dimilikinya. Berikut akan dipaparkan kelebihan dan kekurangan dari model Yager. a.
Kelebihan Model Yager
mampu membuat rating pada setiap alternatif berdasarkan agregasi derajat kecocokan pada semua kriteria (Kusumadewi, 2006)
Memiliki bentuk matematis yang sederhana dan mudah dipahami oleh pengambil keputusan (Kusumadewi, 2006).
Mampu menilai dari aspek objektif dan subjektif (Pematasari, 2010).
Mampu menyelesaikan masalah-masalah pengambilan keputusan yang melibatkan data-data yang tidak tepat, tidak pasti dan tidak jelas (Pematasari, 2010).
Memberikan kemudahan dalam proses perangkingan yang didasarkan atas bilangan crisp (Pematasari, 2010).
Mampu mengukur tingkat subjektifitas dari pengambilan keputusan (Pematasari, 2010).
b.
Kekurangan Model Yager
Memilki kemiripan dengan model Baas & Kwakernak dalam penghitungan (Kusumadewi, 2006).
Jika dilakukan pada pendekatan objektif, nilai bobot dihitung secara matematis sehingga mengabaikan subjektifitas dari pengambil keputusan (Pematasari, 2010).
27
Jika
dilakukan
pendekatan
subjektif,
nilai
bobot
ditentukan
berdasarkan subjektifitas dari para pengambil keputusan, sehingga beberapa faktor dalam proses perankingan alternatif bisa ditentukan secara bebas. Perankingan secara bebas ini, menyebabkan hasil keputusan menjadi tidak akurat dan tidak tepat sasaran (Pematasari, 2010).
2.4.3
Perhitungan Model Yager Langkah-langkah penyelesaian untuk model Yager ini adalah sebagai
berikut (Zimmaermann dalam Kusumadewi, 2006): 1.
Tetapkan matriks perbandingan berpasangan antar atribut, M, berdasarkan prosedur hierarki Saaty. Untuk analisis skala perbandingan dapat dilihat pada Tabel 2.1. Tabel 2.1 Analisis Skala Perbandingan Intensitas
Definisi
kepentingan 1
Oi dan Oj sama penting
3
Oi sedikit lebih penting daripada Oj
5
Oi kuat tingkat kepentingannyadaripada Oj
7
Oi sangat kuat tingkat kepentingannya daripada Oj
9
Oi mutlak lebih penting daripada Oj
2, 4, 6, 8
Nilai-nilai intermediate
(Sumber: Kusumadewi, 2006)
28
Keterangan: Oi = kriteria ke- i Oj = kriteria ke- j 2.
Tentukan bobot wj (prioritas) yang konsisten untuk setiap atribut.
3.
Hitung nilai konsistensi (CR= Consistency Ratio) dengan mencari lamda maks (ƛ maks), CI (Consistency Index ) setelah itu CR dapat diperoleh. 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑏𝑎𝑔𝑖 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑏𝑎𝑟𝑖𝑠
ƛ maks =
CI= (ƛ maks-n) / n-1
CR= CI / IR
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑘𝑟𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎
Untuk nilai IR dapat dilihat pada Tabel 2.2. Tabel 2.2 Daftar Indeks Random Konsistensi Ukuran matriks
Nilai IR
1 dan 2
0.00
3
0.58
4
0.90
5
1.12
6
1.24
7
1.32
8
1.41
9
1.45
10
1.49
11
1.51
12
1.48
29
4.
13
1.56
14
1.57
15
1.59
Hitung nilai: (Ĉj (xi))wj Cj = nilai kualitas kriteria ke- j dari objek wj = nilai vektor bobot masing-masing kriteria xi = nilai objek
5.
Tentukan interseksi dari semua (Ĉj (xi))wj sebagai: Ď = {(xi, minj (μCj(xi))wj) |i= 1,…,n; j= 1,…,m} D= objek
6.
Pilih xi dengan derajat keanggotaan terbesar dalam Ď, dan tetapkan sebagai alternatif optimal.
2.5
Konsep Dasar Analisis dan Perancangan Sistem Informasi
2.5.1
Pengertian Analisis dan Perancangan Sistem Analisis sistem merupakan sebuah teknik pemecahan masalah yang
menguraikan sebuah sistem menjadi bagian- bagian komponen dengan tujuan mempelajari seberapa bagus bagian-bagian komponen tersebut bekerja dan berinteraksi untuk meraih tujuan mereka. Desain sistem adalah sebuah teknik pemecahan masalah yang saling melengkapi (dengan analisis sistem) yang merangkai kembali bagian-bagian komponen menjadi sebuah sistem yang lengkap (Whitten, et al, 2004).
30
2.5.2
Pendekatan-pendekatan Analisis Sistem Secara mendasar, analisis sistem berbicara mengenai pemecahan masalah.
Untuk dapat memecahkan masalah tersebut, dilakukan pendekatan-pendekatan yang dipandang mampu menjadi alternatif untuk bersaing (competing alternatives). Adapun pendekatan-pendekatan yang dilakukan adalah sebagai berikut (Whitten, 2004): 1.
Analisis Terstruktur (structured Analysis), merupakan sebuah
teknik
model-driven dan berpusat pada proses yang digunakan untuk menganalisis sistem yang ada, mendefinisikan persyaratan-peryaratan bisnis untuk sebuah sistem baru atau keduanya. 2.
Teknik Informasi (Information Engineering), merupakan sebuah teknik model-driven dan berpusat pada data, tetapi sensitif pada proses. Teknik ini digunakan untuk merencanakan, menganalisa, dan mendesain Sistem Informasi. Model-model ini adalah gambaran yang mengilustrasikan dan menyesuaikan data dan proses-proses sistem.
3.
Discovery Prototyping adalah sebuah teknik yang digunakan untuk mengidentifikasikan persyaratan-persyaratan bisnis pengguna dengan membuat para pengguna bereaksi pada implementasi quick end dirt (bijaksana dan efektif tapi tanpa cacat atau efek samping yang tidak diinginkan) persyaratan-persyaratan tersebut.
4.
Rapid Architected analysis, merupakan sebuah pendekatan yang mencoba untuk memperoleh model-model sistem dari sistem-sistem yang ada atau discovery prototypes.
31
5.
Analisis Berorientasi Objek (Object Oriented Analysis) adalah sebuah teknik yang mengintegrasikan data dan proses kedalam konstruksi yang disebut object. Model-model OOA(Object Oriented Analysis) adalah gambar-gambar yang mengilustrasikan objek-objek sistem dari berbagai macam perspektif, seperti struktur, kelakuan dan interaksi objek-objek.
2.6
Object Oriented
2.6.1
Pengertian Object Oriented Yang
dimaksud
dengan
berorientasi
objek
adalah
bahwa
mengorganisasikan perangkat lunak sebagai kumpulan objek-objek diskrit yang bekerja sama antara informasi atau struktur data dan perilaku (behaviour) yang mengaturnya (Sholiq, 2006). Objek adalah segala sesutau yang ada di sekitar kita yang memiliki atribut dan perilaku sebagai suatu operasi pengaturnya. Objek-objek yang mempunyai atribut dan operasi yang sama dapat dikelompokkan dalam sebuah kategori yaitu kelas (Sholiq, 2006). Pada pemrograman, berorientasi objek didefinisikan sebagai suatu cara membuat program yang mempunyai beberapa keuntungan yang menggunakan pendekatan component-based dalam pengembangan perangkat lunak, dimana hal pertama yang dilakukan adalah membuat sebuah sistem yang merupakan kumpulan objek-objek (Sholiq, 2006).
32
Ada beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam pemodelan sistem informasi berorientasi objek. Berikut adalah aspek penting tersebut (Munawar, 2005). 1.
Abstraksi (abstraction) adalah proses memfilter atribut dan operasi pada suatu obyek, sehingga hanya atribut dan operasi yang dibutuhkan saja yang tinggal.
2.
Pewarisan sifat (inheritance) adalah konsep dimana metode dan atau atribut yang ditentukan di dalam sebuah objek class dapat diwariskan atau digunakan lagi oleh objek class lainnya. Dengan demikian apapun atribut dan operasi dari class akan dimilki pula oleh semua obyek yang di-inherit/ diturunkan dari class tersebut.
3.
Banyak bentuk (polymorphism) adalah suatu operasi dengan nama yang sama, tetapi jika diberikan pada objek yang berbeda akan mengakibatkan operasi yang berbeda.
4.
Pembungkusan (encapsulation) atau yang sering disebut dengan penyembunyian informasi (information hiding) adalah menyembunyikan kompleksitas dari luar dan hanya membuka operasi-operasi yang diperlukan saja terhadap objek-objek yang lain.
5.
Pengiriman pesan (message sending) diperlukan sebagai alat komunikasi antara objek yang satu dengan objek yang lainnya. Suatu objek mengirim sebuah pesan kepada objek lain untuk menjalankan sebuah operasi dan objek yang menerima akan memberikan respon untuk menjalankan operasi tersebut.
33
6.
Asosiasi (association) adalah hubungan antar objek yang saling membutuhkan. Hubungan ini bisa satu arah ataupun lebih dari satu arah. Di dalam konsep asosiasi terdapat sebuah aspek penting yaitu multiplicity. Multiplicity adalah jumlah kejadian minimum dari suatu objek atau class untuk satu kejadian tunggal dari objek atau class yang terkait.
7.
Agregasi (aggregation) adalah bentuk khusus dari asosiasi yang menggambarkan seluruh bagian suatu objek merupakan bagian dari objek yang lain.
2.6.2
Keuntungan / Manfaat Object Oriented Object oriented memberikan bebrapa manfaat atau keuntungan dalam
pengembangan sistem, diantaranya (Munawar, 2005): 1.
Dapat mendeskripsikan kebanyakan fenomena yang diekspresikan dengan bahasa natural (alami). Sebagai contoh, objek dapat disamakan dengan benda atau yang menunjukkan sesuatu seperti orang atau persediaan barang. Atribut dapat dikatakan sebagai sifat yang memberi karakter pada suatu
objek.
Sedangkan
behaviour
mendekati
kata
kerja
atau
mendeskripsikan aksi atau pengaruh. 2.
OO memberikan kejelasan informasi dalam konteks sistem.
3.
Sangat dekatnya hubungan antara OO analysis, OO design, OO user interface dan OO programming. Saat tahap analisis, pengembang menggunakan
objek
untuk
perancangan,
pengembang
menetukan menggunakan
kebutuhan
sistem.
objek-objek
ini
Saat untuk
34
mendeskripsikan sistemnya sendiri. Pengembang juga menggunakan objek-objek tersebut sebagai konsep sentral saat pemrograman.
2.6.3 Keterbatasan Object Oriented Ada aplikasi yang tidak cocok dikembangkan dengan metode object oriented, yaitu (Munawar, 2005): 1.
aplikasi yang sangat berorientasi pada database.
2.
aplikasi yang membutuhkan banyak algoritma.
2.7
Metode Rational Unified Process (RUP) Rational Unified Process (RUP) merupakan suatu metode rekayasa
perangkat lunak yang dikembangkan dengan mengumpulkan berbagai best practises yang terdapat dalam industri pengembangan perangkat lunak. Ciri utama metode ini adalah menggunakan use-case driven dan pendekatan iteratif untuk siklus pengembangan perangkat lunak (Agus et al. 2005). Rational Unified Process (RUP) adalah sebuah proses pembangunan sistem meliputi seluruh lifecycle pembangunan perangkat lunak. RUP menyediakan suatu pendekatan untuk membantu tugas dan tanggung jawab suatu pembangunan organisasi. Tujuannya adalah untuk memastikan pemroduksian aplikasi sistem dengan kualitas tinggi yang mempertemukan keinginan pengguna (Kruchten, 2003). RUP adalah suatu petunjuk bagaimana menggunakan Unified Modelling Language (UML) secara efektif untuk perancangan. UML mendeskripsikan
35
rancangan yang dibutuhkan, mengapa kita membutuhkannya dan bagaimana mengkonstruksikannya (Kruchten, 2003). Rational Unified Process menangkap banyak best practices (cara terbaik) di pembangunan perangkat lunak modern di suatu format yang pas untuk cakupan luas dari suatu proyek dan organisasi. Best practices RUP adalah (Kruchten, 2003): 1.
Pembangunan software secara iterative.
2.
Pengelolaan kebutuhan.
3.
Menggunakan arsitektur berbasis komponen.
4.
Memvisualisasikan model perangkat lunak.
5.
Memverifikasi kualitas perangkat lunak secara berkesinambungan.
6.
Mengendalikan perubahan perangkat lunak.
2.7.1
Fase-Fase RUP RUP menggunakan konsep object oriented, dengan aktifitas yang
berfokus pada pengembangan model dengan menggunakan Unified Model Language (UML). Melalui gambar 2.2 di bawah dapat dilihat bahwa RUP memiliki, yaitu : (Agus et al. 2005). 1.
Dimensi Horizontal Dimensi ini mewakili aspek-aspek dinamis dari pengembangan perangkat lunak. Aspek ini dijabarkan dalam tahapan pengembangan atau fase. Setiap fase akan memiliki suatu major milestone yang menandakan akhir dari awal dari fase selanjutnya. Setiap phase dapat berdiri dari satu
36
beberapa iterasi.
Dimensi ini terdiri atas Inception, Elaboration,
Construction dan Transition. 2.
Dimensi Vertikal Dimensi ini mewakili aspek-aspek statis dari proses pengembangan perangkat lunak yang dikelompokkan ke dalam beberapa disiplin. Proses pengembangan perangkat lunak yang dijelaskan kedalam beberapa disiplin terdiri dari empat elemen penting, yakni who is doing, what, how dan when. Dimensi ini terdiri atas Business Modeling, Requirement, Analysis and Design, Implementation, Test, Deployment, Configuration dan Change Management, Project Management, Environtment.
Gambar 2.2 Arsitektur Rational Unified Process (Kruchten, 2003)
2.7.2
Struktur Dinamis RUP Struktur dinamis berhubungan dengan lifecycle atau dimensi waktu dari
sebuah
proyek.
RUP
menyediakan
sautu
pendekatan
berstruktur
ke
pengembangan iterative, membagi satu proyek ke dalam empat fase: Inception, Elaboration, Construction, dan Transition.
37
1.
Inception Dibangun dari satu pemahaman yang baik mengenai sistem apa untuk dibangun dengan cara mendapatkan pemahaman taraf tinggi dari semua kebutuhan dan membangun ruang lingkup sistem. Mengurangi beberapa resiko bisnis, menghasilkan kasus bisnis untuk pembangunan sistem, dan memperoleh pembelian dari semua stakeholder pada apa yang diperoleh dengan proyek.
2.
Elaboration Mengambil beberapa peran yang paling sulit secara teknis: desain, implementasi, tes, dan garis dasar suatu arsitektur eksekusi, meliputi subsistem, antarmuka, komponen kunci, dan mekanisme arsitektural, seperti bagaimana cara menguraikannya dengan komunikasi inter proses atau persistensi. Menyebutkan resiko teknis utama seperti resiko sumber daya yang diperlukan, resiko kinerja, dan resiko jaminan keamanan data, oleh pengimplementasian dan validasi kode nyata.
3.
Construction Banyak melakukan implementasi seperti bergerak dari satu arsitektur eksekusi ke operasional pertama versi dari sistem anda. Menyebarkan beberapa pelepasan internal dan alfa untuk memastikan bahwa sistem adalah yang dapat dipakai dan pengguna alamat butuhkan. Fase terakhir dengan menyebarkan sepenuhnya versi beta fungsional dari sistem, meliputi dokumentasi instalasi dan pendukung dan materi pelatihan
38
(walau sistem mungkin masih memerlukan penyetelan dari kemampuan, kinerja, dan mutu keseluruhan). 4.
Transition Memastikan perangkat lunak itu mewakili kebutuhan dari pengguna (user). Meliputi tes produk dalam mempersiapkan rilis dan membuat penyesuaian kecil berlandaskan pengguna umpan balik. Dalam posisi ini pada lifecycle, fokus umpan balik pengguna sebagian besar pada penyetelan produk yang lebih baik, konfigurasi, instalasi, dan masalah penggunaannya; semua permasalahan struktural yang utama harus telah banyak diselesaikan lebih awal pada proyek lifecycle.
2.7.3
Struktur Statis RUP Struktur statis terbagi dengan bagaimana memproses elements, activities,
disciplines, artifacts, dan roles yang secara logika digolongkan ke dalam disiplin proses inti. Satu proses mendeskripsikan who is doing what, how, and when. Empat model unsur kunci RUP: 1.
Roles: who Role seperti "topi" individu (atau grup) digunakan selama satu proyek. Seseorang mungkin memakai banyak topi berbeda. Ini adalah satu titik penting karena ini alami untuk memikirkan suatu role (peran) sebagai individual pada tim, atau sebagai satu judul pekerjaan tetap, tapi pada RUP role hanya mendefinisikan bagaimana individu harus lakukan pekerjaan, dan mereka menetapkan kemampuan dan tanggungjawab
39
untuk
memainkan
role
(peran)
individu.
Seseorang
biasanya
melaksanakan satu atau lebih role (peran), dan beberapa orang dapat melaksanakan role (peran) yang sama. 2.
Activities: how Aktivitas dari satu peran spesifik adalah bahwa satu satuan-kerja peran perorangan mungkin diminta untuk laksanakan. Aktivitas yang punya satu penggunaan, biasanya mengekspresikan dalam kaitan dengan pembuatan atau update beberapa artifact, seperti sebuah model, komponen, atau rencana. Masing-masing aktivitas ditugaskan ke satu peran spesifik. Suatu aktivitas umumnya mengambil beberapa jam untuk melengkapi dalam beberapa hari, biasanya melibatkan seseorang, dan mempengaruhi satu atau hanya satu angka kekecilan dari artifact. Suatu aktivitas harus dapat diganakan sebagai satu unsur perencanaan dan kemajuan; jika hal ini terlalu kecil, akan diabaikan, dan jika hal ini terlalu besar, kemajuan akan harus diekspresikan dalam kaitan dengan satu bagiannya aktivitas. Aktivitas mungkin diulangi beberapa kali pada artifact yang sama, khususnya ketika menjalankan sati iterasi ke lainnya, menyaring dan memperluas sistem, oleh peran yang sama, tapi tidak perlu oleh individu yang sama.
3.
Artifacts: what Artifact adalah masing-masing keterangan yang dihasilkan, dimodifikasi, atau digunakan oleh satu proses. Artifact adalah unsur proyek yang dapat diukur : hal-hal yang dihasilkan proyek atau digunakan saat mengerjakan
40
ke arah produk akhir. Artifact digunakan sebagai input oleh role untuk melaksanakan satu aktivitas dan hasil atau keluaran dari aktivitas lain. 4.
Workflows (arus kerja) : when Arus kerja merupakan sebuah kegiatan berkelanjutan yang menghasilkan suatu gambaran alur yang dapat nilai yang dapat dilihat. Pada UML, suatu arus kerja dapat diekspresikan sebagai satu sequence diagram, collaboration diagram atau activity diagram. Proses inti dari workflow dibagi menjadi enam inti workflow pembangunan dan tiga workflow pendukung. Proses workflow inti pembangunan adalah sebagai berikut : a.
Business modeling workflow (arus kerja pemodelan bisnis). Tujuan utama dalam business modeling di sini adalah untuk memungkinkan adanya komunikasi dan pengertian yang lebih baik dari business engineering dan software engineering.
b.
Requirement workflow (arus kerja kebutuhan) Requirement adalah suatu kondisi atau kemampuan dimana system akan menyelaraskan pada kondisi tersebut. Terdapat dua kebutuhan system yaitu functional requirement dan nonfunctional requirement
c.
Analysis and design workflow (arus kerja analisis dan rancangan). Tujuan dalam tahap ini adalah untuk menunjukkan bagaimana project akan diwujudkan dalam fase implementasi kelak. Hasil dari tahap ini adalah model design.
41
d.
Implementation workflow (arus kerja pengimplementasian), Tujuan
dari
implementasi
di
sini
adalah
mendefinisikan
pengkodean secara terorganisasi, mengimplimentasikan classes dan
objects
dalam
bentuk
komponen-komponen,
menguji
perkembangan komponen-komponen dalam bentuk kesatuan, dan mengintegrasikan hasil-hasil dari tiap-tiap kelompok yang mengerjakan project. e.
Test workflow (arus kerja pengujian). Ditujukan untuk menilai kualitas produk.
f.
Deployment workflow (arus kerja penyebaran). Tujuannya adalah untuk
menghasilkan
release
produk
dengan
sukses
dan
menyerahkan perangkat lunak pada pengguna akhir Sedangkan proses workflow pendukung yaitu : a.
Project management workflow (arus kerja pengelolaan proyek). Merupakan seni menyeimbangkan tujuan, mengelola resiko dan menanggulangi pemaksaan kepentingan antara pembangun dan pengguna.
b.
Configuration and change management workflow (arus kerja pengkonfigurasian dan perubahan pengelolaan). Mendeskripsikan bagaimana mengawasi banyaknya artifak yang dihasilkan oleh banyak orang yang bekerja pada suatu proyek
c.
Environment workflow (arus kerja lingkungan), bagian ini terfokus pada aktivitas-aktivitas yang penting terkait dengan proses
42
konfigurasi sebuah software. Terkait dengan aktivitas yang diperlukan dalam usaha mengembangkan aturan-aturan yang mendukung sebuah software.
2.8
Unified Modelling Language (UML)
2.8.1
Definisi UML Unified Modelling Language (UML) adalah sebuah sekumpulan konvensi
pemodelan yanag digunakan untuk menentukan atau menggambarkansebuah sistem perangkat lunak dalam kaitannya dengan objek (Whitten et al. 2004). UML dikembangkan oleh tiga sekawan yang bekerja pada Rational Software Corporation yaitu Grady Booch, James Rumbough dan Ivar Jacobson yang berfokus pada standarisasi dan perbaikan ulang UML. Perbaikan dilakukan karena notasi UML pada dasarnya adalah kolaborasi dari metode Booch, notasi OMT (Object Modelling Technique). Pada akhir tahun 1995, Unified method versi 8 diperkenalkan dan setelah itu diubah menjadi UML pada tahun 1996 dan pada tahun 1997 UML versi 1.1 disahkan dan diberikan pada Object Technology Group (OTG) (Sholiq, 2006). Hingga saat ini, UML banyak digunakan di dunia pengembangan sistem yang berorientasi objek. Hal ini dikarenakan UML menyediakan bahasa pemodelan visual yang memungkinkan bagi pengembang sistem untuk membuat blue print atas visi mereka dalam bentuk yang baku, mudah dimengerti serta dilengkapi
dengan
mekanisme
yang
efektif
untuk
sharing
mengkomunikasikan rancangan mereka dengan yang lain (Munawar, 2005).
dan
43
2.8.2
Tujuan UML Menurut (Suhendar dan Gunadi, 2002) bahwa tujuan utama UML adalah:
1.
Memberikan model yang siap pakai, bahwa permodelan visual yang ekspresif untuk mengembangkan dan saling menukar model dengan mudah dan dimengerti secara umum.
2.
Memberikan bahasa permodelan yang bebas dari berbagai bahasa pemrograman dan proses rekayasa.
3.
Menyediakan produk-produk yang terdapat dalam permodalan.
2.8.3
Model dan Diagram pada UML Model merupakan fokus utama dalam analisis dan perancangan. Model
menggambarkan pandangan yang lengkap tentang suatu sistem pada suatu tahapan dan perspektif tertentu. Sebuah model bisa saja mengandung satu atau lebih diagram. Dengan adanya model, ada beberapa hal yang dapat dipresentasikan. Hal ini disebabkan karena: 1.
Model mudah dan cepat dibuat
2.
Model bisa digunakan sebagai simulasi untuk mempelajari lebih detil tentang sesuatu
3.
Model bisa dikembangkan sejalan dengan pemahaman tentang sesuatu
4.
Bisa memberikan penjelasan lebih rinci tentang sesuatu dengan model
5.
Model bisa mewakili sesuatu yang nyta maupun tidak nyata
44
Selain model, alat bantu yang sering digunakan dalam analisis dan perancangan adalah diagram. Diagram menggambarkan atau mendokumentasikan beberapa aspek dari sebuah sistem. Diagram digunakan untuk : 1.
Mengkomunikasikan ide
2.
Melahirkan ide dan peluang baru
3.
Menguji ide dan membuat prediksi
4.
Memahami struktur dan relasi-relasinya
2.8.4
Diagram-diagram pada UML UML menyediakan beberapa diagram visual yang menunjukkan berbagai
berbagai aaspek dalam sistemUML. Berikut ini akan dipaparkan diagramdiagram yang digunakan dalam UML. 1.
Use case Diagram Use case diagram adalah diagram yang menggambarkan interaksi antara sistem dengan sistem eksternal dan pengguna. Dengan kata lain menggambarkan siapa yang akan menggunakan sistem dan dengan cara apa pengguna mengharapkan untuk berinteraksi dengan sistem (Whitten et al. 2004). Tabel 2.3 menunjukkan komponen dasar dalam use case diagram. Tabel 2.3 Komponen Dasar Use Case Diagram Komponen
Nama komponen
Keterangan Sebuah peran yang bisa
Actor
dimainkan oleh pengguna dalam interaksinya dengan sistem
45
Serangkaian scenario yang Use case
digabungkan bersama-samaoleh tujuan umum pengguna
<
>
Menunjukkan bahwa sebuah
(merupakan
usecase adalah bagian dari use
stereotype)
case yang lain
<<extend>>
Digunakan untuk membuat use (merupakan
case baru dengan menambahkan
stereotype)
langkah-langkah pada use case yang sudah ada.
(Sumber: Munawar, 2005) 2.
Activity diagram Activity diagram adalah diagram
yang dapat digunakan
untuk
menggambarkan secara grafis aliran proses bisnis, langkah-langkah sebuah use case atau logika behaviour dari sebuah objek (Whitten et al. 2004). 3.
Sequence diagram Sequence diagram adalah diagram yang memodelkan logika sebuah use case dengan cara menggambarkan interaksi pesan di antara objek-objek dalam rangkaian waktu (Whitten et al. 2004). Sequence diagram digunakan ketika ingin mengetahui perilaku objek pada use case tunggal. Ada beberapa komponen yang terdapat pada sequence diagram yaitu (Munawar, 2005): aa.
Obyek/ participant, diletakkan di dekat bagian atas diagram dengan urutan dari kiri ke kanan. Setiap participant terhubung
46
dengan garis titik-titik yang disebut lifeline. Dan di sepanjang lifeline terdapat kotak yang disebut activation. b.
Message adalah tanda panah yang menghubungkan suatu lifeline ke lifeline yang lain. Message yang pertama yang terjadi adalah yang paling dekat dengan bagian atas diagram dan yang terjadi belakangan adalah yang dekat dengan bagian bawah.
c.
Time adalah diagram yang mewakili waktu pada arah vertical. Waktu dimulai dari atas ke bawah.
paticipant 1
participant 2
activation Participant/ objek lifeline
message
Gambar 2.3 Simbol-simbol yang Tedapat pada Sequence Diagram
4.
Collaboration diagram Collaboration diagram merupakan diagram yang memodelkan sebuah use case dengan cara menggambarkan aliran pesan di antara objek-objek dalam rangkaian pesan (Whitten et al. 2004). Collaboration diagram adalah bentuk lain dari sequence diagram, yang membedakan hanyalah sequence diagram diorganisir menurut waktu
47
sedangkan collaboration diagram diorganisisr menurut ruang/ space (Munawar, 2005).
order line
product 5: calculate price 6: calculate discount 3: product
4: get pricing detail
customer
1: get quantity 2: get product 7: get discount info
order
5.
Gambar 2.4 Contoh Collaboration Diagram (Munawar, 2005) Class diagram Class diagram merupakan diagram yang menunjukkan kelas-kelas objek yang menyusun sebuah sistem dan juga hubungan antara kelas tersebut (Whitten et al. 2004). Class diagram adalah alat perancangan yang membantu pengembang mendapatkan struktur sistem sebelum menuliskan kode program, membantu memastikan bahwa sistem adalah rancangan terbaik (Sholiq, 2006). Notasi class tediri dari class name yang berada pada bagian paling atas dan secara opsional dapat juga dikatakan sebagai stereotype. Bagian tengah digunakan unutk mendeklarasikan attribute sedangkan bagian
48
bawah
digunakan
untuk
mendeklarasikan
operasi.
Gambar
2.5
menunjukkan notasi class.
Gambar 2.5 Notasi Class (Sholiq, 2006) 6.
Statechart Diagram Statechart diagram digunakan untuk menggambarkian kombinasi state yang dapat diasumsikan oleh objek selama masa hidupnya, kejadiankejadian yang memicu transisi antar state, dan aturan yang mengatur dari dan ke state yang mana sebuah objek dapat melakukan transisi (Whitten et al. 2004). Simbol UML untuk statechart diagram adalah segi empat yang tiap pojoknya dibuat rounded. Titik awalnya menggunakan lingkaran solid yang diarsir dan diakhiri dengan mata. Untuk notasinya dapat dilihat pada gambar 2.6 (Munawar, 2005). state
Gambar 2.6 Contoh Diagram Statechart Statechart diagram sangatlah penting karena dapat membantu analyst, designer dan developer dalam memahami perilaku objek yang ada pada sistem.
49
7.
Component diagram Component diagram menunjukkan model secara fisik komponen perangkat lunak pada sistem dan hubungan antara mereka. Ada dua tipe komponen dalam diagram yaitu komponen excutable dan libraries code (Sholiq, 2006). Component diagram mempresentasikan dunia riil item yaitu component software yang menetap di komputer bukan di benak para analis. Component dapat diakses melalui interface-nya. Relasi antara component dengan interface disebut dengan realization (Munawar, 2005). Untuk diagram komponen disajikan dalam gambar 2.7 berikut ini. penjualan obat
persediaan obat
rekanan
pembelian obat
Gambar 2.7 Contoh Component Diagram 8.
Deployment diagram Deployment diagram menunjukkan tata letak sebuah sistem secara fisik, menampakkan bagian-bagian software yang berjalan pada bagian-bagian hardware (Munawar, 2005). Yang menjadi dasar umum dalam deployment diagram adalah node yang merupakan nama umum untuk semua jenis sumber komputasi. Ada 2 tipe node yaitu processor dan device. Processor adalah node yang bisa
50
mengeksekusi sebuah component, sedangkan device adalah perangkat keras yang tipikalnya menjadi interface dengan dunia luar (Munawar, 2005)
2.9
Konsep Dasar Asuransi dan Asuransi Syariah Asuransi diambil dari bahasa Belanda yaitu assurantie, sedangkan dalam
bahasa hukum belanda disebut dengan verzekering dan dalam bahasa inggris disebut dengan insurance (Soemitra, 2009). Asuransi adalah merupakan sarana finansial dalam tata kehidupan rumah tangga, baik dalam menghadapi resiko yang mendasar seperti resiko kematian atau dalam menghadapi resiko atas harta benda yang dimiliki. Dalam bahasa arab, asuransi disebut AttaA’min yang berasal dari kata a’min yang memiliki arti memberi perlindungan, ketenangan, rasa aman dan bebas dari rasa takut (Anwar, 2007). Dalil Al- Quran yang menyinggung masalah ini terdapat dalam QS. Quraisy ayat 4.
Artinya: “yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan. Para ahli fiqih terkini seperti Wabah Az-Zuhaili, mendefinisikan asuransi syariah sebagai at-ta’min at-ta’awuni (asuransi yang bersifat tolong menolong) yaitu kesepakatan beberapa orang untuk membayar sejumlah uang sebagai ganti rugi ketika salah satu di antara mereka ditimpa musibah. Musibah itu dapat
51
berupa sakit, kecelakaan, kematian, kecurian, kebakaran atau bentuk-bentuk kerugian lain. Pengertian ini paling sesuai dengan surat Al-Maidah ayat 2.
Artinya: “Dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidil Haram, mendorong kamu berbuat aniaya (kepada mereka). Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong menolong dalm berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.” (QS. Al-Maidah: 2). Dalam hidup kita tidak boleh hanya memperhatikan saat ini saja, melainkan memperhatikan hari esok. Dimana kita diwajibkan merencanakan hari esok agar dapat berjalan dengan baik walaupun pada akhirnya kita hanya dapat berserah diri pada Allah SWT, sebagaimana yang telah dijelaskan dalam surat Al-Hasyr ayat 18
52
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok, dan bertaqwalah kepada Allah. Seseungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. Asuransi memiliki beberapa manfaat untuk peserta asuransi, dimana manfaat tersebut adalah (Soemitra, 2009): 1.
Asuransi melindungi resiko investasi
2.
Pendistribusian biaya dan manfaat yang lebih adil
3.
Berfungsi sebagai tabungan
4.
Alat penyebaran risiko
5.
Membantu meningkatkan kegiatan usaha karena perusahaan asuransi akan melakukan investasi sesuai dengan syariah atas suatu bidang usaha tertentu. Dalam surat Yusuf ayat 43- 49, Allah menggambarkan contoh usaha
manusia membentuk sistem proteksi menghadapi kemungkinan yang buruk di masa yang akan datang. Di dalam ayat 43 dijelaskan Raja Mesir yang bermimpi melihat tujuh ekor sapi betina yang gemuk dimakan tujuh ekor sapi yang kurus. Dia melihat tujuh tangkai gandum yang hijau berbuah serta tujuh tangkai yang masih mengering tidak berbuah. Ketika peristiwa ini ditanyakan oleh raja Mesir, Nabi Yusuf AS menerangkan takwil dan arti mimpi tersebut. Yusuf AS berkata, “Supaya kamu bertanam tujuh tahun (lamanya) sebagaimana biasa, maka apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan dibulirnya kecuali sedikit untuk kamu makan. Kemudian sesudah itu akan datant tujuh tahun yang amat sulit, yang
53
menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya (tahun sulit), kecuali sedikit dari bibit gandum yang akan kamu simpan. Dari argumentasi di atas dapat disimpulkan bahwa berasuransi tidak bertentangan dengan qadha dan qadhar Allah SWT. Bahkan Allah sangat menganjurkan adanya upaya-upaya yang menuju kepada perencanaan masa depan dengan sistem proteksi sebagaimana yang dikenal dalam mekanisme asuransi (Syakir, 2004).
2.10
Konsep Dasar Asuransi RumahKoe Syariah Asuransi RumahKoe Syariah pada hakikatnya berada di bawah naungan
Bumiputera Muda (Bumida) yang merupakan cabang syariah dari AJB Bumiputera 1912. Perbedaannya, AJB Bumiputera bergerak dalam bidang asuransi yang berkaitan denga jiwa manusia sedangkan Bumida bergerak sebagai asuransi umum. Namun hal ini tidak menutup kemungkinan AJB Bumiputera untuk menjalankan produk yang terdapat pada Bumida salah satunya produk RumahKoe Syariah. Alasan diambilnya produk ini sebagai bagian dari AJB Bumiputera, karena dalam produk ini terdapat proteksi terhadap jiwa manusia jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan terhadap objek asuransi. Seperti, jika terjadi kebakaran terhadap rumah peserta asuransi dan terdapat korban dalam peristiwa itu, maka si korban berhak mendapatkan pembayaran atau santunan jika telah disetujui klaim yang diajukan peserta. Asuransi RumahKoe Syariah ini dirancang khusus untuk memberikan proteksi terhadap objek asuransi dalam hal ini rumah peserta asuransi. Produk ini
54
memberikan paket pelindungan terhadap rumah pesertanya yaitu paket Rumahkoe Idaman, paket Rumahkoe Lux dan paket RumahKoe Asri. Masingmasing paket ini menberikan pelayanan yang sama yaitu jaminan proteksi terhadap bangunan. Untuk perbedaannya dapat dilihat pada Tabel 2.4.. Tabel 2.4 Paket RumahKoe Lux
Ketentuan yang diberlakukan dalam paket ini adalah sebagai berikut: 1.
Bangunan bersifat permanen, dinding beton/ tembok (tidak mudah terbakar dan atap genteng/ asbes/ seng).
55
2.
Bangunan hanya digunakan untuk tempat tinggal (tidak ada usaha lain) dengan kanan, kiri, belakang adalah rumah tinggal permanen (seperti poin 1) atau kanan, kiri, belakang bukan rumah tinggal dengan jarak minimal 7,5 meter.
3.
Untuk santunan sewa diberikan bila rumah tinggal tidak dapat dipergunakan sama sekali karena habis terbakar.
4.
Depan rumah terdapat jalan yang dilalui kendaraan roda empat/ kendaraan pemadam kebakaran.
5.
Nilai santunan yang diberikan (point 2-6) merupakan nilai maksimal yang dierima nasabah selama 1 tahun periode asuransi.
6.
Untuk bangunan tingkat, maka luas bangunan merupakan jumlah dari luas bangunan masing-masing lantai.
7.
Untuk penggantian kerugian yang disebabkan karena resiko banjir harus disertai dengan surat keterangan dari kelurahan setempat.
Sedangkan yang tidak dijamin dalam paket ini adalah: 1.
Bangunan yang tidak digunakan sebagai rumah tinggal
2.
Rumah yang berada di daerah / provinsi Maluku
3.
Pemilik/ pengguna rumah tinggal sudah memiliki Polis Kebakaran atas Bangunan yang akan diasuransikan
Untuk Paket rumahKoe Idaman, dapat dilihat pada Tabel 2.5.
56
Tabel 2.5 Paket RumahKoe Idaman dan Asri
Adapun ketentuannya adalah sama. Yang membedakannya yaitu nominal pembayaran preminya. Berikut adalah ketentuan yang diberlakukan dalam kedua paket ini. 1.
Bangunan bersifat permanen, dinding beton/ tembok (tidak mudah terbakar dan atap genteng/ asbes/ seng).
2.
Bangunan hanya digunakan untuk tempat tinggal (tidak ada usaha lain) dengan kanan, kiri, belakang adalah rumah tinggal permanen (seperti poin 1) atau kanan, kiri, belakang bukan rumah tinggal dengan jarak minimal 7,5 meter.
57
3.
Depan rumah terdapat jalan yang dilalui kendaraan roda empat/ kendaraan pemadam kebakaran.
4.
Untuk santunan sewa diberikan bila rumah tinggal tidak dapat dipergunakan sama sekali karena habis terbakar.
5.
Untuk penggantian kerugian yang disebabkan karena resiko banjir harus disertai dengan surat keterangan dari kelurahan setempat.
6.
Untuk bangunan tingkat, maka luas bangunan merupakan jumlah dari luas bangunan masing-masing lantai.
7.
Nilai santunan yang diberikan (point 2-7) merupakan nilai maksimum yang diterima nasabah selama 1 tahun periode asuransi.
8.
Pada saat diasuransikan, pemilik/ pengguna rumah tinggal belum memiliki polis kebakaran atas rumah tinggal yang akan diasuransikan.
9.
Tidak berlaku untuk rumah yang berada di daerah/ propinsi Maluku.
10.
Klaim dianggap kadaluwarsa jika selama 6 (enam) bulan pemegang polis atau keluarganya tidak melengkapi dokumen persyaratan klaim. Dalam pengajuan nya ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh calon
peserta di antaranya: 1.
Fotokopi KTP calon peserta.
2.
Dokumen yang berhubungan dengan rumah seperti bukti kepemilikan.
3.
Foto rumah dari berbagai sudut dan foto lingkungan.
4.
Dokumen mengenai fisik rumah.
5.
Fotokopi kartu keluarga.
6.
Data pembantu rumah tangga (jika memiliki pembantu).
58
Namun syarat yang harus dimiliki oleh setiap calon peserta adalah niat untuk menjalankan prinsip tolong menolong dalam kebaikan dan ketakwaan. Untuk struktur pengambilan keputusan di AJB Bumiputera Cabang Depok, kekuasaan penuh dipegang oleh kepala Cabang selaku pimpinan instansi. Namaun sebelumnya, Kepala Cabang mendapatkan rekomendasi dari agen dan supervisor agen. Meskipun agen dan supervisornya mengatakan bahwa calon peserta itu layak untuk mandapatka jasa asuransi, namun sepenuhnya diserahkan kepada Kepala Cabang sebagai pemegang kekuasaan tertinggi. Setelah Kepala Cabang membuat keputusan, hasil keputusan diserahkan kepada kantor wilayah dan selanjutnya diserahakan kepada pimpinan divisi pemasaran dan pimpinan pusat. Meskipun pimpinan wilayah, pimpinan divisi pemasaran dan pimpinan pusat lebih tinggi jabatannya daripada pimpinan cabang, hasil keputusan pimpinan cabang tidak dapat diganggu gugat. Pimpinan wilayah, pimpinan divisi pemasaran dan pimpinan hanya sekedar mengetahui hasil keputusan pimpinan cabang. Gambar 2.8 berikut memberikan gambaran terhadap pengambilan keputusan di kantor Cabang Depok.
59
Direktur Pemasaran
Direktur Utama
Pimpinan Wilayah
Pimpinan Cabang
Supervisor Agen
Agen
Gambar 2.8 Struktural Pengambilan Keputusan 2.11
PHP ( Pre Hypertext Processor) Penciptaan PHP dimulai pada tahun 1994 oleh Rasmus Lerdorf yang pada
awalnya digunakan untuk pencatatan jumlah dan untuk mengetahui siapa saja yang telah mengunjungi homepage-nya. PHP tergolong perangkat lunak opensource yang diatur dalam aturan GPL (General Purpose Licenses) yang sangat cocok dikembangkan dalam lingkungan web, karena PHP bisa dilekatkan pada script HTML atau sebaliknya. PHP tergolong ke dalam bahasa pemrograman yang berbasis server (server side scripting) yang berarti semua script PHP diletakkan di server dan diterjemahkan oleh web server terlebih dahulu, kemudian hasil terjemahan dikirim ke browser client. Hal ini berbeda dengan JavaScript. Kode program JavaScript harus di-download terlebih dahulu di komputer client, selanjutnya diterjemahkan oleh browser internet. Oleh karena itu,kode program JavaScript selalu tampak di halaman web yang bersangkutan, jika dilakukan penyimpanan
60
terhadap file web. Secara teknologi, bahasa pemrograman PHP memiliki kesamaan dengan bahasa ASP (Active Server Page), Cold Fusion, JSP (Java Server Pages) ataupun Perl (Suprianto, 2008). Banyak kelebihan yang dimiliki oleh PHP. Bahasa pemrograman ini dapat dijalankan di berbagai macam operating sistem misalnya Windows, LINUX dan Mac OS. Selain Apache, PHP juga mendukung beberapa web server lain seperti Microsoft IIS, Caudium, PWS dan lain-lain (Suprianto, 2008). PHP dapat memanfaatkan database untuk menghasilkan halaman web yang dinamis. Sistem manajemen database yang sering digunakan bersama dengan PHP adalah Microsoft Access, Interbase, dBase, PostgresSQL dan lainlain. Seiring perkembangannya, PHP versi 5 mendukung semua ekstensi terbaru MySQL, pengembangan web services dengan SOAP dan REST, serta ratusan peningkatan lainnya dibandingkan dengan versi-versi sebelumnya. Selain kelebihan yang telah dipaparkan, PHP juga memiliki kelebihan lain yaitu sifatnya yang opensource sehingga setiap orang dapat menggunakannya secara cumacuma atau gratis (Suprianto, 2008). Berbicara tentang control structures pada PHP, script PHP terdiri dari rangkaian pernyataan. Sebuah pernyataan dapat berupa assignment, pemanggilan fungsi, sebuah loop, pernyataan kondisional atau bahkan pernyataan kosong. Pernyataan biasanya diakhiri dengan semicolon. Sebagai tambahan, pernyataanpernyataan
dapat
dikelompokkan
menjadi
suatu
kelompok
pernyataan
penggunaan kurung kurawal ({}). Sebuah kelompok pernyataan merupakan sebuah pernyataan juga (Suprianto, 2008).
61
Dalam PHP, sebuah variabel dapat dinyatakan sebagai sebuah tempat untuk sebuah nilai tunggal. Sedangkan Array adalah sebuah tempat untuk sekumpulan nilai. Sebuah array terdiri dari sejumlah elemen yang masingmasing memiliki sebuah nilai data yang tersimpan pada elemen array tersebut dan sebuah key atau index, dimana elemen tersebut dapat dirujuk. Normalnya, sebuah index berupa integer. Secara default, array adalah basis nol artinya elemen pertama pada array memiliki index nol. Akan tetapi index juga dapat berupa string. Ada 3 (tiga) jenis array (Suprianto, 2008) yaitu: 1.
Numeric array- Array dengan ID numeric
2.
Associate array- array dimana setiap kunci ID berasosiasi dengan sebuah nilai.
3.
Multidimensional array- array yang menyimpan satu atau lebih array.
2.12
Database Database atau dalam bahasa Indonesia disebut sebagai basis data
memiliki banyak definisi dan pengertian. Beberapa definisinya adalah sebagai berikut (Ladjamudin, 2005): 1.
Menurut C.J Date, database adalah sistem terkomputerisasi yang memiliki tujuan utama untuk memelihara dan membuat informasi tersedia saat dibutuhkan. Selain itu, basis data merupakan sekumpulan tabel yang saling berhubungan satu sama lainnya.
62
2.
Database adalah sekumpulan data store (bisa dalam jumlah yang sangat besar) yang tersimpan dalam magnetic disk, optical disk, magnetic drum atau media penyimpan sekunder lainnya.
3.
Database terdiri dari data yang akan digunakan atau diperuntukkan terhadap banyak user, dimana masing-masing user akan menggunakan data tersebut sesuai dengan tugas dan fungsinya, dan user lain dapat juga menggunakan data tersebut dalam waktu yang bersamaan. Berbicara tentang database, tidak lepas dari DBMS (Database
Management System) yang merupakan paket perangkat lunak yang kompleks dan digunakan untuk mengakses dan memanipulasi database (Jogiyanto, 2005). Ada pendapat lain yang menyatakan bahwa DBMS adalah kumpulan atau gabungan database dengan perangkat lunak aplikasi yang berbasis database. DBMS merupakan koleksi terpadu dari database dan program-program komputer yang digunakan untuk memelihara dan mengakses database. Program-program tersebut menyediakan berbagai fasilitas operasi untuk memasukkan, melacak dan memodifikasi data ke dalam database, mendefinisikan data baru serta mengolah data menjadi informasi yang dibutuhkan (Ladjamudin, 2005).
2.13
MySQL MySQL merupakan salah satu jenis database server yang sangat terkenal
dan banyak digunakan. Hal ini dikarenakan MySQL menggunakan SQL (Structure Query Language) sebagai dasar untuk mengakses database. MySQL termasuk RDBMS (Relational Database Management System) yang lebih
63
populer lewat pemrograman web terutama di lingkungan Linux. Namun saat ini tersedia untuk platform OS Windows 98/ ME/ 2000/ XP (Saputro, 2005). Alasan para programmer memilih MySQL sebagai “backend” dalam mengolah database adalah (Saputro, 2005): 1.
Kecepatan, MySQL memiliki kecepatan yang lebih baik dibandingkan RDBMS lainnya.
2.
Open source, siapapun dapat dapat ambil peran dan mengembangkan MySQL dan hasil pengembangannya dapat dipublikasikan kepada para pemakai.
3.
Keamanan, MySQL menerapkan sistem keamanan dan hak akses secara bertingkat, termasuk dukungan dengan keamanan secara pengacakan lapisan data. Adanya tingkatan user dan jenis akses yang beragam. Terdapat sistem pengacakan password (encrypted password).
4.
Mudah digunakan, perintah dalam MySQL dan aturan-aturannya relatif mudah diingat dan diimplementasikan.
5.
Biaya murah, user dapat menggunakan MySQL tanpa harus biaya yang cukup mahal selama mengikuti konsep open source/ GNU Public Licenses.
6.
Lintas platform, MySQL dapat dijalankan pada beberapa sistem operasi diantaranya Linux, Windows, FreeBSD, Novell Netware, Sun Solaris, SCO OpenUnix dan IBM’s AIX.
64
7.
Kapabilitas, MySQL dapat memproses data yang tersimpan dalam database dengan jumlah 50 juta record, 60.000 tabel dan 5.000.000.000 jumlah baris dan mampu memproses 32 indeks per tabel.
2.14
XAMPP XAMPP merupakan singkatan dari X (empat sistem operasi apapun),
Apache, MySQL, PHP, Perl. XAMPP merupakan tool yang menyediakan paket perangkat lunak ke dalam satu buah paket. Dalam paketnya sudah terdapat Apache (web server), MySQL (database), PHP (server side scripting), Perl, FTP server, phpMyAdmin dan berbagai pustaka bantu lainnya. Dengan menginstall XAMPP maka tidak perlu lagi melakukan instalasi dan konfigurasi web server Apache, PHP dan MySQL secara manual. XAMPP akan menginstalasi dan mengkonfigurasikannya secara otomatis. Versi XAMPP yang ada saat ini adalah versi 1.7.3 yang terdiri atas : 1.
Apache 2.2.14 (IPv6 enabled) + OpenSSL 0.9.8l
2.
MySQL 5.1.41 + PBXT engine
3.
PHP 5.3.1
4.
phpMyAdmin 3.2.4
5.
Perl 5.10.1
6.
FileZilla FTP Server 0.9.33
7.
Mercury Mail Transport System 4.72
65
XAMPP tersedia untuk Linux, Windows, Mac OS X maupun Solaris sehingga sangat memudahkan membuat web server multiplatform. Selain itu XAMMP adalah 100% open source, tersedia bebas dan legal.
2.15
Macromedia Dreamweaver 8 Macromedia dreamweaver merupakan software web design yang berguna
unutk mendesain atau merancang web dan layout halaman web. Dalam dreamweaver dapat melakukan desain web dengan dua cara yaitu mendesain dan memprogram (Saleh et al. 2007). Macromedia Dreamweaver 8 memiliki fitur-fitur yang lebih baru dibandingkan versi sebelumnya. Adapaun fitur-fitur tersebut adalah (Saleh et al. 2007): 1.
Zoom tool and guides
2.
Visual XML data binding
3.
New CSS Styles panel
4.
CSS layout visualization
5.
Code collapse
6.
Coding toolbar
7.
Background file transfer
8.
Insert flash video command Dreamweaver 8 memiliki tiga macam tampilan untuk layout ruang kerja
diantaranya yaitu code view, design view dan code and design view (split). Untuk mempermudah dan memahami manfaat atau kegunaan ruang kerja Dreamweaver
66
8, maka ada beberapa komponen yang harus diketahui terlebih dahulu, yaitu (Saleh et al. 2007): 1.
Document window, komponen yang berguna untuk menyisipkan image, teks, animasi atau objek yang lain.
2.
Document toolbar, mengandung tombol-tombol yang menyediakan tampilan berbeda dari document window. Document toolbar terdiri dari show code view, show code and design view (split), show design view, server debug, document title, no browser/ check errors, validate markup, file management, preview/ debug in browser, refresh design view, view option dan visual aids.
3.
Status bar, berfungsi memberikan informasi atau menampilkan hirarki tag pada dokumen yang sedang aktif. Terdiri atas tag selector, hand tool, zoom tool and set magnification, window size pop up menu dan document size and estimated download time.
4.
Insert bar, berisi tombol-tombol yang berfungsi untu menyisipkan berbagai macam objek. Kategori-kategori dalam insert bar adalah common, layout, forms, text, HTML, application, flash elements dan favorites.
5.
Coding toolbar, berisikan tombol-tombol yang memberikan fasilitas untuk dapat menggunakan banyak operasi pada tag-tag HTML
6.
Property inspector, merupakan komponen yang memberikan fasilitas untuk melihat atau mengedit berbagai property elemen yang dipilih seperti teks, tabel dan layer.
67
7.
Files panel, berfungsi mengatur file dan folder yang dibuat dalam dreamweaver yang juga dapat melakukan koneksi ke remote server.
8.
CSS styles panel, memberikan fasilitas untuk membuat, meng-edit, melihat, menghapus atau mengekspor style sheet dengan mudah. Modus yang dimiliki panel ini yaitu All dan Current.
2.16
Pengujian Perangkat Lunak Pengujian adalah sebuah proses terhadap aplikasi atau program untuk
menemukan segala kesalahan dan segala kemungkinan yang akan menimbulkan kesalahan sesuai dengan spesifikasi perangkat lunak yang telah ditentukan sebelum aplikasi tersebut diserahkan kepada pelanggan (Simarmata, 2010). Pengujian yang baik adalah pengujian yang dilakukan dengan probabilitas penemuan kesalahan yang tidak diduga, sedangkan pengujian yang sukses adalah pengujian yang berhasil mengatasi penyelesaian penemuan kesalahan yang tidak diduga (Simarmata, 2010).
2.16.1 Black Box Testing Test case ini bertujuan untuk menunjukkan fungsi perangkat lunak tentang cara beroperasinya, apakah pemasukan data keluaran telah berjalan sebagaimana yang diharapkan dan apakah informasi yang disimpan secara eksternal selalu dijaga kemutakhirannya. Klasifikasi black box testing mencakup beberapa pengujian, yaitu (Simarmata, 2010):
68
1.
Pengujian fungsional (functional testing), merupakan pengujian fitur dan perilaku operasional produk untuk memastikan apakah mereka sesuai dengan spesifikasinya. Pengujian ini mengabaikan mekanisme internal sistem atau komponen dan hanya berfokus pada keluaran yang dihasilkan sebagai respon terhadap input yang dipilih dan kondisi eksekusi.
2.
Pengujian tegangan (stress testing), merupakan pengujian yang dilakukan untuk mengevaluasi sistem atau komponen pada atau di luar batas persyaratan tertentu untuk menentukan beban dimana gagal dan bagaimana bisa gagal. Pengujian ini menggunakan tingkat simulasi beban yang sangat tinggi .
3.
Pengujian beban (load testing), merupakan pengujian yang dilakukan untuk
mengevaluasi
pemenuhan
sistem
atau
komponen
dengan
persyaratan kinerja yang ditetapkan. Pengujian dilakukan dengan menggunakan alat tes otomatis untuk mensimulasikan sejumlah besar pengguna. 4.
Pengujian khusus (Ad-hoc testing), merupakan praktek pengujian untuk proyek-proyek
dengan
menggunakan
metodologi
tagile
dimana
pengembang diperlakukan sebagai pelanggan pengujian dan menekankan pada paradigma rancangan uji pertama 5.
Pengujian penyelidikan (exploratory testing), merupakan pengujian perangkat lunak yang menekankan pada kebebasan dan tanggung jawab tester
untuk
terus
mengoptimalkan
kualitas/
karyanya
dengan
memperlakukan tes yang berhubungan dengan pembelajaran, interpretasi
69
uji desain, pelaksanaan tes, dan hasil pengujian sebagai kegiatan yang saling mendukung yang berjalan secara paralel sepanjang proyek 6.
Pengujian usabilitas (usability testing), merupakan teknik yang digunakan untuk mengevaluasi produk dengan mengujinya pada pengguna. Pengujian ini berfokus pada pengukuran kapasitas produk buatan manusia untuk memenuhi tujuan yang dimaksudkan
7.
Pengujian asap (smoke testing), merupakan sebuah tes cepat untuk menguji fungsi utama dari sebuah pekerjaan perangkat lunak.
8.
Pengujian pemulihan (recovery testing), merupakan pengujian yang bertujuan unutk memastikan bahwa program pulih dari hal-hal yang tidak diharapkan atau tidak terduga tanpa kehilangan data atau fungsi. Hal-hal yang dimaksud dapat berupa kekurangan disk space.
9.
Pengujian volume (volume testing), mengacu pada pengujian aplikasi perangkat lunak dengan jumlah tertentu dari data. Jumlah ini dapat berupa database atau bisa juga menjadi ukuran dari sebuah interface
10.
Pengujian domain (domain testing), merupakan pengujian yang bertujuan untuk memeriksa nilai-nilai yang diambil oleh sebuah variabel, kondisi, atau indeks dan untuk membuktikan bahwa mereka berada di luar kisaran tertentu atau valid.
11.
Pengujian
skenario
(scenario
testing),
merupakan
definisi
dari
serangkaian kasus uji atau skrip tes dan urutan di mana mereka akan dieksekusi.
70
12.
Pengujian regresi (regression testing), pengujian ulang program sebelumnya diuji berikut modifikasi untuk memastikan bahwa kesalahan belum diperkenalkan atau ditemukan sebagai hasil dari perubahan yang dilakukan
13.
Penerimaan pengguna (user acceptance), merupakan pengujian yang dilakukan untuk memungkinkan pengguna/ pelanggan dalam menentukan apakah akan menerima sebuah produk perangkat lunak. Biasanya dilakukan untuk memvalidasi perangkat lunak memenuhi seperangkat kriteria penerimaan yang telah disepakati
14.
Pengujian alfa (alfa testing), merupakan simulasi pengujian operasional atau aktual oleh pengguna potensial / pelanggan atau tim uji independen di situs pengembang. Pengujian alfa sering digunakan untuk off-the-shelf software sebagai bentuk pengujian penerimaan internal, sebelum perangkat lunak dilanjutkan ke pengujian beta.
15.
Pengujian beta (beta testing), dilakukan setelah pengujian alfa dan dapat dianggap sebagai bentuk eksternal pengujian penerimaan pengguna. Pengujian dari rilisnya suatu produk perangkat lunak yang dilakukan oleh pelanggan dan di luar tim pemrograman.
2.17
Studi Literatur Penelitian Sejenis Sebagai referensi tambahan dan pendukung penelitian, maka data tidak
hanya dikumpulkan melalui membaca buku yang berkaitan dengan topik dan melakukan studi lapangan, namun juga dengan membaca dan mempelajari
71
penelitian yang sejenis berkaitan dengan Decision Support System khususnya yang menggunakan model Yager. Penelitian sejenis didapatkan dari beberapa jurnal dan skripsi yang pada umumnya ditulis oleh mahasiswa dan dosen. Berikut adalah contoh dari penelitian tersebut. Tabel 2.6 Penelitian tentang Decision Support System No 1 2 3
4 5 6
Peneliti Ronald R. Yager Wenhui Zhang Kusnandar dan Marimin Ronald R. Yager Rami Zwick Ronald R. Yager
7
Azizollah Jafari et al.
8
Engemann et al.
9
Yujun Luo Guiwu Wei
10
11
12
Christer Carlsson dan Robert Full´er Ayu Permatasari dan Sarwo Tri Adel HatamiMarbini et al.
Judul Penelitian Fuzzy Modeling for Intelligent Decision Making Under Uncertainty Handover Decision Using Fuzzy MADM in Heterogeneous Networks Pengembangan Produl Agroindustri Jamu dan Analisis Struktur Kelembagaannya Decision Making Using Minimization of Regret
Model SPK Fuzzy Attitude dan Fuzzy MADM Yager
Tahun
Fuzzy MADM Yager
2003
Fuzzy MADM Yager
2003
Fuzzy MADM Yager dan Max-min Regret
2004
The Evaluation of Verbal Models Multiple Objective Decision-Making Using Fuzzy Sets Using Fuzzy Delphi Method in Maintenance Strategy Selection Problem Computational Intelligence for Risk and Disaster Management Multiple Attribute Decision Making with Intuitionistic Fuzzy Information and Uncertain Attribute Weights Using Minimization of Regret Fuzzy Multiple Criteria Decision Making: Recent Developments
Fuzzy MADM Yager
2008
Fuzzy MADM Yager
2008
Fuzzy Delphi, SAW dan Fuzzy MADM Yager
2008
Fuzzy Attitude dan Yager
2008
Fuzzy Intuitionistic dan Fuzzy MADM Yager
2009
Berbagai macam Fuzzy MADM
2010
Fuzzy MADM Yager
2010
Fuzzy DEA dan Fuzzy MADM Yager
2011
Sistem Pengambilan Keputusan Pembelian Rumah dengan Menggunakan Fuzzy Data Envelopment Analysis with Fuzzy Parameters: An Interactive Approach
2000
72
BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Metode Pengumpulan Data
3.1.1
Observasi Observasi dilakukan dengan melihat langsung proses dan kegiatan bisnis
yang berjalan pada AJB Bumiputera 1912 Cabang Depok, Margonda. Dan hasil yang akan di capai adalah melihat proses bisnis yang terjadi, dan melihat segala kegiatan atau mencari data yang diperlukan untuk penelitian. Kegiatan pengamatan langsung ini dilakukan di bawah pengawasan Manager dari AJB Bumiputera 1912 Cabang Depok, Margonda. Beliau memberikan data bagaimana menerima calon peserta asuransi serta prosedurprosedur yang harus dipenuhi calon peserta. Selain itu juga memberitahukan bagaimana sistem pembayaran premi dan pengajuan klaim. Kegiatan observasi dilakukan selama menjalani riset lapangan yang bersamaan kegiatannya dengan Praktek Kerja Lapangan pada tanggal 1 Desember 2010 hingga tanggal 19 Januari 2011. Kemudian dilanjutkan dengan riset skripsi pada tanggal 14- 18 Maret 2011 yang bertempat di AJB Bumiputera 1912 Cab. Depok, Jl. Margonda Raya no 270, Depok. Bukti observasi terlampir.
3.1.2
Wawancara Wawancara dilakukan dengan mengadakan tanya jawab dengan Budi
Heryana, SH selaku Kepala Cabang dan R. Wanda selaku Customer Service
73
untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam perancangan dan pembuatan sistem pendukung keputusan pada AJB Bumiputera 1912 Cabang Depok. Selain itu, wawancara juga dilakukan kepada kepada beberapa yang berada di sana. Dari wawancara yang dilakukan dapat diketahui bagaimana alur penerimaan peserta asuransi pada AJB Bumiputera 1912 Cab. Depok (sistem berjalan). Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa penerimaan calon peserta asuransi di AJB Bumiputera 1912 masih dilakukan secara manual dan analisis yang dilakukan terhadap kriteria rumah belum maksimal. Bukti wawancara terlampir.
3.1.3
Studi Pustaka Metode ini dilakukan dengan cara membaca dan mempelajari buku serta
yang berhubungan dengan analisis dan perancagan sistem, sistem pendukung keputusan, pemrograman juga yang mendukung topik yang akan dibahas dalam penelitian ini. Selain itu juga mengunjungi website yang berhubungan dengan topik dalam skripsi ini. Adapun referensi dalam penyusunan penelitian ini terdiri dari 20 buku, 12 jurnal dan 2 referensi dari website, selengkpanya dapat dilihat pada Daftar Pustaka.
3.1.4
Studi Literatur Penelitian Sejenis Sumber literatur yang dipergunakan di dalam penulisan skripsi ini adalah
studi literatur hasil dari penelitian atau hasil penulisan karya ilmiah (jurnal) khususnya berkaitan dengan Decision Support System dan Fuzzy MADM (Fuzzy
74
Multi attribute Decision Making) model Yager. Ada 12 penelitian yang dijadikan bahan pembelajaran bagi peneliti. Berbeda dengan yang ada pada Bab II, pada Bab III menunjukkan kelemahan dan kekurangan dari penelitian atau penulisan karya ilmiah tersebut. Berikut disajikan dalam Tabel 3.1. Tabel 3.1 Penelitian Sejenis tentang Decision Support System No
1
2
3
4
Peneliti Rami Zwick
Ronald R. Yager
Ronald R. Yager
Yujun Luo Guiwu Wei
5
Ronald R. Yager
6
Wenhui
Judul Penelitian The Evaluation of Verbal Models
Kelebihan Mampu membandingkan beberapa model Fuzzy MADM
Decision Making Using Minimization of Regret
Membandingkan model Max-min Regret dengan Max-min klasik menggunakan model Yager
Fuzzy Modeling for Intelligent Decision Making Under Uncertainty
Pengambilan keputusan yang tidak pasti diselesaikan dengan fungsi-fungsi dari spesifikasi yang disediakan pembuat keputusan
Multiple Attribute Decision Making with Intuitionistic Fuzzy Information and Uncertain Attribute Weights Using Minimization of Regret Multiple Objective Decision-Making Using Fuzzy Sets
Mentransformasikan Fuzzy intuitionistic ke dalam matriks skor alternative
Handover Decision
Membuktikan Yager juga mampu beroperasi dalam Fuzzy MCDM bukan hanya Fuzzy MADM
Penerapan Fuzzy MADM
Kekurangan Sekedar evaluasi teori, tidak ada perhitungan matematis Penerapannya lebih condong kepada metode min, padahal yang dibahas adalah Maxmin Fungsi-fungsi dibangun setelah keputusan dibuat bukan sebelum keputusan dihasilkan Tidak adanya contoh verifikasi dari pendekatan yang diusulkan sebagai gambaran keberhasilan Objek-objek yang ada tidak mampu memperlihatka n seberapa pentingnya mereka dalam kasus tersebut Hasil
75
Zhang
7
8
9
10
11
12
Adel HatamiMarbini et al.
Azizollah Jafari et al.
Engemann et al.
Christer Carlsson dan Robert Full´er
Ayu Permatasari dan Sarwo Tri
Kusnandar dan Marimin
Using Fuzzy MADM in Heterogeneous Networks Data Envelopment Analysis with Fuzzy Parameters: An Interactive Approach Using Fuzzy Delphi Method in Maintenance Strategy Selection Problem
Computational Intelligence for Risk and Disaster Management Fuzzy Multiple Criteria Decision Making: Recent Developments
mampu menangani informasi yang tidak tepat yang dari beberapa kriteria dan preferensi pengguna Mampu mengukur efisiensi relatif dari decision making unit
keputusan tidak baku dan masih diperdebatkan
Model Yager mampu mengubah nomor Fuzzy SAW dan Fuzzy Delphi
Langkahlangkah utama yang disusun dengan algoritma heuristik tidak ditampilkan Untuk ukuran dispersi masih menggunakan angka klasik atau tradisional Lebih berorientasi pada Fuzzy MCDM, Fuzzy MADM hanya beberapa model, begitu pun dengan MADM klasik Tidak memperlihatka n perhitungan model Yager, hanya pengujian terhadap kriteria-kriteria yang ada Tidak adanya pengembangan alternatif produk yang spesifik dari produk terpilih
Model Fuzzy Attitude dan Model Yager berjalan selaras sehingga mampu menilai keseluruhan alternatif kontrol Mampu membuktikan bahwa semua model Fuzzy (MADM dan MCDM) dapat bekerjasama dalam satu kasus dengan hsil yang tidak jauh berbeda
Sistem Pengambilan Keputusan Pembelian Rumah dengan Menggunakan Fuzzy
Sistem yang dinamis memudahkan admin dalam pengelolaan sistemnya, karena semua langsung dilakukan oleh sistem.
Pengembangan Produl Agroindustri Jamu dan Analisis Struktur Kelembagaannya
Penggabungan Fuzzy non-numeric decision making dengan ISMVAXO, menciptakan analisis yang tepat untuk struktur kelembagaan dan pemilihan alternatif produk jamu
Tidak adanya evaluasi kerja decision making
76
3.2
Metode Pengembangan Sistem Dalam melakukan penelitian terhadap pengembangan sistem pendukung
keputusan dalam penerimaan calon peserta asuransi RumahKoe Syaiah ini, dilakukan beberapa tahapan pada pengembangan dengan menggunakan metode RUP (Rational Unified Process). RUP menyediakan pendekatan disiplin untuk menetapkan tugas dan tanggung jawab dalam pengembangan organisasi (Kroll dan Kruchten, 2003). Dalam RUP tedapat empat fase yaitu Inception, Elaboration, Construction dan Transition.
3.2.1
Fase Permulaan (Inception Phase) Dalam tahap ini, terdapat beberapa langkah yang perlu dilakukan di
dalam pembangunan sistem pada skripsi ini, yaitu: 1.
Bussiness Modelling Workflow a.
Profil AJB Bumiputera 1912, merupakan sejarah singkat mengenai AJB Bumiputera 1912.
b.
Identifikasi Masalah, identifikasi terhadapa masalah yang terjadi di AJB Bumiputera 1912 Cabang Depok untuk produk RumahKoe Syariah.
c.
Identifikasi Sistem Berjalan, merupakan identifikasi terhadap sistem yang berjalan dalam penerimaan calon peserta RumahKoe Syariah di AJB Bumiputera 1912 Cabang Depok.
2.
Requirement Workflow
77
a.
Alternatif Pemecahan Masalah, merupakan solusi yang penulis berikan terhadap masalah yang dihadapi pada sistem berjalan.
b.
Identifikasi Ruang Lingkup Sistem, melakukan identifikasi terhadap kriteria-kriteria yang dijadikan acuan dalam proses penilaian calon peserta.
c.
Identifikasi
Analisis
Persyaratan
Sistem,
mengidentifikasi
persyaratan fungsional dan non- fungsional. d.
Estimasi Risk, menjelaskan mengenai estimasi resiko-resiko dan solusi yang dihadapi dalam proses pembangunan sistem.
e.
Kelebihan dan Kekurangan Sistem, menjelaskan kekurangan dan kelebihan dari sistem yang berjalan dan sistem yang diusulkan.
3.2.2
Fase Pembangunan (Elaboration Phase) Dalam tahap ini, terdapat beberapa langkah yang perlu dilakukan untuk
pembangunan sistem pada skripsi ini, yaitu: 1.
Analysis and Design Workflow a.
Membuat perhitungan menggunakan model Yager
b.
Membuat design model dengan pemodelan object oriented
c.
Use case diagram dan narasi use case analysis
Activity diagram
Class Diagram
Sequence diagram
Membuat Graphic User Interface
78
2.
Implementation Workflow Menjelaskan tentang integration build plan yang merupakan daftar tentang urutan pembangunan modul-modul dalam sistem pendukung keputusan penerimaan calon peserta RumahKoe Syariah.
3.
Test workflow Menjelaskan tentang test procedure yang berisi modul apa saja yang akan diuji, bagaimana menguji menu-menu tersebut dan siapa yang melakukan pengujian terhadap menu-menu tersebut.
3.2.3
Fase Konstruksi (Construction Phase) Terdapat beberapa langkah yang perlu dilakukan dalam tahap ini untuk
pembangunan sistem dalam skripsi ini, yaitu: 1.
Implementation Workflow Membuat aplikasi sistem Informasi Pendukung Keputusan Penerimaan Calon Peserta RumahKoe Syariah.
2.
Test Workflow Membuat alpha testing terhadap aplikasi sistem informasi pendukung keputusan penerimaan calon peserta RumahKoe Syariah dengan menggunakan metode black box testing, dimana penulis melakukan input data pada sistem dengan melihat output-nya apakah telah sesuai dengan proses bisnis yang diharapkan.
79
3.
Deployment Workflow Membuat arsitektur fisik sistem menggunakan Deployment Diagram.
3.2.4
Fase Transisi (Transition Phase) Dalam tahapan ini, kegiatan dalam pembangunan sistem yang dilakukan
adalah Deployment Workflow. Deployment Workflow dilakukan dengan pembuatan user manual yang digunakan oleh pengguna dan administrator dalam memanfaatkan Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan Calon Peserta Asuransi RumahKoe Syariah dan menanggulangi masalah-masalah yang mungkin nantinya akan ditemukan dalam pengoperasian sistem atau saat penggunaan sistem. Dengan selesainya tahap ini, maka berakhirlah proses pembangunan Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan Calon Peserta Asuransi RumahKoe Syariah pada AJB Bumiputera 1912 Cabang Depok.
3.3
Model Yager Model Yager akan menghasilkan penilaian berdasarkan metode tersebut.
Metode ini juga membantu dalam pengambilan keputusan, siapa yang layak untuk diterima sebagai peserta asuransi RumahKoe Syariah. Model Yager dipilih karena metode ini menentukan nilai bobot untuk setiap kriteria dan nilai angka diubah kedalam bentuk bilangan fuzzy lalu dilakukan pengelompokan untuk diubah ke dalam bentuk bilangan crisp atau bilangan angka dan selanjutnya dengan proses perankingan yang akan menyeleksi alternatif terbaik dari sejumlah alternatif.
80
Adapun tahap-tahap yang dilakukan dalam model Yager ini adalah: 1.
Membuat matriks perbandingan kriteria terlebih dahulu.
2.
Melakukan normalisasi untuk mendapatkan vektor bobot
3.
Menghitung nilai lamda maks, CI dan CR
4.
Mengkonversi kualitas kriteria dalam nilai crisp
5.
Menghitung dan membuat matriks nilai C dengan cara memangkatkan nilai crisp terhadap vektor barisnya
6.
Menentukan nilai minimal dari setiap atribut (vektor D)
7.
Menetukan nilai terbesar dari vektor D sebagai hasil
3.4
Kerangka Berpikir Penelitian Kerangka berpikir adalah serangkaian konsep dan kejelasan hubungan
antar konsep tersebut yang dirumuskan oleh peneliti berdasar tinjauan pustaka (teori dan hasil-hasil penelitian terdahulu) dan digunakan sebagai dasar untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian yang diangkat. Jadi kerangka pikiran merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasikan sebagai masalah penting. Penyusunan penelitian tentang sistem pendukung keputusan penerimaan calon peserta asuransi RumahKoe syariah ini disusun melalui beberapa tahapan dalam sebuah kerangka berpikir penelitian. Kerangka berpikir ini dibuat sebagai acuan dalam penyusunan dan pengembangan sistem yang dilakukan. Adapun kerangka berpikir yang dilakukan dapat dilihat pada Gambar 3.1.
81
Profil AJB Bumiputera 1912
Mulai
Identifikasi masalah Bussiness Modelling Workflow
Metode Observasi (Jogiyanto, 2008)
Metode Pengumpulan data
Metode Wawancara (Jogiyanto, 2008)
Identifikasi Sistem Berjalan
Alternatif Pemecahan Masalah
Studi Pustaka (Lily, 2007)
Identifikasi RuangLingkup Sistem
Requirement Workflow
Identifikasi Analisis Persyaratan Sistem
Estimasi Risk Inception Phase
Metode Pengembangan Sistem (Metode Rational Unified Process/ RUP (Kruchten, 2003))
Kelebihan dan Kekurangan sistem
Analysis and Design Workflow
Membuat perhitungan model Yager
Use case Diagram dan narasi Use Case Analysis
Membuat design model
Activity Diagram
Membuat Graphic User Interface (GUI) Elaboration Phase Implementation workflow
Membuat perancangan modulmodul
Test workflow
Membuat test procedure
Implementation Workflow
Coding
Test Workflow
Pengujian sistem
Deployment Workflow
Deployment diagram
Class Diagram
Sequence Diagram
Selesai
Construction Phase
Transition Phase
Deployment Workflow
Gambar 3.1 Kerangka Berpikir Penelitian
Black box testing
82
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dijelaskan tahapan pengembangan sistem yang digunakan dalam laporan tugas akhir. Dalam penelitian ini, menggunakan metodologi pengembangan sistem RUP.
4.1
Inception Phase (Fase Permulaan) Tahap yang merupakan langkah awal untuk pengidentifikasian
kebutuhan-kebutuhan sistem yang akan dibuat. Hal-hal yang dilakukan dalam tahap ini adalah business modelling workflow dan requirement workflow yaitu menganalisis, merumuskan dan menentukan perencanaan, cakupan dan kebutuhan utama bisnis.
4.1.1
Business Modelling Workflow Dalam tahap ini, perlu adanya pengenalan tehadap instansi tempat
peneliti melakukan riset dalam hal ini adalah AJB Bumiputera. Dimulai dengan mengetahui bagaimana profil perusahaan, mengidentifikasi masalah dan mengidentifikasi sistem yang berjalan. Dengan mengetahui bagaimana dan apa yang terjadi pada perusahaan, peneliti dapat melakukan perancangan dan pembangunan sistem sesuai dengan yang diinginkan pihak instansi.
83
4.1.1.1
Profil AJB Bumiputera 1912 Bumiputera didirikan sudah diniatkan untuk menjadi perusahaan
asuransi yang memiliki fungsi untuk membantu para guru yang nasibnya memprihatinkan dan pada awalnya bernama Onderlinge Levensverzekering Maatschappij PGHB (O.L. Mij. PGHB). Berdirinya Bumiputera pertama kali dicetuskan dalam Kongres Budi Oetomo tahun 1910 oleh sekretaris Persatuan Guru-guru Hindia Belanda (PGHB) yang juga merangkap sebagai sekretaris I PB (Pengurus Besar) Budi Oetomo. Beliau adalah M. Ng. Dwidjosewojo. Gagasannya ini terealisasi dan menjadi salah satu keputusan Kongres pertama PGHB pada tanggal 12 Februari 1912 di Magelang. M. Ng. Dwidjosewojo sebagai Presiden Komisaris mengikutsertakan M.K.H. Soebroto sebagai Direktur dan M. Adimidjojo sebagai Bendahara. Ketiga orang ini kemudian dikenal sebagai "tiga serangkai" pendiri Bumiputera, sekaligus peletak batu pertama industri asuransi nasional Indonesia. Bumiputera merupakan badan usaha yang unik dan berbeda dari badan usaha lainnya. Sistem kepemilikan dan kepenguasaannya bersifat "mutual" atau "usaha bersama". Semua pemegang polis adalah pemilik perusahaan yang mempercayakan wakil-wakil mereka di Badan Perwakilan Anggota (BPA) untuk mengawasi jalannya perusahaan. Asas mutualisme ini, yang kemudian dipadukan dengan idealisme dan profesionalisme pengelolanya yang merupakan kekuatan utama Bumiputera. Tiga asas ini yang kemudian dijadikan sebagai falsafah atau nilai-nilai budaya kerja perusahaan.
84
Saat ini Bumiputera yang memiliki kurang lebih 18.000 pekerja, melindungi lebih dari 9.7 juta jiwa rakyat Indonesia, dengan jaringan kantor sebanyak 576 di seluruh pelosok Indonesia tengah berada di tengah capaian baru industri asuransi Indonesia. Sejumlah perusahaan asing menyerbu dan masuk menggarap pasar domestik. Mereka menjadi rekan sepermainan yang ikut meramaikan dan bersama-sama membesarkan industri yang dirintis oleh pendiri Bumiputera. Bagi Bumiputera, iklim kompetisi ini meniupkan semangat baru, karena makin menegaskan perlunya komitmen, kerja keras dan profesionalisme. Namun berbekal pengalaman panjang melayani rakyat Indonesia berasuransi hampir seabad, menjadikan Bumiputera bertekad untuk tetap menjadi tuan rumah di negeri sendiri, menjadi asuransi bangsa Indonesia sebagaimana visi awal pendirinya. Bumiputera ingin senantiasa berada di benak dan di hati rakyat Indonesia. Dari 576 jaringan kantor yang tersebar di Indonesia, AJB Bumiputera 1912 Cab. Depok adalah salah satu cabang yang sukses dalam melindungi pesertanya. AJB Bumiputera 1912 Cab. Depok berdiri pada tanggal 12 Februari 2007 bersamaan dengan didirikannya AJB Bumiputera 1912 Cab. Pancoran Mas. Awal mulanya, kantor cabang ini berdiri di bawah kanwil Bogor. Namun sejak tahun 2009, berpindah tangan ke kanwil Jakarta selatan. Dari awal berdiri hingga sekarang, kantor Cabang Depok ini masih berkedudukan di Jl. Margonda Raya No. 270 Margonda, Depok.
85
4.1.1.2
Logo Perusahaan
Gambar 4.1 Logo AJB Bumiputera 1912
4.1.1.3
Struktur Organisasi Perusahaan Gambar 4.2 di bawah ini menggambarkan struktur organisasi
perusahaan AJB Bumiputera 1912 secara umum. Badan Perwakilan Anggota
Dewan Komisaris
Sekretaris BPA/ Dekom
Direktur Utama
Sekretaris Perusahaan
Direktur Pemasaran
Direktur Kepatuhan
Divisi ASPER
Cabang AS. Perorangan
Divisi ASKUM
Cabang AS Kumpulan
Divisi Syariah
Cabang AS Syariah
Direktur Tekhnik Dan Keuangan
Direktur SDM
Direktur Investasi
Departemen Pengawasan
Departemen Aktuaria
Departemen Umum
Divisi Manajemen Dana
Departemen Hukum
Departemen Keuangan
Departemen SDM
Divisi Property
Departemen Teknologi Informasi
Departemen Pertanggungan
Departemen Klaim
Departemen Konservasi
Gambar 4.2 Struktur Organisasi AJB Bumiputera 1912
Departemen Akuntansi
86
Sedangkan Gambar 4.3 menunjukkan struktur organisasi di AJB Bumiputera 1912 Cab. Depok. Budi Heryana, SH Kepala Cabang
Gatot Suseno Kepala keuangan
Murobi Adm dan Keuangan
Dwi Puji Kasir
R. Wanda Customer Service
Arif Rahman Hakim SPV Agen
Agen AJB Bumiputera 1912 cab. Depok
Gambar 4.3 Struktur Organisasi AJB BUmiputera 1912 Cab. Depok
4.1.1.4
Visi, Misi dan Falsafah (Nilai-nilai Budaya Kerja) Perusahaan Visi AJB Bumiputera 1912 menjadi perusahaan asuransi jiwa nasional yang kuat, modern dan menguntungkan didukung oleh Sumber Daya Manusia (SDM) profesional yang menjunjung tinggi nilai-nilai idealisme serta mutualisme.
87
Misi Menjadikan Bumiputera senantiasa berada di benak dan di hati masyarakat Indonesia dengan:
Menyediakan pelayanan dan produk jasa asuransi jiwa berkualitas sebagai wujud partisipasi dalam pembangunan nasional melalui peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Menyelenggarakan berbagai pendidikan dan pelatihan untuk menjamin pertumbuhan kompetensi karyawan, peningkatan produktivitas dan peningkatan kesejahteraan, dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan perusahaan kepada pemegang polis.
Mendorong terciptanya iklim kerja yang motivatif dan inovatif untuk mendorong proses bisnis internal perusahaan yang efektif dan efisien.
Falsafah (Nilai-nilai Budaya Kerja) Perusahaan Sebagai perusahaan perjuangan, Bumiputera memiliki falsafah sebagai berikut:
Idealisme Senantiasa memelihara nilai-nilai kejuangan dalam mengangkat kemartabatan anak bangsa sesuai sejarah pendirian Bumiputera sebagai perusahaan perjuangan.
Kebersamaan Mengedepankan
sistem
kebersamaan
dalam
pengelolaan
88
perusahaan
dengan
memberdayakan
potensi
komunitas
Bumiputera dari, oleh dan untuk komunitas Bumiputera sebagai manifestasi perusahaan rakyat.
Profesionalisme Memiliki komitmen dalam pengelolaan perusahaan dengan mengedepankan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance) dan senantiasa berusaha menyesuaikan diri terhadap tuntutan perubahan lingkungan.
4.1.1.5
Identifikasi Masalah Identifikasi masalah yang dilakukan yaitu identifikasi terhadap
masalah yang terjadi di AJB Bumiputera 1912 Cabang Depok, Margonda. Di sini ditemukan permasalahan yang ada di bagian Penerimaan Calon peserta Asuransi yaitu perusahaan tidak memiliki sistem penilaian calon peserta asuransi yang terkomputerisasi atau masih dilakukan dengan cara manual. Pada sistem yang berjalan saat ini, ketika perusahaan melakukan proses analisis penilaian, kepala cabang selaku pengambil keputusan hanya menganalisis dari data yang tersedia pada database calon peserta, lalu data calon peserta dicocokkan dengan standar kriteria yang dimiliki perusahaan dalam menilai calon peserta asuransi untuk memutuskan siapa yang layak untuk diterima menjadi peserta asuransi. Dengan cara ini proses pengambilan keputusan akan berjalan lama dan kurang efektif. Belum adanya sistem informasi yang memproses penganalisaan penilaian secara terkomputerisasi juga menyebabkan
89
terjadinya proses penilaian berulang pada calon peserta asuransi yang sama. Apabila terjadi kesalahan dalam menganalisis serta proses penilaian calon peserta asuransi, dimana daya jangkau dari calon peserta asuransi yang dipilih tidak sesuai dengan sasaran perusahaan, maka akan merugikan perusahaan itu sendiri. Dari permasalahan tersebut, dapat disimpulkan bahwa diperlukannya sebuah sistem pendukung keputusan dalam penerimaan calon peserta asuransi yang terkomputerisasi sehingga proses pengambilan keputusan dapat berlangsung cepat, efektif dan hasil yang didapatkan sesuai dengan standar kriteria yang dimiliki AJB Bumiputera 1912 Cabang Depok, Margonda.
4.1.1.6
Identifikasi Sistem Berjalan Sistem penilaian calon peserta RumahKoe Syariah pada sistem yang
berjalan di AJB Bumiputera 1912 sebagai berikut : a.
Formulir Aplikasi RumahKoe Syariah yang diterima dari agen-agen penyalur calon peserta asuransi, oleh Customer Service dilakukan validasi dan pengecekkan kelengkapan dokumen aplikasi RumahKoe Syariah berdasarkan ketentuan yang berlaku.
b.
Setelah dilakukan pengecekan kelengkapan dokumen beserta validitasnya, maka Customer Service menginput data identitas calon peserta ke dalam sistem.
c.
Dengan melihat biodata calon peserta yang telah dimasukkan oleh bagian Customer Service, Kepala Cabang akan memulai melakukan tahap analisis terhadap data-data tersebut. Tahap analisis dilakukan secara manual.
90
d.
Jika permohonan ditolak maka akan dibuatkan surat pemberitahuan penolakan persetujuan permohonan RumahKoe syariah secara manual kepada calon peserta tanpa disertai alasan penolakan yang akan dibuatkan customer service.
e.
Dan jika permohonan disetujui, maka proses selanjutnya customer service melakukan pencetakkan polis RumahKoe Syariah yang disetujui oleh pihak AJB Bumiputera 1912. Berikut gambaran atau rich picture dari sistem yang berjalan di AJB
Bumiputera 1912 Cab. Depok, Margonda.
Calon Peserta RumahKoe syariah
Agen AJB Bumiputera 1912 Depok
Forrmulir Calon Peserta RumahKoe syariah
CS melakukan Pengecekan
CS memasukkan data calon peserta
simpan
Database Pemohon
Dibuatkan surat penolakan secara manual
Permohonan ditolak
menentukan
Kepala cabang melakukan penilaian secara manual
Dibuatkan polis
Permohonan diterima
Gambar 4.4 Sistem yang Sedang Berjalan
lihat
91
4.1.2
Requirement Workflow Requirement workflow dijadikan sebagai tahapan untuk merumuskan
dan menetukan perencanaan serta hal-hal utama yang dibutuhkan dalam sistem. Juga melihat resiko-resiko yang mungkin terjadi setelah sistem selesai dibuat.
4.1.2.1
Alternatif Pemecahan Masalah Untuk keefektifan kinerja bagian dalam menganalisa penilaian calon
peserta RumahKoe Syariah, perlu adanya sebuah sistem yang secara otomatis mengolah data dalam menilai calon peserta RumahKoe Syariah dan penyimpanan terdistribusi peserta RumahKoe Syariah untuk mengurangi kesalahan-kesalahan. Dari permasalahan akan ketidakefektifan waktu dalam mengambil keputusan penerimaan calon peserta RumahKoe Syariah perlu dibuat sistem informasi pendukung keputusan penilaian calon peserta RumahKoe Syariah yang secara otomatis melakukan penilaian kepada calon peserta RumahKoe Syariah pada bagian analis AJB Bumiputera 1912 Cabang Depok, Margonda. Berikut halhal yang perlu dirancang untuk pendukung sistem usulan: a.
Calon peserta yang dibawa oleh agen mengisi form pendaftaran calon peserta. Form kemudian dicek oleh Agen dan memvalidasinya.
b.
Bagian customer service(admin) meng-input data-data calon peserta pada sistem. Setelah proses penginputan selesai sistem akan menampilkan data hasil input tadi sebagai konfirmasi, apakah ada kesalahan dalam pengisian atau tidak, jika ada kesalahan maka user dapat melakukan proses edit pada
92
sistem, jika tidak ada maka data secara otomatis akan tersimpan di dalam database. c.
Karena database calon peserta terintegrasi dengan Sistem
Pendukung
Keputusan, maka Kepala cabang (eksekutif) tidak lagi melakukan analisis penerimaan secara manual, melainkan proses penilaian akan secara otomatis dihitung oleh sistem berdasarkan informasi kebenaran data calon peserta. Eksekutif hanya memantau sistem dan menganalisis kebenaran penilaian sehingga meminimalisasi waktu yang digunakan. Untuk proses perhitungannya, Eksekutif menginput nilai matriks untuk setiap kriteria kemudian memilih nama-nama calon yang akan dihitung skornya dengan model Yager. d.
Output sistem berupa hasil perhitungan penilaian masing-masing calon peserta, laporan calon peserta RumahKoe Syariah dan grafik perbandingan calon penerima satu dengan calon penerima lainnya. Berikut gambaran sistem usulan :
93
Formulir Calon Peserta RumahKoe Syariah
Agen dan Calon peserta
Admin memasukkan data calon peserta
Eksekutif menganalisa pemohon berdasarkan kriteria
simpan
Database Calon peserta
Database terintegrasi
Menghasilkan laporan Laporan calon peserta SPK menghitung nilai calon peserta
Gambar 4.5 Sistem yang Diusulkan
4.1.2.2
Identifikasi Ruang Lingkup Sistem Pada tahap ini dijelaskan kriteria-kriteria yang dijadikan acuan dalam
proses penilaian calon peserta asuransi. Kriteria-kriterianya adalah : a.
Status Rumah Status
rumah,
diasuransikan.
menunjukkan
hak
kepemilikan
rumah
yang
akan
94
b.
Sifat Rumah Sifat rumah, menunjukkan komponen pembangun rumah. Semakin bagus komponennya, maka akan besar pula kesempatan untuk dapat diterima sebagai peserta
c.
Luas rumah Luas rumah, merupakan luas bangunan yang akan dijadikan obyek asuransi. Dengan melihat luas tumah, dapat juga menentukan paket yang pantas untuk peserta.
d.
Lingkungan rumah Kriteria ini dimaksudkan untuk melihat apakah lingkungan rumah memiliki akses kendaraan yang memadai untuk dilalui kendaraan pemadam kebakaran ataupun kendaraan dari pihak berwajib jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti kebakaran, kerusuhan dan lain-lain.
e.
Harga jual bangunan Kriteria ini juga sebagai acuan dalam pembayaran premi dan klaim terhadap rumah peserta. Semakin besar harga jual rumah maka akan semakin besar klaim yang akan dibayarkan oleh pihak asuransi dan semakin besar pula premi yang harus dibayarkan peserta di setiap periodenya.
4.1.2.3
Identifikasi Analisis Persyaratan Sistem Dalam penelitian ini akan dibahas analisis persyaratan sistem yang
terbagi ke dalam dua bagian, yaitu persyaratan fungsional dan persyaratan nonfungsional.
95
A.
Persyaratan Fungsional Persyaratan fungsional diidentifikasikan dengan adanya input, proses,
output dan data tersimpan yang dibutuhkan untuk memenuhi sasaran peningkatan sistem. Adapun input dalm sistem ini adalah sebagai berikut: 1.
Data calon peserta Data berfungsi untuk mengetahui secara jelas data-data yang dibutuhkan oleh pengambil keputusan.
2.
Data kriteria rumah calon peserta Ditujukan untuk mengetahui nilai-nilai kulaitas dari kriteria calon peserta beradasarkan kriteria yang digunakan.
3.
Matriks perbandingan berpasangan Berfungsi mengetahui konsistensi keputusan dari perhitungan yang terjadi dalam sistem Proses yang terjadi dalam sistem ini adalah sebagai berikut:
1.
Penyimpanan data ke dalam database Biodata calon peserta yang telah diinput dengan sukses, maka sistem akan menyimpan data tersebut ke dalam database calon peserta.
2.
Penghapusan data calon peserta Data yang telah disimpan ke dalam database dapat dilakukan penghapusan data jika terdapat kesalahan-kesalahan.
3.
Penyimpanan matriks perbandingan Ketika kepala cabang memasukkan nilai perbandingan berpasangan, maka sistem akan melakukan penyimpanan data tersebut untuk dijadikan sumber
96
bagi perhitungan Yager selanjutnya. Selain itu juga disimpan hasil normalisasi yaitu unutk mendapatkan nilai vektor bobot. 4.
Perhitungan Yager Hasil perbandingan yang telah disimpan, maka sistem akan menghitung nilai setiap kriteria rumah dari calon peserta dengan prosedur Yager.
5.
Perhitungan nilai akhir kriteria calon peserta Perhitungan dilakukan untuk mendapatkan nilai keseluruhan dari seorang calon peserta. Sedangkan output dari sistem ini adalah sebagai berikut:
1.
Data calon peserta Digunakan untuk mengetahui berapa banyak calon peserta yang terdaftar serta data-data terkait dengan calon peserta tersebut
2.
Nilai prioritas (vektor bobot) Digunakan saat penghitungan untuk mendapatkan nilai setiap kriteria rumah calon peserta
3.
Rasio konsistensi Diperlukan untuk mengetahui apakah matriks perbandingan
yang
dimasukkan pada tabel matriks termasuk konsisten atau sebaliknya. 4.
Hasil perhitungan akhir Merupakan output berupa hasil akhir yang telah dihitung oleh sistem. Output yang dihasilkan berupa angka, yaitu skor akhir dari semua nilai kualitas criteria
97
5.
Laporan Merupakan output berupa diagram lingkaran dan print-out yang menyatakan calon layak diterima atau tidak sebagai peserta asuransi. Data dalam database pada sistem ini diberi nama database spkrs,
yang tediri dari beberapa entitas, diantaranya: 1.
User, user yang diperbolehkan menggunakan sistem.
2.
Agen, berisikan nama-nama agen di perusahaan
3.
Calon peserta, adalah data-data calon peserta RumahKoe Syariah.
4.
Hasil hitung konsistensi merupakan data yang berisi nilai hasil matriks perbandingan dilanjutkan dengan nilai prioritas hasil normalisasi dari matriks perbandingan awal.
5.
Hasil hitung yager, merupakan data yang berisi hasil hitung dengan model Yager
6.
Vektor bobot, merupakan nilai prioritas dari kriteria-kriteria yang ada.
B.
Persyaratan Non- Fungsional Persyaratan non fungsional yang dimaksud adalah tenggang waktu
yang diperlukan, biaya serta hal-hal lain yang tidak termasuk fungsi teknis dari sistem yang dibangun. Masalah waktu hanya menyangkut dengan waktu yang digunakan untuk penelitian yaitu pda tanggal 1 Desember 2010 hingga 19 Januari 2011 (saat PKL) dan tanggal 14- 18 Maret 2011 Maret saat melakukan riset skripsi.
98
Sedangkan untuk persyaratan biaya tidak dijelaskan karena penelitian ini ditujukan untuk tugas akhir bukan untuk komersial. Sedangkan unutk keamanan data, penelitian ini tidak membahasnya.
4.1.2.4
Estimasi Resiko Setelah pembangunan sistem ini, akan terdapat beberapa hambatan
dalam penggunaan sistem atau beberapa resiko yang mungkin akan dihadapi oleh user dan perusahaan. Untuk dapat meminimalisir resiko-resiko yang mungkin akan muncul, maka yang harus dilakukan sebelum pembangunan sistem adalah mengestimasi resiko dengan cara mengetahui dampak dari resiko tersebut sehingga dapat mengetahui strategi apa yang harus dilakukan untuk menghadapi resiko tersebut. Tabel 4.1 menjelaskan perkiraan resiko yang akan terjadi dan solusi yang dihadapi dalam pembangunan sistem pendukung keputusan ini. Tabel 4.1 Estimasi Resiko Sistem No.
Resiko
1
Pengguna tidak familiar terhadap sistem yang baru Kurangnya komputer pada bagian terkait
2
4.1.2.5
Solusi Peringanan Resiko Pelaksanaan training Pengadaan komputer
Kelebihan dan Kekurangan Sistem Pada sub bab ini akan dijelaskan bagaimana perbedaan antara sistem
yang telah berjalan dengan sistem yang diusulkan baik kekurangan maupun kelebihan masing-masing dari sistem.
99
a.
Kelebihan dan Kekurangan Sistem Berjalan Untuk kelebihan dan kekurangan sistem yang berjalan pada AJB Bumiputera 1912 Cab. Depok, Margonda dapat dilihat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Kelebihan dan Kekurangan Sistem Berjalan Kelebihan 1. Sudah tersedia sistem database yang menyimpan data calon peserta.
b.
Kekurangan 1. Keputusan yang diambil bersifat subjektif dan masih manual 2. Penilaian kualitas berlangsung lama, karena proses analisa penilaian masih secara manual.
Kelebihan dan Kekurangan Sistem Usulan Tujuan dibuatnya sistem usulan adalah untuk memperbaiki sistem lama walaupun dalam sistem usulan ini masih terdapat sedikit kekurangan. Untuk kelebihan dan kekurangan sistem usulan ini dapat dilihat pada Tabel 4.3. Tabel 4.3 Kelebihan dan Kekurangan Sistem Usulan Kelebihan 1. Kriteria yang ditetapkan cukup mewakili terhadap kualitas calon peserta. 2. Pengolahan data lebih cepat dan lebih akurat, karena sudah terkomputerisasi. 3. Hasil keputusan bersifat objektif bukan subjektif 4. Proses pengambilan keputusan lebih cepat dilakukan.
Kekurangan 1. User membutuhkan pelatihan terlebih dahulu sebelum menggunakan sistem.
100
c.
Perbandingan Sistem Keseluruhan Setelah menganalisis perbedaan dari masing-masing sistem, dapat disimpulkan perbedaan secara keseluruhan dari kedua sistem ini, yaitu: Tabel 4.4 Perbedaan Sistem Secara Keseluruhan Sistem Berjalan 1. Sistem belum terkomputerisasi
Sistem Usulan 1.
Sistem terkomputerisasi, sehingga pengolahan data menjadi lebih baik
2. Sistem belum memiliki metode
2.
Sistem telah memiliki metode
perhitungan penilaian khusus
perhitungan penilaian khusus
dalam penilaian calon peserta
dalam proses penilaian calon peserta
3. Proses pengambilan keputusan
3.
berlangsung lebih lama. 4. hasil keputusan biasanya bersifat subjektif
4.2
Proses pengambilan keputusan lebih cepat
4.
Hasil dari keputusan yang diambil lebih bersifat obyektif
Elaboration Phase (Fase Pembangunan) Merupakan tahap yang digunakan untuk mematangkan tahap-tahap
yang telah dilakukan pada tahap inception. Pembangunan yang dilakukan bukanlah pembangunan sistem secara fisik, namun untuk menganalisis dan merancang seperti apa sistem akan dibuat. Perancangan yang akan dilakukan menjadi acuan untuk tahap selanjutnya.
101
4.2.1
Analysis and Design Workflow Melakukan pemodelan dengan model Yager dan design model dengan
pemodelan object oriented. Serta merancang bagaimana tampilan yang akan disajikan kepada pengguna sistem.
4.2.1.1
Model Yager Ada 5 (lima) kriteria yang menjadi dasar penilaian rumah calon
peserta asuransi RumahKoe Syariah yaitu Status Rumah, Sifat Rumah, Luas Rumah, Lingkungan Rumah dan Harga Jual Bangunan. Penilaian terhadap kriteria ini juga berbeda-beda yaitu Sangat Mendukung (SM), Mendukung (M), Cukup Mendukung (CM), Kurang Mendukung (KM) dan Tidak Mendukung (TM). Rating ini dipresentasikan secara linguistik dengan: Sangat Mendukung
= SM = 1
Mendukung
=M
Cukup Mendukung
= CM = 0.6
Kurang Mendukung
= KM = 0.4
Tidak Mendukung
= TM = 0.2
= 0.8
Dari rating di atas, pengambil keputusan dapat memberikan bobot untuk setiap kriteria yang dimiliki oleh rumah calon peserta. Penjelasan untuk setiap penilaian dari kriteria adalah sebagai berikut.
102
1.
Status Rumah
Sangat Mendukung
: rumah milik sendiri dan memiliki
surat-
surat yang diperlukan
Mendukung
: rumah milik sendiri tanpa surat
Cukup Mendukung
: rumah milik keluarga dan memiliki suratsurat yang berkaitan dengan rumah
Kurang Mendukung
: rumah milik keluarga tanpa dokumen penting
2.
3.
4.
Sifat Rumah, dilihat dari bahan pembangunnya
Sangat Mendukung
: dinding beton/ semen putih
Mendukung
: dinding bata merah
Cukup Mendukung
: dinding batako
Kurang Mendukung
: dinding kayu
Tidak Mendukung
: dinding bilik/ bambu
Luas Rumah
Sangat Mendukung
: >= 585 m2
Mendukung
: 411- 584 m2
Cukup Mendukung
: 251- 410 m2
Kurang Mendukung
: 111- 130 m2
Tidak mendukung
: 25- 110 m2
Lingkungan rumah
Sangat Mendukung
: akses kendaraan sangat strategis
Mendukung
: strategis
103
5.
Cukup Mendukung
: akses kendaraan cukup strategis
Kurang Mendukung
: akses kendaraan kurang strategis
Tidak Mendukung
: akses kendaraan tidak strategis
Harga jual bangunan
Sangat mendukung
:>1M
Mendukung
: 500jt- 1M
Cukup Mendukung
: 100jt- 500jt
Kurang Mendukung
: 50jt- 100jt
Tidak Mendukung
: < 50jt
Untuk langkah-langkah penyelesaian kasus dengan model Yager adalah sebagai berikut: 1.
Matriks perbandingan berpasangan Hal pertama yang dilakukan dalam perhitungan Yager adalah membuat matriks perbandingan berpasangan untuk kriteria yang ditawarkan. Tabel 4.5 Matriks Perbandingan Berpasangan status rumah
sifat rumah
luas rumah
lingkungan
Harga Jual Bangunan
status rumah
1
3
3
5
5
sifat rumah
0,333
1
3
3
5
luas rumah
0,333
0,333
1
3
3
Lingkungan Harga jual bangunan
0,2
0,333
0,333
1
3
0,2
0,2
0,333
0,333
1
JUMLAH
2,067
4,867
7,667
12,333
17
104
Operasi : Pada kolom status rumah baris status rumah menggambarkan tingkat kepentingan yang sama antara status rumah dengan status rumah. Status rumah lebih penting jika dibandingkan dengan sifat rumah, luas rumah, lingkungan rumah, dan harga jual bangunan. Sedangkan nilai 0.333 pada baris sifat rumah kolom status rumah merupakan hasil perhitungan 1/nilai pada kolom sifat rumah baris status rumah. Nilai yang terdapat pada baris jumlah merupakan hasil penjumlahan setiap kolom. 2.
Penentuan vektor bobot dan rasio konsistensi Setelah dibuat matriks perbandingan berpasangan, maka dilakukan normalisasi untuk mendapatkan nilai vektor bobot dan nilai CR.
a.
Normalisasi Tabel 4.6 Normalisasi
status rumah sifat rumah luas rumah Lingkungan HJB
status rumah 0,484 0,161 0,161 0,097 0,097
sifat rumah 0,616 0,205 0,068 0,068 0,041
luas rumah 0,391 0,391 0,130 0,043 0,043
Lingkungan
HJB
jumlah
0,405 0,243 0,243 0,081 0,027
0,294 0,294 0,176 0,176 0,059
2,191 1,295 0,780 0,466 0,267
Operasi: Nilai 0,484 pada kolom status rumah baris status rumah diperoleh dari nilai perbandingan pada tabel sebelumnya (nilai 1) yang dibagi dengan jumlah kolom status rumah pada tabel 4.5 (nilai 2.067). Begitupun dengan nilai-nilai yang lainnya. Nilai kolom jumlah diperoleh dari penjumlahan pada setiap barisnya. Untuk baris pertama nilai 2.191 merupakan hasil penjumlahan dari
Vektor bobot 0,438 0,259 0,156 0,093 0,053
105
0.484+ 0.616+ 0.391+ 0.405+ 0.294. Nilai pada kolom vektor bobot diperoleh dari nilai pada kolom jumlah dibagi dengan jumlah kriteria yaitu 5 (lima). b.
Menghitung konsistensi dengan 5 langkah yaitu membuat matriks penjumlahan tiap baris, membagi nilai jumlah baris dengan vektor bobot, menghitung lamda maks, menghitung CI dan terkahir menghitung CR. Tabel 4.7 Matriks Penjumlahan Tiap Baris status rumah status rumah sifat rumah luas rumah Lingkungan HJB
0,438 0,146 0,146 0,088 0,088
sifat rumah 0,777 0,259 0,086 0,086 0,052
luas rumah 0,468 0,468 0,156 0,052 0,052
lingkungan
HJB
jumlah
0,466 0,280 0,280 0,093 0,031
0,267 0,267 0,160 0,160 0,053
2,417 1,420 0,829 0,480 0,276
Operasi: Nilai-nilai di atas diperoleh dari perkalian matrik perbandingan pada tabel 4.5 dengan nilai vektor bobot pada tabel 4.6. Misalnya nilai 0.438 pada perbandingan status rumah didapat dari nilai vektor bobot status rumah pada tabel 4.6 yaitu 0.438 dikalikan dengan nilai perbandingan status rumah pada tabel 4.5 yaitu 1. Kolom jumlah pada tabel diatas diperoleh dengan menjumlahkan nilai pada masing-masing baris pada tabel tersebut. Nilai 2.417 didapat dari 0.438+ 0.777 + 0.468+ 0.466 + 0.267. Tabel 4.8 Pembagian Dengan Vektor Bobot Jumlah 2,417 1,420 0,829 0,480 0,276
Vektor bobot 0,438 0,259 0,156 0,093 0,053
Hasil 5,515 5,481 5,312 5,142 5,164
106
Operasi: Nilai-nilai pada kolom hasil diperoleh dari nilai jumlah tiap baris dibagi dengan nilai tiap-tiap vektor bobot. Contohnya, nilai 5.515 merupakan hasil bagi antara 2.417 dengan 0.438.
Menghitung lamda maks ƛ maks =
=
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢 ℎ ℎ𝑎𝑠𝑖 𝑏𝑎𝑔𝑖 𝑝𝑒𝑟 𝑏𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑛
5.515+5.481+5.312+5.142+5.164 5
= 5.323
n merupakan jumlah kriteria
Menghitung CI CI=
ƛ maks −n 𝑛−1
=
5.323−5 4
= 0.081
Menghitung CR CR=
𝐶𝐼 𝐼𝑅
=
0.081 1.12
= 0.072
Nilai 1.12 merupakan nilai IR dari jumlah kriteria yaitu 5 (lihat Tabel 2.3 Daftar Indeks Random Konsistensi) c.
nilai C Jika dimasukkan suatu kasus seperti dibawah ini: Tabel 4.9 Contoh Kasus calon peserta
Eka Benoe Kemal
status rumah milik keluarga tanpa dokumen milik sendiri dengan dokumen milik keluarga dengan dokumen
luas rumah
lingkungan rumah
dinding bata
251- 410 m2
sangat strategis
100jt500jt
dinding bilik
25- 110 m2
tidak strategis
< 50jt
dinding batako
>= 585 m2
cukup strategis
1M
sifat rumah
HJB
107
Rangga Bustomi
milik sendiri tanpa dokumen dinding beton Milik keluarga dengan dokumen dinding kayu
411- 584 m2
kurang strategis
500jt- 1M
111- 250 m2
strategis
50jt- 100jt
Tabel 4.10 Nilai Kualitas Kriteria calon peserta Eka Benoe Kemal Rangga Bustomi
status rumah
sifat rumah
Kurang mendukung
Mendukung Tidak Sangat Mendukung Mendukung Cukup Cukup Mendukung Mendukung Sangat Mendukung Mendukung Kurang Cukup Mendukung Mendukung
luas rumah Cukup Mendukung Tidak Mendukung Sangat Mendukung Mendukung Kurang Mendukung
lingkungan rumah Sangat Mendukung Tidak Mendukung Cukup Mendukung Kurang Mendukung Mendukung
HJB Cukup Mendukung Tidak Mendukung Sangat Mendukung Mendukung Kurang Mendukung
Dikonversi ke dalam nilai crisp yang telah ditentukan bobotnya seperti yang telah dijelaskan sebelumnya: Tabel 4.11 Konversi Nilai Crisp calon peserta Eka Benoe Kemal Rangga Bustomi
status rumah 0.4 1 0.6 0.8 0.6
sifat rumah 0.8 0.2 0.6 1 0.4
luas rumah 0.6 0.2 1 0.8 0.4
lingkungan rumah 1 0.2 0.6 0.4 0.8
Tabel 4.12 Penghitungan Nilai C nilai C C1(xi)0.438 C2(xi)0.259 C3(xi)0.156 C4(xi)0.093 C5(xi)0.053
Eka 0.669 0.943 0.923 1 0.973
Benoe 1 0.659 0.778 0.861 0.918
Kemal 0.8 0.876 1 0.953 1
Rangga 0.907 1 0.966 0.918 0.988
Bustomi 0.8 0.789 0.867 0.979 0.953
HJB 0.6 0.2 1 0.8 0.4
108
d.
Interseksi dilakukan dengan men-transpose matriks hasil C
D1 = D2 = D3 = D4 = D5 =
min min min min min
(0.669; (1; (0.8; (0.907; (0.8;
0.943; 0.659; 0.876; 1; 0.789;
0.923; 0.778; 1; 0.966; 0.867;
1; 0.861; 0.953; 0.918; 0.979;
0.973) 0.918) 1) 0.988) 0.953)
= = = = =
0.669 0.659 0.8 0.907 0.789
Nilai vektor D= {0.669; 0.659; 0.8; 0.907; 0.789} D merupakan alternatif-alternatif pilihan, di sini yang dimaksud alternatif adalah calon peserta asuransi. e.
Pemilihan derajat keanggotaan terbesar Karena nilai terbesar terdapat pada D4 maka calon peserta yang memiliki peluang besar untuk diterima adalah D4 (Rangga).
4.2.1.2
Membuat Design Model dengan Pemodelan Object Oriented
4.2.1.2.1
Use Case Diagram Use case melaporkan interaksi antara actor di dalam sistem
pendukung keputusan penilaian calon peserta asuransi RumahKoe Syariah. Seperti dijelaskan pada Tabel 4.12 berikut : Tabel 4.13 Identifikasi Actor dan Use case No.
Actor
Description
1
Customer Service (Admin)
Orang yang memasukkan, menghapus memperbaharui data calon peserta.
2
Kepala Cabang (eksekutif)
Orang yang memproses penilaian penerimaan calon peserta RumahKoe Syariah
dan
109
Selanjutnya Tabel 4.14 berikut menggambarkan interaksi antar actor pada Tabel 4.13 dengan sistem. Tabel 4.14 Daftar Diagram Use case No 1
2
3
4
5
6
7
Use case Login
Description Use case menggambarkan kegiatan memasukkan username dan password untuk dapat mengakses sistem Manajemen Data Calon Use case ini digunakan Peserta saat Customer Service ingin melakukan input, edit, delete dan melihat secara detail data calon peserta Data Calon Peserta Use Case menggambarkan kegiatan melihat data calon peserta dan melihatnya secara detail Manajemen Kriteria Use case menggambarkan Rumah calon Peserta kegiatan menganalisa nilai dari kriteria berdasarkan data yang sudah ada Vektor Bobot dan Use case menggambarkan Konsistensi kegiatan menghitung vektor bobot dan rasio konsistensi Penghitungan Yager Use case menggambarkan kegiatan memproses penilaian terhadap rumah calon peserta Laporan Nilai Calon Use case menggambarkan Peserta kegiatan melihat laporan nilai dari calon peserta yang direkomendasikan sebagai peserta asuransi RumahKoe Syariah
Actor Eksekutif dan admin
Admin
Eksekutif
Eksekutif
Eksekutif
Eksekutif
Ekskeutif dan admin
Gambar 4.6 menunjukkan use case diagram yang menggambarkan kegiatan yang terdapat dalam Tabel 4.14.
110
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN CALON PESERTA RUMAHKOE SYARIAH
Login
Manajemen Data Calon Peserta
Data Calon Peserta
Admin Vector Bobot dan Konsistensi
Perhitungan Yager
Kepala Cabang
<>
Laporan Nilai Calon Peserta
Gambar 4.6 Use Case Diagram
Keterangan gambar : Dalam use case diagram, Actor yang dapat menggunakan sistem ada 2. Yaitu customer service yang selanjutnya disebut sebagai admin dan kepala cabang. Actor pertama adalah admin yang setelah login bertugas untuk memanage segala hal yang berhubungan dengan biodata calon peserta, maka dari itu admin hanya memiliki use case login, data calon peserta dan manajemen data calon peserta. Juga ditugaskan untuk mencetak laporan hasil penilaian. Actor yang kedua adalah Kepala Cabang (eksekutif) yang setelah login dapat melakukan akses pada data calon peserta dan bertugas dalam proses analisis kriteria calon peserta sehingga memiliki use case login, data calon peserta, manajemen kriteria rumah calon peserta, vektor bobot dan konsistensi, serta penghitungan Yager. Selain itu eksekutif juga dapat melihat dan mencetak
111
laporan nilai calon peserta sehingga juga memiliki use case laporan nilai calon peserta yang include ke dalam use case penghitungan. Proses yang terjadi pada use case diagram diatas lebih lanjut dijelaskan secara rinci pada Tabel 4.15. Tabel 4.15 Skenario Use Case “Login” Nama use case
Login
Aktor
Admin dan eksekutif
Deskripsi
Use case menggambarkan kegiatan memasukkan username dan password untuk mengakses sistem
Prakondisi
Aktor memasukkan username dan password untuk dapat masuk ke dalam sistem
Bidang khas suatu event
Kegiatan pelaku 1. Memasukkan username dan password
Respon sistem 2. Cek username dan password 3. Menampilkan halaman sesuai aunthentifikasi
Bidang alternative
Alt- langkah 2. Jika username dan password benar maka langsung masuk ke dalam sistem. Jika salah maka sistem akan menampilkan pesan kesalahan
Kesimpulan
Aktor masuk ke dalam sistem
Post kondisi
Sistem berhasil diakses
Tabel 4.16 Skenario Use Case “Manajemen Data Calon Peserta” Nama use case
Manajemen data calon peserta
Aktor
Admin
Deskripsi
Digunakan oleh aktor untuk melakukan input, edit, delete dan melihat detail data calon peserta setelah login ke dalam sistem
112
Prakondisi Bidang khas suatu event
Aktor memasukkan data-data calon peserta Kegiatan pelaku 1. memilih menu input data 3. Admin ingin melakukan beberapa tindakan seperti
Respons sistem 2. menampilkan menu input data 4. menampilkan form yang telah dilakukan beberapa tindakan atau alert
input, edit, delete calon peserta 5. Admin melakukan penyimpanan data
Bidang alternative
6. sistem akan menyimpan perubahan data yang telah dilakukan oleh aktor.
Alt- langkah 5: jika aktor memilih tombol batal maka form input biodata calon peserta akan kembali kosong dan data tidak tersimpan dalam database
Kesimpulan
Admin berhasil melakukan pengolahan terhadap data calon peserta
Postkondisi
Data calon peserta tersimpan dalam database
Tabel 4.17 Skenario Use Case “Data Calon Peserta” Nama use case
Data Calon Peserta
Aktor
Eksekutif
Deskripsi
Use case ini menggambarkan kegiatan melihat data calon peserta
Prakondisi
Kepala cabang melihat data calon peserta
Bidang khas
Kegiatan Pelaku
Respon Sistem
suatu event
1. memilih menu
2. mengkoneksikan dengan database 3. Menampilkan halaman data calon peserta
lihat data
113
4. mencari data calon peserta dengan memilih salah satu keyword lalu memilih tombol
5. menghubungkan dengan database 6. menampilkan data calon peserta sesuai keyword yang telah dimasukkan
“cari” 7. pilih detail untuk melihat data calon
8. Menampilkan data calon peserta secara keseluruhan.
peserta keseluruhan Bidang
Alt-langkah 3: tampilan data berupa tabel yang
alternative
hanya berisikan beberapa content dari data calon peserta Alt-langkah 8: jika telah selesai melihat data calon peserta, actor memilih button “kembali” untuk kembali ke menu data calon.
Kesimpulan
Kepala cabang melihat data calon peserta
Postkondisi
Data calon peserta berhasil diakses
Tabel 4.18 Skenario Use Case ”Vektor Bobot dan Konsistensi” Nama use case
Vektor Bobot dan Konsistensi
Aktor
Eksekutif
Deskripsi
Use case ini digunakan oleh Kepala Cabang untuk menghitung vektor bobot dan rasio konsistensi
Prakondisi
Kepala cabang memasukkan nilai matriks kriteria
Bidang khas suatu Kegiatan pelaku
Respon sistem
event
2. menampilkan konsistensi
1. memilih menu konsistensi 3. mengisi matriks perbandingan berpasangan
menu
5. menampilkan hasil perhitungan matriks perbandingan, vektor
114
berdasarkan analisis skala perbandingan 4. klik “hitung”
Bidang alternative
bobot, lamda maks, CI dan CR berpasangan 6. sistem secara otomatis menyimpanhasil perhitungan ke dalam database
Alt- langkah 6 dan 14: jika aktor tidak ingin menyimpan hasil perhitungan, klik “batal”
Kesimpulan
Kepala
cabang
menghitung
nilai
CR
untuk
mendapatkan nilai konsistensi dan nilai bobot Postkondisi
Nilai vektor bobot dan CR berhasil dihitung
Tabel 4.19 Skenario Use Case ”Penghitungan Yager” Nama use case
Penghitungan Yager
Aktor
Eksekutif
Deskripsi
Use case menggambarkan kegiatan menghitung skor calon
Prakondisi
Kepala cabang memilih nama calon yang akan dihitung
Bidang khas suatu
Kegiatan pelaku
event
Respons sistem
1: memilih menu
2: menampilkan menu hitung
hitung Yager
Yager
3: memilih calon peserta 4. Klik proses untuk
5: menampilkan hasil
memproses
penghitungan
perhitungan 6. sistem secara otomatis menyimpan hasil perhitungan Bidang alternative
Alt- langkah 4: apabila sudah pernah dilakukan penghitungan maka akan menampilkan pesan sudah pernah dihitung
Kesimpulan
Eksekutif memproses penghitungan
Postkondisi
Penilaian pemohon berhasil dilakukan
115
Tabel 4.20 Skenario Use Case ”Laporan” Nama use case
Laporan
Aktor
admin dan eksekutif
Deskripsi
Use case ini menggambarkan kegiatan melihat laporan nilai calon peserta yang direkomendasikan sebagai peserta asuransi RumahKoe Syariah
Prakondisi
Aktor melihat hasil perhitungan
Bidang khas suatu
Kegiatan pelaku
Respons sistem
event
1: memilih menu
2: menampilkan laporan dalam
laporan
berupa tabel yang berisikan nama
3: klik cetak untuk
dan skor calon dan diagram
mencetak laporan
4: menghubungkan dengan perlengkapan hardware yang telah terpasang 5: mencetak laporan
Bidang alternative
Alt- langkah 3: terdapat tombol batal jika aktor tidak ingin melakukan cetak laporan
Kesimpulan
Aktor melihat laporan hasil perhitungan
Postkondisi
Aktor berhasil melihat laporan hasil perhitungan
4.2.1.2.2
Activity diagram Berikut adalah beberapa diagram aktivitas yang terbentuk dari
kegiatan bisnis dan use case diagram yang sebelumnya telah dibahas. a.
Activity diagram dari use case “Login” Activity diagram ini menggambarkan aktor yang harus login dulu ke
dalam sistem agar dapat mengakses sistem sesuai dengan hak aksesnya. Sistem menampilkan halaman login, kemudian aktor mengisikan username dan password. Jika kombinasi username dan password benar maka sistem akan menampilkan halaman utama Sistem Pendukung Keputusan. Namun jika salah,
116
maka sistem akan menampilkan pesan kesalahan (error message) dan aktor diminta untuk mengisikan username dan password kembali dengan benar. Untuk lebih lengkapnya mengenai diagram aktifitas ini dapat dilihat pada Gambar 4.7. New Sw ...
Admin/ Kepala Cabang
SPK RumahKoe
Mulai
Menampilkan Menu Login
Login
Masukkan Username dan Password
Menampilkan pesan kesalahan
cek userrname dan password
password atau username tidak valid
password dan username valid
masuk halaman utama sistem
Menampilkan halaman utama sistem
Selesai
Gambar 4.7 Activity Diagram “Login”
b.
Activity diagram untuk use case ”Manajemen Data Calon Peserta” Diagram aktifitas di bawah ini menjelaskan bagaimana user
melakukan pengolahan data terhadap data-data calon peserta. User yang sudah berhasil masuk ke dalam sistem setelah login dengan benar, memilih menu input data. Sistem akan menampilkan form calon biodata peserta dan akan mengisinya
117
sesuai dengan data yang telah diberikan calon peserta. Jika pengisian sudah lengkap, dilakukan penyimpanan terhadap data-data tersebut. User juga dapat memilih menu lihat data untuk bisa mencari, mengubah serta menghapus data calon peserta jika terjadi kesalahan dalam memasukkan data-data sebelumnya. Jika telah selesai, data disimpan kembali. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada Gambar 4.8. New Sw imlane2
Admin
SPK RumahKoe Syariah
Mulai
login sistem
Menampilkan halaman utama sistem
masuk halaman utama sistem
Memilih Menu input data
mengisi form biodata calon peserta
menampilkan form input biodata
menyimpan
Selesai
Gambar 4.8 Activity Diagram ”Manajemen Data Calon Peserta”
c.
Activity diagram dari use case “Data Calon Peserta” Diagram aktivitas ini menunjukkan hal yang dilakukan oleh aktor
terhadap data calon peserta yang akan dianalisisnya. Hal ini dapat dilakukan jika
118
user telah login dengan username dan password yang benar dan halaman utama sistem ditampilkan. Setelah itu, user memilih menu lihat data dan sistem menampilkan meu tersebut. Dalam menu ini user dapat melihat lebih lengkap data calon peserta dengan memilih “detail”. Maka sistem akan menampilkan halaman berdasarkan tindakan yang dipilh user. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.9. New Sw imlane4
Admin
SPK RumahKoe Syariah
Mulai
login sistem
Menampilkan halaman utama sistem
masuk halaman utama sistem
memilih menu lihat data
hapus calon?
menampilkan menu data calon peserta
ya
data terhapus
ya
data telah diubah
tidak
ubah data? tidak pilih menu lainnya
Selesai
Gambar 4.9 Activity Diagram “Data Calon Peserta”
119
d.
Activity diagram dari use case “Vektor Bobot dan Konsistensi” Diagram aktivitas yang tergambar dalam Gambar 4.10 menjelaskan
bagaimana aktivitas user dalam mengolah matriks perbandingan kriteria unutk mendapatkan nilai prioritas yang selanjutnya disebut vektor bobot dan mendapatkan nilai CR yang konsisten. Hal ini dilakukan oleh user yang sudah berhasil masuk ke dalam sistem dengan username dan password yang benar kemudian memilih menu konsistensi. Di dalam menu konsistensi, user memasukkan nilai matriks perbandingan dan memrosesnya hingga mendapatkan jumlah per kolom dari matriks tersebut. Juga terjadi proses normalisasi untuk mendapatkan nilai vektor bobot yang nantinya akan digunakan dalam penghitungan Yager. Jika vektor bobot telah ditampilkan, maka akan dihitung nilai CR dan nilai CR ini akan disimpan ke dalam database. Jika CR > 0.1 berarti nilai vektor bobot tidak konsisten maka harus dilakukan proses penghitungan kembali dari memasukkan nilai matriks hingga mendapatkan nilai CR <= 0.1.
120
New Sw imlane
Kepala cabang
SPK RumahKoe Syariah
Mulai
Menampilkan halaman utama sistem
login sistem
masuk halaman utama sistem
memilih menu Konsistensi
menampilkan menu konsistensi
mengisi matriks perbandingan berpasangan
menampilkan hasil perhitungan matriks perbandingan berpasangan, vektor bobot, lamda maks, CI dan CR
tidak Simpan Perhitungan
CR <= 0.1?
ya
selesai
Gambar 4.10 Activity Diagram “Vektor Bobot dan Konsistensi”
e.
Activity diagram dari use case “Penghitungan Yager” Diagram yang terlihat pada Gambar 4.11 berikut ini menggambarkan
bagaimana user melakukan penghitungan terhadap nilai-nilai dari kulaitas rumah calon peserta. Hal ini dapat dilakukan jika user telah berhasil masuk ke dalam sistem kemudian memilih menu “Hitung Yager”. Dalam menu ini, user harus menampilkan calon peserta yang akan dihitung nilainya. Kualitas dari setiap
121
kriteria yang dimiliki akan dikonversi menjadi bilangan crisp yang nantinya baru bisa dilakukan penghitungan. Jika telah selesai melakukan penghitungan, hasil penghitungan disimpan ke dalam database untuk dapat dijadikan sebagai laporan nantinya. New Sw imlane4
Kepala cabang
SPK RumahKoe Syariah
Mulai
login sistem
Menampilkan halaman utama sistem
masuk halaman utama sistem
memilih menu hitung Yager
menampilkan menu yager
memilih calon peserta
memilih tombol proses
Selesai
menampilkan hasil perhitungan
menyimpan
Gambar 4.11 Activity Diagram “Penghitungan Yager”
f.
Activity diagram dari use case “Laporan” Diagram aktivitas yang disajikan dalam Gambar 4.12 merupakan
aktivitas yang harus dilalui oleh user jika ingin melihat dan mencetak laporan. Hal pertama yang harus dilakukan adalah login dengan username dan password
122
yang benar maka sistem akan menampilkan halaman utama sistem. Setelah itu, user dapat memilih menu laporan. Laporan yang muncul dapat dicetak, dan sistem akan menampilkan laporan yang akan dicetak tersebut. New Sw imlane6
Admin/ Kepala Cabang
SPK RumahKoe Syariah
Mulai
login sistem
Menampilkan halaman utama sistem
masuk halaman utama sistem
memilih menu laporan
memilih tombol cetak
Selesai
menampilkan menu laporan
menampilkan laporan dalam format .pdf
mencetak
Gambar 4.12 Activity Diagram “Laporan”
4.2.1.2.3
Class Diagram Sebelum merancang database sistem, ada baiknya membuat class
diagram terlebih dahulu sebagai acuan dalam membuat database untuk sistem pendukung keputusan ini. Untuk class diagram dapat dilihat pada Gambar 4.13.
123
pengguna -nama_pengguna -kata_kunci -level +masuk() +keluar() +batal()
admin
eksekutif
-nama_pengguna -kata_kunci +masuk() +keluar() +batal()
-nama_pengguna -kata_kunci +masuk() +keluar() +batal()
1 1 1 menilai 1...*
1
1 calon_peserta
memroses
1...*
agen -id_agen -nama_agen
1
penilaian_calon
-id_calon_peserta -agen -nama_calon_peserta -tempat_lahir -tanggal_lahir -no_ktp -no_tlp -jen_kel -alamat -email -status_rumah -sifat_rumah -luas_rumah -lingkungan_rumah -harga_jual_bangunan +simpan() +ubah() +hapus() +insert() +lihat() +batal()
1
-id_penilaian -id_calon -id_hasil +simpan()
+persistent()
1
* 1..*
vektor_bobot
1 1
-id_vektor -status_rumah -sifat_rumah -luas_rumah -lingkungan_rumah -hjb
melihat
1..* kandidat_calon -id_calon_peserta -id_hasil
1
1...* matriks 1 menghitung
0..*
1...* 1
1...*
status_rumah
cetak
sifat_rumah
luas_rumah
lingkungan_rumah
harga_jual_bangunan
+persistent()
+persistent()
+persistent()
+persistent()
hasil_hitung_konsiste nsi 1 hasil_hitung_yager 1 1 -id_hasil -id_yager 1 -id_vektor_bobot -min -lamda_maks menghasilkan menentukan -CI +simpan() -CR +proses() +reset()
laporan -nama_calon -nilai_calon +cetak()
Gambar 4.13 Class Diagram Keterangan gambar: Dalam class diagram di atas dapat dijelaskan bahwa class eksekutif dan class admin memiliki hubungan generalisasi dengan class pengguna. Class calon_peserta memiliki hubungan asosiasi dengan class eksekutif dan class admin. 1 to 1…* artinya satu orang admin ataupun satu orang eksekutif bisa
124
melakukan beberapa tindakan atau memroses satu atau banyak data calon_peserta. Class calon_peserta memiliki hubungan asosiasi dengan class vektor_bobot. Hubungan 1 to 1 memberikan arti bahwa satu orang calon_peserta hanya memiliki satu nilai kualitas dari masing-masing kriteria. Class eksekutif memiliki hubungan asosiasi dengan class penilaian_calon dengan hubungan 1 to 1…* yang artinya satu orang eksekutif dapat melakukan satu atau banyak penilaian terhadap calon. Class agen memiliki hubungan asosiasi dengan class calon_peserta dengan hubungan 1 to 1…* yang artinya bahwa satu agen dapat memiliki satu atau banya calon peserta. Class penilaian_calon merupakan composite dari class kriteria dan class kandidat_calon yang artinya bahwa class penilaian tidak akan ada tanpa adanya class kriteria dan class kandidat_calon. Class ini memiliki hubungan 1 to 1…* yang artinya satu penilaian dapat diperuntukkan untuk banyak kandidat_calon dan kriteria. Class kriteria memiliki hubungan asosiasi dengan class hasil_konsistensi dengan multiplicity 1 to 1…* yang artinya dari setiap kriteria memiliki 1 atau banyak nilai konsistensi yang di dalamnya terdapat nilai yang konsisten (nilai <= 0.1) dan nilai yang tidak konsisten (nilai > 0.1). Class hasil_konsistensi memiliki hubungan asosiasi 1 to 1 dengan class yager yang artinya bahwa hanya satu hasil_konsistensi yang dapat digunakan untuk menentukan satu hasil atau skor yager terhadap calon_peserta. Class kandidat_calon memiliki asosiasi dengan class yager dengan nilai 1 to 1 menyatakan bahwa setiap kandidat calon hanya memiliki satu skor yager. Class eksekutif memiliki hubungan asosiasi dengan class kandidat_calon dengan nilai 1 to 1..*, menyatakan bahwa satu orang eksekutif dapat melihat satu atau banyak
125
data kandidat_calon yang sebelumnya telah disortir dari dari class calon_peserta. Class yager memiliki hubungan asosiasi 1 to 1 dengan class laporan yang menyatakan bahwa setiap perhitungan yager atau hasil dari yager hanya memilki satu laporan yang diperuntukkan bagi calon_peserta. Sedangkan class eksekutif memiliki asosiasi 1 to 0…* dengan class laporan yang artinya bahwa seorang eksekutif bisa mencetak satu atau tidak sama sekali mencetak laporan terhadap nilai yang sudah dihitung. Dan sebagai tambahan, bahwa class status_rumah, sifat_rumah, luas_rumah, lingkungan_rumah dan harga_jual_bangunan memiliki hubungan generalisasi dengan class kriteria. Setelah dibuat class diagram, maka tahap selanjutnya adalah membuat rancangan database. Dengan spesifikasi database sebagai berikut 1.
Tabel_pengguna Nama tabel
: user Tabel 4.21 Pengguna
Field
2.
Jenis
Keterangan
Username
Text
Nama pengguna sistem
Password
Text
Kata kunci (password) pengguna
Level
varchar (3)
Level pengguna sistem
Tabel calon peserta Nama tabel
: calon_peserta
Primary key
: id_calon_peserta, id_agen
126
Tabel 4.22 Calon Peserta Field Id_calon_peserta
Jenis int (5)
Keterangan Merupakan id untuk calon peserta
Agen Nama
varchar (30) varchar (30)
Nama agen pembawa Nama calon peserta
Tempat_lahir
varchar (100)
Keterangan
lahir
calon
peserta Tanggal_lahir no_ktp
Date varchar (50)
Tanggal lahir calon peserta Nomor identitas calon peserta
no_tlp
varchar (20)
Nomor telepon calon peserta
jenis_kelamin
varchar (20)
Jenis kelamin calon peserta
Alamat
text
Alamat tempat tinggal calon peserta
Email
varchar (50)
Alamat e-mail calon peserta
status_rumah
varchar (100)
Status rumah calon peserta yang akan diasuransikan
sifat_rumah
varchar (100)
Sifat rumah calon peserta yang akan diasuransikan
luas_rumah
varchar (100)
Luas rumah calon peserta yang akan diasuransikan
3.
Lingkungan_rumah
varchar (100)
Hjb
varchar (100)
Score
Text (20)
Tabel agen Nama tabel
: agen
Primary key
: id_agen
Lingkungan sekitar rumah yang diasuransikan Harga jual bangunan (rumah) yang diasuransikan Nilai calon peserta
127
Tabel 4.23 Daftar Agen Field
4.
Jenis
Keterangan
Id_agen
Int (5)
Id untuk agen
Nama_agen
Varchar (50)
Nama Agen
Tabel hasil konsistensi Nama tabel
: hasil_hitung_konsistensi
Primary key
: id_hasil Tabel 4.24 Hasil Konsistensi
Field
5.
Jenis
Keterangan
Id_hasil
int (11)
Id penghitungan konsistensi
Id_vektor_bobot Lamda_maks
Varchar (50) Float
Id untuk vektor bobot Nilai lamda
CI
Float
Nilai indeks konsistensi
CR
Float
Nilai rasio konsistensi
Tabel vektor bobot Nama tabel
: vektor_bobot
Primary key
: id_vektor Tabel 4.25 Vektor Bobot
Fields
Jenis
Keterangan
Id_vektor
Varchar (50)
Id vektor bobot
Status_rumah
Varchar (50)
Status kepemilikan rumah
Sifat_rumah
Varchar (50)
Sifat bangunan
Luas_rumah
Varchar (50)
Luas bangunan
Lingkungan_rumah
Varchar (50)
Lingkungan sekitar rumah
Hjb
Varchar (50)
Harga jual rumah
128
6.
Tabel hasil penghitungan Yager Nama tabel
: hasil_hitung_yager
Primary key
: id_yager
Field
Tabel 4.25 Hasil Yager Jenis Keterangan
Id_yager
Varchar (5)
Id penghitungan yager
Min
Float
Nilai yager
4.2.1.2.4
Sequence Diagram
a.
Sequence diagram “Login” Diagram sekuensial yang terlihat pada gambar di bawah ini
menceritakan urutan kerja user dalam untuk dapat masuk ke dalam sistem. Hal pertama yang harus dilakukan adalah memasukkan username dan password. Sistem akan memvalidasi username dan password tersebut. Jika kombinasinya benar, maka sistem akan menampilkan halaman utama. Namun jika salah, sistem akan menampilkan pesan kesalahan dan proses login gagal.
129
Tampilan
: kepala cabang/ admin
con Login
pengguna
1. masukkan (username dan password) 2. kirim username dan password 3. validasi 4. kirim pesan (gagal) 5. tampilkan pesan (gagal)
6. username dan password valid
7. kirim pesan (berhasil)
8. kirim pesan (berhasil) 9. tampilkan halaman utama
Gambar 4.14 Sequence Diagram “Login”
b.
Sequence diagram “Manajemen Data Calon Peserta” Gambar 4.15 di bawah ini adalah urutan kerja yang dilakukan oleh
Admin dalam mengolah data-data calon peserta asuransi. Admin yang telah berhasil masuk ke dalam halaman utama dapat memilih menu input data. Sistem akan mengirimkan pesan berupa tampilan menu input yang berisikan form calon peserta asuransi yang harus diisi oleh admin. Setelah diisi dengan benar, data disimpan. Untuk dapat melihat kembali data yang telah dimasukkan, Admin dapat memilih menu lihat data dan sistem akan menampilkan isi dari menu tersebut. Dalam menu ini, Admin dapat melakukan pencarian, perubahan serta penghapusan terhadap data-data calon peserta yang mungkin saat memasukkan
130
data terjadi kesalahan. Setelah semuanya selesai, Admin menyimpan kembali hasil pekerjaannya.
Tampilan
: Admin
con. manajemen data calon pegawai
calon peserta
1. memilih menu input data 2. kirim pesan (input) 3. kirim pesan 4. kirim halaman input 5. kirim halaman input 6. menampilkan halaman input 7. mengisi biodata calon peserta
8. melakukan penyimpanan 9. mengirim pesan (simpan) 10. kirim pesan (simpan) 11. memilih menu lihat data 12. kirim pesan (lihat) 13. kirim pesan (lihat)
16. menampilkan biodata calon 17. pilih edit
15. kirim biodata calon peserta
14. kirim biodata calon peserta
18. kirim edit 19. kirim edit (valid) 20. menampilkan data calon peserta
21. pilih calon peserta 22. kirim nama 23. validasi 24. mencari nama 25. kirim data calon 26. kirim data calon 27. menampilkan biodata calon 28. mengubah data calon peserta
29. simpan perubahan 30. kirim simpan 31. kirim simpan
32. kirim pesan (berhasil) 33. kirim pesan berhasil 34. menampilkan halaman lihat biodata 35. pilih detail 36. kirim pesan (detail) 37. detail calon (valid)
38. kirim pesan berhasil 39. kirim pesan berhasil 40. menampilkan biodata lengkap 41. pilih hapus 42. kirim pesan hapus 43. kirim pesan hapus
44. kirim pesan (berhasil) 45. kirim pesan berhasil
46. menampilkan halaman lihata biodata (terbaru)
Gambar 4.15 Sequence Diagram Manajemen “Data Calon Peserta”
131
c.
Sequence diagram “Data Calon Peserta” Sequence diagram untuk use case data calon peserta hanya dapat
diakses oleh Eksekutif. Eksekutif yang telah berhasil login memilih menu lihat data dan sistem akan menampilkan menu tersebut. Dari menu ini, Eksekutif dapat memilih detail untuk dapat melihat data calon peserta secara keseluruhan. Dan sistem akan menampilkan data calon secara keseluruhan.
tampilan
: Kepala Cabang
con data calon peserta
calon peserta
1. memilih menu lihat data 2. kirim pesan (lihat) 3. kirim pesan 4. kirim biodata calon 5. kirim biodata calon 6. menampilkan biodata calon 7. pilih detail 8. kirim pesan (detail) 9. detail calon (valid) 10. kirim pesan berhasil 11. kirim pesan berhasil 12. menampilkan biodata calon lengkap
Gambar 4.16 Sequence Diagram “Data Calon Peserta”
d.
Sequence diagram “Vektor Bobot dan Konsistensi” Gambar 4.17 berikut ini menggambarkan bagaimana Eksekutif
melakukan penghitungan untuk mendapatkan nilai-nilai vektor bobot dan rasio konsistensi. Eksekutif yang telah login dengan sukses memilih menu konsistensi,
132
maka sistem akan mengirimkan message berupa halaman menu konsistensi. Di sini, Eksekutif harus mengisi matriks perbandingan berpasangan kemudian memrosesnya sehingga mendapatkan nilai matriks perbandingan. Setelah itu, Eksekutif melakukan normalisasi. Sistem menampilkan hasil normalisasi berupa angka-angka yang disebut sebagai vektor bobot. Setelah mendapatkan nilai vektor bobot, Eksekutif melakukan proses penghitungan kembali untuk mendapatkan nilai CR. Nilai yang telah didaptakan disimpan. Jika nilai CR > 0.1, maka Eksekutif harus melakukan penghitungan dari awal dengan memasukkan nilai perbandingan ke dalam matriks.
Tampilan
: Kepala Cabang
Matriks
1. memilih menu Konsistensi 2. kirim pesan 3. kirim pesan (berhasil) 4. menampilkan halaman konsistensi 5. mengisi angka perbandingan 6. pilih hitung
7. kirim pesan hitung 8. kirim pesan (berhasil)
9. menampilkan tabel normalisasi, lamda maks, CI dan CR
Gambar 4.17 Sequence Diagram “Vektor Bobot dan Konsistensi”
133
e.
Sequence diagram “Penghitungan Yager” Dalam diagram sekuensial yang terlihat pada gambar 4.18 di bawah
ini, Eksekutif yang telah login dengan sukses dapat melakukan hak aksesnya dalam penghitungan akhir terhadap krteria rumah calon peserta.
Eksekutif
memilih menu Hitung Yager. Jika pada perhitungan Konsistensi nilai sudah konsisten, maka akan tampil menampilkan nama-nama calon yang sudah ada. Namun jika nilai belum konsisten, eksekutif harus kembali ke menu konsistensi untuk melakukan perhitungan kembali. Kemudian, Eksekutif memilih calon peserta yang akan dihitung nilai dari kualitas kriteria yang ia miliki. Setelah itu melakukan proses penghitungan, dan sistem akan menampilkan hasil dari proses tersebut. Nilai hasil penghitungan kemudian disimpan.
Model Yager
Tampilan
: Kepala Cabang 1. memilih menu Yager
2. kirim pesan 3. validasi (nilai CR) 4. kirim pesan (gagal), ulang perhitungan
5. menampilkan pesan ulang perhitungan 6. kembali ke menu konsistensi
7. memilih calon peserta yang akan dihitung 8. hitung nilai calon 9. kirim hitung
10. krim hasil hitung 11. menampilkan hasil hitung
Gambar 4.18 Sequence Diagram “Penghitungan Yager”
134
f.
Sequence diagram “Laporan” Dalam gambar 4.19 berikut ini, menggambarkan urutan kerja Admin
dan Eksekutif dalam memproses laporan yang dihasilkan dari penghitungan nilai calon peserta. Admin dan Eksekutif yang telah sukses login, kemudian memilih menu Laporan maka sistem akan mengirimkan pesan berupa tampilan dari menu laporan. Dari menu ini Admin dan Eksekutif dapat melihat laporan dan mencetaknya. Untuk melihatnya, Admin dan Eksekutif memilih sub menu lihat dan sistem akan menampilkan form laporan dalam format .pdf. Untuk mencetak, Admin harus memilih button cetak kemudian sistem akan menampilkan print preview dan mencetak laporan tersebut.
: kepala cabang/ admin
Tampilan
Laporan
1. pilih menu lapran 2. kirim pesan (tampil) 3. kirim pesan (berhasil) 4. menampilkan halaman laporan 5. pilih cetak 6. kirim pesan (cetak) 7. validasi nama dan nilai 8. kirim nama dan nilai
9. menampilkan dokumen hasil perhitungan
Gambar 4.19 Sequence Diagram Laporan
135
4.2.1.3
Membuat Graphic User Interface Untuk memudahkan dalam pembangunan sistem informasi pendukung
keputusan, terdapat satu tahp yang harus dilakukan yaitu membuat tampilan rancangan antarmuk bagi setiap pengguna. Berikut ini rancangan antar muka sistem informasi penunjang keputusan penilaian calon peserta asuransi RumahKoe Syariah. 1.
Halaman Login
Logo
HEADER
Username
:
Password
:
Login
FOOTER
Gambar 4.20 Halaman Login sistem
136
2.
Halaman awal Sistem Pendukung Keputusan untuk Eksekutif
HEADER Beranda
Lihat Data
Konsistensi
Yager
Laporan
Bantuan
HALAMAN UTAMA
FOOTER
Gambar 4.21 Halaman Awal Untuk Eksekutif
3.
Halaman awal untuk Admin
HEADER Beranda
Input Data
Lihat Data
Laporan
Bantuan
Keluar
HALAMAN UTAMA
FOOTER
Gambar 4.22 Halaman Awal Untuk Admin
Keluar
137
4.
Halaman input data calon peserta
HEADER Beranda
Input Data
Lihat Data
Keluar
INPUT BIODATA CALON PESERTA
FOOTER
Gambar 4.23 Halaman Input Data Calon Peserta 5.
Halaman lihat data calon peserta oleh Admin HEADER Beranda
Input Data
Lihat Data
Keluar
Data Calon Peserta
Data Calon Peserta
FOOTER
Gambar 4.24 Halaman Lihat Data “Admin”
138
6.
Halaman lihat data untuk Eksekutif
HEADER Beranda
Lihat Data
Konsistensi
Yager
Laporan
Bantuan
Keluar
Data Calon Peserta
FOOTER
Gambar 4.25 Halaman Lihata Data “Eksekutif”
7.
Halaman menu konsistensi
a.
Form matriks perbandingan kriteria HEADER Beranda
Lihat Data
Konsistensi
Yager
Laporan
Bantuan
Keluar
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
FOOTER
Gambar 4.26 Halaman Matriks Perbandingan kriteria
139
b.
Form nilai konsistensi
HEADER Beranda
Lihat Data
Konsistensi
Yager
Laporan
Bantuan
Keluar
Normalisasi
Lamda maks= xxx CI= xxx CR= xxx Nilai Konsisten/ Tidak Konsisten
FOOTER
Gambar 4.27 Halaman Nilai Konsistensi
8.
Halaman hitungan Yager
a.
Tampilan jika nilai CR <= 0.1
HEADER
Beranda
Lihat Data
Konsistensi
Yager
Laporan
Bantuan
-/ -/
FOOTER
Gambar 4.28a Halaman Menu Hitung Yager
Keluar
140
b.
Tampilan jika CR > 0.1
HEADER
Beranda
Lihat Data
Konsistensi
Yager
Laporan
Bantuan
Maaf, Nilai CR Tidak Konsisten, Silahkan Ulangi Perhitungan,,!!
FOOTER
Gambar 4.28b Halaman Menu Hitung Yager
9. Halaman Laporan HEADER Beranda
Lihat Data
Konsistensi
Yager
Laporan
Bantuan
Keluar
Cetak Laporan
Catatan: Calon peserta ‘Rangga’ lebih layak dengan nilai tertinggi 0.876 FOOTER
Gambar 4.29 Halaman Laporan
Keluar
141
10. Halaman bantuan
HEADER Beranda
Lihat Data Calon
Konsistensi
Yager
Laporan
Bantuan
Keluar
------------- B A N T U A N ------------
FOOTER
Gambar 4.30 Halaman Bantuan
4.2.2
Implementation Workflow Pada workflow ini akan dibuat urutan perancangan modul-modul yang
berisi tentang daftar urutan modul-modul dalam sistem pendukung keputusan penerimaan calon peserta RumahKoe Syariah. Berikut ini adalah daftar urutan modul-modul perangkat lunak sistem pendukung keputusan penerimaan calon peserta RumahKoe Syariah: 1.
modul login
2.
modul input data calon peserta
3.
modul lihat data calon peserta
4.
modul input kandidat calon peserta
5.
modul hitung vektor dan konsistensi
142
6.
modul Yager
7.
modul laporan
8.
modul bantuan
9.
modul logout
4.2.3
Test Workflow Jika sistem selesai dibangun, dibutuhkan suatu pengujian terhadap modul-
modul yang terdapat dalam sistem. Agar pelaksanaan pengujian tersebut berjalan dengan baik, dibutuhkan suatu test procedure yang memandu pelaksanaan pengujian. Test procedure berisikan modul-modul apa saja yang akan diuji, bagaimana pengujiannya dan siapa yang menguji modul tersebut. Berikut adalah uraian dari test procedure sistem pendukung keputusan: 1.
Modul-modul yang diuji a.
Modul login
b.
Modul input data
c.
Modul lihat data
d.
Modul kriteria calon peserta
e.
Modul input biodata calon peserta
f.
Modul lihat kriteria
g.
Modul Yager
h.
Modul hitung nilai
i.
Modul laporan
143
2.
j.
Modul bantuan
k.
Modul logout
Cara menguji modul-modul Unit diuji dengan cara menginputkan data ke dalam modul yang akan diuji.
Kemudian dilihat hasilnya apakah sesuai dengan data yang diinput. Jika hasilnya sesuai maka modul dapat dikatakan baik, namun jika tidak perlu diadakan perbaikan. 3.
Pihak yang melakukan pengujian Orang yang berperan dalam pengujian sistem ini adalah penulis dan
pengguna (user).
4.3
Construction Phase Merupakan tahap pengkodean (coding), dimana pembuatan sistem
dilakukan secara nyata. Pembuatan tersebut tentunya harus mengacu kepada halhal atau parameter-parameter yang sudah ditentukan dan digariskan dari fase-fase sebelumnya. Setelah tahap pengkodean, sistem diuji untuk mengetahui tingkat kesalahan pada sistem tersebut.
144
4.3.1
Implementation Workflow Pada tahap ini dilakukan pengkodean (coding) terhadap rancangan-
rancangan yang telah didefinisikan. Pengkodean dilakukan dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP, sedangkan database nya menggunakan MySQL.
4.3.2
Test Workflow Pada tahap ini dilakukan pengujian terhadap perangkat lunak sistem. Pada
pengujian sistem, peneliti melakukan testing terhadap sistem pendukung keputusan dengan metode black box testing. Cara pengujian hanya dilakukan dengan menjalankan atau mengeksekusi unit-unit, kemudian diamati apakah hasil dari unit itu sesuai atau tidak dengan proses bisnis yang diinginkan. Pengujian black box ini merupakan alpha testing dari sistem pendukung keputusan. Hasil pengujian telampir.
4.3.3
Deployment Workflow Dalam tahapan ini, deployment workflow divisualisasikan dengan
deployment diagram. Deployment diagram digunakan untuk menunjukkan alokasi artefak ke node dalam desain fisik sistem.
4.3.3.1 Deployment Diagram Gambar 4.31 merupakan deployment diagram dari sistem pendukung keputusan penerimaan calon peserta asuransi RumahKoe Syariah.
145
Client web server
System Interface
Server XAMPP
function
MySQL
Gambar 4.31 Deployment Diagram Sistem Pendukung Keputusan
Gambar 4.31 menjelaskan tentang deployment diagram yang diterapkan dalam sistem pendukung keputusan dalam penerimaan calon peserta asuransi RumahKoe Syariah. Karena diinstalasi berbasis client server, dapat dilihat dalam deployment diagram server Gambar 4.31, terdapat MySQL sebagai database
146
server, dinisiasi oleh function agar fungsi MySQL dapat dijalankan oleh XAMPP sebagai web server kemudian dinisiasi ke client oleh system interface dan ditampilkan dengan web browser.
4.4
Transition Phase Tujuan yang ingin dicapai dalam tahap ini adalah:
1.
Mempersiapkan perangkat lunak agar bisa dipakai oleh pengguna secara langsung.
2.
Membuat buku manual dan dokumentasi lainnya.
3.
Jika semua aspek sudah diselesaikan, maka dilakukan penyerahan perangkat lunak tersebut secara resmi kepada pengguna untuk kemudian diimplementasikan.
4.4.1
Deployment Workflow Dalam melakukan pelatihan dan penggunaan sistem dalam proses bisnis
yang sebenarnya, diperlukan user manual bagi user sebagai panduan dalam penggunaan sistem pendukung keputusan dalam penerimaan calon peserta asuransi RumahKoe Syariah. User manual digunakan oleh pengguna dan administrator unutk menanggulangi maslah yang terjadi saat mengoperasikan dan penggunaan sistem. Dokumen user manual dari sistem pendukung keputusan ini diberikan pada saat user training. User manual dari sistem ini terlampir.
147
BAB V PENUTUP
5.1
Kesimpulan Berdasarkan uraian dan pembahasan pada bab I hingga IV, maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1.
Pembangunan sistem pendukung keputusan menggunakan beberapa tools (PHP, MySQL, Rational Rose, XAMPP dan lain-lain) dan berbasis standalone dengan kapasitas user dua orang dan kapasitas data 500 record dapat mempercepat proses pemilihan dan penerimaan calon peserta yang berkualitas sesuai dengan standar instansi
2.
Berdasarakan wawancara dengan pihak AJB Bumiputera, sistem mampu menangani dan memudahkan Kepala Cabang dalam memilih calon peserta yang tepat berdasarkan kriteria dan kebutuhan instansi dengan melakukan penilaian secara objektif untuk mendapatkan peserta yang memiliki
kriteria
berkualitas.
Peserta
yang
berkualitas
dapat
meningkatkan keuntungan bagi instansi. 3.
Penggunaan sistem ini memudahkan Customer service dan Kepala cabang dalam pemakaiannya karena dibangun dengan alur yang tidak rumit.
5.2
Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah dipaparkan sebelumnya, terdapat
saran guna pengembangan sistem selanjutnya, yaitu:
148
1.
Untuk peneliti berikutnya, dapat menggunakan model analisis MADM klasik (AHP, TOPSIS,ELECTRE, SAW, Weight Product) maupun FMADM lainnya (Baas & Kwakernaak) untuk membandingkan tingkat efisiensi.
2.
Untuk penelitian selanjutnya dapat ditambahkan atau mengubah kriteria yang ada dalam sistem pendukung keputusan penerimaan calon peserta asuransi RumahKoe Syariah sesuai kebutuhan AJB Bumiputera 1912.
3.
Untuk
penelitian
selanjutnya,
agar
ada
pengembangan
untuk
membandingkan calon peserta yang pernah dihitung dan tidak layak dengan peserta yang belum dihitung
149
DAFTAR PUSTAKA
Alkadri. 2001. Pengembangan Wilayah dengan Fuzzy MADM. Institut Pertanian Bogor. -.Carlsson C, Full´er R. 2010. Fuzzy Multiple Criteria Decision Making: Recent Developments. -.Daihani, DU. 2001. Komputerisasi Pengambilan Keputusan. PT Elex Media Komputindo. Jakarta. Engemann KJ, Miller HE, Yager RR. 2008. Computational Intelligence for Risk and Disaster Management. Fuzzy Systems. Hal. 1340- 1346. IEEEXplore. Jafari A, Zareei MJA, Zaerpour F. 2008. Using Fuzzy Delphi Method in Maintenance Strategy Selection Problem. Journal of Uncertain Systems. Hal. 289- 298. Elsevier. Jogiyanto, HM. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis : Edisi 3. Yogyakarta : Penerbit Andi. Jogiyanto. 2008. Metodologi Penelitian Sistem Informasi. Andi- Yogyakarta. Kadir A. 2003. Pengenalan Sistem Informasi. Andi- Yogyakarta. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Kruchten P, Kroll P. 2003. The Rational Unified Process Made Easy. USA : Addison Wesley. Kusnandar, Marimin. 2003. Pengembangan Produk Agroindustri Jamu dan Analisis Struktur Kelembagaannya. Jurnal teknologi dan Industri Pangan. Hal. 40- 45. Kusrini. 2007. Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan. Yogyakarta. Kusumadewi S, Hartati S, Harjoko A, Wardoyo R. 2006. Fuzzy Multi-Attribute Decision Making (FUZZY MADM). Yogyakarta: Graha Ilmu. Ladjamudin, 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Graha Ilmu. Yogyakarta. Lily SEP. 2007. Metodologi Penelitian Untuk Bidang Sains. UIN Jakarta PressJakarta.
150
Marbini AH, Saati S, Tavana, M. 2011 Data Envelopment Analysis with Fuzzy Parameters: An Interactive Approach. International Journal of Operations Research and Information Systems. Hal. 39- 53. Elsevier. Munawar. 2005. Pemodelan Visual Dengan UML. Graha Ilmu. Yogyakarta. Permatasari A, Tri S. 2010. Sistem Pengambilan Keputusan Pembelian Rumah Menggunakan Fuzzy. Institut Teknologi Sepuluh Nopember.Saleh R, Basalama MA, Sudarisman JM. 2007. Panduan Lengkap Desain Web Macromedia Dreamweaver 8. Gava Media. Yogyakarta. Saputro WT. 2005. MySQL Untuk Pemula. Pena Media. Yogyakarta. Sholiq. 2006. Pemodelan Sistem Informasi Berorientasi Objek dengan UML. Graha Ilmu. Yogyakarta. Simarmata J. 2010. Rekayasa Perangkat Lunak. Penerbit Andi. Yogyakarta. Soemitra A. 2009. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Kencana Predana Media Group- Jakarta. Soetanto H. 2002. Sistem Informasi. Univ. Budi Luhur. Jakarta. Suhendar A, Gunadi H. 2002. Visual Modelling Menggunakan UML dan Rational Rose. Informatika. Bandung. Turban E, Aronson JE, Liang TP. 2005. Sistem Pendukung Keputusan Dan Sistem Cerdas. Yogyakarta: Andi. Terjemahan dari Decision Support Sistem and Intelligent Sistems. Wei YLG. 2009. Multiple Attribute Decision Making with Intuitionistic Fuzzy Information and Uncertain Attribute Weights Using Minimization of Regret. Industrial Electronics and Applications. Hal. 3720- 3723. IEEEXplore. Whitten JL, Bentley LD, Dittman KC. 2004. Metode Desain dan Analisis Sistem edisi 6. Yogyakarta: Andi. Terjemahan dari Systems Analysis and Design Method. Yager RR. 2000. Fuzzy Modeling For Intelligent Decision Making Under Uncertainty. Systems, Man and Cybernetics. Hal. 60- 70. Elsevier. Yager RR. 2004. Decision Making Using Minimization of Regret.International Journal of Approximate Reasoning. Hal. 109- 128. Elsevier. Yager RR. 2008. Multiple Objective Decision-Making Using Fuzzy Sets. International Journal of Man-Machine Studies. Hal. 375- 382. Elsevier.
151
Yuana RA. 2010. 67 Trik dan Ide Brilian Master PHP. Lokomedia. Yogyakarta. Zhang W. 2003. Handover Decision Using Fuzzy MADM in Heterogeneous Networks. IEEEXplore. Zwick R. 2008. The Evaluation of Verbal Models. : International Journal of Man Machine Studies. Hal. 149- 157. Elsevier. http://bumida.com http://bumiputera.com
HASIL WAWANCARA
Tanggal
: 15 Maret 2011
Penanya
: Eka Julianti
Responden
: Bp. Budi Heryana
Jabatan
: Kepala Cabang AJB Bumiputera 1912 Cabang Depok
Tempat
: Kantor AJB Bumiputera 1912 Cabang Depok Jl. Margonda no 270, Depok- Jawa Barat
1.
T: Apa sebutan yang diperuntukkan bagi nasabah dalam asuransi? J: Jika untuk Bank itu disebut nasabah, beda halnya dengan asuransi yaitu peserta asuransi
2.
T: Apa saja produk asuransi yang ada di sini? J: Hampir di seluruh cabang mengikuti dari pusat untuk penyediaan produk. Yang pasti semua berhubungan dengan jiwa sebagaimana huruf “J” yang ada pada akronim AJB yaitu “Jiwa”. Contoh-contoh produknya yaitu: a. Mitra Prima (US$): Program asuransi yang memberikan jaminan proteksi meninggal dunia pada masa asuransi atau Penerimaan manfaat sebesar 100% Uang Pertanggungan pada akhir kontrak asuransi. b. Mita
Pelangi:
Program
asuransi
yang
memproteksi
jiwa
yang
menyediakan warisan bagi tertanggung selama masa asuransi. Atau penerimaan 100% Uang Pertanggungan pada saat kontrak asuransi berakhir. c. Eka waktu Ideal: Program asuransi yang memproteksi jiwa, memberikan
xx
warisan bagi tertanggung yang mengalami risiko meninggal dunia pada masa asuransi. d. Mitra Oetama (US$): Program asuransi dengan pembayaran premi tunggal yang fleksibel. Menggabungkan 3 manfaat, yakni; Santunan meninggal dunia sebesar 100% Uang Pertanggungan, atau 200% Uang Pertanggungan jika tertanggung meninggal akibat kecelakaan. Nilai proteksi bisa ditingkatkan dengan penambahan premi. Jika sakit, diberikan biaya rawat inap. Jika tidak terjadi risiko pada akhir kontrak akan dibayarkan dana investasi dan pengembangannya. e. Mitra Poesaka (US$): Program asuransi dengan pembayaran premi tunggal. Yang merupakan gabungan unsur tabungan dan proteksi meninggal dunia f. Mitra Beasiswa Berencana: Program asuransi yang menjamin biaya pendidikan untuk anak, mulai Taman Kanak-Kanak hingga Perguruan Tinggi g. Mitra Permata: Program Asuransi yang menggabungkan 3 unsur. Yakni Jaminan santunan meninggal dunia, tabungan, dan pengembangan dana investasi yang kompetitif. h. Mitra Melati: Program asuransi yang menggabungkan 3 unsur manfaat. Meliputi Proteksi, Tabungan, Dan perolehan hasil investasi yang kompetitif. i. Mitra Cerdas: Program asuransi pendidikan mulai dari TK sampai Perguruan Tinggi. Mitra Cerdas menggabungkan proteksi meninggal dunia, tabungan, dan perolehan hasil investasi yang kompetitif
xxi
j. Mitra Sehat dan Mitra Abadi: Program asuransi yang menggabungkan 3 unsur, yakni; jaminan santunan meninggal dunia, jaminan perawatan di rumah sakit, serta pengembangan dana investasi yang kompetitif. k. Rumahkoe Syariah: proteksi terhadap rumah dan jiwa yang terdapat di dalamnya. 3.
T: Apakah sudah ada proses untuk penerimaan peserta di sini? J: Sudah ada.
4.
T: Apakah proses itu berlaku untuk semua produk? J: Iya, benar.
5.
Bagaimana proses penerimaan tersebut? a. Formulir Aplikasi RumahKoe Syariah yang diterima dari agen-agen penyalur calon peserta asuransi, oleh Customer service dilakukan validasi dan pengecekkan kelengkapan dokumen aplikasi RumahKoe Syariah berdasarkan ketentuan yang berlaku. b. Setelah
dilakukan
pengecekkan
kelengkapan
dokumen
beserta
validitasnya, maka Customer service menginput data identitas calon peserta ke dalam sistem. c. Dengan melihat biodata calon peserta yang telah dimasukkan oleh bagian Customer service, Kepala Cabang akan memulai melakukan tahap analisa terhadap data-data tersebut. Tahap analisa dilakukan secara manual. d. Jika permohonan ditolak maka akan dibuatkan surat pemberitahuan penolakan persetujuan permohonan RumahKoe syariah secara manual kepada calon peserta tanpa disertai alasan penolakan yang akan dibuatkan customer service.
xxii
e. Dan jika permohonan disetujui, maka proses selanjutnya
customer
service melakukan pencetakkan polis RumahKoe Syariah yang disetujui oleh pihak AJB Bumiputera 1912. 6.
T: Mengapa RumahKoe Syariah termasuk ke dalam produk di sini, padahal RumahKoe Syariah jika dilihat dari namanya saja adalah bangunan, sedangkan instansi ini adalah proteksi jiwa? J: Karena selain memberikan perlindungan atau asuransi terhadap rumah, Kami juga memberikan proteksi terhadap orang (jiwa) yang berada di dalamnya jika terjadi hal-hal yang tidak dinginkan terhadap rumah tersebut. Seperti kebakaran, gempa, banjir kerusuhan. Tapi untuk masalah kerusuhan, dari pihak asuransi juga tidak memberikan layanan terhadap peserta yang mengajukan sedangkan dia tinggal di daerah kerusuhan, seperti Maluku
7.
T: Untuk produk RumahKoe Syariah, kriteria apa saja yang menjadi penilaian atau parameter dalam penerimaan peserta? J: ada 4 hal yang dipertimbangkan dalam penerimaan yaitu dengan melihat status rumah, sifat rumah, luas rumah dan lingkungan rumah.
8.
T: Apakah ada kesulitan dalam menjalankan proses tersebut? J: Ada, dalam pencarian data yang masih berupa arsipan kertas-kertas mentah. Dan untuk menentukan apakah layak atau tidaknya masih ada keraguan sehingga terkadang bersifat subjektif bukan objektif. Pihak kami pun masih kesulitan dalam mengolah data dikarenkan masih menggunakan Microsoft Excel 2003.
9.
T: Apakah bapak setuju jika proses tersebut dilakukan secara terkomputerisasi? J: Setuju, mungkin itu akan sangat membantu.
10. T: Apakah sudah ada yang pernah menawarkan pembuatan terkomputerisasi
xxiii
tersebut? J: Belum, tetap menggunakan cara lama hingga sekarang masih menggunakan sistem yang ada.
Depok, 15 Maret 2011 ttd Budi Heryana Kepala Cabang
xxiv
UNIT TESTING NO 1 2
3
4 5 6
7
8 9 10
11
Kasus yang diuji
Hasil yang diharapkan
Keterangan
Menu Login
menampilkan halaman login pengguna
OK
Pilih menu
Menampilkan halaman utama SPK
OK
Pilih menu "Input
menampilkan halaman input data calon
OK
Data"
peserta
Pilih button
data calon peserta berhasil disimpan
"Beranda"
OK
"Simpan" Pilih button "Batal" data calon batal disimpan, form kosong
OK
Pilih menu “Lihat
menampilkan data calon peserta hanya
OK
Data”
beberapa "field"
Pilih aksi "Detail"
menampilkan data calon peserta secara
OK
rinci Pilih aksi "Edit"
menampilkan form edit seperti form
OK
input data Pilih aksi “Hapus”
data yang dihapus hilang
OK
Pilih menu
menampilkan tabel matriks
OK
“Konsistensi”
perbandingan
Pilih button
menampilkan nilai prioritas, lamda
“Hitung”
maks, CI dan CR serta informasi
OK
kekonsistenan hasil
12
Pilih button
menampilkan tabel matriks
“Kosongkan”
perbandingan yang kosong sama seperti
OK
halaman awal menu konsistensi 13
14
15
Pilih menu
menampilkan nama-nama calon peserta
OK
“Yager”
yang belum dihitung skornya
Pilih button
menampilkan skor calon peserta
OK
Pilih menu
Menampilkan tabel nama dan skor calon
OK
Laporan
yang dihitung terbaru serta grafik batang
“Proses”
xxvi
perbandingan nilai tersebut
17
Pilih button cetak
Menampilkan print preview terhadap
pada halaman
laporan berisikan nama, alamat dan skor
laporan
calon serta kalimat pendukung
OK
keputusan 18
19
Pilih menu
menampilkan halaman bantuan untuk
“Bantuan”
pengguna sistem
Pilih menu
kembali ke halaman login
OK
OK
“Keluar”
INTEGRATION TESTING No
Kasus yang diuji
* 1
Hasil seharusnya
Kesesuaian hasil
Tampilan ADMIN masukkan url berikut http://localhost/rumahkoe/
tampil menu login
sesuai
*jika kombinasi nama pengguna dan kata kunci masukkan nama pengguna 2
dan kata kunci kemudian pilih button login
benar, maka akan tampil
sesuai
halaman utama bagi admin *jika kombinasi nama pengguna dan kata kunci salah, maka akan muncul pesan
sesuai
peringatan 3
4
pilih menu Beranda
tampil halaman utama SPK
sesuai
pilih menu input data
tampil form calon peserta
sesuai
4.1 pilih button simpan
4.2 pilih button batal
data calon peserta tersimpan ke dalam database form data calon peserta kembali kosong
xxvii
sesuai
sesuai
tampil data calon peserta pilih menu lihat data
dengan beberapa field dan aksi yang dapat dilakukan terhadap
sesuai
data tersebut 5.1 pilih button detail 5.2 pilih button kembali
tampil data calon peserta secara keseluruhan tampilan halaman lihat data
sesuai sesuai
tampil halaman edit seperti 5
5.3 pilih button edit
halaman awal input data, tetapi
sesuai
dengan field yang sudah terisi data tersimpan dan berubah, 5.4 pilih button simpan
kemudian menampilkan
sesuai
kembali halaman lihat data 5.5 pilih button hapus
muncul pesan konfirmasi
sesuai
5.6 pilih "hapus"
data terhapus dari database
sesuai
data masih tetap seprti awal 5.7 pilih "batal"
masukan dan kembali ke
sesuai
halaman lihat data tampil tabel yang berisikan nama dan nilai calon peserta pilih menu laporan
yang sudah dihitung nilainya,
sesuai
serta grafik batang dari
6
penilaian 6.1 pilih button cetak
7
pilih menu bantuan
tampil print preview dari laporan tampil halaman bantuan penggunaan sistem
sesuai
sesuai
pengguna keluar dari sistem 8
pilih menu keluar
dan sistem akan menampilkan
sesuai
kembali halaman login * 9
Tampilan EKSEKUTIF masukkan url berikut
tampil menu login
xxviii
sesuai
http://localhost/rumahkoe/ masukkan nama pengguna dan kata kunci kemudian pilih button login 10
*jika kombinasi nama pengguna dan kata kunci benar, maka akan tampil halaman utama bagi eksekutif
sesuai
*jika kombinasi nama pengguna dan kata kunci salah, maka akan muncul pesan
11
pilih menu Beranda
peringatan
sesuai
tampil halaman utama SPK
sesuai
tampil data calon peserta pilih menu lihat data
yang dapat dilakukan terhadap data tersebut
12 12.1 pilih button detail 12.2 pilih button kembali pilih menu konsistensi 13.1 mengisikan angkaangka perbandingan antar kriteria 13
dengan beberapa field dan aksi
13.2 pilih button hitung
sesuai
tampil data calon peserta secara keseluruhan
sesuai
tampil halaman lihat data
sesuai
tampil halaman konsistensi berupa tabel matriks
sesuai
nilai pada kolom yang kosong berubah
sesuai
tampil tabel normalisasi, nilai lamda maks, CI dan CR
sesuai
13.3 pilih button kosongkan jika ingin mengulang
kembali ke halaman awal
perhitungan (disebabkan
menu konsistensi, semua field
nilai CR > 0.1, tidak
kosong
konsisten)
sesuai tampil halaman Yager berupa
14
pilih menu yager
tabel yang berisikan beberapa biodata calon peserta dengan
xxix
sesuai
satu kolom untuk memilih 14.1pilih calon peserta yang akan dihitung nilainya dengan memberikan tanda
muncul tabel hasil perhitungan
centang pada kolom pilih, proses
sesuai tampil tabel yang berisikan nama dan nilai calon peserta
pilih menu laporan
yang sudah dihitung nilainya, serta grafik batang dari
15
penilaian 15.1 pilih button cetak
pilih menu bantuan 16
sesuai
tampil print preview dari laporan
sesuai
tampil halaman bantuan penggunaan sistem
sesuai
pengguna keluar dari sistem 16.1 pilih menu keluar
dan sistem akan menampilkan kembali halaman login
xxx
sesuai
USER ACCEPTANCE TEST Nama Sistem Versi Pembuat Sistem Pengguna Sistem
Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan Calon Peserta Asuransi RumahKoe Syariah 1 Eka Julianti AJB Bumiputera 1912 Cab. Depok
Tujuan: menguji sistem secara keseluruhan No
Kasus yang diuji
* 1
Hasil seharusnya
Kesesuaian hasil
Tampilan ADMIN masukkan url berikut http://localhost/rumahkoe/
tampil menu login
sesuai
*jika kombinasi nama pengguna dan kata kunci masukkan nama pengguna 2
dan kata kunci kemudian pilih button login
benar, maka akan tampil
sesuai
halaman utama bagi admin *jika kombinasi nama pengguna dan kata kunci salah, maka akan muncul pesan
sesuai
peringatan 3
4
pilih menu Beranda
tampil halaman utama SPK
sesuai
pilih menu input data
tampil form calon peserta
sesuai
4.1 pilih button simpan
4.2 pilih button batal
data calon peserta tersimpan ke dalam database form data calon peserta kembali kosong
sesuai
sesuai
tampil data calon peserta
5
pilih menu lihat data
dengan beberapa field dan aksi yang dapat dilakukan terhadap
sesuai
data tersebut 5.1 pilih button detail
tampil data calon peserta
xxxi
sesuai
secara keseluruhan 5.2 pilih button kembali
tampilan halaman lihat data
sesuai
tampil halaman edit seperti 5.3 pilih button edit
halaman awal input data, tetapi
sesuai
dengan field yang sudah terisi data tersimpan dan berubah, 5.4 pilih button simpan
kemudian menampilkan
sesuai
kembali halaman lihat data 5.5 pilih button hapus
muncul pesan konfirmasi
sesuai
5.6 pilih "hapus"
data terhapus dari database
sesuai
data masih tetap seprti awal 5.7 pilih "batal"
masukan dan kembali ke
sesuai
halaman lihat data tampil tabel yang berisikan nama dan nilai calon peserta pilih menu laporan
yang sudah dihitung nilainya,
sesuai
serta grafik batang dari
6
penilaian 6.1 pilih button cetak
7
pilih menu bantuan
tampil print preview dari laporan tampil halaman bantuan penggunaan sistem
sesuai
sesuai
pengguna keluar dari sistem 8
pilih menu keluar
dan sistem akan menampilkan
sesuai
kembali halaman login * 9
Tampilan EKSEKUTIF masukkan url berikut http://localhost/rumahkoe/ masukkan nama pengguna
10
dan kata kunci kemudian pilih button login
tampil menu login
sesuai
*jika kombinasi nama pengguna dan kata kunci benar, maka akan tampil halaman utama bagi eksekutif
xxxii
sesuai
*jika kombinasi nama pengguna dan kata kunci salah, maka akan muncul pesan
11
pilih menu Beranda
peringatan
sesuai
tampil halaman utama SPK
sesuai
tampil data calon peserta pilih menu lihat data
yang dapat dilakukan terhadap data tersebut
12 12.1 pilih button detail 12.2 pilih button kembali pilih menu konsistensi 13.1 mengisikan angkaangka perbandingan antar kriteria 13
dengan beberapa field dan aksi
13.2 pilih button hitung
sesuai
tampil data calon peserta secara keseluruhan
sesuai
tampil halaman lihat data
sesuai
tampil halaman konsistensi berupa tabel matriks
sesuai
nilai pada kolom yang kosong berubah
sesuai
tampil tabel normalisasi, nilai lamda maks, CI dan CR
sesuai
13.3 pilih button kosongkan jika ingin mengulang
kembali ke halaman awal
perhitungan (disebabkan
menu konsistensi, semua field
nilai CR > 0.1, tidak
kosong
konsisten)
sesuai tampil halaman Yager berupa
pilih menu yager
14
tabel yang berisikan beberapa biodata calon peserta dengan satu kolom untuk memilih
sesuai
14.1pilih calon peserta yang akan dihitung nilainya dengan memberikan tanda
muncul tabel hasil perhitungan
centang pada kolom pilih,
sesuai
xxxiii
proses tampil tabel yang berisikan nama dan nilai calon peserta pilih menu laporan
yang sudah dihitung nilainya, serta grafik batang dari
15
penilaian 15.1 pilih button cetak
pilih menu bantuan 16
sesuai
tampil print preview dari laporan
sesuai
tampil halaman bantuan penggunaan sistem
sesuai
pengguna keluar dari sistem 16.1 pilih menu keluar
dan sistem akan menampilkan kembali halaman login
sesuai
Depok, 20 Juni 2011 ttd
Budi Heryana, SH Kepala Cabang
xxxiv
USER MANUAL
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN CALON PESERTA ASURANSI RUMAHKOE SYARIAH Sistem pendukung keputusan ini dibuat untuk memudahkan pengambil keputusan dalam memilih calon peserta yang berhak dan layak menjadi calon peserta asuransi rumahkoe syariah berdasarkan perhitungan kriteria dengan menggunakan Fuzzy MADM model Yager. Fuzzy MADM model Yager merupakan metode untuk membuat urutan alternative keputusan dan memilih yang terbaik, pada saat pengambil keputusan memiliki beberapa tujuan atau kriteria untuk mengambil keputusan tertentu. Sistem pendukung keputusan calon peserta asuransi RumahKoe Syariah memiliki beberapa menu, yaitu; 1. Untuk Admin
BERANDA: merupakan halaman utama dari Sistem Pendukung Keputusan pemilihan calon peserta asuransi RumahKoe Syariah.
INPUT DATA: digunakan ketika akan memasukkan data-data calon peserta asuransi RumahKoe Syariah yang nantinya sebagai bahan analisis oleh kepala Cabang. Setelah semua data di-input, klik SIMPAN unutk menyimpan.
LIHAT DATA: digunakan saat akan melihat, melakukan perubahan atau ingin menghapus data yang telah disimpan sebelumnya.
xxv
LAPORAN: digunakan untuk mengetahui calon peserta yang telah dianalisis dan yang telah dilakukan perhitungan terhadap kriteria rumah yang dimiliki. Serta untuk mengetahui calon peserta yang memenuhi kriteria yang telah ditentukan berdasarkan penilaian terbaik
BANTUAN: berisikan cara penggunaan sistem unutk user.
2. Untuk Kepala Cabang
BERANDA: merupakan halaman utama dari Sistem Pendukung Keputusan pemilihan calon peserta asuransi RumahKoe Syariah.
LIHAT DATA: digunakan saat ingin mencari dan melihat biodata calon peserta secara rinci
KONSISTENSI:
digunakan
saat
akan
menghitung
nilai
konsistensi unutk setiap kriteria yang telah ditetapkan
HITUNG YAGER: digunakan untuk menghitung hasil akhir dari kriteria yang dimiliki calon peserta unutk mendapatkan informasi layak
atau
tidaknya
calon
peserta
mendapatkan
asuransi
RumahKoe Syariah
LAPORAN: digunakan untuk mengetahui calon peserta yang telah dianalisis dan yang telah dilakukan perhitungan terhadap kriteria rumah yang dimiliki. Serta untuk mengetahui calon peserta yang memenuhi kriteria yang telah ditentukan berdasarkan penilaian terbaik
BANTUAN: berisikan cara penggunaan sistem unutk user.
xxvi
TAMPILAN APLIKASI “RANCANG BANGUN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PESERTA ASURANSI RUMAHKOE SYARIAH MENGGUNAKAN FUZZY MADM MODEL YAGER”
ACCOUNT CUSTOMER SERVICE (ADMIN) 1. Halaman Login
xxxv
2. Halaman beranda
xxxvi
3. Halaman input biodata calon peserta
4. Halaman lihat data calon peserta
xxxvii
5. Kofirmasi Hapus calon peserta
6. Halaman Laporan
xxxviii
7. Halaman bantuan
ACCOUNT KEPALA CABANG (EKSEKUTIF) 1. HALAMAN LOGIN
xxxix
2. Halaman Beranda
3. Halaman Lihat Data
xl
4. Halaman Menghitung Konsistensi
xli
5. Halaman hasil hitung Konsistensi
6. Halaman yager
xlii
7. Halaman Kondidsi jika nilai CR > 0.1
8. Halaman Laporan
xliii
9. Form Hasil cetak laporan
10. Halaman bantuan
xliv