HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI PENGAJIAN DENGAN TOLERANSI BERAGAMA PADA JAMAAH PENGAJIAN AL HUDA DUKUH NANGGULAN KELURAHAN KUTOWINANGUN KOTA SALATIGA TAHUN 2012
Skripsi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (Stain) Salatiga Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar S. Pd. i
Di susun oleh : Nurul Inayati Nim
: 11108030
Progdi
: PAI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2012
i
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: Nurul Inayati
NIM
: 11108030
Jurusan
: Pendidikan Agama Islam (PAI)
Fakultas
: Tarbiyah
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi saya ini tidak terdapat karya yang diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di perguruan tinggi dan skripsi saya ini adalah asli hasil karya atau penelitian saya sendiri dan bukan plagiasi dari hasil karya orang lain.
SALATIGA, 14 Agustus 2012 Yang Menyatakan
NURUL INAYATI 11108030
ii
iii
iv
MOTTO
ِ ِ ِ صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ُ ال َس ِم ْع َ س ْو َل هللا ُ ت َر َ ََو َع ِنِ ْاب ِن ُع َم َر َرض َي هللاُ َع ْن ُه َما ق (اع َو ُكلُّ ُك ْم َم ْس ُئ ْو ٌل َع ْن َرِع َّي ِت ِه ………(متفق عليه ٍ ُكلُّ ُك ْم َر: َيقُ ْو ُل Artinya : “Dari Ibnu Umar ra., ia berkata : saya mendengar Rasulullah saw. bersabda : Kalian adalah pemimpin, yang akan dimintai pertanggung jawaban………………”*
*
Imam Nawawi, Terjemah Riyadhus Shalihin, (Jakarta: Pustaka Amani,1999), hal. 603 v
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada : Almamaterku Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Stain SALATIGA
vi
ABSTRAK
Nurul Inayati. 2012. 11108030. Hubungan Keaktifan Mengikuti Pengajian Dengan Sikap Toleransi Beragama Pada Jamaah Pengajian Al Huda Di Dukuh Nanggulan Kelurahan Kutowinangun Kecamatan Tingkir Kota Salatiga Tahun 2012. Program Studi Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Siti Rukhayati, M. Ag. Penelitian ini berjudul Hubungan Keaktifan Mengikuti Pengajian Dengan Sikap Toleransi Beragama Pada Jamaah Pengajian Di Dukuh Nanggulan Kelurahan Kutowinangun Kecamatan Tingkir Kota Salatiga Tahun 2012. Penelitian yang penulis lakukan mempunyai tujuan untuk mengetahui variasi keaktifan mengikuti pengajian dengan sikap toleransi beragama pada jamaah pengajian Al Huda di dukuh Nanggulan. Pendekatan yang penulis lakukan adalah pendekatan kuantitatif. Metode penelitiannya yaitu angket, dokumentasi, observasi. Temuan penelitiannya terdapat hubungan antara keaktifan mengikuti pengajian dengan sikap toleransi beragama pada jamaah pengajian Al Huda. Dapat dilihat secara nyata adanya komunikasi yang baik antara jamaah pengajian dengan tetangga beda agama. Subjek penelitian ini adalah ibu-ibu jamaah pengajian Al Huda di Nanggulan sebanyak 58 responden. Hasil perhitungan data yang diperoleh di lapangan menunjukkan r xy hitung 0,06351 > 0,0266 r xy tabel. Dapat disimpulkan hasil uji hipotesis yang penulis ajukan di terima, berarti ada korelasi keaktifan mengikuti pengajian dengan toleransi beragama pada jamaah pengajian Al Huda di Dukuh Nanggulan Kelurahan Kutowinangun Kecamatan Tingkir Kota Salatiga.
vii
KATA PENGANTAR
ِ بِسِم ِ الر ْح الر ِح ْيِم َّ من َّ هللا ْ ِ َّال إِله إِال ِ ِاَْلحمد ِ هلل الَِّذى اَ ْن َع َمَنا بِنِ ْع َم ِة ْا ِإل ْي َم هللا َواَ ْشهَ ُد اَ َّن َُْ َ َ اَ ْشهَ ُد اَ ْن. ان َوْا ِإل ْسالَِم ِ مح َّمدا رسول ِ ِ ِ لم ْرَسلِ ْي َن َسِّي ِدَنا ُم َح َّم ٍد َّ الصالَةُ َو َّ َو. هللا ُ السالَ ُم َعلَى اَ ْش َرف ْاأل َْنبَياء َوْا ُ ُْ َ ً َ ُ ِ ِِ . َما َب ْع ُد َّ أ. َج َم ِع ْي َن ْ ص ْحبِه أ َ َو َعلَى أله َو Alhamdulillah, puji dan syukur senantiasa penulis haturkan ke hadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam senantiasa tersanjungkan kepada nabi agung Muhammad SAW yang telah menjadi palita dunia dalam menyebarkan syari’at yang diamanahkan Allah kepadannya untuk ummatnya. Meskipun penulisan skripsi ini baru merupakan tahap awal dari sebuah perjalanan panjang cita-cita akademis, namun penulis berharap semoga karya ilmiah ini mempunyai nilai kemanfaatan yang luas bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu Kependidikan Islam. Keseluruhan proses penyusunan karya ilmiah ini telah melibatkan berbagai pihak. Oleh karena itu, melalui pengantar ini penyusun haturkan terima kasih kepada : 1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag., Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. 2. Ibu Dra Siti Asdiqoh M.Si, selaku Ketua Progdi Pendidikan Agama Islam. 3. Ibu Siti Rukhayati M.Ag, sebagai pembimbing yang dengan sabar membaca, mengoreksi
dan
memberikan
bimbingan
terselesaikannya penulisan skripsi ini.
viii
kepada
penulis
hingga
4. Bapak, Ibu, juzumi Adik-adikku tercinta dan semua keluarga yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 5. Semua teman-teman STAIN angkatan 2008 Khususnya progdi PAI . Semoga jasa-jasa mereka mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT. Amiin. Salatiga, 14 Agustus 2012 Penulis
Nurul Inayati 11108030
ix
DAFTAR ISI Halaman Judul …………………………………………………………
i
Pernyataan Keaslian Skripsi .………………………………………….
ii
Nota Dinas Pembimbing………………………………………………..
iii
Halaman Pengesahan …………………………………………………..
iv
Motto …………………………………………………………………...
v
Persembahan …………………………………………………………...
vi
Abstraks ………………………………………………………………...
vii
Kata Pengantar ………………………………………………………….
viii
Daftar Isi ………………………………………………………………...
ix
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
...............................................
1
B. Rumusan Masalah ....... ........................................................... 5 C. Tujuan penelitian ...........................................................
5
D. Hipotesis .........................................................................
5
E. Manfaat Penelitian ………………………………………...
6
F. Definisi Operasional ........................................................
6
G. Metode Penelitian …………………………………………
9
I. Sistematika Penulisan Skripsi …....………………………
12
BAB II. KAJIAN PUSTAKA
x
A. Pengertian Pengajian ........................................................
14
B. Pengertian toleransi beragama ............................................
21
BAB III. Laporan Hasil Peneltian A. Gambaran Umum Lokasi Peneltian ........................................ 39 B. Gambaran Umum Pengajian Al Huda Di Dukuh Nanggulan .. 41 C. Laporan Hasil Penelitian .......................................................... 46 BAB IV. Analisis Data A. Analisis Data ........................................................................... 65 B. Pembahasan .............................................................................. 65 BAB IV. PENUTUP A. Kesimpulan …………………………………………………
67
B. Saran-saran ………………………………………………….
68
C. Kata Penutup ……………………………………………….
69
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN-LAMPIRAN
xi
70
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya, manusia dilahirkan dengan kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dan kekurangan itu sangat berarti tatkala manusia dalam keadaan takberdaya. Kekurangan yang ada pada diri manusia, hendaknya tak menjadikan dia tak berdaya dan kurang percaya diri. Namun sebaliknya, semakin memperkukuhdan mengasah kelebihan yang dimilikinya. Setiap manusia berbeda antara yang satu dengan yang lain. Dari sinilah adanya manusia yang mampu menyeselaikan masalahnya sendiri dan ada juga yang tidak mampu menyelesaikan masalahnya sendiri. Dengan pendidikan pula manusia dapat mencapai kebahagiaan. Kebahagiaan manusia akan sempurna jika kebahagiaan lahir dan batin terpenuhidengan seimbang. Kebahagiaan batin akan terpenuhi karena adanya sebuah kepercayaan terhadap Tuhan atau agama. Dalam beragama diperlukan suatu peribadatan dengan cara-cara tertentu. Untuk mengetahui cara beribadah kepada Tuhan, manusia memerlukan sebuah pendidikan agama. Agama Islam adalah agama yang dirahmati Allah dan sesungguhnya Islam adalah Agama yang benar disisi Allah. Islam adalah ajaran Allah yang sempurna. Dan diturunkan untuk mengatur kehidupan individu dan masyarakat, tetapi kesempurnaan ajaran agama Islam itu hanya merupakan ide saja jika ajaran itu tidak disampaikan dan lebih-lebih tidak diamalkan dalam kehidupan manusia
-1-
sehari-harinya. Segala tata cara peribadatan kepada Allah hanya akan diketahui melalui pendidikan agama Islam. Dalam Islam telah dikenal pendidikan seumur hidup (Long Life Education), bahwa pendidikan itu dimulai dari sejak lahir sampai meninggal dunia. Pendidikan agama Islam secara continue perlu diadakan sebuah pembinaan. Pembinaan agama Islam dimaksudkan untuk membentuk pribadi muslim yang kembali kepada Sang Pencipta dengan Khusnul Khotimah. Oleh karena itu perlu diadakannya suatu pembinaan pendidikan agama Islam bagi Pendidikan agama Islam yang telah ditanamkan sejak dari kecil akan mengakar kuat pada diri pribadi seseorang, sehingga dalam menapaki hari tua atau usia lanjut dapat merasakan ketentraman batin meskipun kondisi fisik maupun psikis mereka telah menurun. Toleransi
(Arab:
as-samahah)
adalah
konsep
modern
untuk
menggambarkan sikap saling menghormati dan saling bekerjasama di antara kelompok-kelompok masyarakat yang berbeda baik secara etnis, bahasa, budaya, politik, maupun agama. Toleransi, karena itu, merupakan konsep agung dan mulia yang sepenuhnya menjadi bagian organik dari ajaran agama-agama, termasuk agama Islam. Dalam konteks toleransi antar-umat beragama, Islam memiliki konsep yang jelas. “Tidak ada paksaan dalam agama” , “Bagi kalian agama kalian, dan bagi kami agama kami” adalah contoh populer dari toleransi dalam Islam. Selain ayatayat itu, banyak ayat lain yang tersebar di berbagai Surah. Juga sejumlah hadis dan praktik toleransi dalam sejarah Islam. Fakta-fakta historis itu menunjukkan
-2-
bahwa masalah toleransi dalam Islam bukanlah konsep asing. Toleransi adalah bagian integral dari Islam itu sendiri yang detail-detailnya kemudian dirumuskan oleh para ulama dalam karya-karya tafsir mereka. Kemudian rumusan-rumusan ini disempurnakan oleh para ulama dengan pengayaan-pengayaan baru sehingga akhirnya menjadi praktik kesejarahan dalam masyarakat Islam. Menurut ajaran Islam, toleransi bukan saja terhadap sesama manusia, tetapi juga terhadap alam semesta, binatang, dan lingkungan hidup. Dengan makna toleransi yang luas semacam ini, maka toleransi antar-umat beragama dalam Islam memperoleh perhatian penting dan serius. Apalagi toleransi beragama adalah masalah yang menyangkut eksistensi keyakinan manusia terhadap Allah. Ia begitu sensitif, primordial, dan mudah membakar konflik sehingga menyedot perhatian besar dari Islam. Makalah berikut akan mengulas pandangan Islam tentang toleransi. Ulasan ini dilakukan baik pada tingkat paradigma, doktrin, teori maupun praktik toleransi dalam kehidupan manusia. Pada saat ini pengajian banyak dilakukan di daerah–daerah. Kebanyakan pengajian di hadiri oleh ibu-ibu. Karena sadar mereka adalah pendidik dalam keluarga. Agar dapat mengajar anak–anak mereka mengetahui ilmu agama. Dari hasil kegiatan pengajian tersebut diharapkan ibu–ibu bisa mempraktekan dirumah. Dalam pengajian kadang menyinggung masalah beda agama. Dilihat dari hal tersebut ibu–ibu biasanya ada yang fanatik dan ada yang tidak. Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintahan (Ramayulis, 1994:1). Dari hal tersebut berarti ibu-ibu anggota
-3-
pengajian harus dapat menerapkan hasil dari pengajian untuk diterapkan dirumah dan masyarakat. Masalah toleransi beragama, misalnya menghormati tetangga beda agama perlu dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Hubungan tersebut jelasnya tidak ditentukan oleh hubungan sesaat melainkan sebagai hubungan proses, sebab pembentukan sikap merupakan hasil belajar dari interaksi dan pengalaman (Jalaludin, 1996:188). Pengajian Al Huda di Nanggulan merupakan tempat untuk menimba ilmu pengetahuan agama bagi masyarakat khususnya bagi ibu–ibu rumah tangga. Selain itu juga sebagai ajang silaturahim. Agama yang dianut oleh warga Nanggulan heterogen, tetapi mereka dapat hidup rukun. Mereka saling menghormati dan tolong menolong. Hal tersebut dapat dilihat misalnya ketika ada tetangga pemeluk agama lain mengalami musibah, jamaah pengajian menengok dan ketika melaksanakan ibadah
jamaah pengajian di Nanggulan ikut
menghormati. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan mengangkat judul “HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI PENGAJIAN DENGAN
TOLERANSI BERAGAMA PADA
JAMAAH PENGAJIAN AL HUDA DI DUKUH NANGGULAN KELURAHAN KUTOWINANGUN KOTA SALATIGA TAHUN 2012”.
-4-
B. Rumusan Masalah Memperhatikan latar belakang masalah yang ditulis diatas maka dapat dikemukakan rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana variasi keaktifan mengikuti pengajian pada jamaah pengajian Al Huda di dukuh Nanggulan tahun 2012 ? 2. Bagaimana variasi toleransi beragama pada jamaah pengajian Al Huda di dukuh Nanggulan tahun 2012 ? 3. Adakah hubungan keaktifan mengikuti pengajian dengan
toleransi ber
agama pada jamaah pengajian Al Huda di dukuh Nanggulan tahun 2012 ? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui variasi keaktifan mengikuti pengajian pada jamaah pengajian Al Huda di dukuh Nanggulan tahun 2012. 2. Untuk mengetahui variasi toleransi beragama pada jamaah pengajian Al Huda di dukuh Nanggulan tahun 2012. 3. Untuk mengetahui adakah hubungan keaktifan mengikuti pengajian dengan toleransi beragama pada jamaah pengajian Al Huda di dukuh Nanggulan tahun 2012. D. Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini adalah : Ada hubungan antara keaktifan mengikuti pengajian dengan toleransi beragama pada jamaah pengajian Al Huda Dukuh Nanggulan Kelurahan Kutowinangun Kota Salatiga tahun 2012.
-5-
E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini di harapkan dapat menambah khasanah dalam dunia pendidikan mengenai pengajian dan toleransi beragama. 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian dapat digunakan untuk memberi motivasi pada jamaah pengajian untuk lebih aktif dalam kegiatan pengajian dan lebih toleransi terhadap pemeluk agama lain. F. Definisi Operasional Definisi operasional bertujuan untuk menjelaskan makna variabel yang sedang di teliti. Menurut Masri Singarimbun (2003:46-47), devinisi operasional harus bisa diukur dan spesifik serta bisa dipahami oleh orang lain. Adapun definisi operasional penelitian ini diuraikan sebagai berikut : 1. Keaktifan mengikuti pengajian Keaktifan : kegiatan / kesibukan ( kamus umum bahasa indonesia : W. J. S. Poerwadarminta : 20 : 2006 ) Mengikuti : menurutkan(sesuatu yang berjalan dahulu, yang telah terjadi /telah ada . (W. J. S. Poerwadarminta : 425 : 2006 ) Pengajian : ajaran ,pengajaran ,pembacaan al quran yang mendalam. W. J. S. Poerwadarminta : 436 : 2006 )
-6-
Yang penulis maksud dengan keaktifan mengikuti pengajian adalah kepedulian dalam mengikuti pengajian untuk menuntut ilmu pengetahuan agama. Adapun indikatornya adalah sebagai berikut: a. Sering mengikuti pengajian b. Mendengar dengan seksama c. Aktif bertanya jika belum paham d. Menjawab pertanyaan e. Disiplin dalam mengikuti pengajian f. Tukar pendapat dengan jamaah lain g. Datang tepat waktu h. Mencatat hal-hal penting i. Tidak meninggalkan pengajian j. Paham materi yang disampaikan k. Mempraktekkan dalam kehidupan sehari-hari l. Manfaat mengikuti pengajian m. Memberikan saran positif dalam pengajian n. Mau berkorban untuk kegiatan pengajian o. Mau ditunjuk sebagai pengurus 2. Toleransi beragama Toleransi
: sifat / sikap menenggang (menghargai, membiarkan,
membolehkan). Yang berlainan dengan dirinya sendiri. ( W. J. S. Poerwadarminta : 1288 : 2006 )
-7-
Toleransi berasal dari bahasa inggris, yaitu : “tolerance” berarti sikap membiarkan ,mengakui, dan menghormati keyakinan orang lain tanpa memerlukan persetujuan. Bahasa arab menterjemahkan dengan “tasamuh”, berarti saling mengizinkan, saling memudahkan.(Said Agil Husin Al Munawar. 2003: 24). Agama
: segenap kepercayaan
(kepada tuhan ). ( W. J. S.
Poerwadarminta : 16 : 2006 ) Yang penulis maksud dengan toleransi beragama adalah sikap menghargai pemeluk agama lain. Adapun indikatornya adalah sebagai berikut : a. Memenuhi undangan dari agama lain b. Membantu jika diperlukan c. Menjenguk bila mendapat musibah d. Datang ketika ada kegiatan kemasyarakatan e. Membantu tetangga beda agama f. Menghormati tetangga beda agama yang sedang beribadah g. Menerima bantuan tetangga beda agama h. Dapat berkomunikasi dengan baik kepada lain agama i. Memberi kesempatan terhadap orang lain untuk melaksanakan ajaran yang di yakininya j. Menghormati pemimpin beda agama k. Tidak menghina tetangga beda agama l. Memelihara hubungan dengan baik
-8-
m. Memupuk rasa persatuan dan kesatuan walaupun berbeda agama n. Memelihara kebersamaan o. Menjujung tinggi agama masing-masing
G. Metode penelitian 1. Pendekatan penelitian Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Jenis penelitian ini adalah korelasional. Penelitian ini bermaksud menguji keterkaitan antara variabel keaktifan mengikuti pengajian dengan toleransi beragama pada jamaah pengajian di Masjid Al Huda di dukuh Nanggulan. 2. Lokasi dan waktu penelitian Lokasi penelitian ini di masjid Al-Huda dukuh Nanggulan Kelurahan Kutowinangun
kota Salatiga. Waktu pelaksanaan penelitian dimulai pada
tanggal 17 Mei 2012 s/d selesai. 3. Populasi dan sampel a. Populasi Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin baik hasil menghitung ataupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif dari karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat–sifatnya (Sujana, 1992 :6). Populasi jamaah pengajian Al Huda di dukuh Nanggulan 139 orang.
-9-
b. Sampel Arikunto (2005 : 117) mengatakan bahwa sampel adalah bagian dari populasi. Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi. Menurut Nasution (2005 : 135) mutu penelitian tidak selalu ditentukan oleh besarnya sampel akan tetapi oleh kokohnya dasar–dasar teorinya, oleh desain penelitiannya (asumsi–asumsi statistik ), serta mutu pelaksanaan dan pengolahannya. Menurut Arikunto (2005 : 150) untuk sekedar ancer–ancer apabila subjek kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika subjeknya besar dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25% atau lebih. Dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel 58 orang yaitu diperoleh dari 25% dari 139 orang. 4. Teknik pengumpulan data Nasir (2003: 328) mengatakan bahwa metode pengumpulan data merupakan alat- alat ukur yang diperlukan dalam melaksanakan suatu penelitian. Data yang akan dikumpulkan dapat berupa angka–angka, keterangan tertulis, informasi lisan dan beragam fakta yang berhubungan dengan fokus penelitian yang diteliti.
- 10 -
Dalam penelitian ini penulis mengumpulkan data dengan: a. Angket Teknik ini penulis gunakan untuk mengumpulkan data tentang keaktifan mengikuti pengajian dengan sikap toleransi beragama pada jamaah pengajian Al Huda dukuh Nanggulan Salatiga. b. Dokumentasi Dokumentasi penulis gunakan untuk mengetahui data tentang kondisi lokasi, jamaah pengajian, ustad, serta data yang dianggap perlu. c. Observasi Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi yaitu dengan cara mencari informasi mengamati sikap dan perilaku jamaah pengajian terhadap tetangga beda agama. Analisis Data a. Untuk
menghitung
skor
dari
masing-masing
variabel
peneliti
menggunakan rumus : P= F
X 100%
N P = Prosentase F = Frekuensi N = Jumlah responden b. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara keaktifan mengikuti pengajian dengan toleransi beragama, penulis menggunakan rumus product moment sebagai berikut:
- 11 -
rxy = ∑ xy
–
(∑x) (∑y) N
√({∑x² – (∑x)² )
(∑ y² - (∑y)²)}
N
N
Keterangan: R xy = koefisien korelasi antara variabel N = jumlah responden ∑ X = jumlah variabel 1 ∑ Y = jumlah variabel 2 ∑ x² = jumlah x² ∑Y² = jumlah y² ∑XY= jumlah variabel x dan y
H. Sistematika Penulisan Skripsi Bab I Pendahuluan : Berisi tentang Latar Belakang Masalah, rumusan Masalah, tujuan penelitian, hipotesis, kegunaan Penelitian, Definisi operasional, Metode Penelitian, Sistematika Penulisan skripsi.
- 12 -
Bab II Kajian Pustaka : Berisi tentang Keaktifan Mengikuti Pengajian dan Sikap Toleransi Agama. Bab III Laporan Hasil Penelitian : Berisi tentang gambaran umum lokasi penelitian, laporan hasil penelitian. BAB IV Analisis Data : Berisi tentang analisis data, pembahasan. Bab V Penutup : Berisi tentang Kesimpulan, Saran-saran, Kata Penutup, Lampiran–lampiran.
- 13 -
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengajian. 1. Pengertian Pengajian Pengajian adalah perbuatan mencari ilmu melalui berbagai media, seperti yang diadakan di rumah-rumah, masjid, perpustakaan dan sebagainya. (Abdurrahman, 1996:73). Jadi dapat disimpulkan bahwa pengajian adalah suatu perbuatan mencari dan menambah ilmu pengetahuan tentang agama Islam. Tempat dan lokasi pengajin pun bermacam–macam berada di rumah, masjid, lapangan, aula dan masih banyak tempat yang pantas, selain itu media pengajian juga dapat didengarkan di radio, dilihat di televisi. 2. Dasar pengajian Pengajian merupakan sarana penyampaian ilmu dari seorang ulama (guru) kepada jamaah, sebagai upaya dakwah. Seperti dalam firman Allah :
104. dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar[217]; merekalah orang-orang yang beruntung. Qs ali imron 104 :3 [217] Ma'ruf: segala perbuatan yang mendekatkan kita kepada Allah; sedangkan Munkar ialah segala perbuatan yang menjauhkan kita dari padaNya. Dari ayat diatas dapat disimpulkan bawa segolongan umat manusia hendaknya ada yang melakukan kebaikan, dan menyuruh amal ma‟ruf nahi
- 14 -
munkar bila sudah dapat melaksanakan hal tersebut maka bisa disebut orang-orang yang beruntung. 3. Tujuan pengajian Dalam
pengajian
dilaksanakan
sebuah
sistem
pengajaran/penyampaian ilmu berasaskan ajaran Islam. Pengajian ini lebih banyak didominasi oleh unsur-unsur keIslaman, sehingga bisa dikatakan bahwa yang menjadi tujuan dari pengajian yakni membentuk kepribadian seseorang yang menjadi insan kamil yang berpola takwa (Depag RI 1982:28). Adapun tujuan diadakan kegiatan keagamaan seperti pengajian mempunyai tujuan yang berbeda-beda sesuai dengan realitas orang yang memaknai mengartikannya. Tuty Alawiyah merumuskan tujuan pengajian dilihat dari segi fungsinya, adalah sebagai berikut: a. Sebagai tempat belajar, maka tujuan pengajian adalah menambah ilmu keyakinan agama Islam yang akan mendorong pengalaman ajaran agama. b. Sebagai kontak sosial, maka pengajian mempunyai tujuan sebagai tempat silaturahim. c. Sebagai sarana mewujudkan minat sosial, maka tujuannya adalah meningkatkan kesadaran dan kesejahteraan rumah tangga serta lingkungan jamaahnya (Alawiyah 1997:78) d. (Jalaludin, 1996: 43) Secara spesifik mengemukakan bahwa tujuan pengajian yang diadakan oleh masyarakat pesantren yang ada dipelosok maupun perkotaan adalah sebagai berikut:
- 15 -
a. Meletakkan dasar keimanan dalam ketentuan dan semua hal yang ghoib. b. Semangat dan nilai ibadah yang menghayati seluruh kegiatan hidup manusia di dunia. c. Inspirasi, motivasi, dan stimulasi agar seluruh potensi jamaah dapat dikembangkan dan diaktifkan secara maksimal dan optimal dengan kegiatan pembinaan pribadi dan kerja produktif untuk kesejahteraan bersama. d. Segala kegiatan/aktivitas sehingga menjadi kesatuan yang padan dan selaras. 4. Peranan pengajian Dalam Islam, tujuan hidup umat manusia tidak sebatas untuk mencapai kebahagiaan kehidupan dunia semata namun juga pencapaian kebahagiaan
akhirat.
Islam
merupakan
pencerah
yang
membawa
keseimbangan dalam kehidupan dunia dan akhirat yakni dalam hal ini adalah hablu min Allah ( hubungan kepada Allah) dan hablu min an nass ( hubungan dengan manusia). (Nashir, 1994:44). Disamping peranannya yang ikut menentukan dalam membangkitkan sikap patriotisme dan nasionalisme sebagai modal mencapai kemerdekaan Indonesia, lembaga ini ikut serta menunjang tercapainya tujuan pendidikan nasional, dilihat dari bentuk dan sifat pendidikannya, lembaga pendidikan Islam tersebut ada yang berbentuk langgar, surau dan mushola (Zuhairi,dkk:1997:19).
- 16 -
Pengajian bila dilihat dari stuktur organisasinya, termasuk organisasi pendidikan luar sekolah. 5. Unsur-unsur pengajian a. Dai Dai berasal dari bahasa Arab, da‟i yang berarti orang yng mengajak ke jalan kebenaran, baik perbuatan, perkataan, seruan hati. Seorang adalah subjek yang harus menyadarkan, memotivasi, mengajak khalayak umum ke jalan yang benar(Najamudin, 2008:19) b. Materi pengajian Pesan-pesan pengajian yang disampaikan subjek kepada objek pengajian, yaitu keseluruhan ajaran Islam yang ada dalam Kitabullah maupun sunnah Rasul-Nya (Hafi Anshari 1993:140). Materi pengajian bersunber pada dua hal yaitu: 1. Alquran Agama Islam adalah agama yang menganut ajaran kitab Allah, yakni Alquran. Alquran merupakan sumber petunjuk sebagai landasan Islam. 2. Hadis Hadis merupakan sumber kedua dalam Islam. Hadis merupakan penjelasan-penjelasan dari Nabi dalam mereaisasikan kehidupan berdasar Alquran.
- 17 -
Secara konseptual pada dasarnya materi pengajian tergantung pada tujuan pengajian yang hendak dicapai. Namun secara global materi pengajian dapat diklasifikasikan menjadi tiga pokok, yaitu: a. Masalah keimanan (aqidah) b. Masalah keIslaman(syariat) c. Masalah budi pekerti(akhlaqul karimah) Secara umum materi pengajian dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Masalah keimanan (aqidah) Aqidah adalah pokok kepercayaan dalam agama Islam. Aqidah Islam disebut tauhid dan merupakan inti dari kepercayaan yang mencakup masalah-masalah yang erat hubungannya dengan rukun iman. 2. Masalah keIslaman(syariat) Syariat adalah seluruh hukum dan perundang-undangan yang terdapat dalam Islam, baik yang berhubungan manusia dengan Tuhan, maupun antara manusia sendiri. 3. Masalah budi pekerti (Akhlaqul karimah) Untuk melengkapi keimanan dan keIslaman seseorang diperlukan akhlaqul karimah. (Samsul Munir Amin: 88:2009) c. Metode pengajian Metode pengajian pada umumnya menggunakan metode ceramah, tanya jawab, diskusi, propaganda, keteladanan, drama, silaturahim dan pada jaman sekarang dapat diselingi menggunakn media yaitu LCD - 18 -
yang biasanya penyampaian materi pengajian dengan ditampilkan di dinding menggunakan cahaya. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode: 1. Tujuan, dengan berbagai jenis dan fungsinya. 2. Sasaran pengajian, baik masyarakat atau individual dengan segala kebijakan pemerintah, tingkat usia, pendidikan, peradaban dan sebagainya. 3. Situasi dan kondisi yang beraneka ragam dengan keadaannya. 4. Media dan fasilitas yang tersedia, denganberbagai macam kantitas dan kualitasnya. 5. Kepribadian dan kemampuan seorang da‟i.( Samsul Munir Amin, 2009:97). Manusia adalah mahluk sosial. Tabiatnya selalu memerlukan orang lain untuk berkelompok dan berkumpul dalam suatu lingkungan.maka dalam berkumpul tersebut terbentuklah berbagai organisasi Islam dan lembaga dakwah seperti pengajian memiliki peluang melakukan peran dalm memberdayakan manusia dan masyarakat dalam menyeleaikan problem-problem kemanusiaan. Suatu komunitas masyarakat muslim terkecil sekalipun dapat dikembangkan menjadi komunitas yang mempunyai kemampuan internal yang berkembang mandiri dalam menyelesaikan berbagai persoalan kemasyarakatan.
- 19 -
Usaha semacam ini sangat memerlukan keterlibatan sebanyak mungkin personil jamaah dan masyarakat luas dalam setiap gerak dan dinamika dakwah. Keberhasilan pelaksanaan dakwah tidak hanya tergantung kepada mubalig sebagai pelaku dakwah dan pengelola pengajian, melainkan tergantung juga kepada kesediaan setiap jamaah dan warga masyakat selalu berusaha mengambil prakarsa secara mandiri dan kreatif. Setiap jamaah harus menyakini bahwa dakwah merupakan salah satu media pengabdiaan kepada Allah bagi kepentingan kemanusiaan dan kemasyrakatan yang lebih luas (Djalaludin Rahmat, 2006:15). Secara sederhana usaha dakwah untuk memberdayakan masyarakat mempunyai fokus pemikiran pada pengembangan strategi dakwah sebagai pemecahan masalah kehidupan manusia. Seiring dengan berbagai persoalan kehidupan manusia yang semakin kompleks, ada empat hal yang harus disikapi dengan cara pandang yang sama, yaitu : 1. Pesan dan pola pengembangan risalah Islam 2. Prinsip dan konsep dasar kegiatan gerakan dakwah 3. Pemahaman berbagai kecenderungan perubahan masyarakat dan perkembangan iptek sebagai sasaran dakwah 4. Strategi dakwah dalam dinamika pembangunan dan perkembangan masyarakat yang emakin modern (Munir Mulkan,1995:30).
- 20 -
Sedangkan dalam rangka peningkatan mutu pelaku dan pengelolaan lembaga dakwah, hal-hal berikut ini sangat mutlak diupayakan, yaitu : 1. Pengetahuan mengenai sumber–sumber pokok ajaran Islam. 2. Kemampuan pelaku dakwah dalam memahami kondisi sosial, budaya, ekonomi dan politik umat. 3. Pengetahuan pelaku dakwah mengenai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. 4. Perkembanan masyarakat dan masalah kemanusiaan baik dalam kerangka kehidupan bangsa maupun dunia internasional. 5. Kemampuan pelaku dakwah dalam mengelola sumber belajar dan potensi umat Islam (Munir Mulkan,1995:31).
B. Toleransi Beragama 1. Pengertian toleransi beragama Istilah toleransi berasal dari bahasa inggris, yaitu : “tolerance” berarti sikap membiarkan ,mengakui, dan menghormati keyakinan orang lain tanpa memerlukan persetujuan. Bahasa arab menterjemahkan dengan “tasamuh”, berarti saling mengizinkan, saling memudahkan.(Said Agil Husin Al Munawar. 2003: 24). Dalam percakapan sehari-hari, disamping kata toleransi juga dipakai kata “tolerer”. Kata ini adalah bahasa belanda berarti membolehkan, membiarkan dengan pengertian membolehkan atau membiarkan yang pada
- 21 -
prinsipnya tidak perlu terjadi. Jadi toleransi mengandung konsensi. Artinya konsensi ialah pemberian hanya didasarkan kepada kemurahan dan kebaikan hati, dan bukan didaarkan kepada hak. Jelas bahwa toleransi terjadi dan berlaku karena terdapat perbedaan prinsip, dan menghormati perbedaan atau prinsip orang lain itu tanpa mengorbankan prinsip sendiri. (Said Agil Husin Al Munawar. 2003:56) Di Indonesia, kehidupan beragama berkembang dengan subur. Pelaksanaan upacara–upacara keagamaan baik dalam bentuk ibadat (ritual) maupun dalam bentuk peringatan (ceremonial) tidak hanya terbatas pada rumah-rumah atau tempat-tempat resmi masing–masing agama, tapi juga pada tempat lain seperti di kantor, dan disekolah. Agama tidak pernah berhenti dalam mengatur tata kehidupan manusia karena itu kerukunan dan toleransi antara umat beragama. Bukan sekedar hidup berdampingan yang pasif saja, akan tetapi lebih dari itu, untuk berbuat baik dan berlaku adil antara atu sama lain. Toleransi positif adalah toleransi yang ditumbuhkan oleh kesadaran yang bebas dari segala macam bentuk tekanan atau pengaruh serta terhindar dari kekerasan. (Said Agil Husin Al Munawar. 2003:36) Oleh karena itu pengertian toleransi beragama adalah pengakuan adanya kebebasan setiap warga untuk memeluk agama yang menjaga keyakinanya dan kebebasan untuk menjalankan ibadahnya. (Humaidy Abdussami, Masnun Tahir:2008:34).
- 22 -
Dalam kamus filsafat dijelaskan toleransi adalah sikap seseorang yang bersabar terhadap keyakinan filosofis dan moral orang lain yang dianggap berbeda, dapat disanggah, atau bahkan keliru. Dengan sikap itu dia juga tidak
mencoba menghapuskan ungkapan–ungkapan
yang sah dari
keyakinan–keyakinan orang lain tersebut. Sikap semacam ini tidak berarti setuju terhadap keyakinan–keyakinan orang lain tersebut.(Said Agil Husin Al Munawar. 2003:28). Selain itu tidak berarti juga acuh tak acuh terhadap kebenaran dan kebaikan, dan tidak harus didasarkan atas pemahaman ada tidaknya Tuhan, melainkan lebih pada sikap hormat terhadap manusia yang bebas. Islam selalu mengedepankan sikap keterbukaan dari kebencian dan permusuhan. Ajaran Islam melarang sikap menghujat kelompok lain. Firman Allah swt:
(yaitu) orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar, kecuali karena mereka berkata: "Tuhan Kami hanyalah Allah". dan Sekiranya Allah tiada menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadat orang Yahudi dan masjidmasjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha kuat lagi Maha perkasa. (Q.S Al Hajj 22: 40) 40.
Toleransi secara bahasa bermakna sifat atau sikap menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan,
- 23 -
kepercayaan, kebiasaan, kelakuan dsb) yang berbeda atau bertentangan dengan pendirian sendiri (W. J. S. Poerwadarminta : 1288 : 2006). Sedangkan pengertian toleransi sebagai istilah budaya dan politik adalah kompromi beberapa kekuatan yang saling tarik-menarik atau saling berkonfrontasi untuk kemudian bahu-membahu membela kepentingan bersama, menjaganya dan memperjuangkannya. Demikianlah yang dapat kita simpulkan dari celotehan para tokoh budaya, tokoh politik dan tokoh agama diberbagai negeri, khususnya di Indonesia. Maka toleransi itu adalah kerukunan warga dengan saling menenggang berbagai perbedaan yang ada diantara mereka. Sampai batas ini, toleransi masih dibawa kepada pengertian syariah islamiyah. Tetapi setelah itu berkembanglah pengertian toleransi bergeser semakin menjauh dari batasan-batasan Islam, sehingga cenderung mengarah kepada sinkretisme agama-agama berpijak dengan prinsip yang berbunyi “semua agama sama baiknya”. Prinsip ini menolak kemutlakan doktrin agama yang menyatakan bahwa kebenaran hanya ada didalam Islam. Kalaupun ada perbedaan antara kelompok islam dengan kelompok non muslim, maka segera dikatakan bahwa perkara agama, adalah perkara yang sangat pribadi sehingga dalam rangka kebebasan, setiap orang merasa berhak berpendapat tentang agama ini, mana yang diyakini sebagai kebenaran ( Djalaludin Rahmat, 2006:29). Dalam kerangka berfikir yang demikian inilah muncul berbagi wacana (konsepsi) agama dalam apa yang dinamakan dialog bebas konflik. Para
- 24 -
tokoh ilmuwan dari berbagai agama rupanya sedang bersusah payah merubah status agama yang diopinikan sebagai sumber konflik, kemudian dirubah
menjadi
sumber
kerukunan
dan
persatuan
dengan
cara
menyingkirkan doktrin kemutlakan kebenaran bagi masing-masing agama kemudian diganti dengan wawasan kenisbian kebenaran untuk mencari titik temu semua agama, khusunya tiga agama samawi (Yahudi, Kristen, Islam) yang dinyatakan sebagai agama-agama besar. ( Munir Mulkam (1995: 24). Semua upaya tersebut tidak lepas dari orbit gerakan zionisme yahudi yang ingin mengkebiri peranan agama Allah di masyarakat manusia dan menawarkan pengganti yaitu sekularisme yang diterapkan dalam segala bidang
kehidupan.
Dengan
demikian
lengkaplah
jaringan-jaringan
persengkokolan zionisme yang semuanya diatas namakan “dalam rangka toleransi beragama” dalam bentuk : Penggiringan opini lengkap dengan sekularisasi agama dan sekularisme politik,dan ekonomi serta budaya, guna menyingkirkan peranan islam dari segenap kehidupan( Humaidy Abdussami, Masnun Tahir, 2008: 35) Allah Subhanallah Wa Ta‟ala memperingatkan: Mereka ingin memadamkan cahaya Allah dengan mulut (tipu daya) mereka, tetapi Allah (justru) menyempurnakan cahaya-Nya, walau orangorang kafir membencinya". (As Shaff: 61: 8)
- 25 -
Ada beberapa prinsip yang tidak boleh diabaikan sedikitpun oleh umat Islam dalam bertoleransi dengan penganut agama lain yaitu : 1. Kebenaran itu hanya ada pada Islam dan selain Islam adalah bathil. Allah Ta‟ala berfirman: “19. Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab[189] kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah Maka Sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya”(QS AL-Imran:19). “Barangsiapa yang mencari agama selain agama islam, maka sekali-kali tidak akan diterima (agama itu) dari padanya, dan diakhirat termasuk orang-orang yang rugi”. (Al-Imran: 85) 2. Kebenaran yang telah diturunkan oleh Allah didunia ini adalah pasti dan tidak ada keraguan sedikitpun kepadanya. Dan kebenaran itu hanya ada di agama Allah Ta‟ala.” “Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu. Maka janganlah engkau termasuk kalangan orang yang bimbang.”( Al- baqarah :147 )
3. Kebenaran Islam telah sempurna sehingga tidak bersandar kepada apapun yang selainnya untuk kepastiaan kebenarannya, sebagaimana firman Allah Ta‟ala:
- 26 -
“Pada hari ini Aku sempurnakan bagi kalian agama kalian dan Aku lengkapi nikmatku atas kalian dan Aku ridhoi islam sebagai agama kalian”. (Al-Maidah: 3) “Kaum mu‟minin derajat kemuliaannya dan kehormatannya lebih tinggi daripada orang-orang kafir (non-muslim) dan lebih tinggi pula daripada orang-orang yang munafik (ahlul bid‟ah) Allah menegaskan yang artinya “maka janganlan kalian bersikap lemah dan jangan pula bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman” (Al-Imran: 139)
4. Kaum muslimin dilarang ridho atau bahkan ikut serta dalam segala bentuk peribadatan dan keyakinan orang-orang kafir dan musyrikin hal ini sebagaimana yang dinyatakan oleh Allah Ta‟ala dalam firmanNya: “Katakanlah: wahai orang-orang kafir, aku tidak menyembah apa yang kamu sembah dan kalian tidak menyembah apa yang aku sembah dan aku tidak menyembah apa yang kalian sembah dan kalian tidak menyembah apa yang aku sembah bagi kalian agama kalian dan bagiku agamaku”. (Al-Kafirun: 1-6).
- 27 -
5.
Kaum muslimin jangan lupa bahwa orang kafir dari kalangan ahlul kitab dan musyrikin menyimpan dihati mereka kebencian tradisional terhadap kaum muslimin, khususnya bila kaum muslimin mengamalkan agamanya. Oleh karena itu kaum muslimin jangan minder (merasa rendah diri) menampakkan prinsip agamanya diantara mereka dan jangan sampai mempertimbangkan ketersinggungan perasaan orang-orang kafir ketika menjalankan dan mengatakan prinsip agamanya. Demikian pula keadaan orang-orang munafik (Ahlul Bid‟ah) Firman Allah: “Orang-orang yahudi dan nashrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar). Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu”. (AlBaqarah: 120) Firman Allah :
- 28 -
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang diluar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang meyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka lebih besar lagi. Sungguh telah kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya beginilah kamu, kamu menyukai mereka padahal mereka tidak menyukai kamu dan kamu beriman kepada kitab-kitab semuanya. Apabila mereka menjumpai kamu, mereka berkata : “Kami beriman” dan apabila mereka menyendiri, mereka menggigit ujung jari lantaran marah bercampur benci terhadap kamu katakanlah (kepada mereka): Matilah kamu karena kemarahanmu. Sesungguhnya Allah maha mengetahui segala isi hati”. (Al-Imran: 118-120) 6. Kaum muslimin dilarang menyatakan kasih sayang dengan orang-orang kafir dan munafik yang terang-terangan menyatakan kebenciannya kepada Islam dan muslimin. Allah berfirman : “Kamu tidak akan mendapati suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan RasulNya, sekali pun orang-orang itu bapak-bapak atau anakanak, saudara-saudara, keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang Allah telah menanaman keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang sayang daripadanya. Dan dimasukannya mereka kedalam sayang yang mengalir dibawahnya sungai-sungai mereka kekal didalamnya. Allah ridho terhadap mereka dan mereka pun merasa puas terhadap (limpahan rahmatnya). Mereka - 29 -
itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan Allahlah itulah golongan yang beruntung”. (Al-Mujadilah: 22)
Enam prinsip tersebut menjadi dasar hubungan toleransi antar kaum muslimin dengan orang kafir. Agar dengan di fahami dan dipegang erat-erat keenam prinsip tersebut, kaum muslimin akan selamat dari upaya pendangkalan dan pengkebirian keimanan mereka kepada agamanya. Adapun hubungan toleransi diantara kaum muslimin dengan orang-orang kafir sebagaimana yang dituntunkan oleh Allah Ta‟ala sebagai berikut : 1. Kaum muslimin walaupun sebagai penguasa dilarang memaksa orangorang kafir untuk masuk Islam. Firman Allah : “Tidak ada paksaan untuk memasuki agama Islam, sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat”. (Al Baqarah: 256) 2. Kaum muslimin harus tetap berbuat adil walaupun terhadap orangorang kafir dan dilarang mendhalimi hak mereka.
- 30 -
“Dan janganlah sekali-kali kebencianmu kepada suatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari masjidil haram, mendorongmu berbuat aniaya kepada mereka. Dan tolong menolonglah kamu dalam mengerjakan kebaikan dan taqwa dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan kemaksiatan dan pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.” (AlMaidah: 2)
3. Orang-orang kafir yang tidak menyatakan permusuhan terangterangan kepada kaum muslimin, dibolehkan kaum muslimin hidup rukun dan damai bermasyarakat, berbangsa dengan mereka. “Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negrimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.” (8) “Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangi kamu karena agama dan mengusir kamu dari negrimu dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Dan barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang yang dhalim.” (Al-Mumtahanah: 8-9) Maka tiga patokan bermasyarakat dengan orang-orang kafir sebagaimana tersebut diatas, seorang muslim dengan mengingat tujuh prinsip toleransi beragama sebagaimana diuraikan diatas, kaum berhubungan baik dan bertoleransi dengan orang-orang kafir, bukanlah karena mencintai mereka. Tetapi semata-mata karena agama Allah memerintahkan kita untuk berbuat baik dengan orang yang kita - 31 -
benci dan membenci kita. Sehingga orang-orang kafir yang hidup dimasyarakat muslimin, mereka mempunyai hak sebagai tetangga, dan bahkan mempunyai hak sebagai karib kerabat, hak sebagai orang tua bila anaknya sebagai seorang muslim. Untuk hal ini semua kita dapati banyak teladan perbuatan Rasulullah Sholallahu „alaihi wasallam (Jalaludin , 1996 : 45). Sikap kaum muslim kepada panganut agama lain jelas, sebagaimana ditegaskan dalam alquran yaitu berbuat baik kepada mereka dan tidak menjadikan perbedaan agama sebagai alasan untuk tidak menjalani hubungan kerjasama dengan mereka, lebih–lebih mengambil sikap tidak toleran dengan mereka. Islam sama sekali tidak melarang orang lain memberikan bantuan kepada siapapun selama mereka tidak memusuhi orang
Islam, tidak melecehkan simbol–
simbol keagaman mereka atau mengusir kaum muslimin dari negeri negeri mereka. Kaum muslimin diwajibkan oleh alquran melindungi rumah ibadah yang telah dibangun oleh orang–orang non muslim sebagaimana firman Allah sebagai berikut:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu
- 32 -
lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri[1409] dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman[1410] dan barangsiapa yang tidak bertobat, Maka mereka Itulah orang-orang yang zalim”. [1409] Jangan mencela dirimu sendiri maksudnya ialah mencela antara sesama mukmin karana orang-orang mukmin seperti satu tubuh. [1410] panggilan yang buruk ialah gelar yang tidak disukai oleh orang yang digelari, seperti panggilan kepada orang yang sudah beriman, dengan panggilan seperti: Hai fasik, Hai kafir dan sebagainya. 2. Toleransi antar umat beragama. Allah mengajarkan kepada Nabi Muhammad saw. Dan setiap muslim untuk bersikap tegar dalam hal akidah tauhid, dan tidak berkompromi dengan dalil apapun jika hal tersebut mengantar kepada pengorbanan keyakinan. Keterangan diatas jika dihubungkan antar umat Islam dengan umat Yahudi dan Nasrani ada kesamaan. Jika umat Yahudi, walaupun hanya sebagian, mengakui dan meyakini bahwa „Uzayr anak Allah secara hakiki atau biologis kesamaannya adalah adanya kesyirikan diantara umat Nasrani dan umat Yahudi (Budiharjo : 2007 : 86). Sikap yang diajarkan Al-Quran sangat toleran terhadap keyakinan yang berbeda, bahkan berlawanan dengan keyakinan yang dibawa oleh Muhammad. Oleh karena itu Islam mengajarkan, kalau memang orangorang Yahudi dan orang-orang Nasrani berkeyakinan yang berbeda
- 33 -
dengan umat Islam harus ada toleransi diantara mereka setelah diajak kembali ke tauhid tidak mau mengikutinya. Pendapat ini diperkuat oleh Q. S. Al-Syura (42):15
15. Maka karena itu serulah (mereka kepada agama ini) dan tetaplah[1343] sebagai mana diperintahkan kepadamu dan janganlah mengikuti hawa nafsu mereka dan Katakanlah: "Aku beriman kepada semua kitab yang diturunkan Allah dan aku diperintahkan supaya Berlaku adil diantara kamu. Allah-lah Tuhan Kami dan Tuhan kamu. bagi Kami amal-amal Kami dan bagi kamu amal-amal kamu. tidak ada pertengkaran antara Kami dan kamu, Allah mengumpulkan antara kita dan kepada-Nyalah kembali (kita)".
[1343] Maksudnya: tetaplah dalam agama dan lanjutkanlah berdakwah.
Manusia
tadinya
satu
kesatuan,
kemudian
mereka
berselisih,
sebagaimana Q.S. Al baqoroh (2):213
Manusia itu adalah umat yang satu (setelah timbul perselisihan). Maka Allah mengutus para Nabi sebagai pemberi peringatan.Dan Allah menurunkan bersama mereka kitab yang benar, untuk memberi 213.
- 34 -
keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Tidaklah berselisih tentang kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab. Yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkann itu dengan kehendakNya. Dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus. Seandainya Tuhan menghendaki kesatuan pendapat itu, niscaya diciptakan-Nya manusia tanpa akal budi, Dia menciptakan manusia seperti binatang atau bahkan benda-benda tak bernyawa, tidak memiliki kemampuan memilah dan memilih. Barulah ketika itu manusia seluruhnya akan menjadi satu bahasa, satu pendapat. (Budiharjo:2007:91) Perbedaan serta keaneragaman pendapat manusia adalah satu kenyataan. Perbedaan tersebut hendaknya ditumbuh kembangkan adanya toleransi antar umat beragama, tidak boleh memaksakan agama yang dyakin oleh umat lain yang berlainan agama. Q.S. al-Baqarah (2): 256 menjelaskan sebagai berikut:
Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. karena itu Barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut[162] dan beriman kepada Allah, Maka Sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang Amat kuat yang tidak akan putus. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui. 256.
[162] Thaghut ialah syaitan dan apa saja yang disembah selain dari Allah s.w.t.
Sebab turun ayat tersebut berkenaan dengan adanya seorang wanita dari Anshor yang anaknya mati, maka ia berencana jika mempunyai anak laki-laki yang hidup akan ia jadikan Yahudi. Mak ketika itu menjadi perbincangan yang dahsya Nadhir yang didalamnya anak-anak Anshar,
- 35 -
dan mereka berkata: Kita tidak akan membiarkan anak-anak kita menjadi Yahudi. Toleransi dianjurkan dalam al Quran, agar tercipta suasana rukun dan damai dalam masyarakat yang majemuk. Al-Quran melarang memaksa orang non muslim untuk pindah agama ke agama Islam. Al Quran juga melarang mencaci maki, mengganggu ritual agama lain.(Budiharjo:2007:92). Manusia pertama diciptakan Allah adalah Nabi Adam As. Sebagai abu basyar dengn Siti Hawa sebagai ummu Al–basyar. Kemudian keturunan Nabi Adam itu sebagai umat yang satu (ummatun wahidah). (Q.S. al-Baqarah(2):212.
212. kehidupan dunia dijadikan indah dalam pandangan orang-orang kafir, dan mereka memandang hina orang-orang yang beriman. Padahal orang-orang yang bertakwa itu lebih mulia daripada mereka di hari kiamat. dan Allah memberi rezki kepada orang-orang yang dikehendakiNya tanpa batas. Substansi ayat ini mengajarkan agar manusia hidup dan berada dalam kebersamaan. Dalam kebersamaan ini manusia berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang direalisasikan dengan berbagai macam aktifitas serta bermacam-macam hubungan antara sesamanya. Kebersamaan merupakan sarana atau ruang gerak bagi manusia dalam memenuhi tuntutan kebutuhan hidupnya. Tanpa kebersamaan manusia
- 36 -
tidak mampu hidup sendiri. Ketergantungan inilah yang menjadikan manusai sebagai mahkluk sosial.(Said Agi Husin Al Munawar:2003:1). Keyakinan umat terhadap agamanya masing-masing, tidak akan mengurangkan rasa kebangsaan, bahkan dapat memperkuatkan rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Karena setiap agama mewajibkan pemeluknya dan mendorong penganutnya untuk membela kehormatan dan kedaulatan bangsa dan negaranya. Kerukunan hidup antar umat beragama adalah terbinanya keseimbangan antara hak dengan kewajiban dari setiap umat beragama. Keseimbangan antara hak dan kewajiban itu adalah usaha yang sungguhsungguh dari setiap penganut agama untuk mengamalkanseluruh ajaran agamanya sehingga ia menjadi agamawan paripurna namun pada saat yang sama pengalaman ajaran agamanya tidak bersinggungan dengan kepentingan orang lain.( Said Agi Husin Al Munawar:2003:53). Agama didentifikasi
itu
dalam
kiprah
pembangunan,
lebih
dahulu
syarat-syarat
umum
kiranya bagi
suksesnya
pembangunan, dari sudut kerukunan antar umar beragama, yaitu:
1. Tegaknya persatuan dan kesatuan 2. Terciptanya stabilitas dan keamanan yang mantap 3. Tanpa rasa curiga diantara masyarakat yang pluralistik 4. Kebersamaan dalam penegakan moral - 37 -
perlu
5. Penyebaran agama yang bernuansa humanis dan harmonis 6. Kerja keras setiap penganut agama untuk meningkatkan kualitas Untuk memngembangkan syarat-syarat diatas ada hal-hal yang perlu digalakkan yaitu: Pertama, pemahaman agama dan kesadaran pluralitas Kedua, penyiaran agama yang humanis Ketiga, mendorong umat beragama untuk bersikap saling bersatu sebagai mahkluk Tuhan Keempat, kesadaran pluralitas sebagai salah satu ciri masyarakat global‟ Tujuan toleransi beragama adalah : 1. Memelihara eksistensi agama–agama 2. Memelihara eksistensi pancasila dan UUD 45 3. Memelihara persatuan dan kesatuan kebangsaan 4. Memelihara stabilitas dan ketahanan nasional 5. Menunjang dan mensukseskan pembangunan 6. Mewujudkan masyarakat religious (Said Agil Husin Al Munawar 2003:34 )
- 38 -
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran umum lokasi penelitian 1. Keadaan Geografis Dukuh Nanggulan Dukuh Nanggulan terletak di Kelurahan Kutowinangun Kecamatan Tingkir Kota Salatiga. Jarak dengan kelurahan
+½
km, jarak dengan
kecamatan + 1km dan jarak dengan kabupaten + 30 km. a. Batas wilayah Dukuh Nanggulan Dukuh Nanggulan berbatasan dengan dukuh lain yaitu : Sebelah utara : Dukuh Gendongan Sebelah selatan : Dukuh Kalibening Sebelah barat
: Dukuh Ngentak
Sebelah timur : Dukuh Kalioso b. Luas wilayah Luas wilayah Dukun Nanggulan 43 + hektar yang terdiri dari ; Pemukiman
: 75 %
Sekolah
: 5%
Tempat wirausaha : 5% Lain – lain
: 15 %
- 39 -
c. Monografis Dukuh Nanggulan Jumlah penduduk Dukun Nanggulan + 1387 jiwa terbagi dalam 18 RT dan 3 RW . 1) Mata pencarian Mata pencarian warga masyarakat Dukuh Nanggulan adalah PNS. Berdasarkan data dari dusun nanggulan diperoleh perincian mata pencarian penduduk sebagai berikut : Tabel 3.1 Tabel mata pencarian penduduk Dusun Nanggulan tahun 2012 No
Pekerjaan
jumlah
1.
Pegawai negeri sipil
35%
2.
Wiraswasta
15%
3.
Buruh
20%
4.
Pensiunan
25%
5.
Lain – lain
5%
2) Kondisi agama Kondisi agama di Dukuh Nanggulan 75 % muslim sedangkan umat non muslim 20 % kristen dan 5% hindu dan budha. Di dukuh Nanggulan dapat bertoleransi dengan baik antara tetangga beda agama yang ditunjukkan adanya sikap saling menghormati dan tolong menolong.
- 40 -
B. Gambaran umum pengajian Al Huda di Dukuh Nanggulan. Jamaah pengajian Al Huda dukuh Nanggulan berdiri tahun 1995 dipelopori oleh ibu HJ Hayyinah. Kegiatannya diadakan setiap seminggu sekali, setiap hari minggu di masjid Al Huda di mulai pukul 08.00 pagi sampai selesai. Adapun susunan acara pengajian biasanya sebagai berikut : a. Pembukaan b. Asmaul husna c. Sholawatan d. Pembacaan ayat suci Al-Quran e. Isian (ceramah dan dialog)dilanjutkan doa f. Penutup Jamaah pengajian Al Huda Nanggulan mempunyai beberapa guru/ penceramah, hal ini dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.2 No
Nama
Pekerjaan
1.
Bapak H. Usman
PNS
2.
Bapak H. Parmin
Wiraswasta
3.
Bapak H. Muhadi
Wiraswasta
4.
Bapak Mu‟inun
Wiraswasta
5.
Bapak H.Ansori
Pensiunan
- 41 -
Tabel 3.3 Daftar nama responden No
Nama
1.
Ibu Jumini
2.
Ibu Hj.Suratman
3.
Ibu Hj. Sudino
4.
Ibu Agung
5.
Ibu Herlina
6.
Ibu Titik Sn
7.
Ibu Rustini
8.
Ibu Sutinah
9.
Ibu Hj.Ruji H
10.
Ibu Jumirah
11.
Ibu Samiun
12.
Ibu Kastianah
13.
Ibu Samingan
14.
Ibu Hj.Koesimin
15.
Ibu Teti
16.
Ibu Hj.Padmi
17.
Ibu Sirman
18.
Ibu Sri Rejeki
19.
Ibu Santoso
20.
Ibu Suwito
- 42 -
21.
Ibu Sukini
22.
Ibu Hj. Tik
23.
Ibu Slamet HS
24.
Ibu Pupon
25.
Ibu Puji
26.
Ibu Siti Samsiyah
27.
Ibu Hj. Harno
28.
Ibu Sulimah
29.
Ibu Hj. Djaelani
30.
Ibu Jumilah
31.
Ibu Tinah
32.
Ibu Warni
33.
Ibu Juminem
34.
Ibu Nina
35.
Ibu Wahid
36.
Ibu Asiyah
37.
Ibu Mimi
38.
Ibu Santo
39.
Ibu Ngadimin
40.
Ibu Darsono
41.
Ibu Sri
42.
Ibu Narno
- 43 -
43.
Ibu Abdullah
44.
Ibu Parsih
45.
Ibu Hj Amin
46.
Ibu Tinuk
47.
Ibu Tekad
48.
Ibu Muryati
49.
Ibu Mursito
50.
Ibu Muh Dasari
51.
Ibu Hj. Yuswadi
52.
Ibu Suman
53.
Ibu Hj. Sujadmi
54.
Ibu Hj. Suradi
55.
Ibu Sarindi
56.
Ibu Suyono
57.
Ibu Hj. Parmin
58.
Ibu Senin
- 44 -
C. LAPORAN HASIL PENELITIAN Tabel 3.4 Data Tentang Keaktifan Mengikuti Pengajian. No
Nama responden
Jawaban angket 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A A A A A B B B B A
11 A
12 A
13 A
14 A
15 C
1
Ibu Jumini
2
Ibu Hj. Suratman
A A A A B B B A C B
A
A
A
C
C
3
Ibu Hj. Sudino
A A B B A A A B C B
A
A
A
C
C
4
Ibu Agung
A A B B A A A B B A
A
A
A
A
C
5
Ibu Herlina
A A B B A B B B C A
A
A
A
C
C
6
Ibu Titik Sn
A A B B A B A B C A
A
A
A
C
C
7
Ibu Rustini
A A B B A B A B C B
B
B
A
C
C
8
Ibu Sutinah
A A B B A B B A B A
B
A
A
A
C
9
Ibu Hj.Ruji H
A A B B A B B A C B
B
B
B
C
C
10
Ibu Jumirah
B A B A A B B A C C
A
A
A
A
C
11
Ibu Samiun
B A B A B B A B B C
B
A
B
C
C
12
Ibu Kastianah
B A B A A B B B B A
B
A
A
A
C
13
Ibu Samingan
B A B A A B A B B A
A
A
A
C
C
14
Ibu Hj.Koesimi n
B A B A B A B B A B
B
A
B
C
C
15
Ibu Teti
B A B A B A B B B C
A
A
C
C
C
16
Ibu Hj.Padmi
A A B A B A B A B C
A
A
B
C
C
- 45 -
17
Ibu Sirman
A A B A B A B A A B
A
A
B
A
C
18
Ibu Sri Rejeki
A A B A B B B B B B
B
B
B
C
C
19
Ibu Santoso
A A B A B B B B B C
A
A
B
B
C
20
Ibu Suwito
B A B A B B B B B B
A
A
A
C
C
21
Ibu Sukini
B A B A B B B A C A
B
B
A
C
C
22
Ibu Hj. Tik
B A B A B B B B A A
B
B
A
C
C
23
Ibu Slamet HS
A A B A B B B B B B
B
B
B
C
C
24
Ibu Pupon
B A B A B A B B B B
B
A
B
C
C
25
Ibu Puji
A A B A B A A B A B
B
B
B
B
C
26
Ibu Siti Samsiyah
B A B B A B B B B B
B
A
A
C
C
27
Ibu Hj. Harno
A A B A B B B A C B
B
B
B
A
C
28
Ibu Sulimah B A A A B A B B A A
A
B
B
B
C
29
Ibu Hj. Djaelani
A A A B A B B B C A
A
A
B
C
C
30
Ibu Jumilah
B A A B A B B B C B
B
B
C
C
31
Ibu Tinah
A A B B A B A B A B
B
B
A
A
C
32
Ibu Warni
A A B B B B B B C B
B
A
B
C
C
33
Ibu Juminem
B A A B B B A B A A
B
A
B
B
C
34
Ibu Nina
B A A B A B B B C A
B
A
B
C
C
35
Ibu Wahid
B A A B A B A B C A
B
A
B
C
C
36
Ibu Asiyah
B A A B A B A B C A
B
B
B
C
C
37
Ibu Mimi
B A B B B A B B B B
A
A
A
C
C
38
Ibu Santo
B A B B B A B A C B
A
A
A
C
C
39
Ibu
A A A A B A B A C B
A
A
B
C
C
- 46 -
Ngadimin 40
Ibu Darsono
B A A A B B A B C A
A
B
A
A
C
41
Ibu Sri
A A A A B B B B B B
B
B
A
C
C
42
Ibu Narno
B A A A B A B A B B
A
A
A
C
C
43
Ibu Abdullah
B A A B B B B B B B
B
B
B
C
C
44
Ibu Parsih
A A A A B A B A C A
B
B
B
C
C
45
Ibu Hj Amin
A A A B B B B B B B
A
A
B
B
C
46
Ibu Tinuk
B A A B A B A B C A
A
A
A
C
C
47
Ibu Tekad
B A A B B A B A C A
B
B
B
C
C
48
Ibu Muryati
A A A B B B B B C B
A
A
B
B
C
49
Ibu Mursito
A A A B B A B A B A
B
A
A
B
C
50
Ibu Muh Dasari
A A A A B B A B C A
A
B
B
B
C
51
Ibu Hj. Yuswadi
B A A A B A B B C B
A
A
A
C
C
52
Ibu Suman
B A A B A B A B C B
A
A
B
B
C
53
Ibu Hj. Sujadmi
A A A A B B B B C A
A
B
B
B
C
54
Ibu Hj. Suradi
A A A B B A B B C A
B
A
A
B
C
55
Ibu Sarindi
A A A A B A B B B B
A
A
B
B
C
56
Ibu Suyono
B A A A A B A B C A
A
B
A
B
C
57
Ibu Hj. Parmin
B A A B B A B A C B
A
A
B
C
C
58
Ibu Senin
B A A A B A B A C A
A
B
B
B
C
- 47 -
Tabel 3.5 Data tentang Toleransi No
Nama Responden
Jawaban Angket 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10
11
12
13
14
15
1.
Ibu Jumini
A A B A A B A A A
A
B
A
C
B
A
2.
Ibu Hj.Suratman
A C B A A B A B A
A
B
A
C
A
A
3.
Ibu Hj. Sudino
B B B A A B A B A
A
B
A
C
A
A
4.
Ibu Agung
A B B A A C A B A
A
B
A
C
A
A
5.
Ibu Herlina
A C B A A C A B A
A
B
A
C
A
A
6.
Ibu Titik Sn
A B B A A A A B A
A
B
A
C
A
A
7.
Ibu Rustini
B B B A A A A B A
A
B
A
C
A
A
8.
Ibu Sutinah
A B B A A A A B A
A
B
A
C
A
A
9.
Ibu Hj.Ruji H
A C B A A A A B A
A
B
A
C
A
A
10.
Ibu Jumirah
A B B A A C A B A
A
B
A
C
A
A
11.
Ibu Samiun
B B B A A A A B A
A
B
A
C
A
A
12.
Ibu Kastianah
A B B A A C A B A
A
B
A
C
A
A
13.
Ibu Samingan
A B B A A C A B A
A
B
A
C
A
A
14.
Ibu Hj.Koesimin
A C B A A A A B A
A
B
A
C
A
A
15.
Ibu Teti
B B B A A A A B A
A
B
A
C
A
A
16.
Ibu Hj.Padmi
B B B A A C A B A
A
B
A
C
A
A
17.
Ibu Sirman
B B B A A A A B A
A
B
A
C
A
A
- 48 -
18.
Ibu Sri Rejeki
A C B A A A A B A
A
B
A
C
A
A
19.
Ibu Santoso
A A B A A A A B A
A
B
A
C
A
A
20.
Ibu Suwito
A A B A A A A B A
A
B
A
C
A
A
21.
Ibu Sukini
B A B A A A A B A
A
B
A
C
A
A
22.
Ibu Hj. Tik
B C B A A A A B A
A
B
A
C
A
A
23.
Ibu Slamet HS
A A B A A A A B A
A
B
A
C
A
A
24.
Ibu Pupon
A A B A A A A B A
A
B
A
C
A
A
25.
Ibu Puji
B A B A A A A B A
A
B
A
C
A
A
26.
Ibu Siti Samsiyah
B A B A A A A B A
A
B
A
C
A
A
27.
Ibu Hj. Harno
A C B A A A A B A
A
B
A
C
A
A
28.
Ibu Sulimah
A A B A A A A B A
A
B
A
C
A
A
29.
Ibu Hj. Djaelani
A C B A A A A B A
A
B
A
C
A
A
30.
Ibu Jumilah
B A B A A A C B A
A
B
A
C
A
A
31.
Ibu Tinah
A C B A A A A B A
A
B
A
C
A
A
32.
Ibu Warni
A A B A A A A B A
A
B
A
C
A
A
33.
Ibu Juminem
A A B A A A A C A
A
B
A
C
A
A
34.
Ibu Nina
B B B A A A A B A
A
B
A
C
A
A
35.
Ibu Wahid
A B A A A A A B A
A
B
A
C
A
A
36.
Ibu Asiyah
A B A A A A A B A
A
B
B
C
A
A
37.
Ibu Mimi
A B B A A A A B A
A
B
B
C
A
A
38.
Ibu Santo
A B B A A A A C A
A
B
B
C
A
A
39.
Ibu Ngadimin
A B B A A A A B A
A
B
B
C
A
A
40.
Ibu Darsono
B B B B A A A B A
A
A
B
C
A
A
- 49 -
41.
Ibu Sri
B B A B A C A B A
A
A
B
C
A
A
42.
Ibu Narno
A B A B A A A B A
A
A
B
C
A
A
43.
Ibu Abdullah A B A B A C A B A
A
A
B
C
A
A
44.
Ibu Parsih
B B A B A A A B A
A
A
B
C
A
A
45.
Ibu Hj Amin
B B A B A A A B A
A
A
B
C
A
A
46.
Ibu Tinuk
B B B B A A A B A
A
A
B
C
A
A
47.
Ibu Tekad
A B B A A A A B A
A
A
B
C
A
A
48.
Ibu Muryati
B B B A A C A B A
A
A
B
C
A
A
49.
Ibu Mursito
B B B A A A A B A
A
A
B
C
A
A
50.
Ibu Muh Dasari
B B B A A A A B A
A
A
B
C
A
A
51.
Ibu Hj. Yuswadi
B B B B A A A B A
A
A
B
C
A
A
52.
Ibu Suman
A B B A A A A B A
A
A
B
C
A
A
53.
Ibu Hj. Sujadmi
B B B A A C A B A
A
A
B
C
A
A
54.
Ibu Hj. Suradi
B B B B A A A B A
A
A
B
C
A
A
55.
Ibu Sarindi
A B B A A A A B A
A
A
B
C
A
A
56.
Ibu Suyono
B B B A A C A B A
A
A
B
C
A
A
57.
Ibu Hj. Parmin
B B B A A A A B A
A
A
B
C
A
A
58.
Ibu Senin
B B B B A C A B A
A
A
B
C
A
A
- 50 -
BAB IV ANALISIS DATA
A. Analisis data Setelah
melakukan
pengumpulan
data,
maka
selanjutnya
adalah
melakukan analisis data tiap variabel sebagai berikut ini : 1. Variabel 1 Keaktifan jamaah pengajian mengikuti pengajian Untuk mengetahui jawaban–jawaban dari pertanyaan angket yang terdiri dari item pertanyaan yang masing–masing pertanyaan disediakan alternatif jawaban dengan rincian bobot sebagai berikut : a) Alternatif jawaban a,memiliki bobot nilai 3 b) Alternatif jawaban b,memiliki bobot nilai 2 c) Alternatif jawaban c,memiliki bobot nilai 1 Dalam mencari nominal yang didasarkan pada jumlah nilai yang diperoleh
dari
hasil
angket,
nilai
yang
diperoleh
kemudian
diklasifikasikan untuk mengkriteria tingkat keaktifan jamaah dalam mengikuti pengajian.
- 51 -
Table 4.1 KEAKIFAN MENGIKUTI PENGAJIAN No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39.
Nama Reponden Ibu Jumini Ibu Hj.Suratman Ibu Hj. Sudino Ibu Agung Ibu Herlina Ibu Titik Sn Ibu Rustini Ibu Sutinah Ibu Hj.Ruji H Ibu Jumirah Ibu Samiun Ibu Kastianah Ibu Samingan Ibu Hj.Koesimin Ibu Teti Ibu Hj.Padmi Ibu Sirman Ibu Sri Rejeki Ibu Santoso Ibu Suwito Ibu Sukini Ibu Hj. Tik Ibu Slamet HS Ibu Pupon Ibu Puji Ibu Siti Samsiyah Ibu Hj. Harno Ibu Sulimah Ibu Hj. Djaelani Ibu Jumilah Ibu Tinah Ibu Warni Ibu Juminem Ibu Nina Ibu Wahid Ibu Asiyah Ibu Mimi Ibu Santo Ibu Ngadimin
A 10 8 8 10 7 8 6 8 4 8 6 9 8 6 5 7 9 4 7 7 7 6 6 8 8 6 8 7 7 4 7 5 9 7 6 5 6 7 7
Jawaban Soal B C 4 1 4 3 4 3 4 1 5 3 4 3 7 2 6 1 8 3 5 2 6 3 5 1 5 2 8 1 7 3 6 2 5 1 8 3 6 2 5 3 5 3 8 1 7 2 6 1 6 1 8 1 5 2 7 1 5 3 8 3 7 1 8 2 5 1 5 3 6 3 7 3 8 1 5 3 6 2
- 52 -
Score 3 30 24 24 30 21 24 18 24 16 24 18 27 24 18 15 21 27 12 21 21 21 18 18 24 24 18 24 21 21 12 21 15 27 21 18 15 18 21 21
Jumlah 2 8 8 8 8 10 8 14 12 16 10 12 10 10 16 14 12 10 16 12 10 10 16 14 12 12 16 10 14 10 16 14 16 10 10 12 14 16 10 12
1 1 3 3 1 3 3 2 1 3 2 3 1 2 1 3 2 1 3 2 3 3 1 2 1 1 1 2 1 3 3 1 2 1 3 3 3 1 3 2
39 35 35 39 34 35 34 37 35 36 33 38 36 35 32 35 38 31 35 34 34 35 34 37 37 35 36 36 34 31 36 33 38 34 33 32 35 34 35
40. 41 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58.
Ibu Darsono Ibu Sri Ibu Narno Ibu Abdullah Ibu Parsih Ibu Hj Amin Ibu Tinuk Ibu Tekad Ibu Muryati Ibu Mursito Ibu Muh Dasari Ibu Hj. Yuswadi Ibu Suman Ibu hj Sucipto Ibu Hj. Suradi Ibu Sarindi Ibu Suyono Ibu Hj. Parmin Ibu Senin Total
P= F
9 6 9 7 6 6 8 5 5 8 6 8 6 7 6 6 9 6 6 400
5 8 5 7 6 8 5 7 8 6 7 5 8 6 7 8 5 6 8 355
1 1 1 1 3 1 2 3 2 1 2 2 1 2 2 1 1 3 1 111
X 100%
N Keterangan : P = prosentase F= Frekuensi N= Jumlah Frekuensi A. Ada 12 responden pada kategori tinggi. P = 12
X 100%
58 = 20,68 %
- 53 -
27 18 27 21 18 18 24 15 15 24 18 24 12 21 18 18 27 18 18 1198
10 16 10 14 12 16 10 14 16 12 14 10 16 12 14 16 10 12 16 718
1 1 1 1 3 1 2 3 2 1 2 2 1 2 2 1 1 3 1 111
38 35 38 36 33 35 36 32 33 37 34 36 39 35 34 35 38 33 36 2038
B. Ada 34 responden pada kategori sedang. P = 34
X 100%
58 = 58,62 % C. Ada 12 responden pada kategori rendah. P = 12
X 100%
58 = 20,68 % Jadi variabel Keaktifan jamaah mengikuti pengajian tergolong pada kategori sedang yaitu 58,62% dan ada 34 responden. Tabel Frekuensi 4.2 Keaktifan jamaah mengikuti pengajian Skore
Frekuensi
Prosentase
Kumulatif prosent F .X
39
3
3,448%
3,448%
117
38
5
8,620%
6,896%
190
37
4
6,896%
10,344%
148
36
9
15,517%
13,792%
324
35
15
25,862%
17,240%
525
34
10
17,241%
20,688%
340
33
6
10,344%
24,136%
198
32
3
5,172%
27,584%
94
31
3
5,172%
100%
92
∑
58
100%
2038
- 54 -
Sedangkan mencari range (r ) dengan menggunakan rumus : R= nilai tertinggi-nilai terendah + 1 3 Keterangan : Nilai tertinggi : 39 Nilai terendah: 31 R= 39-31+1 = 3 3 Dari hasil diatas dapat diperoleh nilai 3 sehingga interval yang diambil bisa kelipatan 3, sehingga untuk mengkategorikan dapat diperoleh interval sebagai berikut : Tabel 4.3 Nilai interval Keaktifan mengikuti pengajian No
Interval
Kategori
Kode
1
37–39
Baik
A
2
34–36
Sedang
B
3
31–33
Kurang
C
- 55 -
Tabel 4.4 Sikap toleransi beragama No
Nama Reponden
Jawaban Soal
Score
Jumlah
A
B
C
3
2
1
1.
Ibu Jumini
10
4
1
30
8
1
39
2.
Ibu Hj.Suratman
10
3
2
30
6
2
38
3.
Ibu Hj. Sudino
8
5
2
24
10
2
36
4.
Ibu Agung
9
4
2
27
8
2
37
5.
Ibu Herlina
10
3
2
30
6
2
38
6.
Ibu Titik Sn
10
4
1
30
8
1
39
7.
Ibu Rustini
9
5
1
27
10
1
38
8.
Ibu Sutinah
10
4
1
30
8
1
39
9.
Ibu Hj.Ruji H
10
3
1
30
6
1
37
10.
Ibu Jumirah
9
4
2
27
8
2
37
11.
Ibu Samiun
9
5
1
27
10
1
38
12.
Ibu Kastianah
10
3
2
30
6
2
38
13.
Ibu Samingan
9
4
2
27
8
2
37
14.
Ibu Hj.Koesimin 9
4
2
27
8
2
37
15.
Ibu Teti
9
5
1
27
10
1
38
16.
Ibu Hj.Padmi
8
5
2
24
10
2
36
17.
Ibu Sirman
9
5
1
27
10
1
38
18.
Ibu Sri Rejeki
9
4
2
27
8
2
37
- 56 -
19
Ibu Santoso
10
4
1
30
8
1
39
20.
Ibu Suwito
11
3
1
33
6
1
40
21.
Ibu Sukini
9
5
1
27
10
1
38
22.
Ibu Hj. Tik
8
5
2
24
10
2
36
23.
Ibu Slamet HS
9
4
2
27
8
2
37
24.
Ibu Pupon
10
4
1
30
8
1
39
25.
Ibu Puji
9
5
1
27
10
1
38
26.
Ibu Siti
10
4
1
30
8
1
39
Samsiyah 27.
Ibu Hj. Harno
10
3
2
30
6
2
38
28.
Ibu Sulimah
11
3
1
33
6
1
40
29.
Ibu Hj. Djaelani
9
4
2
27
8
2
37
30.
Ibu Jumilah
8
5
2
24
10
2
36
31.
Ibu Tinah
9
4
2
27
8
2
37
32.
Ibu Warni
10
4
1
30
8
1
39
33.
Ibu Juminem
10
3
2
30
6
2
38
34.
Ibu Nina
9
5
1
27
10
1
38
35.
Ibu Wahid
10
4
1
30
8
1
39
36.
Ibu Asiyah
10
3
2
30
6
2
38
37.
Ibu Mimi
10
4
1
30
8
1
39
38.
Ibu Santo
9
4
2
27
8
2
37
39.
Ibu Ngadimin
10
4
1
30
8
1
39
- 57 -
40.
Ibu Darsono
9
5
1
27
10
1
38
41
Ibu Sri
9
4
2
27
8
2
37
42.
Ibu Narno
10
3
2
30
6
2
38
43.
Ibu Abdullah
10
3
2
30
6
2
38
44.
Ibu Parsih
9
3
2
27
6
2
38
45.
Ibu Hj Amin
10
4
1
30
8
1
39
46.
Ibu Tinuk
9
4
1
27
8
1
36
47.
Ibu Tekad
10
3
2
30
6
2
38
48.
Ibu Muryati
9
4
2
27
8
2
37
49.
Ibu Mursito
9
4
2
27
8
2
37
50.
Ibu Muh Dasari
10
4
1
30
8
1
39
51.
Ibu Hj. Yuswadi
9
5
1
27
10
1
38
52.
Ibu Suman
11
3
1
33
6
1
40
53.
Ibu Hj. Sucipto
9
4
1
27
8
1
36
54.
Ibu Hj. Suradi
9
5
1
27
10
1
38
55.
Ibu Sarindi
10
3
2
30
6
2
38
56.
Ibu Suyono
9
4
2
27
8
2
37
57.
Ibu Hj. Parmin
10
4
1
30
8
1
39
58.
Ibu Senin
8
5
2
24
10
2
36
1647
462 86
Jumlah
549 231 86
- 58 -
2195
P = F x 100% N Keterangan : P = prosentase
F= Frekuensi
N= Jumlah Frekuensi
A. Ada 16 responden pada kategori tinggi. P = 16
X 100%
58 = 27,58% B. Ada 21 responden pada kategori sedang. P = 21
X 100%
58 = 36,20% C. Ada 21 responden pada kategori rendah. P = 21
X 100%
58 = 36,20%
Jadi variabel sikap toleransi beragama tergolong pada kategori sedang yaitu 36,20% terdapat 21 responden.
- 59 -
Tabel Frekuensi 4.5 Sikap toleransi beragama Skore
Frekuensi
Prosentase
Kumulatif prosent
F .X
40
3
5,172%
5,172%
120
39
13
24,137%
10,344%
507
38
21
37,931%
20,688
798
37
14
24,137%
31,032%
518
36
7
8,620%
100%
252
∑
58
100%
2195
Sedangkan mencari range (r ) dengan menggunakan rumus : R= nilai tertinggi-nilai terendah + 1 3 Keterangan : Nilai tertinggi : 40 Nilai terendah: 36 R= 40-36+1 = 2 3 Dari hasil diatas dapat diperoleh nilai 2 sehingga interval yang diambil bisa kelipatan 2, sehingga untuk mengkategorikan dapat diperoleh interval sebagai berikut:
- 60 -
Tabel 4.6 Nilai interval Toleransi beragama No
Interval
Kategori
Kode
1
39-40
Baik
A
2
38 -39
Sedang
B
3
36-37
Kurang
C
Analisis kedua 1. Mencari nilai korelasi antara Hubungan keaktifan mengikuti pengajian dengan sikap toleransi beragama pada jamaah pengajian Al Huda di Nanggulan akan di korelasikan dalam bentuk tabel koefisien korelasi dimana V1 X , V2 Y Tabel 4.7 Tabel pembantu analisis product moment No
X
Y
X2
Y2
X.Y
1.
39
39
1521
1521
1521
2.
35
38
1225
1444
1330
3.
35
36
1225
1296
1260
4.
39
37
1521
1369
1443
5.
34
38
1156
1444
1292
6.
35
39
1225
1521
1365
7.
34
38
1156
1444
1292
8.
37
39
1369
1521
1443
- 61 -
9.
35
37
1225
1369
1295
10.
36
37
1296
1369
1332
11.
33
38
1089
1444
1254
12.
38
38
1444
1444
1444
13.
36
37
1296
1369
1332
14.
35
37
1225
1369
1295
15.
32
38
1024
1444
1216
16.
35
36
1225
1296
1260
17.
38
38
1444
1444
1444
18.
31
37
961
1369
1147
19
35
39
1225
1521
1365
20.
34
40
1156
1600
1360
21.
34
38
1156
1444
1292
22.
35
36
1225
1296
1260
23.
34
37
1156
1369
1258
24.
37
39
1369
1521
1443
25.
37
38
1369
1444
1406
26.
35
39
1225
1521
1365
27.
36
38
1296
1444
1368
28.
36
40
1296
1600
1440
29.
34
37
1156
1369
1258
30.
31
36
961
1296
1116
- 62 -
31.
36
37
1296
1369
1332
32.
33
39
1089
1521
1287
33.
38
38
1444
1444
1444
34.
34
38
1156
1444
1292
35.
33
39
1089
1521
1287
36.
32
38
1024
1444
1216
37.
35
39
1225
1521
1365
38.
34
37
1156
1369
1258
39.
35
39
1225
1521
1216
40.
38
38
1444
1444
1444
41
35
37
1225
1369
1295
42.
38
38
1444
1444
1444
43.
36
38
1296
1444
1368
44.
33
38
1089
1444
1254
45.
35
39
1225
1521
1365
46.
36
36
1296
1296
1296
47.
32
38
1024
1444
1216
48.
33
37
1089
1369
1221
49.
37
37
1369
1369
1369
50.
34
39
1156
1521
1326
51.
36
38
1296
1444
1368
52.
39
40
1521
1600
1560
- 63 -
53.
35
36
1225
1296
1260
54.
34
38
1156
1444
1292
55.
35
38
1225
1444
1330
56.
38
37
1444
1369
1406
57.
33
39
1089
1521
1287
58.
36
36
1296
1296
1296
∑
2038
2195
83135
76990
71830
Keterangan: N = 58 ∑ X = 2038 ∑ Y =2195 ∑ X² =71830 ∑Y² =83135 ∑XY=76990 Dalam melakukan analisis tentang Hubungan keaktifan mengikuti pengajian dengan toleransi beragama pada jamaah pengajian di Nanggulan, penulis menggunakan rumus product moment, adapun rumusnya adalah sebagai berikut :
- 64 -
R xy= ∑ xy – (∑x) (∑y) N √({∑x² – (∑x)² )
(∑y² - (∑y)²)
N
N
R xy = 76990 – (2038) (2195) 58 √({71830- (2038)2)
(83135– (2195)2}
58
58
= 76990 – 77127,758 √71758,388 x 65,604 = 137,75 2169 = 0,06351
B. Pembahasan Setelah data dianalisis dengan menggunakan teknik product moment dan diperoleh Rxy sebesar 0,06351, kemudian nilai Rxy yang telah diketahui tersebut akan dikonsultasikan pada r tabel product moment dengan n = 58 pada taraf signifikasi 5% diperoleh nilai 0,0266 Dengan ini dapat diketahui bahwa r xy hitung sebesar 0,06351 > 0,0266 r xy tabel sebesar 0,0266 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan positif - 65 -
antara keaktifan mengikuti pengajian dengan sikap toleransi terhadap tetangga beda agama pada jamaah pengajianAl Huda di Nanggulan.
- 66 -
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana telah di jabarkan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Keaktifan jamaah pengajian Al Huda Nanggulan dalam mengikuti pengajian tergolong pada kategori sedang pada 58,62% dan ada 34 responden . 2. Sikap toleransi beragama pada jamaah pengajian Al Huda Nanggulan tergolong pada kategori sedang pada 36,20% dan ada 21 responden. 3. Dari penelitian yang dianalisis secara statistik diperoleh hasil kesimpulan bahwa ada hubungan keaktifan mengikuti pengajian dengan sikap toleransi beragama pada jamaah pengajian Al Huda dukuh Nanggulan.Hal ini terbukti dengan koefisiensi korelasi product moment dari hasil r xy hitung sebesar 0,06351 sedangkan r xy tabel 0,0266 product moment pada taraf signifikansi 5 % dengan n 58 responden. Dengan demikian hipotesis yang penulis ajukan di terima, berarti ada korelasi keaktifan mengikuti pengajian dengan toleransi beragama pada jamaah pengajian Al Huda di Nanggulan. Karena hasil perhitungan data yang diperoleh di lapangan menunjukkan r xy hitung 0,06351 > 0,0266 r xy tabel. B. Saran Dan Kritik 1. Untuk ibu jamaah pengajian agar lebih semangat lagi dalam mengikuti pengajian dan kegiatan lainnya.
- 67 -
2. Toleransi terhadap tetangga beda agama agar lebih di pererat dan lebih menyenangkan. 3. Untuk pembina jamaah pengajian agar menyediakan waktu untuk komunikasi tanya jawab antara guru pengajian dengan jamaah pengajian. 4. Untuk ibu pengajian agar lebih aktif untuk mengajarkan sikap toleransi terhadap tetangga beda agama kepada anak-anak.
- 68 -
KATA PENUTUP
Alhamdulillahi Robil‟alamin, Maha Besar Allah yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah Nya, penyusunan skripsi dapat terselesaikan. Yang telah membantu baik secara moril maupun material, sejak awal hingga ahkir penulisan skripsi ini semoga kebaikannya mendapat rahmat yang melimpah dari Allah SWT dan dicatat sebagai amalan sholeh. Penulis sadar bahwa dalam penulisan skiripsi ini masih banyak kekurangan–kekurangan dan kejanggalan-kejanggalan di sana sini. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun tentunya sangat di butuhkan sebagai upaya memperoleh sempurnaPenulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak Sebagai penutup kata, semua kesalahan dan kekurangan hanyalah terletak pada diri sendiri dan apabila ada benarnya itu semua semata–mata datangnya dari Allah SWT. Akhirnya semoga kita selalu dalam bimbingan dan keridhaan Allah SWT dalam mengembankan agama Islam.Amin
- 69 -
DAFTAR PUSTAKA
Al baghdadi Abdurrahman, 1996, Sistem pendidikan dimensi khalifah Islam. Jatim: al izzah. Arikunto,suharsimi. 2005. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta. Budiharjo. 2007, Konflik Yogyakarta:.Nuansa aksara.
antar
umat
agama
samawi
dan
solusinya
2003. Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. Departemen Agama RI,1987 Al Qur’an dan Terjemahanya. Jakarta: Depag RI. 1982 ilmu pendidikan Islam, Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Agama. Djalaludin Rahmat, 2006 Islam dan Pluralisme. Jakarta: Serambi. Haedar Nashir, 1999, Agama dan krisis kemanusiaanmodern, Yogyakarta: Pustaka pelajar. Huda Nurul, 1987, Pedoman Majlis Ta’lim. Jakarta, koordinasi dakwah Islam (KODI). Humaidy Abdussami, Masnun Tahir. Islam dan Hubungan Antar Agama (Wawasan Untuk Para Da‟i). Yogyakarta: Lembaga Kajian Islam dan Sosial. Jalaludin , (1996), Toleransi dengan agama lain. Yogyakarta: Pustaka Imani. Mahmud Hamdi Zaqzuq. 2004 , Reposisi Islam d era globalisasi . Yogyakarta: PT LKIS Pelangi Aksara. Masyur Amin HM, 1997, Dakwah Islam Dan Peran Moral. Yogyakarta: Al Amin Press. Munir Mulkam 1995, Pluralisme Dengan Agama Lain. Yogyakarta: Karya Pustaka. Najamidin 2008. Metode Dakwah Menurut al quran. Yogyakarta :Pustaka Insan Madani. Nasir, Muh 2003. Metode penelitian. Ghalia, Jakarta. Nasution, 2005 Metode penelitian Kualitatif. Jakarta: Bina Aksara. Nur Agus Waluyo. 2006. Profil Majelis Ta’lim dan Taman Pendidikan Al Qur’an (TPQ). Salatiga: STAIN Salatiga Press.
- 70 -
Ramayulis, 1994 Pendidikan Keluarga. Jakarta: Bumi Aksara. Riduwan, 2008. Skala Pengukuran Variabel–Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta. Said Agil Husin Al Munawar. 2003 Fikih hubungan antar agama. Jakarta: Ciputat Press. Samsul Munir Amin. 2009. Ilmu Dakwah. Jakarta: Amzah. Singarimbun. M. dan Effendi. 2003. Metode Penelitian Survai. (Jakarta: LP3ES). Tuty Alawiyah, Bandung:Mizan
1997.
Strategi
Dakwah
dilingkungan
majlis
W. J. S. Poerwadarminta, 2006, Kamus Umum Bahasa Indonesia : Jakarta. Zuhairi, dkk, 1997, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara.
- 71 -
ta’lim.